strategi pembelajaran berbasis masalah (spbm)

13
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (S P B M) I. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Arends (Nurhayati Abbas, 2000: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah (problem based- learning/PBL)adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis dan menyelesaikan masalah, serta mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting. Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar (Nurhayati Abbas, 2000:12). Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberi fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dandorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah

Upload: guru-syamsul-galih

Post on 24-Jul-2015

516 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(S P B M)

I. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Arends (Nurhayati Abbas, 2000: 12) menyatakan bahwa model pembelajaran

berdasarkan masalah (problem based-learning/PBL)adalah model pembelajaran

dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik, sehingga siswa dapat

menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih

tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu dan

meningkatkan keterampilan berpikirkritis dan menyelesaikan masalah, serta

mendapatkan pengetahuan konsep-konsep penting.

Pendekatan ini mengutamakan proses belajar dimana tugas guru harus memfokuskan

diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran

berdasarkan masalah penggunaannya di dalam tingkat berpikir lebih tinggi, dalam

situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar (Nurhayati Abbas,

2000:12).

Guru dalam model pembelajaran berdasarkan masalah berperan sebagai penyaji

masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan masalah dan pemberi

fasilitas penelitian. Selain itu guru menyiapkan dukungan dandorongan yang dapat

meningkatkan pertumbuhan inquiri dan intelektual siswa.Pembelajaran berdasarkan

masalah hanya dapat terjadi jika guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang

terbuka dan membimbing pertukaran gagasan. Pembelajaran berdasarkan masalah

juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas belajar siswa,

baik secara individual maupun secara kelompok. Di sini guru berperan sebagai

pemberi rangsangan, pembimbing kegiatan siswa, dan penentun arah belajar siswa

(Nurhayati Abbas, 2000:12).

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah

adalah memberikan siswa masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses

inkuiri dan penelitian. Di sini, guru mengajukan masalah, membimbing dan

memberikan petunjuk minimal kepada siswa dalam memecahkan masalah.

Page 2: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Pengaturan pembelajaran berdasarkan masalah berkisar pada masalah atau pertanyaan

yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Menurut Arends (Nurhayati Abbas,

2000:13) pertanyaan dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria

sebagai berikut :

1. Autentik. Yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa

daripada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.

2. Jelas. Yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah

baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.

3. Mudah dipahami. Yaitu masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami siswa.

Selain itu, masalah disusun dan dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

4. Luas dan sesuai dengan Tujuan Pembelajaran. Yaitu masalah yang disusun dan

dirumuskan hendaknya bersifat luas, artinya masalah tersebut mencakup seluruh

materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang dan sumber yang

tersedia. Selain itu, masalah yang telah disusun tersebut harus didasarkan pada tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

5. Bermanfaat. Yaitu masalah yang disusun dan dirumuskan haruslah bermanfaat, baik

bagi siswa sebagai pemecah masalah maupun guru sebagai pembuat masalah.

Masalah yang bermanfaat adalah masalah yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir dan memecahkan masalah siswa. Serta membangkitkan motivasi belajar

siswa.

II. KAREKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Para pengembang pembelajaran berbasis masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah

mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.

1. Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah dimulai

dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar

prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis

masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang

kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka

Page 3: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana,

dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL mungkin berpusat pada

mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam

pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3. Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa

untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap

masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan  mendefinisikan masalah

mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalsis

informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi,  dan

merumuskan kesimpulan

4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. PBL menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan

yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan.

Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer.

Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain

tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar

terhadap laporan tradisional atau makalah.

5. Kerjasama. Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang

bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok

kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam

tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog

dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.

III. TUJUAN DAN MANFAAT MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan

informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara

lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilan pemecahan masalah (Ismail, 2002: 2). Pendekatan pembelajaran

berbasis masalah adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan

lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan

Page 4: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

(bersangkut-paut) bagi siswa, dan memungkinkan siswa memperoleh pengalaman

belajar yang lebih realistik (nyata). Pemecahan masalah memegang peranan penting

baik dalam pelajaran sains maupun dalam banyak disiplin ilmu lainnya, terutama agar

pembelajaran berjalan dengan fleksibel. Kalau seorang peserta didik dihadapkan pada

suatu masalah pada akhirnya bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga

belajar sesuatu yang baru.

Manfaat lain dari pembelajaran berbasis masalah adalah membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.

Dengan pembelajaran berbasis masalah ini siswa berusaha berpikir kritis dan mampu

mengembangkan kemampuan analisisnya serta menjadi pembelajar yang mandiri.

