strategi harga dan channel penjualan untuk retail makanan

5
Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan: Tinjauan Pustaka 1 st Ayu Nidea Lestari Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia [email protected] 2 nd Nur Aini Masruroh Departemen Teknik Mesin dan Industri Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia [email protected] AbstrakDalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi yang ada. Persaingan yang terjadi di industri makanan menyebabkan perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan kualitas makanan dan pelayanannya, khususnya pada toko retail. Hal ini menyebabkan banyaknya industri makanan menerapkan dual-channel (dua saluran) dengan menyediakaan pelayanan pada toko offline (retail) serta pelayanan online untuk meningkatkan pelayanan mereka. Perusahaan menggunakan pelayanan online untuk menyediakan jasa pengantaran makanan agar mempermudah konsumen dalam membeli produknya. Adanya dua saluran ini akan mempengaruhi pilihan konsumen dalam menentukan pilihannya dalam membeli produk. Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian terdahulu terkait strategi channeling dan strategi harga terutama untuk gerai makanan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan strategi channeling maupun strategi harga. Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari review yang dilakukan kemudian diperoleh gap penelitian yang dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang channeling dan pricing strategies selanjutnya. Kata KunciDual-Channel, Pricing Strategies, Food Retail Semakin berkembangnya teknologi di era sekarang, memungkinkan bertambahnya pilihan masyarakat dalam menentukan bagaimana dalam melakukan transaksi jual-beli. Berbagai industri menggunakan teknologi untuk mempermudah dalam menjangkau konsumen. Dalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi yang ada. Persaingan pada industri makanan ini mengakibatkan semakin banyaknya toko retail dan toko online yang menyediakan jasa pesan antar agar mempermudah konsumen dalam membeli produk. Plunkett Research dalam [1] menyatakan bahwa industri makanan adalah sektor penting dalam ekonomi dunia, serta ekonomi negara mana pun. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa pada tahun 2016, nilai total industri pangan dan pertanian global diperkirakan mencapai USD 8 triliun. [1] dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa adanya rasio laba online dan offline terhadap total laba dual-channel yang sangat bervariasi, dimana rasio laba tersebut tergantung pada lokasi pelanggan dan nilai- nilai biaya logistik. Dari hasil analisis statistik dan visual dari penelitian, menunjukkan bahwa dengan secara bersama-sama mengoptimalkan proses logistik dan operasional, penyedia layanan dapat mencapai laba yang sangat tinggi melalui kedua saluran, tanpa perlu memperluas ukuran area layanan geografisnya. Pada pengaturan dual channel supply chain, preferensi pelanggan dalam memilih alur, permintaan konsumen, periklanan, kualitas dan lokasi terhadap harga diidentifikasi sebagai faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan penjualan penyedia layanan [2, 3, 4] Meskipun sama-sama membahas tentang keuntungan dari dual channel, [5] menggunakan customer behaviour sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan keuntungan perusahaan yang menggunakan dual channel. Sedangkan [4] mempertimbangkan iklan sebagai strategi pemasaran dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada solusi keseimbangan dalam kondisi tertentu di pengecer yang berpikiran adil, mengekspresikan keadilan yang moderat meningkatkan pendapatannya, tetapi dapat merugikan dirinya sendiri. Dari hasil tersebut, pada penggunaan dual-channel supply chain diketahui bahwa keadilan dalam pengeceran barang memiliki pengaruh terhadap preferensi channel konsumen. [6] dalam penelitiannya mempertimbangkan pengecer yang menjual produk siklus hidup pendek dan menggunakan saluran online sebagai pelengkap saluran tradisionalnya. Adanya dua saluran yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi banyaknya permintaan serta jenis produk yang akan dibeli oleh konsumen. [1] menyatakan bahwa pada studi kasus retail makanan yang mereka teliti, memungkinkan untuk mengembangkan solusi analitis terhadap keputusan penetapan harga penyedia layanan, yang beroperasi melalui saluran ganda, yaitu offline (toko tradisional) dan online (pengiriman untuk pesanan e-tail B2C). Biaya pengiriman saluran online adalah biaya marjinal yang dibebankan oleh pemasok selain harga produk, sedangkan biaya perjalanan saluran offline adalah fungsi jarak antara lokasi pelanggan dan restoran. Strategi penetapan harga pengecer dan pemasok dalam rantai pasokan saluran ganda juga dipengaruhi oleh sinyal price comparison service (PCS). PCS dapat digunakan oleh konsumen untuk PCS mendapatkan informasi produk tertentu dan dengan perbedaan harga tiap produk. [7] mengategorikan dan mendiskusikan tiga situasi sesuai dengan ketersediaan sinyal PCS, di mana strategi penetapan harga optimal diturunkan. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa ketika kedua pengecer dipengaruhi oleh PCS, pemasok lebih bersedia untuk mengurangi ketersediaan informasi harga. [8] melakukan RO-7 I. PENDAHULUAN

