studi kasus motivasi berprestasi terhadap...

85
STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-INAYAH RAWA KALONG GUNUNG SINDUR BOGOR Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Hidayat NIM : 104011000137 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

Upload: phamanh

Post on 04-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI

TERHADAP KINERJA GURU

DI MADRASAH TSANAWIYAH AL-INAYAH

RAWA KALONG GUNUNG SINDUR BOGOR

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Hidayat

NIM : 104011000137

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skipsi yang berjudul “STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP

KINERJA GURU DI MTS AL-INAYAH RAWA KALONG GUNUNG SINDUR

BOGOR” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (S1) pada

jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 18 Maret 2010

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi PAI)

Dr. H. Abdul Fatah Wibisono, MA

NIP. 19580112.198803.1.002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi PAI)

Drs. Sapiudin Shidiq, MA NIP. 19670328.200003.1.001

Penguji 1

Prof. DR. Rif’at Syauqi Nawawi, MA NIP.

Penguji II

Nurlena Rifai MA, Ph.D

NIP.

Mengetahui,

Dekan FITK

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005.198703.003

Page 3: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di

Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor” diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah

dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada Desember 2009 di hadapan dewan penguji.

Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan

Agama Islam.

Jakarta, 06 Maret 2009

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda tangan

Dr. H. Abd. Fatah Wibisono, M. A ………….. …………….

NIP. : 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag ………….. …………….

NIP. : 150 299 477

Penguji I

Prof. Dr. Abudin Nata, M. A ………….. …………….

NIP. : 150 222 550

Penguji II

Drs. Sapiudin Shidiq, M. Ag …………… …………….

NIP. : 150 299 477

Mengetahui:

Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A.

NIP. 150 231 356

Page 4: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hidayat

Tempat/ Tgl Lahir : Jakarta, 31 Maret 1986

NIM : 104011000137

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di MTS Al-

Inayah Gunung Sindur Bogor

Pembimbing : Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed M.Phil

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan

hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 04 Januari 2010

Penulis

Hidayat

ABSTRAK

Hidayat

Page 5: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

(104011000137)

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru di MTS Al-Inayah Gunung

Sindur Bogor.

Memberikan motivasi merupakan kegiatan yang positif untuk semua kalangan.

Terutama bagi guru sangat penting sekali karena motivasi dapat membangkitkan semangat

seseorang untuk meraih sebuah tujuan. Guru yang termotivasi untuk berprestasi akan

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik dan juga akan menghasil kinerja yang baik.

Motivasi untuk berprestasi ini harus diberikan oleh lingkungan, pihak sekolah dan

masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah, orang tua siswa, guru,

masyarakat dan lingkungan sangat penting sekali memberikan motivasi berprestasi demi

terciptanya kinerja guru untuk meraih sebuah tujuan.

Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh motivasi

berprestasi terhadap kinerja guru, khususnya guru-guru yang berada di MTS Al-Inayah Rawa

Kalong Gunung Sindur Bogor. Adapun metodologi penelitian dalam pembahasan ini adalah

dengan metode penelitian deskriptif. Metodologi penelitian ini bertujuan untuk

mengumpulkan informasi yang objektif mengenai pengaruh motivasi berprestasi terhadap

kinerja guru.

Adapun subjek penelitian adalah guru-guru yang memiliki sampel yang sama dengan

jumlah 14 dari total populasi dengan jumlah 27 guru di MTS Al-Inayah Rawa Kalong

Gunung Sindur Bogor. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : 1) observasi, 2)

angket, dan 3) wawancara. Dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus

P = F/N X 100% dan product moment sehingga diperoleh kesimpulan mengenai ada atau

tidak adanya pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah

Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor.

Page 6: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah maha

besar. Yang memberikan nikmat, hidayah dan cinta kepada hamba-Nya, dan menerangi

manusia dari kegelapan dengan cahaya ilmu.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad yang

selalu dimuliakan oleh yang maha mulia, yang telah mendidik umatnya dengan akhlak yang

mulia. Penulisan skripsi ini tidak akan pernah bisa selesai tanpa izin Allah SWT serta iringan

do’a dan tirakat bapak dan mimi yang selalu memberi motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini aku persembahkan untuk keluargaku yang selalu mendoakan, dan memberi

motivasi tiada henti. Atas selesainya penulisan skripsi ini penulis sampaikan rasa terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Rusydi Zakaria M.Ed, M.Phil selaku dosen pembimbing penulisan skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Armai Arief, MA., Dosen Penasihat Akademik.

5. Ayahanda Muhammad Soleh dan Ibunda Nadiroh tercinta, satu dari sekian harapan kalian

telah ananda penuhi, semoga harapan-harapan yang lain dapat ananda wujudkan. Apa

artinya ananda tanpa do’a dan bimbingan kalian, untuk itu ananda memohon untuk terus

mendoakan dan membimbing ananda dengan penuh kesabaran untuk meraih sukses.

6. Kakanda tercintaku Nurhayati dan Mas Adang Suryana beserta putrinya Anneria Najwa

mahya yang selalu mencintai dan menghibur penulis dalam masalah keluarga, adik-adiku

tercinta Nurhafifah, Misbah Mustofa, dan Muhammad Zidan Mubarok yang telah

mewarnai hari-hari penulis dengan penuh keceriaan dan penuh kasih sayang, semoga

kebahagiaan kita dirasakan jua oleh saudari kita Almh. Nursyarifah yang kini telah

tentram di alam Baqa’.

7. Paman Warna dan Mba May, paman wir dan Mba Hera, yang selalu memotivasi dan

mendoakan penulis untuk meraih sukses. Ka’Muin dan Mba Tuti yang sudah menjadi

bagian keluarga penulis.

Page 7: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

8. Sahabat-sahabat FORMAL-ku, Bang Soim yang pertama memberikan inspirasi penulisan

skripsi ini, Gus Hayat, Gus Andi dan Gus Zaenal Muttaqin yang sibuk membantu dan

menemani penulis, Gus Rosyid, Gus Afifi, Gus Inu, Gus Bangbang, Gus Kodir, Gus

Adoer, Gus Boim, Gus Muin, Gus Ghozi ,Gus dedi, Gus Roy, Gus Mozer, Gus Syarif,

Gus Iskandar, Gus Amin, Gus Syafiq, Gus Lutfi, Gus Ayung, Habib Syaikhon Yahya,

Mba Edah, Lulu, Tiharoh, Rofiah, yang selalu menemani penulis dengan penuh canda.

9. Teman-teman seperjuangan di Jurusan, Muallafat 2004, dan seluruh teman-temanku yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. For my brothers in the Sunter, (Brother ozi, Oman, Roy, “ I like you”.), Iwan, Zaenal,

Arif Holic, Mas Ugeng, Mas Herman, Sepri, bowo, yang selalu menghibur penulis.

Keluarga Padang, Mete edi, Uni Susi, Bang Mael “you the good people”, Hendra, Yanti

yang sudah berbaik hati dan menjadi bagian keluarga penulis. Spesial untuk Zakiah

Nurmalaku yang selalu memberikan motivasi dan mengisi hati penulis dengan penuh

kebahagiaan, “aku takut kehilangan kamu”.

11. Dan seluruh teman-temanku yang selalu bertanya “kapan wisudanya…??” inilah

jawabannya.

Semoga karya ilmiah yang berbentuk skripsi dan tentunya jauh dari kesempurnaan ini

dapat bermanfaat bagi kita semua, Amiiiin.

Jakarta, 04 Januari 2010

Penulis

Page 8: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ILMIAH............................................................................... i

ABSTRAKSI ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………………...7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................9

A. Motivasi Berprestasi............................................................9

1. Pengertian Motivasi Berprestasi.....................................9

2. Macam-Macam Motivasi...............................................16

3. Fungsi-Fungsi Motivasi .................................................20

4. Motivasi Berprestasi Sebagai Investasi Kinerja..............25

B. Kinerja Guru .......................................................................28

1................................................................................... Pengertian

Kinerja Guru .................................................................28

2................................................................................... Faktor-

Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja..................31

3......................................................................................... Kemampu

an-Kemampuan Dalam Kinerja ......................33

C. Kerangka berfikir ................................................................35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................39

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ..............................................39

B. Metode Penelitian................................................................39

C. Populasi dan Sampel ...........................................................40

D. Variabel Penelitian ..............................................................40

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................41

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data..................................41

Page 9: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

BAB IV HASIL PENELITIAN...............................................................47

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung

sindur Bogor................................................47

1. Sejarah Berdirinya MTS Al-Inayah ................................47

2. Visi, Misi dan Tujuan......................................................48.

3. Struktur Organisasi..........................................................48

4. Keadaan Guru Pegawai dan Siswa .................................49

5. Sarana Prasarana.............................................................50.

B. Deskripsi data......................................................................51

C. Analisa Data........................................................................65

D. Interpretasi Data..................................................................71

BAB V PENUTUP..................................................................................73

A. Kesimpulan .........................................................................73

B. Saran...................................................................................74

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................76

LAMPIRAN........................................................................................................79

Page 10: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Melakukan Tugas mengajar dengan baik.............. ..................................... 51

Tabel 2 Dalam hal mengajar ingin menjadi lebih baik .............................................51

Tabel 3 Melakukan tugas disekolah dengan baik ................................................... 52

Tabel 4 Memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang pandai di luar jam

mengajar........................................................................................................52

Tabel 5 Berangkat ke sekolah untuk mengajar setiap hari..........................................53

Tabel 6 Mengajar karena mengharapkan gaji dan tunjangan......................................53

Tabel 7 Merasa nyaman dalam melakukan tugas mengajar .......................................54

Tabel 8 Mendapat kesejahteraan dalam melaksanakan tugas........................... .........54

Tabel 9 Mempunyai hubungan yang baik dengan para pegawai................................54

Tabel 10 Melaksanakan tugas mengajar mengikuti Prosedur Kerja.............................55

Tabel 11 Membuat RPP Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar ...................55

Tabel 12 Membuat Preetest dalam kegiatan belajar mengajar.....................................56

Tabel 13 Menggunakan Metode yang sama dalam mengajar.......................................56

Tabel 14 Menggunakan Media Pengajaran pada saat mengajar...................................57

Tabel 15 Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa setelah menyampaikan

pelajaran.......................................................................................................57

Tabel 16 Memberikan tugas latihan kepada siswa ......................................................58

Tabel 17 Mengalami kesulitan dalam mengajar...........................................................58

Tabel 18 Terlambat Masuk Kelas............ ....................................................................59

Tabel 19 Menyelesaikan tugas tepat waktu..................................................................59

Tabel 20 Materi yang bapak/ibu sampaikan Dapat memuaskan siswa .......................59

Tabel 21 Lulus dengan nilai yudisium yang baik.........................................................60

Tabel 22 Pernah mendapat piagam penghargaan selama mengajar.............................60

Tabel 23 Diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi akademik................61

Tabel 24 Mempunyai keterampilan khusus yang bersifat non akademik.....................61

Tabel 25 Mendapat appresiasi selama menjalankan tugas..........................................62

Tabel 26 Merasa dihargai oleh rekan-rekan seprofesinya...........................................62

Tabel 27 Merasa dihormati oleh karayawan dan siswanya ........................................62

Tabel 28 Figur yang memiliki reputasi yang baik di masyarakat sekitar....................63

Tabel 29 Sosok yang disegani dalam pergaulan sosialnya..........................................63

Tabel 30 Dianggap sosok yang kurang baik di kalangan luas ....................................64

Page 11: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

DAFTAR LAMPIRAN

1. Keadaan guru dan pegawai MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor………80

2. Keadaan siswa-siswi MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor……………..82

3. Sarana MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor…………………………….83

4. Prasarana MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor…………………………85

5. Insturumen angket motivasi berprestasi……………………………………86

6. Instrumen angket kinerja guru……………………………………………...87

7. Angket pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru………………88

8. Berita Wawancara…………………………………………………………..

9. Lembar Pengesahan Judul Skripsi………………………………………….

10. Surat Keterangan Bimbingan Skripsi……………………………………….

11. Surat keterangan penelitian dari MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor......

Page 12: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rendahnya sumber daya manusia Indonesia merupakan cerminan dari rendahnya

mutu pendidikan, oleh karena itu harus ada usaha-usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas

sumber daya manusia dalam pendidikan. Salah satu usaha yang harus dilakukan adalah

meningkatkan kinerja guru, tidak dapat dipungkiri salah satu komponen dalam pendidikan

adalah guru, dengan demikian jika kinerja guru meningkat maka mutu pendidikan akan

meningkat pula. Itu sebabnya guru harus dididik dalam profesi kependidikan, agar memiliki

kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien dan

efeketif. Hal ini hanya mungkin dilakukan jika kedudukan, fungsi, dan peran guru diakui

sebagai profesi 1.

Bila kita kaitkan dengan ajaran Islam yang sangat mengutamakan penguasaan atas

ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak ayat-ayat al-Qur’an juga hadits yang membicarakan

pentingnya menuntut ilmu serta Allah mengangkat kedudukan orang-orang yang berilmu.

Seperti dalam surat al-Mujadalah ayat 11 disebutkan :

�������� �� � ������ ���������� ������� � �������� ��������

!�"��#$�� %&'()�*(+ , ���� �(☺./ �0��"(☺��� 23�.4( 5667

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan” (Q.S. al-Mujadalah :11)2

SDM guru merupakan salah satu aspek penting yang menyatu dengan upaya

meningkatkan mutu pendidikan, bahkan, pemerintah telah mengeluarkan sejumlah kebijakan

baik ditingkat nasional maupun local dalam rangka menyikapi hal-hal yang berkenaan

dengan tuntutan peningkatan kualitas dan mutu guru dalam pendidikan yang ada saat ini.

Dalam undang-undang PP no 74 tahun 2008 tentang guru dijelaskan bahwa guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

1 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru,Bedasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta : Bumi aksara,

2002), hal.7 2 Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, hlm.

911.

Page 13: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Hal yang sama terjadi diranah masyarakat sipil, yakni sejumlah inovasi pendidikan

telah dikembangkan dengan mendirikan sekolah-sekolah berdasarkan sejumlah konsep ilmu

pendidikan mutakhir dan melakukan invasi tekhnik dan penggunaan perangkat teknologi

yang baik dalam proses pembelajarannya. Tak hanya itu konsep-konsep pembaharuan

pendidikan mulai digerakkan untuk turut menjawab tantangan peningkatan kualitas

pendidikan tersebut.

Hal itu hingga kini masih menyita perhatian para ilmuwan dan peneliti maupun

praktisi pendidikan dalam upaya memajukan sekolah sebagai institusi formal dalam hirarki

kelembagaan pendidikan Indonesia.

Definisi kinerja itu sendiri adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi lembaga. Armstrong, sepeti dikutip oleh Abdullah Munir, mengatakan bahwa :

Kinerja dan hasil kerja selalu menjadi tanda keberhasilan lembaga dan orang-orang

yang ada dalam lembaga tersebut. Prestasi kerja atau kinerja dipengaruhi oleh cara-

cara yang ditempuh, usaha yang dilakukan, dan pada gilirannya akan memunculkan

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam lembaga,

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai

sasaran/tujuan lembaga.3

Seorang guru yang memiliki kinerja tinggi sudah tentu konsisten terhadap tugasnya

dan memiliki disiplin kerja yang tinggi. Karena dengan disiplin segala kegiatan akan teratur

dan terarah, sehingga tujuan kerja yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Selain itu

orang-orang yang berhasil dalam bidangnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, dan

sebaliknya kebanyakan dari orang yang gagal umumnya tidak disiplin, “Disiplin yaitu suatu

keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak

ada suatu pelanggaran langsung maupun tidak langsung.”4

Kinerja guru diharapkan dapat mengembangkan suasana yang senantiasa kondusif

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah melalui kecakapan dalam melakukan

interaksi produktif, melakukan penilaian, pendekatan belajar, Sehingga dengan demikian

pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan5. Guru harus bertanggung jawab

menciptakan suasana belajar yang baik dikelas, sehingga dapat mengembangkan pola pikir

yang lebih maju bagi siswa, menambah pengalaman baru, dan menguatkan analisis kritis

secara praktis.

3 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah yang Efektif, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2008) hal, 30.

4 Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1995) hal. 183

5 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat Press, 2002), hal.

85

Page 14: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar telah muncul dan

berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.6

Sosok guru yang memiliki kinerja yang tinggi bukan hanya akan terlihat dari

kerajinannya dalam memberikan pengajaran didalam kelas, namun juga tergambar dari

keinginannya untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk itu ia akan senantiasa mencari

metode mengajar yang paling tepat disamping senantiasa meningkatkan keahlian dan

pengetahuan dirinya. Selain itu, seorang guru yang memiliki kinerja yang baik yaitu, datang

dan bekerja secara efektif serta efisien, saling menghargai, suka bekerja sama, demokratis

dan dalam bekerja ia bersungguh-sungguh, karena ia berusaha untuk meningkatkan kualitas

kerjanya, dan akan memandang segala kesulitan sebagai tantangan yang harus ditaklukkan.

