studi kasus dalam bk

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Studi kasus merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara lengkap dan mendalam dengan tujuan untuk memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya. Studi kasus merupakan metode yang komprehensif untuk mengumpulkan dan menyimpulkan data tentang individu. Dikatakan sebagai cara yang komprehensif karena dalam melakukan studi kasus maka konselor perlu untuk mengumpulkan data-data individu dari sumber-sumber yang relevan dan terkini. Setiap manusia yang menempuh kehidupan, ada kalanya sesuatu itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan namun tidak jarang pula menemui masalah dan hambatan. Masalah dan hambatan itu sendiri berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Ada masalah yang dapat diselesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain, 1

Upload: irwan-wawan

Post on 04-Jul-2015

1.183 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus Dalam Bk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Studi kasus merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan

perkembangan seseorang secara lengkap dan mendalam dengan tujuan untuk

memahami individualitas siswa dengan lebih baik dan membantunya dalam

perkembangan selanjutnya. Studi kasus merupakan metode yang komprehensif

untuk mengumpulkan dan menyimpulkan data tentang individu. Dikatakan

sebagai cara yang komprehensif karena dalam melakukan studi kasus maka

konselor perlu untuk mengumpulkan data-data individu dari sumber-sumber yang

relevan dan terkini.

Setiap manusia yang menempuh kehidupan, ada kalanya sesuatu itu

berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan namun tidak jarang pula menemui

masalah dan hambatan. Masalah dan hambatan itu sendiri berbeda-beda antara

satu orang dengan orang lain. Ada masalah yang dapat diselesaikan sendiri tanpa

bantuan orang lain, akan tetapi ada juga masalah yang tidak dapat diselesaikan

tanpa bantuan dari orang lain untuk mencari pemecahan masalah tersebut.

Dari hasil pengamatan penulis di SD Negeri 002 Tanjung Balai Karimun,

dapat dilihat bahwa di sekolah tersebut banyak sekali siswa yang mengalami

masalah. Namun dari sekian banyak siswa yang mengalami masalah tersebut,

yang paling menarik perhatian dan dirasa menjadi prioritas utama dalam

pemberian bantuan adalah Fitri. Dia sering terlihat menyendiri, pemalu, dan ragu

1

Page 2: Studi Kasus Dalam Bk

serta takut untuk bergaul sebagaimana mestinya. Selain itu nilainya semakin lama

semakin menurun.

Menurut pandangan RET (Rasional Emotif Terapi), manusia memiliki

kemampuan inheren untuk berbuat rasional ataupun tidak rasional. Manusia

seringkali menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan dunia apabila tidak segera

memperoleh apa yang diinginkannya. Akibatnya berpikir kekanak-kanakan

(sebagai hal yang manusiawi), akhirnya hanya kesulitan yang luar biasa besar

yang didapat. Selain itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebih-

lebihkan pentingnya peneerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosinya

menjadi tidak wajar dan menyalahkan dirinya sendiri.

Fitri sebetulnya terlahir dengan potensi unggul, ia menjadi bermasalah

karena perilakunya dikendalikan oleh pikiran/perasaan irasional. Ia telah

menempatkan harga diri pada konsep/kepercayaan yang salah yaitu jika kaya,

semua teman akan memperhatikan/mendukung, peduli dan lain-lain. Ia menjadi

minder, pemalu, penakut dan akhirnya ragu-ragu terhadap

prestasi/keberhasilannya kelak yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

Sadar akan dampak buruk yang akan terjadi pada Fitri di masa yang akan

datang, terutama menyangkut kondisi psikologisnya, studi kasus dan proses

bantuan ini dilakukan dengan berbagai teknik konseling diantaranya konseling

kognitif, konseling emotif-evolatif dan konseling behavior yang akan dijelaskan

Bab II.

2

Page 3: Studi Kasus Dalam Bk

Bertolak dari latar belakang masalah ini, maka judul yang diangkat adalah

studi kasus tentang “Siswa yang minder dan kurang percaya diri bergaul dengan

teman di sekolah”.

