struktur modal bank

125
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang menjual jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, baik kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Bank merupakan lembaga intermediasi yang memiliki peran dalam membiayai proyek-proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit menjadikan bank atau lembaga keuangan memiliki struktur modal yang berbeda dengan perusahaan lainnya (Jumingan, 2009:239). Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sedangkan fungsi pendukung bank adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dana yang dihimpun adalah berupa giro, deposito maupun tabungan, kemudian disalurkan kembali berupa pinjaman kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan lain sebagainya. Faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank adalah kepercayaan dari masyarakat, apabila bank bisa menjaga kepercayaan tersebut maka para nasabah akan bersimpati dan akan menggunakan jasa bank tersebut (Kasmir, 2000:3). 1

Upload: wiwik-sofia

Post on 29-Dec-2015

740 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Modal Bank

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan perusahaan yang menjual jasa keuangan bagi seluruh

lapisan masyarakat, baik kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Bank

merupakan lembaga intermediasi yang memiliki peran dalam membiayai proyek-

proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang

sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit

menjadikan bank atau lembaga keuangan memiliki struktur modal yang berbeda

dengan perusahaan lainnya (Jumingan, 2009:239).

Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat, sedangkan fungsi pendukung bank

adalah memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dana yang dihimpun adalah berupa

giro, deposito maupun tabungan, kemudian disalurkan kembali berupa pinjaman

kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan lain sebagainya.

Faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank adalah kepercayaan dari

masyarakat, apabila bank bisa menjaga kepercayaan tersebut maka para nasabah

akan bersimpati dan akan menggunakan jasa bank tersebut (Kasmir, 2000:3).

Tabel 1 Perkembangan Aset Bank Umum (dalam Milyar Rupiah)

Kelompok Bank

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Bank PerseroBUSN DevisaBUSN Non DevisaBPDBank CampuranBank Asing

621.212

663.002

29.657159.47

664.421156.08

3

741.988

768.730

39.012170.01

290.480176.08

3

847.563

883.470

42.467185.25

2118.13

1233.67

4

979.078958.549

55.762200.542135.675204.502

1.115.519

1.203.370

78.485

239.141

149.990

222.347

1.328.168

1.464.007

107.085

304.003

181.088

268.482

1.264.866

1.459.221

106.740

307.452

185.475

274.961

Total Aset 1.693.850

1.986.501

2.310.557

2.534.106

3.008.853

3.652.832

3.598.715

1

Page 2: Struktur Modal Bank

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, data diolah.

Bank umum yang dimaksud dalam tabel 1 tersebut adalah semua bank

konvensional maupun syariah yang berada di Indonesia (Bank Indonesia, 2013).

Berdasarkan tabel diatas bisa dilihat bahwa setiap tahunnya yaitu mulai dari tahun

2006 hingga 2012 perkembangan aset yang dimiliki bank selalu mengalami

peningkatan. Ini berarti dana yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat

semakin bertambah setiap tahunnya, dengan kata lain himpunan dana yang

diperoleh bank melalui nasabahnya dan melalui bank lain juga mengalami

peningkatan.

Pada setiap penyaluran kredit, bank membutuhkan pembiayaan yang

cukup besar, karena itulah bank membutuhkan adanya tambahan dana, bila tidak

maka akan berdampak pada menurunnya kecukupan modal minimum yang harus

dimiliki bank. Perolehan dana tersebut bisa diperoleh dari simpanan masyarakat

atau dari lembaga keuangan lainnya. Sedangkan untuk membiayai kegiatan

operasionalnya bank bisa memperoleh dari modal sendiri, berupa penjualan

saham. Kegiatan bank dalam memilih dana segar bisa mempengaruhi besar

kecilnya biaya yang akan ditanggung nantinya, sehingga bank harus bisa dengan

tepat memilih struktur modal yang sesuai dengan tujuannya (Kasmir, 2000:46).

Menurut Siringoringo (2012) penting bagi manajemen bank untuk

menentukan kebijakan struktur modal dalam mendukung kegiatan operasional

bank, khususnya dalam penyaluran kredit. Pemenuhan sumber dana untuk

kegiatan utama bank akan berbeda apabila bank ingin mencari dana untuk

melakukan investasi baru atau perluasan usahanya. Karena, pemenuhan dana

untuk kegiatan utama bank berupa penyaluran kredit kepada masyarakat diperoleh

dari simpanan, sedangkan modal sendiri digunakan untuk pemenuhan kebutuhan

investasi baru atau perluasan usaha.

Kebijakan struktur modal merupakan suatu kebijakan yang menyangkut

kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang akan

dipakai untuk membiayai suatu investasi dan juga untuk mendukung operasional

perusahaan dalam usaha meningkatkan laba perusahaan dan pencapaian nilai

perusahaan yang tinggi (Gitman, 2009).

2

1

Page 3: Struktur Modal Bank

Struktur modal yang kuat sangat penting bagi sebuah bank, karena dengan

struktur modal yang kuat bank akan bisa menghadapi persaingan global dan krisis

ekonomi yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Untuk bisa mencapainya, bank harus

memperhatikan berbagai hal penting diantaranya profitabilitas, likuiditas, risiko

bisnis, dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan umur bank.

Bank bisa memiliki struktur modal yang optimal bila bisa

menyeimbangakan antara risiko pemberian kredit yang disalurkan terhadap

manfaat yang diperoleh dari pemberian kredit tersebut. Bank akan bisa

meningkatkan profitabilitasnya dan bisa memenuhi kebutuhan operasionalnya

dengan dana internalnya tersebut.

Kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya terhadap

para nasabah berkaitan erat dengan likuiditas bank. Semakin banyak pengajuan

kredit yang akan dipenuhi oleh bank semakin besar pula dana yang dibutuhkan

bank untuk memenuhinya. Sehingga, bank juga harus memperhatikan kelancaran

likuiditasnya agar kepercayaan nasabahnya tidak berkurang karena bank tidak bisa

menyediakan cukup dana atas penarikan dana yang dilakukan nasabah sewaktu-

waktu.

Bank merupakan lembaga keuangan yang menjual jasa keuangan berupa

pemberian kredit, sehingga bank dihadapkan dengan risiko bisnis yaitu risiko

kredit. Dimana bila risiko kredit bank tinggi, nasabah akan enggan menanamkan

dananya pada bank tersebut dan menurunkan kepercayaan nasabah terhadapnya.

Setiap perusahaan yang memperoleh laba akan membagikan bagian laba

tersebut dalam bentuk dividen, begitu juga dengan bank. Pembagian dividen akan

memberikan sinyal kepada investor tentang keadaan perusahaan, bank yang

membagikan dividen dianggap memiliki dana internal memadai untuk kegiatan

operasionalnya, sehingga tidak perlu melakukan pendanaan eksternal.

Masalah agensi yang menyangkut perbedaan kepentingan antara

pemegang saham dengan pihak manajemen bisa dikurangi dengan pemberian

saham kepada manajemen maupun kepemilikan saham oleh institusi, diharapkan

dengan kepemilikan manajerial maupun institusional akan membuat manajemen

berhati-hati dalam keputusan pendanaan yang akan dilakukannya.

3

Page 4: Struktur Modal Bank

Semakin bertambahnya umur bank, maka bank akan mengalami setiap

siklus hidupnya. Dimana pada masing-masing siklus tersebut akan membutuhkan

pendanaan yang berbeda-beda, sehingga bank harus bisa menyeimbangkan

keputusan pendanaannya dengan kebutuhan dananya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan menjadi sangat menarik

untuk meneliti determinan struktur modal bank yang ada di Indonesia. Penelitian

lain pernah dilakukan oleh Suko (2006), Yuhasril (2006), Tri (2007), Solfidan dan

Maryani (2007), Mas’ud (2008), Erkaningrum (2008), Sri (2009), Joni dan Lina

(2010), Supratiningrum (2010), Margaretha dan Aditya (2010) dan Seftianne dan

Ratih (2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

Faktor apakah yang menjadi penentu struktur modal bank? Faktor yang dimaksud

untuk dikaji antara lain profitabilitas, likuiditas, risiko bisnis, dividen,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan umur bank.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah :

Untuk mengkaji faktor apakah yang menjadi penentu struktur modal bank. Faktor

yang dimaksud untuk dikaji antara lain profitabilitas, likuiditas, risiko bisnis,

dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan umur bank.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat diantaranya bagi:

1. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber referensi untuk dikritisi lebih

lanjut, terutama yang menyangkut struktur modal bank.

4

Page 5: Struktur Modal Bank

2. Manajemen Bank

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen

bank yang menyangkut mengenai struktur modal.

3. Regulator Perbankan

Penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk menentukan kebijakan struktur

modal bank dengan mempertimbangkan faktor-faktor dalam penelitian ini.

5

Page 6: Struktur Modal Bank

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Struktur Modal

Teori-teori struktur modal yang telah berkembang diantaranya (Tri, 2007):

1. Pendekatan Tradisional

Pada pendekatan tradisional diasumsikan bahwa dalam pasar modal yang

sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan (atau biaya modal perusahaan)

dapat diubah dengan merubah struktur modalnya. Menurut Husnan (1998)

berdasarkan pendekatan tradisional ini, terdapat struktur modal optimal untuk

setiap perusahaan yaitu pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal

yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum.

2. Pendekatan Miller dan Modigliani

Menurut teori M&M (1958) keputusan keuangan tidak akan merubah nilai

perusahaan dan pendapatan pemegang saham dengan asumsi tidak ada pajak,

tidak ada asimetri informasi dan tidak ada biaya transaksi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Berger et al. (1995) menguji

mengapa pasar tidak terpengaruh oleh: a) pajak dan biaya kesulitan keuangan, b)

biaya transaksi dan asimetri informasi, entah itu diperusahaan keuangan maupun

tidak semua faktor tersebut valid.

3. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income

Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi

yang berbeda terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan (Sartono, 1990), pada

pendekatan ini biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang

yang digunakan oleh perusahaan. Asumsi pertama dalam pendekatan ini adalah

biaya hutang konstan sama seperti dalam pendekatan laba bersih, asumsi kedua

bahwa penggunaan hutang yang semakin besar mengakibatkan peningkatan risiko

6

Page 7: Struktur Modal Bank

perusahaan. Karena itulah tingkat keuntungan yang diminta oleh pemilik modal

akan meningkat dengan semakin tingginya risiko perusahaan. Akibatnya biaya

modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur

modal menjadi tidak berarti.

4. Pendekatan Balanced Theory dan Pecking Order Theory

Pendekatan balanced theory menyatakan bahwa untuk mencapai nilai

maksimum pasar perusahaan akan mempertahankan struktur modal yang telah

ditargetkan. Teori ini kemudian lebih dikenal dengan trade off theory. Kebijakan

mengenai struktur modal melibatkan trade-off antara risiko dan tingkat

pengembalian – penambahan hutang memperbesar tingkat pengembalian yang

diharapkan.

Perusahaan akan memiliki struktur modal yang optimal berdasarkan

adanya keseimbangan (trade-off) antara manfaat dan biaya yang diperoleh dari

penggunaan utang. Pada industri keuangan seperti bank, proses pengambilan

keputusan yang menyangkut struktur modal yang paling penting diperhatikan

adalah trade-off antara insentif dengan tata kelola (governance), serta struktur

kepemilikan bank sebagai kontrol terhadap pengalokasian ekuitas dan utang

(Marques dan Santos, 2003).

Pecking Order Theory menjelaskan bahwa perusahaan cenderung

menggunakan dana internalnya terlebih dahulu, yaitu laba ditahan dan depresiasi

daripada menggunakan sumber dana eksternal. Namun bila perusahaan

mengalami keterbatasan dengan dana internalnya, maka perusahaan akan lebih

memilih menggunakan hutang daripada ekuitas (Siregar, 2005).

2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)

Faktor khusus yang hanya dimiliki oleh bank adalah jaringan pengaman.

Bank dibawah perlindungan jaringan pengaman, seperti sistem asuransi deposito,

jaminan pembayaran, cadangan kewajiban dan lain-lain. Selain itu jaringan

pengaman yang membedakan bank dengan perusahaan non keuangan lainnya, dan

merupakan determinan stuktur modal bank adalah peraturan mengenai kecukupan

modal minimum bank atau CAR (Asarkaya dan Serkan, 2007).

7

Page 8: Struktur Modal Bank

Bank merupakan lembaga yang memiliki peran fital terhadap

perekonomian suatu negara, karena itulah mengapa bank memiliki perlindungan

baik dengan jaringan pengaman dan juga yang diperoleh dari pemerintah. Ini

menyebabkan bank lebih berani dalam mengambil risiko. Penelitian yang

dilakukan oleh Merton (1977) dan Karekan dan Wallace (1978) dalam Prescott

(2001) menyimpulkan adanya keterkaitan antara perlindungan tersebut dengan

teori agensi di dalam struktur modal.

2.1.3 Signaling Theory

Teori ini menjelaskan bahwa tindakan yang dibuat oleh manajemen

perusahaan merupakan isyarat bagi investor tentang prospek perusahaan.

Perusahaan dengan prospek baik cenderung lebih memilih untuk berhutang

daripada menjual saham untuk pemenuhan modal baru, karena penerbitan saham

baru dinilai memberikan isyarat negatif karena perusahaan mencari investor baru

untuk berbagi kerugian (Brigham dan Houston, 2001).

Perusahaan dengan prospek kurang menguntungkan akan cenderung

menjual sahamnya untuk berbagi kerugian dengan investor, dan pengumuman

emisi saham menandakan bahwa manajemen memandang prospek perusahaan

suram. Begitu pula dengan perusahaan yang menerbitkan saham lebih sering dari

biasanya, isyarat negatif yang ditanggap investor adalah penurunan harga saham

sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.1.4 Kebijakan Struktur modal

Sumber dana yang bisa diperoleh bank ada dua yaitu sumber dana internal

dan sumber dana eksternal. Sumber dana internal berasal dari laba ditahan yang

terkumpul selama berjalannya kegiatan perusahaan, sedangkan sumber dana

eksternal ada yang berasal dari pemilik yaitu modal sendiri dan ada yang berasal

dari pihak ketiga yaitu simpanan masyarakat (berupa tabungan, giro, deposito)

maupun lembaga keuangan lainnya.

Modal merupakan motor penggerak operasional perusahaan, sehingga

perusahaan harus mampu menjaga keseimbangan finansialnya. Pada masing-

8

Page 9: Struktur Modal Bank

masing pembiayaan yang dipilih oleh perusahaan akan menimbulkan biaya modal.

Untuk pembiyaan dengan hutang akan muncul biaya modal berupa biaya bunga,

pada bank adalah beban bunga yang harus dibayarkan kepada deposan atas dana

simpanan yang dipercayakan kepada bank tersebut. Sedangkan pembiayaan

dengan ekuitas, akan menimbulkan biaya modal berupa dividen.

Pada bank, semakin besar dana yang dipercayakan nasabah kepada bank

tersebut itu berarti rasio hutangnya akan lebih besar dibandingkan dengan

modalnya. Bank harus mampu mengoptimalkan dana yang dihimpunnya dari

masyarakat dengan menyalurkannya kembali berupa pinjaman kredit kepada

masyarakat. Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan menggunakan

Debt to Equity Ratio (DER), karena DER dapat mencerminkan besarnya proporsi

antara total hutang dan total modal sendiri.

Total hutang terdiri dari hutang jangka pendek dan jangka panjang,

sedangkan total modal sendiri terdiri dari modal saham disetor dan laba ditahan

yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain semakin tinggi DER semakin besar

komposisi hutang dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga semakin

besar pula kewajiban yang ditanggung oleh bank terhadap nasabah maupun

lembaga keuangan lainnya yang menyimpan dana di bank tersebut.

2.2 Relational Struktur Modal dan Kinerja Keuangan

Terdapat tiga ukuran kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu Profitabilitas, Likuiditas dan Risiko Kredit.

1. Profitabilitas

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia rasio rentabilitas yang bisa

digunakan dalam mengukur profitabilitas suatu bank adalah rasio ROA (Return on

Assets) dan BOPO (Beban Operasi dibandingkan dengan Pendapatan Operasi).

Pada penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas

bank adalah ROA yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak setahun dengan

total aset yang dimiliki oleh bank.

Berdasarkan kegiatan utama bank, yaitu menyalurkan dana kepada para

debitur maka besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan

9

Page 10: Struktur Modal Bank

keuntungan bank tersebut. Sesuai dengan teori trade off, untuk bisa menjaga

struktur modal, bank harus bisa memadukan keseimbangan antara risiko

pemberian pinjaman dengan manfaat atau keuntungan yang diperoleh atas

pinjaman tersebut (Siringoringo, 2012).

2. Likuiditas

Menurut Weston dan Thomas (1997) likuiditas merupakan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang akan jatuh tempo, semakin tinggi

tingkat likuiditasnya berarti perusahaan itu mampu memenuhi tuntutan kreditur

jangka pendek dengan aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode

yang sama dengan jatuh tempo hutang.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia rasio likuiditas yang dapat

digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio LDR merupakan rasio

yang membandingkan seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana

yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2003).

Semakin banyak pengajuan kredit yang harus dipenuhi oleh bank, maka

bank akan berusaha untuk mencari sumber dana baru. Pemenuhan dana tersebut

bisa mempengaruhi likuiditas bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para

deposan. Bank yang meningkatkan sumber dananya melalui simpanan atau

pinjaman kepada lembaga keuangan lain demi menutupi jumlah pinjaman

kreditnya tanpa menyeimbangkan dengan modal yang dimilikinya akan

berdampak terhadap menurunnya CAR bank.

Sesuai dengan teori trade-off bank harus bisa menyeimbangkan antara

insentif yang diperolehnya melalui pinjaman kredit dengan tata kelola pemerintah,

dalam hal ini kecukupan modal minimum bank yang harus terpenuhi.

