studi penentuan daya tampung beban pencemaran...

12
STUDI PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN HILIR SUNGAI MUSI RUAS PULOKERTO PT. BADJA BARU KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI QUAL2KW Handayani Lestari 1 , Riyanto Haribowo 2 , Emma Yuliani 2 1) Mahasiswa Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya 2) Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRAK Objek pada penelitian ini adalah Sungai Musi, yang terletak di Kota Palembang, Sumatera Selatan, merupakan salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Indonesia. Kondisi kualitas air di sungai ini harus diperhatikan karena tingginya permintaan tidak seimbang dengan kualitas air yang baik. Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kapasitas beban pencemaran, yang berguna untuk pertimbangan pemerintah terhadap kebijakan peningkatan kualitas air. QUAL2KW digunakan sebagai aplikasi untuk menghitung kapasitas pencemaran yang masuk ke masing-masing segmen sungai. Ada 3 skenario dalam penelitian ini, simulasi 1 adalah model yang dikalibrasi, simulasi 2 adalah maksimum kondisi beban polutan, dan simulasi 3 adalah minimum kondisi beban polutan. Nilai kapasitas beban polutan diperoleh dari selisih antara simulasi 2 dan simulasi 3. Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas beban pencemaran di Sungai Musi (khususnya segmen Pulokerto - PT Baja Baru) pada tahun 2016 berurutan 12.948 kgDO/hari, 25.205 kgBOD5/hari, 3.207 kgNH3-N/hari, 642 kgPO4/ hari. Kata Kunci: Kualitas Air, QUAL2Kw, Daya Tampung Beban Pencemaran, Sungai Musi. ABSTRACT The Object of this research is a river named Musi, located in Palembang City, South of Sumatera, which is one of the longest and the biggest river in Indonesia. The condition of water quality in this river must be concerned because the high demand is not balanced with a good water quality. So, the aim of this study is to determine the value of the pollution load capacity, which is useful for consideration to government on water quality improvement policy. QUAL2Kw is used as an application to calculate the pollution capacity which entered to each river segment. There are 3 scenarios in this study, simulation 1 is calibrated model, simulation 2 is maximum of pollutant load condition, and simulation 3 is minimum of pollutant load condition. The value of pollutant load capacity is obtained from the difference between simulation 2 and simulation 3. The results show that the pollution load capacity on Musi River (particularly segment Pulokerto PT. Baja Baru) in 2016 sequentially 12.948 kgDO/day, 25.205 kgBOD5/day, 3.207 kgNH3-N/day, 642 kg PO4/day. Keywords : Water Quality, QUAL2Kw, The Pollution Load Capacity, Musi River. PENDAHULUAN Sungai Musi merupakan salah satu sungai utama di Sumatera Selatan dan banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Palembang. Sepanjang sungai dengan panjang 750 km dan lebar 300 meter berdiri sejumlah industri seperti PT. Hevea MK II, PT. Badja Baru dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk di Kota Palembang telah meningkat, sekitar 1,5 juta orang, berarti kebutuhan air bersih sekitar 1,9 juta/l/ orang / hari. Faktanya, 70% air di Sungai

Upload: hoangtruc

Post on 15-May-2019

258 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

STUDI PENENTUAN DAYA TAMPUNG BEBAN

PENCEMARAN HILIR SUNGAI MUSI RUAS PULOKERTO – PT.

BADJA BARU KOTA PALEMBANG DENGAN MENGGUNAKAN

APLIKASI QUAL2KW

Handayani Lestari1, Riyanto Haribowo2, Emma Yuliani2 1)Mahasiswa Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

2)Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145, Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Objek pada penelitian ini adalah Sungai Musi, yang terletak di Kota Palembang, Sumatera Selatan,

merupakan salah satu sungai terpanjang dan terbesar di Indonesia. Kondisi kualitas air di sungai ini harus

diperhatikan karena tingginya permintaan tidak seimbang dengan kualitas air yang baik. Jadi, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kapasitas beban pencemaran, yang berguna untuk pertimbangan

pemerintah terhadap kebijakan peningkatan kualitas air. QUAL2KW digunakan sebagai aplikasi untuk

menghitung kapasitas pencemaran yang masuk ke masing-masing segmen sungai. Ada 3 skenario dalam

penelitian ini, simulasi 1 adalah model yang dikalibrasi, simulasi 2 adalah maksimum kondisi beban polutan,

dan simulasi 3 adalah minimum kondisi beban polutan. Nilai kapasitas beban polutan diperoleh dari selisih

antara simulasi 2 dan simulasi 3. Hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas beban pencemaran di Sungai Musi

(khususnya segmen Pulokerto - PT Baja Baru) pada tahun 2016 berurutan 12.948 kgDO/hari, 25.205

kgBOD5/hari, 3.207 kgNH3-N/hari, 642 kgPO4/ hari.

