strategi harga dan channel penjualan untuk retail makanan
TRANSCRIPT
Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail
Makanan: Tinjauan Pustaka
1st Ayu Nidea Lestari
Departemen Teknik Mesin dan Industri
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia
2nd Nur Aini Masruroh
Departemen Teknik Mesin dan Industri
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, Indonesia
Abstrak—Dalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan
berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi
yang ada. Persaingan yang terjadi di industri makanan
menyebabkan perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan
kualitas makanan dan pelayanannya, khususnya pada toko retail.
Hal ini menyebabkan banyaknya industri makanan menerapkan
dual-channel (dua saluran) dengan menyediakaan pelayanan pada
toko offline (retail) serta pelayanan online untuk meningkatkan
pelayanan mereka. Perusahaan menggunakan pelayanan online
untuk menyediakan jasa pengantaran makanan agar
mempermudah konsumen dalam membeli produknya. Adanya
dua saluran ini akan mempengaruhi pilihan konsumen dalam
menentukan pilihannya dalam membeli produk. Penelitian ini
melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian
terdahulu terkait strategi channeling dan strategi harga terutama
untuk gerai makanan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi dalam menentukan strategi channeling maupun strategi
harga. Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari review yang dilakukan
kemudian diperoleh gap penelitian yang dapat dijadikan
pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang channeling
dan pricing strategies selanjutnya.
Kata Kunci—Dual-Channel, Pricing Strategies, Food Retail
Semakin berkembangnya teknologi di era sekarang, memungkinkan bertambahnya pilihan masyarakat dalam menentukan bagaimana dalam melakukan transaksi jual-beli. Berbagai industri menggunakan teknologi untuk mempermudah dalam menjangkau konsumen. Dalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi yang ada. Persaingan pada industri makanan ini mengakibatkan semakin banyaknya toko retail dan toko online yang menyediakan jasa pesan antar agar mempermudah konsumen dalam membeli produk. Plunkett Research dalam [1] menyatakan bahwa industri makanan adalah sektor penting dalam ekonomi dunia, serta ekonomi negara mana pun. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa pada tahun 2016, nilai total industri pangan dan pertanian global diperkirakan mencapai USD 8 triliun. [1] dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa adanya rasio laba online dan offline terhadap total laba dual-channel yang sangat bervariasi, dimana rasio laba tersebut tergantung pada lokasi pelanggan dan nilai-nilai biaya logistik. Dari hasil analisis statistik dan visual dari penelitian, menunjukkan bahwa dengan secara bersama-sama mengoptimalkan proses logistik dan operasional, penyedia layanan dapat mencapai laba yang sangat tinggi melalui kedua
saluran, tanpa perlu memperluas ukuran area layanan geografisnya.
Pada pengaturan dual channel supply chain, preferensi pelanggan dalam memilih alur, permintaan konsumen, periklanan, kualitas dan lokasi terhadap harga diidentifikasi sebagai faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan penjualan penyedia layanan [2, 3, 4] Meskipun sama-sama membahas tentang keuntungan dari dual channel, [5] menggunakan customer behaviour sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan keuntungan perusahaan yang menggunakan dual channel. Sedangkan [4] mempertimbangkan iklan sebagai strategi pemasaran dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada solusi keseimbangan dalam kondisi tertentu di pengecer yang berpikiran adil, mengekspresikan keadilan yang moderat meningkatkan pendapatannya, tetapi dapat merugikan dirinya sendiri. Dari hasil tersebut, pada penggunaan dual-channel supply chain diketahui bahwa keadilan dalam pengeceran barang memiliki pengaruh terhadap preferensi channel konsumen. [6] dalam penelitiannya mempertimbangkan pengecer yang menjual produk siklus hidup pendek dan menggunakan saluran online sebagai pelengkap saluran tradisionalnya.
Adanya dua saluran yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi banyaknya permintaan serta jenis produk yang akan dibeli oleh konsumen. [1] menyatakan bahwa pada studi kasus retail makanan yang mereka teliti, memungkinkan untuk mengembangkan solusi analitis terhadap keputusan penetapan harga penyedia layanan, yang beroperasi melalui saluran ganda, yaitu offline (toko tradisional) dan online (pengiriman untuk pesanan e-tail B2C). Biaya pengiriman saluran online adalah biaya marjinal yang dibebankan oleh pemasok selain harga produk, sedangkan biaya perjalanan saluran offline adalah fungsi jarak antara lokasi pelanggan dan restoran.
