strategi komunikasi organisasi unit kegiatan...
TRANSCRIPT
i
STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI UNIT KEGIATAN MAHASISWA
SENI MUSIK CLUB IAIN SALATIGA DALAM MENINGKATKAN
PERILAKU SOLIDARITAS SOSIAL
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
OLEH
MUHAMAD KHANAFI
NIM. 11714011
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 pulutan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah
50716, Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
v
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 pulutan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah
50716, Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
vi
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 pulutan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah
50716, Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
vii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 pulutan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah
50716, Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
viii
KEMENTRIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS DAKWAH
Jl. Lingkar Selatan Km. 2 pulutan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah
50716, Telp. (0298) 323706 Fax. (0298) 323433 Website: www.iainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi.ac.id
ix
x
MOTTO
ن ف و و إ يون يإ ن و ون و و إ ى ن ٱن ن إ و ف إ إ ۦن ن إين ن و إ ن و ن ي و إ ي ين و و و و و
Artinya: “Jika kamu bersungguh-sungguh, kesungguhan itu untuk
kebaikanmu sendiri.” (QS. Al-Ankabut, ayat; 6)
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah
untuk dirinya sendiri.
xi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karuniaNya, Skripsi
ini dipersembahkan untuk:
Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada hentinya
Kedua orang tuaku, Bapak Mujari dan Ibu Haniyah yang telah membesarkan
dan mendidikku dengan kasih sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang tiada
batas. Dan juga telah mensupport, membimbing, dan selalu mendoakanku
hingga dapat menyelesaikan sarjana. Tanpa doanya aku bukan siapa-siapa.
Kakak tercintaku Lia Hidayati yang telah memberikan dukungan baik
material maupun moril.
Vina Amelia Saputri yang selalu menemaniku selama ini, mensupportku,
menyayangiku dengan cinta, yang menjadi motivasiku, yang selalu
memberikan kesabaran dan penuh kasih sayang.
Bapak Drs Mukti Ali M. Hum selaku pembimbing skripsi sekaligus pemberi
motivasi, dukungan serta pengarahan sampai selesainya penulisan skripsi ini
dengan rasa sabar.
Seluruh Bapak/Ibu Dosen, terutama dosen Komunikasi Dan Penyiaran Islam
yang telah memberikan ilmu dari awal masuk perkuliahan hingga sekarang
kepadaku, terimakasih atas dorongan, motivasinya, dan bimbingannya.
Sahabat-sahabati PMII Rayon Dakwah Kota Salatiga, Intan, Desi, Dwi
Maratus, Rohman, ulfatul hasanah, wahyu katalia, aeni nadhifa, dan yang
lainnya yang tidak bisa kujelaskan satu persatu.
Sahabat-sahabati PMII komisariat djoko tingkir kota salatiga
xii
Kakak-kakak KPI angkatan 2013, Puji Mulyono, Khusna Fadhilla, Ahmad
Wasik Uzzulfa, M Rifngani, yang selama ini membimbing dan mensupport di
fakultas dakwah.
Teman-teman Seni Musik Club IAIN Salatiga, M Abdur Rouf Ali, Pangesti
Ardianti, Guswin, Sri Mulyani, Apsari Javiera, faith kumala, dan yang
lainnya yang tidak bisa kejelaskan satu persatu.
Sahabat BOLANG (Boleh Piknik Asal Irit) yang selalu mensupport dan selalu
memberiku motivasi. Sofyan, Hanafi Ali, Ardhiyan, Rhiki, Dhiki, Andika n
Muhlis.
Teman-teman jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2014 yang
selalu memberiku pembelajaran baru, Adib, Pujiono, Desi, Rozikin, Intan,
Rima, dan yang lainnya tidak bisa kusebutkan satu persatu.
Teman-teman KKN Ds Klitikan yang selalu memberiku motivasi, Sylvia,
Ulfa, Mardhiyah, Tsabit, Sugiyarti, Nasirun, Anjar, Fatma dan yang lainnya
tidak bisa kesebutkan satu persatu.
Teman-teman DEMA (Dewan Mahasiswa) Institut tahun 2018
Seluruh staff IAIN Salatiga yang membantu dalam administrasi maupun yang
lainnya.
Keluarga besar Progdi Komunikasi Penyiaran Islam yang bersedia menemani
dan membantu pelaksanaan hingga penelitian dapat berjalan baik dan lancar.
Para pembaca yang budiman.
xiii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas segala rahmat dan kasih
sayagnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada
keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang menjadi suri tauladan bagi kita.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Dakwah Dr. Mukti Ali, M.Hum
3. Ketua jurusan KPI IAIN Salatiga, Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing Skripsi Dra. Maryatin, M.Pd. yang telah membimbing
dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
4. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan
IAIN Salatiga dan sahabat-sahabat program studi Komunikasi Penyiaran Islam
IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah selalu memberi dukungan dan motivasi
dalam penulisan skripsi ini.
xiv
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada
umumnya. Amin
Salatiga, 26 Agustus 2018
Muhamad Khanafi
NIM.11714011
xi
ABSTRAK
Khanafi, Muhamad. 2018. Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
Seni Musik Club IAIN Salatiga dalam Meningkatkan Perilaku Solidaritas
Sosial. Skripsi, Salatiga: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen pembimbing Dr.
Mukti Ali, M.Hum
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Perilaku Organisasi,
Solidaritas Organisasi.
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk
mengetahui bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam meningkatkan
perilaku solidaritas organisasi seni musik club IAIN Salatiga. (2) Untuk
mengetahui bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan
perilaku solidaritas organisasi seni musik club IAIN Salatiga. (3) Untuk
mengetahui faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi dalam
meningatkan perilaku solidaritas anggota seni musik club IAIN Salatiga.
Jenis dan pendekatan penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian
lapangan yang sifatnya kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah
fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui tehnik
wawancara, observasi, dan dokumentasi, data yang ada dianalisis menggunakan
model Miles dan Huberman kemudian di tarik sebuah kesimpulan.
Hasil dalam penelitian ini memaparkan, yang mendorong perilaku solidaritas
sosial antar anggota organisasi sebagai berikut: (1) adanya arus komunikasi yang
menghubungkan semua anggota organisasi, baik pengurus, anggota maupun para
alumni dalam memberikan instruksi-instruksi maupun memberikan saran dan
masukan. (2) menjalankan bagaimana strategi komunikasi baik formal maupun
non formal yang dijalankan melalui rapat rutinan wajib, diskusi-diskusi, sharing
dll. Rapat rutinan wajib merupakan menempati kedudukan paling tinggi dalam
struktur organisasi. (3) adanya faktor pendukung dan penghambat yang diharapkan
akan mendapatkan solusi dari berbagai masalah yang dihadapi agar masalah-
masalah yang ada dapat segera terselesaikan dalam meningkatkan perilaku
solidaritas sosial organisasi dengan mengadakan berbagai event, evaluasi maupun
menghadirkan kembali alumni-alumni ketika menjalankan kegiatan agar dapat
membantu dalam hal sosialisasi maupun dalam hal konsultasi masalah masalah.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LOGO INSTITUT ............................................................................................................ ii
NOTA PEMBIMBING ........................................................................................... iii
PENGESAHAN ...................................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................... v
MOTTO.................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
ABSTRAK .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 8
E. Kerangka Berfikir ................................................................................... 13
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 20
B. Landasan Teori ....................................................................................... 24
C. Komunikasi............................................................................................ 24
D. Strategi Komunikasi .............................................................................. 34
E. Komunikasi Organisasi ........................................................................... 40
1 Jenis-jenis Komunikasi Organisasi ........................................................41
2 Metode Komunikasi Organisasi.............................................................44
3 Fungsi Komunikasi Organisasi ..............................................................45
4 Membangun Komunikasi Yang Evektif .................................................47
5 Unsur Komunikasi ................................................................................49
6 Tujuan Komunikasi Organisasi .............................................................51
7 Hambatan Komunikasi ..............................................................................52
F. Perilaku Organisasi...................................................................................54
G. Solidaritas Organisasi ............................................................................. 55
1 Jenis-jenis Solidaritas ............................................................................56
2 Bentuk Solidaritas .................................................................................58
BAB III METODE PENELITAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 60
B. Jenis Pendekatan Penelitian ......................................................................61
C. Lokasi Penelitian..................................................................................... 62
3
D. Fokus Penelitian ......................................................................................62
E. Sumber dan Jenis Data ............................................................................ 63
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 65
G. Teknik Analisis Data ...............................................................................67
H. Teknik validasi data ................................................................................ 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian ....................................................................................... 70
B. Temuan penelitian ................................................................................... 77
C. Analisis Data............................................................................................93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 101
B. Saran ..................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, keberhasilan suatu organisasi
pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan organisasi tergantung
bagaimana penerapan komunikasi yang di lakukan oleh semua pihak dengan baik
secara internal maupun eksternal. Komunikasi merupakan salah satu cara yang
mendasar yang dilakukan bagi setiap manusia, dengan berkomunikasi manusia
dapat melakukan interaksi dalam keluarga, teman, lingkungan pekerjaan maupun
lingkungan masyarakat. Secara luas komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses memberikan informasi, data, saran atau ide untuk mengkoordinasikan
kegiatan dalam organisasi, guna melancarkan komunikasi demi tercapainya tujuan
yang di tetapkan.
Komunikasi sebagai kata benda (noun), communication, berarti: (1)
pertukaran simbol, pesan, dan informasi, (2) proses pertukaran antarindividu
melalui simbol yang sama, (3) seni untuk informasi. Komunikasi akan berjalan
efektif apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator (penyampai pesan)
dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan (penerima pesan). Hal ini
menunjukkan pentingnya komunikasi dalam suatu organisasi baik swasta maupun
pemerintah (Mulyana, 2013:46).
5
Dalam proses komunikasi, percakapan kedua orang dapat dikaitkan
komunikatif apabila keduanya mengerti bahasa yang dipergunakan dan mengerti
makna dari bahan/pesan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi
yang dipaparkan di atas sifatnya dasar, dalam arti bahwa komunikasi minimal
harus mengandung kesamaan makna antar dua pihak yang terlibat. Dikatakan
minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yaitu agar orang lain
mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima
paham atau keyakinan, melakukan perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain
(Suryanto, 2015:48).
Berbicara tentang komunikasi, peran penting komunikasi sangat
diperlukan pada sebuah organisasi. Dengan adanya komunikasi, sebuah organisasi
dapat berjalan dengan baik sesuai aturan-aturan yang berlaku dalam organisasi itu
sendiri. Komunikasi yang terjalin secara baik dalam sebuah organisasi dapat
menambah keharmonisan hubungan antara anggota-anggota dalam sebuah
organisasi itu sendiri yang pada akhirnya dapat membangun solidaritas serta
keutuhan anggota-anggota yang ada dalam naungan sebuah organisasi tersebut
agar terus bertahan dan memperkokoh organisasinya. Keberhasilan, keutuhan serta
jalinan erat antara sesama anggota organisasi didukung penuh oleh sebuah
komunikasi, artinya komunikasi sangat berperan penting dalam kemajuan
organisasi itu sendiri. “Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan tertentu” (Wiryanto, 2004:52 ).
6
Komunikasi organisasi berperan untuk membangun iklim komunikasi
didalam organisasi, sebagai proses saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti. Dimana pesan yang akan disalurkan bersifat member informasi,
mengatur, membujuk, dan mengintegrasikan antara kelompok kecil di dalam
organisasi. Komunikasi organisasi dalam suatu organisasi berbeda dengan
organisasi lainnya. Hal ini karena bentuk organisasi dan iklim yang dibangun
setiap kelompok berbeda. Iklim dapat di pengaruhi oleh lingkungan eksternal
organisasi maupun internal organisasi itu sendiri. Iklim sendiri merupakan kiasan
yang menunjukkan situasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu
iklim organisasi dalam organisasi berpengaruh pada tindakan dan tingkah laku
anggotanya dan berdampak pada kinerja yang dihasilkan individunya. Agar suatu
organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang direncanakan, makan suatu
organisasi harus mempunyai iklim organisasi yang positif.
Di dalam organisasi, komunikasi memiliki peran penting. Karena tanpa
adanya komunikasi kegiatan yang akan di jalani oleh suatu organisasi tidak akan
berjalan dengan yang diharapkan. Dengan adanya komunikasi maka di dalam
suatu organisasi dapat mengetahui mengenai kepribadian masing-masing dengan
baik antara jajaran pimpinan organisasi maupun anggota organisasi. Oleh karena
itu komunikasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi baik komunikasi
ke bawah maupun komunikasi ke atas dalam suatu organisasi.
7
Untuk itu diperlukan adanya strategi komunikasi yang merupakan dari
perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen
(communication manajemen) untuk mencapai suatu tujuan bersama. Strategi yang
digunakan dalam meningkatkan solidaritas merupakan hal yang penting yang
harus dilakukan. Dengan adanya strategi komunikasi inilah diharapkan bisa
memberikan dampak bagi seluruh komponen yang ada di dalam organisasi agar
dapat meningkatkan solidaritas untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai salah satu
anggota dari kelas yang sama. Dengan demikian, bila dikaitkan dengan organisasi
dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah rasa kebersamaan dalam suatu
kelompok tertentu yang menyangkut tentang kesetiakawanan dalam mencapai
tujuan dan keinginan yang sama. Solidaritas dalam organisasi sangat dibutuhkan,
karena agar bisa menjalin kerja sama yang baik untuk bisa mempertahankan suatu
organisasi tersebut, karena dalam suatu organisasi kalau ada salah satu anggota
maupun kelompok tidak bisa solid maka tidak akan bisa mempertahankan suatu
organisasinya (http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-
solidaritas.html diakses pada senin 21 mei 2018, pukul 21.43).
Adanya kebersamaan atau solidaritas dari para anggota organisasi ini
tentu tidak terlepas dari pola komunikasi yang dibangun oleh para anggotanya. Di
jelaskan bahwa pengertian solidaritas diambil dari kata Soldier yang berarti
mempunyai atau memperlihatkan perasaan bersatu. Dengan demikian, bila
dikaitkan dengan organisasi dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah rasa
8
kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama.
Salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang berada di IAIN Salatiga adalah
Seni Musik Club IAIN Salatiga. Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan sebuah
wadah untuk kegiatan mahasiswa yang mempunyai bakat, mengembangkan minat,
dan mempunyai keahlian tertentu. Lembaga ini merupakan partner organisasi
kemahasiswaan intra kampus lainnya seperti senat mahasiswa dan dewan
mahasiswa, baik yang berada di tingkat program studi, jurusan maupun
universitas. Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club merupakan suatu wadah
bagi mahasiswa yang berminat dan berpotensi dalam bidang musik baik band
maupun paduan suara mahasiswa. Disamping bermusik juga melatih bagaimana
kita hidup berorganisasi sehingga ketika sudah kembali ke masyarakat akan siap
untuk menghadapinya. Karena tidak dipungkiri lagi bahwasanya seorang
mahasiswa adalah kaum intelektual yang mana masyarakat telah menaruh harapan
yang lebih kepada kita semua. Dan realitanya kuliah kurang bisa menjawab semua
itu. Dengan SMC kami mencoba untuk memberikan solusi bagi masalah tersebut,
dan memberikkan jawaban bahwasanya Unit Kegiatan Mahasiswa bukan ajang
buat nongkrong, mencari teman dll. Akan tetapi bagaimana bisa berproses untuk
bisa menghadapi kehidupan yang sudah siap menunggu kita semua.
Pada awalnya Seni Musik Club (SMC) terlahir dari beberapa orang yang
mempunyai kepedulian terhadap kesenian, khususnya di bidang musik. Sebelum
menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), SMC adalah sub bagian dari teater
9
GETAR, dengan kata lain devisi music teater GETAR yang kemudian dengan
musyawarah bersama dan berlandaskan kebutuhan dan juga untuk memajukan
kesenian, khususnya di bidang musik. Maka dibentuklah UKM musik, dan diberi
nama Walisongo Musik Club (WMC) sedangkan nama SMC berdiri setelah
adanya peralihan nama dan juga kedudukan STAIN Salatiga menjadi IAIN
Salatiga. Semula SMC yang dulu mempunyai nama STAIN Musik Club dan
sekarang berganti nama menjadi Seni Musik Club.
Beberapa kegiatan sering diadakan sebagai salah satu upaya merekatkan
jalinan komunikasi dari para anggotanya misalnya konser perdana yang di adakan
dua kali dalam setahun, konser akhit tahun, ramadhan in kampus maupun kegiatan
mengisi acara seperti seminar, atau hari-hari besar lainnya.selain itu juga sering
mengikuti acara festival di luar kota.
Organisasi seni musik club menjalin hubungan yang baik dengan sesama
anggota, musisi di salatiga maupun unit kegiatan mahasiswa yang sama-sama
menggeluti bidang musik baik di salatiga maupun universitas-universitas lain di
Indonesia.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti berupaya melakukan penelitian di
unit kegiatan mahasiswa seni musik club IAIN Salatiga, dengan memfokuskan
penelitian pada “Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni
Musik Club Dalam Meningkatkan Perilaku Solidaritas Sosial”.
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah
dalam peneitian ini, yaitu :
1. Bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku
solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga ?
2. Bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku
solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga ?
3. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi dalam
meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN
Salatiga ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dan menganalisis strategi
komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas UKM Seni Musik
Club IAIN Salatiga yang terangkum dari beberapa tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana arus pesan komunikasi organisasi dalam
meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN
Salatiga.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam
meningkatkan perilaku solidaritas sosial organisasi Seni Musik Club IAIN
Salatiga.
11
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung komunikasi organisasi
dalam meningatkan perilaku solidaritas sosial anggota Seni Musik Club IAIN
Salatiga.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai
pihak, yaitu :
1. Secara teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
tentang ilmu komunikasi dan mengembangkan ilmu komunikasi khususnya
mengenai strategi komunikasi organisasi Seni Musik Club IAIN Salatiga dalam
meningkatkan perilaku solidaritas antar anggota organisasi.
2. Secara praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti tentang ilmu komunikasi serta melatih kemampuan
secara deskriptif, serta memotivasi diri agar bisa menganalisis suatu
permasalahan yang terjadi.
b. Bagi Lembaga
Sebagai tolak ukur lembaga guna mengetahui tentang strategi
komunikasi serta bisa menjadi referensi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah
IAIN Salatiga.
12
c. Bagi Pembaca
Hasil penelitian diharapakan bisa menjadi informasi yang bermanfaat
bagi pembaca terutama bagi para aktivis organisasi agar dapat menjalankan
suatu organisasi menjadi lebih baik.
E. Penegasan Istilah
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi
atau pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami
dengan mudah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih
supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
2. Strategi Komunikasi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu, “stratus”yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of
General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.
