studi kasus di rz batam

31
TUGAS MANDIRI Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif ( Studi Kasus di RZ Batam Perum. Lotus Garden No.12 A Batam Centre ) Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen Nama Mahasiswa: Hamdan NIM : 131510084 Kode Kelas : 141-SI611-M1 Dosen : Sri Afridola, SE., M.M. UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2014/2015

Upload: hamdan-aly

Post on 22-Jul-2015

117 views

Category:

Economy & Finance


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi kasus di rz batam

TUGAS MANDIRI

Pemberdayaan Mustahik Melalui Pendayagunaan Zakat Produktif

( Studi Kasus di RZ Batam Perum. Lotus Garden No.12 A Batam Centre )

Mata Kuliah: Sistem Informasi Manajemen

Nama Mahasiswa: Hamdan

NIM : 131510084

Kode Kelas : 141-SI611-M1

Dosen : Sri Afridola, SE., M.M.

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2014/2015

Page 2: Studi kasus di rz batam

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya,sehingga dapat

menyelesaikan makalah akuntansi yang berjudul “Study Kasus di Rumah Zakat (

RZ Batam ) Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre”. Makalah ini

dibuat untuk menunjang nilai tugas mandiri jurusan sistem informasi di

universitas putera batam. Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekurangan

yang terdapat pada laporan akhir ini karena sebagai manusia, penulis tidak akan

pernah luput dari kesalahan. Semoga Makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak

pihak.

Batam, 13 Desember 2014

Hamdan

Page 3: Studi kasus di rz batam

Daftar Isi

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

A. latar Belakang …..................................................................................

B. Rumusan Masalah ….......................................................................................

C. Tujuan …......................................................................................

D. Sistematika penulisan …................................................................................

BAB II ISI

a. Pengertian Zakat …..........................................................................................

b. Hikmah dan Manfaat …....................................................................................

c. Sumber-Sumber Zakat Terperinci ….................................................................

d. Lembaga Pengelola Zakat …............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …...…...........................................................................................

b. Saran …............................................................................................................

Daftar Pustaka

Page 4: Studi kasus di rz batam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat dalam Islam memiliki fungsi, peranan dan kesejahteraan yang cukup

penting. Zakat mulai diwajibkan pada tahun ke-2 hijriyah dan semenjak itulah

zakat tidak lepas dalam dinamika perkembangan umat Islam.

Dengan demikian, zakat sebagai sebuah ajaran sudah pasti memiliki alasan yang

kuat untuk dijadikan kewajiban bagi yang mampu. Sepanjang sejarah perjalanan

umat manusia, kemiskinan adalah suatu realitas yang dihadapi setiap bangsa dan

Negara di belahan dunia manapun. Oleh karena itu, masalah zakat, infaq dan

shadaqah akan tetap relevan untuk dikaji, agar lebih berdaya (Pedoman unit

pengelola zakat dan unit jasa keuangan syariah, 2011 : 7)

Potensi zakat di Indonesia yang dapat dikumpulkan dari masyarakat sangat besar.

Menurut sebuah sumber dari BAZNAS, potensi zakat di Indonesia mencapai

hampir 20 triliun per tahun. Hasil penelitian pusat Bahasa dan Budaya UIN Syarif

Hidayatullah dan Ford Foundation tahun 2005 mengungkapkan, jumlah potensi

filantropi (kedermawanan) umat Islam Indonesia mencapai Rp 19,3 triliun.

Diantara potensi tersebut, Rp 5,1 triliun berbentuk barang dan Rp 14,2 triliun

berbentuk uang. Jumlah dana sebesar itu, sepertiganya masih berasal dari zakat

fitrah (Rp 6.2 triliun) dan sisanya zakat harta Rp 13,1 triliun.

Secara lebih tajam, Badan Amil Zakat Nasional, bekerjasama dengan Fakultas

Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB pada awal bulan tahun 2011 melakukan

kajian dan penelitian yang disampaikan pada publik melalui press conference

hasil riset “Optimalisasi potensi zakat Indonesia” di Jakarta tanggal 8 Juni 2011

mengklasifikasikan potensi zakat nasional ke dalam tiga kelompok besar.

Pertama, potensi zakat rumah tangga secara nasional. Kedua, potensi zakat

industri menengah dan besar nasional, serta zakat BUMN.

Page 5: Studi kasus di rz batam

Potensi yang dihitung pada kelompok yang kedua adalah zakat perusahaan, dan

bukan zakat direksi serta karyawan. Ketiga, potensi zakat tabungan secara

nasional potensi zakat rumah tangga secara nasional mencapai angka Rp 82,7

triliun. (Pedoman unit pengelola zakat dan unit jasa keuangan syariah, 2011 :11).

Pengelolaan distribusi zakat yang diterapkan di Indonesia terdapat dua macam

kategori yaitu distribusi secara konsumtif dan produktif. Perkembangan metode

distribusi zakat yang saat ini mengalami perkembangan pesat baik menjadi sebuah

objek kajian ilmiah dan penerapannya di berbagai lembaga amil zakat yaitu

metode pendayagunaan secara produktif. Zakat produktif adalah zakat yang

diberikan kepada mustahik sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan

ekonomi dalam bentuk usaha, yaitu dengan mengembangkan tingkat ekonomi dan

potensi produktifitas mustahik. (Qadir, 1998 : 46).

Untuk memberikan layanan terhadap masyarakat muslim sampai saat ini banyak

lembaga dan yayasan yang mendirikan lembaga amil zakat dengan lingkup lokal

daerahnya masing-masing. Sebagai contoh telah berdiri Rumah Zakat Perumahan

Lotus Garden No.12 A Batam Centre.