Strategi penetapan harga pengecer dan pemasok dalam rantai pasokan saluran ganda juga dipengaruhi oleh sinyal price comparison service (PCS). PCS dapat digunakan oleh konsumen untuk PCS mendapatkan informasi produk tertentu dan dengan perbedaan harga tiap produk. [7] mengategorikan dan mendiskusikan tiga situasi sesuai dengan ketersediaan sinyal PCS, di mana strategi penetapan harga optimal diturunkan. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa ketika kedua pengecer dipengaruhi oleh PCS, pemasok lebih bersedia untuk mengurangi ketersediaan informasi harga. [8] melakukan
RO-7
I. PENDAHULUAN
penelitian dimana peneliti memiliki tujuan menentukan komposisi harga offline dan online yang optimal, sehingga mampu memberikan performansi finansial yang lebih baik daripada penetapan harga offline dan online secara intuitif yang selama ini banyak dilakukan oleh penggiat. Penelitian dilakukan dengan melakukan pendekatan dengan kasus nyata yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 3 kelompok produk yang banyak dijual dengan memanfaatkan struktur DCSC, yakni ticket, smartphone, dan produk fashion. Masing-masing kelompok produk tersebut mewakili high, medium dan low-level penerimaan pelanggan terhadap online channel.
Berdasarkan review beberapa hasil penelitian tersebut, diketahui terdapat pengaruh antara harga produk yang ditentukan perusahaan terhadap pemilihan channel penjualan dan keuntungan yang didapat. Selain itu, kebijakan dalam penentuan harga juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terkait strategi penentuan harga pada industri makanan termasuk pemilihan channel penjualan yang dapat dipilih oleh retailer. Selanjutnya, diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh peluang penelitian yang dapat dikembangkan di bidang ini.
II. REVIEW METHODOLOGY
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
melakukan review terhadap penelitian-penelitian terdahulu
yang berkaitan dengan pricing strategy. Metodologi review
dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis isi yang
diajukan oleh Mayring dalam [9] yang memiliki 4 langkah
sistematis peninjauan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari:
Step 1: Material collection, which entails a structured
process of search and delimitation of articles.
Step 2: Descriptive analysis, which provides general
character- istics of the studied literature.
Step 3: Category selection, which aims to construct a
classifi- cation framework based on a set of structural
dimensions and analytic categories.
Step 4: Material evaluation, which analyses articles
based on the proposed classification framework and
interprets the re- sults.
Review yang dilakukan ini mengikuti langkah pertama
untuk mengumpulkan materi yang akan digunakan yaitu
mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian dari berbagai macam
situs (Scopus, Science Direct, Emeralds, IEEE Xplore, etc).
Pencarian jurnal dilakukan dengan membagi beberapa
keywords untuk mempermudah dalam melakukan pencarian
jurnal yang relevant terhadap tema yang akan dibahas.
Keywords yang dipakai yaitu “pricing strategy”; “dual channel
supply chain”; “channel selection”; “food industry”; dan
“food retail”. Dari hasil pencarian tersebut kemudian dipilih
jurnal yang paling mendekati dengan tema yang akan diteliti
serta jurnal yang aksesnya terbuka. Hasilnya ditinjau dan jurnal
yang sesuai dipilih untuk mewakili literatur saat ini yaitu
tentang topik strategi penetapan harga dan pemilihan saluran di
industri makanan. Jurnal kemudian dibaca dan dianalisis untuk
mengetahui tujuan dan hasil penelitiannya yang kemudian akan
dimasukkan kedalam hasil yang berupa rangkuman singkat.
Jurnal yang dianalisis tersebut kemudian dipetakan dengan
membuat matriks atau tabel yang dapat digunakan sebagai
acuan untuk melakukan penelitian dimasa depan.
