strategi positioning teh sosro

Upload: fansuri

Post on 07-Oct-2015

544 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Artikel ini membahas mengenai strategi positioning yang dilakukan oleh PT Sosrodjojo dengan produk Teh Botol Sosro

TRANSCRIPT

  • STRATEGI POSITIONING TEH SOSRO

    Oleh:

    Fansuri Munawar

    Dosen Ilmu Fakultas Bisnis & Manajemen

    Universitas Widtayama

    Bandung

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Pada masa kemajuan teknologi dan persaingan pasar yang sangat kompetitif ini,

    setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan harus memberikan perhatian

    pada penerapan strategi pemasaran yang tepat dan pemahaman yang terjadi di lingkungan

    pemasaran. Konsumen adalah salah satu pelaku dalam lingkungan pemasaran.

    Perusahaan harus memperhatikan, memahami dan menanggapi dengan cepat perubahan

    kebutuhan dan keinginan konsumen untuk dapat menjadi pemenang dalam persaingan

    yang ketat tersebut. Memilih pasar sasaran dan melayaninya dengan baik, perusahaan

    harus menerapkan pasar sasaran karena pemasaran sasaran sangat membantu perusahaan

    dalam menentukan peluang pemasarannya.

    Pemasaran sasaran mengharuskan pemasar melakukan tiga langkah utama yaitu :

    segmentasi pasar guna mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang berbeda

    yang mungkin meminta produk, penerapan pasar sasaran untuk memilih satu atau lebih

    segmen pasar yang dimasuki, juga penetapan posisi pasar dengan maksud membentuk

    dan mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam pasar.

    Pemasaran sasaran dapat membidik satu atau lebih segmen, kemudian memposisikan

    produknya bedasarkan keunggulan dan perbedaan yang dimiliki produk tersebut.

    Tersedianya berbagai pilihan produk sejenis yang masing-masing menawarkan

    keunggulannya, menyebabkan konsumen menjadi semakin kritis dalam mengambil

    keputusan untuk memenuhi kebutuhannya. Sukses tidaknya penawaran sebuah produk

    pada pasar sasaran yang dipilih tergantung pada seberapa baik produk tersebut

    diposisikan dalam pasar. Dalam melakukan positioning, manfaat-manfaat utama atau

    keunggulan yang dimiliki produk harus dikomunikasikan secara tepat pada pasar sasaran.

    Pesaing terdekat perusahaan adalah perusahaan lain yang mengejar pasar sasaran

    yang sama dengan menerapkan strategi yang sama pula. Konsumen hanya mengingat

  • pesan yang menyampaikan bahwa produk memiliki keunggulan yang berbeda dari

    pesaingnya dan bahwa keunggulan produk tersebut dapat membangun kebutuhan

    konsumen. Keunggulan tersebut bisa membangun persepsi yang positif dan sesuai yang

    diinginkan oleh perusahaan. Suatu produk diciptakan sebaik mungkin untuk

    menghasilkan ideal brand sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produk memiliki atribut-

    atribut yang dapat menciptakan image yang baik.

    PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

    agroindustri yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk

    daun teh sebagai salah satu bahan baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah

    Teh Botol Sosro. Teh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama di

    Indonesia yang dikemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas.

    Sebagaimana ter dari survei SWA kali ini dengan survey terhadap sekitar 50 praktisi

    senior dan pakar pemasaran Bisnis Indonesia terdapat beberapa merek yang sudah bisa

    disebut merek legendaris. Berdasarkan survei, 10 merek paling legendaris di Indonesia

    itu berturut-turut ialah Teh Botol Sosro, Indomie, Dji Sam Soe, Bango, Kijang, Gudang

    Garam, Aqua, Kompas, Sariayu, dan Citra (lihat: Tabel 1.1).

    Tabel 1.1

    10 Merek Paling Legendaris Di Indonesia

    (Agustus 2008)

    Ranking Merek Produk Kategori

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    Teh Botol Sosro

    Indomie

    Dji Sam Soe

    Bango

    Kijang

    Gudang Garam

    Aqua

    Kompas

    Sariayu

    Citra

    Teh Kemasan

    Mie Instan

    Rokok Kretek

    Kecap

    Kendaraan

    Rokok Kretek

    Air Mineral

    Media Cetak

    Kosmetik

    Kosmetik (Swa Sembada: 2008)

  • Persaingan yang begitu ketat terlihat dari banyaknya teh dalam kemasan botol yang

    beredar di pasaran. Berdasarkan data pada PT. Sinar Sosro terdapat tujuh merek teh

    dalam kemasan botol yang beredar di Indonesia, yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, TEBS,

    S-tee, Frestea, Tekita, dan Indo Teh. Dari beberapa merek tersebut, yang menjadi pesaing

    Teh Botol Sosro adalah Frestea,Tekita, dan Indo Teh.. Pesaing Sosro kini bukan hanya

    terbatas pada kategori minuman teh dalam kemasan saja, melainkan melebar ke industri

    minuman secara umum. Pembagian pasar untuk kategori besar industri minuman, yaitu

    air mineral (40%), teh (30%), minuman ringan berkarbonasi (20%), dan minuman lainnya

    seperti jus (10%). Pasar di ketiga kategori besar industri minuman ini ternyata dikuasai

    oleh para pemain basar, dimana pada kategori air mineral, Aqua menguasai pasar sekitar

    50%; pada kategori teh, Teh Botol Sosro menguasai pasar sekitar 90%; dan untuk

    kategori minuman ringan berkarbonasi, Coca-Cola menguasai pasar sekitar 90%. Hal

    tersebut menunjukkan bahwa dari segi volume penjualan, Teh Botol Sosro telah mampu

    melampaui multinasional Coca-Cola yang sudah terlebih dahulu mendistribusikan

    produknya di Indonesia, yaitu sejak 1930 (Djatmiko, 2005: 31). Berdasarkan informasi

    dari PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Wilayah Bali dan Nusa Tenggara tahun 2003,

    untuk penjualan di Bali, merek Teh Botol Sosro masih menguasai pangsa pasar, yaitu

    lebih dari 75%. Dengan demikian PT. Sinar Sosro juga termasuk perusahaan yang

    mampu mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya

    1.2 Identifikasi Masalah

    PT. Sinar Sosro pada saat ini dihadapkan pada berbagai saingan produk minuman

    ringan ( teh) yang tidak hanya dari pesaing lokal (Indonesia), namun juga pesaing

    asing yang dapat memungkinkan pelanggan untuk beralih ke merek tersebut, terlebih

    lagi jika merek tersebut membuat suatu perubahan dan menawarkan karakteristik produk

    yang lebih unggul dari berbagai sudut atributnya. Persaingan berbagai merek teh dalam

    kemasan botol membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam merancang strategi

    pemasarannya. Salah satu cara agar dapat merebut pangsa pasar adalah dengan

    memposisikan produknya lebih baik dari pada pesaing dalam benak konsumen.

    Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak

  • apabila dinilai memiliki citra baik dalam benak konsumen. Terciptanya citra baik dalam

    benak konsumen akan menumbuhkan kepuasan pelanggan yang dapat memberikan

    beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi

    harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, membentuk suatu

    rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan dan terciptanya

    loyalitas pelanggan. (Tjiptono, 1997: 24)

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu Bagaimana

    Penentuan Posisi (Positioning) Produk Teh Botol Sosro dalam benak konsumen ?

    BAB II

  • KAJIAN TEORI

    2.1 Positioning

    Seluruh strategi pemasaran dibangun berdasarkan STP-Segmentation

    (segmentasi), Targeting (pembidikan), dan Positioning (penetapan posisi). Perusahaan

    mencari sejumlah kebutuhan dan kelompok yang berbeda di pasar, membidik kebutuhan

    dan kelompok yang dapat dipuaskannya dengan cara yang unggul, dan selanjutnya

    memposisikan tawarannya sedemikian rupa sehingga pasar sasaran mengenal tawaran

    dan citra perusahaan tersebut. Jika perusahaan melakukan penetapan posisi yang baik,

    maka ia dapat mewujudkan sisa rencana pemasaran dan diferensiasinya berdasarkan

    strategi penetapan posisi tersebut.

    Definisi penetapan posisi sebagai berikut (Positioning) adalah tindakan

    merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang

    terbedakan (diantara pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya.(Kotler & Keller

    2008)

    Tujuannya adalah menempatkan merek dalam pikiran konsumen untuk

    memaksimalkan potensi manfaat perusahaan. Penentuan posisi merek yang baik

    membantu strategi pemasaran dengan mengklarifikasikan esensi merek, tujuan apa yang

    dicapai konsumen berkat bantuannya, dan cara yang bagaimana ia melakukannya dengan

    cara yang unik. Hasil akhir penetapan posisi adalah keberhasilan penciptaan proposisi

    nilai yang berfokus pada pelanggan, yaitu alasan yang meyakinkan mengapa pasar

    sasaran harus membeli produk itu.

    Sutisna (2003) mengemukakan bahwa hal yang paling penting dalam proses STP

    (Segmenting, Targeting, Positioning) adalah mencoba menempatkan produk di benak

    konsumen dengan ciri-ciri yang bisa dibedakan dengan produk lainnya atau disebut

    dengan Positioning. Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi

    dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses komunikasi.

    Positioning tidak sama dengan segmentasi baik diferensiasi ataupun konsentrasi. Dengan

  • kata lain, Positioning bukan menempatkan produk untuk kelompok tertentu (segmen),

    tetapi berusaha menanamkan citra produk di benak konsumen pada segmen yang telah

    dipilih. Positioning berhubungan dengan bagaimana memainkan komunikasi agar dalam

    benak konsumen tertanam suatu citra tertentu.

    2.2 Cara Positioning

    Positioning berdasarkan perbedaan produk, (unique product feature) marketer

    dapat menunjukkan kepada pasarnya dimana letak perbedaan produk dengan

    pesaing.

    Positioning berdasarkan manfaat produk, yang dapat bersifat ekonomis (murah,

    wajar sesuai dengan kualitasnya), Fisik (tahan lama, bagus, enak dilihat) atau

    emosional (berhubungan dengan self image).

    Positioning berdasarkan pemakaian, atribut yang ditonjolkan berdasarkan

    pemakaian

    Positioning berdasarkan kategori produk

    Positioning kepada pesaing

    Positioning melalui imajinasi seperti tempat, orang , benda-benda situasi

    Positioning berdasarkan masalah

    2.3 Keputusan Produk Positioning

    Klasifikasi Produk Produk Industri

    Produk Konsumsi

    Product Mix (Bauran

    Produk)

    Variety, Quality, Size, Design, Service,

    Features, Return, Warranty, Brand, Package

    Keputusan Merek Brand Name, Brand Mark, Trade Mark,

    Strategi Merek

    Keputusan Kemasan Fungsi Kemasan, Memudahkan pembayaran,

    Citra merek dan perusahaan, Peluang Inovasi

    Gambar Tabel 2.1 Keputusan Produk

  • 2.4 Strategi Penentuan Posisi (Positioning)

    Semua produk dapat didiferensiasikan sampai tingkat tertentu. Tetapi tidak semua

    perbedaan merek itu berarti atau berharga. Suatu perbedaan patut dibuat sepanjang

    memenuhi kriteria-kriteria berikut ini :

    Penting: Perbedaan itu memberikan manfaat yang bernilai tinggi bagi cukup

    banyak pembeli.

    Terbedakan (Distinctive): Perbedaan itu ditawarkan melalui cara yang khusus.

    Unggul: Perbedaan itu lebih unggul dibandingkan cara-cara lain untuk

    mendapatkan manfaat tertentu.

    Dimiliki satu pihak: Perbedaan itu tidak mudah ditiru oleh pesaing.

    Terjangkau: Pembeli mampu membayar perbedaan tersebut.

    Menguntungkan: Perusahaan akan memperoleh laba dengan memperkenalkan

    perbedaan itu.

    Hasil akhir dari penentuan posisi adalah keberhasilan penciptaan suatu usulan nilai yang

    terfokus pada pasar, suatu pernyataan sederhana yang jelas mengapa pasar sasaran harus

    membeli produk itu.

    Merek memiliki posisinya masing-masing dan akan sulit bagi pesaing untuk mencurinya.

    Pesaing hanya memiliki pilihan strategi :

    1. Strategi pertama memperkuat posisinya sendiri saat ini di benak konsumen

    2. Strategi kedua Mencari dan merebut posisi baru yang belum ditempati

    3. Strategi ketiga menggeser (deposition) atau mengubah (reposition) posisi

    persaingan.

    4. Strategi keempat kelompok-eksklusif. Misalnya, suatu perusahaan dapat

    mempromosikan gagasan bahwa ia adalah salah satu kelompok dari 3 besar

    perusahaan terbaik.

  • Ries dan Trout pada dasarnya membahas strategi komunikasi untuk penentuan posisi

    (Positioning) atau penentuan posisi ulang (repositioing) suatu merek dalam benak

    konsumen. Tetapi mereka menambahkan bahwa penentuan posisi mengharuskan

    perusahaan mengerjakan tiap aspek berwujud dari produk, harga, tempat dan promosi

    guna mendukung strategi penentuan posisi (Positioning) yang dipilih.

    Berapa banyak perbedaan yang dipromosikan ?

    Setiap perusahaan harus memutuskan berapa banyak perbedaan yang harus diajukan atau

    dipromosikan kepada pelanggan sasarannya. Banyak pemasar menyarankan agar hanya

    mempromosikan manfaat sentral. Rosser Reeves mengatakan bahwa perusahaan harus

    mengembangkan suatu usulan penjualan unik (unique selling proposition USP) untuk

    tiap merek dan berpegang padanya.

    Tidak setiap orang menyetujui bahwa penentuan posisi dengan manfaat-tunggal (single-

    benefit Positioning) adalah yang terbaik. Penentuan posisi dengan manfaat-ganda

    (double-benefit Positioning) mungkin perlu jika dua perusahaan atau lebih mengaku

    menjadi yang terbaik pada atribut yang sama.

