studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan...

73
STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN KORELASINYA DENGAN KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB SEKOLAH SDN DONOROJO 2 DEMAK TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah Oleh : Maghfiroh NIM : 093111441 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: duongkhue

Post on 23-Mar-2019

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN

KORELASINYA DENGAN KETAATAN SISWA PADA TATA

TERTIB SEKOLAH SDN DONOROJO 2 DEMAK

TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

Maghfiroh

NIM : 093111441

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Maghfiroh

NIM : 093111441

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 17 Juli 2011

Deklarator

MAGHFIROH

NIM : 093111441

Page 3: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan
Page 4: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan
Page 5: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

ABSTRAK

Maghfiroh. (NIM:093111441). Studi Persepsi Siswa tentang Akhlak Guru PAI

dan Korelasinya dengan Ketaatan Siswa pada Tata Tertib Sekolah SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011. Skripsi. Semarang. Program Strata 1 Jurusan

Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.

Berdasarkan ide dasar dan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

oleh peneliti, dalam relevansi tersebut terdapat permasalahan yang urgen untuk

dibahas, yaitu : (1) Bagaimana persepsi siswa tentang akhlak guru Pendidikan

Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Donorojo 2 Demak tahun 2011 ? (2)

Bagaimana ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak

tahun 2011 ?

Pentingnya keteladanan akhlak guru terhadap ketaatan siswa dalam

melaksanakan tata tertib di sekolah merupakan fenomena pendidikan yang

menarik untuk dikaji. Berdasarkan uraian diatas terlihat keterkaitan antara akhlak

guru dan ketaatan siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah

Jenis penelitian ini merupakan penelitian survey. Variabel penelitian

meliputi: variabel X yaitu akhlak guru PAI SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011dan variabel Y yaitu ketaatan siswa pada tata tertib sekolah SDN Donorojo 2

Demak tahun 2011. Jumlah populasi 180 siswa, dan sampelnya 36 siswa. Metode

pengumpulan data menggunakan metode observasi dan angket. Data penelitian

yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif dengan rumus

statistik menggunakan product moment.

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa: (1) Persepsi siswa tentang akhlak

guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Donorojo 2 Demak tahun

2011 memberikan penilaian baik, hal ini terbukti dari rata-rata jawaban angket

sebesar 34,19, (2) Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2

Demak tahun 2011 dapat dikategorikan pada tingkatan yang cukup yaitu dengan

nilai rata-rata 34,91, (3) Hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus

koefisien korelasi product moment menunjukkan nilai 0,92, sehingga baik pada

taraf signifikansi 5 % nilai koefisien korelasi observasi lebih besar dari pada

koefisien korelasi dalam tabel. Berarti bahwa terdapat korelasi yang positif dan

signifikan antara persepsi siswa tentang akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa

pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011, dan dengan

demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi

dan masukan bagi para sivitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar

mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang terutama dalam memberikan dorongan kepada mahasiswa agar

senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih memadai.

Page 6: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

MOTTO

﴾٢١ : األحزاب ﴿

“Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik

untuk kamu dan orang yang mengharap keridhaan Allah (kedatangan) hari

akhir, serta ia banyak mengingat Allah”. (Q.S. Al Ahzab : 21 )1

1 Soenardjo, et.al., Al Qur’an Surat Al Ahzab : 21, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:

Proyek Pengadaan Kitab Suci Depag RI, 1984/1985), hlm. 379.

Page 7: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecil ini kupersembahkan kepada orang-orang tercinta :

1. Ayah dan ibunda yang dengan seluruh pengorbanannya telah mengukir segala

asa, cita, dan harapan, semoga Allah berkenan membalas dengan jannah-Nya.

2. Suamiku tercinta (Mas Makhbub) yang selalu sangat sabar membimbing

dalam mengarungi kehidupan ini.

3. Anak-anakku tersayang (Mbak Dina dan Dik Farhan), kalian adalah bagian

dari kebahagiaan dan semangat dalam hidupku.

4. Sahabatku (Pak Hudarrohman, S.Pd.I) yang selalu membantu dan memberikan

motivasi kepada penulis.

5. Kepala SD N Donorojo 2 Demak Bapak Eko Suprapto, S.Pd

6. Teman-teman seangkatan dalam program peningkatan kualifikasi S1 Guru

PAI di IAIN Walisongo Semarang

7. Pembaca budiman sekalian

Teriring do’a semoga segala kebaikan di balas oleh Allah SWT. Amien.

Page 8: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya

kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Studi Persepsi Siswa tentang

Akhlak Guru PAI dan Korelasinya dengan Ketaatan Siswa pada Tata Tertib

Sekolah SDN Donorojo 2 Demak Tahun 2011, dapat terselesaikan dengan baik

dan lancar.

Demikian pula dalam proses penyusunannya, skripsi ini melibatkan

kontribusi dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, berkaitan dengan hal

tersebut dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak tersebut, khususnya kepada :

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan

izin dan fasilitas lainnya selama penyusunan skripsi ini dilakukan.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan bantuan

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. H. Shodiq, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan memberikan

ilmu serta pengetahuannya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi dengan baik.

Page 9: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

5. Kepala SDN Donorojo 2 Demak, yang telah membantu penulis dalam

melakukan penelitian sehingga penelitian tersebut berjalan dengan baik dan

lancar.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka

penyusunan skripsi ini.

Semoga bantuan dari semuanya itu dapat menjadi amal baik yang tidak

terputus-putus serta mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah swt. Akhirnya

semoga skripsi yang cukup sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2011

Penulis

Maghfiroh

NIM. 093111441

Page 10: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………………..

Abstrak ……………………………………………………………………….

Halaman Nota Pembimbing ………………………………………………….

Halaman Pengesahan ………………………………………………………...

Halaman Motto ………………………………………………………………

Halaman Persembahan ………………………………………………………

Kata Pengantar ………………………………………………………………

Daftar Isi……………………………………………………………………..

Daftar Tabel …………………………………………………………………

Deklarasi ……………………………………………………………………..

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

xii

xiii

BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………..

A. Latar Belakang …………….……………………………..

B. Pembatasan Masalah ...…………………………………..

C. Rumusan Masalah ...……………………………………...

D. Manfaat Penelitian ………………………………….........

E. Metode Penelitian ………………………………………...

1. Jenis Penelitian ………………………………………..

2. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………

3. Populasi dan Sampel Penelitian ………………………

4. Sumber Data Penelitian ……………………………….

5. Pengumpulan Data Penelitian …………………………

6. Analisis Data Penelitian ……………………………….

1

1

3

3

4

4

4

4

5

5

6

6

BAB II : LANDASAN TEORI …………………………………………..

A. Kemampuan Membaca Al-Qur’an …………………............

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an ……..…..

2. Dasar dan Tujuan Membaca Al-Qur’an ..........................

8

8

8

11

Page 11: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

3. Kemampuan Dasar Membaca Al-Qur’an ….……………

B. Belajar Membaca Al-Qur’an .………………………………

1. Pengertian ……………………………………………....

2. Metode Belajar Membaca al-Qur’an ………………….

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Belajar

Membaca Al-Qur’an …………………………………..

4. Tehnik-teknik dalam Membaca …................................

5. Adab Membaca al-Qur’an ……………………………..

6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Membaca Al-

Qur'an ………………………………………………….

C. Kegiatan Pembelajaran Membaca al-Qur’an ………..........

1. Tujuan ………………………………………………….

2. Materi ………………………………………………….

3. Metode …………………………………………………

4. Evaluasi ………………………………………………..

5. Umpan Balik ………………………………………….

16

25

25

28

33

39

42

44

46

46

48

49

50

52

BAB III : HASIL PENELITIAN ……………………………………........

A. Data Kemampuan Membaca Al-qur’an …………………..

B. Data Penelitian Siswa SD Negeri Babalan 1 ………………

54

54

58

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ……………..............

A. Kemampuan Membaca Al-qur’an …………………………

B. Problematika Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas 5 SDN

Babalan 1 …………………………………………………..

C. Solusi dalam Mengatasi Problematika Membaca Al-Qur’an

84

84

88

92

Page 12: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB V : PENUTUP ……………………………………………………..

A. Simpulan ………………………………………………….

B. Saran ………………………………………………………

C. Kata Penutup …………………………………………......

100

100

101

101

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

DAFTAR TABEL

Tabel Hlm.

1. Daftar Nilai Tes Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas 5 SD Negeri

Babalan 1 ………………………………………………………...

57

2. Interval Nilai Tes Membaca Al-Qur’an ……………………….. 84

3. Status Pendidikan Orang Tua Peserta Didik Siswa Kelas 5 SD

Negeri Babalan 1 Wedung Demak ……………………………..

90

4. Keadaan Pekerjaan Orang Tua Peserta Didik Siswa Kelas 5 SD

Negeri Babalan 1 Wedung Demak ……………………………..

91

Page 14: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang telah menerima jabatan guru berarti ia telah menerima

tanggung jawab yang besar. Guru merupakan tumpuan harapan masyarakat

untuk mendidik, membimbing dan mengajar putra-putri mereka agar dapat

memikul tanggung jawabnya sebagai warga negara yang baik. Di samping

tugas-tugas pembentukan intelektual, seorang guru mempunyai tanggung

jawab untuk mewujudkan manusia yang berbudi luhur. Karena itu guru

menjadi contoh dan teladan dalam aspek kehidupan, baik dalam lingkungan

sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

Guru yang baik menurut Islam adalah yang memiliki kepribadian baik

sebagaimana akhlak Rasulullah SAW dapat menjadi teladan yang baik. Hal

tersebut sesuai dengan firman Allah SWT pada Surat Al Ahzab ayat 21:

﴾٢١ : األحزاب ﴿

Artinya : “Sesungguhnya dalam diri Rasulullah itu terdapat suri tauladan

yang baik untuk kamu dan orang yang mengharap keridhaan

Allah (kedatangan) hari akhir, serta ia banyak mengingat

Allah”. (Q.S. Al Ahzab : 21 )1

Berkaitan dengan ayat tersebut, unsur-unsur kepribadian guru yang

baik dan harus dimiliki oleh setiap guru yaitu :

1. Perasaan dan emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak

stabil, optimis dan menyenangkan.

2. Tingkah laku atau moral guru merupakan contoh teladan yang sangat

penting bagi perkembangan siswa.

1 Al Qur’an Surat Al Ahzab : 21, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci Depag RI, 1984/1985), hlm. 379.

1

Page 15: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

2

3. Sikap guru dalam menghadapi segala masalah yang dihadapinya, baik

kepada siswa, sesama guru, kepala sekolah dan kepala sekolah sendiri,

harus tepat dan bijaksana.2

Kepribadian yang tercermin dari seorang guru sedikit banyak akan

berpengaruh terhadap ketaatan siswa. Keutuhan pribadi yang baik dari guru

akan menimbulkan rasa segan dan kepatuhan siswa yang sangat dalam.

Pribadi yang taat dari guru akan sangat berhati-hati dalam mengelola setiap

tugas serta penuh tanggung jawab memenuhi kewajibannya. Dari sini maka

mata hati dan kegiatan siswa menjadi terarah pada hasil yang akan diraih

(achievements) sehingga mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi pada

siapa saja terutama pada gurunya.3

Ketaatan yang baik adalah kebiasaan yang berulang pada waktu dan

tempat yang sama. Kebiasaan yang baik harus dipupuk dan terus ditingkatkan

dari waktu ke waktu. Ketaatan sejati tidak dibentuk dalam waktu satu-dua

tahun, tetapi merupakan bentukan kebiasaan sejak masa kecil, kemudian

perilaku tersebut dipertahankan pada waktu remaja dan dihayati maknanya di

waktu dewasa dan dipetik hasilnya sehingga akan terwujud akhlak yang baik.4

Dalam konteks tersebut pembentukan ketaatan siswa merupakan suatu

keharusan dalam proses pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

dalam membentuk pribadi manusia Indonesia yang berbudi pekerti baik dan

berkepribadian luhur, selalu menghargai dan taat pada guru bukan hanya di

lingkungan sekolah saja. Terlebih lagi seorang guru bagi muridnya adalah

“ibarat banyangan dari kayu. Bayangan tak mungkin lurus apabila kayunya

bengkok”.5 Demikian pentingnya peran keteladanan guru, maka faktor

keteladanan ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam rangka

peningkatan kualitas pendidikan moral anak didik.

2 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 41. 3 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm.

88. 4 Ibid., hlm. 89. 5Abu Hamid Muhammad Al Ghazaly, Ihya Ulumiddin, terj. Jilid I, (Semarang As-syifa,

2000), hlm. 112.

