suara arus bawah

32
Edisi I • 19 - 29 Maret 2008 www.d-web-television.tk

Upload: mr-sipil

Post on 06-Jun-2015

573 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Suara Arus Bawah

Edisi I • 19 - 29 Maret 2008

www.d-web-television.tk

Page 2: Suara Arus Bawah

2Edisi I19 - 29 Maret 2008 SURAT PEMBACA

REDAKSI: GEDUNG IMPACT, JALAN T ISKANDAR NO: 50, LAMBHUK, ULEE KARENG, BANDA ACEH 23118. TELP. 0651-28541, FAX. 0651 – 28542PENERBIT: PERKUMPULAN IMPACT ACEH PIMPINAN UMUM: RAMADHANA LUBIS, PEMIMPIN REDAKSI : AHMAD MX REDAKTUR PELAKSANA:NASHRUN ISKANDAR REDAKTUR: QAHAR MUZAKAR, DAVI ABDA, REPORTER: ACUN, JUNAEDI, MELYAN, TAHARA, SIRKULASI: MUSLIM BIRGA,KAMAL, IKLAN: ARDHY, MEDIA OMBUDSMAN: N MARZUKI ILLUSTRATOR: KOMARUDDIN DESAIN: MAHA STUDIO, DEWAN PENASEHAT: AMEURAXA , REKENING BANK: a/n PERKUMPULAN IMPACT BANDA ACEH.

Maaf itu Sangatlah Indah

Konflik masa lalu adalah sejarah yangtak terlupakan bagi rakyat Aceh. Sejakmasa kolonial Belanda, Jepang, masakemerdekaan hingga munculnya konflikGerakan Aceh Merdeka, Aceh telah lamatergeletak dalam ketidakmenentuan. Kitasangat bersyukur, setelah munculnyakepemimpinan pemerintahan yang se-karang, Aceh mulai bangkit. Ekonomi –walaupun belum pulih – tapi sudahmenunjukkan tanda-tanda perubahan.Kita berharap ke depan Gubernur Irwandilebih mampu membawa Aceh ke suasanayang lebih baik.

Sayangnya, di tengah perjuanganAceh untuk bangkit kembali, ternyatakonflik masa lalu masih juga kerapdibawa-bawa. Betapa teririsnya hati iniketika melihat lima orang pemuda AcehTengah tewas terpanggang menyusulpembakaran kantor Komiter PeralihanAceh di Takengon. Mereka adalah mantankombatan yang dulu pernah berjuanguntuk penegakan demokrasi di Aceh.

Tidak jelas pelakunya, tapi banyakyang yakin kalau kasus pembunuhan

tersebut masih terkait dengan konflikmasa lalu. Padahal rekonsiliasi dan maafmemaafkan sudah berlangsung di wila-yah itu. Setidaknya ini menunjukkanbahwa maaf-memaafkan terkadang hanyasebatas slogan saja di negeri ini. Ketikamuncul pemicu yang kuat, perseteruanmasa lalu terkadang bisa dibangkitkankembali. Sungguh memalukan!

Seharusnya kita belajar dari sikappara tokoh dunia yang bergitu tulus untukmeminta maaf dari kesalahan masa laluLihat seperti yang dilakukan PerdanaMenteri Australia Kevin Rudd, yangdengan resmi menyampaikan pidatopermohonan maaf atas perlakuan burukterhadap kaum Aborigin pada masa lalu.

Kevin Rudd yang belum lama terpilihsebagai PM Australia menggantikan JohnHoward menyatakan, “To the mothers andfathers, to the brothers and sisters we say sorry.And for the indignity and degradation on aproud people and proud culture we say sorry.”(Kepada para ibu dan ayah, para saudaraAnda semua, kami memohon maaf. Danatas pelecehan dan pelanggaran hak asasimasyarakat sebuah kebudayaan terhor-mat, kami memohon maaf)

Permohonan maaf adalah sebuah

kata yang sangat indah bila diresapidengan hati yang suci. Terkadang me-mang permohonan maaf memunculkanpro kontra. Namun, terlepas pro dankontra tersebut, sebuah permohonanmaaf harusnya disikapi tanpa motivasipolitis atau kepentingan lainnya.

Saya merasakan suatu sentuhanperikemanusiaan dan kasih-sayang yangmembenarkan anggapan, kebesaran suatubangsa dapat diukur melalui bagaimanamayoritas memperlakukan minoritas.Terkesan betapa agung, mulia, bahkanindah suatu keberanian dan ketulusanuntuk memohon maaf, apalagi yangdisampaikan seorang kepala negara atasnama pemerintah negara dan bangsa.

Kasus kejahatan masa lalu tidakhanya terjadi di Aceh. Di Indonesia, adajutaan korban malapetaka yang diwarnaidengan perlumuran darah. Sebut sajakasus G30S yang layak disebut The LostGeneration, Lampung, Tanjung Priok danlainnya. Namun, saya sungguh tidak tahuapakah kita bisa memaafkan semua kasusitu. Seharusnya, dari hati nurasi adalahkata ‘Ya’. Jika ada yang masih mengganjal,silahkan hukum yang berbicara.

Namun sebagai manusia, kita harus-nya tidah perlu lagi memperkeruh masa-lah. Saya sangat sedih jika tragedi Take-ngon akan mengusik indahnya perda-maian yang sudah kita rasakan. Harusnyakita bisa menunjukkan pemaafan itudengan hubungan yang selarasa dikeseharian.

Fazry AhbanniatiKecamatan Baiturrahman

Banda Aceh

Taktik jitudan Handal dari GAM

Akhirnya pihak GAM dalam menja-lankan perjuangan politiknya langsungdi arena atau gelanggang Aceh dan digelanggangnya pemerintahan. Salah satulangkah politik gemilang yang dijalankanoleh pihak GAM adalah dengan tampilnyapartai politik GAM yang kalau disebutpanjangnya adalah Gerakan Aceh Mandiri.Pemakaian kata ‘Mandiri’ berarti akanmemusatkan dan mengkristalkan perjua-ngan politik yang dilancarkan di Aceh.

Saya sangat menyokong penuh taktikdan strategi politik yang dijalankan olehpihak GAM di Aceh dan di luar Aceh,terutama dalam hal perjuangan dalambidang politik dengan melalui jalur partaipolitik untuk menuju kearah Mandiri ataukearah yang lebih baik. Untuk itu sayamengucapkan selamat kepada PartaiGAM dibawah pimpinan Wali TeungkuHasan Muhammad di Tiro dalam mem-perjuangkan kebaikan bagi Aceh.

Ahmad Sudirmanhttp://www.dataphone.se/~ahmad

[email protected]

ETIKA media ini sampaidi tangan pembaca, mung-kin akan muncul perta-

nyaan, namanya kok Sipil?. Namaini bisa jadi memunculkan ber-bagai interpretasi, seakan-akanmedia ini bukan untuk merekayang nonsipil.

‘Sipil’ dalam pengertian baha-sa Indonesia memang mengan-dung multimakna. Dalam KamusBesar Bahasa Indonesia, sipilberkenaan dengan penduduk,warga atau rakyat yang bukanmiliter. Misal dalam kalimat,“Bupati terpilih adalah dari wargasipil.” Itu bermakna, bahwa bupatitersebut pastilah bukan militer.

Dalam kamus Bahasa Indo-nesia. ‘warga’ atau ‘penduduk’punya arti yang cukup luas, yaknisetiap warga negara Indonesiaataupun asing yang memegangizin tinggal di sebuah wilayah.Namun jika kita merujuk padanomenklatur tentang “PencatatanPenduduk” seperti yang dise-butkan dalam Keputusan MenteriDalam Negeri Nomor 54 Tahun1999, sesungguhnya tidak tepat ka-lau dikatakan bahwa kata “sipil”sama dengan ‘penduduk’.

‘Pencatatan Penduduk’ arti-nya data-data sebagai pendudukyang dicatatkan. Sedangkan “Pen-catatan Sipil” adalah status sipil-nya yang dicatatkan, misalnyakarena perubahan pada diriseseorang, kelahiran, perkawinandan sebagainya.

Catatan sipil merupakan tan-da pergeseran dari satu sifat kesifat lainnya. Dengan adanyaperubahan sifat itu, sehingga darisana akan lahir status hak yangdisebut hak sipil. Contohnya,untuk suatu proses kelahiran, dariyang tadinya tidak ada menjadiada. Setelah lahir, tentu akandiiringi dengan kehadiran hak-haknya. Demikian juga sebuahproses perkawinan, dari yangsemula lajang menjadi berstatuskawin. Hal ini tentu membawaimbas pada hak hukum lainnya.

Apapun makanya, namun‘Sipil’ dalam arti yang kamigunakan adalah suara arus bawah.Selama ini sipil kerap dike-lompokkan pada sebuah komu-nitas marjinal. Sipil identik de-ngan korban dan objek kebijakan.Kelompok sipil kurang mendapatperhatian untuk tampil ke depan.

Untuk itulah kami hadir mem-bawa nama Sipil. Karena kamisesungguhnya hadir untuk me-nyuarakan aspirasi arus bawah.

ARUS BAWAH

K

www.d-web-television.tk

Page 3: Suara Arus Bawah

3Edisi I19 - 29 Maret 2008 DAFTAR ISI

LAPORAN UTAMA

Partai Lokal BakalBerjayaPemilu 2009 bakal dikuasi par-tai-partai lokal. Partai nasionalkemungkinan hanya bisa ber-suara di wilayah Aceh bagianTengah.

4

REKONSTRUKSI

Yang Berubahdan yang Bergeser

Demo Kenaikan Harga – Seratusan mahasiswa Jakarta beberapa waktu lalu menggelar demo di DPR RI dan di halaman Istana Presiden, menuntut penurunan harga bahan makanan. Merekamelakukan aksi sambil tidur di jalan raya tidak jauh dari Kantor Presiden. Inflasi yang meningkat serta pengangguran yang terus bertambah salah satu faktor naiknya harga bahanmakanan. Rakyat menuntut pemerintah membuat kebijakan sehingga harga bahan makanan bisa lebih terjangkau

Setelah mengubah nama danlambang partai, GAM mela-kukan lompatan besar. MalikMahmud turun tangan langsungmenengahi konflik di organisasiitu. Benarkah GAM kembalibersatu?

5

Peraturan Presiden (PP) tentangpengalihan tugas BRR ke Peme-rintah Aceh sedang digodok.Hati-hati, sebab lewat peraturantersebut, BRR ingin lepas tang-gung jawab.

Memberi Pisangsekaligus Monyet

8NANGGROE

Buruknya manajemen penge-lolaan Kawasan Sabang, mem-buat pembangunan pelabuhanbebas di sana menjadi terbeng-kalai. Pihak Dublin Port dua kalimengancam memutus kerjasa-ma.

Pelabuhan BebasMasih Angan-angan

10

WISATA

Tamasyadi Ladang Perang

12

Kawasan hutan yang dulu tem-pat gerilya pasukan GAM kinidi-jadikan taman wisata politikuntuk mereka yang ingin tahusejarah Aceh. Untuk sementarakonsumennya lebih banyakorang asing.

DAERAHBerceraiuntuk Berkuasa

Dari 173 daerah hasil peme-karan, hanya lima persen yangberhasil meningkatkan kesejah-teraan rakyat. Selebihnya, tidaklebih sekedar ajang rebutankekuasaan para elit lokal. Masihperlukah mendukung ALA danABAS? 14FIGUR

Ibarat siang dengan malam.Begitulah perbedaan antarasosok asli Umar Pradana denganperannya sebagai Haji Umadalam film lawak Aceh “Eum-pang Breuh”. Dalam dunia nyata,Umar masih amat muda. Usia-nya 34 tahun. Dia selalu tampilnecis, berwibawa.

16

Umar PradanaDitakutiKarena Parang

POLITIK

SeleksiBerbiaya MahalSistem seleksi menjaring pejabateselon II ala Pemerintah Acehcukup efektif untuk mendapat-kan pejabat berkualitas. Tapibutuh biaya hingga Rp 1 miliar.

18

22

LINGKUNGAN

Musim Bagi-BagiLahan pun Tiba

www.d-web-television.tk

Page 4: Suara Arus Bawah

4Edisi I19 - 29 Maret 2008 LAPORAN UTAMA

ROSES verifikasi partai lokalmasih berlangsung di Aceh. Veri-fikasi ini kemungkinan, baru akan

menyelesaikan tugas itu pertengahantahun ini. Meski demikian, pesta demo-krasi di Aceh sudah terasa sejak sekarang.Masing-masing partai lokal terus me-nyusun kekuatan. Mereka membukacabang-cabang di daerah, mendekatiulama, tokoh masyarakat, serta mengaturstrategi untuk mendapatkan dukungan.

Lihat saja aksi yang dilakukan GhazaliAbas Adan, pendiri sekaligus ketua PartaiAceh Aman Seujahtera (PAAS). SepanjangFebruari lalu ia berkeliling Aceh melaku-kan konsolidasi partai.

Di beberapa kabupaten, Ghazalimelantik pengurus PAAS dan mendekatitokoh-tokoh di tingkat lokal. Mantanpolitisi PPP ini termasuk yang palinggetol ingin membesarkan partai lokalyang dipimpinnya. Selain terjun kedaerah, Ghazali juga sering hadir dalamseminar dan diskusi membahas soalparlok.

Seperti juga Ghazali, tokoh partailokal lainnya tidak mau ketinggalan.Partai Rakyat Aceh (PRA), Partai SentralInformasi Rakyat Aceh (SIRA), PartaiGabthat dan Partai GAM ikut ambilbagian. Malah yang disebut terakhir barusaja membuat kejutan dengan mengubahlambang dan mempertegas nama partai-nya. Nama ‘GAM’ pada partai itu yangdulu tidak mengandung makna jelas, kinidipertegas menjadi: Partai Gerakan Aceh

PPPPPararararartttttai Lokal Bakal Berjaai Lokal Bakal Berjaai Lokal Bakal Berjaai Lokal Bakal Berjaai Lokal Bakal BerjayyyyyaaaaaPemilu 2009 bakal dikuasipartai-partai lokal. Partainasional kemungkinan hanyabisa bersuara di wilayah Acehbagian Tengah. Partai lokalmanakah yang paling banyakmendapat dukungan wargaAceh?

Mandiri.Tidak sulit bagi Partai GAM membu-

ka cabang di daerah-daerah, karenaanggotanya memang ada di seluruh Aceh.Tokoh-tokoh KPA yang ada di daerah,menurut Humas Partai GAM Fahmi Mada,sebagian besar bergabung dalam partaiini. “ Kalaupun ada yang tidak bergabungsebagai pengurus, tapi mereka tetapmemberi dukungan kami,” kata Fahmi.Saat ini Partai GAM telah ada di seluruhwilayah Aceh.

Partai lain pun punya agenda tersen-diri. Partai SIRA maupun PRA — mengan-dalkan jaringan mahasiswa yang sudahterbentuk sejak lima tahun lalu — gigihmelakukan penggalangan massa. Merekamengaku siap menghadapi Pemilu yangberlangsung Agustus tahun depan. “Soalpersiapan, kita sama sekali tidak pernahmeragukan kemampuan kita,” kataTaufik Abda, ketua Partai SIRA.

Partai lokal Aceh yang telah terdaftardi Departemen Hukum dan HAM seba-nyak 14 partai. Jumlah ini memang di luardugaan. Semula, diperkirakan partai lokalyang berkiprah di Aceh hanya sekitar limapartai. Namun ternyata jumlahnyamembludak.

Ini yang membuat Departemen Hu-kum dan HAM harus mengerahkan timyang banyak guna melakukan verifikasitotal. Proses verifikasi tidak hanya dipusat kota, bahkan hingga ke kabupatendan kecamatan.

Gegap gempita partai lokal di Aceh

sepertinya mengalahkan kesaktian partainasional. Keriuhan itu kian menguatkarena sejumlah politisi partai nasionaljuga ikut mendirikan partai lokal. Sebutsaja Farhan Hamid, politisi PAN yangmendirikan Partai Bersatu Aceh (PBA).

Langkah anggota DPR RI ini sempatmemunculkan perdebatan di kalanganPartai PAN. Malah ada usulan agar iadipecat dari PAN dan direcall darisenayan. Tapi Farhan bergeming. Sampaisaat ini ia masih aktif sebagai anggotaPAN dan juga tetap sebagai Ketua PBA.Dalam Undang-Undang Pemerintah Aceh(UUPA) memang tidak ada larangan bagipolitisi untuk menjadi anggota Partailokal dan partai nasional sekaligus.

Farhan memutuskan ikut bermaindalam partai lokal karena ia yakin dalamPemilu 2009 nanti, partai lokal bakalmendominasi suara di Aceh. Tidak hanyaFarhan yang memiliki firasat itu, PartaiKeadilan Sejahtera (PKS) yang meraihsuara cukup signifikan pada Pemilu 2004,juga sudah ancang-ancang mau meng-gandeng partai lokal.

Saat berkunjung ke Banda Aceh 10Februari lalu, Presiden PKS, TifatulSembiring mengaku kalau mereka tengahmelirik partai lokal untuk diajak berkoa-lisi. “Konsolidasi partai untuk koalisi itukita jelas ada, kita akan mempelajari itusemua. Kita tidak tiba-tiba berkonsolidasiatau berkoalisi kan kita pelajari dulu,”katanya.

Salah satu yang ingin digandeng

P

www.d-web-television.tk

Page 5: Suara Arus Bawah

5Edisi I19 - 29 Maret 2008 LAPORAN UTAMA

adalah Partai GAM. Beberapa waktu laludisebutkan bahwa tokoh PKS telahmelakukan pertemuan dengan tokohGAM untuk berdiskusi soal mas depanpolitik Aceh. “Dalam pertemuan itu,semua kemungkinan telah kita bicarakan,“ tambah Tifatul.

Langkah lebih maju justru dilakukanpara politik Partai Bintang Reformasi(PBR) di Aceh. Tanpa banyak yang tahu,para politisi PBR sudah mempersiapkansebuah partai lokal yang menjadi lokomo-tif mereka dalam Pemilu mendatang.Namanya Partai Daulat Aceh (PDA).Walau tidak terlihat sebagai pemain dipermukaan, Muchlis Mucktar, anggotaDPR Aceh dari wakil PBR, ada di belaka-ngnya.

Semua fakta ini membuktikan bahwageliat partai lokal tidak akan terbendungpada Pemilu nanti. Lalu, dari semua partailokal yang ada, partai manakah yangmenjadi favorit pemilik suara di Aceh?

Dengan pergerakan politik yangsangat dinamis, pertanyaan ini tentu tidakmudah untuk dijawab. Namun SIPILmencoba melakukan survei secara acakdi beberapa daerah. Dari penelitian ringanitu, kami kemudian melakukan pengece-kan ulang dengan para politisi, penelitidan akademisi. Setidaknya kami mencobamelakukan kajian terhadap empat partailokal yang kemungkinan bakal meraihsuara signifikan di Aceh.

Partai GAM tampaknya paling ber-peluang mendapatkan dukungan lebihbanyak. Secara organisasi, mereka me-mang cukup solid dibanding partailainnya. Pengurus partai itu juga orang-orang yang cukup terkenal. Di kabupatendan kota, Partai GAM dikendalikanmantan eks kombatan yang cukup dise-gani.

Saat berdiri tahun lalu, partai inisempat menuai kontroversi. Pasalnya,mereka menggunakan nama GAM (tanpamakna yang jelas) sebagai nama partai.Bendera bulan sabit — simbol perlawananterhadap NKRI – menjadi bendera partai.Keberadaan Ketuanya, Malik Mahmud,juga mengundang perdebatan karenaianya bukan warga Indonesia.

Sebulan menjelang verifikasi, elitGAM melakukan perombakan. SingkatanGAM pada partai itu dipertegas dengansebutan Gerakan Aceh Mandiri. Benderapartainya pun diganti. Tetap mencirikanbendera perlawanan GAM, namun sedikitdimodifikasi dengan menghilangkan

gambar bulan sabit.Pengaruh yang kuat dari pengurus

GAM di daerah membuat partai inidiperkirakan masih mampu menebarpesona di kalangan pemilih dewasa.Apalagi setidaknya ada 10 kepala daerahyang berasal dari tokoh-tokoh GAM.Sudah tentu mereka berkepentingan agarada suara parlemen yang mendukungpemerintahan mereka.

Partai lokal yang patut diperhi-tungkan adalah Partai SIRA. Partai yangdimotori anak muda ini paling gigimelakukan penggalangan massa. Merekajuga punya pengikuti tradisional. Kemam-puan aktivis SIRA dalam memobilisasimassa tidak perlu diragukan lagi. JikaPartai GAM cukup kuat di Pantai Timur,Partai SIRA juga punya pengikut cukupbanyak di wilayah pesisir barat.

Tadinya ada anggapan bahwa konsi-tuen SIRA berimpit dengan konsituenGAM. Namun Ketua Majelis SIRA mem-bantah anggapan ini. “ Banyak wargaAceh yang tidak mendukung GAM, tapimendukung SIRA. Demikian sebaliknya,”

sebut Muhammad Nazar , ketua majelisdi partai itu.

Bahwa jika nanti terjadi pertarunganseru merebut massa antara Partai GAMdan Partai SIRA, Nazar tidak menampikanggapan itu. Keduanya diketahui sama-sama memiliki banyak pengikut, teru-tama di wilayah pesisir timur.

Jangan pula meremehkan kebera-daan Partai Rakyat Aceh (PRA). Ini adalahpartai yang dimotori anak-anak mudamantan aktivis mahasiswa. Merekamengklaim mendapat dukungan darimasyarakat petani, nelayan dan parapemilih muda. PRA diperkirakan cukupmendapat dukungan kuat di wilayahpantai barat.

***Pengamat politik Universitas Mali-

kulsaleh, Teuku Kemal Fasya juga ikutmengamini bahwa Partai GAM, PartaiSIRA dan PRA akan mendapat dukungancukup besar dari publik Aceh. “Ketiganyamemiliki basis konstituen massa tradi-sional yang akan mem back-up mereka,”kata Kemal.

Selain itu, jaringan ketiga partai itusudah terbentuk jauh sebelum prosesperdamaian Aceh. Partai GAM jelasdidukung oleh rakyat yang dulunyamendukung perjuangan mereka. Masya-rakat pendukung kampanye referendumdi masa lalu, adalah target pemilih bagiPartai SIRA. Sedangkan PRA didukungkaum muda yang dulunya berbasis padaSolidaritas Mahasiswa untuk Rakyat Aceh(SMUR).

“Mereka berhasil menarik keperca-taan karena memuat kepentingan lokalyang lebih baik dalam bingkai nasional,“ tambah Kemal. Sejarah masa termasuksalah satu faktor utamanya.

Jika kita ingin memetakan posisipartai lokal empat besar, siapakah partaiberikutnya? Ini yang mengundang perde-batan. Kemal memperkirakan posisi ituditempati Partai Geuneurasi Aceh Beusa-boh Tha‘at dan Taqwa (Gabthat). Soalnya,beberapa pengurus Gabthat adalah man-tan gerilyawan GAM yang cukup dise-gani.

Kelemahannya, Gabthat sebagaitidak memiliki sejarah organisasi masalalu. Lagi pula, pengurus partai ini sangatkental dengan nuansa ‘Pidie’. Seakan-akan Gabthat adalah partainya orangPidie. “Mereka kurang memiliki segmen-tasi basis massa lintas kabupaten/kota,”ujar Kemal. Namun karena faktor adanyatokoh GAM di dalamnya, sehingga partaiini patut diperhitungkan.

Selain Gabthat, Partai Daulat Aceh(PDA) agaknya pantas diperhitungkan.Masuknya politisi Partai Bintang Refor-masi (PBR) dalam partai ini membuatposisi mereka sangat solid.

Asal tahu saja, saat pemilu lalu PBRberada pada jajaran lima besar peraihsuara terbanyak dengan delapan kursi diDPR Aceh. Kantong-kantong suara mere-ka berasal dari dukungan para ulamadayah dan santri. Pengurus PDA yangsekarang pun mulai merangkul kembalipara pendukung tersebut.

Kuatnya dukungan ulama dan santri,bukan tidak mungkin membuat PDAakan menjadi partai lokal yang palingdiperhitungkan di masa depan. Salah satukelebihan partai ini, mereka memilikipengaruh merata di seluruh Aceh. Ban-dingkan dengan Partai GAM atau SIRAyang dominan di wilayah pesisir timurdan sebagian di wilayah pantai barat.

Dari 13 partai lokal yang tengahmenjalani proses verifikasi, agaknyalima partai ini yang bakal mencuriperhatian rakyat Aceh. Namun bukanberarti partai nasional tidak akan mampubertarung di Aceh.

Golkar diperkirakan tetap akanmeraih simpati lebih banyak di Acehbagian tengah. Secara tradisional, Acehbagian tengah memang merupakan basispartai nasional ini.

Dalam Pilkada Gubernur tahun 2005lalu, indikasi ini terlihat jelas. Semuawilayah Aceh bagian tengah dimenang-kan oleh kandidat Golkar. Namun karenajumlah pemilih di wilayah tengah relatifkecil, maka sudah tentu untuk Aceh,Partai lokal tampaknya bakal memimpin.

junaedi, irman

dok. Gabthat

www.d-web-television.tk

Page 6: Suara Arus Bawah

6Edisi I19 - 29 Maret 2008 LAPORAN UTAMA

Setelah mengubah nama danlambang partai, GAM melakukanlompatan besar. Malik Mahmudturun tangan langsung mene-ngahi konflik di organisasi itu.Benarkah GAM kembali bersatu?

