strategi bisnis pt. bank internasional indonesia, tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/cover/tesis...

143
i Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Dalam Meningkatkan Pangsa Pasar Dalam Bidang Pembiayaan Kendaraan Bermotor GROUP FIELD PROJECT Rezano 2208031004 Budiyanto 2201962003 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2005 UNIVE RSIT AS UNI VE RSIT AS UNIVE RSIT AS NUS ANT AR A NUS ANT AR A NUS ANT AR A BIN A BIN A BIN A

Upload: nguyencong

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

i

Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk

Dalam Meningkatkan Pangsa Pasar Dalam Bidang

Pembiayaan Kendaraan Bermotor

GROUP FIELD PROJECT

Rezano 2208031004

Budiyanto 2201962003

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

JAKARTA

2005

UNIVERSITASUNIVERSITASUNIVERSITASNUSANTARANUSANTARANUSANTARABINABINABINA

Page 2: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

ii

Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Dalam Meningkatkan Pangsa Pasar Dalam Bidang

Pembiayaan Kendaraan Bermotor

GROUP FIELD PROJECT

Rezano 2208031004

Budiyanto 2201962003

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar

Magister Manajemen

Pada

Program Pascasarjana

Universitas Bina Nusantara

UNIVERSITASUNIVERSITASUNIVERSITASNUSANTARANUSANTARANUSANTARABINABINABINA

Page 3: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

iii

Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Dalam Meningkatkan Pangsa Pasar Dalam Bidang

Pembiayaan Kendaraan Bermotor

GROUP FIELD PROJECT

Rezano 2208031004

Budiyanto 2201962003

Pembimbing :

Ahmad Mukhlis Yusuf, MM

Tanggal: 8 - Mei - 2005

UNIVERSITASUNIVERSITASUNIVERSITASNUSANTARANUSANTARANUSANTARABINABINABINA

Page 4: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

iv

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Tuhan pada akhirnya kami dapat menyelesaikan paper kami

ini yang merupakan Group Field Project yang berjudul “Strategi Bisnis Bank

Internasional Indonesia, Tbk Dalam Meningkatkan Pangsa Pasar Dalam Bidang

Pembiayaan Kendaraan Bermotor. Kiranya paper ini dapat bermanfaat bagi lembaga-

lembaga keuangan yang ingin masuk atau meningkatkan pangsa pasar di bidang

pembiayaan kendaraan bermotor. Kami sadar bahwa masih ada kekurangan-

kekurangan dalam penyusunan Paper ini, namun kiranya hal tersebut dapat memacu

kami nantinya untuk lebih baik dalam menganalisis suatu permasalahan baik itu di

tempat kami bekerja maupun dalam bidang bisnis yang kami jalani. Kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami Bpk. Ahmad Mukhlis

Yusuf yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing kami dalam penyusunan

paper ini, dan juga atas semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

yang telah memberikan dukungan bagi kami dalam penyusunan paper ini. Semoga

Paper ini bermanfaat bagi dunia bisnis nantinya sebagai suatu framework dasar dalam

mengembangkan bisnis di bidang pembiayaan kendaraan bermotor

Penulis

Page 5: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

v

ABSTRAK

Industri Otomotif adalah salah satu industri yang terkena dampak akibat

krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Setelah krisis

ekonomi pada tahun 1997-1998 tersebut, secara perlahan industri otomotif mulai

membaik, dimana penjualan kendaraan bermotor kembali mengalami pertumbuhan.

Dengan tumbuhnya kembali penjualan kendaraan bermotor membuat para konsumen

kembali mencari pembiayaan untuk membeli kendaraan bermotor tersebut.

Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

keuangan untuk mengucurkan kreditnya di sektor otomotif. PT. Bank Internasional

Indonesia, Tbk (BII) juga melihat kesempatan ini untuk mengembangkan bisnis

kreditnya. Seiring dengan hal tersebut, pada tahun 2003 BII membentuk Divisi Kredit

Otomotif agar lebih fokus dalam menyalurkan kredit ke sektor otomotif. Namun

melihat sejarah BII yang sebelumnya merupakan bank yang banyak memberikan

kredit ke sektor korporasi, maka bisnis pembiayaan kendaraan bermotor ini

sebelumnya kurang diperhatikan sehingga pangsa pasar BII di bidang ini sangat

kecil. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis strategi bisnis yang tepat

untuk memperkuat pangsa pasar dan posisi BII di bidang pembiayaan kendaraan

bermotor, untuk ke depannya menjadikan BII sebagai “big player” di bidang

tersebut.

Rumusan strategi yang sudah ditelaah menyimpulkan bahwa bisnis otomotif

memiliki peluang besar, tetapi untuk memenangkan persaingan dibutuhkan usaha

lebih mengingat persaingan harga dan layanan di bisnis ini sangat penting. Dalam

menerapkan strategi yang dirumuskan hendaknya diperhitungkan faktor waktu,

efisiensi, biaya, dan resiko, terutama dalam pembuatan program atau produk.

Kata Kunci: Otomotif, Bank,Multifinance, Dealer, Divisi Kredit Otomotif BII,

Channeling, Direct.

Page 6: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................... i

Halaman Pernyataan..................................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................. .vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Definisi Masalah ........................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup.............................................................................................. 6

BAB 2 LANDASAN TEORI....................................................................................... 7

2.1 Manajemen Strategi ...................................................................................... 7

2.2 Kerangka Kerja Fred R. David ..................................................................... 9

2.3 Kerangka Kerja Jay B. Barney.................................................................... 17

2.4 Kerangka Kerja Wheelen dan Hunger ........................................................ 19

2.5 Kerangka Kerja Pearce dan Robinson ........................................................ 22

2.6 Kerangka Kerja Mintzberg dan Quinn........................................................ 23

2.7 Model Michael Porter ................................................................................. 24

2.7.1 Posisi Tawar Supplier (Supplier Power) .......................................... 25

2.7.2 Posisi Tawar Konsumen (Buyer Power) .......................................... 27

2.7.3 Potensi Ancaman Pendatang Baru (Barrier to Entry)....................... 27

2.7.4 Potensi Ancaman Produk Pengganti (Threat of Subtitutes) ............. 28

2.7.5 Persaingan Antar Para Pemain (Rivalry among Existing

Competitors)....................................................................................... 28

BAB 3 METODOLOGI............................................................................................. 30

Page 7: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

vii

3.1 Metode Studi................................................................................................. 30

3.2 Data dan Informasi ....................................................................................... 30

3.2.1 Data dan Informasi yang Dibutuhkan............................................... 30

3.2.2 Sumber Data dan Informasi .............................................................. 31

3.2.3 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 32

3.3 Metode Analisis........................................................................................... 33

3.3.1 Survey dan Studi Industri ................................................................ 33

3.3.2 Alat Analisis .................................................................................... 33

3.4 Output yang Dihasilkan ............................................................................... 36

3.5 Lokasi dan Waktu......................................................................................... 37

3.6 Keterbatasan Hasil Studi .............................................................................. 37

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 39

4.1 Tinjauan Bisnis ............................................................................................ 39

4.1.1 Industri Otomotif di Indonesia ........................................................ 39

4.1.1.1 Masa Krisis ........................................................................... 39

4.1.1.2 Masa Recovery...................................................................... 40

4.1.2 Pemain di Industri Otomotif ............................................................ 42

4.1.2.1 Astra International ................................................................ 45

4.1.2.2 Indomobil Sukses International ............................................ 46

4.1.3 Industri Pembiayaan Kendaraan Bermotor...................................... 46

4.1.4 Divisi Pembiayaan Kendaraan Bermotor BII .................................. 48

4.2 Hasil Analisis Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ....................................... 50

4.3 Analisis Lingkungan Strategis Eksternal..................................................... 51

4.3.1 Faktor Ekonomi .............................................................................. 52

4.3.2 Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan ..................... 53

4.3.3 Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum ..................................... 54

4.3.4 Faktor Teknologi ............................................................................ 56

4.3.5 Faktor persaingan ........................................................................... 57

4.3.5.1 Posisi Tawar Supplier ........................................................... 57

4.3.5.2 Posisi Tawar Konsumen........................................................ 58

Page 8: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

viii

4.3.5.3 Potensi Ancaman Pendatang Baru ........................................ 58

4.3.5.4 Potensi Ancaman Produk Pengganti ..................................... 60

4.3.5.5 Persaingan Antar Para Pemain .............................................. 61

4.3.6 Evaluasi Faktor Eksternal ................................................................ 66

4.5 Analisis Lingkungan Strategis Internal ....................................................... 68

4.5.1 Manajemen ...................................................................................... 68

4.5.2 Marketing......................................................................................... 71

4.5.3 Finance/Accounting......................................................................... 74

4.5.4 Operations........................................................................................ 74

4.5.5 Research and Development ............................................................. 76

4.5.6 Management Information System ................................................... 77

4.5.7 Evaluasi Faktor Internal................................................................... 78

4.6 Formulasi Strategi dan Rencana Implementasi ........................................... 80

4.6.1 Formulasi Strategi Menggunakan Matriks TOWS.......................... 81

4.6.1.1 Pembahasan Strategi SO ........................................................ 84

4.6.1.2 Pembahasan Strategi WO....................................................... 91

4.6.1.3 Pembahasan Strategi ST......................................................... 97

4.6.1.4 Pembahasan Strategi WT ..................................................... 101

4.6.2 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks IE ................................ 104

4.6.3 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks Grand Strategy............ 106

4.6.4 Implementasi Strategi .................................................................... 109

4.6.5 Strategi Meningkatkan Brand Awareness ..................................... 111

4.6.6 Strategi Keuangan .......................................................................... 112

4.6.6.1 Realisasi dan Proyeksi Penjualan Kendaraan Bermotor ..... 112

4.6.6.2 Realisasi dan Proyeksi Keuangan ....................................... 115

4.6.6.3 Dampak Penerapan Strategi ................................................ 118

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 122

5.1 Kesimpulan................................................................................................ 122

5.2 Saran .......................................................................................................... 124

Page 9: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

ix

DAFTAR ACUAN .................................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 126

RIWAYAT HIDUP........................................................................................................

Page 10: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembagian strategi alternatif berdasarkan kuadran Matrik IE...... 16

Tabel 4.1 Komposisi penjualan Mobil dalam lima tahun terakhir................ 42

Tabel 4.2 Komposisi penjualan Mobil berdasarkan produsen ...................... 43

Tabel 4.3 Produk-Produk Kredit Kendaraan Bermotor BII .......................... 49

Tabel 4.4 Komposisi Pangsa Pasar Pembiayaan Mobil ................................ 62

Tabel 4.5 Perbedaan dasar Bank dan Multifinance....................................... 63

Tabel 4.6 Competitive Profile Matrix ........................................................... 65

Tabel 4.7 External Factor Evaluation (EFE) Matrix ..................................... 67

Tabel 4.8 Pricing dari BII dibanding kompetitor .......................................... 73

Tabel 4.9 Pricing dari Multifinance .............................................................. 73

Tabel 4.10 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix ....................................... 79

Tabel 4.11 Matrik TOWS ............................................................................... 81

Tabel 4.12 Penilaian Matrik TOWS................................................................ 83

Tabel 4.13 Pembagian area bisnis BII............................................................. 89

Tabel 4.14 Rencana implementasi strategi.................................................... 109

Tabel 4.15 Realisasi dan Estimasi Penjualan Otomotif dalam Unit ............. 112

Tabel 4.16 Realisasi dan Estimasi Pembiayaan Otomotif dalam Unit.......... 114

Tabel 4.17 Realisasi dan Estimasi Pembiayaan Otomotif dalam Jutaan....... 115

Tabel 4.18 Realisasi dan Estimasi Market Share BII.................................... 115

Tabel 4.19 Realisasi dan Proyeksi Keuangan Divisi Kredit Otomotif BII ... 116

Tabel 4.20 Proyeksi Arus Divisi Kredit Otomotif BII .................................. 116

Tabel 4.21 Realisasi dan Estimasi Dampak Strategi terhadap Market

Share BII ..................................................................................... 118

Tabel 4.22 Realisasi dan Dampak Strategi terhadap Proyeksi Rugi Laba Divisi

Kredit Otomotif BII..................................................................... 119

Page 11: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

xi

Tabel 4.23 Dampak Strategi terhadap Proyeksi Arus Kas Divisi

Kredit Otomotif BII..................................................................... 120

Tabel 4.24 Perbandingan Proyeksi Market Share BII sebelum dan sesudah

penerapan strategi ....................................................................... 121

Page 12: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pemetaan fungsi-fungsi manajemen ke tahapan manajemen........ 10

Gambar 2.2 Model manajemen strategi menurut Fred R. David ...................... 11

Gambar 2.3 Contoh matriks EFE...................................................................... 11

Gambar 2.4 Contoh matriks IFE....................................................................... 13

Gambar 2.5 Contoh Competitive Profile Matrix .............................................. 14

Gambar 2.6 Kerangka matriks TOWS.............................................................. 15

Gambar 2.7 Matriks Internal-External .............................................................. 16

Gambar 2.8 Matriks Grand Strategy................................................................. 17

Gambar 2.9 S-C-P Model ................................................................................. 18

Gambar 2.10 Model VRIO berdasarkan implikasi dan prestasi ......................... 19

Gambar 2.11 Model VRIO berdasarkan strength dan weakness strategi ........... 19

Gambar 2.12 Model manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger........... 20

Gambar 2.13 Template dari Matriks Industri ..................................................... 21

Gambar 2.14 Matriks SFAS................................................................................ 22

Gambar 2.15 Model manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson ........... 23

Gambar 2.16 Model manajemen strategi menurut Mintzberg dan Quinn .......... 24

Gambar 2.17 Model Five Forces Competitive Strategy Analysis ...................... 25

Gambar 3.1 Framework pendekatan Strategi Fred R. David............................ 34

Gambar 3.2 Time-table dari pengerjaan studi kasus......................................... 37

Gambar 4.1 Data penjualan Mobil dalam lima tahun terakhir.......................... 41

Gambar 4.2 Data penjualan Sepeda Motor dalam satu dekade terakhir ........... 42

Page 13: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

xiii

Gambar 4.3 Pangsa pasar otomotif di Indonesia berdasarkan produsen........... 43

Gambar 4.4 Portfolio penjualan mobil berdasarkan Brand di tahun 2003........ 44

Gambar 4.5 Portfolio penjualan motor berdasarkan Brand .............................. 45

Gambar 4.6 Persentase perbandingan kredit konsumer terhadap total kredit... 47

Gambar 4.7 Bagan Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor di BII ................. 49

Gambar 4.8 Five Forces Model dari Michael Porter tentang analisis

persaingan di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor.................. 63

Gambar 4.9 Struktur Organisasi Divisi Kredit Otomotif BII ........................... 70

Gambar 4.10 Kinerja penyaluran channeling Divisi Kredit Otomotif BII ......... 74

Gambar 4.11 Kinerja penyaluran direct Divisi Kredit Otomotif BII.................. 75

Gambar 4.12 Posisi Divisi Kredit Otomotif BII menurut Matrik IE ................ 105

Gambar 4.13 Posisi Divisi Kredit Otomotif BII menurut Matrik Grand

Strategy ....................................................................................... 107

Page 14: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada era tahun delapan puluhan sampai tahun 1997, bisnis perbankan di

Indonesia tumbuh sangat subur. Salah satu pemicunya adalah peraturan pemerintah

tentang syarat pendirian sebuah bank sangat mudah, terutama syarat besarnya modal

awal pendirian bank. Hal ini di manfaatkan banyak pihak yang ingin mendapatkan

keuntungan secara mudah dengan mendirikan bank. Krisis ekonomi yang melanda

Indonesia sejak tahun 1997, menjadi pukulan yang berat terhadap bisnis perbankan

dan menjadi momentum revolusi bisnis tersebut. Pemerintah pun harus melakukan

likuidasi dan juga melakukan merger terhadap beberapa bank sebagai proses evaluasi

bisnis perbankan.

Bank International Indonesia (BII) merupakan salah satu bank yang dapat

bertahan menghadapi badai krisis ekonomi tersebut. BII berdiri sejak tahun 1959, dan

pada awalnya merupakan kelompok usaha Sinar Mas Grup. Pada tahun 2002, seiring

dengan krisis keuangan yang dialami, kepemilikan BII beralih dari Sinar Mas Grup

ke BPPN pada tahun 2002. Pada tahun 2003, setelah melalui divestasi 51% saham

mayoritas, BII dimiliki oleh Konsorsium Sorak Financial Holdings yang mana

konsorsium tersebut terdiri dari Kookmin Bank (Korea Selatan), Temasek Holdings

(Singapura), dan Barclay Bank (Inggris). Pada saat masih dimiliki oleh Sinar Mas

Grup, BII pada awalnya lebih banyak dikenal sebagai corporate bank dimana BII

lebih banyak menyalurkan kredit ke sektor korporasi. Setelah krisis keuangan dan

Page 15: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

2

peralihan kepemilikan, BII lebih fokus dalam menyalurkan kredit ke sektor komersial

dan konsumer(70% portfolio) berbanding sektor korporasi(30% portfolio). Hal ini

karena sektor komersial dan konsumer memiliki resiko yang lebih kecil daripada

sektor korporasi, dimana sektor tersebut terbukti mampu bertahan menghadapi krisis

ekonomi. Hal dapat dilihat dari Visi BII yaitu menjadi “Bank Komersial Indonesia

terbaik yang dikenal akan standar kualitas dunia untuk servis, produk, dan

inovasi” dengan positioning sebagai “True Local Bank, World Class Standard”.

Berikut sekilas gambaran tentang BII :

• Bank terbesar ke-6 di Indonesia dalam hal Asset sebesar Rp. 34,7 triliun

(tahun 2003).

• Mempunyai customer base sebanyak 2 juta account baik lending maupun

funding.

• 250 kantor cabang tersebar di seluruh Indonesia (termasuk 4 cabang luar

negeri).

• 3000 jaringan ALTO ATM, termasuk 600 ATM BII.

• Kartu ATM BII dapat dipergunakan untuk transaksi di 5,6 juta merchant di

seluruh dunia.

• Leader dalam penyedia layanan virtual banking.

Produk perbankan yang ditawarkan BII bermacam-macam. BII saat ini telah

melayani layanan pinjaman untuk berbagai keperluan seperti : kredit pembelian

rumah(Mortgage Loan), kredit pembelian kendaraan bermotor (Automotive

Financing), Investment Loan, Letter of Credit (L/C), Working Capital Loan, dan lain-

Page 16: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

3

lain. Layanan kredit kendaraan bermotor khususnya, menjadi salah satu fokus utama

BII dalam mengembangkan usaha seiring dengan visi BII dan melihat perkembangan

industri otomotif yang kembali tumbuh pasca krisis. Berdasarkan sumber data dari

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan otomotif

khusus mobil setiap tahunnya menunjukkan peningkatan, begitu juga dengan

penjualan Motor berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Dengan tumbuh kembalinya industri otomotif membuat customer datang kembali ke

lembaga keuangan (Bank dan Multifinance) untuk mencari pembiayaan seiring juga

dengan turunnya suku bunga kredit yang disebabkan turunnya suku bunga SBI

(Sertifikat Bank Indonesia).

Melihat prospek bisnis tersebut, pada tahun 2003, BII membentuk satu unit bisnis

yaitu Divisi Kredit Otomotif agar lebih fokus dalam menyalurkan kredit ke sektor

otomotif. Sebelumya penyaluran kredit otomotif ditangani sekaligus oleh Divisi

Kredit Konsumer yang juga menangani penyaluran kredit pemilikan rumah

(Mortgage Loan) sehingga kurang fokus dalam pelaksanaannya. Diharapkan dengan

pembentukan Divisi Kredit Otomotif akan membuat BII lebih fokus dan gencar

dalam menyalurkan kreditnya ke sektor otomotif, sehingga meningkatkan pangsa

pasar BII di pasar ini.

Selain faktor di atas, semakin meningkatnya angka penjualan kendaraan motor

juga menjadi alasan BII lebih serius menangani bisnis pembiayaan kendaraan

bermotor. Tercatat, sampai November 2004, data dari Gaikindo menunjukkan bahwa

penjualan mobil sudah mencapai 435 ribu unit dan diperkirakan akan mencapai 470

ribu unit sampai pada akhir tahun. Dibandingkan tahun 2003, penjualan mobil hanya

Page 17: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

4

berkisar 357 ribu unit, yang berarti diperkirakan adanya kenaikan penjualan sebesar

113 ribu unit.

Dalam memberikan layanan pembiayaan kendaraan bermotor ini, BII mempunyai

dua tipe penyaluran kredit yaitu direct-sales dan channeling. Direct-sales adalah

memberikan kredit langsung kepada customer yang ingin memiliki kendaraan

bermotor baik untuk keperluan pribadi maupun untuk usaha/niaga. Sedangkan

channeling adalah menyalurkan kredit kepada sejumlah Multifinance Company untuk

memberikan kredit kepada customer, dimana Multifinance Company tersebut

berfungsi sebagai agen Bank dalam hal marketing, servicing, dan collection dalam

pemberian kredit. Selain itu BII sendiri memiliki anak perusahaan yaitu PT. BII

Finance Center yang juga memberikan kredit otomotif kepada end-user dengan fokus

kepada kredit mobil bekas.

1.2 Definisi masalah

BII menyadari bahwa persaingan dalam memberikan layanan pembiayaan

kendaraan bermotor ini sangatlah tidak mudah, di mana BII harus bersaing dengan

beberapa Bank besar dan Multifinance yang menyediakan layanan yang serupa.

Pangsa pasar BII di pembiayaan kendaraan bermotor (automotive financing) saat ini

terbilang sangat minim, yaitu sekitar 2 %.

Pada bagian terdahulu diuraikan besarnya prospek pasar dalam industri

otomotif, sehingga mendorong BII memasuki kategori pembiayaannya ini, sementara

disisi lain persaingan begitu keras, terutama dari lembaga atau perusahaan yang

Page 18: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

5

memiliki bisnis pembiayaan kendaraan bermotor sebagai bisnis utama (core

business). Selain itu, BII adalah pemain yang relatif baru dalam pembiayaan

kendaran bermotor. Untuk memperkuat kebijakan pengembangan divisi agar dapat

meningkatkan pangsa pasar dan pertumbuhan bisnis, diperlukan perencanaan

strategis berbentuk pengkajian ulang strategi perusahaan (corporate strategy) bagi

Divisi Kredit Otomotif BII ini.

Merupakan hal yang sangat menarik dalam menyusun strategi bisnis yang

matang supaya bisa meningkatkan dan bahkan memenangkan pasar saat ini maupun

pasar masa depan. Kegiatan penyusunan strategi ini menjadi kegiatan Group Field

Project (GFP) kami.

1.3 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

• Menggali dan memetakan potensi-potensi yang dimiliki oleh BII yang dapat

dijadikan faktor keberhasilan BII dalam meningkatkan pangsa pasar di

automotive financing industry.

• Meningkatkan brand awareness masyarakat, terutama prospek pasar terhadap

BII sebagai bank yang juga menyediakan layanan pembiayaan kendaraan

bermotor.

• Memberi masukan kepada BII dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, dan pengevaluasian bisnis ini.

Page 19: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

6

1.4 Ruang lingkup

Penulisan ini dibatasi dalam ruang lingkup mengenai strategi bisnis BII dalam

industri automotive financing di Indonesia. Kegiatan ini mencakup analisis industri

otomotif dan pembiayaanya, analisis lingkungan strategis perusahaan, analisis

internal perusahaan, formulasi strategi perusahaan dan rencana implementasi strategi

perusahaan.

Page 20: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Strategi

Kata “Manajemen Strategi” sudah tidak asing lagi di telinga kita di masa ini.

Manajemen Strategi sudah menjadi salah satu bidang ilmu yang dipelajari banyak

perusahaan dan organisasi dalam mencapai tujuan dan khususnya dalam

memenangkan persaingan. Pada awal perkembangannya, manajemen strategi

digunakan pada bidang kemiliteran untuk memenangkan peperangan, tetapi

penerapan bidang ilmu ini berkembang ke banyak sektor usaha termasuk

pemerintahan.

Kata “Strategi” berasal dari kata Yunani yaitu “Strategos”, yang berarti

angkatan bersenjata (army) dan memimpin (leading). Tetapi dalam perkembangan

ilmu pengetahuan kata strategi ini mulai diimplementasikan ke perusahaan, yang

sebelumnya digunakan pada bidang kemiliteran, di mana tujuan dan penerapan

strategi memiliki arti yang lebih dinamis. Berikut ini adalah kutipan dari beberapa

pakar manajemen strategi tentang arti strategi.

“Strategi merupakan pola dari aksi-aksi dan pendekatan-pendekatan bisnis

para manajer yang di terapkan dalam menyenangkan hati pelanggan,

membangun sebuah posisi market yang menarik, dan mencapai obyektivitas

organisasi.” -Thompson dan Strickland (2003)

Page 21: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

8

“Strategi berarti usaha-usaha pencapaian obyektivitas jangka panjang.” –

Fred R. David (2003)

“Strategi adalah sebuah pola tertentu dari keputusan-keputusan dan aksi-aksi

yang diambil oleh para manajer untuk mencapai tujuan organisasi.” – Hill

dan Jones (2004).

“Strategi merupakan arah dan cakupan dari suatu organisasi secara jangka

panjang.” - Johnson & Scholes (2002).

Dari definisi-definisi yang ditulis di atas, jelas sekali persamaannya, bahwa

tujuan dari penerapan strategi berkaitan dengan pencapaian keunggulan kompetitif

untuk jangka pendek dan jangka panjang. Jika kita gabungkan dengan fungsi-fungsi

manajemen, strategi manajemen mengarahkan bagaimana merencanakan,

memformulasikan, menerapkan, dan mengevaluasi strategi bisnis di dalam organisasi

sehingga mencapai tujuannya. Dalam menerapkan strategi pun dibutuhkan langkah-

langkah sistematis dan konsep yang tepat. Pemilihan konsep sangat diperlukan karena

setiap konsep memiliki pendekatan masing-masing dan beberapa di antaranya tidak

cocok diterapkan di bidang industri tertentu. Ulasan dari beberapa konsep-konsep

akan dibahas pada sub bab berikutnya.

