studi tentang proses pembelajaran tari condong …

16
1 STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG GAMBUH DI SANGGAR SENI SATRIYA LELANA BATUAN SUKAWATI GIANYAR NI KADEK WISTIN, NI WAYAN MUDIASIH, NI KETUT YULIASIH Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indensia Denpasar Email. [email protected] Abstrak Sanggar seni Satriya Lelana merupakan salah satu sanggar yang ada di Desa Batuan yang masih aktif dalam menjaga kesenian khas Desa Batuan, salah satunya yaitu tari Condong Gambuh Batuan. Sanggar ini sebagai wadah untuk menuangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang seni tari, memberikan ruang kepada anak-anak untuk dapat mengembangkan bakatnya, berkreativitas sehingga dapat pencetak generasi penerus yang berkualitas. Penelitin ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memiliki 3 (tiga) aspek yaitu: karakter tari Condong Gambuh, proses pembelajaran serta factor pendukung dan penghambat pembelajaran tari Condong Gambuh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik, mengetahui proses pembelajaran serta untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat proses pembelajaran. Maka dari itu, penting kiranya untuk mengetahui proses pembelajaran tari Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan teknik deskriptif dengan mendeskripsikan segala data yang diperoleh dilapangan jelas dan terperinci, yaitu data primer berasal dari hasil penelitian dilapangan dan hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku, skripsi, dan sumber pustakan lainya yang terkait dengan penelitian. Proses pembelajaran tari Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan menggunakan 4 (empat) tahapan pembelajaran yaitu: tahap persiapan (preparation), tahap penyampaian (presentation), tahap latihan (practice), dan tahap penampilan (performance). Faktor-faktor yang mempengaruhi tari Condong Gambuh ada 2 (dua) yaitu: factor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yang terdiri dari faktor internal berupa faktor minat, faktor kesiapan, dan faktor bakat sedangkan faktor eksternal berupa faktor guru atau pelatih dan faktor sarana dan prasarana. Faktor penghambat terdiri dari faktor internal yaitu, faktor bakat, dan faktor eksternal berupa faktor jarak dan waktu. Kata kunci: proses pembelajaran tari Condong Gambuh, karakteristik Condong Gambuh, faktor pendukung dan penghambat

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

1

STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG

GAMBUH DI SANGGAR SENI SATRIYA LELANA BATUAN SUKAWATI

GIANYAR

NI KADEK WISTIN, NI WAYAN MUDIASIH, NI KETUT YULIASIH

Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan,

Institut Seni Indensia Denpasar

Email. [email protected]

Abstrak

Sanggar seni Satriya Lelana merupakan salah satu sanggar yang ada di Desa Batuan yang

masih aktif dalam menjaga kesenian khas Desa Batuan, salah satunya yaitu tari Condong

Gambuh Batuan. Sanggar ini sebagai wadah untuk menuangkan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang seni tari, memberikan ruang kepada anak-anak untuk dapat mengembangkan

bakatnya, berkreativitas sehingga dapat pencetak generasi penerus yang berkualitas. Penelitin ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan memiliki 3 (tiga) aspek yaitu: karakter tari Condong

Gambuh, proses pembelajaran serta factor pendukung dan penghambat pembelajaran tari

Condong Gambuh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik,

mengetahui proses pembelajaran serta untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat

proses pembelajaran. Maka dari itu, penting kiranya untuk mengetahui proses pembelajaran tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan. Pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data menggunakan teknik deskriptif

dengan mendeskripsikan segala data yang diperoleh dilapangan jelas dan terperinci, yaitu data primer

berasal dari hasil penelitian dilapangan dan hasil wawancara sedangkan data sekunder diperoleh dari

buku-buku, skripsi, dan sumber pustakan lainya yang terkait dengan penelitian.

Proses pembelajaran tari Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan menggunakan

4 (empat) tahapan pembelajaran yaitu: tahap persiapan (preparation), tahap penyampaian (presentation),

tahap latihan (practice), dan tahap penampilan (performance). Faktor-faktor yang mempengaruhi tari

Condong Gambuh ada 2 (dua) yaitu: factor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yang

terdiri dari faktor internal berupa faktor minat, faktor kesiapan, dan faktor bakat sedangkan faktor

eksternal berupa faktor guru atau pelatih dan faktor sarana dan prasarana. Faktor penghambat terdiri dari

faktor internal yaitu, faktor bakat, dan faktor eksternal berupa faktor jarak dan waktu.

Kata kunci: proses pembelajaran tari Condong Gambuh, karakteristik Condong Gambuh, faktor

pendukung dan penghambat

Page 2: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

2

PENDAHULUAN

Pendidikan seni juga dapat digunakan

sebagai wadah untuk mengembangkan

kreativitas, emosional, sosial dan estetika.

Pendidikan seni juga bertujuan untuk

membentuk karakter seseorang dari yang

kurang baik menjadi lebih baik, itu

dikarenakan melalui pendidikan seni

membangkitkan rasa dan perasaan mereka

dalam melakoni kehidupan yang

dihadapinya. Hal tersebut yang menjadikan

pendidikan seni penting untuk dipelajari.

Pendidikan seni merupakan usaha sadar

untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan

pelatihan agar menguasai kemampuan

berkesenian sesuai dengan peran yang harus

dipermainkan (Soerhadjo, 2012:13). Selain

itu,

Pembelajaran yang baik adalah

pembelajaran yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih dimana dalam proses

pembelajaran tentu harus ada interaksi

antara pendidik dengan siswa melalui

belajar. Belajar memiliki dua sifat yaitu

formal dan informal. Belajar formal

merupakan belajar yang diselenggarakan di

sekolah-sekolah pada umumnya. Sedangkan

belajar informan adalah belajar yang

dilakukan mulai dari keluarga, lingkungan,

kelompok atau komunitas yang memiliki

daya tarik untuk mengembangkan apa yang

diminati, seperti halnya pembelajaran seni

yang dominan berasal dari lingkungan atau

komunitas bahkan tidak jarang sekarang ini

banyak lembaga atau institusi yang

menerapkan pembelajaran seni itu sendiri.

Salah satu lembaga yang

memberikan pembelajaran informal adalah

sanggar, yaitu tempat yang digunakan oleh

suatu komunitas atau sekumpulan orang

untuk melakukan kegiatan seni. Seiring

perkembangan zaman, banyak terbentuk

sanggar-sanggar yang melestarikan seni

khususnya di Bali, baik yang bersifat sosial

maupun murni sebagai wadah pembelajaran

seni khususnya seni tari. Lembaga-lembaga

informal (sanggar) yang secara konsisten

memberikan pembelajaran mengenai tari

Bali khususnya di desa Batuan yaitu:

Sanggar Kakul Mas, Sanggar Panti Pusaka

Sakti dan Sanggar Satrya Lelana. Ketiga

sanggar ini secara konsisten memberikan

pembelajaran tari Bali.

Tari Bali adalah perwujudan atau

peragaan dari kompleksitas nilai-nilai

budaya Hindu-Bali melalui jalinan gerak

tubuh manusia. Setiap pose dan frase gerak

penari, yang diikat oleh ruang dan waktu,

mencerminkan konsep kosmologi,

pandangan hidup, kepercayaan, prilaku,

serta prinsip estetik masyarakat Bali yang

berlandaskan kepada agama Hindu (Dibia,

2013:1). Tari Bali adalah salah satu seni

budaya warisan turun temurun dari leluhur

yang harus dipertahankan dengan

memotivasi diri untuk lebih disiplin dan

serius dalam mempelajarinya.

