struktur organisasi

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keteknik sipilan kita dikenalkan dengan adanya Manajemen Proyek Konstruksi. Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen proyek konstruksi sendiri adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara 1

Upload: anonymous-hw1ffz

Post on 10-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

berisi mengenai cara pengorganisasian suatu proyek dalam hal ini saya mengambil contoh proyek apartement dan S.O.H.O

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR ORGANISASI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia keteknik sipilan kita dikenalkan dengan adanya Manajemen

Proyek Konstruksi. Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno

ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen

belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker

Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas

mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya

untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa

tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa

tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Manajemen proyek konstruksi sendiri adalah proses penerapan fungsi-

fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis

pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan

efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dalam manajemen proyek

konstruksi juga terdapat struktur organisasi proyek. Struktur organisasi proyek

secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang

lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahlianya

masing – masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan

adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien,

tepat waktu serta dengan kualitas tinggi. Dalam organisasi disusun dan diletakan

dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas,

dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan. Karena tujuan suatu

perusahaan berbeda-beda maka susunan organisasi pun demikian pula halnya,

artinya tidak ada satupun struktur organisasi yang dapat digunakan untuk segala

macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama.

1

Page 2: STRUKTUR ORGANISASI

Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai struktur organisasi

Proyek Ciputra World Apartement. Ciputra World Surabaya berlokasi di CBD

Mayjen Sungkono Surabaya, dibangun dengan konsep Superblock yang berdiri

diatas lahan seluas 9.9 Hektar akan menjadi salah satu superblock terbesar di

Indonesia. Superblock yang terdiri dari Mall Ciputra World, Hotel Ciputra

World, Skyloft-SOHO,The Voila Apartment, Ciputra World Office dan juga

VieLoft- a New SOHO akan melengkapi Ciputra World sebagai fungsi

entertaining, perhotelan, perkantoran, dan hunian. Superblock ini bakal memenuhi

kebutuhan akan hunian yang nyaman dan berkelas, sekaligus tempat kerja, serta

pusat gaya hidup seperti tempat belanja dan rekreasi. Benar-benar akan

menghadirkan a world in one project.

Masterplan dan desain superblock Ciputra World dirancang DP Architect

Singapura. Pengalaman mereka dalam menciptakan masterplan superblock di

berbagai kota di dunia, termasuk Singapura dan Jakarta berhasil menciptakan

image Ciputra World yang modern, artistic dan cocok dengan karakter

masyarakat Surabaya.

Ciputra World merukapan satu-satunya superblock di Surabaya yang

memiliki perencanaan sejak awal yang terintegrasi dengan baik. Hal tersebut

membuat tahap demi tahap pembangunan berlangsung lancar tanpa menganggu

operasional properti yang berjalan. Hal ini juga tidak terlepas dari peran pelaksana

proyek, dalam hal ini adalah PT. PP (Persero) Tbk.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan melihat latar belakang yang ada, maka permasalahan yang dapat

dirumuskan adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana struktur organisasi proyek pembangunan Ciputra World

Apartement dan S.O.H.O pada tahap II?

1.2.2 Bagaimana sistem manajemen konstruksi pada proyek pembangunan

Ciputra World Apartement dan S.O.H.O pada tahap II?

2

Page 3: STRUKTUR ORGANISASI

1.3 Tujuan

Dengan melihat rumusan masalah , maka tujuan pembuatan makalah ini

adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui struktur organisasi proyek pembangunan Ciputra World

Apartemment dan S.O.H.O pada tahap II.

1.3.2 Mengetahui apa saja aspek manajemen konstruksi pada proyek

pembangunan Ciputra World Apartement dan S.O.H.O pada tahap II.

3

Page 4: STRUKTUR ORGANISASI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Organisasi

PT. PP (Persero) Tbk juga mempunyai struktur organisasi tersendiri untuk

memudahkan dalam pelaksanaan dilapangan, berikut adalah struktur

organisasinya:

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek Ciputra Apartment and SOHO

4

Page 5: STRUKTUR ORGANISASI

Tugas – tugas, unsur – unsur organisasi proyek PT PP (Persero) Tbk. adalah

sebagai berikut :

1. Project Manager

Project Manager merupakan wakil dari perusahaan yang memimpin tim

kontraktor pada sebuah proyek dengan tugas sebagai berikut:

a) Memimpin dan mengkoordinasi tim kontraktor pada suatu project.

b) Menyelenggarakan hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk

mendukung kelancaran pelaksaan.

c) Menyelenggarakan pengadaan,penempatan, dan pengembangan SDM.

2. QSHE Manager

QSHE Manager merupakan wakil dari Project Manager yang membidangi

Quality Control dan K3 dalam suatu proyek. Adapun tugasnya adalah

sebagai berikut:

a) Mengkoordinir tim QC untuk menjaga ataupun mengecek

pekerjaan yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan

gambar kerja,biasanya tim QC melakukan dua kali pengecekan

dimana pengecekan pertama dilakukan checklist internal dan yang

kedua dilakukan bersama pengawas untuk mendapatkan progress

pekerjaan selanjutnya.

b) Menjaga dan mengkoordinir team safety untuk melakukan tugas

sebagai tim keselamatan di proyek.

c) Mengadakan rapat rutin untuk mengkoordinasikan pelaksanaan K3

dengan para pekerja (mandor).