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan

Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail

Makanan: Tinjauan Pustaka

1st Ayu Nidea Lestari

Departemen Teknik Mesin dan Industri

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, Indonesia

[email protected]

2nd Nur Aini Masruroh

Departemen Teknik Mesin dan Industri

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, Indonesia

[email protected]

Abstrak—Dalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan

berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi

yang ada. Persaingan yang terjadi di industri makanan

menyebabkan perusahaan berlomba-lomba dalam meningkatkan

kualitas makanan dan pelayanannya, khususnya pada toko retail.

Hal ini menyebabkan banyaknya industri makanan menerapkan

dual-channel (dua saluran) dengan menyediakaan pelayanan pada

toko offline (retail) serta pelayanan online untuk meningkatkan

pelayanan mereka. Perusahaan menggunakan pelayanan online

untuk menyediakan jasa pengantaran makanan agar

mempermudah konsumen dalam membeli produknya. Adanya

dua saluran ini akan mempengaruhi pilihan konsumen dalam

menentukan pilihannya dalam membeli produk. Penelitian ini

melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian-penelitian

terdahulu terkait strategi channeling dan strategi harga terutama

untuk gerai makanan. Penelitian ini dapat digunakan sebagai

referensi dalam menentukan strategi channeling maupun strategi

harga. Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari review yang dilakukan

kemudian diperoleh gap penelitian yang dapat dijadikan

pertimbangan untuk melakukan penelitian tentang channeling

dan pricing strategies selanjutnya.

Kata Kunci—Dual-Channel, Pricing Strategies, Food Retail

Semakin berkembangnya teknologi di era sekarang, memungkinkan bertambahnya pilihan masyarakat dalam menentukan bagaimana dalam melakukan transaksi jual-beli. Berbagai industri menggunakan teknologi untuk mempermudah dalam menjangkau konsumen. Dalam kehidupan nyata sekarang, industri makanan berkembang dengan pesat diiringi dengan majunya teknologi yang ada. Persaingan pada industri makanan ini mengakibatkan semakin banyaknya toko retail dan toko online yang menyediakan jasa pesan antar agar mempermudah konsumen dalam membeli produk. Plunkett Research dalam [1] menyatakan bahwa industri makanan adalah sektor penting dalam ekonomi dunia, serta ekonomi negara mana pun. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa pada tahun 2016, nilai total industri pangan dan pertanian global diperkirakan mencapai USD 8 triliun. [1] dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa adanya rasio laba online dan offline terhadap total laba dual-channel yang sangat bervariasi, dimana rasio laba tersebut tergantung pada lokasi pelanggan dan nilai-nilai biaya logistik. Dari hasil analisis statistik dan visual dari penelitian, menunjukkan bahwa dengan secara bersama-sama mengoptimalkan proses logistik dan operasional, penyedia layanan dapat mencapai laba yang sangat tinggi melalui kedua

saluran, tanpa perlu memperluas ukuran area layanan geografisnya.

Pada pengaturan dual channel supply chain, preferensi pelanggan dalam memilih alur, permintaan konsumen, periklanan, kualitas dan lokasi terhadap harga diidentifikasi sebagai faktor yang berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan dan keuntungan penjualan penyedia layanan [2, 3, 4] Meskipun sama-sama membahas tentang keuntungan dari dual channel, [5] menggunakan customer behaviour sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan keuntungan perusahaan yang menggunakan dual channel. Sedangkan [4] mempertimbangkan iklan sebagai strategi pemasaran dimana hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada solusi keseimbangan dalam kondisi tertentu di pengecer yang berpikiran adil, mengekspresikan keadilan yang moderat meningkatkan pendapatannya, tetapi dapat merugikan dirinya sendiri. Dari hasil tersebut, pada penggunaan dual-channel supply chain diketahui bahwa keadilan dalam pengeceran barang memiliki pengaruh terhadap preferensi channel konsumen. [6] dalam penelitiannya mempertimbangkan pengecer yang menjual produk siklus hidup pendek dan menggunakan saluran online sebagai pelengkap saluran tradisionalnya.