Page 22: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

9

2.2 Kerangka Kerja Fred R. David

Menurut David (2003), “Manajemen Strategi” dapat didefinisikan sebagai

seni dan ilmu pengetahuan dalam memformulasikan, mengimplementasikan dan

mengevaluasi berbagai keputusan-keputusan yang memungkinkan organisasi

mencapai tujuan-tujuannya. Berdasarkan definisi di atas, manajemen strategi

memfokuskan pada integritas manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,

produksi/operasional, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi komputer.

David membagi manajemen strategi menjadi beberapa langkah dan tahap,

yaitu :

• Strategy Formulation; Tahap ini menyertakan pembangunan visi dan misi,

mengidentifikasi kesempatan dan ancaman dari eksternal, menentukan kekuatan-

kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari internal, menetapkan obyektivitas

jangka panjang, membuat strategi alternatif, dan memilih beberapa strategi untuk

diikuti.

• Strategy Implementation; Tahap ini digunakan oleh organisasi untuk menetapkan

obyektivitas tahunan, merencanakan kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumber daya yang ada, yg mana strategi-strategi yang sudah

diformulasikan akan dijalankan. Dalam tahap ini juga mencakup pembangunan

suatu budaya strategi yang supportive, membangun sebuah struktur organisasi

yang efektif, mengarahkan beban pemasaran, penyediaan dana, membangun dan

mendayagunakan sistem informasi, serta menghubungkan kompensasi karyawan

ke prestasi organisasi.

Page 23: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

10

• Strategy evaluation; Tahap ini merupakan tahap finalisasi dari manajemen

strategi. Dalam tahap ini, para manajer akan (1) membahas faktor-faktor eksternal

dan internal dari strategi yang sudah ada, (2) mengukur performance, dan (3)

melakukan usaha-usaha perbaikan. Tahap ini sangat dibutuhkan karena

keberhasilan hari ini bukan jaminan untuk keberhasilan di hari esok.

Berikut ini adalah bagan yang memetakan fungsi-fungsi manajemen dengan

tahap-tahap manajemen strategi yang ada di atas.

Gambar 2.1 Pemetaan fungsi-fungsi manajemen ke tahapan manajemen strategi

Selain membagi ke dalam tahap-tahapan di atas, David juga menggambarkan secara

jelas langkah-langkah lebih detail dalam manajemen strategi dapat digambarkan

menjadi diagram alur berikut ini.

Page 24: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

11

Vision&

Mission

ExternalAudit

InternalAudit

Long-TermObjectives

Generate,Evaluate,

SelectStrategies

ImplementStrategies :

ManagementIssues

ImplementStrategies :Marketking,

Fin/Acct, R&D,CIS

Measure &Evaluate

Performance

Gambar 2.2 Model manajemen strategi menurut Fred R. David

Analisis faktor-faktor eksternal dan faktor internal merupakan hal yang

terpenting dalam memformulasikan strategi, selain mendefinisikan visi dan misi.

David menggunakan beberapa alat bantu yang digunakan dalam menganalisis faktor-

faktor tersebut yaitu :

• External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Matriks ini digunakan untuk membantu menganalisis faktor-faktor yang

ada di eksternal organisasi seperti faktor-faktor kesempatan

(opportunities) dan ancaman (threats). Faktor-faktor di atas akan

diformulasikan dan dihitung berdasarkan bobot (weight) dan peringkat

(rating) yang akan menghasilkan suatu penilaian tertentu. Berikut ini

merupakan contoh dari matriks EFE :

Page 25: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

12

Gambar 2.3 Contoh matriks EFE

• Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix

Sama halnya dengan matriks EFE, matriks IFE digunakan untuk

membantu menganalisis faktor-faktor yang ada di internal organisasi

seperti faktor-faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

Berikut ini merupakan contoh dari matriks IFE :

Page 26: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

13

Gambar 2.4 Contoh matriks IFE

• Competitive Profile Matrix (CPM)

Berbeda dengan matriks EFE dan IFE di atas, penggunaan CPM ini lebih

spesifik. CPM digunakan untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama

dari perusahaan beserta kekuatan (strengths) dan kelemahan (weeknesses)

yang mereka miliki. Sample yang diambil dari pesaing-pesaing tersebut

bisa diambil berdasarkan pesaing yang potensial. Berikut ini adalah

contoh dari CPM :

Page 27: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

14

Gambar 2.5 Contoh Competitive Profile Matrix

• TOWS Matrix

Matriks TOWS digunakan pada tahap penggabungan (matching stage), di

mana faktor-faktor yang didapatkan dalam tahap masukan (input stage),

yaitu yang terdapat di dalam matriks EFE, IFE, dan CPM akan

dikombinasikan menjadi matriks yang memetakan hubungan ancaman

(threats), kesempatan (oppotunities), kelematan (weaknesses) dan

kekuatan (strengths). Berikut ini adalah kerangka dari matriks TOWS :

Page 28: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

15

Gambar 2.6 Kerangka matriks TOWS

• Internal-External Matrix (IE Matrix)

Matrik ini merupakan salah satu matrik yang digunakan untuk membuat

alternatif strategi dengan terlebih dahulu menentukan posisi perusahaan

yang dibagi dalam sembilan kuadran berdasarkan masukan nilai bobot

(wighted score) yang terdapat dalam matrik IFE dan EFE. Dari sebilan

kuadran yang terdapat dalam matrik ini, maka berikutnya kita bisa

membagi strategi ke dalam tiga bagian besar, yaitu :

Kuadran Deskripsi Strategi Alternatif

I, II, IV Mengembangkan dan

Membangun (Grow and

build)

• Intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, pengembangan

produk)

• Integratif (integrasi ke belakang,

integrasi ke depan, integrasi horisontal)

II, V, VII Pertahankan dan Penetrasi Pasar, pembangunan produk

Page 29: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

16

Memelihara (Hold and

maintain)

VI, VIII, IX Memanen atau Melepas

(Harvest or divest)

Benchmarking, expansi horizontal dan

vertical

Tabel 2.1 Pembagian strategi alternatif berdasarkan kuadran Matrik IE

Untuk lebih jelasnya pembagian kuadran dan tiga pembagian strategi

dapat dilihat pada contoh dari matrik IE berikut ini :

Gambar 2.7 Matriks Internal-External

• Grand Strategy Matrix

Matriks ini juga digunakan pada tahap penggabungan, sama seperti

Matriks TOWS. Saat ini alat bantu analisis ini semakin populer di

kalangan praktisi strategi karena cocok untuk mencari alternatif strategi

untuk perusahaan yg mempunyai banyak divisi (multi division). Matrik ini

membagi strategi ke dalam empat quadrant yang diukur berdasarkan dua

Page 30: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

17

dimensi pengukuran, yaitu : posisi persaingan (competitive posistion) dan

perkembangan pasar (market growth). Berikut ini adalah contoh dari

matriks Grand Strategy :

Gambar 2.8 Matriks Grand Strategi

2.3 Kerangka Kerja Jay B. Barney

Seperti halnya Fred R. David, Barney (2002) juga mengulas bagaimana

caranya melakukan analisis manajemen strategi dengan alat bantu (tools) tertentu.

Kerangka kerja Barney sangat cocok diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang

sudah berjalan, di mana kerangka kerja ini membahas bagaimana mengukur prestasi

perusahaan dan akan diformulasikan ke analisis SWOT, kemudian akan dijadikan

acuan dalam menyusun strategi bisnis dan strategi korporasi. Barney menggunakan

beberapa alat bantu yang di antaranya adalah sebagai berikut :

Page 31: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

18

• Structure-Conduct-Performance (SCP) Model

Model ini dirancang untuk mengevaluasi faktor persaingan dari industri

sampai membantu proses regulasi pemerintah. Model ini menyarankan bahwa

sikap dan prestasi dari perusahaan adalah sangat ditentukan oleh struktur

industri. Berikut ini adalah bagan dari model SCP :

INDUSTRY STRUCTURE

Number of competing formsHomogeneity of products

Cost of entry and exit

FIRM CONDUCT

Price takingProduct differentiation

Tacit collusionExploiting market power

PERFORMANCE

Firm Level : Normal, Below Normal,Above-Normal performance

Society : productive and allocativeefficiency, level of employment, progress

Gambar 2.9 S-C-P Model

• Value-Rarity-Imitability-Organization (VRIO) Model

Definisi dari suatu sumber daya dan kemampuan perusahaan, dan dua asumsi

dari keragaman dan perpindahan sumber daya, adalah sangat abstrak dan tidak

secara langsung dimasukkan ke analisis kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weaknesses) dari perusahaan. Berdasarkan definisi dan asumsi tersebut VRIO

Page 32: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

19

model diaplikasikan. VRIO ini sangat cocok dalam menganalisis resource

yang ada sehingga dapat diutilisasikan di kemudian hari. Berikut ini adalah

gambaran dari tabel model VRIO :

Gambar 2.10 Model VRIO berdasarkan implikasi dan prestasi

Gambar 2.11 Model VRIO berdasarkan strength dan weakness strategi

2.4 Kerangka Kerja Wheelen dan Hunger

Kerangka kerja Wheelen dan Hunger (2002) ini sebagian besar memiliki

struktur yang sama dengan kerangka kerja yang dikemukakan oleh Fred R. David. Di

Valuable? Rare? Costly to Imitate ?

Exploited by Organization ?

Competitive Implications

Economic Performance

NO -- -- NO Competitive disadvantages

Below Normal

YES NO -- Competitive

parity Normal

YES YES NO Temporary

competitive advantages

Above Normal

YES YES YES YES Sustained

competitive advantage

Above Normal

Valuable? Rare? Costly to Imitate ?

Exploited by Organization ?

Strength / Weakness

NO -- -- NO Weakness

YES NO -- Strength

YES YES NO Strength and distinctive competence

YES YES YES YES Strength and sustainable

distinctive competence

Page 33: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

20

mana tahapan-tahapan yang dilakukan terdiri dari empat tahapan besar seperti yang

terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.12 Model manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger

Ada pun alat bantu (tools) yang digunakan dalam melakukan analisis

manajemen strategi menurut kerangka kerja ini :

• Industry Matrix

Secara umum bentuk dan kegunaan matriks ini sama seperti Competitive

Profile Matrix (CPM) yang sudah dibahas sebelumnya, di mana faktor-

faktor strategi dari pesaing-pesaing akan diukur. Berikut ini kerangka dari

matriks tersebut :

Page 34: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

21

Gambar 2.13 Template dari Matriks Industri

• External/Internal Factor Analysis Summary (EFAS/IFAS) Matrix

Matriks ini digunakan untuk merangkum faktor-faktor eksternal dan

internal dari perusahaan, di mana untuk faktor kesempatan (opportunities)

dan ancaman (threats) dimasukkan ke dalam matriks EFAS, sedangkan

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) di masukkan ke dalam

matriks IFAS. Kalau dilihat, bentuk matriks EFAS/IFAS sama seperti

matriks IFE/EFE tetapi EFAS/IFAS menambahkan kolom komentar.

• Strategic Factor Analysis Summary (SFAS) Matrix

Matriks ini digunakan untuk merangkum seluruh faktor-faktor SWOT

dari perusahaan. Pada matriks ini terdapat kolom durasi yang akan

ditentukan apakah faktor tersebut berlaku untuk jangka waktu panjang,

menengah, atau pendek. Berikut ini adalah contoh dari matriks tersebut :

Page 35: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

22

Gambar 2.14 Matriks SFAS

• TOWS Matrix

Matriks TOWS yang digunakan pada kerangka kerja Wheelen dan Hunger

ini sama seperti TOWS matriks yang digunakan pada model Fred R.

David. Baik kegunaan dan bentuknya pun sama.

2.5 Kerangka Kerja Pearce dan Robinson

Kami juga coba mengulas kerangka atau model yang ditawarkan oleh Pearce

dan Robinson (2000). Sama seperti kerangka kerja sebelumnya, kerangka ini

menggunakan alat bantu (tools) analisis SWOT. Berikut ini adalah model manajemen

strategi yang diterapkan dalam kerangka kerja Pearce dan Robinson :

Page 36: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

23

Company Mission and Social

Responsibility

External Environment- Remote- Industry (global & domestic)- Operating

Internal Analysis

Strategic Analysis and Choise- Creating competitive advantage at business level- Building value in multibusiness companies

Long-term Objectives

Generic and Grand Strategy

Short-term Objectives and Reward System

Functional Tactics

Policies that Empower Action

Restructuring, Reengineering, and Refocusing the Organization

Strategic Copntrol and Continues Improvement

Feedback

Feedback

Possible?

Desired?

Gambar 2.15 Model manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson

2.6 Kerangka Kerja Mintzberg dan Quinn

Dalam tinjauan literatur ini, kerangka kerja yang dikemukakan oleh

Mintzberg dan Quinn (1991) ini cukup baik di mana pengukuran secara internal

Page 37: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

24

perusahaan diulas lebih mendetail. Berikut ini adalah model manajemen strategi dari

kerangka kerja ini.

Gambar 2.16 Model manajemen strategi menurut Mintzberg dan Quinn

2.7 Model Michael Porter

Porter (1980) mengajukan “Five Forces Competitive Strategy Analysis”

sebagai alat bantu untuk membantu penyusunan strategi untuk mengetahui daya tarik

(attractiveness) sebuah industri. Setelah dilakukan analisis tersebut, diketahui daya

tarik sebuah industri, selanjutnya perusahaan dapat memilih tiga strategi umum

(generic strategy), yaitu : biaya rendah (low cost), divesifikasi, dan focus. Jadi

“Porter’s Five Forces Competitive Strategy Analysis” merupakan alat bantu

Page 38: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

25

menganalisis industri secara terstruktur, serta menjadi alat bantu dalam membentuk

dan menciptakan strategi persaingan. Model ini membahas tentang faktor-faktor

eksternal dan persaingan yang mungkin berpengaruh pada strategi perusahaan. Porter

membagi faktor-faktor eskternal tersebut menjadi lima faktor utama seperti yang

dapat digambarkan secara jelas pada bagan di bawah ini.

Rivalry AmongExisting

CompetitorsBuyers

SubstituteProducts

PotentialNew Entrants

Suppliers

Gambar 2.17 Model Five Forces Competitive Strategy Analysis

2.7.1 Posisi Tawar Supplier (Supplier Power)

Kekuatan supplier adalah kemampuan dari suatu supplier dalam

mengendalikan biaya dan pasokan sebagai input ke dalam pasar. Kekuatan supplier

dari sebuah industri dapat berubah dalam beberapa cara :

• Perbedaan input-input; Jika sebuah perusahaan membutuhkan berbagai

macam input dari para supplier yang berbeda, maka para supplier tersebut

mempunyai kekuatan yang tinggi.

Page 39: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

26

• Biaya pemindahan ke supplier yang lain; Kekuatan supplier adalah sangat

tinggi jika biaya untuk mengganti ke supplier yang baru adalah tinggi.

• Ketersediaan dari barang subtitusi; Jika bahan baku yang dibutuhkan pada

manufacturing dapat digantikan dengan bahan alternatif, kekuatan supplier

adalah rendah.

• Konsentrasi supplier; Jika supplier yang ada sedikit, kekuatan supplier

semakin tinggi.

• Ketergantungan supplier terhadap volume; Jika para supplier tergantung pada

volume dari supply, maka kekuatan supplier adalah rendah.

• Biaya relatif sampai total pembelian dalam industri; Jika sebuah perusahaan

merasa ditagih melebihi biaya seharusnya maka mereka akan berpindah ke

supplier yang lain.

• Pengaruh input dari supplier pada kualitas; Kekuatan supplier adalah tinggi

jika input-input dari sebuah supplier mencerminkan kualitas dari sebuah

perusahaan.

• Ancaman dari integrasi ke depan dari supplier; Kekuatan supplier adalah

rendah, jika perusahaan dapat dengan mudah pindah ke supplier yang

berbeda.

Contoh dari kekuatan supplier yang tinggi adalah supplier dari sistem operasi

dan piranti lunak kantoran dalam industri PC karena didominasi oleh segelintir

perusahaan seperti Unix, Microsoft. Di sisi lain, sebuah contoh dari sebuah kekuatan

Page 40: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

27

supplier yang rendah adalah perangkat keras computer karena banyaknya pabrik

perangkat keras yang ada.

2.7.2 Posisi Tawar Konsumen (Buyer Power)

Ada sedikit faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan pembeli dalam analisis

Porter. Faktor yang paling mempengaruhi adalah rasio perbandingan antara para

pembeli dan para supplier dalam pasar. Jika ada banyak supplier tetapi hanya ada

sedikit pembeli, maka pembeli mempunyai kekuatan untuk melakukan tawar-

menawar terhadap harga dari barang atau jasa. Sedangkan kebalikannya, jika ada

sedikit supplier dan pembeli yang banyak, maka kekuatan dari para pembeli semakin

rendah.

Sebagai contoh adalah industri konsol permainan (game konsol), yang saat ini

dikuasai oleh hanya beberapa manufacturing seperti Sony, Microsoft, Nintendo.

Dalam industri ini kekuatan pembeli adalah sangat rendah, tetapi kalau dilihat jika

produk tersebut dipasarkan di daerah yang pasarnya kecil seperti Hawaii maka

kekuatan pembeli lebih tinggi dibandingkan wilayah yang lain. Contoh yang lain

selain contoh di atas adalah industri sistem operasi, di mana kekuatan pembeli adalah

rendah.

2.7.3 Potensi Ancaman Pendatang Baru (Barriers to Entry)

Potensi ancaman pendatang baru adalah usaha-usaha dalam menghalangi para

pesaing baru yang masuk ke dalam pasar dan membuat kompetisi semakin potensial.

Ada beberapa rintangan utama yang menghalangi masuknya pesaing baru, yaitu skala

Page 41: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

28

ekonomi, kebutuhan modal, sebaran produk, biaya pengalihan (switching cost), skala

kerugian, akses ke saluran distribusi, dan kebijakan pemerintah. Satu contoh dari

industri yang memiliki rintangan persaingan yang tinggi adalah pabrik chip computer.

Untuk mendirikan pabrik tersebut dibutuhkan modal yang sangat besar, lokasi yang

besar, dan resiko untuk bersaing dengan perusahaan yang sejenis juga besar. Restoran

adalah contoh industri yang memiliki rintangan persaingan yang lebih kecil.

2.7.4 Potensi Ancaman Produk Pengganti (Threat of Subtitutes)

Ancaman dari produk pengganti ada ketika permintaan dari sebuah produk

menurun karena dipicu oleh produk pengganti. Hal tersebut mungkin terjadi

dikarenakan beberapa hal, yaitu perubahan tren, biaya produk yang kompetitif,

teknologi baru dan lain-lain.

Salah satu contoh industri yang memiliki produk subtitusi yang tinggi adalah

industri cereal untuk sarapan. Kita juga tahu bahwa produk pengganti untuk sarapan

pagi masih banyak seperti waffel, yogurt, buah-buahan, dan lain-lain. Sedangkan

industri yang memiliki barang subtitusi yang rendah adalah perusahaan listrik (power

plant), di mana produk subtitusi nya lebih sedikit.

2.7.5 Persaingan Antar Para Pemain (Rivalry Among Exisisting

Competitors)

Faktor yang terakhir adalah Persaingan Antar Pemain, di mana akan dianalisis

sejauh mana ketatnya persaingan, siapa yang memimpin pasar, pesaing, dan

Page 42: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

29

kedudukan perusahaan dalam persaingan tersebut, apa kelebihan dan kekurangan dari

masing-masing pemain.

Kita masih bisa memilah apakah derajat persaingan yang terjadi di suatu

industri besar, menengah, atau kecil. Derajat persaingan yang rendah akan cenderung

menjadi monopoli atau mendekati monopoli, sedangkan derajat yang tinggi akan

mengakibatkan persaingan semakin kompetitif di mana terjadi pergulatan di faktor

harga dan pangsa pasar.

Perusahaan-perusahaan pelayanan jasa umum merupakan salah satu contoh

industri yang memiliki tingkat persaingan rendah, di mana kecenderungan monopoli

sangat tinggi, seperti contohnya Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Air

Minum, Telkom.

Page 43: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

30

BAB III METODOLOGI

3.1 Metode Studi

Penulis melakukan Group Field Project (GFP) ini dengan menggunakan

metode studi kasus. Anggota kelompok GFP ini terdiri dari dua orang. Studi kasus

yang di ambil adalah melakukan formulasi strategi yang terdiri dari analisis

persaingan, assessment terhadap faktor eksternal dan internal, pembuatan dan

pemilihan strategi, serta perencanaan implementasi strategi untuk bisnis pembiayaan

kendaraan bermotor pada Bank Internasional Indonesia.

3.2 Pengumpulan Data dan Informasi

3.2.1 Jenis Data dan Informasi yang Dibutuhkan

Dalam studi kasus ini, penulis mencoba menggali data dan informasi dari

pihak perusahaan untuk dijadikan dasar dari pengembangan strategi manajemen

dalam divisi pembiayaan kendaraan bermotor BII ini. Data dan informasi yang

dibutuhkan dalam studi kasus antara lain :

• Visi dan Misi Perusahaan (faktor internal)

• Strategi yang sedang dijalankan (faktor internal)

• Kendala yang sedang dihadapi (faktor internal)

• Situasi dan kondisi industri otomotif (faktor eksternal)

• Faktor-faktor yang berpengaruh dalam industri (faktor eksternal)

Page 44: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

31

• Kompetisi dalam bisnis pembiayaan kendaraan bermotor (faktor eskternal)

3.2.2 Sumber Data dan Informasi

Dalam melakukan studi kasus ini, sumber data dan informasi tidak hanya

diperoleh dari pihak internal perusahaan saja tetapi juga digali dari beberapa sumber

lain yang berhubungan erat dengan industri pembiayaan ini. Sumber data dan

informasi yang dibutuhkan dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut :

1. Organisasi atau asosiasi nasional yang concern terhadap industri otomotif

seperti Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO),

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), dan Gabungan Industri

Alat–alat Mobil dan Motor (GIAMM). Informasi didapatkan baik secara

langsung atau tidak langsung tetapi menjadi acuan informasi yang akurat.

2. Beberapa perusahaan pesaing sebagai bahan pembanding.

3. Para pimpinan dan jajaran manajemen divisi pembiayaan kendaraan bermotor

BII beserta dengan karyawan kunci yang kompeten dalam menjalankan

operasional perusahaan

4. Perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra divisi ini yang bertindak sebagai

partner seperti perusahaan-perusahaan multifinance atau penyedia kendaraan

bermotor(Authorized Dealer) di Indonesia, perusahaan asuransi kendaraan

bermotor, dan sebagainya.

5. Jurnal dan artikel yang memuat pendapat para ahli perekonomian indonesia

dan internasional mengenai perekonomian secara umum, industri otomotif di

Page 45: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

32

indonesia secara umum dan terutama yang mengenai industri pembiayaan

kendaraan bermotor secara khususnya.

6. Buku-buku text yang memuat teori dan konsep dari bisnis bank pada

umumnya dan otomotif pada khususnya, serta buku yang memuat teori

tentang manajemen dan manajemen strategis.

3.2.3 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, kami menggunakan beberapa cara,

yaitu :

• Wawancara

Penulis merancang wawancara secara langsung ke sumber data dan informasi

yang terkait untuk mendapatkan feedback yang lebih cepat. Sebelum

melakukan wawancara, penulis sudah menyiapkan daftar pertanyaan yang

diajukan ke pihak responden. Wawancara ini dilakukan secara formal dan

informal ke pihak terkait seperti pesaing, perusahaan itu sendiri, partner

perusahaan, dan lain-lain.

• Assessment Tertulis

Dalam melakukan pengumpulan data kami menggunakan survey secara

tertulis dimana beberapa informasi yang kami dapat dilakukan tanpa

melakukan tatap muka seperti menggunakan dokumen yang terdapat dalam

question list dalam bentuk hardcopy atau softcopy.

• Studi Pustaka

Page 46: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

33

Membaca dan menggali informasi yang berhubungan dengan bisnis ini

melalui buku text, majalah, koran, dan lain-lain untuk memperluas pengertian

penulis mengenai bisnis pembiayaan kendaraan bermotor ini.

3.3 Metode Analisis

3.3.1 Survey dan Studi Industri

Dalam melakukan analisis dan studi mengenai bisnis ini, penulis dibantu oleh

pihak manajemen dan karyawan perusahaan dalam melakukan kegiatan studi kasus.

Penulis melakukan wawancara dan survey secara berkala, baik secara formal maupun

informal untuk menggali informasi yang diperlukan untuk menunjang analisis strategi

perusahaan ini. Penulis pun melakukan analisis secara tidak langsung, dalam arti

penulis membuat daftar pertanyaan atas informasi yang dibutuhkan secara tertulis,

baik itu dalam bentuk hard copy mau pun dokumen elektronis(softcopy).

3.3.2 Alat Analisis

Dari kerangka keja dan model yang diuraikan pada bab sebelumnya, kami

menilai kerangka kerja yang dikemukakan oleh Fred R. David adalah yang paling

lengkap, holistik, dan mudah diimplementasikan, selain ditunjang oleh alat bantu

(tools) yang memadai. Selain kerangka kerja Fred R. David, kami juga menggunakan

model “Five Forces Competitive Strategy Analysis” yang dikembangkan oleh

Michael Porter (1980). Kami menilai model ini sangat membantu kami dalam

melakukan analisis eksternal dan persaingan. Model Porter ini juga dipakai oleh

sebagian besar kerangka kerja manajemen strategi dibahas di atas.

Page 47: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

34

Dalam melakukan analisis strategi bisnis Divisi Pembiayaan Kendaraan

Bermotor BII ini, kami menggunakan framework dari Fred R. David yang

digambarkan secara garis besar dalam bagan berikut ini :

EvaluateCurrentResults

Examine andEvaluate current

Mission,Objectives,

Strategies, andPolicies

AnalyzeStrategicFactorsusing

TOWSAnalysis

Generate,Evaluate, and

Select beststrategic

alternatives

ImplementStrategies

Evaluate andControl

ExternalAssessment for

defineOpportunitiesand Threads

InternalAssessment for

define Strengthsand

Weaknesses

Industry Analysisusing Porter’sFive Forces

Model

Gambar 3.1 Framework pendekatan Strategi Fred R. David

Pada bagan di atas, proses analisis dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu

framework utama (yang berwarna hijau) dan framework pendukung (yang berwarna

biru).

