studi komparasi penerapan model mind mapping …lib.unnes.ac.id/31279/1/1401413146.pdf · mapping...

65
STUDI KOMPARASI PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DAN CONCEPT SENTENCE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENUSUPAN 1 KABUPATEN TEGAL Skripsi diajukan sebagai syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Pravita Galuh Sekar Arum 1401413146 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: vudan

Post on 15-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI KOMPARASI PENERAPAN MODEL MIND MAPPING DAN CONCEPT SENTENCE

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PENUSUPAN 1

KABUPATEN TEGAL

Skripsi

diajukan sebagai syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Pravita Galuh Sekar Arum 1401413146

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Cobalah dulu, barulah cerita. Pahamilah dulu, baru menjawab. Pikirlah dulu, baru

berkata. Dengarlah dulu, baru beri penilaian. Berusahalah dulu, baru berharap.

(Socrates)

Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-

ulang ilmu adalah dzikir. Mencari ilmu adalah jihad. (Imam Ghozali)

Apabila kamu menasehati orang yang bersalah, maka berlemah lembutlah agar dia

tidak merasa ditelanjangi. (Thales)

Persembahan

Untuk Bapak Eko Supriadi, S.H, M.H

Ibu Titie Handayani, S.Pd

Ibu Ratna Komalasari, S.H

Pradita Ajeng Sekar Asrum

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan kesempat-

an, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi Komparasi

Penerapan Model Mind Mapping dan Concept Sentence dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD Negeri Penusupan 1 Kabupaten Tegal.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana

Pendidikan. Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas

Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi

kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi untuk melakukan

penelitian.

5. Drs. Suwandi, M.Pd. dan Drs. Yuli Witanto, M.Pd., sebagai dosen

pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, menyarankan, dan

memotivasi penulis selama penyusunan skripsi.

6. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan.

7. Malasia Antiningsih, S.Pd., SD., dan Umi Nurlatifah, S.Pd., Kepala SD

Negeri Penusupan 1 dan SD Negeri Pener 3 Kabupaten Tegal yang telah

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Sudarno, S.Pd., Risa Erfiana, S.Pd., dan Sugeng Sutrisno S.Pd., guru kelas

IVA dan IVB SD Negeri Penusupan 1 dan guru kelas IV SD Negeri Pener 3

Kabupaten Tegal yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

9. Teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang angkatan 2013 yang saling menyemangati dan

memotivasi.

Tegal, 31 Mei 2017

Penulis

viii

ABSTRAK

Arum, Pravita Galuh Sekar. 2017. Studi Komparasi Penerapan Model Mind

Mapping dan Concept Sentence dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

pada Siswa Kelas IV SD Negeri Penusupan 1 Kabupaten Tegal. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Drs. Suwandi, M.Pd.

dan Drs. Yuli Witanto, M.Pd. Kata Kunci: Concept Sentence, hasil belajar, Mind Mapping.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Penusupan 1, model

yang diterapkan masih berupa model konvensional yang berisi kegiatan ceramah, diskusi, dan penugasan. Model Mind Mapping dan Concept Sentence dapat

menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis model pembelajaran yang paling efektif terhadap hasil belajar materi menulis deskripsi kelas IV SD Negeri

Penusupan 1 Kabupaten Tegal. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain

nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 70 siswa, kelas IVA SD Negeri Penusupan 1 yang terdiri dari 27 siswa sebagai kelas eksperimen 1, kelas IVB SD Negeri Penusupan 1 terdiri dari 25 siswa sebagai

kelas eksperimen 2, serta 28 siswa kelas IV SD Negeri Pener 3 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik sampling jenuh

dengan teknik pengumpulan data meliputi wawancara tidak terstruktur, observasi, dokumentasi, dan tes.

Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 1 sebesar 75,4, kelas eksperimen 2

sebesar 75, dan kelas kontrol sebesar 65. Analisis inferensial menggunakan uji ANOVA dengan uji lanjut Tukey HSD. Analisis uji lanjut, menunjukkan adanya

perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dengan kelas kontrol dengan rata-rata perbedaan sebesar 11,104 dan secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 (0,001 < 0,05). Rata-rata

kelas eksperimen 2 dengan kelas kontrol yang menunjukan rata-rata perbedaan hasil belajar sebesar 10,179 dengan nilai signifikansi 0,002 (0,002 < 0,05). Rata-

rata perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 adalah 10,179 dengan nilai signifikansi sebesar 0,948 (0,948 > 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah model Mind Mapping dan Concept Sentence lebih

efektif dari model konvensional, dan hasil model penelitian yang paling efektif adalah model Mind Mapping.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Tulisan .............................................................................. ii

Persetujuan Pembimbing .................................................................................... iii

Pengesahan ......................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan ..................................................................................... v

Prakata ................................................................................................................ vi

Abstrak ............................................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................................. ix

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii

Daftar Gambar .................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xv

Bab

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 9

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian ..................................... 9

1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 11

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 11

1.5.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 11

1.5.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 11

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 12

1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 12

1.6.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 12

2 KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Pendidikan ............................................................................ 15

x

2.1.2 Hakikat Belajar ....................................................................................... 16

2.1.3 Hasil Belajar ........................................................................................... 17

2.1.4 Faktor-faktor Pengaruh Hasil Belajar ..................................................... 18

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Siswa SD .................................................. 19

2.1.6 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ..................................... 21

2.1.7 Kegiatan Menulis .................................................................................... 22

2.1.8 Materi Karangan Deskripsi ..................................................................... 23

2.1.9 Model Pembelajaran ............................................................................... 29

2.1.10 Model Mind Mapping ............................................................................. 30

2.1.11 Model Concept Sentence ........................................................................ 32

2.2 Penelitian yang Relevan ......................................................................... 33

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 38

3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 44

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 46

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 47

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................. 49

3.4.1 Variabel Bebas ........................................................................................ 49

3.4.2 Variabel Terikat ...................................................................................... 50

3.5 Definisi Operasional ............................................................................... 50

3.5.1 Model Pembalajaran Mind Mapping ...................................................... 51

3.5.2 Model Pembelajaran Concept Sentence ................................................. 51

3.5.3 Hasil Belajar yang Efektif ...................................................................... 52

3.6 Data Penelitian ........................................................................................ 52

3.6.1 Sumber Data ........................................................................................... 53

3.6.2 Jenis Data ................................................................................................ 53

3.7 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 54

3.7.1 Wawancara Tidak Terstruktur ................................................................ 54

3.7.2 Dokumentasi ........................................................................................... 55

3.7.3 Observasi ................................................................................................ 56

xi

3.7.4 Tes .......................................................................................................... 56

3.8 Instrumen Penelitian ............................................................................... 57

3.8.1 Pedoman Wawancara ............................................................................. 57

3.8.2 Dokumen ................................................................................................ 58

3.8.3 Instrumen Observasi ............................................................................... 58

3.8.4 Soal Tes .................................................................................................. 59

3.9 Teknik Analisis Data .............................................................................. 65

3.9.1 Deskripsi Data ........................................................................................ 66

3.9.2 Analisis Tahap Awal .............................................................................. 68

3.9.3 Analisis Tahap Akhir .............................................................................. 71

4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 76

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian......................................................... 76

4.1.2 Kondisi Responden.................................................................................. 77

4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 78

4.2.1 Kelas Eksperimen 1 ................................................................................ 79

4.2.2 Kelas Eksperimen 2 ................................................................................ 80

4.2.3 Kelas Kontrol .......................................................................................... 81

4.3 Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian ............................................... 82

4.3.1 Analisis Data Variabel Model Pembelajaran Mind Mapping ................. 82

4.3.2 Analisis Data Variabel Model Pembelajaran Concept Sentence ............ 83

4.3.3 Analisis Data Variabel Model Pembelajaran Konvensional .................. 85

4.3.4 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Siswa.......................................... 86

4.4 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian .................................................. 94

4.4.1 Data Sebelum Eksperimen ..................................................................... 94

4.4.2 Data Setelah Eksperimen ........................................................................ 97

4.5 Pembahasan ............................................................................................ 107

4.5.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran

Mind Mapping dan Concept Sentence .................................................... 108

xii

4.5.2 Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping dan Concept Sentence

dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................................. 115

5 PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................. 117

5.2 Saran ....................................................................................................... 118

5.2.1 Bagi Guru ............................................................................................... 118

5.2.2 Bagi Sekolah ........................................................................................... 118

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................... 119

Daftar Pustaka .................................................................................................... 120

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Uji Coba ................................................. 62

3.2 Indeks Tingkat Kesulitan Soal Uji Coba ................................................. 63

3.3 Kategori Indeks Daya Beda Soal ............................................................. 64

3.4 Hasil Uji Daya Beda Soal Uji Coba ........................................................ 65

4.1 Nilai Pengamatan Penerapan Model Mind Mapping ................................ 82

4.2 Nilai Pengamatan Penerapan Model Concept Sentence .......................... 84

4.3 Nilai Pengamatan Penerapan Model Konvensional ................................. 85

4.4 Hasil Tes Awal Kelas Eksperimen 1, 2, dan Kontrol ............................... 87

4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Menulis Deskripsi .......................... 88

4.6 Hasil Tes Akhir Kelas Eksperimen 1, 2, dan Kontrol .............................. 90

4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Menulis Deskripsi ......................... 91

4.8 Hasil Uji Normalitas Tes Awal ................................................................. 95

4.9 Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes Awal .................................................... 96

4.10 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Tes Awal ......................................... 97

4.11 Hasil Uji Normalitas Data Nilai Tes Akhir .............................................. 98

4.12 Hasil Uji Homogenitas Nilai Tes Akhir ................................................... 99

4.13 Hasil Uji ANOVA ................. .................................................................. 100

4.14 Hasil Uji Tukey HSD ............................................................................... 101

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Bagan Paradigma Berpikir ..................................................................... 10

2.1 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 41

3.1 Bagan Desain Penelitian .. ....................................................................... 45

4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen 1 .. .... 88

4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen 2 .. .... 89

4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Kelas Kontrol .. .............. 89