Kata Kunci: Kualitas Air, QUAL2Kw, Daya Tampung Beban Pencemaran, Sungai Musi.

ABSTRACT

The Object of this research is a river named Musi, located in Palembang City, South of Sumatera,

which is one of the longest and the biggest river in Indonesia. The condition of water quality in this river

must be concerned because the high demand is not balanced with a good water quality. So, the aim of this

study is to determine the value of the pollution load capacity, which is useful for consideration to government

on water quality improvement policy. QUAL2Kw is used as an application to calculate the pollution capacity

which entered to each river segment. There are 3 scenarios in this study, simulation 1 is calibrated model,

simulation 2 is maximum of pollutant load condition, and simulation 3 is minimum of pollutant load

condition. The value of pollutant load capacity is obtained from the difference between simulation 2 and

simulation 3. The results show that the pollution load capacity on Musi River (particularly segment Pulokerto

– PT. Baja Baru) in 2016 sequentially 12.948 kgDO/day, 25.205 kgBOD5/day, 3.207 kgNH3-N/day, 642 kg

PO4/day.

Keywords : Water Quality, QUAL2Kw, The Pollution Load Capacity, Musi River.

PENDAHULUAN

Sungai Musi merupakan salah satu

sungai utama di Sumatera Selatan dan

banyak digunakan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat Palembang.

Sepanjang sungai dengan panjang 750

km dan lebar 300 meter berdiri sejumlah

industri seperti PT. Hevea MK II, PT.

Badja Baru dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu, jumlah

penduduk di Kota Palembang telah

meningkat, sekitar 1,5 juta orang, berarti

kebutuhan air bersih sekitar 1,9 juta/l/

orang / hari. Faktanya, 70% air di Sungai

Musi terkontaminasi limbah rumah

tangga, dan 30% lainnya terkontaminasi

oleh limbah industri (Menteri

Lingkungan Hidup, 2016). Perubahan

penggunaan lahan di sekitar perbatasan

sungai Musi yang mempengaruhi kondisi

kualitas air sungai itu sendiri. Keadaan

ini menimbulkan kekhawatiran tentang

penurunan kualitas air, mengingat

penggunaan dan pemanfaatan sungai ini

begitu tinggi. Oleh karena itu,

perhitungan kapasitas beban pencemaran

diperlukan untuk untuk pertimbangan

pengelolaan perbaikan kualitas air pada

kebijakan pemerintah berikutnya.

Langkah pertama untuk menentukan nilai

kapasitas beban pencemaran adalah

mengumpulkan data kualitas air, data

hidrolika, dan efluen yang menuju ke

sungai. Selanjutnya adalah memasukkan

data ke lembar kerja QUAL2Kw. Hasil

dari langkah ini adalah model dalam

bentuk grafis. Kemudian model harus

dikalibrasi dengan trial and error nilai

koefisien (Brown, 1987). Berdasarkan

permasalahan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui

nilai kapasitas beban pencemaran.

METODOLOGI

Metode penentuan kapasitas beban

pencemaran dalam penelitian ini adalah

metode komputasi dengan menggunakan

program QUAL2KW. Data sekunder

dikumpulkan meliputi peta, data kualitas

air sungai, kondisi hidrolik sungai,

sumber titik kualitas air, populasi Kota

Palembang dan kondisi meteorologi. Data

kualitas air, peta, kondisi sungai hidrolik,

sumber kualitas air diperoleh dari Dinas

Sanitasi dan Lingkungan. Sedangkan data

populasi Kota Palembang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik. Langkah

selanjutnya adalah menentukan segmen.

Setelah segmen tersebut tercapai, data

yang telah diperoleh kemudian

dimasukkan ke dalam program

QUAL2Kw untuk formasi model.

