strategi pengembangan sektor perdagangan dan jasa …digilib.unila.ac.id/61546/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN
DAN JASA KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
GANIS KESUMANINGRUM
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN
DAN JASA KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
GANIS KESUMANINGRUM
Tujuan penelitian ini untuk merumuskan strategi yang secara efektif dapat
dilakukan dalam rangka pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kota
Bandar Lampung. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi
prioritas dalam pengembangan sektor perdagangan dan jasa adalah dengan
mengoptimalkan sumberdaya yang tersedia, baik sumberdaya modal, sumberdaya
alam, maupun sumberdaya manusia untuk mencapai visi Kota Bandar Lampung
sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera Bagian Selatan 2025.
Kata Kunci : Strategi Pengembangan, Sektor, Perdagangan dan Jasa, Analisis
SWOT.
ABSTRACT
DEVELOPMENT STRATEGY FOR TRADE AND SERVICE SECTOR IN
BANDAR LAMPUNG
By
GANIS KESUMANINGRUM
The purpose of this study is to formulate strategies that can effectively be carried
out in the context of developing the trade and services sector in Bandar Lampung.
The analytical tool used in this research using SWOT analysis. The results of this
research that the priority strategy in developing the trade and service sector to
optimize the available reseurces, both capital resources, natural resources, and
human resources to achieve the vision of Bandar Lampung as the Center of Trade
and Services of Southern Sumatra in 2025.
Keywords: Development Strategy, Sector, Trade and Services, SWOT Analysis.
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKTOR PERDAGANGAN
DAN JASA KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
GANIS KESUMANINGRUM
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ganis Kesumaningrum. Penulis dilahirkan pada tanggal
28 Agustus 1997 di Banjarejo, Kabupaten Pringsewu. Penulis merupakan anak
kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Supriyadi, S.Pd. dan Ibu Ami
Kurniati.
Penulis memulai pendidikannya di TK Aisyiyah Mataram Gadingrejo Pringsewu.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan formal di SD Negeri 3 Mataram, dan
melanjutkan pendidikan di SMP 3 Gadingrejo. Penulis meneruskan pendidikan di
SMA Negeri 1 Gadingrejo dan lulus pada tahun 2015. Penulis diterima di Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada
tahun 2015 melalui jalur Penerimaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
Penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkup internal dan eksternal
kampus. Di lingkup internal kampus penulis menjadi anggota di Bidang Keiluan
dan Penalaran Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA),
Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM), dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tahun 2016 penulis
menjadi Sekretaris Bidang I Keilmuan dan Penalaran Himpunan Mahasiswa
Ekonomi Pembangunan (HIMEPA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Selanjutnya di tahun 2017 menjadi Ketua Umum Himpunan
Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMEPA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Di lingkup eksternal kampus penulis aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Bandar Lampung, Komisariat Universitas Lampung tahun
2013, menjadi anggota aktif Generasi Baru Indonesia (GenBI) yang merupakan
Komunitas Penerima Beasiswa Bank Indonesia (BI) tahun 2018, menjadi Kepala
Divisi Pengembangan Organisasi dan Anggota GenBI Provinsi Lampung periode
2019/2020.
Pada semester enam penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pekon
Lengkukai, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus selama 40
Hari sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
MOTTO
“Bersabarlah, karena ketika sukses kelak–kau akan rindukan perjuangan dan air
matamu hari ini”
(Ganis Kesumaningrum)
“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau
jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa
sakit”
(Ali bin Abi Thalib)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT yang membimbingku hingga saat ini,
karya ini kupersembahkan sebagai tanda cinta dan kasih sayang yang tulus
kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Supriyadi, S.Pd. dan Ibu Ami Kurniati yang
telah memberikan seluruh cinta dan kasih sayang, dukungan serta doa yang tiada
henti untuk kesuksesanku. Terima kasih tak terhingga kepada bapak dan ibu
karena telah merawat, membesarkan, dan mendidikku tanpa lelah.
Mbakku Restu Amita Prima Putri, SI. Kom. yang selalu memberikan motivasi,
semangat, serta dukungan tiada henti disetiap prosesnya.
Adik-adikku tersayang Kayyis Dwi Aulia dam Akbar Wijaya yang selalu
memberikan senyuman penyemangat, perhatian serta doa yang tulus dan ikhlas.
Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan semangat,
doa, dukungan di setiap prosesnya.
Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan yang
telah memberikan motivasi, ilmu yang bermanfaat serta nasihat yang sangat
membantu dan membangun.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
SANWACANA
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan
Sektor Perdagangan dan Jasa Kota Bandar Lampung” sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama
proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Neli Aida, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Heru Wahyudi, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Lies Maria Hamzah, S.E., M.E. selaku dosen pembimbing atas
kesediaan waktunya memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran,
motivasi dan saran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Dr. Toto Gunarto, S.E., M.Si. selaku dosen penguji I yang tidak hanya
menguji namun menjadi pengarah dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak M. Husaini, S.E., M.E.P. selaku dosen penguji II yang juga tidak
hanya menguji namun menjadi pengarah dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Muhiddin Sirat, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama masa
perkuliahan.
8. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan
ilmunya selama penulis menuntut ilmu di Universitas Lampung.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak dan ibuku yang selalu mendoakan dan
mendukung dengan tulus dan ikhlas.
10. Mbakku Restu Amita Prima Putri, S. Kom. serta kedua adikku Kayyis Dwi
Aulia dan Akbar Wijaya terimakasih atas dukungan dan doa yang tulus untuk
keberhasilanku.
11. Sahabat-sahabat tersayang selama 10 tahun, Nila Arsita, Sinta Setiawati, Anis
Saraswati, Dian Meliana, Nono Ardiansyah, Dieky Laundry, dan Riko
Eriyadi para pemberi semangat, doa, dan warna di kehidupanku semoga kita
selalu bersama.
12. Sahabat terbaik sejak SMA, Ayu Tiara Rossy, Etis Gumanti, dan Arini
Wastiti. Terimakasih selalu menemani penulis dalam keadaan suka maupun
duka.
