stroke mengancam usia produktif

Upload: rizky-romadhona

Post on 08-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    1/8

    Stroke Mengancam UsiaProduktif

    Masih ingat dengan Meutia Kasim? Meutia Kasim adalah selebritis yang pernah menjadi

    juri di ajang Indonesian Idol 1 dan 2. Namun, Meutia tidak bisa menuntaskan perannyasebagai juri di Indonesian Idol 2 karena sakit. Meutia terkena serangan stroke perdarahan

    (hemorrhagic stroke subarachnoid) pada usianya yang ke-36 tahun 2005 lalu. Memangsaat itu, Meuthia sangat sibuk dengan pekerjaannya sampai kurang memperhatikan

    kesehatan.

    Dulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring dengan

    berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktifbahkan di bawah usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja

    tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.

    Berikut ini beberapa fakta dan ulasan yang perlu Anda ketahui agar meningkatkan

    kewaspadaan terhadap ancaman stroke pada usia produktif:

    1. Stroke, Pembunuh No.3 di Indonesia

    2. Mengenali Jenis - Jenis Stroke3. Ketahui Faktor Risiko Stroke

    4. Membaca Gejala Stroke5. Mendiagnosis Stroke

    6. Penanganan Stroke7. Masih Ada Harapan Sembuh

    8. Lifestyle, si pencetus stroke9. Expert Reviewtentang stroke

    Stroke, Pembunuh No.3 di Indonesia

    Kasus stroke meningkat di negara maju sepertiAmerika dimana kegemukan danjunk foodtelah

    mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika,setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di

    Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwasetiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang

    terkena serangan stroke.

    Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki),

    terdapat kecenderungan meningkatnya jumlahpenyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa

    terakhir. Kecenderungannya menyerang generasimuda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak

    terhadap menurunnya tingkat produktifitas sertadapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi

    keluarga.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identikdengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau kolesterol yang melanda diseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

    Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dankanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RSPemerintah di seluruh penjuru Indonesia.

    Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut,

    http://www.medicastore.com/stroke/#satu%23satuhttp://www.medicastore.com/stroke/#dua%23duahttp://www.medicastore.com/stroke/#tiga%23tigahttp://www.medicastore.com/stroke/#empat%23empathttp://www.medicastore.com/stroke/#lima%23limahttp://www.medicastore.com/stroke/#penanganan_stroke%23penanganan_strokehttp://www.medicastore.com/stroke/#ada_harapan%23ada_harapanhttp://www.medicastore.com/stroke/#lifestyle%23lifestylehttp://www.medicastore.com/stroke/#lifestyle%23lifestylehttp://www.medicastore.com/stroke/#lifestyle%23lifestylehttp://www.medicastore.com/stroke/#expert_review%23expert_reviewhttp://www.medicastore.com/stroke/#expert_review%23expert_reviewhttp://www.medicastore.com/stroke/#expert_review%23expert_reviewhttp://www.yastroki.or.id/http://www.medicastore.com/stroke/#satu%23satuhttp://www.medicastore.com/stroke/#dua%23duahttp://www.medicastore.com/stroke/#tiga%23tigahttp://www.medicastore.com/stroke/#empat%23empathttp://www.medicastore.com/stroke/#lima%23limahttp://www.medicastore.com/stroke/#penanganan_stroke%23penanganan_strokehttp://www.medicastore.com/stroke/#ada_harapan%23ada_harapanhttp://www.medicastore.com/stroke/#lifestyle%23lifestylehttp://www.medicastore.com/stroke/#expert_review%23expert_reviewhttp://www.yastroki.or.id/
  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    2/8

    sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan

    sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yangmengharuskan penderita terus menerus di kasur.

    Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler(pembuluh darah otak) yang ditandai dengankematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah

    dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsisusunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang

    lain dari itu.

    Mengenali Jenis-jenis Stroke

    Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitustroke

    iskemikmaupunstroke hemorragik. Padastroke iskemik, aliran darah ke otak

    terhenti karena aterosklerosis (penumpukankolesterol pada dinding pembuluh darah)

    atau bekuan darah yang telah menyumbatsuatu pembuluh darah ke otak. Hampir

    sebagian besar pasien atau sebesar 83%mengalami stroke jenis ini.

    Padastroke hemorragik, pembuluh darahpecah sehingga menghambat aliran darah

    yang normal dan darah merembes ke dalamsuatu daerah di otak dan merusaknya.

    Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagikterjadi pada penderita hipertensi.

    Padastroke iskemik, penyumbatan bisa

    terjadi di sepanjang jalur pembuluh daraharteri yang menuju ke otak. Darah ke otakdisuplai oleh dua arteria karotis interna dan

    dua arteri vertebralis. Arteri-arteri inimerupakan cabang dari lengkung aorta jantung.

    Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotissehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karenasetiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah kesebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir didalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.

    Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga

    tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya darijantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral(emboli =sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderitayang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung ataugangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).

    Emboli lemakjarang menyebabkan stroke. Emboli lemakterbentuk jika lemak darisumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung didalam sebuah arteri.

    Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitanpembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin)juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.

    Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    3/8

    otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan

    darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalamikehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau

    irama jantung yang abnormal.

    Ketahui Faktor Risiko Stroke

    Penyakit atau keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut denganFaktor Risiko Stroke. Penyakit tersebut di atas antara lain Hipertensi, Penyakit Jantung,Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Keadaan yangdapat menyebabkan stroke adalah usia lanjut, obesitas, merokok, suku bangsa(negro/spanyol), jenis kelamin (pria), kurang olah raga.

    Membaca Gejala Stroke

    Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkankerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadibertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringanotak yang mati (stroke in evolution).

    Perkembangan penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil,dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa perbaikan.

    Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang terkena.

    Membaca isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke

    berikut:

    Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.

    Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran.

    Penglihatan ganda. Pusing.

    Bicara tidak jelas (rero).

    Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.

    Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh.

    Pergerakan yang tidak biasa.

    Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih.

    Ketidakseimbangan dan terjatuh.

    Pingsan.

    Kelainan neurologis yang terjadi akibat serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas,berhubungan dengan koma atau stupordan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa

    menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.

    Stroke juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karenaruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak

    jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidakbertambah luas.

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    4/8

    Mendiagnosis Stroke

    Diagnosis stroke biasanya ditegakkanberdasarkan perjalanan penyakit dan hasil

    pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat

    membantu menentukan lokasi kerusakanpada otak. Ada dua jenis teknik

    pemeriksaan imaging (pencitraan) untukmengevaluasi kasus stroke atau penyakit

    pembuluh darah otak (Cerebrovascular Disease/CVD), yaitu Computed Tomography (CTscan) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

    CT scan diketahui sebagai pendeteksi imaging yang paling mudah, cepat dan relatifmurah untuk kasus stroke. Namun dalam beberapa hal, CT scan kurang sensitif dibanding

    dengan MRI, misalnya pada kasus stroke hiperakut.

    Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Keduapemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab dari stroke, apakahperdarahan atau tumor otak. Kadang dilakukan angiografi yaitu penentuan susunanpembuluh darah/getah bening melalui kapilaroskopiatau fluoroskopi.

    Penanganan Stroke

    Jika mengalami serangan stroke, segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan

    apakah penyebabnya bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obatpenghancur bekuan darah.

    Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah ataudipulihkan jika recombinant tissue plasminogen activator(RTPA) ataustreptokinaseyang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu 3 jam setelahtimbulnya stroke.

    Antikoagulan juga biasanya tidak diberikan kepada penderita tekanan darah tinggi dantidak pernah diberikan kepada penderita dengan perdarahan otak karena akan menambahrisiko terjadinya perdarahan ke dalam otak.

    Penderita stroke biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairandan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin),tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.

    Pada completed stroke, beberapa jaringan otak telah mati. Memperbaiki aliran darah kedaerah tersebut tidak akan dapat mengembalikan fungsinya. Karena itu biasanya tidakdilakukan pembedahan.

    Pengangkatan sumbatan pembuluh darah yang dilakukan setelah stroke ringan atautransient ischemic attack, ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yangakan datang. Sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang.

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    5/8

    Untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak pada penderita stroke akut,

    biasanya diberikan manitolatau kortikosteroid. Penderita stroke yang sangat beratmungkin memerlukan respirator (alat bantu bernapas) untuk mempertahankan pernafasan

    yang adekuat. Di samping itu, perlu perhatian khusus kepada fungsi kandung kemih,saluran pencernaan dan kulit (untuk mencegah timbulnya luka di kulit karena penekanan).

    Stroke biasanya tidak berdiri sendiri, sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertaiharus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah

    tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke, biasanya terjadi perubahan suasanahati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis.