Selain memberikan materi

pembelajaran tari lepas dan tari kreasi baru,

ketiga sanggar ini juga memberikan materi

pembelajaran tari klasik Drama Tari

Gambuh yaitu sebuah drama tari yang

menjadi cikal bakal tari Bali. Sanggar Panti

pusaka Sakti dan sanggar Kakul Mas

mengajarkan tari Gambuh hanya ketika ada

pementasan atau ngayah (kegiatan

pengabdian masyarakat), kepada anggota

sanggar yang sudah dewasa, dan sudah

mendapatkan pembelajaran gambuh secara

otodidak sebelumnya. Akan tetapi, sanggar

yang memberikan pembelajaran tari

Gambuh pada siswanya sejak dini hanya

sanggar Satriya Lelana Desa Batuan,

Sukawati, Gianyar. Secara formal Sanggar

Satriya Lelana berdiri sejak tanggal 30

Desember 1998 di Banjar Pekandelan Desa

Page 3: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

3

Batuan Kecamatan Sukawati Kabupaten

Gianyar. Sanggar seni Satriya Lelana sudah

banyak melahirkan seniman-seniman muda

yang berbakat dan berkualitas. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk melestarikan

kesenian gambuh yang ada di Bali

khususnya di Desa Batuan Sukawati

Gianyar. Pembelajaran drama tari gambuh

tidak hanya diberikan kepada siswa yang

sudah dewasa melainkan juga kepada siswa

yang masih anak-anak. Proses pembelajaran

dilakukan secara bertahap, yaitu diawali

dengan tari Condong Gambuh untuk penari

putri. Alasan peneliti mengangkat objek

penelitian tari Condong Gambuh menurut

peneliti untuk dapat mahir membawakan

tokoh-tokoh gambuh yang lainnya terlebih

dahulu harus bisa menguasai tari condong

karena gerak condong merupakan gerak

dasar dari gerak-gerak tokoh gambuh yang

lainnya. Dalam membentuk penari yang

mahir khususnya Tari Condong Gambuh,

para siswa terlebih dahulu diperkenalkan

dengan kesenian Gambuh guna

menumbuhkan ketertarikan siswa untuk ikut

melestarikan kesenian gambuh ini.

Hal ini yang membedakan sanggar

Satriya Lelana dengan sanggar-sanggar lain

yang ada di daerah Batuan khususnya.

Selain itu sanggar Satria Lelana juga

memiliki beberapa teknik khusus dalam

memberikan materi gambuh kepada

siswanya. Maka dari itu, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai

proses pembelajaran tari Condong Gambuh

di Sanggar Satriya Lelana Batuan yang

dituangkan dalam sebuah potret proses

pembelajaran Tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana. Dengan judul

“Study Tentang Proses Pembelajaran Tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan Sukawati Gianyar”. Adanya

potret dari proses pembelajaran tersebut

maka akan dapat membantu proses

pembelajaran Tari Condong Gambuh yang

sulit dipelajari oleh generasi penerus, guna

melestarikan kesenian Gambuh yang ada di

Bali khusunya tari Condong Gambuh

Batuan.

KARAKTERISTIK TARI CONDONG

GAMBUH

Condong Gambuh merupakan salah satu

tokoh dalam dramatari Gambuh yang harus

ada disetiap pementasan dramatari gambuh.

Tokoh Condong dalam dramatari Gambuh

memiliki karakter sama seperti karakter

condong pada umumnya, yaitu gaya gerakan

lebih lugas dan lincah, memiliki watak keras

dan tegas. Tokoh condong berperan sebagai

seorang pelayan wanita dengan tugas

menasehati dan mengemban Raja Putri.

Tokoh Condong juga berperan sebagai

penerjemah ucapan yang berbahasa Kawi ke

dalam bahasa Bali. Suara yang digunakan

dalam tokoh Condong yaitu tinggi dan

nyaring dengan tempo ucapan agak cepat.

Postur tubuh yang sesuai untuk

membawakan tokoh Condong dalam

dramatari Gambuh yaitu penari yang

memiliki postur tubuh sedikit pendek, mata

agak bulat. Adapun struktur tari condong

gambuh adalah: (1) pepeson; (2) pengawak;

(3) Pengecet; (4) pekaad.: Adapun struktur

(ragam gerak) tari Condong gambuh yaitu:

a. Pepeson adalah bagian pertama dalam tari

Condong gambuh, adapun struktur geraknya

dapat dijabarkan sebagai berikut: Pepeson

merupakan bagian permulaan atau bagian

awal suatu tarian. Adapun gerak-gerak

dalam tari pepeson condong Gambuh

sebagai berikut: Dari posisi agem kiri keluar

dengan jalan tetayungan pelan-pelan (9

langkah) ke depan mulai dengan kaki kanan.

Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri) kedeng aed kiri

langsung jalan nyapi dengan ngumbang

memutar ke kiri dan ke kanan membentuk

angka delapan, maka dengan kaki

menghadap ke depan. Ngijik ke depan (3

kali dengan kaki kanan dan 2 kali dengan

kaki kiri) langsung kaki kanan menutup kaki

kiri dalam posisi tampak sirang pada, ngejer

Page 4: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

4

pala, nyogok kanan bersamaan dengan kaki

kanan, nanjek ke samping kanan, kaki kiri

menutup di depan kaki kanan tampak

sirang, ngikal (posisi agem kanan) sledet

kanan dan nyegut.

Ngelier, sledet kanan dan nyegut diulangi 2

kali. Kirig udang dengan kaki kiri,

pandangan ke pojok kiri depan, ambil

selendang dengan tangan kiri, lalu

diletakkan pada tangan kanan, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke

depan, kaki kanan menutup di belakang,

kaki kiri dalam posisi tampak sirang, ngikal

(posisi agem kanan) sledet kanan dan

nyegut. Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki

kanan dan 2 kali dengan kaki kiri) langsung

kaki kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, ngejer pala, nyogok kiri

bersamaan dengan kaki kiri ke samping kiri

nanjek ke samping kiri, kaki kanan menutup

di depan kaki kiri dalam posisi tampak

sirang ngikal (posisi agem kiri). Ngelier,

sledet kiri dan nyegut. Diulangi 2 kali Kirig

udang dengan kaki kanan, pandangan ke

pojok kanan depan, ambil selendang dengan

tangan kanan, lalu diletakkan pada tangan

kiri, nyogok kiri bersamaan dengan kaki kiri

nanjek ke diagonal belakang, kaki kanan

nanjek ke depan, kaki kiri menutup di

belakang, kaki kanan dalam posisi tampak

sirang ngikal (posisi agem kiri) sledet kiri

dan nyegut. Ngijik ke depan (3 kali dengan

kaki kiri dan 2 kali dengan kaki kanan)

langsung kaki kiri menutup kaki kanan

dalam posisi tampak sirang pada, ngejer

pala. Ngelung kanan dan kiri pelan-pelan,

kanan, kiri, kanan cepat, ngelung kiri dan

kanan pelan-pelan, kiri, kanan,kiri cepat,

ngelung kanan dan kiri pelan-pelan, kanan,

kiri, kanan cepat.

Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri) kedeng aed

kanan, langsung jalan nyapi dengan

memutar ke kanan dan ke kiri membetuk

angka delapan, mulai dengan kaki kiri,

menghadap ke depan.

Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri) langsung kaki

kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, ngejer pala, nyogok

kanan bersamaan dengan kaki kanan nanjek

ke diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke

depan, ngikal langsung melimpah dalam

posisi agem kanan. Ngelier sledet kanan dan

nyegut diulangi 2 kali Ambil selendang

dengan tangan kiri, lalu diletakkan pada

tangan kanan, pandangan ke pojok kiri

depan, nyogok kanan, ngikal, sledet kanan

dan nyegut. Ngejer pala, nyogok kiri, ngikal,

metimpuh dalam posisi agem kiri Ngelier,

sledet kiri dan nyegut. Diulangi 2 kali.

Ambil selendang dengan tangan kanan, lalu

diletakkan pada tangan kiri, Pandangan ke

pojok kanan depan, nyogok kiri, ngikal,

sledet kiri dan nyegut. Ngejer pala, bangun,

berdiri Ngelung kiri dan kanan pelan-pelan,

kiri, kanan, kiri cepat Ngelung kanan dan

kiri pelan-pelan, kanan, kiri, kana

cepatNgelung kiri dan kanan pelan-pelan,

kiri, kanan, kiri cepat. Ngijik ke depan (3 x

dengan kaki kanan dan 2 kali dengan kaki

kiri), kedeng aed kanan langsung jalan nyapi

dengan ngumbang memutar ke kanan

belakang kemudian ke kiri, mulai dengan

kaki kiri, menghadap ke samping kanan.