3. Risiko Bisnis

Risiko bisnis yang dihadapi bank adalah risiko kredit, yaitu risiko yang

timbul sebagai kegagalan counterparty memenuhi kewajiban (PBI, 2003).

Sedangkan menurut Susilo, et al (1999) risiko kredit yang dihadapi bank

merupakan akibat dari tidak dipenuhinya kewajiban debitur kepada bank, seperti

pembayaran pokok pinjaman, pembayaran bunga dan lain-lain. Tidak

dibayarkannya pinjaman tersebut kepada bank akan menyebabkan bank

10

Page 11: Struktur Modal Bank

mengalami kerugian karena tidak bisa memperoleh pendapatan dari pembayaran

piutang tersebut.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia, rasio keuangan yang bisa

digunakan untuk mengukur nilai suatu risiko kredit adalah Non Performing Loan

(NPL). Bila rasio NPL tinggi maka akan berpengaruh terhadap CAR bank, bank

dengan CAR dibawah yang disyaratkan pemerintah adalah bank yang tidak sehat.

Nasabah akan enggan menyimpan dananya di bank yang tidak sehat, karena

perasaan was-was bila terjadi sesuatu terhadap bank tersebut.

2.3 Relasional Struktur Modal dan Dividen

Dividen adalah bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham

dari laba yang diperoleh perusahaan, dividen ini yang dibagikan kepada pemegang

saham biasa. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) merupakan alat

yang digunakan untuk menentukan jumlah laba ditahan serta memaksimalkan

nilai perusahaan. Menurut Hasnawati (2008) dividen dianggap memberikan

informasi mengenai tingkat pengembalian yang diberikan oleh emiten serta

memberikan gambaran kondisi keuangannya.

Bank yang membayarkan dividennya dianggap mendapatkan laba dan

memiliki modal yang memadai untuk mencukupi kebutuhan operasionalnya.

Namun, bisa saja bank membagikan dividen padahal bank tersebut mengalami

kerugian, hal ini dilakukan guna meningkatkan nilai bank dimata investor.

2.4 Relasional Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan

Terdapat dua jenis struktur kepemilikan yang dikaji dalam penelitian ini

yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

1. Kepemilikan Manajerial

Perilaku manajemen yang cenderung menggunakan hutang yang tinggi

bukan untuk memaksimalkan nilai perusahaan, tetapi untuk kepentingan pribadi

mereka akan menyebabkan risiko kebangkrutan perusahaan meningkat. Masalah

11

Page 12: Struktur Modal Bank

ini timbul karena tidak seimbangnya informasi (asymmetric information) yang

didapat oleh manajemen dengan pemegang saham atau pemilik.

Untuk mengatasi masalah tersebut pihak pemegang saham mengeluarkan

biaya pengawasan yang dinamakan biaya keagenan (Horne dan Wachowick,

dalam Seftianne, 2011). Kepemilikan manajerial salah satu cara mengurangi biaya

keagenan, dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen

dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil

dan juga keputusan yang diambil menimbulkan kerugian dia akan merasakan

dampaknya.

2. Kepemilikan Institusional

Menurut Moh’d et al (1998, dalam Wihidahwati, 2002) kepemilikan

institusional berfungsi sebagai monitoring agents, dimana distribusi kepemilikan

saham dari luar yaitu investor institusi dapat mengurangi biaya keagenan, karena

kepemilikan memiliki suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk

mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.

Kepemilikan saham oleh institusi memainkan peranan penting yaitu secara

aktif dan konsisten dalam melindungi investasi saham yang dipertaruhkan di

dalam perusahaan, mekanisme ini menjamin peningkatan kemakmuran pemegang

saham (Bathala et al, 1994). Pada bank kepemilikan institusional tidak hanya

dimiliki oleh pemerintah, namun juga bisa dimiliki oleh swasta baik domestik

maupun asing.

2.5 Relasional Struktur Modal dan Umur Bank

Setiap perusahaan akan mengalami lima tahap siklus kehidupan yaitu

pendirian, ekspansi, pertumbuhan tinggi, kedewasaan dan penurunan. Pada setiap

tahap siklus kehidupan ini kebutuhan akan besarnya modal akan berbeda. Guna

memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan akan menggunakan pendanaan yang

berbeda pula. Damodaran (1997) dalam teori analisis kehidupan pendanaan

menggambarkan kerangka strategi pendanaan yang dipilih perusahaan

dihubungkan dengan tahap siklus hidup perusahaan.

12

Page 13: Struktur Modal Bank

Lima tahap tersebut adalah:

a. Tahap Pendirian

Tahap ini adalah tahap permulaan bagi setiap perusahaan baru. Segala sesuatu

yang mendukung operasi perusahaan bersifat baru. Biasanya perusahaan yang

baru didirikan berbentuk perusahaan perorangan dimana kebutuhan modalnya

dipenuhi oleh pemilik (pendiri) ditambah dana pinjaman dari bank. Sifat dari

perusahaan yang baru berdiri adalah keengganan mereka untuk

mengandalkan pinjaman dana dari pihak luar karena kemampuan

infrastruktur masih belum memungkinkan.

b. Tahap Ekspansi

Pada tahap ini perusahaan sudah memiliki pelanggan dan cukup mampu

memposisikan keberadaannya di pasar. Manajemen termotivasi untuk

melakukan pengembangan, untuk itu dibutuhkan dana eksternal sangat tinggi

karena aliran kas masuk relatif kecil. Pilihan awal biasanya berasal dari dana

perorangan dan modal ventura. Tidak jarang perusahaan akan mengambil

keputusan untuk menjadi perusahaan publik.

c. Tahap Pertumbuhan

Begitu memasuki masa transisi untuk menjadi perusahaan publik, pilihan

sumber pendanaan menjadi semakin terbuka. Pada tahap ini, kebutuhan dana

eksternal bersifat moderat relatif terhadap nilai perusahaan. Kecenderungan

perilaku aliran kas pada tahap ini masih tidak jauh berbeda dengan tahap

kedua dimana laba yang diperoleh masih belum seimbang dibandingkan

dengan pendapatan usaha (penjualan dan aliran kas yang masuk juga belum

banyak sementara kebutuhan investasi relatif tinggi. Biasanya perusahaan

yang sudah menjadi perusahaan publik dan berada pada tahap pertumbuhan

akan mencari alternatif pendanaan lain selain menambah saham yang

ditawarkan ke publik melalui mekanisme right issue atau opsi ekuitas. Bila

perusahaan memilih menggunakan sumber dana hutang, ada kecenderungan

untuk memilih bentuk hutang yang dapat dikonversi.

13

Page 14: Struktur Modal Bank

d. Tahap Kedewasaan

Perusahaan yang memasuki tahap ini mempunyai dua ciri yaitu:

1. Peningkatan laba dan aliran kas yang cepat sebagai cermin dari

keberhasilan investasi masa lalu.

2. Kebutuhan dana untuk investasi ada produk dan proyek baru akan mulai

menurun. Tingkat pertumbuhan akan mulai mendatar.

Pada tahap ini kebutuhan dana eksternal mulai menurun dan sebagai

gantinya, karena perusahaan telah mampu mencukupi kebutuhan dari

dana dalam, dana internal akan lebih menarik untuk dijadikan alternatif

pendanaan. Jenis kebutuhan dana di luar mulai berubah. Perusahaan akan

lebih menyukai dana hutang, khususnya dari bank atau dengan

menerbitkan obligasi.

e. Penurunan

Pada tahap ini ciri utama yang ditemui adalah penurunan yang stabil terhadap

pendapatan dan laba sebagai konsekuensi dari kedewasaan perusahaan dan

masuknya pesaing-pesaing baru. Walaupun investasi yang ada masih mampu

menghasilkan aliran kas, tetapi jumlahnya relatif tidak banyak. Disamping

itu, kebutuhan perusahaan untuk investasi baru mulai menurun. Pada tahap ini

kebutuhan dana eksternal menurun drastis karena proyek-proyek atau

investasi baru juga menurun dan jumlah dana internal yang tersedia di

perusahaan sangat besar. Perusahaan berfikir bahwa penjualan saham atau

obligasi sudah bukan alternatif yang menarik lagi bahkan dengan kelebihan

dana internal perusahaan mulai berfikir untuk melunasi semua kewajibannya

atau membeli kembali sahamnya. Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa

perusahaan secara bertahap mengalami apa yang dinamakan sebagai

melikuidasi diri sendiri.

14

Page 15: Struktur Modal Bank

2.6 Kajian Empirik

Beberapa penelitian empiris tentang struktur modal telah dilakukan

beberapa peneliti di Indonesia, diantaranya:

Tabel 2 Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu

Peneliti Alat Uji Variabel Hasil Penelitian

Suko (2006) Uji Regeresi Linier Berganda

Operating Leverage, Current Ratio, Growth, Price Earnings Ratio, Struktur Aktiva dan Return on Assets.

Operating Leverage (-), CR (+), Growth (+), PER (+), ROA (-)

Yuhasril (2006) Uji Regeresi Linier Berganda

ROI, DPR dan Struktur Aktiva (rasio aset tetap)

ROI (-) dan Struktur aktiva (-)

Sofilda dan Maryani (2007)

Uji Regeresi Linier Berganda

Size, tangibility, non debt tax, profitability dan depresiasi.

Profitability (-)

Tri (2007) Uji Regeresi Linier Berganda

Managerial Ownership, Institutional Investor, Return on Asset, Business Risk dan Ukuran perusahaan

Managerial Ownership (-), Institutional Investor (-), Return on Asset (+) dan Business Risk (-)

Mas’ud (2008) SEM (Structural Equation Modelling)

Profitability, Size, Growth Opportunity, Asset Structure, Cost of Financial Distress, Tax Shields Effects.

Profitability (+), Size (+), Growth Opportunity (+), Asset Structure (+), Financial Distress (+).

Erkaningrum (2008)

Uji Regeresi Linier Berganda

Dividend payout ratio, investasi, profitability, size, struktur aset, variability of earnings.

DPR (-), Profitability (-), variability of earnings (-), size (+), struktur aset (+).

Sri (2009) Uji Regeresi Linier Berganda

Ukuran perusahaan, risiko bisnis, tingkat pertumbuhan, struktur aktiva dan profitabilitas

Struktur aktiva dan profitabilitas

Putri dan Ratih (2009)

Uji Regeresi Linier Berganda

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas

Kepemilikan institusional (+), Profitabilitas (-) dan Free Cash Flow (+)

15

Page 16: Struktur Modal Bank

Joni dan Lina (2010)

Uji Regeresi Linier Berganda

Pertumbuhan aset, profitability, struktur aset, ukuran perusahaan, dividen, risiko bisnis.

Pertumbuhan aktiva (+), struktur aktiva (+) dan profitabilitas (-)

Margaretha dan Aditya (2010)

Uji Regeresi Linier Berganda

Size, tangibility, profitability, liquidity, growth, non-debt tax shield, age dan investment

Size (long term), tangibility (short, long term), profitability (total, short), liquidity (total, short), growth (total, short), age (short).

Seftianne dan Ratih (2011)

Uji Regeresi Linier Berganda

Growth opportunity, managerial ownership, business risk, profitability, liquidity, struktur aktiva dan ukuran perusahaan.

Growth opportunity (+) dan ukuran perusahaan (-)

Saktiawan dan Emrinaldi (2012)

Uji Regeresi Linier Berganda

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabiliatas

Kepemilikan Institusional (-) dan kebijakan dividen (-).

Sumber: Berbagai Artikel

Penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk menganalisis determinan

struktur modal, ternyata banyak terdapat ketidakkonsistenan hasil, sehingga

peneliti tertarik untuk meneliti kembali pada kurun waktu terkini dari variabel

profitabilitas, likuiditas, risiko bisnis, dividen, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional dan umur bank. Penelitian ini menggunakan ukuran

kinerja keuangan yang digunakan khusus pada bank, yaitu Loan to Deposit Ratio

(LDR) untuk mengukur likuiditas bank dan Non Performing Loan (NPL) untuk

mengukur risiko bisnis bank yaitu risiko kredit. Populasi penelitian ini adalah

bank di Indonesia selama tahun 2006 hingga 2011.

2.7 Pengembangan Hipotesis

2.7.1 Variabel Profitabilitas sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Profitabilitas pada bank sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP tahun 2004

yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, diukur dengan menggunakan ROA

16

Page 17: Struktur Modal Bank

(Return On Assets), rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan

laba selama periode tertentu.

Berdasarkan kegiatan utama bank, yaitu menyalurkan dana kepada para

debitur maka laba yang diperoleh bank berasal dari pendapatan bunga pinjaman

kredit tersebut. Sesuai dengan teori trade off, untuk bisa menjaga struktur modal,

bank harus bisa memadukan keseimbangan antara risiko pemberian pinjaman

dengan manfaat atau keuntungan yang diperoleh atas pinjaman tersebut

(Siringoringo, 2012).

Ketentuan Bank Indonesia menetapkan bahwa rasio ROA yang baik atau

sehat adalah ≥ 2%. Itu artinya semakin tinggi nilai ROA maka bank semakin

efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. (Siringoringo,

2012). Apabila ROA meningkat maka bank dikatakan sehat, itu berarti nilai CAR

sebagai kecukupan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank, mampu

memenuhi kebutuhan operasionalnya tanpa menggunakan pendanaan dari hutang

maupun ekuitas.

Penelitian-penelitian yang mendukung profitabilitas sebagai determinan

struktur modal dengan arah hubungan yang negatif diantaranya Suko (2006),

Solfida dan Maryani (2007), Joni dan Lina (2010), Andry (2010),

Suprantiningrum (2010), Erkaningrum (2010) dan Dian (2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril (2006), Tri (2007) dan Mas’ud

(2008) menguji hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal di

perusahaan. Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa meningkatnya

profitabilitas akan meningkatkan daya tarik pihak eksternal (investor dan kreditor)

untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan, dimungkinkan tingkat hutang

perusahaan juga akan meningkat.

Ha1 = Profitabilitas sebagai determinan struktur modal bank

2.7.2 Variabel Likuiditas sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP tahun 2004 yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia likuiditas suatu bank diukur dengan menggunakan rasio LDR (Loan to

17

Page 18: Struktur Modal Bank

Deposito Ratio) yang mengukur total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana

yang dimiliki.

Bank dengan tingkat LDR tinggi menandakan bahwa kredit yang dibiayai

lebih banyak dari pada dana yang tersedia untuk dipinjamkan, bank menjadi tidak

likuid. Hal ini akan menyebabkan bank tidak bisa memenuhi kewajiban jangka

pendeknya kepada para nasabahnya, apabila nasabah menarik dananya dari bank

tersebut.

Menurut Pecking Order Theory, perusahaan yang mempunyai tingkat

likuiditas yang tinggi, memiliki dana internal yang memadai untuk aktivitas

operasionalnya (Seftianne, 2011). Dalam penelitian yang dilakukan Ozkan (2001)

dalam Seftianne (2011) diketahui bahwa perusahaan dengan aset liquid yang besar

dapat menggunakan aset ini untuk berinvestasi.

Penelitian yang mendukung adanya hubungan negatif antara tingkat

likuiditas dengan keputusan pendanaan perusahaan adalah Kusumawati (2004),

Setiawan (2006), Husein (2008), Margaretha dan Aditya (2010) dan Dian (2012).

Suko (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat likuiditas

yang diukur dengan Current Ratio memiliki hubungan positif terhadap struktur

modal, artinya bahwa dengan peningkatan likuiditas akan menambah keyakinan

investor akan likuiditas perusahaan, sehingga mempermudah manajemen

menambah pinjaman dari luar.

Ha2 = Likuiditas sebagai determinan struktur modal bank

2.7.3 Variabel Risiko Bisnis sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Risiko kredit pada bank menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL)

yaitu untuk mengukur kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet

dibandingkan dengan total kredit yang diberikan (SE No. 6/23/DPNP, 2004).

Rasio NPL yang dinyatakan baik oleh Bank Indonesia yaitu sebesar ≤ 5%,

apabila bank memiliki rasio NPL yang tinggi itu menandakan risiko kredit

macetnya tinggi. Sesuai dengan teori Pecking Order, tingginya risiko kredit dapat

menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat, sehingga bank akan mengalami

18

Page 19: Struktur Modal Bank

kesulitan dalam menghimpun dana dari simpanan nasabah maupun lembaga

keuangan lainnya (Siringoringo, 2012).

Weston dan Brighan (1994), Husnan (1998), Setiawan (2006) dan Tri

(2007) menyatakan bahwa risiko bisnis yang tinggi justru mngurangi keputusan

perusahaan menggunakan dana eksternal berupa hutang.

Hasil yang bertentangan ditunjukkan melalui penelitian yang dilakukan

Mas’ud (2008) dan Andry (2010) bahwa risiko bisnis berhubungan positif dengan

keputusan perusahaan untuk berhutang, dimana manajemen perusahaan tetap

meningkatkan hutangnya dalam jumlah besar meskipun risiko yang dimilikinya

cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa investor tidak berhenti untuk

memberikan pinjaman dana kepada perusahaan, karena dengan risiko yang tinggi

maka return yang diperoleh investor juga semakin tinggi.

Ha3 = Risiko bisnis sebagai determinan struktur modal bank

2.7.4 Variabel Dividen sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Dividen merupakan bagian laba yang akan dibagikan kepada pemegang

saham biasa, dividen merupakan sinyal yang menunjukkan mengenai tingkat

pengembalian yang diberikan oleh emiten serta gambarang mengenai kondisi

keuangannya (Hasnawati, 2008).

Kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari pembayaran dividen,

akrena perusahaan diasumsikan akan membayarkan dividen hanya jika

perusahaan mendapatkan laba dan dimiliki dana internal yang memadai. Namun

bisa jadi perusahaan membagikan dividen walaupun perusahaan sedang

mengalami kerugian, untuk meningkatkan nilai perusahaan (Joni dan Lina, 2010).

