strategi pelestarian plasma nutfah propinsi riau

15
LEmBRGR PEHELITmn STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU Defri Yoza dan Susy Edwina Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau Jl. Bina WIdya No. 30, Simpang Baru Panam, Pekanbaru ABSTRAK Riau memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi namun beium terdata dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai plasma nutfah, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta menyusun strategi pelestarian plasma nutfah Riau. Penelitian dilakukan di berbagai instansi di Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode wawancara dan studi literatur. Data diolah menggunakan metode SWOT. Dari penelitian didapatkan bahwa plasma nutfah kehutanan tersebar di berbagai jenis hutan seperti hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah dan hutan mangrove. Sedangkan bidang peternakan Riau memiliki plasma nutfah untukternakyang didomestikasi seperti lebah dan rusa. Pada bidang perikanan, Riau memiliki berbagai jenis ikan air tawar dan ikan air laut yang tersebar di sungai dan laut Propinsi Riau. Di bidang pertanian, Riau memiliki jenis-jenis padi dan buah khas Propinsi Riau karena telah berinteraksi dengan kondisi lingkungan Riau. Secara umum kekuatan terdapat pada potensinya yang besar namun belum dikelola dengan baik untuk menangkap peluang pasar bebas dan mengantisipasi masuknya komoditas plasma nutfah dari luar. Strategi pelestariannya haruslah komprehensif untuk menyusun sebuah masterplan pelestarian plasma nutfah Propinsi Riau. Kate Kunci: Strategi, Pelestarian, Plasma nutfah PENDAHULUAN Plasma nutfah atau sumberdaya alam hayati Riau yang sering dimanfaatkan secara berlebihan terdiri atas sumberdaya alam hayati di bidang kehutanan dan perikanan. Dua sektor ini sering mendapatkan tekanan yang sangat tinggi terhadap keanekaragaman jenisnya sementara sektor- sektor lain seperti peternakan dan pertanian malah tidak tergali atau mendapat perhatian yang sangat sedikit di bidang pemuliaan dan pengembangan plasma nutfah/keanekaragaman hayati. Ada dua sisi yang sangat kontras di bidang pengembangan plasma nutfah/sumberdaya alam hayati di satu sisi plasma nutfah mulai terancam dengan adanya pemanfaatan yang berlebihan terhadap sumberdaya hayati sedangkan di sisi lain masih sedikit yang digali untuk tujuan-tujuan pemuliaan jenis. Pemanfaatan berlebihan oleh kegiatan perkebunan dan pertanian terhadap keanekaragaman hayati mengakibatkan terjadinya fragmentasi habitat, desertifikasi (penggurunan), simplifikasi ekosistem dan gene pool serta ancaman invasi spesies luar. Penelitian dan pengumpulan data tentang keanekaragaman hayati dan plasma nutfah yang ada di Propinsi Riau masih bersifat sektoral dan belum menyeluruh. Setiap lembaga tentunya mengumpulkan data terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dan belum melakukan analisis celah {gap analysis) untuk menentukan data apa lagi yang harus dikumpulkan. Kedepan harus ada semacam komisi plasma nutfah yang tentunya harus mulai memikirkan agenda tentang pelestarian dan pengembangan plasma nutfah. Tentunya sebuah penelitian yang komprehensif untuk mengkompilasi dan menyajikan data plasma nutfah sangat dibutuhkan begitu juga dengfn langkah-langkah yang harus diambil untuk^ 132

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

LEmBRGR PEHELITmn STRATEGI PELESTARIAN P L A S M A NUTFAH PROPINSI RIAU

Defri Yoza dan Susy Edwina Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau

Jl. Bina WIdya No. 30, Simpang Baru Panam, Pekanbaru

ABSTRAK Riau memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi namun beium terdata dengan baik. Penelitian ini bertujuan

untuk mengumpulkan data mengenai plasma nutfah, mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman serta menyusun strategi pelestarian plasma nutfah Riau. Penelitian dilakukan di berbagai instansi di Kota Pekanbaru dengan menggunakan metode wawancara dan studi literatur. Data diolah menggunakan metode SWOT. Dari penelitian didapatkan bahwa plasma nutfah kehutanan tersebar di berbagai jenis hutan seperti hutan rawa, hutan rawa gambut, hutan dataran rendah dan hutan mangrove. Sedangkan bidang peternakan Riau memiliki plasma nutfah untukternakyang didomestikasi seperti lebah dan rusa. Pada bidang perikanan, Riau memiliki berbagai jenis ikan air tawar dan ikan air laut yang tersebar di sungai dan laut Propinsi Riau. Di bidang pertanian, Riau memiliki jenis-jenis padi dan buah khas Propinsi Riau karena telah berinteraksi dengan kondisi lingkungan Riau. Secara umum kekuatan terdapat pada potensinya yang besar namun belum dikelola dengan baik untuk menangkap peluang pasar bebas dan mengantisipasi masuknya komoditas plasma nutfah dari luar. Strategi pelestariannya haruslah komprehensif untuk menyusun sebuah masterplan pelestarian plasma nutfah Propinsi Riau.

Kate Kunci: Strategi, Pelestarian, Plasma nutfah

PENDAHULUAN Plasma nutfah atau sumberdaya alam hayati Riau yang sering dimanfaatkan secara berlebihan

terdiri atas sumberdaya alam hayati di bidang kehutanan dan perikanan. Dua sektor ini sering mendapatkan tekanan yang sangat tinggi terhadap keanekaragaman jenisnya sementara sektor-sektor lain seperti peternakan dan pertanian malah tidak tergali atau mendapat perhatian yang sangat sedikit di bidang pemuliaan dan pengembangan plasma nutfah/keanekaragaman hayati.