13. Jibang Squad, sahabat sejak awal perkuliahan, Ledy Ariska, Putri Sindia,
Yolanda Frida, Laura Caroline dan Eva Rianti Sinaga, Terimakasih telah
menemani selama perkuliahan, sukses selalu untuk kita semua.
14. Presidium HIMEPA 2017/2018: M. Raffi Sahli, Ramdhana Piscal Hartadi,
Fitrianda Ayu, Maria Gisella, Selfyria Dewi, Dimas Dwi Pratikno,
Syahruddin, Agnes Herdatia, Alma Wulandari, Ratu Fatma, Dimas Swara,
Bahtiar Arianto, dan Derry Putro Adji. Terimakasih telah menjadi keluarga
keduaku dan terimakasih atas setiap pengalaman yang diberikan dalam proses
pendewasaan diri.
15. Keluarga Komek Unila dan EP Komek Squad, Dona, Indah, Dwi, Cynthia,
Yohana, Shaula, Deka, Dimas, Amin dan Jaya. Terimakasih sudah berteman
lebih dari saudara. Yakin Usaha Sampai.
16. Teman-teman Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2015, terima kasih
atas dukungan dan kebersamaannya selama 4 tahun kita kuliah bersama.
17. Keluarga Besar GenBI Provinsi Lampung atas kebersamaan, canda tawa,
suka hingga duka dan semangat yang selalu diberikan.
18. Keluarga KKN Pekon Lengkukai, Kecamatan Kelumbayan Barat, Tanggamus
Periode I Januari-Februari 2019. Nashikin, Rechal, Jepri, Manda, Yusuf,
Yogi, Elsi, Cindy, Nurul, Febria, Diana, Anita, dan Febby. Terimakasih atas
pengalaman berharga dan telah menjadi keluargaku di desa tempat kita
mengabdi. See you on top.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan, dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Bandar Lampung, Februari 2020
Penulis,
Ganis Kesumaningrum
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ivii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 8
A. Kajian Teoritis ............................................................................................. 8
1. Teori Basis Ekonomi .............................................................................. 8
2. Teori Tempat Pusat ................................................................................. 8
3. Sektor Ekonomi Potensial ...................................................................... 9
4. Strategi Pengembangan Pusat Perdagangan dan Jasa .......................... 10
B. Tinjauan Empiris ....................................................................................... 12
1. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12
2. Kerangka Pemikirran ............................................................................ 13
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 14
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 14
B. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 14
C. Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 15
D. Metode Analisis Data ................................................................................ 16
1. Identifikasi Indikator Internal dan Eksternal ........................................ 16
2. Analisis Matriks IFAS–EFAS .............................................................. 17
3. Analisis Matriks SWOT ....................................................................... 21
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 23
A. Hasil Analisis SWOT ................................................................................ 23
1. Perumusan Indikator Internal dan Eksternal ........................................ 23
2. Penyusunan Indikator Internal dan Eksternal ....................................... 32
3. Analisis Matriks IFAS dan EFAS ........................................................ 33
B. Pembahasan Hasil Analisi SWOT ............................................................. 36
1. Faktor Kekuatan ................................................................................... 36
2. Idikator Kelemahan (Weakness) ........................................................... 37
3. Idikator Peluang (Opportunities) .......................................................... 38
4. Idikator Ancaman (Threats) ................................................................. 39
5. Analisis Matriks SWOT ....................................................................... 40
6. Strategi Prioritas ................................................................................... 41
7. Tahap Pengambilan Keputusan ............................................................ 43
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 45
A. Kesimpulan ................................................................................................ 45
B. Saran .......................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47
LAMPIRAN ......................................................................................................... 49
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kontribusi Sektor Perdagangan dan Jasa Masing-masing Kota di
Sumatera Bagian Selatan ..................................................................... 2
2. PDRB Kota Bandar Lampung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Berlaku (Juta Rupiah) ............................................................... 3
3. Daftar Sarana Perdagangan di Kota Bandar Lampung Tahun 29017 ... 5
4. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 12
5. Pembobotan Indikator Internal ............................................................ 18
6. Internal Factor Anlysis (IFAS) .... ....................................................... 19
7. Pembobotan Faktor Eksternal .............................................................. 20
8. External Factor Anlysis (EFAS) .......................................................... 21
9. Matriks SWOT .................................................................................... 22
10. Ringkasan Penilaian pada Matriks IFAS ............................................ 34
11. Ringkasan Penilaian pada Matriks EFAS ........................................... 35
12. Matriks SWOT Pengembangan Strategi Sektor Perdagangan dan
dan Jasa ............................................................................................. 40
13. Urutan Prioitas Strategi SWOT ........................................................... 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran ................................................................. .. 13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Penilaian Bobot Indikator Internal dan Eksternal ................................ L4
2. Penilaian Atas Prestasi Faktor pada Indikator Internal ......................... L5
3. Penilaian Atas Prestasi Faktor pada Indikator Eksternal ....................... L6
4. Hasil Pembobotan Indikator Internal oleh Responden .......................... L8
5. Hasil Pembobotan Indikator Eksternal oleh Responden ....................... L10
6. Hasil Rata-rata Pembobotan Indikator Internal .................................... L13
7. Hasil Rata-rata Pembobotan Indikator Eksternal ................................. L13
8. Hasil Rata-rata Penilaian Rating Responden Indikator Internal ............ L14
9. Hasil Rata-rata Penilaian Rating Responden Indikator Eksternal ......... L14
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai
perubahan mendasar struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi nasional
dengan tetap memperhatikan aspek peningkatan pertumbuhan ekonomi (Todaro,
2009). Sementara itu, pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses
pengelolaan berbagai macam sumberdaya yang tersedia oleh pemerintah daerah
dan masyarakat setempat serta pembentukan suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru
dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi wilayah tersebut (Asyad, 1999).
