studi next generation network 2005

67
LAPORAN AKHIR KAJIAN TENTANG NEXT GENERATION NETWORK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN POS DAN TELEKOMUNIKASI 2005

Upload: fsfarisya

Post on 29-Nov-2014

1.745 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Studi next generation network 2005

LAPORAN AKHIR

KAJIAN TENTANG

NEXT GENERATION NETWORK

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

POS DAN TELEKOMUNIKASI

2005

Page 2: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di Indonesia

mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya di bidang

telekomunikasi dan informatika. Hal ini tidak terlepas dari semakin

banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu

menemukan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi pertelekomunikasian, dan menciptakan nilai tambah dari suatu

produk yang dihasilkan. Perkembangan ini juga sedikit banyak didorong

oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru dan beragam

layanan multimedia. Infrastruktur informasi dan komunikasi terdiri dari

Public Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone

Network (PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih

banyak berpijak pada jaringan PSTN.

Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya lebih

menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band). Untuk

mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broad band) pada jaringan

existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi

satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan jaringan

telekomunikasi masa depan atau next generation network (NGN).

Jaringan masa depan (NGN) bukanlah mempresentasikan suatu teknologi

yang spesifik, akan tetapi lebih merupakan suatu visi dan konsep market

yang justru memungkinkan implementasi teknologi dalam suatu jaringan.

Dapat juga disebutkan, bahwa NGN adalah jaringan multi service dan hal ini

sangat berbeda dengan konsep jaringan sebelumnya yang hanya

mendukung suatu service spesifik, misalnya telephoni.

Page 3: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

2

Untuk mendukung integrasi berbagai service tersebut, terdapat beberapa

platform teknologi yang sama-sama berlomba menuju impian jaringan masa

depan, diantaranya adalah Asynchronous Transfer Mode (ATM) dan

Internet Protocol (IP) yang keduanya sama-sama mengandalkan konsep

softswitch sebagai otak dari jaringannya.

Ide dasar dari softswitch adalah untuk memudahkan fungsi transport

dengan kontrol yang saat ini bersatu menjadi dua elemen jaringan yang

terpisah yang satu sama lainnya independent. Pengaturan kedua fungsi

jaringan tersebut seperti yang terjadi saat ini di PSTN mempunyai banyak

kerugian misalnya masalah system operasi yang tidak standar, ukuran fisik

yang besar, perlu perangkat keras tertentu dan mahal. Perkembangan

telepon berbasis paket pada dasarnya menerapkan konsep pemisahan ini

dimana ada suatu gateway yang berfungsi sebagai jaringan transport dan

gatekeeper untuk memberikan kepintaran dalam membangun dan

mengontrol berbagai hal tentunya akan muncul sebagai konsekwensi

dengan implementasi NGN yang menawarkan multi layanan.

Dengan penerapan NGN tersebut akan menimbulkan implikasi-implikasi.

Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu kajian terhadap implikasi regulasi

sebagai pedoman transformasi teknologi dimaksud.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kajian ini adalah memberikan suatu gambaran mengenai

pengaruh perkembangan Next Generation Network terhadap regulasi dalam

rangka mempersiapkan pengaturan kebijakan tentang teknologi Next

Generation Network.

Tujuan dari kajian ini adalah membuat suatu konsep kebijakan kepada

pimpinan sebagai masukan muatan kebijakan Next Generation Network.

Page 4: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

3

C. Ruang lingkup :

1. Inventarisasi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan jaringan

PSTN;

2. Inventarisasi jaringan sentral PSTN;

3. Inventarisasi arsitektur dan karakteristik Next Generation Network;

4. Analisis dan evaluasi teknologi Next Generation Network.

D. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah tersusunnya suatu rekomendasi

kepada pengambil keputusan sebagai masukan kebijakan pengaturan Next

Generation Network.

BAB II

Page 5: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

4

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis dan sumber data dalam kajian dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berupa

pendataan dan pelaporan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan

judul kajian ini.

2. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer diperoleh dari informan dengan instrument

wawancara kepada pihak-pihak terkait.

B. METODE ANALISIS DATA

Metode analisis yang dipergunakan dalam kajian ini dikhususkan untuk

menjawab berbagai tujuan yang telah ditetapkan dalam kajian ini, yaitu:

1. Analisis Trend, untuk mendapatkan kesimpulan tentang Next Generation

Network (NGN) dan kecenderungan perkembangan teknologi di masa

yang akan datang;

2. Analisis masalah dan potensi Next Generation Network (NGN) untuk

mengetahui berbagai permasalahan pokok yang diketemukan/dihadapi

terhadap Next Generation Network (NGN);

3. Analisis teknologi, untuk mengetahui teknologi yang cocok dalam

pengembangan teknologi Next Generation Network (NGN);

4. Analisis yuridis, untuk mengetahui proses hukum nasional dan

internasional yang mengatur tentang Next Generation Network (NGN);

5. Analisis kebijakan, untuk merumuskan rekomendasi tentang keberadaan

Next Generation Network (NGN) terhadap implikasi pada regulasi.

Page 6: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

5

C. POLA PIKIR

Pola pikir kajian seperti pada halaman 6

D. ALUR PIKIR

Alur pikir kajian seperti pada halaman 7

Page 7: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

8

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. UMUM

Saat ini, penyedia layanan (service provider) berusaha untuk

menemukan cara-cara yang inovatif untuk mempertahankan atau menarik

pelanggan yang potensial dan berusaha melakukan diferensiasi dengan

mencari jalan memberi brand pada produk dan membundle layanan baru.

Jadi, banyak service provider berusaha mencari layanan NGN sebagai alat

untuk menarik dan atau mempertahankan pelanggan potensial.

Jaringan PSTN yang didesain khusus untuk mendukung layanan

suara, telah mendominasi jaringan telekomunikasi didunia untuk waktu yang

cukup lama. Namun, perkembangan trafik paket yang terjadi saat ini telah

merubah gambaran tersebut, dimana volume trafik data secara pasti telah

melampaui trafik suara dan terus meningkat dengan percepatan yang

sangat cepat. Hal ini terjadi karena adanya dua pendorong utama, yaitu :

pertumbuhan jaringan korporasi atau LAN serta pertumbuhan dari

pengguna internet yang sangat tinggi.

Seiring dengan adanya trend market tersebut, teknologi informasi

terutama yang menggunakan basis jaringan paket juga telah berkembang

dengan sangat pesat. Basis teknologi paket ini dipercaya akan dapat

memberikan alternative bagi para operator untuk dapat memberikan

layanan data dan suara dalam satu infrastruktur tunggal dengan biaya yang

lebih ekonomis serta kemudahan dalam pemberian nilai tambah layanan.

Hal ini karena teknologi paket telah memberi banyak inspirasi bagi

berkembangnya fitur-fitur layanan yang sangat menarik sehingga dianggap

sebagai jembatan yang paling potensial menuju jaringan terintegrasi multi

layanan yang dikenal sebagai Next Generation Network.

Dari perspektif pelanggan, jaringan saat ini telah berhasil memenuhi

tujuan mereka untuk berkomunikasi jarak jauh, tetapi sebuah kunci sukses

Page 8: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

9

adalah perhatian industri telekomunikasi difokuskan pada konsep-konsep

layanan NGN dan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat direalisasikan

dalam lingkungan NGN, dan jaringan akses hingga core network (jaringan

backbone).

Pemahaman industri yang umum terdapat pandangan-pandangan

layanan NGN akan membantu merealisasi permintaan-permintaan terhadap

setiap hasil-hasil teknologi, seperti identitas area dimana kerjasama industri

dibutuhkan.

Teknologi jaringan data yang pada saat ini mengalami perkembangan

pesat didukung oleh teknologi perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software) yang sangat inovatif, telah mendukung terakomodasinya

konvergensi layanan data dan suara dalam satu platform perangkat.

Penemuan tersebut membuka peluang baik bagi para pemain

telekomunikasi baru atau para operator konvensional untuk mulai

menerapkannya di lapangan.

B. Peraturan Perundang-Undangan tentang Telekomunikasi

Regulasi telekomunikasi merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh

pemerintah selaku regulator untuk menciptakan sistem pertelekomunikasian

yang kondusif, yang dijadikan pedoman bagi pelanggan/pengguna,

operator, industri (vendor) dan regulator dalam penyelenggaraan

telekomunikasi. Hal ini tidak terlepas pula untuk pengaturan jaringan dan

jasa telekomunikasi yang telah ditetapkan pemerintah melalui Undang-

undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Peraturan Pemerintah

No 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, Keputusan

Menteri No 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan

Telekomunikasi, Keputusan Menteri No 21 Tahun 2001 tentang

Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.

Page 9: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

10

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

sebagai payung penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia antara lain

mengatur beberapa hal, yaitu mengatur tentang tujuan, pembinaan,

penyelenggara, penyelenggaraan, larangan praktek monopoli, perizinan,

perangkat telekomunikasi dan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit dan

pengamanan telekomunikasi. Mengenai penyelenggaraan telekomunikasi,

hal ini meliputi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan

jasa telekomunikasi dan penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan

khusus. Adapun penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan

penyediaan dan/atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang

memungkinkan terselenggaranya jaringan telekomunikasi dan dapat

dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,

Badan Usaha Swasta dan Koperasi.

Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi menurut PP No 52 Tahun

2000 tentang penyelenggara jaringan telekomunikasi terdiri dari

penyelenggara jaringan tetap dan bergerak. Penyelenggara jaringan tetap

dibedakan dalam penyelenggara jaringan tetap lokal, sambungan langsung

jarak jauh, sambungan internasional dan tertutup; sedangkan

penyelenggaraan jaringan bergerak dibedakan dalam penyelenggaraan

jaringan bergerak terrestrial, seluler dan satelit.

Penyelenggaraan jaringan tetap adalah kegiatan penyelenggaraan

jaringan untuk layanan telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi

terselenggaranya telekomunikasi publik dan sirkit sewa. Dalam PP tersebut,

diatur pula bahwa penyelenggara jaringan tetap lokal atau penyelenggara

jaringan bergerak seluler atau penyelenggara jaringan bergerak satelit

harus menyelenggarakan jasa telepon dasar yaitu jasa telepon yang

menggunakan teknologi circuit switch yaitu telepon dan facsimile.

Lebih jauh tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi diatur

dalam Keputusan Menteri No 20 Tahun 2001 yang antara lain menyatakan

bahwa penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib memisahkan

komponen pelayanannya (unbundling) dalam rangka menyediakan

Page 10: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

11

pelayanan yang dibutuhkan, dimana komponennya adalah jaringan lokal,

perangkat antar muka, sentral (pusat penyambungan), transmisi maupun

system pendukung operasi, pelayanan dan perangkat tambahan

Disamping itu, dinyatakan pula bahwa penyelenggaraan jaringan tetap local

terdiri dari berbasis packet switch dan circuit switch. Penyelenggara wajib

membangun jaringan tetap local berbasis circuit switch dan jaringan untuk

akses pelanggan di suatu lokasi menggunakan 1 sentral/lebih dan wajib

menyediakan akses telepon umum minimal 3% dari kapasitas jaringan.

Dalam pasal yang lain, diatur bahwa penyelenggara jaringan tetap local

berbasis packet switch wajib menyediakan jaringan transport yang

menghubungkan antar pusat jaringan/node dan jaringan akses pelanggan

yang terhubung ke pusat jaringan/node.

Pada pasal 26 KM No 20 tahun 2001, dijelaskan bahwa

penyelenggara jaringan tetap local berbasis packet switch dapat

menyelenggarakan jasa multimedia dan penyelenggara jaringan tetap local

dapat menyewakan jaringan kepada penyelenggara jasa multimedia.

Penyelenggara jasa telekomunikasi diatur dalam KM No 21 Tahun

2001 yang antara lain menyatakan bahwa jasa nilai tambah telepon adalah

penyelenggaraan jasa yang menawarkan layanan nilai tambah untuk

telepon dasar antara lain jasa telepon melalui jaringan pintar (IN), panggilan

premium, kartu panggil (calling card), jasa dengan teknologi interactive

voice response, nomor telepon masa (virtual private phone number),

rekaman telepon untuk umum, store and forward dan pusat layanan

informasi (call control) dan radio panggil untuk umum. Sedangkan jasa

multimedia adalah jasa yang menawarkan layanan berbasis teknologi

informasi meliputi jasa TV berbayar, Internet Service Provider (ISP),

Network Access Provider (NAP), Internet Telepon untuk Keperluan Publik

(ITKP). Keempat jenis layanan tersebut memerlukan izin Direktur Jenderal

Pos dan Telekomunikasi. Jenis jasa multimedia lainnya yang tidak

memerlukan izin yaitu Wireless Access Protocol (WAP), portal, Small Office

Page 11: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

12

Home Office (SOHO), transaksi online, dan aplikasi packet switched

lainnya.

Peraturan Perundangan-undangan tentang telekomunikasi, khususnya

tentang Next Generation Network belum diatur dalam peraturan

perundangan-undangan telekomunikasi, sedangkan perkembangan

teknologi telekomunikasi sangat begitu cepat pertumbuhannya, sehingga

perlu diantisipasi suatu kebijakan tentang perkembangan jaringan

telekomunikasi di masa yang akan datang.

C. Jaringan Telekomunikasi

Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi,

yang dimaksud dengan jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat

telekomunikasi dan kelengkapannya dalam bertelekomunikasi. Konsep

teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk bertelekomunikasi

merupakan proses penyambungan untuk pertukaran informasi yang

memerlukan jaringan terdiri dari CPE (Customer Promise Equipment),

switch dan transmisi. Jaringan ini terdiri atas jaringan yang berbeda untuk

jenis informasi yang berbeda (suara dan data) dan menawarkan layanan

tambah (contoh : nadasela, CLI dll), dan kecerdasan (intelligent) ada di

switch.

Komunikasi suara (Telepon) saat ini memiliki sinyal analog dimana

penyambungan dengan sirkit, switch berkembang dari manual (switch

board), analog, dijital, solusi ekonomis dengan konsentrasi dan berbagi

“resources” dan komunikasi bersifat sensitive terhadap kelambatan (time

sensitive). Komunikasi data saat ini memiliki sinyal dijital dimana

penyambungan dengan sirkit atau packet, switch berkembang dari point to

point (telegrap morse), packet (routing), solusi ekonomis dengan berbagi

resources dan komunikasi tidak bersifat sensitive terhadap kelambatan

(time insensitive).