Gambar 1. Lokasi Wilayah Studi

Sumber: Google Earth (2016)

Data – Data Penelitian

1. Data peta wilayah Sungai Musi Ruas

Palembang yang didapat dari

BAPEDA Kota Palembang.

2. Data parameter kualitas air meliputi

DO, BOD5, COD, NH3-N. dan PO4

pada empat titik lokasi studi yaitu

Pulokerto, PT. Hevea MK II,

Jembatan Musi II, dan PT. Badja

Baru.

3. Data klimatologi seperti kecepatan

angina, suhu, dan tutupan awan dari

BMKG Kota Palembang.

4. Data hidrolik seperti debit sungai,

kedalaman sungai, dan kecepatan

aliran sungai.

Langkah – Langkah Studi

Adapun langkah-langkah studi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data yang telah terkumpul akan

dianalisis sesuai dengan input data

pada worksheet QUAL2Kw yakni

berupa data klimatologi, data profil

sungai, data debit dan kualitas air

sungai, serta data debit dan kualitas

air limbah.

2. Kemudian Pembangunan model yang

meliputi, entry data kualitas air 5

tahun, kemudian penentuan koefisien

model.

3. Simulasi di aplikasi QUAL2Kw dan

perhitungan daya tampung beban

pencemaran dengan menggunakan 4

skenario (Data Eksisting, Beban

Kosong, Beban Penuh, Debit

maksimum dan minimum).

Analisa Penyaringan Data Outlier

Apabila dalam serangkaian data

terdapat pencilan atau outliers, dengan

sendirinya akan menurunkan nilai

koefisien regresi atau korelasinya.

Metode yang digunakan untuk menyaring

data adalah metode Boxplot. Analisa ini

dilakukan untuk membuang data outlier

atau yang merupakan data trend,

mengikuti persamaan berikut ini:

Mild Outlier

lower inner fence: Q1– 1,5(IQR) (1)

upper inner fence: Q3+ 1,5(IQR) (2)

Extreme outlier

lower outer fence: Q1– 3(IQR) (3)

upper outer fence: Q3+ 3(IQR) (4)

IQR = Q3 – Q1 (5)

Dengan:

Q1= kuartil0atas

Q3 = kuartil0bawah

IQR = Selisih Q1 dan Q3

Beban Pencemaran

Beban pencemaran sungai adalah

jumlah suatu unsur pencemar yang

terkandung dalam air sungai. Beban

pencemaran sungai dapat disebabkan oleh

adanya aktivitas industri, pemukiman,

dan pertanian. Beban pencemaran sungai

dapat dihitung dengan menggunakan

rumus (Mitsch & Goesselink, 1993):

BPS = (Cs)j x Qs x f (6)

Keterangan:

BPS = Beban Pencemaran Sungai

(kg/hari)

(Cs)j = kadar terukur sebenarnya unsur

pencemar j (mg/lt)

Qs = debit air sungai (m3/hari)

F = faktor konversi

1 kg

1.000.000 mg x

1000 l

1 m3 x 86.400 detik

= 86,4

Daya Tampung Beban Pencemaran

Daya tampung beban pencemaran

atau sering disebut dengan beban harian

maksimum total (total maximum daily

loads) merupakan kemampuan air pada

suatu sumber air, untuk menerima

masukan beban pencemaran tanpa

mengakibatkan air tersebut menjadi

cemar. Perhitungan daya tampung beban

pencemaran diperlukan untuk

mengendalika zat pencemar yang berasal

dari berbagai sumber pencemar yang

masuk ke dalam sumber air dengan

mempertimbangkan kondisi intrinsik

sumber air dan baku mutu air yang

ditetapkan (Metcalf & Eddy, 2003).

Adapun untuk menghitung nilai daya

tampung beban pencemaran adalah

sebagai berikut :

DTBP = Beban Penuh – Beban

minimum (kg/hari) (7)

Keterangan :

DTBP = Daya Tampung Beban

Pencemaran (kg/hari)

QUAL2Kw

Model QUAL2Kw merupakan

pengembangan dari model QUAL2E

dengan menggunakan bahasa

pemrograman Visual Basic for

Application (VBA) yang dapat dijalankan

dengan program Microsoft Excel. Dalam

penelitian digunakan model QUAL2Kw

versi 5.1. Model ini mampu mensimulasi

parameter kualitas air antara lain

temperatur, conductivity, Inorganic

Solida, Dissolved Oxygen, CBODslow,

CBODfast, Organic Nitrogen, NH4-

Nitrogen, NO3-Nitrogen, Organic

Phosporus, Inorganic Phosporus (SRP),

Phytoplankton, Detritus (POM), (Total

Coliform) Pathogen, Generic Constituent

(COD), Alkalinity, pH (Rusnugroho, A,

2012).