Pembelajaran berbasis masalah memberikan dorongan kepada peserta didik untuk

tidak hanya sekedar berpikir sesuai yang bersifat konkret tetapi lebih dari itu berpikir

terhadap ide-ide yang abstrak dan kompleks.

IV. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH

Selain manfaatnya, pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kelebihan dan

kekurangan. Kelebihan PBM sebagai suatu model pembelajaran adalah :

1.Realistis dengan kehidupan siswa.

2.Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa.

3.Memupuk sifat inquiri siswa.

4.Retensi konsep jadi kuat.

5.Memupuk kemampuan problem solving.

Dari kelebihan tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran berbasis masalah

membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah

dan keterampilan intelektualnya. Para peserta didik belajar dengan keterlibatan

langsung dalam pengalaman nyata atau simulasi serta menjadi pebelajar yang otonom

dan mandiri.

Selain kelebihan yang telah dkemukakan tersebut pembelajaran berbasis masalah juga

memiliki beberapa kelemahan, yaitu :

1.Membutuhkan persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks.

Page 5: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

2.Sulitnya mencari problem yang relevan.

3.Sering terjadi miss-konsepsi.

4.Memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses penyelidikan.

Guru adalah pendidik yang membelajarkan siswa, maka guru harus melakukan

pengorganisasian dalam belajar, menyajikan bahan belajar dengan pendekatan

pembelajaran tertentu dan melakukan evaluasi hasil belajar, guru professional selalu 

berusaha mendorong siswa agar berhasil dalam belajar.

Kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam model pembelajaran berbasis masalah

ini bukan berarti PBL merupakan model pembelajaran yang kurang efektif untuk

deterapkan dalam proses pembelajaran, akan tetapi kekurangan-kekurangan dalam

penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan di atas, menuntut

guru sebagai pendidik harus kreatif dalam meminimalisir serta berusaha mencari

solusi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. 

V. TAHAP-TAHAP MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Menurut Arends (Nurhayati    Abbas, 2000:4), penerapan model pembelajaran

berbasis masalah terdiri dari lima tahap. Kelima tahap itu adalah(1) mengorientasikan

siswa pada masalah;(2) mengorganisasikan siswa untuk belajar;(3) memandu

menyelidiki secara mandiri atau kelompok;(4) mengembangkan dan menyajikan hasil

kerja; dan(5) menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah.

Kelima tahap tersebut akan dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tahapan Kegiatan guru

Tahap 1 :

Orientasi siswa terhadap masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.

Tahap 2 :

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap 3 : Guru mendorong siswa untuk

Page 6: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.

mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.

Tahap 4 :

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

Tahap 5 :

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

VI. EVALUASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Seperti yang telah disebutkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah tidak

dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada

siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa

mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah (Ismail,

2002: 2). Dalam pembelajaran berbasis masalah, perhatian pembelajaran tidak hanya

pada perolehan pengetahuan deklaratif, tetapi juga perolehan pengetahuan prosedural.

Oleh karena itu penilaian tidak cukup hanya dengan tes. 

Penilaian dan evaluasi yang sesuai dengan model pembelajaran berbasis masalah

adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai hasil penyelidikan

mereka. Penilaian proses dapat digunakan untuk menilai pekerjaan siswa tersebut,

penilaian itu antara lain asesmen kenerja, asesmen autentik dan portofolio. Penilaian

proses bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan pemecahan

masalah melihat bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilan.

Karena anyakan problema dalam kehidupan nyata bersifat dinamis sesuai

perkembangan jaman dan konteks/lingkungannya, maka perlu dikembangkan model

pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif mengembangkan

kemampuannya untuk belajar (Learning how to learn). Dengan kemampuan atau

kecakapan tersebut diharapkan siswa akan mudah beradaptasi

Page 7: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

VII. KESIMPULAN

Untuk mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah, guru perlu

memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat

dipecahkan.Sedangkan pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan :

Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar hanya dapat

mengingat metri pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara

utuh.

Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan ketrampilan berpikir rasional

siswa.

Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah

serta membuat tantangan intelektual siswa.

Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam

pembelajarannya.

Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari

dengan kenyataan dalam kehidupannya.

Page 8: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(S P B M)

Dosen Pengampu; Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum

KELOMPOK IX

NAMA : SYAMSUL WATHONI

NIM : 1129011122

NAMA : JAMALUDIN

NIM : 1129011111

PROGRAM PASCASARJANA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA TH. 2011/2012

Page 9: Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)