Adanya dua saluran yang disediakan oleh perusahaan akan mempengaruhi banyaknya permintaan serta jenis produk yang akan dibeli oleh konsumen. [1] menyatakan bahwa pada studi kasus retail makanan yang mereka teliti, memungkinkan untuk mengembangkan solusi analitis terhadap keputusan penetapan harga penyedia layanan, yang beroperasi melalui saluran ganda, yaitu offline (toko tradisional) dan online (pengiriman untuk pesanan e-tail B2C). Biaya pengiriman saluran online adalah biaya marjinal yang dibebankan oleh pemasok selain harga produk, sedangkan biaya perjalanan saluran offline adalah fungsi jarak antara lokasi pelanggan dan restoran.

Strategi penetapan harga pengecer dan pemasok dalam rantai pasokan saluran ganda juga dipengaruhi oleh sinyal price comparison service (PCS). PCS dapat digunakan oleh konsumen untuk PCS mendapatkan informasi produk tertentu dan dengan perbedaan harga tiap produk. [7] mengategorikan dan mendiskusikan tiga situasi sesuai dengan ketersediaan sinyal PCS, di mana strategi penetapan harga optimal diturunkan. Hasil dari penelitiannya menyatakan bahwa ketika kedua pengecer dipengaruhi oleh PCS, pemasok lebih bersedia untuk mengurangi ketersediaan informasi harga. [8] melakukan

RO-7

I. PENDAHULUAN

Page 2: Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan

penelitian dimana peneliti memiliki tujuan menentukan komposisi harga offline dan online yang optimal, sehingga mampu memberikan performansi finansial yang lebih baik daripada penetapan harga offline dan online secara intuitif yang selama ini banyak dilakukan oleh penggiat. Penelitian dilakukan dengan melakukan pendekatan dengan kasus nyata yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 3 kelompok produk yang banyak dijual dengan memanfaatkan struktur DCSC, yakni ticket, smartphone, dan produk fashion. Masing-masing kelompok produk tersebut mewakili high, medium dan low-level penerimaan pelanggan terhadap online channel.

Berdasarkan review beberapa hasil penelitian tersebut, diketahui terdapat pengaruh antara harga produk yang ditentukan perusahaan terhadap pemilihan channel penjualan dan keuntungan yang didapat. Selain itu, kebijakan dalam penentuan harga juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi terkait strategi penentuan harga pada industri makanan termasuk pemilihan channel penjualan yang dapat dipilih oleh retailer. Selanjutnya, diharapkan dari hasil penelitian ini diperoleh peluang penelitian yang dapat dikembangkan di bidang ini.

II. REVIEW METHODOLOGY

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

melakukan review terhadap penelitian-penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan pricing strategy. Metodologi review

dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis isi yang

diajukan oleh Mayring dalam [9] yang memiliki 4 langkah

sistematis peninjauan. Langkah-langkah tersebut terdiri dari:

Step 1: Material collection, which entails a structured

process of search and delimitation of articles.

Step 2: Descriptive analysis, which provides general

character- istics of the studied literature.

Step 3: Category selection, which aims to construct a

classifi- cation framework based on a set of structural

dimensions and analytic categories.

Step 4: Material evaluation, which analyses articles

based on the proposed classification framework and

interprets the re- sults.

Review yang dilakukan ini mengikuti langkah pertama

untuk mengumpulkan materi yang akan digunakan yaitu

mengumpulkan jurnal-jurnal penelitian dari berbagai macam

situs (Scopus, Science Direct, Emeralds, IEEE Xplore, etc).

Pencarian jurnal dilakukan dengan membagi beberapa

keywords untuk mempermudah dalam melakukan pencarian

jurnal yang relevant terhadap tema yang akan dibahas.

Keywords yang dipakai yaitu “pricing strategy”; “dual channel

supply chain”; “channel selection”; “food industry”; dan

“food retail”. Dari hasil pencarian tersebut kemudian dipilih

jurnal yang paling mendekati dengan tema yang akan diteliti

serta jurnal yang aksesnya terbuka. Hasilnya ditinjau dan jurnal

yang sesuai dipilih untuk mewakili literatur saat ini yaitu

tentang topik strategi penetapan harga dan pemilihan saluran di

industri makanan. Jurnal kemudian dibaca dan dianalisis untuk

mengetahui tujuan dan hasil penelitiannya yang kemudian akan

dimasukkan kedalam hasil yang berupa rangkuman singkat.

