studi literatur pasar

34
Studi Literatur Perancangan Arsitektur 3 | 0 PA 3 Studi Literatur Bangunan Multi Massa : Pasar Emhade Arman Erhaqim 130406091 Ir. Morida Siagian, MURP, P.hd [STUDI LITERATUR PASAR] Pasar merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari kehidupan masyarakat di Indonesia dan sudah berlangsung lama. Perkembangan yang cepat mengakibatkan beberapa pasar mulai ditinggalkan dan beberapa mencoba bertahan dengan segala kondisinya.

Upload: muehehedear

Post on 04-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

studi literatur mengenai pasar

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 0

PA 3

Studi Literatur Bangunan Multi Massa : Pasar

Emhade Arman Erhaqim 130406091

Ir. Morida Siagian, MURP, P.hd

[STUDI LITERATUR PASAR] Pasar merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari kehidupan masyarakat di Indonesia dan sudah berlangsung lama. Perkembangan yang cepat mengakibatkan beberapa pasar mulai ditinggalkan dan beberapa mencoba bertahan dengan segala kondisinya.

Page 2: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pasar merupakan tempat dimana pembeli akan bertemu langsung dengan penjual dan melakukan

transaksi, baik barang ataupun jasa dengan uang ataupun benda yang memiliki nilai tukar seperti

emas. Dimana transaksi yang terjadi tidak selalu memerlukan tempat. Pasar yang dimaksud bisa

merujuk kepada suatu negara atau daerah tempat suatu barang atau jasa dijual dan dipasarkan. Hal

ini sesuai dengan arti ilmu ekonomi yang memiliki makna bahwa pasar berkaitan dengan

kegiatannya bukan tempatnya.

Pasar telah lama berada, membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat dalam

memepersiapkan kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, & pakaian

hingga tersier seperti kendaraan, & gadget. Di Indonesia sendiri, keberadaan pasar telah ada sejak

puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak zaman kerajaan Kutai Kartanegara, pada abad

ke-5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negri tirai

bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang

hingga digunakan mata uang yang berasal dari negeri Cina.

Bahkan dibeberapa relief yang ada pada candi nusantara diperlihatkan cerita tentang masyarakat

pada zaman kerajaan ketika bertransaksi jual beli, meskipun tidak secara detail dan rinci. Pasar pada

masa itu dijadikan sebagai ajang pertemuan dari segenap penjuru desa dan bahkan digunakan

sebagai alat politik untuk menukar informasi penting pada masanya. Bahkan pada saat masuknya

peradaban Islam di tanah air pada abad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah.

Para wali mengajarkan tata cara berdagang yang benar menurut ajaran agama yang dibawanya.

Perkembangan zaman dan kualitas hidup yang tidak stabil menyebabkan perkembangan pasar ikut

terganggu, di mana banyak kelompok-kelompok orang memilih untuk meninggalkan pasar

tradisional dan beralih menuju pasar-pasar modern. Hal ini dapat ditemui di kota-kota besar di

Indonesia, dan hal ini tidak terjadi begitu saja tanpa latar belakang yang pasti sehingga

menyebabkan beberapa kelompok-kelompok orang beralih ke pasar modern. Penurunan jumlah

pembeli atau pengunjung ini terjadi akibat tidak adanya fasilitas, sarana yang baik, dan layak di

beberapa pasar tradisional, dan menjadikan pasar tradisional mudah tersingkir.

Dengan meningkatnya tingkat kehidupan sosial penduduk, ekonomi dan juga kemajuan teknologi,

khususnya dibidang perdagangan timbullah sekelompok individu baru yang bergerak dalam bidang

perdagangan. Pedagang-pedagang inilah yang membuat tempat-tempat yang lebih permanen dan

lebih baik untuk berdagang.

Keberadaan pasar-pasar modern mulai menggeser peran pasar tradisional sebagai tempat

membeli keperluan sehari-hari, bahkan cenderung menyingkirkanya. Bukan berarti kehadiran pasar

modern-lah yang mengakibatkan banyak pasar tradisional hilang satu persatu, hal ini di dasari

karena buruknya kualitas, dan pengelolaan pasar tradisional itu sendiri. Kondisi pasar tradisional

yang berbau tidak sedap, kotor, lembab, dan juga pengap, membuat masyarakat enggan berbelanja

di pasar tradisional.

Page 3: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 2

Oleh karena itu hubungan antara pasar tradisional dan pasar modern harus diperbaiki dan mulai

dibenahi. Sehingga nantinya akan ditemukan keselarasan antara bangunan pasar tradisional dengan

pasar modern, terjadinya persaingan sehat, dan keberadaan pasar modern tidak menjadi alasan

hilangnya keberadaan pasar tradisional.

Sebagai contoh kasus Pasar Kampung Lalang. Pada tanggal 7 September 2012 Pemerintah Kota

Medan mendapatkan pinjaman investasi derah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementrian

Republik Indonesia senilai Rp. 77,45 Miliar untuk revitalisasi 3 pasar tradisional di Medan yakni Pasar

Marelan, Pasar Jawa Belawan dan Pasar Kampung Lalang. Meskipun Pasar Kampung Lalang sudah di

revitalisasi, tetap saja masih banyak permasalahan yang bisa didapati pada pasar tersebut. Tidak

hanya Pasar Kampung Lalang, banyak pasar diluar sana yang masih memiliki banyak masalah umum

yang serupa. Perlu ada lagi perbaikan maupun tambahan-tambahan fungsi tertentu agar lebih

memperlancar kegiatan ekonomi di kawasan tersebut.

Permasalahan umum yang terdapat pada setiap pasar tradisional umumnya hampir sama, yaitu

belum ada arahan dan penataan yang jelas mengenai pasar tradisional sebagamana yang

seharusnya. Sehingga mengakibatkan banyak pasar tradisional yang tidak dapat bertahanan dan

mati. Dan sebagian yang bertahan tidak beroprasi secara optimal.

I.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari studi literatur ini antara lain:

1. Sebagai wadah untuk lebih memahami pasar lebih jauh.

2. Sebagai acuan kerja dalam men-desain bangunan multi massa, terutama Pasar Padang

Bulan.

3. Sebagai acuan dalam menciptakan pasar yang lebih layak dan efektif bagi para pedagang

dan pembeli.

4. Sebagai acuan dalam menciptakan Pasar Padang Bulan yang sehat, nyaman, dan bersih.

5. Sebagai acuan dalam menciptakan lingkungan Pasar Padang Bulan yang mampu

mengatasi permasalahan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, serta masalah tempat

Pasar Padang Bulan.

6. Sebagai acuan dalam menciptakan pasar yang lebih ramah lingkungan.

7. Sebagai acuan dalam menciptakan bangunan bentang lebar.

I.3. Masalah Perencanaan

Masalah perancangan yang berhubungan dengan kasus lokasi proyek antara lain:

1. Bagaimana menerapkan tema perancangan terhadap desainan bangunan.

2. Pengaturan sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, sehingga nantinya tidak ada crossing

yang menyebabkan kemacetan.