Alat-alat bantu analisis yang penulis gunakan untuk kegiatan analisis dalam

kerangka kerja yang dipilih adalah sebagai berikut :

1. Matrik IFE(Internal Factor Evaluation)

Matrik IFE digunakan untuk membantu menganalisis faktor-faktor yang ada

di internal organisasi seperti faktor-faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan

(weaknesses).

Page 48: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

35

2. Matrik EFE(External Factor Evaluation)

Digunakan untuk membantu menganalisis faktor-faktor yang ada di eksternal

organisasi seperti faktor-faktor kesempatan (opportunities) dan ancaman

(threats).

3. Competitive Profile Matrix

Matrik ini digunakan untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama atau

pesaing-pesaing potensial dari perusahaan beserta kekuatan (strengths) dan

kelemahan (weeknesses) yang mereka miliki.

4. Five Forces Competitive Strategy Analysis

Model dari Michael E. Porter (1980) digunakan sebagai alat bantu dalam

melakukan external assessment, di mana variabel-variabel dari model ini akan

menjadi input dalam proses assessment.

5. Matrik TOWS

Matrik TOWS digunakan pada tahap penggabungan (matching stage), di

mana faktor-faktor yang didapatkan dalam tahap masukan (input stage), yaitu

yang terdapat di dalam matriks EFE, IFE, dan CPM akan dikombinasikan

menjadi matriks yang memetakan hubungan ancaman (threats), kesempatan

(oppotunities), kelematan (weaknesses) dan kekuatan (strengths). Hasil dari

pemetaannya akan penulis jadikan sebagai bahan acuan dalam pembentukan

strategi.

6. Matrik Internal-External (IE)

Sebagai salah satu alternatif tambahan, penulis menggunakan matrik Internal-

External (IE) dalam mengambil strategi alternarif yang dalam penggunaannya

Page 49: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

36

berhubungan erat dengan matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan matrik

External Factor Evaluation (EFE) .

7. Matrik Grand Strategy

Sebagai alternatif lain dari alat analisis, penulis menggunakan matrik Grand

Strategy dalam menentukan alternatif strategi yg cocok untuk

dipertimbangkan manajemen perusahaan. yaitu dengan mempertimbangkan

kondisi perkembangan pasar dan posisi daya saing, dengan asumsi-asumsi

yang ada, berdasarkan teori matrik grand strategy, penulis merumuskan

kembali alternatif yang sesuai.

3.4 Output yang Dihasilkan

Output yang dihasilkan dalam studi kasus dan analisis strategi di perusahaan

ini adalah berupa :

1. Tinjauan visi dan misi perusahaan

2. Alternatif strategi dengan menggunakan matrik TOWS.

3. Alternatif strategi dengan menggunakan matrik Internal-External.

4. Alternatif strategi dengan menggunakan matrik Grand Strategy sbg alat

Bantu.

5. Skenario strategi jangka panjang dan jangka pendek

Page 50: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

37

3.5 Lokasi dan Waktu

Studi kasus dilakukan di kantor pusat divisi pembiayaan kendaraan bermotor

BII di Jakarta. Lingkup studi kasus dan sumber informasi dan tidak hanya berasal

untuk di Jakarta saja tetapi untuk seluruh Indonesia. Studi kasus dilakukan sejak

bulan September tahun 2004 sampai bulan Maret tahun 2005.

Pada halaman berikut ini adalah time-table secara lebih rinci mengenai

rencana pengerjaan manajemen stratejik pada studi kasus ini.

Gambar 3.2 Time-table dari pengerjaan studi kasus

3.6 Keterbatasan Hasil Studi

Di dalam penulisan ini keterbatasan yang penulis hadapi adalah :

• Rentang waktu penulisan yang belum cukup untuk mengimpelementasikan

dan menguji hasil penerapan manajemen stratejik.

Page 51: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

38

• Tingkat pengetahuan user yang tidak beragam sehingga pada waktu

melakukan wawancara dan assessment dengan user memerlukan proses cek

dan ricek.

Page 52: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Bisnis

4.1.1 Industri Otomotif di Indonesia

4.1.1.1 Masa Krisis

Pasar Industri Otomotif di Indonesia adalah salah satu terpuruk oleh krisis

multidimensional, yang mulai terjadi pada tahun 1997. Pada tahun 1998, nilai mata

ulang Dolar Amerika meningkat tajam menjadi Rp. 16.000, dimana inflasi meningkat

sampai 78%, suku bunga menjadi 71% dan pertumbuhan GDP adalah –14%.

Penjualan mobil menurun drastis menjadi 58.321 unit pada tahun 1998 dari 386.691

unit di tahun 1997 (merupakan rekor penjualan mobil tertinggi), dan penjualan sepeda

motor menurun menjadi 440.269 unit dari 1.830.502 unit. (Sumber Data : PT. Bisinfocus

Data Pratama, 2003, Prospek Pemasaran Otomotif di Indonesia)

Industri komponen otomotif juga ikut terpuruk pada tahun 1998.

Ketika krisis melanda, sebagian besar produksi dari industri komponen otomotif

diserap oleh Original Equipment Manufacturer (OEM) atau produsen peralatan

ataupun produsen mobil. Menurut Gabungan Industri Alat–alat Mobil dan Motor

(GIAMM), sebelum krisis 1997-1998, penjualan dari OEM merepresentasikan 60%

dari total penjualan industri komponen otomotif, pasar mengganti memberikan porsi

30%, sedang ekspor memberikan porsi 10%. (Sumber Data : Gabungan Industri Alat-Alat Mobil

dan Motor (GIAMM))

Page 53: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

40

Krisis pada tahun 1998 mengubah arah penjualan komponen otomotif

dari pasar OEM ke pasar ekspor. Ini merupakan akibat dari menguapnya permintaan

domestik akan mobil baru dan motor, sedangkan disaat yang sama melemahnya

rupiah membuat komponen otomotif lebih banyak diekspor ke luar negeri. (Sumber Data

: Gabungan Industri Alat-Alat Mobil dan Motor (GIAMM))

4.1.1.2 Masa Recovery

Setelah mengalami krisis pada tahun 1997-1998, secara perlahan

industri otomotif mulai mengalami recovery, di mana penjualan otomotif kembali

mengalami pertumbuhan. Pada tahun 2000, masyarakat baru mengalami recovery

dari shock akibat krisis psikologi dan keuangan. Sejalan dengan membaiknya

perekonomian Indonesia ditandai dengan stabilnya nilai tukar, menurunnya SBI

menjadi 8,34% yang merupakan terendah dalam satu dekade terakhir dan inflasi

rendah, maka industri otomotif pun mengalami recovery. Faktor-faktor yang

mempengaruhi industri otomotif di Indonesia terbagi dalam 2 segmen yaitu faktor

makro dan faktor mikro. Faktor makro termasuk ketersediaan kredit (termasuk

pergerakan dari suku bunga), nilai tukar, daya beli (inflasi dan pertumbuhan

ekonomi) dan keyakinan konsumen. Faktor mikro termasuk investasi perusahaan,

strategi marketing dan produksi, inovasi produk, dan produksi. Faktor makro adalah

sangat krusial dalam menentukan ukuran permintaan (demand side) dari pasar

otomotif, sedang faktor mikro lebih ke arah supply side. (Sumber Data : Manuel Pakpahan dan

Adler Haymans Manurung, 2004, “Prospek Bisnis Pembiayaan Konsumen”, Koran Bisnis Indonesia, Edisi 12

Oktober, p B11.)

Page 54: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

41

Penjualan Mobil domestik meningkat 11,4 % menjadi 355.021 unit di

tahun 2003 dari 318.699 unit di tahun 2002. Penjualan mobil di tahun 2003 terdiri

dari mobil penumpang sejumlah 199.581 (56,2%) dan mobil niaga sejumlah 155.440

unit (43,8%). Penjualan mobil niaga naik 16,3% sedang penjualan mobil penumpang

naik 5,7% namun secara keseluruhan penjualan mobil mengalami kenaikan. Sedang

penjualan mobil domestik pada tahun 2002 meningkat menjadi 6,4% menjadi 318.99

unit dari 299.497 di tahun 2001. (Sumber Data : Gaikindo, 2004)

Sedang untuk Sepeda Motor, Penjualan sepeda motor meningkat 21,8 %

menjadi 2.823.702 unit di tahun 2003 dari 2.317.991 unit di tahun 2002. (Sumber Data :

AISI, 2004)

Berikut adalah data penjualan mobil (penumpang dan niaga) dan sepeda

motor(Data penjualan mobil terakhir sampai akhir tahun 2004 adalah 480.000 unit).

-50,000

100,000150,000200,000250,000300,000350,000400,000

2000 2001 2002 2003 YTD

PASS. USECOMMERCIAL

Gambar 4.1 Data penjualan Mobil dalam lima tahun terakhir (Sumber : Gaikindo, 2004)

Page 55: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

42

PASS. USE 221,863 175,653 171,680 199,581 132,347 % 71.4% 58.6% 53.9% 56.2% 58.5%

COMMERCIAL 88,771 123,844 147,019 155,440 93,807 % 28.6% 41.4% 46.1% 43.8% 41.5%

TOTAL 310,634 299,497 318,699 355,021 226,154

2001 20022000 YTD2003

Tabel 4.1 Komposisi penjualan Mobil dalam lima tahun terakhir (Sumber : Gaikindo, 2004)

1,426,902

1,852,906

517,912587,402

979,422

1,650,770

2,317,991

2,823,702

3,800,000

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Gambar 4.2 Data penjualan Sepeda Motor dalam satu dekade terakhir (Sumber : AISI, 2004)

Produsen otomotif bagaimanapun optimis bahwa penjualan otomotif akan

terus naik seiring dengan indikator ekonomi Indonesia yang semakin baik.

4.1.2 Pemain di Industri Otomotif

Saat ini di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di industri

otomotif terutama sebagai produsen atau pemasar kendaraan bermotor. Jika dilihat

dari informasi pangsa pasar, pemain utama industri otomotif di Indonesia dibagi

menjadi tiga kelompok, yaitu : Astra Internasional, Indomobil Sukses Nasional, dan

*2004 merupakan proyeksi Desember, Realisasi dari Januari s/d Juni 2004 is 1.485.720 units

Page 56: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

43

gabungan dari industri otomotif lainnya. Berikut ini adalah pangsa pasar industri

otomotif dan angka penjualannya di Indonesia :

Astra Production

41%

Others' Production

37%

Indomobil Production

22%

Gambar 4.3 Pangsa pasar otomotif di Indonesia berdasarkan produsen

(Sumber : Astra International, 2003)

Year 1998 1999 2000 2001 2002 2003*Astra Production 31,559 48,808 151,411 138,192 135,740 112,173

Indomobil Production 11,808 12,462 47,836 58,260 63,119 57,950

Others' Production 14,954 32,573 101,717 139,548 158,141 97,877

TOTAL 58,321 93,843 300,964 336,000 357,000 268,000

Brand Selling

*Data sampai dengan September 2003

Tabel 4.2 Komposisi penjualan Mobil berdasarkan produsen

(Sumber : Astra International, 2003)

Produksi Astra merupakan produksi terbesar karena Astra memiliki 51%

jaringan Toyota (51 cabang), 50% jaringan Daihatsu (31 cabang), 30% jaringan

BMW (7 cabang), dan 100% jaringan Peugeot (21 cabang). (Sumber Data : Astra

International, 2003)

Page 57: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

44

Sedangkan berdasarkan Data Auto 2000, penjualan mobil di tahun 2003

berdasarkan Brand masih didominasi oleh Toyota (34,2% pangsa pasar) disusul

dengan Suzuki (17,2%), Honda (11,9%), Mitsubishi (10,8%), dll. Lengkapnya dapat

dilihat pada gambar berikut :

Toyota34.2%

Suzuki17.2%

Mitsubishi10.8%

Isuzu5.3%

Daihatsu5.0%

M Benz1.8%KIA

2.0%Hyundai2.4%

Nissan3.2%

Honda 11.9%

BMW1.3% Lain2

4.9%

Gambar 4.4 Portfolio penjualan mobil berdasarkan Brand di tahun 2003

(Sumber : Auto 2000)

Sedangkan berdasarkan data GAIKINDO, penjualan motor di tahun 2003

berdasarkan merek masih didominasi oleh Honda (56% pangsa pasar), sedangkan

sisanya dikuasai merk lainnya seperti Suzuki (21%), Yamaha (20%) dll. Lengkapnya

dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Total Unit : 357.000 unit (Data tahun 2003)

Page 58: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

45

Yamaha20%

Kawasaki2%Suzuki

21%

Honda56%

Kymco1%

Gambar 4.5 Portfolio penjualan motor berdasarkan Brand (Sumber : Gaikindo, 2004)

4.1.2.1 Astra International

Astra adalah pemain terbesar industri otomotif di Indonesia. Pada tahun 2002,

perusahaan mendominasi 43% dari pasar mobil. Penjualan sepeda motor

merepresentasikan 63% dari total penjualan di pasar sepeda motor. Astra adalah

distributor penjualan dari Toyota, Isuzu, Daihatsu, BMW, Peugeot dan truk-truk

Nissan. Perusahaan melaporkan total revenue Rp. 25,4 triliun dari divisi otomotifnya

di tahun 2002. Total revenue dari Astra adalah Rp. 30,3 triliun di tahun 2002, naik

dari Rp. 29,2 triliun di tahun 2001. Perusahaan mempunyai total asset Rp 26,2 triliun

dan total modal Rp. 6,5 triliun per Desember 2002. (Sumber Data : PT. Bisinfocus Data Pratama,

2003, Prospek Pemasaran Otomotif di Indonesia)

Total Unit : 2.803.702 unit (Data tahun 2003)

Page 59: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

46

4.1.2.2 Indomobil Sukses International

Indomobil adalah dealer dari Ssangyong, Hino, Mazda, Nissan, Voklsagen,

Audi, Suzuki, Renault dan Volvo. Pada tahun 2002, revenue perusahaan meningkat

23% menjadi Rp. 9 triliun dari Rp. 7 triliun di tahun 2001. Pangsa pasar dari

perusahaan adalah 23% di pasar otomotif dan 19% di pasar motor. Total pendapatan

dari divisi otomotif perusahaan adalah Rp. 1,3 triliun naik dari Rp. 962,4 milyar di

2001. Perusahaan mempunyai total asset sebesar Rp. 2,3 Trilyun dan total modal

sebesar Rp. 300 Milyar per Desember 2002. (Sumber Data : PT. Bisinfocus Data Pratama, 2003,

Prospek Pemasaran Otomotif di Indonesia)

4.1.3 Industri Pembiayaan Kendaraan Bermotor

Sebagian besar pembeli mobil dan motor membeli dengan kredit (pembiayaan

dari bank/multifinance). Berdasarkan data dari Astra Internasional sekitar 50%

pembeli mobil dan 75% pembeli motor menggunakan kredit. Sehingga ketersediaan

pendanaan kredit adalah kunci bagi penjualan mobil maupun motor.

Hal ini disebabkan karena harga dari mobil dan motor cukup tinggi (akibat

dari tarif dan pajak) terhadap pendapatan (Indonesia adalah negara berkembang

dengan rata-rata pendapatan yang rendah). Pembelian dari motor dan mobil adalah

sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Menurunnya suku bunga akan mendorong

pertumbuhan pasar otomotif. Menurunnya suku bunga untuk Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) telah membuat bank-bank di Indonesia maupun multifinance untuk

menyalurkan kredit dengan lebih agresif. Salah satunya adalah dengan menyalurkan

kredit kepada sektor konsumen. Karena dengan menurunnya suku bunga SBI, maka

Page 60: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

47

cost of fund dari lembaga keuangan tersebut akan menjadi lebih rendah. Dengan

margin yang tetap, maka suku bunga kredit yang diberikan ikut menjadi lebih rendah,

sehingga ketika disalurkan, kewajiban pembayaran konsumen kepada lembaga

keuangan tersebut menjadi lebih kecil. Sebagai akibatnya maka permintaan akan

kredit konsumer akan menjadi lebih besar terutama untuk pembelian kendaraan

bermotor. Selain itu peraturan pemerintah yang tidak pernah membatasi usia mobil

membuat para pilihan konsumen untuk membeli mobil bekas menjadi tidak terbatas.

Ini membuat lembaga-lembaga keuangan seperti bank makin gencar

mengucurkan kredit kepada sektor perorangan (konsumer) khususnya untuk

membiayai kendaraan bermotor. Ini terlihat dari persentase besar kredit konsumer

yang terus meningkat setiap tahunnya terhadap seluruh total kredit yang dikucurkan

bank sejak tahun 1998 pasca krisis. Gambar di bawah ini menjelaskan hal tersebut.

Gambar 4.6 Persentase perbandingan kredit konsumer terhadap total kredit

(Sumber : Bank Indonesia)

Berdasarkan data Astra Internasional, diperkirakan bahwa 50% pembeli

menggunakan kredit untuk membeli mobil baru dengan rata-rata kredit disalurkan

0

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004

Other Loan Consumer Loan (CL)

1997 36,570 378,134 10%1998 31,468 487,426 6%1999 24,064 225,133 11%2000 38,809 269,000 14%2001 57,447 307,594 19%2002 78,962 365,410 22%2003 109,603 437,942 25%2004* 119,212 454,854 26%

Year Consumer Loan (CL)

Total Loan (TL)

CL/TL

Data s/d April 2004

Page 61: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

48

adalah sebesar Rp. 100 juta, 75% pembeli menggunakan kredit untuk membeli mobil

bekas dengan rata-rata kredit disalurkan adalah sebesar Rp. 50 juta, dan 75% pembeli

menggunakan kredit untuk membeli motor dengan rata-rata kredit disalurkan adalah

sebesar Rp. 10 juta. Sedang diproyeksikan pada tahun 2005 jumlah mobil baru terjual

adalah sebanyak 520.000 unit, penjualan mobil bekas sebanyak 600.000 unit, sedang

penjualan motor adalah sebanyak 3.800.000 unit. Maka total proyeksi pasar

pembiayaan kredit otomotif di tahun 2004 adalah sebagai berikut :

Mobil Baru = (520.000 x 0,5 x Rp. 100 Juta) = Rp 26 Triliun Mobil Bekas = (600.000 x 0.75 x Rp. 50 Juta) = Rp 22,5 Triliun

Total Mobil = Rp 48,5 Triliun Motor = (5.000.000 x 0.75 x Rp. 10 Juta ) = Rp 37,5 Triliun Total Eksposure Pasar Kredit Otomotif (Mobil & Motor) di tahun 2005 = Rp. 86 Triliun (Estimasi)

Sehingga ini merupakan pangsa pasar yang sangat besar. Total eksposure pasar

pembiayaan kendaraan bermotor pada tahun 2004 diperkirakan adalah sebesar + Rp.

73 Triliun, dimana pasar pembiayaan kredit mobil adalah sebesar + Rp. 44 Triliun.

4.1.4 Divisi Pembiayaan Kendaraan Bermotor BII

Divisi pembiayaan kendaraan bermotor BII ini sudah berjalan sekitar hampir 2

tahun, yang mulanya fungsi bisnis ini adalah bagian dari Divisi Kredit Konsumer

yang juga memberikan pembiayaan rumah. Namun dikarenakan permintaan pasar

akan kendaraan bermotor menunjukkan kenaikan setiap tahunnya yang menunjukkan

kesempatan bisnis yang besar, maka pada awal tahun 2003 pengelolaannya dipisah

dengan maksud mengembangkan bisnis ini dengan lebih terfokus.

Page 62: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

49

Saat ini, Divisi ini kini melayani enam jenis produk yang terdiri dari dua jenis

penyaluran, yaitu :

No. Tipe Pembiayaan Jenis Penyaluran

1 KPM Konsumer (car loan for consumer) Direct

2 KPM Niaga (car loan for business) Direct

3 Kredit Sepeda Motor (motorbike loan) Channeling

4 KKB Konsumer (channeling for consumer car loan) Channeling

5 KKB Niaga (channeling for business) Channeling

6 KKB ex BII Finance (channeling for ex BIIF) Channeling

Tabel 4.3 Produk-Produk Kredit Kendaraan Bermotor BII

Jenis penyaluran yang ada di atas menunjukkan bahwa divisi ini tidak berjalan

sendirian karena selain divisi ini melayani pembiayaan kendaraan bermotor secara

langsung (direct), tapi BII juga bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan

Multifinance dan juga Dealer untuk menjual produk pembiayaan kendaraan bermotor

atau yang disebut channeling. Dua jenis penyaluran tersebut dapat digambarkan

dalam bagan berikut ini :

Gambar 4.7 Bagan Penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor di BII

Page 63: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

50

Dalam jenis penyaluran langsung, calon pelanggan melakukan permohonan

kredit langsung ke divisi ini atau melalui dealer/koperasi yang kemudian akan

dilakukan interview ke calon pelanggan tersebut. Setelah proses interview, pihak BII

jika perlu akan melakukan survei kelayakan dari calon pelanggan dengan cara-cara

tertentu, dan kemudian akan melakukan follow-up dan memproses permohonan

tersebut.

Sedangkan dalam jenis penyaluran channeling, divisi ini sudah bekerja sama

dengan beberapa perusahaan Multifinance dan Dealer, di antaranya adalah PT. BFI

Finance Indonesia Tbk, PT. Otto Multiartha, PT Bosowa Berlian Motor, PT Hadji

Kalla, dan lain-lain. Dalam bekerjasama dengan perusahaan lain dalam menjual

produk ini, BII sangat ketat dalam melakukan seleksi partnership, dikarenakan

pembiayaan ini menggunakan dana pihak ketiga dari masyarakat yang tidak sedikit

dan dapat mudah sekali disalahgunakan oleh pihak lain.

4.2 Hasil Analisis Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Pada bulan Januari 2003, BII meluncurkan identitas/logo perusahaan yang

baru. Identitas perusahaan yang baru ini mendefinisikan visi dan misi perusahaan

yang baru dan memperkenalkan perubahan yang perusahaan akan lakukan untuk

mencapai tujuannya. Logo BII baru tersebut mengkomunikasikan visi, nilai,

kepribadian, dan positioning dari bank.

Pada saat masih dimiliki oleh Sinar Mas Grup, BII pada awalnya lebih banyak

dikenal sebagai corporate bank dimana BII lebih banyak menyalurkan kredit ke

Page 64: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

51

sektor korporasi. Melihat kesempatan baru di segmen pasar lain yang sedang

berkembang, BII mulai memfokuskan diri pada segmen komersial dan konsumer. Hal

ini juga disebabkan karena sektor komersial dan konsumer memiliki resiko yang

lebih kecil daripada sektor korporasi, dimana sektor tersebut terbukti mampu

bertahan menghadapi krisis ekonomi. BII membangun 10 pusat kredit baru di setiap

kantor wilayah dan mendesentralisasikan proses persetujuan kredit untuk

memfasilitasikan pertumbuhan pada segmen tersebut. Perubahan fokus terlihat

dimana portfolio kredit konsumer dan komersial meningkat pada tahun 2003 sebesar

masing-masing 98% dan 128% dibanding tahun 2002.

Melihat perubahan fokus bisnis tersebut, maka BII merubah visi, misi, dan

tujuannya yaitu “ Menjadi Bank Komersial Indonesia terbaik yang dikenal akan

standar kualitas dunia untuk servis, produk, dan inovasi” dengan positioning sebagai

“True Local Bank, World Class Standard”. Hal inilah yang melatarbelakangi strategi

bisnis BII dalam paper ini yaitu menumbuhkan portfolio kredit BII dalam segmen

konsumer yaitu dalam bidang pembiayaan kendaraan bermotor yang merupakan salah

satu jenis dari pembiayaan konsumer. (Sumber Data : BII Annual Report, 2003)

4.3 Analisis Lingkungan Strategis Eksternal

Menurut Fred David dalam bukunya “Strategic Management, Edisi 9 tahun

2003” dalam menganalisis suatu lingkungan strategis kita harus melalukan audit

eksternal terhadap 5 faktor sebagai berikut :

Page 65: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

52

1. Faktor Ekonomi

2. Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

3. Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum

4. Faktor Teknologi

5. Faktor Persaingan

Kami akan mencoba untuk melakukan eksternal audit terhadap lingkungan

strategis perusahaan berdasarkan faktor-faktor diatas.

4.3.1 Faktor Ekonomi

Industri pembiayaan kendaraan bermotor sangat tergantung dari faktor

ekonomi. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, secara perlahan industri

otomotif mulai membaik, dimana penjualan kendaraan bermotor kembali mengalami

pertumbuhan. Dengan tumbuhnya kembali penjualan kendaraan bermotor membuat

para konsumen kembali mencari pembiayaan untuk membeli kendaraan bermotor

tersebut. Turunnya suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) menyebabkan

turunnya pula suku bunga kredit di lembaga-lembaga keuangan, sehingga

meningkatkan permintaan pembiayaan kendaraan bermotor. Rendahnya inflasi

(sekitar 7,21% pada akhir tahun 2004 ini) dan naiknya nilai GDP (Gross Domestic

Product) sebesar 3,54% dari semester 4 tahun 2003 ke semester 1 tahun 2004,

menyebabkan naiknya nilai konsumsi secara keseluruhan termasuk konsumsi

pembelian kendaraan bermotor. Meningkatnya kembali kepercayaan masyarakat

terhadap Bank menyebabkan masyarakat kembali aktif menaruh dananya di

perbankan sehingga ketika dana tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat

Page 66: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

53

dalam bentuk kredit, dana tersebut akan tersedia. Membaiknya kondisi finansial

masyarakat Indonesia pada umumnya turut juga menyebabkan meningkatnya

konsumsi masyarakat dalam melakukan pembelian kendaraan bermotor.

