studi instalasi fire alarm kampus teknik...

98
STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWA TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik dari Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Oleh : LAODE ACHMAD PULO TOLOGO D 411 07 031 RAKA REVIATNA D 411 07 106 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

10 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

STUDI INSTALASI FIRE ALARM

KAMPUS TEKNIK GOWA

TUGAS AKHIR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Teknik dari

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Oleh :

LAODE ACHMAD PULO TOLOGO

D 411 07 031

RAKA REVIATNA

D 411 07 106

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2011

Page 2: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

ii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWA

Disusun Oleh:

LA ODE ACHMAD PULO TOLOGO D411 07 031

RAKA REVIATNA D411 07 106

Diterima dan disahkan

dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan guna mencapai

Gelar Sarjana pada Subprogram Teknik Energi Listrik

Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Makassar,…………………

Disahkan Oleh:

Pembimbing I

(Ir. H. Ansar Suyuti, MT.)

NIP. 19671231 199202 1 001

Pembimbing II

(Ir. Hj. Zaenab Muslimin, MT)

NIP. 19660201 199202 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

(Dr. Ir. H. Andani Ahmad, MT.)

NIP. 196 01231 198703 1 022

Page 3: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

iii

ABSTRAK

Fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan

dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi

peringatan (warning) dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan

sistem pemadam kebakaran.

Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control

Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi

menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor, untuk kemudian

memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran.

Metode pengambilan data dilakukan dengan metode deskriptif,

wawancara, dan studi literature. Dalam Tugas Akhir ini dibahas mengenai

bagaimana penentuan detektor yang digunakan pada instalasi fire alarm kampus

teknik gowa, Bagaimana menghitung jumlah titik detektor yang digunakan pada

instalasi fire alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa

berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03-3985-2000 tentang tata cara perencanaan,

pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan

bahaya kebakaran pada bangunan gedung, bagaimana instalasi peralatan fire

alarm, bagaimana sistem fire hidrant pada Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus

Teknik Gowa, dan bagaimana sistem komunikasi yang digunakan dalam sistem

fire alarm.

Kata Kunci : Fire Alarm, Detektor, Fire Hydrant.

Page 4: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan izin Allah, penulis akhirnya dapat menyelesaikan

Tugas Akhir yang berjudul ”Studi Instalasi Fire Alarm Kampus Teknik Gowa”.

Penulis menyusun Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata-1 Jurusan Elektro Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Tugas Akhir ini berkat campur

tangan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya dan ungkapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Dosen pembimbing I dan pembimbing II Tugas Akhir penulis, Bapak Ir. H.

Ansar Suyuti, MT, dan Ibu Ir.Hj.Zaenab Muslimin, MT. yang selalu

memberikan ide kreatif dan inovatif kepada penulis.

2. Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Bapak

DR. Ir. H. Andani Ahmad, MT. dan Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Hasanuddin Bapak Ir. H. Gassing, MT.

3. Ayahanda dan ibunda penulis, atas doa, dukungan, dan semangat yang telah

diberikan tiap detiknya.

4. Bapak/Ibu dosen penguji seminar hasil dan ujian sarjana yang penulis hormati,

hargai dan kagumi, Bapak Prof. Dr. Ir. H. Muh. Tolla, M.Eng.,Ir. H. Gassing,

MT., dan Bapak Ir. Baharuddin Muhammad.

5. Bapak/Ibu dosen di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 5: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

v

6. Para pembimbing lapangan, khususnya Bapak Ir. Marwan, Kakak Nur Amin

ST, Kakak Edi ST, dan Kakak Sul ST, atas waktu dan ilmu yang telah

diberikan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman di Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin,

khususnya Pixel Zer07even.

8. Teman-teman Subprogram Teknik Energi Listrik yang telah memberikan

bantuan dan dorongan hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

9. Semua pihak telah banyak membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Tentunya sebagai mahasiswa yang menimba ilmu di program strata-1,

penulis masih belum memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman dalam

penyusunan maupun penulisan Tugas Akhir ini.

Oleh karena itu, penulis akan sangat gembira dan berterima kasih untuk

menerima berbagai masukan, baik itu berupa saran maupun kritik yang sifatnya

membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang.

Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Makassar, 6 Februari 2012

Hormat Kami,

PENULIS

Page 6: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..... i

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR…………………………… .. ii

ABSTRAK………………………………………………………….…… ... iii

KATA PENGANTAR…………………………………………….……… . iv

DAFTAR ISI………………………………………………………….…… vi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………….……… ... x

DAFTAR TABEL………………………………………………….…… .... xii

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang .................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ............................................................. 2

I.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 2

I.4 Batasan Masalah ................................................................ 3

I.5 Manfaat Penelitian.. ........................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Fire Alarm .............................................................. 5

II.1.1 Jenis – Jenis Sistem Fire Alarm .......................................... 5

II.1.1.1 Non Addressable System ....................................... 6

II.1.1.2 Semi Addressable System ...................................... 10

Page 7: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

vii

II.1.1.3 Fully Adrressable System ...................................... 11

II.1.2 Jenis – Jenis Detektor ......................................................... 12

II.1.2.1 Heat Detektor ........................................................ 13

a. Fixed Temperature Heat Detector ............................ 13

b. Rate Of Raise (ROR) Heat Detector ........................ 14

II.1.2.2 Smoke Detector ..................................................... 15

a. Ionisation Smoke Detector ...................................... 16

b. Photoelectric Smoke Detector ................................. 18

II.1.2.3 Flame Detector ...................................................... 20

II.1.2.3 Gas Detector ......................................................... 21

II.1.3 Peralatan Fire Fighting ...................................................... 23

II.1.3.1 Fire Hydrant .......................................................... 23

II.1.3.2 Sprinkler ................................................................ 24

II.1.4 Main Control Fire Alarm (MCFA) .................................... 26

II.1.5 Terminal Box Fire Alarm (TBFA) .................................... 28

II.1.4 Tiga Serangkai Fire Alarm ................................................ 28

II.1.4.1 Manual Call Point .................................................. 29

II.1.4.2 Indikator Lamp ...................................................... 30

II.1.4.3 Fire Bell ................................................................ 30

II.2 Instalasi Fire Alarm............................................................ 32

II.2.1. Peralatan. ................................................................. 32

II.2.2. Kabel ....................................................................... 32

Page 8: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

viii

II.2.3 Konduit. ................................................................... 33

II.2.4 Kriteria Perencanaan ................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Lokasi Pengambilan Data ................................................. 35

III.2 Waktu dan Tempat Pengambilan Data ............................... 35

III.3 Pengambilan Data ............................................................. 35

III.4 Bagian Gedung Jurusan Teknik Sipil ................................. 36

III.5 Sistem Instalasi Fire Alarm Gedung Jurusan Sipil ............. 37

III.6 Analisa Data ...................................................................... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Pemilihan Detektor.. ........................................... 39

IV.2. Analisis Perhitungan Jumlah Detektor................ ................ 47

IV.3 Analisis Instalasi Fire Alarm.. ............................................ 58

IV.4 Analisis Sistem Hydrant.. .................................................... 59

IV.5 Analisis Sistem Komunikasi.. .............................................. 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan ....................................................................... 66

V.2 Saran-Saran ................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Diagram Dasar Sistem Konvensional…………………… 6

Gambar 2.2 2-Wire Type,3-Wire Type , 4-Wire Type......................... 7

Gambar 2.3 Wiring Diagram Fire Alarm Control Panel....................... 9

Gambar 2.4 Bentuk lampu indikator.................................................... 9

Gambar 2.5 Semi addressable MCFA............................................... 10

Gambar 2.6 Monitor Module ............................................................ 12

Gambar 2.7 Fixed Temperatur Heat Detector ................................... 14

Gambar 2.8 Rate Of Rise (ROR) Heat Detector.. .............................. 15

Gambar 2.9 Kurva Prinsip Pengukuran Gas ..................................... 17

Gambar 2.10 Prinsip Pembuyaran Cahaya Photoelectric Smoke

Detector ........................................................................ 18

Gambar 2.11 Prinsip kerja pemantulan cahaya pendeteksi optik... 19

Gambar 2.12 Flame Detector ............................................................. 20

Gambar 2.13 Gas Detector ................................................................. 22

Gambar 2.14 Hydrant Box ................................................................. 23

Gambar 2.15 Hidran Pilar.................................................................... 24

Gambar 2.16 Sprinkler ....................................................................... 24

Gambar 2.17 sprinkler fusible element type, bulb type ....................... 25

Gambar 2.18 Conventional Fire Alarm Control Panel ....................... 26

Gambar 2.19 Manual Call Point ......................................................... 29

Page 10: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

xi

Gambar 2.20 Indicator Lamp ............................................................. 30

Gambar 2.21 Fire Bell. ...................................................................... 31

Gambar 4.1 Pemasangan ROR Detector Pada Ceiling. ..................... 59

Gambar 4.2 Pemasangan Photoelectric Smoke Detector Pada

Daerah Tangga. ............................................................. 59

Gambar 4.3 Jalur Listrik Fire Pump.................................................. 61

Gambar 4.4 Rangkaian Kontrol Fire Pump.. ..................................... 62

Page 11: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penentuan Detektor Berdasarkan Tinggi Ruang ............ 33

Tabel 2.2 Penentuan Detektor Berdasarkan Area Pencakupan ....... 34

Tabel 2.3 Penentuan Detektor Berdasarkan Jenis Ruangan. .......... 34

Tabel 4.1 Jenis Detektor Berdasarkan Fungsi Ruangan . .............. 40

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Analisis Pemilihan Detektor

dengan Detektor yang Terpasang .................................. 41

Tabel 4.3 Faktor Pengali Sesuai Ketinggian Langit-Langit.. ......... 47

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Jumlah Detektor

dengan Detektor yang Terpasang .................................. 51

Page 12: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat cepat dalam segala hal membuat semua

kalangan berusaha untuk menguasai dan mengikuti perkembangan tersebut sesuai

bidang masing-masing. Salah satunya adalah penguasaan teknologi dibidang

kelistrikan, khususnya dalam hal pencegahan kebakaran baik itu perumahan ataupun

gedung bertingkat. Hal ini diperlukan demi keamanan dan mencegah kerugian materi

akibat kebakaran.

Deteksi dini sangat diperlukan dalam mengatasi masalah ini, yaitu mendeteksi

adanya asap dan suhu yang menjadi ciri adanya kebakaran sebelum terjadinya

kebakaran yang lebih besar. Untuk mendeteksi keadaan tersebut diperlukan suatu

sistem keamanan yang dapat mendeteksi adanya gejala kebakaran. Tidak hanya

sampai pendeteksian tetapi juga memberikan peringatan tentang adanya bahaya

kebakaran dan penanggulangan awal dalam memadamkan kebakaran.

Melihat kondisi diatas para mahasiswa juga dituntut untuk mampu

beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut yang

mendasari kami dalam mengajukan Tugas Akhir ini dengan judul : ”Studi Instalasi

Fire Alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Gowa“

Page 13: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

2

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan

dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana menentukan detektor yang digunakan pada sistem fire

alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

2. Bagaimana menentukan jumlah titik detektor yang digunakan pada

instalasi fire alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik

Gowa.

3. Bagaimana instalasi fire alarm yang pada Kampus Teknik Gowa

Universitas Hasanuddin.

4. Bagaimana sistem fire hidrant yang terpasang pada Gedung Jurusan

Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

5. Bagaimana sistem komunikasi dalam sistem fire alarm Jurusan Teknik

Sipil Kampus Teknik Gowa.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menganalisa pemilihan detektor yang digunakan pada sistem fire

alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

2. Menghitung jumlah titik detektor yang digunakan pada instalasi fire

alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

Page 14: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

3

3. Menganalisa instalasi fire alarm yang terpasang pada Gedung Jurusan

Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

4. Menganalisa Sistem Hidrant yang terpasang pada Gedung Jurusan

Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

5. Menganalisa sistem komunikasi fire alarm Gedung Jurusan Teknik

Sipil Kampus Teknik Gowa.

I.4 Batasan Masalah

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, permasalahan dibatasi pada:

- Instalasi fire alarm di Gedung Jurusan Teknik Sipil (Civil Department

Building) pada Kampus Teknik Gowa.

- Sistem fire hidrant di Gedung Jurusan Teknik Sipil pada Kampus

Teknik Gowa.

- Tidak membahas estimasi biaya untuk instalasi fire alarm.

