sugeng ristanto - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/7374/2/b100050119.pdfapabila kami telah selesai...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL
DI WILAYAH KARTASURA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh :
Sugeng Ristanto B 100 050 119
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2 0 1 0
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca skripsi dengan judul :
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI
PRODUK SIM CARD XL DI WILAYAH KARTASURA
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
SUGENG RISTANTO B 100 050 119
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal :
______________________
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Pembimbing Utama
(Anton Agus. S, SE, M.Si.)
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Drs. H. Syamsudin, MM)
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sugeng Ristanto
NIRM : 02.6.106.02016.50119
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Analisis Persepsi Konsumen terhadap Diferensiasi
Produk SIM Card XL di Wilayah Kartasura.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun di Fakultas Ekonomi dan atau gelar dan Ijazah yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima. Surakarta, Januari 2010
Yang membuat pernyataan,
SUGENG RISTANTO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS EKONOMI
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta-57102
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kami telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada
Allah kamu berharap”. (QS. Al Insiroh: 6-8)
Orang yang terbaik adalah mereka yang selalu mencoba untuk terus
memperbaiki dirinya. (Imam Ghozali)
Setiap orang yang terlalu banyak membaca dan terlalu sedikit
menggunakan otaknya akan malas berfikir. (Albert Einsten)
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati Kupersembahkan
karya ini untuk:
1. Ayah dan ibunda tercinta, yang telah mengiringi
langkahku dengan do’a dan kasih sayang yang tak
terhingga serta memberikan segalanya demi
keberhasilanku.
2. Kakakku tersayang, yang selalu memberi
dorongan menuju kebaikan dengan segala canda
tawamu yang selalu menemani hari-hari indahku.
3. Seseorang, yang telah membayungi gelisah hatiku
dan mengharumi hari-hari dalam menentang
kerasnya hantaman hidup.
4. Sahabat-sahabat dan teman-teman kost yang selalu
memberikan keceriaan.
5. Almamaterku tercinta.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karuniaNya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS PERSEPSI
KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI
WILAYAH KARTASURA” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis
ucapkan kepada :
1. Bapak Drs. H. Syamsudin, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Anton Agus S., SE, M.Si., selaku Pembimbing Utama yang penuh
kesabaran memberikan petunjuk dan pengarahan sehingga skripsi ini bisa
selesai.
3. Bapak Agus Muqorobin, SE, MM, selaku ketua jurusan manajemen dan
selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan arahan-arahan dan
petunjuk yang berguna selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi UMS.
4. Segenap Dosen, staff dan karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
yang telah memberikan bekal pengetahuan dan telah memberikan banyak
kemudahan dan bantuannya kepada penulis.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mengalirkan doa, kasih sayang serta
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan segalanya kepada
penulis sehingga terealisasinya skripsi ini.
6. Kakakku yang selalu mewarnai hari-hariku dengan canda tawa dan
memberikan dukungan, semangat dan kasih sayang.
7. Seseorang yang memberikan rasa damai dan menghapus kepedihanku dalam
derasnya sisi dunia yang terus berputar.
8. Teman-teman Manajemen angkatan ’05, thank atas kebersamaannya selama
kuliah.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan kepada penulis,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
untuk itu saran dan masukan sangat penulis hargai, dan akhirnya semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Surakarta, Januari 2010
Penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ……. ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
ABSTRAKSI ……….. .................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7
E. Sistematika Skripsi ......................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Pemasaran ................................................... 10
B. Persepsi Konsumen ........................................................ 13
C. Diferensiasi Produk ....................................................... 17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran ....................................................... 24
B. Definisi Operasional Variabel ....................................... 25
C. Populasi, Sampel dan Sampling Penelitian .................... 27
D. Data dan Sumber Data ................................................... 28
E. Metode Pengumpulan Data ............................................ 28
F. Analisis Data .................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data ........................................................ 32
B. Analisis Central Tendencies............................................. 32
C. Deskripsi Responden........................................................ 34
D. Analisis Data .................................................................... 42
E. Pembahasan ..................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................... 46
B. Keterbatasan Penelitian .................................................... 47
C. Saran-saran ..................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Usia .................. 34
Tabel 4.2. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 34
Tabel 4.3. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pendidikan ........ 35
Tabel 4.4. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pekerjaan .......... 35
Tabel 4.5. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Pendapatan........ 36
Tabel 4.6. Distribusi Freluensi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan 37
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Butir .......................................................... 38
Tabel 4.8. Faktor Konten (What to Offer) Produk Sim Card XL ............... 39
Tabel 4.9. Faktor Konten (How to Offer) Produk Sim Card XL ................ 40
Tabel 4.10. Program Promosi Sim Card XL ................................................ 41
Tabel 4.11. Faktor Infrastruktur (Enabler) Produk Sim Card XL ................ 42
Tabel 4.12. Rating Variabel Differensaiasi ................................................. 43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Kerangka Pemikiran ............................................................... 24
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler).
Penelitian ini tergolong tipe test marketing studies karena bertujuan untuk mengetahui sejauh mana persepsi konsumen SIM Card mengenai diferensiasi yang diterapkan oleh produk SIM Card XL. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau masyarakat yang yang pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL di wilayah Kartasura. Berdasarkan tabel sampel minimum yang sebaiknya diambil untuk kategori test marketing studies adalah sebanyak 200 responden. Oleh karena itu kuesioner yang diedarkan sebanyak 150 eksemplar dengan expected response sebanyak 140 responden dan expected nonresponse sebanyak 10 responden. Pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling mengingat jumlah populasi dari sampal yang diambil sulit untuk diidentifikasi. Teknik non probability sampling yang digunakan adalah berdasarkan pendekatan judgment sampling. Alat analisis data yang digunakan dengan analisis deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: 1) Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa variabel konten berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konten produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 2) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa konteks yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 3) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Infrastruktur berada pada posisi baik dengan nilai sekala 4,31. Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur (enabler) yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura; 4) Berdasarkan analisis diferensiasi diketahui bahwa ternyata benar juga apa yang dilakukan oleh PT. Excelcomindo mengenai produk Sim Card XL dalam membangun diferensiasi lewat media above dan below the line (di atas dan di bawah deferensiasi yang lain), yang dengan perkataan lain, membangun infrastruktur tersebut, ternyata infrastruktur membangun persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi mereka terhadap konten dan konteks.
Kata kunci: Differensial, Konten, Konteks, Infrastruktur.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi memaksa perusahaan-
perusahaan untuk meningkatkan produknya agar menjadi lebih baik dan
berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Agar dapat bersaing di pasar, perusahaan harus mengetahui dan memahami
apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen dan berusaha untuk
memuaskannya. Misalnya dengan memberikan produk yang harganya lebih
murah, kualitasnya lebih baik, desain yang lebih menarik dan teknologi yang
lebih bervariasi daripada para pesaingnya.
Saat ini, penggunaan telpon genggam atau telpon seluler sudah
merupakan sarana telekomunikasi yang hampir digunakan siapa saja. Telepon
seluler bukan merupakan barang mewah yang hanya dimiliki oleh kalangan
tertentu saja, sehingga bisnis telepon seluler maupun jasa pelayanan telepon
seluler berkembang dengan pesat di Indonesia. Prospek yang cerah ini seperti
yang dikatakan oleh Christiantoko, dkk (Kontan, edisi 15/V/tanggal 8 Januari
2001) dikatakan bahwa lewat produk inovatif berupa kartu pra-bayar, bisnis
telepon seluler (ponsel) dua tahun belakangan menjadi atraktif. Bukan cuma
eksekutif kantoran yang merasa butuh ponsel, ibu rumah tangga, anak-anak
sekolah, mahasiswa, hingga sopir pribadi pun kini mengantonginya.
Dari riset yang dilakukan PT. Indosat pada akhir tahun 2002, dalam
tiga tahun mendatang jumlah pelanggan ponsel sudah dua juta lebih banyak
daripada pelanggan telepon kabel (fixed) yang cuma 8,21 juta sambungan
telepon (SST). Operator seluler berbasis satelit yang belakangan gencar
berpromosi adalah kartu Biru, mulai beroperasi sejak September 2000.
Pemerintah hingga saat ini sudah mengeluarkan izin operasi tujuh operator
regional GSM 1800. Sistem telekomunikasi bergerak (mobile) ini sebenarnya
menggunakan teknologi sama seperti tiga operator GSM sebelumnya
(Telkomsel, Satelindo, dan Excelcomindo) tapi memakai frekuensi 1800 yang
lebih lebar. Ketujuh operator GSM 1800 yang baru itu adalah Astratel
Nusantara untuk wilayah operasi Sumatera, PT. Inti (Ex-indocel) di Jakarta,
Ariawest International di Jawa Barat, PT. Mitra Perdana di Jawa Tengah dan
Yogyakarta, Natrindo di Jawa Timur, Primarindo Sistel di Kalimantan dan
Kodel Margahayu di wilayah Indonesia Bagian Timur (IBT). Ramainya
persaingan masih ditambah dengan keluarnya izin nasional GSM 1800 untuk
PT. Indosat dan PT Telkom sebagai kompensasi pencabutan lebih dini hal
monopoli yang mereka miliki. Perusahaan-perusahaan tersebut bukan hanya
pelayanan dan perluasan jaringan.
Saat ini ada tiga operator telepon seluler berbasis GSM 900 yang
beroperasi di Indonesia, yaitu Telkomsel, Satelindo dan Pro XL. Masing-
masing mempunyai pasar sendiri-sendiri dan produk yang ditawarkan juga
bervariasi, baik untuk kartu pra-bayar maupun kartu pasca bayar. Sebagai
contoh Kartu Hallo dan Simpati adalah kartu pasca-bayar dan pra-bayar
keluaran Telkomsel. Satelindo dan Excelcomindo mengeluarkan kartu
Mentari dan Pro XL. Fokus pengembangan pasar GSM 900 yang hanya pada
penambahan pelanggan di kota besar dan sentra bisnis memang membawa
konseuensi kanal pembicaraan di setiap base tranceiver station (BTS).
