studi kasus

33
LAPORAN HASIL KEGIATAN STUDI KASUS OLEH FRANS DWI OKTAREZA (06091007027) DOSEN : DR. YOSEF BARUS, M.A. MATA KULIAH : STUDI KASUS

Upload: nore-sopo-iki

Post on 31-Jul-2015

176 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kasus

LAPORAN HASIL KEGIATANSTUDI KASUS

OLEH

FRANS DWI OKTAREZA(06091007027)

DOSEN : DR. YOSEF BARUS, M.A.

MATA KULIAH : STUDI KASUS

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: Studi Kasus

UNIVERSITAS SRIWIJAYA2012

Page 3: Studi Kasus

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penyusunan Laporan Hasil Kegiatan Studi Kasus dengan

tepat waktu, tanpa suatu halangan yang berarti. Laporan ini disusun

Penulis menyadari di dalam menyusun Laporan ini bukan hanya

atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis sampaikan

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari

sempurna dan banyak kekurangan. Hal ini karena keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memiliki arti sebagai

sumbangan bagi saya juga dunia pendidikan dan khususnya dalam

bidang bimbingan dan konseling.

Indralaya, Januari 2012

Frans Dwi Oktareza

Page 4: Studi Kasus

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................1

A. LATAR BELAKANG..............................................................................1

B. TUJUAN..............................................................................................1

C. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2

D. MANFAAT...........................................................................................2

BAB II PELAKSANAAN STUDI KASUS..........................................3

1. METODE PENGUMPULAN DATA..........................................................3

2. IDENTIFIKASI MASALAH......................................................................4

2.1. Latar Belakang Masalah..............................................................4

2.2. Identitas Masalah........................................................................5

2.3. Deskripsi Masalah.......................................................................5

3. KETERBATASAN STUDI.......................................................................9

BAB III DIAGNOSIS MASALAH..................................................10

A. Penyebab Kasus..............................................................................10

B. Kasus Yang Muncul..........................................................................10

C. Ketekaitan Hasil Studi dengan Dimensi Studi Kasus......................10

BAB IV PROGNOSIS................................................................12

A. INTERVENSI KASUS..........................................................................12

B. PENDEKATAN DALAM MELAKUKAN INTERVENSI KASUS...................13

BAB V PENUTUP.....................................................................16

A. KESIMPULAN...................................................................................16

B. SARAN............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................iv

LAMPIRAN...............................................................................v

Page 5: Studi Kasus

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia harus dapat mengembangkan dirinya seutuhnya dan

berupaya menghindari diri dari berbagai sumber rintangan dan

kegagalan. Dari upaya ini diharapkan manusia mampu secara dinamis

dalam menyelesaikan masalah tersebut secara benar.

Namun dalam kenyataannya untuk mngembangkan manusia

seutuhnya tidaklah mudah. Hal ini, menurut Prayitno (1999) diakibatkan

oleh sifat manusia itu sendiri yang seringkali melampaui batas, kekurang

mampuan berhubungan sosial dan individual, kelemahan sarana dan

prasarana dan upaya, adanya hubungan yang tidak serasi antara

manusia dan lingkungannya. Hal inilah yang sering kali menimbulkan

permasalahan baik itu dirasakan secara individual, kelompok ataupun

keseluruhan masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan

tersebut diperlukan penyelenggaraan layanan BK baik disekolah maupun

luar sekolah. Berbagai latar belakang yang ada serta sesuai dengan

tuntutan positif lingkungannya, tujuan khusus dari BK adalah penjabaran

tujuan umum yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang

dialami, sesuai dengan kompleksitas permasalahan itu.

Berdasarkan dari paparan diatas, salah satu upaya yang dilakukan

dalam tujuan BK di atas, adalah melakukan "Studi Kasus" dimana studi

kasus ini mengungkapakan fakta-fakta yang terkait dengan

permasalahan yang timbul serta sebab masalah tersebut yang kemudian

menetapkan langkah-langkah penetapan masalah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dalam melakukan studi kasus

ini, penulis merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana cara melaksanakan Studi Kasus?

2. Apa saja Masalah yang perlu di Identifikasikan dalam Studi Kasus

Page 6: Studi Kasus

3. Apa masalah yang muncul pada siswa yang menjadi objek studi

kasus?

