suci rahmi-infeksi pada umbilikus

7
INFEKSI PADA UMBILIKUS Suci Rahmi 0907101010137 A. DEFINISI Pada saat lahir, tali pusat di klem atau diikat. Dalam beberapa hari kemudian akan mengerut, kering dan lepas. Area bekas tempatnya melekat sembuh dan membentuk umbilikus atau pusat. Kadang-kadang bakteri memasuki tempat ini dan terjadi suatu infeksi yang disebut omfalitis (Hamilton, 1995). Omfalitis diartikan sebagai eritema (merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2003). A. ETIOLOGI Radang pada daerah umbilikus, yang mungkin disebabkan oleh bakteri piogen, serius terutama karena adanya bahaya penyebaran hematogen atau peluasan ke hati atau peritoneum (Behrman et al., 1999). Organisme penyebab infeksi umbilikus adalah Staphylococcus aureus, Eschericia coli atau Sreptococcus grup B (Cunningham et al., 2009).

Upload: ardhuha

Post on 22-Nov-2015

437 views

Category:

Documents


67 download

DESCRIPTION

tulisan

TRANSCRIPT

INFEKSI PADA UMBILIKUSSuci Rahmi0907101010137A. DEFINISIPada saat lahir, tali pusat di klem atau diikat. Dalam beberapa hari kemudian akan mengerut, kering dan lepas. Area bekas tempatnya melekat sembuh dan membentuk umbilikus atau pusat. Kadang-kadang bakteri memasuki tempat ini dan terjadi suatu infeksi yang disebut omfalitis (Hamilton, 1995). Omfalitis diartikan sebagai eritema (merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2003).

A. ETIOLOGIRadang pada daerah umbilikus, yang mungkin disebabkan oleh bakteri piogen, serius terutama karena adanya bahaya penyebaran hematogen atau peluasan ke hati atau peritoneum (Behrman et al., 1999). Organisme penyebab infeksi umbilikus adalah Staphylococcus aureus, Eschericia coli atau Sreptococcus grup B (Cunningham et al., 2009).

B. EPIDEMIOLOGIKeadaan ini sangat umum ditemukan di negara berkembang,sekitar tiga perempat kasus disebabkan oleh polymicrobial. Pemantauan tentangpenyebab omfalitis ini sangat penting karena isu perawatan tali pusat saat iniadalah perawatan kering tanpa penggunaan antiseptik secara rutin (Gallagher, 2000). Laporan terbaru dari Janssen (2003) menyebutkan terjadi peningkatan angka kematian bayi dari 59% menjadi 85% akibat omfalitis.C. PATOFISIOLOGIInfeksi adalah proses saat organismeyang mampu menyebabkan penyakit masuk kedalam tubuh atau jaringan dan menyebabkan trauma atau kerusakan. Pada saat terjadinya bakteri pada daerah umbilikus dibutuhkan:a. Inokulum bakteri, (biasanya 100.000 organisme per ml eksudat atau per gram jaringan, atau per mm2 daerah permukaan.b. Lingkungan yang rentan terhadap bakteri (air, elektrolit, karbohidrat, hasil pencernaan protein dan darah).c. Hilangnya resistensi pejamu terhadap infeksi (sawar fisik yang terganggu, respon biokimiawi/ humoral yang menurun, respon selular yang menurun)Selain itu bakteri juga mempunyai sekresi yang dapat menimbulkan beberapa efek. Senyawa yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:a. Enzim (misalnya hemolisin, streptokinase, hialuronidase)b. Eksotoksin (dilepaskan oleh bakteri intak terutama Gram positif misalnya tetanus)c. Endotoksin (lipopolisakarida (LPS) dilepaskan dari dinding sel saat kematian bakteri.Infeksi juga memiliki perjalanan alamiah seperti:a. Timbulnya respon inflamasi (rubor/ kemerahan, tumor/ pembengkakan, dolor/ nyeri, kalor/panas)b. Resolusi: reaksi inflamasi menetap dang menghilang Langsung kejaringan sekitar Sepanjang daerah jaringan luka Melalui system limfatik (limfangitis) Melalui aliran darahc. Pembentukan abses: terkumpulnya pus pada satu tempatd. Organisasi: jaringan granulasi, fibrosis, jaringan parute. Infeksi yang kronis: menetapnya organisme pada jaringan menimbulkan respon inflamasi kronis. D. GEJALA KLINISDaerah umbilikus basah, berbau dan mengeluarkan sedikit cairan. Area di sekitar umbilikus menjadi bengkak. Cairan yang dikeluarkan meningkat, baunya meningkat dan pasien juga mengalami demam Karen terjadinya infeksi (Hamilton, 1995). Manifestasi umum penyakit mungkin minimal (eritema periumbilikalis), walaupun telah terjadi septikimia atau hepatitis (Behrman et al., 1999).Bayi yang terinfeksi tali pusatnya, pada tempat tersebut biasanya akan mengeluarkan nanah dan pada bagian sekitar pangkal tali pusat akan terlihat merah dan dapat disertai dengan edema. Pada keadaan yang berat infeksi dapat menjalar ke hati (hepar) melalui ligamentum falsiforme dan menyebabkan abses yang berlipat ganda. Pada keadaanmenahun dapat terjadi granuloma pada umbilikus. Jika tali pusat bayi bernanah atau bertambah bau, berwarna merah, panas, bengkak, dan ada area lembut di sekitar dasar tali pusat seukuran uang logam seratus rupiah, ini merupakan tanda infeksi tali pusat (Gallagher, 2000).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANGTanda tanda paling dini dari infeksi ini tidak boleh dispelekan sediaan apus untuk pemeriksaan kultur serta test sensitivitas harus segera dikerjakan (Cunningham et al., 2009). Hasil apus pus omfalitis adalah bakteri batang Gram negative, sesuai dengan pola kuman yang sering menginfeksi bayi baru lahiR (Janssen, 2003).