Pengguna ponsel sering tidak kebagian tempat untuk melakukan hubungan
telepon sehingga sulit untuk menghubungi atau dihubungi, suara terputus-
putus, bahkan mati mendadak ketika berbicara sambil bergerak. Pemakaian
frekuensi 1800 merupakan obat mujarab bagi teknologi GSM 900 yang sudah
sangat padat.
PT. Inti (Ex-indocel) yang sudah berpengalaman dalam usaha di
bidang telekomunikasi berusaha memasuki bisnis ini dengan meluncurkan
produk jasa pelayanan telepon seluler berbasis GSM 1800. Sejak 31 Agustus
2001 melalui anaknya perusahaan PT. Inti (Ex-indocel), XL memberikan
layanan dengan menggunakan teknologi terbaru yaitu berbasis GSM 1800.
XL ini merupakan operator seluler berbasis GSM 1800 yang pertama di
Indonesia dan telah mendapatkan ijin, baik dari Departemen Telekomunikasi
dan Perhubungan maupun dari Direktorat Perhubungan. Peluncuran
perdananya di Batam, kemudian berturut-turut di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Yogyakarta dan Jawa Timur, dan saat ini sedang diluncurkan di Jabodetabek.
Kecanggihan kartu ponsel ini, antara lain kartu SIM hingga 64 Kb
sehingga mampu menyimpan 200 nomor telepon dan 20 teks SMS. Selain itu
teknologi SMS tool kit dengan micro browser yang memungkinkan pengguna
telepon genggam mengakses internet secara mobile. “Target pasar XL adalah
orang muda yang berjiwa aktif dan dinamis, maka kami harus memberikan
berbagai fasilitas canggih yang mereka butuhkan. Harga yang kami tetapkan
juga sangat kompetitif agar bisa dijangkau oleh kalangan tersebut”, tutur
Direktur Utama XL, Hasnul Suhaimin (Marketing, 21/I/22 November – 5
Desember 2001).
Pemilihan segmen ini dimaksudkan agar Pro-XL tidak bersaing secara
frontal dengan sesama seluler lain yang sudah eksis. Di kota Bandung dan
Yogyakarta, Pro-XL memilih pasar baru yang belum tergarap, yakni kalangan
ABG (anak baru gede) dan twenties (mahasiswa). Menurut Suzana W,
pimpinan wilayah Pro-XL Bandung (Pikiran Rakyat, November 2001)
kalangan ABG dan mahasiswa sangat dinamis dan merupakan pasar potensial
yang masih bisa dioptimalkan bagi pengembangan bisnis seluler, khususnya
jenis layanan pra-bayar.
Hingga saat ini pelanggan Pro-XL sudah mencapai ratusan ribu dari
target pelanggan yang 500 ribu. Menurut Taufik, pengamat pemasaran dari
Mark-Plus, Pro-XL berpeluang menjadi raja pasar di bisnis operator seluler.
Taufik juga memperkirakan pada tahun 2004 pengguna ponsel akan mencapai
20 jutaan (Marketing 21/I/22 November – 5 Desember 2001).
Strategi PT Satelindo dan Pro-XL untuk menambah jumlah pelanggan
dengan menggerojok pasar lewat kartu-kartu perdana murah, Telkomsel dan
Excelcomindo menekan pasar dengan berbagai kemudahan baru. Strategi ini
diharapkan sesuai dengan target konsumen yang ada yaitu kalangan ABG dan
Mahasiswa. Hal ini yang dilakukan oleh salah satu pesaingnya yaitu
Telkomsel. Telkomsel sejak awal memang menerapkan doktrin “Satu Nusa,
satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Cakupan, Indonesia” yang merambah sampai
ke desa-desa di seluruh tanah air. Strategi pemasaran yang dilakukan Pro-XL
ternyata masih jauh dibandingkan dengan prestasi salah satu pesaingnya yaitu
Telkomsel. Sebagai perbandingan prestasi pasar Pro-XL saat ini memiliki
1.200.000-an pelanggan, sedangkan jumlah pelanggan PT Telkomsel baik
pra-bayar maupun pasca-bayar (postpaid) mencapai 2.000.000, dengan
kemungkinan churn (pelanggan pindah) atau bad debt (ngemplang) di bawah
3 persen.
Melihat strategi yang dilakukan Pro-XL dalam merebut pasar
dibandingkan prestasi pertumbuhan jumlah pelanggan yang telah dimiliki
Pro-XL maka tampak terdapat Gap antara strategi pemasaran yang dilakukan
dengan tuntutan dan kebutuhan pengguna ponsel berdasarkan segmentasi
pasar yang dilakukan. Jumlah pelanggan Pro-XL saat ini adalah sekitar
1.200.000 (masih rendah jika dibandingkan salah satu pesaingnya misal
Telkomsel yaitu 2.000.000-an. Dalam hal lain lemahnya pulsa Pro-XL pada
banyak daerah banyak dikeluhkan pelanggan. Namun demikian, strategi
perusahaan untuk menipis kesan bahwa Pro-XL atas keluhan produk Pro-XL
tersebut yaitu dengan menggalakkan strategi periklanan untuk menunjang
image brand yang dapat tersarang di pikiran konsumen.
Secara empiris survei yang dilakukan oleh media cetak di atas
menunjukkan bahwa berapapun dana yang dikeluarkan perusahaan Pro-XL
untuk membiayai kegiatan above the line, dengan ide-ide yang
mengagungkan orisinalitas dan idealisme agensi periklanan, tidak bisa
dikatakan efektif apabila tidak memberikan implikasi yang baik terhadap
brand awareness konsumen.
Dalam bukunya Marketing Insight A to Z (2003: 3), Philip Kotler
menulis bahwa sebelum menggunakan iklan, perusahaan-perusahaan
seharusnya melontarkan pertanyaan berikut pada diri mereka sendiri: Apakah
menghabiskan uang dalam iklan akan menghasilkan lebih banyak konsumen
yang puas pada produk kita ketimbang dengan apabila perusahaan mengguna-
kan uang tersebut untuk meningkatkan brand experience yang lebih kuat?.
Pada halaman yang sama Kotler menambahkan baha perusahaan seharusnya
lebih menitikberatkan penggunaan dana dan waktunya untuk menciptakan
desain produk yang lebih baik, daripada untuk secara psikologis
memanipulasi persepsi masyarakat lewat kampanye iklan yang
menghamburkan uang. Semakinm baik produk, semakin sedikit dana yang
harus dihabiskan untuk iklan. Karena bagaimanapun juga, promosi yang
paling baik adalah yang dilakukan oleh pelanggan yang terpuaskan.
Sedangkan Hermawan Kartajaya dalam bukunya Positioning,
Diferensiasi, dan Brand (2004: 23) menyatakan bahwa setiap produk yang
sukses, dibangun dengan menguatkan positioning, diferensiasi, dan brand.
Persepsi konsumen yang positif terhadap produk dapat diciptakan dengan
positioning yang tepat dari produk tersebut. Positioning merupakan suatu
sistem yang terorganisir untuk menemukan jendela dalam pikiran. Hal ini
tergantung pada konsep pada komunikasi dapat mengambil tempat pada saat
yang tepat dan didalam lingkungan yang tepat (Ries dan Trout, 2002: 30)
dalam Prasetijo dan Sutiono (2005). Produk yang didukung oleh diferensiasi
yang kuat dan solid maka dengan sendirinya akan membentuk brand image
yang kuat dan solid pula.
Oleh karena itu, perlu adanya kesesuaian antara perserpsi konsumen
dan strategi pemasaran yang menjadi alasan konsumen dalam keputusan
pembelian kartu Pro-XL di wilayah Kartasura. Suatu produk ideal dengan
kualitas dan fasilitas kemudahan tinggi tapi dengan harga yang rendah adalah
sulit dilakukan. Hal ini diperlukan keputusan terhadap prioritas kebijakan
pemasaran sesuai dengan target konsumen yang ada. Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka dalam penelitian ini diberi judul: “ANALISIS
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM
CARD XL DI WILAYAH KARTASURA”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan dimuka, maka pokok
masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini:
“Bagaimana konsumen mempersepsikan diferensiasi pada produk Sim Card
XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel
penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan
infrastruktur (anabler)?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini:
“Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap diferensiasi pada produk Sim
card XL dengan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan variabel-variabel
penelitian, yaitu, Konten (what to offer), konteks (how to offer), dan
infrastruktur (anabler).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dibidang manajemen
pemasaran kepada lembaga atau produsen telephone seluler khususnya
dan SIM Card umumnya, khususnya mengenai persepsi konsumen
mengenai diferensiasi pada produk Sim Card XL dengan beberapa kriteria
yang disesuaikan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu, Konten (what
to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (anabler)?.
2. Diharapkan hasil penelitian ini bagi pihak lain dapat menambah
wawasan pengetahuan masalah persepsi konsumen dan dapat
meningkatkan pengetahuan.
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memperjelas isi dari skripsi dari awal sampai akhir, maka
dapat dibuat suatu sistematika skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menjabarkan tentang latar belakang masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan mengemukakan teori-teori dari hasil studi pustaka
yang erat hubungannya dalam bidang penelitian antara lain:
pengertian persepsi, persepsi konsumen, diferensiasi produk,
perilaku konsumen, tinjauan penelitian terdahulu, dan
perumusan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi penelitian yang
terdiri dari kerangka pemikiran, data dan sumber data, metode
pengumpulan data, dan rencana analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian,
deskripsi data, analisis data dan pembahasan hasil analisis.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini, akan dikemukakan kesimpulan dan saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan
bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha,
1998: 5). Menurut definisi tersebut arti pemasaran adalah jauh lebih luas
daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai
dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan,
menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang
sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk
tersebut jadi kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu
dan organisasi (Kotler, 1997: 13). Definisi ini mengakui bahwa manajemen
pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, gagasan yang tergantung pada
pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang
terlibat.
Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan
10
pertukaran dengan pasar yang dijadikan sasaran, dengan maksud untuk
mencapai “objective” organisasi pemasaran (Radiosunu, 1993: 3). Berdasar-
kan pengertian tersebut, maka dapat diterangkan bahwa manajemen
pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memper-
tahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Tugas pokok manajemen pemasaran adalah perencanaan secara terus
menerus, pelaksanaan dan pengawasan. Tugas perencanaan terdiri dari
mencari kesempatan yang menarik dan mengembangkan strategi pemasaran.
Maksud dari strategi pemasaran tersebut adalah suatu pasar sasaran dan
bauran pemasaran. Seorang manajer pemasaran tidak boleh puas hanya
dengan merencanakan strategi sekarang.
Suatu pasar dimana ada persaingan ia harus selalu mencari kesempatan
baru dan merencanakan strategi baru. Strategi-strategi baru tersebut harus
disesuaikan dengan bauran-bauran pemasaran yang digunakan oleh
perusahaan. Analisis kegiatan pemasaran diperlukan karena untuk mengetahui
apakah perencanaan sudah tepat atau belum. Kemudian strategi yang menarik
dipilih untuk pelaksanaan pengawasan diperlukan agar yakin bahwa rencana-
rencana dilaksanakan dengan berhasil. Adapun fungsi pokok pemasaran
adalah:
a. Selling (Penjualan)
Penjualan merupakan kegiatan bagaimana memperlancar penjualan barang
dan jasa yang dihasilkan dengan melakukan tingkat aktif dan dinamis
fungsi penjualan merupakan fungsi yan paling penting dalam pemasaran
karena menjadi soko guru aktivitas untuk mecapai pasar atau konsumen
yang dituju.
b. Buying (Pembeli)
Pembelian adalah usaha untuk memperoleh bahan baku atau barang
dagangan secara efektif dan efisien bertujuan untuk memilih barang-
barang yang dibeli untuk diproses di dalam perusahaan atau dijual dengan
harga, kualitas dan service yang layak.
c. Transportasi (Pengangkutan)
Pengangkutan merupakan fungsi pemindahan barang di tempat produsen
ke tempat konsumen dimana sebagian fungsinya dujalankan oleh
perusahaan sendiri atau oleh perusahaan pengangkutan.
d. Storage (Penyimpanan)
Penyimpanan merupakan kegiatan penyimpanan barang-barang pada saat
setelah selesai diproduksi sampai pada saat di konsumsi. Alasan
mengadakan penyimpanan antara lain karena produksi bersifat terus-
menerus sedangkan konsumen bersifat musiman atau sebaliknya, untuk
menstabilkan harga, untuk spekulasi dan lain-lain.
e. Financing (pembelanjaan)
Fungsinya untuk memperoleh dana dari sumber ekstern guna membiayai
kegiatan pemasaran. Misalnya pinjaman dari bank.
f. Risk Bearing (Penanggungan Resiko)
Merupakan usaha untuk menanggulangi atau memperkecil resiko dalam
usaha memasarkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen.
g. Standartdization dan Granding (Standardisasi dan Granding)
Adalah usaha penetapan ukuran-ukuran tertentu yang diantaranya paling
penting standardisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk
spesifikasi barang hasil manufacture, misalnya ukuran jumlah kertas
adalah rim, granding adalah usaha menggolong-golongkan barang ke
dalam golongan standard kualitas yang telah mndapatkan pengakuan dunia
perdagangan. Adapun cara penggolongan yang dilakukan adalah dengan
memeriksa dan menyoltir dengan panca indra, alat dan contoh barang.
Aktivitas pemasaran tidak hanya dilakukan oleh produsen sebagai
penyedia barang, dan jasa, akan tetapi juga dilakukan oleh pembeli.
Konsumen melakukan pemasaran ketika mereka mencari barang dan jasa
yang mereka butuhkan dengan harga sesuai dengan kemampuan mereka.
B. Persepsi Konsumen
Solomon (1999) dalam Prasetijo dan Sutiono (2005) mendefinisikan
persepsi sebagai proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah
dan dipilih, kemudian datur dan akhirnya diinterpretasikan (Prasetijo dan
Ihalauw, 2003: 68). Dapat diartikan secara sederhana bahwa persepsi
konsumen adalah bagaimana konsumen menginterpretasikan suatu produk.
Konsumen memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis
yang dipenuhi atau terpuaskan oleh suatu produk atau merek. Nilai (values)
adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat. Nilai seringkali melibatkan
afeksi sehubungan dengan kebutuhan atau tujuan tersebut. Nilai yang telah
terpuaskan atau tujuan hidup utama yang telah tercapai merupakan kejadian
internal yang tak berwujud dan subyektif, sebaliknya konsekuensi fungsional
dan psikososial lebih nyata dan lebih jelas bila terjadi (Peter dan Olson, 1999:
71).
Pada dasarnya setiap orang bertindak sesuai dengan persepsi mereka
terhadap suatu hal. Setiap individu melakukan aksi dan reaksi berdasarkan
persepsinya bukan pada objek nyata. Persepsi konsumen sangat penting bagi
pemasar daripada pengetahuan mereka mengenai objek nyata. Setiap orang
adalah konsumen. Berbagai macam persepsi turut mempengaruhi konsumen
dalam tindakannya. Buktinya dapat dilihat pada kebiasaan berbelanja,
bagaimana memanfaatkan waktu luang, dan sebagainya. Karena setiap
konsumen dalam mengambil keputusan dan melakukan tindakan berdasarkan
apa yang mereka persepsi dari kenyataan maka sangat penting bagi pemasar
memahami seluruh gagasan mengenai persepsi dan konsep yang berhubungan
dengan persepsi sehingga dapat menentukan apa yang mempengaruhi
konsumen untuk membeli suatu produk (Schiffman, 1987: 171) dalam
Prasetijo dan Sutiono (2005).
Produk berbeda dengan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasil-
kan pabrik. Sementara merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila
produk bisa dengan mudah ditiru pesaing, merek selalu memiliki keunikan.
Produk biasanya cepat usang. Sebaliknya, merek yang sukses akan terus
bertahan sepanjang masa.
Selain merek, persepsi memegang peranan penting pula dalam
pemasaran. Pasar dimiliki mereka yang pandai bermain dengan persepsi.
Pemasaran merupakan ajang pertempuran persepsi, bukan pertempuran
produk. Dalam pemasaran, persepsi dianggap lebih penting daripada
kenyataan. Perilaku manusia biasanya lebih dikuasai kepercayaan terhadap
sesuatu yang dianggap benar daripada apa yang sesungguhnya benar.
Akibatnya, seseorang dapat dikelabui oleh gagasan dan harapannya. Orang
kemudian hanya berharap melihat apa yang mereka ingin saksikan.
Hasilnya, persepsi seseorang dengan orang lain bisa berbeda-beda.
Apa yang diketahui seseorang mencerminkan apa yang dipelajarinya di masa
lalu, keadaan pikirannya saat ini, serta apa yang sebenarnya ada pada
kenyataan di luar dirinya. Hal tersebut, sedikit-banyak dapat menerangkan
mengapa produk yang berharga sama, berkualita sama, bisa dipersepsikan
berbeda.
Al Ries (dalam Prasetijo dan Sutiono, 2005) pernah mengatakan
bahwa pemasaran merupakan pertempuran persepsi, bukan pertempuran
produk. Suatu produk dengan kualitas, model dan feature sama serta harga
hampir sama, kinerjanya bisa berbeda di pasar. Karena persepsi suatu produk
itu di bentuk konsumen tidak sama (Wibowo, dkk, 1996: 13).
Pemasar dalam menentukan bagaimana produk baru dibuat dan
dipersepsi baik oleh konsumen sebaiknya mempertimbangkan pengaruh-
pengaruh yang dapat mendistorsi persepsi sebagai berikut (Prasetijo dan
Ihalauw, 2003: 84-86)
1. Physical Appearance. Orang cenderung suka pada kualitas yang mereka
asosiasikan dengan orang-orang tertentu yang mirip dengan mereka dalam
hal-hal tertentu yang relevan (dipersepsi sebagai orang yang mirip dia).
2. Stereotype. Gambaran yang selalu ada dalam benaka seseorang
(stereotype) merupakan harapan orang tersebut akan terjadinya situasi-
situasi khusus atau munculnya orang-orang tertentu atau kejadian-
kejadian tertentu dalam suatu situasi. Hal ini penting dalam menentukan
persepsi konsumen terhadap suatu stimulus.
3. Sumber-sumber yang dihormati biasanya memberi bobot persepsi yang
lebih.
4. Irrelevant Cues. Orang membeli sesuatu dengan atribut produk yang
sebetulnya bukan atribut produk inti.
5. First Impressions atau kesan pertama. Sesuatu yang sangat berkesan, sulit
untuk diubah dan bahkan cenderung selamanya. Perkenalan produk
adalah tahap sangat penting yang akan masuk dalam persepsi konsumen,
oleh karena itu harus didahului dengan perancangan yang hati-hati. Bila
kesan pertama ini positif, maka pemasar sudah memperoleh keuntungan
besar dalam positioning dan repositioning produk tersebut.
6. Jumping to Conclusions. Seringkali orang menyimpulkan, terutama dalam
hal performansi produk, sebelum melihat bukti-bukti yang relevan.
7. Halo Effect. Halo Effect adalah kesan umum (jelek maupun baik) yang
diberikan pada interpretasi stimuli yang tidak penad.
Perusahaan juga sebaiknya meninggalkan alat ukur lama seperti
kesadaran (awareness), pengakuan (recognition), dan daya ingat (recall)
konsumen akan suatu produk dalam menilai efektif atau tidaknya suatu
pengembangan merek. Tingkat efektifitas itu harus dinilai dengan tolok ukur
yang lebih komprehensif seperti nilai-nilai merek yang ditangkap konsumen
(customer perceived value), tingkat kepuasan konsumen (customer
satisfactions), bagian dari anggaran konsumen yang dihabiskan untuk
membeli suatu produk (customer share of wallet), kemampuan bertahan
konsumen untuk menggunakan suatu produk (customer retention), dan faktor
lembaga konsumen (Kotler, 2004: 17).
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Kotler di atas penelitian ini
menyesuaikan dengan nilai-nilai merek yang ditangkap konsumen (costumer
perceived value) yang diukur dengan mengacu pada teori diferensiasi yang
dikemukakan oleh Hermawan Kartajaya.