Data yang diperlukan untuk

pemodelan QUAL2Kw adalah :

1. Data Kualitas air di headwater dan

downstream boundary

2. Elevasi sungai dan posisi geografis

3. Panjang sungai, kecepatan aliran,

kedalaman, lebar sungai.

4. Temperatur udara, titik embun,

kecepatan angin, tutupan awan,

tutupan benda lain per reach.

5. Cahaya dan panas

6. Point Source : lokasi, debit, kualitas

air

7. Diffuse Source

8. Data hidrolis, temperatur, kualitas

(rata-rata, min, max) beberapa titik di

sepanjang sungai.

Data di atas di-inputkan ke dalam

program excel di komputer. Setelah

program dijalankan (RUN), akan

diperoleh output yang merupakan hasil

perhitungan berupa tampilan numerik dan

generik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini akan menganalisis

Sungai Musi dengan panjang kurang

lebih 7,1 km dari hulu (titik Pulokerto)

menuju hilir (titik PT. Badja Baru).

Dalam hal ini, sungai dibagi menjadi

beberapa segmen. Dengan panjang 7,1

km maka sungai dibagi menjadi 3

segmen. Segmentasi pada sungai ini

dilakukan untuk keperluan pemodelan

dan mempermudah dalam penentuan titik

pengambilan data sungai. Pembagian ini

sudah didasarkan pada masukan dari anak

sungai yang ada disepanjang lokasi,

tempat untuk pengambilan sampel,

belokan, perubahan dimensi sungai serta

masukan dari sumber pencemar.

Tabel 1. Pembagian Segmen Sungai Musi

Segmen Kilometer

(dari hilir)

Elevasi

Hulu

(m)

Hilir

(m)

Pulokerto – PT.

Hevea MK II 7,1 – 5,05 4,88 3,96

PT. Hevea MK II –

Jembatan Musi II 5,05 – 2,05 3,96 2,75

Jembatan Musi II –

PT. Badja Baru 2,05 – 0 2,75 2,15

Sumber: Hasil Pengamatan

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa

lokasi studi dibagi menjadi tiga reach

(segmen). Pembagian segmen ini

didasarkan pada titik pengambilan sample

kualitas air yang dilakukan Dinas

LingkungaHidup dan Kebersihan Kota

Palembang.

Kalibrasi Model

Setelah reach dibuat, maka

dilakukan entry data ke dalam komputer

yang meliputi identitas sungai, debit, dan

kualitas hulu identitas reach, sumber

pencemaran point source dan non point

source akan ikut serta menentukan

kualitas air sungai Musi.

Dalam penelitian ini sebelum

melakukan beberapa simulasi kualitas air,

maka model perlu dikalibrasi. Kalibrasi

model dilakukan dengan tujuan data

model mendekati data input yang telah

dimasukkan kedalam program. Hal ini

dikarenakan adanya perbedan waktu dan

variasi data. Kalibrasi model dibagi

menjadi 2 yaitu, kalibrasi data hidrolik

dan kalibrasi data kualitas air.

Trial and error dilakukan dengan uji

coba pada model kalibrasi yang bertujuan

membandingkan data prediksi model

dengan hasil pengamatan. Dengan kata

lain, model kalibrasi mendekati data

kualitas air hasil dari pengamatan. Pada

kalibrasi data hidrolik Trial and error

yang dilakukan pada manning formula

dalam worksheet reach, sedangkan

kalibrasi data kualitas air pada worksheet

reach rates.

Gambar 2. Perbandingan antara debit model dan

debit data

Gambar 3. Perbandingan antara kecepatan model dan

kecepatan data

Gambar 4. Perbandingan antara kedalaman model

dan kedalaman data

Kalibrasi hidraulik dilakukan dengan

memasukkan data-data hidraulik yakni

debit, kecepatan, dan kedalaman sungai

yang didapat dari Dinas Lingkungan

0.00

1000.00

2000.00

3000.00

4000.00

5000.00

6000.00

0246

flow

(m

^3

/s)

distance upstream (km)

Sungai Musi (10/5/2016)

Q, m3/s

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

0246

velo

cit

y (

m/s

)

distance upstream (km)

Sungai Musi (10/5/2016)

U, mps

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

01234567

dep

th (

m)

distance upstream (km)

Sungai Musi (10/5/2016)

H, m

Hidup Kota Palembang kedalam

Worksheet QUAL2Kw.

