studi perbandingan efisiensi kinerja bank bumn dan bank

24
STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH : APLIKASI PENGGUNAAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Studi Kasus Bank Badan Usaha Milik Negara dengan Bank Pembangunan Daerah Tahun 2012 sampai 2014 ) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Irvan Dadang Prakoso 125020407111019 PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 24-Apr-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK

BUMN DAN BANK PEMBANGUNAN DAERAH :

APLIKASI PENGGUNAAN DATA ENVELOPMENT

ANALYSIS (DEA)

( Studi Kasus Bank Badan Usaha Milik Negara dengan

Bank Pembangunan Daerah Tahun 2012 sampai 2014 )

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Irvan Dadang Prakoso

125020407111019

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN

BANK PEMBANGUNAN DAERAH : APLIKASI PENGGUNAAN DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

( Studi Kasus Bank Badan Usaha Milik Negara dengan Bank Pembangunan

Daerah Tahun 2012 sampai 2014 )

Yang disusun oleh :

Nama : Irvan Dadang Prakoso

NIM : 125020407111019

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jurusan : S-1 Ilmu Ekonomi

Konsentrasi : Keuangan dan Perbankan

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji tanggal 27 Februari 2017.

Malang, 27 Februari 2017

Dosen Pembimbing,

Shofwan, S.E., M.Si

NIP. 19730517 200312 1002

Page 3: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN

BANK PEMBANGUNAN DAERAH : APLIKASI PENGGUNAAN DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Irvan Dadang Prakoso

Shofwan, S.E., M.Si Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat nilai efisiensi pada bank Badan Usaha

Milik Pemerintah dan Bank Pembangunan Daerah dengan total 28 objek penelitian dari

seluruh Bank BUMN dan Bank Pembangunan Daerah kecuali 2 Bank Pembangunan Daerah Jambi dan Bengkulu tidak dimasukkan dikarenakan laporan keuangannya tidak

dipublikasikan pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Dengan variabel Dana Pihak Ketiga, Modal, Beban Bunga, Beban non-operasional, Total Pinjaman, Pendapatan Bunga, dan

Pendapatan non-operasional. Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah

Data Envelopment Analysis dengan software Frontier Analysis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pada tahun 2012 terdapat 3 bank yang tidak efisien

yaitu BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, BPD

Sulawesi Tenggara. Sedangkan pada tahun 2013 terdapat 2 Bank yang tidak efisien diantaranya Bank Mandiri dan BPD Nusa Tenggara Timur. Tahun terakhir 2014 terdapat

6 bank yang tidak efisien yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat.

Kata kunci: Data Envelopment Analysis , Bank Badan Usaha Milik Negara , Bank Pembangunan Daerah , frontier analysis

ABSTRACT

The purpose of this study was to look at the efficiency of the State-Owned Banks and the

Regional Development Banks with a total of 28 objects of research from around the state-

owned banks and regional development banks except 2 Bank Pembangunan Daerah Jambi and Bengkulu is not included because its financial statement was not published in

2012 , 2013 and 2014. With 7 variable : Third Party Funds, Capital, Interest Expense,

non-operating expenses, Total Loans, Interest Income, and non-operating income. The analysis technique used in this research is the Data Envelopment Analysis with Frontier

Analysis software.

The results of this study showed in 2012 there were three banks were inefficient namely

East Nusa Tenggara BPD, BPD South Sulawesi and West Sulawesi, Southeast Sulawesi

BPD. Whereas in 2013 there were 2 Bank inefficient including BPD Bank and East Nusa Tenggara. Last year 2014 there were 6 banks were inefficient, namely Bank Negara

Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, East Nusa Tenggara BPD, BPD North Sulawesi and West Sulawesi.

Keywords: Data Envelopment Analysis, State Owned Enterprise Bank, regional

development banks, frontier analysis

Page 4: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

A. PENDAHULUAN

Perbankan mempunyai fungsi untuk mengumpulkan dana masyarakat yang berlebih dan kemudian menyalurkan kepada masyarakat yang kekurangan sehingga makna dari

sila ke lima pancasila dapat terwujud dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dapat

merata dari sabang sampai merauke dan tidak hanya merata di ibu kota saja melainkan dapat mejangkau desa-desa kecil di pelosok pulau.

Bank Indonesia merupakan suatu bank sentral yang mengatur bank-bank di Indonesia

yang memiliki tugas pokok membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan stablitas keuangan sebuah negara, serta mengatur sirkulasi keuangan bagi bank umum,

meskipun tidak sendirian Bank Indonesia juga dibantu oleh Otoritas Jasa Keuangan yang dalam proses kelahirannya masih baru yakni di tahun 2012 dimana tugas yang semula

menjadi tugas Bank Indonesia dalam hal pengawasan perbankan yang ada di indonesia

mulai dari Bank Persero, Bank Swasta, Bank Campuran dan Bank Asing diberikan wewenang kepada Otoritas Jasa Keuangan untuk mengaturnya.

Gambar Grafik Bank di Indonesia dengan Tingkat Jumlah Asset Tertinggi

Sumber : Data olahan , 2016

Di indonesia sendiri terdapat empat Bank Usaha Milik Negara antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.