    Mengkomunikasikan Penentuan Posisi Perusahaan

    Perusahaan dapat mengembangkan strategi penentuan posisi yang jelas, dan perusahaan

    harus mengkomunikasikan penentuan posisi secara efektif. Penentuan posisi nomor satu

    yang paling umum dipromosikan adalah: Kualitas Terbaik, Pelayanan Terbaik,

    Harga Termurah, Nilai Terbaik, Paling Aman, Paling Cepat, Paling Nyaman,

    dan Teknologi Paling Maju.

    Kerangka Rujukan Bersaing

    Titik awal dalam mendefinisikan kerangka rujukan bersaing bagi penentuan posisi merek

    adalah menetapkan keanggotaan kategori-produk-prouk atau perangkat produk yang

    menjadi pesaing merek tertentu dan yang berfungsi sebagai pengganti. Seperti yang

    dibahas dalam bab sebelumnya, analisis pesaing akan mempertimbangkan kelompok

  • besar faktor-termasuk sumber daya, kapabilitas, dan keinginan serupa berbagai

    perusahaan lain-dalam memilih pasar yang konsumennya dapat dilayani secara

    menguntungkan.

    Keputusan pasar sasaran sering merupakan penentu utama dari kerangka rujukan

    bersaing. Keputusan untuk menargetkan satu jenis konsumen tertentu telah memutuskan

    untuk menargetkan segmen itu di masa lalu (atau berencana untuk melakukan itu di masa

    mendatang), atau konsumen dalam segemen itu mungkin sudah terlihat merek-merek

    tertentu saat memutuskan untuk membeli. Menentukan secara tepat kerangka rujukan

    bersaing menuntut pemahaman perilaku konsumen dan perangkat pertimbangan yang

    digunakan konsumen dalam menentukan pilihan konsumen.

    Titik Kesamaan dan Titik Perbedaan

    Setelah kerangka rujukan bersaing untuk penentuan posisi sudah ditetapkan dengan

    mendefinisikan asosiasi-asosiasi titik perbedaan dan titik persamaan yang tepat.

    Titik Perbedaan (PODs-Points of Difference)

    Titik perbedaan adalah atribut atau manfaat yang sangat diasosiasikan pelanggan dengan

    sebuah merek, secara positif mengevaluasi, dan yakin bahwa mereka tidak dapat

    menemukan keluasan yang sama dengan merek yang bersaing. Asosiasi merek yang unik

    dan menyenangkan yang membentuk titik-titik perbedaan bisa didasarkan hamper pada

    jenis atribut atau manfaat apa saja. Menciptakan Asosiasi yang unik dan menyenangkan

    sebagai titik perbedaan merupakan tantangan nyata, tetapi pada hakikatnya dari segi

    penentuan posisi merek yang bersaing.

    Titik Kesamaan (POPs-Points of Parity)

    Titik kesamaan merupakan atribut asosiasi yang tidak harus unik pada merek, tapi bisa

    dimiliki bersama dengan yang lain. Tipe-tipe Asosiasi ini muncul dalam dua bentuk

    dasar: kategori dan pesaing.

  • Titik kesamaan kategori adalah asosiasi yang dianggap konsumen sebagai tawaran yang

    sangat sah dan dapat dipercaya dalam satu kategori produk atau jasa tertentu, dengan kata

    lain, mereka menggambarkan kondisi yang perlu-tapi tidak selalu cukup- untuk pilihan

    merek. Titik kesamaan kategori bisa berubah sepanjang waktu sejalan dengan kemajuan

    teknologi, pengembangan hukum, atau trend konsumen, tapi semua itu merupakan green

    fees untuk memainkan permainan pemasaran.

    Titik kesamaan pesaing adalah asosiasi yang dirancang untuk menegasikan titik

    perbedaan pesaing. Jika konsumen menganggap bahwa asosiasi merek yang dirancang

    untuk menjadi titik perbedaan pesaing merupakan merek yang sama kuat bagi pesaing

    dan merek itu mampu membangun asosiasi merek yang sama kuat, menyenangkan, dan

    unik seperti bagian titik perbedaannya, maka merek harus berada dalam satu posisi yang

    sangat bersaing, dengan kata lain, jika merek bisa impas dalam bidang-bidang ini di

    mana pesaing mencoba menemukan keunggulan dan dapat mencapai keunggulan-

    keunggulan di bidang lain, merek harus berada dalam posisi bersaing yang kuat.

    Titik Persamaan dan Titik Perbedaan

    Untuk mencapai titik kesamaan (POPs-Points of Parity) pada atribut atau manfaat

    tertentu, harus ada cukup banyak konsumen yang yakin bahwa merek itu cukup baik.

    Menyangkut titik persamaan, ada wilayah atau kisaran toleransi atau penerimaan.

    Merek tidak secara harfiah harus terlihat sama dengan pesaing, tapi konsumen harus

    merasa bahwa merek itu cukup baik dalam atribut atau manfaat khusus tersebut. Jika

    konsumen merasa demikian, mereka ingin mendasari evaluasi dan keputusan mereka

    pada faktor yang memungkinkan lebih menyenangkan pada merek tersebut.

    Ada tiga cara utama untuk mewujudkan keanggotaan kategori merek:

    1. Mengumunkan manfaat kategori. Untuk memastikan kepada konsumen bahwa sebuah

    merek akan disampaikan karena alasan fundamental untuk penggunaan kategori, maka

    manfaat sering digunakan untuk mengumumkan keanggotaan kategori.

    2. Membandingkan dengan teladan. Merek besar yang terkenal dalam kategori dapat juga

    digunakan untuk membuat spesifikasi keanggotaan kategori.

  • 3. Mengandalkan penggambar produk. Penggambar produk yang mengikuti nama merek

    sering merupakan satu sarana singkat untuk menyampaikan asal kategori.

    Memilih Titik Kesamaan (PODs) dan Titik Perbedaan

    Titik kesamaan didorong oleh kebutuhan akan keanggotaan kategori (untuk menciptakan

    titik kesamaan kategori) dan perlunya menegasi PODs pesaing (untuk menciptakan POPs

    pesaing). Memilih titik perbedaan dilihat dengan dua pertimbangan penting, yaitu

    konsumen menemukan POD yang diinginkan dan perusahaan memiliki kemampuan

    untuk menyampaikan produk berdasarkan titik perbedaan.

    Ada tiga keinginan utama konsumen akan titik perbedaan:

    1. Relevansi. Konsumen sasaran harus merasa bahwa POD itu penting dan relevan secara

    pribadi.

    2. Lain dari yang lain. Konsumen sasaran harus menemukan bahwa titik perbedaan itu

    memang lain daripada yang lain dan unggul. Ketika memasuki sebuah kategori di mana

    ada merek yang dibangun, tantangannya adalah menemukan satu basis yang bisa dilihat

    karena diferensiasi.

    3. Dapat dipercaya. Konsumen sasaran harus menemukan POD dapat dipercaya dan

    diyakini. Sebuah merek harus menawarkan alasan yang mendorong untuk memilihnya

    dan bukan pilihan lainnya.