1.2. Tujuan Penulisan Studi Kasus

Tujuan Penulisan Studi Kasus ini adalah:

1.2.1. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh Fitri

1.2.2. Untuk mencari faktor-faktor masalah yang dialami oleh Fitri

1.2.3. Untuk memerangi pemikiran irasional yang dimiliki Fitri yang melatar

belakangi masalanya

1.2.4. Untuk memberikan bantuan dan pemecahan masalah yang dihadapi

1.3. Alasan Pemilihan Studi Kasus

Adapun alasan memilih Fitri sebagai kasus adalah sebagai berikut:

1.3.1. Terlihat lebih suka menyendiri dari teman-temannya (jarang keluar dari

ruangan pada saat jam istirahat)

1.3.2. Siswa yang selalu terlihat murung baik di dalam pelajaran maupun di

luar pelajaran

1.3.3. Prestasinya semakin lama semakin menurun

1.3.4. Fitri merasa bahwa dia adalah siswa yang paling tidak mampu jika

dibandingkan dengan yang lainnya.

3

Page 4: Studi Kasus Dalam Bk

1.3.5. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan orang tua Fitri, diketahui

bahwa dia termasuk anak yang baik dan menurut pada orang tuanya

serta jarang bermasalah.

1.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk memahami dan

menganalisa yang sedang dihadapi Fitri adalah:

1. Observasi

Yaitu penulis mengamati segala tingkah laku Fitri baik pada saat belajar

maupun di luar jam pelajaran.

2. Wawancara

Yaitu mengadakan Tanya jawab dengan berbagai sumber antara lain sebagai

berikut:

a. Dengan klien itu sendiri

b. Dengan wali kelas

c. Dengan guru-guru lain

d. Orang tua wali murid itu sendiri

e. Teman-teman Fitri di lingkungan rumahnya

3. Home Visit (Kunjungan Rumah)

Teknik ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Fitri dirumah melalui

wawancara dengan orang tuanya dan saling kerja sama dalam membantu

mencari solusi yang terbaik untuk pemecahan masalah, sehingga terlepas dari

problema yang sedang dihadapi Fitri.

4

Page 5: Studi Kasus Dalam Bk

Tahap ini sangat penting sekali, karena dalam kunjungan ke rumah klien

inilah kita dapat memperoleh data tentang klien, keluarga klien, lingkungan

klien tinggal, kondisi ekonomi klien, serta bagaimana sikap dan tingkah laku

klien ketika di luar sekolah atau di rumah.

5

Page 6: Studi Kasus Dalam Bk

BAB II

PROSES BANTUAN

2.1. Analisa

Merupakan langkah pengumpulan data dengan menggunakan berbagai

teknik dan alat yang tepat dari berbagai sumber:

a. Identitas Klien :

Nama Klien : Fitri Wahyuningsih

Tempat / Tgl Lahir : Meral Karimun, 13 Maret 1998

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01

Tg. Balai Karimun

b. Latar Belakang Keluarga

1. Data Orang Tua

a. Ayah

Nama : Ruslan

Tempat / Tgl Lahir : Pekanbaru, 08 Januari 1960

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Kuli bangunan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01

6

Page 7: Studi Kasus Dalam Bk

Tg. Balai Karimun

b. Ibu

Nama : Nurhayati

Tempat / Tgl Lahir : Meral, 26 Juli 1964

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Agama : Islam

Alamat : Jalan Pendidikan No.14 RT 03 RW 01

Tg. Balai Karimun

2. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan orang tua Fitri, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga Fitri tergolong kurang mampu.

Hal ini dapat dilihat dari pekerjaan ayah yang hanya seorang kuli bangunan

sedangkan sang ibu hanya sebagai ibu rumah tangga biasa dan tidak bekerja.

3. Sikap Anggota Keluarga terhadap Fitri

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat tergambar bahwa orang

tua Fitri menaruh harapan yang besar terhadap anaknya. Mereka berniat

untuk menyekolahkan Fitri setinggi-tingginya agar kelak dapat berhasil dan

menjadi orang yang sukses. Mereka ingin anaknya lebih baik dari mereka

7

Page 8: Studi Kasus Dalam Bk

dan selalu memberikan semangat kepada Fitri untuk terus melanjutkan

sekolah.

c. Fisiologi / Keadaan Fisik Mental

1. Kebersihan seseorang dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kesehatan

fisik. Anak yang tidak sehat tidak akan mampu untuk belajar secara

optimal, oleh karena itu dalam kasus ini mengkaji tentang kesehatan fisik

yang dialami oleh Fitri.

