struktur dan komposisi vegetasi pohon dan pole
TRANSCRIPT
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE
DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
SENENG SRI ASTUTI 050805025
DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE
DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
SENENG SRI ASTUTI 050805025
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
PERSETUJUAN
Judul : STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI
POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH- CIKEH KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA
Kategori : SKRIPSI Nama : SENENG SRI ASTUTI No Induk Mahasiswa : 050805025 Program Studi : SARJANA S-1 BIOLOGI Departemen : BIOLOGI Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Desember 2009 Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Etti Sartina Siregar S.SI, M.Si Prof. Dr . Retno Widhiastuti, MS NIP 197211211998022001 NIP 196212141991032001
Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Biologi FMIPA USU
Ketua,
Prof. Dr. Dwi Suryanto, M.Sc. NIP 19640409 19940 3 100
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
PERNYATAAN
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH
KABUPATEN DAIRI
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya. Medan, Desember 2009
SENENG SRI ASTUTI 050805025
ii
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Penyayang atas Rahmat, kekuatan dan kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “ Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole Di sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara “ Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Retno Widhiastuti MS., selaku dosen pembimbing I dan yang telah melibatkan penulis ikut dalam penelitian Hibah Strategi Nasional Bacht I Tahun anggaran 2009 yang didanai oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Etti Sartina Siregar S,Si.,Msi., Selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak memberikan arahan, waktu dan perhatiannya yang besar terutama saat penulis memulai penulisan hingga penyusunan skripsi penelitian ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Nursal. M.Si dan Drs. Arlen. H.J. M.Si. selaku penguji, yang telah banyak memberi masukan dan motifasi kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan baik. Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada Prof. Dr. Dwi Suryanto M.Sc. selaku Ketua Departemen Biologi FMIPA USU dan Dra. Nunuk Priyani M.Sc selaku sekretaris Departemen Biologi FMIPA USU, dan seluruh Staf Dosen Departemen Biologi FMIPA USU yang telah mendidik dalam perkuliahan dan memberi banyak masukan. Ucapan teimakasih juga penulis tujukan kepada BKSD I SUMUT atas bantuan yang telah diberikan pada penulis selama penelitian berlangsung. Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Ayahanda (Makrop) dan Ibunda (Suntari) yang telah berjuang dengan sekeras tenaga dan tidak pernah bosan berdoa untuk penulis serta selalu memberikan harapan kepada penulis sejak lahir sampai sekarang sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terimakasih kepada abang-abangku tercinta (Masrik, Marsan, Mardi, Selamet), kakak-kakakku tercinta (Murni, Murtik, Giem, Sunarti) dan adikku tercinta Semiani atas kasih sayang dan dukungannya dalam menemani penulis dalam suka dan duka.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Abanganda Mahya dan Barita yang selalu membantu selama penelitian dan selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. dan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada sahabat-sahabat seperjuangan BIO 05 Andini,Yanti, Eri, Dwi, Santi, Patimah, Verta, Nikma, Wulan, Widya, Susi, Riko, Imus, Gustin, Ummie,Winda, Dini, Teteh, kabul, Irfan, Fendi, Rahmad, Diana, Azai, Fifi, Juned, Dahin, Andi, Taripar, Simlah, Ruth, Siti, Riris, Kalista, Erni, Pida, Ocid, Valen, Tober, Beka, Misran, Julit, Sarah, Pilek, Adel, atas persahabatan dan motivasinya selama ini. Terimakasih juga kepada adik angkatan Bio 06 Kasbi, Zuki, Rahma, Santi, Indah, Andri, Hariadi, Rudi yang selama ini telah membantu selama peneltian dan dorongan yang begitu berarti bagi penulis. Kawan-kawan di Cos Lasara 74. Riza, Ka Yani, Tari, Yani, Vera, Quyin, Bandrek, B’Rahmat, Titie, Fitri,Vi3, Cici, Rina, Hera, dan Suci. Penlis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam melengkapi kekurangan serta kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
iii
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH
KABUPATEN DAIRI
ABSTRAK
Penelitian Struktur dan komposisi Vegetasi Pohon dan Pole Di Sekitar Jalur wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai februari 2009. Lokasi penelitian ditentukan secara Purposive Sampling dan dibagi tiga lokasi berdasarkan jalur wisata. Lokasi I 1433 m dpl ; Lokasi II 1410 m dpl ; dan Lokasi III 1412 m dpl. Areal pengamatan seluas 1,8 Ha untuk pohon dan 0,45 Ha untuk pole. Pohon-pohon diamati dalam 15 plot berukuran 20 x 20 m tiap lokasi, dan pole diamati dalam 15 plot berukuran 10 x 10 m. Dari hasil penelitian diperoleh 43 jenis pohon yang termasuk kedalam 18 famili, dan pada pole diperoleh 60 jenis yang termasuk ke dalam 23 famili. Pohon-pohon yang mendominasi antara lain Lauraceae, Myrtaceae, Pinaceae, Fagaceae, Sapotaceae dan Guttiferae, sedangkan pada pole yang mendominasi famili Melastomataceae, Myrtaceae, Lauraceae, Sapotaceae, dan Guttiferae. Nilai Penting tertinggi pada pohon ditemukan pada jenis Quercus lineata Bl. Dilokasi I sebesar 38,8384 %, sedangkan pada pole ditemukan pada jenis Palaquium sp. Dilokasi I sebesar 61,3890 %. Kata Kunci : Struktur, Komposisi, Vegetasi, Pohon, Pole, Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
iv
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI POHON DAN POLE DI SEKITAR JALUR WISATA TAMAN WISATA ALAM SICIKEH-CIKEH
KABUPATEN DAIRI
ABSTRACT A Study on Structure and Composition of Tree and Pole Vegetation at Tour Track Around In Sicikeh-cikeh Conservation Forest Region Dairi, North Sumatera has been conducted in January to February 2009. Sampling area was settled by using purposive sampling method, and devided to three locations based on tourism tour track. Location I was at 1.433 m asl; Location II was 1.410 m asl; and Location III was 1.412 m asl.. Observation area size was 1,8 Ha for tree vegetation sample and 0,45 Ha for pole vegetation sample. Tree vegetations were observed in 15 plots size of 20 x 20 m each location, and the pole was observed in 15 plots size of 10x10m. The results showed that three were 43 tree species of 18 families, and the pole were 60 species in of 23 families. Tree vegetation was dominated by Lauraceae, Myrtaceae, Pinaceae, Fagaceae, Guttiferae and Sapotaceae, while the pole was dominated by Melastomataceae, Myrtaceae, Lauraceae, Sapotaceae, and Guttiferae. The highest important value of tree species was Quercus lineata Bl. found in location I with the value of 38,8384 %, and pole species was Palaquium sp. found in location I with the value of 61,3890 %. Key Words : Structure, Composition, Vegetation, Tree, Pole, Sicikeh-Cikeh Conservation Forest.
v
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR ISI
halaman Persetujuan i Pernyataan ii Penghargaan iii Abstrak iv Abstract v Daftar Isi vi Daftar Tabel viii Daftar Gambar ix Daftar Lampiran x
BAB 1 Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Penelitian 2 1.4 Hipotesis Penelitian 2 1.5 Manfaat Penelitian 3 BAB 2 Tinjauan Pustaka 4 2.1 Hutan 4 2.2 Hutan Hujan Tropis 6 2.2 Pengaruh Iklim 8 2.3 Floristik Hutan Hujan Tropik 9 2.4 Pohon
2.5 Vegetasi 2.6 Analisis Vegetasi 2.7 Struktur dan Komposisi Hutan
11 12 12 12
BAB 3 Bahan dan Metode 3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Deskripsi Area 3.2.1 Letak dan Luas 3.2.2 Topografi 3.2.3 Iklim
3.3 Vegetasi 3.4 Metode Penelitian
14 14 14 15 15 16 16
3.5 Pelaksanaan Penelitian 16 3.5.1 Di Lapangan 16 3.5.2.Di Laboratorium 17 3.6 Analisis Data 18 BAB 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Kekayaan Jenis Pohon dan Pole 20 4.2 Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal
4.3 Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal 4.4 Struktur Vegetasi Pole Secara Horizontal
31 36 38
vi
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
4.5 Struktur Vegetasi Pole Secara Vertikal 4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole 4.7 Indeks Nilai Penting 4.8 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman 4.9 Indeks Similaritas
41 44 51 60 62
BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan 65 5.2 Saran 65 Daftar pustaka 66 Lampiran 68
vii
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel
Judul
halaman
4.1 Klasifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan pada Lokasi Penelitian
21
4.2 Jenis-Jenis Pohon yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
23
4.3 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pohon yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian
24
4.4 Jenis-Jenis Pole yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
27
4.5 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pole yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian
29
4.6 Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian 47
4.7 Jenis-Jenis Pohon dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh.
51
4.8 Jenis-jenis Pole dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
56
4.9 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Pohon pada Tiga Lokasi Penelitian
60
4.10 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Pole pada Tiga Lokasi Penelitian
61
4.11 Indeks Similaritas Pohon pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan 63
4.12 Indeks Similaritas Pole pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan 63
viii
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul halaman
4.1 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pohon pada Lokasi
Penelitian 26
4.2 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pohon pada Lokasi Penelitian
27
4.3 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pole pada Lokasi Penelitian
30
4.4 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pole pada Lokasi Penelitian
31
4.5 Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikeh-cikeh
32
4.6 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi I 34 4.7 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi II 34 4.8 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Dilokasi III 35 4.9 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi I 36 4.10 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi II 37 4.11 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi III 37 4.12 Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikeh-
cikeh 38
4.13 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi I 39 4.14 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi II 40 4.15 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi III 40 4.16 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi I 41 4.17 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi II 42 4.18 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi III 43 4.19 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I 45 4.20 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II 46 4.21 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III 47 4.22 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi I 49 4.23 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi II 49 4.24 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi III 50
ix
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Judul
halaman
1. Peta Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh 68 2. Jalur Pengamatan 69 3. Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon Di Hutan Taman
Wisata Alam Sicikeh-cikeh 70
4. Tabel Pengamatan Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
73
5. Tabel Analisis Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh.
82
6. Tabel Analisis Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
85
7. Contoh Perhitungan Nilai K, KR, F, FR, D, DR, INP, H’, E dan IS.
89
8. Hasil Identifikasi Herbarium Medanense (MEDA) 91 9. Hasil Identifikasi Herbarium Universitas Andalas (ANDA) 92 10. Hasil Identifikasi Pohon dan Pole 95 11. Foto-foto Penelitian 98
x
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hutan merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang dikuasai oleh pohon-pohon
yang menempati suatu tempat dimana terdapat hubungan timbal balik antara
tumbuhan tersebut dengan lingkungannya. Pepohonan yang tinggi sebagai komponen
dasar dari hutan memegang peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah dengan
menghasilkan serasah sebagai sumber hara penting bagi vegetasi hutan (Ewusie,
1990). Menurut Bachelard et al. (1985), pohon berperan dalam perlindungan tanah
dan daur hidrologi (cadangan air tanah), pencegah erosi dan banjir, peredam polusi,
menjaga keseimbangan iklim global dan sebagai sumber plasma nutfah.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah
menutupi banyak lahan, terletak pada 10o LU dan 10o LS. Tegakan hutan hujan tropis
didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies tumbuhan dan
binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi (Indriyanto, 2006).
Greig-Smith (1983), menyatakan bahwa dengan analisis vegetasi
dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif
komunitas vegetasi dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu (1)
pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas
jenis dan membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun
waktu pengamatan berbeda; (2) menduga tentang keragaman jenis dalam
suatu areal; dan (3) melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi
dengan faktor lingkungan tertentu atau beberapa faktor lingkungan.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Kehutanan No. 78/Kpts-II/1989 tanggal 7 Februari 1989 dengan
luas 575 Ha. Secara administrasi termasuk Desa Pancar Nauli, Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi, propinsi Sumatra Utara. Keadaan topografi lapangan Taman Wisata
Sicikeh-cikeh sebagian bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan
ringan, dengan ketinggian antara 1.500 – 2000 m dpl (Kurniawi, 2006).
Berdasarkan pengamatan visual kawasan hutan TWA Sicikeh-cikeh memiliki
keanekaragaman pohon dan pole yang tinggi. Pohon dan pole tersebut memegang
peranan yang sangat penting dalam komunitas hutan dan berfungsi sebagai penyangga
kehidupan, baik dalam mencegah erosi, dan menjaga stabilitas iklim global. TWA
Sicikeh-cikeh juga merupakan hutan yang memiliki peranan penting bagi kawasan
sekitarnya. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data tentang struktur dan komposisi
vegetasi di lokasi tersebut, sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
penelitian Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di kawasan TWA
Sicikeh-cikeh.
1.2 Permasalahan
Bagaimanakah Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di TWA Sicikeh-
cikeh ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pohon dan
pole di kawasan TWA Sicikeh-cikeh.
1.4 Hipotesis Struktur dan komposisi vegetasi di Taman Wisata Alam sicikeh-cikeh berbeda secara
horizontal dan vertical di setiap lokasi penelitian.
2
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi mengenai struktur dan komposisi
vegetasi pohon dan pole di TWA Sicikeh-cikeh, Kabupaten Dairi untuk peniliti
selanjutnya dan instansi-instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan
pengembangannya.
3
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan
Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, juga termasuk tanaman
kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Pohon
merupakan bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan.
Berbeda letak dan kondisi suatu hutan, berbeda pula jenis dan komposisi pohon yang
terdapat pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah tropis memiliki
jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan hutan pada daerah
temprate (Rahman, 1992).
Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-
tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat
penting bagi kehidupan dibumi ini. Hutan juga merupakan suatu assosiasi dari
tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu
yang menempati areal luas. Hutan juga sebagai suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan
yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan
keadaan diluar hutan. Di dalam hutan juga kan terjadi persaingan antar anggota-
anggota yang hidup saling berdekatan, misalnya persaingan dalam penyerapan unsur
hara, air, sinar matahari, ataupun tempat tumbuh. Persaingan ini tidak hanya terjadi
pada tumbuhan saja, tetapi juga pada binatang (Arief, 2001).
Irwan (1992), mengatakan hutan hujan tropis sangat menarik, merupaka
ekosistem yang klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah
menggugurkan daunnya secara serentak, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang
sedang berbunga, ada yang sedang berbuah ada yang dalam perkecambahan atau
berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing
jenis tumbuh-tumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis memiliki vegetasi yang khas
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim
panas, curah hujan cukup tersebar secara merata.
Hutan memiliki manfaat bagi manusia yaitu : berupa manfaat langsung
dirasakan maupun manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut diperoleh
apabila hutan terjamin ekosistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Manfaat hutan secara tidak langsung meliputi fungsi-fungsi ekologi seperti membantu
memperbaiki atmosfer dengan penyediaan oksigen, memperbaiki lingkungan hidup
dalam berbagai bentuk misalnya mencegah terjadinya tanah longsor dengan menahan
air hujan, serta menjadi tempat tinggal beberapa jenis tanaman dan binatang tertentu
yang tidak bisa hidup di tempat lainnya. Manfaat hutan secara langsung dapat berupa
fungsi ekonomi dan sosial dari hutan yang akan memberikan peranan nyata apabila
pengelolaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna
mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan (Zain, 1992).
Daniel et al. (1992), menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi
kehidupan bagi kehidupan manusia antara lain : (1) pengembangan dan penyediaan
atmosfer yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, (2) produksi bahan bakar
fosil (batu bara), (3) pengembangan dan proteksi lapisan tanah, (4) produksi air bersih
dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, (5) penyediaan habitat dan makanan
untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, (6) penyediaan materil bangunan, bahan
bakar dan hasil hutan, (7) manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi,
kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar
fosil, berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Hutan alam di Indonesia sebagian besar menempati tipe hutan tropis basah
yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae (Marsono, 1991). Dataran yang
ditempati oleh hutan ini adalah rata dan juga bergelombang, meskipun hutan ini dapat
meluas ke bagian bawah lereng-lereng gunung sampai ketinggian kira-kira 1000 meter
diatas permukaan laut (3,281 kaki) atau bahkan lebih (Polunin, 1990).
5
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
2.2 Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropik merupakan jenis vegetasi yang paling subur. Hutan jenis ini
terdapat di wilayah baruh tropika atau didekat wilayah tropika di bumi yang menerima
curah hujan berlimpah sekitar 2000 – 4000 mm setahunnya. Suhunya tinggi (sekitar
25 26oC) dan seragam, dengan kelembapan rata-rata sekitar 80%. Komponen dasar
hutan itu adalah pohon tinggi dengan tinggi maksimum rata-rata 30 m. Tajuk
pepohonan itu sering dapat dikenali karena terdiri dari tiga lapis. Pepohonan itu
tergabung dengan tumbuhan terna, perambat, epifit, pencekik, saprofit, dan parasit
(Ewusie, 1980). Hutan hujan tropik (tropical rain forest) terdapat di daerah tropis
basah dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, seperti di Amerika Tengah dan
Selatan, Afrika, Asia Tenggara Timur Laut. Dalam kawasan ini pohon-pohonnya
tinggi, pada umumnya berdaun lebar, hijau dan jenisnya besar (Syahbuddin, 1987).
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah
menutupi banyak lahan yang terletak pada 10o LU dan 10 LS. Ekosistem hutan hujan
tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2000 – 4000
mm per tahun, rata-rata temperatur 25oC dengan perbedaan temperatur yang kecil
sepanjang tahun, dan rata-rata kelembaban udara 80 % (Indriyanto, 2005).
Longman & Jenik (1987), mendefenisikan hutan hujan tropik sebagai hutan
yang selalu hijau, bersifat higrofilus, tinggi pohon paling rendah 30 m, kaya akan liana
berbatang tebal dan memiliki epifit bersifat herba dalam jumlah yang besar. Meyers
(1967) dalam Mabberly (1983), memberi defenisi hutan hujan tropik dengan sebutan
hutan evergreen, memiliki curah hujan tidak kurang dari 100 mm setiap bulan dengan
suhu rata-rata tahunan lebih dari 24oC serta bebas beku.
Arief (1986) dalam Indriyanto (2008), menjelaskan bahwa di hutan hujan
tropik terdapat stratifikasi tajuk dari berbagai spesies pohon yang berbeda
ketinggiannya. Tajuk pohon yang bersatu dan rapat ditambah dengan adanya tumbuh-
tumbuhan pemanjat yang menggantung dan menempel pada dahan pohon, misalnya
rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal itu menyebabkan sinar matahari tidak dapat
menembus sampai ke lantai hutan. Hal itu juga menyebabkan tidak memungkinkan
semak-semak tumbuh dan berkembang, kecuali jenis cendawan yang suka hidup di
6
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
tempat yang kurang cahaya. Ciri-ciri khas tersebut dimiliki oleh hutan hujan tropik. Di
Indonesia, hutan hujan tropik terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan
Irian Jaya. Hutan tersebut mempunyai lebih kurang 3.000 jenis pohon besar dan
termasuk ke dalam 450 marga atau genus.
Soerianegara & Indrawan (1978) membagi hutan hujan tropik (tropical rain
forest)atas tiga zone menurut ketinggian tempat, yaitu :
a. Hutan hujan bawah, terletak pada 0-1000m dpl.
Pada hutan ini terdapat asosiasi-asosiasi, di mana asosiasi tersebut diberi nama
sesuai dengan nama spesies atau genus atau family yang menguasai tegakan. Pada
zone ini terdapat tiga lapis tajuk. Tajuk terbatas pada umumnya dikuasai famili
Dipterocarpaceae, terutama dari genera Shorea. Jenis dan famili yang membentuk
lapisan tajuk ini diantaranya Koompasia, Genua, Madhuka, Palaquium, dan
Sindora. Lapisan tajuk kedua biasanya dikuasai famili Lauraceae, Myrtaceae,
Myristicaceae, dan Guttifereae. Lapisan tajuk paling bawah merupakan anakan
pohon, belukar serta semak penutup tanah.
b. Hutan hujan tengah, terletak pada 1000-3000 m dpl.
Pada zone ini pohon-pohonnya tidak setinggi pada zone pertama. Jenis-jenis yang
umum terdapat pada zone ini adalah Quercus, Castanopsis, Nethofagus, Magnolia,
dan Ulmus. Beberapa asosiasi yang terdapat yaitu asosiasi Pinus mercusii,
Agathis, Podocarpus, Duabanga malucans dan Araucaria.
c. Hutan hujan atas, terletak pada 3000-4000m dpl.
Hutan pada zone ini umumnya merupakan kelompok yang terpisah-pisah oleh
belukar dan padang rumput. Jenis-jenis yang terdapat pada zone ini adalah
Podocarpus, Dacrydium, Eugenia, dan beberapa jenis famili Guttifereae.
Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis,
yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari
berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya,
cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon
pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim
mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-pohon dengan iklim
mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lainseperti pemanjat, epifit,
tumbuhan pencekik, parasit, dan saprofit (Irwanto, 2006).
7
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
2.3 Pengaruh Iklim
Posisi hutan hujan tropik di daerah ekuator menjadikannya lebih banyak mendapat
radiasi matahari daripada hutan-hutan yang ada di luar equator serta tidak adanya
periode musim yang mengurangi lamanya hari terang. Sekalipun demikian, daerah
tropik tidak termasuk daerah yang memiliki iklim seragam, arah angin dan arus laut
kontinental membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif, temperatur
dan angin (Longman & Jenik, 1987).
Ewusie (1990), menjelaskan bahwa iklim hutan tropis itu ditandai oleh suhu
yang tinggi dan sangat rata. Rataan suhu tahunan pada baruh berkisar antara 20 dan
28oC dengan suhu yang paling rendah dalam musim hujan dan yang tertinggi dalam
musim kering. Di daerah tropika, rataan suhu itu berkurang dengan sekitar 0,4-0,7oC.
Setiap kita naik 100 m di pegunungan, keragaman suhu musiman yang kecil diwilayah
tropika sebagian tergantung pada keragaman panjang jari tahunan yang kecil. Faktor
penting lainnya adalah pengaruh termostatik lautan yang menempati sekitar tiga
perempat bagian dari wilayah tropika, dan tanah yang menyerap begitu banyak
bahang. Perlu diketahui bahwa dalam hutan hujan itu terdapat lebih dari satu jenis
kelandaian suhu, dan berbagai jenis itu berkaitan dengan perbedaan dalam struktur
hutan itu.
Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis,
yang merupakan masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari
berbagai ukuran. Di dalam kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya,
cahaya lebih sedikit, kelembaban sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon
pohon kecil berkembang dalam naungan pohon yang lebih besar, di dalam iklim
mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-pohon dengan iklim
mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lainseperti pemanjat, epifit,
tumbuhan pencekik, parasit, dan saprofit (Irwanto, 2006).
Posisi hutan hujan tropik yang berada didaerah equator menjadikannya lebih banyak
mendapat radiasi matahari dari pada hutan-hutan yang berada diluar equator serta
tidak adanya periode musim dingin yang mengurangi lamanya hari terang. Sekalipun
demikian, daerah tropik tidak termasuk daerah yang memiliki iklim seragam, arah
8
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki iklim seragam, arah angin dan
arus laut kontinental membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif,
temperatur dan angin (Longman & Jenik, 1987).
Ewusie (1980), menjelaskan bahwa sebaran hujan musiman di dalam daerah
tropika merupakan fungsi garis lintang, di khatulistiwa hujan jatuh pada semua
musim, dalam jalur antara 3 sampai 10o Utara atau Selatan terdapat dua musim hujan
dan satu musim kering dalam setahun. Keragaman sebaran musiman curah hujan
musiman curah hujan menurut garis lintang itu terutama tergantung pada lintasan
tahunan matahari di atas kita. Karena hutan hujan tropika itu tergantung pada hujan
yang berlimpah sepanjang waktu dan tak adanya kekeringan, maka pada hutan itu
terdapat sebagai puncak iklim mintakat khatulistiwa dengan curah hujan yang
tertinggi dan tersebar merta. Hutan hujan tropis itu meluas hanya di tempat yang
keadaan topografinya atau keadaan setempat lainnya menyebabkan peningkatan curah
hujan. Keadaan ini sering terjadi didaerah yang nisbih kering dan dalam beberapa hal
terdapat berbagai faktor penimbang lain, seperti yang ditemukan dalam halnya hutan
di sepanjang aliran air (dalam hutan dan sabana ranggas) atau dalam serambi, yang
kelengasan edafik disitu mengimbangi curah hujan yang rendah. Komunitas seperti itu
dianggap disebut sebagai pasca puncak.
