stratifikasi sosial masyarakat desa mantang lama...

25
STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DESA MANTANG LAMA KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN NASKAH PUBLIKASI Oleh ISKANDAR NIM : 110569201025 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DESA MANTANG LAMA

    KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN

    NASKAH PUBLIKASI

    Oleh

    ISKANDAR

    NIM : 110569201025

    PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

    TANJUNGPINANG

    2016

  • 1

    SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

    Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang

    disebut dibawah ini :

    Nama : ISKANDAR

    NIM : 110569201025

    Jurusan/ Prodi : Sosiologi

    Alamat : JL.Paitam Syarif, RT/RW 003/002 Desa Mantang Lama, Kec. Mantang

    Nomor Telp : 085765503332

    Email : [email protected]

    Judul Naskah : STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DESA MANTANG

    LAMA KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN

    Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan

    untuk dapat diterbitkan.

    Tanjungpinang, 01 Agustus 2017

    Yang menyatakan,

    Dosen Pembimbing I

    Nanik Rahmawati, M.Si NIDN.1013048002

    Dosen Pembimbing II

    Marisa Elsera,S.Sos. M.Si NIP.198710192014042001

  • 2

    STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DESA MANTANG LAMA

    KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN

    ISKANDAR

    NANIK RAHMAWATI, M.SI

    MARISA ELSERA,S.SOS. M.SI

    ABSTRAK

    Stratifikasi adalah tingkatan-tingkatan kedudukan secara hierarki yaitu setiap

    masyarakat dapat menduduki status berdasarkan peroleh, diraih dan pemberian dengan

    memiliki ukuran-ukuran yang dianggap memiliki sesuatu yang berharga seperti

    kehormatan, kekayaan, kekuasaan,dan ilmu pengetahuan. Di desa Mantang Lama masih

    terlihat jelas stratifikasi yang ada atau status secara vertikal di dalam kehidupan

    masyarakat, karena masyarakat masih mangahragai nilai-nilai leluhur secara turun-temurun

    yaitu kedududkan seorang baten, hakin dan dukun. Berdasarkan tingkat kelas yang ada

    yaitu kelas atas mewakili kelompok elit (baten, hakim, kepala desa), kelas menengah

    mewakili kelompok professional dam fungsional (dokter, guru, wiraswasta, pedagang dan

    dukun) kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar (nelayan, buruh). Berdasrkan hal

    tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaiman stratifikasi sosial yang

    terjadi di Mantang Lama Kabupaten Bintan.

    Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui stratifikasi sosial yang terjadi di desa

    Mantang Lama, Kecamatan Mantang Kabupaten Bintan. Metode penelitian yang

    digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    teori evolusioner fungsionalis talcott parsons di dalam parson menganggap bahwa evolusi

    sosial secara umum terjadi karena sifat kecenderungan masyarakat untuk berkembang,

    yang disebut sebagai kapasitas adaptif.

    Berdasarkan hasil analisis data di jelaskan masyarakat dari tingkatan atau kelas

    mana mereka berada seperti hal nya baten, hakin dan kepala desa mereka menduduki kelas

    tertinggi sementara kedudukan kepala desa (KADES) adalah kedudukan yang di tunjuk

    oleh penduduk desa berdasarkan pemilihan KADES secara langsung dan kedudukan guru,

    dokter dan dukun merupakan kedudukan fungsional dalam masyarakat adalah kedudukan

    menengah dan kedudukan bawah adalah kedudukan yang di isi oleh pekerja kasar biasanya

    kedudukan ini tidak memilki peran yang begitu berarti bagi kelompok dan kedudukan ini

    tidak mendapat penghargaan dari masyarakat sehingga ia berada pada kelas bawah seperti

    nelayan dan buruh. Berdasarkan analisa peneliti maka, disimpulkan bahwa adanya tingkat

    stratifikasi sosial di desa Mantang Lama yaitu Stratifikasi sosial yang di lihat dari jenjang

    kelas di dalam masyarakat tersebut yaitu kelas atas yang di isi oleh mereka berdasaran

    kedudukan yang diukur dari status kehormatan (Baten, Hakim, dan Kepala desa), kelas

    menengah yaitu di isi oleh mereka berdasarkan ukuran pendidikan dan kekayaan yaitu

    guru, dokter, pegawai negeri sipil, pedagang dan dukun. Sementara pada kelas bawah di isi

    oleh golongan pekerja kasar seperti nelayan dan buruh.

    KATA KUNCI : Stratifikasi, Masyarakat Desa Mantang Lama

  • 3

    ABSTRACT

    Stratification is the levels of hierarchical position that any society can

    occupy status by getting, achieved and administration by having sizes that are

    considered to have something valuable such as honor, wealth, power, and

    knowledge. In the village of Old Mantang still visible stratification existing

    vertically or status in society, because society still appreciate values hereditary

    ancestor that seat a Baten, Judge and shaman. Based on the level of existing class

    is top class represents a group of elite (Baten, judges, village head), the middle

    class representing professional groups dam functional (doctors, teachers,

    entrepreneurs, merchants and herbalists) lower class represents a group of blue-

    collar workers (fishermen, laborers). Pursuant to the terms of the problem in this

    research is How the social stratification that occurs in Mantang Lama Bintan

    regency.

    The purpose of this study was to find out the social stratification that

    occurred in the village of Old Mantang, District Mantang Bintan regency. The

    method used is descriptive qualitative. The theory used in this research is the

    evolutionary theory of functionalist Talcott Parsons in the parson assume that

    social evolution generally occurs due to the nature of the tendency of society to

    develop, which is referred to as adaptive capacity.

    Based on the analysis described the community of the level or class they

    are like his thing Baten, Judge and head of the village they occupied the highest

    grade while the position of village head (Kadesh) is a position appointed by the

    villagers based on the selection of village heads directly and position of teachers ,

    doctors and herbalists is a functional position in society is the status of the medium

    and the position of the bottom is a position filled by blue-collar workers usually this

    position does not have the role that was so meaningful for the group and this

    position is not honored by the society so that it is located on the lower classes, such

    as fishermen and laborers. Based on the analysis the researchers then concluded

    that the level of social stratification in the village Mantang Lama namely social

    stratification that in view of the level of the class in the community that is upscale

    filled by those berdasaran position as measured from the honorable status (Baten,

    Judge, and Chief village), the middle class is filled by them based on the size and

    wealth of education that teachers, doctors, civil servants, merchants and herbalists.

    While the lower classes in the contents of the categories of workers such as

    fishermen and laborers rough.

    KEYWORDS: Stratification, Village Communities Mantang Lama

  • 4

    A. PENDAHULUAN

    Stratifikasi soial didalam masyarakat

    melahirkan tingkatan sosial ditengah-tengah

    masyarakat. Munculnya kelas sosial didalam

    masyarakat melahirkan wibawa didalam diri

    setiap individu sehingga membuat persaingan

    untuk mendapatkan kedudukan tertinggi

    didalam masyarakat. Ketidaksamaan sosial

    berkenaan dengan adanya perbedaan derajat

    dalam pengaruh atau prestise sosial antar

    individu dalam suatu masyarakat tertentu.

    Ada dua segi penting dari defenisi ini,

    Pertama, ketidaksamaan sosial hanya

    mengenai perbedaan antar individu dalam

    pengaruh sosial yakni aksi seorang individu

    akan diikuti atau ditiru oleh individu lainnya

    atau prestis yakni dimana individu dihormati

    dan dihargai. Jadi, ketidaksamaan bukan

    berkenaan dengan derajat kekuasaan atau

    kekayaan. Ketidaksamaan ada dan dapat

    terjadi dalam masyarakat tanpa perbedaan

    kekayaan atau pendapatan individu atau

    kelompok.Kedua, ketidaksamaan sosial

    mengimplikasikan ketidaksamaan antar

    individu, bukan antar suatu kelompok-

    kelompok yang berlainan (Sanderson,

    2010:145)

    Karakteristik penting lain dari

    stratifikasi adalah bahwa ia melibatkan

    kelompok, bukan individu. Tingkat

    kekuasaan, hak istimewa dan prestise

    individu dalam masyarakat terstratifikasi

    tergantung pada keanggotaannya dalam

    kelompok-kelompok sosial, bukan pada

    karakteristik personalnya. Kelompok-

    kelompok yang tingkatannya berbeda-beda

    membentuk strata sosial(singular/stratum),

    atau lapisan sistem sosial-kultural secara

    menyeluruh yang bersifat turun-temurun.

    Karena itu, dalam masyarakat terstratifikasi,

    individu dilahirkan dalam suatu stratum

    sosial tertentu yang memberikan suatu

    kedudukan sosial dan identitas tanpa

    memperhatikan karakteristik personal

    mereka. Stratifikasi yang bersifat turun-

    temurun ini jelas melahirkan ketidaksamaan

    dalam masyarakat tidak terstratifikasi,

    ketidaksamaan yang timbulterutama

    disebabkan usaha dan kemampuan individual

    daripada penempatan sosial yang turun-

    temurun (Sanderson, 2010:146).