3. Bagaimana mengatasi permasalahan parkir yang sering menyebabkan kemacetan.

4. Bagaimana memadukan ruang dalam dan luar bangunan sehingga terdapat suatu

keharmonisan ruang. 5. Bagaimana menyusun organisasi ruang, sehingga nantinya ada sequence yang jelas

dalam mengendalikan arus sirkulasi pengunjung.

Page 4: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 3

6. Bagaimana menciptakan pasar tradisional dengan desain baru dan dapat diterima oleh

semua pihak.

7. Bagaimana penempatan fasilitas-fasilitas pendukung sehingga nantinya tidak

mengganggu peletakkan dari fasilitas utama.

I.4. Pendekatan Masalah

Gambar 1.1. Pendekatan Masalah

- KONSEP BENTUK

- KONSEP MASSA

- KONSEP RUANG

- PERILAKU MASYARAKAT

- ARSITEKTUR

- ESTETIKA

- FUNGSI

- EFEKTIFITAS

- BENTUK

- RUANG

- UTILITAS

DESAIN AKHIR PASAR

Page 5: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 4

Dalam pendekatan masalah, metode yang akan dilakukan untuk mencapai desain akhir Pasar

Padang Bulan ini adalah:

1. Survey : Dilakukan pengamatan secara langsung di lokasi pasar yang dianggap

kosong, agar dapat menyimpulkan permasalahan dan kelebihan di dalam dan diluar site

perancangan.

2. Pengumpulan Data : Pengumpulan data dilakukan dengan memperoleh data,

informasi, dan persyaratan-persyaratan perancangan dan perencanaan gedung

pasar dengan cara mencari studi literatur dan studi banding kasus, proyek, tema atau

proyek yang sama dan untuk mengetahui permasalahan yang ada.

3. Analisa Data : Dalam tahap analisa, data mentah yag sudah diperoleh kemudian di

olah kembali sehingga didapatkan kesimpulan- kesimpulan tertentu yang akan

digunakan dalam proses perancangan.

4. Konsep : Konsep perancangan dilakukan untuk menganalisa dan menetapkan

usulan-usulan perancangan dari permasalahan, data-data variable, dan persyaratan

yang diperoleh untuk mendapatkan skematik desain.

5. Desain Akhir : Desain akhir merupakan kesimpulan dari hasil penyusunan skematik

desain yang diterapkan pada perencanaan dan perancangan fisik bangunan Pasar

Kampung Lalang.

I.5. Batasan Pembahasan

Adapun batasan-batasan pembahasan kali ini antara lain:

1. Teori-teori mengenai bangunan bentang lebar yang dapat digunakan pada Pasar.

2. Perancangan bangunan gedung pasar seta fasilitas-fasilitas penunjangnya dengan

berpedoman pada standar-standar khusus untuk suatu pasar.

3. Penerapan fungsional untuk bangunan daerah tropis dengan asumsi-asumsi yang diambil

berdasarkan hasil studi banding dan pedoman yang diperoleh.

Page 6: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Terminologi Judul

Judul kasus yang diambil pada tugas kali ini adalah “Bangunan Multi Massa”, dimana yang menjadi

lokasi desain adalah Pasar Padang Bulan dan lokasi dianggap kosong, untuk memudahkan dalam

memahami judul yang ada maka akan dibahas berikutnya masing-masing unit pembentuk kata dari

judul yang ada.

II.1.1. Pengertian Judul

Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara

permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala

sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam membangun

peradabannya.

Menurut M. Zain (2010) bangunan adalah kontruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara

tetap pada tanah dan atau perairan.

Multi berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI)”, memiliki arti antara lain:

1. Banyak; lebih dari satu.

Massa berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI)”, memiliki arti antara lain:

1. sejumlah besar benda (zat dsb) yg dikumpulkan (disatukan) menjadi satu (atau kesatuan).

2. jumlah yg banyak sekali; sekumpulan orang yg banyak sekali (berkumpul di suatu tempat

atau tersebar).

3. ukuran kuantitatif sifat kelembaman (inersia) benda;

a. mengambang massa yg tidak tahu arah politik, biasanya massa ini mudah terbawa arus

politik.

b. rakyat banyak.

4. udara atmosfer yg homogen dan luas, kadang-kadang meliputi ratusan kilometer dng

karakteristik suhu dan kelembapan tertentu

Pengertian pasar berdasarkan ”Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI)”, memiliki arti antara lain:

1. Tempat orang berjual-beli ; pekan, tempat berjual beli yang diadakan oleh perkumpulan dan

sebagainya dengan maksud mencari derma.

2. Tempat berbagai pertunjukan yang diadakan malam hari untuk beberapa hari lamanya.

Padang Bulan, merupakan salah satu kelurahan yang ada pada kecamatan Medan Baru, Medan,

Sumatera Utara, Indonesia. Dimana kawasan ini terletak pada Jalan Jamin Ginting setelah melewati

persimpangan Jalan Jamin Ginting dengan Jalan DR. Mansyur

Jadi dapat simpulkan pengertian dari “Bangunan Multi Massa: Pasar Padang Bulan” adalah “Struktur

buatan manusia yang terdiri dari dinding dan atap yang didirikan secara permanen, memiliki lebih

Page 7: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 6

dari satu ruang yang memiliki fungsi berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini diperuntukan

pada tempat berjual-beli (Kawasan Pasar Padang Bulan).

II.1.2. Klasifikasi Pasar

Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan Pasar dapat

dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan kepada sudut pandangnya. Berikut

akan disajikan beberapa klasifikasi pasar berdasarkan sudut pandang yang berbeda:

1. Pengertian pasar menurut sifatnya:

a. Pasar Nyata/ Konkret

Tempat para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli barang-barang

dagangan secara langsung. Contoh: pasar buah, ikan, sayur, dll.

b. Pasar Abstrak

Barang yang diperdagangkan tidak sampai di pasar, jual beli berlangsung

tetapi hanya menurut contoh barang. Contoh: pasar bursa, obligasi, dll.

2. Pengertian pasar menurut daerah pelayanan dan administrasi pemerintahan:

a. Pasar Lingkungan

Pasar yang ruang lingkupnya meliputi suatu lingkungan kira-kira seluas satu

kelurahan atau beberapa kelompok perumahan di sekitar pasar tersebut

dan jenis barang diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari.

b. Pasar Wilayah

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi beberapa lingkungan

permukiman dan barang-barang yang diperjual belikan lebih lengkap dari

pasar lingkungan.

c. Pasar Kota

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi wilayah kota dimana

barang-barang yang diperjualbelikan lengkap.

d. Pasar Regional

Pasar yang ruang lingkup pelayanannya meliputi daerah kota dan sekitarnya.

e. Pasar Perumahan

Merupakan toko-toko yang menempel pada rumah tinggal melayani

kebutuhan rumah tangga di daerah sekitarnya, kira-kira seluas wilayah RT.

