studi fenomenologi pengalaman dan mekanisme...

180
STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME KOPING DISMENORE PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AN-NAHDLAH PONDOK PETIR DEPOK TAHUN 2016 Skripsi Diajukan sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh : NUR CITA QOMARIYAH NIM : 1112104000041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Upload: lequynh

Post on 02-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN

MEKANISME KOPING DISMENORE PADA

SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AN-NAHDLAH

PONDOK PETIR DEPOK

TAHUN 2016

Skripsi

Diajukan sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

NUR CITA QOMARIYAH

NIM : 1112104000041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

ii

Page 3: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja
Page 4: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja
Page 5: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja
Page 6: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nur Cita Qomariyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Gresik, 19 Mei 1994

Alamat : Jalan Semanggi II RT 04 RW 03 Cempaka Putih

Ciputat Timur

No. Hp : 089678186485

Pendidikan : S-1 Ilmu Keperawatan ( sekarang )

Agama : Islam

E-mail : [email protected] /

[email protected]

Riwayat pendidikan : MI Irsyadul Ummah Gresik

MTS Assa’adah II Bungah Gresik

MA Assa’adah Bungah Gresik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi Ilmu Keperawatan

Pengalaman Organisasi : Ketua PMR MA Assa’adah Bungah

Bendahara Umum IPPNU MA Assa’adah

Bendahara Umum CSS MORA UIN Jakarta

Wakil Ketua II CSS MoRA UIN Jakarta

Ketua Departemen Pendidikan dan Profesi PMII

KOMFAKKES 2015-sekarang

Page 7: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

vii

Ketua Departemen Pendidikan dan Penelitian

HMPSIK 2015-sekarang

Ketua Departemen Kesehatan dan Lingkungan

Dewan Mahasiswa UIN Jakarta 2016

Prestasi :

Juara III Literature Review tentang Bahaya

Merokok FKIK Edu Fair UIN Jakarta 2014

Mahasiswa Berprestasi Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan 2015

Seminar, pelatihan dan aksi yang pernah diikuti :

1. Pelatihan Organisasi CSS MoRA “ Generasi Pembaharu Bangsa” tahun

2012

2. Pelatihan “School of Rescue” BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan tahun 2013

3. Studium General “Peran Perawat Komunitas dalam Comunity Based Care

Penyakit Kronik” Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2013

4. Seminar Nasional Keperawatan 2013 “NANDA, NIC, NOC : Concept,

Implementation and Innovation for Better Quality of Nursing Service in

Indonesia” tahun 2013

5. Peserta “Gerakan Aksi Damai Sukseskan Pengesahan RUU Keperawatan

di Gedung DPR RI” tahun 2013

6. Seminar Nasional “Kekerasan Seks Pada Anak dan Remaja, Peran Perawat

dan Keluarga” Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2014

7. Seminar Nasional “Reformasi Gerakan dalam Menjawab Tantangan

Global” PMII Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tahun

2015

Page 8: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

viii

8. Seminar Nasional “Peran Kepemimpinan Keperawatan dalam Perspektif

Islam di Era Kerja” Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2015

9. Pelatihan “UIN Health Collaborative” DEMA Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan tahun 2015

Perlombaan yang pernah diikuti :

1. Peserta Olimpiade Keperawatan BEM KMJK UNSOED

“Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan Melalui

Kompetisi Berbasis Teori dan Praktik” tahun 2013

2. Peserta Ners Vaganza Wilayah III Ilmiki “Mengasah Profesionalitas

Perawat Melalui Kompetisi Kritis yang Sportif” Program Studi Ilmu

Keperawatan tahun 2014

3. Juara III Literature Review Bekarya di Hari Tanpa Rokok “Tobacco Effect

for People” BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tahun 2014

4. Peserta Olimpiade Keperawatan BEM KMJK UNSOED “Meningkatkan

Jiwa Berkompetisi dan Berprestasi Mahasiswa Keperawatan Menuju

Kemajuan Profesi” tahun 2014

5. Juara I Mahasiswa Berprestasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tahun 2015

Page 9: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

ix

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Mei 2016

Nur Cita Qomariyah, NIM : 1112104000041

Studi Fenomenologi Pengalaman dan Mekanisme Koping Dismenore Pada

Santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Depok

ABSTRAK

Dismenore adalah satu dari sekian banyak masalah ginekologi, yang

mempengaruhi sebagian besar perempuan dan menyebabkan ketidakmampuan

beraktivitas tiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi

pengalaman dan mekanisme koping dismenore pada santriwati di Pondok

Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Depok. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif yang dilakukan dengan

wawancara mendalam. Partisipan penelitian ini terdiri dari lima partisipan berusia

13-19 tahun yang pernah mengalami dismenore. Pemilihan partisipan penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling. Data didapatkan dari hasil rekaman

wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Penelitian ini

mengindentifikasi enam tema, yaitu : 1) karakteristik nyeri yang dialami oleh

santriwati, 2) dampak dismenore dalam kehidupan sehari-hari santriwati, 3) upaya

santriwati dalam mengatasi dismenore, 4) dukungan yang diperoleh santriwati

saat mengalami dismenore, 5) antisipasi yang dilakukan santriwati terhadap

dismenore, 6) mitos-mitos dismenore yang dipercayai oleh santriwati. Penelitian

lebih lanjut juga dapat dilakukan untuk mengeksplorasi secara mendalam,

khususnya kepada perempuan yang mengalami dismenore dengan adanya riwayat

peradangan pelvis (dismenore sekunder), agar didapatkan data mengenai

pengalaman dan mekanisme koping dismenore yang lebih bervariasi dari pada

sebelumnya.

Kata kunci : Pengalaman, Mekanisme Koping, Dismenore, Santriwati

Daftar bacaan : 110 ( 1989-2016)

Page 10: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

x

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY, JAKARTA

Undergraduate Thesis, May 2016

Nur Cita Qomariyah, NIM : 1112104000041

Phenomenological Research of Experiences and Coping Mechanism of

Dysmenorrhea on Female Students of An-Nahdlah Islamic Boarding School

Pondok Petir Depok

ABSTRACT

Dysmenorrhea is one of gynecology problems, which affect most females

and make them unable to do activities every month. This research aimed to

explore female students’ experiences and coping mechanism of dysmenorrhea on

female students of Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir, Depok. This

qualitative research was conducted in phenomenology design with the use of

depth interview. Participants of this research were five female students from 13 to

19 years old who had been experienced dysmenorrhea. Participant had been

choosen by purposive sampling. Data were obtained from recorded depth

interviews and were analyzed using Colaizzi method. This research identified six

themes, namely: 1) pain characteristics experienced by female students, 2)

dysmenorrhea’s impact in female students’ daily life, 3) female students’ effort to

overcome dysmenorrhea, 4) supports obtained by female students when

experiencing dysmenorrhea, 5) female students’ anticipations toward

dysmenorrhea, 6) Dysmenorrhea myths believed by female students. Further

research may also be taken to explore in depth, especially on women who

experience dysmenorrhea with a pelvic inflammatory (secondary dysmenorrhea)

history, in order to obtain more various data of experiences and coping

mechanism of dysmenorrhea than previous studies.

Keywords: Experience, Coping Mechanism, Dysmenorrhea, Female Students

References: 110 (1989-2016)

Page 11: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan nikmat, rahmat, serta anugerahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposalskripsi dengan judul “Studi Fenomenologi Pengalaman

dan Mekanisme Koping Dismenore pada Santriwati Pondok Pesantresn An-

Nahdlah Pondok Petir Depok”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir

perkuliahan dengan melakukan penelitian pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis banyak memperoleh pelajaran melalui penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan dan

keterbatasan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran

untuk tujuan perbaikan di masa yang akan datang. Penyelesaian skripsi ini juga

terselesaikan tidak lain karena bantuan dari berbagai pihak sehingga pda

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes, selaku dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc. selaku ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

3. Ibu Puspita Palupi, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat selaku Pembimbing I

yang telah membimbing dan memberikan motivasi.

4. Ibu Ratna Pelawati, S.Kep., M.Biomed selaku Pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan motivasi.

Page 12: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xii

5. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang

telah membimbing

6. Segenap Dosen Ilmu Keperawatan yang telah memberikan masukan dan

motivasi.

7. Segenap Staf bidang Akademik FKIK dan Program Studi Ilmu

Keperawatan

8. Kepada Kementrian Agama yang telah menyelenggarakan Program

Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga penulis bisa melanjutkan studi di

UIN Jakarta

9. Ayah dan ibu, serta adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan

tiada henti untuk tetap semangat mengerjakan skripsi ini, semoga kalian

selalu dalam lindungan Allah SWT

10. Teman-teman keperawatan 2012, dan sahabat yang telah berjuang

bersama-sama dalam perkuliahan di keperawatan

11. Teman-teman CSS MoRA UIN Jakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (PMII

KOMFAKKES), Ikatan Mahasiswa Gresik, tim I Care Indonesia yang

telah memberikan dukungan dan semangat dalam pengerjaan proposal

skripsi ini.

12. Kepada Ustadz Miftah selaku Pembina Pondok Pesantren An-Nahdlah

Pondok Petir Depok yang telah memberikan izin dalam melakukan

penelitian ini.

13. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah banyak membantu.

Page 13: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xiii

Penulis berdoa semoga semua kebaikan yang telah diberikan

mendapat balasan dari Allah SWT Aamiiin. Penulis berharap laporan ini

dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Ciputat, 06 Mei 2016

Penulis

Page 14: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................v

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................ x

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 10

E. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12

A. Pengalaman ............................................................................ 12

B. Mekanisme Koping ................................................................ 14

C. Remaja .................................................................................... 19

Page 15: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xv

D. Menstruasi .............................................................................. 30

E. Dismenore .............................................................................. 34

F. Kerangka Teori ....................................................................... 48

BAB III KERANGKA KONSEP ......................................................................... 49

A. Kerangka Konsep ................................................................... 49

B. Definisi Istilah ........................................................................ 50

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 51

A. Desain Penelitian ................................................................... 51

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. 51

C. Partisipan Penelitian ............................................................... 52

D. Instrumen Penelitian .............................................................. 52

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 53

F. Keabsahan Data ...................................................................... 54

G. Teknik Analisis Data.............................................................. 56

H. Etika Penelitian ...................................................................... 57

BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................. 58

BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 74

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109

Page 16: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xvi

DAFTAR TABEL

Nomer Tabel Halaman

2.1 Urutan Rata-Rata Perubahan Fisiologis pada Remaja 25-26

2.2 Derajat Nyeri pada Saat Menstruasi Berdasarkan Verbal

Multidimensional Scoring System

41-42

Page 17: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomer Tabel Halaman

2.1 Kerangka Teori 49

Page 18: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Format Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan

Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Singkat

Lampiran 4 : Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 : Permohonan Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Lampiran 6 : Tabel Pengelompokan Data

Lampiran 7 : Analisa Tematik

Page 19: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xix

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

BKKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone

LH : Lutineizing Hormone

FSH : Follicle Stimulating Hormone

IMT : Indeks Massa Tubuh

NSAIDs : Nonstreoidal Anti-Inflamatory Drugs

SAR : Sistem Aktivasi Retikular

BSR : Bulbar Synchronizing Region

CRH : Corticotropin Releasing Hormone

POMC : Proopiomelanokortin

MSH : Melanocyte Stimulating Hormone

NTS : Nukleus Traktus Solitarius

PVN : Nuklei Paraventrikular

NPY : Neuro Peptida Y

LARCs : Long-Acting Reversible Contraceptives

Page 20: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

xx

DAFTAR GAMBAR

Nomer Tabel Halaman

2.1 Kontrol Hormon Saat Menstruasi 31

2.2 Korelasi antara Kadar Hormon dan Perubahan Siklik

Ovarium dan Uterus

34

Page 21: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja atau adolescent adalah salah satu periode perkembangan,

dimana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa (Potter & Perry, 2005). Potter & Perry (2005),

menggolongkan bahwa rentang usia remaja adalah 13-20 tahun, sedangkan

menurut WHO (2015), berkisar dari usia 10-19 tahun. Jumlah penduduk

Indonesia tahun 2010 menurut BKKBN (2011) sebesar 237,6 juta jiwa

dan 63,4 juta diantaranya adalah remaja. Jumlah remaja perempuan

berkisar 49,30 persen yaitu sebanyak 31.279.012 jiwa.

Masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan

dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian yang penting pada masa

remaja dimana yang ditekankan adalah proses biologis yang pada akhirnya

mengarah pada kemampuan bereproduksi yang ditunjukkan dengan

adanya beberapa perubahan fisik (Narendra, dkk., 2010). Perubahan fisik

yang terjadi pada saat pubertas berlangsung dengan sangat cepat dan

berkelanjutan. Salah satu perubahan fisiologis utama yang terjadi pada

remaja yaitu terjadinya menstruasi. Remaja yang baru memasuki tahap

pubertas akan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya yang disebut

menarche. Menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya terjadi 2

tahun sejak munculnya perubahan pada masa pubertas. Ovulasi dan

Page 22: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

2

menstruasi reguler mulai terjadi pada 6-14 bulan setelah menarche

(Hockenberry & Wilson, 2009 dalam Hasanah , 2010).

Keluhan remaja yang dialami saat menstruasi berupa dismenore.

Dismenore termasuk dalam salah satu masalah umum yang dialami oleh

sebagian besar remaja perempuan (Kumbhar, dkk., 2011). Prevalensi

kejadian dismenore dilaporkan pada remaja mencapai angka 20-45% (2

tahun pasca menarche) dan 80% (4–5 tahun pasca menarche). Prevalensi

kejadian dismenore pada remaja dilaporkan mencapai angka 60%-90%,

dimana dismenore ini akan berkurang seiring bertambahnya usia (Fritz &

Speroff, 2011). Angka kejadian dismenore pada siswi sekolah menengah

atas di Australia mencapai 93% (Parker, dkk., 2010 dalam Ju, dkk., 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Sinha (2015) pada mahasiswi Universitas

Banaras Hindu di India menemukan bahwa angka kejadian dismenore

mencapai 63,6% dari 198 responden. Hasil penelitian Pusat Informasi dan

Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR) di Indonesia tahun

2009 angka kejadian dismenore terdiri dari 72,89% dismenore primer dan

27,11% dismenore sekunder dan angka kejadian dismenore berkisar 45-

95% dikalangan perempuan usia produktif (Proverawati & Misaroh, 2009

dalam Rahkma, 2012).

Dismenore adalah satu dari sekian banyak masalah ginekologi,

yang mempengaruhi lebih dari 50% perempuan dan menyebabkan

ketidakmampuan beraktivitas selama 1-3 hari tiap bulan pada perempuan

tersebut (Suhartatik, 2003 dalam Kurniawati dan Kusumawati 2011).

Lentz dkk (2012) dalam bukunya menjelaskan bahwa dismenore ini

Page 23: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

3

biasanya terjadi pada perempuan yang berusia ≤ 20 tahun. Lestari (2013)

dalam jurnalnya menjelaskan bahwa perempuan yang semakin tua lebih

sering mengalami menstruasi dimana akan mengakibatkan perubahan

anatomis leher rahim yang asalnya sempit menjadi bertambah lebar,

sehingga sensasi nyeri haid akan berkurang.

Penyebab dismenore adalah peningkatan kadar prostaglandin

akibat penurunan kadar esterogen saat menstruasi. Kondisi psikologis

(stres) juga menjadi salah satu penyebab timbulnya dismenore

(Purwaningsih & Fatmawati, 2010). Seorang remaja rentan mengalami

stres, dikarenakan masa remaja adalah masa pergolakan yang diisi dengan

konflik dan mood yang belum stabil (Polinggapo, 2013). Remaja yang

tinggal terpisah dengan orang tua ataupun tinggal di asrama atau pondok,

beresiko mengalami stres. Wannebo dan Wichstrom menemukan bahwa

stres ini lebih cenderung terjadi pada siswi atau santriwati (Niknami., dkk.

2011 dalam Alphen, 2014).

Penelitian yang dilakukan Prihatama dkk (2013) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres dan dismenore pada

siswi SMA Negeri 2 Ngawi, dimana hal ini dibuktikan dengan

didapatkannya nilai p sebesar 0,002 (interval kepercayaan 95%).

Berdasarkan pendapat dari Wanebo dan Wichstrom yang dikorelasikan

dengan penelitian Prihatama dkk, dengan adanya stres tersebut,

kemungkinan besar, santriwati akan mudah mengalami dismenore.

Dismenore yang mereka alami ini akan berdampak pada kegiatan mereka

sehari-hari baik di sekolah ataupun di lingkungan pondok itu sendiri.

Page 24: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

4

Dismenore ini dibagi menjadi dua tipe yaitu dismenore primer dan

dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada saat menstruasi

tanpa adanya kelainan patologis pelvis yang dimulai dari 6-24 bulan

setelah menarche (Klossner, 2006). Dismenore sekunder itu sendiri

dideskripsikan sebagai nyeri menstruasi yang diakibatkan oleh adanya

kelainan patologis seperti adanya lesi pada rahim dan ovum, yang

biasanya terjadi beberapa tahun setelah menarche (Farotimi, 2015).

Gejala utama dismenore adalah nyeri yang dimulai saat awitan

menstruasi. Nyeri dapat tajam, tumpul, siklik, atau menetap dan dapat

berlangsung beberapa jam sampai 1 hari. Gejala-gejala sistemik yang

menyertai berupa mual, diare, sakit kepala, dan perubahan emosional

(Price, 2012). Faktor resiko timbulnya dismenore bermacam-macam mulai

dari menarche dini, belum pernah melahirkan anak, periode menstruasi

yang lama, status gizi, merokok, kebiasaan olahraga dan stress

(Poverawati, 2009 dalam Purwanti, dkk., 2014).

Dismenore ini jika tidak ditangani dapat menimbulkan dampak

bagi kegiatan atau aktivitas para perempuan khususnya remaja, dimana

dismenore membuat perempuan tidak bisa beraktivitas secara normal dan

memerlukan resep obat. Keadaan tersebut menyebabkan menurunnya

kualitas hidup, sebagai contoh siswi yang mengalami dismenore tidak

dapat berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena

nyeri yang dirasakan (Prawirohardjo, 2005 ; Purwanti, dkk., 2014).

Penelitian terkait dismenore mempengaruhi aktivitas remaja juga

dilakukan oleh Kurniawati dan Kusumawati di SMK Batik Surakarta

Page 25: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

5

tahun 2011 menyatakan bahwa siswi yang memiliki skor dismenore < 6

(ringan) mengalami penurunan aktivitas sebesar 79,4%. Siswi yang

mempunyai skor dismenore ≥ 6 (berat) mengalami penurunan aktivitas

sebesar 96,2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dismenore berpengaruh

terhadap aktivitas remaja.

Dismenore tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tetapi

juga memberi dampak yang menyeluruh, mulai dari segi fisik, psikologis,

sosial dan ekonomi terhadap perempuan di seluruh dunia (Iswari, 2014).

Dampak psikologis dari dismenore dapat berupa konflik emosional,

ketegangan dan kegelisahan. Hal tersebut dapat menimbulkan perasaan

yang tidak nyaman dan asing (Trisianah, 2011 dalam Iswari , 2014).

Studi mengenai pengalaman dismenore dilakukan oleh Aziato dkk

di Ghana pada tahun 2014, didapatkan bahwa dismenore berhubungan

dengan beberapa gejala yaitu diare, pusing dan mual. Nyeri dimulai satu

minggu sebelum sampai satu hari saat menstruasi. Beberapa efek

dismenore yaitu intoleransi aktivitas, perubahan psikologis dan interaksi

sosial, perubahan pola tidur, peningkatan angka ketidakhadiran,

menurunnya perhatian, perubahan identitas diri dan adanya suatu

keyakinan bahwa seseorang yang mengalami dismenore tidak akan bisa

mendapatkan keturunan.

Ogunfowokan dan Babatunde (2010) dalam penelitiannya pada

remaja Nigeria menyatakan bahwa dari 64 partisipan yang ada, 23

partisipan lebih memilih untuk tidur agar nyeri dismenore yang dialami

berkurang. Sedangkan untuk 10 partisipan memilih untuk meminum air

Page 26: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

6

hangat dan menggunakan koyo (hot pap), 8 partisipan melakukan aktivitas

fisik, 8 partisipan meminum perasan air jeruk, 6 partisipan mengkonsumsi

air garam, 4 partisipan mengkonsumsi perasan jeruk yang dicampur

dengan alkohol, 3 partisipan mengkonsumsi air suci (holy water) dan 2

partisipan lainnya mengkonsumsi minuman bersoda. Penelitian lain

tentang penanganan nyeri dismenore juga dilakukan oleh Yuniarti, Rejo

dan Handayani (2012), menunjukkan hasil bahwa 67 orang (88,2%) dari

76 partisipan, telah melakukan penanganan dismenore secara

komplementer. Perilaku penanganan tersebut berupa pemberian kompres

hangat, olahraga teratur, istirahat, mengkonsumsi makanan bergizi dan

pengkonsumsian obat analgetik.

Individu akan melakukan mekanisme koping untuk menghadapi

perubahan dari dampak yang diterima. Individu tersebut tersebut akan

beradaptasi dengan perubahan yang terjadi jika mekanisme koping yang

dilakukan berhasil (Carlson, 1994 dalam Nursalam dan Kurniawati, 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dkk (2010) menunjukkan bahwa

hampir 41,2% hanya membiarkan saja rasa dismenore tersebut, sedangkan

40,2% dari responden melakukan pijat dan minum air hangat untuk

mengurangi dismenore, 13,1% mengkonsumsi obat-obatan dan 5,5%

sisanya melakukan pengobatan ke dokter.

Aziato dkk juga melakukan penelitian yang serupa pada tahun

2015 di Ghana, namun dengan poin yang berbeda yaitu mengenai

penanganan dismenore dan mekanisme koping yang digunakan saat

dismenore. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa partisipan

Page 27: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

7

menggunakan pengobatan herbal, kompres panas, olahraga dan

mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk mengurangi nyeri dismenore

yang ia rasakan. Mekanisme koping yang mereka gunakan yaitu dengan

merencanakan aktivitas-aktivitas sebelum nyeri itu terjadi, menanamkan

mindset bahwa nyeri dapat ditangani dan mencari dukungan sosial serta

spiritual.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada 10 santriwati

Pondok Pesantren An-Nahdlah yang pernah mengalami dismenore

didapatkan 8 dari 10 partisipan mengatakan bahwa dismenore adalah hal

yang sudah biasa terjadi setiap bulannya, sedangkan 2 sisanya

menganggap bahwa dismenore ini sesuatu yang sangat menyakitkan. 10

partisipan menceritakan bahwa dismenore yang mereka alami

mengganggu aktivitas sehari-hari, 5 partisipan diantaranya pernah izin

tidak masuk sekolah dan kegiatan sholawatan di pondok akibat dismenore

dan 5 orang yang lainnya mengalami intoleransi aktivitas (malas

melakukan kegiatan dan cenderung ingin beristirahat saja) akibat

dismenore. Penanganan dismenore yang santriwati lakukan hampir semua

partisipan mengatakan bahwa penanganan yang dilakukan yaitu dengan

istirahat, kompres air hangat dan penggunaan minyak kayu putih, namun 3

diantaranya pernah melakukan pengobatan ke dokter pada saat dismenore.

Hampir seluruh partisipan tidak melakukan pencegahan dismenore.

Pengalaman dismenore yang dialami masing-masing remaja pun

berbeda, karena nyeri merupakan perasaan subjektif yang kadang-kadang

sulit dicari gejala objektifnya (Suyono, 2001 dalam Hartati, dkk., 2012).

Eksplorasi pengalaman perlu dilakukan karena pengalaman ini dapat

Page 28: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

8

dijadikan sebagai tolak ukur atau pedoman remaja dalam melakukan

aktivitas dan merespon segala sesuatunya di masa yang akan datang

(Darmawan, 2013). Eksplorasi mekanisme koping juga perlu dilakukan

mengingat koping ini adalah cara seseorang untuk beradaptasi dengan

perubahan yang diterima, jika koping yang dilakukan tidak berhasil, maka

dismenore ini akan mengakibatkan dampak yang signifikan dalam

kehidupan sehari-hari seorang remaja.

Penelitian mengenai pengalaman dan mekanisme koping

dismenore di luar negeri sudah cukup banyak dilakukan akan tetapi

penelitian yang mengeksplor tentang pengalaman dan mekanisme koping

di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, peneliti tertarik ingin mengeksplorasi lebih dalam

mengenai pengalaman dan mekanisme koping dismenore pada remaja

khususnya santriwati di Pondok Pesantren An-Nahdlah Depok.

B. Rumusan Masalah

Dismenore adalah satu dari sekian banyak masalah ginekologi,

yang menyebabkan ketidakmampuan beraktivitas selama beberapa hari

dalam setiap bulan pada seorang perempuan, dimana prevalensi kejadian

dismenore pada remaja dilaporkan mencapai angka 60%-90%, yang

nantinya dismenore ini akan berkurang seiring bertambahnya usia.

Dismenore terjadi disebabkan oleh peningkatan kadar prostaglandin akibat

penurunan kadar esterogen saat menstruasi dan kondisi psikologis.

Dismenore ini jika tidak ditangani dengan tepat, maka akan berdampak

Page 29: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

9

pada kehidupan sehari-hari baik dari segi fisik, psikologis, dan lingkungan

sosial.

Pengalaman dismenore yang dialami masing-masing remaja pun

berbeda, karena nyeri merupakan perasaan subjektif yang kadang-kadang

sulit dicari gejala objektifnya (Suyono, 2001 dalam Hartati, dkk., 2012).

Eksplorasi pengalaman perlu dilakukan karena pengalaman ini dapat

dijadikan sebagai tolak ukur atau pedoman remaja dalam melakukan

aktivitas dan merespon segala sesuatunya di masa yang akan datang

(Darmawan, 2013). Eksplorasi mekanisme koping juga perlu dilakukan

mengingat koping adalah cara seseorang untuk beradaptasi dengan

perubahan yang diterima, jika koping yang dilakukan tidak berhasil, maka

dismenore ini akan mengakibatkan dampak yang signifikan dalam

kehidupan sehari-hari seorang remaja.

Penelitian mengenai pengalaman dan mekanisme koping

dismenore di luar negeri sudah cukup banyak dilakukan akan tetapi

penelitian yang mengeksplor tentang pengalaman dan mekanisme koping

di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, peneliti tertarik ingin mengeksplorasi lebih dalam

mengenai pengalaman dan mekanisme koping dismenore pada remaja

khususnya santriwati di Pondok Pesantren An-Nahdlah Depok.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman dan mekanisme

koping dismenore pada santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok

Petir Depok.

Page 30: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

a. Penelitian ini bermanfaat menjadi data dasar bagi peneliti

selanjutnya dalam mengembangkan dan memperkaya penelitian

selanjutnya tentang pengalaman dan mekanisme koping dismenore

pada santriwati.

b. Memberikan informasi mengenai pengalaman dan mekanisme

koping dismenore pada santriwati.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti

mengenai penelitian kualitatif, seluk beluk serta prosesnya,

khususnya yang berkaitan dengan pengalaman dan mekanisme

koping dismenore pada santriwati.

b. Bagi institusi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

literatur untuk menambah wawasan pendidik dan peserta didik,

serta dapat menjadi data dasar dalam peningkatan ilmu

keperawatan dalam hal mengkaji, mengidentifikasi dan

mengeksplorasi pengalaman dan mekanisme koping dismenore

pada santriwati ataupun remaja.

c. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

tenaga kesehatan tentang pengalaman dan mekanisme koping

dismenore pada santriwati sehingga dapat meningkatkan upaya

Page 31: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

11

promosi kesehatan dalam memberikan pendidikan mengenai

dismenore dan penanganannya pada remaja.

d. Bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada perempuan, utamanya remaja

perempuan mengenai dismenore baik dari efek dismenore hingga

upaya penanganannya sehingga remaja perempuan dapat mampu

meminimalisir efek yang ditimbulkan oleh dismenore dengan

melakukan penanganan yang tepat.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif yang bertujuan untuk

memperoleh informasi mengenai pengalaman dan mekanisme koping

dismenore pada santriwati. Partisipan pada penelitian ini adalah santriwati

yang pernah mengalami dismenore yang berdomisili di Pondok Pesantren

An-Nahdlah Pondok Petir Depok. Pemilihan partisipan dalam penelitian

ini menggunakan tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data

dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016 dengan menggunakan teknik

wawancara mendalam.

Page 32: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengalaman

Pengalaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

(2015), diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai,

ditanggung dan sebagainya). Pengalaman merupakan salah satu hasil yang

diperoleh manusia dari interaksinya dengan lingkungan, dimana memuat

beragam hal yang dapat dipelajari, salah satunya dalam mengetahui lebih

jauh mengenai pemahaman manusia itu sendiri. Penginderaan manusia

terhadap lingkungannya akan melahirkan pengalaman yang nantinya.

Pengalaman manusia ini telah banyak ditelaah oleh para pemikir

dan banyak teori-teori yang dicetuskan yang merujuk kepada fenomena

pengalaman ini dalam kehidupan manusia. Darmawan (2013) dalam

tulisannya yang berjudul Pengalaman, Usability, dan Antarmuka Grafis :

Sebuah Penelusuran Teoritis menjelaskan bahwa pengalaman bagi

manusia dipahami sebagai sebuah upaya untuk memahami diri atau

tubuhnya menuju sebuah perwujudan (embodiment). Perwujudan ini dalam

pengertian yang salah satunya adalah representasi atas eksistensi manusia,

yang mana masing-masing memiliki pengalaman yang berbeda dan unik

satu sama lain.

Pengalaman juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Semakin orang tersebut mempunyai banyak

pengalaman mengenai persoalan, lingkungan atau objek yang dihadapi, ia

Page 33: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

13

akan semakin mengembangkan pemikiran dan pengetahuannya.

Pengetahuan juga termasuk salah satu domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Pengalaman ini juga dijadikan sebagai tolak ukur manusia dalam

melakukan aktivitas dan merespon segala sesuatunya di masa yang akan

datang. Pengalaman disini tidak ubahnya seperti buku referensi yang

memuat segala jenis informasi yang dibutuhkan sebagai landasan bagi

manusia dalam mengambil sikap dan keputusan dalam setiap segmen

kehidupannya (Darmawan, 2013).