Berdasarkan hasil kalibrasi pada

Gambar 2 sampai Gambar 4 dapat dilihat

bahwa nilai antara data dan model sudah

satu tren. Walaupun memang tidak sama

persis nilainya, namun masih dapat

ditolerir. Pada Gambar 3 tren data dan

tren model sedikit berbeda hasilnya. Hasil

trial and error yang dilakukan pada sheet

reach dengan mengganti angka pada

kolom manning sesuai dengan nilai

koefisien yang sudah ditetapkan juga

tetap menunjukkan angka yang sama

tidak jauh berbeda.

Gambar 5. Perbandingan Model dan data

parameter Dissolved Oxygen (DO)

Gambar 6. Perbandingan Model dan data parameter

CBOD fast (BOD5)

Gambar 7. Perbandingan Model dan data

parameter Chemical Oxygen Demand (COD)

Gambar 8. Perbandingan Model dan data parameter

Ammonia Nitrogen (NH3-N)

Gambar 9. Perbandingan Model dan data parameter Phospat (PO4)

SIMULASI 1

Dalam simulasi 1 ini bertujuan

untuk mengkalibrasi data kualitas air

yang akan digunakan untuk simulasi

lainnya. Hasil simulasi ini diperoleh

beberapa parameter seperti DO, BOD5,

NH3-N, dan Fosfat, dengan berbagai

keadaan, beberapa melebihi standar

kualitas, sedangkan tidak. Dalam

melakukan simulasi 1 dilakukan trial and

error, untuk kalibrasi data kualitas air

pada tingkat pencapaian worksheet.

Berdasarkan hasil simulasi 1, dapat

diketahui bahwa kecenderungan model

DO yang berjalan pada QUAL2KW sama

dengan trend data yang ada DO. Nilai DO

yang semakin turun cenderung menurun.

Tapi, nilai BOD5 semakin ke hilir

cenderung meningkat. Kondisi ini

berbeda dengan nilai DO sebelumnya.

Dan dapat dilihat bahwa trend model

NH3-N dan trend Fosphate hasil running

QUAL2Kw sama dengan tren data yang

ada.

Gambar 10. . Perbandingan Model dan data

parameter Dissolved Oxygen (DO)

Gambar 11. Perbandingan Model dan data

parameter Carboneous Biologycal Oxygen Demand

(CBOD)

Gambar 12. Perbandingan Model dan data

parameter Chemical Oxygen Demand (COD)

Gambar 13. Perbandingan Model dan data

parameter Ammonia Nitrogen (NH3-N)

Gambar 14. Perbandingan Model dan data parameter Phospat (PO4)

SIMULASI 2

Simulasi 2 adalah kondisi dimana

trial and error pada sumber titik sampai

dengan nilai kualitas air hilir sesuai

dengan batas baku mutu air kelas II.

Standar mutu yang digunakan adalah

Peraturan Pemerintah No. 82. 2001.

Profil kualitas air sungai dapat dilihat

pada Gambar 10 sampai Gambar 14.

Profil kualitas ini sengaja dibuat untuk

memenuhi standar kualitas. Asumsi yang

dibuat adalah jumlah beban pencemaran.

Hasil simulasi ini dapat digunakan untuk

menghitung kapasitas beban pencemaran,

yaitu jumlah muatan yang mungkin

dibuang ke sungai tanpa menyebabkan air

sungai tercemar (tidak melebihi standar

mutu). Hasil simulasi 2 adalah nilai DO

yang tinggi. Artinya masih banyak

kandungan oksigen di perairan sungai

Musi titik Pulokerto sampai ke PT. Badja

Baru Nilai DO cenderung turun dari titik

2 ke titik 4, dari titik 2 mulai

pembuangan limbah dari 2 industri utama

karet remah. Dimana nilai BOD5 masih

diatas standar kualitas. Nilai BOD5 juga

lebih tinggi ke arah hilir, kondisi ini

berbeda dengan kondisi DO sebelumnya

yang justru mengalami penurunan. Pada

simulasi 2, beban buangan limbah terisi

penuh, sehingga nilai nilai BOD5 cukup

signifikan dibandingkan dengan simulasi

1. Maka nilai NH3-N juga di bawah dari

nilai standar mutu. NH3-N atau biasa

disebut ammonia nitrogen adalah

parameter yang bisa menjadi indikator

toksisitas amonia yang dapat

membahayakan kehidupan akuatik.