C. Diferensiasi Produk
Menurut Kotler (2002: 328), “diferensiasi didefinisi sebagai suatu
tindakan merancang serangkaian perbedaan yang berarti untuk membedakan
tawaran perusahaan dengan tawaran pesaing”. Jumlah peluang diferensiasi
berbeda-beda untuk tiap jenis industri. Boston Consulting Group telah
membedakan empat jenis industri berdasarkan jumlah keunggulan kompetitif
yang tersedia dan ukurannya, yaitu:
1. Industri volume (volume industry): adalah industri di mana perusahaan-
perusahaan di dalamnya hanya dapat memperoleh sedikit keunggulan
kompetitif tetapi berukuran cukup besar.
2. Industri mati langkah (stalemate industry): adalah industri yang di
dalamnya hanya terdapat sedikit potensi keunggulan kompetitif dan
masing-masing berukuran kecil.
3. Industri terfragmentasi (fragmentasi industry): adalah industri dimana
perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang untuk diferensiasi,
tetapi tiap peluang memiliki keunggulan kompetitif yang kecil.
4. Industri terspesialisasi (specialized industry): adalah industri dimana di
perusahaan-perusahaan di dalamnya memiliki banyak peluang
diferensiasi, dan tiap diferensiasi dapat menghasilkan keuntungan yang
tinggi.
Adapun pengertian dari diferensiasi produk oleh Hermawan Kertajaya
(2004: 12) didefinisikan sebagai semua upaya merek atau perusahaan untuk
menciptakan perbedaan di antara para pesaing dalam rangka memberikan
value terbaik kepada pelanggan. Dari Seri Sembilan Elemen Marketing salah
satunya adalah Hermawan Kartajaya on Differentiation (2004), Hermawan
Kartajaya menegaskan bahwa untuk mengukur seberapa baik tingkat
diferensiasi (setelah menentukan positioning) suatu produk harus ditinjau
melalui konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastrruktur
(anabler) yang terkandung dalam produk tersebut. Konten, Konteks, dan
Infrastruktur tersebut harus dapat disatukan.
Konten adalah dimensi diferensiasi yang menunjuk pada “apa” value
yang ditawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari
diferensiasi. Konten biasanya merupakan offering utama produk dan
perusahaan kepada pelanggan. Konteks merupakan dimensi yang menunjuk
pada “cara” menawarkan value kepada pelanggannya. Ini merupakan bagian
intangible dari diferensiasi. Jadi, kalau konten berbicara mengenai what to
offer, konteks berbicara mengenai how to offer. Infrastruktur adalah faktor-
faktor pemungkinan (enabler) terealisasikannya diferensiasi konten maupun
konteks di atas. Dimansi terakhir ini menunjuk pada pembedaan terhadap
pesaing berdasarkan kemampuan teknologi (technology), kapabilitas SDM
(people), dan kepemilikan fasilitas (facility) untuk mendukung penciptaan
diferensiasi konten dan konteks di atas.
Diferensiasi adalah semua upaya untuk membedakan diri dengan
pesaing lain, baik dari sisi konten, konteks, maupun infrastruktur. Ada
beberapa hal yang menurut Hermawan Kartajaya harus diperhatikan untuk
menghasilkan perbedaan yang sustainable dan long-lasting. Hal pertama
adalah produk dan merek haruslah memiliki keunikan sehingga sulit ditiru
oleh pesaing. Agar sulit ditiru oleh pesaing, mau tidak mau diferensiasi itu
tersusun dari beragam aktifitas yang cukup banyak dan kompleks serta ada
keterkaitan antar aktifitas tersebut. Bisa juga, diferensiasi tersebut tersusun
dari sekumpulan intangible asset perusahaan, seperti budaya perusahaan atau
kemampuan SDM yang memang by-nature sulit ditiru pesaing karena adanya
konteks organisasi yang berbeda.
Kemudian diferensiasi yang diterapkan juga harus mampu menghasil-
kan value terbaik yang diinginkan pelanggan. Diferensinya haruslah
customer-focused dalam artian bahwa pembeda yang diciptakan tersebut
haruslah mampu memberikan manfaat yang sangat tinggi di mata pelanggan.
Untuk dapat melakukannya, mau tak mau langkah awal dalam menyusun
diferensiasi adalah harus mampu secara jeli mengurai needs, wants, dan
expectation dari setiap pelanggan.
Terakhir adalah bahwa diferensiasi yang diterapkan haruslah
merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Agar diferensiasi tersebut
kukuh, produk tersebut harus berada setingkat lebih tinggi daripada pesaing.
Untuk selalu bisa setingkat lebih tinggi, kuncinya adalah inovasi,. Inovasi
bisa bermacam-macam: bisa inovasi produk dan layanan, inovasi strategi,
atau barangkali inovasi model bisnis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
konsumen terhadap diferensiasi produk adalah bagaimana upaya produk,
merek, atau perusahaan menciptakan perbedaan konten, konteks, dan
infrastruktur di antara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik
kepada pelanggan sehingga gambaran yang baik dan berbeda mengenai
produk dapat melekat di benak konsumen.
Teori lain yang mendukung teori diferensiasi dari Hermawan
Kertajaya tersebut adalah teori yang dikemukakan oleh Anderson, Carpenter
dan Narus (2001) yang mengemukakan bahwa sumber-sumber diferensiasi
adalah, pertama, bank informasi yang berisi informasi yang bernilai untuk
konsumen (konten dan konteks). Misalnya, untuk produk-produk yang
mempunyai pasar sasaran orang-orang yang sangat peduli kesehatan, seperti
Tianshi, dari Cina, tersedia situas web (http://www.tianshi.com) yang dapat
diakses oleh konsumen dan memuat segala informasi tentang tianshi sebagai
obat tradisional atau citofarmaka yang bermanfaat untuk menaikkan citra
produk (konteks). Kedua, kemampuan untuk mengubah kerangka berpikir
konsumen. Konsumen yang hanya berfokus pada produk inti (konten saja)
akan mencari harga murah. Apabila perusahaan mampu megubah kerangka
berpikir mereka dengan mengubah fokus pada augmented product (konteks
dan infrastruktur), mereka akan berani mengorbankan sumber-sumbernya
untuk mendapatkan produk tersebut. Kebermitraan dengan konsumen
merupakan sumber yang ketiga. Dengan menyediakan layanan semacam
konsultasi dan hubungan baik dengan konsumen, kepercayaan konsumen
terhadap produk maupun perusahaan meningkat (konteks).
Ada beberapa hal yang menurut Hermawan Kertajaya harus
diperhatikan untuk menghasilkan perbedaan yang sustainable dan long-
lasting. Pertama adalah bahwa produk dan merek haruslah memiliki keunikan
sehingga sulit ditiru oleh pesaing. Agar sulit ditiru oleh pesaing, mau tidak
mau diferensiasi itu tersusun dari beragam aktifitas yang cukup banyak dan
kompleks serta ada keterkaitan antar aktifitas tersebut. Bisa juga, diferensiasi
tersebut tersusun dari sekumpulan intangible asset perusahaan, seperti budaya
perusahaan atau kemampuan SDM yang memang by-nature sulit ditiru
pesaing karena adanya konteks organisasi yang berbeda. Contoh untuk hal ini
misalnya adalah Disney Land.
Kemudian diferensiasi yang diterapkan juga harus mampu menghasil-
kan value terbaik yang diinginkan pelanggan. Diferensiasinya haruslah
customer-focused dalam arti bahwa pembeda yang diciptakan tersebut
haruslah mampu memberikan manfaat yang sangat tinggi di mata pelanggan.
Untuk dapat melakukannya, mau tak mau langkah awal dalam menyusun
diferensiasi adalah harus mampu secara jeli mengurai needs, wants dan
expectation dari setiap pelanggan.
Terakhir adalah bahwa diferensiasi yang diterapkan haruslah
merupakan keunggulan dibandingkan pesaing. Agar diferensiasi tersebut
kukuh, produk harus berada setingkat lebih tinggi daripada pesaing. Untuk
selalu bisa setingkat lebih tinggi, kuncinya adalah inovasi. Inovasi bisa
bermacam-macam: inovasi produk dan layanan, inovasi strategi, atau
barangkali inovasi model bisnis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
konsumen terhadap diferensiasi produk adalah bagaimana upaya produk,
merek, atau perusahaan menciptakan perbedaan konten, konteks, dan
infrastruktur di antara para pesaing dalam rangka memberikan value terbaik
kepada pelanggan sehingga gambaran yang baik dan berbeda mengenai
produk dapat melekat di benak konsumen.
Crego dan Schiffrin (dalam Kotler, 2002: 326), menyatakan bahwa
organisasi yang berorientasi pelanggan harus mempelajari apa yang dihargai
oleh konsumen dan kemudian menyiapkan suatu tawaran yang melebihi
harapan mereka. Mereka melihat hal itu sebagai proses tiga langkah, yaitu:
1. Mendefinisikan model nilai pelanggan: Perusahaan pertama-tama
mendaftarkan semua faktor produk dan jasa yang mungkin mempengaruhi
persepsi nilai pelanggan sasaran.
2. Membentuk hierarki nilai pelanggan: perusahaan sekarang menempatkan
tiap faktor pada salah satu dari empat kelompok: dasar (bask); yang
diharapkan (expected), yang diinginkan (desired), dan yang tidak
diantisipasi (unanticipated).
3. Menentukan paket nilai pelanggan: Sekarang perusahaan memilih
kombinasi produk berwujud dan tak berwujud, pengalaman, dan hasil
pemikiran yang dirancang untuk melebihi para pesaing dan memenangkan
kesukaan serta kesetiaan pelanggan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Pemikiran
Untuk menunjukkan arah dari mana penyusunan ini sehingga
diperoleh gambaran mengenai persoalan yang dihadapi maka dibuat kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Product Diferentiation KONTEN KONTEKS Persepsi Consumer’s Konsumen Perceived Value
INFRASTRUKTUR Pre Decision Making Decision Making Post decision Making
Gambar 1.