Page 16: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

3

Salah satu usaha yang harus dikerjakan untuk mengatasi hal tersebut

adalah diadakannya gerakan introspeksi dan meningkatkan keteladanan guru

di berbagai bidang studi, baik bidang study umum maupun khususnya pada

bidang study keagamaan. Dalam bidang studi keagamaan, sudah merupakan

idealitas yang harus dimiliki oleh setiap guru yang bersangkutan secara

kompeten yaitu ciri khas kepribadian sebagai seorang muslim. Ciri khas yang

dimaksudkan ialah “terwujudnya perilaku mulia sesuai dengan tuntunan Allah

swt (akhlak yang mulia).”6 Untuk dapat memiliki kepribadian Islami serta

keteladanan sebagaimana yang dimaksud, ada beberapa syarat yang harus

dimiliki oleh seseorang yang hendak memposisikan dirinya sebagai seorang

guru, diantaranya yaitu : taqwa kepada Allah SWT. dan berkelakuan baik. 7

Terlebih lagi pada guru yang mengajar di tingkat sekolah dasar, sebab

pendidikan agama merupakan “usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis

dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran

Islam”8 Kemudian tentang predikat guru ini dapat diterjemahkan sebagai

“seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat

memudahkan dalam melaksanakan perannya membimbing muridnya”.9

Selanjutnya, dalam kaitannya sebagai pembimbing, guru dituntut harus juga

bersikap profesional untuk “memiliki sikap yang kontributif dan rasa

tanggung jawab”.10

Sehingga tanggung jawab tersebut juga memiliki unsur

psikologis yaitu “harus meliputi keseluruhan tingkah laku guru yang

berinteraksi dengan muridnya secara kognitif, afektif, dan spiritual”.11

Berkaitan dengan unsur psikologis tersebut, Wasty Soemanto juga

menjelaskan bahwa : “pekerjaan guru adalah lebih bersifat psikologis dari

6Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 195. 7Zakiah Daradjat, op.cit, hlm. 41. 8Zuhairi, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2003), hlm. 27 9Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Jakarta,

2006), hlm. 266 10

Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

Jakarta, 2005), hlm. 97. 11Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Dalam Abad 21, (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000),

hlm. 77.

Page 17: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

4

pada pekerjaan seorang dokter, insinyur, atau ahli hukum”12

Maka dapat

diartikan bahwa tugas seorang guru tidak hanya mengajar sebagai pengajar,

akan tetapi juga mendidik dan membimbing dalam tugasnya sebagai pendidik

sekaligus pembimbing bagi murid-muridnya. Dalam masalah kepribadian

guru, S. Nasution juga menguatkan pendapat-pendapat diatas, yaitu dalam

pendapatnya : “kepribadian guru terbentuk atas pengaruh kode kelakuan

seperti yang diharapkan oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya”.13

Akhlak yang didasari iman tersebut akan melahirkan prinsip-prinsip

positif yang selalu akan direalisasikan oleh seorang guru, dan menafikan

aktivitas pada perbuatan yang berlawanan dengan prinsip yang dimiliki,

termasuk juga perbuatan-perbuatan yang terlarang untuk dilakukan bagi

muridnya.14

Pada sisi yang lain dalam rangka memberikan dan mewujudkan

keteladanan, guru (disamping orang tua murid) “harus membentuk kelakuan

moral anak agar anak mempunyai perspektif moral yang seimbang dan dapat

tumbuh bebas tanpa diganggu oleh rasa bersalah serta konflik batin”.15

Hal ini

adalah karena pendidikan akan keteladanan merupakan contoh terbaik dalam

pandangan anak yang akan ditiru dalam perilaku, dan tata santun mereka,

yang disadari atau tidak bahkan terpatri dalam jiwa dan perasaannya akan

gambaran seorang pendidik yang terpancarkan dari ucapan dan perbuatan

material dan spiritual. Oleh karena itu, “guru harus bertanggung jawab dalam

membentuk karakter muridnya.”16

Keteladanan tersebut diharapkan dapat

membentuk moral spiritual dan sosial anak.

Pentingnya keteladanan akhlak guru terhadap ketaatan siswa dalam

melaksanakan tata tertib di sekolah merupakan fenomena pendidikan yang

menarik untuk dikaji. Berdasarkan uraian diatas terlihat keterkaitan antara

akhlak guru dan ketaatan siswa dalam melaksanakan tata tertib di sekolah.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :

12Wasty Soekamto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 7. 13Ramayulis, op.cit., hlm. 79. 14

Z.S. Nainggolan, Hadri Hasan., Sistem Pendidikan Menurut Al Ghazaly, terj. Fathiyah

Hasan Sulaiman, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 66. 15S. Nasution, Kurikulum Dan Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 155. 16Ramayulis, op.cit., hlm. 181.

Page 18: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

5

STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN

KORELASINYA DENGAN KETAATAN SISWA PADA TATA TERTIB

SEKOLAH SDN DONOROJO 2 DEMAK TAHUN 2011.

B. Identifikasi Masalah

Suatu penelitian ilmiah di dalamnya terdapat identifikasi masalah yang

digunakan peneliti sebagai arahan, dasar dan tendensi atas penelitian yang

akan dilakukan. Beberapa permasalahan yang dapat dijadikan sebagai sasaran

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Akhlak guru PAI

2. Ketaatan siswa SDN Donorojo 2 pada tata tertib sekolah.

3. Korelasi antara akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata tertib

sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Langkah untuk memperjelas tentang masalah yang akan dibahas dan

dianalisa dalam skripsi ini, maka penulis akan memberikan gambaran tentang

batasan-batasan masalahnya. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu :

1. Akhlak guru PAI yang diteliti adalah tentang akhlak guru PAI di sekolah

dalam persepsi atau pandangan siswa.

2. Ketaatan siswa dibatasi pada ketaatan pada tata tertib sekolah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan ide dasar dan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan oleh peneliti, dalam relevansi tersebut terdapat permasalahan

yang urgen untuk dibahas, yaitu :

1. Bagaimana persepsi siswa tentang akhlak guru Pendidikan Agama Islam

di Sekolah Dasar Negeri Donorojo 2 Demak tahun 2011 ?

2. Bagaimana ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2

Demak tahun 2011 ?

Page 19: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

6

3. Adakah korelasi antara akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah di SDN donorojo 2 Demak tahun 2011 ?

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan membawa manfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis. Manfaat teoritis yang akan diperoleh antara lain :

1. Sebagai salah satu bahan informasi bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa

fakultas Tarbiyah sebagai calon guru PAI yang nantinya akan mendidik

siswa-siswinya agar dapat memberikan contoh keteladanan dengan akhlak

yang baik kepada siswanya.

2. Sebagai bahan masukan bagi para calon guru PAI yang nantinya akan

menerapkan pembelajaran akhlak dan ketaatan siswa pada tata tertib di

sekolah.

3. Sebagai bahan kontribusi dan pertimbangan pada penelitian-penelitian

berikutnya yang membahas tentang akhlak guru dan ketaatan siswa pada

tata tertib di sekolah.

4. Hasil penelitian ini akan memberikan masukan kepada fakultas Tarbiyah

untuk menambah bahan pustaka.

Sedangkan secara praktis, manfaat yang nantinya akan diperoleh

diantaranya adalah :

1. Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang pentingnya akhlak guru

khususnya guru PAI dan ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah.

2. Memberikan gambaran kepada guru tentang korelasi akhlak guru PAI

dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN donorojo 2 Demak

tahun 2011.

3. Memberikan sumbangan pemikiran kepada institusi di SDN Donorojo 2

Demak tentang korelasi akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah di SDN donorojo 2 Demak tahun 2011 yang dapat dipakai

sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas akhlak guru dan ketaatan

siswa pada tata tertib di sekolah.

Page 20: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

7

4. Memberikan gambaran pemikiran kepada para siswa-siswi sebagai peserta

didik tentang akhlak guru dan ketaatan siswa di sekolah khususnya pada

guru dan siswa di SDN Donorojo 2 Demak untuk dapat memahami

tentang adanya hubungan pada keduanya sehingga lebih dapat

merealisasikan akhlak yang baik dan ketaatan pada tata tertib di sekolah.

Page 21: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori

1. Akhlak Guru PAI

a. Pengertian akhlak guru PAI

Pengertian akhlak secara etimologis diartikan sebagai sifat

yang dimiliki individu sebagai karakteristik pribadinya.1 Pengertian

akhlak menurut Muhibbin Syah diartikan sebagai susunan atau

kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan dan

sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata).2

Sedangkan Jalaluddin Rakhmat memberikan definisi akhlak sebagai

aktualisasi dari emosional dan karakter seseorang dalam kehidupan

sehari-hari.3 Adapun menurut Agoes Dariyo, akhlak diartikan sebagai

kondisi psikologis seseorang yang diaktualisasikan dalam sikap dan

emosi.4

Adapun pengertian guru dapat diartikan sebagai seorang yang

memiliki kemampuan dan pengalaman yang dapat memudahkan dalam

melaksanakan peranannya dalam membimbing siswanya.5 Oleh karena

itulah setiap guru pada dasarnya harus memiliki “perasaan dan emosi

guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak stabil, optimis dan

menyenangkan” dalam rangka memberikan pendidikan dan pengajaran

kepada siswanya.6

1 Wihadi Atmojo, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 675 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2000), hlm. 225. 3 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 2002), hlm. 27 4 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: Grasindo, 2003), hlm.

11 5 Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002)

hlm. 266. 6Ibid. hlm. 267

8

Page 22: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

9

Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan

sebagai usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu

mendidik agar supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.7

Sehubungan dengan itu, maka persoalan pokok dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah bagaimana dan dengan cara apa

kebaikan manusia itu dapat ditingkatkan dan dengan cara apa pula

kejahatan manusia itu mampu diredam sehingga tidak membahayakan

diri manusia itu sendiri dan lingkungannya.8 Adapun pengembangan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) secara umum berupa

hablum minallah dan hablum minannas, keterpaduan, pendidikan

seumur hidup, dan dakwah islamiyah.9 Adapun sasaran pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah aspek fisik dan mental spiritual

manusia secara terpadu meliputi aspek fisik, moral atau akhlak, rasio,

keindahan dan sosial kemasyarakatan.10

b. Unsur-unsur Guru PAI yang Ideal

Setiap individu memiliki motivasi untuk maju atau dorongan

untuk mengejar perkembangan yang lebih lanjut dan meningkat, yang

pada akhirnya mencapai aktualisasi diri, yaitu perilaku pribadi yang

dalam taraf optimal. Perilaku seseorang pada dasarnya adalah terarah

kepada tujuan, yang dilakukan oleh individu untuk memuaskan

kebutuhannya sebagaimana yang dihayati dalam dunianya, yaitu dunia

yang dirasakan dan diikuti dalam penghayatan dirinya.11

1) Perasaan dan Emosi Guru

Perilaku pada diri individu secara umum disertai ditunjang

oleh eksistensi emosi. Emosi ada sebagai bagian dari reaksi total

7 Zuhairi, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah

IAIN Sunan Ampel, 2003), hlm 27. 8 Muhammad Muhajir, Pendidikan Nasional & Pembangunan Bidang Agama, (Jakarta:

Dirjen Dikdasmen, 2005), hlm. 85 9 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2005), hlm. 29 10 Ibid. hlm. 30 11 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan Dan Penyuluhan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001),

hlm. 75.

Page 23: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

10

organisme terhadap phenomenalnya,12

dapat dikatakan secara

transparan bahwa, secara umum cara-cara bertingkah laku atau

berperilaku yang diambil oleh individu adalah sesuai dengan

konsep dirinya (self concept). Cara yang terbaik untuk mengubah

atau mendesain perilaku adalah terlebih dahulu melakukan

perubahan mengenai konsep dirinya. Oleh karena pada dasarnya

dalam diri manusia terdapat 2 (dua) potensi kekuatan, yaitu potensi

kebajikan dan potensi yang mendorong kepada kesalahan.13

Upaya mengubah konsep diri pada diri individu melalui

pengalaman baru dari sektor spsifik yang datang kepada seseorang

dengan suasana yang harmonis dan menarik, dimungkinkan akan

diterima oleh individu yang bersangkutan, kemudian dipakai untuk

mengubah konsep dirinya. sehingga terwujud suatu rangkaian

cybernatic adalah ilmu pengetahuan tentang kontrol dan

komunikasi dalam sistem mekanisme biologis dalam tubuh

makhluk hidup dan sistem teknis operasionil mesin-mesin. 14

Pada cybernatics di dalamnya memuat beberapa unsur yaitu

(1) Sikap yang merupakan predisposisi yang stabil, yang dapat

berkembang melalui belajar serta dapat dipengaruhi oleh perasaan

(emosi) yang mengadakan respons secara konsisten terhadap satu

atau sekelompok obyek, seseorang atau situasi tertentu, (2) akhlak

(personalitas) adalah organisasi yang unik dari sifat-sifat seseorang

ang bertahan lama.

Oleh karenanya, susunan dinamis daripada diri seseorang

yang terdiri dari sistem rohaniah-jasmaniah yang menentukan

tingkah laku dan fikiran yang bercorak khusus, yaitu 1) motivasi,

yaitu pemberian motif kepada orang lain. Motif tersebut

merupakan kondisi yang menggerakkan suatu organisme yang

12

Ibid. 13 HSM. Nasaruddin Latif, Teori & Praktek Da’wah Islamiyah, (Jakarta: Multi Yasa & Co,

1391 H), hlm. 95 14 Arifin, Psikologi Da’wah, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2001), hlm. 77

Page 24: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

11

bertugas mengarahkan kepada suatu tujuan atau berbagai tujuan

dari suatu kelas tertentu. (2) kognisi, yaitu kekuatan jiwa

(rohaniah) untuk menciptakan sesuatu yang baru, 3) konasi,

merupakan kemampuan rohaniah yang dapat mendorong manusia

untuk berbuat atas dasar alasan atau tanpa alasan tertentu, 4) emosi

adalah kemampuan rohaniah yang menyebabkan dapat merasakan

sesuatu rangsangan, baik yang datang dari luar maupun dari yang

datang dari dalam dirinya.15

2) Moral Guru

Seorang guru harus memiliki moral yang mencerminkan

dirinya adalah sebagai pendidik sekaligus pengajar bagi siswa di

sekolah. Oleh karena itu, moralitas guru dapat membentuk akhlak

yang utuh, kokoh, dan tahan uji.16

Hal tersebut adalah bentuk kerja

mental sebagai reaksi atas pengaruh yang diterimanya dan melalui

pengalaman kejiwaan terjadi pembentukan berbagai daya rohani

yang menjadi ciri kepribadian seseorang.