C. Tujuan Studi

a. Sebagai upaya untuk mengangani langsung sumber pokok

permasalahan dengan tujuan untuk teratasinya atau

terpecahkannya permasalahan.

b. Permasalahan sebenarnya yang terdapat pada diri seseorang

yang sebenarnya besar kemungkinan tidak tepat sama dengan

yang tampak pada pendeskripsian awal, oleh karena itu

diperlukan upaya pendalaman lebih lanjut agar dapat tercapainya

permasalahan yang lengkap dan mantap berkenaan dengan

permasalahan tersebut.

c. Sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan yaitu : untuk

penelitian, dasar diagnosis, untuk mempelajari individual dan

sekaligus mengembangkan individual tersebut agar kehidupannya

dapat berjalan secara efektif sehari-hari

D. Manfaat Studi Kasus

a. Bagi Konselor

Diharapkan laporan dapat bermanfaat bagi Konselor di Sekolah

dalam memahami permasalahan yang dihadapi oleh Sadam baik

penyebab dan permasalahan yang muncul pada diri Sadam dengan

cara menggali akar-akar daripermasalahan tersebut. Dan juga dapat

memberikan bantuan kepada Sadam untuk perkembangannya yang

optimal.

b. Individu yang berkasus

Dapat Membantu kasus dalam memahami masalahnya dalam

upaya pengentasan masalah yang sedang dihadapinya tersebut,

sehingga kasus bisa menjalankan kehidupannya dengan efektif.

c. Bagi Lembaga Sekolah

Page 7: Studi Kasus

Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anggota

lembaga sekolah. Dengan melakukan Studi kasus ini dapat

memberikan informasi perkembangan anak agar Studi kasus ini

dapat menjadi bahan pertimbangan bagi unsur organisasi di sekolah

bagi menindak lanjuti kasus yang ada pada Sadam.

BAB IIPELAKSANAAN STUDI KASUS

Kamus Psikologi (Kartono dan Gulo, 2000) menyebutkan 2 (dua)

pengertian tentang Studi kasus (Case Study) pertama Studi kasus

merupakan suatu penelitian (penyelidikan) intensif, mencakup semua

informasi relevan terhadap seorang atau beberapa orang biasanya

berkenaan dengan satu gejala psikologis tunggal. Kedua studi kasus

merupakan informasi-informasi historis atau biografis tentang seorang

individu, seringkali mencakup pengalamannya dalam terapi. Terdapat

istilah yang berkaitan dengan case study yaitu case history atau disebut

riwayat kasus, sejarah kasus. Case history merupakan data yang

terimpun yang merekonstruksikan masa lampau seorang individu,

dengan tujuan agar orang dapat memahami kesulitan-kesulitannya yang

sekarang . serta menolongnya dalam usaha penyesuaian diri

(adjustment) (Kartini dan Gulo, 2000).

Studi Kasus pendidikan merupakan suatu penelitian atau

pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasi

suatu kasus (case) pendidikan (pembelajaran) dalam konteksnya secara

natural (alami) tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Kasus (case)

bisa dalam bentuk: (a) sederhana atau kompleks; (b) individual (kasus

tunggal) atau kelompok (cluster / multi kasus); (c) statis atau dinamis

(Yin, Robert, K. 1981; Creswell.J.W. 2005).

Page 8: Studi Kasus

Studi Kasus pendidikan berkaitan dengan upaya mencari

pemecahan kasus yang dihadapi oleh peserta didik, baik secara individu

atau kelompok, baik berkaitan dengan kesulitan belajar, masalah karir

dan masalah kepribadian menyimpang.

1. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam melakukan Studi kasus, banyak metode Pengumpulan Data

yang di pakai, dalam hal ini saya memakai 3 metode pengumpulan data

diantaranya yaitu ;

1. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul data untuk memperoleh

data dan informasi dari nara sumber secara lisan. Selama pertemuan

pewawancara yang membutuhkan informasi mengajukan pertanyaan

minta penjelasan atas jawaban-jawaban yang diberikan, dan

membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.

Wawancara dapat digunakan untuk untuk mengumpulkan data dan

informasi yang sulit diperoleh dengan lain cara, untuk melengkapi

data dan informasi yang telah diketahui melalui saluran lain, dan

untuk mengecek kebenaran dari fakta dan data yang telah diperoleh

Dalam melakukan Studi Kasus ini saya melakukan wawancara

langsung ke pada Klien dan orang-orang yang terkait dengan klien

saya seperti teman yang dianggapnya dekat, pacar yang baru-baru

ini dan orang yang dekat pada saat kegiatan di luar sekolah.

Wawancara juga dilakukan kepada beberapa guru seperti wali kelas,

wakil kepala sekolah dan juga guru BK di sekolah.

2. Observasi

Saya melakukan penilaian yang dilakukan dengan

menggunakan indera secara langsung. Hal ini dilakukan dengan

proses memperhatikan Sadam dalam melakukan suatu kegiatan.

Untuk melakukan ini saya melakukannya dengan menggunakan

intrumen yang sudah dirancang sebelumnya.