Secara tidak langsung, kebijakan dividen akan mempengaruhi tingkat

penggunaan hutang suatu perusahaan. Pembayaran dividen akan mengurangi dana

internal perusahaan (Mayangsari, 2001). Bila dana internal yang digunakan untuk

pembayaran dividen tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional

perusahaan, maka perusahaan akan mencari pendanaan eksternal berupa hutang.

Siregar (2005) menyatakan dalam penelitiannya bahwa dividen berpengaruh

positif terhadap struktur modal perusahaan.

19

Page 20: Struktur Modal Bank

Penelitian yang dilakukan Erkaningrum (2008) menemukan bahwa dividen

memiliki hubungan negatif terhadap struktur modal, menurutnya dividend payout

ratio yang kecil akan membuat perusahaan melakukan pinjaman yang besar, dan

sebaliknya. Penelitian dengan hasil yang sama juga dilakukan oleh Moh’d et al.

(1998) dalam Putri dan Ratih (2009) dan Murni dan Andriana (2007).

Ha4 = Dividen sebagai determinan struktur modal bank

2.7.5 Variabel Kepemilikan Manajerial sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Kepemilikan manajerial bisa menjadi salah satu cara mengurangi biaya

keagenan yang ditimbulkan dari perbedaan kepentingan antara manajemen dengan

pemilik. Dengan kepemilikan manajerial akan menyejajarkan kepentingan

manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, dalam Wahidawati,

2002). Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa

variabel-variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan

dengan jumlah hutang dan ekuitas, tetapi juga oleh prosentase kepemilikan oleh

manajer dan institusional.

Kepemilikan manajerial menjadi sebuah pengawasan eksplisit bagi

manajemen, agar berhati-hati dalam kaitannya penggunaan dana eksternal.

Karena, kepemilikan manajerial meningkatkan kepemilikan saham perusahaan

oleh manajemen sehingga manajemen akan merasakan dampak dari keputusan

yang akan diambil, bila keputusan itu salah maka dia juga akan menanggung

kerugiannya.

Menurut Tri (2007) kepemilikan saham oleh manajemen cenderung akan

membuat manajemen berhati-hati dalam menggunakan kebijakan hutang,

meningkatnya kepemilikan saham oleh manajemen akan menurunkan jumlah

hutang, sehingga kepemilikan manajerial diharapkan berhubungan negatif

terhadap kebijakan hutang perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahidawati (2002), Masdupi (2005)

dan Tri (2007) menemukan bahwa kepemilikan manajerial semakin besar rasio

20

Page 21: Struktur Modal Bank

kepemilikan saham oleh manajemen akan mengurangi pendanaan ekternal yang

dilakukan oleh perusahaan, baik menggunakan hutang maupun ekuitas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Agrawal dan Mendelker (1987) dalam

Putri dan Ratih (2009), menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

kepemilikan manajerial terhadap struktur modal. Terlihat bahwa kepemilikan

manajerial pada perusahaan yang varian pengembaliannya meningkat lebih besar

daripada yang varian pengembaliannya rendah.

Ha5 = Kepemilikan manajerial sebagai determinan struktur modal bank

2.7.6 Variabel Kepemilikan Institusional sebagai Determinan Struktur Modal

Bank

Kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan

untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen maka

konsentrasi atau penyebaran kekuasaan menjadi suatu hal yang relevan. Adanya

kepemilikan oleh investor-investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank,

perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain dalam bentuk perusahaan

akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

insider (Moh’d et al, 1998 dalam Tri 2007).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Chaganti dan Damanpour (1991)

(dalam Tri, 2007) menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional yang rendah

akan meningkatkan struktur modal perusahaan, sama seperti yang dinyatakan oleh

Wihidahwati (2002), Masdupi (2005) dan Tri (2007).

Hasil penelitian tersebut berbeda dengan yang dilakukan oleh Ismiyanti

dan Mahmud (2003) dan Murni dan Andriana (2007), yang menyatakan bahwa

semakin besar kepemilikan institusional maka semakin besar pula dana ekternal

yang digunakan perusahaan untuk memenuhi kegiatan investasi maupun

operasionalnya. Hasil ini menunjukkan bahwa wewenang yang dimiliki oleh

institusi lebih besar daripada kelompok pemegang saham lain cenderung akan

memilih proyek berisiko tinggi untuk dibiayai dengan pinjaman demi

memperkecil risiko yang ditanggung dan memperoleh pengembalian yang besar.

Ha6 = Kepemilikan institusional sebagai determinan struktur modal bank

21

Page 22: Struktur Modal Bank

2.7.7 Variabel Umur Bank sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Perusahaan yang telah memasuki fase maturity menandakan umur

perusahaan tersebut telah cukup lama, sehingga dia telah mampu mengelolah

aktivitas operasionalnya dan tidak membutuhkan banyak hutang lagi.

Menurut Bhaduri (2002) umur perusahaan merupakan salah satu faktor

penentu bagi struktur modal, perusahaan kecil yang berumur relatif muda akan

menggunakan hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan ekuitas

sebagai struktur modal. Berbeda dengan Bhaduri, Ramlall (2009) menyatakan

bahwa perusahaan yang berumur lebih tua akan menggunakan hutang yang lebih

kecil, karena perusahaan besar yang umurnya relatif tua dapat mengelola cash

flow lebih baik dari pada perusahaan yang lebih muda. Penelitian yang dilakukan

oleh Margaretha dan Aditya (2010) menyimpulkan bahwa umur perusahaan

merupakan determinan struktur modal dengan menggunakan ukuran short term

leverage.

Ha7 = Umur bank sebagai determinan struktur modal bank

2.8 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu faktor-

faktor yang menjadi penentu struktur modal. Faktor-faktor tersebut

diimplementasikan ke dalam bentuk regresi untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel secara parsial. Faktor-faktor tersebut adalah profitabilitas,

likuiditas, risiko bisnis, dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional dan umur bank.

22

Page 23: Struktur Modal Bank

Bank

Keputusan pendanaan

Utang Modal / Ekuitas

Struktur Modal

Bank (Y)

Profitabilitas (X1)

Likuiditas (X2)

Dividen (X4)

Risiko Bisnis (X3)

Kepemilikan Manajerial (X5)

Kepemilikan Institusional (X6)

Umur Bank (X7)

Gambar 1 Kerangka Konseptual

23

Page 24: Struktur Modal Bank

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Analisis

3.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori yang menguji hipotesis

dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah dan mengadakan interprestasi

antar kelompok dari faktor dalam obyek yang diteliti (Sularso, 2003:30).

3.1.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan oleh bank.

Sedangkan sumber data penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang

diperoleh dari situs masing-masing bank dan Direktori Perbankan Indonesia di

Bank Indonesia periode 2006 hingga 2011. Penelitian ini menggunakan pooling

data yaitu penggabungan data cross section dan time series.

3.1.3 Populasi dan Sampel

Penelitian ini mengambil populasi semua bank umum yang ada di

Indonesia. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

dimana populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang

memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti

dan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rancangan

penelitian, peneliti akan berusaha agar dalam sampel terdapat wakil-wakil segala

lapisan populasi.

Sampel tersebut diusahakan memiliki ciri-ciri yang esensial, strata apa

yang harus diwakili, tergantung pada penilaian atau pertimbangan dari peneliti.

Teknik ini dipilih dengan maksud agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah perusahaan tersebut

diantaranya adalah tidak melakukan corporate action yaitu marger dan akuisisi

selama tahun pengamatan 2006 sampai 2011, karena kondisi dan posisi keuangan

24

Page 25: Struktur Modal Bank

perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi berbeda dengan yang tidak

melakukan, sehingga dapat memberikan hasil yang bias.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur Modal

sebagai variabel terikat (variabel dependen), sedangkan variabel bebasnya

(variabel independen) adalah Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), Risiko Bisnis

(X3), Dividen (X4), Kepemilikan Manajerial (X5), Kepemilikan Institusional (X6)

dan Umur Bank (X7). Definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. Struktur Modal

Struktur modal adalah mencerminkan komponen modal yang digunakan oleh

bank. Dalam penelitian ini pendekatan DER (Debt to Equity Ratio) digunakan

sebagai parameter struktur modal.

2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan laba yang diperoleh bank, hasil yang diperoleh atas

kegiatan operasional yang dilakukannya. Pendekatan ROA (Return On

Assets) digunakan sebagai parameter dari profitabilitas pada penelitian ini.

3. Likuiditas

Likuiditas merupakan dana yang dimiliki bank untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya kepada para deposan. Likuiditas dalam penelitian ini

diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada

debiturnya dengan dana yang dikumpulkan dari masyarakat.

4. Risiko Bisnis

Risiko Bisnis yang dipakai dalam penelitian ini adalah risiko kredit. Risiko

kredit ini dapat diukur dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL)

yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam

mengelolah kredit bermasalah yang diberikan oleh bank.

5. Dividen

25

24

Page 26: Struktur Modal Bank

Dividen di dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Dividend

Payout Ratio, untuk mengetahui seberapa banyak dividen tunai yang

dibayarkan bank dengan menggunakan pendapatan bersih.

6. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial menunjukkan bahwa bank yang bersangkutan

memiliki saham yang dikuasai oleh manajemen atau tidak.

7. Kepemilikan Institusional

Porsi kepemilikan saham oleh lembaga pemerintahan,swasta domestik dan

swasta asing.

8. Umur Bank

Umur bank adalah lamanya usia bank terhitung sejak bank berdiri hingga

tahun penelitian dilakukan.

3.3 Teknik Analisis Data

Untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh beberapa variabel bebas

atau variabel penjelas (independent / explanatory variable) terhadap satu variabel

terikat (dependent variable), teknis analisis data dalam penelitian ini

menggunakan model regresi berganda atau multiple regression dengan

menggunakan variabel dummy.

Hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X)

dijelaskan dalam model regresi berganda sebagai berikut:

DER = a + b1 ROA + b2 LDR + b3 NPL + b4 DPR + b5 DKM

+ b6 KI + b7 AGE +e (3.1)

Dimana :

DER = Debt to Equity Ratio a = Konstanta

b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = Koefisien regresi variabel ROA, LDR, NPL, DPR, DKM, KI, AGE

26

Page 27: Struktur Modal Bank

ROA = Return On Assets LDR = Loan to Deposit Ratio NPL = Non Performing Loan DPR = Dividen Payout Ratio

DKM = Kepemilikan Manajerial KI = Kepemilikan Institusional AGE = Umur Bank

e = Variabel residual

Cara menghitung masing-masing variabel digunakan rumus sebagai berikut:

DER = Hutang (3.2) Modal Sendiri

ROA = Laba sebelum pajak disetahunkan (3.3) Rata-rata Total Aset

LDR = Kredit (3.4) Dana Pihak Ketiga

Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak

termasuk antar bank, sedangkan dana pihak ketiga mencakup giro, tabungan dan

deposito (tidak termasuk antar bank) (SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).

NPL = Kredit dalam kualitas kurang lancar, diragukan dan macet (3.5) Total Kredit

DPR = Cash Dividend (3.6) Net Income

Kepemilikan Manajerial= 1, bila observasi ada kepemilikan manajerial 0, bila observasi tidak ada kepemilikan manajerial (3.7)

Kepemilikan Institusional = Kepemilikan Saham Institusional (3.8) Total Kepemilikan Saham

AGE = Tahun penelitian – Tahun pendirian bank (3.9)

27

Page 28: Struktur Modal Bank

3.4 Uji Asumsi Klasik

3.4.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas menunjukkan apakah pada model regresi terdapat

korelasi di antara beberapa atau semua variabel independen. Jika dalam model

terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang

besar sehingga koefisien tidak dapat ditafsirkan dengan ketepatan tinggi. Masalah

multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen.

Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari beberapa hal,

antara lain (Agung, 58:2005):

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai

Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinieritas VIF = 1 / Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 =

0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masinh variabel independen kurang

dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik

multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang

sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas.

3. Jika nilai koefisien determinan, baik dilihat dari R2 maupun R-Square di atas

0,60 namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap

variabel dependen. Maka ditengarai model terkena multikolinieritas.

Cara mengatasi apabila terjadi multikolinieritas adalah sebagai berikut

(Ghozali, 95 : 2006):

1. Menggabungkan data cross section dan time series (polling data)

2. Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang memiliki korelasi

tinggi dengan model regresi dan diidentifikasi dengan variabel lain untuk

membantu prediksi.

3. Transformasi variabel dalam bentuk log natural dan bentuk first difference atau

delta.

28

Page 29: Struktur Modal Bank

4. Menggunakan model dengan variabel independen yang mempunyai korelasi

tinggi hanya semata-mata untuk memprediksi (dengan tidak menginterprestasi

koefisien regresi).

5. Menggunakan model analisis yang lebih canggih seperti baynesian regression

atau dalam kasus khusus ridge regression.

3.4.2 Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model berjutuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (et). Autokorelasi sering terjadi pada

sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode waktu.

Sedangkan untuk sampel data crossection dengan n-sampel item seperti

perusahaan, orang, wilayah, dan lain sebagainya jarang terjadi, karena

pengganggu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain (Agung, 2005:59).

Cara mudah untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai

Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorelasi. Untuk mempercepat

proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan

nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung

mendekati atau di sekilas angka 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi

klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di daerah No

Autocorelasi (Agung, 2005:60).

Menurut Ghozali (2006:96) bila nilai Durbin-Watson tidak dapat

memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi

atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan

pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil

kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorekasi.

3.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi yang dipakai dalam penelitian ini terjadi ketidaksamaan varians dari

29

Page 30: Struktur Modal Bank

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dalam satu

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut

homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2007:105).

Menurut Agung (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya

heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot

model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi

linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Cara memperbaiki apabila pada model regresi terjadi heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut (Ghozali, 2006:109):

1. Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model

regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model

tersebut.

2. Melakukan trasformasi logaritma, sehingga model persamaan regresi menjadi

Log Y = b0 + bi log Xi (3.10)

3.5 Deskripsi Statistik

Mengulas tentang data-data statistik dari masing-masing variabel seperti:

1. Mean, yaitu rata-rata dari nilai data penelitian

2. Nilai minimal, yaitu nilai terendah dalam data penelitian

3. Nilai maksimal, yaitu nilai tertinggi dalam data penelitian

3.6 Pengujian Hipotesis

Uji t

30

Page 31: Struktur Modal Bank

Uji parsial ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau

tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rumus:

T hitung = βi (3.11) Sβi

Keterangan:T : koefisien t hitung

βi : koefisien regresiSβi : standar deviasi bebas

Langkah-langkah (Gujarati, 2004) sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi pengujian hipotesis dengan menggunakan dua sisi.

Ho1 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal bankHa1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal bankHo2 : Likuiditas tidak berpengaruh terhadap struktur modal bankHa2 : Likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal bankHo3 : Risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal bankHa3 : Risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal bankHo4 : Dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal bankHa4 : Dividen berpengaruh terhadap struktur modal bankHo5 : Kepemilikan Manajerial tidak berpengaruh terhadap struktur

modal bankHa5 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap struktur modal bankHo6 : Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap struktur

modal bankHa6 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap struktur

modal bankHo7 : Umur bank tidak berpengaruh terhadap struktur modal bankHa7 : Umur bank berpengaruh terhadap struktur modal bank

2. Menentukan level of significant (α).

3. Kriteria Pengujian

31

Page 32: Struktur Modal Bank

START

Bank Indonesia

DATA SEKUNDER: Laporan Keuangan Tahunan Bank

(2006-2011)

Variabel Dependen :Struktur Modal

Variabel Independen :Profitabilitas, Likuiditas, Risiko Bisnis, Dividen,

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan

Umur Bank

Analisis Regresi Berganda

Uji Hipotesis

Hasil

Kesimpulan

Uji Asumsi Klasik

YA

TIDAK

a. Bila nilai P-value > α, α = 10% maka Ho: bi = 0 diterima, artinya secara

individual variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

b. Sebaliknya bila nilai P-value < α, α = 10% maka Ho : bi = 0 ditolak,

artinya secara individual variabel independen Xi berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

3.7 Kerangka Pemecahan Masalah

32

Page 33: Struktur Modal Bank

Gambar 2 Kerangka Pemecahan MasalahKeterangan:

1. START adalah tahap dimulainya penelitian.

2. Penelitian ini meneliti mengenai struktur modal bank umum di Indonesia

dan memperoleh datanya melalui Bank Indonesia.

3. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan tahunan bank periode 2006 hingga 2011.

4. Langkah selanjutnya melakukan uji regresi berganda untuk mengetahui

dari variabel Profitabilitas, Likuiditas, Risiko Bisnis, Dividen,

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Umur Bank

(variabel independen) manakah yang merupakan determinan Struktur

Modal Bank (variabel dependen)

5. Kemudian dilakukan uji asumsi klasik (multikolinieritas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas).

6. Apabila lolos uji asumsi klasik (YA) maka bisa dilanjutkan ke langkah

uji t, apabila tidak lolos (TIDAK) maka akan dilakukan langkah-langkah

untuk memperbaiki model regresi tersebut.

7. Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini.

8. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian diimplementasikan.

9. Peneliti bisa memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.

10. STOP adalah tahap diakhirinya penelitian.

33

Page 34: Struktur Modal Bank

BAB 4. PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Proses Seleksi Sampel Perusahaan

Proses penyeleksian sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan purposive sampling dimana populasi yang dipakai adalah bank

umum yang ada di Indonesia.

Tabel 3 Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah PerusahaanBank umum yang ada di Indonesia:Bank PemerintahBank Umum Swasta Nasional DevisaBank Umum Swasta Nasional Non DevisaBank Pemerintah DaerahBank Campuran Bank AsingTotalBank yang melakukan merger dan akuisisi selama periode 2006-2011Bank yang tidak melakukan merger dan akuisisi selama periode 2006-2011

43926 62511111

(41)

70Terpilih sebagai sampel 70

Sumber: Lampiran 1

Penelitian ini mengambil obyek penelitian yang mengkhususkan sampel

penelitian pada bank umum di Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2011.

