stres dan penyakit diabetes mellitus

11
10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 1/11 19th July 2012 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak pasien Diabetes Mellitus ( DM ) tidak sadarkan diri yang di bawa oleh keluarga ke unit layanan kesehatan dalam kondisi distress. Distress dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau infeksi dan stress sosial. Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis sehingga setelah penderita mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tersebut, maka pasien cenderung mengalami distress. Distress yang berlebihan pada penderita Diabetes Mellitus ini dapat menyebabkan terjadi penurunan kesadaran. Namun bagaimana Distress dapat menyebabkan penurunan kesadaran pada pasien DM belum dapat dijelaskan. Prevalensi pasien DM yang datang ke layanan kesehatan dalam kondisi tidak sadar semakin meningkat. Hal ini Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia Tahun 2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan prevalensi diabetes sebesar 14,7 % pada daerah urban dan 7,2 % pada daerah Hasil penelitian DEPKES yang dipublikasikan pada 2008 menunjukan angka prevalensi DM di Indonesia sebesar 5,7% yang berarti lebih dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini yang menderita DM. Penyakit diabetes disebabkan karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup karena terdapat kerusakan pada sel pankreas atau biasa juga terjadi karena sel dalam tubuh tidak mampu berikatan dengan insulin, akibatnya kadar glukosa dalam darah semakin lama semakin Stress dab Penyakit Diabetes Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger. Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis stres dan penyakit telusuri

Upload: bernads2007

Post on 14-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penyakit Tidak Menular

TRANSCRIPT

Page 1: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 1/11

19th July 2012

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak pasien Diabetes Mellitus ( DM ) tidak sadarkan diri yang di

bawa oleh keluarga ke unit layanan kesehatan dalam kondisi distress. Distress

dapat diakibatkan oleh proses penyakit atau infeksi dan stress sosial. Diabetes

Mellitus merupakan penyakit kronis sehingga setelah penderita mengetahui

bahwa dirinya menderita penyakit tersebut, maka pasien cenderung mengalami

distress. Distress yang berlebihan pada penderita Diabetes Mellitus ini dapat

menyebabkan terjadi penurunan kesadaran. Namun bagaimana Distress dapat

menyebabkan penurunan kesadaran pada pasien DM belum dapat dijelaskan.

Prevalensi pasien DM yang datang ke layanan kesehatan dalam kondisi

tidak sadar semakin meningkat. Hal ini Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik Indonesia Tahun 2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia

di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan prevalensi diabetes sebesar

14,7 % pada daerah urban dan 7,2 % pada daerah Hasil penelitian DEPKES

yang dipublikasikan pada 2008 menunjukan angka prevalensi DM di Indonesia

sebesar 5,7% yang berarti lebih dari 12 juta penduduk Indonesia saat ini yang

menderita DM.

Penyakit diabetes disebabkan karena tubuh tidak dapat memproduksi

insulin dalam jumlah yang cukup karena terdapat kerusakan pada sel pankreas

atau biasa juga terjadi karena sel dalam tubuh tidak mampu berikatan dengan

insulin, akibatnya kadar glukosa dalam darah semakin lama semakin

Stress dab Penyakit Diabetes

Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis

…stres dan penyakit telusuri

Page 2: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 2/11

meningkat (hiperglikemia) dan keadaan ini sangat membahayakan setiap organ

yang terkena (Corwin, 2001)

Pasien DM pada umumnya tahu tentang penyakit DM, apa yang harus

dilakukan dan bagaimana memelihara kesehatannya. Namun semakin banyak

yang dimengerti membuat pasien tertekan oleh peraturan berupa pembatasan

diet dan aktifitas. Pasien mengalami kejenuhan sehingga timbul dilema atau

konflik yang sulit dipecahkan. Masalah ini menimbulkan sikap yang dapat

merugikan pasien. Mereka mulai mencoba melanggar pantangan dan mulai

berprilaku salah, seperti tidak mau menjaga pola makan dan tidak bisa

mengendalikan emosi karena keadaan yang dialami sehingga terjadi distress.