2.4 Floristik Hutan Hujan Tropik
Hutan hujan tropik Sumatera umumnya dikuasai anggota suku Dipterocarpaceae dan
Caesalpiniaceae (kempas, tualang Koompasia, sindur Sindora dan keranji Dialium).
Pohon-pohon yang lebih kecil dalam hutan hujan tropik sumatera adalah Burseraceae
(kedongdong Santiria, Dacryodes), Sapotaceae (nyatoh Palaquium, bitis Madhuca),
Euphorbiaceae (ludai Sapium, sesendok Endospermum), Annonaceae (jangkang
Xylopia, mempisang Polyalthia), Lauraceae (medang Phoebe, Cryptocarya) dan
Myristicaceae (penarahan Myristica, Knema). Pada punggung-punggung bukit yang
diteliti di pulau Siberut, pohon-pohon yang mempunyai diameter batang 15 cm pada
keringgian dada, 20 sampai 40 % adalah pohon-pohon meranti-merantian.
Myristicaceae, Euphorbiaceae, Sapotaceae merupkan pohon yang umum ditemukan
berikutnya (Anwar et al., 1992).
9
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Irwan (1992), menjelaskan bahwa pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang
beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat
mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping. Tinggi
pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon, tetapi kadang-kadang
hanya dua lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan
sejumlah bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan sejumlah anak-anakan
serta kecambah-kecambah dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman
memanjat dari berbagai bentuk dan ukuran, serta efipit yang tumbuh pada batang dan
daun. Hutan hujan tropos sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga
lapisan. Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan
ekologis yang disebut Synusia. Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang
mempunyai life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan
yang serupa dalam komunitasnya. Atau dikatakan pula bahwa synusia adalah
sekelompok tumbuhan yang mempunyai tuntutan yang serupa pada habitat yang
serupa.
Kelompok-kelompok tertentu tidak asing bagi para ahli biologi, di mana
tumbuh-tumbuhan pada daerah beriklim sedang juga terdapat pada daerah beriklim
tropik. Contohnya Compositae umum ditemukan pada daerah beriklim sedang
sekalipun banyak jenis ini dalam ekosistem hutan bersifat sebagai vegetasi pohon dan
semak. Golongan Monokotiledon seperti Graminae, Liliaceae dan Orchidaceae
memiliki penyebaran yang luas dan kebanyakan bersifat sebagai tanaman berkayu dan
terdapat dalam jumlah yang besar (Mabberley, 1983).
Haerumen (1980) dalam Indriyanto (2005), juga menyatakan bahwa hutan
alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat
banyak. Hutan dikalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan
merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Diantara 40.000 spesies
tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4000 spesies tumbuhan yang termasuk
golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti
tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10
cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan
spesies rotan, spesies tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-
umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan.
10
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dijelaskan kembali oleh Mabberley (1983), bagi para biologiawan hutan hujan
tropik sangat menarik perhatian. Sementara bagi orang-orang yang berada di daearah
tempret menganggap hutan hujan tropik sebagai sumber kekayaan alam yang sangat
besar sebab 50 % belawan bumi ditutupi oleh kayu hutan hujan tropik. Telah
diestimasi produksi potensial kayu hutan hujan tropik sekitar 75 %. Hutan hujan
tropik merupakan suatu bank gen dan sumber produksi dalam perdagangan. Di
dalamnya terdapat tumbuh-tumbuhan obat, karet, bahan-bahan ekstrak, buah-buahan
tropika dan sumber makanan lainnya, tetapi yang terpenting ialah kayunya. Kayu-
kayuan hutan hujan tropik merupakan sumber yang paling banyak dieksploitasi pada
saat ini, seperti : jati, ramin, serta meranti-merantian yang berguna untuk pembuatan
kayu lapis.
2.5 Pohon
Pohon-pohon menjadi organisme dominan di hutan tropis, bentuk kehidupan pohon
berpegaruh pada physiognomi umum, produksi dasar dan lingkaran keseluruhan dari
komunitas. Banyak ciri-ciri pohon tropis berbeda dengan daerah lain mengingat
terdapat ciri-ciri tertentu dan kebiasaan bercabang, dedauanan, buah-buahan dan
sistem akar yang jarang dan tidak pernah dijumpai di bagian bumi lain (Longman &
Jenik, 1987).
Menurut Sutarno & Soedarsono (1997), pohon hutan merupakan tumbuhan
yang berperawakan pohon, batangnya tunggal berkayu, tegak biasanya beberapa meter
dari tanah tidak bercabang, mempunyai tajuk dengan percabangan dan daun yang
berbentuk seperti kepala. Menurut Whitmore (1986) dalam Tamin (1991), pohon
tumbuh serta alami di hutan dalam bentuk yang dominan dalam hutan hujan, bahkan
tumbuhan bawah sebahagian besarnya terdiri daripada tumbuhan berkayu yang
mempunyai bentuk pohon. Untuk keperluan inventarisasi, pohon dibedakan menjadi
stadium seedling, sapling, pole, pohon dewasa. Wyatt-Smith (1963) dalam
Soerianegara & Indrawan (1978), membedakan sebagai berikut :
a. Seedling (semai) yaitu pemudahan mulai kecambah yang tingginya sampai
setinggi 1,5 m.
11
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
b. Sapling (pacang, sapihan) yaitu pemudahan yang tingginya 1,5 m dan lebih
sampai pohon-pohon muda yang berdiameter kurang dari 10 cm.
c. Pole (tiang) yaitu pohon-pohon muda yang diameter 10-35 cm.
d. Pohon dewasa yaitu pohon yang berdiameter lebih dari 35 cm yang diukur 1,3
meter dari permukaan tanah.
2.6 Vegetasi
Vegetasi yaitu kumpulan dari beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh
bersama-sama pada satu tempat di mana antara individu penyusunnya terdapat
interaksi yang erat, baik di antara tumbuh-tumbuhan maupun dengan hewan-hewan
yang hidup dalam vegetasi dan lingkungan tersebut. Dengan kata lain, vegetasi tidak
hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan melainkan membentuk suatu
kesatuan di mana individu-individunya saling tergantung satu sama lain, yang disebut
sebagai suatu komunitas tumbuh-tumbuhan (Ruslan, 1986).
2.7 Analisis Vegetasi
Menurut Soerianegara & Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi atau studi
komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Cain & Castro (1959) dalam
Soerianegara & Indrawan (1978) mengatakan bahwa penelitian yang mengarah pada
analisis vegetasi, titik berat penganalisisan terletak pada komposisi jenis atau jenis.
Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah karakteistik
tertentu daintaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting.
2.8 Struktur dan Komposisi Hutan
Struktur merupakan lapisan vertikal dari suatu komunitas hutan. Dalam komunitas
selalu terjadi kehidupan bersama saling menguntungkan sehingga dikenal adanya
lapisan-lapisan bentuk kehidupan (Syahbudin, 1987). Selanjutnya Daniel et al. (1992),
menyatakan struktur tegakan atau hutan menunjukkan sebaran umur dan atau kelas
12
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
diameter dan kelas tajuk. Soerianegara dan Indrawan (1982) dalam Indriyanto (2005),
menguraikan stratifikasi hutan hujan tropis menjadi lima stratum yaitu :
1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk
oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m.
2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 20-30 m.
3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 4-20 m.
4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh
spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m.
5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang
dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang
tingginya 0-1 m.
13
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2009 sampai Juni 2009 di kawasan Taman
Wisata Alam Sicikeh-Cikeh, Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole, Kecamatan
Parbuluan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara. Lokasi penelitian ditetepkan
dengan metode Purposive Sampling. Metode ini merupakan metode penentuan lokasi
penelitian secara sengaja yang dianggap representatif. Gambaran lokasi penelitian
pada setiap lokasi adalah:
Lokasi 1: Secara geografis danau 1 terletak pada 020 39’ 11,0” LU dan 980 23’ 12,5”
BT dengan ketinggian 1.433 m dpl.
Lokasi 2 : Secara geografis danau 2 terletak pada 020 39’07,2” LU dan 980 22’ 51,1”
BT dengan ketinggian 1.410 m dpl.
Lokasi 3 : Secara geografis danau 3 terletak pada 020 39’13,1” LU dan 980 22’ 34,9”
BT dengan ketinggian 1.412 m dpl.
Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.
3.2 Deskripsi Area
3.2.1 Letak dan Luas
Secara administratif pemerintahan, Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh terdapat di
Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi,
Provinsi Sumatra Utara, dengan luas 575 ha. Secara geografis terletak pada 02O 35’-
020 45’ Lintang Utara (LU) dan 980 20’- 980 30’ Bujur Timur (BT). Dusun Pancur
Nauli berbatasan langsung dengan kawasan hutan Sicikeh–Cikeh yang terdiri atas tiga
jenis status kawasan hutan, yaitu Hutan Adat, Hutan Lindung Adian Tinjoan seluas
19.000 ha dan TWA Sicikeh-Cikeh. TWA Sicikeh-Cikeh berbatasan dengan :
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung Adian Tinjoan.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Pancur Nauli.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kerajaan.
Kondisi hutan ini berbeda-beda. Di Hutan Adat, penduduk membuka dan
mengelola lahan pertanian. Di Kawasan Hutan Lindung, ada bagian yang sudah
sedikit terbuka, tetapi masih sering dijumpai jenis tumbuhan yang menarik seperti
angrek dan pohon. Sedangkan kondisi Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh
masih dalam keadaan yang cukup baik. Pemisahan Hutan Lindung dengan Taman
Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah sebuah sungai kecil (BKSDA 1 SUMUT, 2003).
3.2.2 Topografi Keadaan topografi di Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh pada umumnya datar,,
sebagian bergelombang sedang dan ringan, dengan ketinggian antara 1500-2000 mdpl.
Keadaan geologi dan tanah terdiri dari bahan induk batuan beku dan vulkanik dengan
jenis tanah podsolik coklat-kecoklatan kelabu (BKSDA, 2003).
3.2.3 Iklim Berdasarkan informasi dari BKSDA 1 SUMUT, diperoleh data curah hujan Taman
Wisata Alam Sicikeh-Cikeh adalah rata-rata 2000-2500 mm pertahaunnya. Dimana
curah hujan tertinggi pada bulan Desember dan terendah pada bulan Mei. musim
kemarau terjadi pada bulan Juni sampai September.
Berdasarkan Schmidt-Ferguson, tipe iklim dikawasan Taman Wisata Alam
Sicikeh-Cikeh adalah tipe B, dengan suhu maksimum dengan 14-300C dengan
kelembaban rata-rata berkisar antara 90-100 %.
15
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
3.3 Vegetasi Keragaman tumbuhannya sangat tinggi, dari tumbuhan tingkat rendah sampai
tumbuhan tingkat tinggi. Pada umumnya terdiri dari pohon berdaun lebar dan berdaun
jarum antara lain: Sampinur bunga dan Sampinur tali (Podocarpus spp.), Haundolok
(Euginia spp.), Hotting (Palaqium spp.) dan lain-lain. Selain populasi yang masih
relatip cukup baik, bagian penutup tanah banyak ditemui Tumbuhan yang berbunga
indah antara lain family Nepenthaceae, Orchidaceae, berbagai jenis herba, paku-
pakuan rotan liana dan sebagainya ( BKSDA 1 SUMUT,2003).
3.4 Metode Penelitian
Penentuan areal lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Purposive
sampling. Pengambilan data pada areal penelitian dilakukan dengan menggunakan
Metode Kwadrat pada plot-plot 20 m x 20 m untuk pohon dan 10 x 10 m untuk
pole.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
3.5.1 Di Lapangan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan Metode Kuadrat. Lokasi penelitian
dibagi tiga yaitu:
Lokasi 1 :Danau 1 dengan ketinggian 1.433 m dpl.
Lokasi 2 :Danau 2 dengan ketinggian 1.410 m dpl.
Lokasi 3 :Danau 3 dengan ketinggian 1.412 m dpl.
Penentuan ketinggian lokasi penelitian didasarkan atas survei dan penelitian
sebelumnya. Pada masing-masing lokasi penelitian dibuat plot dengan ukuran 20 x 20
m untuk kategori pohon , kemudian di dalam plot tersebut dibuat subplot dengan
ukuran 10 x 10 m untuk kategori pole. Pada setiap lokasi dibuat 15 plot untuk pohon
dan 15 plot untuk pole. Pada setiap plot dilakukan pengamatan pada seluruh pohon
yang berdiameter > 35 cm dengan mengukur diameter batang setinggi dada (1.3m),
dan pole yang berdiameter 10-35 cm, memberi nomor (taging) pada semua pohon
yang diukur tersebut, mencatat jenis pohon dan pole, dan jumlah individu dari setiap
16
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
jenis pohon dan pole yang dijumpai pada lokasi pengamatan. Mengukur tinggi pohon
dengan hagrameter.
Spesimen dari seluruh individu yang ditagging, dikoleksi dan diberi label
gantung setelah lebih dahulu mencatat ciri-ciri morfologinya. Kemudian dilakukan
pengawetan spesimen yaitu spesimen disusun dan dibungkus dengan kertas koran dan
dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi alkohol 70%. Udara dalam kantong
plastik dikeluarkan dan kantong plastik ditutup dengan lakban. Selanjutnya dibawa ke
laboratorium untuk dikeringkan.
Faktor abiotik yang diukur meliputi suhu udara dengan Termometer,
kelembaban udara dengan Higrometer, kelembaban dan pH tanah dengan Soiltester ,
suhu tanah dengan Soil termometer, intensitas cahaya dengan Luxmeter, dan
ketinggian tempat dengan Altimeter.
3.5.2 Di Laboratorium
Spesimen yang berasal dari lapangan dikeringkan dengan menggunakan oven yang
selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku-buku acuan antara lain :
a. Malayan Wild Flowers Dicotyledon (Henderson, 1959)
b. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 1 (Whitmore, 1972)
c. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 2 (Whitmore, 1973)
d. Tree Flora of Malaya. A Manual for Foresters Volume 3 (Phil, 1978)
e. A Field Guide to Common Sumatran Trees (Draft & Wulf, 1978)
f. Latihan Mengenal Pohon Hutan : Kunci Identifikasi dan Fakta Jenis (Sutarno &
Soedarsono, 1997)
g. Malesian Seed Plants Volume 1 – Spot-Characters An Aid for Identification of
Families and Genera. (Balgooy, 1997).
h. Malesian Seed Plants Volume 2 – Portraits of Tree Families (Balgooy, 1998).
i. Collection Of Illustrated Tropical Plant, Oleh E. J. H. Corner and Prof. Dr.
Watanabe.
j. Taxonomy Of Vascular Plants. (Lawrence, 1958).
k. Flora (Dr. C. G. G. J. Van Steenis, 1987).
17
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
l. Plant Classification. (L. Berson , 1957).
Spesimen herbarium yang tidak dapat diidentifikasi di laboratorium
taksonomi, di kirim ke herbarium Universitas Andalas Padang untuk diidentifikasi
lebih lanjut.
3.6 Analisis Data
Data vegetasi yang dikumpulkan dianalisis untuk mendapatkan nilai Kerapatan Relatif
(KR), Frekuensi Relatif (FR), Dominansi Relatif (DR), Indeks Nilai Penting (INP),
Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman , Indeks Similaritas dari masing-
masing lokasi penelitian yang mengacu pada Indriyanto (2006) dan Magurran (1983).
a. Kerapatan
Kerapatan Mutlak (KM) =
Kerapatan Relatif (KR) = x100%
b. Frekuensi
Frekuensi Mutlak (FM) =
Frekuensi Relatif (FR) = x 100 %
c. Dominasi
Dominansi Mutlak (DM) =
Dominansi Relatif (DR) = x 100 %
Kerapatan mutlak suatu jenis
Jumlah total kerapatan mutlak Seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis
Frekuensi total seluruh jenis
Jumlah dominansi suatu jenis
Jumlah dominansi seluruh jenis
Jumlah individu suatu jenis
Luas Plot contoh / Plot pengamatan
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis
Jumlah seluruh plot pengamatan
Luas basal area suatu jenis
Luas area penelitian
18
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
d. Indeks Nilai Penting
INP = KR + FR + DR
e. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener
H1 = -Σpi ln pi
pi =
dengan : ni = jumlah individu suatu jenis N = jumlah total individu seluruh jenis
f. Indeks Keseragaman H’ E = H maks
Keterangan : E = Indeks keseragaman ; H’= indeks keragaman H maks = Indeks keragaman maksimum, sebesar Ln S S = jumlah Genus/ jenis g. Indeks Similaritas 2C IS= X 100 % A + B
Keterangan: A = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi A B = Jumlah jenis yang terdapat pada lokasi B
C = Jumlah jenis yang terdapat pada kedua lokasi yang dibandingkan
Untuk menganalisis struktur vegetasi secara horizontal dapat diambil dari hasil
analisis INP, sedangkan untuk struktur vertikal di analisis dari ketinggian pohon
ni
N
19
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
berdasarkan struktur A, B, C, D, E. Menurut Indriyanto (2005), struktur tersebut
adalah :
1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk
oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m.
2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 20-30 m.
3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 4-20 m.
4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh
spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m.
5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang
dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang
tingginya 0-1 m.
20
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kekayaan Jenis Pohon dan Pole
Dari penelitian yang dilakukan pada tiga lokasi berdasarkan Jalur yang berbeda, di
Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh, ditemukan sebanyak 62 jenis
tumbuhan yang tergolong ke dalam 25 famili dan 24 ordo, seperti terlihat pada Tabel
4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Klasifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan yang Ditemukan pada Lokasi
Penelitian
No. Kelas Ordo Famili No. Jenis Vegetasi Berdasarkan Strata
Pertumbuhan Pohon Pole
1. Dikotiledone 1. Anacardiales
1. Anacardiaceae 1 Mangifera odorata
Griff. Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA.
2 Swintonia sp. - 2. Araliales
2. Araliaceae 3
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
4 Schefflera sp. 3. Burserales 3. Burseraceae 5 - Santiria sp. 4. Cunnoniales 4. Cunnoniaceae 6 - Weinmannia blumei Plant. 5. Dipterocarpales
5. Dipterocarpaceae
7 Shorea sumatrana Shorea sumatrana 8 Hopea sp. Anisoptera sp. 9 Vatica sp. Hopea sp.
6. Elaeocarpales 6. Elaeocarpaceae 10 - Elaeocarpus sp. 7. Euphorbiales
7. Euphorbiaceae
11 - Macaranga tanaria Muell. 12 - Antidesma sp.
8. Fagales
8. Fagaceae 13
Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus
Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus
14 Quercus lineata Bl. Lithocarpus sp. 9. Cluciales
9. Guttiferae
15 Garcinia murdhocii Ridl.
Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith.
16 Calophyllum sp. Garcinia forbesii King 17 Garcinia sp 1. Garcinia murdochii Ridl. 18 - Calophyllum sp. 19 - Garcinia sp 1.
10. Hammamelidales 10. Hammamelidaceae 20 Rhodoleia championi Hook. F.
Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
11. Laurales
11. Lauraceae
21 Cinnamomum zeylanicum NEES
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
22 Litsea cubeba (Lour) Pers.
Beilschmiedia pahangensis Gamble.
23 Litsea cf. resinosa Bl. Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl.
24 Litsea trichophylla Kosterm.
Cinnamomum zeylanicum NEES
25 Beilschmiedia sp. Litsea cubeba (Lour) Pers.
26 Cinnamomum sp. Litsea cf. erectinervia Kosterm.
27 Litsea sp 1. Litsea johorensis Gamble.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
28 Litsea sp 2. Litsea trichophylla
Kosterm. 29 Phoebe sp. Cinnamomum sp.1 30 - Cinnamomum sp 2. 31 - Dehaasia sp. 32 - Litsea sp 1. 33 - Litsea sp 2. 34 - Litsea sp 3.
12. Leguminales 12. Leguminosae 35 Albizzia sp. Albizzia sp. 13. Melastomatales 13. Melastomataceae 36 - Medinilla haseltii Bl. 14. Morales 14. Moraceae 37 Ficus annulata Bl. - 15. Myrsinales 15. Myrsinaceae 38 Ardisia sp. Ardisia sp. 16. Myrtales
16. Myrtaceae
39 Eugenia cf. desipiens K. & V.
Eugenia aromatica (L) Baill.
40 Eugenia cf. opaca Auct. Eugenia cf. opaca Auct.
41 Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry.
Eugenia sp 1.
42 Eugenia sp 1. Eugenia sp 2. 43 Eugenia sp 2. Eugenia sp 3. 44 Eugenia sp 4. Eugenia sp 5. 45 Eugenia sp 6. Eugenia sp 6. 46 Eugenia sp 7. Eugenia sp 7. 47 Tristaenia sp. Tristaenia sp.
17. Rutales
17. Rutaceae
48 Evodia sp 1. Acronychia porteri HKF. 49 - Citrus sp. 50 - Evodia sp 1.
18. Sapindales
18. Sapindaceae
51 - Guioa sp. 52 Nephelium sp. Nephelium sp.
19. Sapotales
19. Sapotaceae
53 Palaquium abovatum (Griff.) Engler
Palaquium abovatum (Griff.) Engler
54 Chrysophyllum sp. Madhuca sp. 55 Palaquium sp. Palaquium sp.
20. Saurauiales 20. Saurauiaceae 56 Saurauia bracteosa DC. Saurauia bracteosa DC.
21. Stiracales 21. Stiracaceae 57 - Stirax benzoin 22. Theales 22. Theaceae 58 Schima sp. - 23. Thymelaeales
23. Thymelaeaceae
59 - Gonystylus forbesii Gilg. 60 - Daphne sp.
2. Coniferae 24. Pinales 24. Pinaceae 61 Pinus mercusii Joungh. Pinus mercusii Joungh.
25. Podocarpaceae 62
Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub.
Keterangan : - = tidak ditemukan
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada lokasi penelitian didapatkan 62 jenis
tumbuhan. Tumbuhan yang ditemukan dapat dikelompokan ke dalam 25 famili, yang
termasuk ke dalam 24 ordo dan 2 kelas. Dari keseluruhan temuan didapatkan 2 jenis
dari sub divisi gimnospermae yang termasuk ke dalam 2 famili dan 1 ordo, yaitu
Pinus mercusii Joungh, Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub, Sedangkan sub
divisi angiospermae ditemukan 75 jenis pohon yang termasuk ke dalam 23 famili dan
23 ordo. Dari data juga dapat dilihat bahwa jumlah jenis pole lebih banyak dari pohon.
Pada tingkatan pohon ditemukan 159 individu yang tergolong dalam 43 jenis
dan termasuk kedalam 18 famili dengan luas cuplikan 1,8 Ha (Tabel 4.2).
22
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Table 4.2 Jenis-Jenis Pohon yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
No. Family Spesies LBD (m2)
Lokasi I II III
1 Anacardiaceae
Swintonia sp. 0.2217 2 - - 2 Mangifera odorata Griff. 0.3121 - - 1 3
Araliaceae
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 0.1156 - - 1
4 Schefflera sp. 0.6607 1 - 1 5 Dipterocarpaceae
Hopea sp. 1.0164 1 3 - 6 Vatica sp. 0.1053 1 - - 7 shorea sumatrana 0.3854 - - 1 8
Fagaceae
Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 0.4742 2 1 -
9 Quercus lineata Bl. 1.2646 7 2 - 10 Guttiferae
Garcinia murdhocii Ridl. 0.6104 - - 2 11 Calophyllum sp. 0.2511 1 - - 12 Garcinia sp 1. 0.8213 - 1 3 13 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 1.4913 3 1 - 14
Lauraceae
Cinnamomum zeylanicum NEES 0.1127 - 1 - 15 Litsea cubeba (Lour) Pers. 0.9044 1 5 - 16 Litsea trichophylla Kosterm. 0.1109 1 - - 17 Litsea cf. resinosa Bl. 0.1127 - - 1 18 Beilschmiedia sp. 0.1013 - 1 - 19 Cinnamomum sp. 0.6446 1 1 1 20 Litsea sp 1. 1.1300 1 2 - 21 Litsea sp 2. 4.1377 6 10 - 22 Phoebe sp. 0.1430 - - 1 23 Leguminosae Albizzia sp. 0.1146 1 - - 24 Myrsinaceae Ardisia sp. 0.3255 2 - - 25
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct. 0.8609 1 2 1 26 Eugenia cf. desipiens K. & V. 0.2637 - 1 - 27 Syzygium aromaticum (L). Merr. &
Perry. 1.0624 2 - 6
28 Eugenia sp 1. 1.2720 5 1 - 29 Eugenia sp 2. 1.8594 - 6 - 30 Eugenia sp 4.
0.1304 1 - -
31 Eugenia sp 6. 1.4276 6 1 3 32 Eugenia sp 7. 0.2817 - 2 - 33 Tristaenia sp. 0.1244 - - 1 34 Moraceae Ficus annulata Bl. 0.2141 - - 1 35 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume)
de Laub. 0.4657 1 2 -
36 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 4.9270 - 3 19 37 Rutaceae Evodia sp 1. 0.0999 1 - -
38 Sapotaceae
Palaquium abovatum (Griff.) Engler 1.0860 - - 5
39 Chrysophyllum sp. 0.1473 - 1 -
23
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lanjutan.................. 40 Palaquium sp. 0.4860 - - 3 41 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 0.2749 1 1 - 42 Sapindaceae Nephelium sp. 0.4978 - 2 - 43 Theaceae Schima sp. 1.5201 5 4 - Jumlah Individu 54 54 51 Jumlah Jenis 15 12 16 Jumlah Total Individu 159
Keterangan : LBD = Luas Bidang Dasar ; - = tidak ditemukan Lokasi 1 pada ketinggian : 1.433 m dpl.
