strategi e business

30
STRATEGI E-BUSINESS E-business yang ingin dibangun dalam strategi ini mengenai bimbingan belajar dan menyalurkan tenaga pendidik sebagai pengajar baik privat maupun kelompok untuk murid mulai SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi

Upload: afifuddin-mocha

Post on 20-Jul-2015

288 views

Category:

Marketing


2 download

TRANSCRIPT

STRATEGI E-BUSINESS

E-business yang ingin dibangun dalam strategi ini mengenai

bimbingan belajar dan menyalurkan tenaga pendidik sebagai

pengajar baik privat maupun kelompok untuk murid mulai SD,

SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

cara, perbuatan mendidik (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002 : 263).

Pendidikan merupakan bagian terpenting dari suatu negara. Dimana ketika tingkat pendidikan

disuatu negara rendah maka akan mempengaruhi sumber daya manusianya, sehingga

perkembangan negara juga akan terhambat. Tingkat pendidikan di Indonesia saat ini masih

tergolong rendah. Dari hasil tes internasional dan data yang ditemukan seperti tingkat

kelulusan antara 2006 dan 2010, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia

rendah. Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, dimulai dengan

perbaikan fasilitas serta perubahan sistem pengajaran yang tercermin dalam kurikulum 2013.

Dalam kurikulum ini diharapkan terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara

kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Dalam sistem

belajar mengajar siswa dituntut untuk belajar mandiri. Tuntutan ini mengharuskan siswa

untuk mendalami terlebih dahulu materi yang akan diajarkan di sekolah. Hal ini yang menjadi

peluang untuk memfasilitasi mencari pengajar untuk membantu pemahaman pembelajaran di

sekolah.

Disisi lain mahasiswa sebagai siswa yang telah memalui jenjang SD, SMP, dan SMA

memiliki potensi untuk menjadi tenaga pengajar. Mahasiswa terkadang memiliki waktu luang

yang ingin dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan untuk menambah uang saku. Dari

fenomena diatas, kami berinisiatif untuk membuka bisnis yang menjadi penengah antara

siswa yang membutuhkan pengajar sebagai orang yang membantu dalam menyelesaikan

tugas sekolah dengan orang yang mencari pekerjaan.

E-Bimbel sebagai salah satu penghubung untuk menfasilitasi kebutuhan pengajar

serta kebutuhan pelajar. Hal ini akan menjadi tumpuhan bagi konsumen yang meliputi

siswa/i SD,SMP,dan SMA. Media belajar yang dibantu dengan media internet untuk

menfasilitasi mencari informasi tentang bimbingan belajar dan memberikan peluang bagi

siapa saja yang berkompeten untuk membantu mengajar sesuai dengan bidang mata

pelajaran yang dimampuinya.

2

1.2 Deskripsi Bisnis

E-business yang ingin dibangun dalam tugas ini mengenai bimbingan belajar dan

menyalurkan tenaga mahasiswa dan umum sebagai pengajar baik privat maupun kelompok

untuk murid mulai SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Bimbingan belajar ini memiliki

regional-regional tertentu berdasarkan provinsi, kota, maupun kabupaten di seluruh

Indonesia.

Type E-Business: B2C (Business to Customer)

Analisa Teknis:

Menyalurkan tenaga mahasiswa dan umum sebagai pengajar baik privat maupun

kelompok untuk murid mulai SD, SMP, SMA.

Bimbingan belajar ini memiliki regional-regional tertentu berdasarkan provinsi, kota,

maupun kabupaten di seluruh Indonesia.

Pengajar memiliki surat perintah untuk memberikan les privat

Materi yang diajarkan adalah mata pelajaran yang telah disepakati sebelumnya

Analisa Market:

Target E-bimbel ini adalah siswa-siswi SD, SMP, SMA di Indonesia.

Segmentasi dari E-bimbel adalah dari semua kalangan dari baik menengah atas maupun

menengah kebawah.

Posisi dari E-bimbel adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian jasa yang

masih baru untuk model e-bisnis. Oleh sebab itu posisi e-bimbel masih grow.

Analisa Finansial:

Pemasukan : untuk target

Pendapatan berasal dari iklan yang ada di website

Registrasi awal tenaga pengajar

Tiap pengajar yang mendapat murid akan dikenakan biaya per-murid tetapi hanya sekali

saja di awal

1.3 Mikro Environment

Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dipakai dalam perusahaan ini adalah struktur organisasi lini.

Struktur ini menggambarkan bahwa wewenang organisasi dipegang langsung oleh manajer

3

atas yang di terapkan pada karyawannya untuk mencapai keberhasilan. Berikut merupakan

skema struktur dan job deskripsi perusahaan e-bimbel:

Direktur

Manager

KeuanganManajer HRD

Manager

Operasional

Manajer

Marketing &

Sales

Direktur

1. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dibidang administrasi

keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.

2. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan

perlengkapan.

3. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan

dan kekayaan perusahaan.

4. Mengendalikan uang pendapatan

Manager Keuangan

1. Bertanggung jawab untuk mengatur dan menampung semua keuangan yang ada dan

mengeluarkan sesuai prosedur dan otoritas yang di milikinya.

2. Menyimpan bukti asli penerimaan dan pengeluaran yang telah tervalidasi.

3. Mengkordinasikan kegiatan penyusunan anggaran dan biaya organisasi.

4. Mengontrol efektifitas dan efesiensi pengeluaran masing-masing bidang agar sesuai

dengan rencana anggaran yang sudah dibuat.

5. Menggali dana dari sumber-sumber yang tidak mengikat.

Manager HRD

1. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan perkembangan perusahaan, serta

mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi

untuk memastikan tersedianya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan

permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah

disepakati.

4

2. Menyusun sistem manajemen kinerja, serta mengkoordinasikan dan mengontrol

pelaksanaan siklus manajemen kinerja, mulai dari perencanaan, pembimbingan,

sampai dengan penilaian kinerja, untuk memastikan tercapainya target kinerja

individu, unit, maupun perusahaan.

3. Mengelola dan mengontrol aktifitas administrasi kantor, kepersonaliaan, dan sistem

informasi SDM untuk memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi

kelancaran operasional perusahaan.

Manager Operasional

1. Melakukan update dan pengembangan web e-bimbel.

2. Menentukan dan melakukan maintain peralatan yang digunakan untuk operasional.

3. Melakukan update teknologi yang disesuaikan dengan perkembangan yang ada.

Manager Marketing & sales

1. Menentukan harga jual, system promosi untuk memastikan tercapainya target

penjualan.

2. Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah

pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan.

3. Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey seluruh sales team untuk

memastikan tercapainya target kepuasan pelanggan yang ditentukan.

Customer

Target konsumen yang dibidik berdasarkan model “customer segmentation

specialists” dimana konsumen di kategorikan berdasarkan tingkatan pendidikan seperti TK,

SD, SMP, SMA.

Supplier

Bisnis penyalur tenaga pendidik ini mempunyai market share di seluruh Indonesia

sehingga supplier-nya dari seluruh Indonesia. Supplier perusahaan ini adalah organisasi

penyalur tenaga pendidik di lingkungan kampus di seluruh Indonesia. Selain itu, system

untuk recruitment tenaga pendidik ini juga dilakukan oleh organisasi ini sendiri. Tenaga kerja

yang di rekrut sendiri untuk sementara hanya yang berada disekitar organisasi atau dapat

mendaftar secara online sebagai tenaga pengajar dengan syarat dan ketentuan tertentu.

Competitor

5

Kompetisi di Dunia online misalanya http://mvprivate.net46.net/ yang menyalurkan

tenaga pengajar tetapi hanya di area sekitar. http://www.hcsfamily.com/bimbel.html

misalnya adalah bimbingan belajar yang telah ada di semarang. Bimbingan belajar seperti ini

hanya membuat e-bisnis berbasis web.

1.4 Makro environment

Sosial:

Masyarakat Indonesia saat ini sudah banyak yang dapat mengoperasikan internet,

mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja, hingga para orangtua. Faktor-faktor sosial yang

mempengaruhi bisnis ini adalah tingkat pendidikan di Indonesia yang semakin meningkat,

perilaku konsumen dimana saat ini banyak dibutuhkan tenaga pengajar les privat terutama di

kota besar, dan mobilitas sosial.Bisnis dibidang ini dapat menarik dan mempengaruhi

pelanggan dan pemenuhan kebutuhan pelanggan (dalam hal ini bidang pendidikan), akan

berpengaruh terhadap tingkat pendidikan masyarakat (dengan adanya sumber daya manusia

yang berkualitas). Survei APJII itu menunjukkan penduduk berusia berusia 12 - 34 tahun

mendominasi pengguna Internet di Indonesia dengan porsi 64,2 persen. Sedangkan kelompok

pengguna berusia 20-24 tahun mencapai 15,1 persen dari total pengguna.

Economic:

Perekonomian di Indonesia saat ini belum terlalu stabil tetapi dapat bercermin dari

kinerja perekonomian nasional tahun 2012 dengan pertumbuhan di tengah perekonomian

global yang masih belum menentu, maka perekonomian nasional tahun 2013 memiliki

potensi besar untuk terus tumbuh dan mencapai target makro ekonomi, seperti tingkat

pertumbuhan sebesar 6,8% dan tingkat inflasi sebesar 4,9%. Hal ini tidak akan terlalu

menghambat perkembangan e-business. Dapat dilihat pula dari perkembangan e-business

yang semakin menjamur di Indonesia. Dari hasil survey yang dilakukan pengguna internet

yang sering mengakses internet adalah kebanyakan dari middle class. Hal ini dapat dilihat

pada data yaitu data dari institusi yang melakukan survey tentang pengguna internet di

Indonesia untuk tahun 2012, yaitu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Pada 2013, menurut perkiraan APJII, pengguna Internet di Indonesia akan mencapai 82 juta

atau 30 persen dari jumlah pengguna pada 2012, pada 2014 mencapai 107 juta, dan pada

2015 mencapai 139 juta. Dengan peningkatan pengguna internet menjadikan peluang untuk

membuat e-business semakin terbuka lebar.

6

Politik:

Ditinjau dari makhluk sosial, jelaslah bahwa politik merupakan kebutuhan bagi setiap

manusia. Politik memerlukan keterampilan berkomunikasi agar tujuan utama dari hal yang

sudah ditetapkan bersama dapat tercapai. Dari sinilah teknologi informasi digunakan untuk

membantu menyatukan kegiatan politik. Untuk mencapai tujuan dari kegiatan politik maka

diperlukan interaksi. Interaksi utama sebagai manusia modern adalah komunikasi. Dengan

adanya teknologi informasi maka kegiatan komunikasi akan lebih mudah, cepat, dan efisien.

Hal ini tentu akan memberi kontribusi besar bagi kegiatan politik.

Begitupula dengan pengembangan aspek belajar yang dikemas dalam pemanfaatan

teknologi informasi, hal ini akan memungkinkan dalam membantu peranan pemerintah untuk

mensukseskan program pemerintah “ Indonesia berprestasi’. Adapun pengolaan teknologi

informasi dalam sector politik adalah sebagai berikut:

Adanya perlindungan privacy yang sudah diatur dalam undang-undang

Legalitas

Jangkauan akses

Peranan pemerintah dalam melindungi dan melayani

Sebagai sponsorship penyelenggara pendidikan berbasis e-learning

Teknologi:

Peran teknologi dalam bidang e-bussiness sangatlah penting, karena berfokus pada

upaya teknologi untuk keunggulan kompetitif. Setiap perkembangan baru menggunakan

teknologi baru. Meskipun inovasi yang dilakukan dalam bidang ini belum terlalu luas/masih

terbatas. Dengan teknologi yang semakin berkembang kita dapat mengembangkan e-

bussiness sehingga semakin mudah untuk diakses dan melakukan transaksi maupun

ditemukannya system ini pada engine search.

Hukum:

Masalah-masalah hukum yang dihadapi oleh pengelola e-business di Indonesia belum

terlalu jelas. Hal ini dapat dilihat tentang peraturan-peraturan yang masih dilakukan

penggodokan oleh pemerintah tentang bisnis online. RPP E-Commerce ini akan dibahas

dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi bersama Kementerian Hukum dan HAM,

mengenai peraturan dari segi bisnis transaksinya sendiri adalah kewenangan Kementerian

7

Perdagangan. Kami dari Kemkominfo hanya memastikan lahan (internet) yang dipakai

sebagai tempat bertransaksi aman dari hacker atau pihak-pihak yang ingin mengambil

keuntungan. Pebisnis rencananya diharuskan mendaftar terlebih dahulu di Kementrian

Perdagangan.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet dan Transaksi Elektronik,

walaupun belum secara keseluruhan mencakup atau memayungi segala perbuatan atau

kegiatan di dunia maya, namun telah cukup untuk dapat menjadi acuan atau patokan

dalam melakukan kegiatan cyber tersebut. Beberapa pasal dalam Undang-Undang Internet

dan Transaksi Elektronik yang berperan dalam e-commerce adalah sebagai berikut :

1. Pasal 2

Undang-Undang ini berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum

Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di

wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan

kepentingan Indonesia.