Jurnal yang dianalisis tersebut kemudian dipetakan dengan

membuat matriks atau tabel yang dapat digunakan sebagai

acuan untuk melakukan penelitian dimasa depan.

Dalam melakukan peninjauan terhadap jurnal, jurnal yang

digunakan adalah yang memenuhi beberapa kriteria berupa

membahas topik yang sama seperti Dual-Channel Supply Chain

(DCDS). Pemilihan ini dilakukan agar dapat lebih fokus

terhadap tema yang dipilih oleh peneliti. hasil yang diperoleh

ialah penelitian tentang DCDS yang terpilih dilakukan terhadap

3 jenis studi kasus, yaitu pada industri makanan, merchants,

manufaktur dan product market. Studi kasus pada industri

makanan merupakan yang paling banyak dibahas pada

penelitian ini, selain itu dilihat dari tren yang sedang banyak di

kehidupan nyata sekarang, dapat dilihat bahwa industri makanan

dan retail makanan yang mempunyai 2 saluran penjualan (online

dan offline) semakin berkembang dengan meningkatnya

teknologi yang ada. Secara garis besar literatur terkait strategi

yang dilakukan oleh food industry akan dikelompokkan

berdasarkan topik pembahasannya.

Adanya peningkatan jumlah penelitian yang dilakukan pada topik yang dipilih dapat dilihat dari hasil pengamatan trend penelitian dengan menggunakan media scopus.com. Pencarian dilakukan dengan menggunakan keywords pricing strategy, dual channel supply chain, channel selection, food industry, dan food retail. Berdasarkan hasil pencarian dari tahun 2015 sampai tahun 2020 dengan keywords diperoleh sebanyak 164 publikasi jurnal penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Dari berbagai jenis sumber, terdapat 5 sumber jurnal yang paling banyak melakukan publikasi penelitian terkait dengan topik yang dipilih. Sumber jurnal tersebut yaitu Journal of Cleaner Production dengan 17 jurnal penelitian, Journal of Retailing dengan 12 jurnal penelitian, International Journal of Production Economics dan Industrial Marketing Management dengan 11 jurnal penelitian dan Transportation Research Part E: Logistics and Transportation Review dengan 10 jurnal penelitian. Jumlah penelitian yang berkaitan dengan keywods tersebut diperkirakan akan bertambah mengingat tahun 2020 masih berlangsung.

Gambar 1. Jumlah Publikasi Tahun 2015-2020

A. Dual-Channel Supply Chain

Berdasarkan literature review yang dilakukan tentang supply

chain, diketahui bahwa penelitian yang membahas tentang dual-

channel supply chain terbagi dalam beberapa bidang aspek

seperti harga produk, periode produk, servis perusahaan serta

pengaruhnya terhadap perilaku pelanggan [6, 10, 11, 12, 13].

7

21 23

35 37

41

0

10

20

30

40

50

2014 2016 2018 2020 2022

Jumlah Jurnal

RO-8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 3: Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan

Dual Channel Supply Chain digunakan untuk mengetahui

bagaimana cara meningkatkan keuntungan/laba perusahan/retail

serta mengetahui akibat dari pelaksanaan dual-channel.

Penyedia layanan dapat mencapai keuntungan yang sangat

tinggi melalui kedua saluran, tanpa perlu memperbesar ukuran

wilayah layanan geografisnya [1]. Dual-Channel meningkatkan

pendapatannya, tetapi dapat merugikan dirinya sendiri. Pada

dual-channel supply chain diketahui bahwa keadilan dalam

pengeceran barang memiliki pengaruh terhadap preferensi

channel konsumen [4]. Pengecer dengan daya tawar lebih tinggi

selalu membuka saluran ganda sendiri dan bukan produsen yang

berpartisipasi dual-channel untuk mencapai laba maksimum [3].

Untuk memaksimalkan keuntungan dengan dual-channel,

perusahaan harus menentukan harga langsung sebelum atau

setelah menetapkan harga grosir ke pengecer [11].