SU terjadinya perpecahan di tubuhGAM sudah menjadi rahasia umumsejak lama. Perpecahan itu pertama

kali terjadi ketika pencalonan gubernurAceh pada Pilkada 2006. Elit GAM seniorngotot mengusulkan Humam Hamid danZaini Abdullah, sementara suara arusbawah mengusung Irwandi dan Nazar.Sehingga terciptalah dua kubu GAM.

Setelah Irwandi terpilih, konsolidasiakhirnya kembali dilakukan para tokohGAM. Dalam sebuah kenduri di Bireuen,selisih pendapat saat pencalonan guber-nur itu berhasil dicairkan kembali.Irwandi yang naik sebagai gubernur Acehmerasa puas, sebab elit GAM akhirnyamemberikan dukungan kepadanya.

Belakangan perselisihan politikkembali menghangat di organisasi inisaat deklarasi Partai GAM pada Juli 2007.Ternyata kehadiran partai itu tidak hanyamemunculkan kontroversi di kalanganPemerintah Indonesia, perbedaan penda-pat juga mencuat di tubuh GAM. Takheran, beberapa tokoh GAM yang punyanama, seperti Sofyan Dawood, dipecatdari jabatannya sebagai juru bicara GAMkarena perbedaan pendapat itu.

I

YYYYYang Berubahang Berubahang Berubahang Berubahang Berubahdan ydan ydan ydan ydan yang Bergeserang Bergeserang Bergeserang Bergeserang Bergeser

Salah satu faktor perpecahan ituadalah pemakaian nama ‘GAM’ lengkapdengan bendera bulan sabit – benderaperjuangan GAM di masa konflik – sebagaicitra partai lokal yang mereka bentuk.Sofyan Dawood dan beberapa rekannyaadalah penentang pemakaian simbol itu.

“Itukan simbol milik rakyat. Kokdigunakan untuk partai,” ujarnya dalamsebuah wawancara dengan wartawan.Tidak hanya Sofyan Dawood, beberapapentolan GAM lainnya menolak jikasimbol perjuangan masa lalu itu dijadikanlambang partai. Irwandi Yusuf termasukyang menentang penggunakan simbol.Makanya, ketika daftar nama pengurusGAM disusun, nama Irwandi, Munawarli-za dan Sofyan Dawood, serta beberapatokoh GAM penting lainnya tidak tercan-tum di dalam. Padahal selama prosesdamai, mereka ini adalah pentolanutamanya.

Saat pertama kali Partai GAM didekla-rasikan, memang banyak muncul kontro-versi. Sebut saja penempatan MalikMahmud, tokoh GAM Swedia yangberwarganegara Singapura, sebagai ketuapartai. Padahal dalam hukum Indonesiategas disebutkan, pemimpin maupunanggota partai politik haruslah warganegara Indonesia.

Sehingga, jauh hari banyak yangmemperkirakan bahwa Partai GAM tidakakan mungkin lulus dalam verifikasi yangdilakukan Departemen Hukum danHAM. Malah Menteri Hukum dan HAMAndi Matalata sejak awal menyatakanmenolak kehadiran partai ini dalampemilu nanti.

Dihadang ditingkat pemerintah,digunjingkan pula di tingkat bawah,itulah nasib Partai GAM saat itu. DariJakarta, serangan tak henti-hentinyadiarahkan kepada mereka karena diang-gap ingin membangkitkan konflik masalalu dan merusak perdamaian.

Di kalangan anggota GAM sendiri,tidak sedikit yang menolak kehadiranPartai GAM Perpecahan tidak hanyaterjadi di tingkat elit GAM di Banda Aceh.Para tokoh GAM di tingkat wilayah jugabanyak yang menolak memberi duku-ngan untuk partai itu. Beberapa tokohGAM di Pidie malah membentuk partaitersendiri, itulah Partai Gabthat.

Mencuat pula isu bahwa sejumlahanggota GAM yang tidak sejalan denganPartai GAM, akan membentuk partailokal lainnya yang menjadi aspirasimereka. “ Nama partai sudah disiapkan,termasuk lambang dan anggaran rumahtangganya,” ujar seorang tokoh GAM diBanda Aceh. Langkah pembentukan partaiitu sengaja dilakukan untuk mengan-tisipasti manakala Partai GAM tidak lolosverifikasi.

Tapi, sebulan menjelang verifikasidilakukan, lombatan besar dilakukanpengurus Partai GAM. Secepatnya merekamerubah nama partai menjadi ‘PartaiGerakan Aceh Mandiri’. Tetap disingkatdengan nama ‘GAM” namun karenasudah ada makna yang jelas, sehingganama partai ini tidak memunculkan debatlagi.

Perombakan dilakukan di sana-sini,termasuk tidak lagi menggunakan bende-ra bulan sabit yang dipertentangkan itu.Susunan pengurus juga diubah. PosisiMalik Mahmud sebagai ketua partaidigantikan oleh Muzakir Manaf, mantanpenglima perang GAM.

Perubahan tersebut merupakan ama-

nah dari Malik Mahmud sendiri. TokohGAM yang dipanggil ‘Mantroe Malik ’ inimemang sengaja berada di Aceh menje-lang verifikasi partai lokal berjalan. Iamelakukan konsolidasi penuh di jajarantokoh GAM di daerah.

Tidak hanya melakukan perubahandalam kepartaian, Malik Mahmud jugaterjun langsung melakukan konsolidasidengan sejumlah orang yang selama inimenolak Partai GAM, termasuk pertemu-an khusus dengan Irwandi.

Alhasil, perubahan besar pun terjadi.Kubu yang tadinya menentang partaiGAM, setelah adanya perubahan di partaiitu, kini mulai memberikan dukungan.Isu bahwa GAM terbelah, perlahan-lahanmulai termentahkan. “Tidak ada perpec-ahan dalam tubuh GAM. Kami semuatetap bersatu,” kata Ibrahim KBS, jurubicara (KPA) Komiter Peralihan Aceh.KPA adalah wadah organisasi berkumpu-lan mantan anggota GAM.

Banyak analisa yang muncul terkaitdengan perubahan yang dilakukan PartaiGAM itu. Anggota DPR RI Nasir Djamilmenilai, perubahan yang dilakukan GAMtersebut adalah strategis politik yangsangat jitu .

“Mereka sengaja membuat kontro-versi diawal, tapi diakhir mereka melaku-kan perubahan drastis, sehingga terlihatada lompatan politik yang tidak didugabanyak orang,” katanya. Dalam panda-ngan Nasir, semua langkah-langkah ituadalah permainan politik yang sudahdirancang sebelumnya.

Padahal, menurut salah seorangpengurus Partai GAM, perubahan namadan bendera itu sama sekali tidak terkaitdengan strategi politik. “Perubahan itumurni karena kita khawatir tidak lolosdalam verifikasi. Agar bisa ikut pemilu,mau tidak mau kita harus mengalah,”katanya. Sumber itu terkekeh-kekehketika mendengar banyak analisis bahwaGAM sengaja memainkan lakon politikyang tidak konvensional.

Para pentolan GAM tampaknyamenyadari, kalau mereka terus bersiku-kuh dengan konsep partai seperti semula,mereka akan menghadapi risiko politikyang cukup berat: tidak bisa ikut Pilkada2009. Padahal jauh hari GAM berharapbisa menguasai kursi mayoritas diparlemen Aceh.

Departemen Hukum dan HAM sudahdua kali mengirimkan surat kepadapengurus partai itu tentang sulitnyamelakukan verifikasi terhadap PartaiGAM. Surat pertama kurang ditanggapi.Namun saat menerima surat kedua,apalagi jadwal verifikasi sudah dekat,tidak ada pilihan lain, GAM terpaksamengalah.

“ Kita akhirnya mengubah nama danbendera demi untuk melanggengkanperdamaian,” kata Adnan Beuransyah,salah seorang pendiri partai tersebut. Iaberharap, dengan perubahan ini tidak adalagi suara-suara miring yang mengatakanbahwa GAM tidak mendukung perdamai-an di Aceh.

Kalau saja para tokoh GAM itu tidakambil bagian dalam Pemilu nanti, tentu-lah amat disayangkan. Betapa tidak,kekuatan dukungan massa untuk merekasudah terbukti cukup besar. Pada Pilkadagubernur lalu misalnya, meski merekaterbelah, toh, kedua figur yang merekacalonkan menduduki posisi dua besardari tujuh kandidat yang bersaing. Irwandi– Nazar memperoleh 34,3 persen suara,

Kantor Partai GAM sebelum perubahan

Qahar

www.d-web-television.tk

Page 7: Suara Arus Bawah

7Edisi I19 - 29 Maret 2008 LAPORAN UTAMA

sedangkan 18,5 persen. Jika kedua kekua-tan ini digabungkan, berarti dua kandidatyang didukung GAM ini bisa meraih 50persen suara di Aceh.

Asumsi ini tidak bermaksud menafi-kan dukungan PPP yang diberikan kepa-da pasangan Humam Hamid – ZainiAbdullah. Tapi mesti pula disimak bahwaperolehan suara untuk pasangan Humam-Zaini paling banyak berasal dari Pidie.Di sana adalah basis pergerakan GAM.Catatan yang lebih penting lagi, padawaktu itu kekuatan GAM di tingkat akarrumput dan SIRA menyatu.

Pada pemilu mendatang kondisinyaberbeda. Boleh saja GAM mengaku sudahbersatu. Tapi itu bukan jaminan merekakembali berjaya seperti pada Pilkada lalu.Soalnya, suara pendukung mereka ikutterbelah tiga seiring dengan terbentuknyadua partai, yakni Partai GAM dan PartaiSIRA. Belum lagi Partai Gabthat yangdiklaim juga dimotori oleh tokoh GAMPidie.

Dibanding Partai GAM, Partai SIRAjustru lebih solid. Mereka tidak menga-lami perpecahan berarti. Meski saatkongres lalu sempat terjadi perdebatanpanjang di kalangan anggotanya, namuntidak pernah tersiar kabar bahwa SIRAterbelah menjadi lebih dari satu partai.

Di daerah, para aktivis SIRA juga masihutuh terjun ke dalam satu partai. Kondisiini memudahkan mereka untuk melaku-kan konsolidasi ke bawah.

Di antara Partai SIRA dan PartaiGAM, entah partai mana yang palingmendapat dukungan nantinya. Keduanyasama-sama menjadikan wilayah pantaiTimur sebagai lumbung suara. Maklum,jumlah pemilih di wilayah ini lebihbanyak dibanding pesisir barat maupunAceh wilayah tengah. Dari 2,4 juta pemilihdi Aceh, 50 persen berada di pesisir timur,20 persen di wilayan tengah barat dan 30persen di wilayah pantai barat.

Yang cukup mengherankan adalah,di tengah hiruk pikuk gaung partai lokalitu, partai nasional seakan kehilanganpendukung. Dari semua partai yang ada,hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS)yang masih aktif melakukan pendekatankepada masyarakat di Aceh. Merekamenggelar agenda-agenda agama.

Beberapa waktu lalu misalnya, Pre-siden PKS berkunjung ke Aceh untukmenghadiri pertemuan dengan kon-situensi. Acara itu mereka sebut dengannama ‘Dekat’.

Sementara PPP seakan tenggelam.Dalam analisa kalangan akademisi, suaraPPP akan mengalami penurunan dalam

No Nama Partai Lokal Ketua Sekjen Keterangan

1. Partai Rakyat Aceh (PRA) Ridwan H.Mukhtar Thamren Ananda Memenuhi Syarat Verifikasi Tahap I2. Partai Darussalam Heri Iskandar Firman Kamal Memenuhi Syarat Verifikasi Tahap I3. Partai Pemersatu Muslim Aceh (PPMA) Tgk.AddyFaisal Rusydi Abdul Madfid Idham Memenuhi Syarat Verifikasi Tahap I4. Partai Gerakan Aceh Mandiri (GAM) Muzakkir Manaf Jahja Teuku Muad Telah Mendaftar5. Partai Gabthat Ahmad Tajuddin Teuku Zulfahmi Telah Mendaftar6. Partai Serambi Persada Nusantara Serikat (PSPNS) Muhammad Sahlan Algadi Fuadi Telah Mendaftar7. Partai Aliansi Rakyat Aceh Peduli Perempuan (PARA) Hj.Zulhafah Luthfi Nurjannah Telah Mendaftar8.. Partai Aceh Meudaulat Shahbuddin Hasan Muhammad Junaidi Telah Mendaftar9. Partai lokal Aceh (PLA) H.M.Munir Azis Muchni Poetra Telah Mendaftar10. Partai Aceh Aman Seujahtera (PAAS) Ghazali Abbas Adan H.Nusri Hamid Telah Mendaftar11. Partai Bersatu Aceh (PBA) Farhan Hamid, MS Mhd. Saleh Telah Mendaftar12. Suara Independen Rakyat Aceh (SIRA) M. Taufik Abda Dawan Gayo) Telah Mendaftar13. Partai Nahdhatul Ummah H. M Usman Banta Tgk.Farmadi, ZA Telah Mendaftar14. Partai Daulat Aceh (PDA) Nurkhalis Tgk. Muliadi Telah Mendaftar

Daftar Partai Lokal di Aceh

Departeman Hukum Dan HAM Provinsi NAD

Pilkada mendatang. Pendukung merekabanyak beralih memilih partai lokal yanglebih banyak menonjolkan isu Islam danke-daerah-an.

“Isu nasional kurang menjual lagipada pemilu mendatang. Siapa yang bisamenonjolkan isu ke daerahan, pasti diaakan yang dilirik pemilih di Aceh,” kataTeuku Kemal Fasya, pengamat politikdari Universitas Malikulsaleh, Lhoseuma-we.

Untuk Partai Golkar, meski bakaltetap menguasai wilayah Aceh bagiantengah, namun mereka bukan tidak punyasaingan di sana. Partai lokal memangkurang bergema di Bener Meriah, AcehTengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara danAceh Singkil. Lagi pula,tidak satupunpartai lokal Aceh yang berharap akanmenangguk banyak suara di daerah ini.Secara tradisional, lima kebupaten iniadalah milik Golkar.

Tapi Golkar bakal punya saingan.Lawan potensial mereka adalah partai-partai baru, salah satunya Partai HatiNurani Rakyat (Hanura) yang dipimpinWiranto. Terbukti, beberapa waktu lalu,Wiranto telah melakukan penggalanganmassa di wilayah itu. Ia berhasil merekruttokoh masyarakat lokal untuk bergabungke dalam Hanura.

Yang jelas, Pilkada 2009 nanti, akanmenghadirkan fenomena sendiri di Aceh.Akan banyak terjadi perubahan di sana-sini. Terutama perubahan dari segikekuatan pemilih. Setelah sukses mengha-dirkan calon independen dalam Pilkada– yang kemudian ditiru secara nasional –Aceh pun akan menjadi pijakan dalammenghadirkan partai lokal. Semoga Acehtetap menjadi simbol perubahan untukdemokrasi. Junaedi, Acun, amd

Malik Mahmud

Kampanye Golkar di Aceh

www.d-web-television.tk

Page 8: Suara Arus Bawah

8Edisi I19 - 29 Maret 2008 REKONSTRUKSI

ATU tahun menjelang berakhirnyamasa tugas Badan Rehabilitasi danRekonstruksi (BRR), proses transisi,

perlahan-lahan mulai berlangsung mulaidi Pemerintahan Aceh. Tanpa banyakyang tahu, Gubernur Irwandi – dengandibantu lembaga UNDP dan Multi DonorFund — telah membentuk tim yangnantinya akan menjadi motor untukmeneruskan kerja rehab rekon di wilayahini setelah masa tugas BRR berakhir padaApril 2009. Tim ini diberi nama AcehGovernment Transition Program (AGTP).

Kehadiran AGTP merupakan jawa-ban Irwandi atas kekhawatiran banyakpihak bahwa Pemerintah Aceh tidak akanmampu melanjutkan tugas yang dija-lankan BRR selama ini. Dengan kehadirantim AGTP setidaknya kekhawatiran ituterjawab sudah. Keanggotaan AGTPadalah tenaga-tenaga muda profesionaldari dalam dan luar negeri.

Ada tujuh bidang yang menjadifokus kerja tim ini, yakni bidang komu-nikasi, community development, go-vern-ment, ekonomi, human resources, legaldan tentu saja bidang anti korupsi. Untuksemua bidang itu, AGTP dan PemerintahAceh mendapat dukungan dari UnitedNation Development Program (UNDP)dan Multi Donor Fund (MDF).

Persiapan ini setidaknya menjadibukti bahwa Pemerintah Aceh telahmengantisipasi sejak awal beban yangakan mereka pikul nanti. Tindakan inisangat bijak ketimbang yang diper-

Memberi PisangMemberi PisangMemberi PisangMemberi PisangMemberi Pisangsekaligus Monsekaligus Monsekaligus Monsekaligus Monsekaligus Monyyyyyetetetetet

Peraturan Presiden (PP) tentangpengalihan tugas BRR ke Pe-merintah Aceh sedang digodok.Hati-hati, sebab lewat pera-turan tersebut, BRR ingin lepastanggung jawab.

lihatkan BRR selama ini. Dengan danayang sangat besar ditambah gaji karyawanyang sangat memuaskan, kinerja BRRtidak jua bisa memuaskan banyak pihak.

Yang dikhawatirkan adalah, bagai-mana jika nanti BRR hanya meninggalkansejumlah persoalan kepada PemerintahAceh tanpa menyelesaikannya sejak awal?Sehingga ketika muncul masalah dikemudian hari, Pemerintah Aceh yangterpaksa menanggung beban. Seda ngkanpejabat BRR yang telah mengakhiri masatugas, tinggal duduk santai menikmatitabungan yang menggelembung.

Pembahasan soal proses transisi dariBRR ke Pemerintah Aceh ini sebenarnyasudah dilangsungkan sejak dua bulanlalu. Baik pihak BRR maupun tim Peme-rintah Aceh turut pula merancang aturanmain soal pengalihan beban itu. Nantinyapengalihan tanggungjawab ini akandituangkan dalam bentuk PeraturanPresiden (PP).

Pemerintah Aceh berharap, apapunmateri PP tersebut, yang jelas harusberpihak kepada rakyat Aceh. “Pokoknyakebijakan-kebijakan yang diterapkanuntuk Aceh harus benar-benar mengun-tungkan rakyat,” kata Hamid Zein SH,Kepala Biro Hukum dan Humas Peme-rintah Aceh. Itu sebabnya, tambah Hamid,Pemerintah Aceh sengaja membentuk timkhusus untuk mengawal dan memantauproses pembuatan PP tersebut.

Tim bentukan Pemda Aceh, selaindari Biro Hukum juga ada yang berasal

dari kalangan akademisi. Termasuk diantaranya Prof Mawardi Ismail, gurubesar fakultas hukum Unsyiah, danHasballah M Saad, mantan MenteriHukum dan HAM. Mereka ini yangkemudian bersama-sama menjalin keku-atan agar kelak pemerintah Aceh jangansampai terjebak dalam proses transisinanti.

“Sebelum BRR menyerahkan semuatanggungjawabnya kepada PemerintahAceh, mereka harus mempertanggung-jawabkan dulu apa yang sudah merekakerjakan selama ini,” kata Hasballah.

Sejak berdiri April 2005 hingga 2007,BRR setidaknya telah membelanjakandana sebesar Rp 21 triliun. Untuk tahunini dana mereka bertambah sebesar Rp 7triliun yang bersumber dari anggaranDIPA. Dengan dana sebesar itu, sebenar-nya rakyat berharap BRR bisa meng-hasilkan kerja memuaskan.

Nyatanya, kondisi di lapangan ibaratjauh api dari panggang. Aksi protesterhadap BRR tak pernah berhenti menga-lir. Di Singkil misalnya, ribuan orangmenyegel kantor BRR setempat karenatidak juga menyelesaikan pembangunanrumah korban tsunami. Di Banda Aceh,Aceh Barat dan Aceh Selatan, aksi demojuga muncul bertubi-tubi. Tuduhan bahwa“BRR tidak becus dalam bekerja” atau“BRR mengisap darah korban tsunami”tak henti-hentinya diteriakkan parapengunjuk rasa.

Pembangunan rumah korban tsunamimemang salah satu program BRR yangkacau balau. Sebagian besar rumah yangdibangun lembaga itu dibawah standardyang ditentukan. Bahkan tidak sedikitrumah yang rusak sebelum ditempati.Ada lagi rumah yang dibangun denganmenggunakan asbes, material beracunyang bisa mematikan penghuninya.

“Bahkan ada penelitian bahwa jum-lah rumah yang mereka bangun tidaksesuai dengan yang dilaporkan. Penelitianindependen menemukan bukti adanyarumah fiktif,” kata Akhiruddin Mahyud-din, Koordinator Gerakan Anti Korupsi(GeRAK). Saat ini, kata Akhiruddin,lembaganya masih menelusuri data-datatentang rumah fiktif itu.

Dari rentetan konflik di atas, setidak-nya bisa dipahami bahwa BRR memangsyarat masalah. Dalam Peraturan Presidensoal transisi nanti, BRR berharap semuamasalah itu menjadi tanggungjawabPemerintah Aceh.

Deputi Keuangan dan PerencanaanBRR Amin Subekti mengistilahkan, “Kami tidak hanya memberi pisang, tapikami sekaligus memberi monyet kepadaPemerintah Aceh.”

Dengan kata lain, setelah pengalihantanggungjawab kepada Pemerintah Aceh,pejabat BRR tidak memiliki beban apa-apa lagi soal masalah hukumnya. Jikaada gugatan, itu menjadi urusan Pemerin-tah Aceh. “Tidak ada lagi sangkut pauthukum dengan pihak BRR,” kata Amindalam sebuah pertemuan di Pendopodengan Tim pemerintah Aceh.

Asset BRR yang diserahkan kepadaPemerintah Aceh, pun akan dinilai olehBRR sendiri. Pihak BRR akan melaporkan

S

Demo BRR di Banda Aceh

www.d-web-television.tk

Page 9: Suara Arus Bawah

9Edisi I19 - 29 Maret 2008 REKONSTRUKSI

UGAS utama BRR adalahmembantu para korban tsu-nami. Membangun rumah

dan infrastruktur adalah yang uta-ma. Jika pun ada program yangtidak terkait dengan tsunami, seti-daknya harus sudah tercantumdalam blue print (cetak biru/pedo-man pelaksanaan).

Masalahnya, program BRR yangsudah tercatat dalam blue print,justru banyak yang tidak terlaksanasesuai rencana. Untuk proyek pem-bangunan rumah misalnya, BRRsudah terbukti gagal. Seharusnyasampai penghujung 2007 semuarumah bantuan sudah selesai diba-ngun. Nyatanya korban tsunamimasih banyak yang tinggal di barak.

kualitas aset tersebut serta nilai danbiaya perawatannya. Laporan itu akandiserahkan kepada Pemerintah Acehselaku penanggungjawab proses rehabrekon berikutnya.

Karuan, keinginan BRR ini ditam-pik oleh tim Pemerintah Aceh. Merekaingin, sebelum penyerahan assetberlangsung, harus ada audit inde-penden yang menilai asset tersebut. “Dimana logikanya, BRR yang menger-jakan, mereka pula yang menilaikualitas kerja. Pastilah mereka mem-beri penilaian bagus untuk kinerjamereka,” kata seorang anggota TimPemerintah Aceh.

Itu sebabnya, pihak PemerintahAceh tetap menuntut ada audit inde-penden terhadap semua asset itusebelum dilakukan serah terima.

Audit itu sangat penting, agarnantinya Pemerintah Aceh tidak jaditukang ‘cuci piring’ oleh pesta yangsudah dinikmati BRR.

“ Pemerintah Aceh harus memintalaporan awal tentang program yangsudah dijalankan BRR. Jika ada per-soalan, harus digali lebih dalamsehingga Peme-rintah Aceh bisa me-ngantisipasinya dengan baik. BRRharus dievaluasi secara menye-luruh,”kata Akhiruddin.

Evaluasi terhadap tugas BRR inisebenarnya telah beberapa kali dilaku-kan oleh para stake holder. Yang palinggres adalah evaluasi yang dilang-sungkan di Garuda Plaza, Medan,beberapa pekan lalu.

Banyak sekali yang bisa dijadikangambaran tentang buruknya kinerjaBRR ini, termasuk digambarkan koor-dinasi yang buruk dengan PemerintahProvinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Program yang dijalankan banyakyang tumpang tindih. Kantor regional/distrik yang ada di daerah juga tidakbisa berfungsi secara optimal.

BRR juga belum mampu memberipenguatan bagi Pemerintah di seluruhAceh. Tim asistensi yang difasilitas BRRuntuk seluruh pemerintahan kabu-paten/kota tidak memiliki konsepyang jelas. Sampai sekarang kebe-radaan tim asistensi ini terus menjadisorotan.

Hal-hal mendasar lainnya yangmenjadi sorotan adalah masih lemah-nya need asesment (kebutuhan men-dasar), data tak akurat terutama ten-tang pembangunan perumahan yangsudah dan sedang dikerjakan, masihlemah-nya perencanaan mulai daritingkat deputi sampai ke satuan kerja.Hal lain, tumpang tindih programkarena le-mahnya koordinasi di tingkatbadan pelaksana, tender proyek danperintah lapangan yang terlambat,kualitas output rendah, dan tidaktepatnya sasaran program teru-tamapember-dayaan ekonomi.