Observasi saya lakukan secara berulang dimana pengamatan

optimal dilakukan 2 kali dalam satu minggu. Observasi juga

Page 9: Studi Kasus

dilakukan di dalam kelas SADAM untu melihat bagaimana SADAM

waktu dikelas.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berbagai data yang sudah

didokumentasikan atau diadminstrasikan, misalnya nilai hasil belajar

yang telah diperoleh siswa, data tentang kehadiran siswa, data

tentang keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah, baik

dalam studi lanjutan maupun dalam karir di masyarakat. . Data-data

tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi guru Bimbingan dan

konseling untuk melihat dampak layanan bimbingan dan konseling

terhadap kegiatan pembelajaran, dan terhadap keberhasilan siswa

setelah menamatkan sekolah tersebut

Dalam melakukan studi kasus, adapun pengumpulan data

yang saya gunakan yaitu dengan memanfaatkan Dokumentasi yang

ada, baik itu dari pihak tata usaha maupun guru BK. Adapu yang

saya peroleh yaitu ; 1. Buku Leger, 2. Buku Rekap Absen Bulanan, 3.

Buku Pribadi Siswa dari GBK, 4. Buku Kasus

2. IDENTIFIKASI MASALAH

2.1. Latar Belakang

Dalam melakukan Studi kasus, Latar belakang pemilihan kasus

antara lain dengan rekomendasi dari guru pembimbing, yang

menyatakan bahwa kasus perlu untuk dibantu dam Kasus secara

menetap, memperlihatkan tingkah laku yang bermasalah. Studi

Dokumentasi juga dilakukan sebelum memilih objek Studi kasus. Setelah

dapat rekomendasi dari guru pembimbing, maka saya mendapatkan

Individu yang menjadi target dalam pelaksanaan Studi kasus ini.

2.2. Identitas Kasus

Nama Klien : SADAM (Pseudoname)

Tempat / tgl lahir : Pedamaran, 15 April 1995

Jenis kelamin : Laki – laki

Anak ke : 4 dari 6 bersaudara

Page 10: Studi Kasus

Sekolah : SMAN 1 Pedamaran kelas XI IPS 1

Kelas : XI IPS 1

Agama : Islam

Hobi : Bola kaki.

Cita-cita : Polisi

Nama Ayah : Masri

Nama Ibu : Eni Erawati

Pekerjaan Ayah : Buruh Tani

Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Status dalam keluarga : Anak kandung

Alamat kasus : Jl. Sersan Dahlan Ds. Menang Raya.

Kec. Pedamaran. Kab.OKI

Alamat Orangtua kasus : Jl. Sersan Dahlan Ds. Menang Raya.

Kec. Pedamaran. Kab.OKI

2.3. Deskripsi Masalah

Ruang lingkupnya adalah sebagai berikut ini:

a. Identitas Kasus ( Terlampir )

b. Masalah Label kasus

Sadam dulunya anak yang tergolong baik dan tidak bertingkah

nakal, terlihat pada ia masih kelas X. ketika ia duduk di bangku XI

IPS 1, ia menunjukan prilaku yang nakal dan sering Bolos sekolah

maupun jam pelajaran.

Guru pembimbing Sadam pernah memergoki Sadam sedang

pacaran di tempat yang sepi di belakang kelasnya di pondok

dalam kebun karet masyarakat. Maka dari ini Sadam pernah di

panggil dan dianggap telah berbuat berlebihan.

Wali kelas dan Guru mata pelajaran lainnya juga berkomentar

bahwa Sadam sering tidak ikut belajar dalam kelas, Sadam sering

Alpa dan sering Izin tidak masuk. waktu didalam kelas pada saat

Sadam mengikuti pelajaran, guru juga banyak berkomentar

bahwa Sadam sering mengganggu teman-teman lainya. Maka dari

itu guru-guru menganggap Sadam anak yang nakal.

Page 11: Studi Kasus

Teman-teman Sadam pun banyak tidak senang dengan

tingkah Sadam yang berlebihan itu dan temannya juga mengaku

bahwa mereka Cuma berteman biasa saja dan cuma berteman

disekolah saja.

c. Latar Belakang Keluarga Sadam

Orangtua

Berdasarkan keterangan yang diperoleh ditemukan bahwa

orangtua kasus adalah orangtua kandung dan semuanya tinggal

bersama SADAM. Menurut Sadam Orangtuanya juga cukup

memperhatikannya, karena setiap pagi orangtuanya selalu

membangunkannya dan menyuruhnya bersekolah.

Status ekonomi kelurga kasus

Berdasarkan hasil himpunan data siswa status ekonomi

keluarga tergolong pada bagian keluarga menengah kebawah ini

dilihat dari pekerjaan orangtuanya dan pengakuan Sadam sendiri.

Agama yang dianut

Agama yang dianut dalam keluarga SADAM adalah agama

islam, SADAM pun menganut agama islam.

Sikap anggota keluarga terhadap kasus.

Dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada Sadam,

keluarga SADAM memberikan perhatian sebagaimana mestinya

orang tua dan anak serta kerukunan keluarganya bagus.

Metode dan bentuk penguatan orang tua

Pernyataan Orangtua kasus, mereka suka memberi nasehat

dan penguatan kepada kasus, seperti rajin-rajin belajar, selalu

membuatt PR, dan sebagainya.