Bank Usaha Milik Negara sebenarnnya mempunyai anak perusahaan dibawah bank

utama seperti BRI Syariah anak perusahaan Bank BRI, Bank Agro Niaga Tbk anak perusahaan Bank BRI, BNI Syariah anak perusahaan Bank BNI, Mandiri Syariah anak

perusahaan Bank Mandiri, Bank Mandiri Taspen Pos anak perusahaan Bank Mandiri. Peneliti tidak memasukkan anak perusahaan dari setiap Bank BUMN yang akan diteliti

dikarenakan laporan keuangan Bank BUMN dan Bank Syariah berbeda dalam segi

perhitungan dan istilah jadi nantinya ditakutkan pembaca ataupun pengguna informasi pada penelitian ini mengalami kebingunggan dalam menerima informasi sehingga peneliti

menggunakan Bank Utama BUMN saja.

0

200

400

600

800

asset

Bank Mandiri

Bank Rakyat Indonesia

Bank Central Asia

Bank Negara Indonesia

Bank CIMB Niaga

Bank Danamon

Bank Permata

Bank Panin

Bank Internasional Indonesia

Bank Tabungan Negara

Bank-bank di Indonesia dengan

Asset Tertinggi

Page 5: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Grafik Bank Pembangunan Daerah dengan Jumlah Aset Terbesar

Sumber : Data olahan , 2016

Data diatas merupakan 10 Bank Pembangunan daerah dengan total aset terbesar di Indonesia dimana terdapat jarak yang sangat signifikan antara Bank Pembangunan

Daerah Jabar yang berada di urutan pertama dengan Bank Pembangunan Jatim yang berada di urutan kedua, data di atas menggunakan satuan ukuran Trilyun. Dengan

harapan jumlah nasabah yang ada di Bank Persero masih bisa diimbangi oleh Bank

Pembangunan Daerah dengan total aset tertingginya. Selanjutnya dari Bank Pembangunan Daerah diambil 26 Bank Pembangunan Daerah

mulai dari sabang sampai merauke di antaranya : Bank Aceh, BPD Bali, BPD Bengkulu,

Bank DKI, BPD Jambi, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Barat dan Banten, BPD Jawa Timur, BPD Kalimantan Timur, BPD Kalimantan Tengah, BPD Kalimantan Barat, BPD

Kalimantan Selatan, BPD Lampung, BPD Maluku, BPD Nusa Tenggara Barat, BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Papua, BPD Riau Kepri, BPD Sulawesi Tenggara, BPD

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, BPD Sulawesi Tengah, BPD Sulawesi Utara, BPD

Sumatera Barat, BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, BPD Sumatera Utara, BPD Yogyakarta, untuk dijadikan variabel dari Bank Pembangunan Daerah.

B. KAJIAN PUSTAKA

Konsep Teori Efektifitas dan Efisiensi

Kata efektif didapat dari bahasa inggris yaitu effective yang mempunyai arti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan dengan baik. Menurut Pasolong (2007:4), efektivitas pada

dasarnya berasal dari kata efek dan digunakan sebuah julukan atau istilah ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dilihat sebagai suatu sebab dari variabel lain.

Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat terselesaikan

atau dengan kata lain sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

total aset

BPD JAWA BARAT DAN BANTEN

BPD JAWA TIMUR

BPD DKI

BPD JAWA TENGAH

BPD KALIMANTAN TIMUR

BPD SUMATERA UTARA

BPD RIAU DAN KEPULAUAN RIAU

BPD PAPUA

BPD SUMATERA BARAT

BPD BANK ACEH

Bank Pembangunan Daerah dengan Aset Terbesar

Page 6: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Kata efektivitas tidak dapat disama artikan dengan efisiensi karena keduanya memiliki arti yang berbeda walaupun dalam berbagi pengunaan kata efisiensi lekat

dengan kata efektivitas efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektifitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian tujuan.

Kamus ilmiah populer mendefinisikan efektifitas sebagai ketepatan penggunaan hasil

guna atau menunjang tujuan. Efektifitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target

yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu.

Robbins (2008) memberikan definisi efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dapat diartikan sebagai efektivitas

merupakan suatu standar pengukuran untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

The Liang Gie (1998:147) mengemukakan definisi bahwa, “Efektivitas yaitu suatu

keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki”.

Secara nyata stoner Kurniawan (2005) menekankan pentingnya efektivitas dalam

pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Menurut Mullins (2006:14), efektif itu harus terkait dengan pencapaian tujuan

dan sasaran suatu tugas dan pekerjaan dan terkait juga dengan kinerja dari proses pelaksanaan suatu pekerjaan.

Menurut Emerson seperti yang dikutip Handayaningrat (1994:16), memberikan

definisi bahwa :Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya”.

