strategi pengembangan promosi dengan … · penjualan perorangan dengan program member get member...
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC CABANG CONDET)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
v
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
STRATEGI PENGEMBANGAN PROMOSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS
(STUDI KASUS: LPM CHIC’S MUSIC, CABANG CONDET)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh
FERRO FEBRIANTO
H24066022
Menyetujui, Mei 2009
Ir. Mimin Aminah, MM
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
v
v
ABSTRAK Ferro Febrianto. H24066022. Analisis Strategi Promosi Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music Cabang Condet). Di bawah bimbingan Mimin Aminah.
Usaha waralaba (Franchise) memiliki prospek diberbagai bidang di
Indonesia. Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau franchising. Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet No.30A. Sebagai cabang yang baru beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis dengan usaha sejenis. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan strategi promosi yang tepat untuk digunakan perusahaan. Kegiatan penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (2) Menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet, (3) Mengusulkan alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dengan menggunakan bantuan kuisioner kepada empat orang responden yang terdiri dari komisaris, direktur utama, staff promosi dan perwakilan siswa. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur baik dari media cetak maupun elektronik, laporan ilmiah, buku-buku, jurnal ilmiah dan dokumen perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Proses Hierarki Analitik dengan menggunakan bantuan program Expert Choice 11.5 dan Microsoft Excel 2007.
Berdasarkan hasil Proses Hierarki Analitik, terdapat alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat berdasarkan prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan promosi (0.267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa (0.218), mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0.209), melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0.135), lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet (0.109) dan yang terakhir adalah ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (0.062).
vi
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 11 Februari 1985 sebagai anak
kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Hendarto dan Ibu
Trimulyati. Penulis mengawali pendidikannya pada tahun 1988 di TK Besuki DKI
Jakarta dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun yang sama penulis mengikuti
pendidikan Sekolah Dasar di SDN Menteng 01 Pagi DKI Jakarta dan lulus pada
tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah di SMP
Negeri I Cikini DKI Jakarta dan lulus pada tahun 2000. Pendidikan tingkat atas
dapat diselesaikan oleh penulis tahun 2003 pada SMU Negeri 4 Gambir DKI
Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program
Diploma III, Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan mendapatkan
gelar diploma pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan
dengan mengikuti Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa pendidikan penulis aktif menjadi anggota Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Music Agriculture Expression (MAX) IPB dan pernah
menjabat Ketua Divisi Informasi dan Teknologi Himpunan Profesi Mahasiswa
(HIMPRO) Ekstensi Manajemen periode 2006-2007, serta aktif dalam kegiatan-
kegiatan kemahasiswaan.
vii
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan untuk mensyukuri segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan Allah SWT. Atas izin-Nyalah penulis diberikan
kesehatan lahir batin untuk menyelesaikan penelitian berjudul “Strategi
Pengembangan Promosi dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarcy
Process (Studi Kasus: LPM Chic’s Music, Cabang Condet)”. Dalam penyusunan
skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ir. Mimin Aminah, MM. atas bimbingannya yang sangat berarti.
2. Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA dan Deddy Cahyadi
Sutarman, STP, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi
dosen penguji.
3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor dan seluruh
staf dosen beserta bagian tata usaha yang banyak membantu selama ini.
4. Papa, mama, kakak dan adikku tercinta yang tidak terbatas rasa kasih
sayangnya, semoga Allah SWT selalu memberi kesempatan untuk
senantiasa membahagiakan mereka.
5. Febry Syahputra yang telah memberikan ijin dan membimbing peneliti
untuk melakukan penelitian di LPM Chic’s Cabang Condet beserta seluruh
staf dan karyawan.
6. Sahabat-sahabatku di Ekstensi Manajemen Angkatan Pertama (Louis,
Puspa, Gilang, Ruby, Lani, Widi, Tanti, Erky, Yasri, Botak, Putri, Amoi).
7. Sahabat-sahabatku di kampus IPB yang telah memberikan semangat dan
masukkan (Fenny, Yoga, Wahyu, Lini, Defieta, Pujit, Phintor, Radit)
8. Semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan seluruhnya, atas semua
kontribusinya terhadap penelitian ini.
Akhir kata, semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan
pembaca.
Bogor, Mei 2009
Penulis
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 8
II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9 2.1. Musik ............................................................................................... 9 2.2. Pendidikan ......................................................................................... 9 2.3. Pendidikan Luar Sekolah ................................................................... 9 2.4. Strategi Pemasaran ............................................................................ 11 2.5. Bauran Pemasaran ............................................................................. 11 2.6. Pemasaran Jasa .................................................................................. 12 2.7. Promosi Pemasaran ............................................................................ 12 2.8. Waralaba atau Franchising ................................................................ 17 2.9. Metode Analytical Hierarcy Process ................................................ 19 2.10. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 20
III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 22
3.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 22 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25 3.3. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 35 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 35 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 35 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 36
ix
ix
4.1.3. Struktur Organisasi .................................................................. 36 4.1.4. Sistem ...................................................................................... 36 4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan....................................................... .... 37 4.2.1. Produk ...................................................................................... 37 4.2.2. Harga ....................................................................................... 39 4.2.3. Tempat ..................................................................................... 40 4.2.4. Orang ....................................................................................... 41 4.2.5. Proses ....................................................................................... 41 4.2.6. Pelayanan ................................................................................. 42 4.2.7. Bukti Fisik ............................................................................... 43
4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan ............................................................ 44 4.3.1. Periklanan ................................................................................ 44 4.3.2. Promosi Penjualan ................................................................... 46 4.3.3. Publisitas .................................................................................. 47 4.3.3.1. Sponsorships .............................................................. 47 4.4 Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan ..................................... 49 4.4.1. Faktor-faktor penyusun Strategi LPM Chic’s Condet ............. 50 4.4.2. Tujuan Promosi LPM Chic’s Condet ...................................... 52
4.4.3. Aktor yang berpengaruh dalam Pemilihan Strategi LPM Chic’s Condet .......................................................................... 53 4.4.4. Alternatif Strategi Promosi LPM Chic’s Condet ...................... 54
4.5. Analisa Pemilihan Strategi Promosi dengan Menggunakan Metode AHP ................................................................................................. 55 4.6. Analisa Perhitungan AHP Pada Hierarki Penyusunan Strategi
Promosi LPM Chic’s Cabang Condet……………………………… 57 4.6.1. Pengolahan Horisontal ............................................................. 58 4.6.2. Pengolahan data secara Vertikal .............................................. 66
4.7. Implikasi Hasil Perhitungan AHP ...................................................... 71 KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 75
1. Kesimpulan........................................................................................... 75 2. Saran..................................................................................................... . 76 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 77 LAMPIRAN ................................................................................................... 80
x
x
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan tahun mulai beroperasi ............................................................ 2
2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya .............. 5
3. Skala banding secara berpasangan .................................................. 29
4. Nilai Random Index (RI) ................................................................ 31
5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah
Musik Purwacaraka ......................................................................... 39
6. Bobot dan prioritas (Unsur Faktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) .......................................................... 59
7. Bobot dan prioritas (Unsur Aktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) .......................................................... 61
8. Bobot dan prioritas (Unsur Tujuan Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) .......................................................... 63
9. Laporan Data Siswa LPM Chic's Condet Periode April – Desember 2008 ............................................................................... 64
10. Bobot dan prioritas (Unsur Alternatif Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet) .......................................................... 65
11. Susunan bobot dan prioritas Aktor yang berkepentingan dalam
strategi promosi LPM Chic’s Condet .............................................. 66
12. Susunan bobot dan prioritas Tujuan yang berkepentingan
dalam strategi promosi LPM Chic’s Condet .................................. 67
13. Susunan bobot dan prioritas Alternatif yang dipilih perusahaan .... 70
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Grafik pertumbuhan franchise Asing dan Lokal di Indonesia ..... 4
2. Kerangka pemikiran penelitian .................................................... 24
3. Kerangka pemikiran hierarki proses ............................................ 27
4. Skema perhitungan metode AHP ................................................. 34
5. Struktur organisasi LPM Chic’s Cabang Condet ......................... 36
6. Hierarki Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet .............. 56
7. Hasil perhitungan vertikal struktur hierarki strategi promosi LPM Chic’s Cabang Condet ................................................................. 74
2
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Struktur organisasi Chic’s Pusat .................................................... 80
2. Brosur LPM Chic’s Cabang Condet .............................................. 81
3. Kuesioner AHP .............................................................................. 83
4. Estimasi pemasukkan dan pengeluaran tahun pertama ................. 90
5. Program Training LPM Chic’s ...................................................... 92
6. Jadwal kegiatan promosi bulan februari 2009 ............................... 93
7. Jadwal kegiatan training tahunan .................................................. 95
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu tugas negara terpenting karena pendidikan
merupakan kebutuhan pokok manusia yang istimewa (Faure dalam Tambunan,
2004). Pendidikan merupakan hak pribadi manusia yang berakar dalam aneka
kebutuhan pokok manusia sebab manusia tidak bisa mengembangkan hidupnya
tanpa pendidikan minimum dan bermutu. Manusia memerlukan pendidikan untuk
mendapatkan pengetahuan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan merupakan suatu investasi SDM (human capital investment) yang
memungkinkan setiap warga negara untuk berperan serta serta memberikan andil
dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Setiap warga negara harus
mampu mengembangkan dirinya agar menjadi produktif sehingga dapat lebih
bernilai (Suryadi, 2003), dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah
salah satu kebutuhan penting manusia untuk berkembang didalam masyarakat suatu
negara.
Tempat untuk mendapatkan pendidikan umumnya didapatkan dari sekolah
atau pendidikan formal, meskipun demikian jasa pendidikan luar sekolah masih
diminati orang untuk mendapatkan pendalaman materi atau mengembangkan
ketrampilan dan bakat tertentu. Sekolah merupakan institusi yang menyediakan
pengajaran bagi siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara berjenjang, namun
ketersediaan materi pendidikan yang diberikan sekolah terkadang masih kurang
cukup. Hal ini menyebabkan orang masih mencari kebutuhan pengetahuan diluar
sekolah, beberapa contohnya adalah bimbingan belajar dan jasa pendidikan lainnya
seperti lembaga pendidikan musik.
Bisnis jasa di Indonesia masih merupakan peluang bisnis yang cukup
menjanjikan untuk dikembangkan. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia
sudah mencapai 222 juta jiwa pada tahun 2006 dengan tingkat pertumbuhan 1,3%
tiap tahunnya (BPS, 2007). Bisnis jasa memiliki keunikan tersendiri bila
dibandingkan dengan bisnis barang atau produk karena jasa sendiri merupakan
2
sesuatu yang tidak dapat dilihat secara kasat mata namun dapat dirasakan
manfaatnya. Kekuatan utama bisnis ini adalah kehadiran manusia sebagai modal
utama, keterlibatan manusia dalam proses penyampaian manfaat dari produsen ke
konsumen menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu bisnis jasa. Teori ini
didukung oleh Ruskin, 2005 pada bukunya yang berjudul “marketing your service
business” ia mengemukakan suatu konsep hubungan yang menyatakan bahwa
manusia merupakan suatu aset yang sangat berharga dalam sektor jasa dengan kata
lain jasa adalah bisnis manusia.
Bisnis jasa di Indonesia telah berkembang sejak lama sebelum kemerdekaan
RI dan terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Saat ini Indonesia memiliki
lebih dari dua juta perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa (Tabel 1). Data
mengenai Perusahaan Jasa-jasa Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha dan Tahun
Mulai Beroperasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah perusahaan jasa-jasa menurut klasifikasi lapangan usaha dan tahun mulai beroperasi
Klasifikasi lapangan Usaha < 1997 1997-1999 2000-2005 2006
Real estate 130.728 70.928 314.811 18.403
Jasa persewaan mesin dan peralatannya, barang-barang keperluan pribadi dan rumah tangga
36.521 24.626 118.040 8.496
Jasa komputer, penelitian dan pengembangan, serta jasa perusahaan lainnya
14.744 8.203 50.541 6.974
Jasa pendidikan 231.253 24.536 81.546 4.037
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 72.566 20.826 69.476 4.987
Jasa rekreasi, kebudayaan dan olahraga 11.563 6.282 67.567 10.216
Jasa kebersihan, kegiatan organisasi dan kegiatan lainnya
335.835 123.263 509.046 46.606
Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 5.939 2.746 11.787 878 Total 839.149 281.410 1.222.814 100.597
Sumber :Sensus BPS, 2006
3
Tabel 1 menunjukkan peningkatan jumlah perusahaan jasa dari tahun ke
tahun. Terlihat pada sebelum tahun 1997 perusahaan yang mulai beroperasi
sebanyak 839.149 usaha, kemudian tumbuh baru lagi antara tahun 1997 sampai
dengan tahun 1999 sebanyak 281.410 walaupun di masa itu Indonesia mengalami
krisis moneter. Keadaan ini terus meningkat hingga setelah tahun 1999 terdapat
penambahan sebanyak 1.222.814 usaha. Pada tahun 2006 sendiri perusahaan jasa
yang mulai beroperasi mencapai 100.597 usaha, hal ini menunjukkan bahwa bisnis
jasa di Indonesia masih terus diminati para pelaku usaha di Indonesia.
Salah satu bentuk pengelolaan jasa yang sedang marak saat ini adalah sistem
kemitraan atau franchising. Franchising atau waralaba pertama kali dikembangkan
di Amerika oleh Isaac Singer pada tahun 1850, ia adalah orang yang berhasil
mengembangkan mesin jahit yang kemudian mulai mendistribusikan mesin jahit
tersebut dengan merk singer dengan sistem kemitraan. Kemudian, sistem yang
dikembangkan ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S
Pemberton, pendiri Coca Cola. Walaupun Franchise dipopulerkan di negara
Amerika Serikat, namun asal mula kata Franchise berawal dari Eropa, yaitu
Perancis dan Inggris. Kata Franchise sendiri bermakna "kebebasan" (Freedom)
(Wikipedia, 2008)
Konsep franchise sendiri di Indonesia mulai berkembang pada tahun
1970an, dengan berdirinya Kentucky Fried Chicken (KFC), Swensen, dan Shakey
Pizza’s yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven Pada tahun 1990,
seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik, politik yang stabil
dan keamanan yang terjamin, para investor dari luar negeri mulai melirik Indonesia
dan franchise asing mulai mengisi pasar Indonesia. Trend ini diikuti oleh para
franchiser lokal indonesia, dimana pada tahun 1992 terdapat enam franchiser lokal
yang mulai diusahakan, namun jumlah ini belum sebanyak franchiser asing yang
mencapai 29 franchiser pada tahun yang sama. Keadaan ini kemudian mulai
berubah selama kurun waktu 1998 - 2004, dimana waralaba lokal tumbuh rata-rata
14,7% per tahun bersaing dengan waralaba asing yang hanya 7% pertahunnya. Data
mengenai pertumbuhan franchiser lokal dan asing disajikan pada Gambar 1.
4
Gambar 1. Grafik pertumbuhan Franchise Asing dan Lokal di Indonesia (Sukandar, 2007)
Ketika franchise asing mengalami penurunan di Indonesia justru franchise
lokal mulai menunjukkan peningkatan mengalahkan franchise asing yang
merupakan pelopor bisnis franchise di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
1, dimana antara tahun 2004 - 2006 jumlah franchise lokal meningkat tajam
mengalahkan jumlah franchise asing.
Berbagai macam jenis bidang waralaba terus berkembang di Indonesia,
mulai dari makanan, otomotif, penginapan dan travel, komputer dan internet, jasa
pendidikan sampai dengan bisnis retail. Salah satu bidang Franchise lokal yang
tumbuh cukup pesat adalah jasa pendidikan. Keberadaan franchise ini terus
berkembang hampir mengalahkan franchise makanan yang datang lebih dulu, pada
tahun 2006 tercatat lima puluh dua bidang usaha pendidikan yang ditawarkan secara
waralaba (Tabel 2). Keunggulan jenis Waralaba pendidikan adalah bidang ini
memiliki sistem yang lebih jelas dan output yang mudah terlihat bila dibandingkan
dengan franchise lainnya waralaba (Sinar Harapan, 2003).
5
Tabel 2. Jumlah Waralaba di Indonesia menurut bidang usahanya
Bidang usaha Jumlah Restoran/kafe/food outlet 111 Pendidikan/kursus 52 Spa & health center 9 Refill tinta 5 Salon 5 Travel 3 Rental VCD/DVD 3
Sumber: SSA Franchise Consulting dalam Bisnis.com, 2006
Lembaga Pendidikan Music Chic’s (LPM Chic’s) merupakan salah satu jasa
pendidikan musik lokal yang menggunakan sistem pengelolaan kemitraan atau
franchising. Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997
dimana LPM Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun
dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan
usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Beberapa program LPM
Chic’s yang ditawarkan adalah berbagai jenis kursus atau pendidikan musik seperti
keyboard, gitar elektrik, gitar bass, gitar klasik, drum, vokal, biola, kelas spesialisasi
dan kelompok cinta music (untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Saat ini
LPM Chic’s Music memiliki lima cabang yang tersebar di daerah Jabotabek juga
Sumatera.
1.2. Perumusan Masalah
Pada tahun 2008 Franchise LPM Chic’s membuka cabang baru yang
merupakan cabang keenam di wilayah Jakarta Timur tepatnya di Jalan Raya Condet
No.30A, cabang dari Lembaga Pendidikan musik Chic’s ini merupakan cabang yang
dibuka dengan sistem kemitraan waralaba (franchising). Sebagai cabang yang baru
beroperasi LPM Chic’s dihadapkan dengan keberadaan dari para pesaing bisnis
dengan usaha sejenis. Para pesaing ini umumnya memiliki wilayah yang sama
dengan lokasi dimana perusahaan berdiri, diantaranya Purwacaraka Music School
yang berada di Jalan Balai Pustaka Timur 39 Rawamangun, Jakarta Timur, Bina
6
Cipta Musik Indonesia di Jalan Utan Kayu Raya 17, Jakarta Timur dan Faasto
School Music Jalan Balai Pustaka Timur Bl B-3/39 Rawamangun, Jakarta Timur.
Lembaga Pendidikan ini bersaing dalam mendapatkan pangsa pasar yang umumnya
diisi dengan siswa dibangku sekolah mulai dari SD sampai dengan SMA.
Lingkungan persaingan ini menyulitkan LPM Chic’s cabang Jakarta Timur sebagai
pendatang baru untuk mendapatkan pangsa pasarnya. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan pangsa pasar dan menghadapi persaingan ini diperlukan strategi yang
tepat.
LPM Chic’s cabang Condet ini didirikan oleh salah satu pemegang lisensi
franchiser yang telah diberikan secara khusus oleh LPM chic’s pusat sebagai
pemilik lisensi. Sebagai perusahaan yang berdiri menggunakan sistem kemitraan
franchising, LPM Chic’s cabang Condet ini telah dibekali oleh produk dan sistem
yang sudah terlebih dahulu dikembangkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik
lisensi, dalam arti lain produk dan sistem telah benar-benar siap dan tinggal
menunggu untuk dipasarkan. Agar produk tersebut laku dijual kemasyarakat atau
konsumen, maka masyarakat ataupun konsumen perlu mengetahui akan kehadiran
produk tersebut, berikut manfaat, harga, dimana dapat diperoleh dan kelebihan
produk dibandingkan produk pesaing. Untuk itu suatu kegiatan pemasaran perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Promosi merupakan salah satu fungsi dalam bauran pemasaran yang dapat
digunakan perusahaan untuk mengenalkan produknya. Promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Melalui kegiatan ini
perusahaan dapat berkomunikasi kepada konsumennya dengan menggunakan
berbagai kegiatan promosi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan target
yang diinginkan oleh perusahaan. Menurut Tjiptono, 2005 pada hakekatnya promosi
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi, membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan
produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal kepada produk yang
ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya penggunaan promosi ini juga
ditegaskan olehnya, dengan mengatakan bahwa betapapun berkualitasnya suatu
7
produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
itu akan berguna bagi mereka tidak akan pernah membeli atau menggunakannya.
