strategi belajar mengajar - sri anitah

115
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat dipentingkan dan pemerintah telah merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah ialah pendidikan karakter karena saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidik dan peserta pendidik. Pendidikan karakter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang mampu memajukan tanah air tercinta ini. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional telah disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangsa potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagai guru sekolah dasar, sangat diharapkan untuk memahami makna dari Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan pertama bagi peletak dasar kecerdasarn peserta didik. Maka sangat penting bagi guru untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan yang tidak kalah penting yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa dan bagaimana strategi belajar mengajar disekolah dasar? 2. Bagaimana pembelajaran di sekolah dasar? 3. Apa saja model-model belajar dan rupun model belajar di sekolah dasar? 4. Bagaimana prosedur pembelajaran disekolah dasar? 5. Bagaimana pemilihan metode mengajar disekolah dasar? 6. Media pembelajaran apa yang digunakan disekolah dasar? 1

Upload: hariyatunnisa-ahmad

Post on 08-Jul-2015

1.295 views

Category:

Education


51 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, dunia pendidikan sangat dipentingkan dan pemerintah telah

merencanakan beberapa program untuk pendidikan di Indonesia. Program pemerintah

ialah pendidikan karakter karena saat ini karakter bangsa mulai memudar sehingga hal

tersebut menjadi pusat perhatian bagi lembaga pendidikan, ahli pendidik dan peserta

pendidik.

Pendidikan karakter dirancang untuk mencetak generasi penerus bangsa yang

mampu memajukan tanah air tercinta ini. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional telah disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangsa potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagai guru sekolah dasar, sangat diharapkan untuk memahami makna dari

Pendidikan Nasional karena dalam sekolah dasar merupakan jenjang utama dan

pertama bagi peletak dasar kecerdasarn peserta didik. Maka sangat penting bagi guru

untuk memahami setiap unsur belajar dan pembelajaran, strategi pembelajaran dan

yang tidak kalah penting yaitu guru juga harus memahami kejiwaan peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diurai diatas, maka didapat rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa dan bagaimana strategi belajar mengajar disekolah dasar?

2. Bagaimana pembelajaran di sekolah dasar?

3. Apa saja model-model belajar dan rupun model belajar di sekolah dasar?

4. Bagaimana prosedur pembelajaran disekolah dasar?

5. Bagaimana pemilihan metode mengajar disekolah dasar?

6. Media pembelajaran apa yang digunakan disekolah dasar?1

Page 2: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

7. Apa saja keterampilan dasar mengajar yang diperlukan disekolah dasar?

8. Bagaimana kegiatan remedial dan pengayaan yang diterapkan disekolah dasar?

9. Hal apa yang diperlukan dalam mengelola kelas disekolah dasar?

10. Bagaimana cara untuk mendisiplinkan kelas disekolah dasar?

11. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang efektif disekolah dasar?

C. Tujuan

Berdasar dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini

yaitu :

1. Memahami hakikat belajar dan mengajar disekolah dasar

2. Memahami hakikat strategi pembelajaran disekolah dasar

3. Memahami prosedur dan metode pengajaran disekolah dasar

4. Mengetahui macam-macam media pembelajaran yang digunakan disekolah

dasar

5. Memahami keterampilan dasar mengajar disekolah dasar

6. Mengetahui kegiatan pembelajaran disekolah dasar

7. Mengetahui cara untuk mengelola dan mendisiplinkan kelas disekolah dasar

8. Memahami perencanaan pembelajaran disekolah dasar

B A B II

P E M B A H A S A N2

Page 3: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

MODUL 1

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

A. Hakikat Strategi Pembelajaran

Tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk

mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi tersebut telah

dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah

bagaimana memilih dan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran

yang digunakan harus menggunakan aktivitas belajar yang baik, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

B. Kegiatan Belajar

1. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Mengajar pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong

dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar

guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, didalam proses

pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya

siswa belajar.

a. Konsep Belajar dan Pembelajaran

Menurut Gagne, belajar ialah suatu proses di mana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut, terdapat tiga

ciri utama belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan pengalaman.

(1) Proses

Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan

merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif.

Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,

akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar

itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang

dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat

adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

3

Page 4: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(2) Perubahan Perilaku

Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik

yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap).

Menurut para ahli psikologi tidak semua perubahan perilaku dapat

digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar

ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan

lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. Perubahan

perilaku sebagai hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga ranah (kawasan),

yaitu pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan penguasaan

nilai-nilai atau sikap (afektif).

(3) Pengalaman

Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam

interaksiantara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun

sosial. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu

dan menantang siswa belajar. Guru yang mengajar tanpa menggunakan alat

peraga, apalagi di kelas rendah kurang memicu siswa belajar lebih giat.

Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan tidak langsung. Belajar

melalui pengalaman langsung, siswa belajar dengan melakukan sendiri atau

mengalaminya sendiri. Akan tetapi, bila siswa mengetahuinya karena

membaca buku atau mendengarkan penjelasan guru, maka disebut belajar

melalui pengalaman tidak langsung.

b. Prinsip Belajar dan Pembelajaran

(1) Motivasi

Yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik

maupun ekstrinsik.

(2) Perhatian

Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya

dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,

guru dapat mengaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri dan atau

menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.

(3) Aktivitas

Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi

pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan

4

Page 5: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif

belajar.

(4) Balikan

Balikan di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui

benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Guru sebaiknya mampu

menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan

pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.

(5) Perbedaan Individual

Individu merupakan pribadi tersendiri yang memiliki perbedaandari yang

lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai

dengan karakteristik mereka masing-masing.

2. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran

Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, kita selalu berhubungan

dengan istilah pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Keempat istilah tersebut

sering digunakan secara rancu atau kurang pada tempatnya.

a. Pendekatan Pembelajaran

Menurut Joni, pendekatan adalah cara umum dalam memandang

permasalahan atau objek kajian. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa

pendekatan pembelajaran adalah cara memandang terhadap pembelajaran.

b. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran pada dimensi perencanan mengacu pada upaya secara

strategis dalam memilih, menetapkan, dan merumuskan komponen-komponen

pembelajaran.

c. Metode Pembelajaran

Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila kita kaitkan dengan

pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam membelajarkan

siswa. Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode sering

digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Beberapa bentuk

metode mengajar yang kita kenal adalah ceramah, diskusi, tanya jawab,

simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi (modelling),

eksperimen, pemecahan masalah, inkuiri, dan sebagainya.

d. Teknik Pembelajaran

5

Page 6: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Teknik pembelajaran merupakan wujud konkret dari penggunaan metode,

strategi, dan pendekatan pembelajaran. Dari langkah-langkah atau teknik

pembelajaran, kita dapat mengetahui metode, strategi, dan pendekatan yang

digunakan dalam suatu proses pembelajaran. Faktor-faktor yang perlu

diperhatikan dalam menentukan teknik pembelajaran diantaranya adalah

kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan sarana dan waktu, dan kesiapan

siswa.

3. Faktor-faktor Penentu dalam Pemilihan Strategi dan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran

Komponen utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih dan

menggunakan strategi pembelajaran ialah tujuan, yang dalam kurikulum 2004

dirumuskan dalam bent7uk kompetensi, sebab semua komponen tersebut

termasuk strategi pembelajaran dipilih dan difungsikan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Tujuan pembelajaran menyangkut 3 kelompok perilaku, yakni

pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

Gagne, Briggs, dan Wager (1992) mengelompokkan kemampuan-

kemampuan sebagai hasil belajar menjadi :

(1) Keterampilan Intelektual

Merupakan ketrampilan pikiran, yang jika dihubungkan dengan

pendapay Bloom termasuk ranah kognitif. Ketrampilan intelektual terbagi

atas beberapa tahapan berikut :

PEMECAHAN MASALAH

Yang digunakan untuk dapat melakukan

ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI

Yang dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menguasai

ATURAN- ATURAN DAN KONSEP- KONSEP TERDEFINISI

Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai

KONSEP- KONSEP KONKRET

6

Page 7: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Yang diperlukan sebagai prasyarat untuk menguasai

DISKRIMINASI- DISKRIMINASI

(2) Strategi Kognitif

Merupakan suatu proses control, yaitu proses internal yang digunakan

seseorang untuk memilih dan mengubah cara- cara memberikan pelajaran,

mengajar, mengingat, dan berpikir (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992).

Strategi ini sangat mempengaruhiketrampilan intelektual seseorang. Orang

yang strategi kognitifnya telah berkembang dengan baik, dalam

menghadapi masalah, akan cepat tanggap dan mampu memilih cara- cara

pemecahan dengan cepat dan tepat, lebih efisien dan efektif.

(3) Informasi Verbal

Yang termasuk informasi verbal ialah nama atau label, fakta dan

pengetahuan. Seorang anak dianggap telah menguasai informasi verbal

apabila anak tersebut telah mampu mengingat objek yang dilihat atau

didengarnya.

(4) Keterampilan Motorik

Yang dimaksud ketrampilan-ketrampilan motorik tidak hanya

mencakup kegiatan-kegiatan fisik, tetapi juga digabung dengan

ketrampilan-ketrampilan psikis. Umpamanya pada saat siswa melakukan

kegiatan olahraga, selain kegiatan fisik yang terjadi, pikiran mereka juga

jalan.

(5) Sikap

Sikap (afektif) merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau

siswa yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan yang tidak dapat

dipisahkan dari ranah kognitif dan psikomotorik. Sikap yang dimiliki

seseorang mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut terhadap suatu

objek, orang, atau peristiwa. Jujur, sopan, ramah, suka menolong orang

lain, hati-hati, rajin, kreatif, kritis, disiplin, dan sejenisnya, merupakan

sikap-sikap positif yang harus dibentuk dan dikembangkan pada diri setiap

peserta didik.

b. Bahan Pelajaran

7

Page 8: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru bagi siswa maka

guru hendaknya memulai kegiatan pembelajaran dengan menjelaskan secara

singkat atau melakukan demonstrasi yang menarik perhatian siswa.

Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah

dikenal siswa maka guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan

pengetahuannya yang berkenaan dengan materi materi yang dibahas atau

mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa.

c. Siswa

Tujuan yang harus dicapai dari proses pembelajaran ialah perubahan

perilaku siswa. Selain mempertimbangkan siswa secara individual, jumlah

siswa akan mempengaruhi pula terhadap penggunaan strategi pembelajaran.

d. Guru

Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan. Ada guru yang jika

menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian siswa dan jelas, ada juga guru

lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan

guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan

cenderung membosankan. Hal ini terjadi karena guru yang pertama memiliki

kelebihan dalam hal seni mengajar.

e. Sarana (Alat dan Sumber), Waktu dan Ruangan

Faktor fasilitas, ruang dan waktu yang perlu dipertimbangkan dalam

memilih strategi pembelajaran ialah:

(1) Jumlah dan karakteristik alat pelajaran dan alat peraga

(2) Jumlah dan karakteristik sumber pelajaran

(3) Ketersediaan ruang yang dibutuhkan

(4) Jumlah waktu yang tersedia

4. Berbagai Jenis Strategi Pembelajaran

Kita diharapkan mampu memberikan contoh penerapan berbagai jenis strategi

pembelajaran dilihat dari aspek proses pengolahan pesan, pihak pengolah pesan,

pengaturan guru, jumlah siswa, serta interaksi guru dan siswa.

a. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan

(1) Strategi Pembelajaran Deduktif

Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran diolah

dari yang umum dilanjutkan ke yang khusus, yaitu penjelasan bagian-

8

Page 9: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

bagiannya dengan menggunakan ilustrasi atau contoh. Strategi pembelajaran

deduktif antara lain dapat digunakan pada pelajaran mengenai konsep

“terdefinisi”. Strategi pembelajaran deduktif tepat digunakan apabila konsep

yang akan dibahas merupakan konsep baru bagi siswa atau waktu yang

tersedia untuk membahas suatu konsep relatif terbatas.

(2) Strategi Pembelajaran Induktif

Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atau materi pelajaran diolah

dari yang khusus menuju ke yang umum, yaitu generaliasi atau rumusan

konsep atau aturan.

b. Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak Pengolah Pesan

(1) Strategi Pembelajaran Ekspositori

Dengan strategi pembelajaran ekspositori, guru yang mencari materi

pelajaran yang akan diajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru

mengolahnya serta membuat rangkuman dan/atau mungkin membuat bagan.

Jadi, guru lebih aktif daripada siswa.

(2) Strategi Pembelajaran Heuristik

Dengan menggunakan strategi pembelajaran heuristic, yang mencari dan

mengolah pesan atau materi pelajaran ialah siswa. Disini guru berperan

sebagai fasilitator dan pembimbing kegiatan belajar. Jadi, yang lebih aktif

adalah siswa itu sendiri. Strategi pembelajaran heuristik, guru tidak berada

di depan dan menarik siswa untuk mengikutinya, tetapi siswa disuruh

berada didepan, guru mengarahkan, memberi dorongan, membantu siswa

bila mengalami kesulitan.

Keuntungan strategi pembelajaran heuristik bagi siswa adalah secara

berangsur-angsur akan terbentuk sikap positif pada diri mereka antara lain

kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka, dan mandiri.

Strategi ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu diskoveri (discovery) dan

inkuiri (inquiry). Diskoveri, siswa melakukan kegiatan dengan berpedoman

pada langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh guru. Sedangkan inkuiri,

siswa memperoleh dan menemukan sendiri pengetahuan tanpa pedoman

atau panduan dari guru.

(3) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru

9

Page 10: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran yaitu

strategi pembelajaran seorang guru dan beregu (team teaching). Strategi

pembelajaran seorang guru sudah biasa dilakukan yaitu guru mengajar

sejumlah siswa, sedangkan yang dimaksud strategi pembelajaran beregu adalah

pembelajaran yang dilaksanakan oleh dua guru atau lebih guru untuk sejumlah

siswa. Hal ini dapat terjadi apabila dua orang atau lebih guru mengajarkan satu

mata pelajaran, atau mengajarkan salah satu tema yang pembahasannya

menyangkut berbagai mata pelajaran.

Pembelajaran beregu jarang dilaksanakan di SD karena guru di SD

merupakan guru kelas, guru yang mengajarkan semua mata pelajaran di kelas,

kecuali mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan, Pendidikan Agama, dan

Kesenian.

(4) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa

Berdasarkan jumlah siswa, dikenal tiga strategi pembelajaran, yaitu strategi

pembelajaran klasikal, kelompok kecil, dan individual. Strategi pembelajaran

klasikal dan kelompok kecil sudah biasa dilakukan di SD, sedangkan strategi

pembelajaran individual masih jarang digunakan. Dengan strategi

pembelajaran individual, siswa belajar secara perseorangan sehingga siswa

dapat maju sesuai dengan kecepatan masing-masing, tidak harus menunggu

atau mengejar siswa lain seperti halnya strategi pembelajaran klasikal.

(5) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru dengan Siswa

Berdasarkan interaksi antara guru dengan siswa, ada dua strategi

pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran tatap muka dan strategi

pembelajaran melalui media. Strategi pembelajaran tatap muka akan lebih baik

dengan menggunakan alat peraga.

Guru Alat Peraga Siswa

Guru Siswa

(Pembelajaran Tatap Muka)

Strategi pembelajaran melalui media, guru tidak langsung berhadapan

dengan siswa, akan tetapi guru “mewakilkan” kepada media, contohnya

10

Page 11: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

pembelajaran komputer, kaset audio, dan lain-lain. Jadi, siswa berinteraksi

dengan media.

MODUL 2

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A. Pembelajaran Di Sekolah Dasar

1. Pengertian Belajar

Menurut definisi lama belajar adalah menambah dan mengumpulkan

pengetahuan. Pengertian ini mengutamakan penguasaan pengeahuan sebanyak-

banyaknya untuk membentuk intelektual sedangkan sikap dan ketrampilan di

abaikan. Belajar seperti ini, siswa lebih banyak menghafal bahkan hanya

mengingat-ingat semua yang dibacanya sehingga cara belaja seperti ini aspek

pemahaman kurang diperhatikan.

Pendapat modern pada abad 19 belajar adalah proses perubahan ingkah laku

yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan dukungan dari

lingkungan yang positif sehingga menimbulkan terjadinya interaksi edukatif.

Perubahan meliputi pengetahuan sikap, dan ketrampilan yang berdasarkan naluri

tetapi melalui proses pelatihan.

Pendapat lain mengemukakan belajar adalah suatu proses interaksi antara

individu dengan lingkungannya yang menyebabkan proses terjadinya mental,

intelektual , dan emosional yang akan menjadi suatu sikap, pengetahuan dan

ketrampilan yang dimilikinya.

Definisi belajar yang umum diterima saat ini adalah belajar merupakan suatu

usaha individu untuk mempperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman

inndividu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hasil dapat dilihat dari

perbandingan kemampuan sebelumnya dengan sesuadah melakukan pembelajaran,

sehingga belajar merupakan proses terarah pada pencapaian tujuan atau kompetensi

yang telah ditetapkan.

2. Hakikat Belajar

Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar terjadi adanya perubahan

tingkah laku siswa yang disebabkan oleh proses melihar, membuat, mengamati,

11

Page 12: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

menyelesaikan masalah, menyiak dan latihan. Peristiwa belajar melibatkan aspek

intelektual, sosial-emosional dan fisik sehingga pengembangan potensi, bakat dan

minat siswa dapat terajadi maksimal. Interaksi dengan lingkungan dijadikan

sebagai sumber belajar. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan pembimbing

dapat bekerja secara optimal.

Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu learning to know,

learning to do, learning to live together dan learning to be.

