studi kasus pasien

39
STUDI KASUS PASIEN TB PARU PADA DEWASA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING PERIODE 06 MEI 2013 – 08 JUNI 2013 Pembimbing : dr. Dian Mardhiyah, M.KK. Disusun oleh : Wenny Ariusnita 1102008261 KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: wenny-ariusnita-roni

Post on 30-Nov-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kl

TRANSCRIPT

STUDI KASUS PASIEN

TB PARU PADA DEWASA DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS

KECAMATAN CILINCINGPERIODE 06 MEI 2013 – 08 JUNI 2013

Pembimbing :

dr. Dian Mardhiyah, M.KK.

Disusun oleh :

Wenny Ariusnita 1102008261

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU

KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

JAKARTA

PERNYATAAN PERSETUJUAN1

Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul TB Paru pada dewasa dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan cilincing periode 06 Mei 2013- 08 Juni 2013 telah disetujui oleh pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Jakarta, 2013

Pembimbing,

dr. Dian Mardhiyah, M.KK.

KATA PENGANTAR

2

Assalamua`alaikum, Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan

terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul TB Paru pada dewasa

dengan pendekatan kedokteran keluarga di puskesmas kecamatan Cilincing periode

06 Mei 2013 - 08 Juni 2013. Tujuan penulis menyusun laporan ini adalah dalam

rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dr. Dian Mardiyah, M.KK, selaku dosen pembimbing dan staf pengajar Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes, selaku kepala bagian dan staf

pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

3. Dr. Sugma Agung P, MARS, selaku Koordinator Kepaniteraan Ilmu

Kedokteran Keluarga dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

4. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga

dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Yarsi.

5. Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi

6. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Dr. Fathul Jannah, M. Si, dan

Rifqatussa`adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.

7. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Cilincing,

Jakarta Utara.

8. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama

sehingga tersusun laporan ini.

3

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.

Wassalamu`alaikum, Wr. Wb

Jakarta, 2013

Penulis

BERKAS PASIEN

4

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 49 tahun

Status : Janda

Alamat : Jl. Kebantenan No. 40 RT 06 RW 07, Kecamatan Cilincing,

Jakarta Utara

Pekerjaan : karyawan toko

Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Agama : Islam

Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Cilincing

Tanggal berobat : 13 Mei 2013

B. Anamnesa

Alloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2013

1. Keluhan Utama :

Kontrol OAT bulan pertama dan batuk berdahak sejak 3 bulan.

Keluhan Tambahan

Tidak nafsu makan dan terkadang demam serta berkeringat malam

hari, dada sering dirasakan sesak.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan Cilincing untuk

control penggunaan OAT bulan pertama (terapi injeksi streptomisin). Keluhan

awal yang dirasakan batuk berdahak sejak tiga bulan yang lalu. Batuk

berdahak dirasakan sepanjang hari. Keluhan ini dirasakan hilang timbul selama

3 bulan ini. Dahak berwarna kehijauan, batuk disertai darah disangkal oleh

pasien.

Pasien juga mengeluhkan pasien tidak nafsu makan sejak 3 bulan

terakhir. Pasien juga merasa mengalami penurunan berat badan. Keluhan

demam yang hilang timbul juga diakui oleh Pasien, demam tidak terlalu tinggi.

5

Pasien mengaku sudah satu bulan ini pasien menjalani pengobatan TB di

Puskesmas Kecamatan Cilincing, namun keluhan batuk pada pasien belum

hilang.

Satu bulan yang lalu, pasien datang berobat ke Puskesmas Kecamatan

Cilincing, dengan keluhan batuk berdahak sejak 3 bulan sebelumnya,

penurunan berat badan dan hilangnya nafsu makan diakui oleh pasien. BAK

dan BAB lancar dan tidak ada kelainan. Pasien mengaku 6 tahun yang lalu

pernah mengalami sakit yang sama dan mengaku pernah berobat selam 6 bulan

dan pasien merasa sudah sembuh.

