studi kritik sanad dan matan hadis...
TRANSCRIPT
STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANGKURMA, MANNA, DAN MADU SEBAGAI OBAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)
OlehLUBNA ALAYDRUSNIM : 107034003318
PROGRAM STUDI TAFSIR HADISFAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA1432 H/2011 M
STUDI KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS TENTANGKURMA, MANNA DAN MADU SEBAGAI OBAT
SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin (S.Ud.)
Oleh :
Lubna AlaydrusNIM : 107034003318
Pembimbing
Dr. Bustamin. M.Si.NIP : 19630701 199803 1 003
PROGRAM STUDI TAFSIR HADITS
FAKULTAS USHULUDDUN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul Kualitas Hadis dalam Tafsir Ibnu Katsir; Studi Kritik
Sanad dan Matan Hadis dalam Surah Yasin telah di ujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada 18 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) pada Program Studi Tafsir
Hadits.
Jakarta 18 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Dr.Bustamin . M.Si. Rifqi Muhammad Fathi, M.ANIP : 19630701 199803 1 003 NIP : 19770120 200312 1 003
Anggota
Dr. Atiyatul Ulya. M.A Dr.Maulana. M.ANIP :19700112 199603 2 001 NIP : 19650207 19903 1 001
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta tidak lupa s}alawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad saw. sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Studi Kritik Sanad dan Matan Hadis Tentang Kurma, Manna, dan Madu
Sebagai Obat”.
Skripsi ini tidak akan bisa tuntas tanpa bantuan, bimbingan, arahan,
dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada:
1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. Dr. Zainun Kamal, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Lilik Ummi Kalsum, M.A. selaku
Sekretaris Jurusan Tafsir Hadits dan sebagai sekretaris dalam sidang
Munaqasyah penulis.
2. Dr. Bustamin, M.Si., selaku ketua Jurusan Tafsir Hadis yang mensahkan
proposal ini sehingga diterima dalam rapat persetujuan proposal. Sekaligus
pembimbing penulis dalam mengerjakan skripsi ini berdasarkan cara
penulisannya, tujuannya, dan manfaatnya bagi masyarakat akadaemik .
3. Untuk kedua penguji penulis Dr.M.Isa.HA.Salam.MA dan Dr. Maulana, M.A.
ii
4. Muhammad Rifqi Fathi, M.A. selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan arahannya dalam pembuatan skripsi penulis.
5. Seluruh dosen pada program studi Tafsir Hadis (TH) atas segala motivasi, ilmu
pengetahuan, bimbingan, wawasan, dan pengalaman yang mendorong penulis
selama menempuh studi. Seluruh staf Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada kedua orang tua penulis Lukman Alaydrus dan Syarifah Intan bin Yahya
yang telah memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis serta
limpahan perhatian yang telah diberikannya kepada penulis. Ketiga kakak laki-
laki penulis (Fauzi, Yahya, Ibrahim) serta 1 orang adik penulis (Mona Hasinah).
7. Kepada orang terdekat penulis Muhsin al-Haddar yang setia memberikan
motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadits A (MASTHA) yang telah bersama-
sama berjuang dan saling membantu dalam mengerjakan skripsi ini. Tak lupa
untuk teman-teman KKN DAUN yang selalu memberikan motivasinya kepada
penulis.
9. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
FUF UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Umum Islam Iman Jama
serta Pusat Studi al-Qur’an (PSQ).
Akhirnya penulis pun menyadari dengan wawasan keilmuan penulis yang
masih sedikit, referensi dan rujukan-rujukan lain yang belum terbaca, menjadikan
iii
penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, Namun, penulis telah berupaya
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penulis sebagai manusia. Oleh karena itu, penulis meminta saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai bahan perbaikan penulisan
ini. Penulis berharap semoga Allah swt. memberikan balasan yang lebih baik dari
semua pihak pada umumnya.
Semoga skripsi ini memberikan khazanah Islam khususnya dalam bidang
ilmu hadis dan dan kedokteran. Skripsi ini juga diharapkan dapat memberikan
deskripsi hadis-hadis dalam dunia kedokteran Islam yang selama ini kurang
diperhatikan dan sangat jarang didengar. Oleh karena itu penulis berharap dengan
skripsi ini para pembaca bisa mengetahui hadis-hadis tersebut dan bisa pula
mengamalkan sunnah Nabi.Wallahu ‘alam bis s}awa>b
Ciputat, 29 Juli 2011
Lubna Alaydrus
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................i
DAFTAR ISI ......................................................................................iv
PEDOMAN PENULISAN TRANSLITERASI ............................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................7
C. Tujuan Penelitian......................................................................8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................9
E. Tinjauan Kepustakaan .............................................................. 9
F. Metodelogi Penelitian .............................................................. 11
G. Sistematika Penulisan .............................................................. 12
BAB II TRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM
A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi .........................................14
1. Hadis Tentang Kurma.......................................................... 15
2. Hadis Tentang Manna.......................................................... 16
3. Hadis Tentang Madu ........................................................... 18
B. Kasus-kasus Sahabat Dalam Pengobatan Nabi........................ 20
C. Tokoh-tokoh Muslim dalam Dunia Kedokteran Islam ............24
1. al-Razi .................................................................................. 24
2. Ibn Sina ................................................................................ 26
v
3. Ibn Nafis............................................................................... 29
D. Hikmah Pengobatan Nabi......................................................... 30
BAB III KRITIK SANAD DAN MATAN HADIS-HADIS
PENGOBATAN NABI SAW
A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma ........................ 34
1. Takhrij Hadis ........................................................................34
2. Identifikasi Sanad .................................................................38
3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 45
B. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Manna ........................ 47
1. Takhrij Hadis ........................................................................47
2. Identifikasi Sanad .................................................................58
3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 96
C. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Madu .......................... 98
1. Takhrij Hadis ........................................................................98
2. Identifikasi Sanad .................................................................101
3. Telaah Matan Hadis.............................................................. 104
BAB IV ANALISIS HADIS KURMA, MANNA, DAN MADU
A. Khasiat Kurma Dalam Pengobatan Nabi .................................106
B. Khasiat Manna Dalam Pengobatan Mata ................................ 108
C. Khasiat Madu Sebagai Obat Segala Penyakit ......................... 110
BAB V PENUTUP
vi
A. Kesimpulan............................................................................. 113
B. Saran dan Kritik terhadap Karya ...........................................114
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Konsonan TunggalHuruf Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif
ba’
ta’
sa’
jim
ha’
kha
dal
zal
ra’
zai
sin
syin
sad
dad
ta
za
‘ain
-
\b
t
th
j
h}
kh
d
dh
r
z
s
sh
s}
d}
t}
z}
‘
Tidak dilambangkan
be
te
th
je
ha (dengan titik dibawah)
ka dan ha
de
dh
er
zet
es
es dan ha
es (dengan titik dibawah)
de (dengan titik dibawah)
te (dengan titik dibawah)
zet (dengan titik dibawah)
apostrof
viii
gain
fa
qaf
kaf
lam
mim
nun
waw
ha’
hamzah
ya
gh
f
q
k
l
m
n
w
h
,
y
gh
ef
qi
ka
‘el
‘em
‘en
w
ha
Accent grave
Ye
Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap
ditulis
ditulis
Muta’addidah
‘iddah
Ta’ Marbutah di Akhir Kata
Bila dimatikan ditulis h
حكمةعلة
ditulis
ditulis
H{ikmah
‘illah
(Ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap dalambahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila dikehendakilafal aslinya).
ix
Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, makaditulis dengan h.
Ditulis
ditulis
Karamah al-auliya’
Zakah al-fitri
Vokal Pendek
فعل
يذهب
Fathah
Kasrah
\Dammah
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
ditulis
A
Fa’ala
i
Zukira
u
yadhhabu
Vokal Panjang
1
2
3
4
Fathah + Alifجاهلية
Fathah + ya’ matiتنسى
Kasrah + ya’ matiكرمي
Dammah + wawu mati
DitulisDitulisDitulisDitulisDitulisDitulisDitulisditulis
aJa>hiliyyah
a>tansa>
i>kari>m
u>furu>d
Vokal Rangkap
1 Fathah + ya matiبينكم
DitulisDitulis
AiBainakum
x
2 Fathah + wawu mati Ditulisditulis
Auqaul
Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan apostrof
لئن شكرمت
Ditulis
Ditulis
Ditulis
a’antum
u’iddat
la’in syakartum
Kata Sandang Alif + Lam
Alif lam ta’rif (ال) dalam lafaz atau kalimat, baik yang bersambung dengan huruf
qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis dengan huruf kecil (al), dan diikuti dengan
kata penghubung “-“. Namun, jika terletak di awal kalimat, maka ia ditulis dengan
huruf besar (Al). Contoh:
1.“al” ditulis dengan huruf kecil
- al-Qur’an = seperti, “sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an.”
- al-Baihaqi = seperti, “menurut al-Baihaqi, bahwasanya…”
2.“Al” ditulis dengan huruf besar
- al-Baihaqi = seperti, “al-Baihaqi menyatakan bahwa…”
- al-Bukhari = seperti, “al-Bukha>ri di dalam kitabnya menandakan…”
Ditulis
Ditulis
Ditulis
Ditulis
Al-Qur’an
Al-Qiya>s
Al-Sama>
Al-Syams
Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat
Ditulis menurut penulisannya
xi
Ditulisditulis
Zawi al-Furu>dAhl al-Sunnah
D. Singkatan
Swt = Subh}a>nahu wa ta’a>la > H = Hijriyah
As = ‘Alaih al-Sala>m ra = Rad}iya Alla>h ‘anhu
M = Masehi W = Wafat
Qs. = al-Qur’an: surat hal. = halaman
Saw = S}alla Alla>h ‘alaih wa sallam
E. Lain-lain
- Transliterasi syaddah (-) dilakukan dengan menggandakan huruf yang sama.
- Transliterasi ta’ marbu>t}ah adalah “h”
- Untuk terjemahan ayat al-Qur’an, penulis mengutip Mushaf al-Qur’an Terjemah
Departemen Agama RI.
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Terdapat karya-karya yang berisikan tentang khasiat pengobatan Nabi
Muhammad saw. Banyak terdapat kasus-kasus yang ditemukan oleh penulis
dalam beberapa karya pengobatan Nabi saw di antaranya :
Nabi saw pernah sarapan pagi dengan kurma, dan hal ini dijelaskan
dengan Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang khasiat kurma yang dapat memperkuat
perut yang dingin dan menyegarkan badan bahkan buah kurma dapat menguatkan
ginjal dan menghaluskan pencernaan.1
Contoh lain yang didapatkan penulis ialah hadis yang diriwayatkan dari
Ibnu Majah berasal dari Abi Hurairah "Sesungguhnya Nabi saw bersabda
barangsiapa yang memakan madu 3 hari dalam setiap bulan tidak akan tertimpa
bala yang besar". Maksud hadis ini ialah penyakit. Hal ini dikuatkan oleh hadis
Ibnu Majah dan al-Hakim berasal dari Ibnu Mas'ud "Sesungguhnya Nabi saw
bersabda madu adalah penyembuh penyakit dan al-Qur'an adalah penyembuh
penyakit hati".2
Kasus lain ialah tentang anggur yang diriwayatkan dari Abu Ubaidah
"Suatu hari ada seorang sahabat yang diare dan muntah-muntah setelah itu Abu
1Mahir Hasan Mahmud Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi Berobat DenganRempah dan Buah-buahan. Penerjemah Hamzah Hasan (Jakarta:Qultummedia, 2007), h. 105.
2 Ahmad Lathif dan Md. Firdaus, Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin (KualaLumpur: Darul Nu'man, 1996), h. 16.
2
Ubaidah menyuruh untuk memakan buah huruf yang berarti anggur mentah.
Anggur ini mempunyai rasa seperti mint yang dapat menghilangkan rasa mual".3
Contoh-contoh kasus pengobatan Nabi yang disebutkan penulis di atas
merupakan sebagian besar pengobatan Nabi yang akan diteliti oleh penulis.
Dalam hal ini penulis tidak akan membahas yang berkaitan dengan biologi dan
kimia. Akan tetapi penyelidikan yang dilakukan penulis berdasarkan perawi-
perawi yang terdapat dalam hadis tersebut.
Walaupun ilmu kedokteran Nabi saw telah dipraktekan pada masa
sahabat, akan tetapi belum menjadi sebuah disiplin. Hal ini bisa dilihat dari
berbagai cara Nabi saw menjelaskan pengobatan Nabi sebagai berikut.
Suatu hari terdapat sahabat Nabi saw yang sakit mata dan dia mengadu
kepada Rasulullah saw, maka Rasulullah saw menyuruh memandangi al-Qur’an
dengan terus menerus sehingga orang itu sembuh.4 Walaupun Nabi tidak
menggunakan obat akan tetapi prakteknya sudah diaplikasi kepada sahabat
dengan keyakinannya.
Contoh lain yang ditemukan penulis ialah Nabi saw sering memandang
jeruk sitrun dan mengatakan “Bahwa buah sitrun seperti seorang mu’min sejati
rasanya manis dan baunya harum” khasiat buah ini dapat menghilangkan diare
serta menghilangkan rasa lapar. Dan hal ini dipraktekan oleh Aisyah kepada
saudaranya.5
3 Jalaluddin Abdurrahman As-suyuthi, Pengobatan Cara Nabi Saw. Penerjemah LukmanHakim dan Ahsin Muhammad (London:Ta-Ha Publishers, 1994), h. 76.
4 Abdul Musith, Cara Nabi Mencegah Penyakit (Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2007),h. 15.
5 Al-Suyuthi, Pengobatan Cara Nabi Saw, h. 51.
3
Sejarah ilmu kedokteran itu sendiri telah dibentuk oleh Ibnu Sina itu
sendiri. Karyanya yang terkenal ialah al-Qanu>n Fit al-T{i>b (Canon Of Medicine),
Ibn Sina menjelaskan tentang mengalirnya darah secara terus-menerus dalam
suatu lingkaran dan tak pernah berhenti. Karya ini juga digunakan sebagai buku
teks kedokteran di berbagai universitas Perancis misalnya di sekolah tinggi
kedokteran Montpellier dan Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan
rujukan pada abad ke-17M.6
Sedangkan pada masa Nabi saw telah mengajarkan nilai-nilai kedokteran
yang berasaskan pada al-Qur’an dan sunnah, di antaranya: Cara bersuci, cara
berwudhu dengan membasuh anggota badan, sunnah berkhitan bagi laki-laki,
perintah memotong kuku, mandi setelah bersetubuh, bersiwak, penyebutan madu
dan kurma sebagai alternatif obat.7
Pada dasarnya ilmu kedokteran itu terjadi sebelum datangnya Islam hal
ini bisa dilihat di Negara Sumeria, Babilonia, Mesir, Persia, Hindustan, Suria,
Romawi dan Cina. Misalnya di Negara Sumeria terdapat dua cara pengobatan.
Pertama, pengobatan alami melalui cara dukun biasanya menggunakan jin, dan
kedua menggunakan ramuan herbal.8
Sedangkan di Mesir telah ditemukan lembaga-lembaga kedokteran di
kota Thebe dan Memphis dan peran kedokteran di Kota mesir sangat berperan
hingga 2500 tahun. Hal yang paling terkenal dalam metode pengobatan mereka
ialah metode bedah besar. Adapun Romawi dan Yunani mempunyai dokter atau
6 Nin Studio, Ibnu Sina (Avicenna) ( Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 99.7 Ja’far Khadem Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya. Penerjemah
Tim Dokter Idavi ( Bandung: Penerbit Dzikra, 2007), h. 41-42.8 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya, h. 11.
4
tabib-tabib yang terkenal di antaranya Hipokratus dengan metode herbal dan
mineral. Galen ahli dalam bidang farmasi, Dioskurides dan Aribasius.9
Jika dilihat dari sejarahnya sesungguhnya kedokteran sebelum Nabi telah
ada, dengan datangnya Islam akan menambah khazanah serta mengembangkan
ilmu kedoteran itu sendiri.
Hadis-hadis yang berhubungan dengan madu, manna, dan kurma pada
bagian awal pendahuluan menunjukkan betapa Islam sangat komprehensif dalam
menjelaskan persoalan, misalnya madu. Dalam khasiat madu dapat mengobati
penyakit gula, hal ini diutarakan oleh Dr Vatif dari Sofia College yang
mengatakan bahwa dia telah menemukan 36 anak yang menderita penyakit gula
dan mencapai hasil yang baik setelah diberikan satu sendok madu.10
Hal inilah yang akan dikaji penulis, karena beberapa hadis-hadis Nabi saw
belum dilakukan penelitian. Khasiat ini merupakan salah satu dampak
kemukjizatan Nabi. Alasan penulis mengatakan ini kemukjizatan Nabi karena
Nabi saw tidak melakukan penelitian tentang madu, akan tetapi khasiatnya baru
terungkap akhir-akhir ini.
Meskipun demikian tidak sedikit orang yang meragukan hadis sebagai
sumber pedoman khususnya para orientalis di antara tokoh-tokohnya yaitu Ignaz
Goldziher, Joseph Schacht, dan Juynboll.
Misalnya Goldziher yang kurang mempercayai hadis yang bersumber dari
Ibnu Abbas beliau mengatakan bahwa mana mungkin Ibnu Abbas bisa menerima
9 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah & Perkembangannya, h. 12-32.10Abdul Mun’im Qandil, Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS
(Bandung : Pustaka, 1998), h. 79.
5
hadis Nabi sedangkan Nabi wafat ketika Ibnu Abbas berusia 10-13 tahun.
Bahkan pujian-pujian terhadap Ibnu Abbas terlalu berlebihan sampai-sampai
diberi gelar Tarjuma>n al-Qur’an, dan juga terdapat pula hadis-hadis Ibnu Abbas
yang bersumber dari orang yahudi seperti Kaab al-Ahbar dan Abdullah bin
Salam.11
Sedangkan Joseph Schacht mengatakan bahwa sistem isnad yang
digunakan memang valid akan tetapi setelah ditelusuri sampai ke Sahabat dan
hasilnya palsu. Adapun alasannya isnad-isnad yang diletakkan sembarangan
sebagai doktrin sumber-sumber klasik sehingga beliau berkesimpulan bahwa
periwayatan hadis itu terjadi pada masa periwayatan (pasca Sahabat).12
Berbeda halnya dengan Juynboll dia mengatakan bahwa hadis belum
terbukti kesejarahannya sehingga dia menggunakan teori common link sebagai
bukti bahwa sebagian hadis tidak selalu bersumber dari Nabi. Hal ini dibuktikan
dengan temuan Juynboll dalam hadis al-kutub al-sitta>h yaitu hadis yang
merendahkan martabat perempuan yaitu :13
4706(
11 Ignaz Goldziher, Mazhab Tafsir Dari Klasik Hingga Modern. Penerjemah M. AlaikaSalamullah, dkk,, (Yogyakarta: elsaq Press, 2006), h. 87-92.
12 M.M Azami, Menguji Keaslian Hadits-Hadits Hukum Sanggahan Atas The OriginsMuhammadan Jurisprudence Joseph Schacht. Penerjemah Asrofi Shodri (Jakarta: PustakaFirdaus, 2004), h. 232.
13 Juynboll, Teori Common Link Melacak Akar Kesejarahan Nabi. Penerjemah AliMasrur (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007), h. 5.
6
Tiga tokoh yang disebutkan penulis di atas menunjukkan
ketidakpercayaan mereka terhadap hadis. Bahkan bagi mereka telah terjadi
distorsi tentang kesejarahan hadis.
Dengan penelitian ini maka hadis-hadis yang diutarakan sebagai
kedokteran versi Nabi. menjadi lebih baik jika kualitasnya s{ahi>h karena hal ini
bisa berdampak kepada kepercayaan publik mengenai hadis-hadis kedokteran
Nabi. Kepercayaan masyarakat berkurang maka hadis sebagai sumber pedoman
kedua menjadi ragu.
Menurut Imam Syaukani hadis merupakan hujjah (sumber hukum syariat
yang kedua) segala wewenangnya dan penetapannya merupakan suatu keharusan
dalam agama dan tidak seorang pun berbeda paham tentangnya. 14
Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis membuat karya ini
sekaligus menjawab keraguan publik terhadap hadis-hadis kedokteran Nabi. Jika
hadis-hadis ini s{ahi>h maka hal ini berdampak kepada kepercayaan publik kepada
hadis Nabi sebagai sumber pedoman kedua.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pada bagian ini penulis membagi dalam tiga pembahasan yang bertujuan
untuk melihat masalah yang akan dibahas. Pembahasannya sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
Hal yang teridentifikasi dalam penelitian ini terbagi dalam berbagai
masalah, khususnya masalah pengobatan Nabi pada masa sahabat, yang akan
ditelusuri dari berbagai hadis. Adapun masalah yang teridentifikasi ialah :
14 Yusuf Qardhawi, Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Penerjemah Muhammadal-Baqir (Bandung : Kharisma, 1999), h. 47.
7
a. Apakah Hadis mengenai khasiat kurma15, Manna16 dan Madu17 itu
s}ahi>h atau d{o’if?
b. Apakah pengaruhnya hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi
terhadap muslim sekarang ?
c. Bagaimanakah metode pengobatan Nabi saw pada masa itu ?
d. Tanaman atau buah apa saja yang bermanfaat pada masa
pengobatan Nabi ?
e. Bagaimanakah respon masyarakat kepada T{ib al-Nabawi?