3. Site OperasionalManager (SOM)

SOM merupakan wakil dari Project Manager dalam memimpin jalanya dan

keberlangsungan proyek di lapangan. Di dalam SOM ini dibagi menjadi

2 bagian yakni SOM untuk tower SOHO dan SOM untuk tower

apartemen. Adapun tugas dari SOM adalah sebagai berikut:

a) Mengkoordinir pekerjaan yang ada di lapangan.

5

Page 6: STRUKTUR ORGANISASI

b) Memberikan masukan ataupun mengambil keputusan apabila ada

ketidak cocokan antara gambar kerja yang ada di dalam lapangan.

c) Melakukan pengawasan di lapangan agar mutu pekerjaan sesuai

dengan ketentuan yang dibuat.

d) Melaporkan kemajuan pekerjaan proyek kepada manajer proyek.

e) Meneliti dan mengesahkan tagihan – tagihan mandor dan

subkontraktor yang berhubungan dengan volume fisik dan harga

satuan.

4. Site Engineering Manager (SEM)

Adapun tugas dari Site Engineering Manager (SEM) adalah sebagai berikut:

a) Menerima dan mempelajari gambar desain dan spesifikasi teknis

proyek.

b) Berkoordinasi dengan engineer dalam pembuatan dan pengecekan

gambar kerja.

c) Berkoordinasi dengan project Manager dan enginer dalam pembuatan

time schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan.

d) Memberikan instruksi kerja kepada ST- metode & perencanaan teknis

agar sesuai dengan gambar kerja, time schedule dan metode

pelaksanaan yang telah dibuat.

e) Melakukan safety patrol

f) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan apabila hasil pekerjaan tidak

memenuhi standar mutu yang ditetapkan.

g) Berkoordinasi dengan pelaksana dalam hal pengadaan tenaga kerja.

h) Berkoordinasi dengan Project Manager dalam hal pelaksanaan

pekerjaan.

i) Mengatur kinerja para pekerja agar sesuai jadwal dengan mutu yang

telah ditetapkan.

j) Melakukan penilaian atas kinerja para pekerja.

k) Berkoordinasi dengan engineer dan logistik dalam pengadaan material

di lapangan dengan memperhatikan jumlah, spesifikasi teknis dan

jadwal pengiriman material oleh pemasok.

6

Page 7: STRUKTUR ORGANISASI

l) Bertanggung jawab kepada project coordinator atas keberhasilan

proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.

5. Site Administration Manager (SAM)

Wakil dari pemimpin proyek ini membidangi masalah – masalah segala

administrasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaan proyek.Adapun tugas

dari SAM adalah sebagai berikut:

a) Melakukan koordinasi dengan jajaran staff administrasi di proyek.

b) Berkoordinasi dengan owner kapan waktu pencairan termin

pembayaran.

c) Merekap pencatatan Laporan Sediaan Bahan (LSB) dari bagian logistic

yang selanjutya diserahkan kepada project manager sebelum

diarsipkan.

d) Berkoordinasi dengan DVO sebagai wakil dari cabang kontraktor

untuk melakukan koordinasi lanjutan mulai seperti apabila ada pekerja

baru ataupun mahasiswa - mahasiswa yang berkeinginan untuk

magang di proyek tersebut.

6. Quality Control (QC)

Berposisi di bawah naungan QSHE manager sebagai QC mempunyai tugas

sebagai berikut:

a) Mengawasi seluruh jalannya pekerjaan mengontrol mutu dan metode

pelaksanaan yang digunakan.

b) Mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat teknis

(RKS).

c) Melakuan pengujian-pengujian di laboratorium untuk mengontrol

kualitas pekerjaan.

d) Bertanggung jawab kepada project Manager dalam melaporkan hasil

kontrol kualitas yang dilakukan.

e) Memeriksa kualitas hasil dan mutu pekerjaan yang telah selesai

dikerjakan di proyek.

7

Page 8: STRUKTUR ORGANISASI

f) Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut

sesuai dengan Spesifiksi Pekerjaan yang diberikan dan juga diingikan

oleh pihak Owner.

7. Safety Officeer (K3L= kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan

hidup)

Adapun tugas dari Safety Officeer adalah sebagai berikut :

a) Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan dan para pekerja di lapangan

agar memenuhi standart keamanan prosedur kesehatan dan

keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) yang berlaku.

b) Membuat laporan bulanan tentang pelaksanaan dan pengawasan K3L

di proyek.

c) Memberikan panduan ataupun instruksi pada pekerja (mandor)

mengenai keselamatan yang dilakukan dalam rapat mingguan dan

mendengan masukan – masukan apa saja komponen keselamatan yang

perlu dilakukan dari pekerja.

d) Bertanggung jawab kepada Project Manager tentang penerapan K3.

8. Koordinator NSC

Adapun tugas dari koordinator NSC adalah sebagai berikut :

a) Melakukan koordinasi dengan pihak sub - kontraktor mengenai

pelaksanaan pemasangan sistem plumbing, mechanical electrical di

lapangan.

b) Melakukan pengawasan penjaminan mutu dari sub kontraktor.

c) Melaporkan segala kemajuan pekerjaan kepada Project Manager.