Ada dua sisi yang sangat kontras di bidang pengembangan plasma nutfah/sumberdaya alam hayati di satu sisi plasma nutfah mulai terancam dengan adanya pemanfaatan yang berlebihan terhadap sumberdaya hayati sedangkan di sisi lain masih sedikit yang digali untuk tujuan-tujuan pemuliaan jenis. Pemanfaatan berlebihan oleh kegiatan perkebunan dan pertanian terhadap keanekaragaman hayati mengakibatkan terjadinya fragmentasi habitat, desertifikasi (penggurunan), simplifikasi ekosistem dan gene pool serta ancaman invasi spesies luar.

Penelitian dan pengumpulan data tentang keanekaragaman hayati dan plasma nutfah yang ada di Propinsi Riau masih bersifat sektoral dan belum menyeluruh. Setiap lembaga tentunya mengumpulkan data terkait dengan tugas pokok dan fungsinya dan belum melakukan analisis celah {gap analysis) untuk menentukan data apa lagi yang harus dikumpulkan. Kedepan harus ada semacam komisi plasma nutfah yang tentunya harus mulai memikirkan agenda tentang pelestarian dan pengembangan plasma nutfah.

Tentunya sebuah penelitian yang komprehensif untuk mengkompilasi dan menyajikan data plasma nutfah sangat dibutuhkan begitu juga dengfn langkah-langkah yang harus diambil untuk^

132

Page 2: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

UniUERSiTRS RiflU nengkonservasi plasma nutfah tersebut. Data plasma nutfah tersebut terkait dengan komposisi enis dan pemanfaatannya yang telah dilakukan oleh masyarakat Riau secara tumn temurun.

Permasalahan yang terjadi saat ini mencyenai plasma nutfah terkait dengan tersebarnya data-iata tersebut di berbagai lembaga baik lembaga penelitian dan perpustakaan di universitas-universitas Tiaupun di lembaga-lembaga teknis seperti dinas-dinas dan badan pemerintah. Data tersebut harus jisajikan kembali untuk menghindarkan pekerjaan-pekerjaan berulang yang dilakukan untuk •nengumpulkannya. Sehingga apa yang sudah dan belum dikerjakan dapat menjadi sebuah sinergi ian efisiensi pemanfaatan dana penelitian dan pengembangan.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengumpulkan data mengena keanekaragaman plasma nutfah jari berbagai sumber dan instansi di tingkat Propinsi Riau, 2) mengidentifikasi segala kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap keanekaragaman plasma nutfah Propinsi Riau, 3) Tierumuskan strategi pe lestar ian p lasma nutfah R iau demi meningkatkan manfaat dan <eberlanjutannya bagi pembangunan Propinsi Riau

Penelitian ini diharapkan untuk mendapatkan koleksi data tentang keanekaragaman plasma lutfah Riau sehingga kedepan penelitian-penelitian dapat diarahkan pada topik-topik yang belum pemah jilakukan untuk pengumpulan data plasma nutfah dan koleksi data plasma nutfah tersebut dapat nenjadi pertimbangan bagi pemanfaatan, perlindungan dan pelestariannya. Penelitian ini juga untuk nerumuskan strategi pelestarian plasma nutfah Propinsi Riau demi mengantisipasi ancama-ancaman ;erhadap keberlangsungan plasma nutfah tersebut.

METODE Penelitian ini dilakukan di Kota Pekanbaru sebagai ibukota Propinsi Riau dan direncanakan

selama 6 bulan pada bulan April - September 2008. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keanekaragaman plasma nutfah yang tersebar di berbagai instansi dalam bentuk laporan kegiatan, presiding, hasil survei dan skripsi. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari daftar pertanyaan, komputer untuk mengolah dan mengentri data.

Penelitian ini bersifat penelitian eksploratif dengan menggunakan hasil wawancara dan data-data sekunder dari para pihak yang terkait dengan pelestarian plasma nutfah Riau. Ada dua jenis data yang dikumpulkan (1) data primer yaitu data yang dikumpulkan berupa strategi pelestarian yang menggabungkan kelemahan, kekuatan, tantangan dan ancaman masing-masing instansi yang sifatnya merupakan data yang akan diolah; (2) data sekunder yaitu data sekunder yang dikumpulkan terdiri atas keanekaragaman jenis plasma nutfah, tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi, rencana strategis dan pelestarian plasma nutfah kedepan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua metode yakni 1) wawancara terpilih yaitu Wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terhadap dinas dan instansi terkait, 2) studi literatur yaitu penelusuran literatur dilakukan dari internet dan perpustakaan-perpustakaan berbagai instansi mengenai keanekaragaman jenis plasma nutfah yang ada.

Kemudian dari data keanekaragaman plasma nutfah dan hasil wawancara yang ada akan ditentukan strategi pengembangannya dengan menggunakan analisa SWOT. Analisa S W O T adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah instansi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakneses) dan ancaman (treaths). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan instansi. Dengan demikian perencana strategis (strategicplanner)

133

Page 3: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

LEmBPGR PERELITIRn harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 2000).