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Seperti telah disinggung sebelumnya, Hermawan Kartajaya melihat
diferensiasi sebagai suatu kesatuan antara konten (what to offer), konteks
(how to offer), dan infrastruktur (enabler) yang terkandung pada sebuah
produk. Ketiga faktor tersebut digunakan sebagai variabel dalam penelitian
ini.
24
Efektifitas diferensiasi suatu produk akan berdampak baik apabila
diferensiasi tersebut dapat dikenai dengan baik oleh konsumen sehingga
dapat menjadikan produk tersebut memiliki nilai tambah bagi konsumen.
B. Definisi Operasional Variabel
1. Perepsi Konsumen terhadap Konten
Persepsi konsumen terhadap konten merupakan interpretasi konsumen
terhadap apa yang ditawarkan.
Adapun indikator yang dapat dikemukakan adalah:
a. Kesesuaian penerapan produk SIM Card XL.
b. Penegasan bahwa produk SIM Card XL merupakan satu-satunya
produk SIM Card di Indonesia dengan varians manfaat yang berbeda
dengan merek lain.
2. Persepsi Konsumen terhadap Konteks
Persepsi konsumen terhadap konteks merupakan interpretasi konsumen
terhadap bagaimana SIM Card XL ditawarkan.
Adapun indikator yang dapat dikemukakan adalah, bagaimana cara
berpromosi yang dilakukan oleh SIM Card XL.
3. Perepsi Konsumen terhadap Infrastruktur
Persepsi konsumen terhadap infrastruktur merupakan interpretasi
konsumen terhadap faktor-faktor pendukung (enabler) terealisasinya
diferensiasi konten dan konteks.
Adapun indikator yang dapat dikemukakan adalah berupa distribusi
produk SIM Card XL yang ada di wilayah Kartasura.
Beberapa model definisi di atas menunjukkan bahwa konsumen
mempersepsikan produk melalui diferensiasinya dengan variabel konten,
konteks, dan infrastrukturnya. Konsumen akan menilai dari apa sebenarnya
produk yang ditawarkan, bagaimana produk tersebut ditawarkan kepada
konsumen, dan sejauh mana tingkat ketersediaan produk, kinerja sdm-nya,
dan teknologi produksinya.
Setelah mengenali dan menilai diferensiasi produk tersebut, konsumen
dapat membayangkan value apa yang akan diterimanya nanti (consumer’s
perceived value). Dalam tahap ini konsumen akan menjadi sangat jeli karena
konsumen mulai mengumpulkan informasi dan membandingkan produk baik
melalui product trial ataupun promosi produk lainnya. Diskonformasi atau
tidak kesesuaian kinerja produk dengan harapan konsumen nantinya akan
mengakibatkan ketidakpuasan konsumen.
Dalam konteks yang lebih luas, harapan konsumen terhadap value
produk tersebut juga merupakan informasi penting bagi pemasar dalam
mempengaruhi konsumen dalam proses pra pengabilan keputusan,
pengambilan keputusan untuk membeli, dan pasca pembelian. Setelah
konsumen melakukan pembelian produk, konsumen tersebut dengan
sendirinya akan melakukan evaluasi produk dan tanpa sadar mengubah
persepsinya terhadap produk tersebut. Persepsi konsumen akan berubah
menjadi baik ataupun buruk tergantung sejauh mana perbedaan atas apa yang
diharapkan konsumen dengan apa yang diterima konsumen sesunggunya.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang
karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto, 1993 : 107). Populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen atau masyarakat yang yang pernah membeli
atau sedang membeli SIM Card XL yang berada di wilayah Kartasura.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. (Djarwanto dan
Subagyo, 1998: 108). Dalam tabel yang ditulis Malhotra (Sugianto, 2002: 30)
berikut ini menggambarkan beberapa sampel yang dibutuhkan untuk masing-
masing tipe penelitan pemasaran.
Penelitian ini tergolong tipe test marketing studies karena bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana persepsi konsumen SIM Card mengenai
diferensiasi yang diterapkan oleh PT. Excelcomindo pada produk SIM Card
XL. Berdasarkan tabel tersebut sampel minimum yang sebaiknya diambil
untuk kategori test marketing studies adalah sebanyak 200 responden. Oleh
karena itu kuesioner yang diedarkan sebanyak 150 eksemplar dengan
expected response sebanyak 140 responden dan expected nonresponse
sebanyak 10 responden.
Pemilihan responden pada penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling mengingat jumlah populasi dari sampal yang diambil
sulit untuk diidentifikasi. Teknik non probability sampling yang digunakan
adalah berdasarkan pendekatan judgment sampling. Metode judgement
sampling adalah salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti memilih
sampel bersasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel
yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003: 119). Maksud
karakteristik dalam penelitian ini adalah usia, pekerjaan, penghasilan,
frekuensi menggunakan Sim Card XL,, dan merek Sim Card apa yang saja
yang sudah pernah dicoba.
D. Data dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang
dikumpulkan sendiri oleh penulis secara langsung melalui obyeknya.
Sedangkan yang menjadi obyek penelitian penulis adalah konsumen yang
pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL di wilayah Kartasura.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Interview (Wawancara)
Metode untuk memperoleh data yang diperlukan secara langsung
dari responden yang dalam hal ini wawancara kepada konsumen yang
pernah membeli atau sedang membeli SIM Card XL.
2. Metode Kuesioner
Maksud dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden
dan responden memilih alternatif jawaban yang sudah tersedia. Jawaban
atas pertanyaan tersebut bersifat tertutup, maksudnya alternatif jawaban
atas pertanyaan tersebut telah disediakan dan responden tidak diberi
kesempatan menjawab yang lain diluar jawaban yang telah disediakan
(Singgih dan Fandy, 2002).
Rata-rata tertimbang diterapkan dengan skala terendak 1 dan tertinggi 5
diberikan pada setiap jawaban responden dari setiap pertanyaan pada
kuesioner, kemudian dihitung rata-ratanya. Cara menghitung rata-rata
berbobot adalah menjumlahkan seluruh hasil, kemudian mengalikan bobot
jawaban dengan jumlah responden yang memilih jawaban tersebut
(frekuensi) kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan frekuensinya.
F. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur asah atau valid
tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2001: 135). Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan dengan analisis
faktor, yaitu analisis yang digunakan untuk menguji apakah butir-butir
pertanyaan atau indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi
sebuah faktor atau konstruk atau variabel. Menurut Ghozali (2001:
137), jika masing-masing butir pertanyaan merupakan indikator
pengukur suatu variabel maka akan memiliki nilai loading faktor yang
tinggi. Adapun alat analisis yang digunakan dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS release 15,0.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2001: 132), reliabilitas merupakan suatu alat
untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dua
cara, yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, dan 2) One
Shot atau pengukuran sekali saja. Adapun uji statistik yang digunakan
dengan metode Alpha Cronbach (a). Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60
(Nunnaly, 1969). Alat bantu analisis yang digunakan dengan bantuan
komputer program SPSS release 15,00.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan
menghitung rata-rata berbobot dengan rumus:
Σfi.wi X= ---------- ………………….. (1) Σfi
Keterangan :
X = rata-rata berbobot
fi = frekuensi
wi = Bobot
Hasil dari perhitungan rata-rata berbobot pada setiap jawaban yang
mengarah pada variabel-variabel penelitian dimasukkan pada rentang
skala Likert dengan skala terendah adalah 1 yang menggambarkan posisi
yang sangat buruk dan skala tertinggi adalah 5 yang menggambarkan
posisi sangat baik.
Rentang Skala dihasilkan dengan rumus:
R (bobot) Rs = ------------ …………………….. (2) M
Keterangan:
R (bobot) = Bobot terbesar – bobot terkecil
M = Banyaknya kategori bobot.
Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1
hingga 5 sehingga rentang skala penilaian yang didapat melalui rumus
tersebuta dalah:
5 – 1 Rs = ------ = 0,8 5
Hasil perhitungan tersebut diaplikasikan dalam skala Likert sehingga
menunjukkan posisi rentang skala beserta interpretasinya sebagai berikut:
STB TB CB B SB
1,00 1,80 2,60 3,40 4,20 5,0
Keterangan:
STB : Sangat Tidak Baik
TB : Tidak Baik
CB : Cukup Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode kuesioner tertutup, yaitu dengan
menyebarkan kuesioner secara tertutup dan terjaga kerahasiaannya atas
jawaban yang diberikan kepada responden pemakai atau pembeli Sim Card XL
di wilayah Kartasura. Dalam pelaksanaan penyebaran dan pengumpulan
kuesioner penelitian tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 10 September
2009 sampai dengan 20 Oktober 2009.
Dalam pelaksanaan penyebaran dan pengumpulan kuesioner, terdapat
beberapa kendala yang dialami peneliti yaitu:
1. Terdapat beberapa responden yang mengisi tidak lengkap sehingga tidak
layak untuk digunakan dalam penelitian;
2. Beberapa responden ada yang tidak mau mengisi kuesioner dengan alasan
karena aktivitas yang padat (sibuk), sehingga tidak bisa diganggu.
Jumlah kuesioner yang disebarkan oleh peneliti adalah 150 buah. Dari
jumlah tersebut, kuesioner yang kembali dan bisa digunakan untuk penelitian
sebanyak 140 buah dari keseluruhan angket yang disebar. Dengan demikian
tingkat pengembalian sebanyak 93%, sehingga dari keseluruhan kuesioner
yang dapat digunakan untuk penelitian berjumlah 140 responden.
B. Analisis Central Tendencies
Analisis ini terdiri nilai mean, median, dan nilai modus dari masing-
masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil analisis unit yaitu mengetahui
nilai mean, median, dan modus dari skor variabel diferensiasi produk yang
terdiri dari: Konten, Konteks, dan Infrastruktur dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Variabel Diferensiasi pada Konten
Distribusi skor variabel diferensiasi pada konten mempunyai
rerata 3,76 dengan nilai simpangan baku 0,905, median = 4,00, modus =
4,00, nilai maksimum 5 dan nilai minimum adalah 2. Hal ini berarti nilai
diferensiasi pada konten tergolong tinggi, dimana didukung oleh nilai
rerata dan nilai yang sering muncul (modus) sebesar 4,00.