Sedangkan Georgopolous dan Tannenbaum (1998:50), mengemukakan bahwa

“Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu organisasi tetapi juga mekanisme mempertahankan diri dalam mengejar sasaran dengan kata lain,

penilaian efektivitas harus berkaitan dengan masalah sasaran maupun tujuan”. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian efektivitas berada

pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai dengan rencana semula dan menimbulkan efek

atau dampak terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan. Tingkat efektivitas dapat

diukur dengan membandingkan antara rencana atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif,

namun jika usaha atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Dari beberapa pengertian efisiensi di atas, dapat disimpulkan bahwa efisiensi adalah

kegiatan mencapai tujuan dengan benar, dengan cara menggunakan input yang minimum secara optimal dengan hasil output yang maksimal. Dalam mengukur efisiensi, pada

umumnya juga akan dibahas mengenai produktivitas yang dihasilkan suatu Dicision

Making (DMU) hingga dapat dikatakan suatu DMU tersebut efisien. Produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total output terhadap rata-rata tertimbang dari

input. Lebih lanjut, produktivitas pada dasarnya merupakan hubungan antara output dan input dalam sebuah produksi, produktivitas dapat diukur secara parsial maupun total.

Produktifitas parsial merupakan hubungan antara output dengan satu input, contoh

produktivitas parsial yang sering digunakan adalah produktivitas tenaga kerja yang menunjukan rata-rata output per tenaga kerja, atau produktivitas kapital yang

menggambarkan rata-rata output per kapital. Produktivitas total atau biasa disebut Total Factor Productivity (TFP), mengukur

hubungan antara output dengan beberapa input secara serentak, hubungan tersebut

dinyatakan dalam rasio dari indeks output terhadap indeks input agregat, jika rasio meningkat berarti lebih banyak output dapat diproduksi menggunakan jumlah input

tertentu atau sejumlah output dapat diproduksi dengan menggunakan lebih sedikit input.

Page 7: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Untuk membedakan istilah produktivitas dan efisiensi dapat diilustrasikan dengan proses produksi sederhana dimana satu input (x) digunakan untuk memproduksi satu output (y).

Hal ini dapat dilihat pada Gambar diatas dan dibawah Garis 0F’ pada Gambar ketiga merupakan frontier produksi yang menggambarkan hubungan antara input dan output.

Frontier produksi menunjukkan tingkat output maksimum yang dapat dicapai pada tiap

tingkat input, dengan tigkat teknologi tertentu dalam suatu industri. Perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut dapat beroperasi pada frontier jika perusahaan efisien

secara teknis atau dibawah fontier jika perusahaan tidak efisien secara teknis. Titik A

menunjukkan titik yang inefisien, sedangkan titik B dan C menunjukkan titik yang efisien. Perusahaan yang beroperasi di titik A merupakan perusahaan yang inefisien

karena secara teknis perusahaan tersebut dapat meningkatkan output ke tingkat output yang sama dengan titik B tanpa membutuhkan input yang lebih besar.

Gambar Garis Frontier Efisiensi dan Efisiensi Tekhnis

Sumber : Arafat, 2008. Manajemen Perbankan Indonesia. , 140-141

Pada Gambar diatas untuk mengukur produktivitas masing-masing titik data digunakan garis bantu yang berasal dari titik 0 ke masing-masing titik data, yaitu garis a,

b dan c. Kemiringan (slope) garis tersebut adalah y/x dan merupakan ukuran

produktivitas. Jika perusahaan yang beroperasi di titik A bergerak ke titik B yang efisien secara teknis, kemiringan garis tersebut akan menjadi lebih besar. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat produktivitas lebih tinggi di titik B. Jika perusahaan bergerak ke titik C, garis tersebut merupakan garis singgung terhadap frontier produksi dan menunjukkan

produktivitas maksimum yang mungkin dicapai. Pergerakan ke titik C adalah contoh

pemanfaatan skala ekonomi. Titik C merupakan titik skala optimal (secara teknis). Operasi perusahaan di titik lainnya pada frontier produksi (selain titik C) akan

menghasilkan tingkat produktivitas yang lebih rendah. Kesimpulan dari uraian tersebut

adalah perusahaan yang sudah efisien secara teknis masih mungkin memperbaiki produktivitasnya dengan memanfaatkan skala ekonomi.

F

A

B

A

C

0

Y

X

Page 8: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Produktivitas, Efisiensi Tekhnis dan Skala Ekonomi

Sumber : Arafat, 2008. Manajemen Perbankan Indonesia. , 140-141

Uraian tersebut tidak memasukkan komponen waktu. Jika perbandngan produktivitas

dilakukan antar waktu yang berbeda, sumber perubahan produktivitas lainnya yang mungkin adalah perubahan teknis. Perubahan teknis melibatkan kemajuan teknologi yang

ditunjukkan dengan pergeseran frontier produksi ke atas. Hal ini ditunjukkan pada

Gambar diatas berupa pergeseran frontier produksi (pada periode 0) 0F0’ menjadi frontier produksi (pada periode 1) 0F1’. Pada periode 1, seluruh perusahaan secara teknis

dapat memproduksi lebih banyak output pada tiap tingkat input, relatif terhadap output

yang mungkin diproduksi pada periode 0. Jadi peningkatan produktivitas suatu perusahaan dari tahun satu ke tahun selanjutnya tidak hanya berasal dari perbaikan

efisiensi, tetapi mungkin juga karena perubahan teknis atau pemanfaatan skala ekonomi atau kombinasi dari ketiga faktor ini

Gambar Perubahan Tekhnis di antara Dua Periode Waktu

Sumber : Arafat, 2008. Manajemen Perbankan Indonesia. , 140-141

Perubahan produktivitas industri keuangan dapat disebabkan oleh perubahan teknologi atau perubahan efisiensi teknis. Perubahan teknologi dapat dilakukan dengan

F

A

B

A

C

0

Y

X

a b

c

F

0

Y

X

F

Page 9: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

pembukaan dan penetrasi pasar lain, sedangkan perubahan efisiensi teknis dapat dilakukan dengan usaha perusahaan-perusahaan yang inefisien untuk menyusul

perusahaan yang efisien.

C. METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan simbol dan angka yang nantinya dapat menghasilkan sebuah kesimulan berupa data yang dapat

dijelaskan secara tertulis. Di dalam metode penelitian terdapat Jenis Data, Sumber Data,

Definisi Oprasional Variabel, Motode Analisis Data.

Sumber Data

a. Bank Indonesia

b. Badan Pusat Statistik Jawa Timur

c. Lembaga Penjamin Simpanan d. Laporan Keuangan tiap-tiap Bank yang diperoleh dari situs utama perusahaan

Definisi Oprasional Variabel

a. Dana Pihak ke Tiga

Dalam dana pihak ketiga seperti giro, tabungan, deposito digunakan oleh perbankan untuk menjaga likuiditas berguna untuk menjaga kestabilan perbankan

itu sendiri karena tingkata suku bunga dan kondisi rupiah sendiri yang berubah-ubah menyesuaikan kondisi pasar.

b. Modal

Modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah modal yang diperoleh dari awal berdirinya perusahaan dengan batasan pertahun dalam setiap data dimana

data nanti akan terdapat tiga modal dalam setiap satu bank yang didapat dari

tahun 2012 sampai dengan 2014 c. Beban Bunga

Dari tahun ke tahun setiap perbankan melakukan ekspansi yang cukup besar dimana para bank tersebut mulai menjangkau daerah-daerah yang belum

memiliki kantor cabang ataupun cabang pembantu untuk menjangkau para

nasabahnya dari permasalahan ini dapat dikategorikan beban bunga dimana waktu pembuatan aset sampai dengan pemakaian dikategorikan sebagai beban

bunga.

d. Beban Non-Oprasional Beban non-operasional dalam penelitian ini antara lain terdiri dari transfer

payment, denda, beban tenaga kerja dan lain-lain yang dapat ditemukan di dalam laporan keuangan setiap bank yang digunakan dalam penelitian ini.

e. Total Kredit

Total kredit adalah sebuah program dari perbankan yang bertujuan membantu pada nasabah yang mempunyai kekurangan dana dan nasabah yang mempunyai

kelebihan dana kemudian dari masalah tersebut pihak bank menjadi perantara

kepada pihak yang memiliki kekurangan dana guna memulai bisnis baru ataupun memperbesar bisnis yang sudah ada dengan dana pinjaman dari pihak perbankan.

f. Pendapatan Bunga

Page 10: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Pendapatan bunga adalah hasil dari pinjaman-pinjaman yang diberikan atau investasi-investasi yang dilakukan perbankan seperti giro, obligasi, simpanan

berjangka dan surat pengakuan hutang lainnya. g. Pendapatan Non-Operasional

Pendapatan non operasional di dalam perbankan antara lain penggantian dari

asuransi kredit, pendapatan deviden, beban personalia, beban umum dan administrasi yang didapatkan dari bukan pendapatan asli bunga melainkan dari

sub akun yang lain.

Metode Analisis Data

Data envelopment analysis adalah suatu metodologi yang digunakan untuk

mengukur efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan atau unit kerja yang

bertanggung jawab menggunakan sejumah input untuk memperoleh suatu output yang

ditargetkan. DEA merupakan model pemrograman fraksional yang bisa mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk tiap variabel sebelumnya,

tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dan output. DEA menghitung ukuran efisiensi secara skalar dan menentukan level input dan output

yang efisien untuk unit yang dievaluasi. Proses pengolahan data dengan DEA

merumuskan indikator pengukuran efisiensi bank, bisa berupa : deposito, beban bunga, pinjaman, pendapatan bunga dan indikator lainnya ke dalam model matematis. Tahap ini

merupakan penyederhanaan penggambaran masalah yang kompleks ke dalam bentuk

kuantitatif untuk mencari solusi guna menyelesaikan masalah yang ada. Sebuah model matematis menggunakan variabel keputusan atau decision variables untuk

menggambarkan keputusan kuantitatif yang akan dibuat. Sementara fungsi tujuan atau objective function akan mengekspresikann ukuran kinerja dari tiap decision variable

dalam model. Kendala atau constraint dalam model menggambarkan pembatasan

terhadap nilai yang akan dimasukkan ke dalam variabel keputusan. Parameter dari sebuah model konstanta yang akan muncul dalam fungsi tujuan dan kendala. Metode DEA ini

diciptakan sebagai alat evaluasi kinerja suatu aktivitas di sebuah unit entitas atau

organisasi yang selanjutnya disebut DMU (Decision Making Unit) atau Unit Pembuat Keputusan (UPK). Secara sederhana pengukuran dinyatakan dengan rasio : output atau

input yang merupakan satuan pengukuran efisiensi atau produktivitas yang bisa dinyatakan secara parsial ataupun secara total dengan melibatkan semua output dan input

suatu entitas ke dalam pengukuran yang dapat membantu menunjukkan faktor input apa

yang paling berpengaruh dalam menghasilkan suatu output. Hanya saja perluasan pengukuran produktivitas dari parsial ke total akan membawa kesulitan dalam memilih

input dan output apa yang harus disertakan dan bagaimana pembobotannya.