Dari keluhan – keluhan yang dirasakan pasien, kemudian pasien

disarankan untuk menjalani beberapa pemeriksaan lebih lanjut, yaitu

pemeriksaan foto toraks. Dan dari hasil pemeriksaan, pasien kemudian

didiagnosis mengidap penyakit tuberkulosis paru. Sejak saat itu, pasien mulai

rutin berobat dan meminum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di Puskesmas

Kecamatan Cilincing.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat penyakit Tb paru

- Riwayat asma disangkal

- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Dikeluarga pasien menyangkal jika ada yang mmengalami sakit yang sama.

- Riwayat penyakit Tb paru disangkal

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat diabetes mellitus disangkal

- Riwayat asma disangkal

- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat penyakit kuning disangkal

5. Riwayat Sosial Ekonomi :

6

Pasien tinggal bersama keluarga adik laki-lakinya. Untuk biaya hidup sehari - hari

pasien diperoleh dari dirinya sendiri yang bekerja sebagai karyawan toko dengan

penghasilan sebesar Rp. 500.000,-/bulan. Apabila terdapat kekurangan pasien

mendapat bantuan biaya hidup dari adik pasien yang bekerja sebagai karyawan,

dengan penghasilan sebanyak Rp. 2.000.000,- per bulan. Jumlah tersebut cukup untuk

memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dengan lauk seadanya. Sedangkan sebagian

sisanya disisihkan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya seperti, biaya kebutuhan

mendadak, biaya berobat ke dokter, dan lain-lain.

6. Riwayat Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 2 tahun lalu, yang sebelumnya pasien

pernah berhenti merokok sekitar ± 6 tahun lalu. Pasien pertama kali merokok saat

berusia 35 tahun (± 15 tahun lalu). Kebiasaan ini muncul lagi dan tidak diketahui oleh

pasien alasannya. Pasien bisa dikatakan seorang perokok aktif dan pasif karena adik

pasien sendiri adalah seorang perokok. Belakangan ini dalam satu hari pasien dapat

menghabiskan 3 batang rokok dalam sehari, sebelumnya pasien dapat menghabiskan

10 batang rokok dalam sehari. Saat ini pasien mengaku sedang berusaha tidak

merokok lagi, dan jika pasien merokok tidak di dalam rumah.

Saat batuk pasien masih sering membuang dahak sembarangan dan terkadang saat

batuk tidak menutup mulut. Pasien mengaku jarang memakai masker karena pasien

merasa susah bernapas apabila memakai masker.

7. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Pasien belum pernah hamil dan melahirkan.

C. Pemeriksaan Fisik

7

Pemeriksaan fisik tanggal 13 Mei 2013 :

1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan

2. Vital Sign

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 80 x/menit

- Respirasi : 22 x/menit

- Suhu : 36,80C

3. Status Gizi

- Berat badan : 54 kg

- Tinggi badan : 165cm

(status gizi kurang)

4. Status Generalis

- Kepala : bentuk oval, simetris

- Rambut : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut

- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)

pupil bulat, isokor

- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret

- Telinga : tidak terdapat serumen yang keluar

- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1

- Leher : tidak terdapat pembesaran KGB, pembesaran

kelenjar tiroid (-), trakea di tengah

- Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : fremitus taktil simetris kanan dan kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)

Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki basah kering (+/-), wheezing

(-)

- Jantung

8

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra

Perkusi

Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula sinistra

Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur maupun

gallop

- Abdomen

Inspeksi : simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)

Auskultasi : bising usus normal

Palpasi : nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-)

hepatomegali (-), splenomegali (-)

Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)

- Genitalia : tidak diperiksa

- Ekstrimitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi (Ro. Paru)

Kesan : Tb paru kanan dan kiri (proses lama, aktif).