4.4 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 1 .. ... 92

4.5 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen 2 .. ... 92

4.6 Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol .. ............. 93

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Nama dan Nilai UAS Siswa Kelas Eksperimen 1 ............................ 124

2 Daftar Nama dan Nilai UAS Siswa Kelas Eksperimen 2 ............................ 125

3 Daftar Nama dan Nilai UAS Siswa Kelas Kontrol ..................................... 126

4 Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................... 127

5 Silabus Pengembangan Pembelajaran Model Mind Mapping ..................... 128

6 Silabus Pengembangan Pembelajaran Model Concept Sentence ................ 130

7 Silabus Pengembangan Pembelajaran Model Konvensional ....................... 133

8 Kisi-kisi Intrumen Soal Uji Coba ................................................................ 135

9 Intrumen Soal Uji Coba ............................................................................... 136

10 Lembar Validitas Tes Ahli 1 ....................................................................... 137

11 Lembar Validitas Tes Ahli 2 ....................................................................... 139

12 Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur ..................................................... 141

13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Mind Mapping ........................ 142

14 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Concept Sentence.................... 147

15 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Konvensional ......................... 151

16 Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 155

17 Pedoman Penskoran Tulisan Deskripsi ....................................................... 163

18 Soal Tes Awal dan Tes Akhir ..................................................................... 165

19 Sampel Hasil Jawaban Tes Awal Siswa Kelas Eskperimen 1 .................... 166

20 Sampel Hasil Jawaban Tes Awal Siswa Kelas Eskperimen 2 .................... 167

21 Sampel Hasil Jawaban Tes Awal Siswa Kelas Kontrol ......... ..................... 168

22 Tabulasi Nilai Tes Awal Siswa ................................................................... 169

23 Sampel Hasil Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen 1 .................... 172

24 Sampel Hasil Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Eksperimen 2 .................... 173

25 Sampel Hasil Jawaban Tes Akhir Siswa Kelas Kontrol ............................. 174

26 Tabulasi Nilai Tes Akhir Siswa .................................................................. 175

xvi

27 Deskriptor Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Mind Mapping ......... 178

28 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Mind Mapping ........................... 181

29 Deskriptor Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Concept Sentence .... 183

30 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Concept Sentence ..................... 186

31 Deskriptor Lembar Pengamtan Model Konvensional ................................. 188

32 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Model Konvensional ............................ 191

33 Output SPSS Uji Validitas Soal Uji Coba ................................................... 193

34 Output SPSS Uji Reliabilitas Soal Uji Coba ............................................... 194

35 Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Eksperimen 1 ........................ 195

36 Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Eksperimen 2 ........................ 196

37 Daftar Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Siswa Kontrol ................................. 197

38 Output SPSS Uji Data Tes Awal ................................................................. 198

39 Output SPSS Uji Data Tes Akhir ................................................................ 199

40 Perhitungan Manual Tabel Distribusi Frekuensi Tes Awal ........................ 201

41 Perhitungan Manual Tabel Distribusi Frekuensi Tes Akhir ........................ 204

42 Surat Ijin Penelitian untuk Kesbangpolinmas ......... .................................... 207

43 Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas untuk BAPPEDA ................... 208

44 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA .......................................................... 209

45 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SD Negeri Depok 1 ................... 210

46 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SD Negeri Penusupan 1 ............ 211

47 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian SD Negeri Pener 3 .................... 212

48 Dokumentasi Foto Kegiatan ........................................................................ 213

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan kajian pertama dalam penelitian. Pada bab pendahuluan

akan dijelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masa-

lah, paradigma penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat pe-

nelitian. Latar belakang dalam penelitian membahas tentang masalah yang men-

jadi alasan peneliti melakukan penelitian. Identifikasi masalah berisi tentang per-

masalahan yang menjadi ruang lingkup penelitian secara umum dan luas, yang

kemudian lebih diperinci dalam pembatasan masalah. Paradigma penelitian berisi

bagan konsep penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan masalah berisi

permasalahan yang disajikan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian berisi

jawaban atas rumusan masalah yang telah disusun sebelumnya. Manfaat

penelitian membahas tentang manfaat atau kegunaan dari penelitian yang

dilakukan. Penjelasan mengenai bab pendahuluan yaitu sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai homo educandum adalah makhluk yang memerlukan pen-

didikan. Alasan pendidikan begitu penting bagi seorang manusia adalah karena

pendidikan mengambil peran dengan kontribusi paling besar dalam hidup. Keber-

adaan pendidikan yang penting tersebut telah diakui dan memiliki legalitas yang

tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 (1) yang menyatakan bahwa setiap warga

2

negara berhak mendapatkan pendidikan. Proses realisasi hak pendidikan bagi

setiap warga negara bahkan menjadi sebuah kewajiban bagi pemerintah dan

dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 31 (3) yang menyatakan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka men-

cerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Pendidikan memiliki arti sebagai usaha sadar dan sistematis yang di-

lakukan oleh orang yang diserahi tanggungjawab untuk mempengaruhi siswa agar

mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2012:31).

Hal tersebut dipertegas dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masya-rakat, bangsa, dan negara.

Dalam proses pendidikan perlu adanya keterlibatan pihak-pihak selain

pemerintah untuk mendukung serta saling bekerjasama dalam rangka mewujud-

kannya. Dengan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antar pihak,

diharapkan dapat saling membantu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki

oleh peserta didik. Potensi ini erat kaitannya dengan kekuatan spiritual keagama-

an, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan di Indonesia dipandang sebagai sebuah sistem yang memiliki

beberapa komponen pendukung yang saling terkait. Salah satu komponen sistem

3

yang digunakan sebagai standar pelaksanaan acuan proses pembelajaran,

mencakup materi serta indikator pencapaian hasil belajar adalah kurikulum.

Kurikulum merupakan suatu alat yang penting dalam rangka merealisasikan dan

mencapai tujuan sekolah (Susanto, 2016:245). Pada hakikatnya pengembangan

kurikulum di sesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi, daerah, dan peserta

didik serta disusun sesuai dengan jenjang pendidikan tertentu. Jenjang pendidikan

formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

(Munib, 2012:148). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pasal 37 (1) menyebutkan bahwa:

Kurikulum yang diterapkan di jenjang pendidikan dasar meliputi: (a)

pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial,

(g) seni budaya, (h) pendidikan jasmani dan olahraga, (i) keterampil-an /kejuruan; dan (j) muatan lokal.

Bahasa sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum pendidikan

formal khususnya jenjang pendidikan dasar memiliki beberapa kriteria dan ke-

tetapan yang disesuaikan dengan perkembangan karakter peserta didik. Menurut

BSNP (2006) dalam Susanto (2016: 245), standar isi pembelajaran bahasa Indo-

nesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomuni-

kasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun ter-

tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia

Indonesia.

Pembelajaran bahasa di sekolah dasar memiliki peran cukup penting,

karena bahasa adalah salah satu alat manusia untuk berkomunikasi, menyampai-

kan pesan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan. Kemampuan manusia ber-

4

bahasa bukanlah instinct, tidak dibawa anak sejak lahir, melainkan manusia dapat

belajar bahasa sampai terampil berbahasa, mampu berbahasa untuk kemampuan

komunikasi (Susanto, 2016:242). Gage dan Berliner (1983) dalam Rifa’i dan Anni

(2012:66) mengemukakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu orga-

nisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman disertai instruksi

khusus dari pihak eksternal. Instruksi khusus yang diberikan berupa bimbingan

dan arahan yang dalam hal ini dilakukan oleh orang yang lebih berpengalaman

atau yang biasa disebut guru di sekolah dasar.

Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan

terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, mem-

baca, dan menulis (Susanto, 2016:242). Pada usia jenjang sekolah dasar atau

kisar-an usia lima sampai sepuluh tahun, perkembangan bahasa anak masih

berada pada tahap tata bahasa menjelang dewasa. Tarigan (1986) dalam Rifa’i dan

Anni (2012:42) menjelaskan bahwa pada tahap ini anak sudah mulai

mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit, melibatkan gabungan

kalimat sederhana dengan komplementasi, relativasi, dan konjungsi. Dengan

karakteristik anak tersebut menjadi salah satu pertimbangan untuk guru dalam

memutuskan perencanaan pembelajaran yang efektif diterapkan di dalam kelas.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila hasil belajar dan aktivitas belajar

siswa yang belajar dengan pendekatan pemecahan masalah lebih baik dari siswa

yang belajar dengan pembelajaran konvensional pada tingkat ketuntasan tertentu

(Susanto, 2016:54). Ketuntasan tertentu yang dimaksud adalah tercapainya nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Masing-masing sekolah memiliki KKM

5

tersendiri sebagai standar ketuntasan penilaian mata pelajaran, termasuk dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia.

Setiap individu pasti mengharapkan hasil yang baik dalam belajar. Dalam

pencapaian tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar,

antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Ruseffendi (1991) dalam Susanto

(2016:14) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

ke dalam sepuluh macam, yaitu:

Kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat

anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat. Dapat dikatakan

sebagian besar faktor yang berpengaruh tergantung kepada siswa, dan sebagian lainnya tergantung kepada guru.

Guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi proses pencapaian

hasil belajar memiliki peranan untuk merumuskan sebuah program belajar

mengajar yang relevan dan menyenangkan. Salah satu hal penting yang perlu

dipertimbangkan adalah ketepatan pemilihan model yang akan guru gunakan

dalam menyampaikan materi. Meyer (1985) dalam Indrawati (2011:14) men-

jelaskan bahwa secara kaffah atau keseluruhan, model dimaknai sebagai suatu

objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal yang

nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih komprehensif. Secara

umum model pembelajaran berfungsi membantu dan membimbing guru untuk

memilih komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan metode

pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai.

Proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar umumnya masih

menggunakan model konvensional dengan menekankan kegiatan ceramah, diskusi

6

kelompok dan penugasan. Proses pembelajaran biasanya terpusat pada guru, siswa

hanya sebagai pendengar serta cenderung pasif. Permasalahan tersebut juga

ditemukan di SD Negeri Penusupan 1 Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil

wawancara (16/01/2017) dengan guru kelas IV A dan IV B SD Negeri Penusupan

1, Sudarno, S.Pd dan Risa Erfiana, S.Pd, penulis memperoleh informasi bahwa

hanya beberapa siswa saja yang aktif dalam pembelajaran, sementara sisanya

kurang aktif.

Dalam pembelajaran karangan, siswa masih kesulitan untuk menemukan

kalimat pembuka, merangkai kalimat, serta menggunakan aturan Ejaan Yang

Dibenarkan (EYD). Karena beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa, dalam

hasil karangan sering kali ditemukan beberapa kalimat acak dan pengulangan

kalimat, sehingga paragraf tidak memiliki kesatuan yang utuh. Terkadang pula

guru masih memberikan contoh-contoh kalimat dengan cara mendikte. Imbasnya,

hasil belajar yang diperoleh siswa terkadang kurang memuaskan dan tidak

memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM).

Dari kesulitan yang dialami siswa, guru dapat mencari solusi permasalahan

dalam pembelajaran agar lebih efisien. Salah satu alternatifnya adalah dengan

mengubah gaya mengajar dan menambahkan variasi model yang biasa digunakan

oleh guru. Model pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia tidak cukup banyak, karena guru cukup sulit menemukan model

pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi kebahasaan. Model Mind

Mapping dan Concept Sentence dapat dijadikan salah satu model pembelajaran

yang mempermudah para siswa untuk menyusun sebuah karangan yang baik.

7

Huda (2013:307) menjelaskan bahwa model Mind Mapping bisa diguna-

kan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan pe-

nguasaan konsep. Model ini merupakan strategi yang bagus untuk membantu

mem-bangun pemikiran siswa. Menurut Freeman dan Urbaczewski (2005) dalam

Hariyanto dan Suyono (2015:163) sintaks dari Mind Mapping cukup sederhana,

yaitu: (1) Para siswa mengidentifikasi konsep serta saling kait mengait antara

subkonsep. (2) Para siswa menciptakan peta konsepnya dalam kelompoknya

masing-masing.

Model Mind Mapping pernah dibuktikan keefektifannya dalam penelitian

yang dilaksanakan oleh Yulmainar (2016) dalam Jurnal Pendidikan Indonesia

yang berjudul Penggunaan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV. Peneliti tersebut menetapkan

standar prestasi belajar siswa 80%. Setelah siklus I prestasi belajar siswa adalah

77,34 %, setelah siklus II hasilnya melebihi siklus I yaitu 86,36%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa penerapan konsep Pemetaan dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis esai.

Model Concept Sentence dijelaskan oleh Huda (2013:307) bahwa model

ini berusaha mengajarkan siswa untuk membuat sebuah kalimat dengan beberapa

kata kunci yang telah disediakan agar bisa menangkap konsep yang terkandung

dalam kalimat tersebut dan membedakannya dengan kalimat-kalimat lainnya.

Huda (2013:315) menyatakan bawah dalam praktiknya, Concept Sentence

merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kartu

berupa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci tersebut disusun menjadi

8

beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf. Model ini dilakukan

dengan mengelompokkan siswa dan meminta mereka untuk membuat kalimat

dengan kata kunci sesuai materi yang disajikan.

Model Concept Sentence pernah dibuktikan keefektifannya dalam pe-

nelitian yang dilaksanakan oleh Wihida (2016) dalam skripsi yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran

Concept Sentence Pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan

Tahun 2015/2016. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampil-

an menulis karangan yaitu pada tahap prasiklus sebesar 39,47% (15 siswa yang

sudah mencapai KKM dari 38 siswa). Pada tahap siklus I pertemuan ke-1

meningkat menjadi 52,63% (20 siswa yang sudah mencapai KKM dari 38 siswa).

Pada tahap siklus I pertemuan ke-2 meningkat menjadi 60,52% (23 siswa yang

sudah mencapai KKM dari 38 siswa). Pada tahap siklus II pertemuan ke-1

meningkat menjadi 71,05% (27 siswa yang sudah mencapai KKM dari 38 siswa).

Pada tahap siklus II pertemuan ke-2 meningkat menjadi 81,57% (31 siswa yang

sudah mencapai KKM dari 38 siswa). Kesimpulan penelitian ini adalah strategi

Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa

kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan.

Berdasarkan berbagai alasan yang sudah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk membandingkan keefektifan kedua model pem-

belajaran dengan judul “Studi Komparasi Penerapan Model Mind Mapping dan

Concept Sentence dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD

Negeri Penusupan 1 Kabupaten Tegal”.

9

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil observasi pendahuluan yang bertempat di SD Negeri

Penusupan 1 Kabupaten Tegal, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

(1) Masih diterapkannya pembelajaran konvensional dengan menekankan ke-

giatan ceramah, diskusi, dan penugasan.

(2) Proses pembelajaran terpusat pada guru, sehingga siswa cenderung pasif.

(3) Dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, siswa masih mengalami

beberapa kesulitan.

(4) Hasil belajar menulis karangan deskripsi belum optimal.

(5) Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran

memiliki tingkat efektivitas yang berbeda.

1.3 Pembatasan Masalah dan Paradigma Penelitian

Peneliti perlu menentukan pembatasan masalah dan paradigma penelitian

agar penelitan lebih terarah dan hubungan antar variabelnya lebih jelas. Pembatas-

an masalah dan paradigma penelitian dalam penelitian ini, yaitu:

1.3.1 Pembatasan Masalah

Peneliti perlu menentukan pembatasan masalah untuk memberi fokus dan

membatasi masalah dalam penelitian agar tidak terlalu luas. Pembatasan masalah

untuk menghindari kesalahan maksud, tujuan, serta agar lebih efektif dalam

melakukan penelitian, yaitu:

(1) Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A dan kelas IV B SD

Negeri Penusupan 1, dan kelas IV SD Negeri Pener 3.

10

(2) Model pembelajaran yang menjadi fokus penelitian adalah model Mind

Mapping dan Concept Sentence.

(3) Hasil belajar yang menjadi fokus penelitian adalah hasil belajar ranah

kognitif dilihat dari keefektifan masing-masing model yang diteliti.

(4) Materi Bahasa Indoesia yang dijadikan fokus penelitian adalah menulis

deskripsi.

1.3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dapat digunakan peneliti sebagai panduan untuk

merumuskan masalah, dan hipotesis penelitiannya, yang selanjutnya dapat diguna-

kan untuk paduan dalam pengumpulan dan analisis data (Sugiyono, 2014:106).

Penelitian ini memiliki tiga variabel terdiri dari dua variabel independent dan satu

variabel dependent. Variabel independent penelitian ini adalah model Mind

Mapping (X1) dan model Concept Sentence (X2), sementara variabel dependent

adalah hasil belajar siswa (Y). Paradigma penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan Paradigma Penelitian

Keterangan:

X1 : Model Pembelajaran Mind Mapping

X2 : Model Pembelajaran Concept Sentence

Y : Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

X1

X2 Y

Y

11

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

rumusan masalah yang akan dikaji yaitu sebagai berikut:

(1) Apakah terdapat perbedaan dalam hasil belajar Bahasa Indonesia materi

menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Penusupan 1 antara yang

memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping, Concept

Sentence dan konvensional?

(2) Lebih tinggi mana hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi

pada siswa kelas IV SD Negeri Penusupan 1 antara yang memeroleh pem-

belajaran menggunakan model Mind Mapping, Concept Sentence, dan

konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang mencakup tujuan umum dan tujuan

khusus. Berikut ini uraian tentang tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin

dicapai dalam penelitian:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilaksanakannya penelitian yaitu untuk menganalisis dan

mendeskripsikan perbedaan keefektifan penerapan model Mind Mapping dan

Concept Sentence dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis deksripsi

pada siswa kelas IV SD Negeri Penusupan 1.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam suatu penelitian sifatnya lebih khusus tentang hal-hal

yang diteliti. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

12

(1) Menganalisis dan mendeskripsi ada tidaknya perbedaan hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa kelas IV antara

yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping,

Concept Sentence, dan konvensional.

(2) Menganalisis dan mendeskripsi mana yang lebih tinggi hasil belajar

Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa kelas IV antara

yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping,

Concept Sentence, dan konvensional.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu

manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk hasil

pemikiran yang berkaitan dengan teori yang digunakan, sedangkan manfaat

praktis yaitu manfaat dalam bentuk praktik yang ditujukan kepada pihak-pihak

yang terlibat dalam penelitian. Berikut adalah penjelasannya:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis berupa informasi

tentang keefektifan penerapan model pembelajaran Mind Mapping dan Concept

Sentence dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada

siswa kelas IV SD Negeri Penusupan 1.

1.6.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada banyak pihak, yaitu

siswa, guru, sekolah, dan peneliti. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

13

1.6.2.1 Bagi Guru

Penelitian ini bagi guru diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut: (1) Sebagai bahan masukan bagi guru dalam menerapkan model Mind

Mapping dan Concept Sentence pada pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-

nya; (2) Memberikan gambaran alternatif model yang menunjang pembelajaran

bahasa Indonesia di sekolah dasar.

1.6.2.2 Bagi Sekolah

Penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut: (1) Memberikan kontribusi dalam rangka memperbaiki atau meningkat-

kan kualitas pembelajaran di sekolah; (2) Melengkapi hasil penelitian yang telah

ada.

1.6.2.3 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan kelak dapat meningkatkan daya pikir dan me-

nambah wawasan dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia materi ka-

rangan deskripsi.

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan kajian kedua dalam penelitian ini. Kajian pustaka

berisi pengkajian terhadap pustaka (penelitian) terkait yang digunakan dalam

sebuah penelitian. Pada kajian pustaka akan dijelaskan landasan teori, penelitian

yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Landasan teori

membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar dilaksanakannya penelitian.

Penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis hasil penelitian terdahulu

yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir

berisi penjelasan sementara tentang hubungan antara variabel-variabel perma-

salahan yang akan diteliti. Hipotesis penelitian berisi jawaban sementara terhadap

rumusan masalah dalam penelitian. Penjelasan selengkapnya yaitu sebagai

berikut:

2.1 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar yang digunakan dalam penelitian yang

akan dilakukan. Landasan teori berisi seperangkat definisi, konsep, dan rancangan

yang telah disusun rapi dan sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah

penelitian. Landasan teori memberi ciri bahwa penelitian yang dilakukan meru-

pakan cara ilmiah untuk memeroleh data. Jika penelitian yang dilakukan tanpa

landasan teori, maka penelitian tidak akan berjalan lancar dan berujung pada ke-

salahan. Landasan teori memuat teori-teori yang dikemukakan para tokoh yang

15

ahli di bidangnya. Teori yang berhubungan dengan penelitian ini meliputi penger-

tian pendidikan, hakikat pembelajaran, hasil belajar, faktor-faktor pengaruh hasil

belajar, karakteristik perkembangan siswa SD, hakikat pembelajaran Bahasa Indo-

nesia di SD, kegiatan menulis, materi karangan deskripsi, model pembelajaran,

model Mind Mapping,dan model Concept Sentence. Penjelasan selengkapnya ten-

tang teori-teori yang digunakan yaitu sebagai berikut.

2.1.1 Pengertian Pendidikan

Dalam perkembangannya, manusia ingin mencapai suatu kehidupan yang

lebih baik. Munib (2012:28) menjelaskan bahwa, untuk meningkatkan kehidup-

annya manusia akan berusaha untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.

Usaha itu yang dapat disebut dengan pendidikan, oleh karena itu pendidikan akan

berlangsung sepanjang hayat.

Banyak konsepsi yang menjelaskan mengenai pengertian pendidikan dari

berbagai ahli dan sumber. Munib (2012:30) menguraikan beberapa pengertian

mengenai pendidikan sebagai berikut:

(1) GBHN (1973) menyatakan, bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemam-

puan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup, (2) UUSPN No. 2 Tahun 1989 menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan bagi peranannya di masa yang datang, (3) UUSPN No. 20 Tahun 2003

menyatakan, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepri-badian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diper-

lukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Munib (2012:31) menyimpulkan pengertian pendidikan adalah usaha sadar

dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggungjawab

16

untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

cita-cita pendidikan. Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja

kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk

mencapai tingkat dewasa. Pendidikan adalah proses bantuan dan pertolongan yang

diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan

perkembangan rohaninya secara optimal.

2.1.2 Hakikat Belajar

Pada dasarnya setiap orang mengalami sebuah proses belajar, baik disadari

maupun tidak disadari. Rifa’i dan Anni (2012:66) menyebutkan konsepsi pendi-

dikan yang telah didefinisikan oleh beberapa pakar, antara lain:

(1) Gage dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar me-

rupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman, (2) Morgan et.al. (1986:140) menya-

takan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil praktik atau pengalaman, (3) Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang di-

sebabkan oleh pengalaman, (4) Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang

berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Pendapat lain dikemukakan oleh Slameto (2013:2) bahwa belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi lingkungannya. Menurut Purwanto (2014:38) belajar merupakan

proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk menda-

patkan perubahan dalam perilakunya. Menurut Winkel (1999) dalam Purwanto

(2014:39) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

17

aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam penge-

tahuan, keterampilan, dan sikap.

Kesimpulannya bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur

utama, yaitu: (1) belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, (2) perubahan

perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan (3) Perubahan

perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

2.1.3 Hasil Belajar

Menurut Winkel (1999) dalam Purwanto (2014:39) belajar adalah aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Nawawi (2003) dalam Susanto (2016:5) mengemukakan bahwa hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah, dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejum-

lah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil

belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah mengikuti kegiatan

belajar.

Proses belajar merupakan sesuatu yang unik dan kompleks. Keunikan itu

disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak

pada orang lain, dan setiap individu menampilkan perilaku belajar yang berbeda

(Purwanto, 2014:43). Perbedaaan itu disebabkan karena setiap karakter individu

berbeda-beda, seperti minat, intelegensi, perhatian, bakat, dan sebagainya. Setiap

manusia memiliki cara masing-masing untuk mengusahakan proses belajar pada

dirinya.

18

Rifa’i dan Anni (2012:70) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar,

tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa

peranan penting, yaitu: (1) memberikan arah pada kegiatan peserta didikan, (2)

untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan

binaan bagi peserta didik, dan (3) sebagai bahan komunikasi. Bloom (1956) dalam

Rifa’i dan Anni (2012:70) menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan

ranah belajar, yaitu: (1) ranah kognitif; (2) ranah afektif; serta (3) ranah psiko-

motor.

Ranah kognitif (cognitif domain) berkaitan dengan hasil berupa penge-

tahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah ini mencakup enam

keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik yaitu: (1) pengetahuan

(knowladge), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan (application), (4)

analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis), dan (6) penilaian (evaluation).

Ranah afektif (affective domain) berkaitan dengan perasaan, sikap, minat,

dan nilai. Kategori tujuan peserta didikan afektif adalah penerimaan (receiving),

penanggapan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization)

dan pembentukan pola hidup (organization by a value complex).

Ranah psikomotorik (psychomotoric domain) berkaitan dengan kemampu-

an fisik. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan

motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

2.1.4 Faktor-Faktor Pengaruh Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya peserta didik dalam belajar dipengaruhi oleh ber-

bagai faktor, baik yang berasal dari dalam diri anak sendiri maupun yang berasal

19

dari lingkungannya. Walsiman (2007) dalam Susanto (2016:12) mengemukakan

bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor

eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai

berikut:

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta

didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi: ke-

cerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal berasal dari luar peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendapat lain dikemukakan oleh Ruseffendi (1991) dalam Susanto (2016:

14) yang mengidentifikasi faktor-faktor pengaruh hasil belajar siswa ke dalam

sepuluh macam, yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar,

minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,

kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.

2.1.5 Karakteristik Perkembangan Siswa SD

Sebuah perangkat pembelajaran dirancang sesuai tingkat perkembangan

dan karakteristik peserta didik. Hal tesebut dilakukan agar didapatkan hasil

maksimal dari proses pembelajaran. Ahli psikologi kognitif Piaget (1988) dalam

Rifa’i dan Anni (2012:32) mengemukakan bahwa terdapat empat tahap perkem-

bangan peserta didik, yaitu:

(1) tahap sensomotorik (0-2 tahun), (2) tahap pra-operasional (2-7

tahun) yang kemudian dibagi menjadi sub tahap simbolis (2-4 tahun) dan sub tahap intuitif (4-7 tahun), (3) tahap operasional konkrit (7-11 tahun), (4) tahap operasional formal (7-15 tahun).

20

Peserta didik khususnya siswa kelas IV sekolah dasar yang di dominasi

oleh anak-anak berusia kisaran 9 sampai 10 tahun berada diantara tahap opera-

sional konkrit dan tahap operasional formal. Hal ini memungkinkan anak-anak

pada usia demikian untuk mampu mengoperasikan logika serta memecahkan

masalah baik disajikan secara verbal dan non-verbal. Rifa’i dan Anni (2012:35)

mengemukakan bahwa anak juga mampu menyajikan berpikir spekulatif tentang

kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan diri orang lain.

Di samping itu anak sudah mampu menyusun rencana untuk memecahkan

masalah dan secara sistematis menguji solusinya. Tarigan (1986) dalam Rifa’i dan

Anni (2012:42) menjelaskan bahwa pada usia tersebut pula, anak-anak mengalami

perkembangan bahasa pada tahap perkembangan tata bahasa menjelang dewasa,

atau yang biasa terjadi pada anak-anak yang berusia kisaran 5 sampai 10 tahun.

Hal ini memungkinkan anak untuk mulai mengembangkan struktur tata bahasa

yang lebih rumit, melibatkan gabungan kalimat sederhana dengan komplementasi,

relativasi, dan konjungsi.

Sumantri (2013:6.3) mengemukakan bahwa karateristik yang paling me-

nonjol dari peserta didik pada jenjang sekolah dasar yaitu senang bermain, selalu

bergerak, bermain atau bekerja dalam kelompok dan senantiasa ingin melak-

sanakan dan/atau merasakan sendiri. Dengan karakteristik siswa yang demikian,

guru sebaiknya mampu untuk lebih merencanakan pembelajaran yang matang dan

sesuai dengan tujuan, sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam

sebuah pembelajaran.

Pengembangan struktur bahasa siswa akan mengalami peningkatan dengan

seringnya siswa membuat sebuah tulisan. Menurut Djiwandono (2011:8) kemam-

21

puan menulis adalah kemampuan untuk mengungkapkan diri melalui kata-kata

dan kalimat yang disampaikan oleh penulis. Djiwandono (2011) menjelaskan

bahwa kemampuan berbicara dan kemampuan menulis dikelompokkan ke dalam

kemampuan aktif-produktif. Dengan karakteristik siswa SD kelas IV yang mampu

mengembangkan struktur bahasa, kemampuannya dalam menulispun sedang

berada pada tahap serupa.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis karangan, siswa di-

tuntut untuk mampu menyusun karangan dengan sebuah tema. Dengan meng-

gunakan model Mind Mapping serta Concept Sentence, siswa akan lebih terbantu

dalam menyusun konsep sebuah karya tulis. Penggunaan model Mind Mapping

dan Concept Sentence akan membantu siswa untuk membuat peta konsep dan kata

kunci sebagai dasar penyusunan karangan (kerangka karangan).