Sedangkan kata komunikasi berasal ari bahasa latin, yaitu communicatus yang
berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Menurut Berelson dan Steiner
(1964), komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
13
keahlian dan lain-lain. Melalui penmggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar-gambar, angka-angka, dan lainnya (Marhaeni Fajar,2009:31-32).
Dengan demikian strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari
semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media),
penerima sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan
komunikasi yang optimal (Hafied Cangara, 2014:64).
3. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi merupakan suatu kumpulan sekelompok orang
yang ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas dan fungsi tertentu.
komunikasi organisasi sangat penting dalam pengaplikasian pada kehidupan
sehari-hari, terutama pada sebuah komunitas-komunitas yang tentu saja
memiliki arus komunikasi berupa penyampaian pesan dari atasan kepada
bawahan, dan dari bawahan kepada atasan atas sebuah peraturan-peraturan
dalam sebuah orgaisasi yang telah dibuat 4 dan dijalani serta ditaati. Serta
memiliki peranan jaringan komunikasi yang merupakan cakupan dari pola-pola
komunikasi. Komunikasi organisasi berperan untuk membangun iklim
komunikasi didalam organisasi, sebagai proses saling menukar pesan dalam
satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi
lingkungan yang tidak pasti. Dimana pesan yang akan disalurkan bersifat
member informasi, mengatur, membujuk, dan mengintegrasikan antara
kelompok kecil di dalam organisasi.
14
Komunikasi organisasi dalam suatu organisasi berbeda dengan
organisasi lainnya. Hal ini karena bentuk organisasi dan iklim yang dibangun
setiap kelompok berbeda. Iklim dapat di pengaruhi oleh lingkungan eksternal
organisasi maupun internal organisasi itu sendiri. Iklim sendiri merupakan
kiasan yang menunjukkan situasi yang ada di dalam organisasi tersebut. Oleh
karena itu iklim organisasi dalam organisasi berpengaruh pada tindakan dan
tingkah laku anggotanya dan berdampak pada kinerja yang dihasilkan
individunya. Agar suatu organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan, makan suatu organisasi harus mempunyai iklim organisasi yang
positif (Poppy Ruliana, 2016: 164).
Arus komunikasi dalam organisasi, “Arah arus komunikasi organisasi
dapat dilihat secara vertikal, yaitu komunikasi ke atas dan ke bawah, serta
komunikasi lateral yang menyamping” (Wiryanto, 2004:62).
4. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah suatu sifat yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu,
meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia
demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap
organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk
mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha
pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
15
Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sitem studi dari sifat
organisasi seperti misalnya: bagimana organisasi dimulai, tumbuh, dan
berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota selain
individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan
institusi-insitusi yang lebih besar.
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan
menganalisis prinsipprinsip dasar yang merupakan salah satu bagian
daripadanya. Menurut Miftah Thoha (2007 : 36) mengemukakan prinsip-prinsip
dasar perilaku organisasi, yaitu: Manusia berbeda perilaku, Kebutuhan,
Membuat Pilihan untuk Bertindak, Pengalaman, Reaksi Senang atau Tidak
Senang, Sikap dan Perilaku Seseorang.
5. Solidaritas
Solidaritas dapat diartikan kesatuan kepentingan, simpati, dll, sebagai
salah satu anggota dari kelas yang sama. Dengan demikian, bila dikaitkan
dengan organisasi dapat disimpulkan bahwa solidaritas adalah rasa
kebersamaan dalam suatu kelompok tertentu yang menyangkut tentang
kesetiakawanan dalam mencapai tujuan dan keinginan yang sama. Solidaritas
dalam organisasi sangat dibutuhkan, karena agar bisa menjalin kerja sama yang
baik untuk bisa mempertahankan suatu organisasi tersebut, karena dalam suatu
organisasi kalau ada salah satu anggota maupun kelompok tidak bisa solid
16
maka tidak akan bisa mempertahankan suatu organisasinya
(http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-solidaritas.html
diakses pada senin 21 mei 2018, pukul 21.43).
F. Kerangka Berfikir
Dalam pembahasan skripsi ini yang berjudul “strategi komunikasi unit
kegiatan mahasiswa seni musik club dalam meningkatkan solidaritas” perlu
adanya penjelasan-penjelasan agar tidak keluar dari koridor-koridor yang
ditentukan, karena hal tersebut merupakan definisi-definisi dari sejumlah fakta
atau gejala-gejala yang diamati.
Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran terfokus dari penelitian dan
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Untuk itu penulis akan menjelaskan
tentang judul tersebut:
Komunikasi merupakan proses pengiriman dan penerimaan informasi
atau pesan antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga bisa dipahami
dengan mudah. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi
adalah pengiriman dan penerimaan berita atau pesan dari dua orang atau lebih
supaya pesan yang dimaksud bisa dipahami.
Strategi komunikasi yang merupakan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (communication manajemen) untuk
mencapai suatu tujuan bersama. Strategi yang digunakan dalam meningkatkan
17
solidaritas merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Dengan adanya
strategi komunikasi inilah diharapkan bisa memberikan dampak bagi seluruh
komponen yang ada di dalam organisasi agar dapat meningkatkan solidaritas untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi organisasi merupakan penghasilan, penyaluran, dan
menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam organisasi,
kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses pengendalian, ketetapan
saluran dan menerima pesan merupakan komponen yang sangat penting.
Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi tidak dapat
berjalan dengan semestinya. Komunikasi bertujuan untuk member dan menerima
informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain (misalnya para
pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan mengevaluasi
perilaku yang efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan tersebut tidak
akan dapat tercapai (Hendyat Soetopo,2010:189-190).
Suatu sifat yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi
ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu
mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
18
Solidaritas merupakan wujud kepedulian antar sesama kelompok atau
individu secara bersama yang menunjukkan pada suatu keadaan hubungan antara
individu dan kelompok yang di dasarkan pada persamaan moral, kolektif yang
sama, dan kepercayaan yang dianut, rasa saling percaya, kesetiakawanan,
kekompakan, saling menghormati maupun saling menghargai yang ada pada
seseorang disuatu kelompok maupun organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Proses interaksi yang dilakukan oleh manusia berupa komunikasi
persuasif yang melibatkan psikologi, perasaan, dan pikiran manusia. Dalam
hubungan manusia dilakukan antara dua atau lebih individu dan perilaku individu
yang satu mempengaruhi, mengubah, dan memperbaiki perilaku individu lain atau
sebaliknya.
Teori hubungan masunia Elton Mayo, dalam teori ini mengkaji aspek
psikologis dan humanis yang berorientasi pada hubungan manusia makhluk sosial.
Teori hubungan manusia ini menekankan pada pentingnya individu dan hubungan
sosial dalam kehidupan organisasi. Teori ini menyarankan strategi peningkatan
dan penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi
dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu mengembangkan
potensinya.
19
Organisasi berjalan semata-mata bukan karena aturan atau tatanan
manajemen saja. Melainkan ada aspek yang lebih penting yakni individu yang
menjalankannya.
Ada 6 (enam) anggapan dasar dari teori ini, sebagai berikut:
1. Rata-rata manusia tidaklah mempunyai pembawaan tidak suka bekerja tetapi
tergantung kepada kondisi yang dapat dikontrol. Pekerjaan mungkin
merupakan sumber kepuasan atau mungkin juga sebagai sumber hukuman.
2. Contoh dari luar, ancaman dan hukuman tidaklah merupakan alat untuk
membawa sesuatu kepada tujuan. Keefektifan usaha pimpinan terletak pada
usaha membangun, mengangkat dan membangun komitmen pekerja.
3. Komitmen terhadap satu tujuan adalah satu fungsi dari ganjaran yang
dihubungkan dengan pencapaian mereka. Asumsi ini menunjukkan hubungan
antara aktualisasi diri dengan komitmen pekerjaan.
4. Rata-rata manusia belajar di bawah kondisi yang pantas, tidak hanya menerima
tetapi juga mencari rasa tanggung jawab. Menghindari rasa tanggung jawab,
kurang ambisi dan penekanan pada mencari rasa aman umumnya merupakan
konsekuwensi dari pengalaman dan bukanlah sifat manusia yang dibawa dari
lahir.
20
5. Kapasitas untuk melatih tingkat imajinasi yang relatif tinggi, cerdas, kreatif
dalam pemecahan masalah organisasi didistribusikan secara luas dan tidak
sempit kepada seluruh pekerja.
6. Di bawah kondisi kehidupan industri modern, petensi intelektual dan
organisasi terletak pada kesatuan bagian-bagian. Asumsi ini mengarah secara
langsung kepada ide hubungan manusia, dan pembuatan keputusan dari semua
anggota organisasi.
21
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami isi skripsi ini, penulis akan
memaparkan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum skripsi ini,
adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah yang
mendasari penelitian. Selanjutnya bagian ini mengurai rumusan masalah yang
berisi tentang masalah-masalah yang akan diteliti, tujuan dan manfaat
penelitian, manfaat penulisan, penegasan istilah dan kerangka berfikir.
Bab II. Berisi tentang ini meliputi tinjauan pustaka dan kajian teoritis,
yang didalamnuya dibagi menjadi empat sub bab, yaitu pengertian komunikasi,
strategi komunikasi yang meliputi pengertian strategi. Sub bab kedua
membahas tentang komunikasi organisasi yang meliputi pengertian komunikasi
organisasi, jenis-jenis komunikasi organisasi, metode komunikasi organisasi,
fungsi komunikasi organisasi, membangun komunikasi yang efektif, unsure
komunikasi, tujuan komunikasi, hambatan. Sub bab yang ketiga membahas
tentang solidaritas organisasi yang meliputi, pengertian solidaritas organisasi,
jenis solidaritas, bentuk solidaritas. Sub bab yang ke empat membahas tentang
perilaku solidaritas organisasi yang meliputi pengertian perilaku dalam
organisasi.
22
Bab III. Merupakan bab yang menerangkan tentang metodologi penelitian
meliputi jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan
data, teknik analisis data dan teknik validitas data
Bab IV. Merupakan bab yang menerangkan gambaran umum unit
kegiatan mahasiswa seni musik club IAIN Salatiga, penyajian data dan analisis
data.
Bab V. Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran.
Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung
laporan penelitian.
23
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
1. Kajian Pustaka
Agar penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Unit
Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga Dalam Meningkatkan
Perilaku Solidaritas Sosial maka peneliti menggunakan rujukan penelitian
terdahulu yang relevan, sehingga dapat menjadi bahan pembanding ataupun bahan
rujukan dalam penelitian ini.
Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Organisasi Pimpinan Dalam
Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Dayun Kabupaten Siak Sri
Indrapura yang diteliti oleh Rusmini (UIN Sultan Syarif Kasim Riau Fakultas Dakwah
dan Komunikasi tahun 2012:1-76). Metode analisis data dalam penelitian ini yaitu
deskriptif kuantitif yaitu menganalisis dengan menggunakan angka-angka dan
table kemudian dicari persentasenya dan jumlah frekuwensi setiap jawaban
responden.
Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu angket
yang diberikan kepada pegawai/karyawan sesuai dengan sampel penelitian yaitu
26 orang pegawai atau karyawan yang bekerja di Kantor Camat Dayun.
Wawancara yang dilakukan dengan pimpinan organisasi yaitu Camat dan Kepala
24
Seksi Kantor Camat Dayun. Dokumentasi berupa pengumpulan data-data sejarah
maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan.
Adapun hasil dari penelitian ini bahwa Staregi Komunikasi Organisasi
Pimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pegawai Kantor Camat Dayun
Kabupaten Siak Sri Indrapura dalam bentuk komunikasi vertikal mendapatkan
hasil 68,84%. Bahwa strategi telah terlaksana dengan cukup baik.
Dalam Penelitian Gugum Gumilar (Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Bandung tahun 2007:1-89) yang berjudul Komunikasi
Kelompok Pada Komunitas Geng Motor XTC Bandung“Studi Kualitatif dengan
Pendekatan Etnografi Komunikasi mengenai Komunikasi Kelompok Komunitas
Geng Motor XTC di Lingkungan daerah salah satu SMUN di Bandung dalam
Mempertahankan/Membangun Solidaritas Kelompok)”. Hasil penelitian adalah
bahwa Solidaritas komunitas geng XTC di lingkungan salah satu SMUN di
Bandung tercipta karena adanya norma kelompok berupa: disiplin anggota
kelompok, loyalitas anggota terhadap kelompok, kesetiakawanan antar anggota
kelompok. Selain itu bentuk komunkasi geng motor XTC di lingkungan salah satu
SMUN di Bandung termasuk jenis komunikasi kelompok kecil.
Penelitian yang diteliti oleh Ilyas (Dosen Pendidikan Luar Sekolah
UNNES Semarang) dalam Journal Inject, Interdisiplinary Journal Of
Communication yang berjudul “Strategi Pengembangan Komunikasi Masyarakat
25
Kelompok Tani Qoriyah Toyyibah Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga”
tahun 2016:113-126. Hasil dari kesimpulan penelitian ini yaitu pemberdayaan
masyarakat kelompok tani Qoriyah Toyyibah pada perjalanannya menunjukkan
kemajuan yang signifikan dari jumlah anggota dan kualitas produksinya, terutama
bagaimana dalam melindungi kelompoknya. Dalam mengembangkan usaha untuk
meningkatkan komoditas padi organik untuk kesejahteraan anggotanya meraka
melalui beberapa langkah diantaranya, dengan melakukan pertemuan-pertemuan
rutin yang membahas kekurangan dan kelebihan anggotanya agar tetap bisa
bertahan dalam menghadapi kompetisi yang sangat berat.
Penelitian yang diteliti oleh Mahfudin Fajrie (Dosen Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UNISNU Jepara) dalam Journal Inject, Interdisiplinary Journal
Of Communication yang berhudul “Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wesung
Jawa Tengah” tahun 2017:53-76. kesimpulan penelitian ini bahwa gaya
komunikasi masyarakat pesisir dalam berkomunikasi dengan sesama masyarakat
pesisir, masyarakat luar wilayah kecamatan wedung dan turis adalah the
equalitarian style. Gaya komunikasi yang bersifat dua arah dan dilakukan secara
terbuka. Artinya masyarakat pesisir kecamatan wedung dalam berkomunikasi
lebih suka dan cenderung dua arah sehingga respon baik dari komunikator dan
komunikan. Pada dasarnya masyarakat pesisir kecamatan wedung mempunyai
sifat terbuka dalam berkomunikasi, namun hal ini jika ditunjang dengan kondisi
dan situasi yang baik, rileks, santai dan informal.
26
Jurnal penelitian ini penulis merujuk pada Journal Inject, Interdisiplinary
Journal Of Communication IAIN Salatiga yang di teliti oleh Imam Subqi (Dosen
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga) yang berjudul “Pola Komunikasi Keagamaan
Dalam Membentuk Kepribadian Anak” tahun 2016 165:180. hasil dari
kesimpulan penelitian ini yaitu pembinaan agama dengan pembinaan mental
diawali sejak anak dilahirkan ke dunia, mulailah ia menerima pendidikan dan
perlakuan. Mula-mula ibu dan bapaknya, kemudian dari anggota keluarga yang
lain, semuanya itu ikut memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadiannya.
Apabila pembinaan agama itu tidak diberikan kepada anak sejak kecil, maka akan
sukarlah baginya untuk menerima apabila ia dewasa, karena dalam kepribadiannya
yang terbentuk sejak kecil itu tidak dapat unsure-unsur agama. Jika dalam
kepribadian itu tidak ada nilai-nilai agama, akan mudahlah orang melakukan
segala sesuatu menurut dorongan dan keinginan jiwanya tanpa mengindahkan
kepentingan dan hak orang lain. Tetapi jika dalam kepribadiannya tertanam nilai-
nilai agama maka segala keinginan dan kebutuhannya akan terpenuhi dengan cara
yang tidak melanggar hukum, karena jika ia melanggar hukum akan goncang
jiwanya karena tindakannya tidak sesuai dengan kepribadiannya.
27
2. Landasan Teori
A. Definisi Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Semua mahluk di bumi ini termasuk manusia melakukan komunikasi,
apalagi posisi manusia yang telah kita ketahui bersama sebagai mahluk sosial
tentu membutuhkan sebuah interaksi, yang dimana interaksi tersebut tidak
dapat seseorang lakukan tanpa adanya komunikasi. Istilah komunikasi atau
dalam bahasa Inggris (communication) yang berhulu dari kata Latin
(communicatio), dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya adalah sama makna.
Dalam komunikasi yang melibatkan dua orang, komunikasi
berlangsung apabila adanya kesamaan makna. (Effendy, 2009 : 9) sesuai
dengan definisi tersebut pada dasarnya seseorang melakukan komunikasi
adalah untuk mencapai kesamaan makna antara manusia yang terlibat dalam
komunikasi yang terjadi, dimana kesepahaman yang ada dalam benak
komunikator (penyampai pesan) dengan komunikan (penerima pesan)
mengenai pesan yang disampaikan haruslah sama agar apa yang komunikator
maksud juga dapat dipahami dengan baik oleh komunikan sehingga
komunikasi berjalan baik dan efektif, seperti yang dikemukakan oleh Raymond
S. Rossm mendefinisikan “Komunikasi (intensional) sebagai suatu proses
28
menyortir, memilih dan mengirim simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang
serupa dengan yang dimaksud oleh sang komunikator” (Mulyana, 2007:69).
Beberapa pakar juga meyakini bahwa komunikasi dapat digunakan
sebagai alat untuk mengubah seseorang, baik itu tingkah laku, kepercayaan,
maupun persepsi, seperti yang diungkapkan oleh Gerald R. Miller, yakni
“Komunikasi sebagai situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber
mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima” (Mulyana, 2007:61).
Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia,
dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan berkomunikasi.
Dimanapun, kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun
manusia selalu terjebak dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia
dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karna
dengan berkomunikasi merupakan suatu kebutuhan manusia yang amat
mendasar. Oleh karena itu sebagai makhluk sosial manusia ingin berhubungan
dengan manusia lainnya. Manusia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa 28yang terjadi dalam dirinya. Dengan rasa ingin
tahu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi.
29
Dari definisi di atas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan
proses penyampaian simbol-simbol baik verbal maupun nonverbal. Maka dari
itu komunikasi terbagi menjadi dua bagian yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi nonverbal, komunikasi verbal adalah komunikasi yang terjadi
secara langsung dengan lisan atau tulisan. Didalam kegiatan komunikasi, kita
menempatkan kata verbal untuk menunjukan pesan yang di kirimkan atau yang
diterima dalam bentuk kata – kata baik lisan maupun tulisan. Kata verbal
sendiri berasal dari bahasa latin, verbalis verbum yang sering pula
dimaksudkan dengan berarti atau bermakna melalui kata atau yang berkaitan
dengan kata yang digunakan untuk menerangkan fakta, ide atau tindakan yang
lebih sering berbentuk percakapan daripada tulisan. (Liliweri,2002:135).