Pemeriksaan sputum SPS (sewaktu pagi sewaktu)

Hasil : BTA negative (-)

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga : Tn. Bagus

b. Identitas Pasangan : Ny. Riri

c. Struktur Komposisi Keluarga : Keluarga besar

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah

9

No. NamaStatus

keluargaGender Usia Pendidikan Pekerjaan

Keteranga

n

1. Tn. BagusKepala

keluargaL 35 th SMA Karyawan

-

2. Ny. Riri Istri P 28th SMP IRT -

3. An. Diki Anak ke-1 L 7 th SD Pelajar -

4. Ny.

Sumiati

Kakak Tn.

Bagus

P 49th SMA Karyawan Pasien ( Tb

paru )

Tn.Bagus dan Ny. Riri mempunyai satu orang anak. Kakak Tn. Agus

tinggal satu rumah dengan mereka. Anak pertama mereka bernama

An.Diki, saat ini berusia 7 tahun dan bersekolah di SD.

Ny. Sumiati kakak Tn. Bagus tinggal bersama keluarga Tn. Bagus sejak 1

tahun yang lalu.

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: rumah milik adik

Daerah perumahan: padat

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 100 m2 Keluarga tinggal di rumah

dengan status kepemilikan

rumah sendiri yang terletak di

lingkungan padat penduduk.

Rumah tersebut kurang cukup

nyaman untuk ditempati oleh

seluruh anggota keluarga dan

tidak memenuhi syarat-syarat

rumah sehat

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang

Luas halaman rumah: tidak ada

Bertingkat/tidak bertingkat: tidak bertingkat

Lantai rumah terbuat dari: keramik & semen

Dinding rumah terbuat dari: tembok

Jamban keluarga: ada

Tempat bermain: tidak ada

Penerangan list rik: 500 watt

10

Air bersih: ada (PAM)

Tempat pembuangan sampah: ada

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga

Keluarga Tn. Bagus memiliki satu televisi, satu radio, memiliki satu

kompor gas single, satu buah kipas angin. dan satu kendaraan bermotor

roda dua.

c. Denah Rumah

Keterangan :

Rumah Tn. Bagus hanya memiliki dua jendela di bagian depan rumah yaitu

pada ruang tamu dan kamar depan. Pintu keluar masuk hanya melalui pintu depan.

Terdapat dua kamar tidur, kamar depan ditempati oleh Ny. Sumiati sendiri. Kamar

bagian belakang ditempati oleh Tn. Bagus, Ny. Riri, dan An. Diki. Terdapat satu

kamar mandi dibagian belakang didekat dapur.

11

Kamar tidur

Ruang tamu dan ruang keluarga

Kamar tidurDapur &

ruang makan

k.mandi

B

S

T

U

6m

5m

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Tempat Berobat

Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, awalnya keluarga Tn.

Bagus mengobati sendiri dengan obat-obat warung. Namun, apabila sakit

tidak sembuh-sembuh barulah keluarga Tn. Bagus berobat ke dokter.

b. Balita: -

c. Asuransi/Jaminan Kesehatan

Kartu Jakarta Sehat (KJS)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatanAngkutan umum

Pasien berobat ke puskesmas

berangkat sendiri dengan

menggunakan angkutan umum

dan terkadang oleh sepeda

motor. Menurut keluarganya

tarif berobat di puskesmas

cukup terjangkau, yaitu hanya

Rp. 2000 dan sekarang sudah

gratis, kualitas pelayanannya

pun dinilai baik.

Tarif pelayanan

kesehatanTerjangkau

Kualitas pelayanan

kesehatanBaik

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga12

a. Kebiasaan Makan

Keluarga Tn. Bagus makan sebanyak tiga kali sehari. Biasanya mereka

makan pada pagi, siang dan malam hari. Untuk An. Diki biasanya hanya

diberikan uang untuk jajan diluar saat sekolah.

