strategi komunikasi dinas kominfo sul-sel dalam …

89
1 STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN INFORMASI HOAX DI MEDIA SOSIAL Disusun dan ditulis oleh: S A B R I 105650001915 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021 SKRIPSI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

1

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL

DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN INFORMASI

HOAX DI MEDIA SOSIAL

Disusun dan ditulis oleh:

S A B R I

105650001915

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

SKRIPSI

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

2

STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM

PENCEGAHAN PENYEBARAN INFORMASI HOAX

DI MEDIA SOSIAL

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan satu

studi dan memperoleh gelar Sarjana

Ilmu Komunikasi (S.Ikom)

Di susun dan Diajukan Oleh:

S A B R I

Nomor Stambuk : 105650001915

Kepada:

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2021

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

3

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

4

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

5

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Sabri

Nomor Induk Mahasiswa : 105650001915

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa benar Skripsi penelitian ini adalah karya saya sendiri dan bukan

hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, 30 April 2021

yang menyatakan,

S A B R I

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

6

ABSTRAK

Sabri (2021). Strategi Komunikasi Diskominfo Sul-Sel dalam Pencegahan

Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial (Dibimbing oleh Amir Muhiddin

dan Arni)

Keterbukaan informasi dan kebebasan dalam menggunakan media sosial saat ini

menyebabkan penyebaran informasi hoax hingga masih belum bisa teratasi di

Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi

Dinas Kominfo Sul-Sel dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media

social serta hal yang menjadi faktor penghambat dalam proses pencegahannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan

data melalui pengamatan (observasi), wawancara, serta dokumentasi. Data dari

penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber data guba menjawab permasalahan

peneliti yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data melalui observasi

dan waawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian ini menjelaskan strategi komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel

dalam pencegahan informasi hoax di media sosial dilakukan dengan menganilisis

khalayak dalam tiga sapek yaitu aspek sosiodemografik, psikologis dan

karakteristik kemudian dalam penyusunan pesan lebih mengutamakan data dan

fakta yang ada selanjutnya menggunakan berbagai metode dalam pencegahaanya

diantaranya edukasi, menkonter langsung penyebaran informasi hoax dan

pembuatan media seperti Sul-Sel Bicara Baik, Baruga Pelayanan Masyarakat, dan

Humas Respon Cepat. Faktor penghambat dalam pencegahan ini adalah kemudahan

masyarakat menerima informasi dan menyebarkan informasi, kemudian dalam

penyampaian pesan hanya berfokus pada data dan fakta tanpa adanya komunikasi

persuasif yang terjadi, serta tidak ada metode khusus yang difokuskan uantuk

mencegah penyebaran informasi hoax serta penerapannya yang kurang maksimal

dan dalam penggunaan media yang timpang tindih dengan kepentingan lain.

Kata kunci : Strategi Komunikasi, Hoax serta Media Sosial.

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

7

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis

panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penyusunan skripsi yang berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI DINAS

KOMINFO SUL-SEL DALAM PENCEGAHAN PENYEBARAN INFORMASI

HOAX DI MEDIA SOSIAL” ini dapat diselesaikan guna memenuhi salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam rangka perampungan penulisan skripsi

ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun berkat

kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini

patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT karean telah memberikan kesehatan dan umur yang Panjang

serta telah meridhai sehingga penelitian ini dapat terselesaikan

2. Kedua orang tua, ayahanda Suting dan ibunda tercinta Hartati yang

senantiasi memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis.

3. Kepada Dr. Hja Ihyani Malik S.Sos, M.Si selaku dekan fakultas ilmu sosial

dan ilmu politik universitas muhammadiyah Makassar.

4. Kepada Dr. H. Muh. Tahir, M.Si selaku ketua program studi ilmu

komunikasi universitas muhammadiyah Makassar

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

8

5. Bapak Dr. Amir Muhiddin, M.Si selaku pembimbing I yang telah

membimbing dan memberikan arahan serta masukan dalam penyelesaian

penelitian ini

6. Ibu Arni, S.Kom., M.IKom selaku pembimbing II yang telah membimbing

dan memberikan arahan serta masukan dalam penyelesaian penelitian ini

7. Bapak Ahmad Syarif, S.Sos., M.IKom selaku Penasehat Akademik yang

telah memberikan arahan dan motivasi dalam jenjang perkuliahan

8. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan baik secara

moral maupun materil

Diharapkan skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak walaupun karya ilmiah

ini jauh dari kata sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan dari pembaca agar lebih baik lagi kedepannya.

Makassar 25 April 2021

Peneliti

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

9

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR PERSETUJUAN

PENERIMAAN TIM

HALAMAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. .1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ .11

C. Tujuan Penelitiaan ........................................................................... .11

D. Kegunaan Penelitiaan....................................................................... .11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13

B. Pengertian Konsep dan Teori ........................................................... 15

C. Kerangka Pikir ................................................................................. 27

D. Fokus Penelitiaan ............................................................................. 28

E. Deskripsi fokus Penelitiaan .............................................................. 29

BAB III METODE PENELITIAAN

A. Waktu & Lokasi Penelitiaan ............................................................ 30

B. Jenis & Tipe Penelitiaan .................................................................. 30

C. Sumber Data .................................................................................... 31

D. Informan Penelitiaan ........................................................................ 31

E. Teknik Pengumpulan data ................................................................ 33

F. Teknik Analisis Data…………………………………………… ...... 34

G. Keabsahan Data ............................................................................... 35

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………………….40

B. Pembahasan…………………………………………………………..52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………….68

B. Saran………………………………………………………………...69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang cepat pada era global saat ini berdampak

positif dan negatif. Hal ini tergantung dari manusia menggunakan dan

memanfaatkannya. seperti media sosial yang semakin canggih dalam hal ini

Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram, Line dan lain sebagainya yang

mampu menghubungkan manusia tanpa batasan jarak dan waktu. Sehingga

dapat bertukar informasi dengan cepat. Hal ini juga mempunyai dampak yang

negatif, dimana informasi yang tersebar kadang berupa informasi hoax atau

bohong. Terkadang juga informasi tersebut dilebih-lebihkan dengan artian

adanya fitnah sehingga tercemarnya nama baik dan hilangnya kepercayaan

terhadap informasi yang tersebar.

Informasi yang belum jelas kebenarannya atau informasi hoax banyak

bermunculan baik di lingkungan masyarakat kecil dari tingkat perdesaan

sampai perkotaan bahkan sekarang sudah merambah ke lingkungan negara.

Kemudian tidak adanya sesuatu alat atau perangkat yang mampu memfilter

informasi yang tersebar di media sosial. Di era digital seperti sekarang ini

hoaks menjadi suatu halyang mengerikan baik bagi masyarakat maupun bagi

bangsa Indonesia. Maka perkembangan media baru ini atau lebih sering disebut

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

12

media sosial ibarat dua sisi mata pisau, ada dampak yang baik dan juga ada

dampak yang merugikan untuk penggunanya.

Fenomena hoax di Indonesia ini dipandang menimbulkan beragam

masalah. Kemunculannya semakin banyak pada saat Pemilihan Umum

Presiden atau Pemilihan Kepala Daerah berlangsung. Ini dapat dilihat saat

Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, hoax banyak beredar di masyarakat. Dewan

Pers Indonesia menilai hoax telah memasuki tahap serius. Apalagi hoax

memiliki rentang yang sangat lebar, mulai dari yang satir untuk menyindir

sampai yang dipublikasikan melalui berbagai kanal informasi. Awalnya

masyarakat mencari kebenaran atas informasi melalui media mainstream.

Namun saat ini hoax justru masuk ke dimensi lain di media sosial dan diadopsi

begitu saja di media mainstream tanpa klarifikasi (Jemadu, 2017).

Hoax banyak tersebar melalui media sosial. Melalui media sosial ini

mengakibatkan timbul beragam masalah seperti maraknya penyebaran hoax,

hasutan, ujaran kebencian, adu domba, caci maki dan lainnnya yang

mengakibatkan perpecahan bangsa. Penyebaran hoax cukup cepat hal ini

dikarenakan yang terjadi selama ini apabila ada informasi yang mungkin belum

tentu kebenarannya, orang langsung saja menggunakan media sosial yang

dimiliki untuk dibagikan kepada orang lain. Bisa melalui whatsapp, facebook,

instagram dan lain sebagainya yang rata-rata sekarang sudah dimiliki oleh

semua orang. Berawal dari keinginan agar terlihat mengikuti perkembangan

jaman, agar terlihat berwawasan luas, orang seenaknya share informasi-

informasi yang belum jelas kebenaran sumber dan informasi itu sendiri.

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

13

Kecepatan akses yang diberikan oleh internet menjadi sumber informasi utama

bagi masyarakat.

Penyebar informasi bohong atau hoax sebagian dari orang-orang yang

memiliki kepentingan tersendiri baik dalam bidang politik, sosial dan ekonomi.

Pelaku mengetahui dengan pasti tindakan yang dilakukan kebenarannya

ataupun sebaliknya, boleh atau tidak. Namun terkadang bisa saja orang yang

menyebarkan informasi hoax hanya melaksanakan perintah saja untuk

mempertahankan posisi dalam suatu pekerjaan. Seperti halnya dalam dunia

politik, banyak anggota-anggota parlement atau politisi partai dengan begitu

mudahnya menyebarkan informasi hoax untuk menjatuhkan lawan politiknya.

Pelaku tidak bisa melakukan pengambilan keputusan atas tindakan yang

melanggar hukum ini.

Dampak penyebaran hoax jelas meresahkan masyarakat apalagi di musim

pemilu seperti yang terjadi belakangan ini. Di saat para politisi banyak

menyampaikan janji saat kampanye, informasi hoax terus bermunculan. Saling

menjatuhkan merupakan hal biasa. Dan masyarakat banyak yang tidak

mengetahui mana yang informasi benar mana yang informasi hoax atau bohong

(kominfo.go.id). Terjadi keragu-raguan dalam masyarakat untuk lebih condong

ke salah satunya. Bahkan banyak yang lebih memilih untuk golput pada saat

pemilu.

Presiden Joko Widodo sendiri menyatakan bahwa hoax merupakan bagian

dari era keterbukaan yang harus dihadapi. Presiden meminta seluruh pihak

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

14

menghentikan penyebaran hoax dan fitnah yang dapat memecah bangsa,

terutama yang beredar melalui media sosial (Widodo, 2017). Sementara

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko

Polhukam), Wiranto mengatakan masyarakat akan dirugikan dengan

banyaknya persebaran berita yang tidak jelas, di antaranya, dengan adanya

keraguan terhadap segala informasi yang diterima, masyarakat menjadi

bingung. Kebingungan masyarakat ini dapat dimanfaatkan pihak yang tidak

bertanggung jawab untuk menanamkan kebencian, sehingga berpeluang terjadi

perpecahan dan permusuhan. (Cristiany,2018)

Menteri Komunikasi dan Informasi priode 2014-2019 Rudiantara

memberikan pernyataan di media sosial yang mengatakan bahwa

“informasi palsu yang beredar di media sosial sepanjang hari membawa

dampak yang sangat besar. Oleh karena itu, semakin cepat masalah itu bias

diatasi akan semakin baik”.

Rudiantara juga membeberkan bahwa sejak dari pertengahan tahun 2018

sampai saat ini, jumlah konten mengenai informasi hoax yang tersebar di

media sosial meningkat pesat. Pada bulan Agustus 2018 pihaknya

mengidentifikasi terdapat 25 informasi hoax. Jumlah ini mulai melonjak pesat

saat memasuki tahun politik, yaitu terdapat 175 informasi hoax di bulan

Januari, 353 di bulan Februari, 453 di bulan Maret dan 353 di bulan April

hingga pasca hari pemilihan umum (TribunNews.com). Bahkan data kominfo

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

15

menegaskan bahwa ada sekitar 800 ribu situs di Indonesia yang telah terdeteksi

sebagai penyebar informasi palsu (hoax).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mastel (2017) menyebutkan bahwa

saluran yang banyak digunakan dalam penyebaran hoax adalah situs web,

sebesar 34,90%, aplikasi chatting (Whatsapp, Line, Telegram) sebesar 62,80%,

dan melalui media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan Path) yang

merupakan media terbanyak digunakan yaitu mencapai 92,40%. Sementara itu,

data yang dipaparkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika

menyebut ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang terindikasi sebagai

penyebar hoax dan ujaran kebencian (Pratama, 2016).

Memasuki era pandemi setahun terakhir ini makin menimbulkan

peningkatan informasi hoax di media sosial. Direktur Tata Kelola Aplikasi

Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Dra Mariam F Barata

MI.Kom mengatakan hingga Juni 2020 setidaknya ada 850 kabar bohong atau

hoaks terkait COVID-19.

"Sejak 23 Januari 2020 hingga 15 Juni 2020 terdapat setidaknya 850 hoaks

yang beredar baik melalui media sosial maupun aplikasi pesan instan," ujar

Mariam dalam webinar Perempuan Melek Digital di Era Pandemi COVID-19

yang diselenggarakan Kowani di Jakarta.