Cara kerja staf BRR juga amat tidaktransparan. Mereka kerap menjalankantugas tanpa koordinasi jelas, karenaselama ini memang belum pernahdilakukan audit terhadap sistem mana-jemennya. Tak mengherankan, denganjumlah karyawan yang demikiangemuk, tapi kinerja sangat buruk.

Sebelum pengalihan tugas tiba, timtransisi yang dibentuk PemerintahAceh harus bisa membongkar semuakelemahan BRR ini, sehingga merekanantinya tidak melakukan kesalahanyang sama. Nini

Kok, Beli PistolLebih Penting dari Rumah

Sampai akhir tahun lalu, terdapat3.989 kepala keluarga masih me-nghuni rumah sementara.

Program prioritas lainnya, se-perti pembangunan asrama ma-hasiswa, seakan dilupakan begitusaja. “Padahal asrama itu duluhancur karena tsunami. Sudahselayaknya dibangun kembali,”kata Hasballah M Saad, tokohmasyarakat Aceh yang juga man-tan Menteri Hukum dan HAM.

Program penggantian ternakrakyat yang mati karena tsunami,juga kurang mendapat perhatian.Padahal masalah ini jelas-jelastercatat dalam blue print. Laporandari Dinas Peternakan menye-butkan, dari 1.900.000 ekor ternakyang seharusnya diganti, ternyatahanya 36.000 yang mampu direa-lisasikan.

Rehab tambak nelayan jugamasih rendah, baru seluas 18.631ha dari yang direncanakan 36.597ha. Rehab hutan bakau lebih sedi-kit lagi, baru terealisir 10 persenatau sekitar 16.775 ha, dari yangdiren-canakan 164.640 ha. Untukpele-baran dan pengaspalan ruasjalan tengah (NAD), baru terlak-sana sepanjang 191 km dari 341km yang direncanakan dalam blueprint. Lintas timur lebih pendek lagicuma 80 km dari 257 Km yangdirencanakan, tapi untuk lintasbarat sudah terlampui dari 441 Km

menjadi 702 Km.Jika dikorek lebih dalam lagi,

ternyata banyak sekali dana BRRyang digunakan bukan untuk kegia-tan yang tercantum dalam blue print.Dalam sebuah per-temuan di HotelSultan 11 Maret lalu, terung-kapkalau BRR ada membelanjakanuangnya untuk pembelian alat-alatmiliter. Yang dibeli antara lain amu-nisi sebanyak 19.769 butir, sukucadang dan ban pesawat 2.299 unit,alat utama militer 985 unit, senjata295 unit, senapan dan pistol 56 unit,alat berat militer 483 unit, danlainnya.

Agar tidak mengundang protes,BRR cepat-cepat mengajukan tawa-ran ingin merevisi blue print yangsudah dicanangkan pada 2005 itu.Ini adalah strategi agar program‘hancur-hancuran’ yang merekalaksa-nakan di Aceh tidak dianggapsebu-ah kelemahan.

Dalam rancangan blue printrevisi itu, untuk kegiatan rehabrumah korban tsunami, BRR me-ncantumkan targetnya 67.890 unit dariyang terdapat dalam rencana induksebelumnya mencapai 155.838 unit.

Kalangan LSM sudah menya-takan seruan untuk menolak revisiblue print ini. Tapi pejabat BRRtampaknya akan melakukan segalaupaya, agar kelak mereka bisa hiduptenang setelah pengalihan asetselesai. Nini

THasballah M Saad

www.d-web-television.tk

Page 10: Suara Arus Bawah

10Edisi I19 - 29 Maret 2008 NANGGROE

ERAN untuk menghidupkankembali kawasan pelabuhanbebas Sabang telah dibuka Pe-

merintah Indonesia sejak 22 Januari 2000.Pemerintah Aceh menyambut peluangitu dengan tangan terbuka. Agar pem-bangunan berjalan lancar, PemerintahAceh membentuk Badan Pengelola Ka-wasan Sabang (BPKS). Kini, setelah tujuhtahun badan pengelola itu dibentuk,prestasi apa yang telah mereka capaiuntuk Sabang? Berhasilkah upaya untukmembangkitkan kembali kejayaan pela-buhan bebas itu?

Jawabnya: sudah pasti Tidak! Jangan-kan membangun Sabang, justru sebalik-nya, manajemen BPKS terus terlibatperselisihan dengan Walikota Sabang.Menurut aturan yang berlaku, seharusnyaBPKS dan pemerintah Sabang seiringsejalan dalam membangun wilayah itu.BPKS bertanggungjawab untuk urusanteknis, sedangkan pemerintah Sabanguntuk urusan administrasi.

Jangankan bekerjasama, sebaliknya,keduanya malah saling gontok-gontokan.Walikota Sabang kerap menuding mana-jemen BPKS berjalan sendiri tanpa meli-batkan mereka. Tidak mau kalah, ma-najemen BPKS menuding Walikota selalumenghalang-halangi langkah mereka.Dampaknya, rakyat yang menjadi korban.Kejayaan Sabang di masa lalu yangdiharapkan bangkit kembali, nyatanyahanya di angan-angan. Saat ini Sabangtermasuk salah satu basis kemiskinan di

PPPPPelabuhan Bebaselabuhan Bebaselabuhan Bebaselabuhan Bebaselabuhan BebasMasih Angan-anganMasih Angan-anganMasih Angan-anganMasih Angan-anganMasih Angan-angan

Aceh.Selama bertahun-tahun, memang

BPKS berjalan sendirian tanpa koordinasidengan pemerintah. Padahal BPKS sendiriharus bertanggungjawab kepada DewanKawasan Sabang (DKS). Ketua DKS adalahGubernur Aceh, sedangkan anggota DKSadalah Walikota Sabang dan Bupati AcehBesar. Keterlibatan Bupati Aceh Besardisini tidak lain karena masuknya PulauAceh ke dalam kawasan pelabuhan bebasSabang. Pulau Aceh adalah bagian dariwilayah Kabupaten Aceh Besar.

Langkah BPKS yang mengambil jalansendiri, misalnya terlihat ketika merekamembeli tanah untuk pengembangankawasan Sabang. Pembelian itu samasekali tidak pernah dikoordinasikandengan pihak Pemerintah. Padahal secarahukum, BPKS harus meminta izin terlebihdulu. Selanjutnya, dibentuk panitiapembebasan lahan.

Ada pula pembangunan proyek yangtidak memiliki Amdal (analisa mengenaidampak lingkungan). Seperti misalnyareklamasi pantai untuk wisata. PihakBappedalda Aceh mengaku belum pernahmemberikan izin Amdal untuk proyektersebut, namun anehnya BPKS tetapmeneruskan proyek.

Pihak BPKS harusnya melakukankerjasama dan berkoordinasi denganDublin Port, perusahaan pelabuhan asalIrlandia yang jadi mitra kerja pemerintahuntuk pengembangan pelabuhan Sabang.Sangat disayangkan, kerjasama itu justru

tak terjalin dengan baik. Padahal DublinPort sudah berjanji akan menanamkaninvestasi untuk membangun pelabuhanbertaraf internasional di Sabang.

Banyak proyek yang berjalan diSabang tanpa dibicarakan lebih duludengan pihak Dublin Port. Sesuai perjan-jian kerjasama antara BPKS dan DublinPort, kedua pihak harus selalu berkoor-dinasi untuk merancang bangun tatapelabuhan Sabang.

“Nyatanya, banyak kegiatan proyekdi pelabuhan yang sama sekali tidakberkoordinasi dengan pihak DublinPort,” kata Walikota Sabang, Munawar-liza Zein. Saat ini ada ada sejumlahpembangunan tiang pancang di telukSabang yang membutuhkan dana cukupbesar. “Padahal belum tentu pembangun-an tiang pancang itu sesuai dengan desainyang disepakati dengan Dublin Port,”tambahnya.

Nota kesepahaman antara DublinPort dan BPKS untuk membangun pelabu-han bebas Sabang ditandatangani padaMei 2006 di Dublin, Irlandia. Dalam poinkerjasama itu, Pelabuhan Sabang akandibangun setara dengan pelabuhaninternasional lainnya di dunia.

Panjang pelabuhan yang kini hanya180 meter, akan ditambah menjadi 2,5 kmdengan jumlah crane 25 unit. Kedalamanpelabuhan akan ditingkatkan, dari 10meter menjadi 22 meter. Sehingga mem-beri kesempatan kepada kapal berka-pasitas 14.000 twentyfoot equivalent units

Buruknya manajemen pengelolaan KawasanSabang, membuat pembangunan pelabuhanbebas di sana menjadi terbengkalai. PihakDublin Port dua kali mengancam memutuskerjasama.

K

Pelabuhan Sabang pada tempo dulu

www.d-web-television.tk

Page 11: Suara Arus Bawah

11Edisi I19 - 29 Maret 2008 NANGGROE

IMPINYA, Kawasan pela-buhan Bebas Sabang akanmenjadi salah satu pusat

bisnis terkemuka di Asia. Selain pela-buhan internasional yang dilengkapiperalatan canggih, nantinya kawasanini juga dilengkapi dengan lapangangolf, pelabuhan udara internasional,taman wisata, industri perikanan danpusat perdagangan. Investor yangingin menanamkan modalnya akandiberi fasiltas bebas pajak.

Dengan semua sistem ini, kelakSabang akan mampu menyaingipelabuhan Singapura. Nama pela-buhan ini pun bakal diganti menjadiSabang Hub International Port (SHIP).

Kapal yang berlabuh di sanaberasal dari berbagai negara. Merekabisa bongkar muat dan menggunakanfasilitas yang ada.

“Dari semua fasilitas ini, setidak-nya Pemerintah akan mampu men-

(teus) untuk merapat. Bandingkan sajadengan pelabuhan sekarang yang hanyamampu melayani kapal dengan kapasitasmaksimal 4.000 teus.

Jika mulus sesuai rencana, pengem-bangan pelabuhan Sabang akan menelanbiaya Rp 3,88 triliun. Sebagai pemegangsaham mayoritas, BPKS akan menggelon-torkan dana sebesar Rp 2 triliun yangberasal dari APBN dan APBA. Dublin Portnantinya akan menjadi pemegang 49persen saham di perusahaan itu, sisanyamilik BPKS.

Dublin Port tertarik mengembang-kan pelabuhan Sabang karena melihatlokasinya sangat strategis. Berada dimulut Selat Malaka, dimana 40 persenkapal dunia melintasi perairan itu. “Jikasemua fasilitas tersedia di Sabang, sayayakin kapal internasional akan singgahdi sini,” kata Kepala BPKS Teuku SyaifulAchmad. Jika semua rencana berhasil,tambah Syaiful, Pemerintah akan menda-patkan penghasilan Rp 7 triliun per tahun.“Pada tahun 2018 akan break event point,”katanya yakin.

Tapi rencana tinggal rencana. Sejakkesepakatan ditandatangani, pihak BPKSdan Dublin Port ternyata hanya sesekalimelakukan komunikasi. BPKS kerapberjalan sendiri, sementara Dublin Portsering merasa diabaikan. Syaiful ditudingselalu menjalankan kebijakan tanpapernah berkoordinasi.

Ini yang membuat manajemen Du-blin Port tersinggung. Mereka menuntutadanya perbaikan manajemen di BPKS.Tuntutan ini pun diabaikan. Tak dapatdisangkal, April tahun lalu Dublin Portmelayangkan surat yang menyatakanpembatalan perjanjian kerjasama itu.

Pemerintah Aceh telak terpukul.Mereka terpaksa mengutus PenasehatDKS Prof Ibrahim Abdulah ke Dublin,untuk menjelaskan duduk persoalannya.

“Saya sampai memelas meminta agarmereka tidak memutuskan kerjasamaitu,” kata Ibrahim. Benar saja, berkatpendekatan itu, sikap manajemen DublinPort pun melunak. Tapi mereka tetapmenuntut agar manajemen BPKS diper-baiki.

Bukan sekali itu saja Dublin Port maumundur dari kerjasama tersebut. Sebe-lumnya mereka juga pernah menyam-paikan pernyataan serupa, tapi kemudianmembatalkanya setelah ada pendekatandari Pemerintah Aceh.

Apakah BPKS berubah setelah anca-man itu? Ternyata tidak. Sebaliknya,pertentangan antara DKS dan BPKS terusmeningkat. Keduanya saling mencurigai.DKS — dari Gubernur Irwandi, WalikotaSabang Munawirliza Zein, dan BupatiAceh Besar Prof Bukhari Daud — beradadi satu sisi, melawan Syaiful di sisi lain.Malah sempat menyeruak kabar kalauDKS akan mengganti kedudukan Syaiful.

Gubernur Aceh selaku ketua DKS,pada September 2007, telah melayangkansurat kepada DPR Aceh untuk memintapertimbangan soal penggantian Syaifulselaku Kepala BPKS. Tapi, tidak adajawaban dari parlemen.

Gubernur sebenarnya dapat sajamerombak manajemen BPKS, tanpapersetujuan parlemen. Suara dari parle-men di sini hanya sebatas pertimbanganbelaka. Namun Irwandi tampaknya takmau bertindak gegabah. Kabarnya,Syaiful mendapat dukungan dari bebera-pa petinggi GAM.

Meski demikian, cara-cara halusuntuk membuka borok di tubuh BPKS

perlahan-lahan telah dilakukan Irwandi.Misalnya, 14 Februari lalu Irwandi selakuKetua DKS memanggil Syaiful untukmemaparkan sejumlah program danrencana kerjanya kepada DKS. Dalampemaparan itu, selain Irwandi, hadir pulaWalikota Sabang, Bupati Aceh Besar danKetua Dewan Penasehat DKS Prof IbrahimAbdullah.

Syaiful yang datang bersama bebe-rapa deputinya, menjadi bulan-bulananpertanyaan dari para peserta. Dari perte-muan itu pula terungkap kalau Syaifulpernah menghalang-halangi upaya BadanPemeriksa Keuangan (BPK) untuk meng-audit manajemen BPKS.

Masalah pengelolaan keuangan me-mang salah satu momok di tubuhmanajemen BPKS. Kerap sekali lembagaitu membuat laporan keuangan tanpa

meminta persetujuan lebih dulu dari DKS.“Padahal sesuai UU No 37 tahun 2000 pasal14, laporan keuangan BPKS harus menda-pat pengesahan dari DKS,” kata Munawar-liza Zein.

Kritikan dari Ketua Tim PenasehatDKS Prof Ibrahim Abdullah tidak kalahkerasnya. Ia menuding Syaiful kerapmenjalankan kebijakannya sendiri tanpamelakukan koordinasi. “ManajemenBPKS sangat buruk karena adanya sosokone man show,” katanya.

Guru besar Fakultas Ekonomi Unsyi-ah ini sempat bergurau dengan menyata-kan bahwa tidak ada yang salah padamanajemen BPKS. “Ya, tentu tidak adayang salah dalam manajemen mereka,sebab manajemennya sendiri tidak ada.Bagaimana kita mengatakan salah,”ujarnya yang disambut senyum anggota

DKS lainnya.Syaiful tak pernah merasa bersalah

dalam setiap kebijakan yang diambilnya.“Langkah yang sama ambil juga ada dasarhukumnya. Tidak ada langkah yangsembarangan,” tegasnya. Soal ada tuduh-an bahwa ia one man show, Syaiful tidakmau membantah. “Mau dibilang one manshow, terserah sajalah. Yang jelas sayaharus berani.”

Beberapa hari setelah pertemuan,Ketua DKS Gubernur Irwandi, serta duaanggota DKS lainnya, Munawarliza danBukhari kembali melakukan rapat tertu-tup di ruang gubernur. Beredar kabar,salah satu agenda mereka adalah mencarifigur tepat untuk mengganti posisiSyaiful. Belum ada bocoran ke publiktentang sosok yang akan menjadi pilihanDKS. Nini

Duh, Sabang Terus Merugi Nihdapatkan keun-tungan Rp 7 tri-liun per tahun,”kata T SyaifulAchmad, KetuaBadan Penge-lola KawasanSabang (BPKS).

Keuntungan itu termasuk dari sektorindustri perikanan, wisata dan sektorlainnya.

Untuk mencapai target tersebut,pembangunan fasilitas Sabang harussudah selesai dalam tiga tahuh men-datang. Syaiful tidak hanya meminta danadari APBN, ia juga mengharap agar danadari APB Aceh juga ada yang diperun-tukkan bagi proyek tersebut.

Sampai saat ini Sabang masihbergan-tung dana dari Jakarta. Untuktahun 2007, dana yang mengalir untukBPKS sebanyak Rp 215 miliar.. Darijumlah itu, 88,03 persen telah terserap

untuk berbagai proyek, termasukpem-bangunan jalan, peralatan,pemukiman, pembangunan kantordan biaya opera-sional lainnya.

Pada anggaran 2008 ini, BPKSberharap bisa mendapat dana sekitarRp 1 triliun. Masalahnya, rencanapembangunan Sabang masih tidakjelas sehingga alokasi dana tersebutmasih membingungkan.

Dalam hal pemasukan, Pelabu-han Sabang belum bisa diandalkanber-buat banyak. Ratarata setiaptahun BPKS hanya mendapat ma-sukan seki-tar Rp 320 juta dari beadan jasa pelabuhan. Dibanding biayayang dibutuhkan untuk pembangu-nan, jumlah itu tentu tidak seberapa.Itu berarti, sampai saat ini Sabangharus terus disubsidi.

Harapan untuk menjadikan Sa-bang berjaya kembali, agaknya masihlama.

M

Teluk Sabang saat ini

www.d-web-television.tk

Page 12: Suara Arus Bawah

12Edisi I19 - 29 Maret 2008 WISATA

ENGAN penuh semangat Mar-juni Ibrahim membimbing enamturis asing itu menelusuri hutan

penuh semak belukar itu dengan berjalankaki. Sesekali ia berhenti dan kemudianberbicara kepada para turis tersebut.

“ Di sini dulu terjadi pertempuranhebat antara pasukan kami denganpasukan TNI. Kontak senjata hampir satujam lamanya,” ujarnya. Walau dengannapas sedikit terengah-engah, para turisitu menyimak dengan serius kata demikata yang disampaikan Marjuni. Ada satudua pertanyaan dari mereka, dan semuadijawab dengan lugas oleh Marjuni.

Setelah puas mendapat informasiseputar tempat tersebut, rombongankembali melanjutkan perjalan ke kawasanlebih pedalaman. Marjuni berada didepan sebagai penunjuk jalan. Sekitar satukilometer dari tempat pertama tadi,

TTTTTamasyamasyamasyamasyamasya di Ladang Pa di Ladang Pa di Ladang Pa di Ladang Pa di Ladang PerangerangerangerangerangKawasan hutan yang dulu tempatgerilya pasukan GAM, kini di-jadikan taman wisata politikuntuk mereka yang ingin tahusejarah Aceh. Untuk sementarakonsumennya lebih banyakorang asing.

pemuda kekar itu kembali menghentikanlangkahnya. Ia angkat bicara lagi.

“ Ini tempat kami bersembunyi dulu.Di sini kami pernah rapat dan mengaturstrategi perang,” katanya sambil menun-juk tanah berumput datar di kawasanpedalaman Hutan Lhoong, Aceh Besar itu.Kali ini cerita yang keluar dari mulutpemuda berusia 28 tahun ini agak pan-jang. Ia bertutur tentang satu persatuteman-temannya yang ikut bertempurbersama rombongan mereka. Marjunimengisahkan bagaimana mereka mema-sak dan tidur bergantian.

“ Sekali seming-gu, seorang darikami turun ke desa untuk mendapatkanpersediaan makanan,” kenangnya.

Tidak hanya kisah perang yangmenjadi bahan cerita Marjuni kepada paraturis itu. Dia juga menunjukkan tempat-tempat indah di kawasan tersebut. Ter-

masuk sebuah sungai dengan air terjunyang belum banyak diketahui orang.

“Dari sungai ini kami mendapatkanair minum,” katanya. Jika situasi benar-benar aman, Marjuni dan temannya bisamandi dan menikmati deburan air yangsangat dingin. “Tapi itu hanya sesekali.Kami sendiri jarang mandi. Takut kalautiba-tiba ada serangan mendadak,”ujarnya seraya tertawa.

Marjuni adalah mantan anggotapasukan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)wilayah Aceh Rayeuk. Ia bergabungdengan kelompok ini sejak usia 20 tahun.Semasa darurat militer meradang, ia danteman-temannya mengamankan diri dihutan. Mereka tidak mungkin lagi tinggaldi desa karena ada ratusan pasukan TNIyang siaga di sana. Di hutan itulah merekamengatur strategi perang.

Marjuni dan rekannya baru bisahidup tenang setelah gong perdamaianberkumandang dari Helsinki 15 Agustus2005. Sepekan kemudian mereka turungunung dan sejak itu kembali meng-habiskan hidup sehari-hari dengankeluarga. Di masa damai ini, Marjanisempat bekerja sebagai kuli bangunandengan gaji Rp 50 ribu per hari.

Sampai pada suatu ketika, ia men-dapat kabar dari teman-temannya bahwaada seorang warga negara asing yangtertarik ingin mengembangkan bisnisperjalanan wisata ke hutan-hutan yangpernah dijadikan sebagai pusat gerilyapara anggota GAM. Kegiatan ini bukanhanya sekedar wisata, tapi juga upayauntuk mengenang sejarah konflik Aceh.

Adalah Mendel Pols yang berinisiatifmengembangkan kegiatan ini. Pria asalBelanda yang beristrikan wanita Aceh inimendapat inspirasi dari wisata gerilyayang sukses dikembangkan PemerintahVietnam di kawasan hutan Cu Chi,tempat persembunyian pasukan Vietkongdimasa lalu. Bisnis tour gerilya termasukyang banyak diminati turis asing jikaberkunjung ke Vietnam.

Kegiatan yang sama juga berjalansukses di Irlandia Utara. Mantan tentarapemberontak IRA (Irlandi RepublicArmy) berhasil menyulap pusat KotaBelfast sebagai bisnis wisata untuk orangasing yang tertarik mempelajari sejarahkonflik di negara itu. Modalnya hanyalukisan yang ditempel di dinding-dindingrumah penduduk.

Lukisan itu memang ditata sede-mikian rupa sehingga bisa berceritatentang rentetan kasus yang melandaIrlandia Utara semasa konflik antaragerilyawan IRA melawan pasukan Ing-gris. Pemandangan itulah yang kemudiandipertontonkan kepada turis asing.Wisatawan yang tertarik belajar konflikIrlandia lewat lukisan itu dikutip bayaran9 pound atau sekitar Rp 170 ribu perorang. Kegiatan yang disebut dengannama Gerilya Tour itu dipandu seorangmantan gerilyawan IRA.

Aceh yang juga sarat dengan syaratkonflik sangat berpotensial untuk me-ngembangkan kegiatan wisata politik itukepada para turis. Bahkan lebih menariklagi, sebab banyak sekali hutan Aceh yangpernah digunakan sebagai tempat per-sembunyian gerilyawan GAM. Potensiinilah yang menarik perhatian MendelsPols untuk dikembangkan.

FOTO-FOTO REPRO: REUTERS

D

Marjuni Ibrahim dilokasi wisata gerilya

www.d-web-television.tk

Page 13: Suara Arus Bawah

13Edisi I19 - 29 Maret 2008 WISATA

Impian Mandel semakin terbukalebar setelah Gubernur Aceh Irwandimemberi dukungan penuh untuk kegi-atan tersebut. Malah Irwandi berharapkelak wisata gerilya bisa menjadi salahsatu daya tarik Aceh untuk dijual ke turismancanegara. Kepada beberapa tamuasing yang berkunjung ke Aceh, Irwandimulai gigih mempromosikan kegiatanwisata ini.

Mendengar rencana pemerintahtersebut, Marjuni menyambut denganantusias. Berkat peranan seorang rekan,ia pun berkenalan dengan Mendel. Setelahmendapat pelatihan komunikasi selamabeberapa hari, kegiatan gerilya tour punlangsung berjalan. Tak sulit untukmencari konsumen, sebab cukup banyakwarga asing yang bekerja di Banda Acehyang tertarik dengan kegiatan wisatatersebut. Lagi pula mereka ingin sekalimelihat lokasi hutan tempat gerilyawanGAM dulu bersembunyi.

Untuk sementara Mendel memprio-ritaskan kegiatan ini untuk orang asing.Agaknya ia sangat hati-hati sekali karenakhawatir kegiatan ini bisa membuatpemerintah Indonesia dan TNI tersing-gung. “Untuk turis lokal, tunggu dulu.Kita lihat perkembangannya nanti,”ujarnya kepada SIPIL.

Saat tour perdana yang berlangsungpertengahan Februari lalu, sedikitnya adadelapan turis asing yang ikut menjelajahhutan pedalaman di Kecamatan Lhoong,Aceh Besar. Marjuni yang mengenal betulkawasan itu bertindak sebagai pemandu.Mereka berjalan kaki mulai dari ping-giran Desa Lhoong hingga ke pedalamanhutan di kawasan itu.

Di tempat-tempat tertentu Marjuniberhenti dan menceritakan kejadian-kejadian yang mereka alami di lokasi itu.Dari hasil perjalanan itu setidaknya paraturis asing tersebut bisa mempelajarikehidupan gerilyawan GAM semasakonflik. Baik ketika terjadi kontak senjata,maupun saat mereka harus berpindah-pindah tempat.