Ngijik ke depan menghadap ke samping

kanan (3 kali dengan kaki kanan dan 2 kali

dengan kaki kiri) langsung kaki kanan

menutup kaki kiri dalam posisi tampak

sirang pada ngejer pala, kaki kanan nanjek

ke samping kanan menghadap ke depan,

kaki kiri nanjek di depan kaki kanan dalam

posisi tampak sirang, ngambil pajeng kanan

(posisi agem kanan kanan dengan tangan

kanan lurus diagonal ke atas). Angsel

tetatungan dengan tangan kiri 3 kali (ke kiri,

kanan, kiri) tangan kanan buang paying,

kaki kanan kirig udang, menghadap ke

samping kanan, pandangan lurus ke atas

Page 5: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

5

(tetuwek pajeng) posisi tangan agem kiri,

sledet kiri, nyegut. Ngelier, sledet kiri,

nyegut. Nyogok kiri bersamaan dengan kaki

kiri nanjek ke diagonal belakang, kaki kanan

nanjek ke depan, kaki kiri menutup di

belakang kaki kanan dalam posisi sirang

segitiga (posisi agem kiri, sledet kiri,

nyegut)

Ngijik ke depan menghadap ke samping

kanan (3 kali dengan kaki kiri dan 2 kali

dengan kaki kanan) langsung kaki kiri

menutup kaki kanan dalam posisi tampak

sirang pada, ngejer pala, menghadap kearah

depan. Ngelung kanan dan kiri pelan-pelan,

kanan, kiri, kanan cepatNgelung kiri dan

kanan pelan-pelan, kiri, kanan, kiri cepat

Ngelung kanan dan kiri pelan-pelan, kanan,

kiri, kanan cepat. Ngijik ke depan (3 kali

dengan kaki kanan dan 2 kali kaki kiri),

kedeng aed kiri langsung jalan nyapi dengan

ngumbang, memutar satu langkah ke kiri

depan kemudian memutar ke kanan,

menghadap ke samping kiri, mulai dengan

kaki kanan. Ngijik ke depan menghadap ke

samping kiri (3 kali dengan kaki kanan dan

2 kali dengan kaki kiri) langsung kaki kanan

menutup kaki kiri dalam posisi tampak

sirang pada, ngejer pala, kaki kiri nanjek ke

samping kiri menhadap ke depan, kaki

kanan nanjek di depan kaki kiri dalam posisi

tampak sirang, ngambil pajeng kiri (posisi

agem kiri dengan tangan kiri luhur diagonal

ke atas). Angsel tetayungan dengan agem

kanan 3 kali (ke kiri, kanan, kiri) tangan kiri

buang paying, kaki kiri kirig udang,

menghadap ke samping kiri, pandangan

lurus ke samping kiri atas (tetuwek pajeng),

posisi tangan agem kanan, sledet kanan,

nyegut). Ngelier, sledet kanan, nyegut.

Nyogok kanan bersamaan dengan kaki

kanan nanjek ke diagonal belakang, kaki kiri

nanjek ke depan, kaki kanan menutup di

belakang kaki kiri dalam posisi tampak

sirang, ngikal (posisi agem kanan), sledet

kanan, nyegut. Ngijik ke depan menghadap

ke samping kiri (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri) langsung kaki

kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada,, ngejer pala,

menghadap ke depan.

KAKAN-KAKAN KELUAR

Ngelung kiri dan kanan pelan-pelan, kiri,

kanan, kiri cepat, ngelun kanan dan kiri

pelan-pelan, kanan, kiri cepat, ngelung kiri

dan kanan pelan-pelan, kiri, kanan, kiri

cepat.

Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri), kedeng aed

kanan langsung jalan nyapi dengan

ngumbang memutar ke kanan dank e kiri,

muali dengan kaki kiri, menghadap ke

depan.

Ngijik ke depan (3 kali dengan kaki kanan

dan 2 kali dengan kaki kiri) langsung kaki

kanan menutup di depan kaki kiri dalam

posisi tampak sirang (posisi agem ngedel

kiri), ngetog kanan, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke

depan, kaki kanan menutup di depan kaki

kiri dalam posisi tampak sirang (posisi agem

ngedel kiri). Ngelung kiri, kanan dan kiri

secara bergantian, kaki kanan Ngijik ke

depan (3 kali ) ngetog kanan, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

samping kanan, kaki kiri menutup kaki

kanan dalam posisi tampak sirang pada,

enggot-enggot. Diulang 3 kali.

b. Pengawak Pengawak merupakan bagian

pokok atau isi dari satu tarian. Pengawak

biasanya menggabarkan tema yang

dipergunakan oleh satu tarian dan

mempunyai irama sedikit pelan. Adapun

gerak-gerak pengawak dalam tari Condong

Gambuh Batuan sebagai berikut: Tangan

kanan mentang laras, tangan kiri anadah

oncer, tangan kanan ngenjel ( c ) 3 kali (ke

kiri, kanan, kiri) kemudian tangan kanan

nayog ke bawah diikuti dengan badan

merendah langsung ngenjel (b) ke atas, jalan

nyisir ke kiri, ngenjel (a) ke kiri, kaki kiri

mundur ke belakang, kaki kanan dalam

Page 6: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

6

posisi tampak sirang (posisi agem ngedel

kiri), ngambil ngelukan diakhiri dengan

kedua tangan silang (nakep dada), enggot-

enggot. Jalan nyisir ke kiri, ngenjel (a) ke

kiri 2 kali, jalan nyisir ke kanan, ngenjel (a)

ke kanan dan ke kiri langsung kaki kiri

mundur ke belakang kaki kanan dalam

posisi tampak sirang (posisi agem ngeled

kiri), ngetog kanan, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke depan

, kaki kana menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, enggot-enggot. Tangan

kanan mentang laras, tangan kiri anadah

oncer, tangan kanan ngenjel © 3 kali (ke

kiri, kanan, kiri), kemudian tangan kanan

nayog kebawah diikuti dengan badan

merendah langsung ngenjet (b) ke atas.

Ngelung kiri, kanan dan kiri, nyleog ke

kanan dengan kaki kiri menyilang di depan

kaki kanan langsung kaki kanan nanjek di

depan kaki kiri dalam posisi tampak sirang

(posisi agem ngedel kiri), ngetog kanan,

nyogok kanan bersamaan dengan kaki kanan

nanjek ke diagonal belakang, kaki kiri

nanjek ke depan, kaki kanan menutup kaki

kiri dalam posisi tampak sirang pada, nakep

dada dengan kedua tangan posisi silang,

enggot-enggot. Tepuk tangan langsung

nuding sambil ucap-ucap:

Wiihhhh…Nyen to masliweran di jaba

tengah….

Sampingan-sampingan….anake Dwagung

Istri pacang medal..

nahhh…to keto ingetang munyin embok..

Jalan nyisir memutar ke kanan, menghadap

ke belakang, tangan kanan mentang laras,

tangan kiri ngagem, berhadap-hadapan

Kakan-kakan sambil ucap-ucap:

Nahhhh….to adin-adin mbok jak

mekejang…

Dabdabang-dabdabang..…anake Dwagung

Istri pacing medal…

Nahhh…to keto ingetang munyin embok…

Jalan nyisir ke kiri langsung nakep dada

dengan kedua tangan silang, ngenjel (a) ke

kiri 2 kali, jalan ke kanan, ngenjel (a) ke

kanan dan ke kiri langsung kaki kiri mundur

ke belakang, kaki kanan dalam posisi

tampak sirang (posisi agem ngedel kiri),

ngetog kanan, nyogok kanan bersamaan

dengan kaki kanan nanjek ke diagonal

belakang, kaki kiri nanjek ke depan, kaki

kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, tepuk tangan langsung

nuding, sambil ucap-ucap. Ngelung kiri,

kanan dan kiri secara bergantian, kaki kanan

Ngijik ke depan (3 kali), ngleog kanan,

nyogok kanan bersamaan dengan kaki kanan

nanjek ke samping kanan, kaki kiri menutup

kaki kanan dalam posisi tampak sirang

pada, enggot-enggot. Diulang 3 kali. Jalan

dengan tayung ngotes (8 langkah) kearah

belakang dan memutar ke kiri menghadap ke

depan di tengah-tengah Kakan-kakan, mulai

dengan kaki kiri, diakhiri dengan kaki kanan

menutup di depan kaki kiri dalam posisi

tampak sirang (posisi agem ngedel kiri)