Ny. Riri memasak sendiri masakan untuk keluarga. Terkadang mereka

juga membeli makanan diluar. Untuk makan siang Ny. Riri lebih sering

memasak mie instant karena lebih sering makan sendiri. Biasanya pada

pagi hari, keluarga Tn. Bagus sering memakan nasi goreng atau bubur

ayam atau mie instant. Tn. Bagus sering tidak ikut makan siang bersama,

karena beliau masih beraktivitas di luar rumah. An. Diki karena saat ini

sudah bersekolah, memiliki kebiasaan jajan sembarangan, seperti membeli

es lilin dan permen di pinggir jalan atau warung terutama ketika sepulang

sekolah.

Karena keterbatasaan biaya, menu makanan sehari-hari tidak terlalu

bervariasi, contoh makanannya antara lain ikan, tahu, tempe, telur, sayur

bayam, mie instant. Keluarga ini jarang sekali makan buah dan minum

susu. Mereka juga kurang membiasakan diri untuk mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan

makan mereka setelah selesai makan. Ny. Sumiati (pasien TB) ia tidak

menggunakan piring atau gelas khusus untuk makan ataupun minum,

namun Ny. Sumiati tidak pernah menyuapi ataupun memberikan

makanan atau makan dalam satu piring yang sama dengan anggota

keluarga lain.

b. Penerapan Pola Gizi Seimbang

Keluarga Tn. Bagus belum dapat memenuhi pola gizi seimbang.

Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang dan

keterbatasan ekonomi keluarga Tn. Bagus. Adapun menu makanan sehari-

hari yang sering dimasak oleh Ny. Riri antara lain nasi, tahu, tempe, telur,

mie dan ikan. Sedangkan menu lainnya seperti daging, sayur-sayuran dan

13

buah-buahan jarang sekali dikonsumsi. Komposisi makanan An. Diki pun

sama dengan menu anggota keluarga lainnya, ia juga tidak rutin minum

susu setiap hari.

c. Recall Jadwal Makan 2 hari Sebelumnya

Tabel 4. Food Recall Menu Makanan Harian pasien

Hari Menu Makanan

Rabu / 08-05-2013

Pagi Mie instant satu mangkuk

SiangNasi satu piring makan + 1 potong

tempe goreng

MalamNasi satu piring makan + telur

dadar

Kamis / 09-05-2013

Pagi Nasi goreng satu piring makan

SiangNasi satu piring makan + mie

instant 1 mangkuk kecil

Malam Mie Goreng Instan 1 bungkus

Minggu / 12-05-2013

Pagi Bubur ayam 1 mangkuk

SiangNasi satu piring makan + 1 potong

Tempe

MalamNasi satu piring makan + Ikan

goreng ½ ekor

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga14

Pasien senantiasa diberikan dukungan Oleh adik dan adik iparnya agar

dapat sembuh dari penyakitnya dengan cara:

- Mengingatkan pasien berobat ke dokter untuk kontrol penyakit secara

rutin.

- Adik ipar pasien berperan dalam menjadi PMO untuk pasien.

- PMO (Ny. Riri/adik ipar pasien) Mengawasi dan mengingatkan pasien

setiap hari sampai pasien menelan obat, setiap pagi setengah jam

sebelum sarapan.

- Memberikan dukungan dan semangat kepada pasien agar sembuh dari

penyakitnya.

- Menuntun dan mengajak pasien untuk selalu berdoa agar diberi

kesembuhan oleh Allah.

b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga

Adapun faktor-faktor yang menghambat dalam kesembuhan pasien antara

lain:

- Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita oleh

pasien.

- Kurangnya kesadaran anggota keluarga untuk hidup sehat, seperti tidak

merokok, makan makanan yang bergizi seimbang.

- Kurangnya kesadaran untuk hidup bersih, seperti mencuci tangan

sebelum dan sesudah makan, segera merapikan dan membersihkan

peralaan makan setelah selesai makan,

- Kurangnya kesadaran pasien sendiri karena saat batuk pasien mengaku

terkadang masih membuang dahak sembarangan.

- Pasien jarang memakai masker karena merasa susah bernapas jika

memakai masker.

- Pasien tidak menggunakan piring khusus untuk makan ataupun minum.