- Tidak membahas secara mendetail mengenai prinsip kerja dari

peralatan-peralatan fire alarm dan fire hydrant.

I.5 Manfaat Penelitian

a. Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang akan merancang

atau mengerjakan suatu instalasi fire alarm.

b. Bagi penulis sendiri merupakan pengalaman dan pembelajaran

khususnya mengenai Instalasi dan prinsip kerja fire alarm.

Page 15: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

4

c. Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan teknologi dan

menjadi bahan bacaan bagi penulis selanjutnya.

I.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi dalam empat bab dengan

pembagian sebagai berikut:

BAB I Merupakan bagian pendahuluan yang berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah,

dan sistematika penulisan.

BAB II Merupakan bab yang berisi teori dasar yang relevan untuk

bahan penelitian.

BAB III Merupakan bab yang berisi tentang metode penelitian.

BAB IV Merupakan bab yang berisi tentang hasil dan pembahasan

BAB V Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran

mengenai isi pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

Page 16: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sistem Fire Alarm

Definisi dari fire alarm atau alarm kebakaran adalah komponen dari sistem

yang memberikan isyarat/tanda setelah gejala kebakaran terdeteksi. Sistem

pengindera api atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu

sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala

kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi

dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem pemadam

kebakaran (fire fighting System).

Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control

Fire alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi

menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen

pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran (output signal)

melalui komponen keluaran sesuai dengan setting yang telah diterapkan.

II.1.1 Jenis-Jenis Sistem Fire alarm

Instalasi Fire Alarm bisa dimulai dari yang sederhana sampai dengan

tingkatan kompleks. Sistem sederhana hanya memerlukan beberapa detector, satu

panel dan fire bell. Sistem ini umumnya menggunakan cara analog dan

dikenal dengan istilah fire alarm konvensional. Sedangkan sistem yang lebih

kompleks biasanya menggunakan apa yang disebut dengan Addressable Fire

Page 17: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

6

Alarm. Tapi tidak setiap sistem analog itu sederhana. Terkadang dijumpai pula

sistem analog yang melibatkan pompa hidran untuk pemadaman api, sprinkler

system, dan sistem evakuasi.

II.1.1.1 Non Addressable System.

Sistem ini disebut juga dengan conventional system. Pada sistem ini

MCFA menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya

jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan

komponen keluaran untuk merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya

digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan,

pertokoan, sekolah kecil, restoran, apartemen atau pada ruangan-ruangan tertentu

pada suatu bangunan yang diamankan. Berikut ini diagram dasar sistem fire alarm

konvensional:

Gambar 2.1 Diagram Dasar Sistem Konvensional

Page 18: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

7

Sistem Konvensional menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar

detektor ke detektor dan ke Panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik

NYA 2x1.5 mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal.

Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api (Fire Resistance

Cable) dengan ukuran 2x1.5 mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke

Panel dan sumber listrik 220 V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka

instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan

4-Wire seperti terlihat pada Gambar 2.2 :

Gambar 2.2 2-Wire Type, 3-Wire Type , 4-Wire Type

Page 19: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

8

Pada 2-Wire Type nama terminal pada detektornya adalah L(+) dan Lc(-).

Kabel ini dihubungkan dengan panel fire alarm pada terminal yang berlabel L dan

C juga. Hubungan antar detektor satu dengan lainnya dilakukan secara paralel

dengan syarat tidak boleh bercabang yang berarti harus ada titik awal dan ada titik

akhir.

Titik akhir tarikan kabel disebut dengan istilah End of Line (EOL). Di titik

inilah detektor terakhir dipasang dan di sini pulalah satu loop dinyatakan berakhir.

Pada detektor terakhir ini dipasang satu buah EOL resistor. Jadi yang benar adalah

EOL Resistor ini dipasang di ujung loop, bukan di dalam Control Panel dan

jumlahnya pun hanya satu EOL Resistor pada setiap loop. Oleh sebab itu bisa

dikatakan 1 loop = 1 zone yang ditutup dengan Resistor End of Line (EOL

Resistor).

Adapun tentang istilah konvensional, istilah ini untuk membedakannya

dengan sistem Addressable. Pada sistem konvensional, setiap detektor hanya

berupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang khusus.

3-Wire Type digunakan apabila dikehendaki agar setiap detektor memiliki

output masing-masing yang berupa lampu. Contoh aplikasinya, misalkan untuk

kamar-kamar hotel dan rumah sakit. Sebuah lampu indikator yang disebut Remote

Indicating Lamp dipasang di atas pintu bagian luar setiap kamar dan akan

menyala pada saat detektor mendeteksi. Dengan begitu, maka lokasi kebakaran

dapat diketahui orang luar melalui nyala lampu.

Page 20: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

9

Wiring diagram serta bentuk lampu indikatornya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3 Wiring Diagram Fire Alarm Control Panel

Gambar 2.4 Bentuk lampu indikator

4-Wire Type umumnya digunakan pada kebanyakan smoke detector 12V

agar bisa dihubungkan dengan Panel Alarm Rumah. Seperti diketahui Panel

Alarm Rumah menggunakan sumber 12 VDC untuk menyuplai tegangan ke sensor

yang salah satunya bisa berupa Smoke detector tipe 4-Wire ini. Di sini, ada dua

kabel yang dipakai sebagai supply +12 V dan -12 V, sedangkan dua sisanya

adalah relay NO - C yang dihubungkan dengan terminal bertanda ZONE dan

COM pada panel alarm. Selain itu tipe 4-wire ini bisa juga dipakai apabila ada

Page 21: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

10

satu atau beberapa detektor ditugaskan untuk men-trigger peralatan lain saat

terjadi kebakaran, seperti mematikan saklar mesin pabrik, menghidupkan mesin

pompa air, mengaktifkan sistem penyemprot air (sprinkler system atau releasing

agent) dan sebagainya. Biasanya detektor 4-wire memiliki rentang tegangan

antara 12 VDC sampai dengan 24 VDC.

II.1.1.2 Semi Addressable System.

Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor & alat

penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-

masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller

yang mempunyai alamat/address yang spesifik. Pada saat detektor atau alat

penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya

(I/O) berdasarkan zone controller yang mengumpankannya. Pada display MCFA

akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan

demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

Gambar 2.5 Semi addressable MCFA

Page 22: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

11

II.1.1.3 Full Addressable System

Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Full addressable

panel lebih maju dari sistem konvensional, dengan kapasitas informasi yang lebih

besar dan fleksibilitas kontrol. Panel alarm kebakaran addressable diperkenalkan

oleh banyak produsen mikrokontroler pada pertengahan 1980-an. Pada sistem ini

semua detektor dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik,

sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik

yang mengalami kebakaran.

Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal

Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detektor memiliki alamat sendiri-sendiri

untuk menyatakan identitas/ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui

dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detektor

yang mana.

Agar bisa menginformasikan alamat/ID, maka di sini diperlukan sebuah

modul yang disebut dengan Monitor Module. Ketentuannya adalah satu modul

untuk satu detektor, sehingga diperoleh sistem yang benar-benar addressable

(fully addressable). Apabila detektor konvensional akan dijadikan addressable,

maka dia harus dihubungkan dulu ke monitor module.

Page 23: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

12

Gambar 2.6 Monitor Module FA

Satu hal yang menyebabkan sistem addressable ini kalah pemasangannya

dibandingkan dengan sistem konvensional adalah masalah harga. Terlebih lagi

jika menerapkan fully addressable, dimana jumlah modul adalah sama dengan

jumlah keseluruhan detektor, maka biayanya lebih mahal lagi. Sebagai "jalan

tengah" ditempuh cara semi addressable, yaitu panel dan jaringannya

menggunakan Addressable, hanya saja satu modul melayani beberapa detektor.

II.1.2 Jenis – Jenis Detektor

Detektor, dalam hal ini detektor kebakaran adalah alat yang dirancang

untuk mendeteksi adanya kebakaran dan mengawali suatu tindakan. Detektor

kebakaran diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, yaitu detektor asap, detektor

panas, detektor nyala api, dan detektor gas kebakaran.

Page 24: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

13

II.1.2.1 Heat detectors (Alat Pengindera Panas)

Detektor panas merupakan detektor yang paling tua. Prinsip dasarnya, jika

temperatur disekitar detektor naik lebih tinggi dari nilai ambang batas yang telah

ditetapkan maka akan memicu alarm bekerja. Detektor panas ini lebih efektif

bekerja bila dipasang pada ruang-ruang yang rawan menimbulkan panas seperti

ruang genset, ruang boiler, dapur atau seperti yang tertera di dalam spesifikasi

detektor tersebut. Detektor panas ini terdiri dari sebuah thermal head lengkap

dengan sensor panasnya dan base frame. Detektor panas ini harus dilengkapi

dengan lampu indikator LED (berwarna merah) yang mana untuk

mengindikasikan status detektor tersebut aktif atau non aktif. Detektor panas ini

harus mempunyai legalitas dari Dinas Pemadam Kebakaran Indonesia dan harus

mengikuti standard B.S 5445, UL 521. Detektor panas dapat diuraikan lebih

spesifik menjadi dua jenis, yaitu:

a) Fixed Temperature of Heat Detector

Detektor ini bekerja didasarkan atas suhu/temperatur. Bekerja mendeteksi

suhu udara di sekitar casing-nya (ambience temperatur) dengan

membandingkannya terhadap suhu setting default-nya. Apabila temperatur

ruangan tinggi maka detektor tersebut akan aktif.

Page 25: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

14

Gambar 2.7 Fixed Temperature of Heat Detector

Fixed Temperature cocok ditempatkan pada area yang lingkungannya

memang sudah agak panas, seperti ruang genset, basement, dapur foodcourt,

gudang beratap asbes, bengkel las dan sejenisnya. Alasannya, jika pada area itu

dipasang ROR, maka akan rentan terhadap False Alarm (Alarm Palsu), sebab

hembusan panasnya saja sudah bisa menyebabkan ROR mendeteksi.

b) Rate of Rise (ROR) Heat Detector

Detektor ini bekerja didasarkan atas kenaikan temperatur. Dalam hal ini

apabila suatu ruangan terjadi kenaikan temperatur secara tiba-tiba maka detektor

tersebut akan aktif. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari

nilai settingnya, maka detektor ini tidak memberikan respon.

Page 26: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

15

Gambar 2.8 Rate of Rise (ROR )Heat Detector

Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain

ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor ini bisa mencapai 50m2 untuk

ketinggian plafon 4m. Sedangkan untuk plafon lebih tinggi, area deteksinya

berkurang. Ketinggian pemasangan hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak

digunakan karena detekor ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara

cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas.

II.I.2.2 Smoke Detector

Alat ini berfungsi untuk pengindera adanya produk hasil pembakaran yang

berupa asap sebagai akibat terjadinya kebakaran. Asap adalah keseluruhan

partikel yang melayang-layang baik kelihatan maupun tidak kelihatan, hasil dari

suatu pembakaran. Dikarenakan asap bersifat naik keatas, umumnya pendeteksi

asap dipasang pada langit-langit, atau di dinding dekat langit-langit.

Smoke detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki

partikel-partikel yang semakin lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke

chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap

Page 27: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

16

ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian

elektronik di dalamnya akan aktif. Area proteksinya mencapai 150 m2

untuk

ketinggian plafon 4 m.

Di area mana kita menempatkan Smoke detector dan di area mana kita

menempatkan Heat detector? Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi

kebakaran lebih didominasi hembusan panas ketimbang kepulan asap, maka

tempatkanlah Heat Detector. Seperti gudang spare parts dari logam (tanpa

kardus), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya. Sebaliknya jika didominasi asap,

sebaiknya memasang Smoke. Contoh: no smoking area yang beralas karpet

(kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas ,gudang ban, gudang

makanan-minuman dan sejenisnya. Ada 2 jenis smoke detector, yaitu :

a) Ionisation Smoke detector

Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke detector) adalah alat yang

berkerja dengan prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi

tertentu. Pendeteksi jenis ini lebih murah dibandingkan dengan pendeteksi jenis

optik, tetapi terkadang pendeteksi ini ditolak karena alasan lingkungan.

Pendeteksi ini menggunakan ruang ionisasi dan sumber radiasi ionisasi untuk

mendeteksi asap. Di dalam pendeteksi ionisasi ini terdapat sejumlah kecil (sekitar

1/5000 gram) zat radioaktif americium-241. Unsur dari radioaktif ini merupakan

sumber partikel alpha yang baik. Ruang ionisasi terdiri dari dua lempengan logam

yang terpisah sekitar satu sentimeter. Sumber tegangan arus searah diberikan ke

lempengan yang membuat lempengan bermuatan.