Total populasi bank yang ada di Bank Indonesia sebanyak 111 bank. Dari 111

bank diambil 70 bank yang memenuhi kriteria penelitian yaitu tidak melakukan

corporate action yaitu marger dan akuisisi selama tahun penelitian.

34

Page 35: Struktur Modal Bank

1.1 Menentukan Variabel Penelitian

Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah struktur modal dimana

menggunakan pendekatan DER (Debt to Equity Ratio), dengan rumus sebagai

berikut:

DER = Hutang (3.2)

Modal Sendiri

Perhitungan DER Bank Mandiri tahun 2006 dilakukan sebagai berikut:

DER Bank Mandiri, 2006 = 241.171.346

26.340.670

= 9,15 atau 951%

Selanjutnya DER untuk tahun 2007 sampai 2011 beserta DER untuk bank

yang lainnya dihitung dengan cara yang sama dan rekapitulasinya disajikan pada

Lampiran 2.

Kemudian, perhitungan DPR untuk Bank Danamon tahun 2006 dilakukan

sebagai berikut:

DPR Bank Danamon, 2006 = 1.001.922

1.325.332

= 75,60%

Selanjutnya DPR untuk tahun 2007 sampai 2011 beserta DPR untuk bank

yang lainnya dihitung dengan cara yang sama dan rekapitulasinya disajikan pada

Lampiran 6.

Perhitungan variabel lain sudah diperoleh dari laporan keuangan bank

bersangkutan dan rekapitulasinya disajikan pada Lampiran 3 sampai dengan

Lampiran 9.

1.2 Membangun Model Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy

Setelah menentukan variabel penelitian, langkah selanjutnya adalah

mengolah data untuk masing-masing variabel tersebut. Selanjutnya membangun

model regresi linier berganda dengan variabel dummy dapat diformulasikan

seperti terlihat pada persamaan (4.1).

35

34

Page 36: Struktur Modal Bank

Tabel 4 Model Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 6,259 26,248 0,238 0,812 ROA (%) -0,160 3,773 -0,005 -0,043 0,966 0,884 1,131 LDR (%) -0,340 0,153 -0,265 -2,218 0,030 0,929 1,076 NPL (%) -8,084 5,591 -0,179 -1,446 0,153 0,860 1,163 DPR (%) 0,172 0,248 0,088 0,692 0,491 0,826 1,211 KM 6,380 14,130 0,058 0,452 0,653 0,793 1,261 KI (%) 0,593 0,252 0,280 2,350 0,022 0,932 1,072 AGE 0,211 0,320 0,079 0,659 0,512 0,913 1,095

a Dependent Variable: DER

Sumber: Lampiran 10

Berdasarkan tabel 4 yaitu model regresi linier berganda dengan variabel

dummy, maka model analisis regresi yang diperoleh berdasarkan tabel 4 adalah

sebagai berikut:

DER = 6,26 – 0,16 ROA – 0,34 LDR - 8,08 NPL + 0,17 DPR + 6,38

KM + 0,59 KI + 0,21 AGE (4.1)

1.3 Uji Asumsi Klasik

1.3.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti terjadi interkorelasi antara variabel independen

yang menunjukkan adanya lebih dari satu linier yang signifikan. Apabila koefisien

korelasi variabel yang bersangkutan nilainya terletak diluar batas-batas

penerimaan (critical value) maka koefisien korelasi bermakna dan terjadi

multikolinearitas. Tetapi jika sebaliknya, apabila koefisien korelasi variabel yang

36

Page 37: Struktur Modal Bank

bersangkutan nilainya terletak di dalam batas-batas penerimaan, maka koefisien

korelasi tidak bermakna dan tidak terjadi multikolinearitas.

Cara yang digunakan dalam mendeteksi ada tidaknya mulitikolinieritas

pada model (4.1) di dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat nilai

Variance Inflation Factor (VIF), jika tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak

kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF =

1 / Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF

maka semakin rendah Tolerance (Agung, 58:2005).

Pada tabel 5 dapat diketahui bahwa variabel independen dalam penelitian

ini mempunyai nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel

independen dalam penelitian ini bersifat non multikolinearitas atau tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel 5 Collinearity Statistic terhadap Struktur Modal (DER)

Variabel VIF Keterangan

ROA 1,131

VIF < 10 maka tidak ada

multikolinearitas

LDR 1,076

NPL 1,163

DPR 1,211

KM 1,261

KI 1,072

AGE 1,095

Sumber: Lampiran 10

1.3.2 Uji Autokorelasi

Cara mudah untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin Watson. Model regresi linier berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai

Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorelasi. Untuk mendekteksi

dengan cepat ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan

patokan nilai Durbin Watson hitung mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson

hitung mendekati atau di sekilas angka 2 maka model tersebut terbebas dari

37

Page 38: Struktur Modal Bank

asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak di

daerah No Autocorelasi (Agung, 60:2005).

Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson1 0,424(a) 0,180 0,087 49,45288 2,041

a Predictors: (Constant), AGE, LDR, NPL, KI, DPR, ROA, KMb Dependent Variable: DER

Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka diketahui bahwa nilai Durbin

Watson hitung adalah 2,041 atau mendekati angka 2, ini berarti tidak terjadi

autokorelasi pada model regresi (4.1).

1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi (4.1) tidak

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2006:108), beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dapat dilihat dari Grafik Plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan nilai residualnya

SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada gambar Scatterplot antara SRESID dan ZPRED

dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y

prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.

38

Page 39: Struktur Modal Bank

Gambar 3 Scatterplot

Sumber: Lampiran 12

Terlihat dari gambar 3 bahwa penyebaran titik-titik data membentuk pola

bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali dan

penyebaran titik-titik data berpola. Maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi (4.1), sehingga perlu dilakukan perbaikan

pada model regresi (4.1) dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan membagi model

regresi dengan salah satu variabel independen yang digunakan dalam model

tersebut

2. Melakukan transformasi logaritma, sehingga model persamaan regresi

menjadi Log Y = b0 + bi log Xi (3.10)

Pada penelitian ini, untuk memperbaiki model regresi digunakan cara yang

kedua, yaitu melakukan transformasi logaritma.

DER = a + b1 ROA + b2 LDR + b3 NPL + b4 DPR + b5 DKM + b6 KI +

b7 AGE +e (3.1)

Menjadi: Log DER = a + b1 log ROA + b2 log LDR + b3 log NPL + b4 log DPR

+ b5 DKM + b6 log KI + b7 log AGE +e (4.2)

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan transformasi

model regresi (4.2), diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 7 Model Transformsi Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy

Coefficients(a)

39

Page 40: Struktur Modal Bank

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,311 0,761 3,038 0,003 ROA (%) 0,117 0,137 0,096 0,859 0,394 LDR (%) -1,536 0,297 -0,550 -5,177 0,000 NPL (%) 0,139 0,109 0,142 1,274 0,207 DPR (%) -0,094 0,081 -0,163 -1,160 0,250 KM -0,030 0,119 -0,034 -0,250 0,803 KI (%) 0,487 0,252 0,201 1,931 0,058 AGE 0,442 0,214 0,232 2,065 0,043

a Dependent Variable: DER

Sumber : Lampiran 13

Berdasarkan tabel 7 yaitu model tranformasi regresi linier berganda

dengan variabel dummy, maka model analisis regresi yang diperoleh berdasarkan

tabel 7 adalah sebagai berikut:

Log DER = 2,31 + 0,12 log ROA – 1,54 log LDR + 0,14 log NPL – 0,09 log DPR –

0,03 KM + 0,49 log KI + 0,44 log AGE (4.3)

1.4 Deskripsi Statistik

Deskripsi statistik dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses

transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi yang menyajikan ringkasan,

pengukuran atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik

sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan (Indriantoro, 1999:170). Tujuan

penggunaan adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai data penelitian

dan hubungan yang ada atntara variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian. Tabel 8 berikut ini menyajikan gambaran statistik variabel-variabel

yang diteliti pada 70 bank periode 2006-2011.

Tabel 8 Deskripsi Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationDER (%) 70 1,28 407,67 18,0521 51,75430ROA (%) 70 -0,05 6,80 2,5572 1,67821LDR (%) 70 31,86 335,08 86,3677 40,30664NPL (%) 70 0,00 4,77 1,5101 1,14860

40

Page 41: Struktur Modal Bank

DPR (%) 70 0,00 152,83 14,7679 26,38670KM 70 0,00 1,00 0,3286 0,47309KI (%) 70 23,57 100,00 70,2144 24,42297AGE 70 10,00 116,00 35,4143 19,49693Valid N (listwise) 70

Sumber: Lampiran 14

Berdasarkan tabel 8 maka dapat diketahui nilai minimum, nilai maksimum

dan mean (rata-rata) untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

Deskripsi umum keseluruhan diketahui bahwa nilai rata-rata untuk struktur modal

adalah 18,05% dengan nilai terendah 1,28% dimiliki oleh PT Liman International

Bank dan nilai tertinggi dimiliki oleh Bank of American sebesar 407,67%.

Variabel profitabilitas mencapai nilai rata-rata 2,56% dengan nilai terendah

sebesar -0,05% dimiliki oleh PT ICB Bumiputera Indonesia, Tbk dan nilai

profitabilitas tertinggi yang diukur dengan menggunakan ROA dimiliki oleh Bank

Mayapada Internasional yaitu sebesar 6,80%.

Variabel likuiditas memiliki nilai rata-rata 86,37%, dengan tingkat likuiditas

terendah sebesar 31,86% dimiliki oleh Bank of America dan The Bangkok Bank

Comp. memiliki tingkat likuiditas tertinggi yaitu 335,08%, kedua bank tersebut

merupakan bank asing.

Variabel risiko bisnis memiliki nilai rata-rata sebesar 1,51%, dengan risiko

bisnis terendah sebesar 0% dimiliki oleh Bank of America dan JP Morgan Chase

Bank, bisa dikatakan hampir tidak ada kredit macet yang dimiliki oleh keuda bank

tersebut. Sedangkan, bank yang memiliki risiko bisnis tertinggi yaitu Bank

Mestika Dharma dengan nilai sebesar 4,77%.

Variabel dividen memiliki nilai rata-rata sebesar 14,77%, dengan nilai

terendah sebesar 0% menandakan bank tersebut tidak pernah membayarkan

dividen kepada pemegang sahamnya, ada 33 bank tidak membayarkan dividennya

diantaranya adalah Bank Artha Graha Internasional, Bank Centratama Nasional,

Bank Royal Indonesia dan lain sebagainya, sedangkan Bank Multi Arta Sentosa

menjadi bank yang selalu membayarkan dividennya selama periode penelitian

yaitu sebesar 152,83%.

41

Page 42: Struktur Modal Bank

Variabel kepemilikan manajerial dengan nilai rata-rata 0,33 ini menandakan

bahwa bank yang menjadi observasi banyak yang tidak memiliki kepemilikan

manajerial. Nilai terendah adalah nilai 0 yang memiliki arti bank tersebut tidak

memiliki kepemilikan manajerial, yaitu sebanyak 47 bank, sedangkan 23 bank

lainnya memiliki nilai sebesar 1 yang artinya memiliki kepemilikan manajerial.

Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai rata-rata sebesar 70,22%,

dengan nilai terendah sebesar 23,57% dimiliki oleh Bank Centratama Nasional,

sedangkan nilai kepemilikan institusional tertinggi dimiliki oleh 10 bank dimana 9

diantaranya adalah bank asing dan sisanya adalah Bank Umum Swasta Nasional

(BUSN) Devisa yaitu Bank Metro Express dengan kepemilikan institusional

sebesar 100%.

Variabel terakhir adalah umur bank dengan umur rata-rata 35 tahun, dimana

umur termuda yaitu 10 tahun dimiliki oleh Bank of China Limited, sedangkan

umur bank tertua yaitu 116 tahun dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara.

1.5 Pengujian Hipotesis

Analisis yang selanjutnya dilakukan adalah analisis terhadap hipotesis

yang telah diajukan dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis terhadap hipotesis

dilakukan dengan menggunakan Uji t.

Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Apabila signifikansi dari P-Value lebih besar

dari pada α = 10%, maka H0 : bi = 0 diterima, artinya secara individual variabel

independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Rekapitulasi hasil uji regresi parsial (uji t) dapat dilihat dalam tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis ( α = 10%)

Variabel Independen P-Value Hasil Uji HipotesisProfitabilitas 0,394 H0 diterimaLikuditas 0,000 H0 ditolakRisiko Bisnis 0,207 H0 diterimaDividen 0,250 H0 diterima

42

Page 43: Struktur Modal Bank

Kepemilikan Manajerial 0,803 H0 diterimaKepemilikan Institusional 0,058 H0 ditolakUmur Bank 0,043 H0 ditolak

Variabel Dependen : Struktur ModalSumber: Lampiran 13

Hasil uji hipotesis tersebut dapat dimaknai sebagai berikut:

1. Apabila seluruh variabel profitabilitas, likuiditas, risiko bisnis, dividen,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan umur bank tidak

mengalami perubahan (konstan) maka struktur modal bank yang diukur

dengan menggunakan DER akan semakin meningkat sebesar 204,17%

(antilog dari 2,31).

2. Jika profitabilitas bank yang diukur dengan ROA mengalami peningkatan,

maka tidak akan berdampak terhadap DER bank. Ini terjadi karena nilai

P-Value variabel profitabilitas adalah 0,394 atau tidak signifikan.

3. Likuiditas mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif sebesar -34,67.

Hal ini berarti apabila likuiditas bank yang diukur dengan LDR (Loan to

Deposit Ratio) mengalami peningkatan sebesar 1% akan menyebabkan

hutang bank yang diukur menggunakan DER mengalami penurunan sebesar

34,67% (antilog dari 1,54).

4. Jika risiko bisnis bank yang diukur dengan Non Performing Loan menurun,

maka tidak akan berdampak terhadap struktur modal bank. Ini terjadi karena

nilai P-Value variabel risiko bisnis adalah 0,207 atau tidak signifikan.

5. Meskipun bank tidak membagikan dividen kepada investornya setiap tahun,

yang diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR), tidak akan mempengaruhi

struktur modal bank. Ini terjadi karena nilai P-Value variabel dividen adalah

0,250 atau tidak signifikan.

6. Tidak ada perbedaan antara bank yang memiliki kepemilikan manajerial

dengan bank yang tidak memiliki kepemilikan manajerial terhadap keputusan

pendanaan bank. Ini terjadi karena nilai P-Value variabel kepemilikan

manajerial adalah 0,830 atau tidak signifikan.

43

Page 44: Struktur Modal Bank

7. Kepemilikan institusional memiliki koefisien regresi dengan arah positf

sebesar 3,09. Artinya, jika kepemilikan institusional bank mengalami

peningkatan sebesar 1% maka variabel struktur modal akan mengalami

peningkatan sebesar 3,09% (antilog dari 0,49).

8. Umur bank mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar 2,75.

Artinya, apabila umur bank bertambah sebanyak satu tahun, maka akan

mempengaruhi struktur modal bank sebesar 2,75% (antilog dari 0,44).

1.6 Pembahasan

1.6.1 Variabel Profitabilitas sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ROA sebagai ukuran profitabilitas

bukan merupakan determinan struktur modal bank. Berdasarkan hasil temuan ini,

profitabilitas tidak bisa dipakai untuk menjelaskan perubahan struktur modal.

Peningkatan profitabilitas tidak berdampak pada struktur modal bank yang

mengandalkan kemampuan modal sendiri untuk membentuk struktur modal,

karena berdasarkan karakteristik usaha bank sendiri adalah menghimpun dana dari

deposan yang kemudian disalurkan berupa pinjaman kredit. Profitabilitas bank

diperoleh dari bunga pinjaman yang dihasilkan atas pinjaman kredit tersebut.

Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal karena pendapatan bunga

pinjaman digunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan pinjaman kredit yang

diajukan oleh masyarakat.

Penelitian ini tidak sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyatakan

bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan dana

internalnya terlebih dahulu dibandingkan dengan mencari dana eksternal.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Seftianne dan Ratih

(2011) dan Saktiawan dan Emrinaldi (2012) dan tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Suko (2006), Yuhasril (2006), Sofilda dan Masyani (2007),

44

Page 45: Struktur Modal Bank

Mas’ud (2008), Sri (2009), Putri dan Ratih (2009), Suprantiningrum (2009) dan

Joni dan Lina (2010).

1.6.2 Variabel Likuiditas sebagai Determinan Struktur Modal Bank

LDR sebagai ukuran likuiditas secara signifikan menjadi determinan

struktur modal bank dengan arah pengaruh yang negatif. Rasio LDR mengukur

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya (Gagah, 2009). Bank yang likuid adalah bank yang bisa memenuhi

kewajiban jangka pendeknya kepada para nasabah, karena hal tersebut akan

menciptakan rasa aman terhadap nasabahnya.

Apabila pinjaman kredit yang disalurkan oleh bank mengalami macet,

maka likuiditas bank akan terganggu, sehingga bank akan mencari dana pinjaman

agar bisa menutupi risiko disaat deposan menarik dananya.

Kondisi lainnya adalah bila pinjaman kredit yang diajukan kepada bank

lebih besar daripada dana yang dimiliki bank, bank akan mencari tambahan dana

berupa peningkatan simpanan dari nasabah. Saat simpanan dari nasabah tidak lagi

bisa menutupi kekurangan dana tersebut, maka bank bisa meminjam dari bank

lain, menggunakan fasilitas jangka pendek Bank Indonesia, maupun

menggunakan pinjaman subordinasi. Karena itulah, likuiditas merupakan

determinan struktur modal bank dengan menggunakan pendekatan DER.

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan teori Pecking Order dimana

perusahaan dengan tingkat likuiditas yang rendah tidak memiliki dana internal

yang memadai untuk kegiatan operasionalnya, sehingga cenderung meningkatkan

rasio hutang mereka. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Margaretha dan Aditya (2010) Dian (2012) dan Masidonda et al (2013), namun

tidak mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Seftianne dan Ratih

(2011).

