studi tentang kebiasaan belajar para siswa kelas xi … · 4 motto dan persembahan hidup adalah...
TRANSCRIPT
1
STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA
STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR
S k r i p s i
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Maria Verawaty Alvares
NIM: 031114005
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELINGJURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2008
i
2
ii
3
iii
4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Hidup adalah sebuah pilihan
Hidup punya dua sisi yaitu manis & pahit yang tidak dapat
disembunyikan.
Dalam hidup tentu ada sesuatu harapan yang ingin diwujudkan.
Untuk meraih harapan itu dibutuhkan keinginan, semangat yang kuat,
perjuangan dan pengorbanan.
Jangan pernah menyerah dengan kegagalan.
Olahlah kegagalan itu menjadi tumpuan, pijakan kuat dan keyakinan yang
besar untuk meraih kesuksesan.
Tetap yakin akan kemampuan dan talenta yang Tuhan Yesus berikan
kepada kita masing-masing.
Gunakanlah segala talentamu untuk selalu berkarya baik bagi diri sendiri
maupun bagi sesama terutama bagi Tuhan Yesus Kristus.
Semangat.... semangat dan semangat..... never give up!!!
Kupersembahkan Karya Ini Untuk:
• Tuhan Yesus atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah dalam hidupku
• Papa & Mamaku tercinta yang telah mengasihiku dengan sepenuh hati
• Kedua adikku Nandez dan Etus yang kukasihi
• Keluarga besarku di Yogya, dan di Flores yang kucintai
• Almamaterku tercinta
• Sahabat-sahabatku yang tersayang yang tidak bisa kusebutkan satu persatu,
terima kasih atas segala perhatiannya
iv
5
v
6
ABSTRAK
STUDI TENTANG KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMASTELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK
BIMBINGAN BELAJAR
Maria Verawaty AlvaresUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang kebiasaan belajar parasiswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 danmengusulkan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai bagi para siswa di SMAStella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjekpenelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta TahunPelajaran 2008/2009 yang berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan adalahKuesioner Kebiasaan Belajar Siswa, yang berjumlah 76 item yang disusun olehpeneliti berdasarkan masalah penelitian dan kajian teoritis. Teknik analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah menskor jawaban subyek sesuai dengan item,mentabulasi data, menghitung Mean, Standar Deviasi, menjumlahkan skor total darimasing-masing subyek dan item serta membuat kategorisasi tingkat kebiasaan belajarpara siswa dan membuat kategorisasi skor item dalam skala berdasarkan kategorijenjang, yaitu: tinggi, sedang dan rendah, menentukan usulan topik bimbingan untukpara siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan belajar para siswa kelas XISMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah: (1) 5 orangsiswa (12%) memiliki kebiasaan belajar tinggi, (2) 35 orang siswa (88%) memilikikebiasaan belajar sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki kebiasaan belajarrendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar para siswakelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 secarakeseluruhan berada pada kategori sedang. Dari hasil penelitian ini disusun usulantopik-topik bimbingan belajar untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa, antaralain: Konsentrasi Belajar, Motivasi Belajar, Motivasi Berprestasi, PengelolaanWaktu, Gaya Belajar yang Efektif, Suasana Belajar yang Kondusif, dan PemanfaatanSarana Belajar secara Optimal.
vi
7
ABSTRACT
THE STUDY OF STUDY HABIT OF THE XI GRADE STUDENTS OFSTELLA DUCE BANTUL SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN
ACADEMIC YEAR OF 2008/2009AND THE IMPLICATION TO THE ACADEMIC GUIDANCE TOPICS
Maria Verawaty AlvaresUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2008
This study aimed to describe the study habit of the grade students of Stella DuceBantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009, and topropose academic guidance topics appropriate to the XI grade students of Stella DuceBantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009.
This research was descriptive research with survey method. The subjects of thisresearch were 40 students of the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior HighSchool Yogyakarta in academic year of 2008/2009. The instrument used was aquestionnaire of study habit and consisted of 76 item. These questionnaire wereindividually compiled by the research problems and literature review. The techniqueof data analysis in this research was conducted by scoring the answer of subject onthe items, making data table, scoring Mean, Standard Deviation, caculating total scoreof each subject and item, and categorization of the grade study habit of students andcategorization of item score in scale based on three categories i.e. high, average, andlow; and to propose the guidance topics to the XI grade students of Stella DuceBantul Senior High School Yogyakarta.
The result of this research showed that study habit of the XI grade students ofStella Duce Bantul Senior High School Yogyakarta in academic year of 2008/2009were: (1) 5 students (12%) had a high study habit, (2) 35 students (88%) had aaverage study habit, and no student (0%) had a low study habit. So the conclusionedthat study habit of the XI grade students of Stella Duce Bantul Senior High SchoolYogyakarta in academic year of 2008/2009 were almost all students include inaverage categories. Based on these research, the researcher proposed some academicguidance topics to increase the study habit of the students i.e: Consentration,Learning Motivation, Achievement Motivation, Time Management, EffectiveLearning Style, Effective Learning Situation, and The Use of Teaching LearningMedia Optimally.
vii
8
viii
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus atas segala kasih
dan karuniannya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kasih Tuhan yang selalu
menyertai dan Roh Kudus yang selalu memberi semangat dan memampukan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Disadari sepenuhnya bahwa skripsi ini berjalan dengan baik tidak berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini disampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin untuk penelitian.
2. A. Setyandari. S.Pd., S.Psi., Psikolog., M.A, Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, perhatian, masukan-masukan, dan motivasi sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. A. Supraktiknya dan Drs. H. Sigit Pawanta, SVD., M.A Dosen ahli yang
telah berkenan memberikan masukan dan yang telah dengan tekun mengoreksi
alat penelitian penulis sebelum penulis melakukan uji coba penelitian.
4. Ibu Sulastri Guru Bimbingan Konseling SMA BOPKRI Banguntapan yang
telah berkenan memberikan masukan dan izin bagi penulis untuk melakukan uji
coba penelitian di SMA BOPKRI Banguntapan.
5. Suster Louis, CB yang telah memberikan izin bagi penulis untuk mengadakan
penelitian di SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta.
ix
10
6. Para siswa SMA BOPKRI Banguntapan yang telah bersedia membantu penulis
dalam melakukan uji coba penelitian.
7. Para Siswa SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009,
yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan telah
memberikan banyak bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di
Universitas Sanata Dharma.
9. Papa dan Mama yang telah mengasihiku, merawat, mengasuh, mendidik dan
terima kasih atas perjuangannya dalam memberikan pendidikan yang terbaik
buatku.
10. Kedua adikku Vernandez Alvares dan Libertus De Umart Alvares, serta seluruh
keluarga besarku di Flores dan di Yogya yang telah menjadi inspirasi bagiku
untuk lebih baik lagi. Terima kasih atas segenap kasihmu padaku.
11. Sahabat sahabatku: Titto, James, Morriz, Vita, Wiwi, Ditha, Putri, Pitra, Alle,
Enty, Andang, Bang Uno, Iin, Pehalina, Elshinta, Mandus, Alvine, tante dan
Om Henky, adek Kelvine, teman-temanku yang ada di Surabaya (Risma kecil,
Risma besar, Arum, Dini, Mbak Hay, Dian, Arief, Hendra, Wahyu, Dema,
Ayu), Eyang Sidhi, Pak Andre, Mudika St. Mikael dan St. Agustina, D’Amor
Voice, para pendamping PIA Angelus terima kasih atas dukungan dan
motivasinya serta terima kasih atas segala bentuk bantuannya.
x
11
12. Ako: Orang yang pernah memberikan dukungan dan kasihnya untukku selama
skripsi.
13. Teman-temanku di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2003,
terima kasih atas kebersamaannya, bantuannya, dan dukungannya selama
mengikuti kuliah bersama.
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala dukungan,
perhatian dan bantuannya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
penulis selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis
xi
12
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Istilah .......................................................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 7
A. Pengertian Belajar ................................................................................... 7
xii
13
B. Kebiasaan Belajar Siswa .......................................................................... 8
C. Aspek-aspek Kebiasaan Belajar Siswa .................................................... 10
1. Sikap Belajar ...................................................................................... 10
2. Motif Belajar ...................................................................................... 12
3. Cara Belajar ...................................................................................... 14
4. Pemilihan Tempat Belajar ................................................................. 26
5. Penggunaan Sarana Belajar ............................................................. 29
D. Program Bimbingan Belajar .................................................................... 30
1. Arti Bimbingan dan Arti Program Bimbingan ................................. 30
2. Bimbingan Belajar ............................................................................. 32
3. Topik-topik Bimbingan .................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 34
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 34
B. Populasi Penelitian ................................................................................... 34
C. Instrumen Penelitian ................................................................................ 35
1. Jenis Alat Ukur ................................................................................... 35
2. Penyusunan Kuesioner ....................................................................... 36
3. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 39
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 43
1. Tahap Persiapan ................................................................................ 43
2. Tahap Pelaksanaan ............................................................................. 44
E. Teknik Analisis Data ................................................................................ 44
xiii
14
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 48
A. Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 ................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................................. 53
BAB V. USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA
KELAS XI SMA STELLA DUCE BANTUL
YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 ......................... 61
BAB VI. PENUTUP ............................................................................................. 64
A. Ringkasan ................................................................................................ 64
B. Kesimpulan ............................................................................................. 67
C. Saran ......................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
LAMPIRAN ......................................................................................................... 72
xiv
15
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Pelajaran
2008/2008 ............................................................................................. 37
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar
Para Siswa Kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta
Tahun Pelajaran
2008/2009 ............................................................................................. 38
Tabel 3. Kisi-kisi Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa untuk
Penelitian ................................................................................................ 40
Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes ........................................ 43
Tabel 5. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ................................................. 44
Tabel 6. Norma Kategori Tingkat Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta ............................................................................................. 46
Tabel 7. Norma Kategori Skor Item Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta ............................................................................................. 47
xv
16
Tabel 8. Penghitungan Persentase Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta ................................. 48
Tabel 9. Kategori Skor Item untuk tiap Aspek .................................................... 49
Tabel 10. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar
untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta ................................. 62
xvi
17
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 72
Lampiran 2. Tabulasi Penghitungan Metode Belah Dua .................................. 75
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian ...................................................................... 76
Lampiran 4. Tabulasi Data Penelitian ................................................................ 82
Lampiran 5. Penghitungan Persentase Gambaran Kebiasaan Belajar
Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta ...................................................................................... 87
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ................................................... 88
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................. 89
Lampiran 8. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ........................ 90
xvii
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya manusia membutuhkan pendidikan untuk
memperkembangkan dirinya. Pendidikan sangat dibutuhkan agar manusia mampu
menjadi pribadi yang berkualitas dan mampu mengoptimalkan dirinya. Kualitas
seseorang juga dapat dilihat dan diukur dari seberapa tinggi tingkat pendidikan
yang ditempuhnya. Pendidikan di Indonesia terdiri dari beberapa jenjang
pendidikan yaitu TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Setiap siswa berusaha untuk menjadi pribadi yang unggul dalam setiap
bidang studi. Keunggulan dalam bidang studi dapat dicapai apabila siswa belajar.
Perilaku belajar tiap siswa tentu berbeda-beda. Ada perilaku belajar siswa yang
teratur dan ada perilaku belajar siswa yang belum teratur. Perilaku belajar siswa
yang teratur dapat membantu siswa memahami dan menyerap semua ilmu yang
ada.
Apabila perilaku belajar yang teratur tersebut terus-menerus dilakukan
akan menjadi suatu pola kebiasaan belajar siswa yang baik. Siswa yang
mempunyai pola kebiasaan belajar yang telah terbentuk sejak awal akan menjadi
titik tolak keberhasilan siswa untuk meraih kesuksesan dalam belajarnya. Pola
kebiasaan belajar tersebut dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa. Motivasi
1
2
belajar yang ada pada diri siswa harus dibangkitkan dan dikembangkan terus-
menerus agar siswa dapat mengetahui dan menentukan tujuan belajar yang
hendak dicapai, menanggapi secara positif pujian atau dorongan dari orang lain,
menentukan sasaran penyelesaian tugas dan perilaku sejenisnya (Joko Susilo,
2006:59).
Siswa yang memiliki pola kebiasaan belajar yang baik dapat dilihat dari
hasil belajarnya di sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Liang Gie (2002:11)
yang menyatakan bahwa jika seorang siswa melakukan studinya secara efisien,
maka dengan suatu usaha tertentu ia akan memperoleh hasil yang terbesar. Makin
besar usaha belajar yang dikerahkan, tentu hasil studinya menjadi makin besar
pula. Efisiensi studi atau belajar yang efisien akan terwujud dengan melakukan
atau menggunakan cara-cara yang tepat seperti membaca buku pelajaran di meja
(tidak membaca buku pelajaran di atas kasur sambil tiduran), menggarisbawahi
kalimat-kalimat penting pada pagina buku yang kelak perlu dicatat dan dihafal,
menghafal bahan pelajaran sewaktu badan segar dan menghimpun catatan
pengetahuan secara tertib pada tempat tertentu (tidak acak-acakan mencatat
disembarang tempat sehingga ketika diperlukan tidak dapat ditemukan).
Liang Gie (1979:50) juga mengungkapkan bahwa keteraturan dalam
belajar hendaknya menjadi perilaku siswa setiap harinya. Buku-buku pelajaran
harus pula dipelajari setiap hari. Seorang siswa yang baik hendaknya tidak
berpendirian ingin mencapai suatu hasil tertentu dengan usaha yang kecil atau
tidak giat melakukan studi (Liang Gie, 2002:11).
3
Liang Gie (1979:18) menyatakan bahwa selama di kelas hendaknya siswa
mendengarkan uraian atau penjelasan guru dengan penuh perhatian. Siswa
sebaiknya tidak boleh bersikap acuh tak acuh. Siswa hendaknya tidak boleh
beranggapan bahwa guru tidak cukup pandai atau tidak dapat mengajar dengan
baik.
Kegiatan belajar di sekolah tidak cukup menjamin hasil belajar siswa yang
optimal. Hasil belajar yang baik akan dicapai apabila siswa tersebut turut aktif
mengolah dan merencanakan bahan pelajaran dan tidak sekedar mendengarkan
saja (Nasution:1994). Selain di sekolah siswa juga dapat melakukan kegiatan
belajarnya di luar pendidikan formal seperti lembaga pendidikan non formal, di
rumah dan lain sebagainya. Ketika berada di rumah siswa dapat melakukan
kegiatan belajarnya seperti membuat ringkasan, membaca, mempelajari ulang
materi pelajaran, dan lain sebagainya. Di rumah siswa juga dapat membuat
rencana belajar pribadi untuk mendukung perilaku belajarnya. Apabila
keteraturan ini telah benar-benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan belajar
maka sifat ini akan mempengaruhi pula jalan pikiran siswa dalam mengerti dan
menguasai ilmu (Liang Gie, 1979:49-50).
Selain itu kegiatan belajar juga dapat didukung oleh fasilitas belajar yang
cukup memadai seperti suasana tempat yang tenang, bahan dan sumber belajar
yang lengkap. Kurangnya fasilitas belajar dapat menghambat kemajuan belajar
siswa. Bahan belajar adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa dalam
4
melakukan aktivitas belajar (Imron, 1996:32). Tempat belajar adalah lingkungan
fisik tempat siswa melakukan kegiatan belajar mandiri (Imron, 1996:103).
Ada siswa-siswi SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta yang sudah
mempunyai pola kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan di rumah, ada juga
siswa yang mempunyai pola kebiasaan belajar yang belum cukup baik seperti
malas mencatat pelajaran, tidak mau mendengarkan penjelasan guru, tidur di
kelas, mengganggu teman, berbicara dengan teman sebangku pada saat pelajaran
dan lain sebagainya.
Joko Susilo (2006:148) mengungkapkan bahwa tidak semua siswa
mempunyai cara belajar yang sama walaupun mereka bersekolah di sekolah atau
bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan setiap siswa untuk memahami
dan menyerap pelajaran pasti berbeda tingkatannya yaitu ada yang cepat, sedang
dan ada pula yang sangat lambat. Maka dari itu mereka seringkali menempuh cara
yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Lebih lanjut Joko Susilo menegaskan bahwa setiap siswa mempunyai cara
belajar masing-masing untuk dapat menguasai materi yang diberikan guru.
