sukuk negara sebagai alternatif sumber...

156
i SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA (Kajian Konsep dan Kebijakan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusum Oleh : Siti Cahyani NIM : 1113086000012 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H / 2017 M

Upload: hoanganh

Post on 24-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

i

SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER

PEMBIAYAAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA

(Kajian Konsep dan Kebijakan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusum Oleh :

Siti Cahyani

NIM : 1113086000012

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H / 2017 M

Page 2: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

ii

SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER

PEMBIAYAAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA

(Kajian Konsep dan Kebijakan)

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat- syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Siti Cahyani

NIM : 1113086000012

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Prof. Dr. Muhammad Said, MA

NIP : 19710524200003103

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 13 April 2017 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas

Mahasiswa :

1. Nama : Siti Cahyani

2. NIM : 1113086000012

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : “Sukuk Negara sebagai Alternatif Sumber

Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan

Kebijakan)”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 April 2017

1. Ali Rama, SE., M.Ec ( )

NIP : 198406282015031002 Penguji I

2. RR.Tini Anggraeni, M.Si ( )

NUPN : 99201000301 Penguji II

Page 4: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu, 26 Juli 2017 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas Mahasiswa :

1. Nama : Siti Cahyani

2. NIM : 1113086000012

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : “Sukuk Negara Sebagai Alternatif Sumber

Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan

Kebijakan).”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut diatas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Juli 2017

1. Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si ( )

NIP : 197208181998032003 Ketua

2. Prof. Dr. Muhammad Said, MA ( )

NIP : 19710524200003103 Sekretaris

3. Prof. Dr. Muhammad Said, MA ( )

NIP : 19710524200003103 Pembimbing

4. Ali Rama, SE., M.Ec ( )

NIP : 198406282015031002 Penguji Ahli

Page 5: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

v

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Siti Cahyani

No. Induk Mahasiswa : 1113086000012

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggunggjawabkan

2. tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk mengenai dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 10 Juli 2017

Yang Menyatakan,

( Siti Cahyani )

1113086000012

Page 6: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Siti Cahyani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 15 Juli 1994

3. Alamat : Komplek Dosen UIN, Asrama Putri Jl Ibnu

Taimiyah IV No. 162 Pisangan, Ciputat 15419

4. Telepon : 08995536045

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Babakan Tahun 2001-2007

2. SMP Pembangunan 1 Tigaraksa Tahun 2007-2010

3. MAN 1 Tangerang Tahun 2010-2013

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, periode 2013-

sekarang

2. Anggota Forum Penerima Bidikmisi (FORMABI) UIN Jakarta periode

2013-sekarang

3. Sekbid Pengembangan Ekonomi (PE) Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

UIN Jakarta periode 2014-2015

4. Sekbid Kewirausahaan Organisasi Mahasantri Ma’had (OMM) Asrama

Putri UIN Jakarta periode 2014-2015

5. Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Jakarta periode 2015-

sekarang

6. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah bidang Sosial

dan Agama FEB UIN Jakarta periode 2015-2016

7. Sekretaris Komunitas Mahasiswa Untuk Mushola (KOMUS) FEB UIN

Jakarta periode 2016-sekarang

Page 7: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

vii

8. Bendahara Mabna Syarifah Muda’im (ASPI) UIN Jakarta Periode 2016 –

2017.

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Jakri

2. Tempat, & Tgl. Lahir : Tangerang, 13 April 1960

3. Ibu : Suanah

4. Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 20 Juli 1969

5. Alamat : Kp. Babakan Rt 003 Rw 004 Ds. Pematang Kec.

Tigaraksa Kab. Tangerang-Banten

6. Anak ke dari : 5 dari 8 bersaudara

Page 8: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

viii

SUKUK STATE AS AN ALTERNATIVE SOURCE OF FOREIGN

DEBT FINANCING INDONESIA

(concept and policy review)

By: Siti Cahyani

ABSTRACT

This study discusses the State Sukuk as an Alternative Source of Foreign

Debt Financing Indonesia. The scope of the discussion consists of the description of the development of sukuk country in Indonesia, the government policy in

developing the state sukuk, as well as the contribution of the sukuk of the state

towards the financing of Indonesia's foreign debt. The research method used in

this research is descriptive qualitative.

The results of this study indicate that the sukuk of the state as part of the

instrumental of Government Securities issued by the Government based on Law

no. 19 of 2008, along with Government Securities (SUN), which since 2005 is

directed as the main instrument in financing. So gradually shifting the position

and percentage of sources of financing based on Foreign Debt to the State

Securities. Judging from the value of the State Sukuk is still very small compared

to Government Debt and Foreign Debt Indonesia, but when viewed from the

percentage of growth of State Sukuk experienced a positive growth compared with

SUN and ULN.

Keywords: state sukuk, alternative, state securities, SUN, financing, policy,

government, instruments, foreign debt.

Page 9: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

ix

SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER

PEMBIAYAAN UTANG LUAR NEGERI INDONESIA

(Kajian Konsep dan Kebijakan)

Oleh: Siti Cahyani

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai Sukuk Negara sebagai Alternatif

Sumber Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia. Cakupan pembahasan terdiri dari pendeskripsian perkembangan sukuk negara di Indonesia, Kebijakan

pemerintah dalam mengembangkan Sukuk negara, serta kontribusi sukuk negara

terhadap pembiayaan utang luar negeri Indonesia. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sukuk negara sebagai bagian dari

instrumn Surat Berharga Negara diterbitkan Pemerintah berdasarkan UU No. 19

Tahun 2008, beserta Surat Utang Negara (SUN) yang sejak tahun 2005 diarahkan

sebagai instrumen utama dalam pembiayaan. Sehingga secara bertahap menggeser

posisi dan porsentase sumber pembiayaan berdasarkan Utang Luar Negeri kepada

Surat Berharga Negara. Dilihat dari nilainya Sukuk Negara masih terbilang sangat

kecil dibandingkan dengan Surat Utang Negara maupun Utang Luar Negeri

Indonesia, namun jika dilihat dari porsentase pertumbuhannya Sukuk Negara

mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan SUN maupun ULN.

Kata kunci: sukuk negara, alternatif, surat berharga negara, SUN, pembiayaan,

kebijakan, pemerintah, instrumen, utang luar negeri

Page 10: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Sukuk Negara sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan Utang

Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman

dan Suritauladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua, serta keluarga tercinta yang selalu memberikan kasih sayang,

do’a dan dukungan yang tidak dapat tergantikan dengan apapun.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yogi Citra Pratama M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonmi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Prof. Dr. Muhammad MA, selaku dosen Pembimbing Skripsi , terima

kasih atas waktu, bimbingan, nasihat dan kebaikan yang telah Bapak berikan

kepada penulis.

Page 11: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xi

6. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan berbagai bantuan kepada penulis selama

masa perkuliahan sampai kelulusan.

6. Bapak Dr. KH. Akhmad Sodiq MA, selaku Kepala Pusat Ma’had Al-Jami’ah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas nasihat dan siraman rohani

yang telah diberikan kepada penulis.

7. Bunda Nailil Huda Lc, M.Si, dan seluruh Mudabbiroh mabna Syarifah

Muda’im serta seluruh keluarga besar ma’had Al- Jamiah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta , terima kasih atas doa, nasihat, motivasi, kebaikan dan

ketulusan yang telah diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Guru MAN 1 Tangerang yang telah memberikan bantuan baik secara

moril maupun materil dari awal perkuliahan sampai kelulusan, sungguh

kebaikan kalian takkan terlupakan.

9. Untuk Para sahabat taat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

senantiasa menemani dan mendoakan penulis dalam keadaan suka maupun

duka, menghiasi hari dengan canda tawa, sungguh kalian adalah harta yang

teramat berharga.

10. Untuk Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah serta teman-

teman Ekonomi Syariah angkatan 2013 FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan dan

motivasi selama perkuliahan sampai kelulusan.

Page 12: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xii

12. Untuk teman-teman Komunitas Mahasiswa Untuk Mushola (KOMUS) FEB

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, trimakasih atas semua bantuan dan motivasi

yang telah diberikan.

13. Seluruh pihak yang telah terlibat dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan, terimakasih atas semua bantuan dan

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi para pembacar sekalian.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 10 Juli 2017

( Siti Cahyani )

Page 13: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ..i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... .ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................................... ..v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi

ABSTRACT .....................................................................................................................viii

ABSTRAK ..................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………x

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..xxii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 10

A. Tinjauan Literatur ..................................................................................... 10

1. Ekonomi Islam di Indonesia ................................................................ 10

2. Kebijakan Fiskal dalam Islam ............................................................. 15

3. Sukuk sebagai Instrumen Kebijakan fiskal ......................................... 28

B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................. 31

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 37

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 37

B. Metode Pemilihan Sampel ........................................................................ 37

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 37

D. Metode Analisis Data ............................................................................... 38

Page 14: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xiv

BAB IV A. Perkembangan Sukuk di Indonesia .......................................................... 40

1. Jenis Sukuk secara Umum ................................................................... 40

2. Jenis Sukuk Kontemporer ................................................................... 41

3. Sejarah dan Perkembangan Sukuk di Indonesia .................................. 44

4. Sukuk Negara/ Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ..................... 46

5. Metode dan Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara ............................. 58

6. Pertumbuhan Sukuk Negara (SBSN) di Indonesia .............................. 61

7. Risiko Pembiayaan dengan Sukuk.........................................................64

BAB V B. Kebijakan Pemerintah dalam Mengembangkan Sukuk Negara ............ 67

1. Reksadana Syariah .............................................................................. 67

2. Dewan Syariah Naisonal-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) ........ 68

3. Jakarta Islamic Indeks (JII) ................................................................. 71

4. Pasar Modal Syariah ........................................................................... 72

5. Obligasi Syariah dan Surat Utang Negara (SUN) ................................. 80

6. Kebijakan (Regulasi) Pemerintah dalam Mengembangkan Sukuk

Negara ................................................................................................. 84

BAB VI C. Kontribusi Sukuk Negara Terhadap Utang Luar Negeri Indonesia…...90

1. Defisit Anggaran dalam APBN ........................................................... 90

2. Utang Luar Negri Indonesia ................................................................. 93

3. Keunggulan Penerapan Sukuk Negara (SBSN) ................................. 111

4. Analisis SWOT ................................................................................. 115

5. Strategi Meningkatkan Pertumbuhan dan Perkembangan SBSN…....117

BAB VII PENUTUP ................................................................................................. 122

A. Kesimpulan ....................................................................................... 122

B. Saran ................................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 127

LAMPIRAN ................................................................................................................ 131

DAFTAR TABEL

Page 15: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xv

No. Keterangan Halaman

1.1 Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode 2012-2016 3

4.1 Jenis dan Seri Sukuk Negara di Indonesia 51

4.2 Nilai / Emisi Sukuk Negara tahun 2008 – 2016 62

4.3 Total Outstanding SBSN tahun 2008 – 2016 63

5.1 Perbedaan SBSN dan SUN 84

6.1 Sumber & Total Pendapatan Negara periode 2012-2016 90

6.2 Defisit APBN periode 2012-2016 92

6.3 Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Kelompok Peminjam 107

6.4 Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Sektor Ekonomi 109

6.5 Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Kreditor 110

6.6 Porsentase Pertumbuhan SBN dan SUN tahun 2012-2016 117

Page 16: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 36

4.1 Jenis Suku secara Umum 40

4.2 Regulasi Sukuk di Indonesia 47

5.1 Pengembangan Produk Obligasi – Sukuk 81

5.2 Nilai Sukuk Korporasi 2002-2008 81

6.1 Anternatif Pembiayaan Defisit APBN oleh Pemerintah 92

6.2 Perkembangan ULN Indonesia pada masa orde baru 102

6.3 Utang Luar Negeri Indonesia Periode 1999-2004 103

6.4 Utang Luar Negeri Indonesia periode 2004 – 2009 105

6.5 Utang Luar Negeri Indonesia Periode 2010-2016 107

6.6 Utang Luar Negeri Indonesia Keseluruhan Periode 2010 – 2016 108

6.7 Posisi Utang Pemerintah Pusat periode 2012 – 2017 116

Page 17: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan ekonomi pada umumnya dialami oleh berbagai

negara di dunia, baik itu di negara berkembang maupaun negara maju, di

negara Islam maupun sekuler. Namun beban permasalahan lebih berat

dirasakan oleh negara berkembang. Jika negara maju telah sukses

melewati fase peralihan dari ekonomi dengan sektor tradisional kepada

fase efisiensi teknologi dengan sektor industri perkotaan modern, sehingga

memperoleh produktivitas dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (P.

Todaro, 2002: 132). Meskipun demikian, kesenjangan sosial dan alokasi

untuk penanaman modal dan investasi tetap menjadi permasalahan.

Negara berkembang memiliki permasalahan lebih kompleks, baik

permasalahn mikro maupun permasalahan dalam konteks ekonomi makro.

Ruang lingkup ekonomi mikro menitikberatkan pada permasalahan

ekonomi individu, rumah tangga, dan pasar. Sedangkan ekonomi makro

melingkupi secara keseluruhan, baik itu variabel pendapatan nasional,

kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, anggaran pemerintah,

pertumbuhan serta pembangunan ekonomi dan lain sebagainya

(Suprayitno, 2008 : 6 - 8).

Dalam negara yang menerapkan peran serta pemerintah dalam

sistem perekonomian, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah baik itu

kebijakan fiskal maupun moneter akan berdampak besar terhadap roda

Page 18: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

2

perekonomian. Kebijakan moneter yakni kebijakan dalam lingkup

keuangan negara. Sedangkan kebijakan fiskal yakni kebijakan dalam

pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ( P3EI,

2014 :463). Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV Bab VIII

pasal 23 ayat 1 : Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud

dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-

undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam praktiknya, di Indonesia pendapatan negara sebagian besar

berasal dari Pajak dan pendapatan lainnya berasal dari Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP). Adapun untuk belanja negara terbagi menjadi tiga

pos yakni belanja pemerintah pusat, transfer ke daerah dan pembiayaan.

Berdasarkan target pencapaian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,

Indonesia menerapkan budget atau anggaran defisit dalam penerapan

pengeluaran/ belanja negara. Permasalahan defisit anggaran merupakan

hal yang tidak asing lagi dihadapi oleh negara yang ingin memperoleh

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang tinggi di tengah

keterbatasan sumber daya dan dana yang di miliki. Pada praktiknya dalam

menyelesaian permasalahan defisit anggaran tersebut, pemerintah

mengambil kebijakan dengan pembiayaan/ pinjaman baik didalam maupun

di luar negeri (utang). Oleh karena itu, setiap periodenya sebagian

anggaran pendapatan negara dialokasikan untuk pembiayaan atau

membayar utang yang dilakukan pada periode sebelumnya.

Page 19: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

3

Seperti kita ketahui beberapa periode ini pemerintah melakukan

pembangunan proyek dan infrastruktur secara besar-besaran, baik jalan

Tol, MRT, jalur kereta cepat dan sebagainya. Hal ini menyebabkan

pembengkakan defisit anggaran yang berakibat pada pengambilan

kebijakan dengan alternatif pembiayaan dari luar negeri. Permasalahan

defisit anggaran dan utang luar negeri bukanlah hal baru dalam APBN, hal

ini sudah menjadi masalah yang akut dan berkelanjutan.

Berikut laporan perkembangan Utang Luar Negeri (ULN)

Indonesiaperiode 2012-2016 yangdilaporkan oleh Kementrian Keuangan

RI dan Bank Indonesia :

Tabel 1.1 : Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode 2012-2016

berdasarkan kelompok Peminjam dalam Juta USD.

Peminjam 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pemerintah dan Bank Sentral

1.1 Pemerintah

1.2 Bank Sentral

123.736

114.294

9.932

123.548

114.294

9.255

129.736

123.806

5.930

142.608

137.396

5.212

159.798

155.946

3.852

2. Swasta

2.1 Bank

2.2 Bukan Bank

2.2.1 LKBB

2.2.2 Perusahaan Bukan

Lembaga Keuangan.

126.245

23.018

103.228

7.713

95.515

142.561

24.431

118.130

7.947

110.183

163.592

31.673

131.920

10.149

121.771

167.445

31.925

135.520

11.247

124.357

163.451

29.225

134.227

10.261

123.966

TOTAL 252.364 266.109 293.328 310.053 323.249

Sumber : Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia (Diolah)

Dilihat dari jumlahnya, utang luar negeri Indonesia terus

mengalami peningkatan. Meskipun utang dipandang memiliki resiko yang

Page 20: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

4

relatif kecil, namun tetap memiliki kelemahan dan risiko di kemudian

hari. Dilihat dari pihak pemberi pinjaman, ada dua hal penting yang

dianggap memotivasi dan melandasi bantuan luar negeri ke negara-negara

debitor. Kedua hal tersebut adalah motivasi politik (political motivation)

dan motivasi ekonomi (economic motivation), dimana keduanya

mempunyai keterkaitan yang sangat erat yang satu dengan yang lainnya

(Basri (2003) dalam Rowland, 2013 : 356).

Seiring dengan permasalahan yang terjadi, perkembangan ekonomi

syariah pun tidak dapat ditampikkan dan semakin di rasakan. Ekonomi

syariah tidak hanya menjadi salah satu bidang studi di dunia pendidikan,

melainkan berkembang pada lembaga keuangan, instansi, bisnis, pasar

modal maupun pasar uang berbasiskankan syariah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat maupun pemerintah. Jika kita telusuri awal

pertamakali syariah di tegakkan, yakni pada jaman Rasulullah SAW, maka

kita peroleh sejarah awal mula praktik ekonomi berlandaskan Al- Qur‟an

dan as-Sunnah diterapkan. Meskipun pada fase tersebut perekonomian

masih sangat sederhana dan lebih ditujukkan demi tegaknya agama.

Karakter umum dari perekonomian pada masa itu adalah komitmennya

yang tinggi terhadap etika dan norma, serta perhatian yang besar terhadap

keadilan dan pemerataan kekayaan. Pasar menempati peranan penting

sebagai mekanisme ekonomi, tetapi pemerintah dan masyarakat juga

bertindak aktif dalam mewujudkan kesejahteraan dan menegakkan

keadilan (P3EI, 2014 : 98). Dasar-dasar perekonomian syariah yang

Page 21: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

5

digunakan dimasa sekarang banyak bersumber dari kegiatan maupun

transaksi pada masa tersebut, yang kemudian banyak mengalami

modifikasi dan perkembangan sesuai tuntutan jaman.

Jika melihat dari awal berdirinya lembaga keuangan syariah yang

menjadi tonggak sekaligus pelopor perkembangan ekonomi syariah itu

sendiri, maka kita bahas mengenai lembaga keuangan dengan basis non

ribawi yang pertama kali berdiri, yakni Bank Mit Ghamr yang di prakarsai

Dr. Ahmad Najjar pada tahun 1963 di Mesir. Kehadiran Bank ini memberi

inspirasi bagi umat muslim di seluruh dunia, sehingga timbulah kesadaran

bahwa prinsip-prinsip Islam dapat di aplikasikan (Karim, 2013: 23).

Adapun lembaga keuangan non ribawi yang pertama berdiri di

Indonesia yakni Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991.

Pemikiran mengenai hal terebut sudah hadir sejak era „70 an. Namun

memiliki berbagai kendala terutama dalam hal politik, karena pendirian

bank ini di indikasikan dengan upaya mendirikan negara Islam. Lahirnya

ketentuan perbankan syariah yang lebih rinci yakni UU No.7/1998 yang

merupakan amandemen dari UU No. 10 tahun 1992, mengawali tumbuh

pesatnya cabang-cabang BMI dan lahirnya bank-bank syariah baru atau

cabang syariah pada bank umum (Karim, 2013 : xiv-xviii). Semenjak

lahirnya payung hukum perbankan syariah UU No. 21 tahun 2008,

perbankan syariah di Indoneia mengalami prosfek yang cerah. Pada tahun

2016 jumlah bank syariah yakni sebanyak 199 Bank yariah yang terdiri

dari12 BUS, 22 UUS dan 165 BPRS (Gustani, 2017). Selain perbankan

Page 22: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

6

syariah, lembaga keuangan syariah non bank pun mengalami pertumbuhan

dan perkembngan yang sangat signifikan baik itu asurani syariah,

pegadaian syariah, BMT, koperai syariah, lembaga ziswaf, reksadana

syariah dan lain sebagainya.

Setelah lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, hal tersebut

tidak hanya di nikmati oleh kalangan masyarakat pada umumnya,

melainkan berperan dalam pemerintahan. Beberapa produk dan jasa yang

dipasarkannya pun semakin beragam. Salah satu contoh produk hasil

inovasi dan modifikasi dari produk yang dipasarkan sebelumnya ialah

sukuk/ surat berharga sebagai bukti kepemilikan atau penyertaan modal

sementara (Pradono, 2010). Di Indonesia penerbitan sukuk dimulai oleh

sektor swasta yakni PT Indosat Tbk pada tahun 2002 dengan nilai 175

Miliar, kemudian diikuti oleh pemerintah untuk pembiayaan yang

diprioritaskan melalui APBN. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

yang lebih dikenal Sukuk Negara disahkan oleh pemerintah yakni dengan

di keluarkannya Undang-Undang No. 19 Tahun 2008. Dalam Undang-

Undang tersebut di sebutkan bahwa yang di maksud SBSN atau Sukuk

adalah surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,

sebagai bukti atas penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang

rupiah atau mata uang asing (Diyanti, 2010 : 13).

Di Indonesia, sukuk merupakan salah satu instrumen syariah yang

memiliki daya tarik yang cukup signifikan. Meskipun dari segi

Page 23: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

7

pengembangannya kalah cepat dan tergolong lambat jika dibandingkan

dengan Malaysia. Pada tahun 2016, sukuk negara yang di terbitkan oleh

Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelola Pembiayaan

dan Resiko (DJPPR) terdiri dari tujuh jenis yakni Sukuk Ritel, Islamic

Fixed Rate (IFR), Sukuk Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS), Sukuk

Dana Haji Indonesia (SDHI), Project Based Sukuk (PBS), Sukuk Valas,

dan Sukuk Tabungan (Infosyariah, 2016).

Dilihat dari jumlah penerbitan sukuk negara sebagai instrumen

kebijakan fiskal, nilainya semakin mengalami peningkatan. Menurut Eri

Hariyanto, Pegawai Ditjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI,

dalam tulisannya yang berjudul “Peran Sukuk Negara sebagai Instrumen

Fiskal dan Moneter” menyebutkan bahwa : tahun 2008 jumlah sukuk

negara yang di terbitkan senilai Rp 4,7 Triliun, tahun 2012 meningkat

menjadi Rp 57,09 Triliun. Kemudian diperiode 2014 meningkat menjadi

Rp 75,54 Triliun. Selain peningkatan dari segi jumlah, dari segi tujuan dan

fungsi pun mengalami perkembangan. Jika periode-periode sebelumnya

penerbitan sukuk negara hanya ditujukan untuk menutupi defisit APBN,

namun saat ini diarahkan untuk proyek pembiayaan infrastruktur.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis

ingin mengetahui bagaimana perkembangan sukuk negara (SBSN) di

Indonesia dan bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengembangkan

sukuk negara, serta bagaimana kontribusi sukuk negara terhadap

pembiayaan utang luar negeri Indonesia, maka penulis melakukan

Page 24: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

8

penelitian yang berjudul “SUKUK NEGARA SEBAGAI

ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN UTANG LUAR NEGERI

INDONESIA (Kajian Konsep dan Kebijakan)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan atas latar belakang diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagaimana perkembangan sukuk negara (SBSN) di Indonesia ?

2. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sukuk

negara (SBSN) ?

3. Bagaimana kontribusi sukuk negara (SBSN) terhadap pembiayaan

utang negara ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan sukuk negara (SBSN) di Indonesia.

2. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah terhadap pengembangan

sukuk negara (SBSN) di Indonesia .

3. Untuk mengetahui kontribusi sukuk negara (SBSN) terhadap

pembiayaan utang negara.

Page 25: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

9

b. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat atas penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

sebagai berikut :

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah

pemahaman dan wawasan mengenai kontribusi sukuk negara

terhadap pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia..

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangsi keilmuan serta dapat dijadikan referensi

untuk karya tulis selanjutnya yang berkaitan dengan sukuk negara

dan Utang Luar Negeri Indonesia.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangsi keilmuan serta menambah referensi kepustakaan

mengenai kontribusi sukuk negara dalam pembiayaan utang

negara.

4. Bagi Praktisi, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber

rujukan dalam menyelesaikan permasalahan dan pengambilan

kebijakan terkait sukuk negara (SBSN) dalam pembiayaan utang

negara.