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan pertama yang dilakukan yaitu penulis hanya melakukan
kritik hadis sedangkan pembahasan mengenai ilmu kedokteran secara khusus
penulis tidak akan membahasnya. Kedua Penulis akan meninjau hadis yang hanya
membicarakan tentang khasiat pengobatan Nabi.
Ketiga pembatasan juga dilakukan jumlah hadis yang diteliti ialah hadis-
hadis yang berkaitan dengan madu, kurma, dan manna yang berjumlah tiga hadis
yang telah disebutkan penulis pada bagian footnote. Terdapat pula beberapa
karya pengobatan Nabi, yang di dalamnya tedapat hadis-hadis yang menjadi
bukti kuat apakah karya-karya tersebut layak untuk dijadikan referensi atau
tidak.
15
16
17
8
Keempat pembatasan juga dilakukan dalam sumber rujukan hadis yakni
hanya hadis-hadis yang terdapat dalam al-kutub al-tis’ah, akan tetapi penulis
hanya mengkaji tujuh kitab yaitu Sunan Abu Da>ud, Sunan al-Tirmi>dzi, Sunan al-
Nasa>’i, dan Sunan Ibn Ma>jah, Musnad Ahmad bin Hanbal, Sunan al-Darimi,
Muwat}a Imam Ma>lik Sedangkan S}ahi>h al-Bukha>ri dan S{ahi>h al-Muslim tidak
menjadi kritikan penulis. Karena kedua kitab ini sudah berkriteria s}ahi>h hadis-
hadisnya.
3. Rumusan Masalah
Adapun hadis yang dimaksud ialah hadis tentang kurma, manna, dan
madu. Hadis-hadis ini merupakan kajian yang akan diteliti oleh penulis, dan ini
merupakan beberapa sampel yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi
sedangkan masalah yang akan diselesaikan dalam karya ini adalah :
Bagaimana kualitas hadis-hadis Nabi mengenai kurma, manna, dan madu,
yang terdapat dalam karya-karya pengobatan Nabi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan khususnya dalam bidang ilmu
pengobatan serta ilmu hadis adapun tujuan yang akan dicapai penulis dalam
penelitian ini adalah :
1. Agar dapat mengetahui apakah layak buku-buku kedokteran Nabi yang
berdasarkan referensi hadis layak untuk diterima oleh masyarakat.
2. Memberikan penjelasan secara komprehensif terhadap hadis-hadis yang
digunakan dalam karya-karya tersebut.
9
3. Untuk mengetahui tingkatan kualitas sanad dan matan hadis kurma,
madu, dan manna yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit.
D. Manfaat Penelitian
Selain mempunyai tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat dalam
bidang ilmu hadis itu sendiri ataupun masyarakat umum khususnya dalam bidang
dunia akademisi, adapun manfaatnya yaitu :
1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Islam telah
memperkenalkan dunia pengobatan pada zaman Nabi saw.
2. Memberitahukan tentang khasiat buah-buahan yang terdapat di alam ini.
3. Memberikan pemahaman tentang hikmah-hikmah yang terkandung
dalam pengobatan Nabi.
E. Tinjauan Kepustakaan
Ketika melakukan tinjauan pustaka penulis menemukan lima karya
berkaitan dengan ilmu pengobatan Nabi. Terdapat satu karya skripsi dan empat
karya buku adapun karya-karya tersebut antara lain:
1. Pengobatan Cara Nabi karya Jalaludin ‘Abdurrahman al-Suyūt}i, karya
ini merupakan terjemahan dari al-Suyu>ti Medicine of The Prophet
yang diterbitkan di London. Karya ini berisikan tentang teori
pengobatan, praktek pengobatan serta penyembuhan yang dikaitkan
dari zaman Nabi hingga modern.
2. Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya karya Ja’far
Khadem Yamani, karya ini diterjemahkan dari judul Mukhtashar
10
Tarikh T{arikat Al-T{i>b. Karya ini berisikan mengenai sejarah
pengobatan dari masa purbakala hingga masuknya islam bahkan
sejarahnya sampai di Asia Tenggara.
3. Al-T{i>b an-Nabawi > karya Ibn Qayyim al-Jauziyyah diterbitkan di
Beirut oleh Dār al-Fikr. Karya ini berisikan tentang pengobatan Nabi
yang dibuat secara alami.
4. Mukjizat Kedokteran Nabi karya Mahir Hasan Mahmud Muhammad
diterjemahkan dari Al-T{i>b al-Badi>l al-Thimar wal a’sya>b al-Wa>ridah
fi> al-Quranul Kari>m wa as-Sunnah an-Nabawiyah. Karya ini berisikan
tentang pengobatan berdasarkan al-Qur’an dan hadis.
5. Studi Analisis Kualitas Sanad dan Matan Hadis Habbatussauda> Obat
Bagi Segala Macam Penyakit (2006)”. Skripsi yang ditulis oleh
Ahmad Zainih, yang berisi mengenai:
a. Penelitian dan ruang lingkup hadis.
b. Asal usul, khasiat, dan kandungan h{abbatussauda.>
c. Pemahaman hadis mengenai h{abbatussauda> obat bagi segala
macam penyakit.
d. Tinjauan tentang kesahihan hadis.
Lima karya yang disebutkan oleh penulis di atas merupakan karya yang
berbeda dengan penelitian ini atau skripsi ini.
Meskipun hanya tiga tema hadis yang terdapat dalam karya ini penulis
memberikan penambahan terhadap kualitas hadis sehingga nantinya akan
11
diketahui kesahihan hadis-hadis pengobatan Nabi dalam buku yang menjadi
objek penelitian.
F. Metodologi Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini metode yang dipakai adalah metode
pengumpulan data yaitu penelitian yang bersifat kepustakaan (Library Research),
yaitu mengumpulkan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan karya ini.
Serta mengumpulkan karya-karya dalam bidang takhri>j hadi>ts. Adapun metode
penulisan yang digunakan ada 7 cara yaitu:
1. Metode takhri>j melalui kata, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah
Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfaadzil-hadi>th al-Nabawi >karya Weinsink.
2. Takhri>j melalui permulaan lafal hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini
adalah Mausu’at al-At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar
Muhammad As-Sa’id bin Bayuni Zaglul.
3. Metode Takhri>j melalui tema-tema kunci yan ditelusuri dalam Kitab
Mifta>hu Kunuzu>z al-Sunnah karya Muhammad Fuad Abdul al-Baqi.
4. Metode takhri>j melalui perawi hadis dari sahabat, kitab yang digunakan
dalam hal ini adalah kitab al-At}ra>f ada juga yang menggunakan kitab
musnad seperti musnad Ahmad bin Hanbal.
5. Metode melalui tema hadis, kitab yang digunakan dalam hal ini adalah al-
kutub al-Tis’ah (S}ahi>h al-Bukha>ri, S}ahi>h Muslim, Abu Da>wud, At-
Turmudzi, al-Nasa>i, Ibnu Ma>jah, Muwat}a imam Malik, dan Sunan al-
Darimi), Dalam hal ini ada juga yang menambahkan lima kitab lagi yaitu
12
Musnad abu da>wud Ath-T{oyalisi, Zaib bin Ali, sirah Ibn Hisyam, Maghazi
Al-Waqidi dan Thabaqat Ibn Sa’ad.
Setelah 4 metode ini dilakukan maka penulis akan menentukan kualitas
hadis tersebut, khususnya dalam bidang pengobatan. Jika seandainya hadis
tersebut secara kualitas tidak layak untuk dijadikan rujukan maka hal ini
menjadi problem umat islam bahkan membohongi publik.
6. Melakukan penelitian matan (materi) hadis. Penelitian ini berdasarkan
rujukan dari Salahudin al-Adlabi dalam metodenya penelitian matan hadis
dengan judul Manha>j al-Naqd al-Matn ‘Ind Ulama’ al-Hadith al-Nabawi.
7. Mengkaji lebih dalam tentang kandungan hadis.
G. Sistematika Penelitian
Adapun mengenai sistematika penelitian ini penulis membagi
pembahasan kedalam lima bab, masing-masing bab mempunyai spesifikasi
pembahasan mengenai topik tertentu di antaranya :
Bab pertama, bab ini berisikan tentang pendahuluan yang berisikan latar
belakang masalah, metodelogi penelitian, serta perumusan masalah, manfaat
penelitian, tujuan penelitian, sistematika penulisan dan tinjauan kepustakaan.
Bab kedua, yaitu pembahasan mengenai tradisi pengobatan Islam yang
berisikan tentang beberapa kasus pengobatan pada masa Nabi dan Sahabat yang
disertai hadis-hadis mengenai pengobatan Nabi dilengkapi dengan tokoh-tokoh
muslim dalam kedokteran Islam Bab ini bertujuan menjelaskan masalah-masalah
yang akan dibahas pada bab berikutnya.
13
Bab ketiga, pada bab ini penulis melakukan kritik sanad dan matan yang
terdiri dari tiga hadis yaitu hadis tentang kurma, hadis tentang manna dan hadis
tentang madu. Adapun penelitian hadis yang dilakukan dalam bab ini terdiri dari
dua aspek yaitu identifikasi sanad dan telaah matan hadis.
Bab keempat, pada bab ini penulis menjelaskan beberapa khasiat yang
terkandung dalam hadis pengobatan Nabi. Penulis akan menjelaskan khasiat-
khasiat khususnya pada tiga jenis obat diantaranya khasiat tentang madu, manna
dan kurma.
Bab kelima, merupakan penutup serta kesimpulan umum yang akan
penulis simpulkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta saran dan
diakhiri dengan daftar pustaka yang penulis gunakan sebagai nara sumber dalam
penelitian ini.
14
BAB IITRADISI PENGOBATAN DALAM ISLAM
A. Riwayat-Riwayat Pengobatan Nabi
Dalam kitab S}ahihain1 dari Nafi’ dari Ibnu Umar berkata Nabi Muhammad
Saw bersabda: “Sesungguhnya demam atau demam yang parah adalah sebagian dari
aroma neraka jahannam, maka dinginkanlah ia dengan air. Seruan Nabi Muhammad
bertujuan kepada penduduk hijaz yang kebanyakan menderita demam akibat sinar
matahari.2 Hal ini menunjukkan bahwa pada zaman Nabi umat islam telah
mengetahui solusi mengatasi penyakit. Secara garis besar pengobatan terbagi
menjadi 3 macam: pertama, dengan obat-obatan alami. Kedua, dengan obat-obatan
ilahi. Ketiga, dengan gabungan dari keduanya.
Hal ini juga dijelaskan dalam kitab al-T{ib al-Nabawi yang mengacu pada
tindakan Rasulullah saw yang terkait dengan berbagai jenis penyakit yang terkena
pada sahabat atau kaum yang lain. Terdapat tiga jenis sumber pengobatan Nabi yaitu
pertama pengalaman empiris, kedua pengobatan tradisional di daerah semenanjung
Arab, ketiga ilmu pengobatan yang terjadi pada kota Makkah dan Madinah.3
Pengobatan Nabi Muhammad ini bisa diaktualisasikan pada beberapa kasus,
sehingga penulis mengambil tiga kasus hadis yang menjadi sampel dalam
pengobatan Nabi. Hal ini akan dijabarkan pada bagian selanjutnya.
1 Yakni kitab s}ahi>h al-Bukha>ri Muslim. Kedua kitab hadis ini secara berturut, menurutkesepakatan ulama adalah kitab hadis terbaik setelah kitabullah.
2 Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As (Bandung:Penerbit Pustaka, 1997), h. 23.
3 Oemar Hasan Kasule, Pengobatan Ala Nabi (T.tp.: Penerbit Unismuh Kasule, 2008), h. 1.
15
Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang 3 hadis yaitu hadis tentang
kurma, manna dan madu yang akan dijelaskan secara komprehensif. Adapun
penjelasannya sebagai berikut.
1. Hadits Tentang Kurma
تكن
4ت
Artinya : Hadis dari riwayat Abdu al-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dariTsabit dan Anas bin Malik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma,sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengankurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapandengan air kurma.
Berdasarkan pepatah kuno dalam bahasa Arab kegunaan pohon kurma adalah
sebanyak jumlah hari dalam setahun. Bahkan buah kurma mengandung nutrisi diet.
Di dalamnya mengandung 60% pengganti gula. Secara medis kurma dapat berfungsi
sebagai peringan gejala sakit perut dan pengencer dahak.5
Hal ini dikuatkan dari dua hadis riwayat pertama dari Firdaus yang
mengatakan Nabi Saw bersabda: “Makanlah kurma kering pada pagi hari niscaya
4 Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Abu Abdullah Al-Shaybani, Musnad al- Imam Ahmadbin Hanbal, Juz III, (Beirut: Da<r al-Fikr, 1985 ), h. 164.
5 M.I.H. Faroqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an danSunah Nabi (Bandung : Mizan Media Utama, 2005), h. 73-74.
16
akan membunuh cacing-cacing.” Riwayat kedua dari hadis Abu Nua’im yang
mengatakan Nabi bersabda: “Memakan kurma segar dapat mencegah sakit perut.6
Menurut riwayat sejarah kurma adalah sejenis tumbuhan palma atau dikenali
dalam bahasa saintifiknya sebagai phonex dactylifera yang berbuah dan boleh
dimakan sama ada yang masak atau yang mentah. Kebanyakan pokok kurma tumbuh
di Negara-negara Arab dan mempunyai berbagai jenis, yang paling terkenal ialah
kurma Mekkah dan Madinah. Di kalangan penduduk di Negara Arab kurma adalah
makanan utama mereka sedangkan di kalangan Negara non Arab kurma sudah
menjadi bahan makanan yang digemari dan kurma juga mempunyai khasiat yang
banyak dan menjadi makanan utama Rasulullah Saw.7
2. Hadits Tentang Manna
8
Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin ‘ubaidal-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthanna dariMuhammad bin Ja’far dari Syu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amri bin
6 Faroqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’an dan Sunah Nabi,h. 73.
7 Khasiat Kurma,” artikel diakses pada 10 Februari 2011 dari http://www.drayanhaus.blogspot.com.
8 Abi> I<sa Muhammad bin I<isa bin Surah al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmi>dzi, Juz IV, (Beirut : Da>ral-Fikr, 1994), h. 400.
17
Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mannairnya dapat menyembuhkan mata”.
Al-Manna menurut Ibnu Abbas adalah sebuah pohon yang diturunkan lalu
Bani Israil memakannya sekehendaknya. Sedangkan menurut Qatadah manna adalah
sebuah buah yang diturunkan di tempat-tempat seperti salju yang putih dan lebih
putih dari susu. Sedangkan yang popular manna berarti materi (bahan) getah manis
kental seperti madu yang dikeluarkan dari lebah. Kemudian Salwa adalah burung
yang sudah popular dengan nama al-Samman (burung puyuh) yang merupakan salah
satu jenis burung yang menjadi sasaran berburu.9
Berbeda halnya dengan Ibn Qayyim al-Jauziyyah yang menjelaskan kata
yang diambil dari pendapat Ibn Arabi jama' dari kam'un yang berarti jamur yang
muncul di tanah tanpa ditanam. Bahasa kedokterannya ialah jamur truffle yang
menguap dan tetap tersembunyi di bawah permukaan tanah selama musim dingin
dan mulai muncul di permukaan tanah bersamaan turunnya musim semi sehingga
dinamakan jamur truffle yaitu cacar tanah karena mirip cacar.10
Pendapat kedua manna berarti sesuatu yang turun dari atas pohon yang
diambil tanpa menanam. Pendapat lain mengatakan manna merupakan tumbuhan
yang tumbuh begitu saja tanpa ditanam manusia sehingga bani Israil mengtakan ini
sebuah karunia yang dilimpahkan kepada manusia. Bani Israil memakan jamur
9 Muhammad, Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat Dengan Rempah dan Buah-buahan, h.110-112.
10 Ibn Qayyim al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati BerbagaiMacam Penyakit. Penerjemah Abu Firli (Jakarta : Jabal, 2009), h. 389, , 392,393, dan 395.
18
truffle sebagai pengganti roti bahkan Allah memberikan mereka daging burung
puyuh (salwa) sehingga sempurnalah makanan mereka. Adapun khasiat dari manna
adalah obat mata.11
Walaupun kata Manna terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 57 "Dan kami
menaungi kamu dengan awan dan kami menurunkan kepadamu manna wa salwa”.
“Makanlah makanan yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu
mereka tidak menzalimi Kami tetapi justru mereka yang menzalimi diri sendiri."
Akan tetapi penafsirannya itu berbeda dengan hadits yang penulis temukan.
Manna yang dimaksud dalam surat al-Baqarah ialah sebuah manisan
sedangkan Salwa adalah sejenis burung puyuh. Dan hal ini didapat dari pendapat
Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, akan tetapi penjelasannya tidak
memberikan gambaran bahwa Manna adalah sebuah obat yang dapat
menyembuhkan penyakit.12
3. Hadits Tentang Madu
13
Artinya :Telah diriwayatkan oleh Ibn Majjah dari Mahmud bin Khaddasydari Sa’id bin Zakariya al-kursyi dari al-Zabir bin Sa’id al-Hasyimi dari ‘AbdulHamid bin Salim dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Siapa
11 Al-Jauziyyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit,h. 442-447.
12 TIM Depag RI, Tafsir al-Qur'an Tematik Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur'an (Jakarta :Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur'an, 2009), h. 265.
13 Abu Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz II, (Kairo : Da>r al-Hadith,2004), h. 333.
19
Saja yang makan madu tiga hari dalam setiap bulan, tidak akan tertimpa akanatasnya bala yang besar.
Sebagian ulama mengatakan khususnya para periwayat hadis seperti Bukha>ri
Muslim manisan itu adalah madu yang menunjukkan bahwa madu merupakan
sebaik-baiknya manisan. Bahkan dalam kitab sejarah al-Asbahan yang
diterjemahkan Ahmad bin Hasan yang diriwayatkan dari ibn Umar sesungguhnya
telah bersabda Nabi “Nikmat yang pertama kali diangkat dari bumi ialah madu.”14
Hadis tersebut mengindikasikan bahwasanya madu mempunyai kelebihan di
hadapan Allah sehingga madu bisa dikategorikan pemanis rasa. Dan jika diangkat
rasa manisnya maka manusia tidak bisa merasakan hal yang manis. Bisa juga Allah
tidak mengangkat rasa manisnya akan tetapi menghilangkan binatang penghasil
madu yaitu lebah.
Sejak dahulu manusia mengenal manfaat lebah konon katanya lebah mesir
mempunyai nilai sejarah. Sedangkan lebah di spanyol telah ditemukan ± 700 tahun
SM. Bahkan terdapat jenisnya yang terdiri dari 5 macam untuk bagian Eropa yaitu
lebah madu Itali (mellifera linguistic), lebah madu Karniolan (mellifera carnia),
lebah madu Kaukasia (mellifera caucasia), lebah madu Skandinavia (mellifera
lehzenia), lebah madu Belanda (mellifera mellifera). Sedangkan bagian Afrika terdiri
dari 3 macam yaitu lebah Mesir (fasciata), lebah Malta (intermissa), lebah
14 Ahmed Lathif dan Md.Firdaus , Madu Lebah Penawar Zahir & Batin (Kuala Lumpur:Darul Nu’man , 1996), h. 17.
20
Madagaskar (unicolor) dan 1 jenis di Asia yang bernama lebah madu indica dari
India sampai Indonesia.15
Pembuatan madu dalam perut lebah telah tercantum dalam surat al-Nahl ayat
68 :
)68(
Artinya :Dan tuhanmu telah mewahyukan kepada lebah untuk membuat sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. (al-Nahl : 68Maksud dari ayat ini ialah mengandung arti membuat sarang di bumi dan
dilanjutkan dengan ayat 6916 yaitu perintah Allah agar lebah mengisap sari bunga-
bunga dari berbagai jenis tumbuhan sehingga perut lebah bisa menghasilkan sesuatu
yang manis dan manusia tidak mampu menghasilkan hasil manisan tersebut tanpa
perantara lebah.17
Hal ini menunjukkan manusia tidak mampu menciptakan madu, jika
sekiranya manusia itu melakukan hal yang sama dengan lebah apakah hasilnya
sama? Tentu tidak. Disinilah kelebihan lebah sebagai penghasil madu melalui jalan
Tuhan.
B. Kasus-Kasus Pengobatan Sahabat di Masa Nabi
15 Ahmad Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan (Jakarta: Media Dakwah, 1996), h.9-10.
16 Artinya: “Kemudian makanlah dari tiap-tiap jenis bungadan buah-buahan lalu tempuhlah jalan yang di tunjukkan Tuhanmu”.(al-Nahl: 69)
17 Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan, h. 17-18.
21
Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul ketika berusia 40 tahun sekitar
610 M. Pada masa itu sangat sedikit orang yang mempercayai kerasulan
Muhammad. Hanya Khadijah yang mempercayainya.18
Menurut Anas bin Ma>lik sahabat ialah hanya yang pernah menemani Nabi
saja. Akan tetapi menurut Sa’id bin al-Musayyab Sahabat adalah orang yang tinggal
bersama Rasul yang masanya satu atau dua tahun dan pernah ikut perang
bersamanya, minimal sekali seumur hidup.19
Dua pengertian di atas ini menggambarkan bahwa sahabat Nabi itu adalah
seseorang yang pernah bertemu Nabi, yang tidak hanya menemuinya tetapi bicara
langsung kepada Nabi dan sempat mendapatkan riwayat-riwayat dari Nabi langsung.