3. Pengertian pasar menurut sifat jualannya:

a. Pasar Induk

Pasar yang merupakan pusat pengumpulan, pusat pelelangan dan pusat

penyimpanan bahan-bahan sandang pangan untuk disalurkan kepada grosir-

grosir dan pusat.

b. Pasar Eceran

Page 8: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 7

Pasar dimana terdapat permintaan dan penawaran barang atau jasa secara

kecil atau eceran.

c. Pasar Khusus

Pasar yang menjual atau sejenis barang tertentu, mis: pasar tekstil, bunga,

buah, dll.

4. Pengertian pasar menurut waktu kegiatannya:

a. Pasar Siang Hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 08.00 s/d 18.00 WIB.

b. Pasar Malam Hari

Pasar yang kegiatannya antara pukul 18.00 s/d 05.00 WIB.

c. Pasar Siang Malam

Pasar yang kegiatannya dilakukan siang dan malam hari.

d. Pasar Malam

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada malam hari.

e. Pasar Pagi

Kegiatan pasar hanya dilakukan pada pagi hari.

f. Pasar Mingguan

Kegiatan pasar hanya dilakukan sekali dalam seminggu.

5. Pengertian pasar secara operasional:

a. Pasar perusahaan daerah.

b. Pusat pertokoan / perdagangan perseroan terbatas.

c. Pasar tidak resmi: pasar yang belum diakui oleh pemerintah.

d. Trade imporium departemen perindustrian dan perdagangan yang

merupakan pusat penjajaan hasil kerajinan rakyat.

e. Gelanggang dagang yang dikelola oleh departemen perdagangan dan

koperasi.

f. Toko serba ada yang dikelola departemen perdagangan dan koperasi

g. Pusat pertokoan atau perbelanjaa swasta.

6. Pasar ditinjau dari sistem pelayanannya:

a. Pasar Tradisional

Yang dimaksud dengan pasar tradisional adalah pasar yang ada pada masa

kini, yang masih memiliki karakter atau ciri-ciri pada masa lalu dimana salah

satu adalah adanya interaksi sosial langsung antara penjual dan pembeli

yang sifatnya tawar menawar harga barang dan jasa.

b. Pasar Khusus:

i. Produk yang ditawarkan berupa satu atau beberapa produk barang

tertentu saja.

Page 9: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 8

ii. Pasar yang ditawarkan tetap dalam keadaan khusus, misalnya pasar

souvenir walaupun kemudian pasar berkembang produk yang

dipasarkan adalah penunjang dari produk utama.

iii. Sistem pembagian perlu diperhatikan agar penyeberan keuntungan

sedapat mungkin merata.

iv. Sistem proteksi kebakaran merupakan hal yang penting untuk

v. diperhatikan mengingat fungsi pasar yang merupakan bangunan

umum.

vi. Memperhatikan keamanan pasar setiap sudut desain agar

mencegah munculnya kriminalitas pada lokasi.

c. Pasar Modern

Suatu kompleks toko eceran dan dihubungkan dengan fasilitas yang

terencanan sebagai suatu kesatuan kelompok, untuk memberikan

pelayanan perbelanjaan yang maksimal.

d. Pasar Wisata

Umumnya berkembang pada kawasan objek wisata dan tercipta dari

perkembangan aktivitas wisata itu sendiri yang didukung oleh faktor-faktor

lingkungan yang mendukung terhadap market tersebut, yaitu:

i. Potensi wisata pada kawasan wisata.

ii. Interest publik terhadap potensi wisata kawasan tersebut.

iii. Adanya sarana yang mendukung terhadap potensi wisata.

iv. Perkembangan jumalah wisata yang mengunjungi kawasan wisata.

7. Pasar ditinjau dari potensinya:

a. Potensi Pasar A adalah tingkat kesanggupan, kemampuan dan kekuatan

ekonomi pasar yang besar.

b. Potensi Pasar B adalah tingkat kesanggupan, kemampuan dan kekuatan

ekonomi pasar yang sedang.

c. Potensi Pasar C adalah tingkat kesanggupan, kemampuan dan kekuatan

ekonomi pasar yang kecil.

Atas dasar potensi pasar, masing masing potensi pasar A, B dan C dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) kriteria yaitu : maju, berkembang, tumbuh.

II.1.3. Unsur-Unsur Pokok Yang Terdapat Dalam Pasar

Sebuah pasar harus memiliki unsur-unsur pokok didalamnya agar dapat menjadi sebuah pasar yang

baik, unsur-unsur tersebut antara lain:

1. Konsumen

Konsumen adalah pribadi atau badan yang menikmati penggunaan fisik suatu

barang dan jasa ekonomi atau seseorang yang membeli untuk dijual kembali. Dari

pihak konsumen yang perlu untuk diteliti dan diketahui antara lain:

a. Daya beli atau tingkat pendapatan.

Page 10: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 9

b. Daya mobilitas untuk mencapai tempat belanja.

c. Waktu yang tersedia.

d. Tingkah laku adat dan kebiasaan.

2. Lembaga Perdagangan/ Wadah Lembaga yang melaksanakan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dari pihak pedagang, hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Keuntungan yang relatif baik. b. Harga dan biaya penjualan. c. Cara pelayanan. d. Suplai barang yang diperdagangkan.

3. Barang

Mengenai penggolongan barang terdapat banyak teori. Untuk pembahasan selanjutnya diambil penggolongan barang yang merupakan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh PD Pasar Jaya Bersama dengan LPEM F.E. UI 1971:

a. Golongan I : Merupakan barang-barang yang dinilai sebagai barang kebutuhan sehari-hari misalnya : sayur, bumbu dapur, lauk-pauk, dll.

b. Golongan II : Barang ini bukan merupakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan dalam waktu interval tertentu misalnya seminggu atau sebulan. Contohnya : pakaian, tekstil, sepatu, kosmetik.

c. Golongan III : Sifat barang yang termasuk dalam golongan ini hampir sama dengan golongan barang sekunder, akan tetapi merupakan barang-barang lux dan relatif mahal harganya bagi ukuran pembeli masyarakat Indonesia. Contohnya : tv, kamera foto, dll.

d. Golongan IV : Barang-barang golongan ini dirasakan dan dibutuhkan oleh pembeli hanya sebagai insidential, atau tidak dapat ditentukan. Contohnya : mebel, onderdil mobil , dll.

II.1.4. Materi yang diperjual-belikan di dalam pasar

Materi perdagangan di pasar dapat dikelompokkan berdasarkan jenis, sifat, urgensinya, cara pengangkutannya, dan cara penyajiannnya:

1. Jenis materi perdagangan: a. bahan kebutuhan rohani/ pemuas diri. b. bahan sandang/ tekstil. c. kebutuhan rekreasi.

2. Sifat/ kesan perdagangan:

a. Basah. b. Kering. c. tahan lama.

3. Tingkat urgensi materi perdagangan:

a. barang kebutuhan sehari-hari (demand good). b. barang kebutuhan berkala (convinience good).

4. Cara pengangkutan:

a. barang bukan pecah. b. barang pecah belah.

5. Cara penyajian:

a. cara penyajian sedang.