Lokasi 2 pada ketinggian : 1.410 m dpl. Lokasi 3 pada ketinggian : 1.412 m dpl
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa kekayaan jenis pohon di kawasan hutan Taman
Wisata Alam Sicikeh-cikeh memiliki jumlah jenis pohon yang cukup rendah, bila di
bandingkan dengan penelitian-penelitian sejenis yang pernah dilakukan di antaranya:
Ihsan (2008), melaporkan di kawasan hutan gunung Sinabung di temukan 114 jenis
pohon yang termasuk kedalam 31 famili dengan jumlah individu sebanyak 636
individu/0,75 ha; Sagala (1997), yang melaporkan di kawasan hutan Gunung Sibayak
II Bukit Barisan ditemukan 46 jenis pohon yang termasuk dalam 30 famili dengan
jumlah individu sebanyak 591 individu/ha; Susilo (2004), yang melaporkan di
kawasan hutan Tangkahan, Stasion Resort Tangkahan Subseksi Langkat Sikundur
Taman Nasional Gunung Leuser, di temukan 159 jenis pohon yang termasuk dalam 35
famili dengan jumlah individu sebanyak 437 individu/ha dan Evanius (2005), yang
melaporkan di kawasan hutan Gunung sinabung di temukan 93 jenis pohon yang
termasuk ke dalam 33 famili dengan jumlah individu sebanyak 276 individu/0,6 ha.
Pada tingkatan pohon dengan luas cuplikan 1,8 Ha, ditemuka sebanyak 324
individu yang termasuk kedalam 60 jenis dan 23 famili, seperti terlihat pada Tabel 4.3
berikut ini.
Tabel 4.3 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pohon yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian
No. Famili Jumlah Indvidu Persentase (%) Jumlah Jenis Persentase (%) 1 Myrtaceae 39 24.5 9 20.9 2 Lauraceae 33 20.8 9 20.9 3 Pinaceae 22 13.8 1 2.3 4 Fagaceae 12 7.5 2 4.7 5 Sapotaceae 9 5.7 1 2.3
24
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lanjutan...................
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan jumlah jenis dan individu setiap
famili pohon dari data yang didapatkan dari penelitian. Dari kedelapan belas famili
yang ditemukan dapat dilihat bahwa jumlah individu sangat bervariasi. Famili
Myrtaceae mendominasi famili lainnya sedangkan famili-famili yang lainnya
memiliki nilai persentasi yang tidak jauh berbeda.
Dari jumlah vegetasi pohon dan pole yang ditemukan, dapat dilihat bahwa
jumlah individu pole jauh lebih banyak dari pohon. Begitu juga dengan jumlah jenis
dan familinya juga berbeda. Untuk lebih jelas perbandingan jumlah individu setiap
famili pohon yang dijumpai pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut ini.
6 Theaceae 9 5.7 1 2.3 7 Guttiferae 7 4.4 3 7.0 8 Dipterocarpaceae 6 3.8 3 7.0 9 Hammamelidaceae 4 2.5 1 2.3 10 Anacardiaceae 3 1.9 2 4.7 11 Araliaceae 3 1.9 2 4.7 12 Podocarpaceae 3 1.9 1 2.3 13 Myrsinaceae 2 1.3 1 2.3 14 Saurauiaceae 2 1.3 3 7.0 15 Sapindaceae 2 1.3 1 2.3 16 Leguminosae 1 0.6 1 2.3 17 Moraceae 1 0.6 1 2.3 18 Rutaceae 1 0.6 1 2.3
Total 159 100 43 100
25
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.1 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pohon Pada Lokasi Penelitian Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah individu pohon terbanyak adalah
famili Myrtaceae yaitu 39 individu (24,84 %), diikuti oleh Lauraceae 33 individu
(21,02 %) , dan Pinaceae 22 individu (13,38 %). Sedangkan yang terendah adalah
famili Leguminosae, Moraceae, dan Rutaceae dengan masing-masing jumlah individu
1 (0,6369 %). Banyaknya jumlah individu Myrtaceae menunjukkan bahwa habitat
pada lokasi peneltian sangat mendukung keberadaan famili ini. Sedangkan
perbandingan jumlah jenis untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut
ini.
21,02 %
0,64 %24,84 %
0,64 %1,91 %
13,38 %
0,64 %5,73 %
1,27 %1,27 % 5,73 % 1,91 % 1,91 % 3,18 %
7,64 %4,46 %
2,55 %
1,27 %
Anacardiaceae Araliaceae Dipterocarpaceae FagaceaeGuttiferae Hammamelidaceae Lauraceae LeguminosaeMyrsinaceae Myrtaceae Moraceae PodocarpaceaePinaceae Rutaceae Sapotaceae SaurauiaceaeSapindaceae Theaceae
26
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.2 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pohon Pada Lokasi Penelitian Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa jumlah jenis yang tertinggi ditempati oleh
famili Myrtaceae dan Lauraceae dengan jumlah jenis yang sama yaitu sebanyak 9
jenis (20,93 %), kemudian diikuti oleh famili Dipterocarpaceae, Saurauiaceae dan
Guttiferae dengan nilai masing-masing 6,9767 %. Anacardiaceae, Araliaceae, dan
Fagaceae masing-masing sebanyak 2 jenis (4,6512 %). Sedangkan famili dengan
jumlah individu terkecil adalah Hammamelidaceae, Leguminosae, Myrsinaceae,
Moraceae, Podocarpaceae, Pinaceae,Rutaceae, Sapotaceae, Sapindaceae dan Theaceae
masing-masing sebanyak 1 jenis (2,3256 %).
Pada tingkatan pole dengan luas cuplikan 0,45 Ha, ditemukan sebanyak 324
individu yang termasuk ke dalam 60 jenis dan 23 famili, seperti terlihat pada Tabel
4.4 berikut ini.
Table 4.4 Jenis-Jenis Pole yang Terdapat di Kawasan Hutan Taman Wisata
Alam Sicikeh-cikeh No Family Spesies LBD Lokasi
I II III
1 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 0.0127 1 - -
2 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 0.4722 4 7 15 3 Burseraceae Santiria sp. 0.0099 - 1 - 4 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 0.0328 2 - - 5
Dipterocarpaceae shorea sumatrana 0.0188 1 - -
6 Hopea sp. 0.0267 1 1 - 7 Anisoptera sp. 0.0106 - 1 -
2,33%2,33%
20,93%
2,33%
2,33%
20,93 %
2,33 %
6,98%4,65%
6,98 %4,65 %4,65 %2,33 %2,33 %6,98%2,33%
2,33%
2,33%
Anacardiaceae Araliaceae Dipterocarpaceae FagaceaeGuttiferae Hammamelidaceae Lauraceae LeguminosaeMyrsinaceae Myrtaceae Moraceae PodocarpaceaePinaceae Rutaceae Sapotaceae SaurauiaceaeSapindaceae Theaceae
27
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
8 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 0.0384 2 1 - Lanjutan..................
9 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 0.0592 - 4 - 10 Antidesma sp. 0.0249 - - 1
11 Fagaceae
Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 0.0296 - - 1
12 Quercus lineata Bl. 0.0611 - - 2 13 Lithocarpus sp. 0.0140 1 - -
14
Guttiferae
Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 0.0268 2 - -
15 Garcinia forbesii King 0.0312 2 - - 16 Garcinia murdochii Ridl. 0.0457 - 1 1 17 Calophyllum sp. 0.0301 - 2 - 18 Garcinia sp 1. 0.6847 10 14 15 19 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 0.0416 - 3 - 20
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 0.0603 1 3 - 21 Beilschmiedia pahangensis Gamble. 0.0437 - - 1 22 Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 1.0869 - - 4 23 Cinnamomum zeylanicum NEES 0.0329 - - 1 24 Litsea cubeba (Lour) Pers. 0.0474 - 3 - 25 Litsea cf. erectinervia Kosterm. 0.0390 - - 2 26 Litsea johorensis Gamble. 0.0193 1 - - 27 Litsea trichophylla Kosterm. 0.0287 - - 1 28 Cinnamomum sp 2. 0.0134 - 1 - 29 Cinnamomum sp.1 0.1040 - 7 - 30 Dehaasia sp. 0.0164 - - 1 31 Litsea sp 1. 0.0582 - 1 2 32 Litsea sp 2. 0.0366 - - 1 33 Litsea sp 3. 0.0194 1 - - 34 Litsea sp 1. 0.0582 - 1 2 35 Litsea sp 2. 0.0366 - - 1 36 Litsea sp 3. 0.0194 1 - - 37 Leguminosae Albizzia sp. 0.0174 5 - - 38 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 0.0532 - - 5 39 Myrsinaceae Ardisia sp. 0.0123 1 1 - 40
Myrtaceae
Eugenia cf. opaca Auct. 0.0371 2 2 -
41 Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 0.0827 - - 3
42 Eugenia sp 1. 0.1679 1 10 - 43 Eugenia sp 2. 0.0188 - - 1 44 Eugenia sp 3. 0.5806 - 4 22 45 Eugenia sp 5. 0.0126 1 - - 46 Eugenia sp 6. 0.5548 1 5 14 47 Eugenia sp 7. 0.1534 6 7 - 48 Tristaenia sp. 0.1401 - 1 5 49 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 0.0891 - 1 3
50 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 0.0221 - - 1
51 Rutaceae
Acronychia porteri HKF. 0.0418 - - 1 52 Citrus sp. 0.0413 - - 2 53 Evodia sp 1. 0.0576 1 3 - 54 Sapindaceae Nephelium sp. 0.0155 - 1 - 55 Guioa sp. 0.0166 - 1 - 56
Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 0.2502 1 - -
57 Madhuca sp. 0.0150 1 - - 58 Palaquium sp. 0.7461 17 3 24
28
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
59 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 0.6417 1 8 20 60 Saurauia ramiflora K. & V. 0.0258 - 2 -
Lanjutan.................. 61 Styracaceae Stirax benzoin 0.0570 1 1 1 62 Thymelaeaceae Daphne sp. 0.0700 - - 3 63 Gonystylus forbesii Gilg. 0.0690 - - 3 Jumlah Individu 69 100 155 Jumlah Jenis 26 31 29 Jumlah Total Individu 324 Jumlah total jenis 60 Jumlah famili 23
Keterangan : - = tidak ditemukan
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa Kawasan Hutan Taman Wisata Alam
Sicikeh-cikeh memiliki kekayaan pole yang cukup tinggi, dengan 324 individu yang
tercakup dalam 60 jenis pole. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah yang
ditemukan pada tingkatan pohon. Damanik et al. (1987) menyatakan bahwa tumbuh-
tumbuhan di zona pegunungan atas mempunyai fisiognomi yang massif, dimana
tumbuhan menjadi kerdil dan mempunyai cabang yang panjang dan berlekuk-lekuk.
Perbandingan jumlah jenis dan individu tiap famili pole yang ditemukan pada
lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Perbandingan Jumlah Individu dan Jumlah Jenis Setiap Famili Pole
yang Didapatkan pada Lokasi Penelitian No. Famili Jumlah
Indvidu Persentase
(%) Jumlah
Jenis Persentase
(%) 1 Myrtaceae 86 26.5 9 15 2 Sapotaceae 46 14.2 3 5 3 Guttiferae 46 14.2 5 8.3 4 Lauraceae 32 9.9 14 23.3 5 Saurauiaceae 31 9.6 2 3.3 6 Araliaceae 25 7.7 1 1.7 7 Rutaceae 7 2.2 3 5 8 Thymelaeaceae 6 1.9 2 3.3 9 Melastomataceae 5 1.5 1 1.7
10 Leguminosae 5 1.5 1 1.7 11 Euphorbiaceae 5 1.5 2 3.3 12 Pinaceae 4 1.2 1 1.7 13 Fagaceae 4 1.2 3 5 14 Dipterocarpaceae 4 1.2 3 5 15 Styracaceae 3 0.9 1 1.7 16 Hammamelidaceae 3 0.9 1 1.7 17 Elaeocarpaceae 3 0.9 1 1.7
29
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
18 Sapindaceae 2 0.6 2 3.3 19 Myrsinaceae 2 0.6 1 1.7
Lanjutan………….. 20 Cunnoniaceae 2 0.6 1 1.7 21 Podocarpaceae 1 0.3 1 1.7 22 Burseraceae 1 0.3 1 1.7 23 Anacardiaceae 1 0.3 1 1.7
Total 324 100 60 100
Dari Tabel 4.4 dan 4.5 dapat dilihat dengan jelas bahwa jumlah individu
terbanyak terdapat pada famili Myrtaceae, yaitu 86 individu/0,45 Ha (26,50 %),
sedangkan jumlah individu terkecil terdapat pada famili Podocarpaceae, Burseraceae
dan Anacardiaceae dengan satu individu (0,3068 %). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.3 Perbandingan Jumlah Individu Tiap Famili Pole Pada Lokasi Penelitian
1,24%
13,66%
9,63% 0,31% 7,76% 0,31% 0,62%
14,29%
0,93%
9,94%1,55%26,71%
1,24%1,55%
0,93%1,24%
2,17%
0,62%0,31%
0,62% 1,55%
1,86%0,93%
Anacardiaceae Araliaceae Burseraceae CunnoniaceaeDipterocarpaceae Elaeocarpaceae Euphorbiaceae FagaceaeGuttiferae Hammamelidaceae Lauraceae LeguminosaeMelastomataceae Myrsinaceae Myrtaceae PinaceaePodocarpaceae Rutaceae Sapindaceae SapotaceaeSaurauiaceae Styracaceae Thymelaeaceae
30
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pole Pada
Lokasi Penelitian Jumlah jenis pole tertinggi (Gambar 4.3 dan 4.4) yang terdapat pada kawasan
ini adalah adalah dari famili Lauraceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 14 jenis
(23,33 %) dan famili Myrtaceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 9 jenis
(15,00%). Menurut Anwar et al.(1984), menyatakan bahwa hutan pegunungan di
tandai oleh bangsa coniferae terutama pohon dari famili Ericaceae, Myrtaceae,
Lauraceae. Pohon-pohon ini sering agak pendek, serta batang dan cabangnya
berlekuk-lekuk. Sedangkan famili-famili yang memiliki jumlah jenis terendah anatara
lain Anacardiaceae, Araliaceae, Burseraceae, Cunnoniaceae, Hammamelidaceae,
Leguminosae, Melastomataceae, Myrsinaceae, Pinaceae, Podocarpaceae dan
Stiracaceae yang hanya memiliki satu jenis saja (1,6667 %).
4.2. Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal
Salah satu indikator menelaah struktur hutan sering di gunakan data ukuran pohon
yang meliputi lingkar atau diameter batang. Gambar 4.5 menyajikan data basal area
dari masing-masing famili yang terdapat pada 1,8 Ha di ketiga lokasi.
1,67%1,67%
3,33%3,33%1,67%
5,00%3,33%
5,00%1,67%
1,67%
15,00%
1,67%1,67%
1,67%
1,67%
23,33%
1,67%
8,33%
5,00%3,33%
1,67%5,00%
1,67%
Anacardiaceae Araliaceae Burseraceae CunnoniaceaeDipterocarpaceae Elaeocarpaceae Euphorbiaceae FagaceaeGuttiferae Hammamelidaceae Lauraceae LeguminosaeMelastomataceae Myrsinaceae Myrtaceae PinaceaePodocarpaceae Rutaceae Sapindaceae SapotaceaeSaurauiaceae Styracaceae Thymelaeaceae
31
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4. 5. Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikeh-cikeh
Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa famili Lauraceae memiliki luas
bidang dasar terbesar yaitu 7,40 m2, dan Myrtaceae dengan luas bidang dasar sebesar
7,28 m2. Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika di bandingkan dengan famili
lainnya seperti Pinaceae sebesar 4,93 m2, Fagaceae 1,74 m2, Sapotaceae 1,72 m2,
Guttiferae 1,68 m2, Theaceae 1,52 m2, Dipterocarpaceae 1,51 m2, Hammamelidaceae
1,49 m2, dan Anacardiaceae 0,53 m2. Sedangkan untuk famili lainnya mempunyai
nilai di bawah dari famili Anacardiaceae.
Beragamnya nilai LBD ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat
tumbuhnya, seperti kelembaban dan suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi,
seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis
lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon. Luas
basal area juga dipengaruhi oleh jenis dan umur pohon. Hortson (1976) dalam Yefri
(1987), menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter
batang adalah jenis dan umur pohon.
Perbedaan ukuran pohon yang berukuran kecil dengan berukuran besar
menunjukkan perbandingan yang mencolok. Famili Lauraceae (Gambar 4.5)
memiliki kisaran toleransi yang luas terhadap suhu, kelembaban dan keadaan tanah
serta kompetisi terhadap nutrisi, sehingga memungkinkan famili ini utuk dapat
berkembang dan tumbuh dengan baik dan memiliki diameter batang yang besar. Krebs
(1985) menyatakan bahwa hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban tanah dan udara serta angin, dimana dengan naiknya ketinggian
7.40 7.28
4.93
1.74 1.72 1.68 1.52 1.51 1.490.53
012345678
Laurac
eae
Myrtace
ae
Pinace
ae
Fagace
ae
Sapota
ceae
Guttife
rae
Theace
ae
Diptero
carpa
ceae
Hammam
elida
ceae
Anacar
diacea
e
32
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
temperatur menurun, curah hujan meningkat dan kecepatan angin juga meningkat
sangat mempengaruhi kelembaban udara. Selanjutnya keadaan hutan tersebut juga
dipengaruhi oleh batuan yang menyusun lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan
tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan
kurang akan fosfor dan nitrogen.
Luas bidang dasar vegetasi pohon (family dan jenis) pada lokasi I-III
didapatkan sangat bervariasi. Pada lokasi I (Gambar 4.6) didapatkan luas bidang
dasar berkisar 11,0000 – 0,5177 m2. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari jenis
Eugenia sp 6. yakni sebesar 11,0000 m2. Kemudian diikuti Litsea sp 2. 6,4792,
Quercus lineata Bl 5,5789, Rhodoelia championi Hook. F. 5,1090, Schima sp. 3,0182,
Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 2,0000, Swintonia sp. 2,0000, Eugenia sp 1.
0,9020, Litsea sp 1. 0,7023, Schefflera sp. 0,5177. Tingginya nilai dari jenis tersebut
disebabkan oleh daya adaptasi terhadap kelembaban dan suhu di lokasi I lebih tinggi
dari lokasi II dan III, di mana Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978),
menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang
bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga di pengaruhi oleh pertumbuhan dari
bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat
menguasai tutupan tajuk nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat
tumbuh karena daya toleransinya/toleran terhadap naungan. Soerianegara dan
Indrawan (1978), menyatakan bahwa jika keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka
ada kemungkinan cahaya atau bayangan (naungan) mengandung banyak cahaya infra
merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi I
6.47925.5789 5.1090
3.01822.0000 2.0000
0.9020 0.7023 0.5177
11.0000
0
2
4
6
8
10
12
Eugen
ia sp
6.
Litsea
sp 2.
Quercu
s line
ata B
l.
Rhodo
leia c
hampio
ni Hoo
k. F
Schim
a sp.
Syzyg
ium ar
omati
cum (L
)....
Swinton
ia sp.
Eugen
ia sp
1.
Litsea
sp 1.
Scheff
lera s
p.
33
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Pada Lokasi II dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh
Litsea sp 2. 2,7679, diikuti dengan Eugenia sp 2. 1,8594, Hopea sp. 1,0164, Litsea
cubeba (Lour) Pers. 0,7898, Schima sp. 0,7742, Pinus mercusii Joungh. 0,6509,
Eugenia cf. opaca Auct. 0,6041, Nephelium sp. 0,4978, Litsea sp 1. 0,4277,
Cinnamomum sp. 0,3715. Tiap tumbuhan memiliki nilai toleransi dan faktor pembatas
tertentu terhadap lingkungan. Irwan (1992), menyatakan bahwa faktor yang mula-
mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor
pembatas. Untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus
memiliki bahan-bahan yang penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan
berkembangbiak. Kehadiran dan keberhasilan organisme tergantung kepada
lengkapnya kebutuhan yang diperlukan, termasuk unsur-unsur lingkungan yang
kompleks (suhu, kelembaban, cahaya). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar
4.7 berilut ini.
Gambar 4.7 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi II
Pada Lokasi III luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Pinus mercusii
Joungh 4,2761. Diikuti oleh Palaquium abovatum (Griff.) Engler 1,0860, Syzygium
aromaticum (L). Merr. & Perry. 1,0624, Garcinia sp 1. 0,6783, Garcinia murdhocii
Ridl. 0,6104, Palaquium sp. 0,4860, Shorea sumatrana 0,3854, Eugenia sp 6. 0,3634,
Mangifera odorata Griff. 0,3121, Ficus annulata Bl. 0,2141. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
2.76791.8594
1.0164 0.7898 0.7742 0.6509 0.6041 0.4978 0.4277 0.371501234567
Litsea
sp 2.
Eugen
ia sp
2.
Hopea
sp.
Litsea
cube
ba (L
our) P
ers.
Schim
a sp.
Pinus m
ercusi
i Jou
ngh
Eugen
ia cf.
opaca
Auc
t.
Nephe
lium sp
.
Litsea
sp 1.
Cinnam
omum
sp.
34
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.8 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi III Dari ketiga lokasi tersebut dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi
ditempati oleh Eugenia sp.6 yaitu 11,0000 m2 (Pada Lokasi I), kemudian Pinus
mercusii Joungh 4,2761 m2 (Lokasi III), dan Litsea sp 2. 2,7679 m2 (Lokasi II),
Tingginya nilai dari jenis tersebut disebabkan oleh Lokasi I (1.433 m dpl) memiliki
ketinggian tempat yang lebih tinggi dari lokasi II (1.410 m dpl), dan III (1.412 m dpl).
Damanik et al. (1992), menyatakan bahwa dengan naiknya tempat, pohon-pohon
besar tidak dijumpai lagi tetapi pohon-pohon menjadi lebih kecil dan kerdil dengan
cabang yang banyak. Selain ukuran pohon dan diameter batang Luas Bidang Dasar
juga tergantung pada jumlah individu. Selanjutnya Irwan (1992), menyatakan bahwa
fisiognomi tumbuhan tergantung pada ketinggian dan tofografi. Dengan naiknya
zonasi ketinggian memiliki fisiognomi yang berbeda yakni semakin keatas ukuran
pohon-pohon tambah kecil dan semakin kerdil hal ini kemungkinan besar disebabkan
karena penyinaran ultra violet yang kuat.
4.3 Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal
Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tetumbuhan secara vertikal di
dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Dimana stratifikasi pada
tingkatan pohon didapat dari pengukuran tinggi dilapangan. Dari ketiga lokasi
penelitian pohon mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda. Stratum pada ketiga
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut.
4.2761
1.0860 1.0624 0.6783 0.6104 0.4860 0.3854 0.3634 0.3121 0.21410123456
Pinus m
ercusii
Joungh
.
Palaqu
ium abovat
um (Griff
.) E...
Syzygium
aromati
cum (L). M
er..
Garcinia
sp 1.
Garcinia
murdhoci
i Ridl.
Palaqu
ium sp.
shorea
sumatr
ana
Eugenia
sp 6.
Mangif
era odo
rata G
riff.
Ficus a
nnula
ta Bl.