Data envelopment analysis pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 dan 1979. Pendekatan DEA lebih menekankan pendekatan yang

berorientasi kepada tugas yang penting, yaitu mengevaluasi kinerja dari unit pembuat keputusan (Decision Making Units). Analisis yang dilakukan berdasarkan kepada

evaluasi terhadap efisiensi relatif dari DMU yang sebanding. Selanjutnya, DMU yang

efisien tersebut akan membentuk garis frontier. Jika DMU berada pada garis frontier, maka DMU tersebut dapat dikatakan efisien relatif dibandingkan dengan DMU yang lain

dalam peer group-nya. Selain menghasilkan nilai efisiensi masing-masing DMU, DEA

juga menunjukkan unit-unit yang menjadi referensi bagi unit-unit yang tidak efisien. DEA merupakan pendekatan non parametrik dengan menggunakan teknik linear

programming sebagai dasar. Langkah kerja penelitian dengan metode DEA ini meliputi: 1. identifikasi DMU atau unit yang akan diobservasi beserta input dan output

pembentuknya

2. menghitung efisiensi tiap DMU untuk mendapakan target input dan output yang diperlukan untuk mencapai kinerja optimal

Page 11: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Pendekatan Input dan Output

Pendekatan yang digunakan dalam mendefinisikan hubungan input output dalam

tingkah laku dari institusi finansial pada metode parametrik maupun non-parametrik

adalah :

1. Pendekatan produksi (the production approach),

Pendekatan produksi melihat institusi finansial sebagai produser dari akun deposit (deposit accounts) dan kredit pinjaman (loans); mendefinisikan output sebagai

jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Input-

input dalam kasus ini dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed assets) dan material lainnya.

2. Pendekatan intermediasi (the intermediation approach),

Pendekatan intermediasi memandang sebuah institusi finansial sebagai intermediator: merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus

kepada unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang

diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial

investments). 3. Pendekatan asset (the asset approach)

Yang terakhir adalah pendekatan asset yang memvisualisasikan fungsi primer

sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam

bentuk aset-aset.

Orientasi penentuan Input dan Output

Dalam penelitian ini terdapat dua orientasi yang digunakan dalam metodologi

pengukuran

efisiensi, yaitu : 1. Orientasi input

Sebuah perspektif yang melihat efisiensi sebagai pengurangan penggunaan input

meski memproduksi output dalam jumlah yang tetap. Cocok untuk industri dimana manager memiliki kontrol yang besar terhadap biaya operasional.

Gambar Proyeksi Frontier Orientasi Input Model CCR

Sumber : Cooper dalam Indrawati 2009

Page 12: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

2. Orientasi output

Sebuah perspektif yang melihat efisiensi sebagai peningkatan output secara

proporsional dengan menggunakan tingkat input yang sama. Cocok untuk industri

dimana unit pembuat keputusan diberikan kuantitas resource dalam jumlah yang fix dan diminta untuk memproduksi output sebanyak mungkin dari resource

tersebut. Perbedaan antara orientasi input dan output model DEA hanya terletak

pada ukuran yang digunakan dalam menentukan efisiensi (yaitu dari sisi input dan output), namun semua model (apapun orientasinya), akan mengestimasi

frontier yang sama.

Gambar Proyeksi Frontier Orientasi Output Model CCR

Sumber : Cooper dalam Indrawati 2009

Pendekatan Optimisasi

1. Constant Return to Scale

Model CCR yang merupakan model dasar DEA menggunakan asumsi constant return to scale yang membawa implikasi pada bentuk efficient set yang linier. Model

constant return to scale dikembangkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes (model CCR) pada tahun 1978. model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan

input dan output adalah sama (constant return to scale). Artinya, jika ada tambahan

input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuat

keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang optimal. Untuk masing-masing DMU

akan dihitung pengukuran rasio output terhadap input, u’yi/v’xi, dimana u adalah M x 1 adalah bobot output dan v adalah K x 1 merupakan bobot input. Untuk memilih

bobot optimal, diperlukan persamaan matematika sebagai berikut :

Page 13: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Persamaan diatas merupakan solusi untuk u dan v yang dibatasi dengan constraint bahwa efisiensi harus bernilai lebih kecil atau sama dengan satu. Permasalahan dari

persamaan diatas adalah adanya kemungkinan infinite number. Untuk mencegah hal

tersebut, maka v’xi = 1, sehingga :

dimana terjadi perubahan notasi dari u dan v menjadi μ dan ν yang merefleksikan

transformasi. Bentuk ini disebut bentuk multiplier dari linear programming. Dengan

menggunakan program linear duality, maka dapat diturunkan persamaan bentuk envelopment yaitu :

Θ adalah skalar dan λ adalah N x 1 vektor konstanta. Θ adalah nilai efisiensi untuk DMU ke i. Dan hasilnya akan memenuhi Θ ≤ 1, nilai 1 mengindikasikan titik pada

frontier dan DMU dikatakan efisien secara teknis. Program linear tersebut harus diselesaikan sebanyak N kali untuk masing-masing DMU.