2.1.6 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan

terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, mem-

baca, dan menulis (Susanto, 2016:242). Menurut BSNP (2006) dalam Susanto

(2016:245) standar isi pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mening-

katkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indo-nesia

dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menum-buhkan

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Kemampuan dalam berbahasa sangat diperlukan, karena bahasa meru-

pakan media dalam bertukar informasi (komunikasi). Susanto (2016:242) menye-

butkan bahwa kemampuan manusia berbahasa bukanlah suatu instinct, tidak

22

dibawa sejak lahir, melainkan manusia belajar bahasa sampai terampil berbahasa,

mampu berbahasa untuk kebutuhan komunikasi.

Penggunaan bahasa interaksi sebagai media komunikasi dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu bahasa lisan dan tulisan. Indihadi (2006) dalam Susanto

(2016:242) menjelaskan bahwa ada lima faktor yang dipadukan dalam berkomu-

nikasi, sehingga pesan ini dapat dinyatakan atau disampaikan, yaitu: struktur pe-

ngetahuan (schemata), kebahasaan, strategi produktif, mekanisme psikofisik, dan

konteks. Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyi-

mak, sedangkan kemampuan berbahasa tulis meliputi kemampuan membaca dan

menulis. Ketika anak memasuki usia sekolah dasar, anak-anak akan terkondisikan

untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, anak dituntut untuk memperdalam

cara berpikir sehingga kemampuan berbahasa anak pun mengalami perkem-

bangan.

2.1.7 Kegiatan Menulis

Menulis adalah keterampilan seseorang atau individu mengomunikasikan

pesan dalam sebuah tulisan. Menurut Cahyani dalam Susanto (2016:243), pesan

yang ditransaksikan itu dapat berupa wujud ide (gagasan), kemampuan, keingin-

an, perasaan, atau informasi. Tarigan (2005) dalam Dalman (2016:4) menge-

mukakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang

grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahami

bahasa dan grafis itu. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil meman-

faatkan struktur bahasa dan kosa kata. Dalman (2016:3) menjelaskan bahwa

menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (infor-

23

masi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai

alat atau medianya.

Menulis merupakan sebuah proses kegiatan yang kreatif dengan me-

nuangkan sebuah gagasan atau ide di dalam sebuah karya dengan berbagai tujuan,

seperti memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini

disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Pada dasarnya istilah karangan dan

tulisan adalah sama, namun ada pendapat yang mengatakan bahwa istilah menulis

sering dikaitkan dengan karya-karya bersifat ilmiah, sementara mengarang dikait-

kan dengan karya-karya nonilmiah (Dalman, 2016:85).

Menurut Supriadi (1997) dalam Dalman (2016:5) menulis merupakan

suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergent (menyebar)

daripada covergent (memusat). Dalam hal ini, menulis merupakan proses penyam-

paian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan meng-

gunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton, dan tidak berpusat pada satu

pemecahan masalah saja. Dengan demikian, penulis dapat menghasilkan berbagai

bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan tujuan dan sasaran

tulisannya.

2.1.8 Materi Karangan Deskripsi

Karangan deskriptif merupakan suatu jenis karangan yang harus dikuasai

oleh siswa. Jenis karangan ini biasanya mulai dikenalkan pada siswa kelas IV

sekolah dasar. Menurut Finoza (2008) dalam Dalman (2016:93), deskripsi adalah

bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca

dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.

24

Deskripsi berasal dari kata “descrebe” yang berarti menulis tentang, atau

menggambarkan hal. Deskripsi dimaksudkan sebagai suatu karangan yang digu-

nakan oleh penulis untuk memindahkan kesan-kesan miliknya, memindahkan

hasil pengamatan dan perasaannya, dan disasjikan kepada pembaca. Mariskan

(1992) dalam Dalman (2016:93) mengemukakan bahwa deskripsi atau lukisan

adalah karangan yang melukiskan kesan atau pancaindra semata dengan teliti dan

sehidup-hidupnya agar pembaca atau pendengar dapat melihat, mendengar,

merasakan, menghayati, dan menikmati seperti yang dilihat, didengar, dirasakan,

dan dihayati, serta dinikmati penulis.

Sasaran yang ingin dicapai oleh penulis deksripsi adalah menciptakan atau

memungkinkan terciptanya daya khayal pada para pembaca, seolah-olah pembaca

mengalaminya sendiri. Suparno dan Yunus (2008) dalam Dalman (2016:96) men-

jelaskan bahwa, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu

sesuai dengan keadaan sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,

mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra

penulisnya.

Adapun ciri-ciri karangan yang baik menurut Keraf (2006) dalam Dalman

(2016:95) adalah sebagai berikut:

(1) berisi tentang perincian-perincian sehingga objeknya terpandang

di depan mata, (2) dapat menimbulkan kesan dan daya khayal pem-baca, (3) berisi penjelasan yang menarik minat serta orang lain atau pembaca, (4) menyampaikan sifat dan perincian wujud yang dapat

ditemukan dalam objek itu, (5) menggunakan bahasa yang cukup hidup, kuat, dan bersemangat, serta konkrit.

Pendapat lain dikemukakan oleh Akhadiah (1997) dalam Dalman (2016)

bahwa ciri-ciri deskripsi terbagi menjadi tiga, yaitu:

25

(1) penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan

perasaannya kepada pembaca, (2) menggambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang terdapat pada objek yang dilukiskan, (3) sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas pada apa yang dilihat,

didengar, dicium, diraba, tetapi juga dapat dirasa oleh hati dan pikiran, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, sedih, dan haru.

Dalman (2016:94) menyebutkan karangan deskripsi memiliki ciri-ciri khas

sebagai berikut:

(1) deskripsi lebih memperlihatkan detail atau perincian tentang objek, (2) deskripsi bersifat memberi pengaruh sensitivitas dan membentuk imajinasi pembaca, (3) deskripsi disampaikan dengan

gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah, (4) deskripsi memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat,

dan dirasakan, misalnya: benda, alam, warna, dan manusia. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri karangan deskripsi adalah suatu karang-

an yang berisi perincian-perincian yang jelas tentang suatu objek, yang dapat me-

nimbulkan pesan dan kesan bagi pembaca, menarik minat, menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti, menimbulkan daya imajinasi dan sensitivitas pembaca,

serta membuat si pembaca seolah-olah mengalami langsung objek yang dides-

kripsikan.

Dalam penulisan dekripsi, pengarang juga perlu memahami tentang pen-

dekatan penulisan deskripsi serta macam-macam deksripsi. Menurut Suparno dan

Yunus (2008:4.8) terdapat tiga pendekatan dalam menulis deskripsi, yaitu pen-

dekatan ekspositoris, pendekatan impresionistik , dan pendekatan menurut sikap

pengarang. Perbedaan dari ketiga pendekatan tersebut terletak pada cara menyu-

sun detail objek yang akan dideskripsikan, sudut pandang pengarang, sikap pem-

baca, dan mengolah fakta.

Dalam pendekatan ekspositoris, pengarang berusaha agar deskripsi yang

dibuat dapat memberi keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya se-

26

hingga pembaca dapat seolah-olah ikut melihat atau merasakan objek yang dides-

kripsikan. Sedangkan dalam pendekatan impresionistik yang terpenting adalah

bagaimana tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca. Pendekatan

yang terakhir adalah pendekatan menurut sikap pengarang yang bergantung ke-

pada tujuan yang akan dicapai oleh pengarang tersebut.

Menurut objek yang akan dideskripsikan, Suparno dan Yunus (2002:4.14)

mengategorikan karangan deskripsi menjadi dua, yaitu karangan deskripsi orang

dan karangan deskripsi tempat. Tempat merupakan latar belakang terjadinya

sebuah peristiwa, sehingga mengambil peran penting dalam sebuah cerita.

Sedangkan orang merupakan tokoh yang berperan dalam cerita tersebut. Suparno

dan Yunus (2008:4.16) menjelaskan bahwa terdapat beberapa aspek yang harus

diperhatikan dalam mendeskripsikan tokoh, antara lain: (1) deskripsi keadaan

fisik, (2) deskripsi keadaan sekitar, (3) deskripsi watak atau tingkah perbuatan,

dan (4) deskripsi gagasan-gagasan tokoh.

Deskripsi keadaan fisik bertujuan memberikan gambaran yang sejelas-

jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh. Deskripsi ini banyak bersifat

objektif. Melalui deksripsi fisik, pembaca dapat membayangkan sosok tokoh yang

diceritakan oleh pengarang, baik dari bentuk wajah, postur tubuh, dan sebagainya.

Deskripsi keadaan sekitar adalah penggambaran keadaan yang menge-

lilingi sang tokoh. Deskripsi ini dapat dilihat dari cara pengarang menggambar-

kan aktivitas-aktivitas yang dilakukan, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat

kediaman, dan kendaraan yang ikut menggambarkan watak seseorang.

Deskripsi watak atau tingkah perbuatan adalah menggambarkan watak

seorang tokoh dengan memunculkan gambaran kepribadian tokoh. Deskripsi ini

27

memiliki taraf kesulitan yang tinggi. Seorang pengarang perlu mengidentifikasi

unsur-unsur dan kepribadian tokoh, untuk selanjutnya menampilkan secara jelas

unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

Deskripsi gagasan-gagasan tokoh adalah pengungkapan pikiran atau

perasaan tokoh melalui gerak-gerik serta bahasa tubuh tokoh. Gagasan atau

pemikiran memang tidak mampu dilihat oleh pancaindra, namun antara unsur

perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat. Pancaran wajah, pan-

dangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang keadaan

perasaan seseorang pada waktu itu.

Dalam membuat sebuah karangan tentunya harus melalui beberapa

langkah. Dalman (2016:100) mengemukakan bahwa dalam menyusun karangan

deskripsi tidak boleh sembarangan, melainkan ada cara atau langkah-langkah

dalam menyusun deskripsi, sehingga dalam membuat karangan deskripsi dapat

tersusun dengan baik.