Pengalaman dismenore yang dialami masing-masing remaja pun

berbeda, karena nyeri merupakan perasaan subjektif yang kadang-kadang

sulit dicari gejala objektifnya (Suyono, 2001 dalam Hartati, dkk., 2012).

Penelitian ini mengeksplorasi tentang pengalaman dismenore pada

santriwati di Pondok Pesantren An-Nahdlah. Eksplorasi pengalaman

dismenore perlu dilakukan karena pengalaman ini dapat memberikan

informasi yang beragam mengenai dismenore, dimana informasi ini dapat

dijadikan tolak ukur remaja dalam mencegah dan menangani dismenore di

masa yang akan datang.

Studi yang dilakukan Aziato dkk di Ghana (2014), didapatkan

bahwa dismenore yang remaja alami berhubungan dengan beberapa gejala

yaitu diare, pusing, kepala dan mual. Nyeri yang dirasakan dimulai satu

minggu sebelum sampai satu hari saat menstruasi. Nyeri dismenore juga

menimbulkan beberapa efek diantaranya yaitu intoleransi aktivitas,

perubahan psikologis dan interaksi sosial, perubahan pola tidur,

Page 34: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

14

peningkatan angka ketidakhadiran, menurunnya perhatian, perubahan

identitas diri dan adanya suatu keyakinan bahwa seseorang yang

mengalami dismenore tidak akan bisa mendapatkan keturunan.

B. Mekanisme Koping

Koping menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah sebuah upaya

perubahan kognitif dan perilaku secara konstan untuk mengelola tekanan

internal dan eksternal yang dianggap melebihi batas kemampuan individu.

Koping dapat dibagi dalam dua jenis yaitu koping berfokus pada masalah

dan koping berfokus pada emosi. Koping yang berfokus pada masalah

(Problem-Focused Coping) mencakup bertindak secara langsung untuk

mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan beberapa

solusi yaitu konfrontasi atau usaha untuk mengubah situasi dan keadaan,

perencanaan masalah (mencari jalan keluar atau solusi dari masalah), dan

mencari dukungan sosial (Muthoharoh, 2010).

Koping yang berfokus pada masalah menilai stressor yang dihadapi

dan melakukan sesuatu untuk mengubah stressor atau memodifikasi reaksi

untuk meringankan efek dari stressor tersebut. Koping ini juga lebih

menekankan pada usaha untuk menyelesaikan masalah secara tuntas dan

menghentikan stressor. Koping yang berfokus pada masalah melibatkan

strategi untuk menghadapi secara langsung sumber stress, seperti mencari

informasi tentang penyakit dengan memepelajari sendiri atau melalui

konsultasi medis. Pencarian informasi membantu individu untuk tetap

bersikap optimis karena dengan pencarian informasi tersebut timbul

Page 35: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

15

harapan akan mendapatkan informasi yang bermanfaat (Nevid, dkk., 2005

dalam Muthoharoh 2010).

Jenis dari Problem Focused koping dijelaskan dalam jurnal

Assesing Coping Strategies : A Theoritically Base Approach yang ditulis

Carver dkk (1989) yang terdiri dari :

a. Active Coping

Suatu proses pengambilan langkah-langkah aktif untuk mengatasi

stressor atau memperbaiki akibat-akibat yang telah ditimbulkan oleh

stress tersebut dengan cara melakukan suatu tindakan yang sifatnya

mengatasi stressor.

b. Planning

Perencanaan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi

situasi yang menimbulkan stres.

c. Suppression of Competing Activities

Mengabaikan aktifitas lain dengan tujuan agar individu dapat

berkonsentrasi secara penuh dalam menghadapi suatu sumber stres.

d. Seeking social support

Usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mendapatkan dukungan,

baik itu nasihat, bantuan atau informasi dari orang lain yang dapat

membantu individu dalam menyelesaikan masalah.

Koping berfokus pada emosi lebih menekankan pada pada

pengabaian stressor, mengatasi stressor secara sementara dan tidak dapat

menyelesaikan masalah (Naviska, 2012). Menurut Lazarus dan Folkman

(1984) beberapa poin yang biasanya digunakan pada koping berfokus pada

emosi yaitu penerimaan akan keadaan, memisahkan diri atau menjaga

Page 36: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

16

jarak dengan sumber stressor, mengatur perasaan, adanya usaha untuk lari

dari masalah, dan mencoba menemukan hikmah dari masalah yang terjadi

(Muthoharoh, 2010).

Mekanisme koping sendiri adalah mekanisme yang digunakan

individu untuk menghadapi perubahan yang diterima. Apabila mekanisme

koping berhasil, maka orang tersebut akan beradaptasi dengan perubahan

yang terjadi. Mekanisme koping dipelajari sejak awal timbulnya stresor

sehingga individu tersebut menyadari dampak dari stresor tersebut.

Kemampuan koping individu tergantung dari temperamen, persepsi dan

kognisi serta latar belakang budaya atau norma tempatnya dibesarkan

(Carlson, 1994 dalam Nursalam dan Kurniawati, 2007). Mekanisme

koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat. Belajar yang

dimaksud adalah kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi) pada pengaruh

faktor internal dan eksternal (Nursalam, 2003 dalam Nursalam dan

Kurniawati, 2007).

Roy juga mengemukakan bahwa individu adalah makhluk

biopsikososial sebagai satu kesatuan yang memiliki mekanisme koping

untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy mendefinisikan

lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan berpengaruh

terhadap perkembangan manusia. Respon atau perilaku adaptasi seseorang

terhadap perubahan atau kemunduran, menurut teori Roy bergantung pada

stimulus yang masuk dan tingkat atau kemampuan adaptasi orang tersebut.

Tingkat adaptasi seseorang ditentukan oleh tiga hal yaitu input, kontrol

dan output (Asmadi, 2008).

Page 37: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

17

Roy mengidentifikasikan input sebagai stimulus yang dapat

menimbulkan respon. Ada tiga kategori input yaitu fokal, kontekstual, dan

residual. Stimulus fokal adalah stimulus yang langsung berhadapan

dengan individu (stimulus internal), sedangkan stimulus kontekstual

adalah semua stimulus yang diterima oleh individu baik internal atau

eksternal yang mempengaruhi keadaan stimulus fokal yang dapat

diobservasi dan diukur. Stimulus residual adalah stimulus tambahan baik

dari internal dan eksternal, yang mempengaruhi stimulus fokal, namun

tidak dapat diobservasi dan diukur (Alligod, 2010).

Seseorang tidak akan mampu merespon stimulus yang ada tanpa

adanya kemampuan adaptasi. Roy mengkatagorikan kemampuan adaptasi

ini menjadi dua bagian yaitu mekanisme koping regulator dan kognator.

Mekanisme koping regulator merupakan respon sistem saraf, kimiawi dan

endokrin. Sedangkan mekanisme koping kognator berhubungan dengan

fungsi otak dalam memproses informasi (kognitif) dan emosi (Alligod,

2010). Aspek terakhir pada teori adaptasi Roy adalah output. Output dari

suatu sistem adaptasi adalah perilaku yang dapat diamati, diukur, atau

dapat dikemukakan secara subjektif. Output pada sistem ini dapat berupa

respon adaptif atau maladaptif (Asmadi, 2008).

Schwarzer dan Taubert (2002) mengidentifikasi empat jenis koping

yaitu reactive, anticipatory, preventive and proactive coping yang masing-

masing dibedakan oleh waktu di mana stres sasaran terjadi. Reactive

coping ini dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menghadapi sesuatu

yang terjadi pada saat ini atau masa lampau. Reactive coping ini bisa

berupa koping yang berfokus pada masalah, berfokus pada emosi, dan

Page 38: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

18

berfokus pada hubungan sosial. Anticipatory coping adalah suatu upaya

untuk menghadapi suatu stresor yang diprediksikan terjadi dalam waktu

dekat. Dimana, jika stresor tersebut tidak diatasi, ada kemungkinan di

kemudian hari, stresor tersebut dapat menimbulkan dampak pada

kehidupan sehari-hari. Preventive coping adalah upaya untuk menghadapi

suatu stresor yang dipediksikan terjadi dalam jangka waktu panjang.

Individu dalam preventive coping ini akan mempertimbangkan suatu

kondisi atau peristiwa yang akan terjadi di kemudian hari. Proactive

coping dapat dianggap sebagai usaha individu untuk membangun sumber-

sumber yang memfasilitasi seseorang dalam mencapai tujuan (challenging

goals) dan pertumbuhan personal (personal growth). Individu dalam

proactive coping ini memiliki sebuah visi. Mereka melihat resiko,

tuntutan, dan peluang di masa depan yang jauh, tetapi mereka tidak

menilai itu semua sebagai ancaman potensial, bahaya atau kerugian.

Sebaliknya mereka memandang situasi tersebut sebagai tantangan pribadi.

Koping ini menjadi manajemen pencapaian tujuan bukan manajemen

resiko (Schwarzer dan Taubert, 2002 dalam Schwarzer, 2013).

Dismenore merupakan salah satu proses fisiologis yang tidak

dapat dicegah dan dialami oleh perempuan saat menstruasi yang

menyebabkan berbagai dampak pada kehidupan sehari-hari. Individu akan

melakukan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan yang terjadi

saat dismenore. Individu tersebut akan beradaptasi dengan perubahan yang

terjadi jika mekanisme koping yang dilakukan berhasil (Carlson, 1994

dalam Nursalam dan Kurniawati, 2007).

Page 39: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

19

Penelitian yang dilakukan Hartati dkk (2012) tentang mekanisme

koping dismenore menunjukkan bahwa partisipan memilih untuk istirahat,

distraksi, kompres hangat, minum air hangat, mandi air hangat, memakai

minyak kayu putih atau koyo, minum air putih, mengkonsumsi obat-

obatan serta jamu untuk mengurangi nyeri saat menstruasi. Penelitian yang

lain juga dilakukan oleh Aziato dkk (2015) mengenai managemen

penanganan dismenore dan mekanisme koping yang digunakan saat

dismenore menunjukkan hasil bahwa partisipan menggunakan pengobatan

herbal, kompres panas, olahraga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi

untuk mengurangi nyeri dismenore yang ia rasakan. Mekanisme koping

yang mereka gunakan yaitu dengan merencanakan aktivitas-aktivitas

sebelum nyeri itu terjadi, menanamkan mindset bahwa nyeri dapat

ditangani dan mencari dukungan sosial serta spiritual.

C. Remaja

1. Pengertian

Remaja atau adolescent adalah periode perkembangan, di

mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa (Potter & Perry, 2005). Remaja juga diartikan sebagai

suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang

individu, dimana terjadi transisi dari anak ke dewasa yang ditandai

dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial.

Rentang usia remaja menurut Potter & Perry (2005) adalah 13-20

tahun, sedangkan menurut WHO (2015), rentang usia remaja yaitu

mulai dari usia 10-19 tahun.

Page 40: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

20

2. Tahapan Remaja

Narendra dkk (2010) dalam bukunya Tumbuh Kembang

Anak dan Remaja menyebutkan bahwa masa remaja berlangsung

melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai dengan perubahan

bioologis, psikologis dan sosial, yaitu :

a. Remaja Awal (10-14 tahun)

Remaja awal adalah periode dimana masa anak telah

terlewati dan pubertas pun dimulai. Pada anak perempuan

biasanya terjadi antara umur 10-13 tahun sedangkan anak laki-

laki 10,5-15 tahun. Pada tahap ini mulai terjadi perubahan, baik

dari segi fisik, kognitif dan psikososial. Perubahan fisik yang

terjadi yaitu munculnya ciri-ciri seks primer dan sekunder

(Narendra, dkk, 2010). Remaja tahap awal hanya memiliki

pemahaman yang samar tentang dirinya dan tidak mampu

mengaitkan perilaku yang mereka lakukan dengan

konsekuensinya. Pada tahap ini juga remaja sudah mulai berfikir

konkret, tertarik dengan lawan jenis dan mengalami konflik

dengan orang tua (Bobak, 2005).

b. Remaja Menengah (15-16 tahun)

Remaja menengah ini bergumul dengan perasaan

tergantung berbanding dengan mandiri karena kawan-kawan

sebaya menggantikan posisi kedua orang tua. Masalah self

image (jati diri) juga cenderung muncul pada remaja yang

menganggap pubertas adalah sebuah masalah, dimana mereka

Page 41: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

21

menganggap perubahan yang terjadi adalah suatu hal yang

memalukan (Narendra, dkk., 2010).

c. Remaja Akhir (17-20 tahun)

Remaja tahap akhir mampu memahami dirinya dengan

lebih baik dan dapat mengembangkan pemikiran abstrak

(Bobak, 2005). Hubungan dengan orang tua mulai stabil ke arah

tingkat interaksi yang lebih harmonis dan demokratis. Pergaulan

pada kelompok sebaya mulai mengarah kepada membina

keintiman dengan lawan jenis. Hubungan dengan teman menjadi

lebih santai, tidak terlalu takut dengan adanya perbedaan

diantara teman (Narendra, dkk., 2010).

3. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Soetjiningsih (2007) setiap tahap perkembangan akan

terdapat tantangan dan kesulitan-kesulitan yang membutuhkan suatu

keterampilan untuk mengatasinya. Pada masa remaja, mereka

dihadapkan kepada dua tugas utama, tugas yang pertama yaitu

mencapai kebebasan atau kemandirian dari orang tua. Pada masa

remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja

dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi

berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari

orang tua, misalnya dalam hal memilih teman ataupun melakukan

aktifitas. Sifat remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional

dan sementara orang tua yang masih ingin mengawasi anaknya dapat

menimbulkan konflik diantara mereka.

Page 42: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

22

Pandangan umum masyarakat yang menilai bahwa remaja

menggunakan konflik untuk mencapai otonomi dan kebebasan dari

orang tua tidak sepenuhnya benar. Terdapat suatu pendekatan yang

menarik tentang bagaimana remaja mencari kebebasan dan otonomi.

Otonomi adalah pengaturan diri atau self regulation sedangkan

kebebasan adalah suatu kemampuan untuk membuat keputusan dan

mengatur perilakunya sendiri. Melalui kedua proses tersebut, remaja

akan belajar untuk melakukan sesuatu dengan tepat. Mereka akan

mengevaluasi kembali aturan, nilai dan batasan-batasan yang telah

diperoleh dari keluarga maupun sekolah.

Remaja dalam perkembangannya menuju kedewasaan,

berangsur-angsur mengalami perubahan yang membutuhkan dua

kemampuan yaitu kebebasan dan ketergantungan secara bersama-

sama. Ketergantungan (interdependence) melibatkan komitmen-

komitmen dan ikatan antar pribadi yang mencirikan kondisi kehidupan

manusia. Remaja terus menerus mengembangkan kemampuan dalam

menggabungkan komitmen terhadap orang lain yang merupakan dasar

dari ketergantungan dan konsep dirinya yang merupakan dasar dari

kebebasan dan kemandirian.

Tugas kedua yang harus dilakukan remaja adalah membentuk

identitas untuk mencapai integritas dan kematangan pribadi. Proses

pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan

kompleks yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang

dan yang akan datang dari kehidupan individu dan hal ini akan

membentuk kerangka berpikir untuk mengorganisasikan dan

Page 43: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

23

mengintegrasikan perilaku ke dalam berbagai bidang kehidupan.

Perubahan-perubahan yang diakibatkan terjadinya kematangan

seksual dan tuntutan-tuntutan psikososial menempatkan remaja pada

suatu keadaan yang disebut krisis identitas.

Krisis identitas adalah suatu tahap untuk membuat keputusan

terhadap permasalahan-permasalahan penting yang berkaitan tentang

pertanyaan identitas dirinya. Keadaan tersebut cukup kompleks,

karena melibatkan perkembangan beberapa aspek baik mental,

emosional dan sosial. Remaja harus menyelesaikan krisis identitasnya

dengan baik, jika tidak, maka dia akan mengalami kebingungan peran

dan jati diri.

4. Perubahan pada Masa Remaja

Masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan

dengan pubertas. Pubertas adalah suatu bagian yang penting pada

masa remaja dimana yang ditekankan adalah proses biologis yang

pada akhirnya mengarah pada kemampuan bereproduksi yang

ditunjukkan dengan adanya beberapa perubahan fisik (Narendra, dkk,

2010). Pubertas juga diartikan sebagai masa dimana seorang anak

mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.

Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8

hingga 10 tahun dan berakhir kurang lebih di usia 15 hingga 16 tahun.

Pada masa ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

dengan cepat. Pada perempuan pubertas ditandai dengan menstruasi

pertama (menarche), sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi

basah (Ardhiyanti, dkk., 2015).

Page 44: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

24

Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan sekresi

gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti

oleh sekuens perubahan sistem endokrin yang kompleks yang

melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif. Selanjutnya,

sekuens ini akan diikuti dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder,

pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. GnRH disekresikan

dalam jumlah cukup banyak pada saat janin berusia 10 minggu,

mencapai kadar puncaknya pada usia gestasi 20 minggu dan kemudian

menurun pada saat akhir kehamilan (Kaplan, dkk, 1978 dalam

Batubara, 2010). Hal ini diperkirakan terjadi karena maturasi sistim

umpan balik hipotalamus karena peningkatan kadar estrogen perifer.

Pada saat lahir GnRH meningkat lagi secara periodik setelah

pengaruh estrogen dari plasenta hilang. Keadaan ini berlangsung

sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat menghambat sekresi

GnRH. Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis

hipotalamus-hipofisis-gonad dengan peningkatan GnRH secara

menetap. Hormon GnRH kemudian akan berikatan dengan reseptor di

hipofisis sehingga sel-sel gonadotrop akan mengeluarkan luteneizing

hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH). Hal ini

terlihat dengan terdapatnya peningkatan sekresi LH 1-2 tahun

sebelum awitan pubertas. Sekresi LH yang pulsatil terus berlanjut

sampai awal pubertas (Kaplan, dkk, 1978 ; Brook, 1999 dalam

Batubara, 2010). Berikut dibawah ini perubahan-perubahan yang

terjadi pada saat remaja :

Page 45: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

25

a. Perubahan pada fisik

1. Perubahan berat badan dan skelet

Meningkatnya tinggi dan berat badan biasanya terjadi

selama laju pertumbuhan pubertas. Laju pertumbuhan pada

perempuan umumnya mulai antara usia 8 dan 14 tahun.

Tinggi badan 5 sampai dengan 20 cm dan berat badan

meningkat 7 sampai 27,5 kg. Anak perempuan mencapai

90% sampai 95% tinggi badannya pada masa menarche dan

mencapai tinggi penuh pada usia 16 sampai 17 tahun. Lemak

diredistribusi sesuai proporsi dewasa seiring peningkatan

tinggi dan berat badan dan secara bertahap tubuh remaja

berubah menjadi penampilan orang dewasa (Potter & Perry,

2005).

Karakteristik Anak

perempuan

Anak

laki-laki

Permulaan laju

pertumbuhan skelet

8-14, 5

(puncak

12)

10,5-16

(puncak

14)

Permulaan perkembangan

payudara

8-13

Pembesaran testis dan

kantung skrotum

10-13,5

Munculnya rambut pubis

berpigmen dan lurus,

yang secara bertahap

menjadi keriting

8 -14 10-15

Perubahan suara awal 11-14,5

Pembesaran penis dan

kelenjar prostat

11-14,5

Menarche 10-18

Spermatogenesis

(ejakulasi sperma)

11-17

Ovulasi dan lengkapnya

perkembangan payudara

14-18

Munculnya rambut halus

pada wajah

12-17

Page 46: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

26

Munculnya rambut aksila

dan peningkatan haluaran

kelenjar keringat yang

dapat menyebabkan

terjadinya jerawat

10-16 12-17

Pelebaran dan

pendalaman pelvis pada

anak perempuan, dengan

deposisi lemak subkutan

yang memberikan

penampilan bulat pada

tubuh

10-18

Peningkatan pelebaran

bahu

11-21

Pendalaman suara laki-

laki, dengan munculnya

rambut kasar pada wajah

dan dada

16-21

Tabel 2.1 Urutan Rata-Rata Perubahan Fisiologis pada Remaja

Menurut Potter & Perry (2005)

2. Menarche

Menarche adalah menstruasi pertama yang biasanya

terjadi 2 tahun sejak munculnya perubahan pada masa

pubertas. Ovulasi dan menstruasi reguler mulai terjadi pada

6-14 bulan setelah menarche (Hockenberry & Wilson, 2009

dalam Hasanah, 2010). Menarche juga diartikan sebagai

terjadinya haid pertama kali selama usia kehidupan pada

seorang perempuan pada usia yang bervariasi yaitu antara 10-

16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun.

b. Perkembangan kognitif

Remaja mengembangkan kemampuan menyelesaikan

masalah melalui tindakan logis. Remaja dapat berpikir abstrak

dan menghadapi masalah secara efektif. Jika berkonfrontasi

dengan masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam

Page 47: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

27

penyebab dan solusi yang sangat banyak. Perkembangan

kemampuan ini penting dalam pencarian identitas. Misalnya

keterampilan kognitif baru yang didapat membuat remaja

mengetahui perilaku peran seks yang efektif dan nyaman serta

mempertimbangkan pengaruhnya pada teman sebaya, keluarga

dan masyarakat (Potter & Perry, 2005).

Yani (2009) dalam bukunya menyebutkan bahwa

remaja mampu berpikir tentang cara mengubah masa depan

dan mampu mengantisipasi konsekuensi dari tiap perilaku

mereka, serta dapat melihat hubungan abstrak antara diri

mereka dan lingkungannya. Remaja dalam perkembangan

moral, biasanya mulai menentang nilai-nilai tradisional dan

mencoba mengkajinya secara logis.

c. Perkembangan Psikososial

Pencarian identitas diri merupakan tugas utama

perkembangan psikososial remaja. Remaja harus membentuk

hubungan sebaya yang dekat atau tetap terisolasi secara sosial.

Erikson memandang bingung identitas atau peran sebagai tanda

bahaya utama pada tahap remaja. Remaja mampu mandiri secara

emosional dan mampu mempertahankan ikatan batin dengan

keluarga. Selain itu, pilihan tentang pekerjaan, pendidikan masa

depan dan cita-cita harus mulai disusun (Potter & Perry, 2005).

Yani (2009) dalam bukunya menyebutkan bahwa tugas

psikososial yang harus dilakukan remaja adalah

mengembangkan identitas kelompok dan rasa identitas pribadi

Page 48: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

28

serta menjalin hubungan personal yang akrab, baik dengan

teman pria atau teman perempuan. Biasanya remaja dipenuhi

pertanyaan tentang arti kehidupan dan masa depan. Proses

pengembangan identitas diri merupakan fenomena kompleks

yang mencerminkan keturunan, nilai keluarga, pengalaman

kehidupan masa lalu, keyakinan dan harapan untuk masa depan,

serta persepsi mereka tentang tuntutan dan harapan orang yang

berarti dalam kehidupannya.

5. Santri

Santri menurut KBBI (2015) adalah orang yang belajar dan

mendalami agama islam di sebuah pesantren yang menjadi tempat

belajar bagi para santri. Jika diruntut dengan tradisi pesantren,

terdapat dua kelompok santri yaitu santri mukim dan santri kalong.

Santri mukim adalah murid-murid yang berasal dari daerah jauh atau

dekat yang menetap di pesantren, sedangkan santri kalong adalah

murid-murid yang berasal dari desa sekelilingnya, yang biasanya

mereka tidak menetap di pondok (Suismanto, 2004 dalam Megarani,

2010).

Kehidupan di pondok pesantren diibaratkan sebuah komunitas

kecil yang “tak pernah mati” dimana kegiatan yang mereka lakukan

mulai dari bangun hingga tidur kembali seperti tiada habisnya.

Kehidupan di pondok pesantren memberikan banyak tantangan bagi

siswa yang belajar disana. Berbagai kondisi telah ditetapkan dan

diatur oleh pihak pondok pesantren sebagai permintaan yang harus

dipenuhi setiap harinya. Tidak jarang kondisi tersebut bisa menjadi

Page 49: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

29

sumber tekanan sehingga dapat menyebabkan stress (Haris, dkk., 2013

dalam Nikmah, 2015).

Stres adalah respon fisiologis, psikologis dan perilaku dalam

beradaptasi terhadap tekanan internal dan eksternal (Sukhraini., 2007

dalam Sari., dkk. 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada

350 siswa yang dipilih dari berbagai sekolah asrama (Malaysia, China,

India dan lainnya) menunjukkan bahwa 44,9% mengalami stres,

dimana yang menjadi stressor tertinggi adalah terkait akademik

(Wahab dkk., 2013 dalam Nikmah, 2015). Begitu pula dalam

penelitian yang dilakukan di Al-Furqon Boarding School, hal yang

membuat siswa stres ialah terkait tuntutan akademik, relasi sosial dan

peraturan (Sulaeman, Ratri F. & Joefiani, P., 2014 dalam Nikmah,

2015). Penyebab stres pada siswa yang tinggal di asrama (pondok

pesantren) menurut penelitian yang dilakukan Alphen (2014) adalah

meliputi faktor asrama (kerinduan, teman sekamar, manajemen diri,

kurang tidur, kurangnya privasi, perubahan nilai budaya), faktor

teman, dan faktor sekolah (tugas yang banyak, salah paham dengan

guru dan kesulitan di akademik).

Stres yang terjadi merupakan salah satu penyebab dismenore

ini muncul saat menstruasi. Penelitian yang dilakukan Prihatama dkk

(2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

stres dan dismenore pada siswi SMA Negeri 2 Ngawi, dimana hal ini

dibuktikan dengan didapatkannya nilai p sebesar 0,002 (interval

kepercayaan 95%).

Page 50: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

30

D. Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah sebuah hal yang alami bagi kaum

perempuan, dimana setiap bulannya seorang perempuan akan

mengalami peluruhan dinding rahim yang disertai dengan adanya

perdarahan. Menstruasi biasanya akan terjadi pada remaja yang sudah

masuk dalam tahap pubertas. Remaja yang baru memasuki tahap

pubertas akan mengalami menstruasi untuk pertama kalinya yang

disebut menarche. Menarche adalah menstruasi pertama yang

biasanya terjadi 2 tahun sejak munculnya perubahan pada masa

pubertas. Ovulasi dan menstruasi reguler mulai terjadi pada 6–14

bulan setelah menarche (Hockenberry & Wilson, 2009 dalam Hasanah

, 2010). Menarche juga diartikan sebagai terjadinya haid pertama kali

selama usia kehidupan pada seorang perempuan pada usia yang

bervariasi yaitu antara 10–16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5

tahun. Usia menarche ini secara statistik dipengaruhi oleh faktor

keturunan, keadaan gizi, kesehatan umum dan penyakit menahun pada

perempuan (Hendrik, 2006).

2. Fisiologi Menstruasi

Hipotalamus akan menyekresikan hormon gonadotropin.

Hormon gonadotropin merangsang kelenjar pituitari untuk

menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon

FSH merangsang pertumbuhan dan pematangan folikel di dalam

ovarium. Pematangan folikel ini merangsang kelenjar ovarium

Page 51: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

31

mensekresikan hormon esterogen. Hormon esterogen berfungsi

membantu pertumbuhan lapisan endometrium pada dinding ovarium.

Pertumbuhan endometrium memberikan tanda pada kelenjar pituitari

untuk menghentikan sekresi FSH dan berganti dengan sekresi LH.

Pengaruh stimulasi hormon LH, folikel yang sudah matang

pecah menjadi korpus luteum. Saat seperti ini ovum akan keluar dari

folikel dan ovarium menuju uterus (ovulasi). Korpus luteum yang

terbentuk segera menyekresikan hormon progesteron. Hormon

esterogen akan berhenti disekresi jika ovum tidak dibuahi. Berikutnya

sekresi hormon LH oleh kelenjar pituitari berhenti. Akibatnya korpus

luteum tidak bisa melangsungkan sekresi hormon progesteron. Karena

hormon progesteron tidak ada, dinding rahim sedikit demi sedikit

meluruh bersama darah (Ardhiyanti, dkk., 2015).

Gambar 2.1 Kontrol Hormon saat Menstruasi

3. Siklus Menstruasi

Lauralee (2012) dalam bukunya menyebutkan bahwa siklus

haid terdiri dari tiga fase yaitu fase haid, fase proliferatif dan fase

sekretorik atau progestasional. Fase yang pertama yaitu fase haid. Fase

haid adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan

sisa endometrium dari vagina. Berdasarkan perjanjian, hari pertama

Page 52: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

32

haid dianggap sebagai permulaan siklus baru. Saat ini bersamaan

dengan pengakhiran fase luteal ovarium dan dimulainya fase folikular.

Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi

dan implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus sebelumnya,

kadar progesteron dan esterogen darah turun tajam. Karena efek akhir

progesteron dan esterogen adalah mempersiapkan endometrium untuk

implantasi ovum yang dibuahi maka terhentinya sekresi kedua hormon

ini menyebabkan lapisan dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien

ini kehilangan hormon-hormon penunjangnya.

Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang

pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan

vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat aliran

darah ke endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi

kemudian menyebabkan kematian endometrium termasuk pembuluh

darahnya. Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan pembuluh darah

ini membilas jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen uterus.

Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama haid kecuali

sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel dan kelenjar, yang

menjadi asal regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus juga

merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini

membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga

uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi yang terlalu

kuat akibat produksi berlebihan prostaglandin menyebabkan kram haid

(dismenore) yang dialami oleh sebagian perempuan.

Page 53: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

33

Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari

setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase

folikular ovarium. Penghentian efek progesteron dan esterogen, akibat

degenerasi korpus luteum menyebabkan terkelupasnya endometrium

dan terbentuknya folikel-folikel baru di ovarium di bawah pengaruh

hormon gonadotropik yang kadarnya meningkat. Turunnya sekresi

hormon gonad menghilangkan pengaruh inhibitorik dari hipotalamus

dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LH meningkat dan

fase folikuler baru dapat dimulai. Setelah lima sampai tujuh hari di

bawah pengaruh FSH dan LH, folikel-folikel yang baru berkembang

telah menghasilkan cukup esterogen untuk mendorong perbaikan dan

pertumbuhan endometrium.