ngetog kanan, nyogok kanan bersamaan

dengan kaki kanan nanjek ke diagonal

belakang, kaki kiri nanjek ke depan, kaki

kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, nakep dada dengan

kedua tangan silang. Ngelung kiri, kanan

dan kiri secara bergantian, kaki kanan Ngijik

ke depan (3 kali), ngetog kanan, nyogok

kanan bersamaan dengan kaki kanan nanjek

ke samping kanan, kaki kiri menutup kaki

kanan dalam posiis tampak sirang pada,

enggot-enggot. Diulang 3 kali. Jalan dengan

tayung ngotes (8 langkah) kea rah belakang

dan memutar ke kiri menghadap ke depan di

tengah-tengah Kakan-kakan, mulai dengan

kaki kiri, diakhiri dengan kaki kanan

menutup di depan kaki kiri dalam posisi

tampak sirang (posisi agem ngedel kiri)

ngetog kanan, nyogok kanan bersamaan

dengan kaki kanan nanjek ke diagonal

belakang, kaki kiri nanjek ke depan, kaki

kanan menutup kaki kiri dalam posisi

tampak sirang pada, nakep dada dengan

kedua tangan silang Jalan nyisir ke kiri,

Page 7: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

7

ngenjel (a) ke kiri 2 kali, jalan nyisir ke

kanan, ngenjel(a) ke kanan dan ke kiri

langsung kaki kiri mundur ke belakang kaki

kanan dalam posisi tampak sirang (posisi

agem ngeled kiri), ngetog kanan, nyogok

kanan bersamaan dengan kaki kanan nanjek

ke diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke

depan, kaki kanan menutup kaki kiri dalam

posisi tampak sirang pada, enggot-enggot.

Tangan kanan mentang laras, tangan kiri

adalah oncer, tangan kanan ngenjel © 3 kali

(ke kiri, kanan, kiri), kemudian tangan

kanan nayog kebawah diikuti dengan badan

merendah langsung ngenjet (b) ke atas.

Ngelung kiri, kanan dan kiri secara

bergantian, kaki kanan ngijik ke depan (3

kali) langsung ngetog kanan, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

samping kanan, kaki kiri menutup kaki

kanan dalam posisi tampak sirang pada,

enggot-engot. Di ulang 3 kali. Jalan dengan

tayung ngotes ke pojok kanan (6 langkah)

mulai dengan kaki kiri diakhiri dengan kaki

kanan menutup di depan kaki kiri dalam

posisi tampak sirang (posisi agem ngedel

kiri) menghadap ke samping kanan langsung

ngetog kanan, nyogok kanan bersamaan

dengan kaki kanan nanjek ke diagonal

belakang kaki kiri nanjek ke depan, kaki

kanan menutup di belakang kaki kiri dalam

posisi tampak sirang, ngikal, (posisi agem

kanan). Ulap-ulap 2 kali pandangan ke

depan. Ngunda menghadap ke depan dengan

tangang kanan, tanagn kiri anadah oncer,

diikuti dengan nyregseg ke depan dan

mundur, sledet kiri, nyegut, diulang 3 kali.

Ngelung kanan dan kiri pelan-pelan, kanan,

kiri, kanan cepat. Ngelung kiri dan kanan

pelan-pelan, kiri kanan, kiri cepat. Ngelung

kanan dan kiri pelan-pelan, kanan, kiri,

kanan cepat.Ngijik ke depan (3 kali dengan

kaki kanan dan 2 kali kaki kiri), kedeng aed

kanan langsung jalan nyapi dengan

ngumbang, memutar satu langkah ke kanan

belakang kemudian memutar ke kiri,

menghadap ke samping kiri, mulai dengan

kaki kiri, diakhiri dengan kaki kiri menutup

di depan kaki kanan dalam posisi tampak

sirang (posisi agem ngedel kanan) langsung

agem kiri, nyogok kiri bersamaan dengan

kaki kiri nanjek ke diagonal belakang, kaki

kanan nanjek ke depan, kaki kiri menutup di

belakang kaki kanan dalam posisi tampak

sirang ngikal (posisi agem kiri). Ulap-ulap 2

kali, pandangan ke depan. Ngunda

menghadap ke belakang dengan tangang

kanan, tangan kiri adalah oncer, diikuti

dengan nyregseg ke depan dan mundur,

sledet kiri, nyegut, diulang 3 kali.

Memutar ke kanan menghadap ke depan.

Ngelung kiri dan kanan pelan-pelan, kiri,

kanan, kiri cepat, ngelung kanan dan kiri

pelan-pelan, kanan, kiri, kanan cepat,

ngelung kiri dan kanan pelan-pelan, kiri,

kanan, kiri cepat. Ngijik ke depan (3 kali

dengan kaki kanan dan 2 kali kaki kiri),

kedeng aed kanan langsung jalan nyapi

dengan ngumbang, memutar ke kanan

belakang kemudian memutar ke depan terus

tayung ngotes ke pojok kanan depan

kemudian ke tengah, menghadap ke depan

mulai dengan kaki kiri, , diakhiri dengan

kaki kanan menutup di depan kaki kiri

dalam posisi tampak sirang (posisi agem

ngedel kiri) langsung nyleog kanan, nanjek

kanan bersamaan dengan kaki kanan nanjek

ke diagonal belakang, kaki kiri nanjek ke

depan ngikal langsung metimpuh posisi

agem kanan.

c. Pengecet merupakan lanjutan dari bagian

pengawak hanya iramanya lebih cepat,

dilakukan untuk tari Putri dan Putra Manis.

Adapun gerak-gerak pengecet dalam tari

Condong Gambuh Batuan sebagai berikut:

Enggot-enggot ke kiri, sledet kiri, enggot-

enggot ke kanan, sledet kanan Bangun,

berdiri, angsel ngejer pala, nyogok kanan

bersamaan dengan kaki kanan nanjek ke

diagonal belakang. Egol kipekan capung ke

kiri 8 kali dan ke kanan 8 kali, angsel ngejer

pala. Nyregseg memutar ke kanan

menghadap ke kanan ke belakang 3 kali (ke

Page 8: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

8

kanan, kiri dan kanan secara bergantian)

berhadap-hadapan dengan Kakan-kakan

yang di sebelah kanan, angsel ngejer pala,

nyogok kanan bersamaan dengan kaki kanan

nanjek ke diagonal belakang, kaki kiri

nanjek ke depan, kaki kanan menutup kaki

kiri dalam posisi tampak sirang pada.

Enggot-enggot, angsel ngejer pala. Nyregseg

3 kali (ke kanan, kiri dan kanan secara

bergantian), berhadap-hadapan dengan

Kakan-kakan yang di sebelah kiri angsel,

ngejer pala, anjek kanan bersamaan dengan

kaki kanan nanjek ke diagonal belakang,

kaki kiri nanjek ke depan, kaki kanan

menutup kaki kiri dalam posisi tampak

sirang pada. Enggol-enggol, angsel ngejer

pala. Nyregseg memutar ke kanan

menghadap ke depan, kemudian ke kiri dan

ke kanan secara bergantian langsung

memutar ke kiri satu lingkaran, menghadap

ke depan angsel ngejer pala, tangan kiri

nayog bersamaan dengan kaki kanan nanjek

ke samping kanan, kaki kiri nanjek di depan

kaki kanan dalam posisi tampak sirang

(posisi agem kanan). Ngelung kiri dan kanan

pelan-pelan kiri, kanan, kiri cepat, ngelung

kanan dan kiri pelan-pelan, kanan, kiri,

kanan cepat, ngelung kiri dan kanan pelan-

pelan, kiri, kanan, kiri cepat. Kaki kanan

Ngijik ke depan 3 kali langsung ngetog

kanan, nyogok kanan bersamaan dengan

kaki kanan nanjek ke diagonal belakang,

kaki kiri nanjek ke depan, kaki kanan

menutup di belakang kaki kiri dalam posisi

tampak sirang (posisi agem kanan)

d. Pakaad merupakan bagian akhir dari

komposisi tarian yang menandakan tarian

sudah akan berakhir atau selesai. Adapun

gerak-gerak Pakaad dalam tari Condong

Gambuh Batuan sebagai berikut:

Jalan tetayungan ke depan (4 langkah) mulai

dengan kaki kiri, kemudian memutar ke kiri

(20 langkah), menghadap ke belakang,

ngejer pala, tangan kiri nayog bersamaan

dengan kaki kanan nanjek ke samping

kanan, kaki kiri nanjek di depan kaki kanan

dalam posisi tampak sirang (posisi agem

kanan), masuk dengan jalan tetayungan

mulai dengan kaki kir.