2. Pasal 9

Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan

informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk

yang ditawarkan.

3. Pasal 10

Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi

oleh Lembaga Sertifikasi Keandalan.

Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Pasal 18

Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para

pihak.

Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi

Elektronik internasional yang dibuatnya.

Jika para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam Transaksi Elektronik

internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas Hukum Perdata

Internasional.

8

Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau

lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani

sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang

dibuatnya.

Jika para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud pada ayat (4),

penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa

alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari

transaksi tersebut, didasarkan pada asas Hukum Perdata Internasional

5. Pasal 20

Kecuali ditentukan lain oleh para pihak, Transaksi Elektronik terjadi pada saat

penawaran transaksi yang dikirim Pengirim telah diterima dan disetujui Penerima.

Persetujuan atas penawaran Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik.

6. Pasal 21

Pengirim atau Penerima dapat melakukan Transaksi Elektronik sendiri, melalui pihak

yang dikuasakan olehnya, atau melalui Agen Elektronik.

Pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hukum dalam pelaksanaan Transaksi

Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

7. Pasal 22

Penyelenggara Agen Elektronik tertentu harus menyediakan fitur pada Agen

Elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan

perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

8. Pasal 30

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses

Komputer dan/atau Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apa pun.

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses

Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk

memperoleh Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses

Komputer dan/atau Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar,

menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan.

9

9. Pasal 46

10. Undang-Undang Telekomunikasi No. 36 / 1999

11. Undang-Undang Hak Cipta No.12 / 1997

12. Undang-Undang Merek No. 15 / 2001

13. Undang-Undang Dokumen Perusahaan No. 8 / 1997 (Pasal 15)

14. Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak sehat No.5

/1999

15. Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 / 1999

16. Rancangan Undang-Undang Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI)

17. Perlindungan Konsumen No. 8 / 1999

18. Perdata 164 HIR jo Pasal 15 UU NO.8 / 1997 Tentang Dokumen Perusahaan

10

BAB II

E-BUSINESS STRATEGY

2.1 Strategic Analysis

Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi

melalui misi. Strategi juga suatu sasaran untuk mencapai tujuan akhir atau sasaran akhir,

bersifat rencana yang disatukan, mengikat semua fihak atau bagian perusahaan. Strategi

bersifat menyeluruh meliputi semua aspek penting perusahaan dan bersifat terpadu yaitu

semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan, serta strategi-strategi dalam menentukan masa

depan perusahaan dengan cara pemasaran produk melalui media internet.

2.1.1 Internal resources and process

Berikut adalah Stage model of E-business development yang merupakan summary

dari beberapa stage model yang ada:

Perusahaan ingin melihat sejauh mana target untuk dicapai di masa depan. Dalam hal

ini e-bimbel berupa ide dan belum merupakan perusahaan riil namun berencana meng-

online-kan bisnisnya, perlu dilakukan perkiraan kemampuan perusahaan berkaitan dengan

capaian level e-businessnya. Keadaan awal perusahaan menggunakan e-commerce dengan

rincian sebagai berikut:

1. Service available: Transactional function on buying and selling side

11

Pelanggan dapat mencari tutor guru secara online. Perusahaan juga menggunakan cara

yang manual, yaitu dari mulut kemulut dan sosialisasi berupa sebaran-sebaran..

2. Organizational scope : cross organizational

Informasi yang tersebar sudah antar organisasi, terutama di internal perusahaan sendiri,

dimana antar bagian bisa bertukar informasi secara online.

3. Strategy : Sell side e-commerce strategy

Aspek yang diutamakan e-bimbel adalah kemudahan pelayanan, sehingga yang harus

dilakukan terlebih dahulu adalah sell side e-commerce, dimana penjualan dilakukan

secara online. Konsumen bisa mencari tutor yang ada secara online, tanpa datang

langsung ke kantor.

2.1.2 Application portfolio analysis

Analisa portfolio menunjukkan kedudukan suatu aplikasi dari suatu perusahaan untuk

keadaan sekarang dan target kedududukan applikasi tersebut di masa yang akan datang.

Berikut adalah application portfolio analysis e-bimbel :

Financial system

Maintenance system

Distribution system

HR system

Sstock control system

Facility sistem

Marketing system

Electronic Catalogue

E-commerce system

a. High potential (beware)

Yang perlu diperhatikan (beware) dalam e-bimbel ini adalah:

Financial system

Maintenance system (pengelolaan layanan)

Distribution system (tutor)

12

Sistem informasi perlu dikembangkan karena pertimbangan resource yang belum memadai dan

keadaan perusahaan yang belum stabil serta transaksi yang masih minimal.

Support (safe)

Terdapat support antara lain:

HR system (sistem sumberdaya manusia)

Stock control system (perekrutan tutor)

Facility sistem (berupa fasilitas pendukung dan fasilitas internet )

b. Strategic (attack)

Beberapa aplikasi yang akan diprioritaskan dari adalah Electronic Catalogue dan E-commerce

system. Kedua aplikasi tersebut harus selalu up to date terutama dari sisi informasi agar

memudahkan pelayanan

c. Key operational (explore)

Marketing system berada pada ranah key operational karena marketing berbasis sistem informasi

sangat penting untuk perusahaan yang baru dan agar dapat terus berkembang.

2.1.3 Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Untuk mengetahui situasi dan kondisi e-bimbel dilakukan dengan analisis SWOT

dengan mengidentifikasi faktor-faktor Internal yaitu Strength dan Weakness sedangkan faktor

Eksternal yaitu Opportunity dan Threat.

1. Faktor Internal

Faktor Internal dalam bisnis akan ikut mempengaruhi dalam penyusunan dan penentuan

masa depan dalam mengelola organisasi diantaranya adalah :

Strengths (Kekuatan):

Belum terdapat e-Business yang serupa dan lebih mendetail per-regional.

Mempermudah akses masyarakat dalam mencari tenaga pengajar.

Mempunyai tenaga penyalur yang compatible di bidangnya.

Dengan penggunaan web akan mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Sumber daya yang unggul, lulusan Universitas terkemuka.

Harga (price) yang pantas dan terjangkau.