9. NSC ME,NSC SIPIL – ARS,SP ME & PLUMBING

Adapun tugas dari NSC ME, NSC SIPIL – ARS, SP ME & PLUMBING adalah

sebagai berikut :

a) Bertanggung jawab atas pekerjaan mechanical electrical maupun

perpipaan di dalam proyek.

8

Page 9: STRUKTUR ORGANISASI

b) Berkoordinasi dengan koordinator NSC mengenai kemajuan pekerjaan

mechanical electrical dan plumbing.

c) Melakukan penggantian mengenai system ME dan plumbing apabila

ada perubahan dari pemilik proyek.

d) Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

e) Memberikan laporan pekerjaan kepada koordinator NSC.

10. ST-Metode Perencanaan Teknis

Adapun tugas dari ST-Metode Perencanaan Teknis adalah sebagai berikut:

a) Memberikan solusi ataupun cara pemasangan ataupun semua

pelaksanaan dalam pekerjaan.

b) Memantau pekerjaan di lapangan apabila ada masalah mengenai

metode yang dilakukan.

c) Melaporkan metode yang akan dibuat kepada owner.

d) Mengganti metode baru apabila metode yang diajukan ditolak.

e) Rekayasa Teknik.

11. ST-Arsitek

Adapun tugas dari ST-Arsitek adalah sebagai berikut:

a) Menggambar arsitektural dalam proyek.

b) Bertanggung jawab atas gambar yang telah digambar.

c) Berkoordinasi dengan owner apabila ada perubahan mengenai

arsitektural.

d) Berkoordinasi dengan pelaksana arsitektural agar sesuai dengan

gambar rencana yang telah dibuat.

12. ST-Pengendalian Biaya

Adapun tugas dari ST-Pengendalian Biaya adalah sebagai berikut:

a) Mengolah data yang diperoleh dari QS mengenai volume yang di kurs

kan menjadi nominal uang sesuai dengan harga satuan yang dibuat

sejak awal.

9

Page 10: STRUKTUR ORGANISASI

b) Mengelola data pekerja yang berapa lama bekerja untuk di kurskan

dengan nominal uang yang sesuai dengan harga satuan pekerja yang

tertera di RAB.

c) Berkoordinasi dengan SAM untuk pencairan pembayaran gaji pekerja.

d) Melakukan berbagai simulasi kenaikan harga bahan untuk

mengantisipasi apabila ada kenaikan harga yang dapat merugikan

kontraktor.

13. Drafter Structur, Arsitek dan ME

Adapun tugas dari Drafter Structur, Arsitek dan ME adalah sebagai berikut :

a) Menggambar soft drawing sebagai pedoman kerja baik drafter

Struktur, arsitek maupun ME.

b) Melakukan koodinasi dengan pelaksana lapangan agar gambar kerja

yang telah dibuat telah terealisasikan dengan baik.

c) Mengganti gambar apabila ada perubahan yang diminta oleh owner.

d) Bertanggung jawab atas gambar yang telah disebar di lapangan.

14. ST-QS (Quality Surveyor)

Adapun tugas dari ST-QS (Quality Surveyor) adalah sebagai berikut :

a) Melakukan perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan

maupun pekerjaan yang sudah dikerjakan.

b) Berkoordinasi dengan pengendali biaya mengenai berapa besar volume

yang telah dihasilkan dalam suatu pekerjaan.

c) Melakukan perhitungan volume terhadap gambar FORCON (for

construction) dan gambar soft drawing untuk memperoleh berapa

selisih volume yang nantinya apabila ada perubahan bisa diajukan

klaim ke pihak owner.

d) Menghitung luas (m2) pekerjaan bangunan yaitu pasangan batu bata

plasteran,pekerjaan beton, screed lantai dan lain-lain.

e) Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan

sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/

10

Page 11: STRUKTUR ORGANISASI

pemborongan untuk keperluanenginering dalam membuat schedule

pekerjaan pelaksanaan pembangunan.

f) Menghitung keebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap

pekerjaan.

g) Bekerja sama dengan logistic atau pegadaan barang untuk member

informasi kebutuhan material yang harus didatangkan.

h) Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang,

aluminium, dan lain-lain.

i) Mengecek kesesuaian penerapan material.

15. Logistik

Adapun tugas dari Logistik adalah sebagai berikut :

a) Mengadakan material pekerjaan.

b) Berkoordinasi dengan QS tentang berapa banyak material yang harus

didatangkan.

c) Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan

waktu.

d) Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang sudah

ditentukan.

e) Membuat laporan penerimaan material yang biasanya di koordinasikan

dengan SEM.

16. ST-PENBAR

Adapun tugas dari ST-PENBAR adalah sebagai berikut :

a) Mengontrol material yang datang dengan kecocokan data dari logistik

mengenai material – material apa saja yang didagtangkan.

b) Mengurus pengecekan laboratorium mengenai kualitas barang yang

didatangkan apakah sudah memenuhi syarat yang ditentukan.

c) Berkoordinasi dengan coordinator peralatan dimanakah akan menaruh

material agar mempermudah metode pelaksanaan.