2. Variabel Diferensiasi pada Konteks
Distribusi skor variabel diferensiasi pada konteks mempunyai
rerata 7,33 dengan nilai simpangan baku 3,097, median = 6,00, modus =
5,00, nilai maksimum 12 dan nilai minimum adalah 3. Hal ini berarti nilai
diferensiasi pada konteks tergolong tinggi, dimana didukung oleh nilai
rerata dan nilai yang sering muncul (modus) sebesar 5,00.
3. Variabel Diferensiasi pada Infrastruktur
Distribusi skor variabel diferensiasi pada infrastruktur mempunyai
rerata 5,59 dengan nilai simpangan baku 0,822, median = 5,00, modus =
5,00, nilai maksimum 8 dan nilai minimum adalah 4. Hal ini berarti nilai
diferensiasi pada konteks tergolong sedang, dimana didukung oleh nilai
rerata dan nilai yang sering muncul (modus) sebesar 5,59.
C. Deskripsi Responden
Responden adalah masyarakat yang berada di wilayah Kartasura yang
pernah membeli dan menggunakan produk Sim Card XL. Untuk pengambilan
sampel, dalam penelitian ini digunakan teknik adjustment sampling yaitu
pemilihan sampel dengan cara menanyai responden sebelum mengisi
kuesiner.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, maka dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
1. Usia
Tabel IV.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 < 15 tahun 15 10,70%
2 15 – 30 tahun 89 63,60% 3 > 30 tahun 36 25,70%
Jumlah 140 100,00%
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.1 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli
dan menggunakan Sim Card XL dengan kelompok umur kurang dari 15
tahun berjumlah 15 orang (10,70%), antara 15 – 30 tahun sebanyak 89
orang (63,60%), dan yang lebih dari 30 tahun sebanyak 36 orang
(25,70%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan responden
mempunyai umur antara 15 – 30 tahun, yang berarti kebanyakan
responden adalah anak usia muda dari keseluruhan responden yang
dijadikan penelitian.
2. Jenis Kelamin
Tabel IV.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 73 52,10%
2 Perempuan 67 47,90% Jumlah 140 100,00%
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.2. diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin responden
dapat dibagi antara lain, yang mempunyai jenis kelamin laki-laki 73 orang
(52,10%), dan yang mempunyai jenis kelamin perempuan sebanyak 67
orang (47,900%), dari keseluruhan responden yang dijadikan penelitian.
3. Pendidikan Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi
pendidikan responden tertera sebagai berikut:
Tabel IV.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Kategori Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD 6 4,30% 2 SLTP 14 10,00% 3 SLTA 90 64,30% 4 Sarjana 30 21,40%
Jumlah 140 100,00%
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.3 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli
dan menggunakan Kartu Sim Card XL mempunyai tingkat pendidikan
akhir dari SD berjumlah 6 orang (4,30%), yang lulus SLTP sebanyak 14
orang (10,00%), yang lulus SLTA sebanyak 90 orang (64,30%), dan yang
Sarjana sebanyak 30 orang (21,40%). Hasil tersebut membuktikan banyak
responden kebanyakan mempunyai tingkat pendidikan tamat SLTA.
4. Pekerjaan Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi pekerjaan
responden tertera sebagai berikut:
Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Kategori Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Pelajar/Mahasiswa 58 41,40% 2 Karyawan/Peg.Swasta 42 30,00% 3 PNS/TNI/POLRI 11 7,90% 4 Wiraswasta 21 15,00% 5 Lain-lain 8 5,70%
Jumlah 140 100,00%
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden yang pernah
membeli dan menggunakan Sim Card XL mempunyai pekerjaan sebagai
pelajar/ mahasiswa sebanyak 58 orang (41,40%), sebagai karyawan/Peg.
Swasta sebanyak 42 orang (30,00%), sebagai PNS/TNI/POLRI sebanyak
11 orang (7,90%), sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (15,00%), dan
pekerjaan lain-lain sebanyak 8 orang (5,70%). Berdasarkan penemuan
tersebut kebanyakan responden mempunyai pekerjaan sebagai
karyawan/peg. swasta dari keseluruhan responden.
5. Pendapatan Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi tingkat
pendapatan responden tertera sebagai berikut:
Tabel IV.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan
No. Kategori Pendapatan Jumlah Persentase 1 < Rp 500.000,- 67 47,90% 2 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 39 27,90% 3 Rp 1.100.000 – Rp 1.500.000 15 10,70% 4 > Rp 1.500.000,- 19 13,60%
Jumlah 140 100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli
dan menggunakan produk Sim Card XL mempunyai pendapatan < Rp
500.000,- berjumlah 67 orang (47,90%), antara Rp 500.000 – Rp
1.000.000,- sebanyak 39 orang (27,90%), antara Rp 1.100.000 – Rp
1.500.000,- berjumlah 15 orang (10,70%), dan lebih dari Rp 1.500.000,-
sebanyak 19 orang (13,60%). Hasil tersebut membuktikan bahwa
responden kebanyakan mempunyai pendapatan antara Rp 500.000 – Rp
1.000.000 dari keseluruhan responden.
6. Frekuensi Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian ini distribusi frekuensi
responden menggunakan produk Sim Card XL dalam sehari tertera sebagai
berikut:
Tabel IV.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
No. Kategori Frekuensi Penggunaan Jumlah Persentase 1 1 x/hari 12 8,60% 2 2 x/hari 7 5,00% 3 3 x/hari 9 6,40% 4 > 3 x/hari 112 80,00%
Jumlah 140 100,00% Sumber : Data primer yang diolah
Dari tabel IV.5 dapat diketahui bahwa responden yang pernah membeli
dan menggunakan Sim Card XL dilihat dari frekuensi, yaitu 1 x/hari sebanyak
12 orang (8,60%), 2 x/hari sebanyak 7 orang (5,00%), 3 x/hari sebanyak 9
orang (6,40%), dan lebih dari 3 x/hari sebanyak 112 responden (80,00%).
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa responden terbanyak adalah
responden yang menggunakan tingkat frekuensi > 3 x/hari dalam
menggunakan SIM Card XL dari keseluruhan responden.
D. Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dengan analisis faktor
dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS release 15,00
maka diketahui hasil uji validitas seperti tampak pada tabel IV.6.
berikut:
Tabel IV.6. Hasil Uji Validitas Butir
Component 1 2 3
Konten
Konteks Infrastr
0.641
0,923
0,956
Berdasarkan tabel IV.6. diketahui bahwa nilai korelasi antar
variabel atas pernyataan yang digunakan untuk penelitian, maka untuk
pernyataan konten pada componen 2 dengan nilai 0,923, untuk
konteks pada componen 1 dengan nilai 0,641, dan nilai infrast. pada
componen 3 dengan nilai 0,956. Hasil tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai rtabel pada n = 30 adalah 0,361, apabila nilai
korelasi tersebut lebih besar dari rtabel maka dikatakan valid, dan juga
terlihat nilai rotasi dari 5 (lima) perlakuan yang berulang-ulang. Oleh
karena nilai dari korelasi tiap atribut pernyataan lebih besar dari 0,361
maka pernyataan untuk konten, konteks, dan infrastr dapat dikatakan
valid.
Berdasarkan teori yang ada, bahwa jumlah instrumen (butir
pertanyaan) yang tidak lebih dari 1 maka tidak dapat dilakukan uji
reliabilitas. Oleh karena dalam penelitian ini hanya digunakan 1 butir
pertanyaan maka tidak perlu dilakukan uji reliabilitas.
2. Analisis Persepsi
Analisis persepsi konsumen terhadap diferensiasi produk Sim
Card XL di wilayah Kartasura dapat diinterpretasi sebagai berikut:
a. Pertanyaan Konten
Pernyataan konten nomor 1 tentang kesesuaian produk Sim Card XL
dengan selera konsumen. Adapun pendapat para responden tentang
pernyataan Konten dapat dilihat pada tabel IV.7. berikut:
Tabel IV.7. Faktor Konten (What to Offer) Produk Sim Card XL Bobot Konten1 S x f Penilaian (wi) (fi) (wi.fI)
Sangat Setuju 5 26 130 Setuju 4 72 288 Netral 3 24 72 Tidak Setuju 2 18 36 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 Total 140 526
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot
yang dihasilkan dari tabel IV.7. di atas adalah sebagai berikut:
526 XCn1 = ------ = 3,76 140
Hasil dari perhitungan data setelah dikonversikan dalam skala
Likert menunjukkan bahwa variabel konten1 berada pada posisi baik
dengan nilai skala 3,76. Nilai ini berada pada rentang nilai antara 3,40 –
4,20 yang tergolong baik. Hal ini mengindikasikan bahwa konten
produk Sim Card XL dipersepsikan (dinilai) baik oleh konsumen Sim
Card XL di wilayah Kartasura.
b. Pertanyaan Konteks
Pernyataan nomor 1 tentang cara berpromosi yang dilakukan oleh produk
Sim Card XL sehingga konsumen berminat untuk membelinya. Adapun
pendapat para responden tentang pertanyaan Konteks dapat dilihat pada
tabel IV.8. berikut:
Tabel IV.8. Faktor Konteks (How to Offer) Produk Sim Card XL Bobot Konteks S x f Penilaian (wi) (fi) (wi.fI)
Sangat Setuju 5 32 160 Setuju 4 61 244 Netral 3 33 99 Tidak Setuju 2 9 18 Sangat Tidak Setuju 1 5 5
Total 140 526 Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot yang
dihasilkan dari tabel IV.8. di atas adalah sebagai berikut:
526 XCx = ------ = 3,76 140
Hasil dari perhitungan data setelah dikonversikan dalam skala Likert
menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada posisi baik dengan
nilai sekala 3,76, sehingga menunjukkan posisi rentang skala 3,40 – 4,20
yang tergolong baik. Hal ini mengindikasikan bahwa konteks yang selama
ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL
dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah Kartasura.
b. Pertanyaan nomor 2
Pertanyaan terbuka mengenai sejauh mana konsumen produk Sim Card XL
di Kartasura mengenali program-program promosi Sim Card XL
menghasilkan data yang bervariasi. Berdasarkan hasil analisis dapat
dikemukakan pada tabel IV.9. berikut:
Tabel IV.9. Program Promosi Sim Card XL
No. Program Promosi Frekuensi Persentase
1 Media Elektronik (TV/Radio) 68 48.57 % 2 Media Surat Kabar 9 6.43 % 3 Sponsor Event Musik 3 2.14 % 4 Bilboard 0 0.00 % 5 Spanduk 4 2.86 % 6 Sales Promotion 5 3.57 % 7 Teman/Saudara 51 36.43 %
Jumlah 140 100,00 % Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel IV.9. tersebut diketahui bahwa Media elektronik
(TV/Radio) merupakan media promosi yang bisa dikatakan efektif untuk
menjangkau semua lapisan masyarakat, yaitu 68 orang atau 48,57%
responden mengenali program promosi produk Sim Card XL melalui
program ini. Media promosi lain yang sering ditemui oleh responden
meliputi atau melalui teman/saudara (51 responden atau 36,43%), media
surat kabar (9 responden atau 6,43%), media sales promotion (5 responden
atau 3,57%), dan spanduk (4 responden atau 2,86%), dan untuk media
bilboard tidak ada yang memilih (0%) dari keseluruhan responden yang
diteliti di wilayah Kartasura.
