strawberry terhadap tg

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3.(Bahri,2004) Menurut profil kesehatan provinsi Jawa Tengah (2004) kasus tertinggi Penyakit Jantung Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 4.784 kasus (26,00%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung Koroner di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Apabila dilihat berdasarkan jumlah kasus keseluruhan PTM lain di Kabupaten Klaten adalah 3,82%. Sedangkan kasus tertinggi 1

Upload: essaloyallitalestari

Post on 26-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

strawberrytrigli

TRANSCRIPT

Page 1: strawberry terhadap tg

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan utama di

negara maju. Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan

pembuluh darah dari urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986.

Sedangkan penyebab kematian tetap menduduki peringkat ke-3.(Bahri,2004)

Menurut profil kesehatan provinsi Jawa Tengah (2004) kasus tertinggi

Penyakit Jantung Koroner adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 4.784 kasus

(26,00%) dibanding dengan jumlah keseluruhan kasus Penyakit Jantung Koroner di

kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Apabila dilihat berdasarkan jumlah kasus

keseluruhan PTM lain di Kabupaten Klaten adalah 3,82%. Sedangkan kasus tertinggi

kedua adalah Kabupaten Banyumas yaitu sebesar 2.004 kasus (10,89%) dan apabila

dibanding dengan jumlah keseluruhan PTM lain di Kabupaten Banyumas adalah

sebesar 9,87%. Kasus ini paling sedikit dijumpai di Kabupaten Tegal yaitu 2 kasus

(0,01%). Sedangkan kabupaten Semarang dan Kabupaten Cilacap belum melaporkan.

Rata-rata kasus Jantung Koroner di Jawa Tengah adalah 525,62 kasus.

Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak

pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama

kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinngan ikat, perkapuran,

1

Page 2: strawberry terhadap tg

pembekuan darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat

pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut

mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang

cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam

masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian

mendadak.(Medistra,2010). Faktor resiko penting pada PJK adalah kenaikan kadar

kolesterol yang melebihi angka normal dan kadar HDL yang rendah (Soeharto, 2004).

HDL merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan (good

cholesterol) : karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati

untuk di buang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau

mencegah terjadinya proses arterosklerosis. adi makin rendah kadar HDL kolesterol,

makin besar kemungkinan terjadinya PJK. (Bahri, 2010).

Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat diatasi dengan pengobatan

secara tradisional menggunakan aneka tanaman obat, karena selain tanpa efek

samping yang berarti, obat tradisional ini juga terjangkau oleh masyarakat luas.

khasiatnya pun tak kalah dari obat modern (Wed, 2004)

Strawberry (Fragaria sp) adalah buah berry yang paling populer di dunia

karena strawberry adalah buah yang mengandung banyak air, harum, manis dan

warna merah tua pada buah yang selalu tersedia sepanjang tahun ini dapat

mencerahkan baik rasa dan estetika saat dimakan (WHFoods, 2001). Strawberry

merupakan sumber fitokimia yang sangat baik, terutama anthocyanin dan asam

ellagic yang terkandung dalam strawberry, yang memiliki fungsi antioksidan kuat dan

2

Page 3: strawberry terhadap tg

anti-inflamasi. Ekstrak jus strawberry telah terbukti secara signifikan menghambat

radikal bebas dan mengurangi proliferasi LDL pada tikus, suplementasi asam ellagic

juga mengurangi pembentukan lesi aterosklerotik pada kelinci hiperlipidemia,

sehingga strawberry juga termasuk buah-buahanan berwarna yang mengandung

berbagai phytochemical yang bermanfaat bagi kesehatan jantung (Basu et al, 2009)

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti ingin melakukan penelitian pengaruh

pemberian jus strawberry terhadap kadar HDL darah tikus putih jantan galur wistar

yang diinduksi diet tinggi kolesterol. Karena sejauh ini belum ada penelitian tentang

pengaruh jus strawberry terhadap kadar HDL darah pada tikus putih jantan galur

wistar yang diinduksi diet tinggi kolesterol.

1.1. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

“Adakah pengaruh jus strawberry terhadap kadar HDL darah tikus putih jantan galur

wistar yang diinduksi diet tinggi kolesterol. ?”

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Mengetahui pengaruh ekstrak strawberry terhadap

kadar HDL pada mencit.

1.2.2. Tujuan Khusus

3

Page 4: strawberry terhadap tg

Mengetahui pengaruh perbedaan dosis ekstrak strawberry terhadap

kadar HDL pada mencit.

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh pemberian

Jus strawberry terhadap peningkatan kadar HDL

1.3.2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

pemberian jus strawberry terhadap peningkatan kadar HDL darah.

4

Page 5: strawberry terhadap tg

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. HDL

1.1.1. Definisi

Lipoprotein densitas tinggi merupakan lipoprotein yang mengandung

konsentrasi protein yang tinggi, kira-kira 50% protein, tetapi konsentrasi

kolesterol dan fosfolipid yang lebih kecil (Guyton, 1997).

1.1.2. Fungsi

Bertindak sebagai tempat penyimpanan apo C dan E yang dibutuhkan

dalam metabolism kilomikron dan VLDL (Murray,dkk, 2003)

1.1.3. Metabolisme

HDL disintesis dan disekresikan oleh hati maupun intestinum. Namun

demikian, HDL nascent (HDL yang baru disekresikan) dari intestinum tidak

mengandung apolipoprotein A, Apo C dan E disintesis dalam hati

dandipindahkan kepada HDL intestinum ketika HDL ini memasuki plasma

darah (Murray,dkk,2003).

Page 6: strawberry terhadap tg

7

Pertama kali disekresikan kedalam darah, partikel HDL berukuran kecil

dan berbentuk cakram. Setelah HDL menyerap kolesterol dari lipoprotein lain

dan dari membran sel, kolesterol tersebut diubah menjadi ester kolesterol oleh

enzim LCAT (Lechitin Cholesterol Acyl Transferase), yang dirangsang oleh

apoAI, suatu komponen pada partikel HDL imatur. Partikel akan menjadi

besar dan berbentuk sferis setelah terisi oleh ester kolesterol dan trigliserol.

Partikel ini disebut juga HDL3.