- Terdapat anggota keluarga yang sering merokok di dalam rumah, yaitu

Tn. Bagus dan pasien sendiri adalah seorang perokok aktif.

15

- Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Ventilasi udara

dan pencahayaan sinar matahari yang sangat kurang.

B. Genogram

1. Bentuk Keluarga : Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended

family). Dimana keluarga ini terdiri dari suami, istri, anak dan anggota

keluarga lain (kakak dari kepala keluarga).

2. Tahapan Siklus Keluarga

Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. Bagus

berada pada tahapan siklus keluarga yang keempat, yaitu keluarga dengan anak

usia sekolah.

Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu:

- Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah

dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

- Mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,

membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah

anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

- Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.

3. Family map

16

Keterangan gambar:

: pasien perempuan : garis keturunan

: : laki-laki : garis keturunan

: perempuan : garis perkawinan

C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:

a. Pasien adalah seorang kakak yang tinggal bersama keluarga adiknya.

Pasien telah berpisah dari suaminya.

b. Masalah dalam fungsi biologisPasien saat ini di diagnosis TB paru relaps dan sedang menjalani pengobatan Obat Anti Tubrculosis (OAT) satu bulan pertama.Pasien pernah mengalami sakit yang sama ± 6 tahun yang lalu.

c. Masalah dalam fungsi psikologi

Pasien dewasa berusia 49 tahun. Pasien masih belum memiliki

pengetahuan yang cukup banyak tentang penyakit yang dideritanya

walaupun pasien pernah mengalami sakit yang sama ± 6 tahun yg lalu.

17

Tn.Akhmad 44 th

Ny. S.ati 49th

Ny.Aisyah 65 th

Ny. Riri 26 th

An. Diki 7th

Tn. Bagus 30 th

Tn. yahya 69 th

Ny. susi44 th

Pasien hidup sendiri tanpa suami sejak 15 tahun yang lalu. Adik pasien

bekerja sebagai karyawan dan terkadang sibuk bekerja untuk memenuhi

kebutuhan sehari – hari sehingga tidak dapat sepenuhnya memerhatikan

pasien. Adik ipar pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan

menjadi PMO untuk pasien, namun adik ipar pasien (Ny. Riri ) masih

kurang memiliki pengetahuan tentang kesehatan sehingga kurang

memahami masalah kesehatan pasien.

d. Masalah dalam fungsi ekonomi

Untuk biaya hidup sehari - hari pasien diperoleh dari dirinya

sendiri yang bekerja sebagai karyawan toko dengan penghasilan sebesar

Rp. 500.000,-/bulan. Apabila terdapat kekurangan pasien mendapat

bantuan biaya hidup dari adik pasien yang bekerja sebagai karyawan,

dengan penghasilan sebanyak Rp. 2.000.000,- per bulan. Status ekonomi

keluarga ini termasuk menengah kebawah. Hal ini menyebabkan belum

mencukupi terpenuhi kebutuhan keluarga.

e. Masalah lingkungan

Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.

Kebersihan lingkungan disekitar rumah pasien kurang bersih. Sumber

pencahayaan pada rumah pasien sangat kurang. Hanya terdapat dua

jendela dibagian depan namun jarang terkena sinar matahari dan jendela

pun jarang dibuka. serta dalam pemenuhan sirkulasi pertukaran udara

dalam memenuhi syarat ventilasi yang baik belum terpenuhi.

f. Masalah perilaku kesehatan

Dalam kesehariannya pasien memiliki kebiasaan memakan

makanan warung, lebih sering memilih makan mie instan. Pasien

adalah seorang perokok aktif begitupun dengan adik pasien, sehari

pasien menghabiskan 3 batang rokok dalam sehari pasien mengaku

merokok hanya sesaat setelah makan, kebiasaan ini muncul dan baru

dilakukan lagi oleh pasien sejak 2 tahun lalu. Pasien juga tidak

membiasakan diri mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Tidak

18

segera merapikan dan membersihkan peralatan makan setelah makan.