Saat ini, telah berkembang ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana

distres dapat mempengaruhi penurunan kesadaran. Konsep

psikoneuroimunologis menyatakan bahwa kondisi stress akan menyebabkan

sakit atau merusak fungsi otak. Peyebab utamanya karena kadar glukokortikoid

naik. Pada pasien yang mengalami distress, saraf otonom akan distimulasi,

khususnya saraf simpatis (Johnson at al., 1992). Aktivitas saraf simpatis akan

mensekresi katekolamin seperti adrenalin dan noradrenalin sehingga organ

yang diatur oleh saraf otonom akan bekerja sesuai dengan kadar hormon yang

diproduksi. Katekolamin akan menstimulasi suprarenal untuk mengeluarkan

kortisol. Kortisol berfungsi dalam metabolism, protein, karbohidrat dan lemak.

Kortisol yang tinggi akan menyebabkan peningkatan gula darah. (Roy at al :

1993., Van Doornen and Orlbeke, 1990). Stres yang berkelanjutan

menyebabkan aktivitas aksis HPA meningkat, sehingga kadar kortisol

meningkat yang diiringi oleh peningkatan glukosa di sirkulasi. Dilain pihak

kortisol juga mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas,

produksi dan reseptor, sehingga glukosa darah tidak bisa diseimbangkan

(Avgerinos et al., 1992).

1.2. Rumusan masalah

1. Mengapa terjadi distress pada penderita DM.

2. Bagaimana distress dapat menyebabkan penderita DM tidak

Page 3: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 3/11

sadarkan diri.

1.3. Tujuan

1.3.1.Tujuan Umum :

Menjelaskan disstress yang dapat menyebabkan pasien tidak sadarkan

diri.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Menjelaskan distress yang terjadi pada penderita DM.

2. Menjelaskan distress dapat meningkatkan kadar gula darah.

3. Menjelaskan peningkatan kadar gula darah mengakibatkan penurunan

kesadaran

1.4. Manfaat

1. Memberikan pemahaman mengenai proses distress yang

mengakibatkan penurunan kesadaran pada penderita DM.

2. Dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk mengantisipasi

terjadinya stress

3. Digunakan sebagai bahan diskusi dengan klien atau petugas

kesehatan lain dalam perencaaan asuhan keperawatan pada penderita

DM

Page 4: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 4/11

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

2.1.1. Distress

Distress adalah respon terhadap stress yang bersifat tidak sehat, negatif,

dan destruktif (bersifat merusak). Hal ini termasuk konsekuensi individu

terhadap penyakit sistemik dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi,

yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

Disstres adalah semua bentuk stres yang melebihi kemampuan untuk

mengatasinya, membebani tubuh, dan menyebabkan masalah fisik atau

psikologis. Ketika seseorang mengalami disstress orang tersebut akan cenderung

bereaksi secara berlebihan, bingung, dan tidak dapat berperforma secara

maksimal (Walker.J, 2002).

2.1.2. Diabetes Mellitus ( DM )

Menurut WHO, DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan

dalam satu jawaban yang jelas dan singkat, tetapi secara umum dapat

dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi akibat dari

sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan

gangguan fungsi insulin.

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh

adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut

hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu

dalam darah yang dibentuk dari hati melalui makanan yang dikonsumsi. Pada

produksi dan penyimpanannya glukosa diatur oleh suatu hormon yang

diproduksi oleh pankreas yang disebut insulin. Insulin berfungsi untuk

mengendalikan kadar glukosa dalam darah (Smeltzer & Bare, 2001).

Peningkatan kadar gula darah pada penderita DM mengakibatkan tubuh tidak

bisa memproduksi hormon insulin secara baik atau bahkan sampai tidak bisa

Page 5: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 5/11

sama sekali. Jika kondisi ini terus berlanjut maka proses metabolisme di dalam

tubuh akan mengalami gangguan (Sudarmoko, 2010).

Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Penyakit

Endokrin Nasional Indonesia) seseorang bisa dikatakan menderita DM jika

memiliki kadar gula darah puasa > 126 mg/dl dan pada tes sewaktu > 200

mg/dl. Kadar gula darah sepanjang hari bisa bervariasi dimana akan meningkat

setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam, kadar gula darah yang

normal adalah pada pagi hari setelah malan sebelumnya berpuasa yaitu 70 –

110 mg/dl darah.

2.2.Fakor yang mempengaruhi DM antara lain:

2.2.1. Kelainan genetik

Faktor keturunan sangat memungkinkan seseorang menderita diabetes

mellitus karena jika ada riwayat keluarga yang ada salah satu anggotanya

menderita diabetes mellitus dimungkinkan akan menurunkan kepada anaknya.

2.2.2. Usia

Faktor usia memungkinkan pada orang dewasa yang berusia 45 tahun

keatas atau orang – orang yang berusia dibawah 45 tahun tetapi mengalami

kegemukan

2.2.3. Distress

Pasien yang mengalami distres akan terjadi peningkatan sekresi

kortisol yang menyebabkan peningkatan gula darah.

2.2.4. Pola makan yang salah

Pola makan yang cenderung mengkonsumsi makanan yang

mengandung gula dan bersifat manis akan cepat meningkatkan kadar gula

darah seseorang sehingga pola makan yang salah harus dikendalikan dengan

cara mengendalikan mengkonsumsi makanan yang bersifat manis.

2.3. Hubungan Disstres dan peningkatan gula darah

Disstress psikologis dapat menimbulkan perubahan menjadi distress

Page 6: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 6/11

biologis yang pada proses lanjut dapat mengganggu kesehatan.

Kepribadian seseorang berperan penting dalam merespon suatu stressor. Ini

akan berdampak pada respon biologik yaitu pada sistim endokrin dan imunitas

(Scheier,1995, Cohen, 1998)

Perubahan biomolekuler terhadap stressor akut berbeda dengan yang

kronis. Pada stressor akut (menit – jam), sistim simpatis (terutama

noradrenergik) akan mengalami aktivasi. Kondisi demikian terjadi pada stress

psikologis ringan atau selama latihan fisik tertentu. Sebaliknya pada stress

psikologis berat dan terpapar stressor fisik berat maka akan mengaktivasi aksis

HPA yang selanjutnya mengakibatkan gangguan pada system imunologis dan

proses plastisitas (Dhabhar,1997).

Suatu rangsangan atau stressor akan mengaktifkan aksis HPA, yang

dicerminkan oleh pelepasan corticotrophin-releasing hormone (CRH) dan

Vasopresin (AVP) oleh nucleus paraventrikuler dari hipotalamus, kemudian

akan merangsang produksi dari adrenocortikotropic hormone (ACTH) oleh

kelenjar pituitary anterior. ACTH akan memicu pelepasan kortisol yang akan

mempengaruhi fungsi insulin terkait dalam hal sensitivitas, produksi dan

reseptor, sehingga glukosa darah tidak bisa diseimbangkan (Avgerinos et al.,

1992).

2.4. Hubungan peningkatan gula darah dengan penurunan kesadaran

Komplikasi DM antara lain hiperglikemi dan diabetik ketoasidosis, hiperglikemi

terjadi saat glukosa tidak dapat pergi ke dalam sel karena jumlah insulin yang tidak

mencukupi. Tanpa tersedianya karbohidrat/gula di dalam sel tubuh, maka hati akan aktif

mengkonversi kembali glikogen menjadi glukosa dengan proses glikogenolisis selain itu

juga akan meningkatkan pembentukan glukosa baru lewat proses glukoneogenesis. Pada