Rumah Zakat di Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre adalah mitra

pengelolaan zakat yang berdiri di atas badan Hukum Baitul mal wa tamwil,

pendirian BMT dilatarbelakangi ketika terjadi krisis ekonomi dan moneter, BMT

sering melakukan observasi dan supervisi ke berbagai lapisan masyarakat untuk

menelaah bagi terbukanya peluang kemitraan usaha. Hal tersebut ditunjukan

untuk membangkitkan kembali sektor riil yang banyak digeluti oleh kalangan

usaha kecil dan menengah serta untuk memperbaiki kesejahteraan ekonomi

masyarakat secara keseluruhan. (Hadin, 2004 : 1)

Program-program yang ada di Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden No.12 A

Batam Centre telah menerapkan metode distribusi dana zakat yang bersifat

produktif. Programnya antara lain yaitu memberikan modal kepada masyarakat

yang kurang mampu, dana pemberian modal tersebut diberikan dengan akad

pinjaman atau Qardhul Hasan, dengan harapan masyarakat memiliki penghasilan

Page 6: Studi kasus di rz batam

yang cukup untuk kebutuhan hidup. Dana zakat untuk kegiatan produktif akan

lebih optimal bila dilaksanakan dengan baik Rumah Zakat Perumahan Lotus

Garden No.12 A Batam Centre sebagai organisasi yang terpercaya untuk

pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat, mereka tidak

memberikan zakat begitu saja, melainkan mereka mendampingi, memberikan

pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal

kerja, sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layak dan

mandiri (Sartika, Mila, 2007: 3).

Tujuan zakat untuk mengembangkan nilai sosial ekonomi masyarakat sulit

terwujud apabila tidak ada peran aktif dari para pengelola zakat (amil) yang

dituntut harus profesional dan inovatif dalam pengelolaan dana zakat seperti yang

disebutkan di atas bahwa model pengelolaan zakat yang saat ini sedang

berkembang adalah metode produktif, dimana dengan metode ini diharapkan akan

mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat yang awalnya adalah golongan

mustahik kemudian menjadi muzaki ( Devi Hidayah, 2008 :4)

Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre yang menyalurkan

dana Zakat produktif pada suatu program yang kemudian dikembangkan yaitu

program pemberdayaan Ekonomi, program ini adalah program pemmberdayaan

pembinaan umat atau mustahik produktif dengan memberikan bantuan modal

usaha yang disalurkan dengan fasilitas Qordhul Hasan untuk bantuan modal yang

berupa uang dan mudarabah, pelatihan menjahit, pelatihan potong rambut.

Dalam pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh Rumah Zakat Perumahan Lotus

Garden No.12 A Batam Centre ini banyak hal yang menarik untuk dicermati.

Salah satunya adalah dari program pemberdayaan. Jika zakat dimaksudkan untuk

mengurangi kemiskinan, apakah program pemberdayaan Rumah Zakat Batam

dapat mengentaskan seseorang dari kemiskinan?.

Pada sisi lain ternyata masih terdapat beberapa pengurus badan atau lembaga

pengelola zakat atau badan pelaksana belum dapat melaksanakan tugas secara

optimal. Disamping hal itu, juga masih terdapat adanya berbagai faktor

Page 7: Studi kasus di rz batam

penghambat berasal dari kalangan masyarakat yaitu kurangnya kesadaran untuk

menyerahkan ZIS kepada badan atau lembaga pengelola zakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memandang perlu untuk mengkaji

dan menganalisis kedalam bentuk Makalah dengan judul

“PEMBERDAYAAN MUSTAHIK MELALUI PENDAYAGUNAAN ZAKAT

PRODUKTIF” ( Study Kasus di Rumah Zakat ( RZ Batam )Perumahan Lotus

Garden No.12 A Batam Centre ).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang dikaji

dalam penelitan ini. Permasalahan tersebut antara lain :

1. Bagaimana rencana dan realisasi program pemberdayaan mustahik melalui

pendayagunaan zakat produktif di di Rumah Zakat Batam Perumahan Lotus

Garden No.12 A Batam Centre Tahun 2012?

2. Bagaimana faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam pemberdayaan

mustahik melalui pendayagunaan zakat produktif di di Rumah Zakat Batam

Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre Tahun 2012?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :

i. Untuk mengetahui program-program pemberdayaan mustahik yang ada di

Rumah Zakat ( RZ Batam ) Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam

Centre untuk mustahik melalui pendayagunaan zakat produktif Tahun

2012.

Page 8: Studi kasus di rz batam

ii. Mengetahui realisasi program-program pemberdayaan mustahik yang ada

di di Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre

Tahun 2012.

iii. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam

pemberdayaan mustahik di di Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden

No.12 A Batam Centre Tahun 2012.

2. Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan keilmuan Manajemen Dakwah, khususnya dalam

konsentrasi Zakat dalam hubungannya dengan pemberdayaan mustahik melalui

pendayagunaan zakat produktif.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu lembaga zakat.

2) Sebagai motivator untuk meningkatkan kualitas kerja lembaga zakat.

3) Sebagai penambah keilmuan tentang metode pemberdayaan mustahik melalui

pendayagunaan zakat produktif.

D. Sistematika Penulisan

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

Page 9: Studi kasus di rz batam

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Sistematika Penulisan

BAB II ISI

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Studi kasus di rz batam

BAB II

ISI

A. PENGERTIAN ZAKAT

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu Al Barokatu

“keberkahan”, dan Ash Shalahu “keberesan”. Sedangkan secara istilah, meskipun

para ulama mengemukakan dengan redaksi yang agak berbeda antara satu da

lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian

dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada

pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan

persyaratan tertentu pula.

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan pengertian menurut istilah,

sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan zakatnya akan

menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan beres (baik).

Di dalam Al-Qur'an terdapat beberapa kata, yang walaupun mempunyai arti yang

berbeda dengan zakat, tetapi kadangkala dipergunakan untuk menunjukkan

makna zakat, yaitu infaq, sedekah dan hak.

Dipergunakannya kata-kata tersebut dengan maksud zakat, karena memiliki kaitan

yang sangat kuat denganzakat. Zakat disebut infaq (at-Taubah: 34) karena

hakikatnya zakat itu adalah penyerahan harta untuk kebajikan-kebajikan yang

diperintahkan Allah SWT. Disebut sedekah (at-Taubah: 60 dan 103) karena

memang salah satu tujuan utama zakat adalah untuk mendekatkan diri (taqarrub)

kepada Allah SWT. Zakatdisebut hak, oleh karena zakat itu merupakan ketetapan

yang bersifat pasti dari Allah SWT yang harus diberikan kepada mereka yang

berhak menerimanya (mustahik).