1.6.3 Variabel Risiko Bisnis sebagai Determinan Struktur Modal Bank

45

Page 46: Struktur Modal Bank

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa NPL sebagai ukuran risiko bisnis

bukan merupakan faktor penentu dari DER sebagai ukuran struktur modal bank.

Semakin tinggi risiko bisnis yang diukur dengan NPL maupun semakin rendah

risiko bisnis yang dimiliki suatu bank tidak mempengaruhi keputusan pendanaan

bank, karena bila bank tersebut dinyatakan sehat oleh pemerintah dengan mampu

memenuhi kecukupan modal minimum maka bank akan terus bisa menghimpun

dana dari masyarakat maupun lembaga keuangan lainnya. Itulah mengapa risiko

bisnis selama periode penelitian tidak menjadi determinan dari struktur modal

bank.

Teori Pecking Order yang menyatakan bahwa perusahaan akan

mengurangi hutangnya apabila risiko bisnisnya tinggi tidak terbukti dalam

penelitian ini, karena meskipun risiko bisnis bank tinggi, bank tetap meningkatkan

pendanaan dari hutang (baik simpanan dari nasabah maupun lembaga keuangan

lainnya). Mengingat fungsi utama bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu

menghimpun dana dari seluruh lapisan masyarakat dan menyalurkannya kembali

berupa pinjaman kredit.

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri

(2007), namun mendukung hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Sri (2009),

Joni dan Lina (2010) dan Seftianne dan Ratih (2011) yang menyatakan bahwa

risiko bisnis bukan faktor penentu dalam keputusan pendanaan perusahaan.

1.6.4 Variabel Dividen sebagai Determinan Struktur Modal Bank

Variabel dividen yang diukur dengan menggunakan Dividend Payout

Ratio bukan merupakan determinan struktur modal bank. Artinya, apabila bank

memperoleh laba dan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham, laba

yang dibagikan tersebut merupakan laba tahun berjalan dan bukan laba ditahan

sehingga tidak mengurangi struktur modal bank.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Erkaningrum (2008) dan Saktiawan dan Emrinaldi (2012) yang menyatakan

bahwa ada pengaruh kebijakan dividen dengan struktur modal, namun penelitian

46

Page 47: Struktur Modal Bank

ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yuhasril (2006), Putri dan Ratih

(2009) dan Joni dan Lina (2010).

1.6.5 Variabel Kepemilikan Manajerial sebagai Determinan Struktur Modal

Bank

Kepemilikan manajerial bukan merupakan faktor penentu dari struktur

modal bank. Bank yang sahamnya dimiliki oleh manajemen bank yang

bersangkutan maupun tidak, tidak berpengaruh terhadap rasio struktur modal

bank, karena tujuan utama kepemilikan oleh manajemen adalah mengurangi biaya

keagenan yang ditimbulkan dari perbedaan kepentingan antara manajemen dengan

pemilik. Sehingga, pemilik berharap agar manajemen bisa lebih berhati-hati dalam

memutuskan pendanaan eksternal yang akan diambilnya. Namun demikian,

karakteristik bank sebagai perusahaan keuangan berbeda dengan perusahaan

lainnya, yaitu mengelola dana yang dipercayakan masyarakat kepadanya.

Apabila manajemen bank memperoleh dana dari investor kemudian

dihadapkan dengan pilihan antara memasukkan dana tersebut ke dalam modal

disetor didalam modal sendiri ataukah memasukkannya ke dalam modal pinjaman

didalam liabilitas maka yang akan dilakukan manajemen bank adalah

memasukkannya ke dalam modal pinjaman, karena dana tersebut akan bisa

disalurkan kembali sebagai pinjaman kredit dan akan meningkatkan kesempatan

bank memperoleh keuntungan dari perputaran dana tersebut.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri

(2007) dan sekaligus menolak teori agensi yang mengatakan bahwa dengan

kepemilikan manajerial meningkatkan pengawasan terhadap manajemen atas

keputusan pendanaan yang akan mereka ambil dan mengurangi biaya keagenan.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Ratih (2009)

dan Saktiawan dan Emrinaldi (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial bukan merupakan determinan struktur modal perusahaan.

1.6.6 Variabel Kepemilikan Institusional sebagai Determinan Struktur Modal

Bank

47

Page 48: Struktur Modal Bank

Kepemilikan institusional secara signifikan dengan arah positif merupakan

determinan struktur modal bank, ini berarti hasil penelitian mendukung teori yang

menyatakan bahwa dengan semakin besarnya prosentase saham yang dimiliki oleh

kepemilikan institusional akan menyebabkan usaha pengawasan menjadi semakin

efektif karena dapat mengendalikan perilaku oportunistik yang dilakukan para

manajer (Putri dan Ratih, 2009).

Dapat disimpulkan bahwa apabila kepemilikan bank oleh institusi, baik

oleh pemerintah, swasta domestik maupun swasta asing mengalami peningkatan

maka akan meningkatkan struktur modal bank. Alasannya adalah pada saat bank

akan melakukan investasi ataupun perluasan usaha melalui sebuah proyek,

kepemilikan institusional yang memiliki wewenang lebih besar dibandingkan

dengan pemegang saham lainnya akan cenderung memilih pembiyaan proyek

dengan menggunakan dana eksternal berupa pinjaman. Menurut Faisal (2000)

pendanaan melalui pinjaman adalah pengalihan risiko kepada pihak kreditor dan

apabila proyek investasi tersebut berhasil perusahaan hanya akan membayar

sesuai dengan pokok dan bunganya.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Ratih

(2009) dan Saktiawan dan Emrinaldi (2012) yang menyatakan bahwa determinan

struktur modal perusahaan adalah kepemilikan institusional.

1.6.7 Variabel Umur Bank merupakan Determinan Struktur Modal Bank

Pada pengujian selanjutnya, dilakukan pada variabel umur bank, dimana

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ini merupakan determinan

struktur modal bank yang bisa diukur dengan menggunakan pendekatan Debt to

Equity Ratio. Artinya, semakin lama bank tersebut beroperasi di Indonesia akan

mempengaruhi DER bank, karena bank yang telah lama beroperasi pasti telah

banyak memiliki nasabah dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Selain

itu, bank yang telah lama beroperasi telah memiliki struktur modal yang mapan

dan kuat. Sehingga, bank tersebut akan mampu melaksanakan fungsi utamanya

yaitu menghimpun dana dari pemerintah, industri maupun perorangan. Penelitian

48

Page 49: Struktur Modal Bank

ini mendukung penelitian yang pernah dilakukan oleh Bhaduri (2002), Ramlall

(2009) dan Margaretha dan Aditya (2010).

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menganalisis manakah dari variabel profitabilitas,

likuiditas, risiko bisnis, dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional dan umur bank yang merupakan determinan struktur modal bank

yang ada di Indonesia pada periode 2006 hingga 2011. Dari penelitian ini,

menemukan bahwa faktor yang merupakan penentu struktur modal bank adalah

likuiditas, kepemilikan institusional dan umur bank, sedangkan faktor yang bukan

merupakan penentu struktur modal bank adalah profitabilitas, risiko bisnis,

dividen dan kepemilikan manajerial. Jadi determinan struktur modal bank adalah

likuiditas, kepemilikan institusional dan umur bank.

5.2 Keterbatasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa penelitian

ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:

1. Keberadaan bank yang membagikan dividen ataupun tidak membagikan

dividen perlu dipertimbangkan dalam analisis dan eksekusi statistiknya.

49

Page 50: Struktur Modal Bank

2. Penelitian ini hanya menggunakan dua ukuran kinerja keuangan yang

digunakan oleh bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, yaitu LDR dan

NPL. Sedangkan variabel lainnya yang digunakan secara umum oleh

perusahaan non keuangan, karena peneliti ingin tahu apakah variabel tersebut

bisa digunakan pada karakteristik perusahaan seperti bank.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang diuraikan di atas, maka

peneliti memberikan saran antara lain:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Variabel dividen bisa dijadikan variabel dummy, karena banyak bank

yang tidak membagikan dividen.

b. Peneliti selanjutnya bisa menambahkan variabel lain yang digunakan

dalam bank seperti tingkat suku bunga pinjaman maupun suku bunga

simpanan.

2. Bagi Manajemen Bank

Manajemen bank sebaiknya lebih memperhatikan likuiditas, kepemilikan

institusional dan umur bank dalam kaitannya struktur modal bank, karena

struktur modal bank yang kuat bisa menjadikan bank siap menghadapi

persaingan global dan krisis ekonomi yang bisa terjadi sewaktu-waktu dan

juga mengingat peran fital bank dalam perekonomian suatu negara.

3. Bagi Regulator Perbankan

Struktur modal bank sangat penting untuk diperhatikan, karena bukan hanya

sebagai persyaratan kecukupan modal yang menyangkut kesehatan bank,

50

49

Page 51: Struktur Modal Bank

struktur modal yang kuat bisa menjadikan bank mampu bersaing secara

global dan bisa menjadikannya bertahan dari krisis yang bisa sewaktu-waktu

terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agung, Bhuono Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Jakarta: Penerbit ANDI.

Amelia, et al. 2005. Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 7, No. 2.

Andry. 2010. Analsis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2010. Thesis: Universitas Esa Unggul.

Asarkaya, Yakup., and Serkan Ozcan. 2007. Determinants of Capital Structure in Financial Institusions: The Case of Turkey.

Bathala, C.T., K.R. Moon and R.P Rao. 1994. Managerial Ownership, Debt Policy, and The Impact of Institutional Holding: An Agency Perspective. Financial Management, 23: page 38-50.

Berger, A. N., Herring, R. J., and Szego, G. P. 1995. The Role of Capital Financial Institutions. Wharthon Working Paper, No. 95-01.

51

Page 52: Struktur Modal Bank

Bhaduri, S.N. 2002. Determinants of Corporate Borrowing: Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance, Vol. 26, No. 2, page 200-215.

Brigham, Eugene F. 1983. Fundamentals of Financial Management. Third Edition. Holt-Saunders Japan: The Dryden Press.

Brigham, E.F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Edisi 8. Terjemahan Staf Editor. Jakarta: Erlangga.

Damodaran, Aswath. 1997. Corporate Finance, Theory and Practice. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dian, Ratri. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Pemanufakturan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012 Hal. 2.

Erkaningrum, Indri. 2008. Faktor-Faktor Penentu Financial Leverage dalam Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi “Analisis”, Vol. 01, No. 02, Mei 2008, hal. 164. Program Studi Manajemen Perusahaan ASMI Santa Maria Yogyakarta.

Faisal. 2004. Analisis Agency Cost, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi Indonesia VII, Hal. 197-208.

Gagah, Edward. 2009. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Size, BOPO terhadap Profitabilitas (Studi Perbandingan pada Bank Domestik dan Bank Asing Januari 2003 – Desember 2007). Thesis: Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

_____________. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4. Semarang: Universitas Diponegoro.

52

Page 53: Struktur Modal Bank

Gitman, Lawrence. 2003. Principles of Managerial Finance 10th Edition. Prentice Hall.

______________.2009. Principles of Managerial Finance, Twelfth Edition. The Addison Wesley Publising.

Gujarati, Damodar N. 2004. Ekonometrika Dasar. Terjemahan oleh Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga.

Hasnawati, Sri. 2008. Analisis Dampak Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 13, No. 2, hal. 312-322.

Husein, M. 2008. Penerapan Pendekatan Kointegrasi dan Model Koreksi Kesalahan dalam Uji Pengaruh Likuiditas dan Laba terhadap Struktur Modal Perusahaan. Modus, Vol. 20 (2), hal. 114-125.

Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (keputusan jangka panjang). Buku 1, Edisi 4, BPFE.

Horne, Van dan Wachowicz. 1998. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salempa Empar.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Ismiyati, Fitri dan Mahmud. 2003. Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Hal. 820-849.

Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Junal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No 2, Agustus 2010, Hal. 81-96.

Kartadinata, Abas. 1999. Pembelanjaan. Jakarta: Rineka Cipta

Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 6. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

53

Page 54: Struktur Modal Bank

Kusumawati, Dini. 2004. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi STEI, No. 04 / Thn. XIII, hal. 22-48.

Madura, Jeff. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Jidil 2. Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Margaretha dan Aditya. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di BEI. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, Agustus 2010, Hal. 119-130.

Marques, Manuel O dan Santos, Mario C. 2003. Capital Structure and Determinants : Evidence from the Portuguese Banking Industry. November, 2003.

Mas’ud, Masdar. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubungannya terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 7, No. 1, Maret 2008.

Masdupi, E. 2005. Analisis Dampak Struktur Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam Mengontrol Konflik Keagenan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 20, No. 1, hal. 57-69.

Masidonda, Jaelani dkk. 2013. Determinants of Capital Structure and Impact Capital Structure on Firm Value. IOSR Journali of Business and Management (IOSR-JBM) Vol. 7, Issue 3 (Jan-Feb 2013) Hal. 22-30.

Mayangsari, Sekar. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pendanaan Perusahaan: Pengujian Pecking Order Hypothesis. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 1, No. 3, hal 1-26.

Modigliani, F. dan Miller, M.H. 1958. The Cost of Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment. American Economic Review, Vol. 48, pp. 261-276.

Murni, Sri dan Andriana. 2007. Pengaruh Insider Ownership, Institutional Investor, Dividend Payments dan Firm Growth terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 7, No. 1, Februari, Hal. 15-24.

54

Page 55: Struktur Modal Bank

Prescott, Edward S. 2001. Regulating Bank Capital Structure to Control Risk. Federal Reserve Bank of Richmond Economic Quartely, Vol. 87/3.

Putri, Rizka dan Ratih. 2009. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember 2009, Hal. 189-207.

Ramlall, Indranarain. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics, Vol. 31, page 83-92.

Riyanto, Bambang. 1990. Dasar-Dasar Pembelanjaan. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

Saktiawan, Robby dan Emrinaldi. 2012. Pengaruh Kepemilikan Manajerian, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen, Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Sartono, Agus R. 1990. Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE.

Seftianne dan Ratih. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur pada Tahun 2007-2009. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13, No 1, April 2011, Hal. 39-56.

Seitz, Neil. 1984. Financial Analysis: A Programmed Approach, Third Edition. New Jersey: A Reston Book Prentice-Hall, Inc.

Setiawan, Rahmat. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal dalam Perspective Pecking Order Theory Studi pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Jakarta. Majalah Ekonomi, Thn. XVI, No. 3, hal. 318-333.

Siregar, Baldric. 2005. Hubungan Antara Dividen, Leverage Keuangan, dan Investasi. Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 6 No. 1, Hal 1-12.

Siringoringo, Renniwaty. 2012. Karatketristik dan Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Juli 2012.

55

Page 56: Struktur Modal Bank

Sofilda dan Maryani. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal di Perusahaan Perbankan Indonesia. Media Riset, Auditing dan Informasi. Vol. 7, No. 3, Desember 2007, Hal. 351-366.

Sri, Endang. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2003-2006. Jurnal: Fenomena. Maret 2009, hal 39-47.

Suko, Asih. 2006. Analsis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Properti yang Go-Public di BEJ untuk Periode Tahun 1994-2004. Thesis: Universitas Diponegoro.

Sularso, Sri. 2003. Metode Penelitian Akuntansi: Sebuah Pendekatan Replikasi. Cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE.

Sundjaja, Ridwan., dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Jakarta: Literata Lintas Media.

Suprantiningrum. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Perbankan. Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 21, No. 1 Januari 2010.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi. Edisi II. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Tri, Endang. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris pada Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Periode tahun 2000-2004). Thesis: Universitas Diponegoro.

Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Januari: 1–16.

Weston, J. Freed dan Brigham. 1990. Manajemen Keuangan. Edisi Sembilan. Jakarta: Erlangga.

Weston, J Freed dan Copeland, Thomas E. 1997. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Edisi Kesembilan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Yusril. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang Telah Go Public Di Bursa Efek Jakarta. BULLETIN Penelitian, No. 9 Tahun 2006.

56

Page 57: Struktur Modal Bank

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992.

Undang-Undang No. 10 tahun 1998.

Undang-Undang No. 23 Tahun 1999.