Dalman (2016:99) menjelaskan langkah-langkah menyusun karangan des-

kripsi adalah sebagai berikut:

(1) menentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan, (2) me-nentukan tujuan, (3) mengumpulkan data dengan mengamati objek

yang akan dideskripsikan, (4) menyusun data tersebut ke dalam urut-an yang baik (sistematis) atau membuat kerangka karangan, (5) menguraikan atau mengembangkan kerangka karangan menjadi ka-

rangan deskripsi dengan tema yang sudah ditentukan. Pendapat lain dikemukakan oleh Kosasih (2003) dalam Dalman (2016:

100) bahwa langkah- langkah menyusun karangan deskripsi sebagai berikut:

(1) menentukan topik, tema, dan tujuan karangan, (2) merumuskan judul karangan, (3) menyusun kerangka karangan, (4) mengumpul-

kan bahan/data, (5) mengembangkan kerangka karangan, (6) mem-buat cara mengakhiri dan menyimpulkan tulisan, (7) menyempurna-kan karangan.

28

Karangan yang baik menurut Dalman (2016:100) harus memiliki beberapa

kriteria yang diperhatikan, antara lain: (1) tema, (2) ketepatan isi dalam paragraf,

(3) kesesuaian isi dengan judul, (4) ketepatan susunan kalimat, (5) ketepatan

penggunaan ejaan.

Tema adalah hal yang mendasari sebuah karangan. Untuk membuat

karangan yang baik diperlukan tema/topik. Baik tidaknya sebuah karangan dapat

dilihat dari tepat tidaknya pemilihan tema karangan tersebut. Dengan menentukan

sebuah tema, pengarang telah menentukan luasnya cakupan sebuah karangan

deskripsi, sehingga pengarang mampu untuk membuat judul dan isi karangan

yang sesuai.

Ketepatan isi dalam paragraf terdiri dari beberapa aspek yang harus

diperhatikan, yaitu kesatuan, kepaduan, dan perkembangan. Ketiga aspek tersebut

menentukan kesinambungan antar kalimat. Dengan adanya ketiga aspek tersebut,

pengarang akan lebih teliti agar tidak terdapat kalimat yang sama dalam satu

paragraf.

Kesesuaian isi judul adalah kesamaan isi cerita dengan judul yang telah

ditulis. Judul dari sebuah karangan berkaitan dengan tema yang dipilih oleh

seorang pengarang. Apabila tema sudah ditentukan, deskripsi sebuah cerita sudah

ditentukan dari awal, sehingga pada saat penyusunan isi karanganpun harus

didasarkan pada tema tersebut.

Struktur kalimat sangat penting, karena hal ini memudahkan pembaca

untuk memahami ide pokok yang terdapat dalam paragraf. Dalam hal, penyusunan

kalimat harus disesuaikan dengan kaidah bahasa yang meliputi: (1) unsur-unsur

penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) aturan tentang ejaan yang

29

disempurnakan, (3) cara memiliki kata dalam kalimat, (4) ketepatan pemilihan

kata atau diksi.

Untuk menjadi sebuah karangan yang baik, terdapat syarat-syarat yang

harus dipenuhi oleh seorang penulis. Menurut Akhadiah (1997) dalam Dalman

(2016:103) terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

(1) kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk, (2) kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan

tentang sifat, watak, dan wujud objek yang dideskripsikan, serta (3) kemampuan memilih detail khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian.

Menurut Dalman (2016:103) ada beberapa aspek yang akan dinilai dalam

bentuk suatu karangan deskripsi antara lain: (1) kesesuaian judul dengan isi

karangan, (2) penggunaan dan penulisan ejaan, (3) pilihan kata atau diksi, (4)

struktur kalimat, (5) keterpaduan antar kalimat (dari segi ide), (6) keterpaduan

antar-paragraf, (7) isi keseluruhan, (8) kerapihan.

2.1.9 Model Pembelajaran

Pada hakikatnya model pembelajaran adalah model yang digunakan oleh

guru atau struktur untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, yang memuat

kegiatan guru dan siswa dengan memperhatikan lingkungan dan sarana prasarana

yang tersedia di kelas (Indrawati, 2011:14). Meyer (1985) dalam Indrawati

(2011:14) menyatakan bahwa secara kaffah atau keseluruhan model dimaknai

sebagai suatu obyek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan se-

suatu hal yang nyata dan dikonversi menjadi sebuah bentuk yang lebih kom-

prehensif.

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

30

mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivtas

belajar mengajar. Indrawati (2011:1.6) menyebutkan bahwa secara umum model

pembelajaran berfungsi untuk membantu dan membimbing guru untuk memilih

komponen proses dalam pembelajaran teknik, strategi, dan metode pembelajaran

agar tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan secara khusus, model pembelajaran

memiliki fungsi sebagai berikut:

(1) membantu guru menciptakan perilaku peserta didik yang diingin-kan, (2) membantu guru dalam menentukan cara dan sarana untuk

menciptakan lingkungan yang sesuai untuk melaksanakan pem-belajaran, (3) membantu menciptakan interaksi antara guru dan

peserta didik yang diinginkan selama proses pembelajaran berlang-sung, (4) membantu guru dalam mengkonstruk kurikulum, silabus, atau konten dalam suatu pelajaran atau matakuliah, (5) membantu

guru atau instruktur dalam memilih materi pembelajaran yang tepat untuk mengajar yang disiapkan untuk kuliah atau dalam kurikulum,

(6) membantu guru dalam merancang kegiatan pendidikan atau pembelajaran yang sesuai, (7) memberikan bahan prosedur untuk mengembangkan materi dan sumber belajar yang menarik dan

efektif, (8) merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pem-belajaran baru, (9) membantu mengomunikasikan informasi tentang

teori mengajar, (10) membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris.

2.1.10 Model Mind Mapping

Model pembelajaran Mind Mapping atau Mind Map dikembangkan se-

bagai metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian

peta-peta. Untuk membuat Mind Map, menurut Buzan dalam Huda (2013:307),

seseorang biasanya memulainya dengan menuliskan gagasan utama di tengah

halaman dan dari situlah, ia bisa membentangkannya keseluruh arah untuk men-

ciptakan semacam diagram yang terdiri dari kata kunci-kata kunci, frasa-frasa,

konsep-konsep, fakta-fakta, dan gambar-gambar. Mind Map bisa digunakan untuk

membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan

31

konsep. Model ini merupakan strategi yang bagus untuk membantu membangun

pemikiran siswa. Model ini biasa digunakan untuk membentuk, menvisualisasi,

mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan

mengklarifikasi topik utama sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas

sebanyak mungkin. Pada hakikatnya Mind Map digunakan untuk mengumpulkan

ide-ide kreatif (brainstorming) suatu topik sekaligus menjadi strategi yang ampuh

bagi belajar siswa.

Huda (2013:307) menjelaskan bahwa untuk menggunakan model ini dibu-

tuhkan persiapan berupa catatan hasil ceramah dan poin-poin atau kata kunci-kata

kunci dari ceramah tersebut. Dengan berbekal catatan yang telah dibuat siswa,

siswa dapat membuat jaring-jaring penghubung di antara berbagai poin/

gagasan/kata kunci ini yang terkait dengan materi pembelajaran, kemudian meng-

gabungkannya dengan ide-ide kreatif semua hal yang diketahui sebelumnya

tentang topik tersebut. Siswa yang telah membuat beberapa persiapan dapat mulai

merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan dengan menvisualisasikan

semua aspek dari topik yang dibahas. Agar tulisan rapat tersusun dengan rapih,

siswa perlu menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses

pada satu lembar saja, kemudian menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas

permasalahan-permasalahan yang terkait dengan topik bahasan.

Menurut Huda (2013:308), tahap-tahap penting yang harus dilalui untuk

memulai Mind Mapping, antara lain sebagai berikut:

(1) meletakkan gagasan/tema/poin utama di tengah-tengah hala-man kertas, (2) menggunakan garis, tanda panah, cabang-cabang,

dan warna yang berbeda-beda untuk menunjukkan hubungan an-tara tema utama dan gagasan-gagasan pendukung lain, (3) meng-

32

hindari untuk bersikap latah, lebih menampilkan karya bagus dari-

pada konten didalamnya, (4) memilih warna-warna yang berbeda untuk men-simbolisasi sesuatu yang berbeda pula, 5) membiarkan beberapa ruang kosong dalam kertas. Hal ini dimaksudkan agar

memper-mudah penggambaran lebih jauh ketika ada gagasan baru yang harus ditambahkan.

2.1.11 Model Concept Sentence

Concept Sentence pada hakikatnya merupakan pengembangan dari

Concept Attainment yang dikembangkan dari pakar psikologi kognitif, Jerome

Bruner (1967). Inti dari Concept Attainment adalah bagaimana siswa mampu

mencari dan mendaftarkan atribut-atribut yang dapat digunakan untuk membeda-

kan contoh-contoh yang tepat dan yang tidak tepat. Esensinya tidak berbeda jauh

dimana Concept Sentence berusaha mengajarkan siswa untuk membuat sebuah

kalimat dengan beberapa kata kunci yang telah disediakan agar menangkap

konsep yang terkandung dalam kalimat tersebut dan membedakannya dengan

kalimat-kalimat lain.

Huda (2013:315) mengemukakan bahwa dalam praktiknya, Concept

Sentence merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan

kartu berupa kata kunci kepada siswa, kemudian kata kunci tersebut disusun

menjadi beberapa kalimat dan dikembangkan menjadi paragraf. Model ini

dilakukan dengan mengelompokkan siswa secara heterogen dan meminta mereka

untuk membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai materi yang

disajikan.