Ada berbagai bentuk alternatif kegiatan promosi yang dapat digunakan
perusahaan untuk memasarkan produknya sehingga perusahaan perlu merumuskan
strategi promosi apa yang tepat untuk digunakan perusahaan. Berbagai aspek yang
berkaitan dengan kegiatan promosi sebaiknya menjadi bahan pertimbangan
perusahaan untuk membantu perusahaan dalam memutuskan kegiatan promosi yang
akan dijalankan. Hal ini penting untuk dilakukan agar kegiatan promosi yang akan
dijalankan sesuai dengan keadaan perusahaan dan sejalan dengan tujuan yang ingin
dicapai perusahaan. Pelaksanaan strategi promosi yang tepat diharapkan dapat
membantu keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produknya dan memberi
keunggulan perusahaan dalam persaingan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diteliti dalam skripsi ini
adalah:
1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga Pendidikan
LPM Chic’s Cabang Condet ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi strategi promosi Lembaga
Pendidikan Musik LPM Chic’s Cabang Condet ?
3. Alternatif strategi promosi apakah yang tepat untuk diterapkan sesuai dengan
keadaan perusahaan ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah:
1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi yang dijalankan oleh Lembaga
Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.
2. Menentukan faktor yang berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi
Lembaga Pendidikan Music LPM Chic’s Cabang Condet.
3. Menyusun alternatif strategi promosi sebagai masukkan yang diharapkan
memberikan manfaat bagi Lembaga Musik LPM Chic’s Cabang Condet.
8
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat membantu memberikan masukan dan
pertimbangan bagi strategi promosi yang akan dikembangkan. Manfaat lainnya
adalah dapat memberikan gambaran bagi perusahaan dalam membuat rencana
dan strategi yang baik dan terarah untuk mengembangkan strategi pemasaran
pada Lembaga Musik LPM Chic’s dimasa yang akan datang secara efektif dan
efisien.
2. Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi yang sangat
berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teoritis yang diperoleh di
bangku kuliah.
3. Bagi pihak lain, merupakan informasi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini hanya menganalisis strategi promosi
yang dijalankan oleh LPM Chic’s cabang Condet, mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi LPM Chic’s cabang Condet
dan merumuskan alternatif strategi promosi perusahaan berdasarkan kendala
yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Oleh karena itu, hasil akhir yang
dapat direkomendasikan kepada pihak perusahaan dari penelitian ini adalah
sebatas prioritas alternatif strategi promosi berdasarkan pengolahan AHP dan
tidak disertai dengan analisis mengenai perbandingan antara biaya dan manfaat.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Musik
Menurut Wikipedia (2008) musik adalah bunyi yang diterima oleh individu
dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi
sejati tentang musik juga bermacam-macam :
1. Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
2. Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan
disajikan sebagai musik
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.
2.2. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk
mengajar kebudayaan melewati generasi (Wikipedia, 2008).
2.3. Pendidikan Luar Sekolah (Informal)
Menurut Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan, pendidikan luar
sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan
terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan
maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan
mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan
baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan
keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
Jenis-jenis pendidikan yang ada pada pendidikan luar sekolah (PLS),
menurut Sudjana (1996) di antaranya adalah:
10
1. Pendidikan Massa (Mass education)
Pendidikan massa yaitu kesempatan pendidikan yang diberikan
kepada masyarakat luas dengan tujuan yaitu membantu masyarakat agar
mereka memiliki kecakapan dalam hal menulis, membaca dan berhitung
serta berpengetahuan umum yang diperlukan dalam upaya peningkatan taraf
hidup dan kehidupannya sebagai warga negara. Istilah Mass education
menunjukan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yang sasarannya
kepada individu-individu yang mengalami keterlantaran pendidikan, yaitu
individu yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan melalui jalur
sekolah, tetapi putus di tengah jalan dan belum sempat terbebas dari kebuta-
hurufan. Mass education ini dapat dikatakan semacam program
pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan, tentu saja tidak
bertujuan supaya orang-orang didiknya sekedar baca-tulis, tetapi juga
supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan
hidupnya sehari-hari. Individu yang menjadi sasarannya adalah pemuda-
pemuda dan orang dewasa dan pelaksanaannya dalam bentuk kursus-kursus.
2. Pendidikan Orang Dewasa (Adult Education)
Pendidikan orang dewasa yaitu pendidikan yang disajikan untuk
membelajarkan orang dewasa. Dalam salah satu bukunya tentang
pendidikan luar sekolah, Sudjana (1996) menerangkan bahwa pendidikan
orang dewasa adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi orang-orang
dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan
kualifikasi teknik dan profesi yang telah dimilikinya, memperoleh cara-cara
baru serta merubah sikap dan perilakunya.
3. Pendidikan Perluasan (Extension Education)
Secara umum diartikan sebagai kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan diluar lingkungan sekolah biasa. Kegiatan yang
diselenggarakan Pendidikan Luar Sekolah adalah meliputi seluruh kegiatan
pendidikan baik pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan
sekolah yang dilembagakan ataupun yang tidak dilembagakan.
11
2.4. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (2007) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial dengan mana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa
yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan
timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan
kebutuhan konsumen, serta aktivitas pesaing. Adapun tujuan pemasaran adalah
mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok
dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran
menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana
membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa
peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran,
merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta
mengawasi usaha pemasaran.
Ada hubungan erat antara mutu suatu produk dengan kepuasan pelanggan
serta keuntungan industri. Mutu yang lebih tinggi menghasilkan kepuasan
pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan
sering juga biaya lebih rendah. Eksekutif puncak masa kini melihat tugas
meningkatkan dan mengendalikan mutu produk sebagai prioritas utama, sehingga
setiap industri tidak punya pilihan lain kecuali menjalankan manajemen mutu total
(total quality management).
2.5. Bauran Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran
pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan
dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu
segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Bauran pemasaran
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau
kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan
seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian
12
perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja,
akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut,
untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif ( Kotler, 2007)
Payne, 2000 dalam bukunya yang berjudul “The Essence of Service
Marketing” menyebutkan ada tujuh elemen bauran pemasaran untuk jasa. Ketujuh
elemen tersebut yaitu produk (product), tempat (place), harga (price), orang
(people), proses (process), pelayanan (service) dan bukti fisik (physical evidence).
2.6. Pemasaran Jasa
Menurut Lupiyoadi (2001) pemasaran jasa berbeda dengan pemasaran
produk karena secara kasat mata tidak dapat dilihat dan menimbulkan berbagai
permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti yang
dikemukakan oleh Kotler, 2000 bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada enam
karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu tidak nampak
(intangibility), tidak dapat disimpan (Perishability), bervariasi (Heteroginity), tidak
dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi (inseparability), sangat tergantung
pada kinerja karyawan (people based) dan hubungan dengan konsumen secara
langsung (contact customer).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu
perlunya keterlibatan secara langsung karyawan dalam proses penyampaian
(delivery process), sehingga karyawan menjadi ujung tombak keberhasilan jasa.
Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan terhadap karyawan dapat
dieliminasi dan hubungan langsung kekonsumen yang sangat besar biayanya
dapat dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM
(Anjungan Tunai Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan pelayanan
sendiri (self service) berbagai keperluan yang berkaitan dengan keuangannya.
2.7. Promosi Pemasaran
Latar belakang dari penelitian ini didasarkan oleh teori dari salah satu
bauran pemasaran yaitu promosi. Menurut Tjiptono (2005) dalam buku Pemasaran
13
Jasa menyatakan promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya
sekedar memberikan informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan
perusahaan, tetapi juga sangat bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk
konsumen untuk membeli jasa perusahaan dibanding pesaing. Aspek ini
berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar
tentang produk atau jasa yang dijual, tempat dan saatnya.
Alat untuk melaksanakan pemberian infomasi ini disebut dengan nama
bauran promosi, dalam buku Kotler (2007) ia terdiri dari lima jenis, yaitu:
1. Periklanan (Advertising) merupakan alat utama bagi pengusaha untuk
mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha
lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk
poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat yang strategis.
2. Penjualan Perorangan (Personal selling) merupakan kegiatan perusahaan untuk
melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak
langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif
antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam
penjualan perorangan adalah: penjualan kerumah-rumah (door to door selling,
penawaran melalui surat (mail order), penjualan melalui telepon, dan
penjualan langsung (direct selling).
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) merupakan kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen
akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan
pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
4. Penjualan Langsung (Direct Marketing) merupakan kegiatan pemasaran yang
berinteraksi langsung kepada konsumen melalui berbagai media periklanan
(advertising), dan secara general mendorong konsumen memberikan respon
langsung. Bentuk-bentuk pemasaran langsung (direct selling) yang umum
ditemui seperti surat langsung, telemarketing, pemasaran internet. Bila kita
cermati bentuk-bentuk kegiatan ini memiliki empat karakteristik khusus, yaitu
bersifat tidak umum, disesuaikan dengan orangnya, mutakhir dan interaktif.
14
5. Publisitas (Pubilicity) merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh
perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada
konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang
dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan
publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas
merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat
secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan
atau memasyarakatkan .
Pencapaian strategi yang efektif harus dilakukan dengan mengkombinasikan
komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk
berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi bauran promosi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Jenis Pasar Produk
Alokasi promosi berbeda-beda antara pasar konsumen dan bisnis.
Pemasar konsumen mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk promosi
penjualan, iklan, penjualan pribadi, dan hubungan masyarakat. Pemasar bisnis
mengeluarkan uang secara berturut-turut untuk penjualan pribadi, promosi
penjualan, iklan dan hubungan masyarakat. Sejumlah penelitian mengeaskan
peran iklan dalam pasar bisnis. Iklan yang dikombinasikan dengan penjualan
pribadi dapat meningkatkan penjualan pada pasar bisnis, iklan pada
perusahaan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan memudahkan tenaga
penjual dalam mengadopsi produk dan menjualnya. Pada umumnya penjualan
pribadi lebih banyak digunakan untuk barang yang rumit, mahal dan beresiko
dan dipasar dengan penjual yang lebih besar dengan jumlah yang lebih sedikit.
Tenaga penjual pada pasar konsumen memiliki empat sumbangan penting
yaitu posisi persediaan yang meningkat, pembangunan antusiasme, penjualan
misioner dan manajemen pelanggan utama. (Kotler, 2007).
2. Pelanggan
Dalam kaitannya dengan pelanggan, ada dua strategi yang dapat
digunakan dalam menentukan strategi promosi (Tjiptono, 2002), yaitu :
15
a. Push Strategi, yaitu aktivitas promosi produsen kepada perantara (biasanya
penjualan perorangan dan trade promotion), dengan tujuan agar para perantara
itu memesan, kemudian menjual, serta mempromosikan produk yang
dihasilkan produsen.
b. Pull Strategy, yaitu aktivitas promosi produsen kepada konsumen akhir
(biasanya dengan iklan dan consumer promotion), dengan tujuan agar mereka
mencarinya pada para perantara, yang pada gilirannya melalui perantara
memesan produk yang dicari konsumen kepada produsen.
3. Luas Cakupan Geografis
Karakteristik dari kriteria pemilihan alat promosi adalah besarnya
cakupan geografis dari target audiens. Jika target audiensnya skala nasional,
maka lebih efektif bila menggunakan alat komunikasi massal, seperti
periklanan dan promosi penjualan. Begitu, pun halnya dengan beberapa
kegiatan bisnis spesial membutuhkan perhatian untuk menjelaskan, desain,
demonstrasi, pemasangan dan membutuhkan pelayanan servis kompleks.
Dalam keadaan ini penjualan perorangan memberikan pengaruh yang lebih
baik. Alat-alat dari komunikasi pemasaran memungkinkan sebuah organisasi
untuk berkomunikasi melalui skala nasional ataupun internasional melalui
periklanan dan teknologi seperti satelit, atau kepada satu orang atau suatu
komunitas tertentu dengan bantuan pernjualan perorangan dan bantuan
rekomendasi dari mulut ke mulut (Fill, 2002).
4. Tahap Kesiapan Membeli
Alat-alat promosi berbeda-beda dalam keefektifan biaya sesuai dengan
tahap kesiapan pembeli yang berbeda dan tujuan yang ingin dicapai Efektivitas
dari masing-masing alat promosi dapat ditelusuri dari proses keputusan
membeli. Iklan dan pemberitaan memegang peranan terpenting dalam tahap
pembangunan kesadaran, sedangkan penjualan pribadi lebih efektif untuk
kegiatan promosi dan perilaku pembelian. Pengertian pelanggan terutama
dipengaruhi iklan dan penjualan pribadi. Keyakinan pelanggan sangat
dipengaruhi penjualan pribadi. Penutupan penjualan kebanyakan dipengaruhi
16
penjualan pribadi, promosi penjualan dan sisanya oleh iklan yang
mengingatkan (Fill, 2002)
5. Tahap siklus hidup produk
Alat-alat promosi juga memiliki efektivitas biaya yang berbeda-beda
sesuai dengan tahap siklus hidup produk yang berbeda. Pada tahap
pengenalan, iklan dan pemberitaan memiliki tingkat efektivitas biaya tertinggi,
disusul penjualan pribadi untuk memperoleh jangkauan distribusi dan promosi
penjualan untuk mendorong konsumen mencobanya. Pada tahap pertumbuhan,
permintaan mempunyai momentumnya sendiri melalui cerita dari mulut
kemulut. Pada tahap ini sebaiknya mulai menggunakan penjualan perorangan
(personal selling). Pada tahap kematangan secara berturut-turut promosi
penjualan, iklan dan penjualan pribadi semuanya makin berperan penting,
untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Pada tahap
penurunan, promosi penjualan tetap berperan kuat, iklan dan pemberitaan
berkurang dan wiraniaga hanya memberikan sedikit perhatian pada produk
tersebut, untuk memperlambat penurunan penjualan produk (Kotler, 2005)
6. Anggaran
Jika perusahaan memiliki dana promosi yang besar, maka peluangnya
untuk menggunakan iklan yang bersifat nasional juga besar. Sebaliknya dana
yang tersedia terbatas, maka perusahaan dapat memilih penjualan perorangan
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion) atau iklan bersama
dalam wilayah lokal atau regional (Tjiptono, 2002).
7. Pesaing
Perusahaan dapat mempertimbangkan strategi promosi yang akan dijalankan
berdasarkan aktivitas promosi yang dijalankan pesaing atau menyesuaikan
dengan tingkat persaingan yang ada dalam industri tersebut (Kotler, 2005)
8. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan strategi yang akan digunakan untuk
memenangkan persaingan yang terjadi dalam pasar. Keberhasilan suatu
perusahaan dalam mencari keuntungan banyak bergantung pada strategi dasar
ini (Fitriana, 2005). Harga yang tinggi sering dianggap pelanggan berkorelasi
17
positif dengan kualitas yang juga tinggi, maka penggunaan iklan lebih tepat
untuk mengkomunikasikan kualitas dari produk-produk yang harganya mahal.
Jika pendistribusian dilakukan secara langsung, maka karakteristiknya
mensyaratkan penggunaan penjualan perorangan, sedangkan bila secara tidak
langsung, maka dibutuhkan iklan karena terbatasnya jumlah armada penjual
yang dipakai (Tjiptono, 2002).
2.8. Waralaba atau Franchising
Definisi waralaba menurut waralaba.com (2008) suatu pola kemitraan
usaha antara perusahaan yang memiliki merek dagang dikenal dan sistem
manajemen, keuangan dan pemasaran yang telah mantap, disebut pewaralaba,
dengan perusahaan/individu yang memanfaatkan atau menggunakan merek dan
sistem milik pewaralaba, disebut terwaralaba. Pewaralaba wajib memberikan
bantuan teknis, manajemen dan pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal
baliknya, terwaralaba membayar sejumlah biaya (fees) kepada pewaralaba.
Hubungan kemitraan usaha antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian
lisensi/waralaba.
Pengertian dari franchise ini juga dirumuskan pada Peraturan Menteri
Perdagangan (no. 12/2006). Waralaba (franchise) adalah perikatan antara
Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana Penerima Waralaba
diberikan hak untuk menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau
menggunakan hak kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang
dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang
ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban menyediakan
dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi Waralaba
kepada Penerima Waralaba.
Menurut International Franchise Association dalam waralaba.com (2008),
secara umum terdapat beberapa bentuk format bisnis waralaba, yaitu Unit
franchising, Area development franchising, Subfranchising, Conversion or
affiliation franchising dan Nontraditional franchising. Secara rinci kelima jenis
franchise tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
18
1. Unit Waralaba (Unit Franchising)
Bentuk waralaba ini adalah yang paling umum, dalam unit franchise,
pewaralaba memberikan hak kepada terwaralaba untuk menjalankan
sejumlah satu (single) bisnis waralabanya dalam lokasi atau daerah
yang telah ditentukan. Ada dua pihak yang berkepentingan dalam
bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.
2. Area Developer (Area Development Franchising)
Area development franchising, pewaralaba memberikan hak kepada
terwaralaba (disebut area developer) suatu daerah tertentu yang harus
dikembangkan. Terwaralaba tersebut memiliki hak dan kewajiban untuk
membuka dan mengoperasikan sendiri sejumlah unit waralaba tertentu
sesuai dengan jadwal rencana pengembangan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Biasanya, jika target jadwal rencana pengembangan
waralaba yang bersangkutan tidak tercapai, pewaralaba akan
memutuskan kontrak perjanjian pengembangan waralaba pada daerah
tersebut. Walau begitu, unit waralaba yang telah berdiri tetap dapat
dioperasikan oleh terwaralaba. Ada dua pihak yang berkepentingan
dalam bentuk ini, yaitu Pewaralaba dan Terwaralaba.
3. Unit Waralaba (Subfranchising)
Subfranchising, kadang disebut juga master franchising, sifatnya mirip
dengan area development franchising, hanya saja bentuk waralaba ini
melibatkan 3 pihak. Perbedaannya adalah, pada bentuk waralaba ini
franchisee memiliki pilihan antara membuka sendiri unit waralabanya
atau menjual kembali unit waralaba (sub franchising) kepada pihak lain
(ke-3), selama tujuan pengembangan waralaba dalam suatu daerah
dapat tercapai. Bentuk kesepakatan ini umum digunakan oleh sistem
waralaba internasional (terutama pewaralaba Amerika Serikat),
biasanya disebut dengan “master franchising”, dan franchisee sebagai
sub franchisor disebut sebagai “master franchisee”.
4. Afiliasi (Affiliation or Conversion Franchising)
Bentuk waralaba ini terjadi jika seorang pemilik dari suatu bisnis yang
19
telah berjalan ingin berafiliasi dengan suatu jaringan waralaba yang
telah terkenal. Tujuannya adalah agar bisnis tersebut dapat
memanfaatkan keuntungan dari merek terkenal dan juga sistem operasi
dari jejaring waralaba yang bersangkutan. Dalam affiliation franchising
ini, terwaralaba biasanya diperbolehkan untuk tetap menggunakan
merek lama yang telah mereka miliki diikuti dengan merek terkenal dari
sang pewaralaba. Bentuk waralaba ini banyak diterapkan di industri
perhotelan.
5. Non-traditional Franchising
Pada bentuk waraba ini, pewaralaba menjual waralabanya untuk
ditempatkan pada tempat-tempat tertentu yang khusus. Misalkan, suatu
unit waralaba yang dijual didalam lokasi bisnis (misal: ritel) milik
orang lain. Dalam hal ini pewaralaba membuat dua perjanjian, yaitu
perjanjian dengan terwaralaba dan perjanjian dengan pemilik bisnis.