35
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.9 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi I
Dari Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa pada lokasi I vegetasi pohon yang
mendominasi atau menyusun adalah stratum A, B, dan C. Dimana Stratum B disusun
oleh 30 spesies tumbuhan yaitu meliputi spesies Eugeni sp 6., Litsea trichophylla
Kosterm, Eugenia sp 1., Schima sp., Rhodoleia championi Hook. F., Swintonia sp.,
Cinnamomum sp., Eugenia cf. opaca Auct., Eugenia sp 4., Lithocarpus
encleisacarpus (Korth) A. Camus, Litsea sp 1., Litsea sp 2., Saurauia bracteosa DC.,
Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry, .Ardisia sp., Quercus lineata Bl., Schefflera
sp., Albizzia sp., Evodia sp 1., Hopea sp, .Litsea cubeba (Lour) Pers.Vatica sp.
Stratum A disusun oleh 13 spesies yaitu Litsea sp 2., Eugenia sp 1., Schima sp.,
Ardisia sp., Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A.Camus, Quercus lineata Bl.,
Rhodoleia championi Hook. F., Schefflera sp. Dan stratum C disusun oleh 10 spesies
yaitu Albizzia sp., Ardisia sp., Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub., Eugenia sp
6., Evodia sp 1., Hopea sp., Litsea cubeba (Lour) Pers., Quercus lineata Bl., Syzygium
aromaticum (L).Merr. & Perry., Vatica sp.
13
30
10
05
101520253035
A B C
Stratum
Jum
lah
36
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.10 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi II Dari Gambar 4.10 dapat diketahui bahwa stratifikasi pohon yang
mendominasi atau menyusun lokasi II adalah stratum A, B, dan C. Dimana stratum B
disusun oleh 34 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Litsea sp.2,
Eugenia sp.2, dan Litsea cubeba (Lour) Pers. Stratum A disusun oleh 15 spesies yaitu
Litsea sp 2., Hopea sp., Litsea sp 1., Schima sp., Eugenia sp 2., Litsea cubeba (Lour)
Pers., Nephelium sp. Dan stratum C disusun oleh spesies yaitu Dacrycarpus
imbricatus (Blume) de Laub., Eugenia sp 2., Litsea cubeba (Lour) Pers., Hopeasp.,
Cinnamomum zeylanicum NEES, Chrysophyllum sp.
Gambar 4.11 Stratifikasi Tingkatan Pohon dilokasi III
15
34
6
0
10
20
30
40
A B C
Stratum
Jum
lah
9
38
4
05
10152025303540
A B C
Stratum
Jum
lah
37
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dari Gambar 4.11 dapat diketahui bahwa stratifikasi pohon yang
mendominasi atau menyusun lokasi III adalah stratum A, B, dan C. dimana Stratum B
disusun oleh 38 spesies. Spesies yang paling mendominasi di stratum B yaitu Pinus
mercusii Joungh, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry., Eugenia sp 6.Garcinia
murdhocii Rid., Garcinia sp 1, Palaquium abovatum (Griff.) Engler, Palaquium sp.
Stratum A disusun oleh 9 spesies yaitu Pinus mercusii Joungh, Palaquium abovatum
(Griff.) Engle, Cinnamomum sp.Eugenia cf. opaca Auct, Garcinia sp 1, Mangifera
odorata Griff. Dan stratum C disusun oleh 4 spesies yaitu Pinus mercusii Joungh,
Palaquium sp, Palaquium abovatum (Griff.) Engler.
4.4 Struktur Vegetasi Pole Secara Horizontal
Salah satu indikator menelaah struktur hutan sering digunakan data ukuran pole yang
meliputi lingkar atau diameter batang. Gambar 4.12 menyajikan data basal area dari
masing-masing famili yang terdapat pada 0,45 Ha di ketiga lokasi.
Gambar 4.12 Luas Bidang Dasar Tertinggi Pole di Hutan TWA Sicikeh-cikeh
Dari Gambar 4.12 dapat diketahui bahwa famili Melastomataceae memiliki
luas bidang dasar terbesar yaitu 8,43 m2, dan Myrtaceae dengan luas bidang dasar
sebesar 1,75 m2. Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika di bandingkan dengan
famili lainnya seperti Lauraceae 1,61 m2, Sapotaceae 1,01 m2, Guttiferae 0,82 m2,
Saurauiaceae 0,67 m2, Araliaceae 0,47 m2, Rutaceae 0,14 m2, Thymelaeaceae 0,14 m2,
Fagaceae 0,1m2 Sedangkan untuk famili lainnya mempunyai nilai dibawah dari famili
Fagaceae.
8.43
1.75 1.611.01 0.82 0.67 0.47 0.14 0.14 0.1
0123456789
Melasto
matacea
e
Myrtace
ae
Laurace
ae
Sapota
ceae
Guttifera
e
Saurau
iaceae
Araliac
eae
Rutacea
e
Thymela
eaceae
Fagace
ae
38
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Pada lokasi I bisa dilihat dengan jelas bahwa LBD tertinggi pole adalah
Palaquium sp. Yakni 0,2502 m2 nilai ini agak berbeda jauh dengan jenis yang
memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Garcinia sp.1 0,1365, Albizzia sp.
0,0729, Eugenia sp 7.0,0721, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel 0,0551, Eugenia sp
3. 0,0540, Weinmannia blumei Plant 0,0328, Garcinia forbesii King 0,0312, Eugenia
cf. opaca Auct. 0,0283, Calophyllum incrasstum Henderson et wyatt - smith 0,0268.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.13 berikut.
Gambar 4.13 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi I
Pada lokasi II bisa dilihat dengan jelas bahwa LBD teringgi pada tingkatan
pole adalah Garcinia sp 1. 0,1933 m2 nilai ini sedikit berbeda dengan jenis yang
memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Eugenia sp 1. 0,1396,
Cinnamomum sp.1 0,1040, Saurauia bracteosa DC. 0,1014, Eugenia sp 7. 0,0994,
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 0,0866, Eugenia sp 6. 0,0736, Macaranga
tanaria Muell. 0,0592, Palaquium sp. 0,0478, Beilschmiedia oligocarpa Kosterm.
0,0447. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut.
0.2502
0.13650.0729 0.0721 0.0551 0.0540 0.0328 0.0312 0.0283 0.0268
0.00.10.20.30.40.50.6
Palaqu
ium sp
.
Garcini
a sp 1
.
Albizz
ia sp
.
Eugen
ia sp
7.
Brassai
opsis
glom
erulat
a (Bl)..
.
Eugen
ia sp
3.
Wein
mannia
blum
ei Plan
t
Garcini
a forb
esii K
ing
Eugen
ia cf.
opaca
Auc
t.
Caloph
yllum
incra
ssatum
He..
.
39
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.14 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi II
Pada lokasi III bisa dilihat bahwa LBD tertinggi pada tingkatan pole adalah
Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 1,0185 m2 nilai ini sedikit berbeda dengan jenis
yang memiliki luas basal area berikutnya yakni dari jenis Palaquium sp. 0,1462,
Eugenia sp 3. 0,1213, Saurauia bracteosa DC. 0,1109, Eugenia sp 6. 0,0871,
Garcinia sp 1. 0,0871, Garcinia sp 1. 0,0756, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
0,0704, Beilschmiedia pahangensis Gamble. 0,0437, Litsea sp 2. 0,0366, Garcinia
murdochii Ridl. 0,0274. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.15
berikut.
Gambar 4.15 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pole Dilokasi III
Dari ketiga lokasi tersebut dapat dilihat bahwa jenis pole yang memiliki luas
bidang dasar (LBD) terbesar pada lokasi III yaitu dari jenis Cinnamomum burmanii
Ness. Ex Bl. dengan 1,0185 m2, kemudian pada lokasi I yaitu dari jenis Palaquium
sp. dengan luas bidang dasar 0,2502 m2, dan pada lokasi II yaitu dari jenis Garcinia sp
0.19330.1396
0.1040 0.1014 0.0994 0.0866 0.0736 0.0592 0.0478 0.0447
0.000.050.100.150.200.25
Garcini
a sp 1
.
Eugen
ia sp
1.
Cinnam
omum
sp.1
Saurau
ia bra
cteosa
DC.
Eugen
ia sp
7.
Brassai
opsis
glom
eru...
Eugen
ia sp
6.
Macaran
ga ta
naria
M...
Palaqu
ium sp
.
Beilsch
miedia
oligo
...
1.0185
0.1462 0.1213 0.1109 0.0871 0.0756 0.0704 0.0437 0.0366 0.02740.00.20.40.60.81.01.2
Cinnam
omum
burm
anii N
ess. ..
Palaqu
ium sp
.
Eugen
ia sp
3.
Saurau
ia bra
cteosa
DC.
Eugen
ia sp
6.
Garcini
a sp 1
.
Brassai
opsis
glom
erulat
a (Bl) .
..
Beilsch
miedia
paha
ngen
sis G
a...
Litsea
sp 2.
Garcini
a murd
ochii
Ridl
40
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
1. dengan luas bidang dasar 0,1933 m2. Jika di lihat dengan seksama luas bidang dasar
tertinggi pada ketiga lokasi berkurang atau menurun seiring dengan daya adaptasi
terhadap kelembaban dan suhu yang berubah harian dari jenis tersebut. Tiap tumbuhan
memiliki nilai toleransi dan faktor pemabatas tertentu terhadap lingkungan. Irwan
(1992), menyatakan bahwa faktor pembatas adalah faktor yang mula-mula
menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme. Untuk dapat bertahan
hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang
penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan berkembangbiak. Kehadiran dan
keberhasilan organisme tergantung kepada lengkapnya kebutuhan yang di perlukan,
termasuk unsur-unsur lingkungan yang kompleks (suhu, kelembaban, cahaya).
4.5 Struktur Vegetasi Pole Secara Vertikal
Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tetumbuhan secara vertikal di
dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Dimana stratifikasi dapat
diperoleh dari pengukuran tinggi pohon dan pole dilapangan. Dari ketiga lokasi
penelitian pole mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda. Stratum pada ketiga
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 4.16 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi I
Dari Gambar 4.16 dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang
menyusun pada lokasi I adalah stratum B, dan C. stratum B disusun oleh 2 spesies
yaitu Cinnamomum zeylanicum NEES. Dan stratum C disusun oleh 70 spesies. Dan
spesies yang paling mendominasi adalah Palaquium sp., Garcinia sp., Albizzia sp.,
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm., Eugenia sp.7 dan Eugenia sp.3.
0 2
70
0
20
40
60
80
A B C
Stratum
Jum
lah
41
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Pada lokasi II dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang
menyusun adalah stratum B, dan C. stratum C disusun oleh 87 spesies. Dan spesies
yang paling mendominasi adalah Garcinia sp 1, Saurauia bracteosa DC, Brassaiopsis
glomerulata (Bl) Regel, Cinnamomum sp, Eugenia sp 1, Eugenia sp 7, Eugenia sp 6,
Macaranga tanaria Muell, Beilschmiedia oligocarpa Kosterm, Litsea cubeba (Lour)
Pers, Palaquium sp, Symingtonia populnea (Miq) A. DC, Eugenia cf. opaca Auct,
Evodia sp 1. dan stratum B disusun oleh 9 spesies yaitu Calophyllum sp, Eugenia sp 1,
Evodia sp 1, Garcinia sp 1, Guioa sp, Litsea sp 1, Saurauia ramiflora K. & V. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.17 berikut.
Gambar 4.17 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi II
Pada lokasi III dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang
menyusun adalah stratum B, dan C. dimana Stratum B disusun oleh 32 spesies. Dan
spesies yang paling mendominasi adalah Acronychia porteri HKF, Beilschmiedia
pahangensis Gamble, Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl, Eugenia aromatica (L)
Baill, Eugenia sp 3, Eugenia sp 6, Garcinia murdochii Ridl, Garcinia sp 1, Medinilla
haseltii Bl, Palaquium sp, Saurauia bracteosa DC. Dan stratum C disusun oleh 121
spesies, dan yang paling mendominasi adalah Palaquium sp, Eugenia sp 3, Saurauia
bracteosa DC, Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel, Garcinia sp 1, Eugenia sp 6,
Tristaenia sp, Cinnamomum burmanii Ness.Ex Bl, Medinilla haseltii Bl, Daphne sp,
Gonystylus forbesii Gilg, Pinus mercusii Joungh, Citrus sp, Eugenia aromatica (L)
09
87
0
20
40
60
80
100
A B C
Stratum
Jum
lah
42
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Baill, Litsea cf. erectinervia Kosterm, Litsea sp 1, Quercus lineata Bl. Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.18 berikut.
Gambar 4.18 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi III
Vickery (1984), dalam Indriyanto (2006), menyatakan bahwa pada tipe ekosistem
hutan hujan tropis, stratifikasi itu terkenal dan lengkap. Tiap lapisan dalam stratifikasi
itu disebut stratum atau strata. Stratifikasi terjadi karena dua hal penting yang dimiliki
atau dialami oleh tetumbuhan dalam persekutuan hidupnya dengan tumbuhan lainnya,
yaitu Akibat persaingan antartumbuhan. Pada umumnya didalam suatu masyarakat
hutan terjadi persaingan antarspesies pohon yang ada. Akibat persaingan muncullah
spesies pohon yang mampu bersaing, memiliki pertumbuhan kuat, dan menjadi
spesies yang dominan. Akibat sifat toleransi spesies pohon terhadap intensitas radiasi
matahari, spesies pohon yang intoleran mendapatkan kesempatan ruang tumbuh
dengan radiasi matahari yang penuh, maka pohon tersebut akan tumbuh cepat, tinggi
pohonnya mencapai posisi paling atas dan pohon intoleran yang ternaungi oleh pohon
lainnya.
Soerianegara dan Indrawan (1982) dalam Indriyanto (2005), menguraikan
stratifikasi hutan hujan tropis menjadi lima stratum yaitu :
1. Stratum A (A storey), yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk
oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m.
2. Stratum B (B-storey), yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 20-30 m.
0
32
121
0
20
40
60
80
100
120
140
A B C
Stratum
Jum
lah
43
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
3. Stratum C (C-storey), yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh
pepohonan yang tingginya 4-20 m.
4. Stratum D (D-storey), yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh
spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m.
5. Stratum E (E-storey), yaitu tajuk paling bawah (lapisan kelima dari atas) yang
dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang
tingginya 0-1 m.
4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole
Komposisi merupakan penyusun suatu tegakan yang meliputi jumlah jenis/famili
ataupun banyaknya individu dari suatu jenis pohon (Suin, 2002). Pada ketiga lokasi
penelitian di dapat 18 famili pada tingkatan pohon dan 23 famili pada tingkatan pole.
Komposisi pohon dan pole dari setiap famili yang terdapat pada ketiga lokasi relatif
berubah.
Dari seluruh data yang didapatkan diperhatikan bahwa ada famili-famili yang
terdapat di ketiga lokasi penelitian dan ada yang hanya pada lokasi tertentu saja.
Famili-famili pohon dan pole yang terdapat pada ketiga lokasi penelitian adalah
Myrtaceae, Lauraceae, Dipterocarpaceae, Guttiferae, Stiracaceae, dan Rutaceae. Hal
ini menunjukkan tingkat penyebaran dan adaptasi yang tinggi dari keenam famili ini
terhadap kondisi fisik lingkungan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Sehingga
dapat dijumpai pada ketiga lokasi. Kondisi fisik lingkungan seperti kelembaban dan
kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan penyebaran biji.
Krebs (1985), menyatakan bahwa kelembaban tanah mempengaruhi
penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan dan
mempengaruhi kandungan/ ketersediaan air tanah, dimana hubungannya dengan
temperatur dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Lebih lanjut ia juga
menyatakan angin mempengaruhi kelembaban udara dan penyebaran biji tumbuhan
pada hutan pegunungan.
Beragamnya jumlah famili yang didapatkan tiap lokasi mungkin di sebabkan
oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada hutan tersebut. Di mana pada hutan ini
44
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seperti ketinggian tempat, dan keadaan
tanahnya. Edwards et al.(1990), dalam Monk et al. (2000), menyatakan distribusi
jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis
tanah. Perubahan penting pada tanah karena perubahan ketinggian adalah penurunan
pH. Peningkatan karbon organik dan penurunan kedalaman perakaran. Dan variasi
jumlah tersebut dapat juga disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah seiring dengan
naiknya ketinggian tempat. Jenis pepohonan yang tumbuh sangat miskin akan jenis
tetapi kaya akan epifit. Pohon ini mempunyai satu stratum, dimana semakin tinggi dari
permukaan air laut semakin rendahlah pohon-pohon yang dijumpai.
Berdasarkan hasil penilitian diketahui bahwa vegetasi pohon pada ketiga
lokasi memiliki komposisi yang berbeda (19-21).
Gambar 4.19 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I
Dari Gambar 4.19 dapat di lihat bahwa jenis Quercus lineata Bl. Dari famili
Fagaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 17,50 %, diikuti Litsea sp.2 Dari famili
Lauraceae dan Eugenia sp.6 Dari famili Myrtaceae yang memiliki nilai yang sama
sebesar 15,00 %, Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae dan Schima sp. Dari famili
Dipterocarpaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sekitar 12,50 %, Rhodoleia
championi Hook. F. Dari famili Hammamelidaceae sebesar 7,50 %, Swintonia sp.
Dari famili Dipterocarpaceae, Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. Dari famili
Araliaceae, Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Dari famili Fagaceae, dan
Ardisia sp. Dari famili Saurauiaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar
5,00 %. Sedangkan jumlah jenis terendah terdapat antara lain pada jenis
5,00%5,00%5,00%
5,00%7,50%
12,50 %12,50% 15,00%
15,00%
17,50 %
Quercus lineata Bl. Litsea sp 2.Eugenia sp 6. Eugenia sp 1.Schima sp. Rhodoleia championi Hook. F.Swintonia sp. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry.Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus Ardisia sp.
45
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Cinnamomum, Schefflera, Saurauia bracteosa, Hopea sp., dan lain-lain dengan
persentase sebesar 2,00 %. Tingginya nilai jumlah jenis Quercus lineata Bl.
(fagaceae) menunjukkan banyaknya jenis ini pada ketinggian 1433 mdpl.
Pada lokasi II bisa diketahui bahwa yang memiliki komposisi pohon tertinggi
adalah jenis Litsea sp.2 Dari famili Lauraceae sebesar 25,64 %, sedangkan jumlah
jenis terendah antara lain terdapat pada jenis shorea sumatrana, Calophyllum sp.,
Evodia sp 1. dan lain-lain yang hanya memiliki jumlah satu individu saja atau sebesar
1,8 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut.
Gambar 4.20 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II Pada lokasi III bisa diketahui bahwa jenis Pinus mercusii Joungh. Dari famili
Pinaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 43,18 %, diikuti Syzygium aromaticum (L).
Merr. & Perry. Dari famili Myrtaceae sebesar 13,64 %, Palaquium abovatum (Griff.)
Engler Dari famili Sapotaceae sebesar 11,36 %, Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae,
Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae, dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae
memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 6,82 %, Garcinia murdhocii Ridl. Dari
famili Guttiferae sebesar 4,55 %, shorea sumatrana Dari famili Dipterocarpaceae,
Ficus annulata Bl. Dari famili Moraceae, dan Tristaenia sp. Dari famili Myrtaceae
memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar 2,27 %. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 4.21 berikut.
12,82%15,38%
5,13%
7,69%
5,13%10,26% 7,69% 5,13%
5,13%
25,64%
Hopea sp. Quercus lineata Bl.Litsea sp 1. Litsea sp 2.Litsea cubeba (Lour) Pers. Eugenia sp 2.Eugenia cf. opaca Auct. Pinus mercusii Joungh.Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Schima sp.
46
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.21 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III Berdasarkan hasil yang didapatkan dari ketiga lokasi penelitian dapat dilihat
dengan jelas bahwa tiap lokasi memiliki jenis dominan yang berbeda. Jumlah yang
terbanyak didapatkan pada lokasi I adalah Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae,
jenis yang terbanyak pada lokasi II adalah Litsea sp.2 dari famili Lauraceae, jenis
terbanyak pada lokasi III adalah Pinus mercusii Joungh. Dari famili Pinaceae.
Banyaknya jumlah jumlah jenis yang mencolok dibanding jenis lainnya mungkin
disebabkan oleh kondisi lingkungan juga dipengaruhi oleh penyebaran organ generatif
(buah dan biji) dari organisme tersebut serta manfaatnya dalam hutan tersebut, dimana
buah dari pohon ini dapat dimanfaatkan oleh primata sebagai makanan. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya buah dan biji bekas gigitan di lantai hutan. Dan untuk jenis-
jenis yang lain sulit untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan yang
keras tersebut sehingga jumlah individu relative sedikit.
Dari hasil pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan pada setiap lokasi
penelitian didapatkan hasil yang cukup bervariasi, seperti tercantum pada Tabel 4.6
berikut.
Tabel 4.6 Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian
Lokasi Intensitas Cahaya (lux)
Suhu Tanah (o C)
Kelembaban Udara (%) pH Tanah Suhu Udara
(o C) I 8600 22,2 87 4,6 20,4
II 5100 19,8 70,5 4,8 20,2
III 6800 23,6 71,2 4,7 22,6
2,27%2,27%
2,27%4,55%
6,82%6,82%
6,82%
11,36%13,64%
43,18%
Pinus mercusii Joungh. Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry.Palaquium abovatum (Griff.) Engler Garcinia sp 1.Eugenia sp 6. Palaquium sp.Garcinia murdhocii Ridl. shorea sumatranaFicus annulata Bl. Tristaenia sp.
47
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Variasi dan keberadaan jenis pada tiap lokasi tidak terlepas dari adanya pengaruh
faktor fisik lingkungan, iklim dan faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang sedikit
pada hutan pegunungan. Pada semua lokasi penelitian didapat perubahan faktor
fisik/suhu harian yang sedikit berbeda sehingga jenis-jenis tersebut mampu
beradaptasi dengan keadaan lingkungan tersebut dan dapat tumbuh dengan baik.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada lokasi I didapat Suhu udara 200C, pada
Lokasi II didapat suhu udara 200C, dan pada lokasi III terjadi kenaikan suhu udara
yaitu 230C. kelembaban udara pada lokasi I berkisar 90 % dan mengalami penurunan
sampai pada lokasi III yaitu sebesar 56 %, intensitas cahaya pada lokasi I adalah 8600
Lux meter dan pada lokasi III terjadi kenaikan sampai 12500 Lux meter. Sama halnya
juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi I ph tanah berkisar 6,1 dan menurun
pada lokasi III yaitu sebesar 4,3. Suhu tanah pada lokasi I didapat 220C yang
kemudian menurun pada lokasi II yaitu sebesar 210C. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4.6. Daniel et al. (1992), menyatakan bahwa pertumbuhan
tumbuhan dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan
organisme lainnya dan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia,
kelembaban dan sinar matahari.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa vegetasi pole pada ketiga lokasi
memiliki komposisi yang berbeda. Famili-famili pole yang ditemukan pada areal
penelitian menunjukkan banyak kesamaan dengan famili-famili pada tingkatan pohon.
Hal ini disebabkan pemencaran biji dari pohon-pohon induk terbatas sehingga
keberadaan anak pohon tidak jauh dari pohon induk. Pada lokasi I ditemukan 73
individu yang tercakup dalam 28 jenis dan 15 famili. Dimana Palaquium sp.
(Sapotaceae) memiliki nilai tertinggi sebesar 31,48 %, Garcinia sp.1 (Guttiferae)
18,52 %, Eugenia sp 7. ( Myrtaceae) 11,11 %, Albizzia sp. (Leguminosae) 9,26 %,
Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. (Araliaceae) dan Eugenia sp 3. (Myrtaceae)
memiliki jumlah individu yang sama yaitu 7,41 %, Weinmannia blumei Plant.
(Cunnoniaceae), Elaeocarpus sp. (Elaeocarpaceae), Eugenia cf. opaca Auct.
(Myrtaceae) dan Garcinia forbesii King (Guttiferae) memiliki jumlah individu yang
sama yaitu 3,70 %. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut.
48
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Gambar 4.22 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi I
Gambar 4.23 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi II
Dari Gambar 4.23 dapat dilihat bahwa pada lokasi II vegetasi pole yang
berada pada ketinggian 1.410 mdpl ini didominasi oleh Garcinia sp.1 Dari famili
Guttiferae memiliki jumlah individu terbanyak yaitu sebesar 20,59 %. Pada lokasi
terdapat 96 individu yang tercakup ke dalam 16 famili dan 29 jenis. Kemudian posisi
terbanyak kedua ditempati oleh Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae 14,71 %,
18,52%
31,48%3,70%
3,70%3,70%3,70%
7,41%
7,41%
9,26%11,11%
Palaquium sp. Garcinia sp 1.Eugenia sp 7. Albizzia sp.Brassaiops is glomerulata (Bl) Regel. Eugenia sp 3.Weinmannia blumei Plant. Elaeocarpus sp.Eugenia cf. opaca Auct. Garcinia forbesii King
10.29, 10%10.29, 10%
10.29, 10%
7.35, 7%5.88, 6%4.41, 4% 4.41, 4% 20.59, 22%
14,71%
11,76%
Garcinia sp 1. Eugenia sp 1.Saurauia bracteosa DC. Brassaiops is glomerulata (Bl) Regel.Eugenia sp 7. Cinnamomum sp.1Eugenia sp 6. Macaranga tanaria Muell.Symingtonia popu lnea (Miq) A. DC. Palaquium sp.