Pertemuan langsung antara sahabat dan Nabi sangat penting karena dalam dunia
pengobatan tanpa adanya praktek maka sahabat tidak bisa mengambil manfaatnya.
Hal ini bisa dilihat dari peristiwa Nabi, yang pada saat itu jari-jarinya
disengat oleh kalajengking ketika shalat lalu Rasulullah menyuruh sahabat untuk
mengambil bejana yang berisi air dan garam sambil membaca surat al-ikhlas dan
surat al-Falaq dan an-Nas hingga rasa sakitnya hilang. 20
18 Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad. Penerjemah Ali Audah (Jakarta:InterMasa, 1996), h. 79.
19 Al-Khat}i>b al-Baghdadi, al-Kifa>yah fi> „Ilm al-Riwa>yah (al-Madinah Munawarah : Al-Maktabah Ilmiyah, t.t.), h. 123.
20 Ibn al-Qayyim al-jauziyah, Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan Pengobatan MenurutPentunjuk Nabi Muhammad saw. Penerjemah Said Agil Husain al-Munawar dan Abd Rahman(Semarang : Dina Putra Semarang, 1994), h. 131.
22
Praktek ini dilakukan oleh Nabi untuk mengobati sakit akibat sengatan
kalajengking dan ini menunjukkan penggabungan antara pengobatan alamiah dan
ilahiyah. Dan ini juga menjelaskan fungsi garam sebagai penghilang racun.
Kisah lain yang ditemukan penulis ialah dari ‘Aisyah yang pada saat itu
sedang sakit perut kemudian beliau (Nabi) menyarankan agar menggunakan gandum
dan rasakan khasiatnya. Kemudian Nabi bersabda lagi “Demi yang menggenggam
kekuasaan di tanganku beras gandum ini dapat membersihkan perut kalian
sebagaimana kalian membersihkan wajah kalian dari kotoran.21
Peristiwa ini menjelaskan tentang kisahnya sahabat Aisyah yang menderita
sakit perut. Sedangkan khasiat lain yaitu menjelaskan fungsi gandum sebagai
penyembuh sakit perut. Bahkan ditambahkan sebagai penenang jiwa dan
menghilangkan kesedihan. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi yang Aisyah :
22
Artinya : Bukhari meriwayatkan Yahya bin Bukair, dari Laith, dari Uqail,dan Ibn Syihab, dari Urwah, dari Aisyah istri Nabi saw sesungguhnya setiap kali ada
21
. Muhammad,Mukjizat Kedokteran Nabi, h.143.
22 Al-Bukhori, Sohih al-Bukhori , “kita>b al-At}’immah -bab al-Talbiinah” hadits ke :5417(Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.252
23
peristiwa kematian dimana biasanya para wanita berkumpul melayat lalu merekasemua pulang kecuali keluarganya yang masih dilanda kesedihan maka pada saat itu‘Aisyah memerintahkan untuk menyediakan periuk berisikan talbinah kemudianberkata makanlah ini sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda talbinah (gandum)dapat menghibur orang yang menderita sakit dan dapat menghilanngkan sebagaikesedihan.23
Peristiwa lain mengenai khasiat zaitun yang dijelaskan dalam kitab Shohi>h
al-Jami’ dari Ibn Majah bahwa sahabat mendengar dari Nabi bersabda “Makanlah
minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena sesungguhnya ia termasuk pohon
yang berkah”. Dan hal ini dikuatkan dari hadis sahabat yang bernama Ibn Umar
berkata “Tetaplah memakai minyak zaitun dan berminyaklah dengannya karena
sesungguhnya ia membawa berkah”.24
Menurut ilmu kedokteran mutakhir minyak zaitun mengandung bahan-bahan
minyak (lemak), karbohidrat, protein, kalsium, fosfat, zat besi, dan vitamin.
Kemudian dapat menyembuhkan mengerasnya urat-urat, kanker payudara, jantung,
rambut rontok serta menghaluskan kulit.25
Penulis juga menemukan khasiat madu yang berasal dari Sahabat yang
bernama Abu Sa’id al-Khudri beliau menjelaskan Nabi saw pernah didatangi oleh
seorang laki-laki dan mengadu bahwa saudara laki-lakinya sakit perut Rasulullah
saw bersabda “Berilah madu” kemudian laki-laki itu kembali ke saudaranya dan
memberikan madu. Setelah itu dia datang lagi ke Rasulullah dan mengatakan bahwa
saudaranya bertambah sakit kejadian itu sampai berulang empat kali, dan Nabi
23 Ahmad Sunarto, Tarjamah Shahih Bukhari (Semarang: Asy-Syifa’, 1993), h. 30124 Hasan Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya
(Bandung: Jembar, 2007), h. 74.25 Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 75.
24
bersabda “Allah benar dan perut saudaramu yang dusta berilah lagi dia
madu”,kemudian laki-laki itu memberi madu kepada saudaranya dan saudaranya
sembuh.”Kesembuhan orang tersebut disebabkan oleh madu yang di dalamnya
terkandung bahan-bahan suci dan dapat membunuh kuman juga dapat menghambat
pertumbuhannya.26
Inilah beberapa kisah-kisah pengobatan Nabi kepada sahabat dan masih
banyak lagi beberapa yang tidak di cantumkan dalam penelitian ini. Yang nantinya
akan ditambahkan dalam penelitian selanjutnya.
C. Tokoh-Tokoh Muslim Dalam Kedokeran Islam
Alasan pengambilan tokoh al-Ra>zi, Ibn Sina, dan Ibn Nafis ini ialah karena
ketiga tokoh ini mempengaruhi pemikiran Islam dalam dunia kedokteran, walaupun
tiga tokoh ini bukan yang mempelopori kedokteran Islam akan tetapi ketiga tokoh
ini mempunyai kitab yang menjadi rujukan dalam dunia kedokteran.
1. Al-Ra>zi
Nama aslinya ialah Abu Bakar Ibn Zakaria al-Ra>zi seorang Persia yang lahir
di kota Rayy pada 1 sya’ban 251 H dan meninggal pada tahun 320 H, ia dikenal
dengan tukang intan dan suka pada music. Beliau mempelajari ilmu kimia dan juga
belajar tentang kedokteran kepada filosof yang bernama Ali Ibn Robban al-T{abari
sehingga al-Ra>zi dikenal sebagai dokter.27
26 Raqith, Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya, h. 112.27 Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Ra>zi, al-H{a>wi> fi al-T{ib (Beirut: Darl Kitab
Ilmiyah, 2000), h. a.
25
Al-Ra>zi mempunyai kitab kedokteran yang bernama al-T{ib al-Mansur yang
diserahkan kepada gubernur dimasa khalifah Muhtafi tahun 289 H dan diserahkan di
rumah sakit Baghdad. Dan salah satu murid yang menjadi dokter ialah Abu Bakar
Ibn Qarrin. Al-Ra>zi senantiasa belajar sehingga menyebabkan dia buta hingga dia
meninggal pada tanggal 313 H28 atau 320 H.29
Pada awalnya al-Ra>zi menulis kitab kedokteran ialah kitab al-Hawi yang
terdiri dari 100 jilid yang berisikan tentang metode kedokteran di berbagai Negara
seperti Suria, Mesir, Yunani, Arab, Irak dan Hindu dan digunakan Roy Charles
sedangkan kitab-kitab yang lain diantaranya Mukhtashar fi al-Laban (Ringkasan
tentang susu), Judari Wa al-Hisbah (Cacar dan campak), Man La’ Yahdlurhu ath-
Thabib (Orang yang tidak didatangi tabib), dan Tasrih al-Mansuri.30
Al-Ra>zi hidup sebagai seorang tabib dan memimpin rumah sakit di Rayy. Ia
menjadi kepala rumah sakit di Baghdad pada masa khalifah al-Muqtafi. Dalam ilmu
kedokteran ia dikenal sebagai Abu T{i>b (Bapak kedokteran) ia ahli dalam al-Kayy
modern pada masanya diantaranya ahli bedah, dan dokter anak karenanya ia
membuat risalah T{ib al-Athfal.31
Al-Ra>zi juga dikenal sebagai klinikus terbesar sepanjang masa hal ini bisa
dilihat dari kitabnya al-Hawi yang menjelaskan tentang kasus-kasus pengobatan
yang diagnosanya. Buku tersebut berpengaruh luas hingga abad 20, bahkan dicetak
28 Mustofa, Filsafat Islam (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), h. 116.29 Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 58.30 Yamani, kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61.31 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya, h. 61.
26
ulang 40 kali dari tahun 1498 sampai 1866. Kitab ini berpengaruh hingga di seluruh
bangsa bagian barat.32
Dalam bidang kedokteran al-Ra>zi adalah seseorang yang menekuni bidang
praktek namun tidak meninggalkan teori, al-Ra>zi menasihati mahasiswa-mahasiswa
kedokteran agar mulai dengan mempelajari prinsip-prinsip umum. Ia menyarankan
agar mahasiswa diuji dengan pengetahuan teori kedokteran dan kemampuan bernalar
dengan benar. Ia juga menekankan perlunya pemeriksaan yang cermat dan tuntas
tentang gejala-gejala yang relevan dari suatu penyakit.33
Dalam kehidupan islamnya al-Ra>zi membantah wahyu yang datangnya dari
Allah dalam mengkritisi al-Qur’an. Terdapat 3 alasan al-Ra>zi menolak hal tersebut
pertama, bahwa akal sudah memadai untuk membedakan antara yang baik dan yang
buruk. Kedua, tidak ada keistimewaan bagi beberapa orang untuk membimbing
semua orang karena setiap orang lahir dengan kecerdasan yang sama hanya berbeda
pegalaman. Ketiga, para Nabi saling bertentangan apabila mereka berbicara atas
nama tuhan mengapa implementasinya bertentangan.34
2. Ibn Sina
Nama lengkapnya Abu Ali al-Husein Ibn Abdullah Ibn al-Hasan Ibn Ali Ibn
Sina di lahirkan di desa Afsyanah di dekat Bukhara Persia Utara tahun 370 H.35
32 Roger Garaudi, Janji-janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi (Jakarta: Bulan Bintang,1982), h. 101.
33 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedoteran (Jakarta: UIN JakartaPress, 2004), h. 253.
34 Mustofa, Filsafat Islam, h.124.35 Ibn Sina, al-Qanu<n fi al-T{ib (Lebanon: Darl al-Fikr, 1994), h. 3.
27
Beliau mempunyai ingatan yang sangat kuat dan kecerdasan yang luar biasa
sehingga usia 10 tahun mampu menghapal al-Qur’an. Pada usia 16 tahun beliau
sudah menguasai ilmu pengetahuan seperti sastra arab, fiqhi, dan menghitung ilmu
ukur, dan filsafat.36
Adapun karya-karya dalam dunia kedokteran seperti Al-syifa’,latinnya
Sanatio (penyembuhan), yang terdiri dari 18 jilid, an-Najah (ringkasan al-syifa’) dan
al-Qanun Fit al-T{ib yang digunakan di berbagai Universitas Eropa sampai pada abad
ke-18.37
Ibn Sina memperdalam ilmu pengetahuannya dengan mempelajari filsafat
Plato, Aristoteles, Neoplatonis. Sedangkan dalam dunia kedokteran Ibn Sina
mempelajari ilmu kedokteran pada seorang tabib yang bernama Bukhara. Pada usia
17 tahun Ibn Sina telah menjadi dokter menengah dan menjadi dokter kerajaan
kemudian mengobati Sultan Nuh dari Dinasti Saman.38
Di usia 18 tahun, reputasinya mencuat dalam bidang fisika dan diundang
untuk menghadiri jamuan Ibn Mansur pemimpin Samawi. Sedangkan pada usia 21
tahun ia menyusun buku pertamanya, lalu ia mengabdikan dirinya pada Ali bin
Ma’mun pemimpin Khifa. Dalam waktu yang singkat Ibn Sina belajar manthiq dan
36 Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 66.37 Nasution, Filsafat Islam, h. 68.38 Yamani, Kedokteran Islam, h. 67.
28
astronomi lalu menulis bagian pertama karya terbesarnya yaitu al-Qanun fi al-T{ib
(Canon and Medicine).39
Adapun salah satu guru Ibn Sina dalam bidang kedokteran adalah Abu Sahal
Isa bin Yahya al-Masihi al-Jurjani,sedangkan muridnya yang terkenal adalah Abu
Abdillah Muhammad bin Yusuf Syafuddin al-Ilaq yang mewarisi ilmu Ibn Sina.40
Berdasarkan sejarah Ibn Sina mempelajari ilmu kedokteran dari Isa bin
Yahya, akan tetapi Ibnu tidak merasa puas dengan ilmu yang didapat dengan
gurunya. Kemudian ia melakukan praktek kepada orang-orang yang sakit.
Sedangkan dalam bidang medicine Ibn Sina menemukan beberapa obat dari bahan
dasar nabati yang disebut Zanthoxyllum budrunga, tumbuhan ini dapat mencegah
penyakit tertentu seperti selaput radang otak.41
Ibn Sina juga orang yang pertama kali menemukan peredaran darah manusia
dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia
pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan
mengambil makannya lewat tali pusarnya. Dan di jugalah yang mula-mula
mempraktekan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas dan
menjahitnya. Dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern
yang kini disebut psikoterapi.42
39 Muhsin Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra> (Jakarta: Al-Huda,2005), h. 121.
40 Labib, Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra,> h. 122.41 Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), h. 115.42 Imam Munawir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari masa ke masa
(Surabaya : PT. Bina Ilmu,1985), h. 332 – 333.
29
Selain sebagai satu-satunya filosof besar islam yang telah berhasil
membangun system filsafat yang lengkap dan terperinci juga dikenal sebagai dokter
bertarap dunia. Ibn Sina memposisikan sebagai tokoh yang berhasil mencapai
puncak literature kedokteran tertinggi. Perbandingannya dengan al-Razi, Ibn Sina
adalah merupakan contoh terbesar seorang dokter filosof. Orang-orang latin merasa
kebingungan memahami al-Qanunnya Ibn Sina yang bersifat teoritis akademis tidak
syak lagi pasti merasa berterimakasih kepada ringkasan atas karya al-Razi yang
menguntungkan. Kenyataan ini menunjukkan adanya upaya saling mengisi di antara
para ahli kedokteran dalam islam.43
3. Ibn Nafis
Islam juga memiliki Ibn Nafis seorang dokter ahli penyakit dalam khususnya
bidang spesialis jantung. Nama lengkap beliau adalah Ibnu Nafis Ali ibnu Abi Hazm
ad-Damsyiqi, ia bermukim di al-Qahirah (kairo), beliau wafat pada tahun 687 H. Ia
merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah
dalam tubuh manusia.beliau dijuluki sebagai bapak fisiologi sirkulasi.44
Menurut Muhyo al-Deen al-Tawi beliau adalah yang berhasil menguak kiprah
Ibn Nafis lewat rislahnya yang berjudul Commentary On The Anatomy of Canon of
Avicenna. Menurut beliau kontribusi Ibn Nafis dalam dunia kedokteran tak hanya di
bidang fisiologi ia juga dikenal sebagai dokter yang menyokong kedokteran
43 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 252-254.44 Yamani, Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembanngannya, h. 73.
30
eksperimental, postmortem otopsi, serta bedah manusia. Sejarah juga mencatat Ibn
Nafis sebagai dokter pertama yang menjelaskan konsep metabolisme.45
Dalam pemikiran ilmu kedokterannya yang khusus dalam bidang jantung, Ibn
Nafis berkata: “Saya katakan bahwa salah satu fungsi jantung adalah menciptakan
pneuma yaitu zat yang hanya mungkin dihasilkan dalam darah ringan yang
bercampur dengan udara dan pencampuran itu mestilah terjadi di tempat
terbentuknya pneuma yaitu di bilik kiri jantung.46
Bagi Ibn Nafis manusia adalah seperti binatang berparu-paru harusnya
mempunyai kamar yang lain dalam jantungnya di mana darah cukup cair untuk bisa
bercampur dengan udara darahnya kental bila bercampur dengan udara tidak akan
cukup seragam dan ini jantung bilik kanan. Apabila mencair darah ini tentunya
melalui tempat terbentuknya pneuma.
Ibn Nafis berbeda pandangan Ibn Sina khususnya dalam bidang jantung
menurut Ibn Sina jantung di beri makan oleh darah di bilik kanan. Sedangkan Ibn
Nafis mengkritik pendapat ini dan mengatakan bahwa jantung diberi makan oleh
pembuluh-pembuluh yang terdapat di dindingnya sendiri.47
Adapun karya-karya Ibn Nafis adalah Maua-zul-Qanu>n, Kita>b Syarh-u-
Tasyri>hi Qanun-ibn Si>na> dan Al-Kita>b-ul-Sa>mil fit al-T{i>b.
D. Hikmah Pengobatan Nabi
45 Ristu, “Anatomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam ,” artikel diakses pada 15 maret2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-dalam-kedokteran.html
46 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 255.47 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 256.
31
Salah satu bukti hikmah pengobatan Nabi ialah munculnya beberapa dokter-
dokter muslim di dunia Islam di mulai dari Abu Yu>suf Ya’kub Ibn Ishaq Ibn Sab>a
Ibn Imran Ibn Ismail al-Ash’ats Ibn Qais al-Kindi (185-252 H), Hunain Ibn Ishaq al-
‘Ubadi (194-265 H), Tabib Ibn Qurrah (221-288 H), Ali Ibn Suhal at-Thabari,
Yuhanna Ibn Masawaih (hidup pertengahan abad ke-3 H), Jabir Ibn Hayyan (hidup
pada zaman khalifah Harun al-Rasyid), Ishaq Yuda (241-344 H), Ibn Al-Jaza>r (285-
365 H), Ahmad Ibn Muhammad al-Thabari (320-366 H), Abu Bakar al-Razi (251-
320 H), Abul Qasim Zahrawi (324-404 H), Abu Hazam as-Syahrani, Ali Abbas al-
Maju>si (lahir pada abad ke-4 H), Abu Ali Husain Ibn Abdillah Ibn Sina (371-429 H),
Abu al-Qasim Ibn Ali al-Maushili (w. 401 H), Ali Ibn Ridwan (w. 453 H), Ibn Butlan
(w. 450 H), Ibn Zuhri (436-525 H), Abu ‘Umaran Ibn Maimun al-Qurthubi (529-601
H).
Disamping munculnya para dokter Muslim, hikmah pengobatan Nabi dapat
dilihat dari hasil penelitian beberapa dokter tentang manfaat buah-buahan dan
tumbuh-tumbuhan yang awalnya digunakan hanya untuk dimakan, akan tetapi
dengan adanya pengobatan Nabi maka segala rahasia mengenai khasiat yang
dikandung dalam buah-buhan dan tumbuh tumbuhan semua terungkap.
Sebagai contoh kismis dapat menguatkan daya ingat dan dapat
menyembuhkan orang yang menderita keiembaban serta lender berlebihan.
Sedangkan delima dapat menyembuhkan perut yang berlebihan panasnya serta
meredakan gejala penyakit kuning. Adapun jahe dapat membangkitkan gairah
32
seksual dan meningkatkan produksi sperma. Dan Jambu biji dapat menghentikan
muntah dan menghentikan pendarahan. 48
Bahkan hal ini menimbulan beberapa obat alternative yang disebut dengan
pengobatan herbal. Berdasarkan penulusuran penulis metode ini digunakan oleh Dr.
Farooqi dalam bukunya berjudul Terapi Herbal Cara Islam. Dalam karyanya
menjelaskan macam-macam penyembuhan penyakit melalui tumbuh-tumbuhan yang
berlandaskan al-Qur’an dan al-Hadis.
Dampak yang lain ialah dengan adanya metode pengobatan Nabi maka Islam
menjadi komprehensif dan tidak ketinggalan dalam dunia kedokteran. Karena Islam
membutuhkan mu’min yang kuat baik secara fisik maupun rohani sesuai dengan
pendapat Ibn Qayyim al-Jauziyah yang menjelaskan tentang penyakit terbagi dalam
tiga macam yaitu menggunakan obat alami, ilahi dan kedua-duanya. Sehingga pada
generasi pertama kaum muslim memusatkan perhatian mereka kepada penyakit-
penyakit jiwa.49
Hikmah lain dari pengobatan Nabi ialah terbentuknya rumah sakit yang
tersebar di beberapa wilayah dunia Islam. Ziaduddin Ahmad misalnya
menginformasikan tentang sejumlah rumah sakit yang terkenal seperti di Baghdad,
Damaskus, Rayy, Isphahan, Merv, Samarkand, Shiraz, Kairo, Yerusalem,
Alexandria, Qairowan, Fez, Cordova, Valencia, dan Toledo. Bahkan ada rumah sakit
48 al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit,h. 389, 392,393, dan 395.