17. Koordiantor Peralatan

11

Page 12: STRUKTUR ORGANISASI

Adapun tugas dari Koordiantor Peralatan adalah sebagai berikut :

a) Mengkoordinasikan orang – orang peralatan dan operator agar

menyiapkan segala kebutuhan pelaksanaan proyek di lapangan.

b) Berkoordinasi dengan logistik apabila ada peralatan yang kurang

ataupun penggantian peralatan yang rusak.

18. ST-Peralatan

Adapun tugas dari ST-Peralatan adalah sebagai berikut :

a) Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam

memperlancar pekerjaan di lapangan,

b) Biasanya diberikan tugas tambahan sebagai tukang las untuk sepatu

kolom karena membutuhkan keahlian khusus.

c) Berkoordinasi dengan orang K3 untuk mempersiapkan segala bentuk

pengamanan yang terpasang di lokasi proyek.

19. Operator dan Riger

Adapun tugas dari Operator dan Riger adalah sebagai berikut :

a) Menjalankan semua alat – alat yang menunjang dalam pelaksanaan

pekerjaan.

b) Berkoordinasi dengan pekerja titik – titik manakah yang perlu dibantu

dengan menggunakan alat berat.

c) Riger membatu pengarahan operator TC agar mempermudah dimana

letak titik posisi waktu mengangkat ataupun menurunkan.

20. General Super Intendent Project (GSP)

GSP merupakan sebutan untuk ketua peaksana yang mengkoordinir para

pelaksana sesuai dengan kapasitas masing – masing. GSP dalam proyek

ini dibagi menjadi 2 yakni GSP struktur dan GSP finishing yang

bertanggung jawab pada satu tower apartemen dan sama halnya 2 GSP

yang mempunyai beban kerja pada tower SOHO. Adapun tugas – tugas

dari GSP sendiri adalah:

12

Page 13: STRUKTUR ORGANISASI

a) Menjelaskan gambar kerja yang diberikan dari drafter kepada

pelaksana.

b) Memberikan ijin kepada mandor dan pekerja untuk melakukan

pencairan upah pekerjaan menurut berapa lama waktu bekerja dan

kehadiran.

c) Memberikan masukan kepada pelaksana apabila ada pekerjaan yang

tidak sesuai dengan gambar kerja.

21. SP/Pelaksana

Pelaksana merupakan tombak dari kontraktor untuk melakukan pengarahan

pekerjaan dan pengawasan mengenai perlakuan para pekerja dalam

sebuah proyek. Adapun tugas dari pelaksana sendiri yakni:

a) Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu

proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknis dari pelanggan dan gambar

kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang sub kontraktor

dan pekerjanya sehingga didapat pekerjaan yang bermutu,tentang

waktu dan biaya yang seifisien mungkin.

b) Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan.

c) Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program

harian / mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan prestasi

kerja ke kepala proyek.

d) Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan

sub-kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-

lain.

e) Menyelenggarakan pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik

qualitative maupun quantative untuk membuat laporan mingguan

mengenai pemakaian bahan, mesin-mesin, alat dalam pekerjaan yang

sedang dilaksanakan.

22. Surveyor

Adapun tugas dari Surveyor adalah sebagai berikut :

a) Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan pengukuran.

13

Page 14: STRUKTUR ORGANISASI

b) Mencari titik tetap yang telah ada di sekitar lokasi pekerjaan.

c) Melaksanakan selurh pengukuran untuk gambar pekerjaan terahir (as

built drawing).

d) Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran di lokasi

proyek.

e) Melakukan pengukuran dan pematokan di lokasi proyek.

23. ST-Akutansi

Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut :

a) Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan keuangan yang ada

dalam proyek.

b) Berkoordinasi dengan logistic mengenai surat yang dikeluarkan dan

diterima mengenai pengeluaran dana pembelian material

c) Berkoordinasi dengan ST – pengendali biaya mengenai pencairan dana

yang dibutuhkan.

24. ST-Umum

Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut :

a) Membantu pekerjaan di divisi administrasi mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan administrasi.

b) Berkoordinasi dengan DVO dan biasanya menjadi wakil dari proyek

untuk bertemu dengan pihak DVO.

2.2 Sistem Manajemen Konstruksi

2.2.1 Manajemen Sumberdaya

Sumber daya diperlukan guna melaksanakan pekerjaan-pekerjaan

yang merupakan komponen proyek. Bagaimana cara mengelola (dalam hal

ini efektivitas dan efisiensi) pemakaian sumber daya ini akan memberikan

akibat biaya dan jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut. Khusus dalam

masalah sumberdaya, proyek menginginkan agar sumberdaya tersedia

dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya, digunakan secara

optimal dan dimobilisasi secepat mungkin setelah tidak diperlukan.

14

Page 15: STRUKTUR ORGANISASI

Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan dan kapasitas potensi

yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan social

ekonomi.

Sehingga lebih spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek

konstruksi merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat

dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi

terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya

manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan

proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya-sumber daya

tersebut perlu dilakukan dalam suatu system manajemen yang baik,

sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

2.2.2 Manajemen Biaya

Manajemen Biaya proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang

dibutuhkan untuk memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan anggaran

yang disetujui. Manajer proyek harus memastikan bahwa proyek

didefinisikan dengan baik, memiliki perkiraan waktu dan biaya yang

akurat, memiliki biaya yang realistis pada saat persetujuan dibuat.