Page 28: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

17

Prinsip keja dari detektor asap ionisasi adalah partikel alpha yang

dihasilkan oleh americium mengionisasi atom oksigen dan nitrogen dari udara

yang terdapat di dalam ruang ionisasi. Ketika elektron terlepas dari sebuah atom,

maka akan menghasilkan sebuah elektron bebas (bermuatan negatif) dan sebuah

atom yang kehilangan satu elektron (bermuatan positif). Elektron negatif ditarik

oleh lempengan yang bertegangan positif dan atom positif ditarik oleh lempengan

yang bertegangan negatif (persis seperti magnet) dan menghasilkan sejumlah kecil

arus listrik akibat pergerakan elektron dari atom ini melalui lempengan-

lempengan bertegangan tadi.

Ketika asap memasuki ruangan ionisasi, asap mengganggu aliran arus

dimana partikel asap menyatu terhadap ion dan menetralkannya, sehingga terjadi

penurunan jumlah arus yang mengalir di antara lempengan dan mengaktifkan

alarm. Pendeteksi jenis ini sangat sensitif terhadap asap dengan partikel kecil yang

diproduksi oleh kebanyakan nyala api. Tetapi menjadi tidak sensitif terhadap asap

dengan partikel besar, seperti asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik.

Ionisation Smoke detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap

dengan unsur radioaktif di dalam ruang detector (smoke chamber).

Gambar 2.9 Kurva Prinsip pengukuran gas

Page 29: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

18

Detektor asap inoisasi ini harus mempunyai legalitas dari Dinas Pemadam

Kebakaran Indonesia dan harus mengikuti standard BS 5445, UL 268. Detektor

asap ionisasi ini terdiri dari sebuah ionization smoke head lengkap dengan sensor

asapnya dan sebuah base frame.

Selama masa konstruksi kontraktor harus melindungi dari kontaminasi

debu. Detektor asap ini harus dilengkapi dengan lampu indikator LED (berwarna

merah) untuk mengindikasikan status dari detektor tersebut aktif atau non aktif.

b) Photoelectric Smoke detector (Optical)

Photoelectric Smoke detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan

pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detektor oleh adanya asap yang

masuk dengan kepadatan tertentu.

Gambar 2.10 Prinsip Pembuyaran Cahaya Photoelectric Smoke detector.

Pendeteksi jenis ini bekerja berdasarkan prinsip pembuyaran dan

pemantulan cahaya. Pendeteksi jenis ini sensitif terhadap asap dengan partikel

besar dan tidak sensitif terhadap asap dengan partikel kecil.

Page 30: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

19

Prinsip pembuyaran menggunakan sumber cahaya langsung dari sumber

ke penerimanya. Ketika asap melintasi di depan sumber cahaya, sejumlah cahaya

dibuyarkan yang menyebabkan sedikit cahaya terdeteksi oleh penerima cahaya.

Penurunan jumlah cahaya ini memicu alarm.

Sedangkan prinsip pemantulan cahaya menggunakan LED dan sebuah

fotodioda atau sensor fotoelektrik lainnya terletak di sebelah pembatas sebagai

pendeteksi cahaya. Jika tidak ada asap, cahaya melewati secara garis lurus di

depan pendeteksi. Ketika asap memasuki ruang deteksi, sejumlah cahaya

dipantulkan oleh partikel asap ke foto dioda. Penambahan cahaya yang masuk ke

foto dioda memicu alarm. Gambar dibawah ini memperlihatkan prinsip kerja

pemantulan cahaya dari pendeteksi optik.

Gambar 2.11 Prinsip kerja pemantulan cahaya pendeteksi optik

Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat

(fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena

sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karenanya lebih cocok untuk ruang keluarga dan

ruangan tidur. Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap

Page 31: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

20

dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk di hallway (lorong). Jenis ini lebih

tahan terhadap false alarm dan karenanya boleh diletakkan di dekat dapur.

II.I.2.3 Flame Detector

Flame Detector adalah alat yang sensitif terhadap radiasi sinar ultraviolet

yang ditimbulkan oleh nyala api. Tetapi detektor ini tidak bereaksi pada lampu

ruangan, infra merah atau sumber cahaya lain yang tidak ada hubungannya

dengan nyala api (flame).

Gambar 2.12 Flame Detector

Aplikasi yang disarankan:

1) Rumah yang memiliki plafon tinggi: aula, gudang, galeri.

2) Tempat yang mudah terbakar: gudang kimia, pompa bensin,

pabrik, ruangan mesin, ruang panel listrik.

3) Ruang komputer, lorong-lorong dan sebagainya.

Penempatan detektor harus bebas dari objek yang menghalangi, tidak

dekat dengan lampu mercury, lampu halogen dan lampu untuk sterilisasi. Juga

Page 32: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

21

hindari tempat-tempat yang sering terjadi percikan api (spark), seperti di bengkel-

bengkel las atau bengkel kerja yang mengoperasikan gerinda. Respon detektor ini

terbilang cepat. Oleh sebab itu, pemasangan di pusat keramaian dan area publik

harus sedikit dicermati.. Bisa juga dipasang di ruang bebas merokok (No Smoking

Area) asalkan bunyi alarm-nya hanya terjadi di ruangan itu saja sebagai

peringatan bagi orang yang "membandel".

II.I.2.4 Gas Detector

Gas Detector bekerja berdasarkan kenaikan konsentrasi gas yang timbul

akibat kebakaran ataupun gas – gas lain yang mudah terbakar. Gas detector harus

mempunyai legalitas dari Dinas Pemadam Kebakaran Indonesia dan mengikuti

Standar UL. Gas detector dipasang pada tempat yang rawan menimbulkan gas

seperti ruang boiler, dapur dan lain-lain. Gas detector harus dilengkapi dengan

lampu indikator, audible alarm dan electrical valve. Apabila gas detector ini aktif

maka lampu indicator akan linking dan mengeluarkan suara alarm.

Sesuai dengan namanya detektor ini mendeteksi kebocoran gas yang kerap

terjadi di rumah tinggal. Alat ini bisa mendeteksi dua jenis gas, yaitu:

a) LPG : Liquefied Petroleum Gas.

b) LNG : Liquefied Natural Gas.

Page 33: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

22

Gambar 2.13 Gas Detector

Untuk LPG, maka letak detektor adalah di bawah, yaitu sekitar 30 cm dari

lantai dengan arah detektor menghadap ke atas. Hal ini dimaksudkan agar saat

bocor, gas elpiji yang turun akan masuk ke dalam ruang detector sehingga dapat

terdeteksi. Jarak antara detektor dengan sumber kebocoran tidak melebihi dari 4m.

Untuk LNG, maka pemasangan detektornya adalah tinggi di atas lantai,

tepatnya 30cm di bawah plafon dengan posisi detektor menghadap ke bawah.

Sesuai dengan sifatnya, maka saat bocor gas ini akan naik ke udara sehingga bisa

terdeteksi. Jarak dengan sumber kebocoran hendaknya tidak melebihi 8m

Dari dua jenis gas tersebut, Elpiji-lah yang paling banyak digunakan di

rumah-rumah. Perbedaan LPG dengan LNG adalah: Elpiji lebih berat daripada

udara, sehingga apabila bocor, gas akan turun mendekati lantai (tidak terbang ke

udara). Sedangkan LNG lebih ringan daripada udara, sehingga jika terjadi

kebocoran, maka gasnya akan terbang ke udara. Perbedaan sifat gas inilah yang

menentukan posisi detektor.

Page 34: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

23

II.1.3 Peralatan Fire Fighting

II.I.3.1 Fire Hydrant

Fire Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif

dengan menggunakan media air. Fire Hidrant dihubungkan ke sumber air

menggunakan pipa yang akan digunakan untuk memadamkan api. Fire Hidran

juga menjadi sumber air bagi pemadam kebakaran untuk mengisi pasokan air saat

memadamkan api.

Fire Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant halaman (pilar) dan hydrant

gedung (box). Hidran gedung atau biasa disebut hidran box merupakan alat

pemadam kebakaran yang dipasang di dalam gedung dan menggunakan pasokan

air dari dalam gedung. Hidran box biasa dipasang menempel di dinding.

Gambar 2.14 Hydrant Box

Hidran halaman atau biasa disebut dengan hidran pilar adalah suatu alat

pemadam kebakaran yang membutuhkan pasokan air, yang terpasang diluar

gedung atau bangunan. Hidran ini biasanya digunakan oleh pemadam kebakaran

Page 35: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

24

bila pasokan air mobil pemadam kebakaran kekurangan air. Hidran ini diletakkan

disepanjang akses mobil pemadam kebakaran.

Gambar 2.15 Hidran Pilar

II.I.3.2 Sprinkler

Springkler merupakan sistem yang bekerja secara otomatis memancarkan

air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaknya

mencegah meluasnya kebakaran. Springkler akan secara otomatis menyala bila

ada kebakaran yang terjadi. Sistem sprinkler harus dipasang terpisah dari sistem

perpipaan dan pemompaan lainnya, serta memiliki sumber air sendiri.

Gambar 2.16 Sprinkler

Page 36: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

25

Sistem Sprinkler dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:

Dry Pipe System, pada sistem ini di dalam salurannya tidak terisi air. Saat

terjadi kebakaran alarm akan mengirimkan sinyal untuk membuka katup dan

menyalurkan air bertekanan.

Wet Pipe System Dimana saluran/ pipa sprinkler berada telah terisi dengan

air, saat terjadi kebakaran dan panas mencapai titik pecah kaca sprinkler, air

langsung menyembur keluar.

Deluge System, sistem ini biasa disebut open sprinkler, karena tidak

menunggu bulb pecah. Jenis ini biasanya dimanfaatkan untuk tempat/ benda

yang memiliki resiko kebakaran berat.

Sprinkler dapat pula dibagi menjadi dua kategori berdasarkan mode

aktivasi pengiriman air:

a. Dalam versi “fusible element”, panas mencairkan stopper metal

yang menyumbat lubang pengiriman air.

b. Dalam versi “bulb”, temperatur tinggi memanaskan cairan dalam

bohlam kaca (glass bulb), sampai bulb pecah.

Gambar 2.17 sprinkler fusible element type, bulb type

Page 37: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

26

II.I.4 Main Control Fire alarm

Dalam sistem fire alarm, Main Control Fire Alarm berfungsi sebagai pusat

pengendali semua sistem dan merupakan inti dari semua sistem alarm. Oleh sebab

itu, maka lokasi penempatannya harus direncanakan dengan baik. Syarat

utamanya adalah tempatkan panel sejauh mungkin dari lokasi yang berpotensial

menimbulkan kebakaran dan jauh dari campur tangan orang yang tidak berhak.

Gambar 2.18 Conventional Fire Alarm Control Panel

Tampak luar panel fire alarm umumnya berupa metal kabinet dari bahan

yang kokoh. Pada beberapa tipe ada yang berwarna merah, mungkin dengan

maksud agar bisa dibedakan dengan panel listrik ataupun panel instrumentasi

lainnya.

Page 38: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

27

Panel fire alarm memiliki kapasitas zone, misalnya 1 zone, 5 zone, 10 dan

seterusnya. Pemilihan kapasitas panel disesuaikan dengan banyaknya lokasi yang

akan diproteksi, selain tentu saja pertimbangan soal harga. Di bagian depannya

tertera sederetan lampu indikator yang menunjukkan aktivitas sistem. Kesalahan

sekecil apapun akan terdeteksi oleh panel ini, diantaranya:

1. Indikator zone yang menunjukkan Lokasi Kebakaran (fire) dan

kabel putus (zonefault).

2. Indikator Power untuk memastikan bagus tidaknya pasokan

listrikpada sistem.

3. Indikator Battery untuk memastikan kondisi baterai masih penuh

atau sudah lemah.

4. Indikator Attention untuk mengingatkan operator akan adanya

posisi switch yang salah.

5. Indikator Accumulation untuk menandakan bahwa sesaat lagi akan

terjadi deteksi dan sederetan indikator lainnya.