Fase selanjutnya yaitu proliferatif, dimana siklus ini dimulai

bersamaan dengan bagian terakhir fase folikular ovarium ketika

endometrium mulai memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah

pengaruh esterogen dari folikel-folikel yang baru berkembang. Saat

aliran darah haid berhenti, yang tersisa adalah lapisan endometrium

menipis dengan ketebalan kurang dari 1 mm. Esterogen merangsang

proliferasi sel epitel, kelenjar dan pembuluh darah di endometrium,

meningkatkan ketebalan lapisan ini menjadi 3-5 mm. Fase proliferatif

yang didominasi oleh esterogen ini berlangsung dari akhir haid hingga

ovulasi. Kadar puncak esterogen memicu lonjakan LH yang menjadi

penyebab ovulasi.

Uterus masuk ke fase sekretorik atau progestasional yang

bersamaan waktunya dengan fase luteal ovarium. Korpus luteum

Page 54: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

34

mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan esterogen. Progesteron

mengubah endometrium tebal yang telah dipersiapkan esterogen

menjadi jaringan kaya vaskular dan glikogen. Periode ini disebut fase

sekretorik karena kelenjar endometrium aktif mengeluarkan glikogen

atau fase progestasional, merujuk kepada lapisan subur endometrium

yang mampu menopang kehidupan mudigah. Jika pembuahan dan

implantasi tidak terjadi maka korpus luteum berdegenerasi dan fase

folikular dan fase haid baru dimulai kembali.

Gambar 2.2 Korelasi antara kadar hormon dan perubahan siklik

ovarium dan uterus (Lauralee, 2015)

E. Dismenore

1. Pengertian Dismenore

Dismenore didefinisikan sebagai nyeri yang terjadi sebelum

dan saat menstruasi (Patruno, 2006). Dismenore juga diartikan sebagai

gangguan sekunder menstruasi yang terjadi sebelum, saat atau sesudah

Page 55: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

35

menstruasi. Dismenore umumnya dimulai 2–3 tahun setelah

menarche. Dismenore yang terjadi pada umumnya adalah dismenore

primer, dikarenakan dismenore ini berkaitan dengan siklus ovulasi

yang ada pada saat menstruasi (Harel dan Hillard, 2008). Rasa nyeri

pada saat menstruasi tentu sangat menyiksa bagi perempuan. Sakit

menusuk, nyeri yang hebat di sekitar bagian bawah dan bahkan

kadang mengalami kesulitan saat berjalan sering dialami ketika haid

menyerang (Harahap, 2001 dalam Kurniawati dan Kusumawati,

2011).

2. Klasifikasi dan Manifestasi Klinis Dismenore

Dismenore dibagi menjadi dua tipe yaitu dismenore primer dan

dismenore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada saat

menstruasi tanpa adanya kelainan patologis pelvis (Harel dan Hillard,

2008). Penyebab dismenore adalah turunnya kadar hormon ovarium

pada saat menstruasi yang nantinya merangsang pembebasan suatu

prostaglandin (E2 dan F2) yang menyebabkan vasokontriksi

pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat aliran darah ke

endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi kemudian

menyebabkan kematian endometrium, termasuk rusaknya pembuluh

darah. Produksi prostaglandin meningkat, dan mengakibatkan semakin

meningkatnya kontraksi miometrium yang nantinya akan

menimbulkan rasa nyeri dan kram (Lauralee, 2012).

Karakteristik dismenore primer ini yaitu nyeri yang

berfluktuasi dan tidak teratur yang terjadi pada beberapa jam sebelum

atau saat menstruasi dan biasanya terjadi selama 6 jam hingga 2 hari.

Page 56: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

36

Dismenore primer ini terjadi pada remaja dengan prevalensi 95% dan

pada perempuan dewasa sekitar 30%-50%. Nyeri ini berlokasi pada

daerah abdomen bawah. Nyeri ini biasanya disertai oleh sakit kepala

bagian belakang, mual, muntah dan diare (Seller dan Symons, 2012).

Dismenore sekunder itu sendiri dideskripsikan sebagai nyeri

menstruasi yang diakibatkan oleh adanya kelainan patologis seperti

adanya endometriosis, lesi, dan tumor. Dismenore sekunder biasanya

terjadi pada perempuan yang berusia > 25 tahun (Smith, 2008).

3. Gejala Penyerta Dismenore

Dismenore yang terjadi, bukan hanya menimbulkan rasa nyeri

saja, namun biasanya terdapat gejala-gejala penyerta saat ia muncul.

Gejala-gejala yang biasanya menyertai dismenore adalah mual,

muntah, pusing kepala dan diare. Pusing kepala yang dialami

disebabkan oleh adanya penurunan kadar hormon esterogen.

Penurunan hormon ini mengakibatkan terjadinya peningkatan

produksi prostaglandin yang dapat menyebabkan timbulnya pusing

pada saat menstruasi (Women’s Health Program Monash University,

2010).

Penelitian yang lakukan oleh Bernstein dkk (2014) di Canada

dengan total sampel 220 partisipan menunjukkan bahwa primary GI

symptoms (gejala primer saluran pencernaan) terjadi pada saat

sebelum dan saat menstruasi. Gejala-gejala tersebut diantaranya nyeri

perut, diare, mual, konstipasi dan muntah. Prevalensi gejala tersebut

yaitu nyeri perut (55), diare (28), mual (14), konstipasi (10), muntah

Page 57: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

37

(3), any primary symptoms (69) dan multiple (≥2) primary symptoms

(31).

Saat menstruasi terjadi peningkatan kadar prostaglandin yang

merangsang uterus untuk terus berkontraksi dan menimbulkan nyeri.

Pada usus halus, prostaglandin membuat otot polos yang ada pada

usus halus berkontraksi. Peningkatan kontraksi usus halus ini akan

mengurangi absorpsi yang nantinya akan menyebabkan terjadinya

diare. Perubahan mood atau stress pada remaja juga terjadi akibat

penurunan kadar hormon dalam darah selama menstruasi. Keadaan

stress ini pun akan merangsang peningkatan pengeluaran asam

lambung yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya mual dan

muntah (Bernstein, dkk., 2014).

4. Faktor Penyebab

Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan dalam bukunya

bahwa banyak teori yang dikemukakan untuk menerangkan penyebab

dismenore, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Rupanya

beberapa faktor memegang peranan penting sebagai penyebab

dismenore primer antara lain :

- Faktor kejiwaan

Remaja yang memiliki emosi yang tidak stabil, utamanya

pada saat menstruasi, maka pada remaja tersebut akan mudah

timbul dismenore.

- Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan

terjadinya dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis.

Page 58: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

38

Namun, faktor ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang

penting sebab banyak perempuan yang menderita dismenore

tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hipernatefleksi.

- Faktor endokrin

Faktor endokrin yaitu hormon esterogen dan progesteron

berperan dalam proses kontraksi uterus. Hormon esterogen

merangsang terjadinya kontraksi pada uterus, sedangkan hormon

progesteron menghambat terjadinya kontraksi.

- Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya

asosiasi antara hipermenore dengan urtikaria migaran atau asma

bronkeal. Setelah memperhatikan keadaan tersebut, Smith

menduga bahwa sebab alergi adalah toksin dari menstruasi.

Penyelidikan pada tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa

peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting

dalam etiologi dismenore primer.

5. Faktor Resiko

Beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya dismenore,

utamanya dismenore primer adalah sebagai berikut :

a. Indeks massa tubuh (IMT) kurang atau lebih dari 20 kg/m2

Hubungan IMT dengan kejadian dismenore sampai saat ini

masih dalam proses penelitian. Penelitian yang dilakukan Jang dkk

(2013) menunjukkan bahwa dismenore terjadi lebih banyak pada

remaja perempuan yang nilai indeks massa tubuhnya tergolong

kurus. Madhubala & Jyoti (2012) melakukan penelitian dan hasil

Page 59: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

39

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara IMT rendah dengan

kejadian dismenore.

b. Menstruasi dini sebelum usia 12 tahun

Usia seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi

sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak

mendapat menstruasi pertama kali pada usia yang lebih muda (<11

tahun). Menstruasi dini yang terjadi akan mengakibatkan terjadinya

beberapa gangguan pada sistem reproduksi remaja, salah satu

gangguan tersebut yaitu terbentuknya fibroid uterus (Edwards,

dkk., 2013).

c. Hipermenore (menoragia)

Hipermenore (menoregia) adalah bentuk gangguan pada

saat menstruasi, siklus tetap teratur, namun jumlah darah yang

dikeluarkan cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang

dipakai dan gumpalan darahnya. Normalnya pengeluaran darah

menstruasi berlangsung antara 3-7 hari, dengan jumlah darah yang

hilang sekitar 50-60 cc tanpa bekuan darah. Penyebab terjadinya

menoragia kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim),

polip endometrium, atau hiperplasia endometrium (penebalan

dinding rahim) (Manuaba, 2009).

Collins (2012) dalam bukunya Differential Diagnosis in

Primary Care menyebutkan bahwa penyebab hipermenore adalah

endometriosis, fibroid, karsinoma, inflamasi pelvis kronis, trauma,

anemia dan gangguan pembekuan darah. Hendrik (2006) dalam

bukunya Problema Haid : Tinjauan Syariat Islam dan Medis

Page 60: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

40

menyatakan bahwa hipermenore adalah terjadinya perdarahan

haidh yang terlalu banyak dari normalnya dan lebih lama dari

normalnya. Perdarahan yang terjadi dan memanjangnya periode

menstruasi, menyebabkan prostaglandin terus menerus diproduksi.

Kontraksi uterus yang terlalu kuat akibat stimulasi prostaglandin

yang berlebihan akan menyebabkan dismenore (Lauralee, 2012).

d. Merokok

Gagua dkk (2012) dalam penelitiannya di Georgia

menyatakan bahwa merokok berhubungan dengan kejadian

dismenore. Nikotin yang terkandung pada rokok dapat

menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah

endometrium. Vasokontriksi ini akan mengakibatkan iskemia pada

endometrium yang nantinya akan menyebabkan kerusakan

endometrium dan pada akhirnya prostaglandin pun diproduksi.

e. Usia

Perempuan semakin tua, lebih sering mengalami menstruasi

yang mengakibatkan perubahan anatomis leher rahim yang asalnya

sempit menjadi bertambah lebar, sehingga sensasi nyeri haid akan

berkurang (Lestari, 2013).

f. Riwayat keluarga

Seseorang perempuan yang memiliki ibu atau saudara

dengan riwayat dismenore akan lebih beresiko mengalami

dismenore saat menstruasi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian

yang dilakukan Charu dkk (2012) di India yang menunjukkan

Page 61: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

41

bahwa 40% dari total partisipan yang mengalami dismenore

(n=560) mempunyai riwayat dismenore pada keluarganya.

6. Diagnosis Dismenore

Pengkajian dismenore dilakukan dengan menggunakan instrumen

Verbal Multidimensional Scoring System, dan hasilnya adalah sebagai

berikut :

Derajat

Kemampuan

untuk

beraktivitas

Gejala

Dismenore

Penggunaan

obat-obatan

Derajat 0 : tidak terjadi

nyeri pada saat

menstruasi dan

menstruasi tidak

mengganggu kegiatan

sehari-hari

Tidak

mengganggu

Tidak ada

gejala

Tidak

memerlukan

pengobatan

Derajat 1 : terjadi nyeri

saat menstruasi, namun

nyeri jarang

mengganggu aktivitas

sehari-hari

Kadang-

kadang

mengganggu

Tidak ada

gejala

Kadang-

kadang

membutuhkan

pengobatan

Derajat 2 : Nyeri

menstruasi

mengganggu aktivitas

sehari-hari

Mengganggu

aktivitas

sehari-hari

dengan

intensitas

sedang

Terdapat

beberapa

gejala

Membutuhkan

pengobatan

Derajat 3 : nyeri

menstruasi

mengganggu aktivitas

sehari-hari

Mengganggu

aktivitas

sehari-hari

dengan

intensitas

berat

Banyak

gejala yang

timbul

Sangat

membutuhkan

pengobatan

7. Fisiologi Dismenore

Dismenore terjadi biasanya pada saat akhir fase luteal

ovarium. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi

Tabel 2.2 Derajat Nyeri pada Saat Menstruasi

berdasarkan Verbal Multidimensional Scoring System

(Bitzer, 2015)

Page 62: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

42

fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan selama siklus

sebelumnya, menyebabkan kadar progesteron dan esterogen darah

turun tajam. Terhentinya efek kedua hormon ini menyebabkan lapisan

dalam uterus yang kaya vaskular dan nutrien ini kehilangan hormon-

hormon penunjangnya.

Turunnya kadar hormon ovarium juga merangsang

pembebasan suatu prostaglandin (E2 dan F2) yang menyebabkan

vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium, menghambat aliran

darah ke endometrium. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi

kemudian menyebabkan kematian endometrium, termasuk rusaknya

pembuluh darah. Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan pembuluh

darah ini membias jaringan endometrium yang mati ke dalam lumen

uterus. Sebagian besar lapisan dalam uterus terlepas selama

menstruasi kecuali sebuah lapisan dalam yang tipis berupa sel epitel

dan kelenjar yang menjadi asal regenerasi endometrium. Prostaglandin

uterus yang sama juga merangsang kontraksi ritmik ringan

miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan

sisa endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina sebagai

darah menstruasi. Kontraksi uterus yang terlalu kuat akibat

meningkatnya produksi prostaglandin menyebabkan kram saat

menstruasi atau yang kita kenal sebagai dismenore (Lauralee, 2012).

8. Dampak Dismenore

Dismenore dapat menimbulkan dampak bagi kegiatan atau

aktivitas para perempuan khususnya remaja. Dismenore membuat

perempuan tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan

Page 63: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

43

resep obat (Prawirohardjo, 2005 dalam Ningsih, 2011). Penelitian

terkait dismenore mempengaruhi aktivitas remaja juga dilakukan oleh

Kurniawati dan Kusumawati di SMK Batik Surakarta tahun 2011

menyatakan bahwa siswi yang memiliki skor dismenore < 6 (ringan)

mengalami penurunan aktivitas sebesar 79,4%. Siswi yang mempunyai

skor dismenore ≥ 6 (berat) mengalami penurunan aktivitas sebesar

96,2%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dismenore berpengaruh

terhadap aktivitas remaja. Dismenore tidak hanya menyebabkan

gangguan aktivitas tetapi juga memberi dampak yang menyeluruh,

mulai dari segi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi terhadap

perempuan di seluruh dunia (Iswari, 2014).

Dampak psikologis dari dismenore dapat berupa konflik

emosional, ketegangan dan kegelisahan. Hal tersebut dapat

menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing. Sedikit merasa

tidak nyaman dapat dengan cepat berkembang menjadi suatu masalah

besar dengan segala kekesalan yang menyertainya. Hal tersebut

nantinya akan mempengaruhi kecakapan dan keterampilannya.

Kecakapan dan keterampilan yang dimaksud berarti luas, baik

kecakapan mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan

berfikir (thinking skill), kecakapan sosial (social skill) dan kecakapan

akademik (academic skill) (Trisianah, 2011 dalam Iswari , 2014).

9. Penatalaksanaan Dismenore

9.1 Terapi non-farmakologi

Penanganan dismenore utamanya dismenore primer pada

beberapa tahun terakhir ini lebih mengarah ke terapi non-

Page 64: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

44

farmakologi. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yuniarti, Rejo, dan Handayani (2012), menunjukkan hasil

bahwa 67 orang (88,2%) dari 76 partisipan, telah melakukan

penanganan dismenore dengan terapi alternatif. Perilaku

penanganan tersebut berupa pemberian kompres hangat, olahraga

teratur, dan istirahat, mengkonsumsi makanan bergizi dan yang

paling terakhir dilakukan yaitu pengkonsumsian obat analgetik.

a. Kompres hangat

Kompres hangat adalah sebuah metode yang sudah

lama diaplikasikan untuk mengurangi nyeri. Kompres hangat

ini diberikan bertujuan untuk memenuhi rasa nyaman,

mengurangi dan membebaskan nyeri, mengurangi dan

mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa

hangat (Uliyah dan Hidayat, 2008). Penelitian yang dilakukan

oleh Jeung Im (2013) pada mahasiswa sebuah universitas di

Korea menunjukkan bahwa kompres hangat dengan

menggunakan red ben pillow mampu untuk menurunkan rasa

nyeri yang terjadi saat menstruasi.

b. Senam dismenore

Senam dismenore ini merupakan salah satu teknik

relaksasi. Olahraga atau latihan fisik dapat menghasilkan

hormon endorfin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat

penenang alami yang diproduksi oleh otak yang melahirkan

rasa nyaman dan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat

kontraksi. Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadar B-

Page 65: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

45

endorphin empat sampai lima kali di dalam darah. Semakin

banyak melakukan senam atau olahraga maka akan semakin

tinggi pula kadar B-endorphin.

Seseorang yang melakukan olahraga atau senam,

maka B-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di

dalam hipotalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk

mengatur emosi (Harry, 2005 dalam Marlinda, dkk., 2013).

Kadar endorphin beragam diantara individu, seperti halnya

faktor-faktor seperti kecemasan yang mempengaruhi kadar

endorphin. Individu dengan endorphin yang banyak akan

lebih sedikit merasakan nyeri. (Smeltzer & Bare, 2001 dalam

Marlinda, dkk, 2013).

c. Diet

Diet rendah lemak dan vitamin E, B1 dan B6 dapat

menurunkan nyeri saat menstruasi (Roger P, 2015).

d. Akupresur

Akupresur merupakan salah satu metode terapi non-

farmakologi yang merupakan teknik khusus dengan

memanipulasi berbagai titik akupuntur. Tujuannya adalah

meningkatkan aliran energi tubuh. Akupresur juga

dideskripsikan sebagai akupuntur tanpa jarum, namun

akupresur memiliki berbagai teknik dan menggunakan

metode-metode yang jauh berbeda. Penekanan titik akupresur

dapat berpengaruh terhadap produksi endorphin dalam tubuh.

Terapi akupresur dapat melancarkan peredaran darah dan

Page 66: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

46

tidak menumpuk pada uterus dan akhirnya diharapkan dapat

menurunkan rasa nyeri pada saat menstruasi (Ody, 2008

dalam Hasanah, 2010).

9.2 Terapi farmakologi

Sultan dkk (2012) dalam bukunya yang berjudul Pediatric

and Adolescent Gynecology menjelaskan bahwa terapi farmakologi

yang digunakan untuk mengatasi dismenore biasanya

menggunakan obat-obatan sejenis prostaglandin inhibitor yaitu

dengan Nonstreoidal Anti-Inflamatory Drugs (NSAIDs) dan

kontrasepsi oral.

- NSAIDs adalah obat penghambat sintesa prostaglandin,

dimana obat ini terbukti mampu menurunkan 75% gejala

dismenore pada remaja. Ibuprofen, sodium naproxen dan

ketoprofen juga terbukti mampu menurunkan nyeri dismenore.

- Kontrasepsi oral : komposisi dari kontrasepsi oral ini adalah

esterogen dosis rendah yang dikombinasikan dengan

progesteron generasi kedua atau ketiga, dimana obat ini

mampu terbukti untuk digunakan sebagai terapi farmakologi

dismenore.

10. Pencegahan Dismenore

Menurut Calis (2015) beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk

mencegah terjadinya dismenore, langkah tersebut adalah :

Page 67: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

47

a. Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup, terdapat berbagai cara diantaranya

dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengontrol

berat badan (Stoppler, 2014).

b. Berhenti merokok

Gagua dkk (2012) dalam penelitiannya di Georgia

menyatakan bahwa merokok berhubungan dengan kejadian

dismenore. Nikotin yang terkandung pada rokok dapat

menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah

endometrium. Vasokontriksi ini akan mengakibatkan iskemia

pada endometrium yang nantinya akan menyebabkan kerusakan

endometrium dan pada akhirnya prostaglandin pun diproduksi

c. Olahraga

Senam dismenore ini merupakan salah satu teknik relaksasi.

Olahraga atau latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorfin.

Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang

diproduksi oleh otak yang melahirkan rasa nyaman dan untuk

mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi (Harry, 2005 dalam

Marlinda, dkk., 2013)

Page 68: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

48

F. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Dimodifikasi dari Carver dkk (1989) ; Alligod (2010) ; Purwaningsih &

Fatmawati (2010) ; Schwarzer (2013); Iswari (2014)

Input

Proses

Penurunan kadar

esterogen saat menstruasi

Cognator

emosi tidak stabil

saat menstruasi

Regulator

Peningkatan Kadar

Prostaglandin

Output

1. Fisik

2. Psikologis

3. Sosial

4. Aktivitas

Koping berfokus pada

masalah

- Active coping

- Planning

- Supression of

Competing activities

- Seeking sosial

support

Koping berfokus pada emosi

Efektor

Pengalaman Dismenore

Mekanisme Koping Dismenore

Reactive coping Anticipatory

coping

Preventive

coping

Proactive

coping

Page 69: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

49

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Dismenore adalah sebuah proses fisiologis dimana umumnya

terjadi pada perempuan yang berusia di bawah 20 tahun. Dismenore ini

disebabkan oleh penurunan kadar esterogen saat menstruasi berlangsung.

Penurunan kadar esterogen ini menyebabkan terjadinya peningkatan

produksi prostaglandin oleh endometrium. Dismenore ini jika tidak segera

ditangani, maka akan berdampak pada kehidupan seorang remaja, baik

dari segi fisik, psikologis, sosial dan aktivitas. Dismenore ini termasuk

dalam salah satu bentuk stresor, dimana ketika dihadapkan dengan sebuah

stresor, remaja akan melakukan sebuah mekanisme koping untuk

beradaptasi dengan perubahan yang ia alami.

Beberapa jenis mekanisme koping yang dieksplorasi oleh peneliti

pada penelitian ini, yang pertama yaitu koping berfokus pada masalah

(active coping and seeking sosial support). Active coping adalah sebuah

langkah-langkah aktif yang dilakukan untuk mengatasi stresor

(penanganan) dan seeking social support adalah usaha yang dilakukan

oleh individu untuk memperoleh dukungan dari lingkungan sekitarnya.

Jenis koping yang kedua yaitu anticipatory coping dan reactive koping,

dimana anticipatory coping adalah suatu upaya untuk menghadapi suatu

stresor yang diprediksikan dalam jangka waktu dekat (upaya antisipasi),

Page 70: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

50

sedangkan reactive coping adalah upaya untuk menghadapi sebuah stresor

yang terjadi pada saat ini dan masa lampau.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja serta mekanisme

koping yang dilakukan saat dismenore, pada akhirnya akan membentuk

sebuah pengalaman. Pengalaman dismenore yang dialami masing-masing

remaja memiliki sebuah ciri khas dan berbeda-beda setiap orangnya,

karena nyeri ini adalah sebuah hal yang sifatnya subjektif, sehingga segala

sesuatunya tergantung dari bagaimana seorang remaja tersebut

mempersepsikan apa yang ia rasakan.

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman dismenore adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

dismenore yang terjadi dalam kehidupan seorang remaja perempuan

seperti karakteristik nyeri, efek dan dampak dismenore bagi kehidupan

sehari-hari

2. Mekanisme koping dismenore adalah segala sesuatu yang dilakukan

remaja baik itu pencegahan ataupun penanganan saat mengalami

dismenore

3. Remaja perempuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

seseorang dengan jenis kelamin perempuan yang sudah memasuki

masa remaja dan pubertas

Page 71: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan

desain penelitian fenomenologi deskriptif. Penelitian ini akan mengkaji

lebih dalam mengenai fenomena terkait dismenore baik dari segi

pengalaman dan mekanisme koping yang dilakukan oleh santriwati.

Eksplorasi pengalaman perlu dilakukan karena pengalaman ini dapat

dijadikan sebagai tolak ukur atau pedoman remaja dalam melakukan

aktivitas dan merespon segala sesuatunya di masa yang akan datang.

Mekanisme koping santriwati juga perlu dilakukan mengingat koping ini

adalah cara seseorang untuk beradaptasi dengan perubahan yang diterima,

jika koping yang dilakukan tidak berhasil, maka dismenore ini akan

mengakibatkan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari

seorang remaja.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Maret tahun 2016

di Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Sawangan Depok. Pondok

tersebut dijadikan lokasi penelitian karena dari hasil studi pendahuluan

pada pondok tersebut, terdapat fenomena yang peneliti cari yaitu

“dismenore mengganggu kehidupan sehari-hari”, pondok ini juga belum

pernah dilakukan penelitian tentang pengalaman dan mekanisme koping

Page 72: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

52

dismenore dan jumlah santriwati di pondok tersebut tahun 2015 berjumlah

110 orang.

C. Partisipan Penelitian

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan tekhnik

purposive sampling. Pemilihan partisipan yang menjadi sampel penelitian

harus berdasarkan kriteria, yaitu kriteria tertentu yang ditetapkan dan

sampel dipilih berdasarkan kriteria tersebut. Partisipan pada penelitian ini

yaitu santriwati di Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Sawangan

Depok dengan jumlah partisipan yaitu 5 orang, dengan kriteria inklusi

partisipan utama sebagai berikut :

1. Santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Sawangan

Depok

2. Berusia < 20 tahun

3. Pernah mengalami dismenore pada saat menstruasi

4. Bersedia menjadi partisipan

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif ini yaitu peneliti sendiri

dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan

jenis wawancara semi berstruktur berdasarkan pedoman wawancara

mendalam, alat perekam dan catatan lapangan. Pedoman wawancara yang

sudah dibuat, sudah terlebih dahulu diuji pada satu partisipan lain yang

sesuai dengan kriteria inklusi dengan tujuan untuk mengetahui apakah

Page 73: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

53

pedoman wawancara yang sudah dibuat layak digunakan sebagai acuan

untuk menggali informasi sesuai dengan fenomena yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari – Maret

2016. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan jenis

wawancara semi berstruktur berdasarkan pedoman wawancara yang

telah disiapkan sebelumnya. Pengumpulan data dilakukan oleh

peneliti sendiri dengan dibantu alat perekam serta alat pencatat dan tak

lupa membuat catatan lapangan saat wawancara berlangsung.

2. Proses Pengumpulan Data

a. Tahap Persiapan Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus

izin penelitian kepada pihak-pihak terkait seperti pihak pondok

pesantren. Setelah mendapatkan perizinan, peneliti turun ke

lapangan dan mendata partisipan sesuai kriteria lalu melakukan

penelitian kepada santriwati yang bersedia menjadi partisipan

dengan terlebih dahulu melakukan inform consent dan melakukan

pendekatan untuk membina hubungan saling percaya.

b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan wawancara mendalam kepada partisipan yang ditujukan

untuk mendapatkan informasi dari individu yang diwawancarai.

Proses pelaksanaan wawancara dapat bersifat formal yang

Page 74: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

54

direncanakan sebelumnya dan dapat juga secara informal layaknya

percakapan sehari-hari.

Wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada

partisipan membutuhkan waktu ± 30 menit. Peneliti melakukan

wawancara dalam 3 kali pertemuan yang terdiri dari pertemuan

pertama yaitu perkenalan, penjelasan dan pendekatan peneliti

terhadap partisipan. Pertemuan kedua mulai menggali pengalaman

dan mekanisme koping partisipan mengenai dismenore dalam

waktu ± 30 menit dan pertemuan terakhir peneliti mengklarifikasi

jawaban yang diberikan partisipan. Teknik ini dilakukan dengan

tujuan agar terjalinnya komunikasi terbuka dan saling percaya

antara peneliti dengan partisipan.

F. Keabsahan Data

Kualitas data atau hasil temuan suatu penelitian kualitatif

ditentukan dari keabsahan data yang dihasilkan atau lebih tepatnya

keterpercayaan, keautentikan, dan kebenaran terhadap data, informasi atau

temuan yang dihasilkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

(Afiyanti, 2008 ; Robson, 2011 dalam Afiyanti dan Rachmawati, 2014).

Temuan atau data dapat dinyatakan valid pada penelitian kualitatif, apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2013).

Terdapat empat istilah yang pada umumnya digunakan untuk

menyatakan keabsahan data hasil temuan penelitian kualitatif yaitu

Page 75: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

55

kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Berikut di

bawah ini penjelasan macam keabsahan data pada penelitian kualitatif :

1. Uji Kredibilitas

Kredibilitas data atau ketepatan dan keakurasian suatu data

yang dihasilkan dari studi kualitatif menjelaskan derajat atau nilai

kebenaran dari data yang dihasilkan termasuk proses analisis data

tersebut dari penelitian yang dilakukan (Afiyanti & Rachmawati,

2014).

Peneliti melakukan uji keakuratan data atau kredibilitas dengan

menggunakan peer debriefing dimana pada penelitian ini, peneliti

lebih banyak berdiskusi dengan ahli. Triangulasi yang digunakan yaitu

triangulasi teori, dimana teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu

teori Roy, Lazarus dan Folkman serta Schwarzer dan Taubert.

Member check yang dilakukan yaitu mengklarifikasi kembali data

yang sudah ada dengan partisipan yang bersangkutan, dimana hasilnya

yaitu tidak ada data tambahan dari hasil yag sudah didapatkan..

Setelah peneliti mengumpulkan data, peneliti membuat transkrip data.

Setelah itu transkrip data yang sudah selesai, dibicarakan dan

didiskusikan ke ahli tentang hal-hal yang dialami partisipan. Peneliti

juga memanfaatkan hasil catatan lapangan yang dibuat ketika

wawancara berlangsung. Setelah data semua selesai, peneliti

melakukan pengecekan data kembali, apakah data yang diperoleh

sudah sesuai dengan yang diberikan pemberi data.

Page 76: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

56

2. Transferabilitas atau keteralihan data

Transferabilitas adalah seberapa mampu suatu hasil penelitian

kualitatif dapat diaplikasikan dan dialihkan pada keadaan atau konteks

lain atau kelompok serta partisipan lainnya. Penilaian keteralihan ini

ditentukan oleh para pembaca (Afiyanti & Rachmawati, 2014).

Peneliti sudah berupaya untuk menyajikan hasil dari penelitian ini

secara jelas dan sistematis agar para pembaca laporan hasil penelitian

ini dapat memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang

konteks dan fokus penelitian.