1. Learning to know artinya belajar untuk mengetahui. Belajar harus digambarkan

sebagai sesuatu peristiwa yang dapat merangsang rasa ingin tahu sehhingga

merasa bahwa belajar merupakan proses yang berkelanjutan.

2. Learning to do artinya belajar untuk berbuat. Adanya proses melakukan siswa

harus mengerjakan , menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan

eksperimen, penyelidikan, penemuan, ppengamatan, simulasi dan sejenisnya.

3. Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama. Target dalam

pembelajaran adalah siswa mampu untuk hidup bersama atau hidup

mengelompok sehingga harus dibekali pengalaman melakukan tanggung jawab

dalam kelompok serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain.

4. Learning to be artinya belajar untuk menjadi. Targetnya dalam belajar adalah

siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat dan

kemampuannya, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang

mandiri yang mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakan dirinya

sendiri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu

faktor dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern).

1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah

kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan,

serta kebiasan siswa. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbea-beda

yang dikelomokan berdasarkan kecpatan belajar yakni sangat cepat, sedang dan

lambat. Demikian pula pengelompokan siswa berdasarkan kemampun

penerimaanny, misalnya proses pemahamannya harus sesuai dengan cara

perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat.

12

Page 13: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

2. Faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah

lingkugan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti

riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, keluarga, program

sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran,

dan temn sekolah.

Untuk memahami faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa, guru

dapat melakukan berrbagai pendekatan diantarnya dngan wawancara, observasi,

kunjungan rumah, dokumentasi atau isin berup angket (kuesioner).

B. Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar

Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam mempelajari suatu

kejadian alam, budaya atau sosial. Proses belajar seperti itu cocok itu tepat bila

digunakan pada siswa kelas tinggi. Proses belajar sangat dipengaruhi oleh

pendekatan atau strategi belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Pelaksanaan

proses belajar harus diawali dengan rasa butuh dari siswa atau menumbuh

kembangkan rasa butuh siswa terhadap substansi materi yang dipelajarinya.

Langkah ini sangat penting agar perhatian, motivasi dan tindakan siswa selalu

mengarah materi tersebut. Kebutuhan merupakan sumber datangnya motivasi untuk

melakukan kegiatan.

a. Teori Belajar

(1) Teori Belajar disiplin mental

Karakteristik teori ini mengantut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah

daya mental seperti daya untuk mengamati, menanggapi, mengingat,

berfikir, dan sebagainya yang dapat dilatih dan disisiplinkan. Dalam

pembentukan kemampuan siswa, melatih daya-daya yang dimiliki siswa

merupakan proses yang penting dalam pembelajaran.

(2) Teori Belajar Asosiasi

Teori belajar asosiasi ini berdasarkan pada perubahan tingkah laku yang

menekankan pola perilaku baru yang diulang-ulang sehingga menjadi

aktivitas otomatis. Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-

respon yang membentuk kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.

13

Page 14: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Hukuman dan ganjaran merupakan pengutan yang dipakai. Menurut pelopor

aliran ini yaitu Edward L Thorndike bahwa ada tiga hokum yang

dikemukakannya yaitu 1) Hukum kesiapan bahwa hubungan antara stimulus

dan respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada system syaraf

individu, 2) Hukum latihan atau pengulangan bahwa hubungan stimulus

dengan respon akan terbentuk apabila serinng dilatih atau diulang-ulang, 3)

Hukum akibat bahwa hubungan stimulus dengan respoon akan terjadi

apabila adanya akibat yang menyenangkan. Bila stimulus dan respon

tersebut dinilai negatif maka akan terjadi penurunan motivasi. Karakteristik

teori ini adalah 1) menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati

dan diukur, 2) Adanya ganjaran dan hukuman sebagai cara dalam penguat

perilaku, 3) Perencanaan mengajar sangat khusus, 4) mengabaikan

kemampuan berfikir siswa. Proses belajar ini memerlukan pengkondisian

yang mendalam dari guru, diantaranya; 1) harus dipersiapkan secara

sistematis dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas dan terukur, 2) strategi

belajar dipersiapkan lebih teliti, 3) selalu diperlukan pujian dan ganjaran, 4)

selalu diawali dengan stimulus-stimulus, 5) Aspek siswa (psikologi maupun

intelektual) kurang diperhatikan. Teori ini lebih mengutamakan produk,

hasil belajar dan penguasaan sejumlah pengetahuan siswa, sementara proses

diabaikan.

(3) Teori Insight

Dalam teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa yang terjadi bila

siswa menggunakan lingkungan. Belajar selalu diarahkan untuk

mengembangkan kemampuan tingkat tinggi yaitu berfikir tinggi. Proses

belajar harus memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan

mencari informasi sendiri informasi sendiri untuk diolah menjadi prinsip

dan generalisasi.

(4) Teori belajar Gestalt.

Dalam teori in belaja lebih mengutamakan keseluruhan. Pembelajaran

diberikan dalam bentuk problematic, actual dan nyata. Pengalaman

memecahkan masalah merupakan proses berfikir tingkat tinggi. Pemahaman

yang bermutu tinggi adalah pemahaman yang sudah teruji, berisi kecakapan

menggunakan data, fakta, proses, prinsip dan generalisasi dalam berbagai

14

Page 15: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

situasi kedaan. Siswa belajar melakukan pemecahan masalah , melakukan

penyelidikan, melakukan penemuan dan kajian. Sudut pandang siswa tidak

tidak hanya dari satu sudut mata pelajaran melainkan dai seluruh bidang

studi yang terkait. Teori Gestalt enganut belajar kontruktivitas artinya

pengetahuan dibangun dan dikembangakan oeh siswa sendiri dengan

memanfaatkan unsur lingkungan secara maksimal.

b. Tipe Belajar

Tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970) ada 8 yang dapat dilakukan

oleh siswa, yakni :

(1) Signal Learning (belajar melalui isyarat). Tipe ini dapat membentuk

perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi

respon yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan bersifat

emosional.

(2) Stimulus-respon (belajar melalui respon tindak balas). Tipe ini membentuk

perilaku melalui pengondisian stimulus untuk menghasilkan tindak-nalas

(respon). Pembentukan ini diperoleh melalui latihan-latihan.

(3) Chaining Learning (belajar melalui perangkaian). Tipe yang dapat

membentuk perilaku melalui stimulus-respon yang berangkai.

(4) Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal). Tipe ini

dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal yang dapat dimulai dari

yang sederhana, misalnya; bila siswa dikaitkan dengan wujud bentuk

geometris kemudian siswa dapat menyebutkan “bujur sangkar” atau bila

siswa diperlihatkan bola kepunyaannya, maka ia akan mengatakan itu bola

saya, karena ia sudah mengenal bola itu.

(5) Discrimination learning (belajar melalui membeda-mbedakan). Dengan tipe

belajar seperrti ini siswa dapat belajar secara sintesis karena dapat

membeda-mbedakan objek

(6) Concept learning (belajar melalui konsep). Tipe ini membentuk perilaku

melalui pemahaman terhadap suatu benda, peristiwa, kategori, golongan

dan suatu kelompok. Yang dimaksud konsep itu sendiri adalah karakteristik,

atribut atau definisi suatu objek. Konsep yang konkret dapat dapat

ditunjukan bendanya sedangkan konsep yang abstrak adalah konsep

menurut definisi.

15

Page 16: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(7) Rule learning (belajar melalui aturan-aturan). Belajar melalui aturan

merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya

memahami aturan-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui

aturan berarti belajar melalui dalil-dalil, rumus-rumus, dan ketentun.

(8) Problem Solving learning (belajar melalui pemecahan masalah). Tipe ini

membentuk siswa berfikir ilmuah dan kritis yang termasuk pada belajar

yang menggunakan pemikiran atau intelektual tinggi. Siswa dapat

melakukan tipe ini apabila siswa sudah memahami dan menerapkan tipe

belajar 7 (belajar aturan).

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan

dalam belajar. Menurut Romizoswki (1982) menyebutkan skema kemampuan

yang dapat menunjukan hasil belajar yaitu, (1) ketrampilan kognitif berkaitan

dengan membuat keputusan, memecahkan masalah dan berfikir logis. (2)

Ketrampilan Psikomotor berkaitan dengan kemampuann tindakan fisik dan

kegiatan perseptual. (3) Ketrampilan reaktif berkaitan dengan sikap,

kebijaksanaan, perasaan dan self control. (4) Ketrampilan Interaktif berkaitan

dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Ada lima tipe hasil belajar yang

dicapai oleh siswa yaitu motor skills, verbal information, intellectual skills

attitudes dan cognitive strategi. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan

dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan

prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil

belajar.

2. Tahapan Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

Perkembangan siswa merupakan suatu aspek yang harus diperhatikan dalam

proses belajar yang fase-fasenya harus dipahami oleh guru sehingga tidak

mengalami hambatan psikologis yang mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

Tahap perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut :

a. Perkembangan Fisik

Perkembangan berkaitan dengan pertambahan jumlah ukuran tubuh. Siswa

sekolah dasar kemampuan motoriknya mulai lebih halus dan terarah, tetapi

berat badan siswa putra lebih ramping dari siswa putri karena masa adolsen

perempuan lebih cepat dari laki-laki.

16

Page 17: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Perkembangan Sosial

Perkembangan sekolah siswa sekolah dasar sudah ada pemisah kolompok jenis

kelamin sehingga dalam pengelompokkan siswa lebih senang berkelompok

dengan yang sejenis. Rasa kerja sama dan emati sudah mulai tumbuh dalam

usia ini walaupun konflik dan persaingan tetap masih berlangsung pada

dirinya.Pada usia ini juga muai mengenal dan mampu melakukan tugas dan

tanggung jawab dalam kelas atau kelmpok, baik sebagai ketua maupun sebagai

anggota.

c. Perkembangan Bahasa

Dilihat dari cara siswa berkomunikasi menunjukan bahwa mereka sudah

mampu menggunakan bahasa yang halus dan kompleks. Pada kelas tinggi di

sekolah dasar gaya bicaranya sudah mulai bergeser dari gaya bicara egosentris

ke gaya bicara sosial. Pada kelas rendah di sekolah dasar siswa sudah mampu

membca dan mengenaisis kata-kata serta mengalami peningkatan kemampuan

dalam tata bahasa.

d. Perkembangan Kognitif

Acuan menumbuh kembangkan kempuan kognitif dalam fase konkret

kemampuan konkret oprasional pada siswa sekolah dasar adalah terbentuknaya

hubungan-hubungan logis dianara konsep-konsep atau sekema-sekema. Pada

tahap ini siswa sudah mampu menyesaikan tugas menggabungkan,

menghubungkan, memisah, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi.

Siswa juga sudah memahami konsep penambahan dan pengurangan berulang

dalam matematika. Kemampuan berfikir oprasional konkert merupakan atau

kemampuan prasyarat untuk menuju kemampuan formal oprasional.

e. Perkembangan Ekspresif

Pola perkembangan ekspresif siswa sekolah dasar dapat dilihat dari kegiatan

ungkapan bermain dari kegiatan seni. Siswa sudah menyadari aturan dalam

suatu permainan bahkan mulai membina hobinya. Dala dirinya sudah muncul

keinginan untuk menjadi terkenal.

f. Perkembangan Moral

Perkembangan moral siswa sekolah dasar adalah kemampuan bertindak menjadi

orang baik. Tindakan yang dilakukan selalu berorientasi pada orang lain yang

dianggap berbuat baik. Siswa menganggap perbuatan bai apabila orang lain

17

Page 18: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

merasa senang. Hal ini merupakan tindakan konvesional yang termasuk pada

tahap orientasi terhaddap keteraturan dan otoritas.

g. Aspek-aspek Intelegensi

Aspek-aspek ini meliputi aspek intelegensi linguistic, logis-matematis, spasial,

music, fisik-kinestetik,intrapribadi,interpribadi. Aspek-aspek intelegensi

tersebut pada siswa sekolah dasar secara dinamis akan berkembang. Tugas

pembelajaran adalah mengoptimalkan perkembangan tersebut agar dapat

dicapai secara efektif.

h. Aspek Kebutuhan Siswa

Secara umum ada dua kebutuhan siswa yaitu 1) psiko-biologis yang dinyatakan

dalam kinginan, minat, tujuan,harapan dan masalahnya. 2) Sosial berkaitan

dengan tuntunan lingkungan masyarakat , biasanya menurut pandangan orang

dewasa.

C. Karakteristik Pembelajaran Di Sekolah Dasar

1. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah

Pembelajaran konkret yaitu pembelajaran yang dirancang oleh guru

sehingga kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar dan system penilaian sesuai

dengan taraf perkembangan siswa. Pembelajaran ini sesuai diberikan pada siswa

kelas rendah (kelas 1, 2, 3). Siswa kelas rendah di sekolah dasar banyak

membutuhkan perhatian karena kurang focus dalam konsentrasi, serta kurang

memperhatikan kecepatan dan aktivitas belajar sehingga hal ini memerlukan

kegigihan guru untuk menciptakan proses belajar yang lebih menaik dan efektif.

Strategi yang digunakan dalam proses belajar di kelas rendah ini antara lain

ceramah, Tanya jawab,, latihan atau drill, belajar kelompok, observasi. Pemilihan

strategi harus mempertimbangkan variabel-variabel yang terlibat dalam suatu

proses belajar-mengajar.

Perkembangan ilmiah dikembangkan dengan menciptakan pembelajaran

yang memungkinkan siswa berandi berpendapat, bertanya. Perkembangan

kreativitas dilakukan dengan cara melakukan keiatan yang sesuai dengan tahap

perkembangannya misalkan memecahkan masalah melalui permainan sehari-hari.

Contoh kegiatan yang dapat dilakukan siswa sekolah dasar di kelas rendah :

a. Menggolongkan peran anggota keluarga

18

Page 19: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Menggunakan kosa kata geografis untuk menceritakan tentang tempat

c. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana melalui jual beli

barang dan menabung

d. Menceritakan masa kecil melalui bantuan foto maupun cerita dari orang tuanta

e. Pemperagakana rangkaian gerak dengan music

f. Mengkomunikasaikan gagasan dengan satu kalimat

g. Menulis dengan jelas dan rapi. Kalimat yang didiktekan menggunakan huruf

lepas dan tegak bersambung

h. Mengaplikasikan konsep atau alogaritma dalam pengerjaan penjumlahan dan

pengurangan

i. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan symbol atau diagram

j. Menentukan pola sifat atau pola bangunan menurut bentuk dan unsurnya

k. Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan

pengurangan

l. Melakukan oprasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan

hubungannya.

Dari contoh tersebut digambarkan pemblajaran di sekoah dasar tidak harus

selalu dengan ceramahtetapi dapat digunakan dengan menggunakan metode

mengajar yang memungkinkn siswa berkreativitas tinggi dalam belajar.

2. Karakteristik Pembelajaran Di Kelas Tinggi

Esensi proses pembelajaran kels tinggi (kelas 4,5,6) sekolah dasar adalah

suatu pembelajaran yang dilksanakan secara logis dan sistematis untuk

membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal,

mangggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melihat

dan membagi). Strategi embelajaran yang dilakukan di tingkat ini adalah tanya

jawab, latihan, belajar kelompok, observasi, inkuiri, pemecahan masalah dan

diskaveri. Di kelas tinggi siswa dapat dibimbing dengan menggunakan

pembelajaran konstruktivitas, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan,

menggolongkan, meyusun, melakukan, mangkaji dan menyimpulkan dsendiri atau

berkelompok dengan substansi yang di pelajarinya. Menurut pieget siswa kelas 6

SD yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan oprasional

formal, artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukan bahwa siswa sudah

memiliki kemampuan berfikir tinggi atau berfikir ilmiah. Dengan demikian kelas 6

19

Page 20: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

bahkan mulai kelas 5 pemberlajarannya harus menggunakan beberapa pendekatan

ilmiah. Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa kelas tinggi

SD yaitu:

a. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku dikeluarganya

b. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat

c. Melakukan diskusi kelompok tentang jual beli

d. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah

e. Memepergakan rangkaina gerak dengan alat music

f. Mencoba mengubah pola gerak dari irama dalam rangkaian variasi gerak

g. Mendesain model kontruksi

h. Mencari, menemukan, memilih informasi dari lingkungan sekolah

i. Membaca dan menghafal surat-surat pendek dan mengartikannya

j. Melakukan oprasi hitung campuran

k. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup

l. Menyelidiki pengaruh gaya magnet.

MODUL 3

MODEL-MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL BELAJAR

A. Model-model Belajar

Empat model belajar yang dapat membantu dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan belajar yaitu belajar kolaboratif, belajar

kuantum, belajar kooperatif serta belajar tematik.