Page 12: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

13

Jaringan penyambungan (switching network) yang ada pada operator

saat ini misalnya di PT. Telkom tbk memiliki system sentral didominasi oleh

TDM switch, dengan 3 tipe utama EWSD, NEAX dan 5ESS yang dapat

mendukung layanan suara dan internet dial-up dan semua sentral adalah

digital. Sedangkan untuk jaringan aksesnya, didominasi oleh kawat

tembaga (layanan : suara, SMS dan internet dial-up).

Trend jaringan telekomunikasi menuju konvergensi berkapasitas besar

terdiri dari teknologi PDH, teknologi SDH, teknologi DWDM dan pada

akhirnya menuju teknologi NGN.

1. Teknologi E-1 PDH

Standar lapisan fisik pertama transmisi digital berbasis time

division multiplexing (TDM) adalah E1 di Eropa dan T1 di Amerika

Utara dan Jepang.Pada sistem TDM, sinyal digital dari berbagai

sumber dialokasikan ke dalam time slot spesifik pada link agregat yang

memiliki bit rate yang lebih tinggi. Karena setiap sinyal analog

disample sebanyak 8000 kali per detik, ini menghasilkan 8 bit sample

setiap125 us. Beberapa link E1 dapat dimultipleks lagi untuk

mendapatkan bit rate agregat yang lebih tinggi. Setiap stream TDM

diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda. Sistem ini disebut

dengan Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH).

Kelemahan teknologi PDH :

Kelemahan dari hirarki multiplexing ini adalah bahwa setiap

stream TDM diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda.

Oleh karena itu jika akan menggabungkan dua stream TDM,

beberapa langkah tambahan diperlukan untuk

mengkompensasi perbedaan timing dari setiap stream.

Dengan demikian keluaran dari multiplekser memiliki bit rate

yang sedikit lebih tinggi dari penjumlahan bit-rate bit-rate

inputnya.

Namun demikian sistem ini menimbulkan beberapa masalah

untuk transmisi kecepatan tinggi. Oleh karena itu ITU-T

Page 13: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

14

mendefinisikan standar untuk transmisi digital berbasis TDM

kecepatan tinggi yang memiliki sumber timing clock terpusat yaitu

SDH.

2. Teknologi SDH

SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah suatu sistem

multipleks sinyal digital sinkron dengan kecepatan transmisi tinggi

(155,52 Mb/s, 622,08 Mb/s, 2488,32 Mb/s). Sinyal PDH eksisting dan

sinyal ATM dapat melalui sistem tersebut. Fungsi dasarnya adalah

sama seperti PDH, yaitu memultiplekskan sinyal digital bitrate rendah

ke bitrate yang lebihtinggi dengan efisiensi informasi yang

ditransmisikan.

Kelebihan SDH :

Jaringan menjadi lebih sederhana, Synchronous Network, karena

semua elemen jaringan bekerja dengan clock yang sama;

Tingkat survivabilitas jaringan yang tinggi;

Pengendali jaringan yang berbasis perangkat lunak;

Denand yang dapat dipenuhi melalui pengalokasian besarnya

bandwidth yang berbasis STM-1;

Kemudahan pengembangan jaringan eksisting dari STM-16 ke

STM-64, dengan pemasok yang sama.

Kelemahan SDH :

SDH STM-64 masih menjadi kajian lebih lanjut dari ITU-T,

terutama mengenai faktor rugi-rugi redaman, dispersi kromatis

dan efek non linear (FWM dan PMD), sehingga belum ada

standar yang baku untuk hal ini;

Belum adanya kepastian pengembangan ke depan, terutama

tentang level sinyal yang lebih tinggi dari STM-64;

Tidak semua perangkat bisa dengan mudah upgrade dari STM-16

ke STM-64. Sehingga kemungkinan penggantian perangkat

eksisting (multiplekser) secara penuh dengan perangkat yang

baru dapat terjadi.

Page 14: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

15

3. Teknologi DWDM.

Dasar Kebutuhan Kapasitas Sistem Besar :

Prediksi kebutuhan bandwidth jaringan transport yang semakin

tinggi serta akan digelarnya layanan-layanan berbasis paket;

Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan kapasitas jaringan yang

besar, mudah dan relatif murah untuk jangka panjang;

Kapasitas link yang ada sudah penuh dan tidak mungkin dilakukan

proses upgrade;

Tidak ada fiber tersisa pada link yang ada;

Penggelaran fiber baru akan membutuhkan biaya yang besar;

Kemungkinan pengembangan kapasitas jaringan di masa

mendatang yang sulit untuk dilakukan.

2 Alternatif utama meningkatkan kapasitas sistem :

Alternatif 1 : meningkatkan kecepatan transmisi eksisting (SDH

STM-16) menjadi 10 Gbit/s (STM-64). Teknologi SDH STM-64

merupakan teknologi SDH dengan kemampuan multipleksing sinyal

yang lebih besar.

Alternatif 2 : implementasi sistem DWDM. Prinsip dasar DWDM :

DWDM adalah suatu teknologi jaringan transport yang

mentransmisikan trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10

Gbps dalam bentuk panjang gelombang (...) yang berbeda pada

satu fiber.

Secara umum, komponen-komponen yang ada dalam sistem DWDM

adalah sebagai berikut :

Komponen fungsi multipleks sinyal gelombang (DWDM

Multiplexer);

Komponen fungsi demultipleks sinyal gelombang (DWDM

Demultiplexer);

Komponen fungsi pengirim sinyal (transmitter), komponen fungsi

penerima sinyal (receiver);

Page 15: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

16

Komponen fungsi penguat sinyal, EDFA (Erbium-dopped fiber

amplifier) yang digunakan untuk panjang gelombang 1550 nm dan

efektif untuk jenis fiber ITU-T G.655

Komponen fungsi media fisik (fiber optik).

Topologi jaringan DWDM meliputi point to point, Ring dan Mesh :

Point to point

Peringkat dasar yang digunakan dalam topologi point to point

adalah wavelength multiplexer/demultiplexer;

Ring

Dalam konfigurasi ring, perangkat OADM berfungsi melakukan

add/drop sinyal dalam system. Perangkat OADM ini

mengefisienkan jumlah perangkat yang digunakan dalam suatu

node yang memiliki hubungan trafik ke beberapa titik lain secara

dominan dalam jaringan.

Mesh

Topologi Mesh akan diimplementasikan pada area yang memiliki

tingkat densitas yang tinggi dan memiliki sebaran konsumsi trafik

yang hampir sama dalam area tersebut. Karena perangkat OXC

belum secara luas dipergunakan, terutama untuk menjaga

interoperabilitas, maka tidak direkomendasikan untuk

mengimplementasikan perangkat ini.

Kelebihan DWDM :

Tepat untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak

jauh (long haul) baik untuk sistem point to point maupun ring

topology;

Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak

terprediksi;

Transparan terhadap berbagai bit rate dan protokol jaringan;

Tepat untuk diterapkan pada daerah industri/bisnis dengan

perkembangan kebutuhan Bandwidth sangat cepat.

Page 16: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

17

Kelemahan DWDM :

Rekomendasi ITU-T yang secara spesifik menyatakan tentang

sistem DWDM hanyalah rekomendasi seri ITU-T G.692;

Standarisasi tentang optical ADM dan Optical Cross

Connect,Optical Switch yang spesifik belum ada;

Perencanaan dan disain jaringan yang menggunakan system optic

penuh harus dilakukan secara matang dan pasti terutama tentang

pengalokasi power budget;

Pengalokasian antara panjang gelombang yang satu dengan

panjang gelombang yang lain harus dilakukan secara tepat dan

sama;

Antara dua jenis pemasok maka jarak antar panjang gelombang

yang diimplementasikan juga harus sama;

Dalam transport IP menggunakan optic, format frame yang akan

digunakan sebagai solusi IP direct optic belum ada standarnya,

sehingga pemanfaat SDH/ATM pada layer 2 lapis OSI masih

dibutuhkan.

D. PENYELENGGARA/OPERATOR JARINGAN TELEKOMUNIKASI

(JARINGAN TETAP LOKAL DAN PACKET SWITCH )

Terlampir di lampiran 1

E. Trend Next Generation Network

NGN pada saat ini menjadi isu dalam telekomunikasi yang paling

menarik perhatian dunia, Perkembangan NGN itu sendiri bertujuan untuk

menyediakan suatu jaringan yang terbuka dan mampu memberikan layanan

yang terintegrasi. NGN akan dibangun dan dikembangkan untuk

mendukung seluruh layanan yang sudah ada maupun layanan-layanan baru

yang dikembangkan dari layanan yang telah ada atau bahkan layanan yang

benar-benar baru yang disebabkan perkembangan teknologi dan tuntutan

Page 17: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

18

pasar. Termasuk didalamnya layanan-layanan tersebut misalkan adalah

Mobile Service, Fixed Service baik untuk public maupun private. Variasi

layanan yang diberikan dapat beragam tergantung dari karakteristik layanan

yang diberikan seperti : media tunggal atau layanan multimedia, fixed bit

rate atau variable real time dan sebagainya.

Disamping itu dengan berkembangnya pengembangan dalam jaringan

mobile dan demand yang tumbuh dengan cepat terhadap komunikasi

personal, maka kebutuhan akan mobilitas yang tinggi (baik terminal maupun

personal) dalam berkomunikasi akan tumbuh makin kuat diantara para

pengguna jasa telekomunikasi. Maka dari itu NGN harus mampu untuk

mendukung system yang berkarakteristik bergerak (mobile), dengan

terminal yang bersifat mudah dibawah (portable) dan memenuhi

persyaratan komunikasi mobile yang telah ada.

Dari sisi reliabilitas layanan dan sekuritas, NGN harus mampu dan

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang reliable dan

sekuritas yang terjamin dengan baik. Karakteristik diatas merupakan target

yang menjadi konsiderasi pengembangan NGN baik saat ini hingga

memenuhi kebutuhan masa depan.

F. Faktor Pemicu

Pemicu munculnya NGN berasal dari 3 (tiga) sumber berbeda yaitu :

1. Pengguna (user) :

a. Keinginan koneksi internet lebih cepat;

b. Keinginan akan kemampuan yang sama dari layanan fixed dan

wireless;

c. Keinginan akan perpindahan yang mulus antara fixed dan

wireless;

2. Operator jaringan :

a. Keinginan akan jaringan skala luas yang dapat direncanakan;

b. Keinginan yang akan mudah dikelola;

Page 18: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

19

c. Keinginan untuk menawarkan jaringan sebanyak mungkin kepada

penyedia layanan;

d. Keinginan pengembalian dan investasi yang telah dilakukan

(Return on Investment) secepat mungkin.

3. Penyedia layanan :

Keinginan akan akses sederhana dan terbuka ke jaringan

G. Layanan Next Generation Network

Jenis-jenis layanan dalam lingkungan NGN, beberapa sudah tesedia,

sedang yang lain masih dalam tahap perencanaan, telah dihubungkan ke

controller NGN dan dianggap sebagai kandidat untuk implementasi NGN.

Meskipun munculnya layanan baru akan menjadi faktor yang menarik dalam

NGN kebanyakan dari keuntungan yang dimiliki NGN justru mungkin

berasal dari sekumpulan layanan tradisional. Sekumpulan layanan

tradisional akan memberi kontribusi pada network, pada saat layanan baru

mulai tumbuh.

Pada bagian selanjutnya dari kajian ini akan diberikan deskripsi

singkat dari berbagai layanan yang dipercaya akan menjadi faktor

penggerak yang penting dalam lingkungan NGN (Misalnya, penetrasi NGN

pada lingkungan layanan tradisional, berapa keuntungan yang akan

dihasilkan dan sebagainya), jangkauan yang luas dari layanan (misal : dari

basic voice telephony kepada layanan yang lebih futuristic seperti

Distributed Virtual Reality) akan dijelaskan untuk menekankan bahwa

arsitektur NGN akan mendukung berbagai jenis layanan berikut ini :

1. Voice Telephony.

NGN diperlukan untuk mendukung bermacam-macam layanan

berbasis pada layanan voice telephony yang ada (misal : call waiting,

call forwarding, 3-way calling, various centrex features, various class

features).

Page 19: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

20

Lingkungan NGN dirancang untuk mendukung sejumlah layanan yang

berbasis pada layanan tradisional yang kecil ini. Hal ini disebabkan

karena layanan voice telephony adalah yang paling mudah dipasarkan

dan merupakan gambaran awal yang diminta dari perspektif regulasi.

2. Layanan-layanan data (connectivity) memungkinkan konektifitas real

time antara end point, dan berbagai fitur-fitur value added (missal :

bandwidth on demand, keandalan koneksi seperti switched virtual

connections (SVC), dan manajemen bandwidth, serta call admission

control.

3. Layanan multimedia, memungkinkan multi user untuk saling

berinteraksi menggunakan voice, video dan data secara terintegrasi.

Hal ini memungkinkan pelanggan untuk berbicara satu sama lain

ketika menampilkan informasi visual.

4. Virtual Private Network (VPN). Voice VPN memperbaiki kapabilitas

networking interlokasi dengan memungkinkan perusahaan besar yang

tersebar secara geografi untuk menggabungkan Network Private

mereka yang ada di beberapa jaringan PSTN. VPN memberikan

tambahan keamanan serta merupakan sistem networking yang

memungkinkan pelanggan untuk menggunakan jaringan IP.

5. Public Network Computing (PNC), menyediakan layanan-layanan

computing berbasis jaringan publik untuk keperluan bisnis dan

pelanggan, misalnya penyedia jaringan publik dapat menyediakan

generic processing dan kemampuan menyimpan (menyediakan

webpage, penyimpanan/pemeliharaan/back up file data atau

menjalankan aplikasi computing.

Penyedia jaringan publik akan membebani pengguna untuk

penggunaan processing dasar dan penyimpanan, tetapi tidak memiliki

pengetahuan terhadap isi serta informasi yang disimpan. Secara

alternatif, penyedia jaringan publik ini dapat menyediakan aplikasi

bisnis secara khusus (Misal : enterprise resource planning (ERP),

laporan waktu, dsb) atau aplikasi-aplikasi di tingkat konsumen (misal

Page 20: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

21

Taxcut, kitchen, pembaharuan model, dsb), dengan semua atau

sebagian dari pemrosesan atau penyimpanan terjadi di jaringan.

Dalam hal ini, biling dapat dilakukan berdasarkan jam, harian,

mingguan, biaya lisensi layanan dan sebagainya

6. Unified Messaging, mendukung pengantaran dari Voice mail, Email,

Fax mail, dan halaman-halaman melalui interfaces yang sudah umum.

Melalui interfaces tersebut, pengguna akan melakukan akses, dengan

pesan notifikasi pada berbagai media yang ada. Dalam konsep ini,

terdapat integrasi pesan dimana suatu pesan dapat diakses dari

berbagai media yang ada.

