stroke hemorrhagik ppt
DESCRIPTION
Kimi MeilianiTRANSCRIPT
Kimi Meiliani04 - 080
Pembimbing: dr. Rudi Yunanto Sp. BSPembimbing: dr. Rudi Yunanto Sp. BS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FALKUTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Presentan :
Latar Belakang
• Stroke → kerusakan permanen pada jaringan otak → cacat permanent
• 8 – 18% dari stroke keseluruhan yang bersifat hemoragik
• Perdarahan intra serebral sekitar 10 - 15% dari seluruh stroke
• Penelitian retrospektif terbaru » 40.9% dari 757 kasus stroke » stroke hemoragik
• Stroke » kematian dan disabilitas utama
Definisi Stroke adalah infark serebral → terhentinya
aliran darah (Nutrisi dan oksigen) melalui system suplai arteri otak → Gangguan fungsional otak fokal maupun global
Hemorrhagic stroke → stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak → Parenkim otak → cloting → hematom → herniasi
• → ruang LCS → Hidrocephalus Djoenaidi Widjaja → disfungsi neurologi fokal
→ perdarahan primer substansi otak → spontan → pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler
Epidemiologi
• Merupakan penyebab kematian no. 3 → setelah Heart Disease dan Cancer. Insiden kasus stroke sekitar 795.000/tahun → Kasus baru / rekuren.
• Statistik WHO 1996 → Stroke Haemorrhagik 16.6-19% dari semua stroke.
• 13 juta korban stroke baru/tahun → dimana ± 4,4 juta † dalam 12 bulan.
• Perdarahan intraserebral dan subarachnoid → kecacatan dan kematian → 10-15%
Epidemiologi
• Di Indonesia → 500.000 penduduk/tahun → stroke. Sekitar 125.000 orang †
• Resiko meningkat sejak usia 45 tahun• 70% kasus stroke hemoragik → hipertensi.• Angka kejadian stroke meningkat →
bertambahnya usia, makin tinggi usia → makin tinggi → terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006)
Neuro Anatomi OTAK
Coronal section melalui vertex
Cerebral Blood FlowCBF = CPP / CVR• (CBF) → 50 cc/100 gr jaringan otak tiap menitnya → CPP 40-
140 mmHg• Kerusakan jaringan otak → irreversibel → CBF → <18 cc/100
gr jaringan otak/menit.CPP = MAP – ICP• Tekanan intrakranial normal → 10 - 15 mmHg• Kegagalan Sistem autoregulasi → CPP • autoregulasi → mempertahankan CBF → MAP antara 50-150
mmHg.• < 40 atau < 50 mmHg → Iskemik Otak• > 40 atau >50 mmHg → merusak BBB → Edema cerebri
Tekanan likuor 50-200 mmH2O. Ruang tengkorak + dura yang tidak elastis (rigid) suatu ruangan tertutup Isi : otak dan MS sehingga volume otak total (kraniospinal) ditambah dengan volume darah dan likuor merupakan angka tetap/ konstan (Hukum Monroe Kellie).
• Autoregulasi → mekanisme miogenic → stretch receptors pada otot polos arteriol otak
• Autoregulasi → mempertahankan CBF dalam batas normal → (CPP) yang berubah.
• Tekanan perfusi cerebral → selisih tekanan arteri rata rata(saat masuk) dan tekanan vena rata-rata (saat keluar) pada sinus sagitalis lymph/cerebral venous junction
VaskularisasiA. Karotis Interna dan A vertebrobasiller
Corticospinal tracts
EtiologiIntrakranial
Ekstrakranial :•Anemia•Hemofilia•Obat-obat antikoagulan
Faktor Resiko
1.Kelainan pembuluh darah otak kongenital2.Jenis kelamin dan usia3.Riwayat keluarga4.Ras
1.Hipertensi2. Penyakit jantung3. Diabetes melitus4. Hiperkolesterolemia5. OBESITAS7. Merokok
Klasifikasi1. Ischemic Stroke
2. Hemorrhagik Stroke1. PIS2. PSA
1. Ischemic Stroke
2. Hemorrhagik Stroke1. PIS2. PSA
Hipoperfusion Sistemik
Embolic Stroke
Thrombotic Stroke
Skala Hunt-Hess(Tingkat keparahan dari perdarahan subaraknoid (PSA) yang terjadi
pada ruptur aneurisma serebral)
• Grade 1: asimtomatik atau sakit kepala ringan dan kaku kuduk ringan (70 %)• Grade 2: sakit kepala ringan sampai sedang, kaku kuduk, tidak ada gangguan saraf selain kelumpuhan saraf otak (60 %)• Grade 3: somnolen (mengantuk) dengan gangguan saraf minimal (50%)• Grade 4: stupor, hemiparesis (lumpuh separuh tubuh), awal dari kekakuan deserebrasi, dan gangguan vegetatif (20 %)• Grade 5: koma dalam, kekakuan deserebrasi (10%)• Grade 6: mati batang otak)
• Grade 1: asimtomatik atau sakit kepala ringan dan kaku kuduk ringan (70 %)• Grade 2: sakit kepala ringan sampai sedang, kaku kuduk, tidak ada gangguan saraf selain kelumpuhan saraf otak (60 %)• Grade 3: somnolen (mengantuk) dengan gangguan saraf minimal (50%)• Grade 4: stupor, hemiparesis (lumpuh separuh tubuh), awal dari kekakuan deserebrasi, dan gangguan vegetatif (20 %)• Grade 5: koma dalam, kekakuan deserebrasi (10%)• Grade 6: mati batang otak)
Menurut WHO dalam International Statistical Classification of Disease and Related Health
Problems 10th Revision
1. Perdarahan Intraserebral
» Pada perdarahan intraserebral → parenkim otak itu
» (mikroaneurisma) → hypertensi → darah masuk ke
dalam jaringan otak → massa → menekan jaringan
otak → TIK meningkat → edema otak → Herniasi
batang otak dengan Cushing’s triad (hipertensi,
bradikardi, respirasi ireguler) → †
2. Perdarahan Subarachnoid• Berasal → perdarahan arterial → suatu
aneurisma pembuluh darah serebral atau AVM
• Pecahnya arteri → keluarnya ke ruang sub arachnoid → TIK meningkat mendadak → vvasospasme pembuluh darah serebral → disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemi sensorik, afasia, dll).
