struktur kota cakranegara lombok

10
POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO, SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto) Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/ 21 POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO, SEBUAH PERBANDINGAN Handinoto Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur - Universitas Kristen Petra. ABSTRAK Cakranegara di Pulau Lombok dan Probolinggo di pantai Utara Jawa Timur, adalah dua kota yang sangat unik. Cakranegara di rencanakan berdasarkan kosmologi Hindu-Bali. Probolinggo di rencanakan berdasarkan pemikiran yang rasional untuk tujuan ekonomi dan politik bagi masyarakat kolonial Belanda waktu itu. Meskipun tidak ada hubungan satu sama lain secara langsung, tapi secara kebetulan kedua kota ini menggunakan grid sebagai pola sistim jalannya. Karena latar belakang konsep perancangan kota yang berbeda, keadaan sosial dan geografis yang berbeda pula, maka pola penataan spasial kotanya pun sangat berbeda. Cakranegara dan Probolinggo adalah dua contoh perencanaan kota yang sangat menarik untuk di bandingkan Kata Kunci : Cakranegara, Probolinggo, Pola Spasial, Sistim Jalan. ABSTRACT Cakranegara in Lombok and Problinggo in north coast of east Java are two unique cities. Cakranegara was planned by Hindu-Bali cosmology. Probolinggo was planned by a rational thinking for economic and political thinking for Dutch Colonial government at that time. Althought one and other don’t have directly relationship but casualy both of them used grid patern. Because of the difference background concept of urban design and the difference of social and geography condition, so pattern of the spatial town also very different. Cakranegara and Probolinggo are two example of urban planning that attractive to be comparised. Keywords : Cakranegara, Probolinggo, Spatial Pattern, Street System. PENDAHULUAN Mengapa Cakranegara dan Probolinggo ? Dalam bukunya yang berjudul: “ The City Shaped” (1991), Spiro Kostof membagi bentuk kota menjadi 2 bagian. Yang pertama adalah kota yang pada awalnya dirancang secara sadar dan kota yang tumbuh secara alamiah. Di Indonesia jarang sekali ada kota yang pada awalnya dirancang secara sadar. Kota-kota kerajaan tradisional Jawa yang sekarang ada, seperti Yogyakarta dan Surakarta, secara keseluruhan bentuknya sudah merupakan kolasi-kolasi dari berbagai generasi (tradisional Jawa – Kolonial (indisch & modern) – setelah kemerdekaan). Sehingga bentuk kota karena pesatnya perkembangan, sudah menjadi satu kesatuan yang sulit dibedakan antara kota kerajaan Jawa yang asli dan kota hasil perkembangan berikutnya. Cakranegara di P. Lombok dan Probolinggo yang terletak di pesisir Utara Jawa Timur, adalah dua kota yang sejak awal sudah dirancang secara sadar. Di Indonesia jarang sekali ada kota-kota yang pada awalnya dirancang secara sadar dan sangat teratur seperti kedua kota tersebut. Lagi pula struktur utama kota Cakranegara dan Probolinggo, sampai sekarang masih belum banyak mengalami perubahan. Cakranegara dibangun pada pertengahan abad ke 18, merupakan kota yang dirancang berdasarkan mitologi Hindu-Bali, yang jarang kita jumpai di Indonesia, bahkan di P. Bali sekalipun. Probolinggo mengalami pemantapan bentuk kotanya pada awal abad ke 19. Dirancang menurut kepentingan ekonomi, politik dan keadaan sosial masyarakat kolonial Belanda waktu itu. Meskipun kedua kota ini tidak mem- punyai hubungan secara langsung satu sama lain, tapi secara kebetulan keduanya memilih pola grid sebagai sistim jalannya. Dua kota, Cakranegara dan Probolinggo, merupakan bentuk kota yang sangat jarang terdapat di Indonesia.

Upload: rusde-muhamad

Post on 26-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Kota Cakranegara Lombok

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO,SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

21

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARADAN PROBOLINGGO, SEBUAH PERBANDINGAN

HandinotoStaf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Arsitektur - Universitas Kristen Petra.