2. Bentuk Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar, ada beberapa konteks komunikasi berdasarkan tingkatan (level),
dimulai dari komunikasi yang melibatkan jumlah peserta komunikasi paling
sedikit hingga komunikasi yang melibatkan jumlah peserta paling banyak.
a. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication): Komunikasi intra
pribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik disadari atau tidak.
Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan
komunikasi dalam konteks-konteks lainnya. Dengan kata lain, komunikasi
30
intra pribadi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang, dan
seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain orang
biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri, hanya saja caranya sering tidak
disadari. Keberhasilan komunikasi orang dengan orang lain bergantung pada
keefektifan komunikasi orang dengan diri sendiri.
b. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication): Komunikasi antar
pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang
memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun non verbal. Kedekatan hubungan
pihak-pihak yang berkomunikasi akan tercermin pada jenis-jenis pesan atau
respons non verbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif,
dan jarak fisik yang sangat dekat. Sebagai komunikasi yang paling lengkap
dan sempurna, komunikasi antar pribadi berperan penting hingga kapanpun,
selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi tatap muka ini
membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya.
c. Komunikasi Kelompok: Kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya
kelurga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, dan lain
31
sebagainya. Dengan demikian, 31komunikasi kelompok biasanya merujuk
pada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil.
d. Komunikasi Publik: Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang
pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak), yang tidak dapat
dikenali satu persatu. Ciri-ciri komunikasi publik adalah : terjadi ditempat
umum (public), misalnya auditorium, kelas, tempat ibadah, atau tempat
lainnya yang dihadiri sejumlah besar orang; merupakan peristiwa sosial yang
biasanya telah direncanakan; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk
menjalankan fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan
sebagainya; acara-acara lain mungkin direncanakan sebelum dan atau
sesudah ceramah disampaikan pembicara. Komunikasi publik sering
bertujuan memberikan penerangan, menghibur, memberikan penghormatan,
atau membujuk.
e. Komunikasi Organisasi: Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu
jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi
formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi
vertikal yang terdiri dari komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas, dan
komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung
pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat31
32
f. Komunikasi Massa: Komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak ataupun elektronik, yang dikelola
suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada
sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.
Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan
selintas (khusus media elektronik). (Mulyana, 2003 : 72-75)
3. Unsur Komunikasi
Menurut Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, ada lima
unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain yang diambil dari
definisi Lasswell yang terdiri dari : (a) Komunikator : Orang yang
menyampaikan pesan. (b) Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang. (c)
Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh
tempatnya atau banyak jumlahnya. (d) Komunikan : Orang yang menerima
pesan. (e) Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan.
Dalam unsur-unsur tersebut Lasswell menyebutkan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.32
a. Komunikator: Komunikator adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dalam artian komunikator adalah orang yang
menyampaikan pesan. Seorang komunikator harus pintar membaca perasaan
33
atau pikiran komunikan, agar komunikan dapat memahami apa yang
disampaikan oleh komunikator.
b. Pesan: Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh komunikator kepada
komunikan. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal maupun non verbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Kata-kata
memungkinkan orang berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat
dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota
tubuh, juga melalui musik, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. (Mulyana,
2003 : 63)
c. Media: Media yaitu alat atau wahana yang digunakan komunikator untuk
menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran merujuk pada penyajian
pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat media cetak (surat kabar,
majalah) atau media elektronik (radio, televisi) (Mulyana, 2003 : 63).
d. Komunikan: Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari
komunikator. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan,
persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau
menafsirkan seperangkat simbol verbal maupun non verbal yang dia terima
menjadi gagasan yang dapat dia pahami. ( Mulyana, 2003 : 64).
34
e. Efek: Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan
tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap,
perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya. ( Mulyana, 2003 :
4. Sifat Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi
Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat
adapun beberapa sifat komunikasi tersebut: (a). Tatap muka ( face-to-face ). (b).
Bermedia ( Mediated ). (c). Verbal ( Verbal )Lisan ( Oral )Tulisan. (d). Non
verbal ( Non-verbal ).
Komunikator (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada
komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan
pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari komunikan itu sendiri,
dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (faceto-face) tanpa
mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa
sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media
tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.
Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non
verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan
(Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau
isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata
35
dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau
gagasannya.
5. Proses Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang
memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses
komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan
berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat
yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan
komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu
Komunikasi, Teori dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap
yakni proses komunikasi secara primer dan secara sekunder.
a. Proses Komunikasi Primer
Sebagaimana yang dikatakan oleh Onong Uchjana Effendy : “Proses
komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.”
(Effendy, 2009: 11).
36
b. Proses Komunikasi Sekunder
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendy bahwa “Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.” (Effendy, 2009:16).
Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari komunikasi
primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu. Seorang komunikator
menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena
komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh atau dengan
jumlah yang banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
internet, dan lain-lain adalah media kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi. Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang
disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia mengenai
jarak, ruang, dan waktu. Maka, dalam menata lambang-lambang untuk
memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan
ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan
dipergunakan perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang
akan dituju. Menurut Effendy pada proses komunikasi secara sekunder, media
yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1). Media Massa
(Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah orang yang relative amat banyak.
Seperti seperti surat kabar, radio, televisi, film.
37
(2). Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau sejumlah orang
yang relatif sedikit.Seperti telepon,surat,telegram,spanduk, papan
pengumuman. (Effendy, 2009:18).
6. Tujuan Komunikasi
Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari
komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah
mengharapkan adanya umpan yang diberikan oleh lawan berbicara kita serta
semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan
adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut
Onong Uchjana Effendy, tujuan dari komunikasi adalah : (a). Perubahan sikap
(attitude change). (b). Perubahan pendapat (opinion change). (c). Perubahan
perilaku (behavior change). (d). Perubahan sosial (sosial change). (Effendy,
2009: 8).
B. Definisi strategi komunikasi
Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu, “stratus”yang artinya
tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi adalah konsep
militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal (The Art of
General), atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan
peperangan.Strategi merupakan prioritas atau arah keseluruhan yang luas yang
38
diambil oleh organisasi. Strategi adalah pilihan-pilihan tentang bagaimana cara
terbaik untuk mencapai misi organisasi (Basri, 2005:3).
Sedangkan kata komunikasi, yaitu communicatus yang berarti berbagi atau
menjadi milik bersama. Menurut Berelson dan Steiner (1964), komunikasi
adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.
Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-
angka, dan lainnya (Fajar, 2009:31-32).
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya (Effendy, 2003:29).
Dalam berhasil-tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi, terlebih dalam kegiatan komunikasi massa,
tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern, yang kini
banyak dipergunakan di Negara-negara yang sedang berkembang karena
mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bahkan tidak
mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.
Strategi komunikasi yang baik secara makro (planned multimedia
strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy)
mempunyai fungsi ganda: (1) menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat
informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
39
memperoleh hasil yang optimal. (2) Menjembatani “kesenjangan budaya”
akibat kemudahan yang diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya
media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai
budaya.
Komunikasi merupakan suatu proses yang rumit. Dalam upaya
membentuk strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan
memperhitungkan komponen-komponen dan faktor-faktor pendukung dan
penghambat komunikasi. Dalam strategi komunikasi elemen yang harus
diperhatikan didalam merumuskan strategi komunikasi adalah pengenalan
khalayak, pesan, metode, media dan komunikator (Fajar, 2009:183)
a. Mengenal Khalayak
Sebelum melakukan proses komunikasi perlu mempelajari siapa yang
akan menjadi sasaran komunikasi. Langkah pertama yang harus diketahui yaitu
dengan mengenal khalayak dalam menjalankan proses komunikasi agar efektif.
Dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidaklah pasif, melainkan
aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling
hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak dapat
dipengaruhi oleh komunikator, tetapi komunikator juga dapat di pengaruhi oleh
komunikan atau khalayak.
Dalam proses komunikasi baik komunikator maupun komunikan,
mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa adanya persamaan kepentingan,
komunikasi tidak akan berlangsung. Untuk berlangsungnya suatu komunikasi
40
dan kemudian tercapai hasil yang positif, maka komunikator harus menciptakan
persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan, metoda dan
media.
Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka
komunikator harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan
kerangka referensi khalayak secara seksama dan tepat yang meliputi:
1. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari: (a)
Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan. (b) Kemampuan khalayak
untuk menerima pesan-pesan lewat media yang digunakan. (c) Pengetahuan
khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan.
2. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma
kelompok dan masyarakat yang ada.
3. Situasi dimana khalayak itu berada (Fajar, 2009:184).
b. Menyusun Pesan
Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya
dalam proses perumusan strategi yaitu dengan menyusun pesan. Menyusun
pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari pesan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian.
Berkaitan dengan pesan, Wilbur Scramm (1955) dalam bukunya Onong
Uchjana (2003, 41-42) memberikan beberapa criteria yang dapat mendukung
suksesnya sebuah pesan dalam berkomunikasi, antara lain: (1) pesan harus
dirancangkan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan itu dapat
41
mempengaruhi dan menarik perhatian sasaran yang dimaksud. (2) pesan harus
menggunakan tanda-tanda yang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan sehingga sama-sama dapat dimengerti. (3) pesan
harus dapat membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. (4) pesan
harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadu yang layak
bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat ia digerakan untuk
memberikan tanggapan yang dikehendaki.
c. Menetapkan Metode
Untuk mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain bergantung
pada kemampuan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan
sebagainya, maka juga akan turut di pengaruhi oleh metode-metode
penyampaian kepada sasaran. Dalam dunia komunikasi metode penyampaian
atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu: menurut cara
pelaksanaannyadan menurut isinya. Hal tersebut diurai lebih lanjut, bahwa yang
pertama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan
melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedangkan yang kedua yaitu melihat
komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan yang dimaksud
yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama (menurut pelaksanaannya),
dapat diwujudkan dalam dua bentuk yaitu metode redundancy (repetition) dan
canalizing. Sedangkan yang kedua (menurut bentuk dan isinya) dikenal dengan
metode: informatif, persuasif, edukatif, dan kursif.
42
1. Redundancy (Repetition): merupakan cara untuk mempengaruhi khalayak
dengan jalan mengulang pesan dikit demi sedikit, seperti yang dilakukan
dalam propaganda. Metode ini memungkinkan peluang mendapatkan
perhatian khalayak semakin besar, pesan penting mudah diingat oleh
khalayak dan member kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki
kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
2. Conalizing: dilakukan dengan cara komunkator berusaha memahami dahulu
soal komunikan seperti kerangka referensi dan bidang pengalaman
komunikan, kemudian menyusun pesan dan metode yang sesuai dengan hal
itu. Bertujuan agar pesan dapat diterima terlebih dahulu baru kemudian
dilakukan perubahan-perubahan sesuai dengan keinginan komunikator.
3. Informatif: mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan
yakni memberikan sesuatu apa adanya sesuai dengan fakta dan data maupun
pendapat yang sebenarnya.
4. Persuasif: mempengaruhi komunikan dengan jalan membujuk. Dalam hal ini
komunikan tidak diberi kesempatan untuk berfikir kritis dan bila mungkin
akan terpengaruh tanda didasari.
5. Edukatif: mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang bersifat
mendidik, yakni memberikan suatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta,
pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dengan metode ini akan memberikan pengaruh yang mendalam kepada
khalayak meskipun hal ini akan memakan banyak waktu.
43
6. Kursif: mempengaruhi khalayak dengan pemaksaan, pesan-pesan metode ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah
dan intimidasi (Fajar, 2009:184-203).
C. Definisi Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Dalam pengertiannya, komunikasi organisasi terdapat dua konteks yaitu
komunikasi dan organisasi. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin
“comunis” atau “common”. Dalam bahasa inggris berarti sama. Berkomunikasi
berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna. Melalui komunikasi
akan bisa membaca berbagai hal, gagasan atau sikap dengan partisipan lainnya.
Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita sering kali mempunyai makna
yang berbeda terhadap lambing yang sama. Oleh karena itu komunikasi
seharusnya dipertimbangkan sebagai aktifitas dimana tidak ada tindakan atau
ungkapan yang diberi makna secara penuh, kecuali jika diinterpretasikan oleh
partisipan yang terlibat.
Komunikasi organisasi merupakan penghasilan, penyaluran, dan
menerima pesan-pesan dalam keseluruhan proses organisasi. Dalam organisasi,
kemampuan komunikator, keakuratan pesan, proses pengendalian, ketetapan
saluran dan menerima pesan merupakan komponen yang sangat penting.
Terganggunya semua komponen itu akan membawa komunikasi tidak dapat
berjalan dengan semestinya. Komunikasi bertujuan untuk member dan
menerima informasi, untuk mempengaruhi orang lain, membantu orang lain
44
(misalnya para pelanggan), menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan
mengevaluasi perilaku yang efektif. Tanpa adanya komunikasi, beberapa tujuan
tersebut tidak akan dapat tercapai (Soetopo, 2010:189-190).
Komunikasi sebagai aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-
hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakay atau
dimana saja mereka berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlihat dalam
komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri
begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik
suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu pula sebaliknya.
Kurangnya atau tidak adanya komunikasi organisasi dapat menimbulkan macet
dan berantakan dalam berkomunikasi. Pentingnya komunikasi dalam organisasi
perlu menjadi perhatian karena dapat membantu dalam pelaksanaan tugasnya
(Muhammad, 2011:1).
2. Jenis-jenis komunikasi organisasi
Dalam buku yang di tulis Effendy (2012:112) mengatakan bahwa
dalam kehidupan organisasi dalam prosesnya terdiri dari dua dimensi yaitu
dimensi komunikasi internal dan dimensi komunikasi eksternal. Komunikasi
internal terjadi dalam suatu organisasi yang terdiri dari seluruh anggota semua
level yang disebut publik internal. Istilah publik internal sendiri mengacu pada
baik itu pengurus maupun orang-orang yang menjadi bawahannya. Publik
internal ini merupakan sumber daya terbesar dalam organisasi. Sedangkan
45
komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi pada publik
yang dijadikan sasaran atau segmentasi
a. Komunikasi ke bawah
komunikasi ke bawah berasal dari seseorang yang mempunyai posisi
jabatan lebih tinggi kepada mereka yang brotoritas lebih rendah. Komunikasi
kebawah biasanya berupa kebijakan, perintah, petunjuk dan informasi yang
bersifat umum. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui tatap muka, melalui
telepon, papan bulletin, pengumuman, dan sebagainya.
Menurut Katz dan Kahn (Rahman, 2000) ada lima jenis tipe khusus
komunikasi downward (komunikasi kebawah), yaitu: (1) Instruksi kerja (job
instruction), yaitu komunikasi yang merujuk pada penyelesaian tugas-tugas
khusus. (2) Rasio kerja (job rationale), yaitu komunikasi yang menghasilkan
pemahaman terhadap tugas dan hubungan dengan pengaturan lainnya. (3)
Prosedur dan pelaksanaan (procedure and practice), yaitu komunikasi tentang
kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, regulasi dan manfaat-manfaat yang ada. (4)
Umpan balik (feed back), yaitu komunikasi yang menghargai tentang
bagaimana individu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. (5) Doktrin dan
tujuan (indoctrinations of goals), yaitu komunikasi yang dirancang dengan
karakter ideology yang memberikan motivasi karyawan tentang pentingnya
suatu misi organisasi secara keseluruhan (Ruliana, 2016:104-105).
46
b. Komunikasi Ke atas
Komunikasi ke atas dalam organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi.
Dalam organisasi, kecuali mungkin mereka yang menduduki posisi puncak,
mungkin berkomunikasi ke atas, yaitu setiap bawahan dapat mempunyai alasan
yang baik atau meminta informasi dari atau member informasi kepada
seseorang yang otoritasnya lebih tinggi daripada dia. Komunikasi jenis ini akan
menarik ide-ide dan membantu karyawan untuk menerima jawaban yang lebih
baik tentang masalah dan tanggung jawabnya serta membantu kemudahan arus
dan penerimaan komunikasi dari bawahan ke atasan, yakni dalam hal ini
pendengaran yang baik menghasilkan pendengar yang baik. Komunikasi ke atas
ini memiliki empat tipe khusus, yaitu: (1) informasi tentang sikap pekerja,
moral dan efisiensi yang berhubungan dengan kebijakan, perencanaan, dan
masalah-masalah. (2) pengembangan yang signifikan dalam unit-unit kerja
departemen. (3) kesalahan yang menurunkan efisiensi. (4) masalah tidak
diketahui cara penyelesaiannya oleh pekerja.
c. Komunkasi Horizontal
Dalam komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di
antara rekan-rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi
individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam
organisasi dan mempunyai atasan yang sama. Fungsi komunikasi horizontal
yaitu, memperbaiki koordinasi tugas, saling berbagi informasi, upaya
47
pemecahan masalah, upaya pemecahan konflik, dan membina hubungan
melalui kegiatan bersama.
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakup semua
jenis kontak antarpesona. Media saluran komunikasi horizontal terjadi dalam
bentuk rapat komisi, interaksi pribadi, obrolan di telepon, memo di catatan,
kegiatan sosial dan lingkaran kualitas.
d. Komunikasi keluar atau komunikasi diagonal
Komunikasi ini adalah komunikasi lintas saluran maksudnya
komunikasi sebagai sebuah sistem mempunyai batasan dengan pihak luar
seperti pemerintah, pelanggan, dan masyarakat pada umumnya. Organisasi
berkomunkasi dengan pihak luar dapat melalui bagian public relation atau
media iklan lain (Pace, 2013:184-195).
3. Metode komunikasi organisasi
Penyampaian informasi dari komunikasi internal dan komunikasi eksternal
di atas berbentuk saluran media komunikasi. Beberapa saluran dan media
komunikasi internal dan eksternal dapat disampaikan secara lisan dan tertulis.
a. Komunikas lisan
Saluran komunikasi lisan ini dilakukan oleh seseorang dengan cara
berkomunikasi tatap muka yang biasa dilakukan dalam organisasi agar orang
lain dapat menerima pesan yang disampaikan dengan berbagai faktor yang bisa
mempengaruhinya, baik dari segi situasi lingkungan kerja, emosi antar pihak
yang sedang berkomunikasi, serta berbagai hal yang terkait ketika komunikasi
48
lisan tersebut dilakukan. Komunikasi lisan biasa dilakukan melalui komunikasi
antarpribadi, kelompok, baik pelaksanaan tugas organisasi (task) maupun dalam
pertemuan formal (rapat), penyampaian laporan organisasi, hingga ke
pertemuan informal. Komunikasi lisan dikenal pula dengan komunikasi
antarpribadi. Cara berkomunikasi lisan tersebut mempunyai pengaruh yang
sangat besar di antara dua pihak yang berkomunikasi, dimana para
partisipannya dapat menyampaikan dan merespon informasi secara verbal
maupun nonverbal sehingga memudahkan pemahaman bersama.
b. Saluran komunikasi tertulis
komunikasi tertulis adalah salah satu cara berkomunikasi yang
memindahkan pesan (informasi) secara tertulis dari satu sumber, dan
dikirimkan atau dialihkan kepada pihak penerima. Komunikasi tertulis biasanya
dilakukan untuk memperkuat komunikasi lisan, atau untuk mengingatkan
sesuatu (melalui bukti tertulis), maupun ketika seseorang tidak bisa
menggunakan komunikasi lisan.