Panel fire alarm tidak memerlukan pengoperasian manual secara rutin,

karena secara teknis ia sudah beroperasi selama 24 jam non-stop. Namun yang

diperlukan adalah pengawasan dan pemeliharaan oleh pekerja yang sebaiknya

ditunjuk khusus untuk melakukan itu. Setiap kesalahan (trouble) yang terjadi

harus segera dilaporkan dan ditindaklanjuti, sebab kita tidak pernah tahu kapan

terjadinya bahaya kebakaran.

Page 39: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

28

Pengujian berkala perlu dilakukan sedikitnya dua kali dalam setahun guna

memastikan keseluruhan sistem bekerja dengan baik. Untuk menguji sistem

diperlukan satu standar operasi yang benar, jangan sampai menimbulkan

kepanikan luar biasa bagi orang-orang di sekitarnya disebabkan oleh bunyi bell

alarm dari sistem yang kita uji.

II.I.5 Terminal Box Fire alarm

Fungsi TBFA (Terminal Box Fire alarm) adalah untuk memudahkan

pemeriksaan (troubleshooting) dan pemeliharaan (maintenance). Box ini biasanya

berwarna merah agar bisa dibedakan dari terminal box lainnya. Peletakkan

terminal box fire bisa di ujung koridor gedung dengan maksud agar kabel bisa

turun dengan mudah melalui lorong penghubung antar lantai yang disebut shaft.

Di shaft inilah biasanya instalasi ME (Mechanical Electrical) dilakukan, seperti

jalur listrik, telepon, jaringan komputer, pipa air dan sebagainya.

Sebelum masuk ke panel utama, kabel dari TBFA “diparkir” dulu di

MDFA. MDFA adalah Main Distribution Frame fire alarm yang merupakan

kumpulan jalur utama dari setiap lantai atau lokasi. Khusus untuk jalur ini kita

bisa memakai kabel dari jenis tahanan api (FRC, Fire Resistant Cable) supaya

sinyal supervisi tidak terputus oleh adanya kebakaran di sepanjang jalur ini.

II.I.6 TIGA SERANGKAI FIRE ALARM

Ketiga alat yang dimaksud adalah Manual Call Point, Fire Alarm Bell,

dan Indicator Lamp. Disebut tiga serangkai, karena ketiganya biasa dipasang di

Page 40: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

29

tembok berjajar ke bawah ataupun ditempatkan dalam satu plat metal yang berada

tepat di atas lemari hidran (selang pemadam api).

II.I.6.1 Manual Call Point

Fungsi alat ini adalah untuk mengaktifkan sirine tanda kebakaran (fire

bell) secara manual dengan cara memecahkan kaca atau plastik transparan di

bagian tengahnya. Istilah lain untuk alat ini adalah Emergency Break Glass. Di

dalamnya hanya berupa saklar biasa yang berupa microswitch atau tombol tekan.

Salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah soal lokasi

penempatannya. Terbaik jika unit ini diletakkan di lokasi yang sering terlihat oleh

banyak orang, terlewati oleh orang saat berlarian ke luar bangunan,dan mudah

dijangkau.

Gambar 2.19 Manual Call Point

Untuk menguji fungsi alat ini tidak perlu dengan memecahkan kaca,

karena sudah tersedia tongkat atau kunci khusus, sehingga saklar bisa tertekan

tanpa harus memecahkan kaca. Kaca yang telanjur retak atau pecah bisa diganti

dengan yang baru. Di beberapa tipe ada yang dilengkapi dengan fungsi intercom

(TEL). Petugas penguji dapat melakukan komunikasi dengan penjaga di Panel

Control Room dengan memasukkan handset telepon ke dalam jack pada MCP.

Page 41: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

30

Seketika itu juga telepon di panel akan aktif,sehingga kedua orang ini bisa saling

berkomunikasi.

II.I.6.2 Indicator Lamp

Indicator lamp adalah lampu yang berfungsi sebagai pertanda aktif

tidaknya sistem fire alarm atau sebagai pertanda adanya kebakaran. Indicator

Lamp pada fire alarm adalah lampu yang menunjukkan adanya power pada panel

ataupun menunjukkan trouble dan atau kebakaran. Di dalamnya hanya berupa

lampu bohlam (bulb) berdaya 30V/2W atau lampu LED berarus rendah. Oleh

karena itu, dalam sistem yang normal (tidak pada saat kebakaran) seharusnya

lampu ini menyala (On). Sebaliknya apabila lampu mati artinya ada trouble pada

power. Pada beberapa produk, indikasi kebakaran dinyatakan dengan lampu

indikator yang berkedip-kedip.

Gambar 2.20 Indicator Lamp

II.I.6.3 Fire Bell

Fire bell akan membunyikan bunyi alarm kebakaran yang khas. Suaranya

cukup nyaring dalam jarak yang relatif jauh. Tegangan output yang keluar dari

panel fire alarm adalah 24VDC, sehingga jenis fire bell 24VDC-lah yang banyak

dipakai saat ini, sekalipun versi 12VDC juga tersedia.

Page 42: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

31

Gambar 2.21 Fire Bell.

Perlu diperhatikan dalam pemasangan fire bell (pada tipe Gong) adalah

kedudukan piringan bell terhadap batang pemukul piringan jangan sampai salah.

Jika tidak pas, maka bunyi bell menjadi tidak nyaring.

Page 43: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

32

II.2 Instalasi Fire Alarm.

II.2.1. Peralatan.

Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan berdasarkan struktur

gedung. Dimana manual push button dipasang bersatu dengan hydrant box. Alarm

bell dipasang bersatu dengan hydrant box, dan untuk ruangan tertentu dimana

tidak terdapat hydrant box maka pemasangannya 0,5 m dibawah plafond/ceilling.

Alarm lamp di pasang bersatu dengan hydrant box. Disekitar detektor harus ada

ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari detektor lain.

II.2.2 Kabel

Cara pemasangan kabel :

Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke modul menggunakan

jenis FRC dan dipasang dalam pipa conduit. Kabel yang dipakai untuk instalasi

masing-masing detektor adalah jenis NYA dengan ukuran 2 x (1 x 1,5) mm2

dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4" dengan saddle klem. Kabel untuk outlet fire

intercom menggunakan FRC 3 x 1,5 mm2 yang dipasangdalam PVC conduit Ø

3/4". Kabel power untuk masing-masing modul menggunakan kabel FRC 2 x 1,5

mm2 dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel yang dipakai untuk instalasi

manual push button, alarm bell, flasher lamp, flow switch, tamperswitch, panel

AC, pressurize fan, panel lift dan kontrol lainnya menggunakan kabel FRC 2 x 1,5

mm2 yang dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel yang digunakan untuk

annunciator menggunakan kabel FRC 3 x 1,5 mm2

dan FRC shielded twisted 16

AWG, 2 pair.

Page 44: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

33

Jenis Kabel Yang Digunakan :

1) NYA 2 x (1 x 1,5 mm2)

2) FRC STP 16 AWG, 1 pair

3) FRC 2 x 1,5 mm2

4) FRC 3 x 1,5 mm2

II.2.3 Konduit

Konduit yang dipakai adalah PVC high impact conduit dengan diameter

dalam minimum 1 1/2 kali diameter luar kabel.

II.2.4 Kriteria Perencanaan

Kriteria dan pemilihan jenis detektor tergantung dari:

a) Tinggi Ruang

Tinggi Max. (m) Heat Detector Smoke Detector

0 – 7,5 Cocok Sangat cocok

7,5 – 10 Tidak cocok Sangat cocok

10 – 20 Tidak cocok cocok

Tabel 2.1 Penentuan detektor berdasarkan Tinggi Ruang

Page 45: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

34

b) Area Pencakupan

Detektor (m) Area (m2) pada tinggi 3 m

Heat 25 – 46

Smoke Detector 50 – 92

Tabel 2.2 Penentuan Detektor berdasarkan Area Pencakupan

c) Jenis Ruangan

Jenis Ruangan Detektor

Lobby, Corridor Rate of Rise Heat Detector

M&E room Smoke Detector

Pantry / Kitchen Fixed Temperature Heat Detector

Ruang Genset Fixed Temperature Heat Detector

Ruang Kontrol Smoke Detector

Kamar Tidur Smoke Detector

Tabel 2.3 Penentuan Detektor Berdasarkan Jenis Ruangan

Page 46: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data bertempat di Kampus Teknik Gowa Universitas

Hasanuddin yang terletak di Jl. Poros Makassar - Malino, Kelurahan Borongloe,

Kecamatan Bontomarannu Kab.Gowa Sulawesi Selatan (Sulsel), atau sekitar 15

kilometer dari ibukota Sulsel, Makassar. Bangunan tersebut berada di lokasi eks

Pabrik Kertas Gowa (PKG).

III.2 Waktu dan Tempat Pengambilan Data

Waktu pengambilan data dan penulisan tugas akhir ini dimulai bulan

September 2011 sampai dengan November 2011 bertempat di Gowa.

III.3 Pengambilan Data

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Metode deskriptif yaitu mengadakan pengamatan terhadap subjek yang

diteliti, yaitu tentang fire alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus

Teknik Gowa.

2. Melakukan wawancara atau diskusi dengan pihak terkait dengan

maksud mendapatkan penjelasan dan data-data tentang objek yang

diteliti.

Page 47: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

36

3. Melakukan analisa data dengan menghitung perhitungan yang terkait

dengan objek yang diteliti.

4. Studi literature yaitu mengadakan studi dari buku, majalah, internet

dan sumber bahan perpustakaan atau informasi yang terkait dengan

materi yang dibahas pada tulisan ini.

III.4 Bagian Gedung Jurusan Teknik Sipil

Gedung Jurusan Teknik Sipil merupakan sebuah bangunan pada Kampus

Teknik Gowa yang terdiri dari 4 lantai. Dimana dalam setiap lantai memiliki

ruangan yang berbeda-beda dengan fungsi masing-masing.

1. Lantai Dasar (Ground Floor) digunakan untuk :

Hydraulic Engineering LAB, Geotechnical LAB, Structure &

Building LAB dan Workshop.

2. Lantai 1 (First Floor) digunakan sebagai :

Hydraulic Engineering LAB office, Geotechnical LAB office,

Structure & Building LAB office dan ruangan penelitian.

3. Lantai 2 (Second Floor) digunakan sebagai :

Transportatioan LAB, Ruangan Seminar, Perpustakaan dan Kantin.

4. Lantai 3 (Third Floor) digunakan sebagai :

Sanitation LAB, Environment LAB, ruangan kuliah, ruangan dosen,

dan ruangan komputer.

Page 48: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

37

III.5 Sistem Instalasi Fire alarm pada Gedung Jurusan Teknik Sipil

Pada Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa jenis instalasi

yang diteliti adalah Instalasi fire alarm. Dimaksudkan untuk menganalisis

pemilihan detektor yang digunakan pada sistem fire alarm, menghitung titik

detektor pada ruangan, menganalisis instalasi fire alarm yang terpasang,

menganalisis sistem fire hidrant, dan menganalisis sistem komunikasi fire alarm

pada Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa. Data yang diperoleh

diolah dan dilakukan analisis perhitungan dengan memakai acuan PUIL 2000 dan

SNI 03-3985-2000.

III.6 Analisa Data

Berdasarkan data-data dari sistem instalasi Fire alarm Gedung Jurusan

Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa maka dapat dianalisa sebagai berikut :

1. Sesuai atau tidaknya detektor yang digunakan pada sistem fire alarm

Gedung Jurusan Teknik Sipil pada Kampus Teknik Gowa.

2. Sesuai atau tidaknya jumlah detektor yang dipasang pada instalasi fire

alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

3. Instalasi fire alarm pada gedung jurusan teknik Sipil Kampus Teknik

Gowa.

4. Sistem hydrant, Meliputi hydrant yang digunakan (indoor dan outdoor),

sumber air, pompa yang digunakan, suplai listrik untuk pompa dan

jaringan pipa yang digunakan.

Page 49: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

38

5. Sistem komunikasi yang digunakan dalam sistem fire alarm pada Gedung

Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa. Meliputi pemberitahuan

dalam gedung dan pemanggilan petugas pemadam kebakaran.

Page 50: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Analisis Pemilihan Detektor

Untuk memilih detektor yang tepat untuk digunakan dalam sistem fire alarm

pada Kampus Teknik Gowa Universitas Hasanuddin, pertama-tama kita perlu

memperhatikan ruangan atau bagian dari gedung yang akan dipasangi detektor dan

juga memperhatikan SNI 03-3985-2000, mengenai Tata Cara Perencanaan,

Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan

Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan juga Panduan Pemasangan Sistem

Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan

Rumah dan Gedung, dari Departemen Pekerjaan Umum.