2. Dari hasil wawancara dengan Fitri, diperoleh keterangan bahwa Fitri tidak

pernah menderita sakit yang berat, hanya pernah menderita penyakit

ringan saja seperti sakit perut, demam, pilek, dan pusing. Hal ini juga

diperkuat dengan keterangan dari orang tua Fitri yang menyatakan hal

yang sama bahwa Fitri tidak pernah menderita penyakit yang berat, hanya

sakit perut, demam, pilek dan pusing saja.

3. Dilihat dari kondisi dan bentuk tubuhnya tidak terlalu kurus dan seperti

anak lain kebanyakan, jelas bahwa pola makannya cukup teratur dan tidak

kekurangan.

4. Dari hasil pengamatan di sekolah, Fitri sering terlihat murung dan

menyendiri. Dia terlihat seperti tidak mempunyai gairah untuk belajar.

d. Riwayat Pendidikan

a. Nilai dan prestasi Fitri pada saat awal pertama masuk masuk cukup baik.

Dia bahkan masuk ke dalam peringkat sepuluh besar, sesuai dengan apa

8

Page 9: Studi Kasus Dalam Bk

yang diharapkan oleh orang tua Fitri dan gurunya. Namun di semester II

ini nilai dan prestasi belajarnya semakin lama semakin menurun.

b. Perkembangan Sosial

Berdasarkan pengamatan guru pembimbing, guru mata pelajaran, wali

kelas maupun teman-temannya di sekolah, dapat diketahui bahwa Fitri

kurang dapat bersosialisasi dengan lingkungan di sekolahnya. Dia kurang

bergaul dengan teman-temannya. Dia lebih memilih menyendiri di dalam

kelas daripada bermain dengan teman-temannya.

c. Perkembangan Emosional

Berdasarkan hasil pengamatan guru pembimbing Fitri mengalamai

perkembangan emasional yang tidak stabil. Hal ini dapat dilihat pada Fitri

yang selalu terlihat murung, menyendiri, tidak percaya diri saat disuruh

untuk meju ke depan kelas oleh gurunya, serta kurang aktif dalam proses

belajar.

d. Minat

Fitri sebenarnya mempunyai minat yang cukup besar terhadap seni

melukis. Hal ini dapat dilihat pada saat dia menyendiri, dia mengisi

waktunya dengan menggambar apa saja di kertas atau di buku

pelajarannya. Hal ini diperkuat juga oleh pernyataan dari orang tua Fitri

yang menyatakan bahwa dirumah Fitri suka menggambar. Namun Fitri

lebih suka melakukan itu semua sendirian dan tidak mau mengajak dan

diajak teman-temannya.

9

Page 10: Studi Kasus Dalam Bk

2.2. Sintesa

Sintesa adalah langkah pengelolaan data dari pengumpulan data sehingga

dapat diperoleh gambaran yang lengkap tentang kasus permasalahan yang dialami

oleh Fitri.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya

guru pembimbing, guru mata pelajaran serta wali kelasnya, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Nilai dan prestasi belajarnya semakin lama semakin menurun.

b. Semua nilai pada semua mata pelajaran mengalami penurunan

c. Kurang bergaul dengan teman-temannya.

d. Lebih suka bermain sendiri dan malakukan apa yang dia sukai sendiri

e. Kurang aktif pada saat proses pembelajaran

f. Tidak pernah menunjukkan raut wajah yang ceria

g. Tidak mempunyai rasa percaya diri

2.3. Diagnosa

Langkah ini untuk menentukan jenis masalah dan kesulitan yang dialami

oleh Fitri serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya.

Berdasarkan dari pengamatan dan data-data yang telah diperoleh tentang

Fitri, dapat dinyatakan bahwa masalah yang dialami oleh Fitri adalah tidak adanya

rasa percaya diri yang tertanam dalam dirinya, sehingga dia merasa ragu dan takut

untuk bergaul dengan teman-temannya. Demikian juga pada saat jam pejaran

berlangsung. Dia merasa malu jika diminta oleh guru untuk maju kedepan kelas.