Untuk melihat efektifitas kinerja, Larnsen dan Mitchel mengusulkan beberapa teori,

antara lain pendekatan kontigensi sebagai gabungan dari pendekatan lain. Intinya adalah

kinerja akan bergantung pada perpaduan yang tepat antara individu dan pekerjaannya. Untuk

mencapai produktivitas sekolah secara maksimum, sekolah harus menjamin dipilihnya orang

yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai kondisi yang memungkinkan bagi mereka

untuk bekerja optimal.7

Dengan demikian seorang guru tidak hanya penyebar informasi (Transfer of

Knowledge) kepada murid secara efektif dan efisien, ia juga dapat menjadi motifator dan

fasilitator. Menurut Abuddin Nata, jika gurunya berkualitas baik, maka pendidikan pun akan

baik pula. Kalau tindakan para guru dari hari ke hari bertambah baik maka akan menjadi

lebih baik pulalah keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya kalau tindakan para guru makin

memburuk maka akan makin parahlah dunia pendidikan kita.8

Banyak aspek yang dipandang terkait serta berpengaruh terhadap kinerja guru, mulai

dari aspek sarana, dukungan kelembagaan, tingkat kesejahteraan motivasi, lingkungan kerja,

penadanaan dan sebagainya. Aspek yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja guru

tersebut penting mendapat perhatian terutama dalam konteks pengambilan kebijakan

pendidikan baik di tingkat nasional, lokal, dan terutama ditingkat satuan pendidikan.

Salah satu aspek tersebut adalah motivasi berprestasi. Secara etimologis, motivasi

atau motivation berasal dari bahasa latin, yaitu movere yang berarti “menggerakkan” (to

move). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Henry Simamora bahwa motivasi berasal dari

6 B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-I

hal.3 7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks menyukseskan MBS dan KBK,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2003) hal. 133 8 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indoneia, (Bogor :

Kencana, 2003), hal. 146.

Page 15: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

kata latin, movere yang bermakna bergerak.namun motivasi melibatkan lebih dari sekedar

gerakan fisik. Motivasi memiliki gerakan fisik dan mental. Motivasi juga mempunyai dua

sisi: gerakan dan motif. Gerakan dapat dilihat, akan tetapi motif harus disimpulkan.9

Sedangkan motivasi berprestasi ialah motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan

sesuatu yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.10

Kalau kita perhatikan masih banyak guru yang mengesampingkan upaya peningkatan

motivasi berprestasi. Rendahnya motivasi guru untuk meningkatkan prestasinya dapat

menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan di sekolah. Bahkan secara khusus dapat saja

berpengaruh terhadap rendahnya kinerja guru yang disebutkan sebelumnya. Bagaimanapun,

fakta-fakta tentang kinerja guru yang rendah tersebut selalu diikuti dengan fakta rendahnya

motivasi berprestasi guru yang bersangkutan.

Pada umumnya lingkungan kerja di sekolah yang kondusif lambat laun dapat

berpengaruh pada prestasi sekolah tersebut. Oleh sebab itu, lingkungan kerja sebagai suatu

suasana yang melingkupi keseharian guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai

pengajar di sekolah semestinya selalu berada dalam kondusifitas yang prima. Lingkungan

harus menyediakan suatu iklim yang mendukung proses berlangsungnya kegiatan belajar dan

proses perbaikan manajemen sekolah terutama yang dapat meningkatkan motivasi guru

dalam meningkatkan kinerjanya.

Pada banyak lembaga pendidikan lingkungan kerja kurang mendapat perhatian. Boleh

jadi diakibatkan oleh pengertian yang keliru mengenai lingkungan kerja yang dimaksud. Oleh

sebab itulah, sangat penting melakukan studi dan penelitian menyangkut kinerja guru

tersebut, untuk mengetahui pengaruhnya dalam peningkatan motivasi belajar siswa. Sehingga

kemajuan dan kekurangan yang ada pada diri siswa dapat dilihat untuk memperbaiki kinerja

guru dalam mengolah proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas penulis berkeinginan untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru, dalam

sebuah judul skripsi sebagai berikut :

“PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI MTS

AL-INAYAH RAWA KALONG GUNUNG SINDUR BOGOR”

9 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 2004) hal 456.

10http://patriotproklamasi.blogspot.com/2006/03/motivasi-berprestasi.

Page 16: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

B. Identifikasi Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sebelum membatasi masalah yang akan dibahas, maka penulis terlebih dahulu

mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Rendahnya motivasi guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam

melaksanakan tugas keguruannya.

b. Rendahnya motivasi guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di MTS

Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor

c. Lingkungan kerja yang belum kondusif untuk menciptakan motivasi berprestasi

guru di MTS Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor

Page 17: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis melakukan pembatasan masalah

sebagai berikut:

a. Pengaruh motivasi berprestasi dalam upaya meningkatkan kinerja guru di MTS Al-

Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor

b. Motivasi guru yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di MTS Al-Inayah Rawa

Kalong Gunung Sindur Bogor

2. Perumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Sejauh mana terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di MTS

Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor?

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi berprestasi guru di MTS Al-

Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru di MTS Al-Inayah Rawa Kalong,

Gunung Sindur, Bogor.

b. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi dalam peningkatan kinerja guru di

MTS Al-Inayah Rawa Kalong, Gunung Sindur, Bogor

2. Manfaat Penelitian

a. Diperolehnya kajian mengenai Kinerja Guru di Mts Al-Inayah Gunung Sindur

Bogor.

b. Hasil kajian tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru ini dapat

menjadi sumbangsih pemikiran bagi MTS Al-Inayah Rawa Kalong, Gunung Sindur,

Bogor.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Berprestasi

Page 18: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Secara etimologi, motivasi berasal dari akar kata motif, berasal dari bahasa inggris

“motive” asal katanya ‘motion’ yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak.11

Menurut terminologi motivasi diartikan sebagai tenaga-tenaga (forces) yang

membangkitkan atau mengarahkan kelakuan individu.12

Ada juga yang berpendapat bahwa

motivasi adalah penggerak tingkah laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu

kebutuhan.13

Istilah motivasi ini juga dikutip oleh Drs. Uzer Usman yang berpendapat bahwa:

Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan

kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu

dalam mencapai tujuan tertentu.14

Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan

tanggapan terhadap adanya tujuan.15

Dari beberapa pengertian motivasi diatas, secara sederhana dapat diperoleh gambaran

bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam yang digambarkan sebagai harapan,

keinginan dan sebagainya yang bersifat menggiatkan atau menggerakkan individu untuk

bertindak dan bertingkah laku, guna memenuhi kebutuhan. Sedangkan motivasi berprestasi

ialah motivasi yang menyebabkan orang menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari kondisi

sebelumnya.16

Motivasi juga cenderung naik turun, ada kalanya kita merasa di puncak motivasi.

Namun kadangkala kita juga merasa sangat malas, sama sekali tidak ada gairah untuk

melakukan sesuatu, saat itulah motivasi kita turun. Memang itu wajar, akan tetapi kehidupan

menuntut kita untuk senantiasa berprestasi. Lingkungan akan memberi kita penghargaan

apabila kita berprestasi. Tapi lingkungan juga akan menghina kita jika tidak produktif.17

Istilah motivasi ini baru digunakan sejak awal abad kedua puluh. Selama beratus-ratus

tahun, manusia dipandang sebagai makhluk rasional dan intelek yang memilih tujuan dan

11

Dedi Supriyadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusa, 1999).

Hal 98 12

Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang 1976) hal 57. 13 Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya : Bina Ilmu 1990) Cet. Ke-3

hal 113 14

Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2003). Hal 28 15

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,

(Jakarta: Rajawali, 1990). hal 161. 16

http://patriotproklamasi.blogspot.com/2006/03/motivasi-berprestasi. 17

http://patriotproklamasi.blogspot.com/2006/03/motivasi-berprestasi.

Page 19: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

menentukan sederet perbuatan secara bebas. Nalarlah yang menentukan apa yang dilakukan

manusia. Manusia bebas untuk memilih, dan pilihan yang ada baik atau buruk, tergantung

pada intelegensi dan pendidikan individu, oleh karenanya manusia bertanggung jawab penuh

terhadap setiap perilakunya.18

Konsep motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama pakar filsafat,

bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak

perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol manusia. Sehingga lahirlah sebuah

pendapat, bahwa manusia di samping sebagai makhluk rasionalistik, ia juga sebagai makhluk

yang mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar yang biasaya

disebut naluri atau insting.19

Siagian menyatakan bahwa yang dimaksud dengan motivasi adalah : ”pendorong

yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggunakan

kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk

menggunakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya serta menunaikan

kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi-organisasi yang

telah ditentukan sebelumnya.20

Sedangkan menurut Pidarta, motivasi adalah penentu arah tindakan seseorang.

Seseorang pegawai yang termotivasi untuk meningkatkan karier,akan bekerja sambil belajar

dilembaga pendidikan tertentu pada sore hari. Sebaliknya seorang pegawai yang tidak puas

dengan keadaannya akan bekerja secara tidak tenang, mungkin didasari oleh motivasi ingin

pindah pekerjaan.21

Motivasi sering pula dimaknakan sebagai modal dasar, yang fungsinya mendorong

seseorang untuk beraktivitas, bahkan mampu melipatgandakan potensi dirinya. Kendati

bukan barang yang mahal, motivasi telah menjadi komoditas yang layak dijual. Hal tersebut

dikarenakan dengan bangkitnya motivasi berprestasi akan memicu ke segenap arah kegiatan,

selanjutnya berujung pada peningkatan kinerja yang tidak terbilang besarnya. Banyak

organisasi besar bahkan perusahaan besar dibelahan dunia ini, mengakrabi motivasi sebagai

bagian yang penting dalam menggerakkan roda organisasinya.22

Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional) atau yang

tidak disadari (mekanikal/naluri) pada dasarnya merupakan sebuah wujud untuk menjaga

18

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam),

(Jakarta : Prenada Media 2004) hal. 127 19

ref: http://bina-mahasiswa.blogspot.com 20

Sondag P. Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995) hal 138. 21

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan indonesia. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004) hal 47. 22

ref: http://bina-mahasiswa.blogspot.com

Page 20: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan ini terganggu, maka akan timbul suatu

dorongan untuk melakukan aktivitas guna mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh.

Aktivitas penjagaan keseimbangan ini, kadang-kadang terjadi atas dasar fisiologi semata,

tanpa disertai kehendak manusia, seperti tubuh mengeluarkan keringat pada saat panas yang

tinggi. Namun terkadang aktivitas tersebut berlangsung atas dasar kehendak tertentu,

misalnya makan pada saat lapar.23

Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sangat memperhatikan

konsep keseimbangan, seperti terdapat dalam ayat-ayat al-qur’an berikut:

�� وأ����� م�د��ه� وا��رض���� وأ�"!�� رواس� �� .م,زون (�ء آ$# م�

“Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung

dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.” (Q.S. al-Hijr 15:19)24

��,/اك 0�12 ا�/.ي 0��4�.

”Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan

(susunan tubuh)mu seimbang,” (Q.S al-Infithar 82:7)25

إ0�� ا�7/1 أ��� آ� وأ��� ا��>��� م� �;�"0 ت�: و�� ا29��ة ا��/ار ا�7/1 ءات�ك ��� وا�!5

.ا�<��ی� ی@?> �� ا�7/1 إن/ ا��رض �� ا�<��د ت"5 و��

“Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)

negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan

berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al-Qashash 28:77).26

Menurut al-Qurtuby, seperti dikutip oleh Abdurahman Saleh dan Muhbib Abdul

Wahab bahwa makna sempurna dan seimbang dalam penciptaan manusia, dipahami sebagai

kesempurnaan dan keseimbangan secara menyeluruh yang mencakup semua penciptaan

manusia, baik bentuk luar maupun dalam, serta berbagai fungsinya. artinya, bahwa hal itu

23 Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam),

(Jakarta : Prenada Media 2004) hal. 129 24

Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, hal 392 25

Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, hal

1032 26

Kitab Suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia,, hal 623

Page 21: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

mencakup pengertian keseimbangan yang diperlukan untuk memelihara diri manusia dan

kelangsungan hidupnya.27

Motivasi sendiri memiliki tiga komponen pokok yaitu, :

1. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada inidividu, membawa

seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan,

respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan.

2. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. dengan demikian ia

menyediakan suatu orientasi tujuan. tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu .

3. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku,

lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan

kekuatan-kekuatan individu.28

Dalam ilmu manajemen maupun psikologi, dapat ditemukan penjelasan bahwa

motivasi selalu berhubungan dengan kebutuhan.

Seperti pendapat Abraham Maslow yang dikutip oleh Bukhori Zainun memberi

penjelasan mengenai lima tingkat kebutuhan manusia seperti berikut: Pertama, (physical

needs) kebutuhan fisik, mencakup kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital,

menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan,

kesehatan, dan kebutuhan sex. Kedua, kebutuhan akan rasa aman (safety needs), yaitu

kebutuhan memperoleh keselamatan, keamanan, jaminan perlindungan dari ancaman-

ancaman yang cepat membahayakan kelangsungan hidup dan segala aspek kehidupan

manusia. ketiga, kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan untuk disukai, diterima

dalam kehidupan sosial, menyayangi, bergaul berkelompok, bermasyarakat berbangsa dan

bernegara. keempat, kebutuhan akan penghargaan (self esteem needs), yaitu kebutuhan untuk

memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian, penghargaan dan pengakuan. kelima,

aktualisasi diri (self actualization need) kebutuhan akan pengakuan orang lain seperti potensi

dan prestasi yang diperoleh.29

Pada tahap tertinggi kebutuhan manusia adalah aktualisasi diri, karena dapat

menimbulkan motivasi yang sangat kuat dalam diri manusia untuk mencapai tujuannya.

Dalam keterangan mengenai tingkat kebutuhan maslow membuat hierarki seperti

berikut30:

27

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam),

(Jakarta : Prenada Media 2004) hal. 130 28

M. Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka Bandung ) Cet. Ke-2 hal 31 29

Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta: Balai Aksara 1979) hal. 27 30

Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi,... hal.30-31

Page 22: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Kebutuhan pertumbuhan

Kebutuhan dasar

Maslow mengelompokkannya menjadi kebutuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah.

Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat

rendah, sedangkan kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri sebagai

kebutuhan tingkat tinggi. Kebutuhan tingkat tinggi harus terpenuhi lebih dahulu kemudian

kebutuhan pertumbuhan itu bisa diwujudkan. Itu sebabnya, faktor-faktor kepuasan kerja yang

ditandai dengan kenaikan gaji dan kesejahteraan harus terlebih dahulu dipenuhi untuk

mendorong terwujudnya motivasi kerja, prestasi dan tingkat aktualisasi diri yang lebih tinggi.

Sebaliknya, jika hal tersebut belum terpenuhi maka manusia belum dan bahkan tidak akan

mempunyai kesempatan untuk memikirkan prestasi dan aktualisasi dirinya. Hal ini

disebabkan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yang mesti diutamakan dan perlu

dipenuhi lebih dahulu.31

Di dalam lingkungan siswa atau pelajar seperti yang dikatakan Maslow anak yang

lapar tidak akan termotivasi secara penuh dalam belajar. Sedangkan kebutuhan berikutnya

seperti rasa aman adalah kebutuhan tingkat berikutnya setelah kebutuhan dasar yang bersifat

fisik. Sebagai contoh siswa yang merasa terancam, maka siswa ini tidak akan termotivasi

dengan baik dalam belajar, contoh lain seorang siswa yang merasa dirinya dikucilkan oleh

temannya maupun oleh gurunya, tidak mungkin termotivasi dengan baik dalam belajar. Ada

kebutuhan yang disebut harga diri, yaitu kebutuhan untuk merasa dipentingkan dan dihargai.

31

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam), (Jakarta : Prenada Media 2004) hal 133

Self-actualization needs

Self esteem needs

Social needs

Safety needs

physiological needs

Page 23: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Kepuasan terhadap kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan percaya diri, merasa berharga,

merasa kuat, merasa mampu, merasa berguna dalam hidupnya. Kebutuhan yang paling utama

atau tertinggi yaitu jika seluruh kebutuhan secara individu terpenuhi maka akan merasa bebas

untuk menampilkan seluruh potensinya secara penuh. Dasarnya untuk mengaktualisasikan

sendiri meliputi kebutuhan menjadi tahu dan mengerti untuk memuaskan aspek-aspek

kognitif yang paling mendasar.32

Sebagai pendidik perlu mengetahui kebutuhan yang diinginkan oleh para siswa.