2.9. Metode Analytical Hierarcy Process
Analytical Hierarcy Process dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun
1970an. AHP merupakan sistem pembuat keputusan dengan menggunakan model
matematik. AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria
dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria.
Ketika dilakukannya pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi
sangatlah penting untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik.
Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali
dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal ini
membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil dan meningkatkan kebutuhan
dilakukannya pendekatan tertentu, yang memungkinkan para pengambil keputusan
untuk memecahkan proses evaluasi tersebut dalam beberapa tingkatan faktor-
faktor yang berbeda tetapi masih saling terkait.
Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis dan
terstruktur. Metode ini memungkinkan dilakukannya pemahaman akan keputusan
yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu masalah. Cara kerja
AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan menyatukan semua
20
keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses pembobotan untuk
memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan dari masing-
masing kriteria obyektif. Prosedur ini mengenalkan dan menyatukan pengetahuan
juga keahlian para partisipan dalam pengambilan keputusan, dengan memanfaatkan
penilaian subjektif. Tiga prinsip dasar dalam metode AHP ini, adalah peng-
dekomposisian masalah dari pengambilan keputusan, penilaian komparatif dari
setiap unsur dan pensintesisan dari masing-masing prioritas.
Saaty (1993) mengemukakan beberapa keuntungan penggunaan metode
AHP :
1. Memberi suatu model yang luwes terhadap segala permasalahan.
2. Mensintesis satu hasil representatif dari berbagai penilaian berbeda.
3. Mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan
memungkinkan alternatif terbaik.
4. Menuntun ke arah suatu taksiran menyeluruh terhadap kebaikan setiap
alternatif.
5. Melacak konsistensi logis dari berbagai pertimbangan yang digunakan dalam
menetapkan berbagai prioritas.
6. Dapat menangani saling ketergantungan antar faktor dalam suatu sistem.
7. Memadukan ancangan deduktif dan ancangan sistem berdasarkan sistem
kompleks.
2.10. Penelitian Terdahulu
Fitriana (2005) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi
wisata arum jeram. Berdasarkan hasil penelitiannya, karakteristik kunjungan
menunjukkan bahwa, ingin mencoba tantangan merupakan alasan mencoba wisata
arum jeram, sebagian besar pengguna jasa memperoleh informasi dari teman dan
baru pertama kali mencoba wisata arum jeram. Faktor yang menjadi prioritas
penyusunan strategi promosi berturut-turut adalah anggaran, sumbe daya manusia,
karakteristik jasa, karakteristik pasar dan pesaing. Alternatif strategi promosi yang
tepat untuk dijalankan adalah meningkatkan frekuensi kegiatan promosi yang
dijalankan saat ini.
Penelitian mengenai promosi juga dilakukan oleh Yunida (2006) yaitu
21
analisis strategi promisi PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), yang
menganalisis faktor penyusun strategi promisi Trans TV. Hasil dari penclitian
tersebut mengidentifikasikan enam faktor yaitu anggaran promosi, pesaing, sumber
daya manusia karakteristik produk dan Segmentasi, Target, dan Positioning
perusahaan.
Kurniaty (2007) melakukan penelitian mengenai analisis strategi promosi
dengan menggunakan metode AHP pada perusahaan jasa Event Organizer CI
Production. Dari penelitian yang dilaksanakan, perusahaan CI Production perlu
meningkatkan kegiatan publisitas dan humas sebagai alternatif strategi pilihan
pertama dengan bobot 0,300. Alternatif selanjutnya adalah peningkatan kerjasama
dengan media partner (0,292), meningkatkan kegiatan pemasaran langsung (0,235),
meningkatkan kegiatan promosi terdahulu (0,093) dan meningkatkan kegiatan
periklanan sebagai alternatif strategi terakhir dengan bobot 0,080.
Zakiyah (2008) mengambil penenlitian mengenai analisis strategi promosi
jasa telekomunikasi Esia pada PT. Bakrie Telecom Tbk dengan menggunakan
metode AHP. Hasil dari penelitian terindentifikasi enam faktor yaitu anggaran
promosi, sumber daya manusia, karakteristik produk, karakteristik pasar,
Segmentation Targetng dan Positioning dan tingkat persaingan. Dari pengolahan
AHP didapatkan bahwa STP terindentifikasi sebagai faktor prioritas utama yang
mempengaruhi penyusunan strategi promosi Esia dengan bobot 0,445. Alternatif
strategi promosi bagi Esia yaitu meningkatkan intensitas promosi above the line,
baik melalui media cetak maupun elektronik, aktif melakukan promosi below the
line melalui berbagai kegiatan seperti event road show, flyering, diberbagai tempat
keramaian, sarana SMS, penempatan POS (Point of Sales) material ditempat-
tempat penjualan ketika peluncuran program atau produk baru (B), melakukan
peningkatan kegiatan direct selling dan direct marketing (C), aktif melakukan
promosi penjualan dengan program-program yang lebih menarik (D).Alternatif
yang diprioritaskan bagi Esia adalah meningkatkan intensitas promosi above the
line, baik melalui media cetak maupun elektronik dengan bobot 0,364.
22
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Lembaga Pendidikan Music Chic’s merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa pendidikan musik. Perusahaan ini telah berdiri
sejak tahun 1997 dan masih berkembang hingga sekarang, melalui cabang-
cabangnya perusahaan ini mulai melakukan ekspansi untuk mendapatkan
pangsa pasar yang lebih besar.
LPM Chic’s Music Cabang Condet merupakan salah satu cabang yang
baru berdiri, perusahaan ini mulai beroperasi pada bulan April tahun 2008.
Sebagai perusahaan yang baru berdiri perusahaan menghadapi banyak
tantangan, salah satunya adalah keberadaan persaingan pasar antar
perusahaan yang serupa untuk mendapatkan pangsa pasar. Untuk itu
perusahaan dituntut untuk melakukan strategi pemasaran yang tepat agar
dapat mengkomunikasikan perusahaan dan jasa yang diberikan kepada
konsumen. Promosi merupakan salah satu strategi yang dapat dikembangkan
dalam pelaksanaan kegiatan pemasaran.
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil
perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang
paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli
yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu
promosi. Tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi
konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi
yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan
pekerjaan yang sia-sia, untuk itu sebaiknya penentuan strategi promosi harus
dilakukan dengan hati-hati. Dalam penelitian ini penentuan strategi promosi
diawali dengan diadakannya analisis strategi promosi yang telah dilakukan
perusahaan, kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor,
aktor dan tujuan promosi yang dihubungkan dengan tujuan utama perusahaan
hingga pada akhirnya ditentukannya alternatif yang akan dijalankan.
23
Proses pengidentifikasian faktor-faktor,aktor dan tujuan promosi
sampai dihasilkannya alternatif dilakukan dengan menggunakan metode
AHP. Banyaknya faktor yang berpengaruh dalam penentuan strategi promosi
membuat pengambilan keputusan menjadi sulit untuk dilakukan. Metode
AHP merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan, metode ini
memungkinkan untuk dipecahkannya proses evaluasi menjadi beberapa
tingkat dari beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam penelitian ini, hal
tersebut disajikan pada Gambar 2.
24
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penyusunan Struktur Hierarki
Pembobotan dan penghitungan pendapat
Alternatif Prioritas Strategi Promosi
Rekomendasi kebijakan strategi
Strategi pengembangan promosi LPM Chic’s
Visi dan Misi
Pengidentifikasian atribut-atribut dengan metode AHP
Faktor-faktor yang berpengaruh
Aktor yang terlibat
Alternatif yang disarankan
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Bauran Pemasaran Jasa
25
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada LPM Chic’s Cabang Condet yang
beralamat di Jalan Raya Condet No.30A Kramat Jati, Jakarta Timur.
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari bulan Desember 2008 sampai
dengan Februari 2009.
3.3. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan lapangan dan hasil
wawancara dengan pihak perusahaan yang memiliki kontribusi terhadap
perumusan strategi promosi perusahaan. Wawancara dilakukan dengan empat
orang responden dengan menggunakan kuesioner yang cara pengisiannya
dipandu oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran literatur
baik dari media cetak maupun elektronik, studi pustaka, internet dan
dokumen perusahaan.
Pemilihan responden dalam AHP dilakukan berdasarkan teknik
purposive sampling dengan pertimbangan bahwa responden, baik individu
atau lembaga yang dianggap mengerti permasalahan yang terjadi dan
mempunyai kemampuan dalam pembuatan kebijakan atau memberi masukan
dalam proses penentuan strategi. Responden yang dipilih adalah Komisaris
sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama, Staff Promosi dan Event dan
satu orang perwakilan siswa.
Metode analisis data yang akan digunakan yaitu Proses Hierarki
Analitik dengan menggunakan bantuan Expert Choice versi 11.5 dan
Microsoft Excel 2007. Expert Choice merupakan Sofware komputer untuk
menentukan pilihan-pilihan dalam pengambilan keputusan dengan
multikriteria yang berdasarkan metodologi pengambilan keputusan yang
dikembangkan oleh Saaty. Pendekatan AHP untuk pemilihan alternatif
dengan menangkap secara rasional persepsi orang, karena AHP mampu
mengkonversi faktor-faktor intangible (yang tidak terukur) kedalam aturan
yang biasa sehingga dapat dibandingkan.
Menurut Saaty (1993) dalam menyelesaikan persoalan dengan
menggunakan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, yaitu :
26
a. Decomposition. Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan
dekomposisi yaitu memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-
unsur, jika ingin mendapatkan hasil yang lebih akurat, pemecahan dan
dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan
pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingakatan
persoalan tadi.
b. Comparative Judgement. Prinsip ini membuat penilaian tentang
kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam
kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari
AHP, karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil
penilaian lebih baik jika disajikan dalam bentuk matriks (pairwise
comparison).
c. Synthesis of Priority. Dari setiap matriks pairwise comparison yang
kemudian dicari eigen vector untuk mendapatkan local priority. Karena
matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk
mendapatkan global priority harus dilakukan sintesis diantara local
priority. Prosedur melakukan sintesis berbeda dengan bentuk hirarki.
Pengurutan unsur-unsur menurut kepentingan relatif melalui sintesis
dinamakan priority setting.
d. Logical Consistency. Konsistensi memiliki dua makna, pertama adalah
bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokan sesuai dengan
keseragaman dan relevansi, kedua adalah tingkat hubungan antara obyek
didasarkan pada kriteria tertentu.
Penelitian ini menggunakan struktur hierarki multikriteria yang saling
mempengaruhi antar tingkatan dimana setiap kriteria pada suatu tingkat
mempengaruhi setiap kriteria di bawahnya. Struktur hierarki ini digunakan
untuk mendapatkan prioritas dari kriteria-kriteria yang akan dirumuskan,
kerangka struktur hirarki yang digunakan dimuat pada Gambar 3.
27
Gambar 3. Kerangka pemikiran hierarki proses
3.3.1. Proses Hierarki Analitik (PHA)
Metode analisis data yang digunakan PHA, yaitu suatu
pendekatan yang digunakan berdasarkan masukan yang bertujuan untuk
menentukan perencanaan strategi promosi yang dilaksanakan untuk
mendapatkan strategi yang tepat dan optimal bagi kemajuan
perusahaan. Dalam AHP, penetapan prioritas kebijakan dilakukan
dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian
mengkonversi faktor-faktor yang intangible (yang tidak terukur)
kedalam ukuran yang biasa, sehingga dapat dibandingkan.
Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data menurut Saaty
(1993) adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Sistem
Identikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa
rujukan untuk memperkaya ide atau berdiskusi dengan para pakar
atau orang yang menguasai permasalahan untuk mendapatkan
konsep yang relevan dengan permasalahan dan mendefinisikan
Faktor 1
Fokus (Tujuan Utama)
Tujuan 1
Alternatif A
Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4
Aktor 2 Aktor 3 Aktor 4 Aktor 1
Tujuan 2
Tujuan 3
Alternatif B
Alternatif C
Alternatif D
Alternatif E
Alternatif F
28
masalah serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan
menggunakan AHP dalam kerangka penentuan perencanaan.
Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah mendapatkan
skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk
menyusun suatu analisis tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Penyusunan Hirarki
Dalam penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan
dengan mengelompokan elemen-elemen sistem atau alternatif
keputusan kedalam suatu abstraksi sistem hirarki keputusan.
3. Komparasi Berpasangan
Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki
atas pendapat dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan
(pairwise comparison). Teknik komparasi berpasangan yang
digunakan dalam AHP dilakukan dengan cara membandingkan
antara elemen satu dengan elemen lainnya dalam satu tingkat hirarki
secara berpasangan sehingga diperoleh nilai kepentingan dari
masing-masing elemen. Penilaian dilakukan dengan memberikan
bobot numerik pada setiap elemen yang dibandingkan dengan hasil
wawancara langsung dengan responden. Responden bisa seorang
ahli atau bukan, tetapi terlibat dan mengetahui permasalahan
tersebut. Untuk mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif
tersebut digunakan Skala Banding secara Berpasangan yang
dikembangkan oleh Saaty (1993) seperti terlihat pada Tabel 3.
29
Tabel 3. Skala banding secara berpasangan Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian dengan kuat menyokong satu elemen dibanding elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang
lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam kenyataan
9 Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen yang lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dan pertimbangan yang
berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua komponen diantara dua pilihan
Kebalikan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibanding dengan i
Sumber: Saaty, 1993
4. Matrik Pendapat Individu
Formulasi matrik individu adalah :
30
Dalam hal ini C1, C2, …..,Cn adalah set elemen pada setiap tingkat
keputusan dalam hirarki, kuantifikasi pendapat dari hasil komparasi
berpasangan membentuk matrik n x n. Nilai aij merupakan nilai
matrik pendapat hasil komparasi yang mencerminkan nilai
kepentingan Ci terhadap Cj.
5. Pengolahan Horisontal
Pengolahan horizontal digunakan untuk menyusun prioritas
elemen keputusan pada hirarki keputusan dengan empat tahapan,
yaitu :
a. Perkalian baris (z) dengan menggunakan rumus :
…………………………..(1)
Dimana: zi = vector eigen
m = jumlah responden
n = jumlah elemen yang dibandingkan
b. Perhitungan vektor prioritas atau vector Ciri :
…………………………..(2)
Dimana eVPi = elemen vector prioritas ke-i
c. Perhitungan nilai Eigen maksimum (λmax) dengan rumus :
VA = aij x VP dengan VA = (v aij)
VB = dengan VB = (Vbi) dimana VB adalah nilai Eigen
1 n λ max = ----- Σ VBi, untuk I = 1,2,…,n …………………..(3)
31
n i=1
VA = Vektor antara
d. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI)
Konsistensi logis menunjukan intensitas relasi antara
pendapat yang didasarkan pada suatu criteria tertentu dan saling
membenarkan secara logis. Tingkat konsistensi menunjukan
suatu pendapat mempunyai nilai yang sesuai dengan
pengelompokan elemen pada hirarki. Tingkat konsistensi juga
menunjukan tingkat akurasi suatu pendapat terhadap elemen-
elemen pada suatu tingkat hirarki. Untuk mengetahui konsistensi
(CI) digunakan formulasi sebagai berikut :
λ max - n CI = ------------------ …………………..(4)
n-1 Dimana: λ max = Eigen value n = jumlah yang dibandingkan
Untuk mengetahui konsistensi secara menyeluruh dari
berbagai pertimbangan dapat diukur dari nilai Ratio Konsistensi
(CR). Nilai ratio konsistensi adalah perbandingan antara indeks
konsistensi (CI) dengan indeks acak (RI), di mana nilai RI telah
ditentukan seperti terlihat pada Tabel :
Tabel 4. Nilai random index (ri) n RI n RI n RI n RI n RI
1 0,00 2 0,00 3 0,52 4 0,89 5 1,11
6 1,25 7 1,35 8 1,40 9 1,45 10 1,49 Sumber : Saaty, 1993
e. Revisi Pendapat
Revisi pendapat dapat dilakukan apabila nilai konsistensi
ratio (CR) pendapat cukup tinggi (lebih besar dari 0,1), dengan
mencari deviasi RMS (Root Mean Square) dari baris-baris (aij) dan
perbandingan nilai bobot baris terhadap bobot kolom (wi/wj) dan
merevisi pendapat pada baris yang mempunyai nilai terbesar, yaitu:
32
n
λ max = S (aij – wi/wj) …………………………(5) j=1
Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar,
sebaiknya responden tersebut dihilangkan, Jadi penggunaan revisi
ini sangat terbatas mengingat akan terjadinya penyimpangan dari
jawaban yang sebenarnya.
f. Matriks Pendapat Gabungan
Matriks pendapat gabungan merupakan matrik baru yang
elemen-elemennya (gij) berasal dari rata-rata geometrik elemen
matrik pendapatan individu yang nilai ratio konsistensinya (CR)
memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matrik pendapat
gabungan ini adalah untuk membentuk suatu matrik yang mewakili
matrik-matrik pendapat individu yang ada. Matrik ini selanjutnya
digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi serta vector
prioritas dari elemen-elemen hierarki yang mewakili semua
responden. Matrik pendapat gabungan ini menggunakan formulasi
berikut :
…………………………..(6)
Dimana m adalah jumlah responden
aij adalah matrik individu
g. Pengolahan Vertikal Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas
pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan terhadap
sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas
pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran utama,
maka :
s CVij = ∑ CHij (t,i-1) x VW t(i-1) t-1
……..……………………….(7)
Untuk i=1,2,3,….,p
33
j=1,2,3,…..,r
t=1,2,3,…..,s
Keterangan :
CHij (t,i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada
tingkat ke-1
terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya
(i-1), yang
diperoleh dari pengolahan Horizontal.
VW t(i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada
tingkat ke (i=1)
terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari
hasil pengolahan Vertikal.
P = Jumlah tingkat hirarki keputusan
R = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
S = jumlah elemen yang ada pada tingkat kei=1
Tahapan-tahapan dalam proses hirarki analitik ini dimuat pada
Gambar 4.
34
Tidak Ya
Gambar 4. Skema Perhitungan Metode AHP (Saaty, 1993)
Identifikasi sistem
Penyusunan Hierarki
Penilaian Matrik pendapat individu
Vektor Eigen Matriks Pendapat
Vektor Prioritas Matriks Pendapat
Rasio Konsistensi (CR) Memenuhi syarat
Pengolahan vertikal
Vektor Prioritas
Selesai
Mulai
35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Awal berdirinya LPM chic's dimulai pada tanggal 1 Januari 1997
dimana Chic’s dikukuhkan sebagai Lembaga Pendidikan Musik oleh
departemen pendidikan dan kebudayaan dengan nomor SK :
914/TERDAF/PLSM/III/1998. Sebelumnya LPM Chic’s merupakan salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan alat-alat musik namun
dengan semakin terbukanya peluang perusahaan ini mulai mengembangkan
usahanya dengan membuka lembaga pendidikan musik. Saat ini Chic’s Music
memiliki enam cabang yang tersebar di daerah Jabotabek dan Sumatera, di
daerah Jabotabek sendiri ada empat cabang yaitu Cabang Bekasi, BSD
Tanggerang, Jakarta selatan dan Jakarta Timur.
LPM Chic’s Cabang Condet, Jakarta Timur ini merupakan cabang
keenam dari lembaga pendidikan musik Chic’s yang dibuka dengan sistem
kemitraan (franchising). Proses negoisasi sampai dengan tahap lisensi dengan
pihak Chic’s pusat sebagai pemegang lisensi dilakukan dari bulan Januari
hingga bulan Maret 2008, hingga akhirnya resmi dibuka dan beroperasi bulan
April 2008. LPM Chic’s Jakarta Timur ini dibangun di atas tanah seluas
kurang lebih 130 m2, di dalam bangunan yang memiliki dua lantai ini
disediakan berbagai fasilitas seperti ruang kelas, ruang showroom dengan
fasilitas studio musik lengkap dan ruang tunggu atau pendaftaran yang berada
lantai pertama.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh LPM Chic’c Condet ini kurang lebih
sama dengan yang telah ditetapkan oleh LPM Chic’s pusat sebagai pemilik
lisensi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pembukaan
kelas pengajaran musik mulai dari kelas biola, keyboard, gitar elektrik, gitar
bass, gitar klasik, drum, vokal, kelas spesialisasi dan kelompok cinta music
(untuk anak berusia tiga sampai lima tahun). Selain melakukan kegiatan
pengajaran musik LPM Chic’s Condet juga melakukan kegiatan penjualan alat
musik dan penyewaan studio.