• Perdarahan subarachnoid → 5% → kejadian stroke.
• Perdarahan subarachnoid → dua kategori yaitu :- Traumatic Subarachnoid Hemorrhages dan Spontaneous Subarachnoid Hemorrhages
Aneurisma serebral (otak)
• Penggelembungan Dinding pembuluh darah → tipis dan lemah → bocor atau pecah → darah → dalam cairan serebrospinal dan hematom di intraserebral.
• Diameter aneurisma yang kritis untuk pecah adalah berukuran 7-10 mm.
• Lokasi : Sirkulus Wilisi → Arteri serebri anterior dan komunikans anterior (30-35%), Percabangan Arteri karotis interna dan Arteri komunikans posterior (30–35%), Percabangan Arteri serebri media (20%), Arteri vertebro-basilaris (15%) : A.cerebeli posterior inferior
• Penyebab tersering dari aneurisma serebral :1. Trauma pembuluh darah yang diinduksi oleh kelainan hemodinamika 2. Penumpukan lemak dan pengapuran pembuluh darah (aterosklerosis)3. Keadaan di mana aliran darah sangat tinggi, seperti malformasi arteri vena dan fistula
Malformasi arteriovenosa (AVM)
• Darah arteri mengalir langsung ke dalam vena tanpa adanya kapiler secara normal.
• Tekanan di sekitar otak → gejala seperti stroke, Sakit kepala
• Resiko perdarahan dari AVM diperkirakan sekitar 2 hingga 4 persen per tahun.
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda munculnya serangan stroke
• Rasa bebal atau mati pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
• Rasa bingung, sulit bicara atau sulit mengerti.• Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.• Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan
kehilangan keseimbangan.• Mendadak merasa pusing dan sakit kepala
tanpa diketahui sebab• Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-
muntah.
Diagnosis1. Anamnesi
s Gejala (anamnesa) Infark Perdarahan
Permulaan (awitan)
Waktu (saat “serangan”)
Peringatan
Nyeri Kepala
Kejang
Muntah
Kesadaran menurun
Sub akut/kurang mendadak
Bangun pagi/istirahat
+ 50% TIA
+/-
-
-
Kadang sedikit
Sangat akut/mendadak
Sedang aktifitas
-
+++
+
+
+++
Kaku Kuduk
Kernig
Papil edem
-
-
-
++
++
+
1. Gejala defisit
lokal
Berat Ringan Berat/ringan
2. Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
3. Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/ tak ada
4. Muntah pada
walnya
Sering Sering Tidak, kecuali
lesi di batang
otak
5 Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
6. Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang
sebentar
Dapat hilang
Gejala Klinis Stroke Hemoragik Stroke Non
HemoragikPIS PSA
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN STROKE NON-HEMORAGIK
7. Hemiparesis Sering sejak
awal
Tidak ada Sering dari awal
1. Anamnesis
Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisik Neurologi•Pemeriksaan Nervus Kranialis• Pemeriksaan Fungsi motorik dan sensorik•Refleks fisiologis dan patologi
3. Pemeriksaan Penunjang
Angiografi Cerebral
CT-Scan
CT-ScanMRI
MRI
Carotid Ultrasound
EEG (Elektro encephalography)
Laboratorium
Diagnosis Banding
1. Stroke Non Haemorrhagic emboli atau trombus)
2. Lesi struktural Intrakranial (tumor otak)
4. Kejang Epilepsi atau kejang non konvulsif
5. Ensefalopati metabolik (Hypoglikemic)
6. Hipertensi encephalopathy
Konservatif • Pengobatan bersifat sementara Life safing•Untuk hemorragik kecil, treatmenya dengan observasi dan supportif.•Evaluasi dengan CT brain Graeb IVH grading system•Udem serebri Vasogenik deksametason 10 mg deksametason intravena diikuti 4 mg tiap 6 jam•Peningkatan TIK dan udem sitotostik Mannitol 20% (dosis 0,25-1 gr/kg) : Loading dose 1gr/kg BB, dosis pemeliharaan 0,5 gr/kg BB tiap 4-6 jam•Antihipertensi. Labetalol : 5-100 mg/jam secara bolus berkala 10-40 mg atau 2-8 mg/min perdrip• rekombinan faktor VIIa (rFVIIa) Infus 0,9 mg/kgBB (maksimum 90 mg), 10% dari dosis diberikan bolus pada menit pertama, 90% sisanya infus kontinyu selama 60 menit.