7. Information Brokering, mencakup periklanan, pencarian data, dan

penyediaan informasi, untuk mencocokan pelanggan dengan

providers, misalnya pelanggan dapat menerima informasi berdasarkan

kriteria pre-spesifik atau berdasarkan preferensi personal dan pola

tingkah laku.

8. E-commerce, memungkinkan pelanggan untuk membeli barang-

barang dan jasa secara elektronik melalui jaringan. Hal ini dapat

mencakup pemrosesan transaksi, memeriksa informasi pembayaran,

penyediaan fasilitas keamanan dan perdagangan (misal mencocokkan

penjual dan pembeli yang bernegosiasi untuk barang dan jasa). Home

banking dan Home shopping masuk dalam kategori layanan ini juga

mencakup aplikasi bisnis ke bisnis (misal : manajemen supplai

berantai dan aplikasi manajemen pengetahuan).

9. Call Center Services, pelanggan dapat meletakkan suatu pesan suara

ke suatu call centre dengan interface suatu halaman web. Pesan suara

tersebut dapat kemudian diroutingkan ke perangkat lunak agent yang

tepat untuk kemudian diarahkan ke sistem yang dapat diakses pemilik

pesan dimanapun berada (misal virtual call centre).

Voice call pesan email dapat diurutkan secara seragam ke agen, agen

memiliki akses elektronik ke pelanggan, katalog, stok dan penawaran

Page 21: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

22

informasi; yang mana dapat ditransmisikan bolak-balik antara

pelanggan dan agen.

10. Interactive Gamming, menawarkan pelanggan dengan cara

mengadakan sesi permainan secara online.

11. Home Manager. Dengan jaringan yang terhubung hingga ke rumah-

rumah dan tersedianya berbagai alat-alat deteksi cerdas, layanan

dapat memonitor dan mengendalikan sistem keamanan rumah, sistem

energi, sistem hiburan dirumah dan peralatan lainnya. Akses kepada

berbagai sistem yang ada dirumah dapat dilakukan melalui halaman

web ataupun perangkat mobile yang dimiliki pelanggan.

H. Teknologi Next Generation Network

Teknologi informasi dan komunikasi (infokom) berkembang semakin

pesat didorong oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru

dan beragam layanan multimedia. Infrastruktur infokom terdiri dari Public

Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone Network

(PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih banyak berpijak

pada jaringan PSTN.

Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya

lebih menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band).

Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broadband) pada

jaringan existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur”

menjadi satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan Jaringan

Telekomunikasi Masa Depan atau Next Generation Network (NGN).

Ada tiga faktor utama pendorong evolusi jaringan PSTN tradisional

menuju NGN, yaitu :

1. Keterbatasan arsitektur sentral PSTN existing.

Operator telekomunikasi akan kesulitan untuk meningkatkan

kemampuan PSTN untuk melayani layanan multimedia jika hanya

mengandalkan upgrade versi perangkat lunak dan hardware pada

sentral eksisting. Infrastruktur sentral eksisting kebanyakan merupakan

Page 22: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

23

proprietary atau teknologinya bersifat tertutup dan dikuasai vendor

tertentu saja. Hal ini jelas menimbulkan ketergantungan operator

telekomunikasi kepada pemasok perangkat tersebut. Operator juga sulit

untuk berinovasi dan membuat fitur baru. Selain itu, biaya upgrade, dan

pengembangannya pun menjadi mahal dan membutuhkan waktu yang

lama. Karena sifatnya yang tertutup pula, maka biaya operasi dan

pemeliharaan juga semakin besar.

2. Trend konvergensi jaringan dan layanan.

Saat ini perbedaan teknik antara PSTN dan PSDN menyebabkan

terjadinya pemisahan antara keduanya. PSTN yang berbasis Circuit

switch merupakan jaringan kompleks dengan ukuran yang besar,

tersentralisir, dan tertutup. Sedangkan PSDN berbasis packet switch,

lebih sederhana dan terdistribusi. PSDN tumbuh dengan pesat dengan

adanya Internet, ekstranet, virtual private network (VPN), serta teknologi

berbasis paket lainnya.

Investasi sentral PSTN existing yang sangat besar juga tidak bias

diabaikan begitu saja.. Pilihannya adalah konvergensi antara PSDN dan

PSTN menjadi satu jaringan tunggal multilayanan, dengan melakukan

evolusi secara bertahap pada jaringan PSTN agar mampu

mengakomodasi packet switch.

3. Regulasi telah memunculkan operator-operator baru.

Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999

tentang Telekomunikasi yang membuka kesempatan berusaha di bidang

telekomunikasi, maka bermunculan operator-operator baru di sektor

telekomunikasi. Persaingan yang semakin ketat antara operator, hal ini

akan berdampak pelanggan akan berpindah ke competitor jika operator

tersebut tak mampu memberikan layanan yang beragam dan murah.

I. Arsitektur Next Generation Network

Menurut trend perkembangan jaringan telekomunikasi saat ini, jaringan

masa depan akan menjadi jaringan terintegrasi pita lebar (broadband),

Page 23: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

24

terdiri dari bermacam-macam akses edge dengan hierarki fungsional

jaringan makin jelas dan mudah dipahami. .

Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar pada jaringan

existing seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan

komunikasi, maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi

jaringan tunggal multilayanan disebut dengan jaringan telekomunikasi masa

depan (Next Generation Network) yang merupakan konsep komunikasi

masa depan dari pendekatan PSTN, VoIP dan jaringan data dan

dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC). Semua jenis

informasi dikirim dalam bentuk paket : gateway dan pelayanan dikendalikan

secara terpisah oleh call agent (soft switch).

Sistem softswitch mencakup semua hal berkaitan dengan system

komunikasi NGN, menggunakan standar terbuka untuk membuat jaringan

terintegrasi dengan memadukan kemampuan layanan yang inteligence

dalam menangani trafik voice, data, dan multimedia secara lebih efisien dan

dengan potensi nilai tambah layanan yang jauh lebih besar daripada PSTN.

Dari sudut pandang PSTN, system softswitch adalah perwujudan

system switching dalam lingkungan jaringan paket. Fungsi circuit switch

diwujudkan menjadi elemen-elemen jaringan tersendiri yang secara

independen membentuk jaringan softswitch dan masing-masing elemen

tersebut dihubungkan dengan menggunakan protokol yang terbuka.

Secara umum hierarki NGN, terbagi menjadi 4 lapisan (layer), yaitu :

1. Lapisan Network service and application, bertugas untuk memproses

logika layanan Inteligent Network (IN), AAA (Addresing, Authentication,

Authorization) dan address resolution, serta mengembangkan aplikasi

layanan dengan mengadopsi protocol standar dan Application

Program Interface (API). Komponennya meliputi server AAA, network

management system (NMS), billing, network database serta server

aplikasi (application server).

Page 24: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

25

Dengan adanya server aplikasi ini maka aplikasi-aplikasi layanan atau

fitur-fitur baru lebih mudah dan murah dikembangkan karena

platformnya terbuka (open platform) tanpa harus terikat oleh platform

dari vendor/developer tertentu (proprietary). Contoh aplikasi yang bisa

dikembangkan adalah number portability, yaitu layanan yang

memungkinkan nomor telepon pelanggan asal tidak berubah apabila

pelanggan tersebut berpindah lokasi atau operator.

2. Lapisan Network control, bertugas mengatur logika panggilan,

memproses permintaan panggilan, dan memberi tahu lapisan core

switching untuk membentuk hubungan yang sesuai. Disinilah letak

softswitch yang terdiri dari server panggilan (call server), pengendali

rute (route controller), dan gerbang pengsinyalan (signaling gateway).

Secara hierarkis, softswitch dibagi menjadi 2 tingkatan, yaitu class 4

dan class 5. Softswitch class 4 merupakan pengendali hubungan antar

sentral tandem regional (trunk) dalam backbone nasional. Sedangkan

softswitch kelas 5 merupakan tipe softswitch yang mengendalikan

hubungan pada sentral lokal yang terhubung langsung dengan

pelanggan.

3. Lapisan core switching untuk mengatur pembangunan dan pengelola

hubungan serta melakukan penyambungan dan pengaturan jalur

komunikasi untuk merespons perintah control layer. Komponennya

meliputi sentral broadband multiservice, sentral utama ATM dan router

IP berkapasitas besar,dll.

4. Lapisan paling bawah adalah lapisan akses ujung (edge acess layer)

yang mendukung akses dari berbagai macam tipe media gateway,

yaitu trunk gateway dan access gateway. Berbagai tipe perangkat

konsentrasi akses multiservice, remote access server (RAS), analog

gateway, maupun wireless gateway bisa diimplementasikan pada

lapisan ini.

Gambar jaringan telekomunikasi masa depan (Next Generation Network)

sebagaimana terdapat dibawah ini.

Page 25: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

26

Keterangan : GW : Gateway WGW : Wireless Gateway CS : Call Server SGW : Signalling Gateway RC : Route Controller

Gambar 1

Jaringan Telekomunikasi Masa Depan

Contoh dari fungsi layanan elementer terdapat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Fungsi layanan elementer

Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan transport dan trafik

Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan content dan layanan

Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan AAA dan billing

Tunneling pada dan antar jaringan

Trafik jaringan secure

Jaminan terhadap QoS

Batasan komunikasi terhadap jaringan dan node yang lain

Redirect traffic

Setup dan manajemen komunikasi suara dan multimedia

Pemberian layanan Virtual Home Entertainment

Penyelesaian masalah nama dan nomor

Penentuan lokasi user

Penentuan status user

Pembatasan akses terhadap tipe-tipe tertentu content dan layanan

Autentikasi user

Otorisasi user

Pengumpulan informasi dari resource yang digunakan user

Menghasilkan billing

Fungsi-fungsi elementer yang disebutkan diatas tidak melakukan

pengendalian atau memberikan resourci infrastruktur ynag diasosiasikan

dengan layanan elementer yang diperlukan (seperti set-up komunikasi

multimedia), tetapi hanya merupakan pemicu aktivasi dari elemen-elemen

APLIKASI

BILLING DATABASE

NMS AAA

RC CS

SGW

IP/ATM

GSM/CDMA High end market

High Rise Buliding Residensal/Soho

PSTN

WGW

GW

GW

GW

Network Service/Application Layer

Network Control Layer

Core Layer

FDGF Layer

SS7

Page 26: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

27

kontrol yang berkaitan dan oleh karena itu berbagai resource dan layanan-

layanan elementer lainnya yang diperlukan.

Deskripsi diatas menekankan bahwa titik-titik pengendalian potensial

mungkin akan tampak dalam empat bidang fungsional, contohnya adalah :

Kekuatan market pada bidang akses (access plane) dapat

memberikan beberapa kekuatan kendali operator akses terhadap

kepemilikan pelanggan;

Kekuatan market dalam bidang transport (transport plane) dapat

memberikan beberapa kekuatan kendali operator jaringan terhadap

kondisi-kondisi interkoneksi;

Kekuatan market dalam bidang kontrol (control plane) dapat

memberikan operator jaringan dan penyedia service beberapa

kekuatan pengendalian mengenai bagaimana resource dan layanan

diberikan (meliputi : setup komunikasi, pengendalian bandwidth, QoS,

dsb);

Kekuatan market pada bidang layanan (service plane) dapat

memberikan penyedia layanan (service provider) atau operator

jaringan suatu kekuatan pengendalian terhadap kemudahan suatu

operator lain untuk mengakses serta menggunakan infrastruktur dasar

yang dimilikinya, serta kemudahan dalam akses fungsi-fungsi layanan

elementer untuk memberikan layanan-layanan tambahan kepada

pelanggan.

Saat ini jaringan PSTN milik operator incumbent menggunakan

teknologi TDM berbasis circuit oriented yang memang telah dibuktikan

memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menangani trafik telepon.

Jaringan ini memiliki beberapa tingkat hierarki yaitu lokal, tandem, trunk dan

internasional.

Adanya kebutuhan akses internet yang semakin tinggi telah

mengarahkan para pengelola untuk memikirkan ulang infrastruktur

jaringannya. Banyak solusi yang ditawarkan vendor itu, tetapi sampai saat

Page 27: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

28

ini tak ada solusi yang dianggap tepat dan murah untuk mengatasi masalah

yang dihadapi. Untuk operator baru masalah yang muncul mungkin lebih

sederhana yaitu bagaimana memilih arsitektur jaringan yang dapat

berkomunikasi dengan jaringan eksisting secara mudah. Sedangkan untuk

operator incumbent harus pula memikirkan mengenai eksisting jaringannya.

Secara arsitektual, konsep NGN dapat dijelaskan dari diagram berikut :

1. Arsitektur untuk operator Incumbent

Pada umumnya untuk mendukung layanan dial up internet,

operator incumbent saat ini menggunakan RAS sebagai POP menuju

jaringan internet. Tetapi cara ini memunculkan banyak masalah

khususnya yang menyangkut congestion di sentral PSTN. Hal ini

terjadi karena memang sentral tersebut tidak didesain untuk

menangani panggilan yang holding timenya lama seperti internet.

Selain itu, penggunaan RAS juga tidak bisa memenuhi kebutuhan

pelanggan yang memerlukan kecepatan tinggi (diatas 64 kbps).

Gambar 2. Arsitektur operator incumbent

Sumber : PT. Telkom tbk.

2. Pemisahan layanan data dan PSTN

Perkembangan ke depan mengarah ke sentral data murni dimana

setiap jenis trafik langsung diproses di node yang bersangkutan yang

merupakan sentral multi layanan serta dapat ditransmisikan secara

langsung ke jaringan data baik untuk trafik telepon maupun data

PC

telephony

PC

telephony

Class 5

Class 5

Class 4

Class 5

Class 5

RAS

INTERNET

Ingress Egress

Page 28: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

29

dengan perantaraan suatu media gateway yang dikontrol oleh suatu

softswitch.

3. Arsitektur untuk Operator Baru

Regulasi baru akan membuka peluang bagi munculnya operator

telekomunikasi baru di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi

operator baru ini akan berbeda dengan operator incumbent . Mereka

akan dihadapkan pada dua isu yaitu : membangun jaringan akses

yang murah dan cepat serta membangun core jaringan yang mampu

mendukung multilayanan.

Untuk isu yang kedua, karena tak ada jaringan eksisting yang

mesti dipertimbangkan, maka pendekatan yang akan dipakai

cenderung menggunakan secara langsung sentral multilayanan

berbasis paket dimana trafik telepon akan ditangani langsung oleh

teknologi voice over packet. Adapun fungsi yang akan ditangani oleh

sentral paket ini secara umum adalah sebagai berikut :

o Menerima dan memproses trafik teleponi dan data;

o Konversi sinyal tradisional teleponi ke voice over packet;

o Ruting dan transport sinyal data dan teleponi ke lokasi sentral

yang dituju.