Weakness (Kelemahan):

Membutuhkan pencitraan/pemasaran yang tinggi di masyarakat Indonesia.

Rekrutmen tenaga pengajar.

Kecepatan dalam memenuhi permintaan customer masih lemah.

2. Faktor Eksternal

13

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengarauhi pemilihan arah, penentuan masa

depan dan tindakan suatu perusahaan dari luar organisasi perusahaan, yaitu:

a. Opportunities (Kesempatan):

Pengguna internet dari tahun ke tahun mengalami kenaikan secara exponensial.

Bimbingan belajar saat ini dibutuhkan guna membantu untuk lebih memahami.

materi yang diberikan di sekolah.

Semakin maraknya peminat les private dikalangan pelajar.

b. Thread (Ancaman):

Usaha serupa yang lebih dulu muncul

Semakin banyak kompetiotor

2.1.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan strengths dan opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan

weaknesses dan threats. Strength, weakness, opportunity dan threat merupakan faktor-faktor

strategis perusahaan yang perlu dianalisis dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut

pula analisis situasi dengan model analisis SWOT.

Cara melakukan analisis SWOT adalah melakukan identifikasi faktor-faktor internal

dan eksternal, setelah faktor-faktor teridentifikasi maka dilakukan pembobotan serta ranking.

Bobot dikalikan rating setiap faktor mendapatkan skor untuk faktor-faktor tersebut. Bobot

dihitung, 1 (tidak penting) sampai 4 (sangat penting). Adapun hasil pembobotan dan diagram

cartesius kuadran analisis SWOT dapat dilihat berikut ini.

14

Nilai ditentukan berdasarkan kedudukan atau capaian setiap komponen SWOT,

sedangkan presentase menunjukkan seberapa besar kontribusi setiap komponen SWOT

terhadap keseluruhan faktor internal (Strength-Weakness/S-W) dan faktor eksternal

(Opportunity-Threat/O-T). Total nilai yang dicapai adalah untuk menunjukkan kedudukan

faktor internal dan eksternal dan menunjukkan dominasi S/W untuk faktor internal dan O/T

untuk faktor eksternal. Berikut kedudukan faktor internal dan eksternal yang tergambar dalam

SWOT map.

Atribut Bobot (B) Nilai (N) NTB (B*N) Total

Strenghts

Belum terdapat e-Business yang serupa dan lebih

mendetail per-regional 10% 4 0.4

Mempermudah akses masyarakat dalam mencari tenaga

pengajar 10% 4 0.4

Mempunyai tenaga penyalur yang compatible

dibidangnya 15% 2 0.3

Dengan penggunaan web akan mudah dijangkau oleh

masyarakat luas 10% 3 0.3

Sumber daya yang unggul, lulusan Universitas

Terkemuka 5% 2 0.1

Harga (price ) yang pantas dan terjangkau 10% 2 0.2

Weakness

Membutuhkan pencitraan/pemasaran yang tinggi di

masyarakat Indonesia 15% 4 0.6

Rekrutmen tenaga pengajar 15% 3 0.45

Kecepatan dalam memenuhi permintaan customer

masih lemah 10% 2 0.2

Total Bobot S-W 100%

Opportunity

Pengguna internet dari tahun ke tahun mengalami

kenaikan secara exponensial. 25% 4 1

Bimbingan belajar saat ini dibutuhkan guna membantu

untuk lebih memahami materi yang diberikan di

sekolah 25% 3 0.75

Semakin maraknya peminat les private dikalangan

pelajar 15% 2 0.3

Threads

Usaha serupa yang lebih dulu muncul 20% 3 0.6

Semakin banyak kompetitor 15% 2 0.3

Total Bobot O-T 100%

S-W O-T

0.45 1.15

1.7

2.05

0.9

1.25

Selisih

15

E-Bimbel

Hasil SWOT MAP menggambarkan bahwa perusahaan memiliki nilai strengths yang

lebih kuat dari weaknesses untuk faktor internal sebesar 0,45 dan nilai opportunity yang lebih

kuat dari Threat untuk faktor eksternal sebesar 1,15, sehingga strategy yang diutamakan

adalah maxi-maxi. Meskipun begitu, strategy lain (mini-mini, maxi-mini, dan mini-maxi)

juga tetap dipertimbangkan,

Untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai analisa SWOT yang akan

dilakukan perusahaan e-bimbel. Analisa SWOT merupakan konteks sistem informasi, berikut

analisa SWOT yang diperoleh:

Strengths Weakness

Belum terdapat e-Business yang serupa dan

lebih mendetail per-regional

Membutuhkan pencitraan/pemasaran yang

tinggi di masyarakat Indonesia

Mempermudah akses masyarakat dalam

mencari tenaga pengajar

Rekrutmen tenaga pengajar

Mempunyai tenaga penyalur yang

compatible di bidangnya

Kecepatan dalam memenuhi permintaan

customer masih lemah

Dengan penggunaan web akan mudah

dijangkau oleh masyarakat luas

Sumber daya yang unggul, lulusan

Universitas Terkemuka

Harga (price ) yang pantas dan terjangkau

Pengguna internet dari tahun ke tahun mengalami kenaikan

secara exponensial.S-O Strategies (maxi-maxi) W-O Strategies (maxi-mini)

Bimbingan belajar saat ini dibutuhkan guna membantu

untuk lebih memahami materi yang diberikan di sekolahMemaksimalkan teknologi internet untuk

mendapatkan pasar yang lebih luas

Meningkatkan kecepatan dalam memenuhi

permintaan

Semakin maraknya peminat les private dikalangan pelajar Menciptakan sistem yang berorientasi ke

depan untuk sustainable perusahaan

Meningkatkan kualitas pelayanan

Usaha serupa yang lebih dulu muncul S-T Strategies (mini-maxi) T-O (mini-mini)

Semakin banyak kompetiotor Menciptakan harga yang bersaing Meningkatkan sumber daya dan skills tutor

untuk menghadapi persaingan usaha

Opportunities

Threats

16

2.1.4 Immediate competitive environment

Pada bagian ini akan disajikan analisa demand dan aspek ancaman kompetitif secara

lebih mendetail. Demand analysis akan disajikan rincian demand, mulai dari aspek yang

paling besar, yaitu pasar e-bimbel sampai ke aspek paling kecil, yaitu pembeli atau pengguna

jasa e-bimbel secara online. Berikut demand analysis pada e-bimbel:

1. Served market

Served market adalah murid mulai SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi di seluruh

jangkauan pasar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Jumlah usia antara 10-19 tahun

di Pulau Jawa + 24 juta jiwa (BPS, 2012). Dengan asumsi bahwa sekitar 30%

membutuhkan tenaga tutor guna memperlancar proses belajar mengajar sehingga 7,2 juta

murid berpotensial untuk menjadi customer e-bimbel.