Page 11: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 10

b. cara penyajian baik

II.1.5. Unsur-Unsur Penunjang Pasar

Yaitu pihak yang berperang dalam kelangsungan kegiatan perdagangan di pasar, unsur-unsur ini meliputi pemerintah, pengelola, bank, dan swasta:

1. Pemerintah Pemerintah wajib memelihara kestabilan ekonomi dalam pembangunan dan kelancaran ekonomi, diantaranya dengan menguasai sektor perpasaran dalam bentuk mengelola dan menarik pajak pasar, menentukan klasifikasipasar dalam wilayah kekuasaannya, pembangunan fisik pasar yang biasanya dilakukan dengan menggunakan anggaran daerah atau inpres.

2. Pengelola Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari pemerintah menunjuk:

a. Jawatan atau dinas dibawahnya atau b. Perusahaan daerah yang memberi otorita untuk mengelola pelayanan

umum di bidang perpasaran Adapun kegiatan yang biasanya dialksanakan oleh pengelola ini antara lain:

a. Memelihara kebersihan. b. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam pasar. c. Mengusahakan kelancaran distribusi bahan-bahan pokok kebutuhan sehari-

hari.

3. Bank Bank berperan khususnya dalam pembayaran pembangunan dan pemodalan bagi para pedagang. Misalnya pembangunan pasar Inpres dibiayai melalui bank pemerintah, kredit candak kulak bagi para pedagang kecil disalurkanmelalui BRI, dll.

4. Swasta Dalam hal ini yang disebut swasta bisa para pedagang itu sendiri atau para pelaksana yang membiayai pembangunan pasar, dengan prinsip pembangunan fasilitas pasar dibiayai dengan dana dari masyarakat yang akan kembali kepada masayarakat dalam bentuk lain. Secara umum pasar merupakan suatu kebutuhan masyarakat melalui peranannya sebagai unsur-unsur penunjang yang menggerakkan kehidupan sehari-hari.

II.2. Pelaku dan Kegiatannya

Pelaku dan kegiatan pada pusat perbelanjaan secara garis besar terdiri dari:

1. Kelompok Pedagang

Yaitu sekelompok orang ataupun perorangan yang melakukan kegiatan

menjual barang kebutuhan atau jasa, yang memanfaatkan ruang took atau

pertokoan dengan sistem sewa kepada pihak pengelola.

Page 12: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 11

2. Kelompok Pengunjung atau Pembeli

Yaitu sekelompok orang ataupun perorangan yang mengunjungi fasilitas ini

untuk mencari dan membeli barang kebutuhannya, dan ada juga yang datang

dengan tujuan melihat-lihat, mencari hiburan, berekreasi atau hanya

berjalan-jalan.

3. Kelompok Pengelola

Yaitu sekelompok orang atau badan yang mengelola dan bertanggung jawab

atas segala kegiatan yang berlangsung dalam pusat perbelanjaan serta

mengatur semua jalannya kegiatan tersebut, termasuk administrasi

penyewaan ruang kepada para pedagang atau pemilik usaha, sehingga dapat

tercapai kelancaran kegiatan, kenyamanan, kemudahan, dan keamanan di

dalam pasar ataupun pusat perbelanjaan.

II.3. Tinjauan Terhadap Struktur Kota Berdasarkan RUTRK Kota Medan, maka wilayah kota Medan dapat dibagi menjadi 5 wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP), berikut akan disajikan arah pengembangan dari masing-masing WPP:

Tabel Wilayah Pembangunan dan Pengembangan kota Medan

WPP Cakupan Kecamatan

Luas (ha) Pusat Pengembangan

Peruntukan Lahan

Program Pembangunan

A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan

2,625.01 2,382.10 3.,667.17

BELAWAN Permukiman, Rekreasi, Pelabuhan, Maritim, Industri.

Jalan Baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan, & permukiman.

B M. Deli 2,084.33 TANJUNG MULIA

Permukiman, Rekreasi Indoor, Perdagangan, Perkantoran.

Jalan Baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan.

C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Tembung M. Amplas

775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1,118.57

AKSARA Permukiman, Perdagangan, Reaksi.

Jalan Baru, Sambungan air minum, septic tank, rumah permanen, sarana pendidikan, & kesehatan.

D M. Baru M. Maimoon M. Polonia M. Kota M. Johor

583.77 297.76 901.12 526.96 1,457.47

INTI KOTA Central Business Development (CBD), Pusat Pemerintahan,

Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.

Page 13: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 12

Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Rekreasi Indoor, Permukiman.

E

M. Barat M. Petisah M. Sunggal M. Helvetia M. Tuntungan M. Selayang

681.72 532.84 1,543.66 1,316.42 2,068.04 1,281.16

SEI SIKAMBING

Permukiman, Rekreasi, Perdagangan, Konservasi, Lapangan Golf, Perkantoran, Hutan Kota.

Jalan Baru, Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan, & kesehatan.

Tabel 2.1. Pembagian WPP Kota Medan (Sumber: RUTRK Medan 2005)

Kawasan Pasar Padang Bulan berada pada WPP D. Arah pengembangan pada wilayah ini adalah

sebagai wilayah Central Business Development (CBD), Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat

Pendidikan, Rekreasi Indoor, Permukiman.

II.3.1. Peraturan Site

1. Land Use (RDTRK)

rencana detail tata ruang kota. Yaitu peruntukan dan syarat-syarat lain tentang

suatu wilayah pada daerah tertentu. Peraturan ini dibuat agar penggunaan lahan

pada suatu kawasan dapat terencana dan teratur.

2. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Mengatur jarak batas bangunan dengan batas kapling, bisa batas depan,

samping atau belakang. Sering garis sepadan ini hanya depan atau jalan saja,

1/2 x lebar jalan atau (1/2xlebar jalan) + 1.

3. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Yakni perbandingan tapak dengan kawasan terbangun. Koefisien ini semakin kecil untuk kawasan perbelanjaan atau kawasan mahal, berubah tergantung fungsi dan harga tanah atau lahan. Sebagai kawasan pusat perbelanjaan dan pasar, maka koefisen dasar bangunan yang ada di sekitar dan pada site adalah sekitar 80 % - 90 %.

4. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Perbandingan luas tapak dan klasifikasi yang telah ditetapakan total luas lantai. Koefisien ini bisa lebih dari 100% untuk bertingkat. Untuk daerah di sekitar pasar Padang Bulan, maka koefisien lantai bangunan sekitarnya adalah 2-3 lantai. Dengan KDB sekitar 90 % maka dengan kata lain KLB bisa mencapai 200 % - 300 %.