Selain faktor-faktor ekonomi di atas, faktor yang juga paling berpengaruh

adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Hal ini wajar saja, karena masih

sebagian besar komponen otomotif (automotive sparepart) diimpor dari luar negeri

dan nilai transaksi perdagangan komponen otomotif juga dalam satuan mata uang

asing, sehingga nilai pertumbuhan sektor otomotif akan berbanding lurus dengan nilai

pertukaran mata uang asing.

4.3.2 Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Pertumbuhan penduduk di Indonesia dan mulai tersebarnya pendapatan

dengan diterapkannya otonomi daerah, akan meningkatkan pendapatan masyarakat

Indonesia secara merata. Selain itu dengan adanya program pemerintah untuk

menumbuhkan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) akan membuat masyarakat

Indonesia untuk lebih mencari pendapatan dari usaha sendiri, yang mana dapat

meningkatkan permintaan kendaraan khususnya kendaraan niaga untuk kebutuhan

operasional perusahaan mereka. Rasio dari jumlah kendaraan bermotor terhadap

jumlah penduduk Indonesia adalah 1 : 7 , dan ini sangat kecil dibandingkan dengan

negara-negara lainnya, sehingga ruang tumbuh untuk bisnis otomotif ini masih besar.

Apalagi jika kita mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar, peluang pasar

juga akan semakin besar pula.

Page 67: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

54

Pembangunan kembali infrastruktur jalan di daerah-daerah juga mendorong

demand akan kendaraan bermotor. Di kota-kota besar, transportasi umum yang belum

memadai juga menyebabkan masyarakat lebih memilih kendaraan sendiri untuk

bepergian daripada menggunakan transportasi umum. Di Jakarta dan kota-kota besar

khususnya, kepemilikan kendaraan bermotor dapat menjadi ukuran nilai taraf

kemakmuran dan lambang gaya hidup seseorang, sehingga bila seseorang

mendapatkan peningkatan pendapatan dia akan cenderung untuk membeli kendaraan

baru dan menjual kendaraan lamanya. Selain itu pasca krisis, pendapatan masyarakat

dikota khususnya kelompok menengah keatas cukup terjaga sehingga mereka

memiliki kemampuan untuk membeli produk baru. Semua hal ini mendorong

permintaan akan kendaraan bermotor yang berdampak terhadap naiknya permintaan

akan automotive financing.

4.3.3 Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum

Peraturan pemerintah yang tidak membatasi umur mobil dan jumlah mobil

dan dibukanya deregulasi mobil impor secara langsung semakin membuat pilihan

konsumen untuk membeli mobil semakin besar, meskipun di lembaga-lembaga

keuangan dibatasi bahwa umur mobil yang dibiayai tidak boleh melebihi 10-13 tahun

sampai dengan jangka waktu kredit berakhir. Selain itu kepastian politik dengan

berakhirya Pemilu 2004, dan akan dibentuknya pemerintahan baru hasil pilihan

rakyat akan memberi kestabilan dalam pertumbuhan bisnis di Indonesia khususnya

bisnis otomotif dan pembiayaannya.

Page 68: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

55

Selain faktor kepastian hukum, kebijakan finansial nasional dari pemerintah

juga sangat berpengaruh dalam pertumbuhan bisnis otomotif. Beberapa kebijakan

pemerintah yang berpengaruh adalah sebagai berikut :

• Kebijakan pemerintah untuk sektor kredit konsumen kepada perbankan

Kebijakan pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) agar perbankan

meningkatkan penyaluran dananya ke sektor konsumsi umumnya dan

khususnya untuk pembiayaan kendaraan bermotor merupakan hal yang

berpengaruh. Dalam hal ini, Perbankan akan lebih mampu untuk mengatur

arus penyaluran kredit mereka dengan penyaluran dana yang tepat guna agar

dapat membantu pertumbuhan konsumsi kendaraan bermotor.

• Pajak yang dikenakan atas kepemilikan kendaraan bermotor

Besarnya pajak atas kepemilikan kendaraan bermotor juga dapat berpengaruh

walau pun hal tersebut hanya berpengaruh kecil. Kita semua tahu bahwa pajak

impor komponen otomotif (sparepart) dan kendaraan jadi di Indonesia sangat

tinggi, sehingga tidak sesuai dengan pendapatan per kapita masyarakat,

sehingga mobil terasa sangat mahal. Bisa saja pemerintah akan kembali

menaikkan nilai pajak atas industri otomotif untuk meningkatkan pendapatan

pajak dari sektor otomotif.

• Subsidi pemerintah untuk pemberian kredit usaha kecil menengah (UKM)

Tersedianya fasilitas kredit usaha dari pemerintah untuk UKM secara tidak

langsung akan menumbuhkan roda perekonomian nasional. Kesempatan

untuk bertumbuhnya industri otomotif juga bisa dipengaruhi oleh faktor ini.

Page 69: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

56

• Harga Bahan Bakar dan Minyak (BBM)

Fakor ini juga menjadi bisa faktor yang mempengaruhi sektor bisnis otomotif

walau pun pada faktanya tidak terlalu relevan. Secara logika, keputusan

pemerintah menaikkan harga BBM dapat menurunkan nilai penjualan

otomotif karena biaya pemakaian kendaraan bermotor juga akan naik yang

mengakibatkan beban konsumen naik. Tetapi dalam faktanya pada tahun 2004

harga BBM di Indonesia mencapai nilai tertinggi dalam sejarah tetapi juga

nilai penjualan otomotif juga memiliki rekor tertinggi. Walau pun begitu

faktor harga BBM tetap perlu di perhitungkan karena dampak dari kenaikan

harga BBM tidak hanya mempengaruhi satu atau beberapa sektor saja tetapi

juga bisa berdampak ke makro ekonomi.

4.3.4 Faktor Teknologi

Teknologi yang berdampak besar terhadap pembiayaan kendaraan bermotor

adalah Internet. Internet akan meningkatkan servis dari penyaluran kredit otomotif

kepada customer. Sebagian besar lembaga keuangan seperti Bank menyediakan

layanan kredit mobil melalui Internet, dimana customer dapat mengisi dan mengirim

aplikasi melalui Internet. Dengan demikian aplikasi tersebut dapat diproses dan

disetujui dengan cepat. Selain itu inovasi produk perbankan memungkinkan customer

untuk melakukan pembayaran angsuran kendaraan bermotor melalui fasilitas ATM,

Internet Banking, ataupun autodebet dari kartu kredit maupun rekening tabungan,

sehingga customer tidak perlu datang atau diingatkan untuk melakukan pembayaran

ke bank. Dengan semakin mudahnya mendapatkan pembiayaan kendaraan bermotor

Page 70: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

57

dan melakukan pembayarannya, mendorong customer untuk meminta pembiayaan

kendaraan bermotor untuk membeli kendaraan bermotor karena cepat, mudah, dan

aman, selain juga menjaga cash flow keuangan mereka dibanding harus membeli

kendaraan secara tunai.

4.3.5 Faktor persaingan

Ada beberapa faktor-faktor yang berpengaruh dalam persaingan suatu bisnis

dan ini digambarkan dengan jelas oleh Porter (Michael E. Porter, 1980, Competitive Strategy

: Techniques for Analyzing Industries and Competitors) dalam analisisnya. Porter membagi

faktor-faktor persaingan ke dalam lima faktor besar, yaitu : Posisi Tawar

Supplier(Supplier Power), Potensi Ancaman Pendatang Baru(Potential New

Entrants), Potensi Ancaman Produk Pengganti(Threat of Subtitutes), Posisi Tawar

Supplier (Buyer Power), dan Persaingan Antar Para Pemain (Rivalry Among Players).

Gambaran peta persaingan di bidang pembiayaan kendaraan bermotor ini akan

dijelaskan pada sub bab berikutnya.

4.3.5.1 Posisi Tawar Supplier

Dalam bisnis pembiayaan kredit kendaraan bermotor, Dari segi suplai dana

ketersediaan kredit, faktor ini cukup sedang (Medium) melihat faktor pendanaan

adalah dari Bank (Multifinance juga mendapatkan dana dari Bank, dan setelah krisis,

kepercayaan Bank untuk memberikan kredit kepada Multifinance telah pulih), dan

hampir sebagian besar masyarakat menaruh dananya di Bank seiring dengan pulihnya

kepercayaan masyarakat pada perbankan. Selain itu kemungkinan terjadinya

Page 71: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

58

penarikan dana besar-besaran (rush) seperti pada saat krisis juga sangat kecil melihat

kondisi perbankan saat ini yang cukup sehat, sehingga saat ini Bank-Bank kelebihan

likuiditas yang menyebabkan ketersediaan dana untuk membiayai kredit kendaraan

bermotor cukup besar.

4.3.5.2 Posisi Tawar Konsumen

Para pembeli produk atau jasa merupakan faktor yang penting karena mereka

adalah perwujudan pasar itu sendiri. Dari segi pengaruh customer, faktor ini juga

sedang (medium) karena customer memiliki bargaining power cukup besar

mengingat banyak pemain di bisnis otomotif sehingga mereka dapat bebas

menentukan pilihan. Biasanya customer akan memilih lembaga keuangan yang dapat

memberikan kredit dengan proses cepat, mudah, suku bunga dan DP (Down

Payment) rendah, dan tenor kredit yang lama.

4.3.5.3 Potensi Ancaman Pendatang Baru

Tingkat persaingan yang sudah ada di bisnis ini dapat dikatakan cukup tinggi

dan membutuhkan sumber dana yang tidak sedikit, jadi entry barrier di bisnis ini

tinggi dan juga didukung oleh beberapa peraturan pemerintah yang membatasi

perkembangan bisnis dengan memberikan lisensi yang terbatas untuk bergerak dalam

bidang pembiayaan, seiring dengan banyaknya perusahaan pembiayaan yang

bangkrut. Tetapi kemungkinan adanya pemain baru yang potensial di bisnis ini sangat

dimungkinkan. Kami mengidentifikasikan kemungkinan munculnya pemain-pemain

baru yang potensial, yaitu :

Page 72: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

59

• Perusahaan-perusahaan multi-finance adalah yang sangat berpeluang menjadi

pemain baru dengan cara membeli perusahaan Multifinance yang sudah

mati/tidak beroperasi lagi. Dengan infrastuktur sistem yang baik dan ditambah

dengan besarnya dana yang di-investasikan oleh pihak lain seperti investasi

asing, maka bisa menjadi ancaman yang besar.

• Jika Authorized Dealer mengembangkan bisnis nya secara horizontal, di mana

mereka juga memasuki bisnis dengan cara menjual kendaraan dan juga

memberikan kredit kepada konsumen, ini maka ini juga bisa menjadi pemain

baru yang potensial.

• Kebijakan pemerintah dalam pertumbuhan bisnis ini pun sangat berpengaruh.

Jika pemerintah tidak lagi membatasi perkembangan bisnis pembiayaan ini

maka kemungkinan munculnya pemain-pemain baru yang potensial akan

sangat besar.

Sejak terjadinya krisis ekonomi, banyak Bank dan Multifinance yang

berjatuhan sehingga menurut Departemen Keuangan, dari 264 Multifinance yang

terdaftar, hanya 106 yang beroperasi dan 158 sisanya tidak beroperasi. . Dari 106

yang beroperasi tersebut hanya 67 Multifinance yang meraih laba sedangkan 39

sisanya masih mendapat kerugian. Melihat hal tersebut membuat Departemen

Keuangan menutup izin untuk membuka Multifinance baru. Sehingga bila ada

individual atau perusahaan yang ingin memulai usaha Multifinance, maka mereka

harus membeli perusahaan Multifinance yang telah ada. Biasanya hal tersebut

dilakukan dengan membeli perusahaan yang telah tutup/rugi. Administrasi kredit dan

Page 73: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

60

sistem collection(penagihan pembayaran kredit) yang rumit juga membuat halangan

(barrier) yang cukup besar sehingga harus memiliki keahlian dan modal yang cukup

besar untuk memasuki bisnis ini, sehingga potensial bagi pemain baru untuk

memasuki bisnis ini sangat rendah. Selain itu terbatasnya jumlah Multifinance dan

Bank membuat industri pembiayaan kendaraan bermotor merupakan captive market.

4.3.5.4 Potensi Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti juga merupakan sebuah ancaman serius dalam perkembangan

bisnis pembiayaan kendaraan bermotor. Beberapa produk pengganti yang dapat

dijadikan alternatif pembelian produk otomotif, yaitu :

• Rent Company

Perusahaan yang menawarkan jasa penyewaan mobil ini adalah produk

pengganti yang sangat dekat dengan bisnis pembiayaan kendaraan bermotor,

di mana dalam kondisi dan situasi tertentu konsumen lebih memilih menyewa

dari pada membeli. Tidak sedikit perusahaan menyewa mobil untuk kegiatan

operasional perusahaan. Hal itu mungkin dikarenakan untuk menekan cost

pembelian mobil dan tidak ingin menanggung beban depresiasi harga dari

kendaraan yang dibeli.

• Transportasi Umum

Produk pengganti ini memiliki pengaruh yang sangat besar. Sistem

transportasi umum yang baik akan secara tidak langsung akan mempengaruhi

minat masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor. Hal ini sudah terbukti

Page 74: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

61

di beberapa negara seperti Singapore, sistem transportasi umum yang baik

dapat mengurangi minat masyarakat untuk membeli kendaraan bermotor

dikarenakan di samping lebih murah dan juga cepat. Khusus di ibukota

Jakarta, pemerintah daerah telah melakukan berbagai usaha dalam

memperbaiki sistem tranportasi di ibukota, seperti membangun sistem

transportasi Busway, dan proyek Mono-Rail. Ini dapat memberikan pengaruh

yang sangat besar dalam perkembangan di bisnis otomotif.

• Koperasi

Selain Bank dan Multi Finance, lembaga keuangan yang mengucurkan kredit

otomotif adalah koperasi yang menyalurkan kredit khusus anggotanya

ataupun rentenir (biasanya di daerah pedesaan untuk pembelian sepeda motor,

namun persentasenya sangat kecil dan tidak signifikan dibandigkan

pembiayaan kendaraan bermotor oleh Bank dan Multifinance.

4.3.5.5 Persaingan Antar Para Pemain

Pada model Porter (1980) ini, faktor persaingan antar competitor menjadi faktor inti

dan juga merupakan faktor yang paling berpengaruh, di mana masalah-masalah

persaingan tak lepas dari empat faktor yang lain. Masalah-masalah yang dihadapi di

dalam persaingan antar competitor adalah :

• Jumlah dan perseimbangan competitor

• Perkembangan dari industri dan bisnis

• Brand awareness, value added, and experience

Page 75: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

62

• Product price dan cost

• Resiko dan kerugian

Berdasarkan data Info Bank per Januari 2004, Pembiayaan mobil didominasi

oleh Bank dan Multifinance dengan komposisi (30%-70%). Saat ini ada sekitar 10

Bank dan sekitar + 100 Multifinance. Sedang untuk sepeda motor, pembiayaan

seluruhnya dikuasai oleh Multifinance karena tidak ada bank yang menyalurkan

kreditnya untuk pembiayaan sepeda motor. Sehingga pada tahun 2003, komposisi

pembiayaan mobil dari Bank dan Multifinance adalah sebagai berikut :

% A m o u n tB a n k 3 0 % 2 1 , 7 8 8M u l t i f i n a n c e 7 0 % 5 0 , 8 3 8T o t a l 1 0 0 % 7 2 , 6 2 5

C a r L o a n M a r k e t S h a r eF i n a n c i a l I n s t .

Tabel 4.4 Komposisi Pangsa Pasar Pembiayaan Mobil

Dengan ekspansi kredit yang dilakukan oleh Bank dan Multifinance untuk

membiayai pasar kredit otomotif ini seiring dengan membaiknya ekonomi makro, dan

juga pesat tumbuhnya industri otomotif, maka persaingan akan menjadi semakin

lebih kompetitif, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk memenangkan

persaingan di pasar pembiayaan kendaraan bermotor. Dari segi operasi antara Bank

dan Multifinance mempunyai perbedaan sebagai berikut, dimana masing-masing

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Page 76: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

63

Faktor Operasional Bank Multifinance

Penggarapan Pasar

Lebih banyak ke Customer yang telah membuka rekening di Bank Bersangkutan

Direct Sales, langsung mendatangi customer di dealer, showroom, pusat perbelanjaan, sampai pasar, sehingga mereka mempunyai experience di market lebih besar

Suku Bunga Kredit

Lebih rendah, karena pendanaan didapat dari tabungan, deposito dan giro, sehingga dari segi pricing dan cost lebih rendah

Lebih tinggi, karena pendanaan diperoleh dari Bank

Tenor Kredit Sampai dengan 4 tahun Sampai dengan 5 tahun, sehingga risk lebih

tinggi

Lama Pemrosesan Kredit 2-3 hari 1-2 hari

Dokumen Kredit yang dibutuhkan (KTP,

NPWP, KK, Slip Gaji, dll)

Lebih banyak Lebih Sedikit

Tabel 4.5 Perbedaan dasar Bank dan Multifinance

Sehingga menurut teori analisis kompetisi industri Michael Porter (1980)

yaitu “Five Forces Model”, tingkat kompetisi di industri otomotif adalah sebagai

berikut :

Rivalry Among Existing Competitors - HIGH

Bargaining Power of Buyers - MEDIUM

Potential Development of Substitute

Products – LOW

Potential Entry of New Entrants - LOW

Bargaining Power of Suppliers - MEDIUM

Gambar 4.8 Five Forces Model dari Michael Porter tentang analisis persaingan di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor.

Page 77: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

64

Dari analisis dengan menggunakan kerangka Porter (1980) ini, maka

disimpulkan bahwa daya tarik industri otomotif ini adalah sedang, dengan melihat

berbagai alasan berikut :

1. Ancaman pendatang baru rendah

2. Ancaman produk pengganti rendah

3. Posisi tawar pemasok dan pembeli sedang

4. Persaingan di antara pemain tinggi

Dengan demikian diperlukan strategi persaingan yang brilian untuk meningkatkan

pangsa pasar dalam industri ini.

Melihat kondisi dari persaingan di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor

diatas, kami menyusun CPM (Competitive Profile Matrix) dengan cara pembobotan

untuk melihat faktor-faktor kunci sukses (Key Success Factor) yang dimiliki dari BII

dan juga yang dimiliki kompetitor lainnya sebagai acuan dalam menyusun strategi

untuk memenangkan persaingan di bisnis ini. Kami mengambil data CPM ini

berdasarkan analisa kami saat ini berdasarkan kondisi persaingan di bisnis

pembiayaan otomotif, dan juga berdasarkan info-info yang kami kumpulkan dari

berbagai sumber(majalah, koran, interview dll).

Page 78: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

65

BII BCA Permata Niaga Critical success Factors Weight Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score

Price Competitiveness 0.2 3 0.6 4 0.8 4 0.8 5 1

Marketing Strategy 0.15 3 0.45 4 0.6 5 0.75 5 0.75

Branch Network 0.1 4 0.4 5 0.5 3 0.3 3 0.3

Service 0.15 4 0.6 3 0.45 3 0.45 3 0.45

Dealer Partnership 0.15 4 0.6 3 0.45 5 0.75 4 0.6

Channel/Agent Performance 0.15 5 0.75 3 0.45 5 0.75 3 0.45

Brand Awareness 0.1 3 0.3 2 0.2 3 0.3 4 0.4

TOTAL 1.0 3.7 3.45 4.1 3.95

Tabel 4.6 Competitive Profile Matrix

Dari tabel Competitive Profile Matrix diatas terlihat bahwa BII lebih banyak

memfokuskan bisnis pembiayaan kendaraan bermotornya dengan menggunakan

skema channeling dimana saat ini BII telah bekerjasama dengan + 20 multifinance

dan beberapa dealer-dealer besar di luar Jakarta. Sedang untuk pembiayaan otomotif

secara direct masih mengalami banyak kendala seperti kurangnya promosi, harga

produk yang kurang bersaing, dan juga kurangnya tenaga sales force.

Sedang untuk kompetitor bank seperti BCA saat ini sedang dalam tahap awal untuk

memperbesar bisnis pembiayaan otomotifnya secara direct karena BCA adalah

termasuk pemain baru di bidang ini. Itu sebabnya BCA melakukan promosi besar dan

memberikan produk dengan harga yang paling bersaing. Selain itu BCA terus

meningkatkan penyalurannya secara channeling yang hanya diberikan pada

perusahaan multifinance besar yang baru diakuisisi yaitu PT. Central Sari Finance

untuk meningkatkan portfolio pembiayaan otomotifnya secara cepat dan juga untuk

mengurangi biaya operasi.

Page 79: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

66

Sedang Bank Permata, dan Niaga lebih banyak memfokuskan bisnis pembiayaan

kendaraan bermotornya secara direct seperti dengan promosi besar-besaran dengan

menawarkan paket bunga murah, atau mengadakan special event dengan Authorized

Dealer, meski kedua bank tersebut dari segi proses kredit masih mengalami banyak

kendala karena promosi gencar-gencaran yang dilakukan tidak diimbangi oleh

kesiapan jumlah marketing officer yang bertugas menganalisa dan memproses

permohonan kredit kendaraan bermotor, sehingga banyak aplikasi yang tertunda

seperti yang terjadi pada Jakarta Motor Show pada tahun 2004 lalu. Selain bisnis

pembiayan secara direct, kedua bank tersebut juga melakukan bisnis pembiayaan

otomotif secara channeling dengan beberapa multifinance dan dealer. Khusus Bank

Permata, mereka adalah pemain lama dan pioneer di bisnis pembiayaan otomotif

channeling, sehingga dari segi relationship mereka lebih unggul dibanding bank-

bank lainnya. Dari hasil assesment terhadap CPM diatas, maka kami akan

memetakan dan merokemendasikan strategi yang tepat bagi BII agar dapat

meningkatkan pangsa pasarnya dan memenangkan persaingan di bisnis pembiayaan

otomotif ini.

4.3.6 Evaluasi Faktor Eksternal

Berdasarkan faktor-faktor yang kami dapatkan di atas maka kami melakukan

evaluasi dengan pembobotan secara matriks yang akan menggambarkan seberapa

besar faktor-faktor eksternal tersebut mempengaruhi bisnis pembiayaan kendaraan

bermotor dalam segi Opportunities & Thread. Kami akan menyusun faktor-faktor

kunci dari segi Opportunities & Thread tersebut, dimana kami akan menghitung

Page 80: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

67

seberapa besar faktor-faktor eksternal ini berpengaruh terhadap kondisi bisnis

pembiayaan otomotif saat ini. Kami akan melakukan pembobotan (weight) terhadap

faktor-faktor eksternal tersebut untuk melihat pengaruh dari faktor-faktor eksternal

tersebut terhadap bisnis pembiayaan otomotif dan juga kami akan me-rating untuk

melihat seberapa penting faktor-faktor ini bagi BII agar dapat melakukan langkah

strategi yang tepat berdasarkan Opportunities & Thread diatas. Sehingga dari hasil

perkalian weight dan rating tersebut akan didapatkan berapa besar (skor) dari

Opportunities & Thread dari bisnis pembiayaan otomotif ini bagi BII.

Penilaian rating yang penulis gunakan mempunyai skala 1-5 dengan arti dari

masing-masing : Tidak Penting (1), Kurang Penting (2), Cukup Penting (3),

Penting (4), dan Sangat Penting(5).

Key External Factors Weight Rating Weight Score OPPORTUNITIES - Naiknya trend penjualan kendaraan bermotor baik mobil maupun motor setiap tahunnya

0.15 5 0.75

- Naiknya nilai konsumsi masyarakat, khususnya konsumsi kendaraan bermotor (GDP naik 3,54% dari Q4 2003 ke Q1 2004) dan rendahnya inflasi.

0.1 4 0.4

- Menurunnya SBI, yang menyebabkan turunnya suku bunga kredit.

0.15 4 0.6

- Deregulasi sektor otomotif yang membuka keran impor langsung membuat pilihan konsumen semakin beragam.

0.05 3 0.15

- Munculnya produk-produk baru baik itu mobil mau pun sepeda motor yang harganya lebih terjangkau

0.05 4 0.2

- Bertambahnya minat beberapa multifinance atau dealer untuk mengadakan kerjasama pembiayaan otomotif.

0.1 3 0.3

THREATS - Tumbuhnya perusahaan rental, koperasi, yang merupakan substitusi produk

0.1 3 0.3

- Mulai diperbaikinya infrastruktur transportasi umum

0.05 2 0.1

Page 81: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

68

- Banyaknya pemain di bisnis pembiayaan otomotif (Captive Market) dan juga Banyaknya Authorized Dealer yang ikut melakukan pembiayaan.

0.15 5 0.75

- Naiknya harga BBM yang signifikan sehingga harganya melambung tinggi

0.05 2 0.1

- Tingkat kemacetan lalu-lintas yang semakin memburuk mengakibatkan turunnya pasar mobil

0.05 2 0.1

TOTAL 1 3.75

Tabel 4.7 External Factor Evaluation (EFE) Matrix

Dari matrik EFE diatas dapat dilihat bahwa oportuniti bisnis yang ada dilihat dari

faktor eksternal banyak dipengaruhi oleh faktor makro pada umumnya seperti

pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor, naiknya tingkat konsumsi kendaraan

bermotor, dan turunnya suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Sedangkan

ancaman yang ada lebih banyak disebabkan oleh tingginya tingkat persaingan di

bisnis ini dimana ada sekitar kurang lebih 200 lembaga keuangan yang terjun di

sektor ini dari yang besar sampai dengan yang kecil.