Alamat rumah

Kasus berdomisili di Pedamaran, dan Orangtua kasus tinggal

bersama dengan SADAM dan dengan Saudara lainnya.

d. Kesadaran dari diri kasus sendiri

Dalam wawancara yang telah dilakukan, Sadam mengaku

bahwa dia telah dipandang buruk oleh guru-guru disekolahnya

dan juga oleh temannya. Dia juga bilang tidak ada masalah

Page 12: Studi Kasus

karena dia Cuma ingin merasakan bagaimana rasanya jadi anak

nakal dengan alasan untuk mencari pengalaman.

Dia juga mengaku bahwa dia sering bertingkah nakal

karena ikut sama teman-temannya yang selalu mengajak Sadam

keluar kelas pada waktu jampelajaran.

e. Data kesehatan fisik

Berdasarkan data yang diperoleh dalam buku himpunan

data siswa dan hasil wawancara, tidak adanya gangguan yang

dialaminya baik itu penyakit dari lahir maupun bukan dan

keadaan fisik yang dimilikinya pun Normal.

f. Latar belakang Pendidikan:

Sadam merukapan anak Tamatan dari SMP N 1 Pedamaran.

Pada saat SMP Sadam adalah anak yang pintar. Data ini saya

dapat dari Sadam sendiri dan Salah satu guru SMP N 1

Pedamaran. Sadam mengaku bahwa dia selalu mendapatkan

ranking 3 besar dikelas, maka dari itu saya menguji kebenarannya

dengan bertanya kepada salah satu Guru SMP N 1 Pedamaran dan

hasilnya emang sesuai dengan pengakuan Sadam itu sendiri. di

SMA pun waktu kelas X Sadam duduk di kelas X.1, kelas itu

merupakan kelas kumpulan dari anak pintar.

Sekarang Sadam duduk di kelas XI IPS 1 dan tidak

mendapatkan juara kelas. Ini menunjukan adanya kemerosotan

Prestasi belajar dari dalam diri Sadam. Sekarangpun Sadam

sering menunjukan Motivasi belajarnya yang kurang.

g. Perkembangan sosial kasus:

Berdasarkan hasil himpunan data siswa dapat diperoleh

keterangan bahwam Dalam hubungan sosial Sadam berada pada

posisi rata-rata dalam kelas, Keterlibatan dalam kegiatan

kelompok sebagai pengikut, Kedisiplinan dalam kegiatan

kelompok dan kelas SADAM sering mengabaikan tata tertib yang

ada.

Sadam menunjukan tingkah laku yang menyimpang dan

tergolong anak nakal dalam kelasnya. Kebanyakan teman-

Page 13: Studi Kasus

temannya pun adalah anak-anak yang tergolong nakal juga.

Sadam sering ikut dengan ajakan-ajakan temannya demi menjaga

pertemanannya.

Sadam pernah memiliki beberapa pacar dalam satu sekolah

itu, tapi sekarang Sadam sedang tidak memiliki pacar karan baru

saja mengalami permasalahan dengan pacarnya dan akhirnya

hubungan mereka terputus. Menurut pengakuan Sadam, dapat

disimpulkan penyebab Sadam putus dengan pacarnya karena

adanya kesalahpahaman dan juga factor keluarga pacar Sadam.

Sadam pernah mengalami konflik dulunya dengan kakak

pacarnya Sadam maka dari itu kakak pacarnya selalu mendesak

pacar Sadam untuk tidak lagi berhubungan dengan Sadam. Selain

itu baru-baru ini Sadam memiliki konflik dengan pacar barunya

mantan pacar Sadam itu sendiri dan sempat terjadi perkelahian

antaranya. Dalam pengakuan Sadam, dia berkelahi itu karena

cowok baru pacarnya itu telah menjelek-jelekan namannya

kepada pacarnya, maka dari itu Sadam tidak dapat lagi

mengendalikan emosinya lagi karena dia beranggapan bahwa ini

telah menginjak-injak harga dirinya.

h. Motivasi Belajar SADAM

Untuk motivasi dalam belajar SADAM merupakan anak yang

setengah rajin. Dia bisa rajin kalau dia senang dengan

pelajarannya itu. SADAM tidak pernah mengerjakan PR yang

diberikan gurunya padahal dia tahu itu, kalaupun dikerjakan oleh

SADAM, PR itu hanya dikerjakan sekedarnya saja. SADAM sering

datang terlambat di sekolah karena ia lebih asik pergi ke warung

dahulu untuk merokok dan nongkrong bersama temannya dari

pada mengikuti pelajaran dengan tepat waktu hal ini berlaku

kepada pelajaran yang kurang disenanginya, lainhalnya dengan

pelajaran yang disenanginya. Pelajaran yang disennginya itu

dilihat dari cara belajarnya dan hobinya.

i. Perkembangan emosional kasus:

Masalah menyangkut perkembangan emosional sangat

terlihat pada kasus yang satu ini diantaranya adalah, akibat tidak

Page 14: Studi Kasus

mampu mengontrol emosi, seperti egois, dan suka berkata kasar,

oleh sebab itulah kasus cenderung dijauhi oleh beberapa teman

kasus, dan kasus sering asik diluar kelas dibanding dalam kelas

karena temannya kebanyakan dari siswa yang nakal.