1. Belajar Kolaboratif

a. Hakikat Belajar Kolaboratif

Terjadi belajar kolaboratif yaitu apabila dua orang atu lebih bekerja sama ,

memecahkan masalah bersama untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur yang

penting dalam belajar kolaboratif yaitu; pertama, adanya tujuan yang sama

sehingga siswa menentukan strategi bersama untuk memecahkan masalah yang

diberikan guru. Adanya diskusi yaitu saling bertukar fikiran untuk mencari

jalan keluar dan menetapkan keputusan bersama. Kedua, ketergantungan yang

positif, maksudnya setiap anggotakelompok hanya dapat berhasil mencapai

20

Page 21: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

tujun apabila seluruh anggot bekerja sama. Dengan demikian, dalam kegiatan

kolaboratif, ketergantungan individu sangat tinggi. Dalam menerapkan belajar

kolaboratif, terdapat prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

1) Mengajarkan ketrampilan kerja sama , mempraktikan, dan balikan diberikan

dalam hal seberapa bak ketrampilan ketrampilan digunakan

2) Kegiatan kelas ditingglkan untik meaksanakan kelompok yang kohesif

3) Individu-individu diberi tanggung jawab untuk kegiatan belajar dan perilaku

masing-masing

Strategi-strategi yang berkaitan dengan ketiga prnsip tersebut tidak

ekseklusif, namun dilaksanakan dengan cara siklus, misalnya menunjukkan

ketrampiln koopertif sekaligus melaksanakan kekohesifan dan tangung jawab.

b. Manfaat Belajar Koperatif

(1) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam

kelompok merupakan faktor berpengruh terhadap penguasaan konsep

(2) Belajar memecahkan maslah bersama dalam kelompok

(3) Memupuk rasa kebersamaan antar siswa

(4) Meningkatkan kebranian memunculkan ideatau pendapat untuk

memecahkan masalah bagi setiap individu yang diarahkan untuk

mengajarkan atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika

mengetahui dan menguasai permasalahan.

(5) Memupuk rasa tangung jawab individu dalam mencapai suatu tujuan

bersama dalam bekerja agar tidak tumpang tindih atau perbedaan pendapat

yang prinsip

(6) Setiap anggota meliht dirinya sebagai milik kelompok yang merasa

memiliki tanggung jawab karena kebersamaan dalam belajar mereka juga

sangat memperhatikan kelompok.

2. Belajar Kuantum

a. Hakikat Belajar Kuantum

Model belajar ini muncul untuk menanggulangi kebosanan. Belajar

kuantum mempunyai prinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar

dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif. Pembelajaran

kuantum mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,

menyenangkan dan menggairahkan. Indikator keberhasilan pembelajaran

21

Page 22: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

kuantum adalah siswa sejahtera. Siswa dikatakan sejahtera kalau aktivitas

belajarnya menyenangkan dan menggairahkan.

b. Prinsip Utama Pembelajaran Kuantum

(1) Segala yang ada disekelilingnya mengirimkan pesan tentang belajar.

(2) Bertujuan mengembangkan kecakapan siswa dalam mata pelajaran

(3) Mempunyai modal pengalaman sebelum ia belajar tentang materi apa yang

telah dipelajari.

(4) Menghargai setiap usaha siswa agar siswa merasa nyaman sehingga anak

menjadi tahu bagian ana yang mendapatkan penghagaan

(5) Merayakan setiap keberhasilan sebagai umpan balik kemajuan belajar dan

meningkatkan asosiasi emosi positif, bisa dilakukan dengan cara tepuk

tangan, berterik hore 3 kali dan lain sebagainya.

c. Manfaat Belajar Kuantum

(1) Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergaiah belajar

(2) Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya sebagai

pendorong belajar.

(3) Siswa belajar sesuai gaya belajar masing-masing.

(4) Apa pun yang dilakukan oleh siswa sepatutnya dihargai.

3. Belajar Kooperatif

a. Hakikat Belajar Kooperatif

Belajar kooperatif adalah pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil

sehingga siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya

sendiri dan juga anggotanya yang lain. Idenya sangat sederhana, anggota kelas

diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil setelah menerima

pembelajaraan dari guru. Kemudian para siswa itu mengerjakan tugas sampai

semua anggota kelompok berhasil memahaminya.

Kegiatan kooperaktif dapat dikatakan eksis apabila dua orang atau lebih

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Prinsip Utama Pembelajaran Kooperatif

(1) Kesamaan Tujuan

Tujuan yang sama pada anak-anak dalam kelompok membuat kegiatan

belajar lebih kooperatif.

(2) Ketergantungan Positif

22

Page 23: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Ketergantungan antara individu-individu dapat dilakukan dengan cara (1)

Tetapkan peran kelompok yang terdiri dari pengamat, penjelas dan

perekam. (2) Membagi tugas menjadi sub tugas untuk melengkapi

keberhasilan tugas. (3) Menilai kelompok sebagai satu kesatuan yang teriri

dari individu-individu. (4) Struktur tujuan kooperatif dapat dikoordinasikan

dengan menggunakan kelompok belajar kooperatif, menghindari

pertentangan satu sama lain. (5) Menciptakan situasi pantasi yang

menjadikan kelompok bekerja sama untuk membangun kekuatan imajinatif,

dengan aturan yang ditetapkan situasi.

c. Manfaat Belajar Kooperatif

(1) Meningkatkan hasil belajar mengajar

(2) Meingkatkan hubunngan antar kelompok,

(3) Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar

(4) Menubuhakan realisasi kebutuhan pebelajar untuk belajar berfikir

(5) Memudahkan dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan.

(6) Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas

(7) Relative murah kaena tidak memerlukan biaya khusus untuk

menerapkannya.

d. Keterbatasan Pembelajaran Kooperatif

(1) Memerlukan waktu yang cukup bagi setipa siswa untuk bekerja dalam tim

(2) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim

(3) Model belajar ini harus sesuai dengan pembahasan materi ajar

(4) Memerlukan format penilaian belajar yang berbeda

(5) Memerkulan kemampuan khusus bagi guruuntuk mengkaji berbgai teknik

pelaksanaan belajar kooperatif

4. Belajar Tematik

a. Hakikat Belajar Tematik

Belajar tematik adalah kegiatan belajar yang dirancang sekitar ide pokoko

(tema) dan melibakan beberapa bidang studi yang berkaitan dengan tema.

Pappas (1995) mengatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan

pembelajaran yang digunakan guru untuk mendorong partisipasi aktif pebelajar

dalam kegiatan-kegiatan yang difokuskan pada suatu topic yang disukai

pebelajar dan dipilih untuk belajar.

23

Page 24: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Prinsip Belajar Tematik

Meinbach (1995) mengataan bahwa pembelajaran tematik

mengombinasikan struktur, urutan, strategi yang diorganisasikan dengan baik.

Belajar tematik merupakan cara untuk mencapai keterpaduan kurikulum dan

juga mencerminkan pola-pola berpikir, tujuan, dan konsep-konsep umum

bidang ilmu.

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik

(1) Memberikan pengalaman langsung dengan objek yang nyata vagi pebelajar

untuk menilai dan memenipulasi.

(2) Menciptakan kegiatan dimana anak menggunakan semua pemikirannya

(3) Embangun kegitan sekitar minat umum pebelajar

(4) Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke

dalam pengertian.

(5) Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar

d. Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di Sekolah Dasar

(1) Siswa SD kelas awal meahami konsep secara utuh, global, peningkatan

kecerrdasan dn makin terperincinya sert spesifik pemahamannya terhadap

konsep tertentu

(2) Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utus dan tematis

(3) Ada konteksnya

(4) Guru SD addalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara

utuh, akan sulit mengajar sub-sub konsep secara terpisah-pisah.

e. Manfaat Belajar Tematik

(1) Mendorong pebelajar memanfaatkan suatu konteks dn literature yang luas

(2) Melihat hubungan ide dan konsep

(3) Meningkatkan pemahaman pebelajar terhadap apa yang dipelajari.

(4) Memberikan kesempatan nyata kepada pebelajar untuk membentuk latar

belakang informasi sendiri dalam rangka membangun pengetahuan baru.

B. Rumpun Model Belajar

1. Rumpun Model Sosial

a. Partner dalam Belajar

24

Page 25: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Belajar kooperatif yang merupakan belajar yang dituntut untuk bekerjasama

dengan orang lain bertujuan untuk membantu pebelajar belajar lintas bidang

studi dalam suatu kurikulum, mmengembangkan rasa percaya diri, ketrampilan

sosial dan solidaritas, serta tujuan belajar akademik untuk memperoleh

informasi dan keterampilan melalui inkuri dari suatu disiplin akademik.

b. Investigasi Kelompok

Investigasi kelompok menekankan pada rencana pengaturan kelas umum

atau konvensional yang meliputi pendalaman materi terpadu secara kelompok,

diskusi, dan perencanaan proyek. Model ini dirancang untuk membimbing

mendefinisikan masalah dan menggali berbagai andangan tentang masalah

tersebut. Guru mengorganisasi kelompok dan mendisiplinkannya, serta

membantu pebelajar mengorganisasikan informasi.

c. Bermain Peran

Secara khusus, bermain peran merupakan membantu pebelajar

mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang isu-isu sosial,

mengembangkan empty terhadap orang lain dan berusaha untuk meningkatkan

ketrampilan sosial pebelajar.

d. Inkuiri Yurisprudensi

Model ini mengajarkan tentang kebijakan sosial yang bertujuan menyiapkan

pelajar mempelajari tentang isu-isu sosial di masyarakat suatu negara, di tingkat

nasional maupun internasional. Pebelajar diajak mengidentifikasi masalah

kebijakan publik, juga disediakan pilihan untuk pemecahannya.

e. Kepribadian dan Gaya Mengajar

Model dengan adanya gaya belajar pebelajar dan guru diyakini dapat

berkembang, yang terjadi secara optimal, jika lingkungan menyediakan cara

kerja konseptual yang diperlukan untuk kebutuhan konseptual seseorang.

f. Inkuiri Sosial

Model ini dirancang dengan maksud mengajarkan informasi, konsep-

konsep, dan cara berfikir dan studi tentang nilai sosial dengan menggabungkan

tugas yang menggabungkan aspek kognitif dan sosial.

2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi

a. Berpikir Induktif

25

Page 26: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Model ini memeberikan cara belajar pebelajar untuk mendapatkan dan

mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis yang

mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data.

b. Pencapaian Konsep

Model ini memberikan cara yang efektif untuk penyajian informasi yang

terorganisasi dan topik-topik yang bersekala luas kepada pebelajar pada setiap

tahap perkembangan.

c. Inkuiri Ilmiah

Pebelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan dan

menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori, serta mencerminkan hakikat

pembentukan pengetahuan.

d. Latihan Inkuiri

Model ini memberikan rancangan untuk mengajar pebelajar menghubungkan

alas an sebab akibat dan menjadi lebih baik serta tepat dalam mengajukan

pertaanyaan, membentuk konsep, dan hipotesis serta mengujinya.

e. Mnemonic

Mnemonic merupakan suatu strategi untuk mengingat dan mengasimilasi

informasi. Ini digunakan untuk membimbing penyaji materi. Guru dapat

menyajikan alat-alat yang dapat digunkan untuk meningkatkan belajar

individual maupun kooperatif tentang informasi dan konsep-konsep.

f. Sinektik

Model ini dirancang untuk pebelajar memecahkan masalah dan menulis

kegiatan-kegiatan, serta menambahkan pandangan-pandangan baru pada topic-

topik dari suatu ilmu yang luas.

g. Pengorganisasian Awal

Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar

untuk memahami materi, melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.

h. Penyesuaian dengan Pebelajar

Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pebelajar yang belajar

dengan strategi intelektual yang lebih kompleks akan meningkatkan

kemampuan mencapai informasi dan konsep.

3. Rumpun Model Personal

a. Pembelajaran Nondirektif

26

Page 27: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Model ini digunakan dengan beberapa cara. Pertama digunkan sebagai

model dasar untuk melaksanakan seluruh program pendidikan. Kedua

dikombinasikan dengan model lain untuk meyakinkan bahwa kontak dilakukan

dengan pebelajar. Ketiga digunkan ketika pebelajar merencanakan proyek

belajar mandiri mupun kooperatif. Keempat digunkan secara periodic ketika

memberikan konseling kepada pebelajar, menemuka jalan ke luar tentang apa

yang dipikirkan dan disarankan pebelajar untuk dipahaminya.

b. Peningkatan Harga Diri

Karya Abraham Maslow digunkan untuk membimbing suatu program

dalam hal rasa harga diri dan kemampuan aktualisasi diri. Guru menggali

prinsip-prinsip yang dapat membimbing kegiatan kerja sama dengan pebelajar

untuk meykinkan dan memeberikan gambaran tentang pribadi si pebeljar sebaik

mungkin.

4. Rumpun Model Sistem Perilaku

a. Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram

Aplikasi teori system perilaku untuk tujuan akademik tampak dalam bentuk

yang disebut belajar tuntas. Materi dipecah menjadi unit dari yang sederhana

sampai yang kompleks. Pebelajar mengerjakan setiap bagian secara maju

berkelanjutan. Setiap unit sudah dipelajari maka diadakan tes untuk mengetahui

keberhasilan belajae. Jika tidak bisa menyelesaikan tes maka diadakan

pembelajaran ulang.

b. Pembelajaran Langsung

Pernyataan tujuan pembelajaran disampaikan langsung kepada siswa,

serangkaian kegiatan yang jelas berkaitan dengan tujuan, monitoring yang

cermat dari kemajuan belajar, balikan tentang hasil belajar, serta taktik untuk

penilaian yang lebih efektif dikaitkan dengan serangkaian panduan untuk

memperoleh kegiatan belajar.

c. Belajar Memulai Simulasi : Latihan dan Latihan Sendiri

Dua jenis latihan pendekatan dikembangkan dari teori perilaku kelompok

cybernetic. Salah satu diantaranya adalah model teori-ke-praktik dan yang lain

adalah simulasi. Simulasi dibentuk dari deskripsi situasi riil kehidupan

lingkungan yang lebih kecil diciptakan untuk situasi pembelajaran. Terkadang

cara membawakan dielaborasi.

27

Page 28: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

MODUL 4

PROSEDUR PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pra dan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran

yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan

baik.

Guru diharapkan mampu merancang dan melaksanakan kegiatan awal

pembelajaran dengan baik. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan

dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan awal pembelajaran. Sedangkan,

kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan materi yang akan dibahas disebut

kegiatan pra pembelajaran.

1. Kegiatan Pra Pembelajaran

Kegiatan pra pembelajaran atau kegiatan prainstruksional adalah kegiatan

pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti

pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan

langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti

pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap pra pembelajaran diantaranya

adalah:

a. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik

Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak

merasa tegang, kaku bahkan takut mengikuti pembelajaran. Guru juga perlu

mempersiapkan dan menata alat-fasilitas kelas yang memudahkan siswa

beraktifitas belajar dalam kelas. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa

sebelum pelajaran dimulai juga merupakan kegiatan pra pembelajaran yang dapat

menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

b. Memeriksa kehadiran siswa

Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah

memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan

membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya kepada guru baik secara

langsung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis.

28

Page 29: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

c. Menciptakan kesiapan belajar siswa

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan

kesiapan dan semangat siswa dalam belajar, diantaranya sebagai berikut :

(1) Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas atau sumber

belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar

(2) Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar

(3) Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar

(4) Mengontrol (mengelola) seluruh aktifitas siswa mulai dari awal sampai akhir

pembelajaran

(5) Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran

dan minat siswa

(6) Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat

melakukannya

d. Menciptakan suasana belajar yang demokratis

Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis, guru harus membimbing

siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani

mengeluarkan ide-ide dan berani memperlihatkan untuk kerja.

Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan

kreatifitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memungkinkan guru untuk

mengembangkan bakat dan keunggulan yang dimiliki oleh siswa.

2. Kegiatan Awal Pembelajaran

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa

dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran, untuk membangkitkan motivasi dan

perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas

tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan

hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal

pembelajaran :

a. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

Agar pikiran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam

pembelajaran, guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan

menimbulkan motivasi siswa pada pelajaran yang akan dilakukan.

29

Page 30: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Pengajuan pertanyaan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat

menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa,

proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

b. Memberi acuan

Memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara

spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan

kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang

dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai

berikut:

(1) Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar

materi yang akan dipelajari

Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas

pelajaran, adalah memberitahukan tujuan dan kemampuan yang diharapkan

dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang

akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut, siswa akan memperoleh

gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup

materi yang akan dipelajari.

(2) Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa

Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama

pembelajaran berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai

kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Disamping

menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama

pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya menyampaikan informasi

tentang sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh

siswa.

c. Membuat kaitan

Siswa akan tertarik pada pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat

kaitan atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan

pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan

mereka.. berikut adalah beberapa cara diantaranya yang dapat dilakukan guru

dalam membuat kaitan :

(1) Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari

sebelumnya

30

Page 31: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau

menuntut penguasaan siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan

awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tentang

bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa.

(2) Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru hendaknya menunjukkan kaitan

antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari dengan

kegunaannya dalam kehidupa sehari-hari.

(3) Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi

yang akan dibahas

Untuk membangkitkan perhatian dan motivasi belajar siswa, pada

kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk

mengemukakan pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan

dibahas. Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan

pengalaman yang dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan

memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan berlangsung.

d. Melaksanakan tes awal

Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi

baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi

yang akan dibahas tersebut. Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk

menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses

dan hasil pembelajaran yang optimal. Ada beberapa hal yang harus dilakukan

oleh guru sejalan dengan tugasnya disekolah, khususnya dalam melakukan

kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah :

(1) Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa

(2) Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa

terpusat pada pelajaran yang akan diikutinya

(3) Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu

(4) Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa

merasakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan

(5) Memberikan penguatan pada siswa

(6) Menanamkan disiplin pada siswa

31

Page 32: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

B. Kegiatan Inti Dalam Pembelajaran

Melalui kegiatan inti pembelajaran siswa tidak hanya diharapkan memiliki

kemampuan yang merupakan dampak instruksional (langsung berkaitan dengan tujuan

pembelajaran yang dirancang sesuai kurikulum) tetapi juga memiliki sikap positif

terhadap bahan pelajaran (sebagai dampak pengiring dari kegiatan pembelajaran).

Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin,

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi

kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok.

1. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Klasikal

Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses

pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi yang menekankan pada

kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa.

Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah

metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai

dengan karakteristik materi pelajaran.

Penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran klasikal memungkinkan

adanya aktifitas proses mental siswa untuk melihat hubungan antara beberapa

materi pelajaran yang sedang dibahas. Penggunaan metode tanya jawab

memungkinkan siswa untuk berlatih berpikir sistematis dan logis disamping

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dalam pembelajaran.

a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Klasikal

(1) Sistematis

Bahan pelajaran harus disajikan secara berurutan dan selalu berorientasi

pada tujuan yang telah ditetapkan. Sajian bahan pelajaran dapat

disampaikan mulai dari yang mudah sampai pada yang sulit atau dari yang

sifatnya konkret sampai pada yang abstrak.

(2) Perhatian dan aktivitas

Dalam pembelajaran klasikal, guru harus selalu memberikan perhatian

terhadap aktivitas siswa secara menyeluruh dalam kelas. Perhatian dan

motivasi siswa dalam pembelajaran klasikal sangat memegang peranan

penting. Siswa akan tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran apabila

kegiatan tersebut menarik dan menyenangkan. Peningkatan perhatian siswa

32

Page 33: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

terhadap pembelajaran dapat dikembangkan oleh guru melalui penampilan

guru diantaranya dengan variasi suara, gerak, gaya dan seni mengajar.

(3) Media pembelajaran

Keunggulan penggunaan media pembelajaran adalah dapat mengurangi

verbalisme siswa terhadap informasi yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran yang dianggap efektif adalah pembelajaran yang berbasis

kontekstual. Artinya semua objek yang ada di lingkungan siswa yang

dianggap sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran dapat

digunakan guru menjadi media maupun sumber belajar siswa.

(4) Latihan atau penugasan

Untuk memantapkan dan memperkuat penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran, guru perlu memberikan latihan atau tugas-tugas. Latihan dan

tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan siswa akan menjadikan beban

bagi siswa dan dapat menyebabkan siswa frustasi sehingga tujuan

pemberian latihan dan tugas tidak tercapai.

b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Klasikal

Tahapan selanjutnya yang perlu ditempuh dalam kegiatan inti pembelajaran

klasikal adalah sebagai berikut.

Pertama, menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah

bervariasi. Selama menjelaskan guru sebaiknya tidak terus menerus berbicara

tetapi selang beberapa menit selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya atau guru sendiri mengajukan pertanyaan kepada siswa.

Kedua, memberikan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan

pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran dengan cara menghubungkan atau

mengaitkan materi yang sedang dipelajari dengan situasi nyata atau dengan

bahan pelajaran yang lain atau dengan bahan pelajaran yang menggambarkan

sebab akibat.

2. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran

dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Berdasarkan teori yang

melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan

33

Page 34: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara

kelompok dan bekerja sama.

Stevens & Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa yang belajar dengan

mengikuti pembelajaran kelompok/kooperatif selama periode dua tahun ajaran

menunjukkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengna hasil belajar siswa

yang diorganisasikan secara tradisional.

Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok,

diantaranya adalah diskusi, kerja kelompok, pemecahan masalah, inkuiri, diskaveri,

simulasi dan penelitian sederhana (observasi).

a. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kelompok

(1) Adanya topik dan permasalahan

Tujuan utama dalam pembelajaran kelompok sesuai dengan esensi

pembelajaran kooperatif yaitu membentuk siswa untuk memiliki

kemampuan bekerja sama serta memiliki sikap toleransi bertanggung jawab.

Materi pelajaran dalam pembelajaran kelompok diantaranya harus

mengandung permasalahan maupun proyek yang harus dipecahkan atau

diselesaikan oleh siswa melalui kerja sama.

(2) Pembentukan kelompok

Semiawan dkk (1987) mengemukakan bahwa berdasarkan pendekatan

CBSA, pengelompokan siswa dapat dilakukan berdasarkan kesenangan

berkawan, kemampuan, dan minat. Apabila pengelompokkan sudah

dilakukan, siswa diminta untuk menentukan ketua kelompok,

penulis/sekretaris dan anggota kelompok.

(3) Kerja sama

Pembelajaran kelompok dilaksanakan untuk mengembangkan

kemampuan siswa bekerja sama, rasa solidaritas, rasa toleransi dan rasa

tanggung jawab terhadap tugas yang harus dikerjakan dalam kelompok

tersebut.

(4) Perhatian

Selama kegiatan pembelajaran kelompok berlangsung, guru harus

memperhatikan siswa secara kelompok sekaligus memperhatikan siswa

sebagai individu dalam kelompok.

(5) Motivasi

34

Page 35: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Untuk menunjang keberhasilan belajar secara kelompok, guru harus

memberikan motivasi dan bimbingan terhadap siswa. Motivasi belajar siswa

akan muncul apabila guru dapat memberikan suasana belajar yang kondusif,

menyenangkan dan efektif.

(6) Sumber belajar dan fasilitas

Kelengkapan sumber belajar merupakan salah satu aspek yang

memberikan daya dukung yang kuat terhadap keberhasilan belajar

kelompom. Ketersediaan sumber belajar dan fasilitas yang diperlukan akan

menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran secara optimal.

(7) Latihan dan tugas

Untuk memperkuat hasil kerja atau hasil belajar kelompok, guru harus

memberikan tugas dan latihan-latihan pada semua siswa secara individu

yang diorganisasi secara efektif dalam belajar kelompok.

b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Kelompok

Metode yang sering digunakan dalam pembelajaran kelompok diantaranya

adalah metode diskusi yang ditunjang oleh metode ceramah dan tanya jawab.

Guru menyampaikan tujuan yang diharapkan dicapai dan topik

pembelajaran yang akan dibahas dalam kegiatan kelompok. Kemudian guru

mengelompokkan siswa sesuai kriteria yang telah ditentukan dan memberikan

penjelasan pada siswa tentang tahapan belajar. Selanjutnya siswa melakukan

diskusi sebagai kegiatan inti pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

Pertama, merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan

pembelajaran. Kedua, mengidentifikasi masalah atau sub-masalah berdasarkan

permasalahan yang telah dirumuskan. Ketiga, analisis masalah berdasarkan sub-

masalah. Keempat, menyusun laporan oleh masing-masing kelompok. Kelima,

presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada

seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.

Pada akhir kegiatan, siswa menyimpulan hasil diskusi berdasarkan rumusan

masalah dan sub-masalah. Selama kegiatan kelompok berlangsung, guru

hendaknya memonitor jalannya kegiatan di masing-masing kelompok dan

memberikan bimbingan apabila kelompok mengalami kesulitan mengerjakan

tugas kelompok.

35

Page 36: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

3. Pembahasan Materi Pelajaran dalam Pembelajaran Perseorangan

Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran

yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Diversifikasi

kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapat memperluas, memperdalam dan

menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut

kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan.

Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam

pemberian tugas dan atau latihan. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan

memberikan pengarahan tentang tahapan belajar yang harus ditempuh oleh siswa,

langkah selanjutnya yang dilakukan guru adalah sebagai berikut.

Pertama, menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan

ditugaskan atau yang akan dilatihkan pada siswa. Kedua, memberikan lembaran

kerja atau tugas. Ketiga, memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada akhir kegiatan

pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan

oleh siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa.

Melalui penguatan guru dapat membangkitkan dan memelihara motivasi belajar

siswa, dapat mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang baik,

serta dapat mendorong munculnya tingkah laku yang produktif.

C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran

1. Kegiatan Akhir Pembelajaran

Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui

kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang bisa

dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun

tertulis.

a. Meninjau kembali penguasaan siswa

Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah

dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum pokok materi

atau membuat ringkasan materi pelajaran.

Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/ringkasan, hendaknya

memperhatikan kriteria berikut :

(1) Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar

(2) Singkat, jelas dan bahasa mudah dipahami

36

Page 37: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(3) Kesimpulan/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas

(4) Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin

b. Melaksanakan penilaian

Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tidaknya

kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Untuk mengetahui penguasaan

siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes atau

meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang

telah dibahas.

Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test),

yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

materi yang telah dipelajari. Dalam prosesnya guru dapat melaksanakan

penilaian secara lisan atau tertulis.

2. Melaksanakan Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan tindak lanjut pembelajaran dapat dilaksanakan diluar jam pelajaran,

sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. Kegiatan ini dilakukan untuk

mengoptimalkan hasil belajar siwa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut

yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penguasaan siswa terhadap

kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa :

a. Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan dirumah

Pemberian tugas tidak boleh melebihi kemampuan siswa, sebab

memberikan tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh bahkan

akan dapat menurunkan motivasi serta minat belajarnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam memberikan tugas kepada

siswa. Pertama, guru hendaknya menentukan dan menjelaskan secara singkat

tentang topik tugas yang dikerjakan oleh siswa. Kedua, guru perlu menjelaskan

tentang tahapan tugas-tugas yang akan dikerjakan berdasarkan lembaran tugas.

Ketiga, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas

yang belum dipahaminya. Kempat, guru menjelaskan tentang proses

penyelesaian tugas. Kelima, siswa diminta menyerahkan dan mengerjakan tugas

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keenam, guru harus memeriksa

dan membahas setiap tugas yang diberikan.

b. Membahas kembali bahan pelajaran yang belum dikuasai oleh siswa

37

Page 38: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk membantu

siswa menguasai kompetensi yang belum dikuasainya. Pertama, membahas

kembali materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga, apabila waktunya

tersedia. Kedua, membahas kembali materi pelajaran pada pertemuan

berikutnya apabila membutuhkan waktu yang relative lama.

Guru hendaknya membuat desain tindak lanjut pembelajaran yang

mencakup rumusan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar,

evaluasi serta sumber belajar yang diperlukan.

c. Membaca materi pelajaran tertentu

Siswa yang belum menguasai materi pelajaran dapat ditugaskan untuk

membaca buku lain agar dapat memahami materi yang dibahas. Siswa yang

sudah menguasai materi kompetensi yang diharapkan, dapat ditugaskan

membaca buku sumber lain untuk memperluas wawasan siswa terhadap topik

yang telah dipelajari.

d. Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

Untuk dapat memperbaiki atau meningkatkan penguasaan, siswa perlu

mendapat bimbingan dari guru. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau

petunjuk yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat

dikerjakan secara optimal oleh siswa.

e. Mengemukakan tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang

Cara ini perlu dilakukan diluar jam pelajaran. Untuk mendukung kegiatan

tersebut guru perlu memberikan alternatif kegiatan belajar secara sistematis

yang perlu dilakukan siswa diluar jam pelajaran.

Langkah selanjutnya yaitu menutup pelajaran, apabila pelajaran berlangsung

pada jam yang paling akhir maka harus dibiasakan siswa menutup pelajaran

dengan berdoa.

MODUL 5

PEMILIHAN METODE MENGAJAR

A. Hakikat dan Faktor-faktor dalam Pemilihan Metode Mengajar

1. Hakikat Metode Mengajar dalam Pembelajaran

38

Page 39: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan

dalam kegiatan pembelajaran karena untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun

dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan adanya suatu metode atau

cara mengajar yang efektif.

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar,

diantaranya berikut ini :

a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu

siswa lebih jauh terhadap materi pelajaran

b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk

berekspresi yang kreatif dalam aspek seni

c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan

masalah

d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji

kebenaran sesuatu

e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan

terhadap suatu topik permasalahan

f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa mampu menyimak

g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri

h. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja

sama

i. Metode mengajar harus memungkinkan siswa unutk lebih termotivasi dalam

belajarnya

Penggunaan metode mengajar dalam pembelajaran ditinjau dari segi

prosesnya memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Sebagai alat atau cara unutk mencapai tujuan pembelajaran atau membentuk

kompetensi siswa

b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam

kegiatan pembelajaran

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran

d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bibingan dalam kegiatan

pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Metode Mengajar

Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

39

Page 40: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

a. Tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa

Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga

pendidikan. Tujuan bidang studi adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu

mata pelajaran atau suatu bidang studi. Tujuan pembelajaran (instruksional)

adalah tujuan yang harus dicapai dalam suatu pokok bahasan tertentu.

Tujuan pembelajaran khusus dapat dikatakan sebagai enabling objectives

artinya tujuan pembelajaran harus dicapai selama proses pembelajaran

berlangsung, sedangkan tujuan pembelajaran umum dapat dikatakan sebagai

target objectives yang artinya tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai

setelah pembelajaran selesai (Gagne, 1978 : 97).

Tujuan pembelajaran berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

(1) Kognitif

(a) Pengetahuan, lebih menitikberatkan pada kemampuan mengetahui, atau

untuk mengingat sesuatu

(b) Pemahaman, lebih menekankan pada kemampuan menerjemahkan,

memahami sesuatu dan seterusnya

(c) Penerapan, lebih menekankan pada kemampuan membuat, mengerjakan

atau menggunakan teori atau rumus

(d) Analisis, lebih menekankan pada kemampuan mengkaji, menguraikan,

membedakan, mengidentifikasi dan seterusnya

(e) Sintesis, lebih menekankan pada kemampuan menggabungkan,

mengelompokkan, menyusun, membuat rencana program dan

seterusnya.

(2) Afektif

(a) Penerimaan, lebih menekankan pada kemampuan peka, atau menerima

(b) Partisipasi, lebih menekankan pada turut serta pada suatu kegiatan dan

kerelaan hati

(c) Penilaian dan penentuan sikap, lebih menekankan pada menentukan

sikap

(d) Psikomotor

(a) Persepsi, lebih menekankan pada kemampuan berpendapat terhadap

sesuatu dan peka terhadap sesuatu hal

(b) Kesiapan, kemampuan bersiap diri secara fisik

40

Page 41: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(c) Gerakan terbimbing, kemampuan dalam meniru pekerjaan orang lain

(d) Gerakan terbiasa, keterampilan yang berpegang pada pola

(e) Gerak yang kompleks, keterampilan yang lincah, cepat dan lancar

b. Karakteristik Bahan Pelajaran/Materi Pelajaran

Beberapa aspek yang terdapat dalam materi pelajaran, yaitu :

(1) Aspek konsep, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan

pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan tertentu

(2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan

peristiwa yang lalu, data yang memiliki esensi objek dan waktu

(3) Aspek prinsip, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan

aturan, dalil, hukum, ketentuan dan prosedur yang harus ditempuh

(4) Aspek nilai, merupakan substansi materi pelajran yang berhubungan dengan

spek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang bremanfaat

dan yang tidak

(5) Aspek keterampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran yang

berhubungan dengan pembentukan kemampuan menyelesaikan persoalan

atau permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis,

berpikir kritis, berpikir inovatif, dan berpikir ilmiah

(6) Aspek keterampilan psikomotor, merupakan substansi materi pelajaran yang

berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik.

c. Waktu yang digunakan

Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang

tersedia dalam jam pelajaran.

d. Faktor siswa

Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran

mental, jumlah siswa dan kemampuan siswa. Guru harus bisa mengelola

pembelajaran berdasarkan jumlah siswa dan harus mengatur tempat duduk

supaya sesuai dengan kondisi siswa dalam belajar.

e. Fasilitas, media, dan sumber belajar

Apabila guru dan siswa akan menggunakan alat atau fasilitas maka guru

bersangkutan sebelum pembelajaran harus mempersiapkan terlebih dahulu.

media pesan lisan harus dapat dipahami siswa sehingga siswa tidak

menimbulkan verbalisme.

41

Page 42: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

3. Pentingnya Metode Mengajar dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran

Maupun Membentuk Kemampuan Siswa

Metode mengajar memiliki keterkaitan yang kuat dengan tujuan pembelajaran.

Keterkaitan tersebut dapat dilihat dari gambaran perilaku maupun kompetensi yang

harus dimiliki oleh siswa selama dan setelah jam pelajran dengan cara yang harus

ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.

B. Jenis-jenis Metode Mengajar

Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan

siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif dalam pembelajaran. Setiap

metode mengajar memiliki keunggulan dan kekurangan sehingga hal tersebut dapat

dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih metode tersebut. Kelemahan-kelemahan

suat metode harus diantisipasi dan dikaji oleh guru agar dalam penggunaannya dapat

efektif.

1. Metode Ceramah (Lecture)

Metode ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan atau penyampaian

bahan ajaran secara lisan dari guru. Ceramah yang baik adalah ceramah bervariasi

artinya ceramah yang dilengkapi dengan penggunaan alat dan media serta adanya

tambahan dialog interaktif atau diskusi sehingga proses pembelajaran tidak

menjenuhkan.

a. Karakteristik Metode Ceramah

Metode ceramah digunakan apabila proses pembelajaran yang dilakukan

lebih bersifat pemberian informasi berupa fakta-fakta atau konsep-konsep

sederhana. Dalam prosesnya perlu adanya dukungan kondisi yang efeketif dari

guru seperti suasana emosional yang dapat membangkitkan motivasi dan

perhatian dari siswa selama mendengarkan ceramah guru.

b. Prosedur Metode Ceramah

Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran.

c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Ceramah

Beberapa kemampuan yang harus diperhatikan guru untuk mendukung

keberhasilan metode ceramah, yaitu :

(1) Menguasai teknik-teknik ceramah yang memungkinkan dapat

membangkitkan minat, dan motivasi siswa

42

Page 43: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(2) Mempu memberikan ilustrasi yang sesuai dengan bahan pelajaran

(3) Menguasai materi pelajaran

(4) Menjelaskan pokok-pokok bahan pelajaran secara sistemik

(5) Menguasai aktivitas seluruh siswa dalam kelas

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ceramah,

yaitu :

(1) Siswa mampu mendengarkan dan mencatat bahan pelajaran yang dijelaskan

guru

(2) Kemampuan awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan materi yang

akan dipelajari

(3) Memiliki suasana emosional yang mendukung untuk memperhatikan dan

memiliki motivasi mengikuti pelajaran

d. Keunggulan Metode Ceramah

(1) Ekonomis waktu dan biaya. Karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur

oleh guru secara langsung

(2) Target jumlah siswa akan lebih banyak

(3) Bahan pelajaran sudah dipilih/dipersiapkan

(4) Apabila bahan pelajaran belum dikuasai oleh sebagian siswa maka guru

akan merasa mudah untuk menugaskan dan memberikan rambu-rambu

pada siswa yang bersangkutan

e. Kelemahan Metode Ceramah

(1) Sulit bagi yang kurang memiliki kemampuan menyimak dan mencatat yang

baik

(2) Kemungkinan menimbulkan verbalisme

(3) Sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi

(4) Peran guru lebih banyak sebagai sumber pelajaran

(5) Materi pelajaran lebih cenderung pada aspek ingatan

(6) Proses pembelajaran ada dalam otoritas guru

2. Metode Diskusi

Metode mengajar diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan

dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus

diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama.

a. Karakteristik Metode Diskusi

43

Page 44: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Penggunaan metode diskusi, bahan pelajaran harus dikemukakan dengan

topik permasalahan atau persoalan yang akan menstimulus siswa

menyelesaikan permasalahan/persoalan tersebut.