    Desa Mantang Lama merupakan Desa

    yang terletak di tengah-tengah Kecamatan

    Mantang serta jumlah penduduk masyarakat

    berdasarkan jumlah penduduk menurut jenis

    kelamin yaitu, laki-laki berjumlah sebanyak

    449 orang dan perempuan berjumlah

    sebanyak 893 orang. Di daerah Mantang

    Lama masih terlihat jelas stratifikasi yang ada

    atau status secara vertikal di dalam kehidupan

    masyarakat, karena masyarakat masih

    menghargai nilai-nilai leluhur secara turun-

    temurun. Di Desa Mantang Lama, stratikasi

    sosial yang masih berperan penting di dalam

    masyarakat yaitu seorang Baten(ketua

    kampong ) karena Baten yang mengatur nilai-

    nilai dalam masyarakat seperti mengatur

    masyarakat dalam bergotong royong,

    membimbing pemuda dalam bidang agama

    dengan mendorong meberi pembalajaran

  • 5

    dalam khutbah jum’at, serta sebagai

    pemangku adat dalam acara pernikhan

    seluruh masyarakat diperintahkan untuk

    memakai baju kurung dan kain songket,

    seorang Baten ini akan selalu mengontrol

    masyarakat agar nilai-nilai kearifan lokal

    tidak pudar. Hakim(Ketua dalam pemutusan

    permasalah) merupakan seseorang yang

    mengatur masyarakat agar selalu menjaga

    hubungan satu sama lain tetap baik didalam

    kehidupan sehari-hari, apa bila ada

    permasala han didalam masyarakat terjadi

    perkelahian dalam rumah tangga maupun

    antar individu, Hakim yang akan meleraiakan

    jalan keluar permasalahan yang terjadi. dan

    Dukun merupakan seorang yang selalu

    mengobati setiap masyarakat yang

    mengalami penyakit seperti sakit perut,

    sakit,gigi, sakit kepala dan sakit keserupan

    makhluk halus. Kedudukan Baten, Hakim

    dan Dukun merupakan peranan yang penting

    dalam mengatur berbagai sendi-sendi dalam

    masyarakat seperti menganjurkan

    masyarakat agar selalu kompak dalam

    kegiatan-kegiatan yang ada didalam

    masyarakat misalnya ketika ada masyarakat

    yang melaksanakan ajatan pernikahan

    seluruh masyarakat harus ikut serta

    membantu dalam pelaksanaan nya sampai

    selesai, apabila di bulan ramadhan seluruh

    masyarakat di anjurkan untuk berpuasa.

    Kedudukan Baten di Mantang

    Lamamerupakan kedudukan yang sangat

    dihargai serta menjadi panutan masyarakat

    secara umum, karena masyarakat memiliki

    ketergantungan (dalam hal sosial dan

    politik)yaitu peranan seorang Baten dalam

    mendidik masyarakat dan menjaga nilai-nilai

    kekompakan (solidaritas). Hal ini bisa terlihat

    saat masyarakat mengadakan berbagai

    macam musyawarah, maka peran Baten

    sangat dibutuhkan untuk melaksanakan

    musyawarah dan keputusan Baten dalam

    musyawarah sangat diutamakan dari pada

    kesepakatan hasil musyawarah, bagi

    masyarakat hal seperti ini telah melembaga

    didalam kehidupan masyarakat Mantang

    Lama.Selain itu, dalam diri seorang Baten ia

    memiliki kharisma (wibawa), kelebihan

    ilmu(pengetahuan dalam segi mistis) secara

    pribadi yang baik,dan berbagai kelebihan

    lainnya yang kemudian menciptakan rasa

    penghormatan yang tinggidan rasa takut

    untuk menentang setiap tindakan yang di

    perintahnya.

    Status sebagai Baten(ketua

    kampung/pemimpin kampung)dahulunya

    diberikan atau dinobatkan sultan (raja)

    dikarenakan ia adalah orang yang memiliki

    kelebihan secara individu dan lebih unggul

    dari pada masyarakat yang tinggal

    diperkampungan tersebut, selain itu jasanya

    dalam mengabdikan diri dan membantu

    masyarakatmemberikannya status tersebut.

    Di Desa Mantang Lama sekarang ini untuk

    mendapatkan status Batendiperoleh melalui

    kelahiran yang diturunkan secara turun

    temurun dari Baten terdahulu. Baten yang

    sudah tua akan menurunkan kedudukan

    mereka kepada anak-anaknyauntuk menjadi

  • 6

    Baten. Seorang anak yang akan menjadi

    Batenmereka akan dilihat dari sifatnya dalam

    pergaulan hidup dimasyarakat.

    Selain Baten, Hakim juga memiliki

    posisi yang hampir setara dengan posisi

    Baten hanya saja peranan yang dijalankan

    Hakim berbeda seperti yang dijalankan oleh

    Baten. Hakim merupakan seseorang yang

    diperintah untuk menjaga masyarakat serta

    menyelesaikan urusan yang terjadi

    dilingkungan masyarakat.Hakim ialah

    seorang yang di percayai dalam kehidupan

    masyarakat karena apabila terjadi kejadian

    dilingkungan masyarakat dialah yang

    menjadi penengah di setiap permasalahan

    seperti perkelahian di dalam rumah tangga

    maupun perkelahian antar individu.

    Untuk mendapatkan status sebagai

    Hakim juga diperoleh secara turun temurun,

    mereka yang akan menggantikan Hakim yang

    sudah tua atau yang akan melepaskan status

    sebagai Hakim akan melihat anaknya yang

    memiliki pergaulan baik dalam kehidupan

    masyarakat. Seorang Hakim memiliki aturan

    yang ketat dalam memberikan pendidikan

    kepada keluarganya terutama kepada

    anaknya yang suatu hari akan menggantikan

    statusnya sebagai Hakim. Mereka akan

    diajarkan banyak hal terutama berkaitan

    dengan tata cara pergaulan yang baik didalam

    masyarakat dan juga diajarkan mengenai

    ilmu-ilmu agama sehingga jika seorang anak

    dari si Hakim menggantikan status orang

    tuanya sebagai Hakim ia telah terbiasa

    dengan aturan untuk menjadi seorang Hakim.

    Sementara itu, selain Baten dan

    Hakim, Dukun juga merupakan status yang

    memiliki peran penting didalam kehidupan

    masyarakat Mantang Lama. Dukun iyalah

    seorang yang dipercayai masyarakat dalam

    hal pengobatan penyakit yang di alami

    masyarakat.Kedudukan Dukun berada

    dibawah Baten dan Hakim, dikarenakan

    Dukun tidak menjalalankan peranan seperti

    peranan yang dijalankan Baten dan Hakim

    yang lebih merangkul semua kepentingan

    masyarakat. Seorang Dukun diMantang

    Lama hanya menjalankan peranan dalam

    permasalahan pengobatan penyakit yang

    dialami masyarakat seperti membantu

    masyarakat khususnya ibu-ibu melahirkan

    maka peran Dukun kampung (dukunberanak)

    sangat dibutuhkan.

    Biasanya dalam permasalahaan

    melahirkan selain ditangani bidan, para

    Dukun juga akan diikut sertakan guna

    mempermudah proses melahirkan dan

    melakukan jampi-jampi terhadap pasien yang

    melahirkan. Masyarakat Mantang Lama

    meyakini jika seorang ibu melahirkan, maka

    si ibu akan diganggu mahluk halus untuk itu

    peran dari Dukun ialah meminta kepada

    keluarga si ibu yang melahirkan untuk

    memenuhi berbagai macam syarat (asam

    garam)Dukun seperti meletakan daun kelor

    dibawah rumah si pasien sehingga

    masyarakat Mantang Lama sangat

    menempatkan kedudukan Dukun pada posisi

    penting untuk mengurus keperluan

    masyarakat Mantang Lama.

  • 7

    Status Dukun adalah status yang dapat

    diperoleh setiap orang melalui kerja keras

    dalam belajar pengetahuan tentang

    pengobatan secara tradisional

    (pengobatanmenggunakan bahan-bahan

    herbal/alami dan pengobatan mistis)

    biasanya mereka yang ingin memperoleh

    status sebagai Dukun, mereka akan belajar

    dengan para Dukun yang telah lama

    mengabdi dimasyarakat Mantang Lama. Bagi

    mereka yang telah menguasai pengetahuan

    tentang pengobatan tradisional maka mereka

    juga akan menjadi Dukun yang kedudukan

    mereka juga akan setara dengan Dukun yang

    sebelumnya.

    Biasanya sistem penyelesaiaan

    masalah akan dilakukan perundingan secara

    kekeluargaan dengan mempertemukan kedua

    belah pihak beserta keluarganya yang

    berkonflik (berkelahi) dengan mediasi pihak

    ketiga yaitu Baten dan Hakim. Hakim juga

    merupakan kedudukan teratas di Desa

    Mantang Lama yaitu Hakim menjalankan

    peranan hampir samadengan peranan yang

    dijalankan Baten, ia hanya menjadi pengadil

    untuk memutuskan setiap permasalahan atau

    pelanggaran terhadap aturan kampung.

    Namun, peranan sebagai Hakim dapat

    menggantikan peranan Baten jika Baten

    sedang tidak berada diperkampungan maka,

    Hakim menjalankan fungsi Baten dan

    masyarakat harus mengikuti keputusan yang

    dibuat oleh Hakim.