Masalah emosi ini juga sering mengantarkan Sadam dalam prilaku

menyimpang seperti Berkelahi dan sebagainya.

j. Pengalaman kerja kasus

Kasus belum ada pengalaman kerja apapun karena masih

sekolah dan masih di biayai oleh orangtua kasus

k. Kebiasaan yang sering dilakukan

Hampir setiap harinya SADAM selalu bolos di jam pertama

karena pergi kekantin untuk makan dan nongkrong bersama

teman.

3. KETERBATASAN STUDI

1) Sumber informasi didapat dari lingkungan sekolahnya baik itu

Guru-guru yang mengajar SADAM dan temn-teman dekatnya

serta orang yang mempunyai hubungan khusus dengan SADAM.

2) Tidak dilakukannya kunjungan rumah dan wawancara

orangtuanya karena SADAM tidak menunjukan adanya masalah

yang berkaitan dengan keluarganya.

Page 15: Studi Kasus

BAB IIIDIAGNOSIS

A. PENYEBAB KASUS

Melihat dari Identifikasi masalah diatas, dapat disimpulkan

penyebab permasalahan yang dihadapi oleh SADAM Pertama, Sadam

banyak memiliki teman yang tergolong nakal. Dan Sadam sendiri suka

ikutan dengan ajakan-ajakan dari temannya tersebut. Kedua, Sadam

merasa jenuh dengan gaya belajar yang diberikan oleh gurunya. Maka

dari itu Sadam sering merasa bosan dengan pelajaran. Ketiga, Sadam

menunjukan bahwa dia sedang mengalami masa Puber yang sering

mencoba-coba dalam suatu hal, dan sayangnya yang dia coba ini

mengarah kearah Negatif. Dan yang terakhir yaitu yang Keempat, Emosi

yang dimiliki Sadam sering tidak terkendali dan suka meledak-ledak

B. KASUS YANG MUNCUL

Dari perkiraan penyebab diatas, maka hal itu membuat Sadam

tergolang anak yang nakal karena kebanyakan dari teman-temannya

adalah anak yang nakal juga, sedangkan dalam hal berteman dalam diri

Sadam ada rasa yang selalu nggak enakan dan selalu ikut ajakan dari

temannya dalam hal apapun itu.

Melihat Sadam merasa jenuh dalam proses belajar yang diikutinya

maka dari itu hal ini menambah hal yang negative pada diri Sadam.

Sadam lebih suka diluar kelas yang bebas dan asik dengan teman

dibanding ikut pelajaran yang membosankan. Ditambah lagi Sadam

sedang mengalami masa puber yang mudah tertarik dengan cewek dan

Page 16: Studi Kasus

suka berbuat mencoba-coba. Sadam memiliki teman yang nakal maka

niat yang mencoba-cobanya itupun kearah negative. Hal ini

menyebabkan penyimpangan prilaku kepada Sadam. Jika hal ini tidak

diselesaikan, maka akan membuat Sadam jauh tenggelam kearah

negative. Hal ini juga di dukung oleh Emosi Sadam yang kurang bisa di

kontrol dalam mengekspresikan prasaannya.

C. Keterkaitan Hasil Studi dan Dimensi Studi Kasus

1. Dimensi Sebab akibat

Dari beberapa permasalahan yang dialami oleh kasus tersebut

terlihat jelas bahwa, jika masalah tersebut tidak segera terentaskan

dan teridentifikasi maka akan berakibat tidak baik bagi kasus

tersebut.

2. Dimensi Fisik

Melihat perkembangan masalah selanjutnya jika masalah ini

tidak segera terentaskan maka kecenderungan pelanggaran

tatatertib akan selalu terjadi pada si anak.

3. Dimensi psikologis

Sejalan dengan keterangan di atas, lambat laun jika masalah

tersebut semakin menjadi-jadi dan tidak segera terentaskan maka

akan berdampak buruk bagi sisi psikologis dan akan mengakibatkan

SADAM tenggelam dengan keadaan yang dia ikuti.

4. Dimensi nilai dan moral

Jika ditinjau dari segi ini sangat diharapkan agar kasus dapat

berkembang secara baik, dari segala segi baik itu sosial, emosional,

moral, nilai-nilai hidup yang positif serta tentunya hubungan dengan

Tuhan.

Page 17: Studi Kasus

BAB IVPROGNOSIS

Setelah melakukan Identifikasi masalah serta mendiagnosis

masalah yang terjadi pada SADAM, maka perlu di adakannya Intervensi

Kasus terhadap Sadam. Intervensi Kasus dilakukan dengan tujuan agar

Sadam tidak mengalami Penyimpangan yang terlalu jauh.