Pembangunan daerah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi, mengurangi kesenjangan antarwilayah, dan menjaga kelestarian
lingkungan hidup pada suatu wilayah. Kebijakan pengembangan wilayah sangat
diperlukan karena kondisi fisik geografis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat
yang berbeda-beda antarwilayah sehingga penerapan kebijakan pengembangan
wilayah itu sendiri harus disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan isu
permasalahan yang ada di wilayah yang bersangkutan (Susantono, 2009).
Sejalan dengan pembangunan ekonomi di daerah, salah satu daerah yang sedang
melaksanakan pembangunan ekonomi adalah Kota Bandar Lampung. Kebijakan
2
nasional dan regional menetapkan Bandar Lampung sebagai pusat pertumbuhan
nasional dan merupakan orientasi bagi pusat pengembangan antardaerah, pusat
pengembangan daerah, dan pusat lokal (Bappeda Kota Bandar Lampung, 2016).
Karakteristik yang merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antara pulau
Sumatera dan pulau Jawa, hal ini menguntungkan bagi pertumbuhan dan
pengembangan Kota Bandar Lampung (BPS, 2019). Sebagai pusat ibukota, Kota
Bandar Lampung memilki keuntungan menjadi pusat kegiatan pemerintahan,
perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, serta pendidikan (Bappeda Kota
Bandar Lampung, 2016).
Pada RPJMD Kota Bandar Lampung Perekonomian Kota Bandar Lampung
Tahun 2016 yang tertuang visi pembangunan daerah yaitu “Bandar Lampung
sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera Bagian Selatan 2025.” Maka perlu
dilihat prospek kota Bandar Lampung dengan kota lain di regional Sumbagsel.
Berikut disajikan data kontribusi sektor perdagangan dan jasa pada masing-
masing kota di regional Sumbagsel yang dicantumkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kontribusi Sektor Perdagangan dan Jasa Terhadap PDRB Masing-
masing Kota di Sumatera Bagian Selatan
Kota Persentase Kontribusi PDRB ADHK
Bengkulu 4,8% 17.510.869,50
Palembang 18% 142.238.396,90
Pangkal Pinang 4,2% 12.987.788
Bandar Lampung 13% 55.479.441,40
Jambi 3,1% 28.929.728,48
Sumber: (BPS, 2019)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa kontribusi sektor perdagangan dan
jasa masing-masing kota di wilayah Sumbagsel beragam. Kota yang memberikan
3
kontribusi sektor perdagangan dan jasa terbesar adalah Palembang yakni sebesar
18% dari tota1 PDRB 142.238.396,90 triliyun rupiah. Sedangkan Kota Bandar
Lampung berada pada posisi kedua dengan kontribusi sektor perdagangan dan
jasa sebesar 13% dari tota1 PDRB 55.479.441,36 triliyun rupiah. Hal ini
menunjukkan bahwa Kota Palembang masih lebih unggul dibanding Kota Bandar
Lampung dari segi perolehan PDRB dan kontribusi sektor perdagangan dan jasa.
Kondisi lain perekonomian Kota Bandar Lampung diwakilkan oleh variabel
PDRB atas dasar harga berlaku yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 2. PDRB Kota Bandar Lampung Menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha 2014 2015 2016 2017 2018
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 1.766.666 1.812.679,5 1.931.541,4 2.049.082,5 2.105.399,6
Pertambangan dan Penggalian 993.535,4 1.240.760,5 1.452.598,7 1.698.312,0 1.817.425,2
Industri Pengolahan 1.817.425,2 579.082,5 6.282.500,9 6.675.102,9 769.876.7
Pengadaan Listrik dan Gas 37.476,2 45.146,6 47.532,1 50.298,1 53.160,4
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang
83.133,9 87.711,6 90.651,9 94.397,2 96.726,6
Konstruksi 2.884.416,6 308.233,7 3.170.065,7 3.489.921,3 3.809.573,1
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor
4.708.442.4 4.975.247,4 4.989.568,8 5.169.318,6 5.373.790,6
Transportasi dan Pergudangan 3.26.9077,7 3.589.449,1 4.044.077,1 4.361.295,4 4.636.133,2
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 630.807,5 679.300,4 753.205,6 820.129,6 861.361,3
Informasi dan Komunikasi 1.689.951,5 1.838.084,7 2.008.613,4 2.218.433,4 2.427.206,3
Jasa Keuangan dan Asuransi 1.945.051,7 2.092.795,4 2.342.472,9 2.626.663,2 2.796.729,2
Real Estate 2.002.049,4 2.147.834,2 2.466.612,3 2.819.238,9 3.160.494,1
Jasa Perusahaan 135.783,4 148.883,2 165.731,2 181.318,7 199.932,9
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib
1.450.136,8 1.535.488,3 1.622.096,5 1.710.662,7 180.747,1
Jasa Pendidikan 1.188.574,6 1.320.007,0 1428.779,2 1559 425,8 1.760.713,9
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 488.617,8 531.913,6 574.332,6 61.988,2 666.309,5
Jasa Lainnya 564.406,8 672.549,2 750.583,0 835.961,4 910.519,0
Total PDRB 35.325.852,7 39.428.921,0 44.741.904,3 50.776.757,1 55.479.441,4
Sumber: (BPS, 2019)
4
Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kota Bandar Lampung, angka PDRB atas
dasar harga berlaku yang dihasilkan pada tahun 2018 sebesar 55.479.441,4
triliyun rupiah, meningkat sebesar 0,91 persen dibanding tahun sebelumnya
sebesar 50.776.757,1 triliyun rupiah. Sektor perdagangan dan jasa memberikan
kontribusi sebesar 26,04% pada PDRB Kota Bandar Lampung.
Menurut BPS Kota Bandar Lampung, laju pertumbuhan ekonomi dihitung dengan
menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku. Sehingga, jika dilihat dari
pencapaian angka PDRB yang terus meningkat selama 5 tahun terakhir
menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung yang terus membaik.