Seperti kebutuhan berprestasi, setiap siswa berbeda kebutuhan berprestasinya, ada siswa yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi, ada juga yang rendah. Siswa memiliki motivasi

berprestasi tinggi kalau berkeinginan untuk sukses, benar-benar berasal dari dalam diri

sendiri. Siswa akan bekerja keras baik dalam diri sendiri. Siswa akan bekerja keras baik

dalam bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Sedangkan siswa yang

memiliki motivasi rendah cenderung takut gagal dan tidak mau menanggung resiko dalam

mencapai prestasi yang tinggi.33

Kadang- kadang istilah ”kebutuhan” dan ”dorongan” digunakan secara bergantian,

namun ”kebutuhan” lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, darihilangnya jaringan-

jaringan, dan ”dorongan” mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan. Kebutuhan

dan dorongan berjalan dengan paralel tapi tidak identik.34

2. Macam-macam Motivasi

Dalam bahasan mengenai macam-macam motivasi ini terdapat beberapa pendapat,

diantaranya ada ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua macam, yaitu : (a) motif

jasmaniah dan (b) motif rohaniah.

a) Motif jasmaniah, seperti misalnya refleks, instink, otomatisme, nafsu, hasrat dan

sebagainya.

b) Motif rohaniah, yaitu kemauan.

Kemauan itu terbentuk melalui empat momen, seperti disajikan berikut ini:

1) Momen timbulnya alasan-alasan:

32

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,...

Hal 163 33

http://chrisna.blogdetik.com/2008/10/09/fungsi-motivasi-dalam-belajar/ 34

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam), (Jakarta : Prenada Media 2004) hal 137.

Page 24: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Misalnya seorang sedang giat belajar dikamar karena (alasannya) sebentar lagi akan

menempuh ujian. Tiba-tiba dipanggil ibunya dan disuruh mengantar/ menemui tamu

melihat pertunjukkan wayang orang.

Disini timbul alasan baru: mungkin keinginan untiuk menghormati tamu, mungkin

keinginan untuk tidak mengecewakan ibunya, mungkin pula keinginan untuk

menyaksikan pertunjukan wayang orang tersebut.

2) Momen pilih:

Momen pilih yaitu keadaan dimana ada alternatif-alternatif, yang mengakibatkan

persaingan antara alasan-alasan itu. Disini orang menimbang-nimbang dari berbagai

segi untuk menentukan pilihan, alternatif mana yang dipilih.

3) Momen putusan:

Momen perjuangan alasan-alasan berakhir dengan dipilihnya salah satu alternatif, dan

ini menjadi putusan, ketetapan yang menentukan aktivitas yang akan dilakukan.

4) Momen terbentuknya kemauan:

Dengan diambilnya suatu keputusan, maka timbullah di dalam batin manusia

dorongan untuk bertindak, melakukan putusan tersebut.35

Disamping itu ada juga motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah: motif-motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada

dorongan untuk melakuakan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,

tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku

untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan yang dilakukannya (misalnya

kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin

mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri. Sebagai contoh

konkrit, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat

pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara

konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat

juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan

aktifitas belajarnya. Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar, memang benar-

benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.

35

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada, 2002).cet-II hal. 72-74.

Page 25: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang-orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi

tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa

belajar tidak mungkin mendapatkan pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan

yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan-kebutuhan yang berisikan

keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi

itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial, bukan sekedar simbol dan

seremonial.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya

akan ujian dengan harapan akan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacarnya

atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi

karena ingin mendapat nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari

segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak langsung bergayut dengan esensi apa yang

dilakukannya itu. Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk

motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan-

dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting.

Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa

itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses

belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi

ekstrinsik.36

Kemudian ada juga yang berpendapat mengenai macam-macam motivasi ini, seperti

pendapat Chaplin, dalam bukunya Abdul Rahman Saleh-Muhbib Abdul Wahab bahwa

motivasi dapat dibagi menjadi dua:

a. Physiological drive

b. Social motives

Yang dimaksud dengan physiological drives adalah dorongan-dorongan yang bersifat

fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan social

motives adalah dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti etetis,

dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis. Lindzy G. Hall, memasukkan kebutuhan

36

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru,... hal 88-90.

Page 26: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

berkelompok, kebutuhan terhadap penghormatan, kebutuhan akan sesuatu yang dicintai ke

dalam social motives.37

Sedangkan menurut pembagian Woodworth dan Marquis seperti yang dikutip

Sardiman AM seperti berikut:

a. Kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernafas,

seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis physiological

drives seperti telah disinggung didepan.

b. Motivasi darurat, yang termasuk dalam jenis motivasi ini antara lain: dorongan untuk

menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.

Jelasnya motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.

c. Motivasi objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi,

melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motivasi ini muncul karena dorongan

untuk menghadapi dunia luar secara efektif.38

Selain itu Woodworth juga mengklasifikan motivasi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau motivasi bawaan.

Yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan untuk makan, minum, seksual,

bergerak dan istirahat. Motif ini sering juga disebut motivasi yang diisyaratkan secara

biologis.

b. Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari, seperti misalnya:

dorongan untuk belajar sesuatu cabang ilmu pengetahuan, mengejar jabatan, dan lain

sebagainya. Motivasi ini sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara sosial, karena

manusia hidup dalam lingkungan sosial.39

Dengan demikian dilihat dari beberapa macam motivasi diatas manusia dapat meraih

kesuksesan/tujuannya, apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai prestasinya.

3. Fungsi-Fungsi Motivasi

Fungsi dari motivasi adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah

perbuatan, untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang

akan dikerjakan.

37

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam),

(Jakarta : Prenada Media 2004) hal. 138. 38

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, ...

hal 87. 39

Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam Perspektif Islam), (Jakarta : Prenada Media 2004) hal. 138-139.

Page 27: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Selain fungsi motivasi diatas yang merupakan dorongan untuk berbuat pada diri

manusia. Motivasi dalam suatu perbuatan juga memegang peran sangat penting, Kuat

lemahnya upaya yang dikerahkan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sangat ditentukan

oleh motivasinya. Oleh karena itu, mengetahui dan membina motivasi yang benar adalah

suatu kemestian bagi siapa saja yang ingin meraih keberhasilan. Motivasi yang mendorong

manusia untuk melakukan perbuatan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yakni:

1. Motivasi fisik - material.

Manusia terdorong untuk melakukan suatu perbuatan bisa karena keinginan untuk

mendapatkan imbalan fisik material, misalnya dengan terpenuhinya kebutuhan jasmani, baik

berupa barang atau uang. Motivasi seperti ini sangat lemah dan sifatnya sangat sementara.

Misalnya orang yang melakukan sesuatu untuk sekadar mendapat makanan guna menutupi

rasa lapar, maka ketika sudah kenyang ia akan kehilangan motivasi. Sebaliknya, ia pasti akan

kehilangan motivasi untuk melakukan perbuatan yang justru membuat ia lapar, misalnya

berpuasa. Apalagi memperjuangkan suatu kebenaran, yang mungkin akan membuatnya

menderita. Jadi, motivasi fisik material sekalipun ada dan memang perlu, tapi sulit untuk

dikembangkan untuk menjadi pendorong utama bagi manusia dalam berusaha40.

2. Motivasi psiko-emosional

Motivasi psiko-emosional akan menggerakkan manusia untuk berbuat karena suatu kondisi

kejiwaan yang ingin dimiliki seseorang ini seperti rasa kebahagiaan, kehormatan, kebanggaan

dan sebagainya. Orang sering menyebutnya kepuasan batin. Misalnya, seseorang berani

melakukan perlawanan keras terhadap orang yang dinilai telah merusak nama baiknya. Atau

berjuang mati-matian dengan mempertaruhkan harta dan jiwa demi menjaga kemerdekaan.

Dan sebagainya. Motivasi ini meski lebih kuat bila dibandingkan dengan motivasi fisik -

material, sebenarnya juga masih lemah dan sementara sifatnya41

.

3. Motivasi spiritual atau ruhiyah

Inilah motivasi terkuat yang terdapat pada diri manusia. Motivasi ini dibangun oleh

kesadaran seorang muslim dalam hubungannya dengan Allah SWT. Dzat yang menciptakan

manusia, menghidupkan, memberi rizki dan mematikan serta akan meminta

pertanggungjawaban manusia atas segala perbuatannya di dunia. Motivasi ibadah dan

40 http://kspei.multiply.com/journal

41http://kspei.multiply.com/journal

Page 28: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

pertanggungan inilah yang mampu mendorong manusia untuk melakukan perbuatan apa saja,

meski harus mengorbankan harta, tenaga dan nyawa sekalipun, selama berjalan dalam batas

yang diperintahkan Allah SWT. Inilah konsep lillahi Ta'ala (demi Allah semata). Bila

ditanamkan, dibina dan dijaga dengan sebaik-baiknya, motivasi ini akan mampu membentuk

pribadi yang konsisten, teguh dan berani. Pada masa Rasulullah, motivasi ini mampu

menggetarkan musuh pada Perang Badar meski pasukan musuh berjumlah tiga kali lipat dari

pasukan kaum Muslimin. Pada masa sekarang, kita dapati pada pejabat yang jujur. Mereka

berani menolak uang suap milyaran rupiah meski sesungguhnya dari segi materi uang

sebanyak itu tentu sangat menggiurkan. Tapi keimanannya kepada Allah mencegahnya untuk

berbuat seperti itu42

.

Motivasi yang harus dibangun oleh setiap manusia dalam mewujudkan aktivitas

kehidupannya adalah motivasi spiritual semata. Dengan motivasi ini, seseorang akan terpacu

untuk berikhtiar terus-menerus disertai dengan sikap tawakal dan pantang berputus harapan

hingga akhirnya meraih keberhasilan dengan izin Allah Yang Maha Pemurah lagi

Penyayang. Inilah motivasi berprestasi yang sesungguhnya.43

Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti contoh: para

pemain sepak bola yang rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan

mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian

motivasi itu mempengaruhi adanya kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang

akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian

motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakansesuai dengan

rumusan tujuannya.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan

42 http://kspei.multiply.com/journal

43 http://kspei.multiply.com/journal

Page 29: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan

waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.44

Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan

ditarafkan pada objek yang tepat. Dalam kasus anak didik misalnya, ketika seorang anak

didik menjadi tekun dalam belajar, hampir dapat dipastikan dia termotivasi dengan sesuatu

seperti ingin menjadi pintar atau ingin menjadi juara umum dan mendapat hadiah. Anak didik

yang memiliki motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan tekun dan berhasil dalam belajarnya.

Kepastian itu dimungkinkan oleh sebab adanya ketiga fungsi motivasi sebagai berikut:

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk

belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian

tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya suatu perbuatan.45

Dengan demikian jika didapati manusia yang dalam tingkah lakunya tidak terarah dan

tanpa tujuan, dapat dipastikan orang tesebut tidak memiliki motivasi.

Selain itu juga, motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Makin berharga tujuan itu

bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motovasinya. Jadi motivasi itu sangat berguna bagi

tindakan atas perbuatan seseorang. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:

a) Motivasi itu mendukung manusia untuk berbuat atau bertindak, motivasi berfungsi

sebagai penggerak yang memberikan energi atau kekuatan kepada seseorang untuk

melakukan sesuatu.

b) Motivasi dapat menentukan agar perbuatan: yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau

cita-cita, motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang lurus untuk mencapai tujuan.

Maka makin jelas tujuan itu, makin jelas pula jalan yang akan ditempuh.

c) Motivasi menyeleksi perbuatan, Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang

harus dilakukan, yang serasi guna mencapai suatu tujuan dengan mengenyampingkan

perbuatan yang tidak atau kurang bermanfaat bagi tujuan semula.46

Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru

agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung

44 M. Usman Najati, Jiwa Manusia dalam sorotan al-Qur’an, (Jakarta: CV. Cendekia Sentra Muslim,

2001) hal 57 45

Riyanti,dkk., Psikologi Umum I, (Jakarta: Universitas Gunadarma,1996) hal. 71 46 http://chrisna.blogdetik.com/2008/10/09/fungsi-motivasi-dalam-belajar/

Page 30: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar. Dalam

garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut:

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar

tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

2. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.

3. Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk

berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yangsesuai dan serasi guna

membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar

siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

4. Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam

pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan

dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

5. Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar.

Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi

juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas

motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.47

Adanya fungsi motivasi ini sebagai pendorong manusia dalam menentukan arah

perbuatan dalam mencapai tujuannya. Karena tanpa adanya motivasi maka manusia sulit

untuk menggapai tujuannya.

4. Motivasi Berprestasi Sebagai Investasi Kinerja

Kerja merupakan kegiatan dalam melakukan sesuatu dan orang yang kerja ada

kaitannya dengan mencari nafkah atau bertujuan untuk mendapatkan imbalan atas prestasi

yang telah diberikan atas kepentingan organisasi.

Prestasi kerja atau kinerja (performance) diartikan sebagai ungkapan kemampuan

yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan

sesuatu. Masalah kerja selalu mendapatkan perhatian dalam manajemen karena berkaitan

dengan produktivitas organisasi.

47

Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya : Bina Ilmu 1990) Cet. Ke-3 hal 115-116.

Page 31: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau

motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku,

sedangkan tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan

untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan. Apabila digambarkan proses pemenuhan

kebutuhan manusia itu secara sederhana tampak sebagai berikut:

KEBUTUHAN USAHA/PERILAKU PRESTASI

EVALUASI KEBUTUHAN IMBALAN

Sumber : Landasan Manajemen Pendidikan, DR Nanang Fattah

Sebagaimana telah disinggung pada bagian terdahulu dalam teori perilaku, proses

pemenuhan kebutuhan didasari oleh teori perilaku yaitu teori motivasi. Motivasi kerja telah

dikemukakan oleh para pakar manajemen secara bervariasi. Maslow dengan model hierarki

kebutuhan, herzberg dengan teori dua faktor, McClelland dengan motivasi berprestasi diikuti

oleh teori harapan Model Patchenm Porter dan Lawler.

1. Maslow: kebutuhan bertingkat mulai dari yang paling tinggi berturut-turut sampai yang

paling rendah: pemujudan diri, kebutuhan ego, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan rasa

aman, dan kebutuhan fisiologis.

2. Herzberg: teori dua faktor.

Faktor Higine Motivasi

Gaji

Kondisi

Kebijakan perusahaan

Penyediaan

Kelompok Kerja

Kemajuan

Perkembangan

Tanggung jawab

Penghargaan

Prestasi

Pekerjaan itu sendiri

Sumber : Landasan Manajemen Pendidikan, DR Nanang Fattah

3. David C. McCelland (1961) berdasarkan hasil penelitiannya bahwa motivasi berprestasi

mempunyai pengaruh yang jauh lebih penting untuk keberhasilan atau kegagalan suatu

perusahaan industri dibanding dengan motif manapun.

Page 32: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

4. Vroom (1960), motivasi kerja ditentukan oleh : kekuatan, harapan dan batu loncatan.48

Disamping motivasi-motivasi diatas, ada juga yang berpendapat bahwa uang

menjadikan orang untuk mengejarnya. Maksudnya uang dapat mengungkapkan prestasi,

kesuksesan, rasa aman, dan persahabatan. dalam penulisan ini akan dipilih pendapat David C.

McCelland.

Seorang pemimpin yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki

karakteristik, antara lain:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi;

2. Memiliki program kerja berdasarkan rencana dan tujuan yang realistik serta berjuang

untuk merealisasikannya;

3. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan berani mengambil risiko yang

dihadapi-nya;

4. Melakukan pekerjaan yang berarti dan menyelesaikannya dengan hasil yang

memuaskan.

5. Mempunyai keinginan menjadi orang terkemuka yang menguasai bidang tertentu.

Sebaliknya pemimpin yang motif berprestasinya rendah, dicirikan oleh sejumlah hal

berikut :

1. Kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan suatu aktivitas;

2. Memiliki program kerja tetapi tidak didasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik

serta lemah rnelaksanakannya;

3. Bersikap apatis dan tidak percaya diri;

4. Ragu-ragu dalam mengambil keputusan;

5. Tindakannya kurang terarah pada tujuan.49

Seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi maka dia akan berusaha melakukan

yang terbaik, memiliki kepercayaan terhadap kemampuan untuk bekerja mandiri dan bersikap

optimis, memiliki ketidakpuasan terhadap prestasi yang telah diperoleh serta mempunyai

tanggung jawab yang besar atas perbuatan yang dilakukan sehingga seseorang yang

mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi pada umumnya lebih berhasil dalam

menjalankan tugas dibandingkan dengan mereka yang memiliki motif berprestasi yang

rendah.50

48

DR. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004)

Cet ke-7 hal 19-20. 49

http://kspei.multiply.com/journal 50

Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan(Konsep, Strategi, dan Aplikasi) (Jakarta: PT Grasindo, 2002), hal 67.

Page 33: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Penjelasan ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi para guru amat penting dalam

peningkatan kualitas kerja guru dan karyawan di sekolah. Motivasi kerja diartikan sebagai

investasi kinerja (performace) individu dalam pekerjaan sebagai usaha untuk memperoleh

penghargaan. Bentuk investasi kinerja tersebut berupa : waktu, energi fisik, energi mental,

kreatifitas, semangat, rasa antusias, pengetahuan, keterampilan, dan usaha. Sedangkan

penghargaan yang diharapkan antara lain: gaji, keamanan, penghargaan, penerimaan sosial

dan rasa berhasil.51

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” yang berarti

melakukan, menjalankan dan melaksanakan; memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu

janji, melaksanakan dan menyempurnakan tanggung jawab, melakukan sesuatu yang

diharapkan oleh seseorang. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan tugas dan wewenangnya sesuai

tujuan organisasi yang dilakukan secara legal, tidak melanggar aturan dan berlandaskan

moralitas yang baik.52

Sedangkan istilah kinerja secara terminologi adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi dan visi lembaga.53 Kinerja dan hasil kerja selalu menjadi tanda keberhasilan

lembaga dan orang-orang yang ada dalam lembaga tersebut.