Kabar bohong tersebut seperti kompensasi yang diterima masyarakat

akibat pandemi COVID-19 maupun menghirup uap panas yang disebut bisa

membunuh COVID-19. Setiap harinya, kata Mariam, rata-rata 6,2 dibuat dan

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

16

disebarkan. Hal itu menimbulkan ketakutan, ketidakpastian, bahkan kepanikan

di tengah masyarakat. Sebanyak 104 pelaku penyebaran hoax tersebut telah

ditindaklanjuti pihak kepolisian

Menghadapi penyebaran informasi hoax ini pemerintah Indonesia

langsung bergerak untuk menghindari penyebaran hoax yang semakin

meresahkan dan berdampak buruk terhadap masyarakat Indonesia serta

mempengaruhi berjalannya sistem pemerintahan Indonesia. Pemerintah

menggandeng Kemenkominfo (Kementrian Komunikasi dan Informasi) untuk

menertibkan situs dan akun media sosial yang beresiko menyebarkan

informasi-informasi bohong. Kemudian memberikan sosialisasi terhadap

masyarakat tentang bahaya hoax dan bagaimana cara membedakan informasi

hoax serta memberikan pemahaman tentang literasi media.

Pemerintah melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika

(Kemkominfo) akan menggunakan strategi dalam memberantas informasi atau

informasi hoaks dengan cara mendorong literasi, edukasi, dan sosialisasi untuk

masyarakat yang dinilai akan efektif untuk meredam hoaks. “Strategi 2017

berubah, kami sekarang mendorong literasi melalui cara kerja sama dengan

beberapa pihak untuk memberikan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat.

Strategi ini tidak bermaksud menintervensi keompok manapun, kami haya

ingin mengembalikan maruah jurnalistik,” jelas Rudiantara di Dewan Pers

(kominfo.go.id). Namun sampai saat ini penyebaran hoaks belum bisa teratasi.

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

17

Pemerintah juga menggunakan dasar hukum UU No. 11 Tahun 2008

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) telah mengatur hal

tersebut dalam Pasal 28 ayat (1), yang berbunyi:

“Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi bohong

dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi

Elektronik”

Ancaman pidana dari pasal tersebut disebutkan dalam Pasal 45 ayat (2)

UU ITE yaitu hukuman penjara selama 6 (enam) tahun dan atau denda paling

banyak Rp 1 miliar (Pomounda, 2015). Namun demikian, peran serta

masyarakat sangatlah diperlukan untuk turut serta melakukan pencegahan

terhadap penyebaran informasi hoax. Salah satunya dapat dilakukan dengan

memberikan informasi terkait indikasi adanya informasi hoax melalui web

klarifikasi informasi.

Kota Makassar tidak luput juga dari informasi bohong (hoax). Seperti

beredarnyai nformasi di grup WhatsApp bahwa keputusan Mahkamah

Konstitusi memperbolehkan pemilih yang menggunakan KTP jenis apapun

bisa memilih di TPS manapun meskipun berdomisili diluar dari kota Makassar.

Pada hal kenyataannya, pemilih yang memilki KTP elektronik, di dalam

regulasi menyatakan masuk jalur Daftar Pemilih Khusus (DPK). Sementara

aturan untuk DPK adalah PKPU No. 3 tahun 2019 bahwa Pemilih DPK itu

memang memiki KTP elektronik atau surat keterangan maka dia harus memilih

di TPS sesuai domisilinya yang tertera di KTP nya. Mereka memilih jam 12

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

18

siang. Gara-gara informasi hoax ini mengakibatkan banyak DPK dan petugas

KPPS yang terkecoh. Sehingga mengakibatkan ketika perhitungan suara, di

data pemilihan memuculkan ketidaksingkronan.

Awal kemunculan pandemi covid-19 juga pernah menghebohkan

masyarakat Sulawesi Selatan. Hal tersebut dikarenakan adanya informasi yang

beredar melalui media whatsup tersebut mengatakan bahwa ada pasien di salah

satu rumah sakit di Makasar Sulawesi Selatan positif Virus Corona. Faktanya

menurut kepala Dinas Kesehatan kota Makassar, dr Naisyah Tun Azikin,

hingga saat ini belum ada satupun warga Makassar yang terjangkit Virus

Corona. (kominfo.go.id)

Informasi hoax kembali tersebar di Sulawesi Selatan lebih tepatnya di kota

Makassar kembali melalui media whatsapp. Pada Senin 30 Maret 2020 Jam

02:30 Waktu setempat diinformasikan bahwa akan dilakukan lockdown di

wilayah kota Makassar sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Pesan whatsApp yang menginformasikan kepada masyarakat kota

Makassar bahwa pemerintah Kota Makassar bersama TNI (Tentara nasional

Indonesia) dan POLRI (Kepolisian Negara RepublikIndonesia) akan

melakukan lockdown local yang dimulai pada Hari Senin 30 Maret 2020 Pukul

02:30 Wita. Melalui hasil penelusuran diketahui berita tersebut adalah hoax.

Padahal pemerintah Kota Makassar hanya akan melakukan karantina

parsial, berupa penutupan akses keluar masuk pada pemukiman yang

terindikasi terdapat warga yang berstatus PDP dan positif covid-19.

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

19

Penanggung jawab Walikota Makassar Iqbal Suhaeb, menegaskan bahwa

pemerintah Kota Makassar hanya melakukan karantina parsial, dibeberapa

tempat yang terjangkis covid-19 bukan lockdown local secara sepihak oleh

pemerintah setempat. (sul-sel.com)

Pemerintah pada tingkat Provinsi memeberikan kewenangan kepada Dinas

Kominfo untuk mencegah informasi hoax karena pada dasarnya ini memiliki

peran sangat dibutuhkan. Karena sesuai dengan fungsi Dinas Kominfo sebagai

pinata kelolaan aplikasi Informatika, dan pengelolaan informasi dan

komunikasi public maka diharapkan segala bentukin formasi yang tersebar

baik berupa informasi nyata atau informasi bohong dapat terkelolah sehingga

bisa terfilter sebelum sampai ke masyarakat. Selain itu Dinas Kominfo juga

memiliki fungsi pelaksanaan penelitian serta pengembangan sumber daya

manusia di bidang komunikasi dan informatika, sehingga diharapkan adanya

inovasi baru dalam pencegahan informasi hoax.

Informasi hoax melanggar UU ITE selain itu juga merupakan tindakan

manusia yang melanggar nilai-nilai etika manusia. Pelaku yang menyebar

informasi hoax atau bohong mempunyai ciri orang yang berhati nurani sesat.

Dimana dikelompokkan pada sifat kesesatannya vincible (bisa diatasi) dan

culpable (bisa dipersalahkan), tanggung jawab atas tindakan yang dilakukan,

buruk/jahatnya ada pada pelaku. Di sini pelaku mengetahui bahwa tindakan

menyebarkan informasi hoax atau bohong adalah perbuatan yang salah akan

tetapi demi mencapai tujuan yang diinginkan baik untuk dirinya sendiri

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

20

maupun golongan, pelaku rela melakukan apapun meskipun banyak resiko

yang akan dia terima nantinya.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas bahwa dampak hoax itu sendiri

sangat merugikan banyak kalangan. Selain dampak secara umumnya itu

sebagai pemicu konflik dan keresahan masyarakat, hoax juga mampu

meberikan dampak negatif berupa pembuang-buang waktu karena terkadang

hoax memberikan efek mengejutkan sehingga kita sibuk hanya untuk mencari

kebenanran dari informasi hoax tersebut. Kemudian sebagai pengalihan isu,

jadi hoax disebarluaskan hanya semata-mata untuk menutupi suatu kejadian

yang besar namun ingin dirahasiakan dari masyarakat (Kompas.com).

Hoax juga berdampak sebagai penipuan publik, karena terkadang

informasi hoax diperuntukan untuk mempengaruhi masyarakatr untuk

melakukan sesuatu hal namun ternyata itu hanya suatu kebohongan. Hal yang

paling sering ditimbulkan oleh hoax yaitu sebagai pemicu kepanikan publik.

Hoax juga berdampak terhadap kerugian materi, kesehatan mental, dan dapat

berdampak pada bidang ekonomi.

Latar belakang diatas menjelaskan bahwa UU tentang hukuman bagi

penyebar informasi hoax. Kemudian telah ditunjuk Lembaga yang berwenang

dalam pencegahan informasi hoax di media sosial. Namun mengapa sampai

sekarang masih ada saja informasi hoax yang tersebar di media sosial. Maka

dari itu penulis merasa sangat perlu adanya tindakan nyata oleh Lembaga yang

berwenang untuk mencegah agar informasi hoax tidak tersebar lagi dan

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

21

menimbulkan keresahan dan konflik terhadap masyarakat. Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk meneliti ”Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel

dalam Pencegahan Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial ”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Strategi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam pencegahan penyebaran

informasi hoax di media sosial?

2. Apa faktor penghambat Dinas Kominfo Sul-Sel dalam mencegah

Penyebaran Informasi hoax di media Sosial?

C. Tujuan

1. Mengetahui strategi yang diterapkan Dinas Kominfo Sul-Sel dalam

pencegahan penyebaran informasi di media sosial.

2. Mengetahui faktor penghambat Dinas Kominfo Sul-Sel dalam mencegah

penyebaran informasi hoax di media sosial.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberi manfaat dan kegunaan secara

teoritis dan praktis sebagai berikut :

1. Manfaat secara Teoritis, adalah untuk memperkaya pengetahuan peneliti

dan pembaca tentang bagaimana mencegah informasi hoax semakin

menyebarluas sehingga tidak meresahkan masyarakat. Serta menjadi bahan

referensi dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara Praktis, adalah hasil dari penelitian ini bias dijadikan

sebagai sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah agar

dapat menanggulangi informasi hoax dengan cepat, serta dapat menjadi

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

22

bahan pertimbangan dan pembeajaran bagi Dinas Kominfo di provinsi

lain maupun swasta dan khalayak umum.

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan judul yang akan diteliti oleh

peneliti adalah:

No.

Nama Peneliti dan Judul

Penelitian

Metode dan Hasil Penelitian

Perbedaan hasil

Penelitian

1.

Penelitian yang dilakukan

oleh Kurniawan Hari

Siswoko pada tahun 2017

mahasiswa Fakultas Ilmu

Komunikasi, Universitas

Tarumanegara Jakarta

dengan judul ‘’Kebijakan

Pemerintah Menangkal

Informasi Palsu atau

Hoax’’

Metode yang digunakan

yaitu kualitatif. Hasil

penelitian ini menunjukkan

bahwa pada awalnya,

pemerintah meyakini bahwa

penyebaran informasi palsu

tersebut bisa ditangkal

dengan memblokir sejumlah

situs internet yang

bermasalah. Penelitian ini

meyakini bahwa

pemblokiran situs internet

tidak akan efektif dalam

membendung penyebaran

Penelitian yang

akan peneliti

lakukan berfokus

terhadap strategi

komunikasi yang

dilakukan Dinas

Kominfo untuk

memberikan

kesadaran dan

pemahaman

masyarakat

sehingga mampu

membantu dalam

pencegahan

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

24

informasi palsu. Oleh

karena itu, pemerintah akan

membutuhkan langkah

lainnya untuk mengatasi

maraknya penyebaran

informasi palsu di internet.

penyebaran

Informasi Hoax

2.

Penelitian yang dilakukan

oleh Ricky Firmansyah

pada tahun 2017,

mahasiswa AMIK BSI

Bandung, dengan judul

‘’Web Klarifikasi

Informasi untuk

Meminimalisir Penyebaran

Informasi Hoax’’

Metode yang digunakan

adalah kualitatif. Penelitian

ini fokus kepada

perancangan web klarifikasi

informasi untuk

pengendalian penyebaran

informasi hoax yang

diimplementasikan dengan

bahasa pemrogram-anweb

PHP dan MySQLDBMS

sebagai Software

Developing Tools.

Penelitian yang

lakukan berbeda

dari fokus yang

diteliti selain itu

fokusnya terhadap

strategi komunikasi

dalam pencegahan

yang dilakukan

oleh Dinas

Kominfo Sul-Sel

3.

Penelitian yang dilakukan

oleh Dona Raisa Monica,

S.H., M.H., pada tahun

Metode yang digunakan

adalah kualitatif. Hasil

penelitian ini menunjukkan

Penelitian ini

berfokus pada cara

pencegahan

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

25

2018, mahasiswa Fakultas

Ilmu Hukum, Universitas

Lampung, dengan judul

‘’Upaya Kepolisian dalam

Penanggulangan Tindak

Pidana Penyebaran

Informasi Hoax’’

bahwa upaya kepolisian

dalam penanggulangan

tindak pidana penyebaran

hoax diantaranya adalah

melalui cara pre-emtif yaitu

penanaman nilai/norma

terhadap seseorang cara

preventif yaitu merupakan

tindak lanjut dari upaya pre-

emtif yang masih dalam

tataran pencegahan sebelum

terjadinya kejahatan dan

cara refresif yaitu upaya

penal setelah tindak pidana

terjadi mulai dari

penyidikan, penuntutan dan

sidang dipengadilan.

penyebar informasi

hoax yang

dilakukan oleh

pihak Dinas

Kominfo Sul-Sel

dengan berbagai

strategi yangbtelah

diterapkan

B. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Strategi Komunikasi

Menurut Ahmad S. Adnan Putra mengatakan strategi adalah bagian dari

suatu rencana, sedangkan rencana merupakan produk dari perencanaan.

