strategi coping pada bidan fresh graduate yang … · strategi coping pada bidan fresh graduate...

173
i STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG BERTUGAS DI PONTIANAK - KALIMANTAN BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh: Monika Dwi Apriliyanti Nugraha NIM : 039114087 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: doandiep

Post on 13-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

i

STRATEGI COPING PADA BIDAN

FRESH GRADUATE YANG BERTUGAS DI

PONTIANAK - KALIMANTAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh:

Monika Dwi Apriliyanti Nugraha

NIM : 039114087

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

iv

Kupersembahkan karyaku ini

kepada : Yang pertama dan terutama… Tuhan Yesus tempat aku

datang di saat aku berbeban berat,

Mama dan Papa tersayang... sumber kekuatan dalam

hidupku,

Mas Eko terhebat... sumber inspirasiku,

Keluarga besar Setrodimedjo & Pawironadi… sumber

segala kasih,

Sahabat & teman seperjuangan… Psikologi 2003,

Mereka yang membaca karyaku dan

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma…

almamaterku.

Di saat aku merasa haus dan terjatuh dalam menapaki hidup dengan segala beban berat yang harus kulalui…

Sejenak aku menutup mata dan mencoba memahami bahwa tidak semua jalan dapat kulalui sendiri dengan tangguh…

Tersadar aku untuk mengandalkan diriNya, yang selalu siap memberi seteguk air dan mengulurkan tanganNya agar aku

mampu bangkit kembali dalam pengharapan… Percaya bahwa Tuhan adalah penolongku yang setia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta :

Nama : Monika Dwi Apriliyanti Nugraha

Nomor Mahasiswa : 039114087

demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG

BERTUGAS DI PONTIANAK - KALIMANTAN BARAT.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada

saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 April 2008

Yang menyatakan,

Monika Dwi Apriliyanti Nugraha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang senantiasa

mendampingi, memberkati, memberikan kasih dan pertolonganNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi dengan judul

Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas di Pontianak –

Kalimantan Barat disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu A. Tanti Arini selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah

bersedia memberi masukan, dorongan, saran dan kritik mulai dari awal

hingga akhir penyusunan skripsi ini.

3. Bapak A. Supratiknya selaku Dosen Penguji yang bersedia menguji,

memberi saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu P. Henrietta selaku Dosen Penguji yang bersedia menguji, memberi

saran dan kritik untuk penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Agnes selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah mendukung,

memotivasi, dan membantu selama masa kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

vii

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Terima kasih atas pengetahuan dan pengalamannya.

7. Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gi’. Terima

kasih atas kerja sama, bantuan, dan sapa ramahnya.

8. Mama dan Papa, orang tua terhebat yang selalu mendoakanku, setia

menemani saat aku jatuh, dan membantuku bangkit dari kegagalan.

9. Mas Eko kakakku tersayang, yang memberikan inspirasi dan tidak pernah

membiarkanku berada dalam kesulitan.

10. Kak David Ambarita, yang membuka mataku dan mengajarkan aku

berbagai hal dalam hidup.

11. Rini, Nova, Rachel, Cahya, Lina, Olis, Ita, Mbak Susi, dan Mbak Titin

sahabat yang memberi warna berbeda dalam hidupku dan selalu menjadi

tempat berbagi kasih maupun perih.

12. Teman-teman seperjuangan tempat berbagi canda tawa juga keluh kesah

hingga muncul semangat baru untuk menyelesaikan tugas berat ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai

pihak. Akhirnya besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi.

Yogyakarta, 25 Maret 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

viii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Maret 2008

Penulis,

Monika Dwi Apriliyanti Nugraha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................v

KATA PENGANTAR ...............................................................................................vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .....................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xvi

ABSTRAK ................................................................................................................xvii

ABSTRACT ................................................................................................................xviii

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1

B. Rumusan Permasalahan ....................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

x

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................................8

A. Bidan ................................................................................................................8

1. Pengertian Bidan ..........................................................................................8

2. Tugas Bidan ................................................................................................ 9

3. Peran Bidan ................................................................................................ 10

4. Isu Etik dalam Pelayanan Kebidanan ...........................................................11

5. Bidan Fresh Graduate .................................................................................13

B. Stres ..................................................................................................................15

1. Pengertian Stres ............................................................................................15

2. Sumber Stres ................................................................................................16

3. Reaksi Terhadap Stres ..................................................................................18

4. Stres dan Sumber Stres pada Bidan Fresh Graduate ................................ 21

C. Strategi Coping ................................................................................................22

1. Pengertian Strategi Coping ...........................................................................22

2. Jenis-jenis Strategi Coping ...........................................................................23

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping .....................................26

4. Hasil Coping ................................................................................................27

D. Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas di

Pontianak ..........................................................................................................

28

E. Pertanyaan Penelitian ........................................................................................31

BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................................32

A. Pendekatan Penelitian ........................................................................................32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xi

1. Penelitian Kualitatif ......................................................................................32

2. Keabsahan Data Penelitian Kualitatif ...........................................................32

B. Identifikasi Variabel .........................................................................................34

C. Definisi Variabel Penelitian .............................................................................34

D. Subjek Penelitian ..............................................................................................35

1. Karakteristik Subjek .....................................................................................35

2. Prosedur penentuan Subjek ..........................................................................36

E. Metode Pengambilan Data ................................................................................37

1. Wawancara ................................................................................................ 37

2. Observasi ......................................................................................................37

F. Instrumen Penelitian .........................................................................................38

1. Pedoman Wawancara dan Observasi ...........................................................38

2. Alat Perekam ................................................................................................43

G. Metode Analisis Data .......................................................................................43

1. Organisasi Data ............................................................................................43

2. Koding dan Analisis .....................................................................................43

3. Interpretasi ....................................................................................................44

BAB IV. PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........45

A. Pelaksanaan Penelitian .....................................................................................45

1. Tahap Persiapan ...........................................................................................45

2. Tahap Pelaksanaan .......................................................................................45

3. Pelaksanaan Pengambilan Data ....................................................................46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xii

4. Keabsahan Data Penelitian............................................................................47

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .....................................................................48

1. Karakteristik Subjek .....................................................................................48

2. Stres dan Strategi Coping Subjek ................................................................60

C. Pembahasan ......................................................................................................87

D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................................102

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 103

A. Kesimpulan ......................................................................................................103

B. Saran .................................................................................................................104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................106

LAMPIRAN ..............................................................................................................109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Taksonomi Strategi Coping ......................................................................25

Tabel 2. Pedoman Umum Wawancara - Data Demografi ......................................38

Tabel 3. Pedoman Umum Wawancara - Riwayat Pendidikan................................39

Tabel 4. Pedoman Umum Wawancara - Riwayat Pekerjaan................................ 39

Tabel 5. Pedoman Umum Wawancara - Sumber Stres ...........................................40

Tabel 6. Pedoman Umum Wawancara - Strategi Coping .......................................41

Tabel 7. Pedoman Umum Observasi ......................................................................42

Tabel 8. Pelaksanaan Pengambilan Data ................................................................46

Tabel 9. Pelaksanaan Membercheck .......................................................................47

Tabel 10. Data Demografi Subjek.............................................................................48

Tabel 11. Riwayat Pendidikan Kebidanan Subjek....................................................52

Tabel 12. Riwayat Pekerjaan Subjek ........................................................................56

Tabel 13. Kategori Umum Sumber Stres Subjek ......................................................60

Tabel 14. Kategori Umum Strategi Coping Subjek ..................................................61

Tabel 15. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping pada Awal Masa

Kerja.........................................................................................................

66

Tabel 16. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Menghadapi Berbagai Kasus ................................

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xiv

Tabel 17. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Siap Bekerja 24 Jam...............................................

72

Tabel 18. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Gagal dalam Menangani Persalinan.......................

73

Tabel 19. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Dilema Terkait Isu Etik ..........................................

75

Tabel 20. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Memberi Pertolongan/ Pelayanan yang Baik .........

76

Tabel 21. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Pasien dan Keluarga Tidak Kooperatif ..................

78

Tabel 22. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan - Menghadapi Keterbatasan......................................

81

Tabel 23. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pribadi........................................................................................

83

Tabel 24. Kesimpulan Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha

Penyelesaian Masalah..............................................................................

85

Tabel 25. Kesimpulan Hasil dari Penggunaan Strategi Coping untuk

Mengatasi Masalah ..................................................................................

86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme General Adaptation Syndrome...........................................19

Gambar 2. Dinamika Coping Stres pada Bidan Fresh Graduate ............................101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Hasil Wawancara Subjek ....................................................................109

Lampiran B. Hasil Observasi Subjek ........................................................................126

Lampiran C. Analisis Data........................................................................................133

Lampiran D. Triangulasi Data ..................................................................................146

Lampiran E. Koding Data ........................................................................................151

Lampiran F. Surat Pernyataan Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xvii

ABSTRAK

Monika Dwi Apriliyanti Nugraha (2008). Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas di Pontianak – Kalimantan Barat.

Bidan fresh graduate cukup rentan terhadap stres. Mereka dituntut untuk bekerja secara mandiri dan profesional. Hal ini ditambah dengan kualitas dan prasarana pelayanan kesehatan di luar pulau Jawa yang terbatas. Bidan muda juga harus menyesuaikan diri dengan tugas perkembangannya. Berdasakan fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi coping yang digunakan bidan fresh graduate ketika mengatasi stres, khususnya yang bertugas di Pontianak, Kalimantan Barat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang bidan berusia 20-25 tahun dengan masa kerja tidak lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh dengan wawancara semi-terstruktur dan observasi partisipasi pasif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika menghadapi masalah pekerjaan khususnya saat menangani pasien, subjek melakukan tindakan sesuai prosedur medis. Pada saat menghadapi kasus yang sulit dan jarang ditemui, mereka berkonsultasi dengan dokter atau senior. Akan tetapi pada beberapa situasi seperti saat menyesuaikan diri pada awal bekerja, saat dituntut bekerja 24 jam, mengalami kegagalan, dan menghadapi pasien yang tidak kooperatif, mereka akan mengeluh namun tetap pasrah menerima resiko dan tanggung jawab, berdoa, menceritakan masalah dengan teman dan menenangkan diri. Pada saat menghadapi masalah pribadi terkait aspek kelelahan, keterbatasan waktu untuk diri sendiri atau orang terdekat, dan bermasalah dengan rekan sejawat, mereka menceritakan masalah dengan orang terdekat, menangis dan mengeluh, serta menghentikan usaha penyelesaian masalah. Namun terkadang subjek berusaha untuk langsung membicarakan masalahnya pada waktu atau situasi yang tepat.

Kata kunci: bidan fresh graduate, sumber stres, strategi coping.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

xviii

ABSTRACT

Monika Dwi Apriliyanti Nugraha (2008). Coping Strategies of Fresh Graduate Midwives who Work in Pontianak - West Kalimantan. Fresh graduate midwives had susceptibility to stress. They were demanded to work independently and professional. This condition could be worse because of the limited quantity and quality of health services outside Java. Those young midwives should also adapt to the developmental tasks. Based on this phenomenon, this research aimed to know and describe coping strategies that were used by fresh graduate midwives when they faced stressors, especially for them who worked in Pontianak, West Kalimantan. This was a descriptive qualitative research. The subjects of this research were three midwives of 20-25 years old, who had worked less than 1 year and had not married. The data collections were taken by semi-structured interview and passive participation observation. The results of this research showed that when the subjects were facing the problems in work, especially in treating patients, they would give treatment based on medical procedure. While subjects were facing complicated case and the rarely ones, they would consult with the doctor or senior midwives. Although in several situation, such as when they were adapting in their early working, they were being demanded to work 24 hours, experiencing some failure, and facing patients who didn't cooperative, subjects would complain nevertheless they would try to accept the risk and responsible, pray, tell their problems to friends, and being calm. When the subjects were facing personal problems related to exhaustion aspect, time limitation for themselves or someone who had close relationship, and having some problem with their colleague, they would tell their problems to closest person, cry and complain, and also stop their effort to solve the problems. Sometimes subjects would also try to tell their problems immediately at right time or situation. Key words: fresh graduate midwives, stressors, coping strategies.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu sarana terpenting dalam

kehidupan suatu negara, terutama untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Tolak

ukur yang digunakan untuk melihat kemampuan penyelenggaraan pelayanan

kesehatan suatu bangsa adalah tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi

dalam 100.000 jumlah persalinan (Manuaba, 1998). Indonesia saat ini memiliki

angka kematian tertinggi ibu dan bayi, yaitu mencapai angka 390 dari 100.000

persalinan hidup (RIS, 2005 dalam www.gemari.com). Angka yang tinggi ini

menunjukkan bahwa kesejahteraan keluarga di Indonesia belum terwujud dengan

baik. Hal ini dipicu pula dengan persalinan yang tidak dilakukan oleh tenaga ahli

melainkan masih mengandalkan bantuan dukun beranak yang belum tentu

memiliki keterampilan dalam ilmu kebidanan dan tidak mengutamakan standar

kesehatan yang berlaku, misalnya teknik yang digunakan dalam persalinan dan

penggunaan peralatan steril.

Kecenderungan masyarakat memilih dukun beranak daripada tenaga

kesehatan yang kompeten, seperti dokter atau bidan disebabkan oleh tingkat

pendidikan masyarakat Indonesia yang masih rendah dan faktor ekonomi lemah

(RIS, 2005 dalam www.gemari.com). Akan tetapi, saat ini sebagian dari

masyarakat Indonesia, khususnya yang memiliki status ekonomi menengah ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

2

bawah sudah mulai menyadari dan beralih untuk menggunakan tenaga bidan guna

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan kebidanan, lulus dalam ujian sesuai persyaratan yang ditentukan dan

memiliki Surat Izin Bidan (SIB) sebagai bukti kewenangan untuk menjalankan

pelayanan kebidanan (Kepmenkes No.900/MENKES/SK/VII/2002, dalam Hartini

dan Sulasmono, 2006). Sesuai dengan sumpahnya, bidan memiliki tanggung

jawab yang besar terhadap masyarakat khususnya dalam memberikan pertolongan

kepada siapapun yang membutuhkannya, kapan dan di manapun (Goelam, 1964).

Tanggung jawab tersebut diwujudkan dengan memberikan pertolongan

pertama pada orang sakit terlebih jika sukar mendapatkan akses dokter, misalnya

karena jarak rumah sakit yang jauh. Meskipun demikian, bidan memiliki tugas

pokok, yaitu mengawasi perempuan hamil, membantu persalinan, dan mengawasi

perempuan pasca persalinan beserta bayinya (Goelam, 1964). Bidan dituntut dapat

bekerja secara mandiri, baik pada saat membuat keputusan maupun dalam

menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa bantuan dokter walaupun keadaan sangat

mendesak.

Tuntutan untuk mandiri inilah yang terkadang menjadi tekanan bagi

mereka. Bidan harus selalu bekerja secara profesional. Mereka dituntut untuk

dapat bekerja dan membuat keputusan sendiri dalam keadaan mendesak, berani

menghadapi risiko serta mengesampingkan masalah pribadi dalam melaksanakan

tugas-tugasnya (Goelam, 1964). Tekanan-tekanan seperti ini akan terasa sangat

berat apalagi bagi bidan pemula yang belum banyak memiliki pengalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

3

Bidan fresh graduate atau bidan yang baru menamatkan pendidikannya

dari Akademi Kebidanan (Akbid) harus siap menghadapi kondisi darurat. Mereka

tidak dapat lagi mengharapkan bantuan dari senior dan harus siap menghadapi

kondisi terburuk ibu dan bayi pada saat persalinan. Melihat situasi tersebut,

seorang bidan harus tanggap untuk menyelamatkan klien dengan menggunakan

pengetahuan yang dimiliki meskipun ia sendiri berada dalam keadaan bingung,

cemas, dan takut, apalagi jika harus membuat keputusan yang terkait dengan isu

etik. Lulusan Akbid yang umumnya berada pada masa dewasa dini juga harus

dapat menyesuaikan diri dalam berbagai aspek kehidupan sesuai dengan tugas-

tugas perkembangannya, terkait dengan pekerjaan, keintiman, bertanggung jawab

sebagai warga negara, dan bergabung dengan kelompok sosial (Hurlock, 1990).

Kondisi-kondisi tersebut dapat menjadi sumber stres bagi bidan,

khususnya mereka yang masih minim pengalaman dengan jam terbang praktik

yang rendah. Situasi kritis di lapangan, tekanan profesionalisme, beban kerja

mandiri, tanggung jawab, dan masalah tugas perkembangan dapat menyerang

setiap saat. Hal ini kemudian memicu munculnya stres, yaitu reaksi psikologis

maupun fisiologis yang muncul jika seseorang merasakan adanya ketidak-

seimbangan antara tuntutan yang diberikan dengan kemampuan yang dimiliki

(Davies, 2004). Oleh karena itu mereka harus mampu melepaskan diri dari

tekanan supaya dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Setiap individu menggunakan usaha yang berbeda-beda untuk mengatasi

tekanan. Hal inilah yang kemudian disebut dengan coping, yaitu cara individu

menyesuaikan pikiran dan perilakunya untuk memecahkan sumber stres dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

4

mengelola reaksi emosinya (Lazarus 1993, dalam Compas, Connor-Smith &

Saltzman, 2001).

Upaya-upaya individu ini secara garis besar dimanifestasikan dalam dua

kelompok coping, yaitu sebagai pemecah masalah (problem focused coping) dan

sebagai pengatur emosi (emotional focused coping) (Hamburg, Coelho, & Adams,

1974; Lazarus, 1975 dalam Kasl & Cooper, 1995). Problem focused coping

merupakan coping yang mengarah pada penyelesaian masalah dengan mengatasi

dan mengubah situasi yang menekan. Hal ini berbeda dengan sudut pandang

emotional focused coping yang menekankan pada pengendalian respon emosional

dalam situasi tertekan dengan mengatur reaksi-reaksi emosional yang muncul

(Lazarus & Folkman, 1984 dalam Sarafino, 1998).

Berdasarkan sumber stres yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu

tuntutan profesionalisme kerja maupun tuntutan-tuntutan dalam kehidupan pribadi

dan sosial, maka baik disadari maupun tidak, bidan melakukan usaha untuk

melepaskan diri dari situasi-situasi bermasalah dan penuh tekanan. Dengan

demikian tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk melakukan salah satu

atau bahkan beberapa jenis coping sekaligus dalam menghadapi permasalahannya.

Uraian di atas mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian pada

bidan yang bertugas di kota Pontianak, Kalimantan Barat. Hal ini didasarkan pada

asumsi bahwa kualitas dan prasarana pelayanan kesehatan di luar pulau Jawa

terbatas. Rumah sakit yang jumlahnya minim mengakibatkan bidan tidak dapat

dengan mudah membawa pasien yang berada dalam kondisi kritis untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai, terlebih jika jaraknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

5

cukup jauh dari rumah sakit. Di samping itu, bidan dihadapkan pada kondisi

terbatasnya peralatan yang memadai dan canggih untuk membantu tindak

kebidanan yang hanya terdapat pada rumah sakit tertentu saja. Kondisi seperti ini

yang membuat bidan sebagai professional helper dalam bidang kesehatan berada

dalam kondisi rentan terhadap stres. Mereka dituntut untuk menyelamatkan nyawa

seseorang namun di sisi lain sarana yang dimiliki kurang menunjang.

Dalam penelitian ini, peneliti terdorong untuk mengetahui dan

mendeskripsikan bagaimana seorang bidan yang baru menamatkan pendidikannya

dan bertugas di Pontianak menghadapi berbagai macam sumber stres dengan

menggunakan strategi coping yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Data-

data yang diperoleh sangat penting untuk dijadikan acuan identifikasi efektif atau

tidaknya coping yang telah dilakukan. Secara praktis, apabila coping dinilai

efektif, maka strategi yang sesuai dalam menghadapi stres dapat menjadi masukan

bagi calon bidan agar siap menghadapi tuntutan profesionalisme. Apabila coping

dinilai tidak efektif, maka hal ini menjadi PR bagi lembaga kesehatan yang

bergerak dalam bidang pendidikan, dalam hal ini Akademi Kebidanan (Akbid)

agar dapat lebih memahami dan memperhatikan kondisi calon bidan khususnya

yang akan menamatkan pendidikannya terkait dengan strategi coping. Akbid

dapat menindak lanjuti hal tersebut dengan memberikan pelatihan keterampilan

coping bagi calon bidan. Dengan demikian bidan muda ini dapat secara optimal

mengabdikan diri kepada masyarakat seperti yang telah diucapkan dalam

sumpahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

6

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian

ini dimaksudkan untuk mengetahui “Strategi coping seperti apa yang digunakan

bidan fresh graduate yang bertugas di Pontianak, Kalimantan Barat dalam

mengatasi stres selama melaksanakan tugas-tugasnya?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi

coping yang digunakan bidan dalam mengatasi stres selama melaksanakan tugas-

tugasnya, khususnya pada bidan fresh graduate yang bertugas di Pontianak,

Kalimantan Barat.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini menyediakan data hasil penelitian mengenai strategi

coping yang digunakan bidan fresh graduate yang bertugas di Pontianak,

Kalimantan Barat dalam menghadapi berbagai permasalahannya. Dengan

demikian penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu

Psikologi terutama Psikologi Klinis dalam memahami strategi coping,

khususnya yang digunakan oleh para bidan saat menghadapi sumber stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

7

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini dapat menjadi wacana evaluasi efektif tidaknya strategi

coping yang digunakan saat mengatasi permasalahan yang dihadapi bagi

bidan, khususnya bidan yang baru saja menamatkan pendidikannya.

b. Penelitian ini dapat menjadi wacana evaluasi bagi lembaga pendidikan di

bidang kesehatan untuk lebih memahami dan memperhatikan kondisi

calon bidan terkait dengan strategi coping yang digunakan sehingga dapat

segera ditindak lanjuti agar calon bidan lebih siap untuk masuk ke dunia

kerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bidan

1. Pengertian Bidan

Klinkert (dalam Wiknjosastro, dkk., 2002) menyatakan bahwa istilah

bidan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu widwan atau wirdhan yang

memiliki arti wanita yang bijaksana atau dukun yang terdidik. Bidan secara

tegas diartikan sebagai seorang wanita yang telah mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan kebidanan, lulus dalam ujian sesuai dengan

persyaratan yang berlaku, dan memiliki Surat Izin Bidan (SIB) sebagai bukti

kewenangan untuk menjalankan pelayanan asuhan kebidanan (Kepmenkes

No.900/MENKES/SK/VII/2002, dalam Hartini & Sulasmono, 2006).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan bidan sebagai seorang

wanita yang telah menamatkan program pendidikan bidan dan memperoleh

kualifikasi guna mendapatkan izin legal yang diakui oleh negara untuk

melaksanakan praktik kebidanan. WHO juga memberikan batasan yang lebih

spesifik mengenai bidan, yaitu seseorang yang kompeten dalam bidang

obstetric atau ilmu kebidanan, yang sebelumnya telah dilatih secara khusus

untuk melakukan perawatan selama kelahiran normal (WHO, 2003).

Secara umum dapat ditarik batasan bahwa yang dimaksud dengan

bidan adalah seorang tenaga kesehatan wanita yang telah mengikuti dan

menamatkan pendidikan kebidanan. Di samping itu, bidan juga memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

9

kompetensi untuk melaksanakan praktik kebidanan yang telah diakui oleh

pemerintah serta mendapatkan izin menjalankan praktik kebidanan.

2. Tugas Bidan

Seorang bidan memiliki tugas selayaknya tenaga kesehatan pada

umumnya, yaitu memberi pertolongan pertama kepada orang sakit khususnya

ibu dan bayi terlebih jika tidak terdapat dokter yang berwenang di wilayah

tersebut (Hartini & Sulasmono, 2006). Akan tetapi bidan mengemban tugas

pokok, yakni mengawasi perempuan hamil, membantu proses persalinan, dan

mengawasi perempuan pasca persalinan beserta bayinya (Goelam, 1964).

Goelam (1964) menekankan secara spesifik bahwa terdapat tiga tugas

utama bidan sebagai pemilik kewenangan untuk memberikan Pelayanan

Kebidanan (Kesehatan Reproduksi), yaitu:

a. Pengawasan perempuan hamil sebelum bersalin.

Pengawasan penting dilakukan karena pada masa ini perempuan

cukup rentan terserang penyakit yang dapat berdampak pada bayinya.

b. Mempimpin persalinan.

Bidan yang memimpin proses persalinan dengan sebaik-baiknya

dapat menghindari atau setidaknya mengurangi bahaya yang mengancam.

c. Mengawasi perempuan dalam waktu nifas1 dan bayinya.

Pengawasan dilakukan karena masih mungkin muncul bahaya yang

disebabkan oleh kelainan-kelainan, baik pada ibu maupun pada bayi.

1 Proses pulihnya alat kandungan hingga pada keadaan normal setelah persalinan berakhir. Masa

ini biasanya berlangsung selama 42 hari (Manuaba, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

10

Selain memberikan pelayanan kesehatan reproduksi, bidan juga

memiliki tugas lain, yaitu memberikan pelayanan Keluarga Berencana (KB)

dan kesehatan masyarakat (Hartini & Sulasmono, 2006).

3. Peran Bidan

Peranan bidan yang tampak nyata adalah sebagai role model atau

panutan di dalam masyarakat. Menurut Wahyuningsih & Zein (2005), peranan

bidan secara garis besar dibagi menjadi empat, yaitu peran sebagai pelaksana,

pengelola, pendidik dan peneliti atau investigator.

a. Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yakni:

1). Tugas mandiri

Bidan memberi pelayanan dasar kepada perempuan pra nikah,

memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama masa kehamilan,

masa persalinan, masa nifas, serta memberi asuhan kebidanan pada

bayi dan balita. Di samping itu, memberi layanan KB bagi wanita

dalam masa subur dan yang mengalami ganggunan reproduksi.

2). Tugas Kolaborasi

Bidan memberi layanan kesehatan seperti pada tugas mandiri,

namun dalam hal ini melibatkan peran klien dan keluarga.

3). Tugas Ketergantungan/ Merujuk

Bidan memberi layanan keseha tan pada klien yang

memerlukan tindakan di luar lingkup kewenangan bidan atau yang

memerlukan rujukan pada institusi kesehatan yang berwenang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

11

b. Peran sebagai pengelola

Bidan berperan dalam mengembangkan pelayanan dasar kesehatan

dan berpartisipasi untuk melaksanakan program kesehatan di wilayah

kerjanya.

c. Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik, peran bidan adalah memberikan pendidikan dan

penyuluhan kesehatan kepada kader termasuk siswa bidan serta membina

dukun bayi di wilayah kerjanya.

d. Peran sebagai peneliti atau investigator

Peran bidan sebagai peneliti, yaitu melakukan penelitian terapan

dalam bidang kesehatan, baik mandiri maupun berkelompok dengan

tenaga kesehatan lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bidan memiliki peran sebagai pelaksana

yang memberikan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan kepada klien,

kepada klien dan keluarga dalam tugas kolaborasi dan pada klien yang

memerlukan rujukan. Bidan juga berperan sebagai pengelola dengan

mengembangkan dan melaksanakan program kesehatan, sebagai pendidik

yang memberikan ilmu dan penyuluhan kesehatan, dan sebagai peneliti atau

investigator yang melakukan penelitian demi kemajuan bidang kesehatan.

4. Isu Etik dalam Pelayanan Kebidanan

Seorang bidan sering dihadapkan pada permasalahan-permasalahan

yang dilematis dalam melaksanakan praktik kebidanannya, seperti pada saat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

12

harus membuat suatu keputusan yang sulit dan berhadapan dengan etik.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral atau nilai-nilai yang

bertentangan dengan kenyataan yang harus dihadapi (Wahyuningsih & Zein,

2005). Sebagai contoh, seorang ibu berada dalam masa persalinan menyatakan

bahwa ia tidak mau melakukan episiotomi2. Setelah beberapa waktu, janin

menunjukkan keadaan fetal distress3, sehingga tindakan episotomi harus

dilakukan. Ibu tetap menolak meskipun bidan telah menjelaskan kondisinya.

Dalam situasi ini, bidan dapat saja melakukan episiotomi tanpa izin dari

pasien. Akan tetapi konsekuensinya adalah bidan dapat dituntut secara hukum

oleh pasien. Situasi tersebut merupakan dilema moral yang dihadapi bidan, di

satu sisi ia dihadapkan pada nilai moral dan etik apabila melakukan tindakan

tanpa persetujuan pasien, namun di sisi lain ia dihadapkan pada tugasnya

untuk menolong dan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.

Selain contoh permasalahan di atas, kondisi yang sering menjadi

dilema bagi bidan yang terkait dengan isu etik adalah sebagai berikut:

a. Persetujuan dalam proses melahirkan.

b. Memilih dan mengambil keputusan dalam persalinan.

c. Kegagalan dalam proses persalinan.

d. Pelaksanaan USG (ultrasonografi) dalam persalinan.

e. Konsep normal pelayanan kebidanan.

2 Tindakan operatif untuk mempersingkat persalinan dengan menggunting kulit perineum (kulit

antara lubang vagina dan anus) (Rusda, 2004) 3 Komplikasi dimana janin di dalam kandungan mengalami stres atau kekurangan oksigen. Jika

berada dalam kondisi ini bayi harus segera dilahirkan (Merck Medical Dictionary, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

13

Dalam pelayanan kebidanan sering kali muncul masalah yang terkait

dengan etik dan moral, sehingga hal tersebut menjadi konflik yang harus

dihadapi terlebih bagi bidan yang masih minim pengalaman. Oleh karena itu,

bidan dituntut untuk berhati-hati dalam berperilaku dengan menampilkan

perilaku yang etis profesional (Wahyuningsih & Zein, 2005).

5. Bidan Fresh Graduate

Bidan fresh graduate pada dasarnya memiliki pengertian yang sama

dengan pengertian bidan yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu wanita

yang telah mengikuti, menamatkan, dan lulus dari pendidikan kebidanan

sehingga sah diakui oleh pemerintah. Akan tetapi yang ditekankan pada bidan

fresh graduate adalah bidan yang baru saja menamatkan pendidikannya,

karena fresh graduate dalam konteks pendidikan memiliki pengertian umum,

yaitu baru saja menyelesaikan pendidikan dari suatu institusi (Oxford, 1995).

Pada umumnya yang disebut bidan fresh graduate adalah bidan yang

baru saja lulus, maksimal satu tahun dari waktu kelulusan. Angka satu tahun

ini didasarkan pada kelulusan dalam Akbid yang hanya berlangsung setahun

sekali. Seperti halnya di lembaga lain, bidan juga memiliki tingkatan senior

maupun yunior. Meskipun tidak ada batasan yang jelas, istilah ini didasarkan

pada lamanya seorang bidan bekerja di suatu tempat. Seorang bidan terlebih

bidan muda yang baru saja bekerja di suatu klinik, otomatis disebut yunior.

Selain dianggap sebagai yunior, bidan fresh graduate juga dianggap

kurang berpengalaman dibandingkan dengan bidan-bidan senior. Kurangnya

pengalaman disebabkan oleh bidan muda ini hanya mendapatkan kesempatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

14

untuk magang selama menjalani pendidikan. Oleh karena itu, pengalaman

yang didapat tidak sebanyak bidan-bidan yang sudah menjalankan praktik

kebidanan selama beberapa tahun. Meskipun bidan yang sudah terjun

langsung dalam praktik kebidanan selama lebih kurang 1 (satu) tahun masih

sering dianggap kurang berpengalaman, namun setidaknya mereka telah

beradaptasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya dan menangani kasus-

kasus yang belum pernah ditemui sebelumnya.

Bidan fresh graduate pada umumnya adalah wanita yang berusia 20

hingga 25 tahun. Hal ini disebabkan pada saat memasuki program Diploma

Akbid, mereka merupakan lulusan SMU/ sederajat. Masa pendidikan yang

ditempuh selama lebih kurang 3 (tiga) tahun, menyebabkan bidan muda ini

berkembang menjadi wanita yang berada dalam masa dewasa dini, yaitu pada

rentang usia 18 hingga 40 tahun dan memiliki berbagai tugas perkembangan

sesuai dengan harapan-harapan masyarakat (Hurlock, 1990).

Tugas-tugas perkembangannya itu antara lain mulai bekerja, memilih

pasangan guna membina rumah tangga, bertanggung jawab sebagai warga

negara, dan bergabung dengan kelompok sosial yang menyenangkan.

Penguasaan tugas-tugas ini akan mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka

saat menghadapi tugas perkembangan pada masa setengah baya, di samping

mempengaruhi kebahagiaan mereka di rentang kehidupan selanjutnya

(Hurlock, 1990).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

15

B. Stres

1. Pengertian Stres

Stres pada dasarnya sulit untuk didefinisikan karena setiap individu

dapat memberi pengertian yang berbeda-beda mengenai stres (Atwater, 1994).

Bagi sejumlah orang, stres dapat menyebabkan kesedihan, misalnya bekerja di

bawah tekanan, dan hidup di tengah-tengah peperangan. Akan tetapi sejumlah

orang dapat memberikan respon yang berbeda dalam memandang situasi yang

sama. Hal yang terpenting adalah bagaimana kita merespon suatu peristiwa,

sehingga kita tidak menitikberatkan diri pada peristiwa itu sendiri yang akan

membawa lebih banyak tekanan dalam kehidupan kita (Atwater, 1994).

Stres secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertekan,

baik secara fisik maupun psikologis (Chaplin, 1999). Stres juga diartikan

sebagai reaksi universal terhadap peristiwa yang menantang kemampuan

untuk meresponnya dan dapat menimbulkan kecemasan serta membangkitkan

berbagai reaksi, baik fisik maupun psikologis (Davies, 2004).

Stres adalah pengalaman emosional negatif yang biasanya diikuti oleh

perubahan-perubahan biokimia tubuh, psikologis, kognitif, dan perilaku yang

dapat diarahkan, baik dengan mengubah peristiwa yang penuh dengan tekanan

maupun menyesuaikan pada hasilnya (Baum, 1990 dalam Taylor, 1999). Stres

menurut Sarafino (1998) adalah kondisi ketika seseorang atau lingkungan

mempengaruhi individu sehingga individu tersebut merasakan ketidak

seimbangan antara tuntutan situasi dan kemampuan yang dimiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

16

Selye (1974, dalam Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997) memaparkan

bahwa yang dimaksud dengan stres adalah bentuk respon tubuh yang tidak

spesifik, baik itu berupa reaksi fisik maupun mental terhadap setiap tuntutan

dari dalam diri individu dan dari luar diri individu. Sebagai contoh, seseorang

yang akan mengikuti wawancara kerja akan merasa tertekan dengan

pikirannya untuk memberikan jawaban yang benar dan meyakinkan. Di

samping itu tubuh memberikan respon, seperti detak jantung yang lebih cepat,

tangan berkeringat, dan mulut terasa kering.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

stres adalah keadaan yang menekan, penuh tuntuan, sehingga individu akan

menampilkan reaksi fisiologis maupun psikologis. Pada kondisi stres, individu

akan merasakan ketidakseimbangan antara tuntutan yang diberikan dengan

kemampuan yang dimiliki untuk dapat mengatasi tuntutan-tuntutan tersebut.

2. Sumber Stres

Sumber stres atau stressor adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari pembahasan stres. Secara sederhana stressor merupakan penyebab

munculnya stres. Sumber stres dapat berupa kejadian yang menyangkut diri,

orang lain, dan lingkungan maupun kebutuhan beradaptasi (Harjana, 1994).

Sumber stres dapat dibedakan berdasarkan besar kecilnya penyebab

stres itu sendiri karena beberapa masalah dapat menyebabkan individu

mengalami stres yang lebih berat daripada penyebab yang lain. Sumber-

sumber stres tersebut yakni:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

17

a. Perubahan dalam hidup

Peristiwa-peristiwa tertentu sering kali mengacaukan kehidupan

dan menjadi penyebab stres yang dialami. Mulai bekerja di tempat yang

baru, menikah, dan kematian merupakan beberapa peristiwa yang dapat

menyebabkan stres (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).

Lazarus dan Folkman (1984, dalam Huffman, Vernoy, & Vernoy,

1997) menyatakan bahwa persepsi individu dapat berbeda-beda terhadap

peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Sebagai contoh, seseorang

menganggap bekerja di tempat yang baru adalah tantangan karena dapat

mengembangkan karirnya. Akan tetapi bagi individu lain, situasi yang

sama dapat menjadi sumber stres karena mengharuskan dirinya untuk

mulai beradaptasi dengan situasi dan tugas-tugas yang baru.

b. Sumber stres kronis

Peristiwa yang dapat menyebabkan munculnya stres bukan hanya

yang terjadi dalam jangka waktu yang singkat, namun peristiwa yang

terjadi dalam jangka waktu yang lama juga berpotensi menjadi sumber

stres kronis (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997). Misalnya, pernikahan

yang tidak harmonis atau kondisi tempat kerja yang tidak menyenangkan.

c. Masalah dalam kehidupan sehari-hari

Permasalahan ringan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Akan tetapi hal ini dapat menjadi sumber stres yang cukup besar apabila

permasalahan menumpuk dalam jangka waktu tertentu (deLongis, et.al.,

1988 dalam Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

18

d. Frustrasi

Frustrasi adalah keadaan penuh ketegangan dan kecemasan akibat

terhambatnya pencapaian tujuan yang dimiliki (Huffman, Vernoy, &

Vernoy, 1997). Kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan frustrasi

misalnya, bila telah berusaha keras namun pada akhirnya gagal atau bila

berada dalam keadaan terdesak namun kemudian terhambat.

e. Konflik

Konflik terjadi ketika individu berada di bawah tekanan untuk

memberikan respon terhadap dua atau lebih kekuatan yang berlawanan

(Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997).

1) Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict)

Konflik yang terjadi saat individu berada pada dua pilihan yang

sama-sama tidak disukai dan pada hasil yang tidak dikehendaki.

2) Konflik mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict)

Konflik yang terjadi saat individu dihadapkan pada dua pilihan

yang sama-sama diinginkan dan pada hasil yang dikehendaki.

3) Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict)

Konflik yang terjadi saat individu dihadapkan pada pilihan, di

satu sisi ia tertarik namun di sisi lain ia menghindari situasi tersebut.

3. Reaksi Terhadap Stres

Pada saat individu menghadapi stres, tubuh akan memberikan reaksi

baik disadari maupun tidak. Reaksi terhadap sumber stres ini disebut dengan

strain. Reaksi ini dapat dibedakan ke dalam dua tipe (Atwater, 1994), yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

19

a. Reaksi Fisiologis

Reaksi fisologis umumnya terjadi secara otomatis. Selye (1980,

dalam Atwater, 1994) mengemukakan bahwa terdapat bentuk karakteristik

dari mekanisme fisiologis yang diaktifkan pada kebanyakan respon, yang

kemudian disebut dengan general adaptation syndrome. Bentuk ini terdiri

atas tiga tahap kemajuan yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Mekanisme General Adaption Syndrome (Atwater, 1994, hal. 107).

1) The alarm reaction

The alarm reaction terdiri atas perubahan biokimia tubuh. Pada

umumnya individu yang berada pada tahap ini mengeluhkan gejala-

gejala seperti demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang, dan lelah.

2) The stage of resistance

The alarm reaction diikuti oleh the stage of resistance apabila

keadaan yang penuh tekanan terus berlanjut. Tahap ini ditandai dengan

hilangnya gejala-gejala pada tahap pertama dan pertahanan tubuh akan

meningkat guna mengatasi stres yang terus berlanjut.