Tugas utama guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing, fasilitator atau

motivator supaya interaksi dan aktivitas siswa dalam diskusi menjadi efektif.

b. Prosedur Metode Diskusi

Dijelaskan pada modul prosedur pembelajaran.

c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Diskusi

Kemampuan guru yang perlu dipersiapkan, yaitu :

(1) Mampu merumuskan permasalahan sesuai pembelajaran diskusi

(2) Mampu membimbing siswa untuk merumuskan dan mengidentifikasi

permasalahan serta menarik kesimpulan

(3) Mampu mengelompokkan siswa sesuai dengan kebutuhan permasalahan

dan pengembangan kemampuan siswa

(4) Mampu mengelola pembelajaran melalui diskusi

(5) Menguasai permasalahan yang di diskusikan

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan, adalah :

(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat dalam berdiskusi

(2) Mampu melaksanakan diskusi

(3) Mampu menerapkan belajar secara bersama

(4) Mampu mengeluarkan isi pikiran

(5) Mampu memahami dan menghargai pendapat orang lain

d. Keunggulan Metode Diskusi

(1) Bertukar pikiran

(2) Menghayati permasalahn

(3) Merangsang siswa untuk berpendapat

(4) Mengembangkan rasa tanggung jawab

(5) Membina kemampuan berbicara

(6) Belajar memahami pendapat atau pikiran orang lian

(7) Memberikan kesempatan belajar

e. Kelemahan Metode Diskusi

(1) Relative memerlukan waktu yang cukup banyak

44

Page 45: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(2) Apabila siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan maka diskusi

tidak akan efektif

(3) Materi pelajaran dapat menjadi lebih luas

(4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja

3. Metode Simulasi (Simulation)

Proses pembelajaran yang menggunakan simulasi cenderung objeknya bukan

benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat

pura-pura.

Jenis model simulasi diantaranya yaitu, bermain peran (role playing), dalam

prosesnya pembelajaran metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk

dramatisasi.

Sosiodrama, dalam pembelajaran yang dilakukan oleh kelompok untuk

melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan

masalah individu sebagai makhluk sosial

Permainan simulasi (simulation games), dalam pembelajarannya siswa bermain

peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai belajar membuat suatu

keputusan.

a. Karakteristik metode simulasi

Pembinaan kemampuan bekerja sama, komunikasi, dan interaksi merupakan

bagian dari keterampilan yang akan dihasilkan melalui pembelajaran simulasi.

Langsung maupun tidak langsung melalui simulasi kemampuan siswa yang

berkaitan dengan bermain peran dapat dikembangkan.

b. Prosedur metode simulasi

(1) Menetapkan topik simulasi yang diarahkan guru

(2) Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas

(3) Simulasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik dan

peran yang dimainkan

(4) Proses pengamatan terhadap proses, peran, teknik dan prosedur dapat

dilakukan dengan diskusi

(5) Kesimpulan dan saran dari kegiatan simulasi

c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran simulasi

Kemampuan guru yang harus diperhatikan, yaitu :

45

Page 46: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Mampu membimbing siswa dalam mengarahkan teknik, prosedur dan

peran yang akan dilakukan dalam simulasi

(2) Mampu memberikan ilustrasi

(3) Mampu menguasai pesan yang dimaksud dalam bahasa simulasi

(4) Mampu mengamati secara proses simulasi yang dilakukan oleh siswa

Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan, yaitu :

(1) Kondisi, minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam bersimulasi

(2) Pemahaman terhadap pesan yang akan menstimulasikan

(3) Kemampuan dasar berkomunikasi dan berperan

d. Keunggulan metode simulasi

(1) Siswa dapat melakukan interaksi sosial dan komunikasi dalam

kelompoknya

(2) Aktivitas siswa cukup tinggi dalam pembelajaran sehingga terlibat langsung

dalam pembelajaran

(3) Dapat membiasakan siswa untuk memahami permasalahan sosial

(4) Dapat membina hubungan personal yang positif

(5) Dapat membangkitkan imajinasi

(6) Membina hubungan komunikatif dan bekerja sama dalam kelompok

e. Kelemahan metode simulasi

(1) Relatif memerlukan waktu yang cukup banyak

(2) Sangat bergantung pada aktivitas siswa

(3) Cenderung memerlukan pemanfaatan sumber belajar

(4) Banyak siswa yang kurang menyenangi simulasi

4. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan

pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan

sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Demonstrasi digunakan

semata-mata untuk : (1) mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak;

(2) mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat; (3)

meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan; (4) membangkitkan

minat menggunakan alat dan prosedur.

a. Karakteristik

46

Page 47: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang akan

menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan

mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus menguasai

bahan materi yang di demonstrasikan, serta mengutamakan aktivitas siswa

untuk melakukan demonstrasi tersebut.

b. Prosedur

(1) Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran

(2) Memberikan penjelasan tentang topik yang akan di demonstrasikan

(3) Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari

siswa

(4) Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil

demonstrasi

(5) Kesimpulan

c. Prasyarat untuk mengoptimalkan pembelajaran demonstrasi

Kemampuan guru yang perlu diperhatikan :

(1) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik

yang dipraktikan

(2) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh

(3) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan

(4) Mempu melaksanakan penilaian proses

Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan :

(1) Siswa memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan di

demonstrasikan

(2) Memahami tentang tujuan/maksud yang akan di demonstrasikan

(3) Mampu mengamati proses yang di demonstrasikan

(4) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam

demonstrasi

d. Keunggulan

(1) Siswa-siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang

sebenarnya

(2) Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa

(3) Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis

47

Page 48: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(4) Dapat mengetahui hubungan yang structural atau urutan objek

(5) Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek

e. Kelemahan

(1) Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja

(2) Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka demonstrasi

tidak efektif

(3) Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya

(4) Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik

yang di demonstrasikan

5. Metode Eksperimen

Eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan

sesuatu serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya.Setelah eksperimen selesai,

siswa ditugaskan untuk membandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, dan

mendiskusikan bila ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno:1980:90).

Setiap kegiatan eksperimen harus dilakukan secara sistemik dan sistematis,

yaitu harus dimulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan kajian hasil.

Lebih mendalamnya siswa harus membuat laporan, kemudian disajikan di depan

teman-teman yang lain.

a. Karateristik

Esensi pembelajaran ini adalah mencobakan sesuatu objek. Untuk

mendukung keberhasilan pembelajaran eksperimen segala sesuatunya perlu

dipersiapkan dan dikondisikan secara maksimal.mulai dari awal pembelajaran

siswa sudah memahami topic eksperimen secara jelas. Demikian pula diakhir

kegiatan eksperimen siswa memperoleh kemampuan sikap serta menunjukkan

hasil temuan-temuan.

b. Prosedur

(1) Mempersiapkan alat bantu (alat eksperimen)

(2) Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam

eksperimen

(3) Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembaran kerja/pedoman

eksperimen yang disusun secara sistematis sehingga siswa dalam

pelaksanaannya tidak banyak mendapat kesulitan dan membuat laporan

48

Page 49: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(4) Penguatan perolehan teman-teman eksperimen dilakukan dengan diskusi,

tanya jawab dan/atau tugas

(5) Kesimpulan

c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Eksperimen

Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar eksperimen berhasil dengan

baik :

(1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada

pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan eksperimen

(2) Menguasai konsep yang dieksperimenkan

(3) Mampu mengelola kelas

(4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran eksperimen secara efektif

(5) Mampu memberikan penilaian secara proses

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang

eksperimen :

(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui eksperimen

(2) Memiliki kemampuan melaksanakan eksperimen

(3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras

(4) Mampu menulis, membaca, dan menyimak dengan baik

d. Keunggulan

(1) Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

(2) Membangkitkan sikap ilmiah siswa

(3) Membuat pembelajaran bersifat aktual

(4) Membina kebiasaan belajar kelompok maupun individu

e. Kelemahan

(1) Memerlukan alat dan biaya

(2) Memerlukan waktu relatif lama

(3) Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen

(4) Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen

6. Metode Karya Wisata

Pembelajaran karya wisata (field trip) artinya aktifitas belajar siswa dibawa

keluar kelas. Karya wisata lebih menitikberatkan pada perjalanan yang relatif jauh

dari kelas/sekolah untuk mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengan topik

bahasan yang bersifat umum.

49

Page 50: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Selain untuk peningkatan kemampuan juga lebih bersifat untuk peningkatan

aspek-aspek psikologis siswa.

a. Karakteristik

Menemukan sumber bahan pelajaran sesuai dengan perkembangan

masyarakat, dilaksanakan diluar kelas/sekolah, memiliki perencanaan, aktifitas

siswa lebih muncul daripada guru, aspek pembelajaran merupakan salah satu

implementasi dari pembelajara berbasis kontekstual.

b. Prosedur

(1) Menetapkan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai siswa

(2) Mempelajari topik karya wisata

(3) Merumuskan kegiatan yang akan ditempuh

(4) Melaksanakan kegiatan

(5) Menilai kegiatan

(6) Melaporkan hasil kegiatan

c. Prasyarat Untuk Mengoptimalkan Metode Karya Wisata

Kemampuan guru yang harus diperhatikan :

(1) Mampu mengidentifikasi objek karya wisata yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran

(2) Mampu membuat perencanaan dan panduan siswa dalam melaksanakan

karya wisata

(3) Mampu mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam karya

wisata

(4) Mampu mengontrol, memfasilitasi dan membimbing aktifitas siswa

selama melakukan kegiatan

(5) Mampu menilai kegiatan karya wisata

Kondisi dan kemampuan siswa yang perlu diperhatikan :

(1) Mampu memahami petunjuk pelaksanaan karya wisata

(2) Mampu menyusun laporan hasil karya wisata

(3) Mampu belajar secara mandiri maupun kelompok

(4) Mampu menggunakan bahan atau alat yang diperlukan dalam kegiatan

karya wisata

d. Keunggulan

50

Page 51: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh pengalaman nyata,

praktis dan konkret

(2) Dapat menumbuhkan rasa senang, minat dan motivasi terhadap objek

tertentu

(3) Memberikan masukan terhadap program sekolah

(4) Mendekatakan siswa dengan lingkungan

e. Kelemahan

(1) Memerlukan alokasi waktu yang cukup banyak

(2) Memerlukan pengawasan dan bimbingan ekstra ketat terhadap aktifitas

siswa

(3) Akan banyak menggunakan biaya

(4) Jika tidak dikontrol maka siswa selal terlena dengan bermainnya daripada

belajarnya

7. Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah digunakan dalam implementasi pembelajaran

terpadu maupun kontekstual karena pembelajaran ini dikembangkan secara

integritas antara kemampuan siswa dengan topik bahasan maupun lingkungan.

Metode ini cenderung menggunakan pendekatan kontruktivisme artinya

pengetahuan, keterampilan dan sikap akan dikembangkan dan dibangun oleh siswa

dibawah bimbingan guru.

a. Karakteristik

Metode pemecahan masalah merupakan suatu metode ilmiah yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini sesuai jika digunakan pada

siswa sekolah dasar di kelas tinggi. Cenderung pendekatan induktif yang

digunakan dalam proses pembelajaran pemecahan masalah, siswa belajar mulai

dari hal-hal yang khusus sampai pada konsep umum.

b. Prosedur

(1) Merumuskan dan membatasi masalah

(2) Merumuskan dugaan dan pernyataan

(3) Mengumpulkan data atau mengolah data

(4) Membuktikan atau menjawab pertanyaan

(5) Merumuskan kesimpulan

c. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Pemecahan Masalah

51

Page 52: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Kemampuan guru yang harus diperhatikan :

(1) Mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada

pembuktian dan kesimpulan serta membuat laporan pemecahan masalah

(2) Menguasai konsep yang di problem-solvingkan

(3) Mampu mengelola kelas

(4) Mampu menciptakan kondisi pembelajaran pemecahan masalah secara

efektif

(5) Mampu memberikan penilaian secara proses

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan :

(1) Memiliki motivasi, perhatian dan minat belajar melalui pemecahan

masalah

(2) Memiliki kemampuan melaksanakan pemecahan masalah

(3) Memiliki sikap yang tekun, teliti dan kerja keras

(4) Mampu menulis, membaca dan menyimak dengan baik

d. Keunggulan

(1) Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah

(2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis

(3) Mempelajari bahan pelajaran yang aktual dengan kebutuhan dan

perkembangan masyarakat

(4) Jika dilaksanakan secara kelompok dapat mengembangkan kemampuan

sosial siswa

(5) Mengoptimalkan kemampuan siswa

e. Kelemahan

(1) Waktu yang digunakan relatif lama

(2) Bahan pelajaran tidak bersifat logis dan sistematis

(3) Memerlukan bimbingan dari guru

C. Hubungan Pengalaman Belajar dengan Metode Mengajar

Pengalaman belajar (learning experience) merupakan suatu proses kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keterampilan proses merupakan pendekatan belajar – mengajar yang mengarah

pada pengembangan kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri siswa (Depdikbud 1990:9).

52

Page 53: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Pengalaman yang diperoleh siswa dalam pembelajaran dapat berupa pengalaman

intelektual, emosional, social, fisik-motorik. Perkembangan itu dicapai melalui

serentetan pengalaman, yaitu pengalaman mengindera, seperti melihat dan mendengar.

Pengalaman berpikir, seperti mengingat dan menyelesaikan persoalan. Pengalaman

sosial, seperti berkomunikasi dan bekerja sama. Pengalaman emosional, seperti

dihargai dan dikagumi.

Dalam metode ceramah, pengalaman menyimak merupakan pengalaman yang

cenderung banyak diperoleh siswa. Disini akan terjadi proses mental yaitu mengerti

dan tidak mengerti, diterima dan tidak diterima.

Pembelajaran melalui diskusi yang dilaksanakan secara efektif akan banyak

berdampak terhadap pengalaman siswa. Pengalaman yang diperoleh diantaranya yaitu

bekerja sama, menjadi pemimpin/anggota kelompok, mengeluarkan ide atau pendapat,

berkomunikasi dalam kelompok dan pengalaman menyimpulkan hasil penyelesaian

masalah.

Dalam pembelajaran simulasi secara langsung maupun tidak langsung akan

berdampak terhadap pengalaman belajar siswa, diantaranya dalam berinteraksi,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dan menilai proses kegiatan simulasi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam metode demonstrasi adalah posisi siswa

seluruhnya harus dapat memperhatikan terhadap objek yang akan didemonstrasikan.

Pengalaman yang diperoleh yaitu memperhatikan prosedur yang sistematis,

mempraktikan keterampilan secara proses, menggunakan alat atau bahan yang

sebenarnya.

Dalam pembelajaran eksperimen, pengalaman yang diperoleh hamper sama dengan

pembelajaran demonstrasi, tetapi dalam eksperimen juga akan diperoleh pengalaman

membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain, mendiskusikan apabila

ada perbedaan dan kekeliruan, menemukan suatu konsep dan membuktikan secara

proses.

Pengalaman yang diperoleh dari pembelajaran karya wisata yaitu bersosialisasi,

bekerja sama, berinteraksi, mengamati dan menilai objek. Pengembangan kemampuan

dengan pengalaman memecahkan masalah, mengambil keputusan dan menerapkan ide-

ide.

53

Page 54: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

MODUL 6

MEDIA PEMBELAJARAN

Tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah dasar salah satunya dipengaruhi oleh

kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dasar dibutuhkan

adanya media pembelajaran yang tepat. Penggunaan media dalam proses pembelajaran

akan menumbuhkan kebermaknaan belajar di mana para siswa akan lebih tertarik, merasa

senang, dan termotivasi untuk belajar, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap sesuatu

yang dipelajarinya.

A. Hakikat, Fungsi serta Peranan Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-

pesan pembelajaran (messages) yang disampaika oleh sumber pesan (guru) kepada

penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan

cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

Pemahaman terhadap konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada

peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi (software)

yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian, konsep media

pembelajaran itu mngandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang

disampaikannya dalm satu kesatuan yang utuh.