HDL3 ini memindahkan ester kolesterol ke VLDL untuk dipertukarkan

dengan triasilgliserol yang di perantarai oleh protein pemindah ester kolesterol

(Cholesterol Ester Ttransfer Protein). Saat diuraikan oleh LPL (Lipoprotein

Lipase), VLDL memindahkan kembali apoprotein CII ke HDL. Akibat

pemindahan dan penguraian triasilgliserol ini, VLDL berubah menjadi IDL

(Intermediet Density Lipoprotein) yang berukuran lebih kecil dan padat.

Triasilgliserol pada sebagian partikel IDL mengalami penguraian, terutama

oleh trigliserida lipase hati, ApoE dipindahkan ke HDL memiliki kandungan

triasilgliserol yang rendah. Partikel HDL yang telah berubah sekarang

menjadi semakin kecil dan dikenal sebagai HDL2.

Partikel IDL dan LDL (Low Density Lipoprotein) mengalami endositosis

oleh sel hati dan isinya dibebaskan melalui kerja enzim lisosom. Sehingga

kolesterol yang telah dikumpulkan oleh HDL di kembalikan ke hati.LDLjuga

mengalami endositosis oleh sel perifer untuk memberi sel tersebut kolesterol.

(Marks,dkk,2000).

Page 7: strawberry terhadap tg

8

1.1.4. Komposisi dan Kadar HDL

HDL mengandung triasilgliserol 16% untuk HDL2 sedang untuk HDL3

13%, prosentase protein untuk HDL2 33% sedang untuk HDL3 57%,

Prosentase fosfolipid 43% untuk HDL2 sedang untuk HDL3 46%. Diameter

HDL adalah 10*20 nm dengan densitas 1,063*1,210. Sumber HDL berasal

dari hati, usus Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan khilomikron

(Murray,dkk,2003).

Kadar HDL normal pada manusia menurut NECP (National Education

Cholesterol Program): 40*60 mg/dl (Soeharto,2004). Kadar HDL normal pada

mencit : 20*80 mg/dl (Walter,1989)

1.1.5. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kadar HDL Darah

1.1.5.1. Faktor – faktor yang dapat menurunkan kadar HDL

1.1.5.1.1. Genetik

Suatu kadar HDL yang terlalu rendah, dikombinasikan dengan

sejarah keluarga yang memiliki PJK, mungkin menunjukkan adanya

persoalan genetik pada dirinya. Faktor keturunan jenis ini disebut

Hypo-HDL. Pada keluarga yang mengalami Hypo-HDL, ada

dominant trait yang terdiri dari satu gen abnormal berpasangan

dengan gen normal. Maka, analog dengan FH (Family

Page 8: strawberry terhadap tg

9

Hipercholesterolemia) heterozygote, dari seorang ibu atau bapak

yang terkena Hypo-HDL, rata – rata setengah dari anak - anaknya,

terkena Hypo-HDL (Soeharto,2004).

1.1.5.1.2. Usia dan jenis kelamin

Sebelum usia menopause wanita mempunyai kadar HDL lebih tinggi

dibandingkan pria dengan usia yang sama (Soeharto, 2004). Setelah

menopause, kadar kolesterol HDL pada wanita cenderung menurun

karena hormone estrogen yang berfungsi menghambat aktivitas

enzim lipase hepatic berkurang (Murray,dkk,2003).

1.1.5.1.3. Diet tinggi kolesterol

Seseorang dengan diet tinggi lemak, khususnya lemak jenuh dan

kolesterol. Diet tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar

kolesterol (Guyton dan Hall, 1997). Asam lemak jenuh dapat

menurunkan HDL dengan menghambat aktifitas enzim LCAT

(Lecithin cholesterol acyl transferase) (Murray dkk, 2003).

1.1.5.2. Faktor – faktor yang dapat meningkatkan kadar HDL

1.1.5.2.1. Diet tinggi serat

1.1.5.2.2. Aktivitas fisik

Page 9: strawberry terhadap tg

10

1.2. Strawberry

1.2.1. Taksonomi

Berdasarkan hasil identifikasi tumbuhan, tanaman strawberry dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi : Spermatopyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Famili : Roseceae

Genus : Fragaria

Spesies : Fragaria sp.

(Budiman, 2008)

1.2.2. Ciri – ciri fisik

1.2.3. Kandungan strawberry

1.2.4. Khasiat Strawberry

2.1.1. Limfosit T

Page 10: strawberry terhadap tg

11

Subpopulasi limfosit T, limfosit T helper dan T sitotoksik

mempunyai peranan yang sama dalam mengeliminasi antigen tumor.

Sel yang mengandung antigen tumor akan mengekspresikan antigennya

bersama molekul MHC kelas I yang kemudian membentuk komplek

melalui TCR (T-cell Receptor) dari sel T-sitotoksik (CD8),

mengaktivasi sel T-sitotoksik untuk menghancurkan sel tumor tersebut.

Melakukan fungsi surveillance dengan mengenal dan membunuh sel-

sel potensial ganas yang mengekspresikan peptida yang berasal dari

protein seluler mutant atau protein virus onkogenik yang

dipresentasikan oleh molekul MHC kelas I. Limfosit T yang

menginfiltrasi jaringan tumor (Tumor Infiltrating Lymphocyte = TIL)

juga mengandung sel CTL yang memiliki kemampuan melisiskan sel

tumor. Sel T CD4+ pada umumnya tidak bersifat sitotoksik bagi tumor,

tetapi sel-sel itu dapat berperan dalam respon antitumor dengan

memproduksi berbagai sitokin yang diperlukan untuk perkembangan

sel sel CTL menjadi sel efektor. Di samping itu sel T CD4+ yang

diaktifasi oleh antigen tumor dapat mensekresi TNF dan IFNγ yang

mampu meningkatkan ekspresi molekul MHC kelas 1 dan sensitivitas

tumor terhadap lisis oleh sel CTL.

Proliferasi limfosit dalam kelenjar getah bening yang merupakan

draining sites dari pertumbuhan tumor disertai peningkatan ekpresi MHC

dan intercellular adhesion melocule (ICAM) yang mengindikasikan

Page 11: strawberry terhadap tg

12

sistem imun yang aktif. Antigen tumor yang dapat dikenal oleh sel T

sitotoksik melalui MHC kelas 1 diidentifikasi sebagai protein seluler yang

diekspresikan secara abnormal atau disebut sebagai protein mutan.

Penemuan ini mendukung dugaan bahwa fungsi sel T sitotoksik adalah

surveillance dan menghancurkan sel yang mengandung gen mutan yang

dapat menyebabkan atau yang diasosiasikan dengan tumor ganas.