    Ada tiga kriteria kunci dalam bidang kemampuan untuk menyerahkan produk:

    1. Mungkin diwujudkan. Perusahaan harus mampu menciptakan secara aktual POD.

    Rancangan produk dan tawaran pemasaran harus mendukung asosiasi yang

    diinginkan. Apakah pengkomunikasian asosiasi yang diinginkan mencakup

    perubahan nyata bagi produk itu sendiri, atau sekedar perubahan pemahaman

    seperti bagaimana konsumen berfikir tentang produk atau merek? Jelas lebih

    mudah meyakinkan konsumen tentang beberapa fakta tentang merek yang tidak

    mereka sadari dan mungkin telah mereka rendahkan daripada melakukan

  • perubahan dalam produk dan meyakinkan konsumen tentang perubahan-

    perubahan ini.

    2. Dapat dikomunikasikan. Sangat sulit untuk menciptakan asosiasi yang tidak

    konsisten dengan pengetahuan konsumen, karena alasan apa pun, akan kesulitan

    dipercaya. Konsumen harus diberi alasan yang mendorong dan dasar pemikiran

    yang dapat memahami, seperti mengapa merek dapat menyerahkan manfaat yang

    diinginkan. Bukti faktual yang dapat diverifikasi atau pokok-pokok bukti apa

    yang dapat diberikan sebagai dukungan sedemikian rupa sehingga konsumen

    benar-benar yakin terhadap merek dan asosiasi yang diinginkannya? Pemberi

    bukti sering muncul dalam bentuk unsur-unsur bermerek yang dipatenkan.

    3. Dapat ditopang. Apakah penentu posisi itu bersifat mendahului, dapat

    dipertahankan, dan sulit diserang? Dapatkah kesenangan terhadap asosiasi merek

    dikukuhkan dan diperkuat dari waktu ke waktu? Jika ya, penentu posisi mungkin

    bisa bertahan. Kemampuan untuk ditopang tergantung pada komitmen internal

    dan penggnaan sumber daya dan kekuatan pasar eksternal. Umumnya lebih

    mudah bagi pemimpin pasar yang penentuan posisinya didasarkan sebagian pada

    kinerja produk yang dapat ditunjukkan, untuk mendukung posisi mereka daripada

    pemimpin pasar yang penentuan posisinya berdasarkan mode yang tunduk pada

    perilaku pasar yang berubah-ubah.

    Pemasar harus memutuskan pada level mana menjangkarkan titik perbedaan mereknya.

    Pada level paling rendah ada atribut merek, pada level berikutnya ada manfaat merek,

    dan pada puncak ada nilai merek. Atribut umumnya merupakan tingkat paling sedikit

    yang diinginkan pada penentuan posisi. Pertama, pembeli lebih tertarik kepada manfaat.

    Kedua, pesaing dapat mudah meniru atribut. Ketiga, atribut terkini bisa menjadi kurang

    diinginkan. Sebaliknya, riset telah menunjukkan bahwa terkadang merek dapat berhasil

    melakukan diferensiasi pada atribut yang tampaknya tidak relevan jika konsumen

    mendapatkan manfaat yang tepat dengan menggambarkan bagaimana penetuan posisi

    dapat diekspresikan secara formal.

  • Menciptakan Titik Kesamaan dan Titik Perbedaan

    Kesulitan umum dalam menciptakan penentuan posisi merek bersaing yang kuat adalah

    banyak atribut atau manfaat yang membentuk titik kesamaan dan titik perbedaan

    berkorelasi secara negatif. Jika konsumen menilai merek sangat tinggi pada satu atribut

    atau manfaat tertentu, mereka juga menilainya sangat rendah pada atribut penting

    lainnya.

    2.3.2 Penentuan Posisi Produk

    Menurut Nugorho (2003) product Positioning adalah tempat produk yang

    berbeda, jelas dan memiliki nilai lebih secara relatif dibanding produk pesaing di benak

    konsumen. Dapat juga dikatakan sebagai cara bagaimana konsumen mendefinisikan

    produk pada atribut-atribut yang penting apabila diperbandingkan secara relative dengan

    produk pesaing. Penentuan posisi produk adalah proses untuk menciptakan posisi produk.

    Product Positioning dipergunakan untuk memperkuat penerimaan produk pada segmen

    yang dipilihnya. Product Positioning dijabarkan melalui bauran pemasaran yaitu produk,

    harga, distribusi dan promosi.

    2.3.3 Menetapkan posisi untuk keunggulan bersaing

    Setelah memutuskan segmen pasar mana yang akan dimasuki, perusahaan harus

    memutuskan posisi apa yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Apa yang

    dimaksud dengan menetapkan posisi ? Posisi produk menurut Nugroho (2003) adalah

    cara produk ditetapkan oleh konsumen berdasarkan atribut penting tempat yang diduduki

    produk dalam hubungan dengan produk pesaing. Posisi suatu produk adalah perangkat

    kompleks dari persepsi, kesan dan perasaan yang diingat konsumen untuk produk

    dibandingkan dengan produk pesaing. Konsumen memposisikan produk dengan atau

    tanpa bantuan pemasar. Namun, pemasar tidak ingin membiarkan posisi produknya hanya

  • secara kebetulan. Mereka harus merencanakan posisi yang akan memberikan manfaat

    yang paling besar pada produk dalam pasar sasaran dan mereka harus merancang bauran

    pemasaran untuk menciptakan posisi yang direncanakan ini.

    2.3.4 Memilih dan mengimplementasikan strategi Positioning

    Nugroho (2003) mengemukakan bahwa tugas memposisikan terdiri dari tiga langkah,

    yaitu :

    a. Mengidentifikasikan sejumlah keunggulan bersaing yang mungkin untuk membangun

    posisi.

    b. Memilih keunggulan bersaing yang tepat.

    c. Secara efektif mengkomunikasikan serta menyampaikan posisi yang dipilih kepada

    pasar.

    2.3.5 Mengidentifikasi keunggulan bersaing yang mungkin

    Konsumen biasanya memilih produk dan jasa yang memberikan nilai terbesar

    bagi mereka. Jadi, kunci agar berhasil dan mempertahankan pelanggan adalah memahami

    lebih baik kebutuhan dan proses pembelian mereka ketimbang yang dipahami pesaing

    dan menyerahkan nilai lebih besar. Jika sebuah perusahaan dapat memposisikan dirinya

    sebagai memberikan nilai superior kepada pasar sasaran terpilih, dengan jalan

    menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaing atau dengan memberikan manfaat

    yang lebih besar karena harganya lebih tinggi, perusahaan itu memperoleh keunggulan

    bersaing. Jadi memposisikan sebenarnya dimulai dengan pembedaan (diferensiasi)

    tawaran pemasaran perusahaan sehingga akan memberikan nilai lebih daripada konsumen

    ketimbang yang ditawarkan pesaing. Tidak setiap perusahaan mempunyai banyak

    peluang untuk mendiferensiasikan tawarannya dan memperoleh keunggulan bersaing.