2. Internet access

Data pengguna internet di Indonesia sekitar 50% di usia produktif. Ini menunjukkan

bahwa potensi konsumen dalam mengguakan internet semakin besar. Sehingga

diasumsikan 50% dari pasar adalah pengguna internet, yaitu sekitar 3,6 juta pelanggan.

3. Have visited site / Purchased last 12 months

Jumlah murid yang berpotensi menjadi konsumen yang telah mengunjungi website

diperkirakan sekitar 30% dari total pengguna internet, atau sekitar 1.080.000 murid.

4. Active visitor

Dari semua pengunjung website diasumsikan 18% dari Have visited site murid

diperkirakan menjadi pengunjung tetap. Website yang akan dibuat menarik dengan

konten yang lengkap mengenai regional-regional yang ter-cover sehingga menjadi

194.400 murid menggunakan e-bimbel.

17

5. Online purchaser

Dari pengunjung yang secara periodic diperkirakan sekitar 7% yang merupakan pengguna

dari e-bimbel ini. yakni sekitar 13608 murid.

2.1.6 Wider environment

Perusahaan yang go-online mempunyai lingkungan semakin luas, dengan ancaman

yang juga semakin banyak. Berikut gambarannya:

1. Buy-side threats

a. Supplier threats

Jika supplier memiliki kelebihan berupa sistem online untuk transaksi, hal ini menjadi

opportunities. Dalam e-bimbel ada supplier tenaga kerja / tutor yang memiliki sistem

online, akan menjadi kesempatan tersendiri dan akan mendukung system e-commerce

yang ada. Namun jika sistem online supplier tidak sesuai dengan perusahaan, akan

berdampak buruk.

b. Intermediaries threats

Intermediary belum terdefinisi untuk awal berjalannya bisnis. Proses penjualan

dilakukan secara langsung ke konsumen.

2. Sell side threats

a. Customer threats

Sistem online justru menjadia ancaman ditinjau dari aspek konsumen, karena,

konsumen akan dengan mudah membandingkan antara e-bimbel dengan jasa

18

lainnya yang sejenis dan akan memperkecil kemungkinan konsumen tersebut untuk

menggunakan jasa e-bimbel. Ini sering disebut dengan customer bargaining power

dan harus benar-benar diperhatikan oleh perusahaan.

b. Intermediaries threats

Intermediary belum terdefinisi untuk awal berjalannya bisnis. Proses penjualan

dilakukan secara langsung ke konsumen.

2.2 Strategic Objectives

Strategic objective adalah pernyataan dan komunikasi visi, misi organisasi dan tujuan

yang akan dicapai dalam pengembangan suatu bisnis. Adapun Visi Misi dari e- bimbel

adalah sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi perusahaan pelayanan jasa yang menyalurkan tenaga pengajar les yang yang

dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan konstribusi dan solusi dalam

meningkatkan mutu pendidikan Nasional, serta meningkatkan budaya belajar anak

bangsa.

2. Misi

Menjalin kemitraan strategis yang konstruktif dengan orang tua, siswa, sekolah, guru,

perguruan tinggi dan masyarakat

Memudahakan jangkaun informasi dan bimbingan dengan sistem akses internet

(online)

Menyelenggarakan bimbingan belajar untuk SD,SMP,SMA, Alumni dan Privat

Menyelenggarakan konsultasi siswa yang menghadapi kesulitan dalam belajar

Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pendidikan dan pelatihan yang menunjang

pendidikan para siswa

Menyalurkan Tenaga pendidik untuk bimbingan belajar, baik private, kelompok

maupun home schooling.

19

Adapun analisis misi yang dilakukan adalah, sebagai berikut:

Analisis Misi

Unsur Misi Uraian Kepedulian terhadap kelangsungan hidup,

pertumbuhan dan keuntungan (concern for

survival, growth and profitability)

Pemanfaatan teknologi secara menyeluruh

disertai dengan pelayanan berbasis edukasi

didedikasikan untuk memberikan dan

menumbuhkan layanan penitipan dan

perlindungan bayi dan anak yang terbaik

Produk (product) Bisnis ini merupakan bisnis dibidang jasa

penyaluran tenaga pengajar les privat.

Pasar (Market) Market yang dituju adalah orangtua siswa dan

para siswa itu sendiri.

Citra Publik (public image) e-bimbel akan terus menciptakan kenyamanan

pelayanan jasa dengan melibatkan komunikasi

dua arah antara konsumen dan pemilik.

Teknologi (technology) e-bimbel fokus pada pelayanan jasa yang apabila

dilakukan transaksi dapat diakses secara omline

(internet), sehingga memberikan kemudahan

dalam bertransaksi.

Kepedulian terhadap pekerja (concern for

employee)

Selain berkomitmen pada konsumen, bisnis ini

juga memberikan kenyamanan kepada pekerja.

Balance Score Card

Perspective Objective Strategi Performance

Measures

Financial

Meningkatan jumlah

target customer

Meningkatkan

keuntungan

-Melakukan peningkatan

pelayanan.

-Meningkatan jumlah target

customer

-Menekan biaya operasional

-Prosentase(%) tingkat

kepuasan pelanggan

-Persentase(%)peningkatan

jumlah customer

-Prosentase(%)keuntungan

Market

(konsumen)

Kepuasan konsumen

-Meningkatkan kinerja dan

kualitas

-Meningkatkan loyalitas

konsumen

-Persentase(%) loyalitas

pelanggan

-Prosentase (%) targeting

Internal Bisnis Optimalisasi penggunaan

teknologi

-Menciptakan website yang

mudah untuk dioperasikan

konsumen.

-Prosentase (%) tampilan

website yang mudah

dipahami customer.

20

2.3 Strategy Definition

Strategy definition merupakan formulasi, review dan seleksi dari strategi untuk

mencapai strategi objective.

Decision 1: E-business channel priorities

E-bimbel menggunakan strategi Cliks, yaitu usaha yang dilakukan dengan channel online.

Namun dalam prioritas utama dari usaha ini adalah channel online. Dimana ketika customer

melakukan transaksi dilakukan secara online dengan mengakses web e-bimbel.