Manajemen biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang

telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai.

Besarnya biaya yang telah dikeluarkan dapat dibandingkan dengan

Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan

(RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, dapat diketahui apabila

pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan

biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Manajemen biaya ini

biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah

dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik

mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang

dikeluarkan. Sedangkan manajemen biaya tenaga kerja dilakukan dengan

memeriksa daftar presensi tenaga kerja selama satu minggu dan besarnya

biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji para tenaga kerja. Besarnya

total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai

15

Page 16: STRUKTUR ORGANISASI

pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga

dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk

memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

4 (empat) aktivitas utama dalam manajemen biaya proyek :

a) Perencanaan sumber daya, memperkirakan sumber daya (manusia,

perlengkapan, atau material) serta jumlah setiap sumber daya yang

harus digunakan untuk melakukan aktivitas proyek.

b) Perkiraan biaya, mengembangkan pendekatan atau perkiraan biaya

sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

c) Anggaran biaya, mengalokasikan keseluruhan perkiraan biaya pada

satuan kerja untuk membangun dasar (baseline) untuk mengatur

performa.

d) Pengendalian biaya, mengendalikan perubahan-perubahan pada

anggaran proyek.

A. Komponen Biaya

Diperlukan dua komponen, yaitu :

a) Komponen biaya

b) Komponen efektifitas

Komponen Biaya dapat diklasifikasikan :

a) Biaya pengadaan

b) Biaya persiapan operasi

c) Biaya proyek

d) Biaya operasi dan perawatan

2.2.3 Manajemen Mutu

Proyek Ciputra World Apartement & S.O.H.O yang dilakukan oleh

PT. PP (Persero) Tbk. Menggunakan standart international sistem manajemen

kualitas dengan aplikasi dari ISO 9001 – 2008. Komitmen PT. PP (Persero)

16

Page 17: STRUKTUR ORGANISASI

Tbk. Untuk kualitas dalam kebijakan perusahaan. Dalam proyek konstruksi

kontrol dasar dari kualitas mengacu pada :

a) ISO 9001 – 2008

b) Spesifikasi Teknik dari proyek

c) Target kualitas PT. PP (Persero) Tbk.

d) Kualitas manajemen

Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan oleh PT. PP (Persero) Tbk. Sesuai

dengan Peta proses perusahaan dan standart international ISO 9001 – 2008

dengan sasaran untuk merealisasikan kebijakan mutu perusahaan dalam

bidang usaha jasa konstruksi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 –

2008 di PT. PP (Persero) Tbk. dilaksanakan dengan :

a) Menetapkan peta bisnis proses perushaan

b) Menetapkan Quality Policy atau kebijakan mutu

Roda manajemen mutu perusahaan berdasarkan siklus PDCA (Plan, Do,

Check, Action). Roda manajemen perusahaan adalah Plan – Train – Action –

Monitor – Improve – Review. Atau Perencanaan – Latihan – Tindakan –

Monitor – Peningkatan – Review.

2.2.4 Manajemen Waktu

Manajeman waktu proyek adalah proses merencanakan menyusun dan

mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke

dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian

suatu proyek. System manejemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya

perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan

penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk

menyelesaikanaktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.

A. Aspek-Aspek Manajemen Waktu

Dasar yang dipakai pada system manajemen waktu yaitu perencanaan

operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah

ditetapkan. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas

proyek setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu

merencanakan penjadwalan proyek, mengukur dan membuata laporan dari

kemajuan proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek

17

Page 18: STRUKTUR ORGANISASI

sebenarnya di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan oleh

perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian

proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut, yang

terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek. Sedang aspek-aspek

manajemen waktu sendiri merupakan proses yang saling berurutan satu

dengan yang lainnya.

B. Merencanakan Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang

berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada

tahap ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas

yang mudah ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas

dan menyusub urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun eaktu

penyelesaian proyek. Adapun langkah-langkah dalam menentukan

penjadwalan proyek, yaitu:

Gambar 2.2 Alur penjadwalan Proyek Ciputra Apartment and SOHO

1) Identifikasi Aktivitas (WorkBreakdownStrukture)

18

Page 19: STRUKTUR ORGANISASI

Proses penjadwalan diawali dengan mengidentifikasi aktivitas

proyek. Setiap aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan

mudah dan dapat dimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek

yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal.

Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit

dalam pembagiaanya karena akan membatasi keefektifan dalam

perencanaan dan control, juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam

pembagiannya karena juga akan membingungkan bagi penggunanya.

Dalam menentukan jumlah level detail WBS sebaiknya

berdasarkan:

a) Kebutuhan pengguna schedule

b) Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas)

c) Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek

d) Pengalaman

e) Persediaan informasi yang didapat

f) Karakteristik sumber daya

Dalam pengembangan WBS sebaiknya berdasarkan beberapa

pembagian:

a) Wilayah geografi

b) Area konstruksi

c) Elemen-elemen bagunan

d) Jenis pekerjaan

e) Departemen

Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan

WBS:

a) Susunan WBS dibuat bertingkat (level) menurut ketelitian

spesifikasi pekerjaannya.

b) Susunan WBS dibuat berdasar penguraian yang diskrit dan logis.

c) Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya.

d) Jumlah elemen pekerjaan tiap level sesuai dengan kebutuhan

pengelolanya.