4.5 Analisis Lingkungan Strategis Internal

4.5.1 Manajemen

Divisi Kredit Otomotif BII dipimpin oleh orang-orang yang berpengalaman di

bisnis pembiayaan kendaraan bermotor. Kepala Divisi dan Wakil Divisi Kredit

Otomotif juga merangkap sebagai Direktur Utama dan Direktur PT. BII Finance

Center, yaitu anak perusahaan BII yang memfokuskan diri pada pembiayaan mobil

bekas yang berdiri sejak tahun 1991, sehingga kompetensi dan pengalaman dari

pimpinan divisi ini tidak diragukan lagi. Dalam menjalankan kerjanya, mereka

disupervisi oleh manajemen puncak dari BII yang sebagian besar dihuni oleh orang-

Page 82: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

69

orang yang pernah berkarya di Citybank dan Kookmin Bank, yaitu bank terbesar di

Amerika dan Korea yang sangat kuat dalam retail banking khususnya pembiayaan

konsumer (termasuk otomotif), sehingga pengalaman mereka akan dapat membantu

mengembangkan bisnis BII di bidang pembiayaan kendaraan bermotor.

Divisi Otomotif BII juga memakai konsep manajemen strategik untuk

meningkatkan portfolio kredit BII dalam bisnis pembiayaan kendaraan bermotor,

dimana setiap tahunnya Divisi mencanangkan rencana target pencairan kredit yang

besarnya diukur berdasarkan pencapaian tahun sebelumnya dan didistribusikan

kepada seluruh staffnya agar dapat dipikirkan dan dikomunikasikan bersama dalam

mencari solusi untuk mencapai target tersebut.

Dalam Divisi Otomotif sendiri, teamwork diantara staffnya sangat baik

dimana para manajer dimana selain memberikan supervisi juga dapat men-delegate

dan membagi tugas kerja dengan baik dan jelas. Ini membuat lingkungan kerja yang

kondusif. Selain itu dengan adanya sistem reward yang baik berdasarkan kompetensi

dan pencapaian kerja yang jelas yang diimplementasikan oleh Divisi Sumber Daya

Manusia, dimana sistem kepangkatan telah diganti dengan job grading berdasarkan

kompetensi, maka membuat para pegawai akan bekerja keras untuk memberikan

yang terbaik bagi perusahaan.

Secara struktur organisasi, Divisi Kredit Otomotif BII adalah sebagai berikut :

Page 83: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

70

Kepala Divisi

Wakil Kepala Divisi Wakil Kepala Divisi

Kepala Bagian Chanelling Credit

Kepala Bagian Chanelling Credit

Kepala Bagian Pengembangan Produk

Kepala Bagian Institution dan Direct

Credit

Kepala Bagian Operasional

Staff Account Officer Channeling

Staff Account Officer Channeling

Staff Pengendalian Produk

Staff Pemrosesan dan Penelitian Data

Staff Promosi dan Exhibition

Staff Account Office Khusus Dealer

Staff Marketing dan Sales

Staff Pemrosesan Kredit

Staff Customer Service

Staff Transaksi dan Maintenance

Staff Pelaporan

Staff Pengendalian

Staff Support

Staff EDP/IT

Staff Peneliti dan Sampling

Staff Appraisal

Staff Legal

Staff General Affair

Sekretaris

Sekretaris Agen Sales

Kepala Bagian Loan Centre

Gambar 4.9 Struktur Organisasi Divisi Kredit Otomotif BII

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa fungsi marketing dalam bidang

pembiayaan kendaraan bermotor dilakukan oleh departemen channeling credit dan

institution & direct credit. Departemen product development bertugas

mengembangkan produk dan strategi bisnis kredit otomotif BII selain juga

menganalisis keadaan pasar pembiayaan kendaraan bermotor baik secara makro

maupun mikro. Sedang fungsi administrasi kredit, customer service, legal/hukum,

audit agen, teknologi informasi maupun fungsi support lainnya dilakukan oleh

departemen operasional.

Page 84: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

71

4.5.2 Marketing

BII menyalurkan kreditnya dalam 2 tipe, yaitu secara direct dan channeling,

sehingga marketing dilakukan oleh staff pada kedua bagian tersebut. Pada

departemen Channeling, jumlah staff bukanlah merupakan hal yang penting, karena

pada sistem channeling marketing ke customer dilakukan oleh Multifinance yang

bekerjasama dengan BII dan bertindak sebagai agen BII yang melakukan marketing,

servicing, dan collection bagi BII, sehingga staff pada departemen channeling bekerja

untuk memonitor kinerja operasional dari agen-agen tersebut, dimana 1 staff

menangani 4-5 Agen. Saat ini beberapa multifinance besar telah bergabung dengan

BII untuk penyaluran kredit secara channeling seperti PT. Oto Multiartha, PT. BFI

Finance Indonesia, Tbk, PT. WOM Finance, dll. Khusus WOM Finance, perusahaan

ini akan diakuisisi oleh BII dalam waktu dekat ini untuk secara cepat meningkatkan

pendapatan BII di bisnis pembiayaan otomotif. Berbeda dengan departemen

channeling, pada departemen direct jumlah marketing staff (Sales Force) adalah

sangat penting karena mereka menyalurkan langsung kredit ke customer. Namun

yang terjadi saat ini, jumlah staff marketing di departemen direct hanya berjumlah 3

orang yang tentunya jumlah ini sangat kecil untuk bisa meningkatkan pangsa pasar

BII di bidang pembiayaan kendaraan bermotor dalam segi direct selling. Hal ini

berdampak kepada low relationship dengan pihak dealer/koperasi yang merupakan

partner kerjasama dalam mencari customer, dimana untuk customer yang datang ke

dealer/koperasi untuk membeli mobil, maka untuk pembiayaannya akan dialihkan ke

BII. Semakin besar jumlah marketing staff di departemen direct, tentunya akan makin

banyak dealer/koperasi yang bisa diajak menjalin partnership. Selain itu juga BII

Page 85: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

72

sendiri masih memiliki brand awareness yang rendah terkait dengan bisnis

pembiayaan kendaraan bermotor ini, mengingat BII terhitung baru dalam

memfokuskan diri dalam bisnis ini, sehingga BII belum masuk ke dalam top of mind

dari customer ketika mereka membeli produk otomotif. Sehingga saat ini market

share BII di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor masih sangat kecil yaitu dibawah

5% per Desember 2004. Dilihat dari sisi pemrosesan kredit, BII masih memerlukan

waktu sekitar 2-3 hari sampai dengan kredit cair dan harus dilengkapi dengan

dokumen-dokumen penunjang yang cukup banyak seperti NPWP, KTP, copy

rekening tabungan dll. Belum lagi dengan otorisasi persetujuan kredit yang

berjenjang dan memakan waktu yang lama. Ini merupakan segi kualitas layanan vital

yang perlu dibenahi mengingat saat ini para kompetitor baik bank dan multifinance

telah berbenah untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan kredit maksimal 8 hari

untuk meningkatkan kualitas layanan kepada customer. Sebagai informasi,

perusahaan pembiayaan grup Astra yaitu PT. Astra Sedaya Finance hanya

membutuhkan waktu 8 jam untuk memproses kredit, sehingga pemohon kredit

otomotif yang mengajukan aplikasi pada pagi hari, dapat menerima persetujuan

kreditnya pada sore hari sehingga memberikan added value bagi perusahaan

bersangkutan. Namun dari segi pricing/interest rate produk kredit BII cukup

bersaing dibanding kompetitor lainnya, namun penyaluran secara direct dan

pertumbuhan portfolio kredit otomotif masih belum menunjukkan peningkatan yang

signifikan karena . Di tabel di bawah ini kita lihat perbandingan pricing dari produk

kredit otomotif BII dibandingkan dengan kompetitor lainnya baik dari Bank maupun

Multifinance.

Page 86: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

73

NO. ITEM BANK NIAGA DANAMON B. NISP B. PANIN PERMATA BCA BII

1 Bunga Flat Flat Flat Flat Flat Flat Flat Baru 1th. 5,34% 1th. 5,88% 1th. 5,5% 1th. 5,88% 1th. 5,8% 1th. 4,58% 1th. 5,25% 2th. 6,5% 2th. 6,88% 2th. 6,5% 2th. 6,88% 2th. 6,8% 2th. 5,98% 2th. 6,25% 3th. 6,93% 3th. 7,48% 3th. 7,5% 3th. 7,88% 3th. 7,34% 3th. 6,98% 3th. 6,85% 4th. 7,94% 4th. 8,56% 4th. 8,5% 4th. 9.00% 4th. 8,34% 4th. 8,69% 4th. 7,75% 5th. 8,49% 5th. 9,41% 5th. 9,5% 5th. 10% 5th. 9,3% 5th. 8,5% Bekas 1th. 6,5% 1th. 6,88% 1th. 5,75% N/A N/A N/A 1th. 6,5% 2th. 7,5% 2th. 7,88% 2th. 6,75% 2th. 7,5% 3th. 8,5% 3th. 8,48% 3th. 7,75% 3th. 8,5% 2 Min. DP 20% Jpn Jpn = 20% Baru 20% - 40% 20% 30% non Jpn Eur = 30% 15% - 20% 20% 15% - 25% Bekas 20% 20% 30% 30% 3 Provisi Bebas 1% Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas Fiducia =

Rp 250.000,-

4 B. Adm 1 th - 3 th. 1th. Rp 200rb 1th. Rp 400rb 1th. Rp 424rb 1th. Rp 250rb 1th. Rp 300rb Rp 320rb Rp 300.000,- 2th. Rp 300rb 2th. Rp 450rb 2th. Rp 474rb 2th. Rp 350rb 2th. Rp 350rb 4 th - 5 th. 3th. Rp 400rb 3th. Rp 500rb 3th. Rp 524rb 3th. Rp 450rb 3th. Rp 400rb Rp 400.000,- 4th. Rp 500rb 4th. Rp 550rb 4th. Rp 574rb 4th. Rp 550rb 4th. Rp 450rb 5th. Rp 600rb 5th. Rp 600rb 5th. Rp 624rb 5th. Rp 650rb

Tabel 4.8 Pricing dari BII dibanding kompetitor

Tenor NO

MULTIFINANCE 1 Year 2 Year 3 Year

1 PT. Oto Multiartha 5.50% 7.00% 8.00% 2 PT. Astra Sedaya Finance 5.50% 7.00% 8.00% 3 Mitsui Leasing Capital Indonesia 7.00% 8.00% 9.00%

Tabel 4.9 Pricing dari Multifinance

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa suku bunga BII cukup kompetitif

dibanding kompetitor lainnya baik dari bank maupun Multifinance.

Page 87: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

74

4.5.3 Finance/Accounting

Divisi Kredit Otomotif BII merupakan bisnis unit sehingga setiap tahunnya

Divisi Kredit Otomotif BII mengajukan anggaran yang akan direview oleh Divisi

Anggaran. Sedang perhitungan akuntansi biaya untuk seluruh unit bisnis di BII

termasuk Divisi Kredit Otomotif dilakukan oleh Divisi Accounting, Finance, &

Controller. Sehingga dalam menentukan budget termasuk target penyaluran kredit

yang akan dicapai perlu memperhitungkan faktor strategi dan sumber daya yang ada.

4.5.4 Operations

Seperti telah dijelaskan diatas, Divisi Kredit Otomotif BII ini sudah berjalan

sekitar hampir 2 tahun, dimana Divisi ini memiliki 2 jenis penyaluran yaitu

channeling dan direct. Berikut kinerja penyaluran channeling dan direct selama

tahun 2004.

997,171

1,612,465

1,604,1401,545,9721,522,705

1,475,5111,506,8191,492,442

1,355,692

1,101,6831,169,286

1,387,737

1,715,6641,656,800

1,599,8341,540,970

1,446,0281,392,860

1,339,6921,286,525

1,233,3571,180,1891,127,021

1,073,854

950,0001,050,0001,150,0001,250,0001,350,0001,450,0001,550,0001,650,0001,750,0001,850,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul August Sept Oct Nov Dec

in m

illio

n ID

R

Channeling (Actual) Channeling (Target)

Gambar 4.10 Kinerja penyaluran channeling Divisi Kredit Otomotif BII

Page 88: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

75

738,720794,378

851,890907,548

965,061

425,356435,270

425,534423,339422,335418,498401,491376,094

301,765 313,264 326,455351,652

337,986 389,933441,880

493,827545,774

597,721649,668

150,000

250,000

350,000

450,000

550,000

650,000

750,000

850,000

950,000

1,050,000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul August Sept Oct Nov Dec

in m

illio

n ID

R

Direct Marketing (Actual) Direct Marketing (Target)

Gambar 4.11 Kinerja penyaluran direct Divisi Kredit Otomotif BII

Dari 2 grafik diatas terlihat bahwa kinerja penyaluran kredit secara channeling

sudah cukup baik dimana portfolio kredit yang ditangani telah mencapai target pada

Maret-Juli 2004 meski sedikit menurun sejak September-Desember 2004 berkaitan

dengan trend penjualan kendaraan bermotor yang cenderung turun pada akhir tahun.

Sedang kinerja penyaluran kredit secara direct masih belum optimal dimana

pencapaian penyaluran kredit yang dicapai selama tahun 2004 masih belum mencapai

target. Hal ini dikaitkan dengan faktor-faktor seperti kurangnya jumlah sales force,

rendahnya relationship dengan pihak dealer, rendahnya brand awareness di bisnis

kredit otomotif, dan pemrosesan kredit yang komplekssdan masih memakan waktu.

Sehingga hal yang harus dilakukan segera adalah bagaimana mempertahankan dan

meningkatkan apa yang telah dicapai dari penyaluran kredit secara channeling dan

mengimplementasikan strategi yang tepat yang lebih berfokus pada penyaluran secara

direct agar target yang dicanangkan secara keseluruhan dapat dicapai dengan

menentukan strategi yang tepat. Sebagai informasi tambahan strategi yang

Page 89: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

76

diterapkan harus tetap memperhitungan unsur prudent berkaitan dengan ancaman

adanya risiko terjadi kredit macet seiring dengan penyaluran kredit baik secara

channeling maupun direct. Ini berkaitan dengan bisnis kredit yang berisiko tinggi,

dimana setiap kredit yang diberikan tetap memiliki risiko tidak terbayar

sebagaimanapun bagusnya karakter dan kondisi keuangan customer. Selain itu perlu

dipikirkan strategi yang tepat mengingat implementasi bisnis kredit otomotif baik

secara channeling dan direct dapat menimbulkan dilema dimana bisa terjadinya

benturan di pasar mengingat dengan melakukan bisnis otomotif secara direct untuk

pembiayaan mobil akan menimbulkan protes dari Multifinance yang bekerjasama

dengan BII, mengingat suku bunga bank untuk kredit mobil lebih rendah daripada

suku bunga yang diberikan Multifinance, sehingga bisa terjadi kanibalisme pasar

antara BII dengan partner maupun anak perusahaanya mengingat BII Finance juga

terjun dalam bisnis otomotif secara direct untuk mobil.

4.5.5 Research and Development

Research dan Development di Divisi Kredit Otomotif BII dilakukan oleh

Departemen Research dan Development, dimana mereka melakukan tugas untuk

mengembangkan produk otomotif BII, menganalisis pasar pembiayaan kendaraan

bermotor dan juga memantau ekonomi Indonesia secara makro untuk melihat

langkah-langkah apa yang diperlukan untuk mengembangkan portfolio kredit

otomotif. Selain itu Departemen Research dan Development juga membuat dan

mengembangkan prosedur dan manual operasi dari Divisi Kredit Otomotif BII agar

Page 90: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

77

operasi yang dilakukan tetap mengikuti aturan yang ada dan meminimalkan risk yang

timbul.

4.5.6 Management Information System

Pertumbuhan yang cepat dari bisnis BII dalam menghadapi tantangan ke

depan membuat BII berinvestasi dalam infrastruktur teknologi informasi, dimana BII

akan mengupgrade sistem manajemen dan teknologi informasi, yang saat ini sedang

ditangani oleh salah satu IT Solution terbesar di Korea yang pernah mengembangkan

sistem manajemen dan teknologi informasi Kookmin Bank, Bank terbesar di Korea

yang saat ini menjadi salah satu pemegang saham BII. Berkaitan dengan bisnis

pembiayaan kendaraan bermotor, saat ini sedang dikembangkan sistem DCMS

(Digital Credit Management System) dimana proses dan administrasi kredit akan

ditangani dalam suatu sistem manajemen database terpadu yang akan diaplikasikan

dalam proses kredit secara Direct sehingga akan mempercepat proses (on line),

membuat efektivitas analisis dan reporting meningkat, dan juga akan menciptakan

suatu manajemen data yang handal yang akan menjadi sumber data yang penting

dalam mengembangkan strategi ke depan. Selain itu sistem monitoring pencairan

kredit secara channeling juga sudah berjalan dengan baik sehingga dapat diketahui

berapa jumlah pencairan kredit dan portfolio kredit per agent/finance company,

sehingga bila alokasi dana yang diberikan pemakaiannya kurang optimal oleh agent,

maka kita dapat mendorong/mem-push agent agar melakukan marketing dengan lebih

agresif agar pencairan kredit di BII dapat lebih optimal. Sebagai informasi tambahan

BII juga merupakan leader dalam menyediakan layanan E-Banking khususnya

Page 91: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

78

Internet Banking dan juga jumlah ATM yang luas untuk bertransaksi merupakan

keunggulan-keunggulan yang dimiliki BII dalam penerapan teknologi informasi

dalam bisnis perbankannya.

4.5.7 Evaluasi Faktor Internal

Berdasarkan faktor-faktor yang kami dapatkan di atas maka kami melakukan

evaluasi dengan pembobotan secara matriks yang akan menggambarkan seberapa

besar pengaruh faktor-faktor internal tersebut dalam memformulasikan strategi bisnis

yang tepat dalam meningkatkan pangsa pasar di bidang pembiayaan kendaraan

bermotor dilihat dari segi Strength & Weakness perusahaan.

Kami akan menyusun faktor-faktor kunci dari segi Strength & Weakness

tersebut, dimana kami akan menghitung seberapa besar faktor-faktor internal ini

berpengaruh terhadap kondisi bisnis pembiayaan otomotif saat ini. Kami akan

melakukan pembobotan (weight) terhadap faktor-faktor internal tersebut untuk

melihat pengaruh dari faktor-faktor internal tersebut terhadap bisnis pembiayaan

otomotif dan juga persaingan di pasar. Kami juga akan me-rating untuk melihat

seberapa penting faktor-faktor ini bagi BII agar dapat melakukan langkah strategi

yang tepat berdasarkan Strength & Weakness diatas. Sehingga dari hasil perkalian

weight dan rating tersebut akan didapatkan berapa besar (skor) dari Strength &

Weakness dari BII di bisnis pembiayaan otomotif ini.

Penilaian rating yang penulis gunakan mempunyai skala 1-5 dengan arti dari

masing-masing : Tidak Penting (1), Kurang Penting (2), Cukup Penting (3),

Penting (4), dan Sangat Penting(5).

Page 92: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

79

Key Internal Factors Weight Rating Weight Score STRENGTH - Dukungan dana pihak ketiga yang besar yang disebabkan besarnya Customer Base yang dimiliki.

0.1 5 0.5

- Jaringan Cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga dapat menangkap peluang pasar dengan cepat

0.05 4 0.2

- Manajemen Sistem Informasi yang Handal dengan database yang terintegrasi

0.1 4 0.4

- Jaringan E-Banking & ATM yang luas dan canggih memudahkan untuk transaksi

0.05 3 0.15

- Suku bunga kredit (pricing) cukup kompetitif. 0.1 5 0.5

- Bergabungnya beberapa multifinance besar untuk penyaluran pembiayaan otomotif channeling

0.1 5 0.5

WEAKNESS - Jumlah Sales Force yang kecil 0.1 4 0.4- Low Relationship dengan Dealer 0.1 5 0.5- Rendahnya Brand Awareness di bisnis kredit otomotif

0.1 3 0.3

- Pemrosesan Dokumen Kredit yang kompleks dan memakan waktu

0.1 5 0.5

- Terjadi perebutan pangsa pasar antara unit penjualan langsung (direct) dengan BII Finance maupun multifinance-multifinance lain yang dibiayai oleh divisi pembiayaan otomotif BII

0.05 3 0.15

- Adanya risiko terjadinya kredit macet seiring penyaluran kredit channeling melalui pihak lain maupun secara direct

0.05 4 0.2

TOTAL 1 4.3

Tabel 4.10 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix Dari matrik IFE diatas terlihat bahwa BII mempunyai banyak kekuatan di bisnis

pembiayaan otomotif dilihat dari kuatnya dana pihak ketiga dan besarnya customer

base yang dimiliki, mulai naiknya market share penyaluran kredit secara channeling

yang disebabkan bergabungnya multifinance-multifinance besar, manajemen sistem

dan penerapan teknologi informasi yang handal maupun dari segi pricing yang cukup

kompetitif. Selain itu jaringan cabang BII yang tersebar di seluruh Indonesia sangat

besar pengaruhnya untuk menangkap peluang pasar dengan cepat terutama di daerah-

Page 93: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

80

daerah. Sedangkan kelemahan BII yang perlu diatasi adalah dari sumber daya

manusia yang kecil untuk penjualan secara direct, low relationship dengan Dealer,

rendahnya brand awareness di benak konsumen untuk pembiayaan kendaraan

bermotor, dan pemrosesan kredit yang kurang cepat sekitar 2-3 hari. Sedang benturan

di pasar antara BII dengan partner maupun anak perusahaannya juga perlu

diperhatikan mengingat BII terjun dalam bisnis otomotif baik secara channeling

maupun direct . Selain itu juga perlu diperhatikan risiko kredit yang mungkin terjadi

dari bisnis pembiayaan otomotif ini. Hal-hal ini perlu dibenahi agar BII dapat lebih

meningkatkan pangsa pasar dan kompetensi kompetitifnya di bisnis pembiayaan

otomotif.

4.6 Formulasi Strategi dan Rencana Implementasi

Dari hal yang telah dibahas diatas, maka kami akan memformulasikan strategi

dari bisnis pembiayaan kendaraan bermotor BII berdasarkan Competitive Profile

Matrix, Internal Evaluation Matrix, dan External Evaluation Matrix untuk kemudian

membuat analisis TOWS (Threat-Opportunities-Weakness-Strength) dan Grand

Strategy Matrix dari BII di bidang bisnis pembiayaan kendaraan bermotor ini. Kami

akan menganalisis dan membuat strategi untuk mengoptimalksan strategi penyaluran

kredit yang telah berjalan yaitu channeling dan direct dengan fokus khusus kepada

direct mengingat sisi kelemahan BII banyak terdapat pada segi penyaluran ini,

sehingga implementasi keduanya dapat dijalankan dengan strategis untuk

meningkatkan market share BII di bisnis pembiayaan kendaraan bermotor ini.

Page 94: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

81

Kemudian kami akan melakukan kontrol dan evaluasi untuk melihat bagaimana hasil

dari strategi yang akan diterapkan ini.

Khusus untuk analisis penyaluran secara direct kami akan melakukan survey

dan assesment untuk melihat bagaimana strategi penyaluran kredit direct yang

optimal sesuai dengan keinginan customer, untuk menentukan strategi penyaluran

direct yang tepat. Sedang Benchmarking akan kami lakukan untuk melihat CPM

(Competitive Profile Matrix) dan juga analisis BII dibandingkan dengan kompetitor

untuk menentukan strategi keseluruhan yang tepat baik secara direct maupun

channeling.

4.6.1 Formulasi Strategi Menggunakan Matriks TOWS

Berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal dari divisi ini yang sudah

dideskripsikan pada matriks IFE dan EFE pada sub bab sebelumnya, kami

memformulasikan strategi yang akan digunakan sebagai berikut :

Strengths 1) Besarnya Customer Base &

Modal yang dimiliki 2) Jaringan Cabang yang

tersebar di seluruh Indonesia, sehingga dapat menangkap peluang pasar dengan cepat

3) Manajemen Sistem Informasi yang Handal dengan database yang terintegrasi

4) Jaringan E-Banking & ATM yang luas dan canggih memudahkan untuk transaksi

5) Suku bunga kredit (pricing) cukup kompetitif

6) Bergabungnya beberapa multifinance besar untuk penyaluran pembiayaan otomotif channeling

Weaknesses 1) Jumlah Sales Force yang

kecil 2) Low Relationship dengan

Dealer 3) Rendahnya Brand Awareness

di bisnis kredit otomotif 4) Pemrosesan Dokumen Kredit

yang kompleks dan memakan waktu

5) Terjadi perebutan pangsa pasar antara unit penjualan langsung (direct) dengan BII Finance maupun multifinance-multifinance lain yang dibiayai oleh divisi pembiayaan otomotif BII

6) Adanya risiko terjadinya kredit macet seiring penyaluran kredit channeling melalui pihak lain maupun secara direct

Page 95: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

82

Opportunities a) Naiknya trend penjualan

kendaraan bermotor baik mobil maupun motor setiap tahunnya

b) Naiknya nilai konsumsi masyarakat, khususnya konsumsi kendaraan bermotor (GDP naik 3,54% dari Q4 2003 ke Q1 2004) dan rendahnya inflasi

c) Menurunnya SBI, yang menyebabkan turunnya suku bunga kredit.

d) Deregulasi sektor otomotif yang membuka keran impor langsung membuat pilihan konsumen semakin beragam

e) Munculnya produk-produk baru baik itu mobil mau pun sepeda motor yang harganya lebih terjangkau

f) Bertambahnya minat beberapa multifinance atau dealer untuk mengadakan kerjasama pembiayaan otomotif

• Memberikan sistem reward kepada channeling yang berprestasi (6, f)

• Diversifikasi produk channeling dengan pembiayaan dengan skema asset buy (6,f)

• Menggunakan sistem informasi BII yang terintegrasi untuk menggali potensi nasabah BII dan memberikan penawaran produk dan layanan pembiayaan otomotif (1, 3, a, b)

• Bekerja sama dengan unit penyedia layanan kartu kredit atau kredit rumah untuk cross selling (1, a, b)

• Menciptakan paket-paket layanan kredit dengan harga murah/spesial atau program-program kredit baru yang menarik sehingga pelanggan mempunyai alternatif sistem kredit yang dianggap sesuai (5, c, d, e)

• Mendirikan Car Loan Center di setiap region BII untuk menangkap peluang pasar dengan cepat (2,a,b)

• Menyediakan layanan kredit mobil melalui internet (3, 4, a, b)

• Menambah jumlah tenaga sales (1, a, b).