    Sementara itu selain Baten dan

    Hakim kedudukan atas juga di isi oleh Kepala

    Desa (Kades).Kedudukan Kepala Desa

    adalah kedudukan formal berdasarkan aturan

    yang berlaku di Indonesia tentang

    Pemerintahan Desa, Kepala Desa berada

    pada lapisan atas dikarenakan kedudukan

    Kepala Desa adalah kedudukan yang bersifat

    ascribed status (status yang diperoleh)

    melalui kompetisi pemilihan Kades, yaitu

    dimana calon Kades yang memenangi

    Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tersebut

    adalah berdasarkan kesepakatan atau

    dukungan masyarakat yang memilihnya

    sehingga seseorang Kepala Desa yang

    mendapatkan kedudukan tersebut secara

    kekuasaan sangat berbeda dengan

    masyarakat biasa dan esensinya memberikan

    individu yang menduduki kedudukan sebagai

    Kepala Desa memiliki pengaruh yang sangat

    signifikan didalam kehidupan masyarakat

    Desa Mantang Lama.

    Sementara itu kedudukan menengah

    atau Middle Class yaitu kedudukan

    fungsional yang di isi oleh dokter, dukun,

    guru, pedagang. Kedudukan ini memainkan

    peranan yang sangat dibutuhkan oleh

    masyarakat Desa Mantang Lama seperti

    kedudukan dokter yaitu kedudukan yang

    berperan selain dipandang dari pendidikan

    seorang dokter juga berperan dalam hal

    pengobatan penyakit masyarakat secara

    medis. Dukun juga sama seperti halnya

    dokter yang juga berperan dalam hal

    pengobatan penyakit masyarakat Desa.

    Namun, Dukun dalam hal pengobatan lebih

  • 8

    mengarah kepada hal-hal yang bersifat mistis

    dan pengobatan tradisional.

    Selain itu kedudukan fungsional ini

    juga di isi oleh guru yang dilihat dari tingkat

    pendidikan serta peranannya dalam hal

    memberi ilmu pengetahuan secara formal

    kepada anak-anak Desa Mantang Lama selain

    memberikan pendidikan secara formal

    kedudukan guru juga memiliki keterlibatan

    dalam aspek keagamaan seperti halnya Baten

    yang mengisi khutbah Jum’at di Mesjid dan

    aspek sosial dalam hal sering menjadi

    koordinator kegiatan-kegiatan yang ada di

    Desa Mantang Lama salah satunya ialah

    koordinator gotong-royong setiap Jum’at dan

    kedudukan sebagai untuk pedagang yaitu

    dilihat dari ukuran kekayaan yaitu ia dihargai

    dikarenakan kepemilikan rumah yang layak,

    kendaraan yang bagus, pakaian dan lain-lain

    yang mengidentikan ia adalah golongan kaya

    dengan status simbol yang melekat dalam

    kehidupannya. Sementara itu untuk kelas

    bawah atau Lower Class di Desa Mantang

    Lama adalah golongan para pekerja kasar

    seperti nelayan dan buruh harian. Kedudukan

    ini merupakan kedudukan masyarakat biasa

    yang tidak memiliki tingkat kekayaan, ilmu

    pengetahuan modern atau tingkat pendidikan

    rendah yang berpengaruh pada pekerjaan dan

    penghasilan mereka serta keterbatasan akses

    kekuassan secara umum (tidak memiliki

    pengaruh terhadap kebijakan publik).

    Dari keterangan diatas dapat

    digambarkan mengenai tentang stratifikasi

    sosial yang ada di Desa Mantang Lama.

    Stratifikasi adalah tingkatan-tingkatan

    kedudukan secara hierarki yaitu setiap

    masyarakat dapat menduduki status

    berdasarkan perolehan, diraih dan pemberian

    dengan memiliki ukuran-ukuran yang

    dianggap memiliki sesuatu yang berharga

    seperti kehormatan, kekayaan, kekuasaan dan

    ilmu pengetahuan. Berdasarkan penjabaran

    diatas tentang fenomena stratifikasi yang ada

    di Desa Mantang Lama maka, peneliti

    mengangkat judul penelitian ini dengan judul

    “Stratifikasi Sosial Masyarakat Desa

    Mantang Lama Kecamatan Mantang

    Kabupaten Bintan.”

    B. LANDASAN TEORI

    1. Stratifikasi Sosial

    Setiap masyarakat senantiasa

    mempunyai penghargaan tertentu terhadap

    hal-hal tertentu dalam masyarakat yang

    bersangkutan. Penghargaan yang lebih

    tinggii terhadap hal-hal tertentu, akan

    menempatkan hal tersebut pada kedudukan

    yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau

    suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan

    materiil dari pada kehormatan, misalnya,

    mereka yang lebih banyak mempunyai

    kekayaan materiil akan menempati

    kedudukan yang lebih tinggi apabila

    dibandingkan dengan pihak-pihak lain.

    Gejala tersebut menimbulkan lapisan

    masyarakat, yang merupakan pembedaan

    posisi seseorang atau suatu kelompok dalam

    kedudukan yang berbeda-beda secara

    vertikal.

  • 9

    Dikemukakan oleh Pitrim A

    Sorokin (Wulansari, 2009:101) lapisan sosial

    adalah pembedaan penduduk atau

    masyarakat kedalam kelas-kelas secara

    bertingkat (secara hierarkis).Perwujudannya

    adalah kelas yang lebih tinggi dan kelas yang

    lebih rendah.Dasar dari lapisan-lapisan

    dalam masyarakat adalah tidak adanya

    keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan

    kewajiban-kewajiban, kewajiban dan

    tanggung jawab, nilai sosial dan pengaruhnya

    diantara anggota masyarakat.

    Soekanto (2000:286) menjelaskan

    bahwa gejala stratifikasi sosial adalah suatu

    ketidaksamaan sosial yang menunjuk adanya

    suatu sistematis dalam penilaian atas

    beragam tingkatan pada sejumlah kedudukan

    beserta peranan yang merupakan unsur-unsur

    baku dalam sistem stratifikasi sosial.

    Kedudukan dan peranan tersebut dijelaskan

    sebagai berikut:Kedudukan adalah tempat

    atau posisi seseorang dalam suatu kelompok

    sosial, masyarakat pada umumnya mengenal

    dua macam kedudukan yaitu kedudukan yang

    diperoleh karena kelahiran ascribed,

    achieveddan assigned. Peranan (role)

    merupakan aspek dinamis kedudukan status.

    Apabila seseorang melaksanakan hak dan

    kewajiban sesuai dengan kedudukannya

    maka ia telah menjalani suatu peranan.

    Purwanto (2007:94) juga menyatakan bahwa

    stratifikasi sosial merupakan sesuatu yang

    fungsional dalam perkembangan masyarakat

    dan nantinya akan ditandai oleh semakin

    kompleksnya stratifikasi sosial.

    Perbedaan penting antara konsep

    ketidaksamaan social (social inequality) dan

    stratifikasi sosial harus di pahami dengan

    jelas. Kelalaian memahami perbedaan

    penting ini akan membuat bingung para

    sosiologi tentang apakah struktur sosial

    benar-benar universal dalam kehidupan

    sosial. Ketidaksamaan sosial berkenaan

    dengan adanya perbedaan derajat dalam

    mempengaruhi atau pretise sosial antar

    individu dalam suatu masyarakat tertentu.

    Ada dua segi penting dari defenisi ini.

    Pertama, ketidaksamaan sosial

    hanya mengenai perbedaan antar individu

    dalam pengaruh sosial yakni aksi seorang

    individu akan di ikuti atau di tiru oleh

    individu lainnya atau pretise yakni dimana

    individu di hormati dan di hargai. Jadi,

    ketidaksamaan bukan berkenaan dengan

    derajat kekuasaan atau kekayaan.

    Ketidaksamaan bukan berkenaan dan dapat

    terjadi dalam masyarakat tanpa perbedaan

    kekayaan atau pendapatan individu atau

    kelompok. Kedua, ketidaksamaan

    mengimplikasikan ketidaksamaan antar

    individu, bukan antar suatu kelompok-

    kelompok yang berlainan. Apabila terjadi

    ketidaksamaan, individu mencapai

    kedudukan terhadap kelomok. Jadi dapat di

    pahami, ketidaksamaan sosial adalah hal

    yang universal dalam masyarakat manusia,

    karena itu tidak ada masyarakat tanpa

    perbedaan antar individu (Sanderson,

    2010:145).

  • 10

    Berlawanan dengan ketidaksamaan

    sosial. Stratifikasi sosial berkenaan dengan

    adanya dua atau lebih kelompok-kelompok

    bertingkat (Ranken Group) dalam satu

    masyarakat tertentu yang anggotanya

    mempunyai kekuasaan, hak dan prestise yang

    tidak sama pula. Defenisi tentang stratifikasi

    ini dipengaruhi oleh konsep tentang

    masyarakat terstratifikasi (stratified

    societies) yang dikembangkan oleh

    antropolog Morton Fried.Menurut Fried

    (Sanderson, 2010:146) kekuasaan meliputi

    kapasitas beberapa individu untuk

    memerintah individu lainnya, walaupun

    diluar kehendaknya.