ABSTRAK

Cakranegara di Pulau Lombok dan Probolinggo di pantai Utara Jawa Timur, adalah dua kota yang sangatunik. Cakranegara di rencanakan berdasarkan kosmologi Hindu-Bali. Probolinggo di rencanakan berdasarkanpemikiran yang rasional untuk tujuan ekonomi dan politik bagi masyarakat kolonial Belanda waktu itu. Meskipuntidak ada hubungan satu sama lain secara langsung, tapi secara kebetulan kedua kota ini menggunakan gridsebagai pola sistim jalannya. Karena latar belakang konsep perancangan kota yang berbeda, keadaan sosial dangeografis yang berbeda pula, maka pola penataan spasial kotanya pun sangat berbeda. Cakranegara danProbolinggo adalah dua contoh perencanaan kota yang sangat menarik untuk di bandingkan

Kata Kunci : Cakranegara, Probolinggo, Pola Spasial, Sistim Jalan.

ABSTRACT

Cakranegara in Lombok and Problinggo in north coast of east Java are two unique cities. Cakranegarawas planned by Hindu-Bali cosmology. Probolinggo was planned by a rational thinking for economic andpolitical thinking for Dutch Colonial government at that time. Althought one and other don’t have directlyrelationship but casualy both of them used grid patern. Because of the difference background concept of urbandesign and the difference of social and geography condition, so pattern of the spatial town also very different.Cakranegara and Probolinggo are two example of urban planning that attractive to be comparised.

Keywords: Cakranegara, Probolinggo, Spatial Pattern, Street System.

PENDAHULUAN

Mengapa Cakranegara dan Probolinggo ?Dalam bukunya yang berjudul: “The City

Shaped” (1991), Spiro Kostof membagi bentukkota menjadi 2 bagian. Yang pertama adalah kotayang pada awalnya dirancang secara sadar dankota yang tumbuh secara alamiah. Di Indonesiajarang sekali ada kota yang pada awalnyadirancang secara sadar.

Kota-kota kerajaan tradisional Jawa yangsekarang ada, seperti Yogyakarta dan Surakarta,secara keseluruhan bentuknya sudah merupakankolasi-kolasi dari berbagai generasi (tradisionalJawa – Kolonial (indisch & modern) – setelahkemerdekaan). Sehingga bentuk kota karenapesatnya perkembangan, sudah menjadi satukesatuan yang sulit dibedakan antara kotakerajaan Jawa yang asli dan kota hasilperkembangan berikutnya.

Cakranegara di P. Lombok dan Probolinggoyang terletak di pesisir Utara Jawa Timur, adalah

dua kota yang sejak awal sudah dirancang secarasadar. Di Indonesia jarang sekali ada kota-kotayang pada awalnya dirancang secara sadar dansangat teratur seperti kedua kota tersebut. Lagipula struktur utama kota Cakranegara danProbolinggo, sampai sekarang masih belumbanyak mengalami perubahan.

Cakranegara dibangun pada pertengahanabad ke 18, merupakan kota yang dirancangberdasarkan mitologi Hindu-Bali, yang jarang kitajumpai di Indonesia, bahkan di P. Bali sekalipun.Probolinggo mengalami pemantapan bentukkotanya pada awal abad ke 19. Dirancangmenurut kepentingan ekonomi, politik dankeadaan sosial masyarakat kolonial Belandawaktu itu. Meskipun kedua kota ini tidak mem-punyai hubungan secara langsung satu sama lain,tapi secara kebetulan keduanya memilih pola gridsebagai sistim jalannya. Dua kota, Cakranegaradan Probolinggo, merupakan bentuk kota yangsangat jarang terdapat di Indonesia.

Page 2: Struktur Kota Cakranegara Lombok

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR VOL. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: 21 - 30

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

22

CAKRANEGARA

Geografis Dan Sejarah Masa Lalu

Mataram adalah kota yang terbesar diP.Lombok, yang sekaligus sebagai ibukotaNusatenggara Barat. Mataram sendiri terdiri atas3 buah kecamatan, yaitu: Mataram, Cakranegaradan Ampenan.

Pada pertengahan abad 18 kerajaan Karang-asem di Bali membangun Cakranegara, Pagtandan Pagasangan sebagai kota koloni di Lombok

Barat. Kota utama lainnya di Lombok adalahPraya di Lombok Tengah dan Selong di LombokTimur (lihat Gb.no.1). Praya merupakan basisorang Sasak untuk mengadakan pemberontakanterhadap orang Bali. Selong adalah kota Islam(Funo, 1995). Sebagai hasilnya terbentuk suatumasyarakat yang berbeda di Lombok Barat danLombok Timur. Kebanyakan orang Bali hidup di4 kota yang dikuasainya yaitu: Pagasangan,Pagtan, Cakranegara dan Mataram.