Artinya hasil perikanan yang dihasilkan

di Pulokerto rentan - PT. Badja Baru

masih aman dari penyakit akuatik karena

masih di bawah nilai standar. Dan alasan

mengapa nilai PO4 di atas dari kualitas

standar mungkin karena masih ada

pengaruh dari pemupukan daerah

pertanian. Nilai fosfat tertinggi masih ada

pada titik pertama, yaitu titik Pulokerto

dimana kawasan ini memang didominasi

oleh perkebunan dan pertanian.

Gambar 15. Perbandingan Model dan data

parameter Dissolved Oxygen (DO)

Gambar 16. Perbandingan Model dan data

parameter Carboneous Biologycal Oxygen Demand

(CBOD)

Gambar 17. Perbandingan Model dan data

parameter Chemical Oxygen Demand (COD)

Gambar 18. Perbandingan Model dan data

parameter Ammonia Nitrogen (NH3-N)

Gambar 19. Perbandingan Model dan data parameter Phospat (PO4)

SIMULASI 3

Simulasi 3 dilakukan dengan

menghilangkan beban polutan (point

source), dan data headwater sesuai

standar kualitas kelas II. Demikian pula

kualitas sumber non-sumber dinilai baik,

sama dengan standar mutu air limbah.

Dalam kondisi tanpa masukan beban

pencemaran ini, dapat diketahui besarnya

beban beban pencemaran sungai

minimum dengan beban kontaminasi

maksimal sesuai standar mutu. Hasil

simulasi 3 dapat dilihat pada Gambar 15

sampai Gambar 19. Hasil simulasi

menunjukkan bahwa pemindahan sumber

pencemaran di sepanjang sungai, kualitas

air memenuhi standar kualitas di semua

segmen. Berdasarkan hasil simulasi 3,

nilai DO di atas standar. Nilai DO

cenderung tidak meningkat secara

signifikan atau menurun secara

signifikan. Pada simulasi 3 adalah pada

kondisi beban habis limbah yang

dianggap tidak masuk ke badan sungai.

Maka nilai DO jadi cenderung konstan.

Sedangkan pada grafik BOD5, NH3-N,

dan PO4, nilainya di bawah dari standar.

Kondisi BOD5 berbeda bila dibandingkan

dengan kondisi BOD5 pada simulasi 2

yang secara keseluruhan berada di atas

standar. Hal ini disebabkan oleh pengaruh

debit buangan yang masuk ke dalam

badan sungai, sehingga kondisi BOD5

pada simulasi 3 lebih baik daripada

kondisi pada simulasi 2. pada grafik NH3-

N, nilainya juga di bawah dari standar.

Memang bila dibandingkan dengan

simulasi 2, masih sama di bawah standar

kualitas karena dalam kondisi yang ada

bahkan nilai nitrogen amonia tidak terlalu

tinggi. Namun, menurut beratnya, nilai

amoniak nitrogen dalam simulasi 3 tetap

lebih rendah dari pada simulasi 2.

Gambar 20. WQ Output Parameter Dissolved

Oxygen (DO)

Gambar 21. WQ Output parameter Carboneous

Biologycal Oxygen Demand (CBOD)

Gambar 22. WQ Output parameter Chemical

Oxygen Demand (COD)

Gambar 23. WQ Output parameter Ammonia

Nitrogen (NH3-N)

Gambar 24. WQ Output parameter Phospat (PO4)

SIMULASI 4

Pada simulasi 4, akan mencoba untuk

mempengaruhi debit kualitas air pada

titik Pulokerto ke PT. Badja Baru. Data

debit maksimum dan minimum yang

akan digunakan adalah data debit

maksimum yang tersedia di seluruh

lokasi studi (Pulokerto-PT Badja Baru).

