subordinasi perempuan

Upload: tonystark

Post on 14-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uiwgdias

TRANSCRIPT

Subordinasi Perempuan: panggung fashion sampai sinetron

Subordinasi Perempuan: panggung fashion sampai sinetron

Sama halnya dengan anak-anak, perempuan menjadi target audience yang penting bagi pengelola program televisi. Mereka menyajikan acara khusus dengan waktu tayangan khusus bagi perempuan. Mata acara ini ditayangkan khususnya pada hari Sabtu pagi dan hampir sepanjang hari Minggu. Tampaknya, terdapat kesesuaian antara hari-hari penayangan program tersebut dengan pola hari kerja wanita karir yang umumnya identik dengan waktu luang mereka. Maka, materi yang ditawarkan berkisar pada pengetahuan seputar merawat anak hingga perawatan kecantikan dan penampilan. Hampir seluruh program ini ditujukan pada perempuan kelas menengah atas. Sangat jarang dibahas masalah menyangkut kondisi kerja dan kehidupan buruh perempuan, baik di sektor rumah tangga, industri maupun pertanian.Satu contoh program untuk perempuan adalah liputan tentang acara Penobatan Cosmo Girl 2002 yang ditayangkan stasiun SCTV. Cosmo Girl merupakan kontes pemilihan wanita berprestasi, diselenggarakan oleh sebuah majalah ibukota dengan nama serupa. Di acara ini, ditampilkan profil 10 gadis usia 14 19 tahun yang lolos seleksi sebagai finalis kontes tersebut. Lewat narasi acara tersebut, penonton diajak membedah prestasi yang dimiliki para kontestan.

Acara ini terdiri atas penggalan pernyataan para finalis yang dikombinasikan dengan pertunjukkan kebolehan mereka, dan cuplikan demo perawatan wajah menggunakan produk sponsor utama melalui sebuah fragmen pendek. Beberapa finalis misalnya, mengungkapkan jati diri berikut orientasi hidup mereka, seperti ..saya seorang Cosmo Girl karena punya prinsip serta visi dan misi tanpa penjelasan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan prinsip dan visi-misinya. Ada juga yang mengatakan: saya mengidolakan Budha Gautama karena ia menganggap materi bukan segalanya. Yang terpenting bagi Budha adalah keselamatan diri Peserta lainnya menyatakan: .remaja sekarang kurang percaya diri sehingga mudah terlibat narkoba Ungkapan tersebut sebenarnya tidak menjelaskan kriteria prestasi yang diperlombakan. Namun, penonton digiring untuk menyaksikan sosok fisik para finalis yang semuanya memenuhi kriteria kecantikan dominan dalam industri produk perawatan wajah dan tubuh. Semua peserta bertubuh langsing, wajah halus tanpa jerawat, hidung mancung, rambut hitam terawat, masakini dalam berpakaian, dan mereka semua berasal dari sekolah swasta dan negeri favorit. Sebagai penjelasan atas prestasi mereka, ditampilkanlah unjuk kebolehan masing-masing kontestan. Ada yang mempertunjukkan kemampuannya menembang lirik berbahasa Jawa, berbicara bahasa Inggris dengan fasih selama dua menit, menari, dan bermain piano. Sementara itu, sequence fragmen pendek menyampaikan informasi tentang seluk beluk teknik perawatan wajah agar halus dan putih serta bebas jerawat. Secara kongkrit, fragmen ini mempersuasi penonton untuk menggunakan produk dari sponsor utama dalam merawat wajah.

Ilustrasi di atas mengkonstruksi definisi wanita berprestasi yaitu, perempuan yang pandai merawat penampilan, dalam arti mampu membeli produk kosmetik ternama, sukses dalam kompetisi yang pada intinya berbasis pada keunggulan penampilan fisik, serta berasal dari kelas sosial menengah atas yang memberi mereka akses kepada pendidikan dan pengembangan potensi diri. Singkatnya, wanita yang berprestasi adalah mereka yang cantik, kaya dan berpendidikan. Tiga faktor inilah yang juga dianggap sebagai modal memupuk rasa percaya diri.

Kontes kecantikan seperti Cosmo Girl 2002 sebenarnya juga merupakan jenjang awal untuk perolehan materi yang lebih banyak. Mereka yang berhasil lolos sebagai finalis, memiliki peluang lebih besar untuk berprofesi sebagai foto model, presenter, bintang iklan, artis, dan posisi-posisi menengah dalam kerja kantoran, di mana industri siaran televisi merupakan media yang menyediakan sebagian besar kemungkinan bagi para perempuan mewujudkan hal tersebut.