19

Page 20: STRUKTUR ORGANISASI

e) Tiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai

dengan tingkat level-nya,

f) Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.

2) Penyusunan Urutan Kegiatan

Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen, lingkup

proyek disusun kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika

ketergantungan (jaringan kerja).

Didalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana

meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang benar, apakah harus

bersamaan, setelah pekerjaan yang lain selesai atau sebelum pekerjaan

yag lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa

informasi yang harus diperhatikan, yaitu :

a) Technologicalconstraints, yang meliputi metode konstrksi, prosedur,

dan kualitas.

b) Managerialconstraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya

dan kualitas.

c) Externalconstraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana

alam.

C. Perkiraan Kurun Waktu (Durasi)

Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan

diberikan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan

yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk

menyelesaikan kegiatan tersebut.

Durasi suatu aktivitas adalah panjangnya waktu pekerjaan mulai dari

start sampai finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas,

yaitu:

a) Pendekatan teknik, meliputi memeriksa persediaan sumber daya,

mencatat produktivitas sumber daya, memeriksa kuantitas pekerjaan,

kemudian menentukan durasi.

b) Pendekatan praktek, meliputi pengalaman dan keputusan.

20

Page 21: STRUKTUR ORGANISASI

D. Penyusunan Jadwal (Schedule)

Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi

kurun waktu kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kurun

waktu penyelesaian proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan

jadwal untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

E. Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek(Monitoring)

Evaluasi kemajuan proyek tergantung pada akurasi pengukuran dan

pembuatan laporan di lapangan. Laporan kemajuan di lapangan adalah

dokumen yang sangat penting dalam menganalisa kemajuan pada akhir

penyelesaian proyek. Laporan-laporan yang diperlukan meliputi

prosentase penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya. Beberapa

langkah yang dilakuakn dalam mengukur dan membuat laporan kemajuan

proyek, yaitu:

a) Mengukur dan mencatat hasil kerja

Dalam pengukuran dan pencatatan hasil kerja pada beberapa

informasi yang diperoleh, yaitu:

1) Pencatatan actual start dan actual completion date

2) Pencatatan kemajuan setiap aktivitas (progress)

3) Perubahan durasi dari suatu aktivitas

4) Penambahan atau penguarangan suatu aktivitas

5) Perubahan hubungan atau urutan dari suatu aktivitas

(joblogic)

6) Pencatatan laporan singkat tentang kejadian

pentinting pada saat pengerjaan proyek.

b) Mencatat pemakaian sumber daya

Dalam pencatatan pemakaian sumberdaya, informasi yang harus

diperoleh, yaitu pencatatan dari macam-macam sumber daya yang

dapat dipakai (alat berat, alat pertukangan, material).

c) Memeriksa kualitas

21

Page 22: STRUKTUR ORGANISASI

Dalam memeriksa kualitas sumber daya dan hasil pekerjaan ada

beberapa informasi yang diperoleh yaitu:

1) Pencatatan dari macam-macam kualitas sumber daya

apa saja yang diperiksa

2) Pencatatan dari kualitas pekerjaan apa saja yang

diperiksa.

d) Mencatat kinerja dan produktivitas

Dalam pencatatan kinerja dan produktivitas pekerja informasi

yang harus diperoleh yaitu pencatatan terhadap sumber daya manusia

yang melakukan aktivitas di proyek.

F. Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan dan Menentukan Akibat

yang terjadi pada Tangga Penyelesaian (Analisis)

Menganalisa atau mengevaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir

proyek saja, tapi bias juga dilakukan sewaktu-waktu apabila proyek

telah terlihat ketinggalan dari jadwalnya. Setalah menerima laporan

kemajuan di lapangan, informasi yang didapat kemudian di bandingkan

dengan penjadwalan proyek.

Dari perbandingan tersebut dapat dilihat aktivitas mana yang

mengalami keterlambatan, sehingga dapat ditentukan dan dianalisa

akibat-akibat yang terjadi pada tanggal penyalesaiannya. Tiap-tiap

aktivitas yang mengalami keterlambatan harus dianalisa penyebabnya,

apakah dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi atau sebab

lainnya, sehingga keterlambatan dengan sebab dan pada aktivitas yang

sama tidak akan terulang kembali.

a) Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek

dengan kenyataan di lapangan.

b) Menentukan akibat/ pengaruh yang terjadi pada tanggal penyelesaian

dan pada sasaran waktu/ tanggal-tanggal penting proyek (setelah

menerima laporan hasil perbandingan).

c) Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru.

22

Page 23: STRUKTUR ORGANISASI

G. Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan

Setelah laporan kemajuan tiap aktivitas proyek dianalisa, harus

dibuat keputusan tentang bagaimana tindakan pembetulan, jika ada

aktivitas yang ketinggalan dari jadwal.

Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan

yang cukup berarti, maka perlu dilakukan langkah-langkah pembetulan.