Dalam bahasa sansekerta Cakra berartipengajaran agama (hindu), negara berarti juga

Gambar 1. P. Lombok, dalam peta dari pembagian daerah Adat oleh C. van Vollenvoven

Page 3: Struktur Kota Cakranegara Lombok

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO,SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

23

negara. Jadi Cakranegara berarti negara (kota)pengajaran agama (hindu). Pembangunan kese-luruhan kota Cakranegara di selesaikan padapertengahan abad ke 18. Sampai tahun 1990 anCakranegara yang mempunyai luas kurang lebih23.5 HA, berpenduduk 74.000 jiwa (Funo, 1995).

Sistim Jalan Dan Pola Spasial Kota Cakra-negara

Kotanya dibangun dengan sistim grid, yangmerupakan kota koloni dari kerajaan Karangasemyang terletak di sebelah Timur P. Bali. Idea daribentuk kota tersebut dibangun berdasarkan kotaHindu Bali. Pura Meru terletak ditengah kota,Pura Dalem (kuil bagi orang yang meninggal)terletak dipojok sebelah Barat dan Pura Pusehdipojok sebelah Timur. Susunan seperti ini jugaberlaku di Gianyar, Karangasem dan Klungkungdi Bali (Funo, 1995). Formasi Pura Meru yangterletak di pusat, serta pasar yang ada di luartembok keliling nya sama dengan pola kota-kotaJawa pada jaman Mataram I.

Daerah perumahan dibagi oleh jalan-jalandengan pola Grid. Jalan dibagi menjadi 3tingkatan yaitu: pertama, jalan utama (sederajatdengan arteri primair), yang membagi kota dariUtara ke Selatan dan dari Timur ke Barat, yangbertemu di pusat. Di pusat tersebut terdapat PuraMeru dan Keraton yang letaknya sejajar denganjalan utama Timur-Barat. Kedua adalah jalantingkatan kedua yang membagi daerahperumahan kedalam blok-blok (5x8). Setiap blokdibagi lagi menjadi empat sub. blok. Ketigaadalah jalan tingkatan ketiga, yang membagi subblok tersebut menjadi 20 kapling rumah. Jadisetiap blok terdiri atas 80 kapling rumah. (lihatgb.no.2)

Dalam bahasa setempat jalan-jalan diCakranegara dibagi dalam 3 kategori yaitu: margasanga, marga dasa dan marga (Funo, 1995).Marga dalam bahasa sansekerta berarti jalan,sanga berarti sembilan. Nawa sanga berarti 8arah penjuru angin ditambah pusatnya, jadisembilan. Dasa berarti sepuluh.

Jalan-jalan tersebut dipakai untuk membagi

Gambar 2. Struktur sistim jalan dari kota Cakranegara

Page 4: Struktur Kota Cakranegara Lombok

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR VOL. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: 21 - 30

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

24

daerah hunian menurut organisasi unitperumahan. Dalam adat setempat 1 unitperumahan terkecil disebut sebagai marga, terdiridari 2x10 unit kapling. Dua marga yang digabungmenjadi satu dinamakan Kriang (2x10 unit +2x10unit kapling). Dua kriang disatukan menjadi 1Karang, yang terdiri dari 80 unit kaplingperumahan yang menempati 1 blok (lihatGb.no.2A). Orang Hindu di Bali memakaisebutan Banjar untuk istilah Karang (Funo, 1995).

Pada awalnya Cakranegara dibangundengan 33 unit Karang. Setiap Karang tidakharus mempunyai Pura. Pusat terbesar dantermegah dari kuil Hindu adalah Pura Meru,kemudian di susul dengan Pura Meruya. PuraMeru dibangun th.1720 oleh raja Karang Asem,Agung Made Ngurah kepada unit kerajaan kecilBali di Lombok. Pura ini dipersembahkan keBrahma, Wishnu dan Siwa. Jumlah angka 33 unitkarang ini berhubungan dengan suatu bilangankhusus dalam konteks agama Hindu dan Budha.Orang percaya bahwa 33 dewa tinggal di gunung

Meru. Angka ini juga diterapkan dalam unsurkehidupan lain seperti jumlah pegawai pemerintahdan kantor terbatas sampai 33. Pura Mayuramempunyai 33 air macur. Bagian Selatan dariCakranegara terdiri atas 32 (4x4x2) blok, biladitambah dengan blok istana maka jumlahnyaadalah 33 (Funo, 1995). Dan masih banyak hallagi yang mengacu pada angka 33 yang keramatini.