Dalam melakukan peninjauan terhadap jurnal, jurnal yang
digunakan adalah yang memenuhi beberapa kriteria berupa
membahas topik yang sama seperti Dual-Channel Supply Chain
(DCDS). Pemilihan ini dilakukan agar dapat lebih fokus
terhadap tema yang dipilih oleh peneliti. hasil yang diperoleh
ialah penelitian tentang DCDS yang terpilih dilakukan terhadap
3 jenis studi kasus, yaitu pada industri makanan, merchants,
manufaktur dan product market. Studi kasus pada industri
makanan merupakan yang paling banyak dibahas pada
penelitian ini, selain itu dilihat dari tren yang sedang banyak di
kehidupan nyata sekarang, dapat dilihat bahwa industri makanan
dan retail makanan yang mempunyai 2 saluran penjualan (online
dan offline) semakin berkembang dengan meningkatnya
teknologi yang ada. Secara garis besar literatur terkait strategi
yang dilakukan oleh food industry akan dikelompokkan
berdasarkan topik pembahasannya.
Adanya peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan pada topik yang dipilih dapat dilihat dari hasil pengamatan trend penelitian dengan menggunakan media scopus.com. Pencarian dilakukan dengan menggunakan keywords pricing strategy, dual channel supply chain, channel selection, food industry, dan food retail. Berdasarkan hasil pencarian dari tahun 2015 sampai tahun 2020 dengan keywords diperoleh sebanyak 164 publikasi jurnal penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.
Dari berbagai jenis sumber, terdapat 5 sumber jurnal yang paling banyak melakukan publikasi penelitian terkait dengan topik yang dipilih. Sumber jurnal tersebut yaitu Journal of Cleaner Production dengan 17 jurnal penelitian, Journal of Retailing dengan 12 jurnal penelitian, International Journal of Production Economics dan Industrial Marketing Management dengan 11 jurnal penelitian dan Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review dengan 10 jurnal penelitian. Jumlah penelitian yang berkaitan dengan keywods tersebut diperkirakan akan bertambah mengingat tahun 2020 masih berlangsung.
Gambar 1. Jumlah Publikasi Tahun 2015-2020
A. Dual-Channel Supply Chain
Berdasarkan literature review yang dilakukan tentang supply
chain, diketahui bahwa penelitian yang membahas tentang dual-
channel supply chain terbagi dalam beberapa bidang aspek
seperti harga produk, periode produk, servis perusahaan serta
pengaruhnya terhadap perilaku pelanggan [6, 10, 11, 12, 13].
7
21 23
35 37
41
0
10
20
30
40
50
2014 2016 2018 2020 2022
Jumlah Jurnal
RO-8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dual Channel Supply Chain digunakan untuk mengetahui
bagaimana cara meningkatkan keuntungan/laba perusahan/retail
serta mengetahui akibat dari pelaksanaan dual-channel.
Penyedia layanan dapat mencapai keuntungan yang sangat
tinggi melalui kedua saluran, tanpa perlu memperbesar ukuran
wilayah layanan geografisnya [1]. Dual-Channel meningkatkan
pendapatannya, tetapi dapat merugikan dirinya sendiri. Pada
dual-channel supply chain diketahui bahwa keadilan dalam
pengeceran barang memiliki pengaruh terhadap preferensi
channel konsumen [4]. Pengecer dengan daya tawar lebih tinggi
selalu membuka saluran ganda sendiri dan bukan produsen yang
berpartisipasi dual-channel untuk mencapai laba maksimum [3].
Untuk memaksimalkan keuntungan dengan dual-channel,
perusahaan harus menentukan harga langsung sebelum atau
setelah menetapkan harga grosir ke pengecer [11].
Potensi DCSC bisa meningkatkan penjualan dengan rata-rata 20% serta meraih pasar baru dengan memanfaatkan fitur internet. Secara garis besar, kontribusi ini dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah pengembangan konseptual teoritis dan golongan kedua adalah pengembangan pada aspek-aspek tertentu agar secara praktis DCSC mampu diterapkan secara lebih efektif dan efisien [8]
B. Pricing Strategies
Dalam beberapa jurnal yang dijadikan acuan literatur pada
kajian ini meggunakan jurnal yang membahas startegi penetapan
harga yang berfokus pada dual channel supply chain. [14]
mempelajari perubahan lokasi dan strategi penetapan harga pada
penyedia jasa layanan dimana pasaran sudah menggunakan
servis online-offline. Hasil yang diperoleh adalah kualitas
layanan harus mengadopsi strategi penetapan harga dan lokasi
yang sesuai dengan jenis konsumen yang dituju.