2.1.2 Sel Natural Killer (NK)

Sel NK merupakan komponen utama dari immune surveillance, yang

dapat bekerja sebagai sel efektor dari imunitas natural maupun spesifik /

adaptif. Mekanisme efek-tor sel NK mirip dengan sel T- sitotoksik (CD8),

yang membedakan adalah bahwa sel NK melakukan sitotoksisitas

terhadap sel tumor tanpa melalui ekspresi antigen tumor bersama molekul

MHC kelas I "(MHC-unrestricted manner)". Secara in vitro, sel NK dapat

melisis sel terinfeksi virus dan cell line dari tumor terutama tumor

hematopoetik. Kapasitas dari sel NK akan ditingkatkan oleh berbagai

sitokin, diantaranva IFN, TNF, IL-2 dan IL-12. Konsep ini diadaptasikan

dalam imunoterapi tumor menggunakan LAK (Lymphokine Activated

Killer), yaitu set mononuklear perifer yang dikultur secara in vitro

dengan penambahan IL-2 dosis tinggi

Sel NK adalah sel efektor dengan sitotoksisitas spontan terhadap

berbagai jenis sel sasaran; sel-sel efektor ini tidak memiliki sifat-sifat

klasik dari makrofag, granulosit maupun CTL, dan sitotoksisitasnya

Page 12: strawberry terhadap tg

13

tidak bergantung pada MHC. Sel NK tidak dapat melisiskan sel yang

mengekspresikan MHC, tetapi sebaliknya sel tumor yang tidak

mengekspresikan MHC, yang biasanya terhindar dari lisis oleh CTL,

justru merupakan sasaran yang baik untuk dilisiskan oleh sel NK.

Disamping itu penelitian-penelitian terakhir mengungkapkan bahwa

pengikatan sel NK pada sel sasaran juga dapat terjadi melalui reseptor

khusus yang berbeda dengan reseptor Fc, yaitu reseptor NKR-Pl, yang

mengikat molekul semacam lektin

Kemampuan seI NK membunuh sel tumor ditingkatkan oleh

sitokin, termasuk IFN, TNF, IL-2 dan IL-12. Ketiga jenis IFN (α,β,γ)

juga dapat meningkatkan fungsi sel NK. Peran sel NK diaktifkan

dengan stimulasi IL-2 dalam membunuh sel tumor. Sel-sel itu yang

disebut lymphokine activated killer cells (LAK cells) dapat diperoleh in

vitro dengan memberikan IL-2 dosis tinggi pada biakan sel-sel limfosit

darah perifer atau sel-sel Tumor Infiltrating Lymphocytes (TIL) yang

berasal dari penderita kanker.

Setelah mengenal sel tumor dengan caranya masing-masing. CTL

dan sel NK melepas granula azurofilik. Granula ini akan menyelubungi

sel target, kemudian akan bersatu dengan membran sel target

(eksositosis). Granula CTL dan sel NK mengandung perforin, sitotoksin,

serine esterase (granzyme) dan proteoglikan. Perforin akan menimbulkan

lubang pada membran sel target (sel tumor), dimana lubang tersebut

Page 13: strawberry terhadap tg

14

merupakan pintu masuk bagi molekul sitotoksik lainnya dalam sitoplasma

dan inti sel yang menyebabkan kematian dari sel target

2.1.3. Makrofag

Makrofag juga berperan dalam pertahanan melawan sel tumor baik

bertindak sebagai APC dalam mengolah dan mempresentasikan antigen

tumor kepada sel T helper, maupun bertindak langsung sebagai efektor

dengan melisiskan sel tumor. Makrofag yang berperan dalam

mekanisme tersebut adalah makrofag aktif yaitu makrofag yang telah

diaktifasi oleh Macrofag Activating Factors (MAF), suatu sitokin yang

dihasilkan limfosit T yang distimulasi antigen. Makrofag yang tidak

aktif telah dibuktikan tidak memiliki kemampuan melisis sel tumor.

Makrofag aktif mensekresi sitokin antara lain IL-12 dan Tumor

Necrosis Factor (TNF). IL-12 berperan memacu proliferasi dan akfivasi

sel T CD4+, sel T CD8+ serta sel NK. TNF sesuai namanya mampu

melisis sel tumor melalui cara : 1) TNF berikatan dengan reseptor

permukaan dari sel tumor dan secara langsung melisis sel tumor, 2)

TNF dapat menyebabkan nekrosis dari sel tumor dengan cara

memobilisasi berbagai respon imun tubuh. (Abas, 2010) (Kresno, 2001)

2.1.4. Respon imun terhadap tumor

Mekanisme repon imun meliputi mekanisme imun humoral dan

mekanisme imun selular. Dalam mekanisme imun humoral,

Imunoglobulin M (Ig M) dan Imunoglobulin G (Ig G) bersama dengan

Page 14: strawberry terhadap tg

15

komplemen memiliki kemampuan melisiskan sel kanker. Namun

kemampuan ini tidak efektif terhadap kanker yang solid. Hal ini

disebabkan karena antibodi membentuk kompleks imun yang mencegah

sitotoksisitas sel T. Meskipun imunitas selular pada kanker lebih banyak

berperan dibanding imnitas humoral, tetapi tubuh membentuk juga

antibodi terhadap antigen kanker. Antibodi tersebut ternyata dapat

menghancurkan sel kanker secara langsung atau dengan bantuan

komplemen atau melalui sel efektor Antibody Dependent Cell Mediated

Cytotoxicity (ADCC) yang memiliki reseptor Fragmen crystallizable (Fc)

dari molekul Ig. Sel efektor potensial yang dapat menyebabkan lisis,

misalnya sel NK (Natural Killer) dan makrofag (opsonisasi) atau dengan

jalan mencegah adhesi sel kanker. Respon Imun pada dasarnya terdiri

dari tiga fase :

a. Fase Kognitif

Fase Kognitif dari respon imun terdiri dari pengikatan imunogen ke

reseptor spesifik dari limfosit mature yang terjadi sebelum stimulasi

imunogenik. Limfosit B memiliki molekul antibodi pada permukaannva

yang dapat mengikat protein, polisakarida, atau lipid. Sedangkan limfosit

T hanya mengenal peptida yang berikatan dengan MHC pada permukaan

set penyaji. Respon imun diawali dengan peristiwa masuknya imunogen

dan penyajian imunogen tersebut ke reseptor dari limfosit.