Kebiasaan dalam belajar memang sangat menentukan sekali untuk mencapai
suatu prestasi tertentu (Joko Susilo,2006:139). Belajar hanya mungkin terjadi
apabila siswa aktif mengalami sendiri. Siswa mampu mengidentifikasi,
merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan
dan menarik kesimpulan (Joko Susilo, 2006:51-52).
5
Kurangnya disiplin diri siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya juga
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa perlu memiliki kesadaran dan
disiplin diri yang penuh dalam mengatur waktu belajarnya. Belajar setiap hari
secara teratur hanya mungkin dijalankan apabila siswa mempunyai kedisiplinan
untuk menaati rencana kerja tertentu (Liang Gie, 1979:51). Hal ini juga dapat
membantu siswa untuk mengatasi sifat malas dalam belajarnya. Oleh sebab itu,
peneliti merasa tertarik untuk melihat seberapa baik kebiasaan belajar para siswa
kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai untuk meningkatkan
kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009?
C. Batasan Istilah
a. Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku yang ditunjukkan secara rutin dan
teratur dalam rangka mempelajari bahan-bahan pelajaran dengan tujuan
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap berkaitan
dengan isi dalam mata pelajaran yang dipelajari (Ida P, 2003).
6
b. Siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran
2008/2009 adalah siswa-siswa yang terdaftar sebagai siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
c. Topik-topik bimbingan belajar adalah pokok-pokok bahasan yang
dijadikan sebagai pedoman layanan bimbingan belajar.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kebiasaan belajar para
siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran
2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Guru Bidang Studi
Mendapat informasi atau masukan dari guru pembimbing mengenai
kebiasaan belajar siswa dan mendapat informasi tentang hal-hal yang
diperlukan dalam menciptakan situasi dan kondisi belajar yang
menguntungkan.
b. Guru Pembimbing
Guru pembimbing dapat memperoleh gambaran secara umum tentang
kebiasaan belajar siswa sehingga dapat dijadikan usulan topik bimbingan
belajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Belajar
Hamalik (1983:21) menyatakan belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan
atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Liang Gie (1979:6) juga
mempunyai pandangan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan
perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran yang
sifatnya sedikit banyak permanen.
Sementara itu Ahmadi (1991:121) mengartikan belajar sebagai suatu
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan. Hal tersebut kemudian diperkuat oleh Winkel
(2004:59) yang mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan sikap. Perubahan
itu bersifat konstan dan berbekas.
Jadi belajar dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
individu yang mengakibatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam
dirinya semakin bertambah.
7
8
B. Kebiasaan Belajar Siswa
Kebiasaan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang
telah biasa dilakukan (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:135). Sementara itu
kebiasaan menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (Kathryn Redway,1992:18)
adalah suatu tendensi untuk bertindak dalam satu cara tertentu yang didapat dari
pengulangan yang sering dari tindakan yang sama.
Winkel (2004:59) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan
sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.
Setiap siswa memiliki kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Ada siswa
yang memiliki kebiasaan belajar yang baik dan ada siswa yang belum memiliki
kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan belajar adalah segenap perilaku yang
ditunjukkan secara rutin dan teratur dalam rangka mempelajari bahan-bahan
pelajaran dengan tujuan memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
sikap berkaitan dengan isi dalam mata pelajaran yang dipelajari (Ida P, 2003).
Hal ini diperkuat oleh Hamalik (1983:114) yang mengatakan bahwa
kebiasaan belajar bersifat individual, tidak bisa ditentukan sama rata setiap orang.
Siswa memiliki kewajiban untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik
sesuai dengan ketentuan sekolah. Lebih lanjut Liang Gie (1994:192) menegaskan
bahwa kebiasaan belajar siswa adalah segenap perilaku siswa yang ditunjukkan
secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan studi di sekolah.
9
Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh
setiap siswa dengan jalan latihan. Kecakapan tersebut harus digunakan sehari-hari
oleh siswa dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat
pada dirinya. Dengan memiliki kebiasaan belajar yang baik setiap usaha yang
dilakukan oleh siswa akan selalu memberikan hasil yang sangat memuaskan
(Liang Gie 1979:51-52).
Dimyati Mudjiono (1999:246) menjelaskan bahwa dalam kegiatan sehari-
hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut
misalnya belajar hanya pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan
waktu belajar dengan bermain. Kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dapat
ditemukan di sekolah yang ada di kota besar, kota kecil dan di pelosok tanah air.
Kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidakmengertian siswa pada arti
belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki apabila siswa mau berusaha
untuk mendisiplinkan diri dalam belajarnya. Pemberian penguat dalam
keberhasilan belajar juga dapat mengurangi kebiasaan kurang baik dan dapat
membangkitkan harga diri siswa.
Jadi kebiasaan belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan siswa secara
berulang-ulang, rutin dan teratur dalam mempelajari bahan-bahan pelajaran
dengan menggunakan cara-cara belajar, keterampilan dan sikap yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang dipelajari.
10
C. Aspek-aspek Kebiasaan Belajar siswa
Liang Gie (1979) juga berpendapat bahwa sikap belajar, motif belajar,
cara belajar, tempat dan jadwal belajar serta sarana dan prasarana belajar juga
dapat mempengaruhi kebiasaan belajar siswa. Cara belajar yang tepat dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Cara belajar setiap siswa tentu berbeda-beda.
Berikut ini adalah aspek-aspek kebiasaan belajar yang digunakan siswa untuk
memperoleh hasil belajarnya yang akan dijelaskan satu-persatu di bawah ini:
1. Sikap Belajar
Sikap adalah kecenderungan untuk memberi respons baik positif dan
negatif terhadap orang-orang, benda-benda atau situasi tertentu (Kartono,
1987:35). Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajaran
yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa
tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran
yang disajikan, jika diiringi dengan kebencian dapat menimbulkan kesulitan
belajar siswa tersebut.
Hal tersebut senada dengan pendapat Bruno (Muhibbin Syah,
1997:120) yang mengungkapkan sikap adalah kecenderungan yang relatif
menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau
benda tertentu. Sikap siswa terhadap kegiatan belajar dapat mempengaruhi
hasil belajarnya. Sikap tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk perhatian dan
minat siswa terhadap setiap mata pelajaran. Slameto (1997:105)
mengungkapkan bahwa perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
11
dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungan. Sementara itu perhatian menurut Ghazali (Joko Susilo, 2006:73)
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu semata-mata tertuju pada satu
obyek atau sekumpulan obyek.
Siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik apabila siswa
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa, maka muncullah kebosanan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar. Sebaliknya siswa yang menyukai suatu mata
pelajaran sekolah akan menggunakan banyak waktunya untuk melakukan
kegiatan belajar dalam mata pelajaran tersebut secara teratur dan rutin
(Slameto, 2003:73).
Lebih lanjut Liang Gie (1979:13) menegaskan bahwa setiap siswa
harus yakin bahwa ia mempunyai kemampuan untuk memperoleh hasil yang
baik dalam usaha belajarnya. Selain minat, perhatian dan keyakinan diri yang
besar, siswa juga harus memiliki keuletan dalam belajar. Jika setiap siswa
memiliki sikap belajar yang baik, maka siswa dapat memahami setiap mata
pelajaran dengan baik.
Jadi, apabila siswa memiliki perhatian dan minat yang besar terhadap
setiap mata pelajaran yang diberikan guru, maka siswa memiliki kesempatan
untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya, apabila setiap siswa tidak
mempunyai perhatian dan minat yang besar untuk mempelajari setiap mata
pelajaran dengan baik, maka hasil belajar yang diperolehnya juga kurang baik.
12
2. Motif Belajar
Motif mempunyai hubungan yang erat sekali dengan tujuan yang akan
dicapai. Dalam proses belajar perlu diperhatikan hal-hal yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang menunjang proses belajar.
Motif-motif tersebut dapat ditanamkan pada diri siswa dengan cara
memberikan latihan-latihan secara rutin dan teratur.
Motif belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong siswa
untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa mempunyai dorongan untuk
mengaktualisasikan dirinya sehingga siswa mempunyai rasa ingin tahu yang
besar, ingin memperoleh kemampuan dan kompetensi diri yang baik. Jika
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik, maka siswa akan
memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya sehingga kegiatan belajar dapat
dilakukan secara teratur.
Hal tersebut diperkuat oleh Winkel (2004:169) yang menyatakan
bahwa motif adalah daya penggerak di dalam diri orang untuk melakukan
setumpuk aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu.
Motif dikatakan murni apabila dalam diri siswa ada keinginan yang
kuat terhadap hasil belajar sendiri. Tetapi apabila motif belajar seorang siswa
terdapat di sekitar ketakutan atau ganjaran terhadap hukuman, maka dapat
dikatakan bahwa motif itu kurang murni sifatnya terhadap hasil belajar yang
diinginkan (Witherington, 1982:28). Dorongan untuk mencapai masa depan
13
berpengaruh besar dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan
hadiah.
Hal ini kemudian dipertegas lagi oleh Winkel (2004:169) yang
menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi
mencapai tujuan.
Sardiman A.M (1986:75) juga mejelaskan bahwa motivasi belajar
adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Lebih lanjut Sardiman
menegaskan bahwa peranan motivasi belajar yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensia cukup tinggi,
bisa saja gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar itu akan optimal
kalau ada motivasi yang tepat (Sardiman, 1986:75).
Senada dengan pendapat Sardiman, Winkel (2004:169) juga
berpendapat bahwa motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga siswa yang
bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar.
Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar,
tetapi juga memberikan arah yang jelas. Maka dalam bermotivasi belajar,
siswa sendiri sangat berperanan.
14
3. Cara Belajar
a. Membuat jadwal atau rencana belajar
Hamalik (1983:31) mengungkapkan bahwa rencana belajar yang
baik besar manfaatnya dan menjadi keharusan bagi setiap siswa,
manfaatnya antara lain:
1) Menjadi pedoman dan panutan dalam belajar sehingga perbuatan
belajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis.
2) Menjadi pendorong dalam belajar.
3) Menjadi alat bantu dalam belajar.
4) Rencana belajar yang baik akan membantu siswa untuk mengontrol,
menilai dan mengevaluasi sejauh mana tujuan belajar siswa tercapai.
Pengelolaan waktu setiap siswa tentu berbeda-beda karena
kebutuhan setiap siswa juga berbeda. Pengelolaan atau pengaturan waktu
belajar yang baik dapat membawa dampak yang baik pula bagi prestasi
belajar siswa. Siswa dapat mengatur waktu belajarnya, misalnya dengan
membuat jadwal belajar sendiri.
Siswa dapat menggunakan waktunya dengan efektif dan efisien
sehingga dapat segera menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik
tanpa harus menunda-nunda waktu. Sedangkan siswa yang belum dapat
mengatur waktu belajarnya dengan baik akan cenderung mempunyai
kebiasaan untuk menunda pengerjaan tugas belajar.
15
Hal ini ditegaskan kembali oleh Liang Gie (1979:61) yang
menyatakan bahwa sebagian siswa kurang dapat memanfaatkan waktunya
dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-baginya untuk bermacam-
macam keperluan, tidak menyelidiki waktu-waktu terbaik baginya untuk
belajar dan tidak mempunyai rencana belajar yang tepat.
Pembuatan rencana atau jadwal belajar hendaknya dibuat
sefleksibel mungkin agar tidak membuat siswa merasa tertekan karena
harus mengikuti jadwal tersebut. Khusus mengenai waktu yang disenangi
untuk belajar seperti pagi atau sore hari, seorang ahli yang bernama J.
Biggers (Muhhibin, 1997:138) berpendapat bahwa belajar pada pagi hari
lebih efektif daripada belajar pada waktu-waktu lainnya. Sedangkan
menurut Dunn et al (Muhhibin, 1997:138) hasil belajar itu tidak
tergantung pada waktu secara mutlak, tetapi tergantung pada pilihan
waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa. Ada siswa yang siap
belajar pada pagi hari bahkan ada pula siswa yang siap belajar pada sore
hari bahkan tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar
inilah yang menimbulkan perbedaan study time preference antara seorang
siswa dengan siswa lainnya.
Jadi, dengan adanya jadwal dan rencana belajar, siswa dapat
melihat segi-segi kekurangan diri sendiri sehingga siswa dapat berusaha
untuk memperbaiki diri sendiri.
16
b. Mengikuti pelajaran di kelas
Setiap siswa hendaknya selalu mengikuti pelajaran di kelas dengan
tertib dan tidak pernah datang terlambat di kelas. Jika siswa datang lebih
pagi, ia dapat memilih tempat duduk yang enak. Memilih tempat duduk di
bagian depan, memudahkan siswa untuk mendengar penjelasan guru
dengan jelas dan dapat menyalin tulisan guru di papan tulis dengan jelas
pula. Mengikuti pelajaran di kelas memudahkan siswa untuk mengerti
pelajaran tersebut dengan baik.
Kebiasaan memilih tempat duduk di bagian depan dapat mencegah
siswa mengantuk selama mengikuti pelajaran. Setiap siswa hendaknya
selalu mengikuti semua mata pelajaran di kelas. Sedapat mungkin siswa
tidak absen dari pelajaran. Apabila siswa memiliki kebiasaan membolos
atau malas mengikuti pelajaran, maka ketika siswa mengikuti pelajaran di
kelas siswa cenderung bersikap tidak perhatian dengan penjelasan guru.
Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa sendiri.
c. Kebiasaan mendengarkan aktif
Ahmadi (1991:125) menyatakan bahwa dalam proses belajar
mengajar di sekolah, sering ada ceramah dari guru. Tidak setiap orang
dapat memanfaatkan situasi ini untuk belajar. Apabila hal mendengarkan
para siswa tidak didorong oleh kebutuhan, motivasi dan tujuan tertentu,
maka sia-sialah pekerjaan mereka. Tujuan belajar tidak tercapai karena
tidak adanya set-set belajar yang tepat untuk belajar.
17
Set belajar adalah arah perhatian dalam interaksi bertujuan (Ahmadi
dan Widodo Supriyono, 1991:124). Selanjutnya Ahmadi dan Widodo
Supriyono menjelaskan bahwa manfaat dari set belajar adalah membuat si
pelajar mempunyai kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif
tindakan mencapai tujuan. Set belajar mengarahkan perhatian hal-hal
relevan dengan kebutuhan dan motivasi si pelajar serta menemukan
tujuan atau alternatif tindakan yang paling baik (Ahmadi dan Widodo
Supriyono, 1991:124).
Menurut Safaria (2005:172) mendengarkan aktif adalah pendengar
memahami, menangkap dan merumuskan kembali dengan kata-kata
sendiri dan pesan pembicara berupa pikiran termasuk perasaan pembicara.
Minat dan perhatian siswa untuk mendengarkan penjelasan guru di kelas
sangat dibutuhkan. Hal ini melatih kognitif siswa agar dapat menyimpan
seluruh materi pelajaran dalam ingatannya.
d. Kebiasaan membaca yang efektif
Pengetahuan tidak cukup diperoleh dengan mendengarkan guru
ketika menyampaikan materi pelajaran di kelas, melainkan juga dapat
diperoleh melalui pembaca. Ahmadi (19914:127) menjelaskan bahwa
membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Membaca
dengan set misalnya dengan mulai memperhatikan judul-judul bab, topik-
topik utama dengan berorientasi pada kebutuhan dan tujuan. Kemudian
memilih topik yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan itu. Tujuan kita
18
akan menentukan materi yang dipelajari. Siswa menentukan set untk
membuat catatan-catatan yang perlu.
Lebih lanjut Ahmadi menjelaskan bahwa material bacaan yang
bersifat teknis dan mendetail memerlukan kecepatan membaca yang
kurang (lambat), sedang material bacaan yang bersifat popular dan
impresif memerlukan kecepatan membaca yang tinggi. Membaca dengan
cepat lebih membantu dalam hal menyerap material secara lebih
komprehensif (Ahmadi, 1991:128).
Ada dua kebiasaan yang berkaitan dengan membaca yaitu kebiasaan
baik dan kebiasaan buruk; kebiasaan yang membantu dan menguatkan
membaca secara efisien dan kebiasaan yang merintangi membaca secara
efisien. Mengubah kebiasaan bukanlah tugas yang mudah. Kebiasaan
telah berakar dari dalam dan telah menjadi satu bagian dari kerutinan
(Kathryn Redway, 1992:18).