“Di hutan ini banyak sekali binatangbuas. Kami pernah kepergok denganharimau dan beruang. Dengan gajah, ya,hampir setiap hari,” katanya. Tapibinatang itu sama sekali tidak meng-ganggu. “Karena kita tidak bermaksudjahat kepada mereka, mereka pun tidakpernah mengganggu kita,” tambahnya.

Pemuda yang hanya tamatan sekolahmenengah atas ini juga bercerita saat-saatmenegangkan ketika bencana tsunamimelanda Aceh. “Kami melihat ombak itudari atas gunung. Suaranya saja sudahmenakutkan,” imbuhnya. Bersama rekan-rekanya mereka sempat mendengarlolongan kepedihan dari penduduk desa.Desa Lhoong tempat di mana Marjuni danrekan-rekannya tinggal, termasuk daerahyang paling parah dilanda bencana.Mereka sempat membantu pendudukyang menyelamatkan diri ke hutan untukmenghindari gelombang pasang.

Bencana tsunami itu memang salahsatu bencana yang terhebat di dunia.Sedikitnya 170 ribu penduduk Acehmenjadi korban. Marjuni sendiri kehi-langan kedua orang tua dan seorangadiknya.

Selama beberapa hari setelah bencanaitu mereka sempat turun ke desa mem-bantu penduduk yang menjadi korban.Tapi itu tidak berlangsung lama sebabpasukan TNI kembali datang ke desa

mereka untuk melakukan pemburuanterhadap anggota GAM. Apaboleh buat,Marjuni dan rekan-rekannya terpaksanaik lagi ke atas. Selama penangananbencana berlangsung, para gerilyawanGAM itu tidak pernah melakukan sera-ngan kepada pasukan TNI.

Gerilya tour itu memakan waktusekitar lima jam. Tidak jelas berapa biayayang harus dibayar para turis asing ituuntuk kegiatan tersebut. Yang pasti, kalausaja banyak wisatawan yang tertarik ikutmenelusuri jejak gerilya anggota GAM dihutan, sudah tentu Marjani akan men-dapat rejeki yang lumayang. Setidaknyaia mendapat penghasilan yang lebih baikketimbang sebagai buruh bangunan diperumahan yang dibangun BRR.

Tour wisata gerilya tidak hanya adadi kawsan hutan Aceh Besar. Kegiatanyang sama bisa pula dikembangkan dikawasan hutan Pidie, Aceh Utara, Birueundan Aceh Timur. Empat wilayah inimemang merupakan daerah paling rawansemasa konflik. Sudah pasti yang menjadipamandu wisatanya adalah para anggotaGAM setempat.

Bekerja sama dengan Dinas Pariwi-sata Aceh, Aceh Explorer berencanamelatih sejumlah mantan kombatanGAM dari berbagai wilayah untuk bisatampil sebagai pemandu wisata gerilya.Langkah ini sangat didukung oleh Guber-nur Aceh.

Para turis asing yang pernah mengi-kuti gerilya tour itu mengaku puasdengan perjalanan yang mereka lalui.Walau melewati hutan belantara danmembutuhkan waktu berjam-jam denganjalan kaki, tapi mereka merasa menda-patkan kepuasan tersendiri. “Selainmemahami sejarah konflik Aceh, merekabisa melihat pemandangan indah di hutanbelantara yang belum tersentuh banyakorang.

“ Sangat sulit dibayangkan, bahwa dilokasi itu beberapa tahun yang lalu

mereka hidup di sini dengan memundaksenjata dan sesekali bertempur melawanpasukan TNI,” kata Hugo Lamers,seorang pekerja NGO internasional yangbertugas di Aceh. Selama ini, pria asalBelanda ini mengaku hanya mendengarkisah perjuangan GAM lewat cerita darimulut ke mulut.

“Dengan mengikuti gerilya tour ini,setidaknya saya bisa mendapatkan baya-ngan kondisi yang terjadi di masa lalu,”tambahnya. Salah satu yang palingmengesankan bagi Lamer adalah ketikaMarjuni mengajak mereka menyaksikansebuah lokasi di mana pernah terjadikontak tembak antara pasukan GAMdengan pasukan TNI. Di lokasi itu,Marjuni mengaku kehilangan cukupbanyak teman karena gugur dalampertempuran.

“Bagi kami sebagai wisatawan,perjalanan itu adalah sebuah perjalananwisata yang menyenangkan. Padahal bagimereka, semua pengalaman itu adalahcerita yang mengiris jiwa,” kata Lamers.

Konflik Aceh adalah sebuah sejarahpanjang yang semua orang tidak inginmengulangnya kembali. Namun sebagaisebuah perjalanan politik yang luar biasa,sangat tidak pantas melupakan sejarahtersebut begitu saja. Langkah Mendelmengusung wisata gerilya, bukan hanyasekedar upaya untuk mengingat sejarahpenting di masa lalu. Lebih dari itu,kegiatan ini akan melahirkan ciri khassendiri bagi Aceh. Untuk Indonesia, hanyaAceh yang memiliki paket wisata politikseperti ini.

Yang penting, bagaimana meramupaket wisata ini menjadi sebuah pendi-dikan politik yang baik untuk anakbangsa ke depan.

Tentu saja etika perlu diperhatikan,sehingga promosi wisata ini tidak untukmembangga-banggakan satu kelompokdan tidak membuat pihak lain menjaditersinggung. Reuter/nini

Wisata untuk berbagi sejarah,bukan mengulangi masa lalu.

www.d-web-television.tk

Page 14: Suara Arus Bawah

14Edisi I19 - 29 Maret 2008 DAERAH

EMANGAT membentuk provinsibaru di Aceh terus menggema.Sejumlah tokoh masyarakat berada

di belakangnya. Mereka adalah elit-elityang berkuasa di daerah itu. Sebut sajaTagor Abubakar, Bupati Bener Meriahyang menjadi salah satu motor pemben-tukan provinsi Aceh Leuser Antara (ALA).Dia didukung Armen Desky, mantanbupati Aceh Tenggara dan MakmurSyahputra, Bupati Aceh Singkil. Merekainilah tokoh di balik aksi sejumlah massake Jakarta beberapa waktu lalu.

Tidak hanya para kepala daerah,beberapa anggota parlemen lokal jugaturut bermain di belakang aksi ALA. Yangpaling getol terlihat adalah Syukur Kobat,ketua DPRD Aceh Tengah yang juga salahseorang tokoh Golkar di daerah itu.Syukur adalah mantan pemimpin kelom-pok Pembela Tanah Air (Peta), yang gagaltampil sebagai Bupati Aceh pada pilkadatahun lalu. Dari Aceh Tenggara, tercatatpula nama Ketua DPRD Aceh Tenggara,Umuruddin Desky.

Tidak mau kalah dengan ALA, dariwilayah pantai barat Aceh juga meng-gema seruan pembentukan provinsi baruyang mereka namakan Provinsi AcehBarat Selatan (ABAS). Adalah Tjut Agam,

BerceraiBerceraiBerceraiBerceraiBerceraiuntuk Berkuasauntuk Berkuasauntuk Berkuasauntuk Berkuasauntuk Berkuasa

Dari 173 daerah hasil peme-karan, hanya lima persen yangberhasil meningkatkan kesejah-teraan rakyat. Selebihnya, tidaklebih sekedar ajang rebutankekuasaan para elit lokal. Masihperlukah mendukung ALA danABAS?

Wakil Ketua DPRD Aceh Barat yangmenjadi motornya. Pensiunan KorpsPasukan Khusus (Koppassus) berpangkatletnan kolonel ini bahkan pernah turutmelakukan aksi di Kantor DPR RI SenayanJakarta dan di Kantor Gubernur BandaAceh.

Gerakan ABAS dan ALA mulaihangat mencuat sejak lima tiga tahunterakhir. Namun aksi tuntutan ini timbultenggelam bagai pasang surut. Gejolakdukungan atas pemekaran ini sempatterhenti sejak akhir tahun lalu. Salah satufaktornya, karena tokoh utama peme-karan itu, Armen Desky, tersingkir dalamPilkada di Aceh Tenggara. Armen Deskyselama ini memang dikenal sebagaipenyandang dana untuk aksi-aksi pe-mekaran Aceh.

Walau gerakan pemekaran ini ter-henti selama enam bulan, namun ArmenDesky tetap melakukan lobi-lobi agarpemekaran Aceh tetap menjadi isu yangdibicarakan di Jakarta. Lobi-lobi ditingkat elit terus ia lakukan. Armenadalah tokoh Golkar Aceh Tenggara yangjuga punya pengaruh di tingkat pusat.Apalagi istrinya, Marliah Amin adalahanggota DPR RI dari fraksi Golkar.

Upaya Armen rupanya cukup mem-

bawa hasil. Terbukti, pertengahan Januarilalu DPR RI memutuskan bahwa UUpemekaran Aceh menjadi salah satuagenda yang akan mereka bahas. Bukansebagai usulan daerah melainkan ber-dasarkan hak inisiatif DPR.

Begitu kabar pemekaran mencuatdari Gedung Senayan, elit daerah pen-dukung pemekaran itu langsung menge-rahkan massa untuk melakukan aksi dimana-mana. Spanduk dan poster ALA danABAS mereka pasang di berbagai sudutkota. Aksi pendukung ALA lebih meriahlagi, karena diselingi dengan pawai,pameran dan sebagainya. Ada pula semi-nar yang mereka gelar di Medan.

Tentu saja suara mendukung peme-karan Aceh kian menggema di forumseminar itu, ya, karena pelaksana danpembicaranya adalah mereka para pen-dukung ALA dan ABAS.

Namun tidak semua aksi ALA inimendapat dukungan warga. Lihat saja aksipengumpulan sejuta tandatangan yangdigelar di Kota Subulussalam pada 24Februari lalu. Bukannya berhasil menda-pat simpati warga, malah panitia acaratersebut malu bukan kepalang. Jangankansatujuta tandatangan, satu tandatanganpun tidak ada. Padahal acara itu digelar

S

Demo para pendukung ALA di Jakarta

www.d-web-television.tk

Page 15: Suara Arus Bawah

15Edisi I19 - 29 Maret 2008 DAERAH

tidak jauh dari pusat keramaian.Panitia acara Ali Hazmi Tomy dan

Ketua Panitia Pembentukan Provinsi(KP3) ALA, Rahmad Salam sampai malumelihat kegagalan itu. Mereka berdalihbahwa penolakan warga itu semata-matakarena adanya hambatan dari pihakkepolisian.

Gagal mendapatkan dukungan diAceh Singkil, bukan berarti aksi parapengusung pemekaran itu berhenti.Dalam sebuah acara di Takengon, merekamengundang para kepala desa berkum-pul membahas demo di Jakarta.

Ada yang setuju, tapi tidak sedikitpula yang menolak. Beberapa kepala desasempat menanyakan soal biaya untuk aksiitu. Tapi tidak ada jawaban pasti.Belakangan, ada kepala desa yang me-ngutip uang dari warganya dengan alasanuntuk ongkos ke Jakarta. Protes sempatmuncul dari warga. Namun elit di AcehTengah dengan rapi berhasil mere-damnya.

Aksi pendukung pemekaran tersebutdi Jakarta tidak bisa dikatakan berhasil.Soalnya, isu pemekaran kini mulaidiredam para anggota DPR RI. Dalamrapat komisi Pemerintahanan yangberlangsung 3 Maret lalu, muncul suara-suara yang menentang ide tersebut. UnsurDewan Perwakilan Daerah (DPD) terma-suk yang bersuara keras. “Kami tidak mauikut rapat tersebut sebelum ada evaluasitentang perkembangan daerah pemekar-an yang telah berlangsung sebelumnya,”kata Laode Ida, Wakil Ketua DPD.

Laode punya alasan. Dari 173 daerahadministrasi baru, hanya sekitar 30 persenyang sukses. R. Situ Zuhro, peneliti dariPusat Kajian Politik Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI), malahmenyimpulkan lebih rendah.

“Mungkin hanya lima persen yangberhasil,” katanya. Kabupaten Tarakan(Kalimantan Timur), Kota Batu (JawaTimur), Provinsi Banten dan Gorontalo,misalnya, termasuk yang sukses. Tapiselebihnya, yang datang justru penyesa-lan dari warga, sebab pemekaran justrumelahirkan koruptor-koruptor baru ditingkat daerah.

Abdul Fatah, Direktur PenataanOtonomi Daerah, menilai banyak pem-bentukan daerah administrasi bermotifpolitik untuk kepentingan individu.“Setelah dimekarkan, datang protes darimasyarakat dan mereka mengaku menye-sal,” katanya. Ia mencontohkan adanyapengajuan uji materi atas pembentukanKota Tual (Maluku Utara) serta KabupatenSamosir dan Kabupaten Serdang Bedagai(Sumatera Utara).

Departemen Dalam Negeri mencatatbahwa kini ada 173 daerah administrasibaru—kabupaten, kota, dan provinsi—yang dibentuk pada periode 1999-2007.Gelombang pertama dimulai 1999 dengandibentuknya 44 kabupaten dan kota.Setelah itu, setiap tahun lahir rata-rata 15kabupaten atau kota baru.

Motivasi pemekaran itu bermacam-macam. “Sebagian besar untuk men-dekatkan jangkauan pelayanan sekaligusmeningkatkan kesejahteraan daerah,”kata Fatah. Tapi, menurut dia, ada jugauntuk kepentingan elite politik karenamereka ingin merebut kekuasaan.

Pemerintah bukan tidak memahamihal ini. Itu sebabnya Presiden Yudhoyonomeminta kepada DPR untuk tidak mem-bahas isu ini. “Saya minta ada morato-rium pemekaran sampai ada evaluasiyang jelas tentang masalah ini,” ujar

presiden. Seruan ini yang agaknyamembuat semangat pemekaran di Ge-dung Senayan mulai meredup.

Beberapa anggota DPR juga memintaagar para senator jangan lagi memberijanji muluk-muluk kepada masyarakat didesa. “Kami sendiri sudah meminta agarsemua fraksi menghentikan sementarapembahasan usulan pemekaran daerah,”Kata Ketua Komisi II DPR RI EE Mangin-daan, di Jakarta.

Pendapat yang sama dilontarkan olehanggota Komisi II DPR RI dari FraksiPartai Amanat Nasional (PAN), Hj AndiYuliani Paris yang mengusulkan, perluadanya ‘grand strategi‘ untuk menyikapimaraknya usulan pemekaran daerah.“Hal ini bertujuan menampung sertamengatur keinginan semua pihak, terkaitpemekaran,” katanya.

Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR jugabersikap agar paket 21 RUU Pemekarandaerah ditunda selama masih ada konflikdi berbagai daerah. Ketua DPR RI AgungLaksono menghimbau anggotanya untukbersabar sampai ada hasil evaluasi yangjelas soal pemekaran sebelumnya.

“Setiap pemekaran harus jelas sepertiapa masterplan-nya, syarat pemekarandan kondisi ekonominya,” katanya.Pemekaran, menurutnya, harus ditundasampai masyarakatnya satu kata terhadappemekaran ini.

Peneliti Lembaga Ilmu pengetahuanIndonesia (LIPI) Prof Alfitra Salam malahlebih keras lagi. Menurutnya, pemekaranseharusnya dihentikan total. Jumlah

provinsi di Indonesia sudah cukup,sebanyak 33 provinsi. “Kalaupun harusada pemekaran, mungkin hanya diKalimantan dan Papua. Tetapi untukPulau Sumatera masih belum layak,”katanya.

Pemekaran yang selama ini terjadi,kata Alfitra, lebih banyak dijadikansebagai ajang pembohongan rakyat. Elitmenjanjikan rakyat akan hidup sejahteradengan adanya pemekaran. Nyatanya,setelah terbentuk wilayah baru, rakyattetap menderita sedangkan elitnya hidupberfoya-foya.

“Kalaupun ada perubahan, hanyalahbangunan perkantoran yang berdiri disejumlah sudut kota. Tapi dananyadikuras dari Pemerintah pusat,” katanya.

Wakil Presiden M Jusuf Kalla lebihbijaksana lagi. Menurutnya, jika peme-karan wilayah bisa mencapai kesejah-teraan maka diperbolehkan, tetapi jikatidak tak boleh ada pemekaran.

“Pemerintah ingin sangat objektif,jika dengan pemekaran bisa mencapaitujuan kesejah-teraan, itu silakan saja.Tetapi kalau hanya akan memecah belah,jangan, tidak boleh (pemekaran),” kataJusuf Kalla yang juga Ketua Umum DPPPartai Golkar saat bertemu denganratusan kadernya di Indonesia Timur.

Menurut Jusuf Kalla persoalan peme-karan wilayah sebenarnya bukan hanyamenjadi permasalahan di Sumatera danPapua. Jusuf Kalla menjelaskan bahwaberdasarkan undang-undang memangmemungkinkan dilakukannya peme-

M Jusuf Kalla:Jika pemekaran wilayah bisa mencapai kesejahteraan makadiperbolehkan, tetapi jika tidak, tak boleh ada pemekaran. Kalau hanya akan

memecah belah, jangan, tidak boleh (pemekaran).

karan atau penggabungan suatu wilayah.Namun, tambahnya, untuk pemekaranwilayah, hanya bisa dilakukan kalau halitu bisa mencapai tujuan yakni meraihkesejahteraan.

“Tapi ini yang kadang-kadang tipisbatas antara mencapai tujuannya yaknikesejahteraan dengan alasan politis,” kataJusuf Kalla.

Menurut Jusuf Kalla, soal pemekaranwilayah memang akan sangat besarongkosnya. Biasanya dengan pemekaranmaka akan banyak biaya yang digunakanuntuk membangun gedung-gedung.

Dalam kesempatan itu, Jusuf Kallajuga menyatakan sangat menghargai danmemberikan apresiasi yang sangat tinggidengan masyarakat di Pulau Jawa.Soalnya, di Jawa hanya satu kali adapemekaran wilayah yakni propinsiBanten. Padahal, jika dibandingkanjumlah penduduk di Jawa besar sekalisekitar 100 juta sedangkan Papua hanya2,3 juta.

“Banten itu penduduknya 16 juta,tetapi di Jawa Timur sekitar 36 juta danJawa Barat lebih besar lagi, tetapi takpernah berpikir pemekaran,” kata JusufKalla.

Khusus untuk Aceh, Pemerintahpusat memang sangat hati-hati menyi-kapi tuntutan pemekaran. Soalnya, dalamUUPA dan MoU Helsinki sudah jelasdisebutkan tentang batas-batas Pemerin-tahan Aceh. Jika itu dilanggar, berartiPemerintah dituding tidak konsistendalam menjunjung perdamaian. Junaidi

www.d-web-television.tk

Page 16: Suara Arus Bawah

16Edisi I19 - 29 Maret 2008 FIGUR

BARAT siang dengan malam. Begi-tulah perbedaan antara sosok asliUmar Pradana dengan perannya se-

bagai Haji Uma dalam film lawak Aceh“Eumpang Breuh”. Dalam dunia nyata,Umar masih amat muda. Usianya 34tahun. Dia selalu tampil necis, berwibawa,dan lemah-lembut. Ia tidak pula berkacamata.

Tapi, ketika menjadi Haji Uma, selaintua, sikapnya benar-benar tak bersahabat.Pemarah, dan suka membesar-besarkanmasalah. Kaca mata minus gagang hitam,melengkapi wajahnya hingga tampakmenyeramkan.

“Awalnya saya sulitan memerankansosok Haji Uma di Eumpang Breuh 1. Harusbungeh, peu pasai bungeh teuh,” kata UmarPradana saat ditemui SIPIL di rumahnyadi Desa Alue Awe, Lhokseumawe.

Lakon paling diingatnya dalamEumpang Breuh 1 adalah ketika di-mintamembacakan surat yang ditulis Bang Joni,yang diperankan Abdul Hadi. Bang Jonimenyerahkan surat itu kepada Yusniar,putri semata wayangnya. Haji Umamerebut membaca surat itu. Padahal isisurat itu: “Jangan kau dengar ayahmu,ayah mu jelek sekali, lagi bodoh, lagigila.” Setelah membaca surat itu, ia harusberadegan gila bak seorang lelaki yangingin membunuh musuhnya. Mem-bawa parang adalah ciri khas HajiUma dalam serial itu.

Walau tampil sebagai lelaki

Umar PradanaUmar PradanaUmar PradanaUmar PradanaUmar Pradana

DitDitDitDitDitakakakakakuti Kuti Kuti Kuti Kuti Karena Parena Parena Parena Parena ParangarangarangarangarangI tua pemarah, namun lakon Umar Pradana

mendapat banyak pujian pemirsa di Aceh.Ia salah satu ikon suksesnya film serial“Eumpang Breuh” yang saat ini telahmenembus episode 5. Namun, akibatperan antagonis itu, Umar Pradana puladitakuti di dunia nyata. Sebagian besarpenggemar serial “Eumpang Breuh”,selalu mengait-ngaitkannya denganparang.

“Kiban Teungku Haji, na neume pa-rang.” Demikian basa-basi sejumlahwarga saat berpapasan dengan UmarPradana di setiap kesempatan. “Tapi tetapagak segan, menjaga jarak, dan bertutur tidakbernada marah,” kata suami Nurhasanahini.

Peran Umar Pradana dalam filmEumpang Breuh membuat membuat ke-hidupannya sedikit berubah. Layaknyaartis film ibu kota, setiap waktu pasti adasaja warga yang ingin foto bareng de-ngannya.

Namun, perannya sebagai Haji Umaterlanjur di cap seram, apalagi oleh anak-anak. Jika ada orang tua yang ingin fotobareng, maka anak-anak mereka me-njauh. “Nggak mau mak, ngak mau, adektakut,” ujar Haji Uma memperagakan.“Ketika melihat wajah saya, seperti

dilihat parang,” tambahnya sera-ya tertawa.

Umar Pradana menga-ku film “Eumpang Breuli”digarap perdana pada Fe-

bruari 2006. Saat itu, Abdul Hadi aliasBang Joni menemui Umar Pradana untukmengajak pembuatan film “EumpangBreuh”, bekerja sama dengan Ayah Do,sutradara film tersebut, dan Din Keramikselaku produser. Kebetulan saat itu, AyahDo, pekerjaannya kameramen kores-ponden salah satu stasiun televisi swasta.

Haji Uma ditugasi peran sosok se-orang teungku haji di satu desa, yangmemiliki anak gadis cantik jelita. HajiUma kaya, tapi sederhana hidupnya.Kebun ada, ternak ada, tapi tetap tidakmenampakkan kemewahan. Untuk sar-ana transportasi, misalnya, ia bersepada

Bagi Umar Pradana, Abdul Hadi, danSulaiman alias Mando Gapi, dunia lawakAceh bukan sesuatu yang baru. Ketiganyasudah mulai kompak melawak sejaktahun 1995.

Saat itu, mereka terlibat mengisiacara sandiwara Aceh di Radio Kazuma,Bayu, Aceh Utara. Acara itu diberinama“Rangkang 14”

Berangkat dari itu, tahun 2000, ketiga-nya pernah membuat sebuah kaset tape,judulnya; “Abeh Lage”. Komedian iniberkisah tentang BMA (Bayumas MasMulia Abadi), sebuah cerita tentangbanyaknya warga Aceh kena tipu bisnisMulti Level Marketing BMA. Di kome-dian “Abeh Lage”, Umar Pradana me-merankan Bang Kuprak.

Selain sandiwara di radio, merekajuga sering tampil pada acara hiburanrakyat di lapangan terbuka, melakonidrama kehidupan dibungkus komedi.Ketiganya sempat manggung sampai keMeulaboh, Aceh Barat. Suatu waktu,

diadakan parade lawak di Banda Aceh.Umar Pradana, Abdul Hadi, dan Su-laiman, membentuk group lawak “ApaKapluk”. Mereka bersaing dengan grouplaak Aceh lainnya seperti “Apa Lambak”,“Apa Lahu”, dan “Baigon”.

Grpoup lawak “Apa Kapluk” akhirnyatiarap karena Aceh dilanda konflikbersenjata. Sejak itu, Umar Pradanamenyibukkan diri sebagai penyiar acarabahasa Aceh di Radio Kazuma, Bayu. Iajuga menjadi guru pengajian di desanya.Kebutulan, ia merupakan alumni sebuahpesantren di Kecamatan Nisam, AcehUtara. “Pernah juga diminta berceramah,menyampaikan dakwah islamiyah,” kataUmar Pradana, yang hanya menamatkanSMP

Sejak dua tahun lalu, Umar Pradana,juga mulai bekerja sebagai teknisijaringan di CV Karya Mandiri, peru-sahaan yang bergerak di bidang penye-diaan layanan jasa internet. Keahlian itudimiliki Umar Pradana tanpa kursus ataupelatihan khusus, tapi otodidak, belajardari temannya.

Kini, Umar Pradana mengaku tidaklagi mengalami kesulitan saat meme-rankan Haji Uma. Sejak melakoni peranitu, “Eumpang Breuh” episode V adalahfilm paling berkesan baginya.

“Yang paling berkesan nyan keuhwatee meugantung taloe. Saya sempatmuntah dua kali, lima menit linglung,pusing,” kata Umar Pradana “Terantukdengan sepeda sakit, tapi lebih sakit lagisaat meugantung nyan. Saat itu, dunia initerasa gelap.”