PROSES PEMBELAJARAN TARI

CONDONG GAMBUH DI SANGGAR

SENI SATRIYA LELANA BATUAN

Proses pembelajaran tari Condong Gambuh

di Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan

merupakan suatu wadah dan sarana untuk

mengembangkan bakat serta

mengembangkan kreativitas peserta didik

yang diimbangi dengan pendidikan budi

pekerti, menumbuhkan minat, rasa cinta

serta kesadaran untuk melestarikan

kesenian-kesenian yang telah diwariskan

oleh para leluhur, terutama kesenian klasik

yang merupakan dasar dari terlahirnya

kesenian-kesenian berikutnya. Dewasa ini

ketertarikan anak-anak untuk mempelajari

kesenian Bali khususnya kesenian klasik

sudah semakin berkurang dan semakin

tergerus oleh perkembangan teknologi

sehingga, pelatihan mengenai kesenian Bali

khususnya kesenian klasik sangat

diperlukan, sebagai upaya pelestarian

kesenian Bali khususnya kesenian gambuh.

Hal ini pula yang dilakukan di sanggar seni

Satriya Lelana desa Batuan sebagai upaya

pelestarian kesenian gambuh batuan di

kalangan anak-anak

Meiere (2002:103), mengatakan

bahwa Pembelajaran manusia pada

hakikatnya mempunyai empat unsur yakni,

persiapan (prepation), penyampaian

(presentation), pelatihan (practice),

penampilan hasil (performance). Pada

proses pembelajaran meliputi kegiatan dari

membuka sampai menutup pembelajaran,

dalam kegiatan pembelajaran meliputi: (1)

kegiatan awal, yaitu melakukan apresiasi,

menyampaikan tujuan pembelajaran. (2)

kegiatan inti, yaitu kegiatan utama yang

dilakukan oleh pengajar dalam memberikan

pengalaman belajar, melalui berbagai

Page 9: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

9

strategi dan metode yang dianggap sesuai

dengan tujuan dan materi yang akan

disampaikan, dan (3) kegiatan akhir yaitu

menyimpulkan kegiatan yang sudah

dilaksanakan sebelumnya. Tahapan

pembelajaran tersebut dapat dipaparkan

sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan (Preparation)Tahap

persiapan merupakan tahap yang berkaitan

dengan mempersiapkan peserta didik untuk

belajar. Tahapan ini sangat berpengaruh

terhadap proses pembelajaran. tanpa melalui

proses ini pembelajran dapat terhambat

bahkan terhenti. Tahapan ini penting

dilakukan agar kita dapat mengetahui

hambatan-hambatan yang akan kita temui

dalam pelaksanaan proses pembelajaran,

sehingga kita dapat merancang kegiatan

pembelajaran dengan baik dan dapat

menekan resiko yang mungkin akan ditemui

dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran di

Sanggar Seni Satriya Lelana Desa Batuan

ditentukan oleh komponen-komponen

pembelajaran yaitu: tujuan pembelajaran,

sumber pembelajaran, media pembelajaran,

materi pembelajaran, metode pembelajaran

guru dan peserta didik (Djamarah,2000:44). (1)Tujuan pembelajaran merupakan hal

mutlak ada dalam kegiatan pembelajaran

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Adapun tujuan pembelajaran tari Condong

Gambuh di Sanggar Satriya Lelana Desa

Batuan adalah, (1) Untuk menumbuhkan

rasa cinta peserta didik terhadap kesenian

klasik khususnya tari Gambuh, (2) Sebagai

upaya pelestarian kesenian gambuh,

khususnya drama tari gambuh Batuan, (3)

melahirkan generasi seniman penerus

kesenian gambuh, khususnya dramatari

gambuh desa Batuan.

(2)Sumber PembelajaranSumber belajar

yang digunakan sebagai acuan dalam proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Satriya Lelana Desa Batuan adalah

buku Gambuh Drama Tari Bali Wujud Seni

Pertunjukan Gambuh Desa Batuan Dan

Desa Pedungan, oleh Maria Cristina

Formaggia tahun 2000 yang diterbitkan oleh

Yayasan Lontar. Buku ini mengulas tentang

sejarah, struktur, ragam gerak, penokohan,

karakteristik, tata rias, tata busana,

pengguanaan suara dan bahasa, makna gerak

serta semua hal yang berkaitan dengan

dramatari Gambuh Batuan dan Pedungan.

Selain menggunakan sumber belajar berupa

buku, proses pembelajaran tari Condong

Gambuh di Sanggar Satriya Lelana desa

Batuan juga berpedoman pada hal-hal yang

telah diwariskan oleh para leluhur secara turun temurun, sehingga warisan tersebut

tetap terjaga dan tidak tergerus oleh

perkmbangan zaman. Media pembelajaran

merupakan alat yang digunakan dalam

proses pembelajaran guna memperlancar

proses penyampaian materi dari guru kepada

peserta didik. Khususnya dalam praktik seni

tari media sangat penting untuk merangsang

dan mempermudah peserta didik mengingat

gerak karena dapat mendengar langsung

iringan tari serta aksen-aksen dalam tarian

tersebut. Proses pembelajaran tari Condong

Gambuh di Sanggar Satriya Lelana Desa

Batuan menggunakan media pembelajaran

berupa Tape Recorder dan kaset pita

rekaman musik iringan drama tari gambuh. (3)Materi pembelajaran merupakan unsur

inti dalam proses pembelajaran, materi

pembelajaran diupayakan agar semaksimal

mungkin dapat dikuasai oleh peserta didik.

Sanggar Satriya Lelana desa Batuan dalam

proses pembelajarannya mengkhusus pada

pembelajaran seni tari, baik tari lepas, tari

sakral, tari kreasi baru, serta tari klasik

khususnya dramatari Gambuh desa Batuan.

Dramatari gambuh dipilih sebagai salah satu

materi pembelajaran dikarenakan dramatari

gambuh merupakan akar dari kesenian di

Bali, serta gerak-gerak yang terdapat dalam

dramatari Gambuh juga merupakan dasar

dari gerakan tari Bali pada umumnya, selain

menguasai gerakan tari dalam membawakan

Page 10: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

10

dramatari gambuh penari juga dituntut untuk

menguasai seni pengolahan vocal dan

penguasaan bahasa kawi (jawa kuno), oleh

karena itu pembelajaran dramatari gambuh

di Sanggar Satriya Lelana memberikan

pengalaman khusus pada peserta didik yang

nantinya akan berguna bagi mereka di masa

depan. Metode merupakan suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan. Dalam kegiatan

pembelajaran, metode diperlukan oleh guru

dengan penggunaan yang bervariasi sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai (Sutikno,

2013.36). Metode pembelajaran tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan, Sukawati, Gianyar

menggunakan beberapa metode dalam

penyampaian materi yaitu: metode ceramah,

metode demonstrasi. Metode imitasi dan

metode Tanya jawab. a) Metode Ceramah

merupakan metode pembelajaran yang

menggambarkan struktur penyampaian

berupa penyampaian informasi tentang tari

dari guru kepada peserta didik. Pada proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan Gianyar

metode ceramah digunakan baik dalam

membuka pembelajaran, pada saat proses

pembelajaran sedang berlangsung yaitu pada

saat guru menjelaskan ragam gerak serta

gambaran umum tentang materi tari

Condong Gambuh, dan dalam menutup

pembelajaran. metode ceramah digunakan

bertujuan agar peserta didik lebih

memahami materi pembelajaran dan

memaksimalkan daya ingat mengenai tari

Condong Gambuh tersebut. Mengingat tari

Condong Gambuh sangat sulit diingat antara

gerak, musik iringannya dan vocal. b)