49 Muhammad Ibrahim, Berobat dengan Ayat-Ayat al-Qur’an (Bandung : Trigenda Karya,1995), h. 16.
33
yang eksklusif yang tugasnya menangani penyakit yang tidak dapat disembuhkan di
Rumah Sakit umum yaitu Rumah Sakit Adudi (977 M).50
T{i>b al-Nabawi juga berpengaruh terhadap integrasi al-Qur'an dan ilmu
pengetahuan. Misalnya Departemen kedokteran gigi Institut Kef, F.Romanoff dan
teman-temannya menyatakan bahwa cairan lebah itu dengan kadar 2-4%, dapat
digunakan untuk praktek sehari-hari pada kedokteran gigi. Hal ini berfungsi sebagai
pengganti vitamin B yang dapat mengobati sariawan.51
Inilah beberapa hikmah yang bisa dilihat dari munculnya pengobatan Nabi
sehingga Islam menjadi agama yang mampu mengaktualisasikan praktek-prakteknya
sesuai dengan al-Qur'an dan Sunnah.
Penulis juga merasa penting untuk membahas hal ini dikarenakan T{ib al-
Nabawi bukan berasal dari karangan-karangan tokoh-tokoh Muslim akan tetapi
sumber yang digunakan adalah al-Qur'an dan Hadis. Hanya saja tokoh-tokoh muslim
seperti Ibn Sina, al-Kindi, dan Ibn Nafis mampu mengeksplornya menjadi sebuah
karya tulis dan digunakan sebagai metode pengobatan. Sehingga muncullah
beberapa karya seperti T{i>b al-Nabawi karya Ibn Qoyim, al-Qonu>n fi al-T{i>b karya Ibn
Sina yang digunakan dalam berbagai Universitas Kedokteran salah satunya UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
50 Nata, Perspektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran, h. 257.51 Kepustakaan RI, Ensiklopedia Mu'jizat al-Qur'an dan Hadits jilid V. Penerjemah Syarif
Hade Masyah (Bekasi: Sapta Sentosa, 2008), h. 181.
34
BAB IIIPENELUSURAN HADITS PENGOBATAN NABI SAW
A. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Kurma
كنت
1ت
Artinya : Hadis dari riwayat Abdul ar-Razaq, dan Ja’far bin Sulaiman, dariTha>bit dan Anas bin Ma>lik Sesungguhnya Nabi Saw sarapan pagi dengan kurma,sebelum beliau shalat, jika tidak dengan kurma matang maka beliau makan dengankurma mentah, dan jika tidak dengan buah kurma mentah, maka Nabi saw sarapandengan air kurma.
1. Takhrij Hadis
Dalam melakukan takhri>j hadis penulis menemukan hadis tentang kurma di
berbagai kitab takhrij diantaranya al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua
Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni
Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>z al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Baqi ,
dan kempat Musnad Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut.
Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri ,
, حسا , .فطر Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis :
.2
1Hanbal, Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, Juz III, h.1642 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi (Leiden : E.j Brill, 1969),
Juz 2, h. 270.
35
.3
4:حسا.
5:فطر.ث
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadithفطرحسا
164، 3حم :
21
10
10
10
21
164، 3حم :
164، 3حم :
Adapun keterangan diatas dapat dilihat bahwa hadis yang ditelusuri penulis
terdapat dalam kitab Sunan Abu Da>ud dalam kitab S{oum bab 21, Sunan al-Turmuzi
dalam kitab S{oum bab 10, dan Musnad Ahmad bin Hanbal Juz III halaman 164.
Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri
dan menemukan keterangan sebagai berikut :
Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>6
كما 1 :432
3 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 281.4 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 469.5 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 5, h. 173.6 Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>thi al-
Nabawi, juz 11, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1989), h. 367.
36
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-
Hadi>th al-Nabawi, hanya satu sumber hadis yaitu dalam kitab Mustadrak al-Ha>kim
juz 1 hadis ke 432.
Ketiga, dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal, dalam hal ini penulis
menelusuri melalui sahabat Anas bin Ma>lik, adapun keterangan yang didapat adalah
sebagai berikut.
Musnad Ahmad bin Hanbal3164(
Keterangan yang didapat dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal hanya satu
yaitu hadis yang berasal dari Anas bin Ma>lik, yang terletak pada juz 3 halaman 164.
Demikianlah penelusuran yang didapat penulis dari empat metode yang
digunakan dalam melakukan takhri>j hadits, akan tetapi penulis tidak menemukan
pada kitab Miftah Kunu>zuz al-Sunnah. Dari keterangan yang didapat di atas penulis
menemukan hadis sebanyak 5 Hadis. Berikut ini adalah hadis-hadisnya.
a) Hadis-Hadis Dari Keterangan al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-
Nabawi.
( مايفطر عليه )" 21
37
2356.
7
10
حدثنا. 696
8
3164"(
ثابتبنجعفرثناعبدثناعبدحدثنا- 12698
يصليقبلعلىيفطرسلمعليهصلى: مالكبنعن
9منحساكنتكنت
b) Hadis-hadis dari Keterangan kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>.
7 Abi Daud Sulaiman bin al-‘Ash’ab al-Sajasta>ni al-Azdi>, Sunan Abi> Da>ud, Juz 2, (Beirut :Da>r al-Fikr, 1994), h.294. Artinya : Ahmad bin Hanbal mengatakan Abdul Razak kepada Ja’far BinSulaiman mengatakan kepada kami mengatakan kepada kami dari Tha>bit al- Buna>ni dia telahmendengar Anas bin Malik berkata bahwasanya Nabi saw berbuka puasa sebelum melaksanakan solatdengan beberapa rutob, apabila tidak ada maka baginda saw berbuka dengan tamr, apabila tidak adamaka baginda saw berbuka dengan minum beberapa teguk air saja.
8 Abi> I<sa> Muhammad bin I<sa bin Surah bin Mu>sa> al-D{ahak al-Sula>mi al-Tirmi>zi, Sunan al-Tirmizi, juz 3, (Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h.162. Artinya : Muhammad bin Ra>fi’ mengatakan kepadaAbdu al-Razaq kepada Ja’far bin Sulaiman dari Tha>bit al-Bunani dari Anas bin Ma>lik bahwasanyaNabi Saw berbuka puasa sebelum shalat dengan Rut}a>b, apabila tidak mendapatkan rut}ob, maka beliaumenggunakan kurma, apabila tidak dapat maka beliau menggunakan airnya saja.
9 Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilaf bin As’adal-Marwazi, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 3, h.164.
38
"432حديث : 1
ثناعبدثناحنبلبنبنعبدثناجعفربن432
عليهصلى: مالكبن: ثابتبنجعفر
حساكنتفعلىكنتيصليقبلعلىيفطرسلم
10من
c) Hadis Keterangan Sahabat dari Kitab Musnad Ahmad bin Hanbal
)"3164ل
ثابتبنجعفرثناعبدثناعبدحدثنا- 12698
يصليقبلعلىيفطرسلمعليهصلى: مالكبنعن
11منحساكنتكنت
2. Identifikasi Sanad
Pada bagian ini penulis akan melakukan penelitian yang ditinjau dari segi
sanadnya, setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya maka penulis
menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui layak atau
tidaknya hadis tersebut, khususnya hadis mengenai kedokteran Nabi. Adapun
riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam table berikut ini.
10 Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-H{a>kim al-Naisabu>ri, al-Mustadrak ‘ala> al-s}ohi>haini, juz 1, (Beirut : Da>r al-kutub al-‘ilmiy>ah, 1990), h. 367.
11 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 3, h.164.
39
لل
Dilihat dari table diatas, menunjukkan bahwa terdapat satu jalur periwayatan
yang sama, mulai dari Abd al-Razaq hingga Anas bin Ma>lik. Dalam hal ini penulis
akan melakukan penelitian yang diambil dari kitab Tahdhi>b al-Kama>l fi> Asma> al-
Rijal karya Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Kitab al-Tahdhi>b al-Tahdi>b
karya Shihab al-Di>n Ahmad bin A<li bin Hajar al-Asqala>ni. Adapun penjelasannya
sebagai berikut.
a) Jalur Periwayatan Hadis dari Abi Da>wud
Periwayat pertama, Abu Da>wud yang mempunyai nama asli Sulaiman bin al-
Ash’ath bin Shadda>d bin ‘Amru bin Amir. Beliau lahir pada tahun 202 H dan
meninggal pada tahun 275 H pada bulan Shawal berasal dari Abu Ubaid Al-Ajuri.
Adapun guru-gurunya yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal Ibrahim bin
Muhammad al-Taymi, Daud bin Rushi>d, dan Said bin Mans}ur. Sedangkan murid-
muridnya yaitu al-Tirmidhi, Muslim bin Ibrahim, Abdullah bin Muhammad bin
40
Ya’ku>b, Ahmad bin Muhammad bin Da>ud bin Salim dan Ismail bin Muhammad al-
S{afar al-Baghdadi.12
13 14
Periwayat kedua, Ahmad bin Hanbal yang mempunyai nama asli Ahmad bin
Muhammad bin Hanbal atau Abu Abdillah al-Marwazi al-Baghdadi, beliau lahir
pada tahun 164 H pada bulan Rabiul Awal dan meninggal pada tahun 241 H pada
bulan Rabiul Awal. Adapun guru-gurunya Abdu al-Razaq, Ismail bin ‘Ulayyah,
Yazid bin Harun. Sedangkan murid-muridnya Bukho>ri, Muslim, Abi Da>wud, dan
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.15
ل16 17
12 Jamaluddi>n Abi> al-Hajja>j Yusuf al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8,(Beirut : Da>r al-Fikr, 1994), h. 6-10.
13 Shihab al-Din Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b , Juz 4,(Beirut :Da>r al-Fikr, 1995), h. 149.
14 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 10-14.15 al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 226-253.16 al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 1 , h. 79.17 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 237- 240.
41
Periwayat ketiga Abdul al-Razaq yang mempunyai nama asli Abdul al-
Razzaq bin Hamma>m bin Na>fi’ al-Himriyyun atau Abu Bakar al-S{on’ani. Beliau
lahir menurut Ahmad bin Hanbal dan Ya’ku>b bin shaibah 126 H, kemudian
Muhammad bin Sa’d dan Bukhori menyatakan Abdul al-Razaq meninggal pada
tahun 211H. adapun guru-gurunya Sufyan bin ‘uyainah, Ja’far bin Sulaiman,
Mu’ammar bin Ra>shid dan Abdul Malik bin Abdul ‘Azi>z bin Juraij. Sedangkan
murid-muridnya Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Ra>fi’, Yahya bin Musa dan
Salmah bin Shabi>b al-Naisabu>ri.18
19 20
ثبت حديثه
ت
18 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 447-454.19 al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 6, h. 278-281.20 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 447-454.
42
Periwayat keempat, Ja’far bin Sulaiman yang mempunyai nama asli Ja’far
bin Sulaiman al-D{uba>’i atau Abu Sulaiman al-Bas}ri Maula Bani Harish. Beliau
meninggal pada tahun 178 H. Adapun guru-gurunya yaitu Tha>bit al-Buna>ni,
Haushab bin Muslim al-Tsaqafi, Malik bin Dinar dan Hisham bin Hasan. Sedangkan
murid-murid nya yaitu Abd al-Razaq bin Hama>m, Muhammad bin Musa al-
Harashiy, dan Abdurahman bin Mahdi.21
22 23
ال: حنبلبنعنبنطالبعنبن،خيثمةبنبكر، به
. : : .ثقة: معنيبن
،ضعفبه،ثقة: سعدبنيتشيع
Periwayat kelima, Tha>bit al-Buna>ni yang mempunyai nama asli Tha>bit bin
Aslam al-Buna>ni atau Abu Muhammad al-Bas}ri. Berdasarkan riwayat Malik bin
Dina>r mengatakan Tha>bit meninggal 123 H. Adapun guru-gurunya yaitu Anas bin
Ma>lik, Ishaq bin Abdullah, Umar bin Abi Salamah, Maula al-Hasan bin Ali bin Abi
Thalib. Sedangkan murid-muridnya Ja’far bin Sulaiman, Hammad bin Salamah,
Sulaiman bin al-Mughirah, Khilas bin Yahya.24
21 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 400-404.22 al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 81-83.23 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 400.24 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 223-228.
43
25 26
ثقة
Periwayat keenam, yaitu Anas bin Malik yang mempunyai nama asli Anas
bin Malik bin Al-Nad}ri bin D{amdam bin Zaid bin Hara>m bin Jundab bin Amir bin
Ghanam bin ‘Adiyin bin Najari al-Ans}ar Al-Najari atau Abu Hamzah al-Madani.
Beliau menigggal pada tahun 92 atau 91 H berdasarkan riwayat dari Ahmad bin
Hanbal. Dan yang lain mengatakan 93 H dari riwayat Abu Nu’aim.Adapun guru-
gurunya Nabi Saw, Zaid bin Tsabit, Abdurahman bin Auf, Abi Huraiah, Uthman bin
Affan. Sedangkan murid-muridnya Tha>bit al-Buna>ni, Anas bin Sirrin, Khalid bin Al-
Fizar, dan Sa’d bin Sinan.27
28 29
25 al-‘Asqala>ni, Tahdhi>b al-Tahdhi>b, Juz 2, h. 3-4.26 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 223-228.27 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h.330-345.28 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 330.29 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h. 335-345.
44
b) Jalur Periwayatan Dari al-Turmu>dhi
Periwayat pertama, al-Turmu>dhi yang mempunyai nama asli Muhammad bin
Isa bin Surah bin Musa bin al-D{ahak. Dan dikatakan oleh Muhammad bin Isa bin
Yazid Bin Surah bin al-Sakan al-Sulami namanya Abu Isa al-Tirmidhi al-D{ari>ru al-
Hafidh. Beliau meninggal pada tahun 279 H pada bulan rajab yang berasal dari
riwayat Abu al-Abas Ja’far bin Muhammad bin al-Mu’taz. Adapun murid-muridnya
Abu Bakar Ahmad bin Ismail bin Amir al-Samarqandi, Muhammad bin Maki bin
Nuh al-Nasafi, dan Hamad bin Shakir al-Waraq dan Mahmud bin Anbar al-Nasafi.30
31 32
Periwayat kedua, Muhammad bin Rafi’ yang mempunyai nama asli
Muhammad bin Rafi bin Abi Zaid dan mempunyai nama lain Sa>burah al-Qushairi.
Menurut Ibn Hibban dalam kitab tsiqat meninggal pada tahun 245 H. Adapun guru-
gurunya Ibrahim bin Umar al-S{an’ani, Abdu al-Razaq bin Hamam, Yahya bin Yahya
30 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 133-135.31 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 344-345.32 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 133-135.
45
al-Naisaburi, dan Husein bin Ali al-Ju’fi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibrahim
Abi T{ali, Ahmad bin Salamah, dan Muhammad bin Yahya al-Dhuhli.33
34 35
Periwayatan ketiga yaitu Abdu al-Razaq, penulis telah membahasnya pada
riwayat Abi Da>wud pada halaman 41. Periwayatan keempat yaitu Ja’far bin
Sulaiman, yang telah dibahas penulis pada halaman 42. Periwayatan kelima yaitu
Tha>bit al-Buna>ni juga telah dibahas penulis pada halaman 42-43 . Dan periwayatan
terakhir dari Anas bin Ma>lik telah dibahas pada halaman 43.
c) Jalur Periwayatan Dari Ahmad bin Hanbal
Pada bagian periwayatan ini penulis telah membahasnya secara terperinci
pada jalur Abu Da>wud mulai dari Abdul al-Razaq, Ja’far bin Sulaiman, Tha>bit al-
Buna>ni, dan Anas bin Ma>lik terdapat pada halaman 40-43.
3.Telaah Matan Hadis
Pada bagian ini penulis akan melakukan kritik matan berdasarkan metodologi
S{olahudin Ibn Ahmad al-Adlabi. Peninjauan ini dilakukan dengan mengkomparasi
hadis-hadis yang berhubungan dengan kurma, setelah itu penulis juga
33 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 267-27034 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 141-142.35 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 267-270.
46
membandingkan dengan ayat-ayat al-qur’an jika sekiranya ada. Peninjauan juga
dilakukan melalui aspek sejarah dan akal jika bertentangan dengan dua hal tersebut
maka hadis yang diteliti perlu untuk dipertanyakan.
Pertama, peninjauan berdasarkan hadis-hadis yang berhubungan dengan
kurma pernah Rasulullah saw makan kurma pada hari yang fitri (hari raya)
sebagaimana sarapan sebagaimana hadis yang didapat penulis dari s{hahi>h Bukha>ri.
36
Kedua, peninjauan dari segi ayat al-Qur’an , telah dijelaskan dalam Q.S al-
Mu’min ayat 19 “Lalu dengan air itu, kami tumbuhkan untuk dengan kebun-kebun
kurma dan anggur didalam itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian
dari buah-buhahan itu kamu makan”. Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada
pertentangan antara nas al-Qur’an dan hadis tentang kurma. Artinya kurma bisa
dimakan oleh manusia.
Ketiga, Peninjauan dari segi historis dan akal. Berdasarkan sejarah Nabi
Muhammad saw selalu menyimpan kurma di dalam rumahnya dan sering
memakannya. Hal ini dijelaskan dalam hadis sunan al-Turmudzi “Rumah yang tidak
36 Bukha>ri, S}ohi>h al-Bukho>ri, Juz 4, h. 11.
47
ada di dalamnya kurma maka akan kelaparan bagi penghuninya”.37 Sedangkan dari
segi akal penulis meyakini bahwa hal ini tidak bertentangan dengan akal, karena
Nabi telah mempraktekannya pada masa itu.
B. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Manna
38
Artinya: Hadits dari riwayat al-Turmudzi dari Abu Kuraib dari Umar bin‘ubaid al-T{anafisi dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dan Muhammad bin al-Muthannadari Muhammad bin Ja’far dari Shu’bah dari ‘Abdul Malik bin ‘Umair dari ‘Amribin Huraysin dari Sa’id bin Zaid dari Nabi bersabda: “Cendawan sebangsa al-Mannairnya dapat menyembuhkan mata”.
1. Takhrij Hadis
Penelitian selanjutnya hadis mengenai Manna yang ditemukan dalam kitab
al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>
karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu
Kunu>zuz al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Ba>qi , dan kempat Musnad
Ahmad bin Hanbal. Penjabarannya sebagai berikut.
Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri
Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis:
37 Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmi>dzi, Juz IV, h. 265.38 Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmi>dzi, Bab kitab , h. 400.
48
.39
.40
.41
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadithكمأ
8جه : طب 34635120, 5حم :
Adapun keterangan hadis yang didapat penulis dengan jumlah tiga hadis
yang berasal dari Musnad Ahmad bin Hanbal, S{ahi>h al-Bukha>ri, dan Sunan Ibnu
Ma>jah. Dalam Musnad Ahmad bin Hanbal terdapat dalam juz 5 halaman 346 dan
351, S}ahi>h al-Bukha>ri terdapat dalam kitab al-T{i>b bab 20, dan Sunan Ibnu Ma>jah
terdapat dalam kitab al-T{i>b bab 8.
Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri
dan menemukan keterangan sebagai berikut :
Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>42
1:324خط
3445هـ
33:302طب
39 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 64.40 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 272.41 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 273.42 Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>th al-Nabawi , juz 3, h. 121.
49
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-
Hadi>th al-Nabawi, empat keterangan dua dari al-Kutub al-Sittah yaitu S{ahi>h Muslim
dalam kitab al-Ashrabah, dan Sunan Ibnu Ma>jah hadis ke 3445 . Sedangkan dua lagi
berasal dari Tarikh Baghdadi karya Imam Khati>b al-Bagdadi dan Mu’jam Kabir
karya Tabrani.
Ketiga, dalam kitab Mifta>h Kunu>zuz al-Sunnah penulis menemukan 5
keterangan dari al-kutub al-Tis’ah . Keteranganya sebagai berikut.
Mifta>h Kunuz al-Sunnah43
7620–بخ
مس : مسلم "162- 36158–مس 318–مج
188301305325–حم
35635742148849051248
351
–2397
Adapun keterangan yang didapat penulis terdiri S{ahi>h al-Bukha>ri dalam kitab
67 (al-T{i>b) bab 20, S{ahi>h Muslim kitab al-Ashrobah hadis ke158 sampai 162, Sunan
Ibn Ma>jah kitab al-T{ib bab 8, Musnad Ahmad bin Hanbal juz 1 halaman 187 dan
188, juz 2 halaman 301, 305, 325, 356, 357,421, 488, 490, dan 512, Juz 3 halaman
48, dan juz 5 halaman 351. Musnad at}oya>lisi hadis ke 2397.
43 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Miftah Kunuz al-Sunnah (Kairo : Da>r al-Hadith, 1991), h.301.
50
Keempat, penulis menelusuri melalui Musnad Ahmad bin Hanbal yang
ditelusuri melalui periwayatan sahabat, adapun keterangan yang didapat dalam kitab
tersebut sebagai berikut.
ل1186"
2325"348"5 :346"
Demikianlah penelusuran hadis-hadis yang ditemukan penulisan yang berasal
dari Musnad Ahmad bin Hanbal, S{ahi>h al-Bukha>ri, S{ahi>h Muslim, Sunan Ibn Ma>jah
dan Musnad al-T{oya>lisi. Adapun hadis-hadisnya sebagai berikut.
a) Hadis-Hadis yang berasal dari Mu'jam al-Mufahras li Al-fa>dh al-Hadith
5708"44
ملك
.للعني
3454"45
44al-Bukho>ri, S}ohi>h al-Bukho>ri, Juz 4, h. 41. Artinya : Muhammad bin al-Muthannamenceritakan kepada kami, dari Ghundar, dari Syu’bah, dari Abdul Malik Saya mendengar dariAmrun bin Khuraith berkata dari Sa’id bin Zaid berkata Saya mendegar Nabi Muhammad sawbersabda : Kam’ah (cendawan) berasal dari manna dan airnya merupakan obat untuk penyakit Mata.