Umar Pradana mengaku amat ber-keinginan menunaikan ibadah haji, meskigelar haji itu telah melekat pada dirinyakarena perannya dalam “Eumpang Breuh”sebagai Haji Uma. Irman Ibra

Umar Pradana: Yang paling berkesan nyankeuh watee meugantung taloe. Saya sempatmuntah dua kali, lima menit linglung, pusing.

Foto-foto: Irman

www.d-web-television.tk

Page 17: Suara Arus Bawah

17Edisi I19 - 29 Maret 2008 FIGUR

ETELAH menjalani syuting disejumlah negara Asia Tenggara,kegiatan pengambilan gambar film

serial drama Laksamana Cheng Ho hariini dimulai di Jakarta.

“Pengambilan gambar kali ini meru-pakan kegiatan perdana di Indonesia,setelah sebelumnya dilakukan di China,Thailand, Malaysia, Vietnam dan Nyan-mar,” kata produser Sonny MangkutoAmeh dari Jupiter Company Global FilmLimited, di lokasi syuting, Studio PadangGolf Kemayoran, Jakarta Pusat. Ia aberharap serial drama ini sudah bisaditayangkan bulan Mei atau Juni men-datang. Rencananya, syuting berlangsungselama tiga minggu efektif atau kuranglebih satu bulan.

Syuting kali ini mempunyai targetselesai sebanyak 12 adegan. Sembilan diantaranya tentang Laksamana Cheng Ho(diperankan Yusril Ihza Mahendra)berada di Tanah Jawa. Sutradara LukmanTambose mengungkapkan, satu schenememperlihatkan pertemuan Cheng Hodengan Raja- Raja di Indonesia.

Laksamana Cheng Ho adalah pelautterkenal yang diutus khusus oleh RajaChina untuk berkeliling dunia membawamisi perdamaian. Cheng Ho adalah pelaut

UNA Maya, model yang pernahdigosipkan dekan dengan vokalisband Peterpan Ariel punya tugas

baru berkeliling Indonesia me-wakiliUN-WFP. Meski sudah tiga tahun terlibatdalam program itu, ia mengaku masihmerasa sering deg-degan menjalankanfungsi sebagai duta nasional denganbadan PBB untuk program makanan itu.

Laksamana Cheng Ho

Belum Menyentuh Sejarah Acehhandal yang beragama Islam. Dalam filmsejarah ini, Cheng Ho diperankan olehYursil Ihza Mahendra, mantan MenteriHukum dan HAM.

Filn Cheng Ho akan menggambarkanperjalannya di negara-negara Asia,termasuk di Thailand, Malaysia danIndonesia.

Menurut catatan sejarah, sebelum ketanah Jawa, Cheng Ho sempat singgah keKerajaan Samudera Pasai dan bertemudengan Sultan Iskandar Muda. Ia meni-tipkan lonceng Cakradonya sebagaicendramata dari Kerajaan China. Loncengitu sampai sekarang masih tersimpan diMuseum Banda Aceh.

Sayang, dalam film ini, perjalananCheng Ho di Aceh sama sekali tidaktersentuh. Sutradara lebih banyak meng-gambarkan perjalanan Cheng Ho saatbertemu Raja Majapahit, Raja Thailanddan Raja Malaka. Raja Majapahit dipe-rankan oleh Saifullah Yusuf, mantanmenteri Daerah Tertinggal, sedangkanRaja Malaka diperankan aktor MalaysiaSupian Bin Buang dari Malaysia.

Menanggapi tentang tidak disen-tuhnya Aceh dalam film ini, Sonny hanyatersenyum-senyum. “Mungkin nanti akanada bagian yang kita sentuh soal Aceh,”

katanya. Tapi ia tidak bisa memastikandi serial ke berapa, karena scenario filmini masih dikerjakan.

Film serial drama (sinetron) kolosal“Laksamana Cheng Ho” akan dita-yangkan di enam negara yang terlibatpembuatannya dan diharapkan menjadi

Luna Maya

Kerap Gugup Menjadi Duta“Dulu saya melakukan monitoring,

side visit, dan publikasi. Setelah jadi dutakegiatannya lebih sering. Semakin ba-nyak orang tahu, semakin banyak yangmau berkontribusi. Tapi saya masih deg-degan dan gemetaran nih karena harusberbicara sebagai duta nasional,” ujar artisyang sempat membintangi film layarlebar Pesan Dari Surga itu, seperti dilansirAntara.

Saat ditemui SIPIL di rumahnya pekanlalu, perempuan yang hari itu tampildengan anggun ini juga menceritakanusahanya memperjuangkan kegiatanterkait WFP si tengah kesibukannyasebagai artis. “Masa meluangkan dua atautiga hari dalam sebulan demi anak kurangnutrisi tidak sempat?,” ujar model kela-hiran Denpasar, 28 Agustus 1983 inidengan yakin.

Selama tampil sebagai duta WFP,Luna mengaku mendapat banyak pe-ngalaman berharga. Salah satunya ketikadatang ke Aceh dua tahun lalu saatmelihat korban tsunami yang belumtertangani. “Dulu kondisinya sangatmemprihatinkan,” katanya. Belakangania mendengar bahwa para korban itusudah tertangangi. Tapi Luna sangatpenasaran untuk melihat kondisi di Acehsaat ini.

Walau belum ada agenda pasti, tapiLuna berharap suatu ketika ia akan bisamelakukan perjalanan lagi ke Acehsebagai duta untuk PBB. “Saya inginmelihat langsung bagaimana penanganankorban tsunami,” katanya. Sin

L

tontonan yang bisa membangun kembalisemangat kebersamaan di kalanganmasyarakat ASEAN.

“Laksamana Cheng Ho merupakansimbol pemersatu bangsa-bangsa di AsiaTenggara pada abad 12,” kata Yusril IhzaMahendra . Amd

S

AHMI Aulia menorehprestasi dari berbagaikontes yang diikutinya,

di tingkat desa hingga levelprovinsi. Baru-baru ini Rahmiyang kerap disapa Ami, meraihjuara I kontes Palang Merah Indo-nesia (PMI). Kontes menyanyiuntuk anak-anak tingkat Provinsi.

Rahmi Aulia

Idola Lampulo

Meski tahu informasi adanya PMIIdol pada detik-detik terakhir, tapiibunya, Nelfi, tetap mendaftarkanputri kelahiran 1 Juni 1996 ini. Rahmidan kakaknya dapat nomor urutpaling akhir, 33 dan 34. “Tapi nggakdisangka, dia menang juga,” tuturNelfi seraya tersenyum.

Pada PMI Idol, kemenanganseorang kontestan sangat ditentukandukungan penggemar melalui pesansingkat (SMS). “Saya sangat senangwaktu Ami menang. Bahkan dia jugadapat SMS dari Malaysia,” kata Nelfi.

Suara gadis idola yang kini masihkelas enam Sekolah Dasar (SD) itu jugadapat didengar dalam album yangdidendangkan bersama para finalisPMI Idol. Dalam kaset itu dia menya-nyikan lagu Subhanallah dan Jasa Poma.

Gadis cilik itu pernah diundangPresiden RI ke istana Bogor tahun 2007lalu, pertemuan anak-anak berprestasise-Indonesia. Bakat seni Rahmi ditem-pa sanggar seni binaan pendopoGubernur Aceh, Cut Nyak Dhien.

“Saya yang mengatur jadwalAmi,” ujar Nelfi yang mengaku takingin pendidikan anaknya terbeng-kalai. Karena itu, dia kerap menampikberbagai tawaran untuk putrinya.Misalnya ajakan Dewan KesenianAceh (DKA) untuk menyanyi diMalaysia. “Kami takut terganggujadwal sekolahnya,” timpal sang ayah,Ali Bardan memberi alasan.

Apa cita-cita Rahmi? “Cita-cita-nya sering berubah. Kadang kepinginmenjadi professor ahli Kimia, se-karang mau jadi dokter,” kata AliBardan. Mellyan

R

Mellyan

www.d-web-television.tk

Page 18: Suara Arus Bawah

18Edisi I19 - 29 Maret 2008 POLITIK

uasana pelantikan pejabateselon II Pemerintahan Aceh diAnjong Monmata, Banda Aceh pada11 Maret lalu, berlangsung cukupmeriah. Seakan-akan mirip denganpelantikan kabinet di sebuah peme-rintahan. Selain pejabat yang dilan-tik, istri dan keluarga mereka jugaikut menyemarakkan acara tersebut.Dalam sejarah pemerintahan Aceh,barangkali ini adalah sejarah per-tama kalinya dilakukan pelantikanmassal terhadap para pejabat dijajaran eselon II. Ada 42 pejabattinggi di bawah level SekretarisDaerah yang dilantik hari itu.

“Mereka yang saya lantik iniadalah orang-orang yang memangterpilih berdasarkan kemampuan-nya. Mereka sudah melalui tahapseleksi yang tidak ringan,” ujarIrwandi kepada SIPIL. Sebanyak 42pejabat yang dilantik itu adalah hasilpenyaringan dari 279 pejabat eselonII yang ikut dalam seleksi yangberlangsung sejak Desember lalu.

Cara yang dilakukan Irwandiini memang tidak lazim terjadi dipemerintahan daerah di Indonesia.Biasanya seorang gubernur atau

Seleksi BerbiaSeleksi BerbiaSeleksi BerbiaSeleksi BerbiaSeleksi Berbiayyyyya Mahala Mahala Mahala Mahala Mahal

kepala daerah hanya melantikpejabat baru jika mengangap peja-bat lama sudah pantas untuk digan-tikan. Pelantikan umumnya dilaku-kan berdasarkan kebutuhan.

Tapi yang terjadi sekarangcukup mengejutan. Irwandi mela-kukan rotasi secara total di tubuhpemerintahan Aceh. Semua jajaraneselon dua, mulai tingkat Asisten,Kepala Biro, Kepala Dinas danBadan, dirombak total. “Sebanyak42 posisi penting di PemerintahanAceh harus ditempati orang-orangberkualitas,” katanya. Caranya,menggunakan sistem seleksi secaraketat.

Pada 10 Desember 2007, Irwandimemasang iklan satu halamanpenuh di sejumlah media lokal dannasional tentang keinginannyauntuk merekrut pejabat eselon IIAceh. Syaratnya, tentu saja harusyang berstatus pegawai negeri,minimal memiliki golongan IVb,berusia tidak lebih 55 tahun atausudah berada pada posisi eselon II.Kompetisi ini juga terbuka untukpara dosen di perguruan tinggi.Hanya saja, syaratnya harus sudahlulus program doktoral (S3).

Irwandi tidak hanya mengun-dang pejabat dari Aceh, tapi juga dariwilayah Indonesia lainnya. “Asalmau membangun Aceh dan lolosdalam seleksi, ayo silahkan datangke Aceh,” katanya.

Benar saja, ketika masa pen-daftaran dimulai, cukup banyak

pejabat yang berbondong-bondongmenyerahkan berkas dan data dirimereka. Tidak hanya dari BandaAceh, tapi juga dari daerah lainnya,seperti Pidie, Simeulue, Aceh Sing-kil, Bireuen, Aceh Utara. Sementaradari luar propinsi, ada yang berasaldari Sumatera Utara, Jambi, Jakarta,Jawa Barat, dan Sumatera Barat.Umumnya yang melamar itu adalahputra-putra Aceh yang lama berka-rir di luar daerah.

Proses seleksi pejabat ini meli-batkan beberapa pakar dari berbagaiperguruan tinggi nasional daninternasional sebagai tim penye-leksi. Ketua tim seleksinya adalahLee Meng Foon MBA, seorang pakarsumber daya manusia dari InsitutTatbiran Awam Negara (INTAN),Malaysia. Berperan sebagai kon-sultan adalah DR Willy McCourt(The University of Manchester, Ing-gris) dan Peter J Reed (West EndConsulting, Inggris). Sedangkanposisi koordinator untuk semuaproses seleksi ini dipimpin olehProf. Jasman J Ma’ruf SE MBA, gurubesar Fakultas Ekonomi UniversitasSyah Kuala, Banda Aceh.

Tentu bukan hal mudah untukmelibatan para pakar tersebutdalam proses seleksi ini. Betapatidak, untuk mendatangkan DRWilly dari Inggris, butuh biaya tidaksedikit. Belum lagi biayanya selamadi Aceh. Demikian juga dengan LeeMeng Foon. Konon bayaran untukmereka saja mencapai lebih dari Rp

100 juta. Sedangkan untuk pakardari tingkat lokal dan nasional,mendapat bayaran antara Rp 35 jutahingga Rp 50 juta.

Total biaya seluruh proses se-leksi ini bahkan mencapai hampirRp 1 miliar. Selain bayaran untuktim penyeleksi dan anggaran biayaterbesar lainnya adalah untuk be-lanja iklan di media massa. Irwanditampaknya ingin menunjukkankepada publik nasional bahwasistem pemerintahannya berbedadengan daerah lain.

Dalam jajaran pemerintahan,proses seleksi pejabat yang di-terapkan di Aceh ini merupakanyang pertama di Indonesia. Biasanyaseorang kepala daerah yang inginmengangkat pejabat baru, cukupmenimbang usulan Badan Pertim-bangan Jabatan dan Kepangkatan(Baperjakat), mengangkat telepondan kemudian membuat surat ke-putusan. Esoknya ia bisa melantikpejabat baru yang ia anggap cocokuntuk posisi tersebut.

Tapi Irwandi rupanya tidakingin melakukan itu. “ Saya inginsemuanya berlangsung secara ber-sih. Saya hanya ingin bekerjasamadengan pejabat yang berkualitas,”katanya.

Langkah ini sekaligus mem-bantah rumor yang beredar bahwapejabat yang duduk di posisi stra-tegis dalam pemerintahan Acehadalah mereka yang mendapatrekomendasi dari Komiter Pera-lihan Aceh (KPA) atau petinggiGerakan Aceh Merdeka (GAM). Isuitu sempat menggelinding cukupkental, sebab pemerintahan Irwandisempat disebut-sebut berada dalamkontrol petinggi GAM.

Dengan adanya sistem seleksiini, Irwandi membantah semuarumor tersebut. “KPA sama sekalitidak ada campur tangan dalamseleksi ini. Pemerintahan Aceh yangsaya pimpin pun tidak pernah di-campuri oleh KPA ataupun GAM,”katanya.

Meski pemerintah tidak punyadana untuk membiayai prosesseleksi itu, Irwandi tidak kehabisanakal. Ia menjalin kerjasama denganlembaga internasional yang me-mang masih banyak menjalankanmisi kemanusiaan di Aceh. Ke-betulan tidak sedikit lembaga asingitu yang tertarik melakukan pem-binaan di jajaran pemerintahandaerah. Setelah bertemu beberapakali, akhirnya United Nation Deve-lopment Programme (UNDP) yangmenyatakan bersedia sebagai pe-nyandang dana.

Bukan sekali ini saja UNDPmembantu pemerntah Aceh dalammenjaring pejabat potensial. No-vember tahun lalu, mereka jugamenggelontorkan dana untuk me-lakukan seleksi di jajaran eselon IIKabupaten Aceh Jaya. Hanya sajabiayanya relatif kecil, sekitar Rp 450juta. Gaungnya di media pun tidakterlalu besar. Sedangkan untukseleksi pejabat di tingkat propinsiAceh ini, dananya dua kali lipat lebih

S

Kandidat pejabat saat presentasi program di depan Gubernur dan Sekda

Sistem seleksi menjaring pejabat eselonII ala Peme-rintah Aceh, cukup efektifun tuk mendapatkan pejabat berkua-litas.Tapi butuh biaya hingga Rp 1 miliar.

www.d-web-television.tk

Page 19: Suara Arus Bawah

19Edisi I19 - 29 Maret 2008 POLITIK

DA satu yang sangatdisesalkan Irwandi da-lam proses seleksi pe-

jabat eselon II ini. Yakni, minim-nya minat wanita menguktiseleksi. Padahal jumlah peja-bat wanita di Aceh sebenarnyatidak sedikit. Dari 7.000 pega-wai negeri di PemerintahanAceh, 30 persen di antaranyawanita. Tidak sedikit dari me-reka yang sudah memiliki go-longan di atas IVb.

Anehnya, ketika kompetisiini berlangsung, dari 279 pe-serta yang mendaftarkan diri,ternyata hanya 15 orang wanita.Itupun lebih banyak didominasidari perguruan tinggi. Jumlahitu menyusut drastis setelahdilakukan tes administrasi.Setelah diseleksi, hanya tujuhorang yang memenuhi syarat.Selebihnya gagal karena tidak

memenuhi syarat standar.Irwandi sendiri sangat

menyesalkan minimnyajumlah peserta wanita itu.“Ketika kompetisi ini dila-kukan secara terbuka, sayatadinya berharap akan ba-nyak wanita yang ikut ser-ta,” katanya. Ia yakin, ba-nyak sekali wanita Acehyang memiliki potensi da-lam memimpin. Sayang-nya, minat wanita ternyatacukup rendah. “Saya sedih.Kemana semua wanitaberprestasi di Aceh?” ujarIrwandi seraya menyesal.

Ironisnya lagi, prosesseleksi inipun justru ipim-pin seorang wanita. LeeMeng Foon adalah pakarsumber daya manusia dariMalaysia yang juga pedulidengan hak-hak wanita.Toh ia pun tidak bisa ber-

banyak. Irwandi memang sengajamembuat agar gaungnya meng-gema hingga ke tingkat nasional.

Ada lima tahap seleksi yangdilangsungkan. Tahap pertamaadalah seleksi administrasi ataukelengkapan dokumen. Sampaipada tahap ini, dari 279 peserta,ternyata yang lulus tinggal 236orang. Selanjutnya peserta mengi-kuti empat tahap seleksi lainnya, tesmenulis, wawa-cara, reasoning test(tes intelektual) dan LGD (leaderlessGroup Dis-cussion).

Setelah melewati empat tahapseleksi ini, jumlah peserta menyusutmenjad 126 orang. Atau masing-masing tinggal tiga orang nominasiuntuk satu posisi dari 42 posisi yangdiperebutkan. Seleksi selanjutnyaadalah presentasi program.

Dalam tes presentasi itu, parakandidat harus memaparkan pro-gram mereka untuk enam bulanpertama, setahun dan tahun kedua.Presentasi tersebut diselingi tanyajawab yang diajukan Gubernur,Wakil Gubernur, Setda serta pakardari Universitas Syah Kuala, sepertiProf Maward Ibrahim, Prof JasmanMa’ruf, Dr Qismullah dan lainnya.Dari hasil presentasi inilah gu-bernur kemudian memilih satukandidat untuk masing-masingposisi.Langkah gubernur yangmene-rapkan sistem seleksi inidisambut positif banyak pihak.Kebijakan ini dianggap sangat arifuntuk memilih pejabat guna men-duduki jabatan strategis. Sistem inijauh dari kolusi, nepotisme ataupunfaktor kecu-rangan lainnya.

Ibarat penyusunan kabinet disebuah pemerintahan, sebelumIrwandi memutuskan nama-namakandidat yang terpilih, di sejumlahmedia massa daerah beredar isumacam-macam tentang nama-namapejabat tersebut. Ada yang me-nuding Irwandi akan banyak me-milih pejabat yang berasal dariBireuen, kampung halamannya.Ada pula tuduhan bahwa KPA ikutbermain memberi masukan.

Tapi semua itu tidak membuatIrwandi terusik. “Biarkah saja me-reka menebak-nebak. Yang jelas,sistem yang saya terapkan inibenar-benar independen dan trans-paran,” katanya.

Ucapan Irwandi itu memangterbukti. Setelah diumumkam,ternyata dari 42 posisi itu, hanyaempat pejabat yang berasal dariBireuen. Selebihnya, ada yang dariAceh Selatan, Pidie, Aceh Utara danbahkan dari wilayah Aceh bagiantengah. Inilah bukti bahwa Irwandijuga memperhatikan keterwakilanddaerah lain. Hendra

Kemana Kandidat Wanita?kata apa-apa karena jum-lahpeserta wanita memang sangatsedikit.

“Padahal kalau melihat se-jarah, banyak wanita Aceh yangsukses sebagai pemimpin. Anehkenapa dalam seleksi ini wanitaAceh kok enggan berkompetisi,”katanya dengan logat Malaysia.

Setelah empat tahap prosesseleksi berlalu, jumlah pesertawanita kian menyusut. Dari 118kandidat yang masuk nominasiuntuk mengikuti presentasi,hanya ada tersisa lima orangkandidat wanita. Meski begitu,Irwandi semula tetap menaruhharapan kepada wanita itu untukmampu menaklukkan kandidatpria.

Tapi apa mau dikata, ke-mampuan kandidat wanita ituternyata relatif sangat lemah.“Mereka kurang menguasai pro-gram,” katanya. Bahkan untukposisi Kepala Badan Pember-dayaan Perempuan dan Perlin-dungan Anak (BPPPA), ada duawanita yang bersaing, yakni IrEmmy Marwaty dan Dra LailismaSofyati. Sangat disayangkan,keduanya kurang meyakinkandalam presentasi. Banyak isu-isu wanita uang kurang merekakuasai. Tak pelak akhirnya Gu-bernur Irwandi tidak memilihsatupun dari mereka.

Dari 42 posisi yang dipe-rebutkan, ada lima posisi yangterpaksa dikosongkan karenakandidatnya tidak memenuhisyarat. Untuk mengisi posisi itu,ia terpaksa melakukan headhunting atau menunjuk langsungkandidat yang dianggap punyakemampuan. Irwandi berjanji,untuk posisi Kepala BPPA tetapakan diberikan bagi kandidatwanita. Hendra

A

Irwandi:KPA sama sekali tidak adacampur tangan dalamseleksi ini. Pemerintahan Acehyang saya pimpin pun tidakpernah dicampuri KPAatau pun GAM.

Test Leaderless group discussin (LGD)

Ujian Tulisan

www.d-web-television.tk

Page 20: Suara Arus Bawah

20Edisi I19 - 29 Maret 2008 HUKUM

IKA Anda bertanya tentang Lam-teuba, maka yang ditanya mungkinakan curiga pada Anda. Ia pasti me-

ngira Anda ingin butuh ganja. Wajar saja,sebab Lamteuba identik dengan sarangganja . Bahkan daerah ini merupakansalah satu pusat pertanian ganja terbesardi Aceh. Sehingga, ketika ada pemudayang baru datang dari Lamteuba, adaanggapan dia pastilah membawa ganja.

Ketika konflik Aceh meradang, desayang letaknya sekitar 60 km dari BandaAceh ini termasuk daerah hitam. Acap kalikontak senjata terjadi di sini. Anehnya,bisnis ganja justru semakin subur. Berkali-kali polisi melakukan penggerebekan.Puluhan hektar ladang ganja sudahdibakar, namun Lamteuba tetap tidakpernah menjauh dari bisnis ini.

Pada 5 Februari lalu misalnya, Kepo-lisian Resort Aceh Besar menemukan 10hektare ganja di kawasan ini. Tak seorangpun tersangka yang berhasil ditangkap.Akhir tahun lalu, malah lahan yangdibumi hanguskan aparat mencapai 25hektare. Toh semua itu tidak membuat jerapenduduk setempat. Citra ganja Lamteubatidak pernah pudar. Konon ganja daridesa ini masuk kategori berkualitas.

Dilema ini rupanya tercium olehUnited Nations Office on Drugs and CrimeUNODC), lembaga PBB yang fokus masa-lah pemberantasan obat terlarang. Di-rektur Eksekutif UNODC Antonio MariaCosta langsung teringat kepada sebuahyayasan terkenal di Thailand, Mae Fah

Dari Ganja ke PalawijaDaerah ini dulu dikenal sebagaipusat tanaman ganja di Aceh.Lembaga PBB bersama Mae FahLuang dari Thailand akanmengubahnya menjadi ladangpertanian Palawija. Mungkinkahberhasil?

Luang Foundation namanya.Lembaga ini pernah berhasil mengu-

bah sebuah desa pertanian ganja diChiang Rai, Thailand Utara menjadisebuah kawasan pertanian yang sukses.Pejabat UNODC kemudian meminta MaeFah Luang (MFL) di Bangkok agarmenjalankan program yang sama di Aceh.

Kata bersambut, Yayasan Mae FahLuang rupanya tertantang dengan tawa-ran itu. Setelah melakukan survei selamaseminggu, Sekretaris MFL Mom Raja-wongse Disnadda Diskul spontan me-nyatakan sanggup menjauhkan ganja dariLamteuba.

Desa Lamteuba sebenarnya tergo-long subur. Letaknya tidak jauh dari kakigunung Seulawah, sekitar 500 meter daripermukaan laut. Sayang, lahan ini justrudijadikan sebagai pusat tanaman setan.

“Kita akan bantu Aceh untuk men-jadikan Lamteuba menjadi daerah per-tanian,” ujar Diskul dalam sebuah per-bincangan di Banda Aceh. Diskul sangatoptimis sebab gubernur dan Polda Acehmemberikan dukungan penuh kepadamereka.

Untuk menjalankan misi itu, MFLmendatangkan belasan tenaga kerjakhusus dari Thailand. Di antaranyabeberapa tenaga ahli pertanian danpeternakan yang dulu terlibat kerja untukprogram di Chiang Rai.

Cara mereka mendekati warga sangatsimpatik. Tim MFL tidak langsung ber-kampanye anti ganja, tapi terlibat dalam

kerja sosial. Misalnya, memberi pe-ngobatan gratis serta berkampanye hidupbersih. Kebetulan saat tim MFL tiba diLamteuba setahun lalu, virus malariatengah menyerang desa itu. Wargabanyak terbantu oleh kerja sosial lembagaini.