Page 29: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

30

BAB IV

TEKNOLOGI DAN SISTEM NEXT GENERATION NETWORK

A. Komponen Jaringan Next Generation Network

Dari penjelasan di bab sebelumnya, secara singkat kemudian dapat

dikatakan bahwa secara umum NGN bisa dijelaskan sebagai berikut :

NGN adalah jaringan masa depan yang mampu mengakomodasi dan

mengkonvergensikan multi layanan suara data dan video.

Arsitektur jaringan, dengan demikian akan mampu mengakomodasi

multiprotocol (sistem protokol terbuka) dengan basis teknologi paket/data.

Melalui jaringan masa depan ini, operator jaringan akan mendapat

keuntungan diantaranya sebagai berikut :

1. Harga total dari jaringan relatif lebih murah;

2. Manajemen jaringan lebih mudah;

3. Dukungan terhadap fitur baru yang akan jauh lebih banyak dan

menarik;

4. Waktu penyelenggaraan jaringan yang lebih cepat;

5. Fleksibilitas dan skalabilitas jaringan yang jauh lebih baik.

Dalam konsep NGN, jaringan secara utuh akan terdiri dari beberapa

level dan beberapa tipe jaringan telah muncul dan eksis di dalam jaringan

kita.

Secara umum, NGN dapat disimpulkan akan memiliki bagian-bagian

sebagai berikut :

o Jaringan optik yang mempergunakan DWDM sebagai jaringan

transport optik baik berfungsi sebagai optical add/drop dan atau

multiplexing;

o Beragam teknologi akses pita lebar, baik melalui kabel (wired) atau

tanpa kabel (wireless). Akses /ke dari layanan tradisional dari/ke

Page 30: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

31

layanan baru dapat dilakukan dengan adanya interwoking dengan

PSTN dan aplikasi baru dengan platform terbuka.

o Network management yang berbasis direktori aktif dan policy

manager.

Dengan atribut-atribut diatas, jaringan baru akan mampu

mendukung aplikasi yang ada saat ini (seperti ; VPN, paket voice,

collaboration, e-commerce) dan aplikasi yang akan muncul dimasa

depan.

Jaringan transport utama akan dibangun dengan teknologi optik

DWDM yang mampu mengirimkan data hingga kecepatan 400 Gb/s.

DWDM ini akan dihubungkan dengan ATM atau IP yang mempunyai

sistem manajemen bandwidth dan multiplexer. Diharapkan melalui

penggunaan optical add/drop multiplexer pada DWDM secara

langsung pada masa yang akan datang dapat mengurangi

penggunaan optical/electrical converter. Disamping itu, manajemen

bandwidth akan dilakukan oleh wavelength management.

Manajemen bandwidth akan merupakan integrasi dari sistem

cross connect tradisional dan multiplexer yang mendukung

Synchronous Transfer Mode (STM)-SDH, ATM atau IP secara

langsung. Kemampuan jaringan untuk mendukung banyak protokol ini

dapat menjadikan operator untuk menggelar jaringan yang sesuai

dengan karakteristik teknik yang dibutuhkan beragam layanan. Selain

itu, operator juga dapat dengan mudah pindah menuju protokol yang

diinginkan. Pada saat ini, penggunaan protokol IP atau ATM di dalam

jaringan NGN masih menjadi perdebatan yang hangat.

B. Migrasi Sistem

Pernyataan bahwa jaringan masa depan (NGN) akan menggunakan

platform IP sebagai media pengintegrasi dari seluruh mekanisme

Page 31: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

32

penyaluran layanan dan jaringan telah menimbulkan berbagai usaha,

analisa dan riset dari para operator telekomunikasi maupun para pemasok

untuk mempersiapkan diri menuju jaringan berplatform IP tersebut.

Tidak sedikit yang mempermasalahkan penentuan IP, yang sifatnya

connectionless dan belum memiliki mekanisme QoS yang mapan untuk

digunakan sebagai platform jaringan masa depan. Apalagi jika

mempertimbangkan investasi yang telah dilakukan pada sistem sebelumnya

(TDM based) dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk

merealisasikan jaringan berplatform IP. Aliran pendapatan yang sebagian

besar masih berasal dari jaringan eksisting (TDM based) menjadi

pertimbangan tambahan yang tak kalah pentingnya.

Dibalik itu, banyak keyakinan dan estimasi telah dilakukan bahwa

fenomena pertumbuhan trafik data terhadap trafik circuit switch pasti akan

terjadi.

Menengahi masalah ini, maka pendekatan yang paling realistis adalah

dengan melakukan migrasi jaringan eksisting (legacy) yang telah ada

menuju jaringan NGN dengan dukungan perangkat-perangkat yang

berperan sebagai mediator antara perangkat jaringan TDM based dan

perangkat jaringan IP.

Dan inilah tugas yang tidak mudah. Harus dikaji dan dianalisa

kesiapan teknologi yang ada, arsitektur dan layanan yang mampu didukung.

Dari berbagai kajian tentang hal diatas, maka ditemukan beberapa

kekurangan dan target studi antara jaringan berbasis IP (NGN) dengan

jaringan eksisting. Beberapa kekurangan yang dapat menjadi rintangan

dalam implementasi NGN antara lain :

1. Jenis aplikasi dan layanan baru maupun eksisting yang dapat lewat

dengan baik diantara jaringan TDM based maupun IP based ntuk

kemudian dapat berjalan dengan baik pada jaringan NGN (full IP

based);

2. Kebutuhan akan infrastruktur jaringan transmisi yang mampu untuk

mengakomodasi kebutuhan bandwidth yang besar dan memiliki

Page 32: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

33

skalabilitas yang tinggi guna memenuhi kebutuhan demand yang

melonjak dengan cepat;

3. Kebutuhan dan studi pada jaringan IP, terutama yang berkaitan

dengan jaminan kualitas layanan (QoS). Isu umum yang berkembang

dalam hal ini adalah tentang pengembangan jaringan IP dari IP versi 4

menuju IP versi 6 yang dinyatakan memiliki kemampuan untuk

memberikan jaminan QoS yang lebih baik dibanding IP versi 4.

4. Kemungkinan terjadinya konvergensi teknologi, baik publik dan private,

mobile dan fix, paket dan sirkit switch yang akan menimbulkan

investasi yang tidak sedikit dan mekanisme operasi dan pemeliharaan

yang berbeda;

5. Masalah interoperability dan internetworking sistem legacy dengan

jaringan NGN (IP) yang akan melibatkan protokol dan interface

maupun perangkat yang berfungsi sebagai mediasi;

6. Sistem OAMP dan pengontrolan yang menemui konteks baru dengan

adanya jaringan NGN dan akan memiliki prosedur dan pengoperasian

yang akan berbeda dengan sistem eksisting;

7. Perkembangan elemen jaringan yang meliputi elemen perangkat di

pelanggan, akses, edge dan elemen core;

8. Lahirnya protokol jaringan yang baru untuk mengantisipasi lahirnya

NGN, dan akomodasinya dengan jaringan eksisting;

9. Mekanisme dan teknologi yang terkait dengan sistem keamanan

jaringan;

10. Sistem pengukuran jaringan NGN, baik yang berkaitan dengan alat

mekanisme dan prosedur tes yang dibutuhkan untuk jaringan NGN.

Lembaga-lembaga standarisasi terkait, dan pemasok teknologi NGN

masih terus berusaha untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang

ada dan telah disebutkan diatas. Setiap pencapaian dan keberhasilan yang

didapati dari riset dan pengembangan yang berkaitan dengan hal-hal diatas

Page 33: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

34

akan menjadi sangat penting guna mewujudkan NGN dan mewujudkan

mulusnya proses migrasi jaringan eksisting menuju NGN.

Sebagai jaringan yang terbuka dari sisi arsitektur NGN memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Memisahkan fungsi-fungsi modul tradisional menjadi komponen-

komponen jaringan yang berdiri sendiri. Dengan perlakuan seperti ini

maka setiap komponen dalam jaringan dapat dikembangkan dan

dikelola secara mandiri, tanpa tergantung dalam komponen yang

sangat besar seperti yang berlaku sebelumnya, sesuai dengan fungsi

komponen tersebut dalam bagiannya;

b. Standarisasi protokol pada tiap komponen. Dimana setiap protokol

yang digunakan antara komponen-komponen yang ada dalam NGN

akan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.

Kedua hal tersebut membuat jaringan telekomunikasi secara gradual

menjadi terbuka dan memudahkan operator untuk mengkonstruksi

jaringannya dengan mengkombinasikan setiap komponen yang ada

sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan digelar. Lebih jauh,

standarisasi komponen akan merealisasikan suatu jaringan yang

mampu berinteraksi dan melakukan antar kerja berbagai jaringan

dengan baik.

c. Pemisahan layanan dari call control – Dengan pemisahan ini maka

layanan akan benar-benar berdiri sendiri dan provision layanan dapat

dilakukan dengan baik dan efektif.

d. Pemisahan call dari bearer – Dengan pemisahan layanan ini maka

pelanggan dapat mengkonfigurasikan dan mendefinisikan sendiri

karakteristik layanan yang akan digunakan tanpa memperhatikan

bentuk jaringan dan tipe terminal. Hal ini akan membawa pelanggan

pada tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola layanan yang

diinginkan.

Page 34: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

35

Migrasi menuju ke arah NGN tersebut merupakan hal yang sangat

kompleks yang dalam implementasinya perlu disesuaikan dengan

kebutuhan dan bentuk jaringan yang saat ini dimiliki.

C. Perkembangan Teknologi Akses

Perkembangan-perkembangan dalam Teknologi Akses adalah

merupakan aktor penentu yang penting dalam perkembangan NGN, dan

akan mempengaruhi perkembangan-perkembangan dalam layanan

broadband serta konten yang dimilikinya.

Bagian ini akan memberikan pengertian terhadap teknologi-teknologi

yang sedang berkembang, serta teknologi-teknologi yang mewakili trend

pasar itu sendiri. Bagian ini tidak menjelaskan secara langsung teknologi-

teknologi yang bisa dibandingkan dalam fungsinya (dalam pengertian

fungsi-fungsi lapis OSI) dan bagian ini juga tidak memberikan daftar dari

teknologi-teknologi akses secara lengkap.

Teknologi-teknologi jaringan akses biasanya merujuk pada teknologi-

teknologi jaringan yang memberikan konektivitas antara end user dengan

bidang transport (transport plane), yang biasanya kemudian pengertiannya

disebut sebagai ”local loop”. Pada bagian ini definisi tersebut diperluas

meliputi teknologi-teknologi lanjut yang memberikan konektivitas untuk

cakupan kecil/jarak pendek (short range) maupun untuk cakupan yang lebih

luas (longer range).

1. Teknologi-teknologi personal area access – memberikan hanya

koneksi short range;

2. Jaringan akses bergeser pada teknologi-teknologi yang memberikan

kecepatan akses lebih tinggi (broadband), serta berbasis pada

komunikasi paket (packet switching);

3. Mobilitas serta konektivitas tanpa kabel menjadi suatu hal yang sangat

penting dan didukung oleh Wireless Ethernet (WLAN), jaringan 3G,

Bluetooth, dan sebagainya;

Page 35: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

36

4. Teknologi-teknologi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan

dari infrastruktur kabel yang sudah ada dan mengoptimalkan

penggunaan aset yang sudah ada, untuk memberikan akses yang

lebih baik serta cakupan yang lebih luas. Hal ini ditandai denga

lahirnya teknologi-teknologi seperti : teknologi DSL, TV kabel, dsb;

5. Jaringan-jaringan yang bersifat khusus seperti jaringan listrik dan

jaringan siaran (broadcasting) cukup potensial digunakan memberikan

layanan data dan/atau suara.

D. Teknologi akses area personal (personal area access)

Sejumlah teknologi memberikan koneksi jarak pendek (short range)

antara perangkat personal dan membentuk jaringan yang disebut sebagai

”Personal Area Network (PAN)”. Dua teknologi secara khusus dapat

diperhatikan dalam kategori ini, yaitu : teknologi Bluetooth dan Ultra Wide

Band (UWB).

Bluetooth dikembangkan sejak tahun 1998 oleh grup industri Bluetooth

SIG dan telah diimplementasikan secara luas pada teknologi-teknologi

komputer terakhir, telepon bergerak, personal digital assistant (PDA) dan

sebagainya. Bluetooth adalah protokol wireless yang beroperasi pada

spektrum UHF (ultra high frequency), yaitu pada frekuensi 2,4 GHz. Lebih

dari 8 perangkat Bluetooth dapat bekerja bersama-sama dalam suatu area

yang memberikan komunikasi suara serta data hingga 1 Mbps dalam jarak

hingga 10 meter.

Dengan meningkatkan daya transmisi, Bluetooth dapat memberikan

koneksi wireless untuk jarak yang lebih jauh seperti layaknya wireless LAN.

Dalam berbagai kasus, perangkat Bluetooth dapat berfungsi sebagai titik

akses dari jaringan kabel.

Teknologi Ultra Wideband, sesungguhnya dikembangkan jauh lebih

awal yaitu sekitar tahun 60-an untuk keperluan militer Amerika. UWB adalah

teknologi koneksi jarak pendek (short range) yang bekerja pada frekuensi 3-

10 GHz, band frekuensi 26/28 GHz, serta band 43 GHz. UWB dapat

Page 36: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

37

membawa trafik broadband dengan daya transmisi yang sangat rendah,

lebih dari noise latar. Teknologi UWB ini mampu memberikan rate data

hingga 10 Mbps dari jarak hingga 50 meter, serta potensial memberikan

rate hingga 100 Mbps untuk jarak yang sangat pendek.

Meskipun UWB adalah teknologi yang lebih tua dibanding Bluetooth,

FCC hanya menyetujui penggunaan UWB untuk produk-produk wireless,

untuk keperluan bisnis dan konsumen pada Februari 2002. Industri yang

terlibat dalam pendefinisian standar berbasis pada UWB adalah JVC,

Panasonic, Sony, Intel, Motorola, dan Sharp.

E. Teknologi akses area lokal (local area access)

Teknologi-teknologi akses area lokal memberikan untuk koneksi jarak

yang lebih jauh tetapi tetap terbatas untuk jaringan area lokal (local area

network-LAN). Koneksi dari LAN ke jaringan transport secara umum

menentukan link akses tambahan, seperti DECT yang akan memainkan

peranan dalam jaringan lokal area.