Page 14: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 13

II.3.2. Peraturan & Persyaratan Pasar

Mengingat buruknya sebagian besar pengelolaan pasar tradisional yang ada di Indonesia maka

pemerintah, pengelola, dan pedagang harus mentaati persyaratan dan peraturan yang membuat

pasar tradisional yang berkompeten untuk menyaingi perkembangan usaha perdagangan skala kecil,

menengah dan besar, sehingga pasar tradisional dapat bersaing dan tidak tersingkirkan dari budaya

masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu banyak pihak yang bertanggung jawab secara langsung dan tidak langsung

terhadap pasar harus ikut mengingat bahwa pada peraturan Presiden no. 112 tahun 2007

mengatakan bahwa:

a. dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil,

menengah, dan modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu

diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling

memperkuat serta saling menguntungkan.

b. Untuk membina pengembangan industri dan perdagangan barang dalam negeri

serta kelancaran distribusi barang, perlu memberikan pedoman bagi

penyelenggaraan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern, serta

norma-norma keadilan, saling menguntungkan dan tanpa tekanan dalam hubungan

antara pemasok barang dengan toko modern serta pengembangan kemitraan

dengan usaha kecil, sehingga tercipta tertib persaingan dan keseimbangan

kepentingan produsen, pemasok, toko modern dan konsumen.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

b, perlu menetapkan Peraturan Presiden Republik Indonesia tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Beberapa kutipan diatas didapat jika kita mengingat bahwa:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijke Wetboek, Staatblads 1847 Nomor

23);

3. Bedrijfsreglementerings Ordonantie (BRO) Tahun 1934 (Staatsblad 1938 Nomor 86);

4. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3469);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3502);

6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3611);

Page 15: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 14

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817);

9. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3821);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4247);

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437);

12. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4444);

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3718);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan

Pengembangan Usaha Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998

Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3743);

16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

Maka dengan adanya Peraturan Presiden nomor 112 tahun 2007 yang telah di sahkan,

mewajibkan adanya penataan, pembinaan, dan pengawasan kepada pasar-pasar tradisional, tiap-

tiap pedagang diwajibkan memiliki surat izin dagang, dan jika melanggar peraturan yang telah dibuat

akan diberikan sanksi.

II.3.2.1. Persyaratan dan Peraturan Kesehatan Lingkungan Pasar

Pasar sehat merupakan tempat dimana semua pihak-pihak terkait bekerjasama untuk

menyediakan pangan yang aman, bergizi dan lingkungan yang memenuhi persyaratan kesehatan.

Sanitasi pasar dilakukan dalam usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat hubunganya dengan timbul

atau merebaknya suatu penyakit.

Page 16: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 15

Oleh karena itu, pasar harus memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi sanitasi maupun dari

konstruksi. Adapun persyaratan kesehatan pasar mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar

Sehat, sebagai berikut :

1. Lokasi

a. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang setempat (RUTR).

b. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti: bantaran sungai, aliran

lahar, rawan longsor, banjir, dsb.

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan

d. penerbangan termasuk sempadan jalan.

e. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas

lokasi pertambangan.

f. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya.

2. Bangunan

Secara Umum: Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan syarat pada Penataan Ruang dagang, antara

lain:

a. pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat dan klasifikasinya

seperti: basah, kering, penjualan unggas hidup, pemotongan unggas.

b. pembagian zoning diberi indentitas yang jelas.

c. tempat penjualan daging, karkas unggas, ikan ditempatkan di tempat khusus.

d. setiap kios memiliki lorong yang lebarnya minimal 1,5 meter.

e. setiap kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik dan mudah dilihat.

f. jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan bangunan pasar utama

minimal 10 m atau dibatasi tembok pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 m.

g. khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun dan bahan berbahaya

lainnya ditempatkan terpisah dan tidak berdampingan dengan zona makanan dan

bahan pangan.

3. Ruang Kantor Pengelola

a. Ruang kantor memiliki venilasi minimal 20 % dari luas lantai.

b. Tingkat pencahayaan ruangan minimal 200 lux.

c. Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit2 dari lantai sesuai ketentuan

yang berlaku.

d. Tersedia toilet terpisah bagi laki2 dan perempuan.

e. Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

4. Tempat Penjualan Bahan Pangan dan Makanan

a. Tempat penjualan bahan pangan basah:

Page 17: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 16

i. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dengan kemiringan yang cukup shg tidak menimbulkan genangan air dan tersedia lubang pembuangan air, setiap sisi memiliki sekat pembatas dan mudah dibersihkan dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bhn tahan karat dan bukan dari kayu.

ii. Penyajian karkas daging harus digantung. iii. Alas pemotong (telenan) tidak terbuat dari bahan kayu, tidak mengandung

bahan beracun, kedap air dan mudah dibersihkan. iv. Pisau untuk memotong bahan mentah harus berbeda dan tidak berkarat. v. tersedia tempat penyimpanan bahan pangan, seperti : ikan dan daging

menggunakan rantai dingin (cold chain) atau bersuhu rendah (4-10º C). vi. Tersedia tempat untuk pencucian bahan pangan dan peralatan.

vii. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

viii. Saluran pembuangan limbah tertutup, dengan kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga memudahkan aliran limbah serta tidak melewati area penjualan.

ix. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat.

x. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

b. Tempat penjualan bahan pangan kering: i. Mempunyai meja tempat penjualan dengan permukaan yang rata dan

mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai. ii. Meja tempat penjualan terbuat dari bahan yang tahan karat dan bukan dari

kayu. iii. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah

diangkat. iv. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang

mengalir. v. Tempat penjualan bebas binatang penular penyakit dan tempat

perindukannya (tempat berkembang biak) seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

c. Tempat Penjualan Makanan Jadi/ Siap Saji: i. Tempat penyajian makanan tertutup dengan permukaan yang rata dan

mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat bahan yang tahan karat dan bukan dari kayu.

ii. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

iii. Tersedia tempat cuci peralatan dari bahan yang kuat, aman, tidak mudah berkarat dan mudah dibersihkan.

iv. Saluran pembuangan air limbah dari tempat pencucian harus tertutup dengan kemiringan yang cukup

v. Tersedia tempat sampah kering dan basah, kedap air, tertutup dan mudah diangkat.

vi. Tempat penjualan bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya, seperti : lalat, kecoa, tikus, nyamuk.

vii. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan makanan basah/matang tidak boleh digunakan untuk makanan kering/mentah.

Page 18: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 17

5. Konstruksi

a. Atap

i. Atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya binatang penular penyakit.

ii. Kemiringan atap harus sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan langit-langit.

iii. Ketinggian atap sesuai ketentuan yang berlaku.

iv. Atap yang mempunyai ketinggian 10 m atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir.

b. Dinding

i. Permukaan dinding harus bersih, tidak lembab dan berwarna terang.

ii. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

iii. Pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dindinglainnya harus berbentuk lengkung.

c. Lantai

i. Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak dan mudah dibersihkan.

ii. Lantai yang selalu terkena air, misalnya kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya harus mempunyai kemiringan ke arah saluran dan pembuangan air sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi genangan air.

d. Tangga

i. Tinggi, lebar dan kemiringan anak tangga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

ii. Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga.

iii. Terbuat dari bahan yang kyat dan tidak licin.

iv. Memiliki pencahayaan minimal 100 lux.

e. Ventilasi

i. Ventilasi harus memenuhi syarat minimal 20 % dari luas lantai dan saling berhadapan (cross ventilation).

f. Pencahayaan

i. Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan pengelolaan bahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersihan makanan.

ii. Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat barang dagangan dengan jelas minimal 100 lux.

g. Pintu

i. Khusus untuk pintu kios penjualan daging, ikan dan bahan makanan yang berbau tajam agar menggunakan pintu yang dapat membuka dan menutup sendiri atau tirai plastik untuk menghalangi binatang penular penyakit seperti lalat atau serangga lain masuk.