    Karakteristik penting lain dari

    stratifikasi adalah bahwa ia melibatkan

    kelompok, bukan individu. Tingkat

    kekuasaan, hak istimewa dan pretise individu

    dalam masyarakat terstratifikasi tergantung

    pada keanggotaannyadalam kelompok-

    kelompok sosial, bukan pada karakteristik

    personalnya. Kelompok-kelompok yang

    tingkatannya berbeda-beda membentuk

    strata social(singular= stratum), atau lapisan

    sistem sosial- kultural secara menyeluruh,

    yang bersifat turun-temurun. Karena itu,

    dalam masyarakat terstratifikasi, individu

    dilahirkan dalam suatu stratum sosial tertentu

    yang memberikan suatu kedudukan sosial

    dan identitas tanpa memperhatikan

    karakteristik personal mereka.Stratifikasi

    yang bersifat turun-temurun ini jelas

    melahirkan ketidakasamaan.Dalam

    masyarakat tidak terstratifikasi,

    ketidaksamaan yang timbul (diluar umur dan

    jenis kelamin) terutama di sebabkan usaha

    dan kemampuan individual dari pada

    penempatan sosial yang turun-temurun

    (Sanderson, 2010:146).

    Tidak diragukan lagi bahwa

    stratifikasi merupakan karakteristik universal

    masyarakat manusia. Tidak ada suatu

    masyarakat dimana anggotanya sama(equal).

    Tetapi ada juga banyak masyarakat yang

    kurang terstratifikasi. Stratifikasi cenderung

    ditemukan pada tingkat perkembangan

    teknologi hortikultural intensif (walaupun

    kadang- kadang hal ini ditemukan di

    masyarakat yang lebih primitif). Namun, di

    samping fakta ini, ia merupakan ciri-ciri

    umum dalam banyak masyarakat, dan

    memang universal di semua masyarakat yang

    kompleks.

    Di dalam (Sanderson, 2010:150)

    Stratifikasi biasanya timbul pada saat terjadi

    transisi menuju masyarakat hortikultural

    intensif.Masyarakat ini sering kali

    menampilkan strata atau kelas sosial yang

    turun-temurun, suatu ciri khas masyarakat

    terstratifikasi. Tiga strata sosial utama (yakni

    pemimpin, sub pemimpin, massa) merupakan

    pola yang biasa terjadi. Jadi perbedaan

    kedudukan atau status pada masyarakat

    hotikultural sederhana, pada masyarakat

    hortikultural intensif ditransformasikan

    menjadi ketidaksamaan yang berarti

    perbedan ekses untuk pendapatan. Hal ini

    akan terlihat pada beberapa kelompok orang

    yang dipisahkan oleh kedudukan sosial,

  • 11

    kekuasaan, pakaian dan hiasan, pola

    konsumsi barang dan jasa, keterlibatan

    dalam produksi ekonomi, adanya waktu

    untuk bersenang-senang dan pola gaya hidup

    keseluruhan. Keanggotaan di dalam

    kelompok-kelompok ini didapatkan secara

    turun-temurun dan tidak berhubungan

    dengan hubungan darah/ keturunan dengan

    penguasa atau raja.

    Namun, karena penguasa dan massa

    dihubungkan oleh teli kekerabatan, sistem

    stratifikasi yang terjadi memiliki batas-batas

    yang pasti. Tali kekerabatan berfungsi untuk

    memperlunak sifat dan akibat-akibat dari

    ketidaksamaan, dan penguasa tetap

    diharapkan dermawan akan hartanya dan

    selalu memperhatikan kesejahtraan umum.

    Seperti yang dicatat oleh Lenski (1966) “

    etika redistributive” tetap berlaku dalam

    masyarakat seperti ini, untuk mencegah

    penguasa menguasainya secara berlebihan.

    Walaupun kelas penguasa menikmati hak-

    hak istimewanya, para penguasa tetap di

    anggap sebagai pemberi nafkah” yang harus

    terus-menerus memperhatikan kebutuhan

    dan keinginan sanak keluarganya yang jauh

    di dalam kelas massa.

    2. Teori Stratifikasi Sosial

    Teori evolusioner fungsionalis

    Talcott Parsons (1966,1977) didalam

    (Sanderson, 2011:157) Parson menganggap

    bahwa evolusi sosial secara umum terjadi

    karna sifat kecendrungan masyarakat untuk

    berkembang, yang disebut sebagai kapasitas

    adaptif. Kapasitas adaptif adalah kemampuan

    masyarakat untuk merespon lingkungan dan

    mengatasi berbagai masalah yang selalu

    dihadapi manusia sebagai mahluk

    sosial.Manusia telah berevolusi berabad-abad

    menurut Parsons, melaui kapasitas adaptif

    yang Semakin tinggi.

    Parson beranggapan bahwa

    timbulnya stratifikasi sebagai aspek penting

    dari evolusi akibat meningkatnya kapasitas

    adaptif dalam kehidupan sosial. Bagi Parsons

    dobrakan evolusionerlah yang membuat

    banyak bentuk-bentuk kemajuan

    sosial.Dengan demikian, stratifikasi menjadi

    alat yang diperlukan untuk memusatkan

    aktivitasnya dengan tujuan memecahkan

    masalah dan menghadapi tantangan. Semakin

    besar masalah dan tantangan yang dihadapi,

    Semakin besar pula kebutuhan akan

    stratifikasi. Disimpulkan bahwa stratifikasi

    timbul dalam masyarakat manusia karna

    kebutuhan untuk mengatasi masalah-

    masalahyang dihadapi.Masyarakat

    berstratifikasi dapat berfungsi lebih baikdari

    pada masyarakat tanpa stratifikasi. Dengan

    imbalan kedudukan yang lebih tinggi,

    masyarakat dapat mendorong individu-

    individu menduduki jabatan sosial yang akan

    mengarahkan masyarakat lebih efektif.

    C. METODE PENELITIAN

    Adapun Metode penelitian yang

    peneliti gunakan adalah Metode Kualitatif.

    Menurut Sugiyono (2008:292) pada

  • 12

    umumnya alasan menggunakan Metode

    Kualitatif yaitu permasalahan belum jelas,

    hoslistik, dinamis dan penuh makna sehingga

    tidak mungkin data pada situasi sosial

    tersebut dijaring dengan metode peneltian

    kuantitatif.

    Lokasi dalam penelitian ini di

    tetapkan di Desa Mantang Lama Kecamatan

    Mantang Kabupaten Bintan. Desa Mantang

    Lama adalah salah satu desa yang terletak di

    Kecamatan Mantang yang letak sebagian

    wilayahnya berada di daerah pesisir. Letak

    desa yang merupakan desa pesisir membuat

    hampir sebagian penduduknya bekerja

    sebagai nelayan selain itu, desa Mantang

    Lama sangat kuat dalam memegang norma

    dan aturan yang telah melembaga dalam

    kehidupan masyarakat Mantang Lama.

    Dilihat dari sumber datanya

    Sugiyono (2008:225) membagi menjadi dua

    jenis data yaitu:

    a. Data Primer yaitu data yang

    langsung diperoleh memalalui

    responden dengan memberikan

    pertanyaan-pertanyaan yang

    diperoleh melalui wawancara dan

    observasi. Data primer yang

    dibutuhkan penelti dalam

    penelitian ini adalah data yang

    diperoleh secara langsung melalui

    wawancara maupun melalui

    observasi secara mendalam

    berkaitan dengan stratifikasi soial

    masyarakat nelayan bagaimana

    stratifikasi yang terjadi di

    Mantang Lama, Desa Mantang

    Lama, Kecamatan Mantang,

    Kabupaten Bintan.

    b. Data Sekunder adalah data yang

    diperoleh atau dikumpulkan oleh

    peneliti dari sumber-sumber yang

    telah ada. Data sekunder yang

    peneliti butuhkan dalam penelitian

    ini adalah data yang berkaitan

    dengan stratifikasi sosial

    masyarakat nelayan di Mantang

    Lama, Desa Mantang Lama,

    Kecamatan Mantang, Kabupaten

    Bintan.

    Dalam bagian ini teknik pengmpulan

    data yang digunakan peneliti berupa

    observasi, wawancara, dan studi

    dokumentasi.

    a. Observasi

    Observasi atau pengamatan adalah

    kegiatan keseharian manusia atau peneliti

    dengan menggunakan pancaindara mata

    sebagai alat bantu utamanya. Adapun

    observasi yang peneliti lakukan ialah berupa

    pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-

    gejala yang diteliti. Adapun jenis observasi

    yang peneliti gunakan ialah observasi

    partisipatif yang bersifat partisipasi pasif

    (Sugiyono,2008:227).Di dalam observasi ini

    ingin melihat bentuk-bentuk stratifikasi yang

    terjadi di Desa Mantang Lama.

  • 13

    b.Wawancara

    Wawancara digunakan sebagai

    teknik pengumpulan data, apabila peneliti

    atau pengumpul data telah mengetahui

    dengan pasti tentang informasi apa yang akan

    dicari. Oleh karena itu dalam melakukan

    Pengumpulan data, telah menyiapkan

    instrumen penelitian berupa pertanyaan-

    pertanyaan tertulis (Sugiyono,2008:233).