SUMBER STRES

ALARM REACTION Respon darurat tubuh terhadap sumber stress

RESISTANCE STAGE Pertahanan tubuh meningkat terhadap sumber stres

EXHAUSTION STAGE Pertahanan tubuh menurun, energi untuk beradaptasi berkurang dan gejala pada tahap pertama muncul kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

20

3) The exhaustion stage

Tahap ini akan muncul apabila stres kronis terus berlanjut.

Pada tahap ini, tubuh tidak lagi menghasilkan hormon secara optimal

sehingga individu sulit untuk menyesuaikan diri dengan stres. Kondisi

ini ditandai dengan pertahanan tubuh yang menurun, energi untuk

beradaptasi berkurang, dan gejala-gejala pada tahap the alarm reaction

muncul kembali.

b. Reaksi Psikologis

Berbeda dengan reaksi fisiologis yang terjadi secara otomatis,

reaksi psikologis merupakan hasil belajar. Respon kognitif, emosional, dan

perilaku terhadap stres termasuk dalam reaksi psikologis (Atwater, 1994).

Sumber stres seringkali diinterpretasikan sebagai ancaman yang

dapat mengganggu fungsi kognitif. Stres dapat mengganggu penilaian,

pemecahan masalah, dan keputusan yang diambil, termasuk memori

karena stres dapat mengurangi perhatian. Di samping kognitif, stres juga

mempengaruhi kondisi emosi individu, mulai dari menantang sumber stres

hingga menampilkan emosi negatif, seperti marah, cemas, takut, kecil hati,

agresi, dan depresi (Atwater, 1994). Misalnya, seseorang yang dipecat dari

pekerjaannya akan menilai rendah dirinya berbeda dengan saat ia masih

bekerja, marah karena merasa tidak adil dikeluarkan secara sepihak, dan

sedih memikirkan kelangsungan hidup keluarganya yang pada akhirnya

juga berpengaruh pada perilakunya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

21

4. Stres dan Sumber Stres pada Bidan Fresh Graduate

Bidan khususnya yang yang baru saja lulus dari pendidikan kebidanan

tidak lepas dari kemungkinan mengalami stres. Banyak situasi yang menekan

dan penuh tuntutan berpotensi menimbulkan stres, seperti tuntutan untuk

bekerja secara profesional dan harapan masyarakat dari wanita seusianya

terkait tugas-tugas perkembangan.

Bidan fresh graduate dituntut mampu berdiri sendiri saat menjalankan

praktik kebidanan dan harus siap menghadapi berbagai kondisi yang menekan.

Bidan dituntut untuk dapat membuat keputusan yang terbaik dalam persalinan

dengan mengedepankan keselamatan ibu beserta bayinya. Hal ini merupakan

konflik bagi bidan yang menghadapinya. Frustrasi juga dapat terjadi apabila

bidan sudah berusaha keras dalam membantu proses persalinan namun pada

akhirnya tidak dapat menyelamatkan ibu atau bayi yang ditolongnya.

Di samping masalah yang terkait dengan tuntutan profesionalisme,

bidan fresh graduate juga berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan masa

dewasa dini. Tugas-tugas perkembangan ini menuntut mereka untuk dapat

menyesuaikan diri dalam berbagai aspek kehidupan, yaitu mulai bekerja untuk

mencapai perubahan status ekonomi, memilih pasangan, bertanggung jawab

sebagai warga negara, dan bergabung di dalam kelompok sosial (Hurlock,

1990). Tugas-tugas perkembangan tersebut mungkin saja dapat mengganggu

kinerja bidan, misalnya sebagai makhluk sosial, bidan memiliki tugas untuk

bergabung dalam kelompok sosial, tapi di sisi lain ia kesulitan untuk mengatur

waktu karena ia harus siap jika sewaktu-waktu diperlukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

22

Tuntutan akan profesionalisme kerja dan tugas-tugas perkembangan

tersebut pada kenyataannya dapat berkembang memunculkan masalah-

masalah baru yang berpotensi menyebabkan stres. Dengan demikian semakin

banyak pula tekanan maupun tuntutan yang harus dihadapi oleh bidan fresh

graduate.

C. Strategi Coping

1. Pengertian Strategi Coping

Coping dapat diartikan secara umum sebagai suatu cara untuk

menghadapi stres. Berdasarkan definisi umum tersebut, beberapa peneliti

memberikan batasan spesifik mengenai pengertian coping.

Usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk mengatur emosi,

kognisi, perilaku, fisiologi, maupun lingkungan dalam merespon peristiwa

atau hal-hal yang menekan dapat didefinisikan sebagai coping (Compas, et.al.,

1999 dalam Compas, Connor-Smith, & Saltzman, 2001). Lazarus dan

Folkman (1984, dalam Taylor, 1999) menyatakan bahwa coping merupakan

perubahan baik kognitif maupun perilaku sebagai usaha untuk mengatasi

tuntutan-tuntutan internal (dari dalam diri individu) dan eksternal (dari luar

diri individu) yang dianggap melebihi batas kemampuan seseorang.

Pengertian mengenai coping yang lain adalah proses ketika seseorang

mencoba untuk mengendalikan ketidakseimbangan yang dirasakannya antara

tuntutan dan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi kondisi yang penuh

dengan tekanan (Sarafino, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

23

Coping selanjutnya dimanifestasikan ke dalam bentuk strategi coping.

Strategi coping mengarah pada usaha-usaha yang lebih spesifik, baik perilaku

maupun psikologis sehingga individu mampu untuk mengatasi kecemasan saat

berhadapan dengan ancaman-ancaman (Burger, 2000).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa coping

merupakan cara individu baik kognitif maupun konatif untuk menghadapi

situasi-situasi penuh tekanan yang berasal dari luar maupun dari dalam diri

individu. Cara-cara tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk strategi coping

yang merupakan upaya-upaya yang dilakukan individu baik mental maupun

perilaku untuk menguasai situasi yang penuh tekanan dengan melakukan

perubahan kognitif dan perilaku sehingga ia lepas dari perasaan terancam.

2. Jenis-jenis Strategi Coping

Sejumlah peneliti menyatakan bahwa coping dapat dikelompokkan ke

dalam dua tipe utama, yaitu problem focused coping dan emotion focused

coping (Folkman, Schaefer, & Lazarus, 1979; Leventhal & Nerenz, 1982;

Pearlin & Schooler, 1978 dalam Taylor, 1999). Kedua tipe tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Problem focused coping

Problem focused coping mengarah pada strategi yang mencoba

untuk memecahkan ataupun mengurangi pengaruh atau akibat dari situasi

stres (Zeidner & Endler, 1996). Dengan kata lain, individu secara aktif

mencari penyelesaian masalah untuk menghindari atau mengurangi

kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan stres. Individu cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

24

menggunakan problem focused coping apabila ia merasa yakin bahwa

kemampuan ataupun tekanan dapat diubah.

b. Emotion focused coping

Emotion focused coping menekankan pada pengendalian respon

emosional dalam situasi-situasi tertekan dengan mengatur reaksi-reaksi

emosional (Lazarus & Folkman, 1984, dalam Sarafino, 1998). Dengan

kata lain, individu melibatkan usaha-usaha untuk mengatur emosinya agar

dapat menyesuaikan diri dengan akibat yang akan ditimbulkan oleh

kondisi yang penuh dengan tekanan. Misalnya, menyangkal akan adanya

ancaman dan mengulur waktu dengan bepergian saat harus menyelesaikan

tugas yang menumpuk.

Beberapa strategi coping yang dapat dikategorikan dalam problem

focused coping dan emotional focused coping dapat dilihat pada Tabel 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

25

Tabel 1. Taksonomi Strategi Coping (Carver, Scheier, & Weintraub, 1989 dalam Bishop, 1994, hal.156).

Strategi Deskripsi

Problem-Focused Coping

Active coping Mengambil tindakan secara aktif atau mencoba untuk

menghilangkan sumber stres dan memperbaiki

pengaruhnya.

Planning Memikirkan cara bagaimana mengatasi sumber stres dan

merencanakan active coping yang akan dilakukan.

Suppression of

competing activities

Berkonsentrasi dalam menghadapi sumber stres dengan

mengurangi perhatian pada aktivitas yang lain.

Restraint Coping Menunggu kesempatan yang tepat untuk melakukan

suatu upaya coping.

Seeking social support

for instrumental reasons

Mencari saran, dukungan, dan informasi mengenai

tindakan yang layak untuk dilakukan.

Emotional-Focused Coping

Seeking social support

for emotional reasons

Mendapatkan dukungan moral, simpati, dan pengertian

dari orang lain.

Positive reinterpretation Memandang situasi dengan lebih positif.

Acceptance Menerima kenyataan akan kejadian penyebab stres.

Denial Menyangkal kenyataan akan penyebab stres.

Turning to religion Meningkatkan keterlibatan diri dalam kegiatan

keagamaan, seperti berdoa dan menyerahkan diri kepada

Tuhan.

Focusing on and venting

emotions

Memusatkan perhatian pada apa saja yang menekan dan

melepaskan diri dari perasaan-perasaan tersebut.

Behavioral

disengagement

Mengurangi atau menghentikan usaha-usaha yang

dilakukan dalam menghadapi sumber stres.

Mental disengagement Beralih pada aktivitas yang lain untuk mengalihkan

perhatian dari situasi-situasi yang menekan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

26

Jenis-jenis coping tersebut, dalam praktiknya dapat dilakukan secara

terpisah maupun bersama-sama. Apabila dilakukan secara bersamaan, maka

kombinasi penggunaan jenis coping tersebut dapat berbeda-beda tergantung

pada latar belakang individu maupun situasi yang sedang dihadapinya.

Sebagai contoh, seseorang yang menderita penyakit kronis akan melakukan

coping dengan mencari informasi dari dokter ahli, melakukan pengobatan,

serta menyerahkan diri pada Tuhan. Akan tetapi, orang lain yang sedang

menderita penyakit yang sama dapat melakukan coping yang berbeda,

misalnya dengan menyangkal bahwa ia sedang menderita penyakit dan tidak

melakukan usaha apapun untuk menghadapi penyakit.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping

Individu dalam melakukan usahanya mengatasi situasi yang menekan

dan menimbulkan stres dipengaruhi oleh sejumlah faktor (Huffman, Vernoy,

& Vernoy, 1997), antara lain:

a. Kesehatan fisik

Kesehatan merupakan faktor penting karena dalam mengatasi stres

individu memerlukan tenaga yang besar dan hal ini ditunjang dengan

kesehatan fisik yang baik.

b. Keyakinan dan pandangan positif

Keyakinan seseorang untuk mampu mengatasi masalahnya merupakan hal

yang penting dimiliki dalam usaha mengatasi stres. Keyakinan akan nasib

(internal atau eksternal locus of control) akan mengarahkan individu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

27

penilaian akan ketidak-berdayaan (helplessness) sehingga mempengaruhi

strategi coping yang digunakannya (problem solving focused coping).

c. Keterampilan memecahkan masalah

Keterampilan ini terkait dengan bagaimana individu mencari informasi,

menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah untuk mendapatkan pilihan-

pilihan tindakan, mempertimbangakan pilihan tersebut sesuai dengan

tujuan dan melakukan tindakan secara tepat.

d. Keterampilan sosial

Keterampilan ini meliputi kemampuan individu untuk berkomunikasi dan

berperilaku sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat.

e. Dukungan sosial

Dukungan yang dapat berupa pemenuhan kebutuhan akan informasi dan

emosional yang berasal dari orang tua, keluarga, teman dan masyarakat.

f. Materi

Sumber daya berupa uang, barang-barang atau layanan- layanan juga

mendukung individu dalam usahanya untuk meyelesaiakan permasalahan

yang dihadapi.

4. Hasil Coping

Hasil coping yang diharapkan dari penggunaan strategi coping adalah

dapat berkurangnya tekanan-tekanan emosional yang tidak menyenangkan

atau berkurangnya respon fisiologis sebagai akibat dari stres (Kasl & Cooper,

1995). Coping pada dasarnya memberikan pengaruh dalam 3 (tiga) ranah,

yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

28

a. Hasil psikologis; yang dapat dikategorikan sebagai hasil psikologis adalah

reaksi emosional, misalnya seperti apa kecemasan yang terjadi pada diri

seseorang dan prestasi yang ditunjukkan dalam mengerjakan tugasnya.

b. Hasil sosial; yang termasuk di dalam hasil sosial yaitu perubahan dalam

hubungan interpersonal dan kemampuan individu untuk melaksanakan dan

memenuhi peran-peran sosial.

c. Hasil fisiologis; hasil di sini ditunjukkan dengan pergerakan dari reaksi

fisiologis jangka pendek (misalnya, sistem saraf autonom dan perubahan

hormonal) hingga pada perubahan kesehatan dalam jangka waktu yang

panjang (misalnya, berkembangnya penyakit kronis).

Hasil-hasil tersebut diperoleh setelah individu melakukan tindakan

konkret dari strategi coping. Hal ini dimaksudkan agar kondisi lingkungan

yang kurang menyenangkan dapat berkurang, individu dapat bertahan

menghadapi peristiwa-peristiwa negatif, gambaran diri individu yang positif

dan keseimbangan emosi dapat terpelihara, serta hubungan dengan orang lain

dapat terpuaskan (Kasl & Cooper, 1995). Kesejahteraan pada individu tersebut

akan dicapai jika coping dapat berjalan dengan efektif.

D. Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas di Pontianak

Bidan fresh graduate yang lulus tidak lebih dari 1 (satu) tahun dari

Akademi Kebidanan tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang berpotensi

memunculkan stres. Minimnya pengalaman dalam praktik kebidanan tidak

mengurangi tuntutan yang harus mereka hadapi, meskipun dalam waktu 1 (satu)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

29

tahun bidan muda tersebut sudah banyak belajar untuk beradaptasi dengan dunia

kerja yang sesungguhnya.

Berbagai macam situasi yang menekan dan penuh dengan tuntutan

memungkinkan bidan mengalami stres, misalnya tuntutan profesionalisme kerja.

Bidan fresh graduate dituntut sudah dapat membantu persalinan dengan lancar

tanpa melihat berapa lama pengalaman kerja mereka. Bidan-bidan ini dituntut

untuk mandiri saat menjalankan praktik kebidanan tanpa dibantu oleh orang lain.

Bidan harus dapat memilih dan mengambil keputusan yang tepat dalam berbagai

kasus persalinan tentunya dengan mengutamakan keselamatan ibu beserta bayinya

dan tanpa mengeyampingkan nilai etik serta moral. Kegagalan dalam proses

persalinan sebagai kondisi terburuk juga harus siap dihadapi oleh bidan muda ini.

Bidan juga sering kali berhadapan dengan keterbatasan. Hal ini cenderung

dialami oleh bidan-bidan yang bekerja di daerah, khususnya yang berada di luar

pulau Jawa, misalnya di kota Pontianak. Rumah sakit besar yang jumlahnya

minim mengakibatkan bidan tidak dapat dengan mudah membawa pasien yang

berada dalam kondisi kritis untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih

memadai, terlebih jika jaraknya cukup jauh dari rumah sakit. Di samping itu,

peralatan yang memadai dan canggih jumlahnya terbatas dan hanya terdapat pada

rumah sakit-rumah sakit tertentu saja. Kondisi-kondisi tersebut semakin membuat

bidan berada dalam kondisi konflik yang rentan terhadap stres. Di satu sisi, bidan

dituntut untuk menyelamatkan nyawa seseorang namun di sisi yang lain sarana

yang dimiliki tidak menunjang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

30

Permasalahan pribadi tidak dapat dilepaskan pula dari kehidupan bidan

tersebut apalagi bidan fresh graduate pada umumnya berada pada masa dewasa

dini. Di samping permasalahan yang muncul akibat tuntutan profesionalisme,

bidan juga berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan yang terkait dengan

harapan masyarakat dari wanita seusianya. Tugas-tugas perkembangan ini

menuntut mereka untuk dapat menyesuaikan diri dalam berbagai aspek

kehidupan, misalnya mulai bekerja untuk mencapai perubahan status ekonomi,

memilih pasangan yang mengarah pada jenjang perkawinan, bertanggung jawab

sebagai warga negara, dan bergabung di dalam kelompok sosial yang sesuai.

Sumber stres yang mengancam tersebut dapat diatasi oleh bidan fresh

graduate dengan strategi coping yang dianggap sesuai dengan permasalahan yang

sedang dihadapi. Problem focused coping dan emotion focused coping merupakan

2 (dua) kelompok jenis strategi yang sering digunakan dalam menghadapi situasi

yang menekan. Penggunaan jenis coping tersebut dapat berbeda-beda tergantung

pada latar belakang individu maupun situasi yang sedang dihadapi. Dengan

menggunakan strategi coping yang sesuai maka diharapkan tekanan-tekanan

emosional yang tidak menyenangkan semakin berkurang, begitu pula dengan

respon fisiologis sebagai akibat dari stres.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

31

E. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat ditarik beberapa

pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:

1. Sumber stres apa saja yang muncul selama menjalankan praktik kebidanan

sebagai bidan fresh graduate?

a. Terkait tugas profesionalisme

b. Terkait masalah pribadi

2. Jenis strategi coping apa yang digunakan untuk mengatasi stres?

a. Terkait tugas profesionalisme

b. Terkait masalah pribadi

3. Bagaimana hasil pemakaian strategi coping tersebut pada bidan fresh

graduate?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENELITIAN

1. Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif lebih menekankan pada informasi yang mendalam dan terperinci

sebagai hasil pengolahan/ pengitepretasian data-data yang bersifat deskriptif,

seperti transkrip wawancara, catatatan lapangan, foto, atau rekaman video

(Poerwandari, 2005). Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti

kondisi obyek yang alamiah dengan peneliti sebagai instrumen kuncinya,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian dititik-beratkan pada makna dari

data (Alsa, 2003). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang

bertujuan untuk memahami, mengeksplorasi dan menggambarkan strategi

coping yang dilakukan oleh bidan fresh graduate yang bertugas di Pontianak

dalam menghadapi stres ketika menjalankan tugas- tugasnya.

2. Keabsahan Data Penelitian Kualitatif

a. Kredibilitas

Kredibilitas dalam penelitian kualitatif merupakan kepercayaan

terhadap data hasil penelitian (Sugiyono, 2007). Kredibilitas penelitian

terletak pada keberhasilan mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

33

secara mendalam kemajemukan dan interaksi aspek-aspek yang terkait.

Penelitian dalam konsep kredibilitas harus menjamin bahwa subjek

penelitian diidentifikasi secara akurat di samping parameter penelitian

yang juga diungkapkan dengan jelas (Poerwandari, 2005).

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguji kredibilitas

adalah triangulasi. Pada dasarnya triangulasi adalah bentuk teknik untuk

mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data. Metode triangulasi dapat dibedakan menjadi

triangulasi teknik dan triangulasi sumber data. Melalui triangulasi teknik,

peneliti menggunakan beberapa teknik yang berbeda pada sumber yang

sama. Sebaliknya melalui triangulasi sumber data, peneliti mendapat data

dari beberapa sumber dengan menggunakan teknik yang sama (Sugiyono,

2007). Dengan demikian dari triangulasi dapat diketahui apakah data yang

diperoleh meluas, tidak konsisten, dan kontradiksi, sehingga pada akhirnya

didapatkan data yang lebih konsisten dan pasti (Mathinson, 1988 dalam

Sugiyono, 2007).

Cara lain yang dilakukan untuk menguji kredibilitas dari suatu

penelitian adalah dengan membercheck. Membercheck merupakan proses

pengecekan untuk mengetahui kesesuaian data yang diperoleh peneliti

dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber data (Sugiyono, 2007).

Apabila data yang diperoleh disepakati oleh sumber data, maka data

tersebut valid dan semakin kredibel atau dipercaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

34

b. Dependability

Istilah reliabilitas disebut sebagai dependability dalam penelitian

kualitatif. Pengujian dependability terkait dengan aspek konsistensi

dimana orang lain dapat mengulangi proses penelitian yang dilakukan. Uji

dependability dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian.

Apabila peneliti tidak dapat menunjukkan “jejak aktivitas lapangan”, maka

dependabilitas penelititannya dapat diragukan (Sanafiah Faisal, 1990

dalam Sugiyono, 2007). Jejak aktivitas lapangan dapat berupa jadwal

pelaksanaan pengambilan data maupun prosedur penelitian, termasuk di

dalamnya langkah- langkah persiapan dan pelaksanaan penelitian.

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai strategi coping yang

digunakan bidan fresh graduate yang bertugas di Pontianak dalam menjalankan

tugas-tugasnya. Dengan demikian variabel dalam penelitian ini adalah strategi

coping pada bidan fresh graduate.

C. DEFINISI VARIABEL PENELITIAN

Berdasarkan variabel penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, maka

definisi variabel strategi coping pada bidan fresh graduate adalah usaha-usaha

yang dilakukan bidan fresh graduate untuk menguasai situasi penuh tekanan yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, dengan melakukan perubahan

kognitif dan perilaku. Strategi ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

35

problem focused coping yang mengarah pada pencarian aktif penyelesaian

masalah dan emotion focused coping yang mengarah pada pengendalian respon

emosional. Adapun yang dimaksud dengan bidan fresh graduate adalah seorang

tenaga kesehatan wanita yang telah mengikuti dan baru saja menamatkan

pendidikan kebidanan maksimal satu tahun dari waktu kelulusan, memiliki

kompetensi untuk membantu proses kelahiran dan memiliki izin dari negara untuk

menjalankan praktik kebidanan.

D. SUBJEK PENELITIAN

1. Karakteristik Subjek

Karakteristik subjek yang sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Seorang wanita yang telah menamatkan pendidikan kebidanannya dan

memperoleh izin sah oleh negara untuk melaksanakan praktik kebidanan.

b. Bidan fresh graduate dengan pengalaman kerja tidak lebih dari satu tahun

setelah menamatkan pendidikan, mengingat subjek sudah memiliki

pengalaman kerja yang berpotensi menimbulkan stres dan sudah memiliki

pengalaman dalam mengatasinya. Secara teknis, ukuran satu tahun masa

kerja ini diambil karena kelulusan Akbid dilaksanakan setahun sekali.

c. Berusia 20 sampai dengan 25 tahun karena pada umumnya bidan fresh

graduate berada pada rentang usia ini, setelah menamatkan pendidikan di

Akbid selama ± 3 tahun dan termasuk dalam usia dewasa dini yang juga

harus menyesuaikan diri dengan berbagai tugas-tugas perkembangannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

36

d. Belum menikah, dengan alasan subjek masih berkonsentrasi dengan

pekerjaannya atau berorientasi pada dirinya sendiri dan belum berorientasi

dalam membina sebuah keluarga.

2. Prosedur Penentuan Subjek

Peneliti menentukan sumber data yang selanjutnya disebut dengan

subjek penelitian dengan cara purposive, yaitu pemilihan berdasarkan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). Pemilihan di sini tidak didasarkan

pada keterwakilan, akan tetapi mengarah pada kecocokan konteks teoritis

terhadap hal yang akan diteliti.

Secara operasional penentuan subjek dilakukan dalam beberapa

langkah, yaitu pertama adalah dengan memilih subjek yang sesuai dengan

karakteristik yang sudah ditentukan dan menjadikannya sebagai subjek kunci

(key person). Kedua, dari subjek kunci diperoleh beberapa nama subjek lain

yang memungkinkan untuk menjadi sumber data. Ketiga, menghubungi calon

subjek dan memastikan kesesuaian dengan karakteristik. Langkah terakhir

adalah menanyakan kesediaan subjek terpilih sebagai sumber data penelitian.

Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dari Subjek 3 sebagai key

person yang sudah memenuhi karakteristik subjek pene litian. Subjek kunci

awalnya memberikan lima nama calon subjek. Peneliti kemudian menemui

dan menyesuaikannya dengan karakteristik. Oleh karena satu orang subjek

sudah menikah dan satu orang lagi akan melanjutkan studi di luar kota, maka

peneliti memastikan tiga orang subjek untuk menjadi sumber data dalam

penelitian ini setelah subjek menyatakan bersedia untuk diwawancarai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

37

E. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah wawancara dan

observasi. Metode-metode ini merupakan teknik untuk mendapatkan data yang

memenuhi standar yang sudah ditetapkan.

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengambilan data melalui percakapan

dan tanya jawab yang diarahkan agar peneliti mendapatkan pengetahuan

tentang makna-makna subjektif berkaitan dengan topik-topik yang diteliti dan

hal ini tidak dapat diperoleh dari kegiatan observasi (Banister dkk, 1994 dalam

Poerwandari, 2005). Wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara

semiterstruktur yang sudah termasuk dalam kategori in-depth interview, hanya

saja pelaksanaannya lebih bebas daripada wawancara terstruktur (Esterberg,

2002 dalam Sugiyono, 2007). Dalam teknik ini, peneliti hanya dilengkapi

dengan pedoman umum wawancara, yang mencantumkan garis-garis besar

proses dan isi wawancara meskipun tidak perlu ditanyakan secara berurutan

(Moleong, 2000).

2. Observasi

Observasi dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dengan

memperhatikan subjek secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Banister,

dkk, 1994 dalam Poerwandari, 2005). Tujuan dari observasi adalah memberi

gambaran akan setting, aktivitas dan orang yang terlibat di dalamnya, dan

makna kejadian dilihat dari perspektif orang-orang yang terlibat (Poerwandari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

38

2005). Peneliti melakukan observasi partisipasi pasif dimana peneliti datang di

tempat kegiatan subjek yang diamati namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan-

kegitan yang dilakukan (Sugiyono, 2007). Pada saat observasi berlangsung,

peneliti dilengkapi juga dengan panduan observasi yang mencakup garis besar

hal-hal yang akan diamati sehingga peneliti mendapatkan banyak informasi

tanpa terpaku pada amatan tertentu saja.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Pedoman Wawancara dan Observasi

Peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi sebagai

metode pengambilan data dalam penelitian ini. Dalam kedua metode tersebut,

peneliti dilengkapi dengan panduan umum untuk mengingatkan peneliti pada

aspek-aspek yang harus ditanyakan atau diamati sekaligus untuk mengecek

apakah peneliti tidak melewatkan aspek-aspek yang relevan. Panduan umum

wawancara dan observasi ditunjukkan pada Tabel 2, 3, 4, 5, 6, dan 7.

Tabel 2. Pedoman Umum Wawancara – Data Demografi

Kode Hal yang Diungkap Contoh Pertanyaan

Data demografi LBD-nm Nama Nama Anda siapa?

LBD-ttl Tempat dan tanggal lahir Di mana Anda lahir? Tanggal berapa?

LBD-us Usia Berapa usia Anda sekarang?

LBD-ag Agama Apa agama Anda?

LBD-pdk Pendidikan Apa pendidikan terakhir Anda?

LBD-spw Status Perkawinan Apakah Anda sudah menikah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

39

Tabel 3. Pedoman Umum Wawancara – Riwayat Pendidikan

Kode Hal yang Diungkap Contoh Pertanyaan

Pendidikan kebidanan dan Kursus LBPd-ip Institusi pendidikan kebidanan Di mana Anda menjalani pendidikan

kebidanan?

LBPd-ls Lama studi Berapa lama Anda menyelesaikan studi?

LBPd-pk Pendidikan dan keterampilan

yang diperoleh

Apa saja pendidikan dan keterampilan

yang Anda peroleh selama studi?

LBPd-kt Keterampilan tambahan yang

diberikan institusi agar lulusan

memiliki pengalaman dan siap

masuk ke dalam dunia kerja

Apakah ada keterampilan tambahan

yang diberikan institusi agar Anda/

lulusan siap masuk dalam dunia kerja?

Jika ada sebutkan!

LBKg Kegiatan di luar institusi yang

diikuti terkait dengan praktik

kebidanan sebagai persiapan

masuk dalam dunia kerja

Apakah ada kegiatan (kursus, seminar

ataupun workshop) di luar istitusi terkait

dengan praktik kebidanan yang Anda

ikuti?

Tabel 4. Pedoman Umum Wawancara – Riwayat Pekerjaan

Kode Hal yang Diungkap Contoh Pertanyaan

Pekerjaan LBKj-tkj Institusi tempat bekerja Di mana Anda bekerja sekarang?

LBKj-lkj Lama bekerja Berapa lama Anda sudah bekerja?

Tugas dan peran bidan LBTP-tg Tugas-tugas yang dijalani

dalam praktik kebidanan

Apa saja tugas-tugas bidan yang Anda

lakukan dalam bekerja?

LBTP-pr Peran bidan yang dijalani pada

saat ini

Apa peran yang Anda jalani sebagai

seorang bidan dalam bekerja saat ini?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

40

Tabel 5. Pedoman Umum Wawancara – Sumber Stres

Kode Hal yang Diungkap Contoh Pertanyaan

Sumber stres terkait dengan profesionalisme kerja SSKj-dlkj Pengalaman berada dalam

kondisi tertekan saat bekerja

Apakah Anda pernah merasa tertekan

saat menjalankan tugas sebagai bidan?

SSKj-awkj Pengalaman berada dalam

situasi tertekan di awal praktik

kebidanan/ fresh graduate

Apakah Anda pernah merasa tertekan di

awal praktik kebidanan/ ketika mulai

bekerja?

SSKj-ggl Pengalaman gagal dalam

membantu persalinan

Apakah Anda pernah mengalami

kegagalan saat membantu persalinan?

SSKj-etk Pengalaman praktik kebidanan

yang terkait dengan isu etik

Apakah Anda pernah menghadapi

dilema yang terkait dengan isu etik?

SSKj-sdby Pengalaman kerja menghadapi

tuntutan stand by

Apakah Anda merasa terganggu saat

menghadapi tuntutan untuk stand by?

Sumber stres terkait dengan masalah pribadi SSPr Pengalaman dalam situasi

tertekan akibat masalah pribadi

Apakah Anda pernah merasa tertekan

karena permasalahan pribadi?

SSPr-pmk Pengaruh permasalahan

pribadi dalam bekerja

Apakah permasalahan pribadi sampai

mempengaruhi pekerjaan Anda?

Sumber stres yang dominan muncul SS-dom Permasalahan yang sering

muncul dan menekan

Manakah yang sering menekan, tugas

dalam bekerja atau masalah pribadi?

Reaksi yang menyertai keadaan tertekan S-RFis Reaksi fisiologis yang

menyertai keadaan tertekan

§ Apakah Anda merasakan mual, tidak

nafsu makan, atau sakit kepala?

S-RPsi Reaksi psikologis yang

menyertai keadaan tertekan

§ Apakah saat tertekan Anda kurang

konsentrasi hingga mempengaruhi

dalam menyelesaikan masalah?

§ Apakah muncul emosi-emosi negatif

pada saat Anda merasa tertekan?

§ Perilaku seperti apa yang muncul

pada saat Anda merasa tertekan?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

41

Tabel 6. Pedoman Umum Wawancara – Strategi Coping

Kode Hal yang Diungkap Contoh Pertanyaan

Cara mengatasi sumber stres SC-Kj Cara mengatasi sumber stres

terkait profesionalisme kerja

Bagaimana cara Anda mengatasi

permasalahan pekerjaan yang menekan?

SC-Pr Cara mengatasi sumber stres

terkait dengan masalah pribadi

Bagaimana cara Anda mengatasi

permasalahan pribadi yang menekan?

Jenis-jenis strategi coping Problem Focused Coping PF-ac Active coping

Tindakan apa yang Anda lakukan untuk

keluar dari situasi menekan?

PF-pl Planning Apakah Anda sebelumnya menyusun

rencana untuk mengatasi masalah?

PF-soc Suppression of competing Saat merasa tertekan, apakah Anda

mengesampingkan hal yang tidak perlu?

PF-rc Restraint coping Adakah tindakan yang Anda tunda

karena saat itu bukan waktu yang tepat?

PF-s3fir Seeking social support for

instrumental reason

Saat merasa tertekan, apakah Anda me-

minta nasihat/ informasi dari orang lain?

Emotion Focused Coping EF- s3fer Seeking social support for

emotional reasons

Apakah pada saat merasa tertekan Anda

mencari orang lain untuk berbagi?

EF-pr Positive reinterpretation Ada tidak hal positif yang Anda ambil?

EF-acc Acceptance Apakah Anda menerima saat-saat sulit?

EF-dn Denial Apakah Anda pernah menyangkal

masalah yang sedang dihadapi?

EF-t2r Turning to religion Pada saat bermasalah apakah Anda lebih

religius, misalnya berdoa?

EF-fove Focusing on and venting

emotions

Bagaimana Anda mengekspresikan

perasaan tidak nyaman ketika tertekan?

EF-bd Behavioral disengagement Adakah usaha-usaha yang Anda

hentikan untuk mengatasi masalah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

42

EF-md Mental disengangement Apakah Anda melakukan aktivitas lain

untuk melupakan masalah?

Hal-hal yang mempengaruhi strategi coping SC-bam Hal-hal yang dapat membantu

dalam mengatasi masalah

Apa saja hal-hal yang dapat membantu

usaha Anda dalam mengatasi masalah?

SC-ham Hal-hal yang menghambat

dalam mengatasi masalah

Apa saja hal-hal yang Anda anggap

menghambat usaha mengatasi masalah?

Dampak strategi coping SCD-prs Dampak pada perasaan Bagaimana perasaan Anda setelah

masalah terselesaikan?

SCD-hub Dampak pada hubungan/ relasi

dengan orang lain

Apakah terjadi perubahan relasi setelah

Anda berhasil menyelesaikan masalah?

SCD-fis Dampak secara fisiologis Apakah gejala fisik yang dirasakan saat

merasa tertekan akhirnya berkurang?

Hasil strategi coping SCH Kesesuaian strategi coping

dengan masalah yang dihadapi

Apakah tindakan yang Anda lakukan

dirasa sesuai untuk mengatasi masalah?

Tabel 7. Pedoman Umum Observasi

Tema Hal yang Diamati

1. Lingkungan tempat

subjek bekerja

a) Lingkungan fisik

b) Lingkungan sosial

2. Saat subjek bertugas a) Kesiapan subjek untuk bekerja

b) Perilaku subjek saat bekerja secara umum

c) Perilaku subjek saat menangani pasien

d) Komunikasi yang dilakukan subjek dengan pasien

3. Saat subjek tidak

bertugas

a) Perilaku subjek setelah lepas jam kerja

b) Perilaku subjek saat menghadapi masalah pribadi

c) Relasi subjek dengan orang lain/ lingkungan sosial

d) Tindakan saat menangani pasien di luar jam kerja

4. Saat wawancara Kondisi fisik dan ekspresi saat wawancara berlangsung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

43

2. Alat Perekam

Sebelum wawancara dan observasi berlangsung, peneliti menyiapkan

alat-alat yang dibutuhkan selama proses wawancara dan observasi, antara lain

alat perekam (tape recorder), kaset kosong (micro cassette), dan baterai dalam

keadaan yang baik dan siap pakai. Setelah wawancara berlangsung, kaset

diberi label dan kode. Peneliti juga menyiapkan alat perekam di telepon

selular (handphone) jika diperlukan sewaktu-waktu.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Organisasi Data

Mengorganisasikan data merupakan tahap awal dari pengolahan dan

analisis data. Data yang banyak dan beragam diorganisasikan dengan rapi dan

sistematis sehingga peneliti mendapat kualitas data yang baik, memungkinkan

peneliti mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta menyimpan data

dan analisis yang berkaitan dengan penelitian (Highlen dan Finley, 1996

dalam Poerwandari, 2005). Manajemen data juga perlu dilakukan, seperti

memberi label pada kaset, membuat transkrip wawancara setelah wawancara

selesai, membuat salinan data, dan menyimpannya dengan baik.

2. Koding dan Analisis

Jorgensen (1989, dalam Poerwandari, 2005) memaparkan bahwa

proses analisis merupakan proses memecah atau membagi materi penelitian ke

dalam bagian-bagian atau unit-unit. Hal pertama yang dilakukan dalam proses

analisis adalah koding sebagai upaya memecah atau membagi materi data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

44

Koding adalah proses membubuhkan kode pada materi yang diperoleh.

Proses koding bertujuan agar data yang diperoleh dapat diorganisasikan dan

dibuat sistematis secara lengkap dan terperinci sehingga pada akhirnya akan

ditemukan makna dari data yang dikumpulkannya (Poerwandari, 2005).

Analisis data ini diarahkan pada analisis tematik (Poerwandari, 2005)

yang dilakukan untuk mengkode informasi sehingga dapat menghasilkan

daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks. Tema-tema tersebut

selanjutnya dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal dapat

menginterpretasi fenomena.

3. Interpretasi

Interpretasi dilakukan peneliti setelah melakukan analisis. Interpretasi

merupakan upaya memahami data secara ekstensif dan lebih mendalam. Pada

tahap ini, peneliti menginterpretasi data melalui perspektif yang dimiliki

mengenai hal yang sedang diteliti. Mengingat setiap orang dapat memberikan

interpretasi yang berbeda-beda terhadap suatu data, maka Kvalve (1996 dalam

Poerwandari, 2005) memaparkan konteks situasi dan komunitas validasi.

Pertama, konteks interpretasi pemahaman diri; interpretasi dikembalikan pada

sudut pandang subjek penelitian. Kedua, interpretasi pemahaman biasa yang

kritis; memahami sebagai masyarakat umum di mana subjek berada. Ketiga,

interpretasi pemahaman teoritis; dilihat dari sudut pandang peneliti sebagai

komunitas validasi. Setelah peneliti melakukan interpretasi data, peneliti dapat

melanjutkan pada tahapan penulisan laporan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

45

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan subjek kunci yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik

subjek penelitian dan memiliki informasi mengenai calon-calon subjek.

b. Menghubungi calon subjek yang direkomendasikan oleh subjek kunci.

c. Memeriksa kesesuaian calon subjek dengan karakteristik dan menanyakan

kesediaannya untuk menjadi responden, sekaligus membuat janji.

d. Membuat pedoman umum wawancara dan observasi.

2. Tahap Pelaksanaan

b. Konfirmasi kembali janji dengan subjek.

c. Melakukan wawancara I.

d. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip.

e. Mengecek jawaban yang belum jelas dan membuat pertanyaan lanjutan.

f. Melakukan observasi dan wawancara II.

g. Mencatat semua temuan hasil observasi di lapangan.

h. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip.

i. Mengecek jawaban yang belum jelas dan membuat pertanyaan lanjutan.

j. Melakukan wawancara III.

k. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

46

l. Melakukan proses a – k pada subjek lainnya.

m. Menuliskan kembali dan mengorganisasi hasil wawancara dan observasi.

n. Melakukan membercheck.

o. Melakukan prosedur analisis data.

p. Membuat pembahasan.

3. Pelaksanaan Pengambilan Data

Pada Bab III di atas, telah dipaparkan bahwa teknik pengambilan data

dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Pengambilan data

dengan wawancara berlangsung sebanyak tiga kali dan observasi dilakukan

selama dua hari. Pelaksanaan pengambilan data ditunjukkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Pelaksanaan Pengambilan Data

Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Wawancara I

Hari,

tanggal

Kamis, 26 Juli 2007 Minggu, 29 Juli 2007 Minggu, 29 Juli 2007

Waktu Pk. 19.30 - 20.10 Pk. 10.00 - 11.05 Pk. 17.00 – 17.55

Tempat Kharitas Bhakti

Medical Centre

Klinik Bidan Swasta

Ji Li Ngo

Balai Pengobatan dan

Rumah Bersalin St.