Selain itu Kathryn Redway juga menyatakan bahwa kebiasaan
membaca yang buruk atau kurang baik misalnya seperti subvokalisasi.
Subvokalisasi adalah mendengar kata-kata dalam benak kita sendiri atau
mengeja kata pada saat membaca. Hal ini merupakan suatu kebiasaan
buruk apabila sering terjadi. Mengurangi kebiasaan melakukan
subvokalisasi sesungguhnya mudah. Kebiasaan siswa membaca kata per
kata dapat mengurangi pemahaman siswa karena kata-kata itu tidak
dipahami dalam konteksnya yang menyebabkan pikiran siswa harus
19
bekerja lebih keras untuk memahami seluruh gagasan (Bobbi DePorter
dan Mike Hernacki, 2007:254). Kemudian Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki (2007:254) juga menjelaskan bahwa kebiasaan siswa membaca
dengan perlahan dapat menjadi siksaan yang sesungguhnya bagi otak
yang sangat berkembang pesat dan cepat bereaksi.
Lebih lanjut Kathryn Redway menambahkan bahwa pembaca yang
lambat cenderung menunda dan memperlambat selama mungkin. Siswa
menganggap bahwa membaca itu sebagai suatu kegiatan yang kurang
menyenangkan, suatu tugas yang melelahkan. Siswa menganggap bahwa
bacaannya sedemikian kompleks dan membingungkan sehingga tidak
tahu harus memulai dari mana (Kathryn Redway, 1992:20-22).
Dalam hal disiplin diri dalam membaca sangat dibutuhkan agar
siswa terbiasa untuk membaca. Disiplin diri diperlukan untuk
mengembangkan kebiasaan membaca yang baik sehingga kelas kebiasaan
ini dapat terlaksana secara otomatis tanpa banyak kesulitan (Liang Gie,
1979:86).
Selain itu agar siswa dapat menjadi pembaca yang baik, siswa harus
mampu meluangkan waktunya beberapa saat sebelum membaca dengan
mempersiapkan dirinya. Siswa hendaknya meluangkan beberapa saat
sebelum membaca dengan menenangkan pikirannya dan memusatkan
perhatiannya (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:254-256).
20
Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:258)
menegaskan bahwa siswa hendaknya terlebih dahulu sebelum membaca
memeriksa daftar isi, judul-judul bab, huruf-huruf dicetak tebal atau
miring, grafik dan gambar-gambar dan segala hal yang menonjol. Dengan
melakukan hal ini, siswa akan tahu apa yang diharapkan dan pikiran
siswa akan mendapatkan gagasan-gagasan baik dari gagasan-gagasan
yang diberikan.
Selain itu agar siswa dapat memahami konsep-konsep bacaan
dengan baik. Ketika membaca hendaknya siswa menggarisbawahi hal-hal
penting dengan menggunakan stabilo (Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki, 2007:266).
e. Kebiasaan mencatat yang efektif
Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting
yang pernah dipelajari orang. Mencatat dapat membantu siswa dalam
meningkatkan daya ingatnya. Kebanyakan siswa mampu mengingat
materi pelajaran dengan sangat baik ketika mereka menulis. Tanpa
mencatat dan mengulangi materi pelajaran, kebanyakan siswa hanya
mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar
kemarin (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:146-148). Lebih
lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menjelaskan bahwa pencatatan
yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu siswa
21
menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika
diperlukan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, 2007:248).
Kebiasaan mencatat membantu siswa untuk belajar memahami
materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Kebiasaan mencatat dengan
rapi juga dapat mendorong siswa untuk semangat dalam belajar. Siswa
yang memiliki kebiasaan mencatat tugas-tugas ke dalam buku agenda
akan lebih mudah mengatur rencana belajarnya. Sebaliknya jika catatan
pelajaran siswa tidak teratur, maka akan memberikan pengaruh yang
kurang baik dan akan mengurangi semangat belajarnya (Hamalik,
1983:40).
Sementara itu Ahmadi (1991:127) menyatakan bahwa tidak setiap
aktivitas mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat
menurun, menjiplak atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai
aktivitas belajar. Lebih lanjut Ahmadi akan menjelaskan bahwa mencatat
juga termasuk sebagai aktivitas belajar apabila dalam mencatat itu siswa
menyadari kebutuhan dan tujuannya serta menggunakan set tertentu agar
catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Mencatat
dengan menggunakan set tertentu akan dapat dipergunakan sewaktu-
waktu tanpa ada kesulitan. Jika tanpa ada set belajar, maka catatan yang
kita buat tidak sesuai dengan apa yang semestinya dicatat.
Ahmadi juga menegaskan kembali bahwa catatan-catatan tidak
hanya sekedar berupa fakta-fakta, melainkan terdiri atas materi apapun
22
yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan informasi bagi
perkembangan pribadi siswa (1991:127).
Kebiasaan membuat catatan dengan meringkas juga merupakan
aktivitas belajar. Hal ini ditegaskan kembali oleh Liang Gie (1979:106)
yang menyatakan bahwa dalam membuat ringkasan, siswa berusaha
mengambil intisari suatu uraian atau pokok pikiran. Kemudian intisari itu
dituliskan dengan singkat dengan menggunakan kata-kata sendiri serta
dihubungkan dengan pokok-pokok pikiran lainnya yang juga telah
diringkasnya.
Kebiasaan meringkas membantu siswa dalam hal mengingat atau
mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang
(Ahmadi, 1991:128). Siswa yang mempunyai kebiasaan membuat
ringkasan akan selalu mempunyai persiapan diri yang baik ketika akan
menghadapi ujian. Agar dapat membuat ringkasan yang baik, maka siswa
harus benar-benar mengerti uraian yang akan diringkasnya yaitu pokok-
pokok pikiran dalam setiap uraian tersebut beserta hubungan antara yang
satu dengan yang lain.
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:152-158)
mengungkapkan bahwa salah satu teknik pencatatan yang efektif adalah
menggunakan peta pikiran. Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan
keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis
23
lainnya untuk membentuk kesan. Peta pikiran sangat baik untuk
merencanakan dan mengatur pelbagai hal.
Selain menjadi metode yang efektif dalam pencatatan, peta pikiran
berfungsi untuk pekerjaan-pekerjaan lainnya. Peta pikiran juga ideal
untuk menulis dan mengingat presentasi yang harus siswa lakukan karena
siswa dapat meringkas keseluruhan isi presentasi dalam satu halaman.
Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2007:160)
menjelaskan bahwa catatan Tulis dan Susun juga merupakan salah satu
metode yang efektif dalam pencatatan. Penulisan catatan adalah
mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang pembicara atau guru
seraya menuliskan poin-poin utamanya. Penyusunan-catatan berarti
menuliskan pemikiran dan kesan siswa sendiri sambil mendengarkan
materi yang sedang disampaikan. Menurut Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki (2007:186) menulis cepat membantu siswa mengatasi masalah
lembaran kosong dan melihat kemajuan dengan segera.
f. Kebiasaan mengingat dan menghafal
Setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
mengingat materi pelajaran. Ada siswa yang mempunyai kebiasaan
menghafal pelajaran dengan cara membaca keras-keras dan ada juga
siswa yang mempunyai kebiasaan menghafal pelajaran tanpa bersuara
keras.
24
Siswa yang mempunyai kebiasaan menghafal materi pelajran
dengan membaca keras tetapi tidak menaruh perhatian penuh terhadap
apa yang dibacanya itu, memang akhirnya dapat mengingat juga pelajaran
tersebut tetapi hafalan itu dalam kurun waktu yang sangat singkat akan
mudah untuk dilupakan kembali. Hanya dengan menghafal sambil
memahami dan memperhatikan sungguh-sungguh apa yang dipelajari itu,
barulah bahan yang bersangkutan dapat ditahan di kepala untuk kurun
waktu yang cukup (Liang Gie, 1979:125).
Kebiasaan mengingat atau menghafal perlu dilakukan dan dilatih
sehingga seluruh materi pelajaran yang selalu bertambah dari waktu ke
waktu dapat terekam baik dalam otak kita dan dapat diendapkan secara
kuat dalam ingatan. Sama halnya dengan pendapat Bobbi DePorter dan
Mike Hernacki (2007:238) yang mengungkapkan bahwa siswa perlu
menggunakan kesempatan untuk melatih keterampilan memorinya
dengan sering-sering menggunakannya, bahkan untuk hal-hal yang tidak
begitu penting untuk diingat. Lebih lanjut Bobbi DePorter dan Mike
Hernacki (2007:240) menjelaskan bahwa siswa akan mengingat suatu
informasi lebih lama setiap kali mengulanginya. Kemampuan siswa
mengingat materi pelajaran merupakan keterampilan yang daya gunanya
bergantung dari praktek dan kebiasaan belajar yang baik. Ahmadi
(1991:129) menyatakan bahwa mengingat yang didasari atas kebutuhan
serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah
25
termasuk aktivitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan
dengan aktivitas-aktivitas belajar lainnya.
Sedangkan pengertian mengingat menurut Mohammad Surya
(2004:73) adalah proses menerima, menyimpan dan mengeluarkan
kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui pengamatan
kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberi tafsiran.
Mohammad Surya (2004:73) juga menjelaskan bahwa dalam otak ada (2)
dua macam tempat untuk menyimpan informasi/tanggapan/ingatan jangka
pendek (short time memory) dan ingatan jangka panjang long time
memory). Ingatan jangka pendek adalah tempat menyimpan informasi
yang akan dikeluarkan segera dalam waktu yang lebih pendek. Sedangkan
ingatan jangka panjang ialah gudang tempat menyimpan informasi untuk
masa yang cukup lama. Proses mengingat terjadi dalam tiga tahapan,
yaitu: a) tahapan perolehan informasi, b) tahapan penyimpanan jangka
pendek/jangka panjang, dan c) tahapan mengeluarkan kembali apabila
suatu waktu diperlukan.
g. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran
Kegiatan belajar ini membantu siswa untuk menguasai materi
pelajaran yang diberikan oleh guru. Kebiasaan mempelajari ulang isi
pelajaran jika dilakukan siswa secara teratur akan memudahkan siswa
dalam belajarnya. Kegiatan ini meliputi membaca kembali catatan dengan
26
hati-hati, membuat perbandingan dan pertentangan serta memberikan
analisa pada setiap kalimat atau materi pelajaran.
Catatan yang lengkap juga dapat membantu siswa mempelajari
ulang isi pelajaran dengan mudah. Apabila kebiasaan ini selalu
diterapkan, maka segala informasi mengenai materi pelajaran dapat selalu
tersimpan sehingga ketika kita membutuhkan informasi tersebut, kita
langsung dapat memunculkannya kembali dengan mudah.
h. Kebiasaan bertanya
Dalam belajar, banyak hal yang belum dimengerti oleh siswa. Siswa
masih belum dapat memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Siswa
berusaha untuk mendapatkan fakta atau kebenaran yang baik tentang
pelajaran tersebut dengan bertanya. Ketika berada di kelas, siswa
menggunakan waktunya untuk memahami apa yang disampaikan oleh
guru. Jika ada materi yang belum dimengerti, siswa akan bertanya pada
teman-temannya yang lebih mengerti ataupun pada guru yang
bersangkutan (Joko Susilo, 2006:134).
4. Pemilihan Tempat Belajar
Tempat belajar merupakan faktor yang mendukung belajar siswa.
Tempat belajar yang baik adalah lingkungan fisik yang mendukung siswa
untuk memperoleh konsentrasi selama melakukan kegiatan belajarnya
sehingga hasil belajar dapat dicapai. Tempat yang baik untuk mendukung
27
belajar siswa yaitu seperti lingkungan belajar yang jauh dari keramaian,
bersih, rapi dan memiliki penerangan cukup.
Sementara itu Joko Susilo (2006:90-92) berpendapat bahwa ada
beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa
yaitu:
a. Suara
Setiap siswa mempunyai reaksi yang berbeda-beda terhadap suara. Ada
siswa yang dapat berkonsentrasi belajar ketika berada di tempat yang
ramai bersama teman sambil mendengarkan musik keras, musik lembut
ataupun nonton tv. Mereka tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun
tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.
Tetapi ada juga siswa yang tidak dapat berkonsentrasi belajar karena
terganggu oleh suara musik atau orang banyak. Mereka akan memilih
belajar tanpa musik atau di tempat yang dianggap tenang tanpa ada suara.
b. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang dirasakan
dibandingkan pengaruh suara. Hal itu dikarenakan pencahayaan relatif
lebih mudah diatur sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Liang Gie
(1979:26) penerangan yang baik ialah apabila di atas memakai lampu
yang memberikan penerangan tak langsung untuk menerangi seluruh
kamar, sedang di atas meja memakai lampu meja yang memberikan
penerangan setengah tak langsung.
28
c. Temperatur
Reaksi setiap siswa tehadap temperatur berbeda-beda. Ada siswa yang
lebih nyaman memilih belajar di tempat yang dingin dan sejuk dan ada
siswa yang memilih tempat yang hangat untuk belajar.
d. Desain belajar
Siswa yang membutuhkan desain formal dalam belajarnya dapat
melengkapi tempat belajarnya dengan kalimat-kalimat positif, foto,
gambar atau jadwal belajar yang dapat berguna untuk meningkatkan
semangat belajarnya. Siswa yang membutuhkan desain informal dalam
belajarnya dapat melakukan kegiatan belajarnya sambil santai di kursi,
sofa atau tempat tidur.
Lingkungan yang bersifat mendukung dan dapat menstimulasi
pemikiran siswa akan sangat baik bagi kekuatan daya pikir siswa. Lingkungan
yang dapat memberikan tekanan mental dan stress akan sangat menghambat
kinerja otak siswa (Adi W. Gunawan, 2003:70). Menurut Muhibbin
(1997:138) kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan
yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja
akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya
tak pantas untuk dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu
jelas berpengaruh terhadap kegiatan belajar siswa.
Cara siswa menata perabotan, musok yang dipasang, penataan cahaya
dan bantuan visual di dinding serta papan iklan merupakan kunci-kunci yang
29
menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Dengan mengatur lingkungan,
siswa mengambil langkah utama yang efektif untuk mengatur pengalaman
belajar siswa secara keseluruhan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki,
2007:70). Penyediaan dan pemilihan ruangan tersendiri di rumah akan lebih
memudahkan siswa dalam belajarnya dan memudahkan siswa untuk
mengabaikan gangguan-gangguan (Bobbi DePorter dan Mike Hernacki,
2007:70).
5. Penggunaan Sarana Belajar
Sarana belajar yang memadai dapat menjadi faktor pendukung siswa
dalam belajar. Semakin lengkap sarana belajar, maka semakin besar pula
kemungkin siswa dapat belajar dengan baik. Setiap siswa perlu memiliki dan
menggunakan sumber bacaan, yang lengkap seperti buku catatan dan buku
pelajaran, meja, kursi belajar, kamar atau ruangan khusus untuk belajar dan
peralatan tulis yang lengkap seperti pensil, bullpen, buku tulis dan lain
sebagainya. Keterbatasan fasilitas belajar dapat menghambat kegiatan belajar
siswa.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Joko Susilo (2006:85) yang
menyatakan bahwa kebiasaan menggunakan alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa. Alat-alat pelajaran tersebut seperti buku-buku di perpustakaan,
laboratorium atau media-media lainnya. Jika alat pelajaran yang disediakan
30
lengkap dan baik maka siswa mudah menerima pelajaran dengan baik serta
dapat belajar dengan baik pula.
D. Program Bimbingan Belajar
1. Arti Bimbingan dan Arti Program Bimbingan
Winkel, Moegiadi (Winkel, 1997:67) mengartikan bimbingan:
“suatu proses pemberian bantuan atau pertanyaankepada individu dalam hal: memahami diri sendiri;menghubungkan pemahaman tentang dirinya denganlingkungannya; memilih, menentukan dan menyusunrencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dantuntutan dari lingkungan.”
Sementara itu Miller, F.W (Prayitno, 1976:38-39) mendefinisikan
bimbingan sebagai proses untuk membantu individu memperoleh pengertian
tentang diri sendiri yang perlu untuk penyesuaian diri yang maksimal di
sekolah, rumah dan masyarakat.