b. Fase Aktivasi

Page 15: strawberry terhadap tg

16

Fase aktivasi dari respon imun merupakan rangkaian kejadian

dimana limfosit terinduksi sebagai konsekuensi dan pengenalan terhadap

imunogen spesifik. Limfosit mengalami dua perubahan utama dalam

respons terhadap imunogen. Pertama, limfosit spesifik berproliferasi

sehingga jumlahnya bertambah. Kedua, limfosit tersebut berdiferensiasi

menjadi sel yang berfungsi mengeliminasi imunogen asing. Interaksi

makrofag yang menyajikan imunogen dengan limfosit T spesifik

mengakibatkan makrofag mensekresikan Interleukin-1 (IL-1) yang

menstimulasi limfosit T helper sehingga menghasilkan IL-2. Limfosit T

helper berproliferasi sebagai respons terhadap IL-2 tersebut. Limfosit T

helper tersebut juga menghasilkan interleukin lain yang dapat

menginduksi berbagai sel lain seperti limfosit B, makrofag, prekursor

limfosit T sitotoksik, dan sel endotelial.

c. Fase Efektor

Fase Efektor dari respons imun adalah tahap pada waktu limfosit

telah teraktifkan oleh Imunogen dan dalam keadaan yang dapat berfungsi

mengeliminasi imunogen tersebut. Pada fase Efektor, imunogen tidak

lagi berperan kecuali sebagai suatu target untuk dihancurkan.

Fungsi sistem imun adalah fungsi protektif dengan mengenal dan

menghancurkan sel-sel abnormal itu sebelum berkembang menjadi tumor

atau membunuhnya kalau tumor itu sudah tumbuh. Peran sistem imun ini

disebut immune surverillance, oleh karena itu maka sel-sel Efektor

Page 16: strawberry terhadap tg

17

seperti limfosit B, T-sitotoksik dan sel NK harus mampu mengenal

antigen-tumor dan memperantarai/menyebabkan kematian sel-sel tumor.

Sel imun yang berada disekitar sel kanker yang berperan dalam

perondaan terhadap kanker adalah limfosit T sitotoksik (CTL), Sel NK

(Natural Killer) dan makrofag. Setelah mengenal sel kanker sebagai sel

asing, ketiga sel imun tersebut akan menghancurkan sel kanker. Sel

CTL dan sel NK melakukan cara sitotoksisitas yang sama yaitu dengan

mengeluarkan perforin, sedangkan makrofag menggunakan cara

fagositosis. Dalam memproses antigen tumor in vivo akan melibatkan

baik respon imun humoral maupun seluler. Sampai saat ini belum ada

bukti antibodi secara sendiri dapat menghambat perkembangan /

pertumbuhan sel tumor. Dengan demikian respon imun humoral dalam

bentuk antibodi terhadap tumor selalu memerlukan bantuan efektor

imun seluler (Abbas, 2010) (Kresno, 2001).

Sebukan limfosit disekitar sel kanker secara histologik mempunyai

nilai prognostik yang baik karena kecepatan pertumbuhan sel kanker

akan menurun

2.1.5. Immunological Escape

Kanker dapat luput dari pengawasan sistem imun tubuh walaupun ada

sistem immunosurveillance bila faktor-faktor yang menunjang

pertumbuhan tumor lebih berpengaruh dibanding dengan faktor-faktor

Page 17: strawberry terhadap tg

18

yang menekan tumor. Mekanisme penghindaran ini disebut

immunological escape kanker

Faktor-faktor yang mempengaruhi luputnya tumor dari pengawasan

sistem imun tubuh sebagai berikut :

a. Tidak adanya antigen yang sesuai

b. Kinetik Tumor (sneaking through)

c. Modulasi antigenik permukaan atau perubahan fenotip

d. Masking antigen

e. Pelepasan antigen

f. Limfosit yang terperangkap

g. Faktor penyekat

h. Produksi substansi yang menekan respon antitumor

Mekanisme jalan keluar yang terutama sekali penting adalah hilangnya

antigen MHC yang menyebabkan ketidakmampuan untuk

mempresentasikan antigen dari tumor (Kresno,2001)

2.2. Jahe

2.2.1 Taksonomi Tanaman Jahe

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang

semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina.

Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang

pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu

masak dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam suku temu-

Page 18: strawberry terhadap tg

19

temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti

temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa),

kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas

(Languas galanga) dan lain-lain. Tiap daerah mempunyai berbagai

macam nama untuk tanaman jahe.

Taksonomi jahe adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophita

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Spesies : Zingiber officinale rosc (Ratna,2009)

2.2.2. Deskripsi Tanaman

Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila

dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 – 23 mm,

lebar 8 – 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 – 4 mm ; bentuk lidah

daun memanjang, panjang 7,5 – 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak

berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah,

berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 – 3 kali lebarnya,

sangat tajam ; panjang malai 3,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 1,75 cm ; gagang

bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik

Page 19: strawberry terhadap tg

20

pada gagang terdapat 5 – 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan

atau rapat, hampir tidak berbulu, panjang sisik 3 – 5 cm; daun pelindung

berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu,

berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 – 1,75 cm ; mahkota bunga

berbentuk tabung 2 – 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam,

berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 – 2,5 mm, lebar 3 – 3,5 mm, bibir

berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan,

panjang 12 – 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 m, tangkai

putik 2. (Matondang,2005)

2.2.3 Kandungan Kimia

Rimpang jahe mengandung minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-

senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen,

borneol, sineol, sitral, zingiberal, felandren. Disamping itu terdapat juga

pati, damar, asam-asam organik seperti asam malat dan asam oksalat,

Vitamin A, B, dan C, serta senyawa-senyawa flavonoid dan polifenol.

(Ratna,2009)

2.3. Kanker Payudara

2.3.1. Definisi

Kanker dapat dianggap sebagai penyakit yang ditimbulkan ekspansi

progresif sel asal progenitor tunggal yang dapat melepaskan diri dari

pengawasan regulator pembagian sel dan mekanisme homeostasis yang

Page 20: strawberry terhadap tg

21

normal. Pada keadaan normal, pertumbuhan sel dipertahankan seimbang

oleh berbagai regulator yang mengatur kecepatan sel membagi diri,

diferensiasi dan mati. Beberapa regulator adalah intrinsik sedang lainnya

berhubungan dengan sinyal yang diperoleh sel dari lingkungan.