Potensi DCSC bisa meningkatkan penjualan dengan rata-rata 20% serta meraih pasar baru dengan memanfaatkan fitur internet. Secara garis besar, kontribusi ini dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan. Golongan pertama adalah pengembangan konseptual teoritis dan golongan kedua adalah pengembangan pada aspek-aspek tertentu agar secara praktis DCSC mampu diterapkan secara lebih efektif dan efisien [8]

B. Pricing Strategies

Dalam beberapa jurnal yang dijadikan acuan literatur pada

kajian ini meggunakan jurnal yang membahas startegi penetapan

harga yang berfokus pada dual channel supply chain. [14]

mempelajari perubahan lokasi dan strategi penetapan harga pada

penyedia jasa layanan dimana pasaran sudah menggunakan

servis online-offline. Hasil yang diperoleh adalah kualitas

layanan harus mengadopsi strategi penetapan harga dan lokasi

yang sesuai dengan jenis konsumen yang dituju.

C. Location-Based Pricing and Channel Selection

Penetapan harga berbasis lokasi dari perusahaan ritel

makanan dan bersama-sama menganalisis preferensi saluran

pelanggan dan kinerja penjualan saluran ganda penyedia

layanan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor

penentu logistik dari harga yang telah dipertimbangkan dalam

studi sebelumnya dan menggambarkan penelitian berbasis lokasi

harga. Dimana peneliti fokus pada proses pra-pembelian

utilitarian untuk memutuskan apakah akan memesan online atau

offline [1]. Sedangkan pada penelitian [14] mengusulkan agar

perusahaan dengan kualitas layanan variabel harus mengadopsi

strategi penetapan harga dan lokasi yang aggresif untuk

menghadapi pelanggan tertentu.

Pada penelitian yang dilakukan [1] perusahaanlah yang menentukan lokasi dan harga mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif. Tetapi pada [14] mereka menyelidiki dampak lokasi spasial pelanggan pada keputusan penentuan harga-lokasi bersama dari pemasok yang bersaing, dengan asumsi bahwa berbagi informasi diperbolehkan di antara pemasok.

Pemilihan struktur saluran dan strategi penetapan harga dalam rantai pasokan yang terdiri dari pengecer dan produsen, dan menyimpulkan bahwa pemilihan struktur saluran pengecer

dipengaruhi oleh tingkat penerimaan konsumen dari saluran online [6].

D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Channel

1) Lokasi, Harga, Periklanan (E-Commerce/Advertising)

Pada studi kasus [1] pelanggan memutuskan saluran pilihan

mereka untuk meminimalkan biaya total (harga efektif).

Penyedia layanan harus membuat keputusan optimal mengenai

harga produk online dan offline, dengan mempertimbangkan

biaya operasional dan logistik, serta bagaimana harga

mempengaruhi preferensi saluran pelanggan. Sama halnya

dengan [1] yang menyatakan penetapan harga diawal, [15] lebih

mengutamakan efek saturasi juga ditetapkan terlebih dahulu

untuk merek mahal dengan volatilitas harga rendah dan dalam

kategori dengan volatilitas harga rendah. Sedangan pada

penelitian [16] menguji hubungan struktural antara motivasi

kenyamanan, kegunaan pasca penggunaan, motivasi hedonis,

orientasi penghematan harga, orientasi menghemat waktu,

pengalaman pembelian online sebelumnya, sikap konsumen dan

niat perilaku terhadap layanan Online Food Delivery (OFD). 2) Demand, Experienced, Behaviour Customer

Pada uji hubungan struktural antara motivasi kenyamanan, kegunaan pasca-penggunaan, motivasi hedonis, orientasi penghematan harga, orientasi hemat waktu, pengalaman pembelian online sebelumnya, sikap konsumen dan niat perilaku terhadap layanan OFD akan mempengaruhi pemilihan saluran pembelian konsumen [16]. Dalam penelitian lain yang membahas tentang perubahan perilaku dari adanya informasi yang dibagikan menunjukkan bahwa berbagi pengetahuan online secara signifikan mempengaruhi perubahan pelanggan ke arah perilaku pembelian dan konsumsi yang lebih berkelanjutan, sedangkan berbagi pengetahuan di tempat secara positif mempengaruhi perilaku pembelian berkelanjutan [17].