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keanekaragaman Plasma Nutfah Kehutanan

Berdasarkan tempat tumbuhnya, hutan-hutan primer dan sekunder tersebut dibagi menjadi hutan dataran rendah, hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, dan hutan mangrove. Masing-masing tipe hutan ini memiliki vegetasi jenis pohon dan satwa yang khas. Jenis-jenis pohon dan satwa tersebut sudah berasosiasi dan beradaptasi dengan kondisi biofisik hutan tersebut sehingga dapat dikatakan menjadi plasma nutfah jenis hutan bersangkutan. Untuk jelasnya mengenai jenis-jenis pohon yang terdapat di berbagai tipe hutan dapat dilihat pada uraian berikut:

1.1 Hutan Dataran Rendah Hutan dataran rendah memiliki karakteristik hutan hujan tropika basah yang terletak pada

ketinggian di bawah 700 m di atas permukaan laut (Dephut, 1998). Beberapa jenis pohon dan satwa yang terdapat di hutan dataran rendah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini

Tabel 1. Komposisi Jenis Pohon di Hutan Dataran Rendah Bangkinang

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Anacardiaceae Ambacang hutan Mangifera foetida 2 Anacardiaceae Rengas Gluta renghas 3 Annonaceae Mempisang Polyalthia longifolia 4 Annonaceae Jangkang Xylopia malayana 5 Bombacaceae Durian hutan Durio carinatus 6 Caesalpinaceae Kempas Koompassia malaccensis 7 Caesalpinaceae Sindur Sindora leiocarpa 8 Caesalpinaceae Merbau Intsia bijuga 9 Dipterocarpaceae Balau Parashorea aptera 10 Dipterocarpaceae Cengal Hopea sangal 11 Dipterocarpaceae Kapur Dryobalanops oblongifolia 12 Dipterocarpaceae Keruing Dipterocarpus cornutus 13 Dipterocarpaceae Meranti kunyit Shorea parvifolia 14 Dipterocarpaceae Meranti rambai Shorea acuminata 15 Dipterocarpaceae Meranti semut Shoraa sumatrana 16 Dipterocarpaceae Mersawa Anisoptera marginata 17 Dipterocarpaceae Resak Vatica rassak 18 Ebenaceae Arang-arang Diospyros piloshanthiera 19 Euphorbiaceae Pelangas Aphorusa lucid! 20 Euphorbiaceae Kuras Ostodes paniculata 21 Euphorbiaceae Sendok-sendok Endospenvum diadenum 22 Euphorbiaceae Rambai Baccaurea dulcis 23 Euphorbiaceae Mahang Macaranga hypoleuca 24 Euphorbiaceae Tapen Mallotus sp. 25 Euphorbiaceae Tampui Baccaurea motleyana 26 Fabaceae Saga Adenanttiera malayana 27 Fagaceae Pening-pening Littiocarpus sumatrana 28 Guttiferae Manggis-manggis Garcinia mangostana

134

Page 4: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

UniUERSITPS RIRO

29 Guttiferae Bintangur Calophyllum inophyllum 30 Guttiferae Kandis Garcinia parvifolia 31 Ixonanthaceae Pagar-pagar Ixonanthes icosandra 32 Lauraceae Medang Actinodapline sp. 33 Lutraceae Bungur Lagerstroemia speciosa 34 Melyaceae Langsat Lansium domesticum 35 Mimosaceae Al<asia Acacia mangium 36 Moraceae Terap Artocarpus elasticus 37 Moraceae Cempedak hutan Artocarpus rig id us 38 Myristlcaceae Mendarahan Myristica iners 39 Myrtaceae Jambu-jambu Syzygium sp. 40 Myrtaceae Kelat Eugenia sp. 41 Myrtaceae Marpoyan Rhodamnia cinerea 42 Myrtaceae Palawan Trystania oborata 43 Myrtaceae Salam Syzygium polianthum 44 Olacaceae Kulim Scorodocarpus borneensis 45 Olacaceae Petaling Ochanostachis amentacea 46 Sapindaceae Kesambi Schleichera oleosa 47 Sapindaceae Rambutan hutan Nephelium mutabile 48 Sapindaceae Matoa Pometia tomentosa 49 Sapotaceae Balam Palaquium gutta 50 Sapotaceae Nyatoh Payena acuminata 51 Sinnaroubaceae Pasak bumi Eurycoma longifolia 52 Sterculiaceae Bayur Pterospemnum javanicum 53 Verbenaceae Laban Vitex pubescens

Sunnber: Afrinis (2006)

Komposisi jenis pohon ini paling banyak ditemukan di berbagai hutan dataran rendah di Propinsi Riau dan dapat dianggap mewakili vegetasi jenis pohon yang terdapat di hutan dataran rendah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Whitten et al (1984) yang menyatakan bahwa pohon-pohon yang muncul di atas tajuk utama hutan di dataran rendah Sumatera, kadang-kadang mencapai 70 m tingginya, dan yang paling umum dijumpai adalah anggota suku Dipterocarpaceae dan suku Caesalpiniaceae.

Komposisi jenis satwa yang umum terdapat di hutan dataran rendah dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 3. Komposisi Jenis Satwa yang Terdapat di Hutan Dataran Rendah

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Ursidae Beruang madu Helarctos malayanus 2 Felidae Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrensis 3 Cervidae Rusa Cen/us timorensis 4 Tragulidae Kancil Tragulus javanicus 5 Cercopithecidae Monyet ekor panjang Macaca fascicularis 6 Phasianidae Ayam hutan Gallus gallus 7 Cuculidae Bubut besar Centropus cinensis 8 Varanidae Biawak Varanus salvator 9 Lacertidae Bunglon Colates sp.

Sumber: Afrinis (2006)

135

Page 5: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

LEmBRGR PEHELITmn Jenis-jenis satwa pada Tabel 2 merupakan satwa yang umum ditemukan di hutan-hutan dataran

rendah di Propinsi Riau. Satwa ini menjadi plasma nutfah kehutanan khususnya hutan dataran reraah. Jenis-jenis ini juga banyak ditemukan di tipe hutan lainnya.

1.2. Hutan Rawa Air Tawar Hutan rawa adalah hutan yang tumbuh pada daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar

dan tidak dipengaruhi iklim. Pada umumnya terletak di belakang hutan payau dengan jenis tanah alluvial, Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon-pohon yang tingginya bisa mencapai 40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk (Direktorat Jenderal Kehutanan, 1976).