C. Location-Based Pricing and Channel Selection
Penetapan harga berbasis lokasi dari perusahaan ritel
makanan dan bersama-sama menganalisis preferensi saluran
pelanggan dan kinerja penjualan saluran ganda penyedia
layanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor
penentu logistik dari harga yang telah dipertimbangkan dalam
studi sebelumnya dan menggambarkan penelitian berbasis lokasi
harga. Dimana peneliti fokus pada proses pra-pembelian
utilitarian untuk memutuskan apakah akan memesan online atau
offline [1]. Sedangkan pada penelitian [14] mengusulkan agar
perusahaan dengan kualitas layanan variabel harus mengadopsi
strategi penetapan harga dan lokasi yang aggresif untuk
menghadapi pelanggan tertentu.
Pada penelitian yang dilakukan [1] perusahaanlah yang menentukan lokasi dan harga mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif. Tetapi pada [14] mereka menyelidiki dampak lokasi spasial pelanggan pada keputusan penentuan harga-lokasi bersama dari pemasok yang bersaing, dengan asumsi bahwa berbagi informasi diperbolehkan di antara pemasok.
Pemilihan struktur saluran dan strategi penetapan harga dalam rantai pasokan yang terdiri dari pengecer dan produsen, dan menyimpulkan bahwa pemilihan struktur saluran pengecer
dipengaruhi oleh tingkat penerimaan konsumen dari saluran online [6].
D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Channel
1) Lokasi, Harga, Periklanan (E-Commerce/Advertising)
Pada studi kasus [1] pelanggan memutuskan saluran pilihan
mereka untuk meminimalkan biaya total (harga efektif).
Penyedia layanan harus membuat keputusan optimal mengenai
harga produk online dan offline, dengan mempertimbangkan
biaya operasional dan logistik, serta bagaimana harga
mempengaruhi preferensi saluran pelanggan. Sama halnya
dengan [1] yang menyatakan penetapan harga diawal, [15] lebih
mengutamakan efek saturasi juga ditetapkan terlebih dahulu
untuk merek mahal dengan volatilitas harga rendah dan dalam
kategori dengan volatilitas harga rendah. Sedangan pada
penelitian [16] menguji hubungan struktural antara motivasi
kenyamanan, kegunaan pasca penggunaan, motivasi hedonis,
orientasi penghematan harga, orientasi menghemat waktu,
pengalaman pembelian online sebelumnya, sikap konsumen dan
niat perilaku terhadap layanan Online Food Delivery (OFD). 2) Demand, Experienced, Behaviour Customer
Pada uji hubungan struktural antara motivasi kenyamanan, kegunaan pasca-penggunaan, motivasi hedonis, orientasi penghematan harga, orientasi hemat waktu, pengalaman pembelian online sebelumnya, sikap konsumen dan niat perilaku terhadap layanan OFD akan mempengaruhi pemilihan saluran pembelian konsumen [16]. Dalam penelitian lain yang membahas tentang perubahan perilaku dari adanya informasi yang dibagikan menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan online secara signifikan mempengaruhi perubahan pelanggan ke arah perilaku pembelian dan konsumsi yang lebih berkelanjutan, sedangkan berbagi pengetahuan di tempat secara positif mempengaruhi perilaku pembelian berkelanjutan [17].
3) Service Quality
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh [18]
diperoleh bahwa niat perilaku dapat ditingkatkan melalui
kepuasan pelanggan sebagai perantara. Sehingga dapat
digunakan oleh manajer restoran cepat saji untuk menetapkan
pedoman dan strategi dalam memberikan layanan yang lebih
baik kepada pelanggan mereka. Meningkatkan kualitas
pelayanan dengan melakukan perbaikan terhadap pelayanan
pengantar makanan (driver serta pelacakan makanan yang
diantar) merupakan tujuan dari penelitian yang dilakukan [19].