Prestasi kerja atau kinerja dipengaruhi oleh cara-cara yang ditempuh, usaha yang

dilakukan, dan pada gilirannya memunculkan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing dalam upaya mencapai sasaran/tujuan lembaga. Wahjosumidjo seperti di dalam

51

Thomas J. Sergiovani dan Robert J. Starrat. Supervision Human Perspectives, (New York: McGill)

hal 126. 52

Suyadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun Organisasi Kompetitif

Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, (Yogyakarta : BPFE, 1999) Hal 2. 53 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah yang Efektif, hal, 30.

Page 34: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

bukunya mendefinisikan kinerja adalah sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif yang

terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.54

Pakar yang lain berpendapat, bahwa kinerja adalah prestasi atau hasil kerja yang

disumbangkan oleh seseorang atau kelompok dalam menunjang tercapainya tujuan suatu

organisasi. Singkatnya kinerja adalah prestasi, kontribusi sumbangan hasil kerja.55

Kinerja merupakan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Kinerja itu berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya.

Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, dan sebaliknya

orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan sebagai orang yang tidak

produktif atau berkinerja rendah.56

Kinerja adalah hasil kerja berdasarkan penilaian tentang tugas dan fungsi jabatan

sebagai pendidik, manajer lembaga pendidikan, administrator atau apapun yang penilaiannya

dilaksanakan oleh suatu institusi tertentu, baik lembaga internal maupun eksternal.

Kinerja bukan suatu gambaran dari sebuah pekerjaan yang dilaksanakan seseorang

dengan mengambil standar minimal pencapaian tujuannya, melainkan upaya maksimal

seseorang dalam bekerja untuk mencapai dan bahkan melampaui tuntutan yang diharapkan.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kinerja tinggi merupakan sesuatu yang amat

dibutuhkan dalam mencapai target tertentu yang telah direncanakan.

Selain itu dari sudut proses kerja, kinerja juga dapat diartikan sebagai usaha seseorang

untuk mencapai hasil optimal berdasarkan kemampuan dan strategi yang tepat. Ada dua

kondisi yang harus dipenuhi sekiranya para karyawan dikehendaki supaya merasa bahwa

imbalan terkai dengan kinerja. Pertama, hubungan antara kinerja dan imbalan harus kelihatan

dengan jelas oleh anggota- anggota organisasi. Kedua, tingkat kepercayaan yang memadai

haruslah ada antara para karyawan dengan manajemen organisasi. Kepercayaan merupakan

prasyarat yang perlu untuk sifat motivasional dari sistem kompensasi. Apabila para karyawan

tidak mempercayai bahwa manajemen sungguh-sungguh memberikan imbalan yang

dijanjikan atas knerja yang efektif, mereka tidak termotivasi akan bekerja secara efektif. Oleh

karena itu, pemberdayaan sistem kompensasi untuk memotivasi kinerja yang efektif

membutuhkan hubungan yang jelas dan terlihat antara kinerja dan imbalan serta iklim

kepercayaan antara orang-orang yang bekerja dan pihak terkait yang menawarkan imbalan.57

54

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan permasalahannya, (PT. Raja

Grafindo persada, Jakarta. 2005), hal 430 55

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan permasalahannya, hal 430 56

Muhammad As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta: Liberty, 1999), hal 47. 57

Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 2004) hal 457.

Page 35: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Definisi kinerja tersebut apabila diintegrasikan ke dalam kehidupan sekolah,

memberikan makna lebih jauh sebagai berikut:

1. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan yang diberikan

oleh kepala sekolah, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang terukur dalam rangka

membantu tercapainya tujuan sekolah.

2. Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan,

proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil memberdayakan segala sumber daya

sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan situasi, diperlukan kemampuan profesional,

yaitu kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan keterampilan profesional, pelatihan,

dan pengetahuan profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan.58

Pada hakekatnya orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau

motivasi tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai penggerak prilaku, sedangkan motivasi

diarahkan untuk memenuhi kebutuhan.59

Sedangkan dalam proses pembelajaran, kinerja guru tertumpu pada kemampuan guru

itu sendiri. Kinerja guru dalam proses belajar mengajar (PBM) adalah kesanggupan atau

kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan

peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai upaya

mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak

lanjut agar tercapainya tujuan pengajaran.60

Kinerja guru dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara

merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya

dilandasi oleh etos kerja, disiplin, professional guru dalam proses pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru di antaranya, yaitu (1)

efektifitas dan efisiensi, (2) otoritas (wewenang), (3) disiplin, (4) inisiatif, (5)

pengarah/director (6) fasilitas

1) Efektifitas dan efisiensi

Kinerja yang baik adalah suatu pekerjaan yang berhasil mencapai tujuan. Hal tersebut

dapat disebut bahwa pekerjaan tersebut efektif, namun jika ada sesuatu yang tidak diinginkan

58

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan permasalahannya, (PT. Raja

Grafindo persada, Jakarta. 2005), hal. 431. 59

Iwan Purwanto, Manajemen Strategi, (Bandung : CV. Yrama Widya, 2007) hal 24 60

Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta 1997) Cet.ke-1 hal 56

Page 36: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

muncul di dalamnya berarti pekerjaan tersebut tidak efisien. Oleh sebab itu kedua-duanya

yakni efektifitas dan efisiensi harus diperhitungkan bersama sebagai bagian utama dari

kinerja.61

Hal tersebut juga berlaku pada kinerja guru. Guru dalam proses pembelajaran dapat

diukur kinerjanya dengan asas efektifitas dan efisiensi.

2) Otoritas (wewenang)

Otoritas merupakan perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki (diterima)

oleh seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan

kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut menyatakan apa yang boleh dilakukan

dan yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.62

3) Disiplin

Yaitu, sikap ketaatan kepada hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi disiplin guru

merupakan kegiatan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan pihak

sekolah dimana dia bekerja. Keterikatan terhadap perjanjian kerja dapat menjadi bagian dari

munculnya kinerja yang optimal dari guru.

4) Inisiatif

Yaitu, berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam bentuk ide untuk

merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi inisiatif adalah daya

dorong kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi. Karyawan yang

memiliki daya inisiatif yang tinggi selalu akan menampakkan kinerja yang lebih maju.63

Guru

dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu

merupakan ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya.

5) Pengarah/director

Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini

harus dapat membimbing, memberikan motivasi dan mengarahkan kegiatan belajar siswa

sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.64

6) Fasilitas

Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar

mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa,

61

Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, (Bandung: PT. Rineka Cipta, 1999.) hal 6 62

Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, hal 7 63

Suyadi Prawirosentono, Analisis Kinerja Organisasi, (Bandung: PT. Rineka Cipta, 1999.) hal 7. 64

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, (Jakarta: Rajawali, 1990). Cet ke-3 hal 142

Page 37: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung

secara efektif.65

Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja seseorang, seperti: lingkungan

(Kegaduhan/desakan), Dalam diri seseorang (harapan/cita-cita, emosi, dan keinginan) dan

tujuan (kepuasan kerja dan tanggung jawab).66

Kinerja sesungguhnya dipengaruhi oleh kemampuan unjuk kerja yang perlu dinilai

atau dievaluasi untuk membandingkan luaran kerja (hasil) dibanding dengan perilaku

kerjanya. Misalnya; cara kerja (lamban atau cekatan), absensi (terlambat atau tepat waktu),

praktek penghematan (hemat atau boros), optimisme (yakin atau ragu), dan kebiasaan dan

keselamatan kerja (hati-hati atau ceroboh). Hal-hal tersebut merupakan bagian dari unjuk

kerja yang berhubungan erat dengan budaya perusahaan atau organisasi untuk mencapai hasil

yang terbaik.67

3. Kemampuan-kemampuan dalam kinerja

Kemapuan-kemampuan dasar yang dapat dijadikan alat ukur kinerja guru adalah :

Penguasaan bahan atau materi pembelajaran termasuk kesesuaiannya dengan kurikulum,

pengelolaan proses belajar mengajar, penguasaan kelas, penggunaan media dan sumber

belajar, penguasaan tentang landasan kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar,

penilaian yang tepat, penyelenggaraan administrasi disekolah termasuk pelaporan hasil

belajar, dan penafsiran serta analisis hasil penelitian guna keperluan pengajaran serta

memahami penalaran yang berkaitan dengan perkembangan nalar siswa dan pengembangan

proses belajar mengajar.68

Selain itu, untuk lebih memahami tentang kinerja tenaga kependidikan, berikut

disajikan beberapa pendapat menurut pengertian operasional :

a) Model Vroomian

“Performance” = f (Ability x Motivation)”. Menurut model ini kinerja seseorang

merupakan fungsi perkalian antara kemampuan (Ability) dan motivasi. Hubungan perkalian

tersebut mengandung arti bahwa : jika seseorang rendah pada salah satu komponen maka

65

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, hal

143. 66

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s

2006) hal 44-45 67

Bennet Silalahi, Corporate Culture & Performance Apprasial; Budaya Perusahaan dan Penilaian

Unjuk Kerja. Jakarta: Alhambra, 2004). Hal 38-39. 68

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, (Jakarta: Rajawali, 1990). hal 161.

Page 38: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

prestasi kerjanya akan rendah pula. Kinerja seseorang yang rendah merupakan hasil dari

motivasi yang rendah dengan kemampuan yang rendah.

b) Model Lawler and Porter

Performance adalah hasil perkalian effort (energi yang dikeluarkan), abilities

(karakteristik dan sifat-sifat individu) dan role perception (kesesuaian antara usaha yang

dilakukan dengan persepsi yang ditimbulkannya).

c) Ander and Butzin

Performance adalah hasil penjumlahan antara seluruh hasil kerja yang telah dilakukan

dengan hasil kali antara ability dan motivation. Perkalian antara ability dan motivasi menjadi

sangat populer sehingga banyak sekali dikutip para ahli dalam membicarakan kinerja.69

Dengan demikian, model-model yang menggambarkan kinerja ini menunjukkan

bahwa kinerja seseorang dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi, upaya keras dan persepsi

orang lain terhadap kinerjanya. Model yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah yang

dikemukakan oleh model Vroomian bahwa antara ”motivasi dan kemampuan harus saling

mendukung, karena apabila salah satu dari keduanya rendah maka akan mempengaruhi

rendahnya kinerja seseorang”.

Kinerja guru merupakan perilaku nyata yang ditunjukkan oleh guru pada waktu

memberi pelajaran kepada siswanya. Kinerja tersebut dapat dilihat saat melaksanakan

interaksi belajar mengajar di kelas termasuk sejumlah persiapan yang dibuatnya. Kinerja guru

juga mencakup prestasi yang terkait dengan kualitas individu yang ditunjukkan dengan

keterampilan dan unjuk kerja dibidangnya berdasarkan pengetahuan dan penguasaan materi

pembelajaran, keterampilan untuk menjelaskan hubungan baik dengan unsur lain yang

terlibat dalam pendidikan guna melaksanakan kewajiban atau tugas pekerjaan yang menjadi

wewenang dan tanggung jawabnya pada waktu tertentu dan prosedur serta aturan tertentu

yang berlaku untuk kepentingan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.70

Salah satu aspek yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki kinerja yang baik

adalah kreatifitas kerjanya. Bebepara faktor yang menandai orang-orang kreatif adalah:

1) Kemampuan kognitif yang meliputi kecerdasan diatas rata-rata, kemampuan

melahirkan gagasan baru, gagasan yang berlainan dan fleksibilitas kognitif.

2) Sikap yang terbuka yang meliputi stimulus internal dan eksternal serta memiliki minat

yang beragam dan luas.

69

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks menyukseskan MBS dan KBK,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2003) hal. 136-137. 70

Rocman Natawijaya, Pedoman Supervisi. (Jakarta : Depdiknas RI. 1999) hal 22.

Page 39: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

3) Sikap yang bebas otonom dan percaya pada diri sendiri meliputi keinginan untuk

senantiasa ingin menampilkan kemampuan dirinya sendiri dan tidak terlalu terikat

pada konvensi-konvensi sosial.

Kemampuan para petugas (guru) yang perlu ditingkatkan ialah cara mereka membina

para siswa baik secara individual maupun secara berkelompok, belajar sendiri menciptakan

alat-alat belajar yang memadai dan bekerja sama dengan nara sumber atau dalam tim guru.

Karena spesifikasi petugas-petugas dalam pendidikan seperti ini sukar didapat, maka para

manajer tidak dapat menggantikan petugas lama dengan petugas yang spesifik.71

Kinerja merupakan faktor yang memiliki korelasi dengan kompetensinya. Artinya,

kompetensi guru amat mendukung kinerjanya. Oleh sebab itu peningkatan kinerja guru juga

memiliki korelasi dengan kompetensinya. Peningkatan kompetensi guru perlu dilakukan

dengan cara mengusahakan buku-buku ilmiah dan petunjuk mengajarkannya. Serta

melibatkan hatinya ketika melakukan proses belajar mengajar dengan siswa.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah usaha dan

tampilan kerja guru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai

keberhasilan proses belajar mengajar yang dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

melaksanakan kinerjanya.

C. KERANGKA BERFIKIR

Adanya motivasi berprestasi dianggap perlu karena sebagai dorongan untuk

memenuhi kebutuhan manusia mencapai tujuannya. Motivasi sering dianalisis melalui

pengamatan informal, kita mengukur kebutuhan akan prestasi melalui frekuensi orang

berpikir tentang melakukan sesuatu secara lebih baik”. Menghitung berapa kali seseorang

berpikir untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik kedengarannya mudah dilakukan. Begitu

juga dalam kegiatan proses belajar memberikan motivasi ini dianggap penting dalam

mencapai sesuatu yang lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan suatu proses yang menghasilkan

suatu intensitas, arah, dan ketekunan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan kegiatan

pembelajaran. Intensitas berkaitan dengan upaya seorang guru untuk menggerakkan intensitas

kerjanya atau kesungguhannya dalam bekerja, pada tujuan yang hendak dicapai, sedangkan

ketekunan adalah ukuran tentang berapa lama seorang guru dapat mempertahankan usahanya.

71

Made Pidarta, Manajemen Pendidikan indonesia. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004) hal 75.

Page 40: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Guru yang memiliki dorongan untuk berprestasi akan berusaha keras dalam meningkatkan

kinerjanya.

Kinerja guru merupakan usaha dan tampilan kerja guru dalam menjalankan tugas

pokok dan fungsinya untuk mencapai keberhasilan proses belajar mengajar yang dipengaruhi

oleh efektifitas, otoritas, dan disiplin kerja guru. Sehingga dapat dipahami bahwa motivasi

berprestasi mempunyai korelasi yang sangat signifikan untuk meningkatkan kinerja guru.

Motivasi berprestasi bisa berpengaruh besar pada kinerja guru, hal ini disebabkan karena

motivasi berprestasi dapat membangkitkan motif yang menyebabkan seorang guru dapat

bekerja dengan lebih baik, antusias dan memberi keuntungan.

Dari uraian di atas dapat simpulkan bahwa motivasi berprestasi dapat meningkatkan

kinerja guru, dengan memiliki motivasi berprestasi, kinerja guru bisa terarah dan terukur,

tanpa motivasi berprestasi, kinerja guru tidak maksimal dalam kaitannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan, karena kinerja tanpa tantangan akan membuat aktivitas

guru menjadi hampa. Sehingga bisa dikatakan bahwa motivasi berprestasi dapat dijadikan

sebagai tantangan oleh seorang guru untuk menggapai atau meraih cita-cita yang lebih baik.

Adapun kerangka konseptual bagaimana pembentukan motivasi tersebut memiliki

pengaruh terhadap peningkatan kinerja guru, rangkaiannya dapat diuraikan sebagai berikut :

Menjelaskan input yang menggambarkan keadaan motivasi guru yang berpengaruh

terhadap kinerja guru, yaitu rendahnya motivasi guru dalam upaya meningkatkan kinerja guru

dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Hal ini terjadi karena kurangnya kesejahteraan

guru dalam mencukupi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan akan sandang pangan dan

papan, sehingga mengkibatkan ketidaknyamanan dalam menjalankan profesinya.

Keadaan motivasi selanjutnya yaitu rendahnya motivasi guru dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa. Artinya, apabila tugas yang diberikan tidak sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru, maka akan berakibat langsung terhadap

motivasi. Apabila kemampuan dan motivasi rendah atau salah satu dari keduanya rendah

akan berpengaruh terhadap rendahnya kinerja guru. Kemudian lingkungan kerja yang belum

kondusif juga akan mempengaruhi motivasi berprestasi guru. Hal itu terjadi pada seorang

guru karena merasa kurang diterima dalam lingkungan sosialnya, kurangnya penghormatan

dan kurangnya penghargaan dari komunitas sosialnya, sehingga sulit untuk mencapai kinerja

dengan baik.