3. Dependabilitas atau ketergantungan

Pada penelitian ini, peneliti membuat transkrip data secara singkat,

maksud, tujuan, proses, dan hasil penelitian. Peneliti juga melakukan

audit terhadap hasil dari seluruh penelitian. Bukan hanya peneliti,

namun auditor eksternal juga dilibatkan dalam hal ini auditor tersebut

adalah pembimbing I dan pembimbing II untuk mereview kembali

seluruh hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas

Pada penelitian ini, peneliti memeriksa kembali apa benar hasil

penelitian sesuai dengan pengumpulan data yang ada di lapangan

dengan cara melakukan member check dengan sejumlah partisipan.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman remaja

perempuan khususnya santriwati saat dismenore. Analisa data yang

Page 77: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

57

digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik Colaizzi (1978). Adapun

langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

1. Membaca dan menyalin seluruh deskripsi wawancara yang telah

diungkapkan oleh partisipan

2. Melakukan ekstraksi terhadap pernyataan yang signifikan (pertanyaan

yang secara langsung berhubungan dengan fenomena yang diteliti

3. Menguraikan makna yang terkandung dalam pernyataan signifikan

serta menggabungkan makna yang dirumuskan ke dalam kelompok

tema

4. Mengembangkan sebuah deskripsi tema lengkap (yaitu deskripsi yang

komprehensif dari pengalaman yang diungkapkan partisipan)

5. Menjelaskan struktur dasar dari fenomena tersebut

6. Kembali kepada partisipan untuk melakukan validasi

H. Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Pembina

Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Depok melalui surat

pengantar dari Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan. Peneliti melindungi hak-hak calon partisipan untuk

mengambil keputusan sendiri dalam hal berpartisipasi pada penelitian ini

maupun tidak berpartisipasi, tidak ada paksaan partisipan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Peneliti juga memberikan lembar

infomed consent sebelum penelitian dilakukan dan peneliti akan

menyembunyikan identitas terkait partisipan atau tanpa nama (anonymity)

dan menjaga kerahasiaan (confidentiality) data yang didapatkan.

Page 78: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

58

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang “Pengalaman dan

Mekanisme Koping Dismenore pada Santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah

Pondok Petir Depok” yang telah dilakukan pada lima partisipan melalui

wawancara mendalam. Hasil wawancara kemudian diolah melalui proses analisis

data sehingga ditemukan beberapa tema yang muncul. Hasil penelitian ini

ditampilkan peneliti dengan mendeskripsikan tema-tema yang muncul dari hasil

penelitian secara naratif dengan penyajian hasil penelitian sebagai berikut.

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Pondok Pesantren An-Nahdlah adalah lembaga pendidikan islam yang

berdiri pada tahun 1997 dengan sistem pembelajaran yang holistik dan

terintegrasi antara pendidikan umum dan agama. Pondok pesantren ini

memadukan antara sistem pembelajaran modern dan salaf, memadukan jalur

pendidikan formal, non-formal dan informal dalam satu kesatuan. Pondok

pesantren ini terletak di wilayah Pondok Petir Bojongsari Depok. Jumlah total

santri yang ada di Pondok An-Nahdlah baik putra maupun putri yaitu

berjumlah 250 dengan 135 santri putra dan 110 santri putri. Santri putri yang

ada di pondok tersebut rata-rata berusia 12-19 tahun.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah santriwati pondok pesantren

An-Nahdlah Pondok Petir Depok yang telah memiliki pengalaman

dismenore dengan karakteristik masing-masing partisipan yaitu :

Page 79: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

59

Karakteristik

Partisipan Usia Agama Pendidikan

saat ini

Suku Usia pertama

kali

Dismenore

Riwayat

keluarga

terkait

dismenore

P1 19 Islam 3 Aliyah Jawa 19 Tidak ada

P2 18 Islam 3 Aliyah Jawa 17 Tidak ada

P3 14 Islam 2

Tsanawiyah

Jawa 12 Ada (ibu)

P4 17 Islam 3 Aliyah Sunda-

Jawa

16 Ada (ibu)

P5 13 Islam 1

Tsanawiyah

Betawi 11 Tidak ada

Tabel 5.1 Karakteristik Partisipan

Partisipan pertama (P1) berusia 19 tahun, Islam, kelas 3 Aliyah, Suku

Jawa, usia pertama kali dismenore 19 tahun dan tidak ada riwayat

dismenore dalam keluarga.

Partisipan kedua (P2) berusia 18 tahun, Islam, kelas 3 Aliyah, Suku Jawa,

usia pertama kali dismenore 17 tahun dan tidak ada riwayat dismenore

dalam keluarga.

Partisipan ketiga (P3) berusia 14 tahun, Islam, kelas 2 Tsanawiyah, Suku

Jawa, usia pertama kali dismenore 12 tahun dan ada riwayat dismenore

dalam keluarga (ibu).

Partisipan keempat (P4) berusia 17 tahun, Islam, kelas 3 Aliyah, Suku

Sunda-Jawa, usia pertama kali dismenore 16 tahun dan ada riwayat

dismenore dalam keluarga (ibu).

Page 80: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

60

Partisipan kelima (P5) berusia 13 tahun, beragama islam, kelas 1

Tsanawiyah, Suku Betawi, usia pertama kali dismenore 11 tahun dan

tidak ada riwayat dismenore dalam keluarga.

2. Analisa Tematik

Hasil analisis tematik dari partisipan yang ada didapatkan enam

tema dimana ketika ditambahkan satu partisipan lagi, tidak muncul tema

baru, sehingga data sudah peneliti nyatakan tersaturasi dan hanya lima

partisipan saja yang digunakan. Berbagai tema yang didapat terkait

pengalaman dismenore remaja perempuan, yaitu : 1) karakteristik nyeri

yang dialami oleh santriwati, 2) dampak dismenore dalam kehidupan

sehari-hari santriwati, 3) upaya santriwati dalam mengatasi dismenore, 4)

dukungan yang diperoleh santriwati saat mengalami dismenore, 5)

antisipasi yang dilakukan santriwati terhadap dismenore, 6) mitos-mitos

seputar dismenore yang dipercayai oleh santriwati. Berikut penjelasan

lebih rinci tentang tema-tema tersebut.

Tema 1. Karakteristik Dismenore yang dialami oleh santriwati

Nyeri saat menstruasi yang dialami oleh masing-masing santriwati

berbeda-beda, baik dari segi onset dan durasi nyeri, sifat nyeri, gejala

penyerta nyeri, lokasi, derajat nyeri dan kualitas dari nyeri itu sendiri.

Karakteristik nyeri ini berdasarkan hasil wawancara mendalam kepada

lima partisipan menghasilkan tujuh sub-tema yakni: 1) onset dan durasi

nyeri, 2) gejala penyerta nyeri, 3) lokasi nyeri, 4) tingkatan atau derajat

nyeri, 5) kualitas(rasa) nyeri.

Page 81: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

61

1) Onset dan durasi nyeri

Kapan dan lamanya dismenore yang dialami masing-masing santriwati

berbeda-beda. Tiga dari partisipan mengatakan bahwa nyeri dimulai dari

awal menstruasi hingga hari kelima dan dua dari partisipan yang lainnya

pun mengatakan bahwa dismenore yang ia alami, mulai dirasakan dari

sehari sebelum menstruasi hingga hari kelima menstruasi. Berikut ini

ungkapan salah satu partisipan:

“...nyeri pas awal menstruasi hingga kedua, pokoknya dalam hitungan

lima hari lah...” (P1)

“...Pas bulan ini aja saya ngerasain nyerinya itu pas dari sebelum haidh

dan sampek haidh hari kedua...” (P2)

Nyeri jika ditinjau dari segi pola dan bagaimana munculnya, nyeri

tersebut diklasifikasikan menjadi nyeri yang timbul sewaktu-waktu dan

kemudian menghilang ataupun nyeri yang menetap. Hasil wawancara

mendalam kepada lima partisipan menunjukkan bahwa sifat nyeri

menstruasi yang dialami santriwati yaitu, a) nyeri menetap, b) nyeri

bertahap, dan c) nyeri hilang timbul. Satu dari lima partisipan mengatakan

bahwa nyeri yang ia alami bersifat terus-menerus, sedangkan satu dari

lima partisipan mengungkapkan bahwa nyeri yang ia rasakan muncul

secara bertahap lalu lama kelamaan mencapai puncak pada hari kedua.

Tiga dari partisipan lainnya mengatakan bahwa nyeri yang ia alami timbul

sewaktu-waktu dan kemudian menghilang

“...nyeri muncul terus-terusan...” (P2)

“...bertahap sih, mulai biasa dulu, puncaknya nanti dua hri pas hari

haidhnya...” (P3)

“...Biasanya sih pagi-pagi. Sakit banget pagi sampek siang baru entar

agak ilang...” (P4)

Page 82: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

62

2) Gejala penyerta

Dismenore yang timbul biasanya diiringi oleh berbagai gejala lainnya

seperti muntah, diare, pusing, nyeri sendi, kelemahan, nyeri pada daerah

kaki, dan masih banyak yang lainnya. Tiga dari lima partisipan

menyatakan bahwa gejala yang dirasakan selain nyeri yaitu nyeri dan tidak

nafsu makan. Satu diantaranya mengatakan bahwa gejala yang dirasakan

yaitu panas pada daerah punggung dan sisanya menyatakan bahwa hanya

nyeri saja yang ia rasakan. Berikut ungkapannya:

“...Pinggangnya nyeri, kayak pegel banget...” (P4)

“...paling kadang disini ni (menunjuk punggung), iya panas...” (P3)

“...Nyeri aja sih kak ya...” (P1)

“..Iya,, dari pola makan itu eee karena gak enak kan makannya, kalo

ditawarin makan ya iya entar, iya entar gitu, paling kalo bener-bener

berasa laper banget gitu, baru dipaksain makan...” (P2)

3) Lokasi nyeri

Kebanyakan perempuan mengalami dismenore pada daerah perut

bagian bawah, namun tak menutup kemungkinan nyeri itu ada di daerah

yang lain seperti pinggang dan ekstremitas bagian bawah. Seluruh

partisipan mengatakan bahwa nyeri menstruasi yang mereka alami

berlokasi di perut bagian bawah. Satu diantaranya menyatakan bahwa

nyeri atau pegal yang dirasakan juga ada di bagian kemaluan, kaki,

pinggang dan pinggul. Berikut ungkapannya:

“...nyerinya itu pegel, disininya (menunjuk perut bawah) sama di

kemaluan itu pegel gitu, kalo pas kaki pegel itu pas awal mau haidhnya...”

(P2)

“...Di atas rahim pas, di tengah-tengah disini (menunjuk perut bagian

bawah) sama di belakang (menunjuk pinggul)...” (P5)

Page 83: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

63

“...daerah yang.. saya bingung jelasinnya itu lambung atau apa..

pokoknya daerah perut, secara umumnya perut di bagian bawah,

pinggangnya juga nyeri...” (P4)

4) Tingkatan atau derajat nyeri

Skala atau derajat nyeri yang dialami santriwati berbeda-beda, mulai

dari skala ringan, sedang hingga ke berat. Hasil wawancara mendalam

menunjukkan bahwa tiga dari lima santriwati yang mengalami nyeri

dengan skala berat, sedangkan sisanya mengalami nyeri derajat sedang dan

ringan. Berikut ungkapannya:

“...8 mungkin, 8 9 10, heem pernah ampek sakit yang sampek nangis gak

bisa di tahan...” (P4)

“...Kayaknya tiga deh, masih ringan, masih bisa dipake apa-apa kok...”

(P1)

“...Sedang, 5...” (P5)

5) Kualitas (rasa) nyeri

Kualitas nyeri yang dirasakan oleh santriwati berdasarkan hasil

wawancara mendalam ini yaitu nyerinya melilit, ingin buang air besar,

pegal dan panas pada daerah perut bagian bawah. Tiga dari lima partisipan

mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan itu pegal, berikut ungkapannya :

“...Nyerinya itu pegel, disininya (perut bawah) sama di kemaluan itu pegel

gitu...” (P2)

Dua dari lima partisipan yang ada mengatakan bahwa nyeri yang

dirasakan itu seperti ingin buang air besar, berikut ungkapannya:

“...ya, kayak pengen BAB tapi ngak bisa keluar gitu...” (P3)

Page 84: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

64

Satu dari lima partisipan mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan itu

melilit dan panas pada bagian perut bawah, berikut ungkapan partisipan

tersebut:

“...Pokoknya kayak panas, terus gimana ya,, panas dan ngelilit gitu

kak...” (P1)

Satu partisipan mengungkapkan bahwa ia merasa kebingungan untuk

mengungkapkan nyeri yang ia rasakan,

“...Sakitnya nggak bisa dirasa, susah dan bingung...” (P5)

Tema 2. Dampak dismenore dalam kehidupan sehari-hari santriwati

Dismenore yang dialami oleh remaja perempuan, akan

menimbulkan sebuah dampak dalam kehidupan sehari-harinya. Dampak

tersebut akan menimbulkan berbagai macam perubahan pada remaja

perempuan, berbagai macam perubahan yang terjadi diantaranya

perubahan pola makan, pola tidur, emosi, aktivitas dan proses belajar.

Dampak dismenore dalam penelitian ini berdasarkan hasil wawancara

dengan lima penelitian ini didapatkan lima sub-tema yaitu, 1) intoleran

aktivitas, 2) perubahan pola makan, 3) perubahan pola tidur, 4) perubahan

psikologis yang dialami santriwati saat dismenore, 5) Perubahan proses

belajar santriwati saat mengalami dismenore. Berikut penjelasan lebih

rinci mengenai sub-tema diatas :

1) Intoleran aktivitas

Dismenore adalah salah satu dari masalah yang timbul saat menstruasi

yang hampir dialami seluruh remaja perempuan. Dismenore ini juga

menyebabkan seorang remaja perempuan mengalami ketidakmampuan

Page 85: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

65

beraktivitas selama 1-3 hari. Berikut ini hasil wawancara mendalam

kepada lima partisipan, mereka melaporkan bahwa partisipan saat

dismenore mengalami penurunan aktivitas dalam kesehariannya (intoleran

aktivitas). Menurut ungkapan An. I 18 tahun :

“...Mungkin jadi lebih mengurangi aktivitas-aktivitas yang kiranya bikin

sakit banget gituuu...”(P2)

“...Iya sih, berkurang, kan bawaan badannya gak enak, jadi lebih males,

kalo mau ngapa-ngapain kan nyeri gitu, tapi kan tetep sih, Cuma

berkurang gitu aja” (P1)

2) Perubahan Pola Makan

Tiga dari lima partisipan mengatakan bahwa mereka mengalami

penurunan nafsu dan porsi makan saat dismenore, sedangkan dua yang

lainnya mengalami peningkatan nafsu makan saat dismenore,berikut

ungkapannya:

“...Iya,, kalo lagi nyeri itu gak nafsu banget, kadang-kadang kan siapa tau

itu gangguan karena kurang makan, tapi dipaksain, tapi emang gak nafsu

banget pokoknya...” (P1)

“...Nggak ada mbak, kalau lagi haid malah kadang makannya banyak...”

(P5)

3) Perubahan Pola tidur

Dismenore ini tidak hanya berimbas pada aktivitas dan pola makan

santriwati saja, namun dismenore ini juga mengakibatkan perubahan pada

pola tidur santriwati tersebut. Tiga dari lima partisipan mengatakan bahwa

mereka cenderung tidur saat mengalami dismenore, sedangkan dua yang

Page 86: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

66

lainnya, menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk tidur saat

dismenore, berikut ungkapannya:

“...Mungkin pas awal-awal mau tidur gitu, pas baru mau tidur itu kan

masih berasa sakit, rada lama tidurnya karena masih berasa sakit...” (P1)

“...Kalo aku sih gak pernah keganggu sih kak, kalo sama tidurku, lagi

pula dismenorenya gak pernah malem kan kak, jadi tidur ya tidur aja, tapi

pas lebih sakit gitu, aku lebih milih tidur sih kak...” (P4)

4) Perubahan psikologis yang dialami santriwati saat dismenore

Siklus menstruasi sangat identik dengan adanya perubahan psikologis

yang dialami oleh seorang perempuan. Perubahan tersebut berupa adanya

rasa ingin marah-marah, cemas, takut ataupun bahkan menarik diri. Para

partisipan dalam studi ini menceritakan tentang adanya perubahan

psikologis yang mereka alami. Perubahan psikologis ini lebih mengarah

kepada ketidakstabilan emosi misalnya lebih mudah marah dan menarik

diri.

Empat dari lima partisipan mengatakan bahwa mereka cenderung

lebih mudah marah saat mengalami nyeri menstruasi,berikut ungkapannya:

“...Perubahannya itu jadi suka sensitif, suka marah-marah, baper atau

jadi males gerak...” (P5)

Anak I usia 18 tahun, mengungkapkan bahwa dirinya saat mengalami

nyeri menstruasi cenderung untuk menarik diri dari keramaian, berikut

ungkapannya:

“...Oh iyaa mungkin, eeee lebih sering menyendiri, tapi kalo kadang tapi

kalo diem gitu lebih kerasa banget kan nyerinya...” (P2)

5) Perubahan Proses Belajar Santriwati saat Mengalami Dismenore

Perubahan-perubahan yang terjadi saat dismenore baik dari pola

makan, pola tidur, aktivitas maupun psikologis, pada akhirnya juga akan

Page 87: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

67

berdampak pada adanya perubahan dari proses pembelajaran santriwati

tersebut. Dismenore ini berpengaruh pada menurunnya konsentrasi belajar

dan juga menyebabkan meningkatnya angka ketidakhadiran.

Empat dari lima partisipan dalam studi ini mengatakan bahwa

dismenore ini berpengaruh pada menurunnya konsentrasi belajar, berikut

salah satu ungkapannya:

“...Mungkin fokusnya agak lebih berkurang aja, cuman dulu kan Cuma

ngerasa perut gak enak aja, gak sampek sakit...” (P2)

Tiga dari lima partisipan mengatakan bahwa mereka pernah izin tidak

mengikuti kegiatan belajar di sekolah dan pondok. Berikut salah satu

ungkapannya :

“...Kebetulan sih gak pernah kalo pas dikelas, paling kayak gitu, sampek

sakit, gak masuk itu pernah,,,” (P1)

Anak T usia 13 tahun mengatakan hal yang berbeda dengan empat

partisipan di atas. Anak T mengatakan bahwa tidak ada perubahan pada

konsentrasi belajarnya saat ia mengalami dismenore, berikut ungkapannya:

“...kalau konsentrasi biasa aja, tapi kalau maju ke depan atau jawab

pertanyaan itu agak males, karena males berdirinya males buat

jalannya...” (P5)

Tema 3. Upaya penanganan dismenore yang dilakukan oleh

santriwati

Dismenore yang dialami jika tidak ditangani dengan tepat, maka

akan berdampak pada kehidupan sehari-hari remaja tersebut. Penanganan

nyeri yang dilakukan ini sebagai upaya untuk meminimalisir

ketidakyamanan yang ia rasakan akibat dari nyeri tersebut. Tema

Page 88: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

68

manajemen nyeri ini terdiri dari tiga sub tema di dalamnya yaitu 1) upaya

untuk mengurangi nyeri, 2) Pemeriksaan ke tenaga kesehatan saat

mengalami dismenore.

1) Upaya untuk mengurangi nyeri

Beberapa upaya yang dilakukan santriwati untuk mengurangi

ketidaknyamanan yang disebabkan oleh dismenore tersebut, mulai dari

tidur, minum air hangat, kompres air hangat, minum susu, air jahe hangat,

makan, aktivitas dan lain-lain. Empat dari lima partisipan dalam penelitian

ini mengatakan bahwa cara yang ia lakukan untuk mengurangi nyeri itu

dengan tidur atau beristirahat saja, berikut salah satu ungkapannya :

“...paling Cuma kalo lagi sakit banget dibawa tidur, tapi kalau sakitnya

biasa didiemin aja...” (P5)

“...Iya biasanya buat ngurangi nyerinya biasanya dibuat tidur...” (P3)

Anak V usia 17 tahun menambahkan bahwa posisi tidur yang biasa ia

lakukan adalah tidur dengan meringkuk dengan tujuan agar dengan posisi

tersebut perut dari partisipan tertekan dan hasil akhirnya nyeri dapat

berkurang, berikut ungkapannya:

“...Tidur, paling gak itu nge, nge apa sih namanya kak, ngeringkuk, iya

ditahan, pokoknya diteken...” (P4)

Dua dari lima partisipan mengatakan bahwa minum air hangat dan

kompres lah yang ia lakukan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan,

berikut ungkapannya:

“...Kalo saya biasanya minum air hangat, kadang suka eee masukin air

hangat ke botol, kalo gak plastik, terus ditaruh disini (menunjuk perut

bawah) diteken-teken gitu...” (P2)

Page 89: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

69

Anak I usia 18 tahun mengatakan bahwa air yang biasa ia minum,

selain air hangat biasa, ia pun mengkonsumsi air jahe hangat seperti yang

disarankan oleh ibunya untuk mengurangi nyeri, berikut ungkapannya:

“...ibu saya kalo misalkan lagi sakit-sakit gitu, suka nyaranin, minum air

jahe, air jahe anget...” (P2)

Dua dari lima partisipan pun mengatakan bahwa minum susu bear

brand adalah hal yang ia lakukan untuk mengurangi nyeri. Berikut salah

satu ungkapannya:

“...biasanya minum susu bear brand...” (P3)

Aktivitas mampu mengurangi nyeri yang dirasakan, hal ini

berdasarkan dari pernyataan dua dari enam partisipan, berikut

ungkapannya:

“...kalau aku Cuma duduk diem jadinya malah kerasa, jadinya aku bawa

jalan, enjoy aja sama temen temen...” (P5)

Anak P usia 19 tahun, selain menggunakan tidur sebagai upaya

penghilang nyeri, ia pun mengatakan bahwa makan adalah salah satu yang

dapat digunakan untuk mengurangi nyeri yang dirasa, berikut

ungkapannya:

“...Mungkin dipaksain makan, walau gak nafsu harus dipaksain, harus

ada yang masuk meskipun dikit harus tetep makan...” (P1)

2) Pemeriksaan ke tenaga kesehatan saat mengalami dismenore

Semua partisipan dalam studi ini, mengatakan hampir tidak pernah

melakukan pemeriksaan kesehatan ke tenaga kesehatan terkait saat mereka

mengalami dismenore, mereka menganggap dismenore yang sedang

Page 90: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

70

mereka alami adalah hal yang biasa dan wajar terjadi saat menstruasi,

berikut ungkapannya:

“...nggak, yaaaaaa alasannya sih yaa mikirnya kayak itu wajar aja gitu,

emang kalo hari awal-awal haidh itu emang kayak gitu...” (P2)

“...Gak pernah, soalnya katanya itu biasa, emang lagi mentsruasi itu

kayak gitu, sakit gitu...” (P3)

Tema 4. Dukungan Sanriwati saat mengalami Dismenore

Hasil wawancara dalam penelitian ini didapatkan bahwa dukungan

santriwati saat dismenore terbagi ke dalam tiga sub tema, yaitu dukungan

emosional, instrumental dan informasional. Berikut ini adalah rincian

lengkap dari masing-masing sub tema.

1) Dukungan emosional

Sebagian besar partisipan memperoleh dukungan emosional dari

ibunya dari pada anggota keluarga yang lainnya. Tiga dari enam partisipan

mendapatkan dukungan emosional dari ibunya dimana ibu dijadikan

tempat untuk mencurahkan pengalaman dan keluh kesah seputar

dismenore. Adapun ungkapan yang diutarakan partisipan, yakni :

“...itu juga kan aku pernah ngadu ke mama, mah kok sakit banget sih

rasanya kalo lagi sembilangan, sakit banget, sampek bener-bener sakit

mah, kalo kanker rahim gimana mah, kan aku ketakutan ya... terus kata

mama gak ah teh, itu siklus yang biasa untuk wanita, mama juga sering

waktu dulu muda, sampek sekarang juga masih sering...” (P4)

“...dibilang gini “ udah gapapa kak, itu mah nggak ini banget, remaja”

jadi aku nggak ditakut takutin. Meskipun aku sering ngadu sakit. Cuman

gpp wajar remaja masih puber-pubernya...” (P5)

Satu dari tiga partisipan di atas, juga mendapatkan dukungan

emosional yang berasal dari teman sebayanya, berikut ungkapannya :

Page 91: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

71

“...aku ngomong kayak gini ke temen, aku ke rumah sakit aja ya, kalo aku

kenapa-kenapa gimana, ampek kanker rahim, kata temenku: iya vik gak

papa udah biasa...” (P4)

2) Dukungan instrumental

Dukungan instrumental yang diperoleh partisipan pada penelitian ini

berasal dari teman satu pondoknya. Dukungan ini berupa membantu

partisipan dalam melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengambil makan

dan air hangat. Empat dari lima partisipan ini mendapatkan dukungan

isntrumental yang mana pada saat dismenore, partisian mendapat bantuan

untuk mengambil jatah makan dan minum. Adapun ungkapan dari

partisipan ini yakni:

“...Biasanya mereka, pas aul lagi sakit itu diambilin makan, diambilin

minum, atau ditawarin apa gitu biar aul juga bisa makan...” (P3)

“...paling temen-temen ngebantuin ngasih air anget, sama beliin susu bear

brand itu kan katanya bisa ngurangi katanya...” (P1)

3) Dukungan informasional

Semua partisipan dalam penelitian ini memperoleh dukungan

informasional, baik dari ibu atau teman satu pondoknya. Informasi yang

diberikan pun mengenai manajemen nyeri saat dismenore. Berikut adalah

ungkapan-ungkapan dari partisipan:

“...Karena saya kan ini ya,, kalo misalnya sakit, gak langsung bilang sakit

banget, cuma ngeluh-ngeluh gitu aja,, maksudnya gak nyampek apa ya,,,

eee mengasih tau kalo lagi sakit banget gitu, jadi mereka ya cuman

menyarakan untuk minum air hangat dan istirahat kayak gitu...” (P2)

“...Kalo mama sih ngasih sarannya dibawa ikut kegiatan aja, biar gak

kerasa kata mama kayak gitu...” (P3)

“...pokonya kata mama kalo dismenore atau apa ya seenaknya aja kamu

gimana entah dibuat tidur lah atau jalan lah, yang pasti nggak usah

takut...” (P5)

Page 92: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

72

Sedangkan tiga dari lima partisipan juga mendapatkan dukungan

informasi ini dari guru atau pun saat belajar di sekolah. Berikut ungkapan

dari salah satu partisipan:

“...aku juga pernah nanya ke guru biologi katanya mungkin kita

makannya gak teratur, perut kosong kena angin, makanya sakit...” (P1)

“...Dari pelajaran, pernah kelas 8, saya pernah nanya ke guru biologi

waktu itu pernah nanya habis itu dijelasin, kalau nyeri sakit menstruasi itu

dari menyeluruhnya dari dinding sel rahim itu...” (P3)

Tema 5. Antisipasi yang dilakukan santriwati terhadap dismenore

Munculnya dismenore ini dapat dicegah. Pencegahan atau

antisipasi yang dapat dilakukan berupa olahraga atau melakukan aktivitas,

makan-makanan yang bergizi, manajemen stress dan lain sebagainya.

Namun, dalam hasil penelitian ini empat dari lima partisipan mengatakan

tidak pernah melakukan pencegahan terhadap dismenore itu sendiri.

Mereka merasa kebingungan bagaimana mencegahnya, karena dismenore

itu muncul secara tiba-tiba. Berikut ungkapan-ungkapan dari partisipan:

“...Untuk mencegah gitu ya.... eeemmmm gak kayaknya soalnya mau

nyegahnya kayak gimana, pasti itu timbul-timbul sendiri...” (P2)

“...Gak ada, trus bingung sendiri, kalo nyeri mah terima aja, tidur gitu,

udah gitu doang, kalo nyerinya gak parah, mending di fresh care

perutnya, itu kayaknya gak tau deh saya sih di fresh care in, kalo pegel

nyeri, kasih bantal belakangnya, terus besok paginya pegel...” (P4)

“...Nggak pernah, bingung nyegahnya gimana kak...” (P5)

Berbeda dengan yang lainnya, satu partisipan ini mengatakan

bahwa pencegahan yang ia lakukan yaitu dengan melakukan aktivitas dua-

tiga hari sebelum menstruasi. Berikut ungkapan partisipan tersebut :

“...Biasanya ikut kegiatan itu doang sih, Biasanya eeee dua tiga hari lah

sebelum menstruasi...” (P3)

Page 93: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

73

Tema 6. Mitos-mitos Seputar Dismenore yang dipercayai oleh

santriwati

Mitos-mitos seputar seputar dismenore yang diketahui oleh

partisipan dalam studi ini meliputi 1) tidak boleh meminum obat nanti

tertimbun dalam tubuh, 2) mengkonsumsi obat itu berbahaya. Tiga dari

lima partisipan mengatakan bahwa mengkonsumsi obat-obatan saat

mengalami dismenore tidak diperbolehkan, karena mereka beranggapan

bahwa obat yang dikonsumsi akan tertimbun dalam tubuh dan akan

menjadi bahaya untuk kesehatan. Berikut ungkapan-ungkapan dari

partisipan:

“...Kan kadang katanya obat-obat dokter itu, ya misalnya kata-kata orang

gitu, persepsi juga, Cuma menghilangkan nyeri aja, kalo kelamaan efek

sampingnya itu numpuk di dalam tubuh, gitu...” (P2)

“...Katanya gini kan, kalo minum kiranti atau obat, itu nimbun disini

(menunjuk perut bagian bawah) gak tau itu mitos apa bener, takutnya itu

bener, kan ntar takutnya kanker serviks atau apa soalnya penimbunan

atau apa gitu...” (P1)

Sedangkan satu yang lainnya mengganggap bahwa mengkonsumsi

obat ini berbahaya untuk anak seusianya. Menurut partisipan ketika ia

merasa nyeri, lebih baik didiamkan saja dari pada diberikan obat-obatan.