Fungsi utama media pembelajaran, yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan

situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dengan fungsi itu, media pembelajaran harus

dijadikan bagian integral keseluruhan proses pembelajaran itu sendiri. Dalam

penggunaannya harus relevan dengan tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dan bahan

ajar, tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau

memancing perhatian siswa semata. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses

belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan

mengurangi verbalisme (salah penafsiran)

Guru dapat lebih mengefektifkan pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran

melalui penggunaan media secara optimal, sebab media ini memiliki nilai dan manfaat

yang sangat menguntungkan, diantaranya :

1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak

54

Page 55: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam

lingkungan belajar

3. Menampilkan objek yang terlalu besar dan kecil

4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

B. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Ada tiga jenis media pembelajaran yang perlu dipahami oleh para guru, yaitu:

media visual, media audio, dan media audiovisual. Dari masing-masing jenis media

tersebut terdapat berbagai bentuk media yang dapat dikembangkan dalam kegiatan

pembelajaran di sekolah dasar.

1. Media Visual

a. Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)

Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media yang

merupakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan tampak pada

layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam,

misalnya gambar diam(still pictures) dan media proyeksi gerak, misalnya

gambar bergerak (motion pictures)

b. Media Visual Tidak Diproyeksikan (Non Projected Visual)

(1) Gambar Fotografik

Gambar fotografik atau seperti fotografik iini termasuk ke dalam

gambar diam/mati (still pictures).

Keuntungan menggunakan media gambar fotografik :

(a) Dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih

realistik.

(b) Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, suratkabar, kalender, dan

sebagainya.

(c) Mudah menggunakaannya dan tidak memerlukan peralatan lain.

(d) Tidak mahal, bahkan tidak mengeluarkan biaya untuk pengadaannya.

(e) Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua mata

pelajaran/disiplin ilmu.

(2) Grafis (graphic)

Media grafis merupakan media pandang dua dimensi yang dirancang

untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang terdapat

55

Page 56: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

pada media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media grafis yang sering

digunakan dalam kegiatan pembelajaran yaitu:

(a) Grafik (graph)

Grafik merupakan gambar yang sederhana untuk mengambarkan data

kuantitatif yang akurat dan mudah untuk dimengerti.

(b) Bagan (Chart)

Bagan dirancang untuk menggambarkan atau menunjukkan suatu ide

atau gagasan melalui garis, simbol, gambar, dan kata-kata singkat.

(c) Diagram

Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk

memperlihatkan tentang tatakerja dari suatu benda, terutama dengan

garis-garis.

(d) Poster

Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar dan

pesan/tulisan, biasanya menggunakan warna yang mencolok.

(e) Kartun

Kartun merupakan penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur

tentang orang, gagasan atau situasi yang dirancang untuk membentuk

opini siswa.

(f) Media Tiga Dimensi

Media tiga dimensi dalam hal ini terdiri atas media realia dan model.

Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang

berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada para siswa.

Model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Model merupakan tiruan dari beberapa objek nyata.

2. Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk

mempelajari bahan ajar dan jenisnya , seperti program kaset suara(audio cassette),

CD audio, dan program radio

3. Media Audiovisual

56

Page 57: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut

media pandang dengar. Contohnya yaitu program video/televisi pendidikan,

video/televisi instruksional, program slide suara dan program CD interaktif.

Setiap media memiliki karakteristik (kelebihan dan keterbatasan), oleh karena

itu tidak ada media yang dapat digunakan untuk semua situasi atau tujuan. Media

mana yang akan digunakan tergantung kepada kompetensi/tujuan yang ingin

dicapai, sifat bahan ajar, ketersediaan media tersebut, dan kemampuan guru dalam

mengunakannya.

C. Pemilihan, Penggunaan dan Perawatan Media Pembelajaran Sederhana

Media pembelajaran sederhana adalah jenis-jenis media pembelajaran yang relatif

mudah dibuat, bahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya relatif

murah. Namun demikian, sederhana tidaknya suatu media tersebut sebenarnya

tergantung pada kondisi suatu sekolah.

Pemilihan media pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh guru untuk menentukkan jenis media mana yang lebih

tepat digunakan dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, sifat materi yang akan

disampaikan, strategi yang digunakan, serta evaluasinya. Adanya pemilihan media ini

disebabkan sangat banyak dan bervariasinya jenis media dengan karakteristik yang

berbeda-beda.

Terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media

pembelajaran, yaitu:

a. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran

Memilih media pembelajaran harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan

yang jelas.

b. Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dari segi

keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya.

c. Alternatif Media Pembelajaran yang Dapat Dipilih

Memilih media merupakan proses mengambil atau menentukan keputusan dari

berbagai pilihan(alternatif) yang ada.

Supaya media pembelajaran yang dipilih tepat perhatikan beberapa faktor

berikut:

57

Page 58: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran atau satuan pembelajaran ini

harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

(2) Sasaran belajar. Maksud sasaran belajar ini adalah siswa yang akan

menerima pesan atau informasi melalui media pembelajaran.

(3) Tingkat keterbacaan media (reliability). Maksudnya apakah media

pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti

kejelasan gambar, huruf, dan pengaturan warna.

(4) Situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi tempat atau ruangan yang

dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan keadaan siswa..

(5) Objektivitas. Pemilihan media terhindar oleh kesenangan pribadi semata

(subjektif).

Penggunaan media pembelajaran sederhana perlu memperhatikan tujuan yang ingin

dicapai, sifat dari bahan ajar, karakteristik sasaran belajar (siswa), dan kondisi

tempat/ruangan. Yang menjadi pertimbangan antara lain: kesederhanaan, menarik

perhatian, adanya penonjolan/penekanan (misalnya dengan warna), direncanakan

dengan baik, serta memungkinkan siswa lebih aktif belajar.

Untuk pemeliharaan media pembelajaran agar awet dan dapat digunakan lebih

lama perlu diupayakan berbagai cara, baik secara teknis, misalnya dengan memberi

bingkai pada media grafis (mounting frame), maupun yang lebih ideal, yaitu

menyediakan tempat atau ruangan yang secara khusus diset untuk penyimpanan

berbagai jenis media pembelajaran.

D. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu

yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar, baik secara terpisah maupun secara

terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajarnya.

Sumber-sumber dapat berupa pesan atau informasi, orang, bahan-bahan,

alat/perlengkapan, teknik/metode, dan lingkungan

Lingkungan sebagai sumber belajar memiliki nilai-nilai yang sangat berharga yang

dapat di optimalkan dalam proses pembelajaran. Lingkungan dapat memperkaya bahan

dan kegiatan belajar siswa.

Lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terdiri atas

lingkungan sosial dan lingkungan fisik atau lingkungan alam. Lingkungan sosial dapat

58

Page 59: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Lngkungan alam

dapat digunakan untuk mempelajari gejala-gejala alam serta dapat menumbuhkan

kesadaran siswa akan cinta alam dan berpartisipasi dalam memelihara alam.

Prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dapat

ditempuh melalui kegiatan dengan membawa siswa ke lingkungan seperti survei,

karyawisata, berkemah di alam terbuka, praktik lapangan, dan pelayanan kepada

masyarakat atau dengan membawa lingkungan ke dalam kelas/sekolah, seperti

pemanfaatan narasumber yang ada di masyarakat untuk berbicara di sekolah.

Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu

dilakukan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah-langkah

tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan

tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

MODUL 7

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

A. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau

keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus

dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas

mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian

keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau

kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam

melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang

tenaga pengajar, yaitu;

1. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)

2. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach)

Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara

membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai

oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan

pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses

59

Page 60: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan

sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

B. Jenis-jenis Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar yang harus ada pada seorang tenaga pengajar atau

pendidik dapat dibedakan menjadi 8 jenis keterampilan. Keterampilan dasar mengajar

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan Menjelaskan

a. Pengertian keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelasakan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan

belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang

berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.

b. Prinsip-prinsip menjelaskan

(1) Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta

didik

(2) Penjelasan harus diselingi tanya jawab

(3) Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru

(4) Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran

(5) Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik

(6) Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan

dihubungkan dengan kehidupan

c. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan

(1) Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan

jelas

(2) Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu

(3) Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan

(4) Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi

(5) Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui

pertanyaan-pertanyaan

2. Keterampilan Bertanya

a. Pengertian keterampilan bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,

termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan

60

Page 61: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk

memunculkan atau menumbuhkan jawaban(respon) dari peserta didik.

b. Tujuan keterampilan bertanya :

(1) Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar

(2) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat

(3) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik

(4) Melatih peserta didik berfikir divergen

(5) Mencapai tujuan belajar

c. Jenis-jenis pertanyaan

(1) Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu

peserta didik

(2) Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada

seluruh kelas

(3) Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban

(4) Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi

(5) Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan

kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain

(6) Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang

jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri

d. Prinsip-prinsip bertanya

(1) Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir

kepada peserta didik

(2) Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang

sederhana

(3) Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik

(4) Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random

(5) Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan

peserta didik

(6) Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question

e. Teknik-teknik dalam bertanya

(1) Tekhnik menunggu

(2) Tekhnik menguatkan kembali

(3) Tekhnik menuntun dan menggali

61

Page 62: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(4) Tekhnik melacak

3. Keterampilan Menggunakan Variasi Stimulus

a. Pengertian keterampilan menggunakan variasi

Keterampilan menggunakan variasi stimulus merupakan keterampilan guru

dalam menggunakan bermacam kemampuan dalam mengajar untuk

memberikan rangsangan kepada siswa agar suasana pembelajaran selalu

menarik, sehingga siswa bergairah dan antusias dalam menerima pembelajaran

dan aktivitas belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

b. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar :

(1) menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar

(2) mempertahankan kondisi optimal belajar

(3) meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik

(4) memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

c. Jenis-jenis variasi dalam mengajar

(1) variasi dalam penggunaan media

(2) variasi dalam gaya mengajar

(3) variasi dalam penggunaan metode

(4) variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah

d. Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran

(1) gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat

(2) perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif

(3) penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan

karakteristik peserta didik

4. Keterampilan Memberi Penguatan

a. Pegertian keterampilan memberi penguatan

Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon

terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan

kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.

b. Tujuan penggunaan keterampilan memberi penguatan :

(1) Menimbulkan perhatian peserta didik

(2) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

(3) Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi

(4) Merangsang peserta didik berfikir yang baik

62

Page 63: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(5) Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah

perilaku yang mendukung belajar

c. Jenis-jenis penguatan

(1) Penguatan Verbal

(2) Penguatan Gestural

(3) Penguatan dengan cara mendekatinya

(4) Penguatan dengan cara sambutan

(5) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

(6) Penguatan berupa tanda atau benda

d. Prinsip-prinsip penguatan

(1) Dilakukan dengan hangat dan semangat

(2) Memberikan kesan positif kepada peserta didik

(3) Berdampak terhadap perilaku positif

(4) Dapat bersifat pribadi atau kelompok

(5) Hindari penggunaan respon negative

5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

a. Pengertian Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan

mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka

pelajaran peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan

langkah-langkah yang akan ditempuh.

Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam

mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat

menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik

dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.

b. Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :

(1) Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran

yang akan dibicarakan

(2) Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang

akan dibicarakan

(3) Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam

pelajaran

(4) Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan

63

Page 64: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

c. Prinsip-prinsip keterampilan membuka dan menutup pelajaran

(1) Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik,

yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan

yang akan disampaikan

(2) Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-

tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis

(3) Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan

menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh

peserta didik.

6. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan

(1) Pengertian mengajar kelompok kecil dan perorangan

Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru

melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan

jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8

orang untuk setiap kelompoknya.

Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran

individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar,

prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan

memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual

peserta didik.

(2) Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan

perorangan adalah :

(a) Keterampilan dalam pendekatan pribadi

(b) Keterampilan dalam mengorganisasi

(c) Keterampilan dalam membimbing belajar

(d) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM

7. Keterampilan Mengelola Kelas

a. Pengertian keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam

mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.

b. Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :

64

Page 65: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik

memgembangkan kemampuannya secara optimal

(2) Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat

merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar

(3) Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila

terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari

(4) Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik

(5) Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta

didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual

peserta didik dalam kelas.

c. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas

(1) Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku

peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya

(2) Kehangatan dan keantusiasan

(3) Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar

(4) Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang

(5) Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki

disipin diri

(6) Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan

konsentrasi pada hal negative

d. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas

(1) Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan

kemampuannya dengan cara :

(a) Memusatkan perhatian

(b) Menunjukkan sikap tanggap

(c) Menegur

(d) Membagi perhatian

(e) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas

(f) Memberi penguatan

(g) Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat

menggunakan keterampilan dengan cara :

- Pengelolaan kelompok

- Modifikasi tingkah laku

65

Page 66: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

- Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan

masalah

(2) Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan

mengelola kelas :

(a) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

(b) Pengulangan penjelasan yang tidak perlu

(c) Penyimpangan

(d) Kesenyapan

(e) Bertele-tele

8. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

a. Pengertian

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam

kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji

konsep, prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat

penting sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai

dengan tujuan pembelajaran.

b. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :

(1) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan

(2) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan

(3) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis

(4) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

c. Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok

kecil :

(1) Memperjelas permasalahan

(2) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

(3) Pemusatan perhatian

(4) Menganalisa pandangan peserta didik

(5) Meningkatkan urutan pikiran peserta didik

(6) Menutup diskusi

d. Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :

(1) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan

peserta didik

66

Page 67: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(2) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk

memikirkan pemecahan masalah

(3) Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu

(4) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada

kaitannya dengan topik pembicaraan

(5) Membiarkan peserta didik tidak aktif

(6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut

Keberhasilan pengajaran selain didukung oleh keaktifan siswa yang belajar,

juga dipengaruhi oleh keterampilan guru dalam mengelola interaksi belajar

mengajar. Berbagai jenis keterampilan mengajar yang perlu diketahui oleh guru,

salah satu jenis keterampilan mengajar adalah keterampilan bertanya.

Setiap kegiatan belajar-mengajar hampir tidak pernah lepas dari pertanyaan

guru, dalam arti seseorang guru yang sedang mengajar pasti akan memberikan

pertanyaan-pertanyaan berapapun frekuensinya. Oleh karena itu guru perlu

memahami teknik-teknik (keterampilan bertanya) agar pertanyaan mencapai

sasaran yang tepat. Pertanyaan yang diajukan oleh guru mempunyai beberapa

maksud, antara lain untuk memberikan dorongan kepada siswa agar mereka

mengemukakan pendapat, sekedar apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik

dan sebagainya. Guru dapat melontarkan pertanyaan tersebut kepada siswa secara

individual maupun kelompok. Adapun jenis pertanyaan yang diajukan bervariasi

dari pertanyaan tingkat rendah sampai pertanyaan dengan taraf kesulitan yang

tinggi. Klasifikasi pertanyaan tersebut bertitik tolak dari taksonomi Bloom.

Seorang guru perlu mempelajarinya dengan maksud agar dapat menganalisis

keterampilan bertanya dan dapat menggunakan dengan baik di depan kelas.

Secara lebih rinci lagi guru diharapkan dapat:

a. menguraikan secara rasional keterampilan bertanya

b. menunjukkan minimal lima hal yang merupakan kebiasaan yang harus

dihindari oleh guru

c. mengidentifikasi tipe-tipe pertanyaan

d. menggunakan secara efektif variasi pertanyaan

e. memberi contoh keterampilan bertanya dasar

f. memberi contoh keterampilan bertanya lanjut

g. memberi contoh untuk tiga jenjang pertanyaan tingkat rendah

67

Page 68: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

h. memberi contoh untuk tiga jenjang pertanyaan tingkat tinggi

C. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pertanyaan Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru sering memberikan pertanyaan kepada

siswa baik yang diajukan kepada seluruh kelompok, kelompok kecil atau siswa secara

individual. Hampir tidak ada suatu kegiatan belajar mengajar tanpa satupun pertanyaan

yang dilontarkan oleh guru. Menurut Borich yang dikutif oleh Cole dan Chan bahwa

pertanyaan adalah ungkapan verbal yang digunakan untuk mendapatkan tanggapan dari

pihak lain. Pertanyaan digunakan oleh guru untuk melihat pikiran dan tanggapan siswa

secara benar terhadap penjelasan guru. Disamping itu pertanyaan dapat mendorong

siswa agar mengajukan pendapat, mengajak siswa berpikir, untuk mendapatkan umpan

balik, jalan untuk meningkatkan pemahaman siswa dan sebagainya.

Cara yang digunakan oleh guru dalam mengajukan pertanyaan, berpengaruh dalam

hasil belajar dan cara berpikir siswa. Cara yang mempunyai pengaruh positif bagi

kegiatan belajar siswa merupakan cara yang tidak mudah. Pengajuan pertanyaan yang

penu arti dan menarik, merupakan tugas yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, guru

perlu memahami dan menguasai keterampilan bertanya sebagai salah satu keterampilan

mengajar.

Fungsi pertanyaan guru adalah sebagai alat mengajar. Pada umumnya guru

menggunakan teknik bertanya sebagai alat mengajar, walaupun sebagian besar dari

pertanyaan yang diajukan masih berupa pertanyaan ingatan belaka.