Dari keadaan motivasi di atas, muncul sebuah masalah yaitu belum terbentuknya

motivasi guru sebagai upaya dalam meningkatkan kinerjanya. Masalah ini terjadi karena

masih rendahnya keadaan motivasi guru dalam melaksanakan kinerjanya sehingga apabila

Page 41: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi tersebut tidak terpenuhi, maka manusia

belum dan bahkan tidak akan mempunyai kesempatan untuk memiliki keinginan berprestasi.

Terhadap permasalahan di atas maka diperlukan adanya strategi sebagai upaya untuk

mencapai hasil yang dinginkan. Beberapa strategi tersebut antara lain adalah dengan

mengembangkan sistem reward, gaji guru, pemberian tunjangan serta kenyamanan, sebagai

bentuk penghormatan dan penghargaan terhadap guru. Penerapan deskripsi tugas yang jelas

dan terukur sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Strategi ini diperlukan untuk

menyesuaikan kemampuan guru dengan bidangnya dalam memberikan pelajaran kepada

siswanya sehingga dapat terarah dan jelas, karena tidak mungkin mengharapkan hasil yang

baik dari guru yang tidak mampu menjalankan profesinya.

Dengan demikian apabila strategi itu dilakukan maka upaya-upaya tersebut akan

menghasilkan (output) guru dengan kinerja baik, guru yang berprestasi dan melahirkan

sebuah pembelajaran yang bermutu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram dibawah ini :

Page 42: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah MTS Al-Inayah Jl. Pondok Pesantren Pondokmiri Rawa

Kalong Gunung Sindur Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan September - November 2009.

B. Metode Penelitian

Sesuai dengan sifat masalah dan tujuan penelitian yang ada, maka penelitian ini akan

menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif berupa metode penelitian

deskriptif, yaitu metode yang mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat keadaan praktek yang sedang berlangsung sehingga kemudian

mendapatkan sebuah pemahaman yang lebih jelas tentang cara bekerjanya motivasi guru

dalam melahirkan prestasi.

Metode tersebut ditunjang oleh data data yang diperoleh melalui:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penulis melakukan pengambilan data yang diperoleh dari kepustakaan yang berkaitan

dengan permasalahan yang sedang dibahas berupa buku-buku mengenai kinerja guru dan

motivasi berprestasi.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang apa-apa yang

diperlukan, dengan menggunakan tehnik pengumpulan data berupa observasi, angket dan

wawancara.

C. Populasi dan Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang berada di Madrasah

Tsanawiyyah Al-Inayah Rawa kalong Gunung sindur Bogor dengan jumlah guru sebanyak 27

orang.

Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah guru-guru dari berbagai

bidang studi yaitu guru agama, guru IPA, guru IPS, guru Matematika, guru PPKN, dan guru

Page 43: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

bahasa. Seluruh guru-guru yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 14 guru

yang merupakan sebagian guru-guru kelas yang berpendidikan strata 1, berusia diatas 30

tahun, serta memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun yang berasal dari jumlah 27

guru atau dari jumlah total populasi yang ada.

D. Variabel Penelitian

Dalam metodologi penelitian, variabel yang dimaksud adalah “objek penelitian, atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”72

Dalam penelitian ini digunakan bivariate

variable (hubungan antara dua variabel), yaitu variabel independent (variabel bebas) dan

variabel dependent (variabel terikat). Variabel independent yaitu “variabel yang

mempengaruhi variabel lain.” Adapun variabel dependent (variabel terikat) yaitu “variabel

yang dipengaruhi oleh variabel independent.” Oleh karena itu variabel ini sering disebut

variabel terpengaruh.

Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi

dan yang menjadi variabel terikatnya adalah kinerja guru.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam menyusun laporan penelitian ini, maka

peneliti menggunakan beberapa teknik pengambilan data antara lain:

1. Observasi atau pengamatan yaitu, penulis mengamati kejadian, gerak atau proses.

Dalam hal ini penulis mengamati KBM (kegiatan belajar mengajar), kinerja guru, dan

daftar hadir guru untuk memperoleh data motivasi berprestasi dan kinerja guru di

Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor.

2. Angket atau kuesioner, yaitu berupa daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk memperoleh data tentang kinerja guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Tujuan penerapan angket adalah mencari korelasi antara dua variabel

penelitian di atas, dengan mengajukan 30 item pertanyaan yang menggunakan

jawaban tertutup kepada 14 responden sebagai sample penelitian

3. Wawancara, dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada responden untuk

memperoleh keterangan mengenai motivasi berprestasi dan kinerja guru. Wawancara

dilakukan dengan, kepala sekolah dan ketua yayasan.

2. Instrumen Penelitian

72

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. Ke 13, hal 118.

Page 44: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Pada tahap awal adalah mendefinisikan variabel yang akan dijadikan penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan variabel motivasi berprestasi dengan kinerja guru.

Adapun kisi-kisi instrumennya pada lampiran 5 dan 6.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data.

Sebelum menganalisis data, terlebih dahulu peneliti mengolah data kuantitatif.

Pengolahan datanya dilakukan dengan beberapa langkah :

a. Editing yaitu membersihkan data, artinya memeriksa jawaban responden.

b. Scoring yaitu pemberian angka dan menghitungnya untuk setiap jawaban.

c. Tabulating, yaitu menggolongkan kategori jawaban dalam tabel, baik tabel frekuensi

maupun tabel nilai atau skor.

d. Mendeskripsikan hasil perhitungan dalam bentuk tabel.

Angka prosentase yang digunakan adalah

90-100 % = Seluruhnya

70-89% = Hampir seluruhnya

50-69% = Sebagian besar

Kurang dari 49% = kurang dari setengah

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kinerja

guru di Madrasah Tsanawiyah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor, maka penulis

menentukan kriteria data kuantitatif berdasarkan jumlah nilai persentase angket seluruhnya

dengan ketentuan sebagai berikut:

90% - 100% termasuk kategori sangat baik

70% - 89% termasuk kategori baik

60% - 69% termasuk kategori kurang baik

Kurang dari 59% termasuk kategori tidak baik.

Adapun untuk mengolah data kualitatif seperti hasil wawancara dan observasi akan

diolah serta dipaparkan dengan cara proses klasifikasi, kategorisasi, terhadap masalah yang

ada. Kemudian dilakukan analisis melalui memperbandingkan dan memperbedakan temuan-

temuan yang diperoleh. Selanjutnya dengan temuan itu diinterpretasi sesuai dengan kerangka

fikir yang dikembangkan dalam penelitian ini.

Setelah mendapatkan data yang diperoleh di lapangan kemudian diklasifikasikan,

diolah, dan dianalisa dengan analisa kuantitatif, secara deskriptif analisis yang sebelumnya

telah ditentukan prosentasenya dengan menggunakan rumusnya distribusi frekuensi:

Page 45: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Hasil yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah mengenai motivasi berprestasi

guru serta pengaruhnya terhadap kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Rawa Kalong

Gunung Sindur Bogor.

Pertanyaan angket yang telah dijawab oleh guru akan ditabulasikan dengan skor nilai

setiap itemnya, dengan cara pemberian bobot terhadap alternatif jawaban, dengan ketentuan

sebagai berikut, yaitu:

a. Alternatif jawaban A mempunyai bobot nilai 4

b. Alternatif jawaban B mempunyai bobot nilai 3

c. Alternatif jawaban C mempunyai bobot nilai 2

d. Alternatif jawaban D mempunyai bobot nilai 1

1) Memperoleh nilai frekuensi dengan rumus

Dalam menghitung data-data yang diperoleh peneliti menggunakan rumus prosentase

sebagai berikut:

P = F X 100 %

N

Keterangan : P = Angka Prosentase

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of cases (jumlah responden).

2) Mencari angka korelasi

Untuk menganalisis validitas butir angket mengenai motivasi berprestasi dan kinerja

guru penulis menggunakan rumus product moment , yaitu:

rxy = { }{ }Y)²(-²X)²(-²

))((

∑∑∑∑

∑∑−∑

YNXN

YXXYN

Keterangan:

rxy : Angka indeks korelasi "r" product moment

N = Banyaknya subyek (Number of Cases)

ΣX = Jumlah skor dalam sebaran X (pengaruh motivasi berprestasi)

ΣY = Jumlah skor dalam sebaran Y (kinerja guru)

ΣXY = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

ΣX² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

ΣY² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

Page 46: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Setelah diketahui hubungan dari dua variabel, langkah selanjutnya adalah diadakan

intepretasi data dengan dua cara, yaitu:

A. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan dengan

angka indeks korelasi “r” Product Moment seperti di bawah ini:

B.

Tabel 3.2

Besarnya “r”

Product Moment Interpretasi

0,00 - 0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan

tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah.

0,20 - 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah.

0,40 - 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup.

0,70 - 0,90 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang

kuat atau tinggi.

0,90 - 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat atau sangat tinggi.

C. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment, dengan

jalan berkorealitasi pada tabel nilai “r” product moment.73

Apabila cara kedua ini yang kita tempuh, maka prosedur yang kita lalui secara

berturut-turut adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan (membuat) Hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau Hipotesis

nol (Ho).

Hipotesis alternatifnya (Ha) kita rumuskan sebagai berikut:

“Ada (atau;terdapat) korelasi positif (atau; korelasi negatif) yang signifikan

(meyakinkan) antara variabel X dan variabel Y.”

Adapun rumusan Hipotesis Nihilnya (Ho) adalah sebagai berikut:

“Tidak ada (atau tidak terdapat) korelasi positif atau korelasi negatif yang signifikan

antara variabel X dan variabel Y.

73

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), hal 193.

Page 47: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah kita ajukan di atas tadi.

(maksudnya: manakah yang benar Ha ataukah Ho?), dengan jalan memperbandingkan

besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro)

dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel Nilai “r” Product Moment (rt),

dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom-nya

(df) yang rumusnya adalah sebagai berikut:

df = N- nr

df = degrees of freedom (derajat bebas)

N = banyaknya responden yang diteliti

nr = banyaknya variable yang dikorelasikan.74

Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel

Nilai “r’ product moment, baik pada taraf signifkansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%.

Jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt maka Hipotesis alternatifnya (Ha) disetujui

atau atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variable X dan

variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya,

Hipotesis Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti

kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis Nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi

antara variabel X dan variabel Y itu salah.

Untuk mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y penulis menggunakan rumus

sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan :

KD= Koefisien Determination (kontribusi variabel X terhadap variabel Y)

r = Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y.

Untuk data kualitatif dari hasil wawancara dan observasi akan dianalisa melalui

proses klasifikasi, kategorisasi masalah yang ada. Kemudian dilakukan analisis melalui

memperbandingkan dan memperbedakan temuan-temuan yang diperoleh. Selanjutnya dengan

temuan itu diinterpretasi sesuai dengan kerangka fikir yang dikembangkan dalam penelitian

ini.

74

Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, hlm. 194

Page 48: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyyah Al-Inaayah Gunung Sindur Bogor

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyyah Al-Inaayah Gunung Sindur

Bogor

Madrasah Tsanawiyah Al-Inaayah merupakan salah satu unit pendidikan dan

pengajaran yang sejajar dengan SLTP di bawah naungan satu kesatuan Tarbiyatul Al-

Mu’allimin Wa Al-Mu’Allimat Al-Islamiyyah Pondok Pesantren Al-Inaayah.75

Sistem

Tarbiyatul Al-Mu’allimin Wa Al-Mu’Allimat Al-Islamiyyah yaitu perpaduan antara

kurikulum DEPAG /DIKNAS dan Pondok Pesantren Modern dan Salaf. Sekolah ini berada di

lingkungan Pondok Pesantren Al-Inaayah Gunung Sindur Bogor. Sementara Pondok

Pesantren Al-Inaayah didirikan oleh empat orang badan wakaf yaitu H. Muhammad, H.

Mawardi, Hj. Romlah dan Hj. Muhayya. Sedangkan dalam pelaksanaan organisasi dewan

wakaf menyerahkan kepemimpinan pesantren kepada KH. Ahmad Falaq Ibrahim Lc.

Pada tahun 1991 mulai didirikan pon-pes Al-Inayah yang diasuh langsung oleh KH.

Ahmad Falaq Ibrahim, LC dan alhamdulillah pada tanggal 13 agustus 1994 kemudian

didirikanlah MTS Al-inayah sebagai bentuk pendidikan formal di dalam pesantren dengan

luas tanah 12.000 M² dan luas bidang 1000 M². Madrasah Tsanawiyah juga menerima siswa-

siswi baru dari dalam lingkungan pesantren maupun penduduk yang ada di luar pondok

pesantren Al-Inayah.

Didirikannya Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah yang berada di Jl. Pon-pes Al-Inayah

Pondok Miri Ds. Rawa kalong Kec. Gunung Sindur Kab. Bogor adalah sebagai respon positif

terhadap keberadaan masyarakat Gunung Sindur yang sebagian besar tidak mengenyam

pendidikan karena alasan ekonomi, karena masyarakatnya kebanyakan bekerja sebagai

petani, sehingga mereka tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka disebabkan tidak

adanya biaya.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Visi :

Membentuk Generasi yang syarat dengan IPTEK dan diimbangi dengan iman dan

taqwa sehingga terbentuk generasi Qur’ani.

Misi :

75

Hasil Wawancara langsung dengan Kepala Madrasah Tsanawiyyah, pada selasa 10 November 2009.

Page 49: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Ketua Yayasan

Komite Madrasah

Wkl Kep. Sek III

(Administrasi)

Wali Kelas Tata Usaha

Wkl Kep. Sek. II

(Kesiswaan/Humas)

Kepala Madrasah

Siswa / Osis

Guru Koperasi

Menghasilkan out put dengan prestasi tinggi dari segi ilmu dan amal dengan wawasan

iman dan takwa, dan membentuk generasi yang mampu berkomunikasi dengan bahasa arab

dan bahasa inggris.

Tujuan :

Ikut berpartisipasi dalam program pencerdasan bangsa dan dakwah islamiyyah.

3. Struktur Organisasi

Keterangan :

: Garis Komando/Instruksi/koordinatif76

: Garis Konsultatif

KETUA YAYASAN : H. Muhammad

KOMITE SEKOLAH : KH. Ahmad Falaq Ibrahim

KEPALA SEKOLAH : Syukron Hs, S.Ag

WAKIL KEPALA SEKOLAH I : Drs. Suyatno

WAKIL KEPALA SEKOLAH II : M. Roiz Rizwan

WAKIL KEPALASEKOLAH III : Karyati, S.PdI

TATA USAHA : Abdullah

4. Keadaan guru, pegawai dan siswa77

.

76

Hasil Observasi di kantor Kepala Madrasah Tsanawiyyah Al-Inayah , pada selasa 10 November 2009.

Wkl Kep. Sek I

(Kurikulum)

Page 50: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

a. Keadaan Guru dan Pegawai

MTS Al-Inayah memiliki guru sebanyak 27 guru yang masing-masing dari 23 laki-laki

dan 4 perempuan dan 2 pegawai terdiri dari laki-laki. Sebagian guru 24 orang berpendidikan

S1, 2 orang berpendidikan S2 dan 1 orang berpendidikan D2. Mereka masing-masing ada

yang lulusan IAIN jakarta, IKIP Jakarta, UPI Bandung, UMJ Jakarta, Universitas Madinah,

UNJ Jakarta, UI Jakarta, dan UNISKA kediri. Guru-guru MTS Al-Inayah sebagian

merangkap jabatan Kepsek, Wakepsek, TU dan wali kelas. Untuk lebih jelasnya lihat

lampiran tabel 1.

b. Keadaan Siswa

MTS Al-Inayah pada tahun ajaran 2009 – 2010 memiliki siswa-siswi sebanyak 196

yang masing-masing terdiri dari kelas 1 laki-laki 35 dan perempuan 31, kelas 2 laki-laki 32

perempuan 31, dan kelas 3 laki-laki 27 dan perempuan 30. Untuk lebih jelasnya keadaan

siswa-siswi dari tahun ke tahun bisa dilihat lampiran pada tabel 2.

5. Sarana dan Prasarana

a. Sarana

MTS Al-Inayah memiliki sarana yang relatif memadai antara lain: meja murid, meja

guru, computer, kursi murid, kursi guru, lemari kayu, OHP, lemari besi, rak arsip dan lain-

lain. Keadaan sarana keseluruhan yang masih layak pakai sekitar 90% dan yang tidak layak

pakai sekitar 10%, menurut kepala sekolah MTS Al-Inayah yang perlu dibeli adalah bangku

dan meja murid untuk mengantisipasi datangnya tahun ajaran baru.

b. Prasarana

MTS Al-Inayah memiliki Prasarana antara lain: ruangan kelas, ruangan kepala sekolah,

masjid, perpustakaan, ruangan laboratorium, toilet dan lain-lainnya. Untuk lebih jelasnya

tentang sarana prasarana ini bisa dilihat pada lampiran tabel 3 dan 4.