Page 19: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 18

6. Sanitasi

a. Air Bersih

ii. Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.

iii. Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan.

iv. Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.

v. Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m.

vi. Kualitas air bersih diperika setiap enam (6) bulan sekali.

b. Kamar Mandi dan Toilet

i. Harus tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut: Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi dan satu toilet.

ii. Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam jumlah yang cukup dan bebas jentik.

iii. Didalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak air.

iv. Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.

v. Air limbah dibuang ke septic tank, riol atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah dengan jarak 10 m dari sumber air bersih.

vi. Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi genangan.

vii. Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan makanan dan bahan pangan.

viii. Luas ventilasi minimal 20 % dari luas lantai dan pencahayaan 100 lux.

ix. Tersedia tempat sampah yang cukup.

7. Pengelolaan Sampah

a. Setiap kios/lorong tersedia tempat sampah basah dan kering.

b. Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan.

c. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan mudah dipindahkan.

d. Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air, kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau petugas pengangkut sampah.

e. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit.

f. Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 m dari bangunan pasar.

g. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

8. Drainase

a. Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang terbuat dari logam sehingga mudah dibersihkan.

b. Limbah cair yang berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke saluran pembuangan umum.

Page 20: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 19

c. Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112 tahun 2003 tentang kualitas air limbah.

d. Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air.

e. Tidak ada bangunan kios diatas saluran drainase.

f. Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6 bulan sekali.

9. Tempat Cuci Tangan

a. Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.

b. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.

10. Binatang Penular Penyakit

a. Pada kios makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat, kecoa dan tikus

b. Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol.

c. Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik pengukuran sesuai dengan area pasar.

d. Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal 30 per gril net.

e. Container Index (CI) jentik nyamuk aedes aegypty tidak melebihi 5 %.

11. Kualitas Makanan dan Bahan Pangan

a. Tidak basi.

b. Tidak mengandung bahan berbahaya seperti pengawet borax, formalin, pewarna textil yang berbahaya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Tidak mengandung residu pestisida diatas ambang batas.

d. Kualitas makanan siap saji sesuai dengan Kepmenkes nomor. 942 tahun 2003 tentang makanan jajanan.

e. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan dalam suhu rendah (4-10ºC), tidak kadaluwarsa dan berlabel jelas.

f. Ikan, daging dan olahannya disimpan dalam suhu 0 s/d 4ºC; sayur, buah dan minuman disimpan dalam suhu 10 ºC; telur, susu dan olahannya disimpan dalam suhu 5-7 ºC.

g. Penyimanan bahan makanan harus ada jarak dengan lantai, dinding dan langit-langit : jarak dengan lantai 15 cm, dengan dinding 5 cm, dengan langit-langit 60 cm.

h. Kebersihan peralatan makanan ditentukan angka total kuman nol maksimal 100 kuman per cm3 permukaan dan kuman esdhericiacoli adalah nol.

12. Desinfeksi Pasar

a. Desinfeksi pasar harus dilakukan secara menyeluruh 1 hari dalam sebulan.

b. Bahan desinfektan yang digunakan tidak mencemari lingkungan

Page 21: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 20

BAB III STUDI KASUS

III.1. Definisi Pasar

Pasar merupakan tempat dimana pembeli akan bertemu langsung dengan penjual dan melakukan

transaksi, baik barang ataupun jasa dengan uang ataupun benda yang memiliki nilai tukar seperti

emas. Dimana transaksi yang terjadi tidak selalu memerlukan tempat. Pasar yang dimaksud bisa

merujuk kepada suatu negara atau daerah tempat suatu barang atau jasa dijual dan dipasarkan. Hal

ini sesuai dengan arti ilmu ekonomi yang memiliki makna bahwa pasar berkaitan dengan

kegiatannya bukan tempatnya.

Pasar telah lama berada, membantu dan mempermudah kehidupan masyarakat dalam

memepersiapkan kebutuhan sehari-hari, mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, & pakaian

hingga tersier seperti kendaraan, & gadget. Di Indonesia sendiri, keberadaan pasar telah ada sejak

puluhan abad lalu, diperkirakan sudah muncul sejak zaman kerajaan Kutai Kartanegara, pada abad

ke-5 Masehi. Dimulai dari barter barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari negri tirai

bambu, masyarakat mulai menggelar dagangannya dan terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang

hingga digunakan mata uang yang berasal dari negeri Cina.

Perkembangan zaman dan kualitas hidup yang tidak stabil menyebabkan perkembangan pasar ikut

terganggu, di mana banyak kelompok-kelompok orang memilih untuk meninggalkan pasar

tradisional dan beralih menuju pasar-pasar modern. Hal ini dapat ditemui di kota-kota besar di

Indonesia, dan hal ini tidak terjadi begitu saja tanpa latar belakang yang pasti sehingga

menyebabkan beberapa kelompok-kelompok orang beralih ke pasar modern. Penurunan jumlah

pembeli atau pengunjung ini terjadi akibat tidak adanya fasilitas, sarana yang baik, dan layak di

beberapa pasar tradisional, dan menjadikan pasar tradisional mudah tersingkir.

Keberadaan pasar-pasar modern mulai menggeser peran pasar tradisional sebagai tempat

membeli keperluan sehari-hari, bahkan cenderung menyingkirkanya. Bukan berarti kehadiran pasar

modern-lah yang mengakibatkan banyak pasar tradisional hilang satu persatu, hal ini di dasari

karena buruknya kualitas, dan pengelolaan pasar tradisional itu sendiri. Kondisi pasar tradisional

yang berbau tidak sedap, kotor, lembab, dan juga pengap, membuat masyarakat enggan berbelanja

di pasar tradisional.

Oleh karena itu hubungan antara pasar tradisional dan pasar modern harus diperbaiki dan mulai

dibenahi. Sehingga nantinya akan ditemukan keselarasan antara bangunan pasar tradisional dengan

pasar modern, terjadinya persaingan sehat, dan keberadaan pasar modern tidak menjadi alasan

hilangnya keberadaan pasar tradisional.

Permasalahan umum yang terdapat pada setiap pasar tradisional umumnya hampir sama, yaitu

belum ada arahan dan penataan yang jelas mengenai pasar tradisional sebagamana yang

seharusnya. Sehingga mengakibatkan banyak pasar tradisional yang tidak dapat bertahanan dan

mati. Dan sebagian yang bertahan tidak beroprasi secara optimal.