    Masih Ada Harapan Untuk Sembuh

    Ada sekitar 30%-40% penderita stroke yang masihdapat sembuh secara sempurna asalkan ditangani dalam

    jangka waktu 6 jam atau kurang dari itu. Hal ini pentingagar penderita tidak mengalami kecacatan. Kalaupun

    ada gejala sisa seperti jalannya pincang atauberbicaranya pelo, namun gejala sisa ini masih bisa

    disembuhkan.

    Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru

    datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinyaserangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan

    adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untukmengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya

    mengembalikan keadaan penderita kembali normalseperti sebelum serangan stroke.

    Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita

    stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnyadimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien stabil. Tiappasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda,

    tergantung dari kebutuhan pasien. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

    Life style, Pencetus Stroke Usia Produktif

    Usia merupakan faktor risiko stroke, semakin tua usia maka risiko terkena strokenya pun

    semakin tinggi. Namun, sekarang kaum usia produktif perlu waspada terhadap ancamanstroke. Pada usia produktif, stroke dapat menyerang terutama pada mereka yang gemar

    mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba (walau belum memiliki angka yang pasti).

    Life style alias gaya hidup selalu menjadi kambing hitam

    berbagai penyakit yang menyerang usia produktif. Generasimuda sering menerapkan pola makan yang tidak sehat

    dengan seringnya mengkonsumsi makanan siap saji yangsarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat.

    Generasi muda yang perjalanan hidupnya masih panjanguntuk mampu berkiprah dan bersaing dengan sumber dayamanusia lain dari luar negeri. Kecacatan yang merekasandang akibat serangan stroke, bukan hanya menjadibeban keluarga, tapi juga beban masyarakat secara umum.

    Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Selagistroke masih bisa dicegah, kenapa tidak mencoba?

    Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    6/8

    dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga,

    melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan si pasien harus mengenalitanda-tanda dini stroke.

    Untuk mencegah "the silent killer" ini maka seseorang dianjurkan untuk mengurangirokok, melakukan olah raga teratur, membatasi minuman beralkohol, dan menghindari

    stres berlebihan.

    Expert Review

    Prof. Dr. H. Jusuf Misbach, SpS (K), FAAN yang kini menjabat sebagai KetuaPerhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) menjelaskan bahwaserangan stroke timbulnya mendadak tanpa peringatan. Namun, sebenarnya ada yangbisa dijadikan tanda yaitu penyakit-penyakit dan kondisi tertentu yang termasuk kedalam faktor risiko stroke.

    Penyakit-penyakit yang termasuk ke dalam risiko stroke adalah hipertensi, penyakitjantung, diabetes mellitus, hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah). Usialanjut, obesitas, merokok, suku bangsa termasuk dalam kondisi tertentu yangmerupakan risiko stroke.

    "Kadar kolesterol yang tinggi (hiperkolesterol) memang merupakan faktor risiko strokekarena memperburuk proses arteriosklerotik, yaitu mempertebal dan merusak dindingpembuluh darah secara berangsur-angsur," ungkap Prof. Jusuf Misbach. Jadi,makanan-makanan yang kaya kolesterol sepertijunk fooddapat membahayakan danmempercepat kemungkinan timbulnya stroke.

    Usia merupakan faktor risiko stroke karena proses penuaan terjadi pada semua organtubuh termasuk pembuluh darah otak yang menjadi rapuh. Di Indonesia ternyatastroke timbul banyak pada usia di bawah 45 tahun, dimana karir sedang menanjak.

    Demikian pula pada usia 45-60 tahun dimana seseorang sedang berada pada puncakkarirnya. "Jika terkena stroke, penyakit dengan angka presentasi kecacatan terbesar,maka habislah karirnya," tambah Prof Jusuf Misbach.

    Masyarakat tidak menyadari bahwa angka kematian stroke di Indonesia sangat tinggi,dimana sekitar seperempatnya meninggal dunia. Untuk mencegah kecacatan atau

    kelumpuhan pada serangan stroke, disuntikan recombinant tissue plasminogenactivatorkurang dari 3 jam.

    Prof. Jusuf Misbach mengatakan bahwa menurut data dari seluruh dunia termasukIndonesia, perawatan di Unit Stroke dapat menurunkan angka kematian,

    memperpendek masa perawatan di Rumah Sakit, dan memperbaiki kualitas hidup. UnitStroke terdiri dari berbagai dokter ahli (multidisipliner) seperti spesialis saraf, spesialis

    penyakit dalam (diabetes mellitus, jantung), spesialis bedah, dan psikiater.