Tentang penghuni daerah perumahantersebut di distribusikan menurut kasta. Ada 4macam kasta: Brahmana, Ksatriya, Weisya danSudra. Nama dan gelar dari orang Hinduberhubungan dengan kastanya. Misalnya kastaBrahmana memakai gelar Ida Bagus untuk pria,Ida Ayu untuk wanita dan sebagainya. KastaKsatriya memakai gelar seperti Bagus,Prasengiang dan sebagainya. Dewa Agung,Cokorda Anak Agung juga dipakai. KastaWeisya umumnya dipanggil Gusti . Kebanyakanorang Bali berkasta Sudra yang dinamakan Balibiasa atau Jaba (Funo, 1995).

Gambar 2A. Satu unit perumahan terkecil disebut Marga (2x10 unit kapling). Dua margadigabung menjadi satu disebut Kriang (dua kali 2x10 unit kapling). DuaKriang disatukan menjadi Karang (80 unit kapling).

Page 5: Struktur Kota Cakranegara Lombok

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO,SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

25

Didalam kitab-kitab lama India seperti:Manasara, Silpa Sastra dan buku-buku tuatentang arsitektur dan “city planning” di Indiadisebutkan bahwa Brahmana tinggal didaerahUtara, Ksatriya disebelah Timur, Weisya di Baratdan Sudra disebelah Selatan (Funo, 1995).Bagaimana halnya dengan Cakranegara ?Orang Brahmana tinggal di sebelah Utara danTimur dari kota Cakranegara. Arah Timur lautadalah arah yang dianggap suci bagi kotaCakranegara karena merupakan tempat darigunung Rinjani. Seperti halnya dengan daerah lainyang beragama Hindu, gunung merupakan arah

yang suci1. Sedangkan kasta Ksatriya sebagianbesar banyak yang tinggal disebelah Barat. KastaWeisya sebagian besar banyak yang tingaldisebelah Timur. Kasta sudra atau Bali biasa ,banyak hidup di semua bagian blok.

Dari formasi susunan sistim jalan dan polaspasial kota Cakranegara kelihatannya punyapatokan sbb:

1 Gunung Semeru di Jawa Timur, Gunung Merapi diJawa Tengah dan Gunung Agung di Bali, merupakangunung yang dianggap suci oleh masyarakat Hindudidaerah tersebut.

Gambar 3. Peta Kota Cakranegara dengan satuan daerah perumahan yang disebutKarang

Page 6: Struktur Kota Cakranegara Lombok

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR VOL. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: 21 - 30

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

26

a. Cakranegara adalah kota koloni dari kerajaanKarangasem di Bali, jadi kotanya dibangunberdasarkan idea perencanaan kota HinduBali.

b. Blok perumahan dan sistim pola jalannyadirencanakan dengan seksama berdasarkansistim yang pasti dari suatu patokan ukuranyang baku.

c. Formasi dari unit komunitas, karang, jugadirencanakan dengan konsep yang jelas dalampenyusunan kota. Hubungan antara PuraMeru, dan karang, orang-orang setempatbersembayang, sangat penting untuk mem-bangun suatu kota.

d. Sistim orientasi kotanya didasarkan padasistim orientasi pada gunung Rinjani, yangditempatkan sebagai pusat. Letak gunungRinjani ada di sebelah Timur Laut dari kotaCakranegara. Pura narmada terletak disebe-lah Timur, merupakan replika dari gunungRinjani dan danau Segara anak. KelihatannyaCakranegara, dibangun berdasarkan kosmo-logi Hindu.

e. Idea bahwa jagad (cosmos) dibagi dalam 3dunia : Surga, Bumi dan Dunia Bawah(neraka), terdapat luas di Indonesia padajaman Hindu. Ide tersebut juga terdapat diLombok. Bagian yang direncanakan sebelahUtara, bagian Pusat dan bagian Selatankelihatannya mengacu pada konsep tersebut.

f. Menurut Funo (1995), kota-kota diduniaseperti Kyoto di Jepang dan Jaipur di Indiadibangun dalam periode yang sama punyakemiripan dengan Cakraneagara.