Berikut ungkapannya:

“...Soalnya dibilangin bahaya. Bukan bahaya, apa ya kemarin, Aku

pernah denger dari temen bahaya kalo buat sekecil kita, lebih baik

didiemin aja...” (P5)

Page 94: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

74

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang interpretasi dari hasil penelitian yang telah

diperoleh oleh peneliti. Peneliti akan menjelaskan tentang interpretasi hasil

penelitian dengan membandingkan berbagai macam penelitian sebelumnya

maupun teori yang ada terkait penelitian ini untuk melengkapi dan memperkuat

pembahasan dari penelitian ini. Bab ini juga akan membahas tentang keterbatasan

penelitian yang ada selama peneliti melakukan proses penelitian dengan

membandingkan proses penelitian yang seharusnya dicapai.

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Penelitian ini menghasilkan enam tema di mana diantaranya memiliki

subtema dengan kategori yang bermakna tertentu. Tema-tema tersebut

teridentifikasi berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini adalah pembahasan

secara rinci dari masing-masing tema yang ada dalam penelitian ini.

Tema 1. Karakteristik Dismenore yang dialami oleh santriwati

Nyeri yang dialami remaja selama menstruasi itu memiliki

karakteristik masing-masing. Karakteristik nyeri pada umumnya terdiri dari

beberapa komponen yaitu lokasi, intensitas, kualitas, onset dan durasi nyeri,

faktor-faktor yang memperburuk dan mengurangi nyeri dan dampak nyeri ke

kehidupan sehari-hari (Marmo dan Arcy, 2013). Hasil penelitian ini

menemukan bahwa karakteristik nyeri selama menstruasi yang dialami

masing-masing remaja komponennya terdiri dari onset dan durasi nyeri,

gejala penyerta, lokasi, sifat nyeri, tingkatan dan kualitas nyeri. Dampak nyeri

Page 95: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

75

tidak peneliti masukkan ke dalam tema karakteristik dikarenakan menurut

asumsi peneliti antara karakteristik dan dampak berbeda. Karakteristik lebih

mengarah kepada ciri khas dari dismenore, sementara dampak adalah sebuah

hal yang terjadi akibat dismenore itu sendiri.

Onset dan durasi nyeri dapat dilihat dari awitan dan bagaimana nyeri

itu muncul, serta bagaimana pola dari nyeri tersebut, menetap atau hilang

timbul (Marmo dan Arcy, 2013). Hasil penelitian ini menemukan bahwa

onset dismenore dimulai sebelum dan saat menstruasi, sedangkan durasi

dismenore yaitu dimulai dari hari pertama hingga hari kelima menstruasi. Hal

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aziato, Dedey dan Lamptey

(2014) menunjukkan bahwa dismenore yang dialami remaja sangat bervariasi

permulaan waktunya, mulai dari seminggu sebelum menstruasi hingga satu

jam saat menstruasi terjadi. Durasi atau lama dismenore menurut hasil

penelitian ini yaitu mulai dari satu jam hingga lima hari selama menstruasi.

Perbedaan onset dan durasi dismenore ini berhubungan dengan beberapa hal

yaitu usia menstruasi yang terlalu dini, lamanya siklus menstruasi, banyaknya

darah yang keluar, dan belum pernah melahirkan (Goldman, Troisi dan

Rexrode, 2013).

Pola dismenore dalam hasil penelitian ini yaitu muncul bertahap,

hilang timbul dan menetap. Hal ini didukung oleh pernyataan yang

dikemukakan Manam (2011) dalam Nuryani (2011) dimana nyeri yang

dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang

terus menerus. Penyataan yang sama dikemukakan oleh Wiknjosastro (2009)

dalam Nuryani (2011) bahwa sifat dismenore adalah kejang berjangkit-

jangkit, nyeri yang dirasakan hilang timbul.

Page 96: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

76

Lokasi nyeri menstruasi yang dialami santriwati pada penelitian ini

yaitu daerah perut bagian bawah, pinggul, pinggang dan daerah kemaluan.

Hal ini didukung oleh pernyataan yang dikemukakan Manam (2011) dalam

Nuryani (2011) bahwa dismenore menyebabkan nyeri perut bagian bawah

yang menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Menurut

Wiknjosastro (2009) dalam Nuryani (2011) dismenore pada umumnya terjadi

pada bagian perut bawah dan kadang menyebar ke sekitarnya (pinggang dan

paha depan).

Gejala penyerta dari nyeri selama menstruasi yang dirasakan oleh para

wanita sangatlah bervariasi. Hasil penelitian ini, menggambarkan bahwa

gejala penyerta dismenore yaitu nyeri pada pinggang dan kaki, punggung

panas dan nafsu makan menurun. Nyeri pada kaki ini terjadi akibat kontraksi

otot-otot pada kaki yang dipicu oleh sekresi prostaglandin. Sedangkan nyeri

pada daerah pinggang ini terjadi karena ligamen di area pinggang meregang

akibat tarikan uterus yang sedang berkontraksi (Mardhiyah, Rosidi, dan

Purwanti, 2015). Sesuai dengan penelitian sebelumnya, dimana menurut

penelitian yang dilakukan oleh Aziato, Dedey dan Lamptey (2014) gejala

yang menyertai dismenore yaitu mual, muntah, diare, sakit kepala, nyeri

sendi, kelemahan, nyeri pada ekstremitas bawah, keringat berlebihan, dan

kehilangan nafsu makan. Partisipan pada penelitian tersebut, mengalami

gejala penyerta nyeri, hanya pada saat hari pertama menstruasi. Menurut

Kahan, Miller dan Smith (2009) dalam bukunya, gejala penyerta dismenore,

utamanya dismenore primer yaitu mual, muntah, diare, dan sakit kepala.

Kadar atau derajat nyeri yang dialami selama menstruasi pada masing-

masing remaja sangatlah bervariasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Page 97: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

77

derajat dismenore yang dialami santriwati berkisar antara ringan hingga berat.

Santriwati mengatakan ringan, karena nyeri yang ia rasakan masih dapat

ditolerir dan masih bisa digunakan untuk beraktivitas, sedangkan untuk nyeri

sedang dan berat, santriwati mengatakan bahwa nyeri ini bisa menyebabkan

santriwati tersebut merasa kesakitan, menangis dan mengganggu aktivitas

sehari-harinya, seperti sekolah dan mengikuti kegiatan pondok. Hasil

penelitian ini, sesuai dengan teori, dimana menurut Manuaba dalam Rakhma

(2011) derajat dismenore itu terbagi menjadi tiga bagian yaitu dismenore

ringan, sedang dan berat. Dismenore ringan adalah dimana ketika seseorang

mengalami nyeri yang masih dapat ditolerir dan dapat melanjutkan kegiatan

sehari-hari. Dismenore sedang adalah dimana seseorang mulai merespon

nyerinya dengan merintih dan diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa

perlu meninggalkan aktivitas sehari-harinya. Dismenore berat adalah

seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan biasa dan perlu istirahat

beberapa hari, dan biasanya muncul beberapa gejala penyerta dismenore.

Kualitas atau deskripsi nyeri menstruasi yang dirasakan oleh remaja

sangatlah berbeda-beda. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa ada

partisipan yang mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan seperti ingin buang

air besar, panas dan melilit, nyeri atau pegal, bahkan juga ada yang merasa

bingung terhadap dismenore yang ia rasakan. Penelitian yang dilakukan oleh

Mardhiyah, Rosidi, dan Purwanti tahun 2015, menunjukkan bahwa 15 dari 46

responden mengatakan bahwa nyeri menstruasi yang mereka alami seperti

ingin buang air besar. Nyeri perut ini terjadi karena usus juga berkontraksi

akibat pengaruh prostaglandin yang disekresikan oleh endometrium.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Nuryani (2011) menunjukkan bahwa

Page 98: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

78

kualitas nyeri yang dirasakan itu seperti terikat, ditekan, dicubit, menyebar ke

daerah panggul dan kram.

Karakteristik dismenore yang diungkapkan oleh santriwati pun

berbeda-beda. Hal ini dikarenakan dismenore yang dirasakan adalah sebuah

perasaan atau penilaian subjektif, dimana hasil akhirnya nanti adalah

bervariasinya pengalaman dismenore antara satu orang dengan yang lainnya.

Tema 2. Dampak dismenore dalam kehidupan sehari-hari santriwati

Dismenore adalah salah satu gangguan yang biasa terjadi umumnya

pada remaja perempuan, dimana dismenore akan menimbulkan dampak

dalam kehidupan sehari-hari seorang remaja perempuan. Hasil studi ini

menunjukkan bahwa dampak dismenore yang dialami santriwati meliputi

intoleran aktivitas, perubahan pola tidur, pola makan, perubahan psikologis

dan proses belajar. Studi kualitatif yang dilakukan oleh Nuryani (2011) di

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar, menunjukkan bahwa

dismenore menimbulkan beberapa efek diantaranya yaitu gangguan aktivitas

(aktivitas kuliah dan istirahat terganggu), gangguan gastrointetinal (nafsu

makan menurun, mual-mual, dan hampir pingsan), perubahan mood (mudah

tersinggung dan mudah marah). Dismenore juga menyebabkan proses belajar

dalam kegiatan belajar mengajar terganggu (Dawood, 2006 dalam Iswari,

dkk, 2014).

Dismenore ini mampu mengubah pola tidur dari santriwati. Perubahan

yang dirasakan pun bermacam-macam, ada yang meningkat kualitas dan

waktu tidurnya dan bahkan ada pula yang menurun. Keadaan santriwati yang

cenderung susah untuk tidur ini sesuai dengan teori yang ada, dimana

Page 99: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

79

penelitian yang dilakukan oleh Joshi, Davda dan Jadav, tahun 2013 di

Ahmedabad menunjukkan bahwa 16,7% responden dengan dismenore tidak

mengikuti perkuliahan, 29,3% melaporkan cenderung susah tidur, dan 34,2%

mengalami ketidakstabilan emosi yang pada akhirnya mempengaruhi

konsentrasi pada saat mengikuti pelajaran.

Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan

oleh integrasi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan

perubahan dalam sistem saraf periferal, endokrin, kardiovaskular, pernapasan

dan muskular. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan antara

dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan

pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme

menyebabkan terjaga dan yang lain menyebabkan tertidur (Potter dan Perry,

2012). Tidur dipengaruhi oleh hormon-hormon di dalam tubuh, antara lain

serotonin, L-triptofan, noreprinefrine dan asetilkolin otak. Serotonin oleh sel

serotonergik dipengaruhi oleh ketersediaan prekusor asam amino dari

neurotransmitter ini seperti L-triptofan (Hacker, 2006 dalam Gracia, dkk,

2011) .

Menurut Potter dan Perry (2012) dalam bukunya, sistem aktivasi

retikular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR dipercayai terdiri

dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR

menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Aktivitas korteks

serebral (misalnya emosi) juga menstimulasi SAR. Saat terbangun merupakan

hasil dari neuron dalam SAR yang mengeluarkan katekolamin seperti

norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel

Page 100: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

80

tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah.

Daerah otak juga disebut daerah sinkronisasi bulbar (Bulbar Synchronizing

Region, BSR).

Salah satu dampak dismenore yaitu dapat menyebabkan penurunan

kualitas tidur, dimana penurunan ini disebabkan adanya pengaruh serotonin.

Serotonin merupakan salah satu neurotransmitter yang diketahui terlibat

dalam berbagai fungsi otak, misalnya keadaan tidur, suasana hati, emosi,

atensi, serta pembelajaran dan memori. Serotonin juga memiliki peran

penting dalam berbagai fungsi otak tersebut karena jalur neuron serotonergik

menginervasi berbagai daerah pada sistem saraf pusat, seperti serebelum,

neokorteks, talamus, sistem limbik, medula oblongata, dan medula spinalis

(kandel, 2000; Carlson, 2004 dalam Furqaani, 2015). Turunnya kadar

esterogen pada fase menstruasi dapat mempengaruhi serotonin (Gracia,dkk,

2011).

Sebagian besar santriwati juga cenderung mengalami penambahan

waktu tidur atau istirahat saat mengalami dismenore. Tidur atau istirahat yang

dilakukan santriwati ini diasumsikan peneliti sebagai cara yang digunakan

santriwati untuk mengurangi nyeri yang dirasakan. Hal ini sesuai dengan teori

yang ada, dimana istirahat dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem

saraf. Semakin lama seseorang tersebut beristirahat, maka tubuh akan terasa

lebih rileks (Asmadi, 2008 dalam Mustaqimah, Widayati dan Pranowowati,

2013).

Ketidakstabilan emosi juga terjadi pada remaja saat mengalami

dismenore. Penyebab timbulnya ketidakstabilan emosi ini adalah menurunnya

Page 101: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

81

hormon esterogen dan progesteron saat menstruasi. Penurunan hormon

tersebut, memicu terjadinya penurunan sintesis hormon serotonin dan GABA

yang pada akhirnya menyebabkan mood dan emosi seseorang menjadi tidak

stabil (Putri, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Yasir, Kant dan Dar pada

tahun 2014 menunjukkan bahwa 116 dari 356 responden menyatakan bahwa

sebagian besar dari mereka mengalami ketidakstabilan emosi dan sebagian

kecil lainnya menjadi lebih mudah marah saat dismenore. Penelitian serupa

yang dilakukan oleh Joshi, Davda dan Jadav (2013) juga menjelaskan bahwa

perubahan psikologis atau mood adalah sebuah masalah yang sering

dikeluhkan oleh remaja perempuan saat mengalami dismenore. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa 34,2% dari total responden (143),

mengalami perubahan psikologis saat menstruasi.

Kaitan antara prostaglandin dengan regulasi emosi ini pun dipaparkan

secara jelas oleh Lauralee (2012) dalam bukunya, dimana prostaglandin yang

beredar dalam darah, berikatan dengan nosiseptor polimodal, dimana

nosiseptor polimodal ini adalah reseptor yang mampu menerima berbagai

macam stimulus, salah satunya yaitu stimulus yang berasal dari zat kimia.

Tahap selanjutnya adalah transmisi, dimana impuls nyeri kemudian

ditransmisikan serat aferen (A-delta dan C) ke medulla spinalis melalui

dorsal horn, dimana disini impuls akan bersipnasis di substansia gelatinosa

(lamina II dan III) impuls kemudian menyebrang keatas melewati traktus

spinothalamus anterior dan lateral diteruskan langsung ke thalamus tanpa

singgah di formatio retikularis membawa impuls fast pain. Pada bagian

thalamus dan korteks somatosensorik inilah individu kemudian dapat

Page 102: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

82

mempersepsikan, mengambarkan, melokalisasi, menginterpretasikan dan

mulai berespon terhadap nyeri.

Impuls slow pain (serat C) dibawa langsung masuk ke formatio

reticularis. Interkoneksi dari talamus dan formation retikularis kehiptalamus

dan sistem limbik memicu respon perilaku dan emosi. Impuls ini akan

membuat terjadi nya respon emosi dan perilaku, seperti marah-marah, cemas,

dan lain-lain (Lauralee, 2012). Bukan hanya hal itu, dismenore ini juga akan

menyebabkan terjadinya gangguan kognitif, berupa penurunan konsentrasi

saat belajar (Saguni, Madianung dan Musi, 2013).

Aktivitas sehari-hari remaja perempuan saat mengalami dismenore

cenderung menurun. Penelitian yang dilakukan oleh Saguni, Madianung dan

Musi (2013) di SMA Kristen I Tomohon, menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dismenore dengan aktivitas belajar remaja di SMA Kristen I Tomohon

yang ditunjukkan hasil uji statistik chi-square nilai p = 0,000<alpha = 0,05.

Dismenore ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa reproduksi dan 60-

85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah

maupun kantor (Annathayakheisha, 2009 dalam Ningsih, 2011). Dismenore

primer mempengaruhi kualitas hidup sebesar 40-90% wanita, dimana 1 dari

13 yang mengalami dismenore tidak hadir bekerja dan sekolah selama 1-3 per

bulan (Woo dan McEneaney, 2010 dalam Ningsih, 2011).

Ketidaksabilan pola dan nafsu makan juga terjadi saat dismenore.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar santriwati meningkat nafsu

makannya selama dismenore, dan sebagian kecil santriwati menurun nafsu

makannya selama mengalami dismenore. Studi kualitatif yang dilakukan oleh

Page 103: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

83

Nuryani (2011) menunjukkan bahwa dismenore menimbulkan dampak salah

satunya yaitu gangguan gastrointetinal, dimana gejala yang dirasakan yaitu

nafsu makan menurun, mual-mual, dan hampir pingsan.

Nafsu dan perilaku makan selain dikontrol oleh sinyal-sinyal

involunter yang berasal dari saluran pencernaan, saraf dan hipotalamus, nafsu

makan ini juga dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya bau, rasa, tekstur,

jumlah makanan yang tersedia, kebiasaan, cemas, stress, depresi dan

kebosanan. Namun, orang sering makan untuk memuaskan kebutuhan

psikologis bukan menghilangkan rasa lapar (Lauralee, 2012).

Nyeri yang dialami selama menstruasi termasuk salah satu penyebab

terjadinya stres fisiologik, dimana tubuh akan melakukan kompensasi untuk

mempertahankan homeostasisnya. Hipotalamus mendeteksi terjadinya stres

dalam tubuh, setelah stres terdeteksi, hipotalamus akan mengeluarkan

corticotropin releasing hormone (CRH). CRH ini akan merangsang hipofisis

anterior untuk menguraikan suatu prekusor yang bernama

proopimelanokortin (POMC). Prekusor ini diuraikan menjadi beberapa zat

yaitu ACTH dan α-melanocyte stimulating hormone (MSH). α-MSH

merangsang reseptor melanokortin (MR-3 dan MR-4) pada nuklei

paraventrikular (PVN) yang kemudian mengaktifkan jaras neuron yang

menjulur ke nukleus traktus solitarius (NTS) yang meningkatkan aktivitas

simpatik dan pemakaian energi, nukleus ini juga berfungsi sebagai pusat rasa

kenyang. NPV juga mengeluarkan sebuah hormon yaitu CRH dimana hormon

ini berperan dalam menekan nafsu makan (Guyton, 2012).

ACTH yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior merangsang korteks

adrenal untuk mengeluarkan hormon kortisol yang berfungsi untuk mengatasi

Page 104: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

84

stres yang terjadi (Lauralee, 2012). Efek metabolik kortisol adalah

meningkatkan konsentrasi gula darah dengan mengorbankan simpanan lemak

dan protein untuk meningkatkan suplai energi selama stres. Ketika kadar

stres sudah mulai berkurang, simpanan energi tubuh pun akan menurun,

sehingga merangsang neuron oreksigenik di nukleus arkuatus untuk

mensekresikan neuropeptida Y (NPY) yang pada akhirnya NPY ini akan

meningkatkan nafsu makan (Guyton, 2012).

Dampak yang dialami oleh masing-masing santriwati berbeda, dimana

dampak ini muncul akibat kurang tepatnya penanganan serta pencegahan

dismenore. Pendidikan kesehatan mengenai dismenore perlu diberikan

kepada santriwati, dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, yang

diharapkan nanti pada akhirnya dapat merubah sikap dan perilaku santriwati

dalam upaya meminimalisir dampak yang terjadi akibat timbulnya dismenore

setiapkali menstruasi terjadi.

Tema 3. Upaya Penanganan Dismenore yang dilakukan Santriwati

Cara untuk menangani dismenore masing-masing orang berbeda-beda.

Dismenore ini dapat diatasi dengan berbagai macam upaya, salah satu upaya

yang dapat dilakukan yaitu dengan terapi non-farmakologi. Terapi non-

farmakologi yang dilakukan oleh santriwati yaitu istirahat, minum dan

kompres air hangat, minum jahe hangat, minum susu, tidur dengan posisi

meringkuk, aktivitas dan meningkatkan asupan makanan. Studi kualitatif

yang dilakukan oleh Nuryani (2011) menunjukkan bahwa upaya mengatasi

nyeri yang dapat dilakukan adalah dengan istirahat, penggunaan obat-

obatan(penggunaan minyak angin, penggunaan obat analgetik, dan obat

Page 105: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

85

tradisional) dan menggunakan tekhnik relaksasi (massase atau menekan

daerah perut, distraksi dan kompres air hangat).

Kompres air hangat adalah sebuah metode yang sudah lama

diaplikasikan untuk mengurangi nyeri. Penggunaan kompres hangat

diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri

akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal. Nyeri

akibat memar, spasme otot, dan arthritis berespon baik terhadap peningkatan

suhu karena dapat melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran

darah lokal. Oleh karena itu, peningkatan suhu yang disalurkan melalui

kompres hangat, dapat meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk

inflamasi seperti bradikinin, histamin dan prostaglandin yang akan

menimbulkan rasa nyeri lokal (Price&Wilson, 2005 dalam Oktasari,

Misrawati dan Utami, 2012).

Hasil di atas didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Jeung-

Im (2013), dimana penelitian ini menunjukkan bahwa kompres air hangat

dengan menggunakan red bean pillows efektif dalam menurunkan nyeri yang

dirasakan sebelum dan saat menstruasi. Penelitian yang lain juga dilakukan

oleh Bonde, Lintong dan Moningka (2014) menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara kompres panas dengan penurunan derajat

nyeri haidh (p=0,00). Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kompres panas berpengaruh terhadap penurunan derajat nyeri haidh pada

siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II.

Penelitian mengenai perbandingan efektivitas kompres hangat dan

kompres dingin dilakukan oleh Oktasari, Misrawati dan Utami (2014)

Page 106: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

86

menunjukkan bahwa perbandingan sesudah antara kelompok kompres hangat

dan kelompok kompres dingin p- value 0,000 < α (0,05) sehingga dapat

disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti disimpulkan terdapat perbedaan yang

signifikan antara kompres hangat dan kompres dingin terhadap penurunan

dismenorea. Perbandingan mean rank yang didapat antara perubahan

intensitas nyeri pada kelompok kompres dingin lebih besar yaitu 34,44

sedangkan kelompok kompres hangat yaitu 16,56. Oleh karena itu kompres

dingin lebih efektif dibanding kompres hangat.

Istirahat adalah salah satu cara yang sering dilakukan untuk

menangani dismenore. Istirahat tersebut dilakukan dengan cara tidur, dimana

menurut mereka tidur mampu membuat tubuh rileks dan mengurangi nyeri

yang mereka rasakan. Hal ini sesuai dengan teori, dimana istirahat dapat

membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Semakin lama seseorang

tersebut beristirahat, maka tubuh akan terasa lebih rileks. Istirahat dan tidur

merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang.

Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat berfungsi

secara optimal. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan

emosional, dan bebas dari perasaan gelisah (Asmadi, 2008 dalam

Mustaqimah, Widayati dan Pranowowati, 2013).

Penelitian yang dilakukan Mustaqimah, Widayati, dan Pranowowati

pada tahun 2013 di Siswi MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten Semarang,

menunjukkan bahwa sebagian besar responden menangani dismenore dengan

hanya beristirahat (tidur) yaitu sejumlah 14 siswi (23,0 %) dari 61 siswi, dan

sedangkan penanganan kombinasi yang dilakukan responden sebagian besar

Page 107: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

87

ditunjukkan pada penanganan istirahat dan tidur yaitu sejumlah 9 siswi (14,8

%). Penelitian serupa juga dilakukan oleh Emmanuel dkk (2013),

menunjukkan bahwa 77 dari 245 total responden dalam penelitian tersebut,

mengatasi dismenore mereka yang rasakan dengan beristirahat.

Konsumsi air rebusan jahe, juga terbukti mampu menurunkan

intensitas nyeri yang dirasakan oleh santriwati. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang ada, dimana intensitas nyeri haidh sebelum diberikan air

rebusan jahe pada Mahasiswa Stikes Aisiyah Yogyakarta berkisar 5-8 dengan

rata-rata 7 dan sesudah diberikan air rebusan jahe hari kedua berkisar antara 1-

4 dengan rata-rata 2,55. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh

pemberian air rebusan jahe terhadap intensitas nyeri haidh yang dirasakan

(Wilis, 2011). Jenabi (2013) juga mengadakan penelitian yang serupa, dan

hasilnya menunjukkan bahwa satu kelompok yang diberikan terapi rebusan air

jahe terjadi perubahan skala nyeri yang sangat signifikan dibandingkan dengan

kelompok yang diberikan placebo. Sekitar 82.85% perempuan di kelompok

yang diberikan terapi rebusan jahe juga mengatakan bahwa, gejala-gejala

penyerta dismenore yang mereka alami berkurang pasca terapi.

Jahe (Zingiber officinale roscoe) mempunyai kegunaan yang cukup

beragam antara lain, sebagai rempah, minuman penghangat tubuh, minyak

astiri, pemberi aroma ataupun sebagai obat (Bartley dan Jacobs, 2000 dalam

Amir, 2014). Senyawa antioksidan alami dalam jahe cukup tinggi dan sangat

efisien dalam menghambat radikal bebas dan hidroksil yang dihasilkan oleh

sel-sel kanker dan bersifat antikarsinogenik, non toksisk, dan non mutagenik

dalam konsentrasi tinggi (Manju dan Nalini, 2005 dalam Amir, 2014).

Page 108: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

88

Senyawa yang terkandung dalam jahe yaitu gingerol, shogaol, paradol,

zingeron.

Gingerol, shogaol, paradol, zingeron, dan beberapa gingerdione dapat

menghambat siklooksigenase dan lipoksigenase sehingga menghambat

biosintesis prostaglandin dan leukotrien. Komponen oleoresin jahe merah

efektif dalam menghambat produksi PGE2, tumor necrosis factor α (TNFα),

dan siklooksigenase yang dilepaskan pada sinoviosit dengan cara mengatur

aktivasi nuclear factor κB (NFκB) dan mendegradasi subunit penghambat

IκBα. Penghambatan aktivitas enzim siklooksigenase akan mengakibatkan

penurunan pembentukan prostaglandin, penghambatan sintesis leukotrien,

penghambatan produksi interleukin dan TNFα dalam mengaktivasi makrofag.

Penurunan pembentukan prostaglandin dan leukotrien inilah yang akan

mengurangi nyeri (Haghihi, dkk, 2005; Ozgoli dkk, 2009; Black dkk, 2010;

Ratna, 2009; Combez, 2011; Viteta, 2008 dalam Astuti, 2011).

Aktivitas juga salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi

nyeri yang dirasakan. Aktivitas yang dilakukan ini dipercayai dapat

meningkatkan produksi hormon endorfin yang ada dalam tubuh manusia

(Jerdy, Hosseini dan Elvazi, 2012 dalam Anisa, 2015). Fungsi otak selain

sebagai rangkaian neuron yang menghubungkan nosiseptor perifer dengan

struktur sistem saraf pusat yang lebih tinggi untuk persepsi nyeri, otak juga

mengandung sistem analgesik penekan nyeri inheren yang menekan

penyaluran impuls di jalur nyeri sewaktu impuls tersebut masuk ke medula

spinalis. Dua regio diketahui menjadi bagian dari jalur analgesik desenden ini.

Rangsangan listrik pada subtansia grisea periakuaduktus menghasilkan

analgesik yang kuat,demikian juga analgesik ini menekan nyeri dengan

Page 109: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

89

meghambat pelepasan substansi P dari ujung serat nyeri aferen, sehingga

transmisi lebih lanjut sinyal nyeri dihambat (Lauralee, 2012).

Penelitian yang mendukung teori di atas, dilakukan oleh Nuryaningsih

(2013), dimana hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat nyeri

sebelum melakukan senam dismenore terbanyak adalah siswa dengan skala

nyeri sedang sejumlah 16 siswa (88.9%) dan skala nyeri berat sejumlah 2

siswa (11.1%). Tingkat nyeri setelah melakukan senam dismenore terbanyak

adalah siswa dengan skala nyeri ringan sejumlah 12 siswa (66.7%) dan skala

nyeri sedang sejumlah 6 siswa (33.3%). Hasil ini menunjukkan bahwa senam

dismenore mampu untuk menurunkan nyeri yang dirasakan selama

menstruasi.

Terpenuhinya asupan gizi seperti kalsium, magnesium, vitamin A, E,

B6, dan C, juga menjadi salah satu cara yang dapat membantu meringankan

dismenore yang dirasakan oleh remaja (Devi, 2012 dalam Susilowati, 2014).

Susu merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung kalsium,

dimana pada saat remaja dianjurkan untuk mengkonsumsi satu gelas susu

yang mengandung 500-800 ml kalsium setiap hari. Kalsium yang dikonsumsi

ini dapat membantu mengurangi kram dan kejang perut saat menstruasi

(Sunita, 2002 dalam Susilowati, 2014). Hudson mengatakan bahwa kalsium

bersama dengan magnesium berperan dalam mengurangi tekanan pada otot-

otot, dimana salah satu otot tersebut adalah otot uterin yang membutuhkan

kalsium agar tetap mampu menjalankan fungsinya secara normal. Kram pada

rahim ini pun akan lebih mudah muncul jika tubuh kekurangan kalsium

(Hudson, 2007 dalam Silvana, 2012).

Page 110: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

90

Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati tahun 2014 di SMAN 1

Unggaran menunjukkan bahwa sebelum pemberian susu, rentang nyeri antara

kelompok susu dan coklat hampir sama. Namun setelah dilakukan intervensi,

terjadi penurunan nyeri sebesar 1,34 dari angka awal, maka dapat

disimpulkan terjadi perbedaan signifikan antara skala dismenore sebelum dan

sesudah pemberian susu. Pada penelitian kali ini, pemberian susu

dibandingkan dengan pemberian coklat, dimana hasilnya menunjukkan

bahwa dibandingkan dengan susu, coklat lebih efektif dalam menurunkan

nyeri menstruasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata skala nyeri setelah

pemberian susu dan cokelat, yang mana rata-rata skala nyeri, sesudah

pemberian coklat sebesar 2,83 yang lebih rendah dibandingkan sesudah

pemberian susu sebesar 4,08.

Penanganan nyeri menstruasi yang dialami, selain bisa dilakukan di

rumah atau di pondok, bisa juga dilakukan di puskesmas, atau tempat praktik

tenaga medis terkait. Namun sayangnya, saat ini motivasi dan keinginan

remaja untuk periksa atau datang ke pelayanan kesehatan terkait dismenore,

masihlah sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian, dimana

semua partisipan mengatakan tidak pernah melakukan kunjungan ke

pelayanan kesehatan terkait dismenore yang mereka alami. Mereka

mengatakan dismenore yang mereka alami masih bisa mereka tangani sendiri,

sehingga tidak memerlukan bantuan dari tenaga kesehatan. Padahal,

berkunjung ke pelayanan kesehatan tidak harus menunggu kita dalam

keadaan sakit, karena mencegah lebih baik daripada mengobati.