36
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi dari LPM chic’s saat ini berkomitmen untuk menciptakan
musisi yang handal di bidangnya dengan mengutamakan program
pendidikan yang jelas, instruktur yang mahir dan berdedikasi tinggi
terhadap pengembangan murid-muridnya.
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi LPM Chic’s Condet, Jakarta Timur terdiri
dari Komisaris sebagai pemilik perusahaan, Direktur Utama selaku
pimpinan perusahaan, Staff Administrasi dan Keuangan, Staff Promosi
dan Event dan Staff Urusan Rumah Tangga. Struktur Organisasi LPM
Chic’s secara lengkap untuk Chic’s Pusat dan struktur organisasi dari
pusat ke cabang dapat dilihat pada lampiran 1.
Gambar 5. Struktur Organisasi LPM Chic’s Jakarta Timur
4.1.4. Sistem Kemitraan (Franchising)
LPM Chic’s Cabang Condet termasuk kedalam jenis Unit
Waralaba (Unit Franchising), dimana pewaralaba memberikan hak
kepada terwaralaba untuk menjalankan satu unit bisnis waralabanya
dalam lokasi atau daerah tertentu. Perjanjian penggunaan merek dan
seluruh sistem yang diberikan kepada LPM Cabang Condet ini memiliki
batas waktu sesuai dengan perjanjian yang diberikan oleh LPM Chic’s
Pusat. Adapun kelengkapan atau hak yang diberikan oleh LPM Chic’s
antara lain, penggunaan nama atau merk (brand), sistem pendidikan dan
sistem administrasi, kurikulum pendidikan serta silabus, desain ruang
kelas, kegiatan promosi bersama dan penggunaan tool kit promosi (logo,
banner, brosur, poster, banner).
Urusan Rumah
Komisaris/Pemilik
Direktur
Promo and Event Administrasi dan
37
4.2. Bauran Pemasaran Perusahaan
4.2.1. Produk
Produk adalah konsep keseluruhan atas objek atau proses yang
memberikan berbagai nilai bagi para pelanggan, sedangkan istilah
barang atau jasa merupakan subkategori yang menjelaskan dua jenis
kategori produk. Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang
kompleks. Orang membeli jasa untuk memenuhi kebutuhan yang
mereka cari, dalam penggunaannya orang melekatkan nilai pada jasa-
jasa yang mereka di terima dengan mengacu kepada kemampuan suatu
jasa memenuhi kebutuhan mereka. Itu sebabnya mengapa nilai yang
diberikan oleh konsumen sangat penting kaitannya untuk keberhasilan
suatu jasa. Penambahan produk yang diharapkan mencerminkan cara
menciptakan diferensiasi produk sehingga dapat menambah nilai dari
perspektif pelanggan (Payne, 2000).
Produk yang ditawarkan LPM Chic’s merupakan produk Jasa
yang sifatnya intangible tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan
manfaatnya. Pada dasarnya LPM Chic’s merupakan perusahaan yang
memiliki produk utama berupa pendidikan musik, pendidikan sendiri
sifatnya tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan manfaatnya. Dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan ini perusahaan menyertakan produk
tambahan yaitu modul pelatihan yang melengkapi pelayanan jasa.
Modul ini termasuk jasa tambahan atau barang pendukung. Karena
penggunaan produk tambahan tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan terhadap penyampaian jasa, maka produk jasa pendidikan
yang ditawarkan perusahaan dapat dikatakan sebagai Jasa utama yang
disertai barang dan jasa yang sangat kecil. Meskipun demikian kategori
ini masih sulit digeneralisasikan secara baik hal ini disebabkan bauran
barang dan jasa berbeda-beda (Kotler, 2007).
LPM Chic’s memiliki strategi keunggulan dalam menawarkan
produknya yang disebut dengan competitive advantage (Friedman,
1997) salah satu strategi yang dikembangkan adalah melalui strategi
diferensiasi, yaitu strategi memberikan penawaran yang berbeda
38
dibandingkan penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Beberapa
keunggulan dari produk Chic’s ini, antara lain:
a. Kurikulum. Penerapan kurikulum yang diterapkan oleh LPM Chic’s
disusun secara khusus oleh LPM Chic’s sendiri sehingga tidak sama
dengan kurikulum sekolah musik lainnya. Materi pada kurikulum ini
dibuat oleh dewan pengembangan kurikulum yang terdiri dari para
musisi senior LPM Chic’s, materi dalam kurikulum LPM chic’s ini
senantiasa di revisi untuk mengikuti perkembangan dunia musik. Karena
LPM Chic’s Musik berbentuk sekolah informal maka tidak ada standar
baku atau nasional dalam pengadaan kurikulum yang diberikan, namun
kegiatan pendidikan ini telah diakui oleh departemen pendidikan dengan
SK : 914/TERDAF/PLSM/III/1998.
b. Showroom. Ini merupakan salah satu keunggulan yang diberikan kepada
para pemegang lisensi LPM Chic’s, dimana para pemilik cabang chic’s
berhak menjadi distributor alat musik dan membuka toko musik pada
tempat mereka beroperasi.
c. Fasilitas. Pengadaan fasilitas pada LPM Chic’s ini benar-benar
diperuntukkan untuk memuaskan keperluan para siswa yang belajar pada
sekolah musik ini. Penyediaan studio latihan bagi para siswa secara gratis
diberikan sehingga siswa tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sewa
alat-alat musik, selain itu khusus bagi para siswa diberikan potongan
harga untuk setiap pembelian alat musik dari LPM Chic’s.
d. Kegiatan (Event) Musik. Pengadaan kegiatan musik secara berkala untuk
menunjang pengembangan kreativitas siswa seperti master class,
workshop, konser siswa, produk klinik, guitar wars dan drums day.
e. Akustik. Hal ini merupakan suatu ajang berkumpul dan bertukar pikiran
untuk mengadakan suatu kegiatan atau event bersama. Akustik
merupakan organisasi siswa LPM Chic’s, melalui organisasi ini para
siswa dilatih terbiasa membuat acara-acara hiburan layaknya sebuah
event organizer.
4.2.2. Harga
Harga memainkan bagian yang sangat penting dalam bauran
pemasaran. Harga dan komponen biaya lainnya dapat menunjukkan
bagaimana pengaruh perilaku yang ditimbulkan pelanggan terhadap
suatu biaya. Ketika pelanggan membeli jasa tertentu, mereka
39
membandingkan manfaat yang mereka pahami melalui jasa yang
diperoleh dengan harga yang mereka pahami. Untuk itu keputusan-
keputusan penetapan harga sangat nyata dalam menentukan nilai bagi
pelanggan dan memiliki peranan yang penting dalam pembentukan citra
bagi jasa tersebut (Lovelock dan Wright, 2005).
Saat ini LPM Chic’s memiliki harga yang cukup bersaing. LPM
Chic’s mencoba menetapkan harga dengan menyesuaikan pada kondisi
pasar sehingga mampu bersaing dengan para kompetitornya. Penentuan
harga ini dilakukan perusahaan dengan melakukan survey sebelumnya
dengan para pesaingnya dan daya beli masyarakat. Dibawah ini dapat
dilihat perbandingan harga LPM Chic’s dengan Sekolah Musik
Purwacaraka (Tabel 5)
Tabel 5. Perbandingan Biaya Pendidikan LPM Chic’s dengan Sekolah Musik Purwacaraka
Jenis Biaya Purwacaraka (Rp.)
LPM Chic's Condet (Rp.)
Pendaftaran 300000 200000Gitar klasik 250000 275000Gitar Elektrik 250000 275000Biola 265000 275000Drum 300000 275000Piano Pop 250000 275000Piano Klasik 250000 275000Vokal 250000 275000Sumber: LPM Chic’s dan Purwacaraka Cabang Buaran, 2009
Dari Tabel di atas dapat dilihat LPM Chic’s menetapkan harga
pendaftaran Rp. 200.000 lebih murah dibandingkan Sekolah Musik
Purwacaraka dengan harga Rp. 300.000 Bila dilihat dari rata-rata biaya
setiap kelas untuk Purwacaraka mencapai Rp. 264.375 ribu biaya ini
belum termasuk pendaftaran, sehingga total biaya keseluruhannya
mencapai Rp. 564.375. Sedangkan untuk biaya pendidikan per bulan
LPM Chic’s menetapkan harga yang sama untuk setiap kelas yaitu Rp.
275.000 sehingga untuk sekali masuk biaya yang dikeluarkan mencapai
Rp. 475.000 (termasuk biaya pendaftaran). Harga yang ditetapkan LPM
Chic’s dirasakan sesuai untuk konsumen di daerah Jakarta karena berada
40
tidak jauh dari harga yang ditetapkan kompetitornya dan masih terbilang
terjangkau biayanya bila dilihat dari fasilitas yang ditawarkannya.
4.2.3. Tempat
Penentuan lokasi dimana perusahaan berdiri merupakan salah
satu faktor penting untuk mendukung keberhasilan pemasaran suatu
produk. Lokasi yang strategis dapat memudahkan konsumen untuk
menemukan dan berkunjung ke perusahaan dengan mudah. Sebelum
mendirikan cabang baru disuatu lokasi tertentu survei pendahuluan
biasanya dilakukan oleh LPM Chic’s untuk membantu proses
pembukaan cabang baru. Beberapa kriteria yang harus terlebih dahulu
terpenuhi diantaranya adalah lokasi yang dekat dengan keramaian, akses
yang tidak terlalu sulit, tidak berada didaerah yang rawan dan memiliki
pasar potensial.
Lokasi LPM Chic’s yang berada di Jalan Raya Condet ini
dipilih karena merupakan jalan raya yang menghubungkan kawasan
Jakarta Timur dan Jakarta selatan. Dimana pada lokasi ini selalu dilewati
oleh lalu lalang kendaraan sehingga tempat ini dirasakan cukup srategis.
Selain itu, daerah ini juga merupakan daerah niaga yang cukup aktif
karena didaerah ini banyak didirikan toko-toko sehingga ramai
dikunjungi masyarakat. Lokasi LPM Chic’s cabang Condet juga tidak
jauh dari pemukiman penduduk dan beberapa meter dari lokasi
perusahaan berdiri dapat ditemukan beberapa sekolah-sekolah formal,
seperti Global Islamic School, SMP-SMA Adiluhur dan SMA PB.
Keunggulan lain yang dimiliki lokasi ini adalah lokasi perusahaan tidak
sulit untuk dijangkau, karena Jalan Raya Condet ini termasuk jalan
utama yang cukup besar sehingga mudah untuk diakses menggunakan
kendaraan.
4.2.4. Orang
Kesuksesan pemasaran suatu jasa sangat tergantung pada
seleksi, pelatihan motivasi dan manajemen sumber daya manusia
(Payne, 2000). Dalam penentuan pengajar LPM Chic’s sebelumnya
melakukan proses audisi untuk mengetahui kemampuan dan potensi
41
yang dimiliki oleh calon pengajar. Begitu juga dengan para staff
perusahaan yang akan bekerja akan melalui proses seleksi, setelah
diterima akan diberikan pelatihan awal selama satu sampai dua minggu
tergantung dari posisi yang akan ditempatinya. Untuk menjaga kualitas
para pengajar dan staff, LPM chic’s mengadakan pelatihan rutin setiap
empat bulan sekali. Selain itu dengan dihadirkannya musisi ternama
seperti ossa sungkar (voodoo) dan medi (suckerhead) juga menjadi salah
satu strategi chics untuk menunjukkan kualitas dari pendidikan yang
diberikan. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan LPM Chic’s dimuat
pada Lampiran 5.
4.2.5. Proses
Proses-proses di mana jasa diciptakan dan disampaikan kepada
pelanggan merupakan faktor utama di dalam bauran pemasaran jasa,
karena para pelanggan akan seringkali mempersepsikan sistem
penyampaian jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri, dengan demikian
keputusan mengenai manajemen operasi sangat penting untuk
menunjang keberhasilan pemasaran jasa.
LPM Chic’s memiliki standar prosedur untuk beroperasi mulai
dari kegiatan belajar mengajar, proses perekrutan dan pelatihan, sampai
dengan kegiatan promosi. Masing-masing kegiatan yang dilaksanakan
telah dirancang oleh Chic’s Pusat sebagai prosedur dasar mereka, seperti
dalam perekrutan karyawan dan pengajar dilakukan proses seleksi
melalui LPM Chic’s pusat terlebih dahulu sebelum diperbolehkan
bekerja di cabang tertentu. Dari sini masing-masing pengajar atau
karyawan yang berhasil masuk diberikan pengarahan dan pelatihan
mengenai bagaimana caranya melaksanakan kegiatan perusahaan.
Begitu pula dengan kegiatan promosi perusahaan, untuk
kegiatan promosi ini para cabang diberikan langkah-langkah dalam
berpromosi mulai dari tata cara pembuatan proposal kegiatan sampai
dengan langkah penetapan tujuan untuk berpromosi. Hal ini tentu saja
berbeda-beda, tergantung pada target dan tempat promosi yang akan
mereka laksanakan. Selain itu LPM Chic’s Pusat juga memberikan
42
kalender panduan yang berisi kegiatan promosi selama setahun,
sehingga kegiatan promosi yang dilakukan para cabangnya dapat lebih
terarah dan teratur dengan baik.
Seluruh kegiatan selalu dilakukan penjadwalan seperti halnya
kegiatan pelatihan, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan
penjadwalan mulai dari kegiatan pengajaran rutin antar murid dan
pengajar sampai dengan kegiatan bersama seperti master class, sehingga
kegiatan pengajaran dapat berjalan dengan baik dan teratur. Berbagai
alur proses ini dibakukan sedemikian rupa untuk mendukung kegiatan
administrasi, promosi maupun kegiatan pengajaran yang teratur dan
sesuai prosedur perusahaan. Contoh Penjadwalan untuk kegiatan
promosi pada bulan Februari dan jadwal kegiatan pelatihan per tahun
dimuat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
4.2.6. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang
terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau
mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelanggan
merupakan tolak ukur kualitas dari sebuah pelayanan. Tjiptono, 2005
menyimpulkan bahwa citra kualitas layanan yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa, melainkan
berdasarkan sudut pandang atau persepsi konsumen. Karena kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan dari keinginan pelanggan,
sehingga perusahaan dituntut untuk memaksimalkan pelayanannya agar
tercapainya pelayanan yang berkualitas.
Sesuai dengan visi dari LPM chic’s sendiri yang berkomitmen
untuk menciptakan musisi yang handal di bidangnya, dalam penentuan
staff pengajar LPM chic’s mencoba menghadirkan pengajar dengan
kemampuan yang kompeten untuk memberikan pengajaran yang
berkualitas agar terciptanya kepuasan jasa. Kegiatan ini ditujukan untuk
memberikan para pengajar pengetahuan khusus mengenai metode dan
kurikulum pembelajaran yang digunakan oleh LPM Chic’s, dengan
memberikan mereka pengetahuan mengenai kurikulum dan metode
43
belajar ini diharapkan perusahaan dapat tetap menjaga kualitas dari
pelayanan mereka terhadap kebutuhan pendidikan.
Selain itu, para staff administrasi juga diperhatikan dengan baik
dengan memberikan pelatihan khusus mengenai tata cara untuk melayani
para pelanggan dan kegiatan penjadwalan kegiatan belajar mengajar.
Dari kegiatan ini diharapkan tercapainya ketepatan waktu pemberian
jasa dan pemuasan kebutuhan yang sesuai dengan janji perusahaan.
4.2.7 Bukti Fisik
Berbeda dengan produk fisik jasa memiliki karakteristik yang
unik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium
sebelum digunakan atau dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian,
pembeli akan mencari bukti mutu jasa tersebut. Mereka akan menarik
kesimpulan mengenai mutu suatu jasa dari tempat, orang-orang,
peralatan, bahan komunikasi, simbol dan harga yang mereka lihat. Oleh
sebab itu untuk menunjukkan mutu layanan jasa suatu perusahaan
diperlukan bukti fisik dan presentasi sesuai dengan jasa pelayanan yang
akan ditawarkan.
Bukti fisik perusahaan dapat dilihat dari interior dan pernak-
pernik yang ditampilkan di dalam ruang tunggu yang berada dilantai
pertama, meja yang digunakan untuk pelaksanaan administrasi didesain
khusus agar berbentuk seperti piano yang bentuknya melingkar. Selain itu
berbagai pajangan alat musik gitar yang menjadi logo utama LPM Chic’s
turut meramaikan interior ruangan ini. Nuansa yang dihadirkan disini
dibuat untuk menimbulkan kesan bahwa jasa yang dihadirkan disini
berhubungan dunia musik sehingga para pengunjung yang baru masuk
akan segera mengetahui dan merasakan kehadiran jasa ini. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan ingin menunjukkan bahwa mereka
berkomitmen pada dunia musik yang berhubungan dengan jasa yang akan
mereka tawarkan. Selain itu penggunaan seragam chic’s menunjukkan
bukti bahwa perusahaan bersikap profesional dalam mengelola sumber
daya manusianya. Bukti fisik lainnya adalah penggunaan modul belajar
yang didesain cukup matang untuk menunjukkan kesan terkini dan
44
kualitas dari kurikulum yang akan diberikan. Kemudian, terakhir adalah
fasilitas yang diberikan perusahaan seperti alat musik dan studio latihan
sebagai pendukung kegiatan menunjukkan kesiapan perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang mengutamakan
kualitas.
4.3. Kegiatan Promosi Perusahaan
LPM Chic’s Condet merupakan perusahaan yang baru berdiri selama
kurang lebih satu tahun, sebagai perusahaan yang baru berdiri ini LPM
Chic’s Condet dihadapkan oleh keberadaan pesaing sehingga menyulitkan
perusahaan untuk berkembang. Dalam kegiatannya perusahaan telah
melaksanakan berbagai kegiatan promosi. Bentuk-bentuk bauran promosi
perusahaan ini dibagi menjadi lima kategori, yaitu Periklanan (Advertising),
Promosi penjualan, Penjualan Pribadi, Penjualan Langsung dan Publisitas
atau Hubungan Masyarakat (Humas).
4.3.1. Periklanan (Advertising)
Kegiatan periklanan adalah salah satu kegiatan yang dijalankan
oleh LPM Chic’s Condet meskipun kegiatan ini tidak terlalu diutamakan
karena selain menuntut anggaran yang besar dan mengingat metode ini
merupakan media komunikasi massa yang memiliki jangkauan geografis
yang terlalu besar namun kegiatan ini pernah dilakukan oleh LPM Chic’s.
