sulawesi pertanian
Upload: 08-geografi-di-universitas-negeri-gorontalonext-13-geografi-di-universitas-negeri-makassar
Post on 09-Jul-2015
251 views
DESCRIPTION
my friendTRANSCRIPT
Sulawesi adalah salah satu pulau yang cukup unik di antara pulau-pulau di Indonesia,
pulau sulawesi terdiri dari enam provinsi yaitu provinsi Sulawesi tengah, provinsi Sulawesi
selatan, Sulawesi tenggara, Sulawesi barat, Sulawesi utara dan gorontalo, di antara ke enam
provinsi diatas, dibawah ini diterangkan tentang pertanian di Sulawesi tengah.
1. Kawasan
Di Sulawesi tengah pertanian merupakan sector andalan dalam pembangunan wilayah
karena sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini karena
didukung oleh wilayahnya yang strategis untuk pertanian. Adapun kawasa-kawasan
pertanian di Sulawesi tengah yaitu:
a. Kabupaten banggai e. Kabupaten donggala
b. Kabupaten parimo f. Kabupaten buol
c. Kabupaten toli-toli g. Kabupaten poso
d. Kabupaten morowali h. Kabupaten bangkep
2. System pertanian
Adapun system pertanian yang ada di Sulawesi adalah:
a. Kehutanan (hutan produksi) terdapat di kabupaten banggai, donggala, buol, parimo,
toil-toli dan morowali dengan komoditas tanaman seperti meranti, kruing, kapuk,
dammar, rotan, running, caliptus, casuria, dan tanaman perkebunan seperti jambu
mente, kemiri, kakao dan cengkeh
b. Budidaya tanaman tahunan terdapat di seluruh kabupaten yang ada di Sulawesi
tengah, komoditas tanaman seperti kopi, kelapa sawit, jambu mente, kakao, kemiri,
cengkeh, durian ,duku, mangga, kelengkeng dan jeruk.
c. Wanatani, system pertanian ini tersebar hamper seluruh kabupaten di Sulawesi
tengah adapu komoditas pertaniannya yaitu tanaman kelapa-pangan, tanaman
kelapa-kakao,kopi dan pisang, tanaman lorong-kelapa dan buah-buahan.
d. Pola tanaman tumpang sari juga tersebar di seluruh kabupaten di Sulawesi tengah,
komoditas pertaniannya terdiri dari padi, jagung, kedelai, kacang tanah, sayuran dan
tanaman keras.
e. Intensifikasi tersebar diseluruh kabupaten di Sulawesi tengah, komidatas pertanian
diantaranya padi sawah, kedelai dan sayuran.
f. Pertanian lahan kering terdapat di seluruh kabupaten di Sulawesi tengah dan
komiditas pertaniannya yaitu kakao, kopi, sayuran (kentang, tomat, wortel dll),
pangan dan palawija (jagung, kedelai, ubi-ubian dll), dan tanaman buah-buahan
(mangga, nangka, anggur dll).
g. Kehutanan, system pertanian ini tidak terdapat di kabupaten banggai hanya tersebar
di kabupaten donggala, toil-toli, buol, poso, morowali, parimo dan banggai
kepulauan.adapun komoditas pertaniannya seperti vegetasi alami/tanaman padi,
cabai, kedelai dan karet.
3. Evolusi dan revolusi dalam system pertanian
a. Evolusi dalam system pertanian di Sulawesi tengah
Awalnya pertanian di Sulawesi tengah dikembangkan dengan system ladang
berpindah dimana masyarakat pada masa itu bercocok tanam hanya pada lahan-lahan
subur, jika pada tempat pertanian yang mereka tempati mengalami kekeringan maka
mereka akan berpindah lagi ke daerah yang subur tanahnya. Ini disebabkan karena
kebanyakan masyarakat di sana pada awalnya adalah orang-orang perantauan dari
daerah jawa, Kalimantan, dan Sulawesi selatan. Peralatan yang digunakan juga masih
sangat sederhana., petani membajak sawah dengan menggunakan tenaga sapi Rakkala
Alat ini terdiri dari beberapa komponen yang terbuat dari kayu-kayu berkualitas
tinggi dan sepotong besi yang berbentuk pipih.
b. Revolusi dalam system pertanian di Sulawesi tengah
Seiring dengan berjalannya waktu system pertanian di Sulawesi tengah mulai
berkembang, system pertanian yang diterapkan mulai banyak seperti system pertanian
intensifikasi,pola tanaman tumpang sari, wanatani, budi daya tanaman tahunan dan
tambak. Alat-alat pertanian yang digunakan mulai modern, di antaranya para petani
sudah memanfaatkan ilmu teknologi untuk membajak sawahnya yaitu dengan
menggunakan traktor. yang mencakup alat dan mesin pengolahan lahan (cangkul,
bajak, traktor dan lain sebagainya). Dalam pengolahan, yang meliputi alat dan mesin
pengolahan berbagai komoditas pertanian, misalnya mesin perontok gabah, mesin
penggilingan padi, mesin pengering dan lain sebagainya. Selain itu untuk
meningkatkan produktivitas tanamannya para petani sudah menggunakan pupuk-
pupuk organic seperti pestisida, bibit impor, pupuk kimia dll.