10

Page 11: Studi Kasus Dalam Bk

Dari hasil pengamatan, ternyata penyebab tidak adanya rasa percaya diri

yang tertanam dalam diri Fitri adalah dikarenakan dia merasa bahwa dialah murid

yang paling miskin di sekolahnya. Jika dibandingkan dengan anak-anak yang lain

yang setiap hari diantar kesekolah oleh orang tuanya menggunakan motor atau

mobil, tetapi Fitri diantar ke sekolah oleh orang tuanya menggunakan sepeda

butut. Seragam yang ia pakai juga Cuma satu sehingga semakin lama makin

terlihat kusut. Hal inilah yang menyebabkan Fitri menjadi anak minder yang tidak

mempunyai rasa percaya diri.

2.4. Prognosa

Langkah ini untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang dapat

diberikan kepada Fitri berdasarkan keterangan diatas, maka bantuan yang

diberikan kepada Fitri adalah sebagai berikut:

1. Konseling Kognitif

2. Konseling emotif-evolatif

3. Konseling Behavior

4. Bimbingan Individual

5. Bimbingan Sosial

6. Bimbingan belajar

7. Bimbingan Kelompok

8. Remedial Teaching

9. Bimbingan melalui guru mata pelajaran, wali kelas, dan orang tua

11

Page 12: Studi Kasus Dalam Bk

2.5. Treatment

Treatment merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan kepada

klien dalam memecahkan masalahnya sesuai dengan masalah yang sedang dialami

oleh Fitri. Adapun pelaksanaan bantuan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Konseling Kognitif

Yaitu menunjukkan bahwa Fitri harus membongkar pola piker

irasionalnya tentang konsep harga diri yang salah, sikap terhadap sesama

teman yang salah jika ingin bahagia dan sukses. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut:

Memberikan nasehat

Konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasional

Memberikan sugesti yang positif

Asertif training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang

benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional

dilanjutkan sebagai PR melatih, mengobservasi dan evaluasi diri.

Contoh: “Seseorang berharga bukan karena kekayaan atau jumlah dan

status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Tuhan. Terhadap

dirri saya sendiri suatu saat saya senang, puas dan bangga, tetapi

kadang-kadang acuh tak acuh, bahkan adakalanya saya benci,

memaki-maki diri sendiri, sehingga wajar dan realistis jika sejumlah

40 orang teman dalam satu kelas misalnya ada 40% yang baik, 50 %

netral, hanya 10% saja yang membenci saya. Adalah tidak mungkin

menuntut semua orang untuk baik kepada saya”

12

Page 13: Studi Kasus Dalam Bk

2. Konseling Emotif – Evolatif

Yaitu untuk mengubah sistem nilai Fitri dengan menggunakan teknik

penyadaran antara yang benar dan salah seperti pemberian contoh,

bermain peran dan pelepasan beban agar Fitri melepaskan pikiran dan

perasaannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional

sebagai kelanjutan teknik kognitif diatas.

3. Konseling Behavior

Yaitu digunakan untuk mengubah perilaku yang negative dengan merubah

akar-akar keyakinan Fitri yang irasional/tidak logis melalui kontrak,

reinforcement, sosial modeling dan relaksasi/meditasi.

4. Bimbingan Individual

Memahami diri (Self Understanding)

Menerima diri (Self Acceptance)

Mengarahkan diri (Self Directing)

Merealisasikannya (Self Realization)

Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa hal berikut ini:

Memberikan motivasi atau dorongan kepada Fitri untuk belajar

lebih baik lagi dan memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-

baiknya.

Memberikan bimbingan kepada Fitri untuk meninggalkan

kebiasaan-kebiasaan buruknya yang suka menyendiri dan minder

13

Page 14: Studi Kasus Dalam Bk

dengan teman-temannya dan mulai membiasakan untuk bersikap

wajar seperti anak-anak yang lain baik di lingkungan sekolah

maupun di lingkungan masyarakat.