Page 11: Studi kasus di rz batam

B. HIKMAH DAN MANFAAT ZAKAT

Hikmah dan manfaat zakat antara lain adalah sebagai berikut:

Sebagai perwujudan keimanan kepasa Allah SWT, mensyukuri nikmatNya,

menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,

menghilangkan sifat kikir, rakus dan matrealistis, menumbuhkan ketenangan

hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang di miliki.

karena zakat merupakan hak mustahik, maka zakat berfungsi untuk menolong,

membantu dan membina mereka terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang

lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya

kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin

timbul dari kalangan mereka, ketika mereka melihat orang kaya yang memiliki

harta cukup banyak

Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang kaya yang berkecukupan

hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk berjihad di

jalan Allah, yang karena kesibukannya tersebut, ia tidak memiliki waktu dan

kesempatan untuk berusaha dan berikhtiar bagi kepentingan nafkah diri dan

keluarga.

Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang

harus di miliki umat islam, umat islam, seperti sarana ibadah, pendidikan ,

kesehatan, sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembangan kualitas

sumber daya manusia muslim.

Untuk memasyaratkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu bukanlah

membersihkan harta yang kotor, tetapi mengeluarkan bagian dari hak orang lain

dari harta yang kita usahakan dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan

Allah SWT.

Page 12: Studi kasus di rz batam

Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen

pemerataan pendapatan.

C. Tinjauan Pustaka

Hasil survey kepustakaan yang penulis lakukan menunjukkan bahwa ada beberapa

penelitian yang mempunyai relevansi dengan judul ini, penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

Penelitian Arief Budi Santoso yang berjudul “Pemberdayaan Zakat PKPU Jawa

Tengah Dalam Perspektif Hukum Islam”. Fakultas Syari’ah, 2007. Penelitian ini

mempunyai dua fokus permasalahan yaitu: 1) Bagaimana pelaksanaan

pemberdayaan zakat PKPU Jawa Tengah? 2) Bagaimana pandangan hukum Islam

terhadap pelaksanaan pemberdayaan zakat PKPU Jawa Tengah? Hasil penelitian

ini adalah pertama, dalam memberdayakan zakat, PKPU Jawa Tengah

memberlakukan manajemen modern meliputi manajemen penghimpunan,

pengelolaan dan pendayagunaan zakat. Pemberdayaan zakat PKPU Jawa Tengah

lebih mengedepankan pada upaya membangun kemandirian mustahik melalui

peningkatan produktifitas kerja.

Kedua, Pelaksanaan pemberdayaan zakat PKPU Jawa Tengah telah sesuai dengan

nilai-nilai dasar zakat sebagaiman terkandung dalam Al-Qur’an mupun Hadits.

Meski demikian, masih perlu diadakan peninjauan kembali terhadap adanya

kebijakan memberikan dana zakat dalam bentuk pinjaman modal usaha berupa

pinjaman kebajikan (qardhul hasan) di samping dana hibah, agar tidak kontra

produktif dengan ketentuan umum tentang zakat.

Perbedaan penulis dengan penelitian Arief Budi Santoso adalah mengenai

pemberdayaan dipandang dalam perspektif hukum Islam dalam rangka

pemberdayaan zakat yang memberlakukan manajemen modern meliputi

manajemen penghimpunan, pengelolaan dan pendayagunaan zakat, Sedangkan

penulis fokus kepada pemberdayaan mustahik melalui pendayagunaan zakat

Page 13: Studi kasus di rz batam

produktif. Penelitian Devi Hidayah Fajar S. Syaban, yang berjudul

“Pendayagunaan Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus

Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)”. Fakultas Syari’ah, UMS,

2008. Penelitian ini mempunyai dua fokus permasalahan yaitu:

1) Bagaimana manajemen zakat produktif di L-ZIS Asslaam ? 2) Bagaimana

perkembangan perekonomian para mustahik yang diberi dana zakat

produktif dari L-ZIS Assalam? Hasil penelitian ini adalah pertama

membahas mengenai pengelolaan zakat namun lebih terfokus pada

pengelolaan yang bersifat produktif serta meneliti tingkat perkembangan

masyarakat atau para mustahik binaan L-ZIS Assalam yang diberikan dana

zakat produktif.

2) Menerapkan metode distribusi dana zakat yang bersifat produktif yang

khususnya pada orang-orang (mustahik) tertentu atau dengan sebutan

masyarakat Binaan L-ZIS Assalaam, dana tersebut diberikan kepada orang

yang berhak dengan akad pinjaman atau qardhul hasan sebagai modal

usaha, dengan harapan mmasyarakat binaan tersebut mampu untuk

memiliki hubungan ukhuwah islamiyah antar sesama. Metode yang

digunakan adalah menggunakan analisa deduktif induktif. Perbedaan

penulis dengan penelitian Devi Hidayah adalah mengenai pengelolaan

zakat namun lebih terfokus pada pengelolaan yang bersifat produktif serta

meneliti tingkat perkembangan masyarakat atau para mustahik binaan L-

ZIS Assalam yang diberikan dana zakat produktif, Sedangkan penulis

fokus kepada Pemberdayaan mustahik melalui pendayagunaan zakat

produktif di RZ Batam . Awalnya, harta hasil zakat oleh BAZIS

didistribusikan kepada para mustahik berupa uang dan makanan pokok.

Sistem pengelolaan tersebut dirasa tidak berdampak baik terhadap

perekonomian mustahiik, hingga kemudian pada tahun 2008 muncul

gagasan zakat produktif. Pendistribusian hasil zakat ini diwujudkan seekor

kambing untuk alternatif solusi pengentasan kemiskinan. Keberhasilan

tersebut dikarenakan sebagian besar para mustahik mampu mengelola

Page 14: Studi kasus di rz batam

kambing yang mereka terima untuk dikembangbiakan. Perbedaan penulis

dengan penelitian Arif adalah mengenai pendayagunaan zakat

produktifnya penelitian Arif dengan menggunakan binatang ternak untuk

memprokduktifkan masyarakat sedangkan penulis lebih menekankan pada

program-program di Baitul maal yang sudah menggunakan

pendayagunaan zakat produktif.

Perbedaan penulis dengan penelitian Mila Sartika adalah pada bagaimana

pengaruh jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif di LAZ

Yayasan Indonseia Juara Peduli terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh

mustahik pada periode 2007, Sedangkan penulis fokus kepada pemberdayaan

mustahik melalui pendayagunaan zakat produktif.