Page 26: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Ekonomi Islam

1.1 Pengertian Ekonomi Islam

Membahas mengenai ekonomi dalam perspektif Islam, maka ada

satu titik awal yang harus diperhatikan secara benar-benar, yaitu :

ekonomi dalam Islam sesungguhnya bermuara kepada akidah

Islam, yang bersumber dari syariatnya yakni Al-Qur‟an dan as-

Sunnah (Huda dkk, 2009 : 1). Sedangkan definisi mengenai

ekonomi islam itu sendiri di kemukakan oleh beberapa tokoh

yakni:

a. Ekonomi Islam adalah Ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-

nilai Islam. Hal ini bukan berarti kaum muslim dicegah untuk

mempelajari masalah-masalah ekonomi non-mulim. akan tetapi

mereka yang di ilhami oleh nilai-nilai Islam diperintahkan syariat

untuk untuk mempelajari masalah minoritas non-muslim dalam

sebuah negara Islam khususnya, dan mengenai kemanusiaan pada

umumnya (Mannan, 1995 : 19)

b. Menurut M. Umer Chapra, (1996) yang dimaksud dengan ekonomi

Islam adalah sebuah cabang ilmu yang membantu merealisasikan

kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya

Page 27: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

11

yang langka, yang sejalan dengan ajaran Islam, tanpa membatasi

kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan

makro dan ekologi (Sholahuddin, 2007 : 5).

c. Sedangkan Muhammad Nejatullah Ash-Sidiqy mengemukakan

ekonomi Islam adalah respon pemikir muslim terhadap tantangan

ekonomi pada masa tertentu yang dalam usaha nya dibantu oleh

Al-Qur‟an dan as-Sunnah, ijtihad dan pengalaman (Huda, 2009 :

2).

d. Hazanuzzaman (1984) dan Metwally (1995) mendefinisikan

ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang diturunkan dari

ajaran Al-Qur‟an dan Sunnah, untuk menjawab permasalahan

kekinian yang jika tidak ditemukan dalam Al-Qur‟an dan Sunnah

maka digunakan metode fiqh untuk menjelaskannya. Dalam hal ini

ekonomi Islam dipandang lebih bersifat normatif ketika

perkembangan ilmu ekonomi Islam belum didukung oleh praktik,

sehingga ekonomi Islam dianggap tidak memiliki kelemahan dan

selalu dianggap benar. Kegagalan dalam memecahkan masalah

ekonomi empiris dipandang bukan sebagai kelemahan ekonomi

Islam, melainkan kegagalan ekonom dalam menafsirkan Al-Qur‟an

dan Sunnah (P3EI, 2014 : 18).

Page 28: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

12

1.2 Prinsip- prinsip Dasar Ekonomi Islam

Ekonomi, bisnis, dan keuangan tidak dapat dipisahkan dari norma-

norma etika yang berasal dari agama (M. Said dan Kaviyarasu,

2014). Sehingga ekonomi dalam Islam, memiliki prinsip-prinsip

yang menjadi dasar dalam kajian keilmuan maupun

pengaplikasiannya. Selain itu, dalam ekonomi berbasis Islam

terdapat dua dimensi penting yang harus diperhatikan yakni

dimensi material dan non material (Amalia, 2009) sehingga

menghasilkan prinsip-prinsip dasar sebagi berikut :

a. Prinsip tauhid. Prinsip ini berfungsi untuk membedakan sang

pencipta dengan makhluk-Nya yang di ikuti dengan

penyerahan tanpa syarat oleh setiap makhluk terhadap

kehendak Tuhannya serta memberikan perspektif yang pasti

dan menjamin proses pencarian kebenaran oleh manusia yang

pasti tercapai sepanjang menggunakan petunjuk Tuhan.

b. Prinsip keadilan. Prinsip ini merupakan hal yang sangat

fundamental dan mencakup seluruh asfek kehidupan. Menurut

Choudhury keadilan distribusi merupakan pilar utama dalam

menegakkan keadilan distribusi. Tanpa keadilan maka tatanan

kehidupan sosial, ekonomi akan mengalami

ketidakseimbangan dan menghasilan berbagai permasalahan.

c. Prinsip kebebasan. Prinsip kebebasan dalam ekonomi Islam

bukanlah prinsip kebebasan tanpa aturan. Melainkan

Page 29: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

13

kebebasan dalam hal ini masih dibingkai dengan tauhid.

Menurut Rafik Isaa Beekun (1997), prinsip kebebasan ini

merupakan unsur komplementer dari konsep khalifah: karena

sampai pada tingkat tertentu, manusiadi anugerahi kehendak

bebas untuk mengarah dan membimbing kehidupannya sendiri

sebagai khalifah dibumi. Kebebasan ini yakni untuk

mengaplikasikan potensi nalar kreatif yang mendorong fungsi

kekhalifahan agar terimplementasi secara aktual.

d. Prinsip pertanggung jawaban. Refleksi adanya tanggung jawab

antara lain adanya pembalasan terhadap setiap tindakan

manusia atas adanya kebebasan dan kebolehan kepemilikan

harta, legalitas perdagangan, dan kebolehan menjalin akad

kerja sama. Wujud dari refleksi pertanggung jawaban ini yakni

pertanyaan Allah di akhirat akan asal muasal dan arah

pengelolaan harta (Amalia, 2009 : 359-362)

1.3 Ekonomi Islam di Indonesia

Ekonomi Islam di Indonesia tumbuh dan berkembang

ditandai dengan di dirikannya lembaga keuangan non ribawi yakni

Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992. Namun

sebelum itu para tokoh cendekiawan muslim sudah lama

memperjuangkannya, hanya saja terkendala oleh politik dan

hukum. Kendala ini disebabkan oleh adanya indikasi bahwa

pendirian bank Islam merupakan upaya untuk mendirikan negara

Page 30: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

14

Islam. Sepeti kita ketahui, dari awal proklamasi kemerdekaan para

tokoh pejuang mulim dan nasionalis berbeda pendapat dalam hal

agama dan kenegaraan. Oleh sebab itulah perkembngan ekonomi

Islam di Indonesia terbilang lambat jika dibandingkan dengan

negara muslim lainnya seperti Arab dan Malaysia.

Meskipun demikian, pada periode selanjutnya ekonomi Islam

di Indonesia mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara

signifikan. Jika pada tahun 1992-1998 hanya ada satu unit bank

syariah, pada tahun 2005 meningkat menjadi 20 unit dengan

rincian 3 unit Bank Umum Syariah (BUS) dan 17 Unit Usaha

Syariah (Karim, 2013 : 25). Kemudian untuk tahun 2016

jumlahnya meningkat, yakni terdapat 199 bank syariah dengan

rincian 12 Bank Umum Syariah, 22 Unit Usaha Syariah dan 165

Bank Pengkreditan Syariah (Gustani, 2016).

Dengan pemberlakuan Hukum 21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah yang diterbitkan pada tanggal 16 Juli 2008,

pembangunan nasional industri perbankan syariah memiliki dasar

hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhan dengan

cepat (M. Said dkk, 2013). Selain perbankan, lembaga keuangan

syariah non perbankanpun mengalami pertumbuhan secara

signifikan, baik itu koperasi syariah, Baitul Maal wa Tamwil

(BMT), pembiayaan syariah, reksadana syariah, pasar uang

syariah, pasar modal syariah dan lain sebagainya.

Page 31: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

15

2. Kebijakan Fiskal dalam Islam

2.1 Definisi Kebijakan Fiskal Islam

Secara umum, kebijakan fiskal di definisikan dengan kebijakan

dalam pemasukan dan pengeluaran negara/pemerintah. Dalam

praktiknya pajak merupakan pos penyumbang terbesar dalam

pemasukan, adapun dalam pengeluarannya umum menggunakan

sistem defisit anggaran.

Menurut M.A Mannan (1992) kebijakan fiskal dan anggaran

dalam Islam yakni kebijakan yang bertujuan untuk mengembangkan

suatu masyarakat yang didasarkan atas distribusi kekayaan yang

berimbang dengan menempatkan nilai-nilai material dan spiritual pada

tingkat yang sama.

Menurut Prof. R.W. Lindson, dalam membuat pengeluaran dan

pemasukan pemerintah, harus mengikuti ketentuan jenis, waktu dan

prosedur. Sehingga kebijakan fiskal didefinisikan sebagai alat untuk

mengatur dan mengawasi perilaku manusia yang dapat dipengaruhi

melalui insentif yang disediakan dengan meningkatkan pemasukan

pemerintah melalui perpajakan, pinjaman atau jaminan terhadap

pinjaman pemerintah (Mannan, 1992 : 230)

Kebijakan fiskal dan anggaran belanja dalam Islam (Elvan, 2014)

bertujuan untuk mengembangkan suatu masyarakat yang didasarkan

atas distribusi kekayaan berimbang dengan menempatkan nilai-nilai

material dan spiritual pada tingkat yang sama. Fungsi daripada sektor

Page 32: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

16

fiskal menurut Islam yakni memelihara terhadap hukum, keadilan dan

juga pertahanan, perumusan dan pelaksanaan terhadap kebijakan

ekonomi, manajemen kekayaan pemerintah yang ada di dalam BUMN,

dan intervensi ekonomi oleh pemerintah jika diperlukan.

2.2 Prinsip-prinsip Kebijakan Ekonomi dalam Islam

Islam merupakan agama rahmatal lil‟alamin yang mengatur

semua asfek kehidupan (komprehensif). Al-Qur‟an merupakan

sumber hukum yang paling utama di antara as-Sunnah, Ijma, ijtihad

dan sebagainya. Oleh sebab itu, prinsip-prinsip kebijakan ekonomi

dalam Islam adalah sebagai berikut (Amalia, 2010 : 76-77 ) :

a. Allah Swt adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut

alam semesta. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-

Qur‟an surat an-Najm ayat : 31

ولله ب ف اىسهىاث وب ف االسض ىيجزي اىهزي اسئىا ببعيىا ويجزي

اىزي احسىا بب ىحس

Artinya : “ Dan hanya kepunyaan Allah lah apa yang ada dilangit

dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada

orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka

kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat

baik dengan pahala yang lebih baik (QS. an- Najm : 31).

b. Manusia adalah khalifah Allah Swt dimuka bumi, bukan pemilik

yang sebenarnya. Ayat yang menjelaskan hal ini yakni QS. al-

Baqarah : 30

Page 33: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

17

عو ف االسض خييفت... وار قبه سبهل ىييئنت اهي جب

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada

malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi” (QS.

al-Baqarah : 30).

Dalam keterangan ayat di atas di sebutkan bahwa yang di maksud

dengan khalifah yakni dapat bermakna pengganti, pemimpin atau

penguasa (Al-Qur‟an terjemah , Al Jamil : 6). Ayat lain yang

menjelaskan manusia sebagi khalifah yakni QS. al-Hadid : 7

ب جعين سخخيفي فيه ه ءاىا ببلل وسسىىه وءافقىا ص

فبىزي ءىا ن

وافقىا ىه اجش مبيش

Artinya : “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan

nafkahkan lah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan

kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman diantara

kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh

pahala yang besar” (QS. Al-Hadid : 7).

Dalam keterangan ayat diatas disebutkan bahwa yang di maksud

dengan “ nafkahkan lah sebagian dari hartamu yang Allah telah

menjadikan kamu menguasainya”, adalah penguasaan yang tidak

mutlak, karena pemilik absolut adalah Allah SWT.

c. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah seijin Allah

Swt, maka orang yang kurang beruntung mempunyai hak atas

sebagian kekayaan yang dimilki oleh orang yang lebih beruntung.

Hal ini sebagaimana yang terkandung dalam Qs. al- Dzariat : 19

Page 34: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

18

وفي اىاىه حقه ىيسب ئو واىحشو

Artinya : “Dalam kekayaan seseorang terdapat hak bagi orang

miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta”.

d. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh di timbun. Sebagaimana

yang terkandung dalam QS. al-Hasyr : 7

مي الينى د وىت بي االغيبء ن

Artinya “ Supaya kekayaan itu tidak hanya beredar dikalangan

orang-orang kaya saja diantara kamu” (QS. al-Hasyr : 7).

Ayat ini merupakan dasar keharusan distribusi kekayaan, agar

tidak ada dikuasai oleh sekelompok orang. Sehingga disparitas atau

kesenjangan sosial dalam masyarakat dapat di minimalkan.

e. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk, termasuk riba harus

dihilangkan. Didalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang

menjelaskan pelarangan riba, diantaranya : QS. ar-Rum : 39, QS.

an-Nisa : 160-161, QS. Ali Imran : 130, QS. al-Baqarah : 278-279.

ا انخ ؤي يبيههب ا ىزي اىا احهقىا هللا ور سوا ب بقي اىشه

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kepada

Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu

orang-orang beriman” (QS. al-Baqarah: 278).

Ayat-ayat tersebut menjelaskan pelarangan riba secara bertahap

mulai dari keterangan tidak kebermanfaatan riba sampai

pelarangan secara tegas (Huda, 2008 :13-15).

Page 35: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

19

f. Menerapkan sistem warisan sebagai media re-distribusi kekayaan.

Mengenai warisan ini Allah Swt menjelaskannya dalam Qs. al-

Maidah: 176

وىه اخج ا ا شؤا هيل ىيس ىه وىذ قي ن ف اىنييتقو هللا يفخي قي يسخفخىل

اثخي فيهب مبخبفبج وهىى يشثهب ا ىه ين ىهب وىذج فيهب صف ب حشك

ب حشك ه سبء فييزمش ثو حظه قي اىثيث جبال وه قي االثيي وا مب ىا اخىة سه

وهللا بنو شيء عييقييبيه هللا ىن ا حضيىا

Artinya : “ Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah).

Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah

(yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi

mempunyai saudara perempuan, maka baginya (saudara

perempuannya itu) seperdua dari harta yang di tinggalkannya, dan

saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara

perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara

perempuan perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua

pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris

itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka

bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara

perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu

tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. al-

Maidah: 176)

Page 36: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

20

g. Menetapkan kewajiban bagi seluruh individu, termasuk orang-

orang miskin. Kewajiban tersebut dalam bentuk ketaatan kepada

Allah dan rasul-Nya (Amalia, 2010 : 76-77 ).

2.3 Sejarah dan Praktik Kebijakan Fiskal Islam

Kebijakan fiskal dalam Islam pertama kali dipraktikkan dan di

terapkan pada zaman Rasulullah, yakni setelah hijrahnya nabi dan

kaum muslimin dari Mekah ke Madinah. Pada periode tersebut Nabi

berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus pemimpin agama.

Setelah menyelesaikan masalah politik dan konstitusional, Rasulullah

kemudian merubah sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai

dengan ketentuan Al-Qur‟an. Meskipun kebijakan ekonomi yang

dilakukan masih sangat sederhana dan di tujukan demi dakwah dan

syiar agama, namun memberikan hasil yang luar biasa. Salah satu

kebijakan Rasulullah setiba di Madinah yakni mempersaudarakan

kaum muhajirin dan kaum anshor. Dengan kebijakan tersebut maka

perekonomian kedua belah pihak dapat berjalan dengan baik.

Kebijakan tersebut menjadikan akad-akad syariah seperti mudharabah,

mujaro‟ah, musaqot terealisasikan. Selain itu, Rasulullah SAW

membangun Baitul Mal yang terletak di masjid nabawi sebagai pusat

penghimpunan kekayaan negara. Kekayaan yang terkumpul meskipun

jumlahnya sedikit, namun di distribusikan dalam jangka pendek

seluruhnya kepada masyarakat (Amalia, 2010 : 76-78).

Page 37: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

21

Setelah Rasulullah wafat, pemerintahan dipegang oleh para sahabat

yang lebih dikenal dengan Khulafa Al Rasyidin. Pada masa ini

kebijakan yang dilakukan tidak jauh berbeda dan bersifat melanjutkan

serta menerapkan yang sudah dijalankan oleh Rasulullah. Setelah

pemerintahan Khulafa Al Rasyidin berakhir, estafet kepemimpinan

dilanjutkan oleh Daulah Bani Umayyah dan Daulah Bani Abbasyiah.

Meskipun pada masa tersebut mengalami naik turun kepemimpinan

serta kekacauan politik, namun pada masa itu juga Islam pernah

mengalami puncak kejayaaan; diantaranya pada masa pemerintahan

Umar ibn Abdul Aziz dan Harun Ar Rasyid (Amalia, 2010 : 102 -

103).

2.4 Instrumen Kebijakan Fiskal Islam

Menurut Kadim As-Sadr (1989) yang di kutip dalam Amalia (2010),

instrumen kebijakan fiskal dalam Islam terdiri dari beberapa bagian,

antara lain :

2.4.1 Peningkatan pendapatan nasional dan tingkat partisipasi kerja.

Kebijakan pertama yang dilakukan oleh Rasulullah ketika di

Madinah yakni mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum

anshor supaya terjadi distribusi pendapatan dan berimplikasi

pada peningkatan permintaan total. selain itu Rasulullah

menerapkan kebijakan penyediaan lapangan pekerjaan bagi

kaum muhajirin dengan mengimplementasikan akad

muzara‟ah, musaqat, dan mudharabah, sekaligus meningkatkan

Page 38: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

22

pendapatan nasional kaum muslimin. Kemudian Rasulullah

membagikan tanah untuk pemukiman kaum muhajirin

sehingga meningkatkan partisipasi kerja dan mensejahterakan

kaum muslimin, serta memprioritaskan pembagian harta

rampasan perang kepada kaum muhajirin yang pada saat itu

sedang lemah sosial dan ekonominya.

2.4.2 Kebijakan pajak. Rasulullah menerapkan kebijakan pajak yang

terdiri dari kharaj, khums dan zakat sehingga tercipta

kestabilan harga dan mengurangi tingkat inflasi.

2.4.3 Anggaran. Rasulullah melakukan pengaturan APBN secara

cermat, efektif dan efisien sehingga jarang terjadi defisit

anggaran.

2.4.4 Kebijakan fiskal khusus. Beberapa kebijakan khusus yang

dilakukan oleh Rasulullah yakni meminta bantuan kaum

muslimin secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan pasukan

muslimin, meminjam peralatan perang milik non muslim

secara cuma-cuma, meminjam uang kepada orang-orang

tertentu untuk diberikan kepada muallaf dan menerapkan

kebijakan insentif untuk menjaga dan meningkatkan partisipasi

kerja dan produksi kaum muslim (Amalia, 2010 : 80 – 81).

Page 39: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

23

2.5 Sumber-Sumber Pendapatan Negara

Dalam praktiknya, sumber pendapatan negara pada zaman

Rasulullah tidak hanya berasal dari zakat melainkan berasal dari

beberapa sumber, antara lain :

2.5.1 Kharaj atau pajak tanah; pemungutannya berdasarkan tingkat

produktivitas tanah, dengan spesifikasi tiga hal yakni

karakteristik atau tingkat kesuburan tanah, jenis tanaman, dan

jenis pengairan.

2.5.2 Zakat; yang dikumpulkan dalam bentuk uang tunai, hasil

peternakan dan hasil pertanian.

2.5.3 Khums atau pajak proporsional sebesar 20 persen. Menurut

kalangan syiah objek khums adalah semua pendapatan,

sedangkan menurut kalangan sunni objek khums hanyalah

harta rampasan perang. Namun Imam Abu Ubaid (seorang

ulama sunii) beranggapan bahwa objek khums meliputi

barang temuan dan barang tambang.

2.5.4 Jizyah atau pajak bagi orang-orang non muslim sebagai

pengganti layanan sosial-ekonomi dan jaminan perlindungan

keamanan dari negara Islam.

2.5.5 Penerimaan lainnya seperti kaffarah dan harta waris dari

orang yang tidak memiliki ahli waris (Amalia, 2010 : 78).

Secara ringkas sumber pendapatan pada zaman Rasulullah dapat

dikelompokkan menjadi tiga golongan besar yakni :

Page 40: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

24

a. Pendapatan dari kaum muslimin yang terdiri dari zakat, ushr,

zakat fitrah, wakaf, amal fadhla, nawaib, dan shadaqah.

b. Pendapatan dari kaum non muslim yang terdiri dari : jizyah,

kharaj, dan ushr.

c. Pendapatan dari sumber lain terdiri dari : ghanimah, fay, uang

tebusan, hadiah, pinjaman dari kaum muslim maupun non

muslim (Huda, 2008 : 162).

Pada masa kepemimpinan Khulafa Al Rasyidin sumber pendapatan

negara tidak jauh berbeda ketika pada zaman Rasulullah. Setelah

wafat Rasulullah, Abu Bakar ash-Shiddiqterpilih menjadi pemimpin

agama sekaligus kepala negara kaum muslimin. Kebijakan yang

dilakukan yakni melanjutkan sesuai yang telah diterapkan oleh

Rasulullah (Amalia, 2010 : 89). Setelah pemerintahan Abu Bakar

Ash-Shiddiq berakhir dilanjutkan oleh khalifah Umar ibn Khatab.

Umar ibn Khatab mengklasifikasikan sumber pendapatan negara

menjadi empat bagian. Jika pada zaman Rasulullah fokus pendapatan

negara pada sumber penerimaan, maka pada masa Umar ibn Khatab

mengalami perkembangan dengan menekankan pada distribusi dari

sumber pendapatan tersebut, yakni:

1. Pendapatan zakat dan „ushr (pajak tanah), yang di distribusikan

dalam tingkat lokal dan jika mengalami kelebihan maka di

Page 41: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

25

simpan di Baitul Mal Pusat dan dibagikan kepada delapan

ashnaf.

2. Pendapatan khums dan sedekah, yang di distribusikan kepada

fakir miskin tanpa diskriminasi muslim atau non muslim.

3. Pendapatan kharaj, fai, jizyah, „ushr (pajak perdagangan), dan

sewa tanah, yang digunakan untuk membayar dana pensiun

dan menutupi biaya operasional administrasi, militer, dan

sebagainya.

4. Pendapatan lain-lain, yang digunakan untuk membayar para

pekerja, pemeliharaan anak-anak terlantar dan sosial lainnya

(Amalia, 2010 : 93).

Pada masa pemerintahan Utsman ibn „Affan dilakukan beberapa

perubahan kebijakan dalam hal administrasi maupun pergantian

gubernur. Pada masa itu juga diterapkan kebijakan membagi-bagikan

tanah negara kepada individu-individu untuk reklamasi dan kontribusi

kepada Baitul Mal sehingga diperoleh kenaikan pendapatan sebesar 41

juta dirham dibanding pada masa Umar ibn Khatab. Sedangkan pada

masa pemerintahan Ali ibn Abi Thalib, pendapatan negara yang

disimpan di Baitul Mal pusat maupun daerah berjalan dengan baik

bahkan mengalami surplus (Amalia, 2010 : 97).

Setelah masa pemerintahan khulafa al rasyidin berakhir pemerintahan

diambil alih oleh dinasti Umayyah, pada masa ini terjadi peralihan

gaya pemerintahan yakni dari demokratis menjadi kerajaan. Meskipun

Page 42: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

26

terjadi banyak kerusuhan, namun pada masa ini juga Islam pernah

meraih kejayaan. Salah satu prestasi gemilang yakni dialami pada

masa khalifah Umar ibn Abdul Aziz, dimana kebijakan yang

diterapkan berhasil mensejahterakan masyarakat. Bahkan pada masa

tersebut, pernah terjadi surplus pendapatan dan peningkatan taraf

kehidipan masyarakat, sehingga tidak didapati orang yang mau

menerima zakat dikarnakan sudah sejahtera. Setelah dinasti Umayyah

runtuh, pemerintahan di kuasai oleh dinasti Abbasiyah. Pada masa

ini, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran diperoleh pada masa

Khalifah Harun al-Rasyid. Sumber pendapatan negara pada masa ini

bersumber dari kharaj, jizyah, zakat, fa‟i, ghanimah, „usr dan harta

lainnya (Amalia, 2010 : 108).

2.6 Belanja dan Pengeluaran Negara

Belanja atau pengeluaran negara untuk harta yang terkumpul di Baitul

Mal dialokasikan untuk penyebaran Islam, pendidikan dan

kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, pembangunan

infrastruktur, pembangunan armada perang dan keamanan, serta

penyediaan layanan kesejahteraan sosial. Seluruh alokasi tersebut

mempunyai dampak terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara

langsung maupun tidak langsung (Amalia, 2010 : 79).

Untuk pengelolaan pendapatan dan pengeluaran negara, Rasulullah

menyerahkannya kepada Baitul Mal menggunakan asas anggaran

Page 43: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

27

berimbang. Artinya semua penerimaan digunakan untuk pengeluaran

secara keseluruhan (Huda, 2008 : 162).

Kebijakan fiskal pada masa khalifah Umar ibn Khatab yakni dengan

membentuk beberapa departemen untuk mendistribusikan harta di

Baitul Mal :

a. Departemen Pelayanan Militer, yang berfungsi mendistribusikan

dana bantuan kepada orang-orang yang terlibat perang. Besarnya

disesuaikan dengan jumlah tanggungan keluarga.

b. Departemen Kehakiman dan Eksekutif, yang bertanggung jawab

terhadap pembayaran gaji para hakim dan pejabat eksekutif.

Besarnya disesuaikan dengan kebutuhan, agar terhindar dari

praktik suap.

c. Departemen Pendidikan dan Pengembangan Islam. Departemen

ini mendistribusikan bantuan untuk penyebar dan pengembang

ajaran Islam beserta keluarganya.

d. Departemen Jaminan Sosial, yang berfungsi mendistribusikan

dana bantuan kepada fakir miskin dan orang-orang yang menderita

(Amalia, 2010 : 92)

Pengeluaran negara pada zaman Rasulullah dan para sahabat, sangat

jarang mengalami defisit karena para pemimpin menggunakan prinsip

bahwa pengeluaran hanya boleh dilakukan apabila ada penerimaan.

Adapun defisit anggaran pernah terjadi satu kali yakni sebelum

Page 44: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

28

terjadinya perang Hunayn (jatuhnya kota Makkah), disebabkan

banyaknya orang yang masuk Islam sehingga pengeluaran zakat lebih

besar daripada penerimaan. Setelah itu tidak pernah lagi terjadi defisit

anggaran bahkan pada masa Umar ibn Khatab dan Utsman ibn Affan

terjadi surplus anggaran (Karim, 2007 : 26).