49
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Saurauia bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 11,76 %, Brassaiopsis glomerulata
(Bl) Regel. Dari famili Araliaceae, Eugenia sp 7. Dari famili Myrtaceae, dan
Cinnamomum sp.1 Dari famili Lauraceae memiliki jumlah jenis yang sama sebesar
10,29 %, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 7,35 %, Macaranga tanaria Muell.
Dari famili Euphorbiaceae 5,88 %, Symingtonia populnea (Miq) A. DC. Dari famili
Hammamelidaceae dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah jenis
yang sama sebesar 4,41 %.
Gambar 4.24 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi III
Lokasi III ini berada pada ketinggian 1.412 mdpl dan terdapat 156 individu
yang tercakup dalam 29 jenis dan 14 famili. Dari Gambar dapat dilihat bahwa
Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah individu tertinggi yaitu
sebesar 18,90 %, diikuti oleh Eugenia sp 3. Dari famili Myrtaceae 17,32 %, Saurauia
bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 15,75 %, Brassaiopsis glomerulata (Bl)
Regel. Dari famili Araliaceae, dan Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae memiliki
jumlah individu yang sama yaitu 11,81 %, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 11,02
%, Medinilla haseltii Bl. Dari famili Melastomataceae, dan Tristaenia sp. Dari famili
Myrtaceae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 3,94 %, Cinnamomum burmanii
Ness. Ex Bl. Dari famili Lauraceae 3,15 %, Gonystylus forbesii Gilg. Dari famili
Thymelaeaceae 2,36 %.
Kondisi topografi dan fisik-kimia hutan pegunungan akan semakin ekstrim
seiring dengan pertambahan ketinggian dari permukaan laut (Damanik, S.J., et al,
50
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
1987). Hal ini juga bisa dilihat dari data fisik-kimia pada Tabel 4.6. Topografi yang
curam dan berbatu-batu yang ditemukan pada lokasi mempengaruhi keberadaan
tumbuhan pada lokasi penelitian. Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain
seperti suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya
matahari. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan berbeda pada setiap lokasi inilah yang
mempengaruhi vegetasi dan perbedaan vegetasi pada lokasi penelitian.
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Anwar (1984), bahwa kelimpahan
dari vegetasi bawah di hutan pegunungan berubah seiring dengan bertambahnya
ketinggian. Ini dipengaruhi oleh perubahan struktur pohon pembentuk tajuk yang
semakin ke atas akan semakin pendek, tajuk rata, batang dan cabang berlekuk, daun
tebal dan kecil.
4.7 Indeks Nilai Penting
Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta
memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu pada
tingkatan Pohon dan Pole didapat dari hasil penjumlahan kerapatan relatif (KR),
frekuensi relatif (FR), dan dominansi relatif (DR).
Dari ketiga lokasi penelitian mempunyai Indeks Nilai Penting yang beragam
dan jenis yang berbeda. Indeks Nilai Penting pada ketiga lokasi penelitian dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Jenis-Jenis Pohon dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di
Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Lokasi I:
No. Famili Spesies KR (%)
FR (%)
DR (%)
INP (%)
1 Fagaceae Quercus lineata Bl. 15.5556 13.6364 9.6465 38.8384 2 Lauraceae Litsea sp 2. 8.8889 6.8182 13.2654 28.9724 3 Myrtaceae Eugenia sp 1. 8.8889 9.0909 11.2625 29.2423 4 Myrtaceae Eugenia sp 6. 8.8889 9.0909 9.1963 27.1761 5 Theaceae Schima sp. 8.8889 9.0909 7.2236 25.2034
6 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 4.4444 4.5455 3.3874 12.3773
7 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 4.4444 4.5455 13.2372 22.2271 8 Myrsinaceae Ardisia sp. 4.4444 4.5455 3.1522 12.1421 9 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). 4.4444 4.5455 2.3355 11.3254
51
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Merr. & Perry. 12 Dipterocarpaceae Hopea sp. 2.2222 2.2727 1.7809 6.2759 13 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. 2.2222 2.2727 1.0740 5.5689 14 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 2.2222 2.2727 1.1098 5.6048
Lanjutan………………. 15 Lauraceae Cinnamomum sp. 2.2222 2.2727 1.3035 5.7984 16 Lauraceae Litsea sp 1. 2.2222 2.2727 6.8012 11.2962 17 Leguminosae Albizzia sp. 2.2222 2.2727 1.1098 5.6048 18 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.2222 2.2727 1.5543 6.0493 19 Myrtaceae Eugenia sp 4. 2.2222 2.2727 1.2628 5.7578
20 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 2.2222 2.2727 1.0197 5.5147
21 Rutaceae Evodia sp 1. 2.2222 2.2727 0.9675 5.4624 22 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 2.2222 2.2727 1.1292 5.6241 23 Anacardiaceae Swintonia sp. 2.2222 4.5455 2.1473 8.9150
Lokasi II
No. Famili Spesies KR (%)
FR (%)
DR (%)
INP (%)
1 Lauraceae Litsea sp 2. 13.3333 12.7660 22.4559 48.5552 2 Myrtaceae Eugenia sp 2. 8.8889 8.5106 15.0852 32.4848 3 Dipterocarpaceae Hopea sp. 6.6667 6.3830 8.2460 21.2956 4 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 6.6667 8.5106 6.4077 21.5850 5 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 6.6667 6.3830 5.2807 18.3304 6 Theaceae Schima sp. 6.6667 6.3830 6.2812 19.3308 7 Fagaceae Quercus lineata Bl. 4.4444 4.2553 2.1782 10.8780 8
Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 4.4444 4.2553 4.9015 13.6013
9 Eugenia sp 7. 4.4444 4.2553 2.3288 11.0285
10 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 4.4444 4.2553 2.9239 11.6237
11 Sapindaceae Nephelium sp. 4.4444 4.2553 4.0388 12.7385
12 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 2.2222 2.1277 1.0093 5.3592
13 Guttiferae
Calophyllum sp. 2.2222 2.1277 2.0372 6.3871 14 Garcinia sp 1. 2.2222 2.1277 1.1602 5.5101
15 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 2.2222 2.1277 1.0093 5.3592
16
Lauraceae
Cinnamomum zeylanicum NEES 2.2222 2.1277 0.9143 5.2642
17 Beilschmiedia sp. 2.2222 2.1277 0.8251 5.1750 18 Cinnamomum sp. 2.2222 2.1277 3.0140 7.3639 19 Litsea sp 1. 2.2222 4.2553 3.4698 9.9473
20 Myrtaceae
Eugenia cf. desipiens K. & V. 2.2222 2.1277 2.1394 6.4893
21 Eugenia sp 1. 2.2222 2.1277 0.8843 5.2342 22 Eugenia sp 6. 2.2222 2.1277 0.9298 5.2796 23 Sapotaceae Chrysophyllum sp. 2.2222 2.1277 1.1951 5.5449 24 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 2.2222 2.1277 1.2843 5.6342
52
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lokasi III
No. Family Spesies KR (%)
FR (%)
DR (%)
INP (%)
1 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 27.0270 27.0270 41.3234 95.3775
2 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 13.5135 13.5135 10.2666 37.2937
3 Guttiferae Garcinia sp 1. 8.1081 8.1081 6.5551 22.7713
4 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 8.1081 8.1081 10.4948 26.7110
5 Sapotaceae Palaquium sp. 8.1081 8.1081 4.6969 20.9131 6 Myrtaceae Eugenia sp 6. 5.4054 5.4054 3.5121 14.3229
7 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 2.7027 2.7027 1.1171 6.5225
8 Araliaceae Schefflera sp. 2.7027 2.7027 1.3819 6.7873 9 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 2.7027 2.7027 3.7244 9.1298
10 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. 2.7027 2.7027 5.8984 11.3038 11 Lauraceae Litsea cf. resinosa Bl. 2.7027 2.7027 1.0891 6.4945 12 Lauraceae Cinnamomum sp. 2.7027 2.7027 1.3404 6.7458 13 Lauraceae Phoebe sp. 2.7027 2.7027 1.3819 6.7873 14 Moraceae Ficus annulata Bl. 2.7027 2.7027 2.0690 7.4744 15 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.7027 2.7027 0.9306 6.3360 16 Myrtaceae Tristaenia sp. 2.7027 2.7027 1.2022 6.6076 17 Anacardiaceae Mangifera odorata Griff. 2.7027 2.7027 3.0161 8.4215
Dari Tabel 4.7 dapat di lihat bahwa Indeks Nilai Penting dari vegetasi pohon
dilokasi I berkisar antara 8,9150 – 25,2034 %. Pada lokasi II berkisar antara 21,2956 –
19,3308 %, dan pada lokasi III berkisar antara 8,4215 – 26,7110 %.
Indeks Nilai Penting tertinggi pada lokasi I terdapat pada Quercus lineata Bl.
Dari famili Fagaceae sebesar 38,8384 %, Pada lokasi II INP tertinggi terdapat pada
jenis Litsea sp 2 Dari famili Lauraceae sebesar 48,5552 %, dan pada lokasi III INP
tertinggi didapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar
95,3775 %.
Pada hutan pegunungan dengan ketinggian 1000-3000 mdpl jenis-jenis yang
terdapat pada zone ini adalah dari famili Fagaceae seperti Quercus, Castanopsis,
Nethofagus, Magnolia, dan Ulmus. Beberapa asosiasi yang terdapat yaitu asosiasi
Pinus mercusii, Agathis, Podocarpus, Duabanga malucans dan Araucaria. Dan yang
53
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
sering terdapat pada Lapisan tajuk kedua biasanya dikuasai famili Lauraceae,
Myrtaceae (Soerianegara & Indrawan, 1978).
Jenis dengan nilai kerapatan relative (KR) tertinggi pada lokasi I adalah
Quercus lineata Bl. Dari famili fagaceae sebesar 15,5556 %, Pada lokasi II Nilai KR
tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 13,3333 %, dan
pada lokasi III Nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari
famili Pinaceae sebesar 27,0270 %. Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jenis
tersebut pada Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Beragamnya nilai kerapatan
relatif ini mungkin disebabkan karena kondisi hutan yang memiliki variasi lingkungan
yang tinggi. Menurut Loveless (1989), sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh
dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut
cenderung tersebar luas.
Nilai frekuensi relatif (FR) tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis Quercus
lineata Bl. Dari Suku Fagaceae sebesar 13,6364 %, Pada lokasi II Nilai FR tertinggi
terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 12,7660 %, dan pada
lokasi III Nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili
Pinaceae sebesar 27,0270 %. Frekuensi kehadiran suatu jenis organisme di suatu
habitat menunjukkan kesering-hadiran jenis tersebut di habitat itu. Dari frekuensi
kehadiran itu dapat tergambar penyebaran jenis tersebut di habitat itu. Bila frekuensi
kehadirannya tinggi berarti jenis itu sering ditemukan di habitat itu (Suin, 2002).
Lebih lanjut Suin (2002) menyatakan bahwa frekuensi kehadiran organisme dapat
dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu jenis-jenis yang aksidental bila
konstansinya 0 – 25 %, jenis assesori yang konstansinya 25 – 50 %, jenis yang
konstan yang konstansinya 50 – 75 %, dan jenis yang absolute bila konstansinya lebih
dari 75 %.
Menurut Indriyanto (2005), menyatakan bahwa di dalam ekologi, frekuensi
digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies
tertentu terhadap jumlah sampel. Frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah petak
contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat
frekuensi merupakan besarnya intesitas ditemukannya suatu spesies organisme dalam
pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem.
54
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dari nilai tersebut dapat di lihat bahwa jenis-jenis ini banyak terdapat pada
hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Jenis-jenis tersebut dapat beradaptasi
dengan kondisi lingkungan tersebut, akan tetapi famili Vatica sp., Beilschmeidia sp.,
Eugenia cf. opaca Auct. Dengan berkurangnya ketinggian akan berkurang jumlah
maupun jenisnya. Berdasarkan nilai FR tersebut dapat dilihat proporsi antara jumlah
pohon dalam suatu jenis dengan jumlah jenis lainnya didalam komunitas serta dapat
menggambarkan penyebaran individunya didalam komunitas.
Penyebaran dan pertumbuhan dari pada individu pohon sangat di pengaruhi oleh daya
tumbuh biji, tofografi dan keadaan tanah dan faktor lingkungan lainnya. Biji pohon
yang tersebar didaerah yang miskin akan bahan organik dan dengan intensitas cahaya
yang berlebih seperti yang terdapat pada hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh ini
dapat berakibat buruk dan mematikan bagi tumbuhan biji tersebut. Dengan
bertambahnya. Dengan bertambahnya ketinggian tempat pada hutan pegunungan,
variasi iklim sangat tinggi dimana kandungan bahan organik berkurang, suhu dan
kelembaban sangat bervariasi.
Nilai Dominansi relatif tertinggi pohon pada lokasi I ditempati oleh jenis
Litsea sp.2 yaitu sebesar 13,2654 %, sedangkan yang terendah ditempati oleh jenis
Evodia sp. yaitu sebesar 0,9675 %. Pada lokasi II nilai DR tertinggi terdapat pada
jenis Litsea sp.2 sebesar 22,4559 % dan yang terendah terdapat pada jenis
Beilschmiedia sp. sebesar 0,8251 %. Pada lokasi III nilai DR tertinggi terdapat pada
jenis Pinus mercusii Joungh. Sebesar 41,3234 % dan yang terendah terdapat pada
jenis Eugenia cf. opaca Auct. Sebesar 0,9306 %. Nilai Dominansi Relatif
menunjukkan proporsi antara luas tempat yang di tutupi oleh jenis tumbuhan dengan
luas total habibat serta menunjukkan jenis tumbuhan yang dominan didalam
komunitas (Indriyanto, 2006).
Dari data dapat dilihat dengan jelas bahwa pada lokasi I, pada tingkatan pohon
didominasi oleh Quercus lineata Bl. dari famili Fagaceae, pada lokasi II oleh jenis
Litsea sp.2 dari famili Lauraceae. Sedangkan pada lokasi III didominasi oleh jenis
Pinus mercusii Joungh dari famili Pinaceae. Menurut Odum (1971), jenis yang
dominan mempunyai produktivitas yang besar, dan dalam menentukan suatu jenis
55
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
vegetasi dominan yang perlu di ketahui adalah diameter batangnya. Keberadaan jenis
dominan pada lokasi III yaitu Pinus mercusii menjadi faktor penghambat
pertumbuhan bagi jenis lainnya karena jenis ini merupakan jenis tumbuhan yang
mengandung allelopati di mana bisa berfungsi menghambat pertumbuhan jenis
lainnya yang hidup berdampingan dengannya. Pada lokasi I didominasi oleh Quercus
lineata Bl. dan lokasi II didominasi oleh Litsea sp.2, hal ini juga memperlihatkan
jenis-jenis tersebut dapat tumbuh dengan baik di habitat ini.
Indeks Nilai Penting pole pada tiap lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut ini.
Tabel 4.8 Jenis-jenis Pole dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Lokasi I No. Famili Spesies KR
(%) FR (%)
DR (%)
INP (%)
1 Sapotaceae Palaquium sp. 23.2877 14.2857 23.8156 61.3890 2 Guttiferae Garcinia sp 1. 13.6986 12.5000 12.9917 39.1903 3 Myrtaceae Eugenia sp 7. 8.2192 5.3571 6.8673 20.4436 4 Leguminosae Albizzia sp. 6.8493 7.1429 6.9431 20.9352
5 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 5.4795 5.3571 5.2452 16.0818
6 Myrtaceae Eugenia sp 3. 5.4795 7.1429 5.1391 17.7614 7 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 2.7397 3.5714 3.1229 9.4340 8 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 2.7397 3.5714 2.6378 8.9489
9 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 2.7397 3.5714 2.5468 8.8580
10 Guttiferae Garcinia forbesii King 2.7397 3.5714 2.9713 9.2824 11 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.7397 3.5714 2.6984 9.0095
12 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 1.3699 1.7857 1.2091 4.3646
13 Dipterocarpaceae
shorea sumatrana 1.3699 1.7857 1.7898 4.9454 14 Hopea sp. 1.3699 1.7857 1.3328 4.4884 15 Fagaceae Lithocarpus sp. 1.3699 1.7857 1.3328 4.4884 16
Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 1.3699 1.7857 1.3899 4.5455 17 Cinnamomum zeylanicum NEES 1.3699 1.7857 1.8374 4.9930 18 Litsea johorensis Gamble. 1.3699 1.7857 1.4851 4.6407 19 Litsea sp 3. 1.3699 1.7857 1.8469 5.0025 20 Myrsinaceae Ardisia sp. 1.3699 1.7857 1.3614 4.5170 21 Myrtaceae Eugenia sp 1. 1.3699 1.7857 1.6089 4.7645 22 Eugenia sp 5. 1.3699 1.7857 1.0472 4.2028 23 Eugenia sp 6. 1.3699 1.7857 1.2015 4.3571 24 Rutaceae Evodia sp 1. 1.3699 1.7857 1.3043 4.4598 25 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 1.3699 1.7857 1.4280 4.5836 26 Madhuca sp. 1.3699 1.7857 1.1234 4.2790 27 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 1.3699 1.7857 1.8469 5.0025
56
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
28 Stiracaceae Stirax benzoin 1.3699 1.7857 1.8755 5.0311 Lokasi II No. Famili Spesies KR
(%) FR (%) DR (%) INP
(%) 1 Guttiferae Garcinia sp 1. 14.5833 10.0000 14.5605 39.1438 2 Myrtaceae Eugenia sp 1. 10.4167 10.0000 10.5140 30.9306 3 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 8.3333 10.0000 7.6370 25.9703
4 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel.
7.2917 5.7143 6.5259 19.5319
5 Lauraceae Cinnamomum sp.1 7.2917 7.1429 7.8358 22.2703 6
Myrtaceae Eugenia sp 7. 7.2917 5.7143 7.4849 20.4909
7 Eugenia sp 6. 5.2083 4.2857 5.5435 15.0376 8 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 4.1667 2.8571 4.4559 11.4797
9 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC.
3.1250 2.8571 3.1343 9.1165
10 Lauraceae
Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 3.1250 4.2857 3.3682 10.7789 11 Litsea cubeba (Lour) Pers. 3.1250 4.2857 3.5670 10.9777 12 Rutaceae Evodia sp 1. 3.1250 4.2857 3.3097 10.7204 13 Sapotaceae Palaquium sp. 3.1250 2.8571 3.6021 9.5843 14 Guttiferae Calophyllum sp. 2.0833 2.8571 2.2689 7.2093 15 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.0833 2.8571 1.5204 6.4608 16 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. & V. 2.0833 1.4286 1.9414 5.4533 17 Burseraceae Santiria sp. 1.0417 1.4286 0.7458 3.2160 18
Dipterocarpaceae Anisoptera sp. 1.0417 1.4286 0.7985 3.2687
19 Hopea sp. 1.0417 1.4286 0.9567 3.4269 20 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 1.0417 1.4286 0.8060 3.2763 21 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 1.0417 1.4286 1.3785 3.8488 22
Lauraceae Cinnamomum sp 2. 1.0417 1.4286 1.0094 3.4796
23 Litsea sp 1. 1.0417 1.4286 1.1676 3.6378 24 Myrsinaceae Ardisia sp. 1.0417 1.4286 0.7834 3.2537 25 Myrtaceae Tristaenia sp. 1.0417 1.4286 0.9793 3.4495 26 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 1.0417 1.4286 0.8211 3.2913 27
Sapindaceae Nephelium sp. 1.0417 1.4286 1.1676 3.6378
28 Guioa sp. 1.0417 1.4286 1.2505 3.7207 29 Stiracaceae Stirax benzoin 1.0417 1.4286 0.8663 3.3365
Lokasi III No. Famili Spesies KR
(%) FR (%)
DR (%)
INP (%)
1 Sapotaceae Palaquium sp. 15.3846 11.3636 6.9012 33.6495 2 Myrtaceae Eugenia sp 3. 14.1026 9.0909 5.7254 28.9189 3 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 12.8205 12.5000 5.2367 30.5572
4 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 9.6154 7.9545 3.3219 20.8919
5 Guttiferae Garcinia sp 1. 9.6154 9.0909 3.5675 22.2738 6 Myrtaceae Eugenia sp 6. 8.9744 9.0909 4.1129 22.1781
57
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
7 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 3.2051 4.5455 1.2513 9.0019 8 Myrtaceae Tristaenia sp. 3.2051 4.5455 1.1474 8.8980
9 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 2.5641 2.2727 48.0937 52.9306
10 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. 1.9231 1.1364 0.8311 3.8905 11 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 1.9231 3.4091 0.7862 6.1184
Lanjutan............... 12
Thymelaeaceae Daphne sp. 1.9231 1.1364 0.7036 3.7630
13 Gonystylus forbesii Gilg. 1.9231 2.2727 0.6937 4.8895 14 Fagaceae Quercus lineata Bl. 1.2821 2.2727 0.6139 4.1686 15
Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. 1.2821 2.2727 0.3919 3.9467
16 Litsea sp 1. 1.2821 1.1364 0.4297 2.8481 17 Rutaceae Citrus sp. 1.2821 2.2727 0.4155 3.9703 18 Euphorbiaceae Antidesma sp. 0.6410 1.1364 1.1758 2.9532
19 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 0.6410 1.1364 1.3977 3.1751
20 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 0.6410 1.1364 1.2938 3.0712
21
Lauraceae
Beilschmiedia pahangensis Gamble. 0.6410 1.1364 2.0635 3.8409
22 Cinnamomum zeylanicum NEES 0.6410 1.1364 0.8641 2.6415 23 Litsea trichophylla Kosterm. 0.6410 1.1364 1.3552 3.1326 24 Dehaasia sp. 0.6410 1.1364 0.7744 2.5518 25 Litsea sp 2. 0.6410 1.1364 1.7283 3.5056 26 Myrtaceae Eugenia sp 2. 0.6410 1.1364 0.8877 2.6651
27 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 0.6410 1.1364 1.0436 2.8210
28 Rutaceae Acronychia porteri HKF. 0.6410 1.1364 1.9738 3.7512 29 Stiracaceae Stirax benzoin 0.6410 1.1364 1.2183 2.9957
Dari rincian nilai perhitungan analisis data vegetasi pole pada Tabel 4.8
dapat dilihat bahwa pada lokasi I Indeks Nilai Penting tertinggi terdapat pada jenis
Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae sebesar 61,3890 %. Pada lokasi II nilai INP
tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari famili Guttiferae sebesar 39,1438 %.
Pada lokasi III nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. Dari famili
Sapotaceae sebesar 33,6495 %. Menurut Indriyanto (2006) menyatakan bahwa indeks
nilai penting adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan
tingkat dominansi jenis-jenis dalam suatu komunitas tumbuhan. Jenis-jenis yang
dominan (yang berkuasa) dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks
nilai penting yang paling besar.
Kemudian dari segi nilai kerapatan relatif (KR), pada lokasi I jenis
dengan nilai KR tertinggi adalah Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae yaitu sebesar
23,2877 %, Pada lokasi II nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari
58
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
famili Guttiferae dengan nilai sebesar 14,5833 %. Dan pada lokasi III nilai KR
tertinggi tedapat pada jenis yang sama yaitu Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae
dengan nilai sebesar 15,3846 %. Tingginya nilai ini menjelaskan bahwa jenis ini
memiliki jumlah yang banyak pada lokasi tersebut selaras dengan banyaknya pohon
dengan jenis yang sama pada lokasi ini. Dengan demikian dapat diduga bahwa jenis
ini memiliki biji yang banyak dan mudah tumbuh pada lokasi ini.
Dari hasil nilai Kerapatan Relatif terendah menunjukkan bahwa jenis-jenis
dari famili tersebut mempunyai jumlah paling sedikit didapatkan. Ini juga diduga
karena factor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari jenis-jenis
tersebut. Kecilnya nilai kerapatan relatif yang didapatkan ini merupakan sifat khas
hutan hujan tropis, dimana perbandingan antara jumlah jenis dari jumlah pohon
perjenis rendah (Resosoedarmo et al., 1989).