Agustinus

Observasi dan Wawancara II

Hari,

tanggal

Jumat - Sabtu,

27 dan 28 Juli 2007

Rabu - Kamis,

1 dan 2 Agustus 2007

Senin - Selasa,

30 dan 31 Juli 2007

Tempat Tempat tinggal

subjek dan Kharitas

Bhakti Medical

Centre

Tempat tinggal

subjek dan Klinik

Bidan Swasta Ji Li

Ngo

Tempat tinggal

subjek dan BP dan

Rumah Bersalin St.

Agustinus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

47

Wawancara III

Hari,

tanggal

Senin,

5 November 2007

Senin,

5 November 2007

Minggu,

4 November 2007

Waktu Pk. 08.30 - 08.55 Pk. 15.15 - 15.40 Pk. 14.15 - 14.45

Tempat Via telepon Via telepon Kediaman peneliti

4. Keabsahan Data Penelitian

Membercheck dilaksanakan guna melihat kesesuaian data yang

diperoleh peneliti dengan yang dimaksudkan oleh subjek penelitian. Proses ini

dimulai dengan subjek membaca kembali data yang sudah dirangkum. Subjek

kemudian menambah atau mengurangi data sesuai dengan maksudnya.

Peneliti juga memberikan beberapa pertanyaan guna mendapat jawaban yang

lebih pasti. Pelaksanaan membercheck dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Pelaksanaan Membercheck

Membercheck

Hari,

tanggal

Selasa,

18 Desember 2007

Rabu,

19 Desember 2007

Senin,

10 Desember 2007

Waktu Pk. 16.05 - 16.45 Pk. 10.30 - 11.10 Pk. 14.45 - 15.50

Tempat Kediaman subjek Kediaman subjek Kediaman peneliti

Setelah memperoleh data baik dari wawancara maupun observasi,

peneliti melakukan proses triangulasi. Data yang sudah diberi koding

selanjutnya dikumpulkan untuk dikelompokkan. Pengelompokkan dilakukan

berdasarkan teknik yang berbeda pada subjek yang sama (triangulasi teknik)

atau teknik yang sama pada subjek yang berbeda (triangulasi sumber data).

Triangulasi data pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

48

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Subjek

a. Data Demografi Subjek

Tabel 10. Data Demografi Subjek

Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Nama J. J I. W C. S

Tempat,

tanggal lahir

Pemangkat,

28 Juni 1985

Singkawang,

24 Februari 1984

Sambas,

27 Juni 1985

Usia 22 tahun 23 tahun 22 tahun

Agama Kristen Protestan Islam Kristen Katolik

Anak ke… 1 dari 2 bersaudara 2 dari 4 bersaudara 3 dari 3 bersaudara

Status

Perkawinan

Lajang, sedang

menjalin hubungan

Lajang, sedang

menjalin hubungan

Lajang, sedang

menjalin hubungan

Berdasarkan data pada Tabel 10 di atas, maka berikut ini

merupakan gambaran kondisi demografi ketiga subjek.

1) Subjek 1

Subjek pertama dengan inisial J.J adalah seorang bidan yunior

yang berusia 22 tahun dan merupakan anak sulung dari 2 bersaudara.

Subjek lahir dan besar di kota kecil Pemangkat (187 km dari kota

Pontianak) dan berdomisili di kota Potianak sejak memasuki jenjang

kuliah hingga bekerja. Ia cukup dekat dengan orang tua, adik, maupun

dengan keponakannya. Pada saat sedang tidak bertugas di klinik,

subjek menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga,

seperti makan malam bersama sambil menceritakan pengalamannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

49

Aktivitas sederhana seperti mengerjakan tugas-tugas rumah tangga

juga menjadi momen dimana ia dapat berbagi cerita/ curhat dengan

keluarga terlebih pada ibunya (SSC.BS1.Obs.27-28Juli’07). Saat ini ia

berstatus lajang meskipun sedang menjalin hubungan dengan seorang

pria yang bertugas sebagai perawat. Subjek yang memeluk agama

Kristen Protestan termasuk seorang yang taat, hal ini terlihat ketika ia

berdoa setiap kali sebelum menyantap makanan atau pada pagi hari

setelah bangun tidur (SSC.BS1.Obs.27-28Juli’07).

Secara fisik subjek termasuk bertubuh langsing dengan tinggi

badan 158 cm. Ia berkulit kuning langsat dan merupakan keturunan

suku Dayak. Rambutnya yang ikal dan hitam selalu diikat ke belakang

jika sedang bertugas sembari mengenakan setelan berwarna putih

sebagai seragam kerjanya. Subjek tidak memiliki cacat tubuh sehingga

ia dapat melakukan berbagai aktivitas dengan baik. Ia ramah dan sabar

dalam menangani pasien begitu pula saat menghadapi masalah pribadi.

“Ia terlihat ramah dan sabar saat memeriksa dan memberikan penjelasan kepada pasien rawat inap”. (SSC.BS1.Obs.27-28Juli’07) “Walaupun awalnya sempat merasa kesal, subjek terlihat sabar saat memberikan penjelasan kepada ibunya…” (SSC.BS1.Obs.27-28Juli’07)

2) Subjek 2

Subjek kedua juga seorang bidan yunior yang berinisial I.W.

Pada saat ini ia berusia 23 tahun yang berarti lebih tua 1 tahun dari usia

kedua subjek lainnya. Di dalam keluarganya, subjek adalah anak ke-2

dari empat bersaudara. Ia cukup dekat dengan setiap anggota keluarga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

50

meskipun jika merasa sangat lelah dengan aktivitas di klinik terkadang

ia terlibat masalah dengan abang atau adik-adiknya. Sebagai contoh

keakraban yang terjalin di antara mereka terlihat pada saat anggota

keluarga berkumpul untuk menonton acara televisi bersama sambil

mengobrol. Selain mengomentari acara televisi, mereka juga saling

bercerita tentang pengalamannya masing-masing (SSC.BS2.Obs.1-2

Agust’07). Sejak lahir hingga menamatkan pendidikan SMA, subjek

tinggal di kota Singkawang (157 km dari kota Pontianak) dan

kemudian berdomisili di Pontianak sejak menginjak bangku kuliah.

Saat ini subjek masih berstatus lajang dan sedang menjalin hubungan

dengan seorang pria di kota yang sama. Sebagai seorang perempuan

Muslim, subjek termasuk taat beribadah. Ia selalu menjalankan ibadah,

seperti menjalankan shalat subuh ataupun shalat maghrib pada saat

sedang tidak menangani pasien di klinik (SSC.BS2.Obs.1-2Agust’07).

Subjek juga sering menyebut namaNya (“ya Allah”) ketika

menceritakan pengalamannya terlebih yang kurang menyenangkan

(ADS.BS2.WwI.no.34;WwII&Obs.no.66).

Subjek termasuk langsing secara fisik dengan tinggi badan

lebih kurang 162 cm. Ia adalah gadis keturunan suku Melayu dan

berkulit sawo matang. Subjek termasuk orang yang ramah dan murah

senyum meskipun terkadang ia tidak bisa menutupi jika sedang merasa

kesal ataupun marah, seperti saat ia bermasalah dengan pacarnya.

“…muncul kesalah pahaman antara subjek dengan pacarnya. Hal ini membuat subjek kesal dan marah hingga saat memeriksa pasien rawat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

51

inap sebelum pulang ia tidak bisa menutupi rasa kesalnya dan memaksakan untuk tersenyum”. (SSC.BS2.Obs.1-2Agust’07)

3) Subjek 3

Subjek ketiga berinisial C.S. Ia adalah seorang perempuan

muda yang pada saat ini berusia 22 tahun dan bekerja sebagai bidan.

Dalam keluarganya subjek adalah anak bungsu dari 3 bersaudara dan

satu-satunya anak perempuan. Oleh karena itulah ia sangat dekat

dengan ibunya selain karena ayahnya sudah meninggal sejak ia duduk

di bangku SD. Begitu pula hubungannya dengan kedua kakaknya

sangat akrab. Kedekatan ini terlihat dari pembicaraan dengan ibunya

meskipun hanya lewat telepon atau SMS (SSC.BS3.Obs.30-31Juli’07).

Saat ini ia masih berstatus lajang dan baru dalam tahap berpacaran

dengan seorang pria yang berdomisili di Jogjakarta (SSC.BS3.Obs.30-

31Juli’07). Subjek lahir di Sambas, sebuah kota yang berjarak 217 km

dari kota Pontianak. Meskipun demikian ia menempuh jenjang SD

hingga SMA di kota Singkawang. Subjek baru pindah ke Pontianak

sejak ia tamat SMA untuk melanjutkan pendidikannya. Sebelum

bekerja subjek selalu berdoa agar selalu dilindungi dan dibimbing oleh

Tuhan serta membaca beberapa ayat Alkitab sebelum tidur (SSC.BS3.

Obs.30-31Juli’07). Pada saat panik menghadapi pasien gawat ia juga

berdoa menyerahkan diri kepada Tuhan bahkan mengajak pasien untuk

berdoa (ADS.BS3.WwI.no.43).

Secara fisik subjek termasuk bertubuh langsing dengan tinggi

badan mencapai 160 cm. Ia berkulit sawo matang dan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

52

gadis keturunan suku Jawa. Dalam berinteraksi dengan orang lain ia

terlihat ramah (SSC.BS3.Obs.30-31Juli’07), meskipun ketika sedang

menghadapi masalah terkadang wajahnya terlihat lebih serius karena

terpancing emosi (ADS.BS3.WwI.no.23).

b. Riwayat Pendidikan Subjek

Tabel 11. Riwayat Pendidikan Kebidanan Subjek

Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Pendidikan

terakhir D3 Kebidanan D3 Kebidanan D3 Kebidanan

Asal sekolah Politeknik Kesehatan

Pontianak

Politeknik Kesehatan

Pontianak

Politeknik Kesehatan

Pontianak

Lama

pendidikan 3 tahun 3 tahun 3 tahun

Pendidikan

dan

keterampilan

yang

diperoleh

Persalinan, asuhan

bayi baru lahir, ibu

post partum dan KB.

Akan tetapi,

pengetahuan dan

keterampilan yang

diperoleh dianggap

sangat terbatas.

Tumbuh kembang

bayi, ibu hamil,

persalinan, wanita

menopause, memberi

konseling, memberi

imunisasi, serta

memberi penyuluhan

dan pendidikan

seksual yang baik

bagi remaja.

Mengurus bayi baru

lahir dan tumbuh

kembangnya, balita,

anak, remaja puteri,

masa pranikah

hingga menopause,

memeriksa dan

menolong persalinan,

imunisasi, dan

layanan KB.

Keterampilan

tambahan

yang

diperoleh

dari Akademi

Mendapat masukan

dari dokter obgin, di

samping mendapat

kesempatan magang

di RS, puskesmas,

Praktik pembimbing

setelah jam kuliah

untuk memahami

teori yang diajarkan

sebelumnya termasuk

Keterampilan terkait

tindakan kebidanan

yang dipelajari dalam

teori. Latihan dapat

dilakukan baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

53

Kebidanan atau klinik sebagai

program pendidikan

meskipun Akbid

jarang memberikan

pelatihan

beberapa pendidikan

dasar. Selain itu

terdapat kesempatan

magang di RS pada

sore atau malam hari.

perorangan maupun

tim, dengan dosen,

senior, atau teman.

Selain itu terdapat

kesempatan magang.

Kegiatan luar

kampus yang

pernah

diikuti

Mengikuti seminar

umum di luar

program kampus

yang terkait ilmu

kebidanan dan dapat

menunjang kesiapan

dalam bekerja.

Mengikuti berbagai

seminar mengingat

ilmu semakin maju

dan berkembang, di

samping memberikan

pengalaman agar siap

bekerja di lapangan.

Mengikuti seminar

pada saat kuliah

untuk menambah

pengetahuan dan

pengalamannya

sehingga menjadi

bekal dalam bekerja.

1) Subjek 1

Subjek adalah seorang bidan, lulusan program D3 (Diploma)

Politeknik Kebidanan Pontianak atau yang sebelumnya lebih dikenal

dengan nama Akbid Depkes Soedarso Pontianak (ADS.BS1.WwI.

no.2). Di Akbid ini subjek banyak memperoleh pengetahuan maupun

keterampilan terkait dengan tindakan kebidanan, seperti memeriksa

kehamilan termasuk tumbuh kembang janin, membantu persalinan

khususnya persalinan normal, penanganan setelah persalinan, asuhan

bayi baru lahir, dll (ADS.BS1.WwI. no.3). Meskipun demikian subjek

menganggap ilmu yang diperolehnya masih kurang karena masih

merupakan pendidikan dasar saja (ADS.BS1.WwI.no.10).

Selain ilmu dan keterampilan yang diperoleh di kelas, subjek

juga memperoleh keterampilan tambahan di luar kelas, seperti

memperoleh pengarahan dari dokter-dokter obgin dan magang di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

54

rumah sakit, puskesmas, atau klinik. Guna menambah ilmu yang

terbatas dan sebagai bekal dalam bekerja, maka subjek dan teman-

temannya mengikuti seminar terkait ilmu kebidanan jika terdapat

kesempatan (ADS.BS1.WwI.no.6). Berkat kerja kerasnya, maka

subjek akhirnya berhasil menyelesaikan studi selama kurang lebih 3

tahun (ADS.BS1.WwI.no.1) dan mendapat SIB (Surat Izin Bidan)

pada akhir tahun 2006.

2) Subjek 2

Subjek memilih program Diploma (D3) dengan spesialisasi

Ilmu Kebidanan sebagai pendidikan lanjutan setelah ia tamat dari

jenjang menengah atas (SMA). Pendidikannya ini ditempuh di sebuah

Akbid negeri yang sekarang dikenal dengan Politeknik Kebidanan

Pontianak (ADS.BS2.WwI.no.1), yang berhasil diselesaikannya

selama 3 tahun (ADS.BS2.WwI.no.2). Selama menjalani pendidikan,

subjek memperoleh pengetahuan secara teoritis maupun praktis, seperti

tumbuh kembang bayi, pengetahuan mengenai ibu hamil, persalinan,

wanita menopause, latihan memberi konseling kesehatan, memberi

imunisasi, serta memberi penyuluhan dan pendidikan seksual yang

baik khususnya bagi remaja (ADS.BS2.WwI.no.3&4). Di samping itu

terdapat pula keterampilan tambahan yang diperoleh di luar waktu

perkuliahan, misalnya praktik pembimbing setelah jam kuliah selesai

untuk memahami teori yang sudah diajarkan termasuk beberapa

keterampilan dasar, seperti menyuntik. Selain itu terdapat kesempatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

55

magang di rumah sakit pada sore atau malam hari setelah jam kuliah

berakhir (ADS.BS2.WwI. no.5). Menyadari bahwa pendidikan yang

diperolehnya merupakan pendidikan standar dan ilmu akan terus

berkembang, maka subjek mengikuti berbagai seminar untuk

menambah pengalamannya yang kemudian menjadi bekal saat ia mulai

terjun ke dunia kerja (ADS.BS2.WwI.no.6).

3) Subjek 3

Tidak berbeda dari kedua subjek sebelumnya, subjek ketiga

memutuskan untuk mendalami Ilmu Kebidanan setelah lulus SMA. Ia

juga diterima di Politeknik Kesehatan Pontianak (ADS.BS3.WwI.no.1)

dan berhasil menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun (ADS.BS3.

WwI.no.2). Pada dasarnya ketiga subjek memperoleh pendidikan yang

sama sesuai dengan kurikulum, antara lain asuhan bayi baru lahir dan

tumbuh kembangnya hingga balita, pengetahuan tentang anak-anak,

remaja, masa pranikah hingga menopause, pemeriksaan kehamilan,

persalinan, imunisasi, dan layanan KB (ADS.BS3.WwII.no.3). Selain

mendapat kesempatan magang di luar kampus untuk melatih ilmu yang

telah diperoleh dan menambah pengalamannya, subjek juga berlatih

secara mandiri teori yang telah dipelajari, baik dengan tim maupun

perorangan (ADS.BS3.WwII. no.67). Di luar kegiatan kampus, subjek

juga mengisi waktu dengan mengikuti seminar sehingga dapat menjadi

nilai tambah dan memberi gambaran serta pengalaman mengenai

tantangan di dunia kerja sesungguhnya (ADS.BS3.WwI.no.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

56

c. Riwayat Pekerjaan Subjek

Tabel 12. Riwayat Pekerjaan Subjek Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Tempat

bekerja

Klinik Kharitas

Bhakti (sebelumnya

di Klinik Swasta

Bidan Mariana)

Klinik Bidan Swasta

Ji Li Ngo

Balai Pengobatab dan

Rumah Bersalin St.

Agustinus

Lama

bekerja

± 6 bulan (pernah

bekerja ± 3 bulan)

± 11 bulan ± 11 bulan

Tugas-tugas

sebagai

bidan yang

dijalani

Perawatan bayi dan

balita, imunisasi,

membantu persalinan,

perawatan ibu post

partum dan setelah

operasi, perawatan

ibu nifas, kuretase,

KB, konseling, dan

kesehatan reproduksi.

Di samping itu juga

memantau pasien

rawat inap,

mengerjakan tugas

adminstrasi,

mengecek obat-

obatan, serta

strerilisasi alat.

Imunisasi, memeriksa

kehamilan,

membantu persalinan,

KB, perawatan ibu

nifas, kesehatan bayi

dan balita,

penyuluhan, dan

kesehatan reproduksi.

Membantu dalam

pengobatan umum,

perawatan pasien

rawat inap,

memeriksa cadangan

obat, mempersiapkan

peralatan dan bahan

yang digunakan

dalam praktik.

Menjalankan praktik

kebidanan pada bayi,

balita, anak, remaja

puteri, usia pranikah

dan menikah, KB,

kehamilan,

membantu persalinan,

ibu dalam masa nifas,

hingga menopause.

Membantu dokter

menangani pasien &

pasien rawat inap,

strerilisasi alat,

mendata obat, serta

membantu calon

bidan mengadakan

penyuluhan.

Peran bidan

yang

dijalani

Peran hingga saat ini

adalah sebagai bidan

pelaksana.

Peran hingga saat ini

adalah sebagai bidan

pelaksana.

Peran hingga saat ini

adalah sebagai bidan

pelaksana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

57

1) Subjek 1

Pada akhir tahun 2006, setelah dinyatakan lulus dengan

menyandang gelar Ahli Madya Kebidanan, maka subjek juga

mendapat SIB (Surat Izin Bidan). Dengan demikian ia dapat bekerja

dimana saja meskipun untuk membuka praktik sendiri ia harus

memiliki jam terbang praktik yang cukup tinggi. Pada awalnya subjek

bekerja di Klinik Bidan Swasta Mariana. Akan tetapi ia hanya bertahan

selama 3 bulan dan karena suatu alasan, maka ia pindah untuk bekerja

di Kharitas Bhakti Medical Center (ADS.BS1.WwI.no.7). Subjek

bekerja di sana sejak bulan Januari 2007 hingga saat ini

(ADS.BS1.WwI.no.8). Dengan demikian ia belum genap setahun

bekerja. Di tempat kerjanya yang baru ia bertugas di sal kebidanan.

Berbeda dengan klinik bidan swasta pada umumnya, di klinik Kharitas

Bhakti subjek hanya memberikan tindakan kebidanan dan tidak

menangani pasien pengobatan umum. Sebagai bidan pelaksana

(ADS.BS1.WwI.no.12), ia memiliki wewenang untuk memberikan

perawatan pada bayi dan balita termasuk imunisasi, memberi asuhan

kepada ibu hamil, membantu dalam proses persalinan baik normal

maupun operasi, perawatan ibu post partum, perawatan ibu setelah

operasi/ post SC, perawatan ibu nifas, kuretase, memberi penyuluhan

dan layanan KB, dan layanan kesehatan reproduksi (ADS.BS1.

WwI.no.10&11;WwIII.no.90). Di samping tugas-tugas kebidanan

tersebut, ia juga diminta untuk memantau kondisi pasien rawat inap,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

58

mengerjakan tugas-tugas adminstrasi khusus unit kebidanan seperti

menulis berbagai laporan, mengecek obat-obatan, serta strerilisasi alat

dan bahan (ADS.BS1.Obs.no.82&83). Tugas tambahan ini juga

diberikan kepada bidan lainnya termasuk perawat-perawat yang

bekerja di sana.

”Ia juga mengerjakan tugas administrasi seperti menulis laporan pemeriksaan pasien, mengecek persediaan obat-obatan, serta melakukan sterilisasi pada alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan ataupun persalinan”. (SSC.Obs.BS1.27-28Juli’07)

2) Subjek 2

Sejak tamat pada bulan Oktober 2007, subjek langsung bekerja

di Klinik Bidan Swasta Ji Li Ngo (ADS.BS2.WwI.no.9), meskipun

sebelumnya subjek juga sudah sempat magang di klinik tersebut.

Dengan demikian subjek sudah bekerja selama 11 bulan meskipun jika

terhitung dari tamatnya ia baru bekerja selama 9 bulan

(ADS.BS2.WwI.no.10). Sebagai seorang bidan pelaksana (ADS.BS2.

WwI.no.12), ia bertanggung jawab atas sejumlah tugas yang terkait

dengan tugas kebidanan seperti melakukan pemeriksaan kehamilan,

membantu dalam persalinan hingga perawatan ibu nifas, kesehatan

bayi dan balita termasuk imunisasi, penyuluhan, pelayanan KB, dan

kesehatan reproduksi. Di samping itu subjek membantu dalam

pengobatan umum, baik itu perawatan pasien rawat inap, pemeriksaan

cadangan obat dan mempersiapkan peralatan serta bahan yang akan

digunakan dalam praktik kebidanan (ADS.BS2.WwI.no.11; WwII.no.

59; Obs.no.70,71&72).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

59

3) Subjek 3

Subjek segera bekerja di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin

Santo Agustinus begitu ia mengantongi izin untuk melakukan praktik

kebidanan (ADS.BS3.WwI.no.5). Hingga saat ini, ia sudah bekerja di

klinik tersebut selama 11 bulan termasuk masa magangnya dan belum

pernah pindah tempat kerja. Tidak jauh berbeda dengan kedua subjek

sebelumnya, tugas-tugas yang merupakan tanggung jawabnya terkait

dengan tindakan kebidanan, misalnya menjalankan praktik kebidanan

pada bayi, balita, anak-anak, remaja puteri, wanita usia pranikah,

menikah hingga menopause, pemeriksaan kandungan, membantu

persalinan, perawatan masa nifas, serta layanan KB (ADS.BS3.WwI.

no.7). Selain itu subjek juga mendapat tugas untuk membantu dokter

menangani pasien rawat jalan dan rawat inap, melakukan strerilisasi

alat dan bahan, mendata obat-obatan, termasuk mendampingi calon

bidan mengadakan penyuluhan di klinik tersebut (ADS.BS3.Obs.

no.62&63). Dengan masa kerja yang belum genap setahun, subjek baru

berperan sebagai bidan pelaksana dan belum memperoleh pendidikan

lanjutan untuk peran-peran lainnya (ADS.BS3.WwI.no.8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

60

2. Stres dan Strategi Coping Subjek

Tabel 13. Kategori Umum Sumber Stres Subjek

Subjek No. Kategori Sub - Kategori 1 2 3 a. Keterbatasan ilmu dan pengalaman

sehingga ragu dan bingung untuk

memberikan tindakan kepada pasien.

P P P

b. Melakukan kesalahan saat pemeriksaan

sedangkan harus bertanggung jawab

sepenuhnya akan keselamatan pasien.

P P P

1. Penyesuaian diri

pada awal masa

kerja

c. Merasa rendah diri sebagai yunior

karena sering melakukan kesalahan.

P

a. Tekanan menghadapi berbagai kasus

yang sulit atau jarang ditemui.

P P P

b. Siap bekerja selama 24 jam/ stand by. P P P

c. Mengalami kegagalan saat menangani

proses persalinan.

P

d. Dilema menangani kasus yang terkait

dengan isu etik.

P P P

e. Dituntut untuk memberi pertolongan

dan pelayanan yang baik kepada pasien.

P P P

f. Pasien/ keluarga tidak kooperatif. P P P

2. Tekanan-tekanan

yang dihadapi dalam

pekerjaan

g. Menemui berbagai keterbatasan P P P

a. Keterbatasan waktu yang dimiliki

untuk diri sendiri dan orang terdekat.

P P P

b. Rasa lelah yang dirasa setelah bekerja

mempengaruhi emosi di rumah.

P P

c. Memiliki masalah pribadi dengan rekan

sejawat terkait lawan jenis.

P

3. Tekanan-tekanan

yang dihadapi terkait

masalah pribadi lain

d. Masalah pribadi mengganggu

konsentrasi dalam bekerja.

P P P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

61

Tabel 14. Kategori Umum Strategi Coping Subjek

Subjek No. Kategori Sub - Kategori 1 2 3 a. Memberikan tindakan medis pada pasien. P P P

b. Menenangkan diri dari situasi menekan. P P P

c. Melakukan tindakan terencana sesuai

prosedur.

P P P

d. Mengutamakan tindakan medis terpenting

dan mengesampingkan aktivitas lain.

P P P

e. Menunda melakukan suatu tindakan medis

jika waktunya belum tepat.

P P P

f. Berkonsultasi/ meminta nasihat dari

dokter, senior, atau rekan kerja.

P P P

g. Curhat/ menceritakan masalah kepada

orang-orang terdekat agar merasa lega.

P P P

h. Mengambil hikmah dari setiap kasus/

masalah berat yang dihadapi.

P P P

i. Menerima dengan pasrah tugas, risiko dan

tanggung jawab meskipun berat.

P P P

j. Berdoa sebelum memberi tindakan kepada

pasien khususnya dalam kondisi kritis.

P P P

k. Melepaskan emosi negatif yang dirasakan

agar beban terasa lebih ringan.

P P P

m.Menghentikan prosedur yang sudah

tidak sesuai dengan kondisi yang ditemui.

P P

1. Strategi coping

saat menghadapi

masalah pekerjaan

n. Mengurangi tekanan yang dihadapi

dengan melakukan berbagai aktivitas.

P P

a. Membicarakan masalah langsung dengan

orang ybs, termasuk melalui SMS/ telepon

P P P 2. Strategi coping

saat menghadapi

masalah pribadi

lain

b. Menggunakan cara yang pernah digunakan

untuk mengatasi masalah yang serupa.

P P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

62

c. Menunggu kondisi emosi menjadi lebih

tenang untuk menyelesaikan masalah.

P P P

d. Sharing dan meminta nasihat dari teman

sehingga masalah dipecahkan bersama.

P

e. Curhat/ menceritakan masalah kepada

orang-orang terdekat yang dipercaya.

P P P

f. Mengambil hikmah dari setiap masalah

yang dihadapi.

P P P

g. Tidak ingin membicarakan masalah dan

berusaha melupakannya.

P

h. Melepaskan ketegangan yang dirasa

dengan berbagai cara.

P

i. Menghentikan usaha-usaha penyelesaian

masalah karena tidak mendapat respon

yang positif dari orang ybs.

P P P

j. Mengalihkan perhatian dari masalah yang

dihadapi dengan melakukan kegiatan lain.

P P P

a. Dukungan dari keluarga/ orang terdekat. P

b. Keterampilan dan keinginan untuk

mencoba hal-hal yang baru.

P P

3. Faktor pendukung

usaha penyelesaian

masalah

c. Pendapat atau masukan dari orang lain P P

a. Keterbatasan dalam ilmu kebidanan

maupun pengobatan umum.

P P P

b. Kurang percaya diri pada kemampuan

yang dimiliki.

P

c. Pasien dan keluarga yang tidak kooperatif. P

4. Faktor penghambat

usaha penyelesaian

masalah

d. Keterbatasan peralatan, tenaga medis, dan

obat-obatan.

P

5. Hasil setelah a. Merasa lega dan tenang setelah masalah

terselesaikan.

P P P

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

63

b. Hubungan dengan orang lain menjadi

lebih baik terlebih jika terkait hubungan

profesional.

P P P

c. Keluhan fisik seperti tremor, berkeringat,

dan berdebar-debar perlahan menghilang

setelah situasi tidak menyenangkan dapat

dilewati.

P P P

menggunakan

strategi coping

d. Kesesuaian strategi yang digunakan

dengan masalah yang dihadapi setelah

dapat menyelesaikan masalah.

P P

Tabel 13 dan Tabel 14 di atas memberi gambaran mengenai sumber

stres sebagai penyebab munculnya rasa tertekan yang dialami dan strategi

coping yang digunakan oleh ketiga subjek untuk menghadapi sumber stres

tersebut sehingga situasi-situasi yang kurang menyenangkan dapat berkurang.

a. Sumber stres dan strategi coping yang digunakan di awal masa kerja

Setelah menamatkan pendidikan kebidanannya dan memperoleh

SIB (Surat Izin Bidan), ketiga subjek segera masuk dalam dunia kerja

yang sesungguhnya. Stres dan perasaan tertekan tidak dapat dihindari pada

masa awal bekerja. Mereka dituntut untuk segera dapat menyesuaikan diri

dan segera mulai bekerja meskipun hal itu tidak mudah bagi ketiga subjek.

Penyesuaian diri ini meliputi penyesuaian terhadap tugas-tugas barunya

dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial, seperti mulai bersosialisasi

dengan bidan atau tenaga medis yang bekerja di tempat tersebut (ADS.

BS2.WwI.no.21). Subjek yang mengalami rasa tertekan itu pada akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

64

melakukan berbagai upaya agar ia terlepas dari perasaan yang tidak

menyenangkan tersebut.

Pada saat ketiga subjek melakukan penyesuaian terhadap tugas-

tugasnya, situasi itu menyadarkan mereka pada keterbatasan ilmu dan

pengalaman yang dimiliki, baik terkait dengan ilmu kebidanan maupun

pengobatan umum. Seperti yang terjadi pada Subjek 3 ketika melakukan

kesalahan penghitungan tanggal kembali pasien KB suntik sehingga

memunculkan rasa takut dan rasa bersalah (ADS.BS3.WwIII.no.69).

Setelah mendapat teguran (ADS.BS3.WwIII.no.70) dan meminta nasihat

dari senior, maka subjek segera menemui pasien untuk meminta maaf serta

mengkoreksi kesalahannya tersebut. Meskipun sempat merasa tertekan,

hal ini menjadi motivasi bagi subjek agar bekerja lebih teliti sehingga

tidak mengulangi kesalahannya lagi (ADS.BS3.WwIII.no.69). Hal yang

hampir sama terjadi pada Subjek 1 ketika ia salah memberikan obat dan

tindakan kepada pasien, sehingga merasa takut bahkan hingga kini masih

sering teringat. Namun ia mengatasi rasa tertekan itu dengan bekerja lebih

teliti baik saat memberikan tindakan maupun jenis obat dan dosisnya

(ADS.BS1.WwI.no.32).

Keterbatasan yang dialami subjek di luar ilmu kebidanan terjadi

pula pada Subjek 1, dimana ia harus menangani bayi yang sakit parah

(ADS.BS1.WwI.no.17). Saat itu ia merasa ragu akan kemampuannya

(ADS.BS1.WwI.no.15), sehingga bingung dan takut jika salah dalam

memberi tindakan. Walaupun berada dalam keadaan tertekan, subjek tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

65

berusaha memberi pengobatan awal kepada pasien (ADS.BS1.WwI.

no.17). Berbeda dengan Subjek 1, Subjek 2 menghadapi kasus lain yang

menimbulkan stres bagi dirinya. Ia menangani pasien yang mengalami

pendarahan hebat saat persalinan meskipun sebelumnya luka sudah dijahit

(ADS.BS2.WwI.no.16). Menghadapi kasus tersebut, walaupun subjek

belum banyak memiliki pengalaman, ia segera melakukan pertolongan

awal, seperti dengan memasang infus, mencari sumber pendarahan dan

menjahitnya, selain berusaha menenangkan pasien (ADS.BS2.WwI.no17).

Dalam keterbatasan itu, Subjek 2 juga banyak bertanya pada bidan senior

sehingga ia dapat lebih mengerti tindakan apa yang harus dilakukan pada

kasus tersebut (ADS. BS2.WwIII.no.77).

Meskipun menghadapi kasus yang berbeda-beda, tekanan yang

cukup membebani subjek pada masa awal kerjanya adalah keharusan

untuk bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan pasien.

“Subjek tertekan karena bertanggung jawab atas nyawa dan keselamatan pasien ditambah risiko dituntut jika mengalami kesalahan”. (ADS.BS2.WwI.no.15)

Hal ini berbeda dengan situasi ketika mereka menjalani praktik atau

magang yang masih mendapat bimbingan dari dosen ataupun senior

(ADS.BS3.WwIII.no.67) bahkan masih berhadapan dengan panthom

(ADS.BS1.WwI.no.16). Di samping itu, stres semakin terasa saat mereka

harus bekerja dengan cepat menghadapi kasus gawat yang belum pernah

mereka tangani sebelumnya (ADS.BS3.WwIII.no.72).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

66

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa ketiga subjek juga

melakukan penyesuaian terhadap lingkungan sosial, dimana mereka

dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga medis maupun karyawan

di tempat mereka bekerja. Masa penyesuaian ini sebenarnya cukup berat

bagi ketiga subjek, terlebih bagi Subjek 1, dimana proses penyesuaian itu

membuatnya tertekan sehingga merasa rendah diri. Sebagai yunior ia

merasa setiap tindakan yang dilakukannya masih kurang benar apabila

dibandingkan dengan bidan atau tenaga medis lainnya yang notebene lebih

berpengalaman (ADS.BS1.WwI.no.51). Oleh karena itu, subjek sering

mengeluh dan mengungkapkan kekesalannya pada teman dalam

menghadapi situasi seperti itu (ADS.BS1.WwI. no.52).

Tabel 15. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping yang Digunakan Pada

Awal Masa Kerja Sumber Stres Strain Strategi Coping

Melakukan kesalahan saat memeriksa atau memberi tindakan kepada pasien, spt salah menghitung tanggal kembali pasien KB.

Merasa takut dan merasa bersalah.

§ Meminta nasihat dari bidan senior.

§ Menemui pasien, meminta maaf dan mengkoreksi kesalahan.

Melakukan kesalahan dalam memberi jenis obat dan dosis.

Merasa takut. § Bekerja lebih teliti agar tidak mengulangi kesalahan.

Terbatasnya pengetahuan di luar ilmu kebidanan, spt saat menangani bayi sakit parah.

Merasa ragu, bingung dan takut.

§ Segera melakukan tindakan medis meskipun bersifat sementara.

Menghadapi kasus pendarahan saat persalinan.

§ Melakukan tindakan awal, spt pasang infus, mencari sumber pendarahan dan menjahitnya.

§ Menenangkan pasien. § Bertanya pada bidan senior.

Sebagai yunior, tindakan dirasa masih kurang benar dibandingkan dengan bidan/ tenaga medis lain.

Merasa tertekan dan rendah diri.

§ Mengeluh. § Menceritakan kekesalannya

dengan teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

67

b. Sumber stres dan strategi coping yang digunakan saat menghadapi

masalah pekerjaan

Setelah melalui masa penyesuaian diri dengan lingkungan kerja,

subjek juga harus siap apabila menghadapi masalah-masalah yang lebih

berat di kemudian hari bahkan tidak sedikit yang berpotensi menimbulkan

stres. Mereka harus siap dengan berbagai kondisi hingga yang terburuk

sekalipun. Tuntutan dan tekanan yang dialami oleh ketiga subjek, yaitu:

1) Tekanan akibat menghadapi berbagai kasus

Pada saat menghadapi berbagai kasus, ketiga subjek terkadang

tidak bisa menghindar dari rasa tertekan. Kondisi tersebut sering

terjadi ketika mereka menghadapi kasus-kasus sulit atau kasus yang

jarang ditemui, yang semakin didukung dengan situasi-situasi yang

kurang menyenangkan.

Kasus pendarahan akibat persalinan (ADS.BS1.WwII&Obs.

no.64; ADS.BS2.WwI.no.16; ADS.BS3.WwI.no.12), partus letak

sunsang (ADS.BS1.WwI.no.14), persalinan dengan ibu pre-eklamsi

(ADS.BS1.WwIII.no.91), kasus distosia bahu (ADS.BS3.WwI.no.15)

dan afeksia (ADS.BS2.WwI.no.19), atau menangani pasien percobaan

bunuh diri (ADS.BS3.WwIII.no.71) cukup membuat ketiga subjek

selain mengalami gejala-gejala fisik seperti tremor, bedebar-debar,

lemas dan berkeringat (ADS.BS1.WwI.no.28; ADS.BS2.WwI.no.34;

ADS.BS3.WwI.no.27), juga merasa panik dan bingung dalam

bertindak mengingat mereka masih kurang memiliki pengalaman.

Menghadapi kasus-kasus tersebut terlebih jika harus bertugas sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

68

maka mereka cenderung untuk berkonsultasi dengan dokter atau senior

(ADS.BS3.WwIII.no.71), memberikan tindakan medis (ADS.BS1.

WwII&Obs.no.64), dan merujuk pasien ke rumah sakit bila tidak

memungkinkan mendapat pertolongan di klinik (ADS.BS2.

WwI.no.19).

Pada saat Subjek 2 menangani kasus bayi biru (kulit bayi yang

baru dilahirkan berubah kebiru-biruan), meskipun merasa panik ia dan

tenaga medis lain menunda membawa pasien ke rumah sakit agar

kondisi pasien lebih baik sebelum dirujuk dengan memberikan suplai

oksigen terlebih dahulu (ADS.BS2.WwI.no.45). Di kesempatan yang

berbeda, Subjek 3 juga harus menghadapi kasus persalinan kehamilan

pertama yang menunda dilakukannya tindakan episiotomi untuk

melihat keelastisan kulit perineum, sehingga jika elastis tindakan

episiotomi tidak perlu dilakukan (ADS.BS3.WwIII.no.80). Dalam

menangani kasus kecelakaan, Subjek 2 mengesampingkan sesaat usaha

untuk merujuk pasien, namun ia dengan segera membersihkan dan

menjahit luka agar tidak terjadi infeksi dan pendarahan. Setelah

kondisi lebih baik, pasien segera dibawa ke rumah sakit untuk

melakukan pemeriksaan lebih lanjut (ADS.BS2.WwII&Obs.no.68).

Ketika Subjek 2 merasa sangat lelah, ia menangani persalinan

dengan pendarahan dan bayi yang sulit keluar. Setelah melakukan

berbagai tindakan, pasien dapat selamat. Rasa takut dan lelah tidak

dirasakan lagi namun mengambil hikmah bahwa situasi ini merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

69

pengalaman berharga karena selain merupakan pengalaman pertama

dan berhasil, pengalaman ini juga dapat dibagi dengan rekan lainnya.

“...capek, benar-benar ndak tidur dari kemarin, pasien melahirkan banyak, eh pasien ini tiba-tiba melahirkan pendarahan. Tapi setelah itu diambil pelajaran, eh itu pengalaman mana ada pasien kayak gitu. Jadi positifnya, kita pas ngadapin itu, pas tertangani lagi ‘kan. Ya Allah itu pengalaman berharga belum tentu orang lain bisa. Kebanggan, itu syukur”. (ADS.BS2.WwI.no.47)

Subjek 1 juga mengambil hikmah dari setiap kasus yang dihadapi,

yaitu sebagai kesempatan mengintrospeksi kekurangannya (ADS.BS1.

WwI.no.50), sedangkan bagi Subjek 3 menyelesaikan masalah/kasus

merupakan kesempatan mengasah mental dan pengalamannya (ADS.