LPM chic’s menggunakan media cetak seperti majalah, tabloid maupun
brosur dengan pertimbangan bahwa luas jangkauan yang dicapainya
sesuai dengan target pasar yang akan dicapainya, ada tiga buah media
cetak yang dipilih diantaranya adalah:
a. Tabloid Info Kramat Jati. Tabloid ini merupakan majalah mingguan
yang diterbitkan diwilayah kramat jati dan sekitarnya termasuk
condet. Majalah ini diterbitkan oleh CV. Sarana Informasi Global
dan dibagikan gratis setiap dua minggu sekali. Tabloid ini dipilih
untuk media periklanan karena memiliki cakupan geografis yang
sesuai dengan target pasar LPM Chic’s Condet, mengingat kawasan
beroperasi LPM Chic’s Condet hanya sebatas kawasan Jakarta
45
Timur. Pada tabloid ini perusahaan menempatkan dua kolom, yaitu
kolom iklan dan kolom tips bermain musik.
b. Majalah Music Spaces. Music Spaces merupakan majalah musik
yang dimiliki LPM Chic’s dan diterbitkan untuk umum, majalah ini
didirikan oleh PT. Hymnos dan dipimpin sendiri oleh bapak Jemmy
Suhadi sebagai kepala redaksi. Di dalamnya ada berbagai artikel
seputar musik mulai dari tips musik, produk klinik, liputan seputar
kegiatan LPM Chic’s, Kegiatan musik tanah air dan berbagai berita
lainnya. Media ini merupakan salah satu sarana promosi bagi LPM
Chic’s Condet, karena selain menyuguhkan berita seputar kegiatan
perusahaan, pada majalah ini juga disediakan kolom iklan bagi
perusahaan untuk berpromosi.
c. Brosur. Brosur digunakan tidak hanya untuk memberikan
pengetahuan bagi konsumen namun terkadang sangat berguna untuk
membantu tenaga penjual untuk menjelaskan produk yang akan
dipasarkan. Saat ini brosur yang digunakan oleh LPM Chic’s dalam
memasarkan produknya masih merupakan barang produksi dari
hasil cetakan chic’s pusat. Pesan yang disampaikan dalam brosur ini
menunjukkan bahwa chics merupakan sebuah sekolah yang
melahirkan musisi dan instruktur yang berkualitas, hal ini tercermin
dari kata “we create musicians and instructors” yang dapat dilihat
pada sisi depan brosur (Lampiran 2). Bila dilihat dari isi brosur
tampaknya perusahaan lebih mengutamakan penggunaan brosur
untuk tujuan menginformasikan produknya, karena informasi yang
tersedia dalam brosur kebanyakan berisikan informasi produk yang
dimiliki perusahaan dan daftar harga yang ditawarkan.
Selain menggunakan media cetak sebagai sarana periklanan
perusahaan juga menggunakan media elektronik, salah satu media yang
dipilih adalah penggunaan radio untuk menginformasikan produknya.
Namun bentuk yang disampaikan perusahaan bukan dalam bentuk iklan
murni melainkan dalam bentuk wawancara secara langsung dan disiarkan
hanya sekali.
46
4.3.2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Selain kegiatan advertising perusahaan juga melakukan kegiatan
pemasaran dengan memberikan tawaran khusus. Bentuk-bentuk tawaran
khusus ini bertujuan untuk mendorong masuknya siswa-siswa baru
untuk mengikuti pendidikan di sekolah musik LPM Chic’s Condet.
Untuk kegiatan promosi penjualan chic’s melakukan beberapa insentif
untuk mendorong terjadinya penggunaan jasa seperti pemberian discount
dan pembagian voucher yang dapat ditukarkan sebagai potongan biaya
pendaftaran. Kegiatan ini dilakukan oleh LPM Chic’s Condet bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan promosi yang dilaksanakan
perusahaan, antara lain :
a. Soft Launching. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali
digelar perusahaan saat berdiri tepatnya pada bulan april, disini
perusahaan menggelar acara musik sekaligus jamuan makan bagi
para tamu yang diundang. Pada acara ini diberikan gratis biaya
pendaftaran untuk 100 orang pendaftar pertama selama acara
berlangsung.
b. Workshop. Kegiatan ini merupakan program pelatihan bagi para
siswa dan umum untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
bidang musik baik secara teknik maupun teori bermusik.
Pelaksananaan kegiatan ini didukung oleh instruktur dan musisi
ternama yang dimiliki LPM chics, dari acara ini diharapkan dapat
menimbulkan ketertarikan para khalayak umum untuk bergabung
menjadi siswa LPM Chic’s.
c. Pertunjukkan Musik. Merupakan kegiatan yang memamerkan
kreativitas seni musik yang dimiliki oleh LPM Chic’s Cabang
Condet. Kegiatan ini biasanya didukung oleh para murid maupun
instruktur LPM Chic’s Condet dengan menampilkan ketrampilan
musik mereka. Kegiatan ini diadakan diberbagai tempat dan acara
ada yang diselenggarakan secara khusus oleh perusahaan sendiri dan
ada juga yang dilakukan dengan mengikuti acara yang
diselenggarakan oleh pihak lainnya.
47
4.3.3. Publisitas (Public Relation)
4.3.3.1. Sponsorships
Kegiatan sponsorship ini merupakan kegiatan yang baru bagi
LPM Chic’s. Pelaksanaan kegiatan musik yang dilakukan oleh chic’s
dengan bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya. Beberapa kegiatan
sponsorship yang telah dilaksanakan antara lain:
a. Stekpikustik.
Stekpikustik merupakan acara yang diselenggarakan oleh
Sekolah tinggi ilmu ekonomi, yang berlokasi di Kalibata,
Jakarta Timur. Acara ini diselenggarakan dengan bekerjasama
dengan Senat Mahasiswa STEKPI. Kerjasama yang dilakukan
oleh adalah dengan mensponsori acara STEKPI dengan
meminjamkan alat musik dengan persetujuan tertentu. Dari
kerjasama ini perusahaan mendapatkan keuntungan dengan
disediakannya stand khusus bagi chics untuk berpromosi tanpa
perlu mengeluarkan biaya. Promosi yang dijalankan disini
adalah dengan membuka stand, membagikan brosur, pemberian
diskon dan doorprize. Selain dari pendirian stand dan
pembagian insentif, siswa LPM Chic’s Condet juga diberikan
kesempatan untuk melakukan pertunjukkan musik pada acara
ini.
b. Soul of The Nation.
Soul of the Nation merupakan acara demo klinik yang
diadakan oleh organisasi Kreasi Musik Mahasiswa Universitas
Nasional dengan bekerjasama dengan LPM Chic’s Condet.
Kegiatan ini dilaksanakan dikampus Universitas Nasional yang
berlokasi di Jl Sawo Manila Pejaten, Pasar Minggu dengan
mendatangkan para instrukstur chic’s untuk mengadakan
workshops dan pertunjukkan musik. Kerjasama yang dilakukan
ini dirasakan cukup menguntungkan perusahaan karena pada
kegiatan ini perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk
mendatangkan instruktur dan itupun hanya sebatas biaya
48
transportasi saja, sedangkan biaya untuk konsumsi instruktur,
penyewaan alat dan tempat sudah ditanggung oleh panita acara.
Disini perusahaan diperbolehkan melakukan kegiatan promosi
dengan membuka stand pendaftaran dan pembagian kupon
potongan harga tanpa dipungut biaya.
49
4.4. Analisis Kriteria dalam Hierarki Keputusan
Pada tahap ini dilakukan proses pengidentifikasian Faktor, Aktor,
Tujuan dan Alternatif yang akan dimasukan sebagai bahan pertimbangan
dalam bentuk hierarki proses. Kriteria yang akan dimasukkan dalam hierarki
ini didapatkan dari hasil observasi, wawancara dan studi literatur yang sudah
terlebih dahulu dilakukan.
Faktor disini adalah kriteria keputusan yang mempengaruhi
perusahaan untuk merumuskan strategi promosi. Masing-masing alat promosi
memiliki kelebihan dan kelemahan untuk itu perlu dipertimbangkan berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Ada berbagai faktor yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif strategi promosi apa yang
dapat dilakukan perusahaan, faktor-faktor ini adalah anggaran, sumber daya
manusia, daur hidup produk, STP, luas cakupan geografis, pelanggan, tahap
kesiapan membeli, pesaing dan bauran pemasaran.
Setelah didapatkan kriteria dari faktor kemudian pada tingkat
selanjutnya diidentifikasikan aktor yang berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Aktor disini merupakan orang atau individu yang memiliki
pengaruh ataupun masukkan terhadap pembuatan strategi dan turut memiliki
peran terhadap pengambilan keputusan akhir dari promosi yang akan
dilaksanakan. Dari hasil pengamatan lapangan dan wawancara langsung
didapatkan empat aktor yang memiliki pengaruh terhadap kegiatan promosi
perusahaan yaitu komisaris, direktur utama, staff event dan promosi dan
perwakilan siswa.
Pada tingkat selanjutnya diidentifikasikan tujuan dari promosi yang
akan dilakukan. Tujuan ini tentunya berpengaruh terhadap kegiatan promosi
yang akan dilaksanakan perusahaan. Tujuan-tujuan ini meliputi
menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari
produknya, mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa dan
mempertahankan dan meningkatkan siswa
Terakhir adalah perumusan alternatif strategi promosi yang akan
dipilih, pada tingkat ini alternatif-alternatif yang mungkin untuk dilaksanakan
50
dijabarkan untuk kemudian dilakukan proses pembobotan. Pembahasan
kriteria secara lebih lengkap disajikan pada sub-bab selanjutnya.
4.4.1. Faktor-faktor Penyusun Strategi LPM Chic’s Condet
Faktor-faktor ini merupakan kriteria-kriteria yang diperlukan
untuk menentukan strategi promosi yang tepat bagi perusahaan.
Setelah dilakukannya diskusi dengan perusahaan terdapat beberapa
faktor yang menjadi pertimbangan utama yang berpengaruh dalam
penentuan strategi promosi. Faktor-faktor ini merupakan hasil
eliminasi dari delapan faktor yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu :
1. Anggaran Promosi
Anggaran promosi perusahaan didapatkan dari potongan
penghasilan yang didapatkan dari uang kas perusahaan, besarnya
bisa mencapai 2-3%. Hal ini menentukan besarnya kegiatan
promosi yang dapat dijalankan perusahaan, keterbatasan dana ini
bukan berarti kelemahan perusahaan namun dijadikan bahan
pertimbangan untuk melaksanakan strategi yang tepat.
2. Segmentation, Targetting dan Positioning.
Proses segmentasi memudahkan perusahaan dengan
membagi pasar yang heterogen kedalam segmen-segmen
homogen yang spesifik. Sehingga segmentasi tersebut dapat
membantu perusahaan menargetkan jasa kepada segmen-segmen
pasar yang telah terindentifikasi. Faktor ini menjadi penting bagi
perusahaan untuk mencapai pelanggannya secara lebih efektif
dengan mentargetkan segmen-segemen yang menurut perusahaan
menjadi target jasa mereka.
Saat ini Segmentasi LPM Chic’s Condet lebih
memfokuskan kalangan usia sekolah dari mulai TK, SD sampai
dengan SMA yang berusia 3-18 tahun, dan menduduki kelas
ekonomi menengah keatas. Sesuai dengan visi misinya LPM
Chic’s ingin menciptakan musisi yang handal di bidangnya
dengan mengutamakan program pendidikan yang jelas, instruktur
51
yang mahir dan berdedikasi tinggi terhadap pengembangan murid-
muridnya.
3. Luas Cakupan Geografis.
LPM Chic’s condet merupakan cabang dari LPM Chic’s
Pusat yang berada di Rawamangun, Jakarta Selatan. Produk-
produk yang ditawarkan perusahaan merupakan bagian dari
perusahaan induknya, namun dalam pemasaran produknya
perusahaan diberikan kebebasan untuk menentukan strategi yang
dirasakan sesuai selama masih dalam batas wilayahnya. Hal ini
penting diperhatikan karena untuk menentukan suatu alat promosi
diperlukan kontrol yang baik untuk kemampuan cakupan
geografis suatu alat promosi. Bagi perusahaan kegiatan ini
bertujuan untuk mencapai target pasar yang diinginkan dengan
tetap memperhatikan wilayah cabang LPM Chic’s lainnya.
4. Kalender Promosi LPM Chic’s Pusat
Kalender Promosi yang diberikan LPM Chic’c Pusat
dirasakan perusahaan sebagai faktor yang cukup berpengaruh
terhadap pelaksanaan strategi promosi. Kalender ini memberikan
gambaran kegiatan promosi LPM Chic’s secara keseluruhan
dalam jangka waktu satu tahun. Penggunaan kalender ini
diberikan oleh LPM Chic’s Pusat sebagai acuan untuk
melaksanakan promosi meskipun demikian sifatnya tidak
memaksa atau tentative.
5. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor pendukung yang
sangat penting dalam kegiatan promosi perusahaan. Sumber daya
manusia menduduki tempat yang penting bagi LPM Chic’s,
dikarenakan posisi manusia merupakan unsur yang mendukung
berjalannya promosi. Seperti dalam penggunaan penjualan
perorangan (personal selling) dalam bauran promosi, memerlukan
sumber daya manusia yang tidak sedikit sehingga dalam
52
penentuan strategi promosi perusahaan harus melihat kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki sumber daya manusianya.
Saat ini personil yang bertugas untuk kegiatan pemasaran
masih sangat sedikit. Hanya satu orang staff yang bekerja pada
bagian promosi, sehingga dalam melaksanakan kegiatan promosi
masih dibantu oleh Direktur Utama.
4.4.2. Tujuan Promosi LPM Chic’s Condet
Tujuan-tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam pemilihan
strategi promosi, adalah:
1. Menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari produknya.
LPM Chic’s Condet merupakan perusahaan yang baru
berdiri, oleh karena itu sangat penting untuk memperkenalkan
kepada masyarakat umum mengenai keberadaan perusahaan serta
memberi pengetahuan mengenai produk yang ditawarkan. Produk
yang telah tersedia perlu diinformasikan agar konsumen
mengetahui tentang adanya produk, dimana mendapatkannya,
maupun keunggulan yang dimilikinya. Hal ini akan mempermudah
konsumen untuk melakukan penilaian terhadap tawaran jasa
perusahaan sehingga diharapkan dapat terjadinya penggunaan jasa.
Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat
mendorong pengetahuan mengenai produk yang ditawarkan oleh
cabang LPM Chic’s Condet. Mungkin dari sudut merk LPM Chic’s
sudah lama berdiri dan diketahui masyarakat umum namun
masyarakat masih banyak belum mengetahui cabang-cabang
perusahaan sehingga banyak terjadi salah persepsi. Dengan adanya
promosi perusahaan ingin dikenal melalui produk-produknya dan
keunggulan yang dimiliki oleh LPM Chic’s Condet sendiri.
2. Mempertahankan dan Memperkuat Citra Merk yang Dibawa.
Sebagai perusahaan yang membawa merk dagang atau
brand license dari pusat merupakan suatu kewajiban dari
cabangnya untuk mempertahankan citra merek yang dibawanya.
Citra merek telah lama dibangun oleh LPM Chic’s Pusat sejak
53
awal berdirinya yaitu tahun 1997, citra merek ini penting karena
dapat membentuk sikap positif konsumen terhadap citra yang
dimiliki oleh suatu perusahaan. Penggunaan brand license ini
menuntut LPM Chic’s Cabang Condet untuk tetap konsisten
menjaga citra merek yang telah dibangun. Dari pelaksanaan
strategi promosi ini diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan ekuitas merek yang dibawa perusahaan.
3. Meningkatkan dan Mempertahankan Siswa.
Hal ini berkaitan dengan peningkatan laba yang didapatkan
LPM Chic’s, semakin bertambahnya murid maka berbanding lurus
dengan meningkatnya keuntungan perusahaan. Kegiatan promosi
ini diharapkan dapat meyakinkan konsumen chic’s mengenai
keunggulan produk-produk yang dibawa sehingga siswa yang
sudah bergabung pun akan loyal untuk tetap belajar disini.
4.4.3. Aktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Strategi LPM Chic’s Condet
Setelah melaksanakan diskusi dengan direktur dan staff internal
perusahaan maka dari empat aktor yang telah diidentifikasi
sebelumnya direduksi menjadi hanya tiga aktor. Ketiga aktor ini dipilih
karena posisinya yang memiliki pengaruh nyata terhadap keputusan
kegiatan promosi yang akan dilakukan perusahaan. Ketiga Aktor ini
adalah:
1. Komisaris. Komisaris merupakan orang
memiliki saham terbesar dalam pembangunan LPM Chic’c Condet,
dimana segala keputusan mengenai perubahan perencanaan, seperti
perekrutan SDM, kegiatan promosi maupun keuangan dipegang
oleh komisaris.
2. Direktur Utama. Merupakan manajer
umum sebagai pimpinan operasional kegiatan LPM Chic’s, mulai
dari pengawasan kegiatan promosi, perekrutan dan pengaturan
karyawan sampai dengan pelaporan kepada komsaris.
3. Staff Promosi dan Event. Staff pada
bagian ini bertanggung jawab atas kegiatan promosi dan
54
pembimbing komunitas siswa LPM chic’s. Staff Promosi dan
Event juga bertugas merencanakan dan melakukan kegiatan
promosi yang akan dilaksanakan perusahaan. Selain itu memiliki
tugas sebagai penyalur aspirasi komunitas siswa LPM Chic’s
(akustik) untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan siswa.
4. Perwakilan Siswa. Perwakilan siswa
yang menjadi responden terakhir ini merupakan ketua dari
organisasi siswa akustik LPM Chic’s Condet, karena dirasakan
cukup menguasai keadaan lingkungan perusahaan maupun
kegiatan-kegiatan promosi yang telah dijalankan perusahaan.
4.4.4. Alternatif Strategi Promosi LPM
Chic’s Condet
Alternatif strategi promosi yang dapat ditetapkan perusahaan
adalah :
1. Alternatif A : Melaksanakan kegiatan promosi yang telah
dilaksanakan perusahaan sebelumnya.
2. Alternatif B : Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan
dengan program member get member.
3. Alternatif C : Meningkatkan kegiatan sponsorship dengan
menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan
lainnya untuk melakukan kegiatan promosi LPM Chic’s.
4. Alternatif D : Mengembangkan kegiatan promosi baru yang
lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa.
5. Alternatif E : Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan
media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan
wilayah LPM Chic’s Condet.
6. Alternatif F : Ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat
sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan
kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas.
55
4.5. Analisa Pemilihan Strategi Promosi dengan menggunakan metode
AHP
Setelah diindentifikasi empat tingkatan hierarki ini kemudian
dilakukan pembobotan dengan para pakar dan dihitung menggunakan
program Expert Choice dan Microsoft Excel. Empat tingkatan ini diberikan
pembobotan berdasarkan kepentingan terhadap ultimate goal (fokus) maupun
antar tingkat dalam hirarki, sehingga keseluruhan hirarki ini memiliki lima
tingkatan. Lima tingkatan ini terdiri dari tingkat pertama, dimana tingkat
pertama ini adalah fokus (Goal), tingkat dua adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan strategi promosi (Faktor), tingkat tiga adalah
aktor-aktor yang mempengaruhi terhadap keputusan strategi promosi, tingkat
empat adalah tujuan yang ingin dicapai oleh LPM Chic’s Cabang Condet
(tujuan), dan tingkat kelima adalah alternatif-alternatif yang dapat dipilih
perusahaan untuk mencapai tujuan promosi (alternatif). Struktur Hirarki
pemilihan strategi promosi ini dapat dilihat pada Gambar 5.
56
Goal
Faktor
Aktor
Tujuan Tujuan
Alternatif
Gambar 6. Hirarki strategi promosi LPM Chic’s Cabang Condet
Keterangan :
A. Tingkat 1 : Ultimate Goal yang menjadi fokus dari permasalahan B. Tingkat 2 : Faktor-faktor penyusun strategi promosi
a. AP : Anggaran Promosi b. STP : Segmentation, Targetting dan Positioning c. LG : Luas Cakupan Geografis d. KPP : Kalender Promosi Perusahaan e. SDM : Sumber daya Manusia
C. Tingkat 3 : Orang-orang yang memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan promosi
a. KM : Komisaris Perusahaan b. DU : Direktur Utama c. SP : Staff Promosi dan Event d. PS : Perwakilan Siswa
D. Tingkat 4 : Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan strategi promosi.
a. MKP : Menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari produknya.
b. MMC : Mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa.
c. MMS : Mempertahankan dan meningkatkan siswa
KM DU SP
STP LG KPP SDM SD
AP
Strategi Pengembangan Promosi LPM Chic’s Cabang Condet
MKP MMC MMS
A B C D E F
PS
57
E. Tingkat 5 : Alternatif strategi promosi yang akan dijalankan perusahaan.
a. A : Melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya.
b. B : Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member.
c. C : Meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan (Event) promosi.
d. D : Mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa.
e. E : Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Condet.
f. F : Ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar
perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian
sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas.