Maka strategi itu pada hakikatnya adalah suatui perencanaan dan

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

26

manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktik oprasionalnya

(Ruslan, 2000). Kemudian menurut Onong Uchjana Effendy yang dikutip

Jalaluddin, Strategi merupakan suatu perencanaan (planning), dan

manajemen untuk mencapai suatu tujuan strategi yang tidak hanya berfungsi

sebagai petunjuk satu arah saja melainkan harus mampu menunjukkan

bagaimana taktik operasionalnya ( Jalaluddin, 2009).

Menurut Harold D. Lasswell dalam Cangara (2013:36), komunikasi

adalah siapa yang berkata apa, melalui apa, kepada siapa dan apa efeknya?

(who, says what, through what channel. To whom and what effects?). Teori

ini juga dikenal dengan Formula Lasswell, yang merupakan teori turunan

dari teori dasar komunikasi Aristoteles. Liliweri (2011) mendefinisikan

strategi komunikasi sebagai strategi untuk menciptakan komunikasi yang

konsisten, dan merupakan pilihan dari beberapa opsi komunikasi.

Strategi komunikasi adalah strategi yang mengartikulasi, menjelaskan

dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan satuan tujuan komunikasi

dalam rumusan yang baik. Strategi komunikasi menjelaskan tahapan dalam

rangkaian aktivitas komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Menurut Muhammad Arni mengatakan bahwa strategi

komunikasi adalah semua yang terkait mengenai rencana dan taktik atau

cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan komunikasi dengan

menampilkan pengirim, pesan dan penerimanya pada proses komunikasi

untuk mencapai tujuannya (Muhammad Arni, 2004).

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

27

Liliweri (2011) juga membagi tujuan dari strategi komunikasi adalah

untuk (1) memberitahu (2) memotivasi (3) mendidik (4) Menyebarkan

Informasi dan (5) Mendukung Pembuatan Keputusan. Dan untuk membuat

strategi komunikasi yang efektif, Arifin (1994) menguraikan empat tahapan

yang harus dilalui, yaitu:

a. Mengenal Khalayak, dalam proses komunikasi baik komunikator

maupun khalayak mempunyai kepentingan yang sama. Dalam observasi

atau penelitian, khalayak dapat diidentifikasi dari beberapa segi.

Contohnya dari segi pengetahuan khalayak terhadap pesan-pesan yang

disampaikan.

Mengenali khalayak dan sasaran merupakan hal yang wajib dilakukan

untuk mempermudah dalam pemilihan komunikator, sesuai dengan

situasi dan kondisi yang ada. Memahami masyarakat,terutama yang akan

menjadi target sasaran program komunikasi merupakan hal yang sangat

penting. Sebab semua aktivitas komunikasi diarahkan kepada mereka.

Merekalah yang menentukan berhasil dan tidaknya suatu program

komunikasi yang dilakukan. Untuk mengetahui dan memahami

segmentasi masyarakat. Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk

memetakan karakteristik masyarakat yakni :

1) Aspek sosiodemografik, mencakup usia, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan, tingkat pendapatan, agama, ideology, etnis, termasuk

kepemilikan media.

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

28

2) Aspek psikologis, mencakup sikap yang tercermin dari kejiwaan

masyarakat, misalnya tempramen, tenang, sabar, terbuka,

emosional, tertutup, berani, penakut.

3) Aspek karakteristik perilaku masyarakat, mencakup kebiasaan

yang dijalani dalam kehidupan suatu masyarakat. Misalnya

agamais, religius, santun, jujur, tanggung jawab, solidaritas

tinggi, dan lain-lain.

b. Penyusunan pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat

komunikasi efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat

memperoleh kebutuhan individual (personal needs) pada komunikan,

dapat memuaskan kebutuhan pesan yang disampaikan.

Terdapat dua teknik dalam penyusunan pesan :

1) One-side issue, yaitu teknik penyampaian pesan yang

menonjolkan sisi kebaikan dan keburukan sesuatu.

2) Two-side issue, yaitu teknik penyampaian pesan dimana

komunikator selain mengemukakan yang baik, juga

menyampaikan hal-hal yang kurang baik.

c. Menetapkan metode, Metode yang dapat diambil oleh komunikator

diantaranya: (a) Redundacy yaitu dengan cara mengulang-ulang pesan

kepada khalayak. (b) Canalizing yaitu memenuhi nilai-nilai dan

kelompok dan masyarakat secara berangsur-angsur merubahnya ke

arah yang dikehendaki. (c) Informatif yaitu mempengaruhi khalayak

dengan cara memberikan penerangan-penerangan yan berarti

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

29

menyampaikan sesuatu apa adanya. (d) Persuasif yaitu

mempengaruhidengan cara membujuk dan tidak terlalu banyak berpikir

kritis dan dapat terpengaruh secara tidak sadar situasi yang mudah karena

sugesti. (e) Edukatif yaitu mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan

mendidik (f) kursif yaitu mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa,

biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah

dan intimidasi seleksi dan penggunaan media.

Teknik penyampaian atau mempengaruhi dalam komunikasi itu dapat

dilihat dari dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaan dan meurut bentuk

isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa:

1) Semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya

dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Menurut cara

pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu

Redundancy (repetition) dan Canalizing.

2) Melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk

pesan dan maksud yang dikandung. Menurut bentuk isinya

dikenal teknik-teknik : informatif, persuasif, edukatif, dan koersif

(Arifin,1994)

d. Penggunaan media, sebagai alat penyalur dalam rangka merebut

pengaruh dalam masyarakat dalam abad ke-20 ini adalah suatu hal

yang merupakan keharusan, salah satunya melalui media massa.

Sebab media massa dapat menjangkau jumlah besar khalayak dengan

harga tertentu yang cukup besar.

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

30

Media merupakan alat penyalur, juga mempunyai fungsi sosial yang

kompleks. Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi

yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan

keadaan dan kondisi khalayak, maka dengan sendirinya dalam

penggunaan media pun, harus demikian pula. Justru itu selain kita harus

berfikir dalam jalinan faktor-faktor komunikasi sendiri juga harus dalam

hubungannya dengan situasi sosial-psikologis, harus diperhitungkan pula.

Hal ini karena masing-masing medium tersebut mempunyai kemampuan

dan kelemahan-kelemahan tersendiri sebagai alat.

2. Media Sosial

a. Pengertian media sosial

Media sosial (sering disalah tuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah

media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki,

forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk

media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh

dunia. Menurut Van Dick yang dikutip oleh Nasrullah, bahwa media

sosial adalah platfrom media yang memfokuskan pada eksistensi

pengguna yang memfasilitasi mereka dalam dalam beraktifitas maupun

berkolaborasi, karena itu media sosial dapat dilihat sebagai medium

online yang menguatkan hubungan antar pengguna sebagai sebuah ikatan

sosial. (Nasrullah, 2016)

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

31

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di

atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan memungkinkan

penciptaan dan pertukaran user-generated content". (https://id.wiki-

pedia.org/wiki/Media_sosial)

Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes (2015) – Media sosial adalah

media berbasis Internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan

untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika

ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong

nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang

lain.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016) – Media sosial adalah

media yang digunakan oleh konsumen untuk berbagi teks, gambar, suara,

dan video informasi baik dengan orang lain maupun perusahaan dan vice

versa. (https://pakarkomunikasi.com/ pengertian-media-sosial-menurut

para-ahli)

b. Jenis-jenis Media Sosial

Kaplan dan Haenlein (2010) membagi berbagai jenis media sosial ke

dalam 6 (enam) jenis, yaitu:

Collaborative Projects, yaitu suatu media sosial yang dapat membuat

konten dan dalam pembuatannya dapat diakses khalayak secara

global. Kategori yang termasuk dalam Collaborative Projects dalam

media sosial, yaitu WIKI atau Wikipedia yang sekarang sangat

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

32

populer di berbagai negara. Collaborative Projects ini dapat

dimanfaatkan untuk mendukung citra perusahaan, terlepas dari pro-

kontra soal kebenaran isi materi dalam situs tersebut.

Blogs and Microblogs, yaitu aplikasi yang dapat membantu

penggunanya untuk menulis secara runut dan rinci mengenai

informasi, opini, pengalaman, ataupun kegiatan sehari-hari, baik

dalam bentuk teks, gambar, video, ataupun gabungan dari ketiganya.

Kedua aplikasi ini mempunyai peran yang sangat penting baik dalam

penyampaian informasi maupun pemasaran produk. Melalui kedua

aplikasi tersebut, pihak pengguna dengan leluasa dapat mengiring

opini masyarakat atau pengguna internet untuk lebih dekat dengan

mereka tanpa harus bersusah-susah menyampaikan informasi secara

tatap muka.

Content Communities, yaitu sebuah aplikasi yang bertujuan untuk

saling berbagi dengan seseorang baik secara langsung maupun tidak

langsung, di mana dalam aplikasi ini user atau penggunanya dapat

berbagi video, ataupun foto. Sosial media ini dapat dimanfaatkan

untuk mempublikasikan suatu bentuk kegiatan positif yang dilakukan

oleh satu perusahaan, sehingga kegiatan tersebut akan mendapatkan

perhatian khalayak dan pada akhirnya akan membangun citra positif

bagi perusahaan.

Sosial Networking Sites atau Situs Jejaring Sosial, yaitu merupakan

situs yang dapat membantu seseorang atau pengguna internet

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

33

membuat sebuah profil dan menghubungkannya dengan pengguna

lain. Situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya mengunggah

hal-hal yang sifatnya pribadi seperti foto, video, koleksi tulisan, dan

saling berhubungan secara pribadi dengan pengguna lainnya melalui

private pesan yang hanya bisa diakses dan diatur pemilik akun

tersebut. Situs jejaring sosial sangat berperan dalam hal membangun

dan membentuk brand image, karena sifatnya yang interaktif sehingga

pengguna dapat dengan mudah mengirim dan menerima informasi,

bahkan dapat digunakan sebagai media komunikasi dan klarifikasi

yang nyaman antara pemilik produk dengan konsumennya.

Virtual Game Worlds, yaitu permainan multiplayer di mana ratusan

pemain secara simultan dapat di dukung. Media sosial ini sangat

mendukung dalam hal menarik perhatian konsumen untuk tahu lebih

banyak dengan desain grafis yang mencolok dan permainan warna

yang menarik, sehingga terasa lebih informatif dan interaktif.

Virtual Sosial Worlds, yaitu aplikasi yang mensimulasi kehidupan

nyata dalam internet. Aplikasi ini menungkinkan pengguna

berinteraksi dalam platform tiga dimensi menggunakan avatar yang

mirip dengan kehidupan nyata.Aplikasi ini sangat membantu dalam

menerapkan suatu strategi pemasaran atau penyampaian informasi

secara interaktif serta menarik. (Rieka Mustika, 2018: 44).

3. Informasi

a. Pengertian informasi

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

34

Secara umum, pengertian informasi adalah suatu informasi atau laporan

tentang hal yang sedang/ telah terjadi dimana penyampaiannya dilakukan

melalu media cetak, siaran TV, radio, media online, maupun dari mulut

ke mulut kepada khalayak umum. Menurut Angraeni dan Irviani

(2017:13) menjelaskan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau

fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga

mempunyai arti bagi penerima.

Pendapat lain mengatakan arti informasi adalah suatu laporan informasi

fakta terbaru dan penting mengenai peristiwa terkini yang sampaikan

kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti surat kabar, Televisi,

radio, media online, dan berbagai media lainnya.

Umumnya isi informasi yang disampaikan kepada masyarakat adalah

informasi terbaru/ terkini, atau fakta-fakta terbaru mengenai sesuatu yang

terjadi di masa lalu juga dapat dijadikan informasi. Selain menyampaikan

informasi, tujuan lain dari informasi adalah untuk mempengaruhi

masyarakat terkait isu yang diangkat di dalam informasi tersebut.

Menurut Mickhel V. Charniey (Romli, 2009:5), pengertian informasi

adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual,

penting, dan menarik bagi sebagian pembaca, serta menyangkut

kepentingan mereka.

Menurut Willard C. Bleyer (Romli, 2009:35), informasi adalah informasi

terkini yang di pilih oleh wartawan untuk dimuat dalam suatu media

sehingga menarik minat bagi pembaca. (https://www.maxmanroe.com).

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

35

b. Informasi Hoax

Allcot & Gentzkow (Budi & Barito, 2018: 4), mengartikan hoax sebagai

laporan yang dibelokkan atau menyesatkan namun tidak sepenuhnya

salah.Alex Boese (Budi & Barito, 2018: 6) mendefinisikan hoax sebagai

tindak penipuan yang melibatkan respons publik.