Dalam mengajukan pertanyaan guru mempunyai maksud-maksud tertentu, yang

antara guru satu dengan guru yang lainnya bekum tentu tujuannya sama. Oleh karena

itu jenis pertanyaan guru kalau diinventarisasikan akan banyak sekali. Tujuan

pertanyaan yang diajukan guru antara lain mempunyai maksud sebagai berikut:

1. Memberikan batu loncatan (apersepsi) sebelum memasuki pokok bahasan baru

2. Mengenai apa yang telah diketahui siswa tentang pokok bahasan yang diajarkan

3. Memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang sedang disajikan

4. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa pada suatu pokok bahasan

yang diajarkan

5. Mengenal kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menerima pelajaran

6. Mengembangkan cara belajar siswa aktif

7. Mmberikan rangsangan pada para siswa agar mereka berpikir kritis dan kreatif

68

Page 69: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

8. Mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat

9. Mengajak para siswa untuk memecahkan masalah

10. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengasimilasikan informasi

11. Untuk meninjau kembali apa yang dijelaskan guru

12. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa dalam melaksanakan tugas

D. Penggunaan Keterampilan Bertanya

Dalam usaha mencapai tujuan di atas, guru perlu memperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Kehangatan dan Keantusiasan

Kelas akan kelihatan hidup apabila guru menunjukkan sikap yang antusias dan

hangat. Sikap ini akan tampak pada gaya guru, ekspresi wajah, suara serta gerakan

badan yang dapat mempengaruhi suasana kelas gembira dan akrab. Guru yang

membawa persoalan dari rumah ke sekolah dan terbawa pada saat saat ia mengajar,

akan menunjukkan sikap yang murung dan tidak gairah mengajar. Akibatnya

suasana kelas akan terpengaruh juga oleh sikap guru yang kurang bergairah ini.

Siswa akan enggan berpartisipasi karena melihat sikap guru yang murung dan

kemungkinan besar menjadi cepat marah. Sikap ini harus dihindari. Betapapun

beratnya persoalan dihadapi guru, di depan kelas ia harus bersikap wajar jangan

perlihatkan sikap murung, sedih atau bersungut-sungut. Sikap hangat dan antusias

ditunjukkan dalam mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban dari siswa.

2. Kebiasaan-kebiasaan yang perlu dihindari

Dalam mengajukan pertanyaan ada beberapa hal yang perlu dihindari, ialah:

a. mengulangi pertanyaan sendiri

b. mengulangi jawaban siswa

c. menjawab pertanyaan sendiri

d. pertanyaan yang menjawab jawaban serentak

e. pertanyaan ganda

f. menunjuk siswa tertentu sebelum memberikan pertanyaan

E. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut

Pertanyaan guru ada yang hanya meminta siswa untuk mengingat kembali fakta

atau informasi yang telah diterima, tetapi ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat

69

Page 70: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

berpikir yang lebih tinggi dari siswa. Oleh karena itu dalam mempelajari keterampilan

bertanya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Keterampilan bertanya dasar

Untuk dapat mencapai tujuan penggunaan pertanyaan di dalam kelas, guru perlu

memahami komponen-komponen keterampilan bertanya dasar. Keterampilan

bertanya dasar mempunyai komponen-komponen sebagai berikut:

a. pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat

b. pemberian acuan

c. pemusatan

d. pemindahan giliran

e. penyebaran

f. pemberian waktu berpikir

g. sambutan yang hangat dan antusias

h. pemberian tuntunan

2. Keterampilan bertanya lanjut

Penguasaan komponen bertanya lanjut, juga berlandaskan pengusaan komponen

bertanya dasar, oleh karena itu semua komponen bertanya dasar juga masih dipakai

dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut.

a. Penggunaan keterampilan bertanya lanjut:

Dalam menerapkan keterampilan bertanya lanjut, ada kebutuhan yang lebih

tinggi sifatnya yang belum dapat dijangkau oleh keterampilan bertanya dasar

ialah usaha siswa untuk mengembangkan kemampuan mengatasi masalah serta

berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi. Oleh karena itu penggunaannya

meliputi:

(1) Mengembangkan kemampuan menemukan, mengorganisasi dan melalui

informasi yang diperoleh

(2) Meningkatkan kemampuan membentuk dan mengungkapkan pertanyaan

berdasarkan informasi yang lengkap dan relevan

(3) Mendorong siswa mengembangkan ide-ide serta mengemukakannya

kepada kelompok secara timbal balik

(4) Memberi kesempatan-kesempatan siswa memperoleh keberhasilan yang

lebih daripada biasanya

b. Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut

70

Page 71: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan

(2) Pengaturan urutan pertanyaan

(3) Penggunaan pertanyaan pelacak

(4) Peningkatan terjadinya interaksi

c. Klasifikasi Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

Pada uraian di atas telah disinggung bahwa pertanyaan yang hanya

menuntut siswa mengingat kembali fakta/informasi yang telah diterima, namun

ada pula pertanyaan yang menuntut tingkat berpikir yang lebih tinggi. Untuk

memudahkan anda dalam membuat pertanyaan, taksonomi Bloom dapat

dipakai sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan pertanyaan. Sebelumnya

perlu anda ketahui bahwa taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang

dipakai dalam merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga

diterapkan untuk mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.

Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom

dan kawan-kawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut

aspek pikir); afektif (yang menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang

menyangkut aspek keterampilan).

(1) Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah :

(a) pengetahuan (knowledge)

(b) pemahaman (comprehension)

(c) penerapan (application)

(2) Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:

(a) analisis (analysis)

(b) sintesis (synthesis)

(c) evaluasi (evaluation)

d. Pertanyaan pemahaman (comprehension)

Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau

memahami sesuatu. Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat

mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan

menggunakan kalimatnya sendiri. Jadi pada tingkat ini siswa sudah tidak lagi

mengingat dan mengahfal informasi yang diperoleh, melainkan harus dapat

memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut.

Bentuk pertanyaan jenis ini adalah:

71

Page 72: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Memberkan penjelasan dengan kata-kata sendiri

(2) Menyatakan ide-ide pokok tentang sesuatu dengan kata-kata sendiri

(3) Membedakan atau membandingkan

(4) Menerangkan dengan grafik

(5) Mengubah bahan dari bentuk yang satu ke dalam bentuk lain

Untuk pertanyaan pemahaman perlu diigat bahwa informasi atau bahan

pelajaran harus sudah diberikan/diajarkan kepada siswa, sehingga waktu

guru memberikan pertanyaan yang maksudnya untuk mengetahui apakah

informasi yang telah diberikan telah dipahami siswa, mereka sudah

mempunyai bahan untuk menjawab.

e. Pertanyaan penerapan (aplikasi)

Kalau pada tingkat lebih rendah siswa hanya diminta mengingat

kembali, kemudian setelah memahami sesuatu pelajaran ia dapat

mengungkapakan kembali yang telah dipelajari, maka kecakapan itu harus

diingatkan lagi. Siswa harus dapat menggunakan informasi yang telah

dipelajari itu untuk diterpkan pada suatu atau pada kehidupan sehari-hari.

Pada tingkat ini, yang dimaksud dengan pertanyaan penerapan adalah

pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan menggunakan

informasi yang telah diperoleh seelumnya.

Disini siswa dihadapkan pada pemecahan masalah sederhana dengan

menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya. Dengan menggunakan

konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipeajari sebelumnya,

siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap

masalah itu.

f. Pertanyaan analisis

Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan

tingkat tinggi. Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara

mendalam, kritis, bahkan menciptakan sesuatu yang baru untuk menjawab

pertanyaan analisis, siswa harus mampu menguraikan sebab-sebab, motif-

motif atau mengadakan deduksi (dari suatu generalisasi/kesimpulan

umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu pertanyaan

analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan

berbagai alternatif. Siswa tidak lagi hanya mengahafal atau mengingat-ingat

72

Page 73: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

apakah yang telah dipelajari melainkan dituntut pemikiran kritis. Guru harus

waspada dengan jawaban siswa, mungkin jawaban itu hanya diperoleh dari

bagian bab dalam buku teks dan bukan hasil pemikirannya. Pertanyaan

analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:

(1) Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian

(2) Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar

mencapai suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi

(3) Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti

yang menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu

g. Pertanyaan sintesis

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingakta tinggi yang menuntut

siswa untuk berpikir orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan

diperoleh kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian atau unsur-

unsur agar dapat merupakan suatu kesatuan. Mereka dituntut untuk

mendakan induksi (dari fakta-fakta/unsur-unsur/informasi, diambil suatu

kesimpulan atau generalisasi). Siswa tidak hanya menerka jawaban,

melainkan harus berpikir dengan sunguh-sunguh. Jenis pertanyaan ini akan

dapat meningkatkan kreativitas serta daya penalaran siswa. Pertanyaan

sintesis ini dapat berbentuk:

(1) Pertanyaan yang meminta siswa mengadakan prediksi atau membuat

ramalan

(2) Pertanyaan yang diminta siswa mengungkapkan ide dan mengahasilkan

komunikasi orisinil

(3) Pertanyaan yang menuntut pemecahan masalah

h. Pertanyaan evaluasi

Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi, karena

pekerjaan menialai hanya mungkin dilakukan dengan baik bila fungsi-

fungsi kognitif yang lain, dari pengetahuan sampai dengan sintesis telah

dikuasai. Untuk dapat menyatakan pendapat atau menilai berbagai ide,

karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan keputusannya, harus

digunakan kriteria-kriteria tertentu, apakah berupa kriteria yang benar atau

nilai-nilai yang dipilih oleh siswa sendiri.

73

Page 74: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dalam pertanyaan evaluasi adanya standar atau kriteria pengukuran

merupakan sesuatu yang mutlak. Penggunaan standar atau kriteria yang

berbeda akan mengakibatkan jawaban yang berbeda pula. Tetapi dalam

mengembangkan penalaran siswa, jawaban-jawaban yang berbeda tersebut

memang diharapkan. Hal ini menunjukkan adanya pemikiran dari setiap

siswa, berarti bukan hanya menghafal atau meniru jawaban orang lain.

Pertanyaan evaluasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

(1) pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai

persoalan

(2) pertanyaan yang menilai suatu ide

(3) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan

masalah

(4) pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik

MODUL 8

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 2

Keterampilan dasar mengajar 2 merupakan kelanjutan dari ketrampilan mengajar 1.

Ketrampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi dan menjelaskan yang

merupakan pokok dari ketrampilan mengajar 1 akan dilanjutkan dengan ketrampilan

membuka dan menutup pelajaran, ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil,

mengelola kelas dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

A. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Pengertian dan tujuan

Secara umum ketrampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan

ketrampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan belajar dan

mengakhiri pelajaran. Dari pengertian di atas mungkin ada yang mengartikan

bahwa ketrampilan ini yaitu hanya terjadi pada awal dan akhir pembelajaran saja.

74

Page 75: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Namun, dalam kenyataan dalam pembelajaran ini bisa terjadi beberapa kali yaitu

setiap penggal pembelejaran.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapka ketrampilan membuka pelajaran

yaitu :

a. Menyiapkan mental sisiwa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran

b. Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran

c. Memberikan gambaran yang jelas tentang batsan- batasan tugas yang harus

yang harus dikerjakan siswa

d. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah

dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari

e. Member gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan atau

dilaksanakan dalam kegiatan belajar.

Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan ketrampilan menutup pelajaran

adalah :

a. Mementapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah

berlangsung

b. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang

telah dijalani

c. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja

dipelajari.

Melihat pentingnya tujuan-tujuan tersebut, maka guru tak boleh melalaikan

akan membuka dan menutup pelajaran dengan alas an apapaun. Karena kelalaian

akan membuka dan menutup pelajaran akan membuat tidak terarahnya

pembelajaran dan tidak tertatanya kemepuan siswa.

2. Komponen Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran

a. Membuka pelajaran

Komponen yang harus dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah

sebagai berikut :

(1) Menarik perhatian siswa

Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

(a) Memvariasi gaya mengajar guru

(b) Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian

siswa

75

Page 76: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(c) Penggunaaan pola interaksi yang bervariasi

(2) Menimbulkan motivasi

Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam, antara lain.

(a) Sikap hangat dan antusias

(b) Menimbulkan rasa ingin tahu

(c) Mengemukakan ide yang berhubungan

(d) Memperhatikan minat siswa

(3) Memberi acuan

Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara.diantaranya

(a) Mengemukakan tujuan dan batasan tugas

(b) Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan

(c) Mengingatkan masalah pokok yang akan dilakukan

(d) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang

akan dibahas

(4) Membuat kaitan

Membuat kaitan dapat dilakukan dengan cara :

(a) Mengaitkan aspek-aspek yang relevan dari bidang studi yang telah

diajarkan

(b) Membandingkan dan mempertentangkan pengetahuan bau dengan

pengetahuan lama

(c) Menjelaskan garis besar konsep untuk bahan yang sama sekali baru.

b. Menutup pelajaran

Kegiatan menutup pelajaran dilakukan setiap akhir penggal kegiatan. agar

kegiatan menutup dapat berjalan efektif, guru diharapkan menguasai cara

menutup pelajaran sebagai berikut :

(1) Meninjau kembali

Setiap akhir kegiatan guru diharapkan meninjau kembalitentang

penguasaan murid. Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

(a) Merangkum inti pelajaran

(b) Membuat ringkasan

(2) Menilai

Dilakukan dengan cara :

76

Page 77: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(a) Mengadakan tanya jawab secara lisan

(b) Mendemonstrasikan ketrampilan

(c) Mengaplikasikan ide baru

(d) Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas

(e) Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa

(3) Memberi tindak lanjut

Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang

baru dipelajari, guru perlu member tindak lanjut, yang berupa :

(a) Memberi tugas rumah

(b) Tugas kelompok untuk merancang atau memecahkan sesuatu

c. Prinsip-prinsip penggunaan

Penerapan ketrampilan membuka dan menutup pelajaran harus

memerhatikan prinsip tertentu agar pelajaran menjadi efektif. Prinsip tersebut

yaitu bermakna dan berurutan serta berkesinambungan.

(1) Bermakna

Bermakna berarti relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai

dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang

diinginkan.

(2) Berurutan dan berkesinambungan

Dalam hal ini gurur hendaknya berusaha menyusun kegiatan yang tepat,

yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas

kaitannya antara yang satu dengan yang lain.

B. Keterampilan Membimbing Diskusi Kecil

1. Rasional

Ada beberapa alasan yang mendasari ketrampilan diskusi kelompok kecil, yaitu :

a. Musyawarah (diskusi) sudah membudaya dalam masyarakat Indonesia.

b. Tiap warga negara Indonesia diharapkan memiliki ketrampilan berdiskusi.

c. Ketrampilan berdiskusi/memimpin diskusi tidak dibawa sejak lahir

d. Diskusi punya peran khusus dalam mencapai tujuan pendidikan yang bersifat

pembentukan pribadi, nilai, kebiasaan dan ketrampilan.77

Page 78: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

2. Pengertian

Tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat

disebut diskusi. Pembicaraan sekelompok orang dapat disebut diskusi jika :

a. Melibatkan kelompok, yang beranggotakan 3-9 orang.

b. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal

c. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota, sehingga terjadi kerjasama.

d. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju tercapainya

tujuan kelompok.

3. Komponen ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Agar guru dapat membimbing diskusi kelompoksecara efektif, ada 6 komponen

ketrampilan yang harus dikuasai guru. Komponen itu ialah :

a. Memusatkan perhatian

b. Memperjelas masalah dan uraian pendapat

c. Menganalisis pandangan

d. Meningkatkan urunan

e. Menyebatkan kesempatan berpartisipasi

f. Menutup diskusi.

4. Prinsip penggunaan

Prinsip-prinsip penggunaan tersebut adalah :

a. Diskusi bisa dilakukan disemua bidang studi.

b. Topik yang dibahas haruslah topik yang memerlukan pendapat dari orang yang

membahas.

c. Diperlukan guru pembimbing pada diskusi di tingkat SD

d. Iklim diskusi haruslah terbuka dan penuh persahabatan

78

Page 79: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

e. Sebelum diskusi guru membuat perencanaan dan Persiapan seperti memilih

topic dan penyiapan informasi.

f. Harus memaklumi kelebihan dan kekurangan system diskusi

g. Menghindari hal-hal yang dapat membuat ketidakefektifan diskusi.

C. Keterampilan Mengelola Kelas

1. Rasional

Kegiatan belajar menjadi efektif apabila faktor-faktor yang mendukung telah

terciptakan. Salah satu factor tersebut ialah iklim yang kondusif atau optimal.

Iklim yang kondusif berkaitan dengan pengaturan barang dan orang. Misalnya,

pengaturan tempat duduk siswa yang sesuai dengan kegiatan yang sedang

berlangsung, ruangan kelas yang bersih dan terang, alat pelajaran yang menarik.

Semua factor tersebut akan berinteraksi menciptakan iklim kelas yang sehat dan

kondusif.

2. Pengertian

a. Pendekatan otoriter

b. Pendekatan permisisf

c. Pendekatan modifikasi tingkah laku

d. Pendekatan emosi sosioemosional

e. Usaha guru untuk membangun dan memelihara organisasi kelas yang efektif

3. Komponen-komponen keterampilan Mengelola Kelas

Komponen ketrampilan mengelola kelas dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu

preventif dan represif.

a. Ketrampilan yang bersifat preventif

79

Page 80: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Ketrampilan ini mencakup kemampuan guru untuk mencegah gangguan

sehingga kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan dan dipelihara. Untuk

itu, guru harus bisa mengambil prakarsa dan mengendalikan kegiatan

pembelajaran sehingga gangguan dapat diminimalisir.

Usaha untuk mencegah munculnya gangguan-ganguan antara lain dengan :

(1) Menunjukan sikap tanggap

(2) Membagi perhatian

(3) Memusatkan perhatian kelompok

(4) Memberikan petunjuk yang jelas

(5) Menegur

(6) Member penguatan

b. Ketrampilan yang bersifat represif

Kegiatan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan

yang muncul secara berkelanjutan sehingga kondisi kelas yang kacau dapat

dikembalikan menjadi kondisi yang optimal. Ada 3 pendekatan yang dilakukan

untuk mengatasi gangguan berkelanjutan, yaitu modifikasi tingkah laku,

pengelolaan kelompok, dan menemukan serta mengatasi tingkah laku yang

menimbulkan masalah.