F. DIFFERENTIAL DIAGNOSISa. Selulitis pada dinding abdomen anteriorb. Septicemia neonatalc. Luka bakar pada perutG. DIAGNOSAKasus infeksi umbilikus pada bayi yang baru lahir mungkin tidak memperlihatkan tanda-tanda infeksi, sehingga diagnosis tidak mudah ditegakkan (Cunningham et al., 2009).

H. PENATALAKSANAANMandi atau pemakaian triple dye setiap hari pada pangkal tali pusat dan kulit sekitarnya dapat mengurangi insidens infeksi umbilikus. Pengobatan meliputi terapi antibakteri segera dan jika ada pembentukan abses dilakukan irisan dan drainase bedah (Behrman et al., 1999).Pemberian antibiotik lokal (misalnya semprotan Neotracin) harus dimulai secepat mungkin disamping pemberian antibiotic sistemik (Farrer, 1999).Pada perawatan umbilkus harus dialkukan tindakan aseptik yang keta. Sebagian dokter memberikan salep basitrasin atau triple dye. Providone Iodium yang dioleskan setiap hari juga efektif (Cunningham et al., 2009).

I. KOMPLIKASI Flebitis vena porta dapat terjadi, yang nantinya mengakibatkan hipertensi porta ekstrahepatik (Behrman et al., 1999). Infeksi umbilikus yang berat (omfalitis) pada neonatus dapat menyebabkan kematian (Farrer, 1999). Selain itu kegagalan organ, thrombosis vena porta dan mionekrosis merupakan komplikasi dari infeksi umbilicus (Janssen, 2003).

DAFTAR PUSTAKABerhman, R.E; Kliegman, R.M dan Arvin, A.M. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15 volume 1 dan 2. Jakarta : EGCHelen Farrer., 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC, 187Cunningham, Gary F. 2009. Obstetri Williams edisi 21 volume 1. Jakarta : EGC. Janssen, Patricia A. et al. 2003. To Dye or Not to Dye: A Randomized, Clinical Trial of a Triple Dye/Alcohol Regime Versus Dry Cord Care. PEDIATRICS, Vol. 111, No. 1: 15-20. Diakses dari http://pediatrics.aappublications.org/cgi/reprint/111/1/15.pdf. Tgl 13 April 2013Gallagher, Patrick G. 2000, Last Updated: August 18, 2006. Omphalitis. Diakses dari http://www.emedicine.com/ped/topic1641.htm. Tgl 14 April 2013Hamilto, M.P. 1995. Dasar - dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.Jakarta:EGC.

35