Peraturan Bank Indonesia. No. 5 Tahun 2003

Peraturan Bank Indonesia. 2012. PBI, Nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum

Peraturan Bank Indonesia. SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

57

Page 58: Struktur Modal Bank

Lampiran 1 Daftar Nama Bank

NO. Jenis Bank Nama Bank Merger Akuisisi Keterangan

BANK PEMERINTAHAN

1 PT Bank Negara Indonesia 2 PT Bank Rakyat Indonesia 3 PT Bank Tabungan Negara 4 PT Bank Mandiri BUSN DEVISA

5 PT Artamedia Bank 2002 Bank Permata6 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 7 PT Bank Arta Niaga Kencana 2007 Commant Wealth8 PT Bank Artha Graha Internasional 9 PT Bank Bukopin

10 PT Bank Central Asia 11 PT Bank CIMB Niaga 2008 Lippo dan Niaga12 PT Bank Bumi Arta 13 PT Bank Danamon Indonesia 14 PT Bank Ekonomi Raharja 15 PT Bank Ganesha 16 PT Bank Hagakita 2008 Rabobank dan Hagabank17 PT Bank Hana 2008 Bintang Manunggal18 PT Bank Himpunan Saudara 1906 19 PT Bank ICB Bumiputera

58

Page 59: Struktur Modal Bank

20 PT Bank ICBC Indonesia 2007 Bank Halin Indonesia21 Bank Index Selindo 2008 Harmoni22 Bank Internasional Indonesia 23 Bank Lippo 2008 CIMB Niaga24 Bank Masphion Indonesia 25 Bank Mayapada Internasional 26 Bank Mega 27 Bank Mestika Dharma 28 Bank Metro Express 29 Bank Mutiara 2009 Bank Century30 Bank Nusantara Parahyangan 31 OCBC NISP 2008 NISP32 Bank of India Indonesia 2007 Bank Swadesi33 Bank Permata 34 Bank Pikko 2004 Bank Century35 Bank Rakyat Indonesia Argoniaga 2011 BRI36 SBI Indonesia 2009 Bank Indo Monex37 Bank Sinarmas 38 PAN Indonesia Bank 39 UOB Indonesia (UOB Buana) 2010 UOB Buana40 Bank Buana Indonesia 2010 UOB Indonesia41 Bank Prima Express 2002 Permata42 QNB Bank Kesawan 2011 Bank Kesawan43 PT Bank Dipo Internasional 2010 Bank Sahabat Sampoerna

BUSN NON DEVISA 44 Bank Anglomas Internasional

59

Page 60: Struktur Modal Bank

45 Bank Andara 2009 Bank Sri Partha46 Bank Artos Indonesia 47 Bank Bisnis Internasional 48 Bank Centratama Nasional 49 Bank Danpac 2004 Century50 Bank Fama Internasional 51 Bank Harda Internasional 52 Bank Harmoni Internasional 2008 53 Bank Ina Perdana 54 Bank Jasa Jakarta 55 Bank Kesejahteraan Ekonomi 56 Bank Mayora 57 Bank Mitraniaga 58 Bank Multi Arta Sentosa 59 Bank Patriot 2002 Permata60 Bank Pundi Indonesia 2010 Bank Eksekutif Internasional61 Bank Royal Indonesia 62 Bank Sahabat Purba Danarta 63 Bank Sahabat Sampoerna 2010 Bank Dipo Internasional64 Bank Sinar Harapan Bali 65 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 66 Bank Victoria Internasional 67 Bank Yudha Bhakti 68 Bank Nationalnobu 2008 Bank Alfindo Sejahtera69 Bank Prima Master

BPD

60

Page 61: Struktur Modal Bank

70 DKI 71 Aceh 72 Jambi 73 Bengkulu 74 Jateng 75 Bali BANK CAMPURAN 76 Commantwealth 2007 PT Bank Arta Wiaga Kencana77 Agris 2008 Bank Finconesia78 ANZ Indonesia 2010 BBD-Ind Paribas79 ANZ Panin Bank 80 BNP Paribas Indonesia 81 Capital Indonesia 82 Dai-Chi Kanggo Indonesia 2007 B. Mizuho Ind83 DBS Indonesia 84 IBJ Indonesia 2007 B. Mizuho Ind85 Mizuho Indonesia 86 OCBC Indonesia 2008 NISP87 Paribas BBD Indonesia 1999 Mandiri88 Rabobank Duta 2008 Bank Haga89 Rabobank Internasiona Indonesia 2008 Bank Haga dan Hagakita90 Resona Perdania 91 Sakura Swadharma 2001 B. Sumitomo Mitsui Ind.92 UOB Indonesia 2008 Buana93 Windu Kentjana Internasional 2008 Bank Multicor94 Woori Indonesia

61

Page 62: Struktur Modal Bank

95 Tokai Lippo 2006 Bank Tokyo Mitsubisi UFJ96 China Trust Indonesia 97 Sumitimo Mitsui Indonesia 98 UFJ Indonesia 2006 Bank Tokyo Mitsubisi UFJ99 Keppel Tat Lee Buana OCBC NISP

100 PT Bank KEB Indonesia BANK ASING

101 Bank of America 102 ABN Amro Bank 103 Bank of China Limited 104 Citibank 105 Duetsche 106 JP Morgan Chase Bank 107 Standard Chartered 108 The Bangkok Bank Comp. 109 Bank of Tokyo Mitshubishi 110 Hongkong & Shanghai Banking 111 Royal Bank of Scotland 2011 ABN AMRO

Lampiran 2 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Struktur Modal

No.

Nama BankDER

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA

62

Page 63: Struktur Modal Bank

1 PT Bank Negara Indonesia 10,45 9,65 12,07 10,88 6,50 6,90 9,412 PT Bank Rakyat Indonesia 8,17 9,48 10,01 10,63 10,02 8,43 9,463 PT Bank Tabungan Negara 17,51 12,16 13,62 9,84 9,61 11,17 12,324 PT Bank Mandiri 9,16 9,91 10,75 10,21 10,87 7,20 9,685 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 9,03 9,14 7,51 8,39 9,15 10,28 8,926 Bank Artha Graha Internasional 19,04 16,86 12,97 15,05 15,18 15,62 15,797 PT Bank Bukopin 17,92 17,45 14,08 13,56 15,41 12,07 15,088 PT Bank Central Asia 8,79 9,66 9,55 9,14 8,50 8,07 8,959 PT Bank Bumi Arta 3,88 4,26 4,20 4,80 5,04 5,22 4,57

10 PT Bank Danamon Indonesia 7,67 7,22 9,09 5,23 5,35 4,49 6,5111 PT Bank Ekonomi Raharja 15,10 12,96 10,18 9,75 8,35 8,50 10,8112 PT Bank Ganesha 4,92 9,85 10,18 9,75 8,35 8,50 8,5913 PT Bank Himpunan Saudara 1906 5,99 7,14 8,86 8,48 7,25 9,75 7,9114 ICB Bumi Putera 9,44 10,82 11,45 11,98 11,14 10,72 10,9215 Bank Internasional Indonesia 9,04 9,29 10,47 10,56 9,07 10,93 9,8916 Bank Masphion Indonesia 4,47 4,36 4,18 3,31 7,08 7,79 5,2017 Bank Mayapada Internasional 8,97 3,75 3,66 5,47 5,81 6,79 5,7418 Bank Mega 15,01 10,88 11,15 10,66 10,82 11,70 11,7019 Bank Mestika Dharma 3,73 3,58 3,48 3,38 3,23 3,55 3,4920 Bank Metro Express 1,61 1,66 1,29 2,16 2,08 2,09 1,8121 Bank Nusantara Parahyangan 10,98 11,11 9,87 9,55 9,17 10,27 10,1622 Bank Permata 9,04 9,05 11,59 10,57 8,21 10,09 9,7623 Bank Sinarmas 35,85 19,32 19,32 13,52 11,32 11,86 18,5324 PAN Indonesia Bank 5,05 6,02 7,02 5,60 7,08 6,85 6,2725 Bank Anglomas Internasional 2,54 2,87 1,65 2,09 1,08 0,62 1,8126 Bank Artos Indonesia 7,89 2,29 2,23 3,13 2,93 3,22 3,61

63

Page 64: Struktur Modal Bank

27 Bank Bisnis Internasional 9,10 9,44 10,42 10,56 9,36 10,93 9,9728 Bank Centratama Nasional 6,15 5,66 4,89 5,66 5,88 6,91 5,8629 Bank Fama Internasional 5,31 3,06 3,00 3,27 3,33 3,67 3,6130 Bank Harda Internasional 12,56 12,00 8,61 10,31 10,45 9,19 10,5231 Bank Ina Perdana 9,18 6,09 5,73 6,57 7,03 10,95 7,5932 Bank Jasa Jakarta 5,83 5,53 5,40 4,95 4,84 7,01 5,5933 Bank Kesejahteraan Ekonomi 2,63 5,89 7,43 7,86 8,76 9,87 7,0734 PT Liman Internasional Bank 1,41 1,29 1,18 1,19 1,26 1,39 1,2835 Bank Mayora 5,33 3,91 3,71 5,28 5,40 5,94 4,9336 Bank Mitraniaga 16,70 3,15 2,60 4,10 4,33 4,76 5,9437 Bank Multi Arta Sentosa 8,01 4,71 4,14 3,09 3,41 3,75 4,5238 Bank Royal Indonesia 3,53 1,35 1,71 2,26 2,61 2,88 2,3939 Bank Sahabat Purba Danarta 2,21 0,62 0,70 1,26 3,08 3,39 1,8840 Bank Sinar Harapan Bali 6,77 11,03 2,67 4,38 5,48 6,02 6,0641 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 6,15 7,54 7,47 9,83 7,19 7,90 7,6842 Bank Victoria Internasional 8,41 12,06 9,65 10,69 12,88 8,74 10,4043 Bank Yudha Bhakti 11,67 11,75 11,93 13,40 9,30 9,51 11,2644 PT Prima Master Bank 17,57 6,05 6,08 8,77 7,48 8,22 9,0345 DKI 13,91 14,84 15,68 15,91 11,34 8,46 13,3646 Aceh 20,70 12,38 15,12 9,15 8,34 7,52 12,2047 Jambi 9,19 8,20 5,73 5,54 11,20 6,31 7,6948 Bengkulu 10,92 10,92 9,91 8,19 6,24 8,97 9,1949 Jateng 11,75 9,96 9,11 8,69 10,21 10,32 10,0150 Bali 5,09 6,38 7,02 7,77 10,98 8,70 7,6651 ANZ Panin Bank 4,17 4,71 6,49 9,66 6,07 6,85 6,3252 BNP Paribas Indonesia 1,75 1,92 2,14 0,56 1,55 1,71 1,60

64

Page 65: Struktur Modal Bank

53 Capital Indonesia 3,74 5,65 7,83 5,86 6,76 6,71 6,0954 DBS Indonesia 6,55 10,54 7,26 7,89 7,43 8,97 8,1155 Mizuho Indonesia 4,29 4,71 5,86 4,69 5,23 5,75 5,0956 Resona Perdania 3,52 3,58 5,09 4,09 4,12 5,07 4,2457 Woori Indonesia 3,23 2,80 2,63 2,16 2,35 2,58 2,6358 China Trust Indonesia 3,37 3,20 2,88 2,26 2,39 2,39 2,7559 Sumitimo Mitsui Indonesia 2,60 3,98 5,78 7,09 7,60 3,39 5,0760 PT Bank KEB Indonesia 1,85 2,17 2,94 2,47 2,04 2,24 2,2961 Bank of America 5,30 5,72 1,46 1342,10 519,72 571,70 407,6762 ABN Amro Bank 14,29 12,37 11,32 10,45 4,37 4,81 9,6063 Bank of China Limited 157,87 42,99 46,47 0,58 34,93 38,42 53,5464 Citibank 8,00 13,65 12,01 7,26 7,85 7,19 9,3365 Duetsche 9,04 6,65 6,10 5,79 10,35 11,39 8,2266 JP Morgan Chase Bank -157,33 3,11 3,39 148,44 331,49 364,64 115,6267 Standard Chartered 156,81 126,92 147,15 98,90 79,67 87,64 116,1868 The Bangkok Bank Comp. 9,97 15,02 3,87 3,01 2,67 2,85 6,2369 Bank of Tokyo Mitshubishi 4,42 4,26 5,89 5,76 6,00 6,83 5,5370 Hongkong & Shanghai Banking 213,63 103,29 74,52 45,42 38,05 34,88 84,96

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Profitabilitas

No.

Nama BankROA

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA1 PT Bank Negara Indonesia 1,85 0,85 1,12 1,72 2,49 2 1,672 PT Bank Rakyat Indonesia 4,36 2,61 4,18 3,73 4,64 3,26 3,80

65

Page 66: Struktur Modal Bank

3 PT Bank Tabungan Negara 1,78 1,92 1,8 1,47 2,05 2,03 1,844 PT Bank Mandiri 0,47 2,4 2,69 3,13 3,63 2,3 2,445 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 0,86 0,59 0,6 0,57 12,63 11,87 4,526 Bank Artha Graha Internasional 0,4 0,29 0,34 0,44 0,76 0,8 0,5057 PT Bank Bukopin 1 1,09 1,13 0,97 1,04 1,3 1,098 PT Bank Central Asia 3,8 3,3 3,4 3,5 3,51 2,6 3,359 PT Bank Bumi Arta 2,61 1,68 2,07 2 1,47 2,11 1,99

10 PT Bank Danamon Indonesia 1,8 2,4 1,5 1,5 2,79 2,6 2,1011 PT Bank Ekonomi Raharja 1,62 1,87 2,26 2,21 1,78 1,49 1,8712 PT Bank Ganesha -0,16 0,21 0,18 0,6 1,71 0,78 0,5513 PT Bank Himpunan Saudara 1906 2,2 3,37 3 2,41 2,78 3 2,7914 ICB Bumi Putera 0,26 0,57 0,09 0,18 0,24 -1,64 -0,0515 Bank Internasional Indonesia 1,43 1,43 1,23 -0,05 1,01 1,11 1,0316 Bank Masphion Indonesia 1,22 1,15 1,07 1,1 1,35 1,42 1,2217 Bank Mayapada Internasional 1,55 1,46 2 0,7 20,4 14,68 6,8018 Bank Mega 0,88 2,33 1,98 1,77 2,45 1,54 1,8319 Bank Mestika Dharma 6,6 5,53 5,16 4,9 3,93 4,36 5,0820 Bank Metro Express 6,24 3,64 2,72 2,64 1,73 1,91 3,1521 Bank Nusantara Parahyangan 1,44 1,29 1,17 1,02 1,5 1,53 1,3322 Bank Permata 0,82 1,27 0,84 0,86 1,37 1,14 1,0523 Bank Sinarmas 0,98 0,33 0,34 0,93 1,44 1,07 0,8524 PAN Indonesia Bank 1,61 1,59 1,09 1,18 1,15 1,65 1,3825 Bank Anglomas Internasional 0,84 0,5 1,17 1,42 -1,08 -0,69 0,3626 Bank Artos Indonesia 0,22 0,32 0,4 0,34 -0,24 -0,12 0,1527 Bank Bisnis Internasional 0,79 0,79 15,04 3 3 3 4,2728 Bank Centratama Nasional 1,69 0,67 1,52 1,52 1,69 2,16 1,54

66

Page 67: Struktur Modal Bank

29 Bank Fama Internasional 1,3 2,11 2,33 4 4 3,1 2,8130 Bank Harda Internasional 0,27 -0,68 0,29 0,77 1,34 1,3 0,5531 Bank Ina Perdana 1,42 1,94 2,08 2,57 1,1 0,32 1,5732 Bank Jasa Jakarta 2,71 3,04 2,58 3,1 2,92 2,8 2,8633 Bank Kesejahteraan Ekonomi 4,55 3,86 2,83 2,14 2,66 2,59 3,1134 PT Liman Internasional Bank 8,79 6,89 2,47 2,12 1,5 1,5 3,8835 Bank Mayora 0,48 0,46 0,52 0,71 1,04 1,12 0,7236 Bank Mitraniaga 0,81 0,12 0,22 0,46 0,54 0,55 0,4537 Bank Multi Arta Sentosa 1,66 2,16 1,48 0,88 2,06 1,54 1,6338 Bank Royal Indonesia 0,89 0,47 1,74 2,61 1,25 1,3 1,3839 Bank Sahabat Purba Danarta 3,53 1,64 3,37 2,6 -1,15 -1 1,5040 Bank Sinar Harapan Bali 1,72 2 4 3,56 2,49 2,3 2,6841 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 4,57 6,14 4,48 4,48 3,42 4,16 4,5442 Bank Victoria Internasional 1,76 1,64 0,88 1,1 1,71 1,86 1,4943 Bank Yudha Bhakti 0,89 1,4 0,92 0,77 1,7 1,3 1,1644 PT Prima Master Bank 0,68 0,81 0,59 0,75 0,46 0,5 0,6345 DKI 1,65 1,39 1,41 1,41 2,24 2,57 1,7846 Aceh 3,06 3,07 3,09 3,06 1,8 2,8 2,8147 Jambi 3,56 3,44 4,87 5,16 5,21 5,67 4,6548 Bengkulu 3,01 3,01 2,31 3,14 4,6 4,91 3,5049 Jateng 3,72 3,8 4,55 4,04 2,83 2,81 3,6350 Bali 4,78 4,33 4,32 4,26 3,98 3,91 4,2651 ANZ Panin Bank 4,61 4,59 4,61 1,44 0,29 0,3 2,6452 BNP Paribas Indonesia 4,32 4,85 7,8 11,12 5,07 4,8 6,3353 Capital Indonesia 2,95 2,13 1,14 1,42 0,74 0,84 1,5454 DBS Indonesia 1,56 1,62 1,56 0,91 1,02 1,74 1,40

67

Page 68: Struktur Modal Bank

55 Mizuho Indonesia 2,68 2,98 2,72 2,53 2,78 1,83 2,5956 Resona Perdania 3,81 3,37 3,14 3,3 4,07 3,57 3,5457 Woori Indonesia 1,1 1 0,11 0,41 0,49 0,59 0,6258 China Trust Indonesia 7,5 4,98 5,97 5,83 4,62 4,37 5,5559 Sumitimo Mitsui Indonesia 5,65 3,46 3,67 3,44 3,3 3,12 3,7760 PT Bank KEB Indonesia 8,81 7,65 6,34 5,4 4,26 4,4 6,1461 Bank of America 4 3 1,4 1,4 1,8 2,1 2,2862 ABN Amro Bank 2,18 1,55 1,53 -0,01 -0,62 -0,7 0,6663 Bank of China Limited 3,01 5 5 2 2 1,17 3,0364 Citibank 4,53 5,68 5,64 5,74 5,41 4,3 5,2265 Duetsche 6,75 3,31 5,96 5,68 2,75 3,19 4,6166 JP Morgan Chase Bank 7,54 7,23 6,6 11,06 5,69 0,86 6,5067 Standard Chartered 4,85 3,6 2,52 2,14 1,49 1,21 2,6468 The Bangkok Bank Comp. 2,02 1,37 2,05 3,93 4,17 3,77 2,8969 Bank of Tokyo Mitshubishi 4,41 3,44 3,16 2,8 1,72 2,66 3,0370 Hongkong & Shanghai Banking 2 3,39 3,18 5,74 5,41 3,85 3,93

Lampiran 4 Rekapitulasi Data Likuiditas

No.