Keuntungan komunikasi tertulis bersifat permanen, karena pesan-pesan
organisasional yang disampaikan secara tertulis, selain itu catatan tertulis juga
menegah untuk melakukan penyampaian terhadap gagasan-gagasan yang
disampaikan.
4. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersil maupun sosial,
tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut melibatkan empat
49
fungsi yaitu: (1) To Tell. Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi
terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan
pekerjaan. Terkadang komunikasi merupakan proses pemberian informasi
mengenai bagaimana seorang atau sekelompok orang harus mengerjakan satu
tugas tertentu. (2) To Sell. Komunikasi berfungsi untuk “menjual” gagasan dan
ide, pendapat, fakta, termasuk menjual sikap organisasi dan sikap tentang
sesuatu yang merupakan subjek layanan. (3) To learn. Komunikasi berfungsi
untuk meningkatkan kemampuan para karyawan agar mereka bisa belajar dari
orang lain (internal), belajar tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
dikerjakan orang lain, tentang apa yang “dijual” atau yang diceritakan oleh
orang lain tentang organisasi. (4) To decide. Komunikasi berfungsi untuk
menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang
menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan
kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya, serta mengalokasikan manusia, mesin, metode,
dan teknik dalam organisasi.
Sementara menurut Charles Condrad (1985), ada dua fungsi makro
komunikasi organisasi, yaitu fungsi komando dan fungsi relasi yang bermuara
pada fungsi komunikasi yang mendukung organisasi dalam pengambilan
keputusan, terutama ketika organisasi menghadapi situasi yang tidak menentu
(Liliweri, 2014:373-374).
50
Tabel 1.2 Fungsi Komunikasi Organisasi
Fungsi Komando Fungsi Relasi
1. mengarahkan dan membatasi
tindakan.
2. menangani dan memelihara
tampilan yang dekat melalui
umpan balik.
3. menggunakan publikasi dan
instruksi.
1. menciptakan dan melanjutkan sifat
impersonal dalam organisasi.
2. membuat negoisasi antar unit
kegiatan.
3. menentukan dan mendefinisikan
peran organisasi.
Fungsi komunikasi untuk mengambil keputusan dalam suasana yang
ambigu dan tidak pasti
1. Menjaga keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan
individual.
2. mengelola berbagai akibat yang ditinggalkan atau memelihara tradisi
organisasi
3. Menciptakan perspektif bagi peluang pembagian
pengalaman/pemerkayaan kerja.
Sumber: Conrad (1985).
5. Membangun komunikasi yang efektif dalam organisasi
Dalam membangun efektifitas komunikasi dalam organisasi ditentukan
oleh sejauhmana manusia meminimalisir kesalahpahaman atas pesan-pesan
yang di pertukarkan oleh komunikator dan komunikan. Ada beberapa cara agar
komunikasi dapat efektif dalam organisasi yaitu: (a) Kemampuan orang untuk
menyampaikan semua maksud stau isi hati secara professional sesuai dengan
kemampuan dan kompetensi yang dia tampilkan secara prima. (b) Kemampuan
51
orang untuk berinteraksi secara baik, misalnya mampu mengalih-bahasakan
semua maksud dan isi hatinya secara tepat, jelas dalam suasana yang
bersahabat. (c) Kemampuan orang untuk menyesuaikan budaya pribadinya
dengan budaya yang sedang dihadapinya. (d) Kemampuan orang untuk
memberikan fasilitas atau jaminan bahwa dia bisa menyesuaikan diri atau bisa
mengelola berbagai tekanan orang atau lingkungan lain terhadap dirinya.
organisasi harus dapat menikmati prestasi peranan yang dapat diandalkan dari
para personelnya, dalam hal ini setiap personel tidak hanya dituntut untuk
bersedia berkarya, tetapi juga harus melaksanakan tugas khusus yang menjadi
tanggung jawab utamanya (wardiah,2016:246-247).
Keempat aspek itu menunjukan efektivitas komunikasi itu tidak
ditentukan hanya karena setiap orang sudah melakukan interaksi, relasi, dan
komunikasi sesuai dengan profesi. Kata kunci efektifitas komunikasi yaitu
kemampuan seseorang komunikator untuk menjaga keseimbangan antara
kegiatan interaksi, relasi, dan komunikasi di antara dua budaya organisasi
(Liliweri, 2014:393-394).
Keefektifan adalah ketepatan sasaran dari suatu proses yang berlangsung
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara itu ang
dimaksud dengan keefektifan organisasi adalah ketepatan sasaran suatu proses
yang terjadi pada lembaga formal yang menyelenggarakan suatu kerjasama
52
dengan komponen-komponen yang saling dikoordinasikan untuk mencapai
tujuan (Soetopo, 2010:51).
6. Unsur Komunikasi
Komunikasi sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang
terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lain yang berbentuk pengetahuan,
pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap. Perilaku dan perasaan-perasaan, sehingga
seseorang membuat reaksi-reaksi terhadap informasi, sikap dan perilaku
tersebut berdasarkan pada pengalaman yang pernah di alami. Terdapat lima
unsur penting dalam komunikasi yaitu:
a. Pengirim Pesan: Orang yang menyampaikan suatu pesan. Pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh
karena itu pengirim mengirimkan pesan dan pengirim pesan harus
menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan
adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian
menyandikan/encode arti tersebut ke dalam satu pesan kemudian dikirim
melalui saluran.
b. Pesan: pesan merupan suatu informasi yang akan disampaikan kepada
penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara
verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan
pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan, tatap muka, melalui
53
telepon, radio, dan sebagainya. Pesan yang nonverbal dapat berupa isyarat,
gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
c. Media (Saluran): Media atau saluran yang merupakan alat yang digunakan
komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Saluran
merujuk pada penyajian pesan: apakah langsung (tatap muka) atau lewat
media cetak (surat kabar, majalah) atau media elektronik (radio, televisi).
d. Komunikan :Komunikan yaitu orang yang menerima pesan dari
komunikator. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai,
pengetahuan,persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini
menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal maupun non
verbal yang dia terima menjadi gagasan yang dapat dia pahami.
e. Efek: Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah menerima pesan
tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap,
perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.
f. Lingkungan: Dalam lingkup lingkungan faktor-faktor tertentu yang dapat
memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat
macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan budaya, lingkungan psikologis
dan dimensi waktu (Cangara, 2014:26-30).
54
Tabel 1.3. Unsur-unsur komunikasi menurut Miller dan Cherry (Schramm 1971)
Lingkungan
7. Tujuan komunikasi dalam organisasi
Membangun atau menciptakan pemahaman atau pengertian bersama.
Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujuhi tetapi
mungkin dengan komunikasi seperti menyatakan pikiran, membagi informasi,
menyatakan perasaan dan ekonomi, tindakan koordinasi.
a. Menyatakan Pikiran
Menyatakan oikiran, pandangan, dan pendapat. Member peluang bagi para
pemimpin organisasi dan anggotanya untuk menyatakan pikiran, pandangan,
dan pendapat sehubungan dengan tugas dan fungsi yang mereka lakukan.
b. Membagi Informasi
Member peluang kepada seluruh aparatur organisasi untuk membagi
informasi dan member makna yang sama atas visi, misi, tugas pokok, fungsi
organisasi, sub-organisasi, individu, maupun kelompok kerja dalam
organisasi.
Komunikator Pesan Media Komunikan Efek
Umpan Balik
55
c. Menyatakan Perasaan dan Ekonomi
Member peluang bagi para pemimpin dan anggota organisasi untuk bertukar
informasi yang berkaitan dengan perasaan dan emosi.
d. Tindakan Koordinasi
Bertujuan mengordinasikan sebagian atau seluruh tindakan yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi organisasi, yang telah dibagi habis ke dalam bagian
atau sbubagian organisasi. Organisasi tanpa koordinasi dan organisasi tanpa
komunikasi sama dengan organisasi yang menampilkan aspek individual dan
bukan menggambarkan aspek kerjasama (Liliweri, 2014:372-373)
8. Hambatan komunikasi
a. Hambatan dari proses komunikasi
1). hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang disampaikan belum
belas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal-hal ini dipengaruhi oleh perasaan
atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong
seseorang untuk bertindak sesuai dengan keinginan, kebutuhan atau
kepentingan.
2) Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena adanya
bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga menyerupai arti lebih dari
satu, simbol yang digunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama
atau bahasa yang digunakan terlalu sulit.
56
3) Hambatan media yaitu hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan saluran radio dan aliran listrik sehingga
tidak dapat mendengarkan pesan.
4) Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan ini terjadi dalam menafsirkan
sandi oleh si penerima.
5) Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurang perhatian pada saat
menerima atau mendengar pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.
6) Hambatan dalam memberikan balikan, balikan yang diberikan tidak
menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretative, tidak
tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
b. Hambatan fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif contohnya
gangguan cuaca seperti gangguan kesehatan karena sehingga keadaan fisik
tidak terjamin.
c. Hambatan sematik
Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai
arti berbeda, tidak jelas, atau terbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima, dengan kata lain bahasa yang dipergunakan berbeda.
57
d. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi.
Dalam musibah ini komunikasi masih trauma dengan musibah yang
menimpa mereka. Bencana yang telah mengambil harta dan benda mereka
menimbulkan dampak traumatic yang sangat tinggi sehingga pada saat
diajak untuk berkomunikasi menjadi tidak nyambung bahkan
ketidakmampuan mereka dalam menghadapi bencana ini yang membuat
proses rekonstruksi menjadi satu (fajar, 2009:62-64).
D. Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah suatu sifat yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu,
meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia
demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap
organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk
mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha
pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sitem studi dari sifat
organisasi seperti misalnya: bagimana organisasi dimulai, tumbuh, dan
berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota selain
58
individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan
institusi-insitusi yang lebih besar.
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisis
prinsipprinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya. Menurut
Miftah Thoha (2007 : 36) mengemukakan prinsip-prinsip dasar perilaku
organisasi, yaitu: Manusia berbeda perilaku, Kebutuhan, Membuat Pilihan
untuk Bertindak, Pengalaman, Reaksi Senang atau Tidak Senang, Sikap dan
Perilaku Seseorang.
E. Solidaritas Organisasi
1. Definisi solidaritas
Solidaritas merupakan sebuah bentuk perasaan, ungkapan,
dukungan, maupun tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap orang di dalam
suatu organisasi yang terbentuk atas dasar kepentingan bersama.
Menurut Emile Durkheim menyatakan bahwa konsep solidaritas
merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang
didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang di anut bersama dan
diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan
pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok yang mendasari
keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai norma
dan kepercayaan yang hidup dalam organisasi atau kelompok. Wujud nyata
59
dari hubungan bersama akan melahirkan pengalaman emosional, sehingga
memperkuat hubungan antar mereka di dalam suatu organisasi
(http://umuchoiro.blogspot.com/2013/11/solidaritas-dan-partisipasi-
masyarakat.html?m=1 diakses pada 20 juli 2018, pukul: 00.27).
Solidaritas juga dapat diartikan sebagai eujud kepedulian antar
sesama kelompok atau individu secara bersama yang menunjukkan pada
suatu keadaan hubungan antara individu dan kelompok yang di dasarkan
pada persamaan moral, kolektif yang sama, dan kepercayaan yang dianut.
Dari beberapa uraian di atas mengenai pengertian solidaritas di atas,
dapat disimpulkan bahwa solidaritas merupakan rasa saling percaya,
kesetiakawanan, kekompakan, saling menghormati maupun saling
menghargai yang ada pada seseorang disuatu kelompok maupun organisasi
untuk mencapai tujuan bersama.
2. Jenis-jenis solidaritas
a. Solidaritas sosial mekanik
Solidaritas sosial mekanik merupakan sistem komunikasi dan juga
ikatan masyarakat yang memiliki rasa perasaan yang sama, memiliki
kecenderungan yang sama, masyarakat lebih didominasi dengan
keseragaman atau homogeny, dan apabila diantara anggota masyarakat ada
60
yang hilang maka tidak memiliki pengaruh besar yang berdampak pada diri
kelompok tersebut.
Ciri masyarakat solidaritas mekanik ditandai dengan adanya kesadaran
kolektif, dimana mereka memiliki kesadaran untuk hormat pada ketaatan
karena nilai keagamaan yang masih sangat tinggi, taraf masyarakat yang
masih sesderhana, kelompok masyarakat yang tersebar, pada umumnya
masing-masing anggota bisa menjalankan peran yang diperankan oleh orang
lain, pembagian kerja yang belum berkembang dan hukuman yang terjadi
bersifat represif yang dibahas dengan penghinaan terhadap kesadaran
kolektif sehingga memperkuat kekuatan diantara mereka.
b. Solidaritas sosial organik
Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja
yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Setiap
anggota menjalankan peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti
hubungan antara organism biologis.
Solidaritas organik muncul karena pembagian kerja yang bertambah
besar. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang
tinggi, saling ketergantungan tersebut bertambah sebagai hasil dari
61
bertambahnya spesialisasi dan menggairahkan bertambahnya perbedaan di
kalangan individu.
3. Bentuk solidaritas sosial
a. Gotong royong
Gotong royong adalah rasa dan pertalian kesosialan yang sangat
teguh dan terpelihara. Gotong royong banyak dilakukan oleh masyarakat
desa daripada kota. Kolektifitas terlihat dalam ikatan gotong royong yang
menjadi adat masyarakat desa. Gotong royong menjadi bentuk solidaritas
yang sangat umum dan eksistensinya di masyarakat juga masih sangat
terlihat hingga sekarang. Dalam membangun sebuah gotong royong
tergantung dari organisasi itu sendiri, seperti saling peduli, menyayangi antar
anggota agar semuanya berjalan dengan baik. Seperti yang dijelaskan Mukti
Ali dalam buku Komunikasi Antarbudaya (2016:75) mengatakan proses
pembentukan dalam sebuah keluarga dibangun atas keyakinan perihal
kehidupan keluarga itu pada mereka, dan yang paling berpengaruh dan tetap
berjalannya proses pernikahan karena faktor kuatnya rasa saling mencintai.
Dalam pengertian diatas bisa di terapkan dalam suatu organisasi
dengan rasa kecintaannya dalam menjalankan suatu organisasi. Dalam
organisasi SMC aksi gotong royong diterapkan ketika semua anggota saling
62
tolong menolong, bantu membantu ketika menjalankan kegiatannya di smc,
seperti bersih-bersih studio, kantor, menjaga aset yang berada di SMC.
b. kerjasama
Merupakan penggabungan antara individu dengan individu yang
lain, atau kelompok dengan kelompok yang lain sehingga bisa mewujudkan
suatu hasil yang bisa dinikmati bersama. Kerjasama diharapkan memberikan
manfaat bagi anggota kelompok yang mengikutinya dan tujuan utama
kerjasama dapat dirasakan oleh anggota kelompok yang mengikutinya
(http://www.pelajaran.co.id/2018/24/pengertian-jenis-dan-contoh-bentuk-
solidaritas-sosial.html diakses pada 20 juli 2018, pukul 01.34)
Bentuk kerjasama yang diterapkan di SMC, dengan kegiatan-
kegiatan yang banyak, antar pengurus dan anggota saling bekerjasama untuk
mensukseskan segala agenda tersebut. Bentuk kerjasama yang dilakukan
mulai dari pra kegiatan hingga pasca kegiatan. Dengan kerjasama yang baik
inilah di harapkan dapat meningkatkan rasa solidaritas yang baik.
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Dasar atau Jenis Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif melalui pendekatan fenomenologis yaitu penilaian terhadap situasi
dalam kehidupan. Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan
perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan sosial, atau hubungan timbal-
balik. Sebagai datanya dapat dihitung sebagai data sensus, namun analisisnya
bersifat kualitatif.
Definisi metodologi kualitatif adalah penelitian yang berangkat dari
inkuiri naturalistik yang temuan-temuannnya tidak diperoleh dari prosedur
penghitungan secara statistik. Metode kualitatif dapat digunakan untuk
mengungkap dan memahami sesuatu di balik fenomena yang sama sekali belum
diketahui. Metode ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan wawasan
tentang sesuatu yang baru sedikit diketahui. Demikian pula dengan metode
kualitatif dapat member rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit
diungkapkan (Basrowi dan Suwandi, 2008:22).
64
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe deskriptif kualitatif
karena untuk mengetahui strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan
solidaritas maka dalam penelitian diperlukan Teknik pengumpulan data melalui
observasi,,yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan wawancara yang
bersifat terbuka dan dokumentasi untuk mendapatkan data primer maupun
sekunder. Sehingga penelitian ini dapat menggambarkan bagaimana strategi
komunikasi organisasi dalam meningkatkan solidaritas.
B. Jenis Pendekatan Penelitian
Selain menggunakan jenis penelitian deskriptif, penulis juga
menggunakan pendekatan kualitatif. Secara terminology pendekatan kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pada penelitian
kualitatif ini diperlukan identifikasi partisipan guna member informasi yang
mendalam berkaitan dengan penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang
kemudian dapat dilakukan analisis dengan cara:
a) Mendeskripsikan data dari informan
b) Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh
penulis.
65
c) Dikumpulkan dan disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di kantor dan studio Unit Kegiatan Mahasiswa
Seni Musik Club IAIN Salatiga (kampus 1) Yang menjadi pusat kegiatan sehari-
hari. Tempat Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club berada di Jl. Tentara
Pelajar No.2 Salatiga (50721).
D. Fokus Penelitian
Penentuan fokus dapat didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan
diperoleh dari situasi sosial. Dalam situasi sosial ada beberapa aspek seperti
tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis (Sugiyono, 2015:285).
Dalam penelitian ini, penulis ingin memfokuskan masalah yang ingin dikaji
supaya tidak terjadi perluasan permaslahan yang nantinya menjadi tidak sesuai
dengan tujuan penelitian. Penelitian ini difokuskan hanya pada bagaimana strategi
komunikasi organisasi dalam meningkatkan soliaritas. Karena solidaritas dalam
sebuah organisasi mempunyai peran penting dalam keberlasungan suatu organisasi
dalam menjalankan tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu solidaritas dapat
membangun rasa untuk saling tolong menolong dan peduli kepada sesama. Rasa
Solidaritas juga dapat meningkatkan komunikasi dalam organisasi, baik
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas maupun komunikasi horizontal. Maka
66
di butuhkanlah strategi dalam komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku
solidaritas.