Keadaan Distrubusi Penduduk di Cakra-negara Sekarang

Kota Cakranegara sekarang dihuni olehpenduduk yang lebih hiterogen. Seperti telahdijelaskan diatas bahwa jumlah penduduknyakurang lebih 74.000 (th.1990). Selain orang-orangyang beragama Hindu sekarang terdapat jugaorang Muslim dan orang keturunan Cina.

Pada umumnya orang Hindu tinggal dikelurahan Cakranegara Barat, Timur dan Utaraserta Selatan. Kurang lebbih 75% pendudukkelurahan Cakranegara Barat dan Timur ber-penduduk orang Hindu, sedangkan kira-kira 50%dari karang Utara dan Selatan adalah KarangHindu. Orang Muslim tinggal dipinggiran kota.Bagian dari Kampung Jawa dan karang Budirdipusat kota dihuni oleh orang-orang Muslim.Sedangkan orang-orang Cina menempati daerah

komersial yang ada dipusat kota dan sepanjangjalan utama.

Dengan demikian distribusi dari fasilitaskeagamaan seperti mesjid, pura dan gereja,dihubungkan dengan distribusi dari penduduknya.Mesjid terletak didaerah muslim. Karang Hindubiasanya mempunyai pura sendiri. Cakranegarapunya 3 buah gereja dan sebuah kuil budha(sampai th. 1990 an). Tapi meskipun demikiansistim jalan dan pola spasial tata ruang kotanyamasih tidak mengalami perubahan yangsignifikan.

Gambar 2B. Mahasiswa jurusan arsitekturPetra berfoto didepan gerbangPura Mayura di Cakranegara.Arsitektur tembok keliling(omwalling architecture), meru-pakan salah satu ciri khasbangunan-bangunan yang di-pengaruhi oleh falsafah Hindu

PROBOLINGGO

Geografis Dan Sejarah Masa Lalu.

Probolinggo adalah kota pesisir Utara Jawa.Sejak th.1743 kota ini sepenuhnya ada dalamkekuasaan V.O.C. Seperti kota-kota pesisirUtara Jawa lainnya, mula-mula Belandamendirikan benteng di tempat yang strategisdekat mulut sungai (Sungai Banger). Setelahmerasa kedudukannya kuat sedikit demi sedikit,Belanda kemudian keluar dari bentengnya danmenguasai seluruh kota2. 2 Penjelasan yang lebih rinci tentang sejarahterbentuknya Probolinggo lihat tulisan Handinoto dimajalah Dimensi Vol. 23/Ars-Juli 1997.

Page 7: Struktur Kota Cakranegara Lombok

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO,SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

27

Struktur utama kotanya diperkirakan terbentuksecara keseluruhan antara th.1830 sampaith.1870. Sebagai kota pesisir dengan”hinterland” nya yang subur, Probolinggoberfungsi sebagai pusat produksi dan

perdagangan serta kontrol atas semuakegiatan tersebut. Oleh sebab itu struktur kotaserta sistim jalannya yang berbentuk gridditujukan bagi kepentingan diatas.

Gambar 3A. Peta Lokasi Probolinggo yang terletak di Pantai Utara Jawa

Gambar 4. Struktur kota Probolinggo dengan sistim jalannya

Page 8: Struktur Kota Cakranegara Lombok

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR VOL. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: 21 - 30

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

28

Sistim Jalan Dan Pola Spasial KotaProbolinggo.

Sistim jalan kota Probolinggo dibentukberdasarkan alasan rasional. Seperti, kontrolkeamanan, orientasi, lancarnya infrastuktur baikdidalam kotanya sendiri maupun dalamhubungannya dengan sentra produksi pertanian diluar kota. Kehidupan sosial masyarakat kolonialwaktu itu dan kepentingan dagang atas hasil

pertanian pemerintah kolonial juga menjadipertimbangan atas perencanaan sistim jalannya.Untuk tujuan tersebut direncanakan sistim jalansebagai berikut: Jalan dibagi menjadi kelas jalanarteri primair, arteri sekunder, jalan kolektor,serta jalan pembagi didaerah perumahan danjalan kecil yang sering disebut gang.