Kanker terjadi melalui proses yang disebut transformasi yang terjadi

bila sel mengalami perubahan genetik dan mendapat kemampuan untuk

melepasakan diri dari mekanisme regulator dan proses diduga terjadi

bertahap yang mengubah sel normal menjadi derivat klon yang sangat

ganas (Baratawidjaja, 2006)Kanker atau tumor merupakan pertumbuhan

sekelompok sel yang abnormal dan tidak terkendali, dan membentuk

benjolan (tumor). Tumor dapat bersifat jinak (benigna) atau ganas

(maligna) yang disebut dengan kenker. Kanker payudara merupakan

neoplasma ganas yang berasal dari pertumbuhan abnormal jaringan

epitelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal payudara. Tumor ini

tumbuh progresif dan relatif cepat meyebar. Mula-mula terjadi hiperplasia

sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi

karsinoma in situ dan menginvasi stroma (Underwood, 2002).

2.3.2. Histologi

Kelenjar payudara terdiri dari 15-20 lobus yang merupakan kelenjar

tubuloalveolar kompleks. Sebuah lobus diliputi jaringan interlobularis

yang mengandung banyak sel lemak. Lemak dan juga jaringan ikat

tersebut juga membagi lobus menjadi banyak lobulus. Jaringan ikat

Page 21: strawberry terhadap tg

22

intralobular berupa jaringan ikat longgar, halus, dan padat sel. Duktus

intralobular bermuara ke duktus interlobular yang kemudian bersatu

membentuk sebuah saluran keluar dari setiap lobus yang disebut duktus

laktiferus. Duktus laktiferus berjalan melewati puting dan melebar di

dekat ujungnya pada puncak puting membentuk sinus laktiferus.

Kelenjar mammae nonlaktans ditandai dengan banyak jaringan ikat dan

sedikit unsur kelenjar. Lobulus mengandung kelompok-kelompok tubuli

kecil yang dilapisi epitel kuboid atau silindris rendah. Tubuli ini mirip

duktus dan tetap dalam tahap ini selama kelenjar mammae ini tidak aktif.

Mungkin terdapat sedikit perubahan siklik pada kelenjar mammae tetapi

kelenjar ini mengalami regresi pada akhir siklus menstruasi. Kadang-

kadang terlihat tubulus yang lebih nyata,seperti duktus interlobular kecil

atau duktus ekskretorius intralobular besar yang keluar lobulus untuk

bersatu dengan duktus interlobular. Tubulus potensial mungkin berupa

korda sel padat berkembang.

Tubuli ekskretorius dikelilingi jaringan ikat intralobular longgar dan

halus yang mengandung fibroblas, limfosit, sel plasma dan eosinofil.

Daerah ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat interlobular dan jaringan

lemak (De fiore, 2003).

2.3.3. Klasifikasi

Pembagian jenis histologik kanker payudara terbatas jenis epitel dan

duktus invasif menurut WHO sebagai berikut:

Page 22: strawberry terhadap tg

23

Epitelial tumours

Invasive ductal carcinoma, not otherwise specified

Mixed type carcinoma

Pleomorphic carcinoma

Carcinoma with osteoclastic giant cells

Carcinoma with choriocarcinomatous features

Carcinoma with melanotic features

Invasive lobular carcinoma

Tubular carcinoma

Invasive cribform carcinoma

Medullary caarcinoma

Mucinous carcinoma and other tumours with abundant mucin

Mucinous carcinoma

Cysadenocarcinoma and columnar cell mucinous carcinoma

Signet ring cell carcinoma

Neuroendocrine tumours

Solid neuroendocrine carcinoma

Atypical carcinoid tumour

Small cell / oat cell carcinoma

Large cell neuroendocrine carcinoma

Invasive pappilary carcinoma

Invasive micropapillary carcinoma

Page 23: strawberry terhadap tg

24

Apocrie carcinoma

Metaplastic carcinoma

Pure epithelial metaplastic carcinomas

Squamous cell carcinoma

Adenocarcinoma with spindle cell metaplasia

Adenosquamous carcinoma

Mucoepidermoid carcinoma

Mixed epithelial/mesenchymal metaplastic carcinoma (Kumar,2007)

2.4. Mekanisme Kerja Anti Kanker Ekstrak Jahe dalam Meningkatkan Respon

Immunologis Kanker Payudara

Senyawa flavonoid yang terkandung dalam obat tradisional di mana

senyawa ini akan menghambat pertumbuhan dan menginduksi proses

apoptosis pada target sel-sel kanker. Flovanoid mempunyai efek

memblok reseptor growth factor, dan menginhibisi Mitogen Activated

Protein Kinase (MAPK), pada jalur sinyal Receptor Tirosin Kinase

(RTKs). Flavonoid mempunyai efek inhibisi pertumbuhan pada sel kanker

payudara (sel T47D). Mekanisme inhibisi pertumbuhan tersebut terutama

pada MAPK, di mana MAPK akan memphosporilasi berbagai protein

termasuk transcription factor yang dibutuhkan pada sintesa protein dalam

differensiasi dan siklus sel. Flavonoid juga mempunyai kemampuan

untuk menghambat aktivasi Nuclear Factor Kappa B (NF-κB). Suatu

Page 24: strawberry terhadap tg

25

transcription factor yang berperan penting dalam regulasi molekul

pembentukan sitokin. (Abbas, 2010). Adanya NFκB ini membuat sebuah

imbas utama yaitu munculnya agen baru TNF- α (Tumour Necrosis Factor

Alpha). TNF- α ini merupakan penyebab munculnya tumor pada berbagai

model percobaan karsinogenesis. Dengan demikian, menghambat sinyal

NFκB dan menstimulasi produksi Interferon-γ (IFN-γ) dalam suatu

populasi immunosit merupakan sebuah strategi untuk mengobati kanker

menggunakan agen kemopreventif seperti jahe (Wunderlich, 1997).

2.5. Hewan Coba

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit strain C3H.

Adapun taksoominya menurut Sharp (1998) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mammalia

Ordo : Rodentia

Subordo : Myomorpha

Family : Muridae

Genus : Mus

Species : Mus musculus

Strain : Mus musculus strain C3H

Page 25: strawberry terhadap tg

26

Mencit C3H merupakan hasil inbreeding mencit strain Agouti. Strain

C3H dikembangkan oleh Strong pada tahun 1920 dari perkawinan silang

mencit Bagg albino dan DBA jantan dengan seleksi yang mempunyai

insidensi tinggi tumor payudara. Substrain yang tidak disapih mempunyai

insidensi tumor payudara yang tinggi. Mencit ini rentan terhadap virus tumor

payudara yang dibawa dalam bentuk aktif dalam substrain yang tidak disapih.