Terkadang saat batuk pasien mengaku masih sering membuang dahak

sembarang. Pasien enggan memakai masker karena merasa susah

bernapas apabila memakai masker.

C. Diagnosis Holistik

1. Aspek Personal

Pasien datang untuk berobat karena pasien menginginkan dirinya

untuk sembuh dari penyakitnya. Pasien mengkhawatirkan penyakit yang

diderita pasien akan menjadi lebih parah sehingga mengganggu aktivitas

sehari-hari. Pasien berharap pasien dapat sembuh dari penyakit yang

dideritanya dan tidak kambuh lagi serta mendapat langsung pelayanan medis

dari tenaga medis untuk kesehatannya dan mendapat informasi yang cukup

tentang penanganan dan pengawasan yang diperlukannya.

2. Aspek Klinik

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

- Diagnosis Kerja : Tb paru relaps

- Diagnosis Banding : --

3. Aspek Resiko Internal

- Genetik : Pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit menurun dari orang tua pasien.

- Pola makan :

Pola makan pasien belum memenuhi pola gizi seimbang.

- Kebiasaan :

Dalam kesehariannya pasien memiliki kebiasaan memakan makanan warung,

lebih sering memilih makan mie instan. Pasien adalah seorang perokok aktif

begitupun dengan adik pasien, sehari pasien menghabiskan 3 batang rokok

dalam sehari pasien mengaku merokok hanya sesaat setelah makan, kebiasaan

ini muncul dan baru dilakukan lagi oleh pasien sejak 2 tahun lalu. Pasien juga

tidak membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Tidak

19

merapikan dan membersihkan peralatan makan setelah makan. Terkadang saat

batuk berdahak pasien masih membuang sembarangan, pasien jarang

memakai masker karena merasa susah bernapas.

- Spiritual :

Pasien diajarkan untuk tahu dan percaya bahwa penyakit yang di alaminya

adalah cobaan dari Allah SWT. Pasien dituntun untuk selalu bersabar dan

bertawakal.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Dari sisi keluarga juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat

dan mendukung kesembuhannya. Antara lain, keterbatasan ekonomi keluarga

dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TBC paru. Dalam

pengambilan keputusan tentang penyakitnya Ny.Sumiati mengambil keputusan

sendiri walaupun ia tinggal bersama adiknya. Ny. Sumiati juga pernah

diagnosis TB paru ± 6 tahun lalu dan mengaku sudah menjalani pengobatan

selama 6 bulan. Saat batuk beliau memiliki kebiasaan membuang dahak

sembarangan. Sedangkan faktor yang dapat mendukung kesembuhan pasien

yaitu, adanya dukungan dan motivasi dari semua anggota keluarga baik secara

moral dan materi untuk kesembuhan pasien.

5. Aspek Fungsional

Secara aspek fungsional, pada penyakit pasien ini, pasien masih dapat

melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah. Dengan

menggunakan score ECOG adalah grade 1.

D. Rencana Pelaksanaan20

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil

diharapkan

Biaya

Aspek

personal

Menjelaskan kepada pasien bahwa : TB Paru adalah penyakit

menular yang membutuhkan pengobatan yang disiplin berkelanjutan serta memerlukan ketekunan dan ketaatan berobat

Memberikan harapan dan semangat berobat dengan menyampaikan bahwa TB paru merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan ketaatan dalam pengobatan dan menghindari hal – hal yang dapat memperberat penyakit.

Pasien

dan

keluarga

Pada saat di puskesmas dan kunjungan rumah

Pemahaman pasien tentang penyakit yang diderita . dan pasien mau terus berobat dan menjauhi atau menghindari hal – hal yang dapat memperberat penyakit.

Aspek

Klinik

Memberikan obat TB paru kategori 1 secara rutin selama minimal ±9 bulan.

Memberikan injeksi streptomisin IM.