Jalan arteri primair adalah Jl. PanglimaSudirman, yang menghubungkan kota Probolinggodengan luar kota (Pasuruan disebelah Timur dan

A. ALUN-ALUN E. SUNGAIB. EUROPEESCHE WIJK F. MAYANGANC. PECINAN G. GROTE POSTWEGD. KAUMAN H. HUNIAN PRIBUMI

1. KANTOR RESIDEN 8. PENJARA2. ASISTEN RESIDEN 9. SEKOLAH3. KABUPATEN 10. KANTOR POS4. MESJID 11. STASIUN K.A.5. KLENTENG 12. PASAR6. GEREJA 13. PELABUHAN7. BALAIKOTA

Gambar 5. Pola Dasar sistim grid yang dipakai untuk kota Probolinggo

Page 9: Struktur Kota Cakranegara Lombok

POLA SPASIAL DAN SISTIM JALAN DARI KOTA CAKRANEGARA DAN PROBOLINGGO,SEBUAH PERBANDINGAN (Handinoto)

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

29

Lumajang di sebelah Barat). Jalan ini dulumerupakan jalan raya pos (grote postweg), yangmerupakan bagian dari jalan yang dirancangDaendels (1808-1811), untuk menghubungkankota-kota di pantai Utara Jawa. Jalan yangterbentang dari Barat ke Timur ini dipotongdengan jalan arteri sekunder, yang juga berfungsisebagai jalan kolektor yang membentang dariarah Utara ke Selatan (Heerenstraat sekarangJl. Suroyo) (lihat Gb.no.4). Di ujung Selatan Jl.Suroyo yang berpotongan dengan jl. PanglimaSudirman diletakkan Kantor Residen sebagaipusat pemerintahan kolonial. Di Ujung Utara Jl.Suroyo yang dulunya terletak benteng Belanda,sekarang diletakkan alun-alun sebagai ruang luarkota. Di sekiitar alun-alun tersebut ditempatkanpusat pemerintahan Pribumi (kantor kabupaten,mesjid, penjara dan sebagainya)Jalan-jalanlainnya disusun sejajar dengan kedua jalan utama(Jl. Panglima Sudirman dan Jl.Suroyo), yangsaling tegak lurus tersebut. Sehingga terbentuklahsistim jalan yang berpola grid. (lihat Gb.no.5).

Seperti diketahui bahwa Probolinggo adalahsebuah kota pesisir dengan penduduk yanghiterogen. Secara garis besar pemerintah kolonialmembagi daerah hunian menjadi 3 golongan besaryaitu : pertama golongan orang Eropa, keduagolongan timur asing (Vreemde Oosterlingenyang termasuk di dalamnya: Cina, Arab, Melayudsb.nya) dan ketiga golongan Pribumi. Dalampola spasial kota dari sistim jalan yang berbentukgrid tersebut, daerah hunian disusun sebagaiberikut: Hunian untuk orang Eropa terletak dijalan arteri primair (Heerenstraat ) dan sebagianlagi di jalan Dr.M. Saleh (Weduwestraat).Hunian untuk orang Cina terletak di Jl. Dr.Sutomo (Chinese Voorstraat) dan Jl. W.R.Supratman. Hunian orang arab teletak di jalanDr. Wahidin. Hunian orang Melayu terletak di Jl.Kartini. Sedangkan hunian orang Pribumidipusatkan di ujung sebelah Timur kota dengantata ruangnya yang sangat ketat sekali. Pada th.1905 penduduk Pribumi di Probolinggo berjumlah12.000 orang. Sebagian besar berdiam didaerahini. Disebelah Utara kota dekat laut terdapatdaerah yang dinamakan Mayangan yangmenampung orang-orang perahu terutamaberasal dari Madura (lihat Gb.no.5).

KESIMPULAN

Cakranegara Dan Probolinggo SebuahPerbandingan.