E. Peluang Penelitian
Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan dan dengan mengamati perkembangan industri makanan terutama di Indonesia, penelitian ke depan dapat diarahkan sebagai berikut.
1. Evaluasi penggunaan pihak ketiga dalam strategi penjualan dual channel online dan offline. Hal ini mengingat berkembangnya jasa pengantaran makanan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Kebijakan penggunaan pihak ketiga ini dapat dievaluasi dengan membandingkannya dengan jika layanan pesan antar dilakukan oleh pihak retailer sendiri.
RO-9
2. Penentuan strategi harga optimal yang diberlakukan untuk channel online dan offline. Dalam menentukan strategi harga ini, pandangan secara komprehensif perlu dilakukan mengingat karakteristik penjualan online dan offline berbeda. Misalnya, dalam penjualan offline, lokasi menjadi faktor penting, namun tidak halnya dengan penjualan online. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap strategi harga yang diterapkan.
3. Pertimbangan faktor risiko yang embedded dalam masing-masing channel penjualan. Memodelkan risiko merupakan hal yang menarik ketika akan mempertimbangkan strategi harga maupun channel yang akan digunakan. Beberapa risiko yang mungkin adalah ketidakpastian penjualan, umur produk (perishability), gangguan distribusi, dan sebagainya.
4. Pertimbangan customer behavior dalam menentukan strategi harga untuk kasus dual channel. Penelitian tentang perilaku konsumen masih merupakan topik yang menarik untuk diangkat. Hal ini juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi channeling yang dipilih, selain tentu saja menentukan harga optimalnya.
Tabel I dapat dijadikan acuan dalam memetakan peluang penelitian selanjutnya.
Penelitian ini menyajikan studi literatur terkait strategi harga khususnya untuk industri makanan. Jurnal dipilih berdasarkan kedekatannya terhadap topik penelitian yaitu pricing strategies. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan channel penjualan yaitu lokasi, harga, periklanan, pengalaman konsumen, maupun kualitas pelayanannya. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, telah disajikan beberapa peluang penelitian yang dapat dikembangkan di bidang ini.
[1] C. Wei, S. Asian, and G. E. Z. Hu, “Location-based pricing and channel
selection in a supply chain : a case study from the food retail industry,”
Ann. Oper. Res., 2018.
[2] S. Chen, X. Wang, Y. Wu, and F. Zhou, “Pricing Policies of a Dual-
Channel Supply Chain Considering Channel Environmental
Sustainability,” pp. 1–14, 2017.
[3] S. Saha, S. P. Sarmah, and N. M. Modak, “Single versus dual-channel :
A strategic analysis in perspective of retailer â€TM s pro fi tability under
three-level dual-channel supply chain,” Asia Pacific Manag. Rev., vol.
23, no. 2, pp. 148–160, 2018.
[4] Z. Tao, P. Stief, J. Dantan, A. Etienne, and A. Siadat, “Joint advertising
and preservation decisions in a supply chain of perishable products with
service retailer ’ s fairness concerns,” Procedia CIRP, vol. 83, pp. 461–
466, 2019.
[5] X. Zhang, S. Malin, and G. Liu, “Service product pricing strategies based
on time-sensitive customer choice behavior,” J. Ind. Manag. Optim., vol.
13, no. March, pp. 297–312, 2017.
[6] L. Zhang and J. Wang, Coordination of the Traditional and the Online
Channels for a Short-life-cycle Product Coordination of the Traditional
and the Online Channels for a Short-life-cycle Product. 2019.
[7] Q. Xu, Z. Liu, and B. Shen, “The Impact of Price Comparison Service on
Pricing Strategy in a Dual-Channel Supply Chain,” Hindawi Publ. Corp.
Math. Probl. Eng., vol. 2013, p. 13, 2013.
[8] E. Widodo, “PENETAPAN HARGA BERBASIS PENERIMAAN
KONSUMEN DI DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN,” 2 J. Tek. Ind.,
vol. 15, no. No. 1, pp. 1–8, 2014.
[9] T. Nguyen, L. Zhou, V. Spiegler, P. Ieromonachou, and Y. Lin,
“Computers and Operations Research Big data analytics in supply chain
management : A state-of-the-art literature review,” vol. 98, pp. 254–264,
2018.