45 Abi Abdillah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 2, (Beirut : Da>ral-Fikr, 2008), h. 333.Artinya : Muhammad bin Abdullah bin Numair berkata dari Asba>t} binMuhammad, berceerita dari al-Amash dari Ja’far Ibn Iyas dari Shahr bin Haushab dari Abi Sa’i>d dan
51
.
"5346"46
بنعبدبنعنثناعامربنثناعبدحدثنا
فاكهةمن: سلمعليهصلىعنعن
كلمنبن
b) Hadis-hadis dari Keterangan kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi.
47"3454س
Jabir berkata Rasulullah saw Cendawan sebangsa dan itu merupakan obat untuk mata, dan Kurmayang berasal dari Surga merupakan Obat pula.
46 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 5,h. 346. Artinya : Dari Aswad bin ‘A>mir dariWa>s}il bin Hiba>n al-Bajli dari Abdullah bin Buraidah dari Bapaknya dari Nabi Saw berkata: Cendawanadalah obat mata dan sesngguhnya Kurma Ajwah dari buah-buhan Surga dan sesungguhnya ini bagiandari Habat al-Sauda’a. Dan ditambahkan dari Buraidah sesungguhnya tumbuhan Nigela merupkantumbuhan penyembuhan penyakit dari Setiap penyakit sebelum meninggal.
47 Al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 2, h. 334. Artinya : Muhammad bin Sobah, dariSufyan bin ‘Uyainah dari Abdul Malik bin Umair mendegar Amru bin Huraith berkata sayamendengar Sa’id bin Zaid bin Amrun bin Nufail bercerita tentang Nabi Saw sesungguhnyaCendawawan sebangsa Man yang Allah turun kepada Bani Israil dan dia merupakan obat untuk mata.
52
بن
.
2049"48
لى ص-
.
c) Hadis-Hadis dari Keterangan Kitab Mifta>h al-Kunu>z al-Sunnah.
5708"49
158،157 ،
159 ،161 ،162"50
48 Abi al-Husain Muslim bin Haja>j, S}ahi>h Muslim, Juz 4, (Kairo : Da>r al-Hadith, 1997), h.483.
49 Bukhori, S{ahi>h al-Bukha>ri, Juz 4, h. 41.50 Muslim, S{ahi>h Muslim , Juz 10, h. 483-485.
53
157.
-
158.
--
.
159.
-
.
160.
.
161.
.
54
162.
.
3453"51
.
1187"52
حريثبنعمرعنبنعبدبنمعتمرثناعبدحدثنا
منسلمعليهصلىنفيلبنبنبنسعيدعن
للعني
:1188"53
51 Al-Qazwaini, Sunan Ibn Ma>jah, Juz 10, h. 335.52 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, juz 1, h. 187.53 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 1, h. 188.
55
بنبنعبدعنشعبةثناجعفربنثناعبدحدثنا
من: سلمعليهصلىبنسعيدحريث
للعني.
54"2301ل
عنحوشببنشهرعنبشرعنشعبةثناجعفربنثناعبدحدثنا
منللعنيمن: سلمعليهصلىعن
من
55"2357مس
عنعنيزيدبنحدثناعامربنحدثناعبدحدثنا
هيسلمعليهصلى: عنحوشببنشهر
منسلمعليهصلىفبلغيصلح
منمنللعني
348"56
54 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 2, h. 301.55 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 2 , h. 357.56 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 3, h. 48.
56
حوشببنشهرعنبنجعفرثناثنابنثناعبدحدثنا
من: سلمعليهصلىقاالسعيدعبدبنجابرعن
منمنللعني
3453"
.
d) Hadis-Hadis Dari Keterangan Musnad Ahmad bin Hanbal Melalui Nama Sahabat
157ل "
ثناعبدحدثنا
.
258
ثناعبدحدثنا
57 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 1, h. 187.58 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 2, h. 325.
57
359بن حنب
ثناعبدحدثنا
560
ثناعبدحدثنا
ف
59 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 3, h. 48.60 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal , Juz 5, h. 346.
58
2. Identifikasi Sanad
Setelah melakukan penelusuran hadis, penulis melakukan identifikasi sanad
yang berasal dari jalur empat sahabat yaitu Said al-Khudri, Abi Hurairah, Said bin
Zaid dan Buraidah al-Aslami. Adapun keterangan sanad-sanadnya sebagai berikut.
ش شعبةشهر بن حوشب
نفيل هر بن حوشبش حريث
مسلم
عثيقتيبة بن سعيد
جرير عبثر
شعبةريث يبة
ريث
بن نفيل
59
ل مسلم
شعبة شعبة
بيب
شهر بن حوشب
عبد شهر بن حوشب
ل
سعيد
شهر بن حوشبشهربن حوشب شهربن حوشب
Berdasarkan keterangan yang didapat maka penulis menemukan lebih dari 20
periwayat yang menceritakan hadis tentang manna. Adapun penjabarannya sebagai
berikut.
a) Jalur Periwayatan dari Imam al-Bukha>ri
60
Periwayat pertama al-Bukha>ri mempunyai nama asli Muhammad bin Isma>’il
bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ja’fi, Abu ‘Abdullah bin Abi al-Hasan al-Bukhori al-
Hafiz. Berdasarkan riwayat Bukeir bin Numair Bukhari dilahirkan pada tahun 194 H
dan berdasarkan riwayat Abu ‘Ubaid Ahmad bin ‘Urwah bin Ahmad bin Ibrahim
Bukhari meninggal pada tahun 256 H. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Musa
Muhammad bin al-Muthana, Muhammad bin Bashar Ghundar, Sulaiman bin Harb,
‘Ubaidilah bin Musa, dan Yahya bin ‘Abdullah bin Bukair. Sedangkan murid-
muridnya yaitu ‘Ubaidillah bin Was}il al-Bukhori, Abu Bakar ‘Abdullah bin Abi
Daud, Ja’far bin Muhammad al-Qat}an, dan al-Tirmidzi.61
62 63
Periwayat kedua, Muhammad bin al-Muthana> yang mempunyai nama asli
Muhammad bin al-Muthana> bin ‘Ubaid bin Qais bin Di>na>r al-‘Anazi Abu Musa al-
Bas}ri. Berdasarkan riwayat Abu al-Qa>sim mengatakan Muhammad bin al-Muthana>
meninggal 252 H. Adapun guru-gurunya yaitu Muhammad bin Ja’far Ghundar,
61 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 84-88.62 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 41-47.63 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 84-108.
61
Muhammad bin Kha>lid bin ‘athmah, Ishaq bin Yu>suf al-Azraq, Salim bin Nuh, dan
Sufyan bin ‘Uyainah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Yahya bin Muhammad bin
S}o’id, Abu> Ha>tim, Muhammad bin Isha>q bin bin Khuzaimah, dan Zakariya> bin
Yahya al-Sijzi>.64
65 66
حجة
Periwayat ketiga, Ghundar yang mempunyai nama asli Muhammad bin Ja’far
al-Hudhali atau Abu ‘Abdillah al-Bas}ri yang dikenal dengan Ghundar. Berdasarkan
riwayat Muhammad bin Sa’ad mengatakan Ghundar meninggal 194 H. Adapun
guru-gurunya yaitu Shu’bah bin al-Haja>j, Sufyan al-Thauri, Sufyan bin ‘Uyainah,
‘Usman bin Ghiya>th, dan Hisha>m bin Hasa>n. Sedangkan murid-muridnya yaitu
Muhammad bin al-Muthana, Ahmad bin Hanbal, ‘Amru bin ‘Ali, Qutaibah bin
Sa’id, dan Musaddad bin Musarhad.67
68 69
64 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 189-191.65 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 377-378.66 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 191-192.67Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 173-174.68 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 84-86.69Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 174-175.
62
Periwayat keempat, Shu’bah yang mempunyai nama asli Shu’bah al-Hajja>j
bin al-Wardi al-‘Ataki al-Azdi, Abu Bust}om al-Wasit}i. Berdasarkan riwayat Abu
Bakar bin Manju>yah Shu’bah lahir pada tahun 82 H dan meninggal pada tahun 160
H. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, S{odaqah bin Yasa>r, al-
Jula>s, Sulaiman al-A’mash, Salamah bin Kuhail, dan Al-Nu’ma>n bin Sa>lim.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin Ja’far Ghundar, Yahya bin Sa’id
al-Qat}an, Yahya bin Hamma>d, dan Abu Daud al-T{oyalisi.70
شعبة71 72
قا
حجة
70Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 344-351.71 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 297-303.72Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 352 -356.
63
Periwayat kelima, ‘Abdul Malik yang mempunyai nama asli ‘Abdul Malik
bin ‘Umair bin Suwaid bin Ja>riyah al-Qurashi, Abu ‘Amri atau Abu ‘Umar. Menurut
riwayat Abi ‘Abdullah al-Bajali ‘Abdul Malik meninggal pada tahun 136 H. Adapun
guru-gurunya yaitu ‘Amru bin Huraithin, Asi>d bin S{ofwa>n, Sa’id bin Huraith, al-
Ash’as bin Qais, dan Abdul al-Rahman bin Abi Bakar al-Thaqafi. Sedangkan murid-
muridnya yaitu Shu’bah bin al-Haja>j, As}bat} bin Muhammad al-Qurashi, Hamma>d
bin Salamah, Zuhair bin Mu’a>wiyah, dan Sulaiman al-Taimi.73
74 75
Periwayat keenam, ‘Amru bin Huraithin yang mempunyai nama asli ‘Amru
bin Huraithin bin ‘Amri bin ‘Uthman bin ‘Abdullah bin ‘Umar bin Makhzu>m al-
Qurashi al-Makhzu>mi, Abu Sa’id al-Ku>fi, S}uhbah dan dia saudara laki-laki Sa’id bin
Huraithin. Menurut riwayat Bukhori ‘Amru bin Huraithin meninggal pada tahun 85
H. Adapun guru-gurunya yaitu Sa’id bin Zaid bin ‘Amru bin Nufail, ‘Adi bin Ha>tim,
Abi Bakar al-S}iddiq, ‘Umar bin al-Khattab, dan ‘Ali bin Abi T}alib. Sedangkan
73 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 72-74.74 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 6, h. 364-366.75 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 74-75.
64
murid-muridnya yaitu ‘Abdul Malik bin’Umair, ‘At}a bin al-Sa>ib, al-Mughirah bin
Subai’, dan Khalaf bin Khali>fah.76
77 78
Periwayat ketujuh, Sa’id bin Zaid yang mempunyai nama asli Sa’id bin Zaid
bin ‘Amri bin Nufail al-Qurashi, al-‘Adawi, Abu al-A’war, Ibn ‘Ammi ‘Umar bin al-
Khattab bin Nufail. Berdasarkan riwayat Yahya bin Bukair, al-Mada>ini, dan ‘Amru
bin ‘Ali Sa’id bin Zaid meninggal pada tahun 51 H di Madinah. Adapun guru-
gurunya adalah Nabi saw, sedangkan murid-muridnya yaitu ‘Amru bin Huraithin,
Humaid bin ‘Abdul al-Rahman bin ‘Auf, Muhammad bin sirin, dan ‘Abdullah bin
‘Umar bin al-Khattab.79
80 81
، ،
b) Jalur Periwayatan dari Ibn Ma>jah
76 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 195-196.77 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 16-17.78 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 195-196.79 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 198-202.80 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 30-31.81 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 198-202.
65
Periwayat pertama, Ibn Ma>jah yang mempunyai nama asli Muhammad bin
Yazid al-Rabi’I maulahum, al-Qazwaini Abu ‘Abdullah Ibn Majah al-Hafiz.
Berdasarkan riwayat al-Hafiz Abu al-Fad}l Muhammad bin T}ahir al-Maqdisi Ibn
Ma>jah lahir pada tahun 209 H dan meninggal pada tahun 275 H. adapun guru-
gurunya yaitu Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair, Muhammad bin T}arif bin
Khalif al-Bajli, Muhammad bin Shazan al-Wasit}i, ‘Abdul Hamid bin Bayan, dan
Ismail bin Ibrahim al-Balisi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ja’far bin Idris,
Muhammad bin Isa al-S}ofar, Ishaq bin Muhammad al-Qazwaini, dan Sulaiman bin
Yazid al-Qazwaini.82
83 84
Periwayat kedua, Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair al-Hamdani al-
Kha>rifi atau Abu ‘Abdul al-Rahman al-Ku>fi al-Ha>fiz. Berdasarkan riwayat Bukhori
beliau meninggal pada tahun 234 H pada bulan sha’ban atau ramadhan. Adapun
guru-gurunya yaitu Asbat} bin Muhammad al-Qura>shi, Ayahnya ‘Abdullah bin
Numair, Ja’far bin ‘Aun, ‘Abdullah bin Idri>s, Mu’awiyah bin Hisham, dan Ahmad
82 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 355.83 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 468-469.84 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 355.
66
bin Bashi>r al-Ku>fi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibn Ma>jah, Abu Daw>ud,
Muslim, Bukha>ri, ‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, dan Ya’kub bin Shaibah.85
86 87
من
Periwayat ketiga, Asba>t} bin Muhammad, yang mempunyai nama asli Asba>t}
bin Muhammad bin Abdurrahman bin Kha>lid bin Maysarah, yang sebelumnya Asba>t}
bin Muhammad bin Abi Abdurrahman al-Qurashi. Berdasarkan riwayat Ya’kub bin
Shaibah Asba>t} bin Muhammad meninggal pada tahun 200 H pada bulan Muharram.
Adapun guru-gurunya yaitu Sulaiman al-A’mash, Sulaiman al-Taimi, Sufyan al-
Thauri, Hisha>m bin Sa’ad, dan Muhammad bin ‘Ajlan. Sedangkan murid-muridnya
yaitu Muhammad bin Abdullah bin Numair, ‘Abdul al-S}omad bin al-Nu’ma>n, ‘Aun
bin Salllam al-Qurshi, dan ‘Ali bin Tha>bit al-Dihan.88
89 90
85 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 467-468.86 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 251-252.87 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 468-469.88 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 523-524.89 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 185.90 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 524-525.
67
Periwayat keempat, al-A’mash yang mempunyai nama asli Sulaiman bin
Mihra>n al-Asadi al-Ka>hili, atau Abu Muhammad al-Kufi al-A’mash. Berdasarkan
riwayat Abu ‘Awa>nah dan ‘Abdullah bin Da>ud al-A’mash meninggal pada tahun 147
H. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Bashar Ja’far bin Abi Wahshiyyah, Abi ‘Amru
Sa’ad bin Iyas, Thuma>mah bin ‘Uqbah, Sa’id bin Jubeir, Salmah bin Kuhail, dan
Anas bin Ma>lik. Sedangkan murid-muridnya yaitu Asba>t} bin Muhammad al-Qurashi,
Ja’far bin ‘Aun, Jarirr bin Abdul Hamid, Jarir bin Ha>zam, dan ‘Abdullah bin
Numair.91
عمشأل92 93
Periwayat kelima, Ja’far bin Iya>s yang mempunyai nama asli Ja’far bin Iya>s,
adalah Ibn Abi Wahshiyyah, Abu Bishar al-Wa>sit}i. Berdasarkan riwayat Muhammad
91 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 106-110.92 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 195-197.93 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 113-114.
68
bin’Abdullah al-Had}romi dan Abu Nu’aim Ja’far bin Iya>s meninggal pada tahun 123
H. Adapun guru-gurunya yaitu Shahr bin Haushab, Sa’id bin Jubeir, Habib bin
Salim, Bashir bin Tha>bit, dan Khalid bin ‘urfut}oh. Sedangkan murid-muridnya yaitu
Sulaiman al-A’mash, Sufyan bin Husain, Shu’bah bin al-Hajjaj, Abu ‘Awa>nah, dan
Kholaf bin Kholifah.94
95 96
Periwayat keenam, Shahr bin Haushab yang mempunyai nama asli Shahr bin
Haushab al-‘Ash’ari, Abu Sa’id, sebelumnya Abu ‘Abdillah atau Abu ‘Abdurrahman
atau Abu al-Ja’ad. Berdasarkan riwayat Abu Zur’ah al-Dimashqi Shahr bin Haushab
meninggal pada tahun 100 atau 111 H. Adapun guru-gurunya yaitu Ja>bir bin
‘Abdullah al-Ans}ory, Abi Sa’id Sa’ad bin Ma>lik al-Khudri, ‘Umar bin al-Khattab,
Abi Hurairah, dan ‘Aishah Ummu al-Mu’minin. Sedangkan murid-muridnya yaitu
Ja’far bin Abi Hashyah, Tha>bit al-Buna>ni, Hajjaj al-Aswad, Simak bin Harb,
Hammad bin Ja’far al-Bas}ri, dan ‘Uthman bin Nuwairah.97
شهر بن حوشب
94 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 378-379.95 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 71-72.96 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 379-380.97 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 406-408.
69
98 99
،
، ،
شامي,تابعي,ثقة
Periwayat ketujuh, Abi Sa’id yang mempunyai nama asli Sa’id bin Malik bin
Sinan bin ‘Ubaid bin Tha’labah bin ‘Ubaid bin al-Abjar, dia adalah Khudrah bin
‘Auf bin al-Harith bin al-Khazraj al-Ans}ori, atau Abu Sa’id al-Khudri sahabat
Rasulullah saw. Berdasarkan riwayat al-Waqidi dan Yahya bin Bukeir beliau
meninggal pada tahun 74 H di Madinah. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi saw, Zaid
bin Thabit, Jabir bin ‘Abdullah, ‘Umar bin al-Khattab, Mu’awiyah bin Abi Sufyan,
dan Abi Bakar al-S}iddiq. Sedangkan murid-muridnya adalah Shahr bin Haushab,
Mursal, Ibrahim al-Nakho’I, Sa’id bin Jubeir, ‘At}o bin Yasar, Abu Gho>lib, ‘Ubaid
bin ‘Umair, dan Muhammad bin Sirin.100
98 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 324-326.99 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 8, h. 409-410.100 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 103-106.
70
101 102
Periwayat kedelapan, Ja>bir yang mempunyai nama asli Jabir bin Abdullah bin
‘Amrun bin Haram bin Tha’labah bin Ka’ab bin Ghonam bin Ka’ab bin Salamah bin
Sa’ad bin ‘Ali bin Asad bin Saridah bin Tazi>d bin Jusham bin al-Khozraj, al-Ans}ori,
al-Khozroji, al-Salami. Berdasarkan riwayat Abu Nu’aim dan Kholifah bin Khoyyat}
Ja>bir meninggal pada tahun 79 H. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi saw, ‘Ali bin
Abi T}alib, Abi Sa’id al-Khudri, Abi Hurairah, dan Ummi Kalthum anak perempuan
Abi Bakar al-S}iddiq. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr bin Haushab, Abu
Sufyan T}alhah bin Nafi’, Hasan al-Bas}ri, dan ‘Urwah bin al-Zubair.103
جابر104
105
Periwayat kesembilan, Muhammad bin al-S{abah}, yang mempunyai nama asli
Muhammad bin al-S{obah} bin Sufyan bin Abi Sufyan al-Jar Jara’I atau Abu Jafar al-
101 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 481.102 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 106.103 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 291-294.104 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 37-38.105 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 298.
71
Ta>jir. Berdasarkan riwayat Bukhori Muhammad bin S{obah meninggal pada tahun
240 H. Adapun guru-gurunya Sufyan bin Uyainah, Jari>I bin ‘Abdul Hamid, H{atim
bin Ismail, dan Salamah bin S{a>leh. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ibn Majjah,
Abu Daud, Ja’far bin Muhammad al-Firyabi, Abdullah bin Qahtibah, dan Umar bin
Ayub al-Thaqatih.106
107 108
Periwayat kesepuluh, Sufyan bin ‘Uyainah yang mempunyai nama asli
Sufyan bin ‘Uyainah bin Abi ‘Imran, namanya Maimun al-Hilali, Abu Muhammad
al-Kufi. Berdasarkan riwayat ‘Ali bin al-Madani Sufyan bin ‘Uyainah lahir pada
tahun 107 H dan berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Sufyan bin ‘Uyainah
meninggal pada tahun 198 H dimakamkan di ‘Ajwan. Adapun guru-gurunya yaitu
‘Abdul Malik bin ‘Umair, ‘As}im bin ‘Ubaidillah, Suhail bin Abi S}oleh, Shu’bah al-
Hajjaj, Sulaiman al-A’mash, dan Shabib bin Ghorqodah. Sedangkan murid-muridnya
106 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 366-367.107 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 202-204.108 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 367-368.