Acara semacam Cosmo Girl 2002 ini merepresentasikan praktek subordinasi perempuan dengan cara mengungkung dan menundukkan potensi perempuan sebatas kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh industri kosmetik serta industri hiburan termasuk siaran televisi di dalamnya. Perempuan tidak lagi leluasa mendefinisikan apa yang dianggap penting bagi dirinya. Perempuan tidak lagi leluasa melakukan kontrol atas tubuhnya sendiri. Bertubuh gemuk adalah sebuah bencana. Berpenampilan botak adalah mengerikan sekaligus sebuah kemustahilan. Menjadi buruh pabrik atau buruh perkebunan adalah kegagalan hidup, bukannya kekuatan perubahan.

Gagasan yang melanggengkan subordinasi perempuan juga tersebar di program lain seperti acara fashion Wanita Gaya, Trend, Gaya, Cantik, Serasi; masak-memasak seperti Sedap Sekejap, Santapan Nusantara, Resep Oke Rudy, Rahasia Dapur Kita; keluarga seperti Jelita, Ibu, Bayi dan Balita, Rumah Idaman, Buah Hati.

Program fashion mempunyai nuansa senada dengan program Cosmo Girl 2002 dalam hal memelihara nilai-nilai ideal kepatutan penampilan yang harus diperhatikan kaum perempuan. Acara masak-memasak menempatkan perempuan sebagai penanggungjawab utama urusan pengelolaan dapur dengan standar gizi, cara pengolahan, hingga perlengkapan memasak milik kelas menengah atas. Sementara itu, program yang menampilkan persoalan seputar anggota keluarga mulai dari hubungan suami isteri, kesehatan anak hingga kebersihan rumah dikerangkakan sebagai persoalan yang harus diurus oleh perempuan.

Program lain seperti sinetron, film dan telenovela membawa gagasan subordinasi perempuan secara lebih alamiah sehingga mampu mengkonstruksi bangunan gagasan yang lebih kokoh. Salah satu sinetron berjudul Kehormatan, ditayangkan tiap hari Selasa pukul 20.00 di Indosiar. Seperti banyak sinetron lainnya, sinetron ini mengangkat kisah percintaan. Latar belakang tokoh-tokoh cerita berasal dari keluarga kelas menengah atas (baca: pengusaha sukses). Seluruh alur cerita berpusat pada citra perempuan yang bergelut dengan persoalan hubungan dengan laki-laki.

Hubungan kekuasaan tersebut dibungkus dengan kisah percintaan di antara tokoh-tokohnya. Tokoh Krisna jatuh cinta pada Tiara, gadis cantik adik kelas di kampusnya. Karena itu Cindy, patah hati kepada Krisna. Kelvin turun tangan membantu Cindy, sang adik. Kinanti, adik Krisna, dihamili oleh Kelvin, sebagai umpan untuk mengikat Krisna agar mengawini Cindy. Lalu Krisna mengawini Cindy, meski terpaksa. Tiara kecewa.Sinetron lainnya berjudul Gadis Penakluk, ditayangkan RCTI tiap Selasa pukul 20.00. Sinetron ini berkisah tentang seorang gadis SMU bernama Agnes, anak sebuah keluarga kaya. Ia tinggal bersama ibunya setelah sang ayah memutuskan untuk kawin lagi dengan alasan ingin mempunyai anak laki-laki. Semasa SMP, Agnes bersama gank-nya terlibat narkoba hingga pernah diperkosa oleh seorang kawan satu gank. Bergulat dengan persoalan-persoalan tersebut, Agnes ditampilkan sebagai gadis pemberani dan tomboy. Sikap ini sebagai bentuk protes atas perilaku sang ayah. Ia juga berupaya balas dendam atas perbuatan teman satu gank-nya.

Di stasiun lain yaitu SCTV, ditayangkan film televisi berjudul Dia Tersenyum Untukku, yang meraih Penghargaan Program Drama Ngetop Pemirsa SCTV 2002. Sinetron lepas ini berkisah tentang Putri dan Piyu, sepasang remaja satu sekolah dari kelas menengah atas yang saling jatuh cinta. Dalam perjalanannya, mereka menemui kenyataan bahwa orangtua mereka masing-masing pernah terlibat konflik. Ayah Piyu yang sudah almarhum, menjelang puncak karir semasa hidupnya difitnah oleh ayah Putri yang saat itu merupakan teman satu kantor. Akibatnya, ayah Piyu dipecat. Sebelum meninggal, usaha ayah Piyu yang dikelolanya setelah dipecat, bangkrut. Putri melarikan diri dari rumah setelah menyadari ayahnya hendak memisahkan dirinya dari Piyu. Sebagai tuntutan ia menyuruh ayahnya minta maaf kepada keluarga Piyu atas perbuatan di masa lalu. Orangtua Putri mengalah, dan minta maaf kepada ibu Piyu. Hubungan cinta Putri dan Piyu pun berlanjut mulus.