Selain daya rohani, juga terdapat 3 (tiga) macam

pembentukan moralitas guru yang meliputi : 1) pembentukan hati,

yang terdiri dari pembentukan kata hati atau nurani, pembentukan

niat dalam melakukan setiap pekerjaan, dan pembentukan

kebersihan hati untuk menerima petunjuk, 2) pembentukan

kebiasaan, yang terdiri dari kebiasaan untuk berbuat ihsan terhadap

Allah SWT, kebiasaan untuk berbuat ihsan terhadap sesama

manusia, dan kebiasaan untuk berbuat ihsan terhadap mahluk Allah

lainnya.

Baik atau buruknya moral yang dimiliki oleh guru akan

menjadi cerminan bagi siswa yang dididiknya. Moralitas guru

menjadi dasar dari keteladanan yang dimiliki, dan moralitas

15 Ibid. hlm. 78

16 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 181.

Page 25: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

12

tersebut harus sesuai dengan ajaran Islam.17

Hal ini didasari pada

kenyataan bahwa guru pada dasarnya bukan saja hanya sebagai

pengajar, akan tetapi guru juga mempunyai peran sebagai pendidik

(dalam hal mendidik moralitas dan mentalitas yang ada pada

murid) baik di dalam maupun di luar sekolah.18

Selanjutnya, dalam kaitannya sebagai pembimbing, guru

dituntut harus juga bersikap profesional untuk memiliki sikap yang

kontributif dan rasa tanggung jawab.19

Dengan demikian, tanggung

jawab tersebut juga memiliki unsur psikologis yaitu harus meliputi

keseluruhan tingkah laku guru yang berinteraksi dengan muridnya

secara kognitif, afektif, dan spiritual.20

Berkaitan dengan unsur

psikologis tersebut harus dipahami pula oleh setiap guru bahwa

pekerjaan guru adalah lebih bersifat psikologis dari pada pekerjaan

seorang dokter, insinyur, atau ahli hukum21

Maka dapat diartikan

bahwa tugas seorang guru tidak hanya mengajar sebagai pengajar,

akan tetapi juga mendidik dan membimbing dalam tugasnya

sebagai pendidik sekaligus pembimbing bagi murid-muridnya.

Sedangkan tingkah laku dalam koridor akhlak yang baik, pada

pribadi guru juga harus memancarkan sikap-sikap dan sifat-sifat

yang normatif.22

Selain itu, akhlak yang baik merupakan pancaran dari iman

yang dimiliki seseorang, sebagaimana pendapat Al Ghazali bahwa :

Iman yang benar akan terpancar akhlak yang baik, dari akhlak yang

baik terwujudlah perbuatan yang saleh, termasuk di dalamnya

17Zakiah Daradjat, op.cit, hlm. 98. 18Ibid. hlm. 99 19Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), hlm. 97. 20

Hasan Langgulung, Pendidikan Islam dalam Abad 21, (Jakarta: Al Husna Zikra, 2000),

hlm. 77. 21Wasty Soekamto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 7. 22Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 8.

Page 26: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

13

kesediaan beramar ma’ruf dan nahi munkar.23

Dalam masalah

akhlak guru ini, harus pula dipahami bahwa kepribadian guru

terbentuk atas pengaruh kode kelakuan seperti yang diharapkan

oleh masyarakat dan sifat pekerjaannya.24

Akhlak yang didasari iman tersebut akan melahirkan

prinsip-prinsip positif yang selalu akan direalisasikan oleh seorang

guru dan menafikan aktifitas pada perbuatan yang berlawanan

dengan prinsip yang dimiliki, termasuk juga perbuatan-perbuatan

yang terlarang untuk dilakukan bagi muridnya.25

Hal ini adalah

karena pendidikan akan keteladanan merupakan contoh terbaik

dalam pandangan anak yang akan ditiru dalam perilaku dan tata

santun mereka, yang disadari atau tidak bahkan terpatri dalam jiwa

dan perasaannya akan gambaran seorang pendidik yang

terpancarkan dari ucapan dan perbuatan material dan spiritual.

Oleh karena itu, guru harus bertanggung jawab dalam membentuk

karakter muridnya.26

3) Sikap Guru dalam Menghadapi Masalah

Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah dalam

menghadapi masalah yang terjadi pada siswanya harus memiliki

cara yang tepat dalam memberikan solusinya. Ada beberapa cara

yang dapat digunakan oleh guru dalam memberikan solusi untuk

mengatasi masalah yang terjadi pada siswa,27

yaitu :

a) Pemecahan masalah secara kreatif

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada 5 (lima)

cara yang terbaik untuk mengajarkan proses pemecahan

masalah kepada siswa adalah sebagai berikut :

23 Muh. Rifa’i, Akhlaq Seorang Muslim, terj. Muhammad Al Ghazaly, (Semarang:

Wicaksana, 2003), hlm. 65. 24S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 103. 25

Z.S. Nainggolan, Hadri Hasan., Sistem Pendidikan Menurut Al Ghazaly, terj. Fathiyah

Hasan Sulaiman, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 66. 26Ramayulis, op.cit., hlm. 181. 27 Wasty Soekamto, op.cit., hlm. 75.

Page 27: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

14

(1) Mengenali problem dan menetapkan cara kerja yang biasa

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

(2) Menetapkan beberapa cara pemecahan untuk mencapai

tujuan akhir

(3) Mengevaluasi dan menetapkan cara pemecahan masalah

yang terbaik.

(4) Melaksanakan pemecahan permasalahan.

(5) Mengamati kembali apakah rencana-rencana tersebut

sejalan dengan tujuan yang diinginkan.28

b) Memberikan alasan secara deduktif dan induktif

Memberikan alasan secara deduktif ialah kemampuan

untuk menggunakan prinsip atau aturan umum guna mengatur

suatu tingkah laku tertentu, sedangkan memberikan alasan

secara induktif ialah kemampuan untuk membuat prinsip atau

kesimpulan secara umum dari hal-hal tertentu yang telah

terjadi.29

(1) Memberi Nasihat

Memberi nasihat merupakan memberikan saran,

untuk mengatasi problem berdasarkan pengalaman,

pengetahuan dan perasaan atau gambaran. Memberikan

suatu nasihat pada anak sangat baik terutama apabila hal

yang dirasakan baru bagi anak. Dalam memberikan nasihat

diperlukan 3 (tiga) cara yaitu :

(2) Memelihara hubungan baik, sebab nasihat akan mudah

diterima apabila hubungan orang tua dengan anak baik,

saling menghormati dan saling percaya.

(3) Memberikan dorongan untuk berbicara

(4) Memberikan nasihat seperlunya

28 Ibid. hlm. 76. 29 Ibid. hlm. 77.

Page 28: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

15

(5) Memahami tingkah laku anak yang tidak benar.30

Untuk memahami tingkah laku anak dilakukan

melalui dua pokok pendekatan, yaitu pendekatan dari dalam

dan pendekatan dari luar. Pendekatan ini lebih menekankan

pada pengawasan tingkah laku yang dapat diamati, dan

pendekatan kausal, pada pendekatan ini yang mencari

bukan hanya pada pengawasan, tetapi juga pada

pemahaman terhadap sebab-sebabnya. Pada pendekatan

kausal ini mencari maksud dan motivasi terhadap suatu

tindakan dan mencari sebab akibat suatu tindakan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak Guru

Pembentukan akhlak seorang guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) sebagai bagian dari individu secara personal adalah identik

dengan pembentukan akhlak seseorang. Faktor-faktor yang

mempengaruhi akhlak seseorang termasuk akhlak guru, yaitu :

1) Faktor dari dalam

Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak dari

dalam dibedakan antara pengaruh bangun tubuh dan getah-getah

tubuh. Keadaan fisik tertentu seperti gemuk pendek atau tinggi

kurus, tubuh berotot atau berbadan lemah sering merupakan faktor

fisik yang menentukan.31

Contohnya : seseorang yang berbadan

kekar lebih cenderung akan merasa dirinya lebih kuat

dibandingkan dengan yang lain. Demikian juga dengan seorang

yang pendek dan kecil, maka dirinya akan cenderung merasa

rendah diri ketika berdekatan dengan orang lain.

2) Faktor dari luar

Pembentukan kepribadian dari luar (eksternal) juga

dipengaruhi oleh keadaan situasi/lingkungan dan juga oleh orang

sekitarnya, di antaranya adalah :

30 Ibid. hlm. 78. 31 Jalaluddin Rakhmat, op.cit, hlm. 42.

Page 29: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

16

a) Keluarga (di rumah)

Keluarga adalah pertama yang berperan dalam

pembentukan akhlak, yaitu sikap anak terhadap kedua orang

tuanya, kepada semua anggota keluarganya. Contohnya : ketika

orang tua tidak mengajari sopan santun kepada anaknya, maka

anak tersebut akan bersikap kurang ajar kepada orang tua atau

saudaranya.

b) Lingkungan

Pengaruh lingkungan dalam pembentukan akhlak antara

lain dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan, aktivitas

lingkungan, hubungan dengan lingkungan, dan interdependensi

dalam lingkungan. Lingkungan adalah sarana berinteraksi

antara individu yang satu dengan yang lainnya sehingga

dimana seseorang masuk dalam lingkungan tertentu maka dia

akan memiliki kebiasaan dan akhlak yang dimiliki oleh

lingkungan tersebut. Contohnya : seseorang yang hidup di

lingkungan yang suka berkelahi, maka dia juga akan memiliki

sikap suka berkelahi.

c) Sosial Budaya

Faktor sosial budaya cukup berpengaruh dan

memberikan warna terhadap kepribadiannya. Hal ini dapat

dicontohkan ketika seseorang hidup di pesantren, maka dia

akan memiliki budaya pesantren.

d) Alam

Pengaruh alam dalam pembentukan akhlak anak antara

lain : geografis, tingkat kesuburan, daerah terbuka dan terisolir.

Contohnya : ketika seseorang hidup di daerah yang terisolir,

maka dia kurang suka bergaul dengan orang luar. 32

32 Ibid. hlm. 43.

Page 30: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

17

d. Pengembangan Kualitas Akhlak Guru PAI

Akhlak guru PAI yang memiliki posisi sentral dalam

kapasitasnya sebagai faktor internal dalam memberikan motivasi

sekaligus sebagai konsep pribadi yang akan menjadi terjemahan dari

sikap yang diimplementasikannya khususnya di sekolah, eksistensinya

memerlukan pengembangan yang secara simultan harus lebih baik dari

waktu ke waktu berdasarkan dinamika positif yang berkaitan dengan

dunia pendidikan dan pengajaran khususnya pendidikan dan

pengajaran agama Islam dan perkembangan keagamaan siswa.

Pengembangan kualitas akhlak guru PAI tersebut salah

satunya dapat dilakukan melalui pemaknaan dan pengembangan

konsep diri sebagai sarana dan motivator pengembangan kepribadian

yang dimaksud. Pengembangan kepribadian guru PAI melalui

pemaknaan dilakukan dengan mengatur keseimbangan dan

keharmonisan hubungan baik dari perkataan, sikap maupun aktivitas

secara horisontal kepada sesama guru dan yang sederajat dan secara

hierarkis kepada siswa. Adapun pengembangan akhlak guru PAI

melalui pengembangan konsep diri dilakukan dengan memahami

konsep diri yang ada dalam diri pribadi guru yang bersangkutan

kemudian dirinya dapat mengimplementasikannya secara baik untuk

mewujudkan tujuan dilaksanakannya pendidikan dan pengajaran di

sekolah.

1) Pengertian konsep diri

Konsep diri terdiri dari dua kata, konsep dan diri. Konsep

adalah gambaran mental dari objek.33

Sedangkan diri adalah

orang.34

Definisi konseptual konsep diri berarti gambaran mental

seseorang. Kemudian definisi operasional konsep diri adalah

pandangan dan perasaan tentang diri sendiri (persepsi diri).

Persepsi ini tentang konsep diri ini dapat bersifat sosial, fisik, dan

33 Wihadi Atmojo, op.cit, hlm. 520. 34 Ibid. hlm. 521

Page 31: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

18

psikologis yang diperoleh dari pengalaman berinteraksi dengan

orang lain.35

Sebagaimana dikatakan oleh Muntholi’ah, konsep diri

dapat diartikan sebagai gambaran mental seseorang terhadap

dirinya, pandangan terhadap diri serta usaha untuk

menyempurnakan dan mempertahankan diri.36

Sedangkan menurut

Safarino, konsep diri merupakan pemikiran seseorang tentang ciri

khas dirinya yang meliputi ciri-ciri fisik, jenis kelamin,

kecenderungan tingkah laku, watak emosional, dan cita-cita.37

2) Aspek dasar konsep diri

Konsep diri pada hakekatnya meliputi 4 (empat) aspek

dasar yang terdiri dari :

a) Bagaimana orang mengamati dirinya sendiri.

b) Bagaimana orang berfikir tentang dirinya sendiri.

c) Bagaimana orang menilai dirinya sendiri.

d) Bagaimana orang berusaha dengan berbagai cara untuk

menyempurnakan dan mempertahankan diri.38

Berdasarkan jenisnya, aspek dasar konsep diri dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu aspek fisik dan psikologis.

Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang

penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya

dalam hubungan dengan perilaku dan gengsi yang diberikan

tubuhnya di mata orang lain. Sedangkan aspek psikologis terdiri

dari dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidak

mampuannya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain.

35 Jalaluddin Rahmat, op.cit., hlm. 99. 36

Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Gunung Jati,

2002), hlm. 27. 37 Ibid. hlm. 28. 38 Ibid., hlm. 29.

Page 32: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

19

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya

ialah keadaan jasmani atau fisik, perkembangan psikologis,

peranan keluarga, dan lingkungan sosial budaya.39

Sedangkan

menurut Clara R. Pudjiyogyanti, sebagaimana dikutip Muntholiah,

konsep diri dipengaruhi oleh citra fisik, jenis kelamin, peranan

perilaku orang tua, dan lingkungan sosial. Menurut Joan Rais

dikemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi konsep diri selain

lingkungan yaitu, jenis kelamin, harapan-harapan, suku bangsa,

nama dan pakaian. Adapun menurut E.B. Hurlock, sebagaimana

dikutip Muntholiah, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

yaitu pengalaman awal, pengaruh budaya, ciri-ciri fisik, daya tarik,

intelegensi, emosi kegagalan dan keberhasilan, nama, lembaga

sosial, pengaruh sekolah, pengaruh keluarga, dan tingkat

penyesuaian.40

2. Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di Sekolah

a. Pengertian ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah

Istilah ketaatan berasal dari kata taat yang berarti patuh untuk

mengikuti.41

Istilah ketaatan siswa dapat diartikan sebagai ketaatan

kepada peraturan sekolah.42

Adapun istilah tata tertib di sekolah dapat

diartikan sebagai peraturan yang ada di sekolah dan diterapkan untuk

semua masyarakat sekolah untuk mewujudkan ketertiban dan

kedisiplinan di sekolah.43

Peraturan di sekolah yang dimaksudkan

adalah peraturan di sekolah, guru dan tata tertib lainnya, sehingga pada

pengertian ketaatan siswa yang dimaksud disini yaitu ketaatan pada

peraturan di sekolah.

39 Muntholiah, op.cit.,hlm. 41 40

Ibid., hlm. 39 41 Wihadi Atmojo, op.cit., hlm. 542 42 Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 97. 43 Agoes Soejanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 16

Page 33: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

20

Ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah juga merupakan salah

satu bentuk implementasi dari terwujudnya peraturan yang telah dibuat

dalam rangka mengatur dan menjaga keseimbangan sosial yang ada di

suatu lingkungan sosial. Dengan demikian ketaatan siswa tersebut

dapat pula diterjemahkan sebagai bentuk ketaatan yang telah terwujud

dan berjalan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sebagai

hukum tertulis di lingkungan sosial sekolah.

Ketaatan siswa di sekolah tidak dapat terwujud dengan

sendirinya tanpa diupayakan oleh pihak sekolah dan guru. Pihak

sekolah dan guru harus senantiasa berupaya memberikan pemahaman

dan contoh yang nyata agar siswa dapat melaksanakan tata tertib

dengan baik dan benar. Hal ini dikarenakan hasil ketaatan siswa juga

bergantung pada upaya yang dilakukan pihak sekolah dan guru,

sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Najm : 39 :

سعى ما اال لإلنسان ليس وان

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang diusahakannya”.44

Relevansinya dengan ayat tersebut, M. Quraisy Shihab

memberikan penjelasan tentang ayat tersebut yaitu “bahwa seorang

manusia tidak memiliki selain apa yang telah diusahakannya secara

bersungguh-sungguh”.45

Masih dalam relevansinya dengan penegasan

pada ayat di atas, Allah SWT juga telah memperjelas tentang ikhtiar

atau usaha setiap manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an

surat Ar Ra’du ayat 11 :

44 Al Qur’an dan Terjemahnya, T.M. Hasbi Ash Shiddieqy, et.al., (Semarang:

Kumudasmoro Grafindo, 2004), hlm. 874.

45 M. Quraisy Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 432.

Page 34: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

21

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa-apa yang ada pada

suatu kaum sehingga mereka (kaum tersebut) mengubahnya sendiri”.46

Dengan demikian telah jelas, bahwa usaha yang dilakukan oleh

pihak sekolah dan guru agar ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah

dapat terwujud dengan baik harus diupayakan semaksimal mungkin

dengan segala macam strategi dan teknik pedagosis yang diketahui

oleh guru dan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang ada.

b. Bentuk Ketaatan Siswa pada Peraturan di Sekolah

Aspek akhlak yang tercermin dari seorang guru sedikit banyak

akan berpengaruh terhadap ketaatan siswa khususnya ketaatan siswa.

Keutuhan pribadi yang baik akan menimbulkan rasa segan dan

kepatuhan siswa yangs angat dalam. Pribadi yang taat, sangat berhati-

hati dalam mengelola setiap tugas serta penuh tanggung jawab

memenuhi kewajibannya. Mata hati dan kegiatan siswa menjadi

terarah pada hasil yang akan diraih (achievements) sehingga mampu

menyesuaikan diri dalam berinteraksi pada siapa saja terutama pada

gurunya.47

Secara klasifikatif bentuk ketaatan siswa pada tata tertib di

sekolah terdiri dari 3 (tiga) hal yaitu :

1) Taat melaksanakan tugas guru di sekolah.

2) Taat tidak membantah/menentang perkataan dan sikap guru di

sekolah.

3) Taat tidak melanggar peraturan yang dibuat oleh guru di sekolah.48

Adapun menurut Agoes Soejanto, bentuk kepatuhan dan

ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah terdiri dari 4 (tiga) hal yaitu :

1) Ketepatan hadir di sekolah tepat waktu.

2) Ketepatan hadir di kelas tepat waktu.

3) Mengerjakan tugas di sekolah dengan baik.

46 Al Qur’an dan Terjemahnya, op.cit, hlm. 354.

47 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani, 2002), hlm.

88. 48 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 101.

Page 35: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

22

4) Berperilaku sesuai dengan tata tertib di sekolah..49

Kacamata psikologi pendidikan menyebutkan bahwa ketaatan

merupakan aspek khusus yang menyangkut kesadaran diri dalam

manusia, motivasi, kemauan untuk berbuat baik, maupun tuntutan

yang berlaku dapat menimbulkan kedisiplinan dalam diri manusia.50

Ketaatan yang baik adalah kebiasaan yang berulang pada waktu dan

tempat yang sama. Kebiasaan yang harus dipupuk dan terus

ditingkatkan dari waktu ke waktu. Ketaatan sejati tidak dibentuk dalam

waktu satu-dua tahun, tetapi merupakan bentukan kebiasaan sejak

masa kecil, kemudian perilaku tersebut dipertahankan pada waktu

remaja dan dihayati maknanya di waktu dewasa dan dipetik hasilnya

sehingga akan terwujud akhlak yang baik.51

Oleh karena itu

pembentukan ketaatan siswa pada guru merupakan suatu keharusan

dalam proses pendidikan di sekolah untuk mewujudkan tujuan

pendidikan dalam membentuk pribadi manusia Indonesia yang berbudi

pekerti baik dan berkepribadian luhur, selalu menghargai dan taat ada

guru bukan hanya di lingkungan sekolah saja.

Ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah merupakan salah satu

faktor penting dalam keteraturan siswa di lingkungan sekolah untuk

mengikuti peraturan yang ada dalam rangka menjamin kehidupan yang

tertib dan tenang, hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat

tercapai.52

Ketaatan siswa pada guru merupakan suatu keharusan yang

wajib diimplementasikan oleh siswa di sekolah dalam rangka untuk

menjamin kehidupan yang tertib dan tenang, hingga kelangsungan

hidup sosial itu dapat tercapai.53

Relevansi ketaatan siswa pada peraturan di sekolah, maka siswa

sebagai bagian dari elemen sekolah harus taat pada guru dengan

49 Agoes Soejanto, op.cit., hlm. 18. 50

Saronji Dahlan & Asy’ari, op.cit, hlm. 90. 51 Ibid. Ibid., hlm. 91. 52 Ibid. Ibid., hlm. 92. 53 Ibid.. Ibid., hlm. 93.

Page 36: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

23

menyesuaikan pelaksanan peraturan dan ketentuan yang diberikan oleh

guru yang diselaraskan dengan kewajiban yang haruis dipenuhi siswa

di sekolah khususnya berkaitan dengan kewajiban yang diberikan oleh

guru untuk ditaati oleh siswa. Konsekuensinya bagi setiap siswa di

sekolah adalah harus dapat menyesuaikan diri terhadap peraturan-

peraturan yang dibuat oleh guru dan kewajiban lain yang diberikan

oleh guru kepada siswa.54

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di

sekolah

Pada dasarnya kesadaran diri yang dimiliki setiap siswa harus

diterapkan secara implementatif agar perilaku kesehariannya taat

kepada nilai-nilai moral. Setiap siswa senantiasa harus bersedia dan

mampu untuk melakukan observasi diri agar siswa terhindar dari

perilaku agresif atau berperilaku tidak taat.

Sikap ketaatan dan ketidaktaatan siswa pada peraturan di

sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1) Keteladanan guru, sebab guru menjadi contoh bagi siswanya,

sebagai tokoh yang akan ditiru dan diteladani.

2) Moralitas guru, dimungkinkan agar siswa dapat mencontoh

moralitas yang dimiliki guru melalui sikap dan gerak yang

diperbuatnya.

3) Kepribadian guru, sebab eksistensi kepribadian guru menjadi dasar

dari keteladanan yang dimiliki, dan kepribadian tersebut harus

sesuai dengan ajaran Islam.

4) Kemampuan guru dalam mendidik, sebab guru pada dasarnya

bukan saja hanya sebagai pengajar, akan tetapi guru juga

mempunyai peran sebagai pendidik (dalam hal mendidik moralitas

dan mentalitas yang ada pada murid) baik di dalam maupun di luar

sekolah.

54 Ibid. Ibid., hlm. 94.

Page 37: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

24

5) Profesionalisme guru, sebab guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing, bagi siswa untuk mencapai tujuan

(pendidikan). 55

Ketaatan siswa pada tata peraturan di sekolah pada awalnya

hanya merupakan sebuah rangkaian teoretis kemudian oleh sekolah

diajarkan kepada peserta didik untuk dipahami, dimengerti dan

selanjutnya implementasikan secara nyata dalam kehidupannya sehari-

hari khususnya pada waktu berada di lingkungan sekolah dengan

demikian perilaku siswa pada guru dapat dibentuk dan diarahkan untuk

selanjutnya dapat dipakai sebagai sebagaimana dengan konsep

ketaatan yang telah diajarkan oleh guru dan dicerminkan melalui

kepribadian guru PAI pada waktu proses pembelajaran di dalam kelas

sehingga siswa dapat melaksanakan ketaatan pada peraturan dengan

baik dan benar.

3. Hubungan antara Akhlak Guru PAI dengan Ketaatan Siswa pada

Peraturan di Sekolah

Guru merupakan individu yang memiliki tugas dan tanggung

jawab besar dalam membentuk karakter siswa di samping mengantarkan

siswa menuju pada keberhasilan belajar. Harapan masyarakat untuk

mendidik, membimbing dan mengajar putra-putri mereka agar dapat

memikul tanggung jawabnya sebagai individu yang baik diberikan pada

guru untuk membenahinya melalui pembelajaran di sekolah. Demikian

pentingnya keberadaan guru bagi siswanya, sehingga guru juga harus

dapat menjadi cerminan yang baik bagi siswanya. Pada hakekatnya semua

yang dikatakan dan dilakukan oleh guru dapat diinduksi oleh siswa

sebagai bentuk cerminan bahkan teladan dalam kehidupannya, mengingat

perkembangan psikologis siswa masih dalam tarap labil dan lebih

cenderung pada konsep meniru dan meneladani.

Berkaitan dengan demikian besarnya eksistensi karakter guru,

maka guru harus lebih dulu memberikan contoh-contoh yang baik dalam

55Zakiah Daradjat, op.cit, hlm. 98.

Page 38: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

25

berkata dan berperilaku yang baik dan benar sehingga siswa dapat meniru

dan melakukan hal yang baik pula sebagaimana yang dicontohkan oleh

gurunya. Pada gilirannya, siswa pun akan memiliki perasaan untuk

mengikuti dan patuh pada guru sebagai orang yang diikutinya, bukan

karena takut namun karena guru bagi siswa adalah pendidik, pengajar

sekaligus pembimbing kejiwaan siswa untuk menjadi individu yang

berkarakter baik dan benar.