72
yaitu Muhammad bin al-S{obah al-Jar Jar’I, Qutaibah bin Sa’id, Ahmad bin Hanbal,
dan Ishaq bin Rahawiyah.109
110111
Periwayat kesebelas, Muhammad bin Bashar yang mempunyai nama asli
Muhammad bin Bashar bin ‘Uthman bin Daud bin Kisan al-‘Abdi, atau Abu Bakar
al-Bas}ri Bundarun. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Ishaq al-Thaqafi beliau
lahir pada tahun 167 H, sedangkan Abu Hatim mengatakan beliau meninggal pada
bulan Rajab 252 H. adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdul al-S}omad
(Abu Abdul S{omad), Ja’far bin ‘Aun, Quraish bin Anas, dan Yusuf bin Ya’kub.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Bukhori, Muslim, Abu Daud, al-Turmudzi, al-
Nasai, dan Ibn Majah.112
113 114
109 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 7, h. 368-375.110 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 104-107.111 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 7, h. 376-381.112 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 16, h. 132-136.113 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 62-63.
73
،
Periwayat keduabelas, Abu ‘Abdul al-S{omad yang mempunyai nama asli
‘Abdul al-‘Aziz bin ‘Abdul al-S}omad al-‘Ammi. Berdasarkan riwayat dari Abu Daud
beliau meninggal pada tahun 178 H. Adapun guru-gurunya yaitu Mat}or al-Warroq,
Mans}ur bin al-Mu’tamar, Yahya al-Baka, Abi Harun, dan Daud bin Abi Hindun.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Hanbal, Muhammad bin Bashar,
Yahya bin Ma’in, ‘Amrun bin ‘Ali, dan ‘Amrun bin ‘Isa.115
116
، ،
Periwayat ketigabelas, Mat}or al-Waroq yang mempunyai nama asli Mat}or
bin T{ahma>n al-Warraq, Abu Raja al-Khurasa>ni, Maula ‘Ilba al-Sulami. Berdasarkan
riwayat ‘Amru bin ‘Ali Mat}or meninggal pada tahun 129 H. Adapun guru-guru
beliau yaitu Shahr bin Haushab,’Abdullah bin Buraidah, Zahdam al-Jarmi, ‘Amru
114 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 16, h. 135-136.115 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 17, h. 165-167.116 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 17,h. 166-167.
74
bin Dinar, al-Hakam bin ‘Utaibah, dan Hasan al-Bas}ri. Sedangkan murid-muridnya
yaitu ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdul al-S{omad, Hamma>d bin Zaid, Syu’bah bin al-Hajjaj,
‘Abdul ‘Aziz bin Muslim, Rauh bin al-Qasim, dan Husain al-Mu’allim.117
118119
Periwayat keempatbelas, Abi Hurairah yang mempunyai nama asli Abu
Hurairah al-Du>si al-Yamani. Berdasarkan riwayat D}amrah bin Rabi’ah dan al-
Haitham bin ‘Adi Abi Hurairah wafat pada tahun 58 H. adapun guru-gurunya yaitu
Nabi Saw, ‘Umar bin al-Khattab, ‘Aisyah, Ubai bin Ka’ab, dan Ka’ab al-Ahbar.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr bin Haushab, Sulaiman bin Yasar, Sa’id bin
al-Musayyab, Rabi’ah al-Jarshi, dan Ramih al-Jaza>mi.120
121122
117 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 18, h.136.118 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 152-153.119 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 18, h. 136-137.120 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 22, h. 90-99.121 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 294-298.122 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243.
75
c) Jalur Periwayatan Muslim
Periwayat pertama, Muslim yang mempunyai nama asli Muslim bin al-Hajja>j
bin Muslim al-Qashairi, atau Abu al-Husein al-Naysaburi al-Hafiz. Berdasarkan
riwayat al-Hakim Muslim dilahirkan pada tahun 204 H dan meninggal pada tahun
261 H pada bulan Rajab. Adapun guru-gurunya yaitu Qutaibah bin Sa’id, Sa’id bin
Mans}ur, Daud bin Rashid, Ibrahim bin Dinar al-Tama>r, dan Ibrahim bin Musa al-
Ra>zi. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Tirmidzi, Ibrahim bin Abi T}alib, Abu al-
Fad}l Ahmad bin Salamah al-Ha>fiz, dan S}olih bin Muhammad al-Baghdadi al-
Hafiz.123
مسلم124
125
Periwayat kedua, Qutaibah bin Sa’id mempunyai nama asli Qutaibah bin
Sa'id bin Jami>l bin T{ariq bin Abdillah al-Thaqafi atau Abu Raja al-Balkhilyu al-
Baghlaniyyu. Berdasarkan riwayat Musa bin Harun beliau lahir pada tahun 148 H
123 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 15, h. 205-206.124 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 113-114.125 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 207-208.
76
dan meninggal pada tahun 240 H. Adapun guru-gurunya yaitu Ibrahim bin Sa'id al-
Madany, Jarir bin Abdul Hamid, Humaid bin Abdurrahman, dan Sufyan bin
'Uyainah. Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Turmudzi, Ahmad bin Sa'id al-
Darimi, Ahmad bin Hanbal, al-Nasai, Ibn Majah.126
قتيبة بن سعيد 127 128
Periwayat ketiga, Jarir yang mempunyai nama asli Jari>r bin ‘Abdul Hamid bin
Qurt}in al-D}obiyyu, Abu ‘Abdillah al-Ra>zi al-Qa>di. Berdasarkan riwayat Hanbal bin
Ishaq Jarir lahir pada tahun 107 H, dan berdasarkan riwayat Muhammad bin
‘Abdullah al-Hadromy beliau meninggal pada tahun 188 H. Adapun guru-gurunya
yaitu Jarir bin Yazid bin Jarir bin ‘Abdullah al-Bajaly, Hasan bin ‘Ubaidillah,
Sulaiman al-Taimiy, Sulaiman al-A’mash, Sufyan al-Thauri, dan ‘Abdul Malik bin
‘Umair. Sedangkan murid-muridnya yaitu Qutaibah bin Sa’id, Ishak bin Musa al-
Ans}ori, Muhammad bin S}obah al-Jarjara>i.129
جرير
126 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal, juz 15, h. 236-239.127 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 360.128 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243.129 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal ,juz 3, h. 357-359.
77
130 131
Periwayat keempat, Ishaq bin Ibrahim yang mempunyai nama asli Ishaq bin
Ibrahim bin Makhlad bin Ibrahim bin Mat}ar al-Hanzaliy Abu Ya'qub al-Marwazi al-
Ma'ruf bin Ibn Rahawaihi. Berdasarkan riwayat Hafidh Abu Bakar beliau lahir pada
tahun 166 H Berdasarkan riwayat Husein bin Muhammad bin Ziyad al-Qabbaniyu
Ishaq bin Ibrahim meninggal pada tahun 238 H pertengahan bulan Sya'ban. Menurut
Imam bukhari Ishaq bin Ibrahim wafat ketika usia 77 tahun. Adapun guru-gurunya
yaitu Ibrahim bin Hakam, Jari>r bin Abdul Hamid, Bashar bin Abdul Hami>d, Hatim
bin Abdul Ismail, dan 'Isa bin Yunus. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abdullah bin
Muhammad, Ahmad bin Salamah, dan Muhammad bin Rafiq.132
133 134
130 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 65-66.131 Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal fi> Asma al-Rijal ,juz 3, h. 359-363.132 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 2, h. 10-13.133 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 190-192.134 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 239-243.
78
حديث
Periwayat kelima, Jarir yang mempunyai nama asli Jarir bin Yazid bin Jarir
bin ‘Abdillah al-Bajali. Beliau tidak ditemukan tahun kelahiran dan wafatnya.
Adapun guru-gurunya yaitu Ayahnya Yazid bin Jarir, dan Anak Pamannya Abi
Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir. Sedangkan murid-muridnya yaitu Jarir bin ‘Abdul
Hamid, ‘Abdul hamid bin Ja’far al-Ans}ori, Hushaim bin Bashir, Abu Mu’adz ‘Isa bin
yazid, dan Yunus bin ‘Ubaid.135
جرير136 137
Periwayat keenam. ‘Umar bin ‘Ubaid yang mempunyai nama asli ‘Umar bin
‘Ubaid bin Abi Umayyah al-T{ona>fisi al-Hanafi al-Iyadi, Mawla Abu Hafs}in al-Kufi,
Saudara laki-laki Muhammad bin ‘ubaid dan Ya’la bin ‘Ubaid, dan Ibrahim bin
‘Ubaid, dan Idris bin ‘Ubaid. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad dan
Muhammad bin ‘Abdullah al-Had}romy beliau meninggal pada tahun 185 H. Adapun
135 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 364.136 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 66.137 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 364-365.
79
guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair, ‘At}a bin al-Sa>ib, Sulaiman al-A’mash,
Mansur bin al-Mu’tamir, dan Ayah Ishaq al-Sabi’i. Sedangkan murid-muridnya
adalah Muhammad bin ‘Abdullah bin Numair, Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin al-
Syahid, Sufyan bin Waki’, dan Muhammad bin Abi Shaibah.138
عمر بن عبيد139
140
ا
Periwayat ketujuh, Sa’id bin ‘Amru al-Ash’athi yang mempunyai nama asli
Sa’id bin Sahl bin Ishaq bin Muhammad bin al-Ash’athi bin Qais al-kindi al-
Ash’athi Abu ‘Usman al-Kufi. Berdasarkan riwayat Mut}oyyan beliau meninggal
pada tahun 230 H pada bulan S{afar. Adapun guru-gurunya yaitu Abi Zubaidi
‘Abthar bin al-Qa>sim, ‘Abdullah bin al-Mubarak, Sufyan bin ‘Uyainah, Abi Bakar
bin Shu’aib, dan ‘Abdul al-Rahi>m bin Sulaiman. Sedangkan murid-muridnya yaitu
Muslim, Ahmad bin Ismail bin ‘Umar, Muhammad bin al-Husain bin Ishkab,
Muhammad bin ‘Uthman bin Abi Syaibah, dan Musa bin Harun al-Hafiz.141
شعثيأل
138 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 128.139 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 7, h. 422-423.140 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 14, h. 128-129.141 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 271-272.
80
142 143
ثقة
Periwayat kedelapan, ‘Abthar yang mempunyai nama asli ‘Abthar bin al-
Qasim al-Zubaidi, atau Abu Zubaidi al-Kufi. Berdasarkan riwayat Abu Ha>tim
‘Abthar meninggal pada tahun 179 H. Adapun guru-gurunya yaitu Mut}orif bin T{orif,
Sufyan al-Thauri, Sulaiman al-Taimi, Sulaiman al-A’Mash, dan Ismail bin Abi
Kholid. Sedangkan murid-muridnya yaitu Sa’id bin ‘Amru al-Ash’athi, Qutaibah bin
Sa’id, Yahya bin Adam, Muhammad bin Basyar bin al-‘Abdi, dan S{olih bin
‘Abdullah al-Tirmidzi.144
عبثر145 146
Periwayat kesembilan, Mut}orif yang mempunyai nama asli Mut}orif bin T{orif
al-Harithi, atau al-Khoriqi, Abu Bakar, atau Abu ‘Abdurrahman. Berdasarkan
142 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 61.143 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 272.144 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 489-490.145 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 119-120.146 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 490.
81
riwayat ‘Amru bin ‘Ali dan Abu ‘Isa al-Tirmidzi Mut}orif meninggal pada tahun 143
H. Adapun guru-gurunya yaitu al-Hakam bin’Utaibah, Salamah bin Kuhail, ‘Umair
bin Sa’id, Abi Ishaq al-Sabi’I, Abi al-Hasan, dan Sulaiman al-A’mash. Sedangkan
murid-muridnya yaitu Abu Zubaidi ‘Abthar bin al-Qasim, ‘Abdullah bin Idris,
‘Abdul ‘Aziz bin Muslim, Ja’far bin Zaid al-Ahmar, dan Asbat} bin Muhammad al-
Qurshi.147
148 149
Periwayat kesepuluh, al-Hakam yang mempunyai nama asli Al-Hakam bin
‘Utaibah al-Kindi atau Abu Muhammad Maula Perempuan dari Kinda. Berdasarkan
riwayat dari Abu Bakar bin Muhawiyah beliau lahir pada tahun 50 H dan meninggal
pada tahun 113 H. Adapun guru-gurunya yaitu Al-Hasan al-‘Araniyyu, Sa’id bin
Jabir, Mujahid bin Jabir, dan Yazid bin Sharik al-Taimi. Sedangkan murid-muridnya
yaitu Mut}orif bin Torif, Mans}ur bin al-Mu’tamar, Malik bin Magul, Shu’bah bin al-
Hajjaj, dan Muhammad bin Qais.150
م
147 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 18, h. 141-142.148 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 156-157.149 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 18, h. 142-143.150 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h. 94-98.
82
151152
ثبت
Periwayat kesebelas, Al-Hasan yang mempunyai nama asli al-Hasan bin
‘Abdullah al-‘Arani al-Bajli. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Amru bin Huraithin, Sa’id
bin Jabir, ‘Abdullah bin ‘Abbas, dan Yahya al-Jazar. Sedangkan murid-muridnya
yaitu al-Hakam bin ‘Utaibah, ‘Abdul Malik bin ‘Abdurrahman, Salmah bin Kuhail,
dan ‘Azrah bin Abdurrahman.153
154 155
Periwayat Keduabelas, Ibn Abi ‘Umar yang mempunyai nama asli
Muhammad bin Yahya bin Abi ‘Umar al-‘Adni, Abu ‘Abdullah. Berdasarkan riwayat
151 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 372-373.152 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h. 96-98.153 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 195-196.154 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 2, h. 252-253.155 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196.
83
Bukhari Ibn Abi ‘Umar meninggal pada tahun 243 H di Mekkah. Adapun guru-
gurunya yaitu Sufyan bin ‘Uyainah, Ayub bin Wa>s}il, Mu’tamar bin Sulaiman, al-
Walid bin Muslim, dan Yazid bin Harun. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muslim,
al-Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Ha>tim al-Ra>zi, Abu Zur’ah al-Ra>zi, dan Abu Zur’ah al-
Dimashqi.156
157158
Periwayat ketigabelas, Yahya bin Habib al-Harithi mempunyai nama asli
Yahya bin Habi>b bin ‘Arabi al-Harithi, atau Abu Bakar Zakaria al-Bas}ri. Adapun
beliau meninggal pada tahun 148 H menurut Muhammad bin Ishaq al-Sarra>j. Adapun
guru-gurunya Hama>d bin Zaid, Abdul Wahab al-Thaqafi, dan Mu’tamar bin
Sulaiman. Sedangkan murid-muridnya adalah Bukhori, Yusuf bin Ya’qub al-Qa>d{i,
Ismail bin Ahmad al-Bas}ri, dan Ja’far bin Ahmad bin Sinan al-Qat}t}a>n.159
160
156 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196.157 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 457-458.158 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 196.159 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 20, h.52-53.160 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 11, h. 172.
84
161
Periwayat Keempatbelas, Hamma>d bin Zaid yang mempunyai nama asli
Hamma>d bin Zaid bin Dirham al-Azdi al-Jahdomi, Abu Ismail al-Bas}ri al-Azroq,
Maula Ja>rir bin Ha>zim. Berdasarkan riwayat Khalid bin Khidash beliau dilahirkan
pada tahun 98 H, dan meninggal pada tahun 179 H pada bulan Ramadhaan hari
Jumat di Malam hari menurut riwayat Amir dari riwayat Ummu Hammad bin
Zaid.Adapun guru-gurunya yaitu Muhammad bin Shabib al-Zahrani. Suhail bin Abi
S}oleh, Imran bin Khudair, dan ‘As}im al-Ahwal. Sedangkan muridnya yaitu Yahya
bin Habi>b, Hamid bin ‘Umar al-Bakariyu, Kholid bin Khidash, dan Hasan bin Rabi
al-Bura>ni.162
163 164
161 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 20, h.53.162 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h.167-170.163 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 9-11.164 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 5, h.171-175.
85
Periwayat kelimabelas, Muhammad bin Shabib mempunyai nama asli
Muhammad bin Shabib al-Zahrani al-Bas{ri. Adapun guru-gurunya yaitu Shahr bin
Haushab, Abdul Malik bin Umair, Amir al-Sha’bi, dan Hasan al-Bas}ri. Sedangkan
murid-muridnya yaitu Hamad bin Zaid, Syu’bah bin al-H{ajja>j, dan Hisham bin
H{asan.165
166
167
d) Jalur Periwayatan Ahmad bin Hanbal
Ahmad bin Hanbal merupakan perawi hadis yang mempunyai kitab musnad
yang bernama Musnad Ahmad bin Hanbal. Adapun keterangannya telah ditelusuri
pada halaman 40-41.
Periwayat pertama yaitu Aswad bin Amir yang mempunyai nama asli Aswad
bin Amir Sha>dhan atau Abu Abdurahman al-Shamiy. Beliau meninggal menurut
Muhammad bin Sa’ad pada tahun 208 H. Adapun guru-gurunya Zuhair bin
Muawiyyah, Hamad bin Zaid, Sufyan al-Thauri, dan Shu’bah al-H{ajja>j. Sedangkan
165 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 351.166 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 9, h. 193.167 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 16, h. 351.
86
murid-muridnya yaitu Ahmad bin Muhammad al-Hanbal, Muhammad bin Ha>tim bin
Bazi’, dan Ibrahim bin Sa’id al-Jauhari.168
169 170
Periwayat kedua, Zuhair yang mempunyai nama asli Zuhair bin Mu’awiyah
bin Hadi>j bin al-Rahil bin Zuhair bin Khaithamah al-Ju’fi Abu Khaithamih al-Ku>fi,
Saudara dari Hadi>j bin Muawiyyah. Berkata Abu Bakar Manjuwiyah beliau
meninggal 177 H. Adapun guru-gurunya yaitu Wa>s}il bin Hayya>n, Hisham bin Urwah
dan Ibrahim bin ‘Uqbah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Abdullah bin
Yunus, ‘Aun bin Salam, Ubaidillah bin Musa, dan Aswad bin Amir.171
172
173
168 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 227.169 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h.297.170 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 226-227.171 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 347-350.172 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 303-304.173 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 347-350
87
ثبت
Periwayat ketiga, Wa>sil bin Hayya>n yang mempunyai nama asli Wasil bin
Hayyan al-Ahdab al-Asdi, al-Kufi Baya’ al-Sa>buri. Berdasarkan riwayat dari Abu
Nu’aim 120 H. adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdullah bin Buraidah, al-Ma’rur bin
Suaid, ‘Abdullah bin Abi al-Hazil, Sharih al-Qa>di, dan Abi Wail Shaqiq bin Abi
Salamah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Zuhair bin Mu’awiyah, Sufyan al-
Thauri, Shu’bah al-Hajjaj, Jarir bin Hazim, Harith bin Abi Mator.174
175
176
Periwayat keempat, ‘Abdullah bin Buraidah yang mempunyai nama asli
‘Abdullah bin Buraidah bin al-Has}ib al-Aslami, Abu Sahal al-Maruzi. Berdasarkan
riwayat Abu Hatim bin Hibba>n ‘Abdullah bin Buraidah meninggal pada tahun 105
174 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 19, h. 355-356.175 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 14, h. 91.176 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 19, h. 356.
88
H. Adapun guru-gurunya yaitu Buraidah bin al-Has}i>b(ayahnya), Sa’id bin al-
Musayyab, ‘Amir al-Sha’bi, ‘Abdullah bin ‘Abbas, ‘Abdullah bin Mas’ud, dan
Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sedangkan murid-muridnya yaitu Mat}or al-Warroq,
Muqatil bin Hayyan, Qatadah, ‘At}o bin al-Saib, dan ‘Abdullah bin al-‘Aizar.177
178
179
Periwayat kelima, Buraidah (Ayahnya ‘Abdullah bin Buraidah) yang
mempunyai nama asli Buraidah bin Has}ib bin ‘Abdullah bin al-Harith bin al-A’raj
bin Sa’ad bin Razah bin ‘Adi. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad beliau
meninggal pada tahun 63 H di Khurasan. Adapun guru-gurunya yaitu Nabi Saw.
Sedangkan murid-muridnya yaitu ‘Abdullah bin Buraidah, ‘Abdullah bin’Abbas,
Sulaiman bin Buraidah, ‘Abdullah bin Maulah, dan ‘Amir al-Sha’bi.180
181
182
177 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 36-38.178 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 137-138.179 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 38.180Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 30-32.181 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 378-379.182 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 10, h. 38.
89
Periwayat keenam, Mu’tamar bin Sulaiman yang mempunyai nama asli
Mu’tamar bin Sulaiman bin T{orhon al-Taimi, Abu Muhammad al-Bas}ri.
Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Mu’tamar dilahirkan 106 H dan wafat
pada tahun 187 H di Bas}rah. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul Malik bin ‘Umair,
‘Abdullah bin ‘Aun, Sulaiman bin al-Mughirah, Humaid al-T{owil, Shabib bin ‘Abdul
Malik, Kahmas bin al-Hasan, dan ‘Imran bin Hudair. Sedangkan murid-muridnya
yaitu Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawiyah, Sa’id bin Mans}ur, dan Muhammad
bin Abi al-Aswad.183
184
185
Periwayat ketujuh, Abi Bashar yang mempunyai nama asli Baya>n bin Bashar
al-Ahmas al-Bajli, Abu Bashar al-Kufi al-Ma’lum. Beliau tidak diketahui lahir dan
wafatnya. Adapun guru-guru beliau yaitu Anas bin Malik, Ibrahim al-Taimi,
‘Abdurrahman bin Abi Laila, T{alhah bin Mas}rif, dan Musa bin T{alhah bin
183 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 28, h. 250-253.184 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 10, h. 204-205.185 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 28, h. 254-256.