Indikator penelitian dalam strategi komunikasi organisasi dalam
meningkatkan perilaku solidaritas yaitu dengan bagaimana arus komunikasi
organisasi dalam meningkatkan perilaku solidaritas, jaringan komunikasi
organisasi dan strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan perilaku
solidaritas di Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga. Indikator
penelitian tersebut mempermudah peneliti menjawab rumusan masalah dan
mempermudah penelitian yang sudah dilaksanakan dilapangan, sesuai dengan
fokus penelitian dan indicator penelitian tersebut.
E. Sumber Data dan Jenis Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu, pada bagian ini jenis data
dibagi kedalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.
Sumber data dari kata-kata dan tindakan yang dimaksud adalah kata-kata
dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai secara langsung. Yakni
anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga. Sumber data
tertulis adalah berasal dari buku, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen
resmi.Sumber foto adalah hasil gambar yang diambil dari sebuah objek. Yakni
67
gambar yang diambil saat dilaksanakannya komunikasi interpersonal dalam
organisasi salatiga.Sumber statistik adalah sebuah gambaran yang memberikan
kecendrungan bertambah atau berkurangnya sebuah objek yang diteliti. (Basrowi
dan Suwandi 2008:169-172)
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari sumber
sumber pertama baik dari individu maupun kelompok atau data yang diberikan
secara langsung. Data primer diperoleh peneliti melalui penelitian lapangan
dengan melakukan observasi dan melalui prosedur dan teknik pengumpulan
data melalui wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini yang menjadi sumber
data primer adalah subjek penelitian yaitu anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Seni Musik Club dan pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
IAIN Salatiga.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 7 orang informan yang
terdiri dari ketua umum SMC, sekertaris, devisi humas, devisi kaderisasi, serta
anggota baik yang baru maupun lama. Dari beberapa informan tadi di pilih
peneliti karena dalam devisi-devisi diatas menjadi devisi yang lebih sering
mengurusi semua anggota, yang menjalin hubungan dengan anggota dan dalam
pertimbangan juga dengan menggunakan anggota lama dan baru agar tau
pendapat mereka.
68
b. Data Sekunder
Data skunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau data
primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pengumpul data primer atau
pihak lain yang dikatan sumber tidak langsung dari pengumpulan data. Data
tersebut melalui buku-buku, arsip, dokumentasi dan yang berkaitan dengan
penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari data melalui informan atau
responden. Data yang diperoleh seperti arsip-arsip yang di SMC seperti bukti-
bukti prestasi yang diperoleh,, foto-foto kegiatan, latihan, diskusi, wawancara
hingga lokasi penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk dapat memperoleh data dan penjelasan
yang lebih objektif, maka peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan mengamati dan
mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap
fenomena sosial selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena lokasi
yang di observasi. Melalui observasi, deskripsi objektif dari individu-individu
dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan mereka dengan
lingkungannya yang diperoleh.pada penelitian ini, peneliti menggunakan
observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilakukan oleh para subyek yang diteliti. Kegiatan yang diobservasi adalah
69
kegiatan rutin seperti rapat umum, latihan, maupun diskusi-diskusi yang
dilaksanakan di kantor Seni Musik Club dan kegiatan-kegiatan lain dalam
keseharian yang dilakukan anggota.
b. Wawancara
Teknik wawancara merupakan pencarian data atau informasi secara
mendalam yang diajukan kepada responden dalam bentuk pertanyaan susulan
setelah teknik angket yaitu dalam bentuk pertanyaan lisan. Teknik ini
diperlukan untuk mengungkap bagian terdalam yang tidak dapat di peroleh
melalui angket. Pendekatannya dengan menggunakan wawancara pembicaraan
informal yaitu, pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada pewawancara
itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan
kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara adalah
dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan
seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari (Hikmat, 2011:79).
Dalam proses wawancara interviewer mengajukan beberapa
pertanyaan baik dengan meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang
diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan. Jalan yang
ditempuh dalam wawancara menggunakan wawancara secara langsung(face to
face) terhadap beberapa anggota organisasi berkaitan dengan solidaritas internal
dan solidaritas eksternal mereka. Wawancara di lakukan di kantor Seni Musik
Club yamg menjadi pusat kegiatan bagi para anggota.
70
c. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan
catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,
sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah bukan berdasarkan perkiraan.
Dokumentasi terdiri dari beberapa hal baik berupa sumber tertulis, film, foto.
Selain itu peneliti juga mengambil beberapa gambar ketika melakukan
wawancara dengan salah satu anggota Seni Musik Club.
Tujuan dari penggunaan dokumentasi untuk memudahkan penulis dalam
memperoleh data secara tertulis maupun gambar yang beraitan dengan para
anggota SMC dan aktivitas para anggota. Selain itu penulis menggunakan
laporan-laporan dari peneliti sebelumnya yang telah dilakukan sebagai data
tambahan untuk melengkapi penelitian penulis.
Dokumen dapat dikategorikan sebagai dokumen pribadi, dokumen resmi,
dan dokumen budaya populer. Dokumen ini digunakan dalam mendukung
wawancara dan observasi berperanserta. Dokumen yang ditulis sendiri oleh
informan/tulisan tentang mereka seperti autobiografi, surat pribadi, buku harian,
memo, catatan rapat,proposal, buku tahunan dan lain-lain untuk menambah
kelengkapan data (Haris, 2010:143).
G. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu langkah yang menentukan, karena dalam
analisis data yang optimal dengan interpretasi yang tepat akan diperoleh hasil
penelitian yang bermakna, guna memenuhi dan memberikan makna kepada data
71
yang telah terkumpul dilakukan analisis dan interpretasi. Dalam penelitian
kualitatif biasanya kegiatan analisis ini dilakukan secara terus menerus pada setiap
tahapan kegiatan (Satori, Komariah, 2017:199).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif, adapun hal-hal
yang terdapat dalam data kualitatif, akan muncul data dalam bentuk kata-kata dan
bukan angka menurut munawaroh (2013) analisis data terdiri dari tiga alur
kegiatan yang bersamaan yaitu: reduksi sebagai proses pemilihan pemutusan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data yang muncul
dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan.
H. Teknik Validitasi Data
Untuk memperoleh keabsahan data, peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data yang ada untuk kepentingan pengecekan keabsahan data atau sebagai bahan
perbandingan terhadap data yang ada.
1. Triangulasi dengan sumber data
Mencari kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber dalam
perolehan data. Dalam hal ini selain dengan metode wawancara dan observasi,
peneliti juga bias dapat terlibat langsung sebagai partisipan dalam melakukan
observasi. Untuk itu dengan metode sumber data dapat di peroleh dengan jalan:
(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2)
72
membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan dengan apa yang
dkatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5)
membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang berkaitan.
2. Perpanjangan Pengamatan
Menambah pengamatan lapangan secara langsung karena dengan adanya
perpanjangan pengamatan sangat sering terjadi dan kemungkinan terjadi
hubungan lebih lanjut antara narasumber dan peneliti yang menjadikan saling
akrab.
73
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Profil Seni Musik Club IAIN Salatiga
Salah satu organisasi adalah Seni Musik Club IAIN Salatiga. Organisasi
Seni Musik Club adalah sebuah wadah untuk kegiatan mahasiswa yang
mempunyai bakat serta berpotensi dalam bidang musik baik band maupun
paduan suara mahasiswa. Lokasi penelitia bertempat di kantor dan studio Unit
Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga (kampus 1) Yang menjadi
pusat kegiatan sehari-hari. Tempat Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
berada di Jl. Tentara Pelajar No.2 Salatiga (50721).
Pada awalnya Seni Musik Club (SMC) terlahir dari beberapa orang yang
mempunyai kepedulian terhadap kesenian, khususnya di bidang musik.
Sebelum menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), SMC adalah sub bagian
dari teater GETAR, dengan kata lain devisi music teater GETAR yang
kemudian dengan musyawarah bersama dan berlandaskan kebutuhan dan juga
untuk memajukan kesenian, khususnya di bidang musik. Maka dibentuklah
UKM musik, dan diberi nama Walisongo Musik Club (WMC) sedangkan nama
SMC berdiri setelah adanya peralihan nama dan juga kedudukan STAIN
Salatiga menjadi IAIN Salatiga. Semula SMC yang dulu mempunyai nama
STAIN Musik Club dan sekarang berganti nama menjadi Seni Musik Club.
74
Maha suci allah yang maha indah dengan segala rahmatnya, maka pada
tanggal 13 Februari 1997 SMC resmi berdiri, dan pada hari yang berbahagia
tersebut terpilihlah M. Irhkam sebagai ketua umum SMC yang pertama. Hingga
sampai saat ini perjuangan M. Ikhram, bisa di teruskan oleh generasi-generasi
yang baru untuk meneruskan apa yang telah di bentuk oleh para pendahulu
dalam bidang music, khususnya di dalam ranah kampus. Berikut nama-nama
ketua umum SMC dari tahun 1997 sampai sekarang.
a. M. Irkham (1997-1998)
b. Mukromin (1998-1999)
c. Aripin (1999-2000)
d. Sauqi Mubarok (2000-2001)
e. Mujadid Kurniawan (2001-2002)
f. Zainal Arifin (2003-2004)
g. Aswin Widiyuwono (2004-2005)
h. Tommy OPB (2005-2006)
i. M. Fikri Al-Huda (2006-2007)
j. Adi Miarsono (2007-2008)
k. Fathonah Arfiani (2008-2009)
l. Nailul Muna (2009-2010)
m. M. Achsin Efendi (2010-2011)
n. Syaiful Azhar (2011-2012)
o. Thuba Ulinnuha (2012-2013)
p. Sugeng Budiono (2013-2014)
q. Andi Setianto (2014-2015)
r. Arfan Affandy (2015-2016)
s. M. Naufal Arrazaqqu (2016-2017)
t. M. Abdur Rouf Ali (2017-2018)
u. Ananda Guswin Putratama (2018-
2019)
75
Pada waktu itu SMC hanya mengurusi satu sub bagian saja yaitu band,
seiring berjalannya waktu dan dasar ingin mengembangkan dan menambah
jaringan, maka digagaslah paduan suara mahasiswa (PSM) sebagai sub garapan
SMC yang lain, dan terlahirlah paduan suara mahasiswa (PSM) pada 20 maret
2007 dan lewat paduan suara mahasiswa tersebut SMC bergabung dengan IMC
(Indonesian Moeslim Choir) yaitu paduan suara mahasiswa PTAI se-
Indonesia. untuk saat ini paduan suara mahasiswa Seni Musik Club sudah
mempunyai generasi demi generasi yang terbentuk dari awal, dari generasi
tersebut terdapat nama-nama angkatan yang mana nama itu di ciptakan ketika
perekrutan anggota baru. Inilah nama-nama angkatan dari awal terbentuknya
PSM sejak 2007yaitu, Dedicato, Elano, Awarness, Wilpower, Zealous,
Cambiosso, Extender, Fidelio, Cakrawangsa, Gamananta, Ovedio dan
Faramoza.
Di tubuh suatu organisasi pastilah ada suatu program kerja yang
nantinya akan dilaksanakan selama satu tahun kepengurusan organisasi
tersebut. Begitupula dengan SMC, di SMC program kerja dirancang setiap satu
periode kepengurusan per satu tahun sekali. Adapun program kerja diputuskan
oleh pengurus SMC berupa program kerja yang telah direncanakan dan
incidental. Berikut ini adalah beberapa program kerja yang pernah
direncanakan oleh pengurus SMC.
1. PEDAS (Pendidikan Dasar) yang dulu bernama KANDAS & Workshop
PSM (Paduan Suara Mahasiswa). Pada kegiatan ini selain untuk
76
memberikan materi dasar dalam bermain musik baik sub bagian band
maupun paduan suara mahasiswa baik teori maupun praktek. Dengan
mengikuti Pendidikan dasar dari awal sampai akhir merupakan syarat wajib
bagi calon anggota SMC. Ini sebagai salah satu syarat masuk menjadi
anggota SMC.
2. Konser Perdana. Setelah mengikuti PEDAS (Pendidikan Dasar) & Workshop
PSM (PADUAN Suara Mahasiswa) dan dinyatakan lulus maka semua
anggota baru akan dipentaskan dikonser Perdana, baik konser Perdana
paduan suara maupun konser band. Maka setelah mengikuti konser Perdana
baru bisa dinyatakan resmi sebagai anggota SMC, karena ini adalah suatu
syarat terakhir dalam rangkaian yang harus dilewati sebagai ketentuan
menjadi anggota SMC.
3. Festival Band tingkat pelajar dan umum
4. Parade band salatiga dan sekitarnya
5. Festival rebana atau music religi
6. Festival paduan suara
7. MIC (Musik In Campus), music in campus ini dilaksanakan sebagai tanda
akhir dari satu tahun kepengurusan
8. LPJ (Laporan Pertanggungjawaban Pengurus selama satu periode)
Selain mempunyai program kerja yang sudah direncanakan selama satu
tahun, SMC juga mempunyai program kerja yang incidental adapun program
kerja yang sifatnya incidental seperti memperingati hari-hari besar negara,
mendapatkan job wisuda, upacara dan pelantikan guru besar IAIN Salatiga
77
sebagai koor dan paduan suara, mendelegasikan anggota dalam kegiatan
workshop dan pelatihan-pelatihan baik dalam kampus atau diluar kampus,
pentas Bersama IMC tour di beberapa kota.
Beberapa kegiatan juga sering diadakan sebagai salah satu upaya
merekatkan jalinan komunikasi dari para anggotanya misalnya konser perdana
yang di adakan dua kali dalam setahun, konser akhir tahun, ramadhan in
kampus maupun kegiatan mengisi acara seperti seminar, atau hari-hari besar
lainnya.selain itu juga sering mengikuti acara festival di luar kota.
Organisasi seni musik club mnenjalin hubungan yang baik dengan
sesama anggota, musisi di salatiga maupun unit kegiatan mahasiswa yang
sama-sama menggeluti bidang musik baik di salatiga maupun universitas-
universitas lain di Indonesia.
Dalam perkembangannya paduan suara, untuk beberapa tahun
kebelakang ini SMC telah mengikuti 3 kali festival paduan suara tingkat
nasional, dimana berhasil mendapatkan pencapaian yang patut untuk di
syukuri. Dari 3 ajang festival yang diikuti tersebut SMC berhasil mendapatkan
silver medali. Selain itu tidak kalahnya dengan paduan suara, band SMC juga
mengikuti festival band “Suara Anti Korupsi” yang di adakan oleh KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) pada tahun 2016, dan berhasil menyabeet
juara 2 regional jogjakarta. Dengan itu, SMC tetap berusaha semaksimal
mungkin untuk tetap eksis didalam segi music dan terus mengasah kemampuan
diri dalam bermusik, namun juga tidak mengesampingkan prestasi dan tetap
78
mengejar prestasi demi terwujudnya tujuan Bersama, dan mengharumkan
kampus tercinta IAIN Salatiga.
Prestasi-prestasi yang diraih
a. Juara 2 festival band suara anti korupsi yang diagendakan oleh KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) di Yogyakarta tahun 2016
b. Silver medal:kategori lagu Folklore/rakyat dalam Karangturi Choir Festival
di Semarang tahun 2015
c. Silver Medal: kategori lagu umum dalam Lomba Paduan Suara SAPTA
GITA JAYA di Universitas Semarang tahun 2016
d. Silver Medal: kategori lagu Fplklore/rakyat dalam SDGNCF (Satya Dharma
Gita Nasional Choir Festival) di Semarang tahun 2017
2. Visi dan Misi UKM Seni Musik Club
a. Visi
Menjaga dan melestarikan kesenian khususnya dibidang music, serta
untuk memberi wadah bagi para mahasiswa yang mempunyai bakat serta
berpotensi dalam bidang musik.
b. Misi
Disamping bermusik juga melatih bagaimana kita hidup berorganisasi
sehingga krtika sudah kembali kemasyarakat akan siap untuk menghadapinya,
Karena tidak dipungkiri lagi bahwasanya seorang mahasiswa adalah kaum
intelektual yang mana masyarakat telah menaruh harapan yang lebih kepada
kita semua. Dan realitanya kuliah kurang bisa menjawab semua itu. Dengan
SMC kami mencoba untuk memberikan solusi bagi masalah tersebut, dan
79
memberikkan jawaban bahwasanya Unit Kegiatan Mahasiswa bukan ajang
buat nongkrong, mencari teman dll. Akan tetapi bagaimana bisa berproses
untuk bisa menghadapi kehidupan yang sudah siap menunggu kita semua.
3. Struktur Kepengurusan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
SUSUNAN PENGURUS
Seni Musik Club (SMC) IAIN SALATIGA
TAHUN 2018
Pembimbing : Aprilian Ria Adisti, M.Pd
Ketua : Ananda Guswin Putratama
Sekretaris : Pangesti Ardianti
Bendahara : Hilwa Khoirunnisa
Devisi – Devisi :
Devisi Paduan Suara : - Zein M Masykur
- Fajriyati Erlya F
- Fatih Kumala S
Devisi Cantora : - Muhammad Taufikil Aula
- Syifa Fitri Choirullah
- Oktaviyanti Anwar
- Nike Ayuni
Devisi Band : - Muhammad Muslih
- Wisnu Muhammad Khasbi
- Muhammad Iqbal
- Fachrudin
- Maulana Agung Priantoro
80
Devisi Humas : - Rosdyana Kusuma Wardani
- Adinda Mahani
- Sri Mulyani
- Elsa Khusnul Khotimah
- Fattur Firmansyah
- Nur Rohim
Devisi Inventaris : - Amalia Ullayya A
- Ahmad Hanafi
- Sabto Hendri Pamungkas
- Tri Apriliyani Saputri
- Afif Nurul Mahasin
- Hidayatul Khoiril Umah
Devisi Kaderisasi : -M Abdur Rouf Ali
- Nanang Muhammad S
- Muhamad Robi
B. Temuan Penelitian
Dari hasil penelitian dengan metode wawancara kepada organisasi Unit
Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club IAIN Salatiga yang bertujuan untuk
meningkatkan solidaritas yang terjadi di dalam organisasi tersebut. Maka dari itu
strategi komunikasi organisasi dalam meningkatkan solidaritas memang penting
di lakukan untuk mencapai tujuan dan keberlangsungan organisasi. Jika di dalam
sebuah organisasi tidak mempunyai strategi komunikasi maka tujuan organisasi
itu tidak akan berjalan dengan apa yang di inginkan tanpa adanya strategi
81
komunikasi yang baik. Untuk itu dalam suatu organisasi diutuhkan strategi
komunikasi yang di lakukan untuk mencapai tujuan Bersama.
1. Arus pesan yang di terapkan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
dalam meningkatkan perilaku solidaritas
Komunikasi memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan
sehari- hari khususnya dalam organisasi, karena berjalannya sebuah organisasi
itu sangat dipengaruhi oleh adanya komunikasi yang efektif didalamnya.