    Penderita stroke akan menjalani tahap neuro restorasisetelah fase akut dan sub akut

    stroke terlewati. Dalam tahap ini penderita harus minum obat untuk mengendalikanfaktor risiko dan menjalani fisioterapi untuk mengembalikan kemampuan tubuh seperti

    semula.

    Bahaya yang menghantui penderita stroke adalah serangan stroke berulang yang dapatfatal atau kwalitas hidup yang lebih buruk dari serangan pertama. Bahkan ada pasienProf Jusuf Misbach yang mengalami serangan stroke sebanyak 6-7 kali. Hal inidisebabkan pasien tersebut tidak mengendalikan faktor risiko stroke.

    Disamping itu beban pengobatan dan rawat jalan sangat memberatkan ekonomi

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    7/8

    keluarga karena kepala keluarga tak mampu bekerja lagi. Apalagi pengobatan faktorrisiko harus diteruskan seumur hidup.

    Jangan tunggu sampai terjadi serangan stroke, lebih baik melakukan deteksi dini akan

    faktor risiko stroke untuk menghindari stroke. Memeriksakan diri ke dokter untukmendeteksi adanya faktor-faktor risiko stroke yang dapat dikendalikan misalnyahipertensi, diabetes, merokok, penyakit jantung, kolesterol dan trigliserida yang tinggi,kegemukan. Semua faktor risiko dapat dikendalikan kecuali usia, suku bangsa dangender.

    Prof. Jusuf Misbach juga menyebutkan bahwa olahraga dan kehidupan beragamayang sungguh-sungguh juga tak kalah pentingnya, karena selain menghilangkan stresjuga menyehatkan lahir-batin.

    Ahli jantung dari RS Jantung Nasional Harapan Kita, Prof. Dr. Harmani Kalim, MPH,SpJP (K), FIHA, FASCC, menjelaskan bahwa penyakit jantung erat kaitannya denganstroke karena memiliki penyebab yang sama yaitu hiperkolesterol. Pada penderita

    jantung, risiko stroke akan meningkat. Demikian sebaliknya, penderita stroke memilikirisiko penyakit jantung yang meningkat pula.

    Kendalikan faktor risiko penyakit seperti kadar kolesterol, kadar gula, kadar lemak agartidak berkembang menjadi stroke. Biasanya diberikan obat pengencer darah yaituasetosal, obat penurun kadar kolesterol dari golongan statin sepertisimvastatin,atorvastatin, lovastatin, dll.

    Hiperkolesterol menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh darah yang paling umumyaitu aterosklerosis. Gejala aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis dengan

    timbunan zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima dinding pembuluh arteribesar dan sedang, yaitu pembuluh serebral, vetebral, koroner, renal, aorta dan

    pembuluh di tungkai.

    Prof. Harmani Kalim memberitahukan bahwa ada upaya pencegahan yang bisa

    dilakukan untuk mencegah penyakit jantung koroner dan stroke. Upaya pencegahandibagi menjadi primer dan sekunder. Pencegahan primer dapat dilakukan pada orang

    yang belum pernah mengalami aterosklerosis. Caranya dengan cara ubah gaya hidup,olahraga, kurangi stres, tambah serta kurangi kolesterol dan berhenti merokok.

    Pencegahan sekunder dapat dilakukan bila sudah terjadi gejala klinik aterosklerosisdisebut dengan singkatan ABCDEFG yaitu:

    A Asetosal, ace-inhibitor, antikoagulan: minum obat-obatan untuk kendalikan

    penyakit faktor risiko.

    B Beta blocker, body weight reduction: minum obat dan menurunkan berat

    badan.

    C Cholesterol control & cigarette smoking cessation: kendalikan kolesterol &

    berhenti merokok.

    D Diabetes control & diet: kendalikan diabetes dan makanan.

    E Exercise & education: olahraga dan menambah pengetahuan.

    F Family support: dukungan keluarga.

    G Glucose oxidation preservation: memelihara oksidasi glukosa tubuh.

    Sesibuk apa pun kita pada usia produktif, tetap harus menjaga kesehatan. Jika hanya

    berjuang mengejar karir tanpa memperhatikan kesehatan, maka usaha tersebut akansia-sia bila kemudian di puncak karir terkena serangan stroke.

    Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapatmengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Jadi, jangan tidak peduli akan

  • 8/6/2019 Stroke Mengancam Usia Produktif

    8/8