Namun ironisnya, serring dijumpai adanya siswa yang tidak taat

dan patuh pada gurunya. Siswa menganggap guru adalah sebuah profesi

yang hanya sebatas menyampaikan materi pelajaran di sekolah yang tidak

perlu dipatuhi dan ditaati tutur katanya. Padahal guru memiliki tanggung

jawab tidak hanya mendidik anak dalam kognisi saja, tetapi yang lebih

penting adalah bagaimana membentuk perilaku peserta didik menjadi lebih

baik dalam arti ranah afektif dan ranah psikomotor merupakan bagian

terpenting dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang menjadi salah

satu tujuan siswa dalam menuntut ilmu di sekolah.

Apabila dilihat lebih dekat lagi, maka dapat diketahui bahwa

akhlak guru tersebut merupakan susunan atau kesatuan antara aspek

perilaku mental (pikiran, perasaan dan sebagainya) dengan aspek perilaku

behavioral (perbuatan nyata). Akhlak guru di samping sebagai manusia

pribadi (individu) yang sekaligus juga sebagai guru di sekolah apabila

dikonfirmasikan melalui pandangan struktural tentang akhlak manusia

terdiri yang diklasifikasikan atas tiga komponen, yaitu : id, ego, superego,

dimana ketiganya adalah kesatuan kepribadian seorang manusia dalam

rangka mewujudkan konsep diri aktual sebagai seorang guru yang

mencerminkan gambaran seseorang mengenai dirinya seperti yang diidam-

idamkannya. Dalam hal ini setiap guru tentu ingin menjadi seorang guru

yang terbaik untuk siswanya sebab pada kesadaran diri manusia terdapat

motivasi, kemauan untuk berbuat baik, maupun tuntutan yang berlaku

dapat menimbulkan kedisiplinan dalam diri manusia, yang selalu

diusahakannya untuk memperoleh dinamika dalam kehidupan yang lebih

Page 39: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

26

baik dari sebelumnya sehingga setiap guru dapat memposisikan dirinya

untuk menjadi lebih dinamis dari waktu ke waktu.

Pembentukan perilaku ketaatan siswa di sekolah merupakan salah

satu hal yang urgen diimplementasikan oleh siswa di sekolah. Oleh karena

itu dalam rangka membentuk perilaku taat pada siswa, maka setiap guru

khususnya guru PAI harus lebih dahulu setiap guru memiliki unsur-unsur

akhlak sebagai seorang guru yang baik yaitu memiliki : 1) perasaan dan

emosi guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak stabil, optimis

dan menyenangkan, 2) tingkah laku atau moral guru merupakan contoh

teladan yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik, 3) sikap

guru dalam menghadapi segala masalah yang dihadapinya, baik kepada

peserta didik, sesama guru, kepala sekolah dan kepala sekolah sendiri,

harus tepat dan bijaksana.56

Hal ini dimaksudkan karena guru adalah

sebagai teladan bagi siswanya di sekolah yang ditiru dan diikuti perkataan

dan perilakunya.

Akhlak yang tercermin dari seorang guru khususnya guru PAI,

eksistensinya secara implikatif akan berpengaruh terhadap ketaatan siswa

baik pada peraturan sekolah maupun kepada guru. Keutuhan pribadi yang

baik dari guru khsuusnya guru PAI, akan menimbulkan rasa segan dan

kepatuhan siswa yang sangat dalam. Pribadi yang taat dari guru akan

sangat berhati-hati dalam mengelola setiap tugas serta penuh tanggung

jawab memenuhi kewajibannya. Dari sini maka mata hati dan kegiatan

siswa menjadi terarah pada hasil yang akan diraih (achievements) sehingga

mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi pada siapa saja terutama

pada gurunya.57

Ketaatan tersebut idealnya adalah tidak dilaksanakan

karena perasaan takut, tetapi dilaksanakan karena perasaan sadar untuk

taat ada guru dan taat untuk berbuat baik dan benar sebagaimana

dicontohkan oleh guru melalui perkataan dan perilaku.

56 Zakiah Daradjat, op.cit, hlm. 41. 57 Toto Tasmara, op.cit, hlm. 88.

Page 40: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

27

Berdasarkan beberapa referensi di atas, dapat dicari benang merah

bahwa ketaatan siswa tersebut tidak terlepas dari pengaruh yang diberikan

oleh guru khususnya guru PAI sebagai pendidik sekaligus pengajar di

sekolah, dimana apabila kepribadian guru PAI tersebut baik maka secara

teoretis dapat diprediksikan ketaatan siswa pun akan berjalan dengan baik.

Hal ini tentunya dapat dinyatakan apabila guru PAI memiliki kepribadian

yang kurang baik maka yang terjadi adalah kurang atau tidak adanya

ketaatan siswa kepada guru khususnya ketaatan siswa pada peraturan di

sekolah.

Dengan demikian, ketaatan siswa yang diarahkan oleh guru sebagai

pendidik, pengajar sekaligus pembimbing yaitu dalam hal ini guru PAI,

dalam proses pembelajaran yang berjalan dengan sistematika dan

kurikulum pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan

serta eksistensi peserta didiknya, maka ketaatan yang pada awalnya hanya

merupakan sebuah rangkaian teoretis kemudian oleh sekolah diajarkan

kepada peserta didik untuk dipahami, dimengerti dan selanjutnya

implementasikan secara nyata dalam kehidupannya sehari-hari khususnya

pada waktu berada di lingkungan sekolah. Sehingga perilaku siswa dapat

dibentuk dan diarahkan sebagaimana dengan konsep ketaatan yang telah

diajarkan oleh guru PAI pada waktu proses pembelajaran di dalam kelas

yang selanjutnya dapat diimplementasikan secara realistik dalam

kehidupan siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, di bawah ini akan

dipaparkan beberapa penelitian yang relevan sebagai kajian penelitian yang

relevan.

Pertama ialah penelitian yang dilakukan oleh Farid Rahmat Setiawan,

mahasiswa STAIN Kudus dalam skripsinya yang berjudul PENGARUH

SIKAP GURU TERHADAP SIKAP SISWA DALAM BELAJAR DI MI

NAHDLOTUTH THOLIBIN HONGGOSOCO KUDUS, pada tahun 2006.

Page 41: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

28

Dalam penelitiannya tersebut ia memaparkan tentang sikap yang dilakukan

oleh guru dan siswa di MI Nahdlotuth Tholibin yang memuat berbagai macam

bentuk sikap guru dan siswa tersebut.

Menurut Farid Rahmat Setiawan, dalam penelitiannya ini ia

menyimpulkan bahwa sikap guru yang dilaksanakan dengan baik dan benar

sesuai dengan ketentuan dan tata tertib di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlotuth

Tholibin Honggosoco Kudus memiliki pengaruh terhadap sikap siswa dalam

belajar di MI Nahdlotuth Tholibin Honggosoco Kudus.58

Menurutnya, sikap

guru adalah salah satu sikap tauladan yang akan diikuti oleh siswa. Oleh

karena itu apabila sikap tersebut baik maka akan diikuti oleh sikap siswa yang

baik pula khususnya dalam menjalankan tata tertib di sekolah.

Kedua ialah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arifin

mahasiswa SETIAWS Semarang dalam skripsinya yang berjudul

PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP PENINGKATAN

AKHLAQ SISWA MTs NU JOGOLOYO DEMAK, pada tahun 2002. Dalam

penelitiannya tersebut ia memaparkan tentang keteladanan guru yang

dilakukan oleh guru-guru dalam mengajar siswa serta hal-hal yang dapat

meningkatkan akhlaq siswa.

Menurut Muhammad Arifin, dalam penelitiannya ini ia menyimpulkan

bahwa keteladanan guru yang telah dijalankan di sekolah Madratsah

Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) Jogoloyo Demak ini dapat

meningkatkan akhlaq siswa. Menurutnya, akhlaq siswa dapat diinsprirasikan

dari keteladanan guru di sekolah Oleh karena itulah, menurutnya keteladanan

guru harus diutamakan oleh guru dalam upaya meningkatkan akhlaq siswa

yang lebih baik dari waktu ke waktu.59

Ketiga ialah penelitian yang dilakukan oleh Nur Ahmad Latif

mahasiswa UNSIQ Wonosobo cabang Demak dalam skripsinya yang berjudul

58 Farid Muhammad Setiawan, NIM:201022, Pengaruh Sikap Guru Terhadap Sikap

Siswa dalam Belajar di MI Nahdlotuth Tholibin Honggosoco Kudus, (Kudus : Skripsi S1 Tarbiyah

PAI STAIN Kudus, 2006), hlm. 65.

59Muhammad Arifin, NIM:19910505, Pengaruh Keteladanan Guru terhadap

Peningkatan Akhlaq Siswa MTs Nu Jogoloyo Demak, (Semarang : Skripsi S1 Tarbiyah PAI IIWS

Semarang, 2002), hlm. 61.

Page 42: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

29

STUDI KORELASI SIKAP GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGAJAR DENGAN SIKAP BELAJAR SISWA SD KATONSARI 01

DEMAK, pada tahun 2002. Dalam penelitiannya tersebut ia memaparkan

tentang sikap guru PAI yang diterapkan di sekolah tersebut dalam mengajar di

kelas serta segala sesuatu yang dapat meningkatkan sikap belajar siswa.

Menurut Nur Ahmad Latif, dalam penelitiannya ini ia menyimpulkan

bahwa sikap guru PAI yang telah diterapkan di sekolah Dasar (SD) Katonsari

01 Demak ini memiliki korelasi dengan sikap belajar siswa dan dapat

meningkatkan sikap belajar siswa. Menurutnya, sikap belajar siswa yang

berpusat dari semangat dan minat harus diupayakan siswa sedini mungkin

dalam rangka mewujudkan keberhasilan belajar siswa. Sehingga menurutnya,

sikap guru PAI yang telah dijalankan di sekolah dasar (SD) negeri Katonsari

01 Demak dapat meningkatkan sikap belajar siswa secara lebih baik dan

dinamis. Oleh karena itulah, menurutnya sikap guru PAI dalam mengajar di

kelas harus ditingkatkan dan dimaksimalkan pelaksanaannya demi

terwujudnya sikap belajar siswa yang nantinya dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa yang bersangkutan.60

Dari beberapa pemikiran diatas baik dari skripsi yang disusun oleh

Farid Rahmat Setiawan, Muhammad Arifin, serta Nur Ahmad Latif, menurut

penulis semuanya merupakan kajian tentang sikap guru dan ketaatan siswa.

Namun penelitian yang mengkaji dan menganalisis secara langsung tentang

korelasi sikap guru PAI dengan ketaatan sikap siswa pada tata tertib sekolah di

SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011 belum pernah ada atau belum pernah

dilakukan sebelumnya.

Maka, dengan berdasar pada kajian pustaka yang dikemukakan oleh

beberapa peneliti yang telah disebutkan diatas, selanjutnya dalam penelitian

ini penulis mencoba meneliti tentang korelasi sikap guru PAI dengan ketaatan

sikap siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011

melalui pemaparan dalam skripsi ini.

60Nur Ahmad Latif, NIM. 1324220. Studi Korelasi Sikap Guru Pendidikan Agama Islam

dalam Mengajar Dengan Sikap Belajar Siswa SD Katonsari 01 Demak, (Demak : Skripsi S1

Tarbiyah PAI UNSIQ WONOSOBOCabang Demak, 2002), hlm. 67.

Page 43: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

30

C. Pengajuan Hipotesis

Secara teoritis, hipotesis ialah “jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris”.61

Adapun

secara teknis, hipotesis :”pernyataan mengenai populasi yang akan diuji

kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian”.62

Selanjutnya dalam penelitian pada skripsi ini peneliti memberikan

rumusan hipotesis bahwa “terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara

akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011.”

61 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 2002), hlm. 69. 62 M. Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002,

hlm). 158.

Page 44: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, memiliki beberapa

tujuan esensial yang dimaksudkan agar peneliti fokus pada materi penelitian.

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai oleh peneliti, yaitu :

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang akhlak guru Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Dasar Negeri Donorojo 2 Demak tahun 2011.

2. Untuk mengetahui ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara akhlak guru PAI

dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak

tahun 2011.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian tentang

studi persepsi siswa tentang akhlak guru PAI dan korelasinya dengan

ketaatan siswa pada tata tertib sekolah SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011 adalah mulai bulan pebruari sampai dengan Maret 2011.

2. Tempat Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai lokasi dalam penelitian ini adalah

SDN Donorojo 2 Demak.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah “konsep yang mempunyai variasi nilai”.1 Dalam

penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan

1S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.133.

31

Page 45: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

32

variabel terikat (dependent). Adapun kejelasan variabel-veriabel tersebut

adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent).

Akhlak guru PAI, dengan indikator sebagai berikut :

a. Ketepatan kehadiran guru mengajar

b. Tata cara berpakaian guru di sekolah

c. Tata cara berbicara guru di sekolah

d. Perilaku guru di sekolah

2. Variabel Terikat (dependent)

Ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah, dengan indikator sebagai

berikut :

a. Ketepatan kehadiran siswa di sekolah

b. Tata cara berpakaian siswa di sekolah

c. Tata cara berbicara siswa di sekolah

d. Perilaku siswa di sekolah

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah “suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang

ingin kita ketahui”.2

Penelitian yang dilakukan penulis bersifat penelitian lapangan (field

research) yaitu penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan secara

langsung yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas yang

diperoleh dari obyek penelitian atau suatu riset yang dilakukan pada terjadinya

gejala dalam suatu obyek penelitian.3 Gejala tersebut yaitu tentang studi

persepsi siswa tentang akhlak guru PAI dan korelasinya dengan ketaatan siswa

pada tata tertib sekolah SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011.