Page 22: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 21

III.2. Tinjauan Fungsi III.2.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan

Pelaku pada kasus tugas ini dapat dikelompokkan secara umum menjadi beberapa bagian, demikian juga dengan kegiatan yang terjadi juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian besar. Pelakunya antara lain:

1. Pengunjung yaitu masyarakat baik yang berasal dari daerah sekitar (dalam kota). 2. Pedagang pasaryaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di pasar. 3. Pedagang pusat perbelanjaan yaitu pihak yang menjajakan barang dagangan di

pusat perbelanjaan. 4. Pengelola yaitu pihak yang bertugas mengawasi, mengelola, dan memberikan

pelayanan fasilitas kepada para pedagang baik di pasar maupun pusat perbelanjaan Kegiatannya antara lain :

1. Berdagang yang merupakan fungsi utama dari komplek bangunan ini. Merupakan kegiatan menjajakan barang kepada para pengunjung, baik dalam benutk kios, los, retail, maupun pameran.

2. Pembelian yang merupakan feedback dari kegiatan berdagang. Disini pembeli akan membayar untuk barang yang diingininya.

III.2.2. Deskripsi pengguna Pasar Padang Bulan

Berdasarkan hasil survey dan data yang ada, maka dapat diperoleh deskripsi pengguna/ struktur organisasi pengelola, pengunjung, dll dari pasar Padang Bulan atara lain:

Pedagang dalam area pasar

Page 23: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 22

Tabel 3.1. Jumlah dan Jenis Kios/ Los Pasar Padang Bulan

III.2.3. Deskripsi Perilaku

Berdasarkan sifat aktivitas yang dilakukan, perilaku pengguna komplek bangunan pasar dan pusat perbelanjaan ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu :

1. Bersifat statis Perilaku pengguna yang lebih bersifat menetap pada satu tempat atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intensitas waktu yang lebih lama seperti aktivitas pengelola pasar dan pusat perbelanjaan dan para pedagang yang biasa berjualan di kios.

2. Bersifat Dinamis Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas pengunjung dan pihak lain yang menggunakan fasilitas yang disediakan di bangunan.

III.2.4. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang

Mengenai deskripsi dari kebutuhan dan besaran ruang, maka hal ini akan didapatkan berdasarkan analisa kegiatan dan pengguna. Hal itu dikarenakan untuk menentukan ruang yang dibutuhkan perlu diketahui terlebih dahulu jenis pengguna dan ruang apa saja yang dibutuhkannya.

Setelah mengetahui jenis pengguna dan kegiatannya, maka ruang-ruang yang dibutuhkannya akan disesuaikan dengan standar-standar yang sudah baku. Hal itu bisa didapatkan dari buku-buku standar yang sudah umum yaitu Time Saver, Architect Data, atau buku standar lainnya.

III.2.5. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Dalam perancangan pasar dan pusat perbelanjaan, ada persyaratan dan kriteria tertentu yang perlu diperhatikan antara lain fleksibillitas, keamanan pengunjung, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, sirkulasi. Untuk lebih jelasnya akan dibahas sebagai berikut :

1. Fleksibilitas Secara harafiah fleksibilitas dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian kios dan los untuk dapat menampung lebih banyak jumlah pedagang. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Pemilihan sistem strukur. b. Pembagian ruang. c. Ketinggian ruang. d. Tata letak stan, kios dan los.

Page 24: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 23

2. Kenyamanan

Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan dalam melakukan aktivitasnya. Kenyamanan untuk ruang pusaat perbelanjaan dan pasar dipengaruhi faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.

a. Kenyamanan ditinjau dari segi termal b. Kenyamanan ditinjau dari segi pencahayaan

3. Sirkulasi

Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi bangunan servis bangunan.

III.2.6. Studi Banding Fungsi Sejenis III.2.6.1. Pasar Beringharjo, Yogyakarta

Pasar beringharjo merupakan salah satu pasar tradisional yang terdapat di Yogyakarta. Dalam pasar ini, diketahui jenis-jenis pembagian yang jelas dari barang dagangan yang ada. Sehingga hal ini lebih memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang diinginkan. Pasar ini juga merupakan pasar 2 lantai, sehingga lebih mudah untuk mengambil contoh-contoh pemecahan yang mungkin dilakukan untuk lantai ke-2 di pasar tersebut. Faktor kebersihan juga merupakan salah satu hal yang membuat penulis mengambil pasar ini sebagai contoh studi banding, karena ingin dihasilkan suatu pasar tradisional yang bebas dari stereotip ”bau dan kotor”. Karena kedua hal diatas, dianggap telah terlalu melekat pada pasar tradisional.

Gambar 3.1. Pasar Beringharjo

Page 25: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 24

Pembangunan pasar ini merupakan salah satu bagian dari rancang bangun tata kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang biasa disebut pola Catur Tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, Pasar Beringharjo berada di bagian luar bangunan Keraton Yogyakarta (njobo keraton), tepatnya di utara Alun-alun Utara. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Dinas pasar Beringharjo Yogyakarta, luas tanah pasar Beringharjo Timur 12,502 m2, luas bangunan pasar 27,721,49 m2, dan luas lahan dasaran 10,696,32 m2. Dengan luas yang sebanyak itu pasar Beringharjo Timur menanpung pedagan sejumlah 2.730 orang. Dari sejumlah pedagang tersebut, kebanyakan pedagang berasal dari Yogyakarta, tetapi sebagian para pedagang juga berasal dari luar jogja, seperti Bandung, Jakarta, Jawa Timur, dan lain-lain. Timur di buka setiap hari pada waktu 05:00 sampai dengan 17:00 WIB. Para pedagang pasar Beringharjo Timur menjual berbagai macam kebutuhan sehari-hari, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, emping, krupuk, daging, ayam dan lain-lain. Selain itu terdapat penjual tas dan sepatu.

Gambar 3.2. Interior & Exterior Pasar Beringharjo Sumber: website

Pasar Beringharjo Timur mempunyai terdapat fasilitas-fasilitas yang cukup memadai. Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:

a. Tempat parkir. b. Mushola. c. Kamar mandi atau WC sejumlah 15 unit. d. Kios. e. Tempat dagang losd sebanyak 3.006 unit. f. Tempat penitipan anak. g. Kantor pengelolaan pasar. h. Tempat layanan kesehatan. i. Alat pemadam kebakaran.

III.2.6.2. Pasar Bumi Serpong Damai (BSD) Jakarta Pasar tradisional BSD merupakan salah satu contoh pasar hasil redevelopmen pemerintah yang bisa dikatakan cukup berhasil. Pasar ini tidak memiliki bentuk yang luar biasa, namun berhasil membuat suatu bentuk sederhana, dimana masyarakat yang berbelanja merasa cukup nyaman dan efektif.