DM tipe 1 kurangnya glukosa dalam sel tubuh akan dikompensasi dengan mengaktifkan

cadangan lemak pada jaringan adiposa sebagai sumber energi, metabolisme lemak ini

menghasilkan badan-badan keton yang semakin banyak jumlahnya dalam darah seiring

dengan peningkatan metabolisme lemak itu sendiri. Badan-badan keton yang semakin

banyak akhirnya diekskresikan bersama urine dan menjadi ketonuria, namun kompensasi

Page 7: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 7/11

ini ternyata tidak menurunkan kadar keton di dalam darah dan menyebabkan darah

menjadi bersuasana asam (pH menurun) akibat banyak keton asetoasetat dan beta-

hidroksibutirat. Kondisi inilah yang disebut diabetik ketoasidosis, bila asidosis ini

menjadi semakin parah maka klien akan mengalami penurunan tingkat kesadaran dan

pada akhirnya sampai pada kondisi yang disebut koma diabetes.

2.5. Cara Mengatasi disstres

Diabetes melitus merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku

penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Karena diet, aktifitas

fisik,stress fisik serta emosional dapat mempengaruhi pengendalian DM, maka

pasien harus belajar untuk mengatur keseimbangan diri untuk berpikir positif

agar tidak stres. Penting bagi penderita diabetes untuk tahu bagaimana caranya

menjaga tingkat stresnya dengan melakukan olahraga secara teratur karena

dengan olahraga teratur bagi penderita diabetes tidak hanya untuk mengontrol

kadar glukosa, tapi juga membuat seseorang memiliki waktu untuk dirinya

sendiri. Beberapa hal juga bisa efektif mengatasi dan mencegah stres yaitu

istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan yang seimbang, serta memiliki

sikap hidup yang positif seperti meluangkan waktu untuk diri sendiri dan

belajar memahami dirinya sendiri.

2.6. Faktor pendukung yang dapat membantu mengatasi distress :

2.6.1. Tempat ibadah:

Ketersediaan tempat ibadah akan membantu seseorang yang

mengalami berbagai persoalan untuk mendapatkan tempat yang tenang yang

dapat membantu seseorang tersebut menenangkan diri dengan mendekatkan

diri pada Tuhan. Tempat tersebut bisa berupa ibadah seperti masjid, gereja,

wihara dll.

2.6.2. Dukungan Keluarga:

Keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan bagi individu dalam

rangka mengatasi berbagai persoalan, keluarga bisa menjadi tempat untuk

mengungkapkan segala permasalahan yang ada sehingga manajemen stres

Page 8: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 8/11

dapat dilaksanakan. Keluarga harus bisa dan selalu berusaha untuk memberi

dukungan pada anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus agar tidak

mengalami distress. Dukungan keluarga sangat membantu anggota keluarga

tersebut untuk menerima keadaannya.

BAB 3

PEMBAHASAN

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh

adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut

hiperglikemia. Diabetes Mellitus atau penyakit gula ini merupakan penyakit

kelainan metabolis yang disebabkan oleh beberapa factor diantaranya factor

keturunan, usia, pola makan yang salah dan stress. Penyakit ini memerlukan

perilaku penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Dibutuhkan

pengontrolan dan monitor secara berkala terhadap kadar gula darah, aktifitas

fisik, dan riwayat kesehatan lainnya.

Penderita DM umumnya telah mengetahui mengenai penyakit ini.

Dengan banyak informasi yang diperoleh terutama mengenai gejala, penyebab

dan cara penanganannya terkadang bisa mengakibatkan stress tersendiri.

Penanganan mandiri seumur hidup inilah yang menjadikan penderita

mengalami stress baik stres fisik maupun emosional.

Setiap individu mempunyai presepsi dan respon yang berbeda terhadap

suatu rangsangan atau stressor. Stress tanpa penanganan koping yang positif

mengakibatkan distress yang dapat membahayakan diri sendiri. Dalam hal ini

penderita berprilaku salah seperti tidak menjaga pola makan dan tidak bisa

mengendalikan emosi. Prilaku salah tersebut dapat meningkatkan kadar

glukosa darah yang mengakibatkan penurunan kesadaran.