4.6. Analisa Perhitungan AHP pada Hierarki Penyusunan Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet
Dari lima tingkatan yang telah dirumuskan sebelumnya kemudian
dilakukan pembobotan pada masing-masing kriteria pada setiap tingkat oleh
keempat pakar. Kemudian dilakukan penggabungan pendapat dari masing-
masing pakar yang telah memberikan pembobotan. Dari hasil penggabungan
pendapat ini diolah kembali, sehingga didapatkan dua model perhitungan,
yaitu pengolahan horisontal dan pengolahan vertikal.
Pengolahan horisontal menghitung bobot antar unsur dalam suatu
tingkat terhadap satu tingkat di atasnya, perhitungan ini meliputi penentuan
vektor prioritas, uji konsistensi dan revisi pendapat jika tingkat inkosistensi
tinggi. Prioritas-prioritas yang diperoleh dalam pengolahan horisontal
disebut dengan prioritas lokal, karena hanya berkenaan dengan sebuah
kriteria pembanding yang merupakan anggota-anggota unsur-unsur diatasnya.
Sedangkan perhitungan vertikal menghitung bobot setiap unsur pada level
terakhir dalam suatu hierarki terhadap unsur sasaran utamanya (ultimate
goal). Pengolahan kedua metode ini dilakukan dengan menggunakan
software Expert Choice dan Microsoft Excel.
58
4.6.1. Pengolahan Horisontal
Pengolahan data secara horisontal bertujuan untuk melihat
tingkat pengaruh suatu unsur dalam suatu tingkat terhadap satu tingkat
diatasnya. Ada empat tingkat unsur yang akan dibahas pada
pengolahan horisontal ini, yaitu analisis faktor yang berada pada
tingkat kedua, analisis aktor pada tingkat ketiga, analisis tujuan pada
tingkat keempat dan analisis alternatif pada tingkat kelima. Analisis
faktor bertujuan melihat tingkat pengaruh suatu unsur faktor pada
tingkat kedua terhadap sasaran utamanya yaitu analisis strategi
promosi LPM Chic’s condet, analisis aktor bertujuan untuk melihat
tingkat pengaruh suatu unsur aktor pada tingkat ketiga terhadap faktor-
faktor yang terdapat pada tingkat kedua, analisis tujuan bertujuan
untuk melihat tingkat pengaruh suatu unsur tujuan pada tingkat
keempat terhadap aktor-aktor yang berada pada tingkat ketiga dan
yang terakhir adalah analisis alternatif yang bertujuan untuk melihat
tingkat pengaruh suatu unsur alternatif pada tingkat kelima terhadap
tujuan-tujuan yang terdapat pada tingkat keempat.
a. Analisis Unsur Faktor pada Tingkat Kedua
Berdasarkan pengolahan data yang terlihat pada Tabel 5
dapat dilihat bahwa prioritas faktor yang memiliki tingkat
pengaruh terbesar didalam penyusunan strategi LPM Chic’s
Cabang Condet adalah kalender promosi perusahaan dengan bobot
0,261 (Tabel 6). Faktor-faktor berikutnya yang turut berpengaruh
dalam strategi promosi secara berurut adalah faktor luas cakupan
geografis, sumber daya manusia, anggaran dan STP.
59
Tabel 6. Bobot dan prioritas (unsur faktor penyusun strategi
promosi LPM Chic’s Cabang Condet) Unsur Faktor Bobot Prioritas
Kalender Promosi 0,261 1
Luas Cakupan Geografis 0,217 2
Sumber Daya Manusia 0,206 3
Anggaran Promosi 0,186 4
STP 0,131 5
Unsur faktor Kalender Promosi menjadi prioritas yang
paling berpengaruh karena kalender promosi ini berguna untuk
acuan dalam melakukan promosi, bila dirasakan perlu dan sesuai
untuk dijalankan perusahaan. Dalam mengadakan kegiatan-
kegiatan promosi perusahaan perlu mengikuti jadwal LPM Chic’s
Pusat agar tidak terjadi bentrok dengan jadwal penting lainnya
seperti kegiatan ujian ataupunp jadwal promosi cabang-cabang
lain. Jadwal promosi ini penting untuk memudahkan perusahaan
untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan
instruktur dan produk seperti masterclass, produk klinik dan
workshop.
Unsur faktor yang menjadi prioritas kedua adalah Luas
Cakupan Geografis. Faktor ini penting untuk diperhatikan karena
luas cakupan geografis menentukan jenis promosi yang
dilaksanakan. Luas Cakupan Geografis merupakan kekuatan atau
daya jangkau suatu alat promosi untuk menjangkau khalayak.
Untuk LPM Chic’s yang hanya beroperasi di daerah Jakarta Timur
faktor Luas Cakupan geografis merupakan hal yang patut
dipertimbangkan karena penggunaaan media periklanan seperti TV
atau radio yang berskala nasional dirasakan terlalu luas, sehingga
perusahaan harus jeli memilih media promosinya.
Sumber daya manusia merupakan faktor yang menduduki
prioritas ketiga. Faktor sumber daya manusia menjadi prioritas
60
ketiga, karena dalam menentukan strategi promosi perusahaan
perlu memperhatikan keunggulan dan kelemahan sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan. Kebutuhan sumber daya
promosi pada masing-masing alat promosi berbeda-beda. Hal ini
bergantung terhadap kuantitas dan kualitas karyawan. Kuantitas
dilihat dari banyaknya karyawan yang dapat digunakan dalam
melakukan kegiatan promosi dan kualitas berhubungan dengan
keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang bekerja untuk
membantu kegiatan promosi.
Unsur faktor yang menjadi prioritas keempat adalah
anggaran promosi. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
promosinya tentu memerlukan sumber daya keuangan. Alokasi
anggaran keuangan yang dialokasikan pada kegiatan promosi
mempengaruhi perusahaan dalam menentukan bentuk kegiatan
promosi yang akan dilaksanakan. Anggaran dana yang besar
mempermudah perusahaan untuk lebih leluasa dalam memilih
strategi promosi yang diinginkan, namun demikian dana promosi
yang sedikit bukan berarti kelemahan bagi perusahaan, tetapi hal
ini dapat mendorong perusahaan untuk lebih kreatif dalam
berpromosi.
Unsur faktor yang terakhir adalah STP. Segmentasi yang
dimiliki perusahaan membantu perusahaan dalam menentukan
strategi promosi. Pemilihan segmentasi ini bertujuan untuk
memfokuskan kegiatan promosi pada target konsumen tertentu.
Target konsumen yang tepat akan membantu perusahaan untuk
memaksimalkan pemanfaatan sumber daya untuk melaksanakan
promosi agar lebih efektif.
b. Analisis Unsur Aktor pada Tingkat Ketiga
Dari Tabel 7 aktor yang paling berpengaruh dalam
Anggaran Promosi adalah Komisaris (0,419), karena komisaris
yang memegang keputusan paling tinggi dalam penentuan
anggaran promosi. Sebagai pemilik perusahaan, komisaris berperan
61
dalam memberikan dana investasi pada perusahaan dan mengawasi
jalannya perusahaan. Aktor pada prioritas kedua dipegang oleh
Direktur Utama (0,254), Staff Promosi (0,225) dan yang terakhir
aktor yang memiliki pengaruh terkecil diduduki oleh Siswa
(0,102).
Tabel 7. Bobot dan Prioritas (Unsur Aktor Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet)
Aktor Unsur Faktor
Anggaran
Promosi
STP Luas
Cakupan
Geografis
Kalender
Promosi
SDM
Komisaris 0,419 0,215 0,163 0,121 0,529
Direktur
U.
0,254 0,299 0,401 0,240 0,216
Staff P. 0,225 0,304 0,320 0,483 0,188
P. Siswa 0,102 0,182 0,116 0,156 0,066
Penentuan strategi STP secara tepat perlu dirumuskan dan
dipertimbangkan dengan matang untuk mendapatkan strategi
promosi yang tepat bagi perusahaan. Berkaitan dengan faktor STP,
aktor yang memiliki pengaruh terbesar dipegang oleh Staff
Promosi dengan bobot 0,304. Staff promosi dalam kegiatannya
memiliki peranan cukup besar dalam perencanaan promosi.
Kegiatan promosi mulai dari desain sampai dengan
pelaksanaannya lebih banyak dilakukan oleh bagian ini.
Aktor yang menduduki prioritas kedua dipegang oleh
direktur utama dengan bobot 0,299. Meskipun posisinya sebagai
direktur utama namun direktur utama ini juga turut membantu staff
promosi dalam merumuskan kegiatan promosi. Sisanya diduduki
oleh Komisaris dan Perwakilan Siswa yang menduduki posisi
ketiga dan keempat dengan bobot 0,215 dan 0,182 karena peran
kedua aktor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap strategi STP
perusahaan.
Ketika melaksanakan perumusan kegiatan promosi
perusahaan mempertimbangkan Luas Cakupan Geografis sebagai
62
salah satu faktor yang cukup berpengaruh untuk mencapai tujuan
promosi perusahaan, sehingga perusahaan perlu menentukan alat
promosi mana yang akan digunakan sesuai dengan wilayah
promosi perusahaan. Aktor yang memiliki pengaruh paling besar
dalam perumusan luasan geografis ini diduduki oleh Direktur
Utama dan Staff Promosi dengan bobot (0,401) dan (0,320).
Kemudian diikuti oleh komisaris dan perwakilan siswa yang
memiliki pengaruh yang tidak terlalu berarti dengan bobot (0,163)
dan (0,116).
Sebagai seorang perencana dan pelaksana strategi promosi
perusahaan Staff promosi menjadi aktor yang memiliki tingkat
kepentingan tertinggi dalam penggunaan kalender promosi dengan
bobot (0,483). Kegiatan yang berkaitan dengan kalender promosi
ini diserahkan langsung kepada staff promosi, sehingga
penerimaan materi kalender sepenuhnya menjadi tanggung jawab
staff promosi dengan pihak pusat. Begitu juga untuk kegiatan yang
berkaitan dengan kalender perusahaan, sehingga ketika melakukan
perencanaan promosi kalender ini dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya oleh perusahaan. Aktor kedua diduduki oleh direktur
utama dengan bobot (0,240), seperti dibahas sebelumnya kehadiran
direktur utama ini turut membantu kegiatan promosi. Oleh, sebab
itu kedua aktor ini memiliki kepentingan yang cukup besar dalam
penggunaan kalender promosi perusahaan.
Berkaitan dengan SDM aktor yang memiliki peran tertinggi
adalah komisaris (0,529), karena keputusan akhir perekrutan dan
pengeluaran karyawan dipegang komisaris sebagai pemilik
perusahaan. Aktor pada prioritas selanjutnya dipegang oleh
direktur utama dengan bobot (0,216). Kedua aktor ini memiliki
andil yang berpengaruh besar terhadap manajemen SDM karena
kedudukannya dapat disamakan sebagai manajemen puncak LPM
Chic’s Cabang Condet. Staff promosi sebagai bagian dari SDM
63
yang dikelola perusahaan dan perwakilan siswa memiliki tingkat
kepentingan yang kecil dengan bobot (0,188) dan (0,066).
c. Analisis Unsur Tujuan pada Tingkat Keempat
Berdasarkan hasil pengolahan horisontal pada tingkat
keempat (Tabel 8), didapatkan bahwa keempat aktor
memprioritaskan tujuannya untuk mempertahankan dan
meningkatkan siswa. Dari hasil perhitungan ini didapatkan bahwa
komisaris memilih tujuan meningkatkan dan mempertahankan
siswa dengan bobot 0,485. Komisaris merupakan pemilik sekaligus
investor dari LPM Chic’s Cabang Condet. Sebagai seorang
komisaris perusahaaan tentunya mengharapkan adanya laba dari
dana investasi yang telah dikeluarkannya. LPM Chic’s Cabang
Condet merupakan perusahaan jasa dalam bidang pendidikan
musik, sebagai perusahaan jasa sudah menjadi tujuan bisnisnya
untuk menghasilkan laba semaksimal mungkin. Meningkatnya
jumlah siswa ini berbanding lurus dengan meningkatnya laba yang
didapatkan perusahaan, selain itu dengan terus mempertahankan
jumlah siswa diharapkan dapat menunjukkan eksistensi perusahaan
untuk dapat bertahan.
Tabel 8. Bobot dan Prioritas (Unsur Tujuan Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet)
Unsur Aktor Unsur Tujuan
MKP MMC MMS
Komisaris 0,309 0,206 0,485
Direktur Utama 0,194 0,103 0,704
Staff Promosi 0,226 0,108 0,666
Perwakilan Siswa 0,353 0,119 0,528
Tujuan ini tampaknya juga menjadi tujuan dari direktur
utama perusahaan dengan memprioritaskan tujuannya untuk
meningkatkan dan mempertahankan siswa (0,704). Sudah
merupakan tugas seorang manajer perusahaaan untuk
64
mempertahankan keberlangsungan perusahaan agar dapat terus
bertahan dan berkembang. Keberadaan siswa merupakan hal
mutlak bagi perusahaan karena mengingat kehadiran siswa
merupakan sumber utama pemasukkan perusahaan. Tidak seperti
sekolah formal pada umumnya dimana pada bisnis ini tingkat
keluar masuknya siswa sangat mudah terjadi. Hal ini juga
didukung oleh pernyataan manajemen perusahaan, bahwa untuk
mencapai titik impas biaya operasional perusahaan memerlukan
sedikitnya enam puluh empat siswa aktif sedangkan untuk
mencapai keuntungan maksimal diperlukan lebih dari tujuh puluh
lima siswa aktif (tanpa memperhitungkan biaya pendaftaran dan
perlengkapan siswa baru) (Lampiran 4). Saat ini jumlah siswa yang
masuk dan keluar masih fluktuatif (Tabel 9) untuk itu diperlukan
upaya untuk mempertahankan dan meningkatkannya sehingga
keuntungan perusahaan akan terus meningkat.
Tabel 9. Laporan Data Siswa LPM Chic's Condet Periode April – Desember 2008
Periode Siswa Aktif Siswa Cuti Siswa KeluarApril 8 - - Mei 41 - 2 Juni 40 4 6 Juli 41 1 7
Agustus 50 2 7 September 56 5 2 Oktober 58 4 5
November 69 11 1 Desember 61 8 16
Prioritas ketiga diduduki oleh staff promosi dengan bobot
0,666. sebagai perencana dan pelaksana dari strategi promosi
karyawan ini ditugaskan untuk menjalankan tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan, sebagai sekolah informal perusahaan
mengutamakan keberadaan siswa sebagai pemasukkan. Aktor
terakhir adalah siswa dari hasil perhitungan secara horisontal
ternyata siswa memiliki tujuan yang sama dengan manajemen
perusahaan dengan memprioritaskan tujuannya pada meningkatkan
dan mempertahankan siswa 0,528.
65
d. Analisis Unsur Alternatif pada Tingkat Kelima
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk tujuan
menginformasikan keunggulan produknya, alternatif yang
memiliki prioritas tertinggi adalah (C) Meningkatkan kegiatan
sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga
atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan (Event) promosi.
Kegiatan ini bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antar
komunitas diluar perusahaan, selain itu dengan diadakannya
kerjasama ini diharapkan dapat membantu perusahaan mengatasi
masalah anggaran untuk mengadakan promosi.
Tabel 10. Bobot dan Prioritas (Unsur Alternatif Penyusun Strategi Promosi LPM Chic’s Cabang Condet)
Unsur
Tujuan
Unsur Alternatif
A B C D E F
MKP 0,167 0,123 0,358 0,198 0,092 0,062
MMS 0,095 0,269 0,241 0,245 0,091 0,059
MMC 0,254 0,104 0,209 0,136 0,222 0,076
Perusahaan memprioritaskan alternatif B dengan
mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program
member get member dalam rangka meningkatkan dan
mempertahankan siswa. Program member get member ini
dilaksanakan dengan menggunakan bantuan para murid yang telah
bergabung dengan perusahaan sebagai sarana untuk mencari murid
baru. Hal ini dilakukan dengan menawarkan insentif kepada para
murid untuk membantu kegiatan pemasaran perusahaan dengan
merekomendasikan kepada komunitasnya. Dari kegiatan ini
diharapkan dapat menginformasikan perusahaan dari kegiatan
mulut ke mulut dan dapat meningkatkan jumlah murid. Kemudian
yang terakhir untuk tujuan meningkatkan dan mempertahankan
citra merk yang dibawa, diperoleh prioritas alternatif A dengan
bobot 0,254, yaitu dengan melakukan kegiatan promosi yang telah
dilaksanakan perusahaan sebelumnya.
66
4.6.2. Pengolahan Data Secara Vertikal
Analisis pengolahan data secara vertikal bertujuan untuk melihat
pengaruh setiap unsur pada tingkat hirarki tertentu terhadap unsur sasaran
utama atau goal. Hasil pengolahan vertikal, pada dasarnya hampir sama
dengan pengolahan horisontal. Perbedaannya hanya pada tingkat selanjutnya
yaitu tingkat ketiga, keempat dan kelima.
a. Analisis Unsur Aktor terhadap Sasaran Utama
Berdasarkan hasil pengolahan vertikal untuk tingkat ketiga
(Tabel 11) dapat dilihat bahwa aktor yang memiliki kepentingan tertinggi
dalam penyusunan strategi promosi adalah staff promosi dengan bobot
0,316. Seorang staff promosi memiliki tanggung jawab penuh terhadap
perencanaan promosi yang akan dilaksanakan perusahaan. Kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan promosi memang sepenuhnya diserahkan
kepada bagian ini meskipun terkadang masih dibantu oleh direktur
utama. Hal ini wajar karena saat ini perusahaan masih kekurangan
personil dalam kegiatan pemasaran.
Tabel 11. Susunan Bobot dan Prioritas Aktor yang Berkepentingan dalam Strategi Promosi LPM Chic’s Condet
Unsur aktor Bobot Prioritas
Staff Promosi 0,316 1
Komisaris 0,282 2
Direktur Utama 0,281 3
Perwakilan Siswa 0,122 4
Aktor selanjutnya dipegang oleh Komisaris dan Direktur
utama. Kedua aktor ini memiliki kepentingan yang hampir sama
dengan bobot 0,282 dan 0,281. Kedua aktor ini memiliki tugas dan
kewenangan mutlak dalam mengatur jalannya perusahaan.
Komisaris memiliki kewenangan untuk mengawasi
kegiatan yang akan dijalankan perusahaan. Posisinya sebagai
penyandang dana bagi kegiatan investasi perusahaan, memberikan
hak dalam keputusan akhir pelaksanaan kegiatan promosi. Begitu
pula dengan direktur utama memiliki hak untuk mengatur dan
mengawasi kegiatan promosi perusahaan.
67
Kemudian yang terakhir adalah Perwakilan siswa yang
hanya sebatas memberi rekomendasi atau masukan kepada
perusahaannya. Aktor ini tidak terlalu berpengaruh terhadap
perumusan strategi promosi perusahaan dengan perwakilan siswa
menduduki prioritas keempat (bobot 0,122).
b. Analisis Unsur Tujuan terhadap Sasaran Utama
Pengolahan vertikal untuk tingkat keempat berkaitan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan (Tabel 12).
Tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah meningkatkan
dan mempertahankan siswa (bobot 0,609). Tujuan ini menjadi
prioritas utama perusahaan karena merupakan target bisnis
perusahaan untuk mencapai laba semaksimal mungkin, karena
menyokong keberlangsungan hidup perusahaan.