Sebagian besar sarana dan prasarana diatas diperoleh dan dibangun secara bertahap,

prasarana 98% masih layak untuk dipakai dan baru dibangun gedung baru seluas tiga

ruangan.

77

Hasil observasi di ruang Tata Usaha Madrasah Tsanawiyyah Al-Inayah, pada selasa 10 November 2009

Page 51: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

B. Deskripsi Data

Tabel 1.

MELAKUKAN TUGAS MENGAJAR DENGAN BAIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

1 9 4 1 - 14

64% 29% 7% - 100%

Dari table di atas mengenai guru yang melakukan tugas mengajar dengan baik

didapatkan sebanyak 9 guru atau 64% menyatakan selalu, 4 guru atau 29% menyatakan

sering, sedangkan 1 guru atau 7% menyatakan kadang-kadang. Data di atas menjelaskan

bahwa guru-guru melakukan tugas mengajarnya dengan baik, karena mayoritas responden

menyatakan selalu termotivasi untuk bekerja keras dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Tabel 2.

DALAM HAL MENGAJAR INGIN MENJADI LEBIH BAIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

2 11 2 1 14

79% 14% 7% 100%

Dari tabel di atas mengenai guru-guru yang yang mengajarnya ingin lebih baik

didapatkan sebanyak 11 guru atau 79% menyatakan selalu, 2 guru atau 14% menyatakan

sering, dan 1 guru atau 7% menyatakan kadang-kadang. Dapat disimpulkan bahwa guru-guru

di MTS Al-Inayah ingin menjadi lebih baik dalam hal mengajarnya, karena mayoritas dari

responden menyatakan selalu, jawaban ini menunjukkan bahwa guru-guru di MTS Al-Inayah

Page 52: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

termotivasi untuk berusaha lebih unggul dari pada guru yang lain dalam melaksanakan tugas

mengajarnya.

Tabel 3.

MELAKUKAN TUGAS DI SEKOLAH DENGAN BAIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

3 9 4 1 - 14

64% 29% 7% - 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa guru-guru yang melakukan tugas sekolah dengan

baik didapatkan sebanyak 9 guru atau 64% menyatakan selalu, 4 guru atau 29% menyatakan

sering, dan 1 guru atau 7% meyatakan kadang-kadang. Artinya guru-guru telah melakukan

tugas di sekolah dengan baik, karena guru-guru di MTS Al-Inayah siap bersaing dalam

melaksanakan tugas di sekolah.

Tabel 4.

MEMBERIKAN BIMBINGAN KEPADA SISWA

YANG KURANG PANDAI DI LUAR JAM MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

4 2 5 5 2 14

14% 36% 36% 14% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang memberikan bimbingan kepada

siswa yang kurang pandai di luar jam mengajar sebanyak 2 guru atau 14% menyatakan

selalu, 5 guru atau 36% menyatakan sering, 5 guru atau 36% menyatakan kadang-kadang,

sedangkan 2 guru atau 14% menyatakan tidak pernah. Data di atas menunjukan bahwa guru-

guru kurang termotivasi dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang pandai di

luar jam mengajar. Ini berarti guru-guru kurang memberikan perhatian terhadap anak-anak

didiknya yang kurang pandai.

Page 53: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel 5.

BERANGKAT KE SEKOLAH UNTUK MENGAJAR SETIAP HARI

NO SL SR KD TP JUMLAH

5 10 2 1 1 14

72% 14% 7% 7% 100%

Keterangan di atas mengenai guru-guru yang berangkat ke sekolah untuk mengajar

setiap hari yang menyatakan selalu didapatkan sebanyak 10 guru atau 72%, 2 guru atau 14%

menyatakan sering, 1 guru atau 7% menyatakan kadang-kadang, sedangkan 1 guru atau 7%

menyatakan tidak pernah. Data di atas menunjukan bahwa guru-guru termotivasi berangkat

ke sekolah untuk mengajar. Kondisi ini menunjukkan bahwa guru-guru memiliki tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Tabel 6.

MENGAJAR KARENA MENGHARAPKAN GAJI DAN TUNJANGAN LAINNYA

NO SL SR KD TP JUMLAH

6 4 5 3 2 14

29% 36% 21% 14% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang mengajar karena mengharapkan

gaji dan tunjangan lainya yang menyatakan selalu sebanyak 4 guru atau 29%, 5 guru atau

36% menyatakan sering, 3 guru atau 21% menyatakan kadang-kadang dan 2 guru atau 14%

menyatakan tidak pernah. Data ini menunjukan bahwa gaji dan tunjangan lainnya dapat

menjadi motivasi mayoritas guru-guru dalam mengajar.

Tabel 7.

Page 54: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

MERASA NYAMAN DALAM MELAKUKAN TUGAS MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

7 12 - 2 - 14

86% - 14% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang merasa nyaman dalam melakukan

tugas mengajar yang menyatakan selalu didapatkan sebanyak 12 guru atau 86%, dan 2 guru

menyatakan kadang-kadang. Ini artinya bahwa kenyamanan dalam melaksanakan tugas

dirasakan oleh guru-guru, karena mayoritas menyatakan nyaman berada dilingkungan

sekolah.

Tabel 8.

MENDAPAT KESEJAHTERAAN DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

NO SL SR KD TP JUMLAH

8 3 3 7 1 14

21,5% 21,5% 50% 7% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang mendapat kesejahteraan dalam

melaksanakan tugas yang menyatakan selalu dan sering masing-masing didapatkan sebanyak

3 guru atau 21,5%, 7 guru atau 50% menyatakan kadang-kadang dan 1 guru atau 7%

menyatakan tidak pernah. Data ini menunjukan bahwa guru-guru kurang mendapat

kesejahteraan dalam melaksanakan tugas, karena mayoritas menyatakan kadang-kadang. Ini

berarti kesejahteraan yang merupakan aspek motivasi ekstrinsik kurang mendapatkan

perhatian di MTS Al-Inayah.

Tabel 9.

MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN PARA PEGAWAI

NO SL SR KD TP JUMLAH

9 12 2 - - 14

86% 14% - - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang mempunyai hubungan baik

dengan para pegawai yang menyatakan selalu didapatkan sebanyak 12 guru atau 86%, dan 2

guru atau 14% menyatakan sering. Data ini menunjukan bahwa bahwa guru-guru mempunyai

Page 55: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

hubungan yang baik dengan para pegawai, karena mayoritas guru-guru menyatakan selalu

menjalin hubungan dengan para pegawai.

Tabel 10.

MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR MENGIKUTI PROSEDUR KERJA

NO SL SR KD TP JUMLAH

10 9 5 - - 14

64% 36% - - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang melaksanakan tugas mengajar

mengikuti prosedur kerja yang menyatakan selalu didapatkan sebanyak 9 guru atau 64% dan

5 guru atau 36% menyatakan sering. Data ini menunjukan bahwa penugasan mengajar

berdasarkan prosedur baku yang ditetapkan. Ini berarti bahwa prosedur kerja dapat menjadi

motivasi guru-guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya, karena mayoritas responden

menyatakan selalu.

Tabel 11.

MEMBUAT RPP SEBELUM MELAKUKAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

11 - 5 6 3 14

- 36% 43% 21% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang membuat RPP sebelum melakukan

kegiatan belajar mengajar didapatkan sebanyak 5 guru atau 36% menyatakan sering, 6 guru

atau 43% menyatakan kadang-kadang, dan 3 guru atau 21% menyatakan tidak pernah. Data

ini menunjukan bahwa kinerja guru tentang pembuatan RPP kurang, karena mayoritas

responden menyatakan kadang-kadang dan sering. Artinya guru-guru dalam kinerjanya

kurang membuat perencanaan pengajarannya.

Tabel 12.

MELAKUKAN PREETEST DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

12 - 8 5 1 14

57% 36% 7% 100%

Page 56: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang melakukan kegiatan pretest dalam

kegiatan belajar mengajar didapatkan sebanyak 8 guru atau 57% menyatakan sering, 5 guru

atau 36% menyatakan kadang-kadang, dan 1 guru atau 7% menyatakan tidak pernah. Data ini

menunjukan bahwa kinerja guru tentang melakukan pretest dalam kegiatan belajar mengajar

cukup baik, karena mayoritas responden menyatakan sering, kondisi ini berarti bahwa

kemampuan guru dalam melakukan pretest cukup baik.

Tabel 13.

MENGGUNAKAN METODE YANG SAMA DALAM MEGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

13 3 3 8 - 14

21,5% 21,5% 57% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang menggunakan metode yang sama

dalam mengajar didapatkan sebanyak 3 guru atau 21,5% menyatakan selalu, 3 guru atau

21,5% menyatakan sering dan 8 guru atau 57% menyatakan kadang-kadang. Data di atas

menunjukan bahwa selalu menggunakan metode yang sama dan sebagian besar jarang

mengganti metode yang lain dalam mengajar. Kondisi ini berarti bahwa guru-guru kurang

baik dalam menerapkan metode mengajarnya.

Tabel 14.

MENGGUNAKAN MEDIA PENGAJARAN PADA SAAT MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

14 1 4 9 - 14

7% 29% 64% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang menggunakan media pengajaran

pada saat mengajar didapatkan sebanyak 1 guru atau 7% yang menyatakan selalu, 4 guru atau

29% menyatakan sering, dan 9 guru atau 64% menyatakan kadang-kadang. Data di atas

menunjukan bahwa tingkat penggunaan media pengajaran pada saat mengajar masih lemah,

Page 57: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

karena mayoritas responden menyatakan kadang-kadang. Kondisi ini menujukkan bahwa

guru-guru kurang dapat mendorong penggunaan media pengajaran karena terbatasnya sarana

yang disediakan oleh sekolah.

Tabel 15.

MEMBERIKAN KESEMPATAN BERTANYA KEPADA SISWA SETELAH

MENYAMPAIKAN PELAJARAN

NO SL SR KD TP JUMLAH

15 10 4 - - 14

71% 29% - - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang memberikan kesempatan bertanya

kepada siswa setelah menyampaikan pelajaran yang menyatakan selalu sebanyak 10 guru

atau 71% dan 4 guru atau 29% menyatakan sering. Data ini menunjukan bahwa dalam proses

KBM guru memberikan kesempatan yang luas bertanya terhadap siswa baik. Kondisi ini

menunjukkan bahwa guru-guru cukup aktif dalam memberikan kesempatan bagi siswa untuk

menampilkan pendapatnya.

Tabel 16.

MEMBERIKAN TUGAS LATIHAN KEPADA SISWA

NO SL SR KD TP JUMLAH

16 4 8 2 - 14

29% 57% 14% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang memberikan tugas latihan kepada

siswa didapatkan sebanyak 4 guru atau 29% menyatakan selalu, 8 guru atau 57% menyatakan

sering, dan 2 guru atau 14% menyatakan kadang-kadang. Data di atas menunjukan bahwa

tentang memberikan latihan guru cukup aktif memberikan tugas kepada siswa baik. Kondisi

ini berarti bahwa para guru berusaha untuk mengembangkan proses KBM melalui pemberian

latihan dan pemahaman kepada siswa bukan hanya melalui pengajaran di sekolah tetapi juga

melalui tugas yang diberikan di luar kelas.

Tabel 17.

Page 58: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

MENGALAMI KESULITAN DALAM MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

17 6 8 - - 14

43% 57% - - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang mengalami kesulitan dalam

mengajar didapatkan sebanyak 6 guru atau 43% menyatakan selalu, dan 8 guru atau 57%

menyatakan sering. Data di atas mengungkapkan bahwa hampir semua guru mengalami

kesulitan dalam mengajar. Dari pengamatan penulis, kondisi ini disebabkan karena kondisi

lingkungan kerjanya dan sarana prasarananya yang masih terbatas.

Tabel 18.

TERLAMBAT MASUK KELAS

NO SL SR KD TP JUMLAH

18 - - 14 - 14

- - 100% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai keterlambatan guru masuk kelas, didapatkan

sebanyak 14 guru atau 100% kadang-kadang. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

dalam kedisiplinan masuk kelas kadang-kadang, karena tidak didapatkan responden yang

menyatakan sering ataupun selalu. Data ini berarti guru-guru di MTS Al-Inayah lebih banyak

tepat waktu ketika masuk kelas daripada terlambat masuk kelas.

Tabel 19.

MENYELESAIKAN TUGAS TEPAT WAKTU

NO SL SR KD TP JUMLAH

19 3 7 4 - 14

21% 50% 29% - 100%

Page 59: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel di atas menunjukan bahwa guru-guru yang menyelesaikan tugas tepat waktu

didapatkan sebanyak 3 guru atau 21% menyatakan selalu, 7 guru atau 50% menyatakan

sering dan 4 guru atau 29% menyatakan kadang-kadang. Maka dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar guru menyelesaikan tugas tepat waktu. Kondisi ini berarti guru-guru memiliki

inisiatif yang bagus dalam menyelesaikan tugasnya.

Tabel 20

MATERI YANG BAPAK/IBU SAMPAIKAN DAPAT MEMUASKAN SISWA

NO SL SR KD TP JUMLAH

20 5 7 2 - 14

36% 50% 14% - 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa guru-guru dalam menyampaikan materi yang dapat

memuaskan siswa sebanyak 5 guru atau 36% menyatakan selalu, 7 guru atau 50%

menyatakan sering dan 2 guru atau 14% menyatakan kadang-kadang. Data ini menunjukan

bahwa penyampaian materi oleh guru tentang hasil cukup baik. Dari pengamatan penulis

ketika mengamati proses KBM di kelas, mayoritas siswa dapat menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Tabel 21.

LULUS DENGAN NILAI YUDISIUM YANG BAIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

21 7 4 3 - 14

50% 29% 21% - 100%

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar guru lulus dengan nilai yudisium

yang baik didapatkan sebanyak 7 guru atau 50% menyatakan selalu, 4 guru atau 29%

menyatakan sering dan 3 guru atau 21% menyatakan kadang-kadang. Data ini menunjukan

bahwa mayoritas guru memiliki nilai yudisium yang baik selama mengikuti pendidikannya.

Ini menunjukkan bahwa guru-guru memiliki prestasi yang baik dalam jenjang pendidikannya.

Tabel 22.

PERNAH MENDAPAT PIAGAM PENGHARGAAN SELAMA MENGAJAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

22 - 1 8 5 14

7% 57% 36% 100%

Page 60: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang pernah mendapat piagam

penghargaan selama mengajar didapatkan sebanyak 1 guru atau 7% menyatakan sering, 8

guru atau 57% menyatakan kadang-kadang, maksudnya guru yang menjawab kadang-kadang

berarti dia pernah mendapatkan piagam tersebut walaupun hanya sekali. 5 guru atau 36%

menyatakan tidak pernah. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru-guru kurang mendapat piagam

pengahargaan selama mengajar, karena mayoritas responden menyatakan kadang-kadang.

Hal itu disebabkan ketatnya persaingan guru-guru yang berusaha lebih baik dalam

melaksanakan tugasnya.

Tabel 23.

DIBERIKAN KESEMPATAN UNTUK MENGEMBANGKAN POTENSI AKADEMIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

23 4 3 7 - 14

29% 21% 50% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai guru-guru yang pernah diberikan kesempatan

untuk mengembangkan potensi akademik selama mengajar, didapatkan sebanyak 4 guru atau

29% menyatakan selalu, 3 guru atau 21% menyatakan sering, 7 guru atau 50% menyatakan

kadang-kadang. Dari pengamatan pengamatan yang dilakukan, pihak sekolah selalu

memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan potensi akademiknya

secara bergantian melalui seminar dan pelatihan.

Tabel 24.

MEMPUNYAI KETERAMPILAN KHUSUS YANG BERSIFAT NON AKADEMIK

NO SL SR KD TP JUMLAH

24 4 3 7 - 14

29% 21% 50% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru mempunyai keterampilan

khusus yang bersifat non akademik dalam mengajar, didapatkan sebanyak 4 guru atau 29%

menyatakan selalu, 3 guru atau 21% menyatakan sering, 7 guru atau 50% menyatakan

kadang-kadang. Dari pengamatan yang dilakukan bahwa sebagian besar guru-guru memiliki

keterampilan non akademik sesuai dengan bakatnya masing-masing, seperti olahraga, musik

dan bermain hadrah.

Page 61: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel 25.

MENDAPAT APPERESIASI SELAMA MENJALANKAN TUGAS

NO SL SR KD TP JUMLAH

25 4 2 8 - 14

29% 14% 57% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru mendapat apresiasi selama

menjalankan tugas mengajar, didapatkan sebanyak 4 guru atau 29% menyatakan selalu, 2

guru atau 14% menyatakan sering, 8 guru atau 57% menyatakan kadang-kadang. Data ini

menunjukkan bahwa guru-guru mendapat apresiasi selama menjalankan tugas mengajar,

Hanya saja apperesiasi tersebut tidak selalu didapat oleh semua guru dari pihak sekolah.

Tabel 26.