Intervensi yang dilakukan disini adalah bagaimana kita sebagai

konselor memberikan bantuan terhadap Individu dengan tujuan

memberikan jalan keluar dari permasalahan yang dialami oleh kasus

tersebut, Bantuan disini mencakup segala aspek hendaknya baik itu,

sikap, tingkah laku, pandangan hidup dan lain sebagainya yang

sekiranya terindikasi mengalami permasalahan dalam diri kasus,

sehingga efectife dayly living kasus dapat berjalan dengan baik.

A. INTERVENSI KASUS

Secara Umum, ada beberapa Intervensi yang diberikan kepada

Sadam melalui dengan pelaksanaan layanan-layanan Bimbingan dan

Konseling di sekolah. Layanan-layan yang diberikan adalah berupa :

Page 18: Studi Kasus

(1) Layanan Orientasi, untuk membantu peserta didik memahami

lingkungan yang baru (sekolah dengan fasilitas yang ada, guru,

karyawan dan teman yang baru dikenal, dan kultur sekolah) guna

mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik dalam

penyesuaian diri terhadap lingkungan baru

(2) Layanan Informasi, secara umum dilakukan bersamaan dengan

Layanan Orientasi, untuk memberikan pemahaman kepada peserta

didik dalam menerima dan memahami berbagai informasi yang

terkait dengan pengembangan pribadi, struktur kurikulum yang

hendak dipelajari, jadwal pelajaran, peraturan tata tertib sekolah

pendidikan tinggi, karir / jabatan, kehidupan keluarga, sosial

kemasyarakatan, keberagaman, sosial budaya dan lingkungan.

Layanan Informasi dan Orientasi akan dapat menunjang fungsi

pemahaman dan fungsi-fungsi Bimbingan dan Konseling lainnya

berkaitan dengan permasalahan individu, untuk memperlancar dan

mempermudah penyesuaian diri terhadap kegiatan belajar mengajar

(3) Konseling Individual, yaitu peserta didik memperoleh layanan secara

langsung bertatap muka dengan Guru Bimbingan Konseling /

Konselor. Dengan demikian diupayakan terbantu fungsi pengentasan

dari permasalahan yang dialami. Konseling individu sebagai

pendekatan efektif bagi peserta didik, dimana peserta didik bebas

mengekspresikan diri, pengalaman dan perasaan tanpa beban,

sehingga dapat diharapkan adanya perubahan perilaku ke arah

membangun diri dan lingkungan, dimana peserta didik dapat tumbuh

dan berkembang secara optimal dan mampu mengambil keputusan

secara mandiri.

(4) Bimbingan Kelompok, memungkinkan sejumlah peserta didik secara

bersama melalui dinamika kelompok, membahas topik yang dipilih

sesuai kebutuhan dalam kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok

terkait dengan fungsi pencegahan, yaitu berperan dalam mencegah

berkembangnya masalah atau hambatan melalui pemahaman

berbagai situasi dan kondisi lingkungan, terbinanya hubungan dalam

berkomunikasi di antara anggota kelompok sehingga dapat

membantu pengembangan diri pribadi, mengembangkan sikap dan

Page 19: Studi Kasus

komitmen pribadi dan berbagai kemampuan dalam pengambilan

keputusan

(5) Layanan Konsultasi. merupakan layanan konseling yang dilaksanakan

oleh konselor terhadap seorang pelanggan (di sekolah ; orang tua /

wali peserta didik). Dalam melaksanakan layanan konsultasi ini, Guru

Bimbingan Konseling / Konselor bisa bekerja sama dengan Guru

Mata Pelajaran, Wali Kelas dan instansi terkait (LPTK, psikolog,

psikiater) dan dilaksanakan di kantor tempat praktik konseling, bagi

Guru Bimbingan Konseling yang telah berkewenangan membuka

praktik di luar sekolah dengan cara mengambil studi profesi konselor.

Layanan Konsultasi ini terkait dengan fungsi pemahaman,

pemeliharaan dan pengembangan, yaitu untuk membantu peserta

didik dan/atau pihak lain (orang tua / wali peserta didik) memperoleh

wawasan, pemahaman dan cara–cara pemecahanan masalah

maupun hambatan yang ditemui, sesuai kondisi lingkungan di

sekolah. Guru Mata Pelajaran dan Wali Kelas adalah teman sejawat

dan institusi terkait (LPTK, psikolog, psikiater ) adalah mitra kerja

bagi Guru Bimbingan Konseling / Konselor .

B. PENDEKATAN DALAM MELAKUKAN INTERVENSI KASUS

Adapun pemberian bantuan ini atas dasar beberapa teori agar

bantuan yang diberikan secara tepat.