Tabel 12. Susunan Bobot dan Prioritas Tujuan yang Berkepentingan dalam Strategi Promosi LPM Chic’s Condet
Unsur Tujuan Bobot Prioritas
Meningkatkan dan
mempertahankan siswa
0,609 1
Menginformasikan kehadiran
LPM Chic’s Condet beserta
keunggulan dari produknya
0,256 2
Mempertahankan dan memperkuat
citra merk yang dibawa 0,135 3
Prioritas kedua adalah menginformasikan kehadiran LPM
Chic’s Condet beserta keunggulan dari produknya. Tujuan ini
masih berhubungan dengan tujuan pertama. Menginformasikan
produk telah menjadikan masyarakat mengetahui keberadaan dan
keunggulan perusahaan yang nantinya dapat memberi peluang
keberhasilan perusahaan dalam bersaing dan meningkatkan siswa
baru.
Prioritas terakhir adalah mempertahankan dan memperkuat
citra merk yang dibawa (bobot 0,135). Tujuan ini dirasakan tidak
terlalu penting bagi perusahaan, karena tugas pembangunan citra
68
telah dilakukan oleh pihak pusat, sehingga perusahaan tidak terlalu
terbebani oleh kegiatan ini. Meskipun demikian, perusahaan tetap
memiliki tanggung jawab untuk menjaga citra merk yang telah
dibangun oleh pihak pusat.
c. Analisis Unsur Alternatif terhadap Sasaran Utama
Pengolahan vertikal untuk tingkat kelima berkaitan dengan
alternatif yang dipilih. Berdasarkan pengolahan data secara vertikal
didapatkan alternatif dengan prioritas tertinggi (bobot 0,267) (Tabel 12),
yaitu (C) meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama
dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan
(Event) promosi LPM Chic’s. Seperti dijelaskan pada sub-bab
sebelumnya (bab 4.3.3.1.) ada dua kegiatan kerjasama yang sudah
dilakukan oleh perusahaan, yaitu kerjasama dengan STEKPI Kalibata
dalam pengadaan acara Stekpikustik dan Pengadaan Acara Soul of the
nation dengan Universitas Nasional.
Bentuk kerjasama yang dilakukan selama ini dirasakan
menguntungkan perusahaan karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan
dana lebih untuk penyewaan tempat, jasa event organizer bahkan untuk
penyediaan alat musik dan sound system. Namun sayangnya, kegiatan ini
belum dilakukan secara serius karena belum adanya upaya untuk mencari
sponsor baru. Kerjasama seperti ini sebaiknya lebih ditingkatkan oleh
perusahaan, karena dari kegiatan ini dapat membantu kegiatan promosi
perusahaan tanpa perlu mengeluarkan biaya besar.
Prioritas kedua yaitu (D), mengembangkan kegiatan promosi
baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa
(0,218). Saat ini kegiatan promosi perusahaan yang telah dijalankan
adalah soft launching, workshop dan pertunjukkan musik. Kegiatan
workshop sendiri adalah kegiatan berupa klinik pelatihan dengan
menghadirkan instruktur LPM Chic’s yang biasanya diadakan sekitar 2-5
jam tergantung daripada materi yang akan disampaikan. Kedua kegiatan
ini merupakan kegiatan yang diperuntukkan untuk umum, dimana
keterlibatan masyarakat untuk menyaksikan sangat penting untuk
keberhasilan kegiatan promosi ini. Tujuan dari kegiatan ini untuk
menimbulkan ketertarikan masyarakat terhadap jasa yang ditawarkan
perusahaan sehingga dapat mendorong menggunakan jasa perusahaan.
69
Kegiatan workshop dan pertunjukkan musik saat ini dirasakan
masih belum digarap secara serius, karena masih sangat sederhana.
Kegiatan workshop sendiri masih terkesan seadanya, terlihat dari
pembagian tugas untuk MC dan promosi dipegang hanya oleh satu orang.
Selain itu, pengemasan acara yang akan dilaksanakan belum dilakukan
secara matang dan masih mengikuti aturan dasar dari LPM Chic’s pusat.
Acara seperti ini sebaiknya dikembangkan dan dikemas secara baik
dengan dilakukan perencanaan secara matang, agar dapat menarik
pengunjung. Salah satu penyebab dari kurangnya perencanaan acara
promosi ini adalah kurangnya SDM yang bekerja pada bidang ini.
Didirikannya komunitas siswa (akustik) baru pada bulan Januari
2009 ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengadakan
event yang lebih menarik. Komunitas ini merupakan komunitas siswa
beranggotakan siswa-siswi dari LPM Chic’s Cabang Condet yang
tergabung dengan nama akustik. Kegiatan-kegiatannya memang banyak
berhubungan dengan acara atau event musik yang digelar oleh LPM
Chic’s Cabang Condet. Seperti pengadaan pertunjukkan musik pada
acara Stekpikustik (STEKPI) dan pengadaan kerjasama workshop pada
acara Soul of the nation (UNAS) merupakan hasil keterlibatan dan
masukkan yang diberikan oleh komunitas siswa ini. Keterlibatan
komunitas ini sebaiknya lebih ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat
menambah pengalaman siswa dan membantu perusahaan dalam
berpromosi.
70
Tabel. 13. Susunan bobot dan prioritas alternatif yang dipilih perusahaan
Unsur Alternatif Bobot Prioritas
Alternatif C 0,267 1
Alternatif D 0,218 2
Alternatif B 0,209 3
Alternatif A 0,135 4
Alternatif E 0,109 5
Alternatif F 0,062 6
Alternatif prioritas ketiga adalah alternatif B yang
mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program
member get member (0,209). Keberadaan siswa sebagai bagian dari
perusahaan turut membantu perusahaan dalam melakukan kegiatan
promosi. Dengan mendorong terjadinya kegiatan pemasaran dari
mulut kemulut dengan bantuan siswa, diharapkan dapat
meningkatkan masuknya siswa-siswa baru. Meningkatnya siswa
baru ini tentunya dapat meningkatkan laba perusahaan sehingga
perusahaan dapat terus berkembang dan meningkatkan kualitasnya.
Selanjutnya alternatif A, yaitu melaksanakan kegiatan promosi
yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (bobot 0,135).
Alternatif kelima diduduki oleh Alternatif E, yaitu lebih
aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang
memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s
Condet (bobot 0,109). Mengingat kebutuhan dana yang besar untuk
penggunaan media periklanan, maka perusahaan tidak terlalu
mengutamakan penggunaan alat promosi ini. Walaupun demikian,
alternatif ini masih perlu dipertimbangkan, bila adanya dana lebih
dan kesempatannya memadai. Alternatif yang menjadi prioritas
terakhir adalah alternatif F, yaitu ikut serta untuk mendukung
kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara
yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan
publisitas dan humas (0,062). Kegiatan ini penting bagi perusahaan
71
untuk membangun citra kepedulian perusahaan terhadap
lingkungan diluar perusahaan. Kegiatan ini memungkinkan
terjadinya hubungan dengan masyarakat, sehingga dengan
tercapainya hubungan baik antar perusahaan dan masyarakat
diharapkan dapat berdampak positif bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
4.7. Implikasi Hasil Perhitungan AHP terhadap Strategi Promosi Perusahaan
Pada hasil perhitungan vertikal terlihat bahwa tujuan yang menjadi
prioritas utama perusahaan adalah meningkatkan dan mempertahankan siswa
(bobot 0,609). Tujuan ini merupakan tujuan jangka pendek perusahaan untuk
meningkatkan pendapatan perusahaan melalui keberadaan siswa. Meskipun
bukan merupakan prioritas utama tujuan menginformasikan produk (0,256)
dan meningkatkan citra (0,135) akan berdampak di waktu yang akan datang.
Kedua tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang perusahaan yang
berhubungan dengan peningkatan kesadaran (awareness), kesadaran adalah
upaya untuk membuat konsumen agar tidak asing (familiar) terhadap suatu
produk atau merek melalui penggunaan berbagai alat promosi. Tujuan ini
diharapkan akan membentuk sikap positif konsumen untuk suatu produk
ataupun merek dan akan muncul niatan untuk membeli produk atau merek
tersebut ketika timbul keinginan di masa yang akan datang (Shrimp, 2000).
Kedua jenis tujuan ini sebaiknya dipertimbangkan perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam strategi promosi.
Dari hasil pengolahan vertikal, perusahaan sebaiknya meningkatkan
kegiatan (event) promosi dengan bekerjasama dengan pihak lain (bobot
0,267). Kegiatan promosi dengan bantuan kerjasama sponsorship yang telah
dilaksanakan sebelumnya dirasakan dapat membantu perusahaan dalam
berpromosi. Kegiatan seperti Soul of the nation dengan UNAS dan
Stekpikustik dengan STEKPI, dirasakan dapat membantu mengurangi biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk mengadakan kegiatan promosi diluar
perusahaan. Untuk itu sebaiknya perusahaan dapat meningkatkan kerjasama
yang lebih baik lagi dimasa datang untuk pengadaan acara-acara lainnya. Hal
ini dapat dilakukan perusahaan dengan meningkatkan usaha aktif untuk
72
menawarkan kerjasama kepada perusahaan atau instansi lainnya yang sering
mengadakan event yang berhubungan dengan dunia musik seperti HM.
Sampoerna (A’mild), Coca-cola Bottling Indonesia (Frestea) dan PT. Djarum
(Djarum Super). Kegiatan (event) promosi yang digelar perusahaan dengan
menggunakan bantuan sponsor ini diharapkan dapat menarik para konsumen
dan mengatasi besarnya anggaran untuk kegiatan promosi.
Alternatif yang menduduki prioritas kedua berdasarkan pengolahan
vertikal adalah mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik
dengan mendorong kreativitas komunitas siswa (bobot 0,218). Saat ini
kegiatan promosi seperti workshop dan pertunjukkan musik masih
dilaksanakan secara sederhana tanpa dilakukan perencanaan yang matang.
Hal ini disebabkan masih minimnya sumber daya manusia yang tersedia pada
bidang ini. Dengan mendorong keterlibatan komunitas siswa (akustik) pada
acara-acara khusus seperti workshop, pertunjukkan musik dan kegiatan
promosi lainnya diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengatasi
kurangnya sumber daya manusia untuk pengadaan event. Keberadaan akustik
sebagai komunitas siswa LPM Chic’s Cabang Condet diharapkan dapat
membantu perusahaan untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan promosi secara lebih matang. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya
meningkatkan dan mengkoordinasikan keberadaan komunitas siswa agar
lebih maksimal karena selain dapat membantu promosi perusahaan kegiatan
ini juga dapat melatih meningkatkan kemampuan para siswa.
Kegiatan promosi pada alternatif pertama dan kedua masih saling
berhubungan sehingga, dapat menjadi strategi yang digabungkan dan dapat
dilaksanakan bersama-sama. Kegiatan sponsorhips yang menjadi alternatif
pertama dapat digunakan bersamaan dengan alternatif meningkatkan
keberadaan komunitas yang menjadi alternatif kedua. Kegiatan perencanaan
dan pelaksanaan event sponsorships ini dapat melibatkan bantuan organisasi
siswa akustik agar dapat menghasilkan kegiatan yang berkualitas.
Prioritas yang ketiga, mengembangkan kegiatan penjualan perorangan
dengan program member get member (0,209) sebaiknya juga
dipertimbangkan perusahaan karena bobotnya yang masih mendekati
73
prioritas kedua (selisih 0,009). Kegiatan seperti ini merupakan salah satu
bentuk kegiatan personal selling, dimana terdapat kontak langsung antar
manusia dalam kegiatan promosi. Personal selling merupakan alat promosi
yang efektif bila bertujuan untuk mendorong terjadinya suatu aksi kegiatan
oleh target konsumen seperti, pembelian produk atau penggunaan jasa. Hal
ini dikarenakan, alat promosi ini tidak rentan akan adanya gangguan dari luar
(noise) dan adanya keterlibatan manusia dalam kontak langsung dapat
menyesuaikan pesan yang disampaikan dengan keadaan konsumen (Fill,
2002). Program ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif dalam
bentuk bonus atau komisi kepada para siswa yang berhasil
merekomendasikan siswa baru sehingga, siswa akan terdorong untuk
memasarkan jasa perusahaan. Keberadaan dari siswa dalam kegiatan promosi
ini diharapkan dapat membantu perusahaan meningkatkan jumlah siswa
tanpa memerlukan biaya yang besar dan penambahan SDM. Struktur AHP
hasil perhitungan vertikal dimuat pada Gambar 7.
74
Strategi Pengembangan Promosi LPM Chic’s Cabang Condet
Kalender Promosi (0,261)
Luas Cakupan Geografis
(0,217)
Sumber daya
Manusia (0,206)
STP
(0,131)
Anggaran Promosi (0,186)
Staff Promosi dan Event
(0,316)
Komisaris
(0,282)
Direktur Utama
(0,281)
Perwakilan Siswa
(0,122)
Menginformasikan produk
(0,256)
Meningkatkan dan mempertahankan citra
(0,135)
Meningkatkan dan mempertahankan siwa
(0,609)
Meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain untuk melakukan kegiatan (Event) promosi. (0.267)
Mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan mendorong kreativitas komunitas siswa. (0.218)
Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (0.209)
Melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0.135)
Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Condet. (0.109)
Ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas. (0.062)
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Bauran pemasaran yang digunakan perusahaan ada delapan elemen, yaitu produk,
harga, tempat, promosi, orang, proses, pelayanan, dan bukti fisik. Untuk kegiatan
promosi yang dilakukan perusahaan adalah periklanan (advertising), promosi
penjualan (sales promotion), dan terakhir adalah publisitas (public relation).
b. Terdapat lima faktor yang diidentifikasi sebagai faktor penyusun strategi promosi
perusahaan, yaitu kalender promosi perusahaan (0,261), luas cakupan geografis
(0,217), sumber daya manusia (0,206), anggaran promosi (0,186), dan segmentation,
targetting dan positioning (0,131). Untuk aktor yang berpengaruh terhadap
perumusan strategi promosi perusahaan adalah staff promosi (0,316), komisaris
(0,282), direktur utama (0,281), dan perwakilan siswa (0,122). Untuk tujuan yang
ingin dicapai dalam pemilihan strategi promosi adalah mendorong masuknya siswa
baru dan mempertahankan siswa (0,609), menginformasikan kehadiran LPM Chic’s
Condet beserta keunggulan dari produknya (0,256) dan mempertahankan dan
memperkuat citra merek yang dibawa (0,135).
c. Alternatif-alternatif strategi promosi yang direkomendasikan oleh LPM Chic’s Pusat
sesuai prioritas adalah meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin
kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lain dalam melakukan kegiatan
promosi (0,267), mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dengan
mendorong kreativitas komunitas siswa (0,218), mengembangkan kegiatan penjualan
perorangan dengan program member get member (0,209), melaksanakan kegiatan
promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (0,135), lebih aktif
berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis
sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Cabang Condet (0,109) dan yang terakhir ikut
serta mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara
yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas
(0,062).
2. Saran
a. Perusahaan sebaiknya meningkatkan kegiatan (event) promosi dengan bekerjasama
dengan pihak lain, sebagai prioritas utama yang direkomendasikan dengan usaha aktif
80
menawarkan kerjasama kepada perusahaan atau instansi lainnya yang sering
mengadakan event yang berhubungan dengan dunia musik seperti HM. Sampoerna
(A’mild), Coca-cola Bottling Indonesia (Frestea) dan PT. Djarum (Djarum Super)
dalam rangka menarik para konsumen dan mengatasi besarnya anggaran untuk
kegiatan promosi.
b. Mendorong keterlibatan komunitas siswa (akustik) pada acara-acara khusus seperti
workshop, pertunjukkan musik dan kegiatan promosi lainnya yang diharapkan dapat
membantu perusahaan untuk mengatasi kurangnya SDM untuk pengadaan event.
c. Alternatif pertama dan kedua dapat dilaksanakan bersamaan untuk membentuk
strategi yang saling bersinergi.
d. Alternatif pada prioritas ketiga sebaiknya turut diperhitungkan karena bobotnya yang
tidak terlalu jauh dari prioritas kedua. Kegiatan ini dapat dilaksanakan perusahaan
dengan memberikan insentif berupa uang atau potongan harga kepada siswa yang
berhasil merekomendasikan siswa baru.
81
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2006. Sensus Perusahaan Jasa-jasa DKI Jakarta. Badan Pusat Statistik Jakarta BPS. 2007. Indikator Kunci Indonesia. Edisi khusus 2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta.[http://www.bps.go.id/leaflet/Booklet_indikatorkunci.pdf] Fewidarto, P.D. 1996. Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process). Materi Khusus Singkat pada Program Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Fill, C. 2002. Marketing Communications:Context, Strategies and Application. Prentice Hall,
New Jersey.
Friedman, L. 1997. The Channel Advantage. Prentice Hall: New Jersey. hhttp://books.google.com/books?id=4c-Dmk0YLFMC&dq=channel+advantage,+Larry+Friedman&source=gbs_summary_s&cad=0
Fitriana, N. 2005. Analisis Strategi Promosi Wisata Arung Jeram di PT. Lintas Jeram Nusantara, Jakarta. Skripsi pada Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Kartajaya, H. 1992. Marketing Plus: Jalur Sukses untuk Bisnis, Jalur Bisnis untuk Sukses. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Kurniaty, S. 2007. Analisis Strategi Promosi Pada Perusahaan Jasa Event Organizer (studi kasus: CI Production PT. CB Media Komunika). Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. (Terjemahan). PT Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, P & Amstrong G. 2005. Prinsip-prinsip Dasar Pemasaran. Jakarta.
. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12:Jilid 2. Indeks, Jakarta
Lupiyoadi, R. 2001.Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik (Service Marketing Management: Theory and Practice), Penerbit Salemba Empat
Lovelock, C.H. dan Wright, L.K.. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. PT. INDEKS, Jakarta
Payne, A. 2000. The Essence of Service Marketing. Prentice Hall International (UK) Ltd.
Ruskin, I. 2005. Marketing Your Service Business. Thorogood Publishing. http://books.google.co.id/books?id=iSVKWuPDEv0C&pg=PP1&dq=Marketing+Your+Service+Business,+Ruskin&client=firefox-a
Suryadi, A. 2003. Sistem Pendidikan Nasional Menuju Masyarakat Indonesia Baru. Bandung, Genesindo.
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Proses Hirarki Analitik untuk pengambilan keputusa dalam situasi yang kompleks). PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Sinar Harapan. Ekonomi dan Bisnis. Sabtu, 23 April 2003. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0304/26/eko05.html. [22 September 2008]
82
Silitonga L. T. 2006. Memulai usaha tanpa dari titik nol. http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=477&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&pared_id=459157&patop_id=O04. [11 Juni 2008]
Sukandar, A. 2007. Direktori Franchise Indonesia Edisi Ketiga. Asosiasi Franchise Indonesia.
. 2008. Franchising di Indonesia. Asosiasi Franchise Indonesia, Jakarta. Sudjana, D. 1996. Pendidikan Nonformal (Wawasan - Sejarah-Asas). Bandung Shimp, T. A. 2000. Periklanan Promosi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tambunan, F. 2004. Proposal "Paidea" untuk Mendiknas. Selasa, 26 Oktober 2004.http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0410/26/opini/1349397.htm
Tjiptono, F. 2000. Manajemen Jasa. Penerbit Andi, Yogyakarta.2004. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang, Jawa Timur.
. 2002. Strategi Pemasaran. ANDI. Yogyakarta
. 2005. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang.