Dalam dunia jurnalistik, hoax pada dasarnya bukan suatu yang

baru.Meskipun demikian, Alex Davies (Budi & Barito, 2018: 7)

berpendapat bahwa kapan dan dari mana istilah hoax muncul tidak terlalu

jelas.Oxford English Dictionary memperkirakan istilah hoax berasal dari

kata “hocus”. Definisi hoax pertama kali muncul dalam suatu referensi

yang ditulis pada 1796: “To deceive by an amusing or mischievous

fabrication or fiction, to play upon the credulity of” (Davies 2013: 134).”

Hoax merupakan kata kerja dan berarti menipu melalui rekaya atau fiksi

yang memikat dan nakal atau memainkan kepercayaan.

Faktor penyebab munculnya konten informasi hoax (Marwan & Ahyad,

2017):

Hanya sebuah humor demi kesenangan belaka.

Hanyalah usaha untuk mencari sensasi di media sosial.

Beberapa memang menggunakannya demi untuk mendapat lebih

banyak uang dengan bekerja sama dengan oknum.

Hanya untuk ikut-ikutan agar terlihat lebih seru.

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

36

Untuk menyudutkan pihak tertentu.

Sengaja menimbulkan keresahan.

Niat negatif..

Untuk mengenali hoax, masyarakat perlu terus diedukasi untuk

bisamengidentifikasi secara sadar perihal informasi sesat alias "hoax"

yang kini masih tersebar luas di dunia maya dengan ciri-ciri sebagai

berikut (Marwan & Ahyad, 2017):

Berasal dari situs yang tidak dapat dipercayai.

Tidak ada tanggal kejadiannya.

Tempat kejadiannya tidak jelas.

Menekankan pada isu SARA.

Kebanyakan kontennya aneh dengan lugas juga menyudutkan pihak

tertentu.

Informasinya tidak berimbang.

Alur cerita dan kontennya tidak logis, langka dan aneh.

Bahasa dan tata kalimat yang digunakan agak rancu dan tidak

berhubungan satu sama lain.

Menggunakan bahasa yang emosional dam provokatif.

Menyarankan anda meng-klik, meng-share, dan me-like tulisan

dengan nada berlebihan.

Penyebarannya dilakukan oleh akun media sosial

kloningan/ghost/palsu.

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

37

Penjelasan di atas mengenai informasi hoax, maka dapat disimpulkan

bahwa informasi hoax merupakan sebuah tindakan menipu atau membuat

kebohongan melalui informasi yang direkayasa dan tidak sesuai dengan

informasi aslinya dengan tujuan untuk menyerang pihak-pihak

tertentu.Sedangkan, kriteria hoax ada empat, yaitu mengandung usnur

main-main, tidak seperti informasi palsu yang bertujuan menipu secara

permanen, menunda ketidakpercayaan di kalangan penerima atau

pembacanya, dan merupakan kritik yang tidak Lugas.(Rantika Kurniati

dan kawan-kawan).

C. Kerangka Berfikir

Hoax itu merupakan masalah (problem) yang membuat keresahan sosial di

masyarakat dan Dinas Kominfo memiliki tanggung jawab yang besar untuk

mencegah agar masyarakat mendapatkan informasi yang sehat. Analisis ini

muncul karena hoax ini sudah menyebar ke masyarakat khususnya melalui

media sosial, seperti facebook, instagram, whatsup, line,twitter dan media

online lainnya. Ketika hoax ini sudah menyebar di masyarakat, apa yang harus

dianalisis? Kemudian bagaimana cara mencegahnya. Maka dari itu peneliti

mencoba membuat konsep kerangka piker sebagai berikut :

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

38

D. Fokus Penelitian

Adapun focus penelitian ini adalah strategi komunikasi yang dilakukan

oleh Dinas Kominfo dalam pencegahan penyebaran informasi Hoax di media

sosial.

Strategi Komunikasi Dinas Kominfo dalam

Pencegahan Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

Strategi Komunkasi menurut

Laswell:

1. Mengenal Khalayak

2. Menyusun Pesan

3. Menetapkan Metode

4. Penggunaan Media

Faktor Penghambat

Pencegahan PenyebaranInformasi

Hoax di MediaSosial

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

39

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini menekankan langkah yang akan diteliti berupa langkah

pencegahan atau langkah preventif. Langkah preventif biasanya dilakukan

kepada pihak yang belum atau rentan terhadap suatu masalah. Maka dari itu

fokus penelitian ini meliputi:

1. Mengenali Khalayak, hal ini dilakukan agar kita mampu mengetahui

kelompok masyarakat yang sangat rentan terpengaruh oleh informasi

hoax yang menyebar sehingga dapat cepat diberikan pemahaman;

2. Penyusunan Pesan, hal ini sangat berpengaruh dalam penyampain pesan

sehingga khalayak mampu menerima dan mengerti secara cepat;

3. Menatapkan Metode, hal ini merupakan langkah awal dalam pencegahan

penyebaran informasi hoax;

4. Penggunaan Media, hal ini untuk mengetahui media yang digunakan

sebagai alat dalam rangka pencegahan penyebaran informasi hoax di

media sosial.

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan dan

bertempat di Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Selatan Jl. Jenderal Urip

Sumohardjo No. 296 Gedung J lantai IV Makassar, Sulawesi Selatan. Kode

Pos 90231 Nomor Telepon 0411453203.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif yang dimaksud adalah untuk mendapat

pemahaman yang bersifat umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif

partisipan (Ruslan, 2010:215). Kemudian berdasarkan sifatnya, penelitian ini

adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud

untuk menguraikan hasil kajian secara mendalam mengenai Pencegahan

Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial. Bentuknya, penelitian ini adalah

penelitian evaluatif dan preskriptif, penelitian evaluatif yaitu penelitian yang

bertujuan memberikan analisis yang mendalam terhadap suatu Penyebaran

Hoax pada aspek pencegahannya. Sedangkan penelitian preskriptif yaitu

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

41

penelitian yangakan memberikan sebuah solusi yang tepat terhadap upaya

pencegahan penyebaran hoax melalui pendekatan teori-teori arus informasi.

C. Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpul secara langsung dari sumbernya

yang di peroleh sendiri oleh lembaga yang bersangkutan. Metode yang

digunakan untuk pengumpulan data primer yaitu dengan melalui cara

survei dan observasi (Ruslan, 2010:138). Data Primer yang diperoleh

pada penelitian ini dari Diskominfo Sul-Sel.

2. Data sekunder adalah data penelitiaan yang didapatkan secara tidak

langsung melalui perantara. Data sekunder pada dasarnya berbentuk

catatan atau laporan data dokumentasi (Ruslan, 2010:138). Data

sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari media web,

jurnal, dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan informasi hoax

dan Diskominfo.

D. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian kualitatif yaitu informan penelitian yang

memahami informasi tentang objek penelitian. Informan yang dipilih harus

mempunyai kriteria sehingga informasi yang didapatkan bisa bermanfaat

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

42

untuk penelitianyang akan dilakukan. Terdapat kriteria-kriteria dalam

menentukan informan penelitian yang dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Spradley (Moleong, 2004: 165) informan harus mempunyai

beberapa kriteria yang bisa menjadi bahan pertimbangan, yaitu:

1. Informan yang selalu tergabung dalam suatu kegiatan atau aktivitas

yang menjadi obyek atau sasaran penelitian dan biasanyaditandai

dengankemampuan memberikan suatu informasi diluar kepala tentang

hal yang ditanyakan.

2. Informan mempunyai kaitan secara penuh serta aktif pada lingkup dan

kegiatan yang menjadi obyek penelitian.

3. Informan mempunyai cukup banyak kesempatan dan waktu untuk

dimintaiinformasi.

4. Informan yang dalam memberikan suatu informasi tidak telalu

cenderung diolah ataudikemas terlebih dahulu dan mereka relatif susuai

realitas dalam memberikaninformasi.

Kriteria informan yang dikemukakan oleh Spradley diatas, maka

penelitimenentukan informan yang memenuhi kriteria tersebut. Informan yang

peneliti tentukan adalah orang-orang yang bekerja secara penuh di dalam Dinas

Kominfo dan aktif dalam pencegahan informasi hoax yang dilakukan oleh

Dinas Kominfo.

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan teknik key person. Teknik

memperoleh informan penelitian ini digunakan karena peneliti sudah

mempunyai informasi awal mengenai objek penelitian maupun informan

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

43

penelitian maka peneliti membutuhkan key person untuk mengawali

wawancara atau observasi.Key person ini adalah tokoh formal maupun tokoh

informal (Bungin, 2007: 77). Maka peneliti hanya memilih tiga orang yang

memiliki keterkaitan lebih mendalam dari masalah yang diteliti.

No. Informan Jumlah

1.

Sekretaris Dinas Kominfo Sulawesi

Selatan 1

2.

Seksi Pengelolaan Media

Komunikasi Publik 1

3. Seksi Layanan Informasi Publik 1

Total 3

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara.

Teknik wawancara dalam pelaksanaannya memberikan kebebasan untuk

menemukan sumber masalah secara lebih terbuka, di mana, orang yang

diajak wawancara akan diminta pendapat dan ide-idenya. Wawancara

akan dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dan narasumber

yakni kepada Pegawai Dinas Kominfo Sul-Sel. Wawancara ini

dilakukan layaknya melakukan obrolan santai seputar aktivitas

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

44

narasumber tersebut dalam melakukan pencegahan penyebaran

informasi hoax di media sosial (Aisyah, 2019:47).

2. Obsevasi

Peneliti memiliki peran yang aktif dalam situasi lingkungan tertentu.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap informan penelitian dan

kemudian peneliti secara aktif melakukan wawancara dengan informan

untuk memperoleh informasi dan data lengkap (Ruslan, 2010:36). Maka

penelitin ini dilakukan langsung di kantor Diskominfo Sul-Sel sehingga

peneliti bisa melakukan observasi sekaligus wawancara langsung

kepada narasumber.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berguna sebagai pelengkap dari pengguna teknik

pengumpulan data dengan observasi maupun wawancara. Dokumentasi

merupakan sebuah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya berharga dari

seseorang. Hal ini ditempuh peneliti guna memperoleh data mengenai

pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial (Aisyah,

2019:47). Dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah berupa

penyambilan foto terhadap narasumber yang telah diwawancarai

sehingga bisa menjadi bukti bahwa peneliti telah melakukan wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2013), mengjelaskan bahwa aktivitas

saat melakukan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

45

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh,

aktivitas data tersebut merupakan reduksi data (data reduction), dan

penyajian data (data dispalay), conclusion drawing/verification (Sugiyono,

2013).

Data reduction (redaksi kata), reduksi adalah analisis data yang

dilakukan dengan memilih hal-hal pokok, mengfokuskan pada hal yang

penting, dicari pola dan temanya. Data yang didapatkan dalam lapangan

dituliskan/diketik dalam bentuk laporan atau uraian yang terinci. Jadi hasil

dari wawancara yang dilakukan peneliti terhadap narasumber menggunakan

Bahasa sehari-hari yang tidak baku. Oleh karena itu dilakukan reduksi kata

untuk menyusun kalimat dari hasil wawancara sehingga menjadi baku.

Data display (penyajian data), selanjutnya data dalam bentuk bagan,

uraian singkat, flowchart, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Miles

dan Huberman (Sugiyono, 2013) mengatakan bahwa yang paling sering

diterapkan untuk menyajikan data ketika melakukan penelitian kualitatif

adalah teks yang bersifat narasi. Pada penelitian ini menyajikan data berupa

narasi agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca.

Conclusion drawing/verification, langkah ketiga yaitu penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan,

dicari tema dan polanya serta ditarik kesimpulannya. Kesimpulan awal yang

diuangkapkan masih bersifat sementara, dan dapat berubah jika tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat untukmendukung pada tahap

mengumpulkan data berikutnya. Setelah melakukan reduksi dan penyajian

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

46

data maka peneliti melakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan hasil

dari wawancara yang dilakukan dan obseravsi dari data yang ada.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh.

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu,

dalam (Sugiyono,2005) menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif uji

keabsahan data meliputi :

1. Derajat Kepercayaan (Credibility)

Penetapan kriteria ini pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal

dari nonkualitatif. Kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri

sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai

dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk memerikasa

kredibilitas atau derajat kepercayaan antara lain :

a. Triangulasi

Triangulasi adalah salah satu Teknik dalam pengumpulan data untuk

mendapatkan temuan dan intrepretasi data yang lebih akurat dan kredibel.

Beberpa cara yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan sumber dan

menggunakan metode yang berbeda (Muri, 2014). Adapun triangulasi dalam

penelitian ini akan dilakukan dengan tiga macam teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaaan sumber data, metode, dan teori. Untuk

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

47

memeriksa keabsahan dan data, peneliti melakukan pengecekan dalam

berbagai sumber yaitu dengan melakukan wawancara pada pegawai Dinas

Kominfo Sulawesi Selatan. Selain triangulasi dengan berbagai sumber

informan, peneliti juga melakukan pendalaman dengan teknik pengumpulan

data melalui observasi dan dokumentasi.

b. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan

penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya

mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks.

