studi pengembangan kebun raya unmul · pdf filepelabuhan laut, terminal bus dan ......

Download STUDI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA UNMUL · PDF filepelabuhan laut, terminal bus dan ... pengelolaan tentang pelayanan dan fasilitas wisata lainnya. ... berhubungan dengan judul penelitian,

If you can't read please download the document

Upload: truongtruc

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

    Riset / 1945 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 2000

    STUDI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA UNMUL SAMARINDA SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA ALAM

    DI SAMARINDA.

    Said Keliwar (Staf Pengajar Jurusan Pariwisata Politeknik Negeri Samarinda)

    Abstrak

    Kebun Raya Unmul Samarinda is one of the tourist attractions in the city of Samarinda,

    the object is a target tourists on holidays with friends and family. This place has a good appeal, especially those of flora and fauna that is still wild and has been cultivated for the purpose of education and research. Nevertheless, the development of potential products such tourist attractions as well as facilities and accessibility is still far from expectations. Lack of human resources, lack of attention from the government to give an injection of funds for the development of tourist objects and facilities is a constraint faced today.

    Based on these efforts require re-evaluation to determine the development issues associated with the development of tourist attractions, tourist facilities and accessibility that can meet the needs of visitors, in addition to know the profile of visitors who visit to the KRUS. Therefore the study was conducted to examine how development managers conducted KRUS as a tourist attraction in Samarinda.

    This research is supported by a survey with in-depth interviews, field observations, questionnaires and literature study. While the analysis method possible using qualitative descriptive analysis and Likert scales. meanwhile the sample used in this study used techniques of non-probability purposive sampling to interviews with the management and staff employees as key informants because consider that they may know the condition of the object in depth. In addition, to find out visitor profile to use sampling techniques to accidental sampling of as 20 visitors. The person who provided the questions are visitors who incidentally encountered during the study.

    Based on the research results can be seen that the development KRUS has yet to be done well. All potential natural and mini zoo, has not managed properly, a less clean environment, security and management of tourist facilities are still far from the expectations of visitors into issues that should concern managers and government.

    Key words: development, tourism.

    PENDAHULUAN

    Pariwisata merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks karena terkait dengan perjalanan atau perpindahan orang serta kegiatan yang akan dilakukan sejak berangkat dari tempat asal ke Negara atau tempat tujuan wisata hingga kembali lagi ke daerah asal dengan motif-motif tertentu.

    Kompleksitas kepariwisataan tersebut terkait dengan 4 (empat) komponen pokok yaitu pertama; terkait dengan perencanaan, pengembangan dan

    pengelolaan potensi alam dan budaya menjadi daya tarik wisata (attraction). Kedua; komponen aksesibitas terutama terkait dengan moda transportasi, sarana jalan, bandar udara, pelabuhan laut, terminal bus dan stasiun kereta api dsb. Ketiga; komponen amenitas, yaitu fasilitas utama maupun fasilitas penunjang yang harus ada di suatu obyek wisata. Perencanaan, pengembangan dan pengelolaan fasilitas dapat disesuaikan dengan karakteristik obyek wisata. Keempat; komponen perencanaan pasar wisata. Perencanaan terhadap segmentasi pasar sebagai

  • JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1816 2000 Riset / 1946

    suatu strategi untuk dapat mengetahui karakteristik dan kebutuhan wisatawan baik yang potensial maupun aktual yang akan dan telah melakukan perjalanan wisata.

    Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Kebun Raya UNMUL Samarinda (KRUS) yang selama ini dijadikan sebagai salah satu tempat rekreasi bagi warga Samarinda dan sekitarnya menggambarkan bahwa upaya yang telah dilakukan oleh pengelola KRUS dan pemerintah belum mampu menjadikannya sebagai obyek wisata alam yang unggul, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya sumber daya manusia, penataan dan pemanfaatn ruang (zona) yang belum dilakukan dengan baik dan maksimal, pengelolaan fasilitas dan infrastruktur yang belum memadai berdasarkan pada karakteristik obyek wisata alam, kurang maksimal perhatian pemerintah dan pengelola terhadap pengelolaan potensi dan atau atraksi wisata baik flora maupun fauna yang tersedia KRUS. Berdasarkan pada kondisi tersebut maka, kajian atau studi ini dilakukan untuk mencoba memberikan gambaran terhadap kondisi KRUS untuk dikelola menjadi obyek wisata alam yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, pengunjung dan pemerintah.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana studi terhadap pengembangan Kebun Raya Unmul Samarinda Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Alam di Samarinda.

    Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Di dalam penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan temuan yang mencakup identifikasi potensi yang menjadi daya tarik wisata, fasilitas serta infrastruktur yang tersedia di obyek penelitian untuk dikembangkan menjadi menjadi salah satu obyek wisata alam di Samarinda serta mengetahui profil pengunjung yang berkunjung ke KRUS.

    Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kepariwisataan alam, menjadi arahan dan bahan pertimbangan serta masukan bagi pemerintah atau pengelola untuk pengelolaan KRUS pada saat ini dan masa yang akan dating.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, integrative, berkelanjutan, dan bertanggung jawab terhadap nilai-nilai sosial-budaya, agama, dan lingkungan untuk kepentingan nasional. Selain itu, pembangunan kepariwisataan bertujuan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat dan mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional maupun global serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

    Pengembangan Obyek Wisata Alam.

    Pariwisata alam adalah segalah sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam, termasuk usaha pemanfaatan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha lain yang terkait dengan obyek wisata alam. Wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara dengan tujuan menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di kawasan marga satwa, taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam (Permen Kehutanan RI, No. 48/2010). Pengembangan obyek wisata alam adalah segala upaya atau cara yang dilakukan secara terkoordinir, terintegratif, melibatkan semua stakeholder, dan berkelanjutan yang terkait dengan komponen-komponen kepariwisataan alam sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan untuk menikmati keunikan dan keindahan alam flora dan fauna yang terdapat di kawasan taman nasional, kawasan marga satwa, taman hutan raya dan taman wisata alam sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung berupa income (pendapatan) yang diperuntukan sebagai biaya konservasi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pihak lainnya sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

    Komponen-Komponen Kepariwisataan Alam.

    Pariwisata merupakan suatu aktifitas yang kompleks dari suatu sistem yang besar, mempunyai berbagai komponen yang saling terkait, jika salah satu sistem atau komponen tidak berjalan dengan baik maka akan mempengaruhi sistem yang lainnya. Pariwisata tidak dapat dilihat sebagai sesuatu yang berdiri sendiri tetapi memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek lain yang mungkin ada di luar maupun di dalam pariwisata itu sendiri dan membentuk suatu sistem sebagai satu kesatuan yang utuh. Menurut Mill & Morrison (1985) bahwa pariwisata adalah sistem dari berbagai elemen yang tersusun seperti sarang laba-laba. Sistem pariwisata terdiri dari empat komponen utama, yaitu; (1) Pasar (reaching the marketplace); (2) Travel (the purchase of travel

  • http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

    Riset / 1947 JURNAL EKSIS Vol.7 No.2, Agustus 2011: 1267 2000

    products); (3) Destination (the shape of travel demand); (4) Pemasaran (the selling of travel).

    Sedangkan menurut Leiper (1979) dalam Cooper, et. al; (1998) sistem pariwisata terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu wisatawan, daerah asal wisatawan, daerah tujuan wisatawan, daerah antara (transit routes) dan industri pariwisata. Kelima komponen tersebut ditetapkan berdasarkan adanya keterkaitan secara spasial dan fungsional. Sementara itu menurut Inskeep (1991) pengelolaan pariwisata akan berhasil dengan baik jika penerapan komponen-komponen pariwisata dilakukan secara integratif, yaitu (1) pengelolaan menyangkut aktivitas dan atraksi wisata; (2) pengelolaan tentang transportasi; (3) pengelolaan tentang akomodasi yang baik dan nyaman; (4) Pengelolaan tentang elemen-elemen institusional; (5) Perencanaan tentang infrastruktur lainnya; (6) pengelolaan tentang pelayanan dan fasilitas wisata lainnya.

    Sedangkan menurut Gunn (2002), sistem pariwisata secara umum terbagi dalam dua bagian yaitu supply dan demand. Di dalam demand terdapat beragamnya kemampuan dan minat wisatawan sedangkan supply menyangkut semua aspek baik fisik maupun non fisik yang dibangun untuk melayani kebutuhan wisatawan. Terdapat lima komponen dari sisi supply dalam sistem kepariwisataan yang saling terkait satu dengan yang lain,yaitu: (1)Daya Tarik (Attractions); merupakan komponen terkuat dari sisi supply pariwista. (2) Pelayanan (Services), fasilitas merupakan salah satu hal penting dalam mendukun