Virus tumor payudara mencit (murine mammary tumor virus/MuMTV)

diketahui sebagai agen etiologik kanker payudara mencit spontan pada

beberapa strain mencit yang ditularkan lewat air susu. Mencit C3H

menunjukkan titer tinggi MuMTV dalam air susunya, dan kira-kira 90%

keturunan C3H yang disusui induk C3H mengembangkan tumor payudara

antara umur enam dan sepuluh bulan. Menyapih bayi-bayi mencit atau

mentrasfer sel telur yang telah difertilisasi ke strain yang bebas virus tumor

payudara mengeliminasi virus pada keturunan mencit tersebut dan secara

substansial mengurangi insidensi kanker payudara dan perkembangan kanker

payudara terjadi lebih lambat. Tumor payudara yang lambat terjadinya ini

diperkirakan hasil dari aktivasi MuMTV endogen. MuMTV endogen

diekspresikan pada mencit C3Hf sejalan dengan meningkatnya usia dan

jumlah paritas. Gen dominan tunggal, MTV-1, yang berada pada kromosom 7

mencit, bertanggungjawab terhadap ekspresi antigen viral MuMTV dalam air

susu mencit C3Hf dan meningkatnya insidensi perkembangan tumor

payudara. Semua substrain perkawinan dalam (inbred) mencit mengandung

Page 26: strawberry terhadap tg

IL-2

IFN γ

TNFα

Limfosit T SEL Th 1 CD4+

Sel Kanker

Ekstrak jahe (Zingiber officinale roscoe

Flavanoid

CFMMIFMAF

SEL Tc CD8+

Sel Kanker

MAPK

27

provirus MuMTV endogen yang mekanismebelum diketahui. Mencit ini juga

direkomendasikan sebagai model untuk skrining obat anti kanker potensial.

2.6. Kerangka Teori

Page 27: strawberry terhadap tg

Pertumbuhan sel kanker menurun

28

2.7. Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

Ekstrak jahe berpengaruh terhadap jumlah sebukan sel mononuklear dalam

jaringan sel kanker payudara.

Apoptosis

Ekstrak Jahe Sebukan Sel Mononuklear Kanker Payudara

Page 28: strawberry terhadap tg

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Rancangan Penalitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental laboratorium

dengan rancangan : ” Post test only control group design”

3.2. Variabel dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel

3.2.1.1. Variabel bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale roscoe)

3.2.1.2. Variabel tergantung

Sebukan sel mononuklear jaringan sel kanker payudara

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.2.1. Ekstrak Jahe

Ekstrak jahe adalah sediaan cair yang dibuat dari rimpang jahe dengan

menarik sari aktifnya menggunakan pelarut etanol. Ekstrak jahe

dengan 3 kali dosis bertingkat diperoleh dari dosis standart jahe yang

dikonversikan dari manusia ke mencit kemudian dikalikan 2 kali serta

3 kali dosis standart.

Skala data: Ordinal

3.2.2.2. Sebukan Sel Mononuklear

26

Page 29: strawberry terhadap tg

30

Pembacaan dan penilaian jumlah sebukan sel mononuklear

dilakukan pada 5 lapangan pandang (4 disudut dan 1 ditengah)

dengan pembesaran 400x untuk tiap preparat pada masing-masing

kelompok. Adapun penilaian jumlah sebukan sel mononuklear

yang terdapat disekitar jaringan kanker payudara mencit menurut

Sarjadi adalah sebagai berikut:

Sebukan sel mononuklear Skor

a. Tidak ada (0-5 sel) 0

b. Sedikit (sampai dengan ¼ lapangan pandang) 1

c. Sedang ( ¼ sampai dengan ½ lapangan pandang) 2

d. Banyak (lebih dari ½ lapangan pandang) 3

Skala data: Rasio

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Mencit yang akan dipilih mencit C3H yang sehat, jenis kelamin betina

dengan rata-rata usia 6 bulan, berat badan + 20-35 gram.

3.3.2. Sampel

Besar sampel ideal menurut kriteria WHO minimal 5 ekor atau lebih.

Dengan demikian jumlah mencit semua kelompok uji secara keseluruhan

adalah 20 ekor, kemudian dibagi dalam 4 kelompok.

i. Kelompok 1

Mencit yang mendapat perlakuan inokulasi bubur tumor sebagai kontrol

positif.

Page 30: strawberry terhadap tg

31

ii. Kelompok 2

Mencit yang mendapat perlakuan pemberian secara lokal ekstrak jahe

dengan dosis kesatu.

iii. Kelompok 3

Mencit yang mendapat perlakuan pemberian secara lokal ekstrak jahe

dengan dosis kedua.

iv. Kelompok 4

Mencit yang mendapat perlakuan pemberian secara lokal ekstrak jahe

dengan dosis ketiga.