BS3.WwI.no.21&40).

Penyerahan kepada Tuhan dengan berdoa dilakukan ketiga

subjek saat berada dalam masa sulit, terutama saat menangani pasien

krit is (ADS.BS1.WwII&Obs.no.76). Subjek 2 berusaha menenangkan

diri/ menarik nafas (ADS.BS2.WwII&Obs.no.66) sambil tidak henti-

hentinya berdoa agar pasien selamat ketika ia merujuk bayi ke rumah

sakit dengan kondisi kurang oksigen dan detak jantung yang lambat

(ADS.BS2.WwI.no.50). Subjek 3 juga melakukan hal yang sama,

selain selalu berdoa sebelum bekerja agar dibimbing dan dilindungi

Tuhan, ia juga berdoa pada saat menangani pasien gawat bahkan

mengajak pasien untuk berdoa juga (ADS.BS3.WwI.no.43).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

70

Tabel 16. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi Masalah Pekerjaan – Tekanan Akibat Menghadapi Berbagai Kasus

Sumber Stres Strain Strategi Coping Menghadapi kasus pendarahan, partus letak sunsang, ibu pre-eklamsi, kasus distosia bahu, afeksia, kasus percobaan bunuh diri.

Tremor, berdebar-debar, lemas, dan berkeringat. Merasa panik dan bingung.

§ Berkonsultasi dengan dokter atau bidan senior.

§ Memberikan tindakan medis. § Merujuk pasien ke RS. § Intropseksi diri dan mengasah

mental serta pengalaman. Menghadapi kasus bayi biru. Merasa panik. § Memberi suplai oksigen

sebelum merujuk ke RS. Menangani kasus kecelakaan. § Mengesampingkan merujuk

untuk membersihkan luka. Dalam kondisi capek, harus menangani persalinan dengan pendarahan.

Merasa takut dan lelah.

§ Mengambil hikmah dari setiap situasi menekan sebagai pengalaman berharga.

Menangani pasien bayi yang kekurangan oksigen dan detak jantung yang lambat.

§ Merujuk pasien ke RS. § Menenangkan diri dengan

mengatur nafas. § Terus berdoa agar pasien

dapat selamat.

2) Dituntut untuk siap bekerja 24 jam

Ketiga subjek memiliki jadwal kerja yang sudah diatur oleh

atasan termasuk hari liburnya. Akan tetapi mereka juga harus siap jika

dibutuhkan hingga 24 jam, misalnya untuk membantu persalinan atau

menangani pasien gawat dan menggantikan tugas rekan yang tidak

dapat bekerja pada hari itu.

Subjek 1 dituntut harus siap untuk stand by walaupun dalam

kondisi kurang istirahat karena sudah bekerja di shift sebelumnya atau

sedang menghadapi masalah pribadi (ADS.BS1.WwII&Obs.no.72).

Seringkali ia merasa kesal dan keberatan terlebih jika rekan-rekannya

menjadi terbiasa mengandalkan dirinya karena statusnya sebagai

yunior (ADS.BS1.WwI.no.26&27). Subjek 2 juga mengalami hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

71

serupa, ia harus siap bertugas karena bidan senior/ atasannya harus

kuliah sehingga terkadang ia harus bekerja selama hampir 24 jam

bahkan sendirian menghadapi kasus-kasus sulit (ADS.BS2.WwI.

no.24) atau ia tidak dapat langsung pulang setelah shift selesai karena

harus membantu bidan jaga (ADS.BS2.Obs.no.76).

Berbeda halnya dengan keadaan Subjek 3, ia harus selalu siap

karena ia bertempat tinggal di klinik sehingga tanggung jawab pada

shift malam dilimpahkan kepadanya. Ia juga selalu dipanggil jika bidan

jaga memerlukan bantuan padahal ia baru saja turun jaga .

“Saya tinggal di klinik itu sendiri. Jadi kadang kita waktunya istirahat kita tiba-tiba dipanggil untuk bantu pasti ada”. (ADS.BS3. WwI.no.20) “...subjek sempat diminta menangani pasien untuk membantu bidan di luar jam jaga. Meskipun akhirnya ia membantu, tapi ia tampak sedikit malas karena ia baru selesai mandi setelah jam jaganya usai”. (ADS.BS3.Obs.no.65)

Meskipun dengan alasan yang berbeda-beda, ketiga subjek menerima

dengan pasrah tuntutan tersebut mengingat tanggung jawab akan

tugasnya dan status sebagai yunior (ADS.BS1.WwII&Obs.no72; ADS.

BS2.WwI.no.25; ADS.BS3.WwI.no.20). Mereka tetap harus bekerja

secara profesional walaupun tidak jarang mereka mengeluh akan tugas

dan tanggung jawab berat yang dibebankan kepadanya (ADS.BS2.

WwI.no.48; ADS.BS3.WwI.no.42)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

72

Tabel 17. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi Masalah Pekerjaan – Dituntut untuk Siap Bekerja 24 Jam

Sumber Stres Strain Strategi Coping Dituntut untuk siap bekerja 24 jam meskipun dalam kondisi kurang istirahat atau sedang menghadapi masalah pribadi. Siap bertugas sendirian dan 24 jam saat atasan harus kuliah atau membantu bidan jaga. Siap bekerja 24 jam karena bertempat tinggal di klinik.

Merasa kesal dan keberatan.

§ Menerima dengan pasrah tuntutan tersebut sebagai tanggung jawab akan tugasnya dan mengingat statusnya sebagai yunior.

§ Mengeluhkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bidan.

3) Tekanan akibat gagal dalam menangani proses persalinan

Dalam melaksanakan tugasnya, subjek bertanggung jawab

untuk menolong pasien semaksimal mungkin, sehingga pasien dapat

terhindar dari kemungkinan terburuk. Meskipun demikian terkadang

bidan tidak dapat mengelak dari kemungkinan-kemungkinan tersebut.

Hal ini terjadi pada Subjek 3 ketika ia menolong kasus persalinan. Ia

bersama tenaga medis lainnya sudah berusaha memberi tindakan medis

hingga merujuk pasien ke rumah sakit (ADS.BS3.WwI.no.17), namun

bayi yang baru saja lahir tidak dapat diselamatkan karena kondisinya

buruk sejak dalam kandungan dan paru-parunya tidak dapat berfungsi

(ADS.BS3.WwI.no.16). Subjek yang baru pertama kali menghadapi

kegagalan seperti ini merasa bersalah dan sedih setiap kali mengingat

hal ini. Pada akhirnya ia menghindar dari pembicaraan mengenai kasus

ini sambil menggeleng-gelengkan kepalanya (ADS.BS3.Obs.no.66).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

73

Tabel 18. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi Masalah Pekerjaan – Gagal Dalam Menangani Proses Persalinan

Sumber Stres Strain Strategi Coping Gagal menolong bayi saat persalinan karena kondisi bayi sudah tidak baik sejak dalam kandungan.

Merasa sedih dan bersalah.

§ Memberi tindakan medis. § Merujuk pasien ke RS. § Menghindari pembicaraan

mengenai kasus ini.

4) Tekanan akibat dilema yang terkait dengan isu etik

Sebagai bidan, ketiga subjek sering menghadapi dilema yang

terkait dengan isu etik. Di satu sisi mereka memiliki kewajiban untuk

membantu pasien, namun di sisi lain harus berhadapan dengan norma-

norma yang ada dalam masyarakat.

Dilema ini sering membuat subjek merasa tertekan, seperti

yang dialami oleh Subjek 2, yang menangani kasus seorang ibu dengan

gangguan rahim. Oleh karena harus dilakukan pemeriksaan yang

intensif, maka subjek menyarankan ibu untuk dirujuk ke rumah sakit,

namun pasien menolak dengan alasan keterbatasan ekonomi dan

memohon untuk ditangani oleh subjek. Ia merasa bingung karena tidak

bisa memaksakan hak pasien untuk tidak dirawat di rumah sakit tetapi

ia juga tidak dapat berbuat banyak untuk kesembuhan pasien. Pada

akhirnya subjek memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter dan

memberikan tindakan medis agar kondisi pasien dapat menjadi lebih

baik walaupun hanya bersifat sementara (ADS.BS2.Obs.no.73). Pasien

atau keluarga yang tidak memberi izin kepada subjek untuk melakukan

tindakan juga menimbulkan rasa tertekan dan kesal karena tugasnya

adalah menyelamatkan nyawa pasien namun ia sendiri tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

74

bertindak tanpa sepengetahuan pasien karena risiko hukum yang harus

ditanggung. Oleh karena itu, ia meminta pasien/ keluarga untuk

menanda tangani surat inform consent sehingga tanggung jawab

beralih dari subjek kepada pasien/ keluarga setelah sebelumnya

memberikan informasi mengenai kondisi pasien.

“Setiap tindakan ‘kan memang harus dapat persetujuan pasien atau keluarga. Tapi kita kasih tahu dulu gimana-gimananya... Kalau tetap nggak mau ya kita kasih surat inform consent itu, biar segala sesuatu udah jadi tanggung jawab pasien ama keluarganya”. (ADS.BS2.WwIII.no.82)

Perasaan tertekan ini juga dialami oleh Subjek 3, dimana ia

harus menghadapi pasien aborsi. Pada dasarnya ia tidak tega melihat

kondisi pasien yang datang sambil menangis dengan berbagai alasan

dan mendesak dirinya untuk membantu menggugurkan kandungan,

akan tetapi ia juga terikat sumpah jabatan dan dapat dihadapkan pada

hukum dan norma agama (ADS.BS3.WwI.no.18). Dengan demikian

subjek menolak memberi bantuan sembari memberikan nasihat kepada

pasien (ADS.BS3.WwI.no.19). Berbeda dengan aborsi dengan alasan

kriminalis, terkadang subjek harus menyarankan pengguguran

kandungan kepada pasien karena kondisi pasien yang tidak baik,

seperti ibu yang menderita penyakit jantung sangat beresiko karena

dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi. Akan tetapi jika pasien dan

keluarga tidak memberikan izin, maka subjek mengikuti kemauan

pasien dan tidak melakukan tindakan, selain meminta pasien/ keluarga

menanda tangani surat inform consent.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

75

“...setiap tindakan ya perlu persetujuan dari keluarga ataupun pasien, ya walaupun itu demi kebaikan pasien sendiri, kadang pasien ada yang menolak sih ya. Misalnya, bayinya digugurkan masalahnya karena ibu ada penyakit jantung. Itu nanti ketimbang ibunya berbahaya, bayinya juga berbahaya, mending digugurkan salah satu. Ibunya nggak mungkin ‘kan, kemungkinan bayi. Itu harus ada surat izin tindakan. Tapi kalau keluarganya nggak setuju ya udah, kita nggak perlu ngelakuin , tetap kita nggak boleh”. (ADS.BS3.WwIII.no.73)

Tabel 19. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pekerjaan – Dilema Terkait Isu Etik Sumber Stres Strain Strategi Coping

Tidak bisa memaksakan pasien gangguan rahim untuk dirujuk namun tidak dapat berbuat banyak jika ditangani di klinik.

Merasa bingung. § Berkonsultasi dengan dokter dan memberikan tindakan medis meskipun bersifat sementara.

Keluarga pasien tidak memberi izin untuk melakukan tindakan penggguran meskipun dapat membahayakan ibu dan bayi.

Merasa kesal dan tertekan.

§ Tidak melakukan tindakan tanpa izin pasien/ keluarga.

§ Meminta keluarga menanda tangani surat inform consent.

Tidak tega melihat kondisi pasien yang menangis mohon untuk diaborsi namun tidak dapat melanggar hukum dan kode etik.

Merasa tidak tega.

§ Menolak untuk melakukan aborsi.

§ Memberi nasihat kepada pasien agar mengurungkan niatnya.

5) Dituntut untuk memberi pertolongan dan pelayanan yang baik

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebagai bidan,

ketiga subjek bertanggung jawab penuh terhadap keselamatan pasien

yang ditolongnya. Pada saat merasa panik ketika menangani suatu

kasus, muncul kekhawatiran pada diri ketiga subjek jika mereka tidak

dapat menolong pasien dengan selamat (ADS.BS1.WwII&Obs.no65;

ADS.BS3.WwI.no26). Selain merasa terbebani dengan tuntutan dari

pasien dan keluarga, ia juga dapat berhadapan dengan hukum apabila

dituntut oleh pasien yang menganggap tindakan yang dilakukan

merupakan malpraktik (ADS.BS2.WwI.no.20). Atasan maupun dokter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

76

juga menuntut subjek agar mampu melaksanakan tugasnya dengan

baik dan mengusahakan keselamatan nyawa pasien (ADS.BS1.WwII&

Obs.no.66; ADS.BS2.WwI.no.13). Menghadapi situasi tersebut, ketiga

subjek menerima dengan pasrah tekanan-tekanan yang berasal dari luar

dan semaksimal mungkin menyelamatkan nyawa pasien (ADS.BS2.

WwI.no.20) dengan melakukan tindakan sesuai prosedur (ADS.BS1.

WwI.no.46; ADS.BS2.WwII&Obs.no67; ADS.BS3. WwI.no15)

Di samping tuntutan di atas, ketiga subjek juga dituntut untuk

memberikan pelayanan yang baik meskipun mendapat perlakuan buruk

dari pasien dan keluarga. Seperti yang dialami oleh Subjek 2, dimana

ia dituntut untuk tidak menyinggung perasaan pasien meskipun pasien

bersikap tidak menyenangkan. Tuntutan ini terkait dengan reputasi

klinik tempat ia bekerja. Meskipun terkadang merasa lelah dan kesal

dengan sikap pasien, ia tetap harus menjaga suasana hati, mampu

menenangkan diri, dan memberikan tindakan dengan cepat dan benar

dalam menangani pasien (ADS.BS2.WwI.no.28&29).

Tabel 20. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Mas alah Pekerjaan – Memberi Pertolongan dan Pelayanan yang Baik Sumber Stres Strain Strategi Coping

Dituntut untuk melakukan tugas dengan baik dan menyelamatkan pasien. Keluarga pasien dapat menuntut secara hukum bila tindakan dianggap malpraktik.

Merasa panik dan khawatir.

§ Melakukan tindakan terencana sesuai prosedur.

§ Menerima dengan pasrah segala tekanan-tekanan dari luar dan semaksimal mungkin menyelamatkan nyawa pasien.

Dituntut tidak menyinggung perasaan pasien walaupun mendapat perlakuan buruk dari pasien.

Merasa kesal dan lelah.

§ Menjaga suasana hati. § Menenangkan diri. § Memberikan tindakan yang

cepat dan benar kepada pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

77

6) Tekanan dari sikap pasien atau keluarga yang tidak kooperatif

Sebagai seorang bidan, subjek sering berinteraksi dengan

pasien. Menghadapi karakter pasien yang berbeda-beda merupakan

tantangan bagi ketiga subjek namun sekaligus tekanan terlebih jika

menemui pasien yang tidak kooperatif. Hal ini terjadi ketika Subjek 2

menangani pasien bersalin yang kurang mengerti dengan arahan yang

diberikan oleh subjek (ADS.BS2.WwI. no.54). Menghadapi situasi

tersebut, subjek hanya dapat terus memberikan arahan dan semangat

kepada ibu supaya mengerti apa yang harus dilakukannya

(ADS.BS2.WwI.no.54). Situasi lain yang dihadapi Subjek 2 adalah

menangani pasien gangguan rahim. Ketika subjek menganjurkan agar

dirujuk ke rumah sakit dan melakukan pemeriksaan intensif, pasien

menolak meskipun anjuran subjek demi kebaikan pasien juga. Melihat

hal itu subjek hanya bisa memberikan tindakan sementara setelah

sebelumnya berkonsultasi dengan dokter (ADS.BS2.Obs.no.73).

Keluarga dari pasien terkadang juga menghambat subjek untuk

melaksanakan tugas-tugasnya. Seperti yang terjadi pada Subjek 3,

dimana keluarga pasien menolak memberi izin kepada subjek dan tim

medis untuk menggugurkan bayi karena dapat membahayakan nyawa

ibu dan bayi dimana ibu menderita penyakit jantung. Menerima

penolakan itu, maka subjek mengikuti kemauan keluarga pasien dan

dengan demikian subjek tidak bertanggung jawab lagi jika terjadi hal-

hal yang tidak diinginkan pada pasien (ADS.BS3.WwIII.no.73).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

78

Di samping pasien dan keluarga yang tidak dapat bekerja sama

dengan subjek sebagai bidan, ia juga tidak jarang harus menghadapi

sikap pasien atau keluarga yang tidak menyenangkan bahkan terkesan

tidak menghargai subjek. Keluarga pasien secara terang-terangan

menolak Subjek 1 yang notabene seorang bidan yunior, melakukan

tindakan kuretase pada pasien dan segera menyetujui setelah dokter

yang menyarankan kepada mereka. Ketidak percayaan yang

ditunjukkan oleh keluarga pasien semakin menekan yang hanya dapat

diterima dengan pasrah oleh subjek dan menceritakan hambatan

tersebut kepada dokter, atasannya,

“ …waktu pasien harus dikuret gitu habis keguguran, tapi pernah ‘tu keluarganya ndak bolehkan. Padahal kondisi rahim masih nggak baik, harus dibersihkan ‘kan darah-darah yang tertinggal. Tapi keluarganya takut malah terjadi apa-apa pas dikuret. Saya langsung ngomong sama dokter, akhirnya dokter yang kasih tahu keluarganya itu. Boleh akhirnya, mungkin karena lebih percaya dokter ya. Ya udah langsung kita kuret”. (ADS.BS1.WwIII.no.94)

dan bercerita pula kepada orang terdekat agar menjadi lebih lega

(ADS.BS2.WwI.no.36; ADS.BS3.WwI.no.37).

Tabel 21. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi Masalah Pekerjaan – Pasien dan Keluarga Tidak Kooperatif

Sumber Stres Strain Strategi Coping Menangani pasien bersalin yang kurang mengerti dengan arahan yang diberikan.

§ Terus memberi arahan dan semangat agar pasien mengerti apa yang dimaksud.

Pasien menolak untuk dirujuk meskipun demi kebaikannya.

§ Berkonsultasi dengan dokter. § Memberi tindakan sementara.

Keluarga pasien menolak memberi izin menggugurkan bayi demi keselamatan pasien yang berpenyakit jantung.

§ Tidak melakukan tindakan tanpa izin dari keluarga pasien

§ Meminta keluarga menanda tangani surat inform consent.

Keluarga pasien menolak bidan yunior melakukan kuretase pada pasien.

Merasa tertekan.

§ Menerima dengan pasrah. § Menceritakan hambatan pada

dokter, atasan, orang terdekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

79

7) Tekanan akibat menghadapi berbagai keterbatasan

Selama subjek bekerja sebagai bidan, mereka menyadari bahwa

terdapat banyak keterbatasan yang dapat menghambat pada saat

menangani pasien. Keterbatasan itu tidak hanya dari diri sendiri namun

juga berasal dari luar diri subjek.

Bagi ketiga subjek keterbatasan ilmu dan pengalaman yang

dimiliki sangat menghambat dalam penanganan pasien. Keterbatasan

ini tidak hanya di wilayah ilmu kebidanan saja namun juga pada ilmu

pengobatan umum. Subjek 1 terhambat saat ia harus melakukan

pemeriksaan dan memberi pertolongan kepada ibu atau kepada bayi

yang sedang sakit. Keterbatasan ilmu dan pengalaman juga

dirasakannya saat menghadapi kasus-kasus yang belum pernah ditemui

sebelumnya (ADS.BS1.WwIII.no.101) atau saat menghadapi

kehamilan yang tidak normal bagi Subjek 2 (ADS.BS2.WwIII.no.84).

Sedangkan bagi Subjek 3 keterbatasan dialami saat menangani pasien

diabetes dimana ia tidak tahu terlalu banyak mengenai jenis penyakit

ini (ADS.BS3.WwIII.no.84). Oleh karena sering terhambat untuk

segera memberi pertolongan kepada pasien, maka ketiga subjek segera

bertanya atau konsultasi dengan dokter atau senior. Mereka juga

mengamati tindakan yang diberikan dokter atau senior kepada pasien,

berdiskusi, dan membaca (ADS.BS1.WwIII.no102; ADS.BS2.WwIII.

no84; ADS.BS3.WwIII.no84).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

80

Faktor lain yang menjadi penghambat subjek dalam memberi

penanganan kepada pasien adalah keterbatasan alat dan tenaga medis.

Keterbatasan alat dialami oleh Subjek 2 dan 3 mengingat tempat

mereka bekerja tidak terlalu besar dan harga alat yang cukup mahal.

“...apalagi kalau alat itu ya, pasien udah istilahnya setengah mati ‘tu harus dibawa ke tempat lain karena kita ndak ada alat... alat juga mahal, ya udahlah, kita aja yang nemanin pasien rujuk...”. (ADS.BS2.WwIII.no.83) “Kita ‘kan peralatan juga nggak lengkap, nggak ada USG. Ya pasti kita maunya kita rujuk pasiennya untuk USG, untuk pemeriksaan segala macam ke rumah sakit besar gitu ‘kan”. (ADS.BS3.WwIII.no.79).

Oleh karenanya, subjek memberikan penanganan sementara

sebelum merujuk pasien ke rumah sakit (ADS.BS2.WwIII.no.83;

ADS.BS3.WwIII.no.79). Melihat jumlah tenaga medis yang tidak

terlalu banyak di tempat Subjek 2 dan 3 bekerja, maka keterbatasan

tenaga medis terkadang dialami, misalnya hanya terdapat beberapa

tenaga medis yang stand by sedangkan jumlah pasien banyak atau

terdapat antrian pasien di klinik sedangkan terdapat pasien gawat yang

membutuhkan pertolongan segera, misalnya pasien kecelakaan

(ADS.BS2.WwIII.no.83; ADS.BS3.WwIII.no.83). Guna mengatasi hal

tersebut, subjek memanggil bidan dari klinik lain (ADS.BS2.WwIII.

no.83) atau langsung membagi tugas dengan tenaga medis yang ada

(ADS.BS3.WwIII.no.83).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

81

Tabel 22. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping yang Digunakan Saat Menghadapi Masalah Pekerjaan – Menghadapi Keterbatasan

Sumber Stres Strain Strategi Coping Keterbatasan ilmu di luar ilmu kebidanan, spt saat memeriksa bayi sakit atau pasien diabetes.

Keterbatasan ilmu saat menghadapi kasus yang belum pernah ditemui.

§ Bertanya atau berkonsultasi dengan dokter atau senior.

§ Mengamati tindakan dokter/ senior saat menangani pasien.

§ Berdiskusi dengan teman. § Membaca.

Keterbatasan alat karena harganya yang mahal.

§ Memberi tindakan sementara sebelum merujuk pasien.

Keterbatasan tenaga medis terlebih jika sedang menghadapi pasien gawat.

§ Memanggil bidan yang tidak bertugas atau dari klinik lan.

§ Membagi tugas dengan rekan sejawat.

c. Sumber stres dan strategi coping yang digunakan saat menghadapi

masalah pribadi

Stres bagi ketiga subjek tidak terbatas pada masalah pekerjaan saja

tetapi juga disebabkan oleh masalah pribadi. Pada dasarnya masalah

pribadi terkait dengan keluarga, teman-teman, rekan sejawat, dan dengan

pacar (ADS.BS1.WwI.no.40). Terbatasnya waktu adalah salah satu

penyebab permasalahan pribadi yang dialami oleh ketiga subjek. Hampir

separuh hari mereka bekerja dan waktu luang yang tersisa hanya cukup

digunakan untuk beristirahat setelah bekerja (ADS.BS1.WwII.no.68).

Dengan demikian mereka sering membatalkan janji terlebih jika mendapat

panggilan dari klinik, seperti yang terjadi pada Subjek 1 dan 2.

Subjek 1 membatalkan janji untuk bertemu dengan teman-

temannya karena kondisi yang lelah setelah bekerja di klinik (ADS.BS1.

Obs.no.86). Oleh karena merasa tidak enak tiba-tiba membatalkan janji,

maka subjek meminta maaf kepada teman-temannya dan berjanji untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

82

datang keesokan harinya (ADS.BS1.Obs.no.86). Situasi yang serupa

dialami oleh Subjek 2 yang harus membatalkan janji dengan pacarnya

karena menangani kasus berat. Terkadang pacar tidak mengerti dengan

situasi yang dihadapinya sehingga menyulut pertengkaran. Apabila hal itu

terjadi, maka untuk menghindari masalah semakin membesar, subjek akan

menenangkan diri, kemudian membicarakan masalah dengan pacarnya jika

masing-masing sudah dapat mengendalikan emosi (ADS.BS2.WwII&Obs.

no.61). Meskipun demikian, adakalanya saat bertengkar, pacar tidak mau

mengerti akan kondisinya, maka subjek memilih untuk diam, menon-

aktifkan telepon selularnya sebagai bentuk penghentian usaha

penyelesaian masalah, dan mengomel atau menangis agar beban yang

dirasa sedikit berkurang.

“...muncul kesalah pahaman antara subjek dengan pacarnya. ...subjek sudah beberapa kali mengirim SMS untuk memberikan penjelasan tapi pacarnya tetap tidak mau mengerti. Pada akhirnya ia mematikan telepon selulernya dan tertidur meskipun sempat menangis”. (ADS.BS2.Obs.no.75)

Kondisi badan yang lelah setelah bekerja juga dapat menyebabkan Subjek

2 menjadi cepat tersinggung sehingga sering terjadi salah paham dengan

keluarganya (ADS.BS2.WwII.no.64).

Permasalahan dengan rekan sejawat merupakan salah satu masalah

pribadi yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan membuat suasana kerja

menjadi tidak nyaman, terlebih jika harus menangani pasien bersama-sama

(ADS.BS1.WwIII.no.96; ADS.BS3.WwIII.no.75). Hal inilah yang dialami

oleh Subjek 3, dimana ia berulangkali dituduh oleh rekan sejawat

mencampuri urusannya bahkan hingga dicemooh. Merasa tidak bersalah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

83

dalam keadaan marah dan tremor, subjek memberikan penjelasan. Setelah

rekan itu pergi, ia berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas

sambil meminum segelas air. Beberapa saat kemudian subjek terlihat lebih

tenang dan tremor pun hilang meskipun ia mengakui masih cukup kesal

(ADS.BS3.Obs.no.64). Pada saat bermasalah dengan teman di situasi lain,

subjek menunggu waktu yang tepat hingga masing-masing lebih tenang

barulah kemudian membicarakan permasalahan yang dihadapi (ADS.BS3.

WwIII.no.75&81). Walaupun permasalahan pribadi sering mempengaruhi

konsentrasi kerja, namun terkadang subjek mengurangi perhatiannya dari

masalah pribadi dengan menenggelamkan diri dalam kesibukan di tempat

kerja (ADS.BS1.WwI.no.42) selain tidur (ADS.BS2.WwIII.no.99), olah

raga (ADS.BS2.WwI.no.52), jalan-jalan dan berbelanja (ADS.BS3.WwI.

no.45), sehingga dapat melupakan permasalahan yang sedang dihadapi.

Tabel 23. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping Saat Menghadapi

Masalah Pribadi Sumber Stres Strain Strategi Coping

Membatalkan janji dengan teman setelah lelah bekerja.

Merasa tidak enak.

§ Minta maaf pada temannya. § Berjanji datang keesokan hari.

Membatalkan janji dengan pacar karena menangani kasus berat dan pacar tidak mengerti.

§ Diam agar tenang sebelum membicarakan masalah.

§ Menon-aktifkan telepon selular jika usahanya tidak diperhatikan.

§ Mengomel dan menangis. Dituduh oleh rekan sejawat mencampuri urusannya terkait dengan lawan jenis.

Tremor. Merasa marah.

§ Memberikan penjelasan. § Berusaha menenangkan diri

dengan minum segelas air. Bermasalah dengan orang terdekat atau teman-temannya.

§ Menunggu waktu yang tepat hingga merasa tenang barulah membicarakan masalah.

§ Menyibukkan diri pada pekerjaannya dan aktivitas lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

84

d. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat usaha penyelesaian

masalah

Setelah menghadapi sumber stres dengan strategi coping tertentu,

maka pada akhirnya diharapkan membuahkan hasil yang positif. Namun

sebelumnya, terdapat sejumlah faktor yang membantu dalam mengatasi

masalah. Dukungan sosial terlebih dari keluarga adalah hal utama yang

membantu Subjek 1 untuk keluar dari masalah (ADS.BS1.WwI.no.57)

termasuk masukan atau pendapat dari orang lain (ADS.BS3.WwI.no.46),

sedangkan bagi Subjek 2 dan 3 keterampilan dan keinginan untuk

mencoba hal-hal barulah yang dapat membantu (ADS.BS2.WwI.no.53;

ADS.BS3.WwI.no.46).

Di sisi yang lain terdapat pula faktor- faktor yang menghambat

subjek untuk mengatasi masalah, misalnya keterbatasan ilmu, baik ilmu

kebidanan maupun pengobatan umum dan kurangnya keterampilan dalam

memberikan tindakan (ADS.BS1.WwIII.no.101; ADS.BS2.WwIII.no.84;

ADS.BS3.WwI.no.47). Bagi Subjek 2 dan 3, faktor keterbatasan alat

sangat menghambat usaha menolong pasien (ADS.BS2.WwIII.no.83;

ADS.BS3.WwIII.no.79). Bagi Subjek 1 faktor yang menghambat adalah

rasa kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya (ADS.BS1.

WwIII.no.100), pasien dan keluarga yang kurang kooperatif dengan bidan

merupakan penghambat bagi Subjek 2 (ADS.BS2.WwI.no.54), sedangkan

bagi Subjek 3 keterebatasan tenaga medis dan obat-obatan cukup

mengganggu meskipun tidak selalu terjadi (ADS.BS3.WwI.no.47).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

85

Tabel 24. Kesimpulan Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha Penyelesaian Masalah

Eksternal Internal F. Pendukung Dukungan sosial dari keluarga

dan orang-orang terdekat. Motivasi dan keinginan untuk mencoba hal-hal yang baru.

F.Penghambat Keterbatasan peralatan/ sarana, keterbatasan tenaga medis dan obat-obatan, serta sikap pasien yang kurang kooperatif.

Keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, kurang percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki.

f. Hasil dan kesesuaian dari penggunaan strategi coping untuk

mengatasi masalah

Hasil psikologis setelah subjek mampu menyelesaikan masalah

adalah mereka merasa lega, tenang, dan tidak terbebani sehingga bekerja

juga lebih terarah dan sistematis (ADS.BS1.WwI.no.59; ADS.BS3.WwI.

no.50). Bagi Subjek 2 ia juga merasa bangga karena berhasil menangani

kasus yang mungkin belum pernah dihadapi oleh rekan sejawatnya.

“Bangga pasti bangga, lega. Lega, ya Allah syukur deh, selamat ‘kan. Ya Allah bangga, capeknya sih pas ti ada, capeknya bukan main, udah pasti kita ngerasain bangganya”. (ADS.BS2.WwIII.no.55)

Apabila ditilik secara sosial, maka hubungan interpersonal antara subjek

dengan orang yang bermasalah menjadi baik kembali terlebih jika terkait

dengan hubungan profesionalisme kerja (ADS.BS1.WwI.no.60; ADS.BS2.

WwI.no.56), dan secara fisiologis, gejala-gejala fisik seperti tremor,

pusing, jantung berdebar-debar, atau berkeringat yang dialami sebelumnya

perlahan- lahan menghilang (ADS.BS1.WwII.no.80; ADS.BS3.WwII.

no.61) dan tidak berkembang menjadi suatu penyakit kronis.

Melihat pengaruh tersebut, Subjek 1 berpendapat bahwa strategi

yang digunakan dalam menangani pasien sudah cukup sesuai karena

dilaksanakan sesuai prosedur (ADS.BS1.WwI.no.61). Akan tetapi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

86

masalah pribadi strategi yang digunakan terkadang masih belum

memuaskan (ADS.BS1.WwI.no.62) karena masih ada permasalahan yang

belum terselesaikan, misalnya subjek menghentikan usaha penyelesaian

dengan tidak menegur lagi teman karena merasa tidak digubris. Upaya itu

memberi rasa lega namun terkadang masih mengganjal terlebih bila masih

sering bertemu (ADS.BS1.WwII&Obs.no.79). Begitu pula dengan Subjek

2, ia merasa strategi sudah cukup sesuai tapi mungkin strategi tersebut

tidak sesuai bagi orang lain (ADS.BS2.WwI.no.58). Sedangkan Subjek 3

merasa masih belum puas dengan strategi yang digunakannya karena ia

merasa masih harus banyak belajar terutama dalam hal menangani pasien

(ADS.BS3. WwI.no.51).

Tabel 25. Kesimpulan Hasil dari Penggunaan Strategi Coping untuk Mengatasi

Masalah Hasil Psikologis Hasil Sosial Hasil Fisiologis

Merasa lebih lega, tenang, tidak terbebani sehingga dapat bekerja lebih baik dan terarah.

Hubungan interpersonal membaik setelah masalah dapat diselesaikan terlebih jika terkait dengan hubungan profesionalisme kerja.

Gejala-gejala fisik seperti tremor, pusing, jantung berdebar-debar, atau berkeringan pada saat tertekan perlahan-lahan menghilang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

87

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan definisi yang diutarakan oleh sejumlah sumber, seperti

Klinkert (dalam Wiknjosastro, dkk, 2002), Permenkes No.900/MENKES/SK/VII/

2002 (dalam Hartini & Sulasmono, 2006), dan WHO (2003), maka dapat ditarik

batasan bahwa yang dimaksud dengan bidan adalah seorang wanita yang telah

mengikuti dan menamatkan pendidikan kebidanan. Di samping itu, bidan juga

harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktik kebidanan, yang telah

diakui oleh pemerintah serta secara sah.

Bidan fresh graduate pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir

sama dengan pengertian bidan. Akan tetapi yang ditekankan pada bidan fresh

graduate di sini adalah bidan yang baru saja menamatkan pendidikannya dari

Akademi Kebidanan (Akbid), karena fresh graduate memiliki pengertian umum,

yaitu baru saja menyelesaikan atau menamatkan pendidikan dari suatu institusi

(Oxford, 1995). Pada umumnya bidan fresh graduate adalah bidan yang baru saja

lulus, maksimal satu tahun dari waktu kelulusan. Angka satu tahun ini didasarkan

pada waktu kelulusan dalam Akbid yang hanya setahun sekali. Sebagian besar

bidan fresh graduate adalah wanita yang berusia 20 hingga 25 tahun. Dengan

demikian, bidan muda ini berada dalam masa dewasa awal saat mereka mulai

bekerja sesuai dengan tugas perkembangannya.

Ketiga subjek dalam penelitian ini adalah perempuan yang sudah

memenuhi pengertian dari seorang bidan. Mereka sudah menamatkan pendidikan

kebidanannya pada program Diploma (D3) di Akademi Kebidaan (Akbid) Depkes

Soedarso Pontianak yang sekarang dikenal dengan nama Politeknik Kebidanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

88

Pontianak (ADS.BS1.WwI.no.2; ADS.BS2.WwI.no.1; ADS.BS3.WwI.no.1).

Subjek juga sudah memperoleh Surat Izin Bidan (SIB) sebagai legalisasi untuk

menjalankan praktik kebidanan yang sah karena telah berhasil menamatkan

pendidikan selama 3 tahun selain memiliki kompetensi di bidangnya. Kompetensi

ini dimiliki subjek atas dasar pendidikan dan keterampilan yang diperolehnya,

seperti asuhan bayi baru lahir, balita, dan anak-anak, pengetahuan tentang remaja,

masa pranikah dan kehamilan, menolong persalinan, masa nifas dan menopause,

pendidikan seksual, pemberian konseling, pemberian imunisasi dan KB, serta

kesehatan masyarakat. Di samping itu, kemampuan yang dimiliki subjek

diperoleh pula dari kesempatan magang di rumah sakit, klinik, atau puskesmas,

latihan praktik secara mandiri, serta mengikuti berbagai seminar.

Subjek juga termasuk ke dalam definisi bidan fresh graduate karena

mereka baru saja menamatkan pendidikannya pada bulan Oktober tahun 2006

sehingga belum genap setahun bekerja. Selain itu mereka adalah bidan yunior jika

dilihat dari usia kerjanya yang rata-rata baru bekerja selama 9 hingga 11 bulan

dan jika dibandingkan dengan bidan-bidan senior yang sudah bekerja selama

bertahun-tahun. Sebagai individu yang telah berusia 22 dan 23 tahun, maka

mereka masuk ke dalam masa dewasa dini yang berada pada rentang 18 hingga 40

tahun. Mereka juga sudah memenuhi sebagian dari tugas-tugas perkembangan di

tahap ini, yaitu mendapatkan pekerjaan sesuai pendidikannya sebagai bidan

(ADS.BS1.WwI.no.12), mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dalam

hal ini terkait taat pada hukum dan sumpah jabatannya untuk bekerja sesuai kode

etik (ADS.BS3.WwI.no.18), menjalin hubungan dengan lawan jenis dalam upaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

89

memilih pasangan (SSC.BS3.Obs.30-31Juli,07), dan bergabung dalam kelompok

sosial meskipun dalam hal ini terkadang masih berbenturan dengan keterbatasan

waktu (ADS.BS2.WwI.no.25).

Peranan bidan di dalam masyarakat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu peran

sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti (Wahyuningsih & Zein, 2005)

dimana ketiga subjek masih berperan sebagai bidan pelaksana yang memberikan

asuhan kebidanan kepada klien (ADS.BS1.WwI.no.12; ADS. BS2.WwI.no.12;

ADS.BS1.WwI.no.8). Peran ini tidak dapat dipisahkan dari tugas-tugasnya. Pada

dasarnya seorang bidan bertugas untuk memberikan pertolongan pertama kepada

orang sakit namun bidan juga mengemban tugas pokok, yakni mengawasi

perempuan hamil, membantu proses persalinan, dan mengawasi perempuan pasca

persalinan beserta bayinya (Goelam, 1964). Selain ketiga tugas pokok tersebut,

subjek juga memberikan perawatan dan asuhan kebidanan pada bayi, balita, anak-

anak, remaja puteri, dan wanita menopause, memberi konseling/ penyuluhan,

imunisasi, KB, dan kesehatan reproduksi. Sebagai tambahan, subjek juga bertugas

merawat pasien rawat inap dan melakukan tugas administrasi. Oleh karena Subjek

2 dan 3 bekerja di klinik ataupun balai pengobatan dengan poliklinik umum, maka

mereka mendapat tugas tambahan untuk memberi pengobatan umum (ADS.BS2.

WwI.no.11; ADS.BS3.Obs.no.63). Hal ini berbeda dengan Subjek 1 yang khusus

bekerja di sal kebidanan dan hanya bertugas memberikan layanan kebidanan

termasuk operasi maupun tindakan kuretase.

Pada saat mengerjakan tugas-tugasnya, subjek dituntut pula untuk bekerja

secara mandiri dan profesional, bekerja dengan cepat termasuk dalam mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

90

keputusan, mampu menghadapi situasi-situasi sulit, dan juga dapat menyesuaikan

diri dengan tugas-tugas perkembangannya. Tuntutan dan tekanan inilah yang

kemudian berpotensi memunculkan stres terlebih pada bidan yunior yang belum

banyak memiliki pengalaman.