90
‘Ubaidillah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shu’bah bin al-Hajjaj, Sufyan bin
‘Uyainah, Sufyan al-Thauri, Mu’tamar bin Sulaiman, dan Zuhair bin Mu’awiyah.186
187 188
Periwayat kedelapan, Abana Ibn Yazid al-A’t}or yang mempunyai nama asli
Aba>na bin Ya>zid al-‘At}or al-Bas}ri atau Abu Yazid. Adapun guru-gurunya yaitu
Qata>dah bin Di’amah, al-Hasan al-Bas}ri, ‘Amru bin Dinar, Mat}or al-Warraq, dan
Malik bin Dinar. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abdullah bin al-Mubarak,
Hibban bin Hilal, Salim bin Ibrahim al-Warraq, dan ‘Abdullah bin Musa.189
190
191
186 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 197.187 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 444.188 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 3, h. 197.189Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 309.190 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 1, h. 87-88.191 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 1, h. 309-310.
91
Periwayat kesembilan, Qatadah yang mempunyai nama asli Qatadah bin
Di’amah bin Qatadah, atau Qatadah bin Di’amah bin ‘Akabah, al-Sadusi.
Berdasarkan riwayat Abu Bakar bin Abi Haisamah beliau lahir pada tahun 60 H dan
berdasarkan riwayat Yahya bin Ma’in beliau meninggal pada tahun 117 H. Adapun
guru-gurunya yaitu Shahr bin Haushab, Sulaiman bin Yasar, Sa’id bin al-Musayyab,
al-Hasan al-Bas}ri, Sofwan bin Mahraz. Sedangkan murid-muridnya yaitu Abana bin
Yazid al-‘At}or, Jarir bin Hazim, Hammad bin Salamah, Harb bin Shadad, dan
Humaid al-T}owil.192
193
194
معني : ثقة
192 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 224-233.193 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 8, h. 315-319.194 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 15, h. 226-233.
92
Periwayat kesepuluh, At}a’ bin al-Sa>ib yang mempunyai nama asli At}a’ bin
al-Saib bin Malik dan dia adalah Ibn Zaid yang sering dikatakan Ibn Yazid al-
Thaqafi. Berdasarkan riwayat Bukhori beliau (At}a’) meninggal pada tahun 136 H.
Adapun guru-gurunya yaitu Anas bin Malik, Abdullah bin Buraidah, Ikrimah murid
Ibn Abbas, dan Abdurahman bin Abi Laila. Sedangkan murid-muridnya ialah Ismail
bin Abi Khalid, Jari>r bin ‘Abdul Hamid, Zuhair bin Mua’wiyah, dan Zaidah bin
Qadamah.195
196
197
Periwayat kesebelas, Rauh yang mempunyai nama asli Rauh bin ‘Iba>dah bin
al-’Ala bin Hasan bin ‘Amru bin Marthadi al-Qaisi atau Abu Muhammad al-Bas}ri.
Berdasarkan riwayat Khalifah bin Khayyat} dan Muhammad bin ‘Abdullah al-
Had}romi Rauh meninggal pada tahun 205 H pada bulan Jumadil Awal. Adapun guru-
195 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 13, h. 54-59.196 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 571-574.197 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 13, h. 57-59.
93
guru beliau yaitu Sa’id bin Abi ‘Urubah, Hammad bin Zaid, Hammad bin Salamah,
Zuhair bin Muhammad al-Tamimi, Sufyan al-Thauri, dan Sufyan bin ‘Uyainah.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Ahmad Sinan
al-Qat}an, Hajjaj bin al-Sha’ir, dan Abu Khaithamah Zuhair bin Harb.198
199
200
Periwayat keduabelas, Sa’id yang mempunyai nama asli Sa’id bin Abi
‘Urubah: Mihran al-‘Aduwi, Abu al-Nad}r. Berdasarkan riwayat Bukhari Sa’id
meninggal pada tahun 156 H. Adapun guru-gurunya yaitu Qatadah bin Di’amah,
Malik bin Dinar, Muhammad bin Sirin, Sulaiman al-A’mash, dan al-Hasan al-Bas}ri.
Sedangkan murid-muridnya yaitu Rauh bin ‘Ibadah, Ja’far bin ‘Aun, Asbat} bin
Muhammad, Kholid bin ‘Abdullah, dan Sufyan al-Thauri.201
سعيد
198 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 235-237.199 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 253-255.200 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 238-240.201 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 262-263.
94
202 203
Periwayat ketigabelas, ‘Abdurrahman bin Ghonam yang mempunyai nama
asli ‘Abdurrahman bin Ghonam al-Ash’ari al-Sha>mi. berdasarkan riwayat Khalifah
bin Khiyat} ‘Abdurrahman bin Ghonam meninggal pada tahun 78 H. Adapun guru-
gurunya yaitu Nabi saw, Abi Hurairah, ‘Umar bin al-Khattab, ‘Uthman bin ‘Affan,
Mu’adz bin Jabal, dan ‘Ali bin Abi T}olib. Sedangkan murid-muridnya yaitu Shahr
bin Haushab, Sofwan bin Salim, Suwar bin Shabib, dan Yusuf bin Hashim.204
205 206
شامي تابعي ثقة
202 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 56-59.203 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 263-265.204 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 231.205 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 6, h. 157-158.206 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 11, h. 232-233.
95
Periwayat keempatbelas, Muhammad bin ‘Ubaid yang mempunyai nama asli
Muhammad bin ‘Ubaid bin Abi Umayyah atau ‘Abdul ar-Rahman Isma>’il al-
T{onafasi. Berdasarkan riwayat Muhammad bin Sa’ad Muhammad bin ‘Ubaid
meninggal pada tahun 204 H. Adapun guru-gurunya yaitu Aba>na bin Ishaq, Abi
Hayyan al-Taimi, Hisham bin ‘Urwah, ‘Abdul Mlaik bin Abi Sulaiman, dan Hilal bin
Salman. Sedangkan murid-muridnya yaitu Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Sinan al-
Qat}an, Qutaibah bin Sa’id, dan Yahya bin Ma’in.207
208
209
يعلى
Periwayat kelimabelas, S}olih yaitu Ibn Hayya>n yang mempunyai nama asli
S{olih bin Hayya>n al-Qurashi, atau al-Farasi. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdullah
bin Buraidah, Mas’ud bin Ma>lik bin Ma’bud al-Asdi, dan Abi Wa>il Shaqiq bin
Salamah al-Asdi. Sedangkan murid-muridnya yaitu Muhammad bin ‘Ubaid al-
207 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 27-28.208 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 7, h. 308-309.209 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 28-30.
96
T{onafasi, Abu Bakar bin ‘Iyash, Muhammad bin Bashar al-‘Abdi, dan ‘Abdah bin
Sulaiman.210
211
212
3.Telaah Matan Hadis
Dalam hal ini penulis masih menggunakan metode S{olahudin al-Adlabi yang
ditinjau dari tiga aspek. Pertama peninjauan yang dilakukan melalui hadis-hadis
Manna wa Salwa yang penulis telah temukan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis
tidak menemukan hadis-hadis yang saling bertentangan, adapun hadis-hadisnya
sebagai berikut :
213
210 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h. 19-20.211 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 4, h. 9-10.212 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 9, h.19-20.213 Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, Juz 3, h. 48.
97
.214
Dua hadis ini menunjukkan tidak ada pertentangan antara hadis yang satu
dengan hadis lain segi matanya tidak perlu diragukan lagi. Adapun hadis-hadis yang
ditemukan penulis ini merupakan hadis yang berasal dari penelusuran penulis
sendiri.
Kedua, peninjauan menurut ayat al-Qur’an. Dalam hal ini penulis
mengambil surat al-Baqarah ayat 57 “ Dan kami menaungi kamu dengan awan dan
kami menurunkan kepadamu Manna wa Salwa. “Makanlah yang baik-baik dari
rezeki yang telah kami berikan kepadamu”. Mereka tidak menzalimi kami tapi
merekalah yang menalimi diri sendiri. Pengertian manna pada ayat ini berupa
manisan yang ada terus menerus dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Sedangkan Salwa berupa burung puyuh yang mengambil makanan secukupnya dan
burung tersebut mengandung protein dalam tubuhnya.215 secara jelas ayat ini
mendukung hadis tentang Manna.
Ketiga, Peninjauan secara historis dan akal. Berdasarkan sejarah
sesungguhnya manna diberikan kepada Bani Israil yang melakukan perjalanan
214 Muslim, S}ohih Muslim, Juz 10, h. 366.215 Depag, Tafsir al-Qur’an tematik “Kesehatan dalam Perspektif Islam”, ( Jakarta: Lajnah
Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009), h. 265-266.
98
panjang dengan susah payah dari Mesir ke Syiria. Kemudian Allah memerintahkan
untuk memakan makanan yang baik dari rezeki yang telah dilimpahkan. Walaupun
hadis ini di tunjukkan kepada Bani Israil tetapi berlaku kepada seluruh umat
Islam.216
C. Teks Hadis dan Terjemahnya Tentang Madu
217
Artinya :Telah diriwayatkan oleh Ibn Ma>jah dari Mahmud bin Khaddashdari Sa’id bin Zakariya al-kurshi dari al-Zabir bin Sa’id al-Hashimi dari ‘AbdulHamid bin Salim dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw bersabda : “Siapasaja yang makan madu tiga hari dalam setiap bulan, tidak akan tertimpa atasnyabala yang besar.
1. Takhrij Hadits
Penelitian selanjutnya hadits mengenai Madu yang ditemukan dalam kitab
al-Mu’jam al-Mufahras karya Wensinck, kedua Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>
karya Abu Hajar Muhammad Sa’id bin Bashu>ni Zaghlu>l, dan ketiga Mifta>hu Kunu>z
al-sunnah karya Muhammad Fuad Abdul Baqi , dan kempat Musnad Ahmad bin
Hanbal atau kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat al-At{ra>f. Penjabarannya
sebagai berikut.
216 Depag, Tafsir al-Qur’an tematik “Kesehatan dalam Perspektif Islam” , h. 266.217 al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz 2, kitab , bab , h. 333
99
Pertama, dalam kitab al-Mu’jam al-Mufahras penulis menelusuri لعق, عسل,
Berikut ini adalah data-data yang ditemukan penulis:
218من لعق: لعق.
219:عسل.
.:220
Hasil penelusuran dalam Kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadithعسللعق7جه : طب 7جه : طب 7جه : طب
Adapun keterangan hadis yang didapat penulis hanya berjumlah 1 hadis yang
berasal dari Sunan Ibnu Ma>jah. Terdapat dalam kitab al-Ti{b bab 7.
Kedua, dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi> penulis menelusuri
dan menemukan keterangan sebagai berikut :
Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi>221
140: 10فتح
4570
هـ 3450هـ
2 :125
69
40: 3عقيلي
762ضعيفة
218 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 6, h. 122.219 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 4, h. 213.220 Wensinck, al-Mu’ja>m al-Mufahras Li al-Faz al-Hadi>th al-Nabawi, Juz 1, h. 220.221 Zaglu>l, Mausu>’atu al-At}ra>f Fi> al-Hadi>thi al-Nabawi juz 8, h. 536.
100
3 :215
5 :1956
ز :ـكن 3441ز كنـ
Adapun keterangan yang didapat penulis dalam kitab Mausu>’at At}ra>f al-
Hadi>th al-Nabawi, sepuluh keterangan satu dari al-Kutub al-Sittah yaitu Sunan Ibnu
Ma>jah hadis ke 3450 . Sedangkan sembilan lagi berasal dari kitab-kitab hadis dan
beberapa kamus hadis yang sesuai dengan tabel diatas.
Ketiga, Penulis menelusuri melalui kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi
Ma’rifat al-At{ra>f ditelusuri melalui periwayatan sahabat, adapun keterangan yang
didapat dalam kitab tersebut sebagai berikut.
222تقريب
عظيم3450
Keterangan yang didapat dalam kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi Ma’rifat
al-At{ra>f hanya satu yaitu hadis yang berasal dari Ibn Ma>jah, nomer hadis 3450.
Demikianlah penelusuran yang didapat penulis dari empat metode yang
digunakan dalam melakukan takhri>j hadits, akan tetapi penulis tidak menemukan
pada kitab Miftah Kunu>zuz al-Sunnah. Dari keterangan yang didapat di atas penulis
menemukan hanya 1 hadis.
222 Yusuf bin 'Abdurahman al-Mizzi, Taqri>b Tukhfatul al-Ashra>f bi Ma'rifat al-At}ra>f , Juz 3,(Beirut : Muassastu al-Kutub Al-Thiqafiyah, 1994), h.102.
101
a) Hadis yang berasal dari kitab al-Mu’jam al-Mufah}ras li> al-Faz al-Hadith,
Mausu>’at At}ra>f al-Hadi>th al-Nabawi, dan kitab Taqri>bu Tukhfat al-Ashraf bi
Ma’rifat al-At{ra>f
" 7طبسنن
3450.
223
2. Identifikasi Sanad
Pada bagian ini penulis akan melakukan penelitian yang ditinjau dari segi
sanadnya, setelah melakukan penelusuran pada bagian hadisnya maka penulis
menemukan beberapa sanad yang perlu ditinjau sehingga dapat diketahui layak atau
tidaknya hadis tersebut, khususnya hadis mengenai kedokteran Nabi. Adapun
riwayat yang ditemukan penulis terdapat dalam table berikut ini.
223 al-Qazwaini, Sunan Ibn Majjah, Juz 2, h. 333.
102
Berdasarkan tabel diatas penulis hanya menemukan satu jalur periwayatan,
berdasarkan tiga kamus yang digunakan, keterangan yang didapat hanya
menunjukkan hadits dari Ibn Majjah saja, selain dari itu penulis tidak mendapatkan
keterangannya. Adapun keterangan yang didapat sebagai berikut.
Periwayat pertama, Ibn Ma>jah. Untuk periwayatan periwayatan Ibn Ma>jah
penulis telah menjelaskan pada halaman 65.
Periwayat kedua, Mahmud bin Khida>sh yang mempunyai nama asli Mahmud
bin Khida>sh, Abu Muhammad al-T{olaqa>ni. Berdasarkan riwayat Muhammad bin
Ishaq al-Thaqafi Mahmud bin Khida>sh lahir pada tahun 160 H dan meninggal pada
tahun 250 H. Adapun guru-gurunya yaitu Sa’id bin Zakaria al-Mada>ni, Sufyan bin
‘Uyainah, ‘Abdul ar-Rahman bin Mahdi, Ahmad bin Hanbal, dan ‘Isa bin Yunus.
Sedangkan murid-muridnya yaitu al-Tirmidzi, Ibn Majah, al-Nasai, Ya’kub bin Ishaq
al-Kindi, Ahmad bin Muhammad al-Asdi, dan Ibrahim bin Ishaq al-Harabi.224
225
226
,
224 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 475.225 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 26.226 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 17, h. 475-476.
103
Periwayat ketiga Sa’id bin Zakaria al-Qurashi yang mempunyai nama asli
Sa’id bin Zakaria al-Qurshi, Abu ‘Uthman, atau Abu ‘Umar al-Mada>ini. Adapun
guru-gurunya yaitu al-Zubair bin Sa’id al-Ha>shimi, Zakaria bin Yahya, ‘Ali bin
Sa>rah, Sa’id bin al-Hakam, dan Tha>bit bin Qais al-Madini. Sedangkan murid-
muridnya yaitu Mahmud bin Khidash, Ziaad bin Ayub, Yahya bin Ma’in, dan
Ahmad bin Hanbal.227
228 229
ا
،
Periwayat keempat yaitu al-Zubair bin Sa’id al-Hashimi yang mempunyai
nama asli al-Zubair bin Sa’id bin Sulaiman bin Sa’id bin Naufal bin al-Ha>rith al-
Qurashi al-Hashimi, Abu al-Qa>sim atau Abu Hashim al-Madini. Beliau tidak
ditemukan tahun kelahirannya dan wafatnya. Adapun guru-gurunya yaitu ‘Abdul
Hamid bin Salim, ‘Amru bin Dinar, S}ofwan bin Sa>lim, Muhammad bin al-Munkadir,
dan al-Yasi’ bin al-Mughirah. Sedangkan murid-muridnya yaitu Sa’id bin Zakaria al-
227 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 191-192.228 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 322.229 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 7, h. 193.
104
Madaini, Isma’il bin Iyash, Jarir bin Ha>zim, Mut}orif bin ‘Abdullah al-Madani, dan
‘Abdul Hamid bin Zakaria.230
231 232
ريا ضعيف
Periwayat kelima ‘Abdul Hamid bin Salim yang mempunyai nama asli yang
mempunyai nama asli ‘Abdul Hamid bin Salim, Abu Salim, maula ‘Amru bin al-
Zubair. Beliau tidak ditemukan tanggal kelahiran dan wafatnya. Adapun guru-
gurunya yaitu hanya Abi Hurairah. Sedangkan muridnya hanya al-Zubair bin Sa’id
al-Hashimi.233
234 235
3) Telaah Matan
230 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 276.231 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 3, h. 322.232 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 6, h. 277.233 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 47.234 al-‘Asqalani, Tah}dhi>b al-Tah}dhi>b, Juz 5, h. 26.235 Al-Mizzi, Tah}dhi>b al-Kama>l fi> Asma>’i al-Rija>l, Juz 12, h. 47.
105
Sebagaimana dua hadis sebelumnya penulis juga melakukan telaah matan
pada hadis madu. Pertama peninjauan yang dilakukan terhadap hadis-hadis yang
berhubungan dengan hadis madu Rasullah saw pernah bersabda yang berasal dari
riwayat Ibn Abbas yang berkata “Pengobatan iu terdapat 3 hal Sayatan Pembekam,
Minum madu, dan Kayu dengan api. Akan tetapi aku melarang umatku melakukan
pengobatan dengan kayu dan api.236 Sedangkan yang kedua al-Qur’an mendukung
hadis tentang madu sebagai penyembuh manusia dalam al-Qur’an Surat al-Nahl ayat
69 “ Keluarlah dari perut lebah tersebut minuman yang beraneka ragam warnanya di
dalamnya terdapat obat bagi manusia”. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
pertentangan antara al-Qur’an dan hadis terkait masalah madu.
Ketiga, peninjauan yang berkaitan dengan historis dan akal, berdasarkan sejarah
Nabi pernah mengobati seorang laki-laki yang sedang sakit dan Nabi mengobatinya
dengan madu sehingga laki-laki tersebut sembuh dari penyakit maag dan lambung.
Sejarah ini menunjukkan bahwa tidak ada pertentangan dengan akal tentang
pengobatan dengan madu.237
236 Magdy Shehab, Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis,(Jakarta: Sapta Sentosa, 2008),h. 75.
237 Shehab, Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis, h.74.
106
BAB IVANALISIS PENGOBATAN TENTANG KURMA, MANNA DAN MADU
A. Khasiat Tentang Kurma
Penulis telah menyebutkan sedikit tentang beberapa khasiat kurma yang
tercantum di hadis yang telah diteliti penulis. Pembahasan ini bertujuan untuk
menjelaskan tentang beberapa manfaat yang dapat diambil dari buah kurma itu
sendiri.
Dalam tradisi Islam khususnya di Indonesia kurma merupakan salah satu
buah yang menjadi cirri khas umat Islam. Ketika bulan ramadhan misalnya Nabi
selalu berbuka puasa menggunakan kurma. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya
mengapa Nabi buka puasa dengan kurma?. Berdasarkan penelitian bahwa ketika
berbuka puasa, kandungan glukosa dalam darah dan sel-sel tubuh yang
bermacam-macam menjadi berkurang. Atas dasar inilah Nabi memakan kurma
karena dengan kurma mampu mengembalikan sumber energi yang telah hilang
ketika berpuasa, menurut Ibn Qayim al-Jauziyyah dalam penelitiannya.1
Selain itu pula kurma juga bermanfaat untuk menenangkan diri, dan bisa
juga menjadi makanan paling efektif ketika ditimpa kesusahan. Hal ini tertuang
dalam Q.S Maryam ayat 24-25 “Jibril menyerunya dari tempat yang rendah
janganlah kamu bersedih hati sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak
sungai dibawahmu (24). “Goyanglah pangkal pohon kurma niscaya pohon itu
akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu” (25).
1 Hisham Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits “KemukjizatanTumbuhan dan Buah-Buahan (Bekasi : PT Sapta Sentosa, 2008), h. 31.
107
Pembahasan sebelumnya yang mengatakan bahwa Rasulullah selalu
memakan buah kurma pada saat berbuka puasa. Selain itu Rasulullah juga biasa
memakan kurma matang yang dicampur dengan keju atau roti. Khasiat dari
kurma masak ini dapat memperkuat lever, mereleksasi usus, menambah produksi
sperma jika dikonsumsi dengan cemara dan menyembuhkan radang tenggorokan.
Kurma masak sangat bergizi bagi tubuh karena esensinya panas dan basah, jika
dimakan pada saat perut kosong kurma membantu mematikan cacing.2
Kurma matang juga dapat membantu persendian rahim dan menguatkan
tubuh pada saat melahirkan, menjadi sumber energi karena mengandung gula
yang berkadar tinggi, membantu merangsang nafsu makan, memakan kurma
sebelum sarapan pagi membunuh ulat/kuman, berguna untuk pengobatan anemia
karena mengandung zat besi yag berkadar tinggi, berguna untuk penderita batuk,
membersihkan paru-paru, dan membersihkan kulit.3
Kurma mentah juga bermanfaat dalam pengobatan Hemeopathy
(pengobatan tanpa menggunakan bahan kimia) dan bisa mencegah penyakit hati
dan penyakit ginjal dengan menghaluskan bijinya seperti serbuk teh kemudian
diberi air dan diminum.4
Selain mempunyai khasiat yang telah disebutkan oleh penulis di atas.