Jaringan kabel LAN (kabel tembaga atau kabel tembaga koaxial), pada

saat ini dapat juga diimplementasikan pada wireless LAN untuk

memberikan mobilitas, serta pada MAN (Metropolitan Area Network) serta

WAN (Wide Area Network) menggunakan kabel optik untuk memberikan

versi akses yang lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa Ethernet bukan

hanya teknologi akses tetapi juga merupakan teknologi transport. Ethernet

juga sudah didesain untuk membawa trafik IP dan dapat membawa

berbagai tipe layanan yang berbeda meliputi suara, data, dan video.

F. Teknologi Local Loop

Teknologi-teknologi local loop digunakan antar jaringan transport

dengan peralatan yang dimiliki user. Peralatan yang dimiliki user itu sendiri

bisa berupa telepon tradisional, atau berupa gateway seperti modem dan

router .

Page 37: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

38

G. Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)

Teknologi-teknologi DSL adalah keluarga dari teknik modulasi yang

memungkinkan penggunaan spektrum frekuensi yang lebih lebar pada

transmisi kabel tembaga.

Teknologi kabel ini secara khusus dikembangkan untuk memberikan

layanan pita lebar (broadband) berbasis paket pada jaringan akses lokal

tembaga serta menjadi pilihan bagi operator untuk memberikan layanan

broadband dengan biaya murah. Akan tetapi, pada DSL, bandwidth yang

diberikan akan berkurang ketika jarak antara end user dan operator

bertambah.

Teknologi DSL dapat membawa protokol-protokol yang lebih tinggi

seperti ATM dan IP. Saat ini dikenal teknologi DSL yang mendukung

komunikasi asimetrik, yang dikenal sebagai Asymmetric-DSL (ADSL),

sehingga cocok untuk aplikasi asimetrik seperti browsing internet. Datarate

ADSL sekitar 400 – 1,5 Mbps untuk arah downstream, serta 100 kbps untuk

arah upstream pada jarak hingga 3 kilometer. ADSL mendukung

komunikasi data serta beberapa komunikasi suara.

Terdapat juga HDSL ( High bit rate DSL) dan SDSL (Symmetric DSL)

yang memberikan komunikasi simetrik dua arah, dan mampu mendukung

kecepatan data hingga 2 Mbps untuk kedua arah. VDSL (Very High bitrate

DSL) memberikan datarate yang lebih tinggi, yaitu hingga 51 Mbps untuk

jarak pendek, hingga 300 meter.

Standar ITU-T yang baru, yaitu G.HDSL (Symmetric High bit rate DSL)

saat ini juga sudah dipasarkan. Standar baru ini mendukung bandwidth

simetrik hingga 2 MBps pada jarak hingga 3 km. Kecepatan ini akan turun

hingga 192 kbps pada jarak 6 km.

H. Platform teknologi ATM

ATM adalah teknologi transport yang didesain untuk mendukung

aplikasi-aplikasi multimedia yang membutuhkan privacy, keamanan,

Page 38: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

39

bandwidth besar, dan jaminan kualitas atau QoS (Quality of Service).

Berbeda dengan Internet Protocol (IP) yang mempunyai paket dengan

panjang yang tidak sama, panjang paket ATM yang disebut cell adalah

tetap, yaitu 53 byte. Dengan panjang paket yang tetap tersebut, maka

proses switching/routing dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Disamping keunggulan-keunggulannya, ATM juga mempunyai

beberapa keterbatasan yang secara de facto telah membatasi penetrasi

dan penerimaannya di lapangan. Beberapa keterbatasan utama teknologi

ATM ini diantaranya :

1. Tidak menyediakan layanan protokol jaringan layer atas, yaitu :

transport, session, dan presentation untuk memproses aplikasi,

sehingga sampai saat ini layanan/aplikasi berbasis ATM bisa

dikatakan tidak ada. Walaupun demikian sebenarnya hal ini juga bisa

menjadi keuntungan karena dengan demikian justru ATM lebih

fleksibel untuk mendukung implementasi dari berbagai teknologi higher

layer.

2. Karena layanan yang benar-benar berbasis ATM tidak berkembang

maka teknologi ini secara umum hanya digunakan sebagai jaringan

transport khususnya di tingkat backbone.

3. Kurang efisien dan terlalu kompleks bila digunakan sebagai teknologi

di dalam jaringan LAN, padahal sampai saat ini segmen market IT,

banyak didominasi oleh LAN.

I. ATM eksisting

Karena kekurangan teknologi IP khususnya dalam hal kualitas dan

keamanan, ATM saat ini masih dipandang sebagai teknologi yang dianggap

mampu untuk berperan sebagai suatu kendaraan/transport untuk

mendukung aplikasi-aplikasi IP khususnya yang memerlukan kualitas dan

keamanan tinggi.

Page 39: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

40

Upaya untuk memadukan keunggulan IP dan ATM atau dikenal

dengan IP over ATM telah banyak dilakukan baik oleh forum internet (IETF)

maupun forum ATM (ATM Forum), antara lain : Classical IP over ATM, LAN

Emulation (LANE), Multiprotocol over ATM (MPOA). Namun sampai saat ini

semua metoda tersebut dipandang masih mempunyai kelemahan

khususnya pada aspek skalabilitas dan fleksibilitas, maka kemudian

dikembangkan metoda baru dari IETF yang disebut dengan Multiprotocol

Label Switch (MPLS). MPLS sendiri dikembangkan tidak hanya untuk

teknologi lapis dua ATM tetapi juga mendukung Frame Relay, IP, dan Optik

(IP optik).

Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ATM,

saat ini ATM banyak digunakan dan diposisikan sebagai jaringan backbone

multilayanan oleh beberapa operator telekomunikasi, dan penyelenggara

layanan IP (ISP), dengan layanan utama misalnya :

1. Multimedia Real Time seperti VoD;

2. IP & FR VPN over ATM;

3. ATM VPN;

4. Jaringan backbone internet kualitas tinggi.

Pada umumnya para operator menggunakan teknologi ATM sebagai

backbone dari jaringan data mereka, karena adanya beberapa keunggulan

ATM khususnya kemampuan didalam mengorganisasikan QoS, privacy,

keamanan yang baik serta dukungan terhadap kebutuhan bandwidth besar

(dari beberapa mega hingga orde giga). Penerapan QoS untuk beragam

layanan yang karakteristinya berbeda-beda dapat diorganisasikan dengan

mudah, sehingga penggunaan teknologi ATM ini dianggap lebih baik

daripada teknologi lainnya di dalam jaringan backbone.

Saat ini, teknologi ATM telah terbukti dapat mengintegrasikan

beberapa protokol lain seperti Frame Relay, IP dan TDM, dalam satu

jaringan sehingga layanan yang dapat ditawarkan ke sisi pelanggan dapat

berragam, tergantung pada kebutuhan. Pada saat ini, pelanggan banyak

Page 40: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

41

mempergunakan akses dengan teknologi Frame Relay ataupun TDM

sebagai jaringan leased linenya. Untuk jaringan akses, teknologi ATM

masih belum banyak dipergunakan karena harga perangkatnya masih

terlalu mahal bagi pelanggan.

J. ATM dalam Next Generation Network

Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi, layanan jaringan

dan regulasi mendorong perubahan di dalam definisi dan implementasi

untuk arsitektur dan elemen di jaringan telekomunikasi yang baru.

Perkembangan teknologi mikroelektronika, software, photonik, wireless

yang sangat pesat serta kebutuhan bandwidth yang makin meningkat

karena makin berkembangnya layanan IP telah mendorong pemikiran

menuju jaringan masa depan multi layanan yang disebut Next Generation

Network (NGN) dengan basis teknologi paket. Alasan lain yang telah

mendorong berkembangnya konsep NGN adalah adanya tantangan yang

akan dihadapi oleh para network operator dan vendor antara lain :

1. Membangun jaringan yang dapat menyediakan beberapa tingkat

kualitas dan reabilitas;

2. Adanya kebutuhan pelanggan yang menuntut penyediaan layanan

baru yang sangat beragam;

3. Adanya kebutuhan jaringan yang lebih murah dan mudah untuk

dikelola.

Di dalam pengembangan jaringan NGN, internet merupakan dasar di dalam

jaringan paket yang menyediakan layanan data yang flexibel, seperti email,

VPN, dan akses ke Web. Akan tetapi sebagaimana diketahui internet

menggunakan IP yang memiliki sifat delay dan kecepatan yang tidak tetap

(bervariasi tergantung kondisi jaringan pada suatu saat), sehingga tidak

mampu mendukung garansi untuk QoS (Quality of Service). ATM seperti

yang telah dijelaskan memiliki kemampuan untuk mendukung manajemen

Page 41: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

42

QoS, dengan kelebihan ini beberapa vendor kemudian menggunakan

gabungan teknologi ATM dengan IP sebagai basis untuk jaringan NGN.

K. Platform Teknologi IP

Telah diketahui dan diterima secara luas oleh industri dan analis

telekomunikasi bahwa IP akan menjadi transport yang universal di masa

depan. Adalah suatu fakta yang terbantahkan bahwa saat ini IP merupakan

salah satu protokol komunikasi yang paling popular di dunia, terutama

setelah adanya internet dengan aplikasi web-nya dimana penggunanya

terus bertambah secara signifikan dari hari ke hari dengan kenaikan yang

sulit diprediksi, demikian juga dengan lama penggunaannya (waktu

pendudukan jaringan) yang semakin lama.

Hal ini karena perkembangan aplikasi layanan berbasis IP yang

berjalan diatas jaringan internet ini semakin hari semakin beragam dan

menarik dengan tambahan kebutuhan bandwidth yang relatif semakin

besar. Karakteristik inilah yang pada akhirnya menjadi pendorong yang

besar terhadap peningkatan kebutuhan bandwidth di sisi jaringan transport.

Bila kita bandingkan dengan PSTN, jaringan berbasis IP mempunyai

beberapa keuntungan sebagai berikut :

1. Jaringan IP mempunyai topologi yang flat, hal ini berbeda dengan

PSTN yang mempunyai topologi jaringan berhierarki;

2. IP mendukung sistem multiplexing paket yang independent dan

dinamik sehingga jauh lebih efisien di aspek transmisi dibandingkan

dengan PSTN yang mengadopsi sistem mux PCM/TDM yang kaku

dan boros bandwidth;

3. IP mendukung codec dengan sistem kompresi yang sangat efisien

dalam hal bandwidth dibandingkan PSTN yang menggunakn codec

standar PCM 64 kbps yang tanpa kompresi

Page 42: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

43

L. IP eksisting

IP yang merupakan layer tiga (network layer dari sistem layer OSI),

pada awalnya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat

untuk keperluan ARPA (Advanced Research Project Agency), yang

digunakan sebagai protokol untuk memberikan layanan unreliable (best

effort) untuk paket yang bersifat bursty dan store&forward seperti ; transfer

file, e-mail, web browsing (Internet web). Protokol tersebut kurang

mendukung (paling tidak saat ini) untuk aplikasi yang sangat sensitif

terhadap aspek keamanan, kualitas, dan waktu seperti : tele-conference,

video interactive, telephony dll.

Secara umum karakteristik IP ini dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1. Layanan bersifat connectionless, jadi hanya memberikan layanan

“send” and “delivery”;

2. Paket atau datagram yang digunakan bervariasi panjangnya;

3. Bersifat best-effort delivery, dalam pengertian tidak ada jaminan

terhadap delay, susunan/urutan paket, kerusakan atau kehilangan

paket;

4. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka hal tersebut diserahkan

pengaturan dan kontrolnya ke lapisan yang lebih atas;

5. Hanya menangani data forwarding dengan menggunakan tabel routing

yang disiapkan oleh protokol lain, seperti : Open Shortest Path First

(OSPF), Routing Information Protocol (RIP), sedangkan aspek error

and control messages ditangani oleh Internet Control Message

Protocol (ICMP);

Pada teknologi IP yang bersifat connectionless ini, informasi yang

berasal dari pengguna di-digital-kan, kemudian dijadikan paket dan akhirnya

ditransmisikan sebagai aliran paket. Jaringan IP ini akan mengalirkan setiap

paket yang diterima ke tujuan yang diinginkan secara independen

berdasarkan alamat yang ada di setiap headernya. Dengan kata lain, paket-

Page 43: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

44

paket yang berasal dari satu sumber yang sama tersebut mungkin akan

menempuh jalur transmisi yang berbeda-beda tergantung kondisi jaringan

pada saat berkomunikasi tanpa ada suatu parameter baku yang mengontrol

kualitasnya, karena hal ini pula kemudian popular disebut best effort

transport. Di tujuan, paket-paket tersebut akan disusun kembali dan

dikembalikan ke bentuk informasi asalnya.

Mekanisme seperti ini menghasilkan utilisasi jaringan yang sangat baik

karena terjadinya penggunaan sumber daya yang sama oleh beberapa

pengguna/sumber. Di sisi lain karena tidak ada hubungan tetap yang

dibangun antara sumber dan tujuan untuk melakukan satu aliran informasi

yang sama, maka jaringan tidak bisa melakukan kontrol secara penuh

terhadap informasi yang diprosesnya.

Jaringan yang menerapkan hubungan connectionless pertama adalah

Local Area Network (LAN). Sebagaimana diketahui dalam LAN Ethernet ,

yang saat ini paling banyak digunakan sebagai layer 2 IP, konsep yang

digunakan untuk mengirimkan paket IP adalah broadcasting and

retransmission. Setiap paket yang diterima jaringan di-broadcast ke semua

anggota LAN, kemudian setiap anggota akan membaca alamat dari setiap

paket yang diterima, menjawab bila sesuai dengan alamatnya dan

mengabaikannya bila tidak sesuai. Setiap anggota mempunyai hak yang

sama untuk menggunakan jaringan dengan cara rebutan, konsekuensinya

tak ada jaminan kualitas atau prioritas yang dapat diberikan terhadap setiap

informasi yang dikirim. Bila salah satu paket hilang/rusak maka

dilaksanakan transmisi ulang (retransmission).

Konsep yang selama ini diterapkan dalam jaringan IP adalah hop by

hop routing&forwarding. Router adalah perangkat utama dalam jaringan IP

untuk menginterkoneksikan berbagai jaringan dengan protokol yang

memiliki tingkatan yang sama. Router yang beroperasi pada layer 3/2

melakukan proses forwarding trafik berdasarkan alamat tujuan yang ada

pada header paket yang dikirimkan. Saat ini kapasitas router terus

berkembang sampai orde Gigabit per detik (Gbps) atau disebut Gigabit

Page 44: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

45

Router atau Terabit per detik (Tbps) atau disebut Terabit Router. Antar

muka fisik yang biasa digunakan untuk perangkat ini adalah STM-1, STM-4,

STM-16 atau STM-64.