Meskipun demikian, sejarah menunjukkan bahwa pada zaman Dinasti

Abbasiyah, pemerintah Islam pernah mengalami defisit anggaran

selama 16 tahun. Dalam hal ini tentu kita harus membedakan antara

Islam sebagai konsep yang sempurna dengan subjek atau orang-orang

yang menerapkannya dalam kehidupan (Karim, 2007 : 244).

3. Sukuk sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal

3.1 Definisi Sukuk

Secara terminologi sukuk berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata

“sakk” bentuk tunggal, sedangkan dalam bentuk jamaknya yakni

“sukuk” yang artinya sertifikat atau bukti kepemilikan. Sukuk

dapat pula diartikan sebagai sertifikat atas kepemilikan atau

investasi atas kepemilikan suatu yang tidak dapat dipisahkan dalam

suatu aset atau kumpulan aset (Rama, 2015 : 159 ).

Sebelum dikenal dengan istilah sakk (bahasa Arab) istilah sukuk

merupakan berasal dari Persia yakni “jak”. Menurut Goitien shak/

sukuk, berasal dari kata cek atau cheque yang terdapat dalam

bahasa Inggris yang bermakna surat utang, yang kemudian

Page 45: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

29

berkembang di Eropa. Dalam sejarah Islam, sukuk dikenal pada

masa Khalifah Umar ibn Khattab. Khalifah Umar ibn Khattab

membuat shak dengan membubuhkan stempel dibagian bawah

shak tersebut (Rodoni, 2009 : 109).

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

32/DSN/MUI/IX/2002, yang dimaksud dengan Obligasi Syariah

atau sukuk adalah suatu surat berharga berjangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah tersebut,

berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana

obligasi pada saat jatuh tempo.

Istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah “bond” yang

mengandung makna loan (Utang), dengan menambahkan kata

Islamic maka sukuk mengandung makna yang sangat kontradiktif

karena mekanisme utang biasanya didasari oleh interest / bunga

sedangkan bunga itu sendiri termasuk kedalam riba yang

diharamkan. Oleh karena itu, sejak tahun 2007 istilah bond diganti

dengan istilah sukuk sesuai aturan Bapepam Lembaga Keuangan

(Rodoni, 2009 : 107).

Menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic

Financial Institution (AAOIFI) sukuk adalah bentuk sertifikat

bernilai sama yang mewakili bagian tak terpisahkan dalam

Page 46: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

30

kepemilikan suatu asset berwujud, manfaat atau jasa, kepemilikan

dari asset suatu proyek atau aktivitas investasi tertentu, yang terjadi

setelah adanya penerimaan dana sukuk, penutupan pemesanan dan

dana yang dterima dimanfaatkan sesuai dengan tujuan penerbitan

sukuk (Rama, 2015 : 160).

3.2 Sukuk di Indonesia

Adapun sejarah sukuk di Indonesia dimulai oleh sektor

swasta/perusahaan, yakni PT Indosat Tbk pada tahun 2002 yang

menerbitkan surat berharga untuk penyertaan modal perusahaan

yang pada saat itu masih dikenal dengan istilah obligasi syariah.

Kemudian diikuti oleh pemerintah untuk pembiayaan yang

diprioritaskan melalui APBN dan sampai saat ini fungsi sukuk

tidak hanya untuk pembiayaan APBN, namun sudah berkembang

pada proyek pembangunan infrastruktur (Pradono, 2010 : 5).

Di Indonesia sendiri Surat Berharga Syarian Negara atau sukuk

diperkenalkan melalui UU No. 19 Tahun 2008 pasal 1, disebutkan

bahwa SBSN/ sukuk adalah surat berharga negara yang di terbitkan

berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

aset SBSN baik dalam bentuk mata uang rupiah ataupun mata uang

asing, dimana aset SBSN adalah Barang Milik Negara (Salim, 2011

: 13).

Sukuk sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal yang

digunakan oleh pemerintah dalam menutupi defisit anggaran dan

Page 47: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

31

proyek pembangunan infrastruktur sudah memiliki beberapa jenis,

dan dari tahun 2012 hingga tahun 2014 totalnya mencapai Rp

83,38 Triliun (Haryanto, 2015).

B. Penelitian Sebelumnya

Kajian dan pembahasan tentang sukuk menarik perhatian banyak pihak.

Hal ini ditandai dengan adanya sejumlah laporan riset dan publikasi dalam

bentuk buku maupun artikel. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya

yang di jadikan rujukan sekaligus referensi oleh penulis adalah sebagai

berikut :

1. Moch. Azhka Rinaldhy, Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya Malang, 2015.

“Kajian Terhadap Penerapan Sukuk sebagai Alternatif Sumber

Pembiayaan Negara.” Dalam penelitian ini Rinaldhy menjelaskan

mengenai kelebihan Sukuk Negara dibandingkan Utang Luar Negeri,

Cara yang digunakan dalam penerbitan sukuk, Penerapan sukuk di

beberapa negara, Peluang penerbitan sukuk dan Risiko yang terdapat

dalam penerbitan sukuk.

Penelitian tersebut tidak menjelaskan mengenai perkembangan sukuk

negara, dan kontribusi sukuk negara terhadap Utang Luar Negeri

Indonesia.

2. Pradono dan P. Adiatna, Simposium XIII FSTPT, Unika

Soegijapranata, 2010.

Page 48: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

32

“Peluang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai Alternatif

Pembiayaan Infrastruktur Transportasi.” Penelitian tersebut

menjelaskan potensi SBSN sebagai alternatif atau solusi kurangnya

dana pembiayaan pemerintah untuk proyek infrastruktur transportasi,

manfaat penerbitan sukuk, dan kelemahan sukuk.

Penelitian diatas tidak menjelaskan mengenai perkembangan sukuk

negara, kebijakan pemerintah dalam pengembangan sukuk negara dan

kontribusi sukuk negara terhadap pembiayaan Utang Luar Negeri

Indonesia.

3. Fahmi Salim, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

“Konsep dan Aplikasi Sukuk Negara dalam Kebijakan Fiskal di

Indonesia”. Dalam penelitian ini Fahmi menjelaskan bahwa terdapat

beberapa mekanisme penerbitan sukuk, antara lain: pelelangan,

bookbuilding, dan private placement disertai dengan adanya

underlying asset. Penggunaan dana sukuk untuk membiayai anggaran

belanja negara secara keseluruhan dan tidak ada pos-pos yang rinci.

Beberapa risiko yang terdapat pada sukuk di antaranya: inflasi,

fluktuasi nilai tukar kurs, dan gagal bayar.

Penelitian diatas tidak menjelaskan mengenai perkembangan sukuk

negara, kebijakan pemerintah dalam pengembangan sukuk negara dan

kontribusi sukuk negara terhadap pembiayaan Utang Luar Negeri

Indonesia.

Page 49: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

33

4. Diyanti, Jurusan muamalat (Ekonomi Syariah) Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

“Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Alokasi Dana Sukuk Dalam

APBN”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Dalam peneliian ini Diyanti menyatakan bahwa dana sukuk dari hasil

penerbitan atau pelelangan masuk menjadi satu rekening pada

penerimaan lain, sehingga tidak terlihat kemana dan untuk alokasi

defisit bagian mana dalam APBN. Pemanfaatan dana SBSN masih

belum mengena pada sasaran sektor riil. Serta mengatakan bahwa

konsep defisit anggaran sangat di hindari dalam kaca mata ekonomi

Islam. Dalam keuangan publik Islam belanja negara disesuaikan

dengan pemasukan dan dibuat klasifikasi pengeluaran negara menurut

sumbernya, sehingga pengelolaan dan alokasinya diharapkan akan

tertib, transparan dan terinci.

Penelitian tersebut tidak menjelaskan mengenai perkembangan sukuk

negara, kebijakan pemerintah dalam pengembangan sukuk negara dan

kontribusi sukuk negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia.

5. Novia Liza, Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

“Analisis Penggunaan Barang Milik Negara sebagai Underlying Asset

Sukuk Negara”. Dalam penelitian ini Novia mengatakan bahwa tujuan

pemerintah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara atau sukuk

adalah untuk menutupi defisit APBN dan pembangunan proyek. Tidak

Page 50: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

34

hanya itu, pemerintah menggunakan Barang Milik Negara sebagai

Underlying Asset SBSN adalah untuk memberi kenyamanan bagi

Investor dan harus memenuhi syarat-syarat sesuai Peraturan Menteri

Keuangan No. 04/PMK.08/2009.

Penelitian tersebut tidak menjelaskan mengenai perkembangan sukuk

negara, kebijakan pemerintah dalam pengembangan sukuk negara dan

kontribusi sukuk negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat di gambarkan sebagai

berikut:

Secara terminologi sukuk berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata

“sakk” bentuk tunggal, sedangkan dalam bentuk jamaknya yakni “sukuk”

yang artinya sertifikat atau bukti kepemilikan. Sukuk dapat pula diartikan

sebagai sertifikat atas kepemilikan atau investasi atas kepemilikan suatu

yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu aset atau kumpulan aset (Rama,

2015 : 159 ).

Istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah “bond” yang

mengandung makna loan (Utang), dengan menambahkan kata Islamic

maka sukuk mengandung makna yang sangat kontradiktif karena

mekanisme utang biasanya didasari oleh interest / bunga sedangkan bunga

itu sendiri termasuk kedalam riba yang diharamkan (Rodoni, 2009 : 107).

Page 51: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

35

Sukuk Negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

menurut UU No. 19 Tahun 2008 pasal 1 adalah surat berharga negara yang

di terbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian

penyertaan aset SBSN baik dalam bentuk mata uang rupiah ataupun mata

uang asing, dimana aset SBSN adalah Barang Milik Negara.

Idealnya penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk sektor-

sektor riil dan produktif. Dalam Undang-Undang Surat Berharga Syariah

Negara disebutkan; sukuk adalah bagian dari SBN (Surat Berharga Ngara)

yang dananya digunakan untuk membiayai defisit APBN dan pembiayaan

proyek (Salim, 2011: 8).

Utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident)

yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan

penduduk (non resident) (Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia,

2016).

Besarnya akumulasi utang luar negeri, memaksa pemerintah

mengatur secara khusus dan mengubah paradigma mengenai penanganan

pinjaman luar negeri yang tertuang dalam Garis Besar Haluan Negara

(GBHN) tahun 1999-2004. Kebijakan pemerintah ditekankan untuk

mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri (Tambunan, 2008 :

265). Agar utang tidak membebani ruang gerak fiskal, sejak tahun 2005

SBN dijadikan sumber utama dalam pembiayaan defisit anggaran

(Nasrullah, 2015 : 54).

Page 52: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

36

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian

Defisit APBN

Sukuk Instrumen Kebijakan Fiskal

Kontribusi Sukuk

Negara

Utang Luar Negeri Indonesia

Kebijakan

Pengembangan

Sukuk Negara

Perkembangan

Sukuk Negara

Page 53: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

37

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Karena luasnya ruang lingkup yang dapat dijadikan objek penelitian,

maka peneliti fokus pada tujuan yang ingin dicapai yakni ingin

mengetahui kontribusi sukuk negara terhadap pembiayaan Utang Luar

Negeri Indonesia. Maka ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu

membahas mengenai perkembangan Sukuk, kebijakan pemerintah dalam

mengembangankan sukuk dan Utang Luar Negeri Indonesia.

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni

pengetahuan mengenai perkembangan sukuk, kebijakan pemerintah dalam

pengembangan sukuk serta kontribusi sukuk terhadap pembiayaan Utang

Luar Negeri Indonesia, maka penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, yaitu penelitian dengan data yang dinyatakan dalam bentuk-

bentuk simbolik seperti pernyataan-pernyataan tafsiran, tanggapan-

tanggapan lisan harfiah, tanggapan-tanggapan nonverbal (tidak berupa

ucapan lisan), dan grafik-grafik (Amirin, 1995 : 119).

C. Sumber dan Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yakni

data primer dan data sekunder. Data primer atau utama diperoleh dari

Page 54: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

38

wawancara (Reportmen) dengan pihak Direktorat Pembiayaan Syariah,

dan Dosen ahli dibidang ekonomi Islam. Adapun data sekunder diperoleh

dari dokumentasi, Laporan Otoritas Jasa Keuangan, Kementerian

Keuangan RI, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS), Hasil

penelitian sebelumnya, serta literatur yang terkait dengan penelitian baik

berupa buku, artikel maupun jurnal.

Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber

dokumentasi yang penulis kumpulkan melalui penelusuran literatur, baik

berupa buku, artikel, jurnal, laporan-laporan penelitian terdahulu, serta

dari situs - situs resmi yang relevan dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Langkah-langkah yang disarankan dalam mengolah dan menganalisis

data kualitafif yakni : memvalidasi data; mengorganisasi data; menyajikan

temuan, memvalidasi temuan, dan menafsirkan serta teorisasi temuan

(Indrawan & Poppy, 2014 : 152 - 160).

Dalam penelitian terdapat tiga tahapan langkah untuk mengorganisasi

data dan informasi, yakni : Transkripsi, Reduksi data dan Koding data

(Indrawan & Poppy, 2014 : 154). Adapun tahapan mengorganisasikan data

dalam penelitian ini, antara lain :

a. Transkripsi data, yakni membuat uraian dalam bentuk tulisan yang

rinci dan lengkap mengenai apa yang dilihat dan didengar, baik secara

langsung maupun rekaman (Indrawan & Poppy, 2014). Dalam hal ini,

Page 55: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

39

peneliti menampilkan data yang diungkapkan oleh Reportmen yang

kemudian dinarasikan. Hal ini ditujukan supaya pernyataan dan

informasi yang diperoleh dapat diklasifikasikan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian.

b. Reduksi data, yakni merangkum, memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan

polanya. Untuk memudahkan penelitian, maka penulis menggunakan

alat bantu berupa type record (alat rekam) dan catatan personal.

Dalam hal ini penulis adalah pelaku utama dalam penelitian.

c. Koding data adalah kegiatan peneliti untuk mengelompokkan data

dan memberi kode berdasarkan kesamaan data. Dalam hal ini penulis

memetakan hasil wawancara sesuai dengan topik pertanyaan. Adapun

pihak yang diwawancarai yakni Bapak Manggiarto Dwi Sadono

selaku kepala seksi pengembangan instrumen dan keuangan syariah

pada Direktorat Pembiayaan Syarian; Dosen ahli bidang ekonomi

syariah Fakultas Ekonomi dan Binis UIN Jakarta yakni Prof. Dr.

Ahmad Rodoni, Dr. Roikhan Mochammad Aziz; Serta Prof. Dr.

Amany Burhanuddin Lubis selaku dosen Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Jakarta dan anggota MUI. Pertanyaan dalam wawancara

memfokuskan pada : perkembangan sukuk negara di Indonesia,

Kebijakan dalam mengembangkan sukuk negara serta Kontribusi

sukuk negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia.

Page 56: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

40

BAB IV

A. Perkembangan Sukuk di Indonesia

1. Jenis Sukuk secara Umum

Dalam Disertasinya, Gusniarti (2012 : 148) mengklasifikasikan

sukuk kedalam beberapa kategori. Berikut jenis sukuk berdasarkan

pembagian hasil, akad, basis asset, dan pihak yang menerbitkan.

Gambar 4.1 : Jenis Suku secara Umum

Sumber : Gusniarti, 2012 (diolah)

Dari pengklasifikasian tersebut, tidak semua jenis sukuk

diterbitkan di Indonesia. Hanya beberapa jenis saja yang terbit dan

berkembang di Indonesia. Secara umum, terdapat dua jenis sukuk di

Indonesia; yakni sukuk korporasi (sukuk perusahaan) dan sukuk

negara atau SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).

Basis Asset

Penerbit

Akad

Sukuk bagi hasil, sukuk fee &

sukuk marjin.

Sukuk asset & sukuk

penyertaan.

Sukuk Pemerintah & Sukuk

Perusahaan.

Sukuk mudarabah, sukuk

musyarakah, sukuk murabahah,

sukuk Istishna, sukuk salam,

sukuk ijarah, sukuk muzara‟ah

& sukuk musaqah.

Jenis Sukuk

Pembagian

Penghasilan

Page 57: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

41

2. Jenis Sukuk Kontemporer

Jika dilihat dari akad yang digunakan, terdapat beberapa macam

sukuk yang di terbitkan pada masa kontemporer, diantaranya (Rodoni,

2009 : 116) :

a. Sukuk ijarah

Ijarah adalah perjanjian (akad) antara pihak pemberi sewa atau

pemberi jasa (mu’jir) dan pihak penyewa/pengguna jasa (musta’jir)

untuk memindahkan hak guna (manfaat) atas suatu objek Ijarah

yang dapat berupa manfaat barang dan/atau jasa dalam waktu

tertentu dengan pembayaran sewa dan/atau upah (ujrah) tanpa

diikuti dengan pemindahan kepemilikan objek Ijarah itu sendiri

(Kemenkeu dan Bapepam LK). Sukuk Ijarah (Rodoni, 2009)

adalah suatu sertifikat yang memuat nama pemiliknya dan

melambangkan kepemilikan terhadap aset yang bertujuan untuk

disewakan, atau kepemilikan manfaat, dan atau kepemilikan jasa

sesuai jumlah efek yang dibeli dengan harapan mendapatkan

keuntungan dari hasil sewa yang berhasil di realisasikan

berdasarkan transaksi ijarah (Anjari, 2014 : 20).

b. Sukuk Musyarakah

Musyarakah adalah perjanjian (akad) kerjasama antara dua pihak

atau lebih (syarik) dengan cara menyertakan modal baik dalam

Page 58: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

42

bentuk uang maupun bentuk aset lainnya untuk melakukan suatu

usaha (Kemenkeu dan Bapepam LK).

Sukuk musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian/ akad musyarakah, dimana dua pihak atau lebih bekerja

sama menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,

mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan

usaha. Kemudian keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang di

sepakati dan jika terjadi kerugian, maka ditanggung bersama sesuai

proporsi modal masing-masing pihak.

c. Sukuk Mudharabah

Dalam qamus al-Mustalahat al-Iqtisadhiyah fi al-Hadarah al-

Islamiyah karangan Muhammad „Imarah menyebutkan bahwa

mudharabah merupakan bentuk masdar dari daraba yudaribu

mudarabah berasal dari kata darb - fi al ard dengan makna safara

yang berarti pergi, bermigrasi dalam arti bepergian dalam urusan

dagang (Gusniarti, 2012 : 149). Sedangkan menurut Kementerian

Keuangan RI, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan (Bapepam & LK); Mudharabah (qiradh) adalah

perjanjian (akad) kerjasama antara pihak pemilik modal (shahib al-

mal) dan pihak pengelola usaha (mudharib) dengan cara pemilik

modal (shahib al-mal) menyerahkan modal dan pengelola usaha

(mudharib) mengelola modal tersebut dalam suatu usaha.

Page 59: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

43

Sukuk Murabahahadalah sertifikat yang melambangkan

kepemilikan terhadap utang yang berakibat dari pembiayaan

murobahah. sukuk ini termasuk dalam non-tradable sukuk yakni

tidak dapat diperjualbelikan karena melambangkan utang (Anjari,

2014 : 21).

d. Sukuk Istishna

Istishna adalah perjanjian (akad) antara pihak pemesan/pembeli

(mustashni’) dan pihak pembuat/penjual (shani’) untuk membuat

objek Istishna yang dibeli oleh pihak pemesan/pembeli

(mustashni’) dengan kriteria, persyaratan, dan spesifikasi yang

telah disepakati kedua belah pihak (Kemenkeu dan Bapepam LK).

Sukuk Istishna (Rodoni, 2009) adalah suatu sertifikat yang

melambangkan kepemilikan terhadap utang yang diakibatkan dari

pembiayaan istishna. Sukuk ini melambangkan suatu jual beli

dimana para pihak menyepakati jual beli dalam rangka pembiayaan

suatu proyek / barang. Adapun harga, aktu penyerahan, dan

spesifikasi barang/ proyek ditentukan terlebih dahulu berdasarkan

kesepakatan (Anjari, 2014 : 21).

e. Sukuk salam

Menurut Rodoni (2009) dalam Arum (2014 : 21), sukuk salam

adalah sukuk yang mengandung nilai sama yang diterbitkan untuk

Page 60: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

44

mobilisasi modal saham dan barang yang akan diserahkan

berdasarkan akad salam adalah milik dari pemegang sukuk salam.

Dalam sukuk salam, keuntungan diperoleh dari kenaikan harga

pada saat jatuh tempo. Sukuk ini tidak dapat diperdagangkan

selama aset yang mendasarinya merupakan utang. Utang tersebut

hanya dapat di ubah menjadi aset nyata pada saat jatuh tempo

ketika subjek salam diserahkan.

3. Sejarah dan Perkembangan Sukuk di Indonesia

Seperti kita ketahui, di Indonesia sukuk yang pertama kali terbit

ialah sukuk korporasi atau lebih dikenal dengan istilah obligasi

syariah. Pada tahun 2002, Dewan Syari‟ah Nasional mengeluarkan

fatwa No: 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Obligasi Syariah. Kemudian

pada bulan Oktober 2002 PT. Indosat Tbk mengeluarkan obligasi

syariah yang pertama kali di pasar modal Indonesia sebesar 175 milyar

dengan tingkat imbal hasil 16,75%, imbal hasil ini cukup tinggi

dibanding rata-rata return obligasi konvensional. Pada akhir tahun

2008, sedikitnya telah ada 23 perusahaan yang telah menerbitkan

obligasi syariah di Indonesia. Emiten penerbit obligasi syariah tersebut

berasal dari beragam jenis usaha, mulai dari perusahaan

telekomunikasi, perkebunan, transportasi, lembaga keuangan, properti,

sampai industri wisata (Jarkasih dan Aam, 2009).

Page 61: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

45

Meskipun dipandang sangat potensial dan prospektif,

perkembangan obligasi syariah di Indonesia dapat dikategorikan

sangat lambat. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan total

emisi obligasi syariah Indonesia dengan negara tetangga. Pada

pertengahan tahun 2008 total emisi obligasi syariah Indonesia baru

mencapai lima triliun rupiah lebih ($500 juta), relatif kecil

dibandingkan dengan Malaysia yang pada pertengahan tahun 2007 saja

telah membukukan total emisi RM 111,5 miliar ($33 miliar). Hal

tersebut disebabkan oleh banyaknya tantangan yang dihadapi dalam

pengembangan obligasi syariah di Indonesia (Achsien, 2004)

diantaranya adalah sosialisasi kepada investor, opportunity cost, aspek

likuiditas, sampai regulasi atau perundang-undangan (Jarkasih & Aam,

2009: 2).

Menurut Ascarya (2007) sukuk korporasi di Indonesia pada

umumnya merupakan inisiasi dari underwriter, bukan dari korporasi

penerbit sukuk itu sendiri. Hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman

tentang kelebihan dan kelemahan sukuk (Jarkasih dan Aam, 2012).

Pada tahun 2008 terjadi perubahan istilah obligasi syariah menjadi

istilah sukuk. Pergantian istilah ini dimaksudkan agar tidak terjadi

kontradiktif makna dari istilah tersebut. Oleh sebab itu pemerintah

mengeluarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2008. Dalam Undang-

Undang tersebut di sebutkan bahwa yang di maksud Surat Berharga

Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk adalah surat berharga Negara yang

Page 62: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

46

diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas penyertaan

terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah atau mata uang

asing (Diyanti, 2010 : 13). Dari awal penerbitan tahun 2008 hingga

tahun 2016, pemerintah telah menerbitkan beberapa jenis sukuk

beserta metode penerbitan/penjualan.

4. Sukuk Negara / Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Sebagaimana pengklasifikasian sukuk secara umum diatas,

terdapat dua jenis sukuk berdasarkan pihak yang menerbitkan yakni

sukuk perusahaan dan sukuk pemerintah (sukuk negara). Adapun

sukuk perusahaan/ sukuk korporasimenurut Fatwa Dewan Syariah

Nasional No. 32/DSN/MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga

berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan

emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten

untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

tersebut, berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana

obligasi pada saat jatuh tempo.

Sedangkan sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) menurut UU No. 19 Tahun 2008 pasal 1 adalah surat berharga

negara yang di terbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas

bagian penyertaan aset SBSN baik dalam bentuk mata uang rupiah

ataupun mata uang asing, dimana aset SBSN adalah Barang Milik

Page 63: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

47

Negara. Adapun regulasi dan peraturan sukuk di Indonesia (Soemitra,

2014 : 276) adalah sebagai berikut :

Gambar 4.2 : Regulasi Sukuk di Indonesia

Sumber : Soemitra, 2014 (diolah)

4.1 Jenis dan Seri Sukuk Negara/ SBSN

Sukuk negara di Indonesia pertama kali terbit pada tahun 2008

dengan jenis IFR (Islamic Fixed Rate) namun hingga tahun 2016 sudah

terdapat 7 jenis sukuk negara yang diterbitkan oleh pemerintah.

Adapun jenis sukuk negara adalah sebagai berikut (infosyariah.com,

2016) :

4.1.1 Islamic Fixed Rate (IFR)

Sukuk jenis ini di jual kepada investor institusi melalui lelang dan

private placement dalam jangka diatas 1 tahun. Jenis imbalan atau

kupon IFR bersifat tetap dan dibayarkan setiap 6 bulan

menggunkan mata uang rupiah. IFR dapat diperdagangkan dipasar

sekunder. IFR terbit perdana pada tahun 2008, dengan cara

Sukuk

Sukuk

Korporasi

Sukuk

Negara

UU No.8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal

Peraturan No.IX.A.13;

No.IX.A.14, II.K.I, dan lainnya

UU No.19 Tahun 2008 SBSN

Peraturan Pelaksanaan SBSN

Page 64: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

48

bookbuilding di pasar dalam negeri. Kemudian sejak tersedianya

sistem lelang Sukuk Negara pada tahun 2009, maka penerbitannya

dilakukan dengan metode lelang secara reguler yang diikuti oleh

peserta lelang. Namun jenis sukuk ini tidak di terbitkan lagi dan

digantikan dengan seri PBS (Project Based Sukuk) yang memiliki

fitur yang relative sama dengan seri IFR.