Pertama, Dalam hal Hubungan sosial Sadam bantuan yang

dilakukan menggunakan pendekatan Client-Centered. Konsep Utama

Pendekatan ini bahwa klien memiliki kemampuan untuk menjadi sadar

atas masalah-masalahnya serta cara-cara mengatasinya. Rogers

menunjukkan kepercayaan yang mendalam pada manusia. Ia

memandang tersosialisasi dan bergerak kemuka, berjuang dan berfungsi

penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam.

jadi, manusia dipercayai dan karena pada dasarnya kooperatif dan

konstruktif, tidak perlu diadakan pengendalian terhadap dorongan-

dorongan agresifnya. Kepercayaan diletakkan pada kesanggupan klien

untuk mengarahkan dirinya sendiri. Kesehatan mental adalah

keselarasan antara diri ideal dan diri riel. Maladjustment adalah akibat

dari kesenjangan diri antara diri ideal dan diri riel. Berfokus pada saat

Page 20: Studi Kasus

sekarang serta pada mengalami dan mengekspresikan perasaan-

perasaan.

Pendekatan Client-Centered berfokus pada tanggung jawab dan

kesanggupan klien untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan

secara lebih penuh karena disini klien adalah orang yang tahu pada

dirinya sendiri sekaligus menjadi orang yang harus menemukan tingkah

laku yang pantas bagi dirinya sendiri.

Tujuan dari pendekatan ini adalah menyediakan suatu iklim yang

aman dan kondusif bagi eksplorasi diri klien sehingga ia mampu

menyadari penghambat-penghambat pertumbuhan dan aspek-aspek

pengalaman diri yang sebelumnya diingkari dan didistorsinya. Serta

membantu klien agar mampu terbuka terhadap pengalaman serta

meningkatkan spontanitas

Jadi dalam pemberian bantuan kepada konseli saya memasukan

pendekatan ini pada saat melakukan Konseling Individu untuk

memberikan pemahaman kepada Konseli bahwa hubungan sosial itu

sangat diperlukan dalam hidup ini berkaiatan dengan peran yang

diemban oleh kasus baik sebagai seorang pelajar di lingkungan sekolah

maupun sebagai anak di lingkungan keluarga.

Kedua, Menanamkan pada diri kasus untuk melakukan perbaikan

konsep diri. Hal ini didukung oleh Terapi Realitas. Terapi realitas

adalah suatu bentuk modifikasi tingkah laku, karena dalam penerapan-

penerapan institusionalnya, merupakan tipe pengondisian operan yang

tidak ketat. Salah satu sebab mengapa terapi ini menjadi populer adalah

keberhasilannya dalam menterjemahkan sejumlah konsep modifikasi

tingkah laku kedalam model praktek yang relatif sederhana dan tidak

berbelit-belit. Terapi realitas adalah terapi jangka pendek yang berfokus

pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi, dan pada dasarnya

merupakan jalan di mana para klien bisa belajar tingkah laku yang lebih

realistik karenanya, bisa mencapai keberhasilan.

Menurut terapi realitas, akan sangat berguna apabila

menganggap identitas dalam pengertian “identitas keberhasilan” lawan

“identitas kegagalan”. Dalam pembentukan identitas, masing-masing

dari kita mengembangkan keterlibatan-keterlibatan dengan orang lain

Page 21: Studi Kasus

dan dengan bayangan diri, yang dengannya kita merasa relative

berhasil dan tidak berhasil. Menurut Glasser (1965), basis dari terapi

realitas adalah membantu para klien dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dasar psikologisnya, yang mencakup “kebutuhan untuk

mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk merasakan bahwa kita

berguna baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain”.

Tujuan terapi realitas adalah membimbing klien ke arah

mempelajari tingkah laku yang realistis dan bertanggung jawab serta

mengembangkan “identitas keberhasilan”. Membantu klien dalam

membuat pertimbangan-pertimbangan nilai tentang tingkah lakunya

sendiri dan dalam merencanakan tindakan bagi perubahan.

Berdasarkan Terapi Realitas tersebut maka bantuan yang

diberikan dilakukan dengan cara memberikan bimbingan dan

penanaman terhadap wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan

sikap siswa. Dalam hal ini, bantuan ini dilakukan dengan bekerja sama

dengan berbagai pihak dalam hal ini wali kelas, orangtua dan wali kasus.

Page 22: Studi Kasus

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pelaksanaan studi kasus ini dapat diketahui bahwa begitu

banyak ragam permasalahan manusia di bumi ini, yang mana itu

semua membutuhkan bantuan untuk mengentaskan masalahnya

tersebut, dan disini sangat diperlukan peran konselor untuk

membantunya.

Dalam melaksanakan studi kasus ini sangat dituntut

kesabaran dan ketelitian serta kehati-hatian konselor untuk

mengungkapkan apa sebenarnya yang sedang dialami kasus, yang

mana itu semua nantinya sangat berpengaruh terhadap upaya

pengentasan atau bantuan apa yang akan diberikan terhadap

masalah kasus tersebut.