Dalam hal ini peneliti bertanggung jawab untuk menyediakan data

deskriptif secukupnya. Oleh karena itu peneliti harus melakukan penelitian

untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut dari para informan yang

telah ditentukan sebelumnya. Untuk melakukan keteralihan, peneliti

mencari dan mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang

sama.

c. Kebergantungan (Dependability)

Kebergantungan merupakan subsitusi reliabilitas dalam penelitian

nonkualitatif. Reliabilitas merupakan syarat bagi validitas. Dalam penelitian

kualitatif, uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan

terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak

melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data.

Peneliti ini perlu diuji dependability-nya. Kalau proses penelitiannya tidak

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

48

dilakukan tetapi datanya ada, maka penelitian tersebut tidak dependable.

Untuk mengetahui, mengecek serta memastikan hasil penelitian ini benar

atau salah, peneliti mendiskusikannya dengan dosen pembimbing, serta

bertahap, mengenai konsep-konsep yang dihasilkan di lapangan.

d. Kepastian (Confirmability)

Penelitian kualitatif, uji kepastian mirip dengan uji kebergantungan.

Sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji

kepastian (confirmability) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan

proses yang dalam penelitian jangan sampai proses tidak ada tetapi hasilnya

ada. Kepastian ini berasal dari konsep objektivitas, sehingga dengan hasil

panelitian yang disepakati oleh banyak orang maka hasil penelitian tidak

lagi subjektif tetapi sudah objektif.

2. Memperpanjang waktu penelitian (Prolonged engagement)

Agak sulit mempercayai hasil penelitian kualitatif apabila peneliti hanya

datang sekali saja ke lapangan. Walaupun dengan dalih bahwa dalam waktu

seharian itu dipadatkan waktu dan kumpulkan data sebanyaknya. Peneliti

mesti memperpanjang pengamatan karena kalau hanya datang sekali sulit

memperoleh link atau chemistry engagement dengan informan.

Perpanjangan pengamatan atau penelitian memungkinkan terjadinya

hubungan antara peneliti dengan narasumber menjadi akrab, semakin

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

49

terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi dan peneliti dapat memperoleh data secara lengkap.

Lama perpanjangan pengamatan penelitian tergantung pada kedalam,

keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin

menggali data lebih dalam lagi hingga diperoleh makna yang nampak dan

kasat mata. Dengan memperpanjang pengamatan atau penelitian diperoleh

informasi yang sebenarnya. Untuk kepentingan legal formal penelitian,

peneliti perlu menunjukkan bukti perpanjangan pengamatan atau penelitian

berupa surat keterangan perpanjangan pengamatan atau penelitian yang

dilampirkan dalam laporan penelitian.

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

a. Gambaran Umum Dinas Kominfo Sul-Sel

Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang mempunyai

tugas melaksanakan kewenangan daerah di bidang pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi serta melaksanakan tugas pembantuan yang

diberikan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi dimana dalam setiap

kegiatannya selalu berhubungan dengan pembangunan dan pengembangan

system informasi, pengembangan dan pemeliharaan jaringan computer

antar bidang, pengelolaan produksi informasi dan publikasi, pengelolaan

dan pengembangan komunikasi publik, yang mana pada setiap kegiatan-

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

51

kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga bidang serta satu Sekretariat dan

dikepalai oleh kepala bidang dari setiap bidangnya.

Lembaga pemerintahan yang mempunyai tanggung jawab besar dan

bergerak di dalam lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan,

maka DISKOMINFO mempunyai tugas pokok dan fungsi yang besar

dalam membangun Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di

Provinsi Sulawesi Selatan. Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi

Sulawesi Selatan saat ini berkedudukan dan menempati kantor dengan

alamat Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Selatan Jl. Jenderal Urip

Sumohardjo No. 296 Gedung J lantai IV Makassar, Sulawesi Selatan.

Kode Pos 90231 Nomor Telepon 0411453203. Email diskominfoprovsul-

[email protected], Website https://kominfo.sul-selprov.go.id/.

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Komunikasi dan Informatika

Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh 19 (sembilan belas) PNS. Untuk

mencapai efisiensi dan efektifitas kinerja, dilakukan pembagian tugas bagi

Pejabat Eselon.

b. Sejarah Singkat Diskominfo Sul-Sel

Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian Provinsi

Sulawesi Selatan adalah Perangkat daerah Provinsi yang melaksanakan

fungsi penyelenggaraan urusan pemerintah bidang kominfo Satistik dan

Persandian dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun

2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Menteri Kominfo No.14

Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Bidang

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

52

Komunikasi dan Informatika dan Peraturan Kepala Lembaga Sandi

Negara Nomor 9 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Perangkat Daerah

dan Unit Kerja pada Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan Bidang

Persandian dimana tugas dan fungsinya membantu Gubernur dalam

melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

dan tugas pembantu di bidang komunikasi, Informatika, Statistilk dan

Persandian.

Memasuki dunia informasi global yang mengedepankan penggunaan

aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi, tak terkecuali

dalam proses pelayanan kepada masyarakat, pemerintah dituntut untuk

aktif mengadaptasi dan memfasilitasi proses akselerasi penggunaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di segala sektor. Sehingga

akan tercipta peningkatan efisiensi dan efektifitas di bidang

pemerintahan sekaligus pelayanan kepada masyarakat. Peningkatan

mutu penyelenggaraan pemerintahan berbasis teknologi informasi dan

komunikasi merupakan salah satu upaya pemerintah menciptakan

transparansi dan akuntabilitas organisasi.

c. Visi, Misi dan Tujuan Diskominfo Sul-Sel

1) Visi

Mewujudkan masyarakat informasi untuk sulsel lebih maju, mandiri

dan modern

2) Misi

a) Meningkatkan ketersediaan public

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

53

b) Meningkatkan layanan penyelenggaraan

c) Pemerintahan berbasis teknologi informasi

d) Meningkatkan SDM dan peningkatan Pengawasan

e) Media informasi

f) Meningkatkan pengamanan informasi

g) Penyediaan data statistik sectoral

3) Tujuan

a) Layanan E-Government

b) Meningkatkan layanan informasi dan komunikasi publik

c) Peningkatannya pengamanan informasi pemerintahan daerah

melelui persandian

d) Meningkatnya data statistik sektoral

e) Struktural Diskominfo Sul-Sel

2. Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam Pencegahan

Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

Setelah melakukan wawancara dengan narasumber atau informan,

yaitu Sekertaris Dinas Kominfo Sul-Sel Ir. Lubis L., M.T, seksi pengelolaan

media komunikasi publik Andi Auliarahman Nurjayadi, S.I.P, dan seksi

layanan informasi publik Kamaruddin S.Sos. Kemudian melakukan

observasi langsung dilapangan. Peneliti dapat menganalisis tentang Strategi

Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam Pencegahan Penyebaran

BeritaHoax di Media Sosial.

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

54

Berdasarkan keterangan mereka dari hasil wawancara menggunakan

teori Strategi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy yang membagi

strategi dalam kegiatan komunikasi dalam tiga hal yaitu mengenal khalayak,

penyusunan pesan dan menetapkan metode. Maka dari itu pembahasan dari

hasil penelitian sebagai berikut.

a. Mengenal Khalayak

Pada dasarnya khalayak atau masyarakat menerima pesan melalui

media sosial sangat mudah. Kemudian terkadang tanpa memahami

terlebih dahulu pesan tersebut langsung menyebarluaskan kepengguna

media sosial lainnya. Sehingga mengakibatkan terkadang informasi yang

berupa hoax ikut tersebar secara meluas dan meresahkan masyarakat.

Seperti yang disampaikan oleh seksi pengelolaan media komunikasi

publik Andi Auliarahman Nurjayadi, S.I.P,

“Kalau untuk masyarakat untuk pemahaman mengenai berita hoax

sampai saat ini mungkin memang kurang edukasinya. Ditambah lagi

sekarang berita hoax intu sangat mudah dan cepat menyebar melalui

android dan media sosial yang dimiliki oleh masyarakat.”

Masyarakat juga terkadang masyarakat juga tidak memperhatikan

mengenai hal yang ingin mereka sampaikan untuk disebar sehingga itu

dapat menimbulkan informasi hoax untuk masyarakat lainnya seperti

yang dikemukakan oleh Sekdiskominfo Sul-Sel,

“Kalau di Sulsel saya melihat paling banyak dimedia sosial karena kalau

dimedia cetak sudah tersaring memang. Jika di media sosial itu ada

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

55

kebebasan bagi masyarakan mengupload gagasan dan pikiran mereka.

Misalnya dengan twetter facebook, sms dan bahkan bisa dengan

menggunakan blog.”

Diskominfo Sul-Sel melakukan pencegahan penyebaran informasi

hoax di media sosial melalui kerja sama dengan beberapa kalangan

masyarakat seperti wartawan dan mahasiswa. Hal ini dikarenakan di masa

kini waratawan yang paling berperan penting dalam mengumpulkan

informasi yang akuran dan terjamin kebenarannya. Pada dasarnya segala

bentuk informasi yang tersebar di media sosial itu bersumber dari

informasi uang telah dikumpulkan oleh wartawan. Makanya, jika ada

informasi yang tersebar di media sosial maka wartawanlah yang paling

pertama akan dimintai keterangan mengenai informasi tersebut. Seperti

yang di ungkapkan oleh Sekertaris Dinas Kominfo Sul-Sel saat di temui di

ruangannya.

“Kita selalu mengadakan komunikasi dengan wartawan media sosial

maupun media cetak melalui zoom. Setiap magrib itu kita

mengpertemukan wartawan dengan para pakar yang berkaitan

dengan pemberitaan hoax lewat satu layar. Jadi wartawan akan

melimpahkan informasi ke media cetak kemudian akan dibaca oleh

masyarakat nah dengan itu cara kita untuk menangkal hoax.”

Diskominfo Sul-Sel juga mengatakan bahwa Mahasiswa juga

punya peran dalam pencegahan berita hoax. Hal ini dikarenakan

mahasiswa merupakan kaum terpelajar dan berpendidikan jadi pasti

bisa membedakan yang mana berita hoax dan yang mana bukan. Oleh

sebab itu Diskominfo Sul-Sel bekerja sama dengan KNPI dan

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

56

memohon bantuan agar bisa bersama-sama dalam memerangi berita

hoax.

“kita melibatkan generasi muda yang itu seperti KNPI bahwa

bantulah pemerintah untuk memberikan edukasi kepada mahasiswa

untuk membantu pemerintah agar tidak menyebarkan berita hoax.”

Diskominfo juga memberikan edukasi secara langsung kepada

mahasiswa yang sedang melakukan praktek magang tentang bahaya berita

hoax. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapan memahami betul bahaya

berita hoax dan menyampaikan hal tersebut kepada teman dan keluarga

mereka. Seperti yang diutarakan oleh Sekdis Kominfo Sul-Sel.

“Selain itu, banyak juga mahasiswa yang sering praktek magang

disini itu juga diberikan pemahaman soal berita hoax. Kalau

menemukan berita yang meresahkan jangan langsung ditelan dan

jangan langsung disebarkan.”

Kemudia tambahan dari seksi Layanan Humas.

“Cara ini berupa pencarian isu negatif melalui google chrome

kemudian mengakat judul dan tanggal yang berkenaan dengan berita

hoax maka akan muncul semua berita-berita yang tersebar dan tugas

ini biasaya diberika tugas kepada mahasiswa-mahasiswa yang

melakukan praktek magang di tempat ini.”

b. Penyusunan Pesan

Penyusun pesan berguna dalam strategi kominikasi pencegahab

informasi hoax, Diskominfo berfokus kepada data-data yang ada dan

fakta yang sebenarnya dilapangan. Jadi ketika ada berita hoax yang

tersebar maka Diskominfo akan bergerak cepat untuk mecari data dan

informasi yang benar. Agar ketika melakukan klarifikasi mengenai berita

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

57

hoax tersebut tidak dapat dibantah lagi oleh masyarakat. seperti yang

disampaikan oleh seksi layanan Publik diskominfo sulsel.

“maka akan dilakukan permohonan klarifikasi oleh pihak terkait

disertai dengan data yang kami miliki karena terkadang banyak

informasi yang tidak tersampaikan secara menyeluruh.”

c. Menetapkan Metode

Metode pencegahanya Dinas Kominfo Sul-Sel melakukannya

dengan berbagai cara salah satunya yaitu mengkonter segala bentuk

berita hoax yang tersebar. Tidak hanya sekedar menyanggah informasi

hoax tersebut akan tetapi mencari kebenarannya terlebih dahulu dan

mecari data yang akurat mengenai informasi tersebut. Dalam hal ini, ada

dua cara yang dilakukan oleh Diskominfo Sul-Sel dalam penyampaian

pesannya yaitu dengan cara langsung maupun tertulis.