Kurma juga diartikan oleh masyrakat arab sebagai pohon kehidupan karena
seluruh bagian kurma mempunyai manfaat mulai dari buahnya yang bisa dimakan
2 al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai MacamPenyakit, h. 363-364.
3 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 107-108.4 Suyanti Satuhu, Kurma Khasiat dan Olahannya (Jakarta: Penebar Swadaya, 2010), h.
30.
108
, pucuknya yang dijadikan tepung, nira atau getahnya bisa diminum, biji kurma
bisa dijadikan pakan keledai atau unta. 5
Khasiat-khasiat yang disampaikan penulis ini mempunyai dasar yang
berasal dari Nabi Muhammad saw, yaitu hadis-hadis yang berasal dari ‘Aisyah,
‘Amir bin Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah. Kemudian berdasarkan
penelitian Dr. Burket menjelaskan bahwa muncul penyakit-penyakit yang baru
dimasyarakat barat akan tetapi tidak terjadi di Negara-negara berkembang yang
mengkonsumsi kurma.6
B. Khasiat Manna
al-Manna adalah materi (bahan) getah manis kental seperti madu yang
dikeluarkan dari lebah, bertumpuk di pohon sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari, lalu kering dan berubah menjadi benda putih seperti tepung atau kertas
putih halus yang terpencar pada jenis sebangsa batang pohon. Dan dapat
langsung dimakan atau dilarutkan ke dalam air lalu diminum dan rasanya sangat
manis, penuh kualitas gizi yang tinggi karena kaya dengan kandungan gula
anggur dan gula buah.7
Al-Manna dapat memperlancar pencernaan dan pengisapan, al-Manna
adalah makanan yang baik bagi manusia serta dapat digunakan untuk
kepentingan medis dan pengobatan. Rasulullah menyebutkan al-Manna sebagai
cendawan yang dapat menyembuhkan mata, hal ini dilakukan eksperimen modern
oleh Dokter al-Mu’taz al-Marzuki sebagaimana dikatakan oleh Zaglul an-Najjar
5 Rosita, Khasiat dan Keajaiban Kurma (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009), h. 6.6 Ahmad Syauqi Ibrahim, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi Rahasia Tumbuhan
dan manfaatnya (Bandung: Sygma Pubishing, 2010), h. 138-139.7 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 110.
109
yang membuktikan kebenaran hadis Nabi bahwa al-Mann adalah obat penawar
mata.8
Menurut buku al-T{ib al-Nabawi al-Manna adalah sejenis jamur truffle
yang muncul di tanah tanpa ditanam jamur ini tumbuh pada musim semi dan
dapat dimakan mentah atau masak. Dalam buku tesebut dijelaskan bahwa ada
tiga pendapat mengenai sabda Rasulullah “Jamur truffle airnya dapat
menyembuhkan mata” pertama, air jamur truffle dicampur dengan obat-obatan
lain bagi penyakit mata. Kedua, jamur truffle digunakan sendiri setelah
dipanggang dan diambil airnya. Api mematangkan dan melembutkan jamur
truffle sehingga melarutkan lendir dan ampas berbahaya yang dikandungnya dan
menyisakan unsur-unsur yang berkhasiat saja. Ketiga, yang dimaksud airnya
adalah air hujan yang menjadikan jamur truffle tumbuh dan merupakan bagian
pertama hujan yang jatuh. Al-Ghafiqi mengatakan jamur truffle adalah obat
terbaik bagi mata.9
Ibn Sina juga menegaskan bahwa jamur truffle ini jusnya dapat
menyembuhkan mata, bahkan al-‘Asqalani menggambarkan beberapa sifat jamur
truffle. Diantara sifat-sifatnya yaitu tumbuh di padang pasir Arab dan ketika
matang mereka keluar di permukaan tanah yang mempunyai nama klasik al-
Kam’ah.10
8 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h.111.9al-Jauziyah, Metode Pengobatan Nabi Cara Nabi Mengobati Berbagai Macam Penyakit,
h. 441-447.10 M.I.H. Farooqi, Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Menurut al-Qur’an&Sunah Nabi, h.
101.
110
Adapun al-Salwa adalah burung yang sudah popular dengan nama al-
Samman (burung quil; puyuh), yang merupakan salah satu jenis burung yang
menjadi sasaran berburu, hewan buruan yang sebagian dapat dijinakkan seperti
ayam, itik, dan ayam kalkun.
C. Khasiat Madu
Madu merupakan cairan yang dihasilkan oleh lebah yang mempunyai
khasiat yang bermacam-macam. Salah satunya ialah riset kedokteran modern
mengungkapkan bahwa pengobatan tradisional dengan sesendok madu kepada
anak-anak yang terserang penyakit dapat memberikan efek positif dan
memudahkan anak-anak tidur.11
Dalam kitab “At-T{ib min al-Kitab wa al-Sunnah” (pengobatan dari al-
Qur’an dan sunnah) dikatakan bahwa Rasulullah meminum segelas madu
dicampur air setiap hari sebelum sarapan karena madu memiliki manfaat untuk
pengobatan berbagai macam penyakit. Ibnu Juraij mengatakan bahwa Zuhri
berkata “Minumlah madu, karena madu baik untuk daya ingat.” 12
Penjelasan madu ini juga telah dijelaskan secara komprehensif oleh
Ahmad Syawqi Ibrahim dalam Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadis Nabi yang
menyebutkan Sembilan manfaat madu yaitu menyembuhkan penyakit anemia,
menyembuhkan penyakit infeksi saluran pernafasan, menyembuhkan penyakit
tbc, membantu otot jantung bekerja, meregangkan ganguan urat syaraf, \
11 Thalbah, Ensiklopedia Mukjizat al-Qur’an dan Hadits “Kemukjizatan Pengobatan danMakanan, h. 225.
12 Muhammad, Mukjizat Kedokteran Nabi, h. 101.
111
menyembuhkan penyakit lambung, menyembuhkan penyakit hati,
menyembuhkan penyakit diare, dan menyembuhkan penyakit diabetes.13
Menurut penelitian ilmuwan Jerman tahun 1953 menyebutkan bahwa
madu adalah bahan pembersih makanan dan minuman terbaik. Pemberian madu
kepada pasien tidak akan meningkatkan gula darah jika digunakan secara alami
dan hal ini dikuatkan oleh dua tokoh ilmuwan yang bernama Strews dan Rifeld
dalam bukunya Traete Biologie de L’adeille ditahun 1968.14
Selain itu pula madu merupakan minuman yang paling mulia hal ini
dijelaskan oleh ‘Ali RA berkata “Kehinaan untuk dunia semulia-mulia pakaian
manusia dalam kehidupan dunia adalah air liur jenis serangga dan semulia-
mulianya minuman adalah apa yang keluar dari mulut lebah”.15
Penjelasan ini mengindikasikan bahwa madu merupakan minuman yang
bermanfaat bagi manusia, bahkan dijadikan obat oleh orang-orang tertentu dalam
menyembuhkan segala macam penyakit.
Allah menjelaskan hal ini tentang hubungan antara manusia dan lebah
dalam al-Qur’an surat al-Nahl:68 “Tuhanmu mewahyukan kepada lebah bukan
Allah mewahyukan kepada lebah”. Ayat ini menunjukkan perintah Allah
terhadap lebah agar dapat memenuhi kebutuhan manusia sebagai pengobat.16
13 Ibrahim, Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadits Nabi Serangga, Laba-laba, dan Mikroba,h. 43-44.
14 Ibrahim, Ensiklopedia Mu’jizat ilmiah Hadits Nabi Serangga, Laba-laba, dan Mikroba,h. 45.
15 Ahmad Latif dan Firdaus, Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin, h. 15.16 Ahmad Rais, Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan, h. 65.
113
BAB VPENUTUP
A.KESIMPULAN
Hadis tentang kurma, manna, dan madu yang telah diteliti oleh penulis
mempunyai kesimpulan yang beraneka ragam. Adapun kesimpulannya sebagai
berikut.
Hadis kurma berdasarkan penelitian penulis ditinjau dari segi penisbahan
matannya marfu’ sedangkan matan hadisnya bersifat taqriri dan secara keseluruhan
kualitas hadis ini s}ahi>h. Sedangkan dari segi kuantitas hadis ini ahad karena
periwayatn dari sahabat hingga Tabi’tabi’in hanya satu.
Adapun hadis manna ditinjau dari segi penisbahan matannya hadisnya marfu’
karena sampai kepada Nabi dan sifatnya qauli. Secara keseluruhan kualitas hadis ini
s}ahi>h walaupun terdapat tiga perawi yang dinyatakan tidak tsiqah yaitu Mator al-
Warraq yang di-jarh oleh Nasai dengan laisa bil qawi, Jarir bin Yazid yang di-jarh
oleh Abu Zur’ah dengan Munkar al-Hadith dan Ibn Hayyan yang dinyatakan oleh
Ibn Ma’in, Abi Daud, dan Abi Ha>tim dengan jarh d}o’if dan laisa bil qawi. Akan
tetapi hadis manna mempunyai shawahid yang menunjukkan hadis tersebut s{ahi>h
karena periwayatnya semua tsiqah sedangkan dari segi dari kuantitasnya hadis ini
termasuk muttawatir berdasarkan pendapat dari Abu al-T{ayib.1
1 Endang Soetari, Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah (Bandung: Mimbar Pustaka,2005), h. 120.
114
Sedangkan hadis mengenai madu penulis menyimpulkan hadis ini dari segi
penisbahan matannya hadisnya marfu’ yang sifatnya qauli dan secara keseluruhan
kehujahan hadis ini termasuk hadis s}ahi>h walaupun terdapat dua perawi yang
diragukan ketsiqahannya yaitu al-Zubair bin Sa’id di-jarh oleh al-Nasai dan Ibn
Ma’in d}o’if dan Sa’id bin Zakaria yang di-jarh oleh Zakaria bin Yahya sebagai d}o’if
akan tetapi tidak merubah kualitas hadis tersebut. Adapun hadis ini ditinjau dari segi
kuantitasnya termasuk hadis ahad karena sanadnya dari Nabi hingga tabi’-tabi’in
hanya satu.
B.Saran dan Kritik Terhadap Karya.
Penelitian ini masih mempunyai kekurangan dari segi penjelasan mengenai
hadis-hadis yang berhubungan dengan kedokteran. Penulis menyarankan beberapa
alternative penelitian seperti hadis tentang gandum, delima, anggur, dan beberapa
tanaman yang dapat menyembuhkan penyakit.
Jika penelitian ini dilakukan agar menambah khazanah dunia Islam dalam
bidang kedokteran, khususnya dalam pengobatan Nabi. Bahkan jika dikaji lebih
lanjut maka akan tercipta buku mukjizat kedokteran Nabi dalam hadis Nabi.
115
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Lathif dan Firdaus, Md. Madu Lebah Penawar Penyakit Zahir dan Batin.Kuala Lumpur: Darul Nu’man, 1966.
Al-Alba>ni>, Muhammad Na>siruddi>n. S}ohi>h Sunan al-Nasa>’i>. Penerjemah AhmadYoswaji Jakarta: Pustaka Azzam, 2004.
Al-‘Asqala>ni>, Syihab al-di>n Ahmad bin ‘Ali> bin Hajar. Tahdhi>b al-Tahdhi>b. Beirut:Da>r al-Fikr, 1995.
Azami, M.M. Menguji Keaslian Hadis-hadis Hukum Sanggahan atas The OriginMuhammadan Jurisprudence Joseph Schacht. Penerjemah Asrofi S{odri.Jakarta: Pustaka Firdaus, 2004.
Al-Baghdadi, al-Khat}i>b. al-Kifayah fi ,,Ilm al-Riwayah. Al-Madinah al-Munawarah:al-Maktabah Ilmiyah, t.t.
Baqi, Fuad Abdul. Miftah Kunu>z al-Sunnah. Al-Qa>hirah: Da>r al-Hadis, 1991.
Al-Bukha>ri>, Abi> Abdillah Muhammad bin Isma>’il. S{ohi>h Bukho>ri. Kairo: Da>r al-Hadith, 2004.
Bustamin dan Salam, M. Isa H. A. metodologi Kritik Hadis. Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2004.
Depag, Tim RI, Tafsir al-Qur’an Tematik Kesehatan Dalam Perspektif al-Qur’an.Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009.
Farooqi, M.I.H.Terapi Herbal Cara Islam Manfaat Tumbuhan Menurut al-Qur’andan Sunah Nabi. Bandung: Mizan Media Utama, 2005.
Garaudi, Roger. Janji-Janji Islam. Penerjemah H.M.Rasyidi. Jakarta: Bulan Bintang,1982.
Goldziher, Ignaz. Mazhab Tafsir. terj: M. Alaika Salamullah dkk,, Yogyakarta: ElsaqPress, 2006.
Haikal, Muhammad Husen. Sejarah Hidup Muhammad. Penerjemah Ali Audah.Jakarta: InterMasa, 1996.
Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
Haus, Drayan.”Khasiat Kurma.” Artikel diakses pada 10 Februari 2011 darihttp://www.drayanhaus.blogspot.com.
Ibrahim, Ahmad Syauqi. Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Hadis Nabi RahasiaTumbuhan dan Manfaatnya. Bandung: Sygma Publishing, 2010.
116
Ibrahim, Muhammad. Berobat dengan Ayat-ayat al-Qur’an. Bandung: TrigendaKarya, 1995.
Ismail, M. Syuhudi. Metodologi Penelitian Hadis Nabi. Jakarta: Bulan Bintang,1992.
Al-Jauziyyah, Ibn Qayyim. Pengobatan Cara Nabi. Penerjemah Mudzakir As.Bandung: Penerbit Pustaka, 1997.
……………………………. Sistem Kedokteran Nabi Kesehatan dan PengobatanMenurut Petunjuk Nabi Muhammad Saw. Penerjemah Said Agil Husin al-Munawar dan Abd Rahman. Semarang: Dina Putra Semarang: 1994.
Juynboll. Teori Common Link G.H.A Juynboll Melacak Akar Kesejarahan HaditsNabi. terj: Ali Masrur, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta, 2007.
Kasule, Oemar Hasan. Pengobatan Ala Nabi. T.tp: Penerbit Unismuh Kasule, 2008.
Labib, Muhsin. Para Filosof Sebelum dan Sesudah Mulla> Shadra>. Jakarta: al-Huda,2005.
Al-Marwazi>, Abu> Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hila>l bin As’ad.Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal. Beirut: Da>r al-Fikr, 1985.
Al-Mizzi>, Jamaluddi>n Abi> al-Haja>j Yu>suf. Tahdzi>b al-Kama>l fî Asma’ al-Rija>l.Beirut: Da>r al-Fikr, 1994.
Al-Mizzi, Yusuf bin ‘Abdurrahman. Taqri>b Tukhfatul al-Ashra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f.Beirut: Muassastu al-Kutub al-Thiqafiyah, 1994.
Muhammad, Mahir Hasan Mahmud. Mu’jizat Kedokteran Nabi Berobat denganRempah dan Buah-buahan. Penerjemah Hamzah Hasan, Jakarta: Qultummedia,2007.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif,2002.
Munawwir, Imam. Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa keMasa. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1985.
Mustofa, Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Setia, 1997.
Nasution, Hasyimsyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.
Nata, Abuddin. Persfektif Islam Tentang Pendidikan Kedokteran. Jakarta: UINJakarta Press, 2004.
117
Al-Naysa>bu>ri, Abi> al-Husain Muslim bin al-H{aja>j. S{ohih Muslim. Beirut: Da>r al-‘Ilmiyyah, 2006.
Al-Naysa>buri, Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah al-Ha>kim. Al-Mustadrak‘Ala> al-S{ohi>haini. Beirut: Da>r al-kutub al-‘ilmi>yah, 1990.
Qandil, Abdul Mun’im. Pengobatan di Dalam al-Qur’an. Penerjemah Mudzakir AS.Bandung: Pustaka, 1998.
Qard}awi, Yusuf. Bagaimana Memahami Hadis Nabi Saw. Penerjemah Muhammadal-Baqir. Bandung: Kharisma, 1999.
Al-Qazwai>ni>, Abi> Abdillah Muhammad bin Yazi>d. Sunan Ibnu Ma>jah. Al-Qa>hirah:Da>r al-Hadi>ts, 1998.
Rais, Ahmad. Madu Lebah Obat Yang Menyembuhkan. Jakarta: Media Dakwah,1996.
Raqith, Hasan. Hidup Sehat Cara Islam Seluk Beluk Kesehatan dan Penjagaannya.Bandung: Jembar, 2007.
Al-Razi, Abu Bakar Muhammad bin Zakariya. Al-Ha>wi> fi al-T{i>b. Beirut: Da>rl-KitabIlmiyah, 2000.
RI, Kepustakaan. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits jilid V. PenerjemahSyarif Hade Masyah. Bekasi: Sapta Sentosa, 2008.
Ristu.”Anatomi dan Fisiologi dalam Kedokteran Islam.” Artikel diakses pada 15Maret 2011 dari http://ristu-hasriandi.blogspot.com/2009/08/anatomi-dan-fisiologi-dalam-kedokteran.html
Rosita. Khasiat dan Keajaiban Kurma. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009.
Sanha>ji, Abdullah. Tarjamah Sunan Ibnu Ma>jah. Semarang: CV. Al-Syifa’, 1992.
Satuhu, Suyanti. Kurma Khasiat dan Olahannya. Jakarta: Penebar Swadaya, 2010.
Shehab, Magdy. Ensiklopedi Mu’jizat al-Qur’an dan Hadis. Jakarta: Sapta Sentosa,2008.
Al-Sijista>ni, Abi> Da>wud Sulaiman bin al-Asy’ats. Sunan Abi da>wud. al-Qa>hirah:Da>r al-Fikr, 1994.
Sina, Ibn. al-Qanu>n fi al-T{i>b. Lebanon: Darl al-Fikr, 1994.
118
Soetari, Endang. Ilmu Hadits Kajian Riwayah dan Dirayah. Bandung: MimbarPustaka, 2005.
Studio, Nin. Ibnu Sina (Avicenna). Jakarta: Gema Insani, 2006.
Sunarto, Ahmad. Tarjamah S{ohi>h Bukho>ri. Semarang: asy-Syifa, 1993.
Al-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman, Pengobatan Cara Nabi Saw. PenerjemahHakim dan Ahsin Muhammad. London: Ta-Ha Publishers, 1994.
Thalbah, Hisham. Ensiklopedia Mu’jizat al-Qur’an dan Hadits “KemukjizatanTumbuhan dan Buah-buahan. Bekasi: PT Sapta Sentosa, 2008.
Al-Tirmidzi, Abi> I<sa Muhammad bin 'i>sa bin Surah. Sunan al-Tirmdizi>. Beirut: Da>ral-Fikr, 1994.
Wensinck, A.J. al-Mu'jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadi>ts al-Nabawi>. Leiden: E.j.Brill, 1969.
Yamani, Ja’far Khadem. Kedokteran Islam Sejarah dan Perkembangannya.Penerjemah Tim Dokter Idavi. Bandung: Penerbit Dzikra, 2007.
Yuslem, Nawir. Ulumul Hadis. ttp: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001.
Zaglul, Abu Hajar Muhammad Said bin Bashuni. Mausu>’atu al-Atraf Fi> al-Hadi>thial-Nabawi. Beirut: Dar al-Fikr, 1989.
Lampiran 1
SKEMA HADITS TENTANG KURMA
حدثنا
عن
حدثنا
NB :
: Ahmad bin Hanbal: Abu Daud: al-Tirmidzi
حدثنا
حدثنا
حدثنا
حدثنا حدثنا
عن
Keterangan
Sohih BukhariSohih MuslimSunan Ibn MajjahAhmad bin HanbalAhmad bin Hanbal dan MuslimIbn Majjah dan MuslimBukhhori dan muslimIbn Majjah dan Ahmad bin HanbalMuslim Ibn Majjah dan Ahmad bin Hanbalbukhori , muslim dan ahmad bin hanbalBukhori Muslim , Ibn Majjah dan Ahmadan bin Hanbal
TABEL SKEMA HADITS TENTANG MANNA
ع
حوشبشهر بن
بن عيينة
مطر
جرير
قتيبة بن سعيد
مسلم
عبثر
بن عامر
حدثنا
حدثنا
حدثنا
عن
حدثنا
حدثنا
حدثنا
حدثنا
عن
عن
بن حنبل حدثنا
حدثنا
حدثنا
عن
عن
عن
حدثناحدثنا
حدثنا
عن
عن
خدثنا
عن
عن
عن
عن
حدثنا
حدثنا
حدثنا
حدثنا
حدثنا
حدثنا
عن
حدثنا
عن
عن
حدثنا
عن
عن
حدثنا
عن
عن
حدثنا
حدثنا
عن
شعبة
Lampiran 3
SKEMA HADITS MADU
حدثنا
حدثنا
حدثنا
عن
عن