Page 26: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 25

Gambar 3.3. Peta Satelit Pasar BSD Gambar 3.4. Tampak Depan Pasar Sumber: website BSD Pasar BSD ini dianggap salah satu pasar tradisional yang baik. Hal itu dimulai dari sistem sirkulasi kendaraan dan ketersediaan lahan parkir untuk kendaraan. Kemudian masuk kedalam penataan kios-kios yang rapi, terorganisasi dan fungsional. Sehingga pengunjung yang datang sama sekali tidak kesulitan menemukan barang yang dicari, dikarenakan adanya pengelompokan yang jelas. Selain itu salah satu hal pendukung yang penting adalah pasar ini dikelola dengan baik, dimana semua petugas pasar, mulai dari petugas pembersih, petugas parkir, sampai kepada pengelola mempunyai kerjasama yang baik. Pada studi banding ini, diharapkan mendapatkan suatu sistem utilitas dari pasar tradisional yang efesien yang ada pada pasar ini, sehingga dapat diterapkan dalam desain nantinya. Selain itu pengelolaan parkir dan sirkulasi kendaraan juga akan menjadi salah satu perhatian dari studi banding ini.

III.3. Definisi Sistem Struktur Bentang Lebar Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar. Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur, antara lain:

1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang. 2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung. 3. Struktur Plan dan Grid. 4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jaring). 5. Struktur Cangkang.

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi struktur bentang lebar ke dalam 2 bagian sistem struktur, antara lain:

1. Struktur Ruang, yang terdiri atas: a. Konstruksi bangunan petak (Struktur Rangka Batang).

Page 27: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 26

b. Struktur Rangka Ruang.

2. Struktur permukaan bidang, terdiri atas: a. Struktur Lipatan. b. Struktur Cangkang. c. Membran dan Struktur Membran. d. Struktur Pneumatik.

III.3.1. Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

1. Form Active Structure System

a. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan tinggi yang berada adalah

selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin kecil gaya horizontalnya.

b. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431)

Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam membran (internal rigid structures) dengan cara memberikan volume dalam membran sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.

Page 28: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 27

c. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-infalated structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup ruang yang beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal kecil.

Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban yang lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk (misalmya pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan, yaitu struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan, struktur yang digelembungkan udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang ditumpu udara. Hal ini karena karena tekanan internal tidak dapat langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal, tetapi harus digunakan untuk memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem struktur yang ditumpu udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang digelembungkan.

d. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur dibuat dengan bahan padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan dengan menggunakan bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil lagi dan dapat mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat (bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur dan luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

Page 29: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 28

2. Bulk Active Structure System

a. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara

transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu bangunan struktur balok dapat merupakan balok tungga di atas tumpuan sederhana ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan sederhana.

b. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari batang-batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan

kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton secara rasional dlm bangunan.

Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal, berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua elemen rangka bangunan tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini banyak digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

Page 30: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 29

c. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang relatif rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat yang besar dapat dikurangi. Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar dan juga dapat didesain sesuai selera.

3. Vector Active Structure System

a. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.

b. Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan. Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem fame work. Sistem ini dapat mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada hanggar bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

c. Space Truss System (rangka batang ruang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang.

Page 31: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 30

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling mengatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

4. Surface Active Structure System

d. Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah yang diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar.

Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran relatif rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar hanya jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada setiap pelat akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya.

Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar karena momen energinya lebih besar.

e. Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk segitiga.

f. Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

Page 32: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 31

g. Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan arah lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.

Page 33: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 32

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

IV.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan mengenai bangunan bentang lebar dan multi massa; Pasar adalah:

1. Pasar merupakan bangunan bentang lebar dan multi massa dimana pasar adalah sebuah tempat dan sarana bagi masyarakat untuk menciptakan kawasan untuk melakukan proses jual-beli yang efektif, dengan bantuan beberapa pihak yang membantu proses berjalannya proses jual-beli yang baik. Namun pada kasus ini lebih mengarah kepada tempat melakukan proses jual-beli yang disebut pasar, dengan banyak permasalahannya.

2. Pasar pada umumnya terbuka kepada semua kalangan yang ada. Namun banyak terjadi permasalahan sepele yang menyebabkan pasar tidak selalu digunakan oleh semua kalangan, hal yang dimaksudkan adalah pasar tradisional yang mulai dihindari kalangan menengah keatas dikarenakan kurangnya kesadaraan dari banyak pihak untuk menjaga dan menciptakan area pasar yang baik, layak, dan nyaman untuk digunakan semua kalangan.

3. Lokasi pasar haruslah sesuai dengan peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan hal tersebut. Dikarenakan banyak terjadi pembukaan pasar-pasar ditempat yang bisa dibilang tidak layak dan pas.

4. Pasar sendiri memiliki lebih dari satu macam dan tidak terbatas kepada jenis pasar berdasarkan fungsinya, melainkan banyak jenis-jenis pasar yang tidak semua orang ketahui.

IV.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang tertera pada bab dan sub-bab sebelumnya, maka kritik ataupun saran yang dapat disampaikan, antara lain:

1. Untuk semua orang yang bertanggung jawab secara langsung ataupun tidak langsung untuk ikut menjaga kondisi pasar sebaik, dan senyaman mungkin untuk digunakan semua kalangan, tidak hanya terbatas pada masyarakat kalangan bawah.

2. Menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menciptakan situasi pasar yang baik. 3. Mempertahankan pelayanan dan keamanan bagi seluruh pengguna pasar. 4. Penambahan fasilitas-fasilitas yang memungkinkan untuk meningkatkan kualitas pasar.

Page 34: Studi Literatur Pasar

S t u d i L i t e r a t u r P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r 3 | 33

Daftar Pustaka

Ali, Andhika, ___, Bangunan Bentang Lebar,

https://www.academia.edu/9713943/Studio_Perancangan_Arsitektur_IV

Ariska,Neng,2014, sejarah pasar dan perkembangan pasar,

ariska27.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-pasar-dan-perkembangan-pasar.html?m=1

Kesmas,2011, Syarat Kesehatan Lingkungan Pasar, http://www.indonesian-

publichealth.com/2013/12/syarat-kesehatan-lingkungan-pasar.html

Lencir, Kuning, 2015, Syarat lokasi pasar, staypublichealth.blogspot.co.id/2013/01/syarat-

lokasi-pasar.html?m=1

Murfid, Rifky, ___, Struktur Bentang Lebar, [pdf],

http://www.scribd.com/doc/215963405/BAB-I#scribd

Nugroho,Seto,2012,Tugas akhir pasar buku Semarang,http/eprints.undip.ac.id/42157/3/BAB-

IV.pdf

Renyalda, 2009, Menyusun Daftar Pustaka,

http://renyalda.blogspot.co.id/2009/04/2.html?m=1

Ernst Neufert. - . ”Data Arsitek Jilid I”. Jakarta : Erlangga.

Ernst Neufert. 2002 . ”Data Arsitek Jilid II”. Jakarta : Erlangga

Schodek. Daniel L., Struktur, PT Refika Aditama, Bandung, 1998.

Ramot. 2011. ”Pembangunan kembali Pasar Padang Bulan”. Medan : Perpustakaan Departemen Arsitektur USU.

Sembiring, Dicky Andrea. 2010. ”Redevelopmen Pasar Peringgan”. Medan : Perpustakaan Departemen Arsitektur USU.

Alfisyahrine, Mohd. Rozi. 2015. ”Redevelopmen Pasar Marelan Medan”. Medan : Perpustakaan Departemen Arsitektur USU.