Stres pada dasarnya sulit untuk didefinisikan karena pengertian setiap

individu terhadap stres berbeda-beda (Atwater, 1994). Akan tetapi secara

sederhana stres dapat diartikan sebagai suatu keadaan penuh tuntutan dan tekanan

baik secara fisik maupun psikologis (Chaplin, 1999). Sumber stres atau stressor

adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembahasan stres yang merupakan

sumber atau penyebab munculnya stres.

Sumber stres bagi ketiga subjek terkait dengan masalah pekerjaan dan

kehidupan pribadinya. Stres pada masalah pekerjaan dimulai pada awal subjek

bekerja sebagai perubahan dalam hidup (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997),

dimana subjek harus mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang asing

termasuk dengan rekan kerja yang umumnya merupakan bidan senior. Selain itu

subjek juga harus menyesuaikan diri dengan tugas, tuntutan, maupun tanggung

jawab yang diberikan kepadanya dalam menghadapi berbagai kasus hingga kasus-

kasus berat tanpa tergantung pada orang lain, baik senior maupun atasan. Hal ini

sangat dirasakan oleh Subjek 1 terlebih karena ia berkecil hati dan merasa kurang

memiliki kemampuan untuk melakukan tugas dan tenggung jawabnya.

“Awal-awalnya sih dulu, pertama -tama kali kerja, apa pas turun setelah dari pendidikan itu rasanya, aduh rasanya kok nol sekali, rasanya kurang sekali…”. (ADS.BS1.WwI.no.15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

91

Kesalahan dalam pemberian obat dan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh

Subjek 3 menyebabkan ia merasa stres pada awal bekerja, ditambah lagi dengan

kemarahan senior atas kesalahannya.

Setelah mampu untuk menyesuaikan diri, subjek juga dihadapkan pada

berbagai tugas dan tuntutan yang semakin berat. Mereka harus menghadapi kasus-

kasus yang jarang ditemui dan dengan situasi sulit terlebih jika ia harus bekerja

sendiri tanpa bantuan senior, harus siap dengan tuntutan dan risiko yang diambil

saat menolong pasien, harus mengambil keputusan yang tidak merugikan pasien,

serta bertindak dengan tepat dan cepat. Tekanan dalam bekerja juga diperoleh

subjek dari atasan dan senior, dokter, hingga keluarga pasien, serta mereka

dituntut bekerja seprofesional mungkin termasuk tuntutan untuk siap 24 jam jika

sewaktu-waktu diperlukan untuk menolong pasien.

“… senior saya kadang-kadang dia kuliah, jadi kalau dia kuliah kita yang terbebani, kita tanggung jawab kita ‘kan… Kadang-kadang kita harus stand by 24 jam di situ nunggu senior kita pulang ‘kan. Jadi itu rasanya, ada sih kadang-kadang berat”. (ADS.BS2.WwI.no.24)

Perasaan tertekan yang sering dialami oleh Subjek 1 dan 2 akibat keterbatasan

kemampuannya dalam menolong pasien atau hubungan yang sempat kurang baik

antara Subjek 3 dengan rekan sejawat bahkan hingga berlarut- larut pada akhirnya

berpotensi menjadi sumber stres kronis (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997)

Sumber stres juga dapat disebabkan oleh frustrasi dan konflik. Frustrasi

adalah keadaan yang tidak menyenangkan akibat terhambatnya pencapaian tujuan

yang dimiliki (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997). Bentuk stres ini kentara

dirasakan oleh Subjek 3 ketika gagal dalam menyelamatkan bayi saat membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

92

persalinan, dimana ia bertujuan menolong bayi namun pada akhirnya terhambat

karena kondisi bayi sendiri sudah tidak baik sejak dalam kandungan.

“… kalau dari ibunya sih nggak ada, dari bayi pernah kemarin, itu cuma satu kali. Itu ya, tapi memang udah dari dalamnya bayinya memang udah kurang baik, terminum air ketuban gitu, jadi begitu lahir memang dari kondisi bayi ‘tu juga udah nggak bagus”. (ADS.BS3.WwI.no.16)

Konflik terjadi ketika individu berada di bawah tekanan untuk memberi respon

terhadap dua atau lebih kekuatan yang berlawanan (Huffman, Vernoy, & Vernoy,

1997). Hal ini terjadi ketika Subjek 2 dan 3 menghadapi kasus yang terkait

dengan isu etik, dimana keluarga pasien tidak memberi izin tindakan. Pada situasi

ini subjek ingin dan berkewajiban untuk menolong pasien namun di satu sisi ia

tidak dapat melakukan tindakan medis apapun karena pasien dan keluarga tidak

menyetujui dilakukannya tindakan. Apabila subjek melakukan tindakan tanpa

seizin pasien atau keluarganya, maka mereka beresiko untuk dituntut sebagai

bentuk pelanggaran hukum (ADS.BS1.WwIII.no.94; ADS.BS2.WwIII.no.82).

Konflik juga dapat terjadi saat subjek berhadapan dengan keterbatasan alat

(ADS.BS2.WwIII. no.83; ADS.BS3.WwIII.no79).

Sumber stres subjek yang menyangkut kehidupan pribadinya sering terkait

dengan keluarga, pasangan atau pacar, teman, dan rekan sejawat. Pada umumnya

masalah muncul akibat kesalahpahaman. Subjek juga merasa stres akibat

mengalami keterpencilan sosial, dimana hubungan dengan orang lain khususnya

teman kelompok sebaya menjadi renggang padahal salah satu tugas

perkembangannya adalah bergabung dalam kelompok sosial. Hal ini disebabkan

oleh sebagian besar waktu yang dimiliki subjek dihabiskan untuk bekerja,

sehingga waktu yang tersisa hanya dapat digunakan untuk beristirahat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

93

(ADS.BS1.WwII. no.68). Seringkali masalah pribadi mempengaruhi subjek dalam

bekerja, sehingga mereka sulit untuk berkonsentrasi. Kondisi ini semakin parah

jika pada saat yang sama subjek juga menghadapi masalah pekerjaan, misalnya

menangani kasus berat.

“Kalau misalnya sama teman kerja sendiri ‘kan, terus agak-agak renggang, biasa namanya persahabatan ‘kan nggak mesti langgeng… Teman-teman seprofesi, bidan gitu. Kadang ada apa ya, ada perasaan agak gimana gitu, jadi kadang membuat kita kerja ‘tu jadi nggak semangat, gitu lho. Terus kita mau ketemu sama orangnya aja kadang malas gitu ‘kan, apalagi mau kerja bareng”. (ADS.BS3.WwIII.no.74)

Masalah pekerjaan maupun masalah pribadi sama-sama berpotensi untuk

menimbulkan stres. Tingkat stres berbeda-beda yang didasarkan pada latar

belakang atau penyebab masalah itu sendiri. Bagi Subjek 1 dan 3 masalah

pekerjaan lebih dominan dan menekan karena tanggung jawab yang dibebakan

lebih besar terutama tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa ibu dan anak.

Berbeda dengan kedua subjek tersebut, bagi Subjek 2 meskipun masalah yang

terkait dengan pekerjaan dirasa cukup menekan, tapi masalah pribadi juga sama

menekannya dan sama-sama berpotensi menimbulkan stres.

Pada saat individu menghadapi stres, maka tubuh akan memberikan reaksi

baik disadari maupun tidak. Reaksi atau strain ini dapat dibedakan ke dalam dua

tipe, yaitu reaksi fisiologis dan reaksi psikologis (Atwater, 1994). Reaksi fisik

yang umumnya terjadi secara otomatis dapat berupa tremor, jantung berdebar-

debar, berkeringat, pusing, dan mimik wajah yang berubah. Subjek 1 juga

merasakan reaksi lain, seperti lemas dan cepat lelah, sedangkan Subjek 2 hingga

merasa ingin buang air dan menderita gangguan tidur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

94

Berbeda dengan reaksi fisiologis, reaksi psikologis merupakan hasil

belajar. Respon kognitif, emosional, dan perilaku terhadap stres termasuk dalam

reaksi psikologis (Atwater, 1994). Pada saat mengalami stres, fungsi kognitif

terganggu sehingga subjek mudah lupa dan mengalami kesulitan untuk

mengambil keputusan selain disebabkan oleh kepanikan yang muncul sebagai

respon emosional. Respon emosional yang lain ditampilkan dalam bentuk emosi

negatif, seperti merasa takut, marah, jengkel, panik, dan bingung.

Pada saat individu berada dalam kondisi stres individu berusaha untuk

lepas dari keadaan yang tidak menyenangkan tersebut. Usaha tersebut selanjutnya

dinamakan coping. Compas, et.al. (1999 dalam Compas, Connor-Smith &

Saltzman, 2001) membuat batasan spesifik bahwa coping adalah usaha yang

dilakukan individu secara sadar untuk mengatur emosi, kognisi, perilaku,

fisiologi, maupun lingkungan dalam merespon peristiwa atau hal-hal yang

menekan. Subjek seperti individu lainnya juga melakukan strategi coping jika

berada di bawah tekanan pekerjaan dan tekanan dari masalah pribadi. Strategi-

strategi yang digunakan subjek dapat dikelompokkan menjadi dua tipe utama,

yaitu problem focused coping yang mengarah pada strategi untuk memecahkan

ataupun mengurangi akibat dari situasi stres dan emotional focused coping yang

menekankan pada pengendalian respon emosional (Folkman, Schaefer, &

Lazarus, 1979; Leventhal & Nerenz, 1982; Pearlin & Schooler, 1978 dalam

Taylor 1999).

Subjek mengambil langkah aktif untuk menghilangkan sumber stres

(active coping) dengan memberi tindakan medis dengan teliti, merujuk pasien ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

95

rumah sakit jika penanganan di klinik tidak memungkinkan, serta memberi arahan

dan semangat kepada pasien saat membantu proses persalinan. Selain itu subjek

juga melakukan tindakan terencana sesuai prosedur yang berlaku (planning),

mengesampingkan hal-hal lain seperti masalah pribadi pada saat berkonsentrasi

menangani pasien (suppression of competing), menunda memberi tindakan hingga

waktu yang tepat seperti dalam kasus persalinan dengan episiotomi (restraint

coping), dan mencari informasi atau nasihat dengan bertanya kepada dokter atau

senior, sharing dan berdikusi, serta membaca (seeking social support for

instrumental reason). Kelima jenis strategi coping ini termasuk ke dalam ranah

problem focused coping.

Di samping itu terdapat beberapa strategi yang termasuk dalam ranah

emotional focused coping yaitu, mencari dukungan moral dan pengertian dari

keluarga dan orang terdekat yang bisa dipercaya sehingga merasa lebih lega

(seeking social support for emotional reason), serta menerima dengan pasrah

segala risiko dan tanggung jawab yang diberikan (acceptance). Terkadang subjek

memandang positif segala masalah yang dihadapi sebagai suatu kesempatan

mengintrospeksi diri, mengasah mental, dan untuk bersyukur kepada Tuhan

(positive reinterpretation), berdoa sebelum memberikan tindakan kepada pasien

(turn to religion), melakukan aktivitas lain untuk mengalihkan perhatian dari

masalah misalnya dengan bertemu dengan teman, berolahraga, atau beristirahat

(mental disengagement), bahkan hingga menghentikan tindakan medis jika dirasa

sudah tidak ada lagi penyelesaian yang sesuai dengan kondisi pasien (behavioral

disengagement). Bagi Subjek 2, mengomel dan mengeluh adalah salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

96

caranya untuk melampiaskan perasaan atau emosi negatif yang dialami (focusing

on and venting emotions).

“… ndak sih marahnya di rumah, kadang-kadang udah pulang capek biasanya ‘kan stres, ah pulang-pulang ah ya ngomel-ngomellah, biasa. Ngomel-ngomel sendiri, ah adeklah kena sasaran”. (ADS.BS2.WwI.no.51)

Tidak jauh berbeda dengan upaya saat menghadapi masalah pekerjaan,

subjek melakukan beberapa strategi coping guna mengatasi masalah pribadi, yaitu

langsung membicarakan masalah dengan orang yang bermasalah dengannya

meski terkadang hanya melalui SMS atau telepon (active coping) walaupun

terkadang menunda upaya penyelesaian masalah sampai waktu yang tepat seperti

saat menunggu hingga rasa marah mereda dan menjadi lebih tenang untuk

membicarakan masalah (restraint coping). Akan tetapi upaya-upaya tersebut

sering didasari oleh pengalaman sehingga subjek menggunakan solusi yang

pernah digunakan pada masalah serupa sebelumnya, misalnya jika bermasalah

dengan teman (planning). Agar merasa lebih lega dan beban yang dirasa

berkurang, maka subjek menceritakan masalah pada keluarga atau orang yang

dipercaya sehingga rasa tertekan dapat berkurang (seeking social support for

emotional reason), memandang positif dan mengambil hikmah dari masalah yang

dihadapi sebagai kesempatan untuk mengintrospeksi diri dan kesempatan untuk

berlaku lebih baik (positive reinterpretation). Ketiga subjek mengeluhkan tugas

dan tanggung jawabnya (focusing on and venting emotions), bahkan Subjek 1 dan

3 berusaha melupakan masalah atau tidak ingin membicarakannya sebagai usaha

mengesampingkan ingatan- ingatan yang menyakitkan.

“Kadang kalau sampai ndak mampu ‘tu larilah dari dari masalah, itu kalau masalah pribadi sih”. (ADS.BS1.WwI.no.44)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

97

Usaha ini dapat berlanjut dengan subjek menyibukkan diri pada kegiatan tertentu

misalnya fokus pada pekerjaan, berolahraga atau sekedar berjalan-jalan (mental

disengagement). Subjek juga sampai menghentikan upaya untuk menyelesaikan

masalah karena tidak menemui penyelesaian dari masalahnya (behavioral

disengagement). Hal ini terjadi saat mereka memiliki masalah dengan teman atau

pacar, seperti Subjek 2 yang menon-aktifkan telepon selularnya karena usahanya

menyelesaikan masalah dengan pacarnya dirasa sia-sia. Ia bahkan sempat

menangis untuk melepaskan rasa marah dan kesalnya (focusing on and venting

emotions).

Jenis-jenis coping di atas, dalam praktiknya dapat dilakukan secara

terpisah maupun bersama-sama. Apabila dilakukan bersamaan, maka kombinasi

penggunaan jenis coping tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada latar

belakang individu maupun situasi yang sedang dihadapinya.

Sejumlah faktor mempengaruhi subjek dalam melakukan usahanya

mengatasi situasi yang menekan dan menimbulkan stres, seperti kesehatan fisik,

keyakinan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial,

dukungan sosial, dan materi (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 1997). Faktor-faktor

ini ada yang membantu namun ada juga yang menghambat subjek dalam

mengatasi masalah. Bagi Subjek 2 dan 3, faktor yang dapat membantunya dalam

mengatasi masalah adalah keterampilan memecahkan masalah yang berasal dari

pengalaman maupun dari informasi/ pendapat orang lain, selain keyakinan dan

pandangan positif dimana keinginan untuk mencoba hal baru termasuk di

dalamnya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

98

“...keterampilan itu pasti. Karena kalau masalah kebidanan itu kalau ndak ada keterampilan yang itu mau nggak mau harus kita coba. Misalnya kita belum pernah melakukan ya, mau nggak mau kita harus terampil, mau nggak mau harus dilakukan”. (ADS.BS2.WwI.no.53)

sedangkan untuk Subjek 3 dukungan sosial dari orang tua dan orang-orang

terdekatlah yang dapat membantu. Di sisi yang lain, terdapat pula faktor-faktor

yang menghambat subjek dalam menyelesaikan masalah, yaitu keterbatasan

materi yang terdiri dari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, keterampilan,

alat, dan tenaga medis sehingga subjek tidak dapat segera membantu pasien yang

memerlukan tindakan cepat. Bagi Subjek 1, hal lain yang dapat menghambat

adalah ketidak percayaan diri serta keraguan akan kemampuan yang dimiliki,

sedangkan bagi Subjek 2, pasien dan keluarga yang tidak kooperatif adalah

penghambat pada saat menghadapi masalah.

Hasil coping yang diharapkan dari penggunaan strategi coping adalah

dapat berkurangnya tekanan-tekanan emosional yang tidak menyenangkan atau

berkurangnya respon fisiologis sebagai akibat dari stres (Kasl & Cooper, 1995).

Dengan demikian individu akan menjadi lebih sejahtera yang merupakan acuan

strategi yang efektif. Pengaruh yang diberikan dari penggunaan strategi coping,

yaitu hasil psikologis termasuk di dalamnya reaksi emosional, hasil sosial dan

hasil fisiologis.

Pada saat masalah dan rasa tertekan dapat diatasi secara psikologis subjek

merasa lega, lebih tenang, dan beban yang terasa sangat berat pada awalnya

menjadi lebih ringan. Di samping itu, ada rasa bangga yang menyertai Subjek 2

terutama jika ia berhasil keluar dari kondisi tertekan dalam menghadapi masalah

pekerjaan (ADS.BS2.WwI.no.55). Secara sosial hubungan ketiga subjek dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

99

orang lain akan kembali membaik setelah masalah dapat diselesaikan, meskipun

sebelumnya dalam keadaan tertekan terkadang subjek juga merasa emosi dengan

orang lain. Bagi ketiga subjek, reaksi-reaksi fisik seperti tremor, berkeringat, atau

berdebar-debar yang dialami pada saat berada dalam kondisi tertekan akan

berkurang perlahan-lahan setelah masalah yang dihadapi teratasi dan tidak

membawa dampak jangka panjang seperti munculnya penyakit kronis.

Berdasarkan hasil psikologis, sosial, dan fisiologis yang telah dirasakan,

ketiga subjek memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap strategi coping

yang telah digunakan dalam menghadapi kondisi stres. Subjek 1 menganggap

bahwa strategi yang digunakan dalam menangani pasien sudah cukup sesuai

karena dilaksanakan berdasarkan prosedur yang ada. Akan tetapi untuk masalah

pribadi, strategi yang digunakan terkadang masih belum memuaskan karena masih

ada permasalahan yang tidak selesai, misalnya karena subjek menghentikan

tindakan yang dilakukan meskipun saat itu merasa lega namun terkadang masih

ada perasaan mengganjal. Sama halnya dengan subjek 2, ia merasa bahwa strategi

yang digunakan sudah cukup sesuai walaupun mungkin bagi orang lain strategi

yang digunakan tidak sesuai. Sedangkan Subjek 3 masih belum merasa puas

dengan strategi yang digunakannya karena ia merasa masih harus banyak belajar

terutama dalam hal menangani pasien dan seiring berkembangnya ilmu

pengetahuan maka prosedur penanganan dan tindakan juga akan berubah.

”...kadang-kadang juga belum. Perlu belajar lebih banyak lagi sih. Terus, terus meningkatlah. Nggak mungkin ‘kan strategi kita cuma mentok di situ aja. Pasti setiap saat kita berubah gitu”. (ADS.BS2.WwI.no.51)

Kepuasan itulah yang dapat menjadi motivasi bagi subjek untuk mengembangkan

strategi ke arah yang lebih baik lagi, baik dalam masalah pekerjaan maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

100

dalam masalah pribadi yang ditemui sehari-hari. Rasa optimis ditambah dengan

aset pribadi, seperti keterampilan dan kemauan untuk mencoba hal baru hingga

dukungan sosial, dapat mengarahkan ketiga subjek mencapai efektivitas coping

dengan catatan mereka mampu menangani masalah pekerjaannya sesuai prosedur

yang berlaku. Efektivitas ini akan semakin tercapai apabila ketiga subjek tidak

mengabaikan masalah pribadi, sehingga baik masalah pribadi maupun pekerjaan

tidak saling mengganggu. Dengan demikian mereka akan mencapai kesejahteraan

dan mampu bertahan menghadapi situasi-situasi yang menekan bahkan lebih, di

samping dapat memelihara keseimbangan emosi, serta meningkatkan kualitas

hubungan dengan orang lain. Dinamika coping stres pada bidan dapat dilihat pada

Gambar 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

101

Strain

Strain

Strategi Coping

Ê É

9 8

Sumber Stres

Gambar 2. Dinamika Coping Stres pada Bidan Fresh Graduate

Pekerjaan § Pada awal bekerja merasa ilmu yang dimiliki terbatas

sehingga merasa ragu dan bingung dalam bertindak. § Melakukan kesalahan saat pemeriksaan dan

bertanggung jawab kepada pasien. § Merasa rendah diri sebagai yunior karena sering

melakukan kesalahan. § Menghadapi berbagai kasus yang sulit dan jarang

ditemui. § Dituntut untuk siap bekerja 24 jam. § Mengalami kegagalan saat menolong persalinan. § Menghadapi dilema yang terkait dengan isu etik. § Dituntut untuk memberikan pertolongan dan

pelayanan yang baik kepada pasien meskipun pasien tidak bersikap baik.

§ Pasien maupun keluarga tidak bersikap kooperatif. § Menemui keterbatasan alat, tenaga medis, bahkan

obat-obatan.

Pribadi § Memiliki keterbatasan waktu untuk diri sendiri, untuk

bertemu dengan keluarga, pacar, dan teman-teman. § Bermasalah dengan keluarga, pacar, dan teman

karena kesalah pahaman. § Rasa lelah setelah hampir seharian bekerja

mempengaruhi kondisi emosi sehingga lebih mudah tersinggung.

§ Memiliki masalah dengan rekan sejawat terkait dengan lawan jenis.

§ Konsentrasi dalam bekerja terganggu oleh adanya masalah pribadi.

Problem Focused Coping Memberi tindakan medis dengan teliti; merujuk pasien ke RS; meminta maaf kepada pasien jika melakukan kesalahan; meminta pasien/ keluarga untuk menandatangani inform consent; memberi arahan dan semangat kepada pasien saat proses persalinan; membagi tugas dengan rekan sejawat saat menangani banyak pasien; memberi penjelasan kepada orang ybs; bertindak sesuai prosedur; menggunakan solusi yang pernah dipakai pada masalah serupa; mengsampingkan usaha merujuk namun memberi pertolongan pertama terlebih dahulu (spt. memasang infus); menunda memberi tindakan hingga kondisi pasien lebih baik; konsultasi dengan dokter/ senior; menceritakan hambatan yang ditemui kepada dokter atau atasan; memperhatikan dokter/ senior saat memberi tindakan; berdiskusi; membaca.

Emotional Focused Coping Menceritakan masalah pada orang terdekat seperti orang tua, pacar dan teman; mengambil hikmah dari peristiwa yang dihadapi sebagai kesempatan untuk introspeksi diri dan mengasah mental; menerima dengan pasrah tuntutan dan tanggung jawab yang diberikan; berdoa agar pasien dapat selamat; mengomel, menangis, dan mengeluh untuk melepaskan perasaan menekan sehingga menjadi lebih lega; menghentikan usaha penyelesaian masalah dengan menon-aktifkan telepon selularnya saat pacar sudah tidak mau mendengar penjelasan; mengatur nafas dan minum segelas air untuk menenangkan diri; diam untuk meredakan emosi; bekerja dan menyibukkan diri agar sejenak perhatian teralih dari masalah pribadi; melakukan aktivitas lain seperti tidur, senam, renang, jalan-jalan dan berbelanja; menggelengkan kepala dan tidak ingin membicarakan kasus terkait kegagalan.

Faktor Pendukung Dukungan sosial dari orang terdekat, keterampilan dan keinginan mencoba hal baru, masukan dari orang lain.

Faktor Penghambat Keterbatasan ilmu, kurang percaya diri pada kemampuan, pasien dan keluarga tidak kooperatif, keterbatasan peralatan.

Hasil Coping § Psikologis : Merasa lebih lega, tenang, tidak terbebani sehingga bekerja menjadi lebih terarah dan sistematis.

Merasa banga karena berhasil menangani kasus yang mungkin belum pernah dihadapi rekan sejawat. § Sosial : Hubungan interpersonal dengan orang yang bermasalah menjadi baik kembali terlebih jika didasari pada

hubungan profesionalisme kerja. § Fisiologis : Keluhan fisik seperti tremor, jantung berdebar-debar, berkeringat atau pusing perlahan-lahan

menghilangdan tidak berkembang menjadi penyakit kronis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

102

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat sejumlah keterbatasan, yaitu:

1. Bukti rekaman Wawancara II tidak dapat disertakan disebabkan wawancara

direkam dengan menggunakan telepon selular. Oleh karena mengalami

keterbatasan kapasitas dan alat pemindah data, maka data tidak dapat

ditransfer ke dalam format kaset. Adapun alasan penggunaan telepon selular

adalah kepraktisan secara teknis sebab kenyamanan subjek akan terganggu

jika menggunakan tape recorder, mengingat wawancara dilaksanakan selama

observasi berlangsung.

2. Bukti rekaman pada Wawancara III untuk Subjek 1 dan 2 tidak dapat

disertakan karena wawancara dilakukan dan direkam via telepon, mengingat

subjek berada di Pontianak sedangkan peneliti berada di Yogyakarta. Di

samping itu keterbatasan kapasitas alat dan alat pemindah data menyebabkan

hasil rekaman tidak dapat ditransfer ke dalam format kaset.

3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian

sebanyak 3 orang. Meskipun data yang diperoleh cukup bervariasi namun

data-data tersebut belum cukup kuat untuk mencerminkan penggunaan

strategi coping untuk seluruh bidan fresh graduate yang bertugas di

Pontianak, Kalimantan Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Subjek menghadapi berbagai macam tekanan dan tuntutan, baik dalam

pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadinya yang menimbulkan reaksi fisik

dan reaksi psikologis. Guna menghadapi sumber stres dan mengurangi reaksi

tersebut, maka subjek menggunakan strategi coping. Pada saat menghadapi

masalah pekerjaan khususnya saat menangani pasien, ketiga subjek segera

melakukan tindakan sesuai prosedur medis yang berlaku. Pada saat menghadapi

kasus yang sulit dan jarang ditemui, ketiga subjek berkonsultasi dan berdiskusi

kepada dokter maupun senior untuk mencari informasi. Akan tetapi pada beberapa

situasi seperti saat menyesuaikan diri pada awal bekerja, saat dituntut bekerja 24

jam, mengalami kegagalan, dan menghadapi pasien yang tidak kooperatif, mereka

mengeluh namun tetap pasrah menerima risiko dan tanggung jawab, berdoa,

menceritakan masalah dengan teman dan berusaha menenangkan diri.

Pada saat menghadapi masalah pribadi terkait aspek kelelahan,

keterbatasan waktu untuk diri sendiri dan orang terdekat, dan bermasalah dengan

rekan sejawat, mereka menceritakan masalah dengan orang terdekat, menangis

dan mengeluh, serta menghentikan usaha penyelesaian masalah. Namun terkadang

subjek berusaha untuk langsung membicarakan masalahnya pada waktu atau

situasi yang tepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

104

Setelah melakukan strategi coping, maka subjek merasa lega, tenang, dan

tidak terbebani sebagai hasil psikologis sehingga mereka dapat bekerja dengan

lebih baik dan terarah. Hubungan interpersonal subjek dengan orang yang

bermasalah dengannya kembali membaik terlebih jika didasari hubungan

profesionalisme, sedangkan keluhan-keluhan fisik perlahan-lahan menghilang dan

tidak berkembang menjadi penyakit kronis.

B. SARAN

1. Bagi bidan fresh graduate; diharapkan bidan dapat menggunakan strategi

coping yang sesuai dan efektif sehingga dapat mencapai kesejahteraan dan

mampu bertahan menghadapi situasi-situasi yang menekan. Di samping itu

bidan diharapkan tidak mengabaikan masalah pribadi meskipun memiliki

porsi kerja yang padat Dengan demikian mereka tidak mengabaikan tugas-

tugas perkembangannya yang dapat berakibat pada tidak adekuatnya tugas-

tugas berikutnya dalam perkembangan.

2. Bagi institusi pendidikan kebidanan/ Akademi Kebidanan; diharapkan dapat

melakukan evaluasi dan melakukan tindak lanjut mengingat pengetahuan

yang diperoleh calon bidan masih bersifat mendasar dan waktu praktiknya

terbilang singkat. Pengetahuan yang lebih dengan waktu praktik yang panjang

dapat menambah pengalaman calon bidan agar siap terjun ke dunia kerja

sesungguhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

105

3. Bagi lembaga tempat bidan fresh graduate bekerja; diharapkan porsi kerja

bidan muda ini disesuaikan dengan keterampilan dan usianya, di samping

memberikan bimbingan agar bidan tidak menjadi rendah diri yang dapat

mempengaruhi perkembangannya dan kerja profesional selanjutnya.

4. Bagi peneliti lain; diharapkan melakukan penelitian serupa terkait strategi

coping dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan dengan jumlah

subjek yang lebih banyak. Dengan demikian hasil penelitian yang diperoleh

dapat lebih representatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

106

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi. (2003). Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anonim. (2003). Fetus or Newborn Problems. www.merck.com, diakses 15 Agustus 2007.

Anonim. (2005). Obstetri dan Ginekologi. www.geocities.com/klinikobgin, diakses 15 Agustus 2007.

Atwater, E. (1994). Psychology for Living: Adjustment, Growth, and Behavior Therapy. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Bishop, G. D. (1994). Health Psychology: Integrating Mind and Body. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Bismoko, J. & Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Burger, J. M. (2000). Personality (5th ed.). Belmant: Wadsworth Thomson Learning.

Chaplin, C. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. (Kartini Kartono, Penerjemah). Jakarta: Rajawali Pers.

Compas, B. E., Connor-Smith, J. K., & Saltzman, H. (2001). Coping with Stress during Childhood and Adolescence: Problems, Progress, and Potential in Theory and Research. Psychological Bulletin, 127, 87 - 127.

Davies, P. (2004). Berkembang Pesat di Bawah Tekanan (Thriving Under Pressure). Yogyakarta: Torrent Books.

Gejali, Yudhi H. (2008). Preeklamsi dan Defisiensi Vitamin D. www.indonesianmedical.blogspot.com, diakses 21 Februari 2008. Sumber: Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 2007.

Goelam, S. A. (1964). Ilmu Kebidanan II. Jakarta: Balai Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

107

Hardjana, Agus M. (1994). Stres Tanpa Distres. Yogyakarta: Kanisius

Huffman, K., Vernoy, M. & Vernoy J. (1997). Psychology in Action (4th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Hurlock, Elizabeth. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga.

Kasl, S. V. & Cooper, C. L. (1995) Research Methods in Stress and Health Psychology. England: John Willey & Sons, Ltd.

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Moleong, L. J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Oxford University. (1995). Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New York: Oxford University Press.

Poerwandari, K. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

RIS. (2005). www.gemari.com, diakses 20 Februari 2007.

Rusda, Muhammad. (2004). Anastesi Infiltrasi pada Episiotomi. www.library.usu.ac.id, diakses 15 Agustus 2007

Sarafino, Edward P. (1990). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York: John Willey & Sons.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taylor, S. E. (1999). Health Psychology (4th ed.). Singapore: McGraw – Hill Book, Co.

Wahyuningsih, H. P., & Zein, A. Y. (2005). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

108

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A. B., & Rachimhadhi, T. (2002). Ilmu Kebidanan (Edisi Ketiga). Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

WHO. (2003). Perawatan dan Kelahiran Normal (Burhan, Penerjemah). Jakarta: EGC.

Zidner, M. & Endler, N. S. (1996). Handbook of Coping: Theory, Research, Applications. New York: John Willey & Sons, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

LAMPIRAN

A. Hasil Wawancara Subjek B. Hasil Observasi Subjek C. Analis Data D. Triangulasi Data E. Koding Data F. Surat Pernyataan Subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

109

A. HASIL WAWANCARA*

HASIL WAWANCARA SUBJEK 1

Wawancara I (SSC.BS1.WwI.26Juli’07) Hari/ tanggal : Kamis, 26 Juli 2007 Waktu : Pukul 19.30 – 20.10 WIB Tempat : Tempat tinggal subjek Keterangan: P : Peneliti S : Subjek

P : Selamat malam Mbak. S : Iya, selamat malam. P : Gini Mbak… Seperti yang udah Mbak Cahya bilang mungkin ke Mbak, ee…

kalau saya memerlukan subjek untuk penelitian untuk skripsi saya. Penelitian saya ‘tu tentang strategi coping bidan waktu bertugas, ee… maksudnya sih, mm… cara Mbak dalam mengatasi stres saat bekerja gitu, tekanan waktu bekerjalah intinya. Apalagi masih muda gitu ‘kan, ee… ada permasalahan mungkin dengan keluarga, pacar atau lingkungan Mbak. Gitu sih Mbak intinya, gimana?

S : Iya… terus? P : Karena penelitian saya itu wawancara, jadi apa ya… hanya tanya jawab gitu

sih Mbak. Mungkin kalau bisa ee… saya juga melakukan observasi besok-besok di sini (klinik) juga ee… sehari-harinya Mbak.

S : Hm, boleh. P : Oke. Bisa kita mulai Mbak? Saya rekam tapi ya? S : Direkam? Aduh… tapi suara saya kayak gini (tertawa). P : Nggak apa-apa kali Mbak. S : Iya, ayolah. P : Oke, kita mulai ya. P : Mbak, ee… menjalani pendidikan kebidanan selama ee… berapa tahun? S : Selama 3 tahun. P : Itu di Akbid ini…? S : Akbid Depkes Soedarso. P : Ee… sama seperti ini ya, Mbak Linda kemarin ya? S : Iya sama. P : Kalau misalnya, pendidikan dan keterampilan yang Mbak peroleh dari Akbid,

selain ini… selain maksudnya tentang persalinan… mungkin apalagi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

110

S : Persalinan… persalinan, asuhan bayi baru lahir, asuhan ibu post partum1… ibu nifasnya, terus keluarga berencana sama mm… banyak sih, pokoknya yang seputar kebidanan gitu.

P : Oke. Kalau misalnya yang apa… apa sih yang diberikan Akbid kepada bidan agar siap bekerja? Ada nggak seperti pelatihan-pelatihan dari Akbid?

S : Pelatihan? Pelatihan kita sih jarang ya, cuma itu biasanya dari ada tenaga obgin2, tenaga dokter-dokter dari obgin, itu yang memberikan kita masukan-masukan, terus apa… ilmu yang sekarang sedang, sedang nge-trend gitu, apa… jadi kita jarang pelatihan, cuma dari obgin aja gitu.

P : Oke. Kalau misalnya dari kayak magang gitu ada nggak Mbak? S : Magang? Magang kita ada juga, magang di paling rumah sakit, puskesmas,

klinik. Itu kitanya, mahasiswanya, kita yang pendidikannya. P : Itu tapi memang… memang apa ya… S : Memang wajib, memang program dari kampus. P : Oke. Kalau misalnya, yang tadi itu ‘kan memang dari Akbid gitu Mbak, kalau

misalnya yang di luar dari Akbid seperti apa ya kursus, atau apa ya, kayak workshop atau seminar di luar Akbid, tapi yang memang seputar kebidanan, pernah ikut nggak?

S : Pernah. P : Bisa kasih contoh mungkin apa gitu Mbak? S : Seminar… Biasanya sih seminar memang termasuk dari, bukan program dari

kampus, cuma kita ‘kan ada kayak ada dies natalis gitu. Itu kita di situ ada seminar dari biasanya dokter obgin, biasa dari juga dari kepala kampus kita itu. Apa ya, kemarin ya? Tentang kebidanan jugalah, apa misalnya… saya udah lupa nih.

P : Tapi… S : Tapi yang masih menyangkut kebidanan juga tapi… menunjang itulah,

menunjang ilmu kita gitulah. P : Itu juga istilahnya untuk seminar, misalnya untuk kesiapan untuk bekerja

selanjutnya gitu? S : Iya. P : Oke. Sekarang Mbak bekerja di mana? S : Saya bekerja di klinik Kharitas Bakti di jalan Siam, Gajah Mada. P : Berapa lama udah bekerja di situ Mbak? S : Saya sih baru. Masuknya bulan Januari, awal Januari. P : Januari 2007? S : Iya… sampai sekarang. P : Itu, sebelum di situ udah pernah apa… S : Sebelum di situ pernah kerja juga di klinik Bidan Mariana, rumah bersalin. Itu

cuma 3 bulan. P : Hm. Oke, terus baru pindah ke situ? S : Iya, baru pindah ke Kharitas. 1 Masa setelah melahirkan/ persalinan (www.merck.com) 2 Dokter obstetri ginekologi/ dokter ahli dalam tata laksana kehamilan dan persalinan serta ilmu kandungan, termasuk gangguan haid, pendarahan, mioma, menopause, dll (www.geocities.com/klinikobgin)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

111

P : Oke. Kalau misalnya saya tanya tentang tugas-tugas bidan yang dijalani, apa aja sih Mbak?

S : Hm… P : Kayak yang saya tahu ‘kan ada yang mengawasi ibu-ibu hamil, atau terus apa

ya… membantu persalinan atau mengawasi ibu dan bayi dalam masa nifas. Kalau misalnya selain itu ada nggak Mbak?

S : Ini selama kuliah atau kerja? P : Ya dari kuliah sampai kerja, terutama kerja, selama kerja ini. S : Hm… Selama kerja ini, kita di sini ‘kan kalau selama kuliah ‘kan kita cuma

diberi dasar aja ‘kan. Kalau selama kerja ini kita jadi apa, ada yang kita ndak tahu ‘tu kita jadi tahu. Misalnya ini, bayi-bayi yang sakit itu selama kuliah atau kita praktik di lapangan itu ‘kan kurang… kurang mendapat ilmunya. Terus di sini ‘ni kita memang ada perawatan juga bayi sakit, tapi bayi baru lahir juga. Ee… terus yang, intinya sih memang ibu- ibu post partum, terus ibu yang kita ‘kan ada operasi caesarea (baca: cesar) juga di sana.

P : Oh ada? S : Iya, perawatan setelah itu, post SC3, perawatan ibu ‘kan. Selanjutnya ada juga

kita perawatan nifas, nifas ke rumah, seperti biasa itulah. P : Oh kayak gitu? Itu jadi sistemnya sekalian jalan sekalian belajar ini ya Mbak. S : Iya, kita juga, biasanya apa, ada… P : Di sana ada dilatih dengan bidan senior juga? S : Ada. Bidan seniornya ada. Kemarin pas kita juga ada, kita bikin surat izin

praktik itu ada diorientasi dari bidan-bidan senior untuk… ha’a, bidan-bidan senior supaya itu apa melatih lagi apa… merekap ulang ilmu yang didapat dari kampus ‘tu, terus sama yang sekarang sedang berkembang gitu ‘kan. Jadi ilmu ‘kan berkembang terus, kemarin kuliah ndak dapat ini sekarang berubah jadi nambah, gitu.

P : Pembaharuan juga ya? S : Hm. Pembaharuan. P : Kalau peran, peran yang Mbak jalani ‘tu apa? Kalau misalnya peran bidan? S : Peran bidan, perannya… P : Sebagai pelaksana atau mungkin juga yang lain… S : Sekarang sih masih sebagai pelaksana saja, iya (tertawa). P : Oke, kita masuk ke ini ya Mbak, ke kondisi stres. S : Hm... P : Pasti pernah dong, kalau misalnya ini apa, mungkin dalam bekerja Mbak

merasakan kondisi tertekan? Mungkin pada saat ini ya, membantu persalinan atau kayak gimana?

S : Tertekan sih sering. Sering, kayak apa deg-degan gitu. Kalau misalnya pas lagi nolong partus4 pas lagi pasiennya ada masalah itu kita deg-degan. Cuma kita ‘kan selalu harus konsultasi sama dokter, jadi kita ndak terlalu beban ke kita benar gitu ‘kan.