Page 14: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Frontier efisien model CCR

Sumber : Diana dalam Indrawati 2009

2. Variable Return to Scale Model ini dikembangkan oleh BCC (Banker, Charnes & Cooper) pada tahun

1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan

bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal. Asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak

sama (variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih

besar dari x kali. Rumus VRS dapat dituliskan dengan program matematika

seperti berikut ini:

N1’l = 1 adalah menyatakan bahwa unit yang inefisien hanya akan dibandingkan dengan unit yang memiliki ukuran yang sama. Saat CRS, unit yang inefisien dapat

saja dibandingkan dengan unit yang lebih besar atau lebih kecil darinya. Model output-oriented VRS adalah sebagai berikut :

Page 15: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Dimana 1≤φ<∞, dan φ-1 merupakan peningkatan output secara proporsional yang

dapat dicapai oleh DMU, dengan kuantitas input yang ada. Contoh DEA output-

oriented dapat dilihat pada gambar diatas. Titik observasi dibawah kurva dan yang berada pada bagian kanan dari titik aksis merupakan output slack. Contohnya, titik P

akan diproyeksikan ke titik P’ yang terletak pada frontier tapi titik ini bukan merupakan titik yang efisien karena Y1 masih dapat ditingkatkan kembali sejumlah

AP’ tanpa harus menambah input. AP’ disebut juga sebagai output slack.

D. PEMBAHASAN

Gambaran Umum

Dalam kurun waktu antara 2012 sampai dengan 2014 peneliti menggunakan 7

variabel yang terdiri dari 4 input yaitu : Dana pihak ketiga, Modal, Beban bunga, dan

Beban non-operasional sedangkan output terdiri dari 3 variabel antara lain : Total

pinjaman, Pendapatan bunga, dan Pendapatan non-operasional dengan satuan rupiah. Objek penelitian Bank Persero atau BUMN dengan total ada 4 bank BUMN sedangkan

untuk bank pembangunan daerah terdapat 26 bank pembangunan daerah yang tersebar di indonesia namun peneliti hanya memasukan 24 bank pembangunan daerah saja

dikarenakan BPD Jambi dan BPD Bengkulu tidak mempublikasikan laporan

keuangannya pada tahun 2012 sampai dengan 2014. Sedangkan pemilihan variabel yang diteliti berdasarkan gabungan dari penelitian terdahulu yakni jurnal dari Jelena Titko,

Daiva Jureviciene dan digabung dengan Hailing Zhao a, Sangmok Kangayang dengan

mempertimbangkan akun yang bisa didapatkan di laporan keuangan tiap objek yang diteliti mulai dari tahun 2012 sampai 2014 sehingga didapatkan 7 variabel. Peneliti

memasukan 4 variabel Bank BUMN dan 23 Bank Daerah dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Terdapat 2 Bank yang tidak dimasukan dikarenakan keterbatasan data atau tidak

ditemukannya laporan keuangan Bank Daerah tersebut untuk tahun yang sudah

ditentukan, Bank Daerah tersebut antara lain : Bank Pembangunan Daerah Jambi dan Bank Pembangunan Daerah Bengkulu.

Page 16: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Hasil Penelitian Tahun 2012

Dari hasil penelitian yang sudah diproses menggunakan aplikasi Banxia dengan

cara memasukan variabel-variabel yang sudah dipilih dengan total tujuh variabel mulai dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 peneliti menghasilkan data sebagai berikut :

Gambar Data Viewer tahun 2012

Sumber : Data olahan , 2016

Gambar di atas adalah proses pemasukan data dengan variabel dana pihak ketiga,

modal, beban bunga, beban non-operasional, total pinjaman, pendapatan bunga, dan

pendapatan non operasional yang dijadikan satu dalam kurun waktu satu tahun yakni

tahun 2012 saja. Dengan objek penelitian 4 Bank BUMN dan 23 Bank Pembangunan Daerah.

Gambar Hasil Efisiensi tahun 2012

Page 17: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Sumber : Data olahan , 2016

Seperti yang bisa kita lihat setelah data dimasukan seperti pada gambar diatas

menghasilkan kesimpulan jika pada tahun 2012 dari 4 Bank BUMN dan 23 Bank

Pembangunan Daerah terdapat 24 Bank yang memiliki nilai efisien 100% dan 3 Bank dengan nilai masing-masing 90,2% BPD NTT, 95,2% BPD Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Barat yang menunjukan kemampuan dalam mengelola laporannya kurang

begitu baik karena tidak mendapat nilai efisiensi 100%, BPD NTT menghasilkan nilai efisiensi 90,2% dikarenakan dalam laporan keuangan tahunannya akun Beban Bunga dan

Pendapatan Bunga kurang begitu dapat dimaksimalkan dibandingkan dengan akun laporan keuangan yang lain sehingga terdapat perbedaan yang cukup jauh antara Beban

Bunga, Pengapatan Bungan dengan Akun laporan keuangan yang lainnya. Sedangkan

BPD Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat atau disingkal Sulselbar mendapat nilai efisiensi sebesar 95,2% dikarenakan akun beban non operasional dan pendapatan bunga

lebih rendah dibandingkan dengan nilai ketujuh variabel yang diteliti. Meski mendapat

nilai effisiensi 100% namun BPD Sulawesi Tenggara juga tidak terlalu baik karena nilai effisiensi dari beban bunga tidak bagus dibandingkan dengan variabel yang lainnya.