• Menempatkan sales representative di beberapa dealer besar yang potensial (1, 2, f)

• Meningkatkan aktivitas pemuatan iklan pembiayaan otomotif BII melalui media cetak, elektronik, ATM, dan lain-lain (3, a, b, d, e)

• Menyediakan dana yang lebih besar untuk melakukan promosi, sponsorship, dan kerja sama dengan dealer-dealer besar untuk penyaluran direct dengan cara pemberian insentif (2, 3, a, b, d, e, f)

• Menggunakan teknologi informasi untuk melayani pelanggan dengan sistem Customer Relationship Management (CRM) dan Call Center untuk informasi pelanggan bagi layanan kredit mobil(3, a, b)

• Memfokuskan pemasaran mobil baru, sedang untuk mobil bekas dialihkan ke BII Finance agar lebih fokus untuk skema direct (5, a, e)

Threats a) Tumbuhnya perusahaan

rental, koperasi, yang merupakan substitusi produk

b) Mulai diperbaikinya infrastruktur transportasi umum

c) Banyaknya pemain di bisnis pembiayaan otomotif (Captive Market) dan juga Banyaknya Authorized Dealer yang ikut melakukan pembiayaan

d) Naiknya harga BBM yang signifikan sehingga harganya melambung tinggi

e) Tingkat kemacetan lalu-lintas yang semakin memburuk mengakibatkan turunnya pasar penjualan mobil

• Mengakuisi multifinance yang potensial dan sehat (1, c)

• Mencari perusahaan penyedia jasa travel, rental dan pengangkutan dan umum untuk menjadi pelanggan BII ditingkat korporasi (1, a, b)

• Aktif melakukan riset pasar (3, c)

• Melakukan kerjasama dengan perusahaan pembiayaan motor (6, d, e)

• Memberikan penawaran dengan harga murah bila tren penjualan otomotif sedang menurun (5, a, b, d, e)

• Menyederhanakan sistem pemrosesan dokumen dan mengurangi birokrasi-birokrasi yang tidak perlu (4, c)

• Menggunakan Business Intelligent & Sistem Informasi dalam melakukan analisis data customer atau menggunakan piranti lunak Credit Scoring yang komprehensif (6, c)

• Memberikan suku bunga yang kompetitif terhadap Multifinance yang bekerja sama dengan BII (5, c)

Tabel 4.11 Matrik TOWS

Page 96: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

83

Berdasarkan Matrik TOWS yang digambarkan di atas, kami melakukan

penilaian atau perhitungan bobot dari keterkaitan dari masing-masing strategi yang

direkomendasikan. Tujuan dari penilaian tersebut adalah untuk mengetahui

perbandingan nilai antara strategi yang satu dengan yang lain dan selanjutnya kita

dapat diketahui prioritas strategi. Perhitungan nilai kami lakukan dengan

menjumlahkan seluruh komponen-komponen TOWS yang terkait, yang nilainya

diambil melalui bobot nilai (weighted score) yang ada di matrik IFE dan EFE.

Berikut ini adalah hasil penilaian (scoring) berdasarkan Matrik TOWS :

Strategi dari Unsur TOWS Keterkaitan Score Ranking Menyediakan dana yang lebih besar untuk melakukan promosi, sponsorship, dan kerja sama dengan dealer-dealer besar untuk penyaluran direct dengan cara pemberian insentif

W2, W3, OA, OB, OD, OE, OF

2,45 1

Meningkatkan aktivitas pemuatan iklan pembiayaan otomotif BII melalui media cetak, elektronik, ATM, dan lain-lain

W3, OA, OB, OD, OE

1,65 2

Menambah jumlah tenaga sales W1, OA, OB 1,55 3Menciptakan paket-paket layanan kredit dengan harga murah/spesial atau program-program kredit baru yang menarik sehingga pelanggan mempunyai alternatif sistem kredit yang dianggap sesuai

S5, OC, OD, OE

1,45 4

Menyederhanakan sistem pemrosesan dokumen dan mengurangi birokrasi-birokrasi yang tidak perlu

W4, TC 1,25 5

Menempatkan sales representative di beberapa dealer besar yang potensial

W1, W2, OF 1,2 6

Menggunakan Business Intelligent & Sistem Informasi dalam melakukan analisis data customer atau menggunakan piranti lunak Credit Scoring yang komprehensif

W6, TC 1,15 7

Memfokuskan pemasaran mobil baru, sedang untuk mobil bekas dialihkan ke BII Finance agar lebih fokus untuk skema direct

W5, OA, OE 1,1 8

Memberikan penawaran dengan harga murah bila tren penjualan otomotif sedang menurun

S5, TA, TB, TD, TE

1,1 8

Mendirikan Car Loan Center di setiap region BII untuk menangkap peluang pasar dengan cepat

S2, OA 1,05 9

Menggunakan sistem informasi BII yang terintegrasi untuk menggali potensi nasabah BII dan memberikan penawaran produk dan layanan pembiayaan otomotif

S1, S3, OB 0,95 10

Menyediakan layanan kredit mobil melalui internet S3, S4, OB 0.95 10Mengakuisi multifinance yang potensial dan sehat S1, TC 0,9 11Aktif melakukan riset pasar S1, TC 0,9 11

Page 97: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

84

Memberikan suku bunga yang kompetitif terhadap Multifinance yang bekerja sama dengan BII

W5, TC 0,9 11

Memberikan sistem reward kepada channeling yang berprestasi

S6, OF 0,8 12

Diversifikasi produk channeling dengan pembiayaan dengan skema asset buy

S6, OF 0,8 12

Bekerja sama dengan unit penyedia layanan kartu kredit atau kredit rumah untuk cross selling

S1, OC 0,75 13

Melakukan kerjasama dengan perusahaan pembiayaan motor

S6, TD, TE 0,7 14

Menggunakan teknologi informasi untuk melayani pelanggan dengan sistem Customer Relationship Management (CRM) dan Call Center untuk informasi pelanggan bagi layanan kredit mobil

W3, OB 0,55 15

Mencari perusahaan penyedia jasa travel, rental dan pengangkutan dan umum untuk menjadi pelanggan BII ditingkat korporasi

S1, TA, TB 0,55 15

Tabel 4.12 Penilaian Matrik TOWS

4.6.1.1 Pembahasan Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil

keuntungan atas kesempatan. Strategi SO yang diambil adalah sebagai berikut :

• Memberikan sistem reward kepada channeling yang berprestasi.

Channeling merupakan salah satu jenis penyaluran kredit yang disediakan

oleh BII, yang melibatkan perusahaan penyalur kredit lainnya yaitu

perusahaan multifinance. Saat ini BII mempunyai sekitar dua puluh

perusahaan multifinance yang bertindak sebagai agen BII untuk memasarkan,

memproses, dan juga collection dari dana kredit yang diberikan oleh BII.

Agen BII tersebut termasuk BII Finance yang juga merupakan anak

perusahaan BII yang fokus dalam penyaluran secara direct khususnya untuk

mobil bekas. Seyogyanya sebagai penyedia dana dan untuk meningkatkan

performa dari agen-agen channeling tersebut agar penyaluran kredit ke end-

user semakin besar, BII dapat memberikan reward-reward kepada perusahaan

Page 98: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

85

multifinance yang telah bekerja sama dengan baik dan mencapai target dari

alokasi dana yang diberikan oleh BII. Penghargaan yang dapat diberikan bisa

berupa :

1. Menaikkan jumlah dana yang disalurkan.

2. Memberikan fasilitas channeling dengan bunga yang rendah, sehingga

makin besar spread yang diperoleh perusahaan multifinance.

Dengan strategi ini diharapkan juga akan meningkatkan relationship

antara BII dengan multifinance yang ada saat ini, dan juga dapat menarik

minat multifinance besar yang lain untuk bergabung dengan BII dalam

pembiayaan bersama ini.

• Diversifikasi produk channeling dengan pembiayaan dengan skema asset buy

Saat ini banyak perusahaan multifinance yang membutuhkan pembiayaan

dengan skema asset buy dimana piutang milik multifinance yang didanai oleh

mereka sendiri dijual ke Bank dengan discount rate, dimana proses collection

tetap dilakukan oleh multifinance dengan mendapat collection fee dari Bank.

BII dapat mengambil oportuniti ini untuk meningkatkan portfolio pembiayaan

otomotif dan juga dari segi risk lebih aman karena piutang yang dijual

tersebut harus dalam kondisi pembayaran lancar (tidak tertunggak) dimana

kapabilitas dari customer untuk membayar tepat waktu telah teruji. Sehingga

pembiayaan ini dapat dikategorikan dalam skema refinancing dimana debitur

multifinance yang dibiayai oleh BII tersebut pada awal mulanya dibiayai oleh

dana multifinance sebelum dialihkan ke BII.

Page 99: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

86

• Menggunakan sistem informasi BII yang terintegrasi untuk menggali potensi

nasabah BII dan memberikan penawaran produk dan layanan pembiayaan

otomotif.

Sebagai bank yang besar, BII mempunyai jutaan nasabah yang tersebar di

seluruh Indonesia. Dengan menggunakan sistem informasi perbankan BII

yang terintegrasi, divisi pembiayaan otomotif bisa menggali potensi nasabah

BII baik nasabah funding maupun lending yang mungkin bisa diberikan

penawaran produk pembiayaan otomotif BII, dimana kesempatan untuk

menawarkan produk kepada mereka lebih besar, karena mereka telah

mengenal BII bertahun-tahun (telah mempunyai loyalty). Selain itu, untuk

menarik minat, sebaiknya nasabah yang diberikan penawaran juga diberikan

potongan-potongan harga khusus. Dengan naiknya nilai konsumsi masyarakat

terutama untuk pembelian mobil dan rumah secara umum dikaitkan dengan

membaiknya tingkat pendapatan masyarakat, maka kebutuhan customer-

customer BII untuk pembelian mobil pun juga akan bertambah, sehingga ini

merupakan oportuniti bisnis yang besar Bagi BII untuk menawarkan produk

kredit otomotifnya.

• Bekerja sama dengan unit penyedia layanan kartu kredit atau kredit rumah

untuk cross selling.

Unit penyedia layanan kartu kredit merupakan unit yang menawarkan layanan

atau produk kartu kredit, sedang unit penyedia layanan kredit rumah

menawarkan layanan atau produk kredit rumah. BII diharapkan dapat bekerja

Page 100: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

87

sama dengan kedua unit penyedia layanan ini mengingat kredit mobil

merupakan jenis kredit konsumsi (digunakan untuk pembelian sesuatu

kebutuhan personal) yang sama dengan kartu kredit dan kredit rumah

sehingga tipikal customernya juga sama seperti karyawan, wiraswasta,

pengusaha, profesional, dll, sehingga dapat dilakukan cross selling.

Mengingat menurunnya suku bunga kredit secara umum, akan banyak

nasabah BII untuk kredit rumah, atau kartu kredit yang juga membutuhkan

kredit mobil berkaitan dengan rendahnya suku bunga kredit untuk produk

konsumsi. Ada beberapa kegunaan yang bisa diambil dari kerja sama ini,

yaitu :

1. Membuka jalan untuk mengakses pelanggan potensial dari unit kartu

kredit dan kredit rumah sehingga diharapkan dapat memperbesar pasar

divisi otomotif ini.

2. Mengurangi beban kerja marketing & credit analyst dalam mencari

dan menilai potensi pelanggan, karena track record dari customer

telah tercatat.

3. Menjadikan unit penyedia kartu kredit sebagai alternatif jalur

pembayaran cicilan kredit mobil dan lain-lain.

• Menciptakan paket-paket layanan kredit dengan harga murah/spesial atau

program-program kredit baru yang menarik sehingga pelanggan atau

program-program kredit baru yang menarik sehingga pelanggan mempunyai

alternatif sistem kredit yang dianggap sesuai.

Page 101: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

88

Untuk meningkatkan portfolio bisnis pembiayaan otomotif, BII dapat

menciptakan paket-paket layanan kredit dengan harga murah/spesial. Saat ini

BII hanya memiliki program layanan kredit yang baku sesuai keputusan

manajemen dimana pricing, juga syarat dan kondisi dari kredit telah

ditentukan. Program-program kredit baru yang menarik juga dapat diberikan

BII sehingga pelanggan mempunyai alternatif sistem kredit yang dianggap

sesuai. Sedang fakta menunjukkan bahwa banyak pelanggan atau calon

pelanggan yang menginginkan program layanan kredit yang bervariatif dan

se-fleksibel beserta fasilitas-fasilitas tambahan yang menarik. Penulis sudah

melakukan wawancara ke beberapa perusahaan pembiayaan otomotif lainnya,

baik itu dari bank mau pun perusahaan multifinance baik itu secara langsung

atau pun tidak langsung. Paket-paket spesial dengan pricing lebih rendah dari

biasanya dapat diberikan pada event-event tertentu dimana penjualan

kendaraan bermotor cenderung naik, seperti pada hari raya Lebaran, Natal,

dll, atau dengan melihatnya banyaknya minat customer untuk membeli mobil

baru dan built up, maka BII dapat bekerjasama dengan Authorized Dealer dan

CBU(importir mobil built up) untuk memberikan paket pembelian mobil

dengan syarat-syarat yang mudah dan pricing yang rendah. Sedang program-

program kredit baru bisa ditawarkan oleh BII kepada end-user customer

adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan fasilitas kredit kendaraan bermotor beserta asuransi

kendaraan bermotor, yang mana pembayaran premi asuransi dapat

Page 102: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

89

dimasukkan dalam angsuran, sehingga beban pembayaran asuransi

bagi customer dapat diringankan.

2. Menyediakan fasilitas kredit tambahan, di mana pada saat pelanggan

sudah melunasi pembiayaan kendaraan bermotor, pelanggan tersebut

bisa mengajukan kredit kembali dengan bunga yang lebih rendah

(spesial rate) dan tenor kredit yang lebih lama, dimana kemudahan ini

diberikan apabila catatan prestasi pelanggan baik selama membayar

cicilan. Alasan diterapkannya sistem ini adalah ada kemungkinan

pelanggan ingin mengganti mobilnya dengan yang baru, mengingat

jenis kendaraan otomotif semakin menarik dan canggih, dan juga

mempertahankan existing customer agar tidak lari ke kompetitor.

3. Memberikan fasilitas kredit yang fleksibel dimana pelunasan

dipercepat diperbolehkan tanpa dikenakan fee. Hal ini berdasarkan

keinginan pelanggan dimana banyak yang menginginkan pelunasan

yang dipercepat, apabila pada saat-saat tertentu mereka mendapat

income lebih besar .

• Mendirikan Car Loan Center di setiap region BII untuk menangkap peluang

pasar dengan cepat.

BII saat ini memiliki 10 area wilayah (region) yang tersebar di seluruh

Indonesia sebagai berikut :

Kode Area Nama Area Kode Area Nama Area Area 1 Medan Area 6 Bandung Area 2 Jakarta-Thamrin Area 7 Semarang Area 3 Jakarta-Juanda Area 8 Surabaya

Page 103: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

90

Area 4 Jakarta-Eka Jiwa Area 9 Balikpapan Area 5 Jakarta- Fatmawati Area 10 Makassar

Tabel 4.13 Pembagian area bisnis BII

Saat ini di setiap region memang telah didirikan Consumer Loan Center,

namun sayangnya hanya digunakan untuk bisnis kredit rumah. Untuk

menangkap peluang pasar pembiayaan mobil yang tumbuh pesat berkaitan

dengan penjualan kendaraan bermotor yang naik setiap tahunnya, maka

perlunya untuk mendirikan juga Car Loan Center di setiap region agar

pembiayaan bisnis otomotif BII dapatlebih fokus per areanya dan dapat

mencapai pelosok-pelosok daerah yang saat ini sangat pesat pertumbuhan

penggunaan kendaraan bermotornya. Dengan demikian setiap customer yang

ingin mendapatkan informasi maupun layanan seputar kredit otomotif BII

dapat memperolehnya dengan cepat di wilayah masing-masing bila strategi ini

dapat diterapkan. Desentralisasi persetujuan kredit juga dapat dilaksanakan di

Car Loan Center masing-masing. Hanya bila permohonan kredit yang

diajukan sangat besar baru harus mendapatkan persetujuan dari Kantor Pusat.

• Menyediakan layanan kredit mobil melalui internet.

Saat ini perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat dan mencakup

seluruh bidang termasuk perbankan. Dengan sistem informasi yang handal

yang dimiliki, BII dapat menggunakan kelebihannya ini untuk mendapatkan

competitive advantage. Selain itu dengan makin banyaknya masyarakat yang

mencari informasi seputar produk di internet terutama untuk produk-produk

konsumsi, maka BII dapat mengambil keuntungan dari trend yang ada ini.

Page 104: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

91

Sebagai pelopor penggunaan Internet Banking di Indonesia, BII dapat

menyediakan layanan kredit mobil melalui Internet, dimana customer dapat

mencari informasi seputar kredit otomotif dan mengisi aplikasi permohonan

kredit melalui internet dan mendapatkan persetujuan prinsip dari BII melalui

internet juga. Dengan demikian customer tidak perlu datang ke kantor cabang

BII untuk mengisi aplikasi kredit, tetapi cukup melalui internet. Dengan

sistem ini maka customer juga bisa melakukan pembayaran melalui internet,

dimana mereka dapat mentransfer dana di rekeningnya untuk membayar

cicilan melalui Intenet Banking BII. Sehingga BII dapat memberikan efisiensi

yang besar nilainya kepada para customernya. Selain itu perlunya sistem BII

menyediakan status cicilan per customer agar customer dapat melihat sisa

pembayaran mereka dan tanggal jatuh tempo pembayaran mereka. Selain itu

simulasi kredit on-line di site BII juga dapat diterapkan kepada customer baru

untuk melakukan simulasi untuk menghitung besar angsuran mereka dilihat

dari harga mobil yang ingin mereka beli, uang muka, jangka waktu kredit, dll.

4.6.1.2 Pembahasan Strategi WO

Strategi WO adalah strategi yang diterapkan untuk menanggulangi kelemahan

dengan kesempatan yang ada. Berikut ini adalah pembahan strategi WO yang

diterapkan :

• Menambah jumlah tenaga sales.

Untuk mencapai target pemasaran khususnya pemasaran secara direct, jumlah

tenaga penjual atau sales sangat dibutuhkan. Selain memperhatikan jumlah

Page 105: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

92

tenaga penjual, juga dibutuhkan kualitas tenaga penjual yang handal. Karena

hal tersebut, Divisi Kredit Otomotif dapat bekerja sama dengan Divisi

Training & Development untuk memberikan pelatihan-pelatihan khusus

kepada para tenaga penjual.

• Menempatkan sales representative di beberapa dealer besar yang potensial.

Divisi kredit otomotif BII sebaiknya menempatkan tenaga penjual sebagai

perwakilan BII di dealer-dealer yang potensial. Hal ini dimaksudkan agar

tenaga penjual ini dapat dijadikan tenaga yang memantau dan memonitor

perkembangan bisnis sehubungan dengan naiknya trend penjualan kendaraan

bermotor, di masing-masing dealer, sehingga setiap customer yang datang

untuk membeli mobil di dealer tersebut dapat langsung diproses di tempat

tersebut. Selain itu, dengan adanya tenaga sales representative ini diharapkan

para dealer yang dititipi tenaga penjual ini dapat mempererat kerja sama

dengan divisi kredit otomotif BII.

• Meningkatkan aktivitas pemuatan iklan pembiayaan otomotif BII melalui

media cetak, elektronik, ATM, dan lain-lain.

Pasar pembiayaan otomotif yang besar dan kompetisi yang tinggi tingkatnya

tentu saja akan menimbulkan persaingan-persaingan pasar yang keras. Tentu

saja aktivitas pemasangan iklan pembiayaan otomotif ini sangat diperlukan

untuk meningkatkan market share dan juga brand awareness BII di mata

konsumen berkenaan dengan layanan kredit otomotif, dimana BII dapat

mengambil momen yang tepat untuk meningkatkan image BII dalam bisnis

Page 106: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

93

pembiayaan otomotif dikaitkan dengan naiknya penjualan kendaraan

bermotor , konsumsi kendaraan bermotor, maupun peluncuran produk-produk

baru otomotif. Selama ini customer lebih mengenal BII untuk produk kartu

kredit dan kredit rumahnya. Sehingga dengan memasang iklan akan

menanamkan citra BII sebagai pemberi layanan kredit mobil dengan kualitas

tinggi dalam benak para customer. Sehingga Divisi Kredit Otomotif BII yang

bergerak di penyaluran secara langsung (direct) perlu mengeluarkan dana

untuk pemasangan iklan di media cetak (koran, majalah, tabloid, selebaran),

media elektronik (TV, radio, advertisement board di mall-mall), dan bahkan

mesin ATM BII untuk meningkatkan brand awareness BII di bisnis

pembiayaan otomotif.

• Menyediakan dana yang lebih besar untuk melakukan promosi, sponsorship,

dan kerja sama dengan dealer-dealer besar untuk penyaluran direct dengan

cara pemberian insentif.

Sebagai salah satu pemain di industri pembiayaan otomotif di Indonesia,

market share BII masih dikatakan kecil dari perusahaan sejenis. Selain itu kita

juga melihat jarang sekali promosi dilakukan oleh BII untuk mempromosikan

layanan kredit kendaraan bermotornya. Untuk itu, divisi kredit otomotif BII

harus meningkatkan kegiatan-kegiatan promosi maupun sponsorship terkait

dengan boomingnya pertumbuhan industri otomotif. Promosi-promosi

maupun sponsorship yang mungkin dilakukan oleh divisi kredit otomotif

adalah sebagai berikut :

Page 107: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

94

1. Turut serta dalam pameran-pameran otomotif nasional sehingga pada

saat bersamaan bisa mempromosikan layanan kredit otomotif.

2. Mensponsori kegiatan-kegiatan otomotif nasional seperti lomba

racing, modifikasi kendaraan bermotor, parade mobil antik, dan lain-

lain untuk meningkatkan brand awareness BII.

3. Aktif dalam forum-forum pembiayaan otomotif nasional untuk

mempromosikan layanan kredit dan juga mengkaji issue-issue yang

berkembang seputar industri pembiayaan otomotif nasional.

Sedangkan untuk meningkatkan kerjasama dengan Authorized Dealer, dapat

dilakukan dengan cara pemberian insentif bagi tiap customer yang

pembiayaan kendaraannya diberikan ke BII, sehingga tercipta suatu sinergi

dengan para dealer dimana masing-masing pihak sama-sama mendapat

keuntungan, dimana BII mendapat keuntungan dari pembayaran bunga kredit

dari customer tersebut, sedangkan pihak dealer mendapat keuntungan dari

insentif yang diberikan BII.

• Menggunakan teknologi informasi untuk melayani pelanggan dengan sistem

Customer Relationship Management (CRM) dan Call Center untuk informasi

pelanggan bagi layanan kredit mobil.

Penerapan sistem CRM sangat diperlukan pada divisi ini. Alasannya adalah

Divisi Kredit Otomotif membutuhkan sebuah sistem di mana sistem ini dapat

membantu para tenaga penjual dalam melakukan pencatatan atas seluruh

kegiatannya dan juga hubungannya dengan pelanggan, sehingga dapat dilihat

prospek customer existing yang dapat ditawarkan kembali kredit mobil

Page 108: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

95

berdasarkan berapa banyak repeat order yang dia lakukan, dan juga

meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang sering melakukan transaksi

kredit mobil dengan BII atau memberikan referal untuk pelanggan lainnya

kepada BII, dengan cara mengirim hadiah pada event-event spesial karena

meningkatkan hubungan dengan pelanggan existing jauh lebih mudah dan

memakan cost yang lebih rendah daripada membangun hubungan dengan

pelanggan baru.

Selain itu juga untuk memberikan layanan informasi akurat bagi

pelanggan dalam kaitannya dalam meningkatkan kualitas layanan dan brand

awareness BII, maka perlunya didirikan Call Center dimana petugasnya

khusus melayani informasi untuk kredit otomotif, karena akan sangat tidak

berguna bila BII melakukan promosi intensif, tetapi pelanggan yang tertarik

untuk mengambil kredit di BII tidak tahu harus bertanya ke mana dan

menghubungi siapa. Karena informasi yang akurat sangat membantu

pelanggan untuk lebih tahu mengenai informasi seputar kredit otomotif BII,

sehingga momentum yang ada dilihat dari naiknya tingkat konsumsi

kendaraan bermotor dapat dioptimalkan, karena akan banyak customer yang

mencari informasi seputar pembelian kendaraan bermotor. Selain itu fungsi

Call Center juga sebagai menampung keluhan-keluhan dan masukan

perbaikan dari pelanggan, dimana masukan tersebut akan memberikan umpan

balik yang sangat baik bagi BII untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang masih ada dan untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan.

Page 109: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

96

• Memfokuskan pemasaran mobil baru, sedang untuk mobil bekas dialihkan ke

BII Finance agar lebih fokus untuk skema direct.

Saat ini pemasaran kredit secara direct di BII masih dilakukan di dua tempat

yaitu di Divisi Kredit Otomotif dan di anak perusahaan BII yaitu BII

Finance. Tentunya hal ini bisa menciptakan dualisme dan konflik mengingat

kedua institusi ini bergerak di bisnis yang sama. Untuk menghindari

kompetisi antar saudara tentunya perlu dilakukan pemisahan fokus bisnis

tergantung pada spesialisasi bisnis masing-masing. Melihat bahwa portfolio

pembiayaan BII Finance hampir 90% ada di mobil bekas, maka Divisi Kredit

Otomotif BII perlu memfokuskan bisnisnya di pembiayaan mobil baru,

mengingat relationship dengan Authorized Dealer untuk mobil baru telah

dimiliki oleh Divisi dan telah terjalin baik selama ini dan juga pertumbuhan

penjualan mobil baru yang naik setiap tahunnya. Disamping itu juga

peluncuran produk baru otomotif juga suku bunga yang kompetitif yang

dimiliki BII untuk pembiayaan mobil baru merupakan kesempatan dan

keunggulan yang dimiliki BII untuk memfokuskan diri pada pembiayaan

mobil baru. Sedang untuk bisnis pembiayaan mobil bekas sebaiknya

dialihkan ke BII Finance mengingat spesialisasi mereka ada di situ dilihat

dari tenor kredit yang lebih lama, relationship yang lebih baik dengan

showroom mobil bekas dan juga proses kredit yang lebih cepat, disamping

juga relationship dengan Authorized Dealer untuk mobil baru kurang mereka

punyai dan suku bunga mereka untuk mobil baru kurang kompetitif. Dengan

adanya pemisahan bisnis dari dua institusi ini diharapkan akan dihasilkan

Page 110: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

97

fokus bisnis yang lebih terarah dan sinergi yang maksimal antara kedua

institusi ini.