4. Klasifikasi penggunaan lahan untuk pertanian
Adapun klasifikasi penggunaan lahan di Sulawesi tengah yaitu:
a. Kabupaten banggai
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 58.680 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 173.100 ha
3) Hutan tanaman dengan luas lahan 412.918 ha
4) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 80217 ha
b. Kabupaten donggala
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 49.542 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak 25.107
3) Hutan tanaman dengan luas lahan 739.315 ha
4) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 101.159 ha
5) Pertanian lahan terbuka dengan luas lahan 17.525 ha
6) Tambak dengan luas lahan 2.512 ha
c. Kabupaten parimo
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 50.320 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 20.080 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 35.687 ha
4) Pertanian lahan terbuka 10.025 ha
5) Hutan tanaman dengan luas lahan 520.210 ha
6) Tambak dengan luas lahan 3.105 ha
d. Kabupaten buol
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 43.837 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 63.271 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 33.839 ha
4) Pertanian lahan terbuka 1.973 ha
5) Hutan tanaman dengan luas lahan 151.342 ha
6) Tambak dengan luas lahan 27.167 ha
e. Kabupaten toli-toli
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 32.211 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 56.223 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 43.814 ha
4) Pertanian lahan terbuka 1.203 ha
5) Hutan tanaman dengan luas lahan 210.320 ha
6) Tambak dengan luas lahan 19.130 ha
f. Kabupaten poso
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 72.613 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 12.133 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 42.820 ha
4) Pertanian lahan terbuka 56.297 ha
5) Hutan tanaman dengan luas lahan 897.327 ha
6) Tambak dengan luas lahan 26.324 ha
g. Kabupaten morowali
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 45.399 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 11.317 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 42.496 ha
4) Pertanian lahan terbuka 57.300 ha
5) Hutan tanaman dengan luas lahan 905.247 ha
6) Tambak dengan luas lahan 51.218 ha
h. Kabupaten bangkep
1) Pertanian lahan kering dengan luas lahan 23.822 ha
2) Pertanian lahan kering campur semak dengan luas lahan 193.134 ha
3) Pertanian lahan basah dengan luas lahan 4.385 ha
4) Pertanian lahan terbuka 3.306 ha
5) Tambak dengan luas lahan 6.481 ha
5. Kendala usaha tani
Adapun kendala yang di alami oleh petani-petani di sulaswesi tengah adalah:
a. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan
b. Serangan hama dan penyakit pada tanaman.
c. Bendung irigasi gampang rusak, sedikit saja hujan maka banjir akan datang dan
merusak tanaman-tanaman pertanian
d. Banyaknya endapan di sungai, yang mengakibatkan sekitar irigasi semakin dangkal
sehingga petani kesusahan dalam mendapatkan air umtuk mengairi sawah-sawah
mereka. Daerah irigasi di Sulteng saat ini sebagian sedang dalam ancaman akibat
kerusakan sekitar daerah aliran sungai (DAS) terutama di bagian hulu. Di Kabupaten
Tolitoli, sebagian jaringan primer irigasi juga rusak akibat diterjang banjir bandang.
Sehingga petani banyak yang mengeluh dengan irigasi ini karena debit airnya
semakin merosot
e. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi yang menyebabkan masih
rendahnya mutu produksi beras di Sulteng. Beras di Sulteng sebagian besar masih
bercampur menir. Salah satunya akibat sistem kerja mesin giling padi yang masih
menggunakan sistem kerja “one pass”. Cara mesin ini belum bisa memisahkan beras
utuh dengan menir, selain itu karena lapangan jemur masih terbatas sehingga banyak
padi yang baru dipanen menumpuk dulu beberapa hari dalam karung baru dijemur.
6. Peningkatan produksi pertanian
Untuk meningkatkan produksi pertanian pemerintah provinsi Sulawesi tengah
berupaya memperbaiki infrastruktur irigasi, mencetak sawah baru, memperluas areal
padi ladang, menggelontorkan bantuan pupuk dan sarana produksi sebelum dan
paskapanen, mengevaluasi mesin produksi, hingga berupaya memperbaiki pola pikir
petani dari yang instan menjadi petani yang berwawasan luas dan cerdas.
Pemerintah Provinsi akan mencari teknologi yang bisa mengubah menir menjadi
tepung berkualitas melalui kerjasam dengan perusahaan-perusahaan gilingan. Ada dua
manfaat dari terobosan itu yakni pemanfaatan menir, terciptanya lapangan kerja baru,
dan kompetitifnya pasar tepung. Selain itu pemerintah akan meningkatkan produksi
pertanian dengan merubah system pertanian yang berorientasi pada agribisnis sehingga
dapat menjadi pertanian yang berproduktivitas tinggi, efisien, berkerakyatan dan
berkelanjutan.