Gambar Total Potential Improvement tahun 2012

Page 18: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Sumber : Data olahan , 2016

Dikarenakan keterbatasan aplikasi pemproses data envelopment analysis peneliti

membagi total potential improvement menjadi tiga gambar pie. Pada pie yang pertama total pinjaman menjadi variabel yang paling baik untuk dikembangkan potensinya pada

tahun 2012 disusul pendapatan non operasional dan beban non operasional. Pie kedua sangat berbeda jauh dengan pie pertama dan ketiga dimana total pinjaman sangat

mendominasi dibandingkan dengan variabel yang lainnya. Pada pie yang ketiga total

pinjaman justru memiliki peningkatan potensi terendah dibandingkan dengan yang lainnya namun dapat diambil kesimpulan pada tahun 2012 total pinjaman merupakan

variabel tertinggi di tahun 2012 untuk dimaksimalkan potensinya.

Hasil Penelitian Tahun 2013

Dari hasil penelitian pada tahun 2013 menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda

dengan tahun sebelumnya namun perbedaan terperinci lebih pada kontribusi setiap

variabel yang ada.

Page 19: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Data Viewer Tahun 2013

Sumber : Data olahan , 2016 Gambar diatas adalah data dari empat objek bank yang akan diteliti dengan

peningkatan nilai yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yakni tahun 2012.

Gambar Hasil Efisiensi Tahun 2013

Sumber : Data olahan , 2016

Dari gambar diatas dapat diambil kesimpulan jika pada tahun 2013 semua

perbankan memiliki nilai efisien 100%.

Page 20: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Total Potential Improvement tahun 2013

Sumber : Data olahan , 2016

Pada gambar diatas yang berbentuk pie di atas menggambarkan peningkatan potensi setiap variabel dalam kurun waktu satu tahun yakni tahun 2013 dengan hasil

tertinggi pada variabel pendapatan bunga 23,34%, beban non-operasional 22,99%, dan

total pinjaman sebesar 20,58% dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan potensi untuk ketiga variabel tersebut paling tertinggi di tahun 2013.

Hasil Penelitian Tahun 2014

Pada tahun 2014 hampir keseluruhan variabel memberikan kontribusinya yang

sama besar dan keseimbangan ini membuat tahun 2014 menjadi tahun yang paling seimbang diantara tahun 2012 dan 2013 karena kesamaan rata-rata kontribusi terhadap

efisien.

Page 21: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Data Viewer Tahun 2014

Sumber : Data olahan , 2016

Nilai dari variabel pada tahun 2014 memiliki sejumlah peningkatan dan dari

peningkatan ini efisiensi di tahun 2014 menjadi lebih seimbang dan baik jika

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Gambar Hasil Efisiensi tahun 2014

Sumber : Data olahan , 2016

Dari gambar diatas kondisi efisiensi keempat objek penelitian menunjukan

tingkat efisiensi yang 100% dan ini menjadikan penelitian di jurnal ini mendapat nilai

efisiensi secara sempurna pada tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan empat objek penelitian dan tujuh variabel input dan output.

Page 22: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

Gambar Total Potential Improvement tahun 2014

Sumber : Data olahan , 2016

Dari grafik berbentuk pie diatas dapat dilihat bahwa setiap variabel memiliki peningkatan potensi yang lebih baik dari tahun 2012 dan 2013 dengan kontribusi setiap

variabel yang sama besar. Beban bunga 16,49%, modal 15,35% dan pendapatan non-operasional 15% menjadi variabel tertinggi dari tujuh variabel yang ada namun keempat

variabel lain memiliki nilai yang tidak jauh dari kedua variabel tertinggi ini.

Implikasi Penelitian

Implikasi dari penelitian ini mematahkan pandangan bahwa bank dengan asset atau dana yang besar sudah pasti efisien dikarenakan mempunyai cadangan dana dan nasabah

yang banyak diantara bank yang lainnya. Effisiensi tidak didapatkan dari jumlah dana dan

Page 23: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

nasabah yang tinggi namun dari tata kelola akun-akun perbankan dan manajemen sumber daya manusianya dengan baik lewat variabel-variabel yang diteliti.

Pada tahun tertentu ketika di negara indonesia terdapat suatu kegiatan besar seperti pemilu maka akan menyebabkan dana dari berbagai bank mengalir keluar dengan begitu

tinggi dikarenakan kebutuhan konsumsi lebih besar daripada penyimpanan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dengan total objek penelitian sebanyak 28 Bank dimana 4 bank BUMN dan 24

bank BPD dengan jangka waktu 3 tahun dimulai dari tahun 2012, 2013 dan 2014

menghasilkan 11 bank yang tidak efisien dengan pembagian masing-masing di tahun 2012 terdapat 3 bank yang tidak efisien yaitu BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Sulawesi

Selatan dan Sulawesi Barat, dan BPD Sulawesi Tenggara. Tahun 2013 terdapat 2 bank

yang tidak efisien yakni Bank Mandiri dan BPD Nusa Tenggara Timur. Dan tahun terakhir 2014 terdapat 6 bank yang tidak efisien, terbanyak diantara dua tahun

sebelumnya yaitu Bank Negara Indonesia , Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, BPD Nusa Tenggara Timur, BPD Sulawesi Utara, BPD Sumatera Barat. Selain objek

penelitian yang disebutkan di atas semua bank mendapatkan nilai efisiensi 100%.