P : Contohnya Mbak, misalnya…

3 Masa setelah operasi pada proses persalinan (sectio caesarea) (www.medterms.com) 4 Persalinan (www.medterms.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

112

S : Misalnya pasiennya ee… partus letak sunsang. Letak sunsang itu ‘kan pasti kita harus konsultasi dokter ‘kan, ndak hanya kita sendiri yang nanganin. Kalau dia bisa lahir normal ya kita tanganin sendiri.

P : Kalau dalam keadaan mendesak gitu Mbak gimana? S : Mendesak? P : Dia datang sunsang gitu ‘kan, memang udah harus brojol gitulah istilahnya… S : Kalau memang misalnya dia bisa normal kita tunggu sampai partus spontan.

Hm, tapi kita juga tetap harus konsultasi sama dokter, konsultasi terus. P : Oke. Kalau misalnya pada saat awal-awal Mbak ini, ee… praktik kebidanan.

Misalnya udah tamat terus ee… kerja, itu ‘tu ada nggak sih… istilahnya tanggung jawab, tanggung jawab otomatis besar ‘kan Mbak kalau misalnya kayak gitu, misalnya udah nggak ada dosen, nggak ada bidan senior, itu pernah nggak sih pada awal-awal gitu stres?

S : Hm. Awal-awalnya sih dulu, pertama-tama kali kerja, apa pas turun setelah dari pendidikan itu rasanya, aduh rasanya kok nol sekali, rasanya kurang sekali gitu. Apa… kita praktiknya…

P : Down gitu ya? S : Ha’a. Praktiknya ‘kan biasanya cuma ke panthom5, tapi ini langsung benar-

benar harus ke manusia. Kita sebagai bidan turun sendiri gitu, jadi benar-benar ada itulah, perasaan gimana.

P : Yang pernah Mbak alami contohnya kayak gimana Mbak? Pada saat-saat apa ya… awal memang harus kerja…

S : Awal-awal kerja itu misalnya, kita ‘kan kalau di klinik rumah bersalin ‘tu ‘kan biasa terima kasus ndak hanya kebidanan ‘kan. Bayi yang sakit itu ‘kan, kita ‘kan, apa… kita ilmu kita ‘kan dikit dari itu ‘kan dari pendidikan harus cari sendiri ‘kan. Itu kalau bayi sakit, misalnya kita udah sakitnya parah, kita ‘kan jadi bingung gitu, mau apa pengobatannya. Kita paling ngasih pengobatan awal itu ‘kan. Itu aja itu rasanya udah membingungkan. Kita ‘kan ngertinya cuma kebidanan. Itu ‘tu udah njelimetlah itu, jadi kepikiran sampai ke rumah kadang-kadang.

P : Jadi apa, malah nambah-nambah beban? S : Hm… Malah beban, benar nggak sih obat yang dikasih, apa… P : Pernah ngerasa seperti itu Mbak? S : Pernah, sering. P : Takut salah ngasih obat gitu? S : Hm. Takut salah dosis atau salah apa, jenis obatnya gitu. P : Apalagi bagi yang apa istilahnya, bagi yang… ilmu yang kurang juga ya? S : Pasien-pasien umum gitu ‘kan, kita ‘kan lebih fokusnya ‘kan kebidanan. P : Kalau misalnya, pernah nggak sih menghadapi kondisi sulit saat persalinan

itu? Apa ya, yang memang Mbak alami sendiri. Misalnya kadang-kadang ‘kan ibu darah tinggi atau gimana, itu ‘kan benar-benar…

S : Pre-eklamsi6 gitu ya? Hm… P : Hm, atau apa ya, misalnya bayi, posisi bayi yang nggak normal. 5 Boneka tiruan manusia (www.medterms.com) 6 Suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan dalam masa kehamilan > 20 minggu (www.indonesianmedical.blogspot.com)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

113

S : Itu udah panik, udah saya itu… (tertawa). P : Itu, kalau kayak gitu konsultasi gitu nggak? S : Konsultasi, kita langsung telepon dokter atau kita langsung apa suruh

dokternya cepat segera datang gitu. P : Kalau misalnya memang harus ditangani send iri? S : Ditangani sendiri kayaknya kita nggak bisa, kita langsung rujuk. ‘Kan pasti

resikonya lebih besar kalau kita tangani sendiri, itu ‘kan bukan dari wewenang kita lagi, kalau misalnya pasiennya lebih bermasalah lebih banyak ‘kan?

P : Jadi otomatis harus rujuk? S : Iya harus rujuk, jadi kita ndak bisa ngambil keputusan sendiri memang. P : Terus kalau misalnya, pernah nggak Mbak mengalami gagal, apa, menangani

gagal persalinan atau mungkin ibu atau bayi yang mungkin nggak selamat atau gimana?

S : Selama ini sih belum pernah sih. Moga-moga ke depannya ndaklah. P : Kalau misalnya, kalau misalnya dalam kondisi gini, apa ya terkait dengan isu

etik, sosial gitu. Ee… di satu sisi Mbak sebagai bidan ‘kan harus apa ya, nyelamatin nyawa ibu dan bayi gitu ‘kan, misalnya keselamatan yang diutamakan. Tapi di satu sisi ‘tu, ee… bertentangan dengan nilai agama dengan moral. Misalnya seperti inilah aborsi, itu pernah nggak dialami?

S : Aborsi… P : Mungkin, mungkin bukan hanya aborsi aja ya. Memang apa ya… S : Yang melanggar etik gitu ya, kode etik. Misalnya sih selama menjalani tugas

ini belum pernah mendapat kasus gitu ‘kan. Ah kalau misalnya pasien minta aborsi sama kita, kita ‘tu pokoknya anjurkan kita pokoknya, memberi dia pengarahan kalau aborsi itu nggak benar, pokoknya itu bertentangan sama ini agama atau sama hukum, terus kita harus ini apa anjurkan dia untuk konsul ke dokter, terutama ke dokter obginnya itu ya. Aa… jadi biar dokter obgin itu yang menjelaskan sendiri, aa… mengapa ini harus, apa mengapa dia minta aborsi, apakah ada misalnya indikasi ‘kan, kalau misalnya dia minta aborsi karena kriminalis gitu ‘kan, provokatus misalnya, minta sendiri gitu ‘kan, aa… itu sebenarnya ndak boleh ‘kan. Itu tergantung lagi dari dia ‘kan misalnya takut dia, kondisi dia yang nanti lebih gimana, lebih parah kalau dia ndak aborsi gitu ‘kan. Nah, jadi kita harus konsulkan sama dokter gitu.

P : Tapi sampai saat ini belum ya? S : Belum. Belum pernah sih nerima kasus-kasus kayak gitu. P : Kalau misalnya, Mbak ‘kan jadi bidan, bidan praktik di sini ‘kan mungkin

harus stand by juga. Istilahnya kalau misalnya ada mendadak perlu, yang Mbak dipanggil harus siap. Kadang-kadang ‘kan apa ya, membebani Mbak nggak sih untuk hal yang kayak gitu? Misalnya pada saat itu Mbak juga mungkin perlu refreshing atau ada keperluan pribadi seperti itu?

S : Hm. Selama saya kerja sih, mm… pas disuruh stand by ‘tu belum pernah pas ada juga kegiatan. Jadi pas lagi kosong, lagi lowong gitu, jadi selalu pergi gitu kalau disuruh. Misalnya on call, panggilan gitu, mau ada operasi terus stand by, kita pergi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

114

P : Kadang kerasa nggak sih Mbak, maksudnya apa ya, mungkin pada saat itu memang pas lagi kosong. Tapi kadang dalam hati, kadang-kadang kenapa sih…

S : Ya kadang sih kepikiran. Aduh, ngapa sih jadi kok misalnya jadi kayak gini, gitu. Sering dipanggil ‘kan capek juga, nanti jadi kebiasaan dipanggil terus gitu (tertawa). Nggak sih, apa jadi tapi ah ndak apa-apalah daripada kita nanti ndak enak juga sama teman-teman gitu.

P : Kalau misalnya apa ya… Kalau misalnya menghadapi, menghadapi stres gitu ‘kan pernah nggak sih Mbak sampai merasa, apa ya kalau misalnya kayak tadilah yang menghadapi bayi-bayi sunsang atau apa gitu dalam kondisi stres pada saat bekerja. Reaksi fisik yang Mbak alami ‘tu kayak gimana?

S : Biasa ‘tu langsung cepat capek, benar-benar… lemas, rasanya pengen marah terus, ee… pokoknya nggak enak gitulah. Terus mau ngerjakan apa-apa ‘tu jadinya malas gitu.

P : Kalau misalnya mual-mual gitu? Apa ya kalau misalnya stres ‘kan kadang ada juga orang yang mual apa deg-degan.

S : Kadang langsung pusing. Nggak sih mual, pusing. Pasti pusing itu. P : Oke. Kayak gitu ya. Mm… misalnya pada saat apa ya, menghadapi peristiwa

yang menekan seperti itu gimana perasaan Mbak? Ada nggak sih rasa, aduh sedih, kadang-kadang ada juga orang yang sedih kenapa sih aku nggak bisa ngelakuin gitu atau gimana?

S : Kalau misalnya gagal gitu? P : Hm. S : Kadang itu benar-benar rasa bersalah sekali, rasanya takut sekali. Pokoknya

takut dimarahin, takut ada apa-apa sama pasiennya. P : Itu yang dalam kondisi seperti apa? Maksudnya peristiwanya kayak gimana? S : Misalnya kita salah… salah melakukan tindakanlah pokoknya. Salah

misalnya, salah pemberian obat, salah dosis. Itu pasti kepikiran sampai sekarang masih ingat ‘tu. Kejadian itu pasti masih diingat.

P : Oke, jadi membekas? S : Ha’a. Jadi tapi berusaha supaya ndak diulangi lagi. Jadi sekarang ‘tu dikontrol

lagi, misalnya suntikannya, misalnya berapa dosisnya. Jadi kita benar-benar nanyain lebih akurat lagi.

P : Itu jadi istilahnya membawa perubahan dalam diri Mbak jugalah ya? S : Iya. P : Oke. Kalau misalnya pada saat menghadapi masalah-masalah seperti itu, ada

nggak sih apa ya, pemikiran apa sih ya Mbak, mm… pikiran yang Mbak muncul, sorry, pikiran Mbak yang muncul, misalnya ‘kan ada juga orang yang ya udah dihadapin aja tapi ada juga orang menghindari atau gimana?

S : Yang misalnya hadapin masalah yang gimana? P : Yang masalah tadi misalnya dalam kerja ya terutama mengenai pasien gitu.

Ee… muncul nggak sih pemikiran apakah memang harus menghadapi atau misalnya ya mau nggak mau kadang-kadang kita harus menghadapi tapi ada juga ada mungkin lebih baik menghindarilah.

S : Sebenarnya sih memang mau nggak mau harus dihadapi. Jadi itu ‘kan memang apa, tugas kita. Daripada kita nanti dapat kasus kayak gini lagi ‘kan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

115

lebih baik kita dapat sekarang. Misalnya pas memang ada kasusnya. Jadi selanjutnya kita jadi bisa ngerti, jadi kita bisa ambil tindakan yang seperti apa untuk kasus itu, gitu.

P : Oke. Kalau misalnya seperti Mbak bilang membawa rujukan ke dokter, itu menurut Mbak, ee… itu menurut Mbak itu menghindari atau ee… secara prosedural gitu?

S : Itu sebenarnya ndak menghindari cuma itu ‘kan ada prosedurnya. Tindakan bidan itu ‘kan ada wewenangnya, wewenang dan batas-batasannya ‘kan. Batasannya itu sampai di mana. Kalau misalnya kita ndak bisa tangani sampai batas itu, batas kerja bidan, baru kita rujuk. Itu bukan menghindari.

P : Jadi memang, memang apa ya… udah memang model prosedurnya ya. S : Iya, kotaknya itu istilahnya. P : Kalau misalnya secara psikologis, kalau misalnya ee… ada nggak sih pada

saat stres dalam bekerja gitu kognitif Mbak terganggu? Maksudnya kognitif di sini, misalnya Mbak jadi mudah lupa atau apa ya…

S : Itu sering itu… (tertawa). P : Sering ya? Apalagi selain itu Mbak? Pernah nggak? S : Sering mudah lupa, kadang kita banyak pasien gitu ‘kan, jadi banyak pesan-

pesannya, ee… banyak tindakan-tindakan yang dilakukan. Itu kadang ‘tu ada satu yang kelewat gitu.

P : Berarti nggak konsen ya? S : (Tertawa). Udah dicoba konsenkan tapi kok bisa kelupaan gitu. P : Udah kacau bangetlah ya? Kalau misalnya sampai memunculkan emosi-emosi

negatif, misalnya Mbak marah, atau apa ya mungkin kecewa, kesal, sedih, gimana gitu?

S : Biasanya sih nggaklah. Cuma paling apa rasanya, merasa bersalah aja. P : Oo… lebih sering merasa bersalah ya? S : Iya (tertawa). Merasa bersalah kayak tadi. P : Kalau ini, tadi itu ‘kan udah di ee… ini ya reaksinya. Kalau misalnya cara

Mbak untuk mengatasi sumber stres dalam bekerja itu biasanya gimana? S : Maksudnya gimana? P : Misalnya, coba misalnya kasus yang tadi deh, Mbak menghadapinya seperti

apa? Mungkin Mbak, Mbak bisa kasih contoh, kasih beberapa contoh kasus gimana selama ini Mbak menanggulangi masalah itu?

S : Gimana ya? Menanggulangi masalah? Misalnya kasusnya gimana gitu? P : Misalnya apa ya, kasus Mbak yang pernah Mbak hadapi, misalnya kasus yang

menekan Mbak, yang sampai Mbak tertekan pada saat bekerja gitu. S : Kita sih biasanya kita sharing sama teman. Ha’a, jadi biar kita ndak terlalu

terbebani sendiri, biar nggak stres sendiri. Jadi kita cerita sama teman, misalnya masalah gini, jadi teman ‘tu bisa, oo… nenangkan kita. Misalnya gini jadi teman ‘tu bisa kasih jalan keluar juga ‘kan, nggak hanya kita merasa terbebani sendiri gitu. Jadi kita ndak merasa bersalah sendiri. Jadi emang memang kesalahan kita ‘kan jadi… apa, kita supaya kita ndak nutupin kesalahan itu, jadi kita cerita sama teman biar teman juga ngerti ‘kan. Jadi dia bisa…

P : Sama-sama ya…

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

116

S : Ha’a. Bisa nenangin kita gitu. P : Jadi selain perilaku konkrit, Mbak lebih sering ini, apa curhat ke teman Mbak? S : Hm. Sering itu. P : Kalau misalnya masalah pribadi, ‘kan kita juga punya masalah pribadi gitulah

ya Mbak. Kalau misalnya itu ee… pernah nggak sih masalah pribadi sampai mengganggu kerja?

S : Masalah pribadi? Oh itu kadang-kadang (tertawa). P : Kadang-kadang? S : Hm. (tertawa). P : Bisa kasih contoh nggak Mbak seperti apa? S : Masalah pribadi misalnya… ini sih kok kayaknya apa, nggak etislah

diceritain. Pokoknya dengan teman, dengan pacar ya gitulah. Sering itu kadang-kadang dibawa ke kerja gitu.

P : Oke. Jadi masalah pribadi sering kebawa-bawa… S : Hm. Jadi kerja ‘tu kadang cemberut, kadang apa wajahnya nggak enaklah. P : Jadi bad mood gitu? S : Ha’a, udah bad mood-lah. P : Oke. Jadi kadang-kadang aja ya kalau masalah pribadi mempengaruhi kerja. S : Tapi kalau sekali udah di tempat kerja ‘tu udah beda lagi suasananya. Jadi

udah yang itu udah dilupain. P : Ya udahlah, enjoy aja di pekerjaan? S : Ha’a. Yang penting soalnya pekerjaan biasanya ‘kan kita nggak, nggak apa…

ada terus gitu ‘kan. Jadi kita sering ngelupain yang itu, yang masalah pribadi. P : Oke, kalau misalnya itu, juga kurang lebih sama ya reaksi-reaksinya, misalnya

reaksi fisik pada saat masalah pribadi… apa ya stres akibat masalah pribadi ‘tu reaksi fisiknya sama aja apa… pusing apa segala?

S : Itu sih nggak pusinglah, cuma apa emosinya naik, panas rasanya (tertawa). P : Oke. Ee… secara fisik nggak terlalu tampak ya kalau misalnya untuk masalah

ini? S : Iya. Wajahnya aja yang tampak sangar (tertawa). P : Oke. Kalau misalnya untuk cara Mbak mengatasi masalah pribadi, mungkin

lebih pada gimana sih mengatasi masalah pribadi itu agar tidak apa ya… kebawa-bawa dalam pekerjaan. Mungkin…

S : Itu tadi, kita berusaha ngelupakan sendiri. Aa… berusaha supaya kita fokus ke pekerjaan itu, jadi kita ‘kan nggak mikirkan yang pribadi kita.

P : Oke. Jadi lebih fokus kepada pekerjaan? S : Hm. P : Oke, kalau saya nyoba ngasih beberapa pertanyaan tentang ini ya, strategi

Mbak. Mm… mungkin langkah- langkah apa sih yang Mbak ambil untuk keluar pada apa ya, saat-saat nggak enak? Misalnya apa ya, masalah baik itu masalah pekerjaan, mungkin lebih pada masalah pekerjaan atau masalah pribadi gitu, langkah- langkah yang sering diambil gitu?

S : Yang diambil? Apa ya? Kadang kalau sampai ndak mampu ‘tu larilah dari ‘tu… dari masalah, itu kalau masalah pribadi sih.

P : Kalau masalah pekerjaan? S : Kalau pekerjaan sih, itu tadi konsultasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

117

P : Lebih pada konsultasi ya atau sharing gitu? S : Iya. P : Oke. Kalau misalnya ee… apa, Mbak punya rencana-rencana yang harus

dilakukan jika menghadapi masalah yang sama? S : Hm… P : Misalnya Mbak punya masalah apa ya, menghadapi masalah ee… dalam

pekerjaan ‘tu apa ya, tadi kayaknya bayi posisi, misalnya posisi bayi yang nggak normal, letaknya nggak normal. Ee… itu, Mbak punya masalah itulah ya, apakah setiap masalah itu Mbak melakukan hal yang sama untuk menanggulangi masalah tersebut? Apa pemecahannya hanya selalu dengan misalnya mungkin konsultasi atau rujukan gitu?

S : Karena prosedurnya seperti itu ya jadi seperti itu penanggulangannya. P : Kalau kasus-kasus yang lain misalnya yang mungkin secara prosedural nggak

perlu dokter tapi mungkin ada option lain untuk ini? S : Kita kalau di sana ‘tu ‘kan udah peraturan yayasan, jadi susah. Jadi memang

kita prosedural itu harus ke dokter. Misalnya yang normal kita tangani sendiri. P : Ada nggak sih, kalau misalnya Mbak punya rencana atau tindakan untuk

menghadapi suatu masalah, tapi rencana atau tindakan itu Mbak batalkan karena Mbak menganggap hal itu bukan waktu yang tepat?

S : Ada. P : Misalnya? S : Misalnya waktu apa ya? Susah juga sih. Masalahnya beribet-beribet yang

dipikiran. Misalnya tindakan kita disuruh lakukan ini sebenarnya ‘kan kita kira itu belum tepat jadi kita tunda, tunda untuk waktu selanjutnya. Pernah sih kayak gitu.

P : Itu lebih sering pada pekerjaan ya? S : Iya, pekerjaan. P : Oke, kalau misalnya pada waktu Mbak mengalami stres, ee… Mbak mencari

seseorang yang apa ya… tempat ee… bercerita, mungkin meminta nasihat itu, pernah?

S : Pernah. P : Biasanya itu dengan siapa? Lebih sering ke siapa? S : Dengan siapa ya? (tertawa). Dengan teman kerja yang paling… paling

seringnya. P : Kalau dengan dokter-dokter ahli gitu? S : Dokter ahli sih, kita lebih pada prosedur tindakan apa. P : Oke. Kalau misalnya ini, ada nggak sih hal-hal positif yang Mbak ambil dari

masa-masa apa ya, masa sulit, masa stres Mbak, masa tertekan? S : Hal positif… kadang jadi pelajaran supaya itu nggak diulangi lagi

kedepannya. P : Lebih pada ini ya, pada pengalaman? S : Introspeksi. P : Hm. Kalau misalnya, kadang-kadang ada orang yang protes, ngeluh gitu ‘kan

saat menghadapi masalah. Pernah nggak Mbak seperti itu? S : Pernah. Waktu misalnya protes sama kita gitu?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

118

P : Nggak, maksudnya Mbak yang protes. Apa ya, Mbak yang ngeluh, kenapa sih ini terjadi sama aku atau kayak gimana gitu?

S : Sering juga… (tertawa). Karena saya juga ‘kan yunior di sana, jadi kayaknya masih kurang benar gitu. Jadi seringlah.

P : Protes-protes sendiri? S : Ha’a, protes sendiri. Ya diungkaplah kekesalan itu diceritakan sama teman,

disharingkan. Aa… gitu aja. P : Kalau, tapi sering nggak juga menerima saat-saat sulit seperti itu? Soalnya

kadang-kadang kita juga protes tapi juga menerima itu nggak kadang-kadang? S : Iya, kadang-kadang (tertawa). P : Kalau misalnya saat menghadapi masalah, ada nggak sih, pernah Mbak… ya

udahlah aku berdoa aja, tapi mungkin usahanya… S : Kadang usaha jugalah, lebih usaha. Berdoa itu pas mau melakukan tindakan,

kalau udah misalnya itu ah… harus usaha. P : Kalau misalnya, ee… Mbak tadi ‘kan ada bilang, ada perasaan bersalah

mungkin pada saat itu juga, pada saat stres itu juga ada sedikit marah atau gimana. Mbak, ada nggak cara Mbak untuk melepaskan perasaan… emosi-emosi Mbak itu? Mungkin kadang-kadang ada orang yang lebih senang teriak-teriak gitu, atau gimana?

S : Perasaan emosinya? Gimana caranya? P : Atau mungkin hanya, ya udahlah cukup diam, udah selesai gitu. S : Itu ajalah, cuma apa emosinya biar ndak tertekan, terlalu tertekan gitu. Itu

cerita aja sama teman. Saya begini-begini jadi biar lepas, ndak tertekan gitu. Nggak sampai marah-marah benar.

P : Kalau misalnya untuk melakukan aktivitas lain, misalnya untuk melupakan masalah yang sedang terjadi, pernah nggak? Apa ya, orang ‘kan kadang-kadang ada yang model-model ya udahlah untuk melupakan masalah ini aku belanja atau gimana gitu?

S : Nggak bisa sih kadang-kadang dilupain. P : Tetap ya? S : Pasti kepikiran. P : Tapi lama-lama hilang sendiri? S : Hm. Akhirnya ada pemecahannya. Itu sih kalau ‘kan udah disharingkan gitu,

jadi pecahkan bersama. P : Oke, itu berarti bareng teman-teman ya? S : Iya. P : Kalau misalnya, ada nggak sih hal-hal yang Mbak anggap bisa membantu

ketika menghadapi masalah? Mungkin lebih kepada apa ya, dukungan-dukungan mungkin, dukungan sosial gitu? Hal-hal yang Mbak anggap bisa membantu Mbak memecahkan masalah?

S : Gimana ya, hal-hal… Kita sih, kalau misalnya kita udah terlalu gimana ‘tu dari dukungan-dukungan dari keluargalah. Pokoknya aduh bingung… dari keluargalah gitu.

P : Seringnya dari keluarga ya? Kalau misalnya, hal-hal yang malah menghambat itu ada nggak Mbak untuk Mbak memecahkan masalah gitu? Pada masalah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

119

masalah di tempat kerja tapi ada hal-hal yang menghambat untuk menyelesaikan masalah itu?

S : Biasanya ‘tu yang menghambat dari diri sendiri. P : Maksudnya? S : Karena masalahnya ‘tu dari diri sendiri. Mm… misalnya, oh ini maksudnya

dari tempat kerjanya? P : Ya bisa masalah pribadi atau masalah di tempat kerja. Ada nggak sih hal-

hal… Kita ‘kan punya masalah gitu, ada nggak sih situasi yang menghambat untuk kita untuk menyelesaikan masalah itu?

S : Untuk menyelesaikan masalah di tempat kerja ya? Biasanya sih masalah dari diri sendiri itulah. He’e dari diri sendiri ‘tu rasanya bersalah, jadi apa, malah…

P : Malah stag gitu? S : Ha’a. Iya. Kurang yakin jadinya. P : Terus kalau misalnya ee… perasaan Mbak ada nggak sih, gimana perasaan

Mbak kalau misalnya udah, ya Mbak merasa udah menyelesaikan masalah Mbak gitu?

S : Perasaannya, perasaan lega pastinya. Lega terus nggak terbebani, nggak stres lagi, itu pasti.

P : Misalnya hubungan dengan orang lain mungkin? Pada saat kita bermasalah ‘tu kadang-kadang kita uring-uringan gitu ‘kan Mbak. Mungkin seperti yang Mbak tadi bilang, cemberut atau gimana. Setelah itu gimana? Kalau misalnya udah, ya udah selesai gitu?

S : Setelah selesai ya, senang lagi, ceria lagi, udah bisa enjoy. P : Maksudnya, secara nggak langsung, otomatis, hubungan dengan orang lain

udah… S : Lega. Udah baik lagi. P : Kalau misalnya saya nanya Mbak, apakah tindakan-tindakan yang Mbak

lakukan untuk memecahkan masalah Mbak, baik ini masalah pekerjaan atau masalah pribadi ya, selama ini Mbak anggap udah… udah apa ya, udah sesuai nggak dengan keinginan Mbak? Udah cocok nggak strategi yang Mbak lakukan untuk menyelesaikan masalah A, masalah B, masalah C?

S : Udah sih, udah cukup. P : Kalau misalnya di pekerjaan? S : Ya, karena kita ‘kan udah ada prosedurnya, jadi rasanya udah cocok kayak

gitu. Ee… udah sesuailah. P : Jadi memang udah ada aturan-aturan berlakunya seperti itu ya? S : He’e. P : Kalau misalnya untuk yang ini, untuk masalah pribadi? S : Masalah pribadi, biasanya ‘kan masalah pribadi ‘tu tergantung masalahnya.

Jadi kadang ada yang kurang cocok, ada yang cocok. Jadi bingung jugalah menentukannya.

P : Kembali kita melihat hal-hal positifnya itu? S : He’e. P : Oke. Ya udah Mbak kalau gitu makasih atas segala bantuannya. S : Iya, sama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

120

Wawancara II (SSC.BS1.WwII.27-28Juli’07) Hari/ tanggal : Jumat - Sabtu, 27 - 28 Juli 2007 Waktu : Pada saat observasi berlangsung Tempat : Klinik dan tempat tinggal subjek Keterangan: P : Peneliti S : Subjek

P : Kasus-kasus sehari-hari yang Mbak temui ‘tu apa aja sih Mbak? Bervariasi nggak sih?

S : Apa ya... kasus ‘tu ada yang harian ada juga yang tindakan gitu. Kalau yang harian macam imunisasi atau KB gitu, mm... tapi kalau tindakan ‘tu kayak pas persalinan, orang melahirkan ‘tu, terus apa ya... kuret7 rahim sama operasi gitu. Ada juga sih yang kespro (kesehatan reproduksi) gitu, kayak orang keputihan, yang kayak-kayak gitulah.

P : Kalau yang bikin panik Mbak ‘tu kasus-kasus yang seperti apa? S : Yang bikin panik? Yang nggak bisa kita hadapin, bukan ndak bisa sih mm…

hanya apa ya jarang kali ya, jadi bingung. P : Contohnya Mbak? S : Kayak apa ya… Kasusnya macam-macam sih. Tapi panik kalau ada ibu yang

pendarahan, itu udah panik, udah panik itu. Pendarahan berat gitu ya, yang nggak berhenti-henti. Mana harus berhentiin darah, harus siap donor segala ‘kan, tapi kadang kalau udah nggak sanggup langsung rujuk ajalah. Resikonya besar juga ‘kan.

P : Kalau ada tekanan nggak Mbak saat panik gitu? S : Tekanan ya karena kita ‘tu ‘kan harus nolong ‘kan, takut juga kita pasien

entah gimana nanti ‘kan. P : Kalau dari keluarga pasien atau dokter? S : Dari dokter ‘tu pasti, apalagi kalau kita rujuk ke rumah sakit, kadang diomelin

juga. Kalau dari keluarga pasien kadang, ada yang ngerti tapi ada juga yang ndak. Orang ‘kan beda-beda ‘kan (tertawa).

P : Capek nggak sih Mbak? S : Tiap kerjaan pasti ada capeknya, tapi yang terima ajalah, udah tugas kita ‘kan. P : Kalau untuk ngumpul sama teman-teman terbatasi nggak sih Mbak? S : Ya pastilah. Kita ‘kan udah capek kerja, berapa jam sehari. Nanti kalau ada

waktu ada aja tugas di rumah, atau dipanggil lagi ke klinik. Kalau libur, udah capek, paling tidur, di rumah. Kadang-kadang aja sih keluar sama teman, paling SMS-an atau ndak telepon bentar gitu ‘kan. ‘Kan juga udah sibuk juga mereka.

P : Terus ngatasinnya gimana Mbak? S : Yang jarang ketemu itu? Ya itu tadi SMS atau telepon. Paling nanya kabar

atau curhat gitulah. Kalau sempat aja baru ketemuan.

7 Proses pengeluaran isi rongga rahim untuk membersihkan sisa kehamilan atau jaringan yang tidak normal (www.lib.unair.ac.id)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

121

P : Kalau sama pacar atau keluarga gitu Mbak? Mungkin protes sama kesibukan Mbak?

S : Udah ngerti sih mereka. Hanya kalau ada masalah suka salah paham aja sih, maksudku gini ‘kan mereka nangkapnya lain. Tapi kalau urusan sibuk sih udah tahulah mereka. Jadi nggak masalah.

P : Ngatasin masalah itu kayak gimana Mbak? S : Ya diomongin aja sih. Tapi itu lihat-lihat waktu juga ‘kan, kadang pas lagi

emosi bisa jadi besar masalahnya. Jadi kadang tunggu tenang dulu. Gitu aja sih, kayak orang lain juga.

P : Kalau kayak Mbak lagi jaga sendiri atau disuruh stand by gitulah ya, sering bete nggak sih Mbak? Apa ya ngeluh gitu?

S : Kadang-kadang sih, pas kita lagi ada masalah atau baru mau tidur tiba-tiba dipanggil ‘kan jadi agak malas, tapi mau gimana lagi, itu kerjaan kita. Ya pergilah kita ke klinik.

P : Kalau jaga sendiri? S : Mm... jarang sih. Tapi kalau harus ngambil keputusan gitu yang suka bingung. P : Pas gitu Mbak gimana? S : Lakukan dulu yang penting, entah pasang infus atau apalah. Baru habis ‘tu

telepon dokter nanya gimana -gimana. Nah baru kita lakukan apa yang dibilang dokter. Bingung sih biasa, panik gitu.

P : Pas panik gitu apa yang Mbak lakuin? Nggak mungkin ‘kan… S : Nenangkan diri dululah, tarik nafas. Tapi ndak boleh lama-lama, kita ‘kan

harus ngasih tindakan (tertawa). Habis itu barulah konsul ke dokter gitu. He’e. P : Pas panik gitu doa ndak Mbak biasanya? Atau udah buru-buru ya udahlah... S : Doa pastilah. Entah hanya doa sebentar biar bisa ngerjakan dengan benar gitu.

Seringnya paniknya berkurang, jadi enak kita pas mau ngasih tindakan. P : Tapi... S : Sehari-hari sebelum jaga juga doa sih. Biar enak juga kita kerja ‘kan. P : Hm. Kalau perencanaan tindakan gitu ada nggak Mbak lakukan? Misalnya

waktu menghadapi masalah ini, aku harus gini, gini, gini? S : Rencana? Mm… P : Waktu Mbak ngadapin masalah di klinik atau masalah pribadi? S : Rencana nggak juga sih. Hadapin apa adanya. Kalau di klinik ya kalau

tindakan ‘kan udah ada prosedurnya, tapi itu tergantung kasus lagi, makanya konsultasi lagi ke dokter atau tanya ke senior biar jelas gitu ‘kan.

P : Oke. Kalau menghentikan usaha untuk mengatasi masalah? S : Hm... Maksudnya? P : Gimana ya... Mbak punya masalah terus Mbak melakukan tindakan tertentu

tapi pada akhirnya Mbak hentikan gitu? S : Oh ada sih. Kalau kita misalnya ini, melakukan tindakan sesuai prosedur, tapi

kita harus lihat perkembangannya lagi ‘kan. Ya kalau misalnya prosedurnya udah nggak sesuai ya kita hentikan gitu.

P : Kalau dalam masalah pribadi? S : Apa ya? Kalau sama teman gitulah ya. Oh kalau kita ada masalah sama teman,

tapi kita negur dia gitu, tapi dia cuek, atau gimana gitulah, ya udah ndak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

122

ditegur lagi. Kita ‘kan udah mau berbuat baik, gitu (tertawa). Tapi dianya gitu, mau gimana lagi (tertawa).

P : Oke. Kalau selain rasa pusing, deg-degan, lemas ada nggak yang Mbak rasakan waktu tertekan gitu? Hilangnya kapan?

S : Itu sih gemetaran aja, apa tremor, keringatan juga. Terus itu kalau udah parah sekali ya. Tapi kalau udah selesai ya hilang, lega juga ‘kan masalahnya selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

123

Wawancara III (SSC.BS1.WwIII.5Nov’07) Hari/ tanggal : Senin, 5 November 2007 Waktu : Pukul 08.30 – 08.55 WIB Tempat : Wawancara via telepon Keterangan: P : Peneliti S : Subjek

P : Mbak, tugas Mbak di klinik ‘tu apa aja sih? Tugas-tugas yang diatur yayasan gitu?

S : Tugas dari yayasan? Ya standar sih, pokoknya yang terkait dengan tindakan kebidanan gitu sih.

P : Bisa kasih contoh tugas-tugas khususnya ‘tu apa aja Mbak? S : Kalau memeriksa kehamilan, membantu persalinan termasuk operasi ya, terus

perawatan ibu nifas, post partum dan post SC, sama kuret, itu pasti ‘kan. Ada juga kalau untuk bayi ‘tu, perawatan bayi yang baru lahir, bayi sakit, balita, imunisasi. Apalagi ya, kesehatan reproduksi gitu ada juga, misalnya kalau remaja puteri datang dia keputihan gitu ‘kan, konsul KB juga.

P : Selain itu Mbak? S : Pokoknya sih itu, tapi tindakan di dalamnya ‘kan macam-macam. Tergantung

kasusnya apa. Tapi penanganan kita itu tadi. P : Oke. Kalau kasus-kasus yang membuat Mbak tertekan apa aja? Mungkin

selain kasus pendarahan gitu? S : Umumnya sih yang parah kasus pendarahan, mau itu kelahiran normal atau

operasi tapi kalau udah pendarahan udah panik aja. Partus letak sunsang juga panik, apalagi yang posisinya bisa sangkut-sangkut ‘kan, kalau yang nggak biasa ditemui gitu. Pas proses persalinan juga, kadang ibunya ‘kan susah disuruh, bingung kayaknya, jadi disuruh tarik nafas gitu malah nggak, malah banyak gerak, padahal dia harus ngeden juga ‘kan. Bingung kadang mau kasih tahunya gimana (tertawa).

P : Adalagi nggak Mbak? S : Ndak sih, paling seringnya pendarahan, partus letak sunsang. Kalau ibunya

pre-eklamsi itu juga bermasalah, terutama darah tinggi ya, panik ‘tu biasanya. Bingung juga apa yang harus dilakuin gitu, ‘kan beda-beda tiap orang ‘kan. Tapi biasa langsung konsul dokter, kadang ibunya kesakitan kita lagi telepon dokter ‘kan, ndak tega juga. Udahlah jadi satu, jadi bingung gitu.

P : Selain konsul apalagi Mbak yang Mbak lakukan untuk mengatasi masalah ini? S : Habis konsul lakukan apa yang dibilang dokter. Sebelumnya sih kita udah beri

tindakan dulu sebelum telepon dokter kadang ya, tindakan penting dululah, kita pasang infus, kita kasih obat apa dulu, baru kita hubungi dokter. Kalau udah parah baru kita rujuk ke rumah sakit.

P : Ada yang langsung ditangani sendiri? S : Kalau kasus-kasus berat harus konsul dokter, kita nggak boleh sembarangan

‘kan, apalagi kita panik, kita nggak yakin, pokoknya pastikan sama dokter dulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

124

P : Kalau saat bertugas sendiri pernah nggak Mbak? S : Pas lagi sendiri? Apa ya soalnya sering bareng sama teman ‘kan. Paling

nanganin pemeriksaan atau apa, kayaknya nggak ada kasus berat gitu. Bisa panik kalau harus sendiri. Sama teman aja udah bingung biasanya ‘kan apalagi sendiri.

P : Kemarin ‘kan Mbak bilang kalau Mbak belum pernah menghadapi kasus aborsi. Kalau kasus lain yang terkait dengan isu etik gitu ada nggak?

S : Apa ya… P : Mungkin izin keluarga untuk melakukan tindakan ke pasien gitu? S : Oh pernah sih baru-baru ini. Waktu pasien harus dikuret gitu habis keguguran,

tapi pernah ‘tu keluarganya ndak bolehkan. Padahal kondisi rahim masih nggak baik, harus dibersihkan ‘kan darah-darah yang tertinggal itu. Nggak bagus ‘kan bikin kista. Tapi keluarganya takut malah terjadi apa-apa pas dikuret.

P : Terus Mbak gimana waktu itu? S : Ya udah kalau keluarga nggak boleh mau apalagi. Saya langsung ngomong

sama dokter, akhirnya dokter yang kasih tahu keluarganya itu. Boleh akhirnya mungkin karena lebih percaya dokter ya. Ya udah langsung kita kuret.

P : Kalau nggak dapat izin keluarga berarti nggak dilakuin Mbak? S : Nggak, nanti ada apa-apa kita lagi yang kena. Ikut maunya mereka. Tapi kita

beri saran, kita kasih tahu gitu resiko-resikonya. P : Ke masalah pribadi ‘ni ya Mbak, apa masalah pribadi gitu mengganggu Mbak

dalam bekerja? S : Masalah pribadi? Kadang sih. P : Bisa kasih contoh nggak Mbak? S : Kalau kita lagi marah atau kesal dari rumah ‘kan kadang udah bingung mau

ngapa-ngapa pas di klinik. Tapi harus usaha konsen soalnya nanti salah-salah nanganin pasien. Kalau misalnya ada masalah sama teman kerja ya kadang juga kebawa malas, gimana mau kerja nyaman ‘kan, tapi kita pikirkanlah kerjaan kita juga.

P : Nambah-nambah tertekan nggak Mbak? S : Iya, kalau kita pas ngadapin kasus berat pas sama teman itu, ya kadang

udahlah yang penting nolong dulu aja. P : Kalau masalah yang paling nekan yang mana Mbak? S : Masalah pekerjaan sih nekan, tapi kadang tambah lagi masalah pribadi gitu

kadang jadi tambah berat aja. P : Kalau pas lagi bermasalah gitu Mbak lakuin aktivitas lain nggak, ya untuk

ngurangin tekanan? S : Paling istirahat aja di rumah. Main juga kadang sama teman itu aja sih. Curhat

biasa kalau ketemu teman. P : Kemarin ‘kan Mbak bilang yang menghambat dalam menyelesaikan masalah

‘tu diri sendiri. Maksudnya gimana? S : Gimana ya? Diri sendiri… Mm… kadang kita nggak yakin kita bisa

nyelesaikan gitu ‘kan, jadi kadang nanganin pasien ragu padahal kadang kena pasien yang harus dikasih tindakan cepat ‘kan. Kadang salah-salah yang udah pernah dibuat bikin nggak yakin juga untuk ngelakuin tindakan gitu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

125

P : Oke. Kalau hambatan dari segi keterbatasan pernah Mbak alami? Mungkin tenaga, obat atau pengetahuan gitu?