3.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

3.4.1.1 Mencit C3H yang telah tumbuh tumor

3.4.2. Kriteria Eksklusi

3.4.2.1 Tidak tumbuh tumor setelah dilakukan inokulasi

3.4.2.2 Mencit tampak sakit (gerakan tidak aktif) atau mati saat adaptasi

perlakuan

3.5. Instrumen dan Bahan Penelitian

3.5.1. Bahan transplantasi jaringan tumor pada mencit

1. Alkohol 70 %

2. Larutan Garam Fisiologik

3. Es batu

Page 31: strawberry terhadap tg

32

4. Mencit donor bertumor

5. Mencit resipien

3.5.2 Bahan untuk pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan HE

a. Zat pewarna hematoksilin eosin dan larutan emersi

b. Alkohol 70%, 85%, 90%, 100%

c. Karbol xylol, xylol lilin, dan xylol pembersih

d. Formalin, aceton, parafin cair dan balsem kanada

e. Larutan zoutzure 70% yang dibuat dengan campuran alkohol 100%

3.5.3 Alat transplantasi jaringan tumor pada mencit

1. Cawan petri ukuran 6 Cm

2. Cawan petri ukuran 15 Cm

3. Cawan ukuran 10 Cm

4. Spuit 1 cc

5. Jarum suntik trocar

6. Gunting lurus I0 Cm

7. Gunting bengkok 10 Cm

8. Pinset anatomi 10 Cm

9. Alas fiksasi

3.5.4 Alat untuk pembuatan sediaan penelitian dengan pewarnaan H&E:

a. Kandang tikus, timbangan, mikroskop dan oven

b. Gelas ukur dan pengaduk dari kaca

c. Alat pemotong jaringan (mikrotom), kaca obyek dan deck glass

d. Pencetak blok jaringan dan tabung penyimpanan

Page 32: strawberry terhadap tg

33

3.6 Cara Penelitian

3.6.1 Dosis Ekstrak Jahe (Zingiber officinale rocs.)

Dosis pemberian ekstrak jahe (Zingiber officinale rocs.) sesuai

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Janesh (2004) yang

menyatakan bahwa dosis pemberian ekstrak jahe pada mencit adalah 250

mg/kg BB, pemberian sekali dalam satu hari. Mencit yang dipakai adalah

mencit dengan berat 20-35 gram. Ini berarti dosis standart ekstrak jahe

yang diberikan pada mencit adalah 5-7,5 mg, pemberian sekali dalam

satu hari.

Dosis pada mencit dibuat dosis bertingkat sebanyak 3 kali, yaitu:

Dosis pertama dibuat dengan dosis standart, yaitu 5-7,5 mg,

pemberian sehari sekali dalam 0,2 ml.

Dosisi kedua dibuat dari dosis standart dikali 2, yaitu 10-15

mg, pemberian sehari sekali dalam 0,2 ml.

Dosis ketiga dibuat dari dosis standart dikali 3 kali, yaitu

15-22,5 mg, pemberian sehari sekali dalam 0,2 ml.

Batasan dosis terapi untuk jahe adalah 1500 mg/kg BB. Lebih dari

1500 mg/kg BB masuk dalam dosis toxic.

3.6.2 Cara Pembuatan Ekstrak Jahe (Zingiber officinale rosc.)

a. Lima ratus miligram rimpang jahe yang telah dikeringkan ditumbuk

halus, kemudian serbuk dimasukkan ke dalam alat soklet (kapasitas 50

mg) dan dilakukan ekstraksi dengan cara sokletasi menggunakan

pelarut etanol dengan siklus 8-10 kali.

Page 33: strawberry terhadap tg

34

b. Hasil ekstrak dimasukkan dalam labu rotary evaporator dan dilakukan

destilasi vakum hingga menjadi pekat (suhu 400 C).

c. Ekstrak dikeringkan dalam oven dengan suhu 400 C selama 1 jam untuk

menguapkan etanol.

d. Hasil ekstrak diencerkan dengan aquabidest sampai tercapai konsentrasi

0,2 mg/mL.

3.6.3 Pemberian Perlakuan

Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan hewan

uji berupa mencit betina strain C3H sebanyak 20 ekor yang dibagi dalam

4 kelompok uji secara acak. Pengelompokan tikus sebagai berikut :

a. Kelompok I

Terdiri dari 5 ekor mencit betina strain C3H bertumor yang

mendapat perlakuan inokulasi bubur tumor yang perkembangannya

ditunggu selama 1 minggu.

b. Kelompok II

Terdiri dari 5 ekor mencit betina strain C3H bertumor yang

mendapatkan perlakuan pemberian bubur tumor yang

perkembangannya ditunggu selama 1 minggu serta pemberian

ekstrak jahe dosis kesatu selama 3 minggu lalu diperiksa sebukan sel

mononuklear jaringan kanker payudaranya dengan pemeriksaan

histopatologi.

c. Kelompok III

Page 34: strawberry terhadap tg

35

Terdiri dari 5 ekor mencit betina strain C3H bertumor yang

mendapatkan perlakuan pemberian bubur tumor yang

perkembangannya ditunggu selama 1 minggu serta pemberian

ekstrak jahe dosis kedua selama 3 minggu lalu diperiksa sebukan sel

mononuklear jaringan kanker payudaranya dengan pemeriksaan

histopatologi.

d. Kelompok IV

Terdiri dari 5 ekor mencit betina strain C3H bertumor yang

mendapatkan perlakuan pemberian bubur tumor yang

perkembangannya ditunggu selama 1 minggu serta pemberian

ekstrak jahe dosis kedua selama 3 minggu lalu diperiksa sebukan sel

mononuclear jaringan kanker payudaranya dengan pemeriksaan

histopatologi.

3.6.4 Prosedur Transplantasi Jaringan Tumor pada Mencit

a. Mencit donor dimatikan dengan eter, kemudian diletakkan terlentang

pada tatakan / alas fiksasi dan keempat kakinya difiksasi dengan jarum.

b. Kulit dibagian yang bertumor diusap dengan alkohol 70 %, kemudian

dibuat sayatan dengan gunting lurus, untuk mengeluarkan tumor.

c. Tumor diletakkan di cawan petri kecil yang telah terlebih dahulu dicuci

dengan garam fisiologis dan diletakkan diatas es.

d. Amati bentuk dan keadaan tumor, kemudian ambil/potong jaringan tumor

yang masih baik yaitu bagian yang tanpa nekrosis (biasanya di daerah

tepi jika tumor besar) sebanyak kira-kira yang dapat menghasilkan bubur

Page 35: strawberry terhadap tg

36

tumor paling sedikit 1 ml dan taruh dicawan petri kecil lainnya.

Bersihkan dari jaringan ikat (simpai), jaringan nekrotik dan darah,

kemudian cacah/potong-potong sampai halus dengan gunting hingga

akhirnya terbentuk "bubur tumor" yang partikelnya dapat melewati jarum

trokar. Tambahkan garam fisiologis lebih kurang sama banyak dengan

volume tumor.

e. Bubur tumor disuntikkan subkutan di aksila kanan mencit dengan dosis

0,2 ml menggunakan spuit insulin dengan ketepatan 10 -1.

f. Sisa tumor yang padat dimasukkan ke dalam botol formalin untuk dibuat

sediaan mikroskopik.

g. Masing-masing mencit diberi nomor ditelinganya (lihat bagan) dan

dimasukkan ke dalarn kandang berbeda yang diberi label berisi : jenis

kelompok perlakuan, tanggal transplantasi

3.6.5 Cara Pembuatan Preparat Jaringan dengan Pewarnaan Hematoksilin

Eosin (HE)

Adapun cara pembuatan preparat jaringan dengan pewarnaan HE

adalah sebagai berikut:

1) Sediaan jaringan yang didapat kemudian diukur secara makroskopik

lalu dipotong basah yakni pemotongan jaringan tersebut dengan

pemotongan langsung.