Obat TB : 2RHZES /1RHZE/ 5RHE - Rifampicin - Isoniazid - Pirazinamid - Etambutol- Streptomisin

Pasien dan PMO

Pada saat di puskesmas dan kunjungan ke rumah

Pasien mampu meminum obat TB paru secara teratur, PMO selalu senantiasa mengawasi dengan baik sampai pasien benar – benar menelan obat. Pasien datang ke puskesmas setiap hari untuk injeksi streptomisin selama 60hari, dan menjalani pengobatan OAT oral selama ±9 bulan.

Aspek kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang biaya

21

diharapkan Aspek

risiko

internal

Menganjurkan

untuk menerapkan

pola hidup sehat

dengan memakan

makanan bergizi

seimbang.

Stop merokok, jauhi

asap rokok, hidup

sehat dan bersih.

Pasien juga

dianjurkan menjaga

pergantian udara

dan kelembaban di

dalam rumah

dengan cara

membuka jendela

sertamembiarkan

bagian dalam rumah

terkena sinar

matahari.

Pasien diharapkan

untuk menggunakan

masker atau

menutup mulut dan

hidung apabila

batuk dan bersin.

Pasien diharapkan

Pasien

dan

keluarga

Pada saat

di

puskesmas

dan

kunjungan

rumah

-Pasien mau

makan makanan

bergizi.

-pasien berhenti

merokok dan

hidup lebih

bersih.

-Jendela rumah

selalu terbuka

dari pagi sampai

sore sehingga

udara segar dan

cahaya

matahari dapat

masuk serta

pergantian udara

dan kelembaban

udara di dalam

rumah terjaga

dengan baik.

-pasien tidak

membuang

dahak

sembarangan dan

senantiasa

memakai masker

22

tidak membuang

dahak sembarangan

saat batuk,

mengeluarkan

dahak di tempat

tertutup yang telah

diberi anti kuman

kemudian dibuang

di tempat air

mengalir seperti

WC atau membakar

dahak di tempat

pembuangan

sampah.

untuk

menghindari

faktor risiko

penularan.

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Biaya

23

diharapkan

Aspek

psiko

sosial

keluarga

-Menganjurkan kepada

keluarga untuk selalu

memberi dukungan

kepada pasien agar

menjaga kesehatannya,

banyak makan makanan

yang bergizi.

-Memberi dukungan dan

saran kepada pasien dan

kelurga pasien agar

selalu sabar, tidak mudah

putus asa dan bosan

dalam menjalani

pengobatan.

- menyarankan kepada

pasien agar menghindari

kontak langsung dengan

keponakan pasien karena

anak – anak lebih rentan

tertular.

-Memberitahukan

pasien dan adik pasien

(Tn. Bagus ) untuk tidak

lagi merokok di dalam

rumah, atau bahkan

berhenti merokok.

Pasien

dan

keluarga

Pada saat

kunjungan

ke rumah

-Keluarga

memberi

perhatian dan

dukungan

lebih kepada

pasien

-keluarga

pasien dapat

memahami

dengan baik

tentang

penyakit

yang sedang

diderita

pasien dan

bisa lebih

siap dalam

menerima

apapun

keadaan

pasien.

-pasien dapat

mengurangi

kontak

lansung

dengan

keponakan

pasien (An.

Diki, 7th) agar 24

mengurangi

factor risiko

penularan.

-pasien dan

adik pasien

berprilaku

hidup sehat

dengan

menghindari

rokok atau

bahkan

berenti

merokok.

-Pasien dan

keluarganya

dapat

berperilaku

hidup sehat

setiap hari.

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

diharapkan

biaya

25

Aspek

fungsional

-Menyarankan pasien

beraktivitas seperti biasa.

-melatih fisik pasien agar

tetap bugar dan sehat

Pasien Pada saat

di

puskesmas

dan

kunjungan

ke rumah.

Kualitas

hidup pasien

meningkat,

sehingga

aktivitas fisik

yang

dilakukan

tidak terbatas.

F. Prognosis

1. Ad vitam : dubia ad bonam2. Ad sanationam : dubia 3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

26