Page 111: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

91

Rendahnya motivasi dan keinginan remaja untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor dimana salah

satu faktor yang paling penting yakni pengetahuan remaja tentang dismenore.

Pengetahuan membuat para remaja memiliki kesadaran atau motivasi untuk

melakukan sesuatu sesuai kebutuhan (Trisnawaty, 2012). Remaja yang

memiliki pengetahuan yang baik mengenai dismenore akan memiliki

motivasi tinggi untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan saat ia

mengalami dismenore, sedangkan remaja yang pengetahuannya kurang

mengenai dismenore, motivasi untuk melakukan pemeriksaan ke pelayanan

kesehatan pun rendah.

Upaya penanganan yang dilakukan santriwati untuk meminimalisir

dampak dari timbulnya dismenore ini sangatlah bervariasi. Hal ini mereka

lakukan atas dasar keinginan diri sendiri ataupun pengaruh dari lingkungan

sekitar, seperti orang tua dan teman sebaya. Teman sebaya ternyata memiliki

pengaruh yang lebih signifikan dibandingkan dengan orang tua. Hal ini

dikarenakan salah satu penyebabnya yaitu tingginya intensitas waktu untuk

bertemu antara santriwati dan teman sebaya, mengingat lebih banyak waktu

mereka habiskan di pondok pesantren daripada di rumah bersama orang tua.

Selain itu pada fase remaja, posisi teman sebaya menggantikan kedua orang

tua, dikarenakan pada fase ini sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik

antara remaja dan orang tuanya (Narendra, dkk., 2010).

Tema. 4 Antisipasi yang dilakukan oleh Santriwati

Dismenore selain dapat ditangani dengan terapi farmakologi dan non-

farmakologik, dismenore pun bisa dicegah. Antisipasi menurut KBBI (2016)

Page 112: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

92

adalah sebuah upaya menahan agar sesuatu yang tidak kita inginkan itu tidak

terjadi. Antisipasi juga termasuk dalam salah satu mekanisme koping dimana

antisipasi ini adalah suatu upaya untuk menghadapi suatu stresor yang

diprediksikan terjadi dalam waktu dekat (Schwarzer dan Taubert, 2002 dalam

Schwarzer, 2013). Dimana, jika stresor tersebut tidak diantisipasi, ada

kemungkinan di kemudian hari, stresor tersebut dapat menimbulkan dampak

pada kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,

didapatkan hasil bahwa mereka ada yang tidak melakukan pencegahan dan

ada yang melakukan pencegahan terhadap dismenore. Mereka mengatakan

bahwa dismenore ini tidak dapat dicegah, karena munculnya tidak dapat

diprediksi, namun bukan hanya itu, selain waktu timbulnya dismenore yang

tidak dapat diprediksi, kurangnya pengetahuan santriwati mengenai cara yang

dapat dilakukan utuk mencegah dismenore pun kurang.

Pencegahan terhadap dismenore yang mereka lakukan adalah dengan

melakukan aktivitas. Hal ini sesuai dengan teori dimana salah satu cara yang

sangat efektif untuk mencegah dismenore ini adalah dengan melakukan

aktivitas. Olahraga secara teratur seperti berjalan kaki, jogging, berlari,

bersepeda, renang atau senam aerobik dapat memperbaiki kesehatan secara

umum dan memperbaiki kesehatan secara umum dan membantu menjaga

siklus menstruasi agar teratur (Ernawati, Hartiti, dan hadi, 2006 dalam Bahri,

Afirwardi, dan Yusrawati, 2016). Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Daley yang menyatakan aktivitas efektif untuk menurunkan dismenore primer

(Daley, 2008 dalam Bahri, Afirwardi, dan Yusrawati, 2016).

Page 113: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

93

Penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Prastika (2015)

menunjukkan bahwa 68 responden yang berpengetahuan baik didapatkan 48

(40%) responden berperilaku positif dan 20 (16,7%) responden berperilaku

negatif dalam pencegahan dismenore, sedangkan dari 52 responden yang

berpengetahuan kurang terdapat 16 (13,3%) responden berperilaku positif dan

36 (30%) yang berperilaku negatif dalam pencegahan dismenore. Hasil uji

statistik diperoleh P Value = 0,000 dimana nilai tersebut lebih rendah dari

nilai α = 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang dismenore

dengan perilaku pencegahan dismenore. Hasil analisis diperoleh nilai OR =

5,400 (2,459- 11,859) artinya pengetahuan remaja putri yang baik tentang

dismenore akan berpeluang 5 kali berperilaku positif dalam hal pencegahan

dismenore jika dibandingkan dengan remaja putri dengan pengetahuan yang

kurang baik.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan suatu objek tertentu, penginderaan melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan

rasa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Overt Behavior), karena tindakan atau

perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

tindakan atau perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo,

2007 dalam Utami dan Prastika, 2015).

Semakin baik pengetahuan tentang dismenorea yang dimiliki siswi,

maka perilaku yang ditunjukkan untuk menangani dismenore juga semakin

Page 114: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

94

baik. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap siswi untuk

menangani dismenore dengan tepat. Hal tersebut karena pengetahuan

seseorang tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap positif

maupun negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal

tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan

perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negatif, justru

akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut (Azwar, 2013 dalam

Utami dan Prastika, 2015).

Minimnya pencegahan dismenore yang dilakukan oleh santriwati

sangat erat kaitannya dengan kurangnya pengetahuan santriwati mengenai hal

tersebut. Hal ini disebabkan oleh minimnya rasa keingintahuan santriwati

serta minimnya informasi yang mereka dapatkan. Peran perawat sangat

dibutuhkan untuk memberikan edukasi terkait apa itu dismenore dan

bagaimana pencegahannya.

Tema 5. Dukungan yang diperoleh santriwati saat mengalami dismenore

Remaja dalam menghadapi dan menjalani kehidupannya selalu

memerlukan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitarnya. Dukungan

tersebut bisa didapatkan dari orang tua, saudara, orang dewasa dan teman

sebaya. Masa remaja merupakan masa krisis karena pada tahap ini mereka

banyak mengalami adanya perubahan pada dirinya, baik dari segi fisik

maupun psikologis. Untuk dapat mengatasi masa krisis ini, remaja

membutuhkan pengertian dan bantuan dari orang-orang sekitarnya baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Page 115: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

95

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa saat santriwati mengalami

dismenore, mereka mendapatkan dukungan dari orang disekitarnya seperti ibu

dan teman sebayanya. Dukungan yang diterima berupa dukungan emosional,

instrumental dan informasional. Bentuk dukungan emosional yang diterima

yaitu lebih ke arah memberikan nasihat serta support, bahwa dismenore itu

adalah sebuah proses normal yang umum terjadi pada perempuan. Bentuk

dukungan instrumental yang diberikan yaitu lebih dalam membantu santriwati

dalam melaksanakan kegiata sehari-hari seperti mengambilkan makan,

mengambilkan air hangat, membelikan susu dan lain-lain saat santriwati

mengalami dismenore dan tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari.

Sedangkan bentuk dukungan informasional lebih kepada pemberian informasi

terkait upaya penanganan dismenore seperti disarankan untuk minum air

hangat, minum susu dan istirahat agar nyeri yang dirasakan berkurang.

Menurut Gotlieb (1983) dalam Sepfitri (2011) mengatakan bahwa

dukungan sosial terdiri dari informasi verbal atau non-verbal, bantuan yang

nyata, atau tingkah laku yang diberikan orang-orang yang dekat dengan

subjek di dalam lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Dukungan sosial ini diaplikasikan dalam berbagai bentuk, diantaranya berupa

dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasional.

Dukungan emosional ini mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dukungan penghargaan terjadi

lewat ungkapan hormat untuk orang lain, dorongan maju atau persetujuan

dengan gagasan atau perasaan individu. Memberikan bantuan secara nyata

atau langsung kepada subjek termasuk bentuk sebuah dukungan, yakni

Page 116: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

96

dukungan instrumental, sedangkan jika bantuan yang diberikan ini hanya

berupa informasi dan saran, maka bantuan tersebut termasuk dalam kategori

bantuan informasional (Depkes, 2002 dalam Muttaqin dan Kurniawati, 2008).

Penelitian terkait dukungan keluarga pada remaja yang mengalami

dismenore juga dilakukan oleh Hasanah tahun 2010. Penelitian ini berjudul

pengaruh terapi akupresur dengan menurunkan intensitas nyeri, dimana

dukungan keluarga juga dikaji lebih lanjut. Namun, pada penelitian ini,

dukungan keluarga bukanlah menjadi variabel yang di teliti secara langsung,

namun menjadi variabel perancu yang juga dikaji. Pada penelitian ini

proporsi terbesar pada karakteristik dukungan keluarga adalah keluarga

memberikan perhatian pada remaja pada saat mereka mengalami dismenore.

Perhatian ini biasanya diberikan oleh ibu, atau pun anggota keluarga yang

lainnya. Pada analisis bivariat, didapatkan bahwa dukungan keluarga pada

kedua kelompok penelitian ini tidak berpengaruh terhadap intensitas nyeri

dan kualitas nyeri setelah dilakukan akupresur.

Dukungan informasional terkait dismenore dalam penelitian ini

didapatkan dari seorang ibu, guru, dan teman sebaya satu pondok. Selaras

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari, Metusala dan Suryanto

(2010) menunjukkan bahwa sebagian remaja putri lebih menyukai mencari

informasi tentang dismenore pada keluarga dan teman wanita (91,1%)

dibandingkan dengan informasi dari dokter (3,5%). Mereka juga mencari

informasi dari sumber-sumber lain seperti majalah, koran ataupun internet

(5,4%). Namun hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Purba, Rompas dan Krundeng (2014) mengatakan bahwa sumber

Page 117: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

97

informasi yang diperoleh remaja putri tentang dismenore dari paparan media

yaitu sebanyak 29 orang (43,9%), orang tua sebanyak 22 orang (33,3%),

tenaga kesehatan sebanyak 8 orang (12,1%) dan teman sebanyak 7 orang

(10,6%).

Pencarian dukungan sosial ini termasuk salah satu mekanisme koping

yang dapat dilakukan, dimana hal ini sesuai dengan teori mekanisme koping

yang diusung oleh Lazarus dan Folkman (1984) dalam Muthoharoh (2010)

Koping menurut Lazarus dan Folkman adalah sebuah upaya perubahan

kognitif dan perilaku secara konstan untuk mengelola tekanan internal dan

eksternal yang dianggap melebihi batas kemampuan individu. Koping dapat

dibagi dalam dua jenis yaitu koping berfokus pada masalah dan koping

berfokus pada emosi. Salah satu komponen koping berfokus pada masalah

adalah pencarian dukungan sosial.

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi kualitatif yang dilakukan oleh

Aziato, Dedey dan Lamptey pada tahun 2015 mengenai mekanisme koping

saat dismenore, pada penelitian tersebut didapatkan bahwa salah satu bentuk

koping yang dilakukan yaitu dengan pencarian dukungan sosial. Dukungan

sosial yang didapatkan partisipan dalam penelitian tersebut berasal dari teman

sebayanya. Bentuk dukungan tersebut berupa dukungan instrumental, dimana

teman sebaya dari partisipan, membantu untuk mencuci pakaian yang kotor.

Bukan hanya dukungan instrumental saja, namun partisipan juga

mendapatkan dukungan emosional dari teman sebayanya. Dukungan tersebut

berupa sentuhan hangat dan motivasi, agar partisipan tetap semangat dalam

menghadapi nyeri yang ia alami. Dukungan dan perhatian dari ibu, anggota

Page 118: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

98

keluarga, teman dan lainya sangatlah penting bagi remaja yang mengalami

dismenore, karena kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan rasa

takut dan mengurangi nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 1997 dalam

Hasanah, 2010).

Santriwati dalam penelitian ini mendapat dukungan dari ibu, teman

sebaya serta guru di sekolah. Sosok yang sangat berperan penting dalam

pemberian dukungan dalam penelitian ini yaitu teman satu pondok,

mengingat sebagian besar lebih banyak mereka habiskan di pondok pesantren

dari pada di rumah. Dukungan yang diperoleh ini sangat berperan penting

terhadap santriwati dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan

oleh dismenore.

Tema 6. Mitos-mitos Seputar Dismenore yang dipercayai oleh santriwati

Mitos berasal dari kata mytos bahasa Yunani yang bercerita cerita atau

sesuatu yang dikatakan seseorang (Dhavomony, 1995 dalam Mufiani, 2014).

Menurut KBBI (2016) mitos adalah cerita tentang suatu bangsa tentang dewa

dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul

semesta alam, manusia dan bangsa tersebut, yang diungkapkan secara ghaib.

Sedangkan menurut Mircea Eliade bahwa mitos merupakan kebenaran

sejarah yaitu “ a myth is true history or what came to pass at the beginning of

time, and one which provides the pattern for human behaviour”. Sehingga

baik kisah itu nyata, legenda maupun kisah yang tidak dapat dibuktikan

kebenarannya seperti dongeng serta semua cerita yang mengisahkan tentang

masa lalu disebut mitos apabila kisah tersebut diyakini dan dapat

mempengaruhi perilaku manusia (Elliade, 1995 dalam Mufiani, 2014).

Page 119: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

99

Minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat menjadikan mereka berpola

pikir yang mengada-ada, yang kemudian berkembang menjadi mitos.

Meskipun secara medis mitos yang berkembang itu tidak alamiah, namun

kenyataannya banyak masyarakat yang masih percaya dengan berita yang

belum tentu kebenarannya (Andira, 2010 dalam Mufiani, 2014).

Hasil studi ini menunjukkan bahwa salah satu mitos terkait dismenore

adalah mengkonsumsi obat penurun nyeri dapat menimbun dalam tubuh. Hal

ini kurang sesuai dengan teori yang ada dimana obat yang masuk ke dalam

tubuh akan diabsorpsi oleh usus halus dan akhirnya masuk ke dalam hati.

Obat akan ikut sirkulasi ke dalam jaringan, kemudian berinteraksi dengan sel

dan melakukan sebuah perubahan zat kimia hingga menjadi aktif. Obat yang

tidak bereaksi akan disekresikan. Setelah obat mengalami metabolisme atau

pemecahan, akan terdapat sisa zat yang tidak dapat dipakai (Damayanti,

Pitriani, dan Ardhiyanti, 2015).

Sisa zat ini tidak bereaksi kemudian keluar melalui ginjal dalam

bentuk urine dari intestinal dalam bentuk feses, dan dari paru-paru dalam

bentuk udara. Hal ini dapat disimpulkan bahwa obat yang masuk dalam

tubuh, sisa-sisa zat nya akan dikeluarkan melalui sistem pembuangan dan

tidak tertimbun di dalam tubuh. Namun disisi lain, mitos tersebut ada

benarnya, dimana obat yang kita konsumsi juga memiliki efek samping yang

tidak diharapkan, dan bisa membahayakan seperti keracunan, pengobatan dan

lain-lain (Damayanti, Pitriani, dan Ardhiyanti, 2015).

Mitos mengenai penggunaan obat-obatan penurun nyeri berbahaya

untuk remaja dan lebih baik didiamkan, kurang sesuai dengan teori yang ada

Page 120: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

100

dimana jika penggunaan obat-obat-an sesuai dengan dosis yang dianjurkan,

maka obat tersebut akan memberikan efek terapi sesuai dengan yang kita

inginkan. Namun, jika dosis yang dikonsumsi melebihi dosis maksimal, maka

obat tersebut akan berbahaya dan menimbulkan efek toksik atau keracunan

(Tjay dan Rahardja, 2007). Dismenore yang dialami oleh remaja juga

sebaiknya mendapatkan penanganan yang secepatnya, dimana jika dismenore

ini diabaikan, dismenore ini akan menjadi suatu hal yang berbahaya, karena

kondisi ini merupakan salah satu penyebab munculnya gejala endometriosis

(Anwar, 2005 dalam Novia dan Puspitasari, 2008).

Marcdante dan Kliegman (2015) dalam bukunya menjelaskan bahwa

terapi farmakologi yang digunakan untuk dismenore primer lebih berfokus

pada penyebab dari dismenore itu sendiri, yaitu peningkatan aktivitas

prostaglandin. Terapi lini pertama adalah menggunakan NSAIDs.

Penggunaan NSAIDs untuk menurunkan nyeri lebih optimal jika dikonsumsi

sebelum atau sesaat setelah menstruasi dimulai. Penggunaan NSAIDs ini

biasanya kurang lebih 2-3 hari. Jika dalam waktu 2-3 hari., NSAIDs tidak

bisa mengurangi nyeri, maka NSAIDs akan digantikan dengan long-acting

reversible contraceptives (LARCs). Berikut terapi farmakologi untuk

dismenore primer yang diperbolehkan dikonsumsi tanpa resep dokter yaitu

ibuprofen atau naproxen setiap 4 jam sekali, sedangkan obat-obatan yang

boleh dikonsumsi namun harus menggunakan resep dokter yaitu : ibuprofen

400 mg PO 4 x sehari, naproxen 250-500 mg PO 2 x sehari, asam mefenamat

250 mg PO 4 x sehari atau 500 mg PO 3 x sehari, diklofenak 50-100 mg PO 3

x sehari.

Page 121: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

101

Menurut penelitian Khotimah, Kimantoro dan Cahyawati (2014) mitos

dismenore selain dilarang mengkonsumsi obat-obatan penurun nyeri, yaitu

adanya kepercayaan bahwa dismenore akan sembuh, jika setiap menstruasi

istirahat atau tidur. Hal ini sesuai dengan teori, dimana istirahat dapat

membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Semakin lama seseorang

tersebut beristirahat, maka tubuh akan terasa lebih rileks. Istirahat dan tidur

merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang.

Istirahat dan tidur yang cukup, akan membuat tubuh baru dapat berfungsi

secara optimal. Istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan

emosional, dan bebas dari perasaan gelisah (Asmadi, 2008 dalam

Mustaqimah, Widayati dan Pranowowati, 2013).

Mitos lain terkait dismenore, mengatakan bahwa dismenore akan

benar-benar hilang setelah wanita tersebut menikah. Hal tersebut kurang

sesuai dengan teori dimana, sensasi nyeri saat menstruasi akan berkurang atau

bahkan hilang saat seorang perempuan tersebut sudah pernah hamil dan

melahirkan. Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan

dengan saraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta

menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri berkurang bahkan

hilang (Lestari, 2013). Peran tenaga kesehatan khususnya perawat sangat

dibutuhkan untuk memberikan edukasi terkait dismenore yang terjadi pada

remaja. Edukasi ini bertujuan agar remaja mampu memahami dismenore

secara utuh dan mampu menelaah mitos-mitos yang beredar di lingkungan

sekitar mereka.

Page 122: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

102

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman proses penelitian didapatkan beberapa

keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain :

1. Peneliti sebagai instrumen kunci masih belum optimal dalam penggalian

data.

2. Partisipan penelitian ini adalah remaja, mereka cenderung lebih tertutup

dan lebih sulit untuk digali informasi mengenai pengalaman dan

mekanisme koping pada saat dismenore.

3. Minimnya waktu untuk bertemu santriwati dikarenakan jadwal santriwati

yang selalu padat setiap harinya, juga menjadi suatu keterbatasan di

penelitian ini.

Page 123: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

103

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dismenore adalah satu dari sekian banyak masalah ginekologi,

yang mempengaruhi sebagian besar perempuan dan menyebabkan

ketidakmampuan beraktivitas tiap bulannya. Dismenore yang dialami oleh

masing-masing santriwati pun memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Perbedaan ini timbul dikarenakan nyeri yang dirasakan adalah sebuah

penilaian subjektif. Dismenore yang terjadi pada remaja ini menyebabkan

timbulnya sebuah ketidaknyamanan, berupa perubahan pada pola tidur,

pola makan, emosi yang tidak stabil, dan intoleran aktivitas.

Setiap individu akan melakukan mekanisme koping untuk

menghadapi perubahan dari dampak yang diterima. Mekanisme koping

tersebut terdiri dari mencegah dan menangani dismenore, serta mencari

dukungan sosial. Penanganan yang mereka lakukan yaitu dengan minum

dan kompres air hangat, minum susu, istirahat, minum jahe hangat, dan

beraktivitas. Minimnya pengetahuan yang dimiliki santriwati terkait

dismenore,membuat mereka tidak melakukan upaya antisipasi atau

pencegahan terkait dismenore.

Santriwati saat mengalami dismenore, mendapatkan dukungan dari

lingkungan sekitarnya, baik dari ibu dan teman sebayanya. Dukungan

tersebut berupa dukungan emosional, instrumental, dan informasional.

Sosok yang sangat berperan penting dalam pemberian dukungan dalam

penelitian ini yaitu teman satu pondok, mengingat sebagian besar lebih

Page 124: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

104

banyak mereka habiskan di pondok pesantren dari pada di rumah.

Dukungan yang diperoleh ini sangat berperan penting terhadap santriwati

dalam upaya meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh dismenore

serta mampu meminimalkan rasa takut dan mengurangi nyeri yang

dirasakan.

Santriwati yang terlibat dalam penelitian ini, umumnya juga

mengetahui mitos-mitos terkait dismenore yang banyak beredar di

masyarakat. Mitos-mitos seputar informasi yang didapat secara umum

berupa larangan-larangan saat dismenore itu sendiri. Salah satu

diantaranya yaitu larangan untuk mengkonsumsi obat-obatan karena nanti

akan mengakibatkan efek jangka panjang yang tidak baik pada rahim

wanita. Peran tenaga kesehatan khususnya perawat sangat dibutuhkan

untuk memberikan edukasi terkait dismenore yang terjadi pada remaja.

Edukasi ini bertujuan agar remaja mampu memahami dismenore secara

utuh dan mampu menelaah mitos-mitos yang beredar di lingkungan sekitar

mereka.

B. Saran

1. Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dan menambah

wawasan, mengembangkan kurikulum pembelajaran institusi

keperawatan, dan dapat mengembangkan kompetensi pembelajaran

pada mahasiswa, khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja

sehingga mahasiswa juga dapat lebih memahami tentang permasalahan

pada remaja, terutama tentang dismenore.

Page 125: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

105

2. Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan dan meningkatkan

wawasan tenaga kesehatan tentang pengalaman dan mekanisme koping

dismenore pada santriwati sehingga dapat meningkatkan upaya

promosi kesehatan dalam memberikan pendidikan mengenai

dismenore dan penanganannya pada remaja.

3. Pondok pesantren

Bagi pondok pesantren, disarankan untuk lebih memberikan edukasi

terkait dismenore, mengingat masih rendahnya tingkat pengetahuan

santriwati dalam penanganan dan pencegahan dismenore itu sendiri.

Pendidikan kesehatan ini sangatlah penting, karena dengan adanya

pendidikan kesehatan, diharapkan mampu mengubah kesadaran dan

memberikan serta meningkatkan pengetahuan santriwati mengenai

dismenore itu sendiri.

4. Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar bagi peneliti

selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih

memperluas karakteristik partisipan dengan mengeksplorasi secara

mendalam kepada perempuan yang mengalami dismenore dengan

adanya riwayat peradangan pelvis (dismenore sekunder), agar

didapatkan data mengenai pengalaman dan mekanisme koping

dismenore yang lebih bervariasi dari pada sebelumnya.

Page 126: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati dan Imami Nur Rachmawati. Metodologi Penelitian Kualitatif

dalam Riset Keperawatan. Jakarta : Rajawali Pers, 2014.

Alligod, Martha Raile. Nursing Theory Utilization & Application. USA : Mosby

El-Sevier, 2010.

Alphen, Nienke V. “Steps Towards Sustainable Student Support : Stressors

Among International High School Student Living in a Boarding House.”

Maastricht Student Journal of Phychology and Neuroscience, Vol. 3

(2014) : h. 53-65.

Amir, Andi Afdaliah. “Pengaruh Penambahan Jahe (Zingiber Officinalle Roscoe)

Dengan Level yang Berbeda Terhadap Kualitas Organoleptik dan

Aktivitas Antioksidan Susu Pasteurisasi.” Skripsi S1 Fakultas peternakan

Universitas Hassanuddin Makasar, 2014.

Anisa, Magista Vivi. The Effect of Exercises on Primary Dysmenorrhea. Journal

Majority Vol 4 No. 2 (Januari 2015) : h. 60-65.

Ardhiyanti, Yulrina. dkk. Bahan Ajar AIDS pada Asuhan Kebidanan. Yogyakarta

: Deepublish, 2015.

Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC, 2008.

Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar

Klien. Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Astuti, Ambar Dwi Widhi. “Efektivitas Pemberian Ekstrak Jahe Merah (Zingiber

officinale roscoe varr Rubrum) Dalam Mengurangi Nyeri Otot Pada

Atlet Sepak Takraw.” Skripsi S1 Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang, 2011.

Aziato, Lydia.dkk. “Dysmenorrhea Management and Coping among Students in

Ghana : A Qualitative Exploration.” Jurnal Pediatric and Adolescent

Gynecology El-Sevier Inc 28 (2015) : h. 163-169.

Aziato, Lydia.dkk. “The Experience of Dysmenorrhea Among Ghanaian Senior

High and University Students : Pain Characteristics and Effects.”

Reproductive Health (2014) : h. 1-8.

Bahri, Ayu Annisa. dkk. Hubungan antara Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore

pada Mahasiswi Pre-Klinik Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas Tahun Ajaran 2012-2013. Jurnal

Kesehatan Andalas Vol 4 No. 3 (2015) : h. 815-821.

Batubara, Jose RL. “Adolesecent Development (Perkembangan Remaja)”. Sari

Pediatri , Vol. 12, No. 1 (Juni 2010) : h. 21-29.

Bernstein, Matthew T, dkk. “Gastrointestinal Symptoms Before and During

Menses in Healthy Women .” Artikel diakses pada tanggal 18 Desember

2015 pukul 18:57 WIB dari

Page 127: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

http://bmcwomenshealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/1472-6874-

14-14

Bitzer, Johannes. “Dysmenorrhea, Premenstrual Syndrome, and Premenstrual

Dysphoric Disorder.” Dalam Andrea R. Genazzani dan Mark Brincart,

Frontiers in Gynecological Endocrinology. London : Springer, 2015 : 15-

24.

BKKBN. “Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada Apa dengan

Remaja ?” Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan, Seri I

No.6 (Desember 2011) : h. 1-4.

Bobak. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC, 2005.

Bonde, Fitra M.P. dkk. “Pengaruh Kompres Panas terhadap Penurunan Derajat

Nyeri Haid Pada Siswi SMA dan SMK Yadika Kopandakan II.” Skripsi

S1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, 2014.

Calis, Karim Anton. “Dysmenorrhea Treatment & Management.” Artikel diakses

pada tanggal 07 Januari 2016 pukul 07:58 WIB dari

http://emedicine.medscape.com/article/253812-treatment#d11

Charu, Shrotriya dkk. “Dysmenorrhea on Quality of Life of Medical Students.”

International Journal of Collaborative Research on Internal Medicine &

Public Health India ,Volume 4 No. 4 (2012).

Damayanti, Ika Putri. dkk. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan II.

Jakarta : Deepublish, 2015.

Douglas, Collins R. Digfferential Diagnosis in Primary Care. Philadelphia :

Lippincott Williams & Wilkins a Wolter Kluwer, 2012.

Edwards, Digna R. Velez. dkk. “Association of Age at Menarche With Increasing

Number of Fibroids in a Cohort of Women Who Underwent

Standardized Ultrasound Assessment.” American Journal of

Epidemiology Oxford University (30 Juni 2013) : h. 1-8.

Emmanuel. dkk. Dysmenorrhoea: Pain Relief Strategies Among a Cohort of

Undergraduates in Nigeria. International Journal of Medicine and

Biomedical Research Vol 2 Issue 2 (Mei-Agustus 2013) : h. 142-146.

Endaswara, Suwardi. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan : Ideologi,

Epistemologi, dan Aplikasi. Tangerang : Agromedia Pustaka, 2006.

Falcone, Tommaso dan William W. Hurd. Clinical Reproductive Medicine and

Surgery. Philadelphia : Mosby El-Sevier, 2007.

Farotimi, Adekunbi A. dkk. “Knowledge, Attitude and Health Care-Seeking

Behavior Towards Dysmenorrhea among Female Students of a Private

University in Ogun State, Nigeria.” Journal of Basic and Clinical

Reproductive Sciences, Vol 4 Issue 1 (Januari-Juni 2015) : h. 33-38

Fritz, Marc A & Leon Speroff. Clinical Gynecologic Endocrinology and

Infertility. USA : Lippincot Williams & Wilkins, 2011.

Page 128: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Furqaani, Annisa Rahmah. Peran Serotonin dalam Proses Pembelajaran dan

Memori: kajian Literatur. Dalam Prossiding Seminar Nasional Penelitian

dan PKM Kesehatan, 2015 : h. 221-224.

Gagua, Tinatin. dkk. (2012). “Primary Dysmenorrhea : Prevalence in Adolescent

Population of Tbilisi, Georgia and Risk Factors.” J Turkish-German

Gynecology Association (2012) : h. 162-168.

Goldman, Marlene B.dkk. Women Health. USA : Elsevier Inc, 2013.

Gracia, Margareth. dkk. Pengaruh Sindorma PreMenstruasi Terhadap Gangguan

Tidur Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma

Jaya. Damianus Journal of Medicine Vol. 10 No. 2 (Juni 2011) : h. 77-

80.

Gumanga dan Kwme-Aryee. “ Prevalence and Severity of Dysmenorrhea Among

Some Adolescent Girls In A Secondary School In Accra, Ghana.”

Postgraduate Medical Journal of Ghana Vol 1, No.1 (September 2012).

Guyton, Arthur C. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC, 2012.

Harel, Zeev dan Paula J. Adams Hillard. (2008). “Pain : Dysmenorrhea.” Dalam

Paula J. Adams Hillard, The 5-minute Obstetrics and Gynecology

Consult. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins, a Wolters Kluwer

bussines, 2008: h. 30-31.

Hartati, dkk. “Mekanisme Koping Mahasiswi Keperawatan Dalam Menghadapi

Dismenore. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1

(Februari, 2012) : h. 25-31.