Jenis-jenis pohon yang umum terdapat di hutan rawa air tawar dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini

Tabel 3, Komposisi Jenis Pohon yang Terdapat di Hutan Rawa Air Tawar

No. Famili Nama Lokal Nama ilmiah 1 Euphorbiaceae Mahang Macaranga triloba 2 Dipterocarpaceae Meranti rambai Shorea acuminata 3 Lauraceae Kelat Litsea spp. 4 Lauraceae Jambu-jambu Eugenia sp. 5 Dipterocarpaceae Meranti rawa Shorea uliginosa 6 Ebenaceae Arang-arang Diospyros sp. 7 Dipterocarpaceae Meranti Shorea teismaniana

Euphorbiaceae Sendok-sendok Endospemnum 8 malaccensis 9 Ulmaceae Siluk Geronniera subaecualis

10 Moraceae Cempedak Artocarpus rigidus 11 Anacardiaceae Rengas Melanorrhoea sp.

Anacardiaceae Terentang Campnosperma 12 auriculata 13 Dipterocarpaceae Kapur Dryobalanops sp. 14 Euphorbiaceae Ludai Sapium baccatum 15 Myrtaceae Merpoyan Rhodamnia cinerea 16 Euphorbiaceae Tampui Baccaurea sp.

Sumber : Yoza (2003)

Pada hutan rawa juga ditemukan jenis parak rawa yang merupakan tumbuhan yang sering terdapat pada lokasi berair. Tumbuhan ini telah berasosiasi dengan baik terhadap lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah akibat tergenang oleh air.

Komposisi jenis hewan yang ditemukan di hutan rawa air tawar lebih banyak didominasi oieh jenis-jenis yang sudah beradaptasi dengan kondisi berair Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini

136

Page 6: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

UniUERSITPS Rinu Tabel 4. Komposisi Jenis Burung di Hutan Rawa Air Tawar

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1. Pycnonotidae Kuiilang Pycnonotus aurigaster 2. Pycnonotidae Terocok Pycnonotus goaivier 3. Pycnonotidae Merbah Pycnonotus eutilotus 4. Pycnonotidae Merbah Pycnonotus simplex 5. Silviidae Cincilak Orthotomus ruficeps 6. Silviidae Prenjak Prinia familiaris 7. Stumidae Tiung emas Gracula religiosa 8. Columbidae Baiam Streptopelia chinensis 9. Corvidae Gagak Con/us enca 10. Apodidae Walet Collocalia maxima 11. Apodidae Walet Collocalia fuciphaga 12. Columbidae Punai Treron cun/irostra 13. Dicruridae Srigunting Dicrurus paradiseus 14. Bucerotidae Rangkong Buceros rhinoceros 15. Bucerotidae Enggang Anthracoceros malayanus 16. Alcedinidae Cekakak Halcyon smirnensis 17. Alcedinidae Raja udang Alcedo meninting 18. Rallidae Kareo padi Amaurornis phoenicurus 19. Ploceidae Pipit Lonchura leucogastroides 20. Corvidae Murai Copsycus saularis 21. Ploceidae Burung gereja Passer montanus 22. Picidae Pelatuk Dinopium javanense 23. Hirundinidae Layang-layang Hirundo tahitica 24. Psittacidae Serindit Loriculus galculus 25. Muscicapidae Kipasan Rhipidura perlata 26. Cuculidae Bubut Centropus sinsensis 27. Turnicidae Puyuh Turnix suscitator

Sumber: Yoza (2003)

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa komposisi jenis burung di hutan rawa air tawar tidak terlalu berbeda dengan hutan dataran rendah karena lokasi yang disurvei memiliki ciri hutan rawa musiman sehingga jenis-jenis burung air hanya ditemukan pada saat terjadi penggenangan air. Biasanya burung air yang bersarang dan singgah di hutan rawa dari jenis bangau dan pecuk. Kelimpahan tertinggi ditemukan pada jenis-jenis burung khususnya burung-burung pemakan serangga dari jenis Orthotomus ruficeps dan dari famili Pycnonotidae.

Sedangkan untuk jenis-jenis mamalia dan reptil yang umum ditemukan di hutan rav/a air tawar dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini:

'37

Page 7: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

Tabel 5. Komposisi Jenis Mamalia di Hutan Rawa Air Tawar

No Famili Nama lokal Nama ilmiah 1. Cercophitecidae Monyet Macaca fascicularis 2. Cercophitecidae Beruk Macaca nemestrina 3. Hylobatidae Ungko Hylobates agilis 4. Colobidae Kokah Presbytis femoralis 5. Hylobatidae Siamang Hylobates syndactyfus 6. Lorisidae Kukang Nycticebus coucang 7. Tupaidae Tupai Calisciurus riotalus 8. Sciuridae Bajing Petaurus sp. 9. Pteropodidae Kalong Reropus edulis

10. Pteropodidae Kelelawar Cynopterus sp. 11. Suidae Babi hutan Sus scrofa 12. Manidae Trenggiling Manis javanicus 13. Cervidae Rusa Cervus sp. 14. Tragulidae Kancil Tragulus javanicus 15. Felidae Harimau Panthera tigris 16. Ursidae Beruang madu Helarctos malayanus

Sumber : Yoza (2003)

Dari Tabel 5 terlihat bahwa masih ditemukan jenis harimau namun berdasarkan informasi' masyarakat sudah jarang ditemukan namun untuk jenis babi hutan masih sering ditemukan. Sedangkan untuk jenis mamalia besar lain seperti beruang madu dan rusa sudah jarang terlihat. Jenis-jenis primata seperti monyet dan beruk masih banyak terdapat di lokasi studi.