Decision 2: Organizational restructuring and capabilities

E-bimbel menggunakan strategi partnership, dimana bisnis ini menjalin hubungan baik

dengan para supplier. Pada supplier disini adalah para pemasok tenaga kerja yang berada di

universitas-universitas, maupun para individu yang memenuhi kriteria sebagai pengajar.

21

Decision 3: Business, service, and revenue models

Untuk business, service, and revenue models untuk e-bimbel, maka saya mencoba untuk

membaginya ke dalam 3 bagian:

Marketplace position:

E-bimbel disini berperan sebagai Reseller/retailer (intermediary), disini produk yang

ditawarkan berupa jasa, yaitu bimbingan belajar yang menyalurkan tenaga pengajar untuk

les privat dan disini tenaga pengajar yang disalurkan didapatkan dari para penyalur (misal

dari organisasi di universitas tertentu), selain itu dilakukan rekruitmen sendiri oleh

pengelola e-bimbel ini.

Revenue model:

Keuntungan dari Bimbel didapatkan berdasar dari Commission-based sales, dimana e-

bimbel mengambil prosentase dari penyaluran tenaga pengajar privat. Disini penentuan

harga berdasarkan tingkatan pendidikan dari penyewa yang akan diajarkan (SD, SMP,

dan SMA) dan letak geografis.

Commercial model:

Commercial model dari e-bimbel ini adalah kisaran harga relatif yang disesuaikan dengan

letak geografis. Harga ini juga nantinya akan dipengaruhi oleh kurs dollar yang berlaku

saat ini.

Decision 4: Marketplace restructuring

Dalam marketplace restructuring dibagi menjadi 2 sisi, yaitu sell-side dan buy-side.

Sell-side: Bimbel ini merupakan Online Intermediary. Transaksi yang dilakukan dapat

diakses melalui web e-bimbel ini, walaupun pembayaran yang dilakukan secara offline.

Buy-side: Untuk buy-side, umumnya jasa yang ditawarkan yaitu tenaga pengajar oleh e-

bimbel ini langsung dari penyalur (supplier) maupun seleksi yang dilakukan oleh e-

bimbel ini sendiri.

Decision 5: Market and product development strategies

E-bimbel online menggunakan strategi dalam pengembangan market dan produknya adalah

Market penetration strategies. Dimana market yang dijangkau disini adalah para orangtua

siswa, pelajar, dan juga mahasiswa. Selain itu, dilakukan pula pemberian diskon pada

pengguna setia. Dengan strategi ini, e-bimbel dapat meningkatkan loyalitas pelanggannya dan

memberikan nilai tambah dari setiap pelayanan yang diberikan.

22

Decision 6: Positioning and differentiation strategies

Positioning untuk e-bimbel sangat jelas, website ini didedikasikan untuk para pelajar

mulai dari SD sampai SMA, dari berbagai kalangan dan jenis kelamin.

Price performance excellence: Harga yang ditawarkan sesuai dengan tingkat pendidikan

dan jarak. Dimana harga dapat dilakukan dengan negosiasi. Untuk pelanggan setia akan

mendapatkan diskon menarik.

Transactional excellence: e-bimbel dapat menambahkan informasi mengenai jumlah

lokasi mana saja yang dapat dijangkau maupun pilihan tenaga pengajar yang ada.

Relationship excellence: e-bimbel memberikan kemudahan dalam transaksinya. Dengan

transaksi online, penjualan dapat dilakukan dengan praktis dan mengurangi biaya

transaksional maupun operasional.

2.4 Strategy Implementation

2.4.1 SCM Strategy (buying side)

Setiap perusahaan baik berupa e-bisnis maupun offline bisnis mempunyai Supply

Chain Management (SCM) strategy. Supply chain (SC) mencakup supplier, manufacturer,

distributor dan konsumen. Untuk usaha jenis e-bisnis biasanya tidak semuanya membutuhkan

distributor sehingga dapat menghemat biaya distribusi. Pelaku SC pada e-bimbel adalah

supplier, e-bimbel dan konsumen. Dari sini dilakukan penerapan strategi e-bimbel bertujuan

untuk mempermudah proses bisnis yang ada. Selain itu, strategi ini bertujuan untuk menjalin

relasi/hubungan baik dengan konsumen maupun mitra bisnis, sehingga yang bersangkutan

tetap menjalin hubungan baik. Untuk mempermudah penerapan strategi SCM ini dibutuhkan

teknologi (jaringan komukasi dan internet). Berikut merupakan gambaran supplyy chain yang

ada pada e-bimbel.

Supplier

E-bimbel

Konsumen

Gambar Supply Chain E-bimbel

23

Strategi yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan

konsumen adalah melihat kebutuhan konsumen sebagai pemakai jasa. Umumnya pelajar

menginginkan guru yang pintar, ramah dan sabar. Maka untuk mendapatkan sumber daya

manusia yang diinginkan konsumen dalam perekrutan e-bimbel menetapkan syarat-syarat

pengajar, antara lain status pengajar boleh dari kalangan mahasiswa (Semua Jurusan) atau

umum (min. S1) , minimal telah mengikuti perkuliahan selama 2 semester dan memiliki IP ≥

3, ramah, sabar, memiliki waktu luang 2-3 jam antara pukul 17.00 – 21.00.

E-bimbel melakukan 2 penerimaan dari dua sumber, yaitu offline dan online.

Prosedur penerimaan offline dilakukan e-bimbel dengan cara menempelkan pengumuman

berupa poster perekrutan untuk kemudian ditempel di tempat-tempat strategis seperti

kawasan kampus baik negeri maupun swasta. Bila terdapat mahasiswa atau masyarakat

umum yang tertarik, maka dapat mengirim lamaran. Setelah itu pihak dari e-bimbel dapat

melakukan proses seleksi untuk dijadikan tenaga pengaja. Proses offline seperti ini dilakukan

hanya untuk regional Surabaya. Sedangkan untuk regional luar Surabaya e-bimbel bekerja

sama dengan Himpunan mahasiswa di jurusan untuk melakukan perekrutan dengan cara yang

sama, kemudian e-bimbel dapat melakukan proses seleksi kembali mahasiswa mana yang

sesuai dengan yang dibutuhkan.

Setelah e-bimbel mendapatkan sumberdaya manusia yang akan di salurkan sebagai

pengajar, maka sitem distribusi sebagai penunjang perlu direncanakan. System distribusi

yang digunakan adalah memenuhi permintaan sesuai regional. Dari data diri yang diterima

maka e-bimbel dapat menentukan pengajar mana yang dapat memenuhi permintaan

konsumen sesuai kedekatan tempat tinggal. Hal ini dimaksudkan untuk memotong waktu

perjalanan tenaga pengajar ke konsumen.