Memberikan dorongan kepada Fitri agar lebih aktif dan tidak malu

lagi jika diminta untuk maju kedepan kelas.

Memberikan motivasi untuk mengembangkan bakat dan minatnya

menggambar agar lebih terarah dan bermanfaat.

5. Bimbingan Sosial

Yaitu bantuan yang diberikan kepada klien mengenai hubungan sosial.

Misalnya:

Memberikan bimbingan kepada klien agar tidak minder dan mau

untuk bergaul dengan teman sekelas atau di sekolahnya, supaya dia

tidak merasa sendiri dalam mengahadapi segala masalah dan dapat

dibantu oleh teman yang lain

Membantu Fitri untuk menghilangkan prasangka buruk terhadap

teman lain serta tidak memilih-milih teman

Membantu Fitri agar mendapatkan rasa percaya dirinya dan

menumbuhkan keyakinan bahwa dia juga dapat berguna bagi

kehidupan kelompok atau masyarakat.

Mengajarkan Fitri untuk menjadi anak yang terbuka jika ada masala

yang sedang dihadapi agar masalah tersebut dapat segera dicari

14

Page 15: Studi Kasus Dalam Bk

pemecahannya serta tidak berlarut-larut sehingga semakin bertambah

masalahnya.

Menyadarkannya bahwa manusia itu hidup tidak bisa lepas dari orang

lain. Karena itulah manusia disebut sebagai makhluk sosial karena

saling membutuhkan satu sama lain.

6. Bimbingan Belajar

Yaitu memberikan bantuan kapada klien tentang kesulitan-kesulitan dan

cara-cara belajar yang baik

Misalnya :

Menjelaskan cara belajar yang baik di dalam kelas

Cara duduk yang baik dalam kelas pada waktu belajar

Menjelaskan cara mengatur waktu belajar

Menjelaskan cara membuat ringkasan pelajaran

Menjelaskan cara mengatur jam belajar di rumah

Menyusun rencana belajar

Cara mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian

7. Remedial Teaching

Dalam remedial teaching ini pembimbing dapat bekerja sama dengan guru

mata pelajaran, wali kelaas, terutama pada mata pelajaran yang sulit

dipahami oleh Fitri sehingga ia bisa mengulang kembali baik secara

sendiri maupun berkelompok.

15

Page 16: Studi Kasus Dalam Bk

Misalnya :

Mengulang kembali pelajaran yang sulit bagi Fitri

Memberikan ujian ulang jika nilai hasil ujiannya masih jauh dari apa

yang diharapkan

Mengadakan belajar tambahan bagi Fitri di luar jam sekolah seperti

les private di rumah.

8. Bimbingan melalui guru mata pelajaran, wali kelas dan wali murid

Kepada guru mata pelajaran diharapkan dapat memberikan remedial

teaching jika dirasa dia masih belum memahami materi pelajaran yang

disampaikan

Kepada wali kelas agar selalu memberikan bimbingan belajar secara

bertahap kepada Fitri

Kepada orang tua atau wali murid agar meningkatkan perhatiannya

terhadap perkembangan belajar dan tingkah laku Fitri pada saat berada

di rumah.

Setelah diberikan bimbingan, diharapkan Fitri dapat memperkaya

pengetahuan, merubah sikap, serta dapat merubah pola pikirnya yang semula

bersifat irasional menjadi rasional dan menjadi anak yang penuh dengan rasa

percaya diri.

16

Page 17: Studi Kasus Dalam Bk

2.6. Follow Up (Tindak Lanjut)

Laporan studi yang dilakukan oleh pembimbing sesuai dengan langkah-

langkah dan petunjuk dalam penulisan studi kasus.

Hambatan dalam pelaksanaan studi kasus ini karena minimnya

pengetahuan, pengalaman, keterampilan pembimbing dalam menangani

kasus serta menerapkan teori dan teknik konseling yang sesuai.

Dalam penulisan studi kasus ini pembimbing mengalami sedikit kesulitan

dalam menentukan diagnosa yang tepat, karena dalam menentukan

diagnosa diperlukan data-data yang lengkap dan menyeluruh.

Respon klien terhadap guru terutama pembimbing sudah baik. Hal ini

dapat dilihat dari mulai berubahnya sikap dan tingkah laku yang semakin

lama berangsur lebih baik jika dibandingkan sebelumnya.