4.6.1.3 Pembahasan Strategi ST

Strategi ST adalah strategi yang diterapkan dengan menggunakan kekuatan

untuk menghalau rintangan. Strategi ST yang diambil adalah sebagai berikut :

• Mengakuisisi multifinance yang potensial dan sehat.

Saat ini perusahaan-perusahaan investor besar seperti bank ramai menerapkan

strategi ini untuk memperbesar market share, sebagai contoh Danamon yang

mengakuisasi Adira Finance dan BCA dengan Central Sari Finance. BII

sebagai salah satu bank yang mempunyai dana yang besar saat ini telah

berencana untuk mengakuisisi WOM Finance sebagai aksi untuk fokus di

pasar pembiayaan kendaraan roda dua yang sebelumnya tidak pernah disentuh

oleh BII. Persaingan untuk mendapatkan multifinance yang potensial dan

sehat semakin marak. Karena peluang industri pembiayaan otomotif ini sangat

tinggi maka bank-bank melakukan aksi ini untuk mengunci ruang gerak para

pesaing dalam pasar dan juga untuk meningkatkan market share.

• Mencari perusahaan penyedia jasa travel dan pengangkutan dan umum untuk

menjadi pelanggan BII ditingkat korporasi.

BII mempunyai banyak nasabah di level perusahaan di mana di antara

perusahaan-perusahaan tersebut terdapat perusahaan-perusahaan yang

menyediakan jasa travel, taksi dan perusahaan pengangkutan barang maupun

perusahaan umum. Mereka adalah perusahaan yang memberikan jasa yang

Page 111: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

98

merupakan substitusi dari kepemilikan kendaraan bermotor sehingga bisa

mempengaruhi bisnis pembiayaan otomotif secara tidak langsung. Untuk

mengatasi hal ini, BII bisa bekerja sama dengan mereka di mana BII dapat

memberikan rate khusus kepada jenis perusahaan tersebut, bila mereka

membeli kendaraan secara kredit melalui BII. Tetapi perlu ditambahkan

mereka akan menjadi nasabah BII melalui Divisi Commercial Banking

mengingat tujuan pembelian kendaraan bermotor oleh mereka adalah untuk

tujuan usaha. Tetapi Divisi Kredit Otomotif BII dapat menjadi link yang

menghubungkan antara perusahaan-perusahaan tersebut, Authorized Dealer,

dan Divisi Commercial Banking BII. Sedangkan untuk perusahaan umum, BII

dapat bekerjasama dengan mereka khususnya dengan perusahaan-perusahaan

menengah ke atas melalui program COP (Car Ownership Program) dimana

perusahaan-perusahaan tersebut memberikan pinjaman kepada karyawan-

karyawan untuk membeli kendaraan bermotor, yang mana pinjaman tersebut

diambil melalui BII, sehingga akan sangat efisien bagi BII dimana dengan

satu approach bisa mendapatkan banyak customer melalui program COP ini.

• Aktif melakukan riset pasar.

Divisi Kredit Otomotif BII harus lebih aktif dalam melakukan riset-riset

pasar. Banyak hal yang bisa digali dari riset pasar ini, yaitu mencari berapa

besar pasar pembiayaan otomotif di tahun-tahun yang akan datang, gerak dan

strategi yang dilakukan kompetitor, produk-produk mobil unggulan, daftar

dealer kendaraan bermotor besar untuk diajak menjadi partner, mengetahui

kebiasaan pasar dalam membeli kendaraan bermotor, dan lain-lain. Dengan

Page 112: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

99

riset pasar ini diharapkan maka BII melalui Divisi Kredit Otomotif dapat

mengatasi dan mengantisipasi pergerakan pasar pembiayaan otomotif setiap

saat untuk dapat diterapkan analisa dan strategi yang tepat agar tetap dapat

bersaing secara kompetitif di bisnis pembiayaan otomotif.

• Melakukan kerjasama dengan perusahaan pembiayaan motor.

Langkah BII mengakuisi WOM sangatlah tepat karena kompetensi dan brand

awareness dari WOM di bidang pembiayaan kendaraan sepeda motor sangat

baik. Kami merekomendasikan divisi kredit otomotif BII juga lebih

memfokuskan diri dalam pengembangan bisnis khususnya di kendaraan roda

dua ini dan menjalin lebih banyak kerjasama dengan perusahaan pembiayaan

motor lainnya. Perkembangan pasar menunjukkan angka penjualan sepeda

motor naik pesat setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan

angka penjualan sepeda motor berkembang pesat, yaitu :

1. Naiknya harga BBM yang melebihi 20% pada kuartal pertama tahun

2005. Sepeda motor merupakan solusi untuk menghemat BBM,

mengingat perbandingan satu liter bahan bakar terhadap jarak tempuh

dari sepeda motor lebih tinggi dibandingkan dengan mobil.

2. Harga yang lebih terjangkau yaitu berkisar tujuh juta rupiah sampai

dua puluh juta rupiah dibandingkan mobil yang lebih dari lima puluh

juta rupiah. Apa lagi saat ini produsen dan pemasok kendaraan roda

dua saat ini lebih banyak, dengan diperbolehkannya ijin beberapa

pemasok motor dari Cina yang menambah maraknya persaingan

sehingga harga-harganya pun juga kompetitif. Selain itu juga biaya

Page 113: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

100

perawatan dan harga-harga suku cadangnya relatif tidak semahal

kendaraan roda empat.

3. Tingkat kemacetan yang semakin tinggi terutama di daerah ibukota

Jakarta. Dengan menggunakan sepeda motor resiko dampak

kemacetan dapat sedikit dihindari sehingga waktu tempuh relatif lebih

cepat.

4. Saat ini semakin banyak produk-produk kendaraan roda dua baru yang

ditawarkan oleh para produsen dengan teknologi yang termutakhir,

inovatif, irit, ramah lingkungan, dan menarik.

• Memberikan penawaran dengan harga murah bila tren penjualan otomotif

sedang menurun.

Memberikan penawaran dan harga murah merupakan strategi yang umum

digunakan bila tren industri sedang menurun. Divisi kredit otomotif BII harus

merancang program-program penawaran yang menarik sehingga pada saat

tren pembiayaan otomotif menurun kondisi ini bisa diantisipasi. Sebagai

contoh kegiatan promosi harus lebih diaktifkan atau dengan program dengan

uang muka rendah, bebas biaya administrasi maupun pemberian rate bunga

khusus. Bisa juga pada saat terjadinya kenaikan rate bunga kredit di pasar,

divisi kredit otomotif BII ini bisa memberikan penjualan dengan rate bunga

yang lama.

Page 114: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

101

4.6.1.4 Pembahasan Strategi WT

Strategi WT adalah strategi yang gunakan untuk meminimalisasi kelemahan

dengan rintangan yang ada. Strategi yang bisa diterapkan oleh BII untuk strategi WT

adalah sbb :

• Menyederhanakan sistem pemrosesan dokumen dan mengurangi birokrasi-

birokrasi yang tidak perlu.

Divisi Kredit Otomotif BII harus lebih concern terhadap hal ini, di mana saat

ini banyak perusahaan pembiayaan otomotif yang berlomba menawarkan

proses penerimaan aplikasi kredit yang cepat dan mudah. Di bisnis ini bukan

hanya perang harga yang terjadi, tetapi perang layanan paling berpengaruh.

Khususnya BII harus melakukan perbandingan layanan yang ada pada pesaing

dan melakukan perombakan kualitas layanan. Hal yang bisa dilakukan seperti

menyederhanakan dan membuat standarisasi untuk permohonan proposal

kredit mobil agar proposal kredit dari customer dapat segera selesai dengan

analisa berkualitas. Di sisi lain, tenaga credit analyst yang handal dan

berpengalaman juga sangat dibutuhkan di sini di mana credit analyst

merupakan kunci dari penerimaan aplikasi yang diajukan oleh pihak

pelanggan. Credit Analyst bertugas menganalisa data-data customer,

melakukan survei ke pelanggan bila diperlukan, dan menentukan status

penerimaan aplikasi kredit sehingga dengan adanya credit analyst, resiko

dapat dikurangi. Juga persetujuan kredit perlu didesentralisasi seperti telah

dijelaskan sebelumnya. Desentralisasi persetujuan kredit juga dapat

dilaksanakan di Car Loan Center masing-masing. Hanya bila permohonan

Page 115: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

102

kredit yang diajukan sangat besar baru harus mendapatkan persetujuan dari

Kantor Pusat, sehingga dengan desentralisasi persetujuan kredit tersebut

maka persetujuan kredit dapat lebih cepat. Dan juga berkaitan dengan strategi

yang telah dibicarakan sebelumnya, maka Divisi Kredit Otomotif BII perlu

memfokuskan penyaluran kredit secara direct-nya pada mobil baru saja,

karena proses kredit mobil bekas memakan waktu yang lama dilihat pada

proses autentifikasi BPKB di kepolisian dan proses appraisal yang memakan

waktu lama dan membutuhkan keahlian khusus. Dengan penerapan strategi

ini, maka proses kredit di BII akan menjadi lebih cepat dan menghasilkan

suatu nilai yang besar dan mencipatakan keunggulan yang kompetitif di bisnis

pembiayaan otomotif ini.

• Menggunakan Business Intelligent dalam melakukan analisis data pelanggan

atau menggunakan piranti lunak Credit Scoring yang komprehensif.

Saat ini divisi otomotif BII menggunakan sistem credit scoring yang tidak

memadai, di mana aplikasi menggunakan rumus-rumus dan fasilitas yang

tersedia di dalam aplikasi excel sehingga akurasi hasil analisa data tidak

akurat. Tujuan penggunaan sistem Credit Scoring ini adalah membantu pihak

penyedia kredit dalam menganalisa data pelanggan, menghitung resiko dan

memberikan rekomendasi diterima atau tidak nya sebuah aplikasi. Sebaiknya

Divisi Kredit Otomotif BII membeli piranti lunak Credit Scoring yang sudah

ada dan lebih komprehensif atau membangun piranti lunak dengan

menggunakan Business Intelligent. Penulis lebih menganjurkan untuk

membeli piranti lunak yang sudah ada daripada membangun dari awal

Page 116: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

103

mengingat cost yang lebih tinggi. Penulis pernah mengkaji penerapan sistem

Business Intelligent di perusahaan pembiayaan otomotif lain, di mana dengan

penerapan Business Intelligent, hasil yang diharapkan bisa fleksibel dan juga

dapat menganalisa behaviour dari pelanggan berdasarkan informasi yang

sudah ada, dan bagi bisnis pembiayaan otomotif channeling dapat membantu

BII juga dalam menganalisa data-data kinerja dari multifinance-multifinance

yang bekerja sama dengan BII.

• Memberikan suku bunga yang kompetitif terhadap Multifinance yang bekerja

sama dengan BII..

Besarnya suku bunga yang diberikan oleh kreditur terhadap debiturnya

merupakan hal yang sangat penting, di mana dengan diberikannya suku bunga

kredit yang rendah, maka pendapatan bunga yang akan dikembalikan lebih

sedikit dibandingkan bunga yang lebih tinggi. Hal ini merupakan salah satu

kendala yang dihadapi oleh divisi pembiayaan otomotif ini, di mana

multifinance selaku debitur juga menginginkan laba yang lebih besar dengan

menekan nilai suku bunga kredit yang ditawarkan oleh pihak BII. Dalam hal

ini, loyalitas dari multifinance kepada krediturnya bisa dikatakan rendah

karena kenyataannya kreditur yang juga ikut membiayai kredit otomotif juga

dapat berasal dari investor atau bank lain. Karena itu sebaiknya divisi

pembiayaan otomotif terus aktif memantau perkembangan persaingan di pasar

sehingga dapat memberikan penawaran suku bunga yang kompetitif dan dapat

diterima oleh sebagian besar agen atau channeling. Selain itu dengan

memberikan suku bunga yang kompetitif terhadap multifinance yang

Page 117: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

104

bekerjasama dengan BII diharapkan dapat menghindari benturan di pasar

dimana BII juga melakukan bisnis pembiayaan otomotif secara direct,

sehingga dapat dihindari adanya keberatan dari multifinance-multifinance

tersebut.

4.6.2 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks IE

Selain dari Matrik TOWS yang sudah dibahas di atas, kami juga

menggunakan Matrik Internal-Eksternal (IE) untuk mencari strategi alternatif.

Sebelum mendefinisikan alternatif strategi-strategi, terlebih dulu harus diketahui

posisi kuadran divisi pembiayaan otomotif BII dalam Matrik. Penempatan posisi

tersebut dilihat berdasarkan total nilai bobot yang ada pada Matrik IFE dan EFE.

Total nilai bobot IFE menunjukkan angka 4.3 dan total nilai bobot EFE adalah 3.75.

Secara default, Matrik IE menggunakan rentang nilai 1.0 sampai 4.0 karena

menggunakan rentang bobot nol sampai dengan empat, sedangkan rentang nilai yang

kami gunakan adalah nol sampai dengan lima, maka total bobot nilai yang akan kami

gunakan adalah empat per lima (4/5) dari nilai yang ada. Jadi total bobot nilai yang

digunakan adalah 3.44 untuk Matrik IFE dan 3.0 untuk Matrik EFE. Berikut ini

adalah gambar Matrik IE beserta posisi divisi pembiayaan otomotif BII :

Page 118: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

105

Gambar 4.12 Posisi Divisi Kredit Otomotif BII menurut Matrik IE

Dengan posisi divisi pembiayaan otomotif BII yang berada pada kuadran I,

maka strategi yang diterapkan adalah Mengembangkan dan Membangun (grow and

build), di mana terdapat dua alternatif pilihan yaitu strategi intensif dan strategi

integratif. Dari dua jenis strategi tersebut kami menilai bahwa divisi pembiayaan

otomotif BII sebaiknya menerapkan strategi intensif yaitu penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Alasan kami memilih jenis strategi

ini adalah persaingan di bisnis pembiayaan otomotif sangat ketat sehingga dibutuhkan

langkah-langkah intensif dalam mengembangkan bisnis.

Berikut ini adalah alternatif strategi yang kami kembangkan berdasarkan tiga

pokok strategi yang telah diuraikan di atas :

1. Penetrasi pasar (Market Penetration).

• Membuka cabang-cabang baru untuk menangkap peluang pasar

dengan cepat, dimana cabang-cabang tersebut dapat diintegrasikan ke

Car Loan Centre yang ada.

Page 119: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

106

• Aktif melakukan promosi maupun pameran-pameran dan show-show

otomotif di berbagai event kejuaraan racing, convention centre, mal-

mal dan tempat-tempat umum lainnya.

2. Pengembangan pasar (Market Development).

• Melebarkan sayap bisnis ke kota-kota di luar Jakarta dan daerah-

daerah di luar Pulau Jawa terutama untuk pasar sepeda motor dan

truk-truk dengan memanfaatkan produk-produk motor buatan Cina

maupun truk-truk berat melalui program Channeling, dimana

multifinance yang menjadi agen BII diperbolehkan membiayai

kendaraan-kendaraan tersebut, mengingat permintaan akan

kendaraan-kendaraan jenis tersebut sangat besar terutama di luar

Pulau Jawa.

3. Pengembangan Produk (Product Development).

• Menciptakan produk yang menawarkan sistem kredit yang fleksibel

atau menawarkan keuntungan tambahan (added value) bagi para

konsumen, sepert kredit mobil berhadiah mobil, TV, dan lain-lain.

4.6.3 Alternatif Strategi Menggunakan Matriks Grand Strategy

Dalam analisis yang telah kami lakukan, posisi Divisi Kredit Otomotif BII

pada matriks Grand Strategy berada pada kuadran II, di mana perusahaan ini berada

di pasar yang memiliki pertumbuhan yang besar dan membutuhkan pendekatan-

pendekatan khusus ke pasar yang ada. Berikut ini merupakan posisi Divisi Kredit

Otomotif BII menurut matrik Grand Strategy :

Page 120: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

107

Gambar 4.13 Posisi Divisi Kredit Otomotif BII menurut Matrik Grand Strategy

Alternatif strategi yang disusun oleh matrik ini pada kuadran II adalah sebagai

berikut :

1. Pengembangan pasar (Market Development).

Sudah diuraikan pada penjelasan Matrik IE.

2. Penetrasi pasar (Market Penetration).

Sudah diuraikan pada penjelasan Matrik IE.

3. Pengembangan produk (Product Development).

Sudah diuraikan pada penjelasan Matrik IE.

4. Integrasi horisontal (Horizontal Integration).

• Mengakuisisi multifinance lain yang memiliki prospek yang baik dan

market share yang besar. Saat ini BII telah dalam proses untuk

mengakuisisi WOM Finance, salah satu multifinance terbesar pada

bidang pembiayaan motor. Akuisisi tetap perlu untuk memperhatikan

unsur risiko, mengingat bahwa kemungkinan besar BII akan menjadi

Page 121: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

108

kreditur tunggal bagi WOM Finance setelah akuisis tersebut , seperti

BCA dengan Central Sari Finance-nya yang berati akan menambah

revenue bagi BII. Tetapi mengingat bahwa setiap pemberian kredit

memberikan risiko, maka perlunya bagi BII untuk menerapkan

manajemen risikonya kepada WOM Finance, karena dengan posisi BII

sebagai kreditur tunggal WOM Finance, maka seluruh risiko kredit

WOM Finance akan pindah ke BII.

• Membangun Automall-Automall yang megah. Strategi ini memang

sedikit beresiko, dikarenakan untuk membangun Automall ini

membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga juga membutuhkan

bantuan dari investor strategis. Tujuan pembangunan Automall ini

adalah mengembangkan pasar dan profit. Dengan adanya Automall

ini, BII dapat mengunci pergerakan dan pasar pembiayaan mobil ke

Automall ini, dimana pembiayaan mobil bagi mobil yang dijual di

Automall ini hanya boleh melalui BII, atau melalui multifinance yang

menjadi agen BII.

5. Melepaskan (Divestiture).

• Melepaskan BII Finance dan meleburkannya ke dalam multifinance

lain seperti WOM yang sudah diakuisisi oleh BII atau meleburkannya

ke Divisi Kredit Otomotif BII. Tujuan dari meleburkan BII Finance ke

WOM adalah untuk menggunakan brand awareness dari WOM di

Page 122: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

109

pasar pembiayaan sepeda motor untuk masuk ke dalam pembiayaan

mobil.

• Melepaskan target pasar korporasi dan menyerahkan bisnis tersebut

dari Divisi Commercial Banking kepada Divisi Kredit Otomotif BII.

6. Likuidasi (Liquidation).

Tidak ada yang dilikuidasi.

4.6.4 Implementasi Strategi

Berdasarkan analisis yang kami lakukan pada studi kasus ini, kami

menyarankan beberapa strategi kepada divisi pembiayaan otomotif BII yang dapat

diterapkan dalam tiga tahun mendatang yang dapat dilihat pada rencana implementasi

strategi berikut ini :

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Channeling • Mengakuisi multifinance

yang potensial dan sehat

• Aktif melakukan riset

pasar

• Memberikan suku bunga

yang kompetitif terhadap

Multifinance yang bekerja

sama dengan BII

• Memberikan sistem

reward kepada

channeling yang

berprestasi

• Diversifikasi produk

channeling dengan

pembiayaan dengan

skema asset buy

• Melakukan

kerjasama dengan

perusahaan

pembiayaan motor

Direct • Menyediakan dana yang

lebih besar untuk

• Menempatkan sales

representative di

• Menggunakan sistem

informasi BII yang

• Menggunakan

teknologi informasi

Page 123: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

110

melakukan promosi,

sponsorship, dan kerja

sama dengan dealer-

dealer besar untuk

penyaluran direct

dengan cara pemberian

insentif

• Meningkatkan aktivitas

pemuatan iklan

pembiayaan otomotif BII

melalui media cetak,

elektronik, ATM, dan lain-

lain

• Menambah jumlah

tenaga sales

• Menciptakan paket-paket

layanan kredit dengan

harga murah/spesial atau

program-program kredit

baru yang menarik

sehingga pelanggan

mempunyai alternatif

sistem kredit yang

dianggap sesuai

• Menyederhanakan

sistem pemrosesan

dokumen dan

mengurangi birokrasi-

birokrasi yang tidak perlu

beberapa dealer

besar yang potensial

• Menggunakan

Business Intelligent &

Sistem Informasi

dalam melakukan

analisis data

customer atau

menggunakan piranti

lunak Credit Scoring

yang komprehensif

• Memfokuskan

pemasaran mobil

baru, sedang untuk

mobil bekas dialihkan

ke BII Finance agar

lebih fokus untuk

skema direct

• Memberikan

penawaran dengan

harga murah bila tren

penjualan otomotif

sedang menurun

• Mendirikan Car Loan

Center di setiap

region BII untuk

menangkap peluang

pasar dengan cepat

terintegrasi untuk

menggali potensi

nasabah BII dan

memberikan

penawaran produk

dan layanan

pembiayaan otomotif

• Menyediakan

layanan kredit mobil

melalui internet

• Bekerja sama

dengan unit penyedia

layanan kartu kredit

atau kredit rumah

untuk cross selling

untuk melayani

pelanggan dengan

sistem Customer

Relationship

Management (CRM)

dan Call Center

untuk informasi

pelanggan bagi

layanan kredit mobil

• Mencari perusahaan

penyedia jasa travel,

rental dan

pengangkutan dan

umum untuk menjadi

pelanggan BII

ditingkat korporasi

Tabel 4.14 Rencana implementasi strategi

Strategi diatas diterapkan berdasarkan pembobotan dari matrik TOWS dan

memperhatikan faktor kegentingan, dimana strategi yang lebih penting akan

dilakukan lebih dahulu diawal. Dilihat dari strategi diatas fokus BII pada tahun-tahun

pertama adalah dengan meningkatkan portfolio pembiayaan direct, terutama pada

Page 124: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

111

pembenahan kualitas layanan, sistem informasi, strategi penjualan, dan peningkatan

brand awareness. Sedang untuk pembiayaan channeling, lebih ke arah diversifikasi

produk dan pemberian reward kepada multifinance yang telah berhasil menyalurkan

kredit BII dengan jumlah yang besar dan signifikan.

4.6.5 Strategi Meningkatkan Brand Awareness

Berdasarkan analisa kami, bahwa untuk meningkatkan Brand Awareness dari

BII adalah dengan mana pendekatan-pendekatan pasar harus lebih ditingkatkan

dengan memperbanyak pemuatan iklan dan melakukan promosi-promosi untuk

meningkatkan brand awareness BII dengan strategi komunikasi kepada customer

dengan membawa Visi BII yaitu menjadi “Bank Komersial Indonesia terbaik yang

dikenal akan standar kualitas dunia untuk servis, produk, dan inovasi” dengan

positioning sebagai “True Local Bank, World Class Standard”, mengingat persaingan

yang ketat dan lemahnya usaha pemasaran produk. Langkah-langkah yang dapat

dilakukan yaitu :

• Meningkatkan aktivitas pemuatan iklan pembiayaan otomotif BII melalui

media cetak, elektronik, ATM, dan lain-lain

• Menyediakan dana yang lebih besar untuk melakukan promosi, sponsorship,

dan kerja sama dengan dealer-dealer besar untuk penyaluran direct dengan

cara pemberian insentif

Page 125: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

112

• Menggunakan teknologi informasi untuk melayani pelanggan dengan sistem

Customer Relationship Management (CRM) dan Call Center untuk informasi

pelanggan bagi layanan kredit mobil

4.6.6 Strategi Keuangan

Dalam menerapkan strategi keuangan, terlebih dahulu penulis mengumpulkan

informasi-informasi yang diperlukan dalam analisis keuangan divisi pembiayaan

otomotif BII. Informasi tersebut kami gali berdasarkan informasi yang didapat dari

divisi ini dan dari organisasi otomotif yang terkait seperti GAIKINDO dan AISI.

4.6.6.1 Realisasi dan Proyeksi Penjualan Kendaraan Bermotor

Proyeksi penjualan dari kendaraan bermotor merupakan langkah awal dari

analisis keuangan di mana dari proyeksi penjualan kendaraan bermotor ini dapat

dikalkulasikan keuntungan yang di dapatkan dari bisnis pembiayaannya. Kami

memproyeksikan persentase penjualan dari tahun ke tahun berdasarkan perkiraan

yang sudah ada juga berdasarkan estimasi yang didasarkan dari beberapa asumsi dan

realisasi penjualan kendaraan bermotor pada 2 tahun terakhir. Tabel di bawah ini

merupakan proyeksi penjualan otomotif secara nasional :

Estimasi Penjualan Otomotif (unit) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Mobil Baru unit 357,000 420,000 495,600 569,940 655,431 753,746

% Pertumbuhan % 18% 18% 15% 15% 15%

Mobil Bekas unit 488,053 402,169 329,779 280,312 238,265 202,525

% Pertumbuhan % -18% -18% -15% -15% -15%

Sepeda Motor unit 2,823,702 4,000,000 5,000,000 6,500,000 8,450,000 10,985,000

% Pertumbuhan % 42% 25% 30% 30% 30%

Tabel 4.15 Realisasi dan Estimasi Penjualan Otomotif dalam Unit

Page 126: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

113

Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan pasar otomotif dari tahun 2003 ke

2004 berkembang sangat pesat, di mana perkembangannya bisa mencapai 18% untuk

pasar mobil baru dan 42% atau hampir separuh untuk pasar motor. Tidak ada data

yang pasti tentang mobil bekas karena tidak ada yang mencatat seberapa besar

penjualan mobil bekas, tetapi kami perkirakan kenaikan persentase penjualan mobil

baru akan diikuti persentase penurunan penjualan mobil bekas. Hal ini terjadi karena

orang yang biasanya membeli mobil bekas akan beralih untuk membeli mobil baru

bila diluncurkan produk mobil baru dengan harga murah. Perkiraan untuk penjualan

kendaraan bermotor tahun 2005 ini kami ambil dari data Gaikindo dan AISI. Sedang

kami memprediksikan penurunan angka pertumbuhan otomotif nasional di tahun-

tahun mendatang dengan asumsi sebagai berikut :

1. Rencana pemerintah menaikkan suku bunga SBI pada tahun 2005

2. Kenaikan harga BBM, dimana faktor ini dapat menyebabkan penurunan

penjualan mobil. Tetapi hal ini akan menyebabkan pertumbuhan penjualan

motor karena harga BBM yang naik akan menyebabkan orang beralih dari

penggunaan mobil ke penggunaan motor khususnya untuk masyarakat

menengah disamping juga efisiensi waktu.