• Bila terbentuk :• Hematom Subarachnoid dan Intracerebral
minimal letaknya supericial, mudah diangkat dan tidak memperburuk defisit neurologis hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Masa kritis 2 minggu 3 sampai 5 hari setelah pendarahan sekitar 7-10 hari berlangsung selama 2 hingga 3 minggu. evaluasi pemeriksaan neurologis dan ultrasound Transkranial Doppler/vascular doppler
Operasi
• Menentukan apakah pasien perlu tindakan operati atau konservatif !!!!!
• Tujuan utama pembedahan repair aliran darah serebral– Drainase hematoma – drainase stereotaktik atau
evakuasi operasi– Drainase ventrikular atau shunt
• Pertimbangan operatif, tergantung :– Status Klinis (Tingkat kesadaran) – Ukuran volume perdarahan– Lokasi perdarahan– Usia pasien – Penyakit penyerta
• Sesuai Indikasi :– Lesi atau massa menyebabkan Pergeseran midline
shift > 5 mm pada radiologis dengan ancaman herniasi
– Lesi Intrakranial dengan gejala defisit neurologis seperti penurunan kesadaran, hemiparese, afasia yang disebabkan peningkatan tekanan intracranial khususnya hematom
– Fraktur depres > 2 tabula– Fraktur terbuka– Volume darah > 25 cc. <10 cc tidak dilakukan
operasi dengan pertibangan akan di absorbsi di otak• Bila terbentuk :
– Hematom intracerebral dalam otak dekat dengan midline, dengan herniasi sekunder dikeluarkan, tindakan ini kerusakan otak dan dalam penyembuhan defisit neurologis. Segera operasi hari pertama.
• Kraniotomi Decompresy Pilihan terapi pada ICH dan SAH yang luas untuk evakuasi hematoma
• Tindakan Pembedahan AVM (Malformasi arteriovenosa) – Eksisi langsung AVM – Endovaskular menggunakan teknik embolisasi – Radioterapi
• Tindakan Pembedahan pada aneurisma – Terapi Bedah atau Klipping– Terapi Endovaskular atau “Koiling”
• Terapi pembedahan untuk komplikasi SAH– hidrocephalus obstrtuktif menyumbat sistem
ventrikel sehingga aliran liquor ke spinal terhambat eksternal ventricular drainase atau Ventriculoperitoneal Shunt
Tindakan pencegahan Vasospasme
• Obat nimodipine dalam bentuk tablet atau Injeksi meringankan vasospasme menggunakan catheter directed ballon angioplasty.
Adult :
IV : For the first two hours of treatment 1 mg/5ml/hr of nimodipine IV solution (about 15 micrograms/kg body mass), should be infused each hour.
The dose should be increased after 2 hours to 2 mg/10ml/hr (about 30 mcg/kg body mass), provided no severe decrease in blood pressure is observed.Patients of body mass less than 70 kg or with unstable blood pressure should be started on a dose of 0.5 mg nimodipine per hour (2.5 mL of Nimodipine iv solution), or less if necessary.
Packing : 10 Vials of 50 ml
Aneurisma
• Terapi Bedah atau Klipping• Terapi Endovaskular atau
“Koiling”
AVM• Eksisi langsung AVM• Pengangkatan endovaskular
» teknik embolisasi• Radioterapi
Komplikasi
•Perdarahan berulang•Vasospasme•Hidrocephalus•Herniasi †•Hematom serebral•VP Shunt pertonitis, perforasi organ abdominal
•
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal, sisanya 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai, masalah dalam berpikir dan mengingat, menderita depresi, mengalami kesulitan bicara dan menelan.
•
Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal, sisanya 80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai, masalah dalam berpikir dan mengingat, menderita depresi, mengalami kesulitan bicara dan menelan.
Tindakan Pencegahan Stroke
• Menjalani hidup sehat : tidak merokok, mengurangi alkohol, diet rendah garam dan lemak, olah raga secara teratur
• Menghindari stres• Mengontrol tekanan darah, kolesterol
dan gula darah• Medical chek up secara teratur