Tahun 2015 Kota Bandar Lampung merupakan kawasan yang dipetakan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) berpotensi
sebagai Area Metropolitan. Keunggulan Kota Metropolis ini adalah sebagai pusat
kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata serta
pendidikan (Pemerintah Kota Bandar Lampung, 2016). Teori Konsentrik
menjelaskan bahwa pusat kota merupakan kawasan yang memiliki Area
pemusatan kegiatan fungsional (terutama perdagangan dan pemerintahan,
aksesibilitas, kepadatan penduduk tinggi, jumlah fasilitas perkotaan lengkap, dan
intensitas penggunaan lahan tinggi (Pontoh & Kustiawan, 2009).
Sebagai daerah pusat ibukota, Kota Bandar Lampung memiliki fasilitas perkotaan
sebagai area pemusatan kegiatan khususnya di bidang perdagangan. Data sarana
perdagangan sebagai penggerak utama sektor perdagangan di Kota Bandar
Lampung diuraikan dalam Tabel 3.
5
Tabel 3. Daftar Sarana Perdagangan di Kota Bandar Lampung Tahun 2017
No. Sarana Perdagangan Jumlah
1. Pasar Tradisional 31 pasar
2. Pasar Modern 22 pasar
3. Pertokoan 443 kelompok
4. Rumah Makan 391 rumah makan
5. Restoran 56 restoran
6. Cafe 15 kafe
Sumber: (BPS, 2019)
Fasilitas perkotaan tersebut juga didukung dengan tingkat aksesibilitas Kota
Bandar Lampung yang menunjukkan bahwa 733.78 km dari total panjang jalan
922,568 km dalam kondisi baik dengan jenis jalan seluruhnya beraspal. Dari segi
transportasi, hingga tahun 2018 telah tersedia 858 unit bus dan 329 unit mobil
angkutan umum (BPS, 2019). Hal ini tentu akan mempermudah aksesibilitas
masyarakat dalam beraktivitas baik untuk kegiatan ekonomi, pendidikan,
kesehatan, pekerjaan, maupun mobilitas lainnya.
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, karakteristik Kota
Bandar Lampung yang menjadi pintu gerbang pulau Sumatera serta merupakan
daerah transit kegiatan perekonomian Sumatera dan Jawa, hal ini menguntungkan
bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung.
Mengacu pada visi Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa
Sumatera Bagian Selatan 2025, jika dibandingkan dengan Kota lain di wilayah
Subagsel, kontribusi PDRB Kota Bandar Lampung masih jauh tertinggal dari
Kota Palembang. Maka untuk mencapai visi tersebut perlu dilakukan suatu
analisis yang rasional dan objektif terhadap potensi dan sebaran sumberdaya yang
terdapat pada daerah yang dimaksud.
6
Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Strategi
Pengembangan Sektor Perdagangan dan Jasa Kota Bandar Lampung.” Hasil dari
penelitian ini diharapkan memberikan signal positif bagi pemerintah daerah,
maupun pihak lain (stakeholders) untuk terus mengembangkan sektor
perdagangan dan jasa maupun sektor lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, rumusan masalah yang muncul
adalah :
1. Faktor apa saja yang dapat diidentifikasikan sebagai faktor kekuatan dan
kelemahan Kota Bandar Lampung menggunakan metode SWOT?
2. Prioritas strategi apa yang secara efektif dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kota Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan Kota Bandar
Lampung menggunakan metode SWOT.
2. Untuk menentukan prioritas strategi yang secara efektif dapat dilakukan dalam
rangka pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kota Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, sebagai media pembelajaran dan penerapan teori perdagangan
dan jasa serta metode SWOT dalam merumuskan strategi pengembangan
sektor perdagangan dan jasa.
7
2. Bagi akademisi, sebagai salah satu sumber rujukan pustaka dalam kajian
ilmiah ekonomisektoral wilayah.
3. Bagi pemerintah, sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam perumusan
strategi pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kota Bandar Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi menyatakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Teori basis ini
digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non basis. Sektor
basis yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar di daerah
tersebut maupun luar daerah. Secara tidak langsung daerah mempunyai
kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor
tersebut ke daerah lain. Sektor non basis adalah sektor yang menyediahkan barang
dan jasa untuk masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian tersebut.
Berdasarkan teori ini, sektor basis perlu dikembangkan dalam rangka memacu
pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan
pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah tersebut (Tarigan,
2005).
2. Teori Tempat Pusat
Walter Christaller (1933) dalam bukunya Central Places in Southern Germany
menjelaskan bagaimana susunan dari besaran kota, jumlah kota, dan distribusinya
dalam satu wilayah tempat pusat (central place) yang merupakan suatu tempat di
mana produsen cenderung mengelompok di lokasi tersebut untuk menyediakan
9
barang dan jasa bagi populasi di sekitarnya. Asumsi-asumsi yang dikemukakan
dalam teori Christaller antara lain:
1. Suatu lokasi yang memiliki permukaan datar yang seragam;
2. Lokasi tersebut memiliki jumlah penduduk yang merata dan memiliki daya
yang sama;
3. Lokasi tersebut mempunyai kesempatan transportasi dan komunikasi yang
merata/ gerakan ke segala arah (isotropic surface);
4. Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak.
Teori ini didasarkan pada prinsip jangkauan (range) dan ambang batas (treshold).
Range merupakan jarak jangkauan antara penduduk dan tempat suatu aktivitas
pasar yang menjual kebutuhan komoditi atau barang. Sedangkan treshold adalah
jumlah minimum penduduk atau konsumen yang dibutuhkan untuk menunjang
kesinambungan pemasokan barang atau jasa yang bersangkutan, yang diperlukan
dalam penyebaran penduduk atau konsumen dalam ruang (spatial population
distribution).
Dari komponen range dan treshold maka lahir prinsip optimalisasi pasar. Prinsip
ini menyebutkan bahwa dengan memenuhi asumsi di atas, dalam suatu wilayah
akan terbentuk wilayah tempat pusat (central place). Tempat tersebut
menyediakan kebutuhan barang dan jasa bagi penduduk sekitarnya. (Emalia &
Ratih, 2015)
3. Sektor Ekonomi Potensial
Sektor ekonomi potensial atau sektor ungggulan dapat diartikan sebagai sektor
perekonomian atau kegiatan usaha yang produktif dikembangkan sebagai potensi
10
pembangunan serta dapat menjadi basis perekonomian suatu wilayah dibanding
sektor-sektor lain dalam suatu keterkaitan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sektor ekonomi dapat dikatakan sebagai sektor potensial jika memenuhi
beberapa kriteria sebagai berikut (Tjokroamidjojo, 1993).