Menurut Suseno dan Riswan dalam Sofyan (1991), kerapatan permudahan
pohon dan pohon dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji, selain dari pada itu
tingginyakandungan air dan kurangnya cahaya menyebabkan biji cepat rusak sehingga
jumlah anakan pohon berkurang.
Nilai Frekuensi Relatif (FR) tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis
Palaquium sp. dengan nilai sebesar 14,2857 %, Pada lokasi II nilai FR tertinggi
terdapat pada jenis Garcinia sp.1 dengan nilai sebesar 10,0000%, Pada lokasi III nilai
FR tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. dengan nilai sebesar 11,3636 %.
Dari data diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa frekuensi kehadiran dari
setiap pole ini termasuk dalam kategori aksidental (nilai FR 0-25%). Hal ini
disebabkan karena pertumbuhan pole terhambat oleh adanya persaingan dengan
pohon-pohon yang lebih besar maupun dengan pohon-pohon yang lebih besar maupun
dengan kategori pole sendiri, baik persaingan berupa pengambilan hara mineral dari
tanah maupun dalam hal mendapatkan cahaya matahari. Menurut Rososoedarmo et al.
(1989), dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu
atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Meskipun
demikian tidak ada batas yang nyata antara keduanya dapat saja beroperasi secara
59
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
bersama-sama atau saling mempengaruhi, mksalnya saja kondisi tanah, topografi,
elevasi dan iklim.
Menurut Pramono (1992), menyatakan bahwa pertumbuhan selain dipengaruhi oleh
faktor genetic juga dipengaruhi oleh intraksinya dengan lingkungan. Pengaruh
lingkungan terdiri dari faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan
organisme lain. Lebih lanjut Daniel et al. (1992), menambahkan bahwa pertumbuhan
tumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar
matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologi tumbuhan tersebut.
4.8 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman
Untuk mengetahui keanekaragaman dan keseragaman pada lokasi I,II, dan III telah
dilakukan analisis data dan didapat hasilnya. Menurut Indriyanto (2006), mengatakan
bahwa keanekaragaman jenis merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan
organisasi biologinya. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan
struktur komunitas. Keanekaragaman jenis juga dapat digunakan untuk mengukur
stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap
stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya. Keanekaragaman
jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi
karena interaksi jenis yang terjadi dalam komunitas itu sangat tinggi.
Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan
hasil Ln jumlah genus/jenis yang terdapat pada suatu lokasi. Pada vegetasi pohon
(Tabel 4.9) indeks keseragaman pada lokasi I sebesar 0,9048, pada lokasi II 0,9046,
pada lokasi III 0,7925.
Tabel 4.9 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Pohon pada Tiga Lokasi Penelitian
Lokasi H’ E I 2,8371 0,9048 II 2,8750 0,9046 III 2,2452 0,7925
60
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada lokasi I didapat indeks
keanekaragaman sebesar 2,8369. Hal ini menunujukkan jumlah jenis diantara jumlah
total individu seluruh jenis yang ada termasuk dalam kategori sedang. Pada lokasi II
didapat Indeks Keanekaragaman lebih sedkit tinggi yakni 2,8750. Lokasi III mulai
menurun yaitu sebesar 2,2452 (sedang). Pada lokasi dua di dapat indeks
keanekaragaman tertinggi dari ketiga lokasi yaitu 2,8750 yang menunjukkan bahwa
pada lokasi ini jumlah jenis di antara jumlah total individunya tinggi.
Menurut Mason (1980), jika nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti
keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang,
jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi.
Berikut ini disajikan data indeks keanekaragaman (H’) dan indeks
keseragaman (E) vegetasi pole pada ketiga lokasi penelitian.
Tabel 4.10 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Pole pada Tiga Lokasi Penelitian
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada tingkatan Pole di dapat indeks
keanekaragaman dilokasi I sebesar 2,8109 pada lokasi II didapat indeks
keanekaragaman tertinggi yaitu sebesar 2,9841. Tingginya nilai ini di dukung oleh
tingginya nilai indeks keanekaragaman pohon di lokasi II yang menunjukkan
banyaknya pohon yang menaungi anakan pohon yang hidup di bawahnya, sehingga
anakan pohon tersebut memiliki jumlah individu yang relatif besar jumlahnya. Di
susul oleh lokasi III yang menunujukkan nilai indeks keanekaragaman menurun yaitu
sebesar 2,7246.
Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi pada lokasi II baik pada tingkatan
pohon dan pole, memperlihatkan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat yang sesuai
dan masih memungkinnya untuk hidup. Pada lokasi tersebut didapatkan suhu rata-rata
Lokasi H’ E I 2,8109 0,8436 II 2,9841 0,8862 III 2,7246 0,8091
61
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
200C, suhu tanah rata-rata 210C, kelembaban udara rata-rata 75, pH tanah rata-rata 4,4
dan intensitas cahaya rata-rata 5100 Lux (Tabel 4.6). Faktor fisik tersebut sangat
sesuai untuk pertumbuhan jenis-jenis dari famili-famili yang diperoleh. Tetapi, dengan
naiknya ketinggian faktor fisik yang didapat mengalami perubahan. Perubahan
tersebut meliputi kenaikan kelembaban udara dan kenaikan intensitas cahaya.
Intensitas cahaya berlebih memaksa tumbuhan melakukan adaptasi fisik, fisiologi dan
perilaku untuk mengatasi keadaan tersebut. Ditambah lagi dengan keadaan lingkungan
yang kering secara berkala atau kondisi yang masam dan miskin zat hara, sehingga
menimbulkan kelompok jenis-jenis yang menunjukkan zonasi menurut ketinggan.
Perubahan nilai H’ yang berangsur rendah dari lokasi I sampai lokasi III seiring
dengan perubahan struktur dan bentuk vegetasi juga sejalan dengan naiknnya
ketinggian. Menurut Mackinnon (2000), perubahan struktur dan bentuk hutan pada
ketinggian yang berbeda sesuai dengan perubahan yang ada dalam komposisi jenis.
Suku-suku tumbuhan yang terdapat pada ketinggian 1000 m mencakup suku-suku
yang umum dijumpai pada hutan hujan lainnya, sedangkan flora diatas 1000 m banyak
dijumpai suku Theaceae dan Araucariaceae. Dan untuk pegunungan atas terdapat suku
Myrtaceae dan Ericaceae. Menurut Damanik et al. (1992), perubahan struktur vegetasi
dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan tinggi pohon secara bertahap dengan naiknya
ketinggian.
Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan
total jumlah jenis atau genus (ln S) yang terdapat pada lokasi. Nilai indeks
keseragaman pohon pada lokasi I didapat 0,8436. Pada lokasi II di dapat nilai indeks
keseragaman tertinggi yaitu sebesar 0,8862, pada lokasi III terjadi penurunan nilai
indeks keseragaman yaitu sebesar 0,8091.
Berkurangnya atau turunnya nilai indeks keseragaman dari ketiga lokasi di sebabkan
oleh kondisi lingkungan dan penyediaan nutrisi tanah yang berbeda. Menurut
Sastrawidjaja (1991), ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda
menyebabkan nilai keanekaragaman dan nilai Indeks keseragaman bervariasi. Lebih
lanjut Krebs (1985), menyatakan bahwa keseragaman rendah 0 < E < 0,5 dan
keseragaman tinggi apabila 0,5 < E < 1.
62
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
4.9 Indeks Similaritas
Dari hasil analisa data yang dilakukan antara komunitas hutan pada lokasi 1-III
didapat nilai indeks similaritas pohon dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut.
Tabel 4.11 Indeks Similaritas Pohon pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan.
Indeks kesamaan komunitas menunjukkan bahwa hutan ini berbeda atau
berlainan pada tingkat pohon berdasarkan lokasi yang diteliti. Dimana antara lokasi I
dengan lokasi II didapat nilai IS terbesar yaitu 38,1286%, ini menunjukkan bahwa
jenis yang ada dikedua lokasi berbeda. Demikian halnya dengan lokasi I dengan III
sebesar 14,7611 %. IS pada lokasi II dengan III yaitu sebesar 14,0673%. Dari nilai IS
pada setiap lokasi diatas dapat dilihat bahwa antar setiap lokasi mempunyai nilai IS
25-50 %. Nilai ini menunjukkan bahwa antar setiap lokasi mempunyai kesamaan yang
tidak mirip.
Menurut Indriyanto (2006), Indeks Kesamaan (IS) diperlukan untuk
mengetahui tingkat kesamaan antara beberapa tegakan, antara unit sampling, atau
antara beberapa komunitas yang dipelajari dan dibandingkan komposisi dan struktur
komunitasnya. Oleh karena itu besar kecilnya indeks kesamaan tersebut,
menggambarkan tingkat kesamaan komposisi spesies dan struktur dari dua komunitas,
atau tegakan, atau unit sampling yang di bandingkan.
Berikut ini disajikan data nilai indeks similaritas (IS) pada vegetasi pole pada lokasi
penelitian.
Tabel 4.12 Indeks Similaritas Pole pada Tiga Lokasi yang Dibandingkan.
IS I (%) II (%) III (%) I (%) - 38,1286 14,7611 II (%) - - 14,0673 III (%) - - -
IS I (%) II (%) III (%) I (%) - 38,5879 34,5271 II (%) - - 35,2914 III (%) - - -
63
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Indeks kesamaan komunitas menunjukkan bahwa hutan ini berbeda atau
berlainan pada tingkat pole berdasarkan lokasi yang diteliti. Dimana antara lokasi I
dengan II didapat IS terbesar yaitu 38,5879%, ini menunjukkan bahwa jenis yang ada
dikedua lokasi berbeda. Demikian halnya dengan lokasi I dengan III sebesar
34,5271%, dan IS pada lokasi II dan III yaitu sebesar 35,2914%.
Kesamaan vegetasi pohon dan pole antar lokasi tergolong sangat rendah
karena tidak ada yang mencapai kesamaan ≥ 7 5 %. Nilai IS yang rendah ini
menunjukkan bahwa vegetasi antara lokasi yang satu dengan yang lain tidak ada yang
persis sama. Hal ini sesuai dengan pengelompokkan nilai Indeks Similaritas oleh Suin
(2000), sebagai berikut :
Kesamaan ≤ 25 % : Sangat tidak mirip
Kesamaan 25-50 % : Tidak mirip
Kesamaan 50-75 % : Mirip
Kesamaan ≤ 75 % : Sangat mirip
Krebs (1985) menambahkan bahwa, Indeks Kesamaan berguna untuk
mengetahui seberapa besar kesamaan organisme yang hidup di dua tempat yang
berbeda dan juga dapat digunakan untuk mengetahui penyebarannya. Semakin besar
nilai IS maka jenis yang sama pada lokasi yang berbeda semakin banyak.
Menurut Swan et al., (1978) dalam Lumban Tobing (1980) menyatakan
nilai koefisien kesamaan komunitas berkisar antara 0-100. maka makin dekat ke 100
maka dua contoh yang dibandingkan semakin bersamaan dan semakin dekat ke nol,
kedua contoh yang dibandingkan semakin berlainan.
64
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah di lakukan mengenai Struktur dan Komposisi Vegetasi
Pohon dan Pole di Kawasan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten
Dairi dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a. Pohon ditemukan sebanyak 43 jenis yang termasuk kedalam 18 famili dengan
jumlah individu sebanyak 159 individu/1,8 ha, dan pole sebanyak 60 jenis yang
termasuk ke dalam 23 famili dengan jumlah individu 324/0,45 ha.
b. Struktur dan Komposisi vegetasi pohon dan pole berbeda seiring dengan naiknya
ketinggian tempat.
c. Indeks Similaritas tertinggi pada tingkatan pohon terdapat pada lokasi I dan II,
yaitu sebesar 38,1286 %. Indeks Similaritas tertinggi pada tingkatan pole terdapat
pada lokasi I dan II, yaitu sebesar 38,5879 %.
d. Indeks Keanekaragaman tertinggi pada tingkatan pohon terdapat pada lokasi II,
yaitu sebesar 2,8750. Indeks Keseragaman tertinggi pada tingkatan pohon terdapat
pada lokasi I, yaitu sebesar 0,9048. Indeks Keanekaragaman dan keseragaman
tertinggi pada tingkatan pole terdapat pada lokasi II, yaitu berturut-turut sebesar
2,9841 dan 0,8862.
e. Stratifikasi tertinggi pada tingkatan pohon adalah stratum B dan pada tingkatan
pole adalah stratum C.
5.2 Saran
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Untuk mendapatkan data yang lebih sempurna perlu diadakan penelitian sejenis pada
jalur yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Arifin. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. hlm.
40,51.
Anwar, j., S.J. Damanik., Anthony, J. W. N. Hisyam. 1992. Ekologi Sumatera. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. hlm.280-383.
Bachelerd. E. P. R. Stevens., M. Butz., W.J.B. Crane 1985.Think Tress Grow Trees,
Canberra Australia: Australian Government Publishing service. hlm. 7,11. Damanik, J. S., J. Anwar., N. Hisyam., A. Whitten.1992. Ekologi Ekosistem
Sumatera. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hlm. 417-443 Daniel, T. W., J. A. Helms, F.S. Baker. 1992. Prinsip-prinsip Silvinatural. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press. hlm. 46-50. Ewusie, J.Y. 1990. Ekologi Tropika. Bandung : Penerbit ITB. hlm. 249-267.
Grieg-Smith, P., 1983. Quantitative Plant Ecology, Blackwell Scientific Publications, Oxford : Blackwell Scientific Publication.
Haeruman, H. 1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Jakarta : Kantor Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup. hlm. 11-13. Indriyanto. 2005. Ekologi Hutan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. hlm. 56-61, 111-
113, dan 141-148.
------------. 2008. Pengantar Budi Daya Hutan. Ed.1. Cet.1. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara. hlm. 22,43.
Irwan, Z.D.1992. Prinsip-Prinsip Ekolgi dan Organisasi Ekosistem komunitas dan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. hlm. 143-155.
Irwanto. 2006. Analisis Struktur dan Komposisi Vegetasi untuk Pengelolaan Kawasan
Hutan Lindung Pulau Marsegu, Kabupaten Seram Barat, Propinsi Maluku. Yogyakarta : UGM. hlm. 1-5.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Longman, K.A. & J. Jenik. 1987. Tropical Forest and its Environment. London : Longman Group Limited. pp. 31-83.
Mabberley, D.J. Tropical Rain Forest Ecology. Blackle & Son United Indo. pp. 4 - 23. Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. hlm. 494. Polunin, N. 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Yogyakarta : UGM press. hlm.
200-203. Rahman, M. 1992. Jenis dan Kerapatan Pohon Dipterocarpaceae di Bukit Gajabuih
Padang. Jurnal Matematika dan Pengetahuan Alam. Vol.2.No. 1. hlm. 9 Ruslan, M. 1986. Studi Perkembangan Kelembagaan Dalam Pengelolaan Kawasan
Daerah Hutan Penadidikan Fakultas Kehutanan UNLAM Mandailing Kalsel. Depdikbud. hlm. 57-60.
Syahbudin, 1987. Dasar-Dasar Ekologi Tumbuhan. Padang : Universitas Andalas
Press. hlm. 55-72. Soerianegara, I, & A. Indrawan. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor : Departemen
Managemen Hutan. Fakultas Kehutanan. hlm. 28,136. Steenis, C.G.G.J.Van. 2005. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia. Cetakan Kesepuluh.
Jakarta : Pradnya Paramita. hlm. 314. Sutarno, H & R. Soedarsono. 1997. Latihan Mengenal Pohon Hutan (Kunci
Identifikasi dan Fakta Jenis). Bogor : Yayasan Prosea. hlm. 9. Tamin, N.M. 1991. Hutan Hujan Tropika Di Timur Jauh. Cet. 1. Kuala Lumpur :
Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. hlm. 23. Wirakusuma, R.S. 1990. Citra dan Fenoma 8 Hutan Tropika Humida Kalimantan
Timur. Jakarta : Pradya Paramita. hlm. 20. Zain, A. S. 1992. Aspek Pembinaan Kawasan Hutan dan Stratifikasi Hutan Rakyat.
Jakarta : Rine Kartika. hlm. 2.
67
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 1. Peta Kawasan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh
68
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 2. Jalur Pengamatan
20 m
20 m 10 m
10 m
Jalur wisata
69
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 3. Tabel Pengamatan Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh No. No. Koleksi Family Spesies Keliling
(cm) LBD (m)
1 SN 1 Rutaceae Evodia sp 1. 112 0.0999 2 SN 2 Dipterocarpaceae Vatica sp. 115 0.1053 3 SN 3 Myrsinaceae Ardisia sp. 111 0.0981 4 SN 4 Dipterocarpaceae Hopea sp. 152 0.1839 5 SN 5 Fagaceae Quercus lineata Bl. 150 0.1791 6 SN 6 Fagaceae Quercus lineata Bl. 117 0.1090 7 SN 7 Lauraceae Litsea sp 1. 297 0.7023 8 SN 8 Lauraceae Litsea sp 2. 220 0.3854 9 SN 9 Fagaceae Quercus lineata Bl. 119 0.1127
10 SN 10 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 162 0.2089
11 SN 11 Lauraceae Litsea sp 2. 140 0.1561 12 SN 12 Myrtaceae Eugenia sp 1. 120 0.1146 13 SN 13 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 160 0.2038 14 SN 14 Theaceae Schima sp. 174 0.2411 15 SN 15 Theaceae Schima sp. 125 0.1244 16 SN 16 Lauraceae Litsea sp 2. 140 0.1561 17 SN 17 Fagaceae Quercus lineata Bl. 110 0.0963 18 SN 18 Theaceae Schima sp. 116 0.1071 19 SN 19 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. 118 0.1109 20 SN 20 Myrtaceae Eugenia sp 1. 133 0.1408 21 SN 21 Myrtaceae Eugenia sp 1. 250 0.4976 22 SN 22 Myrsinaceae Ardisia sp. 169 0.2274 23 SN 23 Fagaceae Quercus lineata Bl. 116 0.1071 24 SN 24 Fagaceae Quercus lineata Bl. 146 0.1697 25 SN 25 Myrtaceae Eugenia sp 1. 195 0.3027 26 SN 26 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 120 0.1146 27 SN 27 Myrtaceae Eugenia sp 1. 116 0.1071 28 SN 28 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 142 0.1605 29 SN 29 Anacardiaceae Swintonia sp. 119 0.1127
30 SN 30 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 119 0.1127
31 SN 31 Myrtaceae Eugenia sp 6. 157.5 0.1975 32 SN 32 Leguminosae Albizzia sp. 120 0.1146 33 SN 33 Myrtaceae Eugenia sp 6. 114 0.1035 34 SN 34 Theaceae Schima sp. 133 0.1408 35 SN 35 Myrtaceae Eugenia sp 6. 159 0.2013
36 SN 36 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 115 0.1053
37 SN 37 Myrtaceae Eugenia sp 6. 160 0.2038 38 SN 38 Myrtaceae Eugenia sp 4. 128 0.1304 39 SN 39 Myrtaceae Eugenia sp 6. 117 0.1090 40 SN 40 Araliaceae Schefflera sp. 255 0.5177 41 SN 41 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 215 0.3680 42 SN 42 Myrtaceae Eugenia sp 6. 130 0.1346 43 SN 43 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 316 0.7950 44 SN 44 Theaceae Schima sp. 129 0.1325 45 SN 45 Lauraceae Cinnamomum sp. 130 0.1346
70
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
46 SN 46 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 127 0.1284
47 SN 47 Fagaceae Quercus lineata Bl. 167 0.2220
48 SN 48 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 133 0.1408
49 SN 49 Lauraceae Litsea sp 2. 139 0.1538 50 SN 50 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 121 0.1166 51 SN 51 Anacardiaceae Swintonia sp. 117 0.1090 52 SN 52 Lauraceae Litsea sp 2. 161 0.2064 53 SN 53 Lauraceae Litsea sp 2. 198 0.3121 54 SN 54 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 127 0.1284 55 SN 55 Myrtaceae Eugenia sp 6. 120 0.1146 56 SN 56 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 162 0.2089 57 SN 57 Lauraceae Litsea sp 2. 117 0.1090 58 SN 58 Lauraceae Cinnamomum sp. 216 0.3715 59 SN 59 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 121 0.1166 60 SN 60 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 142 0.1605 61 SN 61 Myrtaceae Eugenia sp 1. 117 0.1090 62 SN 62 Lauraceae Litsea sp 2. 154 0.1888
63 SN 63 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 115 0.1053
64 SN 64 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 150 0.1791 65 SN 65 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 114 0.1035 66 SN 66 Mytaceae Eugenia sp 2. 109.1 0.0948 67 SN 67 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 141 0.1583 68 SN 68 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 113 0.1017 69 SN 69 Dipterocarpaceae Hopea sp. 111 0.0981
70 SN 70 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 179 0.2551
71 SN 71 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 205 0.3346 72 SN 72 Lauraceae Beilschmiedia sp. 113 0.1017 73 SN 73 Myrtaceae Eugenia sp 7. 132.5 0.1398 74 SN 74 Sapindaceae Nephelium sp. 166 0.2194 75 SN 75 Lauraceae Litsea sp 2. 135 0.1451 76 SN 76 Lauraceae Litsea sp 2. 127 0.1284 77 SN 77 Myrtaceae Eugenia cf. desipiens K. & V. 182 0.2637 78 SN 78 Guttiferae Garcinia sp 1. 134 0.1430
79 SN 79 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 125 0.1244
80 SN 80 Guttiferae Calophyllum sp. 179 0.2551 81 SN 81 Mytaceae Eugenia sp 2. 126 0.1264 82 SN 82 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 119 0.1127 83 SN 83 Sapindaceae Nephelium sp. 187 0.2784 84 SN 84 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 184 0.2696 85 SN 85 Theaceae Schima sp. 142 0.1605 86 SN 86 Myrtaceae Eugenia sp 7. 136 0.1473 87 SN 87 Fagaceae Quercus lineata Bl. 120 0.1146 88 SN 88 Sapotaceae Chrysophyllum sp. 136 0.1473 89 SN 89 Theaceae Schima sp. 184 0.2696 90 SN 90 Theaceae Schima sp. 148 0.1744 91 SN 91 Lauraceae Litsea sp 2. 167 0.2220 92 SN 92 Lauraceae Litsea sp 2. 165 0.2168
71
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
93 SN 93 Dipterocarpaceae Hopea sp. 270 0.5804 94 SN 94 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 142 0.1605 95 SN 95 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 125 0.1244 96 SN 96 Lauraceae Litsea sp 2. 420 1.4045 97 SN 97 Fagaceae Quercus lineata Bl. 139 0.1538 98 SN 98 Mytaceae Eugenia sp 2. 287 0.6558 99 SN 99 Dipterocarpaceae Hopea sp. 206 0.3379 100 SN 100 Lauraceae Litsea sp 2. 115 0.1053 101 SN 101 Theaceae Schima sp. 146 0.1697 102 SN 102 Lauraceae Litsea sp 1. 146 0.1697 103 SN 103 Lauraceae Litsea sp 2. 116 0.1071 104 SN 104 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 188 0.2814 105 SN 105 Lauraceae Litsea sp 1. 180 0.2580 106 SN 106 Lauraceae Litsea sp 2. 133 0.1408 107 SN 107 Mytaceae Eugenia sp 2. 300 0.7166 108 SN 108 Mytaceae Eugenia sp 2. 115 0.1053 109 SN 109 Mytaceae Eugenia sp 2. 142 0.1605 110 SN 110 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 164 0.2141 111 SN 111 Sapotaceae Palaquium sp. 113 0.1017 112 SN 112 Lauraceae Phoebe sp. 134 0.1430 113 SN 113 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 125 0.1244 114 SN 114 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 200 0.3185 115 SN 115 Sapotaceae Palaquium sp. 180 0.2580 116 SN 116 Moraceae Ficus annulata Bl. 164 0.2141 117 SN 117 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 166 0.2194 118 SN 118 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 161 0.2064 119 SN 119 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 129 0.1325 120 SN 120 Guttiferae Garcinia sp 1. 140 0.1561 121 SN 121 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 145 0.1674 122 SN 122 Araliaceae Schefflera sp. 134 0.1430