    Dalam penelitian ini wawancara dilakukan

    berupa wawancara tidak terstruktur dengan

    para stratifikasi sosial masyarakat nelayan di

    DesaMantang Lama, Kecamatan Mantang,

    Kabupaten Bintan. Wawancara yang di

    lakukan seperti: Stratifikasi masyarakat Desa

    Mantang Lama, pola fikir masyarakat,

    budaya masyarakat dan pandangan

    masyarakat

    c. Dokumentasi

    Menurut Sugiyono (2008:240)

    dokumen merupakan catatan peristiwa yang

    sudah berlalu, dokumentasi bisa terbentuk

    tulisan, gambar atau karya monumental dari

    seseorang. Dokumentasi yang peneliti

    lakukan dalam penelitian ini berupa gambar

    yaitu foto yang berkaitan dengan situasi

    sosial.

    Sesuai dengan jenis penelitian yang

    digunkan berupa penelitian deskriptif

    kualitatif yaitu menganalisa data yang

    diperoleh dilapangan dalam bentuk kualitatif

    dan diberi penjelasan kesimpulan dengan

    menggunakan pertanyaan-pertanyaan atau

    kalimat logis yang berkaitan dengan

    stratifikasi sosial masyarakat nelayan di

    Mantang Lama, Desa Mantang Lama,

    Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan.

    Analisa data kualitatif dilkukan bila data

    empiris yang di peroleh yaitu berupa

    kumpulan kata-kata telah dikumpulkan

    dalam berbagai macam bentuk yaitu

    observasi, wawancara serta dokumentasi.

    Analisis data dalam penelitian ini

    yang peneliti lakukan berdasarkan acuan dari

    pendapata Miles dan Huberman

    (Sugiyono,2008:246) yang mengemukakan

    bahwa aktifitas dalam menganalisis data

    kualitatif dilakukan secara interaktif dan

    berlangsung secara terus menerus sampai

    tuntas sehingga datanya sampai jenuh.

    Data yang diperoleh dilapangan

    melalui observasi, wawancara dan

    dokumentasi jumlahnya cukup banyak utnuk

    itu perlu segera dilakukan analisis data

    melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

    merangkum, memilih hal-hal pokok,

    menfokuskan pada hal penting dengan

    demikian data yang telah mereduksi data

    dengan memfokuskan pada stratifikasi sosial

    masyarakat nelayan di Mantang Lama, Desa

    Mantang Lama, Kecamatan Mantang,

    Kabupaten Bintan. Setelah data diredukasi

    maka langkah selanjutnya ialah

    mendisplaykan data. Dalam penelitian ini

    penyajian data yang peneliti lakukan adalah

    dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

    mendisplaykan data maka peneliti akan lebih

    mudah untuk memahami apa yang terjadi.

  • 14

    Setelah peneliti melakukan redukasi dan

    penyajian data makah langkah akhir ialah

    melakukan verifikasi atau penarikan

    kesimpulan.

    D. PEMBAHASAN

    1. Stratifikasi Sosial Masyarakat Desa

    Mantang Lama Kecamatan Mantang

    Kabupaten Bintan

    Setiap masyarakat senantiasa

    mempunyai penghargaan tertentu terhadap

    hal-hal tertentu dalam masyarakat yang

    bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi

    terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan

    hal tersebut pada kedudukan yang lebih

    tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau suatu

    masyarakat lebih menghargai kekayaan

    materiil dari pada kehormatan, misalnya,

    mereka yang lebih banyak mempunyai

    kekayaan materiil akan menempati

    kedudukan yang lebih tinggi apabila

    dibandingkan dengan pihak-pihak lain.

    Gejala tersebut menimbulkan lapisan

    masyarakat, yang merupakan pembedaan

    posisi seseorang atau suatu kelompok dalam

    kedudukan yang berbeda-beda secara vertical

    (Soekanto, 2012:197).

    Diantara lapisan atasan dengan yang

    terendah, terdapat lapisan yang jumlahnya

    relative banyak. Biasanya lapisan atasan

    tidak hanya memiliki suatu macam saja dari

    apa yang dihargai masyarakat akan tetapi

    kedudukan yang tinggi itu bersifat kumulatif.

    Artinya, mereka yang mempunyai uang yang

    banyak akan mudah sekali mendapatkan

    kedudukan atas, mereka yang mempunyai

    jabatan juga akan berada pada kedudukan

    atas, mereka yang berilmu pengetahuan juga

    dapat menduduki lapisan atas serta mereka

    yang paling disegani oleh masyarakat juga

    akan berada pada kedudukan atas

    berdasarkan ukuran-ukuran yang diakui oleh

    masyarakat. Ukuran yang dapat dipakai

    untuk menggolong-golongkan anggota-

    anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan

    dapat dilihat dari kedudukan berdasarkan

    ukuran kehormatan, kekayaan, kekuasaan

    dan ilmu pengetahuan.

    1.1 Stratifikasi Berdasarkan Ukuran

    Kehormatan

    Pada kehidupan masyarakat di Desa

    Mantang Lama yang kecil serta bersahaja,

    kedudukan dan peranan masih relatif kecil.

    Hal ini bisa terlihat dari aktifitas keseharian

    masyarakat yang masih berpegang teguh

    pada kearifan lokal. Berbagai nilai-nilai lokal

    tersebut terbentuk, dipercayai, dan di taati

    oleh masyarakat Desa Mantang Lama

    berdasarkan adanya penghormatan kepada

    Baten, Hakim, dan Dukun yang memiliki

    pengaruh terhadap sendi-sendi kehidupan.

    Sehingga kedudukan dan peranan dari Baten,

    Hakim, dan Dukun mendapatkan kedudukan

    yang istimewa dari masyarakat Mantang.

    Dan penghargaan tersebut menimbulkan

    pembedaan posisi pada masyarakat Mantang

    Lama itu sendiri, yakni Baten, Hakim, dan

    Dukun merupakan kedudukan yang berada

  • 15

    pada lapisan teratas di bandingkan dengan

    status (kedudukan) masyarakat yang lainnya.

    a. Baten

    Berdasarkan sejarah kehidupan

    masyarakat di Desa Mantang Lama, status

    sebagai Baten merupakan jabatan yang di

    berikan oleh sultan Riau-Lingga yang

    bertempat tinggal di Pulau Penyengat.

    Kedudukan (status) tersebut merupakan

    kedudukan yang terhormat bagi masyarakat

    melayu pada waktu itu, karena sebagai salah

    satu orang yang di percayai sultan untuk

    menjaga dan mengatur penduduk kampung.

    sebelum mereka di berikan status sebagai

    Baten, secara kemampuan dan karakter

    mereka pada dasarnya memang memiliki

    sifat yang baik, selain itu berkarisma,

    berwibawa, dan bijaksana, sehingga

    mendapatkan kepercayaan dari sultan untuk

    mengorganisir struktur kehidupan agar

    kelangsungan hidup bermasyarakat dapat

    berjalan berkesinambungan.

    Dalam kehidupan saat ini, status

    Baten bisa di sejajarkan dengan kepala desa

    (Kades) atau dalam bahasa melayu disebut

    dengan penghulu. Status atau kedudukan

    penghulu merupakan kedudukan yang berada

    pada lapisan diatas, karena mereka

    mendapatkan status tersebut berdasarkan

    perintah dari sultan. Maka sebagai

    masyarakat kelas bawah, adanya kewajiban

    dari mereka untuk mematuhi segala perintah

    dari pernyataan seorang Baten. Berdasarkan

    hasil wawancara peneliti, Baten memiliki

    pengaruh yang amat besar dalam kehidupan

    masyarakat Mantang Lama, hal ini

    dikarenakan Baten dipilih oleh masyarakat

    secara musyawarah dengan ketentuan,

    seorang yang akan menjadi Baten adalah

    berdasarkan keturunan, berprilaku yang baik

    dalam pergaulannya sehingga akan menjadi

    contoh bagi masyarakat serta dapat dipercaya

    oleh masyarakat Mantang Lama.

    Berdasarkan aturan yang berlaku di

    Desa Mantang Lama kedudukan baten dapat

    bertahan hingga sekarang selain fungsinya

    atau perannya yang begitu besar bagi

    kehidupan masyarakat terutama dalam

    mempertahankan nilai-nilai lokal, hal ini juga

    dipengaruhi adanya sistem/mekanisme dalam

    mempertahankan kedudukan baten melalui

    kedudukan yang diperoleh berdasarkan garis

    keturunan yaitu jika seorang Baten memiliki

    zuriat (keturunan) berjumlah lebih dari satu

    orang maka, Hakim, Dukun dan tokoh-tokoh

    desa (orang-orang tua) tersebut akan

    melakukan musyawarah untuk memilih

    siapakah yang berhak mendapatkan status

    sebagai seorang Baten. Biasanya anak laki-

    laki akan sangat berpeluang besar untuk

    menduduki status sebagai seorang Baten

    sementara, anak perempuan juga akan

    mendapat status Baten jika seorang Baten

    tidak memiliki anak laki-laki maka, yang

    akan mendapat kedudukan sebagai Baten

    adalah anak perempuan.