4. Pertanyaan Infrastruktur
a. Pertanyaan nomor 1
Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan pada tabel IV.10. berikut:
Tabel IV.10. Program Promosi Sim Card XL No. Mendapat Produk Frekuensi Persentase 1 Counter di pinggir jalan 110 78.57 % 2 Mall/Toko Swalayan 20 14.29 % 3 Lainnya (Agen, Toko Buku, dll) 10 7.14 %
Jumlah 140 100,00% Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel IV.10. tersebut menunjukkan bahwa counter di pinggir
jalan tergolong sangat efektif untuk mendistribusikan produk Sim Card XL
(110 orang atau 78,57%). Retailer lain yang disebut responden adalah
Mall/Toko Swalayan (20 responden atau 14,29%), dan kemudian baru di
tempat lainnya (Agen, toko buku, dan lain sebagainya) hanya sebanyak 10
responden (7,14%) dari keseluruhan responden yang diteliti di wilayah
Kartasura.
Infrastruktur (enabler) produk Sim Card XL diukur berdasarkan
ketersediaannya pada setiap retailer yang menyediakan produk Sim Card
XL dari PT. Indosat.
b. Pertanyaan nomor 2
Pendapat para responden dapat dilihat pada tabel IV.12. berikut:
Tabel IV.11. Faktor Infrastruktur (Enabler) Produk Sim Card XL Bobot Infrastruktur S x f Penilaian (wi) (fi) (wi.fI)
Sangat Setuju 5 56 280 Setuju 4 73 292 Netral 3 10 30 Tidak Setuju 2 1 2 Sangat Tidak Setuju 1 0 0 Total 140 604
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dihitung rata-rata berbobot yang
dihasilkan dari tabel IV.11. di atas adalah sebagai berikut:
604 XInfr = ------ = 4,31 140
Hasil dari perhitungan data setelah dikonversikan dalam skala Likert
menunjukkan bahwa variabel Infrastruktur berada pada posisi baik dengan
nilai skala 4,31. Nilai ini berada pada rentang sangat baik (4,20 – 5,00).
Hal ini mengindikasikan bahwa infrastruktur (enabler) yang selama ini
dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk Sim Card XL
dipersepsikan sangat baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah
Kartasura.
E. Analisis Diferensiasi Produk Sim Card XL
Hasil dari analisis data tiap variabel diferensiasi diubah dalam bentuk
persentase untuk mengetahui seberapa besar dominasi tiap variabel mengenai
persepsi konsumen produk Sim Card XL di wilayah Kartasura.
Tabel IV.12. Rating Tiap Variabel Differensiasi
No. Variabel Rating Persentase
1. Konten 3,76 31,78 % 2. Konteks 3,76 31,78 % 3. Infrastruktur 4,31 36,43 % Total 11,83 100,00 %
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Infrastruktur yang diterapkan
pada produk Sim Card XL memiliki dominasi 36,43% sebagai faktor pembeda
yang dapat dikenali dan dipersepsikan baik oleh responden.
Berdasarkan temuan yang cukup menarik dari penelitian ini adalah
bahwa ternyata, benar juga apa yang dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel)
mengenai produk Sim Card XL dalam membangun diferensiasi lewat media
above dan below the line (di atas dan di bawah deferensiasi yang lain), yang
dengan perkataan lain, membangun infrastruktur tersebut ternyata
infrastruktur membangun persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi
mereka terhadap konten dan konteks.
F. Pembahasan
Untuk memenangkan persaingan di pasaran, maka produsen-produsen
SIM Card yang memiliki kekuatan bersaing yang tinggi perlu untuk
diwaspadai. Dengan kekuatan modal dan inovasi yang seimbang dengan PT.
Inti (Ex-indocel)maka kemungkinan untuk meluncurkan produk SIM Card
dengan kategori yang sama dan mungkin pula lebih differentiated dapat
terjadi. Benhmarking terhadap produk Sim Card merek lain yang mungkin
akan bermunculan sangat perlu dilakukan agar konten Produk Sim Card XL
dapat dipertahankan sebagai faktor diferensiasi. Dikuatkan dengan pendapat
Trout (2002, 3), jika perbedaan tersebut dapat didefinisikan dengan cara yang
dapat dipahami, maka perangkap para “peniru” bisa dihindari.
Pendapat yang seharusnya dipahami dengan hati-hati adalah bahwa
jika ide yang sangat bagus (Sim Card XL yang fleksibel) dipadukan dengan
sebuah merek yang habt (XL) akan membuat pemasaran produk berhasil. Hal
tersebut tidak sepenuhnya benar. Jika tidak berhati-hati produk baru akan
menggerogoti omset penjualan produk induk (Produk XL) atau bahkan
mengambil sebagian pangsa pasar produk induk sehingga menjadi lebih kecil
daripada sebelumnya.
Untuk memperbaiki konten Produk Sim Card XL sebaiknya turut
memperhatikan apa yang mempengaruhi di benak konsumen. Di dalam benak
konsumen, satu merek hanya untuk satu ide (Trout, 2000: 108). Merek Sim
Card XL yang telah memiliki identitas sendiri (produk Sim Card berwarna
hijau yang mendomiansi dipadukan dengan warna pelangi) telah dipadukan
dengan identitas baru yang berbeda sama sekali.
Adapun untuk Konteks (how to offer) produk Sim Card XL yang
dipersepsikan baik oleh konsumen sebagian besar dikenali melalui iklan media
elektronik (TV/Radio). Media advertensi dengan budget yang sangat mahal
dibanding media lain tersebut sebaiknya diefektifkan dengan lebih
komunikatif dan efisien untuk setiap spot penayangannya sehingga dapat lebih
tertanam dalam benak konsumen. Hal yang sebaiknya turut diperhatikan pula
adalah bagaimana sekreatif mungkin mengatasi batasan-batasan legal iklan
produk Sim Card sejenis pada televisi yang meliputi batasan jam penayangan
dan materi tayangan iklan.
Infrastruktur Produk Sim Card XL yang dipersepsi konsumen baik di
wilayah Kartasura disebabkan oleh distribusi dan tempat penjualan yang
cenderung tidak berbeda dengan merek atau produk yang lain. Untuk produk
Sim Card XL menerapkan strategi ubiquity dalam distribusinya sehingga
membuat produk tersebut tersedia dalam jangkauan tangan siapa pun yang
menginginkan- nya dengan harga terjangkau. Hal ini merupakan perlakuan
yang berbeda mengingat produk Sim Card XL yang beredar saat ini memiliki
diferensiasi konten yang kuat dibangun dengan strategi distribusi exclusivity.
Tempat di mana produk di jual dan bagaimana produk ditampilkan
(displayed) akan menciptakan pesan yang kuat tentang merek dalam pikiran
konsumen, bahkan lebih kuat dari iklan yang dibuat (Schulz, 2003: 116).
Sinergi antara distribusi yang telah mapan dan tampilan (display) yang sesuai
pada setiap counter yang menyediakan produk Sim Card XL akan
meningkatkan penjualan dan memperkuat strategi positioning merek.
Positioning yang kuat yang ditampilkan pada setiap counter akan membantu
memperbaiki persepsi konsumen mengenai konteks (how to offer) dan
infrastruktur (enabler) produk Sim Card XL secara langsung.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa variabel konten berada pada
posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa
konten produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card
XL di wilayah Kartasura.
2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Konteks berada pada
posisi baik dengan nilai sekala 3,76. Hal ini mengindikasikan bahwa
konteks yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-indocel) pada produk
Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim Card XL di wilayah
Kartasura.
3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel Infrastruktur berada pada
posisi baik dengan nilai sekala 4,31. Hal ini mengindikasikan bahwa
infrastruktur (enabler) yang selama ini dilakukan oleh PT. Inti (Ex-
indocel) pada produk Sim Card XL dipersepsikan baik oleh konsumen Sim
Card XL di wilayah Kartasura.
4. Berdasarkan analisis diferensiasi diketahui bahwa ternyata benar juga apa
yang dilakukan oleh PT. Inti mengenai produk Sim Card XL dalam
membangun diferensiasi lewat media above dan below the line (di atas dan
di bawah deferensiasi yang lain), yang dengan perkataan lain,
membangun infrastruktur tersebut, ternyata infrastruktur membangun
persepsi positif di benak konsumen sebaik persepsi mereka terhadap
konten dan konteks.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai
berikut :
1. Dalam penelitian ini yang dibahas hanya sebatas pada analisis persepsi
konsumen terhadap diferensiasi produk Sim Card XL di wilayah Kartasura.
Oleh karena itu dengan adanya keterbatasan tersebut tidak bisa
menggeneralisasi beberapa hal yang berkaitan dengan persepsi konsumen
pengaruhnya terhadap diferensiasi produk.