Komposisi jenis reptil yang ditemukan di hutan rawa air tawar sebagai berikut

Tabel 6. Komposisi Jenis Reptil di Hutan Rawa Air Tawar

No Nama Lokal Nama llmiah 1. Varanidae Biawak Varanus Salvatore 2. Boidae Ularpiton Chondropyton sp. 3. Colubridae Ulardaun Ahaetulla prasina prasina 4. Geoemydidae Kura-kura Cuora amboinensis 5. Trionychidae Labi-labi Amyda cartilaginea

Sumber : Yoza (2003)

Dari Tabel 6 jenis reptila sukar ditemukan karena merupakan hewan nokturnal. Namun darr* informasi masyarakat masih terdapat jenis-jenis kura-kura air tawar.

1.3. Hutan Rawa Gambut Hutan rawa gambut adalah hutan yang tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambot!*

dengan ketebalan 50 cm atau lebih, umumnya terdapat pada daerah yang memiliki tipe ikiim AatauB?) menurut kiasifikasi tipe iklim Scmidt dan Ferguson (Depertemen Kehutanan, 1989). Komoosisi jerBS?/ pohon yang umum ditemukan di hutan rawa gambut dapat dilihat sebagai berikut:

138

Page 8: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

|jniUER5ITR5 RinU

Tabel 7. Komposisi Jenis Pohon di Hutan Rawa Gambut

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Lauraceae Kelat Eugenia sp. 2 Verbenaceae Bengku Gauna motleyana 3 Ebenaceae Arang-arang Dyospyros malaccensis 4 Diptercarpaceae Meranti Shorea sp. 5 Annonaceae Pisang-pisang Goniothalamus sp. 6 Myrtaceae Garam-garam Urandra caerukcens 7 Guttiferae Mentangur Calophyllum

pulcherrimum 8 Anacardiaceae Mempelam Mangifera sp. 9 Myristlcaceae Penarahan Gymprocanthera sp. 10 Anacardiaceae Rengas Gluta renghas 11 Lauraceae Medang Litsea angulata 12 Undet Ambung/ambang2 Melicope sp. 13 Anacardiaceae Terantang Campnospemna

macrophylla 14 Sapotaceae Suntai Palaquium burkii 15 Bombacaceae Durian burung Durio graffitii 16 Ebenaceae Ribu-ribu Dyospiros sp. 17 Thymelaceae Ramin Ganystylus bancanus 18 Hypericaceae Geronggang Cratoxylon sp. 19 Rubiaceae Mensio Gardenia tubifera 20 Guttiferae Kandis Garcinia parvifolia 21 Guttiferae Manggis Garcinia sp. 22 Sterculiaceae Pelumpang Sterculia feotida 23 Bombacaceae Durian hutan Durio carinatus 24 Undet Kumodan Undet 25 Theaceae Punak Tetrameristra glabra 26 Papilionaceae Sago Ormosia sp. 27 Undet Situnduk Undet 28 Guttiferae Manggis hutan Garcinia sp. 29 Dipterocarpaceae Resak Vatica sp. 30 Undet Katung Choriophyllum sp. 31 Undet Mempura Undet

Sumber : P R H U N R I ( 2 0 0 3 r '

Dari Tabel 7 dapat dilihat jenis pohon yang tumbuh dan menjadi indikator hutan rawa qambut adalah jenis ramin (Gonystylus bancanus). Jenis ini saat ini dimasukkan dalam CITES mengingat populasinya sudah langka.

Komposisi jenis satwa yang terdapat di hutan rawa gambut khususnya jenis repttlia (hewan melata) pada salah satu hutan rawa gambut di Propinsi Riaudan dapat dilihat pada Tabef 8 di bawah

'-39

Page 9: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

LEmBRGR PEHELiTIRn

Tabel 8. Komposisi Jenis Reptilia pada Hutan Rawa Gambut

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Varanidae Biawak Varanus salvator 2 Lacertidae Kadal Mabouya sp. 3 Boidae Ular sawah Phyton sp. 4 Crocoylidae Buaya Crocodylus sp. 5 Elapidae Ular kobra Naja sp. 6 Viperidae Ular kadut Acrohordus sp. 7 Viperidae Ular tiung Trimeresurus sp.

Sumber : P P L H UNRI (2003)

Jenis reptilia yang ditemukan di hutan rawa gambut mempunyai jumlah jenis yang sedikit. Hal ini dapat disebabkan karena perjumpaannya yang sangat jarang dan sulit. Jenis-jenis reptil umumnya termasuk pada hewan nokturnal.

1.4. Hutan Mangrove Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, teajtama di

pantai yang terlindung, laguna, dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Hutan yang berada di tepi pantai ini didominasi oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus Rhizophora, Laguncularia, dan Avicennia (Helms, 1998).

Komposisi jenis pohon di hutan mangrove dapat dilihat pada Tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Komposisi Jenis Pohon di Hutan Mangrove

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Rhizophoraceae Bakau, Bakau putih Rhiizoptiora apiculata 2 Rhizophoraceae Belukap, Bakau Rhizophora mucronata

hitam 3 Rhizophoraceae Lenggadai, lenggade Bruguiera parviflora 4 Rhizophoraceae Tumu, tancang Bruguiera sexangula 5 Rhizophoraceae Tengar, Tengoh Ceriops tagal 6 Sonneratiaceae Perepat, Pedada, Sonneratia alba

Kedabu 7 Avicenniaceae Api-api Avicennia alba 8 Rubiaceae Cingam, duduk Schyphyphora

rambat hidrophyllaces 9 Combretaceae Sussup, teruntum Lumnitzera racemosa 10 Euphorbiaceae Nyirih, niri Xylocarpus granatum 11 Undet Dungun Heritiera globosa

Sumber : Sipahutar (2006)

Saat ini, sumberdaya mangrove selain mencakup keempat hal yang diuraikan di atas, juga mencakup (1) daratan tertDuka / hamparan lumpur yang berada antara batas hutan sebenamya aengan laut, serta (2) masyarakat yang hidupnya bertempat tinggal dan tergantung pada mangrove.

2. Keanekaragaman Plasma Nutfah Pertanian Plasma nutfah pertanian meliputi jenis-jenis tanaman pangan, tanaman hortikultura dan tanaman

perkebunan yang masing-masing plasma nutfahnya dapat dilihat sebagai berikut:

140

Page 10: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

.1. Jenis-Jenis Tanaman Pangan Jenis varietas padi yang merupakan padi asli Riau terdiri dari padi cekow dan korea. Padi ini

3lah ditanam secara turun temurun di beberapa sentra padi Propinsi Riau seperti Pelalawan tepatnya ii Kecamatan Kuala Kampar, Indragiri Hilir, Kampar dan Rokan Hilir. Khusus untuk varietas padi )ekow saat ini mendapatkan perhatian lebih dari peneliti dan petani padi karena sifatnya yang sesuai lengan kondisi alam dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang sedikit ekstrim.

Padi Cekow saat ini dijadikan padi unggul lokal dari Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan Propinsi Uau spesifik lahan pasang surut, yang mampu beradaptasi baik pada lahan dengan kedalaman pirit langkal (+ 15 cm). Usaha tani padi cekow telah dilakukan petani secara turun temurun di Kuala vampar bersama-sama dengan kultivar lain seperti Korea, Pulau Kijang, Ketek Putih dan Jambai \a\us (BPTR 2007).

!.2. Jenls-Jenis Tanaman Buah-Buahan dan Sayuran Riau memiliki berbagai jenis tumbuhan buah-buahan asli Riau dan di beberapa kabupaten

hususnya Kabupaten Pelalawan telah dilakukan inventarisasi dan budidaya tanaman buah-buahan angka. Beberapa lokasi sentra buah-buahan telah mengalami kemunduran. Sebagai contoh jeruk ;uok telah lama terbatas penyebarannya bahkan hanya dapat ditemukan di beberapa tempat penjualan, :upun sangat susah ditemukan. Berdasarkan informasi dari petani jeruk, hal ini disebabkan )erawatannya yang sulit dan serangan hama penyakit yang belum ditemukan penanggulangannya Citrus Vein Phloem Degeneration).

*.3. Jenis-Jenis Tanaman Perkebunan Budidaya tanaman perkebunan di Propinsi Riau lebih banyak dilakukan pada jenis-jenis introduksi

;eperti karet {Hevea brasiliensis), sawit {Elaeis guineensis) dan sagu {Metroxylon sagu). Jenis-snis tanaman perkebunan belum mendapatkan perhatian dari petani yang disebabkan oleh pemasaran ian produknya yang belum mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perhatian ini berpengaruh erhadap keengganan petani untuk membudidayakannya. Sedangkan untuk jenis-jenis sayuran asli Riau belum ada catatan yang mengungkapkan bahwa Riau memiliki sayuran asli dataran rendah iisamping sayuran pakis {Stenochlaena palustris) yang belum dibudidayakan oleh masyarakat.

J. Keanekaragaman Plasma Nutfah Peternakan Pendekatan pembangunan peternakan di Provinsi Riau mengacu kepada pengembangan

)eternakan rakyat agar menjadi usaha pokok dengan skala usaha ekonomis serta pengembangan jerusahaan peternakan swasta yang mempunyai keberpihakan kepada peternakan rakyat menjadi nitra usaha dengan mensinergikan setiap sub sistem dalam satu manajemen agribisnis yang erintegrasi secara vertikal. Namun pembangunan peternakan yang dilaksanakan oleh masyarakat ian swasta selama ini belum menunjukkan kinerja yang optimal. Skala usaha peternakan yang iilakukan oleh peternakan rakyat belum mencapai skala ekonomi ditinjau dari skala kepemilikan ternak ian sistem pemeliharaan.

3.1 Jenis-Jenis Ternak Domestikasi di Propinsi Riau Propinsi Riau juga memiliki hewan ternak yang didomestikasi selain jenis umum. Komposisi

enis ternak domestikasi yang baru dibudidayakan sebagai berikut

141

Page 11: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

Tabel 10. Komposisi Jenis Temak Domestikasi Propinsi Riau

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 2 3

Apidae Apodidae Cervidae

Lebah hutan Walet Rusa sambar

Apis dorsata Collocalia fuchipaga Cervus unicolor

Jenis-jenis ini sebagian besar merupakan satwa yang didomestikasi untuk kepentingan manusia seperti diambil sarangnya dan madunya. Jenis-jenis ini baru diternakkan di tingkat masyarakat dan belum mendapatkan perhatian dari Dinas Peternakan.

4. Keanekaragaman Plasma Nutfah Perikanan 4.1 Jenis-Jenis Ikan Air Tawar Asli Propinsi Riau

Berdasarkan informasi penduduk yang didasarkan atas perolehan hasil tangkapan terhadap jenis-jenis ikan di lokasi Danau Pulau Besar, Danau Bawah dan Sungai Rasau diperoleh hasil seperti tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 11. Komposisi Jenis Ikan Air Tawar Propinsi Riau

No Famili Nama Lokal Nama llmiah 1 Siluridae Tapah Walliagosp. 2 Bragiidae Baung Macrones sp. 3 Channidae Gabus Ophiocephalus striatus 4 Osteoglosidae Arowana, Kayangan Sceloropages sp 5 Belontiidae Sepat mutiara Trichogaster leeh 6 Belontiidae Tempalo Betta sp 7 Claridae Leie Claries batrachus 8 Cyprinidae Pantau, Pepuyu Rasbora trilineata 9 Anabantidae Betok Anabas testudineus 10 Belontiidae Sepat Siam Trichogaster pectoralis 11 Channidae Bujuk Channa lusius 12 Channidae Toman Channa micropeltes 13 Anabantidae Sepat Patung Pristolepis grooti 14 Siluridae Selais Cryptopterus sp 15 Notopteridae Belida Nothopterus sp 16 Helostomatidae Tuakang Helostoma temminckii

Hasil wawancara terhadap nelayan yang telah menangkap ikan semenjak tahun 1980 menunjukkan bahwa populasi ikan di Danau Pulau Besar, Danau Bawah dan Sungai Rasau, Sejuk menunjukkan kecenderungan terjadinya penurunan. Hal ini diduga disebabkan oleh adanya kegiatan eksptofasi dan eksploitasi minyak, penangkapan oleh nelayan dan perubahan kualitas habitat rawa yang mempengaruhl kualitas perairan danau dan sungai. Perubahan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan habitat yang berfungsi sebagai pemijahan (reproduksi) dan pemeliharaan anak bagi populasi ikan tersebut.

4.2 Jenis-Jenis Ikan Laut Komposisi jenis ikan laut yang terdapat di perairan Propinsi Riau dapat dilihat pada tabei berikuts

ini

142

Page 12: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

UniUERSITOS Rinu

Tabel 12. Komposisi Jenis Ikan Air Laut Propinsi Riau

No Famili Nama Lokai^ Nama llmiah 1 Undet Sebelah Undet 2 Undet Lidah Undet 3 Undet Nomei Undet 4 Percomorphidae Peperek Leiognathus insidiator 5 Siluoidae Mayung Anus maculatus 6 Undet Biji Nangka Undet 7 Undet Perot-perot Undet 8 Undet Merah/bambangar>. Undet 9 Seranidae Kerapu Cromileptes sp 10 Siganidae Beronang Siganus sp. 11 Lethrinidae Lencam Lethrinus omatus 12 Centropomidae Kakap Psammopoerca waigiensis 13 Undet Kurisi Undet 14 Undet Swanggi Undet 15 Undet Biang Undet 16 Undet Ekor Kuning Undet 17 Undet Gulamah Undet 18 Squalidae Hiu/cucut Squalus acanthias 19 Undet Pari Raia clavata 20 Stromatoidae Bawal Hitam Pompus chiinensis 21 Stromatoidae Bawal putih Pompus sp. 22 Undet Alu-alu Spiraena obtusata 23 Undet Layang Undet 24 Undet Selar Selaroides sp 25 Undet Kuwe Carangoides ciliarus 26 Undet Tetengkek Undet 27 Undet Talang/daun bambu Undet 28 Belonidae Ikan terbang Cypselurus sp 29 Mugilidae Belanak Mugil dussumeiri 30 Polynemidae Kuro/senangin Polynemus plebujus 31 Hemirhampidae Julung-julung Hemiharmphus gaimardi 32 Clupeidae Teri Stolyphorus commersoni 33 Undet Tembang Undet 34 Undet Lemuru Sardinella longiseps 35 Undet Golok/parang-parang Undet 36 Undet Terubuk Undet 37 Undet Kembung Rastrelliger kanagurta 38 Soomberidae Tenggiri Scomberomorus

commersonii 39 Undet Layur Undet 40 Soomberidae Cakalang Katsuwonus pelamis 41 Undet Lomek Undet 42 Undet Kurau Eleutheronema sp 43 Soomberidae Tongkol Eythynus sp.

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan (2008)

143

Page 13: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

LEmBRGR PEHELITiRn

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa jenis-jenis ikan tersebut di atas merupakan jenis-jenis yang sering ditangkap oleh nelayan. Ikan-ikan tertentu seperti kerapu dan beronang saa : sni telah mendapatkan perhatian untuk budidaya secara luas.

B. Analisa SWOT Keanekaragaman Plasma Nutfah 1. Kehutanan 1.1 Analisis Faktor internal

Faktor Internal yang diduga berpengaruh terhadap pelestarian plasma nutfah bidang kehutanan dalam melaftsanakan kebijakan dan program kegiatan pelestariannya adalah sebagai benkut:

Tabe! 13. Strategi Pelestarian Plasma Nutfah Kehutanan

STRENGHT (KEKUATAN) • Penetapan kawasan

sebagai kawasan konservasi perlindungan keanekaragaman hayati

• Kondisi hutan yang potensial untuk pemanfaatan keberlanjutan dan mendukung kelestarian lingkungan

• Potensi keanekaragaman hayati tinggi

• Potensi Ekoturisme dan etnobotani

• Wakil hutan dataran rendah tanah kering Sumatra

• Potensi harimau dan gajah Sumatra

OPPORTUNITY (PELUANG)

Pasar ekoturisme dunia yang mulai berkembang Peluang pasar yang Kerjasama penelitian d\engan universitas lokal, nasional dan internasionaf dan Ism luar Potensi masyarakat "Fatang Mamak dan melayu di sekitar kawasan

STRATEGI SO Penguatan kebijakan dan kelembagaan untuk meningkatkan pangsa pasar barang dan jasa, serta menarik investasi swasta dalam pengembangan ekoturisme Penguatan kebijakan untuk mendorong kelembagaan masyarakat adat/lokal dalam peningkatan ekonomi pada pasar Pengembangan sistem kerja sama dengan pihak pengelola dan seluruh stake holders Penguatan kebijakan untuk mendorong peningkatan kebudayaan masyarakat lokal dalam pelestarian kehati

WEAKNESS (KELEMAHAN) • Tata ruang, tata batas

dan zonasi yang belum jelas

• SDM kurang memadai dari segi kualitas/jml

• Sarana dan prasarana kawasan belum memadai

• Koordinasi lintas sektor dan antar daerah otonomi rendah

• Data/lnformasi keanekaragaman hayati lemah

• Standar ukuran kinerja pemerintah masih lemah

• Sumber dana yang terbatas

• Pengelolaan kawasan yang sentralistik

STRATEGI WO • Peningkatan kualitas

SDM pihak pengelola dan masyarakat dalam pengusaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi bidang kehutanan dan kepariwisataan

• Perbaikan infrastruktur, sarana dan prasarana untuk nneningkatkan pangsa pasar dan menarik investasi ekoturisme

• Menciptakan hubungan kerjasama dengan lembaga penelitian dan universitas lokal, nasional dan internasional.

• Menciptakan kerjasama dengan lembaga donor internasional

144

Page 14: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

I

STRATEGI WT • Meningkatkan koordinasi

antara sektor dan antar daerah otonom untuk mengatasi konflik, baik vertikal maupun horizontal

• Penguatan kebijakan guna menyediakan ruang kelola dan akses bagi masyarakat sekitar kawasan dalam keterlibatan pengelolaan kawasan konservasi

• Menggalang kontribusi swasta dan masyarakat Riau untuk mencegah dan menangguilangi degradasi SDA dan lingkungan

• Penguatan pangkalan data dan sistem informasi pengelolaan kawasan konservasi

• Menata ulang kelembagaan dan sistem pengelolaan kehati dengan penguatan sistem tenurial sda oleh masyarakat untuk pengelolaan sumberdaya hayati yang adil dan berkelanjutan yang didukung oleh kearifan lokal.

KESIMPULAN DAN SARAN Plasma nutfah bidang kehutanan tersebar di berbagai ekosistem hutan seperti hutan dataran

rendah, hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan mangrove. Masing-masing hutan memiliki karakteristik dan plasma nutfah yang spesifik. Plasma nutfah bidang pertanian terdiri dari plasma nutfah tanaman perkebunan, tanaman pangan dan buah-buahan. Plasma nutfah pertanian khususnya tanaman pangan mengenai padi cekow sebagai salah satu plasma nutfah unggul Riau

Plasma nutfah bidang petemakan terdapat pada ternak-ternak yang mengalami domestikasi seperti walet, rusa, lebah madu karena ternak yang umum dibudidayakan di Propinsi Riau mempakan introduksi dari daerah luar Riau. Plasma nutfah bidang perikanan terdiri dari perikanan air tawar dan air laut. Perikanan air tawar ditemukan di sungai-sungai yang ada di Propinsi Riau seperti sungai Siak, Kampardan Indragiri sedangkan perikanan laut ditemukan di Pelalawan, Bengkalis, Rokan Hilir dan Indragiri Hilir.

Secara umum kekuatan pelestarian plasma nutfah Riau terdapat pada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersebar di berbagai lokasi sedangkan kelemahan terdapat pada basis data yang kurang, kualitas sumberdaya manusia yang rendah dan belum adanya tata ruang yang mengakomodir seluruh bidang. Peluang terdapat pada pasar regional dan internasional yang cukup luas sedangkan ancaman terdapat pada invasi spesies luar dan hama penyakit.

Secara umum strategi untuk keempat bidang didahului dengan 1) penguatan basis data plasma

ANCAMAN (THREAT) • Kebijakan sektoral

menyebabkan tumpang tindih peruntukan lahan untuk kepentingan Pemda

• Tekanan ekonomi masyarakat yang berpenghasilan rendah yang didalangi pemilik modal "cukong" menyebabkan degradasi sumberdaya hayati, khususnya dalam pemenuhan jangka pendek

• Pencurian dan pembajakan plasma nutfah

• Konversi beberapa kawasan konservasi

STRATEGIST • Meningkatkan koordinasi

dan kegiatan bersama dengan Pemda , LSM, dan masyarakat dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati

• Pemantapan kawasan dengan pendekatan alternative dispute resolution (ADR)

• Mengembangkan sistem insentif untuk rehabilitasi hutan untuk mengurangi laju kerusakan SDA dan lingkungan serta memberdayakan masyarakat

• Menekan tingkat degradasi habitat dengan menata ulang zonasi dan akses terhadap sumberdaya hayati guna menopang kesejahteraan rakyat

• Menekankan semangat Atur Diri Sendiri dan konsep bottom - up

146

Page 15: STRATEGI PELESTARIAN PLASMA NUTFAH PROPINSI RIAU

nutfah, 2) penguatan kelembagaan pemerintah dan masyarakat, 3\ koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, 4) peningkatan sumberdaya manusiamasing-masingiinstansi dan;masyarakat, 5) rencana pelestarianyangterpaduyang memuattataruangyangterpaduden berkelanjutan

Dari penelitian strategi pelestarian plasma nutfah dapat disarankan sebagai berikut; 1) Pemegang kebijakan harus memiliki rencana pelestarian plasma-nutfah yang meniadi tugas pokok dan*fungsi masing-masing instansi yang mengawasi berbagai jerMS: plasma nutfah. 2) Masing-masing instansi memiliki basis data yang kuat tentang plasma nutfah yang menjadi lingkup kerjanya, 3) Perlu penelitian lanjutan mengenai potensi, sebaran, karakteristik dan status kelangkaan plasmanutfah untuk masing-masing bidang agar didapatkan data yang lebih komprehensif dan dari data int dapat digali sumber-sumber genetik baru.

146