    Mereka yang akan dipilih menjadi

    Baten akan diuji oleh tokoh-tokoh kampung

    seperti Hakim, Dukun untuk mengetahui

  • 16

    sejauh mana kemampuan yang dimiliki untuk

    memenuhi syarat sebagai seorang Baten.

    Selain kemampuan dalam ilmu-ilmu agama

    seperti membaca Al- Quran, shalat, puasa.

    mereka juga akan diuji dengan ilmu-ilmu

    mistis. Masyarakat Mantang Lama adalah

    masyarakat yang sangat taat pada aturan atau

    kearifan lokal yang sudah mengakar didalam

    kehidupan mereka. Didalam memilih

    seseorang yang akan menjadi Baten, mereka

    para Hakim dan Dukun akan sangat selektif

    dalam memilih seseorang yang akan

    memegang status sebagai Baten, hal ini

    dikarenakan ketika terjadi kesalahan dalam

    memilih seorang Baten maka akan sangat

    sulit untuk menjatuhkan ia dari kedudukan

    yang telah diperoleh. Masyarakat Mantang

    Lama akan tetap taat pada seorang Baten

    yang telah mereka pilih walaupun Baten

    tersebut tidak dapat menjalankan peranannya

    untuk menjadi contoh yang baik bagi

    masyarakat Mantang Lama.

    Selain penunjukan Baten melalui

    musyawarah, sistem penunjukan calon Baten

    secara langsung oleh Baten juga dapat terjadi

    jika seorang Baten hanya memiliki seorang

    anak yang esensinya dia adalah calon tunggal

    sebagai Baten. Namun, walaupun seorang

    Baten adalah calon tunggal yang sistem

    penunjukannya secara langsung, ia juga akan

    di musyawarahkan oleh para tokoh Desa

    Mantang Lama dengan tujuan untuk

    mengetahui kemampuan dari calon Baten.

    Jika saja seorang calon Baten tidak

    memenuhi ketentuan yang telah melembaga

    untuk menjadi seorang Baten seperti

    memahami ilmu agama dan ilmu-ilmu mistis

    maka, ia belum berhak (ditunda) menjadi

    seorang Baten namun, ia akan tetap menjadi

    Baten sebagai penerus status Baten dari orang

    tuanya dengan diajarkan ilmu agama dan

    mengamalkannya serta ilmu-ilmu mistis yang

    dipercayai untuk kewibawaan sebagai

    seorang pemimpin kampung atau Baten.

    Sebagai orang yang terpandang di

    kehidupan masyarakat Mantang Lama, peran

    seorang Baten begitu berpengaruh terhadap

    pola pergaulan hidup mereka. Pada dasarnya,

    seorang Baten benar-benar menekankan

    pengaruh terhadap nilai-nilai pergaulan orang

    melayu yang telah tertanam sejak lama.

    Bentuk pengajaran kepada remaja dan

    pemuda agar adanya rasa kekompakan

    (solidaritas) dan rasa hormat menghormati

    antar sesama masyarakat. Jika kondisi

    pergaulan masyarakat Mantang Lama telah

    mulai luntur dan mulai tidak peduli pada

    kehidupan sesama, seorang Baten akan

    mengumpulkan seluruh pemuda untuk di

    berikan pengarahan berkaitan dengan nilai-

    nilai lokal. Karena nilai-nilai lokal saat ini

    sangat rentan dengan budaya barat yang

    semakin ditiru oleh remaja saat ini hingga

    pada pergaulan hidup yang bebas.

    Selain itu, kedekatan seorang Baten

    dengan dewan di Kabupaten begitu sangat

    dekat. Kedekatan tersebut membuat

    komunikasi masyarakat Mantang Lama

    dengan dewan perwakilan semakin mudah

    untuk tersampaikan berkaitan dengan aspirasi

  • 17

    dan berbagai keperluan masyarakat.

    Misalkan masyarakat memerlukan lapangan

    olahraga, seragam bola kaki, perbaikan jalan,

    dan keperluan lainnya. Keperluan tersebut

    akan di urus oleh seorang Baten yang

    nantinya akan di anggarkan oleh dewan yang

    duduk di kursi pemerintahan di Kabupaten

    Bintan.

    Selanjutya, Baten juga cukup

    berperan penting dalam menentukan berbagai

    program pemerintahan seperti pada program

    bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) di

    Desa Mantang Lama. Sebagai orang yang di

    hormati, Baten juga di anggap masyarakat

    sebagai orang yang mengerti bagaimana

    situasi sosial-ekonomi masyarakatnya.

    Sehingga peran rukun tetangga (RT) dan -

    rukun warga (RW) selalu berdampingan

    dengan seorang Baten. Agar keputusan

    benar-benar tepat dan tidak ada kecemburuan

    sosial bagi mereka yang tidak layak

    mendapatkan program tersebut. Selain itu

    peran dari Baten tidak hanya berpengaruh

    dalam usaha untuk perbaikan fasilitas

    masyarakat desa Mantang Lama namun,

    peranan Baten juga berdampak pada peranan

    politik.

    b. Hakim

    Kedudukan seorang Hakim pada

    kehidupan masyarakat Mantang Lama di

    sejajarkan dengan seorang Baten. Karena

    status sebagai seorang Hakim juga status

    yang sangat di hormati dan secara perolehan

    status dari seorang Hakim adalah sama

    dengan seorang Baten. Kehadiran seorang

    Hakim di tengah-tengah hidup masyarakat

    Mantang Lama pada dasarnya sama dengan

    kehidupan bernegara, yakni sebagai

    pemutusan suatu perkara. Ketika masyarakat

    melanggar aturan-aturan yang bertentangan

    dengan nilai dan norma maka Hakimlah yang

    memutuskan bagaimana seseorang tersebut

    di hukum sesuai dengan tingkat

    kejahatannya.

    Hakim di desa Mantang Lama di

    tunjuk atau dipilih berdasarkan garis

    keturunan berdasarkan hasil musyawarah

    mufakat masyarakat desa mantang lama.

    Seorang Hakim pada dasarnya memang

    orang yang benar-benar taat dalam

    menjalankan agama, sehingga penunjukkan

    seorang Hakim memang orang yang memiliki

    akhlak yang baik, agar keputusan yang di

    berikan benar-benar sesuai dengan kejahatan

    dan tidak bertindak secara diskriminasi

    terhadap hukum. Berdasarkan wawancara

    peneliti kedudukan Hakim merupakan

    kedudukan yang memiliki peranan dalam

    agama khususnya pada saat hari jum’at

    seorang Hakim akan berkhutbah dan

    memberikan himbauan kepada masyarakat

    desa Mantang Lama dalam perbaikan ahklak

    dan perintah untuk taat terhadap aturan atau

    norma-norma yang berlaku serta aturan

    agama yang dijadikan dasar dalam pergaulan

    hidup sehari-hari.

  • 18

    c. Dukun

    Pada kehidupan masyarakat di Desa

    Mantang Lama, kedudukan (status) sebagai

    Dukun merupakan kedudukan yang

    terpenting, karena kemampuannya dalam

    mengobati berbagai penyakit yang di derita

    oleh masyarakat. Penyembuhan berbagai

    penyakit dengan cara tradisional merupakan

    hal yang telah di kenal masyarakat Mantang

    Lama sudah sejak lama. Pada dasarnya, untuk

    mendapatkan kedudukan sebagai Dukun

    siapa saja boleh untuk mendapatkannya

    asalkan ia mau belajar dari Dukun yang

    memang bisa dalam ilmu perDukunan dan

    berhasil dalam menyembuhkan berbagai

    penyakit. Keberhasilan tersebut membuat

    seseorang bisa mendapatkan gelar dan di

    percaya sebagai Dukun pada kehidupan

    masyarakat di Desa Mantang Lama.

    Kemampuan Dukun di Desa

    Mantang Lama bukan hanya mampu dalam

    mengobati penyakit secara medis namun

    penyakit non-medis seperti

    tesampok(penyakit disebabkan oleh

    gangguan makhluk halus),kerasukan, santet

    juga mampu di obati oleh seorang Dukun.

    Selain itu, keberadaan seorang Dukun selalu

    di dampingi dalam proses kelahiran seorang

    bayi di Desa Mantang, karena bagi

    masyarakat seorang bidan belum mampu

    dalam merawat dan menjaga proses

    persalinan, hal ini adanya kepercayaan yang

    kuat bahwa kelahiran bayi perlu di jaga

    dengan ilmu-ilmu tradisional orang melayu.