S : Jarang sih ya. Seringnya pengetahuan. Yang kita dalami ‘kan tentang kebidanan, lebih ke ibunya ‘kan, gimana ngasih pertolongan yang baik ke ibu, pemeriksaan juga. Tapi kita juga harus nanganin bayi sakit kadang, itu yang bingung. Belum lagi kalau salah-salah nantinya ‘kan. Kasus-kasus yang belum pernah dapat juga kadang bikin bingung, panik gitu.

P : Yang Mbak lakukan apa untuk mengatasinya? S : Banyak nanya sih, ke dokter atau senior, terus kalau pas ngadapin kasus rumit

‘tu ngelihat senior apa aja yang dikerjakan, jadi besok-besok udah tahu. Jadi nggak bingung ‘kan. Kadang juga baca-baca.

*) Hasil Wawancara Subjek 2 dan Subjek 3 selengkapnya dapat dilihat pada

naskah skripsi tercetak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

126

B. HASIL OBSERVASI*

HASIL OBSERVASI SUBJEK 1 (SSC.BS1.Obs.27-28Juli’07)

Hari, tanggal : Jumat - Sabtu, 27 - 28 Juli 2007 Tempat : Klinik Kharitas Bhakti dan tempat tinggal subjek

Tema Observasi

1. Lingkungan tempat subjek bekerja

a) Lingkungan fisik Subjek bekerja di Kharitas Bhakti Medical

Centre, yaitu balai pengobatan swasta yang terletak di tengah kota Pontianak. Bangunannya merupakan sebuah ruko (rumah toko) tingkat tiga yang cukup luas dan dibagi menjadi beberapa bagian/ sal. Balai pengobatan ini tidak hanya dikhususkan pada pelayanan kebidanan saja, tetapi ada juga beberapa unit medis lainnya, antara lain poli umum, poli gigi, poli mata, dan penyakit dalam. Oleh karena terdapat beberapa unit medis, maka pengurusan administrasi pasien, laboratorium, obat-obatan/ apotek, dan kantor personalia tidak terpisah antar unit.

Unit kebidanan tempat subjek bertugas terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang periksa, ruang bersalin, ruang operasi, kamar bayi, ruang perawat, ruang obat, dan beberapa ruang perawatan. Ruang perawatan sendiri terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu ruang perawatan kelas 3 dengan daya tampung 4 orang, ruang perawatan kelas 2 dengan daya tampung 2 orang, dan ruang perawatan kelas 1 dengan daya tampung 1 orang. Baik di ruang periksa maupun di ruang bersalin terdapat tempat tidur pasien dan lemari yang berisi peralatan-peralatan yang siap digunakan oleh tenaga medis. Tabung oksigen juga terlihat di ruang operasi jika sewaktu-waktu digunakan dalam proses persalinan atau saat operasi caesarea (baca: cesar). Sedangkan di kamar bayi, selain terdapat beberapa tempat tidur bayi juga terdapat inkubator yang digunakan jika pasien bayi mengalami gangguan, seperti lahir prematur. Meskipun unit kebidanan pada klinik Kharitas Bhakti memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti ruang operasi, tetapi juga memiliki sejumlah keterbatasan sehingga terkadang pasien tetap harus dirujuk ke rumah sakit besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

127

b) Lingkungan sosial Subjek mengerjakan tugas-tugas kebidanannya

bersama 5 orang bidan. Di antara keempat bidan lainnya, subjek adalah bidan yunior yang bekerja di tempat tersebut. Selain bidan, terdapat pula 5 orang perawat yang ditugaskan di sal kebidanan untuk membantu tugas-tugas bidan.

Bidan dan perawat ini bertugas secara bergiliran sesuai dengan shift kerjanya. Shift kerja di balai pengobatan ini dibagi menjadi 3, yaitu shift pagi, sore, dan malam. Shift pagi dimulai dari pukul 07.00 hingga 14.00, dengan 2 bidan dan 2 perawat sebagai petugas jaga. Shift sore dimulai pukul 14.00 sampai dengan pukul 21.00, sedangkan shift malam dimulai dari pukul 21.00 hingga pukul 07.00 keesokan harinya. Kedua shift tersebut masing-masing dijaga oleh seorang bidan dan seorang perawat. Bidan maupun perawat mendapat jatah libur setelah mendapat giliran dua kali bekerja di shift pagi, dua kali di shift sore, dan dua kali di shift malam. Meskipun jadwal tugas sudah disusun secara bergiliran setiap minggunya, namun bidan maupun perawat tetap harus siap jika diperlukan sewaktu-waktu apabila keadaan gawat dan mendesak.

Jumlah pasien yang mendapatkan tindakan, seperti persalinan, operasi, dan kuretase rata-rata per bulannya mencapai lebih dari 15 orang. Jumlah tersebut belum termasuk pasien yang datang untuk melakukan konsultasi KB, imunisasi, maupun pelayanan kesehatan reproduksi lainnya.

2. Saat subjek

bertugas a) Kesiapan subjek untuk bekerja

Observasi I dan Observasi II

Baik pada observasi pertama dan kedua, subjek mendapat giliran shift pagi. Pada observasi pertama, subjek yang seharusnya memperoleh libur diminta untuk menggantikan tugas rekannya yang tidak dapat masuk pada hari itu.

Subjek telah bangun dan bersiap-siap untuk bekerja sejak pukul 05.00 pagi. Sesaat setelah ia bangun, subjek menyempatkan diri untuk berdoa. Setelah mengerjakan beberapa pekerjaan rumah ia segera mandi dan bersiap-siap. Pukul 06.30 pada observasi pertama subjek sudah berangkat karena jarak rumah dan tempat kerjanya agak jauh. Meskipun demikian subjek tidak terlambat bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

128

dan tiba ±10 menit sebelum jam kerjanya dimulai. Seperti pada hari sebelumnya, pada observasi kedua subjek sudah mempersiapkan diri dari pagi, tiba beberapa menit sebelum jam kerja dimulai dan tidak terlihat terburu-buru.

Subjek terlihat menegur rekan-rekannya yang bekerja pada shift malam dan mengobrol mengenai kondisi pasien yang baru saja melahirkan semalam. Walaupun terlihat masih mengantuk, subjek tidak mengeluh harus berangkat pagi-pagi ke tempat kerja bahkan ia segera membaca laporan yang ada di ruang periksa dan merapikannya.

b) Perilaku subjek saat bekerja secara umum

Observasi I dan II

Perilaku subjek pada saat bekerja baik pada observasi pertama dan kedua tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Subjek tidak lagi tampak canggung dengan berbagai aktivitas yang merupakan tugasnya sehari-hari. Bersama dengan rekan-rekan sekerjanya, ia bercerita mengenai pengalaman yang dihadapi saat bertugas dan sesekali diselingi dengan senda gurau. Terkadang subjek terlibat pembicaraan dengan dokter obgin atau bidan senior mengenai kasus yang sedang dihadapi. Secara berkala subjek melihat kondisi pasien rawat inap. Ia juga mengerjakan tugas administrasi seperti menulis laporan pemeriksaan pasien, mengecek persediaan obat-obatan, serta melakukan sterilisasi pada alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan ataupun persalinan. Ketika tidak ada pasien yang berkunjung, maka subjek mengobrol dengan dengan peneliti dan rekan sekerjanya atau menonton tayangan televisi bersama serta saling memberikan komentar terlebih jika ia merasa bosan.

c) Perilaku subjek saat menangani pasien

Observasi I dan II

Pada observasi pertama dan kedua, selain memberi perawatan pada pasien rawat inap, subjek juga memberikan pelayanan yang terkait dengan praktik kebidanan kepada pasien-pasien yang datang, antara lain memberikan konseling KB, memeriksa kandungan, atau memeriksa kesehatan bayi dan balita. Subjek juga menangani keluhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

129

remaja puteri yang mengalami keputihan. Akan tetapi peneliti tidak diizinkan untuk masuk ke ruang periksa untuk mengobservasi kegiatan secara langsung. Subjek hanya terlihat panik, berkeringat, dengan wajah yang serius ketika harus memeriksa kandungan seorang ibu yang berusia 8 bulan. Ia terlihat beberapa kali keluar masuk ruang periksa dan menghubungi dokter untuk tindakan yang tepat karena kondisi kandungan yang kurang baik. Adapun pada saat itu ia hanya berjaga dengan seorang perawat. Kejadian ini terjadi pada observasi hari pertama.

Peneliti hanya dapat melihat saat subjek menangani pasien rawat inap dan bayinya. Subjek terlihat cekatan ketika memeriksa kondisi pasien. Subjek juga mendengarkan keluhan-keluhan pasien dan terkadang berkonsultasi dengan bidan senior sebelum memberikan tindakan. Ia mengaku masih sering ragu dalam memberikan tindakan terutama pada keluhan-keluhan yang jarang ditemui. Pada observasi kedua subjek harus memeriksa ibu yang mulai pembukaan dan masih menunggu waktu melahirkan. Subjek tampak tenang meskipun sigap mempersiapkan alat dan melakukan pemeriksaan.

d) Komunikasi yang dilakukan subjek dengan pasien

Observasi I dan II

Subjek tidak terlihat memiliki masalah saat berkomunikasi dengan pasien. Ia terlihat ramah dan sabar saat memeriksa dan memberikan penjelasan kepada pasien rawat inap. Hanya saja pada saat subjek sudah merasa capek ketika observasi kedua berlangsung, ia harus menangani pasien keturunan Tiong Hoa yang keras kepala untuk berkonsultasi pemilihan alat KB. Walaupun kesal, subjek tetap memberikan penjelasan dan akhirnya pasien dapat mengerti juga. Kekesalannya itu selain diungkapkan sendiri oleh subjek juga terlihat dari perubahan raut wajahnya.

3. Saat subjek tidak

bertugas a) Perilaku subjek setelah lepas jam kerja

Observasi I dan II

Subjek banyak menghabiskan waktu di rumah setelah pulang dari bekerja. Ia beristirahat, menonton televisi, atau membantu mengurus pekerjaan rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

130

tangga, seperti menyapu, memasak, dll. Pada sore hari saat observasi pertama berlangsung, subjek mengantar ibunya ke pasar. Subjek yang merasa capek akhirnya membatalkan janji untuk bertemu dengan teman-temannya, meminta maaf, dan berjanji untuk bertemu keesokan harinya. Ia sempat mengungkapkan bahwa sebenarnya ia merasa tidak enak karena sudah beberapa kali membatalkan janji. Oleh karena itu, subjek menepati janji bertemu dengan teman semasa kuliahnya pada observasi hari kedua untuk sekedar berjalan-jalan dan makan malam sambil bertukar cerita mengenai kehidupan pribadi maupun pengalamannya di klinik. Subjek berusaha untuk memanfaatkan waktu luangnya dan membuat dirinya tidak merasa jenuh dengan rutinitasnya.

b) Perilaku subjek saat menghadapi masalah di luar

pekerjaan Observasi I dan II

Selama observasi berlangsung subjek tidak menunjukkan bahwa ia sedang menghadapi masalah. Hal ini dapat dilihat secara fisik khususnya dari raut wajah yang tidak terlihat kesal, murung, atau marah. Meskipun demikian pada observasi pertama, ia sedikit menghadapi masalah pribadi dengan ibunya. Namun kesalah pahaman tersebut tidak menjadi masalah besar dan dapat ia selesaikan. Walaupun awalnya sempat merasa kesal, subjek terlihat sabar saat memberikan penjelasan kepada ibunya setelah sebelumnya menunggu kondisi dan emosinya menjadi lebih tenang.

c) Relasi subjek dengan orang lain

Observasi I dan II

Hubungan subjek dengan rekan sejawatnya terlihat cukup baik meskipun ia termasuk baru dan yunior di klinik tersebut. Disela-sela pekerjaannya, subjek sering mengobrol dan bercanda dengan rekan-rekannya.

Subjek juga terlihat dekat dengan keluarganya termasuk dengan keponakannya (anak dari saudara sepupunya). Hal ini terlihat ketika mereka mengobrol saat makan malam pada observasi pertama. Mereka masing-masing bercerita tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

131

pengalamannya dan sesekali diselingi dengan senda gurau. Selama observasi berlangsung subjek tidak terlihat memiliki masalah di dalam keluarga selain masalah kecil dengan ibunya.

Hubungan subjek dengan teman-temannya juga cukup baik. Meskipun jarang bertemu dan terkadang membatalkan janji, mereka sering mengirim SMS (pesan singkat) untuk sekedar menanyakan kabar atau curhat. Pada saat keluar dengan teman-temannya, subjek terlihat gembira dan menikmati acara tersebut, meskipun sebelumnya ia beberapa kali meminta maaf karena merasa tidak enak telah mendadak membatalkan janji.

Subjek jarang menunjukkan ekspresi marah. Kalaupun memiliki masalah ia hanya terlihat kesal dan tidak banyak bicara seperti ketika memiliki masalah dengan ibunya. Namun setelah ia merasa tenang subjek mau menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan memberi penjelasan kepada ibunya. Subjek mengaku pada saat-saat tertentu saja ia mau menceritakan permasalahannya dengan teman-temannya.

d) Perilaku subjek saat harus menangani pasien di luar

jam kerja Observasi I

Pada saat observasi pertama berlangsung seharusnya subjek mendapat jatah libur, akan tetapi ia diminta untuk menukar jadwal dan menggantikan tugas rekannya yang tidak dapat masuk kerja pada hari itu. Subjek tidak terlihat mengeluh meskipun harus berangkat pagi-pagi ke klinik. Observasi II

Pada saat observasi hari kedua berlangsung, subjek tidak menangani pasien di luar jam kerjanya. Ia juga tidak mendapat panggilan dari klinik untuk menangani pasien.

4. Saat wawancara

berlangsung Subjek cukup grogi pada saat wawancara pertama

dimulai. Ia mengaku agak stres sehingga menggigiti kuku jari tangannya. Hal ini terjadi karena ini adalah kali pertama ia diwawancarai dan ia kurang percaya diri apabila suaranya harus didengar oleh orang lain. Akan tetapi setelah diyakinkan bahwa rekaman hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, maka ia pun setuju. Di samping itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

132

pada awalnya subjek bingung akan bercerita apa. Setelah dijelaskan bahwa subjek hanya bercerita sesuai yang ditanyakan oleh peneliti, maka ia merasa nyaman dan mulai bercerita. Meskipun tidak banyak bicara, ia tidak malu-malu untuk mengakui ketakutan dan kepanikan yang dirasakannya saat menghadapi pasien. Meskipun demikian untuk masalah pribadi, subjek merasa hal itu tidak etis untuk dibicarakan. Ia hanya menekankan bahwa permasalahan pribadi yang sering terjadi terkait dengan pacar, keluarga, teman-teman, maupun rekan sejawat.

Pada saat menjawab pertanyaan dari peneliti subjek terlihat serius. Meskipun demikian ia tidak terlihat terlalu tegang dan tampak lebih santai di tengah wawancara. Sesekali ia terlihat tersenyum bahkan tertawa saat menceritakan pengalamannya. Ekspresi wajahnya ketika bercerita juga mewakili apa yang dirasakannya ketika itu. Terkadang subjek melemparkan pandangan ke arah lain atau mengerutkan kening jika mulai bingung untuk menyampaikan pendapat.

Wawancara kedua terjadi secara spontan saat melihat suatu kejadian selama kegiatan observasi berlangsung, baik di tempat kerja maupun di tempat tinggal subjek. Pada wawancara ini subjek terlihat lebih santai karena peneliti hanya merekam dengan telepon selular di sela-sela kesibukan maupun waktu senggang subjek. Subjek tetap terlihat ekspresif saat bercerita bahkan terkadang menyelingi pembicaraan dengan senda gurau. Wawancara kadang-kadang dihentikan karena subjek harus melaksanakan tugas-tugasnya sebagai bidan. Peneliti segera mencatat hasil wawancara jika memiliki kesempatan seperti itu.

Wawancara ketiga dilakukan dan direkam via telepon karena tidak memungkinkan peneliti dapat melakukan wawancara tatap muka dengan subjek dengan alasan jarak yang jauh. Pada wawancara ketiga peneliti berada di Jogjakarta dan subjek berada di Pontianak. Wawancara dilakukan saat subjek sedang libur. Sebelum wawancara berlangsung subjek sempat bercanda dengan peneliti dan suaranya terdengar serius saat peneliti mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

*) Hasil Observasi Subjek 2 dan Subjek 3 selengkapnya dapat dilihat pada

naskah skripsi tercetak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

133

C. ANALISIS DATA *

ANALISIS DATA SUBJEK 1 (ADS.BS1….)

Pengambilan Data No. Waktu Jenis

Hasil Penelitian Interpretasi Koding

1. 26.07.2007 Ww I “Menjalani pendidikan… selama 3 tahun”. Subjek menyelesaikan studi kebidanan selama 3 tahun.

LBPd -ls

2. 26.07.2007 Ww I “Menempuh pendidikan… di Akbid Depkes Soedarso”. Subjek menempuh pendidikan kebidanan di Akbid Depkes Soedarso.

LBPd -ip

3. 26.07.2007 Ww I “Pendidikan megenai persalinan, asuhan bayi baru lahir, asuhan ibu post partum, ibu nifasnya, terus keluarga berencana, sama mm… banyak sih, pokoknya yang seputar kebidanan gitu”.

Subjek mendapat pendidikan dan keterampilan seperti persalinan, asuhan bayi baru lahir, ibu post partum dan KB.

LBPd -pk

4. 26.07.2007 Ww I “Pelatihan kita sih jarang, cuma itu biasanya dari tenaga obgin, tenaga dokter-dokter dari obgin, itu yang memberikan kita masukan-masukan, terus apa… ilmu yang sekarang sedang nge-trend gitu, apa… jadi kita jarang pelatihan, cuma dari obgin aja”.

Subjek jarang mendapatkan pelatihan dari Akbid, namun ia mendapatkan masukan dan ilmu baru dari dokter obgin.

LBPd -kt

5. 26.07.2007 Ww I “Magang kita ada juga, magang di paling rumah sakit, puskesmas, klinik. Itu kitanya, mahasiswanya, kita yang pendidikannya. Memang wajib, memang program dari kampus.”

Subjek mendapat kesempatan magang di rumah sakit, puskemas atau klinik yang merupakan program dari kampus.

LBPd -kt

6. 26.07.2007 Ww I “Biasanya sih seminar memang termasuk dari, bukan program dari kampus, cuma kita ‘kan ada kayak ada dies natalis. ...biasanya dokter obgin, biasa dari juga dari kepala kampus kita itu. Tapi yang masih menyangkut kebidanan juga tapi menunjang ilmu kita”.

Subjek pernah mengikuti seminar umum di luar program kampus yang terkait ilmu kebidanan dan dapat menunjang kesiapan dalam bekerja.

LBKg

7. 26.07.2007 Ww I “Saya bekerja di klinik Kharitas Bakti di jalan Siam, Gajah Mada”.

Subjek saat ini bekerja di klinik Kharitas Bakti.

LBPj-tkj

8. 26.07.2007 Ww I “Saya sih baru. Masuknya bulan Januari, awal Januari”.

Subjek sudah bekerja selama 6 bulan terhitung sejak bulan Januari 2007 hingga sekarang (bulan Juli 2007).

LBPj-lkj

9. 26.07.2007 Ww I “Sebelum di situ pernah kerja juga di klinik Bidan Mariana, rumah bersalin. Itu cuma 3 bulan”.

Sebelumnya subjek bekerja di klinik swasta Bidan Mariana selama 3 bulan.

LBPj-lkj

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

134

10. 26.07.2007 Ww I “Selama kerja ini, kita di sini ‘kan kalau selama kuliah ‘kan kita cuma diberi dasar aja ‘kan. Kalau selama kerja ini kita jadi apa, ada yang kita ndak tahu ‘tu kita jadi tahu. Misalnya ini, bayi-bayi yang sakit itu selama kuliah atau kita praktik di lapangan itu ‘kan kurang… kurang mendapat ilmunya. Terus di sini ‘ni kita memang ada perawatan juga bayi sakit, tapi bayi baru lahir juga. Terus yang, intinya sih memang ibu-ibu post partum, terus ibu yang kita ‘kan ada operasi caesarea (baca: cesar) juga di sana”.

Subjek mendapat banyak pengalaman selama bekerja karena pendidikan dan keterampilan yang diperoleh selama kuliah terbatas. Tugas bidan yang dijalani subjek antara lain, perawatan bayi sakit, bayi baru lahir, perawatan ibu post partum/ setelah persalinan.

LBPd -pk LBTP-tg

11. 26.07.2007 Ww I “Iya, perawatan setelah itu, post SC, perawatan ibu ‘kan. Selanjutnya ada juga kita perawatan nifas, nifas ke rumah”.

Tugas lainnya yaitu perawatan ibu setelah operasi/ post SC, dan ibu nifas.

LBTP-tg

12. 26.07.2007 Ww I “Sekarang sih masih sebagai pelaksana saja”. Peran subjek hingga saat ini adalah sebagai bidan pelaksana.

LBTP-pr

13. 26.07.2007 Ww I “Tertekan sih sering. Kayak apa deg-degan gitu. Kalau misalnya pas lagi nolong partus pas lagi pasiennya ada masalah itu kita deg-degan. Cuma kita ‘kan selalu harus konsultasi sama dokter, jadi kita ndak terlalu beban ke kita benar gitu ‘kan”.

Subjek sering merasa tertekan saat harus menolong persalinan yang bermasalah sehingga sering menimbulkan reaksi fisik, seperti merasa berdebar-debar.

SSKj-dlkj S-RFis

14. 26.07.2007 Ww I “Misalnya pasiennya partus letak sunsang. Letak sunsang itu ‘kan pasti kita harus konsultasi dokter ‘kan, ndak hanya kita sendiri yang nanganin. Kalau dia bisa lahir normal ya kita tanganin sendiri”.

Subjek segera menangani langsung jika kelahiran dapat berjalan normal, namun segera berkonsultasi dengan dokter jika kasus tidak dapat ditangani sendiri.

SC-Kj (PF-ac) (PF-s3fir)

15. 26.07.2007 Ww I “Awal-awalnya sih dulu, pertama -tama kali kerja, apa pas turun setelah dari pendidikan itu rasanya, aduh rasanya kok nol sekali, rasanya kurang sekali gitu”.

Pada awal bekerja , subjek merasa nol dan merasa kurang memiliki kemampuan dan pengalaman.

SSKj-awkj

16. 26.07.2007 Ww I “Praktiknya ‘kan biasanya cuma ke panthom, tapi ini langsung benar-benar harus ke manusia. Kita sebagai bidan turun sendiri gitu, jadi benar-benar ada itulah, perasaan gimana”.

Subjek semakin tertekan karena pada praktiknya harus menghadapi manusia sehingga tanggung jawab lebih besar.

SSKj-awkj

17. 26.07.2007 Ww I “Awal-awal kerja itu misalnya, kita ‘kan kalau di klinik rumah bersalin ‘tu ‘kan biasa terima kasus ndak hanya kebidanan ‘kan. Bayi yang sakit itu ‘kan, ilmu kita ‘kan dikit dari pendidikan harus cari sendiri ‘kan. Itu kalau bayi sakit, misalnya kita udah sakitnya parah, kita ‘kan jadi bingung gitu, mau apa pengobatannya. Kita paling ngasih pengobatan awal itu ‘kan. Itu aja itu rasanya udah membingungkan. Kita ‘kan ngertinya cuma kebidanan. Itu ‘tu udah njelimetlah itu, jadi kepikiran sampai ke rumah kadang-kadang”.

Pada saat awal bekerja, subjek merasa bingung dalam memberikan tindakan pada kasus yang tidak terkait langsung dengan praktik kebidanan, seperti pengobatan pada bayi sakit. Oleh karena itu, sering tanpa disadari, subjek merasa tertekan hingga masalah terus terpikir walaupun sudah berada di rumah.

SSKj-awkj

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

135

18. 26.07.2007 Ww I “Malah beban, benar nggak sih obat yang dikasih” “Takut salah dosis atau salah apa, jenis obatnya gitu”.

Subjek sering terbebani dan merasa takut jika melakukan kesalahan, misalnya salah memberi obat dan dosis .

S-RPsi

19. 26.07.2007 Ww I “…pasien-pasien umum gitu ‘kan, kita ‘kan lebih fokusnya ‘kan kebidanan”.

Subjek kesulitan saat menangani pasien umum karena kurang memiliki ilmu dan hanya terfokus pada ilmu kebidanan.

SC-ham

20. 26.07.2007 Ww I “Dalam menghadapi kondisi sulit… itu udah panik, udah saya itu”.

Subjek merasa panik jika harus menghadapi kasus persalinan abnormal.

S-RPsi

21. 26.07.2007 Ww I “Konsultasi, kita langsung telepon dokter atau kita langsung apa suruh dokternya cepat segera datang”.

Dalam keadaan tertekan dan darurat, subjek berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum bertindak.

SC-Kj (PF-s3fir)

22. 26.07.2007 Ww I “Menghadapi kondisi sulit dan gawat pada saat persalinan... ditangani sendiri kayaknya kita nggak bisa, kita langsung rujuk. ‘Kan pasti resikonya lebih besar kalau kita tangani sendiri. Itu ‘kan bukan dari wewenang kita lagi, kalau misalnya pasiennya lebih bermasalah lebih banyak ‘kan?”.

Dalam menghadapi kondisi yang sulit dan gawat pada saat persalinan, maka subjek segera merujuk pasien ke rumah sakit dan tidak ditangani sendiri terlebih jika kondisi pasien sangat beresiko.

SC-Kj (PF-ac)

23. 26.07.2007 Ww I “Iya harus rujuk, jadi kita ndak bisa ngambil keputusan sendiri memang”.

Dalam kondisi itu, subjek tidak boleh mengambil keputusan sendiri namun segera merujuk pasien ke rumah sakit.

SC-Kj (PF-ac)

24. 26.07.2007 Ww I “Gagal dalam menolong persalinan... selama ini sih belum pernah sih. Moga-moga ke depannya ndaklah”.

Subjek belum pernah mengalami kegagalan dalam membantu proses persalinan dan berharap tidak akan pernah mengalaminya.

SSKj-ggl

25. 26.07.2007 Ww I “Yang melanggar etik gitu ya, kode etik. Misalnya sih selama menjalani tugas ini belum pernah mendapat kasus gitu ‘kan”.

Subjek belum pernah menghadapi kasus yang terkait dengan isu etik, dalam hal ini kasus aborsi.

SSKj-etk

26. 26.07.2007 Ww I “Selama saya kerja sih, pas disuruh stand by ‘tu belum pernah pas ada juga kegiatan. Jadi pas lagi kosong, lagi lowong gitu, jadi selalu pergi gitu kalau disuruh. Misalnya on call panggilan gitu, mau ada operasi terus stand by, kita pergi”.

Subjek dituntut untuk stand by jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan langsung berangkat jika dipanggil, seperti saat akan dilaksanakan operasi.

SSKj-sdby

27. 26.07.2007 Ww I “Kadang sih kepikiran. Aduh, ngapa sih jadi kok misalnya jadi kayak gini. Sering dipanggil ‘kan capek juga, nanti jadi kebiasaan dipanggil terus gitu (tertawa). Nggak sih, apa jadi tapi ndak apa-apalah daripada kita nanti ndak enak juga sama teman-teman gitu”.

Menghadapi kondisi tersebut, terkadang subjek mengeluh bahwa ia merasa capek tapi di satu sisi ia juga menerima karena merasa tidak enak dengan rekan kerja.

SC-Kj (EF-dn) (EF-acc)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

136

28. 26.07.2007 Ww I “Pada saat menghadapi stres... biasa ‘tu langsung cepat capek, benar-benar lemas, rasanya pingin marah terus, pokoknya nggak enak gitulah. Terus mau ngerjakan apa-apa ‘tu jadinya malas gitu”.

Pada saat subjek merasa tertekan, maka subjek menjadi cepat capek, lemas, berdebar-debar dan pusing.

S-RFis

29. 26.07.2007 Ww I “Kadang langsung pusing. Nggak sih mual, pusing. Pasti pusing itu”.

Subjek juga merasa ingin marah dan malas melakukan kegiatan apapun.

S-RPsi

30. 26.07.2007 Ww I “Kadang itu benar-benar rasa bersalah sekali, rasanya takut sekali. Pokoknya takut dimarahin, takut ada apa-apa sama pasiennya”.

Subjek merasa bersalah dan takut jika dimarahi dan takut bila terjadi hal yang tidak diinginkan pada pasien.

S-RPsi

31. 26.07.2007 Ww I “Misalnya kita salah… salah melakukan tindakanlah pokoknya. Salah misalnya, salah pemberian obat, salah dosis. Itu pasti kepikiran sampai sekarang masih ingat ‘tu. Kejadian itu pasti masih diingat”.

Subjek sering merasa bersalah dan takut jika salah memberi tindakan maupun obat, dan kejadian menekan tersebut seringkali teringat.

S-RPsi

32. 26.07.2007 Ww I “Tapi berusaha supaya ndak diulangi lagi. Jadi sekarang ‘tu dikontrol lagi, misalnya suntikannya, misalnya berapa dosisnya. Jadi kita benar-benar nanyain lebih akurat lagi”.

Setelah melakukan kesalahan yang menekan, maka subjek bertindak lebih teliti agar kesalahan tidak terulang lagi.

SC-Kj (PF-ac)

33. 26.07.2007 Ww I “Sebenarnya sih memang mau nggak mau harus dihadapi. Jadi itu ‘kan memang apa, tugas kita. Daripada kita nanti dapat kasus kayak gini lagi ‘kan lebih baik kita dapat sekarang. Misalnya pas memang ada kasusnya. Jadi selanjutnya kita jadi bisa ngerti, jadi kita bisa ambil tindakan yang seperti apa untuk kasus itu, gitu”.

Dalam mengatasi masalah yang sulit dalam pekerjaan, subjek mau tidak mau menerimanya sebagai tanggung jawab akan tugas. Akan tetapi pengalaman itu juga digunakan sebagai solusi/ rencana jika menemukan kasus yang sama.

SC-Kj (EF-acc) (PF-pl)

34. 26.07.2007 Ww I “Itu sebenarnya ndak menghindari cuma itu ‘kan ada prosedurnya. Tindakan bidan itu ‘kan ada wewenangnya, wewenang dan batas -batasannya ‘kan. Batasannya itu sampai di mana. Kalau misalnya kita ndak bisa tangani sampai batas itu, batas kerja bidan, baru kita rujuk”.

Menurut subjek, tindakan merujuk pasien ke rumah sakit bukanlah bentuk menghindari masalah, namun merupakan prosedur tindakan, selain wewenang bidan ada batasannya.

SC-Kj (PF-ac)

35. 26.07.2007 Ww I “Sering mudah lupa, kadang kita banyak pasien gitu… banyak tindakan-tindakan yang dilakukan. Kadang ada satu yang kelewat”.

“Udah dicoba konsenkan tapi kok bisa kelupaan gitu”.

Subjek menjadi mudah lupa saat merasa tertekan meskipun sudah berusaha untuk berkonsentrasi.

S-RPsi

36. 26.07.2007 Ww I “...biasanya sih nggaklah. Cuma paling apa rasanya, merasa bersalah aja”.

Subjek lebih sering merasa bersalah jika sedang berada dalam kondisi tertekan.

S-RPsi

37. 26.07.2007 Ww I “Kita sih biasanya kita sharing sama teman. Jadi biar kita ndak terlalu terbebani sendiri, biar nggak stres sendiri. Jadi kita cerita sama teman, misalnya masalah gini, jadi teman ‘tu bisa nenangkan

Pada saat menghadapi masalah pekerjaan, subjek mengatasinya dengan curhat kepada teman-temannya. Selain

SC-Kj (EF-s3fer)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

137

kita. Misalnya oo… gini jadi teman ‘tu bisa kasih jalan keluar juga ‘kan, nggak hanya kita merasa terbebani sendiri gitu. Jadi kita ndak merasa bersalah sendiri. Jadi memang memang kesalahan kita ‘kan jadi… apa, kita supaya kita ndak nutupin kesalahan itu, jadi kita cerita sama teman biar teman juga ngerti ‘kan”.

menenangkan dan menjadi tempat berbagi, teman juga dapat memberikan solusi atau pendapat sehingga subjek tidak merasa terbebani dan bersalah sendiri.

(PF-s3fir)

38. 26.07.2007 Ww I “Mengatasi masalah dengan perilaku konkrit dan curhat dengan teman.... sering itu”.

Di samping itu subjek juga melakukan tindakan nyata untuk menghadapi kondisi tertekannya.

SC-Kj SC-Tk (PF-ac)

39. 26.07.2007 Ww I “Masalah pribadi mengganggu pekerjaan… oh itu kadang-kadang”.

Masalah pribadi yang dihadapi subjek terkadang mengganggu pekerjaannya.

SSTk-pmk

40. 26.07.2007 Ww I “Masalah pribadi misalnya… ini sih kok kayaknya apa, nggak etislah diceritain. Pokoknya dengan teman, dengan pacar ya gitulah. Sering itu kadang-kadang dibawa ke kerja gitu”.

Subjek merasa tidak etis menceritakan masalah pribadi. Masalah yang terjadi sering terkait dengan teman atau pacar.

SSTk-mp

41. 26.07.2007 Ww I “Masalah pribadi sering terbawa… jadi kerja ‘tu kadang cemberut, kadang apa wajahnya nggak enaklah”.

“…udah bad mood-lah”.

Pada saat subjek memiliki masalah pribadi, terkadang ia bekerja dengan wajah cemberut dan menjadi bad mood.

S-RFis S-RPsi

42. 26.07.2007 Ww I “Yang penting soalnya pekerjaan biasanya ‘kan ada terus gitu ‘kan. Jadi kita sering ngelupain yang itu, yang masalah pribadi”.

“...berusaha ngelupakan sendiri. Berusaha supaya kita fokus ke pekerjaan itu, jadi kita ‘kan nggak mikirkan yang pribadi kita”.

Subjek mengalihkan perhatiannya dari masalah pribadi yang dihadapi dengan berkonsentrasi pada pekerjaan.

SC-Tk (EF-md)

43. 26.07.2007 Ww I “Masalah pribadi... itu sih nggak pusinglah, cuma apa emosinya naik, panas rasanya”.

Pada saat menghadapi masalah pribadi, muncul emosi negatif terutama marah.

S-RPsi

44. 26.07.2007 Ww I “Langkah yang diambil saat menghadapi saat-saat yang tidak enak… Kadang kalau sampai ndak mampu ‘tu larilah dari ‘tu… dari masalah, itu kalau masalah pribadi sih”.

Pada saat menghadapi masalah pribadi, jika dirasa tidak mampu maka subjek “lari” dari masalah dan berusaha tidak mengingat masalah tersebut.

SC-Tk (EF-dn)

45. 26.07.2007 Ww I “Kalau masalah pekerjaan pekerjaan… itu tadi konsultasi”. Subjek mengatasai masalah pekerjaan yang dihadapi dengan konsultasi.

SC-Kj (PF-s3fir)

46. 26.07.2007 Ww I “Rencana tindakan… karena prosedurnya seperti itu ya jadi seperti itu penanggulangannya”.

Subjek melakukan tindakan terencana sesuai prosedur saat menghadapi pasien.

SC-Kj (PF-pl)

47. 26.07.2007 Ww I “Kita kalau di sana ‘tu ‘kan udah peraturan yayasan, jadi susah. Jadi memang kita prosedural itu harus ke dokter. Misalnya yang normal kita tangani sendiri”.

Subjek melakukan tindakan terencana sebagai tuntutan dari yayasan dimana subjek bekerja.

SC-Kj (PF-pl)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

138

48. 26.07.2007 Ww I “Menunda tindakan... misalnya tindakan kita disuruh lakukan ini sebenarnya ‘kan kita kira itu belum tepat jadi kita tunda, tunda untuk waktu selanjutnya. Pernah sih kayak gitu”.

Subjek menunda tindakan bila dirasa waktunya belum tepat untuk dilaksanakan.

SC-Kj (PF-rc)

49. 26.07.2007 Ww I “Mencari teman sebagai tempat bercerita dan meminta nasihat… pernah”.

“Dengan teman kerja paling seringnya” “Dokter ahli kita lebih pada prosedur tindakan apa”.

Subjek bercerita dan meminta nasihat pada rekan kerja jika sedang stres dan mencari informasi pada dokter ahli mengenai prosedur tindakan.

SC-Kj (PF-s3fir)

50. 26.07.2007 Ww I “Hal positif yang diambil… kadang jadi pelajaran supaya itu nggak diulangi lagi kedepannya”.

“Untuk introspeksi”.

Masa stres dan tertekan menjadi pelajaran dan bahan introspeksi agar tidak mengulangi lagi kesalahannya.

SC-Kj SC-Tk (EF-pr)

51. 26.07.2007 Ww I “Mengeluh saat menghadapi masalah… sering juga. Karena saya juga ‘kan yunior di sana, jadi kayaknya masih kurang benar gitu. Jadi seringlah”.

Subjek mengeluh karena pada awalnya masih dianggap sebagai yunior dan bekerja masih dianggap kurang benar.

SC-Kj (EF-dn)

52. 26.07.2007 Ww I “Protes sendiri… diungkaplah kekesalan itu diceritakan sama teman, disharingkan”.

Subjek melepaskan rasa tertekannya dengan menceritakan kekesalannya pada teman sehingga ia merasa lebih lega.

SC-Kj SC-Tk (EF-s3fer)

53. 26.07.2007 Ww I “Menerima saat-saat sulit… kadang-kadang”. Subjek juga terkadang menerima saat-saat sulit yang dialaminya.

SC-Kj (EF-acc)

54. 26.07.2007 Ww I “Kadang usaha jugalah, lebih usaha. Berdoa itu pas mau melakukan tindakan, kalau udah misalnya itu ah… harus usaha”.

Subjek selalu berdoa sebelum melakukan tindakan/ bertugas selain melakukan usaha/ tindakan konkrit.

SC-Kj (EF-t2r) (PF-ac)

55. 26.07.2007 Ww I “Melepaskan emosi negatif... Itu ajalah, cuma apa emosinya biar ndak tertekan, terlalu tertekan gitu. Itu cerita aja sama teman. Saya begini-begini jadi biar lepas, ndak tertekan gitu”.

Upaya subjek melepaskan emosi negatif yang menekan dengan cara bercerita pada teman.

SC-Kj (EF-s3fer)

56. 26.07.2007 Ww I “Akhirnya ada pemecahannya. Itu sih kalau ‘kan udah disharingkan gitu, jadi pecahkan bersama”.

Pada saat stres , subjek melakukan sharing dengan teman-temannya agar masalah dapat dipecahkan bersama.

SC-Kj SC-Tk (PF-s3fir)

57. 26.07.2007 Ww I “Hal yang dapat membantu atasi masalah… Kita sih, kalau misalnya kita udah terlalu gimana ‘tu dari dukungan-dukungan dari keluargalah. Pokoknya aduh bingung… dari keluargalah gitu”.