MERASA DIHARGAI OLEH REKAN-REKAN SEPROFESINYA

NO SL SR KD TP JUMLAH

26 10 3 1 - 14

72% 21% 7% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru merasa dihargai oleh rekan-

rekan seprofesinya dalam mengajar, didapatkan sebanyak 10 guru atau 72% menyatakan

selalu, 3 guru atau 21% menyatakan sering, 1 guru atau 7% menyatakan kadang-kadang. Data

ini menunjukkan bahwa guru-guru merasa dihargai oleh rekan-rekan seprofesinya dalam

mengajar, karena adanya kerja sama dan hubungan yang baik oleh semua guru.

Tabel 27.

MERASA DIHORMATI OLEH KARYAWAN DAN SISWANYA

NO SL SR KD TP JUMLAH

27 9 5 - - 14

64% 36% - - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru merasa dihormati oleh

karyawan dan siswanya selama menjalankan tugas mengajar, didapatkan sebanyak 9 guru

atau 64% menyatakan selalu, 5 guru atau 36% menyatakan sering. Data ini menunjukkan

bahwa guru-guru merasa dihomati oleh karyawan dan siswanya selama menjalankan tugas

Page 62: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

mengajar, kondisi seperti ini karena terciptanya sikap saling menghormati dan saling

menghargai di MTS Al-Inayah.

Tabel 28.

FIGUR YANG MEMILIKI REPUTASI YANG BAIK DI MASYARAKAT SEKITAR

NO SL SR KD TP JUMLAH

28 5 5 4 - 14

36% 36% 28% - 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru merupakan figure yang

memiliki reputasi yang baik di masyarakat sekitar, didapatkan sebanyak 5 guru atau 36%

menyatakan selalu, 5 guru atau 36% menyatakan sering, 4 guru atau 28% menyatakan

kadang-kadang. Data ini menunjukkan bahwa guru-guru merupakan figur yang memiliki

reputasi baik di masyarakat, kondisi seperti ini karena guru-guru di MTS Al-Inayah selain

mengajar di sekolah mereka juga mengabdikan dirinya di pesantren dan masyarakat sekitar.

Tabel 29.

SOSOK YANG DISEGANI DALAM PERGAULAN SOSIALNYA

NO SL SR KD TP JUMLAH

29 5 2 5 2 14

36% 14% 36% 14% 100%

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru merupakan sosok yang disegani

dalam pergaulan sosialnya, didapatkan sebanyak 5 guru atau 36% menyatakan selalu, 2 guru

atau 14% menyatakan sering, 5 guru atau 36% menyatakan kadang-kadang, 2 guru atau 14%.

Data ini menunjukkan bahwa sebagian guru-guru merupakan sosok yang disegani dalam

pergaulan sosialnya akan tetapi sebagian guru-guru juga menyatakan sebaliknya bahwa

mereka adalah sosok yang kurang disegani.

Tabel 30.

DIANGGAP SOSOK YANG KURANG BAIK DI KALANGAN LUAS

NO SL SR KD TP JUMLAH

30 1 1 2 10 14

7% 7% 14% 72% 100%

Page 63: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Keterangan tabel di atas mengenai apakah guru-guru merupakan sosok yang

dianggap kurang baik di kalangan luas, didapatkan sebanyak 1 guru atau 7% menyatakan

selalu, 1 guru atau 7% menyatakan sering, 2 guru atau 14% menyatakan kadang-kadang, 10

guru atau 72% , menyatakan tidak pernah. Data ini menunjukkan bahwa guru-guru

merupakan sosok yang dianggap sangat baik dikalangan luas, kondisi seperti ini karena guru-

guru dan masyarakat saling membantu dan saling menghormati dengan masyarakat.

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru

a. Motivasi Berprestasi

Sesuai dengan instrument motivasi berprestasi yang diteliti dengan menggunakan

angket sebanyak 20 item pertanyaan mengenai pengaruh motivasi berprestasi guru-guru di

MTS Al-Inayah, maka dapat dilihat hasil penelitian yang telah dihitung dan dilakukan

pengolahan data, diperoleh jumlah nilai untuk motivasi berprestasi sebesar 886, skor tertinggi

73 dan skor terendah 50, dan skor rata-rata secara keseluruhan adalah 62. Ini menunjukkan

bahwa motivasi berprestasi di MTS AL-Inayah . Data selengkapnya dapat dilihat pada table

35 tentang nilai korelasi variabel X dan variabel Y atau pada tabel di bawah ini :

Tabel 31.

Interval F Nilai Nyata

50 - 55 2 49,50 - 55,50

56 - 60 3 55,50 - 60,50

61 - 65 2 60,50 – 65,50

66 - 70 6 65,50 – 70,50

71 - 75 1 70,50 – 75,50

Total N = 14

Sumber: pada tabel 35 tentang nilai korelasi antara variabel X dan Y

b. Kinerja Guru

Sesuai dengan instrument kinerja guru yang diteliti dengan mengunakan angket sebanyak 10

item pertanyaan mengenai kinerja guru MTS Al-Inayah, maka dapat dilihat hasil penelitian

yang telah dihitung dan dilakukan pengolahan data, diperoleh jumlah nilai untuk kinerja guru

adalah 394, skor tertinggi 32 dan skor terendahnya 23, dan skor rata-rata secara keseluruhan

adalah 27. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 35 tentang nilai korelasi variabel X dan

variabel Y atau pada tabel di bawah ini :

Tabel 32.

Page 64: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Interval F Nilai Nyata

23 - 27 6 22,50 - 27,50

28 - 32 8 27,50 - 32,50

Total N = 14

Sumber: pada tabel 35 tentang nilai korelasi antara variabel X dan Y

C. Analisis data

Langkah awal dalam menganalisa data adalah proses kualifikasi data yaitu

pengelompokan antara variabel X dan Variabel Y dan memberi nilai terhadap jawaban angket

mengenai korelasi antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru.

Sebelum melakukan pengkualifikasian terhadap kedua variabel tersebut, maka

terlebih dahulu nilai pada tiap-tiap alternatif jawaban angket yang dipilih oleh responden

dikelompokkan, mengingat orientasi angket yang digunakan bersifat positif dan negatif.

Sebagaimana telah ditulis pada BAB III, bahwasannya alternatif jawaban tersebut disusun

secara berjenjang ke dalam 4 point, dengan cara memberi bobot nilai untuk masing-masing

item.

Adapun bobot nilai yang diberikan bervariasi, untuk pertanyaan yaitu:

Positif Negatif

A = Selalu (4) A= Selalu (1)

B = Sering (3) B= Sering (2)

C = Kadang-kadang (2) C= Kadang-kadang (3)

D = Tidak pernah (1) D= Tidak pernah (4)

Sebelum melakukan perhitungan dengan rumus product moment bahwasannya

peneliti disini mengacak angket yang telah disebarkan. Yaitu angket pada nomor 11 – 20

tentang kinerja guru di tukar posisinya dengan angket nomor 21 – 30 tentang prestasi.

Tujuannya untuk menggabungkan variable motivasi berprestasi yang terdiri dari 20 item

pertanyaan dan kinerja guru 10 item pertanyaan. (lihat lampiran kisi-kisi angket).

Page 65: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel 33

HASIL JAWABAN RESPONDEN TERHADAP VARIABEL X

Variabel X

N

O

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 NILAI

1 3 3 3 2 4 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 55

2 3 4 2 2 4 3 4 2 4 4 4 1 2 3 2 4 4 2 2 4 60

3 4 3 4 1 3 2 4 2 4 4 2 1 2 3 2 4 4 3 4 4 60

4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 1 69

5 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 1 4 66

6 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 2 2 4 2 4 4 2 2 4 66

7 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 62

8 4 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 70

9 4 4 4 2 2 4 4 2 3 4 3 1 4 2 2 3 3 2 2 4 59

10 2 4 3 3 1 1 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 50

11 4 4 4 1 4 4 2 2 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 3 4 62

12 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 73

13 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 1 4 66

14 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 68

N=

14

∑X=

886

Keterangan :

Tabel di atas merupakan jawaban angket dari variabel X tentang motivasi berprestasi

yang menerangkan bahwa : N adalah jumlah responden yang berada pada kolom kiri ke

bawah. Nomor 1 – 20 yang berada pada kolom atas, dari kiri ke kanan merupakan jawaban

angket tentang motivasi berprestasi yang sudah diberikan bobot nilai sesuai jawaban

responden. Kolom sebelah kanan dari atas ke bawah merupakan jumlah dari jawaban angket.

Sedangkan ∑X adalah jumlah seluruh jawaban angket variabel X tentang motivasi

berprestasi.

Page 66: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel 34.

HASIL JAWABAN RESPONDEN VARIABEL Y

NO Variabel Y

N 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 NILAI

1 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 27

2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 25

3 2 2 3 2 4 3 4 2 4 3 29

4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 31

5 1 2 4 3 4 4 4 2 3 4 31

6 2 3 2 4 4 2 3 2 3 3 28

7 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 27

8 1 2 2 2 4 3 4 2 3 4 27

9 2 1 2 2 4 2 4 2 2 4 25

10 1 2 2 2 4 3 3 2 2 2 23

11 2 2 3 2 4 4 4 2 2 3 28

12 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 31

13 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 32

14 3 3 2 2 4 3 3 2 4 4 30

N=

14

∑Y=

394

Keterangan :

Tabel di atas merupakan jawaban angket dari variabel Y tentang kinerja guru yang

menerangkan bahwa : N adalah jumlah responden yang berada pada kolom kiri ke bawah.

Nomor 1 – 10 yang berada pada kolom atas, dari kiri ke kanan merupakan jawaban angket

tentang kinerja guru yang sudah diberikan bobot nilai sesuai jawaban responden. Kolom

sebelah kanan dari atas ke bawah merupakan jumlah dari jawaban angket. Sedangkan ∑Y

adalah jumlah seluruh jawaban angket variabel Y tentang kinerja guru.

Page 67: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Tabel 35.

NILAI KORELASI ANTARA VARIABLE X DAN Y

NO

RESPONDEN X Y XY X² Y²

1 55 27 1485 3025 729

2 60 25 1500 3600 625

3 60 29 1740 3600 841

4 69 31 2139 4761 961

5 66 31 2046 4356 961

6 66 28 1848 4356 784

7 62 27 1674 3844 729

8 70 27 1890 4900 729

9 59 25 1475 3481 625

10 50 23 1150 2500 529

11 62 28 1736 3844 784

12 73 31 2263 5329 961

13 66 32 2112 4356 1024

14 68 30 2040 4624 900

∑X= 886 ∑Y= 394

∑Y=25098

∑X²

56576

∑Y²

11182

Keterangan :

Tabel di atas menerangkan tentang nilai korelasi antara variabel X dan variabel Y

yang menjelaskan bahwa : Kolom pertama sebelah kiri dari atas ke bawah adalah jumlah

responden diperoleh N=14. Kolom kedua dari kiri adalah jumlah jawaban angket variabel

tentang motivasi berprestasi diperoleh ∑X= 886. Kolom ketiga adalah jumlah jawaban

variabel Y tentang kinerja guru diperoleh ∑Y=394. kolom keempat adalah hasil perkalian

antara variabel X dan variabel Y diperoleh ∑Y=25098. kolom kelima adalah hasil

pengkuadratan dari variabel X diperoleh ∑X²=56576. kolom terakhir adalah hasil

pengkuadratan variabel Y diperoleh ∑Y²=11182.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat korelasi variabel data di atas akan diuji

keabsahannya dengan menggunakan rumus product moment yaitu :

Page 68: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

2 2 2 2

[ ( ) ( ) ( ) ( )

[ ( ) ( ) ( ) ] [ ( ) ( ) ( ) ]

N x y x yr x y

N x x N y y

Σ − Σ Σ=

Σ − Σ Σ Σ

rxy = angka indeks korelasi. Yaitu untuk mengetahui apakah antara variabel X

(motivasi berprestasi) dan variabel Y (kinerja guru) terdapat korelasi positif yang signifikan.

cara mencari rxy sesuai dengan rumus di atas bahwa N=14, ∑X= 886, ∑Y=394,

∑XY=25098, ∑X²=56576, ∑Y²=11182. maka :

Setelah itu pada garis atas, dikalikan antara jumlah responden dengan variabel XY

dan mengalikan variabel X dan variabel Y. Pada garis bawah akar dikalikan antara jumlah

responden kepada variabel X² dan mengkuadratkan variabel X. begitu juga dengan variabel

Y, yaitu mengalikan jumlah responden kepada variabel Y² dan mengkuadratkan variabel Y.

Selanjutnya pada atas akar, hasil perkalian antara jumlah responden dengan variabel

XY dikurangi dengan hasil perkalian antara variabel X dan variabel Y. Di dalam akar hasil

perkalian antara jumlah responden dengan variabel X² dikurangi dengan hasil pengkuadratan

variabel X, begitu juga dengan jumlah responden yang dikalikan dengan variabel Y²

dikurangi dengan variabel Y.

Selanjutnya setelah mendapat hasil yang berada di dalam akar, kemudian dikalikan

kembali hasilnya.

Kemudian mencari akar dari hasil di atas.

rxy= 2288

3051.651 Kemudian dibagi antara 2288 dengan 3051.651

[(14)(25098)-(886)(394)

[(14)(5676)-(886)²][(14)(11182)-(394)²]

rxy =−

351372-

(792064-784966)(156548-155236)rxy

349084=

2288

(7098)(1312)rxy =

2288

9312576rxy =

0.74 rxy =

Page 69: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Maka akan mendapatkan hasil 0.74. Dari perhitungan di atas, ternyata angka korelasi

antara variabel X dan variabel Y bertanda positif memperhatikan hasil yang diperoleh yaitu

0,74. ini berarti ada korelasi yang positif antara pengaruh motivasi berprestasi dengan kinerja

guru di MTS Al-Inayah. Maka hal ini menunjukkan pula bahwa motivasi berprestasi

mempengaruhi kinerja guru.

D. Interpretasi Data

Apabila hasil tersebut diinterpertasikan secara sederhana dengan mencocokkan hasil

perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, ternyata besarnya rxy yang

diperoleh terletak antara 0,70 – 0.90 yang berarti : “antara variabel X dan Variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.”.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah itu signifikan atau tidak, maka “r” hasil

perhitungan dibandingkan dengan “r” table. Dan sebelum membandingkan terlebih dahulu

dicari derajat bebas atau df (Degree of freedom), dengan menggunakan rumus :

Df = N – nr

= 14 – 2

= 12

Pada buku Prof. Anas Sudijono didapatkan bahwasannya, Df sebesar 12 jika

dikonsultasikan dengan “r” table, pada taraf signifikansi 5 % diperoleh harga sebesar 0,532,

ternyata rxy lebih besar daripada harga “r” table, sedangkan pada taraf signifikansi 1 %

diperoleh harga sebesar 0,661, ternyata rxy juga lebih besar daripada harga “r” table. Dengan

demikian hipotesa nol (Ho) ditolak, dan hipotesa alternative (Ha) diterima. Artinya “

Terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kinerja guru”.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi (sumbangan) yang diberikan

variabel X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terlebih dahulu koefisiennya yang

disebut dengan “Coefficient of determination” (koefision penentu) dengan rumus sebagai

berikut :

KD = r² x 100 %

= (0,661)² x 100%

= 0,4369

= 43,69

Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru yang dipengaruhi oleh motivasi

berprestasi sebesar 43,69 %, sedangkan 56,31% ditentukan oleh factor lain. Artinya

43,69% adalah yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam angket, dan

Page 70: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

jumlah sampel yang dibutuhkan. sedangkan 56,31% ditentukan oleh factor lain

adalah diluar pertanyaan angket seperti lingkungan, harapan/cita-cita, emosi

keinginan, status, pengembangan diri atau masih banyak hal-hal lain yang dapat

mempengaruhi kinerja guru, dan juga diambil dari hasil wawancara yang telah

penulis lakukan kepada pihak sekolah. Diantaranya bahwa memberikan motivasi itu

penting dalam peningkatan kinerja guru, karena tanpa motivasi guru-guru akan

kurang bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Karena itu saya sebagai

kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada mereka, tapi kalau motivasi dari

segi materi semuanya sesuai dengan prosedur sekolah.

Page 71: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada kajian teori serta diperkuat dengan analisa deskripsi data lapangan,

maka dapatlah disampaikan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil pengolahan dan analisis data menggunakan rumus Product Moment menunjukan

bahwa pengaruh motivasi berprestasi (variabel X) terhadap Kinerja guru (variabel Y) di

Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor cukup signifikan,

karena nilai indeks koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,74. Ketika dianalisis dengan tabel

interpretasi “r” Product Moment ternyata nilai “r” hitung (0,74) terletak antara 0,70 - 0,90

yang berarti bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y cukup kuat atau tinggi, maka

dengan hasil perhitungan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa hipotesa alternatif (Ha)

diterima atau disetujui dan hipotesa nihil (Ho) ditolak atau diabaikan dengan bukti

kebenarannya setelah dihitung terdapat nilai korelasi yang positif dan signifikan.