Nama BankLDR

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA1 PT Bank Negara Indonesia 48,98 60,56 68,61 64,06 70,15 70,7 63,842 PT Bank Rakyat Indonesia 72,53 68,8 79,93 80,88 75,17 74,27 75,263 PT Bank Tabungan Negara 83,75 92,38 101,83 101,29 108,42 102,57 98,374 PT Bank Mandiri 49,97 52,02 56,89 59,15 65,44 71,61 59,185 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 64,67 64,22 77,79 71,41 70,48 70,87 69,916 Bank Artha Graha Internasional 79,52 82,22 93,47 84,04 76,13 75 81,73

68

Page 69: Struktur Modal Bank

7 PT Bank Bukopin 58,86 65,26 83,6 75,99 71,85 83,15 73,128 PT Bank Central Asia 40,3 43,6 53,8 50,3 55,2 78 53,539 PT Bank Bumi Arta 45,45 45,45 59,86 50,58 54,18 67,53 53,84

10 PT Bank Danamon Indonesia 75,5 88,1 86,4 88,8 93,82 98,33 88,4911 PT Bank Ekonomi Raharja 42,4 52,05 61,42 45,54 62,44 70,06 55,6512 PT Bank Ganesha 80,02 69,57 76,3 63,41 62,79 65,59 69,6113 PT Bank Himpunan Saudara 1906 84,57 93,87 102,2 94,94 100,2 81,7 92,9114 ICB Bumi Putera 87,42 84,5 90,44 89,64 84,96 84,93 86,9815 Bank Internasional Indonesia 57,22 57,22 76,17 78,11 83,18 95,07 74,5016 Bank Masphion Indonesia 67,83 67,46 78,92 56,26 75,99 76,56 70,5017 Bank Mayapada Internasional 85,35 103,88 120,65 86,87 1,22 2,07 66,6718 Bank Mega 42,7 46,74 64,67 56,82 56,03 63,08 55,0119 Bank Mestika Dharma 91,64 89,36 97,82 92,26 84,75 82,87 89,7820 Bank Metro Express 76,4 81,13 83,28 71,24 85,04 89,1 81,0321 Bank Nusantara Parahyangan 54,83 49,39 66,12 73,64 80,41 84,92 68,2222 Bank Permata 79,35 83,73 77,97 86,24 86,42 82,49 82,7023 Bank Sinarmas 52,73 62,18 83,31 79,01 73,64 69,5 70,0624 PAN Indonesia Bank 75,15 90,66 76,63 71,07 73,97 80,56 78,0125 Bank Anglomas Internasional 87,12 69,51 82,3 73,41 73,22 99,5 80,8426 Bank Artos Indonesia 73,24 94,72 97,63 85,29 107,89 110,89 94,9427 Bank Bisnis Internasional 73 72,91 106,07 115 127 129 103,8328 Bank Centratama Nasional 79,33 82,83 88,36 87,53 86,53 81,58 84,3629 Bank Fama Internasional 84,55 90,01 96,26 94 99 99,6 93,9030 Bank Harda Internasional 66,8 65,52 68,52 71,31 66,18 76,32 69,1131 Bank Ina Perdana 81,15 72,4 87,84 81,33 73,74 87,92 80,7332 Bank Jasa Jakarta 80,26 85,23 83,55 85 84,61 85,67 84,05

69

Page 70: Struktur Modal Bank

33 Bank Kesejahteraan Ekonomi 121,96 94,12 103,35 102,38 94,31 89,06 100,8634 PT Liman Internasional Bank 67,27 145,89 128,25 85,87 93,68 90 101,8335 Bank Mayora 47,11 59,04 67,77 49,19 58,7 59,07 56,8136 Bank Mitraniaga 55,21 64,37 82,57 56,47 51,79 52,09 60,4237 Bank Multi Arta Sentosa 93,13 81,44 95,14 85,29 84,25 87,19 87,7438 Bank Royal Indonesia 40,03 66,83 79,64 72,21 50,18 51,2 60,0239 Bank Sahabat Purba Danarta 23,72 26,26 220,97 166,89 158,81 156 125,4440 Bank Sinar Harapan Bali 90,98 102 109 97,45 83,16 81 93,9341 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 96,43 89,18 91,61 91,61 84,92 87,65 90,2342 Bank Victoria Internasional 51,94 55,92 53,46 50,43 40,22 63,62 52,6043 Bank Yudha Bhakti 49,17 52,6 67,54 59,38 79,1 79,63 64,5744 PT Prima Master Bank 78,78 88,45 83,54 88,32 87,81 85 85,3245 DKI 52,4 68,58 66,98 57,25 70,48 78,14 65,6446 Aceh 19,88 30,54 39,05 61,79 81,74 82,59 52,6047 Jambi 37,34 60,41 89,08 97,64 84,09 85,99 75,7648 Bengkulu 53,19 53,19 69,12 129,59 89,2 90,1 80,7349 Jateng 58,98 77,09 102,12 89,18 74,13 76,71 79,7050 Bali 67,54 80,56 90,4 103,75 93,31 92,18 87,9651 ANZ Panin Bank 77,6 66,21 87,56 81,86 88,61 87 81,4752 BNP Paribas Indonesia 120,33 198,16 120,55 35,03 202,05 201,8 146,3253 Capital Indonesia 84,26 73,26 67,72 49,65 50,6 44,24 61,6254 DBS Indonesia 71,68 98,98 77,78 65,61 95,75 101,08 85,1555 Mizuho Indonesia 139,8 147,24 198,64 128,93 147,47 181,26 157,2256 Resona Perdania 112,14 164,27 141,31 124,23 148,68 144,14 139,1357 Woori Indonesia 141,5 211,4 144,1 170 168,1 175,7 168,4758 China Trust Indonesia 119,36 133,25 116,07 108,57 103,86 127,85 118,16

70

Page 71: Struktur Modal Bank

59 Sumitimo Mitsui Indonesia 125,69 86,13 109,06 98,68 116,64 189,48 120,9560 PT Bank KEB Indonesia 133,38 88,9 75,02 57,33 87,91 89 88,5961 Bank of America 4 5 62 36,5 41,2 42,44 31,8662 ABN Amro Bank 85,71 73,65 72,79 64,87 98,74 98 82,2963 Bank of China Limited 24,77 21 22 51 71,72 68,77 43,2164 Citibank 77,08 70,21 79,47 73,63 69,16 66,7 72,7165 Duetsche 59,52 68,82 68,03 65,43 52,37 60,71 62,4866 JP Morgan Chase Bank 44,67 54,01 86,78 56,39 56,35 51,1 58,2267 Standard Chartered 79,94 60,96 84,69 84,27 101,76 97,68 84,8868 The Bangkok Bank Comp. 238,88 256,32 334,97 313,45 306,89 559,97 335,0869 Bank of Tokyo Mitshubishi 131,74 116,19 178,44 162,58 171,49 231,38 165,3070 Hongkong & Shanghai Banking 65 65,92 67,29 73,63 69,16 77,85 69,81

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Risiko Bisnis

No.

Nama BankNPL

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA1 PT Bank Negara Indonesia 6,55 4,01 1,74 0,84 1,11 0,51 2,462 PT Bank Rakyat Indonesia 4,81 3,44 2,8 3,52 0,75 0,51 2,643 PT Bank Tabungan Negara 1,77 2,81 2,66 3,36 2,66 2,23 2,584 PT Bank Mandiri 16,14 1,32 0,97 0,32 0,54 0,5 3,305 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 1,29 1,05 1,25 0,97 0,28 0,37 0,876 Bank Artha Graha Internasional 4,85 2,55 2,7 2,83 2 2 2,827 PT Bank Bukopin 2,51 2,49 4,12 2,37 2,52 2,11 2,698 PT Bank Central Asia 1,3 0,8 0,6 0,7 0,6 1 0,839 PT Bank Bumi Arta 1,82 1,78 1,46 1,71 1,83 0,5 1,52

71

Page 72: Struktur Modal Bank

10 PT Bank Danamon Indonesia 3,3 2,2 2,3 4,47 3,02 2,45 2,9611 PT Bank Ekonomi Raharja 2,52 2,45 1,07 0,9 0,12 0,45 1,2512 PT Bank Ganesha 1,8 1,34 1,14 1,62 0,81 0,79 1,2513 PT Bank Himpunan Saudara 1906 0,9 0,45 0,56 0,7 0,84 1,08 0,7614 ICB Bumi Putera 4,74 4,56 4,25 3,89 3,24 6,25 4,4915 Bank Internasional Indonesia 3,85 3,85 2,37 1,57 1,78 1,1 2,4216 Bank Masphion Indonesia 1,25 1,58 0,93 0,43 0,17 0,12 0,7517 Bank Mayapada Internasional 0,21 0,14 0,16 1,9 2,01 1,51 0,9918 Bank Mega 1,68 1,53 1,18 1,7 0,9 0,98 1,3319 Bank Mestika Dharma 2,75 3,96 2,06 10,78 5,48 3,56 4,7720 Bank Metro Express 0 0 0 0 0 0 0,0021 Bank Nusantara Parahyangan 3,03 1,89 1,12 1,18 0,63 0,78 1,4422 Bank Permata 3,33 1,53 1,06 1,46 0,74 0,55 1,4523 Bank Sinarmas 0,16 0 1,72 1,65 1,11 0,79 0,9124 PAN Indonesia Bank 8,53 1,76 2,15 1,6 2,68 0,92 2,9425 Bank Anglomas Internasional 12,11 8,06 0 0 2,88 4,28 4,5626 Bank Artos Indonesia 1,46 2,14 2,56 4,58 1,46 1,34 2,2627 Bank Bisnis Internasional 0,03 0,03 0,35 1 1 1 0,5728 Bank Centratama Nasional 4,25 4,9 3,28 3,01 2,07 1,91 3,2429 Bank Fama Internasional 4,39 5,06 0,43 1 5 5,1 3,5030 Bank Harda Internasional 3,93 0,62 1,51 3,3 1,88 1,3 2,0931 Bank Ina Perdana 0,72 0,66 0,88 0,3 1,98 0,97 0,9232 Bank Jasa Jakarta 0,8 0,87 0,78 0,18 0,06 0,31 0,5033 Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,47 0,48 0,43 0,45 0 0,02 0,3134 PT Liman Internasional Bank 3,88 1,34 4,99 2,05 0,47 0,3 2,1735 Bank Mayora 4,65 0 1,94 0,3 0,01 0 1,15

72

Page 73: Struktur Modal Bank

36 Bank Mitraniaga 2,22 1,32 0,62 0,1 0,1 0,11 0,7537 Bank Multi Arta Sentosa 1,49 2,36 3,22 3,5 3,34 3,45 2,8938 Bank Royal Indonesia 0 0 0 0,04 0,06 0,05 0,0339 Bank Sahabat Purba Danarta 0 0 0 0 0,58 1 0,2640 Bank Sinar Harapan Bali 0,29 1 1 0,55 1,16 1 0,8341 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0,19 0,16 0,09 0,09 0,07 0,06 0,1142 Bank Victoria Internasional 0 0,2 0,44 0 0 0,22 0,1443 Bank Yudha Bhakti 4,3 4,3 1,83 2,54 3,44 4,17 3,4344 PT Prima Master Bank 0,79 2,47 1,85 0,77 1,59 1 1,4145 DKI 1,08 0,74 2,05 3,26 3,21 3,1 2,2446 Aceh 0,45 0,07 0,21 1,04 2,19 1,97 0,9947 Jambi 0,38 0,01 0,02 0,04 0,01 0,02 0,0848 Bengkulu 1,31 1,31 0,7 0,75 0,29 0,41 0,8049 Jateng 0,33 0,17 0,06 0 0 0,09 0,1150 Bali 0,32 0,56 0,04 0,1 0,17 0,19 0,2351 ANZ Panin Bank 2,39 2,09 0,99 1,25 1,29 1 1,5052 BNP Paribas Indonesia 2,99 1,97 2,68 0 0 0 1,2753 Capital Indonesia 0 0 0,82 0,24 0,99 0,69 0,4654 DBS Indonesia 0 0,62 1,79 1,81 0,74 1,08 1,0155 Mizuho Indonesia 0,12 0,29 1,29 2,77 2,09 1,58 1,3656 Resona Perdania 3,21 1,12 2,55 1,72 1,22 0,63 1,7457 Woori Indonesia 1,1 0,63 1,19 1,6 3,34 1,65 1,5958 China Trust Indonesia 2,07 1,74 2,3 3,67 2,9 1,17 2,3159 Sumitimo Mitsui Indonesia 2,12 0,52 0,55 1,04 0,61 0,46 0,8860 PT Bank KEB Indonesia 3,25 0,42 0,11 0 0,42 0,5 0,7861 Bank of America 0 0 0 0 0 0 0,00

73

Page 74: Struktur Modal Bank

62 ABN Amro Bank 0,84 0,65 0,42 0,99 0 0 0,4863 Bank of China Limited 0 3,12 2,65 1,52 1,1 1 1,5764 Citibank 0 0,99 2,35 1,52 2,03 0,6 1,2565 Duetsche 2,2 0,13 1,94 1,95 0,57 1,25 1,3466 JP Morgan Chase Bank 0 0 0 0 0 0 0,0067 Standard Chartered 0,55 2,39 1,96 2,18 0,68 1,97 1,6268 The Bangkok Bank Comp. -0,96 4,45 2,16 1,96 0,41 0,51 1,4269 Bank of Tokyo Mitshubishi 1,5 1,5 0,05 0,39 0,99 1,29 0,9570 Hongkong & Shanghai Banking 1 0,79 1,33 1,52 2,03 0,44 1,19

Lampiran 6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dividen

No.

Nama BankDPR

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA1 PT Bank Negara Indonesia 36,73 107,24 36,73 0 21,2 23,28 37,532 PT Bank Rakyat Indonesia 50 50 50 36,25 19,13 11,3 36,113 PT Bank Tabungan Negara 41,91 5,7 5,48 0 0 0 8,854 PT Bank Mandiri 12,46 33,43 73,63 0 0 0 19,925 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 0 0 0 0 0 0 0,006 Bank Artha Graha Internasional 0 0 0 0 0 0 07 PT Bank Bukopin 40 33,6 50 30,55 36,76 23,25 35,698 PT Bank Central Asia 42,06 46,5 41,59 35,29 30,17 25,68 36,889 PT Bank Bumi Arta 0 33,31 18,82 0 0 16,26 11,40

10 PT Bank Danamon Indonesia 75,6 31,3 69,18 49,92 26,58 31,16 47,2911 PT Bank Ekonomi Raharja 0 0 14,79 0 0 0 2,4712 PT Bank Ganesha 0 0 0 0 0 0 0,00

74

Page 75: Struktur Modal Bank

13 PT Bank Himpunan Saudara 1906 0 0 39,83 36,84 25,11 20,96 20,4614 ICB Bumi Putera 0 25 0 45 13 0 13,8315 Bank Internasional Indonesia 40,05 96,7 68,02 0 0 0 34,1316 Bank Masphion Indonesia 0 0 51,09 0 0 0 8,5217 Bank Mayapada Internasional 0 71,05 0 0 0 0 11,8418 Bank Mega 84,29 0 0 19,38 0 46,59 25,0419 Bank Mestika Dharma 89,2 0 144,86 36,92 0 0 45,1620 Bank Metro Express 0 0 0 63,92 100 0 27,3221 Bank Nusantara Parahyangan 0 0 0 0 0 0 0,0022 Bank Permata 0 0 0 0 0 0 0,0023 Bank Sinarmas 0 0 0 0 0 0 0,0024 PAN Indonesia Bank 1,65 0,77 3,54 0,65 1,43 1,47 1,5925 Bank Anglomas Internasional 0 0 74,08 26,4 0 0 16,7526 Bank Artos Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0027 Bank Bisnis Internasional 0 90,59 0 0 0 0 15,1028 Bank Centratama Nasional 0 0 0 0 0 0 0,0029 Bank Fama Internasional 0 0 0 0 0 0 0,0030 Bank Harda Internasional 0 0 0 0 0 0 0,0031 Bank Ina Perdana 0 4,54 0 0 0 0 0,7632 Bank Jasa Jakarta 105,47 91,41 100,9 128,92 157,6 158,9 123,8733 Bank Kesejahteraan Ekonomi 97,79 0 0 56,08 36,11 45,15 39,1934 PT Liman Internasional Bank 0 0 0 0 0 0 0,0035 Bank Mayora 0 0 0 0 0 0 0,0036 Bank Mitraniaga 0 0 0 0 0 0 0,0037 Bank Multi Arta Sentosa 0 0 0 916,95 0 0 152,8338 Bank Royal Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,00

75

Page 76: Struktur Modal Bank

39 Bank Sahabat Purba Danarta 0 0 0 0 0 0 0,0040 Bank Sinar Harapan Bali 0 0 0 0 0 0 0,0041 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0 0 0 0 0 0 0,0042 Bank Victoria Internasional 0 0 0 54,12 0 0 9,0243 Bank Yudha Bhakti 119,12 29,56 84,46 4,33 4,92 12,43 42,4744 PT Prima Master Bank 0 0 0 0 0 0 0,0045 DKI 37,96 58,12 43,89 0 0 0 23,3346 Aceh 0 0 0 0 0 0 0,0047 Jambi 0 0 0 0 0 0 0,0048 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0,0049 Jateng 0 0 0 0 0 0 0,0050 Bali 0 0 0 0 0 0 0,0051 ANZ Panin Bank 0 0 0 0 0 0 0,0052 BNP Paribas Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0053 Capital Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0054 DBS Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0055 Mizuho Indonesia 0 0 5,19 0 0 0 0,8756 Resona Perdania 26,86 23,45 28,59 35,35 27,4 33,74 29,2357 Woori Indonesia 0 25,15 85,62 0,86 25,83 26,46 27,3258 China Trust Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0059 Sumitimo Mitsui Indonesia 0 63,26 33,35 0 0 0 16,1060 PT Bank KEB Indonesia 0 0 0 0 0 0 0,0061 Bank of America 93,74 100,81 122,73 0 0 0 52,8862 ABN Amro Bank 0 0 0 11,86 0 0 1,9863 Bank of China Limited 0 0 0 0 0 0 0,0064 Citibank 40,71 163,99 28,13 0 0 0 38,81

76

Page 77: Struktur Modal Bank

65 Duetsche 0 83,43 31,83 0 0 0 19,2166 JP Morgan Chase Bank 0 0 0 0 0 0 0,0067 Standard Chartered 0 0 0 0 0 0 0,0068 The Bangkok Bank Comp. 0 0 0 0 0 0 0,0069 Bank of Tokyo Mitshubishi 0 0 0 0 0 0 0,0070 Hongkong & Shanghai Banking 0 0 0 0 0 0 0,00

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Kepemilikan Manajerial

No.