Tidak semua ruangan atau bagian dari gedung menggunakan detektor yang

sama. Tergantung pada fungsi, keadaan dan kebutuhan dari ruangan atau bagian

gedung tersebut. Berikut ini dapat kita lihat secara lengkap pemilihan jenis detektor

berdasar fungsi ruangan yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada

tabel 4.1 berikut ini:

Page 51: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

40

Tabel 4.1 Jenis detektor berdasarkan fungsi ruangan

FTD ROR/kombinasi

ROR dan FTD

Asap Nyala Api Gas

-Dapur -Ruang Perjamuan

-Garasi Mobil

-Restoran

-Ruang Sidang

-Ruang Tidur

-Ruang Generator

dan Transformator

-Lab. Kimia

-Studio Televisi

-Ruang

peralatan

kontrol

bangunan

-Ruang

resepsionis

-Ruang tamu

-Ruang mesin

-Ruang lift

-Ruang

pompa

-Ruang Ac

-Tangga

-Lobby

-Aula

-Shaft

-Perpustakaan

-Gedung

-Gudang

Material

yang mudah

terbakar

-Ruang

kontrol

instalasi

peralatan

vital

-Ruang

transformator/diesel

-Ruang yang berisi

gas yang mudah

terbakar

Sebagai contoh, kita coba memilih detektor yang sesuai untuk dipasang pada

pantry of west side building dengan cara menganalisa keadaan ruangan tersebut.

Pantry merupakan tempat yang sering mengalami perubahan suhu dan kadang timbul

uap panas, saat membuat minuman hangat misalnya. Sehingga apabila menggunakan

ROR atau smoke detector akan berpotensi besar menimbulkan false alarm. Oleh

karena itu penggunaan Fixed Temperature Detector merupakan pilihan terbaik.

Untuk hasil lengkap analisa pemilihan detektor yang tepat untuk digunakan pada

sistem fire alarm dapat dilihat di tabel 4.2 berikut ini:

Page 52: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

41

Nama Ruangan

Penggunaan Detector

Ket. Detector

Terpasang

Detector

Analisa

GF Floor Pantry At Female toilet Of West

Side Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

GF Floor Curing Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Workshop ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Material Storage ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Entrance of structure & Building

Lab

Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Laborant Room

Photo ElectricSmoke Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Special Equipment Storage

Photo ElectricSmo-

keDetector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Structure & Building Material Lab ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Machine Room

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

GF Floor East Stair Case Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

Page 53: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

42

GF Floor Mushallah Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Spesial Equipment & Laboran

Room

Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Geothermal Lab ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

GF Floor Hydralic Engginering Area ROR Heat Detector

ROR Heat Detector

sesuai

GF Floor Pantri at Male Toilet of east side

Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

GF Floor Laborant Room Photo ElectricSmo-

keDetector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Control Room Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor Special Storage Room Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

GF Floor West Stair Case Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

1st floor Pantri At Female Of West Side

Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

Page 54: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

43

1st floor Structure & Building Lab Office ROR Heat Detector &

Photo Electric Smoke

Detector

ROR Heat Detector

& Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

1st floor Ceiling Void Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor Void of Machine Room Fixed Temperature Fixed Temperature

Detector

sesuai

1st floor Entrance To F1-6-2 Part 1 ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor F1-6-5 Meeting Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor F1-6-6 Meeting Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor F1-6-7 Research 1 ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor F1-6-8 Research 2 ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor F1-6-9 Research 3 ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor Mushallah Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor Void Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor GeotecnicalLab.Offic ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

1st floor Pantri at Male Toilet of east side

Building

FixedTemperatureDetect

or

Fixed Temperature

Detector

sesuai

2nd Floor Pantri At Female toilet Of West

Side Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

2nd Floor Canteen Fixed temperature ROR Heat Detector tidak

Page 55: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

44

2nd Floor Large Seminar Room ROR Heat ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor Small Seminar Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor Entrance Administrator Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-14 Administrator Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor South East Corridor Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-12 Lecture Lounge ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor Mushallah Room West Side

Building

ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor Mushallah Room East Side

Building

ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-8 Special Equip. Storage PESmokeDetector Photo Electric

SmokeDetector

sesuai

2nd Floor F2-15-11 Transportation Lab.Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-9 Laborant Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-10 Special Equipment

Storage

Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

2nd Floor Corridor ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-2 Meeting Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-1 Entrance ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor F2-15-(5-7)Research ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

2nd Floor Pantri at Male Toilet of east side

Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

Page 56: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

45

3rd Floor West Stair Case PE Smoke Detector PE Smoke Detector sesuai

3rd Floor Pantri at Male Toilet of east side

Building

Fixed Temperature

Detector

Fixed Temperature

Detector

sesuai

3rd Floor Professor Room ROR Heat Detector &

Photo Electric Smoke

Detector

ROR Heat Detector

& Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

3rd Floor South East Corridor Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Mushallah Room East Side

Building

ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Mushallah Room West Side

Building

ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Sanitation Lab Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Laborant Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Special Storage Room Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

3rd Floor Sanitation Lab Area Up Concret

Table Cemical Rack&Sink

ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor F3 – 22 Corridor ROR Heat ROR Heat sesuai

3rd Floor Corridor ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Partical Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd

Floor Enviroment Lab Area ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor Laborant Room ROR Heat Detector ROR Heat Detector sesuai

Page 57: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil analisa pemilihanan Detektor dengan Detektor yang

terpasang

46

3rd Floor Spesial Storage Room PhElectric Smoke

Detector

PhElectric Smoke

Detector

sesuai

3rd Floor Pantri east side Buildi ROR Heat ROR Heat Detector sesuai

3rd Floor West Stair Case Photo Electric Smoke

Detector

Photo Electric

Smoke Detector

sesuai

Page 58: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

47

IV. 2 Analisis Perhitungan Jumlah Detektor

Perhitungan jumlah detektor dalam suatu ruangan sangatlah penting agar

proteksinya dapat bekerja sesuia dengan yang kita inginkan. Perhitungan ini

berdasarkan SNI 03-3985-2000. Untuk menghitung jumlah detektor, pertama harus

diketahui ketinggian Ceilling untuk mendapatkan faktor pengali (%).

Tabel 4.3 Faktor pengali sesuai ketinggian langit-langit

Ketinggian Langit-Langit (m) Faktor Pengali (%)

0 – 3,0 100

3,0 – 3,6 91

3,6 – 4,2 84

4,2 – 4,8 77

4,8 – 5,4 71

5,4 – 6,0 64

6,0 – 6,7 58

6,7 – 7,3 52

7,3 – 7,9 46

7,9 – 8,5 40

8,5 – 9,1 34

Page 59: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

48

Setelah mendapatkan faktor pengali, selanjutnya menentukan jarak antar

detektor (S), dimana untuk detektor asap jarak antar detektor tidak boleh melebihi 12

meter dan untuk detektor panas tidak boleh melebihi tujuh meter.

Untuk detektor asap, S = 12 x faktor pengali (%)

Untuk detektor panas, S = 7 x faktor pengali (%)

Setelah itu, menentukan :

JDP = p : S

JDL = l : S

terakhir, penentuan total jumlah detektor :

TJD = JDP x JDL

Ket :

JDP = Jumlah Detektor Panjang, satuan buah

JDL = Jumlah Detektor Lebar, satuan buah

p = panjang ruangan, satuan meter (m)

l = lebar ruangan, satuan meter (m)

Page 60: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

49

S = jarak antar detektor, satuan meter (m)

TJD = Total Jumlah Detektor, satuan buah.

Sebagai contoh kita menganalisa ruangan sanitation lab area pada lantai tiga.

Direncanakan menggunakan ROR Heat Detector, dengan ukuran ruangan 14,4m x

18m, dan ketinggian langit-langit 3m maka :

S = 7 x 1

= 7 m

JDP = 14,4 / 7 JDL = 18 / 7

= 2,06 ≈ 2 buah = 2,57 ≈ 3 buah

TJD = JDP x JDL

= 2 x 3 = 6 buah

Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka jumlah detektor yang terpasang

pada ruangan lab sanitasi Gedung Jurusan Sipil Kampus Teknik Gowa sesuai dengan

standar yang berlaku.

Namun ada pula ruangan yang penentuan jumlah detektornya tidak sesuai

dengan hasil perhitungan, sebagai contohnya void area (Hydraulic lab) pada first

Page 61: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

50

floor direncanakan menggunakan ROR Heat Detector.dengan ukuran ruangan 28,8m

x 9m, dan ketinggian langit-langit 8,5m maka :

S = 7 x 0,40

= 2,8 m

JDP = 28,8 / 2,8 JDL = 9 / 2,8

= 10,28 ≈ 10 buah = 3,21 ≈ 3 buah

TJD = JDP x JDL

= 10 x 3 = 30 buah

Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka jumlah detektor yang terpasang

pada ruangan ceiling void area (Hydraulic lab) Gedung Jurusan Sipil Kampus Teknik

Gowa tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Menurut perhitungan seharusnya

memasang 30 detektor tapi yang terpasang hanya 10 detektor. Untuk hasil lengkap

perhitungan jumlah titik detektor dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Page 62: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

51

Nama Ruangan p x l (m)

Jenis

Detektor

Jumlah Titik Detektor

Ket.

Analisa Terpasang

G

GF

Pantry At Female Of

West Side Building

5,5 x 6

Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

Curing Room 7,2 x 9

ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

Workshop 14,4 x 9 ROR Heat

Detektor

2 4 Memenuhi

standar

Material Storage 6,2 x 5,2

ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Entrance of structur

& Building Lab

6,5 x 4,5

PE Smoke

Detector

1 1 Memenuhi

standar

Laborant Room 4 x 4

Photo

ElectricSmo-

ke Detector

1 1 Memenuhi

standar

Special Equipment

Storage

4 x 4

Photo

ElectricSmo-

keDetector

1 1 Memenuhi

standar

EtranceStruc&Buil.M

ateriLab

7,2 x13,4

ROR Heat 2 3

Memenuhi

standar

Machine Room 3,6 x 9

Fixed

Temperatur

1 1 Memenuhi

standar

Page 63: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

52

G East Stair Case 3,6 x 9 Photo

Electric

Smoke

Detector

1 1

Memenuhi

standar

Mushallah Room 4,3 x 8,9 ROR Heat

Detector

1 1 Memenuhi

standar

Spesial Equipment &

Laboran Room

8,6 x7,13 PhotoElectri

cSmokeDete

ctor

1 2 Memenuhi

standar

Geotechnical Lab 21,6 x 18 ROR Heat

Detector

9 10 Memenuhi

standar

Hydralic Engginering

Area

28,8 x 9 ROR Heat

Detector

4 10 Memenuhi

standar

Pantri at Male Toilet

of east side Building

3,6 x 6,3 Fixed

Temperature

1 1 Memenuhi

standar

Laborant Room 6,6 x 4,3 Photo

ElectricSmo-

keDetector

1 1 Memenuhi

standar

Control Room 2 x 3,4 P.Electric

Smoke

1 1 Memenuhi

standar

Special Storage

Room

5,2 x 6,2 Photo

Electric

Smoke

1 1 Memenuhi

standar

Page 64: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

53

Assisten Lab Room 5,2 x 6,2 Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

West Stair Case 3,9 x 6,2 Photo

Electric

Smoke

Detector

1 1

Memenuhi

standar

1

1st

Pantri At Female Of

West Side Building

3,6 x 6,7 Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

Ceiling Void Area

(structure lab)

28,8 x 18 ROR Heat

Detektor

60 15 Tidak

memenuhi

Void of Machine

Room

7,2 x 9 Fixed

Temperature

1 1 Memenuhi

standar

Entrance To F1-6-2

Part 1

8,9 x 1,7 ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

F1-6-2 PAR 1 7,2 x 9 ROR Heat 1 1 Memenuhi

standar

F1-6-3 PAR 2 4,5 x3,3 ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

F1-6-4 PAR 3 4 x 1,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F1-6-5 Meeting

Room

4,4 x 1,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F1-6-6 Meeting 7,2 x 9 ROR Heat 1 1 Memenuhi

standar

Page 65: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

54

Room Detektor

F1-6-7 Research 1 7,2 x 9 ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

F1-6-8 Research 2 7,2 x 9 ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

F1-6-9 Research 3 3,6 x 6,7 ROR Heat

Detektor

2 2 Memenuhi

standar

Mushallah Room 3,6 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Void Area 36 x 9 ROR Heat