[10] S. Chun and J. Kim, “Pricing strategies in B2C electronic commerce :
analytical and empirical approaches,” vol. 40, pp. 375–388, 2005.
[11] K. Matsui, “When should a manufacturer set its direct price and
wholesale price in dual-channel supply chains ?,” Eur. J. Oper. Res., vol.
258, no. 2, pp. 501–511, 2017.
[12] T. M. Rofin and B. Mahanty, “Optimal dual-channel supply chain
configuration for product categories with different customer preference
of online channel,” Electron. Commer. Res., no. November 2018, 2017.
[13] C. Series, “Factor Analysis and Optimization Strategy of Differences in
Dual Channel Service Experience Factor Analysis and Optimization
Strategy of Differences in Dual Channel Service Experience,” J. Phys.
Conf. Ser. Pap., no. J. Phys.: Conf. Ser. 1518 012083, 2020.
[14] Z. He, T. C. E. Cheng, J. Dong, and S. Wang, “Evolutionary Location
and Pricing Strategies for Service Merchants in Competitive O2O
Markets Evolutionary location and pricing strategies for service
merchants in competitive O2O markets,” Eur. J. Oper. Res., vol. 254, no.
2, pp. 595–609, 2016.
[15] K. Pauwels, S. Srinivasan, and P. H. Franses, “When Do Price
Thresholds Matter in Retail Categories ?,” vol. 26, no. 1, pp. 83–100,
2007.
[16] V. C. S. Yeo, S. Goh, and S. Rezaei, “Consumer experiences , attitude
and behavioral intention toward online food delivery ( OFD ) services,”
J. Retail. Consum. Serv., vol. 35, no. July 2016, pp. 150–162, 2017.
[17] P. De Bernardi and A. Bertello, “Online and On-Site Interactions within
Alternative Food Networks : Sustainability Impact of Knowledge-
Sharing Practices,” pp. 10–14, 2019.
[18] A. Namin, “Revisiting customers’ perception of service quality in fast
food restaurants,” J. Retail. Consum. Serv., vol. 34, no. October, pp. 70–
81, 2017.
[19] A. Haleem, S. Khan, and M. I. Khan, “Traceability implementation in
food supply chain : A grey-DEMATEL approach,” Inf. Process. Agric.,
vol. 6, no. 3, pp. 335–348, 2019.
RO-10
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
No
Au
tho
r
Fa
kto
r
ST
UD
I
KA
SU
S
Lo
cati
on
P
rice
e-C
om
merc
e/
advert
isin
g
Serv
ice
Qu
ali
ty
Dem
an
d
Exp
eri
en
ced
/
Kn
ow
ledg
es
Cu
stom
er
Beh
avio
ur
Tra
nsp
ort
ati
on
Dis
tra
ct
1
(Wei
et
al, 2
018
)
Food
In
du
stry
2
(Ber
nar
di
& B
erte
llo,
20
19
)
F
ood
In
du
stry
3
(Chu
n &
Kim
, 20
05
)
-
4
(Hal
eem
et
al,
201
9)
F
ood
In
du
stry
5
(He
et a
l, 2
016
)
Merc
ha
nt
6
(Liu
et
al, 20
17
)
M
an
ufa
ctu
r
7
(Mat
sui,
20
17
)
M
an
ufa
ctu
r
8
(Nam
in, 2
017
Food
In
du
stry
9
(Pau
wel
s et
al,
200
7)
Food
In
du
stry
10
(Sah
a et
al,
20
18
)
M
an
ufa
ctu
r
11
(Tao
et
al,
20
19
)
Ma
nu
fact
ur
12
(Yeo
et
al,
201
7)
F
ood
In
du
stry
13
(Zh
ang e
t al
, 201
7)
P
rod
uct
Ma
rket
14
(Ch
en e
t al
, 2
017
)
-
Rek
om
endas
i A
rea
Pen
elit
ian
F
ood
In
du
stry
RO-11
TA
BE
L I
. R
ESE
AR
CH
GA
P U
NT
UK
PR
ICIN
G S
TR
AT
EG
Y