3) Service Quality

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh [18]

diperoleh bahwa niat perilaku dapat ditingkatkan melalui

kepuasan pelanggan sebagai perantara. Sehingga dapat

digunakan oleh manajer restoran cepat saji untuk menetapkan

pedoman dan strategi dalam memberikan layanan yang lebih

baik kepada pelanggan mereka. Meningkatkan kualitas

pelayanan dengan melakukan perbaikan terhadap pelayanan

pengantar makanan (driver serta pelacakan makanan yang

diantar) merupakan tujuan dari penelitian yang dilakukan [19].

E. Peluang Penelitian

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan dan dengan mengamati perkembangan industri makanan terutama di Indonesia, penelitian ke depan dapat diarahkan sebagai berikut.

1. Evaluasi penggunaan pihak ketiga dalam strategi penjualan dual channel online dan offline. Hal ini mengingat berkembangnya jasa pengantaran makanan yang dilakukan oleh pihak ketiga. Kebijakan penggunaan pihak ketiga ini dapat dievaluasi dengan membandingkannya dengan jika layanan pesan antar dilakukan oleh pihak retailer sendiri.

RO-9

Page 4: Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan

2. Penentuan strategi harga optimal yang diberlakukan untuk channel online dan offline. Dalam menentukan strategi harga ini, pandangan secara komprehensif perlu dilakukan mengingat karakteristik penjualan online dan offline berbeda. Misalnya, dalam penjualan offline, lokasi menjadi faktor penting, namun tidak halnya dengan penjualan online. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap strategi harga yang diterapkan.

3. Pertimbangan faktor risiko yang embedded dalam masing-masing channel penjualan. Memodelkan risiko merupakan hal yang menarik ketika akan mempertimbangkan strategi harga maupun channel yang akan digunakan. Beberapa risiko yang mungkin adalah ketidakpastian penjualan, umur produk (perishability), gangguan distribusi, dan sebagainya.

4. Pertimbangan customer behavior dalam menentukan strategi harga untuk kasus dual channel. Penelitian tentang perilaku konsumen masih merupakan topik yang menarik untuk diangkat. Hal ini juga dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi channeling yang dipilih, selain tentu saja menentukan harga optimalnya.

Tabel I dapat dijadikan acuan dalam memetakan peluang penelitian selanjutnya.

Penelitian ini menyajikan studi literatur terkait strategi harga khususnya untuk industri makanan. Jurnal dipilih berdasarkan kedekatannya terhadap topik penelitian yaitu pricing strategies. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan channel penjualan yaitu lokasi, harga, periklanan, pengalaman konsumen, maupun kualitas pelayanannya. Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, telah disajikan beberapa peluang penelitian yang dapat dikembangkan di bidang ini.

[1] C. Wei, S. Asian, and G. E. Z. Hu, “Location-based pricing and channel

selection in a supply chain : a case study from the food retail industry,”

Ann. Oper. Res., 2018.

[2] S. Chen, X. Wang, Y. Wu, and F. Zhou, “Pricing Policies of a Dual-

Channel Supply Chain Considering Channel Environmental

Sustainability,” pp. 1–14, 2017.

[3] S. Saha, S. P. Sarmah, and N. M. Modak, “Single versus dual-channel :

A strategic analysis in perspective of retailer â€TM s pro fi tability under

three-level dual-channel supply chain,” Asia Pacific Manag. Rev., vol.

23, no. 2, pp. 148–160, 2018.

[4] Z. Tao, P. Stief, J. Dantan, A. Etienne, and A. Siadat, “Joint advertising

and preservation decisions in a supply chain of perishable products with

service retailer ’ s fairness concerns,” Procedia CIRP, vol. 83, pp. 461–

466, 2019.

[5] X. Zhang, S. Malin, and G. Liu, “Service product pricing strategies based

on time-sensitive customer choice behavior,” J. Ind. Manag. Optim., vol.

13, no. March, pp. 297–312, 2017.

[6] L. Zhang and J. Wang, Coordination of the Traditional and the Online

Channels for a Short-life-cycle Product Coordination of the Traditional

and the Online Channels for a Short-life-cycle Product. 2019.

[7] Q. Xu, Z. Liu, and B. Shen, “The Impact of Price Comparison Service on

Pricing Strategy in a Dual-Channel Supply Chain,” Hindawi Publ. Corp.

Math. Probl. Eng., vol. 2013, p. 13, 2013.

[8] E. Widodo, “PENETAPAN HARGA BERBASIS PENERIMAAN

KONSUMEN DI DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN,” 2 J. Tek. Ind.,

vol. 15, no. No. 1, pp. 1–8, 2014.