Penelitian ini mengungkap bagaimana strategi serta hasil dakwah Dompet Dhuafa

dalam membantu mengentaskan kemiskinan masyarakat Semarang. Strategi yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a) Memberi modal usaha melalui jalur kredit kepada penduduk miskin yang

diawasi oleh BMT pasar tanpa menggunakan jaminan.

b) Memberikan sarana usaha yang diberikan kepada keluarga anak jalanan,

melakukan kerjasama dengan rumah singgah di kota Semarang.

c) Memberikan bantuan kepada yang terkena musibah, seperti musibah

banjir, tanah longsor dan lain-lain.

d) Memberikan santunan pendidikan kepada anak sekolah yang tidak

mampumulai tingkat dasar sampai menengah perbedaan antara penulis

dengan tulisanyang dilakukan Laila Karimatun Nisa’ adalah bagaimana

strategi Dakwah Dompet Dhuafa dalam mengentaskan kemiskinan,

sedangkan penulis focus kepada pemberdayaan mustahik melalui zakat

produkltif .

Page 15: Studi kasus di rz batam

Penelitian Lia Qatifah yang berjudul “Peran Dakwah Dompet Peduli Umat Daarut

Tauhid Melalui Program Microfinance Syari’ah Berbasis Masyarakat Misykat

dalam pemberdayaan ekonomi anggota (Studi Kasus Lembaga Amil Zakat

Nasional DPU-DT Cabang Batam)”.Hasil dari Penelitian ini adalah bahwa

program microfinance syariah berbasis masyarakat Misykat yang digulirkan oleh

DPU-DT mempunyai peranan dakwah.

Di antaranya pertama, pembentukan karakter pendamping sebagai dai yang

mempunyai kafaah keilmuan dan kepribadian Islami. Kedua, pembinaan insentif

terhadap anggota Misykat dalam setiap peran dengan menggunakan sarana

halaqah pertemuan. Ketiga, pengguliran dana kepada anggota Misyarakat

didasarkan akad pinjaman tanpa bunga. Akad yang diterapkan merupakan bentuk

nyata penerapan dakwah Islamiyah. Adapan untuk biaya program Masyarakat

menggunakan dana zakat, infak dan shadaqah. Secara keseluruhan program ini

merupakan bentuk aplikasi dakwah dibidang ekonomi, yang merupakan bagian

dari metode al hikmah bil lisan al hal. Sedangkan perbedaan antara penulis dengan

tulisan Lia Qatifah adalah bagaimana peran dakwah dompet peduli umat daarut

tauhid melalui program microfinance syariah berbasis masyarakat (misykat).

Sedangkan penulis fokus kepada pemberdayaan mustahik melalui pendayagunaan

zakat produktif.

Keenam penelitian ini memiliki beberapa kemiripan, diantaranya umat miskin.

Kekhasan masing-masing peneliti bisa dilihat dari obyek penelitian dan

metodelogi analisis yang dilakukan. Hal ini terjadi karena masing-masing

mempunyai tujuan berbeda. Pada penelitian yang penulis lakukan memandang

program pemberdayaan melalui zakat produktif sebagai program pengentasan

kemiskinan dan pengangguran dengan memberikan zakat produktif kepada

mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.

Untuk penelitian yang penulis lakukan dengan judul “ Pemberdayaan Mustahik

melalui Pendayagunaan Zakat Produktif ( Study Kasus di di Rumah Zakat

Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre Tahun 2012), menggunakan

Page 16: Studi kasus di rz batam

metode analisis induktif dengan jenis penelitian case study and field research

(penelitian studi kasus dan lapangan). Perbedaannya, kelima penelitian diatas

pemberdayaan zakat masih bersifat umum, karena hanya mengkaji tentang upaya

penggalian dan pemanfaatan /pendistribusian. Oleh karena itu, penelitian

pemberdayaan ini difokuskan kepada pemberdayaan zakat produktif.

D. Kerangka Teoritik

Untuk mengetahui sumber rujukan yang relevan dengan masalah yang penulis

lakukan perlu disusun kerangka teoritik. Kerangka teoritik merupakan tuntutan

untuk memecahkan masalah dan menemukan prinsip-prinsip hipotesis dan teori.

Pemberdayaan Menurut Ken Blancard Pemberdayaan merupakan potensi untuk

membuka jalan menuju sumber mata air, yaitu kemampuan manusia yang harus

dimanfaatkan, agar organisasi dapat bertahan dan maju dalam dunia yang semakin

kompleks dan dinamis ini. (Ken, 2008 : 1) Pemberdayaan dalam arti yang luas

ialah memandirikan mitra, sehingga mitra dalam hal ini mustahik tidak selamanya

tergantung kepada amil.

Menurut Muhammad hasan pemberdayaan merupakan penyaluran zakat yang

disertai target besar yang tidak dapat dengan mudah atau dalam waktu yang

singkat dapat terealisasi. Karena itu, penyaluran zakat harus disertai dengan

pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada penerima. Apabila

permasalahannya adalah kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan

tersebut, sehingga dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang

telah direncanakan. (Hasan Muhammad, 2011: 72). Mustahik adalah orang-orang

yang berhak menerima zakat. Yang telah diatur dalam ajaran syariat Islam, yakni

ada delapan golongan (asnaf) yaitu fakir, miskin, amillin, muallaf, riqab, gharim,

Page 17: Studi kasus di rz batam

fisabilillah, dan ibnu sabil. Ketentuan ini diatur dalam al-Qur’an surat at-Taubah

ayat 60:

إصل امنإ ل ت ل انإملا ءا الإاءلا ا اءلالإ انل لا فو لءلهللل إر ا امإاالا فو للب اا ه

ضيا للب اا ف ل ه ه ملل اءلل

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil

zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya,

untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada di jalan Allah dan

untuk orang yang sedang di dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah

Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”[At-Taubah 60.]

Ayat ini turun ketika orang-orang munafik yang bodoh itu mencela Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang pembagian zakat , kemudian Allah

menjelaskan bahwa Allah –lah yang mengatur pembagian zakat tersebut dan tidak

mewakilkan hak pembagian itu kepada selain-Nya, tidak ada campur tangan

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah membaginya hanya untuk mereka

yang disebutkan dalam ayat tersebut.