Sinetron yang dibuat khusus menyambut Lebaran, salah satunya adalah Mudik Tahun Ini, ditayangkan di SCTV. Sinetron ini menceritakan kisah keluarga menengah bawah yang gagal mudik karena si kepala keluarga, tokoh bernama Ihsan, mengundurkan diri dari tempatnya bekerja. Dalam posisi sebagai kepala tim negosiasi di kantornya, Ihsan mengalami benturan prinsip dengan bosnya dalam cara memenangkan tender. Digambarkan, kantor Ihsan mengalami dampak krisis ekonomi yang membuat jumlah proyek yang ditangani semakin menciut. Sang bos mendesak Ihsan untuk melakukan suap pada pemberi proyek. Alasannya, jika proyek tsb tidak bisa diraih, perusahaan akan gulung tikar. Istri Ihsan, mendukung sepenuhnya sikap Ihsan yang mempertahankan sikap jujur dalam memperoleh penghasilan. Hingga ketika Ihsan mengundurkan diri dari kantor, sang isteri menunjukkan ketabahan sebagai ibu rumah tangga. Ketabahan itu bersandar pada keyakinan bahwa Tuhan sudah mengatur segalanya. Tentu saja, segala rencana mudik lebaran terpaksa dibatalkan, meskipun kedua anak mereka awalnya kecewa berat.

Persoalan citra ideal seorang perempuan tergambar dalam jalinan cerita masing-masing sinetron. Yang terpenting di antaranya adalah tanggungjawab perempuan dalam urusan domestik. Setiap alur sinetron, menampilkan pembagian kerja secara seksual antara laki-laki dan perempuan yang terikat hubungan suami-isteri. Perempuan, baik bekerja apalagi tidak bekerja, mengambil porsi terbesar pada urusan domestik. Mulai dari menyelesaikan pekerjaan rumah tangga hingga menampung keluh kesah anggota keluarga lainnya. Dalam sinetron Mudik Tahun Ini, sang istri digambarkan sebagai sosok ibu rumah tangga ideal. Meski sehari-hari bergelut dengan urusan domestik, tapi tetap bisa dijadikan kawan bicara tentang urusan pekerjaan suaminya.

Kesempatan menekuni karir profesional bagi perempuan kelas menengah atas, oleh cerita-cerita dalam sinetron tersebut, selalu disertai dengan gagasan bahwa sudah seharusnyalah perempuan tetap bertanggungjawab pada urusan domestik. Dalam sinetron Dia Tersenyum Untukku, kita memperoleh gambaran ini lewat tokoh ibu Putri, seorang perempuan pengusaha yang tetap tampil sebagai penanggungjawab urusan domestik. Ibu Putrilah yang memperhatikan soal antar jemput anaknya. Sebaliknya, di seluruh sinetron itu, suami atau laki-laki digambarkan menguasai sepenuhnya urusan publik, dan sebagai kepala keluarga. Laki-laki juga digambarkan sebagai penyelamat akhir bagi perempuan. Dalam sinetron Kehormatan, citra tersebut tampil lewat sosok Krisna yang menyelamatkan aib keluarga, dan sosok Kelvin yang menjadi pahlawan bagi adik perempuannya. Di sinetron Gadis Penakluk, sosok ibu Agnes yang sekian lama sudah ditinggal kawin lagi oleh suaminya, tetap meminta ayah Agnes pulang ke rumah untuk memutuskan sebuah persoalan yang dihadapi oleh kakak perempuan Agnes.

Seluruh persoalan yang muncul dalam sinetron tersebut dijalin dalam konflik percintaan, konflik suami isteri, konflik orangtua anak, hingga kesulitan ekonomi. Sinetron itu memberi penekanan pada sikap pasrah dan keyakinan pada nasib yang dianggap sebagai kehendak Tuhan. Perempuan digambarkan sebagai penjaga utama nilai-nilai tersebut, termasuk terhadap penindasan yang dialami oleh perempuan sendiri. Sikap perempuan yang bertolak belakang dengan citra dominan ini, digambarkan sebagai perempuan yang berperilaku menyimpang. Contoh paling jelas tergambar dalam sosok Agnes, sang Gadis Penakluk. Ibu Agnes digambarkan sebagai sosok yang tidak pernah protes atau marah kepada suaminya, pun ketika suaminya memutuskan untuk kawin lagi guna mendapatkan keturunan laki-laki. Ibu Agnes pasrah menerima keputusan suaminya itu, karena menganggap persoalan bersumber pada dirinya yang tak mampu lagi memberikan keturunan. Sebaliknya, protes perempuan digambarkan sebagai sesuatu yang tidak wajar yakni berperilaku kelaki-lakian: tomboy, berani, dan bicara blak-blakan, seperti ditampilkan lewat sosok Agnes.