2) Setelah pemotongan basah dari jaringan tersebut, difiksasi dengan

larutan formalin 10% dengan waktu kira - kira 24 jam.

Page 36: strawberry terhadap tg

37

3) Preparat dikeluarkan dari larutan formalin 10% dikeringkan lalu

direndam air selama 15 sampai 30 menit, dengan tujuan menghilangkan

formalin yang masih melekat.

4) Setelah 15 – 30 menit direndam air kemudian diganti dengan larutan

aceton I, II, dan III selama kira – kira 1 jam dalam setiap larutan aceton.

5) Kemudian dimasukkan ke dalam oven yang telah diisikan parafin cair I,

II, III dengan pemanasan 600 Celcius selama 1 jam dalam setiap cairan

parafinnya.

6) Sediaan dapat dibuat cupe dalam potongan parafin cair ditunggu hingga

membeku.

7) Potongan tersebut dipotong dengan mikrotom dengan tebal irisan yang

biasa dipergunakan adalah 4 m.

Cara kerja mikrotom:

a. Preparat yang telah dimasukkan ke dalam parafin (potongan

jaringan) diletakkan pada alat pemegang atau perekat dengan

metode pemanasan.

b. Alat mikrotom disiapkan untuk pemotongan jaringan (biasanya

dipergunakan ketebalan 4 µm).

c. Kemudian alat penarik turun jaringan dijalankan sehingga

potongan jaringan akan terpotong dan dapat diambil bagian

jaringan yang terpisah dari blok parafin.

8) Potongan tadi dimasukkan ke dalam air hangat kuku agar tidak melipat

dan mengembang sehingga mudah dibuat preparat.

Page 37: strawberry terhadap tg

38

9) Potongan jaringan yang sudah dimasukkan ke dalam air, diambil

dengan menggunakan kaca obyek yang sebelumnya telah dilapisi putih

telur sebagai perekat jaringan. Agar jaringan dapat diambil/terekat pada

kaca obyek.

10) Setelah jaringan merekat pada objek glass maka lapisan parafin yang

masih melekat dihilangkan dengan memanaskan di atas lampu spirtus

kemudian didinginkan.

11) Setelah dingin, jaringan yang sudah melekat pada objek glass

dimasukkan ke dlam xylol lilin I, II, dan III selama kurang lebih 30

menit lalu dikeringkan.

12) Kemudian dimasukkan ke dalam larutan alkohol 100% I, II, III, dengan

menaik turunkan preparat namun tidak diperbolehkan preparat tersebut

tergesek pada dinding gelas sekitarnya agar preparat tidak rusak.

13) Kemudian dimasukkan ke dalam air, lalu dimasukkan ke dalam larutan

cat hematoksilin selama kira – kira 5 menit.

14) Dimasukkan ke dalam air kemudian dicelupkan ke dalam larutan

zoutzure 70% (terdiri atas alkohol 100% sebanyak 76 cc ditambah

aquadest sebanyak 24 cc dengan Hcl 1 cc) yang fungsinya adalah

meratakan dari cairan tersebut.

15) Dimasukkan ke dalam air lagi lalu dikeringkan kemudian dimasukkan

ke dalam alkohol 96% lalu dimasukkan ke dalam alkohol 70%.

16) Setelah itu dimasukkan ke dalam cairan eosin selama 1 menit.

Page 38: strawberry terhadap tg

39

17) Masukkan ke dalam alkohol 70% kemudian alkohol 85% kemudian

masukan ke dalam alkohol 96% dan keringkan.

18) Masukkan dalam xylol, kemudian xylol pembersih I, II, dan III kira –

kira 1 jam untuk meratakan zat pewarna lalu keringkan.

19) Kemudian ditutup dengan cairan kanada balsem, beri minyak emersi

tutup dengan deck glass dan siap dilihat di bawah mikroskop (Tjarta,

1992).

3.7 Tempat dan waktu

3.7.1 Tempat

Tempat penelitian dan perlakuan pada hewan coba, pembuatan

preparat dan analisa jumlah sebukan sel mononuklear jaringan kanker

payudara bertempat di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia selama 30 hari. Tempat pembuatan

ekstrak jahe di Fakultas MIPA Universitas Diponegoro.

3.7.2 Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Oktober 2010.

3.8 Analisa Hasil

Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan histopatologi, untuk

mengetahui gambaran histopatologi sebukan sel mononuklear dalam sel kanker

payudara. Data yang diperoleh dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak jahe (Zingiber officinale rocs.) terhadap sebukan sel mononuklear dalam sel

kanker payudara pada mencit betina strain C3H, maka dilakukan uji anova satu arah

atau One Way Anova, yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan

Page 39: strawberry terhadap tg

40

shapiro-wilk dan uji homogenitas dengan levene statistic. Bila syarat uji anova

terpenuhi yaitu data berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan uji

Anova. Jika hasil dari uji Anova terjadi perbedaan bermakna yaitu < 0,05

dilanjutkan dengan uji Post Hoc dengan menggunakan uji Bonferroni.

Jika syarat uji Anova tidak terpenuhi, maka dilakukan uji Kruskal-Wallish. Jika

hasil dari uji Kruskal-Wallish terjadi perbedaan bermakna yaitu < 0,05 dilanjutkan

dengan uji Mann-Whitney U (Dahlan, 2004).

Page 40: strawberry terhadap tg

20 mencit

41

3.6. Alur Penelitian

selama 30 hari selama 30 hari selama 30 hari selama 30 hari

Kelompok II5 ekor mencit

Minum aquades+ pakan standar+ inokulasi bubur tumor (ditunggu 1 minggu)

Pemeriksaan mikroskopis sebukan sel mononuklear sel kanker payudara mencit pada hari 31

Minum aquades+ pakan standar+ inokulasi bubur tumor (ditunggu 1 minggu)+ekstrak jahe dosis 1

Kelompok IV5 ekor mencit

Kelompok V5 ekor mencit

Minum aquades+pakan standar+ inokulasi bubur tumor (ditunggu 1 minggu)+ekstrak jahe dosis 2

Pembuatan preparat histologi

Kelompok III5 ekor mencit

Minum aquades+ pakan standar+ inokulasi bubur tumor (ditunggu 1 minggu)+ekstrak jahe dosis 3