    Bagaimana cara spesifik yang dipakai perusahaan untuk mendiferensiasikan tawarannya

    dari tawaran pesaing ? Sebuah perusahaan atau tawaran pasar dapat didiferensiasikan

    sepanjang lini produk, servis personil, atau citranya.

  • 2.3.5.1 Diferensiasi Produk

    Menurut Nugroho (2003) sebuah perusahaan dapat mendiferensiasikan produk

    secara fisik. Beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang hanya

    memungkinkan sedikit variasi. Perusahaan juga dapat membedakan produk pada kinerja,

    model dan rancangan

    2.3.5.2 Diferensiasi Servis

    Selain dari membedakan produk secara fisik, perusahaan juga dapat membedakan

    servis yang menyertai produk. Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing

    lewat penyerahan yang cepat dan nyaman. Perusahaan dapat mencari banyak cara lain

    untuk menambah nilai lewat diferensiasi servis. Sesungguhnya, mereka dapat memilih

    dari servis dan manfaat spesifik yang praktis tak terbatas guna mendiferensiasikan

    perusahaan dari pesaing.

    2.3.5.3 Diferensiasi Personil

    Perusahaan dapat meriah keunggulan yang sangat bersaing lewat mempekerjakan

    dan melatih orang yang lebih baik ketimbang yang bekerja di perusahaan pesaing.

    Diferensiasi personil mengharuskan sebuah perusahaan menyeleksi secara hati-hati orang

    yang akan berhubungan dengan pelanggan dan benar-benar melatih mereka.

    2.3.5.4 Diferensiasi Citra

    Suatu citra perusahaan atau merek harus menyampaikan manfaat khusus dan

    pemosisian produk tersebut. Mengembangkan citra yang kuat dan berbeda menuntut

    kreativitas dan kerja keras. Sebuah perusahaan tidak dapat menanamkan citra dalam

    bentuk masyarakat dalam sekejap hanya menggunakan beberapa iklan. Simbol dapat

    menyediakan pengenalan perusahaan atau merek yang kuat dan pembedaan citra.

    Perusahaan merancang tanda dan logo yang dapat segera dikenal. Mereka

    mengasosiasikan diri mereka sendi dengan obyek atau karakter yang menjadi simbol

    mutu atau atribut lain. Simbol yang dipilih harus dikomunikasikan lewat iklan yang

    menyampaikan kepribadian perusahaan atau merek. Iklan diusahakan membangun garis

  • besar, semangat, tingkat kinerja sesuatu yang berbeda mengenai perusahaan atau merek.

    Suasana dari ruang fisik tempat organisasi menghasilkan atau menyampaikan produk dan

    jasanya dapat merupakan pencetus citra yang kuat.

    2.3.7 Mengkomunikasikan dan mengerahkan posisi yang dipilih

    Nugroho (2003) berpendapat bahwa setelah memilih suatu posisi, perusahaan

    harus mengambil langkah-langkah mantap untuk menyampaikan dan

    mengkomunikasikan posisi yang dikehendaki kepada pelanggan sasaran. Semua usaha

    bauran pemasaran perusahaan harus mendukung strategi pemosisian. Memposisikan

    perusahaan membutuhkan tindakan konkrit, bukan hanya berbicara. Bila perusahaan

    memutuskan untuk membangun posisi pada mutu dan pelayanan yang lebih baik,

    perusahaan harus menyampaikan terlebih dahulu posisi tadi. Merancang bauran

    pemasaran produk, harga distribusi dan promosi pada dasarnya memerlukan rincian

    taktik strategi penentuan posisi. Jadi, sebuah perusahaan yang menempati posisi mutu

    tinggi mengetahui bahwa dia harus menghasilkan produk bermutu tinggi dan memasang

    iklan dalam media bermutu tinggi, menetapkan harga tinggi. Perusahaan dapat

    mempekerjakan dan melatih lebih banyak lagi petugas pelayanan, mencari pedagang

    eceran yang mempunyai reputasi baik dalam pelayanan dan mengembangkan penjualan

    serta pesan iklan yang menyampaikan pelayanan yang superior. Inilah satu-satunya jalan

    untuk membangun posisi pelayanan bermutu tinggi yang konsisten dan dapat dipercaya.

    Perusahaan seringkali merasa lebih mudah menghasilkan strategi pemosisian yang baik

    ketimbang melaksanakannya.

    Menetapkan suatu posisi atau mengubah posisi biasanya membutuhkan waktu

    yang cukup lama. Sebaliknya, posisi yang sudah dibina selama bertahun-tahun dapat

    hilang dengan cepat. Setelah berhasil membangun posisi yang dikehendaki, perusahaan

    harus menjaga posisi tersebut lewat prestasi dan komunikasi yang konsisten. Perusahaan

    harus memantau dengan ketat dan menyesuaikan posisinya pada waktu yang tepat

    menghindari perubahan mendadak yang mungkin membingungkan konsumen.

    Sebaliknya, posisi suatu produk harus berubah perlahan-lahan untuk menyesuaikan diri

    dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    2.1. SEJARAH SOSRO

    Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan

    singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi

    Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh wangi

    (Jasmine Tea) adalah racikan (blending) antara teh hijau dan bunga melati yang

    diperkenalkan pertama kali itu bermerek Cap Botol. Yang menarik, Sosrodjojo (generasi

    pertama keluarga Sosrodjojo), telah menerapkan prinsip-prinsip branding. Prinsip utama :

    nama merek mudah diucapkan dan diingat, juga dari sisi grafisnya mudah dikenali serta

    diingat. Awal produknya dinamakan teh wangi Cap Botol, yang disingkat menjadi teh

    botol.Konsep Adapun pemikiran Sosrodjojo yang mendasari pemilihan merek ini adalah

    Pertama, kata Botol mudah dimengerti oleh semua kalangan dan tidak menimbulkan

    makna ganda. Bukankah setiap rumah tangga pasti memiliki botol, di kota maupun di

    desa.Kedua, kata Botol mudah diingat oleh konsumen, yang sebagian besar adalah ibu

    rumah tangga. Agar lebih mudah diingat, gambar botol juga dicantumkan pada

    kemasannya, sekaligus untuk mempermudah konsumen buta huruf. maklum ini suasana

    tahun 40-an yang masih sedikit yang melek huruf. Ketiga, kata Botol tidak mempunyai

    konotasi maupun citra negatif.

    Penerapan prinsip branding berupa pemilihan nama merek dan visualisasi dalam

    bentuk grafisnya juga diterapkan pada merek-merek yang lain. Kata-kata yang merakyat

    seperti Poci, Trompet, Berko dipilih sebagai nama merek. Poci dipilih tentu saja karena

    asosiasi yang dekat dengan teh seduh. Sementra Berko adalah sebutan masyarakat

    setempat untuk lampu sepeda. Merek-merek tersebut lestari hingga kini. Tetapi tentu saja

    yang paling populer adalah Teh Botol Sosro.