Ketika komunikasi dalam lingkup organisasi itu berlangsung, maka
penyampaian pesan pun akan terjadi, dimana dalam penyampaian pesan
tersebut dilakukan melalui beberapa arus yang dinamakan arus pesan. Arus
pesan dilakukan dari bawah ke atas, dari atas ke bawah,dari yang sama
tingkatan, dan dari orang-orang yang menempati bagian fungsional yang
berbeda. Dan semua arus pesan tersebut terjadi pada organisasi Seni Musik
Club dalam meningkatkan perilaku solidaritas.
Seni Musik Club memiliki srtuktur organisasi yang di dalamnya
meliputi ketua umum, sekertaris, bendahara dan devisi-devisi. Dan seluruh
anggota Seni Musik Club terlibat aktif dalam mempertahankan organisasi dan
mempererat solidaritas anggotanya, dan juga berperan aktif dalam
menumbuhkan apresiasi dan loyalitas masing-masing anggota melalui masukan
saran, kritik, pengajuan program, pemilihan demokratis dan ikut memecahkan
isu yang menerpa organisasi.
82
- Arus Pesan pada Komunikasi Ke Bawah, komunikasi pada organisasi Seni
Musik Club ini terjadi misalnya pada saat agenda-agenda yang telah di
tetapkan pada rapat tahunan seperti proker-proker dan juga memberikan
instruksi kepada setiap devisi dan anggota. Selain itu komunikasi dari
pengurus bisa memberikan semangat berproses bagi anggota.
“Yang jelas begini, dari beberapa agenda smc yaitu proker proker yang
banyak sekali, secara tidak sengaja pun tidak akan memicu ngobrol,
misalkan dari satu aa 10 program kerja, karena itu pengurus harus sering
untuk bertemu, nah itupun yang benar-benar untuk memicu untuk mereka
saling mengaitkan, ee istilahnya kerjasama tim satu sama lain yang nanti
dampaknya untuk solidaritas mereka, itu yang pertama yang ada di
program-program kerja kita. Yang kedua kita juga sering adanya evaluasi
kemudian adanya bagaimana sih selama ini kegiatan kita kurang bagaimana
dan lain-lain kemudian menjaga komunikasi yang baik juga perlu, karena
Bahasa penyampaian itu bias saja berbeda-beda penangkapannya. Makanya
kita selalu mengutamakan bagaimana sih menyamaikan Bahasa yang baik
lewat Bahasa itu sendiri”. (wawancara MARA, 21 Agustus 2018)
Dalam komunikasi ini merupakan penyampaian informasi dalam hal
proker-proker yang akan dilakukan. Dari banyaknya agenda yang sudah di
tetapkan di harapkan adanya saling kerjasama antar tim, baik itu pengurus
maupun anggota. Ketika proker-proker itu di jalankan dengan baik maka untuk
mendapatkan rasa solidaritas itu bisa di raih. Selain itu dengan adanya evaluasi
kegiatan baik pra kegiatan maupun paska kegiatan, di harapkan bisa memicu
dan memperbaiki perilaku dan komunikasi yang terjalin agar menjadi lebih
baik.
“Dalam suatu organisasi kita kan mempunyai tanggung jawab, bagaimana
caranya organisasi yang kita ampu itu dapat berjalan dengan lancar. Untuk
komunikasi ke bawah atau ke anggota dengan cara ketika kita ada event
maka tidak serta merta tidak hanya di lakukan oleh pengurus. Misalkan
ketika ingin mengikuti sebuah festival kita melibatkan para anggota dengan
cara menawari para anggota untuk ikut andil dalam festival yang akan di
83
ikuti. Selain dengan cara komunikasi interpersonal kita juga mengajak
mereka kumpul untuk membahas itu agar pada ikut berpartisipasi”.
(wawancara S.M, 21 Agustus 2018)
Komunikasi interpersonal yang baik mampu untuk memotivasi
keberhasilan agenda-agenda yang sudah di jalankan dengan adanya kerjasama
tim, bukan hanya anggota dan pengurus yang selalu intens di organisasi, tetapi
dengan adanya komunikasi yang baik untuk merangkul kembali anggota-
anggota lama yang sudah tidak begitu aktif di organisasi, bisa di ajak kembali
untuk bekerja sama. Dengan komunikasi ini, dapat meningkatkan hubungan
dan kedekatan serta dapat memberikan motivasi untuk mendorong anggota
baru atau anggota lama untuk lebih giat lagi di organisasi. Karena kedekatan
ini lah yang akhirnya mendorong anggota dan pengurus untuk mewujudkan apa
yang diinginkan organisasi dan merealisasikan arahan yang positif dari
Pembina maupun ketua umum dalam berorganisasi.
“Anggota tidak boleh pasif di dalam organisasi, karena untuk mewujudkan
tujuan organisasi maka anggota harus terlibat aktif didalamnya, seperti
memberikan kritik dan saran, itu merupakan hal yang dapat memajukan
organisasi. Seperti yang dilakukan oleh Organisasi Seni Musik Club, dalam
mempertahankan solidaritas anggotanya, maka dibuatlah beberapa jenis
kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan loyal terhadap
Komunitas. Dalam setiap kegiatan, adanya Job Desc yang berbeda,
membuat harus adanya arus pesan yang dijalankan oleh organisasi Seni
Musik Club”. (wawancara A.G 27 Agustus 2018)
- Arus Pesan pada komunikasi ke Atas, para anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Seni Musik Club memberikan saran-saran, keluh kesah, masukan ketika
berkumpul di suatu forum yang telah ditentukan seperti rapat mingguan atau
pada saat incidental. Saran dan masukan yang disampaikan oleh masing-
84
masing anggota kepada pengurus untuk meningkatkan perilaku solidaritas di
dalam organisasi.
“menyampaikan usulan, keluh kesah, dan apa yang dirasakan anggota
kepada pengurus untuk bisa disikapi dan menjadi ajang mawas diri. Selain
itu anggota di bimbing dan di dukung untuk menyukseskan apa saja
program kerja yang sudah di tetapkan, namun tidak hanya anggota saja yang
melaksanakannya tetapi pengurus juga harus ikut andil dalam program
tersebut”.(wawancara I.A, 26 Agustus 2018)
Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu anggota generasi termuda di
SMC.
“Anggota itu nyawa dari komunitas atau organisasi sedangkan pengurus itu
juga nyawa tapi mempunyai fungsi sebagai motor atau penggerak dari
anggota lain yang bukan pengurus. Jadi sebenarnya untuk
mengkomunikasikan hal apapun dari anggota ke pengurus itu perlu sebuah
wadah untuk arus komunikasi anggota ke pengurus. Dengan adanya sebuah
wadah, para anggota bisa memberikan masukan, saran-saran maupun ide-ide
inovatif lainnya yang berguna untuk kemajuan suatu organisasi”.
(wawancara A.J 25 Agustus 2018 Pukul 10.23 WIB)
Saran-saran atau masukan dan informasi apapun dari anggota yang
berkaitan dengan kemajuan organisasi SMC, akan disampaikan secara
langsung kepada pengurus, kemudian masukan itu diharapkan langsung ada
rapat internal pengurus. Setelah adanya rapat lanjutan pengurus
memberitahukan kepada anggota-anggota mengenai masukan yang di
sampaikan sudah di proses dan akan disampaikan di pertemuan selanjutnya.
“Dengan seringnya diskusi-diskusi dengan alumni maupun Pembina terkait
penyampaian kegiatan yang akan diagendakan oleh jajaran pengurus, dan
selalu meminta saran serta masukan mengenai agenda yang direncanakan
dan permasalahan selalu berdiskusi untuk menyelesaikan secara bersama”.
(wawancara A.G, 27 Agustus 2018 Pukul 18.35 WIB)
Sependapat dengan hasil wawancara di atas, hal yang sama juga di sampaikan
oleh anggota dari generasi anggatan lama.
85
“ketika komunikasi sendiri baik pengurus maupun anggota lama maupun
anggota baru bisa berkomunikasi dengan baik dengan semuanya tanpa
adanya rasa malu ketika bertemu dengan anggota anggatan lama maupun
sebaliknya. Hal itu bisa di lakukan dengan hal kecil seperti saling sapa
ketika bertemu, sharing-sharing masalah yang sedang terjadi guna
meningkatkan rasa soliaritas. Karena dengan komunikasi yang baik yang di
lakukan di dalam sebuah organisasi akan meningkatkan rasa soidaritas
untuk mencapai tujuan Bersama di dalam organisasi”. (wawancara P.A
Untuk menjaga agar komunikasi dalam organisasi Seni Musik Club
bisa efektif, jajaran pengurus selalu meminta pendapat dan masukan terkait
kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan SMC agar dalam proses kegiatan
tersebut jajaran pengurus dapat menerima ide-ide baru demi kelancaran agenda
yang sudah di tetapkan. Apabila mendapatkan masalah-masalah dalam hal
perencanaan kegiatan, maka dengan diskusi bersama alumni, Pembina dan
anggota agar dapat mendapatkan jalan keluar untuk menjaga kebersamaan
tersebut. Selain komunikasi bisa efektif saat pertemuan rutin, para anggota juga
harus bisa berkomunikasi di luar forum, seperti ngaobrol-ngobrol, saling tegur
sapa yang nantinya akan meningkatkan rasa solidaritas di organisasi.
“Dalam suatu organisasi kita kan mempunyai tanggung jawab, bagaimana
caranya organisasi yang kita ampu itu dapat berjalan dengan lancar. Untuk
komunikasi ke bawah atau ke anggota dengan cara ketika kita ada event atau
ketika menjalankan proker-proker yang sudah dibuat, maka tidak serta
merta tidak hanya di lakukan oleh pengurus. Misalkan ketika ingin
mengikuti sebuah festival kita melibatkan para anggota dengan cara
menawari para anggota untuk ikut andil dalam festival yang akan di ikuti.
Selain dengan cara komunikasi interpersonal kita juga mengajak mereka
kumpul untuk membahas itu agar pada ikut berpartisipasi. Dengan cara
berkomunikasi yang baik maka tidak akan menimbuklah jarak antara
penurus maupun anggota”. (wawancara S.M, 21 Agustus 2018)
Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu pengurus devisi kaderisasi
SMC.
86
“Dari pengurus kami mencoba membuka jalur kominikasi yang baik seperti
bertanya kepada anggota apa saja yang mereka keluhkan agar tidak terjadi
kesenjangan diantara kami dan kurang komunikasi mengenai acara – acara
yang diadakan seperti proker-proker maupun event yang diikuti oleh SMC
sendiri”. (wawancara MARA, 24 Agustus 2018)
Selain melakukan komunikasi secara struktural, sesama anggota juga
harus dapat menjalin suatu hubungan yang baik dengan cara berkomunikasi
yang bertujuan untuk memperkuat rasa ikatan antara satu dengan yang lain
agar saling dapat memahami.
- Komunikasi Horizontal yang terjadi pada organisasi SMC seperti halnya pada
saat masing-masing dari salah satu devisi membuat suatu program kerja
misalnya mengadakan konser perdana yang di laksanakan tahunan dalam
rangka mengenalkan anggota angkatan terbaru SMC. Maka komunikasi
terjalin antar devisi, anggota lama maupun alumni untuk bertukar pendapat,
metode dan perencanaan-perencanaan yang pasti akan disampaikan kepada
pengurus.
“Sebenarnya untuk pengurus dan anggota tidak ada sekat. Semua
menjalankan proker dengan Bersama-sama. Namun yang lebih
bertanggungjawab dalam hal ini lebih ke pengurus. Dengan perbbedaan
masing-masing karakter anggota maupun pengurus dapat disatukan melalui
komunikasi formal seperti rapat wajib mingguan”. (wawancara AG, 27
Agustus 2018)
Dalam suatu organisasi tentu terdapat berbagai macam-macam
karakter serta perbedaan-perbedaan per individu. Masing-masing memiliki ego
yang berbeda-beda. Maka dengan itu dalam organisasi SMC menanamkan asas
kekeluargaan agar setiap individu bisa menghormati antar sesama, saling
membantu, saling tegur sapa dalam meningkatkan solidaritas.
87
“Saling sharing kepada siapa saja, terlepas itu anggota atau pengurus. Yang
bisa dijadikan tempat untuk bertukar informasi dan memikirkan bagaimana
untuk memajukan smc dan hubungan antar anggota dan pengurus baik
sharing masalah yang di SMC maupun agenda-agenda terdekat”.
Dengan adanya forum yang terjadi pada pengurus maupun anggota
yang merumuskan konsep agenda dan kegiatan-kegiatan terdekat yang akan
dilaksanakan sehingga mendapatkan hasil akhir. Dari hasil pertemuan langsung
di informasikan dalam forum tersebut serta di informasikan lewat media online
seperti grup whatsapp agar yang tidak berangkat dapat mengikuti
perkembangannya.
“Pada zaman milenial ini memang media social itu sangat membantu sekali,
terutama di bidang komunikasi. Dengan adanya jarak, kita tetap bisa
berkomunikasi dengan baik. Jadi dengan adanya sosial media kita merasa
dipermudahkan. Selain itu jika ada anggota yang tidak berpartisipasi sebagai
artistik, maka kita menawarkan untuk mengurusi di bagian menegerial.
Karena komunikasi yang baik itu ketika kita bisa merangkul kembali
mereka ke organisasi. Karena dalam organisasi itu tidak membutuhkan kita,
tapi kita yang membutuhkan organisasi. Selain itu komunikasi kebawah
yang baik itu dengan cara bisa mengayomi pada anggota”. (wawancara S.M,
21 Agustus 2018)
Hal serupa juga diungkapkan oleh sekertaris Seni Musik Club yang
mengatakan:
“Di SMC sendiri, semua komunikasi selalu dilakukan dengan baik misal ke
anggota baru, anggota lama maupun ke pengurus. Komunikasi yang kami
jalin Alhamdulillah baik-baik saja, apalagi dengan adanya media online
yang bisa mendekatkan kami dengan semua anggota. Komunikasi yang baik
itu untuk memberikan kontribusi kepada organisasi”. (wawancara P.A, 25
Agustus 2018)
88
2. Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
untuk meningkatkan perilaku solidaritas
Dalam setiap organisasi tentunya memiliki strategi komunikasi
organisasi guna mencapai tujuan. Tujuan tersebut telah disepakati oleh seluruh
anggota organisasi. Dengan begitu, didalam suatu organisasi membutuhkan
suatu bentuk komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2003:29).
“Strategi yang digunakan adalah pendekatan per individu, yaitu dengan
bersosialisasi dan membaur dengan teman-teman smc, apabila ada salah
seorang yang sedang bermasalah sebisa mungkin anggota lain ikut
membantunya. Dan dengan mengadakan perkumpulan rutin setiap hari
jumaat guna membahas agenda smc dan mempererat tali silaturahmi, atau
mengadakan anjangsana. Dengan seringnya keiatan kumpul-kumpul,
ngobrol bareng dan juga agenda-agenda yang dijalankan akan meningkatkan
solidaritas”. (wawancara A.G, 24 Agustus 2018 Pukul 14.10 WIB)
Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu pengurus SMC devisi kaderisasi
ini.
“Rata-rata kita biasanya mengagendakan sebuah pertemuan atau obrolan
yang mengajak mereka berkumpul untuk membahas agenda-agenda terdekat
danatau bisa saja kumpul-kumpul yang dampaknya murni meningkatkan
solidaritas, meningkatkan komunikasi antar pengurus, misalnya
mengadakan ngobrol bareng untuk membut acara seperti anjangsana, atau
hal hal yang mengenai incidental misalnya ada salahsatu pengurus maupun
alumni yang menikah atau sakit kita biasanya mengagendakan seperti itu.
Yang mana nanti akan berdampak ketika mereka sering kumpul, sering
mengadakan kegiatan bersama akan meningkatkan rasa solidaritas”.
(wawancara MARA, 21 Agustus 2018)
89
Dari hasil pemaparan tersebut dari salah satu pengurus yang
menjabat di devisi kaderisasi, bahwa sering di adakannya agenda-agenda dalam
rangka untuk menjalin komunikasi baik internal maupun eksternal, yang mana
nantinya akan meningkatkan rasa solidaritas di dalam organisasi tersebut.
Tujuan diadakannya agenda-agenda seperti kumpul-kumpul dll, merupakan
strategi komunikasi yang digunakan untuk meningkatkan perilaku solidaritas di
organisasi. Seperti halnya yang diungkapkan oleh pengurus ang menjabat
sekertaris SMC berikut ini:
“Diadakannya rapat mingguan yang bersifat wajib, karena dengan adanya
rapat wajib itu didalamnya tidak hanya pengurus sebagai partisipan akan
tetapi semua anggota smc entah aktif maupun tidak aktif ikut serta dalam
kegiatan rapat tersebut. Karena didalam rapat wajib tersebut membahas
informasi mengenai agenda atau proker atau kegiatan-kegiatan kedepannya
di smc. Dengan hal tersebut maka semua anggota akan mengetahui apa saja
yang akan dilakukan atau telah dilakukan untuk mencapai kegiatan yang
telah dibuat atau direncanakan dengan adanya rapat wajib tersebut maka
solidaritas akan semakin meningkat jadi tidak ada ketimpangsiuran antara
pengurus atau dengan anggota lainnya”. (wawancara P.A, 25 Agustus 2018)
Pernyataan yang sama juga di sampaikan oleh salah satu anggota
SMC, dengan metode tatap muka, banyak kegiatan akan mempermudah dalam
meningkatkan solidaritas.
“Selain diadakan rapat, event maupun anjangsana juga diadakan karantina.
Itu semua adalah salah satu strategi untuk meningkatkan solidaritas yang
ada di smc. Untuk saat ini memang itu, tapi untuk selanjutnya belum tahu
lagi. Dari segi itu muncullah sebuah keakraban yang muncul dari hati per
anggota karena dengan seringnya rapat untuk memecahan masalah maupun
membuat teknis, kemudian mengadakan event yang bertujuan untuk
mengumpulkan semua anggota smc. Dan rapat untuk lebih mengakrabkan
kembali per anggota juga untuk lebih mematangkan konsep, teknis maupun
managemen event yang akan diselenggarakannya”. (wawancara S.H, 25
Agustus 2018)
90
Bentuk strategi komunikasi yang diterapkan tidak hanya
menggunakan metode face to face atau tatap muka, di era milenial seperti ini
juga diterapkan melalui media handphone ketika melakukan komunikasi jarak
jauh yaitu ketika ad anggota yang tidak bias menghadiri agenda yang
dijalankan maka langsung bias memantau hasil yang di publikasikan lewat
grup social media. Selain itu juga dengan komunikasi secara personal dengan
media handphone merupakan salah satu strategi yang digunakan.