إصل امنإ maksud dari ayat ini adalah zakat-zakat yang wajib, berbeda dengan ت

sadaqah mustahabah yang bebas diberikan kepada semua orang tanpa ada

pengkhususan.[Taisir Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalamil Manan oleh

Abdurrahman bin Nasir As-Sa’di, hal 341 Muasasah Risalah]

Para ulama’ berbeda pendapat berkaitan dengan delapan kelompok ini, apakah

pembagian zakat harus meliputi semuanya, atau sebatas yang memungkinkan.

Dalam hal ini terdapat dua pendapat :

Pertama, harus meliputi semuanya. Ini adalah pendapat Imam As-Syafi’I dan

sekelompok ulama’.

Kedua, tidak harus semuanya. Harta zakat boleh diberikan kepada satu kelompok

saja, meskipun terdapat kelompok yang lain. Ini adalah pendapat Imam Malik dan

sekelompok ulama’ salaf dan khalaf, di antaranya, Umar, Hudzaifah, Ibnu Abbas,

Page 18: Studi kasus di rz batam

Abul ‘Aliyah, Said bin Zubair dan Mimun bin Mihran. Ibnu Jabir berkata, “Ini

adalah pendapat sebagian besar ulama’.

Penyebutan kelompok-kelompok dalam ayat tersebut adalah untuk menjelaskan

mereka yang berhak, bukan karena keharusan memenuhi semuanya.[Terjemahan

Tafsir Ibnu Katrsir jilid 4 hal 150-151. Pustaka Imam Asy-Syafi’i.]

Masharif Zakat

Pertama dan kedua, ل ل انإملا ءا

Pada dasarnya kedua keadaan tersebut adalah sama dan sejenis, akan tetapi fakir

keadaannya lebih memprihatinkan dari pada miskin, sehingganya Allah

Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan fakir lebih dahulu dari pada miskin dalam

ayat tersebut. Di bawah ini kami akan sebutkan beberapa perbedaan dan

pengertian antara fakir dan miskin.

Imam Abu Ja’far berkata : Zakat hanyalah untuk orang fakir dan miskin.

Para ulama’ berselisih pendapat mengenai siapakah yang disebut dengan orang

fakir dan miskin itu :

Waqi, Ibnu Jarir, As’as dan Hasan berpendapat, “Bahwasanya yang disebut

dengan fakir ialah orang yang tidak punya apa-apa sedangkan ia hanya berpangku

tangan dirumahnya, sedangkan miskin ialah orang yang tidak punya tetapi ia

masih berusaha untuk mencukupi kehidupannya”.

Mujahid, “Fakir ialah orang tidak punya tetapi ia tidak minta-minta, sedangkan

miskin ialah orang tidak punya dan ia meminta-minta. [Jami’ Al-Bayan ‘an

Ta’wiliil Ayil Qur’an Tafsir Tobari oleh Abu Ja’far Muhammad Ibnu Jarir At-

Tobari jilid 5 hal 4021. Dar As-Salam.]

Orang fakir ialah orang tidak punya dan ia berhijrah, sedangkan miskin ialah

orang yang tidak punya dan ia tidak berhijrah.[Ad-Dauru Al-Mansur fi Tafsir Al-

Mansur oleh Abdurrahman Jalaludin As-Suyuthi jilid 4 hal 222. Dar Al-Fikr.]

Fakir ialah orang yang tidak mendapatkan apa-apa, atau hanya mendapatkan

sebagian kecil dari kebutuhannya.

Page 19: Studi kasus di rz batam

Miskin ialah seseorang yang mendapatkan atau bisa memenuhi sebagian besar

dari kebutuhannya, namun tidak mencukupi secara keseluruhan. Jika ia dapat

mencukupi secara kesuluruhan maka ia bisa dikatakan sebagai orang yang

kaya.[Taisir Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalamil Manan oleh Abdurrahman

bin Nasir As-Sa’di, hal 341 Muasasah Risalah.].

Ketiga, . الإاءلا

Masharif zakat yang ketiga adalah amil zakat, yaitu orang bertugas mengelola

atau mengambil zakat dari orang-orang yang berhak mengeluarkan zakat

kemudian membagikannya kepada orang yang berhak pula.[ Ensiklopedi Islam

Al Kamil Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At Tuwaijiri hal 776. Dar

us Sunnah].

Mereka berhak mendapatkan bagian zakat. Seorang Amil tidak boleh dari kerabat

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena mereka tidak berhak menerima

zakat berdasarkan hadits shahih dari yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abdul

Muthalib bin Rabi’ah bin al-Harits, bahwa ia dan Fadl bin Abbas memohon

kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar dijadikan sebagai amil

zakat, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “ Sesunguhnya

zakat itu tidak dihalalkan bagi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan

keluarganya. Sesungguhnya zakat itu adalah kotoran (harta) manusia.”[Terjemaha

n Tafsir Ibnu Katrsir jilid 4 hal 151. Pustaka Imam Asy-Syafi’i.]

Para ulama’ berselisih pendapat mengenai kadar yang diberikan kepada amil zakat

:

Dlohak ia berpendapat bahwasanya amil zakat mendapatkan seperdelapan dari

zakat.

Yunus, Ibnu Wahab dan Ibnu Zaid mereka berpendapat bahwa seorang amil

mendapatkan sesuai dengan kadar apa yang dikerjakannya.

Page 20: Studi kasus di rz batam

Adapun pendapat yang paling shahih dan mendekati kebenaran menurut Ibnu Jarir

dalam kitabnya Jami’ul Bayan adalah pendapat yang kedua, yaitu seorang amil

diberikan zakat sesuai dengan kadar apa yang telah diperbuatnya.

Keempat, ا لا انل لءلهللل

Yaitu orang-orang yang perlu dilunakkan hatinya kepada Islam, supaya mereka

memberikan sumbangsinya kepada Islam, atau Rais kaum yang baru masuk Islam

dan dia diberikan zakat supaya mereka menegetahui bahwasanya agama Islam

adalah agama yang benar dan shalih, dan supaya bertambah keimanannya.[Taisir

Karim Ar-Rahman fi Tafsir Al-Kalamil Manan, hal 341.] Diantara mereka yang

dilunakkan hatinya pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah

Sufyan bin Harb, Uyainah bin Badr dan Aqra’ bin Habis.[Tafsir At-Tobari jilid 5

hal 4026.]

