struktur utama sistem pernafasan

Upload: eryandaas

Post on 13-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Sel-sel pada epitel saluran napas yang dapat diidentifikasi, yaitu : 1. Sel goblet : sel ini adalah sel mukus yang menggembung dan berisi granula sekretorik, jalan nafas mulai dari rongga hidung sampai dengan bronkiolus ditutupi oleh lapisan lendir viskoelastis yang dihasilkanoleh sel mukus maupun sel serus. Sel goblet memproduksi musinogen yang akan disekresi kedinding jalan nafas. Musinogen akan berubah menjadi musin, yaitu suatu substansi yang dibentuk oleh glikoprotein yang sifatnya viskus. Musin ini melapisi dinding jalan napas dan berfungsi menagkap partikel debu yang masuk kedalam sistem pernafasan2. Sel silindris bersilia : sel ini mempunyai silia yang berbentuk dari 9 aksonema dan satu aksonema spesial. Setiap aksonema berhubungan satu sama lain diikat oleh dynein ( suatu proteinyang sifatnya kontraktil)3. Brush cell : jumlah sel ini tidak banyak, kegunaan belum jelas, mungkin berfungsi untuk mengabsorbsi cairan, sel semacam ini juga dapat dijumpaipada usus dan sinus nasalis4. Sel Clara : sel ni adalah suatu sel epitel tidak bersilia pada bronkiolus terminalis yang mempunyai fungsi sebagai secretory, fungsinya memproduksi cairan yang memetabolisme toksin, sel semacam ini lebih banyak didapati di distal ( bronkiolus) dibandingkan dengan di cephalad. Sel Clara kaya akan kandungan GAG ( glycosamineaminoglycans) yang melindungi lapisan bronkiolus dan P-450 (pulmonary Cytochrome) yang mematabolisme asam arakhidonat.5. Pneumosit tipe I (pneumosit skuamosa) : jumlahnya lebih sedikit tetapi membentuk 95% dari luas permukaan dinding alveolus, sebagai gas exchange membran, tidak membelah, tidak tumbuh jika dikultur, sensitif terhadap peningkatan O26. Pneumosit tipe II ( pneumosit granular) : bentuknya kuboidal, jumlahnya lebih banyak tetapi hanya membentuk 5% luas permukaan dinding alveolus, bukan sebagai gas exchange membrane, merupakan stem cell, dapat menjadi peumosit tipe I, tumbuh jika dikultur, tahan terhadap peningkatan O2, menghasilkan surfaktan yang berfungsi mengembangkan alveolus.FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN 1. Ventilasi adalah menyangkut volume udara yang masuk dan bergerak masuk dan keluar dari hidung atau mulut pada proses bernafas2. Distribusi Setelah proses ventilasi, udara yang telah memasuki saluran nafas didistribusikan keseluruh paru, kemudian masuk kedalm alveoli. Udara ini tidak terbagi rata kesemua alveoli karena udara volume tidal ( volume udara yang masuk dan kemudian keluar pada sekali bernafas ) besarnya 500 ml, dibagi 3 juta alveoli, karena sifat gas menuju ke atas maka udara yang pertama terhirup masuk ke apex paru , kemudian disusul udara dibelakangnya, masuk kebasis paru apex paru ventilasi O2 lebih tinggi dibanding daerah basal paru

3. Perfusi Adalah sirkulasi darah didalam pembuluh kapiler paru . terdapat 6 Milyar kapiler yang mengelilingi 3 juta alveoli sehingga terdapat 2000 kapiler untuk satu alveoli. Aliran darah didalam paru mempunyai tekanan darah lebih rendah ( 15 mmHg) jika dibandingkan tekanan darah sistemik sehingga distribusi aliran darah diparu tidak sama rata, karena rendahnya tekanan darah dikapiler paru , aliran darah paru sangat dipengaruhi oleh gravitasi bumi ferfusi dibagian basal > apex paru 4. Difusi gas O2 dan CO2Secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasi molekulnya rendah . peristiwa ini merupakan peristiwa pasif yang tidak membutuhkan tenaga ekstra. Difusi yang terjadi didalam paru adalah perpindahan molekul O2 dari rongga alveoli melintasi membran kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dindingsel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel daah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Peristiwa difusi lain adalah perpindahan molekul CO2 dari darah ke udara alveolus. MEKANISME PERTAHANAN SISTEM PERNAFASAN1. Deposisi partikel Partikel berukuran >10 m tertanggkap di rongga hidung 5-10 m tertanggkap di bronkus dan percabangannya < 3 m dapat masuk ke alveoli2. Refleks batuk dan refleks tekak (Gag refleks) Reflek batuk berfungsi menjaga agar jalan nafas tetap terbuka dengan cara menyingkirkan hasil sekresi Menghalau benda asing yang masuk ke sistem pernafasan3. Mekanisme ekalasi mukus Melibatkan peran silia dan mukus, silia terdapat pada dinding saluran nafas dari laring sampai bronkiolus terminalis Mukus yang lengket dan berbentuk gel yang mengapung diatas mukus yang encer, terdorong kearah cephalad karna grak sillia Gerak silia diturunkan oleh asap rokok, toksin, asidosis, penurunan mucocilyary clearance dipengaruhi oleh atropin Gerak silia ditingkatkan oleh agonis, kecepatan mucociliary clearance dipercepat oleh methylxanthin, dan bahan kolinergik4. Mekanisme fagositik dan inflamasi Terdapat magrofag alveolar yang memiliki enzim untuk mencerna partikel dan mikroorganisme yang difagositosis. Jika mikroorganisme yang masuk tidak dapat diatasi olek magrofag mikroorganisme akan berkembang didalam alveoli pneumonia dan proses inflamasi5. Mekanisme respon imun a. Imun humoral (limposit B) IgA di nasofaring dan saluran pernafasan atas IgG di bagian distal paru berfungsi mengumpalkan partikel, menetralkan toksin, yang diproduksi oleh virus, bakteri, melsiskan bakteri gram negatifb. Imun selular (limposit T) Limposit CD4+ dan limposit CD8+ untuk melawan bakteri yang tumbuh secara intraseluler, seperti Mycobacterium tuberculosisc. Sel natural killer tidak perlu sensititasi terlebih dahulu ( membunuh sel tumor)