Detektor

30 10 Tidak

Memenuhi

Geotecnical

Lab.Office

21,6 x 9 ROR Heat

Detektor

3 8 Memenuhi

standar

Pantri at Male Toilet

of east side Building

3,6 x 6,7 FixedTempe

ratureDetect

or

1 1

Memenuhi

standar

2

2nd

Pantri At Female Of

West Side Building

3,6 x 6,7 Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

Canteen 7,2 x 9 ROR Heat r 1 2 Memenuhi

standar

Large Seminar Room 14,4 x 9 ROR 2 4 Memenuhi

standar

Small Seminar Room 7,2 x 9 ROR Heat 1 2 Memenuhi

standar

Page 66: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

55

Detektor

Entrance

Administrator Area

3,6 x 9 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

South East Corridor

Area

28,8 x

6,7

ROR Heat

Detektor

4 5 Memenuhi

standar

F2-12 Lecture

Lounge

28,8x6,7 ROR Heat

Detektor

4 4 Memenuhi

standar

Mushallah Room 3,6 x 3,3 ROR Heat 1 1 Memenuhi

standar

Mushallah Room

East Side Building

3,6 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-8 Special

Equip. Storage

3,6 x 6,7 PESmokeDe

tector

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-11

Transportation

Lab.Area

21,6 x

13,4

ROR Heat

Detektor

6 9 Memenuhi

standar

F2-15-9 Laborant

Room

7,2 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-10 Special

Equipment Storage

7,2 x 6,7 Photo

Electric

Smoke

Detector

1 1

Memenuhi

standar

Corridor 5,4 x 3,3 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-2 Meeting 3,6 x 6,7 ROR Heat 1 1 Memenuhi

standar

Page 67: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

56

Room Detektor

F2-15-1 Entrance 5,4 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-3 PAR 1 5,4 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-4 PAR 2 5,4 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

F2-15-(5-7)Research 21,6 x 9 ROR Heat

Detektor

3 6 Memenuhi

standar

Pantri at Male Toilet

of east side Building

3,6 x 6,7 Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

West Stair Case 5,4 x 6,7 PE Smoke

Detector

1 1 Memenuhi

standar

3

3rd

Pantri at male Toilet

of west side Building

2 x 6,7 Fixed

Temperature

Detector

1 1 Memenuhi

standar

South East Corridor

Area

28,8 x

6,7

ROR Heat

Detektor

4 5 Memenuhi

standar

Mushallah Room

East Side Building

3,6 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Mushallah Room

West Side Building

3,6 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Sanitation Lab Area 14,4 x 18 ROR Heat

Detektor

6 6 Memenuhi

standar

Page 68: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

Tabel 4.4 Perbandingan hasil perhitungan jumlah detektor dengan detektor yang

terpasang

57

Laborant Room 3,7 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Special Storage

Room

3,7 x 6,7 Photo

Electric

Smoke

Detector

1 1

Memenuhi

standar

Corridor 9,9 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 2 Memenuhi

standar

Partical Room 28,8 x 9 ROR Heat

Detektor

4 10 Memenuhi

standar

Enviroment Lab Area 14,4 x 9 ROR Heat

Detektor

4 4 Memenuhi

standar

Laborant Room 3,7 x 6,7 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

Spesial Storage

Room

3,7 x 6,7 PhElectric

Smoke Dtc

1 1 Memenuhi

standar

Pantri at Male Toilet

of east side Building

6 x 3,35 ROR Heat

Detektor

1 1 Memenuhi

standar

West Stair Case 3,7 x 6,7 Photo

Electric

Smoke

Detector

1 1

Memenuhi

standar

Page 69: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

58

IV.3 Analisis Instalasi Fire Alarm

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 3986 tentang Instalasi Alarm

Kebakaran Otomatis, Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa masuk

dalam kelompok fungsi 9b, yaitu bangunan umum (pendidikan) dengan luas minimal

bangunan 200m2 dan dengan 3 lantai. Menurut Standar tersebut standar minimal

sistem deteksi dan alarm yang digunakan adalah sistem manual. Hal tersebut sesuai

dengan sistem yang digunakan pada gedung tersebut, yaitu menggunakan sistem

Semi Addressable.

Menurut gambar rancang instalasi detektor pada Gedung Jurusan Teknik Sipil

Kampus Teknik Gowa, pemasangannya menggunakan jalur garis lurus. Namun pada

prakteknya, pada daerah yang tidak menggunakan ceiling, detektor dipasang dengan

jalur menyerupai tulang ikan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kerapian dari

pemasangan detektor di ruang ekspose (terbuka, tidak tertutup ceiling).

Kabel yang digunakan untuk instalasi detektor adalah kabel NYA

2(1x1,5mm2). Sedangkan untuk tiga serangkai fire alarm, yaitu Indicator lamp, fire

bell, dan manual push button menggunakan kabel NYA 2(1x2,5mm2). Dengan

memperhatikan spesifikasi dari alat – alat tersebut dapat kita lihat bahwa arus yang

mengalir pada peralatan tersebut sangatlah kecil dan hanya akan mengalirkan arus

saat gejala kebakaran terdeteksi, sehingga dapat dikatakan tidak akan ada masalah

dengan penghantar yang digunakan, dimana untuk kabel NYA 2(1x1,5mm2) arus

Page 70: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

59

nominal yang dapat dilewatkan adalah sebesar 15 A dan untuk kabel NYA

2(1x2,5mm2) arus nominal yang dapat dilewatkan sebesar 20 A.

Detektor di Gedung Jurusan Teknik Sipil tidak hanya dipasang pada langit –

langit tetapi ada juga yang dipasang pada ceiling dan di daerah tangga. Berikut ini

adalah gambar cara pemasangan ROR detector pada ceiling:

Gambar 4.1 Pemasangan ROR Detector pada Ceiling

Selanjutnya gambar pemasangan Smoke Detector pada daerah tangga:

Gambar 4.2 Pemasangan Photo Electric Smoke Detector pada daerah tangga

IV.4 Analisis Sistem Hydrant

Pada Kampus Teknik Gowa terdapat sistem Fire Fighting yang digunakan

untuk menanggulangi kebakaran sebelum memanggil pemadam kebakaran. Sistem

Page 71: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

60

Fire Fighting yang dimaksud adalah sistem Hydrant. Di dalam gedung digunakan

Hydrant Box dan diluar gedung ada Hydrant Pillar. Dari kedua Hydrant tersebut

dapat diperoleh air untuk memadamkan api.

Air yang digunakan bersumber dari PDAM. Air disimpan di dalam CWT

(Central Water Tank). Pengisian CWT yang dihubungan dengan sumber air PDAM

sesuai dengan SNI 03-1735-2000.

Setelah itu dengan menggunakan pompa, air dialirkan ke gedung, dengan jalur

sebagai berikut: CWT – Ruang Pompa – Saluran Main Line – Ground Tank – Elevate

Tank. Untuk Hydrant Box air yang digunakan diambil dari Elevate Tank, sedangkan

untuk Hydrant Pillar air diambil dari Main Line.

Dalam penyaluran air, mulai dari CWT sampai bisa digunakan pada Hydran

Pillar dan Hydrant Box digunakan Sistem Hydrant Pump. Sistem ini terdiri atas panel

kontrol pompa dan unit pompa itu sendiri. Pompa dikontrol melalui panel kontrol,

sehingga dapat dihidupkan serta dimatikan dan juga untuk diketahui status dan

kondisi pompa.

Pompa yang digunakan untuk hydrant terdiri dari:

1. Electric Fire Pump, merupakan pompa utama yang digunakan untuk

menyalurkan air. Dengan motor 150KW/200HP/2900RPM/380V/50Hz dan

kapasitas 1250 GPM

Page 72: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

61

2. Diesel Fire Pump, merupakan pompa cadangan yang digunakan apabila

pompa utama tidak dapat digunakan. Dengan kapasitas 1250 GPM.

3. Jockey Fire Pump, merupakan pompa yang berfungsi mengatur tekanan air.

Dengan motor 5,5KW/7.5HP/2900RPM/380V/50Hz dan kapasitas 30 GPM.

Gambar 4.3 Jalur Listrik Fire Pump

Pompa utama langsung disuplai dari PLN. Apabila sumber listrik dari PLN

padam maka yang akan mensuplai adalah generator pada Workshop. Generator diesel

dengan daya 315KVA, tegangan 400V dan frekuensi 50Hz menjadi backup suplai

dari pompa utama. Dan apabila generator tidak dapat mensuplai pompa utama karena

satu dan lain hal maka akan digunakan Diesel Fire Pump. Berdasarkan hal tersebut,

dapat dikatakan keandalan sistem pompa ini terjamin.

Page 73: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

62

Gambar 4.4 Rangkaian Kontrol Fire Pump

Saat tidak terjadi gangguan, fire pump tidak mendapatkan suplai listrik dari

PLN karena coil C1 tidak Energize. Saat detektor mendeteksi gangguan, MCFA

mengirimkan sinyal untuk membuka switch, sehingga coil C1 mendapat suplai dan

energize. Hal ini membuat motor mendapatkan suplai dari PLN dan siap untuk

bekerja.

Saat tidak ada suplai dari PLN, coil C2 tidak energize, sehingga aki akan

mensuplai motor DC. Motor DC akan menjadi starter awal untuk genset diesel yang

sudah disiapkan untuk backup suplai fire pump. Begitu genset bekerja, maka TD

Page 74: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

63

mendapatkan suplai, dan mulai menghitung. Saat selesai menghitung maka coil C3

mendapatkan suplai dan energize. Sehingga genset akan mensuplai fire pump.

Berdasarkan SNI tentang Instalasi Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk

Proteksi Kebakaran dimana Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-

kurangnya 400 liter/menit. Hal ini sesuai dengan Pompa utama yang digunakan pada

gedung Jurusan Sipil Fakultas Teknik Gowa dimana gedung ini menggunakan 4,731

liter/menit (1250 GPM).

Tabel 4.5 Konversi Kapasitas Pompa (gpm – liter/menit)

Page 75: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

64

Perancangan jaringan pipa hydrant pada gedung ini menggunakan system

jaringan interkoneksi tertutup yaitu sistem ring. Sistem ini memberikan beberapa

keunggulan, antara lain sebagai berikut:

1. Air tetap dapat didistribusikan ke titik hydrant walaupun salah satu

area pipa mengalami kerusakan.

2. Semburan air hydrant lebih stabil, meskipun seluruh titik hydrant dibuka.

IV.4 Analisis Sistem Komunikasi

Dalam sistem fire alarm, selain sistem deteksi dan sistem fire fighting,

dibutuhkan juga sistem komunikasi yang baik guna mencegah dan menanggulangi

bahaya kebakaran. Sistem komunikasi yang dimaksud disini adalah sistem

komunikasi internal dan komunikasi untuk menghubungi pemadam. Sistem

komunikasi yang baik dapat memberikan informasi kepada orang – orang yang ada di

dalam gedung bahwa kebakaran tengah terjadi dan dapat melakukan panggilan

kepada pemadam kebakaran. Fungsi untuk memanggil pemadam kebakaran akan

menjadi sangat penting saat kebakaran yang terjadi sudah cukup besar dan tidak dapat

ditanggulangi hanya dengan sistem Hidran Box yang ada di dalam gedung.

Sistem Komunikasi yang digunakan pada Kampus Teknik Gowa adalah

sistem manual. Saat terjadi kebakaran petugas yang berada di ruang kontrol bertugas

melakukan pengecekan apakah alarm yang terjadi bukanlah false alarm dengan cara

mendatangi zone dimana detektor bekerja. Apabila kebakaran yang terjadi masih bisa

ditanggulangi secara mandiri maka cukup menggunakan peralatan yang ada di dalam

Page 76: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

65

gedung. Tetapi apabila kebakaran yang terjadi sudah tidak dapat dikendalikan maka

petugas harus segera menghubungi pihak pemadam kebakaran.

Menurut perancang sistem, kedepannya (future work) sistem komunikasi akan

menggunakan alat untuk memanggil pemadam kebakaran secara otomatis, alat

tersebut adalah alarm otomatis dial up fire. Alat ini adalah tipe mekanisme respon

sinyal yang akan secara otomatis memanggil pemadam kebakaran/polisi. Alat ini juga

akan memainkan rekaman pesan ketika kebakaran terdeteksi.