Konsumen diminta untuk menginformasikan alamat, kelas serta mata pelajaran yang

akan diajarkan. Informasi ini penting bagi e-bimbel untuk menentukan tenaga pengajar mana

yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Setelah mendapatkan kecocokan,

barulah pengajar yang bersangkutan dengan membawa Surat Izin Mengajar (SIM)

mendatangi konsumen (Siswa).

2.4.2 E-marketing strategy (selling-side)

Media informasi internet telah mengubah gaya hidup dan pergaulan dalam

mendapatkan akses informasi. Akses informasi yang sebelumnya hanya diperoleh melalui

media cetak dan media televisi, saat ini telah bergeser dengan media Internet sebagi sumber

Utama dan sumber terlengkap informasi. E-marketing strategy disini diterapkan oleh e-

24

bimbel untuk mendapatkan konsumen yang sebanyak-banyaknya. Dimana e-bimbel

melakukan promosi melalui dunia maya.

Search Engine Optimization dilakukan sebagai suatu prosedur yang berkaitan untuk

menarik trafik Internet ke situs web sebanyak mungkin. Hal ini termasuk mengoptimalkan

situs web sedemikian rupa bahwa situs web akan digolongkan pada halaman awal pencarian,

sehingga pengguna dapat mengunjungi situs web untuk isi mereka mencari. Hal ini dilakukan

dengan menggunakan frase kata kunci yang pengguna umumnya dimasukkan ke dalam mesin

pencarian Internet untuk mencari suatu produk atau jasa tertentu. Didalam web akan di

masukkan berbagai informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pengetahuan sesuai jenjang

pendidikan, selain itu juga dimasukkan informasi berita seputar kurikulum dan isu-isu

pendidikan.

Periklanan online merupakan metode pemasaran, yang memiliki Return On

Investment yang sangat besar (ROI) nilai. Ini terdiri dari menempatkan iklan produk dan jasa

di situs perusahaan, situs yang merupakan peringkat pada halaman pertama dari mesin

pencari, dan situs yang mendapatkan sejumlah besar lalu lintas dari pengguna Internet.

Sebuah ruang berita media adalah fasilitas di web yang mencakup sebagian besar blog

perusahaan dan informasi yang dapat diakses oleh media sosial. Jika informasi perusahaan

mencapai media sosial, tidak dibutuhkan waktu untuk informasi dan berita yang akan

ditransfer ke masyarakat umum. Informasi di media berita kamar biasanya tersedia bagi para

jurnalis dan blogger, pengunjung yang mencari berita yang spesifik dan fakta dari informasi

produk dan tidak hanya secara umum. Ini juga salah satu strategi pemasaran Internet yang

paling efektif.

Beberapa situs social networking seperti Facebook, Twitter, MySpace, instagram dan

path dapat anda gunakan sebagai jalan untuk melaksanakan e-marketing. Hampir 95% pelajar

aktif dalam kegiatan social network yang menghasilkan testimoni dari sini konsumen dapat

membangun kepercayaan terhadap e-bimbel. Selain testimony beberapa situs social network

mengijinkan menyertakan audio atau video klip jejaring sosial (facebook, twitter, instagram).

Ini dapat menjadi keuntungan untuk menyisipkan video ketika terjadi proses belajar

mengajar antar pengajar dengan konsumen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

kepercayaan dari konsumen dan mempengaruhi konsumen dengan memberikan belajar gratis

untuk merasakan performa tenaga pengajar dari e-bimbel.

25

2.4.3 Planning, Scheduling and change management

Implementasi strategi melalui perencanaan dimulai dari proses pencapaian tujuan

yang umum yang kemudian menuju pada hal yang spesifik. Disini pencapaian tujuan

dilakukan dengan cara mendistribusikan tenaga pengajar untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Nantinya akan diberlakukan beberapa kebijakan untuk pengambilan keputusan.

Perencanaan yang dilakukan oleh e-bimbel meliputi perencanaan jumlah tenaga

oprasional (dalam organisasi), jumlah tenaga pengajar serta regional yang dapat dijangkau

oleh e-bimbel. Rencan jumlah tenaga oprasional sebanyak 5 orang yaitu koordinator,

bendahara, HRD dan Marketing. Jumlah tenaga pengajar di batasi sesuai regional. Untuk

regional kota besar dibutuhkan 5 s/d 10 orang. Untuk regional kota kecil cukup kurang dari 5

orang. Regional yang dapat di jangkau oleh e-bimbel adalah regional kota yang memiliki

universitas baik negeri maupun swasta. Bila terdapat konsumen yang berada diluar regional

dalam arti e-bimbel belum menemukan link konsumen dapat bergabung dengan konsumen

lain yang memiliki kedekatan regional, tetapi jika konsumen keberatan akan konsekuensi

jarak, waktu dan biaya maka transaksi terpaksa dibatalkan.

Untuk mencapai kebijakan dan perencanaan tersebut maka dilakukan metode dan

prosedur yang sesuai dengan standard bisnis ini. Dimana metode ini dilakukan dengan

mengembangkan sistem informasi sehingga penyampaian informasi antar pelaku bisnis ini

cepat, akurat dan relevan dengan permasalahan yang dihadapi. Proses ini juga membutuhkan

perangkat keras (komputer) dan perangkat lunak (teknologi) yang standard.

Penjadwalan kegiatan oprasional seperti mencari sumber daya manusia mengelolah e-

marketing, dan mendistribusikan ke konsumen dapat dilihat pada time table dibawah

Bulan/Kegiatan 1 2 3 4 5 6

Membangun sistem

Pengadaan alat

Perekrutan tenaga pengajar

Pendistribusian

Untuk membangun system e-bimbel membutuhkan waktu 2 bulan itu disertai dengan

pengadaan alat-alat yang mendukung kerja e-bimbel baik dalam oprasional maupun

perawatan. Membangun system ini meliputi system organisasi, system pembayaran, system

perekrutan, system pengajaran (traning). Sedangkan pengadaan alat meliputi pembuatan

jejaring social, bembuatan blog, web sebagai sarana marketing maupun perekrutan.