3. Perkembangan dan perbaikan sistem transportasi dalam kota seperti proyek

busway dan monorail.

4. Perkembangan dan perbaikan sistem antar kota seperti jalur laut, udara dan

kereta api

5. Kemacetan lalu-lintas yang semakin buruk

Page 127: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

114

Prediksi di atas bisa saja berubah, atau malah angka pertumbuhan di atas semakin

membaik dari tahun sebelumnya jika :

1. Para perusahaan manufaktur otomotif terus melakukan inovasi dan

meluncurkan produk-produk baru dengan harga bersaing

2. Harga mobil yang cenderung menurun karena dikeluarkannya produk baru

3. Perbaikan transportasi antar kota yang bisa dilalui mobil atau sepeda motor

seperti jalan lintas kota dan pedesaan, jalan tol, dan lain-lain

Dari estimasi penjualan unit otomotif di atas kemudian kami melakukan estimasi

berikutnya yaitu estimasi pembiayaan otomotif dengan cara kredit. Kami

memprediksikan 75% untuk mobil baru, 50% untuk mobil bekas, dan 75% untuk

sepeda motor dibeli dengan cara kredit melalui perusahaan pembiayaan kendaraan

bermotor. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan estimasi tersebut :

Estimasi Pembiayaan Otomotif (unit) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Mobil Baru 75% 267.750 315.000 371.700 427.455 491.573 565.309

Mobil Bekas 50% 244.027 201.085 164.889 140.156 119.133 101.263

Sepeda Motor 75% 2.117.777 3.000.000 3.750.000 4.875.000 6.337.500 8.238.750

Tabel 4.16 Realisasi dan Estimasi Pembiayaan Otomotif dalam Unit

Dari estimasi pembiayaan di atas kami melakukan konversi dari pembiayaan

otomotif dalam ukuran unit ke dalam ukuran keuangan, di mana kami

mengasumsikan harga rata-rata harga dari masing-masing jenis kendaraan bermotor

tersebut. Kami memberikan asumsi bahwa rata-rata harga mobil baru adalah 125 juta

rupiah, mobil bekas 70 juta rupiah, dan sepeda motor 10 juta rupiah per unit. Nilai-

nilai konversi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 128: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

115

Estimasi Pembiayaan Otomotif (jt rupiah) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Mobil Baru 125 33.468.750 39.375.000 46.462.500 53.431.875 61.446.656 70.663.655

Mobil Bekas 70 17.081.855 14.075.915 11.542.250 9.810.913 8.339.276 7.088.384

Total Mobil 50.550.605 53.450.915 58.004.750 63.242.788 69.785.932 77.752.039

Sepeda Motor 10 21.177.765 30.000.000 37.500.000 48.750.000 63.375.000 82.387.500

Total Mobil + Sepeda Motor 71.728.370 83.450.915 95.504.750 111.992.788 133.160.932 160.139.539

Tabel 4.17 Realisasi dan Estimasi Pembiayaan Otomotif dalam Jutaan

4.6.6.2 Realisasi dan Proyeksi Keuangan

Kami melakukan estimasi perhitungan target market share dari divisi kredit

otomotif BII sampai dengan tahun 2008. Informasi target market share di bawah ini

kami peroleh dari pihak BII :

Estimasi Market Share BII (milyar rupiah) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Mobil % 2.22% 2.49% 2.75% 2.90% 3.02% 3.12%

Portfolio pembiayaan mobil 1121 1,330 1,596 1,835 2,111 2,427

% Pertumbuhan portfolio 19% 20% 15% 15% 15%

Sepeda Motor % 0.52% 1.83% 2.27% 3.06% 2.94% 2.72%

Portfolio pembiayaan motor 111 550 853 1,492 1,865 2,238

% Pertumbuhan portfolio 395% 55% 75% 25% 20%

Total Portfolio 1,232 1,880 2,449 3,327 3,976 4,665

% Pertumbuhan portfolio 53% 30% 36% 19% 17%

Total Market Share 2.74% 4.32% 5.02% 5.96% 5.97% 5.84%

Tabel 4.18 Realisasi dan Estimasi Market Share BII Dalam melakukan proyeksi keuangan dari divisi ini kami mengikuti bisnis

model yang sudah diaplikasikan oleh BII untuk menghitung persentase Return on

Equity (ROE) untuk melihat seberapa besar return yang didapat . Asumsi yang

diterapkan adalah besar dari revenue(total pendapatan bunga) adalah 5% dari total

portfolio pembiayaan otomotif (Sales) yang merupakan besar interest spread margin

dari pembiayaan yang dilakukan BII, sedang expense kami perkirakan akan naik 40%

Page 129: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

116

dari tahun sebelumnya meliputi gaji pegawai, biaya telepon, listrik dll. Expense naik

sehubungan dengan penambahan gaji pegawai, penambahan tenaga marketing untuk

direct sales, penambahan biaya telepon seiring dengan peningkatan intensitas

marketing, dll. Sedang 8% dari total portfolio untuk nilai allocated equity. Hal ini

sehubungan dengan rasio kecukupan modal minimal yang harus dimiliki bank sebesar

8%.

Deskripsi (milyar rupiah) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Sales 1,232 1,880 2,449 3,327 3,976 4,665

Revenue (5% dari sales) 62 94 122 166 199 233

% Pertumbuhan Revenue 53% 30% 36% 19% 17%

Expense (40% dari tahun sebelumnya) 1.8 2.5 3.5 4.9 6.9 9.6

Profit Centre Earning 60 92 119 161 192 224

% Pertumbuhan Profit 53% 30% 36% 19% 17%

Revenue per Expense Ratio 34 38 35 34 29 24

Allocated Equity (8% dari sales) 99 150 196 266 318 373

ROE 60.67% 60.84% 60.71% 60.66% 60.34% 59.93%

Tabel 4.19 Realisasi dan Proyeksi Keuangan Divisi Kredit Otomotif BII

Sedang untuk proyeksi arus kas untuk melihat pertumbuhan kas dari Divisi Kredit

Otomotif sebagai akibat dari pertumbuhan bisnis pembiayaan otomotif, kami

membuatnya sbb:

Projection Deskripsi (Dalam Milyar Rupiah) 2005 2006 2007 2008

Saldo awal - 89 211 355

Arus Kas Masuk

Penyetoran Modal (Dana untuk penyaluran Kredit) 2,300 3,125 3,734 4,382

Cicilan Pembayaran Pokok 1,239 1,684 2,012 2,361

Cicilan Pembayaran Bunga 161 219 262 307

Pendapatan Provisi 6 8 9 11

Pendapatan Administrasi 2.5 3.6 3.9 4.6

Total Arus Kas Masuk 3,708 5,129 6,231 7,420

Page 130: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

117

Arus Kas Keluar Pembiayaan konsumen 2,300 3,125 3,734 4,382

Insentif untuk Dealer 3.9 5.5 6.0 7.1

Biaya Operasional 3.5 4.9 6.9 9.6

Biaya Bunga 73 99 118 138

Penyetoran Angsuran Pokok ke Pusat 1,239 1,684 2,012 2,361

Total Arus Kas Keluar 3,619 4,918 5,877 6,898

Saldo Kas Akhir 89 211 355 522 % Pertumbuhan N/A 136% 68% 47%Pertumbuhan Kas (Milyar Rupiah) 89 122 144 167

Tabel 4.20 Proyeksi Arus Kas Divisi Kredit Otomotif BII

Kami membuat proyeksi arus kas dari Divisi Kredit Otomotif BII sebagai berikut :

1. Saldo kas awal di tahun proyeksi adalah nihil, mengingat tidak ada catatan

historical mengenai saldo kas akhir Divisi Kredit Otomotif BII di tahun 2004.

2. Kenaikan pertumbuhan penyetoran dana (pencairan kredit) mengikuti

pertumbuhan portfolio pembiayaan pertahunnya.

3. Rata-rata bunga diberikan kepada customer atau ke agent (channeling)

diasumsikan sebesar 13% p.a.

4. Pendapatan provisi sebesar 0,25% dari pencairan kredit

5. Pendapatan administrasi didapat dari agen channeling sebesar Rp. 20 juta

dengan asumsi pertambahan 5 agen baru pertahun. Sedang dari customer

direct didapat sebesar Rp. 300.000 per customer. Diproyeksikan ada 6000

customer direct pada tahun 2005, dan jumlah ini naik 50% per tahun

berdasarkan pertumbuhan portfolio pembiayaan otomotif pertahun..

Page 131: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

118

6. Pembiayaan konsumen sebesar dana kredit yang disalurkan baik untuk

channeling maupun direct. Sedang biaya insentif untuk dealer sebesar Rp.

500.000 per customer.

7. Biaya operasional diambil dari bisnis model, sedang biaya bunga yang harus

dibayar ke deposan (Cost of fund) sebesar 5.86%)

8. Sedang angsuran atau cicilan pokok yang dibayar customer dan agen

channeling akan disetorkan ke Kantor Pusat.

4.6.6.3 Dampak Penerapan Strategi

Target yang diharapkan jika strategi yang tertera dalam matrik TOWS

diterapkan dapat digambarkan dalam tabel market share BII berikut ini :

Estimasi Market Share BII (milyar rupiah) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Mobil % 2,22% 2,49% 2,98% 3,28% 3,57% 3,84%

Portfolio pembiayaan mobil 1.121 1.330 1.729 2.075 2.490 2.988

% Pertumbuhan portfolio 19% 30% 20% 20% 20%

Sepeda Motor % 0,52% 1,83% 2,93% 4,51% 6,07% 8,18%

Portfolio pembiayaan motor 111 550 1.100 2.200 3.850 6.738

% Pertumbuhan portfolio 395% 100% 100% 75% 75%

Total Portfolio 1.232 1.880 2.829 4.275 6.340 9.725

% Pertumbuhan portfolio 53% 50% 51% 48% 53%

Total Market Share 2,74% 4,32% 5,91% 7,79% 9,64% 12,02%

Tabel 4.21 Realisasi dan Estimasi Dampak Strategi terhadap Market Share BII

Dari Tabel diatas, terlihat bahwa dengan penerapan strategi-strategi dalam matrik

TOWS, diproyeksikan pertumbuhan portfolio pembiayaan mobil yang stabil diangka

20%-30%, dengan peningkatan market share BII di bisnis pembiayaan mobil menjadi

sekitar 3-4%. Sedang portolio pembiayaan motor akan tumbuh sekitar 75%-100%,

Page 132: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

119

berkaitan dengan akuisisi yang dilakukan BII terhadap WOM Finance, dimana secara

bertahap BII akan menjadi kreditur utama bahkan tunggal dari seluruh pembiayaan

yang dilakukan WOM Finance, sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan market

share BII di bisnis pembiayaan motor menjadi sekitar 3-8%. Jadi diproyeksikan

secara total dengan penerapan strategi-strategi dalam matrik TOWS bahwa

pertumbuhan portfolio pembiayaan kendaraan bermotor akan tumbuh sekitar 50%,

dengan peningkatan market share BII di bisnis pembiayaan pembiayaan kendaraan

bermotor menjadi sekitar 6-12%.

Sedang target yang diharapkan jika strategi yang tertera dalam matrik TOWS

diterapkan juga berpengaruh pada proyeksi rugi laba Divisi Kredit Otomotif BII yang

ada di bawah ini :

Deskripsi (milyar rupiah) 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Sales 1.232 1.880 2.829 4.275 6.340 9.725

Revenue (5% dari sales) 62 94 141 214 317 486

% Pertumbuhan Revenue 53% 50% 51% 48% 53% 53%

Expense (40% dari tahun sebelumnya) 1,8 2,5 3,5 4,9 6,9 9,6

Profit Centre Earning 60 92 138 209 310 477

% Pertumbuhan Profit 53% 51% 51% 49% 54%

Revenue per Expense Ratio 34 38 40 44 46 51

Allocated Equity (8% dari sales) 99 150 226 342 507 778

ROE 60,67% 60,84% 60,95% 61,07% 61,15% 61,27%

Tabel 4.22 Realisasi dan Dampak Strategi terhadap Proyeksi Rugi Laba Divisi Kredit Otomotif BII

Dari Tabel diatas, terlihat bahwa dengan penerapan strategi-strategi dalam

matrik TOWS, diproyeksikan pertumbuhan revenue dan profit yang stabil sekitar

50% setiap tahunnya, dengan expense yang naik sekitar 40% setiap tahunnya meliputi

gaji pegawai, biaya telepon, listrik dll. Expense naik sehubungan dengan penambahan

Page 133: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

120

gaji pegawai, penambahan tenaga marketing untuk direct sales, penambahan biaya

telepon seiring dengan peningkatan intensitas marketing, dll. Strategi yang diterapkan

ini akan berdampak juga pada efisiensi dilihat dari ratio Revenue per Expense yang

naik setiap tahunnya. Nilai ROE(Return on Equity) atau laba yang dihasilkan

terhadap modal juga bertambah setiap tahunnya seiring dengan penerapan strategi

yang diharapkan.

Terakhir target yang diharapkan jika strategi yang tertera dalam matrik TOWS

diterapkan berpengaruh pada proyeksi arus kas Divisi Kredit Otomotif BII yang ada

di bawah ini :

Projection Deskripsi (Dalam Milyar Rupiah) 2005 2006 2007 2008

Saldo awal - 89 224 425

Arus Kas Masuk

Penyetoran Modal (Dana untuk penyaluran Kredit) 2,300 3,475 5,154 7,907

Cicilan Pembayaran Pokok 1,239 1,872 2,776 4,259

Cicilan Pembayaran Bunga 161 243 361 554

Pendapatan Provisi 6 9 13 20

Pendapatan Administrasi 2.9 4.3 6.3 9.7

Total Arus Kas Masuk 3,709 5,693 8,535 13,174

Arus Kas Keluar Pembiayaan konsumen 2,300 3,475 5,154 7,907

Insentif untuk Dealer 4.5 6.8 10.0 15.5

Biaya Operasional 3.5 4.9 6.9 9.6

Biaya Bunga 73 110 163 250

Penyetoran Angsuran Pokok ke Pusat 1,239 1,872 2,776 4,259

Total Arus Kas Keluar 3,620 5,469 8,110 12,440

Saldo Kas Akhir 89 224 425 733 % Pertumbuhan N/A 151% 89% 73%Pertumbuhan Kas (Milyar Rupiah) 89 135 201 308

Tabel 4.23 Dampak Strategi terhadap Proyeksi Arus Kas Divisi Kredit Otomotif BII

Page 134: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

121

Dari Tabel diatas, terlihat bahwa dengan penerapan strategi-strategi dalam

matrik TOWS, diproyeksikan pertumbuhan kas setiap tahunnya dimana pertumbuhan

kas dalam nilai uang mengalami kenaikan setiap tahunnya. Perlu dicatat bahwa

pertumbuhan nilai biaya administrasi dan insentif untuk dealer didapat dari bisnis

direct dimana semakin banyak customer tunggal yang didapat BII seiring dengan

pertumbuhan penyaluran kredit direct, maka akan makin besar pula biaya

administrasi yang didapat dan biaya yang diberikan kepada dealer sebagai insentif

untuk customer yang diberikan oleh mereka kepada BII, mengingat pos ini dihitung

per jumlah debitur. Secara umum Pertumbuhan kas ini mencerminkan berapa cash

profit yang bisa disumbangkan Divisi Kredit Otomotif BII dari bisnis yang dijalani

dengan penerapan strategi yang tepat. Sehingga dilihat dari sisi strategi keuangan

maka penerapan strategi melalui GFP ini akan mampu membuat BII dapat

meningkatkan market share lebih dari yang diprediksi sebelumnya sbb:

Market Share BII Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

Sebelum penerapan Strategi 5.02% 5.96% 5.97% 5.84%

Setelah penerapan Strategi 5,91% 7,79% 9,64% 12,02%

Tabel 4.24 Perbandingan Proyeksi Market Share BII sebelum dan sesudah penerapan strategi.

Page 135: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

122

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penulisan tesis ini adalah:

1. Dengan teknik manajemen strategik, faktor2 eksternal dan internal yang kritis

bagi perusahaan untuk dapat dirumuskan dalam kaitannya dengan bisnis

pembiayaan otomotif, yaitu sebagai berikut :

• Nilai suku bunga SBI

• Tingkat pendapatan masyarakat

• Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah

• Harga bahan bakar dan minyak (BBM)

• Lama dan mudahnya pemrosesan aplikasi kredit

• Brand awareness dan jumlah tenaga marketing (Sales Force)

• Kerja sama dengan dealer

• Partnership dengan multifinance

2. Ditinjau secara umum dari matrik TOWS, divisi kredit otomotif BII

merupakan unit bisnis yang memiliki modal yang besar tetapi memiliki

market share yang kurang besar, dimana bisnis yang dijalani berada di pasar

yang memiliki pertumbuhan yang besar dan membutuhkan pendekatan-

pendekatan khusus ke pasar yang ada. Penyebabnya adalah tingkat persaingan

yang semakin tinggi di bisnis ini, lemahnya usaha pemasaran produk,

Page 136: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

123

kurangnya sales force dan pelayanan yang lamban dalam pemrosesan aplikasi

permohonan kredit.

3. Jika dilihat pada matriks grand strategy, maka kondisi bisnis dari divisi kredit

otomotif ini berada di kuadran II, di mana perusahaan ini berada di pasar yang

memiliki pertumbuhan yang besar dan membutuhkan pendekatan-pendekatan

khusus ke pasar yang ada. Melalui penerapan strategi yang tepat, perusahaan

dapat mengetahui dampak dari penerapan strategi terhadap proyeksi keuangan

dan estimasi marketshare di masa yang akan datang.

4. Manajemen stratejik dapat membantu pihak manajemen dalam memfokuskan

pada formulasi permasalahan internal dan eksternal dan mencari alternatif

solusi pemecahan masalah dengan merumuskan strategi secara lebih

terstruktur.

5. Berdasarkan analisa kami strategi yang dapat dilakukan oleh BII untuk

meningkatkan Market Share adalah fokus untuk menguatkan strategi

penjualan di direct dengan tetap melakukan inovasi strategi maupun

diversifikasi produk untuk channeling. Sedang untuk meningkatkan Brand

Awareness adalah dengan mana pendekatan-pendekatan pasar harus lebih

ditingkatkan dengan memperbanyak pemuatan iklan dan melakukan promosi-

promosi untuk meningkatkan brand awareness BII dengan strategi

komunikasi kepada customer dengan membawa Visi BII yaitu menjadi “Bank

Komersial Indonesia terbaik yang dikenal akan standar kualitas dunia untuk

servis, produk, dan inovasi” dengan positioning sebagai “True Local Bank,

World Class Standard”, mengingat persaingan yang ketat dan lemahnya usaha

Page 137: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

124

pemasaran produk. Disamping itu melakukan merger unit bisnis atau

mengakuisisi multifinance lain yang mempunyai prospek baik bisa menjadi

alternatif strategi yang diperhitungkan.

Kami merekomendasikan strategi-strategi diatas untuk dilaksanakan oleh pihak BII,

karena kami yakin bahwa strategi yang dilakukan akan lebih optimal dibanding bank-

bank kompetitor lainnya, karena BII melakukan penetrasi pasar dengan dua jenis

penyaluran yaitu channeling dan direct yang akan menghasilkan suatu sinergi yang

positif bagi BII, dimana saat ini kebanyakan bank-bank lainnya hanya memfokuskan

diri pada satu jenis penyaluran saja atau hanya melakukan akuisisi terhadap satu

multifinance saja. Saat ini yang perlu dilakukan oleh BII adalah fokus untuk

menguatkan strategi penjualan di direct dengan tetap melakukan inovasi strategi

maupun diversifikasi produk untuk channeling.

5.2 Saran

Adapun saran-saran penulis bagi perusahaan ini adalah:

1. Dalam menentukan strategi yang akan diambil, visi dan misi bisnis

perusahaan mesti menjadi pedoman agar pengembangan strategi terarah.

2. Perusahaan dalam hal ini Divisi Kredit Otomotif BII harus melakukan

improvement dari struktur laporan finansial internal dan business model yang

ada, dari sederhana menjadi lebih detail sehingga bisa mengakomodasi dan

mengukur dampak penerapan strategi secara lebih detail.

Page 138: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

125

3. Melakukan evaluasi mendalam terutama dari segi biaya dan manfaat sebelum

mengimplementasikan suatu strategi dan sebaiknya perkiraan biaya dan

manfaat tersebut dibuat tertulis untuk memudahkan evaluasi dan koreksi.

4. Perusahaan harus membenahi sistem pelayanan yang ada untuk bisnis direct

mengingat proses permohonan aplikasi kredit masih dirasakan lama dan

memiliki birokrasi yang sulit, dan juga diversifikasi strategi penjualan dan

promosi juga pembenahan sistem informasi. Sedang untuk bisnis channeling

lebih ke arah memperbanyak dan meningkatkan relationship dengan

mutifinance-multifinance besar dan diversifikasi produk channeling.

5. Membuat sistem dan prosedur dari setiap strategi yang ingin diterapkan.

Page 139: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

126

DAFTAR ACUAN

David, F. R. 2003, Strategic Management : Concepts & Cases – Ninth Edition,

Pearson Education Inc., New Jersey.

Pakpahan, M dan Manurung, A. H. 2004, “Prospek Bisnis Pembiayaan Konsumen”,

Koran Bisnis Indonesia, Edisi 12 Oktober, p B11.

Porter , M. E. 1980, Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Industries and

Competitors, The Free Press, New York.

2003, “BII Annual Report”, Bank Internasional Indonesia.

2003, “Peta Distribusi Otomotif di Indonesia”

2003, “Prospek Pemasaran Otomotif di Indonesia”, PT. Bisinfocus Data Pratama.

2004, “Menuju Konsolidasi Perusahaan Multifinance”, Majalah Investor, Edisi 109,

p 16-29.

2005, “Tren Pasar Otomotif 2005”, Majalah Investor, Edisi 05, p 12-23.

Page 140: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

127

DAFTAR PUSTAKA

Barney, J. B. 2002, Gaining and Sustaining Competitive Advantages – Second

Edition, Prentice Hall, New Jersey.

Hamel, G dan Prahalad, C. K. 1994, Competing for the Future, Harvard Business

School Press, United State of America.

Hill, C. W. L. dan Jones, G. R. 2004, Strategic Management: An Integrated

Approach – Sixth Edition, United State of America.

Johnson, G dan Scholes, K 2002, Exploring Corporate Strategy (6th Edition),

Prentice Hall, United State of America.

Mintzberg, H dan Quinn, J. B. 1991, The Strategy Process : Concepts, Contexts,

Cases – Second Edition, Prentice-Hall, United State of America.

Pearce II, J. A dan Robinson Jr., R. B. 2000, Strategic Management : Formulation,

Implementation, and Control – Seventh Edition, McGraw-Hill, Singapore.

Rose, P. S. 2002, Commercial Bank Management – Fifth Edition, McGraw-

Hill/Irwin, New York

Page 141: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

128

Thompson, A. A. Strickland 2003, Strategic Management : Concepts and Cases -

Thirteenth Edition, McGraw-Hill/Irwin, United State of America.

Wheelen, T. L. dan Hunger, J. D. 2002, Strategic Management and Business Policy –

Eighth Edition, Pearson Education Inc., New Jersey.

Page 142: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

RIWAYAT HIDUP

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Telepon :

Rezano

Jakarta, 6 Desember 1977

Laki-Laki

Islam

Pondok Labu Garden Kav. 28, Jl. Pangkalan Jati I

no. 12A, Limo, Depok

7511538 / 0815-8742747

Riwayat Pendidikan

SD Gunung 06, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ............. 1984-1990

SMP 29, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ........................ 1990-1993

SMA 82, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan........................ 1993-1996

Teknik Elektro, Universitas Indonesia............................... 1996-2002

Pengalaman Kerja

PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk............................. 2003-Sekarang

Page 143: Strategi Bisnis PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk ...thesis.binus.ac.id/doc/Cover/Tesis Hardcover.pdf · Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga

RIWAYAT HIDUP

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin :

Agama :

Alamat :

Telepon :

Budiyanto

Bandar Lampung/ 22 Januari 1974

Laki-Laki

Katolik

Komplek Perumahan Merpati Nusantara Airlines

Blok N no 6 Kel. Pegadungan,

Jakarta Barat 11380

(021)5401592/0856-1011127

Riwayat Pendidikan

SD Tri Bhakti, Telukbetung, Bandar Lampung ................. 1981 – 1986

SMP Negri I Telukbetung, Bandar Lampung .................... 1986 – 1989

SMA Negri III Tanjungkarang, Bandar Lampung............. 1989 – 1992

Manajemen Informatika, STMIK Bina Nusantara............. 1992 – 1996

Pengalaman Kerja Bina Nusantara .................................................................. 1993 – 2000

Imawi Benjaya (Tupperware Indonesia)............................ 2000

PT Niarta Jasanet .............................................................. 2000 – 2001

Magnus Management Consultant Indonesia ..................... 2001 – 2003

Asaba Computer Centre .................................................... 2004 – sekarang