Data debit maksimum dan minimum di

masukan pada lembar kerja headwater

secara bergantian untuk mengetahui efek

yang terjadi.

Gambar 25. Hasil Perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran (kg/hari)

Sumber : Hasil Perhitungan

Perhitungan Daya Tampung Beban

Pencemaran

Dari data simulasi kualitas air, data

digunakan untuk menghitung kapasitas

beban pencemaran di Sungai Musi dari

1.500

2001.500

4001.500

6001.500

8001.500

10001.500

12001.500

14001.500

1 2 3

Load Capacity -

BOD5

Load Capacity -

NH3-N

Load Capacity -

PO4

Load Capacity -

COD

Day

a T

amp

un

gB

eban

Pen

cem

aran

(kg/h

ari)

Segmen (Reach)

segmen Pulokerto ke PT. Badja Baru

Perhitungan kapasitas beban pencemaran

akan menggunakan data yang dihasilkan

pada lembar kerja Source Summary yang

merupakan hasil perhitungan beban

pencemaran debit dan kualitas air

masing-masing segmen. Perhitungan

kapasitas beban pencemaran

menggunakan simulasi 2 dan 3,

berdasarkan hasil dari kedua simulasi

tersebut akan diperoleh perhitungan

kapasitas pencemaran beban dengan

selisih hasil simulasi 2 (beban

pencemaran penuh) dan simulasi 3

(beban tanpa polusi) . Potensi sumber

beban pencemaran di segmen ini berasal

dari limbah industri dan limbah rumah

tangga (rumah tangga). Besarnya

kapasitas beban pencemaran yang telah

diperoleh dalam hasil penelitian ini

sewaktu-waktu dapat berubah namun

perubahannya tidak begitu signifikan.

Perbedaannya bisa disebabkan oleh

meningkatnya jumlah limbah yang

masuk, jumlah segmen, dan perbedaan

musiman.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa yang dilakukan

sesuai dengan rumusan masalah pada

kajian ini, maka dapat disimpulkan

bahwa besar Daya tampung Beban

Pencemaran yang masuk ke sungai musi

sudah melampaui daya tampung beban

pencemaran yang ada, oleh karena itu

diperlukan penanganan yang khusus

untuk kedepannya. Besar daya tampung

terbesar Sungai Musi Palembang untuk

Parameter BOD5 sebesar 12421,71

kg/hari (Reach 2), untuk Parameter COD

sebesar 6542,38 kg/hari (Reach 2), untuk

Parameter NH3-N sebesar 1552,71

kg/hari (Reach 2), untuk Parameter PO4

sebesar 310,54 kg/hari (Reach 2).

DAFTAR PUSTAKA

Brown, L.C., Barnwell, T.O., 1987. The

Enhanced Stream Water Quality

Models QUAL2E and QUAL2E-

UNCAS (EPA/600/3-87-007). U.S.

Environmental Protection Agency,

Athens, GA, pp 189.

Dinas Lingkungan Hidup. 2016.

Parameter Kualitas Air. Palembang:

Dinas Kebersihan Kota dan

Lingkungan Hidup Kota

Palembang.

Hoesein, A. 1984. Kualitas Air dan

Sistem Irigasi; Fakultas Teknik.

Universitas Brawijaya. Malang.

Menteri Lingkungan Hidup. 2010.

Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 01 Tahun 2010 tentang

Tata Laksana Pengendalian

Pencemaran Air. Jakarta:

Kementrian Lingkungan Hidup.

Metcalf & Eddy. 2003. Wastewater

Engineering :Treatment Disposal

Reuse. McGraw-Hill,Inc. New

York.

Mitsch & Gosselink. 1993. Wet Land, In

Water Quality Prevention,

Identification and Management of

Diffuse Pollution. Van Nostrand

Reinhold, New York.

Pemerintah Kota Palembang. 2016.

Kondisi Hidrologi Sungai Musi.

Palembang : Pemerintah Kota

Palembang Provinsi Sumatera

Selatan.

Ray K. Linsey, Franzini , Joshep B.

1991. Water Resources

Engineering ; Erlangga. Jakarta. (in

bahasa indonesia)

Rusnugroho, A. 2012. Aplikasi

QUAL2Kw Sebagai Alat bantu

Perhitungan Daya Tampung Beban

Pencemaran Kali Madiun Segmen

Kota Madiun. Surabaya:ITS Eco

Campus.