26

Prekerutan tenaga kepengajar dibutuhkan waktu dua bulan. Perekrutan tenaga pengaja baik

online maupun offline. Pendistribusan ini dimaksudkan sebagai penyaluran tenaga pengajar

ke pada konsumen. Dimana tenanga pengajar dan konsumen memiliki keterikatan kontrak

dengan e-bimbel selama 3 bulan, setelah tiga bulan konsumen maupun tenanga pengajar

dapat memperpanjang atau tidak kontrak yang disepakati di awal.

Pada awal berdirinya e-bimbel telah melakukan perubahan manajemen dari

perusahaan sejenis. Bimbingan belajar yang awalnya offline yang membutuhkan tempat

unutk melakukan proses belajar mengajar, untuk kegiatan oprasionala perusahaan seperti

administrasi dan pemasaran secara off line yang membutuhkan biaya banyak berubah

menjadi online. Tujuan dari perubahan system oprasional ini untuk merampingkan biaya

seperti sewa tempat, dan biaya marketing. Dengan adanya perubahan ini diharapkan biaya

oprasional lebih murah sehingga berdampak pada biaya penjulan (biaya yang dibayar oleh

konsumen) sehingga dapat menjadi daya tarik konsumen.

Manajemen perubahan yang dilakukan e-bimbel selanjutnya menganut model

continous improvement dimana perubahan yang dilakukan secara gradual, perlahan-lahan tapi

pasti. E-bimbel memutuskan untuk menggunakan pendekatan perbaikan kualitas dari hari

kehari tanpa adanya target yang meningkat secara kuantitatif. Poin pentingnya adalah

menanamkan semangat bagi keseluruhan manajemen dan karyawan untuk selalu

meningkatkan kualitas kerjanya dari hari ke hari. Perubahan manajemen ini diambil didasari

oleh awal mula perusahaan ini memang langsung mengambil langkah di e-bisnis yang

diadopsi dari bimbingan belajar offline yang sudah ada. Hasil dari perubahan manajemen ini

berdampak kecil, level perubahaan pun kecil, kecepatan dalam melakukan perubahan lambat,

resiko akan perubahan kecil dan baiaya yang dikeluarkan untuk sebuah perubahan relative

rendah.

2.4.4 E-business analysis and design

E-bisnis merupaka kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis

dengan menggunakan teknologi. E-bisnis yang dilakukan oleh e-bimbel adalah hubungan

dengan suplyer dan mitra perusahaan serta memenuhi permintaan dan melayani kepuasan

konsumen dengan lebih baik. Konsep marketing yang dianut oleh e-bimbel adalah B2C

berdasarkan layanan/jasa yang ditawarkan yaitu penyedia pengajar bimbingan belajar baik

private maupun berkelompok. Untuk mendapatkan pengajar konsumen tidak perlu mencari

dengan susah payah karena pada web e-bimbel telah menyediakan pengajar dengan kualiatas

yang terbaik.

27

Untuk mengetahui pengajar, terlebih dahulu konsumen harus login member terlebih

dahulu. Setelah melakukan log in konsumen dapat memilih pengajar yang diingkan serta

pelajaran yang akan diajarkan. Pada web akan mencantumkan regional, sehingga konsumen

dapat dengan mudah mencari pengajar yang sesuai dengan regional konsumen. E-bimbel

melakukan konsep e-distribution dimana perusahaan mendistribusikan mahasiswa atau

masyarakat umum yang ingin bekerja kepada siswa yang membutuhkan. System

pendistribusian yang dilakukan adalah e-bimbel yang telah mendapatkan nama serta

informasi diri pengajar, memasarkan melalui web. Konsumen yang telah memilih pengajar

yang berada di web dengan ketentuan regional yang berdekatan terjadi transaksi. Pertemuan

pertama akan dilakukan dengan program belajar gratis, disini konsumen dapat melihat

performance dari pengajar. Bila konsumen merasa cocok konsumen dapat langsung

melakukan transaksi pembayaran dalam jangka waktu tiga bulan. Pengajar yang dipilih oleh

konsumen akan mendapatkan surat izin mengajar (SIM). Selain itu e-bimbel juga termasuk

dalam model information brokerme dimana web menyediakan informasi mengenai foto,

daftar nama pengajar, tempat tinggal, jurusan pada kuliah dan IP selama 2 semester. Informs

ini berguna bagi konsumen yang akan memilih calon pengajar.

Sistem pembayaran yang dilakukan menggunakan melalui online. Setelah

menyepakati masalah administrasi konsumen harus mentranfer uang sebanyak yang

disepakati. Penerapan e-bisnis ini cukup membantu konsumen untuk mendapatkan pengajar

sesuai kebutuhan.

Kelebihan dari bisnis ini adalah

Belum terdapat e-Business yang serupa dan lebih mendetail per-regional

Memperpmudah akses masyarakat dalam mencari tenaga pengajar

Mempunyai tenaga penyalur yang compatible dibidangnya

Dengan penggunaan web akan mudah dijangkau oleh masyarakat luas

Sumber daya yang unggul, lulusan Universitas Terkemuka

Harga (price) yang pantas dan terjangkau

Kekuarangan dari bisnis ini adalah:

Membutuhkan pencitraan/pemasaran yang tinggi di masyarakat Indonesia

Rekrutmen tenaga pengajar

Kecepatan dalam memenuhi permintaan customer masih lemah

28

2.4.5 Implementation, maintenance and control

Dari program/prosedur yang ada pemilik melakukan penerapan, sehingga nantinya

dapat dilakukan evaluasi terhadap action yang dilakukan. Penerapan dimulai dari tujuan

utama perusahaan dan diikuti dengan tujuan lainnya yang mengikuti.

Manteinance dilakukan dengan cara merawat peralatan yang digunakan maupun

seperti laptop, LCD, tempat kerja selain itu dibutuhkan seorang webmaster untuk menjaga

agar situs tersebut selalu up to date dan juga seorang administrator jaringan untuk

menjaga agar perangkat keras dan lunak tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Pengendalian yang dilakukan disini untuk menilai perpaduan strategi yang digunakan

apakah sudah mampu mencapai kinerja organisasi yang ditetapkan. Disini dilakukan control

terhadap kinerja e-bimbel ini dengan cara mengontrol jalannya bisnis, apakah sudah sesuai

standard atau belum. Melakukan control/evaluasis kinerja tenaga pengajar serta tenaga

operasional dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan melakukan survey online

terhadap konsumen.

29

Referensi

Andersen, Kim N. 2011. “E-Business Strategy”. Denmark: Copenhagen Business School

http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/11/121127_education_ranks.shtml

http://helda-blog.blogspot.com/2012/11/pengembangan-kurikulum-2013.html

http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli.html