Cara langsung yang dimaksud adalah dengan menghadirkan pakar-

pakar atau orang-orang yang terkait dengan isu hoax tersebut. Adapun

cara tertulis yaitu dengan menyusun informasi di media sosial atau cetak

untuk mengklarifikasi berita hoax yang tersebar. Kemudia menghubungi

media yang telah menyebarkan berita hoax tersebut untuk menarik

beritanya atau diselesaikan secara hukum. Seperti yang dikemukakan

oleh Ir. Lubis L., M.T

“nah hal itu kita tanggulangi dengan cara mengkonter bahwa berita

itu tidak benar dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berpengaruh

dan berkaitan dengan masalah tersebut. Apapun yang muncul di

media yang berkenan dengan hoax kita akan tangkis atau konter.”

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

58

Cara yang kedua yaitu penyampain pesan secara tertulis kepada

masyarakat. Cara ini dilakukan berupa informasi yang akurat dimuat

pada media cetak seperti surat kabar, brosur, dan pamphlet yang

berisikan klarifikasi berita hoax.

“Kemudia cara kedua yaitu dengan membuat brosur dan pamphlet

untuk memberikan informasi. Selain itu menggunakan beberapa

video tron untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Kita

tidak memberikan informasi secara terus menerus kepada

masyarakat.”

Setelah melakukan konter terhadap berita hoax, Diskominfo juga

memberikan edukasi kepada wartawan agar informasi yang diberikan

informasi yang akurat sehingga tidak meresahkan masyarakat.

Diskominfo juga memberikan edukasi kepada masyarakat dan

mahasiswa ketika medapat informasi sebisa mungkin untuk dicek

kebenarannya dan sebelum disebarluaskan terlebih dahulu difikirkan

apa untungnya jika diebarkan dan apakah informasi ini berguna bagi

masyarakat atau tidak. Seperti halnya yang diungkapkan Sekdis

Kominfo Sul-Sel.

“Kalau menemukan berita yang meresahkan jangan langsung

ditelan dan jangan langsung disebarkan, maksudnya harus ditelah

baik-baik, lihat dulu dari mana sumbernya, memprovokasi

masyarakat, apa untungnya ketika disebar, apakah berguna untuk

masyarakat atau tidak.”

Berkenaan dengan apan yang Allah SWT sampaikan dalan Q.S. Al-

Hujurat Ayat 6 yang dimana mengingatkan kita untuk meniliti

kebenaran informasi yang disampaikan orang lain sebelum

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

59

menyebarkan keorang lain agar tidak mencelakakan orang tersebut

karena kebodohan atau kecerobohan diri sendiri.

ا ف ع لتم ندمين ال ة ف تصبحوا ع لى م ه ا ا ن تصيبوا ق وما بج كمان ف اسق بن ب ا ف ت ب ينو اء ا ج نو الذين ام

ا ا يه ي

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika sesorang yang fasik dating

kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar

kamu tidak mecelakakan suatu kaum karena kebodohan

(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatan itu.”

Kemudian metode selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan bekerja

sama Indonesia Indikator Indiktor dengan menggunakan sistem yang

dinamakan IMM (Intelegent Media Management). Sistem ini berfungsi

untuk menyaring berita negatif yang terdapat di media sosial. Akan tetapi

sistem ini mempunyai kelemahan karena setiap kata yang negatif akan

tedeteksi dan tersaring oleh sistem ini. Sperti yang diungkapkan oleh

Seksi Layanan Humas Diskominfo Sul-Sel.

“yang kita lakukan penjaringan informasi bekerja sama dengan

Indonesia Indikator menggunakan sistem IMM (Intelejen Media

Magement). Sistem ini dijalankan oleh mesin dengan cara sepontan

hal-hal yang menyangkut tentang pemerintah prov Sulsel itu akan

tersaring di sistem itu dengan memasukkan topik d dalamnya. Akan

tetapi dalam sistem ini mempunyai kelemahan misalkan ketika

mengetik persoalan banjir maka akan termasuk berita negatif

karena tujuan dari sistem ini hanya menjaring topik yang positif.”

Kemudian adapun metode lain yang dilakukan yaitu mitigasi isu

negatif. Metode ini berupa pencarian isu negatif melalui google chrome

kemudian mengakat judul dan tanggal yang berkenaan dengan berita

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

60

hoax maka akan muncul semua berita-berita yang tersebar. Maka ketika

ditemukan berita hoax tersebut akan dilakukan klarifikasi secepatnya

agar tidak cepat tersebar dan meresahkan masyarakat.

“Ada cara yang dilakukan untuk mencegah berita hoax yaitu

mitigasi isu negatif. Cara ini berupa pencarian isu negatif melalui

google chrome kemudian mengakat judul dan tanggal yang

berkenaan dengan berita hoax maka akan muncul semua berita-

berita yang tersebar dan tugas ini biasaya diberika tugas kepada

mahasiswa-mahasiswa yang melakukan praktek magang di tempat

ini.”

Terakhir metode yang dilakukan Diskominfo dalam pencegahan

Berita Hoax yaitu dengan membuat beberapa program diantaranya Sulsel

Bicara Baik memang ditujukan untuk focus mengkonter berita hoax,

Baruga Layanan Sulsel berfungsi sebagai wadah untuk masyarakat

mengadu ke web tersebut, dan Humas Reaksi Cepat yang bertujuan

mengkonter secara langsung berita hoax dengan membuat pernyataan

klarifikasi berita. Seperti halnya yang disampaikan oleh Andi

Auliarahman Nurjayadi, S.I.P.

“Untuk sekarang ada tiga program yang dijalankan oleh diskominfo

sulsel yaitu Sulsel Bicara Baik, Baruga Layanan Sulsel, dan Humas

Reaksi Cepat. Sulsel Bicara Baik memang ditujukan untuk focus

mengkonter berita hoax, Baruga Layanan Sulsel berfungsi sebagai

wadah untuk masyarakat mengadu ke web tersebut, dan Humas

Reaksi Cepat yang bertujuan mengkonter secara langsung berita

hoax dengan membuat pernyataan klarifikasi berita.”

Metode-metode yang telah direncanakan dan diterapkan oleh Dinas

Kominfo Sul-Sel diharapkan mampu untuk mencegah penyebaran

informasi hoax di media sosial.

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

61

d. Penggunaan Media

Penggunaan Media merupakan bagian terpenting dalam pencegahan

penyebaran berota hoax di media sosial. Oleh karena itu, dalam

pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial Dinas Kominfo

Sul-Sel menggunakan situs web yang berbentuk layanan seperti yang di

kemukakan oleh seksi pengelolaan media komunikasi publik Andi

Auliarahman Nurjayadi, S.I.P.

“Untuk sekarang ada tiga program yang dijalankan oleh diskominfo

sulsel yaitu Sulsel Bicara Baik, Baruga Layanan Sulsel, dan Humas

Reaksi Cepat. Sulsel Bicara Baik memang ditujukan untuk focus

mengkonter berita hoax, Baruga Layanan Sulsel berfungsi sebagai

wadah untuk masyarakat mengadu ke web tersebut, dan Humas

Reaksi Cepat yang bertujuan mengkonter secara langsung berita

hoax dengan membuat pernyataan klarifikasi berita.”

3. Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam

Mencegah Penyebaran Informasi Hoax

Diskominfo Sul-Sel mengakui bahwa dalam hal pencegahan penyebaran

informasi hoax tidak dapat sepenuhnya bisa dilakukan seratus persen. Mereka

hanya bisa memaksimalkan upaya dalam penanggulangannya. Meskipun telah

ada UU ITE akan tetapi hal tersebut masi belim mampu mencegah penyebaran

berita hoax. Seperti halnya yang diuatarakan oleh Ir. Lubis L., M.T selaku

Sekertaris Diskominfo Sul-Sel.

“Hoax itu tidak bisa dimatikan hanya bisa untuk ditanggulangi karena

adanya kebebasan di media sosial tidak bisa dibatasi. Walaupun ada

undang-undang ITE akan tetapi belum dapan mencegah. Padahal sudah

sering dilakuian edukasi tentang undang-undang tersebut akan tetapi

masih belum bisa mencegah penyebaran berita hoax. Karena

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

62

kemudahan untuk sesorang mengirim berita hoax itu yang tidak bisa

dibatasi.”

Menurut Seksi Layanan Publik Diskominfo Sul-Sel yang menjadi faktor

penghambat pencegahan berita hoax dimedia sosial yaitu dikarenakan

mudahnya seseorang untuk membuat web dan belum adanya undang-undang

yang benar-benar mengatur persoalan penyebaran berita hoax.

“Salah satu penyebabnya adalah mudahnya seseorang membuat web

tanpa ada standar kreteria khusus. Kedua belum adanya unadang-

undang yang mengatur tentang pembuatan media online dan undang-

undang tentang penyebaran berita hoax belum maksimal.”

B. Pembahasan

1. Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam Pencegahan

Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial

a. Mengenal Khalayak

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa da tiga khalayak yang

menjadi objek dalam strategi pencegahan penyebaran berita hoax di media

sosial. Objek pertama yang menjadi korban dalam penyebaran informasi

hoax adalah masyarakat umun yang menggunakan media sosial. Kedua

adalah wartawan yang merupakan ujung tombak atau garda terdepan yang

membantu Diskominfo dalam mencegah penyebaran berita hoax lebih

meluas. Ketiga adalah pemuda atau mahasiswa yang berpendidikan yang

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

63

diharapkan mampu membantu Diskominfo Sul-Sel dalam memberikan

edukasi dan pemahaman kepada Masyarakat.

Edukasi dan pemahaman yang diberikan melalui laman web resmi

dari Diskominfo Sul-Sel. Salah satu contohnya ketika memeberikan

informasi mengenai Media Indonesia yang melaksanakan Pelatihan

Penulisan Opini guna untuk Menjawab Hoax. Kegiatan ini dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 29 Januari 2020 di Gedung Metro TV Jakarta.

Pelatihan ini menekankan bagi masyarakat dan wartawan dalam

penulisan berita ada dua kaidah yang perlu diperhatikan yaitu Benar dan

Baik. Benar artinya memenuhi kaidah, sesuai fakta dan tidak ada

kesimpulan. Sedangkan baik artinya baik bagi yang diuntungkan dan tidak

baik bagi pihak yang dirugikan. Oleh karena itu, berita yang baik dan

benar adalah berita yang sudah dikonfrontir dari kedua belah pihak.

Hasil dari wawancara pihak Diskominfo Sul-Sel telah

menyampaikan bahwa adanya kekurangan edukasi penggunaan media

sosial dan penerimaan pesan terhadap masyarakat. Pada dasarnya

Diskominfo Sul-Sel hanya memebrikan himbauan kepada masyarakat

mengenai bahaya hoax melalui media dan tidak melakukan edukasi secara

langsung kepada masyarakat seperti melakukan sosialisasi. Hal ini

dikarenakan kondisi pandemic covid-19 yang mengahruskan unruk

menjaga jarak dan tidak boleh melakukan diskusi tatap muka.

Maka dengan adanya kekurangan ini sehingga mengakibatkan

penyebaran informasi hoax tidak bisa terbendung seperti yang

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

64

disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan

(Menko Polhukam), Wiranto mengatakan,

”Masyarakat akan dirugikan dengan banyaknya persebaran berita

yang tidak jelas, di antaranya, dengan adanya keraguan terhadap

segala informasi yang diterima, masyarakat menjadi bingung.

Kebingungan masyarakat ini dapat dimanfaatkan pihak yang tidak

bertanggung jawab untuk menanamkan kebencian, sehingga

berpeluang terjadi perpecahan dan permusuhan” (Tarigan, 2017).

Masyarakat juga menjadi sumber informasi hoax karena memiliki

kebebasan berpendapat. Jadi mereka bisa dengan leluasa mengungkapkan

apa yang mereka ingin sampaikan tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu.

Kemudian hal ini didukung dengan adanya peraturan perundangan seperti

UU No.36 tahun 1999, UU No. 11 tahun 2008, dan UU No. 14 tahun 2008

untuk mengatur hal-hal seperti telekomunikasi dan keterbukaan informasi

publik.bahwa,

“Masyarakat bebas berkomentar di dunia maya sebagai media

berdiskusi dan menyampaikan pendapat.” (kominfo.go.id)

Masalah tersebut merupakan bagian dari karakteristik masyarakat

yang ditunjukan dari aspek psikologis dan aspek perilaku masyarakat.

Aspek dari psikologis yang dialami masyarakat berkenaan dengan

perasaan emosional dan terbuka terhadap informasi yang diterima. Hal

tersebut yang membuat masyarakat mudah terpengaruh terhadap

informasi hoax yang ada kemudian menyebar luaskan dengan anggapan

bahwa utuk memberikan informasi kepada masyarakat yang lainnya.

Pada aspek perilaku masyarakat cenderung menyebarkan informasi yang

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

65

dianggap mengkhawatirkan dan berkaitan dengan orang banyak

walaupun hal tersebut belum tentu kebenarannya.

Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Kominfo, Aris Kurniawan

saat melakukan Webinar Merajut Nusantara mengatakan bahwa dalam

penanganan hoax tidak ahanya harus berfokus pada peblokiran situs.

Akan tetapi lebih penting lagi menyiapkan SDM Indonesia agar memiliki

imun terhadap hoax untuk mengatasi hoax dalam waktu jangka panjang.

Aspek lain dalam karakteristik masyarakat yaitu aspek

sosiodemografik. Pada aspek ini mencakup pekerjaan, pendidikan, dan

lain sebagainya. Berdasarkan hasil dari wawancara, berkaitan dengan

aspek ini maka Diskominfo bekerja sama dengan wartawan dan pemuda

atau mahasiswa. Persoalan informasi yang diberikan wartawan untuk

melawan informasi hoax yang beredar sudah tidak diragukan lagi

kebenarannya. Hal ini di karenakan wartawan memiliki kode etik yang

menjalankan tugasnya sebagai pencari informasi seperti yang dikutip dari

inside.kompas.com

“wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi

sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik

dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu,

wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik

yang dimana pasal 1 berisi Wartawan Indonesia bersikap independen,

menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad

buruk.” (inside.kompas.com)

Semakin banyaknya informasi hoax yang tersebar sehingga

mengakibatkan munculnya kecurigaan masyarakat terhadap wartawan.

Akan tetapi jika wartawan membuat opini yang mengandung hoax maka

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

66

Tindakan yang harus kita lakukan adalah melaporkan hal tersebut ke

dewan pers. Kemudian jika ada jurnalis yang tidak terdaftar di dewan

pers atau tidak berbadan hukum lalu membuat informasi hoax maka

langsunglapor ke polisi.

Peran serta pemuda atau mahasiswa juga sangan diperlukan dalam

pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial seperti yang

disampaikan oleh Diskominfo Sul-Sel. Selaras dengan apa yang dikutip

dalam artikel Universitas Jambi Bahwa,

“Disinilah sesungguhnya peran seorang mahasiswa sebagai

kaum terpelajar dengan tidak mudah tergiring oleh opini yang

beredar di media sosial. Tidak mudah percaya pada informasi yang

sedang diperbincangkan di masyarakat. Sebab mahasiswa memiliki

sikap kritis dalam melihat setiap persoalan yang terjadi di

sekelilingnya. Tidak boleh apatis atau menerima apa adanya tanpa

menganalisis, menelaah terlebih dahulu setiap berita yang

dikonsumsinya. Sudah menjadi kewajiban besar mahasiswa dalam

membawa masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik.

Dalam Menjaga kenyamanan masyarakat terkait maraknya hoax.”

(unja.ac.id)

b. Penyusunan Pesan

Fokus penyusunan pesan dalam strategi kominikasi Diskominfo Sul-

Sel dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial

berdasarkan data dan fakta yang teruji kebenarannya. Hal ini yang paling

penting diperhatikan dalam mencegah penyebaran berita hoax seperti

yang dikutip dalam laman kominfo.go.id

“Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang

dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang

terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat

dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk

bersifat subyektif.” (kominfo.go.id)

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

67

Berdasrkan teori yang ada mungkin sebaiknya Diskominfo Sul-Sel

juga memperhatikan teknik dalam penyusunan pesan jadi tidak hanya

sekedar memberikan data atau fakta. Jadi dalam penyusunan pesan

Diskominfo bias memilih menggunakan salah satu teknik dalam

penyusunan pesan diantaranya one-side issue dan two-side issue.

One-side issue artinya seorang komunikator dalam menyampaikan

sesuatu harus memberi tekanan apakah pada kebaikannya atau sebaliknya

pada keburukannya. Teknik penyampaian ini hanya cocok untuk mereka

yang kurang berpendidikan, sehingga tidak mempunyai alternatif pilihan.

Sedangkan two-side issue artinya dalam penyusunan pesan memberi

kesempatan kepada khalayak untuk berfikir karena memuat informasi

mengenai yang baik dan yang buruk sehingga masyarakat dapat memilih

apakah ada keuntungan dan kerugian jika mereka melaksanakan

informasi yang diterimanya.

c. Menetukan metode

Diskominfo Sul-Sel dalam prosen pencegahan penyebaran berita

hoax telah menerapkan beberapa metode seperti mengkonter secara

langsung informasi hoax yang beredar melalu wartawan dan para pakar

ahli di bidangnya masing-masing. Misalkan salah satu kasus yang

disampaikan oleh Sekdis Kominfo Sul-Sel ketika diwawancarai di

ruangannya,

“Hoax paling banya muncul sekarang karena adanya covid-19 misalkan

adanya perampasan mayat atau ada mayat yang tidak di sholatkan, nah

hal itu kita tanggulangi dengan cara mengkonter bahwa berita itu tidak

benar dengan melibatkan tokoh-tokoh yang berpengaruh dan berkaitan

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

68

dengan masalah tersebut. Apapun yang muncul di media yang berkenan

dengan hoax kita akan tangkis atau konter”

Tindakan konter langsung yang pernah dilakukan Diskominfo Sul-

Sel salah satunya ketika di awal masa pandemic covid-19 masuk di

Indonesia. Kemudian ada informasi hoax yang mulai tersebar di media

sosial yang mengatakan bahwa ada salah satu pasien rumah sakit di kota

Makassar yang terpapar virus covid-19.

Kasus ini langsung seketika meresahkan masyarakan di Sulawesi

Selatan. Maka dari itu, Diskominfo Sul-Sel langsung melakukan konter

dengan menggunakan media online dalam melakukan klarifikasi.

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

69

Diskominfo Sul-Sel telah memberikan pernyataan mengenai

informasi hoax tersebut melalui laman resmi https://www.kominfo.go.id

yang kemudian di klarifikasi oleh media online

https://makassar.tribunnews.com. Klarifikasi tersebut memuat

pernyataan dari dr. Naisyah Tun Azikin yang mengatakan bahwa,

“Jadi kami tegaskan belum ada satupun warga Makassar yang terjangkit

Virus Corona. Yang beredar kabar itu hanya hoax," ujar Naisyah, Senin

(2/3/2020)

.

Diskominfo Sul-Sel juga menggunakan media dan beberapa

program dalam pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial.

Diantaranya kerja sama dengan Indonesia Indikator yang menghasilkan

system yang bernama IMM (Intelegent Media Management) yang

berfungsi untuk menyaring dan menganalisa informasi yang tersebar di

media. Selain itu ada tiga program yang yang telah dijalankan oleh

Diskominfo Sul-Sel diantaranya Sulsel Bicara Baik, Baruga Pelayanan

Masyarakat, dan Humas Reaksi Cepat.

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

70

Program-program ini dapat membantu Diskominfo Sul-Sel dalam

pencegahan penyebaran informasi. Salah satu program yang menarik

untuk sedikit dibahas adalah Baruga Pelayanan Masyarakat. Baruga

Pelayanan Masyarakat meerupakan portal digital pelayanan dan

pelaporan masyarakat berbasis web dan aplikasi. Program Baruga

merupakan langkah pertama dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan melayani. Dengan

meluncurnya Baruga versi 2.0 diharapkan masyarakat lebih mudah untuk

mengakses informasi terkait pelayanan dan kegiatan publik beserta

melaporkan permasalahan terkait pelayanan publik yang dialaminya.

Baruga Pelayanan Masyarakat dalam penggunaannya sangat praktis

dan mudah sekali. Oleh karena itu hingga saat ini aduan yang masuk ke

Baruga Pelayanan Masayarakan mencapai 1860 aduan. Berikut tata cara

penggunaan layananan ini dalam memperoleh informasi dan

memasukkan aduan ke pemerintah terhadap masalah yang ditemukan di

daerah sekitar salah satu contohnya adalah informasi hoax.

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

71

Besar harapan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk Baruga

Pelayanan Masyarakat agar menjadi tempat berkumpul digital bagi

masyarakat untuk berdiskusi terkait informasi dan kegiatan publik. Selain

itu juga menjadi wadah untuk melayani berbagai aduan terhadap

persoalan yang terjadi di tengah masyarakat. Kepala Dinas Kominfo Andi

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

72

Hasdullah menjelaskan Baruga Pelayanan Masyarakat ini merupakan

layanan smart office berbasis media sosial.

“Aplikasi ini merupakan sebuah jawaban dalam rangka memberi ruang

terhadap public untuk berinteraksi dengan pemerintah provinsi.

Masyarakat bisa sampaikan aspirasinya lewat facebook, instagram, dan

media sosial lain yang berbasis android”

Pengaduan yang masuk di media sosial terlebih dahulu akan

diverifikasi. Jika identitas pelapor, konten aduan, pesan sudah jelas,

kemudian diteruskan ke aplikasi Baruga Pelayanan Masyarakat yang

terkoneksi langsung terkoneksi langsung dengan aplikasi aduan lapor

Spam yang berlaku secara naasional. Proses yang dilakukan melalui

system maka dapat diproses dengan cepat untuk sampai ke Lembaga atau

instansi terkait.

Baruga Pelayanan Masyarakat ini sangatlah bermanfaat untuk

mencegah penyebaran informasi hoax. Hal ini disebabkan karena dengan

kemudahan penggunaanya serta system pengelolaannya yang cepat. Oleh

sebab itu informasi hoax dapat terverifikasi terlebih dahulu sebelum

tersebar dan sampai ke masyarakat. Akan tetapi minimnya informasi

tentang program aplikasi ini sehingga masih belum bisa dijadikan senjata

utama dalam pencegahan penyebara informasi hoax di media sosial.

Program dan kerja sama yang dilakukan Diskominfo Sul-Sel

merupakan bagian dari metode pencegahan penyebaran informasi di

media sosial. Akan tetapi, Diskominfo tidak menerapkan teori dalam

penentuan metode yang dimana seharusnya memperhatikan dua aspek

yaitu Semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

73

dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Menurut cara

pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu Redundancy

(repetition) dan Canalizing. Melihat komunikasi itu dari segi bentuk

pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut

bentuk isinya dikenal teknik-teknik : informatif, persuasif, edukatif, dan

koersif (Arifin,1994).

d. Penggunaan Media

Informasi hoax yang tersebar di media sosial hanya dapat di perangi

melalui media juga. Oleh karena itu dalam strategi komunikasi

Diskominfo Sul-Sel membuat beberapa program layanan berupa web

dan aplikasi untuk mencegah penyebaran informasi hoax di media

sosial. Dengan adanya web ini dapat dijadikan sebagain media

mainstream yang nantinya akan mengklarifikasi segala bentuk informasi

hoax yang tersebar di Sulawesi Selatan. Karena dengan adanya media

Arus Utama maka akan mampu menghambat informasi hoax tersebar

meluas.

Menurut data dari Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Kominfo

bahwa rata-rata penduduk di Indonesia mengabiskan waktu 8,5 jam per

hari untuk mengakses internet. Hal tersebut kemudian meningkat sampai

20-40% di masa physical distancing. Peninggkatan pemakaian internet

tersebut membuat potensi masyarakat mengkonsumsi informasi hoax

juga meningkat.

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

74

Menurut pengamat komunikasi dari Universitas Diponegoro,

Triyono Lukmantoro, media arus utama harus mampu menyajikan berita

yang akurat, berimbang, dan memihak kebenaran guna

membendung hoax yang masif diproduksi dan beredar luas di media

sosial (medsos).

"Peran media arus utama sangat besar membendung hoax dari

medsos. Kuncinya, mereka harus mampu mengedukasi publik dengan

berita yang akurat, berimbang dan memihak

kebenaran," (kominfo.go.id)

Kasubdit Pemberdayaan Kapasitas TIK Kominfo, Aris Kurniawan

saat acara Webinar Merajut Nusantara menjelaskan mengenai fitur

sharing yang ada pada platfrrm media sosial. Menurutnya, sebelum

melakukan sharing harus memperhatikan empat aspek atau poin agar

terhindar dari informasi hoax. Diantara aspek itu adalah cek kebenaran

berita, manfaat berita, tingkat kepentingan berita untuk diketahui orang

lain, dan medesak untuk dibagikan atau tidak.

“Jika sudah mewakili empat aspek atau poin tersebut silahkan untuk

dibagikan. Namun jika hanya memenuhi Sebagian sebaiknya tidak

dibagikan dan cukup berhenti sampai disitu saja”

2. Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel

dalam Mencegah Penyebaran Informasi Hoax

1. Analisis Khalayak

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

75

Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa faktor yang menghabat

Strategi Komunikasi Dinas Kominfo Sul-Sel dalam Penceghan

Penyebaran Informasi Hoax di Media Sosial yaitu masyarakat. Hal ini

dikarenakan adanya kemudahan bagi setiap orang untuk menyebarkan

informasi dan adanya kemudahan dalam pembuatan situs Web tanpa ada

peraturan yang mengatur hal tersebut. Walaupun telah ada UU ITE

namum pada penerapannya belum mampu untuk memberikan Batasan

kepada masyarakat dalam menyebarkan informasi hoax.