Langkah follow up atau tindak lanjut ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana perubahan yang dialami Fitri setelah mendapatkan bantuan dan

bimbingan. Dari hasil yang ditunjukkan oleh Fitri, dapat diketahui bahwa dia

mulai menunjukkan perubahan-perubahan sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh pembimbing yaitu perubahan yang sifatnya positif, diantaranya adalah :

Fitri mulai semangat mengikuti pelajaran

Fitri sudah mulai aktif dalam proses pembelajaran.

Fitri sudah mulai berani untuk maju kedepan mengerjakan latihan yang

diberikan oleh guru

17

Page 18: Studi Kasus Dalam Bk

Fitri mulai melakukan komunikasi dan bergaul dengan teman-teman

sekelasnya

Fitri mulai bertanya kepada guru tentang materi pelajaran yang belum ia

pahami

Fitri sudah mulai terlihat ceria dan jarang terlihat sendiri

Fitri sudah mau keluar dan bersama temannya saat jam istirahat

Bantuan dan bimbingan kepada Fitri tidak cukup sampai disitu saja,

melainkan perlu tindak lanjut. Adapun tindak lanjut tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Diharapkan kepada orang tua klien untuk lebih memperhatikan anaknya

dalam hal belajar dirumah

2. Selain itu orang tua juga dapat memberikan perhatian khusus. Misalnya

memberi private

3. Memberi konsep yang mendasar tentang “percaya diri” bahwa setiap

manusia pasti memiliki potensi yang dapat dikembangkan

4. Terus memberi perngertian bahwa dia masih beruntung karena masih

banyak anak yang tidak dapat bersekolah dan belajar untuk mensyukuri

atas apa yang diberikan oleh Allah kepadanya.

5. Diharapkan kepada guru mata pelajaran kesenian untuk mengarahkan Fitri

dalam mengembangkan bakatnya menggambar.

18

Page 19: Studi Kasus Dalam Bk

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan

Dalam rangkaian pelaksanaan Studi Kasus ini, maka dapat

disimpulkan bahwa siswa yang tidak mempunyai rasa percaya diri maka

dapat menimbulkan masalah dalam pergaulan serta akan mengalami kesulitan

dalam belajar yang mengakibatkan manurunnya nilai dan prestasi. Dengan

demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa :

3.1.1. Rasa minder dan kurangnya rasa percaya diri dapat disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain : kondisi ekonomi yang kurang, kondisi

lingkungan yang dinilai tidak sesuai dengan dirinya, serta dari individu

itu sendiri.

3.1.2. Kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran bisa disebabkan

karena tidak adanya rasa percaya diri terhadap kemampuan yang

dimilikinya.

3.1.3. Kurangnya semangat belajar dapat disebabkan karena siswa terlalu

banyak memikirkan masalah.

3.1.4 Tidak adanya rasa percaya diri juga dapat menyebabkan takut untuk

bergaul dengan teman-temannya yang dia nilai lebih tinggi derajatnya.

3.1.5. Semua masalah yang dialami oleh klien diatas dapat terjadi karena dia

kurang mensyukuri atas apa yang ia miliki.

19

Page 20: Studi Kasus Dalam Bk

3.2. Rekomendasi/Saran

Melihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa masih

banyak anak-anak yang mengalami masalah seperti Fitri, maka dengan ini

penulis menyarankan beberapa hal antara lain sebagai berikut :

3.2.1. Kepada orang tua untuk lebih memperhatikan perkembangan anaknya.

Jika anak sudah mulai menunjukkan perilaku-perilaku yang negative

maka sebaiknya segera mengkonsultasikannya dengan guru

pembimbing di sekolah atau kepada yang ahli.

3.2.2. Kepada guru pembimbing, guru mata pelajaran serta wali kelas agar

tidak lengah dalam memperhatikan sikap dan perilaku siswanya serta

cepat tanggap dalam mencari pemecahan masalah anak yang

bermasalah

3.2.1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik

dengan orang tua atau wali murid sehingga proses bimbingan ini dapat

berjalan dengan lancer.

20