“Kalau di kami strategi komunikasi kita kan mempunyai grup chating di
social media bisa dijadikan salah satu strategi komunikasi, jadi misalkan ada
salah satu dari kita tidak bisa mengikuti rapat atau menghadiri acara pada
hari ini, jadi kita bisa share hasil-hasilnya di grup. Jadi temen-temen yang
pada saat itu tidak hadir masih bisa mengikuti perkembangannya. Selain itu
juga missal ada yang berhalangan hadir saat itu, biar tidak terjadi
perpecahan kita selalu kroscek terus, ini orang kemana. Jadi didalam suatu
organisasi dia itu tidak berjalan sendiri, maksudnya biar ada sebab dan
akibatnya, biar ada alesannya . adalagi misalkan ketika ada masalah maka
harus segera di selesaikan dan jangan sampai berlarut-larut agar tidak
samppai menghambat proses yang akan kita jalankan kedepannya karena
dalam organisasi kita mempunyai tujuan yang sama. Strategi komunikasi
yang lain itu ketika ada masalah langsung di ceritakan, jadi jika antara satu
dengan yang lain ada masalah kunci utamanya supaya tetap berjalan
beriringan Bersama-sama ya berbagi masalah untuk mendapatkan solusi.
Supaya masalah itu tidak di hapadi sendirian, kecuali jika masalah pribadi
yang tidak ada hubungannya dengan organisasi”. (wawancara S.M , 21
Agustus 2018 Pukul 13.25 WIB)
Hal serupa juga di ungkapkan oleh salah satu anggota angkatan termuda di
SMC ini.
“Banyak strategi komunikasi yang dapat kita terapkan dalam komunitas /
organisasi.. seperti communication technology (bisa melalui mobile phone,
pc, dan teknologi komunikasi modern lainya).Ini hanya sebagian kecil dari
communication technology. Yang bisa sangat membantu dalam memanage
sebuah komunitas atau organisasi. Inilah bentuk komunikasi modern yang
mempermudah kita. Tapi kelemahan nya adalah kurang nya kedekatan
secara batin, karena semua sebatas dan terbatas technology. Kita ingin
meningkatkan solidaritas dengan sesama manusia dengan technology dan
91
manfaatkan technology sebagai media untuk kita semakin solid. Jadikan
technology media product human relations , jaman semakin maju. Metode /
strategy untuk pengembangan dan peningkatan komunikasi dalam sebuah
komunitas dan organisasi Akan semakin banyak dan variatif. kita sebagai
Manusia organisasi dituntut untuk creative Dan inovatif”. (wawancara A.J,
25 Agustus 2018)
Proses strategi komunikasi organisasi yang dilakukan dalam
organisasi ini bersifat terbuka, akrab, sejajar, dan adanya rasa asas
kekeluargaan. Bersifat terbuka peneliti dapatkan melalui observasi dimana
segala sesuatu yang dilakukan anggota dalam kesehariannya akan di ketahui
oleh anggota lain ataupun pengurus yang dipercayai ketika ada permasalahan,
karena ketika ada masalah anggota maupun pengurus tidak sungkan untuk
mencari solusi dengan bertanya ke anggota lain. Dengan adanya teknologi ini
bias di manfaatkan ketika ada masalah yang dialami oleh anggota atau
pengurus bisa langsung berkomunikasi lewat social media agar lebih intens
karena kadang tidak semuanya mau menceritakan masalah yang dihadapi bisa
di sampaikan ketika berada di forum.
Telah disebutkan di atas bahwa keakraban komunikasi dalam
organisasi akan tercipta ketika adanya rasa keterbukaan, rasa kekeluargaa,
saling menghargai perbedaan kedudukan antaraanggota dan pengurus dengan
cara diskusi-diskusi bareng,ngobrol bareng maupun memperbanyak agenda
yang akan dilakukan . Hal ini menegaskan bahwa dalam strategi komunikasi
antar semua anggota akan terjalin begitu baik apabila dikemas dengan cara
sederhana, sederhana yang dimaksud adalah membuat suasana yang senyaman
mungkin, tidak ada ketegangan antara yang satu dan yang lainnya.
92
Dengan berbagai strategi yang dilakukan seperti diatas untuk di
terapkan di organisasi saat ini,agar bisa meningkatkan perilaku solidaritas
dalam organisasi SMC. sehingga dengan strategi tersebut bisa menjadi tolak
ukur bagaimana kondisi solidaritas yang terbangun di dalam organisasi SMC.
“Kalau sekarang solidaritas bias dibilang masih kuat, cuman bentuknya saja
yang masih perlu kita kasih stimulant-stimulan. Maksudnya begini, antara
satu sama lain antar anggota itu solidaritasnya sudahsangat tinggi, cuman
kurng adanya, ee apa ya, kurang kesadaran saja. Artinya gini, yang dilihat
dari soidaritas selama ini kan selama ini saya bias mengatakan
solidaritasnya tinggi karena apa, ketika ada sebuah kejadian incidental yang
mana merugikan organisasi atau satu dua anggota mereka, namun dari situ
sudah terlihat bentuknya, namun saya juga bias menilai bahwasanya
solidaritas kurang itu karena adanya pertemuan. Jadi kalau ditanya
solidaritas kita masih tinggi apa tidak, solidaritas kita masih tinggi sekali
dalam hal organisasi, cuman dibutuhkan stimulant-stimulan tertentu yang
dimana bisa memicu apa ya, memicu hubungan antar anggota sendiri”.
(wawancara MARA, 21 Agustus 2018)
Dari ulasan yang diungkapkan oleh salah satu pengurus devisi
kaderisasi SMC, bisa disimpulkan bahwa kondisi solidaritas dalam organisasi
SMC pada saat ini masih sangat tinggi. Tetapi masih perlu adanya stimulant-
stimulan tertentu yang dibutuhkan sehingga bisa memicu hubungan antar
anggota. Selain itu di butuhkannya banyak pertemuan untuk dapat mempererat,
baik pertemuan yang sudah ditetapkan maupun incidental. Pendapat lain juga
sama, seperti yang disampaikan oleh sekertasis SMC.
“Alhamdulillah baik mas, apalagi banyak banget agenda SMC saat ini, dan
alhamdulillah lagi SMC selalu dikelilingi orang-orang yang peduli terhadap
SMC. Saat SMC sedang mendapat ujian naik kelas banyak yang mensupport
SMC, baik dari alumni, Pembina, internal kampus maupun eksternal
kampus. Rasa kekeluargaan yang kami pegang teguh, menjadi alasan kami
bertahan dan kuat, dan semakin terus ingin berkarya. Ingin membuktikan
bahwa SMC bisa, SMC bisa seperti ini karena kami selalu kompak. Dari
dulu solidaritas melalui asas kekeluargaan yang mampu menyatukan kami
sehingga SMC bisa seperti saat ini”.(wawancara P.A, 25 Agustus 2018)
93
Komunikasi yang bersifat asas keluarga ini diterapkan ketika dalam
menjalankan komunikasi didalam organisasi saat organisasi mendapatkan
sebuah cobaan yang membuat elemen dalam organisasi itu mengalami
penurunan. Dengan dibutuhkannya stimulant-stimulan seperti semangat,
motivasi hingga dibutuhkannya sosok komunikator yang bisa mempererat rasa
solidaritas.
“Solidaritas yang terjadi pada asaat ini bisa dibilang masih kategori baik
antara pengurus maupun anggota dalam kesehariannya, akan tetapi untuk
pengurus karea saat ini banyak pengurus yang harus memenuhi kewajiban
mereka di perkuliahan seperti magang, ppl atau yang lain, sehingga
intensitas mereka di organisasi saat ini agak berkurang. Tetapi meskipun
banyak yang masih menjalankan kewajibannya di perkuliahan, mereka
selalu mengikuti perkembangan yang ada di organisasi meski hanya lewat
social media untuk memberikan masukan, solusi dan sebagainya”.
(wawancara S.M, 21 Agustus 2018)
Salah satu strategi yang digunakan agar perilaku solidaritas bisa
ditingkatkan lebih dengan intensitas yang diterapkan kepada anggota maupun
pengurus. Dengan intensitas dalam organisasi, bisa di bilang organisasi yang
kita jalankan ini, bisa disebut rumah kedua bagi elemen yang menghidupi
organisasi tersebut.
3. Faktor penghambat dan pendukung dalam strategi komunikasi organisasi
untuk meningkatkan perilaku solidaritas
Dalam melakukan kegiatan komunikasi, khususnya komunikasi
organisasi, pasti tidak lepas dari hambatan-hambatan yang mengganggu
jalannya penyampaian pesan yang akan disampaikan. Hambatan dalam
komunikasi juga dirasakan di dalam kegiatan UKM Seni Musik Club,ada
beberapa faktor yang menghambat seperti mis komunikasi, para anggota
94
mempunyai kegiatan-kegiatan sendiri yang nantinya bisa berpengaruh terhadap
kesolidan dalam organisasi SMC.
“Kalua di sini kita menggaris bawahi ada dua hal yaitu factor eksternal dan
internal. Dalam eksternal sendiri kita bisa dilihat dar banyaknya kegiatan-
kegiatan kampus atau jam kuliah yang mana akan menyita waktu dari
temen-temen. Maksudnya kuliah dari pagi sampai sore kan jelas akan
mengurangi waktu ketika berada di suatu organisasi itu merupakan salah
satu penghambat untukmeningkatkan solidaritas itu sendiri. Kemudian
untuk factor internalnya sendiri, kami lebih menggaris bawahi ke kurangnya
waktu temen-temen untuk kumpul. Selain itu juga danya smartphone yang
mengurangi aktivitas social kita dalam organisasi. Jadi ketika kumpul cara
yang lebih efektif untuk meningkatkan solidaritas”. .(wawancara MARA,
21 Agustus 2018)
Tak bisa kita pugkiri diri kita sebagai mahasiswa, di dalam kampus
tujuan dari mahasiswa itu menempuh pendidikan untuk mendapatkan apa yang
di inginkan. Ketika mahasiswa terjun di organisasi tidak dapat di paksa untuk
selalu intensitas di organisasi. Dalam organisasi SMC berprinsip ketika
berorganisasi jangan sampai kegiatan di organisasi dapat menghambat
kewajiban kita sebagai mahasiswa yaitu menempuh ilmu. Hanya saja setiap
mahasiswa yang terjun di organisasi harus pandai-pandai mengatur waktu
untuk bisa menjalankan keduanya. Intensitas para anggota juga diharapkan
selalu di tingkatkan, karena dengan intensitas di organisasi maka kegiatan-
kegiatan yang sudah direncanakan akan dapat berjalan dengan baik.
“Kurangnya kesadaran anggota terhadap situasi yang terjadi di smc. Terus
kurangnya kesadaran social per individu sehingga membuat dirinya sendiri
malu ke smc setelah lama tidak menyambangi smc. Terus adanya masalah
pribadi yang terjadi di internal smc. Apalagi ya, oh iya kurangnya mengikuti
event yang diadskan smc itu semua adalah beberapa hal yang mengenai
penghambat komunikasi untuk meningkatkan solidaritas karena hal tersebut
beberapa terjadi kesalahpahaman”. (wawancara S.H, 25 Agustus 2018
Pukul 16.20 WIB)
95
Terkait hambatan yang terjadi di SMC dalam meningkatkan solidaritas, salah
satu pengurus devisi humas mempunyai pendapat lain yaitu:
“Ketika kita mempunyai masalah tetapi tidak segera di selesaikan
merupakan salah satu penghambat yang besar. Karena ketika kita punya
masalah antara individu dengan individu lain dalam suatu organisasi dan
tidak segera diselesaikan, maka masalah itu akan berlarut-larut yang
nantinya malah menimbulkan perpecahan. Selain itu factor penghambat
karena adanya mis komunikasi antar anggota ketika pemahaman informasi
yang d dapat itu berbeda karena bisa menghambat sekali bagi
keberlangsungan organisasi. Selain itu factor yang lain ketika adanya rasa
meles-malesan baik pengurus maupun anggota, karena kita di organisasi
diberi tanggungjawab agar organisasi itu tetap bisa berjalan”. (wawancara
S.M, 21 Agustus 2018)
Selain perbedaan sudut pandang pemikiran kesadaran antar semua
anggota, hambatan yang ditemui ketika berkomunikasi dalam organisasi ini
adalah seringnya mis komunikasi antar anggota dan pengurus. Seringnya mis
komunikasi ini biasanya akan menimbulkan perbedaan pendapat juga
perbedaan pemikiran. Mis komunikasi yang terjadi tentunya akan
menimbulkan masalah baru mengenai solidarits organisasi. Hambatan yang
lainnya adalah faktor kurangnya kesadaran sosial akan masalah-masalah yang
sedang terjadi di SMC. Faktor kurangnya kesadaran sosial menjadi hambatan
pada organisasi ini ketika organisasi SMC sedang mengaadakan suatu kegiatan
besar maupun kecil, dengan kurangnya kesadaran itu, para panitia yang
menyiapkan agenda-agenda tersebut menjadi kewalahan.. Meskipun kesadaran
sosial kurang dari anggota yang lama tidak aktif, tetapi dari anggota maupun
pengurus tetap merangkul kembali, mengajak kembali untuk bisa berkontribusi
di dalam organisasi SMC. Diperlukannya agenda-agenda seperti rapat rutin,
event-event yang nantinya diperlukan bagi anggota smc bisa lebih dekat dan
96
rasa solidaritasnya bisa terjaga. Selain itu juga dibutuhkan sosok public
speaking yang bisa membimbing semua anggota.
“Mengikuti event yang diselenggarakan oleh smc minimal konser band dan
psm. Kemudian mengikuti karantina ataupun anjangsana yang
diselenggarakan oleh pihak pengurus. Sering main ke kantor maupun ke
studio supaya dapat berinteraksi dan merasakan berorganisasi music dengan
indah dan juga sering mengikuti rapat minimal rapat mingguan yaitu dihari
jumat. Dari hal tersebut kita tidak akan ketinggalan informasi sudah sejauh
mana smc saat ini. Jadi bisa nyambung misalnya ke smc minimal ada
pembahasan yang dibahas.dan juga dibutuhkannya sosok public speaking
yang hebat yang memiliki hati yang tulus dan ikhlas dalam menjaga
keutuhan di dalam SMC dan kekompakakan antara anggota atupun
pengurus karna tanpa itu semua usaha yang di usung hanya sekedar kata
yang sesaat dan tak berarti . Menjaga komunikasi dengan baik adalah yang
paling utama menghargai atas sesame juga perlu . Setiap proses bukan
merupakan sekedar menyelesaikan tugas dan tanggung jawab namun
merupakan wujud dari solidaritas dan dukungan satu sama lain . (wawancara
A.G, 27 Agustus 2018)
C. Analisis Data
1. Arus Pesan dalam strategi komunikasi organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa
Seni Musik Club dalam meningkatkan perilaku solidaritas.
Proses komunikasi ke bawah adalah komunikasi yang terjadi antara
pengurus kepada anggota. komunikasi ke bawah berasal dari seseorang yang
mempunyai posisi jabatan lebih tinggi kepada mereka yang brotoritas lebih
rendah. Komunikasi kebawah biasanya berupa kebijakan, perintah, petunjuk dan
informasi yang bersifat umum. Komunikasi ini dapat dilakukan melalui tatap
muka, melalui telepon, papan bulletin, pengumuman, dan sebagainya (Poppy
Ruliana, 2016:104-105).
Komunikasi ke bawah yang terjadi ketika penyampaian informasi
dalam hal proker-proker yang akan dilakukan. Dari banyaknya agenda yang
97
sudah di tetapkan di harapkan adanya saling kerjasama antar tim, baik itu
pengurus maupun anggota. Ketika proker-proker itu di jalankan dengan baik
maka untuk mendapatkan rasa solidaritas itu bisa di raih. Selain itu dengan
adanya evaluasi kegiatan baik pra kegiatan maupun paska kegiatan, di harapkan
bisa memicu dan memperbaiki perilaku dan komunikasi yang terjalin agar
menjadi lebih baik.
Arus komunikasi kebawah tersebut sesuai dengan hasil wawancara dari
beberapa pengurus SMC yaitu komunikasi ke bawah yang dilakukan pengurus
lalu di sampaikan kepada anggota agar dapat dilaksanakan. Informasi yang
disampaikan berupa instruksi, menjalankan proker-proker, proses latihan,
evaluasi kegiatan dll. Komunikasi yang baik mampu untuk memotivasi
keberhasilan agenda-agenda yang sudah di jalankan dengan adanya kerjasama
tim, bukan hanya anggota dan pengurus yang selalu intens di organisasi, tetapi
dengan adanya komunikasi yang baik untuk merangkul kembali anggota-
anggota lama yang sudah tidak begitu aktif di organisasi, bisa di ajak kembali
untuk bekerja sama. Dengan komunikasi ini, dapat meningkatkan hubungan dan
kedekatan serta dapat memberikan motivasi untuk mendorong anggota baru atau
anggota lama untuk lebih giat lagi di organisasi. Karena kedekatan ini lah yang
akhirnya mendorong anggota dan pengurus untuk mewujudkan apa yang
diinginkan organisasi dan merealisasikan arahan yang positif dari Pembina
maupun ketua umum dalam berorganisasi.
98
Arus pesan merupakan sebuah cara penyampaian pesan dalam sebuah
organisasi dengan adanya batasan-batasa, namun antara satu dengan yang lain
saling berhubungan. Arus pesan terdiri dari komunikasi kebawah, ke atas dan
komunikasi horizontal.
Proses komunikasi ke atas yang terjadi pada organisasi SMC dari
anggota kepada pengurus. Dalam hal ini peneliti dapat menggambarkan arus
komunikasi ke atas berdasarkan data hasil wawancara dan observasi ke
lapangan. Semua anggota di beri hak dan kebebasan dalam menyampaikan
informasi, aspirasi, masukan, kritikan mengenai perkembangan SMC untuk
meningkatkan rasa solidaritas.
Penyampaian informasi atau saran-saran tersebut dapat disampaikan
oleh anggota melalui pertemuan rutin seperti rapat rutin mingguan atau diskusi
dengan pengurus. Informasi, saran, yang berhubungan dengan kegiatan dan
kemajuan SMC sangat diperlukan dalam hal itu ditanggapi secara baik oleh
pengurus sebagai masukan yang baik demi mengevaluasi kegiatan, agenda,
perilaku yang ada di SMC untuk meningkatkan solidaritas.
Meskipun anggota tidak memiliki jabatan dalam suatu organisasi,
namun peran serta anggota dan rasa solidaritas anggota kepada organisasinya
sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, demi tercapainya sebuah tujuan
organisasi tersebut.
Proses komunikasi horizontal dalam organisasi SMC terjadi dalam
jabatan yang sama tanpa dipengaruhi oleh jabatan-jabatan yang lain yang
99
berbeda. Komunikasi yang terjadi di organisasi SMC, tidak membedakan antara
pengurus maupun anggota, jadi disitu semuanya anggota smc, tidak adanya
sekat. Dalam komunikasi yang terjadi semua anggota bisa saling sharing-sharing
mengenai kegiatan, masalah atau apapun yang intinya untuk meningkatn
perilaku solidaritas.