Kartini Kartono (1985:103) menjelaskan bahwa bimbingan merupakan
proses bantuan yang diberikan kepada individu agar ia memahami
kemampuan-kemampuan dan kelemahan-kelemahannya serta
mempergunakan pengetahuan tersebut secara efektif di dalam menghadapi
danmengatasi masalah-masalah hidupnya secara bertanggung jawab. Winkel,
Sri Hastuti (2004:91) menyatakan bahwa program bimbingan mempunyai arti
sendiri yaitu “ Rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi
dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu, misal satu tahun ajaran”.
31
Suatu program bimbingan perlu direncanakan agar pelayanan yang
diberikan kepada siswa dapat seoptimal mungkin. Kegiatan bimbingan yang
dilakukan oleh guru pembimbing ditujukan terutama kepada siswa, tetapi
dapat juga ditujukan kepada rekan tenaga kerja kependidikan dan orang tua
siswa.
Menurut Winkel (Winkel dan Sri Hastuti, 2004:116) program
bimbingan di bidang akademik memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a. Orientasi siswa baru tentang tujuan institusional isi, kurikulum
pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat dan
penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara
individual ataupun kelompok.
c. Bantuan dalam hal memilih program studi yang sesuai, kegiatan non
akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program lanjutan
di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan data mengenai data siswa tentang program studi yang
tersedia di berbagai perguruan tinggi.
e. Bantuan dalam hal kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun
jadwal belajar di rumah. Maka tenaga bimbingan harus mempunyai
pengetahuan tentang belajar, termasuk pemahaman psikologis.
f. Bantuan agar kelompok belajar dapat berjalan efektif dan efisien.
32
2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar sering disebut bimbingan akademik, yaitu
“Bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat dalam memilih
program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntutan belajar di suatu institusi belajar” (Winkel dan Sri
Hastuti, 2004:116). Belajar merupakan inti dari kegiatan pengajaran di
sekolah, maka wajiblah siswa dibimbing agar tercapai tujuan belajarnya.
Menurut Ahmadi (1991:105) tujuan bimbingan belajar adalah membantu
siswa-siswi agar mendapat penyesuaian diri yang baik di dalam situasi belajar
yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal.
Ketut Sukardi (1983:80) mengungkapkan tujuan bimbingan belajar
sebagai berikut:
a. Mencari cara yang efektif dan efisien bagi seorang anak atau sekelompok
anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku
pelajaran.
c. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.
d. Memberi informasi bagaimana memanfaatkan perpustakaan.
e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-
cita dan kondisi fisik atau kesehatannya.
f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
33
h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di
sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya di masa depan.
3. Topik-topik Bimbingan
Rangkaian topik-topik yang dimaksud dalam skripsi ini adalah topik-topik
bimbingan belajar. Topik-topik bimbingan ini dapat diusulkan setelah peneliti
mengadakan penelitian mengenai kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, populasi penelitian, alat
pengumpul data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
dengan metode survey. Menurut Arief Furchan (1982:424) survey adalah salah
satu metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi
tentang variabel yang digunakan untuk melukiskan keadaan variabel atau
membandingkan keadaan variabel dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya atau menilai keefektikan program atau untuk menyelidiki hubungan
antar variabel-variabel atau menguji hipotesis.
Dalam penelitian ini yang akan dideskripsikan adalah kebiasaan belajar
para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran
2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.
B. Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini merupakan populasi dari para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Populasi adalah
semua anggota kelompok orang, kejadian atau obyek yang telah dirumuskan
34
35
secara jelas (Furchan, 1982:189). Jumlah anggota populasi penelitian yaitu
sebanyak 40 siswa.
C. Instrumen Penelitian
1. Jenis Alat Ukur
Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data siswa
berupa Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa. Kuesioner ini disusun sendiri oleh
peneliti yang bertujuan untuk mengukur kebiasaan belajar para siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Alat ini
berupa kuesioner tertutup yang berisi pernyataan-pernyataan yang disertai
sejumlah alternatif jawaban-jawaban yang sudah disediakan (Sanapiah, 1981).
Jawaban subjek terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah
disediakan. Kuesioner terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama berisi
tentang identitas, kata pengantar, dan petunjuk pengisian. Bagian kedua berisi
tentang pernyataan–pernyataan tentang kebiasaan belajar siswa yang terdiri
dari 76 item.
Kuesioner ini terdiri atas sejumlah pernyataan favorable dan
pernyataan unfavorable. Item disebut berarah favorable bila isinya
mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur.
Sedang item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri
atribut yang diukur disebut item unfavorable. Pernyataan positif (favorable)
menunjukkan para siswa berpendapat bahwa dirinya memiliki kebiasaan
36
belajar yang baik. Pernyataan unfavorable menunjukkan para siswa
berpendapat bahwa dirinya belum/tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik.
2. Penyusunan Kuesioner
a. Alternatif Jawaban
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat
alternatif jawaban, yaitu “Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak
Setuju” (TS) dan “Sangat Tidak Setuju” (STS).
Alasan peneliti menggunakan empat alternatif jawaban adalah untuk
menghindari kemungkinan responden cenderung memilih alternatif
jawaban yang di tengah-tengah. Menurut Hadi (1990) penggunaan empat
alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang
dikandung oleh skala lima tingkat, di mana alternatif jawaban yang netral
(di tengah) mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat
memutuskan atau ragu-ragu. Tersedianya jawaban di tengah menimbulkan
kecenderungan menjawab alternatif yang netral atau yang di tengah
(Central Tendency Effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu dalam
memberikan jawaban.
b. Penentuan Skor
Untuk pernyataan favorable, alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS)
diberi skor 4, “Setuju” (S) diberi skor 3, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 2,
“Sangat Tidak Setuju” (STS) diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan
37
unfavorable, alternatif jawaban “Sangat Setuju” (SS) diberi skor 1,
“Setuju” (S) diberi skor 2, “Tidak Setuju” (TS) diberi skor 3, “Sangat
Tidak Setuju” (STS) diberi skor 4.
c. Komponen Kebiasaan Belajar
Kuesioner kebiasaan belajar siswa ini merupakan penjabaran dari
teori yang tersaji dalam Bab II seperti yang digambarkan dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Daftar Aspek Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce 3
Yogyakarta Tahun Ajaran 2008/2009
No Aspek Sub Aspek ItemFavorable Unfavorable
1. Sikap Belajar Sikap siswa terhadap mata pelajaran 1,27,53 14,40,642. Motif Belajar a.Motif intern siswa 2,28,56 15,41,79
b. Motif ekstern siswa 3,29,54 16,42,653. Cara Belajar a.Kebiasaan membuat jadwal belajar 4,30,55 17,43,66
b. Kebiasaan mengikuti pelajaran di kelas 5,31,57 18,44,67c. Kebiasaan mendengarkan aktif 6,32,59 19,46d. Kebiasaan membaca yang efektif 7,33,58,77 20,45,68,80e. Kebiasaan mencatat yang efektif 8,34,60,73 21,47,69,75f. Kebiasaan mengingat dan menghafal 9,35,78 22,51g.Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran 10,36 23,48h. Kebiasaan bertanya 11,37, 61 24,49,70
4. PemilihanTempat Belajar
Lingkungan atau tempat yang mendukungbelajar
12,38,62,74 25,50,71,76
5. PenggunaanSarana Belajar
Sumber bacaan, peralatan dan perlengkapanbelajar yang digunakan secara optimal
13,39,63 26,52,72
Jumlah 40 40
d. Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar
Sebelum instrumen atau kuesioner digunakan untuk penelitian,
peneliti mengadakan uji coba untuk mendapatkan keterangan mengenai
mutu instrumen tersebut. Sebelum diujicobakan, kuesioner terlebih dahulu
38
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan beberapa dosen ahli serta
seorang guru BK di SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta, yaitu:
1) A. Setyandari, S.Pd., Psi., M.A
2) Dr. A. Supratiknya
3) Drs. H. Sigit Pawanta, SVD. M.A
4) Sulastri
Setelah kuesioner dikonsultasikan dan dikoreksi oleh beberapa dosen
ahli, seorang guru BK dan dosen pembimbing, peneliti memperbaiki
kuesioner dan kemudian diijinkan untuk melakukan ujicoba di SMA
BOPKRI Banguntapan Yogyakarta.
Uji coba kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa lama
waktu yang diperlukan responden untuk mengerjakan kuesioner,
mengetahui apakah responden memahami maksud pernyataan, dan untuk
menemukan kekurangan atau masalah yang mungkin timbul sehubungan
dengan kuesioner tersebut. Uji coba kuesioner dilaksanakan di kelas XI
SMA BOPKRI Banguntapan. Jadwal pelaksanaan uji coba kuesioner
disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2.Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Kuesioner Kebiasaan Belajar Para Siswa
Kelas XI SMA BOPKRI Banguntapan YogyakartaKelas Tanggal Pelaksanaan
Uji CobaJumlah Siswa
yang HadirJumlah Siswa
yang Tidak HadirXI IPA 24 Mei 2008 13 -XI IPS 27 Mei 2008 21 3
Jumlah Total 34 3
39
Jumlah keseluruhan responden yaitu 34 siswa (telah memenuhi
syarat statistik yaitu N minimal = 30 (Furchan, 2005:204)).
Waktu yang diperlukan untuk menjawab kuesioner sekaligus
memberikan petunjuk tentang pengisian kuesioner kurang lebih 40 menit.
Jumlah item kuesioner kebiasaan belajar siswa yang diujicobakan
sebanyak 80 item.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas suatu alat ukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian alat
yang bersangkutan. Masidjo (1982:281) menjelaskan bahwa validitas
adalah taraf sampai di mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan untuk
menganalisis item adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang
menunjukkan sejauh mana isi suatu tes atau alat ukur menggambar hal-hal
yang akan diukur atau diteskan (Masidjo, 1995:243). Instrumen dikatakan
valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Proses penghitungan taraf signifikansi validitas yang ditentukan
adalah 5% dan menurut tabel nilai r Product Moment dari Pearson
(Masidjo, 1995: 262), taraf signifikansi 5% untuk N=34 didapat angka
koefisien korelasi 0,339. Dengan demikian item yang koefisien
korelasinya kurang dari 0,339 dinyatakan gugur, sebaliknya jika item yang
40
memiliki koefisien korelasi lebih atau sama dengan 0,339 maka item
tersebut sudah dianggap valid. Proses penghitungan koefisien korelasi
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
(Statistical Programme for Social Science) versi 15.
Berdasarkan hasil penghitungan yang dilakukan terhadap 80 item
kuesioner diperoleh item yang valid adalah 76 item dan 4 dinyatakan
gugur atau tidak valid. 76 item yang valid dijadikan sebagai item untuk
kuesioner penelitian. Kisi-kisi item kuesioner penelitian dapat dilihat pada
tabel 3. Hasil penghitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 3.Kisi-kisi Item Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa
untuk PenelitianNo Aspek Sub Aspek No Item
Untuk penelitian
1. Sikap Belajar Sikap siswa terhadap mata pelajaran 27,53,14,40,642. Motif Belajar a. Motif intern siswa 28,56,15,41,79
b. Motif ekstern siswa 29,54,16,42,653. Cara Belajar a. Kebiasaan membuat jadwal belajar 30,55,17,43,66
b. Kebiasaan mengikuti pelajaran di kelas 5,31,57,18,44, 67c. Kebiasaan mendengarkan aktif 6,32,59,19,46d. Kebiasaan membaca yang efektif 7,33,58,77,20,45,68,80e. Kebiasaan mencatat yang efektif 8,34,60,73,21,47,69,75f. Kebiasaan mengingat dan menghafal 9,35,78,22,51g. Kebiasaan mempelajari ulang isi pelajaran 10,36, 23,48h. Kebiasaan bertanya 11,37,61,24,49,70
4. PemilihanTempat Belajar
Lingkungan atau tempat yang mendukungbelajar
12,38,62,74,25,50,71,76
5. PenggunaanSarana Belajar
Sumber bacaan, peralatan dan perlengkapanbelajar yang digunakan secara optimal
13,39,63,26,52,72
Jumlah 76
b. Reliabilitas
Reliabiltas adalah derajat keajegan suatu alat ukur dalam mengukur
apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982). Menurut Umar (1997) reliabilitas
41
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala
yang mau diukur. Sependapat dengan Umar, Masidjo (1995:209) menyatakan
bahwa reliabilitas suatu alat ukur mampu menunjukkan konsistensi hasil
pengukuran yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian. Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk mengukur taraf reliabilitas suatu
alat ukur adalah metode belah dua (Split half method). Metode ini digunakan
untk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada
satu kelompok. Metode belah dua yang dipakai adalah berdasarkan
pengelompokan item yang bernomor gasal dan genap. Skor-skor yang berasal
dari item-item yang bernomor gasal dijadikan sebagai belahan pertama (X)
dan item-item yang bernomor genap dijadikan sebagai belahan kedua (Y).
Skor-skor yang dari belahan pertama dikorelasikan dengan skor-skor belahan
kedua. Karena hasil dari suatu tes dibagi menjadi dua bagian, maka koefisien
korelasi dari dua bagian tersebut baru mencerminkan taraf reliabilitas
setengah. Tabel penghitungan metode belah dua dapat dilihat pada lampiran
2.
rxy =})Σ(−ΝΣ{})Σ(−ΝΣ
)Σ)(Σ(−Σ2222 YYXX{
YXXYN
Keterangan:rxy : Koefisien korelasi bagian gasal dan genapX : belahan gasalY : belahan genapN : Jumlah responden.
42
rxy =²}(3614)-388354 x4(3653)²}{3397007 x{34
3614)(3653)(-34(392056)
rxy =13060996}-1320403613344409}{{13498238
13201942-13329904
rxy =43040}{153829}{1
127962
rxy =2200370016
127962
rxy =4425,148336
127962
rxy = 0,86
Rumus formula Spearman Brown:
rtt=xy1xy x2
rr
+
keterangan:rtt = Koefsien reliabilitas
rtt=0,8610,86 x2
+
rtt=1,861,72
rtt= 0,92
43
Untuk mempertegas keterandalan instrumen, Masidjo (1995:209)
mengelompokkan kualifikasi koefisien reliabilitas yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Suatu Tes
Koefisien Korelasi Klasifikasi0,91- 1,00 sangat tinggi
0,71- 0,90 Tinggi
0,41- 0,70 Cukup
0,21- 0,40 Rendah0,20- negatif Sangat rendah
Jadi, reliabilitas kuesioner termasuk sangat tinggi (0,91- 1,00).
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
Setelah peneliti mengolah data dan memperoleh hasil data dari uji
coba, peneliti kemudian menyusun kembali kuesioner kebiasaan belajar siswa
yang sudah dianggap valid. Setelah menyusun kembali kuesioner kebiasaan
belajar siswa, peneliti kembali meminta surat ijin penelitian pada pihak
Universitas Sanata Dharma. Kemudian beberapa hari sebelum penelitian
dilaksanakan, peneliti menghubungi koordinator BK SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan waktu yang tepat
untuk pelaksanaan penelitian.
44
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di ruang kelas masing-masing.
Masing-masing kelas membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit untuk
mengisi kuesioner. Jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian di setiap
kelas disajikan pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5.Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Kelas Tanggal PengumpulanData
WaktuPengumpulan Data
Jumlah Siswa
XI IPA 17 Juli 2008 07.45-08.15 13XI IPS 17 Juli 2008 08.30-09.00 27
Jumlah 40
Kuesioner penelitian dapat dilihat pada lampiran 3. Tabulasi data
penelitian dapat dilihat pada lampiran 4.
E. Teknik Analisis Data
Tahap-tahap yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Skor
Peneliti memberikan skor jawaban berdasarkan sifat item dengan kunci
jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Kemudian membuat tabulasi data
dan menghitung skor masing-masing responden serta menghitung skor
masing-masing item.
45
2. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif yang meliputi penghitungan Mean, Standar Deviasi serta
mengkategorisasikannya menurut norma yang telah ditentukan.
Pengkategorisasian disusun berdasarkan model distribusi normal dengan
kategorisasi jenjang. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan
subjek penelitian ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara
berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,
2007).
