study epid (case control, cohort, dan cross sectional)

Upload: esaa-felicia

Post on 10-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Study Epid (Case Control, Cohort, Dan Cross Sectional)

TRANSCRIPT

http://azer.students-blog.undip.ac.id/2010/12/study-epid-case-control-cohort-cross-sectional/Study Epid (case control, cohort, dan cross sectional)Epidemiologi analitik merupakan suatu studi atau penelitian yang berupaya menganalisis hubungan antara suatu faktor dengan faktor lainnya. Prinsip studi ini adalah membandingkan risiko terkena penyakit minimal pada dua kelompok sehingga memungkinkan pengujian hipotesa kausal.Intinya studi ini berusaha menemukan penyebab dengan membandingkan 2 hal dasar yang pasti ada pada suatu masalah penyakit / kesehatan. Lebih jelasnya lihat gambar ini:

Dengan adanya dua faktor ini, maka desain studi epidemiologi dapat dilakukan. Studi epidemiologi dibedakan menjadi Studi observasional dan eksperimental. Dalam gambar ditampilkan:

Agar sedikit lebih mengerti tentang studi observasional.

Ada suatu contoh kasus seperti ini:Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit thypoid pada Anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit Thypoid adalah Kebiasaan jajan di sekolah dan kebiasaan cuci tangan sebelum makan. Jelaskan bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan dengan desain penelitian yang berbeda:1. Case Cantrol2. Cohor3. Cross sectionalPenjelasan:1. Case ControlStudi yang menganalisis hubungan kausal dengan menggunakan menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi penyebabnya (faktor risiko). Dalam studi ini juga menentukan kasus (case) yaitu orang-orang yang berpenyakit, serta kontrol (control) yaitu kelompok yang tidak berpenyakit untuk dibandingkan.Kelompok kasus dalam kasus diatas adalah anak-anak sekolah yang terkena penyakit typhoid sedangkan kontrolnya adalah anak-anak sekolah yang tidak terkena penyakit. Faktor risikonya adalah kebiasaan jajan di sekolah dan kebiasaan cuci tangan sebelum makan merupakan paparannya. Dari anak-anak yang terkena penyakit dan tidak terkena penyakit ini dicari perbandingannya faktor apa yang membedakan mereka. Ternyata setelah dicari ditemukan kebiasaan jajan dan cuci tangan mereka yang kemudian dijadikan faktor risikonya. Sehingga dalam studi ini kita berusaha mencari penyebab dari penyakit yang ada terlebih dahulu.

Besarnya risiko kejadian penyakit typhoid seperti ini:

Jajan di sekolahPaparanDisease (thypoid)

D+ (sakit)D (tidak sakit)

E +AB

E-CD

TotalA+CB+D

Odds Rasio (OR) jajan di sekolah = axd / b x c = ad/bc

Tidak cuci tanganPaparanDisease (thypoid)

D+ (sakit)D- (tidak sakit)

E+AB

E-CD

TotalA+CB+D

Odds Rasio (OR) tidak cuci tangan = axd / b x c = ad/bc

Kelebihan dari model studi ini adalah waktu penelitian yang relatif singkat, murah dan cocok untuk meneliti penyakit langka dan memiliki periode laten yang panjang. Kelemahannya adalah rawan terhadap recall bias ketika riwayat paparan sulit untuk diketahui.

2. CohortStudi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit dengan memilih dua kelompok studi berdasarkan status paparan yang kemudian diikuti (follow up) hingga periode tertentu sehingga dapat diidentifikasi dan dihitung besarnya kejadian penyakit. Kelompok studi merupakan sekelompok orang yang terpapar pada faktor risiko dan kelompok kontrol adalah sekelompok orang yang tidak terpapar. Dalam periode tertentu kelompok ini terus dipastikan keadaan paparan dan sakitnya.Berbeda dengan studi case control, studi ini bersifat kedepan (forward looking) sehingga penelitian dimulai dari faktor risikonya, dalam kasus ini adalah kebiasaan jajan di sekolah dan cuci tangan, kemudian diikuti dengan kejadian penyakitnya yang dalam hal ini adalah typhoid.

Besarnya risiko kejadian penyakit typhoid seperti ini:jajan di sekolahPaparanDisease (thypoid)Total

D+ (sakit)D- (tidak sakit)

E+ABA+B

E-CDC+D

Insidence kelompok terpapar (Po) = a/a+b

Insidence kelompok tidak terpapar (Pi) = c/c+d

Relative Risk (RR) = Po/PiTidak cuci tanganPaparanDisease (thypoid)Total

D+ (sakit)D- (tidak sakit)

E+ABA+B

E-CDC+D

Insidence kelompok terpapar (Po) = a/a+b

Insidence kelompok tidak terpapar (Pi) = c/c+d

Relative Risk (RR) = Po/Pi

Kelebihan studi ini adalah lebih mempunyai kekuatan dalam membuktikan inferensi kausa dibandingkan studi observasional lainnya, didapatkan angka kejadian penyakit (insidence rate) secara langsung, serta cocok untuk meneliti paparan yang langka atau penyakit yang kronik. Kelemahannya apabila terjadi bias penarikan responden yaitu banyak yang drop out, perlu dana yang besar dan waktu yang lama pula.

3. Cross SectionalStudi yang mempelajari prevalensi, distribusi mapun hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati status paparan, penyakit atau outcome lain secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada suatu waktu. Studi ini disebut juga sebagai studi prevalensi atau survey, merupakan studi yang sederhana yang sering dilakukan.Pada kasus thypoid di atas, studi cross sectional dilakukan dengan memilih sampel dari populasi dipilih secara acak. Populasi adalah anak-anak sekolah, untuk itu dilakukan pengambilan sampel yang random atau acak agar bisa mewakili dari populasi anak sekolah tersebut. Setelah dilakukan pemilihan sampel maka didapat kelompok yang terpapar dan menderita thypoid (E+D+), terpapar tetapi tidak menderita thypoid (E+D-), tidak terpapar dan menderita thypoid (E-D+), dan tidak terpapar dan tidak menderita thypoid (E-D-).Jajan di sekolahpaparanDisease (thypoid)Total

D+ (sakit)D- (tidak sakit)

E+ABA+B

E-CDC+D

Prevalence kelompok terpapar (Po) = a/a+b

Prevalence kelompok tidak terpapar (Pi) = c/c+d

Ratio Prevalence (RP) = Po/PiTidak cuci tanganpaparanDisease (thypoid)Total

D+ (sakit)D_ (tidak sakit)

E+ABA+B

E-CDC+D

Prevalence kelompok terpapar (Po) = a/a+b

Prevalence kelompok tidak terpapar (Pi) = c/c+d

Ratio Prevalence (RP) = Po/Pi

Kelebihan dalam studi ini adalah dalam teknisnya yang mudah dilakukan dan murah serta tidak memerlukan waktu lama dan follow up. Umumnya studi ini dimanfaatkan untuk merumuskan hipotesis hubungan kausal yang akan diuji studi analitik lainnya (kohort dan case control). Kelemahannya adalah tidak mengenal dimensi waktu, dimana tidak menjamin bahwa paparan mendahului penyakit atau sebaliknya.