Pada tahun 2012 variabel yang dapat ditingkatkan bank-bank yang menjadi objek penelitian antara lain Total Pinjaman, Pendapatan Non Operasional, Beban non

Operasional, Dana Pihak ketiga dan Pendapatan Bunga dimana dari 5 variabel tersebut

memberikan kontribusi yang besar diantara 7 variabel yang diteliti dalam pembagian Grafik Pie, dimana peneliti membaginya menjadi 3 grafik dalam satu tahun dengan total

28 Bank. Sedangkan tahun 2013 hampir semua variabel memberikan kontribusinya jika dilihat dari ketiga Grafik Pie, hanya beban bunga yang tidak memberikan kontribusi pada

tahun 2013. Pada tahun terakhir 2014 lebih banyak bank yang tidak efisien jika

dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, namun jika dilihat dari variabelnya masing-masing semu memberikan kontribusi yang hampir sama besar pada tahun 2014 dengan

pendapatan non operasional yang tertinggi dan dana pihak ketiga yang terendah sebesar.

Saran

1. Saran peneliti yang pertama adalah dengan dana yang begitu besar seharusnya bank pemerintah harus memanfaatkan dananya secara nyata di lapangan jangan

hanya disimpan dan tidak digunakan maka akan mengurangi tingkat efisiensi

dana tersebut meskipun memiliki jumlah dana yang cukup besar.

2. Bank daerah juga tidak terlalu baik seratus persen jika dibangingkan dengan

Bank Pemerintah dimana dari beberapa bank daerah kurang mampu mengelola manajemennya sehingga menyebabkan neracanya defisit, meskipun

kepemilikannya daerah namun banyak dari bank pembangunan daerah kurang menyebarkan banknya ke daerah lain sehingga para perantau yang bekerja di

daerah lain tetap dapat menyimpan uangnya pada daerah mereka dilahirkan

sehingga menjadikan bank daerah tersebut benar-benar mendapatkan dana yang besar dari seluruh indonesia meskipun kepemilikannya hanya berdasarkan daerah

bukan nasional.

Page 24: STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KINERJA BANK BUMN DAN BANK

DAFTAR PUSTAKA

Danim . 2004 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah Populer.

Surabaya: Arkola, 37, p.23.

Dai, G., 2010. Research on loans efficiency of commercial bank based on DEA a case study of Chinese commercial bank. 2010 International Conference on Management

and Service Science, MASS 2010. http://www.sciencedirect.com/ .

Georgopolous & Tannenbaum . 1998 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 37, p.23.

Gini, D.P., 2011. I ncome I nequality and P articipation : A C omparison of 24 E uropean C ountries. , 3(2).

Gie L . 1998 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 37, p.23.

Growth, B. & Business, M.E., 2013. Excellent Services Reaching Across the Archipelago Achieving the Best through Achieving the Best through Excellent Services ,

Reaching Across the Archipelago A Bank with the Best.

http://www.sciencedirect.com/ . Handayaningrat . 1994 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah

Populer. Surabaya: Arkola, 37, p.23.

Hui, X.F. et al., 2012. The analysis of the operational efficiency of China’s commercial

bank using DEA method and multiple regression analysis method. 2012 19th Annual International Conference on Management Science and Engineering, ICMSE

2012, 0(1), pp.1303–1307. Available at:

http://www.scopus.com/inward/record.url?eid=2-s2.0-84874376498&partnerID=40&md5=98a224eee328c82466849493e80f6405.

Indrawijaya . 1989 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 37, p.23.

Ii, B.A.B., 2009. Pengertian di atas memiliki kandungan filosofis yang tinggi. Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Pengertian bank menurut PSAK No.31 dalam Standar Akuntansi Keuangan

(1999:31.1) adalah : , pp.8–26. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementrian Keuangan RI . 1998 . Undang-

undang tentang perbankan 1998 . http://www.sjdih.depkeu.go.id/fulltext/1998/10Tahun~1998UU.htm . 10 September

2016

Jati, D.P., 2014. Dan Bank Umum Dengan Pendekatan. , 18(2), pp.297–306. Jati, D.P. & Suliyanto, 2014. Perbandingan Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank

Umum Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis. , 18(2), pp.297–306.

Kamarudin, N. et al., 2012. Measuring The Efficiency of Investment Banks in Malaysia. , pp.419–424.

Kaur, S. & Gupta, P.K., 2015. Productive Efficiency Mapping of the Indian Banking System Using Data Envelopment Analysis. 16th Annual Conference on Finance and

Accounting, Acfa Prague 2015, 25(15), pp.227–238.

Kurniawan S . 2005 . dalam Partanto, P.A. & Al Barry, M.D., 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 37, p.23.