1. Merupakan sektor ekonomi yang dapat menjadi sektor basis wilayah,
sehingga semakin besar barang dan jasa yang dapat diekspor maka semakin
besar pula tingkat pendapatan yang diperoleh suatu wilayah.
2. Memiliki kemampuan daya saing (competitive advantage) yang relatif baik
dibanding sektor sejenis dari wilayah lain. Perkembangan sektor ini akan
merangsang perkembangan sektor-sektor lain baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif
terhadap perekonomian wilayah.
3. Memiliki sumberdaya yang dapat mendukung bagi pengembangannya, yang
meliputi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Semakin tinggi tingkat
ketersediaan sumberdaya yang dimiliki maka semakin tinggi pula tingkat
pertumbuhan sektor ekonomi wilayah tersebut.
4. Strategi Pengembangan Pusat Perdagangan dan Jasa
Strategi adalah sekumpulan cara-cara untuk mencapai tujuan dan strategi adalah
suatu pendekatan logis yang menentukan arah sebuah aksi (Kottler & Keller,
2009). Strategi (strategy) adalah rencana tindakan yang menerangkan tentang
alokasi sumber daya serta berbagai aktivitas untuk menghadapi lingkungan,
memperoleh lingkungan bersaing, dan mencapai tujuan. Strategi tentu saja
berubah seiring waktu sesuai dengan kondisi lingkungan, namun agar tetap
11
kompetitif, perusahaan membuat strategi yang berfokus kepada kompetensi dasar,
mengembangkan sinergi, dan menciptakan nilai pelanggan (Daft, 2012).
Lokasi sangat memegang peran penting untuk mengembangkan fasilitas
perdagangan, karena dalam pengembangan fasilitas perlu memilih lokasi yang
mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal, sehingga
memudahkan konsumen untuk mengunjungi kawasan perdagangan tersebut. Pada
tahap perkembangan selanjutnya pusat perdagangan lebih mendekati konsumen
dengan semakin banyak dibangun pusat-pusat perbelanjaan di pusat permukiman
yang tersebar di pinggiran kota (Glasson, 1990).
Keterpusatan suatu tempat perdagangan dan jasa tercermin dari luasnya, dan
diukur dengan banyaknya jenis pertokoan yang terdapat di dalamnya. Pusat kota
sebagai suatu daerah pemusatan utama dari kegiatan perkotaan dinyatakan
memiliki tingkat aksesibilitas paling tinggi dalam kota. Selain itu, menurut
(Bromley dan Thomas, 1993) penetapan lokasi perdagangan dipengaruhi oleh
perubahan keadaan sosial ekonomi penduduk. Terdapat empat faktor yang
mempengaruhi yaitu (Glasson, 1990):
a. Transportasi, meningkatnya kesejahteraan penduduk sangat memungkinkan
untuk memiliki kendaraan sehingga dapat melakukan pergerakan dalam jarak
yang relatif jauh;
b. Perubahan spasial dan produksi, adanya kebijakan pemerintah yang lebih
menekankan perkembangan ke arah pinggiran, menyebabkan banyak fasilitas
perdagangan dibangun di pingiran kota dengan tujuan untuk lebih dekat
dengan konsumen;
12
c. Perubahan karakteristik pekerja;
d. Perubahan gaya hidup, di mana kegiatan berbelanja dijadikan sarana
berkreasi.
B. Tinjauan Empiris
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan strategi
pengembangan sektor perdagangan dan jasa, antara lain tersaji dalam tabel 4.
Tabel 4. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti,
Tahun Judul Penelitian Metode
Hasil Penelitian
1. Nandang
N., 2009
Analisis Strategi
Pengembangan
UMKM Kota Bekasi
Berbasis RTRW.
Metode Analisis
SWOT.
Sesuai dengan potensi ekonomi di
setiap BWK serta berdasarkan
komponen lingkungan strategis
eksternal maupun internal UMKM,
maka tersusun lima poin strategi dan
Rencana Umum Program
Pembangunan Ekonomi Kota Bekasi
yang sesuai dengan RTRW.
2. Ridhia
Maisarina,
Mirza
Irwansyah,
Izzia,
2017.
Kajian Pengembangan
Kawasan Strategis
Sektor Perdagangan
dan Jasa Kota Banda
Aceh(Studi Kasus
Kecamatan Lueng
Bata).
Metode gabungan
(kualitatif dan
kuantitatif
deskriptif).
Alat analisis :
Analisa Gravitasi
dan Analytical
Hierarchy Process
(AHP).
Kawasan strategis Kecamatan Lueng
Bata dapat dikembangkan menjadi
kawasan perdagangan dan jasa
campuran serta berpeluang
dilakukannya kerjasama regional
sektor perdagangan dan jasa dengan
wilayah Kabupaten Aceh besar
sebagai hinterland untuk kemajuan
ekonomi di Provinsi Aceh.
3. Rica Ayu
Nuraini,
Lilies
Setiartiti.,
2017
Strategi Pengembangan
Kota Magelang
Sebagai
Kawasan Andalan di
Provinsi Jawa Tengah.
Metode Analisis
Tipologi Klassen,
Analisis Location
Quotient (LQ), dan
Analisis SWOT.
Hasil penelitan dengan metode (LQ)
menunjukkan semua sektor sekunder
dan tersier merupakan sektor unggulan
kota Magelang. Berdasarkan hasil
analisis SWOT, strategi
pengembangan kawasan utama adalah
memperbaiki posisi ekonomi kota
Magelang dengan mengembangkan
produk sektor dasar dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi.
4. Andi
Muamar,
Amar Ali,
dan
Vitayanti
Fattah,
2017.