4.1.2 Project Based Sukuk (PBS)

Project Bases Sukuk adalah sumber pendanaan melalui

penerbitan SBSN yang digunakan untuk membiayai kegiatan

tertentu yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/ Lembaga.

SBSN PBS dijual kepada investor institusi melalui lelang dan

private placement dengan underlying asset berupa proyek

maupun kegiatan APBN dan disusun dengan menggunakan

struktur Ijarah Asset to be Leased. Jenis sukuk ini dapat

diperdagangkan dengan imbalan berupa kupon yang bersifat

tetap dan dibayarkan setiap 6 bulan sekali dengan mata uang

rupiah.

4.1.3 Sukuk Ritel (SR)

Sukuk Ritel adalah sukuk negara yang ditujukan sebagai

instrumen investasi bagi warga negara Indonesia yang dijual

melalui agen penjual. Hasil penerbitan sukuk jenis ini digunakan

untuk membiayai pembangunan proyek-proyek infrastruktur di

Indonesia. Sukuk ini terbit perdana pada tahun 2009 dan telah

Page 65: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

49

terbit dengan dua skema ijarah, yaitu Ijarah Sale and Lease Back

dan Ijarah Asset to be Leased. Sukuk Ritel di jual melalui agen

penjual dengan ketentuan minimal sebesar lima juta rupiah.

Akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk jenis ini yaitu

berbasiskan syariah yakni dalam bentuk sewa (ijarah) yang

mencerminkan kepemilikan asset berwujud yang di sewakan.

Sukuk ini bukan penyertaan utang, melainkan bukti kepemilikan

terhadap asset SBSN (underlying asset) yang di sewakan.

Kupon Suku Ritel bersifat tetap yang dibayar setiap bulan dan

dapat di perjualbelikan. Investor Sukuk Ritel akan menerima

ujrah (uang sewa) dalam jumlah yang tetap secara berkala dari

tansaksi tersebut.

4.1.4 Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI)

Sukuk Dana Haji Indonesia adalah penempatan dana haji dan

Dana Abadi Umat (DAU) dalam SBSN yang dilakukan dengan

private placement berdasarkan kesepakatan bersama antara

Departemen Agama dan Departemen Keuangan. Sukuk jenis ini

pertama kali terlaksana pada tahun 2009. Selanjutnya

penempatan dana SDHI dalamSBSN dilakukan secara periodik

setiap tahunnya oleh Kementerian Agama. SDHI dijual kepada

investor institusi lembaga pengelola dana haji. Imbalan jenis

sukuk ini berupa kupon yang bersifat tetap dan dibayarkan

setiap bulan dengan mata uang rupiah. SDHI tidak dapat

Page 66: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

50

diperdagangkan. Akad yang sering digunakan yaitu ijarah al

khadamat dengan underlying asset berupa jasa layanan haji

yang terdiri dari flight (penerbangan), catering (makanan), dan

housing (pemondokkan).

4.1.5 Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS)

Surat Perbendaharaan Negara Syariah atau SBSN jangka pendek

adalah SBSN yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan

dengan pembayaran berupa kupon /diskonto. SPSN dijual

kepada investor institusi melalui lelang dan private placement

dengan mata uang rupiah. SPSN pertama kali terbit melalui

lelang pada tahun 2011. Akad yang didapat digunakan dalam

jenis sukuk ini adalah ijarah, istishna, musyarakah, mudharabah,

dan akad syariah lainnya.

4.1.6 Sukuk Valas (SNI)

Sukuk Valas adalah SBSN yang diterbitkan dalam denominasi

valuta asing dipasar perdana Internasional dengan tingkat

imbalan tetap serta dapat diperdagangkan. Sukuk Valas pertama

kali terbit pada maret 2016 dengan jangka waktu 10 tahun.

Sukuk Valas diterbitkan dipasar Internasional dalam mata uang

USD melauli Joint Lead Manager (JLM) (infosyariah.com,

2016).

Page 67: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

51

4.1.7 Sukuk Tabungan (ST)

Sukuk Tabungan merupakan jenis SBSN yang diterbitkan untuk

individu warga negara Indonesia. Sukuk tabungan dijual kepada

investor individu WNI melalui agen penjualan dengan

pembelian minimal dua juta rupiah. Kupon sukuk tabungan

bersifat tetap dan dibayarkan setiap bulan. Suku tabungan tidak

dapat diperdagangkan namun memiliki fasilitas early

redemption. Akad yang digunakan adalah wakalah yang di

pasarkan pertama kali pada Agustus 2016 ( infosyariah.com,

2016). Untuk lebih jelasnya, ditampilkan seri sukuk beserta

keterangannya dalam table berikut :

Tabel 4.1 : Jenis dan Seri Sukuk Negara di Indonesia

Seri Keterangan

Sukuk Seri Islamic

Fixed Rate (IFR)

Berstruktur ijarah sale and lease back.

Sukuk Negara yang diterbitkan di pasar

perdana dalam negeri dengan denominasi

rupiah yang ditujukan bagi investor dengan

nominal pembelian cukup besar.

Underlying assetnya adalah hak manfaat

barang milik Negara.

Dapat diperdagangkan.

Tingkat imbal hasil tetap.

Mulai terbit tahun 2008.

Projet Based Sukuk

(PBS)

Berstruktur ijarah asset to be leased.

Sukuk Negara yang diterbitkan dengan

menggunakan proyek sebagai underlying

Page 68: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

52

asset.

Tingkat imbal hasil tetap.

Dapat diperdagangkan.

Mulai terbit tahun 2011.

Sukuk Ritel (SR) Berstruktur ijarah sale and lease back.

Sukuk negara yang dijual khusus untuk

investor individu WNI.

Underlying asset nya adalah hak manfaat

barang milik Negara.

Dapat diperdagangkan.

Tingkat imbal hasil tetap.

Mulai terbit tahun 2009.

Sukuk Dana Haji

Indonesia (SDHI)

Sukuk Negara yang khusus untuk penempatan

dana haji pada sukuk.

Underlying assetnya adalah jasa layanan haji.

Tidak dapat diperdagangkan.

Mulai terbit tahun 2011.

Sukuk Perbendaharaan

Negara Syariah (SPNS)

Berstruktur ijarah sale and lease back.

Sukuk Negara yang diterbitkan dengan tenor

kurang dari satu tahun.

Underlying assetnya adalah hak manfaat

barang milik negara.

Dapat diperdagangkan.

Tingkat imbal hasil tetap.

Mulai terbit tahun 2011.

Sukuk Negara

Indonesia (SNI) / Valas

Berstruktur ijarah sale and lease back.

Sukuk Negara yang diterbitkan dipasar

perdana Internasional dalam denominasi

valuta asing dengan cara bookbuilding.

Underlying assetnya adalah hak manfaat

Page 69: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

53

barang milik negara.

Dapat diperdagangkan.

Tingkat imbal hasil tetap.

Mulai terbit tahun 2009.

Sukuk Tabungan (ST) Diterbitkan untuk individu warga Negara.

Penjualan melalui agen penjual.

Tidak dapat diperdagangkan.

Tingkat imbal hasil tetap.

Mulai terbit tahun 2016.

Sumber : Soemitra, 2014 (diolah).

Adapun jenis Sukuk Negara (SBSN) berdasarkan alur / kronologi penerbitan dari

tahun 2008 – 2016 dapat dilihat dari gambar berikut :

Gambar 4.4 : Penerbitan Sukuk Negara (SBSN) tahun 2008 – 2016

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017.

Page 70: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

54

4.2 Karakteristik dan Manfaat Sukuk Negara

Sukuk negara / Surat Berharga Syariah Negara adalah salah satu

instrument keuangan syariah yang memiliki karakteristik sendiri

dibandingkan dengan instrument lain, diantaranya : (1) SBSN

diterbitkan oleh pemerintah atau Special Purpose Vehiche (SPV), (2)

dapat diperdagangkan atau tidak sesuai pada jenis akad dan

persyaratan, (3) pembayaran imbal hasil tetap (fixed coupon) atau

bervariasi (variable coupon), pembayaran imbalan dan jatuh tempo

dijamin oleh UU No.19 Tahun 2008 dan UU APBN, (4) pembayaran

imbalan dilakukan secara bulanan atau semesteran, (5) di jual pada

harga par, premium atau diskon, (6) investor SBSN terdiri dari investor

syariah dan konvensional, individu dan institusi, (7) diterbitkan dalam

rupiah atau dalam mata uang asing (Soemitra, 2014 : 292).

Manfaat sukuk negara pada awal penerbitan adalah sebagai salah

satu alternatif sumber pembiayaan defisit anggaran. Namun seiring

perkembangannya, sukuk memiliki beberapa manfaat (direktorat

pembiayaan syariah dalam Soemitra, 2014) diantaranya : (1)

Pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), (2)

diversifikasi sumber pembiayaan, (3) perluasan basis investor, (4)

mendorong perluasan pasar keuangan syariah, (5) mengelola portofolio

pembiayaan negara, (6) optimalisasi pemanfaatan dan mendorong

tertib pengelolaan barang milik Negara, dan (7) pembiayaan

Page 71: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

55

pembangunan proyekinfrastruktur dalam sektor energi,

telekomunikasi, perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan

perumahan rakyat (Soemitra, 2014 : 292).

4.3 Struktur Akad dan Tahap Penerbitan Sukuk Negara

4.3.1 Struktur Akad Sukuk

Menurut Direktorat Pembiayaan Syariah, struktur akad penerbitan

sukuk negara secara umum di bagi menjadi tiga yaitu (Soemitra,

2014 : 294):

a. Ijarah sale and lease back; adalah jual beli suatu asset yang

kemudian pembeli menyewakan asset tersebut kepada penjual.

Akad yang di gunakan dalam struktur ini yakni akad jual beli

(bay’) dan akad ijarah (sewa) yang dilaksanakan terpisah.

Penjualan asset pada dasarnya hanyalah penjualan hak manfaatnya,

tanpa disetai dengan penyerahan fisik dan pemindahan hak

kepemilikan.

b. Ijarah al-khadamat; adalah struktur akad ijarah atas penyediaan

suatu jasa tertentu. Sukukijarah al-khadamatyaitu sukuk yang

diterbitkan dengan tujuan untuk menyedaikan jasa tertentu dan

menyebutkan fee penyediaan jasa yang dimaksud, sehingga

pemegang sukuk menjadi pemilik jasa dan berhak mendapat fee

atas penyediaan jasa tersebut.

c. Ijarah asset to be leased; adalah sukuk yang diterbitkan dengan

akad ijarah dimana objek ijarahnya sudah ditentukan

Page 72: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

56

spesifikasinya, dan sebagian objek ijarah sudah ada pada saat akad

dilakukan, tetapi penyerahan keseluruhan objek ijarah dilakukan

dimasa yang akan datang sesuai kesepakatan. Sukuk dengan

struktur akad ini merupakan surat berharga yang diterbitkan

sebagai bukti kepemilikan atas bagian (hissah) dari asset SBSN

yang menjadi objek ijarah baik yang sudah ada maupun yang akan

ada (Soemitra, 2014 : 294).

d. wakalah ; struktur akad dimana pihak pemberi kuasa (muwakkil)

dan pihak penerima kuasa (wakil) melakukan kesepakatan.

Kesepakatan ini dilakukan dengan syarat kedua pihak wajib

memiliki kecakapan dan kewenangan untuk melakukan perbuatan

hukum menurut ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

(Otoritas Jasa Keuangan, 2015 : 18-19).

4.3.2 Tahap Penerbitan Sukuk

Setiap struktur sukuk melibatkan tiga tahapan dalam penerbitan,

yaitu tahap penerbitan SBSN, tahap pembayaran imbalan, dan

tahap jatuh tempo. Tahap penerbitan SBSN selalu diawali dengan

identifikasi barang milik Negara atau proyek yang akan dijadikan

sebagai landasan (underlying). Tahap selanjutnya yaitu melakukan

perumusan struktur SBSN yang meliputi jenis akad, tenor, volume,

denominasi, dan metode penerbitan. Penyusunan dokumen syariah

dan dokumen pasar modal. Permintaan pernyataan kesesuaian

Page 73: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

57

syariah atas SBSN, dan pelaksanaan / penjualan sukuk Negara/

SBSN (Soemitra, 2014 : 293).

4.4 Pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk Negara

Dalam penerbitan sukuk negara membutuhkan keterlibatan para

pihak yang akan membuat kesepakatan (Burhanuddin, 2011),

diantaranya yaitu : (1) Pemerintah (originator), (2) perusahaan

penerbitan SBSN, (3) Shariah Complient Endorsemment (SCE), dan

(4) pemegang sukuk (investor).

Dalam proses penerbitan sukuk negara/ SBSN, pemerintah harus

mendapatkan persetujuan dari DPR pada saat pengesahan APBN yang

diperhitungkan sebagai nilai maksimal surat berharga Negara yang

akan diterbitkan oleh pemerintah dalam satu tahun anggaran.

Pemerintah wajib menyertakan barang milik Negara sebagai

underlying asset sebagai objek atau dasar transaksi dalam penerbitan

sukuk, berdasarkan UU No.19 tahun 2008 dasar transaksi sukuk

Negara antara lain barang milik Negara (berupa tanah atau bangunan,

objek pembiayaan, dan proyek-proyek pemerintah).

Perusahaan penerbit SBSN adalah badan hukum yang didirikan

berdasarkan ketentuan undang-undang dalam rangka menjalankan

tugas umum pemerintah dibidang keuangan Negara. Perusahaan ini

selain bertindak sebagai penerbit SBS juga berfungsi sebagai wali

amanat yang akan melaksanakan perikatan dengan pemerintah,

megawasi SBSN, dan melakukan tindakan hukum lain untuk

Page 74: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

58

kepentingan pemegang SBSN (investor). Dalam penerbitan SBSN,

perusahaan penerbit SBSN memerlukan adanya Special Purpose

Vehicle (SPV).

SPV adalah badan hukum yang dibentuk memfasilitasi transaksi

alam rangka penerbitan sukuk. SPV didirikan dalam bentuk badan

hukum khusus berdasarkan UU SBSN dan didirikan didalam negeri

dan menjalankan fungsi antara lain; (1) penerbit sukuk, (2) melakukan

transaksi atau perikatan dengan obligor untuk kepentingan obligor, (3)

bertindak sebagai wali amanat utama untuk kepentingan investor, (4)

dapat menunjuk pihak lain sebagai wali amanat pendamping untuk

membantu melaksanakan tugas-tugas SPV sebagai wali utama.

Kegiatan SPV ini akan berakhir dengan sendirinya ketika sukuk telah

jatuh tempo (Soemitra, 2014 : 292-293).

5. Metode dan Mekanisme Penerbitan Sukuk Negara

5.1 Metode Penerbitan Sukuk

Menurut laporan Kementerian Keuangan (2010) dalam Rinaldy

(2015) metode penerbitan sukuk dapat dilakukan dengan beberapa

cara. Sesuai dengan International best practice penerbitan sukuk

dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

a. Bookbuilding

Metode ini dilakukan dengan cara : agen penjual / Joint Lead

Manager yang telah ditunjk mengumpulkan pemesanan

Page 75: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

59

pembelian dalam periode penawaran yang telah ditentukan dan

di catat dalam book order oleh book runner. Metode ini

digunakan untuk penerbitan sukuk Negara ritel, sukuk valas,

dan sukuk domestik lainnya.

b. Lelang

Metode lelang adalah penerbitan dengan mengikutsertakan

Bank Indonesia sebagai agen lelang dan peserta lelang SBSN

yang telah di tunjuk. Dalam metode ini peserta lelang

mengajukan penawaran pembelian dalam suatu periode waktu

penawaran yang telah ditentukan. Metode ini digunakan untuk

penerbitan sukuk domestik.

c. Private Placement

Dalam metode private Placement kegiatan penerbitan dan

penjualan surat berharga dilakukan oleh pihak penerbit kepada

pihak tertentu dengan ketentuan dan persyaratan yang

disepakati bersama. Metode ini digunakan untuk penerbitan

Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI) (Soemitra, 2014 : 291).

5. 2 Mekanisme Penerbitan Sukuk

Dalam mekanismenya, penerbitan sukuk memerlukan

sejumlah asset tertentu yang menjadi objek penjanjian (underlying

asset). Aset tersebut harus bernilai ekonomis, dapat berupa asset

berwujud maupun tidak berwujud, termasuk proyek yang dalam

Page 76: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

60

proses penyerahan. Fungsi asset tersebut sebagai syarat untuk

menghindari riba, penentuan jenis akad dan agar dapat

diperdagangkan di pasar sekunder.

Emiten atau pihak yang akan menerbitkan sukuk harus

terlebih dahulu memenuhi persyaratan, diantaranya bisnis

utamanya halal, memiliki peringkat investasi yang baik, keuangan

yang sehat dan memiliki citra yang baik di mata publik.

Penerbitan sukuk harus terlebih dahulu mendapatkan persyaratan

kesesuaian prinsip syariah untuk meyakinkan investor bahwa

sukuk telah distruktur sesuai dengan syariah. Pengakuan

kesyariahan atau syariah compliance endorsement didapatkan dari

otoritas yang telah ditunjuk atau diakui bersama yakni Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Dalam pembentukan sukuk, minimal terdapat 3 pihak yang

terlibat, yaitu : (1) Obligor atau pihak yang bertindak sebagai

pemilik sah atas asset yang kemudian bertanggung jawab atas

pembayaran imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan

sampai jatuh tempo; (2) Special Purpose Vehicle (SPV) atau

badan yang terpercaya yang bertindak mengeluarkan sertifikat

sukuk; (3) investor atau pihak yang menanamkan modal dalam

instrument sukuk. Pihak ini berhak atas imbalan margin, fee, dan

nilai nominal sukuk sesuai dengan partisipasi masing-masing.

Page 77: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

61

Sekumpulan asset yang dipilih oleh originator/ obligor

untuk dijual kepada SPV berdasarkan kesepakatan bahwa asset ini

nantinya akan disewakan kembali oleh originator (jika akadnya

sukuk ijarah), dengan nilai sewa yang disepakati dan dalam

jangka waktu tertentu asset tersebut akan dibeli kembali dan

dalam jangka waktu tertentu asset tersebut akan dibeli kembali

oleh obligor sesuai harga pasar atau harga yang berlaku. Aset

yang sudah diperjual belikan tidak dibagikan kepada investor tapi

dipercayakan pada SPV untuk disewakan kembali kepada

originator. Adapun hasil sewa akan dibagikan kepada investor

sesuai penyertaan modal masing-masing. Jika telah jatuh tempo,

asset akan di jual kepada originator melalui SPV dan hasil

penjualan asset akan dibayarkan kepada masing-masing investor

sesuai dengan nilai modal awal (Rama, 2015 : 163-164).

6. Pertumbuhan Sukuk Negara (SBSN) di Indonesia

Penawaran perdana sukuk negara (Ishaq Hasibuan, 2016) di pasar

domestik dilakukan pada 26 Agustus 2008 dengan nominal

dimenangkan Rp 4,7 triliun. Pada tahun 2015 sebesar Rp 386, 29

triliun, sedangkan total oustandingnya sebesar Rp 297,58 triliun.

Per 2 Juni 2016 total penerbitan sukuk negara telah mencapai Rp

500,06 triliun dengan outstanding Rp 395,29 triliun. Total

outstanding sukuk negara berdasarkan mata uang didominasi oleh

Page 78: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

62

mata uang rupiah sebesar 67,8% dan mata uang USD sebesar

32,2%. Sedangkan berdasarkan tradabilitynya, sebanyak 85,91%

outstanding Sukuk Negara dapat diperdagangkan dan sisanya

sebesar 14.09% tidak dapat diperdagangkan yakni seri-seri SDHI.

Sebagian besar outstanding sukuk negara memiliki tenor pendek

antara 0 -5 tahun. Hal ini sejalan dengan preferensi kebanyakan

investor syariah yang lebih memilih tenor-tenor pendek. Dan

untuk outstanding SBSN berdasarkan seri yang paling banyak

adalah seri SNI dan PBS (kompasiana.com).

Pertumbuhan sukuk negara (SBSN) menurut laporan Direktorat

Pembiayaan Syariah dari awal penerbitan sampai tahun 2016

dilihat dari nilai emisi dan outstandingnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 : Nilai / Emisi Sukuk Negara tahun 2008 – 2016 (dalam

Triliun Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

IFR 4,7 1,3 6,2 4,6 0,4 - - - -

SR - 5,6 8,0 7,3 13,6 15,0 19,3 22,0 31,5

SNI - 7,0 - 9,0 9,6 17,2 17,7 26,4 33,4

SDHI - 2,7 12,8 11,0 15,3 12,9 4,5 1,0

SPSN - - - 1,3 1,4 11,7 16,2 14,3 17,0

SPNS-NT - - - - - - - 5,1 2,5

PBS - - - - 16,7 9,3 9,4 46,2 19,9

ST - - - - - - - - 2,6

Total 4,7 16,6 27,0 33,3 57,1 53,2 75,5 118,5 179,9

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017 (diolah)

Page 79: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

63

Tabel 4.3 : Total Outstanding SBSN tahun 2008 – 2016 (dalam

Triliun Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

IFR 4,7 5,98 12,13 16,74 17,14 16,59 16,59 11,24 11,24

SR - 5,56 13,59 20,93 28,99 35,92 47,91 56,26 72,79

SNI - 6,11 5,84 14,96 25,47 50,58 62,20 96,57 127,64

SDHI - 2,69 12,78 23,78 35,78 31,53 33,20 36,70 36,70

SPSN - - - 1,32 0,20 8,63 10,74 9,02 7,70

SPNS-NT - - - - 16,71 26,03 35,48 82,72 153,98

PBS - - - - - - - 5,08 -

ST - - - - - - - - 2,59

Total 4,70 20,23 44,34 77,73 124,28 169,29 206,10 297,58 412,63

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017 (diolah)

Adapun untuk tahun 2016 nilai sukuk negara berdasarkan tenornya terbagi

menjadi tiga yakni: 0-5 tahun sebesar 278,62 T (55,7 %); 6-10 tahun sebesar

125,43 T (25,07 %); dan yang lebih dari 10 tahun sebesar 96,10 T (19, 22 %).

Berdasarkan nilai mata uang nilai sukuk negara terdiri dari 33,68 (66,72 %) mata

uang domestik / rupiah; dan sebesar 166,10 T (19,22 %) mata uang aing/ USD.

Selain itu, sukuk negara sebesar 460,78 T (92,14 %) dapat diperdagangkan; dan

sisanya sebesar 39,28 T (7,86 %) tidak rapat diperdagangkan. Terkait nilai sukuk

negara berdasarkan jenis/ seri adalah sebagai berikut (Laporan : Direktorat

Pembiayaan Syariah, 2017) :

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017 (diolah)

PBS SNI SR SDHI SPSN IFR ST

Nilai 194,27 T 166,39 T 67,50 T 36,70 T 22,55 T 10,07 T 2,59 T

Posentase 38,82 % 33,27 % 13,50 % 7,43 % 4,51 % 2,01 % 0,52 %

Page 80: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

64

7. Risiko Pembiayaan dengan Sukuk

Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi

konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar modal.

Risiko-risiko yang dihadapi investor sukuk menurut Chartered

Financial Analyst adalah sebagai berikut (Jarkasih & Aam, 2009 : 7) :

a. Risiko Tingkat Pengembalian (Rate of Return Risk)

Risiko tingkat pengembalian ada pada semua tipe sukuk dengan

pengembalian tetap (fixed rate). Imbal hasil yang mengacu pada

LIBOR atau benchmark konvensional lainnya membuat return pada

sukuk dipengaruhi suku bunga. Sedangkan pada akad mudharabah,

imbal hasil sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang dapat

naik dan turun.

b. Risiko Kredit (Credit Risk)

Risiko kredit pada sukuk ijarah dihadapi oleh investor disebabkan

kegagalan pembayaran (default) atas sewa underlying asset.

Kecenderungan default menjadi lebih besar karena mekanisme

penjadwalan ulang atas hutang dengan imbal hasil/suku bunga lebih

tinggi tidak diperbolehkan dalam hukum Islam. Risiko kredit pada

sukuk harus dinilai secara independen khususnya jika pemberi

pinjaman memiliki alternatif penggantian lain ketika underlying

asset tidak dapat menutupi kerugian yang terjadi.

Page 81: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

65

c. Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Rate Risk)

Risiko nilai tukar dapat terjadi jika return atas

pengelolaanunderlying asset diberikan dalam mata uang asing.