  • Lahirnya Sebuah Inovasi

    Strategi keluarga Sosro memasuki upaya menerobos pasar nasional ialah dengan

    masuk ke pasar Jakarta. Alasannya potensi pasarnya yang besar, sebagai sentra

    perdagangan yang memudahkan pemasran di daerah lain, serta posisi Jakarta sebagai

    trend setter bagi masyarakat daerah lain. Menguasai Jakarta akan memudahkan ekspansi

    ke daerah lain. Teh Cap Botol berhasil menjadi market leader untuk Jakarta dalam arean

    persaingan yang ketat. Salah satu program promosi untuk mempertahankan pasar adalah

    program Cicip Rasa.

    Langkah pertama adalah pengumpulan massa. Setelah massa berkumpul, Teh Cap

    Botol mulai diseduh untuk dicicipi oleh pengunjung, serta mereka diberikan sampel

    untuk dibawa pulang. Namun ternyata, para pengunjung tersebut tidak bisa dipertahankan

    kehadirannya karena untuk menyeduh teh memerlukan waktu sekitar 30 menit. Pada saat

    contoh teh siap untuk dikonsumsi, hanya sedikit pengunjung yang tersisa untuk

    mencicipi. Sehingga menyebabkan program tersebut menjadi tidak efektif.Kendala

    tersebut diatasi dengan cara menyeduh Teh cap Botol di kantor terlebih dahulu sebelum

    mengumpulkan masa atau menuju tempat-tempat keramaian, baru dipanaskan kembali di

    lokasi promosi. Teh yang telah diseduh tersebut disimpan di dalam panci atau tempayan.

    Cara ini cukup efektif dan jumlah pengunjung yang mencicipi menjadi lebih banyak.

    Walaupun demikian, cara tersebut masih memiliki kendala yang cukup merugikan..

    Keluarga Sosrodjojo menjual teh siap minum dalam kemasan botol dimulai pada

    tahun 1969. Merek yang digunakan adalah dengan merek Teh Botol Sosro. Merek

    tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu

    populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.Untuk

    kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak

    berubah, lebih dari 2 tahun.Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga

    bertahan sampai dengan 2 tahun.Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro

    di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk

    wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai

    sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol

    pertama di Indonesia dan pertama di Dunia.

  • Cara yang dilakukan keluarga Sosrodjojo untuk lebih memudahkan penjualannya,

    ialah dengan merubah sebutan Teh Botol Sosro menjadi Teh Botol saja. Pada awalnya,

    pembotolan teh dilakukan secara manual. Pengisian teh yang sudah diseduh

    menggunakan gayung, serta botol yang dipakai adalah botol yang sangat sederhana,

    dengan grafis merek yang sangat sederhana. Pricing-nya tergolong unik, harga ditentukan

    dengan prinsip tidak melebihi harga parkir, yang saat itu sebesar 25 rupiah. Ketika

    permintaan pasar telah mencapai 100 krat per hari, cara konvensional sudah tidak

    memadai. Mereka berprinsip tidak akan menggunakan bahan pengawet. Dengan segala

    pertimbangan pada tahun 1974 dibangunlah pabrik pembotolan teh siap minum pertama

    di Indonesia dan di dunia, dengan nama PT. SINAR SOSRO. Dengan kapasitas mesin

    pertama yang mencapai 6.000 botol per jam, maka diperlukan upaya pemasaran yang

    lebih intensif.

    Teh Botol merintis penjualan di pinggir jalan. Pada awalnya dicoba di jalan

    Kemayoran. Setiap penjual dibekali dengan cooler box. Hasil keuntungan yang melebihi

    upah minimum saat itu, maka minat para pedagang meningkat. Profit margin yang

    diberikan kepada pedagang cukup menarik, Harga dari perusahaan Rp. 25 dan sampai di

    tangan konsumen konsumen Rp. 50. Ternyata strategi ini berhasil, dan diiringi

    pembukaan warehouse di luar kota Jakarta.Untuk memperkuat ekuitas merek Teh Botol,

    dimulailah program komunikasi secara nasional dengan beriklan di media masa, terutama

    televisi. Pada mulanya, penyebutan merek dalam komunikasi menggunakan Teh Botol.

    Merek Generik

    Awal dasawarsa 1980, mulai banyak pesaing yang mencoba memasuki pasar teh

    siap minum ini. Jumlah produsen yang ada saat itu lebih dari sepuluh dan semua

    menyebut produk-produk mereka dengan cara yang sama, Teh Botol. Hal ini

    mengakibatkan merek Teh Botol menjadi generik. Untuk membedakan Teh Botol Sosro

    dari teh botol-teh botol yang lain, maka cara berkomunikasi pun dirubah dengan merubah

    cara menyebut Teh Botol dengan Teh Sosro. Langkah ini ternyata cukup berhasil untuk

    membedakan dari produk-produk teh botol lainnya. Inilah sebuah pelajaran bagaimana

    sebuah merek lokal dibangun dan dipertahankan. Tapi perjalanan untuk mempertahankan

    merek di tengah persaingan global merupakan tantangan tersendiri. Beberapa inovasi

  • telah dilakukan Sosro, dari teh kotak (ini juga merupakan merek yang telah menjadi

    generik), Fruit Tea, dan sederet inovasi berupa resep-resep olahan dari teh. Tetapi yang

    perlu diperhatikan adalah bagiamana mempertahankan Teh Botol yang telah menjadi

    ikon mereka. Keberhasilan mereka menembus KFC yang dekat dengan Pepsi merupakan

    prestasi tersendiri. Tetapi perjalanan masih panjang dan berliku, dalam tantangan merek-

    merek global.

    3.2 Aplikasi Penerapan Kajian Terhadap Objek Riset

    Sejak lebih dari 31 tahun PT. Sinar Sosro menjadi perusahaan besar dan unggul

    sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri yang memproduksi

    berbagai macam produk dengan menggunakan pucuk daun teh sebagai salah satu bahan

    baku utamanya, dimana salah satu produknya adalah Teh Botol Sosro. Banyak

    penghargaan yang telah diraih oleh perusahaan ini, diantaranya Teh Botol Sosro meraih

    penghargaan Life Time Innovation 2005. Berkat temuannya yang orisinal: teh dalam

    botol, ia dinilai berhasil memberikan inovasi yang istimewa baik bagi korporat maupun

    lingkungannyaTeh Botol Sosro merupakan produk teh siap minum pertama di Indonesia

    yang dikemas dalam botol dan telah dikenal oleh masyarakat luas. Beberapa inovasi telah

    dilakukan Sosro, dari teh kotak (ini juga merupakan merek yang telah menjadi generik),

    Fruit Tea, Teh Celup, dan sederet inovasi berupa resep-resep olahan dari teh lainnya.

    Khususnya di masyarakat Indonesia, Teh Botol Sosro memiliki brand image yang

    sangat kuat dibandingkan dengan merek lainnya, sehingga mengantarkan Teh Botol

    Sosro memperoleh brand value yang sangat kuat pula. Kajian ini akan membahas

    positioning produk Teh Botol Sosro dalam pemasarannya.