Mereka ada tiga golongan :

Yang dilunakkan hatinya supaya masuk Islam.

Mereka yang masih lemah keislamannya atau lmannya.

Mereka yang diberi zakat untuk mencegah kejelekan yang mereka timbulkan buat

kaum mukminin.[.Ruhul Ma’ani Sihabuddin Sayyid Mahmud Al-Alusi jilid 6 hal

169. Maktabah Taufiqiyah.]

Kelima, إر ا

Yaitu budak-budak yang sedang dalam proses memerdekakan diri, atau membeli

diri mereka dari majikannya. Mereka dimerdekakan dan dibantu dengan harta

zakat. Diriwaytakan dari Hasan al-Bashri ,Muqatil bin Hayyan, Umar bin Abdul

Aziz, Said bin Zubar an-Nakha’I, az-Zuhri dan Ibnu Zaid bahwa yang dimaksud

dengan riqab adalah “al-Mukatib” yaitu hamba sahaya yang mengadakan

perjanjian bebas.[ Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 hal 152.]

Keenam, امإاالا

Page 21: Studi kasus di rz batam

Yaitu orang yang terlilit utang tetapi bukan dalam bermaksiat kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala, kemudian ia tidak bisa melunasi hutangnya tersebut.

Mujahid berkata, “AlGharimin ialah orang yang terbakar rumahnya, kemudian ia

berhutang untuk membangun kembali rumahnya.” Wajib bagi seorang Imam

memerinya harta atau zakat dari Baitul Mal.[Tafsir At-Tobari jilid 5 hal 4029.]

Dalam keadaan ini ada dua golongan :

Berhutang untuk kebaikan orang yang berselisih sehinga diberi sesuai dengan

kadar utangnya.

Berutang untuk pribadi, yakni menanggung banyak utang tapi tidak mampu

membayarnya.[ Ensiklopedi Islam Al-Kamil hal 776.]

Orang yang mempunyai tanggungan denda atu hutang yang harus dipenuhi,

sedangkan untuk memenuhinya ia harus menguras harta kekayaannya atau ia

harus berhutang kepada orang lain, atau berhutang dan melakukan kemaksiatan

lalu ia bertaubat. Maka orang yang seperti ini diberi zakat.

Hal ini berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari bu Sai’d Al-

Khudri ia berkata, “Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada

seseorang yang menderita banyak kerugian karena buah-buahan yang barui saja

dibelinya terkena hama, hingga hutangnya menumpuk. Maka Rasulullah

Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Bersedekahlah kepadanya,” maka

orang-orangpun bersadaqah kepadanya, akan tetapi tidak mencukupi untuk

melunasi hutangnya. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata

kepada para piutang tersebut, “Ambillah apa yang kalian dapati, hanya itu saja

bagaian yang kalian dapatkan. (HR. Muslim).[ Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir jilid

4 hal 153-254.]

Ketujuh, فو ه للب

Para ulama’ berselisih pendapat mengenai pengertian fi sabilillah dalam ayat

tersebut :

Page 22: Studi kasus di rz batam

Abu Yusuf berkata, “Yang dimaksud adalah orang yang berjihad atau di dalam

peperangan (mujahidin) yang berjuang untuk menegakkan kalimat Allah dan

melawan musuh-musuh-Nya.”

Muhammad,“Orang yang berhaji.” Sebagian ulama’ berpendapat mereka adalah

orang yang sedang menuntut ilmu.

Adapun yang paling mendekati kebenaran adalah setiap orang yang berusaha

untuk taat kepada Allah dan orang-orang yang berada di jalan kebenaran. Wallahu

‘alam bi Shawab.[Ruhul Ma’ani Sihabuddin Sayyid Mahmud Al-Alusi jilid 6 hal

171. Maktabah Taufiqiyah.]

Kedelapan, للب اا

Ialah seorang musafir di suatu negeri yang bekalnya tidak mencukupi untuk

dipakai pulang ke negerinya meskipun ia orang kaya, maka ia diberi bagian zakat

yang mencukupi untuk pulang ke negerinya. Begitu pula dengan orang yang ingin

bepergian, akan tetapi tidak memiliki bekal, maka ia diberi dari bagian zakat

untuk perbekalannya pergi dan pulang. Namun ia tidak diperbolehkan mengambil

lebih dari kebutuhannya.[Terjemahan Tafsir Ibnu Katsir jilid 4 hal 154.]

ضيا اا ف Maksudnya ialah pembagian ini adalah langsung dari Allah ه

Subhanahu wa Ta’ala yang diwajibkan kepada orang yang mempunyai harta dari

orang muslimin. Allah Maha Mengetahui kemaslahatan mahluknya terhadapa apa

saja yang diwajibkan kepada mereka, tidak ada sesuatu apapun yang samar bagi-

Nya. Tidak mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan zakat pada kaum

muslimin melainkan ada maslahat di dalamnnya. Dialah Maha Bijaksana yang

mengatur segala sesuatu.[Tafisr At-Tobari jilid 5 hal 4031.]

ل ه ملل اءلل

Dari kedelapan masharif zakat tersebut, bisa disimpulkan dalam dua hal :

Orang yang diberi zakat untuk memenuhi kebutuhannya. Orang yang diberi zakat

dengan tujuan untuk kemaslahatan bagi Islam dan muslimin.[Taisir Karim Ar-

Rahman hal 341.]

Page 23: Studi kasus di rz batam

Memperhatikan paparan mengenai mustahik, maka di sinilah zakat berperan untuk

merubah dan sekaligus meningkatkan perekonomian dan taraf hidup mereka.