Penerbit dapat menghitung dan memberikan jaminan atas risiko

tersebut dalam rangka melindungi investor dari pergerakan nilai

tukar.

d. Risiko Tingkat Harga (Price/Collateral Risk)

Risiko tingkat harga terjadi ketika spesifikasi aset yang tercermin

pada nilai penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan nilai

pasar sesungguhnya dan laporan atas nilai underlying asset. Sukuk

ijarah paling rentan menghadapi risiko ini karena aset yang

disewakan dapat mengalami depresiasi hingga di bawah harga

pasar. Pengelolaan yang baik atas aset menjadi faktor penting dalam

menghadapi risiko ini.

e. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)

Pertumbuhan pasar sekunder yang lambat membuat investor sukuk

menghadapi risiko likuditas. Kecenderungan membeli dan menahan

(buy and hold) pada mayoritas investor sukuk membuat mekanisme

transfer kepemilikan sukuk tidak efisien. Hal ini terjadi pula pada

Sukuk Salam, dimana aset yang mewadahi kontrak merupakan

komoditas pertanian. Sehingga perdagangan pada sekuritas tersebut

menimbulkan unsur spekulasi. Zero Coupon Sukuk seperti Sukuk

Istisna dan Murabahah juga tidak dapat diperdagangkan di pasar

Page 82: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

66

sekunder karena mirip dengan jual beli hutang (bai ad-dayn) yang

dilarang oleh mayoritas ulama.

f. Risiko Kepatuhan Syariah (Sharia Compliance Risk)

Perkembangan pasar yang pesat memungkinkan adanya struktur

sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan

perhatian atas aturan-aturan syariah pada sukuk dibuat dalam

rangka melindungi investor muslim dari praktek-praktek yang

prinsip-prinsip Islam (Jarkasih & Aam, 2009 : 7 - 8).

Page 83: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

67

BAB V

B. Kebijakan Pemerintah dalam Mengembangkan Sukuk Negara

Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sukuk negara atau

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai instrumen kebijakan fiskal

maupun moneter di Indonesia, terbagi kedalam beberapa bagian.

Kebijakan tersebut diantaranya dalam hal institusi (kelembagaan), regulasi

(UU dan Peraturan), dewan yang menaungi dan mengawasi (DSN-MUI),

dan pengembangan produk :

1. Reksadana Syariah

Secara bahasa, reksadana syariah berasal dari kata reksa yang

berarti kelola atau pelihara, dana yang berarti uang dan syariah yang

artinya aturan-aturan yang sesuai dengan Islam. Jadi reksadana

syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana

dari masyarakat pemodal yang selanjutnya di investasikan dalam

portofolio efek oleh manajer investasi serta sesuai dengan ketentuan

atau peraturan dan hukum yang telah di tetapkan pokok-pokoknya

oleh Allah SWT (Rodoni, 2009 : 79).

Pada akhir tahun 1990-an, pasar keuangan syariah telah

menyadari bahwa pengembangan pasar modal adalah hal yang penting

untuk bertahan dan pertumbuhan ke depan. Pada saat yang sama,

gelombang deregulasi dan liberalisai pasar modal dibeberapa negara

mengarah kepada kerjasama yang erat antara institusi keuangan

syariah dan konvensional untuk menemukan likuiditas dan

Page 84: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

68

manajemen portofolio. Oleh karena itu dilakukan beberapa upaya,

yakni dengan pengembangan efek debt-like dalam bentuk sekuritas

berbasis asset dan pengembangan dana syariah yang mengandung

portofolio sekuritas seperti saham ekuitas, komoditas dan sebagainya.

Reksadana ekuitas syariah menjadi populer di mata investor. Oleh

karena itu, institusi keuangan syariah terus membutuhkan pemasukan

seperti sekuritas tetap dengan level risiko rendah dan sesuai dengan

syariah. Institusi keuangan syariah perlu mengembangkan struktur

maturitas asset mereka melampaui jatuh tempo jangka pendek biasa

yang diberikan oleh instrumen pembiayaan perdagangan. Hal ini

mengarah kepada eksperimen dengan mengeluarkan sekuritas berbasis

asset sesuai syariah yang disebut sukuk, yang memilki karakteristik

risiko/pengembalian yang mirip dengan efek utang konvensional

(Iqbal & Abbas, 2015 : 219).

Di Indonesia, danareksa syariah secara resmi di luncurkan pada

tanggal 3 Juli 1997 oleh PT danareksa Investment Management.

Terbitnya instrumen danareksa syariah ini merupakan langkah awal

perkembangan pasar modal syariah di Indonesia (Hamid, 2009 : 39).

2. Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia adalah dewan

yang dibentuk karena kesadaran akan perlunya sebuah lembaga yang

menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas

Page 85: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

69

lembaga keuangan syariah (LKS). Dewan ini merupakan respon atas

terbitnya reksanadana syariah pada tahun 1997. Adapun

pembentukannya berdasarkan SK No. Kep-754/MUI/II/1999 tentang

Pembentukan Dewan Syariah Nasional MUI. Dewan ini memiliki

tugas dan fungsi antara lain; (1) mengeluarkan fatwa tentag ekonomi

syariah untuk dijadikan pedoman bagi praktisi dan regulator, (2)

menerbitkan rekomendasi, sertifikat, dan syariah approval bagi

lembaga keuangan dan bisnis syariah, dan (3) melakukan pengawasan

asfek syariah atas produk/jasa dilembaga keuangan atau bisnis syariah

(dsnmui.or.id, 2017).

Seiring dengan kebijakan Bapepam LK, sejumlah fatwa DSN-

MUI dan peraturan Bapepam LK (OJK) terkait dengan penerapan

prinsip syariah di pasar modal, DSN-MUI telah menerbitkan 14 fatwa

yang berkaitan dengan produk syariah di pasar modal di Indonesia,

yakni :

a. Fatwa No.20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan

Investasi untuk Reksadana Syariah.

b. Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.

c. Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah

Mudharabah.

d. No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman

Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.

e. Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Page 86: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

70

f. Fatwa No.59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah

Mudharabah Konversi.

g. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah.

h. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Warran Syariah.

i. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN).

j. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan

SBSN.

k. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back.

l. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and

Lease Back.

m. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To

Be Leased.

n. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip

Syariah dalam mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di

Pasar Reguler Bursa Efek (Soemitra, 2014 : 100-101).

Bapepam LK (OJK) telah mengakomodir fatwa DSN-MUI ke

dalam tiga peraturan yang mengatur tentang efek syariah sejak tahun

2006, yaitu peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek

Syariah, Peraturan Nomor IX.A.14 tentang akad yang digunakan

dalam penerbitan efek syariah dan peraturan Nomor II.K.I tentang

Page 87: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

71

Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah. Selain itu, diterbitkan

pula undang-undang yang mengatur tentang SBSN (Surat Berharga

Syariah Negara) yaitu UU No.19 Tahun 2008 (Soemitra, 2014 : 101).

Terbitnya undang-undang ini menjadi awal lahirnya sukuk negara dan

sekaligus menjadi solusi defisit APBN.

3. Jakarta Islamic Indeks (JII)

Jakarta Islamic Indeks (JII) merupakan indeks yang

dikembangkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang bekerja sama

dengan Danareksa Investment Management untuk merespon

kebutuhan informasi yang berkaitan dengan investasi syariah. Jakarta

Islamic Indeks adalah subset dari Indeks Harga Saham Gabungan

diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. JII merupakan penyaringan

(filter) terhadap saham yang listing. Rujukan dalam penyaringannya

adalah fatwa syariah yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional.

Berdasarkan fatwa ini BEJ memilah emiten yang unit usahnya sesuai

dengan syariah. Perbedaan mendasar antara indeks konvensional

dengan indeks Syariah adalah asfek halal dan haram pada produk

maupun mekanisme bisnis emiten.

Menurut Khan (2005) identifikasi perusahaan yang dapat ikut dalam

saham syariah dan dapat masuk pada daftar Jakarta Islamic Indeks

antara lain :

a. Emiten atau perusahaan tersebut tidak berkaitan dengan riba

Page 88: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

72

b. Perusahaan tersebut tidak membuat/ memproduksi barang atau

jasa yang dilarang oleh syariah.

c. Perusahaan tidak mengeksploitasi faktor-faktor produksi alam

secara berlebihan.

d. Perusahaan tidak mempermainkan harga sekehendaknya, dan

perusahaan tersebut tidak menghalangi terjadinya free market.

e. Perusahaan tersebut mempunyai social responsibility yang tinggi

sehingga memiliki kepedulian terhadap ummat.

Ketentuan mengenai kriteria investasi syariah berdasarkan Dewan

Syariah Nasional (DSN), dilihat dari rasio keuangannnya antara lain :

(1) perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atau sumber dana

dari utang tidak lebih dari 30% dari rasio modalnya, (2) pendapatan

bunga yang di peroleh perusahaan tidak lebih dari 15 persen dan (3)

perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutangnya tidak lebih dari

50 persen (Rodoni, 2009 : 72-73).

4. Pasar Modal Syariah

4.1 Definisi dan landasan hukum Pasar Modal Syariah

Membahas mengenai pasar modal syariah, maka kita perlu

mengetahui makna dari pasar modal itu sendiri. Pasar modal

syariah, tumbuh dan berkembang jauh setelah pasar modal ada dan

berkontribusi dalam kehidupan masyarakat.

Page 89: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

73

Pasar modal adalah perdagangan instrumen keuangan (sekuritas)

jangka panjang, baik dalam bentuk modal sendiri (stock) maupun

utang (bonds), baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh

perusahaan swasta (Rodoni, 2009 : 62). Definisi pasar modal

secara luas menurut Dahlan (2004) dalam Soemitra (2014) adalah

pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang

menawarkan dan memerlukan dana jangka menengah dan panjang.

Pengertian lainnya, yakni tempat pertemuan antara penawaran dan

permintaan surat berharga/ tempat bertemunya pihak yang

membutuhkan modal (emiten) dan pihak yang memiliki modal

(investor) untuk melakukan transaksi dalam rangka penggunaan

modal tersebut (Soemitra, 2014 : 82-83).

Pasar modal syariah adalah pasar yang kegiatannya berhubungan

dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang

berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga profesi

yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme

operasionalnya tidak boleh bertentangan dengan hukum muamalat

Islamiyah. Pengertian lainnya dari pasar modal syariah adalah

pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah/ sarana atau

tempat betemunya penjual dan pembeli instrumen keuangan

syariah, dalam transaksinya berpedoman pada ajaran islam, serta

menjauhi hal-hal yang dilarang (Rodoni, 2009 : 62).

Page 90: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

74

4.2 Peran dan Fungsi Pasar Modal Syariah

Alasan adanya pasar modal (Soemitra, 2014) dalam sistem

keuangan yakni kemampuan dalam memindahkan dana dari unit

yang kelebihan dana kepada unit yang kekurangan dana dalam

suatu perekonomian. Pasar modal memfasilitasi serta

mengintermediasi antara emiten dan investor. Namun, secara

teoritis pasar modal menjalankan dua fungsi simultan yakni fungsi

intermediasi ekonomi dan fungsi keuangan.

Fungsi intermediasi ekonomi pasar modal dijalankan dengan

meujudkan pertemuan pihak yang memilki kelebihan dana dengan

pihak yang memerlukan dana. Pasar modal berperan sebagai sarana

bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang

diperoleh dari pasar modal syariah dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-

lain yang sesuai dengan prinsip syariah.

Fungsi keuangan pasar modal dilaksanakan dengan memberikan

kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi

pemilik dana melalui investasi. Pasar modal menjadi sarana bagi

masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan, baik

dalam bentuk saham, obligasi maupun reksadana. Masyarakat

dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan

Page 91: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

75

karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen

(Soemitra, 2014 : 87).

4.3 Regulator Pasar Modal Syariah di Indonesia

Hadirnya pasar modal konvensional (Frederic, 2007) dalam

aktivitas ekonomi yakni karena adanya kebutuhan suatu sistem

yang mampu berperan dalam memindahkan dana-dana yang

langka (investor) kepada pengguna dana (emiten) guna

menumbuhkan dan meningkatkan standar kehidupan yang

dinikmati oleh masyarakat. Adapun pasar modal syariah

(Saepuddin, 2011) muncul di era modern, selain dalam rangka

memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat sebagimana

dijalankan oleh pasar modal konvensional, juga dilatarbelakangi

oleh multifaktor. Sebagian pakar menyebutkan bahwa sistem

keuangan dan pasar modal syariah muncul di era modern sebagai

bentuk perlawanan ideologi atas meluasnya model keuangan dan

perbankan berbasis bunga di negeri-negeri muslim. Sebagian

pakar lain menambahkan adanya motif politik akomodasi dan

motif identitas kultural yang ikut serta mendorong kehadiran

kembali ekonomi dan keuangan syariah di era modern.

Keberadaan multi faktor ini yang mendorong kehadiran kembali

ekonomi dan keuangan syariah di era modern sangat

memungkinkan, karena aktivitas ekonomi umumnya saling

Page 92: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

76

berkaitan dan dipengaruhi oleh faktor politik, hukum, moral, dan

pola ideology para pelakunya (Soemitra, 2014 : 93).

Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir

kebutuhan umat islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi

di pasar modal sesuai prinsip syariah serta untuk menarik minat

investor potensial mancanegara untuk berinvestasi di pasar modal

indonesia (Rodoni, 2009 : 62).

Dalam paradigma integrasi (Muhammad Touriq, 2002), regulator

pasar modal Indonesia berperan memastikan bahwa para pelaku

pasar mampu mengidentifikasi produk dan mekanisme transaksi

yang sesuai dengan kriteria syariah dipasar modal. Dari segi

produk, regulator menelaah produk pasar modal apakah

mengandung unsur riba, gharar, maisir dan hal lainnya yang

dilarang syariah. Regulator tidak akan memasukkan produk yang

melanggar syariah kedalam kategori produk syariah seperti

obligasi berbasis bunga, produk derivatif yang sangat spekulatif

dan gharar yang tinggi dalam kontrak berjangka indeks. Dari sisi

mekanisme transaksi, regulator menelaah dan mengkaji mekanisme

margin trading dan short selling untuk mencermati apakah ada

potensi riba dan spekulasi didalamnya. Payung hukum yang

digunakan oleh produk syariah di pasar modal syariah Indonesia

adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

(UUPM). Pada prinsipnya (Huda & Heykal, 2014) Undang-

Page 93: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

77

Undang ini tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal

dilakukan dengan prinsip syariah atau tidak. Atas dasar ini

dipahami bahwa kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan

sesuai prinsip syariah dan dapat pula dilakukan sesuai dengan

prinsip konvensional (Soemitra, 2014 : 96-97).

Untuk mendukung model kebijakan integrasi produk syariah di

pasar modal Indonesia, Bapepam LK dan DSN-MUI telah

menyepakati empat butir kerjasama yang tertuang dalam nota

kesepahaman tertanggal 14 Maret 2003 dan nota kesepahaman

antara DSN-MUI dengan Self Regulatory Organizations (SROs)

pasar modal Indonesia. Empat butir nota kesempatan Bapepam LK

dan DSN-MUI yaitu : penyusunan peraturan efek syariah di pasar

modal syariah, penelaahan pernyataan pendaftaran penerbitan efek

syariah di pasar modal, pengawasan kepatuhan pemenuhan prinsip

syariah di pasar modal syariah, dan kebijakan dalam

pengembangan produk keuangan syariah di pasar modal (Soemitra,

2014 : 99).

Di Indonesia, penerapan dan operasional pasar modal syariah yakni

diaplikasikan dalam bentuk Jakarta Islamic Index (JII) pada bursa

efek Jakarta. Ditinjau dari segi landasan hukum positif, tidak ada

undang-undang khusus mengenai pasar modal syariah, namun

ketentuannya terdapat dalam keputusan ketua Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam & LK) Nomor :

Page 94: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

78

Kep-130/BI/ 2006 tentang penerbitan efek syariah pada tanggal 23

November 2006. Adapun praktek investasi secara syariah itu

sendiri, sudah berjalan sejak pertengahan 1997 melalui instrumen

pasar modal syariah yaitu reksadana syariah dan obligasi syariah

pada tahun 2002 (Rodoni, 2009 : 63).

4.4 Implementasi Pasar Modal Syariah di Indonesia

Kemunculan lembaga ekonomi dan keuangan syariah di era

modern merupakan kritik umat Islam atas kegagalan ekonomi

konvensional dalam memecahkan masalah ekonomi dan keuangan

manusia modern. Krisis keuangan yang menerpa sistem ekonomi

dan keuangan dunia sejak dua dekade terakhir telah memunculkan

pemikiran semakin perlunya alternatif model intermediasi yang

dapat dijalankan serta mampu memberikan solusi yang lebih baik

bagi masalah ekonomi dan keuangan yang di hadapi (Soemitra,

2014 : 44).

Respon atas kemampuan operasional keuangan syariah

memunculkan dua pilihan pola kebijakan pengembangan produk

syariah dalam sistem keuangan global termasuk pasar modal.

Pertama, pola terpisah (separation) berarti produk syariah yang

dikelola terpisah dengan produk konvensional. Dalam pola ini

kebijakan diarahkan pada pemisahan sistem kliring dan mekanisme

pembayaran, memisahkan infrastruktur syariah dan standar

akuntansi, serta memisahkan regulator dan sistemnya. Pola terpisah

Page 95: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

79

dimana produk syariah dikelola dalam pasar modal dengan struktur

pasar modal nasional yang menjalankan sistem syariah berdasarkan

gagasan universalitas dan kesempurnaan islam dengan

mengandaikan terbentuknya suatu model masyarakat Islam murni,

sehingga prinsip ekonomi dan keuangan islam dapat terwujud

sepenuhnya. Iran, Sudan, dan Pakistan adalah menjalankan pasar

modal syariah secara penuh diatur dalam regulasi negara

didasarkan pada syariat Islam. Kedua, pola integritas (integration)

berarti produk syariah dikelola berdampingan atau parallel

sekaligus berkompetisi dengan produk konvensional. Dalam pola

ini kebijakan diarahkan pada pengembangan produk syariah

dengan batasan-batasan syariah sebagai standar kualitasnya,

menggunakan infrastruktur keuangan konvensional yang sudah

ada. Berbeda dengan pendukung pola komprehensif, sejumlah

pemikir Islam meski mengakui adanya perbedaan ekonomi dan

keuangan syariah dengan ekonomi dan keuangan konvensional,

namun mereka masih membuka pintu bagi interaksi antar ekonomi

dan keuangan syariah dengan konvensional. Ekonomi Islam

memang berbeda dengan ekonomi konvensional secara filosofi dan

epistemology. Namun tidak ada salahnya menerima alat analisis

ekonomi konvensional lewat beberapa modifikasi dalam asumsi

berperilaku. Pendekatan ini disebut dengan pendekatan integrase

parsial bertahap, dimana lebih menekankan pada langkah-langkah

Page 96: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

80

bertahap untuk memodifikasi tatanan social ekonomi modern

menuju idealitas Islam. Dalam hal ini Indonesia dan mayoritas

negara Muslim lainnya menggunakan metode integrasi dalam

pengembangan lembaga ekonomi dan keuangan syariah, dan

termasuk dalam pasar modal syariah (Soemitra, 2014 : 49-53).

5. Obligasi Syariah (Sukuk Korporasi) dan Surat Utang Negara

(SUN)

5.1 Obligasi Syariah (Sukuk Korporasi)

Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya, obligasi syariah

menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

32/DSN/MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga berjangka

panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten

kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten

untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

tersebut, berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar kembali

dana obligasi pada saat jatuh tempo. Di Indonesia, obligasi

konvensional lebih dahulu ada dan berkembang dipasar modal

konvensional, sedangkan obligasi syariah terbit pada tahun 2002.

Obligasi syariah pertama kali diterbitkan oleh PT Indosat Tbk

pada tahun 2002 dengan nilai 175 Miliar, sebagai penyertaan

modal perusahaan (Jarkasih dan Aam, 2009 : 9). Beberapa tahun

kemudian terjadi pergantian istilah obligasi syariah menjadi

Page 97: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

81

sukuk. Pada tahun 2008 terbit UU No.19 tentang sukuk Negara

atau SBSN. Penerbitan instrument ini adalah sebagai salah satu

alternatif pembiayaan deficit anggaran. Kronologi terbitnya

instrument obligasi konvensional, obligasi syariah, dan sukuk

negara dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5.1 : Pengembangan Produk Obligasi - Sukuk

Sumber : Soemitra, 2014 (diolah)

Pada akhir Juli 2008 telah ada 31 penerbitan sukuk korporasi di

Indonesia dengan nilai total 5,1 triliun. Penerbitan sukuk

pertahunnya cenderung fluktuatif. Nilai nominal penerbitan

terbesar terjadi pada tahun 2007 yakni senilai Rp 1.3 triliun dan

2008 senilai Rp 1,5 triliun (Jarkasih dan Aam, 2009 : 9). Berikut

perkembangan sukuk korporasi pada tahun 2002-2008 :

Gambar 5.2 : Nilai Sukuk Korporasi 2002-2008 (dalam Miliar

Rupiah)

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Nilai Sukuk Korporasi

Obligasi

Konvensional

lkl

Obligasi Syariah

(2002)

Sukuk Negara

(2008)

Page 98: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

82

Nilai 175 790 1.624 2.209,4 2.359,4 3.569,4 5.103,4

Emiten 1 7 16 19 19 25 31

Sumber : Jarkasih dan Aam, 2009 (diolah)

Sukuk korporasi meraih 5% dari pasar obligasi keseluruhan dalam

segi besaran nominal dan meraih 10% dari segi jumlah penerbitan.

Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan pangsa pasar perbankan

syariah yakni 1,7% (Jarkasih dan Aam, 2009 : 11). Emiten penerbit

obligasi syariah tersebut berasal dari beragam jenis usaha, mulai dari

perusahaan telekomunikasi, perkebunan, transportasi, lembaga

keuangan, properti, sampai industri wisata.

Berdasarkan akad yang digunakan, penerbitan sukuk korporasi di

Indonesia baru menggunakan akad Mudharabah dan Ijarah. Penerbitan

sukuk pertama kali menggunakan akad mudharabah, akad ini

dianggap paling memenuhi kepatuhan syariah. Akad ijarah pertama

kali digunakan pada tahun 2004 dan sejak saat itu akad ijarah paling

banyak dipakai. Hal ini terkait dengan struktur ijarah yang mampu

memberikan pengembalian tetap (fixed return). Sejalan dengan trend

obligasi konvensional, dimana suku bunga tetap lebih populer

dibandingkan dengan suku bunga mengambang (Jarkasih dan Aam,

2009 : 11-12).

5.2 Surat Utang Negara (SUN)

Menurut UU No. 24 tahun 2002, pasal 1 SUN (Surat Utang Negara)

adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata

uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan

Page 99: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

83

pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa

berlakunya. Selain UU dasar hukum lainnya adalah beberapa

peraturan Menteri Keuangan, seperti Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 66/KMK.01/2003, Peraturan Menkeu Nomor

209/PMK.08/2009, Peraturan Menkeu Nomor 50/PMK.08/2008, dan

peraturan dari Bank Indonesia (BI) terkait dengan peran BI sebagai

agen lelang, registrasi, kliring setelmen SUN dan centralregistrasi

(Nasrullah, 2015 : 54-55).

Tujuan penerbitan SUN yaitu : (1) Membiayai defisit APBN; (2)

Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat ketidaksesuaian antara

arus kas penerimaan dan pengeluaran dari rekening Kas Negara dalam

satu tahun tertentu, (3) Mengelola portofolio utang Negara.

Pemerintah menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan DPR

yang disahkan dalam kerangka pengesahan APBN dan setelah

berkonsultasi dengan BI, kemudian pemerintah berkewajiban

membayar bunga dan pokok saat jatuh tempo, dana untuk membayar

pembayaran bunga dan pokok SUN disediakan dalam APBN

(Direktorat Surat Utang Negara DJPU, dalam Nasrullah; 2015 : 55).

SBSN dan SUN adalah instrumn SBN (Surat Berharga Negara) yang

digunakan pemerintah dalam menutup defisit anggaran selain . Namun

keduanya memiliki perbedaan masing-masing. Adapun perbedaan

SBSN dan SUN adalah sebagai berikut :

Page 100: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

84

Tabel 5.1 : Perbedaan SBSN dan SUN

Sukuk Negara / SBSN Obligasi Negara / SUN

Prinsip Dasar

Surat Berharga yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti

kepemilikan/ penyertaan terhadap Aset

SBSN

Surat Berharga yang merupakan

surat pengakuan utang tanpa

syarat dari penerbit

Underlying Asset Memerlukan underlying asset sebagai dasar

penerbita

Umumnya tidak ada

Fatwa atau Opini

Syariah

Memerlukan Fatwa/Opini Syariah untuk

menjamin kesesuaian sukuk dengan prinsip

syariah

Tidak ada

Penggunaan Dana Sumber pembiayaan APBN, termasuk

Pembiayaan proyek pemerintah

Sumber pembiayaan APBN

Return Imbalan, bagi hasil, margin, capitalgain Bunga, capital gain

Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008

tentang Surat Berharga Syariah Negara

Undang-Undang Nomor 24 tahun

2001 tentang Surat Utang Negara

Sumber : Nasrullah; 2015 (diolah)

6. Kebijakan (Regulasi) Pemerintah dalam Mengembangkan Sukuk

Negara (SBSN)

Indonesia adalah salah satu negara yang aktif dalam

mengembangkan ekonomi syariah baik dari segi keilmuan maupun

lembaga keuangan. Salah satu kebijakan pemerintah dalam

mengembangkan ekonomi syariah terlihat dari salah satu instrumen

keuangan syariah yang diikutsertakan dalam pembiayaan negara.

Sukuk Negara atau SBSN menurut UU No. 19 Tahun 2008 pasal 1

adalah surat berharga negara yang di terbitkan berdasarkan prinsip

syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan aset SBSN baik dalam

Page 101: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

85

bentuk mata uang rupiah ataupun mata uang asing, dimana aset SBSN

adalah Barang Milik Negara.