Tindakan pembetulan dapat berupa:

a) Relokasi sumber daya

b) Menambah jumlah tenaga kerja

c) Jadwal alternative (lembur/ over time, shif)

d) Membagi-bagi pekerjaan ke subkontraktor

e) Merubah metode kerja

f) Worksplitting (pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)

H. Memperbaharui Penjadwalan Proyek

Penyimpangan dari perencanaan dan penjadwalan yang sudah

ditetapkan terkadang tidak dapat diletakkan, oleh karena itu bila tidak

dapat diatasi dengan cara-cara penanganan diatas, maka penjadwalan

proyek tersebut perlu diperbaharui kembali.

Tujuan dasar dari updating adalah mengschedule ulang pekerjaan yang

sudah dilakukan dengan menggunakan status proyek yang actual

sebagai awal mula penentuan ulang schedule proyek. Adapun beberapa

tindakan yang perlu dilakukan dalam memperbaharui penjadwalan

proyek yaitu:

a) Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru

b) Perhitungan project completion date jadwal yang baru

c) Penyesuainan jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah

dikoreksi

I. Kendala-kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu

23

Page 24: STRUKTUR ORGANISASI

Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu

proyek konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang

menyebabkan pelaksanaanya tidak optimal. Dari penelitian yang telah

dilakukan beberapa ahli pada perusahaan kontraktor di Indonesia

sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering di hadapi

tersebut adalah:

a) Kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan

subkontraktor yang commit dengan schedule yang

sudah dibuat bersama.

b) Kesulitan untuk mendapatkan pengawasyang

commit dengan schedule yang sudah dibuat

bersama.

c) Desain yang sebelum selesai dan perubahan desain.

d) Kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan

pelaksana di lapangan.

e) Keterlambatan pembayaran dari owner kepada

kontraktor.

f) Kekurangan material dan peralatan.

g) Perubahan cuaca yang tidak bisa diduga.

h) Tidak adanya kesadaran pekerja untuk mencatat

setiap pekerja yang sudah dilakuakan.

i) Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara

pengawas dengan pekerjaan.

j) Kurangnya adanya kesadaran pekerja untuk

mencatat setiap pekerjaan yang sudah dilakukan.

k) Kurangnya komunikasi antara pelaksana

monitoring di lapangan dengan pembuat schedule.

l) Ketidakakuratan informasi yang di dapat dari

monitoring.

m)Diperlukan biaya yang besar untuk

memperkerjakan tenaga kerja khusus untuk

melakukan monitoring di lapangan.

24

Page 25: STRUKTUR ORGANISASI

n) Kurangnya sumber daya (tenaga ahli) yang mampu

menganalisis keadaan proyek.

o) Program komputer yang kurang baik.

p)

2.2.5 Manajemen K3

Untuk menjamin konstruksi dengan angka kecelakaan, PT. PP

(Persero) Tbk. Menggunakan standart sistem manajemen kualitas

international ISO: 18001 – 2007 PT. PP (persero) Tbk. Menunjukkan

komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan.

a) OHSAS 18001 – 2007

b) Technical Specification Of The Project

c) Safety Target Of PT. PP (Persero) Tbk.

d) Safety Management

Gambar 2.3 Program Kerja K3 Proyek Ciputra Apartment and SOHO

25

Page 26: STRUKTUR ORGANISASI

2.2.6 Manajemen Kontrak

Manajemen kontrak adalah kegiatan untuk mengelola suatu

kontrak agar kontrak tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan

sebagai alat pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

Manajemen kontrak berfungsi membantu manajemen investasi,

agar proyek dapat terlaksana dengan baik sesuai kriteria "waktu, mutu

dan biaya", tanpa ketegangan karena adanya sengketa.

Pelaksanaan fungsi Manajemen Kontrak terdiri :

a) Penyusunan Kontrak

b) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman

Pelaksanaan

c) Penggunaan Kontrak sebagai Alat Pengendali

d) Pelaksanaan Administrasi Kontrak

Gambar 2.4 Alur Manajemen Kontrak Proyek Ciputra Apartment and SOHO

Fungsi Manajemen Kontrak :

1) Penyusunan Kontrak

26

Page 27: STRUKTUR ORGANISASI

a) Hukum mana yang akan diacu dan bahasa yang dipakai

(dipengaruhi oleh asal sumber dananya)

b) Keabsahan Kontrak (sepakat, cakap, hal tertentu, halal)

c) General Condition of Contract yang harus jd acuan (mis.

FIDIC)

d) Dipelajari dokumen lelang yang relevan untuk penyusunan

kontrak (spesifikasi teknis)

2) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pelaksanaan

Kriteria dari pedoman pelaksanan diturunkan dari kontrak

dan berupa spesifikasi yang berasal dari dokumen kontrak baik

kriteria waktu, mutu dan biaya, baik bagi masukan, proses dan

produk yang berkenaan kegiatan pelaksanaan konstruksi

(kontraktor)

3) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pengendalian

Pengendalian terdiri atas pengawasan yang bisa dilakukan

oleh konsultan, dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh

pemilik proyek atau wakilnya/Manajemen Proyek

4) Pelaksanaan Administrasi Proyek

Administrasi Kontrak dilakukan sejak penyusunan kontrak

sampai penggunaan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan dan

sebagai alat pengendalian sampai penutupan kontrak

Kegiatan pada tiap tahap terdiri atas :

a) Pencatatan

b) Pendokumentasian (Analisis, Evaluasi dan

Kesimpulan)

c) Masukan Sistem Retrieval

5) Kontrak Konstruksi

Kontrak kontruksi dapat digolongkan dalam tiga kontrak,

yaitu:

a) Lump-Sum Contract (kontrak pembayaran sekaligus)