Mereka yang sudah punya potensi dikembangkan potensinya. Bagi yang tidak

mempunyai potensi, namun mempunyai skill untuk bekerja, bahkan diberikan

modal untuk mengembangkan skillnya. (Hasan Muhammad, 2011 : 73, 87). Atas

dasar pengertian di atas, maka yang dimaksud pemberdayaan mustahik adalah

pembinaan atau pemberdayaan yang dikembangkan untuk merubah dan sekaligus

meningkatkan perekonomian dan taraf hidup mustahik. Pendayagunaan berasal

dari kata daya-guna yang berarti kemampuan yang mendatangkan hasil atau

manfaat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993: 189). Istilah pendayagunaan

dalam konteks ini mengandung pemberian zakat kepada mustahik (Hasan

Muhammad, 2011 : 71) .

Agar mengarah pada sasaran pendayagunaan yang berdaya guna dan berhasil

guna, tepat dan cepat, produktif, edukatif, dan ekonomis perlu juga adanya

pengarahan dan pembinaan terhadap para mustahik, baik mustahik individual

maupun yang berbentuk badan hukum (M. Zaidi, 2003: 34).

Berikut beberapa bentuk pendayagunaan untuk pemberdayaan mustahik antara

lain:

a. Pendayagunaan dalam bentuk pemberian bantuan uang sebagai modal kerja

usaha mikro dalam meningkatkan kapasitas dan mutu produksi usahanya.

b. Dukungan kepada mitra binaan untuk berperan serta dalam berbagai upaya

untuk pemberdayaan usaha mikro.

c. Penyediaan pendamping lapangan untuk menjamin keberlanjutan usaha,

misalnya pendampingan usaha yang mengembangkan usaha mikro dalam bentuk

alih pengetahuan, keterampilan dan informasi.

d. Pembangunan industri untuk pemberdayaan yang ditujukan bagi masyarakat

mustahik melalui program-program yang bertujuan yakni penciptaan lapangan

Page 24: Studi kasus di rz batam

kerja, peningkatan usaha, pelatihan, pembentukan organisasi. (Pedoman unit

pengelola zakat dan unit jasa keuangan syariah, 2011 : 33).

Zakat Produktif adalah zakat yang diberikan kepada mustahik sebagai modal

untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi, yaitu untuk menumbuhkembangkan

dan potensi produktifitas mustahik (Qadir, 1998: 46).

Maka pendayagunaan zakat produktif adalah pemberian zakat kepada para

mustahik secara produktif dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan

manfaat bagi yang memproduktifkan (Hasan Muhammad, 2011: 71). Rumah

Zakat adalah rumah perbendaharaan yang bersifat sosial. Rumah Zakat dirancang

untuk banyak melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat miskin, atau

sangat miskin, kelompok tersebut dibantu dengan mengguunakan dana-dana sosial

yang juga di dapat dari masyarakat, seperti Zakat, Infaq, dan Shadaqah serta tidak

dibolehkan mengambil keuntungan sama sekali atas dana tersebut. Pemberdayaan

yang dilakukan berupa pendidikan dan pelatihan kemandirian, modal usaha dan

pendamping usaha. Selain itu kelompok masyarakat miskin juga mendapatkan

pelayanan kesehatan dan beasiswa pendidikan.

E.Metode Penelitian

Untuk mendapatkan penelitian yang akurat, ilmiah dan sistematis maka

diperlukan metodologi yang tepat, Sehingga penelitian ini memenuhi prosedur

penelitian yang benar.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, Penelitian kualitatif

umumnya digunakan dalam dunia ilmu-ilmu sosial dan budaya. Penelitian

kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang

tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik

atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Menurut Miles dan

Huberman sebagaimana dikutip oleh Tanzeh dan Suyitno (2006:109) bahwa

Page 25: Studi kasus di rz batam

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertitik tolak dari realitas dengan

asumsi pokok bahwa tingkah laku manusia mempunyai makna bagi pelakunya

dalam konteks tertentu.

Adapun spesifikasi penelitian ini adalah penelitian studi kasus dan lapangan (case

study and field research). Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif

mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi,

suatu program, atau suatu situasi sosial. Penelitian studi kasus berupaya menelaah

sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti (Mulyana, 2003: 201).

Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara

intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu

unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat (Narbuko dan Achmadi,

2005: 46).

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode atau cara pengumpulan data mengenai tingkah

laku individu atau kelompok secara langsung.( Dalam penelitian ini observasi

dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas kerja

Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui percakapan dan bertatap muka

dengan orang (Informan) yang memberikan informasi (Arikunto, 2002: 202).

Dalam penelitian ini, interview dilakukan kepada Branch Manager Rumah Zakat

Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre Bapak Agus Suprianto, Kepala

Bidang, dan Bagian Admin & Keuangan Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden

Page 26: Studi kasus di rz batam

No.12 A Batam Centre Ibu Mawar Indah dan Masyarakat Penerima Zakat

Produktif (Mustahik).

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu metode yang dilakukan dengan cara mencari

dan mempelajari data-data dari catatan, transkip, berkas, notulen, surat, surat

kabar, majalah, buku, makalah, serta jenis-jenis karya tulis lainnya yang berkaitan

dengan penelitian ini (Arikunto, 2002:206). Studi dalam penelitian ini dilakukan

dengan dokumen19 dokumen atau berkas-berkas yang berkaitan dengan Rumah

Zakat Perumahan Lotus Garden No.12 A Batam Centre dan realisasi program

pemberdayaannya, disamping dokumen-dokumen lain yang mendukung penelitian

ini.

3. Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus

penelitian. Untuk memudahkan mengidentifikasi sumber data, maka penulis

mengklasifikasikan sumber data sebagai berikut

a) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat

(tempat) baik yang dilakukan melalui wawancara dengan mustahik, observasi dan

cara lainnya. Data ini diperoleh mentahmentah dari masyarakat dan masih

memerlukan analisis lebih lanjut (Subagyo, 1991 : 87).