Hampir setiap sinetron menyatakan bahwa kisah yang disajikan hanyalah fiksi belaka. Tapi tak terlalu sulit kiranya bagi penonton untuk melihat bahwa konflik yang diangkat dalam cerita tersebut, disadari atau tidak, banyak bersumber pada berbagai peristiwa konkrit dalam kehidupan sehari-hari. Seperti, perceraian, pelecehan seksual, jatuh cinta, hingga pembunuhan, manipulasi dan korupsi, ketidakadilan dalam sistem hukum, penindasan kelas buruh dan sebagainya. Dipandang dari sisi lain, persoalan-persoalan konkrit di masyarakat memang tetap menyelinap dalam jalinan cerita-cerita sinetron. Tak perduli dengan tujuan sang penulis skenario, misalnya, yang secara sadar hendak menciptakan karya fiksi. Namun sinetron bukan semata-mata cermin dari persoalan tersebut. Sinetron bukan pula merupakan realitas kedua setelah apa yang disebut dengan realitas pertama, yakni peristiwa di masyarakat itu sendiri, berlangsung. Sebaliknya, persinggungan jalinan kisah sinetron dengan peristiwa konkrit kehidupan sehari-hari, membuka jalan yang lebih lebar bagi sosialisasi nilai-nilai dominan. Menjadi jelaslah bahwa sinetron bukan bagian dari realitas masyarakat itu sendiri. Yakni ketika kita sadari bahwa langsung atau tidak langsung, sinetron telah ikut membentuk pola pikir masyarakat.

Berbagai citra ideal tentang sosok perempuan bertanggung jawab dalam urusan domestik, pengutamaan sifat keibuan, tawakal dan pasrah pada keadaan, hingga mengakui keunggulan laki-laki sebagai kodrat seperti diusung oleh alur cerita sinetron tersebut, merupakan turunan dari nilai-nilai patriarki yang mau mengatakan bahwa pada dasarnya dunia ini adalah milik laki-laki.

Pada akhirnya, persoalan hubungan buruh dengan majikan seperti tergambar dalam kisah Ihsan pada sinetron Mudik Tahun Ini, mampu ditenggelamkan oleh gagasan untuk tabah berserah diri pada nasib, bukannya tabah dalam memperjuangkan hak-hak buruh menghadapi sikap pemilik modal yang tengah terancam bangkrut. Nilai patriarki menyumbang banyak bagi upaya melunakkan perlawanan yang mungkin dilakukan oleh para buruh (perempuan). Yakni dengan cara mengeksploitasi sifat tabah yang konon sudah menjadi bagian dari kodrat perempuan, menjadi sikap pasrah menerima nasib.Dua dari empat sinetron di atas adalah sinetron unggulan. Sinetron Kehormatan, hingga saat ditonton sudah mencapai episode 119. Menurut catatan rating Nielsen Media Research 2002, sinetron ini menduduki posisi ke 9 dalam 100 program teratas seluruh stasiun televisi. Sepuluh teratas di antaranya adalah program sinetron yang ditayangkan Indosiar. Sementara itu, sinetron Dia Tersenyum Untukku, meraih penghargaan paling ngetop dari penonton SCTV. Hal ini sama artinya dengan menangguk banyak sekali iklan. Sebagai contoh, selama satu jam penayangan sinetron Dia Tersenyum Untukku, muncul iklan sebanyak 32 kali. Kalau dihitung rata-rata satu iklan menghasilkan pemasukan Rp 8 juta, maka pendapatan untuk sinetron ini mencapai Rp 256 juta. Sementara sinetron terpopuler semacam Kehormatan bisa meraup iklan tak kurang 60 spot tiap tayangnya. Demikianlah logika industri hiburan mengolah kisah keseharian yang tidak berpijak pada masyarakat menjadi barang dagangan yang laku keras di pasaran. Logika dan orientasi bisnis ini pula yang memastikan kokohnya gagasan patriarki dalam sinetron, dengan cara menjadikan subordinasi perempuan sebagai sebuah tontonan yang mengasyikkan dan dinantikan banyak penonton televisi pada umumnya. Dengan cara demikian pula reproduksi gagasan subordinasi perempuan terus berlangsung di dalam program-program televisi.

Referensi:1. Michael Parenti, Make Believe Media: The Politics of Entertainment, St. Martins Press, Inc., New York, 1992.2. Raymond Williams, Communications, Pelican Books, Great Britain, 1971.

Purwantari, Dosen Akademi Periklanan Universitas Indonesia & Pitono Adhi, penulis lepas