Kontinum jenjang ini disusun dengan menggunakan acuan atau norma
sebagai berikut:
Penghitungan Kategori (µ + 1,0 ) X Tinggi(µ - 1,0 ) X < (µ + 1,0 ) SedangX < (µ - 1,0 ) Rendah
Kategorisasi ini dijadikan sebagai norma atau patokan dalam
pengelompokan skor subjek penelitian berdasarkan tingkat kebiasaan
belajarnya yaitu kategori tinggi, sedang, rendah. Selanjutnya kategorisasi ini
juga dapat dijadikan patokan dalam pengelompokkan skor setiap item
penelitian. Item-item yang memiliki skor dalam kategori rendah dan sedang
akan dikembangkan menjadi usulan topik-topik bimbingan.
46
a. Kategori tingkat kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul Yogyakarta secara keseluruhan (dengan total item 76) diperoleh
melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai berikut:
X maksimum teoritik : 76 x 4 = 304X minimum teoritik : 76 x 1 = 76 Range : 304 – 76 = 228
: 228 : 6 = 38µ : (304 + 76) : 2 = 190
Kategorisasi tingkat kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta secara umum dapat dilihat dalam tabel 6.
Tabel 6.Norma Kategori Tingkat Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI
SMA Stella Duce Bantul YogyakartaPenghitungan Skor Frekuensi Kategori
(µ + 1,0 ) X228 X
228 304 5 Tinggi
(µ - 1,0 ) X< (µ + 1,0 )190 38 X < 190 + 38152 X< 228
152 227 35 Sedang
X < (µ - 1,0 )X < 190 38X < 152
0 151 - Rendah
b. Kategori skor setiap item kebiasaan belajar siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta secara keseluruhan (dengan total subjek 40
siswa) diperoleh melalui penggolongan dengan perhitungan sebagai
berikut:
X maksimum teoritik : 40 x 4 =160 X minimum teoritik : 40 x 1 = 40 Range : 160 – 40 = 120 : 120 : 6 = 20 µ : (160 + 40) : 2 = 100
47
Kategorisasi skor setiap item kebiasaan belajar para siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.Norma Kategori Skor Item Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI
SMA Stella Duce Bantul YogyakartaPenghitungan Skor Kategori
(µ + 1,0 ) Xitem120 Xitem
120 160 Tinggi
(µ - 1,0 ) Xitem< (µ + 1,0 )100 20 Xitem < 100 + 2080 Xitem< 120
80 119 Sedang
Xitem < (µ - 1,0 )Xitem < 100 20Xitem < 80
0 79 Rendah
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA
Pada bab ini akan diuraikan jawaban atas rumusan masalah penelitian yang
terdapat pada bab I, yaitu “Bagaimanakah kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009? Topik-topik bimbingan
belajar manakah yang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar para siswa kelas
XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?” Untuk dapat
menjawab kedua rumusan masalah tersebut akan disajikan hasil penelitian yang
disertai dengan pembahasan secukupnya.
A. Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Ajaran 2008/2009
Tabel 8. Penghitungan Persentase Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
Rentang Skor Frekuensi Persentase Kategori228 X(228 304)
5 12% Tinggi
152 X< 228(152 227)
35 88% Sedang
X < 152(0 151)
- 0% Rendah
48
49
Penghitungan persentase gambaran kebiasaan belajar para siswa kelas
XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta (N=40) dapat dilihat pada lampiran
5.
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa ada 5 siswa (12%)
memiliki kebiasaan belajar berkategori Tinggi, 35 siswa (88%) memiliki
kebiasaan belajar berkategori Sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang
memiliki kebiasaan belajar yang berkategori Rendah.
Selanjutnya topik-topik yang sesuai untuk para siswa ini didasarkan
pada item-item kuesioner yang memiliki kategori rendah dengan jumlah skor
antara 0-79 dan kategori sedang dengan jumlah skor antara 80-119. Skor item
kebiasaan belajar siswa dengan kategori rendah dan sedang dapat dilihat pada
tabel 9. Usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk para siswa ini akan
disajikan pada Bab VI.
Tabel 9.Kategori Skor Item untuk Tiap Aspek
No Aspek Kebiasaan Belajar Item Skor Kategori Usulan TopikBimbingan
1. SIKAP BELAJAR Konsentrasi BelajarSaya sering menganggap diri saya gagal karena tidakmampu memahami pelajaran dengan cepat dan baik
10 111 Rendah
Saya dapat memusatkan perhatian pada setiap matapelajaran.
23 95
Saya sering merasa malas ketika mempelajari matapelajaran yang saya anggap sulit.
36 84
Saya yakin dapat memahami setiap mata pelajaran denganbaik.
49 100
Saya sering merasa sulit berkonsentrasi ketika belajar dirumah.
60 86
Total 476:40=11,9
2. MOTIF BELAJAR • Motivasi Belajar• Motivasi
Berprestasia. Motif Intern Siswa1) Terkadang saya merasa tidak yakin dapat memperoleh
prestasi belajar yang baik.11 95 Rendah
50
2) Saya selalu berusaha berlatih mengerjakan latihan soal-soal dengan baik.
24 113
3) Saya kurang tertarik mencari informasi-informasi baruyang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
37 106
4) Saya rasa saya dapat memperoleh nilai yang baikapabila saya belajar dengan baik.
52 146
5) Jika saya gagal, sebenarnya hal itu karena takdirbelaka sehingga saya merasa tidak perlu berusahabelajar lebih rajin lagi.
75 144
b. Motif Ekstern Siswa1) Sikap guru yang keras atau galak membuat saya tidak
nyaman untuk belajar.12 66
2) Teman-teman saya selalu mengajak saya untuk belajarbersama di rumah.
25 92
3) Ketika jam belajar, saya lebih tertarik mengikuti ajakanteman untuk bermain daripada belajar bersama dirumah.
61 105
4) Saya hanya mau belajar jika disuruh oleh orang tua. 38 1315) Saya tertarik mengikuti les tambahan mata pelajaran
yang diberikan oleh guru.50 122
Total 1120:40=28
3. CARA BELAJARa. Kebiasaan Membuat Jadwal Belajar1) Terkadang saya suka menunda waktu untuk
menyelesaikan tugas atau PR saya.13 79 Rendah § Pengelolaan waktu
§ Gaya Belajaryang Efektif2) Saya selalu belajar teratur sesuai jadwal. 26 91
3) Saya sering merasa kesulitan mengatur waktu belajarsaya.
39 76
4) Saya selalu dapat menyelesaikan tugas sekolah/PRtepat waktu.
51 95
5) Saya sering merasa tertekan jika harus belajar rutinsesuai dengan jadwal belajar.
62 87
Total 428:40=10,7b. Kebiasaan Mengikuti Pelajaran Di Kelas1) Saya mengikuti pelajaran di kelas dengan semangat. 1 116 Rendah2) Ketika malas mengikuti pelajaran di kelas, saya pernah
berpura-pura sakit dan tidur di ruang UKS.14 133
3) Saya terbiasa datang ke sekolah tepat waktu. 27 1324) Saya pernah membolos sekolah. 40 1385) Saya sering memperhatikan penjelasan guru ketika jam
pelajaran berlangsung.53 124
6) Terkadang saya suka terlambat datang ke sekolah. 63 122Total 765 :
40=19,125c. Kebiasaan Mendengarkan Aktif1) Saya sering mengantuk ketika mendengarkan
penjelasan guru.15 90
Rendah2) Saya suka sibuk berbicara dengan teman sebangku saya
saat saya jenuh atau bosan mendengarkan penjelasanguru.
42 89
3)Setelah mendengarkan penjelasan guru, saya berusahamerumuskan kembali penjelasan materi dari gurudengan menggunakan kalimat saya sendiri.
55 100
51
4)Saya selalu berusaha mendengarkan semua penjelasanguru dengan penuh perhatian.
2 125
5) Ketika guru menjelaskan materi pelajaran yang tidaksaya sukai, saya tetap berusaha untuk mendengarkanpenjelasan guru di kelas.
28 124
Total 528:40=13,2d. Kebiasaan Membaca yang Efektif1) Saya menggunakan waktu luang saya untuk membaca
buku pelajaran.3 90 Rendah
2) Untuk mengatasi kekurangan saya dalam memahamimata pelajaran, saya suka membaca buku tentang apasaja yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.
29 103
3) Saya lebih sering menggunakan waktu luang saya untukmembaca komik atau majalah daripada membaca bukupelajaran.
41 92
4) Membaca buku pelajaran atau buku pengetahuanadalah kegiatan yang kurang menyenangkan ataumembosankan.
64 100
5) Sebelum membaca saya terbiasa memeriksa danmemperhatikan daftar isi dan judul-judul bab terlebihdahulu.
73 116
6) Saya tidak biasa membaca dengan cepat sehingga sayamembutuhkan waktu yang lama untuk memahamimateri pelajaran.
76 93
7) Saya tidak terbiasa atau tidak pernah menggarisbawahihal-hal yang penting ketika membaca buku bacaanpelajaran.
16 127
8) Saya berusaha untuk menenangkan pikiran atauberkonsentrasi terlebih dahulu sebelum membaca.
54 120
Total 841:40=21,025
e. Kebiasaan Mencatat yang Efektif1) Saya dapat mencatat pelajaran dengan baik dan rapi. 4 104
Rendah2) Saya sering mencatat intisari atau hal-hal penting darisetiap penjelasan guru di kelas.
30 114
3) Saya suka meminjam atau mencopy catatan teman daripada mencatat sendiri.
43 119
4) Ketika di rumah saya selalu berusaha meringkas bukubacaan atau pelajaran dengan baik.
56 95
5) Saya mencatat semua yang dikatakan guru di kelas dantidak mengambil point atau hal-hal penting dari setiappenjelasan guru.
65 118
6) Saya merasa tidak cukup terampil membuat ringkasanmateri pelajaran dengan baik.
71 88
7) Saya lebih suka mencatat beberapa mata pelajaran padasatu buku yang sama.
17 144
8) Setiap mata pelajaran saya catat pada buku yangberbeda.
69 142
Total 924 : 40= 23,1
f. Kebiasaan Mengingat dan Menghafal1) Saya menghafal dan mengingat pelajaran dengan cara
tanpa bersuara keras.5 100 Rendah
2) Saya membutuhkan waktu yang lama untuk mengingatatau menghafal materi pelajaran dengan baik.
18 78
52
3) Saya dapat menghafal dan mengingat pelajaran denganbaik dan cepat.
31 86
4) Saya mengingat atau menghafal pelajaran denganmembaca keras-keras.
47 125
5) Saya berusaha menghafalkan dan mengingat kata-katabaru yang saya temui ketika mempelajari buku paketpelajaran.
74 122
Total 511 : 40= 12,775
g. Kebiasaan Mempelajari Ulang Isi Pelajaran 1) Saya lebih suka menonton tv daripada mempelajari
kembali materi pelajaran.19 93 Rendah
2) Meskipun tidak ada ujian, saya selalu berusahamempelajari kembali materi pelajaran dengan penuhsemangat.
32 88
3) Catatan yanag saya buat secara lengkap memotivasiatau mendorong saya untuk mempelajari kembalimateri pelajaran.
6 120
4) Saya hanya akan mempelajari kembali materi pelajaranapabila disuruh atau diminta oleh orang tua saya.
44 121
Total 422 : 40= 10,55
h. Kebiasaan Bertanya1) Saya sering bertanya pada guru ketika saya tidak
mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru.7 115 Rendah
2) Ketika belajar di rumah, saya terbiasa mempersiapkanbeberapa pertanyaan mengenai materi pelajaran yangbelum saya pahami.
33 78
3) Saya sering merasa takut ketika ingin bertanya padaguru tentang materi pelajaran yang belum sayamengerti.
45 87
4) Saya malas mempersiapkan beberapa pertanyaanmengenai materi pelajaran yang belum saya mengerti.
66 104
5) Saya takut dianggap bodoh oleh teman jika sayabertanya pada teman tentang materi pelajaran yangbelum saya mengerti.
20 131
6) Saya selalu bertanya pada teman apabila saya belummemahami materi pelajaran tertentu.
57 128
Total 643 : 40= 16,075
4. PEMILIHAN TEMPAT BELAJAR1) Gambar, poster atau kalimat-kalimat seperti rajin pangkal
pandai membuat ruangan belajar saya menjadi semakinsempit dan kotor sehingga saya tidak nyaman untukbelajar.
21 119 Rendah Suasana Belajaryang Kondusif
2) Saya selalu menyediakan ruangan khusus untuk belajar. 34 1023) Tata letak kamar belajar, saya atur dengan baik dan rapi. 58 1174) Saya suka belajar di tempat tidur sambil tiduran. 67 865) Untuk menigkatkan semangat belajar, saya berusaha
melengkapi ruang belajar saya dengan poster-posteratau kalimat-kalimat seperti rajin pangkal pandai ataugapailah cita-citamu setinggi langit.
70 88
6) Saya sering membiarkan ruang belajar saya berantakanatau tidak rapi.
72 118
53
7) Saya biasa memilih tempat yang tenang untuk belajar. 8 1418) Saya suka memilih belajar di depan TV 46 121
Total 892 : 40= 22,3
5. PENGGUNAAN SARANA BELAJAR1) Saya selalu berusaha untuk mencari sumber bacaan
yang berkaitan dengan pengetahuan.9 101 Rendah Pemanfaatan
Sarana Belajarsecara Optimal2) Ketika jam istirahat saya memilih pergi ke kantin atau
bermain dengan teman daripada pergi ke perpustakaan.22 85
3) Ketika di perpustakaan, saya lebih suka membacamajalah daripada membaca buku-buku ilmupengetahuan.
48 93
4) Saya berusaha untuk melengkapi peralatan danperlengkapan belajar saya agar saya tetap bersemangatdalam belajar.
35 127
5) Saya menggunakan fasilitas belajar di sekolah denganbaik seperti laboratorium, perpustakaan, komputer danlain-lain.
59 133
6) Saya sering malas melengkapi peralatan danperlengkapan belajar saya.
68 128
Total 667 : 40= 16,675
B. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 memperlihatkan
bahwa tidak ada siswa (0%) yang memiliki kebiasaan belajar yang berkualifikasi
atau berkategori rendah. Terdapat 35 siswa (88%) memiliki kebiasaan belajar
berkategori sedang, 5 siswa (12%) memiliki kebiasaan belajar berkategori tinggi
(tabel 8).
Kategori pertama yakni tinggi dapat dianggap telah mencapai tingkat yang
diidealkan. Ada 5 siswa (12%) yang memiliki kebiasaan belajar tinggi. Jumlah ini
dapat dikatakan masih sedikit dari jumlah keseluruhan siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat alasan yang
dijelaskan sebelumnya bahwa kebiasaan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak
54
hal yang dialami oleh siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar tinggi
tentunya akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan siswa memiliki kebiasaan belajar tinggi, antara lain yaitu:
Pertama, sikap belajar siswa. Siswa selalu ulet dalam belajar, mampu
berkonsentrasi ketika belajar, merasa percaya diri dan yakin akan segala
kemampuan yang dimilikinya untuk mengatasi segala kesulitan belajarnya. Siswa
berani untuk bertanya kepada guru atau bahkan teman-temannya tentang materi
pelajaran yang belum dipahami. Hal ini bisa juga disebabkan oleh besarnya minat
dan perhatian siswa dalam menggunakan waktunya untuk kegiatan belajar secara
teratur dan rutin (Slameto, 2003:73).
Kedua, besarnya motivasi siswa dalam belajar. Kemungkinan hal ini bisa
terjadi karena siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mengetahui sesuatu.
Siswa senang menambah pengetahuannya. Bisa saja siswa mempunyai pemikiran
positif bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan
sangat berguna untuk masa depan. Siswa termotivasi belajar bukan karena ingin
mendapatkan nilai yang tinggi, pujian orang lain atau bahkan hadiah tetapi siswa
ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Selain itu dorongan dari lingkungan
sekitar siswa yang besar seperti orang tua dan guru dapat membantu siswa
semangat untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai
membangkitkan minat siswa dalam belajar dengan memanfaatkan motivasi
ekstrinsik dan menggunakannya dalam rangka menunjang proses interaksi belajar
mengajar di kelas (Djamarah, 2002:117).
55
Ketiga, kemungkinan siswa sudah dapat menemukan dan menerapkan
cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Siswa sudah merasa nyaman menggunakan
cara belajar yang efektif bagi dirinya. Cara ini dapat membantu siswa dalam
belajar, terutama ketika belajar di rumah. Siswa yang telah terbiasa mengikuti
cara belajar yang tepat akan meningkatkan kemampuan belajarnya
(Winkel,1996:148).