Studi Perkembangan
Aktivitas
Perekonomian Pada
Struktur Ruang Pusat
Kota Palu.
Metode Deskriptif
Kualitatif. Alat
Analisis Deskriptif
Komparatif
(rangkuman semua
informasi).
Perkembangan aktivitas ekonomi di
Kota Palu tahun 2005-2015 terjadi
pada aktivitas industri, perdagangan
dan jasa, dan permukiman. Maka
KotaPalu dijadikan sebagai wilayah
pengembangan aktivitas ekonomi
baru.
13
2. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, disajikan dalam gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
Visi Kota Bandar Lampung sebagai
Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera
Bagian Selatan 2025
Karakterisitk Kota Bandar Lampung
Lingkungan Internal Kota Bandar
Lampung.
1. Kekuatan (Strength)
2. Kelemahan (Weakness)
Analisis Deskirptif, Perumusan Strategi
melalui Matriks SWOT.
Strategi Prioritas Pengembangan
Sektor Perdagangan dan Jasa
Penetapan kawasan strategis ekonomi
di Kecamatan Tanjung Karang Pusat.
Deskripsi potensi Kota Bandar
Lampung sebagai Pusat
Perdagangan dan Jasa.
Lingkungan Eksternal Kota Bandar
Lampung.
1. Peluang (Opportunities)
2. Ancaman (Threats)
Partisipasi dan
peran masyarakat
Kota Bandar Lampung sebagai
Pusat Perdagangan dan Jasa
Sumatera Bagian Selatan 2025
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau
mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh penulis.
Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bandar Lampung. Alasan peniliti memilih
lokasi ini adalah karena dalam dokumen RPJMD tertuang Visi Kota Bandar
Lampung menjadi pusat perdagangan dan jasa Sumatera tahun 2025. Kondisi ini
didukung dengan kondisi Kota Bandar Lampung yang strategis sebagai pusat
ibukota, maka tidak menutup kemungkinan penelitian ini nantinya dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam menentukan strategi dan arah kebijakan perekonomian
wilayah bagi pemerintah daerah khususnya dalam pengembangan sektor
perdagangan dan jasa. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni
dan dilanjutkan pada bulan Oktober 2019.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer,
sumber data diperoleh melalui:
1. Wawancara, bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung yang
dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan penelitian yang
bersangkutan secara objektif.
15
2. Kuesioner, yakni berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang harus dijawab dan diisi oleh responden sebagai
sampel yang terpilih.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan dalam pemilihan responden dengan metode pengambilan
sampel secara sengaja (purposive sampling), yaitu menentukan atau memilih
responden atau sample secara sengaja. Responden yang dipilih dalam penelitian
ini adalah para pengguna sektor perdagangan khususnya yang terdapat di area
pusat perdagangan Kecamatan Tanjung Karang Pusat, antara lain:
- Pelaku Usaha
1. Bapak M. Imam sebagai pemilik Toko Ahsana (Toko Grosir Pakaian
Dewasa) di Pasar Tengah, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.
2. Saudara Fahri Al Fajar sebagai karyawan di Restoran, di Jalan Radin Intan
No. 15, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.
3. Saudara Indra Wijaya sebagai pemilik Dawiel’s Caffe and Resto, Jl. RA
Kartini, No. 40, Tanjung Karang Pusat.
- Konsumen
1. Bapak Sofyan sebagai juru parkir di Pasar Tengah.
2. Ibu Fitri (Ibu Rumah Tangga).
3. Ibu Sugita (Pembeli).
- Bapak Tri Sumaryono, S.E., sebagai Kepala Bidang Ekonomi dan Sumberdaya
Alam Bappeda Kota Bandar Lampung.
- Bapak Edi Santoso sebagai Kepala Bidang Pasar, Dinas Perdagangan Kota
Bandar Lampung.
16
- Kamar Dagang dan Industri Provinsi Lampung
- Himpunan Pengusaha Muda Indonesia HIPMI Provinsi Lampung
D. Metode Analisis Data
Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara
sistematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor
lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eskternal
yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi dunia bisnis (Marimin, 2004).
Menurut Perce dan Robinson, analisis SWOT dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan juga menyelaraskan indikator-indikator yang berasal dari
internal maupun eksternal wilayah (Nuraini & Setiartiti, 2017). Proses yang harus
dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Indikator Internal dan Eksternal
Tahap pertama dalam analisis SWOT adalah melakukan identifikasi terhadap
indikator internal dan eksternal Kota Bandar Lampung yang dianggap
berpengaruh secara positif maupun secara negatif dalam proses pengembangan
sektor perdagangan dan jasa Kota Bandar Lampung.
17
2. Analisis Matriks IFAS–EFAS
Tabel IFAS dan EFAS digunakan untuk meringkas hasil pemindaian lingkungan
agar dapat dilakukan analisis yang akan memberikan kesimpulan bagi startegic
planner mengenai strategi apa yang harus dibuat oleh sebuah organisasi.
a. Matriks Internal Factor Anlysis (IFAS)
Untuk mengembangkan matriks IFAS, ditempuh dengan langkah-langkah berikut:
1. Pada kolom 1 (internal factors) buatlah daftar dari 8-10 kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) paling penting yang dihadapi organisasi.
2. Pada kolom 2 (weight/Bobot) berikan bobot untuk masing-masing faktor dari
bobot 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tidak penting). Pembobotan
disasarkan pada kemungkinan pengaruh faktor yang dibobot terhadap posisi
strategis organisasi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Penentuan
bobot dilakukan dengan menggunakan metode Paired Comparison. Metode
paired comparison adalahmembandingkan secara bersamaan dua variabel dan
memilih salah satu variabel yang dinilai responden lebih penting melalui
skala penilaian. Metode tersebut digunakan untuk memberikan bobot pada
setiap Indikator Internal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan
skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah (David,
2002):
Skala 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal.
Skala 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal.
Skala 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal.
18
Tabel 5. Pembobotan Indikator Internal
Faktor Strategis
Internal A B C D ... Total Bobot
A
B
C
D
...