Hasanah, Oswati. “Efektifitas Terapi Akupresur Terhadap Dismenore Pada

Remaja di SMPN 5 dan SMPN 13 Pekanbaru” Tesis S2 Fakultas Ilmu

Keperawatan, Universitas Indonesia Depok, 2010.

Hendrik. Problema Haid : Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Solo : Tiga

Serangkai, 2006.

Iswari, Pranya Dwi . “Hubungan Dismenore dengan Aktivitas Belajar Mahasiswi

PSIK FK Unud tahun 2014.” Skripsi S1 Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Bali, 2014.

Jang, In Ae. dkk. “Factors Related to Dysmenorrhea Among Vietnamese and

Vietnamese Marriage Immigrant Women in South Korea.” Obstetrics &

Gynecology Science Vol. 56, No. 4 (2013) : h. 242-248.

Jenabi, Ensiyeh. The Effect of Ginger for Relieving of Primary Dysmenorrhoea. J

Pak Med Assoc Vol 63, No. 1 (Januari 2013) : h. 8-10.

Jeung Im, Kim. “Effect of Heated Red Bean Pillow Application for College

Women with Dysmenorrhea.” Korean J Women Health Nurse Vol. 19

No. 2, (Juni 2013) : h. 67-74.

Page 129: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Joshi, Jayun. dkk. Prevalence and Impact of Dysmenorrhea in The Firs Year

MedicalStudents of Ahmedabad. Journal of Evolution of Medical and

Dental Sciences Volume 2, Issue 11 ( Maret 2013) : h. 1708-1713.

Ju, Hong. dkk. “The Prevalence and Risk Factors of Dysmenorrhea”.

Epidemiologic Reviews Oxford University Press (26 November 2013) : h.

1-10.

Kahan, Scott. dkk. In A Page Signs and Symptoms. Philadelphia : Lippincot

Williams and Wilkins, 2009.

KBBI. “Cegah” diakses pada tanggal 08 Mei 22:58 WIB dari

http://kbbi.web.id/cegah.

KBBI. “Mitos” Artikel diakses pada tanggal 08 Mei 2016 Pukul 21:40 WIB dari

http://kbbi.web.id/mitos

KBBI. “Pengalaman.” Artikel diakses pada tanggal 15 November 2015 dari

http://kbbi.web.id/alam-2

Khotimah, Husnul. dkk. Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan

Sikap Menghadapi Dismenore Kelas XI di SMA Muhammadiyah 7,

Yogyakarta. Journal Ners and Midwifery Indonesia Vol 2, No. 3, (2014)

: h. 136-140.

Klossner, N. Jayne. Introductory Maternity Nursing. USA : Lippincot Williams

& Wilkins, 2006.

Kumbhar, Suresh K. Et al. Prevalence Of Dysmenorrhea Among Adolescent Girls

(14-19) Of Kadapa District And Its Impact On Quality Of Life : A Cross

Sectional Study. National Journal Of Community Medicine Vol 2 Issue 2

(Juli-Sept 2011) : h. 265-268.

Kurniawati, Dewi dan Yuli Kusumawati. “Pengaruh Dismenore Terhadap

Aktivitas Pada Siswi SMK.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Surakarta 6 (2) (2011) : h. 93 – 99.

Lauralee, Sherwood. Fisiologi Tubuh Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC,

2012.

Lentz, dkk. Comprehensive Gynecology. Philadelphia : El-Sevier Mosby, 2012.

Lestari, Hesti. dkk. “Gambaran Dismenorea pada Remaja Putri Sekolah

Menengah Pertama Manado”. Sari Pediatri Vol. 12, No. 2, (Agustus

2010) : h. 99-102.

Lestari, Ni Made Sri Dewi. “Pengaruh Dismenore Pada Remaja”. Artikel diakses

pada tanggal 16 Desember 2015 pukul 22:53 WIB dari http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/download/27

25/2305

Madhubala, Chauhan dan Kala Jyoti. Relation Between Dysmenorrhea and Body

Mass Index in Adolescents with Rural Versus Urban Variation. The

Page 130: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Journal of Obstetrics and Gynecology of India 62 (4) (2012) : h. 442-

445.

Manuaba, Ida Ayu Chandranita. dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta : EGC, 2009.

Marcdante, Kaen J dan Robert M Kliegman. Nelson Essentials of Pediatrics

Sevent Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders, 2015.

Mardhyah, Ulfatul. dkk. Pola Dysmenorrhea Primer Pada Remaja di MAN 1

Semarang. The Second University Research Coloquium (2015).

Marlinda, Rofli. dkk. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan

Dismenore Pada Remaja Putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati. Jurnal

Keperawatan Maternitas Volume 1, No.2, (November 2013) : h. 118-

123.

Marmo, Liza dan Yvone D’Arcy. Trauma and Emergency Pain Management .

New York : Springer Publishin Company, 2013.

Megarani, Rizqi Respati Suci. “Strategi Pemberdayaan Santri di Pondok

Pesantren Hidayatullah Donoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta.” Skripsi

S1 Fakultas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2010.

Mufiani, Iftahuul. “Mitos Mbah Bregas di Dusun Ngino Desa Margoagung

Seyegan Sleman Yogyakarta.” Skripsi S1 Faultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2014.

Mustaqimah, Umi. dkk. “Gambaran Pengetahuan tentang Dismenorea dan

Penanganan Dismenorea Pada Siswi MTs Ma’arif Nyatnyono Kabupaten

Semarang.” Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Semarang, 2012.

Narendra, Moersintowati, dkk. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta :

Sagung Seto, 2010.

Nikmah, Mustafiqotun. “Hubungan Tingkat Stres dengan Gejala Gangguan

Pencernaan pada Santriwati Pondok Pesantren Sirojul Mukhlasin II

Payaman Magelang.” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Ningsih, Ratna. “Efektifitas Paket Pereda Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja

Dengan Dismenore di SMAN Kecamatan Curup.” Tesis S2 Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok, 2011.

Novia, Ika dan Nunik Puspitasari. “Faktor yang Mempengaruhi Kejadian

Dismenore Primer.” The Indonesian Journal of Public Health Vol 4, No.

2 (Maret 2008): h. 96-104.

Nursalam dan Kurniawati, Ninuk Dian. Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta:Salemba Medika, 2007.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Page 131: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Nuryani. “Studi Fenomenologi Pengalaman Mahasiswi Program Studi Ilmu

Keperawatan FK-UH Selama Mengalami Dismenore.” Skripsi S1

Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanudin, Makasar, 2011.

Nuryaningsih, Siti. “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Tingkat Nyeri Haid

Pada Menarche Remaja Putri di MTs Tarbiyatl Mubtadin Wilalung

Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.” Manuscript Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Uiversitas Muhammadiyah Semarang,

2013.

Ogunfowokan, Adesola A dan Oluwayemisi A. Babatunde. “Management of

Primary Dysmenorrhea by Scholl Adolescents in ILE-IFE, Nigeria.”

JOSN, Vol.26 No.2, (April 2010) : h. 131-136.

Oktasari, gayatri. dkk. “Perbandingan Efeketivitas Kompres hangat dan Kompres

Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada remaja Putri.” Skripsi S1

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2014.

Patruno, Joseph E. Dysmenorrhea. Dalam Deborah Ehrenthal, Paula Adams

Hillard, Matthew Hoffman, Menstrual Disorders : a Practical Guide.

USA : Versa Press, 2006 : h.97.

Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LkiS, 2007.

Potter Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.

Jakarta : EGC, 2005.

Potter, Patricia A. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan

Praktik. Jakarta : EGC, 2012.

Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi. Jakarta : EGC, 2012.

Prihatama, Palevi Yudha. dkk. “ Hubungan Antara Stress dan Dismenore pada

Siswi Kelas Tiga SMA Negeri 2 Ngawi.” Skripsi S1 Fakultas

Kedokteran, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Purwaningsih. dkk. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika,

2010.

Purwanti, Endang. dkk. “Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Dismenore pada Siswi Kelas X di SMK NU Ungaran.” Tugas Akhir DIV

Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran,

2014.

Rahkma, Astrida. “Gambaran Derajat Dismenore dan Upaya Penanganannya Pada

Siswi Sekolah Menengah Kejuruan Arjuna Depok Jawa Barat”. Skripsi

S1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Roger P, Smith. “Managing Dsymenorrhea : Therapy for Pain Relief.”

Contemporary OB/GYN; (Apr 2015) : h. 18.

Page 132: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Ruly Darmawan. “Pengalaman, Usability, dan Antarmuka Grafis : Sebuah

Penelusuran Teoritis.” ITB J. Vis. Art & Des, Vol. 4 No. 2 (2013) : h. 95-

102.

Saguni, Fersta Cicilia Apriliani. dkk. Hubungan Dismenore dengan Aktivitas

Belajar Remaja Putri di SMA Kristen I Tomohon. Ejournal Keperawatan

(e-Kp) Volume 1, (Agustus 2013) : h. 1-6.

Sari, Diana. Dkk. “Hubungan Stres dengan Kejadian Dismenore Primer pada

Mahasiswi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas.”Jurnal Kesehatan Andalas ;4 (2) (2015) : h. 567-570.

Schwarzer, R. Tenacious Goal Pursuits and Striving Toward Personal

Growth:Proactive Coping. Diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/251415584_Tenacious_Goal_

Pursuits_and_Striving_Toward_Personal_Growth_Proactive_Coping

pada tanggal 19 Mei 2016 Pukul 08:51 WIB.

Sepfitri, Neta. “Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Motivasi Berprestasi Siswa

MAN 6 Jakarta.” Skripsi S1 Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negerei Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Shosha, Ghada Abu. Employment Of Colaizzi”s Strategy In Descriptive

Phenomenology : A Reflection Of A Researcher. European Scientific

Journal Vol. 8, No. 27 (November 2012) : h. 31-43.

Silvana, Puti Dwi. “Hubungan Antara Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik, dan

Konsumsi Produk Susu dengan Dysmenorrhea Primer Pada Mahasiswi

FIK dan FKM UI Depok.” Skripsi S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Gizi Universitas Indonesia Depok, 2012.

Silvana, Putri Dwi. “Hubungan Antara Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik, dan

Konsumsi Produk Susu dengan Dysmenorrhea Primer Pada Mahasiswi

FIK dan FKM Depok tahun 2012.” Skripsi S1 Fakultas Kesehatan

Masyarakat Program Studi Gizi Universitas Indonesia Depok, 2012.

Sinha, Ruchi. “Prevalence of Dysmenorrhea and Its Impact on Quality of Life of

University Female Students”. Paripex Indian Journal of Research

Volume 4 Issue 10 (Oktober 2015) : h. 8-9.

Smith, Roger. Netter’s Obstetrics & Gynecology Second Edition. Philadelphia :

Saunders El-Sevier, 2008.

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV.

Sagung Seto, 2007.

Stoppler, Melissa Conrad. (2014). “Menstrual Cramps Prevention.” Artikel

diakses pada tanggal 07 Januari 2016 Pukul 07:57 WIB dari

http://www.emedicinehealth.com/menstrual_pain/page10_em.htm#menst

rual_cramps_prevention

Page 133: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta, 2013.

Sultan, Charles, dkk. ”Adolescent Dysmenorrhea.” dalam Sultan C. Buku

Pediatric and Adolescent Gynecology : Evidence-Based Clinical

Practice. Germany : S.Karger AG, 2012 : h. 174-180.

Susilowati. “Perbedaan Efektivitas Susu danCokelat Terhadap Penurunan Skala

Nyeri Pada Remaja Putri Dismenore di SMAN 1 Unggaran.” Tugas

Akhir Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo

Ungaran, 2014.

Swarjana, I Ketut. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta :

Andi, 2015.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. Obat-Obat Penting : Kasiat, Penggunaan

dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2007.

Trisnawaty, Dian. “Hubungan TingkatPengetahuan Remaja Putri Tentang

Dismenorhea Dengan Motivasi Untuk Periksa Kepelayanan Kesehatan di

SMP Negeri 12 Makassar.” Skripsi S1 Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin Makasar, 2012.

Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat. Praktikum Keterampilan Dasar

Praktik Klinik : Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta :

Salemba Medika, 2008.

Utami, Vida Wira dan Meta Prastika. Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenore

Dengan Perilaku Pencegahannya Pada Remaja Putri Kelas X dan XI di

SMA Gajah Mada Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan Vol 1, No 1,

(Februari 2015) : h.5-8.

Utami, Vida Wira dan Meta Prastika. Hubungan Pengetahuan Tentang Dismenore

Dengan Perilaku Pencegahannya Pada Remaja Putri Kelas X dan XI di

SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun 2014. Jurnal Kebidanan Vol

1, No. 1 (Februari 2015) : h. 5-8.

WHO. “Adolescent Development.” Artikel diakses pada tanggal 27 Oktober 2015

dari

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/e

n/

Wilis, Anggi Retno. “Pengaruh Pemberian Air Rebusan Jahe Terhadap Intensitas

Nyeri Haid Pada Mahasiswa Semester 7 STIKES Aisyiyah Yogyakarta.”

Skripsi S1Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta, 2011.

Women’s Health Program, Monash University . “Menstrual Cycle Problems”.

Artikel diaksees pada tanggal 05 Januari 2016 pukul 19:02 WIB dari

http://med.monash.edu.au/sphpm/womenshealth/docs/menstrual-cycle-

problems.pdf

Page 134: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Yani, Achir . Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :

EGC, 2008.

Yasir, Saadia. dkk. Frequency of Dysmenorrhea, It’s Impact and Management

Strategies Adopted By Medical Students. J Ayub Med Coll Abbottabad

Vol 26 (2014) : h. 349-352.

Yuniarti, Tri. dkk. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Semester I

Tentang Menstruasi Dengan Penanganan Dismenore di AKPER

Mamba’ul Ulum Surakarta.” JK eM-U, Volume IV, No. 12, (2012) : h.

18-25.

Page 135: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

FORMAT PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Cita Qomariyah

NIM : 1112104000041

adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Studi

Fenomenologi Pengalaman dan Mekanisme Koping (upaya penanganan) Nyeri

Menstruasi pada Santriwati Pondok Pesantren An-Nahdlah Pondok Petir Depok”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman dan mekanisme

koping (upaya penanganan) santriwati yang pernah mengalami nyeri menstruasi.

Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan

Program Pendidikan S1 peneliti di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara mendalam. Untuk mencegah adanya data yang hilang, peneliti

menggunakan alat bantu untuk merekam dan bila dibutuhkan informasi tambahan,

dimohon kesediaan partisipan untuk melakukan wawancara tambahan. Sebelum

dilakukan wawancara akan dijelaskan maksud dan tujuan penelitian dan

penandatanganan persetujuan menjadi partisipan.

Peneliti menjamin bahwa semua informasi yang berkaitan dengan identitas

partisipan dan data yang diperoleh akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui

oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas asli partisipan.

Melalui penjelasan singkat ini, besar harapan peneliti agar Saudari bersedia

menjadi partisipan dalam penelitian ini. Atas partisipasi dan kerjasama dari

Saudari, peneliti mengucapkan terima kasih.

Depok, ........................

Nur Cita Qomariyah

Page 136: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

No. Telp/Hp :

Menyatakan bahwa :

Saya bersedia menjadi partisipan pada penelitian yang bertujuan menggali

pengalaman dan mekanisme koping (upaya penanganan) nyeri menstruasi pada

santriwati, yang dilakukan oleh NUR CITA QOMARIYAH sebagai mahasiswi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan penelitian ini.. Saya

mengerti bahwa data mengenai penelitian ini akan dirahasiakan. Semua berkas

yang mencantumkan identitas responden hanya digunakan untuk penelitian.

Saya mengerti bahwa tidak ada resiko yang akan terjadi. Apabila ada pertanyaan

dan respon emosional yang tidak nyaman atau berakibat negatif pada saya, maka

peneliti akan menghentikan menghentikan pengumpulan data dan peneliti berhak

memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa

resiko apapun.

Demikian surat pernyataan ini saya tandatangani tanpa suatu paksaan. Saya

bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini secara sukarela.

Depok, .........................

Partisipan

........................................................

(Nama Jelas)

Page 137: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

I. Petunjuk Umum

a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terimakasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang

telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam

II. Petunjuk wawancara mendalam

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pengalaman , pendapat dan saran

c. Pengalaman, pendapat dan saran informan sangat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pengalaman, pendapat dan saran akan dijaga kerahasiaannya

f. Wawancara ini akan direkam dengan tape recorder untuk membantu

dalam penulisan hasil

III. Pelaksanaan wawancara

A. Perkenalan

Identitas informan

Nama (inisial) :

Usia :

Jenis kelamin :

Pendidikan :

B. Wawancara

1. Apa yang anda ketahui tentang nyeri menstruasi ? Kira-kira

penyebabnya apa? Darimana anda mendapatkan informasi tersebut

?

Page 138: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

a. Coba ungkapkan apa yang anda rasakan saat mengalami

nyeri menstruasi? Apa makna atau arti nyeri menstruasi

bagi anda ?

b. Selain anda, adakah anggota keluarga lain yang pernah

mengalami nyeri menstruasi sebelumnya ? jika ada, siapa

yang mengalami nyeri menstruasi tersebut ?

2. Bisa anda ceritakan bagaimana pengalaman yang anda rasakan saat

nyeri menstruasi mulai dari pertama kali anda mengalami sampai

perubahan-perubahan yang dirasakan ? respon lingkungan sekitar

saat anda mengalami nyeri menstruasi serta adakah mitos-mitos

terkait nyeri menstruasi?

3. Bisa anda ceritakan apa yang anda lakukan untuk mengurangi nyeri

menstruasi yang anda rasakan ? apakah cara tersebut efektif untuk

mengurangi nyeri yang anda rasakan ? dari mana anda tau tentang

penanganan nyeri menstruasi tersebut?

a. Apakah anda saat mengalami nyeri menstruasi pernah

melakukan pengobatan? Berapa kali anda pernah

melakukannya? Apa yang mereka berikan dan sarankan kepada

anda?

4. Dukungan apa saja yang anda dapatkan ketika mengalami nyeri

menstruasi? Siapa yang memberikan dukungan tersebut ? bentuk

dukungan tersebut seperti apa ?

5. Apa persiapan yang anda lakukan untuk mencegah nyeri

menstruasi tersebut timbul? darimana anda mengetahui cara

tersebut? efektifkah cara tersebut untuk mencegah terjadinya nyeri

Page 139: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

menstruasi? coba jelaskan bagaimana cara tersebut efektif

mencegah terjadinya nyeri menstruasi?

Page 140: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja
Page 141: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja
Page 142: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

NO. PERTANYAAN I 1 I 2 I 3 I 4 I 5 KESIMPULAN

1. Pengertian nyeri

menstruasi

Nyeri pas saat

lagi haidh awal-

awal dan rasanya

gak enak serta

ganjel

Pas darah lagi

banyak-

banyaknya keluar

nyeri menstruasi

itu kayak sembelit

di perut yang

benar-benar sakit,

menurut vika itu

mungkin karena

penggerusan

darah dari Rahim

kita

guguran darah

didalam rahim

kan, karena

dinding rahim

yang tidak

dibuahi sel

sperma jadinya

meluruh dan itu

yang membuat

nyeri

- Tiga dari lima

mengatakan

bahwa pengertian

haidh yaitu

guguran darah

dalam rahim,

karena dinding

rahim tidak

dibuahi

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa pengertian

dismenore adalah

nyeri pada

permulaan haidh

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa pengertian

TABEL PENGELOMPOKAN HASIL WAWANCARA

Page 143: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

dismenore yaitu

nyeri yang rasanya

seperti sembelit di

perut dan sakit.

2. Penyebab nyeri

menstruasi

Katanya ee apa

kecapean dan gak

makan terus kena

angin

karena lagi

banyak-

banyaknya (darah

keluar),,

meluruh gitu,

dinding sel nya

menurut vika itu

mungkin karena

penggerusan

darah dari Rahim

kita

karena dinding

rahim yang tidak

dibuahi sel

sperma jadinya

meluruh dan itu

yang membuat

nyeri

- Empat dari lima

mengatakan

bahwa penyebab

nyeri menstruasi

yaitu meluruhnya

dinding rahim

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa penyebab

dismenore adalah

kecapean

3. Tau informasi itu

dari mana

Informasi dari

kakak CSS

MoRA dan Guru

Biologi

Persepsi saya

sendiri saja

Dari pelajaran,

nanya ke guru

biologi,

Nanya temen, dan

guru

Belajar pas waktu

SD kelas 6,

belajar alat

reproduksi

- Tiga dari lima

mengatakan

mendapat info

dari guru

Page 144: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

- Duadari lima

mengatakan

info didapat

dari mata

pelajaran

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa apa yang

ia ketahui ttg

dismenore

berasal dari

dirinya sendiri

4. Menurut kamu

makna dari nyeri

menstruasi

Nyeri yang gak

menyenangkan

dan menakutkan,

kalo katanya

sering nyeri haidh

itu, katanya

dalemnya

Nyeri menstruasi

adalah hal yang

gak enak,

Gak enaknya ya

karena sakit itu,

jadi apa ya ke

ganggu gitu loh,

Menyusahkan

yang gimana

ya,,yang

mengganggu

kegiatan, begitu,

kalo negatif, saya

takut, takut

banget, saya takut

kanker rahim, tapi

kalo positifnya

saya mikir, berarti

saya subur,

Nyeri menstruasi

itu sakit tapi

wajar

- Dua dari lima

mengatakan

bahwa makna

dismenore

adalah sesuatu

yang sakit

- Dua dari lima

Page 145: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

bermasalah

fokusnya

berkurang karena

ngerasain sakit itu

mengatakan

bahwa

dismenore

adalah nyeri

yang tidak

menyenangkan

dan

menakutkan

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa makna

dismenore

adalah sesuatu

yang

mengganggu

5. adakah anggota

keluarga lain yang

pernah mengalami

nyeri menstruasi

gak ada deh,, saya

aja

mama saya juga

gak , Mama dulu

biasa aja keluar

paling pegel-

pernah liat

mamah, sakit juga

kayak gitu, kalau

lagi menstruasi

ibu saya pernah,

pernah cerita,

kalo biasa , kalo

mama juga sering

Mama sih enggak - Dua dari lima

mengatakan

tidak ada

rwayat

Page 146: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

sebelumnya pegelnya gitu banget,

dismenore

- Tiga dari lima

mengatakan ada

riwayat

dismenore

6. Kapan anda

pertama kali

mengalami nyeri

menstruasi

semenjak kelas

tiga (Aliyah),

saya mulai

merasa nyeri

haidh itu mulai

ada

pas udah mulai

aliyah kelas dua

akhir, itu udah

mulai sakit

Pertama kali

menstruasi (usia

12) awalnya

bingung, sakit

perut tapi mau

dikeluarin BAB

gitu gak bisa

kelas 10

kayaknya udah

mulai tapi jarang.

Tapi yang bener

bener sering dan

sangat sangat

sakit itu kelas 11

Haidh pertama

kali kelas 6 SD

Pertama kali

haidh, sakit

banget perutnya

udah gitu lemes.

Lemes kayak

males ngelakuin

apa-apa dan

maunya tidur

Hari kedua mulai

sembilang hingga

hari ke-4 (nyeri

menstruasi)

- Dua dari lima

mengatakan

bahwa

dismenore

dimulai dari

usia 12 tahun

- Tiga dari lima

mengatakan

bahwa

dismenore

dimulai dari

kelas 10-12

aliyah

Page 147: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

7. Gejala apa saja

yang anda rasakan

saat mengalami

nyeri menstruasi ?

Gejala yang

dirasakan hanya

nyeri saja

perut gak enak

banget ya,, makan

juga gak enak,

kalo pas kaki

pegel itu pas awal

mau haidhnya

paling kadang (di

sini ni) sakit,

daerah punggung

panas

pinggangnya

nyeri, kayak pegel

banget

Sering kecapean

dan bawaannya

males

(sebelum

menstruasi)

- Satu dari lima

mengatakan

hanya nyeri

saja

- Satu dari lima

mengatakan

nafsu makan

menurun

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa gejala

yang dialami

yaitu nyeri

pinggang

- Satu dari lima

mengatakan

kaki pegal

- Satu dari lima

mengatakan

Page 148: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

bahwa

badannya pegal

8. Berapa lama nyeri

menstruasi yang

pernah anda rasakan

Nyeri pas

menstruasi awal

hingga kedua,

Pas bulan ini aja

saya ngerasain

nyerinya itu pas

dari sebelum

haidh dan sampek

haidh hari kedua

Biasanya 2

sampai 3 sih, 2

hari biasanya 2

hari

Kalo sering ya

disminorenya

sampai 2 hari atau

3 hari. Paling

lama 3 hari

Nyeri pada hari

kedua dan ketiga

- Tiga dari lima

mengatakan

lama nyeri

yaitu 1-3 hari

- dua dari lima

mengatakan

bahwa lama

nyeri yaitu hari

kesatu – kedua

9. Bagaimana nyeri

menstruasi tersebut

muncul ?

Yang dirasakan

saat nyeri yaitu

sakit banget,

kalo seandainya

nih pertamanya

kita terlentang

nih, sakit, lama-

lama udah gak

Nyeri muncul

terus-terusan

Bertahap sih, dari

mulai biasa dulu,

puncaknya nanti

dua hari pas

haidhnya

Sakit banget pagi

pagi sampai siang

baru entar agak

agak ilang

Kadang nyerinya

itu pagi ntar

siangnya udah

nggak, ntar

sorenya nyeri ntar

malemnya nggak,

terus besok pagi

nyeri siangnya

- tiga dari lima

mengatakn

bahwa nyeri

hilang timbul

satu dari lima

mengatakan

bahwa nyeri

muncul

Page 149: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

sakit , Saat dibuat

bergerak sedikit,

sakitnya muncul

lagi, lalu ilang

nggak bertahap

satu dari lima

mengatakan

bahwa nyeri

muncul secara

terus menerus

10. Pada daerah mana

nyeri menstruasi itu

terjadi ?

Daerah Kiri, eehh

pokoknya sini deh

(menunjuk perut

bagian bawah)

Nyerinya itu

pegel, disininya

(perut bawah)

sama di kemaluan

itu pegel gitu

kalo pas kaki-kaki

pegel itu pas awal

mau haidhnya itu

Di perut bagian

bawah

Daerah yang.

Saya bingung

jelasinnya itu

lambung atau apa.

Pokoknya daerah

perut, secara

umumnya perut .

dibagian bawah

Diatas Rahim pas,

Di tengah-tengah,

Disini (menunjuk

perut bagian

bawah) sama di

belakang

(menunjuk

pinggang)

- lima partisipan

mengatakan

bahwa nyeri

terletak di

daerah perut

bagian bawah

- satu dari lima

mengatakan

bahwa nyeri

terletak di

daerah pinggul

- satu dari lima

partisipan

Page 150: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

mengatakan

bahwa lokasi

nyeri terdapat

di daerah

kemaluan

11. Menurut anda, nyeri

menstruasi yang

anda rasakan

termasuk berat,

sedang atau ringan ?

jika saya berikan

rentang skala 1-10,

1-3 ringan, 4-6

sedang, 7-10 berat ,

ada direntang mana

tersebut berada

Kayaknya tiga

deh, masih ringan

sih, masih bisa

dipake, apa-apa

kok

Yang tiga eeh

berapa sih, yang

berat sama yang

sedang

Eeeehhhm tujuh,,

Iya sakit banget,

soalnya

8 mungkin, 8 9 10

heem pernah

ampe sakit yang

sampe nangis g

bisa ditahan

Sedang, 5 - satu dari lima

mengatakan

bahwa skala

nyeri ringan

- satu dari lima

menyatakan

neyri sedang

- tiga dari lima

menyatakan

nyeri berat

12. kalo dari pola tidur

sendiri itu ada

perubahan gak ?

Mungkin pas

awal-awal mau

tidur gitu, pas

Kalo pola tidur

sih biasa aja,

mungkin pas mau

Nggak, malah

bertambah

biasanya,

Kalo aku sih gak

pernah keganggu

sih kak, kalo

Lebih cenderung

tidur

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

Page 151: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

baru mau tidur itu

kan masih berasa

sakit, rada lama

tidurnya karena

masih berasa sakit

tidurnya gitu pas

hari pertama dan

kedua, kadang

susah

sama tidurku, lagi

pula

dismenorenya gak

pernah malem

kan kak, jadi tidur

ya tidur aja, tapi

pas lebih sakit

gitu, aku lebih

milih tidur sih kak

bahwa

mengalami

susah tidur saat

dismenore

- Tiga dari lima

mengatakan

bahwa merasa

lebih ingin tidur

saat dismenore

13. Kalo dari pola

makan sendiri ada

perubahan gak dek

?

Iya,, kalo lagi

nyeri itu gak

nafsu banget,

kadang-kadang

kan siapa tau itu

gangguan karena

kurang makan,

tapi dipaksain,

tapi emang gak

nafsu banget

Iya,, dari pola

makan itu eee

karena gak enak

kan makannya,

kalo ditawarin

makan ya iya

entar, iya entar

gitu, paling kalo

bener-bener

berasa laper

Biasanya gak

nafsu, gak nafsu

makan, Biasanya

kan tiga kali,

paling kalo itu

dua kali sehari,

itu pun ga abis

biasanya,

Gak, Saya aja

sakit tipes aja

banyak makan

hahaha

Nggak ada mbak,

kalau lagi haid

malah kadang

makannya banyak

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa makan

semakin

bertambah saat

dismenore

- Tiga dari lima

mengatakan

bahwa nafsu

Page 152: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

pokoknya, banget gitu, baru

dipaksain makan

makan menurun

14. Kalo dari segi

emosi ada

perubahan gak,

gara-gara nyeri

menstruasi itu

Tapi mungkin

kalo mau haidh

nya itu, baru kalo

sedih-sediiih

bawaannya, kalo

marah-maraaaah

aja bawaannya,

Itu kan sebelum

haidh ya,, tapi

kalo saat haidh?