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh

penulis atau data yang diperoleh dari perpustakaan, data ini digunakan untuk

melengkapi data primer, mengingat bahwa data primer dapat dikatakan sebagai

data paket yang ada secara langsung dalam praktek dilapangan karena penerangan

suatu teori (Subagyo, 1991 : 88). Dalam hal ini sebagai sumber sekunder

penelitian menggunakan literatur berupa buku, majalah, arsip, surat kabar, buletin

Page 27: Studi kasus di rz batam

rumah peduli yang diterbitkan oleh Rumah Zakat Perumahan Lotus Garden No.12

A Batam Centre dan hal-hal yang kaitannya dengan penelitian ini.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis hasil catatan observasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan, sedangkan untuk

meningkatkan pemahaman, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari

makna (Muhajir, 1998 : 104). Dalam analisis data penelitian ini, penulis

menggunakan metode analisis interaktif (interaktif model) dan metode analisis

SWOT dimana penulis harus mengetahui faktor penghambat dan pendukung pada

suatu lembaga. Menurut Miles dan Huberman dalam Tanzeh dan Huberman (2006

:173) analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan

(interaktif), yaitu

(1) reduksi data,

(2) penyajian data dan

(3)penarikan kesimpulan.

Ketiga alur tersebut dapat dilihat dalam uraian

sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, mengabstrakkan dan transformasi data mentah

yang didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dengan demikian reduksi

data ini akan berlangsung.

Page 28: Studi kasus di rz batam

Dimulai pada awal kegiatan penelitian sampai dilanjutkan selamakegiatan

pengumpulan data dilaksanakan, membuat ringkasan, membuat kode, membuat

memo, menyortir data.

b. Penyajian data

Di dalam penelitian ini data yang didapat berupa kalimat, katakata yang

berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan

sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan

kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. Dengan kata lain, penyajian data ini

merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka

memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian.

Page 29: Studi kasus di rz batam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian di depan dapat di terik berbagai kesimpulan sebagai berikut:

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima'iyyah, artinya ibadah di bidang harta yang

memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membangun masyarakat. Jika

zakat dikelola dengan baik, baik pengambilan maupun pendistribusiannya,

pastiakan dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat. Karena itu, di dalam Al

Qur'an dan Hadits, banyak perintah untuk berzakat, sekaligus pujian bagi yang

melakukannya, baik di dunia maupun di akhirat nanti. Sebaliknya banyak pula Al

Qur'an da Hadits Nabi yang mencela orang yang enggan melakukannya, sekaligus

ancaman duniawi dan ukhrawi bagi mereka.

Banyak hikmah dan manfaat dari ibadah zakat ini, baik yang akan di rasakan para

pemberi zakat (muzakki), penerima (mustahik), maupun masyarakat secara

keseluruhan. Muzakki akan meningkatkan kualitas keimanannya, rasa syukurnya,

kejernihan dan kebersihan jiwa dan hartanya, sekaligus akan mengembangkan

harta yang di milikinya. Mustahik akan meningkatkan kesejahteraan hidupnya,

akan terjaga agama dan akhlaknya, sekaligus akan termotifasi untuk

meningkatkan etos kerja dan ibadahnya. Bagi masyarakat luas, hikmah zakat akan

dirasakan dalam bentuk tumbuh dan berkembang rasa solidaritas sosialnya,

keamanan dan ketentramannya, berputarnya roda ekonomi, karena dengan zakat,

harta akan terdistribusi dengan baik, sekaligus akan menjaga dan

menumbuhkembangkan etika akhlak dalam bekerja dan berusaha.

Di dalam menentukan sumber atau obyek zakat atau harta yang wajib dikeluarkan

zakatnya, Al Qur'an dan Hadits menggunakan dua metode pendekatan, yaitu

Page 30: Studi kasus di rz batam

pendekatan tafsil (terurai) dan pendekatan ijma' (global). Dengan pendekatan

tafsil, Al Qur'an dan Hadits nabi menjelaskan secara rinci beberapa jenis harta

wajib zakat, yaitu pertanian (tanaman dan buah-buahan), peternakan, emas dan

perak, perdagangan, hasil tambang dan barang temuan.

Zakat yang dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) dan Badan Amil Zakat

(BAZ) bisa di beriak secara konsumtif untuk keperluan memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari dan bisa pula secara produktif untuk meningkatkan usaha yang

dilakukan para mustahik. Dengan cara ini mudah-mudahan zakat bukan sekedar

dibagikan habis kepada mustahik, melainkan dapat mengubah kesadaran mereka

untuk meningkatkan kehidupannya melalui usaha sendiri.

B. SARAN-SARAN

1. Sosialisasi zakat secara komprehensif yang berkaitan dengan hukum, hikmah,

tujuan dan sumber-sumber zakat secara rinci serta tata cara perhitungannya, harus

terus dilakukan. Sosialisasi ini dilakukan dengan menggunakan berbagai media,

seperti Khotbah Jum'at. Majlis Ta'lim, audio visual, brosur, surat kabar dan

majalah. Sosialisasi ini dilakukan oleh para da'i dan tokoh agama dan terutama

oleh lembaga-lembaga pengumpul zakat.

2. Untuk mengetahui perkembangan sumber zakatsejalan dengan

perkembangannya ekonomi moder, lembaga-lembaga pengumpul zakat, baik

Badan amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) lainnya, perlu

mengurangi sumber-sumber zakat pada koom penerimaannya dan rincian asnaf

pada kolom pengeluaran.

3. Sejalan dengan salah satu tujuan dan hikmah zakat, yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan kaum fakir miskin maupun asnaf lainnya, maka sumber-sumber

zakat yang bervariasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah penerima zakat.

Karenanya usaha penggalian sumber zakat harus terus menerus dilakukan,

terutama oleh Badan Amil Zakat (BAZ) maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Page 31: Studi kasus di rz batam

Daftar Pustaka

Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Badan Pusat Statistik. 2011. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-

Ekonomi Indonesia. Jakarta-Indonesia: Badan Pusat Statistik.

Daud Ali, M. 1995. Lembaga-Lembaga Islam Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Hikmat dan Hidayat. 2008. Panduan Pintar Zakat. Jakarta: Qultummedia.

Hafidhuddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani,

2002

Hafidhuddin, Didin. 2006. Zakat Sebagai Tiang Ekonomi Syari’ah. Disampaikan

pada acara Halal bi Halal dan Seminar Bulanan Masyarakat Ekonomi Syari’ah, “Arsitektur

Ekonomi Islam: Membangun Sistem Ekonomi Berbasis Syari’ah”. Jakarta, Aula Bank Mandiri Tower, Senin 28 Syawal 1427 H/20 November 2006.

Qadir, Abdurrahman. 2001. Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial). Jakarta:

Raja Grafindo Persada.