2S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.105 3Ibid., hlm.106.

Page 46: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

33

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam

suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.4 Penelitian ini

menetapkan bahwa yang dijadikan populasi adalah seluruh siswa SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2010 secara keseluruhan mulai dari siswa kelas I

- VI sejumlah 180 anak.

2. Sampel

Secara definitif Sampel adalah “sebagai bagian dari populasi,

sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.5

Adapun sampel yang diambil adalah sebanyak 20 % dari total populasi,

yaitu sebanyak 36 siswa. Menurut pendapat dari Suharsimi Arikunto,

yaitu: “untuk sekadar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari

100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat

diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih”.6

Maka berdasar pada kedua pendapat tersebut, jumlah anggota

sampel yang diambil oleh peneliti adalah terdiri dari : Siswa sebanyak 36

anggota sampel (20 % dari jumlah populasi total sebanyak 180). Jadi

jumlah sampel keseluruhan yang di tetapkan adalah 36 anggota sampel

tersebut, selanjutnya dilkasifikasikan dengan representatifitas sesuai

dengan teknis pengambilan sampel.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Kemudian cara pengambilan sampel siswa tersebut dilakukan

dengan cara stratified random sampling yaitu teknik dengan “membuat

lapisan-lapisan (strata), kemudian dari setiap lapisan diambil sejumlah

subyek secara acak. Jumlah subyek dari siap lapisan (strata) adalah sampel

4Ibid., hlm. 121.

Ibid., hlm. 121.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), hlm. 120.

Page 47: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

34

penelitian”.7 Dalam hal ini, adalah untuk mengambil anggota sampel dari

wakil kelas I sampai dengan kelas VI. Maka agar terdapat unsur

kesetaraan, ditetapkan untuk kapasitas wakil dari masing-masing kelas

adalah sebanyak 6 anggota sampel.

Sedangkan untuk penetapan anggota sampel tersebut, secara

terperinci, pelaksanaan undian tersebut adalah sebagai berikut : Pada

kertas kecil-kecil dituliskan nomor subyek (sejumlah banyaknya populasi

yaitu 180), satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas digulung.

Dengan tanpa prasangka diambil 36 buah (20 % dari jumlah populasi 180)

gulungan kertas, dengan dibagi pada tingkatan kelas (masing-masing kelas

diambil 6 gulungan kertas). Sehingga nomor-nomor yang tertera pada

gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subyek

penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Upaya untuk mencapai data yang valid dan reliabel, maka harus

menggunakan sumber-sumber yang sesuai dan bisa dipercaya kebenarannya

serta berdasarkan metode yang sesuai. Sehubungan dengan pengumpulan data

ini, peneliti menggunakan sumber data yaitu dengan melakukan riset

Lapangan. Riset lapangan merupakan aktivitas peneliti dalam mengadakan

penelitian ini, untuk memperoleh data-data empiris yang diperlukan dalam

rangka pemenuhan informasi dan data-data yang dimaksud. Adapun metode

yang digunakan peneliti adalah :

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang nampak pada obyek penelitian”.8 Metode

ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang studi persepsi

siswa tentang akhlak guru PAI dan korelasinya dengan ketaatan siswa

pada tata tertib sekolah SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011.

7Nana Sudjana, Metodologi Penelitian, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm. 73. 8S. Margono, op.cit., hlm. 158.

Page 48: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

35

2. Metode Angket

Metode angket ialah “suatu metode pengumpulan informasi

dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara

tertulis pula oleh responden”9 Metode angket digunakan oleh peneliti

untuk disampaikan dan diajukan kepada responden sebagai anggota

sampel, dalam rangka upaya memperoleh data tentang studi persepsi siswa

tentang akhlak guru PAI dan korelasinya dengan ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011.

G. Teknik Analisis Data

Langkah untuk menganalisis data untuk membuktikan hipotesis dalam

penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan teknik uji hipotesis untuk

menganalisisnya dengan analisa statistik inferensial. Dalam analisa statistik

ini, peneliti menggunakan teknis korelasi product moment. Adapun

pertimbangan peneliti memakai teknik tersebut adalah dengan berdasar pada

kenyataan dalam penelitian ini, dimana kenyataan tersebut selaras menurut

penegasan Anas Sudijono yaitu :

1. Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat

kontinu.

2. Sampel yang diteliti dalam penelitian ini bersifat homogen, atau setidak-

tidaknya mendekati homogen. 10

Adapun teknis analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

dilaksanakan oleh peneliti dalam dua tahap, yaitu :

1. Analisis Pendahuluan

Berdasarkan dari data yang sudah terkumpul, selanjutnya peneliti

melakukan pengolahan data sebagai tahapan analisis pendahuluan dengan

teknik sebagai berikut :

9Ibid., hlm. 167. 10Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),

hlm. 178.

Page 49: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

36

a. Editing, yaitu teknik pemeriksaan kembali kelengkapan jawaban yang

telah diperoleh.

b. Coding, yaitu teknik pemberian kode pada masing-masing jawaban

responden dengan cara mempertimbangkan kategori-kategori yang

sudah ada atau yang sudah disusun sebelumnya.

c. Tabulating, yaitu teknik memutuskan atau meletakkan data pada tabel

atau grafik untuk keperluan tersebut sesuai dengan jenis kodenya.11

2. Analisis Lanjut

Adapun dalam analisis lanjut ini, teknis analisis yang digunakan

adalah teknis korelasi product moment dengan memakai beberapa tahapan

sebagai berikut :

a. Menentukan rumus untuk mencari angka indeks korelasi “r” product

momentnya.

Berdasarkan data yang sedang dicari korelasinya tersebut,

maka rumus yang dipakai adalah :

N

YY

N

XX

N

YXXY

rxy2

2

2

2

Keterangan :

xyr : koefisien korelasi variabel X dan variabel Y.

X : jumlah skor dalam sebaran X

Y : jumlah skor dalam sebaran Y

XY : jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan

2X : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

2Y : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N : jumlah responden yang diteliti, sebanyak 36 responden.

11 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 145

Page 50: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

37

b. Menentukan langkah untuk mencari angka indeks korelasi “r” product

momentnya.

Langkah-langkah yang ditempuh adalah :

1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan, yang terdiri dari 6

(enam) kolom.

Pada kolom 1 memuat subyek penelitian.

Pada kolom 2 memuat sekor variabel X

Pada kolom 3 memuat sekor variabel Y

Pada kolom 4 memuat hasil perkalian antara sekor variabel X dan

sekor variabel Y (kolom 2 dikalikan dengan kolom 3)

Pada kolom 5 memuat hasil pengkuadratan sekor variabel X (yaitu

X2)

Pada kolom 6 memuat hasil pengkuadratan sekor variabel Y (yaitu

Y2)

2) Menghitung mean dari variabel X (yaitu Mx) dengan

menggunakan rumus :

N

XMx

Keterangan :

Mx : mean dari variabel X

X : jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) dari variebel X

N : jumlah responden (number of cases)

3) Menghitung mean dari variabel Y (yaitu My) dengan

menggunakan rumus :

N

YMy

Keterangan :

My : mean dari variabel Y

Y : jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) dari variebel Y

N : jumlah responden (number of cases)

Page 51: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

38

4) Menghitung angka indeks korelasi antara variabel X dan variebel Y

(yaitu rxy), dengan menggunakan rumus :

N

YY

N

XX

N

YXXY

rxy2

2

2

2

Keterangan :

xyr : koefisien korelasi variabel X dan variabel Y.

X : jumlah skor dalam sebaran X

Y : jumlah skor dalam sebaran Y

XY : jumlah hasil kali skor X dengan skor Y yang berpasangan

2X : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

2Y : junlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N : jumlah responden yang diteliti, sebanyak 36 responden.

5) Melakukan pembuktian hipotesis

Pembuktian mengenai hubungan antara variabel X dan

variabel Y ditunjukkan dengan dua macam bentuk, yaitu :

a) Dengan cara kasar atau sederhana, yaitu dengan

dikonsultasikan pada pedoman pemberian interpretasi angka

indeks korelasi “r” product moment.

b) Dengan cara dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari “r”

product moment.

c) Dengan cara dikonsultasikan melalui pembuktian di program

statistik SPSS.

Sehingga dari dua macam teknis pembuktian diatas, dapat

dibaca dipahami, dan dibuktikan apakah antara variabel X dan

variabel Y terdapat hubungan atau tidak, dan seberapa besar

hubungan tersebut, serta bagaimana hubunganya apakah kuat

(tinggi) ataukah lemah, ataukah tidak ada sama sekali.

Page 52: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB IV

ANALISIS STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI

DAN KORELASINYA DENGAN KETAATAN SISWA PADA TATA

TERTIB SEKOLAH SDN DONOROJO 2 DEMAK TAHUN 2011

Untuk mengetahui lebih jauh tentang analisis korelasi akhlak guru PAI

dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011, maka penulis menggunakan analisis analisis kuantitatif.

Analisis kuantitatif ini dilaksanakan oleh penulis dengan menggunakan

rumus statistik korelasi product moment yang digunakan untuk mencari indeks

korelasi untuk menentukan benar atau tidaknya hipotesis yang telah diajukan

penulis. Dengan teknik ini diharapkan dapat menyajikan data-data yang dapat

dipertanggungjawabkan untuk menarik suatu kesimpulan atau generalisasi yaitu

kesesuaian antara kenyataan yang ada di lapangan dengan tuntutan teori.

Adapun prosedur dalam analisis data ini dengan menggunakan tiga tahap,

yaitu :

1. Analisis Pendahuluan

2. Analisis Uji Hipotesis

3. Analisis Lanjut

A. Analisis Pendahuluan

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebenaran hipotesis yang

diajukan penulis, digunakan rumus product moment yaitu dengan

memasukkan hasil jawaban angket tentang persepsi siswa tentang akhlak guru

PAI SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011 (X) dan ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011 (Y) adalah sebagai

berikut :

39

Page 53: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

40

Tabel 1

Data Hasil Jawaban Angket Variabel

Persepsi Siswa Tentang Akhlak Guru PAI

NO

RESP

SKOR BUTIR SOAL KE : SKOR

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38

2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 35

3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39

4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 34

5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37

6 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 34

7 4 1 2 3 4 4 4 4 3 4 33

8 4 4 2 3 4 4 2 2 3 2 30

9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

10 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 31

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

12 4 4 2 3 4 2 1 4 3 1 28

13 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 33

14 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 31

15 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38

16 1 3 2 4 4 4 4 4 2 4 32

17 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38

18 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 35

19 3 2 4 4 4 4 4 4 1 4 34

20 4 4 2 2 3 1 4 1 2 4 27

21 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 34

22 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38

23 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 35

24 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 34

25 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 37

26 3 3 3 4 4 4 2 1 3 2 29

27 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37

28 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37

29 2 2 4 3 2 4 1 4 1 1 24

30 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 37

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 33

33 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 36

34 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36

35 4 4 2 1 1 1 4 2 3 4 26

36 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 32

Jml 116 122 104 126 134 128 128 127 118 128 1231

Page 54: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

41

Tabel 2

Data Hasil Jawaban Angket Variabel

Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di Sekolah

NO

RESP

SKOR BUTIR SOAL KE : SKOR

TOTAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

2 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 35

3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39

4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 34

5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37

6 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 34

7 4 1 4 3 4 4 4 4 3 4 35

8 4 4 2 3 4 4 2 2 3 2 30

9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

10 3 4 4 3 4 1 4 1 3 4 31

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

12 4 4 4 3 4 2 1 4 3 1 30

13 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 33

14 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 31

15 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38

16 1 3 2 4 4 4 4 4 2 4 32

17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

18 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38

19 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 37

20 4 4 2 2 3 1 4 1 2 4 27

21 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 34

22 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38

23 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 35

24 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 34

25 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 37

26 3 3 3 4 4 4 2 1 3 2 29

27 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37

28 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 37

29 2 2 4 3 2 4 1 4 4 4 30

30 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 37

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 33

33 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 36

34 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 36

35 4 4 2 4 4 1 4 2 3 4 32

36 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 32

Jml 116 122 115 129 137 128 128 127 124 131 1257

Page 55: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

42

Berdasarkan data hasil jawaban angket yang telah dijawab oleh

responden penelitian yang tertera pada tabel tersebut di atas, maka dapat

dideskripsikan :

1. Akhlak guru PAI

Jumlah siswa yang menjadi responden dan telah memberikan

jawaban pada soal angket tentang akhlak guru PAI, dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

a. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 24 atau sebesar 2,77 %.

b. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 26 atau sebesar 2,77 %.

c. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 27 atau sebesar 2,77 %.

d. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 28 atau sebesar 2,77 %.

e. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 29 atau sebesar 2,77 %.

f. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 30 atau sebesar 2,77 %.

g. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 31 atau sebesar 5,55 %.

h. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 32 atau sebesar 5,55 %.

i. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 33 atau sebesar 8,33 %.

j. Sebanyak 5 siswa memberikan skor 34 atau sebesar 13,88 %.

k. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 35 atau sebesar 8,33 %.

l. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 36 atau sebesar 5,55 %.

m. Sebanyak 5 siswa memberikan skor 37 atau sebesar 13,88 %.

n. Sebanyak 4 siswa memberikan skor 38 atau sebesar 11,11 %.

o. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 39 atau sebesar 5,55 %.

p. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 40 atau sebesar 5,55 %.