Terdapat 35 siswa (88%) yang memiliki kategori kebiasaan belajar yang
sedang. Jumlah ini dapat dikatakan sangat banyak bila dilihat dari jumlah
keseluruhan siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Siswa yang
berada pada kategori kebiasaan belajar sedang sebenarnya cukup mampu
mengatur kegiatan belajarnya dengan baik, namun masih belum optimal. Apabila
siswa cenderung bersikap acuh dan kurang mau berusaha untuk meningkatkan
belajarnya secara optimal, maka siswa dapat mengarah pada kebiasaan belajar
yang rendah. Jika hal ini benar-benar terjadi akan berpengaruh buruk pada hasil
belajar siswa.
Menurut peneliti, siswa perlu memperhatikan beberapa hal dalam usaha
untuk meningkatkan kebiasaan belajarnya agar lebih optimal karena siswa yang
berada pada kategori kebiasaan belajar sedang ini cenderung masih mengalami
beberapa hambatan dalam usaha belajarnya. Hal ini kemungkinan bisa disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain seperti:
Pertama, motivasi belajar siswa. Kurang maksimalnya motivasi dapat
menghambat siswa dalam belajarnya. Kemungkinan hal ini bisa dikarenakan
56
siswa sendiri masih belum mampu mengenal dirinya, siswa masih belum
menemukan cara yang tepat untuk belajar dan siswa masih cenderung belum
mampu menghilangkan sifat malasnya dalam belajar. Kemungkinan peranan
orang tua yang kurang maksimal dalam memperhatikan perkembangan belajar
anaknya juga dapat menjadi salah satu penghambat siswa dalam usaha
meningkatkan belajarnya.
Hal ini dipertegas oleh Hamalik (1983:118) yang menyatakan bahwa
orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan studi anaknya. Pengawasan
yang kurang dari orang tua bisa menimbulkan kecenderungan adanya kebebasan
siswa dan hal ini sangat tidak menguntungkan bagi siswa. Siswa cenderung bebas
untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan belajarnya. Hal ini bisa
membuat siswa lalai untuk belajar. Pengawasan dari orang tua tidak berarti
menekan, akan tetapi mendorong siswa ke arah kesadaran sendiri.
Beberapa hal lain yang mungkin masih menjadi penghambat belajar siswa
yang perlu diperhatikan siswa agar tidak lalai belajar, yaitu: a) siswa terlalu aktif
berorganisasi. Belajar berorganisasi baik dilakukan oleh siswa. Akan tetapi terlalu
banyak aktif berorganisasi juga kurang baik, dalam arti jika terlalu banyak aktif
berorganisasi menyebabkan siswa bisa sibuk dan lalai dalam belajarnya. Hal ini
bisa menjadi penghambat studi bagi siswa dan bisa menurunkan kebiasaan belajar
siswa karena siswa terlalu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan di luar aktivitas
belajarnya; b) siswa tidak mempunyai teman belajar bersama. Teman belajar yaitu
teman yang bisa diajak berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas belajar dan lain-lain
57
(Hamalik, 1983:119-120). Apabila siswa hanya mempunyai teman untuk bermain
saja, maka siswa akan lupa untuk melaksanakan belajarnya karena siswa lebih
tertarik membuang waktu untuk bermain daripada belajar. Hal ini kemudian
dipertegas oleh Muhhibin (1997:153) yang menyatakan bahwa kondisi
masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak
penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling
tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar
atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum
dimilikinya.
Kedua, kemungkinan siswa masih bingung menentukan cara belajar yang
tepat bagi dirinya, misalnya seperti siswa mungkin masih mengalami kesulitan
membuat jadwal belajar pribadi di rumah. Jika siswa yang berada pada kategori
kebiasaan belajar sedang ini masih belum mampu membuat jadwal belajarnya dan
kurang mempunyai keinginan untuk mengatur waktu belajarnya dengan baik,
maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya tepat
waktu dan hasil belajar yang diperoleh kurang maksimal.
Ketiga, minat dan perhatian siswa yang masih kurang dalam belajar,
misalnya seperti siswa kurang fokus mendengarkan penjelasan guru di kelas,
siswa kurang tekun membaca buku pelajaran, siswa terkadang masih malas
mencatat pelajaran dan cenderung meminjam atau mengcopy catatan teman,
siswa kurang berminat untuk bertanya kepada guru dan teman karena takut
dianggap bodoh. Hal ini dipertegas oleh Kurt Singer (1987:85) yang menyatakan
58
bahwa banyak murid yang tidak berminat untuk mengajukan pertanyaan. Mereka
sudah terlalu sering mendengar: “jangan bertanya begitu bodoh! atau “jangan
bertanya terus-menerus saja! . Hal ini dapat menimbulkan anggapan jika ingin
pintar, tak boleh mengajukan pertanyaan, pertanyaan mungkin terdengar
“bodoh , agar kesan pintar itu tidak menjadi kabur. Apabila siswa tidak dapat
menerima sikap guru yang terlalu keras, siswa cenderung merasa tertekan dan
tidak nyaman untuk belajar, maka siswa perlu belajar untuk menyesuaikan diri
dan menerima karakter gurunya. Selain itu, siswa terkadang mungkin mempunyai
pikiran bahwa apa yang sudah dipelajari di sekolah tidak perlu dipelajari ulang di
rumah karena hanya membuang waktu saja. Kemungkinan kurangnya minat siswa
mengikuti proses belajar di kelas atau siswa pernah membolos juga bisa menjadi
salah satu faktor yang menunjukkan arah kebiasaan belajar yang tidak baik.
Menurut Kurt Singer (1987:84) minat siswa terhadap mata pelajaran juga
dipengaruhi oleh guru. Murid-murid merasa senang mengikuti mata pelajaran
yang katanya mereka senangi itu. Sebaliknya ada mata pelajaran yang tidak
disukai karena dikaitkan dengan guru-guru yang tidak disenangi, karena murid-
murid mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tersebut, atau karena bahan-
bahan pelajaran tersebut tidak mempunyai sangkut paut dengan pendekatan si
anak terhadap dunia lingkungannya. Siswa perlu membiasakan diri memusatkan
perhatiannya pada tiap pelajaran walaupun siswa tidak menyukai guru-gurunya.
Keempat, pemilihan tempat belajar. Tempat belajar sangat membantu
siswa dalam belajar. Siswa memerlukan tempat khusus untuk belajar. Kebiasaan
59
siswa belajar di sembarang tempat dapat membuat siswa tidak nyaman untuk
belajar. Hal ini dipertegas oleh Djamarah (2002:207) dengan beberapa faktor
dalam keluarga yang menjadi penyebab kesulitan belajar bagi siswa yakni: a)
kurangnya sarana dan prasarana belajar. Anak tidak mempunyai tempat atau
ruangan khusus untuk belajar, maka anak belajar di mana saja seperti di dapur, di
ruang tamu atau di tempat tidur. Anak yang tidak mempunyai tempat belajar
berupa meja dan kursi tamu untuk belajar terpaksa memanfaatkan meja dan kursi
tamu untuk belajar, dan jika ada tamu dia menghindar lagi ke tempat yang lain, b)
kebiasaan dalam keluarga yang tidak menunjang, di mana kebiasaan belajar dan
kegiatan belajar tidak terjadwalkan sehingga anak melakukan kegiatan belajar jika
waktu ulangan semakin dekat dan ini merupakan kebiasaan belajar yang salah, c)
posisi anak dalam keluarga yang menyedihkan dan memprihatinkan. Orang tua
yang bersifat pilih kasih dalam memperhatikan anak, seolah-olah ada anak
kandung dan anak tiri. Anak yang berprestasi baik disanjung dan anak yang tidak
berprestasi dicemooh atau diejek. Sikap dan perilaku orang tua ini membuat anak
frustrasi dan malas belajar.
Kelima, masih kurangnya keterlibatan siswa dalam menggunakan sarana
fasilitas belajar yang ada di sekolahnya. Kemungkinan hal ini dikarenakan
terkadang siswa lebih tertarik menggunakan waktu luangnya untuk pergi ke
kantin atau bermain dengan teman daripada menyempatkan sebentar ke
perpustakaan untuk membaca buku-buku pengetahuan. Karena tidak terbiasa
pergi ke perpustakaan, ketika berada di perpustakaan siswa cenderung merasa
60
bosan. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh siswa. Siswa perlu meningkatkan
minatnya untuk menggunakan segala sarana atau fasilitas yang sudah disediakan
oleh sekolah secara maksimal. Perpustakaan dapat membantu siswa mencari dan
menemukan sumber-sumber pengetahuan lewat buku-buku.
Siswa yang memiliki kebiasaan belajar rendah berarti siswa belum
mempunyai kesadaran dan kemampuan untuk mengatur belajarnya dengan baik
dan teratur. Hal ini berarti siswa masih memiliki kebiasaan belajar yang buruk.
Siswa harus berusaha keras untuk membiasakan diri belajar dengan baik. Akan
tetapi dari hasil penelitian tidak ditemukan ada siswa yang mempunyai kebiasaan
belajar yang rendah (0%). Hal ini berarti tidak ada siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta yang mempunyai kebiasaan belajar yang rendah atau
buruk.
61
BAB V
USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR UNTUK
MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PARA SISWA KELAS XI SMA
STELLA DUCE BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Pada bab ini disajikan usulan topik-topik bimbingan yang diperlukan untuk
meningkatkan kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta sebagai implikasi hasil penelitian. Topik-topik bimbingan belajar yang
diusulkan didasarkan pada hasil penelitian tingkat kebiasaan belajar para siswa kelas
XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penyusunan usulan topik-topik bimbingan disajikan berdasarkan sub-sub aspek
yang kurang dimiliki oleh para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
dan masih perlu ditingkatkan lagi oleh siswa, terlihat dari item-item yang memiliki
skor di bawah 120 dari masing-masing item. Namun bukan berarti mengabaikan sub-
sub aspek yang telah dimiliki siswa. Diharapkan usulan topik-topik tersebut dapat
mewakili dari kelima aspek kebiasaan belajar.
Usulan topik ini bersifat terbuka dan fleksibel, artinya terbuka untuk mengalami
perubahan dan penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan siswa dan fleksibel dalam
waktu pelaksanaannya. Diharapkan usulan topik bimbingan ini dapat meningkatkan
kebiasaan belajar para siswa SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Usulan topik-
topik bimbingan disajikan dalam tabel 10.
61
62
Tabel 10.Usulan Topik-Topik Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kebiasaan
Belajar Para Siswa Kelas XISMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Aspek Topik Sub Topik TujuanPelayanan
Referensi/Sumber
SikapBelajar
KonsentrasiBelajar
a. Hal-hal yangdapatmengganggukonsentrasibelajar.
b. Usaha-usahayang perludilakukan untukdapatmeningkatkankonsentrasibelajar.
c. Konsentrasidipengaruhi olehminat.
Siswa semakinmampumeningkatkankonsentrasinyadalam belajar.
Abu, Ahmadi. 1991. Psikologi Belajar.Jakarta : Rineka Cipta.
Suharman. 2005. Psikologi Kognitif.Surabaya : Srikandi.
Motif Belajar 2.1.Motivasibelajar
a. Hal-hal yangmempengaruhimotivasi belajar.
b. Usaha-usahauntukmeningkatkanmotivasi belajarsiswa.
Siswa semakinmampumeningkatkanmotivasibelajarnya.
A.M, Sardiman. 1986. Interaksi danMotivasi Belajar Mengajar.Jakarta:CV.Rajawali.
Cremer,H.W dan Siregar, M.F. 1993.Proses Pengembangan Diri.Jakarta:Grasindo.
Djamarah, S. 2002. PsikologiBelajar.Jakarta:Rineka
Winkel, W.S 1996. PsikologiPengajaran. Jakarta:Gramedia.
2.2.Motivasiberprestasi
a. Faktor-faktoryangmempengaruhimotivasi untukberprestasi.
b. Usaha-usahauntukmeningkatkanmotivasiberprestasi.
Siswa semakintermotivasi untukmencapaiprestasi dalambelajarnya.
Cremer,H.W dan Siregar, M.F. 1993.Proses Pengembangan Diri.Jakarta:Grasindo.
Winkel, W.S. 1996. PsikologiPengajaran. Jakarta:Gramedia.
Wishnubroto, W. 1994. Kiat HidupSukses. Yogyakarta : Kanisius.
Cara Belajar 3.1. Pengelolaanwaktu
a. Manfaatmengelola waktudengan baik
b. Menyusun waktuyang tepat untukkegiatan belajardi rumah
c. Membagi waktuuntuk berbagaikegiatan secara
Siswa semakindapat mengelolawaktu belajarnyadengan baik.
Gie, Liang. 1979.Cara Belajar yangEfisien. Yogyakarta:Gajah MadaUniversity Press.
Taylor, Harlold L. 1990. ManajemenWaktu Suatu Pedoman PengelolaanWaktu yang Efektif dan Produktif.Jakarta:Binarupa Aksara.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi
63
seimbang demiperkembangandiri dan belajar
d. Caramenggunakankalenderperencanaan
Pengajaran. Jakarta:GramediaWidiasarana Indonesia.
3.2. Gaya belajaryang efektif
a. Macam-macamgaya belajaryang efektif
b. Mencari danmenemukangaya belajaryang tepat bagidirinya
c. Manfaatmenggunakan/menerapkan gayabelajar yangtepat bagi dirinyasehari-hari.
Siswa semakinmenyadari danmenemukan gayabelajar yang tepatbagi dirinya.
DePorter, Bobbi, dkk. 2007. QuantumLearning. Bandung:Kaifa.
Gie, Liang. 1979.Cara Belajar yangEfisien. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.
Gunawan, Adi W. 2003. GeniusLearning Strategy.Jakarta:PT.Gramedia PustakaUtama.
Hamalik, Oemar. 1983. Metoda Belajardan Kesulitan-kesulitan Belajar.Bandung:Tarsito.
Susilo, M. Joko. 2006. Gaya BelajarMenjadikan Makin Pintar.Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
PemilihanTempatBelajar
Suasanabelajar yangkondusif
a. Menciptakansuasana belajaryang kondusifbagi diri sendiri.
b. Menemukansuasana belajaryang tepat bagidirinya.
c. Bagaimana caramenghadapi/mengatasi suasanayang kurangmendukungdalam belajar.
Siswa semakinmampumenentukan danmenciptakanlingkungan belajaryang baik bagidirinya.
Imron, Ali. 1996. Belajar danPembelajaran. Jakarta:Pustaka Jaya.
Sukardi, DK. 1983. Bimbingan danPenyuluhan Belajar di Sekolah.Surabaya : Usaha Nasional.
PenggunaanSaranaBelajar
Pemanfaatansarana belajarsecara optimal
Pentingnyasarana/fasilitasdalam belajar
Siswa semakinmampumeningkatkanminatnyaterutama dalammemanfaatkansarana belajarsecara optimal.
Gie, Liang. 1995.Cara Belajar yangEfisien (Jilid II). Yogyakarta: GajahMada University Press.
Susilo, M. Joko. 2006. Gaya BelajarMenjadikan Makin Pintar.Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
64
BAB VI
RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas ringkasan, kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian
ringkasan memuat latar belakang masalah, landasan teori, rumusan masalah,
metodologi penelitian dan hasil penelitian. Pada bagian saran-saran memuat saran-
saran untuk pihak sekolah SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta dan bagi peneliti lain.
A. Ringkasan
Setiap siswa memiliki pola kebiasaan belajar yang berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi, antara lain: motivasi, minat dan perhatian dari diri siswa sendiri
dan lingkungan sekitar siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik
dan teratur akan memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Makin
besar usaha belajarnya, maka hasil belajarnya menjadi semakin baik pula.
Sedangkan siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang kurang baik dan teratur
akan mengalami hambatan dalam belajarnya dan hasil belajar yang
diperolehnya pun tidak maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran tentang
kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta
Tahun Pelajaran 2008/2009; (2) menyusun usulan topik-topik bimbingan belajar
64
65
yang sesuai untuk meningkatkan kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009.