Pada prinsipnya router dapat membangun banyak jalur antar jaringan

dan secara otomatis memilih jalur yang paling efisien. Hal ini memberikan

kemungkinan untuk membangun topologi mesh walaupun mempunyai

kelemahan karena tidak memiliki sensitifitas terhadap kondisi trafik. Dengan

demikian baik ethernet maupun router memperlakukan jaringan sebagai

media umum dan memperlakukan trafik yang masuk dengan prioritas yang

sama. Jaringan tak bisa secara penuh mengontrol resource jaringan

sehingga tak mampu memberikan jaminan kualitas dan rentan dalam aspek

keamanan.

IP yang saat ini digunakan adalah IP versi 4 (Ipv4), yang secara umum

mempunyai keterbatasan sebagai berikut :

a. Keterbatasan alamat, hal ini karena Ipv4 memiliki alokasi

pengalamatan untuk tiap pengguna sebesar 4 byte;

b. Aspek keamanan lemah, rentan terhadap hacker, peniruan dan

penggandaan karena sifat transmisi yang connectionless sehingga

pelacakan sumber pendobrak keamanan sulit dilaksanakan;

c. Privacy tidak dapat dijamin (pengambilan informasi oleh yang tidak

berwenang dimungkinkan dan relatif mudah);

d. Tidak bisa memberikan jaminan kualitas (Quality of Service), karena

semua trafik diperlakukan sama (rebutan alokasi sumber daya-layanan

best effort).

M. Teknologi Softswitch

Munculnya konsep softswitch diharapkan dapat menjadi jawaban bagi

strategi evolusi PSTN konvensional menuju ke jaringan masa depan

berbasis paket. Hal ini dikarenakan softswitch dapat beroperasi secara

penuh bersama PSTN yaitu dengan menjembatani PSTN ke jaringan data

Page 45: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

46

masa depan. Langkah tersebut akan merupakan langkah awal yang

merupakan pemanfaatan PSTN eksisting hingga umur perangkat PSTN

tersebut habis, yang selanjutnya akan digantikan oleh node-node akses

yang lebih sederhana yang sekaligus dapat melayani voice dan data secara

bersamaan.

Munculnya konsep softswitch banyak dilatarbelakangi oleh beberapa

keadaan pada circuit switch. Diantaranya adalah ketergantungan terhadap

vendor sangat tinggi dikarenakan perangkat yang digunakan masih banyak

yang bersifat proprietary, yang secara langsung mengakibatkan biaya

investasi dan operasi yang tinggi. Disamping itu, dengan adanya fungsi

kontrol, fungsi layanan, dan fungsi network yang melekat dalam circuit

switch yang dalam kenyataannya menjadikan operator mengalami banyak

kesulitan dalam melakukan inovasi dan diversifikasi layanannya.

Dengan berbagai alasan diatas, perlu dilakukan pemisahan antara

fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan

pada vendor-vendor tertentu dan pengembangannya menjadi lebih fleksibel.

Konsep pemisahan fungsi-fungsi pada elemen jaringan yang berbeda

tersebut sangat membutuhkan keberadaan suatu protokol komunikasi yang

bersifat terbuka.

Pengembangan softswitch sampai saat ini memang belum

menemukan jalan yang pasti, karena konsep ini masih diinterpretasikan

berbeda-beda oleh vendor-vendor besar yang memimpin pengembangan

softswitch. Tetapi diharapkan dengan adanya International Softswitch

Consortium (ISC) maka interpretasi yang berbeda-beda tersebut dapat

disamakan sehingga dapat menghasilkan satu konsep softswitch yang

bersifat terbuka, yang diharapkan konsepnya akan selesai secara utuh

pada tahun 2002. ISC ini didukung oleh berbagai kalangan telekomunikasi,

dari vendor penyedia perangkat baik yang berbasis data maupun PSTN,

vendor pengembang Software, operator telekomunikasi, akademisi maupun

pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Page 46: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

47

Pada saat awal munculnya teknologi telepon IP, layanan disediakan

oleh call agent yang dikontrol oleh media gateway controller. Akan tetapi

keadaan menjadi semakin rumit manakala jaringan data tidak hanya dituntut

untuk melewatkan layanan teleponi dasar tetapi juga dengan semua fitur

yang saat ini didukung oleh sistem teleponi eksisting secara keseluruhan.

Maka ISC memilah call agent tersebut menjadi dua bagian yaitu softswitch

dan server aplikasi.

Definisi softssswitch menurut ISC adalah suatu perangkat yang

memiliki kemampuan paling tidak sebagai berikut :

1. Mengontrol layanan koneksi bagi suatu media gateway, dan/atau

native IP endpoints;

2. Memilih proses yang dapat diterapkan pada suatu panggilan;

3. Routing untuk panggilan dalam jaringan;

4. Mentransfer kontrol panggilan ke elemen jaringan lain;

5. Antar muka untuk mendukung fungsi manajemen seperti penyediaan

layanan, fault, billing, dan lain-lain.

Sedangkan menurut Ovum, dalam bukunya ”Softswitch : The Keys to

the Next Generation IP Network Opportunity”, definisi softswitch adalah

perangkat yang menyediakan intelegensi yang dibutuhkan oleh layanan

komunikasi, yang didukung oleh server aplikasi untuk menyediakan

berbagai jenis layanan dan aplikasi baru yang dibutuhkan.

Sun Microsystem memberikan definisi yang agak berbeda, yaitu

bahwa softswitch adalah suatu software yang berbasis platform switching

yang dapat menyediakan fungsi-fungsi telepon tradisional secara modular

dan terdistribusi di samping fungsi-fungsi baru yang akan muncul.

Page 47: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

48

N. Arsitektur

Elemen jaringan penting yang mendukung jaringan berbasis softswitch

diantaranya adalah softswitch itu sendiri, media gateway (MG), signalling

gateway (SG), dan application server (AS).

1. Softswitch menyediakan fungsi pengontrolan panggilan berbasis

software.

2. Media gateway menyediakan fungsi transport yang menjembatani

berbagai platform jaringan (akses, backbone data paket, backbone

PSTN, internet) yang dikontrol oleh softswitch.

3. Signalling gateway menyediakan fungsi gateway pensinyalan SS7.

4. Application server menyediakan seluruh aplikasi layanan yang

dibutuhkan oleh pengguna jaringan.

Page 48: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

49

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI NGN

DAN IMPLIKASI PADA REGULASI

Faktor-faktor penentu dalam migrasi menuju NGN adalah sama untuk

semua pemain telekomunikasi. Faktor yang menjadi titik perhatian adalah : jika

mungkin, migrasi harus mengurangi biaya pemeliharaan serta biaya infrastruktur

jaringan, namun migrasi harus dilakukan secepat mungkin untuk segera dapat

memberikan layanan-layanan baru serta memunculkan sumber-sumber

pendapatan baru.

Fleksibilitas yang tinggi, biaya yang murah, serta dukungan yang luas dari

seluruh dunia menyebabkan Internet Protocol (IP) menjadi nominator sebagai

pilihan yang terbaik dalam membangun NGN, sekalipun IP juga memiliki

berbagai kelemahan, seperti kekurangan dalam masalah jaminan QoS yang bisa

diberikan. Kelemahan ini akan segera disempurnakan.

Tiap operator jaringan bisa jadi memiliki jalur migrasi yang berbeda,

tergantung dari asset infrastruktur eksisting yang dimilikinya. Jalur-jalur migrasi

ini lebih jauh melibatkan teknologi-teknologi yang berbeda dan memiliki

kecepatan migrasi yang berbeda menuju konsep NGN itu sendiri.

A. Migrasi jaringan circuit switch

Public Switched Telephone Network (PSTN) berbasis pada teknologi

circuit switched dan dibangun oleh operator telekomunikasi besar untuk

memberikan layanan telepon dengan QoS yang tinggi. Saat ini layanan

telepon itu ditingkatkan dengan konsep Intelligent Network, sedemikian

mampu memberikan layanan tambahan yang tidak ada sebelumnya (seperti

: call back, serta layanan-layanan tanpa jawaban/ no answer services).

Operator-operator telekomunikasi besar tersebut umumnya juga

mengimplementasikan jaringan data packet switched, jaringan circuit

switched-nya menggunakan teknologi yang dikenal sebagai Frame Relay,

ATM atau IP.

Page 49: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

50

Dari kondisi itu, sesungguhnya saat ini telah diimplementasikan

arsitektur terlapis menggunakan berbagai teknologi yang berbeda untuk

melewatkan berbagai layanan. Trafik internet yang awalnya melalui PSTN

dalam hal ini dapat secepat mungkin dirutingkan ke jaringan IP.

Untuk operator jaringan circuit switch, jaringan multi layanan untuk

layanan yang konvergen dan penghasilan yang bertambah merupakan

faktor penentu utama dalam migrasi menuju ke NGN. Sedemikian, migrasi

tentu saja juga mendatangkan biaya tambahan baik langsung maupun tidak

langsung meliputi upgrade jaringan, biaya training kembali para engineer,

perubahan-perubahan proses organisasi, dan lain-lain. Tambahan lagi,

jaringan circuit switched yang sudah berada pada kondisi yang baik dan

memberikan layanan teleponi kualitas tinggi, bisa jadi sulit disamai pada

jaringan IP skala besar yang diinginkan dalam NGN.

Dengan kemantapan teknologinya, saat ini masih ada beberapa

pemain dalam telekomunikasi yang mengklaim bahwa biaya per line untuk

peralatan circuit switched masih lebih murah daripada di jaringan IP,

padahal jaringan circuit switched menawarkan kualitas lebih tinggi,

sehingga ini menjadi alasan untuk menunda migrasi ke jaringan packet

switched berbasis IP. Satu hal yang juga menjadi faktor penunda adalah

bahwa di dalam jaringan circuit switched, operator jaringan memiliki

kekuatan untuk mengontrol pelanggan, dan ini merupakan kekuatan atau

titik kendali yang tidak ingin dilepaskan.

Di sisi lain, saat jaringan packet switching IP matang, akan

memungkinkan integrasi antara layanan teleponi dan layanan-layanan

multimedia yang lain dan ini adalah daya tarik luar biasa yang dimiliki

jaringan berbasis IP. Para operator telekomunikasi saat ini juga menyadaari

bahwa kesuksesan penguasaan pasar di masa depan juga tergantung

kecepatan mereka dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru, yang dalam

hal ini adalah NGN.

Page 50: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

51

B. Migrasi jaringan packet switched

Jaringan-jaringan packet switched berjalan pada beberapa teknologi

dan sejumlah stack protokol yang digunakan bergantung pada service yang

diberikan serta fungsionalitas yang diberikan oleh tiap protokol, sebagai

contoh : “IP over SDH over DWDM”, atau “IP over ATM over SDH over

DWDM”, atau “IP over Ethernet over SDH over DWDM”. Istilah-istilah diatas

menunjukkan protokol, teknologi transport, serta lapis fisik yang digunakan.

Migrasi menuju NGN dari berbagai tipe jaringan diatas berarti

penyederhanaan jaringan serta akan lebih fleksibel. Membangun jaringan

NGN adalah juga berarti bahwa jaringan akan digunakan untuk mendukung

berbagai layanan secara konvergen, seperti layanan suara serta aplikasi-

aplikasi realtime. Maksudnya adalah agar berbagai fitur-fitur tertentu dapat

diimplementasikan.

C. Strategi Overlay

Dengan strategi overlay, jaringan NGN akan didapat dengan

mengintegrasikan jaringan circuit switched yang sedang beroperasi saat ini

dengan teknologi-teknologi packet switched. Jaringan overlay berbasis

paket yang modern akan memberikan layanan-layanan yang lebih canggih

dengan jaringan circuit switched PSTN tetap memberikan layanan telepon

tradisional. Kedua jaringan tersebut diinterkoneksikan melalui gateway yang

diperlukan tergantung tipe layanan-layanan khususnya (contoh : panggilan

VoIP yang berasal dari telepon IP dan berakhir di PSTN, atau data trafik

internet yang berasal dari PSTN).

Ketika jaringan overlay tersebut pada akhirnya mampu memberikan

jaminan QoS yang cukup, maka semua trafik dapat dialihkan pada jaringan

circuit switched PSTN ke jaringan overlay packet switchednya. Backbone

overlay ketika migrasi sudah berbasis pada IP bahkan ketika permulaan

migrasi, adalah mungkin untuk digunakan bersama dengan teknologi-

teknologi yang lain dalam hal memberikan QoS yang cukup untuk aplikasi

khusus (misalkan IP over ATM). Session Initation Protocol (SIP) dalam hal

Page 51: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

52

ini adalah protokol signalling terbaik untuk mengimplementasikan

pengendalian panggilan (call control) pada jaringan IP karena bisa

diintegrasikan dengan mudah bersama protokol-protokol Internet yang lain.

D. Titik-titik pengendalian

Lingkungan NGN meliputi suatu cakupan yang luas dari fasilitas-

fasilitas khusus atau fungsi-fungsi server yang secara teoritis memiliki

interface terbuka. Hal ini berarti bahwa masing-masing fungsi tersebut

dapat diperhatikan memiliki peluang yang sama di tengah market. Sehingga

lingkungan NGN secara umum merupakan lingkungan yang tunduk pada

tekanan market tanpa suatu kebutuhan akan intervensi regulator. NGN itu

sendiri sungguh mendukung persaingan, dan nantinya justru market yang

menilai serta memilih teknologi serta layanan yang terbaik.

Hanya jika terdapat sumbatan sistem (bottleneck) pada titik

pengendalian yang dapat mengancam dan menghalangi perkembangan

market dan kompetisi yang fair, maka intervensi regulator itu diperlukan.

Tantangan riil yang diajukan oleh NGN adalah untuk memahami bahwa

lingkungan NGN ini bagaimanapun merupakan lingkungan yang sangat

berbeda dengan PSTN dan komunikasi bergerak generasi sebelumnya

yang dalam hal ini sudah cukup dikenal oleh regulator.

Lingkungan NGN tidak bergantung pada lapis transmisi, tetapi pada

aspek-aspek lain dari kreasi service. Titik pengendalian potensial tidak

dimiliki oleh operator jaringan komunikasi atau service. Misalkan, pada

suatu platform software, kontrol tidak pada penyedia jaringan tetapi

langsung dikontrol oleh software vendor.

Saat ini, tidak ada konsensus di dalam market bahwa titik kontrol yang

demikian itu akan berkembang dengan NGN dan juga tidak ada

pemahaman bersama mengenai apa yang akan membahayakan titik-titik

kendali NGN.