    3.2.1 Diferensiasi Produk

    Teh Botol Sosro dapat mengembangkan diferensiasi produknya dengan memenuhi

    kriteria diferensiasi sebagai berikut :

    1. Penting: Perbedaan memberi manfaat yang bernilai tinggi bagi cukup

  • banyak pembeli. Teh Botol Sosro selama lebih dari 31 tahun memberikan manfaat yang

    bernilai tinggi bagi konsumen. Inovasi dari Sosro yang mampu merubah kebiasaan

    masyarakat Indonesia yang biasa minum teh yang hanya disajikan di rumah menjadi

    sajian teh yang praktis, dikemas dan dijual dalam bentuk teh botol.

    2. Terbedakan : Perbedaan ditawarkan melalui cara yang khusus

    Teh Botol Sosro adalah produk PT Sinar Sosro ini sudah lebih dari 31 tahun

    memahami bagaimana menciptakan inovasi yang bernilai bagi pelanggan dan

    menciptakan pasar baru. Ketika pasar dikuasai oleh minuman bersoda, seperti Coca-Cola

    dan Sprite, Sosro berani masuk ke arena persaingan dengan menciptakan kategori

    minuman baru, yaitu teh botol yang belum dimasuki oleh perusahaan lain.

    3. Unggul

    Perbedaan itu lebih unggul dibandingkan cara-cara lain untuk mendapatkan suatu

    manfaat tertentu. Keunggulan Teh Botol Sosro menjadi sekarang bukan lagi sebatas di

    kategori minuman teh dalam kemasan botol), melainkan melebar ke industri minuman

    secara umum. Pembagian pasar kategori besar industri minuman adalah: air mineral

    (40%), teh (30%), minuman ringan berkarbonasi (20%), lain-lain seperti jus (10%). Pasar

    di ketiga kategori besar industri minuman ini ternyata dikuasai oleh para pemain besar.

    Di kategori air mineral, Aqua menguasai sekitar 50% pasar; di kategori teh, Teh Botol

    Sosro menguasai sekitar 90% pasar; di kategori minuman ringan berkarbonasi, Coca-

    Cola menguasai sekitar 90% pasar. Artinya, dari segi volume, Teh Botol Sosro telah

    mampu menjadi pesaing produk multinasional Coca-Cola yang didistribusikan di

    Indonesia sejak 1930.

    4. Dimiliki Satu Pihak:

    Perbedaan itu tidak mudah ditiru pihak pesaing. Taufik dari Mark Plus & Co. melihat

    dari sisi inovasi kualitas Sosro. Menurutnya, Sosro berhasil membuat teh dibotolkan

    dengan rasa yang tetap, tidak berubah walau disimpan beberapa lama, dan terbukti tidak

    basi. "Padahal, Sosro sudah lebih dari 30 tahun," katanya memuji teknologi pemrosesan

    teh yang dinilai sebagai terobosan luar biasa dan inovatif. "Sepertinya tidak

    terbayangkan, bahkan seperti tidak mungkin pada waktu itu," sambung Taufik kagum.

    Sehingga ia menilai, Sosro bukan sekadar mengeluarkan sesuatu yang belum ada di

    pasar, tapi juga mendukungnya dengan perangkat desain, teknologi dan pemasaran yang

  • canggih. Racikan Teh Botol Sosro yang tidak dimiliki perusahaan minuman teh lain yang

    sesuai dengan benak konsumen Indonesia.

    5. Terjangkau

    PT Sinar Sosro menjual produknya dengan harga yang terjangkau bagi konsumen

    khususnya minuman teh botol, pada konsumen akhir rata-rata seharga Rp. 2000,- per

    botol dan pembeli mampu membayar perbedaan tersebut yang terbukti dengan pembelian

    kembali produk Teh Botol Sosro oleh konsumennya.

    6. Menguntungkan

    Perusahaan dapat memperoleh laba dari perbedaan tersebut. Teh Botol Sosro

    membuktikan bahwa ide orisinal yang mereka lahirkan dapat diterima masyarakat luas

    dan memiliki nilai tinggi. Bahkan kini, ia telah berkembang menjadi raksasa minuman

    dengan taksiran aset (meliputi kebun, pabrik, hingga botol) lebih dari Rp 10 triliun.

    Keberhasilannya memberi value kepada korporat dan lingkungannya, serta potensinya

    menjaga kelangsungan bisnis ke depan.

    3.2.2 Penentuan Posisi (Positioning) Produk

    3.3.2.1 Cara Penentuan Posisi ( Positioning)

    Teh Botol Sosro menggunakan penentuan posisinya dengan double-benefit-

    positioning (penentuan posisi dengan manfaat ganda ) yaitu dengan memposisikan

    sebagai kualitas minuman teh botol terbaik di Indonesia dan juga sebagai minuman teh

    botol yang pertama dan terdepan di Indonesia. Adapun Strategi utama positioning yang

    dilakukan Teh Botol Sosro ialah :

    1. Positioning Berdasarkan Atribut.

    Yaitu perusahaan yang memposisikan diri menurut atribut. Teh Botol Sosro diposisikan

    sebagai minuman teh botol yang pertama dan yang terdepan di Indonesia dengan

    penguasaan pasar minuman teh botol sekitar 90 %.

    2. Positioning Berdasarkan Mutu.

    Yaitu produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik. Teh Botol Sosro diposisikan

    sebagai sebagai kualitas minuman teh botol terbaik di Indonesia dengan cita rasa teh yang

    khas sehingga menghindarkan dari kesalahan positioning (Under Positioning, Over

  • Positioning, Confused Positioning, dan Doubtfull Positioning). Teh Botol Sosro berhasil

    membuat teh dibotolkan dengan rasa yang tetap, tidak berubah walau disimpan beberapa

    lama.

    3.3.2.2 Keputusan Produk Positioning

    Gambar 3.1 Tabel Keputusan Produk Positioning

    I. Klasifikasi Produk

    Teh Botol Sosro mengklasifikasi produk berdasarkan produk konsumsi

    II. Bauran Produk

    Klasifikasi

    Produk

    Bauran

    Produk

    Keputusan

    Kemasan

    Keputusan Produk

    Positioning

    1. Variety

    2. Quality

    3. Size

    4. Design

    5. Service

    6. Feature

    1.Brand

    Name

    2.Brand

    Mark

    3.Strategi

    Merek

    1.Fungsi

    Kemasan

    2.Citra

    Merek

    3.Peluang

    Inovasi

    1.Produk

    Konsumsi

    2.Produk

    Industri

    Keputusan

    Merek

  • Teh Botol Sosro berhasil membuat teh dibotolkan dengan rasa yang tetap sesuai

    dengan selera masyarakat konsumen Indonesia dengan kualitas yang tetap dan mutunya

    tidak berubah walau disimpan beberapa lama dikarenakan kelebihan dari pengalaman

    bisnis yang cukup lama dalam bidang minuman teh botol. Konsumen merasakan

    kepuasannya setelah minum Teh Botol Sosro yang dibuktikan dengan pembelian kembali

    produk ini.