Metode Demonstrasi adalah suatu cara

penyajian informasi dengan

mempertunjukkan tentang cara melakukan

sesuatu disertai penjelasan secara visual dari

proses dengan jelas. Metode demonstrasi

digunakan untuk menjelaskan bagian gerak

dan vocal yang sulit dijelaskan dengan kata-

kata. Seperti intonasi lagu serta teknik gerak

dan menujukkan kepada peserta didik

bagaimana melakukan setiap gerakan

dengan teknik yang benar. Metode ini

digunakan dalam pembelajaran tari Condong

Gambuh pada saat penyampaian teknik

dasar gerak dan intonasi vocal. c) Metode

Imitasi merupakan aktivitas siswa

menirukan gerakan yang dilakukan oleh

guru didepan kelas. Metode ini juga

digunakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung yaitu ketika guru memberikan

contoh gerak atau teknik vokal didepan

kelas, yang kemudian ditirukan oleh peserta

didik. Hal ini pula yang terjadi dalam proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan. Pada

saat guru memberikan contoh salah satu

ragam gerak tari Condong Gambuh peserta

didik dengan sesame menirukan gerakan

secara berulang-ulang. Begitupula dengan

pembelajaran teknik vocal peserta didik

harus memperhatikan terlebih dahulu contoh

dari guru, agar nantinya dapat memahami

dan melantunkan vocal dengan teknik yang

baik dan benar. d) Metode Tanya jawab

adalah suatu cara penyajian pembelajaran

dalam bentuk pertanyaan yang harus

dijawab. Dari guru kepada peserta didik atau

sebaliknya. Tujuan dari metode ini adalh

untuk mengetahui tingkat pemahaman

peserta didik terhadap materi pembeajaran.

Memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk berkomentar dan memberikan kesan

mengenai proses pembelajaran. Pada tahap

ini guru dapat mengukur tingkat pemahaman

peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung. (4) Guru sebagai sumber

belajar sekaligus sebagai mediator yang

mentransfer ilmu pengetahuan kepada

peserta didik. Guru merupakan salah satu

factor penentu keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Dalam pelatihan tari Condong

Gambuh, guru yang memberikan materi

berupa teknik dasar gerak, gerak tari

Condong Gaambuh teknik intonasi vocal

Page 11: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

11

dan kata-kata yang akan di ucapkan oleh

tokoh Condong dalam dramatari Gambuh.

Guru yang membina tari Condong Gambuh

di sanggar Seni Satriya Lelana Batuan yaitu

bapak I Wayan Budiarsa Peserta didik

merupakan subjek pembelajaran. Peserta

didik yang mengikuti pembelajaran tari

Condong Gambuh di sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan, Sukawati, Gianyar kurang

lebih 50 orang. Sebagian besar peserta didik

berasal dari Banjar Pekandelan Desa Batuan

serta beberapa dari kecamatan lain di

Gianyar. Proses pembelajaran dilakukan

satu minggu sekali, jumblah siswa yang

datang tidak menentu, hal ini disebabkan

oleh kegiatan diluar sanggar yang diikuti

oleh peserta didik tersebut. Kegiatan yang

dimaksud seperti les pelajaran, kegiatan

sekolah maupun kegiatan keluarga serta

kegiatan lainya. Dalam proses pembelajan

tari Condong Gambuh di Sanggar Seni

satriya Lelana dipungut biaya latihan

sebanyak 5.000 per-sekali latihan. uang

tersebut digunakan untuk pembayaran

listrik, pengelolaan tempat serta kebutuhan

lain

b. Tahap Penyampaian (presentation)

Peneliti melakukan observasi langsung pada

saat proses pembelajaran berlangsung, untuk

mengetahui proses penyampaian materi pada

tari Condong Gambuh di Sanggar Seni

Satriya Lelana Batuan Gianyar. Pada

kegiatan penyampaian dibagi menjadi 3

(tiga) yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan

kegiatan akhir. Masing-masing dengan

alokasi waktu 15 menit, 90 menit, dan 15

menit. Jadi pembelajaran berlangsung

selama 120 menit (2 jam) untuk setiap

pertemuan. Berikut masing-masing tahap

kegiatan penyampaian sebagai berikut: (1)

Kegiatan Awal pada kegiatan ini guru

mengawali kegiatan pembelajaran dengan

kegiatan-kegiatan seperti mengucapkan

salam, berdoa, menyiapkan media

pembelajaran, menyampaikan materi

pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

dalam tahapan ini guru memberikan dasar-

dasar teknik vokal berupa pengenalan

intonasi dan tata bahasa yang benar. Pada

penuangan materi tari, guru memberikan

teknik dasar gerak sebagai pemanasan awal.

Pada kegiatan awal guru juga memberikan

motivasi kepada peserta didik agar dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik dan

sungguh-sungguh. (2) Kegiatan

Inti Pada tahapan ini tahapa penyampaian

meliputi elaborasi, kolaborasi dan

konfirmasi. Tahap elaborasi merupakan

tahapan dimana guru menjelaskan atau

menjabarkan materi pembelajaran dengan

metode yang telah dipilih. Kolaborasi adalah

terjadinya interaksi antara guru dengan

peserta didik melalui proses pembelajaran

dan konfirmasi dan konfirmasi merupakan

penegasan atau pembenaran yang dilakukan

oleh guru untuk memberikan konsep yang

benar agar dapat melekat kuat pada ingatan

peserta didik. Berikut adalah proses interaksi

antara guru dengan peserta didik dalam

proses pembelajaran saat menyampaikan

teknik intonasi vokal, teknik gerak-gerak

dasar, dan ragam gerak tari Condong

Gambuh seperti: a)Peserta didik

memperhatikan guru dalam menjelaskan

intonasi vokal, gerak dasar tari dan ragam

gerak tari Condong Gambuh; b)Guru

mendemontrasikan di depan peserta didik

sesuai dengan tujuan penyajian dan

maknanya; c)Peserta didik mengamati dan

ikut memperagakan bentuk penyajian tari

Condong Gambuh yang diperagakan oleh

guru; d)Melakukan tanya jawab tentang

bentuk penyajian tari Condong Gambuh

yang kurang dimengerti dan atau dipahami

oleh peserta didik. Tahap selanjutnya, guru

memulai pembelajaran dengan

memantapkan intonasi vokal, gerak dasar

dan penghapalan ragam gerak tari Condong

Gambuh, kemudian dilanjutkan proses

pembelajaran dengan musik iringan

menggunakan metode demontrasi. Jika

peserta didik dilihat sudah mampu

Page 12: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

12

memperagakan gerak tari Condong

Gambuh, guru akan memberikan peserta

didik latihan mandiri namun guru tetap

memantau gerakan peserta didik. Guru dapat

mengoreksi intonasi vokal, ragam gerak tari

Condong Gambuh yang dianggap kuran

tepat oleh guru. Ketika peserta didik kurang

paham tentang materi pembelajaran, guru

akan menjelaskan kembali dan mengulang

sampai peserta didik benar-benar paham dan

mengerti. (3) Kegiatan AkhirPada kegiatan

akhir yang dilakukan guru dalam

pembelajaran tari Condong Gambuh

deisanggar Seni Satriya Lelana Batuan,

Sukawati, Gianyar yaitu: a)Guru

mengumpulkan seluruh peserta didik untuk

menegaskan kembali pembelajaran yang

telah berlangsung untuk meningkatkan

kegiatan belajar peserta didik; b)guru

mengadakan tanya jawab sebelum

pembelajaran diakhiri dengan menggunakan

metode tanya jawab; c)Guru memberikan

pengumuman mengenai latihan selanjutnya,

guru melakukan absen kehadiran peserta

didik, dan guru menutup pembelajaran

dengan salam.

c. Tahap Latihan Pembelajaran tari Condong

Gambuh di Sanggar Seni Satriya Lelana

Batuan dilakukan dengan cara bertahap.