123 SN 123 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 124 0.1224
124 SN 124 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 233 0.4322
125 SN 125 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 126 0.1264
126 SN 126 Sapotaceae Palaquium sp. 126 0.1264 127 SN 127 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 158 0.1988 128 SN 128 Guttiferae Garcinia sp 1. 120.5 0.1156 129 SN 129 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. 206 0.3379 130 SN 130 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. 185 0.2725
131 SN 131 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 138 0.1516
132 SN 132 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 145 0.1674 133 SN 133 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 110 0.0963 134 SN 134 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 209 0.3478 135 SN 135 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 124 0.1224 136 SN 136 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 135 0.1451 137 SN 137 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 123 0.1205 138 SN 138 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 175 0.2438 139 SN 139 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 150.5 0.1803 140 SN 140 Guttiferae Garcinia sp 1. 226 0.4067
72
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
141 SN 141 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 114 0.1035
142 SN 142 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 115 0.1053
143 SN 143 Myrtaceae Tristaenia sp. 125 0.1244 144 SN 144 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 186 0.2754 145 SN 145 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 237 0.4472 146 SN 146 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 220 0.3854
147 SN 147 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 125 0.1244
148 SN 148 Lauraceae Cinnamomum sp. 132 0.1387 149 SN 149 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 250 0.4976 150 SN 150 Myrtaceae Eugenia sp 6. 113 0.1017 151 SN 151 Myrtaceae Eugenia sp 6. 141 0.1583 152 SN 152 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 220 0.3854 153 SN 153 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 120.5 0.1156 154 SN 154 Myrtaceae Eugenia sp 6. 114 0.1035 155 SN 155 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 123 0.1205 156 SN 156 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 110 0.0963 157 SN 157 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 125 0.1244 158 SN 158 Lauraceae Litsea cf. resinosa Bl. 119 0.1127 159 SN 159 Anacardiaceae Mangifera odorata Griff. 198 0.3121 160 SN 160 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 225 0.4031 Lampiran 4. Tabel Pengamatan Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam
Sicikeh-cikeh
No. No. Koleksi Family Spesies Keliling (cm) LBD (m)
1 SN 1 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 40 0.0127 2 SN 2 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 49 0.0156 3 SN 3 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40 0.0127 4 SN 4 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40 0.0127 5 SN 5 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 44 0.0140 6 SN 6 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 48 0.0153 7 SN 7 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 55 0.0175 8 SN 8 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 59 0.0188 9 SN 9 Dipterocarpaceae Hopea sp. 44 0.0140
10 SN 10 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 41 0.0131 11 SN 11 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 46 0.0146 12 SN 12 Fagaceae Lithocarpus sp. 44 0.0140
13 SN 13 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 51 0.0162
14 SN 14 Guttiferae Garcinia sp 1. 53 0.0169 15 SN 15 Guttiferae Garcinia sp 1. 35 0.0111 16 SN 16 Guttiferae Garcinia sp 1. 60.5 0.0193
17 SN 17 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 33 0.0105
73
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
18 SN 18 Guttiferae Garcinia sp 1. 41 0.0131 19 SN 19 Guttiferae Garcinia sp 1. 41.5 0.0132 20 SN 20 Guttiferae Garcinia sp 1. 38.5 0.0123 21 SN 21 Guttiferae Garcinia forbesii King 47 0.0150 22 SN 22 Guttiferae Garcinia sp 1. 40 0.0127 23 SN 23 Guttiferae Garcinia sp 1. 37 0.0118 24 SN 24 Guttiferae Garcinia sp 1. 47 0.0150 25 SN 25 Guttiferae Garcinia forbesii King 51 0.0162 26 SN 26 Guttiferae Garcinia sp 1. 35 0.0111 27 SN 27 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 60.5 0.0193 28 SN 28 Lauraceae Litsea johorensis Gamble. 49 0.0156 29 SN 29 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 46 0.0146 30 SN 30 Lauraceae Litsea sp 3. 61 0.0194 31 SN 31 Leguminosae Albizzia sp. 32 0.0102 32 SN 32 Leguminosae Albizzia sp. 42 0.0134 33 SN 33 Leguminosae Albizzia sp. 59 0.0188 34 SN 34 Leguminosae Albizzia sp. 49 0.0156 35 SN 35 Leguminosae Albizzia sp. 47 0.0150 36 SN 36 Myrsinaceae Ardisia sp. 45 0.0143 37 SN 37 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 37 0.0118 38 SN 38 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 52 0.0166 39 SN 39 Myrtaceae Eugenia sp 7. 36 0.0115 40 SN 40 Myrtaceae Eugenia sp 7. 48 0.0153 41 SN 41 Myrtaceae Eugenia sp 7. 33.5 0.0107 42 SN 42 Myrtaceae Eugenia sp 7. 43 0.0137 43 SN 43 Myrtaceae Eugenia sp 3. 41.5 0.0132 44 SN 44 Myrtaceae Eugenia sp 5. 34.5 0.0110 45 SN 45 Myrtaceae Eugenia sp 3. 47 0.0150 46 SN 46 Myrtaceae Eugenia sp 6. 39.5 0.0126 47 SN 47 Myrtaceae Eugenia sp 3. 45 0.0143 48 SN 48 Myrtaceae Eugenia sp 1. 53 0.0169 49 SN 49 Myrtaceae Eugenia sp 3. 36 0.0115 50 SN 50 Myrtaceae Eugenia sp 7. 33 0.0105 51 SN 51 Myrtaceae Eugenia sp 7. 33 0.0105 52 SN 52 Rutaceae Evodia sp 1. 43 0.0137 53 SN 53 Sapotaceae Palaquium sp. 32 0.0102 54 SN 54 Sapotaceae Palaquium sp. 51 0.0162 55 SN 55 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 47 0.0150 56 SN 56 Sapotaceae Palaquium sp. 50 0.0159 57 SN 57 Sapotaceae Palaquium sp. 57 0.0182 58 SN 58 Sapotaceae Palaquium sp. 49 0.0156 59 SN 59 Sapotaceae Palaquium sp. 44 0.0140
74
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
60 SN 60 Sapotaceae Palaquium sp. 54 0.0172 61 SN 61 Sapotaceae Palaquium sp. 46 0.0146 62 SN 62 Sapotaceae Palaquium sp. 55 0.0175 63 SN 63 Sapotaceae Madhuca sp. 37 0.0118 64 SN 64 Sapotaceae Palaquium sp. 38.5 0.0123 65 SN 65 Sapotaceae Palaquium sp. 42 0.0134 66 SN 66 Sapotaceae Palaquium sp. 38 0.0121 67 SN 67 Sapotaceae Palaquium sp. 36 0.0115 68 SN 68 Sapotaceae Palaquium sp. 37 0.0118 69 SN 69 Sapotaceae Palaquium sp. 35 0.0111 70 SN 70 Sapotaceae Palaquium sp. 66 0.0210 71 SN 71 Sapotaceae Palaquium sp. 55 0.0175 72 SN 72 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 61 0.0194 73 SN 73 Stiracaceae Stirax benzoin 62 0.0197 74 SN 74 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 39 0.0121 75 SN 75 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 34 0.0106 76 SN 76 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 42 0.0130 77 SN 77 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 32.5 0.0101 78 SN 78 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 42 0.0130 79 SN 79 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 49 0.0152 80 SN 80 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40.5 0.0126 81 SN 81 Burseraceae Santiria sp. 32 0.0099 82 SN 82 Dipterocarpaceae Anisoptera sp. 34 0.0106 83 SN 83 Dipterocarpaceae Hopea sp. 41 0.0127 84 SN 84 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 34.5 0.0107 85 SN 85 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 35.5 0.0110 86 SN 86 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 42.5 0.0132 87 SN 87 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 59 0.0183 88 SN 88 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 53.5 0.0166 89 SN 89 Guttiferae Calophyllum sp. 53 0.0165 90 SN 90 Guttiferae Garcinia sp 1. 35 0.0109 91 SN 91 Guttiferae Garcinia sp 1. 41 0.0127 92 SN 92 Guttiferae Garcinia sp 1. 50 0.0155 93 SN 93 Guttiferae Garcinia sp 1. 53 0.0165 94 SN 94 Guttiferae Garcinia sp 1. 32.5 0.0101 95 SN 95 Guttiferae Garcinia sp 1. 42 0.0130 96 SN 96 Guttiferae Garcinia sp 1. 47 0.0146 97 SN 97 Guttiferae Garcinia sp 1. 44 0.0137 98 SN 98 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 59 0.0183 99 SN 99 Guttiferae Garcinia sp 1. 54.5 0.0169 100 SN 100 Guttiferae Garcinia sp 1. 36 0.0112 101 SN 101 Guttiferae Calophyllum sp. 44 0.0137
75
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
102 SN 102 Guttiferae Garcinia sp 1. 49 0.0152 103 SN 103 Guttiferae Garcinia sp 1. 32 0.0099 104 SN 104 Guttiferae Garcinia sp 1. 46 0.0143 105 SN 105 Guttiferae Garcinia sp 1. 60.5 0.0188 106 SN 106 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 56 0.0174 107 SN 107 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 43 0.0134 108 SN 108 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 35 0.0109 109 SN 109 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 60 0.0186 110 SN 110 Lauraceae Cinnamomum sp 2. 43 0.0134 111 SN 111 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 61 0.0189 112 SN 112 Lauraceae Cinnamomum sp. 37 0.0115 113 SN 113 Lauraceae Cinnamomum sp. 43 0.0134 114 SN 114 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 31.5 0.0098 115 SN 115 Lauraceae Cinnamomum sp. 38.5 0.0120 116 SN 116 Lauraceae Cinnamomum sp. 81 0.0252 117 SN 117 Lauraceae Litsea sp 1. 50 0.0155 118 SN 118 Lauraceae Cinnamomum sp. 33 0.0102 119 SN 119 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 54 0.0168 120 SN 120 Lauraceae Cinnamomum sp. 55.5 0.0172 121 SN 121 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 33 0.0102 122 SN 122 Lauraceae Cinnamomum sp. 47 0.0146 123 SN 123 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 57 0.0177 124 SN 124 Myrsinaceae Ardisia sp. 33.5 0.0104 125 SN 125 Myrtaceae Eugenia sp 7. 44 0.0137 126 SN 126 Myrtaceae Eugenia sp 7. 42 0.0130 127 SN 127 Myrtaceae Eugenia sp 7. 31.5 0.0098 128 SN 128 Myrtaceae Eugenia sp 7. 44 0.0137 129 SN 129 Myrtaceae Eugenia sp 7. 54 0.0168 130 SN 130 Myrtaceae Eugenia sp 6. 48 0.0149 131 SN 131 Myrtaceae Eugenia sp 6. 42 0.0130 132 SN 132 Myrtaceae Eugenia sp 6. 53 0.0165 133 SN 133 Myrtaceae Eugenia sp 6. 46 0.0143 134 SN 134 Myrtaceae Tristaenia sp. 42 0.0130 135 SN 135 Myrtaceae Eugenia sp 1. 37 0.0115 136 SN 136 Myrtaceae Eugenia sp 1. 41 0.0127 137 SN 137 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 32 0.0099 138 SN 138 Myrtaceae Eugenia sp 1. 49.5 0.0154 139 SN 139 Myrtaceae Eugenia sp 1. 36 0.0112 140 SN 140 Myrtaceae Eugenia sp 6. 48 0.0149 141 SN 141 Myrtaceae Eugenia sp 1. 38 0.0118 142 SN 142 Myrtaceae Eugenia sp 1. 41 0.0127 143 SN 143 Myrtaceae Eugenia sp 1. 58 0.0180
76
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
144 SN 144 Myrtaceae Eugenia sp 7. 54.5 0.0169 145 SN 145 Myrtaceae Eugenia sp 7. 50 0.0155 146 SN 146 Myrtaceae Eugenia sp 1. 40 0.0124 147 SN 147 Myrtaceae Eugenia sp 1. 56 0.0174 148 SN 148 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 33 0.0102 149 SN 149 Myrtaceae Eugenia sp 1. 53 0.0165 150 SN 150 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 35 0.0109 151 SN 151 Rutaceae Evodia sp 1. 47 0.0146 152 SN 152 Rutaceae Evodia sp 1. 54.5 0.0169 153 SN 153 Rutaceae Evodia sp 1. 40 0.0124 154 SN 154 Sapindaceae Nephelium sp. 50 0.0155 155 SN 155 Sapindaceae Guioa sp. 53.5 0.0166 156 SN 156 Sapotaceae Palaquium sp. 47 0.0146 157 SN 157 Sapotaceae Palaquium sp. 51 0.0158 158 SN 158 Sapotaceae Palaquium sp. 56 0.0174 159 SN 159 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 49.5 0.0154 160 SN 160 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 52 0.0161 161 SN 161 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 32 0.0099 162 SN 162 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 41 0.0127 163 SN 163 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 39 0.0121 164 SN 164 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 36 0.0112 165 SN 165 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. & V. 43 0.0134 166 SN 166 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. & V. 40 0.0124 167 SN 167 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 38 0.0118 168 SN 168 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 39 0.0121 169 SN 169 Stiracaceae Stirax benzoin 37 0.0115 170 SN 170 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 59 0.0059 171 SN 171 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40.5 0.0041 172 SN 172 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40 0.0040 173 SN 173 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 88 0.0088 174 SN 174 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 32 0.0032 175 SN 175 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 34 0.0034 176 SN 176 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 58 0.0058 177 SN 177 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 47.5 0.0048 178 SN 178 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 71 0.0071 179 SN 179 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 33 0.0033 180 SN 180 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 40 0.0040 181 SN 181 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 44 0.0044 182 SN 182 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 37.5 0.0038 183 SN 183 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 79 0.0079 184 SN 184 Euphorbiaceae Antidesma sp. 53 0.0053 185 SN 185 Fagaceae Quercus lineata Bl. 68 0.0068
77
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
186 SN 186 Fagaceae Quercus lineata Bl. 62 0.0062
187 SN 187 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 63 0.0063
188 SN 188 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 58.3 0.0058 189 SN 189 Guttiferae Garcinia sp 1. 70 0.0070 190 SN 190 Guttiferae Garcinia sp 1. 67 0.0067 191 SN 191 Guttiferae Garcinia sp 1. 35 0.0035 192 SN 192 Guttiferae Garcinia sp 1. 42 0.0042 193 SN 193 Guttiferae Garcinia sp 1. 39.5 0.0040 194 SN 194 Guttiferae Garcinia sp 1. 61.5 0.0062 195 SN 195 Guttiferae Garcinia sp 1. 39.5 0.0040 196 SN 196 Guttiferae Garcinia sp 1. 38.5 0.0039 197 SN 197 Guttiferae Garcinia sp 1. 44 0.0044 198 SN 198 Guttiferae Garcinia sp 1. 42 0.0042 199 SN 199 Guttiferae Garcinia sp 1. 38 0.0038 200 SN 200 Guttiferae Garcinia sp 1. 45 0.0045 201 SN 201 Guttiferae Garcinia sp 1. 63.5 0.0064 202 SN 202 Guttiferae Garcinia sp 1. 68 0.0068 203 SN 203 Guttiferae Garcinia sp 1. 62 0.0062 204 SN 204 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 41 0.0041 205 SN 205 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 47 0.0047 206 SN 206 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 52 0.0052 207 SN 207 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 45 0.0045 208 SN 208 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. 61 0.0061 209 SN 209 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 44 0.0044 210 SN 210 Lauraceae Dehaasia sp. 35 0.0035 211 SN 211 Lauraceae Litsea sp 2. 78 0.0078 212 SN 212 Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. 34 0.0034 213 SN 213 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 39 0.0039 214 SN 214 Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. 49 0.0049 215 SN 215 Lauraceae Litsea sp 1. 56 0.0056 216 SN 216 Lauraceae Beilschmiedia pahangensis Gamble. 93 0.0093 217 SN 217 Lauraceae Litsea sp 1. 35 0.0035 218 SN 218 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 57.5 0.0058 219 SN 219 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 41 0.0041 220 SN 220 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 32 0.0032 221 SN 221 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 65 0.0065 222 SN 222 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 69.5 0.0070 223 SN 223 Myrtaceae Eugenia sp 6. 70.5 0.0071 224 SN 224 Myrtaceae Eugenia sp 3. 66.5 0.0067 225 SN 225 Myrtaceae Eugenia sp 6. 72.5 0.0073 226 SN 226 Myrtaceae Eugenia sp 6. 83 0.0083
78
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
227 SN 227 Myrtaceae Eugenia sp 3. 86 0.0086 228 SN 228 Myrtaceae Eugenia sp 3. 71 0.0071 229 SN 229 Myrtaceae Eugenia sp 3. 68 0.0068 230 SN 230 Myrtaceae Eugenia sp 3. 47 0.0047 231 SN 231 Myrtaceae Eugenia sp 3. 63.5 0.0064 232 SN 232 Myrtaceae Eugenia sp 3. 99 0.0099 233 SN 233 Myrtaceae Eugenia sp 3. 91 0.0091 234 SN 234 Myrtaceae Tristaenia sp. 74.5 0.0075 235 SN 235 Myrtaceae Tristaenia sp. 41 0.0041 236 SN 236 Myrtaceae Eugenia sp 3. 37 0.0037 237 SN 237 Myrtaceae Eugenia sp 3. 74 0.0074 238 SN 238 Myrtaceae Eugenia sp 3. 44.5 0.0045 239 SN 239 Myrtaceae Eugenia sp 3. 38 0.0038 240 SN 240 Myrtaceae Eugenia sp 3. 41 0.0041 241 SN 241 Myrtaceae Eugenia sp 3. 47 0.0047 242 SN 242 Myrtaceae Eugenia sp 3. 41 0.0041 243 SN 243 Myrtaceae Eugenia sp 3. 37 0.0037 244 SN 244 Myrtaceae Eugenia sp 6. 74 0.0074 245 SN 245 Myrtaceae Eugenia sp 6. 47 0.0047 246 SN 246 Myrtaceae Tristaenia sp. 31.5 0.0032 247 SN 247 Myrtaceae Tristaenia sp. 35 0.0035 248 SN 248 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. 34 0.0034 249 SN 249 Myrtaceae Tristaenia sp. 61 0.0061 250 SN 250 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. 86 0.0086 251 SN 251 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. 56 0.0056 252 SN 252 Myrtaceae Eugenia sp 6. 65 0.0065 253 SN 253 Myrtaceae Eugenia sp 3. 35 0.0035 254 SN 254 Myrtaceae Eugenia sp 6. 45 0.0045 255 SN 255 Myrtaceae Eugenia sp 3. 48 0.0048 256 SN 256 Myrtaceae Eugenia sp 2. 40 0.0040 257 SN 257 Myrtaceae Eugenia sp 3. 98 0.0098 258 SN 258 Myrtaceae Eugenia sp 6. 66 0.0066 259 SN 259 Myrtaceae Eugenia sp 3. 80 0.0080 260 SN 260 Myrtaceae Eugenia sp 6. 32 0.0032 261 SN 261 Myrtaceae Eugenia sp 6. 79 0.0079 262 SN 262 Myrtaceae Eugenia sp 6. 83 0.0083 263 SN 263 Myrtaceae Eugenia sp 6. 91 0.0091 264 SN 264 Myrtaceae Eugenia sp 6. 63 0.0063 265 SN 265 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 82.5 0.0083 266 SN 266 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 52 0.0052 267 SN 267 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 32 0.0032 268 SN 268 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de 47 0.0047
79
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Laub.
269 SN 269 Rutaceae Acronychia porteri HKF. 89 0.0089 270 SN 270 Rutaceae Citrus sp. 32 0.0032 271 SN 271 Rutaceae Citrus sp. 56 0.0056 272 SN 272 Sapotaceae Palaquium sp. 52 0.0052 273 SN 273 Sapotaceae Palaquium sp. 83 0.0083 274 SN 274 Sapotaceae Palaquium sp. 65 0.0065 275 SN 275 Sapotaceae Palaquium sp. 36 0.0036 276 SN 276 Sapotaceae Palaquium sp. 100 0.0100 277 SN 277 Sapotaceae Palaquium sp. 48.5 0.0049 278 SN 278 Sapotaceae Palaquium sp. 44 0.0044 279 SN 279 Sapotaceae Palaquium sp. 90 0.0090 280 SN 280 Sapotaceae Palaquium sp. 67.5 0.0068 281 SN 281 Sapotaceae Palaquium sp. 97 0.0097 282 SN 282 Sapotaceae Palaquium sp. 43 0.0043 283 SN 283 Sapotaceae Palaquium sp. 79 0.0079 284 SN 284 Sapotaceae Palaquium sp. 61 0.0061 285 SN 285 Sapotaceae Palaquium sp. 39 0.0039 286 SN 286 Sapotaceae Palaquium sp. 55 0.0055 287 SN 287 Sapotaceae Palaquium sp. 40 0.0040 288 SN 288 Sapotaceae Palaquium sp. 62 0.0062 289 SN 289 Sapotaceae Palaquium sp. 95 0.0095 290 SN 290 Sapotaceae Palaquium sp. 48 0.0048 291 SN 291 Sapotaceae Palaquium sp. 46 0.0046 292 SN 292 Sapotaceae Palaquium sp. 61 0.0061 293 SN 293 Sapotaceae Palaquium sp. 64 0.0064 294 SN 294 Sapotaceae Palaquium sp. 45 0.0045 295 SN 295 Sapotaceae Palaquium sp. 40.5 0.0041 296 SN 296 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 58.5 0.0059 297 SN 297 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 75.5 0.0076 298 SN 298 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 50 0.0050 299 SN 299 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 56.5 0.0057 300 SN 300 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 42 0.0042 301 SN 301 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 39 0.0039 302 SN 302 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 47 0.0047 303 SN 303 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 53.5 0.0054 304 SN 304 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 51.5 0.0052 305 SN 305 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 64.5 0.0065 306 SN 306 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 55.5 0.0056 307 SN 307 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 38 0.0038 308 SN 308 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 50.5 0.0051 309 SN 309 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 92 0.0092
80
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
310 SN 310 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 71 0.0071 311 SN 311 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 72 0.0072 312 SN 312 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 41.5 0.0042 313 SN 313 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 37 0.0037 314 SN 314 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 75 0.0075 315 SN 315 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 38.5 0.0039 316 SN 316 Stiracaceae Stirax benzoin 55 0.0055 317 SN 317 Thymelaeaceae Gonystylus forbesii Gilg. 44 0.0044 318 SN 318 Thymelaeaceae Daphne sp. 63 0.0063 319 SN 319 Thymelaeaceae Daphne sp. 40.5 0.0041 320 SN 320 Thymelaeaceae Daphne sp. 45.5 0.0046 321 SN 321 Thymelaeaceae Gonystylus forbesii Gilg. 36.9 0.0037 322 SN 322 Thymelaeaceae Gonystylus forbesii Gilg. 66 0.0066
81
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 5. Tabel Analisis Vegetasi Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh.