[9] T. Nguyen, L. Zhou, V. Spiegler, P. Ieromonachou, and Y. Lin,

“Computers and Operations Research Big data analytics in supply chain

management : A state-of-the-art literature review,” vol. 98, pp. 254–264,

2018.

[10] S. Chun and J. Kim, “Pricing strategies in B2C electronic commerce :

analytical and empirical approaches,” vol. 40, pp. 375–388, 2005.

[11] K. Matsui, “When should a manufacturer set its direct price and

wholesale price in dual-channel supply chains ?,” Eur. J. Oper. Res., vol.

258, no. 2, pp. 501–511, 2017.

[12] T. M. Rofin and B. Mahanty, “Optimal dual-channel supply chain

configuration for product categories with different customer preference

of online channel,” Electron. Commer. Res., no. November 2018, 2017.

[13] C. Series, “Factor Analysis and Optimization Strategy of Differences in

Dual Channel Service Experience Factor Analysis and Optimization

Strategy of Differences in Dual Channel Service Experience,” J. Phys.

Conf. Ser. Pap., no. J. Phys.: Conf. Ser. 1518 012083, 2020.

[14] Z. He, T. C. E. Cheng, J. Dong, and S. Wang, “Evolutionary Location

and Pricing Strategies for Service Merchants in Competitive O2O

Markets Evolutionary location and pricing strategies for service

merchants in competitive O2O markets,” Eur. J. Oper. Res., vol. 254, no.

2, pp. 595–609, 2016.

[15] K. Pauwels, S. Srinivasan, and P. H. Franses, “When Do Price

Thresholds Matter in Retail Categories ?,” vol. 26, no. 1, pp. 83–100,

2007.

[16] V. C. S. Yeo, S. Goh, and S. Rezaei, “Consumer experiences , attitude

and behavioral intention toward online food delivery ( OFD ) services,”

J. Retail. Consum. Serv., vol. 35, no. July 2016, pp. 150–162, 2017.

[17] P. De Bernardi and A. Bertello, “Online and On-Site Interactions within

Alternative Food Networks : Sustainability Impact of Knowledge-

Sharing Practices,” pp. 10–14, 2019.

[18] A. Namin, “Revisiting customers’ perception of service quality in fast

food restaurants,” J. Retail. Consum. Serv., vol. 34, no. October, pp. 70–

81, 2017.

[19] A. Haleem, S. Khan, and M. I. Khan, “Traceability implementation in

food supply chain : A grey-DEMATEL approach,” Inf. Process. Agric.,

vol. 6, no. 3, pp. 335–348, 2019.

RO-10

IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Strategi Harga dan Channel Penjualan untuk Retail Makanan

No

Au

tho

r

Fa

kto

r

ST

UD

I

KA

SU

S

Lo

cati

on

P

rice

e-C

om

merc

e/

advert

isin

g

Serv

ice

Qu

ali

ty

Dem

an

d

Exp

eri

en

ced

/

Kn

ow

ledg

es

Cu

stom

er

Beh

avio

ur

Tra

nsp

ort

ati

on

Dis

tra

ct

1

(Wei

et

al, 2

018

)

Food

In

du

stry

2

(Ber

nar

di

& B

erte

llo,

20

19

)

F

ood

In

du

stry

3

(Chu

n &

Kim

, 20

05

)

-

4

(Hal

eem

et

al,

201

9)

F

ood

In

du

stry

5

(He

et a

l, 2

016

)

Merc

ha

nt

6

(Liu

et

al, 20

17

)

M

an

ufa

ctu

r

7

(Mat

sui,

20

17

)

M

an

ufa

ctu

r

8

(Nam

in, 2

017

Food

In

du

stry

9

(Pau

wel

s et

al,

200

7)

Food

In

du

stry

10

(Sah

a et

al,

20

18

)

M

an

ufa

ctu

r

11

(Tao

et

al,

20

19

)

Ma

nu

fact

ur

12

(Yeo

et

al,

201

7)

F

ood

In

du

stry

13

(Zh

ang e

t al

, 201

7)

P

rod

uct

Ma

rket

14

(Ch

en e

t al

, 2

017

)

-

Rek

om

endas

i A

rea

Pen

elit

ian

F

ood

In

du

stry

RO-11

TA

BE

L I

. R

ESE

AR

CH

GA

P U

NT

UK

PR

ICIN

G S

TR

AT

EG

Y