Page 77: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

V.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian di Kampus Teknik Gowa khususnya pada

Gedung Jurusan Teknik Sipil maka kami berkesimpulan bahwa :

1. Pemilihan detektor yang digunakan di Gedung Jurusan Teknik

Sipil pada Kampus Teknik Gowa pada umumnya telah sesuai

dengan panduan Dinas PU. Namun ada satu ruangan, yaitu kantin,

yang perlu peninjauan ulang untuk detektor yang digunakan.

2. Perhitungan jumlah detektor pada umumnya telah memenuhi

standar namun ada beberapa ruangan yang tidak sesuai dengan

hasil perhitungan seperti pada daerah ceiling void (Hydralic

Engginering Area). Perlu lebih diperhatikan masalah ketinggian

dari langit-langit daerah tersebut karena mempengaruhi area

deteksi dari detektor.

3. Instalasi fire alarm di Gedung Jurusan Teknik Sipil telah sesuai

Standar Nasional Indonesia (SNI).

4. Sistem Hydrant di Gedung Jurusan Teknik Sipil sangat baik

melihat pompa yang digunakan dan keandalan dalam menjaga

pompa hydrant tetap bekerja.

5. Sistem komunikasi yang digunakan untuk menunjang sistem fire

alarm di Gedung Jurusan Teknik Sipil sudah cukup baik.

Page 78: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

67

V.2 Saran

1. Detektor yang digunakan pada kantin (2nd

floor) lebih baik menggunakan

Fixed Temperature Detector untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

false alarm.

2. Diharapkan agar instalasi ROR Heat Detector pada Void Area (Hydralic

Engginering Area) First Floor sebaiknya ditambahkan. Dimana pada

ruangan tersebut hanya terpasang 10 detektor. Sementara menurut

perhitungan seharusnya 30 detektor yang dipasang untuk memenuhi

standard minimal.

3. Sistem fire alarm yang digunakan akan lebih baik apabila menggunakan

sistem Fully addressable karena dapat mengetahui secara spesifik tempat

terjadinya kebakaran.

4. Sistem komunikasi yang digunakan untuk menunjang kinerja sistem fire

alarm akan lebih baik jika menggunakan sistem otomatis karena dapat

melakukan kerja dengan cepat.

Page 79: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

DAFTAR PUSTAKA

BSN.2000.SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan

Pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untukpencegahan bahaya

kebakaran pada bangunan gedung.

BSN.1995.SNI 03-3986-1995 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik.

Menteri Pekerjaan Umum. 1985. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

2/KPTS/1985 tentang Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

pada Bangunan Gedung.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 1).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm.html. Diakses pada

tanggal 5 November 2010.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 2).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm-bagian-2.html.

Diakses Pada tanggal 5 November 2010.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 3).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm-bagian3.html.

Diakses Pada tanggal 5 November 2010.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 4).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm-bagian4.html.

Diakses Pada tanggal 5 November 2010.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 5).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm-bagian5.html.

Diakses Pada tanggal 5 November 2010.

Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 6).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/mengenal-fire-alarm-bagian5_28.html.

Diakses Pada tanggal 5 November 2010.

Neidle, Michael. 1989. Teknologi Instalasi Listrik. Edisi Ketiga. Pakpahan, Sahat.

Jakarta : Erlangga.

Sunarno.2006.Mekanikal Elektrikal Lanjutan. Yogyakarta : Andi.

Panitia Revisi PUIL-LIPI. (2000). Persyaratan Umum Instalasi Listrik.

Page 80: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

LAMPIRAN B

DETEKTOR DAN TIGA SERANGKAI FIRE ALARM

Page 81: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 82: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 83: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 84: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 85: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 86: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 87: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 88: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 89: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 90: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

LAMPIRAN C

SPESIFIKASI HYDRANT PUMP

Page 91: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata
Page 92: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

LAMPIRAN D

JURNAL TUGAS AKHIR

Page 93: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

1Mahasiswa S1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin D41107031 2Mahasiswa S1 Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin D41107106

STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWA

Laode Achmad Pulo

1, Raka Reviatna

2 Ansar Suyuti, Zaenab Muslimin

ABSTRAK

Fire alarm system adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem pemadam kebakaran. Peralatan utama yang

menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control

Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran (output signal) melalui komponen keluaran. Dalam Jurnal ini

dibahas mengenai bagaimana penentuan detektor yang digunakan pada instalasi fire alarm kampus

teknik gowa, bagaimana menghitung jumlah titik detektor yang digunakan pada instalasi fire alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03-3985-2000

tentang tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk

pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, bagaimana instalasi peralatan fire alarm,

bagaimana sistem fire hidrant pada Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa, dan bagaimana sistem komunikasi yang digunakan dalam sistem fire alarm.

Kata Kunci : Fire Alarm, Detektor, Fire Hydrant.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang sangat

cepat dalam segala hal membuat semua kalangan berusaha untuk menguasai dan

mengikuti perkembangan tersebut sesuai bidang

masing-masing. Salah satunya adalah

penguasaan teknologi dibidang kelistrikan, khususnya dalam hal pencegahan kebakaran

baik itu perumahan ataupun gedung bertingkat.

Hal ini diperlukan demi keamanan dan mencegah kerugian materi akibat kebakaran.

Deteksi dini sangat diperlukan dalam

mengatasi masalah ini, yaitu mendeteksi adanya

asap dan suhu yang menjadi ciri adanya kebakaran sebelum terjadinya kebakaran yang

lebih besar. Untuk mendeteksi keadaan tersebut

diperlukan suatu sistem keamanan yang dapat mendeteksi adanya gejala kebakaran. Tidak

hanya sampai pendeteksian tetapi juga

memberikan peringatan tentang adanya bahaya kebakaran dan penanggulangan awal dalam

memadamkan kebakaran.

Melihat kondisi diatas para mahasiswa

juga dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Oleh karena itu studi

mengenai instalasi fire alarm dianggap perlu.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari studi

ini, yaitu:

1. Menganalisa pemilihan detektor yang

digunakan pada sistem fire alarm Gedung

Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

2. Menghitung jumlah titik detektor yang

digunakan pada instalasi fire alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus Teknik Gowa.

3. Menganalisa instalasi fire alarm yang

terpasang pada Gedung Jurusan Teknik Sipil

Kampus Teknik Gowa. 4. Menganalisa Sistem Hidrant yang

terpasang pada Gedung Jurusan Teknik Sipil

Kampus Teknik Gowa. 5. Menganalisa sistem komunikasi fire

alarm Gedung Jurusan Teknik Sipil Kampus

Teknik Gowa.

II. Pembahasan

Menurut literature [4] dan [5] Ada 2

jenis fire alarm yaitu sistem konvensional, dan

sistem addressable (Semi Adressable dan Fully adressable), sedangkan yang digunakan atau di

terapkan di kampus teknik gowa ini adalah

sistem semi addresabble. Pada sistem Semi Addressable ini dilakukan pengelompokan

/zoning pada detektor & alat penerima masukan

berdasarkan area pengawasan (supervisory

area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller

yang mempunyai alamat/address yang spesifik.

Pada saat detektor memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya berdasarkan zone

controller yang mengumpankannya. Pada

display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan

Page 94: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

2

demikian tindakan yang harus diambil dapat

dilokalisir hanya pada zona tersebut

II.1 Analisis Pemilihan Detektor. Untuk memilih detektor yang tepat

untuk digunakan dalam sistem fire alarm pada

Kampus Teknik Gowa Universitas Hasanuddin,

pertama-tama kita perlu memperhatikan ruangan atau bagian dari gedung yang akan

dipasangi detektor dan juga memperhatikan

SNI 03-3985-2000 [1], mengenai Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian

Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan juga Panduan Pemasangan Sistem

Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan

Rumah dan Gedung [3], dari Departemen

Pekerjaan Umum.

Tidak semua ruangan atau bagian dari

gedung menggunakan detektor yang sama.

Tergantung pada fungsi, keadaan dan kebutuhan dari ruangan atau bagian gedung

tersebut. Berikut ini dapat kita lihat pemilihan

jenis detektor berdasar fungsi ruangan yang

dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum pada tabel berikut ini:

FTD ROR Asap

-Dapur -Ruang Perjamuan

-Garasi Mobil

-Restoran -Ruang Sidang

-Ruang Tidur

-Ruang Generator dan

Transformator

-Lab. Kimia

-Studio Televisi

-Ruang peralatan kontrol

bangunan

-Ruang resepsionis

-Ruang tamu

-Ruang mesin -Ruang lift

-Ruang pompa

-Ruang Ac

-Tangga -Lobby

-Aula

-Shaft -Perpustakaan

-Gedung

Tabel 2.1. Jenis detektor berdasarkan

fungsi ruangan

Sebagai contoh, kita coba memilih

detektor yang sesuai untuk dipasang pada pantry of west side building dengan cara

menganalisa keadaan ruangan tersebut. Pantry

merupakan tempat yang sering mengalami

perubahan suhu dan kadang timbul uap panas, saat membuat minuman hangat misalnya.

Sehingga apabila menggunakan ROR atau

smoke detector akan berpotensi besar menimbulkan false alarm. Oleh karena itu

penggunaan Fixed Temperature Detector

merupakan pilihan terbaik.

II. 2 Analisis Perhitungan Jumlah Detektor

Perhitungan jumlah detektor dalam

suatu ruangan sangatlah penting agar proteksinya dapat bekerja sesuia dengan yang

kita inginkan. Perhitungan ini berdasarkan SNI

03-3985-2000 [1]. Untuk menghitung jumlah detektor, pertama harus diketahui ketinggian

Ceilling ruangan tersebut untuk mendapatkan

faktor pengali (%).

Ketinggian Langit-Langit

(m)

Faktor Pengali

(%)

0 – 3,0 100

3,0 – 3,6 91

3,6 – 4,2 84

4,2 – 4,8 77

4,8 – 5,4 71

5,4 – 6,0 64

6,0 – 6,7 58

6,7 – 7,3 52

7,3 – 7,9 46

7,9 – 8,5 40

8,5 – 9,1 34

Tabel 2.2. Faktor pengali sesuai ketinggian langit-langit

Page 95: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

3

Setelah mendapatkan faktor pengali,

selanjutnya menentukan jarak antar detektor (S), dimana untuk detektor asap jarak antar

detektor tidak boleh melebihi 12 meter dan

untuk detektor panas tidak boleh melebihi tujuh

meter. Untuk detektor asap, S= 12 x faktor pengali (%)

Untuk detektor panas, S= 7 x faktor pengali (%)

Setelah itu, menentukan : JDP = p : S…................... (2.1)

JDL = l : S……………….. (2.2)

terakhir, penentuan total jumlah detektor : TJD = JDP x JDL………… (2.3)

Ket :

JDP =Jumlah Detektor Panjang, satuan buah

JDL =Jumlah Detektor Lebar, satuan buah P =panjang ruangan, satuan meter (m)

l =lebar ruangan, satuan meter (m)

S =jarak antar detektor, satuan meter (m) TJD =Total Jumlah Detektor, satuan buah.

Sebagai contoh kita menganalisa

ruangan sanitation lab area pada lantai tiga. Direncanakan menggunakan ROR Heat

Detector, dengan ukuran ruangan 14,4m x 18m,

dan ketinggian langit-langit 3m maka :

S = 7 x 1 = 7 m

JDP = 14,4 / 7

= 2,06 ≈ 2 buah JDL = 18 / 7

= 2,57 ≈ 3 buah

TJD = JDP x JDL

= 2 x 3 = 6 buah Dari hasil perhitungan yang dilakukan

maka jumlah detektor yang terpasang pada

ruangan lab sanitasi Gedung Jurusan Sipil Kampus Teknik Gowa sesuai dengan standar

yang berlaku.

Namun ada ruangan yang penentuan jumlah detektornya tidak sesuai dengan hasil

perhitungan, sebagai contohnya void area

(Hydraulic lab) pada first floor direncanakan

menggunakan ROR Heat Detector.dengan ukuran ruangan 28,8m x 9m, dan ketinggian

langit-langit 8,5m maka :

S = 7 x 0,40 = 2,8 m

JDP = 28,8 / 2,8

= 10,28 ≈ 10 buah JDL = 9 / 2,8

= 3,21 ≈ 3 buah

TJD = JDP x JDL

= 10 x 3 = 30 buah

Dari hasil perhitungan yang dilakukan

maka jumlah detektor yang terpasang pada ruangan ceiling void area (Hydraulic lab)

Gedung Jurusan Sipil Kampus Teknik Gowa

tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

Menurut perhitungan seharusnya memasang 30

detektor tapi yang terpasang hanya 10 detektor.