27

Page 28: STRUKTUR ORGANISASI

Artinya pemilik pemberi tugas akan membayar

sejumlah uang yang disetujui kepada kontraktor

untuk menyelesaikan suatu proyek yang sesuai

dengan rencana-rencana dan spesifikasi yang telah

ditentukan dan dibuat oleh perencana. Biasanya

pemilik membayar sebagian dari jumlah uang

tersebut kepada kontraktor pada selang waktu atau

menurut bobot pekerjaan.

b) Turn Key Contract

Pada kontrak tipe ini semua pembiayaan

pelaksanaan proyek sampai selesai dan masa

pemeliharaan ditanggung semuanya oleh pihak

kontraktor. Pemilik proyek baru akan membayar

kepada kontraktor setelah proyek selesai dengan

sistem pembayaran yang telah disepakati bersama.

c) Unit Price Contract (Kontrak Harga Satuan)

Artinya pemilik akan membayar sejumlah uang

yang telah disetujui kepada pihak kontraktor untuk

unit pekerjaan yang telah diselesaikan dalam satu

proyek. Pembayaran biasanya dilakukan oleh pemilik

kepada kontraktor pada selang waktu yang telah

ditentukan selama konstruksi proyek tergantung pada

pekerjaan yang telah diselesaikan. Misalnya setiap

bulan atau berdasarkan bobot pekerjaan.

Dalam Proyek pembangunan Apartement &

S.O.H.OCiputra World Surabaya ini memakai sistem

pembayaran Lump-Sum Contract (kontrak

pembayaran sekaligus).

2.2.7 Sistem Informasi Manajemen

28

Page 29: STRUKTUR ORGANISASI

Sistem Informasi Manajemen perusahaan adalah suatu sistem

berbasis computer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar

bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi.

Sistem Informasi Manajemen Perusahaan saat ini mengakumulasi

seluruh data transaksi akuntansi dari bagian manufaktur , penjualan ,

pembelian , sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain. Data

itu berhubungan dengan sumber daya organisasi dan perencanaan tidak

dapat dilakukan tanpa memahami bagaimana tiap penjualan. tiap unit

yang diproduksi ,dan tiap tindakan tanpa mempengaruhi keseluruhan

organisasi.

Selain itu, salah satu Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan

pada Proyek pembangunan Apartement & S.O.H.O Ciputra World

Surabaya adalah dengan diadakannya rapat rutin antara staff dengan

atasan untuk mengetahui progress pekerjaan yang telah dilaksanakan

sehingga informasi progress dapat diketahui ke semua staff dan atasan.

Tetapi untuk kebutuhan yang dirasa mendadak dan tidak tersedia

faximile ketika berhubungan dengan bagian lapangan maka digunakan

email.

29

Page 30: STRUKTUR ORGANISASI

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengorganisasian juga terdapat pada Manajemen proyek konstruksi, yang

dimaksud pengorganisasian adalah: sekelompok orang yang masuk dalam

susunan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mengetahui tugas dan

wewenang dari masing – masing pihak, agar tercapai tujuan sesuai apa

yang direncanakan. Setiap perusahaan memiliki tujuannya masing –

masing oleh karena itu susunan organisasi setiap perusahaan pastilah

berbeda – beda.

2. Pada proyek Ciputra World Apartement and SOHO menggunakan tipikal

organisasi proyek manajemen konstruksi. Karena Ciputra World

Apartement and SOHO dibangun dengan konsep Superblock yang berdiri

diatas lahan seluas 9,9 Hektar dan menjadi salah satu superblock terbesar

di Indonesia. Selain itu disebutkan bahwa Ciputra World memiliki

perencanaan awal yang terintegrasi dengan baik, hal ini menandakan

bahwa peran MK sangat berpengaruh pada hal tersebut.

3. Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi – fungsi

manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan penerapan) secara sistematis

pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara

efektif dan efesien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dalam

maklah ini saya membahas mengenai manajemen sumberdaya, manajemen

biaya, manajemen mutu, manajemen waktu, manajemen K3, dan

manjemen kontrak.

3.2 Saran

30

Page 31: STRUKTUR ORGANISASI

1. Penulis menyarankan agar para pembaca lebih memahami mengenai

pengorganisasian suatu proyek, tugas dan wewenang pihak – pihak yag

terlibat dalam struktur organisasi.

2. Penulis menyarankan agar pembaca lebih memahami mengenai

manajemen suatu proyek, hal ini berguna agar saat kita merencanakan dan

melaksanakan suatu proyek dapat mencapai tujuan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

http://sinergimuda.blogspot.co.id/2013/01/makalah-pengertian-struktur-

organisasi.html. Diakses tanggal:

http://andrieardiawan1.blogspot.co.id/2012/01/organisasi-dalam-manajemen.html

makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-konstruksi.html

http://ciputraworldsurabaya.com/apartment/about-us

31