Tujuan penelitian ini dituangkan ke dalam rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kebiasaan beajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce
Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
2. Topik-topik bimbingan belajar manakah yang sesuai untuk meningkatkan
kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009?
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
metode survey. Populasi penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Stella
Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 40 siswa.
Alat yang digunakan adalah “kuesioner kebiasaan belajar siswa” yang
berjumlah 76 item.
Validitas yang digunakan peneliti yaitu validitas isi. Penghitungan taraf
validitas dilakukan dengan menggunakan tabel nilai r Product Moment dari
Pearson dengan signifikansi 5% untuk N=34 diperoleh koefisien korelasi 0,339
dan juga dengan cara memberi skor pada setiap item serta mentabulasi data
dengan bantuan komputer program SPSS versi 15 for windows. Berdasarkan
hasil penghitungan yang dilakukan terhadap 80 item kuesioner kebiasaan
belajar siswa, ada 4 item dinyatakan gugur dan ada 76 item yang dinyatakan
valid.
66
Untuk mencapai taraf reliabilitas, penghitungan koefisien korelasi
dilakukan dengan metode Split Half dan kemudian dimasukkan ke dalam
formulasi dari Spearman Brown. Taraf reliabilitas uji coba kuesioner kebiasaan
belajar siswa rtt = 0,92 dan termasuk sangat tinggi (0,91-1,00).
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menskor
jawaban subyek sesuai dengan item, mentabulasi data, menghitung Mean,
Standar Deviasi, menjumlahkan skor total dari masing-masing subyek dan item,
membuat kategorisasi tingkat kebiasaan belajar para siswa dan kategorisasi skor
item dalam skala yaitu berdasarkan kategori jenjang serta menyusun usulan
topik bimbingan untuk para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta.
Persentase hasil penelitian kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA
Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 adalah sebagai
berikut:
1. 12% atau 5 siswa memiliki kategori kebiasaan belajar tinggi.
2. 88% atau 35 siswa memiliki kategori kebiasaan belajar sedang.
3. 0% atau tidak ada siswa yang memiliki kategori kebiasaan belajar rendah.
Topik-topik bimbingan yang diusulkan antara lain konsentrasi belajar,
motivasi belajar, motivasi berprestasi, pengelolaan waktu, gaya belajar yang
efektif, suasana belajar yang kondusif, pemanfaatan sarana belajar secara
optimal.
67
B. Kesimpulan
1. Tingkat kebiasaan belajar para siswa kelas XI SMA Stella Duce Bantul
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 secara keseluruhan berada pada
kategori sedang.
2. Topik-topik bimbingan yang sesuai bagi para siswa antara lain:
Konsentrasi Belajar, Motivasi Belajar, Motivasi Berprestasi, Pengelolaan
Waktu, Gaya Belajar yang Efektif, Suasana Belajar yang Kondusif,
Pemanfaatan Sarana Belajar secara Optimal.
C. Saran-saran
Berikut ini dikemukakan saran-saran kepada berbagai pihak:
1. Guru Bidang Studi
Guru bidang studi dapat bekerja sama dengan guru wali kelas dan orang
tua untuk memperhatikan belajar siswa dan berusaha untuk lebih
memahami kebutuhan siswa dalam belajarnya.
2. Guru Pembimbing
Guru pembimbing lebih memantau aktivitas belajar siswa dengan cara
aktif mencari informasi tentang kebiasaan maupun hasil belajar siswa
kepada orang tua ataupun guru wali kelas serta memberi pengarahan ataun
pendampingan atau bimbingan belajar yang sesuai dengan pertimbangan
hasil penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih
meningkatkan motivasi siswa dalam belajarnya.
68
3. Siswa
Para siswa diharapkan menyadari kebiasaan belajarnya dan dapat
meningkatkan kebiasaan belajarnya agar lebih teratur.
4. Orang Tua Siswa
Orang tua hendaknya lebih memperhatikan dan memantau kegiatan
belajar siswa yang dilakukan setiap hari di rumah. Orang tua lebih
memberi dukungan atau motivasi kepada siswa dalam kegiatan belajarnya.
5. Peneliti Lain:
Bagi peneliti lain yang hendak melanjutkan penelitian ini disarankan agar
lebih memahami kebutuhan dan kondisi subjek penelitian karena setiap
siswa mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda.
69
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, dan Supriyono, Widodo.1991. Psikologi Belajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Azwar, S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Dr. Dimyati dan Dr. Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki.2007. Quantun Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan.Bandung: PT.Mizan Pustaka.
Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Gie, Liang. 1979. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Gajah Mada University
Press.
Gie, Liang. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta:Liberty.
Gie, Liang. 1996. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.
Gie, Liang. 1996. Cara Belajar yang Efisien Edisi Kelima. Yogyakarta: PUBIB.
Gunawan, Adi.W. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta:Ikrar Mandiriabadi.
Hadi, Sutrisno.1990.Analisis Butir Instrumen Angket, Test dan Skala Nilai dengan
BASICA.Yogyakarta:Andi Offset.
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung:Remaja
Karya.
70
Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT.Dunia Pustaka Jaya.
Isdiantoro, Inovi. R.L. 2006. Deskripsi Tingkat Kesulitan Belajar yang Dialami Siswa
Kelas III SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006 dan
Implikasinya pada Usulan Topik-Topik Bimbingan Klasikal. Yogyakarta:USD.
Kartono, Kartini.1985. Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya. Jakarta:CV
Rajawali.
Masidjo, Ign.1995.Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di
Sekolah.Yogyakarta:Penerbit Kanisius.
Poerwadarminta, W.J.S. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:PN Balai
Pustaka.
Prayitno.1976.Pelayanan Bimbingan Di Sekolah. Jakarta, Medan, Surabaya,
Yogyakarta:Ghalia Indonesia.
Purwani, Christina Ida. 2003. Usulan Materi Bimbingan Klasikal bagi Siswa Kelas II
SMU Pangudi Luhur Giriwoyo Berdasarkan Masalah yang Intens Dialami pada
Tahun Ajaran 2002/2003. Yogyakarta:USD.
Redway, Kathryn. 1992. Membaca Cepat. Jakarta: PT.Pustaka Binaman Pressindo.
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:CV Rajawali.
Singer, Kurt. 1987. Membina Hasrat Belajar di Sekolah. Bandung:Remaja Karya.
Siswiranti. 2002. Survey Kesulitan Belajar yang Dialami oleh Siswa Kelas II Taman
Dewasa Yogyakarta Tahun Ajaran 2001/2002 dan Implikasinya untuk Usulan
Topik-topik Bimbingan Klasikal. Yogyakarta:USD.
71
Slameto. 1997. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka
Cipta.
Staf Yayasan cipta Loka Caraka.1979.Aku Berhasil dalam Studi.NTT: Nusa Indah.
Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah.
Surabaya : Usaha Nasional.
Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung:Pustaka
Bani Quraisy.
Susilo, Joko. M. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta:Pinus.
Syah, Muhibbin. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Karya.
Umar, H.1997.Metodologi Penelitian.Jakarta:Gramedia.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Winkel, W.S. dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi
Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Witherington, Lee. J. Cronbach.1982. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Bandung:
Jemmars.
72
LAMPIRAN 1
RELIABILITY ANALYSIS SCALE (SPLIT HALF)
Item-Total Statistics
No.Item
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
ItemDeleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
V1 297.60 262430.482 -.442 .995
V2 297.43 262279.899 -.186 .995
V3 297.00 262180.235 -.031 .995
V4 297.54 261902.667 .325 .995
V5 297.31 261767.928 .603 .995
V6 297.20 261608.459 .638 .995
V7 297.83 261323.087 .813 .995
V8 297.31 261221.810 .728 .995
V9 297.11 261088.222 .809 .995
V10 296.91 260946.845 .882 .995
V11 297.00 260760.471 .904 .995
V12 296.69 260640.987 .908 .995
V13 297.26 260364.961 .950 .995
V14 297.31 260175.928 .930 .995
V15 297.60 259946.365 .972 .995
V16 297.80 259732.106 .936 .995
V17 297.57 259595.958 .976 .995
V18 296.91 259541.434 .958 .995
V19 297.57 259232.193 .970 .995
V20 297.03 259161.558 .976 .995
73
V21 296.66 259047.350 .977 .995
V22 297.29 258770.857 .981 .995
V23 297.37 258557.652 .977 .995
V24 296.57 258541.899 .982 .995
V25 296.71 258325.681 .988 .995
V26 297.31 258045.045 .989 .995
V27 296.83 257955.029 .987 .995
V28 296.74 257794.020 .993 .995
V29 297.26 257516.550 .988 .995
V30 296.94 257400.879 .990 .995
V31 296.34 257338.173 .992 .995
V32 296.37 257162.476 .994 .995
V33 296.49 256958.022 .992 .995
V34 296.29 256819.563 .993 .995
V35 296.69 256572.987 .995 .995
V36 296.77 256373.946 .995 .995
V37 297.06 256155.585 .995 .995
V38 296.57 256060.782 .992 .995
V39 296.14 255958.185 .993 .995
V40 297.14 255613.714 .994 .995
V41 296.46 255558.491 .996 .995
V42 296.06 255450.585 .995 .995
V43 296.54 255188.667 .995 .995
V44 296.51 255017.139 .994 .995
V45 296.80 254791.871 .993 .995
V46 296.97 254585.323 .996 .995
V47 296.26 254542.079 .994 .995
V48 296.00 254413.529 .996 .995
V49 296.09 254229.257 .996 .995
V50 296.49 253973.845 .996 .995
74
V51 295.83 253921.734 .993 .995
V52 296.74 253571.314 .997 .995
V53 296.11 253513.045 .997 .995
V54 296.03 253349.146 .996 .995
V55 296.26 253128.903 .998 .995
V56 295.14 253172.538 .996 .995
V57 295.69 252876.751 .998 .995
V58 295.57 252729.252 .998 .995
V59 295.74 252523.314 .998 .995
V60 296.09 252287.022 .998 .995
V61 295.37 252243.946 .999 .995
V62 295.71 252003.269 .998 .995
V63 295.43 251878.958 .999 .995
V64 296.14 251581.244 .997 .995
V65 295.97 251428.617 .998 .995
V66 296.06 251240.350 .998 .995
V67 295.51 251176.787 .997 .995
V68 295.80 250941.694 .998 .995
V69 295.51 250845.316 .996 .995
V70 295.66 250628.526 .998 .995
V71 296.29 250352.563 .997 .995
V72 295.46 250311.844 .998 .995
V73 295.09 250195.316 .998 .995
V74 295.51 249942.022 .998 .995
V75 295.51 249774.375 .998 .995
V76 295.23 249654.358 .998 .995
V77 295.14 249494.303 .998 .995
V78 295.09 249327.904 .999 .995
V79 294.94 249186.703 .998 .995
V80 295.46 248918.608 .998 .995
75
LAMPIRAN 2
Metode Belah Dua Kuesioner Kebiasaan Belajar Siswa Kelas
XI SMA BOPKRI Banguntapan Yogyakarta
No. Skor X Y X² Y² XY
1. 223 110 113 12100 12769 124302. 206 107 99 11449 9801 105933. 225 113 112 12769 12544 126564. 206 107 99 11449 9801 105935. 214 112 102 12544 10404 114246. 236 121 115 14641 13225 139157. 210 100 110 10000 12100 110008. 183 87 96 7569 9216 83529. 199 102 97 10404 9409 9894
10. 219 110 109 12100 11881 1199011. 184 90 94 8100 8836 846012. 214 105 109 11025 11881 1144513. 206 106 100 11236 10000 1060014. 198 97 101 9409 10201 979715. 205 108 97 11664 9409 1047616 219 113 106 12769 11236 1197817. 207 102 105 10404 11025 1071018. 239 118 121 13924 14641 1427819. 208 108 100 11664 10000 1080020. 237 120 117 14400 13689 1404021. 212 110 102 12100 10404 1122022. 234 115 119 13225 14161 1368523. 278 138 140 19044 19600 1932024. 166 85 81 7225 6561 688525. 201 98 103 9604 10609 1009426. 232 117 115 13689 13225 1345527. 203 99 104 9801 10816 1029628. 230 119 111 14161 12321 1320929. 268 129 139 16641 19321 1793130. 215 106 109 11236 11881 1155431. 214 118 96 13924 9216 1132832. 185 90 95 8100 9025 855033. 192 94 98 8836 9604 921234. 199 99 100 9801 10000 9900
Jumlah =7267 X=3653
Y=3614
X²=397007
Y²=388354
XY=392056
76
LAMPIRAN 3
KUESIONER KEBIASAAN BELAJAR
Kata Pengantar
Salam sejahtera,
Pada kesempatan ini, saya memohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner
tentang kebiasaan belajar. Informasi yang Anda berikan dengan menjawab kuesioner
ini, akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan program
bimbingan dan konseling di sekolah.
Jawaban Anda terhadap kuesioner ini tidak mempengaruhi penilaian terhadap
diri Anda. Setiap jawaban adalah baik asal benar-benar sesuai dengan pengalaman
Anda. Jawaban Anda akan dirahasiakan dan Anda tidak perlu menuliskan nama
Anda.
Atas perhatian dan bantuan Anda, saya mengucapkan terima kasih.
Petunjuk
a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian
nyatakanlah apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan
diri Anda. Adapun alternatif jawaban tersebut adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju.
b. Berilah tanda centang (√ ) pada kolom alternatif jawaban yang Anda pilih di
tempat yang telah tersedia. Jika Anda ingin mengganti jawaban Anda, lingkari
77
jawaban tersebut, lalu berilah tanda centang (√ ) pada alternatif jawaban yang
Anda anggap lebih sesuai dengan pengalaman Anda.
Contoh:No. Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS1. Ketika belajar di rumah, saya terbiasa
mempersiapkan beberapa pertanyaanmengenai materi pelajaran yang belum sayapahami.
√
2. Saya sering mengantuk ketika mengikutipelajaran di kelas.
√
Keterangan:
Karena penjawab merasa “Sangat Setuju” atau “Setuju” mengalami hal yang
dimaksudkan dengan pernyataan tersebut, maka penjawab memberikan tanda
centang (√ ) pada kolom alternatif jawaban “Sangat Setuju” dan “Setuju”.
c. Jawablah semua pernyataan berikut dan periksalah kembali jawaban Anda
sebelum dikumpulkan.
SELAMAT BEKERJA DAN TERIMA KASIH
78
Sekolah : ................................................. Nomor Soal : ..............................
Kelas : ................................................. Tanggal Pengisian : ..............................
Umur : ................................................. Jenis Kelamin : L / P
SS/ : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan Alternatif JawabanSS S TS STS
1. Saya mengikuti pelajaran di kelas dengan semangat.
2. Saya selalu berusaha mendengarkan semua penjelasan guru dengan penuhperhatian.
3. Saya menggunakan waktu luang saya untuk membaca buku pelajaran.4. Saya dapat mencatat pelajaran dengan baik dan rapi.5. Saya menghafal dan mengingat pelajaran dengan cara tanpa bersuara keras.6. catatan yang saya buat secara lengkap memotivasi/mendorong saya untuk
mempelajari kembali materi pelajaran.7. Saya sering bertanya pada guru ketika saya tidak mengerti materi pelajaran
yang disampaikan guru.8. Saya biasa memilih tempat yang tenang untuk belajar.9. Saya selalu berusaha untuk mencari sumber bacaan yang berkaitan dengan
pengetahuan.10. Saya sering menganggap diri saya gagal karena tidak mampu memahami
pelajaran dengan cepat dan baik.11 Terkadang saya merasa tidak yakin dapat memperoleh prestasi belajar yang
baik.12. Sikap guru yang keras atau galak membuat saya tidak nyaman untuk belajar.13. Terkadang saya suka menunda waktu untuk menyelesaikan tugas/PR saya.14. Ketika malas mengikuti pelajaran di kelas, saya pernah berpura-pura sakit dan
tidur di ruang UKS.15. Saya sering mengantuk ketika mendengarkan penjelasan guru16. Saya tidak terbiasa/tidak pernah menggarisbawahi hal-hal yang penting ketika
membaca buku bacaan pelajaran.