Menurut subjek dukungan sosial dari keluarga adalah salah satu hal yang dapat membantunya mengatasi masalah.

SC-bam

58. 26.07.2007 Ww I “Biasanya ‘tu yang menghambat dari diri sendiri”. “Biasanya sih masalah dari diri sendiri itulah. He’e dari diri

sendiri ‘tu rasanya bersalah”. “Kurang yakin jadinya”.

Hal yang dapat menghambat pemecahan masalah adalah diri sendiri karena ada rasa bersalah dan keraguan bahwa dirinya mampu memecahkan masalah.

SC-ham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

139

59. 26.07.2007 Ww I “Perasaannya, perasaan lega pastinya. Lega terus nggak terbebani, nggak stres lagi, itu pasti”.

“Setelah selesai ya, senang lagi, ceria lagi, udah bisa enjoy”.

Sebagai dampak pada perasaan saat masalah selesai subjek merasa lega, senang, ceria, enjoy, tidak terbebani dan tidak merasa stres lagi.

SCD-prs

60. 26.07.2007 Ww I “Hubungan dengan orang lain... lega. Udah baik lagi”. Hubungan subjek dengan orang lain/ yang bermasalah dengannya menjadi baik kembali setelah masalah teratasi.

SCD-hub

61. 26.07.2007 Ww I “Kesesuaian strategi dengan masalah… udah sih, udah cukup”.

Pada masalah pekerjaan, strategi yang digunakan dirasa sudah cukup sesuai dengan masalah yang dihadapi karena dilaksanakan sesuai dengan prosedur.

SCH

62. 26.07.2007 Ww I “Masalah pribadi, biasanya ‘kan masalah pribadi ‘tu tergantung masalahnya. Jadi kadang ada yang kurang cocok, ada yang cocok. Jadi bingung jugalah menentukannya”.

Pada masalah pribadi, kesesuaian strategi yang digunakan tergantung pada masalah yang dihadapi, terkadang ada yang cocok tapi ada juga yang kurang.

SCH

63. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Hal yang membuat panik… yang nggak bisa kita hadapin, bukan ndak bisa sih hanya apa ya jarang kali ya, jadi bingung”.

Subjek panik dan tertekan saat menghadapi kasus yang jarang ditemui sehingga bingung dalam bertindak.

SSKj-dlkj

64. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Contoh kasus... kasusnya macam-macam sih. Tapi panik kalau ada ibu yang pendarahan, itu udah panik, udah panik itu. Pendarahan berat gitu ya, yang nggak berhenti-henti. Mana harus berhentiin darah, harus siap donor segala ‘kan, tapi kadang kalau udah nggak sanggup langsung rujuk ajalah. Resikonya besar juga”.

Subjek merasa panik saat menghadapi kasus gawat dan kompleks, seperti pasien pendarahan. Untuk mengatasi kondisi tersebut subjek segera memberi pertolongan pertama.

S-RPsi SSKj-dlkj SC-Kj (PF-ac)

65. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Tekanan ya karena kita ‘tu ‘kan harus nolong ‘kan, takut juga kita pasien entah gimana nanti ‘kan”.

Subjek tertekan karena dituntut untuk menolong pasien dengan selamat, selain merasa takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada pasien.

SSKj-dlkj S-RPsi

66. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Dari dokter ‘tu pasti, apalagi kalau kita rujuk ke rumah sakit, kadang diomelin juga. Kalau dari keluarga pasien kadang, ada yang ngerti tapi ada juga yang ndak. Orang ‘kan beda-beda ‘kan”.

Subjek merasa stres apabila mendapat tekanan dari dokter maupun dari keluarga pasien.

SSKj-dlkj

67. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Tiap kerjaan pasti ada capeknya, tapi yang terima ajalah, udah tugas kita ‘kan”.

Subjek merasa capek dalam bekerja tetapi tetap menerima tugas sebagai tanggung jawab yang harus dilaksanakan.

S-RFis SC-Kj (EF-acc)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

140

68. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Terbatas untuk bersosialisasi… kita ‘kan udah capek kerja, berapa jam sehari. Nanti kalau ada waktu ada aja tugas di rumah, atau dipanggil lagi ke klinik. Kalau libur, udah capek, paling tidur, di rumah. Kadang-kadang aja sih keluar sama teman, paling SMS-an atau ndak telepon bentar gitu ‘kan. …udah sibuk juga mereka”.

Subjek merasa waktunya sangat terbatas untuk berkumpul dengan teman-teman, karena waktu luang yang ada digunakannya untuk beristirahat setelah bekerja.

SSTk-mp

69. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Cara mengatasi keterbatasan tersebut… SMS atau telepon. Paling nanya kabar atau curhat gitulah. Kalau sempat aja baru ketemuan”.

Subjek berusaha tetap berhubungan melalui SMS atau menelepon teman-temannya sebagai tempat curhat dan agar tidak dianggap sombong.

SC-Tk (PF-ac)

70. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Keluarga dan pacar mengerti kesibukan… udah ngerti sih mereka. Hanya kalau ada masalah suka salah paham aja sih, maksudku gini ‘kan mereka nangkapnya lain. Tapi kalau urusan sibuk sih udah tahulah mereka. Jadi nggak masalah”.

Menurut subjek, keluarga dan pacar sudah mengerti akan kesibukannya, jika bermasalah seringkali disebabkan oleh salah paham.

SSTk-mp

71. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Ya diomongin aja sih. Tapi itu lihat-lihat waktu juga ‘kan, kadang pas lagi emosi bisa jadi besar masalahnya. Jadi kadang tunggu tenang dulu. Gitu aja sih, kayak orang lain juga”.

Dalam menghadapi masalah pribadi yang menekan subjek menunggu waktu yang tepat hingga sudah merasa tenang.

SC-Tk (PF-rc)

72. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Kadang-kadang sih, pas kita lagi ada masalah atau baru mau tidur tiba-tiba dipanggil ‘kan jadi agak malas, tapi mau gimana lagi, itu kerjaan kita. Ya pergilah kita ke klinik”.

Subjek terkadang merasa kesal jika ia diminta untuk stand by terlebih jika ia sedang menghadapi masalah atau baru akan beristirahat. Meskipun terkadang malas, ia tetap melaksanakan tugasnya.

SSKj-sdby SC-Kj (EF-acc)

73. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Saat harus bekerja sendiri… jarang sih. Tapi kalau harus ngambil keputusan gitu yang suka bingung”.

Subjek sering merasa bingung dalam menentukan tindakan saat menangani pasien khususnya ketika berjaga sendiri ataupun saat menghadapi pasien gawat.

SSKj-dlkj

74. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Lakukan dulu yang penting, entah pasang infus atau apalah. Baru habis ‘tu telepon dokter nanya gimana-gimana. Nah baru kita lakukan apa yang dibilang dokter. Bingung sih biasa, panik gitu”.

Pada saat menghadapi kondisi darurat, subjek melakukan tindakan pertolongan yang penting terlebih dahulu, seperti memasang infus sebelum berkonsultasi dan melakukan tindakan seperti yang diarahkan oleh dokter.

SC-Kj (PF-soc) (PF-s3fir) (PF-ac)

75. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Nenangkan diri dululah. Tarik nafas. Tapi ndak boleh lama -lama, kita ‘kan harus ngasih tindakan. Habis itu barulah konsul ke dokter gitu”.

Saat merasa panik, subjek menenangkan diri dengan cara menarik nafas. Setelah itu segera berkonsultasi dengan dokter.

SC-Kj (PF-ac) (PF-s3fir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

141

76. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Doa pastilah. Entah hanya doa sebentar biar bisa ngerjakan dengan benar gitu. Seringnya paniknya berkurang, jadi enak kita pas mau ngasih tindakan”.

Pada saat menghadapi pasien kritis, subjek selalu berdoa, meyerahkan diri agar dapat melakukan tindakan dengan benar dan rasa panik dapat berkurang.

SC-Kj (EF-t2r)

77. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Rencana nggak juga sih. Hadapin apa adanya. Kalau di klinik ya kalau tindakan ‘kan udah ada prosedurnya, tapi itu tergantung kasus lagi, makanya konsultasi lagi ke dokter atau tanya ke senior biar jelas gitu ‘kan.

Subjek tidak membuat rencana khusus untuk tetapi melakukan tindakan terencana sesuai dengan prosedur dan berkonsultasi juga dengan dokter maupun senior.

SC-Kj (PF-pl) (PF-s3fir)

78. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Menghentikan tindakan dalam masalah pekerjaan... Kalau kita misalnya melakukan tindakan sesuai prosedur, tapi kita lihat perkembangannya lagi ‘kan. Ya kalau misalnya prosedurnya udah nggak sesuai ya kita hentikan gitu”.

Subjek menghentikan tindakan jika prosedur tindakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pasien/ melihat perkembangan kondisi pasien.

SC-Kj (EF-bd)

79. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Menghentikan tindakan dalam masalah pribadi... Kalau sama teman gitulah ya. Oh kalau kita ada masalah sama teman, tapi kita negur dia gitu, tapi dia cuek, atau gimana gitulah, ya udah ndak ditegur lagi. Kita ‘kan udah mau berbuat baik”.

Subjek tidak menegur lagi orang yang bermasalah dengannya karena sudah beberapa kali menegur tapi tidak pedulikan.

SC-Tk (EF-bd)

80. 27,28.07.2007 Ww II Obs

“Itu sih gemetaran aja, apa tremor, keringatan juga. Itu kalau udah parah sekali ya. Tapi kalau udah selesai ya hilang, lega juga ‘kan masalahnya selesai”.

Apabila subjek merasa sangat tertekan, maka muncul gejala fisik seperti tremor dan keluar keringat. Gejala tersebut akan hilang dengan segera setelah kondisi yang menekan terlewati. Setelah masalah selesai subjek juga merasa lega.

S-RFis SCD-fis SCD-prs

81. 27,28.07.2007 Obs Walaupun terlihat masih mengantuk, subjek tidak mengeluh harus berangkat pagi-pagi ke tempat kerja bahkan ia segera membaca laporan yang ada di ruang periksa dan merapikannya.

Subjek menerima tuntutan agar selalu siap jika diminta menggantikan tugas temannya dan tidak mengeluh meskipun merasa mengantuk bahkan segera bekerja sesampainya di klinik.

SC-Kj (EF-acc)

82. 27,28.07.2007 Obs Secara berkala subjek melihat kondisi pasien rawat inap. Ia juga mengerjakan tugas administrasi seperti menulis laporan pemeriksaan pasien, mengecek persediaan obat-obatan, serta melakukan sterilisasi pada alat dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pemeriksaan ataupun persalinan.

Di samping menjalankan tugas kebidanan, subjek juga harus memantau kondisi pasien rawat inap, mengerjakan tugas -tugas adminstrasi dan laporan kesehatan pasien, mengecek obat-obatan, serta menstrerilisasi alat/ bahan.

LBTP-tg

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

142

83. 27,28.07.2007 Obs Subjek memberikan pelayanan yang terkait dengan praktik kebidanan kepada pasien-pasien yang datang, antara lain memberikan konseling KB, memeriksa kandungan, atau memeriksa kesehatan bayi dan balita. Subjek juga menangani keluhan remaja puteri yang mengalami keputihan.

Tugas-tugas subjek yang terkait praktik kebidanan yaitu memberikan konseling dan suntikan KB, memeriksa kandungan, memeriksa kesehatan bayi dan balita, dan menangani keluhan remaja puteri yang menderita keputihan.

LBTP-tg

84. 27,28.07.2007 Obs Subjek terlihat panik, berkeringat, dengan wajah yang serius ketika harus memeriksa kandungan seorang ibu yang berusia 8 bulan. Ia terlihat beberapa kali keluar masuk ruang periksa dan menghubungi dokter untuk tindakan yang tepat karena kondisi kandungan yang kurang baik. Adapun pada saat itu ia hanya berjaga dengan seorang perawat.

Ketika memeriksa kandungan yang kondisinya kurang baik tanpa ditemani tenaga bidan lain, subjek terlihat panik, berkeringat, dan raut wajahnya berubah serius. Menghadapi situasi itu, subjek menghubungi dokter untuk memastikan tindakan yang harus diambilnya.

SSKj-dlkj S-RPsi S-RFis SC-Kj (PF-s3fir)

85. 27,28.07.2007 Obs Terkadang subjek berkonsultasi dengan bidan senior sebelum memberikan tindakan. Ia mengaku masih sering ragu dalam memberikan tindakan terutama pada keluhan-keluhan yang jarang ditemui.

Subjek masih sering merasa ragu untuk memberikan obat atau tindakan terutama pada keluhan yang jarang ditemui sehingga berkonsultasi dengan senior.

SSKj-dlkj SC-Kj (PF-s3fir)

86. 27,28.07.2007 Obs Subjek yang merasa capek akhirnya membatalkan janji untuk bertemu dengan teman-temannya, meminta maaf, dan berjanji untuk bertemu keesokan harinya. Ia sempat mengungkapkan bahwa sebenarnya ia merasa tidak enak karena sudah beberapa kali membatalkan janji.

Subjek membatalkan janji untuk bertemu dengan teman-temannya karena merasa capek setelah bekerja dan merasa tidak enak karena situasi seperti ini sudah beberapa kali terjadi.

SSTk-mp

87. 27,28.07.2007 Obs Walaupun awalnya sempat merasa kesal, subjek terlihat sabar saat memberikan penjelasan kepada ibunya setelah sebelumnya menunggu kondisi dan emosinya menjadi lebih tenang.

Subjek sempat merasa kesal saat menghadapi masalah dengan ibunya, oleh karena itu ia menunggu emosinya menjadi lebih tenang sebelum memberi penjelasan.

SC-Tk (PF-rc)

88. 27,28.07.2007 Obs Pada saat observasi pertama berlangsung seharusnya subjek mendapat jatah libur, akan tetapi ia diminta untuk menukar jadwal dan menggantikan tugas rekannya yang tidak dapat masuk kerja pada hari itu. Subjek tidak terlihat mengeluh meskipun harus berangkat pagi-pagi ke klinik.

Subjek siap jika dibutuhkan sewaktu-waktu dan menerima tugas menggantikan temannya meskipun sebenarnya mendapat jatah libur dan tidak mengeluh atas pergantian jadwal atau harus berangkat pagi-pagi ke klinik.

SSKj-sdby SC-Kj (EF-acc)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

143

89. 27,28.07.2007 Obs Subjek cukup grogi pada saat wawancara pertama dimulai. Ia mengaku agak stres sehingga menggigiti kuku jari tangannya. Hal ini terjadi karena ini adalah kali pertama ia diwawancarai dan ia kurang percaya diri apabila suaranya harus didengar oleh orang lain.

Subjek merasa grogi dan stres saat menghadapi wawancara karena ini adalah pengalaman pertama selain merasa kurang percaya diri, sehingga ia sampai menggigiti kuku jari tangannya.

SSTk-mp S-RPsi S-RFis

90. 05.11.2007 Ww III “Tugas bidan yang diatur oleh yayas an… ya standar sih, pokoknya yang terkait dengan tindakan kebidanan gitu sih”.

“Kalau memeriksa kehamilan, membantu persalinan termasuk operasi ya, terus perawatan ibu nifas, post partum dan post SC, sama kuret, itu pasti ‘kan. Ada juga kalau untuk bayi ‘tu, perawatan bayi yang baru lahir, bayi sakit, balita. Apalagi ya, kesehatan reproduksi gitu ada juga, misalnya kalau remaja puteri datang dia keputihan gitu ‘kan, konsul KB juga, sama imunisasi”.

Tugas-tugas yang diatur oleh yayasan tempat subjek bekerja terkait tindakan kebidanan antara lain, memeriksa kehamilan, membantu persalinan dan operasi, perawatan ibu nifas (post partum dan post SC), kuretase, perawatan bayi dan balita, kesehatan reproduksi, KB, dan imunisasi.

LBTP-tg

91. 05.11.2007 Ww III “Kasus-kasus yang membuat tertekan… umumnya yang parah kasus pendarahan, mau itu kelahiran normal atau operasi tapi kalau udah pendarahan udah panik aja. Partus letak sunsang juga panik, apalagi yang posisinya bisa sangkut-sangkut ‘kan, kalau yang nggak biasa ditemui gitu. Pas proses persalinan juga, kadang ibunya ‘kan susah disuruh, bingung kayaknya, jadi disuruh tarik nafas gitu malah nggak, malah banyak gerak, padahal dia harus ngeden juga ‘kan. Bingung kadang mau kasih tahunya gimana”.

“Kalau ibunya pre-eklamsi itu juga bermasalah, terutama darah tinggi ya, panik ‘tu biasanya… Tapi biasa langsung konsul dokter, kadang ibunya kesakitan kita lagi telepon dokter ‘kan, ndak tega juga. Udahlah jadi satu, jadi bingung gitu”.

Kasus-kasus yang membuat subjek merasa tertekan antara lain, kasus pendarahan akibat kelahiran normal atau operasi, partus letak sunsang, proses persalinan yang kurang lancar, dan ibu pre-eklamsi/ darah tinggi. Subjek merasa bingung akan tindakan apa yang harus dilakukannya saat menghadapi pasien gawat. Subjek berkonsultasi dengan dokter sebagai upaya megatasi keadaan yang menekan.

SSKj-dlkj S-RPsi SC-Kj (PF-s3fir)

92. 05.11.2007 Ww III “Habis konsul lakukan apa yang dibilang dokter. Sebelumnya sih kita udah beri tindakan dulu sebelum telepon dokter kadang ya, tindakan penting dululah, kita pasang infus, kita kasih obat apa dulu, baru kita hubungi dokter. Kalau udah parah baru kita rujuk ke rumah sakit”.

Subjek memberi tindakan yang penting terlebih dahulu dan melakukan tindakan sesuai arahan dokter setelah konsultasi. Subjek merujuk pasien jika tidak dapat ditolong di klinik.

SC-Kj (PF-soc) SC-Kj (PF-ac)

93. 05.11.2007 Ww III “Kalau kasus-kasus berat harus konsul dokter, kita nggak boleh sembarangan ‘kan, apalagi kita panik, kita nggak yakin, pokoknya pastikan sama dokter dulu”.

Subjek tidak boleh mengambil tindakan sendiri yang beresiko dan dituntut untuk berkonsultasi dengan dokter dalam situasi gawat.

SC-Kj (PF-s3fir)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

144

94. 05.11.2007 Ww III “Menghadapi kasus terkait isu etik… waktu pasien harus dikuret gitu habis keguguran, tapi pernah ‘tu keluarganya ndak bolehkan. Padahal kondisi rahim masih nggak baik, harus dibersihkan ‘kan darah-darah yang tertinggal. Nggak bagus, bikin kista. Tapi keluarganya takut malah terjadi apa-apa pas dikuret.

“Ya udah kalau keluarga nggak boleh mau apalagi. Saya langsung ngomong sama dokter, akhirnya dokter yang kasih tahu keluarganya itu. Boleh akhirnya mungkin karena lebih percaya dokter ya. Ya udah langsung kita kuret”.

Subjek menghadapi kasus yang terkait isu etik dimana pasien harus dikuret tetapi pihak keluarga tidak mengizinkan. Subjek berkonsultasi dengan dokter dan melakukan kuretase setelah diizinkan. Keluarga pasien terkadang kurang percaya dengan kerja bidan sehingga sering tidak menyetujui sebelum mendapat rekomendasi dokter.

SSKj-etk SC-Kj (PF-s3fir) (PF-ac) SSKj-dlkj

95. 05.11.2007 Ww III “Melakukan tindakan tanpa izin pasien… nggak, nanti ada apa-apa kita lagi yang kena. Ikut maunya mereka. Tapi kita beri saran, kita kasih tahu gitu resiko-resikonya”.

Subjek tidak memaksa dan melakukan tindakan tanpa izin pasien dan keluarga tapi memberi saran/ informasi mengenai resiko jika tindakan tidak dilakukan.

SSKj-etk

96. 05.11.2007 Ww III “Masalah pribadi mengganggu dalam bekerja… Kalau kita lagi marah atau kesal dari rumah ‘kan kadang udah bingung mau ngapa-ngapa pas di klinik. Tapi harus usaha konsen soalnya nanti salah-salah nanganin pasien. Kalau misalnya ada masalah sama teman kerja ya kadang juga kebawa malas, gimana mau kerja nyaman ‘kan, tapi kita pikirkanlah kerjaan kita juga”.

Terkadang konsentrasi subjek dalam bekerja terganggu akibat masalah pribadi. Masalah pribadi dengan rekan kerja juga dapat membuat suasana kerja menjadi tidak nyaman dan muncul rasa malas dalam bekerja.

SSTk-pmk

97. 05.11.2007 Ww III “Semakin merasa tertekan jika sedang menghadapi masalah pribadi… iya, kalau kita pas ngadapin kasus berat pas sama teman itu, ya kadang udahlah yang penting nolong dulu aja”.

Subjek merasa tertekan jika menangani pasien gawat bersama dengan rekan yang sedang bermasalah dengannya. Pada situasi itu, subjek mengabaikan masalah pribadi dan berusaha untuk profesional menolong pasien.

SSTk-pmk SC-Kj (PF-soc)

98. 05.11.2007 Ww III “Masalah pekerjaan sih nekan, tapi kadang tambah lagi masalah pribadi gitu kadang jadi tambah berat aja”.

Subjek menganggap masalah pekerjaan lebih menekan terlebih jika ditambah dengan masalah pribadi.

SS-dom

99. 05.11.2007 Ww III “Melakukan aktivitas lain untuk mengurangi tekanan... paling istirahat aja di rumah. Main kadang sama teman itu aja sih. Curhat biasa kalau ketemu teman”.

Subjek mengalihkan perhatian dari masalah dengan istirahat atau bertemu dengan teman untuk bercerita/ curhat.

SC-Kj (EF-md)

100. 05.11.2007 Ww III “Diri sendiri menghambat menyelesaikan masalah… kadang nggak yakin kita bisa nyelesaikan gitu ‘kan, jadi kadang nanganin pasien ragu padahal kadang kena pasien yang harus dikasih

Hal yang menghambat subjek menghadapi kondisi tertekan adalah diri sendiri karena ia merasa tidak yakin dan

SC-ham

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

145

tindakan cepat ‘kan. Kadang salah-salah yang udah pernah dibuat bikin nggak yakin juga untuk ngelakuin tindakan gitu”.

ragu akan kemampuan yang dimiliki. Kesalahan yang pernah dilakukan juga membuatnya semakin tidak percaya diri .

101. 05.11.2007 Ww III “Keterbatasan sebagai hambatan… Seringnya pengetahuan. Yang kita dalami ‘kan tentang kebidanan, lebih ke ibunya ‘kan, gimana ngasih pertolongan yang baik ke ibu, pemeriksaan juga. Tapi kita juga harus nanganin bayi sakit kadang, itu yang bingung. Belum lagi kalau salah-salah nantinya ‘kan. Kasus-kasus yang belum pernah dapat juga kadang bikin bingung, panik”.

Subjek merasa terbatas dalam hal pengetahuan di luar ilmu dan tindakan kebidanan, begitu pula ia masih kurang memiliki pengalaman dalam menangai kasus-kasus yang belum pernah ditemui.

SC-ham

102. 05.11.2007 Ww III “Banyak nanya sih, ke dokter atau senior, terus kalau pas ngadapin kasus rumit ‘tu ngelihat senior apa aja yang dikerjakan, jadi besok-besok udah tahu. Jadi nggak bingung ‘kan. Kadang juga baca-baca”.

Untuk mengatasi rasa tertekan akibat ketidakmampuannya, maka subjek mencari informasi dengan bertanya dengan dokter atau senior, memperhatikan tindakan senior, dan dengan membaca.

SC-Kj (PF-s3fir)

*) Analisis Data Subjek 2 dan Subjek 3 selengkapnya dapat dilihat pada naskah skripsi tercetak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

146

D. TRIANGULASI DATA SUBJEK*

No. Tema Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

1. Memperoleh pendidikan dan keterampilan dasar mengenai ilmu kebidanan dari Akbid meskipun terbatas.

Ww I no. 3, 10 Ww I no. 3, 4 Ww I no. 3

2. Mendapatkan keterampilan tambahan dari Akbid seperti magang dan praktik pembimbing.

Ww I no. 4, 5 Ww I no. 5, 8 Ww III no. 67

3. Mengikuti berbagai kegiatan seminar yang dapat menjadi bekal saat bekerja.

Ww I no. 6 Ww I no. 6, 7 Ww I no. 4

4. Bekerja di klinik atau balai pengobatan swasta. Ww I no. 7 Ww I no. 9 Ww I no. 5 5. Telah bekerja maksimal 1 tahun. Ww I no. 8, 9 Ww I no. 10 Ww I no. 6 6. Memiliki kewajiban untuk melaksanakan tugas-tugas yang

terkait dengan ilmu kebidanan maupun pengobatan umum. Ww I no. 10, 11 Obs no. 82, 83 Ww III no. 90

Ww I no. 11 Ww II& Obs no. 59 Obs no. 70, 71, 72

Ww I no. 7 Obs no. 62, 63

7. Berperan sebagai bidan pelaksana. Ww I no. 12 Ww I no. 12 Ww I no. 8 8. Mengalami stres pada saat awal bekerja, misalnya karena

harus menyesuaikan diri dengan tugas-tugas maupun tenaga medis lain atau kurang berpengalaman hingga melakukan beberapa kesalahan.

Ww I no. 15, 16, 17 Ww I no. 16, 21 Ww III no. 77

Ww I no. 10 Ww II& Obs no. 54 Ww III no. 68, 69, 70, 72

9. Merasa tertekan pada saat bekerja terlebih jika menghadapi kasus-kasus sulit, tertekan dengan segala resiko yang harus diterima, tertekan jika harus mengambil keputusan atau bertindak dengan cepat dan tepat terlebih jika sedang bertugas sendiri, dan mendapat tekanan dari dokter, senior, pasien maupun keluarganya.

Ww I no. 13. WwII& Obs no. 63, 64, 65, 66, 73 Obs no. 84, 85 Ww III no. 91, 94

Ww I no. 13, 14, 15, 18, 19, 20, 28, 29, 42, 47 Ww II& Obs no. 68, 69 Ww III no. 79

Ww I no. 9, 11, 12, 15, 32 Ww II& Obs no. 56 Ww III no. 71

10. Mengalami kegagalan dalam membantu proses persalinan hingga pasien tidak dapat tertolong.

Ww I no. 24 Ww I no. 22 Ww I no. 16 Obs no. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

147

11. Menghadapi dilema yang terkait dengan isu etik, seperti kasus aborsi atau tidak mendapat persetujuan dari pasien maupun keluarga atas tindakan yang akan diambil.

Ww I no. 25 Ww III no. 94, 95

Ww I no. 18, 23, 33 Obs no. 73 Ww III no. 82

Ww I no. 18, 19 Ww II& Obs no. 58 Ww III no. 73

12. Menghadapi tuntutan dari pihak klinik agar selalu siap datang jika dipanggil sewaktu-waktu meskipun belum sempat beristirahat atau sedang menghadapi masalah.

Ww I no. 26 WwII& Obs no. 72 Obs no. 88

Ww I no. 24, 25 Obs no. 76

Ww I no. 20 Ww II& Obs no. 55 Obs no. 65

13. Menemui masalah pribadi di samping masalah yang terkait dengan pekerjaan, seperti keterbatasan waktu dalam melakukan kegiatan pribadi antara lain beristirahat, atau bertemu dengan keluarga, pacar, atau teman.

Ww I no. 40 WwII& Obs no. 68, 70 Obs no. 86, 89

Ww I no. 27 Ww II& Obs no. 60, 61, 64 Obs no. 75

Ww I no. 24, 25 Obs no. 64 Ww III no. 75

14. Konsentrasi kerja terganggu akibat masalah pribadi yang sedang dihadapi.

Ww I no. 39 Ww III no. 96, 97

Ww I no. 26 Ww II & Obs no. 62

Ww I no. 22 Ww III no. 74, 75

15. Masalah pekerjaan lebih dominan dan menekan daripada masalah pribadi yang dihadapi dengan alasan tanggung jawab yang lebih besar.

Ww III no. 98 Ww I no. 31 Ww I no. 26

16. Mengalami berbagai reaksi fisik pada saat merasa tertekan atau stres, seperti tremor, berkeringat, jantung berdebar-debar, mimik wajah berubah, dll.

Ww I no. 13, 28, 41. WwII& Obs no. 67, 80 Obs no. 84, 89

Ww I no. 14, 30, 34, 35, 36

Ww I no. 23, 27 Obs no. 64

17. Mengalami reaksi psikologis pada saat merasa tertekan atau stres, seperti merasa takut, marah, jengkel, panik, mudah lupa, dan bingung sehingga sulit untuk mengambil keputusan.

Ww I no. 18, 20, 29, 30, 31, 35, 36, 41, 43 WwII& Obs no. 64, 65 Obs no. 84, 89 Ww III no. 91

Ww I no. 14, 30, 32, 33, 35, 36, 38, 43 Ww II& Obs no. 64, 65 Obs no. 73, 74 Ww III no. 81

Ww I no. 27, 28, 29, 30, 31 Ww II& Obs no. 54 Obs no. 64, 65 Ww III no. 71

Strategi Coping dalam Mengatasi Stres Terkait Masalah Pekerjaan 18. Melakukan tindakan medis dengan langsung memeriksa

dan menangani pasien, merujuk pasien ke rumah sakit, menarik nafas untuk menangkan diri.

Ww I no. 14, 22, 23, 32, 34, 54 WwII& Obs no. 64, 74 Ww III no. 92, 94

Ww I no. 17, 19, 23, 39, 40, 42, 43 Ww II& Obs no. 65, 66 Obs no. 73 Ww III no. 77, 80, 81

Ww I no. 12, 13, 14, 17, 28, 32, 33 Ww II& Obs no. 57 Ww III no. 68, 69, 71, 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

148

19. Melakukan tindakan terencana sesuai dengan standar prosedur tindakan yang berlaku.

Ww I no. 33, 46, 47 WwII& Obs no. 77

Ww I no. 41, 46 Ww II& Obs no. 67

Ww I no. 15, 34, 40

20. Memusatkan perhatian pada kasus yang dihadapi dan cara-cara mengatasinya serta mengesampingkan hal yang dianggap kurang penting.

Ww I no. 74 Ww III no. 92, 97

Ww I no. 44,45 Ww II& Obs no. 68

Ww I no. 36 Ww III no. 79, 83

21. Menunda melakukan tindakan medis hingga waktunya tepat, misalnya menunggu perkembangan kondisi pasien.

Ww I no. 48

-

Ww III no. 80

22. Berkonsultasi dan bertanya pada dokter atau bidan senior, sharing dengan teman, membaca, serta browsing lewat internet sebagai upaya mencari informasi atas berbagai tekanan yang dialami.

Ww I no. 14, 21, 37, 45, 49, 56 WwII& Obs no. 74, 75, 77 Obs no. 84, 85 Ww III no. 91, 93, 94, 102

Ww I no. 37, 46 Ww II& Obs no. 66 Obs no. 73 Ww III no. 77, 78, 80, 84

Ww I no. 13, 38 Ww II& Obs no. 59 Ww III no. 71, 84

23. Curhat dengan teman, pacar, atau keluarga yang dapat dipercaya sebagai upaya memperoleh dukungan moral, simpati, dan pengertian dari orang lain.

Ww I no. 37,52, 55 Ww I no. 36, 37, 46 Ww II& Obs no. 64

Ww I no. 37, 38, 39, 44

24. Memandang masalah/ kasus sebagai hal yang positif untuk mengintrospeksi diri atau sebagai pengalaman berharga sehingga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahan.

Ww I no. 50 Ww I no. 47, 52 Ww I no. 21, 24, 29, 40, 42 Ww III no. 72

25. Menerima dengan pasrah segala resiko, tuntutan, tekanan, dan tanggung jawab sebagai tugas yang harus dihadapi sebagai bidan.

Ww I no. 27, 33, 53 WwII& Obs no. 67, 72 Obs no. 81, 88

Ww I no. 20, 25, 49 Ww I no. 20, 29, 41 Ww II& Obs no. 52, 53

26. Mengeluh bahkan “melarikan diri” dari masalah saat menghadapi permasalahan yang berat atau keputusan yang sudah diambil.

- - -

27. Berdoa dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Tuhan terlebih pada saat-saat sulit sehingga dapat melakukan tindakan dengan baik dan pasien dapat selamat.

Ww I no. 54 WwII& Obs no. 76

Ww I no. 19, 50 Ww II& Obs no. 66

Ww I no. 43 Ww II& Obs no. 57

28. Melepaskan diri dari perasaan-perasaan yang menekan sehingga beban terasa lebih ringan.

Ww I no. 27, 51 Ww I no. 32, 48, 51

Ww I no. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

149

29. Menyerah dan menghentikan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam menghadapi sumber stres, misalnya menghentikan tindakan medis yang tidak sesuai lagi dengan kondisi pasien.

WwII& Obs no. 75, 78 - Ww II& Obs no. 59, 61 Ww III no. 78

30. Melakukan aktivitas lain, seperti berolahraga, berjalan-jalan, berbelanja, atau tidur untuk mengalihkan perhatian dari permasalahan yang menekan dan membuat stres.

Ww III no. 99 Ww I no. 52 Ww II& Obs no. 64

Ww I no. 33, 45

Strategi Coping dalam Mengatasi Stres Terkait Masalah Pribadi 31. Melakukan tindakan aktif dengan membicarakan masalah

secara langsung dengan orang yang bersangkutan, lewat SMS maupun pembicaraan lewat telepon, menenangkan diri dengan menarik nafas atau minum segelas air.

Ww I no. 38 WwII& Obs no. 69

Obs no. 75

Ww III no. 75, 76

32. Menggunakan solusi yang pernah dilakukan pada satu masalah pribadi untuk menyelesaikan masalah yang serupa

- - Ww I no. 35, 40

33. Memusatkan perhatian pada masalah dan cara mengatasi serta mengesampingkan hal yang dianggap kurang penting.

- - -

34. Menunda melakukan suatu upaya penyelesaian masalah hingga waktunya dianggap tepat, misalnya menunggu rasa marah mereda untuk membicarakan masalah.

WwII& Obs no. 71 Obs no. 87

- Ww III no. 81

35. Sharing dan meminta nasihat dari orang tua, teman, atau pacar untuk mengatasi tekanan yang dialami.

Ww I no. 56

Ww I no. 52 Ww II& Obs no. 67

-

36. Curhat dengan teman, pacar, atau keluarga yang dapat dipercaya sebagai upaya memperoleh simpati dan pengertian dari orang lain agar merasa lega.

Ww I no. 52 Ww I no. 36

Ww I no. 44 Ww III no. 77

37. Memandang setiap masalah memiliki pelajaran yang dapat diambil dan sebagai kesempatan untuk mengintrospeksi diri sehingga dapat bertindak lebih baik lagi.

Ww I no. 50 Ww I no. 52 Ww I no. 40

38. Menerima dengan pasrah segala masalah yang dihadapi. - - - 39. Mengeluh dan berusaha melupakan masalah yang dirasa

sangat berat untuk dihadapi. - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

150

40. Berdoa dan berserah kepada Tuhan terlebih pada saat sulit sehingga menjadi lebih tenang dan masalah dapat teratasi.

- - -

41. Melepaskan diri dari perasaan-perasaan yang menekan sehingga beban terasa lebih ringan.

Ww I no. 44 Obs no. 75 -

42. Menyerah dan menghentikan usaha-usaha yang telah dilakukan dalam menghadapi sumber stres.

WwII& Obs no. 79 Ww II& Obs no. 61, 63 Obs no. 75

Ww II& Obs no. 60, 64

43. Melakukan aktivitas lain, seperti berolahraga, berjalan-jalan, atau tidur untuk mengalihkan perhatian dari masalah.

Ww I no. 42

Ww I no. 52

Ww I no. 45

44. Keterampilan yang berasal dari pengalaman, informasi,

dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru, serta dukungan dari orang terdekat adalah beberapa faktor yang membatu dalam menyelesaikan masalah.

Ww I no. 57 Ww I no. 53 Ww I no. 46

45. Keterbatasan pengetahuan, keterampilan, alat, dan tenaga medis, serta ketidak percayaan keluarga pasien pada bidan yunior merupakan beberapa faktor yang dapat menghambat diri dalam usaha menolong pasien.

Ww I no. 19, 58 Ww III no. 100, 101

Ww I no. 54 Ww III no. 83, 84

Ww I no. 47 Ww III no. 83, 84

46. Berangsur-angsur merasa lega dan tenang saat masalah dapat teratasi.

Ww I no. 59 WwII& Obs no. 80

Ww I no. 55 Ww I no. 48, 50 Obs no. 64

47. Secara sosial hubungan dengan orang lain menjadi lebih baik setelah permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.

Ww I no. 60 Ww I no. 56 Ww I no. 49

48. Reaksi-reaksi fisik yang menyertai saat berada dalam kondisi tertekan berkurang perlahan- lahan setelah masalah yang dihadapi dapat teratasi.

WwII&Obs no. 80 Ww I no. 57 Ww II& Obs no. 61 Obs no. 64

49. Strategi yang digunakan sebagian besar sudah sesuai meskipun masih perlu banyak belajar dari pengalaman dan mungkin kesesuaian tersebut berbeda dengan orang lain.

Ww I no. 61, 62 Ww I no. 58 Ww I no. 51

*) Triangulasi berdasarkan Hasil Analisis Data subjek 1, 2, dan 3 (Lampiran C). Keterangan : : Triangulasi teknik (menggunakan teknik yang berbeda pada sumber data/ subjek yang sama)

: Triangulasi sumber data (menggunakan teknik yang sama pada beberapa subjek yang berbeda)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

151

E. KODING

Koding Data Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3

Hasil Pengambilan Data Wawancara I (SSC.BS1.WwI.26Juli’07) (SSC.BS2.WwI. 29Juli’07) (SSC.BS3.WwI. 29Juli’07)

Wawancara II (SSC.BS1.WwII. 27-28Juli’07) (SSC.BS2.WwII. 1-2Agust’07) (SSC.BS3.WwII. 30-31Juli’07)

Wawancara III (SSC.BS1.WwIII. 5Nov’07) (SSC.BS2.WwIII. 5Nov’07) (SSC.BS3.WwIII. 4Nov’07)

Observasi (SSC.BS1.Obs. 27-28Juli’07) (SSC.BS2.Obs. 1-2Agust’07) (SSC.BS3.Obs. 30-31Juli’07)

Analisis Data Subjek Wawancara I (ADS.BS1.WwI.no...) (ADS.BS2.WwI.no...) (ADS.BS3.WwI.no...)

Wawancara II (ADS.BS1.WwII.no...) (ADS.BS2.WwII.no...) (ADS.BS3.WwII.no...)

Wawancara III (ADS.BS1.WwIII.no...) (ADS.BS2.WwIII.no...) (ADS.BS3.WwIII.no...)

Observasi (ADS.BS1.Obs.no...) (ADS.BS2.Obs.no...) (ADS.BS3.Obs.no...)

Keterangan:

SSC : Stres dan Strategi Coping Ww I : Wawancara I Ww III : Wawancara III ADS : Analisis Data Subjek

BS... : Bidan Subjek ... Ww II : Wawancara II Obs : Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: STRATEGI COPING PADA BIDAN FRESH GRADUATE YANG … · Strategi Coping pada Bidan Fresh Graduate yang Bertugas d i Pontianak ... lebih dari 1 tahun dan belum menikah. Data diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI