strategi nasional pemberantasan korupsi (perpres 55 tahun 2012)

26
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1 PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) JANGKA PANJANG 2012-2025 DAN JANGKA MENENGAH 2012-2014 Jakarta, 10-11 September 2012

Upload: abdillah-mt

Post on 14-Nov-2014

6.401 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Papaparan BAPPENAS saat sosialisasi PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) JANGKA PANJANG 2012-2025 DAN JANGKA MENENGAH 2012-2014

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

1

PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS PPK) JANGKA PANJANG 2012-2025 DAN JANGKA MENENGAH 2012-2014

Jakarta, 10-11 September 2012

Page 2: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

INISIATIF PPK DI K/L DAN PEMDA

- KERANGKA PIKIR IMPLEMENTASI

- ROAD MAP DAN UKURAN KEBERHASILAN

- PERANTI ANTI KORUPSI

- FOKUS KEGIATAN PPK

- ALUR PENYUSUNAN AKSI K/L DAN PEMDA

- BANGUNAN STRANAS PPK

PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

- KERANGKA STRANAS PPK

KERANGKA PAPARAN

2

STRUKTUR STRANAS PPK

PENYUSUNAN AKSI PPK

PENDAHULUAN

Page 3: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PENDAHULUAN

- Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi Tahun 2003 melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan United Nations Convention Against Corruption (Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Anti Korupsi, 2003)

- Koordinasi penyusunan Stranas PPK dengan pemangku kepentingan (pemerintah, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat sipil dan pihak terkait lainnya).

- Serial meeting & discussion pembahasan strategi dan aksi Stranas PPK

2006-

2010

- Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan 2012- Penerbitan Inpres No. 9 dan No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dan 2012 (merupakan “turunan “ dari Stranas PPK) - Penajaman Stranas PPK

- Finalisasi dokumen Stranas PPK - Penyusunan dan Penandatanganan Peraturan Presiden tentang Stranas PPK (Perpres

No. 55 Tahun 2012)- Diseminasi Stranas PPK ke K/L dan Pemda- Penyusunan Aksi 2013-2014

2011

2012

Page 4: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

STRUKTUR STRANAS PPK

Pasal 1

1. Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 adalah dokumen yang memuat visi, misi, sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang tahun 2012-2025 dan jangka menengah tahun 2012-2014, serta peranti anti korupsi

2. Aksi PPK adalah kegiatan atau program yang dijabarkan dari Stranas PPK untuk dilakukan oleh Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah

3. Peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, Organisasi Masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi

4. Hasil pelaksanaan Stranas PPK meliputi hasil pemantauan, evaluasi, dan laporan capaian Aksi PPK, serta hasil evaluasi Stranas PPK.

4

Page 5: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

KERANGKA STRANAS PPK

Jangka Panjang (2012-2025)

Jangka Menengah (2012-2014)

1. Pencegahan dan penindakan korupsi yang terpadu secara nasional2. mengkonsolidasikan sistem dan mekanisme nasional penyelamatan aset hasil korupsi melalui kerjasama

nasional dan internasional secara efektif3. Mengembangkan Reformasi peraturan perundang-undangan nasional yang mendukung pencegahan dan

penindakan korupsi secara konsisten, terkonsolidasi, tersistematisasi dalam rangka penegakan hukum tindak pidana korupsi

4. Membangun pendidikan dan budaya anti korupsi5. Mengembangkan sistem pelaporan kinerja implementasi stranas PPK yang transparan dan terkonsolidasi

MISI

5

VISI:Terwujudnya kehidupan bangsa yang bersih dari korupsi dengan didukung oleh sistem nilai budaya yang berintegritas

Terwujudnya tata kepemerintahan yang bersih dari korupsi dengan kapasitas pencegahan dan penindakan serta sistem nilai budaya yang berintegritas

Strategi, Indikator Keberhasilan, Peranti Anti Korupsi dan Fokus Kegiatan Prioritas

Page 6: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

BANGUNAN STRANAS PPK

6

STRATEGI PENCEGAHAN

INDEKS PENCEGAHAN KORUPSI

STRATEGI PENEGAKAN HUKUMINDEKS PENEGAKAN

HUKUM TIPIKOR

STRATEGI HARMONISASI

PERATURAN PERUNDANGAN% PENYELESAIAN

REKOMENDASI HASIL REVIEW UNCAC

STRATEGI KERJASAMA

INTERNASIONAL DAN PENYELAMATAN ASET

HASIL TIPIKORPERSENTASE TINGKAT KEBERHASILAN KERJA

SAMA INTERNASIONAL DALAM BIDANG TIPIKOR

DAN PERSENTASE PENYELAMATAN ASET

HASIL TIPIKOR

STRATEGI PENDIDIKAN DAN

BUDAYA ANTI KORUPSI

SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI

STRATEGI MEKANISME PELAPORAN

SURVEY TINGKAT KEPUASAN

STAKEHOLDERS TERHADAP

PELAPORAN PPK

VISI & MISI

INDIKATOR KEBERHASILANJANGKA PANJANG (2012-2025) & JANGKA MENENGAH (2012-2014)

PENCAPAIAN IPK % KESESUAIAN (PERATURAN PERUNDANGAN) DENGAN UNCAC SISTEM INTEGRITAS NASIONAL

FOKUS KEGIATAN RENCANA AKSI

PERANTI ANTI KORUPSI SDM & KEBIJAKAN/REGULASI

Page 7: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PENYUSUNAN AKSI PPK

Pasal 3Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah menjabarkan

dan melaksanakan Stranas PPK melalui Aksi PPK, yang ditetapkan setiap 1 (satu) tahun

Pasal 4Dalam menetapkan Aksi PPK Kementerian/Lembaga

melakukan koordinasi dengan Bappenas

Pasal 5Dalam menetapkan Aksi PPK, Pemerintah Daerah melakukan

koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri didukung oleh Bappenas

7

Page 8: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

ALUR PENYUSUNAN AKSI PPK K/L/PEMDA

8

Fokus aksi disesuaikan dengan tugas, fungsi dan kewenangan K/L/Pemda

1. Strategi Pencegahan2. Strategi Penegakan

Hukum3. Strategi

Harmonisasi Peraturan Perundangan

4. Strategi Kerjasama Internasional & Penyelamatan Aset Hasil Tipikor

5. Strategi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

6. Strategi Mekanisme Pelaporan

Stranas PPK Jangka

Panjang2012-2025

Stranas PPK Jangka

Menengah2012-2014

Fokus Kegiatan

Aksi K/L/Pemda

Partisipasi Masyarakat

Koordinasi dengan Bappenas (K/L) dan Kemendagri (Pemda)

Page 9: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

9

FOKUS STRATEGI PENCEGAHAN

2012-2025a. Sistem pelayanan publik berbasis TI dengan fokus pada:

1) K/L dan Pemda di seluruh provinsi dengan fokus pemberian perizinan; 2) integrasi mekanisme penanganan keluhan/pengaduan; 3) membuka akses antarlembaga untuk menindaklanjuti pengaduan yang disampaikan masyarakat; dan 4) keterbukaan Informasi dalam penanganan perkara (termasuk perkara korupsi), perencanaan, dan penganggaran

b. Keterbukaan prosedur pengoperasian standar penanganan perkara dan pemrosesan pihak yg menyalahgunakan wewenang.

c. Penyempurnaan kode etik dengan sanksi yang jelasd. Pengendalian dan pengawasan proses pelayanan publik, penguatan SPIP,

serta publikasi pelaku penyalahgunaan jabatan. e. Implementasi UU Pelayanan Publik, keterbukaan dalam penunjukan

pejabat publik, dan penyelarasan UU tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

f. Pembenahan sistem melalui RB yang fokus pada lembaga penegak hukum dan peradilan.

g. Sertifikasi hakim tipikor berdasarkan kompetensi dan integritas. h. Pengembangan sistem dan pengelolaan pengaduan internal dan eksternal i. Pemantapan administrasi keuangan negara, termasuk penghapusan dana

off-budget, dan memublikasikan penerimaan hibah/bantuan/donor di badan publik dan partai politik.

j. Penyusunan dan publikasi laporan keuangan yang tepat waktu, dengan opini WTP bagi K/L dan Pemda.

k. Pembatasan nilai transaksi tunai. l. Penertiban dan publikasi LHKPNm. Penguatan mekanisme kelembagaan dalam perekrutan, penempatan,

mutasi, dan promosi aparat penegak hukumn. Transparansi dan akuntabilitas dalam mekanisme pengadaan barang dan

jasa. o. Transparansi dan akuntabilitas laporan kinerja tahunan K/L serta Pemda

yang dilaporkan dan dipublikasikan secara tepat waktu.p. Penerapan pakta integritas.

2012-2014

a. Peningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam administrasi dan layanan publik, pengelolaan keuangan negara, penanganan perkara berbasis teknologi informasi (TI), serta pengadaan barang dan jasa berbasis TI di pusat maupun daerah.

b. Peningkatan efektivitas sistem pengawasan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan keuangan negara, serta memasukkan nilai integritas dalam sistem penilaian kinerjanya.

c. Peningkatan efektivitas pemberian ijin terkait kegiatan usaha, ketenagakerjaan, dan pertanahan yang bebas korupsi.

d. Peningkatan efektivitas pelayanan pajak dan bea cukai yang bebas korupsi.

e. Penguatan komitmen anti korupsi di semua elemen pemerintahan (eksekutif), yudikatif, maupun legislatif.

f. Penerapan sistem seleksi/penempatan/promosi pejabat publik melalui assesment integritas (tax clearance, clearance atas transaksi keuangan, dll) dan pakta integritas.

g. Mekanisme penanganan keluhan/pengaduan anti korupsi secara nasional.

h. Peningkatan pengawasan internal dan eksternal, serta memasukkan nilai integritas ke dalam sistem penilaian kinerja.

i. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan serta kinerja menuju opini audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Kinerja Prima.

j. Pembenahan sistem kepemerintahan melalui Reformasi Birokrasi.

k. Pelaksanaan e-government.

Page 10: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2012-2025a. Penguatan serta peningkatan konsistensi sanksi hukum dan

administrasi bagi pelaku maupun aparat penegak hukum yang melakukan penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang atau tipikor.

b. Penguatan sanksi hukum terhadap penyalahgunaan wewenang, misalnya dengan mengembalikan aset yang dikorupsi dan membayar kerugian yang ditimbulkan dari penyalahgunaan wewenang tersebut.

c. Memperkuat koordinasi penanganan kasus korupsi di antara lembaga penegak hukum dengan dukungan TI yang komprehensif (e-law enforcement).

d. Pengaturan anti penyuapan serta korupsi dalam kode etik profesi, termasuk profesi advokat, akuntan publik, dan konsultan pajak.

e. Pemberatan sanksi hukum pidana untuk penyuapan yang dilakukan oleh profesi berkode etik.

f. Pengaturan pencabutan ijin, pengembalian keuntungan, dan ganti rugi bagi pengusaha/swasta/individu yang melakukan penyuapan.

g. Penerapan pembuktian terbalik atas kekayaan yang tidak dapat dijelaskan.

h. Memudahkan proses perolehan informasi bank oleh lembaga penegak hukum dalam rangka pemberantasan korupsi.

i. Pengetatan pemberian remisi kepada pelaku tipikor. j. Konsistensi penegakan hukum di satu daerah ke daerah lain.

2012-2014

a. Memperkuat mekanisme kelembagaan dan kerja sama antarlembaga penegak hukum dalam rangka mengoptimalkan proses penegakan hukum terhadap tipikor.

b. Memperkuat sarana pendukung berbasis TI untuk koordinasi antar lembaga penegak hukum dalam penanganan kasus dan proses peradilan (e-law enforcement).

c. Penerapan zero tolerance pada tipikor dan sanksi hukum yang lebih tegas di semua strata pemerintahan (eksekutif), legislatif, dan yudikatif.

FOKUS STRATEGI PENEGAKAN HUKUM

10

Page 11: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2012-2025a. Harmonisasi dan sinkronisasi terkait masalah sumber daya alam. b. Harmonisasi dan sinkronisasi terkait masalah bidang kehutanan, mineral

dan batu bara, sumber daya air, pertanahan, tata ruang, serta perimbangan keuangan Pusat dan Daerah.

c. Harmonisasi dan penyusunan peraturan dalam rangka implementasi UNCAC dan peraturan pendukung lainnya.

d. Harmonisasi, sinkronisasi, dan penyusunan peraturan untuk modernisasi penegakan hukum dalam sistem peradilan pidana.

e. Melakukan pemetaan dan evaluasi Prolegnas terkait pemberantasan korupsi serta revisi peraturan terkait proses penegakan hukum dan peraturan pendukung lainnya.

f. Penyelesaian RUU KUHP, KUHAP, perampasan aset, tipikor, ekstradisi, MLA, dan transfer of sentenced person

g. Harmonisasi dan pembatalan peraturan mengenai pungutan yang bertentangan dengan peraturan Pusat.

h. Penyederhanaan jumlah dan jenis perizinan dalam kapasitas Daerah. i. Pengawasan atas pelaksanaan regulasi pelimpahan kewenangan

Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. j. Penyelarasan UU Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Daerah. k. Pengaturan dan penegakan aturan main konflik kepentingan, yang

berlaku juga bagi partai politik. l. Analisis putusan pengadilan dan pangkalan data putusan korupsi sebagai

preseden bagi para hakim. m. Pengaturan untuk PPK di sektor swasta. n. Pengaturan tentang peningkatan kekayaan secara tak wajar (illicit

enrichment), memperdagangkan pengaruh (trading in influence), dan penyuapan pejabat asing.

o. Kemudahan akses masyarakat dalam proses pembuatan peraturan, termasuk jaminan partisipasi dalam uji publik.

2012-2014a. Harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-

undangan sesuai dengan kebijakan nasional dan kebutuhan daerah yang berhubungan dengan sumber daya alam.

b. Harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan dan penyusunannya dalam rangka modernisasi penegakan hukum dalam sistem peradilan pidana.

c. Mekanisme monitoring (pemantauan) dan evaluasi peraturan perundang-undangan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang tumpang-tindih dan tidak konsisten.

d. Melakukan pemetaan dan revisi peraturan perundang-undangan terkait proses penegakan hukum, antara lain: perlindungan saksi dan pelaku yang bekerja sama (justice collaborator), serta menghalangi proses hukum (obstruction of justice).

e. Harmonisasi berikut penyusunan peraturan perundang-undangan dalam rangka implementasi UNCAC dan peraturan pendukung lainnya.

f. Penyederhanaan jumlah dan jenis perijinan dalam kapasitas daerah.

g. Harmonisasi terhadap pengawasan atas pelaksanaan regulasi terkait pelimpahan kewenangan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah.

FOKUS STRATEGI HARMONISASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

11

Page 12: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2012-2025

a. Memastikan dan menguatkan lembaga pelaksana Otoritas Pusat untuk tipikor.

b. Perbaikan mekanisme MLA dalam rangka pemberantasan korupsi.

c. Memastikan terbentuknya unit pengelolaan aset (asset management unit) hasil tipikor guna mendukung proses penegakan hukum dan transparansi pengelolaan aset terkait lainnnya sebagai bentuk pemanfaatan pengelolaan aset hasil tipikor.

d. Pelatihan dan asistensi teknik pada lembaga penegak hukum, baik kualitatif dan kuantitatif, dalam rangka penyelamatan aset hasil korupsi, termasuk perihal intelijen/forensik keuangan.

e. Peningkatan kerja sama dengan penegak hukum asing dalam rangka PPK.

f. Pembentukan Unit Penyelamatan Aset, termasuk di setiap lembaga terkait.

2012-2014a. Optimalisasi kelembagaan dalam rangka

pelaksanaan MLA dengan fokus pada pemantapan Otoritas Pusat di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam proses penyelamatan aset, kerja sama internasional, serta pelaksanaan ekstradisi.

b. Penataan lembaga pengelola aset hasil korupsi dengan mempertimbangkan kebutuhan nasional dan internasional.

c. Pelatihan dan bantuan teknis di antara lembaga penegak hukum dalam rangka penyelamatan aset hasil korupsi.

d. Sosialisasi peraturan perundang-undangan kepada aparat penegak hukum berkenaan dengan penyelamatan aset berikut implementasinya.

e. Peningkatan kerja sama internasional dengan negara-negara lain dalam MLA dan ekstradisi.

FOKUS STRATEGI KERJASAMA INTERNASIONAL DAN PENYELAMATAN ASET HASIL TIPIKOR

12

Page 13: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2012-2025a. Pengembangan sistem nilai dan sikap anti korupsi

dalam pelbagai aktivitas tiga pilar PPK, yakni: masyarakat, sektor swasta, dan aparat pemerintah.

b. Pengembangan nilai-nilai anti korupsi dalam berbagai aktivitas pendidikan, yakni; di sekolah, perguruan tinggi dan lingkup sosial, demi menciptakan karakter bangsa yang berintegritas, termasuk melalui kurikulum dan kegiatan di luar kurikulum.

c. Kampanye anti korupsi secara menyeluruh. d. Strategi komunikasi, informasi, dan edukasi yang jelas

dan terencana. e. Menggalang kerja sama dengan media dalam

mengembangkan nilai anti korupsi dan karakter berintegritas, termasuk malalui berbagai media kreatif.

f. Keterpaduan manajemen kampanye anti korupsi (penyebarluasan jejaring AC Forum/ToT Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi, koordinasi anggaran untuk kebutuhan kampanye).

g. Publikasi dan sosialisasi hasil-hasil masukan masyarakat kepada publik oleh K/L atau Pemda terkait.

h. Publikasi praktik-praktik terbaik anti korupsi (jaringan pendidikan integritas).

i. Memperluas ruang partisipasi masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi dengan melaksanakan diseminasi anti korupsi oleh masyarakat (CSO, NGO, CBO).

2012-2014

a. Pengembangan sistem nilai dan sikap anti korupsi dalam berbagai aktivitas kehidupan di 3 (tiga) pilar PPK; masyarakat, sektor swasta, dan aparat pemerintah.

b. Pengembangan dan penerapan nilai-nilai anti korupsi, kejujuran, keterbukaan, dan integritas di berbagai aktivitas di sekolah, perguruan tinggi, dan lingkup sosial dalam rangka menciptakan karakter bangsa yang berintegritas.

c. Kampanye anti korupsi secara menyeluruh dan terencana.

d. Memperluas ruang partisipasi masyarakat dalam rangka PPK.

FOKUS STRATEGI PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

13

Page 14: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

2012-2025

a. Memperluas dan mempermudah akses informasi berbagai upaya dalam rangka proses PPK dari masing-masing K/L.

b. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan aksi dan pelaporan kinerja PPK.

c. Penyusunan payung hukum dan kebijakan yang mendukung kelancaran penyusunan laporan serta publikasi pelaksanaan PPK Nasional secara rutin dan konsisten.

d. Penyusunan mekanisme kerja para pihak untuk mendukung pelaporan dan publikasi PPK Nasional.

e. Penyiapan sarana-prasarana pendukung penyusunan dan publikasi laporan PPK.

2012-2014

a. Penyusunan dan penerapan standar informasi, dokumentasi, dan pelaporan para pihak terkait, khususnya sistem pelaporan yang berbasis TI.

b. Mekanisme pelaporan PPK Nasional secara terpadu.

c. Keterbukaan dan komunikasi upaya-upaya PPK, serta partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan.

d. Pengawasan dan pelaksanaan implementasi UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, termasuk mekanisme verifikasi dan klarifikasi dalam pelaksanaan PPK.

e. Perluasan akses informasi menyangkut pelaksanaan PPK dan ketentuan UNCAC.

FOKUS STRATEGI MEKANISME PELAPORAN

14

Page 15: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

PERANTI ANTI KORUPSI

Terkait Kebijakan/regulasi1.Pengaturan konflik kepentingan

2. Mekanisme pelaksanaan keterbukaan informasi

3.Mekanisme penanganan pengadu an masyarakat

secara transparan 4.Proses pelayanan publik dan

pengadaan barang/jasa berbasis TI

5.Penguatan lembaga yudisial 6.Pengaturan konflik kepentingan

7.Pengurangan kompleksitas prosedural

8.Penguatan Pemerintah Daerah 9.Mekanisme Kontrol Sosial

10.Transparan dlm penyingkapan aset dan penghasilan.

Terkait Aparat/SDM: 1.Pakta integritas

2.Kode Etik 3.Profile Assesment

4.Citizen Charter 5.Uji Integritas

6. Perlindungan whistleblower dan justice collaborator

7.Mobilisasi masyarakat melalui edukasi dan peningkatan

kesadaran 8.Perbaikan budaya dan

motivasi kerja pekerja dgn insentif.

15

Page 16: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

16

Sasaran Keluaran Utama/Pendukung

2012-2014 2015-2019 2019-2024 2025

IPK/CPI 5 6,5 7,9 8

% Kesesuaian Ratifikasi UNCAC

80 % 100 % 100 % 100 %

Indeks Sistem Integritas Nasional (SIN)

- Kenaikan Indeks 15 % Kenaikan Indeks 15 % Kenaikan Indeks 5 %

Indeks Pencegahan Korupsi

- Kenaikan Indeks 15 % Kenaikan Indeks 15 % Kenaikan Indeks 5 %

Indeks Penegakan Hukum Tipikor

- Kenaikan Indeks 20 % Kenaikan Indeks 20 % Kenaikan Indeks 5 %

% Penyelesaian Rekomendasi UNCAC

80 % 100 % 100 % 100 %

% Pengembalian Aset Tipikor

80 % 90 % 95 % 96 %

Indeks Periilaku Anti Korupsi

3,25 dari Skala 5 4 dari Skala 5 4,5 dari Skala 5 4,6 dari Skala 5

Indeks Kepauasan Stakeholders terhadap Pelaporan PPK

3,25 dari Skala 5 4 dari Skala 5 4,5 dari Skala 5 4,6 dari Skala 5

ROAD MAP JANGKA PANGJANG 2012-2025

Page 17: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

17

ROAD MAP JANGKA MENENGAH 2012-2014

Sasaran Keluaran Utama/Pendukung

2012(Baseline)

2012 2013 2014

IPK/CPI 3 3,5 4,25

% Kesesuaian Ratifikasi UNCAC

- 30 % 70 %

Indeks Sistem Integritas Nasional (SIN)

- - Penetapan Baseline

Indeks Pencegahan Korupsi

- 3,94 4,51

Indeks Penegakan Hukum Tipikor

- Penetapan Baseline Kenaikan Indeks 5 % Kenaikan Indeks 5 %

% Penyelesaian Rekomendasi UNCAC

Review Bab III dan Bab IV UNCAC

30 % 70 % 80 %

% Pengembalian Aset Tipikor

- 70 % 75 % 80 %

Indeks Periilaku Anti Korupsi

- Penetapan Baseline 3 dari skala 5 3,25 dari Skala 5

Indeks Kepauasan Stakeholders terhadap Pelaporan PPK

- Penetapan Baseline 3 dari skala 5 3,25 dari skala 5

Page 18: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Formula Pengukuran Indikator Keberhasilan

18

Sasaran Keluaran Utama/Pendukung

Sub Indikator Formula Pengukuran Sumber Data

IPK/CPI - Survei (composite index)

TI

% Kesesuaian Ratifikasi UNCAC - Survei KPKIndeks Sistem Integritas Nasional (SIN)

- Survei KPK

Indeks Pencegahan Korupsi Control of Corruption Survei World BankEase of Doin Business Survei World Bank

Indeks Penegakan Hukum Tipikor % Penyelesaian Laporan Tipikor Rasio Jumlah Tindak Lanjut dengan Total Laporan yang Diterima

Polri, Kejagung, KPK

% Penyelidikan yang menjadi Penyidikan Rasio Jumlah Penyidikan dengan Total Penyelidikan

Polri, Kejagung, KPK

% Penyidikan yang menjadi Penuntutan Rasio Jumlah Penuntutan dengan Total Penyidikan

Polri, Kejagung, KPK

Conviction rate Rasio Jumlah Pemidaan dengan Total Penuntutan

Kejagung, KPK

% Execution Rate Rasio Jumlah yang Dieksekusi dengan Pemidanaan

Kejagung, KPK

% Penyelesaian Rekomendasi UNCAC - Rasio Jumlah yang diselesaikan dengan yang direkomendasikan

KPK

% Pengembalian Aset Tipikor - Rasio Jumlah Aset yang Disetorkan ke Kas Negara dengan yang Diputus Pengadilan

KPK, Kejagung

% Tingkat Keberhasilan Kerja Sama Internasional

Rasio Jumlah Realisasi dengan Total Permintaan MLA dan Perjanjian Ekstradisi

Kementerian Hukum dan HAM

Indeks Perilaku Anti Korupsi - Survei BPS, BappenasIndeks Kepuasan Stakeholders terhadap Pelaporan PPK

- Survei BPS, Bappenas

Page 19: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Formula Penghitungan Indeks Pencegahan Korupsi

19

Indeks Pencegahan Korupsi(Indeks Kesetaraan CoC + Indeks Kesetaraan Ease of Doing Business)/2

Indeks Kesetaraan Control of Corruption (CoC)Indeks Kesetaraan Ease of Doing Business (EoDB)

CoC – Convernance Score(-2,5 sampai dengan 2,5)

Indeks Kesetaraan CoC

2,5 10

2 9

1,5 8

1 7

0,5 6

0 5

-1 4

-1,5 3

-2 2

-2,5 1

EoDB – Ranking Indeks Kesetaraan EoDB

1-18 10

1936 9

37-54 8

55-72 7

73-90 6

91-108 5

109-126 4

127-144 3

145-162 2

163-183 1

Indeks Pencegahan Korupsi Tahun 2011 : 4,37 = (4,73+4)/2

Page 20: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Formula Penghitungan Indeks Penegakan Hukum Tipikor

20

Sub Indikator Bobot

% Penyelesaian Laporan Tipikor 10 %

% Penyelidikan yang menjadi peyidikan 20 %

% Penyidikan yang menjadi penuntutan 30 %

% Conviction Rate 30 %

% Execution Rate 10 %

Sub Indikator Bobot

% Penyelesaian Laporan Tipikor Pengaduan tipikor yang menjadi penyelidikanTotal pengaduan tipikor yang diterima

% Penyelidikan yang menjadi peyidikan Penyelidikan yang menjadi penyidikanTotal penyelidikan yang diterima

% Penyidikan yang menjadi penuntutan Penyidikan yang menjadi penuntutanTotal penyidikan yang diterima

% Conviction Rate Tuntutan yang menjadi keputusan tetapTotal tuntutan yang diterima

% Execution Rate Eksekusi keputusan tetapTotal keputusan tetap

Page 21: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

21

Peningkatan Indeks Persepsi

Korupsi (IPK)

% Kesesuaian Ratifikasi UNCAC

Peningkatan Indeks Sistem

Integritas Nasional (SIN)

Indeks Pencegahan Korupsi(control of corruption & ease of

doing business)Indeks Penegakan Hukum- % penyelesaian laporan - % penyelidikan menjadi

penyidikan- % penyidikan menjadi

penuntutan- Conviction rate- Execution rate

% Penyelesaian rekomendasi UNCAC

% pengembalian aset tipikor

Indeks Perilaku Anti Korupsi

Indeks Kepuasan Stakeholders terhadap laporan PPK

Fokus Kegiatan 2012-2014

Pencegahan

Penegakan Hukum

Harmonisasi Peraturan Perundangan

Kerjasama Internasional & Penyelamatan Aset Hasil

Tipikor

Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi

Mekanisme Pelaporan

Aksi K/L dan

Pemda

Pemantauan dan Evaluasi

Feedback

Kerangka Pikir Implementasi Stranas PPK

Page 22: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

22

Pasal 6Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Aksi PPK, dikoordinasikan oleh Bappenas didukung oleh instansi terkait

Pasal 7 Kementerian/Lembaga menyampaikan laporan capaian pelaksanaan Aksi PPK sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga)

bulan sekali kepada Bappenas Pemerintah Daerah menyampaikan laporan capaian pelaksanaan Aksi PPK sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) bulan

sekali kepada Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas

Pasal 8Bappenas menyampaikan hasil pelaksanaan Stranas PPK kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun sekali atau sewaktu-waktu

sesuai kebutuhan

Pasal 9 Dalam melaksanakan Stranas PPK, Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah melibatkan peran serta

masyarakat yang dari tahap penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Mekanisme pelibatan peran serta masyarakat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing Kementerian/

Lembaga dan Pemerintah Daerah.

Pasal 10 Hasil pelaksanaan Stranas PPK menjadi bahan pelaporan pada forum Konferensi Negara-Negara Peserta (Conference

of the States Parties) Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003. Bahan pelaporan disusun oleh Bappenas, Kementerian Luar Negeri, dan instansi terkait lainnya

Pasal 12Ketentuan mengenai koordinasi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan diatur lebih lanjut oleh Bappenas

Page 23: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

Bappenas (bersama Kemlu &

Instansi terkait)

Kementerian/Lembaga

Kementerian Dalam Negeri

Provinsi

Kab/Kota

PresidenCoSP

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian/Lembaga

Kementerian Dalam Negeri

Provinsi

Kab/Kota

Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi K/L dan Pemda

Bappenas (didukung instansi terkait)

B03 B06 B09 B1223

Koordinasi Penyusunan Aksi K/L dan Pemda(Pasal 4 dan 5)

Pemantauan dan Evaluasi(Pasal 6)

Pelaporan Hasil Pelaksanaan Stranas PPK

(Pasal 7, 8 dan 10)

Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Stranas PPK

(PERPRES 55/2012)

Pelaporan dilakukan triwulanan dan tahunan

Page 24: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

24

Mekanisme Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Inpres No. 9 dan 17 Tahun 2011 dan Aksi PPK 2013-2014

Untuk pemantauan dan evaluasi Inpres No. 9 dan 17 Tahun 2011 serta beberapa kebijakan lainnya, UKP4 telah mengembangkan model monitoring dan pelaporan dari dokumen menjadi Technology based yang memudahkan Kementerian/Lembaga dan Pemda dalam melakukan pelaporan (paperless), serta memudahkan dalam monitoring (ketaatan terhadap jadwal pelaporan). UKP4 menggunakan Format 8 Kolom (F8K) sebagai dasar.

Model pemantauan yang dilakukan oleh UKP4 lebih kepada indikator output. Pada aksi 2013-2014 akan dilakukan pencapaian dengan indikator outcome (hasil).

Reward & punishment

Page 25: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

INISIATIF PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA/PEMDA

25

Berbagai inisiatif pencegahan dan pemberantasan korupsi yang telah atau sedang dilaksanakan di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah disusun menjadi aksi yang disesuaikan dengan Stranas PPK, sehingga lahir sinergitas dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara nasional dan hasil yang dirasakan masyarakat

Page 26: Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi (Perpres 55 Tahun 2012)

KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS

26

Direktorat Hukum dan Hak Asasi Manusia

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat 10310, Telp/Fax. 021-319 34723www.bappenas.go.idwww.ditkumham.bappenas.go.idEmail: [email protected]