Total
Nilai bobot dari masing-masing variabel ini dihitung berdasarkan rumus,
dengan menentukan nilai setiap variabel nilai keseluruhan variabel.
Keterangan:
= Bobot variabel ke-i
= Nilai variabel ke-i
= 1, 2, 3, ...n
n = Jumlah variabel
3. Pada kolom 3 (rating/peringkat) berikan peringkat untuk maisng-masing
faktor. Berkisar dari 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (buruk) yang didasarkan
pada tanggapan para strategic planner saat ini terhadap faktor-faktor yang
dianalisis.
4. Pada kolom 4 (weighted scored/nilai tertimbang) kalikan bobot pada kolom 2
dengan peringkat masing-masing faktor pada kolom 3 untuk memperoleh
nilai tertimbang. Nilai tertimbang berkisar antara 5,0 (sangat baik) sampai 1,0
(buruk).
19
5. Terakhir, jumlahkan masing-masing nilai tertimbang pada kolom 4 untuk
memperoleh jumlah nilai tertimbang total. Nilai tertimbang keseluruhan dapat
digunakan untuk membandingkan organisasi ini dengan organisasi lain.
Tabel 6. Internal Factor Anlysis (IFAS)
Faktor Eksternal Strategis Bobot (x) Peringkat
(y)
Nilai Tertimbang
(x)(y)
Kekuatan
1.
2.
...
Kelemahan
1.
2.
...
Jumlah Nilai 1,00
Sumber: (Whelen dan Hunger, 2004) dalam (Solihin, 2012)
b. Matriks External Factor Anlysis (EFAS)
Untuk mengembangkan matriks EFAS, ditempuh dengan langkah-langkah
berikut:
1. Pada kolom 1 (external factors) buatlah daftar dari 8-10 peluang
(opportunies) dan ancaman (threats) paling penting yang dihadapi organisasi.
2. Pada kolom 2 (weight/bobot) berikan bobot untuk masing-masing faktor dari
bobot 1,0 (sangat penting) sampai bobot 0,0 (tidak penting). Pembobotan
disasarkan pada kemungkinan pengaruh faktor yang dibobot terhadap posisi
strategis organisasi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Untuk
menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang
digunakan untuk pengisian kolom adalah (David, 2002):
Skala 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal.
Skala 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal.
Skala 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal.
20
Tabel 7. Pembobotan Faktor Eksternal
Faktor Strategis
Eksternal A B C D ... Total Bobot
A
B
C
D
...
Total
Nilai bobot dari masing-masing variabel ini dihitung berdasarkan rumus,
dengan menentukan nilai setiap variabel nilai keseluruhan variabel.
Keterangan:
= Bobot variabel ke-i
= Nilai variabel ke-i
= 1, 2, 3, ...n
n = Jumlah variabel
3. Pada kolom 3 (rating/peringkat) berikan peringkat untuk masing-masing
faktor. Berkisar dari 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (buruk) yang didasarkan
pada tanggapan para strategic planner saat ini terhadap faktor-faktor yang
dianalisis.
4. Pada kolom 4 (weighted scored/nilai tertimbang) kalikan bobot pada kolom 2
dengan peringkat masing-masing faktor pada kolom 3 untuk memperoleh
5. nilai tertimbang. Nilai tertimbang berkisar antara 5,0 (sangat baik) sampai 1,0
(buruk).
21
6. Terakhir, jumlahkan masing-masing nilai tertimbang pada kolom 4 untuk
memperoleh jumlah nilai tertimbang total. Nilai tertimbang keseluruhan dapat
digunakan untuk membandingkan organisasi ini dengan organisasi lain.
Tabel 8. External Factor Anlysis (EFAS)
Indikator Internal
Strategis Bobot (x)
Peringkat
(y)
Nilai Tertimbang
(x)(y)
Peluang
1.
2.
...
Ancaman
1.
2.
...
Jumlah Nilai 1,00
Sumber: (Whelen dan Hunger, 2004) dalam (Solihin, 2012)
3. Analisis Matriks SWOT
Berdasarkan matriks EFAS dan IFAS, maka organisasi dapat melakukan
formulasi arah strategi menggunakan matriks SWOT yang dikembangkan oleh
Whelen dan Hunger. Matriks SWOT dikembangkan berdasarkan analisis SWOT
yang akan menghasilkan beberapa pilihan strategi. Pilihan strategi digunakan
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Matriks SWOT disajikan
dalam tabel 10.
22
Tabel 9. Matriks SWOT
Indikator Internal
Faktor Eksternal
Strength (S) /Weakness (W)
Opportunies (O) Strategi (SO).
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi (WO).
Ciptakan strategi yang
Meminimalkan kelemahan
untuk
memanfaatkan peluang.
Threaths (T) Strategi (ST).
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi (WT).
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
Gambar 2. Matriks SWOT
Tahap pengambilan keputusan. Tahap ini dilakukakn untuk mendapatkan prioritas
dan keterkaitan antar strategi. Dari hasil pembobotan IFAS–EFAS, dilakukan
kombinasi strategi yang meliputi kombinasi Indikator Internal eksternal, yang
terdiri dari:
a. Strategi Strength-Opportunity (SO), yaitu suatu strategi yang menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
b. Strategi Strength-Threat (ST), yaitu kombinasi strategi yang menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi Weakness-Opportunity (WO), yaitu kombinasi strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
d. Strategi Weakness-Threat (WT) yaitu kombinasi strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk mengatasi ancaman.
45
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan penelitian ini adalah:
1. Dari hasil pembobotan IFAS–EFAS, terlihat bahwa yang mendapatkan
total skor tertinggi adalah indikator eskternal peluang dan ancaman. Nilai
ini menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung memiliki peluang yang
cukup besar untuk meminimalisir ancaman dalam rangka pengembangan
sektor perdagangan dan jasa.