Ada pula bantuan untuk orang mis-kin, seperti pemberian kaki palsu danmodal usaha lainnya. Tak heran, baru duabulan bertugas, tim MFL sudah mendapatsimpati warga setempat. Itulah kemudianmenjadi kunci utama mereka berkam-panye anti ganja.

Setelah beberapa kali melakukanpertemuan dengan tokoh masyarakatsetempat, MFL kian mendapat dukunganuntuk mengubah citra Lamteuba. Wargasepakat menyerahkan semua lahan mere-ka untuk proyek pertanian. Tercatat 5000hektar tanah warga siap dijadikan lahanpertanian buah. Sebanyak 800 hektarlainnya untuk persawahan. Program itumelibatkan sekitar 4000 jiwa wargasetempat.

MFL bekerja sama dengan DinasPertanian Aceh menyediakan bibitsayuran dan buah-buahan, antara lainrambutan, durian, pisang dan nangka.Berkat kerjasama dengan warga desa,dalam waktu tiga bulan setelah programberjalan, wajah Lamteuba berubah dratis.Tanah yang tadinya penuh dengan semakbelukar, berubah menjadi lahan pertanianbuah dan sayuran. Dari kejauhan, kakiGunung Seulawah itu terlihat indah.

J

Operasi Pemberantasan ladang ganja di Aceh

www.d-web-television.tk

Page 21: Suara Arus Bawah

21Edisi I19 - 29 Maret 2008 HUKUM

IDAK salah jika United Na-tions Office on Drugs andCrime (UNODC) mengun-

dang Yayasan Mae Fah Luang (MFL)datang ke Aceh untuk menjalankanprogram di Lamteuba. Pasalnya,yayasan ini memang pernah berjayamelakukan program yang sama dibeberapa negara. Sebelum ke Aceh,MFL pernah menjalankan programpemberantasan ganja dan opium diThailand Utara, Kamboja,. Vietnamdan Afghanistan.

Yayasan MFL didirikan pada1969 oleh Ibu Suri Kerajaan ThailandSomdej Phra Sri Nakarindra Boro-marajjonnani. Wanita yang wafatpada tahun 1995 pada usia 96 tahunini adalah ibunda dari BhumipolAdulyadej, raja yang memimpinThailand saat ini.

Berbagai pujian pun diberikan kepa-da lembaga itu. “Kerja mereka bagus.Saya angkat tabek untuk mereka,” kataRidwan, Kepala Desa Blang Tingkem,desa dimana tim MFL berkantor. MenurutRidwan, MLF adalah satu-satunya lem-baga asing yang memberikan bantuankepada desa mereka. “Selain MFL, tidakada lembaga asing yang pernah memberibantuan kepada desa kami,” tambahnya.

Sebelumnya, warga Desa BlangTingkem memang sudah pernah mem-buka lahan pertanian. Hanya saja, kataRidwan, warga kesal karena banyaknyahama tikus. Perhatian pemerintah punkurang untuk desa itu.

Sekarang kondisinya berbeda. Sete-lah Irwandi naik sebagai gubernur, desatersebut mulai mendapat perhatian.Ditambah lagi dengan kedatangan lemba-ga MFL, semangat warga untuk menanambuah dan sayur-sayuran semakin me-ningkat.

Program pertanian di Lamteubaadalah sebuah proyek percontohan yangdijalankan Pemerintah Aceh dan duniainternasioal untuk menghilangkan ganjadari Serambi Mekkah. Setelah Lamteuba,rencananya program yang sama akandilakukan di daerah lain yang jugadikenal sebagai lahan tanaman ganja.Pemerintah menargetkan, dalam 10 tahunke depan, Aceh diharapkan akan bebasganja.

Badan Narkotika Nasional (BNN)sangat mendukung program ini. PadaFebruari lalu, Direktur BNN, I MadeMangku Pastika, bahkan pernah ber-kunjung ke Lamteuba untuk melihatperubahan yang terjadi di desa itu. Iadatang bersama Gubernur Irwandi,Direktur Eksekutif UNODC, Ketua Komi-si Eropa untuk Indonesia, Bupati AcehBesar serta pejabat penting lainnya.Mereka mengaku puas melihat perubahanyang tampak.

Pastika berharap, semoga programini bisa lebih berhasil dibanding programMFL sebelumnya. “ Kalau MFL suksesmerubah kawasan segi tiga emas ChiangRai yang penuh dengan opium menjadilahan pertanian dalam waktu 30 tahun,kita berharap program mereka bisaberjalan di Aceh dalam 10 tahun,” kata-nya. Selain mendukung program tersebut,Pastika juga memastikan bahwa operasipemberantasan ganja di Aceh akan sema-kin digiatkan.

Untuk mengubah citra Lamteuba,Program MFL sebenarnya tidak hanyaterfokus pada pertanian dan persawahan.Mereka juga tertarik mengembangkanpeternakan kambing di kawasan ini.Apalagi melihat banyak sekali tanahdatar dengan rumput subur di desatersebut. “Lokasi ini sangat cocok untukpeternakan kambing,” kata Diskul,Sekretaris dan juga bertindak sebagaimanager program MFL untuk Aceh.

Untuk memulai program tersebut,MFL akan melakukan studi bandingterlebih dahulu ke Australia. Sebabmereka menilai, wilayah Lamteubasangat cocok sebagai tempat peternakankambing yang sama jenisnya denganAustralia. Kambing yang akan dikem-bangkan nanti bukan hanya untuk di-ambil dagingnya.

“Kami ingin mengembangkan bisnissusu kambing di Aceh,” ujar Diskul. Iasangat yakin bisnis ini akan berkembangpesat, karena susu kambing memilikinilai giji yang sangat tinggi. MFLberharap bisnis peternakan kambing itu

akan bisa dimulai sejak April nanti.Jika saja program ini berhasil, maka

perubahan bakal terjadi di Lamteuba.Daerah yang dulu terisolir ini akanberubah menjadi kawasan pertanian yang

subur. Citra sebagai pusat pertanian ganjayang berkembang di daerah ini sejaktahun 80-an, tiba saatnya nanti akanberganti menjadi pusat buah-buahan,sayuran dan peternakan.

Program ini setidaknya membuk-tikan bahwa pemberdayaan ekonomi,jauh lebih efektif ketimbang hanyasekedar memberi hukuman berat kepadapelaku bisnis narkoba. Qahar/Davi

Belajar dari Segi Tiga EmasSemasa hidupnya ibu suri ini

dikenal berjiwa sosial. Ia adalahahli pengobatan dan amat tertarikdengan pertanian. Beliau pula yangmeletak-kan fondasi agar Thailandmene-rapkan sistem pendidikanmodern.

Ibu suri lama tinggal di Ame-rika mendampingi suaminya yangmenempuh pendidikan bidangkedok-teran di Harvard Universitydan Massachusetts Institute ofTechno-logy. Di sanalah, pada 1927,Bhu-mipol Adulyadej lahir.

Setelah tamat kuliah pada 1928,mereka kembali ke Thailand. Pasa-ngan ini sempat mendidikan rumahsakit di Bangkok. Sayang, setahunkemudian Pangeran Mahidol me-ninggal dunia karena sakit. Sejakitu, Ibu suri terpaksa membesarkananaknya sendirian. Mereka sempatpindah ke Lausanne, Swiss.

Namun pada 1935, Raja RamaVII mengundurkan diri dari kursikerajaan dan meminta agar Bhu-mipol Adulyadej menggantikanposisinya sebagai raja. Padahal saatitu Bhumipol Adulyadej baru beru-sia 18 tahun. Namun berkat du-kungan ibusuri, meski masih beru-sia muda, Raja Bhumipol tetapmampu meminpin Thailand de-ngan bijaksana.

Saat anaknya memimpin kera-jaan, ibu suri ini justru terjunmembantu masyarakat miskin danmerawat orang sakit. Rakyat mem-beri julukan padanya ‘Mae FahLuang’ yang berarti ‘wanita baik

hati dari langit’. Nama itupula yangkemudian diabadikan menjadi sebuahyayan untuk membantu orang mis-kin.

Yayasan ini mulai bekerja dikawasan Chiang Rai, sebelah utaraThailand untuk membantu ekono-mirakyat yang dulunya sangat ber-gantung kepada pertanian ganja.Chiang Rai termasuk kawasan trianglegold — daerah segi tiga emas penghasilopium). Dahulu daerah ini dikuasaioleh pemberontak Khunsa. Merekamemiliki pasukan bersenjata. Jum-lahnya kurang lebih 1000 pucuksenjata.

Kondisi itu membuat peme-rin-tah Thailand gusar. Pada 1988 sebuahproyek yang diberinama Doi Tungdimulai di Chiang Rai. Pelak-sananyaadalah Mae Fah Luang Fondation.Mereka memberantas semua lahanopium dan menggan-tikannya de-ngan tanaman kopi. Me-reka jugamendirikan pabrik kota di sana.Program tersebut berjalan sukses.Chiang Rai kini dikenal sebagai sentrakopi.

Atas keberhasilan itu, UNODCmenyampaikan penghargaan kepadamereka dan meminta agar programyang sama dilakukan di Myanmar.Tiga tahun berikutnya, MFL jugadiminta bekerja di Afghanistan.Semua berjalan sukses.

Dan kini MFL menjalankan aksi-nya di Lamteuba. Mampukan merekamenjadikan Aceh bebas ganja? Inilahharapan semua pihak. Terima kasihThailand! khahar M

TIbu Suri Mae Fah Luang

Wajah Kemukiman Lamteuba yang akan diubah menjadi kawasan

Davi

www.d-web-television.tk

Page 22: Suara Arus Bawah

22Edisi I19 - 29 Maret 2008 LINGKUNGAN

NGIN melihat bagaimana gebrakanIrwandi dalam memimpin Aceh? Ya,kita tunggu mulai tahun ini. Pada ta-

hun lalu Irwandi mengaku belum bisamelakukan terobosan sebab ia butuhwaktu untuk menyesuaikan diri di ling-kungan birokrasi. Maklum, mantanpolitisi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) initidak berpengalaman dalam dunia peme-rintahan. Ia lebih mahir menggunakansenjata ketimbang memimpin aparatnegara.

Kini satu tahun telah berlalu. Tan-tangan untuk mengubah carut marutwajah Aceh telah menanti di depan.Hingga saat ini investasi Aceh memangbelum juga membaik. Yang justru amatmemprihatinkan adalah tingkat kriminalyang kian membumbung tinggi. Aksipenembakan misterius, pencurian dankekerasan lainnya menjadi pemicu keeng-ganan investor untuk menanamkanmodal di Aceh.

Yang tidak kalah mirisnya adalahtingkat pengangguran di Aceh yangcukup tinggi, sehingga kian mening-katkan jumlah penduduk miskin. Saat ini

Musim Bagi-BagiMusim Bagi-BagiMusim Bagi-BagiMusim Bagi-BagiMusim Bagi-BagiLahan pun TibaLahan pun TibaLahan pun TibaLahan pun TibaLahan pun Tiba

Pemerintah Aceh akan memberilahan hutan gratis untuk ke-luarga yang tinggal di wilayahhutan. Jatah empat hektar tiapkeluarga. Lahan harus ditanamidengan tumbuhan bernilaiekonomis.

jumlah penduduk miskin Aceh mencapai26,5 persen dari total penduduknya. Inimenjadi bukti bahwa derasnya arusbantuan yang masuk tidak paralel denganupaya pengentasan kemiskinan. Bantuanyang masuk ke Aceh selama ini lebihbanyak untuk program konstruksi, bukanuntuk pembangunan sumber daya manu-sianya.

Jika tidak diantisipasi dengan baik,mulai 2008 ini jumlah pengangguran diAceh berpotensi meningkat sebanyak5.000 orang lagi. Hal ini terkait denganmulai beranjakknya satu persatu lembagaNGO kembali ke negaranya. Dari 250NGO yang ada di Aceh tahun lalu, kinihanya tinggal sekitar 50 NGO yang besarsaja.

NGO termasuk salah satu yang ba-nyak menampung tenaga kerja di Acehpasca tsunami. Setidaknya ada sekitar7.000 warga Aceh yang bergabung dalamlembaga tersebut. Saat ini hanya 2.000warga Aceh yang aktif bekerja pada NGOyang masih menjalankan programnya diTanah Rencong.

Lalu apa solusinya? Nah, gebrakan

ini yang sedang digodok Irwandi. “Salahsatu fokus perhatian saya adalah bagai-mana untuk pemberdayaan hutan Aceh,”katanya. Sebagai daerah yang memilikiareal hutan cukup luas, Aceh memangberpotensi untuk mengembangkan arealhutan, sebab hampir 65 persen wilayahprovinsi ini terdiri dari hutan.

Selama pemerintahan sebelumnya,potensi hutan Aceh habis diobpok-obokkalangan pengusaha. Kawasan HutanLindung Leusur tak luput digerpogotioleh oknum-oknum pengusaha denganmengatasnamakan yayasan ini dan itu.“Hutan Aceh hancur karena terus dirusaktanpa pernah diperhatikan. Jika aksi itudibiarkan, bencana akan terus meng-hantam wilayah ini,” tambah Irwandi.

Sejak terpilih sebagai gubernur,Irwandi bergerak cepat menghentikanupaya pembalakan tersebut. Walau aksiillegal logging masih berlanjut sampaisekarang, namun skalanya kecil. Sedang-kan perusahaan perusahaan besar yangselama ini begitu digjaya dan tak tersen-tuh hukum, kini hanya bisa gigit jari.

Bahkan perusahaan Hutan tanaman

I

Kawasan hutan lindung yang gundul akibat perambahan

www.d-web-television.tk

Page 23: Suara Arus Bawah

23Edisi I19 - 29 Maret 2008 LINGKUNGAN

EMANGAT morato-rium Aceh telah ber-kumandang sejak awal

tahun lalu. Pertanda bahwaseluruh penebangan hutandi Aceh harus dihentikan.Malah untuk perusahaanpemegang Hak Pengelo-laan Hutan (HPH), dihenti-kan untuk selamanya. Ha-nya izin Hutan TanamanIndustri (HTI) yang ber-peluang beroperasi lagi.Itupun setelah evaluasiyang akan diumumkanakhir bulan depan.

Tapi di lapangan, se-mangat jeda tebang itutidak berlangsung sukses.Walau tingkat penebangankayu menurun, aksi ilegal

Industri (HTI) milik Letjen (pun) Pra-bowo, yaitu PT Tusam Lestari, yangmemiliki konsesi di Aceh Tengah danBener Meriah, ikut terbungkam. Memangada rencana Pemerintah Aceh untukmengevaluasi keberadaan HTI ini. Tapibelum bisa diputuskan dalam waktudekat. Yang jelas, hingga April iniseharusnya tidak ada aktivitas apapun dihutan. Jika terjadi penebangan kayu,sudah pasti tindakan itu ilegal.

Perhatian Irwandi terhadap keles-tarian hutan memang sangat tinggi.Sehingga ada anggapan, prestasi menon-jol dari Irwandi dalam satu tahun kepe-mimpinannya di Aceh adalah soal pem-bersihan hutan dari tangan-tangan penja-rah ini. Kampanye hutan ini sama kuat-nya dengan kampanye membersihkanAceh dari tikus-tikus korupsi.

Dari hutan inipula, Irwandi akanmengayuh program besar pada 2008.Dengan mengusung konsep penghijauanAceh atau Aceh Green, ia meluncurkansistem Hutan Tanaman Rakyat (HTR)dengan biaya program senilai Rp 800miliar. Untuk tahap awal, dilakukanpembukaan lahan, menyusul kemudianpenyediaan bibit dan penanaman.

Lahan yang dikelola berada di sekitarpemukiman pendudukan. Lahan ini ininantinya ditanami berbagai tumbuhanyang berpotensi menghasilkan pen-dapatan sebagai upaya mendongkraktaraf hidup masyarakat setempat. Pro-gram tanaman rakyat ini juga akan diikutidengan berbagai program lainnya, ter-masuk penanaman kembali (reboisasi).Sektor reboisasi ini diperkirakan bakalmenyerap tenaga kerja yang tidak sedikit.

Rakyat di kawasan hutan akan diberihak untuk mengelola hutan di ling-kungan mereka. Pemerintah Aceh mene-rapkan kebijakan fleksibel, dimana setiapkepala keluarga akan memperoleh empathektar lahan untuk ditanami berbagaimacam tumbuhan yang berguna, semisialtumbuhan yang dapat dipetik hasilnyaatau bermanfaat bagi industri dan jugatanaman yang pohonnya dapat digunakanuntuk sektor pembangunan.

Program ini diharapkan menjadisalah satu cara mengatasi mengangguranyang terus menjadi beban pemerintahsekaligus untuk menyelamatkan hutanyang memang sudah kritis. Saat ini di Acehterdapat lebih dari 1 juta hektare lahanrusak an lahan telantar.

Dalam konsep Aceh Hijau (AcehGreen Vision), kawasan terdekat denganhutan dan aliran sungai akan dihijaukankembali dan tidak boleh ditebang. Semen-tara yang berdekatan dengan kampungmasyarakat akan dialokasikan menjadihutan tanaman rakyat, dengan alokasiyang diberikan per mukim atau per desa.

Sisa tanah sisanya akan dibagi kepadamasyarakat yang mungkin diupayakandengan cara hak guna usaha (HGU).Swasta juga dapat berperan, namun wajibmembiayai perkebunan masyarakatsebesar 50 persen. Pembiayaan tersebuttentu saja tidak berlaku gratis karena hasilpanen ini nanti akan dijual kembali kepihak swasta dimaksud. Ya, semacamplasma inti.

Untuk mengembangkan konsep ini,Irwandi mendapat dukungan dari sejum-lah lembaga internasional. Salah satunyaMulti Donor Fund (MDF) yang didanaisejumlah negara Uni Eropa. MDF adalahpenyokong utama program perdamaiandan rehab rekon di Aceh.

Melalui Bank Dunia, MDF mulai

pertengahan tahun 2008 akan menga-lokasikan dana sebesar 1,47 juta dollarAmerika Serikat atau sekitar Rp13 miliarlebih untuk mendukung kebijakan “AcehGreen” dalam proyek hutan dan ling-kungan Aceh (Aceh Forest Environment

Project/AFEP). Para ahli dari MDF telahbeberapa kali melakukan pertemuandengan gubernur Aceh guna membahasprogram ini.

Dana tersebut diambil dari 21,15persen total anggaran AFEP 2008 sebesar

6,965 juta dollar. Kegiatan utama AFEPadalah monitoring kawasan hutan. Selainitu ada kegiatan penyadaran, tata ruangdan pengembangan mata pencaharian.

“AFEP sepenuhnya mendukungsemua kebijakan Gubernur Irwandi yangbertujuan melestarikan hutan Aceh. “Inisalah satu proyek konservasi terbesaryang ada di Indonesia,” ujar Chik Rini,juru bicara Yayasan Leuser Indonesiayang menjadi mitra MDF. Program AFEPdikerjakan oleh dua institusi yakni YLIuntuk Kawasan Ekosistem Leuser dan FFIuntuk kawasan Ulu Masen. Proyek initelah berlangsung sejak 2005 dan akanberakhir 2010.

Bantuan dari lembaga donor untukkegiatan di bidang konservasi diharap-kan lebih ditingkatkan lagi mengingatpersoalan mempertahankan agar hutanAceh agar tetap lestari, bukan hanyatanggung jawab pemerintah, tapi negaraluar juga berkepentingan untuk men-dukungnya.

Irwandi mengingatkan, masyarakatsekitar hutan harus diperhatikan kesejah-teraannya dan dilibatkan dalam penga-manan hutan. Ia percaya, selama rakyatmasih lapar perutnya, mereka akan terusmemotong kayu di hutan. Agar hutanaman, ekonomi warga di pedalamanharus jadi perhatian. Hendra

Ilegal Logging Belum Berhentilogging nyatanya tetap sajaberlangsung. Di Aceh Ta-ming, Aceh Timur dan AcehSelatan, para toke kayu te-rus melakukan penjarahanhasil hutan. Aksi ini tidakhanya melibatkan kalanganpengusaha, juga oknum-oknum di lembaga tertentu.

Tak heran, walau jedatebang telah berkuman-dang, persediaan kayu dikilang-kilang tetap tidakpernah berkurang. Pene-bangan liar itu tidak hanyaterjadi di kawasan hutanbiasa, tapi juga hutan lin-dung.

Sampai akhir tahun lalusaja, Yayasan Leuser Inter-nasional (YLI) setidaknya

menemukan 2.528 kasus ak-tivitas ilegal di dalam dansekitar Kawasan EkosistemLeuser (KEL) di ProvinsiAceh. Jika terus dibiarkan,kondisi hutan di daerahyang dilindungi itu dipas-tikan terancam gundul.

Juru bicara YLI ChikRini di Banda Aceh menye-butkan, kasus ilegal di KELyang meliputi 15 kabupatentersebut adalah penebangankayu sebanyak 1.427 kasus,diikuti perambahan 912kasus. Ke-mudian, sawmill66 kasus, panglong kayu 27kasus, usaha perabot/meu-bel (48), kilang kayu (32),pembukaan jalan (5), per-buruan satwa (19), peme-liharaan satwa (4), perdaga-ngan satwa (2), pem-bukaantambang (2) dan peracunanikan 10 kasus.

Adapun jenis dan jum-lah kasus aktivitas ilegal ditiap-tiap kabupaten yangpaling banyak terjadi diKabupaten Aceh Selatan 436kasus, kemudian Aceh Barat(78), Nagan Raya (194),Aceh Singkil (31), Subu-lussalam (221), Aceh Teng-gara (341), Gayo Lues (249).Kemudian, Aceh Tengah 55kasus, Bener Meriah (50),Aceh Utara (2), Aceh Timur(143) Aceh Tamiang (278),Langkat, Sumut (146), DeliSerdang, Sumut, (50), danKabupaten Karo, Sumut, (3).

Berdasarkan data temu-an, diketahui bahwa in-ten-sitas jumlah kasus aktivitasilegal logging tertinggiterjadi pada bulan Juni 2007,yaitu 182 kasus, bulan Sep-tember dan November 150kasus, Oktober 149 kasus dan141 kasus ditemukan padabulan Juli.

Meskipun jumlah kasusilegal logging tertinggiterdapat pada bulan Juni,akan tetapi jumlah produksikayu terbanyak yang di-hasilkan/dikeluarkan dariaktivitas tersebut ditemukanpada bulan Oktober, yaitusebesar 896 ton, September759 ton dan bulan Juni 614ton. Total produksi kayuyang dihasilkan dari akti-vitas ilegal logging yangdiketahui terjadi di dalamdan sekitar KEL selama ta-hun 2007 adalah sebesar5.351 ton.

Pemko Subulussalammenempati rangking ter-tinggi untuk jumlah pro-duksi kayu selama tahun2007, yaitu sebesar 1.427 tondengan jumlah kasus 177yang berasal dari KEL danTNGL. Kemudian Aceh Ta-miang 728 ton dengan jum-lah kasus 97 yang berasaldari KEL dan TNGL. Kabu-paten Nagan Raya 819 tondengan jumlah kasus 164yang be-rasal dari KEL danhutan lindung Beutong. Hen

S

Rakyat di kawasan hutan akan diberi hakuntuk mengelola hutan di lingkunganmereka. Pemerintah Aceh menerapkankebijakan fleksibel, dimana setiap kepalakeluarga akan memperolehempat hektar lahan untukditanami berbagai macam tumbuhan yangberguna, semisial tumbuhan yang dapatdipetik hasilnya atau bermanfaatbagi industri dan juga tanamanyang pohonnya dapat digunakan untuksektor pembangunan.

Gubernur Irwandi Yusuf mempresentasikan konsep Green Aceh

www.d-web-television.tk

Page 24: Suara Arus Bawah

24Edisi I19 - 29 Maret 2008 BUAH BIBIR

ARAPAN Willian Nessen untukbisa menjalankan bisnis diAceh, untuk sementara ini harus

dikubur dalam-dalam. Bisnis eksporimpor dari Aceh yang akan dirintisnyatidak bisa berjalan karena statusnya masidicekal pihak Imigrasi Indonesia. Saat tibadi Bandara Iskandar Muda Sabtu sidang 9Maret lalu, mantan wartawan yang akrabdipanggil Billy ini sempat diperiksapetugas imigrasi setempat. Namun berkatadanya jaminan Gubernur Aceh IrwandiYusuf, Billy akhirnya dilepas dan diberikesempatan menikmati suasana BandaAceh selama 24 jam.

William Nessen sendiri bukanlahtamu biasa untuk Aceh. Ia datang ke siniatas undangan dari Gubernur Irwandi. “Ya, memang saya yang mengundang dia.Saya berani mengundangnya karena sayatahu dia tidak lagi dicekal,” kata Irwandi.

Keduanya memang dikenal sangatakrab. Di masa konflik, saat berlakunyadarurat milter di Aceh, Irwandi dan Billykerap berduaan. Ketika berlangsungnyaproses dalam di Helsinki, Nessen danIrwandi selalu seiring sejalan. Tak heran,ketika tahu bahwa Nessen dipaksa harusmeninggalkan Aceh, Irwandi merasasangat kecewa.

“Seharusnya pemerintah Indonesiapaham bahwa kondisi Aceh tidak sepertidulu lagi. Aceh kini sudah aman dan tidakada lagi konflik,” ujar Irwandi. Redanyakonflik Aceh, tambah Irwandi, juga tidaklepas dari peranan William Nessen. Namalain yang disebut Irwandi adalah DamienKingbury, dosen ilmu politik dari Aus-tralia yang menjadi penasihat GAMdalam perundingan Helsinki.