Pada sisi lain, di dalam NGN semua pemain di dalam market memiliki

legitimasi untuk mendapatkan keuntungan dari kompetisi, dan hal ini

Page 52: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

53

merupakan kekuatan market NGN karena memberikan derajat-derajat

tertentu pengendalian kepada pelanggan selaku end user.

Dengan kompleksitas lingkungan di mana teknologi dapat

menyediakan suatu cakupan berbagai kemungkinan service yang tanpa

batas, hal tersebut memungkinkan sejumlah skenario teoritis tentang fungsi-

fungsi penting NGN mana yang dapat dikendalikan oleh organisasi

komersial tunggal.

Cukup penting bagi regulator untuk memahami dimana sesungguhnya

titik-titik pengendalian yang dapat menjadi suatu sumber dominasi yang

dapat disalahgunakan sedemikian berakibat kegagalan mekanisme market.

Titik-titik pengendalian ini mungkin berasal dari kepemilikan infrastruktur

jaringan yang dalam hal ini cukup penting untuk penyediaan layanan. Faktor

kepemilikan infrastruktur itu sendiri menyebabkan jaringan tidak mudah

dipakai untuk menyelenggarakan mekanisme market yang adil dan bersaing

untuk memberikan layanan yang terbaik. Contoh terbaik dalam hal ini

adalah jaringan akses lokal yang dimiliki PT. Telkom. Regulasi monopoli

yang diselenggarakan cukup lama di Indonesia dalam hal ini menjadi

kendala yang harus diselesaikan sebelum memasuki era NGN.

Titik pengendalian berikutnya yang penting adalah kemungkinan bagi

suatu operator yang bertindak mengambil kekuasaan yang dimiliki oleh

seorang pelanggan. Terdapat kemungkinan dimana operator membatasi

pilihan yang dimiliki oleh pelanggan untuk mendapatkan layanan yang

diinginkan.

Pada bahasan dibawah, terdapat sejumlah contoh fungsi-fungsi yang

diharapkan dapat memainkan bagian penting dalam lingkungan NGN di

masa mendatang yang dapat memberikan dasar bagi titik-titik pengendalian

yang dimaksud.

Page 53: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

54

1. Titik-titik Kontrol berkaitan dengan kemampuan jaringan

Bagian ini akan menjelaskan mengenai apa yang dapat dilakukan

oleh jaringan dan bagaimana operator yang dominan dapat membatasi

kemampuan infrastruktur untuk suatu kompetisi yang adil.

a. Network address translator dan firewall-Dalam hal Ipv4

merupakan protokol utama dalam komunikasi IP, pada

mekanisme translasi alamat antar titik jaringan terdapat titik

pengendalian yang mengatur kemampuan jaringan seperti trafik

dan kualitas;

b. Tabel routing-operator yang mengendalikan tabel routing berada

dalam posisi untuk mampu mengendalikan aliran data dan data

jaringan kemana diteruskan;

c. Kemampuan QoS dan interkoneksi-jika operator-operator tulang

punggung (backbone) besar menolak untuk memberikan jaminan

QoS untuk interkoneksi dengan operator yang lain, maka

kemampuan ini menjadi titik pengendalian yang penting serta

dapat memaksa user untuk menggunakan layanan dari penyedia

layanan yang memberikan jaminan QoS lebih baik. Di Indonesia,

pada saat ini, operator jaringan backbone yang besar akan

memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan

biaya dan kualitas interkoneksi;

d. Cakupan jaringan-Operator jaringan backbone yang besar akan

memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan

biaya dan kualitas interkoneksi;

e. Kemampuan-kemampuan terminasi-Operator-operator akses

secara natural akan memiliki suatu level tertentu pengendalian

terhadap jalur akses, baik dalam hal kapabilitas serta kecepatan

terminal. Dalam suatu skenario dimana terdapat kemungkinan

untuk membedakan trafik yang dilewatkan pada jalur akses, hal

ini merupakan titik pengendalian yang mampu meningkatkan

kemampuan tipikal trafik tertenstu semisal SMS. Dalam skenario

Page 54: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

55

dimana suatu layanan tegantung pada suatu jalur akses tunggal,

maka operator akses tersebut memiliki titik pengendalian yang

sangat penting.

2. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan layanan akses dan

content.

Bagian ini menjelaskan mengenai layanan-layanan apa yang dapat

diakses oleh user dan bagaimana operator dan penyedia layanan

dapat membatasi pilihan-pilihan yang dimiliki user.

a. Sekumpulan layanan dan software yang tidak perlu-Jika berbagai

pihak berhasil dalam memasarkan sekumpulan software, fungsi-

fungsi konrol dan infrastruktur jaringan, maka pihak tersebut juga

memiliki kemungkinan untuk dapat berhasil memasarkan produk

lain yang sesungguhnya tidak perlu, dengan dalih isu keamanan

dan kualitas.

b. Walled Gardens-jika penyedia akses memilih untuk

mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses

pelanggan, seperti konsep walled garden, hal ini menjadi titik

pengendalian penting yang dapat membedakan ketersediaan

layanan dan informasi;

c. Tunneling-Operator komunikasi bergerak dapat menjaga kendali

atas roaming pelanggan dan menangani semua tipe layanan

kecuali panggilan keluar dari home operator. Pada lingkungan IP,

hal ini dilakukan dengan konsep tunneling, dimana semua trafik

dikirim kembali ke home operator sebelum dilayani. Tunneling

adalah konsep penting dalam menjaga dan mengendalikan end

user.

d. Mekanisme filtering dan hak-hak hukum digital-Dalam suatu

skenario dimana content provider dan user ingin memastikan

status hukum dari suatu content, mekanisme filtering dan

Page 55: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

56

mekanisme hak hukum digital menjadi titik penting dalam

mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses.

e. Perangkat end-user-Dalam suatu skenario dimana layanan dan

content ternyata sangat dekat dengan kemampuan yang dimiliki

suatu perangkat tertentu, maka pabrikan perangkat tersebut

memiliki posisi yang kuat dalam mengembangkan dan

menerapkan layanan-layanan baru.

f. Content-Tipe-tipe tertentu dari content akan menjadi titik

pengendalian penting dalam suatu skenario.

3. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan informasi user

Bagian ini akan menjelaskan apa yang dapat diketahui provider

mengenai user yang memfasilitasi pemberian layanan.

a. Autentikasi, single log on, dan user profile management-Jika

solusi autentikasi propietary tertentu, single log on, dan user

profile mendapatkan bagian market yang cukup besar, maka

penyedia layanan dan pengembang solusi tersebut dalam hal ini

memiliki kendali signifikan mengenai apa dan bagaimana data

user dapat dishare dalam lingkungan NGN;

b. Informasi billing pelanggan-Bila cukup banyak operator menolak

untuk memberikan akses kepada operator lain mengenai

informasi billing pelanggan (termasuk penggunaan dari resource

jaringan), maka hal ini dapat menjadi titik kendali penting dalam

implementasi fungsi roaming dan fungsi-fungsi yang berkaitan

layanan tree party.

4. Layanan-layanan dasar dan kemampuan NGN

Bagian ini akan menjelaskan mengenai layanan-layanan yang

dapat dibangun dalam lingkungan NGN dan bagaimana operator

dominan dapat mengendalikan serta menahan alternatif layanan-

layanan kompetitif.

Page 56: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

57

a. Kapabilitas call set up-Pada NGN, kendali komunikasi suara dan

multimedia dapat berada pada operator jaringan, atau bergeser

pada penyedia layanan yang menggunakan infrastruktur IP. Pada

kedua kasus diatas, pengendalian call set up menjadi titik

pengendalian yang penting. Hal ini menjadi pertanyaan yang

harus dijawab karena operator dominan dapat memiliki kontrol

pada call set up, bandwidth, QoS dan sebagainya;

b. Standar-standar propietary-Jika suatu standar sukses menjadi

standar de facto yang digunakan secara luas oleh sebagian besar

pemain, maka standar ini memiliki kemampuan untuk

mengendalikan fungsi apa serta layanan apa yang dapat

didukung oleh lingkungan NGN.

c. Standar-standar non-proprietary-Standar non-proprietary mungkin

akan dibiaskan dalam fungsi dasarnya yang menjaga

keseimbangan kekuatan antar operator jaringan dan penyedia

service. Sebagai contoh, konsep TIPHON yang dikembangkan

oleh ETSI memiliki implikasi dimana operator justru dapat

mempertahankan kendali atas penyediaan layanan.

d. Interoperabilitas-Derajat interoperabilitas antara lapis

transport/control plane dan service plane akan dikendalikan oleh

operator jaringan, sehingga operator juga akan mampu

mengendalikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh

penyedia layanan. Aplikasi-aplikasi (API) adalah elemen kunci

untuk melakukan akses pada kemampuan jaringan sehingga juga

merupakan faktor kendali yang menentukan.

e. Application Programming Interface, API-Jika suatu aplikasi

proprietary mendapatkan bagian market yang signifikan, maka

penyedia aplikasi dan layanan secara otomatis akan memegang

kendali mengenai layanan-layanan apa yang dapat didukung oleh

lingkungan NGN itu sendiri. Hal ini secara khusus akan terjadi jika

pengembang software melakukan klaim hak cipta (intelectual

Page 57: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

58

property right) atas fungsi-fungsi software, serta melakukan klaim

bahwa tidak legal bagi komputer untuk menginterpretasikan

fungsi-fungsi tersebut.

E. Keuntungan dan Kerugian Softswitch

Beberapa keuntungan dari penerapan konsep softswitch ini adalah sebagai

berikut :

1. Memudahkan implementasi aplikasi baru maupun aplikasi yang

diperbaharui, yang meliputi aplikasi-aplikasi sebagai berikut :

a. Intelligent Network (IN) Plus;

b. Multimedia dengan voice/video/data yang terintegrasi;

c. Pengembangan aplikasi yang sangat fleksibel dengan

kemampuan aplikasi yang dapat diprogram.

2. Memberikan keleluasaan pengembangan, baik bagi supplier sistem

maupun bagi penyedia layanan. Hal ini dimungkinkan oleh :

a. Arsitektur, protokol, dan API yang bersifat terbuka;

b. Dapat memanfaatkan semua teknologi transport yang tersedia

(paket, frame, maupun sel);

c. Diharapkan dapat memberikan penghematan biaya baik untuk

pengembangan maupun pemasangannya.

3. Memiliki skalabilitas pembiayaan yang lebih linier dalam

pengembangan infrastruktur jaringannya :

a. Dapat beroperasi secara penuh dengan PSTN berbasis TDM,

sehingga mampu memanfaatkan sumber PSTN eksisting selama

masa life-time-nya;

b. Dengan pemakaian protokol terbuka maka masalah IOP yang

selama ini menjadi kendala lapangan dapat dikurangi. Hal ini

juga akan memudahkan dalam operasi dan pemeliharaan.

Adapun beberapa aspek yang diperkirakan berpotensi merugikan adalah

sebagai berikut :

Page 58: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

59

1. Masalah IOP antar sub elemen karena adanya pemisahan fungsi dari

yang semula bersatu di suatu switch seperti yang terjadi saat ini

menjadi tiga elemen yang secara fungsional independen yang

komunikasinya dilakukan melalui beberapa protokol terbuka;

2. Masalah efisiensi investasi awal yang pada akhirnya terkait erat

dengan faktor ekonomis (cost effectiveness). Dengan terpisahnya

fungsi-fungsi yang sekarang ada dalam satu elemen jaringan maka

berpotensi untuk meningkatkan harga perangkat secara total;

3. Masalah kerumitan operasi dan pemeliharaan. Dengan semakin

banyaknya elemen jaringan maka berpotensi menambah kerumitan

operasional dan pemeliharaan yang pada akhirnya juga akan

menambah cost oeration dan pemeliharaan.

F. Efisiensi Sistem Softswitch

1. Kompresi bandwidth

PSTN mentransmisi percakapan dengan kecepatan rata-rata 64

Kbps. Dengan menggunakan bermacam-macam jenis voicecoder/

decoders (codecs), maka percakapan dapat dikompres untuk

penggunaan bandwidth yang lebih sedikit.

Secara sederhana, penyedia layanan sekarang bisa mendapat 8

percakapan secara simultan melebihi sirkuit satelit 64 Kbps. Penyedia

layanan ini memiliki potensial untuk menguatkan keuntungan penyedia

layanan sebanyak delapan kali lipat dan memotong biaya transmisi

sebuah percakapan dalam faktor delapan. Penyedia layanan dapat

menentukan compression algorithma mana yang bisa menawarkan

suatu perdagangan yang terbaik.

Suatu contoh di market Amerika Utara, kompresi voice pada

pelayanan VoIP tidak lagi ditekankan pada isu yang berkaitan dengan

biaya bandwidth namun lebih ditekankan pada kualitas suara

dibandingkan dengan PSTN. Kompresi voice terkenal untuk arbitrage

Page 59: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

60

internasional (long-distance bypass) dimana biaya bandwidth

internasional lebih diperhitungkan. Meski voice TDM juga dapat

ditekan namun penekanan lebih populer pada pelayanan VoIP

sehingga menjadi pertimbangan yang valid dalam merencanakan nilai

ekonomis jaringan softswitch.

2. Entri barrier yang lebih rendah

Isu yang ada menyebutkan bahwa softswitch memerlukan biaya

yang lebih rendah dibandingkan Class 4 di dalam marketan. Market

yang telah ada memerlukan penghantar terfasilitasi untuk membangun

jaringan dengan biaya yang tinggi. Penyedia layanan dengan jaringan

long-distance dapat memberikan harga yang sangat tinggi untuk

sirkuit yang termasuk komoditi langka. Pada penghantar long

distance, operator baru dapat memasuki market yang baru karena

biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan mereka harus

membayar, menginstall, dan memelihara Class 4 dalam

operasionalnya.

Pertimbangan lainnya adalah penyedia layanan yang utama

akan mengimplementasikan softswitch, sebagai suatu peluang market

untuk menekan semua biaya perluasan operasi seiring dengan

penekanan biaya OAM&P. Hal ini akan menurunkan semua biaya

yang telah ada dibandingkan dengan kompetitor. Adopsi teknologi

softswitch dapat menjadi polis asuransi terhadap penurunan harga

marketan di masa mendatang. Dengan kelebihan-kelebihan

pelayanan dibandingkan Class 4 atau 5, penyedia layanan softwitch

akan menikmati banyak perbedaan pelayanan yang tidak dapat

disediakan oleh penyedia layanan non Softswitch.

Akhirnya, penyedia layanan yang dilengkapi dengan Softswitch

dapat menjual dan menikmati marjin yang lebih lebar, faktor motivator

lainnya untuk mengembangkan penjualan softswitch akan dijelaskan

kemudian. Tinjauan terhadap telepon rumah atau telepon seluler

menunjukkan bahwa penyedia layanan mendapat banyak keuntungan

Page 60: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

61

dari penjualan fitur seperti call waiting dan voice mail. Hal inilah yang

menjadi motivator untuk mengadopsi softswitch.