Dalam suatu organisasi tentu terdapat berbagai macam-macam karakter
serta perbedaan-perbedaan per individu. Masing-masing memiliki ego yang
berbeda-beda. Maka dengan itu dalam organisasi SMC menanamkan asas
kekeluargaan agar setiap individu bisa menghormati antar sesama, saling
membantu, saling tegur sapa dalam meningkatkan solidaritas.
Dengan adanya forum yang terjadi pada pengurus maupun anggota
yang misalkan merumuskan konsep agenda dan kegiatan-kegiatan terdekat yang
akan dilaksanakan sehingga mendapatkan hasil akhir. Dari hasil pertemuan
langsung di informasikan dalam forum tersebut serta di informasikan lewat
media online seperti grup whatsapp agar yang tidak berangkat dapat mengikuti
perkembangannya.
2. Strategi Komunikasi Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Seni Musik Club
dalam meningkatkan perilaku solidaritas
Kesuksesan suatu organisasi tak akan terlepas dari bagaimana strategi
komunikasi yang terjalin dalam organisasi. Pada organisasi ini strategi
komunikasi berlangsung secara langsung yang melibatkan semua elemen yang
ada di SMC. Strategi komunikasi yang dilakukan dengan sering di adakannya
agenda-agenda dalam rangka untuk menjalin komunikasi baik internal maupun
100
eksternal, yang mana nantinya akan meningkatkan rasa solidaritas di dalam
organisasi tersebut. Tujuan diadakannya agenda-agenda seperti kumpul-kumpul,
rapat rutinan, diskusi, anjangsana dll, merupakan strategi komunikasi yang
digunakan untuk meningkatkan perilaku solidaritas di organisasi SMC.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy,
2003:29).
Pada dasarya komunikasi organisasi yang dilakukan pengurus kepada
anggota menerapkan tentang bagaimana etika komunikasi yang baik. Penyebab
kenapa anggota SMC menerapkan etika berkomunikasi adalah untuk lebih
terjalin kedekatan yang lebih intim antar sesama anggota organisasi. Lebih lanjut
dijelaskan bahwa dalam organisasi SMC tidak membedakan mana anggota lama
dan anggota baru, dan juga tidak adanya sekat antara pengurus dan anggota,
semua anggota bebas menggunakan bahasa, gaya dan cara berkomunikasi yang
menurutnya memang baik dan efektif dilakukan.
Proses strategi komunikasi organisasi yang dilakukan dalam organisasi
ini bersifat terbuka, akrab, sejajar, dan adanya rasa asas kekeluargaan. Dengan
bersifat terbuka segala sesuatu yang dilakukan anggota dalam kesehariannya
akan di ketahui oleh anggota lain ataupun pengurus yang dipercayai ketika ada
permasalahan, karena ketika ada masalah anggota maupun pengurus tidak
sungkan untuk mencari solusi dengan bertanya ke anggota lain. Proses strategi
101
komunikasi yang digunakan dalam organisasi SMC meliputi rapat rutinan
seminggu dua kali, ngobrol-ngobrol bareng, sharing-sharing . Dengan adanya
teknologi juga bisa di manfaatkan ketika ada masalah yang dialami oleh anggota
atau pengurus bisa langsung berkomunikasi lewat social media agar lebih intens
karena kadang tidak semuanya mau menceritakan masalah yang dihadapi bisa di
sampaikan ketika berada di forum.
Telah disebutkan di atas bahwa keakraban komunikasi dalam organisasi
akan tercipta ketika adanya rasa keterbukaan, rasa kekeluargaa, saling
menghargai perbedaan kedudukan antaraanggota dan pengurus dengan cara
diskusi-diskusi bareng,ngobrol bareng maupun memperbanyak agenda yang
akan dilakukan . Hal ini menegaskan bahwa dalam strategi komunikasi antar
semua anggota akan terjalin begitu baik apabila dikemas dengan cara sederhana,
sederhana yang dimaksud adalah membuat suasana yang senyaman mungkin,
tidak ada ketegangan antara yang satu dan yang lainnya.
Dengan berbagai strategi yang dilakukan seperti diatas untuk di
terapkan di organisasi saat ini,agar bisa meningkatkan perilaku solidaritas dalam
organisasi SMC. sehingga dengan strategi tersebut bisa menjadi tolak ukur
bagaimana kondisi solidaritas yang terbangun di dalam organisasi SMC.
Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu sitem studi dari
sifat organisasi seperti misalnya: bagimana organisasi dimulai, tumbuh, dan
berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota selain
individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan
institusi-insitusi yang lebih besar.
102
Dalam sebuah organisasi ketika mengalami perbedaan, pemikiran
antara pengurus dengan pengurus, pengurus dengan anggota maupun anggota
dengan anggota, maka untuk menyelesaikan masalah itu dibutuhkan orang yang
bisa menjadi jalan tengah yaitu ketua atau pengurus. Agasr masalah itu bisa di
analisis dan menghasilkan keputusan baik yang bisa di terima semua anggota.
3. Faktor penghambat dan pendukung dalam strategi komunikasi Unit Kegiatan
Mahasiswa Seni Musik Club untuk meningkatkan perilaku solidaritas
perbedaan sudut pandang pemikiran kesadaran antar semua anggota,
hambatan yang ditemui ketika berkomunikasi dalam organisasi ini adalah
seringnya mis komunikasi antar anggota dan pengurus. Seringnya mis
komunikasi ini biasanya akan menimbulkan perbedaan pendapat juga perbedaan
pemikiran. Mis komunikasi yang terjadi tentunya akan menimbulkan masalah
baru mengenai solidarits organisasi. Hambatan yang lainnya adalah faktor
kurangnya kesadaran sosial akan masalah-masalah yang sedang terjadi di SMC.
Faktor kurangnya kesadaran sosial menjadi hambatan pada organisasi ini ketika
organisasi SMC sedang mengaadakan suatu kegiatan besar maupun kecil,
dengan kurangnya kesadaran itu, para panitia yang menyiapkan agenda-agenda
tersebut menjadi kewalahan. Meskipun kesadaran sosial kurang dari anggota
yang lama tidak aktif, tetapi dari anggota maupun pengurus tetap merangkul
kembali, mengajak kembali untuk bisa berkontribusi di dalam organisasi SMC.
Selain itu Tak bisa kita pugkiri diri kita sebagai mahasiswa, di dalam
kampus tujuan dari mahasiswa itu menempuh pendidikan untuk mendapatkan
apa yang di inginkan. Ketika mahasiswa terjun di organisasi tidak dapat di paksa
103
untuk selalu intensitas di organisasi. Dalam organisasi SMC berprinsip ketika
berorganisasi jangan sampai kegiatan di organisasi dapat menghambat
kewajiban kita sebagai mahasiswa yaitu menempuh ilmu. Hanya saja setiap
mahasiswa yang terjun di organisasi harus pandai-pandai mengatur waktu untuk
bisa menjalankan keduanya. Intensitas para anggota juga diharapkan selalu di
tingkatkan, karena dengan intensitas di organisasi maka kegiatan-kegiatan yang
sudah direncanakan akan dapat berjalan dengan baik.
Untuk itu diperlukannya agenda-agenda seperti rapat rutin, event-event
yang nantinya diperlukan bagi anggota smc bisa lebih dekat dan rasa
solidaritasnya bisa terjaga. Selain itu juga dibutuhkan sosok public speaking
yang bisa membimbing semua anggota. Yang mana nantinya akan menaruh
minat kembali dari anggota-anggota yang sudah tidak aktif untuk kembali intens
di organisasi SMC.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dengan beberapa pembahasannya, dapat
disimpulkan bahwa strategi komunikasi organisasi unit kegiatan mahasiswa Seni
Musik Club dalam meningkatkan perilaku solidaritas terdiri dari komunikasi ke
atas antara anggota dengan pengurus, komunikasi ke bawah antara pengurus
dengan anggota dan komunikasi horizontal semua anggota smc, strategi
komunikasi dan faktor penghambat dan pendukung.
1. Arus pesan komunikasi
Proses komunikasi kebawah adalah komunikasi yang terjadi antara
pengurus kepada anggota. Komunikasi ke bawah berasal dari seseorang yang
mempunyai posisi jabatan lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih
rendah. Komunikasi ke bawah biasanya berupa kebijakan, perintah, petunjuk dan
informasi yang bersifat umum.
Komunikasi ke bawah yang terjadi ketika penyampaian informasi dalam
hal proker-proker yang akan dilakukan. Dari banyaknya agenda yang sudah di
tetapkan di harapkan adanya saling kerjasama antar tim, baik itu pengurus
maupun anggota. Ketika proker-proker itu dijalankan dengan baik maka untuk
mendapatkan rasa solidaritas itu bisa di raih.
Proses komunikasi ke atas yang terjadi pada organisasi SMC dari
anggota kepada pengurus. Semua anggota di beri hak dan kebebasan dalam
105
menyampaikan informasi, aspirasi, masukan, kritikan mengenai perkembangan
SMC untuk meningkatkan rasa solidaritas.
Penyampaian informasi atau saran-saran tersebut dapat disampaikan oleh
anggota melalui pertemuan rutin seperti rapat rutin mingguan atau diskusi dengan
pengurus. Informasi, saran, yang berhubungan dengan kegiatan dan kemajuan
SMC sangat diperlukan dalam hal itu ditanggapi secara baik oleh pengurus
sebagai masukan yang baik demi mengevaluasi kegiatan.
Proses komunikasi horizontal dalam organisasi SMC terjadi dalam
jabatan yang sama tanpa dipengaruhi oleh jabatan-jabatan yang lain yang berbeda.
Komunikasi yang terjadi tidak membedakan antara pengurus maupun anggota,
jadi disitu semuanya anggota smc, tidak adanya sekat. Dalam komunikasi yang
terjadi semua anggota bisa saling sharing-sharing mengenai masalah kegiatan,
masalah apapun yang intinya untuk meningkatkan perilaku solidaritas.
2. Strategi komunikasi organisasi
Proses strategi komunikasi organisasi yang dilakukan dalam organisasi
bersifat terbuka, akrab, sejajar, dan adanya rasa kekeluargaan. Dengan bersifat
terbuka degala sesuatu yang dilakukan anggota dalam kesehariannya akan di
ketahui oleh anggota lain ataupun pengurus yang dipercayai ketika ada
permasalahan, karena ketika ada masalah anggota maupun pengurus tidak
sungkan untuk mencari solusi dengan bertanya ke anggota lain. Proses strategi
komunikasi yang digunakan dalam smc meliputi rapat seminggu dua kali,
ngobrol-ngobrol baeng, sharing-sharing. Dengan adanya teknologi juga bisa di
106
manfaatkan ketika ada masalah yang dialami oleh anggota atau pengurus bisa
langsung berkomunikasi lewat sosial media agar lebih intens karena kadang tidak
semuanya mau menceritakan masalah yang dihadapi bisa disampaikan ketika
berada di forum.
3. Faktor pendukung dan penghambat
Pendukung, diperlukannya agenda-agenda seperti rapat rutin, event-event
yang nantinya diperlukan bagi anggota smc bisa lebih dekat dan rasa
solidaritasnya bisa terjaga. Selain itu juga dibutuhkannya sosok public speaking
yang bisa membimbing semua anggota. Yang mana nantinya akan menaruh minat
kembali dari anggota-anggota yang sudah tidak aktif untuk kembali intens di
organisasi.
Penghambat, perbedaan sudut pandang pemikiran kesadaran antar semua
anggota, hambatan yang ditemui ketika berkomunikasi dalam organisasi ini
seringnya mis komunikasi antar anggota dan pengurus. Seringnya mis komunikasi
ini biasanya akan menimbulkan perbedaan pendapat juga perbedaan pemikiran.
Mis komunikasi yang terjadi tentunya akan menimbulkan masalah baru mengenai
solidaritas organisasi. Hambatan yang lainnya adalah faktor kurangnya kesadaran
sosial menjadi hambatan pada organisasi ini ketika organisasi sedang mengadakan
suatu kegiatan besar maupun kecil, dengan kurangnya kesadaran itu, para panitia
yang menyiapkan agenda-agenda tersebut menjadi kewalahan. Meskipun
kesadaran sosial kurang dari anggota yang lama tidak aktif, tetapi dari anggota
maupun pengurus tetap merangkul kembali, mengajak kembali untuk bisa
107
berkontribusi di dalam organisasi smc. Selain itu tak bisa dipungkiri diri kita
sebagai mahasiswa, di dalam kampus tujuan dari mahasiswa menempuh
pendidikan untuk mendapatkan pa yang di inginkan di kampus.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian bahwa strategi komunikasi organisasi sangat
penting, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Sering diadakannya sharing-sharing antar pengurus maupun anggota untuk
membahas hal besar maupun hal kecil. Selain itu sikap saling sapa dengan
semua anggota juga merupakan salah satu hal yang penting guna meningkatkan
solidaritas.
2. Keterbukaan komunikasi, intensnya komunikasi kepercayaan atas asas
kekeluargaan. Ketika kita tidak saling percaya atau tidak saling
mengkomunikasikan malah bisa saling menjatuhkan masalah baru akan
bermunculan .Kunci dari suksesnya sebuah organisasi adalah solidaritas
intensitas kapasitas dan integritas
3. Dibutuhkannya sosok public speaking yang hebat yang memiliki hati yang
tulus dan ikhlas dalam menjaga keutuhan di dalam SMC dan kekompakakan
antara anggota atupun pengurus karna tanpa itu semua usaha yang di usung
hanya sekedar kata yang sesaat dan tak berarti . Menjaga komunikasi dengan
baik adalah yang paling utama menghargai atas sesama juga perlu . Setiap
proses bukan merupakan sekedar menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
namun merupakan wujud dari solidaritas dan dukungan satu sama lain .
108
4. Peduli satu sama lain kita kan juga punya tanggung jawab di dalam organisasi.
Jika ada masalah kita bantu dan di selesaikan bareng-bareng. Selain itu yang
dibutuhkan dengan menyelenggarakan sebuah agenda-agenda yang mana nanti
semua anggota bisa ikut andil dalam agenda tersebut.
109
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti. 2016. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa
Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: GrahaIlmu
Basri, Faisal. 2005. Perencanaan Strategis. Jakarta: Media Grafika
Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada
Effendy, Onong Uchjana.2003.Ilmu Komunikasi Teoridan Praktek. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek. Jakarta: GrahaIlmu
Fajrie, Mahfudin. 2017. Gaya Komunikasi Masyarakat Pesisir Wesung Jawa
Tengah. Journal Inject. Journal Of Communication, 1(2), 53-76
Faules, Don F dan R. Wayne Pace. 2013. Komunikasi Organisasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Haris, Hendriansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika
Hikmat, Mahi. 2011. Metode Penelitian Komunikasi dan Sastra. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Ilyas. 2016. Strategi Pengembangan Komunikasi Masyarakat Kelompok Tani
Qoriyah Toyyibah Kalibening Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Journal
Inject. Journal Of Communication, 1(2), 113-126
Liliweri, Alo. 2014. Sosiologi & KomunikasiOrganisasi. Jakarta: PT
BumiAksara
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Muhammad, Arni.2011. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT BumiAksara
Mulyana, Deddy. 2013. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT
Rosdakarya
110
Pernamasari, Hanny, 2016. Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi
Kependudukan. Jurnal Politikom Indonesia, 1(1), 154-163
Ruliana, Poppy. 2016. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Raja grafindo
Persada
Soetopo,Hendyat. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Subqi, Imam .(2016). Pola Komunikasi Keagamaan Dalam Membentuk
Kepribadian Anak. Journal Inject. Journal Of Communication, 1(2), 166-
180.
Suwandi, Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta:Rineka Cipta
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta
Wardiah, Mia Lasmi. 2016. Teori Perilakudan Budaya Organisasi. Bandung:
Pustaka Setia
Wiryanto,2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT GramediaWidiasarana
Indonesia
Yuliana, Rahmi. 2012. Peran Komunikasi DalamOrganisasi. Journal Of
Communication
(http://definisidanpengertian.blogspot.com/2011/02/pengertian-
solidaritas.htmldiaksespadasenin 21 mei 2018, pukul 21.43).
111
LAMPIRAN – LAMPIRAN
112
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Muhamad Khanafi
Tempat?tanggal lahir : Salatiga, 07 April 1994
NIM : 11714011
Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Alamat : Jl. Kyai Hasyim no 72 rt 02/01 cabean mangunsari
salatiga
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Tinggi : 170 cm
Berat badan : 60 kg
Warga Negara : Indonesia
Email : [email protected]
Jenjang Pendidikan:
1. SDN Sidorejo Lor 2 lulus tahun 2007
2. MTS Negeri Salatiga lulus tahun 2010
3. SMK Saraswati Salatiga lulus tahun 2013
4. S1 Jurusan KPI Fakultas Dakwah IAIN Salatiga2014- 2018
Pengalaman Organisasi
1. 2014-2015 sebagai pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dakwah
2. 2015-2016 sebagai ketua HMJ KPI Fakultas Dakwah
3. 2015-2016 sebagai pengurus PMII Rayon Dakwah kota Salatiga
4. 2016-2016 sebagai wakil Dewan Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah
5. 2016-2017 sebagai pengurus Seni Musik Club (SMC) IAIN Salatiga
6. 2016-2017 sebagai ketua remaja PARACE cabean salatiga
7. 2017-2018 sebagai pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) Institut IAIN
Salatiga
8. PMII Kota salatiga
9. Ormassa (organisasi mahasiswa salatiga)
Keahlian tambahan
1. keahlian photography
2. keahlian komputer (ms. Word, exel, power point)
113
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 26 Agustus 2018
Penulis
Muhamad Khanafi
114
Gambar 1.1 wawancara dengan M Abdur Rouf Ali di Perpustakaan Kampus 1 IAIN
Salatiga
Gambar 1.2 wawancara dengan Sri Mulyani di Aula Kampus 1 IAIN Salatiga
115
Gambar 1.3 wawancara dengan Ananda Guswin di studio SMC IAIN Salatiga
Gambar 1.4 wawancara dengan Siti Hidayah di kantor SMC IAIN Salatiga
116
Gambar 1.5 wawancara dengan Ina Anida di kantor SMC IAIN Salatiga
Gambar 1.6 kegiatan rapat rutinan SMC IAIN Salatiga
117
Gambar 1.7 kegiatan diskusi yang sering dilakukan anggota SMC
Gambar 1.8 kegiatan latihan rutin yang dilakukan anggota SMC
118
Gambar 1.9 kegiatan SMC diluar kampus dan sebagai bagian dari latihan
119
Data dan Daftar Informan penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan yang sesuai dengan fokus
penelitian sebagai sumber data penelitian adapun nama-nama informannya
adalah sebagi berikut:
Daftar nama informan
NO Nama Keterangan
1 Ananda Guswin Ketua Umum SMC
2 M Abdur Rouf Ali Dev. Kaderisasi
3 Pangasti Ardianti Sekretaris SMC
4 Sri Mulyani Dev. Humas
5 Siti Hidayah Anggota
6 Apsari Javiera Anggota
7 Ina Anida Anggota