Dalam menghadapi seorang kasus jangan hanya memandang

atau melihat dari luar hal yang tampak saja dari diri kasus tersebut,

tapi lihatlah lebih jauh kedalam diri kasus tersebut, karena dari

sanalah kita tahu apa yang sebenarnya yang sedang terjadi pada diri

kasus, untuk menghadapi itu sebenarnya kasus membutuhkan

seseorang untuk membantunya mengenali dirinya kembali dan

disitulah dituntut peran aktif kita untuk segera membantu kasus

dalam menyelesaikan masalah yang sedang dialaminya.

B. Saran

Pada dasarnya pelaksanaan studi kasus ini masih begitu

banyak yang harus ditingkatkan oleh penulis agar studi kasus yang

dihasilkan lebih baik lagi, yaitu:

1. Memperbanyak pemahaman terhadap penyebab masalah kasus

melalui wawancara dengan orang-orang disekitar kasus

2. Meningkatkan cara mendapatkan data tentang kasus agar data

yang didapat lengkap dan penulis bisa lebih tahu lagi secara

mendalam tentang permasalahan kasus yang sebenarnya

3. Meningkatkan cara agar kasus bisa lebih terbuka lagi kepada

penulis tentang masalah yang dihadapinya

Page 23: Studi Kasus

4. Untuk unsure yang ada di lembaga sekolah agar dapat lebih

memahami permasalahan yang dialami oleh peserta didik agar

dapat mengatasi anak didik dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

McLeod, John. 2010. Pengantar KONSELING Teori dan Studi Kasus. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Affifudin. 2010. Bimbingan & Konseling. Bandung. Pustaka Setia.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Bimbingan dan Pelatihan Lengkap Serba Guna). Jogjakarta. DIVA Press.

Oktareza, Frans Dwi. 2011. Pendekatan-pendekatan bimbingan dan konseling. Diunduh 26 Desember 2011 dari http://www.belajarkonseling.com/berita-137-pendekatanpendekatan-bimbingan-dan-konseling.html.

Prayitno. 2005. Layanan Konseling Perorangan. Padang. Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNP.

Page 24: Studi Kasus

HALAMANLAMPIRAN

Page 25: Studi Kasus

PEDOMAN OBSERVASI

Nama Siswa : Sadam

Waktu : 1x dalam 1 Minggu selama 4 Minggu

Observer : Frans Dwi Oktareza

NOASPEKBAIKCUKU

PKURA

NG

1Kehadiran siswa dalam kelas

2Kerapian siswa dalam berpakaian

3Perhatian siswa dalam kelas

4Keaktifan siswa dalam belajar

5Kemampuan siswa dalam membaca

6Kemampuan siswa dalam menulis

7Kemempuan siswa dalam berhitung

8Kerapian catatan siswa

9Hubungan siswa dengan teman sebangku

10Hubungan siswa dengan teman sekelas

11Hubungan dengan guru

12Kestrategisan tempat duduk

13Ketertiban dalam mengikuti pembelajaran di kelas

14Kedisiplinan dalam mentaati jadwal belajar di kelas

15Mendengarkan penjelasan guru

Page 26: Studi Kasus

16Kemauan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru

17Membuat catatan tentang hal-hal yang dibahas dalam pembelajaran

18Bertanggungjawab dengan tugas-tugas dari guru

19Menjaga ketertiban kelas.

20Keingintahuan untuk belajar

21Kemandirian dalam mengerjakan tugas

FORMAT WAWANCARA

WALI KELAS SADAM DI SEKOLAH

1. Bagaimana sikap dan kebiasaan kasus sewaktu belajar dengan

Bapak?

2. bagaiman perkembangan nilai siswa semester ini dibandingkan

dengan nilai sebelumnya?

3. bagaiman hubungan kasus dengan teman-temannya di sekolah

ataupun dikelas?

4. terhadap tugas-tugas yang diberikan baik oleh bapak ataupun

guru lainnya apakah kasus mengerjakannya dengan baik?

5. jika ada tugas atau catatan yang tidak lengkap nilainya tidak

bagus, apakah kasus berusaha untuk memperbaikinya?

6. Mata pelajaran apa saja yang tidak tuntas oleh kasus?

7. bagaimana cara kasus memperbaiki nilainya yang tidak tuntas?

8. upaya Bapak untuk membentu kasus dalam memperbaiki nilainya

yang tidak tuntas bagaimana?

9. Kapan saja kasus berhubungan dengan bapak? Atau apakah ada

waktu-waktu tertentu antara Bapak dan kasus untuk membahas

cara belajar dan lainnya yang berhubungan dengan kasus?

10.pendekatan-pendekatan seperti apa yang ibu berikan kepada

kasus berkaintan dengan posisi bapak sebagai wali kelasnya,

tenetunya berkaitan dengan permasalahannya tersebut?

Page 27: Studi Kasus