Lokasi I
No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%) 1 SN 29 Anacardiaceae Swintonia sp. 2 1.6667 2.2222 0.1333 4.5455 0.3696 2.1473 8.9150 2 SN 40 Araliaceae Schefflera sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.8628 5.0135 9.5085 3 SN 2 Dipterocarpaceae Vatica sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1755 1.0197 5.5147 4 SN 4 Dipterocarpaceae Hopea sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.3065 1.7809 6.2759 5 SN 5 Fagaceae Quercus lineata Bl. 7 11.6667 15.5556 0.4000 13.6364 1.6602 9.6465 38.8384 6 SN 10 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.5455 0.5830 3.3874 12.3773 7 SN 13 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 3 3.3333 4.4444 0.1333 4.5455 2.2781 13.2372 22.2271 8 SN 7 Fagaceae Litsea sp 1. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 1.1705 6.8012 11.2962 9 SN 8 Fagaceae Litsea sp 2. 6 6.6667 8.8889 0.2000 6.8182 2.2830 13.2654 28.9724
10 SN 19 Fagaceae Litsea trichophylla Kosterm. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1848 1.0740 5.5689 11 SN 26 Fagaceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1910 1.1098 5.6048 12 SN 45 Fagaceae Cinnamomum sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.2243 1.3035 5.7984 13 SN 32 Leguminosae Albizzia sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1910 1.1098 5.6048 14 SN 3 Myrsinaceae Ardisia sp. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.5455 0.5425 3.1522 12.1421 15 SN 27 Myrtaceae Eugenia sp 1. 5 6.6667 8.8889 0.2667 9.0909 1.9383 11.2625 29.2423 16 SN 38 Myrtaceae Eugenia sp 4. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.2173 1.2628 5.7578 17 SN 31 Myrtaceae Eugenia sp 6. 6 6.6667 8.8889 0.2667 9.0909 1.5827 9.1963 27.1761 18 SN 28 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.2675 1.5543 6.0493 19 SN 30 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.5455 0.4019 2.3355 11.3254 20 SN 36 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1755 1.0197 5.5147 21 SN 1 Rutaceae Evodia sp 1. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1665 0.9675 5.4624 22 SN 50 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.2727 0.1943 1.1292 5.6241 23 SN 44 Theaceae Schima sp. 5 6.6667 8.8889 0.2667 9.0909 1.2432 7.2236 25.2034 53 75.0000 100.0000 2.9333 100.0000 17.2101 100.0000 300.0000
82
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lokasi II
No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%) 1 SN 69 Dipterocarpaceae Hopea sp. 3 5.0000 6.6667 0.2000 6.3830 1.6940 8.2460 21.2956 2 SN 79 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.2073 1.0093 5.3592 3 SN 87 Fagaceae Quercus lineata Bl. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.2553 0.4475 2.1782 10.8780 4 SN 80 Guttiferae Calophyllum sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.4185 2.0372 6.3871 5 SN 78 Guttiferae Garcinia sp 1. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.2383 1.1602 5.5101 6 SN 95 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.2073 1.0093 5.3592 7 SN 72 Lauraceae Beilschmiedia sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.1695 0.8251 5.1750 8 SN 58 Lauraceae Cinnamomum sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.6192 3.0140 7.3639 9 SN 82 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.1878 0.9143 5.2642
10 SN 102 Lauraceae Litsea sp 1. 2 1.6667 2.2222 0.1333 4.2553 0.7128 3.4698 9.9473 11 SN 75 Lauraceae Litsea sp 2. 10 10.0000 13.3333 0.4000 12.7660 4.6131 22.4559 48.5552 12 SN 64 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 5 5.0000 6.6667 0.2667 8.5106 1.3163 6.4077 21.5850 13 SN 61 Myrtaceae Eugenia sp 1. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.1817 0.8843 5.2342 14 SN 66 Myrtaceae Eugenia sp 2. 6 6.6667 8.8889 0.2667 8.5106 3.0989 15.0852 32.4848 15 SN 55 Myrtaceae Eugenia sp 6. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.1910 0.9298 5.2796 16 SN 73 Myrtaceae Eugenia sp 7. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.2553 0.4784 2.3288 11.0285 17 SN 84 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.2553 1.0069 4.9015 13.6013 18 SN 77 Myrtaceae Eugenia cf. desipiens K. & V. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.4395 2.1394 6.4893 19 SN 56 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 3 5.0000 6.6667 0.2000 6.3830 1.0848 5.2807 18.3304 20 SN 70 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.2553 0.6007 2.9239 11.6237 21 SN 88 Sapotaceae Chrysophyllum sp. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.2455 1.1951 5.5449 22 SN 74 Sapindaceae Nephelium sp. 2 3.3333 4.4444 0.1333 4.2553 0.8297 4.0388 12.7385 23 SN 67 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 1 1.6667 2.2222 0.0667 2.1277 0.2638 1.2843 5.6342 24 SN 85 Theaceae Schima sp. 4 5.0000 6.6667 0.2000 6.3830 1.2903 6.2812 19.3308 55 75.0000 100.0000 3.1333 100.0000 20.5429 100.0000 300.0000
83
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lokasi III
No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%) 1 SN 159 Anacardiaceae Mangifera odorata Griff. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.5202 3.0161 8.4215 2 SN 153 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.1927 1.1171 6.5225 3 SN 122 Araliaceae Schefflera sp. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.2383 1.3819 6.7873 4 SN 152 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.6423 3.7244 9.1298 5 SN 140 Guttiferae Garcinia sp 1. 3 5.0000 8.1081 0.2000 8.1081 1.1305 6.5551 22.7713 6 SN 129 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. 2 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 1.0173 5.8984 11.3038 7 SN 148 Lauraceae Cinnamomum sp. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.2312 1.3404 6.7458 8 SN 158 Lauraceae Litsea cf. resinosa Bl. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.1878 1.0891 6.4945 9 SN 112 Lauraceae Phoebe sp. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.2383 1.3819 6.7873
10 SN 116 Moraceae Ficus annulata Bl. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.3568 2.0690 7.4744 11 SN 150 Myrtaceae Eugenia sp 6. 3 3.3333 5.4054 0.1333 5.4054 0.6057 3.5121 14.3229 12 SN 156 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.1605 0.9306 6.3360 13 SN 131 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. 6 8.3333 13.5135 0.3333 13.5135 1.7706 10.2666 37.2937 14 SN 143 Myrtaceae Tristaenia sp. 1 1.6667 2.7027 0.0667 2.7027 0.2073 1.2022 6.6076 15 SN 110 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 19 16.6667 27.0270 0.6667 27.0270 7.1268 41.3234 95.3775 16 SN 111 Sapotaceae Palaquium sp. 3 5.0000 8.1081 0.2000 8.1081 0.8100 4.6969 20.9131 17 SN 139 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 5 5.0000 8.1081 0.2000 8.1081 1.8100 10.4948 26.7110 51 61.6667 100.0000 2.4667 100.0000 17.2465 100.0000 300.0000
84
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 6. Tabel Analisis Vegetasi Pole Di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh.
Lokasi I
No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%)
1 SN 1 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.2091 4.3646
2 SN 2 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 4 0.5997 5.4795 0.2000 5.3571 0.5997 5.2452 16.0818
3 SN 6 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 2 0.2999 2.7397 0.1333 3.5714 0.2999 3.1229 9.4340 4 SN 8 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.7898 4.9454 5 SN 9 Dipterocarpaceae Hopea sp. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.3328 4.4884 6 SN 10 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 2 0.2999 2.7397 0.1333 3.5714 0.2999 2.6378 8.9489 7 SN 12 Fagaceae Lithocarpus sp. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.3328 4.4884
8 SN 13 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 2 0.2999 2.7397 0.1333 3.5714 0.2999 2.5468 8.8580
9 SN 14 Guttiferae Garcinia sp 1. 10 1.4993 13.6986 0.4667 12.5000 1.4993 12.9917 39.1903 10 SN 21 Guttiferae Garcinia forbesii King 2 0.2999 2.7397 0.1333 3.5714 0.2999 2.9713 9.2824
11 SN 29 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.3899 4.5455
12 SN 27 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.8374 4.9930 13 SN 28 Lauraceae Litsea johorensis Gamble. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.4851 4.6407 14 SN 30 Lauraceae Litsea sp 3. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.8469 5.0025 15 SN 31 Leguminosae Albizzia sp. 5 0.7496 6.8493 0.2667 7.1429 0.7496 6.9431 20.9352 16 SN 36 Myrsinaceae Ardisia sp. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.3614 4.5170 17 SN 48 Myrtaceae Eugenia sp 1. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.6089 4.7645 18 SN 49 Myrtaceae Eugenia sp 3. 4 0.5997 5.4795 0.2667 7.1429 0.5997 5.1391 17.7614 19 SN 44 Myrtaceae Eugenia sp 5. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.0472 4.2028 20 SN 46 Myrtaceae Eugenia sp 6. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.2015 4.3571
85
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
21 SN 39 Myrtaceae Eugenia sp 7. 6 0.8996 8.2192 0.2000 5.3571 0.8996 6.8673 20.4436 22 SN 37 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2 0.2999 2.7397 0.1333 3.5714 0.2999 2.6984 9.0095 23 SN 52 Rutaceae Evodia sp 1. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.3043 4.4598 24 SN 63 Sapotaceae Madhuca sp. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.1234 4.2790 25 SN 53 Sapotaceae Palaquium sp. 17 2.5487 23.2877 0.5333 14.2857 2.5487 23.8156 61.3890
26 SN 55 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.4280 4.5836
27 SN 72 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.8469 5.0025 28 SN 73 Stiracaceae Stirax benzoin 1 0.1499 1.3699 0.0667 1.7857 0.1499 1.8755 5.0311 73 10.9445 100.0000 3.7334 100.0000 10.9445 100.0000 300.0000
Lokasi II No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%) 1 SN 74 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 7 1.0495 7.2917 0.2667 5.7143 0.0130 6.5259 19.5319 2 SN 81 Burseraceae Santiria sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0015 0.7458 3.2160 3 SN 82 Dipterocarpaceae Anisoptera sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0016 0.7985 3.2687 4 SN 83 Dipterocarpaceae Hopea sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0019 0.9567 3.4269 5 SN 84 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0016 0.8060 3.2763 6 SN 85 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 4 0.5997 4.1667 0.1333 2.8571 0.0089 4.4559 11.4797 7 SN 89 Guttiferae Calophyllum sp. 2 0.2999 2.0833 0.1333 2.8571 0.0045 2.2689 7.2093 8 SN 90 Guttiferae Garcinia sp 1. 14 2.0990 14.5833 0.4667 10.0000 0.0290 14.5605 39.1438 9 SN 98 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0027 1.3785 3.8488
10 SN 106 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 3 0.4498 3.1250 0.1333 2.8571 0.0062 3.1343 9.1165 11 SN 119 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 3 0.4498 3.1250 0.2000 4.2857 0.0067 3.3682 10.7789 12 SN 112 Lauraceae Cinnamomum sp.1 7 1.0495 7.2917 0.3333 7.1429 0.0156 7.8358 22.2703 13 SN 110 Lauraceae Cinnamomum sp 2. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0020 1.0094 3.4796
86
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
14 SN 117 Lauraceae Litsea sp 1. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0023 1.1676 3.6378 15 SN 111 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. 3 0.4498 3.1250 0.2000 4.2857 0.0071 3.5670 10.9777 16 SN 124 Myrsinaceae Ardisia sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0016 0.7834 3.2537 17 SN 135 Myrtaceae Eugenia sp 1. 10 1.4993 10.4167 0.4667 10.0000 0.0209 10.5140 30.9306 18 SN 130 Myrtaceae Eugenia sp 6. 5 0.7496 5.2083 0.2000 4.2857 0.0110 5.5435 15.0376 19 SN 125 Myrtaceae Eugenia sp 7. 7 1.0495 7.2917 0.2667 5.7143 0.0149 7.4849 20.4909 20 SN 137 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2 0.2999 2.0833 0.1333 2.8571 0.0030 1.5204 6.4608 21 SN 134 Myrtaceae Tristaenia sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0019 0.9793 3.4495 22 SN 150 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0016 0.8211 3.2913 23 SN 151 Rutaceae Evodia sp 1. 3 0.4498 3.1250 0.2000 4.2857 0.0066 3.3097 10.7204 24 SN 154 Sapindaceae Nephelium sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0023 1.1676 3.6378 25 SN 155 Sapindaceae Guioa sp. 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0025 1.2505 3.7207 26 SN 156 Sapotaceae Palaquium sp. 3 0.4498 3.1250 0.1333 2.8571 0.0072 3.6021 9.5843 27 SN 159 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 8 1.1994 8.3333 0.4667 10.0000 0.0152 7.6370 25.9703 28 SN 165 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. & V. 2 0.2999 2.0833 0.0667 1.4286 0.0039 1.9414 5.4533 29 SN 169 Stiracaceae Stirax benzoin 1 0.1499 1.0417 0.0667 1.4286 0.0017 0.8663 3.3365
96 14.3928 100.0000 4.6667 100.0000 0.1990 100.0000 300.0000
Lokasi III
No. No.Koleksi Famili Spesies Jumlah K KR (%) F FR (%) D DR (%) INP (%) 1 SN 170 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. 15 2.2489 9.6154 0.4667 7.9545 0.0105 3.3219 20.8919 2 SN 184 Euphorbiaceae Antidesma sp. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0037 1.1758 2.9532 3 SN 185 Fagaceae Quercus lineata Bl. 2 0.2999 1.2821 0.1333 2.2727 0.0019 0.6139 4.1686
4 SN 187 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0044 1.3977 3.1751
5 SN 189 Guttiferae Garcinia sp 1. 15 2.2489 9.6154 0.5333 9.0909 0.0113 3.5675 22.2738
87
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
6 SN 188 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0041 1.2938 3.0712 7 SN 216 Lauraceae Beilschmiedia pahangensis Gamble. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0066 2.0635 3.8409 8 SN 204 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 4 0.5997 2.5641 0.1333 2.2727 0.1527 48.0937 52.9306 9 SN 213 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0027 0.8641 2.6415 10 SN 210 Lauraceae Dehaasia sp. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0025 0.7744 2.5518 11 SN 217 Lauraceae Litsea sp 1. 2 0.2999 1.2821 0.0667 1.1364 0.0014 0.4297 2.8481 12 SN 211 Lauraceae Litsea sp 2. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0055 1.7283 3.5056 13 SN 214 Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. 2 0.2999 1.2821 0.1333 2.2727 0.0012 0.3919 3.9467 14 SN 208 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0043 1.3552 3.1326 15 SN 218 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 5 0.7496 3.2051 0.2667 4.5455 0.0040 1.2513 9.0019 16 SN 235 Myrtaceae Tristaenia sp. 5 0.7496 3.2051 0.2667 4.5455 0.0036 1.1474 8.8980 17 SN 256 Myrtaceae Eugenia sp 2. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0028 0.8877 2.6651 18 SN 224 Myrtaceae Eugenia sp 3. 22 3.2984 14.1026 0.5333 9.0909 0.0182 5.7254 28.9189 19 SN 223 Myrtaceae Eugenia sp 6. 14 2.0990 8.9744 0.5333 9.0909 0.0131 4.1129 22.1781 20 SN 248 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. 3 0.4498 1.9231 0.0667 1.1364 0.0026 0.8311 3.8905 21 SN 265 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 3 0.4498 1.9231 0.2000 3.4091 0.0025 0.7862 6.1184
22 SN 268 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0033 1.0436 2.8210
23 SN 269 Rutaceae Acronychia porteri HKF. 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0063 1.9738 3.7512 24 SN 270 Rutaceae Citrus sp. 2 0.2999 1.2821 0.1333 2.2727 0.0013 0.4155 3.9703 25 SN 272 Sapotaceae Palaquium sp. 24 3.5982 15.3846 0.6667 11.3636 0.0219 6.9012 33.6495 26 SN 296 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 20 2.9985 12.8205 0.7333 12.5000 0.0166 5.2367 30.5572 27 SN 316 Stiracaceae Stirax benzoin 1 0.1499 0.6410 0.0667 1.1364 0.0039 1.2183 2.9957 28 SN 318 Thymelaeaceae Daphne sp. 3 0.4498 1.9231 0.0667 1.1364 0.0022 0.7036 3.7630 29 SN 321 Thymelaeaceae Gonystylus forbesii Gilg. 3 0.4498 1.9231 0.1333 2.2727 0.0022 0.6937 4.8895
156 23.3883 100.0000 5.8667 100.0000 0.3175 100.0000 300.0000
88
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 7 Contoh Perhitungan. Kerapatan (K),Kerapatan Relatif (KR),Frekuensi (F), Frekuensi Relatip (FR), Indeks Nilai Penting (INP), Keanekaragaman (H’), Kesamaan (E), indeks keseragaman (IS)
f. Kerapatan
Kerapatan Mutlak (KM) =
= 2
0,04 = 1,6667 (Swintonia sp. di lokasi I )
Kerapatan Relatif (KR) = x100%
= 1,6667 75 = 2,2222 (Swintonia sp. di lokasi I) b. Frekuensi
Frekuensi Mutlak (FM) =
= 1
15 = 0,1333 (Swintonia sp. di lokasi I)
Frekuensi Relatif (FR) = x 100 %
=
= 4,5455 (Swintonia sp. di lokasi I)
c. Dominasi Dominansi Mutlak (DM) =
= = 0.3696 m2 /ha (Swintonia sp. di lokasi I)
Dominansi Relatif (DR) = x 100 %
Jumlah dominansi suatu jenis
Jumlah dominansi seluruh jenis
Luas basal area suatu jenis
Luas area penelitian 0.2217 0,04 ha
Kerapatan mutlak suatu jenis
Jumlah total kerapatan mutlak Seluruh jenis
Frekuensi suatu jenis
Frekuensi total seluruh jenis
Jumlah individu suatu jenis
Luas Plot contoh / Plot pengamatan
Jumlah plot yang ditempati suatu jenis
Jumlah seluruh plot pengamatan
0,1333 X 100 % 2,9333
x 100 %
89
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
= x 100 %
= 2,1473 % (Swintonia sp. di lokasi I)
d. Indeks Nilai Penting INP = KR + FR + DR = 2,2222 % + 4,5455 % + 2,1473 %
= 8,9150 % (Swintonia sp. di lokasi I)
e. Indeks Keanekaragaman dari Shannon-Wiener H’ = -Σpi ln pi dimana : pi = Ratio jumlah species atau INP jenis dengan jumlah total individu
atau INP dari seluruh species (Swintonia sp. = 8,9150 %; total INP seluruh jenis = 300% )
pi = = 2,8371 (H’ pada lokasi I) maka pi ln pi = 0,138 x ln 0,138
= - 0.274
∑ pi ln pi = - 2,779
H ‘ = 0,9848 ( lokasi I )
f. Indeks Keseragaman H’ E = H maks 2.779 E = Ln 30 = 0,9048 (E pada lokasi I ) g. Indeks Similaritas 2C IS= X 100 % A + B IS = 38,1286 % ( Ratio IS lokasi I dengan II )
0.3696 17,2101
8,9150 300
90
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN BIOLOGI LABORATORIUM TAKSONOMI
TUMBUHAN JL. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan – 20155
Telp. 061 – 8223564 Fax. 061 – 8214290 E-mail. [email protected]
LAMPIRAN 8
HASIL IDENTIFIKASI SPESIMEN Nama : SENENG SRI ASTUTI Nim : 050805025 Instansi : Mahasiswa S-1 Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara. Lokasi Penelitian : Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh, Kabupaten Dairi,
Sumatera Utara No No. Koleksi Family Spesies 1 SN 63 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 2 SN 64 Dipterocarpaceae Hopea sp. 3 SN 65 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 4 SN 66 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. 5 SN 67 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 6 SN 68 Myrtaceae Eugenia sp 7. 7 SN 69 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 8 SN 70 Stiracaceae Stirax benzoin
a/n Kepala, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan.
Etti Sartina Siregar, S.Si, M.Si NIP. 132 206 572
.
91
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
92
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
93
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
94
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 9. Hasil Identifikasi Pohon dan Pole
a). Pohon
No. No. Label Famili Spesies Di Identifikasi oleh : 1 SN 29 Anacardiaceae Swintonia sp. ANDA 2 SN 159 Anacardiaceae Mangifera odorata Griff. ANDA 3 SN 153 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. ANDA 4 SN 122 Araliaceae Schefflera sp. ANDA 5 SN 4 Dipterocarpaceae Hopea sp. MEDA 6 SN 2 Dipterocarpaceae Vatica sp. ANDA 7 SN 152 Dipterocarpaceae shorea sumatrana ANDA 8 SN 10 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus ANDA 9 SN 5 Fagaceae Quercus lineata Bl. ANDA
10 SN 80 Guttiferae Calophyllum sp. ANDA 11 SN 78 Guttiferae Garcinia sp 1. ANDA 12 SN 129 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. ANDA 13 SN 13 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. ANDA 14 SN 72 Lauraceae Beilschmiedia sp. ANDA 15 SN 58 Lauraceae Cinnamomum sp. ANDA 16 SN 82 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES MEDA 17 SN 7 Lauraceae Litsea sp 1. ANDA 18 SN 8 Lauraceae Litsea sp 2. ANDA 19 SN 26 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. ANDA 20 SN 158 Lauraceae Litsea cf. resinosa Bl. ANDA 21 SN 19 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. ANDA 22 SN 112 Lauraceae Phoebe sp. ANDA 23 SN 32 Leguminosae Albizzia sp. ANDA 24 SN 3 Myrsinaceae Ardisia sp. ANDA 25 SN 12 Myrtaceae Eugenia sp 1. ANDA 26 SN 66 Myrtaceae Eugenia sp 2. ANDA 27 SN 38 Myrtaceae Eugenia sp 4. ANDA 28 SN 31 Myrtaceae Eugenia sp 6. ANDA 29 SN 73 Myrtaceae Eugenia sp 7. MEDA 30 SN 30 Myrtaceae Syzygium aromaticum (L). Merr. & Perry. ANDA 31 SN 28 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. ANDA 32 SN 77 Myrtaceae Eugenia cf. desipiens K. & V. ANDA 33 SN 143 Myrtaceae Tristaenia sp. ANDA 34 SN 116 Moraceae Ficus annulata Bl. ANDA 35 SN 36 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. ANDA 36 SN 56 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. ANDA 37 SN 1 Rutaceae Evodia sp 1. ANDA 38 SN 111 Sapotaceae Palaquium sp. ANDA 39 SN 139 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler ANDA 40 SN 88 Sapotaceae Chrysophyllum sp. ANDA 41 SN 50 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. ANDA
95
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
42 SN 74 Sapindaceae Nephelium sp. ANDA 43 SN 14 Theaceae Schima sp. ANDA
b). Pole
No. No. Label Famili Spesies Di Identifikasi oleh : 1 SN 1 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. ANDA 2 SN 2 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata (Bl) Regel. ANDA 3 SN 81 Burseraceae Santiria sp. ANDA 4 SN 6 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. ANDA 5 SN 8 Dipterocarpaceae shorea sumatrana ANDA 6 SN 9 Dipterocarpaceae Hopea sp. ANDA 7 SN 82 Dipterocarpaceae Anisoptera sp. ANDA 8 SN 10 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. ANDA 9 SN 85 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. MEDA
10 SN 184 Euphorbiaceae Antidesma sp. ANDA 11 SN 12 Fagaceae Lithocarpus sp. ANDA 12 SN 185 Fagaceae Quercus lineata Bl. ANDA 13 SN 187 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus (Korth) A. Camus ANDA
14 SN 13 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. ANDA
15 SN 14 Guttiferae Garcinia sp 1. ANDA 16 SN 21 Guttiferae Garcinia forbesii King ANDA 17 SN 89 Guttiferae Calophyllum sp. ANDA 18 SN 98 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. ANDA 19 SN 106 Hammamelidaceae Symingtonia populnea (Miq) A. DC. MEDA 20 SN 29 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. ANDA 21 SN 216 Lauraceae Beilschmiedia pahangensis Gamble. ANDA 22 SN 204 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. ANDA 23 SN 110 Lauraceae Cinnamomum sp 2. ANDA 24 SN 112 Lauraceae Cinnamomum sp.1 ANDA 25 SN 27 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES MEDA 26 SN 210 Lauraceae Dehaasia sp. ANDA 27 SN 214 Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. ANDA 28 SN 111 Lauraceae Litsea cubeba (Lour) Pers. ANDA 29 SN 28 Lauraceae Litsea johorensis Gamble. ANDA 30 SN 117 Lauraceae Litsea sp 1. ANDA 31 SN 211 Lauraceae Litsea sp 2. ANDA 32 SN 30 Lauraceae Litsea sp 3. ANDA 33 SN 208 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. ANDA 34 SN 31 Leguminosae Albizzia sp. ANDA 35 SN 218 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. ANDA 36 SN 36 Myrsinaceae Ardisia sp. ANDA 37 SN 248 Myrtaceae Eugenia aromatica (L) Baill. ANDA 38 SN 137 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. ANDA 39 SN 48 Myrtaceae Eugenia sp 1. ANDA
96
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
40 SN 256 Myrtaceae Eugenia sp 2. ANDA 41 SN 224 Myrtaceae Eugenia sp 3. ANDA 42 SN 44 Myrtaceae Eugenia sp 5. ANDA 43 SN 46 Myrtaceae Eugenia sp 6. ANDA 44 SN 39 Myrtaceae Eugenia sp 7. MEDA 45 SN 134 Myrtaceae Tristaenia sp. ANDA 46 SN 150 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. ANDA 47 SN 268 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. ANDA 48 SN 269 Rutaceae Acronychia porteri HKF. ANDA 49 SN 270 Rutaceae Citrus sp. ANDA 50 SN 151 Rutaceae Evodia sp 1. ANDA 51 SN 154 Sapindaceae Nephelium sp. ANDA 52 SN 155 Sapindaceae Guioa sp. ANDA 53 SN 63 Sapotaceae Madhuca sp. ANDA 54 SN 55 Sapotaceae Palaquium abovatum (Griff.) Engler ANDA 55 SN 53 Sapotaceae Palaquium sp. ANDA 56 SN 72 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. ANDA 57 SN 165 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. & V. ANDA 58 SN 169 Styracaceae Stirax benzoin MEDA 59 SN 318 Thymelaeaceae Daphne sp. ANDA 60 SN 321 Thymelaeaceae Gonystylus forbesii Gilg. ANDA
97
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Lampiran 10. Foto-foto Penelitian
Transek Penelitian Lokasi I Transek Penelitian Lokasi II
Transek Penelitian Lokasi III
Pengambilan Sampel Tumbuhan
98
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.
Plot Pengamatan Koleksi Sampel Tumbuhan
Pengukuran Diameter Batang
Pengukuran Faktor Fisik Lingkungan
99
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010.