Penambahan dalam penggunaan media sosial, masyarakat mampu

menggunakan identitas yang anonym. Sehingga memudahkan mereka

menyebarkan informasi tanpa ragu karena identitasnya tidak diketahui.

Diskominfo Su-Sel juga hanya berfokus pada masyarakat yang telah

merasakan dampak penyebaran informasi hoax dan tidak tanggap

memeberikan edukasi sejak dini kepada masyarakat yang belum

merasakan dampak dari penyebaran informasi hoax itu sendiri.

2. Penyusunan Pesan

Faktor penghambat dalam penyusunan pesan karena Diskominfo Sul-Sel

hanya memberikan data dan fakta kepada masyarakat tanpa adanya pesan

edukasi dan persuasif yang disampaikan kepada masyarakat. Hal tersebut

hanya membuat masyarakat tersadar sementara terhadap hoax yang

tersebar dan kemudian akan kembali menyebarkan informasi hoax.

Diskominfo juga tidak memperhatikan bagaimana proses penerimaan

pesan tersebut. Ketika pesan yang telah disusun tidak mampu diterima

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

76

dengan baik oleh masyarakat maka bias menjadi hambatan. Hal ini

dikarenakan karena rendahnya tingkat penguasaan Bahasa, Pendidikan,

intelektual, dan sebagainya yang terdapat dalam masyarakat

3. Menetapkan Metode

Menurut Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika Henry

Subiakto. Ia menilai ada yang keliru terkait penyebaran informasi

bohong atau hoaks bisa diselesaikan dengan Undang-Undang Informasi

Transaksi Elektronik (ITE). Henry menganggap penyebaran hoaks di

Indonesia tidak bisa diatasi dengan UU ITE.

Henry mengatakan bahwa selama ini Pasal 28 Ayat 1 UU ITE seringkali

dipersepsikan masyarakat sebagai senjata ampuh untuk menghukum

para penyebar hoaks. Padahal menurutnya, isi dari pasal tersebut juga

tidak tepat sasaran jika digunakan untuk menindak para penyebar hoaks.

Maka dari itu dibutuhkan regulasi tersendiri untuk mencegah penyebaran

informasi hoax di media sosial.

Padahal sudah banyak pihak yang mengharapkan adanya regulasi dalam

pembuatan media sosial sehingga dapat di kontrol. Seperti yang

diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pers Hendry Ch Bangun. Ia

mengatakan,

“Kita ingin supaya masyarakat juga tidak terus 'diracun'. Saya kira perlu

ada regulasi untuk media sosial.” (kemenkumham.go.id)

Metode yang di terapkan oleh Diskominfo Sul-Sel belum mampu

menyentuh segala lapisan masyarakat sehingga masih sangat memungkin

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

77

untuk terjadinya penyebaran informasi hoax kembali. Metode yang

diterapkan sepertinya hanya diperuntukan bagi masyarakat yang

berpendidikan dan bijak dalam menggunakan media sosial. Akan tetapi

hal tersebut tidak berlaku bagi masyarakat yang minim akan Pendidikan

karena mereka pasti tanpa berfikir Panjang akan langsung menyebarkan

informasi hoax tanpa tau kebenarannya dan tanpa disaring terlebih

dahulu.

4. Penggunaan Media

Penggunaan media yang tidak dapat dimaksimalkan oleh Diskominfo

Sul-Sel karena hanya berfokus ke beberapa media saja seperti facebook,

Instagram dan web. Kemudian diatara media tersebut membutuhkan

kesadaran dari masyarakat untuk mengaksesnya. Jika masyarakat tidak

melakukan akses terhadap media-media tersebut maka edukasi atau

informasi mengenai hoax tidak dapat diketahui oleh masyarakat.

Media yang digunakan dalam pencegahan penyebaran informasi hoax

juga tumpang tindih dengan kepentingan lain yang dihadapi oleh

Diskominfo Sul-Sel. Misalkan pada media Humas Respon Cepan lebih

berfokus kepada membangun citra pemerintahan, kemudia Baruga

Layanan Masyarakat tidak hanya menerima laporan mengenai masalah

informasi hoax akan tetapi semua maslaah yang terjadi di Sulawesi

Selatan juga diterima. Sehingga dalam penggunaannya sebagai media

pencegahan penyebaran informasi hoax kurang maksimal.

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

78

BAB V

PENUTUP

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

79

A. Kesimpulan

Berdasarkan yang telah diuraikan peneliti pada bab sebelumnya, berikut

kesimpulan tentang Strategi Komunikasi Dinas Kominfo dalam Pencegahan

Penyebaran Berita Hoax di Media Sosial sebagai berikut

1. Strategi yang diterapkan sudah efektif dengan melakukan berapa metode

dalam penanggulangannya. Seperti halnya edukasi kepada watawan,

mahasiswa dan masyrakat. Selain itu, adanya langkah tepat yang dilakukan

oleh Diskominfo Sul-Sel dengan bekerja sama Indonesia Indikator dan

menggunakan sistem IMM (Intelejent Media Management) dan mitigasi isu

negatif. Ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Diskominfo Sul-Sel

dalam mengkonter informasi hoax yang tersebar di media sosial. Serta

adanya beberapa program yang memang ditujukan untuk memerangi

Informasi hoax seperti Sulsel Bicara Baik, Baruga Layanan Sulsel, dan

Humas Reaksi Cepat. Akan tetapi hal tersebut masih belum cukup karena

belum mampu mencegah penyebaran Informasi hoax secara menyeluruh.

Pencegahan informasi hoax belum terealisasikan dengan baik, dikarenakan

dalam penerapan strategi komunikasi Diskominfo Sul-Sel tidak sepenuhnya

terlaksana. Pada penyampaian pesan Diskominfo Sul-Sel hanya focus

terhadap data dan fakta yang ada tanpa memperhatikan Teknik penyampaian

pesan yang seharusnya memberikan pengaruh yang lebih terhadap

masyarakat. Kemudian dalam menetapkan metode Diskominfo Sul-Sel juga

punya program yang memang diperuntukan hanya untuk pencegahan

informasi hoax.

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

80

2. Faktor penghambat dalam pencegahan penyebaran informasi hoax karena

adanya kemudahan dalam menyebarkan informasi dan kemudahan dalam

membuat situs Web. Kemudian masyarakat mampu menggunakan media

sosial tanpa identitas yang jelas sehingga bebes menyebarkan informasi

tanpa ragu. Dalam penyususnan pesan Diskominfo tidak memperhatikan

proses penerimaan pesan sehingga menyusun pesan hanya dengan data dan

fakta yang ada. Dalam pelaksanaan metodenya belum mampu menyentuh

segala lapisan masyarakat disebabkan beberapa metode yang diterapkan

hanya diperuntukan bagi masyrakat yang berpendidikan dan bijak dalam

menggunakan media sosial. Dalam penggunaan media tidak berfokus pada

pencegahan informasi hoax sehingga pelaksaannya menjadi kurang

maksimal.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian dan kesimpulan yang peneliti kemukakan

maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran yang nantinya diharapkan

dapat meningkatkan upaya pencegahan penyebaran berita hoax oleh

Diskominfo Sul-Sel kedepannya, adapun saran yang akan peneliti berikan

sebagai berikut:

1. Metode yang dilakukan untuk pencegahan penyebaran informasi hoax telah

banyak yang diterapkan oleh Diskominfo Sul-Sel maka perlu adanya

peningkatan kinerja lebih maju selangkah untuk bisa mencegah informasi

hoax atau mengatasi dengan cepat sebelum sampai ke masyarakat sehingga

tidak tersebar dan meresahkan masyarakat.

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

81

2. Pencegahan penyebaaran informasi hoax bias maksimal jika dibuatkan

laman web yang mudah diakses oleh masyarakat

3. Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk dibuatkannya aturan atau

undang-undang pembuatan situs atau web bagi masyarakat sehingga

masyarakat tidak serta merta bisa membuat dan menggunakannya untuk

menyebarkan berita hoax dan meresahkan masyarakat.

4. Pprogram edukasi perlu dimaksimalkan diberbagai kalangan masyarakat

terutama masyarakat yang baru menggunakan media sosial dan merasakan

dampak era keterbukaan informasi.

5. Diskominfo Sul-Sel sebaiknya melakukan kerja sama dengan tim Cyber

Crime Polda Sul-Sel bukan hanya dalam penanggulangan informasi hoax

tetapi juga dalam hal pencegahan penyebaran informasi hoax di media sosial

DAFTAR PUSTAKA

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

82

Buku

Anggraeni, E.Y. & Irviani, R.2017. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi

Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi. Bandung. Armico

Arni, Muhammad. 2004. Komunikasi Organisasi. Jakarta. Bumi Aksara

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi Ekonomi, Kebijakan

Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta. Putra Grafida

Cangara, Hafid.2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta. PT Raja

Grafindo Persada

Effendy,Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung

Nasrullah, Rulli. 2016. Media Sosial: Perpektif Komunikasi, Budaya,

Sosioteknologi. Bandung. Simbiosa Rekatama Media

Muhtadi, Asep S., 2015. Pengantar Ilmu Komuniukasi. CV Pustaka Setia. Bandung.

Romli, Asep. S.M. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung. Remaja Rostakarya

Rosady, Ruslan. 2000. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta.

Grafindo Persada

Sugiono. 2003. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung. Alfabeta

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta. Kencana

Jurnal

Adila, Ismadkk., 2019. Pengembangan Model Literasi dan Informasi Berbasis

Pancasila dalam Menangkal Hoax. Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas

Brawijaya. Malang.

Bachtiar, Youna C, 2018. Hoax, Media serta Analisis Wacana. Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Esa Unggul. Jakarta.

Berlian, Cheny, 2017. Sanksi Pidana Penyebar Informasi Bohong dan Meyesatkan

(Hoax) melalui Media Online. Dosen Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Riau. Riau.

Firmansyah, Ricky, 2017. Web Klarifikasi Informasi untuk Meminimalisir

Penyebaran Informasi Hoax.Program Studi AMIK Universitas BSI.

Bandung.

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

83

Henriette, Syari C & Reni Windiani, 2018. Pemberdayaan Literasi Media dan

Informasi UNESCO sebagai Sarana Penyebaran Informasi Hoaks.

Departement Hubungan Internasional Diponegoro.

Juditha, Christiany, 2018. Interaksi Komunikasi Hoax di Media Sosial serta

Antisipasinya Hoax Communication Interactivity in Sosial Media and

Anticipation.Puslitbang Aplikasi Informatika dan Informasi Komunikasi

Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Jakarta

Khusna, Itsna H. & Nuning Susilowati, 2015.Regulasi Media di Indonesia (Kajian

pada Keterbukaan Informasi Publik dan Penyiaran). Mahasiswa Pasca

Sarjana Ilmu Komunikasi UGM. Yogyakarta.

Kurniati, RantikaDkk, 2017. Perana Kepolisian dalam Sosialisasi Pencegahan

Ujaran Kebencian dan Informasi Hoax di Wilayah Hukum Resort Way

Kanan.

Lokananta, Arbi C & Mira Herlina, 2018. Dampak Informasi Hoax di Media Sosial

terhadap Tingkat Konflik dan Sikap pada Remaja.Universitas Budi Lihur.

Jakarta .

Monika, Dona R, 2017. Upaya Kepolisian dalam Penanggulangan Tindak Pidana

Penyebaran Hoax.Fakultas Hukum Universitas Lampung. Lampung.

Mustika, Rieka, 2018. Etika Berkomunikasi di Media Online dalam Menangkal

Hoax. Puslitbang Aptika dan IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika

RI. Jakarta.

Nashihuddin, Wahid, 2017. Pustakawan, Penangkal Informasi Hoax di

Masyarakat. Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI. Jakarta.

Rohmiati, Yuli, 2018. Analisis Penyebaran Informasi pada Media Sosial. Prodi

Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro.

Semarang.

Siwoko, Kurniawan H, 2017. Kebijakan Pemerintah Menangkal Penyebaran

Informasi Hoax. Fakultas Ilmu Komunikasi Univrsitas Tarumanegara.

Jakarta.

Sumber Lain

http://eprints.umpo.ac.id/4225/3/BAB%20II.pdf

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/7442/5/BAB%20II.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/18207/3/HK116162.pdf

https://nasional.kompas.com/read/2020/09/14/18090931/hoaks-adalah-ancaman-

nyata?page=all

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

84

http://www.gresnews.com/informasi/hukum/90101-cara-demokratis-menangkal-

hoax/2/

https://www.kominfo.go.id/content/detail/17270/hoaks-makin-merajalela-jelang-

pemilu/0/sorotan_media

https://kominfo.go.id/content/detail/9124/kemkominfo-ubah-strategi-berantas-

hoax/0/sorotan_media

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-regulasi.html

Lampiran

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

85

seksi pengelolaan media komunikasi publik Andi Auliarahman Nurjayadi, S.I.P

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

86

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

87

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

88

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI DINAS KOMINFO SUL-SEL DALAM …

89