Wikipedia. Music. http://en.wikipedia.org/wiki.music. [15 Oktober 2008]
. Pendidikan. http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan. [10 September 2008]
. Franchise. http://en.wikipedia.org/wiki/franchising.htm [10 September 2008] Waralaba.com. Sejarah.Waralaba.http://www.waralaba.com/franchisebasics.php?Page_mode=detail&id=4 [22 Juni 2008] . Ragam Tipe Waralaba. http://www.waralaba.com/franchisebasics.php?page_mode=detail&id=5 [12 Sepetember 2008]
Yunida, F. 2006. Analisis Strategi Promosi PT. Televisi Transformasi Indonesia. Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Zakiyah, F. 2008. Analisis Strategi Promosi Jasa Telekomunikasi Esia pada PT. Bakrie Telecom Tbk. Skripsi pada Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor
83
LAMPIRAN
84
Lampiran 1. Struktur Organisasi LPM Chic’s a. Struktur organisasi LPM Chic’s Pusat
b. Stuktur organisasi dari pusat ke cabang
85
Lampiran 2. Brosur LPM Chic’s Condet
86
Lanjutan Lampiran 2.
Lampiran 3. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS STRATEGI PROMOSI (Studi kasus : Lembaga Pendidikan Chic’s Cabang Condet)
Oleh : Ferro Febrianto
H24066022
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ANALISIS STRATEGI PROMOSI PADA PERUSAHAAN JASA PENDIDIKAN
(Studi kasus: Lembaga Pendidikan Musik Chic’s Cabang Condet)
Kepada Responden yang terhormat,
Dalam rangka menyelesainkan studi/tugas akhir di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Manajemen, Institut Pertanian Bogor, diperlukan dukungan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner ini.
Kuisioner ini dibuat untuk mendukung proses akhir pengolahan data dalam rangka pemecahan masalah. Pengisian kuisioner memiliki tujuan untuk menentukan sejauh mana pengaruh dan tingkat faktor, aktor, tujuan dan komponen lain dalam memperoleh alternatif strategi promosi bagi perusahaan. Landasan utama pengisian kuisioner ini adalah sebuah hirarki (struktur PHA) dengan komponen-komponen lengkap yang disusun sesuai literatur, hasil observasi dan pendapat pihak terkait dalam perusahaan. Penyusunan hirarki ini sesungguhnya disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini. Kejujuran Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu mengisi kuisioner ini. Kejujuran Bapak/Ibu/Saudara dalam mengisi kuisioner ini sangat berarti bagi penelitian kami.
Terima kasih atas bantuan dan kesediaanya.
Ferro Febrianto H24066022
Lampiran 3. Kuisioner Penelitian
Lanjutan Lampiran 3.
DATA RESPONDEN
1. Nama : ....................................................... 2. Jenis Kelamin : Pria/wanita 3. Usia : ..................tahun 4. Pendidikan terakhir : a.SMA/Sederajat
b.Diploma/Sarjana Muda
c. Sarjana S1
d.S2 atau lebih
5. Jabatan : .......................................................
6. Tugas dan Wewenang : a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
c. .........................................................................................
d. .........................................................................................
e. ..........................................................................................
7. Lama bekerja a. <1thn b. 1-5thn c. >5thn 8. Pernahkan Anda bekerja di Perusahaan lain sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
9. Jika anda menjawab ya (pada pertanyaan No.8, berapa lama Anda bekerja sebelumnya?...........Tahun
10. Jabatan terakhir Anda sewaktu keluar dari perusahaan tersebut?
11. Tanggal pengisian : .............................................. PETUNJUK PENGISIAN :
1. Pada bagian ini Anda diminta untuk membandingkan antara elemen A dan elemen B, lalu memberi tanda X dan v nilai perbandingannya.
2. Jawaban dari pertanyaan tersebut, diberi nilai oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan dari elemen-elemen yang dibandingkan secara bersamaan.
3. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1-9. Definisi dari skala yang digunakan untuk nilai komparasi ditentukan sebagai berikut:
Nilai Komparasi (A dibandingkan
B)
Definisi
1 A dan B sama penting 3 A sedikit lebih penting dari B 5 A lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua pertimbangan Contoh : Anda diminta untuk membandingkan tingkat kepentingan antara ‘PRODUK’ dengan ‘HARGA’.
Lanjutan Lampiran 3.
1. Jika Anda menganggap produk sama penting dengan harga,maka : A Nilai Perbandingan B
Produk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
2. Jika Anda menganggap ‘PRODUK’ sedikit lebih penting dari ‘HARGA’, maka : A Nilai Perbandingan B
Produk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
3. Tapi jika anda menganggap ‘HARGA’ sangat jelas lebih penting dari ‘PRODUK’, maka : A Nilai Perbandingan B
Produk 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga
Lanjutan Lampiran 3.
Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Pada perusahan Jasa Pendidikan
Chic’s Music Sebagai perusahaan baru berdiri LPM Chic’s Condet
dihadapkan dengan kondisi persaingan dalam industri yang sama. Selain kualitas sumber daya manusia dan kualitas mutu pendidikan, strategi promosi juga memegang peranan yang cukup signifikan dalam mendukung keberhasilan perusahaan dalam memenangkan persaingan.
A. Faktor 1. Anggaran promosi (AP), besarnya biaya yang dianggarkan
utuk kegiatan promisi dan darimana anggaran itu berasal. 2. Segmentasi, targetting dan positioning (STP). Faktor ini
menjadi penting bagi perusahaan untuk memfokuskan diri pada tujuannya sehingga sumber daya yang digunakan dapat lebih maksimal. Segmentasi merupakan kegiatan membagi pasar kepada klasifikasi tertentu.
3. Luas cakupan geografis (LG). Diperlukan kontrol yang baik untuk kemampuan cakupan geografis suatu alat promosi agar lebih efektif untuk pencapaian target pasar yang diinginkan dan tidak mengambil pangsa pasar wilayah dari cabang lain atau perusahaan induknya sendiri.
4. Kalender promosi perusahaan (KPP). Kalender ini memberikan gambaran kegiatan promosi LPM Chic’s secara keseluruhan dalam jangka waktu satu tahun. Penggunaan kalender ini ditujukan sebagai acuan untuk melaksanakan promosi meskipun demikian sifatnya tidak memaksa atau tentative.
5. Sumber daya Manusia (SDM), ukuran kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dalam menjabarkan strategi promosi itu kedalam berbagai bentuk kegiatan promosi yang diinginkan perusahaan.
B. Aktor 1. Komisaris perusahaan, merupakan pihak yang memegang
hak kepemilikan saham utama perusahaan (KM). 2. Direktur utama, pimpinan manajemen perusahaan yang
memegang kendali atas jalannya perusahaan (DU). 3. Staff promosi dan event, memiliki tanggung jawab dalam
memasarkan jasa yang dimiliki perusahaan (SE). 4. Perwakilan Siswa, merupakan salah satu perwakilan siswa
yang memiliki peranan dalam memberi masukan kepada perusahaan (PS).
C. Tujuan 1. Menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta
keunggulan dari produknya (MKP). 2. Mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa
(MMC). 3. Mendorong dan mempertahankan siswa (MMS).
D. Alternatif 1. Melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan
perusahaan sebelumnya (A). 2. Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program
member get member (B). 3. Meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama
dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lainnya untuk melakukan kegiatan promosi LPM Chic’s (C).
4. Mengembangkan kegiatan promosi baru yang lebih menarik dari event sebelumnya dengan mendorong kreativitas komunitas siswa (D).
5. Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Condet (E).
6. Ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan acara yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (F).
Lanjutan Lampiran 3.
PENGISIAN KUISIONER Dalam menentukan bobot prioritas alternatif strategi promosi terdapat lima faktor yang perlu yang perlu dipertimbangkan, yaitu Anggaran Promosi (AP), Segmentasi, Targetting dan Positioning (STP), Luas Cakupan Geografis (LG), Kalender Promosi Perusahaan (KPP) dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot proritas alternatif strategi promosi. Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting;jelas penting; 5 jelas lebih penting;7=sangat jelas lebih penting; 9= mutlak lebih penting; nilai 2,4,6,8 adalah nilai-nilai diantara nilai diatas.
A Nilai Perbandingan B
AP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 STP
AP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LG
AP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KPP
AP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM
STP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 LG
STP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KPP
STP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM
LG 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 KPP
LG 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM
KPP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SDM
Aktor yang terlibat dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi ini adalah komisaris perusahaan (KM), Direktur utama (DU), Staff Promosi dan Event (SP) dan Perwakilan Siswa (PS).
Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting;jelas penting; 5 jelas lebih penting;7=sangat jelas lebih penting; 9= mutlak lebih penting; nilai 2,4,6,8 adalah nilai-nilai diantara nilai diatas. a. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan
aktor lainnya dalam konteks pengaruh anggaran promosi (AP) untuk pemilihan strategi promosi.
A Nilai Perbandingan B
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DU
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
SP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
b. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks pengaruh segmentasi,targetting dan positoning (STP) untuk pemilihan strategi promosi.
A Nilai Perbandingan B
Lanjutan Lampiran 3.
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DU
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
SP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
c.Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks luas cakupan geografis (LG) untuk pemilihan strategi promosi. A Nilai Perbandingan B
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DU
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
SP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
d. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks kalender promosi perusahaan (KPP) untuk pemilihan strategi promosi.
A Nilai Perbandingan B
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DU
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
SP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
e. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara aktor dengan aktor lainnya dalam konteks sumber daya manusia (SDM) untuk pemilihan strategi promosi. A Nilai Perbandingan B
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DU
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
KM 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PA
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SP
DU 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
SP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PS
Lanjutan Lampiran 3.
Terdapat tiga tujuan yang ingin dicapai perusahaan melalui strategi promosi yang dipilih perusahaan yaitu, 1) Menginformasikan kehadiran LPM Chic’s Condet beserta keunggulan dari produknya (MKP), 2) Mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa (MMC), 3) Mendorong masuknya siswa baru dan mempertahankan siswa (MMS). Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting;jelas penting; 5 jelas lebih penting;7=sangat jelas lebih penting; 9= mutlak lebih penting; nilai 2,4,6,8 adalah nilai-nilai diantara nilai diatas. Bandingkan tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara salah satu tujuan dengan tujuan lainnya untuk para aktor dalam menentukan bobot prioritas pemilihan alternatif strategi promosi perusahaan. komisaris perusahaan (KM), Direktur utama (DU), Staff Promosi dan Event (SP).
a.Terhadap kepentingan Komisaris Perusahaan (KM) A Nilai Perbandingan B
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMC
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
MMC 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
b. Terhadap kepentingan Direktur Utama (DU) A Nilai Perbandingan B
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMC
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
MMC 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
c. Terhadap kepentingan Staff Promosi Dan Event (SP) A Nilai Perbandingan B
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMC
MKP 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
MMC 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 MMS
d. Terhadap kepentingan Perwakilan Siswa (PS) Terdapat enam alternatif strategi promosi yang akan dinilai bobot prioritasnya dalam strategi promosi yang akan dipilih, yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan promosi yang telah dilaksanakan perusahaan sebelumnya (A).
2. Mengembangkan kegiatan penjualan perorangan dengan program member get member (B).
3. Meningkatkan kegiatan sponsorship dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga atau perusahaan lainnya untuk melakukan kegiatan promosi LPM Chic’s (C).
4. Mengembangkan kegiatan promosi yang lebih menarik dari acara sebelumnya dengan mendorong kreativitas komunitas siswa (D).
5. Lebih aktif berpromosi dengan menggunakan media periklanan yang memiliki cakupan geografis sesuai dengan wilayah LPM Chic’s Condet (E).
6. Ikut serta untuk mendukung kegiatan masyarakat sekitar perusahaan atau mengadakan event yang bertemakan kepedulian sebagai bentuk dari kegiatan publisitas dan humas (F).
Nilai 1=sama penting; 3=sedikit lebih penting;jelas penting; 5 jelas lebih penting;7=sangat jelas lebih penting; 9= mutlak lebih penting; nilai 2,4,6,8 adalah nilai-nilai diantara nilai diatas.
Lanjutan Lampiran 3.
Bandingkan tingkat kepentingan relatif antar alternatif satu dengan alternatif lainnya untuk mencapai tujuan-tujuan dibawah ini. a.Jika tujuannya untuk menginformasikan kehadiran LPM chic’s condet beserta keunggulan dari produknya (MKP).
A Nilai Perbandingan B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
E 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
b.Jika tujuan untuk mempertahankan dan memperkuat citra merk yang dibawa (MMC).
A Nilai Perbandingan B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
Lanjutan Lampiran 3.
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
E 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
Lanjutan Lampiran 3.
c. Jika tujuan untuk mendorong masuknya siswa baru dan
mempertahankan siswa(MMS), A Nilai Perbandingan B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 D
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
C 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 E
D 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
E 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F
SARAN DAN KOMENTAR Saran dan komentar anda untuk pemilihan strategi promosi: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
Lanjutan Lampiran 3.
Lampiran 4. Estimasi Pemasukan dan Pengeluaran Tahun Pertama a. Estimasi Pemasukkan
Keterangan BULAN BERJALAN (Tahun Pertama)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Estimasi jumlah siswa baru 25 25 25 25 30 30 30 30 35 35 20 20
Estimasi jumlah siswa 25 50 75 100 130 157 183 207 233 257 263 266
Estimasi siswa keluar, cuti, dll - - - - 3 4 6 9 11 14 17 20
AKUMULASI SISWA AKTIF 25 50 75 100 127 153 177 198 222 243 246 246
Jenis Pendapatan 1. Pendaftaran @ 200.000,- (Rp.) 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000 4,000,000 4,000,000
2. Perlengkapan @ 200.000,-(Rp.) 5,000,000 5,000,000 5,000,000 5,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 7,000,000 7,000,000 4,000,000 4,000,000 3. Biaya Kursus @ 250.000,-(Rp.) 6,250,000 12,500,000 18,750,000 25,000,000 31,750,000 38,250,000 44,250,000 49,500,000 55,500,000 60,750,000 61,500,000 61,500,000
TOTAL PENDAPATAN (Rp.) 16,250,000 22,500,000 28,750,000 35,000,000 43,750,000 50,250,000 56,250,000 61,500,000 69,500,000 74,750,000 69,500,000 69,500,000
Lanjutan Lampiran 3.
Lanjutan Lampiran 4.
b. Estimasi Pengeluaran
Keterangan BULAN BERJALAN (Tahun Pertama)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
Royalti Pendapatan 10% (Dari Pemasukkan) 625,000 1,250,000 1,875,000 2,500,000 3,175,000 3,825,000 4,425,000 4,950,000 5,550,000 6,075,000 6,150,000 6,150,000 Biaya gaji instruktur (40% dari biaya kursus) 2,500,000 5,000,000 7,500,000 10,000,000 12,700,000 15,300,000 17,700,000 19,800,000 22,200,000 24,300,000 24,600,000 24,600,000
Biaya gaji karyawan (3 orang) 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 6,000,000 Pembelian buku belajar (harga 85% 4,250,000 4,250,000 4,250,000 4,250,000 5,100,000 5,100,000 5,100,000 5,100,000 5,950,000 5,950,000 3,400,000 3,400,000
dari perlengkapan)
Biaya listrik dan telepon 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 Biaya promosi lokal (maks. 3% total pendapatan) 487,500 675,000 862,500 1,050,000 1,312,500 1,507,500 1,687,500 1,845,000 2,085,000 2,242,500 2,085,000 2,085,000
THR Karyawan 6,000,000
TOTAL PENGELUARAN 15,362,500 18,675,000 21,987,500 25,300,000 29,787,500 33,232,500 36,412,500 39,195,000 43,285,000 46,067,500 43,735,000 49,735,000
91
Lampiran 5. Program Training LPM Chic’s No. Peserta Training Program Training
1. Kepala Cabang dan Staff Promosi
a. Teknik perencanaan bisnis b. Teknik kerjasama dengan pihak lain c. Komunikasi dan negoisasi d. Analisa pengembangan bisnis e. Analisa keuangan cabang
operasional f. Manajemen SDM efektif
2. Administrasi dan Costumer Service
a. Komunikasi efektif bagi pihak eksternal
b. Administrasi keuangan cabang operasional
c. Product dan service knownledge d. Teknik penjualan e. Schedulling
3. Instruktur a. Wawasan bermusik b. Teknik‐teknik bermain instrumen
musik c. Teknik partitur dan notasi lagu d. Teknik arranger dalam group band e. Teknik mengadakan workshop bagi
siswa 4. Staff Penjualan Alat Musik a. Product knownledge tentang jenis‐
jenis alat musik b. Keunggulan produk alat musik c. Teknik komunikasi dan negoisasi d. Teknik sales dan dealing e. Teknik layout penempatan
instrument 5. Staff Bagian Rumah Tangga
dan Staff Umum a. Teknik instalasi instrument b. Teknik perawatan instrument c. Kebersihan ruangan
92
Lampiran 6. Jadwal Kegiatan Promosi Bulan Februari 2009
M D D DEPT
URAIAN ACARA
TEMPAT ACARA
NAMA ACARA
WAKTU
JENIS ACARA PENGISI ACARA KETERANGAN DURASI MULAI SELESAI
FEBR
UA
RI
M 1
S 2 LPMC Chic's Group MUSICHOLOGY-1 | 2009
5 BULAN
01/02/2009 30/06/2009 Workshop Instruktur
LPMC Chic's Pusat School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
S 3 LPMC Chic's Depok School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
LPMC Chic's Lampung School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
R 4 LPMC Chic's Hang Lekir
School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
K 5 LPMC Chic's BSD School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
J 6 LPMC Chic's Condet School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
LPMC Chic's Pekanbaru
School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
S 7 LPMC Chic's Bekasi School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
M 8
S 9 LPMC Chic's Pusat M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
S 10 LPMC Chic's Depok M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
LPMC Chic's Lampung M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
R 11 LPMC Chic's Hang Lekir
M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
K 12 LPMC Chic's BSD M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
J 13 LPMC Chic's Condet M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
LPMC Chic's Pekanbaru
M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
S 14 LPMC Chic's Bekasi M-1 : Elect.Guitar : Lead Guitar For Band 2 jam 16.00 18.00 Workshop Instruktur
M 15
93
Lanjutan Lampiran 6.
M D D DEPT
URAIAN ACARA
TEMPAT ACARA NAMA ACARA
WAKTU
JENIS ACARA PENGISI ACARA KETERANGAN DURASI MULAI SELESAI
FEBR
UA
RI
M 1
S 16 LPMC Chic's Pusat School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
S 17 LPMC Chic's Depok School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
LPMC Chic's Lampung School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
R 18 LPMC Chic's Hang Lekir School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
K 19 LPMC Chic's BSD School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
J 20 LPMC Chic's Condet School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
LPMC Chic's Pekanbaru School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
S 21 LPMC Chic's Bekasi School of band 1 jam 15.00 16.00 Kelas Band Instruktur
M 22 LPMC La Piazza Konser Kita Untuk Cinta 5 jam 15.00 20.00 Konser Siswa+Wisuda Siswa & Instruktur LPMC
S 23 LPMC Chic's Group Master Class 2 jam 13.00 19.00 Workshop
S 24 LPMC Chic's Group Master Class 2 jam 13.00 19.00 Workshop
R 25 LMPC Chic's Group Master Class 2 jam 13.00 19.00 Workshop
K 26 LPMC Chic's Group Master Class 2 jam 13.00 19.00 Workshop
LPMC Chic's Pusat Jazz Nite On The Street 3 jam 20.00 23.00 Live Band KJC
J 27 LPMC Chic's Group Master Class 2 jam 13.00 19.00 Workshop
S 28 LPMC Chic's Group Master Class 2 jam 12.00 17.00 Workshop
94
Lampiran 7. Jadwal Kegiatan Training Tahunan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Peserta Training
Seluruh Instruktur
Staff Administrasi dan Costumer Service
Instruktur berdasarkan jenis Instrumen
Kepala cabang dan promosi
Seluruh instruktur
Staff administrasi dan costumer service
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember
Peserta Training
Instruktur berdasarkan instrumen
Kepala cabang dan bagian promosi
Seluruh instruktur
Staff administrasi dan costumer service
Instruktur berdasarkan jenis instrumen
Kepala cabang dan bagian promosi