79
No. Pernyataan Alternatif JawabanSS S TS STS
17. Saya lebih suka mencatat beberapa mata pelajaran pada satu buku yangsama.
18. Saya menmbutuhkan waktu yang lama untuk mengingat/menghafal materipelajaran dengan baik.
19. Saya lebih suka menonton TV daripada harus mempelajari kembali materipelajaran.
20. Saya takut dianggap bodoh oleh teman jika saya bertanya pada teman tentangmateri pelajaran yang belum saya mengerti.
21. Gambar, poster, atau kalimat-kalimat seperti rajin pangkal pandai membuatruang belajar saya menjadi semakin sempit dan kotor sehingga saya tidaknyaman untuk belajar.
22. Ketika jam istirahat saya memilih pergi ke kantin atau bermain dengan temandaripada pergi ke perpustakaan
23. Saya dapat memusatkan perhatian pada setiap mata pelajaran.24. Saya selalu berusaha berlatih mengerjakan latihan-latihan soal dengan baik.25. Teman-teman saya selalu mengajak saya untuk belajar bersama di rumah.26. Saya selalu belajar teratur sesuai jadwal.27. Saya terbiasa datang ke sekolah tepat waktu.28. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran yang tidak saya sukai, saya tetap
berusaha untuk mendengarkan penjelasan guru di kelas.29. Untuk mengatasi kekurangan saya dalam memahami suatu pelajaran, saya
suka membaca buku tentang apa saja yang berhubungan dengan pelajarantersebut.
30. Saya sering mencatat intisari/hal-hal penting dari setiap penjelasan guru dikelas.
31. Saya dapat menghafal dan mengingat pelajaran dengan baik dan cepat.32. Meskipun tidak ada ujian, saya selalu berusaha mempelajari kembali materi
pelajaran dengan penuh semangat.33. Ketika belajar di rumah, saya terbiasa mempersiapkan beberapa pertanyaan
mengenai materi pelajaran yang belum saya pahami.34. Saya selalu menyediakan ruangan khusus untuk belajar.35. Saya berusaha untuk melengkapi peralatan dan perlengkapan belajar saya
agar saya tetap bersemangat dalam belajar.36. saya sering merasa malas ketika mempelajari mata pelajaran yang saya
anggap sulit.37. Saya kurang tertarik mencari informasi-informasi baru yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan.38. Saya hanya mau belajar jika disuruh oleh orang tua.39. Saya sering merasa kesulitan mengatur waktu belajar saya.40 Saya pernah membolos sekolah.41. saya lebih sering menggunakan waktu luang saya untuk membaca komik atau
majalah daripada membaca buku pelajaran.
80
No. Pernyataan AlternatifJawaban
SS S TS STS42. Saya suka sibuk berbicara dengan teman sebangku saya saat saya jenuh atau
bosan mendengarkan penjelasan guru.43. Saya suka meminjam dan mengcopy catatan teman daripada mencatat
sendiri.44. Saya hanya akan mempelajari kembali materi pelajaran apabila
disuruh/diminta oleh orang tua saya.45. Saya sering merasa takut ketika ingin bertanya pada guru tentang materi
pelajaran yang belum saya mengerti.46. Saya suka memilih belajar di depan TV47. Saya menghafal/mengingat pelajaran dengan membaca keras-keras.48. Ketika di perpustakaan, saya lebih suka membaca majalah daripada membaca
buku-buku ilmu pengetahuan49. Saya yakin dapat memahami setiap mata pelajaran dengan baik.50. Saya tertarik mengikuti les tambahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru.51. Saya selalu dapat menyelesaikan tugas sekolah/PR tepat waktu.52. Saya rasa, saya dapat memperoleh nilai yang baik apabila saya belajar
dengan baik.53. Saya sering memperhatikan penjelasan guru ketika jam pelajaran berlangsung.54. Saya berusaha untuk menenangkan pikiran /berkonsentrasi terlebih dahulu
sebelum membaca buku.55. Setelah mendengarkan penjelasan guru, saya berusaha merumuskan kembali
penjelasan materi dari guru dengan menggunakan kalimat saya sendiri56. Ketika di rumah, saya berusaha untuk meringkas buku bacaan/pelajaran
dengan baik.57. Saya selalu berusaha untuk bertanya pada teman apabila saya belum
memahami materi pelajaran tertentu.58. Tata letak kamar belajar, saya atur dengan baik dan rapi.59. Saya menggunakan fasilitas belajar di sekolah dengan baik seperti
laboratorium, perpustakaan, komputer, dll.60. Saya sering merasa sulit berkonsentrasi ketika belajar di rumah.61. Ketika jam belajar, saya lebih tertarik mengikuti ajakan teman untuk bermain
daripada belajar bersama di rumah.62. Saya sering merasa tertekan jika harus belajar rutin sesuai dengan jadwal
belajar.63. Terkadang saya suka terlambat datang ke sekolah.64. Membaca buku pelajaran/buku-buku pengetahuan adalah kegiatan yang
kurang menyenangkan atau membosankan65. Saya mencatat semua yang dikatakan guru di kelas dan tidak mengambil
point/hal-hal penting dari setiap penjelasan guru.66. Saya malas mempersiapkan beberapa pertanyaan tentang materi pelajaran
yang belum saya mengerti.
81
No. Pernyataan Alternatif JawabanSS S TS STS
67. Saya suka belajar di tempat tidur sambil tiduran.68. Saya sering malas melengkapi peralatan dan perlengkapan belajar saya.69. Setiap mata pelajaran saya catat pada buku yang berbeda.70. Untuk meningkatkan semangat belajar, saya berusaha melengkapi ruang
belajar saya dengan poster-poster atau kalimat-kalimat seperti rajin pangkalpandai atau gapailah cita-citamu setinggi langit.
71. Saya merasa tidak cukup terampil membuat ringkasan materi pelajarandengan baik.
72. Saya sering membiarkan ruang belajar saya berantakan/tidak rapi.73. Sebelum membaca, saya terbiasa memeriksa dan memperhatikan daftar isi
dan judul-judul bab terlebih dahulu.74. Saya berusaha menghafalkan dan mengingat kata-kata baru yang saya temui
ketika mempelajari buku paket pelajaran.75. Jika saya gagal, sebenarnya hal itu karna takdir belaka sehingga saya merasa
tidak perlu berusaha belajar lebih rajin lagi.76. Saya tidak biasa membaca dengan cepat sehingga saya membutuhkan waktu
yang lama untuk memahami materi pelajaran.
82
LAMPIRAN 4
Tabulasi Data Penelitian
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Siswa
1 1 2 3 1 1 3 4 4 4 3 3 2 1 22 3 3 1 2 1 2 3 4 3 3 2 2 2 23 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 44 3 4 2 3 3 3 4 4 2 3 1 1 1 45 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 46 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 2 2 47 2 3 4 3 3 4 2 4 3 2 2 1 2 48 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 1 2 49 4 4 2 2 4 2 4 3 1 3 1 2 2 4
10 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 411 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 312 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 1 1 413 3 4 2 2 1 3 4 3 2 4 1 1 1 214 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 415 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 416 3 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 317 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 2 1 2 418 3 4 1 3 1 4 3 4 3 4 3 1 4 119 3 3 2 3 4 4 2 4 2 3 2 1 1 420 3 3 2 2 1 2 3 4 2 3 2 1 1 321 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 322 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 423 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 1 2 424 3 3 3 4 4 3 3 4 2 3 2 1 2 425 3 3 1 1 3 3 4 4 1 3 2 1 1 126 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 1 2 427 4 4 2 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 228 3 4 2 3 4 4 4 4 3 3 2 1 1 129 3 3 3 4 2 3 3 3 3 1 2 1 2 430 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 2 431 2 3 2 2 1 4 3 4 3 3 3 1 2 332 3 4 3 2 3 3 2 4 4 2 2 4 2 433 3 3 2 2 1 2 2 3 2 4 4 2 3 434 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 335 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 2 2 336 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 137 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 4
83
38 3 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 439 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 2 440 3 3 3 3 1 3 4 4 3 3 2 2 2 4
item 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28siswa
1 4 2 3 4 2 1 4 2 2 2 3 2 1 32 3 1 2 2 2 4 1 4 2 2 2 3 3 23 2 3 4 3 2 4 3 2 3 2 2 2 3 34 3 4 4 2 4 4 4 1 3 4 2 3 4 45 3 4 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 4 36 2 4 4 2 3 3 4 2 3 3 2 2 3 37 3 3 4 2 2 3 4 2 2 4 2 2 4 48 2 4 4 2 3 4 4 2 2 3 1 3 4 49 2 2 3 1 2 4 4 3 2 3 3 3 4 2
10 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 411 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 312 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 313 1 3 4 1 2 2 1 1 2 3 4 1 2 214 2 4 4 1 2 4 4 2 1 2 2 2 3 315 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 4 316 2 3 4 2 2 2 3 2 2 3 1 2 4 317 2 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 1 3 218 1 4 4 1 1 4 1 2 2 4 4 1 4 419 2 4 4 1 2 4 4 4 2 3 1 3 4 320 2 3 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 221 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 322 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 4 323 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 2 1 4 324 2 3 4 3 3 4 4 2 3 2 2 2 4 225 2 4 4 1 1 4 1 1 3 3 3 3 3 226 4 2 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 427 3 4 4 1 4 1 1 4 3 3 4 2 3 328 2 3 2 1 3 4 3 1 3 3 3 2 1 329 2 4 4 2 2 4 3 1 3 3 4 3 3 330 1 4 4 3 2 3 4 1 3 3 2 2 4 431 2 3 3 1 3 4 2 1 2 3 3 3 3 232 2 4 3 2 3 4 1 2 2 4 3 2 2 433 2 4 4 2 3 4 3 2 1 2 2 4 4 434 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 335 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 336 2 2 3 2 1 3 4 1 3 3 2 3 3 3
84
37 2 3 4 1 2 3 4 2 3 3 2 2 4 438 3 4 4 2 3 3 4 2 2 2 2 4 4 339 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 4 440 3 4 4 2 2 4 3 2 3 4 2 2 4 4
Item 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47siswa
1 2 1 2 2 1 2 4 3 2 3 2 1 4 2 2 2 2 3 42 2 3 2 2 2 2 3 1 4 2 1 4 2 2 2 2 3 4 43 3 3 3 2 2 3 3 2 2 4 2 4 2 2 3 3 3 3 34 2 4 2 4 2 4 4 2 1 4 3 4 1 3 4 4 3 4 35 2 2 2 3 3 4 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 3 46 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 4 3 3 4 4 1 2 47 2 4 3 3 2 2 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 2 2 28 3 3 1 2 1 4 3 1 2 4 3 4 4 3 4 4 2 3 29 2 2 1 2 1 2 3 1 2 4 1 4 2 1 2 4 2 4 4
10 3 3 2 2 2 2 4 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 211 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 212 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 1 4 2 2 3 4 1 4 413 1 1 1 1 2 1 4 3 3 4 1 1 1 1 1 2 1 1 114 2 3 1 2 1 3 3 2 2 3 1 4 2 3 3 3 2 3 415 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 316 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 217 1 2 1 1 1 1 3 2 3 3 1 2 2 1 3 3 2 3 418 2 4 2 1 2 3 4 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 2 319 2 2 1 2 1 1 3 1 4 4 3 4 1 1 4 4 1 3 420 3 4 2 2 2 3 3 1 2 3 1 4 3 2 3 3 3 4 321 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 322 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 1 4 2 2 3 3 2 3 423 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 1 1 4 2 3 4 424 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 2 3 425 2 4 2 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 3 2 1 426 4 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 427 3 3 4 2 1 2 1 2 4 4 3 4 3 4 3 1 2 4 128 4 4 2 3 2 4 4 3 3 3 2 4 2 1 4 3 2 4 429 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 2 3 330 3 2 2 1 1 1 4 2 2 3 3 4 1 1 2 2 1 4 431 2 3 2 2 2 3 3 1 2 2 2 4 1 3 2 2 2 2 432 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 4 2 1 4 4 2 4 433 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 2 4 2 4 4 4 2 4 234 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 235 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 336 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3
85
37 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 4 2 4 3 3 3 3 238 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 4 3 2 4 339 3 3 3 2 3 2 2 3 4 4 2 4 2 2 2 4 4 3 440 3 4 3 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 1
Item 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64siswa
1 4 3 3 4 1 4 2 3 2 1 4 2 3 4 2 1 32 3 3 4 1 4 2 3 2 1 4 2 3 4 2 1 3 33 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 34 2 2 4 2 4 3 3 3 2 4 4 3 1 4 3 4 25 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 36 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 4 1 2 1 3 27 3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3 4 48 2 3 3 2 4 2 4 1 2 4 2 2 2 4 3 4 39 3 1 4 3 4 3 2 2 1 4 2 4 1 2 1 4 2
10 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 211 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 212 2 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 2 4 2 4 313 1 3 4 2 4 3 4 1 1 3 3 4 1 1 2 1 114 2 3 3 1 4 3 1 2 2 3 3 3 2 2 2 3 315 4 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 4 316 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 1 217 1 2 2 2 4 3 4 1 2 3 2 4 1 1 1 2 218 1 1 1 1 3 4 4 3 4 4 2 4 1 1 1 4 119 2 3 1 2 3 3 2 1 3 1 3 4 3 2 3 1 320 2 1 4 2 4 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 2 321 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 322 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 223 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 424 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 325 1 3 3 2 4 4 4 3 1 4 3 3 2 1 1 2 226 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 227 3 3 3 3 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 2 4 228 1 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 2 1 229 2 2 3 2 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 230 4 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 2 2 2 4 231 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 3 1 2 1 4 132 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 333 3 2 3 2 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 4 434 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 4 335 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 336 1 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 2 2 1 2 337 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 4 338 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 1 4 339 1 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 4 2 140 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 1 3 2 4 2
86
65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76Skor
X
3 3 3 1 3 4 1 1 2 3 3 2 1883 3 1 3 4 1 1 2 3 3 3 2 1872 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2113 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 1 2293 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 3 2322 2 2 3 4 4 1 4 3 3 4 3 2124 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 2324 2 2 4 4 2 2 2 4 2 4 3 2144 2 1 2 4 2 1 1 4 4 3 1 1923 3 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 1822 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1834 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2373 2 1 4 3 1 1 3 3 2 4 1 1603 2 2 3 3 2 2 4 2 2 3 1 1824 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 1 2143 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1854 4 2 2 3 3 2 2 3 3 4 1 1703 2 1 4 4 1 1 2 4 4 4 1 1844 4 1 4 4 1 4 2 4 1 1 4 1993 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 3 1933 3 2 3 3 2 2 2 3 4 4 3 2043 2 2 3 4 2 2 3 3 3 4 3 2003 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2 2072 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 3 2214 4 1 4 1 1 3 4 1 4 4 1 1762 3 2 3 4 1 2 3 4 3 4 2 2203 3 3 3 4 1 4 4 1 4 4 4 2243 3 3 3 3 4 1 3 4 4 4 2 2153 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2164 2 1 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2132 2 1 4 4 2 3 4 4 2 3 1 1911 2 1 2 4 1 3 4 4 3 4 3 2221 4 2 4 4 2 3 3 1 3 4 4 2243 2 2 4 4 4 2 4 3 3 2 2 2093 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2042 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1993 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 2193 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2314 2 1 4 3 2 2 2 3 3 4 3 222
2 2 1 4 4 2 3 4 3 4 4 2 214
87
LAMPIRAN 5
Penghitungan Persentase Gambaran Kebiasaan Belajar Para Siswa Kelas XI
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009
Rumus Persentase =N
kategori tiapdarisiswaJumlah X 100%
Diketahui
Jumlah siswa (N) = 40
Jumlah siswa yang berkategori “tinggi” = 5
Jumlah siswa yang berkategori “sedang” = 35
Jumlah siswa yang berkategori “rendah” = 0
Penghitungan persentase:
1. Tinggi:405
x 100% = 12,5% dibulatkan menjadi 12%
2. Sedang:4035
x 100% = 87,5% dibulatkan menjadi 88%
3. Rendah:400
x 100% = 0%
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa diantara para siswa kelas XI
SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2008/2009 tidak ada siswa
(0%) yang memiliki kebiasaan belajar yang berkualifikasi atau berkategori
“Rendah”. Terdapat 35 siswa (88%) memiliki kebiasaan belajar berkategori
“Sedang”, dan ada 5 siswa (12%) memiliki kebiasaan belajar berkategori
“Tinggi”.
88
LAMPIRAN 6
89
LAMPIRAN 7
90
LAMPIRAN 8