Dalam praktiknya pelaksanaan dan pengembangan pasar

modal syariah mengikuti pola integritas (integration) dengan

pendekatan integrasi parsial. Produk syariah dikelola

berdampingan atau parallel sekaligus berkompetisi dengan produk

konvensional. Dalam pola ini kebijakan diarahkan pada

pengembangan produk syariah dengan batasan-batasan syariah

sebagai standar kualitasnya, menggunakan infrastruktur keuangan

konvensional yang sudah ada. Ekonomi Islam memang berbeda

dengan ekonomi konvensional secara filosofi dan epistemology.

Namun tidak ada salahnya menerima alat analisis ekonomi

konvensional lewat beberapa modifikasi dalam asumsi berperilaku.

Pendekatan ini lebih menekankan pada langkah-langkah bertahap

untuk memodifikasi tatanan social ekonomi modern menuju

idealitas Islam. Dalam hal ini Indonesia menggunakan metode

integrasi dalam pengembangan lembaga ekonomi dan keuangan

syariah, dan termasuk dalam pengembangan sukuk negara (SBSN)

(Soemitra, 2014 : 49-53).

Sukuk negara mrupakan memodifikasi instrumen keuangan

konvensional yakni Obligasi, Obligasi Negara (SUN) kemudian

dimodifikasi dalam bentuk syariah sehingga terbit surat berharga

dalam konteks syariah, yakni SBSN/ Sukuk Negara.

Page 102: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

86

6.1 Peraturan Pelaksanaan SBSN di Indonesia

Dalam pelaksanaanya, sukuk Negara/ SBSN diatur melalui

beberapa peraturan, diantaranya :

6.1.1 Fatwa Dewan Syariah Nasional-MUI

Salah satu tugas dan fungsi DSN-MUI adalah mengeluarkan

fatwa tentag ekonomi syariah untuk dijadikan pedoman bagi

praktisi dan regulator. Maka dalam pelaksanaanya, SBSN

didasarkan atas fatwa DSN-MUI sebagai berikut :

a. Fatwa No. 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara (SBSN).

b. Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode

Penerbitan SBSN.

c. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and

Lease Back.

d. Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah

Sale and Lease Back.

e. Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah

Asset To Be Leased (Soemitro, 2014 : 297).

6.1.2 Opini Dewan Syariah nasional-MUI

Selain mengeluarkan fatwa terkait pelaksanaan SBSN, DSN-

MUI juga mengeluarkan opini-opini sebagai berikut :

a. No. B-266/DSN-MUI/VIII/2008 tentang Opini atas

Penerbitan SBSN seri IFR-0001.

b. No. B-118/DSN-MUI/III/2009 tentang Opini atas

Penerbitan SBSN dengan Metode Private Placement

Page 103: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

87

dengan Akad Ijarah al-Khadamat atas Pelayanan Haji

dengan nama Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI).

c. No. B-273/DSN-MUI/VIII/2009 tentang Opini atas

Penerbitan SBSN dengan Metode lelang ijarah.

d. No. B-373/DSN-MUI/X/2009 tentang Opini atas

Penerbitan SBSN dengan Metode Lelang Ijarah Sale

and Lease Back yang menggunakan barang milik

negara sebagai objek ijarah.

e. No. B-021/DSN-MUI/I/2010 tentang Opini atas Skema

dan Objek Ijarah Sukuk Ritel Seri 002 dengan Metode

Penjualan Bookbuilding.

f. No. B-036/DSN-MUI/I/2011 tentang Opini atas Skema

dan Objek ijarah Sukuk Ritel Seri 003.

g. No. B-210/DSN-MUI/VI/2011 tentang Opini atas

Penerbitan SBSN Berbasis Proyek (project based

sukuk).

h. No. B-250/DSN-MUI/VII/2011 tentang Opini atas

Penerbitan Surat Perbendaharaan Negara Syariah

dengan akad ijarah sale and lease back.

i. No. B-077/DSN-MUI/II/2012 tentang Opini atas

Skema dan Objek Ijarah Sukuk Ritel Seri 004

(Soemitro, 2014 : 296).

Page 104: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

88

6.1.3 Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Menteri Keuangan

(PMK)

Terkait pelaksanaan SBSN, Pemerintah dan Menteri Keuangan

mengeluarkan peraturan sebagai berikut :

a. PP No. 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara.

b. PP No. 57 Tahun 2008 tentang Pendirian Perusahaan

Penerbit Surat Berharga Syariah Negara Indonesia.

c. PP No. 67 Tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia I.

d. PP No. 51 Tahun 2010 tentang Perusahaan Penerbit

Surat Berharga Syariah Negara Indonesia II.

e. PP No. 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek

melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

f. PMK No. 218/PMK/2008 tentang Penerbitan dan

Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar

Perdana Dalam Negeri.

g. PMK No. 118/PMK.08/2008 tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN Ritel dengan Cara Bookbuilding di

Pasar Perdana Dalam Negeri.

h. PMK No. 152/PMK.08/2008 tentang Penerbitan SBSN

dalam Valuta Asing di Pasar Perdana Internasional.

Page 105: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

89

i. PMK No.5/PMK.08/2012 tentang Penerbitan dan

Penjualan SBSN di Pasar Perdana Dalam Negeri

dengan Cara Lelang.

j. PMK No. 75/PMK.08/2009 tentang Penerbitan dan

PenjualanSBSN dipasar Ritel dengan cara Penempatan

Langsung (private placement) di Pasar Perdana Dalam

Negeri.

k. PMK No. 129/PMK.08/2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan No.125/PMK.08/2008.

l. PMK No. 129/PMK.08/2011 tentang Penggunaan

Proyek sebagai Dasar Penerbitan SBSN (Soemitra,

2014 : 291).

Page 106: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

90

BAB VI

C. Kontribusi Sukuk Negara terhadap Utang Luar Negeri Indonesia

1. Defisit Anggaran dalam APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan

rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang di setujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). APBN berisikan daftar sistematis

dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran

negara dalam satu tahun anggaran yang terhitung sejak 1 Januari

sampai 31 Desember setiap periodenya (Anjari, 2014 : 25). Di

Indonesia pendapatan negara terbagi menjadi dua sumber, yakni

pendapatan yang berasal dari Pajak dan Pendapatan Negara Bukan

Pajak (PNBP). Berdasarkan laporan Kementian Keuangan Indonesia,

Pendapatan Negara periode 2012-2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 6.1 : Sumber & Total Pendapatan Negara periode 2012-2016 (dalam

Triliun Rupiah)

Sumber : Kementerian Keuangan RI, APBN 2016 (Diolah)

Dari tabel diatas terlihat untuk periode 2016, pajak menyumbang

75 % terhadap total pendapatan, kepabeanan dan cukai 10 % dan PNBP &

No. Tahun Pajak Kep.& Cukai Hibah PNBP Total

1 2012 835,5 144,7 5,8 351,8 1.338,1 T

2 2013 921,4 156,0 6,8 354,8 1.438,9 T

3 2014 985,1 161,7 5,1 398,7 1.550,6 T

4 2015 1.294,3 195,0 3,3 269,1 1.761,6 T

5 2016 1.360,2 186,5 2,0 276,8 1.822,5 T

Page 107: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

91

hibah 25 %. Adapun untuk belanja negara, terbagi menjadi tiga; belanja

pemerintah pusat, transfer ke daerah, dan pembiayaan; baik dalam maupun

luar negeri. Selain itu dalam pelaksanaannya, pemerintah menggunakan

kebijakan defisit anggaran. Kebijakan tersebut diarahkan untuk

memperkuat stimulus fiskal yang di arahkan untuk meningkatkan kafasitas

produksi dan penguatan daya saing dengan tetap mengendalikan risiko dan

menjaga kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang

(Kementerian Keuangan RI, 2016: 40).

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2017 di

Indonesia, target pendapatan negara ditetapkan sebesar Rp 1.750,3 triliun

yang terdiri atas; (1) pajaksebesar Rp 1.498,9 triliun; (2) Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 250,0 triliun, dan (3) Penerimaan

Hibah sebesar Rp 1,3 triliun. Pada sisi belanja negara disepakati sebesar

Rp 2.080,5 triliun, yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp

1.315,5 triliun, dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 764,9

triliun. Belanja Pemerintah Pusat terdiri atas belanja Kementerian

Negara/Lembaga sebesar Rp 763,6 triliun dan belanja Non Kementerian

Negara/Lembaga sebesar Rp 551,9 triliun. Adapun besaran defisit yang

masih berada dalam batas sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

yaitu sebesar Rp 330,2 triliun atau 2,41% terhadap Produk Domestic Bruto

(PDB). Defisit APBN tahun 2017 tersebut direncanakan akan dibiayai

dengan pembiayaan anggaran sebesar Rp 330,2 miliar (Jaelani, 2007 : 2).

Page 108: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

92

Berikut laporan Defisit anggaran oleh Kementerian Keuangan RI periode

2012-2016 :

Tabel 6.2 : Defisit APBN periode 2012-2016 (dalam Triliun Rupiah)

No. Tahun Defisit APBN

(Triliun Rp. )

Defisit LKPP

(Triliun Rp.)

Defisit LKPP (%

terhadap PDB)

Defisit APBN ( %

terhadap PDB)

1 2012 190,1 153,3 1,86 2,23

2 2013 224,2 209,5 2,24 2,38

3 2014 241,5 216,7 2,30 2,40

4 2015 222,5 - - 1,90

5 2016 273,2 - - 2,15

Sumber : Kementerian Keuangan RI, APBN 2016 (Diolah)

Dari total pendapatan/ penerimaan negara yang diperoleh setiap

tahunnya, anggaran tersebut mengalami defisit yang cukup tinggi,

meskipun pada periode 2015 jumlahnya menurun, namun di tahun 2016

mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar 273,2 Triliun atau

sekitar 2,15 % dari PDB. Defisit tersebut disikapi dengan mengambil

beberapa alternatif kebijakan pembiayaan. Lebih Jelasnya dapat dilihat

dari bagan berikut :

Gambar 6.1 : Anternatif Pembiayaan Defisit APBN oleh Pemerintah

Instrumen Pembiayaan APBN

Surat Berharga Negara (SBN) Pinjaman

Surat Utang

Negara

(SUN)

Pinjaman/

Utang Luar

Negeri

Pinjaman

Dalam Negeri

Surat Berharga

Syariah Negara

(SBSN)

Page 109: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

93

Sumber : Sukuk Negara, Kompasiana.com (diolah)

Dari gambar tersebut terlihat dua langkah kebijakan yang dilakukan oleh

pemerintah sebagai instrumen pembiayaan atas defisit anggaran dalam

APBN, kebijakan tersebut terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara

(SBN), dan melakukan pinjaman. Surat Berharga Negara itu sendiri terdiri

dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN). Sedangkan pinjaman pemerintah, bersumber dari pinjaman dalam

negeri maupun pinjaman/ utang luar negeri.

2. Utang Luar Negeri Indonesia

2.1 Definisi Utang Luar Negeri

Indonesia adalah salah satu negara anggota ASEAN dan termasuk

kedalam kategori negara berkembang. Salah satu permasalahan yang

dialami oleh negara berkembang dalam mencapai pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi yakni keterbatasan sumber daya yang di miliki.

Dalam menghadapi keterbatasan tersebut, salah satu alternatif yang

dilakukan yakni dengan pembiayaan/ pinjaman yang berasal dari

dalam maupun luar negeri.

Pinjaman luar negeri atau lebih dikenal dengan Utang Luar Negeri

(ULN) adalah semua pinjaman yang menimbulkan kewajiban

membayar kembali terhadap pihak luar negeri dalam valuta asing

maupun dalam bentuk rupiah atau pinjaman dalam negeri yang

menimbulkan kewajiban membayar kembali terhadap pihak luar negeri

Page 110: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

94

(Al Maulidi, 2013 : 20). Selain itu, utang luar negeri dapat juga

didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di

suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident)

(Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, 2016).

2.2 Faktor Pendorong Utang Luar Negeri

Menurut Basri (2003) dalam Rowland (2013), menyebutkan bahwa

terdapat dua faktor yang menjadi motivasi dan landasan bantuan luar

negeri dari negara pendonor terhadap negara debitor, yakni motivasi

politik (political motivation) dan motivasi ekonomi (economic

motivation). Kedua faktor ini memiliki keterkaitan yang sangat erat

satu sama lainnya (Rowland, 2013 : 356).

Pemanfaatan utang luar negeri sebagai alternatif pembiayaan

pembangunan/ pertumbuhan ekonomi merupakan suatu yang tidak

terpisahkan dari pembangunan ekonomi dan sosial, baik dinegara maju

maupun negara berkembang. Faktor politik pemanfaatan utang luar

negeri teraplikasi dalam bentuk pembangunan kembali perekonomian

negara-negara Eropa Barat pasca perang Dunia II pada dekade 1950-an

melalui bantuan/pinjaman luar negeri. Mungkin jika tidak adanya

bantuan/pinjaman dari luar negeri beberapa negara yang kalah perang

seperti Jepang dan Korea selatan, tidak akan maju seperti sekarang ini

(Tambunan, 2013 : 1).

Adapun faktor ekonomi tercermin dalam 4 argumen penting yakni

(Rowland, 2013 : 356 - 357 ) :

Page 111: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

95

a. adanya two gap model, dimana negara-negara berkembang

kekurangan dalam mengakumulasi tabungan domestik sehingga

tidak mampu memenuhi kebutuhan investasi untuk memicu

pertumbuhan ekonomi. Dan di sisi lain, kekurangan yang di alami

negara-negara bersangkutan dalam memenuhi nilai tukar asing

untuk membiayai kebutuhan impor itulah yang memacu

pengambilan kebijakan utang luar negeri.

b. Memfasilitasi dan mempercepat proses pembangunan dengan cara

meningkatkan pertambahan tabungan domestik sebagai akibat dari

pertumbuhan yang lebih tinggi. pertumbuhan tersebut akan

berkorelasi positif terhadap negara maju.

c. Technical assistance atau transfer sumber daya manusia tingkat

tinggi kepada negara-negara penerima bantuan. Hal ini untuk

menjamin aliran dana yang masuk dapat digunakan secara efisien

agar memicu pertumbuhan ekonomi

d. Absorptive capacity yakni dalam bentuk apa dana tersebut di

gunakan. terlepas faktor-faktor diatas ada faktor pendorong dan

penarik (push and pull factor) yang menentukkan terjadinya

perpindahan modal dari negara maju ke negara berkembang. dua

faktor ini merupakan perpaduan antara motif ekonomi dan politik

yang menjadi pertimbangan utama investor rasional (Rowland,

2013 : 356 - 357 ).

2.3 Jenis Utang Luar Negeri

Page 112: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

96

Utang luar negeri dapat dibedakan kedalam beberapa

bentuk/ jenis berdasarkan klasifikasi syarat pengembalian, negara

pemberi pinjaman maupun berdasarkan ekonomi. Adapun

klasifikasinya adalah sebagai berikut (Rowland, 2013 : 360 - 361) :

2.3.1 Pinjaman dengan Syarat Pengembalian.

Pinjaman ini terbagi menjadi tiga jenis, yakni (1) hadiah /

grant : bantuan luar negeri yang tidak bersyarat

pengembalian atau pelunasannya kembali; (2) pinjaman

lunak : pinjaman dengan syarat yang sangat ringan, dimana

jangka aktu pengembaliannya antara 20-30 tahun dan

tingkat bunga antara 0 - 4,5 persen pertahun; (3) pinjaman /

kredit ekspor : kredit yang diberikan oleh negara

pengekspor dengan jaminan tertentu untuk meningkatkan

ekspor dengan jangka waktu pengembalian antara 7 – 15

tahun dan tingkat bunga antara 4 – 8,5 persen; (4) kredit

komersial : kredit yang dipinjamkan oleh bank dengan

tingkat bunga dan lain-lain sesuai perkembangan pasar

internasional.

2.3.2 Pinjaman Berdasarkan Negara Pemberi Pinjaman.

Pinjaman jenis ini terdiri dari (1) pinjaman/ kredit bilateral :

pinjaman luar negeri yang berasal dari pemerintah suatu

negara melalui suatu lembaga atau lembaga non keuangan

yang ditunjuk oleh pemerintah bersangkutan untuk

Page 113: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

97

memberikan pinjaman (Kemenkeu dan BI, 2016); (2)

pinjaman/ kredit multilateral : bantuan/ kredit yang berasal

dari gabungan beberapa negara atau organisasi seperti

peserta IBRD, IDA, UNDP, ADB dan sebagainya dengan

syarat pengembalian sesuai perjanjian negara yang

bersangkutan.

2.3.3 Pinjaman Menurut Kategori Ekonomi, Barang / Jasa.

Pinjaman jenis ini terdiri dari : (1) bantuan program :

bantuan berupa program seperti pendidikan, kesehatan atau

kebudayaan dalam bentuk tunai atau devisa kredit; (2)

bantuan proyek : bantuan yang diperoleh untuk pembiayaan

dan pengadaan barang/ jasa pada proyek-proyek

pembangunan yang dapat berupa peralatan-peralatan,

barang-barang atau jasa; (3) bantuan teknik : bantuan

berupa pengiriman tenaga ahli dari luar negeri atau tenaga-

tenaga Indonesia yang dilatih di luar negeri (Rowland, 2013

: 360 - 361)

2.4 Sejarah dan Perkembangan ULN Indonesia

Perkembangan utang luar negeri Indonesia di pengaruhi

oleh sistem politik danpemerintahan Indonesia itu sendiri, yakni

dapat dibedakan menjadi 3 periode. Periode pertama di awal

pemerintahan yakni tahun 1945-1965 dikenal dengan orde lama,

Page 114: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

98

setelah itu Indonesia memasuki masa transisi politik dan

pemerintahan dari orde lama ke pemerintahan orde baru yakni

tahun 1965-1998. Melewati fase orde baru Indonesia sampai pada

era reformasi yakni tahun 1998- sekarang. Adapun sejarah dan

perkembangan utang luar negeri Indonesia adalah sebagai berikut

(Tambunan, 2008) :

2.4.1 Utang Luar Negeri pada Masa Orde Lama

Peran utang luar negeri dalam perekonomian Indonesia

telah dimulai sejak masa Orde Lama, yakni yang di dapat dari

negara-negara barat dan sebagian besarberasal dari negara-

negara komunis seperti Uni Soviet, Polandia, Jerman Timur,

Hongaria dan Cina (Tambunan, 2008 : 5-7). Meskipun pada

masa ini Indonesia menerapkan sisten non-Blok, namun pada

praktiknya pemerintahan pada saat itu yang di pimpin oleh

Presiden Soekarno lebih condong dan dekat kepada negara-

negara komunis. Pada orde ini, keadaan politik dalam negeri

masih belum stabil dan banyak terjadi pemberontakan dari

dalam maupun luar negeri. Selain itu, penggunaan atau

pemanfaatan utang luar negeri belum dilakukan secara produktif

dan efisien karena pinjaman tersebut banyak digunakan untuk

proyek maupun program pembangunan mercusuar. Fokus

pemerintah pada masa itu lebih kepada memperkokoh

kedaulatan negara serta memperkenalkan Indonesia pada

Page 115: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

99

penduduk dunia.Pembangunan perekonomian rakyat harus

berdasarkan koperasi dan arah pembangunan ditujukan untuk :

membebaskan negara dari segala kekurangan, kemiskinan,

keterbelakangan diberbagai bidang kehidupan dan menjaga

pengakuan kedaulatan bangsa; serta merumuskan pembangunan

perekonomian dan dengan semangat koperasi yang di susun

sebagai usaha bersama atas dasar kekeluargaan dalam rangka

mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila dan UUD 1945 (Mustopadidjaja, 2012 : 16-17).

Pada masa ini pemerintah sangat berhati-hati dan

menerapkan persyaratanyang ketat terhadappinjaman luar

negeri. Persyaratan tersebut diantaranya : negara pemberi

pinjaman tidak boleh mencampuri urusan politik dalam negeri,

sukuk bunga rendah sekitar 3 - 3,5 persen pertahun dan jangka

aktu pengembalian yang relatif lama sekitar 10-20 tahun untuk

keperluan industri sedangkan untuk keperluan pembangunan

infrastruktur jangka waktu pengembaliannya lebih panjang lagi.

Utang luar negeri Indonesia pada tahun 1950 tercatat sekitar 7,8

miliar dollar AS yang terdiri dari 4 miliar dollar AS utang

warisan Hindia Belanda dan 3,8 miliar dollar AS utang baru

pemerintah. Pada masa ini yang melakukan pinjaman luar negeri

hanya pemerintah karena pihak swasta masih belum

berkembang (Tambunan, 2008 : 280-281).

Page 116: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

100

2.4.2 Utang Luar Negeri pada Masa Orde Baru

Setelah terjadi transisi politik pada tahun 1965, diikuti

dengan pergantian pemerintahan dari orde lama kepada

pemerintahan orde baru yang di pimpin oleh Soeharto. Pada

masa ini terjadi transisi pemerintahan sekaligus perubahan

mengenai utang luar negeri baik dari segi kebijakan sumber

pinjaman maupun pemanfaatan. Jika pada masa orde lama utang

luar negeri di dominasi dari negara komunis, maka pada masa

orde baru Indonesia anti komunis dan sepenuhnya tergantung

pada pinjaman negara-negara barat seperti Jepang, Bank Dunia,

dan Lembaga Moneter Internasional (IMF). Perbedaan orientasi

Presiden Soeharto didasarkan pada pemikiran pragmatis bahwa

pinjaman dari negara-negara barat lebih potensial dan lebih

memberikan keuntungan dari pada pinjaman dari blok komunis,

terlebih setelah peristiwa gerakan 30 September (G30 S)

pemerintah lebih berhati-hati berurusan dengan negara-negara

komunis (Tambunan, 2008 : 7).

Penyelenggaraan negara dan pembangunan bangsa pada

periode ini memasuki era stabilitasi dan rehabilitasi serta

terfokus pada upaya mengatasi kemerosotan perekonomian

periode sebelumnya yakni dengan beberapa langkah strategis

untuk mengatasi kesulitan ekonomi dan keuangan, dengan

upayapenataan kembali kelembagaan negara sesuai dengan

Page 117: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

101

konstitusi yang dilandasi konsep demokrasi politik serta

persiapan-persiapan pembangunan masyarakat adil makmur

berdasarkan pancasila dan UUD 1945 (Mustopadidjaja, 2012 :

116-117).

Pada masa pemerintahan Soeharto, pemakaian pinjaman

luar negeri diprioritaskan untuk renovasi dan pembangunan

infrastruktur fisik maupun non fisik, seperti pembangunan

fasilitas dan sistem transportasi, sektor kesehatan, pembangkit

dan jaringan listrik, fasilitas telekomunikasi, irigasi teknis,

pelabuhan laut dan udara (Tambunan, 2008 : 8).

Dalam perkembangannya, pada masa ini utang luar negeri

tidak hanya digunakan untuk pembangunan sarana dan

prasarana, akan tetapi juga digunakan untuk pengembangan

industri manufaktur. Pada awalnya industri tersebut hanya

diorientasikan untuk menggantikan barang-barang impor,

namun kemudian berkembang pada orientasi ekspor.

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi atas bantuan dana

dari luar negeri pada masa ini berjalan sangat pesat. Irigasi

teknis dan program intensifikasi padi meningkatkan

produktivitas disektor pertanian dan mengantarkan Indonesia

pada tercapainya swasembada beras pada tahun 1985

(Tambunan, 2008 : 9).

Page 118: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

102

Jika pada era Soekarno pemerintah memberikan peraturan

dan persyaratan yang cukup ketat terhadap pinjaman dari luar

negeri, maka pada era Soeharto peraturan serta persyaratan

tersebut lebih longgar. Sikap pemerintah yang sangat terbuka

terhadap pinjaman dari luar negeri didorong oleh dua faktor,

yakni pemerintah menganggap utang luar negeri sebagai salah

satu langkah tepat untuk memutus dan menekan jumlah

kemiskinan melalui pembangunan besar-besaran dan perlunya

utang luar negeri dalam pengembangan industri dan

perusahaan-perusahaan swasta. Hal ini berakibat pada

membengkaknya utang luar negeri Indonesia (Tambunan, 2008

: 281). Berikut utang luar negeri Indonesia periode 1981-1998

berdasarkan ADB database dalam juta dollar AS.

Gambar 6.2 : Perkembangan ULN Indonesia pada masa orde

baru (juta dollar AS)

Sumber : ADB database dalam Tambunan, 2008 (diolah).

Page 119: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

103

2.4.3 Utang Luar Negeri pada Masa Reformasi - Sekarang

Setelah terjadi krisis ekonomi tahun 1997/1998 kebiasaan

membiayai pembangunan dengan utang luar negeri terus

dilanjutkan oleh pemerintahan pasca kabinet Soeharto (Tambunan,

2008 : 10). Hal ini disebabkan sudah membengkaknya utang luar

negeri yang diwariskan oleh orde baru, sehingga pemerintah dan

rakyat harus menanggung beban tersebut. Menurut Joedo, 2004

dalam Tambunan (2008), besarnya akumulasi utang luar negeri

yang diwariskan oleh pemerintah orde baru, memaksa pemerintah

mengatur secara khusus dan mengubah paradigma mengenai

penanganan pinjaman luar negeri yang tertuang dalam Garis Besar

Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004. Kebijakan pemerintah

ditekankan untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar

negeri (Tambunan, 2008 : 265).

Berikut jumlah utang luar negeri Indonesia periode 1999-2004

dalam juta dollar AS.