Concept Sentence merupakan model pembelajaran yang diawali dengan

penyampaian kompetensi, sajian materi, pembentukan kelompok heterogen,

penyajian kata kunci sesuai materi bahan ajar, dan penugasan kelompok. Prosedur

33

selanjutnya dalam pembelajaran ini adalah mempresentasikan hasil belajar secara

bergantian di depan kelas. Menurut Huda (2013:316) sintak pembelajaran

Concept Sentence ini bisa diterapkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut

ini:

(1) guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, (2) guru me-

nyajikan materi terkait dengan pembahasan secukupnya, (3) guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara

heterogen, (4) guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai dengan materi yang disajikan, (5) setiap kelompok diminta untuk membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap

kalimat, (6) hasil diskusi kelompok didiskusikan kembali secara pleno yang dipandu oleh guru, (7) siswa dibantu oleh guru memberi-

kan kesimpulan.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang keefektifan model Mind Mapping maupun model

Concept Sentence telah dilaksanakan sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut

dilaksanakan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun

mata pelajaran lainnya. Penelitian tersebut juga dilaksanakan pada jenjang

sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Penelitian yang relevan yaitu

sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Saribi (2014) mahasiswa jurusan ilmu

pendidikan FKIP Universitas Bengkulu dengan judul Peningkatan Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi dengan Penerapan Metode Mind Mapping Pada

Kelas V SDN 55 Kota Bengkulu. Hasil tes menulis karangan deskripsi siklus I

68,05 dengan ketuntasan belajar klasikal 31,57%, meningkat siklus II 80,27

dengan ketuntasan klasikal 77,27%. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa

34

dengan menggunakan metode Mind Mapping dapat meningkatkan kemampuan

menulis karangan deskripsi di kelas V SDN 55 Kota Bengkulu.

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2012) mahasiswa jurusan pen-didikan

bahasa dan sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul

Keefektifan Teknik Mind Mapping dalam Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngaglik Sleman DIY. Hasil

penelitian menunjukkan adanya perbedaan skor posttest kemampuan menulis

narasi siswa kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hal ini terbukti dari

hasil uji-t skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diketahui

nilai t sebesar 2,676 dengan df 71 pada signifikansi 5% diperoleh nilai 0,009.

Hasil tersebut menunjukkan ada perbedaan kemampuan menulis narasi antara

siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol Sig. (2-tailled) <

0,05. Selanjutnya, untuk hasil uji scheffe skor pretest dan posttest eksperimen

F’hitung (F’h) sebesar 125,730; F’tabel (F’t) sebesar 7,263; df = 71; signifikansi

0,09. Dengan demikian, teknik Mind Mapping lebih efektif digunakan dalam

menulis narasi daripada tanpa menggunakan teknik konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Purba (2014) mahasiswa jurusan pendidik-

an bahasa dan sastra FKIP Universitas Maritim dengan judul Efektivitas Teknik

Mind Map (Peta Pikiran) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan

Narasi Siswa Kelas VI Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang

Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan

menggunakan teknik Mind Map (peta pikiran) dapat meningkatkan nilai menulis

karangan narasi siswa.

35

Penelitian yang dilakukan oleh Yulmainar (2016) dalam jurnal yang ber-

judul Penggunaan Peta Konsep untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis

Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV. Data dianalisis secara kualitatif dan

kuantitatif. Peneliti menetapkan standar prestasi belajar siswa 80%. Setelah siklus

I prestasi belajar siswa adalah 77,34 %, setelah siklus II hasilnya melebihi siklus I

yaitu 86,36%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep Pemetaan

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis esai.

Penelitian yang dilakukan oleh Nunik (2013) dalam skripsi yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Metode Mind Mapping.

Hasil penelitian itu adalah penerapan metode Mind Mapping dapat meningkatkan

keterampilan menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Sine 01 Sragen

Tahun Ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya nilai

keterampilan menulis deskripsi, yaitu pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah

65. Pada siklus I nilai rata-rata siswa adalah 74,5, pada siklus II nilai rata-rata

siswa adalah 78,8, dan pada siklus III nilai rata-rata siswa sebesar 84,6.

Ketuntasan nilai keterampilan menulis deskripsi pada prasiklus sebanyak 19 siswa

atau 39%; pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasan

minimal (KKM) sebanyak 36 siswa atau 74%; pada siklus II siswa yang mendapat

nilai di atas KKM sebanyak 42 siswa atau 86% dan siklus III siswa yang

mendapat nilai di atas KKM sebanyak 46 siswa atau 94%.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Wihida (2016) mahasiswa jurusan

pendidikan guru sekolah dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta

dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model

36

Pembelajaran Concept Sentence pada Siswa Kelas V SD Muhammadiyah 11

Mangkuyudan Tahun 2015/2016. Kesimpulan penelitian ini adalah strategi

Concept Sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan pada siswa

kelas V SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan.

Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2016) mahasiswa jurusan pen-

didikan guru sekolah dasar FKIP Universitas Sunan Muria Kudus dengan judul

Penerapan Model Complete Sentence Berbantuan Gambar untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SDN 1 Jurang Kudus.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, disimpulkan bahwa

terdapat peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan

diterapkannya model Complete Sentence berbantuan gambar pada siswa kelas IV

SDN 1 Jurang Gebog Kudus Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penelitian yang dilakukan oleh Pangapoi (2013) mahasiswa jurusan pen-

didikan bahasa dan sastra FBS Universitas Negeri Medan dengan judul Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kalimat Konsep terhadap Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Josua Medan

Tahun Pembelajaran 2012/2013. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa pem-

belajaran kooperatif tipe kalimat konsep berpengaruh signifikan dalam me-

ningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas X SMA Swasta

Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2013) mahasiswa jurusan ilmu

pendidikan FKIP Universitas Lampung dengan judul Peningkatan Keterampilan

Menulis Paragraf Narasi Menggunakan Model Concept Sentence. Hasil

37

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Concept Sentence dalam

pelajaran Bahasa Indonesia kelas VA SD N 2 Langkapura dapat meningkatkan

keterampilan menulis paragraf narasi siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan hasil

keterampilan menulis siswa setiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas

sebesar 58, persentase siswa yang terampil menulis paragraf narasi sebesar 24%.

Pada siklus II nilai rata-rata kelas 67,52, persentase siswa yang terampil menulis

paragraf narasi sebesar 44% sehingga terjadi peningkatan sebesar 20%.

Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kelas 72,32, persentase siswa yang

terampil menulis paragraf narasi sebesar 80%, sehingga hasil keterampilan

menulis siswa meningkat sebesar 36%.

Penelitian yang dilaksanakan oleh Wati, dkk (2016) mahasiswa PGSD

kampus Serang Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul skripsi

Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentece dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan

pada siklus I hasil observasi kegiatan guru 75 %, hasil observasi aktivitas siswa 60

%, dan hasil nilai rata-rata siswa 69,24. Kemudian meningkat pada siklus II hasil

observasi kegiatan guru 100%, hasil obervasi aktivitas siswa 100%, dan hasil nilai

rata-rata siswa 80,37%. Kesimpulannya bahwa model Concept Sentence mampu

meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Vitulli dan Giles (2016), profesor dan EED

Program Coordination University of South Alabama dalam jurnal yang berjudul

Mind Mapping: Making Connections with Images and Color. Kesimpulan dari

38

penelitian ini adalah penggunaan teknik Mind Mapping dengan media warna

sebagai representasi visual dapat mendorong anak untuk memaksimalkan daya

hubung informasi yang baru diterima dengan pengetahuan yang sudah lama

diterima anak, sehingga anak akan mampu untuk menerapkan materi yang telah

dipelajari.

Berdasarkan penelitian relevan di atas, hasil penelitian menunjukkan

bahwa model Mind Mapping dan Concept Sentence efektif dan efisien. Model

Mind Mapping dan Concept Sentence dapat berpengaruh terhadap kegiatan

pembelajaran. Kedua model ini juga tepat apabila diterapkan di sekolah, baik di

tingkat sekolah dasar maupun tingkat yang lebih tinggi. Penelitian-penelitian

tersebut dijadikan pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian eksperimen.

Pada penelitian ini, penulis bermaksud menerapkan kedua model tersebut

di dalam penelitian yang akan dilaksanakan dengan fokus penelitian yang

berbeda. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan objek penelitian siswa

kelas IV sekolah dasar, serta lebih memfokuskan efektifitas kedua model tersebut

terhadap ranah kognitif saja, yaitu dengan melihat nilai hasil belajar siswa.

Adapun materi pembelajaran bahasa Indonesia dalam penelitian ini yaitu materi

karangan dengan spesifikasi menulis karangan deskripsi.

2.3 Kerangka Berpikir

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial hidupnya selalu berinteraksi

dengan orang lain. Dalam proses interaksi, komunikasi menjadi hal utama yang

perlu diperhatikan. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Proses komu-

39

nikasi menggunakan bahasa adalah dengan menyampaikan informasi berupa

pesan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dengan melihat gaya bahasa

seseorang maka kita dapat memahami pola pikir orang tersebut. Oleh karenanya,

bahasa menjadi salah satu hal yang penting untuk dipelajari.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) dalam Susanto

(2016:245), standar isi pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mening-

katkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dengan baik dan benar,

baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia.

Pembelajaran bahasa di Indonesia dimasukkan kedalam kurikulum yang

disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh. Pembelajarannya tidak

lepas dari berbagai kegiatan yang melibatkan keterampilan berbicara, menyimak,

menulis dan membaca para siswanya. Pada jenjang sekolah dasar, kemampuan

yang dimiliki setiap anak akan berbeda mengingat tahap perkembangan pada

masing-masing anak berbeda pula. Dalam suatu jenjang pendidikan, karakteristik

anak pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan beraneka ragamnya hasil

belajar yang dihasilkan. Karakteristik anak yang berbeda-beda mengharuskan

guru untuk mampu merancang sebuah pembelajaran yang efektif dan efisien agar

setiap anak mampu menerima pembelajaran dengan baik.

Salah satu hal yang perlu menjadi pertimbangan guru adalah memilih

model pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, cen-

derung hanya beberapa model saja yang dapat digunakan, karena tidak setiap

model cocok diterapkan untuk mengajarkan materi kebahasaan. Karena kesulitan

40

tersebut guru lebih terpaku kepada pembelajaran model konvensional yang lebih

menonjolkan kegiatan ceramah, diskusi, dan penugasan. Akibatnya siswa lebih

pasif mengikuti pembelajaran, dan kurang bersemangat serta cepat bosan.