II.3 Analisis Instalasi Fire Alarm.

Menurut Standar Nasional Indonesia

(SNI) 03-3986-1995 [2] tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Gedung Jurusan Teknik

Sipil Kampus Teknik Gowa masuk dalam

kelompok fungsi 9b, yaitu bangunan umum (pendidikan) dengan luas minimal bangunan

200m2 dan dengan 3 lantai. Menurut Standar

tersebut standar minimal sistem deteksi dan

alarm yang digunakan adalah sistem manual. Hal tersebut sesuai dengan sistem yang

digunakan pada gedung tersebut, yaitu

menggunakan sistem Semi Addressable. Menurut gambar rancang instalasi

detektor pada Gedung Jurusan Teknik Sipil

Kampus Teknik Gowa, pemasangannya

menggunakan jalur garis lurus. Namun pada prakteknya, pada daerah yang tidak

menggunakan ceiling, detektor dipasang dengan

jalur menyerupai tulang ikan. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kerapian dari

pemasangan detektor di ruang ekspose (terbuka,

tidak tertutup ceiling). Kabel yang digunakan untuk instalasi

detektor adalah kabel NYA 2(1x1,5mm2).

Sedangkan untuk tiga serangkai fire alarm,

yaitu Indicator lamp, fire bell, dan manual push button menggunakan kabel NYA 2(1x2,5mm

2).

Dengan memperhatikan spesifikasi dari alat –

alat tersebut dapat kita lihat bahwa arus yang mengalir pada peralatan tersebut sangatlah kecil

dan hanya akan mengalirkan arus saat gejala

kebakaran terdeteksi, sehingga dapat dikatakan tidak akan ada masalah dengan penghantar yang

digunakan, dimana untuk kabel NYA

2(1x1,5mm2) arus nominal yang dapat

dilewatkan adalah sebesar 15 A dan untuk kabel NYA 2(1x2,5mm

2) arus nominal yang dapat

dilewatkan sebesar 20 A.

Detektor di Gedung Jurusan Teknik Sipil tidak hanya dipasang pada langit – langit

tetapi ada juga yang dipasang pada ceiling dan

di daerah tangga.

Berikut ini adalah gambar cara pemasangan ROR detector pada ceiling:

Page 96: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

4

Gambar 2.1. Pemasangan ROR Detector pada

Ceiling

Selanjutnya gambar pemasangan

Smoke Detector pada daerah tangga:

Gambar 2.2. Pemasangan Photo Electric Smoke

Detector pada daerah tangga

II.4 Analisis Sistem Hydrant. Pada Kampus Teknik Gowa terdapat

sistem Fire Fighting yang digunakan untuk

menanggulangi kebakaran sebelum memanggil

pemadam kebakaran. Sistem Fire Fighting yang dimaksud adalah sistem Hydrant. Di dalam

gedung digunakan Hydrant Box dan diluar

gedung ada Hydrant Pillar. Dari kedua Hydrant tersebut dapat diperoleh air untuk memadamkan

api.

Air yang digunakan bersumber dari

PDAM. Air disimpan di dalam CWT (Central Water Tank). Pengisian CWT yang dihubungan

dengan sumber air PDAM.Setelah itu dengan

menggunakan pompa, air dialirkan ke gedung, dengan jalur sebagai berikut: CWT – Ruang

Pompa – Saluran Main Line – Ground Tank –

Elevate Tank. Untuk Hydrant Box air yang digunakan diambil dari Elevate Tank,

sedangkan untuk Hydrant Pillar air diambil dari

Main Line.

Dalam penyaluran air, mulai dari CWT sampai bisa digunakan pada Hydran Pillar dan

Hydrant Box digunakan Sistem Hydrant Pump.

Sistem ini terdiri atas panel kontrol pompa dan unit pompa itu sendiri. Pompa dikontrol melalui

panel kontrol, sehingga dapat dihidupkan serta

dimatikan dan juga untuk diketahui status dan kondisi pompa. Pompa yang digunakan untuk

hydrant terdiri dari:

1. Electric Fire Pump, merupakan pompa

utama yang digunakan untuk menyalurkan air

dengan motor 150KW/200HP/2900RPM/380V/50Hz dan

kapasitas 1250 GPM

2. Diesel Fire Pump, merupakan pompa

cadangan yang digunakan apabila pompa utama tidak dapat digunakan. Dengan kapasitas 1250

GPM.

3. Jockey Fire Pump, merupakan pompa

yang berfungsi mengatur tekanan air dengan motor 5,5KW/7.5HP/2900RPM/380V/50Hz

dan kapasitas 30 GPM.

Gambar 2.3. Jalur Listrik Fire Pump

Gambar rangkaian control dibawah merupakan pendekatan yang digunakan oleh

penulis setelah melakukan wawancara dengan

pihak perancang. Pompa utama langsung disuplai dari PLN. Apabila sumber listrik dari

PLN padam maka yang akan mensuplai adalah

generator pada Workshop. Generator diesel

dengan daya 315KVA, tegangan 400V dan frekuensi 50Hz menjadi backup suplai dari

pompa utama. Dan apabila generator tidak

dapat mensuplai pompa utama karena satu dan lain hal maka akan digunakan Diesel Fire

Pump. Berdasarkan hal tersebut, dapat

dikatakan keandalan sistem pompa ini terjamin.

Gambar 2.4. Rangkaian Kontrol Fire Pump

Saat tidak terjadi gangguan, fire pump tidak mendapatkan suplai listrik dari PLN

karena coil C1 tidak Energize. Saat detektor

mendeteksi gangguan, MCFA mengirimkan

Page 97: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

5

sinyal untuk membuka switch, sehingga coil C1

mendapat suplai dan energize. Hal ini membuat motor mendapatkan suplai dari PLN dan siap

untuk bekerja.

Saat tidak ada suplai dari PLN, coil C2

tidak energize, sehingga aki akan mensuplai motor DC. Motor DC akan menjadi starter awal

untuk genset diesel yang sudah disiapkan untuk

backup suplai fire pump. Begitu genset bekerja, maka TD mendapatkan suplai, dan mulai

menghitung. Saat selesai menghitung maka coil

C3 mendapatkan suplai dan energize. Sehingga genset akan mensuplai fire pump.

Berdasarkan SNI tentang Instalasi

Pompa Yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi

Kebakaran dimana Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400

liter/menit. Hal ini sesuai dengan Pompa utama

yang digunakan pada gedung Jurusan Sipil Fakultas Teknik Gowa dimana gedung ini

menggunakan 4,731 liter/menit (1250 GPM).

Tabel 2.3. Konversi Kapasitas Pompa (gpm – liter/menit)

Perancangan jaringan pipa hydrant pada

gedung ini menggunakan system jaringan interkoneksi tertutup yaitu sistem ring. Sistem

ini memberikan beberapa keunggulan, antara

lain sebagai berikut:

1. Air tetap dapat didistribusikan ke titik

hydrant walaupun salah satu area pipa mengalami kerusakan.

2. Semburan air hydrant lebih stabil,

meskipun seluruh titik hydrant dibuka.

II.5 Analisis Sistem Komunikasi

Dalam sistem fire alarm, selain sistem deteksi dan sistem fire fighting, dibutuhkan

juga sistem komunikasi yang baik guna

mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Sistem komunikasi yang dimaksud

disini adalah sistem komunikasi internal dan

komunikasi untuk menghubungi pemadam. Sistem komunikasi yang baik dapat

memberikan informasi kepada orang – orang

yang ada di dalam gedung bahwa kebakaran

tengah terjadi dan dapat melakukan panggilan kepada pemadam kebakaran. Fungsi untuk

memanggil pemadam kebakaran akan menjadi

sangat penting saat kebakaran yang terjadi sudah cukup besar dan tidak dapat

ditanggulangi hanya dengan sistem Hidran Box

yang ada di dalam gedung.

Sistem Komunikasi yang digunakan pada Kampus Teknik Gowa adalah sistem

manual. Saat terjadi kebakaran petugas yang

berada di ruang kontrol bertugas melakukan pengecekan apakah alarm yang terjadi bukanlah

false alarm dengan cara mendatangi zone

dimana detektor bekerja. Apabila kebakaran yang terjadi masih bisa ditanggulangi secara

mandiri maka cukup menggunakan peralatan

yang ada di dalam gedung. Tetapi apabila

kebakaran yang terjadi sudah tidak dapat dikendalikan maka petugas harus segera

menghubungi pihak pemadam kebakaran.

Menurut perancang sistem,

kedepannya (future work) sistem

komunikasi akan menggunakan alat untuk

memanggil pemadam kebakaran secara

otomatis, alat tersebut adalah alarm

otomatis dial up fire. Alat ini adalah tipe

mekanisme respon sinyal yang akan secara

otomatis memanggil pemadam

kebakaran/polisi. Alat ini juga akan

memainkan rekaman pesan ketika

kebakaran terdeteksi.

Page 98: STUDI INSTALASI FIRE ALARM KAMPUS TEKNIK GOWAdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital... · 2021. 2. 27. · berdasarkan PUIL 2000 dan SNI 03 -3985 -2000 tentang tata

6

III. SIMPULAN DAN SARAN

III.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian di

Kampus Teknik Gowa khususnya pada Gedung

Jurusan Teknik Sipil maka kami berkesimpulan

bahwa :

1. Pemilihan detektor yang digunakan di

Gedung Jurusan Teknik Sipil pada Kampus

Teknik Gowa pada umumnya telah sesuai dengan panduan Dinas PU. Namun ada satu

ruangan, yaitu kantin, yang perlu peninjauan

ulang untuk detektor yang digunakan. 2. Perhitungan jumlah detektor pada

umumnya telah memenuhi standar namun ada

beberapa ruangan yang tidak sesuai dengan

hasil perhitungan seperti pada daerah ceiling void (Hydralic Engginering Area). Perlu lebih

diperhatikan masalah ketinggian dari langit-

langit daerah tersebut karena mempengaruhi area deteksi dari detektor.

3. Instalasi fire alarm di Gedung Jurusan

Teknik Sipil telah sesuai Standar Nasional

Indonesia (SNI). 4. Sistem Hydrant di Gedung Jurusan

Teknik Sipil sangat baik melihat pompa yang

digunakan dan keandalan dalam menjaga pompa hydrant tetap bekerja.

5. Sistem komunikasi yang digunakan

untuk menunjang sistem fire alarm di Gedung

Jurusan Teknik Sipil sudah cukup baik.

III.2 Saran

1. Detektor yang digunakan pada kantin (2

nd floor) lebih baik menggunakan Fixed

Temperature Detector untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya false alarm. 2. Diharapkan agar instalasi ROR Heat

Detector pada Void Area (Hydralic

Engginering Area) First Floor sebaiknya ditambahkan. Dimana pada ruangan tersebut

hanya terpasang 10 detektor. Sementara

menurut perhitungan seharusnya 30 detektor

yang dipasang untuk memenuhi standard minimal.

3. Sistem fire alarm yang digunakan akan

lebih baik apabila menggunakan sistem Fully addressable karena dapat mengetahui secara

spesifik tempat terjadinya kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. BSN.2000.SNI 03-3985-2000

tentang Tata Cara Perencanaan,

Pemasangan dan Pengujian sistem deteksi

dan alarm kebakaran untukpencegahan

bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

2. BSN.1995.SNI 03-3986-1995

tentang Instalasi Alarm Kebakaran

Otomatik.

3. Menteri Pekerjaan Umum. 1985.

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor 2/KPTS/1985 tentang Ketentuan

Pencegahan dan Penanggulangan

Kebakaran pada Bangunan Gedung.

4. Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 1).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/me

ngenal-fire-alarm.html. Diakses pada

tanggal 5 November 2010.

5. Mirza. 2010. Fire Alarm (Bagian 2).

http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/01/me

ngenal-fire-alarm-bagian-2.html. Diakses

Pada tanggal 5 November 2010.

6. Neidle, Michael. 1989. Teknologi

Instalasi Listrik. Edisi Ketiga. Pakpahan,

Sahat. Jakarta : Erlangga.

7. Sunarno.2006.Mekanikal Elektrikal

Lanjutan. Yogyakarta : Andi.

8. Panitia Revisi PUIL-LIPI. (2000).

Persyaratan Umum Instalasi Listrik.