Nggak,

Oh iyaa mungkin,

eeee lebih sering

menyendiri, tapi

kalo kadang tapi

kalo diem gitu

lebih kerasa

banget kan

nyerinya, jadi

ikutan ngobrol

gitu, ikut lihat

TV, ikut

komentar-

komentar ama

temen-temen gitu,

Biasanya lebih

tinggi,

Iyaa,,, kalo

misalkan lagi

sakit, tiba-tiba ada

temen ketawa-

ketawa, biasanya

sering marah,

pokoknya hal

biasa jadi

dipermasalahkan,

Dismenore itu

mungkin agak,

saya sih gak

terlalu orang yang

baper ya kak,

yang selalu

marah-marah

gara-gara PMS,

kan orang

ngomongnya

kayak gitu ya,,

kalo saya biasa

aja ya kak, marah

karena pengen

marah aja, bukan

karena lagi sakit,

cuman kadang

Perubahannya itu

jadi suka sensitif,

suka marah-

marah, baper atau

jadi males gerak.

- Empat dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa mereka

lebih sering

marah saat

dismenore

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa

santriwati leih

cenderung

sendiri saat

dismenore

Page 153: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

kalo lagi, yaaa

emang bener sih

kadang kalo

bener-bener nyeri

banget, terus

berisik orang , itu

kan pasti suka,

berisik anget

siiih,, agak-agak

gitu, gak pernah

yang istilahnya,

psikologis

terganggu itu

enggak, biasa aja,,

15. Perubahan aktivitas

apa yang anda

rasakan saat nyeri

menstruasi ?

Iya sih,

berkurang, kan

bawaan badannya

gak enak, jadi

lebih males, kalo

lebih mengurangi

aktivitas-aktivitas

yang kiranya

bikin sakit banget

Biasanya sebelum

menstruasi itu

aktif, tapi pas lagi

menstruasi itu

dikurangin,

Ya Pasti jadi lebih

sering emosi,

karena kita itu

sakit dari dalam,

kita doang yang

Awalnya aktif

jadi berkurang

Biasanya kan

kalau aku aktif

- Lima partisipan

mengataakan

mengalami

penurunan

aktivitas saat

Page 154: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

mau ngapa-

ngapain kan nyeri

gitu, tapi kan

tetep sih, Cuma

berkurang gitu aja

soalnya masih

kebawa sakit

juga,,,

Aktif soalnya kan

setiap hari itu

kegiatan full,

semuanya itu bisa

diikuti, tapi kalo

lagi menstruasi

itu, bawaannya

sakit, jadi males

ngerasain,

nyerinya itu

sendiri, nyerinya

itu sampai melilit-

melilit, yang

ganggu

konsentrasi,

kenyamanan kita

saat belajar,

beraktivitas, jelas

yang paling

sering sih

konsentrasi

Kalo ngambil

makan, mah

pernah sih sekali

dua kali doang,

gak, jarang,

dikelas, nanya,

jawab. Ini enggak

mager. Kalo haid

duduk terus

berdiri kaya

ngalir darahnya.

Jadi kalau berdiri

males.

dismenore

Page 155: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

soalnya siang itu

jarang sakit, jadi

masih bisa

sendiri, tapi kalo

males, emang

sengaja dibiarin,

minta tolong

ambilin siapa gitu

buat ngambilin

makan

16. Dari segi proses

belajar sendiri, ada

perubahan gak?

Kebetulan sih gak

pernah kalo pas

dikelas, paling

kayak gitu,

sampek sakit, gak

masuk itu

pernah,,,

Mungkin

fokusnya agak

lebih berkurang

aja, cuman dulu

kan Cuma

ngerasa perut gak

enak aja, gak

sampek sakit,

Iyaa ada biasanya

kalo lagi

menstruasi,

setelah sakit itu

biasanya masih

kebawa juga, tiba-

tiba lagi belajar,

sakit perutnya

gitu

Ya Pasti jadi lebih

sering emosi,

karena kita itu

sakit dari dalam,

kita doang yang

ngerasain,

nyerinya itu

sendiri, nyerinya

itu sampai melilit-

kalau konsentrasi

biasa aja, tapi

kalau maju ke

depan atau jawab

pertanyaan itu

agak males,

karena males

berdirinya males

buat jalannya

- Tiga dari lima

partisipan

mengatakaan

bahwa mereka

mengalami

penurunan tingkat

konsentrasi belajar

saat dismenore

- Satu dari lima

Page 156: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

Berpengaruh ke

konsentrasi

belajar atau tidak

?

Iya, Berpengaruh,

melilit, yang

ganggu

konsentrasi,

kenyamanan kita

saat belajar,

beraktivitas, jelas

yang paling

sering sih

konsentrasi

partisipan

mengatakan

bahwa ia pernah

tidak mengikuti

kegiatan sekolah

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa konsentrasi

belajar saat

dismenore tidak

mengalami

perubahan

17. Pernah tidak hadir

di sekolah atau

kegiatan pondok

gara-gara nyeri

menstruasi ?

Kebetulan sih gak

pernah kalo pas

dikelas, paling

kayak gitu,

sampek sakit, gak

masuk itu

Gak,

alhamdulillah gak

iya sih iya,

soalnya kalo ada

kegiatan terus

sakit, juga

biasanya gak

ikut,,

Cuman saya pas

kelas 3 ni gak

mau buang buang

waktu. Cuman

waktu kelas 11

saya pernah

Alhamdulillah

bisa (mengikuti

kegiatan sekolah

dan pondok) dan

belum pernah izin

- Tiga dari lima

partisipan

mengatakan

pernah tidak

mengikuti

pelajaran saat

Page 157: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

pernah,,,

Sehari kayaknya

Ya gak sering lah

kak, jarang lah

Ya kalo malem

paling itu, kan

sakitnya dari pagi,

kan sampek

malem, ya ampek

sehari kan , gak

ikut, mungkin

bahasa atau apa

gitu gak ikut

beberapa kali aja

nggak ampe

dibawa sering

mungkin 2 3 kali

dismenore

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa mereka

tetap mengikuti

kegiatan sekolah

meskipun

mengalami

dismenore

18. Respon temen-

temen atau

lingkungan sekitar

Yaa ada ya,,

beberapa temen

yang lebih parah,

Karena saya kan

ini ya,, kalo

misalnya sakit,

Ya biasanya

diwajarin, soalnya

lagi sakit juga,

Mungkin itu

sudah menjadi hal

yang biasa

Masalahnya kan

temen juga gitu

kalau lagi haid,

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

Page 158: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

saat tau putri

mengalami nyeri

menstruasi itu apa?

paling temen-

temen ngebantuin

ngasih air anget,

sama beliin susu

bear brand itu kan

katanya bisa

ngurangi

katanya,,

gak langsung

bilang sakit

banget, cuma

ngeluh-ngeluh

gitu aja,,

maksudnya gak

nyampek apa ya,,,

eee mengasih tau

kalo lagi sakit

banget gitu, jadi

mereka ya cuman

menyarakan

untuk minum air

hangat dan

istirahat kayak

gitu,,

Biasanya mereka,

pas aul lagi sakit

itu diambilin

makan, diambilin

minum, atau

ditawarin apa gitu

biar aul juga bisa

makan,

diantara kita, jadi

lebih yang

disminore yang

ngerti lingkungan,

lingkungan mah

slow aja, yaelah

udah biasa sih,

disminore, bukan

aku doang, semua

rata-rata udah

disminore, dan

mereka udah

pernah ngerasain

sakitnya apa,

mungkin yang

belum pernah

ngerasain, bilang

sabar ya vik, aku

belum pernah

baper. Yaudah

biar aja baper

nanti juga balik

sendiri

bahwa teman

sebaya nya

cenderung

membantu dalam

kegiatan sehari-

hari

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa temannya

lebih cenderung

memberikan saran

untuk

mengkonsumsi air

hangat untuk

mengurangi nyeri

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

Page 159: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

ngerasain, simpati

doang, sekedar

simpati, cuman

dalam hal action

mah gak,

mungkin karena

hanya memberi

nasehat gitu

Ntu vik,, eeee apa

namanya, minta

teh panas di bude,

mau aku ambilin

teh panas di bude

gak, atau aku

ampek kayak gini,

aku ngomong

kayak gini ke

temen, aku ke

bahwa temannya

lebih cenderung

untuk memberikan

support dan

menampilkan rasa

empati

Page 160: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

rumah sakit aja

ya, kalo aku

kenapa-kenapa

gimana, ampek

kanker rahim, aku

pernah berfikiran

kayak gitu kak,

saking sakitnya

itu, itu sakit

banget tau gak,

iya vik gak papa

udah biasa,

19. kamu pernah denger

gak pantangan-

pantangan yang gak

boleh dilakukan

saat nyeri

menstruasi atau

menstruasi itu

Itu sih, katanya

jangan makan

nanas, nanti

becek, jangan

minum es, nanti

katanya bisa beku

nanti kan

Karena eee gak

tau, paling

awalnya dari

mana gitu, taunya

kalo lagi haidh itu

jangan minum es,

takutnya

Aul sih pernah

denger dari kakak

kelas, itu katanya

gak boleh minum-

minuman yang

dingin,

Itu ees,

Katanya sih dia

bakal

membekukan,

darah yang di

dinding rahim

Jarang sih, Cuma

taunya kalo lagi

disminore kaya

mau lahiran. Kalo

lagi disminore

jangan minum air

dingin

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa tidak

diperbolehkan

makan rujak

karena takut

becek

Page 161: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

sendiri? seharusnya

lancar, malah jadi

terhambat,

didalamnya itu

darahnya jadi

beku, eee kalo

kayak gitu terus-

terusan lama-lama

bisa jadi kanker

serviks, nah dari

situ gak pernah

minum es saat

lagi haidh,

Alasannya

katanya entar jadi

beku darahnya,

abis itu

makanannya lebih

dibanyakin makan

sayur juga,,,

udaaah

kita itu bakal

nempel, di

dinding rahim dan

itu bakal

menyebabkan

kanker, tapi saya

masih sering

kayak gitu,

semenjak itu tau

benar-benar fakta

yang mengerikan,

itu udah diusahain

gak minum es pas

lagi haidh,

kenapa nggak

boleh minum air

dingin katanya?

Nggak tahu,

denger denger

doang kak

- Lima dari

partisipan

mengatakan

bahwa tidak

boleh

mengkonsumsi

air dingin atau

es saat

menstruasi

20. Terus yang

dilakukan untuk

mengurangi nyeri

apa?

ngebantuin ngasih

air anget, sama

beliin susu bear

brand itu kan

Kalo saya

biasanya minum

air hangat, kadang

suka eee masukin

Selain tidur, udah

sih, biasanya

soalanya kalo

mau minum obat,

Tidur, paling gak

itu nge, nge apa

sih namanya kak,

ngeringkuk, iya

kalau aku

biasanya dibawa

tidur terus

didiemin aja kak

- Empat dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa mereka

Page 162: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

katanya bisa

ngurangi

katanya,,

Mungkin

dipaksain makan,

walau gak nafsu

harus dipaksain,

harus ada yang

masuk meskipun

dikit harus tetep

makan.

air hangat ke

botol, kalo gak

plastik, terus

ditaruh disini

(menunjuk perut

bawah) diteken-

teken gitu

buat istirahat aja

ibu saya kalo

misalkan lagi

sakit-sakit gitu,

suka nyaranin,

minum air jahe,

air jahe anget,

juga bingung mau

minum obat apa

kan , biasanya ada

kayak obat kiranti

atau gitu

biasanya, itu kata

mama udah

jangan entar

malah

ketergantungan

jadinya.

ditahan,

pokoknya

diteken,

Beraktivitas kalo

lagi gak sakit

banget,

Paling Cuma kalo

lagi sakit banget

dibawa tidur, tapi

kalau sakitnya

biasa didiemin

aja. Kalau aku

Cuma duduk

diem jadinya

malah kerasa,

jadinya aku bawa

jalan, enjoy aja

sama temen

temen

memilih untuk

tidur saat

mengalami

dismenore

- Dua dari lima

menggunakana

kompres dan

minum air hangat

untuk menurunkan

nyeri

- Satu dari lima

partisipan

mengkonsumsi

rebusan jahe

hangat untuk

menurunkan nyeri

- Dua dari lima

partisipan

mengkonsumsi

Page 163: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

susu untuk

menurunkan nyeri

- Dua dari lima

melakukan

aktivitas untuk

menurunkan nyeri

- Satu dari lima

partisipan tidur

dengan posisi

meringkuk untuk

menurunkan nyeri

21. Dari cara tersebut,

lebih efektif yang

mana ?

Minum susu,

he’eh karena

sugesti kali ya,

terus jadi enak

gitu kalo abis

minum susu

Lumayan,

berkurang

Eeeeeeemmmm

mendingan

kompres,

P:

Lebih efektif

tiduran sih

Aktivitas, bisa

bikin lupa

Jadi kalau pas

bangun tidur udah

nggak sakit, kalau

dibawa keluar

sama temen

nggak kerasa

sakitnya, entah

kita ngobrol atau

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

minum susu lebih

efektif

- Satu dari lima

mengatakan

kompres hangat

Page 164: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

jalan jalan sama

temen temen.

Nggak dirasa

banget sakitnya

lebih efektif

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan tidur

lebih efektif

- Dua dari lima

mengatakan

bahwa aktivitas

lebih efektif

menurunkan nyeri

22. tau dari mana

informasi tentang

cara mengurangi

nyeri tersebut ?

Kalo minum susu,

kata temen yang

lebih parah itu,

awalnya sih

kiranti juga,

pereda haidh juga,

tapi takut, kalo

minum gitu-gitu

jadi minum susu

ibu saya kalo

misalkan lagi

sakit-sakit gitu,

suka nyaranin,

minum air jahe

eee mengasih tau

kalo lagi sakit

banget gitu, jadi

Mereka ngasih

saran-saran gak

untuk gimana

cara nguranginya?

I: Iya, biasanya

minum susu bear

brand

(TEMAN)

Itu lebih kayak

kebiasaan,

maksudnya apa

ya, karena saya

sering melakukan

itu, jadi saya

menyimpulkan

seperti itu,

Nggak dari mana-

mana sih kak.

Aku biasanya aja.

Emang waktu dari

kelas 6 haid

dibawa tidur aja

- Tiga dari lima

partisipan

mengatakan

mendapatkan

informasi dari

teman

- Tiga dari lima

partisipan

mengatakan

Page 165: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

aja

mereka ya cuman

menyarakan

untuk minum air

hangat dan

istirahat kayak

gitu,,

Aul tau informasi,

tadi kan kalo bear

brand dari temen,

kalo yang tiduran

buat ngilangin

nyeri itu taunya

dari mana?

Aul sendiri, aul

ngerasaiinnya

kayak gitu,

mendapatkan

informasi dari

pengalaman

mereka

- Satu dari lima

mengatakan

mendapatkan

informasi dari

ibu

24. kalo selama nyeri

mentruasi pernah

melakukan

pemeriksaan ke

tenaga kesehatan

gak ? Alasannya ?

Gak pernah,

Soalnya apa ya

nggak, nggak,

menurut putri

masih ringan gitu

kak, karena belum

parah , terus juga

Nggak,

Yaaaaaa

alasannya sih yaa

mikirnya kayak

itu wajar aja gitu,

emang kalo hari

awal-awal haidh

Gak pernah,

Soalnya katanya

itu biasa, emang

lagi mentsruasi

itu kayak gitu,

sakit gitu

Gak, kata mama

mah lebay,

padahal aku juga

udah takut kayak

gimana, eh malah

kata mama gak

teh lebay, mama

Nggak Pernah,

ya gpp,

menurutku biasa

kalo cewek haid,

atau dari cewek

cewek di sekolah

juga kan pernah

- Lima partisipan

mengatakan

tidak pernah

melakukan

pemeriksaan

pada pelayanan

kesehatan

Page 166: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

gak sering banget

sih, gak mesti

satu bulan sekali,

jadi masih biasa

aja

itu emang kayak

gitu,

juga biasa kayak

gitu, temen-

temenku juga

bilang lebay

kayak gitu, mita

juga bilang kayak

gitu,

disminore.

25. lalu pencegahan

yang putri lakukan,

agar nyeri yang

dirasakan tidak

berlebihan itu apa?

Gak, pas lagi

mens doang gitu,

pas sebelum mens

gak sih,

Ya emang nggak,

gak tau

(partisipan

tertawa), kan apa

ya, ya pas lagi

haidh itu sebisa

mungkin dicegah,

Untuk mencegah

gitu ya....

eeemmmm gak

kayaknya soalnya

mau nyegahnya

kayak gimana,

pasti itu timbul-

timbul sendiri

Biasanya ikut

kegiatan itu

doang sih,

Gak ada, trus

bingung sendiri,

kalo nyeri mah

terima aja, tidur

gitu, udah gitu

doang, kalo

nyerinya gak

parah, mending di

fresh care

perutnya, itu

kayaknya gak tau

deh saya sih di

Nggak pernah,

bingung

nyegahnya

gimana kak

- Empat dari lima

partisipan

mengatakan

tidak pernah

melakukan

pencegahan

terhadap

dismenore

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

melakukan

Page 167: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

kan sakitnya pas

lagi haidh,

jadinya putri

mikirya ya

makanya tiap hari

sih harusnya

teratur, tapi pas

lagi haidh itu

usahakan awal-

awal itu jangan

sampai kosong,

terus minum susu

itu, biar lebih

enak badannya

fresh care in, kalo

pegel nyeri, kasih

bantal

belakangnya,

terus besok

paginya pegel,

heheh

aktivitas untuk

mencegah

dismenore

26. Kalo pas kamu

mengalami nyeri

menstruasi dirumah,

respon dari ibu

gimana ?

Ya itu sih, suruh

istirahat gitu, gak

boleh ngangkat

berat-berat, atau

apa gitu, biar

Eeemmm ini sih,

ibu saya kalo

misalkan lagi

sakit-sakit gitu,

suka nyaranin,

Iya, pernah waktu

itu kata mamah

udah ini ni wajar

anak kalau lagi

menstruasi kayak

itu juga kan aku

pernah ngadu ke

mama, mah kok

sakit banget sih

rasanya kalo lagi

dibilang gini “

udah gapapa kak,

itu mah nggak ini

banget, remaja”

jadi aku nggak

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa ibu

menyarankan

Page 168: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

(dukungan) badannya gak

ngedrop banget,

jadi orang tua itu,

kalo lagi sakit,

disuruh minum

kiranti atau apa

gitu,, kan aku gak

doyan, jadi udah

paham sekarang,

kalo lagi sakit

yaudah istirahat

dulu, gak pernah

nyaranin minum

obat, soalnya aku

gak suka..

minum air jahe,

air jahe anget,

gini, mama juga

dulu pernah gini.

biasanya ada

kayak obat kiranti

atau gitu

biasanya, itu kata

mama udah

jangan entar

malah

ketergantungan

jadinya.

Kalo mama sih

ngasih sarannya

dibawa ikut

kegiatan aja, biar

gak kerasa kata

mama kayak gitu

sembilangan,

sakit banget,

sampek bener-

bener sakit mah,

kalo kanker rahim

gimana mah, kan

aku ketakutan

ya... terus kata

mama gak ah teh,

itu siklus yang

biasa untuk

wanita, mama

juga sering waktu

dulu muda,

sampek sekarang

juga masih sering,

udah gitu doang,

dutakut takutin.

Meskipun aku

sering ngadu

sakit. Cuman gpp

wajar remaja

masih puber-

pubernya

pokonya kata

mama kalo

disminore atau

apa ya seenaknya

aja kamu gimana

entah dibuat tidur

lah atau jalan lah,

yang pasti nggak

usah takut

untuk

mengkonsumsi

air jahe saat

dismenore

- Tiga dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa ibunya

menyarankan

untuk istirahat

saat mengalami

dismenore

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa ibunya

menyarankan

untuk

mengikuti

Page 169: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

aktivitas atau

kegiatan untuk

mengurangi

nyeri

menstruasi

- Dua dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa ibunya

mengtaakan

kalau

dismenore ini

normal dan

biasa terjadi

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa ibunya

melarang ia

Page 170: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

mengkonsumsi

obat, karena

ditakutkan nanti

ketergantungan

27. Alasan tidak

memakai obat ?

Iya kak, baru

sekali, minum itu

tapi kesini-kesini,

soalnya kan

pernah denger

kalo sering

minum itu nanti

itu nimbun, ngeri

sendiri, takutnya

bener-bener

nimbun dan

nyebabin apaan

gitu..

Katanya gini kan,

Selalu kalau

misalkan ngeliat

orang minum obat

aja udah ngerasa

pahit sendiri, jadi

kalo lagi sakit apa

gitu, paling

istirahat, banyak

minum air putih

Kan adang

katanya obat-obat

dokter itu, ya

misalnya kata-

biasanya ada

kayak obat kiranti

atau gitu

biasanya, itu kata

mama udah

jangan entar

malah

ketergantungan

jadinya.

Karena obat itu,

bahan kimia,

istilahnya apa ya,,

yang dipikran

mereka gitu,

kayak kiranti,

atau yang lainnya

itu jangan, mind

setnya jelek,

karena itu kimia

gitu, lebih baik

didiemin aja

Gak tau sih kak,

kan katanya

Soalnya

dibilangin

bahaya. Bukan

bahaya, apa ya

kemarin, Aku

pernah denger

dari temen bahaya

kalo buat sekecil

kita, lebih baik

didiemin aja

- Empat dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa alasan

tidak

mengkonsumsi

obat yaitu takut

obat itu

tertimbun

dalam tubuh

- Satu dari lima

partisipan

mengatakan

bahwa untuk

usia remaja

Page 171: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

kalo minum

kiranti atau obat,

itu nimbun disini

(menunjuk perut

bagian bawah)

gak tau itu mitos

apa bener,

takutnya itu

bener, kan ntar

takutnya kanker

serviks atau apa

soalnya

penimbunan atau

apa gitu,,,

ahhahaha

Penimbunan

darah haidh ,,

kata orang gitu,

persepsi juga,

Cuma

menghilangkan

nyeri aja, kalo

kelamaan efek

sampingnya itu

numpuk di dalam

tubuh, gitu,

sebenernya gak

bagus aja obat-

obat kayak gitu

itu, gak alami,

gak nature,

pengobatan

dengan

analgesik, tidak

diperlukan

- Satu dari lima

mengatakan

bahwa alasan

tidak minum

obat yaitu takut

ketergantungan

Page 172: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

ANALISA TEMATIK

NO.

PERNYATAAN SIGNIFKAN

KATEGORI

SUB TEMA

TEMA

INFORMAN

P1 P2 P3 P4 P5

1. Nyeri pas menstruasi awal hingga

kedua, pokoknya dalam hitungan

lima hari lah

Dismenore

muncul saat

menstruasi

Onset dan durasi

nyeri

Karakteristik

dismenore

yang dialami

oleh

santriwati

2. Malam perut udah sakit, dan

besoknya haidh, nah abis itu hari

keduanya baru sembilang, sampai

hari kelima

Dismenore

muncul sebelum

dan saat

menstruasi

3. Bertahap sih, mulai biasa dulu,

puncaknya nanti dua hari pas

haidhnya

Nyeri muncul

bertahap

4. Sakit banget pagi, sampek siang,

baru entar ilang,

Nyeri hilang

timbul

5. Gejala yang dirasakan hanya nyeri Hanya nyeri yang Gejala penyerta

Page 173: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

saja dirasakan nyeri

6. Pinggangnya nyeri, pegel-pegel

banget

Nyeri pinggang

7. Paling kadang di daerah punggung

panas

Punggung panas

8. kalo pas kaki pegel itu pas awal mau

haidhnya

Nyeri pada kaki

9. Karena gak enak kan makannya, kalo

ditawarin makan ya iya entar, baru

kalo bener-bener berasa laper banget

gitu, baru dipaksain makan

Merasa tidak

nafsu makan

10. Nyerinya itu pegel, disininya (perut

bawah)

Nyeri di bagian

perut bawah

Lokasi nyeri

11. di kemaluan pegel gitu, kalo pas lagi

puncak-puncaknya sih di daerah itu

aja, kalo pas kaki pegel itu pas awal

mau haidhnya

Nyeri juga di rasa

di kemaluan

12. sama di belakang (menunjuk Nyeri juga di rasa

Page 174: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

pinggang) di pinggang

13. Kayaknya tiga deh, masih ringan sih

masih bisa dipake apa-apa kok

Skala ringan Intensitas/tingkatan

nyeri

14. 8 mungkin, pernah ampe sakit yang

sampe nangis g bisa ditahan

Skala Berat

15. Sedang, skala 5 Skala Sedang

16. Nggak bisa dirasa sakitnya, bingung

gitu

Merasa bingung Kualitas nyeri

17. Rasanya panas dan ngelilit gitu kak Merasa panas dan

melilit

18. Rasanya kayak pengen BAB tapi

nggak bisa keluar dan lemes gak bisa

bangun

Merasa ingin

BAB

19. Nyerinya itu pegel, disininya (perut

bawah) sama di kemaluan itu pegel

gitu

Merasa Pegal

20. Lebih mengurangi aktivitas-aktivitas

yang kiranya bikin sakit banget

Mengurangi

aktivitas

Intoleran aktivitas Dampak

dismenore

Page 175: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

dalam

kehidupan

sehari-hari

santriwati

21. Kalo lagi haidh, malah kadang

makannya banyak

Makan bertambah Perubahan pola

makan

22. Seharusnya dia satu centong, pas

nyeri haidh itu bisa seperempat

doang, kayak eneg gitu

Porsi makan

berkurang (tidak

nafsu makan)

23. Kalo lagi gak nyeri itu cepet, tapi pas

lagi nyeri itu, kayak mikir gitu, gak

bisa tidur, merem lama gitu

Merasa susah

tidur

Perubahan pola tidur

24. Lebih cenderung tidur Merasa lebih

ingin tidur

25. Kalo lagi sakit, tiba-tiba ada temen

ketawa, biasanya sering marah, hal

biasa aja dipermasalahkan

Sering marah Perubahan

psikologis yang

dialami santriwati

saat disminore

Page 176: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

26. Lebih sering menyendiri Sering

menyendiri

27. Mungkin fokusnya agak lebih

berkurang aja,

Fokus belajar

menurun

Perubahan proses

belajar santriwati

saat mengalami

dismenore

28. Kalau konsentrasi biasa aja, tapi

kalau maju ke depan atau jawab

pertanyaan itu jadi agak males

Tidak ada

perubahan

Konsentrasi

belajar

29. Kebetulan sih gak pernah kalo pas di

kelas, paling gak masuk itu pernah

Meningkatnya

angka

ketidakhadiran

30. Paling Cuma kalo lagi sakit banget di

bawa tidur, tapi kalau sakitnya biasa

didiemin aja.

Tidur/istirahat

Didiamkan saja

Upaya penanganan

nyeri

Upaya

santriwati

dalam

mengatasi

dismenore

Page 177: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

31. Biasanya minum air hangat, kadang

masukin air hangat ke botol, kalo gak

plastik, terus ditaruh disini

(menunjuk perut bawah) di teken-

teken gitu

Minum air hangat

dan kompres

32. Minum air jahe anget Minum jahe

hangat

33. Minum susu bear brand Minum susu

34. Tidur ngeringkuk, iya ditahan,

pokoknya diteken,

Tidur meringkuk

dan ditekan

35. Beraktivitas kalo lagi gak sakit

banget,

Aktivitas

36. Gak pernah, soalnya katanya itu

biasa, emang lagi menstruasi itu

kayak gitu, sakit

Gak pernah,

soalnya itu biasa

Pemeriksaan ke

tenaga kesehatan

saat mengalami

nyeri menstruasi

37. Ibu

Ya itu sih suruh istirahat gitu, gak

boleh ngangkat berat-berat atau apa

gitu biar badannya gak ngedrop

banget

Dukungan

Informasional

dari ibu

Dukungan

informasional

Dukungan

yang

diperoleh

Page 178: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

santriwati

saat

mengalami

dismenore

38. Ibu,

Ibu saya kalo misalkan lagi sakit-

sakit gitu, suka nyaranin minum air

jahe anget

39. Mama,

Kalo mama sih ngasih saran nya

dibawa ikut kegiatan aja, biar gak

kerasa

40. Mama,

Kata mama juga jangan (minum

obat)

41. pernah nanya ke guru biologi

katanya mungkin kita makannya gak

teratur, perut kosong kena angin,

makanya sakit.

Dukungan

informasional dari

guru

42. Teman :

Paling dari temen-temen aja ngasih

tau, itu aja diituin aja pake. Bantal,

sama terus minum air hangat

Dukungan

informasional dari

teman

43. Teman :

Kalo minum susu, kata temen yang

Page 179: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

lebih parah itu,

44. Teman :

Menyarankan untuk minum air

hangat dan istirahat kayak gitu

45.

46. Mama

kan aku pernah ngadu ke mama, mah

kok sakit banget sih rasanya kalo lagi

sembilangan, sakit banget, kalo

kanker rahim gimana mah, kan aku

ketakutan ya... terus kata mama gak

ah teh, itu siklus yang biasa untuk

wanita, mama juga sering waktu dulu

muda

Dukungan

emosional dari

ibu

Dukungan emosional

47. Teman :

aku ngomong kayak gini ke temen,

aku ke rumah sakit aja ya, kalo aku

kenapa-kenapa gimana, ampek

kanker rahim, kata temenku: iya vik

gak papa udah biasa,

Dukungan

emosional dari

teman

48. Pas lagi sakit itu diambilin makan,

diambilin minum, atau ditawarin apa

gitu biar aku juga bisa makan

Dukungan

instrumental dari

teman

Dukungan

instrumental

49. Emmm gak kayaknya soalnya mau

nyegahnya kayak gimana, pasti itu

timbul-timbul sendiri

Bingung,

pencegahannya

Antisipasi

yang

Page 180: STUDI FENOMENOLOGI PENGALAMAN DAN MEKANISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33191/1/Nur Cita... · “Mengembangkan Kompetensi Mahasiswa Keperawatan ... remaja

seperti apa dilakukan

santriwati

terhadap

dismenore

50. Biasanya ikut kegiatan itu doang sih Mengikuti

kegiatan

51. Kalo minum kiranti atau obat, itu

nimbun disini (menunjuk perut

bagian bawah)

Jangan minum

obat bisa

tertimbun dalam

tubuh

Mitos-mitos

Seputar

Dismenore

yang

menghantui

santriwati

52. Aku pernah denger dari temen obat

bahaya kalo buat sekecil kita, lebih

baik didiemin aja

Tidak

memerlukan

pengobatan