Gaya hidup di masyarakat ( merokok, alcohol, traveling) serta

lingkungan merupakan factor penghambat kesehatan individu karena dapat

mempengaruhi peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Prilaku individu

Page 9: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 9/11

tercermin dalam pola sosial yang terdapat dalam lingkungan tersebut. Gaya

hidup dalam masyarakat seperti ini dapat mengubah prilaku sehat. Sehingga

individu yang menderita DM mudah berprilaku salah seperi minum alcohol,

makan-makanan yang manis dalam jumlah banyak, merokok dan lain

sebagainya. Lingkungan yang tidak kondusif juga dapat menambah stress pada

penderita DM.

Untuk mengatasi kendala ini, perlu adanya dukungan sosial terutama

dari orang terdekat atau keluarga. Pendekatan diri kepada Tuhan YME juga

dapat membantu penderita DM dalam menanggulangi stress yang dialami baik

stress secara psikologis ataupun stress biologis.

Dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori dan fenomena yang ada

dalam masyarakat bahwasannya stress yang dialami tidak lepas dari prilaku

dalam masyarakat atau individu itu sendiri, dan penanggulangan stress juga

dapat membantu penderita DM agar tidak jatuh dalam kondisi parah atau katuh

dalam kondisi penurunan kesadaran.

BAB 4

PENUTUP

4.1. SIMPULAN

1. Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang disebabkan oleh adanya

peningkatan kadar glukosa dalam darah atau yang disebut hiperglikemia.

2. Gaya hidup di masyarakat ( merokok, alcohol, traveling) serta lingkungan

merupakan factor penghambat kesehatan individu karena dapat mempengaruhi

peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.Stress yang dialami penderita DM

tidak lepas dari prilaku dalam masyarakat atau individu itu sendiri

3. Kepribadian seseorang berperan penting dalam merespon suatu stressor yang

akan berdampak pada respon biologik yaitu pada sistim endokrin dan

imunitas.

Page 10: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 10/11

4. Distress dapat mengaktivasi hipotalamus yang mengakibatkan peningkatan

kadar gula dalam darah dan dapat mengakibatkan penurunan kesadaran

4.2.SARAN

1. Pemahaman mengenai pengaruh stress terhadap penurunan kesadaran

perlu ditingkatkan oleh petugas kesehatan sebagai upaya pencegahan

terhadap penderita DM agar tidak mengalami penurunan kesadaran

2. Penderita DM hendaknya harus belajar mematuhi diet, aktifitas fisik,

dan mampu memanagemen stress baik fisik maupun emosional

dengan berpikir positif agar tidak terjadi distress. Selain itu juga mau

mendekatkan diri pada Tuhan sehingga terjadi keseimbangan diri.

3. Dukungan keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan bagi pasien

DM dalam rangka mengatasi berbagai persoalan dan bisa menjadi

tempat untuk mengungkapkan segala permasalahan yang ada

sehingga manajemen stress dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedomanuntuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi3. alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC.

Ikram, Ainal. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes MellitusPada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI.

Page 11: Stres Dan Penyakit Diabetes Mellitus

10/11/2014 stres dan penyakit Diabetes Mellitus

http://menara-kesehatan.blogspot.com/ 11/11

Kushariyadi.(2010).Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :Salemba Medika

Luecknote, Annette Geisler (1997). Pengkajian Gerontologi alih bahasaAniek Maryunani, Jakarta:EGC.

Mary Baradero, Mary Wilfrid dan Yakobus Siswandi. 2009. Klien GangguanEndokrin: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, (2002). Buku Ajar KeperawatanMedikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y.Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC

Taat Putro, Soehartono. (2011). Psikoneuroimunologi Kedokteran Edisi 2.Surabaya : AUP.

Diposkan 19th July 2012 oleh n-dl

0 Tambahkan komentar