2. Setelah dilakukan kombinasi strategi internal eksternal melalui matriks
SWOT maka diperoleh strategi alternatif berdasarkan urutan prioritas
menghasilkan alternatif strategi yang mendapat bobot paling tinggi adalah
Kelemahan dan Peluang (WO) dengan bobot nilai masing-masing 2,19 dan
2,62. Sehingga total bobot yang didapat adalah 4,81. Hal ini dapat
diterjemahkan sebagai strategi meminimalisir kelemahan, untuk
memanfaatkan peluang/ kesempatan yang ada.
3. Strategi prioritas yang sepatutnya dilakukan dalam rangka pengembangan
sektor perdagangan dan jasa Kota Bandar Lampung adalah dengan
memaksimalkan kualitas SDM dan modal yang dimiliki, untuk
meningkatkan peran kota Bandar Lampug sebagai daerah strategis pintu
gerbang Pulau Sumatera. Sehingga hal ini menjadi daya tarik wisatawan
46
untuk berkunjung ke Kota Bandar Lampung baik berwisata alam, maupun
berbelanja. Mengoptimalkan fungsi sarana perdagangan dan transportasi,
untuk menunjang visi Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Perdagangan
dan Jasa Sumatera Bagian Selatan.
B. Saran
Saran-saran yang dapat menjadi pertimbangan adalah:
1. Pemerintah Kota Bandar Lampung membuat prioritas strategi yang lebih
memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana di bidang perdagangan
dan jasa. Dengan kualitas SDM, alam,maupun modal yang cukup baik,
sudah sepatutnya pemerintah memannfaatkan kelebihan ini sebagai
peluang. Karena sektor perdagangan dan jasa memberikan kotribusi yang
cukup besar dalam PDRB Kota Bandar Lampung. Sebagaimana
dituangkan dalam RPJMD Kota Bandar Lampung yang menargetkan Kota
Bandar Lampung sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera Bagian
Selatan, hal ini perlu didukung sepenuhnya baik itu oleh pemerintah Kota,
masyarakat, maupun stakeholder.
2. Menyempurnakan berbagai infrastruktur yang mendukung sektor
perdagangan (seperti perbaikan tata kelola pasar tradisional, pertokoan,
dan pusat perbelanjaan). Meningkatkan kualitas pelayanan jasa seperti
hotel, objek wisata, wisata kuliner, dan jasa lainnya untuk menarik
kunjungan wisatawan sehingga nantinya akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya yang akan berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan Kota Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Asyad, L. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.
Yogyakarta: BPFE.
B. K. (2019, Agustus 16). Bandar Lampung dalam Angka 2019. Dipetik Noveber
06, 2019, dari Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung:
https://bandarlampungkota.bps.go.id/publication
Bappeda Kota Bandar Lampung. (2016). Dipetik Maret 29, 2019, dari RPJMD
Kota Bandar Lampung 2016-2021.
Bappeda Kota Metro. (2017). Pusat Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian
Data. Dipetik Desember 10, 2018, dari Bappeda Kota Metro:
http://bappeda.metrokota.go.id/e-data/puspulahjianta/
BPS. (2019). PDRB Kabupaten Kota di Indonesia. Dipetik 11 5, 2019, dari Data.
BPS Kota Bandar Lampung. (2018, Agustus 16). Kota bandar Lampung dalam
Angka 2018. Dipetik Oktober 10, 2018, dari Badan Pusat Statistik Kota
Bandar Lampung: https://bandarlampungkota.bps.go.id/publication
Daft, R. L. (2012). Era Baru Majanemen Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.
David, F. (2002). Konsep Manajemen Strategis. Jakarta: Prenhallindo.
Emalia, Z., & Ratih, A. (2015). Teori Lokas; Konsep & Aplikasi. Bandar
Lampung: Aura.
Glasson, J. (1990). Pengantar Perencanaan Regional Terjemahan Paul Sitohang.
Jakarta: LPFEUI.
Husein, U. (2001). Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT.
Gamedia Pustaka Utama.
Indonesian Institute, f. (2017). Indonesian Institute for Infrastructure Studies.
Dipetik 2 25, 2019, dari Penataan Ruang.com:
http://www.penataanruang.com/istilah-dan-definisi2.html
Jhingan, M. (2012). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali
Press.
Kottler, & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Makiw, N. G., E. Q., & P. W. (2014). Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi Asia,
Volume 1. Jakarta: Salemba Empat.
Marimin. (2004). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
Jakarta: Gramedia.
Nujmulnir, N. (2009). Analisis Strategi Pengembangan UMKM Kota Bekasi
Berbasis RTRW. Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, Vol. 1
No. 1, 1-14.
Nuraini, R. A., & Setiartiti, L. (2017). Strategi Pengembangan Kita Magelang
Sebagai Kawasan Andalan di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal EKonomi &
Studi Pembangunan, Volume 18, Nomor 2, 177.
Pearce, J. A., & Robinson, R. B. (2002). Manajemet Strategi Formulasi,
Implementasi dan Pengendalian Buku 1 Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Pemerintah Kota Bandar Lampung. (2016). Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Dipetik Maret 29, 2019, dari RPJMD Kota Bandar Lampung 2016-2021:
https://bandarlampungkota.go.id
Pontoh, N. K., & Kustiawan, I. (2009). Pengantar Perencanaan Perkotaan.
Bandung: ITB.
R. A. (2011). PembiayaanPembangunan Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rangkuti, F. (2006). Manajemen Strategi Edisi Ke-10. Jakarta: Salemba Empat.
Ridhia Maisarina, I. M. (2017). Kajian Pengembangan Kawasan Strategis Sektor
Perdagangan dan Jasa Kota Banda Aceh (Studi Kasus Kecamatan Lueng
Bata). Jurnal Teknik Sipil Universitas Syah Kuala, 453.
Solihin, I. (2012). Manajemen Strategik. Bandung: PT Gelora Aksara.
Susantono, B. (2009). Strategi dalam Penataan Ruang dan Pengembangan
Wilayah. Jakarta: kata Hasta Pustaka.
Tarigan, R. (2005). Ekonomi Regional-Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Tjokroamidjojo. (1993). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Masagung.
Todaro, S. M. (2009). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.