Nama BankKM

2006 2007 2008 2009 2010 20111 PT Bank Negara Indonesia 1 1 1 1 1 12 PT Bank Rakyat Indonesia 1 1 1 1 1 13 PT Bank Tabungan Negara 1 1 1 1 1 14 PT Bank Mandiri 1 1 1 1 1 15 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 0 0 0 0 0 06 Bank Artha Graha Internasional 0 0 0 0 0 07 PT Bank Bukopin 1 1 1 1 1 18 PT Bank Central Asia 0 0 0 0 0 09 PT Bank Bumi Arta 1 1 1 1 1 1

10 PT Bank Danamon Indonesia 1 1 1 1 1 111 PT Bank Ekonomi Raharja 1 1 1 1 1 112 PT Bank Ganesha 0 0 0 0 0 013 PT Bank Himpunan Saudara 1906 0 0 0 0 0 014 ICB Bumi Putera 0 0 0 0 0 015 Bank Internasional Indonesia 0 0 0 0 0 0

77

Page 78: Struktur Modal Bank

16 Bank Masphion Indonesia 0 0 0 0 0 017 Bank Mayapada Internasional 0 0 0 0 0 018 Bank Mega 0 0 0 0 0 019 Bank Mestika Dharma 1 1 1 1 1 120 Bank Metro Express 1 1 1 1 1 121 Bank Nusantara Parahyangan 0 0 0 0 0 022 Bank Permata 0 0 0 0 0 023 Bank Sinarmas 0 0 0 0 0 024 PAN Indonesia Bank 1 1 1 1 1 125 Bank Anglomas Internasional 0 0 0 0 0 026 Bank Artos Indonesia 0 0 0 0 0 027 Bank Bisnis Internasional 1 1 1 1 1 128 Bank Centratama Nasional 0 0 0 0 0 029 Bank Fama Internasional 0 0 0 0 0 030 Bank Harda Internasional 0 0 0 0 0 031 Bank Ina Perdana 0 0 0 0 0 032 Bank Jasa Jakarta 1 1 1 1 1 133 Bank Kesejahteraan Ekonomi 1 1 1 1 1 134 PT Liman Internasional Bank 0 0 0 0 0 035 Bank Mayora 0 0 0 0 0 036 Bank Mitraniaga 0 0 0 0 0 037 Bank Multi Arta Sentosa 0 0 0 0 0 038 Bank Royal Indonesia 0 0 0 0 0 039 Bank Sahabat Purba Danarta 0 0 0 0 0 040 Bank Sinar Harapan Bali 0 0 0 0 0 041 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0 0 0 0 0 0

78

Page 79: Struktur Modal Bank

42 Bank Victoria Internasional 1 1 1 1 1 143 Bank Yudha Bhakti 1 1 1 1 1 144 PT Prima Master Bank 0 0 0 0 0 045 DKI 1 1 1 1 1 146 Aceh 0 0 0 0 0 047 Jambi 0 0 0 0 0 048 Bengkulu 0 0 0 0 0 049 Jateng 0 0 0 0 0 050 Bali 0 0 0 0 0 051 ANZ Panin Bank 0 0 0 0 0 052 BNP Paribas Indonesia 1 1 1 1 1 153 Capital Indonesia 0 0 0 0 0 054 DBS Indonesia 0 0 0 0 0 055 Mizuho Indonesia 0 0 0 0 0 056 Resona Perdania 1 1 1 1 1 157 Woori Indonesia 1 1 1 1 1 158 China Trust Indonesia 0 0 0 0 0 059 Sumitimo Mitsui Indonesia 1 1 1 1 1 160 PT Bank KEB Indonesia 0 0 0 0 0 061 Bank of America 1 1 1 1 1 162 ABN Amro Bank 0 0 0 0 0 063 Bank of China Limited 0 0 0 0 0 064 Citibank 0 0 0 0 0 065 Duetsche 1 1 1 1 1 166 JP Morgan Chase Bank 0 0 0 0 0 067 Standard Chartered 0 0 0 0 0 0

79

Page 80: Struktur Modal Bank

68 The Bangkok Bank Comp. 0 0 0 0 0 069 Bank of Tokyo Mitshubishi 0 0 0 0 0 070 Hongkong & Shanghai Banking 0 0 0 0 0 0

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Kepemilikan Institusional

No.

Nama BankKI

2006 2007 2008 2009 2010 2011 RATA-RATA1 PT Bank Negara Indonesia 99,12 76,36 76,36 76,36 60 58,84 74,512 PT Bank Rakyat Indonesia 56,97 56,97 56,79 56,77 56,77 56,75 56,843 PT Bank Tabungan Negara 100 100 100 72,92 72,92 72,92 86,464 PT Bank Mandiri 67,86 67,86 66,97 66,76 66,77 60 66,045 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 50 50 50 50 50 50 50,006 Bank Artha Graha Internasional 30,24 47,38 47,38 47,38 47,38 47,38 44,527 PT Bank Bukopin 39,57 39,57 40,74 39,54 39,54 31,97 38,498 PT Bank Central Asia 51,15 51,15 47,9 49,62 49,91 49,64 49,909 PT Bank Bumi Arta 45,45 45,45 45,45 45,45 45,45 45,45 45,45

10 PT Bank Danamon Indonesia 69,25 68,05 67,86 67,63 67,42 67,37 67,9311 PT Bank Ekonomi Raharja 51,84 38,84 38,84 98,96 98,94 98,94 71,0612 PT Bank Ganesha 63,21 63,21 58,37 58,37 58,37 54,22 59,2913 PT Bank Himpunan Saudara 1906 54,48 54,48 49,89 52,92 54,84 52,92 53,2614 ICB Bumi Putera 67,07 67,07 67,07 67,07 69,99 69,9 68,0315 Bank Internasional Indonesia 56,33 55,85 54,33 54,33 54,33 54,33 54,9216 Bank Masphion Indonesia 85,59 85,59 77,81 77,81 84,6 84,6 82,6717 Bank Mayapada Internasional 24,43 24,43 25,31 25,31 25,31 25,31 25,0218 Bank Mega 52,2 55,22 57,82 57,82 57,82 57,82 56,45

80

Page 81: Struktur Modal Bank

19 Bank Mestika Dharma 99,95 99,95 99,95 99,95 99,95 99,95 99,9520 Bank Metro Express 99,998 99,998 99,998 99,998 99,998 99,998 100,0021 Bank Nusantara Parahyangan 55,02 55,68 55,68 55,68 55,68 55,68 55,5722 Bank Permata 44,505 44,505 44,505 44,505 44,505 44,505 44,5123 Bank Sinarmas 59,11 59,11 87,97 90,26 99 56,48 75,3224 PAN Indonesia Bank 45,1 44,85 44,82 45,92 44,68 45,46 45,1425 Bank Anglomas Internasional 41,5 90 90 90 90 90 81,9226 Bank Artos Indonesia 40 40 40 40 40 40 40,0027 Bank Bisnis Internasional 49 39,42 39,42 32,51 41,88 41,88 40,6928 Bank Centratama Nasional 23,57 23,57 23,57 23,57 23,57 23,57 23,5729 Bank Fama Internasional 60 60 60 60 60 60 60,0030 Bank Harda Internasional 83 83 83 83 87,52 87,52 84,5131 Bank Ina Perdana 55 55 65,2 96,02 99 99 78,2032 Bank Jasa Jakarta 70,9 70,9 70,9 70,9 70,91 70,91 70,9033 Bank Kesejahteraan Ekonomi 59,9 59,9 59,9 58,92 59,63 61,74 60,0034 PT Liman Internasional Bank 24 24 24 24 23,35 23,35 23,7835 Bank Mayora 98,73 99,24 99,32 99,32 99,32 99,32 99,2136 Bank Mitraniaga 97,14 97,14 98,88 99,07 99,08 99,08 98,4037 Bank Multi Arta Sentosa 70 70 70 70 70 70 70,0038 Bank Royal Indonesia 30 86,42 86,42 86,49 87,5 87,5 77,3939 Bank Sahabat Purba Danarta 99,8 99,8 87,5 75,01 95 95 92,0240 Bank Sinar Harapan Bali 20,62 20,62 19,32 80 81,46 81,46 50,5841 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 28,39 71,61 71,61 71,61 71,61 71,61 64,4142 Bank Victoria Internasional 35 34,66 35,33 43,73 43,73 38,01 38,4143 Bank Yudha Bhakti 37,88 37,88 40,84 40,84 48,01 48,01 42,2444 PT Prima Master Bank 50 50 50 50 50 50 50,00

81

Page 82: Struktur Modal Bank

45 DKI 99,82 99,82 99,82 99,83 99,84 99,84 99,8346 Aceh 58,53 64,29 64,29 65,73 64,85 64,85 63,7647 Jambi 29,34 24,7 24,7 24,7 26,26 26,26 25,9948 Bengkulu 54,31 42,88 42,88 42,46 40,65 40,65 43,9749 Jateng 67,08 66,05 66,05 64,9 65,92 65,92 65,9950 Bali 52,74 48,62 48,62 47,71 46,54 46,54 48,4651 ANZ Panin Bank 85 85 85 85 85 85 85,0052 BNP Paribas Indonesia 99 99 99 99 99 99 99,0053 Capital Indonesia 65,1 65,1 65,1 21,7 19,86 16,83 42,2854 DBS Indonesia 99 99 99 99 99 99 99,0055 Mizuho Indonesia 99 99 99 99 99 99 99,0056 Resona Perdania 43,42 43,42 43,42 43,42 43,42 43,42 43,4257 Woori Indonesia 95,2 95,2 95,2 95,2 95,2 95,2 95,2058 China Trust Indonesia 99 99 99 99 99 99 99,0059 Sumitimo Mitsui Indonesia 99 99 99 99 98,49 98,48 98,8360 PT Bank KEB Indonesia 86,98 77,61 48,12 68,92 65,12 66 99,0061 Bank of America 70 63 94 103,5 89,1 78 100,0062 ABN Amro Bank 15,69 17,83 16,66 28,65 36,89 37 89,7263 Bank of China Limited 52,97 72 49 83 32 12,97 100,0064 Citibank 23,67 23,32 25,56 30,46 22,63 25,3 100,0065 Duetsche 54,99 57,21 46,94 40,46 25,54 23,17 100,0066 JP Morgan Chase Bank 53,35 97,03 63 41,18 36,44 15,4 100,0067 Standard Chartered 18,02 16,04 14,19 11,9 14,36 13,7 100,0068 The Bangkok Bank Comp. 31,08 21,85 47,88 55,67 46,56 52,75 100,0069 Bank of Tokyo Mitshubishi 34,94 36,19 36,37 39,31 34,21 39,96 100,0070 Hongkong & Shanghai Banking 16,09 16,35 12,72 30,46 22,63 17,56 100,00

82

Page 83: Struktur Modal Bank

Lampiran 8 Rekapitulasi Data Umur Bank

No.

Nama BankAGE

2006 2007 2008 2009 2010 20111 PT Bank Negara Indonesia 62 63 64 65 66 672 PT Bank Rakyat Indonesia 38 39 40 41 42 433 PT Bank Tabungan Negara 111 112 113 114 115 1164 PT Bank Mandiri 9 10 11 12 13 145 PT Bank Antar Daerah (ANDA) 38 39 40 41 42 436 Bank Artha Graha Internasional 6 7 8 9 10 117 PT Bank Bukopin 38 39 40 41 42 438 PT Bank Central Asia 51 52 53 54 55 569 PT Bank Bumi Arta 41 42 43 44 45 46

10 PT Bank Danamon Indonesia 51 52 53 54 55 5611 PT Bank Ekonomi Raharja 19 20 21 22 23 2412 PT Bank Ganesha 18 19 20 21 22 2313 PT Bank Himpunan Saudara 1906 102 103 104 105 106 10714 ICB Bumi Putera 8 9 10 11 12 1315 Bank Internasional Indonesia 49 50 51 52 53 5416 Bank Masphion Indonesia 19 20 21 22 23 2417 Bank Mayapada Internasional 19 20 21 22 23 2418 Bank Mega 39 40 41 42 43 4419 Bank Mestika Dharma 53 54 55 56 57 5820 Bank Metro Express 40 41 42 43 44 4521 Bank Nusantara Parahyangan 36 37 38 39 40 41

83

Page 84: Struktur Modal Bank

22 Bank Permata 54 55 56 57 58 5923 Bank Sinarmas 19 20 21 22 23 2424 PAN Indonesia Bank 37 38 39 40 41 4225 Bank Anglomas Internasional 17 18 19 20 21 2226 Bank Artos Indonesia 16 17 18 19 20 2127 Bank Bisnis Internasional 51 52 53 54 55 5628 Bank Centratama Nasional 16 17 18 19 20 2129 Bank Fama Internasional 15 16 17 18 19 2030 Bank Harda Internasional 15 16 17 18 19 2031 Bank Ina Perdana 18 19 20 21 22 2332 Bank Jasa Jakarta 24 25 26 27 28 2933 Bank Kesejahteraan Ekonomi 17 18 19 20 21 2234 PT Liman Internasional Bank 17 18 19 20 21 2235 Bank Mayora 15 16 17 18 19 2036 Bank Mitraniaga 19 20 21 22 23 2437 Bank Multi Arta Sentosa 16 17 18 19 20 2138 Bank Royal Indonesia 18 19 20 21 22 2339 Bank Sahabat Purba Danarta 17 18 19 20 21 2240 Bank Sinar Harapan Bali 16 17 18 19 20 2141 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 23 24 25 26 27 2842 Bank Victoria Internasional 16 17 18 19 20 2143 Bank Yudha Bhakti 19 20 21 22 23 2444 PT Prima Master Bank 19 20 21 22 23 2445 DKI 47 48 49 50 51 5246 Aceh 35 36 37 38 39 4047 Jambi 49 50 51 52 53 54

84

Page 85: Struktur Modal Bank

48 Bengkulu 37 38 39 40 41 4249 Jateng 15 16 17 18 19 2050 Bali 46 47 48 49 50 5151 ANZ Panin Bank 19 20 21 22 23 2452 BNP Paribas Indonesia 19 20 21 22 23 2453 Capital Indonesia 19 20 21 22 23 2454 DBS Indonesia 19 20 21 22 23 2455 Mizuho Indonesia 7 8 9 10 11 1256 Resona Perdania 50 51 52 53 54 5557 Woori Indonesia 16 17 18 19 20 2158 China Trust Indonesia 11 12 13 14 15 1659 Sumitimo Mitsui Indonesia 19 20 21 22 23 2460 PT Bank KEB Indonesia 18 19 20 21 22 2361 Bank of America 40 41 42 43 44 4562 ABN Amro Bank 39 40 41 42 43 4463 Bank of China Limited 5 6 7 8 9 1064 Citibank 40 41 42 43 44 4565 Duetsche 39 40 41 42 43 4466 JP Morgan Chase Bank 40 41 42 43 44 4567 Standard Chartered 39 40 41 42 43 4468 The Bangkok Bank Comp. 40 41 42 43 44 4569 Bank of Tokyo Mitshubishi 40 41 42 43 44 4570 Hongkong & Shanghai Banking 40 41 42 43 44 45

85

Page 86: Struktur Modal Bank

Lampiran 10 Model Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 6,259 26,248 ,238 ,812 ROA -,160 3,773 -,005 -,043 ,966 ,884 1,131 LDR -,340 ,153 -,265 -2,218 ,030 ,929 1,076 NPL -8,084 5,591 -,179 -1,446 ,153 ,860 1,163 DPR ,172 ,248 ,088 ,692 ,491 ,826 1,211 KM 6,380 14,130 ,058 ,452 ,653 ,793 1,261 KI ,593 ,252 ,280 2,350 ,022 ,932 1,072 AGE ,211 ,320 ,079 ,659 ,512 ,913 1,095

a Dependent Variable: DER

86

Page 87: Struktur Modal Bank

Lampiran 11 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R SquareAdjusted R

SquareStd. Error of the

Estimate Durbin-Watson1 ,424(a) ,180 ,087 49,45288 2,041

a Predictors: (Constant), AGE, LDR, NPL, KI, DPR, ROA, KMb Dependent Variable: DER

87

Page 88: Struktur Modal Bank

Lampiran 12 Hasil Uji Heteroskedastisitas

88

Page 89: Struktur Modal Bank

Lampiran 13 Model Transformasi Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dummy

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 2,311 ,761 3,038 ,003

ROA ,117 ,137 ,096 ,859 ,394LDR -1,536 ,297 -,550 -5,177 ,000NPL ,139 ,109 ,142 1,274 ,207DPR -,094 ,081 -,163 -1,160 ,250KM -,030 ,119 -,034 -,250 ,803KI ,487 ,252 ,201 1,931 ,058AGE ,442 ,214 ,232 2,065 ,043

a Dependent Variable: DER

89

Page 90: Struktur Modal Bank

Lampiran 14 Deskripsi Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationDER 70 1,28 407,67 18,0521 51,75430ROA 70 -,05 6,80 2,5572 1,67821LDR 70 31,86 335,08 86,3677 40,30664NPL 70 ,00 4,77 1,5101 1,14860DPR 70 ,00 152,83 14,7679 26,38670KM 70 ,00 1,00 ,3286 ,47309KI 70 23,57 100,00 70,2144 24,42297AGE 70 10,00 116,00 35,4143 19,49693Valid N (listwise) 70

90