    1.2 Stratifikasi Berdasarkan Ukuran

    Kekuasaan

    Secara teoritis, setiap manusia dapat

    dianggap sederajat, akan tetapi sesuai dengan

    kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial

    tidaklah demikian. Pembedaan atas dasar

    lapisan merupakan gejala universal yang

    merupakan bagian sistem sosial setiap

    masyarakat. Ada sistem sosial yang sengaja

    disusun untuk mengejar tujuan bersama. Hal

    itu biasanya berkaitan dengan pembagian

    kekuasaan dan wewenang resmi dalam

    organisasi-organisasi formal seperti

    pemerintahan. Didesa Mantang Lama sistem

    kekuasaan yang formal dikendalikan oleh

    Kepala Desa berdasarkan pemilihan secara

    demokratis.

    a. Kepala Desa

    Desa Mantang Lama secara

    administratif merupakan wilayah yang di

    pimpin oleh kepala desa. Secara sistem,

    kepala desa merupakan kedudukan yang

    berada pada lapisan teratas karena ia di pilih

    secara langsung oleh masyarakat melalui

    pemilihan kepala desa (Pilkades) dan

    memiliki kewenangan atau legalitas untuk

    memimpin, menyelenggarakan,

    mengoordinasikan pemerintahan berdasarkan

    kebijakan yang di tetapkan bersama Badan

    Perwakilan Desa (BPD).Karena status

    kepemimpinan oleh kepala desa merupakan

    kedudukan secara resmi (formal leadership),

    yaitu kepemimpinan yang tersimpul di dalam

    suatu jabatan. Sehingga dalam mengelola

  • 19

    berbagai program pemerintah berdasarkan

    landasan dan peraturan-peraturan. Dengan

    dasar demikian, meskipun kepala desa

    merupakan orang yang cukup terpandang

    namun, peran dan fungsi kepala desa pada

    kehidupan masyarakat cenderung terbilang

    terbatas, yakni berdasarkan periode jabatan

    dan tidak bersifat permanen.

    Pada kehidupan masyarakat di Desa

    Mantang Lama, peran kepala desa sangat

    membantu dalam proses pembangunan, hal

    ini di rasakan oleh masyarakat dengan adanya

    berbagai pembangunan infrastruktur seperti

    dermaga pelabuhan, sumur umum, pelebaran

    jalan, dan berbagai pembangunan lainnya.

    Selain itu, kepala desa selalu memberikan

    himbauan kepada masyarakat agar selalu

    menjaga kebersihan lingkungan agar

    masyarakat merasakan kenyamanan dan

    harus tetap menjaga kekompakkan

    (solidaritas) serta saling menghargai antar

    sesama warga.

    Disisi lain, kehidupan masyarakat

    Desa Mantang Lama dengan ciri kehidupan

    tradisional dengan ikatan yang kuat dengan

    kearifan lokal. Berbagai gerak tingkah laku

    masyarakatnya masih dipengaruhi oleh

    tokoh-tokoh yang di yakini berpengaruh

    seperti (Baten, Hakim, dan Dukun). Kondisi

    seperti ini meskipun bukan dari

    kepemimpinan yang resmi tetapi mendapat

    Dukungan tradisi yang kuat dari kehidupan

    masyarakatnya. Adanya kedudukan yang di

    anggap masyarakat Mantang Lama memiliki

    kesetaraan dalam mempengaruhi masyarakat

    seperti Baten, Hakim dan kepala desa,

    pengaruh kekuasaan selalu menjadi seimbang

    dalam mengatur pola-pola pergaulan

    kehidupan sehari-hari dan mengambil segala

    keputusan dalam program pembangunan

    masyarakat.

    1.3 Stratifikasi Berdasarkan Ukuran

    Kekayaan

    Matapencaharian masyarakat Desa

    Mantang secara mayoritas adalah nelayan,

    pekerjaan sebagai nelayan merupakan

    pekerjaan yang sejak lama di geluti oleh

    masyarakatnya. Karena profesi nelayan

    merupakan mayoritas, wujud pembagian

    kerja tersebut telah memungkinkan adanya

    perbedaan kelas dalam kehidupan

    masyarakat Mantang Lama, karena

    kedudukan secara mayoritas biasanya berada

    pada posisi kelas bawah dan hal ini bisa

    terlihat pada penghargaan masyarakat

    terhadap kekayaan, kekuasaan dan prestise.

    Berdasarkan ukuran kekayaan, masyarakat

    Mantang Lama beranggapan bahwa

    kedudukan (status) seseorang di anggap kaya

    bisa di lihat dari simbol yang melekat pada

    diri individu itu sendiri, seperti rumah yang

    mewah, pakaian yang bagus (trendy), motor

    gede dan berbagai simbol lainnya. Jika di

    lihat pola pemukiman masyarakat di Desa

    Mantang Lama secara umum, masyarakatnya

    membangun rumah di sepanjang pinggir

    pantai dengan rumah yang terbuat dari kayu

  • 20

    dan luas bangunan rumah yang cukup

    sederhana. Pada situasi sosial seperti ini, jelas

    simbol/lambang mempengaruhi gaya dan

    tingkah laku hidup masing-masing kelas (life

    style) karena mempunyai perbedaan dengan

    batas kelas yang tegas. Kehidupan orang-

    orang yang memiliki kesempatan hidup yang

    jauh lebih baik di desa Mantang Lama adalah

    mereka yang berstatus pekerjaan sebagai

    pedagang, wiraswasta serta pegawai-pegawai

    kantoran.

    1.4 Stratifikasi Berdasarkan Ukuran

    Pendidikan

    Ilmu pengetahuan sebagai ukuran

    dipakai oleh masyarakat untuk melihat kelas

    seseorang didalam kelompoknya. Hal yang

    mewujudkan unsur dalam teori sosiologi

    tentang sistem lapisan masyarakat adalah

    kedudukan (status) dan peranan (role). Di

    Desa Mantang Lama kedudukan orang yang

    berilmu (berpengetahuan) sangat dihargai

    seperti guru dan dokter. Kedudukan mereka

    sangat memberikan peranan didalam

    masyarakat khususnya guru yang banyak

    memberikan pendidikan formal kepada anak-

    anak, sementara dokter juga berperan dalam

    hal pengobatan penyakit yang dialami oleh

    masyarakat Mantang Lama.

    a. Guru

    Status sebagai guru merupakan

    status yang hanya dimiliki seseorang yang

    berpendidikan, berilmu pengetahuan dan

    mampu mengajarkan ilmu mereka kepada

    orang lain. Didesa Mantang Lama sebagian

    besar guru (tenaga pendidik) merupakan

    pendatang dikarenakan tingkat pendidikan

    masyarakat desa mantang lama masih

    tergolong rendah, sehingga untuk mengisi

    kedudukan sebagai seorang guru

    membutuhkan tingkat pendidikan minimal

    strata satu (S1). Minimnya pendidikan

    masyarakat Mantang Lama esensinya telah

    meletakan individu-individu yang

    berpendidikan tinggi berada pada lapisan

    atas. Namun, setiap kedudukan yang ada

    akan melahirkan peranan-peranan dari

    kedudukan tersebut.

    Peranan sebagai seorang guru

    dimasyarakat Mantang Lama tidaklah sebatas

    hanya peranan sebagai pengajar tetapi lebih

    merangkul kepada aspek-aspek yang lain.

    Masyarakat Mantang Lama beranggapan

    bahwa orang yang berpendidikan adalah

    orang yang serba bisa dalam segala hal

    termasuk dalam peranan dalam bidang

    agama.

    b. Dokter

    Melalui pendidikan dan keahlian

    yang di miliki oleh seorang dokter seperti

    memberikan pelayanan, merawat dan

    mengobati para pasien, peran tersebut telah

    menempatkan kedudukannya pada kelas

    yang sangat di hargai oleh masyarakat

    Mantang Lama. Karena secara kultural,

    masyarakat akan memberikan penghargaan

  • 21

    dan sekaligus pemakluman terhadap

    siapapun yang memiliki ilmu pengetahuan

    yang tinggi. Dengan ciri kehidupan

    masyarakat yang masih kuat dengan kearifan

    lokal, peran seorang dokter terkadang harus

    seimbang dengan peran Dukun di Desa

    Mantang Lama sebagai orang-orang yang

    cukup di hargai. Karena tidak jarang masih

    ada sebagian masyarakat yang kurang

    mempercayai dan menganggap bahwa gelar

    kesejarhanaan terkadang belumlah sempurna

    dalam mengobati berbagai penyakit yang di

    derita oleh masyarakat.

    2. Kelas Sosial Masyarakat Di Mantang

    Lama

    Stratifikasi atau strata sosial adalah

    struktur sosial yang berlapis-lapis didalam

    masyarakat. Lapisan sosial menunjukan

    bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari

    yang terendah sampai yang paling tinggi.

    Secara fungsional, lahirnya strata sosial ini

    karena kebutuhan masyarakat terhadap

    sistem produksi yang dihasilkan oleh

    masyarakat di setiap strata. Menurut Pitrim A

    Sorokin yang dikutip dari Soekanto, social

    stratification adalah pembedaan penduduk

    dan masyarakat ke dalam kelas-kelas yang

    bertingkat, yaitu kelas-kelas tinggi dan kelas-

    kelas rendah (Soekanto, 2002:228). Istilah

    kelas selalu mempunyai arti yang sama

    walaupun pada hakikatnya mewujudkan

    sistem kedudukan-kedudukan yang pokok

    dalam masyarakat, penjumlahan kelas-kelas

    dalam masyarakat disebut sebagai class

    system artinya semua orang yang sadar akan

    kedudukan mereka itu diketahui dan diakui

    oleh masyarakat umum.