Nilai rata-rata (mean) dari skor tentang akhlak guru PAI adalah :

N

XM x

36

1231

= 34,19

Page 56: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

43

Adapun klasifikasi skor tentang akhlak guru PAI adalah

sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 3

Klasifikasi Skor tentang Akhlak Guru PAI

Skor

Kategori Persentase (%)

41 – 50 Sangat baik 0 %

31 – 40 Baik 83,33 %

21 – 30 Cukup baik 16.66 %

11 – 20 Kurang 0 %

0 – 10 Sangat kurang 0 %

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa persepsi siswa tentang akhlak guru PAI di SD Negeri Donorojo 2

Demak adalah baik.

2. Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah

Jumlah siswa yang menjadi responden dan telah memberikan

jawaban pada soal angket tentang ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah

dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 27 atau sebesar 2,7 %.

b. Sebanyak 1 siswa memberikan skor 29 atau sebesar 2,7 %.

c. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 30 atau sebesar 8,33 %.

d. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 31 atau sebesar 5,55 %.

e. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 32 atau sebesar 8,33 %.

f. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 33 atau sebesar 5,55 %.

g. Sebanyak 4 siswa memberikan skor 34 atau sebesar 11,11 %.

h. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 35 atau sebesar 8,33 %.

i. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 36 atau sebesar 5,55 %.

j. Sebanyak 6 siswa memberikan skor 37 atau sebesar 16,6 %.

k. Sebanyak 3 siswa memberikan skor 38 atau sebesar 8,33 %.

l. Sebanyak 2 siswa memberikan skor 39 atau sebesar 5,55 %.

m. Sebanyak 4 siswa memberikan skor 40 atau sebesar 11,11 %.

Page 57: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

44

Nilai rata-rata (mean) dari skor tentang akhlak guru PAI adalah :

N

YM y

36

1257

= 34,91

Adapun klasifikasi skor tentang ketaatan siswa pada tata tertib di

sekolah adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Tabel 4

Klasifikasi Skor tentang Ketaatan Siswa pada Tata Tertib di Sekolah

Skor

Kategori Persentase (%)

41 – 50 Sangat baik 0 %

31 – 40 Baik 94,44 %

21 – 30 Cukup baik 5.55 %

11 – 20 Kurang 0 %

0 – 10 Sangat kurang 0 %

Berdasarkan data pada tabel tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa persepsi siswa tentang ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah SD

Negeri Donorojo 2 Demak adalah baik.

B. Analisis Uji Hipotesis

Dalam analisis uji hipotesis penulis memasukkan skor jawaban angket

tentang akhlak guru PAI dan skor jawaban angket tentang ketaatan siswa pada

tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011 ke dalam tabel kerja

sebagai berikut :

Tabel 5

Tabel Kerja Pengaruh Variabel X

terhadap Variabel Y

NO

RESP X Y X

2 Y

2 XY

1 38 40 1444 1600 1520

Page 58: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

45

2 35 35 1225 1225 1225

3 39 39 1521 1521 1521

4 34 34 1156 1156 1156

5 37 37 1369 1369 1369

6 34 34 1156 1156 1156

7 33 35 1089 1225 1155

8 30 30 900 900 900

9 39 39 1521 1521 1521

10 31 31 961 961 961

11 40 40 1600 1600 1600

12 28 30 784 900 840

13 33 33 1089 1089 1089

14 31 31 961 961 961

15 38 38 1444 1444 1444

16 32 32 1024 1024 1024

17 38 40 1444 1600 1520

18 35 38 1225 1444 1330

19 34 37 1156 1369 1258

20 27 27 729 729 729

21 34 34 1156 1156 1156

22 38 38 1444 1444 1444

23 35 35 1225 1225 1225

24 34 34 1156 1156 1156

25 37 37 1369 1369 1369

26 29 29 841 841 841

27 37 37 1369 1369 1369

28 37 37 1369 1369 1369

29 24 30 576 900 720

30 37 37 1369 1369 1369

31 40 40 1600 1600 1600

32 33 33 1089 1089 1089

33 36 36 1296 1296 1296

34 36 36 1296 1296 1296

35 26 32 676 1024 832

36 32 32 1024 1024 1024

Jumlah 1231 1257 42653 44321 43434

Berdasarkan data yang tertera pada tabel di atas, maka dapat diketahui :

∑X = 1231 ∑Y = 1257 ∑X2 = 42653 ∑Y

2 = 44321 ∑XY = 43434

Page 59: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

46

Setelah diketahui tabel kerja hubungan antara variabel X dan Y, maka

selanjutnya memasukkan data-data ke dalam rumus product moment dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

N

YY

N

XX

N

YXXY

rxy2

2

2

2

36

158004944321

36

151536142653

36

1257123143434

43890,254432142093,3642653

42982,41643434

430,75559,64

451,584

241064,93

451,584

490,983

451,584

= 0,92

Dari hasil penghitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa

koefisien korelasi antara variabel X (akhlak guru PAI) dan variabel Y

(ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011) adalah xyr = 0,92.

C. Analisis Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa koefisien

korelasi antara variabel X (akhlak guru PAI) dan variabel Y (ketaatan siswa

Page 60: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

47

pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011) adalah xyr =

0,92, maka hipotesis penelitian yang menyebutkan terdapat korelasi yang

positif dan signifikan antara akhlak guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011, maka hipetssis tersebut

diterima.

Dalam analisis lanjutan, penulis menguji hasil korelasi antara kedua

variabel dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %. Pada taraf signifikansi 5

% dengan jumlah responden (N) = 36 didapat tr = 0,374 sedangkan xyr = 0,92

atau xyr > tr , ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X

dan variabel Y, artinya ada korelasi positif antara kedua variabel.

Berdasarkan hasil analisis tersebut ternyata baik taraf signifikansi 5 %

besarnya koefisien korelasi hasilnya tetap lebih besar dari pada koefisien

korelasi dalam tabel (signifikan) yang berarti ada korelasi yang positif antara

kedua variabel yaitu akhlak guru PAI memilihi hubungan / korelasi yang

positif dan signifikan terhadap ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011. Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian

ini dapat dikonklusikan bahwa semakin tinggi kualitas akhlak guru PAI di

SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011, maka semakin tinggi pula ketaatan siswa

pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011. Demikian

pula sebaliknya, semakin rendah kualitas akhlak guru PAI di SDN Donorojo 2

Demak tahun 2011, maka semakin rendah pula ketaatan siswa pada tata tertib

sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011.

Berdasarkan data yang diperoleh pada bab sebelumnya tentang akhlak

guru PAI di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011, telah diketahui bahwa siswa

telah memberikan penilaian yaitu sebanyak 1 siswa memberikan skor 24 atau

sebesar 2,77 %, sebanyak 1 siswa memberikan skor 26 atau sebesar 2,77 %,

sebanyak 1 siswa memberikan skor 27 atau sebesar 2,77 %, sebanyak 1 siswa

memberikan skor 28 atau sebesar 2,77 %, sebanyak 1 siswa memberikan skor

29 atau sebesar 2,77 %, sebanyak 1 siswa memberikan skor 30 atau sebesar

2,77 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor 31 atau sebesar 5,55 %, sebanyak

Page 61: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

48

2 siswa memberikan skor 32 atau sebesar 5,55 %, sebanyak 3 siswa

memberikan skor 33 atau sebesar 8,33 %, sebanyak 5 siswa memberikan skor

34 atau sebesar 13,88 %, sebanyak 3 siswa memberikan skor 35 atau sebesar

8,33 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor 36 atau sebesar 5,55 %, sebanyak

5 siswa memberikan skor 37 atau sebesar 13,88 %, sebanyak 4 siswa

memberikan skor 38 atau sebesar 11,11 %, sebanyak 2 siswa memberikan

skor 39 atau sebesar 5,55 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor 40 atau

sebesar 5,55 %. Sehingga dapat diketahui bahwa akhlak guru PAI di SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011 dapat dikategorikan baik dengan nilai rata-rata

34,19.

Data hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akhlak guru PAI di SDN

Donorojo 2 Demak tahun 2011 tersebut dapat dikatakan baik, namun masih

memerlukan dinamika yang lebih baik lagi. Hasil tersebut dikarenakan ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuhnya dan berkembangnya

kualitas akhlak guru PAI di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011.

Beberapa faktor yang harus diektahui dan dipahami oleh guru PAI

bahwa faktor yang dapat mempengaruhi tumbuhnya dan berkembangnya

kualitas akhlak guru PAI yang juga sekaligus mempengaruhi pembentukan

akhlak seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari

individu secara personal, yaitu :

1. Faktor dari dalam

Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak dari dalam

dibedakan antara pengaruh bangun tubuh dan getah-getah tubuh. Keadaan

fisik tertentu seperti gemuk pendek atau tinggi kurus, tubuh berotot atau

berbadan lemah sering merupakan faktor fisik yang menentukan.

Contohnya : seseorang yang berbadan kekar lebih cenderung akan merasa

dirinya lebih kuat dibandingkan dengan yang lain. Demikian juga dengan

seorang yang pendek dan kecil, maka dirinya akan cenderung merasa

rendah diri ketika berdekatan dengan orang lain.

Page 62: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

49

2. Faktor dari luar

Pembentukan kepribadian dari luar (eksternal) juga dipengaruhi

oleh keadaan situasi/lingkungan dan juga oleh orang sekitarnya, di

antaranya adalah :

a. Keluarga (di rumah)

Keluarga adalah pertama yang berperan dalam pembentukan

akhlak, yaitu sikap anak terhadap kedua orang tuanya, kepada semua

anggota keluarganya. Contohnya : ketika orang tua tidak mengajari

sopan santun kepada anaknya, maka anak tersebut akan bersikap

kurang ajar kepada orang tua atau saudaranya.

b. Lingkungan

Pengaruh lingkungan dalam pembentukan akhlak antara lain

dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan, aktivitas lingkungan,

hubungan dengan lingkungan, dan interdependensi dalam lingkungan.

Lingkungan adalah sarana berinteraksi antara individu yang satu

dengan yang lainnya sehingga dimana seseorang masuk dalam

lingkungan tertentu maka dia akan memiliki kebiasaan dan akhlak

yang dimiliki oleh lingkungan tersebut. Contohnya : seseorang yang

hidup di lingkungan yang suka berkelahi, maka dia juga akan memiliki

sikap suka berkelahi.

c. Sosial Budaya

Faktor sosial budaya cukup berpengaruh dan memberikan

warna terhadap kepribadiannya. Hal ini dapat dicontohkan ketika

seseorang hidup di pesantren, maka dia akan memiliki budaya

pesantren.

d. Alam

Pengaruh alam dalam pembentukan akhlak anak antara lain :

geografis, tingkat kesuburan, daerah terbuka dan terisolir. Contohnya :

ketika seseorang hidup di daerah yang terisolir, maka dia kurang suka

bergaul dengan orang luar.

Page 63: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

50

Setelah guru PAI dapat memahami dan menghayati faktor tersebut di

atas, maka harus pula dapat mengimplementasikan idealitas guru PAI yang

baik. Hal ini dikarenakan setiap individu memiliki motivasi untuk maju atau

dorongan untuk mengejar perkembangan yang lebih lanjut dan meningkat,

yang pada akhirnya mencapai aktualisasi diri, yaitu perilaku pribadi yang

dalam taraf optimal. Perilaku seseorang pada dasarnya adalah terarah kepada

tujuan, yang dilakukan oleh individu untuk memuaskan kebutuhannya

sebagaimana yang dihayati dalam dunianya, yaitu dunia yang dirasakan dan

diikuti dalam penghayatan dirinya. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai

kriteria guru PAI yang ideal adalah guru PAI yang dapat mengendalikan :

1. Perasaan dan Emosi Guru

Perilaku pada diri individu secara umum disertai ditunjang oleh

eksistensi emosi. Emosi ada sebagai bagian dari reaksi total organisme

terhadap phenomenalnya, dapat dikatakan secara transparan bahwa, secara

umum cara-cara bertingkah laku atau berperilaku yang diambil oleh

individu adalah sesuai dengan konsep dirinya (self concept). Cara yang

terbaik untuk mengubah atau mendesain perilaku adalah terlebih dahulu

melakukan perubahan mengenai konsep dirinya. Oleh karena pada

dasarnya dalam diri manusia terdapat 2 (dua) potensi kekuatan, yaitu

potensi kebajikan dan potensi yang mendorong kepada kesalahan.

2. Moral Guru

Seorang guru harus memiliki moral yang mencerminkan dirinya

adalah sebagai pendidik sekaligus pengajar bagi siswa di sekolah. Oleh

karena itu, moralitas guru dapat membentuk akhlak yang utuh, kokoh, dan

tahan uji. Hal tersebut adalah bentuk kerja mental sebagai reaksi atas

pengaruh yang diterimanya dan melalui pengalaman kejiwaan terjadi

pembentukan berbagai daya rohani yang menjadi ciri kepribadian

seseorang.