1. Cakranegara adalah sebuah kota yang disusunberdasarkan mitologi agama Hindu. Hal initerlihat jelas sekali dari struktur kotanyadimana kuil (Pura Meru), yang ditempatkansebagai pusat kota. Perencanaan kota sepertiini dilandasi oleh pandangan Teosentrisme3

yang kuat sekali. Probolinggo adalah sebuahkota yang direncanakan berdasarkan pertim-bangan rasional seperti pertahanan keamanandan tujuan ekonomi kolonial Belanda, sebagaipusat produksi dan distribusi hasil-hasilpertanian didaerah “hinterland” nya. Pusatkota Probolinggo adalah alun-alun denganbangunan keagamaan dan pemerintahan yangada disekelilingnya, dan kantor Residensebagai pusat kontrol. Perencanaan kotaseperti ini dilandasi oleh pandanganAntroposentrisme4 yang kuat.

2. Cakranegara di rencanakan untuk suatumasyarakat yang homogen. Sehingga peren-canaan jalan dengan pola grid untuk daerahhunian dibuat sedemikian rupa, untukmemenuhi tingkatan sosial (kasta), didalammasyarakatnya. Probolinggo sebagai kotapesisir, pada awal perencanaan kotanyamemang dirancang untuk menampungpenduduknya yang lebih hiterogen.

Kedua kota Cakranegara Dan Probolinggoyang sama-sama direncanakan sejak awal danmemilih pola grid sebagai sistim jalannya, ternyatasangat berbeda sekali dalam implementasinya.

Ciri khas sistim jalan dan pola spasial kotadari Cakranegara dan Probolinggo sebagai bagianpermanensi dari jati diri kota, perlu mendapat

3 Pandangan Teosentrisme menunjukkan adanya satutitik orientasi yaitu Tuhan sebagai sang pencipta.Implementasinya adalah rancangan yang mempunyaiorientasi ke satu titik. Berbeda dengan rancanganyang berlandaskan Antroposentrisme , yang padaumumnya mempunyai orientasi yang lebih bebas.4 Pandangan Antroposentrisme dimulai sesudahrevolusi industri (abad 17 dan 18), yang melahirkanpandangan yang dipengaruhi berbagai aspek,misalnya ilmu pengetahuan, teknologi, nilai-nilai seni,politik dan lain-lainnya.

Page 10: Struktur Kota Cakranegara Lombok

DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR VOL. 27, NO. 2, DESEMBER 1999: 21 - 30

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Kristen Petrahttp://puslit.petra.ac.id/journals/architecture/

30

perhatian dalam perkembangan kedua kotatersebut. Hal ini perlu ditekankan berhubungperkembangan kedua kota tersebut, terutamaProbolinggo, sekarang kelihatan mulaimeninggalkan jati diri kotanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Benvolo, Leonardo, History of City, MITPress, Cambridge, Massachusetts, 1991

2. Funo, Shuji, Cakranegara, A UniqueHindu City In Lombok. Makalah yangdisampaikan pada seminar: ArsitekturNusantara, Keajekan dan Perubahan, WorldTrade Centre, 9 September 1995, Surabaya.

3. Gill, Ronald Gilbert, De Indische Stad OpJava En Madura, Een MorphologischeStudie Van Haar Ontwikkeling, DisertasiDoktor, 1995.

4. Handinoto, Bentuk dan Struktur KotaProbolinggo, Tipologi Sebuah KotaAdministratif Belanda, dalam majalahDimensi Vol. 23/Ars, Juli, 1997.

5. Kawahara, I, Six Universal City PlansIntroduced to Japan. Process: ArchitectureNo. 129 (1996), hal.4-13.

6. Kostof, Spiro, The City Shaped, UrbanPattern and Meanings Through, A BulfitchPress Book, Little, Brown And Company,Boston-Toronto-London,1991.

7. Kudami, Muhammad Subhi dan HiroshiZaino, Street System & Spatial Pattern ofDamascus & Kyoto. A ComparativeAnalysis of traditional Zones Between AnIslamic Mediteranean and A Japanese City.Makalah yang disampaikan pada : SeminarVernacular Settlement. Faculty ofEngineering University of Indonesia, August3-4, 1999.

8. Parimin, Ardi P., Jatidiri Kota-Kota DiIndonesia Umumnya Dan BaliKhususnya, Makalah pada Seminar diI.T.S. tanggal 31 Oktober,1996.

9. Rasmussen, Steen Eiler, Towns AndBuildings, MIT Press, Cambridge,Massachusetts, 1973.

10. Yamasaki, M, Kyoto: Its CityscapeTraditions And Heritage: Process:Architecture no.116(1994), hal.12-14.