Dalam materi pembelajaran sangat banyak

yang perlu diketahui oleh peserta didik baik

dari gerak dasar tari Condong gambuh,

Ragam gerak tari Condong Gambuh, pola

lantai, hingga intonasi vokal. Tahap latihan

yang diberikaan oleh guru di sanggar ini

yaitu memperkenalkan gerak-gerak dasar

yang terdapat dalam tari Condong Gambuh

Batuan sebagai pemasan awal sebelum

masuk ke materi ragam gerak Tari Condong

Gambuh. Setelah pemanasan selesai peserta

didik diajarkan intonasi vokal atau kata-kata

yang akan diucapkan pada saat menarikan

tari Condong Gambuh. Berdasarkan hasil

wawancara, intonasi vokal diajarkan terlebih

dahulu karena materi tersebut dianggap

paling susah. Selain menghafalkan kata-

kata, para penari harus menyesuaikan

intonasi vokal (logat) yang sudah ditetapkan

turun-temurun. Setelah peserta didik sudah

menguasai intonasi dan kata-kata ucapan,

dilanjutkan dengan penuangan gerak serta

pola lantai. Dalam penuangan gerak

memerlukan waktu yang cukup lama,

mengingat gerak tari Condong Gambuh

masih sangat berpatokan dengan pakem-

pakem tari yang sudah ada dan tari Condong

Gambuh merupakan tari klasik yang sangat

sulit untuk dipelajarai. Selain gerak tari yang

cukup sulit, untuk menggabungkan gerak

tari dengan musik iringan juga memerlukan

waktu yang cukup lama karena untuk

mendengarkan tempo atau angsel musik

sangatlah sulit dan memang harus

dihafalkan serta dipahami dengan benar.

d. Tahap Penampilan (Performance) Tujuan

tahap penampilan adalah untuk memastikan

bahwa materi pembelajaran tetap melekat

dan berhasil diterapkan. Pada tahap ini dapat

diketahui sejauh mana kemampuan peserta

didik dari segi pementasan nonformal

dimana peserta didik dilihat dari keseharian

dan disiapkan untuk acara ngayah,

sedangkan pementasan formal dilakukan

pada saat acara kenaikan tingkat untuk dapat

mengetahui sejauh mana peserta didik

memahami tari Condong Gambuh tersebut.

Selain itu untuk merangsang minat peserta

didik agar daya tarik latihan lebih

ditingkatkan. Tari Condong Gambuh anak-

anak ini sudah beberapa kali dipentaskan

dan sudah memiliki lima (5) Generasi penari

Condong Gambuh.

Faktor-faktor yang Mendukung Proses

Pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan.

Faktor-faktor yang mendukung

proses pembelajaran tari Condong Gambuh

ada dua (2), factor internal dan factor

eksternal. Factor internal adalah factor yang

ada dalam diri individu yang sedang belajar,

sedangkan factor eksternal adalah factor

Page 13: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

13

yang ada di luar individu yang sedang

belajar. Kedua factor tersebut sangat

berpengaruh terhadap hasil pembelajaran

yang ingin dicapai oleh setiap individu.

Faktor Internal;1) Faktor Minat peserta

didik sangat berpengaruh dengan proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan.

Dengan peserta didik yang memiliki minat

untuk mempelajari tari Condong Gambuh,

maka guru akan lebih mudah untuk

menuangkan materi dan memberi

pemahaman tentang tehnik vokal, gerak-

gerak dan pola lantai yang sudah ada. Minat

peserta didik dapat mendorong keinginan

untuk mempelajari materi yang diberikan

oleh guru karena peserta didik merasa

senang mempelajarinya, walaupun dengan

gerakan dan teknik vokal yang susah untuk

dihapal serta dipahami dan materi yang

dapat dikatakan jarang mereka temui pada

tari-tari lainnya; 2) Faktor Kesiapan

merupakan kesediaan untuk memberikan

respon atau bereaksi. Pembelajaran akan

berjalan dengan baik jika peserta didik siap

menerima materi yang akan disampaikan.

Kesiapan peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan sangat

mendukung, karena peserta didik hadir

untuk mengikuti pembelajaran di Sanggar

Seni satriya Lelana dengan keadaan siap

untuk menerima materi pembelajaran,

kelihatan dari antusias dan keseriusan

peserta didik dalam mendengarkan dan

mempraktekan materi tari Condong Gambuh

yang diberikan; 3) Faktor Bakat Peserta

didik yang mengikuti proses pembelajaran

tari Condong Gambuh di Sanggar Seni

Satriya Lelana Batuan ini rata-rata memiliki

bakat dalam hal menari. Hal ini dapat dilihat

dari cepatnya daya serap peserta didik dalam

menerima setiap gerakan yang dituangkan

oleh guru. Namun ada juga beberapa peserta

didik yang memiliki daya tangkap lemah,

tetapi semua itu ditutupi dengan semangat

yang tinggi dalam mengikuti latihan.

sehingga tidak ada peserta didik yang

ketinggalan terlalu jauh dari teman-

temannya.

Faktor Eksternal

1)Guru atau pelatih menjadi komponen yang

mutlak ada ketika mejalankan sebuah

pembelajaran. Di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan, memiliki sosok guru yang

berkualitas daam mengajarkan tari Condong

Gambuh. Beliau bernama I Wayan Budiarsa.

Beliau merupakan anak dari Alm. I Made

Bukel merupakan tokoh seniman

pegambuhan di Desa Batuan. Bapak wayan

Budiarsa mengatakan bahwa melatih di

sanggar Seni satriya Lelana merupakan

salah satu kewajiban beliau untuk

melestarikan dan tetap menjaga pakem-

pakem gerak pegambuhan yang sudah

diwariskan oleh ayah beliau. Hal ini juga

merupakan tanggung jawab beliau untuk

tetap mejaga dan melestarikan kesenian

klasik khas Desa Batuan agar ada generasi

muda penerus dikemudian hari; 2) Faktor

Sarana dan prasarana merupakan hal yang

sangat penting dalam mendukung proses

pembelajaran apapun. Sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan ini sudah memadai dalam hal

melaksanakan proses pembelajaran tari

Condong Gambuh. Sanggar ini memiliki

tempat latihan yang sanggat memadai untuk

menampung anak-anak yang mengikuti

proses pembelajaran tari Condong Gambuh.

Selain itu sanggar ini juga memiliki satu set

Instrumen pegambuhan sehingga

memudahkan dalam hal menyesuaikan

antara gerak tari dengan musik ketika semua

materi pembelajaran sudah rampung.

Faktor yang menghambat proses

Pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni satriya Lelana Batuan. Faktor Internal

Page 14: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

14

1)Factor bakat Kemampuan peserta didik

yang tidak sama menjadi hambatan dalam

proses pembelajaran tari Condong Gambuh.

Terutama saat membawakan intonasi vokal

ucap-ucapan, beberapa peserta didik ada

yang malu-malu untuk mengeluarkan suara

yang lepas. Selain vokal, gerak yang cukup

rumit dan masih sangat berpatokan dengan

pakem-pakem gerak terdahulu sangat

menyulitkan bagi anak-anak untuk

menghapal dan mengingat gerakan tari

Condong Gambuh tersebut.

Menggambungkan antara gerak dengan

musik iringan juga sangat sulit karena harus

memecah konsentrasi anatara vokal, gerak

dan musik iringan mengingat para peserta

didik adalah anak-anak. Menurut hasil

wawancara dengan Bapak I Wayan Budiarsa

di kediamannya, pada tanggal 18 Januari

2018 beliau menyatakan bahwa salah satu

kesulitan yang dilihat adalah kesulitan para

peserta didik mendengarkan melodi dan

aksen musik yang kurang jelas mengingat

instrument gambuh beda dari musik tari

pada umumnya.

Faktor Eksternal 1)Jarak dan Waktu merupakan salah satu hal

yang menjadi penghambat dari proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan. Peserta

didik sanggar yang tidak hanya berasal dari

Desa Batuan, tentu memiliki jarak tembuh

dan waktu yang berbeda untuk menuju ke

sanggar. Hal tersebut membuat beberapa

peserta didik terlambat untuk mengikuti

pembelajaran tari Condong Gambuh

tersebut. Selain itu kegiatan-kegiatan

sekolah yang sifatnya mendadak akan

menyebabkan keterlambatan dalam proses

pembelajaran tari Condong Gambuh.

PENUTUP

Pendidikan yang didapat oleh setiap

individu melalui proses yang terdapat dalam

suatu masyarakat dan individu yang ada di

dalamnya. Penelitian ini didasari atas

ketertarikan peneliti terhadap tari Condong

Gambuh Batuan hingga pada akhirnya

peneliti akhirnya memutuskan untuk

meneliti bagaimana proses pembelajaran tari

Condong Gambuh Batuan di Sanggar Seni

satriya Lelana Batuan, Sukawati, Gianyar.

Adapun alasan memilih Sanggar Seni satriya

Lelana Batuan ini telah melahirkan seniman-

seniman muda yang berkualitas dibidang

Gambuh. Selain itu, beberapa sanggar yang

ada di Desa Batuan tidak ada yang

mengajarkan tari Gambuh pada anak-anak,

akan tetapi sanggar Seni Satriya Lelana

mampu memberikan pembelajaran Gampuh

pada anak-anak peserta didik yang

mengikuti latihan di sanggar tersebut. Dalam

proses pembelajaran tari Condong Gambuh

Batuan di sanggar Seni satriya Lelana ini,

menggunakan metode-metode yang tepat

untuk menuangkan pembelajaran tari

Condong Gambuh. Sehingga penting bagi

peneliti untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran tari Condong Gambuh di

Sanggar Seni Satriya Lelana Batuan,

Sukawati, Gianyar. Yang terakhir adalah

tidak terpungkiri juga bahwa lokasi Sanggar

Seni Satriya Lelana ini kebetulan relative

dekat dengan kediaman peneliti selain itu

peneliti memang benar-benar menyukai

pementasan Gambuh dan beberapa kali

peneliti sempat ikut berkecimpung pada

pementasan Gambuh tersebut, sehingga

dapat memudahkan peneliti dalam hal

pencarian data.

Dalam penelitian ini peneliti

mengangkat tiga pokok permasalahan yaitu:

karakter tari Condong Gambuh Batuan,

proses pembelajaran tari Condong Gambuh

Batuan, serta factor pendukung dan

penghambat dalam proses pembelajaran tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan, Sukawati, Gianyar.

Karakteristik adalah sifat khas sesuai

dengan perwatakan tertentu. Mengacu dalam

seni pertunjukan karakteristik tari Gambuh

dengan gaya gerakan lebih lugas dan lincah,

Page 15: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

15

memiliki watak keras dan tegas. Tokoh

condong berperan sebagai seorang pelayan

wanita dengan tugas menasehati dan

mengemban Raja Putri. Tokoh Condong

juga berperan sebagai penerjemah ucapan

yang berbahasa Kawi kedalam bahasa Bali.

Suara yang digunakan dalam tokoh

Condong yaitu tinggi dan nyaring dengan

tempo ucapan agak cepat. Postur tubuh yang

sesuai untuk membawakan tokoh Condong

dalam dramatari Gambuh yaitu penari yang

memiliki postur tubuh sedikit pendek, mata

agak bulat.

Prose pembelajaran tari Condong Gambuh

Batuan dibagi menjadi 4 (empat) tahap

yakni: Tahap persiapan (preparation),

mempersiapkan peserta didik, sumber

pembelajaran dengan materi tari Condong

Gambuh Batuan. Tahap penyampaian

(presentation) yaitu mengungkapkan metode

ceramah, metode demonstrasi. Metode

imitasi dan metode Tanya jawab dengan

didukung tempat untuk berlangsungnya

proses pembelajaran. Tahap latihan

(practice) yaitu proses pembelajaran

diberikan gerak-gerak dasar dan ragam

gerak tari Condong Gambuh serta intonasi

vokal yang terdapat dalam tari Condong

Gambuh Batuan. Tahap penampilan

(performance) pada tahap ini dapat

diketahui sejauh mana kemampuan siswa

dapat terukur dari pementasan ngayah

(kegiatan sosial) ataupun dalam kegiatan

kenaikan tingkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

proses pembelajaran tari Condong Gambuh

Batuan ada dua faktor yaitu factor

pendukung dan factor penghambat. Factor

pendukung proses pembelajaran tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan terdiri dari dua bagian yakni

factor internal dan eksternal. Factor internal

terdiri dari factor minat, factor kesiapan dan

factor bakat, sedangkan factor eksternal

terdiri dari factor guru atau pelatih serta

factor sarana dan prasarana. Factor

penghambat proses pembelajaran tari

Condong Gambuh di Sanggar Seni Satriya

Lelana Batuan dibagi menjadi dua bagian

yakni factor internal dan factor eksternal,

factor internal terdiri dari factor bakat,

sedangkan factor eksternal terdiri dari factor

jarak dan waktu.

DAFTAR RUJUKAN

Annurahman, 2012. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta

Bandem, I Made.1971. Pengembangan Tari

Bali. Denpasar: Akademi Seni Tari

Indonesia Denpasar

--------------,dkk. 1983. Materi Hasil

Penelitian Gerak Tari Bali. Denpasar:

Akademi Seni Tari Indonesia

Denpasar.

Dibia, I Wayan. 2013. Puspasari Seni Tari.

Denpasar: UPT. Penerbitan

ISI Denpasar

Djalantik, A. A. M. 1990. Pengantar Dasar

Ilmu Estetika Jilid I Estetika

Instrumental. Denpasar:

Sekolah Tinggi Seni

Indonesia (STSI).

-----------------------.1999.Estetika Sebuah

Pengantar. Bandung: The Ford

Fondation

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan

Anak Didik Dalam Interaksi

Edukatif. Jakarta: Rineka

Ilmu.

Djayus, Nyoman. 1980. Teori Tari Bali.

Denpasar: CV. Sumber mas

Bali.

Formaggia, Maria Cristina. 2000a. Gambuh

Drama Trai Bali: Tinjauan

Seni, Makna Emosional dan

Mistik, kata-kata dan Teks,

Musik Gambuh Desa Batuan

Page 16: STUDI TENTANG PROSES PEMBELAJARAN TARI CONDONG …

16

dan Desa Pedungan. Jakarta.

Yayasan Lontar.

________. Maria Cristina. 2000b. Gambuh

Drama Tari Bali: Wujud Seni

Pertunjukan Gambuh Desa

Batuan dan Desa Pedungan.

Jakarta: Yayasan Lontar.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara.

--------------. 2002. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta : PT.

Bumi Aksara.

Iriaji. 2008. Konsep dan Strategi

Pembelajaran Seni Budaya.

Malang: UniGayatas Negeri

Malang

Meiere, D. 2002. The Accelerated Learning

handbook : Panduan Kreatif

dan Efektif Merancang

Program Pendidikan &

Pelatihan. Bandung: Kaifa

Murgiyono, Sal. 1992. Koreografi. Jakarta:

Dirjen Pendidikan Dasar dan

Menengah Depdikbud.

Rota, ketut. 1982. Persoalan Mula Pertama

Adanya Gambuh Di Bali.

Rusman, 2017. Belajar & Pembelajaran

Berorientasi Standar proses

Pendidikan. Jakarta: PT

Kharisma Putra Utama.

Septiari, ayu. 2017. Skripsi “Studi Proses

Pembelajaran Tari Legong

Kraton Gaya Peliatan Di

Sanggar Balerung, Ubud,

Gianyar”. Program Studi

Pendidikan Sendratasik

Slemato. 2015. Belajar dan Faktor-faktor

yang mempengaruhi. Jakarta.

PT Rineka Cipta.

---------. 2010. Belajar dan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT

Rineka Cipta

Smith, Jacqueline terjemahan Suharto, Ben.

1985. Komposisi Tari Sebuah

petunjuk Praktis bagi Guru.

Yogyakarta: Ikalasti

Yogyakarta.

Soerhadjo. 2012. Pendidikan Seni Jilid II.

Universitas Negeri Malang

Fakultas Sastra Jurusan Seni

dan Desain.

Sugiyono. 2014. Metode penelitian

pendidikan. Bandung:

Afabeta

-----------. 2012. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan Hartono, Agung. 2008.

Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi

Pembelajaran Teori Dan

Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Rizz

Media.

Sutikno, M. Sobry. 2013. Belajar dan

Pembelajaran “Upaya

Kreatif dalam Mewujudkan

Pembelajaran yang

Berhasil”. Ombok: Holistica.

Yudi Setiyadi, I Wayan. 2017. Skripsi

“Studi Tentang Pembelajaran

Tari Baris Wayang Di

Pasraman Prabha Budaya,

Banjar Lumintang,

Denpasar”. Program Studi

Pendidikan Sendratasik.