Alternatif yang tepat adalah dengan mengganti model pembelajaran yang

diterapkan oleh guru. Salah satu model yang sudah teruji efektifitasnya dalam

pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi karangan adalah model Mind

Mapping. Model ini memungkinkan siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mem-

buat konsep karangan dan merangkai kata, dengan menghadirkan peta konsep.

Dengan menggunakan model ini, variasi model yang digunakan oleh guru juga

bertambah. Hal tersebut membuat pembelajaran di kelas akan berbeda dari

biasanya dan lebih menyenangkan.

Selain model Mind Mapping, terdapat satu model lagi yang efektivitasnya

sudah teruji, yaitu model Concept Sentence. Hampir sama dengan model

sebelumnya, model ini juga menyajikan konsep-konsep berupa beberapa kata

kunci yang memudahkan siswa untuk menyusun sebuah karangan deskripsi.

Dengan kata kunci yang disediakan, siswa akan lebih mudah juga mengem-

bangkan kalimat sampai menjadi paragraf yang akhirnya menjadi karangan utuh.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, kedua model ini mampu me-

ningkatkan hasil belajar siswa. Namun belum ditemukan hasil penelitian me-

ngenai kedua model tersebut yang paling efektif dalam pembelajaran bahasa

Indonesia SD materi karangan deskripsi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat

digambarkan alur pemikiran dalam penelitian yakni sebagai berikut:

41

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pe-

nelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk per-

tanyaan (Sugiyono, 2014: 99). Jawaban dikatakan sementara, karena jawaban

yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

42

H01 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis

deskripsi di kelas IV antara siswa yang memeroleh pembelajaran dengan

model Mind Mapping, Concept Sentence dan konvensional (μ1 = μ2 =

μ3).

Ha1 : Terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis

deskripsi di kelas IV antara siswa yang memeroleh pembelajaran dengan

model Mind Mapping, Concept Sentence dan konvensional (μ1 ≠ μ2 =

μ3).

H02 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind

Mapping tidak lebih tinggi daripada siswa yang memeroleh pembelajar-

an menggunakan model Concept Sentence dan konvensional (μ2 ≥ μ1 ≤

μ3).

Ha2 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind

Mapping lebih tinggi daripada siswa yang memeroleh pembelajaran

menggunakan model Concept Sentence dan konvensional (μ2 < μ1 > μ3).

H03 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Concept

Sentence tidak lebih tinggi daripada siswa yang memeroleh pembelajar-

an menggunakan model Mind Mapping dan konvensional (μ1 ≥ μ2 ≤ μ3).

Ha3 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deksripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Concept

Sentence lebih tinggi daripada siswa yang memeroleh pembelajaran

menggunakan model Mind Mapping dan konvensional (μ1 < μ2 > μ3).

43

H04 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran konvensional tidak lebih tinggi

daripada siswa yang memeroleh pembelajaran menggunakan model

Mind Mapping dan Concept Sentence (μ1 ≥ μ3 ≤ μ2).

Ha4 : Hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis deskripsi pada siswa

kelas IV yang memeroleh pembelajaran konvensional lebih tinggi dari-

pada siswa yang memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind

Mapping dan Concept Sentence (μ1 < μ3 > μ2).

117

BAB 5

PENUTUP

Pada bagian ini akan menjelaskan simpulan dan saran dari peneliti yang telah

melakukan penelitian. Simpulan merupakan ringkasan hasil penelitian yang

dicantumkan dalam beberapa poin untuk menjawab rumusan masalah yang ada di

bab pendahuluan. Berdasarkan simpulan, peneliti memberikan saran yang dituju-

kan berbagai pihak meliputi bagi guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Pen-

jelasan mengenai bab simpulan dan saran selengkapnya berikut ini.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan

pembahasan studi komparasi penerapan model Mind Mapping dan Concept

Sentence dalam pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri

Penusupan 1 Kabupaten Tegal, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut.

(1) Terdapat perbedaan dalam hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis

deskripsi pada siswa kelas IV SD Negeri Penusupan 1 antara yang

memeroleh pembelajaran menggunakan model Mind Mapping, Concept

Sentence dan konvensional.

(2) Penerapan model Mind Mapping dan Concept Sentence lebih efektif dari

model konvensional dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis

118

deskripsi. Sementara itu model yang paling efektif adalah model Mind

Mapping, dilihat dari perbandingan nilai rata-rata hasil tes akhir.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dalam

pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan model pembelajaran Mind

Mapping dan Concept Sentence pada kelas IV SD Negeri Penusupan 1 Kabupaten

Tegal, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Guru

Guru hendaknya menggunakan varinasi model pembelajaran dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. model Mind Mapping dan Concept

Sentence bisa men-jadi salah satu alternatif model pembelajaran dilihat dari

keefektifannya dalam pelaksana-an pembelajaran menulis deskripsi. Guru

hendaknya juga menjelaskan tata cara dan aturan dalam pelaksanaan suatu model

pembelajaran. Guru juga harus membimbing siswa agar waktu yang digunakan

efisien.

5.2.2 Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana seperti media pem-

belajaran yang dapat mendukung proses pembelajaran baik bagi guru maupun

siswa. Media pembelajaran yang dimiliki sekolah hendaknya memadai untuk

menunjang model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Fasilitas dan

kelengkapan yang dimaksud antara lain media, sumber belajar yang memadai, dan

buku-buku relevan yang dapat digunakan guru untuk lebih memahami model

119

Mind Mapping dan Concept Sentence. Selain itu, sekolah hendaknya memberikan

kesempatan, motivasi, sarana dan prasarana bagi guru yang hendak melakukan

inovasi pembelajaran seperti penggunaan media dalam proses belajar mengajar.

5.2.3 Bagi Peneliti Lanjutan

Peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan

untuk melakukan penelitian sejenis tentang penggunaan model pembelajaran

Mind Mapping dan Concept Sentence dalam pembelajaran. Kelebihan yang ada

pada model pembelajaran Mind Mapping dan Concept Sentence hendaknya benar-

benar dimaksimalkan dan kelemahan-kelemahan yang ada hendaknya perlu

mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran Mind Mappng dan Concept

Sentence sehingga penelitian yang dilakukan semakin baik.

120

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bhinneka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Asih Nunik, dkk. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui

Metode Mind Mapping. Online dalam situs https://eprints.uns.ac.id/11256/ (Diakses pada 09/01/2017).

Dalman H. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono, S. 2011. Tes Bahasa Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Malang:

Indeks.

Dwi Desti. 2012. Keefektifan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2

Ngaglik Sleman DIY. Online dalam situs http://eprints.uny.ac.id/8199/1/1-07201244057.pdf (Diakses pada 24/01/2017).

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hariyanto, dan Suyono. 2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indrawati. 2011. Perencanaan Pembelajaran Fisika: Model-Model Pembelajar-an Implementasinya dalam Pembelajaran Fisika. Jember: Kemendikbud

Universitas Jember.

Jayanti Endang Sri, Suwarjo, dan Rachmah Siti S. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Menggunakan Model Concept

Sentence. Online dalam situs http://download.portalgaruda.org/article.php (Diakses pada 24/01/2017).

Munib, Achmad. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.

Nurgiyantoro Burhan. 2013. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Pangapoi Marlina. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kalimat

Konsep Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Online dalam situs http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ajs/article

/download/1521/1260 (Diakses pada 24/01/2017).

Prasetyo Hendi. 2016. Penerapan Model Concept Sentence Berbantuan Gambar

untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SDN 1 Jurang Kudus. Online dalam situs http://eprints.umk.ac.id /6442/1/HALAMAN_DEPAN.pdf (Diakses pada 24/01/2017).

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: MediaKom.

Purba Desi Krisna Br. 2014. Efektivitas Teknik Mind Map (Peta Pikiran) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Tanjungpinang Tahun Pelajaran

2013/2014. Online dalam situs http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/up-loads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e /2014/09 /E-

JOURNAL-FKIP-Desi-Krisna-Br.-Purba.pdf (Diakses pada 24/01/2017).

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rifa’i, Achmad dan Chatarina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang

Pusat Pengembangan MKU-MKDK UNNES 2012.

Saribi KMS Muharam. 2014. Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan Penerapan Metode Mind Mapping pada Kelas V SDN

55 Kota Bengkulu. Online dalam situs http://repository.unib.ac.id/8826/ 1/I,II,III,II-14-muh.FK.pdf (Diakses pada 10/01/2017).

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung: Alfabeta.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Jakarta: CAPS

Sumantri Mulyani. 2012. Perkembangan Peserta Didik . Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka.

Suparno dan Yunus Mohamad. 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

122

Susanto, Achmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif . Malang: Madani.

Trihendradi. 2013. Step By Step IBM SPSS 21: Analisis Data Statistik . Yogyakarta: Andi.

Vitulli Paige dan Giles Rebecca. 2016. Mind Mapping: Making Connections with Images and Color. (Diakses pada 09/05/2017).

Wati Fiqih Fadhillah dkk. 2016. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan

Deskripsi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Sentence dalam Pelajaran Bahasa Indonesia. Online dalam situs http://antologi.

upi.edu/file/ARTIKEL_FIQIH.pdf (Diakses pada 24/01/2017).

Widoyoko, S. Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wihida Refianti. 2016. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Melalui Model Pembelajaran Concept Sentence pada Kelas V SD 11

Muhammadiyah Mangkuyudan Tahun 2015/2016. Online dalam situs http://eprints.ums.ac.id/42374/16/Halaman%20Depan.pdf (Diakses pada 24/01/2017).

------------. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Online http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf (Diakses pada 22/1/2017).

Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Familia.

Yulmainar. 2016. Penggunaan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV. Online dalam situs http://jurnal.iicet.org/index.php/j-edu/article/view/34/27.pdf (Diakses pada 11/01/2017).