2. Hasil analisis menunjukan dimana kontribusi (sumbangan) yang diberikan varibel X

terhadap variabel Y yang didapatkan dari hasil penghitungan koefisien penentu (Coeficient of

determination) menunjukkan bahwa kinerja guru yang dipengaruhi oleh motivasi berprestasi

sebesar 43,69 %, sedangkan 56,31 % ditentukan oleh faktor lain seperti lingkungan,

harapan/cita-cita, emosi keinginan, status, pengembangan diri atau masih banyak hal-hal lain

yang dapat mempengaruhi kinerja guru yang diperoleh dari hasil wawancara yang telah

penulis lakukan kepada para responden di sekolah.

Dari sejumlah fakta yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

semakin kuat motivasi berprestasi maka akan semakin berpengaruh positif terhadap

peningkatan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur

Bogor. Masalahnya sekarang tinggal sejauhmana pihak Yayasan dapat menangkap

kecenderungan yang ada ini dengan melakukan langkah-langkah kongkrit berupa

peningkatan sarana dan prasarana belajar serta meningkatkan pemberian insentif sehingga

guru tetap bersemangat menjalankan tugasnya.

B. Saran

Dengan memperhatikan hasil penelitian ini, tentunya ada beberapa yang perlu

diperhatikan:

Page 72: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

1. Bagi pihak yayasan dan sekolah, hendaknya tidak boleh cepat puas atas apa yang telah

dicapai saat ini, karena situasi dan kondisi seluruh aspek yang berkaitan langsung dengan

proses pendidikan di sekolah semakin hari semakin kompleks, maka dari itu segala usaha

peningkatan motivasi berprestasi guru di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong

Gunung Sindur Bogor harus tetap menjadi perhatian pihak sekolah, dengan demikian kinerja

guru pun akan dapat pula ditingkatkan secara bersamaan untuk meningkatkan mutu proses

pendidikan siswa Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Rawa Kalong Gunung Sindur Bogor.

2. Bagi para guru hendaknya dalam menjalankan tugas dan profesi keguruannya lebih sabar,

ikhlas dan kreatif serta memperhatikan aspek psikologis dan perkembangan intlektual siswa,

agar komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan secara baik yang tentunya akan lebih

memudahkan guru dan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3. Bagi para siswa diharapkan untuk lebih menghargai guru dan orang tua sebagai bentuk

penghormatan terhadap mereka yang selama ini telah bersusah payah mencurahkan pikiran,

waktu dan tenaga serta perhatiannya dalam mendidik para siswa.

4. Bagi orang tua dan masyarakat, hendaknya dapat memberikan dorongan terhadap guru-

guru, pihak sekolah, dan siswa-siswi di MTS Al-Inayah ini. Karena dorongan merupakan

motivasi yang dapat meningkatkan kinerja guru.

Akhirnya sebagai ucapan terimakasih penulis, kiranya skripsi ini dapat dijadikan

sebagai informasi yang bermanfaat, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan

generasi masa depan yang berkualitas dan berkepribadian yang luhur demi terciptanya cita-

cita pendidikan yang bermartabat.

Page 73: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

1. Omar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta : Bumi aksara, 2003).

2. Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan

Terjemahannya, (Jakarta: Lembaga Percetakan al-Qur’an Raja Fahd, 1971).

3. Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah yang Efektif, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media,

2008) hal, 30.

4. Tabrani Rusyan dkk, Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar, (Nusantara :

lestari Ceria Pratama, 2000)

5. Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1995)

6. Syafrudin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat

Press, 2002),

7. B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengaar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997)

8. Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2003),

9. Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN,

2004)

10. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks menyukseskan MBS

dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2003)

11. Suyadi Prawirosentono, Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun Organisasi

Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, (Yogyakarta : BPFE, 1999)

12. Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

permasalahannya, (PT. Raja Grafindo persada, Jakarta. 2005),

13. Muhammad As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta: Liberty, 1999),

14. Jhon Whitmore, Coaching for performance; Membangun Individu, Kinerja dan

Sasaran. (Jakarta: BIP Kelompok Gramedia, 2006)

15. Wayne Pace, Don F Faules, Komunikasi Organisasi, Meningkatkan Efektifitas

Kinerja Pegawai, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya) Cet. Ke-1.

16. Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Pedoman Bagi Guru dan

Calon Guru, (Jakarta: Rajawali, 1990). Cet ke-3

17. Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:

Kizi Brother’s 2006)

18. Bennet Silalahi, Corporate Culture & Performance Apprasial; Budaya Perusahaan

dan Penilaian Unjuk Kerja. Jakarta: Alhambra, 2004).

19. Rocman Natawijaya, Pedoman Supervisi. (Jakarta : Depdiknas RI. 1999)

Page 74: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

20. Peter F Drucker, Management Tasks, Responsibilities, (New York : Harper & Row)

21. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan indonesia. (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004)

22. Dedi Supriyadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adi Citra Karya

Nusa, 1999).

23. Sarlito Wirawan, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang 1976)

24. Drs. Mahfud Salahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan (Surabaya : Bina Ilmu

1990)

25. Drs. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda

Karya,2003).

26. Abdul Rahman Saleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar(Dalam

Perspektif Islam), (Jakarta : Prenada Media 2004

27. Sondag P. Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)

28. M. Usman Najati, Al-Qur’an dan Ilmu Jiwa, (Bandung : Pustaka Bandung ) Cet. Ke-

2

29. Bukhori Zainun, Manajemen dan Motivasi, (Jakarta: Balai Aksara 1979)

30. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PTRaja Grafindo Persada,

2002).cet-II

31. M. Usman Najati, Jiwa Manusia dalam sorotan al-Qur’an, (Jakarta: CV. Cendekia

Sentra Muslim, 2001

32. Riyanti,dkk., Psikologi Umum I, (Jakarta: Universitas Gunadarma,1996)

33. DR. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004)

34. Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan(Konsep, Strategi, dan

Aplikasi) (Jakarta: PT Grasindo, 2002),

35. Thomas J. Sergiovani dan Robert J. Starrat. Supervision Human Perspectives, (New

York: McGill)

36. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1998),

37. Anas Sudjiono, Pengantar Statistic Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2000) cet. Ke-10

Page 75: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

HARI : Jum’at, 13 November 2009

NAMA : Syukron Hs. S,Ag

JABATAN : Kepala Sekolah

Pukul : 10.00 – 11.00 wib

Pokok-Pokok Persoalan yang dibicarakan :

1. Sudah berapa lama bapak menjadi kepala sekolah?

2. Keadaan siswa dan guru di Sekolah ini?

3. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada Sekolah ini?

4. Apakah fasilitas dan lingkungan di MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor sudah

cukup untuk mendukung kinerja guru ?

5. Keadaan guru yang ada di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

6. Bagaimana kinerja guru di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

7. Keadaan sarana dan prasarana di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

8. Kinerja guru-guru dan karyawan di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor apakah

mereka bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepala sekolah?

9. Kedisiplinan guru-guru di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

10. Motivasi berprestasi dan pengaruh terhadap kinerja guru ?

Page 76: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

WAWANCARA KETUA YAYASAN

HARI : Jum’at 13 November 2009

NAMA : H. Muhammad

JABATAN : Ketua Yayasan

Pukul : 09.00 – 10.00 wib

Pokok-Pokok Persoalan yang dibicarakan :

1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

2. Apakah tujuan didirikannya MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

3. Apakah Visi-Misi dari MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

4. Bagaimana Kinerja guru-guru yang ada di MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

5. Apakah bapak memberikan motivasi kepada guru-guru MTs Al-Inayah Gunung

Sindur Bogor?

6. Apa rencana yayasan bagi pengembangan sekolah pada masa depan ?

Page 77: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Hasil Wawancara

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru

Di MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor.

HARI : Jum’at, 13 November 2009

NAMA : Syukron Hs. S,Ag

JABATAN : Kepala Sekolah

Pukul : 10.00 – 11.00 wib

1. Saya sudah menjadi kepala sekolah selama 6 tahun, tentunya selama enam

tahun tersebut banyak perubahan positif yang terjadi di sekolah ini, mulai dari

peningkatan mutu guru melalui proses seleksi calon pengajar dan

melaksanakan berbagai kegiatan pelatihan bagi guru-guru yang berkaitan

langsung dengan profesi keguruan, dengan hal ini setidaknya dapat

menigkatkan kinerja guru yang ada.

2. Keadaan siswa dan guru bisa dilihat pada bab IV

3. Pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah ini telah kami sesuaikan

dengan sekolah umum, namun dalam kegiatan belajar mengajarnya

mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Agama saat ini.

4. Saya rasa fasilitas dan lingkungan untuk sementara ini cukup, karena masih

bisa memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah ini.

5. Kinerja guru di sini baik, karena adanya peningkatan pada kinerja guru

dalam proses KBM

6. Keadaan sarana prasarana cukup, bisa dilihat di bab IV

7. Mereka semua bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, karena

saya sendiri sebagai kepala sekolah selalu berusaha memberikan contoh

dalam melaksanakan tugas saya sebagai kepala sekolah.

8. Kedisiplinan di sini baik, karena kami selaku pihak yang bertanggung jawab

langsung terhadap seluruh kegiatan yang ada di sekolah ini, selalu

memberikan motivasi serta pengawasan kepada guru-guru agar mereka

dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.

9. Memberikan motivasi itu penting untuk dalam peningkatan kinerja guru,

karena tanpa motivasi guru-guru akan kurang bersemangat dalam

melaksanakan tugasnya. Karena itu saya selalu memberikan motivasi

kepada mereka, tapi kalau motivasi dari segi materi semuanya sudah diatur

oleh sekolah.

Interviewee Interviewer

H. Muhammad Hidayat

Page 78: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Hasil Wawancara

Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru

Di MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor.

HARI : Jum’at 13 November 2009

NAMA : H. Muhammad

JABATAN : Ketua Yayasan

Pukul : 09.00 – 10.00 wib

1. MTS Al- Inayah didirikan pada tanggal 13 Agusutus 1994 atas prakarsa 4

bersaudara yang mewakafkan tanah seluas 1,2 hektar, sekolah ini berada di

bawah naungan yayasan Al- Inayah, adapun tanggung jawab pelaksanaan

dan pengawasannya diberikan kepada KH. Ahmad Falaq Ibrahim Lc hingga

saat ini.

2. Ikut berpartisipasi dalam program pencerdasan bangsa dan dakwah

islamiyyah.

3. Visi : Membentuk Generasi yang syarat dengan IPTEK dan diimbangi dengan

iman dan taqwa sehingga terbentuk generasi Qur’ani. Misi :Menghasilkan out put dengan prestasi tinggi dari segi ilmu dan amal dengan wawasan iman dan takwa, dan membentuk generasi yang mampu berkomunikasi

dengan bahasa arab dan bahasa inggris.

4. Guru-guru di sini disiplin dalam melaksanakan kinerjanya, jadi menurut saya

sudah cukup baik.

5. Tentu, karena motivasi dapat menghasilkan kinerja yang baik dalam

melaksanakan tugas.

6. Terus berkompetisi dengan sekolah lain, baik dari sarana dan prasarana

maupun program-program yang dianjurkan pemerintah untuk melahirkan out

put yang berkualitas.

Interviewee Interviewer

H. Muhammad Hidayat

Page 79: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

Angket Mengenai Motivasi, Kinerja dan Prestasi

Nama :

Bidang studi :

Jenis kelamin :

Petunjuk pengisian :

1. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang sesuai.

2. Alternative jawaban sebagai berikut:

- Selalu ( SL ) - Kadang-kadang ( KD )

- Sering ( SR ) - Tidak Pernah ( TP )

NO PERTANYAAN SL SR KD TP

1. Apakah Bapak / Ibu melakukan tugas mengajar

dengan baik?

2. Apakah Bapak / Ibu dalam mengajar ingin menjadi

yang lebih baik ?

3. Apakah Bapak / Ibu melakukan tugas di sekolah

dengan baik ?

4. Apakah Bapak / Ibu memberikan bimbingan pada

siswa yang kurang pandai di luar jam mengajar.

5. Apakah Bapak / Ibu berangkat ke sekolah untuk

mengajar setiap hari ?

6. Apakah Bapak / Ibu dalam mengajar karena

mengharapkan gaji dan tunjangan lainnya ?

7. Apakah Bapak / Ibu merasa nyaman dalam

melakukan tugas mengajar ?

8. Apakah Bapak / Ibu mendapat kesejahteraan dalam

melaksanakan tugas ?

9. Apakah Bapak / Ibu mempunyai hubungan yang baik

dengan para pegawai yang lain ?

10. Apakah Bapak / Ibu dalam melaksanakan tugas

mengajar mengikuti prosedur kerja ?

11. Apakah Bapak / Ibu membuat RPP sebelum

Page 80: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

melakukan kegiatan belajar mengajar ?

12. Apakah Bapak / Ibu melakukan Preetest dalam

kegiatan belajar mengajar ?

13. Apakah Bapak / Ibu menggunakan metode yang

sama dalam mengajar ?

14. Apakah Bapak / Ibu menggunakan media pengajaran

pada saat mengajar

15.

Apakah Bapak / Ibu memberikan kesempatan

bertanya kepada siswa setelah menyampaikan

pelajaran ?

16. Apakah Bapak / Ibu memberikan tugas latihan

kepada siswa ?

17. Apakah Bapak / Ibu mengalami kesulitan dalam

mengajar ?

18. Apakah Bapak / Ibu terlambat masuk kelas ?

19. Apakah Bapak / Ibu menyelesaikan tugas tepat

waktu ?

20. Apakah materi yang bapak / ibu sampaikan dapat

memuaskan siswa ?

21. Apakah Bapak / Ibu lulus dengan nilai yudisium

yang baik ?

22. Apakah Bapak / Ibu pernah mendapatkan piagam

penghargaan selama mengajar ?

23. Apakah Bapak / Ibu diberikan kesempatan untuk

mengembangkan potensi akademik ?

24. Apakah Bapak / Ibu mempunyai keterampilan

khusus yang bersifat non akademik ?

25. Apakah Bapak / Ibu mendapat appresiasi selama

menjalankan tugas ?

26. Apakah Bapak / Ibu merasa dihargai oleh rekan-

rekan seprofesinya ?

27. Apakah Bapak / Ibu merasa dihormati oleh para

karyawan dan siswanya ?

Page 81: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

28. Apakah Bapak / Ibu figur yang memiliki reputasi

yang baik di masyarakat sekitar ?

29. Apakah Bapak / Ibu sosok yang disegani dalam

pergaulan sosialnya ?

30. Apakah Bapak / Ibu dianggap sosok yang kurang

baik di kalangan luas ?

Page 82: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

WAWANCARA GURU

HARI/TANGGAL :

NAMA :

JABATAN :

Pokok-Pokok Persoalan yang dibicarakan :

1. Bagaimanakah proses kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran yang bapak/ibu

ajarkan?

2. Apakah bapak/Ibu mengajar sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasai?

3. Metode apa saja yang dipakai dalam mengajar?

4. Bagaimana cara bapak/ibu menyampaikan materi yang diajarkan?

5. Apakah motivasi itu penting untuk mencapai sebuah prestasi, Alasannya?

6. Menurut bapak/ibu bagaimana tanggung jawab seorang guru terhadap anak didiknya?

7. Apakah bapak/ibu memberi pelajaran tambahan di luar jam sekolah, apa alasannya?

8. Bagaimana sikap bapak/ibu terhadap peningkatan mutu KBM ?

9. Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk mendapatkan penghargaan dari sekolah?

10. Menurut bapak/ibu bagaimana pengaruh motivasi berprestasi terhadap peningkatan

kinerja guru?

WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

HARI :

NAMA :

JABATAN : Kepala Sekolah

Pokok-Pokok Persoalan yang dibicarakan :

11. Sudah berapa lama bapak menjadi kepala sekolah?

12. Keadaan siswa dan guru di Sekolah ini?

13. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada Sekolah ini?

Page 83: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

14. Apakah fasilitas dan lingkungan di MTS Al-Inayah Gunung Sindur Bogor sudah

cukup untuk mendukung kinerja guru ?

15. Keadaan guru yang ada di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

16. Bagaimana kinerja guru di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

17. Keadaan sarana dan prasarana di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

18. Kinerja guru-guru dan karyawan di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor apakah

mereka bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepala sekolah?

19. Kedisiplinan guru-guru di Mts Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

20. Motivasi berprestasi dan pengaruh terhadap kinerja guru ?

Page 84: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,

WAWANCARA KETUA YAYASAN

HARI :

NAMA :

JABATAN : Ketua Yayasan

Pokok-Pokok Persoalan yang dibicarakan :

7. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

8. Apakah tujuan didirikannya MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

9. Apakah Visi-Misi dari MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

10. Bagaimana Kinerja guru-guru yang ada di MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

11. Apakah bapak memberikan motivasi kepada - MTs Al-Inayah Gunung Sindur Bogor?

12. Apa rencana yayasan bagi pengembangan sekolah pada masa depan ?

Page 85: STUDI KASUS MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1771/1/92476... · masyarakat sekitar. Maka dari itu peran yayasan, pihak sekolah,