    Secara umum, strata sosial

    dimasyarakat melahirkan kelas-kelas sosial

    yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu kelas

    atas (Upper Class), kelas menengah (Middle

    Class), dan kelas bawah (Lower Class). Kelas

    atas mewakili kelompok-kelompok elite

    dimasyarakat yang jumlahnya sangat terbatas

    sementara itu kelas menengah mewakili

    kelompok-kelompok professional,

    kelompok-kelompok fungsional dan kelas

    bawah adalah kelompok-kelompok pekerja

    kasar, buruh harian, buruh lepas dan

    semacamnya. Jika ditinjau kelompok-

    kelompok yang mewakili kelas masing-

    masing adalah mereka yang mendapat

    penghargaan dari masyarakat berupa

    pengakuan akan kedudukannya

    dimasyarakat.

    Pada struktur kehidupan masyarakat

    Mantang Lama kelas-kelas yang dapat

    dikatakan menduduki peringkat atas yaitu

    mereka yang dilihat dari ukuran kehormatan

    serta kekuasaan seperti Baten, Hakim dan

    Kepala Desa (Kades), dimana kedudukan ini

    merupakan kedudukan yang diperoleh

    berdasarkan kesepakatan atau penunjukan

    langsung oleh masyarakat. Sementara untuk

    mereka yang berada pada kelas menengah

    adalah mereka yang dilihat dari ukuran

    kekayaan, pendidikan seperti orang kaya,

  • 22

    guru, Dukun dan dokter, lalu untuk mereka

    yang berada pada kelas bawah adalah mereka

    masyarakat Mantang Lama yang berstatus

    sebagai nelayan, buruh dan pekerjaan-

    pekerjaan kasar. Di Desa Mantang Lama

    kelompok-klompok yang berada pada kelas

    atas adalah mereka yang dilihat dari status

    kehormatan dan kekuasaan seperti Baten,

    Hakim dan Kepala Desa.

    E. PENUTUP

    Berdasarkan analisa peneliti yang

    telah dilakukan, maka selanjutnya hasil

    penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

    adanya tingkat stratifikasi sosial di desa

    Mantang Lama. Stratifikasi sosial yang di

    lihat dari jenjang kelas di dalam masyarakat

    tersebut yaitu kelas atas yang di isi oleh

    mereka berdasarkan kedudukan yang diukur

    dari status kehormatan (Baten , Hakim dan

    Kepala desa), kelas menengah yaitu di isi

    oleh mereka berdasarkan ukuran pendidikan

    dan kekayaan yaitu guru, dokter, pegawai

    negeri sipil, pedagang dan dukun. Sementara

    pada kelas bawah di isi oleh golongan

    pekerja kasar seperti nelayan dan buruh.

    Berdasarkan ukuran-ukuran tadi

    dapat di jelaskan masyarakat dari tingkatan

    atau kelas mana mereka berada seperti hal

    nya baten, hakim dan kepala desa mereka

    menduduki kelas tertinggi dikarnakan di

    dalam masyarakat khususnya masyarakat

    Mantang Lama beranggapan kedudukan

    baten dan hakim merupakan kedudukan

    yang tidak sembarang orang dapat untuk

    mengisi kedudukan tersebut selain

    berdasarkan keturunan (kelahiran) yang

    pada awalnya merupakankedudukan yang di

    mandatkan oleh raja untuk memimpin suatu

    kampung sementara kedudukan kepala desa

    (KADES) adalah kedudukan yang di tunjuk

    oleh penduduk desa berdasarkan pemilihan

    KADES secara langsung.

    Sementara itu kedudukan guru,

    dokter dan dukun merupakan kedudukan

    fungsional dalam masyarakat.kedudukan ini

    berada di bawah kedudukan baten, hakim

    dan kepala desa di karnakan kedudukan ini

    semua orang dapat untuk

    memperolehnyaapa bila ia berupaya dengan

    bekerja keras melalui jenjang pendidikan

    dan keinginan untuk mencapai tujuan. Dan

    kedudukan bawah adalah kedudukan yang di

    isi oleh pekerja kasar, biasanya kedudukan

    ini tidak memiliki peran yang begitu berarti

    bagi kelompok dan kedudukan ini tidak

    mendapat penghargaan dari masyarakat

    sehingga ia berada pada kelas bawah seperti

    nelayan dan buruh.

    Untuk menindak lanjuti beberapa

    kesimpulan yang telah di kemukakan, maka

    di sampaikan beberapa saran di antaranya:

    1. Tiap individu-individu selalu

    berupaya untuk menggapai

    tujuannya guna menduduki kelas

    tertinggi di dalam kelompoknya,

    sehingga perlunya ada upaya dari

    masyarakat khususnya desa

  • 23

    Mantang Lama untuk termotivasi,

    bekerja keras guna mendapatkan

    penghidupan yang lebih baik.

    2. Selain itu perlunya peningkatan

    pendidikan di desa Mantang Lama

    bagi generasi muda untuk

    menduduki status berdasarkan

    ukuran ilmu pengetahuan.

    Pendidikan merupakan salah satu

    mekanisme untuk memperoleh

    pekerjaan karna pendidikan dan

    status pekerjaan serta pendapatan

    sangat memiliki hubungan yang

    relevan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sumber Buku

    Anwar. 2007.Manajemen Pemberdayaan

    Perempuan.Bandung: Alfabeta.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktik.Jakarta : Rineka

    Azam Awang. 2010. Implementasi

    Pemberdayaan Pemerintahab Desa.

    Dunn, William N 2000, Pengantar Analisis

    Kebijakan Publik ( Edisi

    Kedua)Yogyakarta : Gadja Mada

    University.

    Edi Suharto. 2005.Membangun Masyarakat,

    Memberdayakan Rakyat. Bandung :

    PT. Retika Adhitama.

    Harry Hikmat. 2010.Strategi Pemberdayaan

    Masyarakat. Bandung : Humaniora

    Utama Press.

    Isbandi Rukminto Adi. 2013.Intervensi

    Komunitas & Pengembangan

    Masyarakat sebagai upaya

    pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:

    PT Raja Grafindo Persada.

    Jim Ife dan Frank Tesoriere. 2008.Alternatif

    Pengembangan Masyarakat di Era

    Globalisasi: Community

    Development. Sastrawan Manulang

    dkk.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Meleong, Lexy J. 2005.Metodologi

    Penelitian Kualitatif, Bandung :

    Remaja Rosdakarya.

    MulyadiS.Ed.2006. “Ekonomi Sumber Daya

    Manusia Dalam Perspektif

    Pembangunan”.

    Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernologi

    (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta

    Rineka Cipta.

    Sarwono. Jonathan 2005. Metode Penelitian

    Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta

    Sumodiningrat,

    Gunawan.2003.Pemberdayaan

  • 24

    Masyarakat dan Jaring Pengaman

    Sosial.Jakarta: Gramedia.

    Tambunan, Tulus. 2003. Perkembangan

    Sektor Pertanian di Indonesia,

    Beberapa Isu Penting. Jakarta: Ghalia

    Indonesia.

    Usman, Husaini. Akbar, dan Purnomo

    Setiady. 2006. Metodologi

    PenelitianSosial. Bandung : Bumi

    Aksara

    Zubaedi . 2013 . Pengembangan Masyarakat

    Wacana dan Praktik. Jakarta:

    Kencana Prenada Media Group

    Peraturanperundang-undangan

    Undang-UndangNomor 32 tahun 2004

    tentangPemerintahan Daerah

    Undang-UndangNomor 6 tahun 2014

    tentangPemerintahanDesa

    Peraturan Menteri Pertanian Nomor:

    273/Kpts/Ot.160/4/2007 tentang Pedoman

    Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok

    Tani dan Gabungan KelompokTani

    Peraturan Mentri Pertanian Nomor:

    82/Permentan/OT.140/8.2013 tentang

    Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan

    Kelompok Tani

    Dokumen

    Profil Desa Toapaya Selatan Kecamatan

    Toapaya Kabupaten Bintan Tahun

    2014

    Programa Penyuluh Pertanian Tahun 2015.

    BPK Kec.Gunung Kijang dan

    Toapaya Kabupaten Bintan

    COVERHALAMAN PERSETUJUANABSTRAKABSTRACTA. PENDAHULUANB. LANDASAN TEORI1. STRATIFIKASI SOSIAL2. TEORI STRATIFIKASI SOSIAL

    C. METODE PENELITIAND. PEMBAHASAN1. STRATIFIKASI SOSIAL 1.MASYARAKAT DESA MANTANG LAMA KECAMATAN MANTAN KABUPATEN BINTAN1.1 STRATIFIKASI BERDASARKAN UKURAN KEHORMATANA. BATENB. HAKIMC. DUKUN

    1.2 STRATIFIKASI BERDASARKAN UKURAN KEKUASAANA. KEPALA DESA

    1.3 STRATIFIKASI BERDASARKAN UKURAN KEKAYAAN1.4 STRATIFIKASI BERDASARKAN UKURAN PENDIDIKANA. GURUB.DOKTER

    2. KELAS SOSIAL MASYARAKAT DI MANTANG LAMA

    E. PENUTUPDAFTAR PUSTAKA