Gambar 6.3 : Utang Luar Negeri Indonesia Periode 1999-2004

Page 120: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

104

Sumber : ADB database dalam Tambunan, 2008 (diolah).

Permasalahan utang luar negeri Indonesia pada masa

pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dirasa

masih sangat berat. Menurut Kusfiardi (2008) dalam Rowland

(2013), menyatakan bahwa pada tahun 2004 pemerintah harus

mengalokasikan dana sebesar 9,032 miliar dollar AS untuk cicilan

pokok dan bunga utang luar negeri. Pengalokasian dana tersebut,

menggerus pendapatan nasional dan merugikan keuangan negara.

Namun pada periode ini juga, upaya mengurangi ketergantungan

pada utang luar negeri dilakukan dengan serius (Tambunan, 2008 :

10-11).

Menurut data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia

dalam Rowland (2013) menyatakan bahwa pada tahun 2005

outstanding utang luar negeri Indonesia sebesar 80,072 miliar

dollar AS. Kemudian pada tahun 2006, utang luar negeri

pemerintah yang disanggupi oleh Colsultative Group on Indonesia

(CGI) sebesar 26.069,70 miliar dollar AS, yang terdiri dari

10.147,70 miliar dollar AS utang bilateral dan 15.922,00 miliar

dolar AS utang multilateral. Pemerintah pada akhirnya

memutuskan mengembalikan pinjaman siaga dari Dana Moneter

Internasional (IMF) dan membubarkan CGI, namun jumlah

outstanding utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan

yakni pada triwulan 1 tahun 2008 menjadi 87.159 miliar dollar AS.

Page 121: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

105

Kemudian dalam APBN perubahan 2008, pemerintah

mengalokasikan dana sebesar Rp 92,242,7 triliun untuk

pembayaran utang luar negeri dan pada tahun 2009 sebesar Rp

94,891,4 triliun (Rowland, 2013 : 409). Kemudian untuk jumlah

utang luar negeri Indonesia, berdasarkan laporan Kementrian

Keuangan dan Bank Indonesia pada tahun 2010 sebesar 202.413

juta USD dan tahun 2011 sebesar 252.364 juta USD. Berikut

perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia periode 2004 –

2009 dalam juta USD.

Gambar 6.4 : Utang Luar Negeri Indonesia periode 2004 - 2009

Sumber : Kemenkeu RI dan Bank Indonesia, 2010 (diolah)

Jika pada masa orde lama utang luar negeri Indonesia

hanya terdiri dari utang pemerintah, kemudian pada masa orde baru

utang luar negeri terdiri dari utang pemerintah dan pihak swasta,

maka pada masa setelah reformasi pemerintah menyusun dan

melaporkan perkembangan utang luar negeri Indonesia melalui

0

50

100

150

200

2004 2005 2006 2007 2008 2009

ULN

Pemerintah BI Swasta

Page 122: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

106

laporan statistik utang luar negeri Indonesia oleh Kementerian

Keuangan RI dan Bank Indonesia secara terperinci.

Berdasarkan kelompok peminjam, utang luar negeri

Indonesia terbagi menjadi tiga (Kementerian Keuangan RI dan

Bank Indonesia, 2017), yakni utang luar negeri pemerintah, utang

luar negeri bank sentral dan utang luar negeri swasta .

Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki

oleh pemerintah pusat, yang terdiri dari utang bilateral, multilateral,

fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan Surat Berharga

Negara (SBN) yang diterbitkan didalam maupun diluar negeri dan

dimiliki oleh bukan penduduk.

Utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimilki

oleh Bank Indonesia yang diperuntukkan dalam rangka mendukung

neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu utang yang

dimiliki Bank Indonesia kepada pihak bukan penduduk yang telah

menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan

utang dalam bentuk kas maupun simpanan serta kewajiban lainnya

kepada bukan penduduk.

Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk

kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah

berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian

lainnya, dalam bentuk kas maupun simpanan bukan penduduk dan

kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri

Page 123: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

107

swasta terdiri dari utang bank dan non bank (Kementerian

Keuangan RI dan BI, 2017). Berikut laporan perkembangan Utang

Luar Negeri Indonesia periode 2010-2016 berdasarkan kelompok

peminjam:

Tabel 6.3: Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia periode 2010-2016

berdasarkan kelompok Peminjam (dalam Juta USD).

Peminjam 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Pemerintah dan Bank Sentral

1.1 Pemerintah

1.2 Bank Sentral

118.631

106.867

11.764

118.642

112.427

6.215

123.736

114.294

9.932

123.548

114.294

9.255

129.736

123.806

5.930

142.608

137.396

5.212

154.480

150.958

3.521

2. Swasta

2.1 Bank

2.2 Bukan Bank

2.2.1 LKBB

2.2.2 PKBB

83.789

14.382

69.407

3.575

65.833

106.732

18.466

88.266

6.103

82.162

126.245

23.018

103.228

7.713

95.515

142.561

24.431

118.130

7.947

110.183

163.592

31.673

131.920

10.149

121.771

167.445

31.925

135.520

11.247

124.357

161.543

29.104

132.440

10.257

122.183

TOTAL 202.413 225.375 252.364 266.109 293.328 310.053 316.023

Sumber : Kemenkeu RI dan Bank Indonesia, 2017 (Diolah)

Gambar 6.5 : Utang Luar Negeri Indonesia Periode 2010-2016

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

ULN

Pemerintah BI Swasta

Page 124: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

108

Sumber : Kemenkeu RI dan Bank Indonesia, 2017 (Diolah)

Dari data tersebut terlihat utang luar negeri Indonesia mengalami

kenaikan secara signifikan, baik dari pihak Pemerintah, Bank Indonesia,

maupun pihak swasta. Pada akhir tahun 2016 terlihat utang Bank

Indonesia dan swasta mengalami penurunan, namun nilai utang

pemerintah konsisten meningkat, sehingga secara total keseluruhan utang

luar negeri Indonesia setiap tahunnya semakin mengalami peningkatan.

Berikut perkembangan utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan

periode 2010 – 2016 (dalam Juta USD).

Gambar 6.6 : Utang Luar Negeri Indonesia secara Keseluruhan Periode

2010 – 2016 ( Juta USD)

Sumber : Kemenkeu dan Bank Indonesia, 2017 (diolah).

Selain itu, utang luar negeri Indonesia juga dilihat berdasarkan

klasifikasi sektor ekonomi dan sumber pinjaman/ kreditor. Sektor ekonomi

0

50

100

150

200

250

300

350

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

ULN

Page 125: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

109

masing-masing memiliki kebutuhan dalam jumlah dan porsentase yang

berbeda-beda. Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan RI dan Bank

Indonesia (2016) utang luar negeri Indonesia terbagi kedalam 10 sektor.

Pengklasifikasian tersebut di susun berdasarkan sektor ekonomi yang

digunakan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam mencatat Produk Domestik

Bruto. Berikut daftar utang luar negeri Indonesia periode 2012-2016

berdasarkan sektor ekonomi :

Tabel 6.4 : Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Sektor

Ekonomi (dalam juta USD)

No Sektor 2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian, peternakan,

perikanan & kehutanan

7.533 8.862 9.279 9.677 7.719

2 Pertambangan & penggalian 21.074 27.544 27.234 25.818 25.525

3 Industri pengolahan 27.180 30.135 33.346 34.351 34.577

4 Listrik, gas & air bersih 21.946 21.270 22.123 22.909 22.777

5 Bangunan 12.206 10.766 9.875 9.283 9.200

6 Perdagangan, hotel & restoran 7.111 8.145 9.923 10.154 9.949

7 Pengangkutan & komunikasi 12.161 12.423 13.652 13.934 14.153

8 Keuangan, persewaan & jasa

perusahaan

107.869 113.754 134.809 152.799 161.070

9 Jasa-jasa 17.766 18.274 18.781 18.602 18.395

10 Sektor lain 17.518 14.937 14.305 13.292 12.658

Total 252.364 266.109 293.328 310.819 316.023

Sumber : Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia, 2017 (Diolah)

Page 126: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

110

Adapun Utang Luar Negeri Indonesia berdasarkan sumbr/ kreditornya

terbagi kedalam beberapa bagian, rinciannya dapat dilihat dalan tabel

berikut :

Tabel 6.5 : Utang Luar Negeri Indonesia Berdasarkan Kreditor (dalam juta USD)

2012 2013 2014 2015 2016

Negara Pemberi Pinjaman :

Amerika

Australia

Austria

Belanda

Belgia

Hongkong

Inggris

Jepang

Jerman

Korea Selatan

Prancis

Singapura

Spanyol

Swiss

Tiongkok

Amerika lainnya

Eropa lainnya

Asia lainnya

Afrika

Oceania

Sindikasi Negara-negara

153.555

10.718

1.463

1.045

13.982

969

3.955

3.109

40.026

3.577

3.089

3.126

42.288

445

1.193

5.060

3.422

4.541

4.821

766

52 1

5.908

163.122

10.102

1.270

1.032

13.116

1.024

4.820

4.641

32.826

3.388

4.841

3.062

49.830

421

1.586

6.158

3.875

5.116

6.238

737

57

8.883

176.826

11.663

1.328

812

11.705

869

6.725

5.491

30.463

3.225

5.747

3.164

60.454

383

1.264

7.869

3.945

4.961

8.010

943

85

7.722

178.370

10.257

1.385

619

10.951

792

7.841

4.510

31.340

3.489

6.232

3.033

58.213

438

996

13.660

3.580

4.724

7.737

1.035

58

7.479

171.801

10.640

1.541

519

9.091

660

8.039

3.474

31.287

3.484

6.423

3.169

54.261

458

1.335

14.289

2.495

4.786

7.926

762

61

7.100

Organisasi Internasional :

ABD

IBRD

IDA

IDB

IFAD

IMF

NIB

EIB

Lainnya

27.413

10.985

10.423

2.208

522

130

3.053

32

59

71.396

27.126

9.869

11.339

2.098

556

138

3.050

28

49

75.861

26.434

8.722

12.176

1.880

581

145

2.868

22

39

90.068

28.925

9.278

14.380

1.677

643

155

2.747

17

28

103.524

29.675

8.892

15.721

1.498

686

163

2.678

13

25

114.547

TOTAL 252.364 266.109 293.328 310.819 316.023

Sumber : Kementerian Keuangan RI dan Bank Indonesia, 2017 (Diolah)

Page 127: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

111

3. Keunggulan Penerapan Sukuk Negara (SBSN)

Dalam suatu perekonomian defisit anggaran dan utang nasional

memang suatu hal yang wajar, persoalannya adalah bagaimana dapat

menjaga defisit anggaran pada tingkat yang aman sehingga defisit tersebut

masih dapat dicarikan pembiayaannya. Penjelasan Pasal 12 ayat 3

Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menyebutkan bahwa defisit anggaran dibatasi maksimal sebesar 3 persen

dan utang maksimal 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Keadaan defisit anggaran Indonesia masih dibawah batasan yang

diamanatkan undang-undang, namun yang menjadi masalah adalah defisit

anggaran yang dibiayai dengan utang dalam jangka panjang akan

mempersempit ruang gerak fiskal (Nasrullah, 2015 : 53).

Berdasarkan Informasi APBN 2016, pembayaran bunga APBN

2016 yakni 91% untuk utang dalam negeri nominalnya sebesar Rp 168,5

Triliun dan 9% untuk utang luar negeri nominalnya sebesar Rp 16,4

Triliun. Kebijakan pembayaran bunga utang 2016 ditujukan untuk

memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjaga kredibilitas dan

kesinambungan pembiayaan serta untuk menjaga efisiensi pembayaran

bunga utang, antara lain melalui pemilihan komposisi instrumen utang dan

melaksanakan transaksi lindung nilai (Direktorat Penyusunan APBN,

2016).

Page 128: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

112

3.1 Sukuk sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan

Saat ini pemerintah telah memiliki berbagai instrumen sebagai sumber

pembiayaan anggaran. Instrumen tersebut diantaranya adalah pinjaman

langsung (direct loan) dan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau

government securities. Dengan mempertimbangkan faktor risiko dan biaya

utang, dalam sepuluh tahun terakhir pemerintah lebih banyak

menggunakan penerbitan SBN sebagai instrumen pembiayaan defisit.

Penerbitan SBN memberikan kebebasan bagi pemerintah dalam

menggunakan dana hasil penerbitan SBN tersebut. Selain itu, penerbitan

SBN juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan dana masyarakat

Indonesia yang berada di lembaga keuangan domestik. Sukuk Negara

dapat turut memperkaya efek syariah yang diperdagangkan di pasar modal

syariah, sehingga dapat mengembangkan, memperkuat dan meningkatkan

peran sistem keuangan berbasis syariah di dalam negeri (Nasrullah, 2015 :

57).

3.2 Sukuk Menarik Investor Dalam dan Luar Negeri

Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan, masyarakat

Indonesia saat ini telah dikategorikan dalam masyarakat kelas menengah

dengan tingkat pendapatan perkapita yang semakin tinggi. Meningkatnya

kemakmuran tersebut selain berdampak pada kenaikan konsumsi, juga

berdampak terhadap kebutuhan instrumen investasi. Sebagai negara

dengan penduduk muslim terbesar di dunia, masyarakat Indonesia juga

semakin menyadari pentingnya berinvestasi sesuai dengan kaidah hukum

Page 129: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

113

Islam (Haryanto, 2016). Kondisi inilah yang menjadi kekuatan dan

peluang penerapan serta pengembangan sukuk negara, agar masyarakat

dapat berinvestasi sesuai hukum Islam serta berkontribusi aktif dalam

pembangunan Negara. Selain itu, melihat perkembangan dan penerapan

sukuk negara dinegara-negara lain, peluang meraih investor asing pun

cukup besar yakni dari negara-negara muslim yang memiliki kelebihan

dana dari penjualan minyak (wawancara langung dengan Manggiarto,

2017).

3.3 Sukuk Mengurangi Ketergantungan Utang Luar Negeri

Menurut Joedo, 2004 dalam Tambunan (2008), besarnya akumulasi

utang luar negeri yang diwariskan oleh pemerintah orde baru, memaksa

pemerintah mengatur secara khusus dan mengubah paradigma mengenai

penanganan pinjaman luar negeri yang tertuang dalam Garis Besar

Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004. Kebijakan pemerintah

ditekankan untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri

(Tambunan, 2008 : 265).

Kebijakan mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri

tertuang dalam 4 butir arah kebijakan ekonomi, yakni : (1) butir 7 :

mengembangkan kebijakan fiskal dengan memerhatikan prinsip

transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi dan efektivitas untuk menambah

penerimaan negara dan mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri;

(2) butir 9 : mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah

untuk kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan,

Page 130: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

114

efektif dan efisien. Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harus

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan di atur dengan

Undang-undang; (3) butir 23 : menyehatkan APBN dengan mengurangi

defisit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan

subsidi dan pinjaman luar negeri secara bertahap, peningkatan penerimaan

pajak progresif yang adil dan jujur serta penghematan pengeluaran; (4)

butir 26 : melakukan renegosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang

luar negeri bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank

Dunia, lembaga internasional lainnya, dan negara donor dalam

memerhatikan kemampuan bangsa dan negara yang dilaksanakan secara

transparan dan dikonsultasikan dengan DPR (Tambunan, 2008 : 265- 266).

Selain melalui GBHN, amanat untuk mengurangi ketergantungan

terhadap pinjaman luar negeri juga tertuang dalam Program Pembangunan

Nasional (PROPENAS) 2000-2004/ Undang-Undang No.25 tahun 2000

yang berisi pedoman secara rinci pengelolaan utang pemerintah serta

Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan

Peraturan Pemerintah No.23 tahun 2003 tentang pengendalian jumlah

kumulatif defisit APBN dan APBD, serta batasan maksimal defisit

anggaran yakni maksimal 3 persen dari PDB dan jumlah pinjaman

pemerintah pusat dan daerah maksimal 60 persen dari PDB (Tambunan,

2008 : 266- 267).

Agar utang tidak membebani ruang gerak fiskal, sejak tahun 2005

SBN dijadikan sumber utama dalam pembiayaan defisit anggaran,

Page 131: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

115

kenaikan SBN periode 2010-2014, antara lain untuk refinancing utang

lama yang jatuh tempo, dan refinancing dilakukan dengan utang baru yang

mempunyai terms & conditions yang lebih baik. SBN yang selama ini

digunakan adalah SUN (Surat Utang Negara) yang terdiridari Obligasi

Negara dan Surat Perbendaharaan Negara; dan SBSN (Surat Berharga

Syariah Negara) atau Sukuk Negara (Nasrullah, 2015 : 54).

SUN (Surat Utang Negara) menurut UU No. 24 tahun 2002, pasal

1 adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata

uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan

pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa

berlakunya. Sedangkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menurut

UU No. 19 Tahun 2008 pasal 1 adalah surat berharga negara yang di

terbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

aset SBSN baik dalam bentuk mata uang rupiah ataupun mata uang asing,

dimana aset SBSN adalah Barang Milik Negara.

Setidaknya ada empat keuntungan menggunakan SBN untuk

menutup pembiayaan defisit APBN dibandingkan menggunakan ULN.

Pertama, lebih transparan karena mudah untuk mendapatkan benchmark

price di pasar modal yang selalu update setiap saat. Kedua, lebih

fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan instrumen yang

semakin beragam. Ketiga, lebih akuntabel karena melalui public offering

tanpa proses negosiasi yang lama dan eksklusif. Keempat, lebih murah

Page 132: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

116

karena struktur biaya SBN lebih sederhana dibandingkan dengan

pinjaman luar negeri pada umumnya (Sutedi, 2009).

Pemanfaatan sukuk dapat lebih diarahkan untuk menutup defisit

anggaran pemerintah dan dapat mengakhiri ketergantungan skema

pembiayaan pembangunan yang selama ini berbasis utang karena

perangkap utang dapat mereduksi alokasi anggaran belanja pembangunan

dan kesejahteraan rakyat. Pembiayaan melalui pinjaman luar negeri yang

berjalan sekarang hanya menambah beban utang dan sekaligus cicilan

bunganya serta meningkatnya arus modal ke luar negeri (Rinaldhy,

2015).

Berikut Laporan Kementerian Keuangan RI, DJPPR mengenai posisi

utang Pemerintah Pusat periode 2012 – 2017.

Gambar 6.7 : Posisi Utang Pemerintah Pusat periode 2012 – 2017.

Sumber : DJPPR; Kemenkeu RI, 2017 (Diolah)

Page 133: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

117

Dari data tersebut kita bisa lihat porsentase posisi SBN meningkat

dari tahun ke tahun, sedangkan porsentase posisi pinjaman mengalami

penurunan secara signifikan. Bahkan ditahun 2016 nilai SBN sudah

mencapai 79 % terhadap total utang pemerintah pusat dan sedangkan nilai

pinjaman hanya mencapai 21 %. Untuk lebih jelasnya mengenai

porsentase nilai SBN diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 6.6 : Porsentase Pertumbuhan SBN dan SUN tahun 2012-2016

Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

SBSN 57,1 (4,2%) 53,2 (3,2 %) 75,5 (3,9 %) 118,5 (4,9 %) 179,9 (6,6

%)

SUN 1.309,9 (95,8

%)

1.607,8

(96,8 %)

1.885,5

(96,1 %)

2.291,5

(95,1 %)

2.554,1

(94,4 %)

Total SBN 1.361 1.661 1.931 2.410 2.734

Sumber : Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017 (Diolah)

Porsentase pertumbuhan SBSN meningkat setiap periodenya,

meskipun nilai dan porsentasenya terbilang masih sangat kecil. Namun hal

ini menunjukkan perkmbangan poitif dan peluang yang besar; bukan hal

yang tidak mungkin jika dimasa yang akan datang SBSN menjadi

instrumen utama sumber pembiayaan sekaligus mengurangi

ketergantungan pinjaman luar negeri.

4. Analisis SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, Threath)

Untuk melihat sejauh mana sukuk negara (SBSN) dapat memberikan

kontribusi terhadap pembiayaan utang luar negeri Indonesia, dilakukan

analisis dengan metode SWOT. Hal ini dilakukan untuk melihat kekuatan,

kelemahan, Peluang, dan ancaman penerbitan sukuk negara (SBSN).

Page 134: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

118

4.1 Strength (Kekuatan)

Kekuatan dalam penerbitan sukuk negara yakni : (1) Penerbitan UU

No. 19 Tahun 2008 menjadi landasan hukum yang kuat penerbitan

SBSN; (2) Kebutuhan diversifikasi pembiayaan defisit anggaran

merupakan kekuatan dari penerbitan sukuk negara (SBSN) yang

bertujuan untuk mengantisipasi rencana akan dikuranginya

pembiayaan yang berasal dari luar negeri (hasil wawancara dengan

Manggiarto Dwi Sadono, 2017). Kekuatan lainnya yakni : (3) Adanya

kebutuhan mendesak pemerintah untuk mngatasi kekurangan dana

pembangunan infrastruktur di Indonesia; (4)Underlying asset sukuk

menjauhkan unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam investasi;

(5) Lembaga keuangan dan instrumen syariah lainnya sudah banyak

berdiri dan berkembang; (6) Minat mayarakat terhadap bisnis syariah

semakin meningkat (Pradono, 2010 : 6 – 7). (7) Selain itu,

pembiayaan dengan SBSN lebih menggunakan prinsip kehati-hatian

dibandingkan pembiayaan dengan pinjaman / utang (Nasrullah, 2015)

4.2 Weaknes (Kelemahan)

Kelemahan dari SBSN antara lain : (1) Pasar keuangan syariah di

Indonesia tidak terlalu liquid, (2) Belum adanya kepastian masalah

perpajakan terkait dengan transaksi yang melibatkan investor sukuk

(Sunarsip (2007) dalam Pradono, 2010), (3) Belum adanya koordinasi

yang baik antar pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan SBSN; (4)

Kurangnya sosialiasi pada pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan

Page 135: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

119

sukuk; (5) Laporan The Accounting And Auditing Organiation for

Islamic Financial Institution (AAIFI, 2006) menyebutkan bahwa 85 %

sukuk yang beredar belum syariah (Pradono, 2010 : 7). Selain itu, (6)

sukuk negara nialinya masih sangat kecil dibandingkan dengan utang

luar negeri Indonesia (hasil wawancara dengan Roikhan, 2017).

4.3 Opportunity (Peluang)

Peluang penerbitan sukuk negara yakni : (1) Sekitar 88 % penduduk

Indonesia muslim menjadi peluang pasar yang besar untuk penerbitan

SBSN; (2) Tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan syariah di

Indonesia; (3) Penentuan harga sukuk tidak menggunakan instrumen

bunga sehingga merupakan binis yang halal untuk muslim (Pradono,

2010 : 7); (4) Seiring dengan semakin meluasnya penggunaan prinsip

syariah di pasar keuangan dalam dan luar negeri, potensi investor asing

yang ditandai dengan semakin banyaknya negara yang menerbitkan

instrumen pembiayaan berbasis syariah dan semakin meningkatnya

jumlah investor dalam instrumen keuangan syariah menjadi peluang

penerbitan sukuk (Rinadlhy, 2015).

4.4 Threath (Ancaman)

Faktor ancaman pertama, yaitu kebanyakan produk keuangan syariah

bersifat “debt-based” atau “debt-likely” seharusnya “profit-loss

sharing” (Sunarsip, 2007). Ancaman kedua, pricing sukuk pun

cenderung mengikuti bond di pasaran, sehingga interest based bond

benchmark ini mengundang kontroversi di industri keuangan Islam

Page 136: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

120

sendiri (Yudi, 2010). Ancaman ketiga, Sukuk pada saat ini menganut

instrumen pasar dan akibatnya menjadi lebih mahal (Agus, 2010).

Ancaman keempat, SBSN dapat menyerupai obligasi konvensional

jika tidak adanya pengawasan yang ketat dari DSN-MUI. Ancaman

kelima, pada saat ini birokrasi penerbitan Sukuk menjadi agak rumit

karena ada beberapa tahap yang harus dilalui sesuai dengan ketentuan

syariah yang belum tersosialisasi dengan baik (Pradono, 2010 : 7 - 8).

Ketidakpahaman masyarakat terutama investor terhadap sukuk

menjadi kendala dan ancaman penerapan sukuk (Rinadlhy, 2015).

5. Strategi Meningkatkan Pertumbuhan dan Perkembangan SBSN.

Dalam pelaksanaannya perlu adanya peningkatan asfek kepatuhan

syariah dalam akad yang digunakan dalam penerbitan SBSN, dan perlu

dipahami bahwa kepatuhan terhadap prinsip syariah harus mampu

mengupayakan terwujudnya asfek formal berbarengan dengan asfek

substansi ekonomi syariah (Soemitra, 2014 : 335).

Produk syariah dipasar modal masih perlu masih perlu didorong

secara lebih mendalam agar tidak sekedar berhenti pada regulasi dan

upaya menjadikan produk syariah sebagai sarana investasi yang halal,

tetapi juga mendorong investasi syariah sebagai alternatif investasi

nasional yang beriorientasi pada pemenuhan tujuan syariah yang

mnjalankan fungi pembinaan masyarakat, menegakkan keadilan, dan

Page 137: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

121

mengupayakan pemerataan kemaslahatan ekonomi (M.A. Choudhury

(2005) dalam Soemitra, 2014 : 347).

Meningkatkan peranan pengawasan DSN MUI terhadap SBSN yang

diterbitkan agar sesuai dengan ketentuan dan kepatuhan syariah.

Penyederhanaan sistem pelaksanaan teknis penerbitan Sukuk tanpa keluar

koridor peraturan syariah, dan kemudian adanya peningkatan sosialisasi

SBSN kepada pihak-pihak yang terlibat didalamnya (Pradono, 2010 : 8).

Selain itu, nilai sukuk negara menurut laporan Direktorat Pembiayaan

Syariah (2016) nilainya sebesar 17 % dari total nilai SBN, sedangkan 83%

SBN diperoleh dari SUN. Hal tersebut menunjukkan bahwa; meskipun

sukuk negara mengalami peningkatan secara signifikan, akan tetapi

nilainya masih terbilang kecil. Oleh karena itu perlu

menumbuhkembangkan pasar keuangan syariah Domestik dan

Internasional, diantaranya dengan melakukan sosialisasi dan edukasi

mengenai SBSN, harmonisasi perpajakan, penyesuaian akuntansi, regulasi

dan harmonisasi manajemen (Soemitra, 2014 : 344).

Page 138: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

122

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perkembangan sukuk dapat dilihat dari beberapa asfek,

diantaranya ;

a. Perkembangan sukuk negara/ SBSN dilihat dari tujuan

penerbitan; pada awalnya sukuk negara hanya ditujukan untuk

menutupi defisit anggaran, namun sekarang sukuk negara

sudah dimanfaatkan untuk diversifikasi sumber pembiayaan,

perluasan basis investor, mendorong perluasan pasar keuangan

syariah, mengelola portofolio pembiayaan negara, optimalisasi

pemanfaatan dan mendorong tertib pengelolaan barang milik

negara, dan pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur

dalam sektor energi, telekomunikasi, perhubungan, pertanian,

industri manufaktur, dan perumahan rakyat.

a. Perkembangan sukuk negara dilihat dari jenis/ seri sukuk yang

diterbitkan; Dilihat dari jumlahnya, Indonesia sudah

menerbitkan 7 jenis sukuk, namun yang kini beredar hanya 6

jenis. Seri sukuk tersebut antara lain : IFR, PBS, SNI, SDHI,

SPNS dan ST. Pemerintah tidak hanya menerbitkan sukuk

domestik, namun juga menerbitkan sukuk internasional yakni

sukuk seri SNI, kemudian pemerintah menerbitkan sukuk

Page 139: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

123

untuk individu yakni sukuk Ritel (2009) dan sukuk Tabungan

tahun 2016. Jenis sukuk tersebut lebih banyak dibandingkan

dengan SUN yang hanya mmiliki 5 jenis. Selain itu metode

penjualan serta sktruktur akad sukuk negara pun berkembang

semula diterbitkan menggunakan metode bookbuilding, namun

sekarang sudah ditambah dengan metode lelang dan private

placement. Terdapat tiga jenis struktur akad sukuk yakni;

Ijarah sale and lease back, ijarah al-khadamat, dan ijarah

asset to be leased.

Akad yang digunakan tersebut masih diniali kurang memenuhi

kepatuhan syariah.

b. Perkembangan sukuk negara dilihat dari total emisi dan

outstanding; Nilai emisi dan outstanding sukuk negara terus

mengalami peningkatan secara signifikan. Meskipun demikian

nialinya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah

Utang Luar Negeri Indonesia, Selain itu jumlah Outstanding

sukuk negara masih sangat kecil yakni sekitar 17 % terhadap

SBN sedangkan 83 % berasal dari SUN.

2. Kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sukuk negara/

SBSN di Indonesia, yakni mengikuti pola kebijakan

pengembangan ekonomi syariah secara umum, yaitu dengan

pendekatan integrasi parsial. Produk syariah dikelola

Page 140: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

124

berdampingan atau parallel sekaligus berkompetisi dengan produk

konvensional. Dalam pola ini kebijakan diarahkan pada

pengembangan produk syariah dengan batasan-batasan syariah

sebagai standar kualitasnya, menggunakan infrastruktur keuangan

konvensional yang sudah ada. Adapun kebijakan yang sudah

dilaksanakan sebagai berikut :

b. Kebijakan Institusional ; dibentuknya lembaga keuangan dan

instrumen syariah, seperti : danareksa syariah, Jakarta Islamic

index (JII), dan pasar modal syariah,

c. Dibentuknya Dewan yang menaungi dan mengawasi

penerbitan dan praktik sukuk negara serta instrumen syariah

lainnya dengan Fatwa DSN-MUI beserta Opini DSN-MUI.

d. Kebijakan pengembangan/ modifikasi produk sebelumnya;

terbitnya beberapa jenis dan seri sukuk negara. Pemerintah

tidak hanya menerbitkan sukuk domestik, namun juga

menerbitkan sukuk internasional yakni sukuk seri SNI pada

tahun 2009, kemudian pemerintah menerbitkan sukuk untuk

individu yakni sukuk Ritel (2009) dan sukuk Tabungan tahun

2016.

e. Kebijakan Regulasi ;terbitnya UU No.19 tahun 2008 tentang

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), Peraturan Pemerintah

(PP) serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang SBSN

dan pelaksanaanya.

Page 141: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

125

Dilihat dari regulasinya pemerintah lebih mengandalkan SUN

dibandingkan SBSN hal ini terlihat dari outstanding sukuk

dalan SBN

3. Kontribusi sukuk negara dalam mengurangi ketergantungan

pembiayaan pada Utang Luar Negeri teraplikasikan dengan sukuk

dijadikan salah satu instrumen SBN yakni terbitnya UU No. 19

Tahun 2008. Sejak tahun 2005 SBN diprioritaskan menjadi

sumber utama defisit anggaran. Pertumbuhan sukuk negara

cenderung meningkat setiap tahunnya, namun nilainya masih

sangat kecil jika dibandingkan dengan SUN dan total Utang Luar

Negeri Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya tinjauan atau revisi

kembali akad yang digunakan dalam penerbitan SBSN, perlu

adanya pos khusus pengelolaan dan alokasi dana SBSN agar tidak

tercampur dengan sumber pembiayaan lain. Selain itu SBSN perlu

ditingkatkan dari segi nila agar SBN tidak terlalu didoominasi oleh

SUN.

B. Saran

Dalam pelaksanaanya SBSN masih harus ditumbuhkembangkan

dalam beberapa asfek, berikut saran penulis sampaikan kepada

pihak :

Page 142: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

126

a. DSN-MUI : perlu mengevaluasi dan merevisi akad yang

digunakan dalam penerbitan SBSN, karena dinilai masih

kurang memenuhi kepatuhan syariah.

b. Direktorat Pembiayaan Syariah : perlu adanya transparansi,

sosialisasi, edukasi dan komunikasi mengenai penerbitan dan

pengelolaan SBSN terhadap masyarakat dan pihak-pihak yang

terkait.

c. DJPPR : perlu memberikan ruang yang lebih besar terhadap

penerbitan SBSN serta mengoptimalkan peran fungsi SBSN

dalam pembiayaan.

d. Pihak Anggaran : Perlu adanya transparansi dan pos-pos

alokasi yang jelas penggunaan dana SBSN.

e. Peneliti selanjutnya : perlu adanya pengembangan pembahasan

lebih mendalam menegnai SBSN dengan sumber dan literatur

lainnya, sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi kepada

masyarakat.

Page 143: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

127

Daftar Pustaka

Al Maulidi, Muhammad Iqbal. Pengaruh Utang Luar Negeri dan Penanaman

Modal Asing (PMA) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Periode 1990-2011. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Amirin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 1995.

Amalia, Euis. Keadilan Distribusi dalam Ekonomi Islam. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2009.

Anjari, Arum Shepteoreni. Analisis Pengaruh Tingkat Pembiayaan APBN,

Produk Domestik Bruto (PDB) , Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga BI Rate

Terhadap Penerbitan Sukuk Negara (SBSN) di Indonesia. Jakarta : UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Direktorat Pembiayaan Syariah, 2017. Milestone Sukuk Negara. Diakses

melaluihttp://www.djppr.kemenkeu.go.id/uploads/files/images/Milestone

SukukNegara.jpg

Direktorat Penyusunan APBN. Informasi APBN 2016. Jakarta : Direktorat

Jenderal Anggaran, 2016. diakses melaluihttp ://www. kemenkeu. go.id /

apbn2016 pada 3 Mei 2017.

Diyanti. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Alokasi Dana Sukuk Dalam APBN.

Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Gusniarti. Transaksi Sekuritas Syariah di Pasar Sekunder Perspektif Ekonomi

Islam. Jakarta : Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2012.

Gustani. Daftar Lengkap Bank Syariah di Indonesia. Diakses melalui : https:

//akuntansikeuangan.com/daftar-lengkap-bank-syariah/ pada 12 Mei

2017.

Haryanto, Eri. Peluang Pembiayaan Infrastruktur Melalui Sukuk Negara. Diakses

melalui http: //www.kemenkeu.go.id/sites/ default /files/Peluang

PembiayaanInfrastrukturmelaluiSukukNegara.pdf diaksespada 12 Mei

2017.

Haryanto, Eri. Peran Sukuk Negara sebagai Instrumen Fiskal dan Moneter.

Diakses melalui : https: //www .kemenkeu. go.id/sites /default/files/ Peran

SukukNegarasebagaiInstrumenFiskaldanMoneter_0.pdf. paa 7 Juli 2017.

Hidayatullah, Agus dkk. Al Jamil Al-Qur’an Tajwid Warna, Terjemah Perkata,

Terjemah Inggris. Bekasi : Cipta Bagus Segara, 2012.

Page 144: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

128

Hulwati. Ekonomi Islam, Teori dan Praktiknya dalam perdagangan Obligasi

Syariah di Pasar Modal Indonesia dan Malaysia. Jakarta : Ciputat Press

Group, 2006.

Huda, Nurul dkk. Ekonomi Makro Islam, Pendekatan Teoritis. Jakarta : Kencana,

2009.

Indrawan, Rully & Poppy Yaniawaty. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif

dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan.

Bandung : Refika Aditama, 2004.

Infosyariah.com. Jenis Sukuk Negara. Diakses melalui : http://www.infosyariah .com/2016/12/mengenal-jenis-sukuk-negara-indonesia.html pada 12 Mei

2017.

Iqbal, Zamir & Abbas Mirakhor. Pengantar Keuangan Islam : Teori dan Praktik.

Jakarta : Prenadamedia Group, 2008.

Jaelani, Aan. Manajemen Pengeluaran Publik di Indonesia : Tinjauan Ekonomi

Islam pada APBN. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Syekh

Nurjati, 2017. Cirebon. Di akses melalui : file: ///G: / ManajemenKeu

PublikIndonesia 2017 (1). pdf pada 20 Maret 2017.

Jarkasih, Muhamad & Aam Slamet Rusydiana. Perkembangan Pasar Sukuk:

Perbandingan Indonesia, Malaysia dan Dunia. 2009. Diakses melalui :

https://saepudinonline.wordpress.com/2/07/17/ perkembangan-pasar-

sukuk-perbandingan-indonesia-malaysia-dan-dunia. pada 25 April 2017.

Karim, Adiwarman. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada, 2013.

Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam suatu Kajian Kontemporer. Depok : Gema

Insani, 2007.

Karim, Adiwarman. Ekonomi Makro Islam. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2007.

Kementerian Keuangan RI & Bank Indonesia. Statistik Utang Luar Negeri

Indonesia. Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan

Pembiayaan dan Resiko. Vol.l, 2010. Diakses melalui

file:///C:/Users/librarydi01/ Downloads / SULNI%20Apr17.pdf pada 03

Mei 2017.

Kementerian Keuangan RI & Bank Indonesia. Statistik Utang Luar Negeri

Indonesia. Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan

Pembiayaan dan Resiko. Vol.Vlll, 2017. Diakses melalui

file:///C:/Users/librarydi01/ Downloads / SULNI%20Apr17.pdf pada 03

Mei 2017.

Page 145: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

129

Laporan Triwulan OJK. Total Emisi dan Outstanding Sukuk Negara. Diakses

melalui : http://www.ojk.go.id/Files/201506/ LaporanTriwulanan I2015 _

1435022752.pdf pada 23 Mei 2017.

Liza, Novia. Analisis Penggunaan Barang Milik Negara sebagai Underlying

Asset Sukuk Negara. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Mannan, Muhammad Abdul. Ekonomi Islam: Teori dan Praktek. Jakarta:

Intermasa, 1992.

Mannan, Muhammad Abdul. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT.

Dana bhakti wakaf, 1995.

M. Said, Muhammad dkk. Strategic Management, Understanding and its

Aplication : The Case of the Bank Muamalat Business. International

Journal of Scientific Research. Vol : 2 (5), May 2013.

M. Said, Muhammad & Kaviyarasu E. Prosperity and Sosial Justice

Consequences of Applying Ethical Norms of Islamic Finance: Literature

Review. Journal of Economics and Sustainable Development. Vol.5 No.2,

2014.

Mustopadidjaja. Bappenas dalam Sejarah perencanaan Pembangunan Indonesia

1945-2025. Jakarta : Paguyuban Alumni Bappenas, 2012.

Nasrullah, Aan. Studi Surat Berharga Negara : Analisis Komparatif Sukuk

Negara dengan Obligasi Negara dalam Pembiayaan Defisit APBN.

Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul U‟la (STAIM), 2015.

Pradono & P. Adiatna. Peluang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai

Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Transportasi. Simposium XIII

FSTPT Unika Soegijapranata, 2010.

Rama, Ali. Sistem Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta : Pusat Penelitian dan

Penerbitan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Rinaldy, Moch.Azkha. Kajian Terhadap Penerapan Sukuk Sebagai Alternatif

Sumber Pembiayaan negara. Jurnal Ilmiah. Universitas Brawijaya,

Malang 2015.

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta,

2009.

Rowland. Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Pembangunan di Indonesia.

diakses melalui : http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/

Downloads/folder/0.2 pada 12 Mei 2017.

Salim, Fahmi. Konsep dan Aplikasi Sukuk Negara dalam Kebijakan Fiskal di

Indonesia. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Page 146: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

130

Sholahuddin. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.

Soemitra, Andri. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta,

Prenadamedia Group, 2014.

Suprayitno, Eko. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang : UIN-Malang Press,

2008.

Tambunan, Tulus T.H. Pembangunan Ekonomi & Utang Luar Negeri. Jakarta :

Rajawali Pers, 2008.

Page 147: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

131

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Narasumber : Manggiarto Dwi Sadono

Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan Instrumen dan Kuangan Syariah

Tempat : Gedung Frans Seda Lt.5 Jln. Dr. Wahidin No.1 Jakarta Pusat.

Tanggal : 21 Juni 2017

1. Pertanyaan : Apakah latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN ?

Jawaban : Latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN yakni karena

adanya defisit APBN, untuk mendukung perkembangan ekonomi syariah,

untuk memferifikasikan pembiayaan, dan adanya peluang dana dari

negara-negara yang mmpunyai kelebihan dana akibat kenaikan harga

minyak.

2. Pertanyaan : Sejak kapan SBSN menjadi salah satu sumber pembiayaan

defisit anggaran?

Jawaban : SBSN terbit dan menjadi salah satu sumber pembiayaan defisit

anggaran sejak tahun 2008 – karang.

3. Pertanyaan : Berapa Jenis/ seri SBSN yang di terbitkan oleh pemerintah

hingga tahun 2016?

Jawaban : Ada 7 jenis / seri, yang dipasarkan dipasar domestik yakni

Islamic Fixed Rate (IFR), Sukuk Ritel (SR), Sukuk Dana Haji Indonesia

(SDHI), Sukuk Project Based (PBS), Surat Perbendaharaa Syariah Negara

(SPSN), Sukuk Tabungan (ST) dan yang dipasarkan dipasar Internasional

yakni Sukuk Negara Indonesia (SNI)/ Sukuk Valas.

4. Pertanyaan : Bagaimana metode dalam penerbitan SBSN ?

Page 148: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

132

Jawaban : Dalam penerbitan SBSN terdapat tiga metode, yakni :

Bookbuilding, Lelang, dan Private Placement.

5. Pertanyaan : Akad apa saja yang digunakan dalam penerbitan SBSN ?

Jawaban : Akadnya ada 4 yaitu Ijarah Sale and Lease Back

(menggunakan BMN), Ijarah al- Khadamat (Jasa Layanan Haji), Ijarah

Asset To Be Leased (Proyek) dan Wakalah.

6. Pertanyaan : Siapa saja pihak yang terlibat dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Pihak yang terlibat dalam penerbitan SBSN yaitu Direktorat

Pembiayaan Syariah (DJPPR), Pengelola Anggaran, Pengelola BMN,

Bank Indonesia, DSN-MUI, DPR dan Bappenas.

7. Pertanyaan : Apakah payung hukum yang menaungi penerbitan dan

pelaksanaan SBSN di Indonesia?

Jawaban : UU No.19 Tahun 2008, Peraturan Menteri Keuangan...

8. Pertanyaan : Barang Milik Negara dan proyek apa saja yang dijadikan

underlying asset dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Yang dijadikan underlying asset diantaranya Gedung

Kemenkeu, Proyek pengairan irigasi, kampus dan sebagainya.

9. Pertanyaan : Apakah sudah terdapat pembagian pos-pos dalam hal

pengalokasian dana SBSN?

Jawaban : Tidak ada. Dana sukuk masuk dalam 1 rekening, akan

tetapi ada pencatatannya. Dana tersebut kemudian dialokasikan oleh pihak

anggaran.

10. Pertanyaan : Kendala apa saja yang di alami dalam penerbitan SBSN

beserta kebijakan yang telah dilaksanakan?

Page 149: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

133

Jawaban : Kendala teknis terdapat pada BMN membutuhkan administrasi

terhadap DPR yang dipengaruhi isu-isu dan perpolitikan.

11. Pertanyaan : Apakah kelebihan SBSN dalam pembiayaan negara,

dibandingkan pembiayaan dengan utang luar negeri?

Jawaban : SBSN itu lebih independent, tidak terikat oleh perjanjian

dan ketentuan selayaknya pembiayaan dengan pinjaman/utang serta dari

segi marketnya SBSN lebih luas dibandingkan dengan pinjaman.

12. Pertanyaan : Bagaimana tingkat pertumbuhan SBSN dilihat dari total

emisi dan outstanding nya?

Jawaban : Pertumbuhannya saya jawab dengan data saja ya,berikut

data pertumbuhan SBSN (dalam Triliun) :

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

IFR 4,7 1,3 6,2 4,6 0,4 - - - -

SR - 5,6 8,0 7,3 13,6 15,0 19,3 22,0 31,5

SNI - 7,0 - 9,0 9,6 17,2 17,7 26,4 33,4

SDHI - 2,7 12,8 11,0 15,3 - 12,9 4,5 1,0

SPSN - - - 1,3 1,4 11,7 16,2 14,3 17,0

SPNS-NT - - - - - - - 5,1 2,5

PBS - - - - 16,7 9,3 9,4 46,2 19,9

ST - - - - - - - - 2,6

Total 4,7 16,6 27,0 33,3 57,1 53,2 75,5 118,5 179,9

13. Pertanyaan : Bagaimana relasi antara pertumbuhan SBSN dan ULN

Indonesia selama periode 2008-2016?

Jawaban : SBSN dan SUN sebagai instrumen SBN akan terus tumbuh

mnjadi sumber utama dalam pembiayaan, sedangkan ULN dari

pertumbuhannya cenderung menurun. Pemerintah menarik dana ULN

dengan jumlah yang lebih sedikit dari jumlah yang dianggarkan. Adapun

Page 150: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

134

jumlah ULN yang terus meningkat setiap tahunnya, itu dikarenakan defisit

APBN yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Page 151: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

135

Hasil Wawancara

Narasumber : Prof. Dr. Ahmad Rodoni

Jabatan : Dosen Fakultas Ekonomi dan Binis UIN Jakarta

Tempat : Kantor / Ruang kerja dosen prodi perbankan syariah Lt.3 FEB

UIN Jakarta.

Tanggal : 13 Juni 2017

1. Pertanyaan : Apakah latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN ?

Jawaban : Latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN untuk

menambah APBN dan membiayai infratruktur

2. Pertanyaan : Sejak kapan SBSN menjadi salah satu sumber pembiayaan

defisit anggaran?

Jawaban : Sukuk mulai ramai sekitar awal tahun 2010-an.

3. Pertanyaan : Akad apa saja yang digunakan dalam penerbitan SBSN

Jawaban : Akad yang digunakan itu ada mudharabah dan ijarah

4. Pertanyaan : Siapa saja pihak yang terlibat dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Yang terlibat itu pemerintah, ada wali amanat dan investor.

5. Pertanyaan : Barang Milik Negara dan proyek apa saja yang dijadikan

underlying asset dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Barang Milik Negara yang dijadikan underlying asset

diantaranya ; Istora Senayan, Lapangan Banteng dan sekarang bisa saja

proyek yang dijadikan underlying asset.

6. Pertanyaan : Kendala apa saja yang di alami dalam penerbitan SBSN ?

Jawaban : Kendalanya bagaimana meyakinkan investor dan melihat

pasar apakah sedang dalam kondisi baik atau tidak.

Page 152: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

136

7. Pertanyaan : Apakah kelebihan SBSN dalam pembiayaan negara ?

Jawaban : kelebihan SBSN yaitu lebih menarik investor karena

instrumen keuangan syariah sedang naik daun, selain itu SBSN lebih

syar‟i karena tidak mengandung riba.

Page 153: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

137

Hasil Wawancara

Narasumber : Dr. Roikhan Mochammad Aziz, MM

Jabatan : Dosen Fakultas Ekonomi dan Binis UIN Jakarta

Tempat : Kantor / Ruang kerja dosen prodi Ekonomi syariah Lt.4 FEB

UIN Jakarta.

Tanggal : 14 Juni 2017

1. Pertanyaan : Apakah latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN ?

Jawaban : Latar belakang Penerbitan SBSN yaitu kebutuhan menutup

defisit APBN.

2. Pertanyaan : Sejak kapan SBSN menjadi salah satu sumber pembiayaan

defisit anggaran?

Jawaban : Sejak tahun 2008.

3. Pertanyaan : Berapa Jenis/ seri SBSN yang diterbitkan oleh pemerintah

hingga tahun 2016?

Jawaban : SBSN yang telah diterbitkan ada 7 jenis/ seri (IFR, SR, SNI,

PBS, SDHI, SPNS, dan ST).

4. Pertanyaan : Akad apa saja yang digunakan dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Hanya akad ijarah,

5. Pertanyaan : Siapa saja pihak yang terlibat dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Yang terlibat yaitu Pemerintah, Menteri Keuangan, Kemenag,

dan sebagainya.

Page 154: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

138

6. Pertanyaan : Apakah payung hukum yang menaungi penerbitan dan

pelaksanaan SBSN di Indonesia?

Jawaban : UU Keuangan Negara, UU SBSN, dan Fatwa DSN-MUI.

7. Pertanyaan : Barang Milik Negara dan proyek apa saja yang dijadikan

underlying asset dalam penerbitan SBSN?

Jawaban : Yang dijadikan underlying asset SBSN yaitu ; Gelora Bung

Karno, Manfaat Kantor Kementerian Keuangan, Kereta Api, PLN, Jalan

Tol dan sebagainya.

8. Pertanyaan : Apakah sudah terdapat pembagian pos-pos dalam hal

pengalokasian dana SBSN?

Jawaban : Tdiak ada. Dana dikumpulkan dalam satu akun pendapatan

SBSN, dana yang sudah terkumpul tersebut kemudian dialokasikan oleh

pihak anggaran kepada pos-pos pengeluaran.

9. Pertanyaan : Kendala apa saja yang di alami dalam penerbitan SBSN ?

Jawaban : Kendalanya yaitu nilai SBSN masih relatif kecil, serta

kurangnya minat dan kepercayaan investor asing.

10. Pertanyaan : Apakah kelebihan SBSN dalam pembiayaan negara,

dibandingkan pembiayaan dengan utang luar negeri?

Jawaban : SBSN cenderung lebih berhati-hati, keuntungannya besar dan

biasanya lebih ditujukan untuk investor dalam negeri.

Page 155: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

139

Hasil Wawancara

Narasumber : Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis

Jabatan : Dosen Fakultas Syariah dan Hukum serta anggota MUI

Tempat : Kompleks dosen UIN Jakarta.

Tanggal : 24 Juni 2017

1. Pertanyaan : Apakah latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN ?

Jawaban : Latar belakang pemerintah menerbitkan SBSN karena adanya

UU SBSN, ekonomi Islam diakui oleh negara dan masyarakat serta

adanya interaksi dengan luar negeri yang menerbitkan sukuk hingga

perlu ada kesamaan untuk melakukan muamalah antar negara dan untuk

membantu pembiayaan dalam negeri.

2. Pertanyaan : Sejak kapan SBSN menjadi salah satu sumber pembiayaan

defisit anggaran?

Jawaban : Sejak UU SBSN terbit (tahun 2008)

3. Pertanyaan : Apakah payung hukum yang menaungi penerbitan dan

pelaksanaan SBSN di Indonesia?

Jawaban : UU SBSN an fatwa DNS-MUI.

4. Pertanyaan : Kendala apa saja yang di alami dalam penerbitan SBSN ?

Jawaban : Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat

terhadap SBSN dan masih rendahnya tingkat kepercayaan investor asing

terhadap sukuk Indonesia.

5. Pertanyaan : Apakah kelebihan SBSN dalam pembiayaan negara,

dibandingkan pembiayaan dengan utang luar negeri?

Page 156: SUKUK NEGARA SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35606/2/SITI... · Pembiayaan Utang Luar Negeri Indonesia (Kajian Konsep dan Kebijakan)”

140

Jawaban : SBSN diorientasikan untuk dalam negeri.