    III. Keputusan Merek

    Produk Teh Botol Sosro baik rasa, kemasan logo maupun penampilan tidak

    mengalami perubahan sama sekali. Bahkan ketika perusahaan multinational Pepsi dan

    Coca cola masuk melalui produk teh Tekita dan Frestea, Sosro tetap tidak tertandingi.

    Alih-alih merubah produknya, dengan cerdas sosro justru melakukan counter branding

    dengan mengeluarkan produk S-tee (Fruit-Tea) dengan volume yang lebih besar. Strategi

    ini ternyata lebih tepat, kedua perusahaan multinasional itu pun tak berhasil berbuat

    banyak untuk merebut hati konsumen Indonesia. Perlahan tapi pasti produk teh botol

    sosro mulai mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Slogan yang ditanamkan

    Teh Botol Sosro ialah :

    1. Apapun makannya, minumnya Teh Botol Sosro.

    2. Sosro, Ahlinya Teh

    Perusahaan ini terus mengedukasi pasarnya melalui iklan-iklan di berbagai media

    dan promosi-promosi on the spot. Perlahan tapi pasti produk teh botol sosro mulai

    mendapatkan tempat di hati konsumen Indonesia. Dari slogan tersebut tertanam di dalam

    benak konsumen bahwa :

    1. Teh Botol Sosro diracik dari ahlinya teh, sehingga konsumen tidak akan

    meragukan kualitas produk itu dikarenakan diciptakan dari sang ahli.

    2. Menyajikan terpadunya kesempurnaan cita rasa masakan jika konsumen

    meminum Teh Botol Sosro. Slogan ini tidak saja mengguncang sesama produk

    teh namun juga produk minuman secara keseluruhan.

  • IV Keputusan Kemasan

    Sosro melakukan inovasi yang berbeda dari inovasi yang dilakukan oleh beberapa

    perusahaan lain di Indonesia. Jika inovasi yang dilahirkan perusahaan-perusahaan

    umumnya menyangkut produk, proses, atau manajemen pemasaran yang sesungguhnya

    mudah meniru dan mudah ditiru, lain halnya dengan Sosro yang melahirkan inovasi

    produk benar-benar orisinal. Tidak ada sebelumnya di muka bumi ini perusahaan yang

    memproduksi teh dalam botol untuk kemudian dijual. Namun, Sosro tetap melakukannya

    dan ternyata berhasil memaksimalkan, sehingga nilainya makin lama makin besar.

    Akibatnya lagi, bisnis berkembang meluas. Sinar Sosro tidak hanya mengambil

    keuntungan dari penjualan teh, melainkan juga daris sistem distribusi, bisnis pembotolan,

    dan bahkan perkebunan teh.

    Di luar inovasi temuan teh dalam botol yang sangat segar, Taufik dari Mark Plus

    & Co. melihat dari sisi inovasi kualitas Sosro yang sangat baik. Menurutnya, Sosro

    berhasil membuat teh dibotolkan dengan rasa yang tetap, tidak berubah walau disimpan

    beberapa lama, dan terbukti tidak basi. "Padahal, Sosro sudah lebih dari 30 tahun,"

    katanya memuji teknologi pemrosesan teh yang dinilai sebagai terobosan luar biasa dan

    inovatif. Sehingga ia menilai, Sosro bukan sekadar mengeluarkan sesuatu yang belum

    ada di pasar, tapi juga mendukungnya dengan perangkat desain, teknologi dan pemasaran

    yang canggih. Banyaknyakeunggulan-keuanggulan yang dimilikinya itu, menurut Taufik,

    Sosro memang memiliki syarat cukup komplit untuk meraih Life Time Innovation. Ia

    meyakini, selain dari sisi produk dan pemasarannya yang kuat, juga proses distribusinya

    sangat baik. Terbukti, Sosro memiliki jaringan distribusi yang solid. Secara korporat

    Sosro memang sangat baik, terutama dalam melakukan terobosan dari sisi lingkungan

    pasarnya. "Mendistribusikan teh dalam botol yang tidak ringan untuk dibawa dalam

    jumlah besar merupakan langkah yang sangat baik. Karena konsumen bisa percaya,

    produknya bersih, padahal botolnya diisi ulang-ulang," ujar Taufik berpendapat, dan ia

    percaya bahwa meyakinkan konsumen itu tidak mudah.

  • Solusi Pemecahan Masalah

    Apabila dilihat dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Teh Botol

    Sosro mampu melakukan diferensiasi produk dibandingkan dengan merek pesaing, dan

    juga mampu melakukan penentuan posisi yang sangat baik dalam benak konsumen,

    sehingga konsumen memiliki citra positif terhadap Teh Botol Sosro. Cara penentuan

    posisi yang digunakan Teh Botol Sosro. Pertama, Positioning Berdasarkan Atribut, dan

    Positioning Berdasarkan Mutu. Merek Teh Botol Sosro di dalam benak konsumen

    berdasarkan slogan . Pertama, Teh Botol Sosro diracik dari ahlinya teh, sehingga

    konsumen tidak akan meragukan kualitas produk itu dikarenakan diciptakan dari sang

    ahli. Kedua, Menyajikan terpadunya kesempurnaan cita rasa masakan jika konsumen

    meminum Teh Botol Sosro. Akan tetapi, di antara banyaknya keunggulan-keunggulan

    yang dimiliki Sosro, dari sisi pemasaran Sosro sebenarnya tidak istimewa. Dalam upaya

    komunikasi pemasaran Sosro tidak terlalu inovatif, bahkan bisa dibilang biasa saja.

    Hanya satu keunggulannya, Sosro bisa menangkap kebutuhan orang Indonesia yang suka

    minum teh manis dengan mengemasnya dalam botol, Sosro menjawab kebutuhan minum

    teh yang praktis. Adapun pemecahan masalah untuk Teh Botol Sosro ialah dengan

    mencoba mengkomunikasikan pemasarannya dengan misalnya mengambil endorser dari

    bintang iklan, public figure, dan lain sebagainya seperti produk pesaingnya, kemudian

    melakukukan upaya edukasi kepada para konsumen, dan juga harus lebih kreatif dalam

    bidang promosi iklan yang lebih segar sehingga lebih meningkatkan citra yang lebih

    baik dalam benak konsumen.

  • DAFTAR REFERENSI

    Kasali Renald. (1999). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,

    Positioning. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Tama.

    Kuncoro Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta :

    Erlangga

    Kotler, Philip (2002). Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium (terjemahan).

    Prentice Hall.

    Nugroho J. Setiadi (2003). Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi Untuk

    Strategi dan Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta :

    Prenada Media.

    Simamora, Bilson (2004). Riset Pemasaran : Falsafah, Teori dan Aplikasi.

    Jakarta : PT Gramedia Pustaka Tama.

    Sutisna (2001). Perilaku Konsumen dan Perilaku Pemasaran. Bandung : PT

    Remaja Rosdakarya.

    Swasta DH., Basu, dan Irawan (1997). Manajemen Pemasaran Modern. Edisi

    Kedua. Yogyakarta : Liberty.

    Umar, Husein (2000). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT

    Gramedia Pustaka Tama.