“Saya Datang ke Acehuntuk Bisnis, bukan Politik”

Kedua orang asing ini, tambahIrwandi, sangat berperan dalam men-dukung perdamaian di Aceh. Ketikaproses perundingan berjalan buntu diHelski pada Agustus 2005, GAM ketikaitu sempat mau mundur dalam menolakmelanjutkan perundingan. Namun Wil-liam Nessen dan Damien meminta agarGAM melanjutkan perundingan. Akhir-nya perdamaian pun tercapai.

“Seharusnya kedua orang itu seha-rusnya mendapat penghargaan dariPemerintah karena mendukung suksesnyaperdamaian antara GAM dan PemerintahIndonesia. Tapi saya sangat sayangnya,ternyata keduanya pun masih dicekal,”sesal Irwandi.

Tadinya Irwandi mengira bahwamasa cekal William Nessen sudah bera-khir. Itu sebabnya ia berani mengundangNessen datang ke Aceh. Tidak disangka,ternyata Imigrasi membuat perpanjanganmasa cekal Nessen sehari setelah ia sampaike Banda Aceh. William sampai ke BandaAceh pada 9 Maret siang, malamnyabarulah surat perpanjangan pencekalandikirim ke Imigrasi Banda Aceh.

Damien masuk dalam cacatan hitamPemerintah Indonesia karena aktivitasnyadi Timor Timur pada masa lalu. Capsebagai ‘musuh’ Pemerintah Indonesiasemakin melekat pada ahli politik AsiaTenggara ini karena ia membantu GAMdalam proses perundingan damai diHelsinki. Meski kondisi Aceh sudahdamai dan Timor Timur telah lepas dariNKRI, namun status cekal Damien masihtetap berlaku.

Lain dengan Damien, Wiliam Nessenmemang dicekal karena kasus Aceh.

Ketika konflik menghangat di Aceh padaawal 2003, William Nessen melakukanliputan ke daerah ini. Selama dua bulania tinggal di hutan bersama gerilyawanGAM. Bahkan ketika Pemerintah Indo-nesia memberlakukan darurat militer diAceh, Nessen masih hidup berpindah-pindah bersama pejuang GAM. Ia sempatmembuat film dokumenter tentang keke-jaman perang di Aceh. Padahal sudah adalarangan bahwa semua warga negaraasing harus keluar dari Aceh.

Panglima Komando Operasi Acehpada waktu itu, Mayjen TNI BambangDharmono terpaksa turun tangan lang-sung untuk memaksa William Nessenkeluar dari persembunyian GAM. Atasepers Kedutaan Besar Amerika Serikatsengaja datang dari Jakarta untuk ikutmengambut keluarnya Nessen dari dalamhutan itu. Dengan alasan telah melibatkandiri dalam politik internal Indonesia,akhirnya Pemerintah Indonesia menya-takan William Nessen dicekal.

Pencekalan itu ternyata tidak mem-buat William Nessen jera datang ke Aceh.Sepekan setelah bencana tsunami melan-da Aceh pada 26 Desember 2004, ia sempatmasuk lagi ke Aceh dengan membawamisi kemanusiaan. Selain ke Banda Aceh,Nessen sempat beberapa hari di Meulabohdan Medan. Dua minggu kemudiankeberadaannya tercium oleh PemerintahIndonesia. Akhirnya Nessen dijemputpaksa dan dipulangkan lewat Singapura.

Begitupun William Nessen tetapmengaku cinta dengan Aceh. AwalJanuari 2006, ia mencoba lagi datang keAceh. Sayang, belum lagi mendarat diAceh, ia sudah ditangkap di ImigrasiBandara Polonia Medan. Mantan jurnalisyang pernah menulis untuk sejumlahmedia di Australia dan Amerika ini,dipulangkan hari itu juga lewat Singa-pura.

Dua tahun setelah pencekalan itu, 9Maret lalu pukul 12.30 WIB, kembaliNessen datang ke Banda Aceh denganmenggunakan penerbangan dari Malay-sia dengan Asia Air. Ia datang bersamaistrinya istrinya Shabana Mansyuri. Saatmenginjakkan kaki di Bandara IskandarMuda, Nessen sebenarnya sempat dila-rang keluar dari bandara. Namun karenatidak ada bukti-bukti pencekalan, Apalagiada jaminan dari Gubernur Irwandi,akhirnya William Nessen bisa melewatirintangan dari petugas imigrasi.

Tapi hanya satu malam ia diberikesempatan menghirup udara BandaAceh. Ia menginap di guess house,pendopo, sebagai tamu khusus GubernurAceh. Esoknya, selasa 11 Maret, Nessenharus henggang secara paksa. Nessendideportasi dengan menggunakan pesa-wat charter milik warga Malaysia yangkebetulan tengah digunakan ke Aceh.Pesawat tersebut akan kembali ke Malay-sia dari Bandara Sultan Iskandar Muda,Aceh Besar.

Sebelum meninggalkan Banda Aceh,Nessen sempat memberikan penjelasankepada wartawan tentang masalah yangdialaminya. Berikut adalah petikannya.

Apa sebenarnya tujuan Anda datang kesini?

Saya datang karena saya diundangoleh Irwandi. Kami memang bersahabatdekat sejak dulu. Ia sudah cek danmemastikan bahwa saya tidak lagidiblack list oleh Imigrasi Indonesia. Sayatiba pada 9 Maret dengan menggunakanpenerbangan Asia Air dari Kuala Lumpurke Banda Aceh. Saya sempat dicekal diImigrasi Bandara Iskandar Muda, tapimereka tidak punya bukti yang jelas

H

William Nessen:

www.d-web-television.tk

Page 25: Suara Arus Bawah

25Edisi I19 - 29 Maret 2008 BUAH BIBIR

ILLIAM pernah dipen-jara di Banda Aceh da-lam kasus keimigrasi-

an pada saat Aceh diberlakukandarurat militer. Ia dicekal masukke Indonesia sejak 2003, kemu-dian setiap tahun. Antara 2006-2007 status pencekalannya dica-

bahwa saya masih dalam status cekal.Anehnya, malamnya baru saya terimafaksimail dari Imigrasi Jakarta bahwasaya masih dalam status cekal. Kan, anehsekali. Masak saya dicekal setelah sayatiba di Banda Aceh. Saya kira itu adalahlangkah yang tidak bijaksana. Padahalsaya datang ke sini bukan untuk tujuanpolitik. Saya ingin membangun pereko-nomian Aceh.

Sebelum ke Banda Aceh, ke mana sajaAnda selama ini, dan apakah ada kaitannyadengan Aceh?

Walau saya diluar negeri, tapi sayamasih sering melakukan kontak denganIrwandi. Dan Irwandi pernah bilangkepada saya, ayo, bantu rakyat Aceh agarbisa lebih baik dari sekarang. Nah, salahsatu langkah saya adalah bagaimanamembantu di bidang ekonomi, khususnysekspor impor hasil pertanian. Saya tahuAceh banyak menghasilkan pinang danpertanian lainnya. Selama ini merekakirim ke toke-toke di Medan. Selanjutnyadari Medan diekspor ke India dan Bang-ladesh. Yang untung bukan petani Aceh,tapi eksportir yang di Medan. Sayakatakan kepada Irwandi, kenapa tidakkita rintis aja ekspor dari Aceh langsungke luar negeri. Termasuk ke India.

Bagaimana respon Irwandi?Dia menyambut baik ide saya itu.

Saya sudah keliling ke India, Nepal danBangladesh untuk mencari pasar bagi hasilpertanian Aceh. Banyak yang tertarik.Mereka memberi saya beberapa contohpinang yang ingin mereka datangkan dariAceh. Anda bisa lihat contoh yang sayabawa ini. ( William Nessen memperlihatkancontoh biji pinang yang dia bawa dari India ).Pihak importir India minta kepada Acehuntuk mengirimkan pinang seperti inikepada mereka.

Kalau India minta Pinang dari Aceh,maka sebaliknya Aceh bisa pula men-datangkan gula dari India. Mereka adalahsalah satu produsen gula dunia. Irwandimemberitahukan kepada saya bahwaDepartemen Perindustrian dan Per-dagangan memberi izin kepada Peme-rintah Aceh untuk mengimpor 17 ribu tongula. Nah, inikan peluang besar kepadaAceh untuk mendatangkan gula dariIndia. Harga gula di sana sangat murah.Kualitasnya juga sangat bagus. ( KembaliWilliam membuka tasnya dan menunjukkansekantong plastik kecil gula yang dibawanyadari India). Inilah kualitas gula India.Sangat bagus.

Jadi kali ini Anda datang ke Aceh murni

untuk bisnis? Apa tidak agenda politis lainnya?Bukanah Anda sangat dekat dengan tokoh-tokohGAM?

Masa lalu sudah selesai. Saya datangke Aceh untuk membantu bagaimana agarekonomi rakyat Aceh menjadi lebih baik.Tidak ada maksud politik lain. Lagi pula,Aceh kan tidak lagi terlibat dalam konflik.Tidak ada yang perlu dikhawatirkandengan saya. Tidak ada lagi alasan untukmencekal dari tidak bisa masuk ke Aceh.Tapi kenapa Pemerirntah Indonesiaseakan menganggap saya ini ancaman.Saya selalu dimata-matai. Di sinipun, diAceh saya selalu terus dimata-matai. Sayasebenarnya ingin membantu Aceh. Sayacinta pada Aceh. Saya ingin menjajakibisnis di Aceh. Tadinya saya berharap bisatinggal selama dua minggu di sini untukurusan bisnis. Tapi ternyata tidak bisa.

Tapi Anda harus meninggalkan Aceh.Bagaimana tanggapan Anda?

Jika Anda tanya tanggapan, saya tentutidak ingin meninggalkan Aceh. Saya inidiundang Gubernur Aceh, Irwandi. Saya

akan turut padanya. Kalau dia bilangbertahan saja, saya pasti akan bertahan.Tapi tampaknya Irwandi pun tidak inginmembuat masalah dengan PemerintahPusat di Jakarta. Ya, karena sudah diha-ruskan saya keluar dari Aceh, sayaterpaksa keluar. Tapi suatu saat sayaberharap pencekalan saya dicabut dansaya bisa kembali datang ke sini mem-bantu rakyat Aceh. Tapi Irwandi berjanjiakan membicarakan masalah saya kepadaPemerintah pusat di Jakarta. SemogaPresiden SBY akan mencabut cekal sayadalam waktu dekat.

Menurut Anda, apa yang menjadi alasanpencekalan ini?

Sudah pasti semua ini terkait dengankisah masa lalu. Saya dulu pernah tinggalbersama gerilyawan GAM selama ber-minggu-minggu di dalam hutan. Sayamelakukan liputan tentang perang. Tapisaya dituduh berpolitik. Setelah damai,saya sudah menandatangani surat yangmenyatakan bahwa saya tidak akanberpolitik di Aceh. Semua sudah jelas, tapikenapa saya masih juga dicekal. Anehnya,pencekalan ini setelah saya datang. Ya,ini semua karena disebabkan kebencianmasa lalu oleh lembaga-lembaga tertentuyang memiliki kepentingan di Aceh.Lembaga-lembaga tersebut menganggapperang masih belum berlalu dari Aceh.Padahal sekarang sudah damai. Harusnyasemua orang melupakan konflik masalalu. Saya juga datang kemari bukanuntuk politik. Saya datang sebagaipenasehat Irwandy untuk mencari inves-tor dari India, Amerika.

Apakah Anda akan datang ke Aceh lagisuatu saat nanti?

Saya senang dengan Aceh. Sayaterpaksa meninggalkan Aceh hari inikarena atas perintah Irwandi, bukankarena saya takut dengan Imigrasi.Irwandi yang meminta saya supaya patuhsaja. Oke, saya tinggalkan Aceh. Tapi suatusaat nanti saya berharap datang lagi kesini.Saya ingin sekali membantu rakyat Acehuntuk meningkatkan ekonominya. Ka-wan-kawan, do’akan saya supaya bisakembali ke Aceh suatu hari nanti. Hen

W

but atau tidak diperpanjang. Na-mun anehnya, mulai 8 Februari2008, Dirjen Imigrasi Depkum danHAM mengeluarkan surat pen-cekalan terhadap William yangdikirim ke Imigrasi Banda Acehdan kemudian disampaikan keWilliam Nessen lewat faksimailpada 9 Maret malam harinya.Wiliam pernah beristrikan se-orang wanita Aceh. Tapi per-kawinan mereka hanya bertahandua tahun tahun. Saat ini ia telahmenikah lagi dengan wanita asalIndia. Sementara Nessen haruskeluar dari Banda Aceh, istrinyaShabana Mansyuri, 26 tahun, tetaptinggal di Aceh untuk meneruskanrencana bisnis jaringan eksporimpor Aceh dan India.

www.d-web-television.tk

Page 26: Suara Arus Bawah

26Edisi I19 - 29 Maret 2008

ULANYA tim Badan Pengkajiandan penerapan Teknologi(BPPT) ingin melakukan studi

pascagempa Aceh yang terjadi pada 26Desember 2004. Penelitian yang dila-kukan bersama Institut Geologi danSumber Daya Alam Jerman (BGR) inimenggunakan kapal riset Sonne untukmengetahui mekanisme terjadinya ben-cana dahsyat itu dan melihat deformasistruktur geologi di daerah busur mukaperairan barat Sumatra. Tidak disangka,ketika mereka meneliti di wilayah AcehSimeulue, tim itu menemukan strukturgeologi yang berasosiasi dengan kebera-daan hidrokarbon. Itu adalah pertandabahwa bumi dasar laut Simeulue didugamemilik kandungan minyak yang sangatbanyak.

“Ada banyak parameter yang kamitemukan untuk memastikan kandunganminyak di Pulau Simeulue itu memangsangat hebat,” kata Dr Yusuf Surachman,Kepala Pusat Inventarisasi Sumber DayaAlam BPPT. Struktur ini memiliki sejum-lah bagian dan ketebalan sedimen men-capai 5.000 meter.

Dalam teori pembentukan minyakdan gas, cekungan bisa dianalogikandengan dapur. Batuan yang mengandungkarbon dapat menghasilkan minyakketika terendapkan dan terkubur. Sema-kin dalam terkubur bakal semakin panassehingga terjadi proses pematangan daribatuan induk. Memang tidak semuakarbon akan dapat “dimasak” dalamdapur minyak ini.

Hidrokarbon RaksasaHidrokarbon RaksasaHidrokarbon RaksasaHidrokarbon RaksasaHidrokarbon Raksasadi Laut Simeuluedi Laut Simeuluedi Laut Simeuluedi Laut Simeuluedi Laut SimeulueKalau saja temuan BPPT ituterbukti, maka Aceh akanmenjadi pusat pertambanganminyak terbesar dunia setelahArab Saudi. Sejumlah perusaha-an asing sudah berdatangan keSimeulue.

Dari hasil analisis dan interpretasiseismik, peneliti BPPT berkesimpulanbahwa struktur jebakan geologi menye-bar di cekungan Simeulue. Biasanyaterumbu gamping (carbonate build up)adalah jenis struktur jebakan geologiyang diisi fluida seperti hidrokarbon, gas,atau hanya air. Di perairan barat Aceh,struktur ini terdiri dari berbagai ukurandan terdapat pada kedalaman 500–800meter dari dasar laut. Dasar laut perairanini memiliki kedalaman 1.100 meter daripermukaannya.

Volume batuan penyusunan tangkidihitung berdasarkan metode seismik duadimensi (2D). Jejeran terumbu berbentukmelingkar. Yusuf menghitung volume-nya minimal 107,5 miliar barel danmaksimal 320,79 miliar barel. Diakuivolume ini hanya merepresentasikanruang dalam batuan atau tangki. “Jadi,belum tentu seluruhnya diisi hidro-karbon, bisa saja cuma air,” katanya.

Jika saja perkiraan peneliti BPPT itubenar, maka Aceh akan menjadi salah satupusat produksi minyak terbesar di duniauntuk masa depan. Kandungan minyakSimeulue yang diperkirakan memilikicadangan 107,5 miliar barel adalah jumlahyang sangat luar biasa. Cadangan hidro-karbon terbesar di dunia saat ini beradadi Arab Saudi, sebanyak 264,21 miliarbarel. Di lapangan Banyu Urip, Cepu,yang merupakan cadangan minyakterbesar Indonesia saat ini, cuma ada 450juta barel.

Hasil penelitian ini seharusnya tidak

boleh dianggap sebelah mata. Selainmenggunakan alat yang cukup canggih,para penelitinya juga orang-orang yangsudah berpengalaman dalam melakukanpengeboran minyak lepas pantai. Namunagar mendapatkan data lebih akurat, BPPTberupaya melakukan kerjasama denganperusahaan geologi Jepang untuk melaku-kan penelitian di tempat yang sama.

Perusahaan Jepang itu adalah konsor-sium Integrated Ocean Drilling Program,sebuah perusahaan besar yang saratpengalaman dalam pengeboran minyaklepas pantai. Konsorsium ini memilikiperalatan yang sangat canggih. Merekapunya kapal riset yang diberinamaChikyu. Kapal milik Japan Agency forMarine-Earth Science and Technology(Jamstec) ini mampu mengebor di lautsampai kedalaman 7.500 meter dari dasarsamudra.

“ Dengan kapal ini, BPPT inginmembuktikan soal ada-tidaknya potensi320 miliar barel hidrokarbon di perairanbarat Aceh. Beberapa waktu lalu, YusufSurachman dan Profesor Jana, DeputiKepala BPPT Bidang Teknologi Pengem-bangan Sumber Daya Alam, telah berang-kat ke Tokyo guna membicarakan rencanakerjasama itu.

Selama di Jepang, kedua ahli pertam-bangan itu telah bertemu dengan ProfesorAsahiko Taira, salah seorang petinggiJamstec. Sambutan hangatpun diper-lihatkan perusahaan Jepang tersebut. “Mereka setuju dengan proposal yangkami ajukan,” ujar Profesor Jana kepadawartawan di Jakarta.

Selambat-lambatnya tahun depankapal Chikyu akan melakukan penge-boran di perairan Simeulue. Selain diAceh, kapal yang sama juga akan mela-kukan penelitian di perairan Selat Ma-kassar. Namun dibanding Aceh, kan-dungan minyak di Makassar ini jauh lebihrendah.

“Kalau saja rencana ini berjalanseperti proposal kami, paling tidakpertengahan tahun depan kita akan dapatkepastikan bagaimana kandungan mi-nyak yang terdapat di kawasan lautSimeulue itu,” kata Jana. Pihak BPPTberupaya untuk mendapatkan kepastianitu secepat mungkin, karena mereka jugaingin menjawab banyaknya kritikan dariberbagai pihak yang meremehkan hasilpenelitian tersebut.

“ Ya, saya paham. Kandungan minyakSimeulue yang kami temukan memangsangat dahsyat. Wajar saja jika banyakyang kurang percaya dengan temuan ini.Untuk itulah perlu kerjasama denganlembaga yang lebih berpengalamanseperti Jamstec,” tambah Jana. Setidaknya,untuk langkah awal, kata Jana, merekameminta agar pemerintah melakukanpengamanan agar lokasi ini dikuasainegara, lain. Pemerintah perlu tanggapdengan seruan ini, sebab awal bulanFebruari lalu, kapal survei investor asingdi bidang perminyakan juga berada dilokasi itu untuk melakukan penelitianyang sama.

Temuan BPPT ini tentu saja sangatmengejutkan semua pihak. Betapa tidak,kalau saja temuan itu terbukti, makaSimeulue akan menjadi salah satu pusatpenghasil minyak terbesar di dunia. Takheran jika berita tentang temuan tersebutmenghiasi halaman muka sejumlahkoran. Maklum, dengan minyak sebesaritu, sebagian masalah ekonomi yangselama ini melilit Indonesia bakal teratasi.

Temuan itu juga menjadi menarikkarena selama ini eksplorasi minyak dangas di Indonesia berada di daerah busur

M

EKONOMI

www.d-web-television.tk

Page 27: Suara Arus Bawah

27Edisi I19 - 29 Maret 2008

belakang. Artinya, daerah cekunganbusur muka lainnya seperti Bengkulu,Banten, Lombok, dan Laut Sulawesi jugaada kemungkinan kaya akan hidro-karbon.

Sejumlah ahli geologi dan penge-boran memang banyak yang mencibiratas klaim BPPT itu. Malah tidak sedikityang menilai kalau temuan itu sangatmengada-ngada. Apalagi peralatan yangdigunakan BPPT tergolong sudah usang.

Mereka khawatir informasi yangdikeluarkan BPPT tidak ubahnya sepertikasus Busang yang meledak pada 1997.Ketika itu, perusahaan Bre-X mengklaim

menemukan cadangan emas 6.200 ton diBusang, Kalimantan. Harga saham peru-sahaan Kanada ini pun melambung.Nyatanya, dari hasil penyelidikan,sampel yang diambil itu palsu.

Awang Harun Satyana, ahli geologidi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha HuluMinyak dan Gas (BP Migas), mengi-baratkan BPPT baru melihat bagian luarrumah, tapi seolah sudah tahu isi didalamnya.

“Padahal mereka belum tahu barangapa yang ada di dalamnya,” katanya.Menurut Awang, banyak perusahaantertipu oleh adanya bright spot atautampilan data seismik yang lebih terangdari daerah sekitarnya. Pernah adaperusahaan yang mengebor di laut dalamSelat Makassar berdasarkan data semacamitu, ternyata tidak menemukan minyakatau gas.

Kelemahan lain yang dilihat Awangmenyangkut lintasan survei seismik yangterlalu panjang dan cara perhitungankasar. Menurut dia, data prospek bisadiperoleh oleh survei seismik denganjarak rapat, di bawah lima kilometer.Sementara data BPPT diperoleh darisurvei dengan jarak lintasan 60 kilometer.

Awang menyarankan BPPT mela-kukan survei lebih lanjut, antara lainpenelitian tentang gaya berat dan mag-netik guna mengetahui konfigurasicekungan. Lalu survei seismik duadimensi dengan kerapatan antara 5sampai 10 kilometer. Setelah itu dilaku-kan analisis kemungkinan keberadaanhidrokarbon. “Jika dari kajian ini positif,baru dilakukan pengeboran,” ujarnya.

Konsultan geologi Andang Bachtiarmemperkirakan butuh waktu tiga tahununtuk membuktikan temuan itu. “Biaya-nya paling tidak tiga sampai lima jutadolar Amerika,” kata mantan KetuaIkatan Ahli Geologi Indonesia ini. Se-dangkan untuk sampai tahap eksplorasi,menurut dia, perlu waktu tujuh tahun.

Mulai Berebut LahanKabar yang dihembuskan BPPT

tentang kandungan minyak di Simeulueitu memang masih dalam penelitian.Meski demikian, sejumlah perusahaanpertambangan dunia sudah kasak kusuk

ingin menguasai lokasi tersebut.Sebut saja perusahaan minyak asal

Amerika Serikat, Black Gold Oil & GasInc yang memang sudah memiliki izinsurvei di wilayah Sumetara sejak be-berapa tahun lalu. Pejabat tinggi diperusahaan ini telah berkali-kali mengon-tak BPPT untuk mengajak bekerjasama.

Namun BPPT belum berani memberirespon sebab belum adanya sinyal daripemerintah. Meski demikian, tanpabanyak yang tahu, awal Februari lalu,kapal Black Gold berbendera Panamatampak di perairan Simeulue. Tidak jelasapa yang mereka lakukan di sana. Diper-kirakan kapal tersebut hanya melakukansurvei awal tentang lokasi saja.

Langkah cepat Black Gold ini jugadiimbangi oleh Pertamina. Agar tidakkecolongan, pejabat Pertamina sudahmeminta kepada pemerintah, kalau sajakandungan minyak itu benar adanya,sebaiknya izin eksplorasinya diberikankepada mereka. “Pokoknya kita tidakmau sampai kecolongan,” kata salahseorang petinggi Pertamina.

Bahkan, 14 Juni tahun lalu, DirekturHulu Pertamina Sukusen Soemarindasudah mengirim surat ke Direktur Jende-ral Minyak dan Gas menyatakan minat.“Kami tidak mau peluang itu lari ketangan pihak asing,” kata Arie. Pertaminajuga telah sepakat bekerja sama denganBPPT membuktikan kebenaran “beritasurga” itu.

Jika cekungan busur muka benar-benar menghasilkan minyak, Indonesiabakal banyak tertolong. Saat ini, produksiminyak Indonesia hanya sedikit di atas900 ribu barel per hari. Padahal, sebelum1998, produksi Indonesia bisa sampai 1,5juta barel. Itu terjadi karena jumlah sumuryang masih mampu mengalirkan minyaktinggal 30-an, jauh di bawah 145 pada 1998.

Dengan kebutuhan bahan bakarminyak yang terus meningkat, Indonesiamemang butuh sumur-sumur minyakbaru. Dan semoga saja kandungan mi-nyak yang ada di Pulau Simeulue ini bisamenjadi titik terang bagi ekonomi Indo-nesia di masa depan. Apalagi hargaminyak saat ini sudah mencapai di atas$100 per barel. ridwan

Dr Yusuf Surachman:Ada banyak parameter yangkami temukan untuk me-mastikan kandungan minyak diPulau Simeulue itu memang

sangat hebat. Struk-tur ini memiliki sejumlah

bagian dan ketebalan se-dimen mencapai5.000 meter.