2. Dalam pemilihan populasi dan sampel penelitian hanya terbatas pada
lingkup atau wilayah di Kartasura, akibatnya kurang luas jangkauan
pengambilan populasi dan sampelnya, padahal masih ada beberapa daerah
kota atau daerah kabupaten yang banyak kaum mudanya menggunakan
produk Sim Card XL.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang telah dilakukan, maka
saran-saran yang dapat dikemukakan adalah:
1. Kepada konsumen, diharapkan dapat memilih jenis produk Sim Card
dengan tidak hanya memandang dari konten, konteks, dan infrastruktur,
namun diharapkan dapat memilih berdasarkan hal lain, misalnya harga,
diskon, dan lain sebagainya.
2. Kepada perusahaan Sim Card khususnya PT. Inti (Ex-indocel) dalam
mengiklankan hendaknya memiliki tampilan yang menyenangkan, enak
untuk ditonton, pesan yang akan disampaikan jelas supaya konsumen
mengerti apa yang sebenarnya ingin disampaikan, dan tema yang di
sampaikan pada iklan terkesan di pikiran konsumen, dan untuk
memperbaiki konten produk Sim Card XL sebaiknya turut memperhatikan
apa yang mempengaruhi benak konsumen.
3. Kepada peneliti yang lain, diharapkan dapat memiliki jumlah sampel yang
luas serta wilayah yang berbeda sehingga hasil penelitiannya dapat
menggeneralisasikan hasil yang cukup luas lingkupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Basu Swatha, Irawan, 1997, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty,
Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS.
Semarang: BPFE UNDIP. Husein Umar, 2000, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ihalauw, John J.O.I. 2000. Bangunan Teori Edisi Millenium. Fakultas Ekonomi
Universiats Kristen Satya Wacana, Salatiga. Kartajaya, Hermawan, Yuswohady, Jacky Mussry. 2004. Positioning,
Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Penerbit Gramedia. Kotler, Philip, Gary Armstrong, 1997, Dasar – Dasar Pemasaran 1, (Terjemahan
Alexander Sindoro) Prenhallindo, Jakarta. ________, 1997, Dasar – Dasar Pemasaran 2, (Terjemahan Alexander Sindoro)
Prenhallindo, Jakarta. Suharsimi Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Tinjauan Praktek, Penerbit
PT. Rineka Cipta. Jakarta. Majalah MIX, edisi II/II/22 Nopember-15 Desember 2005. Indonesia Brand
Identity Summit: Packaging Consumer Branding Award 2005, Jakarta. Prasetijo, R. dan Setiono, Agus. 2005. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap
Diferensiasi Produk Rokok Djarum Black Cappuccino di Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Salatiga. UKSW.
Wibowo, Ari Satriyo, Venture Elisawati dan Hermawan Kertajaya. 1996. Bermain
dengan Persepsi: 36 Kasus Pemasaran Asli Indonesia. Jakarta: Penerbit Gramedioa.
Kepada :
Yth. Bapak/Ibu/Saudara Konsumen Sim Card XL
Di - Kartasura
Dengan hormat,
Di tengah-tengah kesibukan Bapak/Ibu/Saudara, perkenankanlah saya
memohon bantuannya untuk mengisi kuesioner untuk mendapatkan data
penyusunan skripsi tentang Persepsi Konsumen terhadap Diferensiasi Produk Sim
Card XL di Kartasura. Setiap jawaban tidak ada yang salah atau pun benar, tetapi jawaban yang baik adalah jawaban yang sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu/Saudara.
Data yang terkumpul akan kami gunakan semata-mata untuk keperluan
penyusunan skripsi dan bukan untuk hal-hal lain di luar keperluan tersebut.
Atas segala bantuan dan budi baik Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih.
Kartasura, September
2009
Hormat Saya,
Sugeng Ristanto
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP DIFERENSIASI PRODUK SIM CARD XL DI KARTASURA
1. Usia : a. > 15 tahun b. 15 – 30 tahun c. > 30 tahun
2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Pendidikaan Formal : a. SD b. SLTP c. SLTA d. Sarjana
4. Jenis Pekerjaan : a. Pelajar/Mahasiswa b. Karyawan/Pegawai Swasta c. PNS/TNI/POLRI d. Wiraswasta e. Lain-lain
5. Tingkat Pendapatan : a. < Rp 500.000,- b. Rp 550.000 – Rp 1.000.000 c. Rp 1.001.000 – Rp 1.500.000 d. > Rp 1.500.000,-
6. Frekuensi manggunakan Sim Card XL/Minggu : a. 1 x / hari
b. 2 x / hari c. 3 x / hari d. > 3 x / hari
Jawablah pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat Bp/Ibu/Saudara/i dengan
memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c, dan d.
Keterangan:
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
A. KONTEN SIM CARD XL
No Pernyataan SS S N TS STS
1.
Menurut Anda, produk Sim Card XL sudah sesuai
dengan selera konsumen dengan produk sejenis.
B. PERTANYAAN KONTEKS SIM CARD XL
No Pernyataan SS S N TS STS1.
Menurut Anda, cara berpromosi yang dilakukan oleh produk Sim Card XL sangat menarik, sehingga konsumen berminat untuk membelinya.
2. Menurut Anda, dari mana Anda memperoleh informasi terhadap produk
Sim Card XL di pasaran.
a. Media Elektronik (TV/Radio) d. Bilboard
b. Media Surat Kabar e. Spanduk
c. Sponsor Event Musik f. Sales Promotion
C. PERTANYAAN TENTANG INFRASTRUKTUR SIM CARD XL
1. Menurut Anda, dari mana Anda mendapatkan produk Sim Card XL di
pasaran?
a. Dari Counter di pinggir jalan
b. Dari Mall/Toko Swalayan
c. Lainnya (Agen, Toko Buku dan Peralatan Kantor)
No Pernyataan SS S N TS STS2.
Menurut Anda, bahwa produk Sim Card XL banyak tersedia di tempat-tempat conteaner di mana conteaner tersebut didirikan.
Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya.
-----ooo0ooo-----
Reliability
****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. KONTEN1 3.6333 .8503 30.0 2. KONTEKS1 3.9000 .8030 30.0 3. INFRASTR 4.1000 .8030 30.0 Correlation Matrix KONTEN1 KONTEKS1 INFRASTR KONTEN1 1.0000 KONTEKS1 .5000 1.0000 INFRASTR .3081 .3904 1.0000 N of Cases = 30.0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables Scale 11.6333 3.6195 1.9025 3 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Squared Alpha if Item if Item Total Multiple if Item Deleted Deleted Correlation Correlation Deleted KONTEN1 8.0000 1.7931 .4846 .2650 .5615 KONTEKS1 7.7333 1.7885 .5523 .3117 .4704 INFRASTR 7.5333 2.0506 .4018 .1694 .6659 Reliability Coefficients 3 items Alpha = .6659 Standardized item alpha = .6662
Frequency Table:
1. Karakteristik Responden
Usia
2 6.7 6.7 6.722 73.3 73.3 80.0
6 20.0 20.0 100.030 100.0 100.0
< 15 tahun15 - 30 tahun> 30 tahunTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Kelamin
23 76.7 76.7 76.76 20.0 20.0 96.71 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
Laki-lakiPerempuan3Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat Pendidikan
2 6.7 6.7 6.74 13.3 13.3 20.0
19 63.3 63.3 83.35 16.7 16.7 100.0
30 100.0 100.0
SDSLTPSLTASarjanaTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Jenis Pekerjaan
5 16.7 16.7 16.715 50.0 50.0 66.7
1 3.3 3.3 70.07 23.3 23.3 93.32 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Pelajar/MahasiswaKaryawan/Pg. SwastaPNS/TNI/POLRIWiraswastaLain-lainTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Tingkat Pendapatan
5 16.7 16.7 16.7
18 60.0 60.0 76.7
2 6.7 6.7 83.3
5 16.7 16.7 100.030 100.0 100.0
< Rp 500.000Rp 550.000 -Rp 1.000.000Rp 1.100.000 -Rp 1.500.000> Rp 1.500.000Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Frekuensi Menggunakan
5 16.7 16.7 16.71 3.3 3.3 20.03 10.0 10.0 30.0
21 70.0 70.0 100.030 100.0 100.0
1 x/hari2 x/hari3 x/hari> 3 x/hariTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
2. Persepsi Konsumen Tentang: Konten, Konteks, dan Infrastruktur
KONTEN1
7 23.3 23.3 23.33 10.0 10.0 33.3
19 63.3 63.3 96.71 3.3 3.3 100.0
30 100.0 100.0
TSNSSSTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KONTEN2
1 3.3 3.3 3.32 6.7 6.7 10.06 20.0 20.0 30.0
15 50.0 50.0 80.06 20.0 20.0 100.0
30 100.0 100.0
STSTSNSSSTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KONTEKS1
2 6.7 6.7 6.74 13.3 13.3 20.0
18 60.0 60.0 80.06 20.0 20.0 100.0
30 100.0 100.0
TSNSSSTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
KONTEKS2
19 63.3 63.3 63.33 10.0 10.0 73.31 3.3 3.3 76.71 3.3 3.3 80.06 20.0 20.0 100.0
30 100.0 100.0
Media Elektronik (TV/Radio)Media Surat KabarSponsor Event MusikSales PromotionTeman/SaudaraTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
INFRAST1
23 76.7 76.7 76.75 16.7 16.7 93.3
2 6.7 6.7 100.0
30 100.0 100.0
Cointer di pinggir jalanMall/Toko SwalayanLainnya (Agen, Toko Bukudan Peralatan KantorTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
INFAST2
1 3.3 3.3 3.32 6.7 6.7 10.0
18 60.0 60.0 70.09 30.0 30.0 100.0
30 100.0 100.0
TSNSSSTotal
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Descriptive Statistics
140 140 1400 0 0
3.76 7.33 5.594.00 6.00 5.00
4 5 5.905 3.097 .822
2 3 45 12 8
526 1026 782
ValidMissing
N
MeanMedianModeStd. DeviationMinimumMaximumSum
Konten Konteks Infrastruktur