Selain daya rohani, juga terdapat 3 (tiga) macam pembentukan

moralitas guru yang meliputi : 1) pembentukan hati, yang terdiri dari

pembentukan kata hati atau nurani, pembentukan niat dalam melakukan

Page 64: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

51

setiap pekerjaan, dan pembentukan kebersihan hati untuk menerima

petunjuk, 2) pembentukan kebiasaan, yang terdiri dari kebiasaan untuk

berbuat ihsan terhadap Allah SWT, kebiasaan untuk berbuat ihsan

terhadap sesama manusia, dan kebiasaan untuk berbuat ihsan terhadap

mahluk Allah lainnya.

3. Sikap Guru dalam Menghadapi Masalah

Guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah dalam menghadapi

masalah yang terjadi pada siswanya harus memiliki cara yang tepat dalam

memberikan solusinya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru

dalam memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi pada

siswa, yaitu :

a. Pemecahan masalah secara kreatif

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada 5 (lima) cara

yang terbaik untuk mengajarkan proses pemecahan masalah kepada

siswa adalah sebagai berikut :

1) Mengenali problem dan menetapkan cara kerja yang biasa

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

2) Menetapkan beberapa cara pemecahan untuk mencapai tujuan

akhir

3) Mengevaluasi dan menetapkan cara pemecahan masalah yang

terbaik.

4) Melaksanakan pemecahan permasalahan.

5) Mengamati kembali apakah rencana-rencana tersebut sejalan

dengan tujuan yang diinginkan.

b. Memberikan alasan secara deduktif dan induktif

Memberikan alasan secara deduktif ialah kemampuan untuk

menggunakan prinsip atau aturan umum guna mengatur suatu tingkah

laku tertentu, sedangkan memberikan alasan secara induktif ialah

kemampuan untuk membuat prinsip atau kesimpulan secara umum dari

hal-hal tertentu yang telah terjadi.

Page 65: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

52

c. Memberi Nasihat

Memberi nasihat merupakan memberikan saran, untuk

mengatasi problem berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan

perasaan atau gambaran. Memberikan suatu nasihat pada anak sangat

baik terutama apabila hal yang dirasakan baru bagi anak. Dalam

memberikan nasihat diperlukan 3 (tiga) cara yaitu :

1) Memelihara hubungan baik, sebab nasihat akan mudah diterima

apabila hubungan orang tua dengan anak baik, saling menghormati

dan saling percaya.

2) Memberikan dorongan untuk berbicara

3) Memberikan nasihat seperlunya

4) Memahami tingkah laku anak yang tidak benar.

Untuk memahami tingkah laku anak dilakukan melalui dua

pokok pendekatan, yaitu pendekatan dari dalam dan pendekatan dari

luar. Pendekatan ini lebih menekankan pada pengawasan tingkah laku

yang dapat diamati, dan pendekatan kausal, pada pendekatan ini yang

mencari bukan hanya pada pengawasan, tetapi juga pada pemahaman

terhadap sebab-sebabnya. Pada pendekatan kausal ini mencari maksud

dan motivasi terhadap suatu tindakan dan mencari sebab akibat suatu

tindakan.

Secara klasifikatif bentuk ketaatan siswa pada guru terdiri dari 3 (tiga)

hal yaitu :

1. Taat melaksanakan tugas guru di sekolah.

2. Taat tidak membantah/menentang perkataan dan sikap guru di sekolah.

3. Taat tidak melanggar peraturan yang dibuat oleh guru di sekolah.

Ketaatan siswa pada tata tertib di sekolah merupakan salah satu faktor

penting dalam keteraturan siswa di lingkungan sekolah untuk mengikuti

peraturan yang ada dalam rangka menjamin kehidupan yang tertib dan tenang,

hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat tercapai. Ketaatan siswa pada guru

merupakan suatu keharusan yang wajib diimplementasikan oleh siswa di

Page 66: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

53

sekolah dalam rangka untuk menjamin kehidupan yang tertib dan tenang,

hingga kelangsungan hidup sosial itu dapat tercapai.

Berdasarkan data yang diperoleh pada bab sebelumnya tentang

ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011,

telah diketahui bahwa siswa telah memberikan penilaian yaitu sebanyak 1

siswa memberikan skor 27 atau sebesar 2,7 %, sebanyak 1 siswa memberikan

skor 29 atau sebesar 2,7 %, sebanyak 3 siswa memberikan skor 30 atau

sebesar 8,33 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor 31 atau sebesar 5,55 %,

sebanyak 3 siswa memberikan skor 32 atau sebesar 8,33 %, sebanyak 2 siswa

memberikan skor 33 atau sebesar 5,55 %, sebanyak 4 siswa memberikan skor

34 atau sebesar 11,11 %, sebanyak 3 siswa memberikan skor 35 atau sebesar

8,33 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor 36 atau sebesar 5,55 %, sebanyak

6 siswa memberikan skor 37 atau sebesar 16,6 %, sebanyak 3 siswa

memberikan skor 38 atau sebesar 8,33 %, sebanyak 2 siswa memberikan skor

39 atau sebesar 5,55 %, dan sebanyak 4 siswa memberikan skor 40 atau

sebesar 11,11 %. Sehingga dapat diketahui bahwa ketaatan siswa pada tata

tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011 dapat dikategorikan baik

dengan nilai rata-rata 34,91.

Sikap ketaatan dan ketidaktaatan siswa pada peraturan di sekolah

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Keteladanan guru, sebab guru menjadi contoh bagi siswanya, sebagai

tokoh yang akan ditiru dan diteladani.

2. Moralitas guru, dimungkinkan agar siswa dapat mencontoh moralitas yang

dimiliki guru melalui sikap dan gerak yang diperbuatnya.

3. Kepribadian guru, sebab eksistensi kepribadian guru menjadi dasar dari

keteladanan yang dimiliki, dan kepribadian tersebut harus sesuai dengan

ajaran Islam.

4. Kemampuan guru dalam mendidik, sebab guru pada dasarnya bukan saja

hanya sebagai pengajar, akan tetapi guru juga mempunyai peran sebagai

Page 67: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

54

pendidik (dalam hal mendidik moralitas dan mentalitas yang ada pada

murid) baik di dalam maupun di luar sekolah.

5. Profesionalisme guru, sebab guru mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, bagi siswa untuk mencapai tujuan (pendidikan).

Ketaatan siswa pada tata peraturan di sekolah pada awalnya hanya

merupakan sebuah rangkaian teoretis kemudian oleh sekolah diajarkan kepada

peserta didik untuk dipahami, dimengerti dan selanjutnya implementasikan

secara nyata dalam kehidupannya sehari-hari khususnya pada waktu berada di

lingkungan sekolah dengan demikian perilaku siswa pada guru dapat dibentuk

dan diarahkan untuk selanjutnya dapat dipakai sebagai sebagaimana dengan

konsep ketaatan yang telah diajarkan oleh guru dan dicerminkan melalui

kepribadian guru PAI pada waktu proses pembelajaran di dalam kelas

sehingga siswa dapat melaksanakan ketaatan pada peraturan dengan baik dan

benar.

Pembentukan perilaku ketaatan siswa di sekolah merupakan salah satu

hal yang urgen diimplementasikan oleh siswa di sekolah. Oleh karena itu

dalam rangka membentuk perilaku taat pada siswa, maka setiap guru

khususnya guru PAI harus lebih dahulu setiap guru memiliki unsur-unsur

akhlak sebagai seorang guru yang baik yaitu memiliki : 1) perasaan dan emosi

guru yang mempunyai kepribadian terpadu tampak stabil, optimis dan

menyenangkan, 2) tingkah laku atau moral guru merupakan contoh teladan

yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik, 3) sikap guru dalam

menghadapi segala masalah yang dihadapinya, baik kepada peserta didik,

sesama guru, kepala sekolah dan kepala sekolah sendiri, harus tepat dan

bijaksana. Hal ini dimaksudkan karena guru adalah sebagai teladan bagi

siswanya di sekolah yang ditiru dan diikuti perkataan dan perilakunya.

Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikonklusikan

bahwa semakin tinggi kualitas akhlak guru PAI di SDN Donorojo 2 Demak

tahun 2011, maka semakin tinggi pula ketaatan siswa pada tata tertib sekolah

Page 68: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

55

di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011. Demikian pula sebaliknya, semakin

rendah kualitas akhlak guru PAI di SDN Donorojo 2 Demak tahun 2011, maka

semakin rendah pula ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo

2 Demak tahun 2011.

Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pemikiran penulis tersebut,

akhirnya dapat diberikan konklusi bahwa hipotesis penelitian ini yang

menyatakan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan pada akhlak

guru PAI dengan ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2

Demak tahun 2011, telah terbukti adanya.

Page 69: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan data penelitian, analisis data, dan pembahasan

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi siswa tentang akhlak guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Dasar Negeri Donorojo 2 Demak tahun 2011 memberikan penilaian baik,

hal ini terbukti dari rata-rata jawaban angket sebesar 34,19.

2. Ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011 dapat dikategorikan pada tingkatan yang cukup yaitu dengan nilai

rata-rata 34,91.

3. Hasil analisis statistik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi

product moment menunjukkan nilai 0,92, sehingga baik pada taraf

signifikansi 5 % nilai koefisien korelasi observasi lebih besar dari pada

koefisien korelasi dalam tabel. Berarti bahwa terdapat korelasi yang positif

dan signifikan antara persepsi siswa tentang akhlak guru PAI dengan

ketaatan siswa pada tata tertib sekolah di SDN Donorojo 2 Demak tahun

2011, dan dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat diterima.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang

diharapkan dpat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi semua pihak,

yaitu kepada :

1. Guru PAI

a. Hendaknya guru PAI senantiasa memberikan motivasi dan perhatian

siswa dalam kompetensinya sebagai guru, sehingga siswa dapat

mengikuti pembelajaran dengan optimal.

56

Page 70: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

57

b. Guru PAI semaksimal mungkin membantu kesulitan yang dialami

siswa, dan selalu memantau untuk mengetahui perkembangan baik

pada proses pembelajaran maupun pasca pembelajaran.

c. Guru PAI harus dapat meningkatkan kompetensinya dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan kualitas hasil

belajar siswa secara dinamis.

2. Siswa.

a. Siswa hendaknya dapat menjadi siswa yang taat pada guru dan tata

tertib di sekolah sehingga dapat membantu kedisiplinan di sekolah.

b. Siswa hendaknya senantiasa mempelajari bahan atau materi pelajaran

yang akan diajarkan oleh guru serta senantiasa mengembangkannya

dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang

dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang akan

dicapai oleh siswa.

c. Siswa hendaknya dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di

sekolah sehingga tercipa efektifitas belajar, karena kelas merupakan

lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan

sekolah yang perlu diorganisasi untuk mewujdukan keberhasilan

belajar dan ketuntasan belajar siswa.

C. Kata Penutup

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt.

Yang telah meningkatkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun

demikian, sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentu tidak ada

yang sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang kondusif dari para pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini

masih jauh dari kesempurnaan. Semoga Allah swt. senantiasa memberikan

ridlo-Nya kepada kita semua, dan memberikan kemanfaatan yang besar pada

skripsi yang penulis susun dengan segenap kemampuan ini. Amin.

Page 71: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2002.

______________, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,

Jakarta, 2006.

Dariyo, Agoes, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, Jakarta: Grasindo, 2003.

Djamarah, Syaiful Bahri, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Ihsan, Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Dalam Abad 21, Jakarta: Al Husna Zikra,

2000.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Muhajir, Muhammad, Pendidikan Nasional & Pembangunan Bidang Agama,

Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2005.

Nainggolan, Z.S., Hadri Hasan., Sistem Pendidikan Menurut Al Ghazaly, terj.

Fathiyah Hasan Sulaiman, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Karya, 2002.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.

Rifa’I, Muh., Akhlaq Seorang Muslim, terj. Muhammad Al Ghazaly, Semarang:

Wicaksana, 2003.

Shihab, M. Quraisy, Tafsir Al Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002.

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka

Cipta, Jakarta, 2005.

Page 72: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

Soejanto, Agoes, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Soenardjo, et.al., Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab

Suci Depag RI, 1984/1985.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2000.

Sudjana, Nana, Metodologi Penelitian, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.

Sukardi, Dewa Ketut, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta,

2001.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali, 2002.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2000.

Zuhairi, et.al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah

Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 2003.

Page 73: STUDI PERSEPSI SISWA TENTANG AKHLAK GURU PAI DAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/113/jtptiain-gdl...studi persepsi siswa tentang akhlak guru pai dan korelasinya dengan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Daftar Pribadi

Nama Lengkap : Maghfiroh

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 02 Pebruari 1974

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Kalikondang Rt.04 Rw.II Kec. Demak Kab,

Demak

HP : 081 225 592 330

2. Riwayat Pendidikan

MI Roudlotut Tholibin Khitih : Lulus tahun 1986

MTs N Karangtengah : Lulus tahun 1989

PGAN Semarang : Lulus tahun 1992

D2 UNWAHAS Semarang : Lulus tahun 2003

Mahasiswi Kualifikasi DMS IAIN Walisongo Semarang Angkatan Tahun

2009/2010

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya

dan semoga dapat menjadi keterangan yang jelas.