EKONOMI

www.d-web-television.tk

Page 28: Suara Arus Bawah

28

APASITAS produksi PT Arunterus mengalami penurunandalam sepuluh tahun terakhir.

Tak lama lagi diperkirakan ladang gas dikawasan Aceh Utara yang dikelola PTExxonMobil milik perusahaan AmerikaSerikat itu bakal kering. Namun Acehbukan berarti akan kehilangan citrasebagai daerah penghasil gas.

Setelah era ExxonMobile selesai,

PPPPPenguasa Gas Aenguasa Gas Aenguasa Gas Aenguasa Gas Aenguasa Gas AcehcehcehcehcehMasa DepanMasa DepanMasa DepanMasa DepanMasa Depan

PT Medco terus melakukaneksplorasi untuk meraup gas dariBlok A di perbatasan Aceh Timur.Setelah Exxon Mobil hengkang,Medco akan menjadi penguasagas di Aceh.

produksi gas Aceh akan terus berlanjutdengan keterlibatan PT Medco EnergiInternational tbk, perusahaan tambangmilik pengusaha nasional Arifin Pani-goro. Medco akan mengelola lapangangas baru yang berlokasi di Blok A KotaBinjei, perbatasan Aceh Utara dan AcehTimur.

“Jika rencana berhasil, kami akanmelanjutkan upaya penambangan gas di

Aceh,” kata Arifin Panigoro kepada persdi Jakarta belum lama ini.

Pertengahan tahun lalu Medco barusaja menyelesaikan pengambilalihansecara penuh kepemilikan saham Cono-coPhillips Ltd yang tadinya memeganglisensi mengelola Blok A. Penandatanganperjanjian jual beli saham ConocoPhilipsitu dilakukan oleh Medco Energi bersamadua mitranya, Premier dan Japex.

Semula ConocoPhillips Ltd meru-pakan pemegang 50 persen hak kepe-milikan (working interest) atas Blok A.Belakangan perusahaan asal Amerika itumenarik diri karena lebih tertarik berin-vestasi di daerah lain. Dengan pengalihansaham tersebut, komposisi kepemilikanmenjadi di Blok A menjadi; Medco 41,67persen, Premier 41,66 persen, dan Japex16,67 persen. Biaya yang dikeluarkanMedco untuk mengambilalih sahamConocoPhilips di Blok A tersebut sebesar36 juta dollar AS.

Blok A merupakan lokasi tambanggas yang potensial untuk puluhan tahunke depan. Areal lokasinya seluas 3.910kilometer persegi. Beberapa lokasi malahsudah dieksplorasi, terutama pada porsibagian tengah dari Basin Sumatera Utara.Gas dari blok A ditargetkan sudah bisaberproduksi tahun 2010.

Blok A diperkirakan memiliki kan-dungan gas 500 Bcf (milyar kaki kubik).Jumlah ini sangat ekonomis untukdijadikan sebagai lokasi tambang. Sejak

K

Jika proyek ini berjalan lancar,kehadiran Medco akan mem-bawa banyak perubahanuntuk Aceh. Tidak hanya mem-beri hasil ekonomi yang lebihbanyak, Medco juga akan mem-buat Aceh keluardari krisis listrik.

Hilmi Panigoro (kiri) bersama komisaris Medco

Penggalian sumur gas di Blok A, perbatasan Aceh Utara dan Aceh Timur

EKONOMIEdisi I19 - 29 Maret 2008

www.d-web-television.tk

Page 29: Suara Arus Bawah

29Edisi I19 - 29 Maret 2008

ETIKA ladang gas Arun ditemukan pada 1974, Acehlangsung menjadi pusat perhatian dunia inter-nasional. Apalagi yang mengelola ladang gas itu

adalah perusahaan tambang terkenal dari Amerika Serikat,Exxon Mobile. Komposisi sahamnya adalah Pertamina 55%,ExxonMobil 35%, dan JILCO (Japan Indonesia Arun NGLCo) 10%.

Produksi ladang gas Arun sempat membuat Indonesiadikenal sebagai penghasil gas terbesar di dunia setelahAlzajair. Sejumlah negara maju berlomba-lomba untukmembeli gas dari Aceh.

Namun Jepang dan Korea lah yang menjadi sasaranutama ekspor gas itu. Setiap tahun ratusan kapal berukuranberas hilir mudik ke Aceh Utara untuk mengangkut gas dariladang Arun.

Semula kapasitas produksi Arun hanya 1,7 juta ton LNGper train per tahun. Kemudian meningkat menjadi 3,4 jutaton per tahunnya. Seiring dengan perluasan ladang gas yangdilakukan secara intensif, jumlah karyawannya pun terusmembengkak menjadi 2000 orang. Produksi Arun mencapai

tiga bulan lalu para ahli pertambanganMedco telah melakukan pengerjaaanproyek di lokasi tersebut. Sistem bagihasil Medco dan pemerintah meng-gunakan asumsi 51:49.

Jika proyek ini berjalan lancar,kehadiran Medco akan membawa banyakperubahan untuk Aceh. Tidak hanyamemberi hasil ekonomi yang lebihbanyak, Medco juga akan membuat Acehkeluar dari krisis listrik. Hasil gas dariBlok A menjadi modal utama untukmendirikan Perusahaan Listrik TenagaGas (PLTG) di Aceh.

Untuk rencana ini, mereka telahmenjalin kerjasama dengan PerusahaanListri Negara (PLN) untuk membangunsumber listrik berkekuatan 100 MWdengan nilai investasi mencapai US$ 100juta atau sekitar Rp 900 miliar.

Pembangunan PLTGU itu kemung-kinan didelegasikan kepada anak usahagrup Medco, PTMedco Power. Medcosendiri nantinya akan tetap berkon-sentrasi sebagai pengembang Blok A danpemasok gas ke PLTG. PLTG ini nantinyamerupakan pembangkitan yang diba-ngun swasta dan listriknya dijual ke PLN.

Keberadaan sumber listrik tenaga gasdi Aceh ini diharapkan bisa menggantibeberapa pembangkit listrik tenaga dieselyang biaya operasinya mahal, karenaharga minyak yang mahal. PembangunanPLTG ini diperkirakan paling cepat selesaipada 2011, seiring pengembangan Blok A.

Untuk mengembangkan gas alamcair (liquefied natural gas/LNG) di BlokA, Medco menginvestasikan dana sedi-kitnya US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,2triliun. Dana sebesar itu sebagian akandigunakan untuk mengebor delapanhingga 10 sumur yang akan dimulai padaawal 2008.

Prosuksi gas Blok A ini sudah dinan-tikan banyak pihak, termasuk dari Koreadan Jepang yang merupakan importer gasterbesar dari Indonesia. “Dari dalamnegeri sendiri, sejumlah perusahantambang sudah memerannya lebih dahu-lu,” ujar Andy, sekretaris Medco Energidi Jakarta.

Medco bakal menjadi simbol untukmengatasi krisis gas pada sejumlahperusahaan pupuk di Aceh. Banyak pihakberharap Medco akan dijual untuk kebu-tuhan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).

Kebutuhan gas bagi PT PIM memangtidak bisa ditawar lagi. Sejak awal tahunlalu perusahaan penghasil pupuk inisudah terancam gulung tikar setelah PTArun tidak mampu menyuplai gas untukkebutuhan mereka. Arun lebih memen-tingkan mengekspor gas ke luar negeriketimbang menjualnya kepada peru-sahaan di dalam negeri. Kebijakan Arunini setidaknya sudah memakan korbandengan ditutupnya PT Asean Aceh Fer-tilizer (AAF) dua tahun lalu.

Medco tidak perlu khawatir untukmenjual hasil gasnya kepada perusahaandalam negeri karena nilai jualnya puntidak akan kalah dibanding ekspor. Hargajual gas Medco untuk perusahaan lokalsedikit di atas US$ 3,5 per mmbtu, tapi dibawah US$ 4 per mmbtu. Harga ini sudahcukup ideal untuk bisnis internasional.Dengan harga ideal seperti itu,sebenarnya Medco tidak perlu mencaripasar di luar negeri.

Dengan menyuplai kebutuhan Acehsaja, mereka sudah untung berlipat. BlokA akan mampu memproduksi gas sebesar125 juta kaki kubik. Sebesar 110 juta kakikubik rencananya akan dikonsumsipabrik pupuk PIM, sedangkan 15 juta kakikubik dibeli PLN. Dengan demikian

krisis gas dan krisis listrik yang dialamiAceh selama ini tidak akan terjadi lagi.

MedcoEnergi berminat mengelolaBlok A karena tawaran pola bagi hasil52:48 yang diberlakukan di Blok A cukupmenarik bagi investor perminyakan.Pemerintah akan mendapatkan bagian52% dan 48% untuk pengembang. Kemu-dian, bagian 48% tersebut dibagi di antarapemegang saham di blok tersebut.

Tahun ini, Medco Energi mengang-garkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 400 juta. Belanjainvestasi itu akan digunakan untukmenambah sumur eksplorasi menjadi 20sumur, 100 sumur pengembangan, dankemungkinan akuisisi blok lain.

Sumber dananya berasal dari kasinternal dan eksternal. Biasanya, untukproject financing dananya 30% berasaldari ekuitas dan sisanya dari pinjaman.“Dengan demikian, banyak proyek yangbisa dikerjakan,” kata Hilmi Panigoro,direktur perusahaan ini.

Medco tahun ini akan mengebor 67sumur di blok Rimau, Sumatera Selatandan empat sumur di lapangan Jeruk, blokSampang. Tahun ini, Medco Energimenargetkan produksi minyak menjadi65 ribu barel per hari (bph), dari 57,04 ribubph pada 2005. “Produksi gas ditargetkanmeningkat menjadi 200 juta kubik kaki

per hari (mmbtu) dibanding tahun lalu 1-36,2 mmbtu,” kata Hilmi. Medco tahunlalu meraih pendapatan usaha Rp 6,1triliun dan laba bersih Rp 734 miliar.

Selain di Blok A, Medco Energi telahmengambil alih 15% keikutsertaanmengelola (participating interest) di BlokBangkanai, perbatasan Kalimantan Te-ngah dan Kalimantan Timur. MedcoBangkanai mengambil alih saham senilaiUS$ 3,75 juta itu dari Energia BangkanaiLimited.

“Pengambil alihan 15% tersebut setaradengan 100% saham yang dimiliki Ener-gia Bangkanai Limited,” kata DarmoyoDoyoatmojo, direktur perencanaan Med-co, beberapa waktu lalu. Medco kini jugamengkaji rencana pembangunan kilangproduksi gas alam cair (liguified naturalgas/LNG) di Senoro-Toili, SulawesiTengah bersama PT Pertamina. Medco danPertamina masih bersilang pendapattentang kemungkinan pembangunankilang yang direncanakan dimulai tahunini.

Garap Timur TengahSelain di Indonesia, Medco Energi

juga mengincar blok minyak dan gas bumi(migas) di Timur Tengah seperti Libya,Oman, Yaman, dan Syria. Blok migasterdekat yang diminati Medco adalahladang di Libya yang akan membuka

penawaran blok putaran ketiganya tahunini.

Pada 17 Maret 2006, Medco Energymenandatangani nota kesepahaman(MOU) dengan Uni Oil Company Libanonberkaitan dengan kerja sama eksplorasidan pengembangan produksi minyakdan gas di Libanon. Konsorsium Medcodan Uni Oil ini segera membentuk timgabungan untuk menggarap eksplorasiminyak dan gas di Yaman, mulai perte-ngahan 2006.

Melalui Medco Far East Limited,Medco juga memenangi tender kontrakjasa untuk mengembangkan 18 lapanganminyak di wilayah Nimr-Karim, Oman.Lapangan itu kini memproduksi 18 ribubarel minyak per hari. Penandatanganankerja sama ini dilakukan di Oman, 20Maret 2006.

“Medco merupakan perusa-haanpertama yang dipercaya PDO untukmengelola dan meningkatkan produksisumur minyak yang telah ada,” kataHilmi.

Medco berharap dapat meningkatkanproduksi minimal sampai dengan 36.000barel per hari atau sekitar dua kali lipatproduksi saat ini. Dari kontrak ini Medcoakan memperoleh keuntungan 4% darinilai gross dalam 10 tahun jangka waktukontrak. ahmad

Era Arun akan Berlalupuncak pada 1994, karena mampu mengekspor 224 kargogas.

Produksi gas dari enam train Arun tercatat 76.000 meterkubik LNG per hari atau sekitar 12,3 juta ton. Jumlahproduksipenambangan tersebut telah memberikan sum-bangan sebesar 30% dari total ekspor migas Indonesia.

Namun sejak sepuluh tahun terakhir, produksi ladanggas itu cenderung menurun. Konflik Aceh juga turut membuatperusahaan ini terpurukk. Bayangkan, untuk biaya penga-manan saja, pengelola harus mengeluarkan anggaran Rp2,83 miliar per bulan.

Pada tahun 2003, Arun masih sanggup mengekspor 110kapal LNG. Namun selanjutnya jumlah itu terus berkurang.Pada 2006, turun menjadi 73 kapal. Sedangkan pada tahunlalu, perusahaan ini hanya mampu mengirim 50 kapal gaske Jepang dan Korea.

Sekarang Arun hanya mampu memproduksi rata-rata23.400 M3/hari dan kondesat 12.000 barel/hari. Pada 2014nanti, Exxon berencana hengkang dari wilayah itu karenanilai kandungan gas Arun tidak lagi ekonomis. ahmad

K

ladang gas PT Arun

EKONOMI

www.d-web-television.tk

Page 30: Suara Arus Bawah

30Edisi I19 - 29 Maret 2008

ESIRAN air yang mengalir daribebatuan. Sembilir angin yangberhembus di antara pepohonan.

menambah keasrian objek wisata airterjun di Desa Krueng Kala, KacamatanLhong, Kabupaten Aceh Besar.

Saban harinya, terutama pada hariSabtu dan Minggu, objek wisata yangberlokasi sekitar 55 kilometer dari pusatKota Banda Aceh ini kerap kali dikunjungiratusan, bahkan ribuan masyarakat, dariBanda Aceh dan Aceh Besar. Ada pula yangdatang dari Lamno, Kabupaten Aceh Jaya.

Selain memiliki kolam pemandianyang luas dan dalam, para pengunjungjuga dapat menikmati pemandangan asrihutan di sekitar. Suguhan makanan danminuman dari sejumlah warung yangdikelola warga setempat menambahnikmat suasana rileks anda.

Bagi pengunjung yang penasarandengan sumber aliran air terjun yangterdapat di puncak gunung, Anda dapatmenelusurinya dengan mendaki sejumlahtangga yang terjal. Namun untuk hal yangsatu ini hanya diperbolehkan bagi kaumlelaki saja. Sesuai yang dituliskan penge-lola objek wisata di pintu tangga.

“Pengkhususan jalur naik ke atas bagilaki-laki ini bertujuan untuk meng-hindari terjadinya berbagai hal-hal yangbertentangan dengan Syariat Islam,” kata

Pesona Air Terjun Lhongwarga setempat, Risman. Terlebih lagikata Risman, hutan lebat dan jauh darijangakauan mata semakin memperbesarkemungkian terjadinya maksiat.

Selain pemandangan yang indah, airterjun Lhong juga menyimpan berjutasumber daya alam yang berguna bagimanusia. Salah satunya, pembangunanPembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)yang dilakukan oleh PT Cola-Cola,dengan memanfaatkan arus air sebagaidaya utama yang dapat mecukupi kebu-tuhan listrik ke seluruh desa setempat.

Meskipun pada masa konflik, objekwisata ini sempat ditinggalkan dan tidakterurus, namun kini wisata air terjunLhong mulai kembali dilirik oleh wisa-tawan lokal maupun mancanegara sertalingkungannya pun semakin tertata rapidan bersih.

“Pada masa konflik, daerah initermasuk kawasan yang sangat rawanbahkan menjadi zona hitam. Jadi wajarsaja kalau dulu wisata air terjun Lhongini jarang diketahui oleh masyarakat,”ujar Risman.

Sementara, Anto, salah seorangpengunjung dari Banda Aceh mengatakan,wisata air terjun Lhong merupakantempat yang sangat ia gemari, selainmasih sangat alami, tempat tersebut jugamudah dijangkau.

“Memang jalan Banda Aceh–Meu-laboh saat ini masih dalam prosespembangunan, tapi meski demikian jaraktempuh menuju ke sini masih bisa dilaluidengan kendaraan bermotor. Hanyamemakan waktu 1 jam dari Kota BandaAceh,” kata pria hitam manis yang jugamahasiswa Unsyiah itu.

Jadi bagi anda yang menyukai objekwisata alam, tidak ada salahnya untukmencoba mengunjungi air terjun Lhong,Aceh Besar. Nikmati panorama alamnyayang natural lelah penat selama bekerjamungkin akan sirna ketika anda tibadisana. acun

D

FOTO DAN TEKS: ACUN

PESONA

www.d-web-television.tk

Page 31: Suara Arus Bawah

31Edisi I19 - 29 Maret 2008

LUNAN ayat suci Alquran ter-dengar merdu dari sebuah balaipengajian. Suaranya seolah ber-

sahut. Ketika mendekati balai itu, se-jumlah anak terlihat tekun mengajiAlquran. Rupa mereka berbagai macamcorak. Dari pakaian yang mereka pakaiterlihat jelas kesederhanaan hidup.umumnya peci yang dikenakan anak-anakitu terlihat mulai lusuh. Tidak lagimemperlihatkan warna aslinya.

Waktu mengaji telah selesai. Alquranmereka tutup. Bagaikan koor, merekabershalawat. Lalu, dengan tertib merekamenuruni tangga balai yang terbuat daribahan kayu itu. Beberapa bagian balaiterlihat sudah melapuk.

Tak jauh dari balai itu, ada juga balailain. Atapnya terbuat dari anyaman daunrumbia. Di dalamnya terdapat puluhanremaja yang sedang mempelajari kitab-kitab aqidah dan fiqh. Mereka dipanduseorang teungku. Selesai membacakankitab, sang teungku membimbing parasantri berdiskusi tentang isi kitab itu.

Dayah Al-Hidayah. Begitu namapondok pesantren tradisional di DesaBlang Teue, Kecamatan Blang Mangat,Lhokseumawe tersebut. Sebuah lembagapendidikan agama yang kebanyakansantrinya merupakan anak-anak korbankonflik.

“Ayah saya meninggal pada masakonflik,” ungkap Saiful Mahri, salahseorang anak korban konflik yang kinimukim di Dayah itu. Masih segar dalam

Misi Menghilangkan DendamMisi Menghilangkan DendamMisi Menghilangkan DendamMisi Menghilangkan DendamMisi Menghilangkan Dendam

ingatan Saiful kejadian pahit yang terjadipada tahun 2000. Saat itu, sejumlah priaberpakaian hitam bersenjata api mencariayahnya. Saiful tak paham apa kaitanayahnya dengan tamu tak diundang itu.Tapi yang masih terekam dalam ingatan-nya adalah wajah-wajah garang tetamubersenjata api. Katanya, di depan ibu dansaudaranya yang lain, ayahnya disiksadengan kejam.

Tak lama setelah peristiwa itu ayahSaiful meninggal dunia. Hilang pulatulang punggung ekonomi keluarga.Ibunya tak dapat berbuat banyak, biayahidup dan pendidikan Saiful dan adiknyatak mampu ditanggung.

“Saya ke sini atas pemintaan ibukarena beliau menginginkan saya untukbisa terus belajar dan menjadi anak yangberguna bagi keluarga,” kata bocahkelahiran Matang Bugak, KecamatanPanton Labu, Aceh Utara itu.

Kini sudah dua tahun Saiful tinggaldi dayah itu. Adiknya yang sekarangduduk di bangku kelas I SD juga mukimdi sana.

“Karena ibu tidak mampu membia-yai sekolah, maka sekarang kami diantarke dayah ini. Selain karena tidak dipungutbiaya, di sini kami juga diberi berbagaipengetahun agama, seperti mendalamikitab-kitab Islam,” ujarnya.

Meski demikian, di dalam dirinya takterbesit rasa dendam untuk membalaspelaku peristiwa yang telah merenggutnyawa orang yang paling berharga dalam

hidupnya. “Saya hanya memfokuskandiri untuk belajar dan menjadi anak yangberbakti kepada orang tua dan masya-rakat,” ungkapnya lirih.

Bersama rekannya yang lain, setiaphari Saiful tekun belajar agama. Di dayahyang dipimpin M Rasyid bermukim 120orang santri, 74 orang di antara merekaadalah anak-anak korban koflik. Selainitu, ada juga 38 orang penduduk miskindan delapan orang anak korban tsunami.

Semua mereka ditampung di dayahyang memiliki fasilitas 30 bilik (kamar)terbuat dari papan. Hanya ada satu unitbagunan permanen, digunakan untuktinggal santri putri. Untuk satu bilik,ditempati oleh lima sampai delapanorang santri.

Kerena jumlah kamar masih sangatterbatas, kata Rasyid, para santri terpaksaharus menginap dan tinggal berdesakan.“Tapi, saya salut, mereka semua tidakpernah mengeluh dengan kondisi sepertiini,” ujar Rasyid.

Yayasan yang didirikan sejak tahun

2002 itu diprakarsai Rasyid sendiri.Tujuannya, membantu pendidikan anak-anak kurang mampu di daerahnya.

Pesantren yang terletak sekitar 300meter dari bibir pantai itu juga menga-jarkan para santri untuk mengahapusberbagai dendam yang merasuki jiwamereka. Terutama terkait dampak konflikbersenjata yang membungkam Acehhampir tiga puluh tahun.

“Yayasan ini saya bangun denganbiaya pribadi dan sumbangan masyarakatdesa sini,” sebutnya seraya menunjukkanbeberapa bangunan yang mulai terlihatlapuk. “Sebenarnya yayasan ini sudah adasejak tahun 1980-an, tapi dalam bentukbalai kecil yang hanya digunakan untukmengaji,” tambah Rasyid.

Meski dengan fasilitas dan danaterbatas, semangat Rasyid tak pernahpupus. Sampai kini dia masih mampumengasuh para santrinya yang berasaldari seputar Lhoksemawe dan Aceh Utara.Selain mengajarkan ilmu agama, ia jugamenyekolahkan para santri ke sekolahumum. Biaya pendidikan dan transportasisemuanya ditanggung oleh dayah.

Bantuan yang ada saat ini, katanya,tak sebanding dengan kebutuhan wajaruntuk akomodasi dan transportasi santriuntuk menuju sekolah. “Kami terpaksamenggunakannya seirit mungkin, agardapat bertahan,” jelasnya.

Katanya, Pemerintah Kota Lhokseu-mawe mengalokasikan sejumlah dana kedayah itu. Jumlahnya Rp 8.000 per hariuntuk seorang santri. Sedang untukpengajar, hanya tujuh dari 13 pengajaryang ditanggung Pemkot, dengan honorsebesar Rp150.000 per bulan.

“Karena gaji yang dibayar Pemkotsangat terbatas, kami terpaksa mencaritambahan sendiri,” ungkap Mahdi, salahseorang guru pesantren. Jadi, lanjutMahdi, pengajar di situ terpaksa membagihonor dari Pemkot secara sama rata.“Sekitar Rp80 ribu per guru,” aku Mahdi.

Rasyid tak ingin segala kendalamenjadi hambatan baginya untuk mendi-dik generasi penerus Aceh itu. BersamaIstrinya, Faira, dia berupaya membuatdayah itu tetap pada misinya. Apa lagi,sudah 27 tahun mereka berumah tangga,tapi belum juga dikaruniai keturunan.

“Mereka sudah saya anggap sebagaianak kandung sendiri dan kami merasasangat bahagia dengan lingkungan rumahyang setiap harinya dihiasi kegiatanagama,” katanya. Setiap hari, Rasyidmenekankan kepada santrinya, untukmenghilangkan segala rasa dendamakibat kejadian yang menimpa keluargaanak-anak korban konflik.

Saiful mengaku selalu mengingatpetuah gurunya itu. Segala prahara yangdilalui dalam hidup dimasa konflikberupaya dilupakannya. Sedikit pun takterbesit rasa dendam untuk membalasperistiwa yang telah merenggut nyawaorang yang paling berharga dalamhidupnya itu.

Kata-kata Teungku selalu diingatnya.“Dendam itu tidak baik,” ujar Saiful me-ngulang kalimat yang kerap diucapkanteungku yang dihormatinya itu.

Suatu hari nanti dia ingin menjadiulama yang dapat mengajarkan ilmuagama Islam kepada masyarakat yangmembutuhkan. “Saya juga akan berupayamembantu mewujudkan perekonomiankeluarga agar jadi lebih baik,” kata Saiful.

Balai pengajian telah sepi. Area dayahmulai senyap. Dari bilik-bilik kamar yangterbuat dari papan, para santri terdengarbersenda dengan rekannya. “Insya Allah,tak ada rasa sakit lagi, tidak juga dendamyang tersimpan di hati anak-anak kami,”ungkap Rasyid.( Acun)

M Rasyid

PENDIDIKAN

Bermodal dengkul, M Rasyid mendirikan pesantren khusus untukanak-anak korban konflik. Selain dididik ilmu agama, santrinyajuga dianjurkan melupakan dendam masa lalu.

A

www.d-web-television.tk

Page 32: Suara Arus Bawah

www.d-web-television.tk