3. Keuntungan dalam aspek ruangan

Dimensi softswitch lebih kecil dibandingkan switch PSTN Class

4, dimana memerlukan port density yang sama yaitu dalam jumlah

yang ekivalen dengan sambungan telepon Class 4. Berdasarkan

konfigurasinya, softswitch memerlukan area yang jauh lebih kecil (1/13

kali) dari area Class 4 dalam memberikan pelayanan yang sama. Ini

adalah keuntungan untuk softswitch. Seiring dengan penggunaan area

yang lebih sempit, konsumsi power dan peralatan pendingin untuk

sebuah softswitch juga lebih kecil dibandingkan switches yang telah

ada. Ukuran hardware yang lebih kecil juga menghantarkan harga

yang lebih kecil. Dengan demikian, softswitch menawarkan

penghematan ruangan dibandingkan Class 4.

Miniatur komponen Class 4 tidak dapat langsung sesuai dengan

keuntungan-keuntungan softswitch dalam hal area. Area softswitch

yang lebih sempit memberikan harga penyedia layanan yang lebih

rendah. Meski hal ini bukan suatu perhatian utama dalam hal

penanggung jawab penyedia layanan, namun merupakan hal kritis

bagi pemasukan market baru atau bagi penanggung jawab yang akan

memperluas marketnya yang baru.

4. Keuntungan-keuntungan dari Layanan Terdistribusi

Dengan adanya pergeseran paradigma sehubungan dengan

pendistribusian rancangan dan sentralisasi rancangan pada lingkungan

NGN, maka sangat mungkin bagi market domestik untuk menembus market

long distance. Penghantar long distance bypass disertai kemampuan

pengenalan gateway yang lebih sempit untuk mampu mamberi pelayanan

pada market yang lebih beragam.

Dalam hal ini diambil bagian dari market, mainstream dan penyedia

long distance. Dengan mengambil asumsi bahwa penyedia layanan tidak

Page 61: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

62

memberikan pelayanan voice secara tradisional seperti operator TV kabel,

Internet Service Providers (ISP), perusahaan listrik, atau digital subscriber

line (DSL) ingin mengorganisasikan dan membatasi long distance traffic

untuk pelanggan mereka yang sudah ada. Seiring dengan model long

distance bypass yang dapat menginstall media gateways pada sejumlah

POP DI Tier 1 dan dua kota, dan secara potensial dapat mengambil bagian

market dari penghantar long distance Class 4 yang sudah ada. Skenario ini

menunjukkan penggantian Class 4 dengan Softswitch, teknologi yang baru.

Setiap elemen dapat dilokasikan berpindah-pindah satu sama lain.

Rancangan yang terdistribusi memungkinkan penyedia layanan hanya

dapat menginstall media gateway pada area layanan yang dilayani,

berlawanan dengan pelayanan Class 4 yang memerlukan seluruh switch

diinstall pada setiap area layanan. Perbedaan dan biaya lain yang

diperlukan dapat menghemat biaya untuk penyedia layanan.

G. Implikasi pada Regulasi

Keberadaan NGN akan mempengaruhi kerangka regulasi untuk

sektor jasa dan jaringan komunikasi elektronik. Kerangka regulasi dalam

hal ini merupakan suatu kerangka pengatur bersifat netral, yang bertujuan

untuk memastikan bahwa semua platform teknologi di Indonesia akan

mampu bersaing serta berkembang dalam kondisi-kondisi yang sama.

Secara umum, NGN akan hadir dan akan menjadi tantangan bagi

badan regulator suatu negara.

Dengan munculnya teknologi-teknologi baru maka sebagian dari

kerangka regulasi tradisional akan menjadi kurang relevan dengan

munculnya NGN. Hal ini disebabkan karena regulasi saat ini disusun untuk

lingkungan circuit switch communication. Sebagian dari kerangka regulasi

yang lain mungkin masih bisa diterima, tetapi berubah karakter.

Kerangka regulasi yang akan datang jelas harus mengakomodasi

perubahan-perubahan yang terjadi, sedemikian perlu dilakukan analisis

Page 62: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

63

berdasarkan kondisi-kondisi saat ini yang mungkin untuk mengakomodasi

platform NGN.

Beberapa implikasi-implikasi regulatori yang dihasilkan dari perbedaan

teknologi dan migrasi sistem akan diuraikan di bawah ini :

1. Signalling SS7 vs pengalamatan IP

Pemberian layanan-layanan tambahan yang bersifat canggih

pada jaringan CS berbasis pada kerangka “Intelligent Network” yang

dicapai melalui jaringan signalling SS7. Sedangkan layanan-layanan

pada jaringan IP berbasis pada server yang secara normal dapat

dicapai dari pengalamatan IP.

Implikasi terhadap regulasi :

a. Terdapat beberapa peluang untuk interface terbuka di dalam

jaringan IP. Hal ini berpotensial untuk memberikan partisipasi

yang luas dan kompetisi yang lebih ketat dalam pemberian

layanan yang bersifat advanced.

b. Interoperability dan interface terbuka akan menjadi isu-isu

penting dalam jaringan IP karena dalam hal ini menawarkan

bentuk-bentuk interkoneksi dan akses yang lebih banyak dari

lingkungan CS.

c. Sifat geographic independence dari server memungkinkan untuk

ditempatkan dimana saja dan dapat diakses dimanapun dalam

lingkungan global IP. Pada jaringan SS7, hanya operator yang

memiliki interkoneksi yang dapat memiliki akses.

2. Kreasi layanan melekat terhadap jaringan vs Kreasi layanan

independent terhadap jaringan

Kreasi layanan-layanan pada lingkungan jaringan CS berada di

bawah kontrol operator jaringan CS. Pada lingkungan IP, layanan

dapat dibentuk dengan sifat independent terhadap infrastruktur

jaringan.

Page 63: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

64

Implikasi regulasi :

a. Keberadaan fisik tidak cukup untuk menentukan dimana layanan

ditempatkan secara geografis didalam jaringan;

b. Cukup sulit untuk menentukan negara asal layanan berkaitan

dengan hukum yang mesti diterapkan;

c. Regulator dapat memiliki penilaian apakah interface terbuka

terhadap komponen layanan perlu atau jika terdapat

interoperabilitas yang cukup yang diimplementasikan melalui

gateway yang melakukan konversi antar interface.

Tantangan berikutnya adalah bagaimana memahami implikasi dari

regulasi yang nantinya dikeluarkan, atau bagaimana implikasi dari tindakan-

tindakan yang diambil oleh regulator dalam keadaan dimana terjadi dominasi-

dominasi swasta pada titik-titik pengendalian. Pada market NGN, aksi

regulatori mungkin akan memiliki konsekuensi yang tidak diharapkan, yang

berlawanan dengan tujuan promosi investasi dan aktivitas kompetitif yang

terjadi. Tantangan penting ini akan dibahas dibawah ini.

Pengertian mengenai hal tersebut perlu bagi regulator dalam rangka

menilai titik-titik pengendalian yang potensial menghasilkan kekuatan market

yang berakibat buruk pada sistem kompetisi yang dikembangkan. Pada titik

inilah intervensi regulator diperlukan.

Jika dominasi terhadap titik pengendalian terjadi, langkah selanjutnya

bagi regulator adalah memperhatikan apakah aksi regulasi untuk mengatasi

hal tersebut diperlukan. Di bawah kerangka regulasi yang baru, beberapa

aksi regulasi dapat dipikirkan setelah prosedur pendefinisian baru tentang

market itu sendiri. Badan Regulasi Independen (BRTI) mungkin akan

memainkan peranan penting dalam proses ini.

Di samping isu prosedural diatas, penilaian mengenai tingkat kesulitan

memperkenalkan kerangka regulasi yang baru menjadi cukup penting. Hal ini

karena tipikal lingkungan NGN itu sendiri yang sangat kompleks, terlebih jika

Page 64: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

65

dibandingkan dengan karakteristik jaringan sebelumnya yang lebih seragam

dalam memberikan jenis layanan.

Tingkat kesulitan dalam memperkenalkan kerangka regulasi yang baru

tersebut juga disebabkan karena konsekuensi dari aksi regulasi tidak dapat

secara keseluruhan dilihat sebelumnya.

Hal-hal diatas adalah dasar dan tantangan-tantangan yang sulit bagi

regulator di dalam lingkungan NGN, dimana terdapat beberapa resiko yang

berkaitan dengan aksi regulator, bahkan dengan jika tanpa aksi regulasi.

Terdapat beberapa alasan yang baik, mengapa regulator harus berhati-

hati dalam aksi regulasi :

a. Kesuksesan adalah tujuan bisnis yang natural, yang dapat menjadi

posisi market yang kuat, tetapi mungkin tidak dominan dalam

menyebabkan suatu aksi regulasi. Ketidaktepatan intervensi justru

dapat menyebabkan resiko dan perhitungan kembali mengenai

keuntungan bagi calon investor, karena dapat mempengaruhi kesan

bahwa kesuksesan bisnis akan dibatasi melalui kerangka regulasi. Hal

ini dapat mengecilkan investasi dalam sektor NGN dan secara umum

akan memperlambat pengembangan NGN itu sendiri.

b. Titik pengendalian dalam NGN dapat menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari layanan baru yang muncul, sedemikian tentu saja

belum diregulasikan.

c. Model bisnis dari lingkungan layanan NGN mungkin belum stabil dan

intervensi regulasi dapat membekukan komersial dan struktur market

yang tidak efisien atau sehat dalam jangka waktu yang lama.

d. Persyaratan regulasi yang tidak tepat akan berdampak pada kesan

pemilihan pemenang dan pecundang oleh regulator.

e. Pengaruh titik pengendalian sesungguhnya dapat memudar seiring

penemuan teknologi baru atau alternatif layanan lain. Ini berarti bahwa

konsekuensi dari penerapan aksi regulasi dalam waktu lama akan

menjadi tidak terlalu penting sebagaimana pemunculan awalnya.

Page 65: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

66

Jadi terdapat resiko yang signifikansi dari intervensi regulasi yang dapat

menyebabkan kontra produktif dalam hal regulator berkeinginan untuk

menimbulkan efek manajemen market secara mikro dan bukannya

membiarkan market menemukan solusinya sendiri.

Lebih jauh, konsekuensi negatif potensial itu dari suatu perkembangan

market dapat diperbaiki oleh perkembangan market yang lain di dalam NGN.

Semua hal diatas menyarankan regulator menghindari intervensi, kecuali

konsekuensi negatif signifikan dapat secara jelas dilihat dari antisipasi

sebelumnya.

Pada sisi yang lain, tidak dapat diatur bahwa dominasi terhadap titik-titik

pengendalian tertentu dapat menyebabkan kendala yang serius untuk

memasuki market dan untuk menjustifikasi kerangka regulasi. Pada kasus

yang ekstrim, kekurangan dalam regulasi itu sendiri dapat membatasi

perkembangan masyarakat informasi dan berbagai kemungkinan

keuntungan-keuntungan lain yang bisa didapat.

Idealnya harus terdapat kompetisi dalam sebanyak mungkin kawasan

dan penguasaan market dari titik pengendalian kritis dapat membatasi pilihan

kompetitif yang dalam hal ini membutuhkan perhatian serius.

Page 66: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Menurut trend perkembangan jaringan telekomunikasi saat ini, jaringan

masa depan akan menjadi jaringan terintegrasi. Pita lebar (broad

band) terdiri dari bermacam-macam akses edge dengan hierarki

fungsional jaringan makin jelas dan mudah dipahami.

Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar pada jaringan

existing seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan

komunikasi, maka PSTN dan PSDN harus segera melebur menjadi

jaringan tunggal multi layanan disebut dengan jaringan telekomunikasi

masa depan (NEXT GENERATION NETWORK) yang merupakan

konsep komunikasi masa depan dari pendekatan PSTN, VOIP dan

jaringan data yang dikembangkan oleh International Softwitch

Consortium (ISC) semua jenis informasi dikirim dalam bentuk paket

dan pelayanan dikembalikan secara terpisah oleh call agent

(softwitch).

2. Secara umum hirarki NGN terbagi menjadi 4 (empat) lapisan (layar)

yaitu :

a. Lapisan Network Service and Application

b. Lapisan Network Control

c. Lapisan Cove Switching dan

d. Lapisan Edge Acces

3. Secara esensial, NGN berpotensial untuk memberikan lingkungan

layanan yang lebih kompetitif dan bersipat terbuka, titik potensial ini,

dapat menghasilkan tambahan sumber-sumber kekuatan dalam

penguasaan market. Sedangkan secara tradisional, semua elemen

penciptaan layanan dikendalikan oleh operator tunggal, lengkungan

NGN menghasilkan suatu kondisi dimana elemen-elemen ini

Page 67: Studi next generation network 2005

Laporan Akhir

Kajian tentang Next Generation Network

68

disediakan secara kompetitif. Elemen demikian harus dirangkaikan

bersama dalam rangka men

4. ciptakan layanan End-User, akibatnya pengendalian sebuah elemen di

dalam rantai /rangkaian akan memeberikan kendali pada keseluruhan

rantai.

B. SARAN

1. NGN akan menyediakan pendekatan konvergen dimana layanan

diselenggarakan secara tradisional diatas jaringan yang berbeda dan

berubah sesuai dengan aturan interkoneksi.

Dalam mendefinisikan kewajiban interkoneksi untuk jaringan NGN

berarti bahwa regulasi harus dapat mempengaruhi semua layanan

yang diselenggarakan diatas jaringan.

2. Adanya regulasi untukmelindungi data dan privasi karena dalam

market NGN akan menghadapi tantangan yang lebih besar, dimana

pengguna akan menggunakan blok data yang panjang dan padat isi

pada setiap operator komunikasi dan penyedia content.

3. Pengembangan NGN dan layanan masyarakat informasimenjamin

review produk terhadap jangkauan layanan universal, di mana

ekspansi layanan yang diusulkan seharusnya didasarkan pada kriteria

yang tegas dan lazim digunakan serta memiliki justifikasi yang

meyakinkan (meliputi aspek sosial) review ini seharusnya yang dapat

mencegah ketersediaan layanan masyarakat informasi bagi semua

penduduk dan jugamempertimbangkan langkah-langkah untuk

menghilangkan layanan tersebut. Konsep keterjangkauan

(affordability) yang meliputi pilihan tarif mekanisme pengendalian

pengeluaran layanan telepon dimungkinkan untuk perluasan pada

layanan yang jauh lebih luas.