(1) Memodifikasi tingkah laku

(2) Pengelolaan kelompok

(3) Menemukan dan memecahkantingkah laku yang menyebabkan masalah

pendekatan

c. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan

berbagai hal berikut :

80

Page 81: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Kehangatan dan keantusiasan guru dalam menciptakan iklim yang

menyenangkan.

(2) Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar dan

berperilaku baik akan mengurangi kemungkinan munculnya perilaku yang

menyimpang.

(3) Penggunaan variasi dalam mengajar akan mengurangi terjadinya gangguan.

(4) Keluwesan guru dlam kegiatan pembelajaran dapat mencegah munculnya

gangguan.

(5) Guru harus selalu menekankan hal-hal yang posiif dan menghindari

pemusatan perhatian pada hal-hal negative.

(6) Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri

sendiri.

(7) Guru hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut

(a) Mencampuri urusan siswa secara berlebihan

(b) Kesenyapan

(c) Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan

(d) Penyimpangan yang berlarut dari pokok pembahasan

(e) Bertele-tele

(f) Mengulangi penjelasan yang tidak perlu

D. Kegiatan Mengajar Kelompok Kecil atau Perorangan

1. Pengertian

Kegiatan pengajaran kelompok kecil dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri

berikut :

a. Terjadi inetraksi (hubungan) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta

siswa dengan siswa.

81

Page 82: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Siswa belajar sesuai kecepatan, cara , kemampuan, dan minatnya sendiri.

c. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai kebutuhannya.

d. Siswa dilibatkan dalama penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh,

materi dan alat yang digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.

2. Variasi pengorganisasian

Pengaturan kesempatan belajar secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan

dapat dibuat dengan berbagai variasi yang disesuaikan dengan hakikat topik yang

dibahas, tujuan yang ingin dicapai, kebutuhan siswa sendiri, serta ketersediaan

waktu dan fasilitas. Dibawah ini beberapa contoh perorganisasian pembelajaran

kelompok kecil dan perorangan dalam konteks pembelajaran klasikal.

a. Model A

b. Model B

c. Model C

d. Model D

3. Komponen keterampilan Mengajar Kelompok Kecil atau Perorangan

Agar dapat mengelola kegiatan kelompok kecil dan perorangan guru harus

menguasai 4 kelompok komponen ketrampilan sebagai berikut.

a. Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

b. Ketrampilan mengorganisasikan

c. Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar

d. Ketrampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Format mengajar kelompok kecil dan perorangan masih belum biasa bagi

banyak guru di Indonesia. Oleh karena itu agar, agar format ini dapat digunakan

secara efektif, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

82

Page 83: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

a. Tidak semua topic dapat disajikan dalam format kelompok kecil da perorangan

b. Lakukan pengajaran kelompok kecil dan perorangan secara bertahap

c. Pengorganisasian siswa, sumber/materi, ruangan dan waktu harus dilakukan

secara cermat.

d. Kegiatan harus diakhiri dengan kulminasi yang memungkinkan siswa saling

belajar.

e. Guru harus mengenal siswa secara pribadi.

MODUL 9

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

Guru mengetahui adanya siswa yang telah mencapai tujuan pembelajaran yang

dirumuskan atau kompetensi yang ditetapkan dan ada siswa yang belum mencapai

kompetensi atau tujuan tersebut. Guru hendaknya member bantuan kepada siswa yang

belum mencapai tingkat penguasaan yang diharapkan. Bantuan dapat diberikan guru untuk

siswa yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan dikenal dengan istilah kegiatan

Remidial.

Guru perlu merancang kegitan bagi siswa yang termasuk kelompok cepat agar mereka

dapat mencapai tingkat perkembangan yang optimal. Kegiatan semacam ini disebut

kegiatan Pengayaan.

A. Kegiatan Remedial

1. Hakikat, Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

a. Hakikat Kegiatan Remedial

Dalam Random House Webste’s Collage Dictionary (1991), remedial

adalah kegiatan yang dilaksanakan umtuk memperbaiki ketrampilan yang

kurang baik dalam suatu bidang tertentu. Kegiatan remedial dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki kegiatan

83

Page 84: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

pembelajaran yang kurang berhasil. Dari pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa suatu kegiatan pembelajaran dianggap sebagai kegiatan remedial apabila

pembelajaran tersebut ditunjukan untuk membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Dapat disimpulka bahwa kegiatan

remedial adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

b. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

Tujuan guru melaksanakan remedial adalah membantu siswa yang

mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil

belajar yang baik. Secara umum tujuan Remidial adalah yaitu membantu siswa

mencapai kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan

kurikulum. Kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi

keseluruhan proses pembelajaran, yaitu :

(1) Fungsi Korektif

Kegiatan remedial mempunyai fungsi korektif bagi kegiatan

pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara

mengajarnya dan siswa memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil

analisis kesulitan belajar siswa , guru memperbaiki berbagai aspek proses

pembelajaran, mulai dari rumusan tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi.

Melaluli kegiatan remedial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan

cara belajarnya, sesuai dengan kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.

(2) Fungsi Pemahaman

Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam

kegiatan remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru

maupun diri siswa. Bagi guru, untuk melaksanakan kegiatan remedial , guru

terlebih dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukannya. Sebelum guru menentukan jenis

kegiatan remedial yang akan dilaksanakan, guru terlebih dahulu harus

mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakannya.

(3) Fungsi Penyesuaian

Kegiatan remedial mempunyai fungsi penyesuaian karena pelaksanaan

kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu

84

Page 85: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan menerapkan kekuatan yang dimiliki individu melalui

penerapan berbagai metode mengajar dan media pembelajaran. Karena

semua aspek kegiatan remedial disesuaikan dengan kemampuan dan

karakteristik individu, proses pembelajaran tidak lagi merupakan beban bagi

siswa.

(4) Fungsi Pengayaan

Kegaiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses

pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber

belajar ,metode mengajar atau alat bantu pembelajaran yang lebih

bervariasi dari yang diterapkan guru dalam pembelajaran biasa.

(5) Fungsi Akselerasi

Kegiatan remedial memiliki fungsi Akselerasi terhadap proses

pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat

penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Tanpa kegiatan remedial,

siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.

(6) Fungsi Terapeutik

Kegiatan remedial memiliki fungsi Terapeutik karena melalui kegiatan

remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan

dengan aspek social-pribadi. Dengan membantu siswa mencapai prestasi

belajar yang lebih baik melalui kegiatan remedial berarti guru telah

membantu siswa meningkatkan rasa percaya dirinya.

c. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa

KomponenPembelajaran

PembelajaranBiasa

KegiatanRemidial

TUJUANBerlaku bagi semua siswa (klasikal)

Bersifat individual

MATERISama untuk semua siswa Sesuai dengan kesulitan

siswa

KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Diikuti semua siswa2. Metode dan media

bersifat klasikal

1. Diikuti oleh siswa yang bermasalah

2. Metode dan media bersifat individual atau kelompok

EVALUASISama untuk semua siswa Bersifat individual atau

kelompok

85

Page 86: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Komponen komponen tersebut adalah tujuan,materi, kegiatan pembelajaran

dan evaluasi.

(1) Tujuan Pembelajaran

Rumusan tujuan bersifat individual. Dalam pembelajaran biasa , tujuan

pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku bagi semua siswa. Jadi,

bersifat klasikal. Sementara itu dalam kegiatan remedial ,tujuan

pembelajaran bersifat individual, tergantung pada kesulitan yang dihadapi

siswa.

(2) Materi Pembelajaran

Materi sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa. Materi pelajaran

dalam pembelajaran biasa sama bagi semua siswa, sedangkan mataeri yang

dibahas dalam kegiatan remedial akan berbeda antara materi untuk siswa

yang satu dengan siswa yang lain.

(3) Kegiatan Pembelajaran

Dalam pembelajaran biasa , yang berpartisipasi adalah siswa. Guru

memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan alat bantu

pembelajaran yang digunakan bersifat klasikal. Sementara itu, dalam

kegiatan remedial , pembelajaran hanya diikuti oleh siswa siswa yang

memiliki kesulitan belajar belajar tertentu.

(4) Evaluasi

Alat evaluasi bersifat individual atau kelompok. Alat evaluasi yang

dikembangkan dalam pembelajaran biasa bersifat klasikal, sama untuk

semua siswa. Sedangkan dalam kegiatan remedial , alat evaluasinya besifat

individual atau kelompok.

2. Pendekatan Dalam Kegiatan Remidial

Warkitri (1991) mengemukakan tiga pendekatandalam kegiatan remedial :

a. Pendekatan yang Bersifat Preventif

Kegiatan remedial dipandang sebagai preventif apabila kegiatan remedial

dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan

dalam menguasai kompetisi yang telah ditetapkan. Guru yang sudah

berpengalaman , dari keakrabannya dengan siswa, telah mengetahui kelemahan

86

Page 87: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

siswanya. Bagi yang belum berpengalaman , adapat menggunakan salah satu

jenis evaluasi yang ditunjukan untuk mengetahui kompetensi yang telah

dikuasai siswa sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan yang disebut

pretest.

b. Pendekatan yang Bersifat Kuratif

Kegiatan remedial bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan remedial

ditunjukan untuk membantu mengatasi kesulitan setelah siswa mengikuti

pembelajaran biasa. Bantuan yang diberikan guru kepada kelompok siswa yang

belum menguasai kompetensi yang telah ditetapkan merupakan kegiatan

remedial yang bersifat kuratif karena guru ingin membantu siswa menguasai

kompetensi yang ditetapkan yang belum dicapainya.

c. Pendekatan yang Bersifat Pengembangan

Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan

remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.

3. Jenis-jenis Kegiatan Remidial

a. Mengajarkan Kembali

Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau dikuasai

siswa. Tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut , guru harus

berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang

memahami konsep , guru sebaiknya memberikan lebih banyak contoh.

b. Menggunakan Alat Peraga

Untuk memudahkan siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru

sebaiknya menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada

siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Konsep yang sukar dipahami

akan lebih mudah dipelajari dan menjadi menarik jika disajikan dengan

menggunakan media.

c. Kegiatan Kelompok

Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan untuk membantu siswa

yang mengalami ksesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut.

Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa memahami pelajaran

apabila diantara anggota kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai

materi dan mampu menjelaskannya.

d. Tutorial

87

Page 88: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebh pandai untuk

membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam menguasai kompetensi

yang telah ditetapkan atau guru dapat meminta siswa dari kelas yang lebih

tinggi untuk membantu adik kelasnya.

e. Sumber Belajar yang Relevan

Guru dapat meminta siswa untuk membaca buku referensi lain yang

membahas materi yang belum dipahami. Guru juga dapat meminta siswa untuk

mengunjungi suatu instansi tertentu yang berkaitan dengan materi yang belum

dikuasainya. Atau guru juga dapat mendatangkan anggota masyarakat yang

mempunyai keahlian dalam hal materi yang belum dikuasai siswa.

4. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Remidial

a. Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama,

kegiatan remedial tersebut hendaknya diberikan terhadap kelompok siswa

secara bersama sama.

b. Proporsi bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang

dihadapi siswa.

c. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama sama

siswa atau meminta bantuan siswa lain.

d. Metode yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan

tingkat kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk

belajar lebih giat dan berusaha lebih tekun.

5. Prinsip Pemilihan Kegiatan

Wardani (1991) , menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan

metode yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan

hal hal berikut :

a. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya

tangkap lemah.

b. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa.

c. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori

d. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar.

6. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Remidial

a. Analisis Hasil Diagnosis

88

Page 89: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemriksaan terhadap siswa

yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar.

b. Menemukan Penyebab Kesulitan

Guru harus mengerti penyebab mengapa siswa mengalami kesulitan dalam

mencapai kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran.

c. Menyusun Rencana Kegiatan Remidial

Komponen yang harus direncanakan dalam pelaksanaan kegiatan remedial :

(1)Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran

(2)Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang

telah dirumuskan

(3)Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan

factor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa

(4)Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan

remedial

(5)Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa

d. Melaksanakan kegiatan remedial

Semakin cepat siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya ,

semakin besar kemungkinan siswa tersebut berhasil dalam belajarnya.

e. Menilai kegiatan remedial

Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah

dilaksanakan, maka guru harus melaksanakan penilaian.

B. Kegiatan Pengayaan

1. Hakikat Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok

lebih cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga

mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan ketrampilan yang lebih baik.

Sementara siswa lain harus mengerjakan tugas belajarnya, siswa yang telah

menyelesaikan tugas belajarnya mendapat kegiatan pengayaan untuk

89

Page 90: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

meningkatkan wawasannya sehingga potensi yang dimilikinya berkembang secara

optimal.

2. Jenis Kegiatan Pengayaan

a. Tutor Sebaya

Siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh

temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari berbagai sudut

pandang , mampu memikirkan contoh contoh yang dapat digunakan untuk

menjelaskan konsep yang sedang dibahas, serta mampu menganalisis berbagai

komponen.

b. Mengembangkan Latihan

Disamping memberikan tutorial pada temannya, siswa kelompok cepat

dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan

oleh teman temannya yang lambat sehingga mereka akan lebih mudah

memahami materi pelajaran.

c. Mengembangkan Media dan Sumber Pelajaran

Memberikan kesempatan kepada siswa umtuk menghasilkan suatu karya

yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik

bagi siswa kelompok cepat.

d. Melakukan Proyek

Salah satu kegiatan pengayaan yang paling menyenangkan bagi siswa

kelompok cepat adalah mendapat kesempatan untuk telibat dalam suatu proyek

khusus atau mempersiapkan sutu laporan khusus. Kegiatan yang harus

dilakukan siswa tersebut merupakan kegiatan yang menyenangkan dan

berkaitan dengan materi

e. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa

Dalam kegiatan pengayaan, guru dapat memberikan tugas kepada siswa

untuk memecahkan masalah atau permainan yang berkaitan dengan materi

pelajaran. Mereka berusaha untuk memecahkan masalah atau permaianan

yang diberikan, melalui kegiatan ini mereka jugan akan belajar satu sama lain

dengan membandingkan strategi atau tehnik yang mereka pergunakan dalam

memecahkan permasalahan atau permainan yang diberikan.

3. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan

Pengayaan

90

Page 91: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

a. Faktor Siswa

Guru harus memperhatikan karakteristik siswa, baik yang berkenaan dengan

factor miant maupun dengan factor psikologis lainnya.

Beberapa factor yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan

pengayaan menurut Arikunto (1986) :

(1) Kegiatan diluar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam

kelas

(2) Kegiatan yang menuntut siswa yang melakukan aktivitas lebih disukai

siswa daripada kegiatan yang hanya dilakukan di belakang meja.

(3) Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa

daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan

(4) Kegiatan yang cepat menunjukan hasil lebih disukai siswa daripada

kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama

b. Faktor Manfaat Edukatif

Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau ketrampilan

bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

c. Faktor Waktu

Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau ketrampilan

bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

MODUL 10

PENGELOLAAN KELAS

A. Hakikat Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Istilah “pengelolaan kelas (classroom management)” dapat didefinisikan

beragam tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Pendekatan otoriter

(authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk

mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah

menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin

91

Page 92: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum setiap

siswa yang melanggar disiplin kelas.

Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive

approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah

kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah

membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka

inginkan kapan pun mereka mau (Weber, 1977).

Apabila kita telaah kedua pengertian pengelolaan kelas tersebut, tidak ada satu

pun yang cocok dengan sistem pendidikan kita. Pendekatan otoriter dipandang

kurang manusiawi, sedangkan pendekatan permisif dipandang tidak realistik. Oleh

karena itu, kita tidak mungkin menerapkan pengertian pengeloaan kelas yang

dikemukakan oleh kedua pendekatan tersebut.

Di samping kedua pengertian tersebut, Weber (1977) mengemukakan tiga

pengertian lain dari pengelolaan kelas. Pertama, pengelolaan kelas adalah

serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk mendorong munculnya tingkah

laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku yang tidak

diharapkan. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan modifikasi tingkah laku

(behavior modification approach). Menurut pendekatan ini peran guru dalam

pengelolaan kelas adalah membantu siswa mempelajari tingkah laku yang

diharapkan melalui penerapan prinsip-prinsip yang berasal dari teori penguatan.

Kedua, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru

untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosial-

emosional kelas yang positif. Pengertian ini didasarkan pada pendekatan iklim

sosio-emosional (socio emotional climate approach). Menurut pendekatan ini,

peran guru dalam pengelolaan kelas adalah mengembangkan iklim sosio-

emosional kelas yang positif melalui penciptaan hubungan interpersonal yang

sehat, baik antara guru dan siswa maupun antara siswa dan siswa.

Ketiga, pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru

untuk menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif. Pengertian ini

didasarkan pada pendekatan proses kelompok (group-process approach). Menurut

pendekatan ini tugas guru dalam pengelolaan kelas adalah membantu

mengembangkan dan melaksanakan sistem kelas yang efektif.

92

Page 93: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dari ketiga pengertian pengelolaan kelas tersebut, baik yang didasarkan pada

pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan iklim sosio-emosional maupun

pendekatan proses kelompok, tidak ada satu pun yang paling baik. Setiap

pengelolaan kelas dari setiap pendekatan akan efektif apabila diterapkan sesuai

dengan kondisi kelad yang dihadapi. Guru dapat menerapkan ketiga pengertian

tersebut sesuai dengan situasi kelas yang dihadapi. Guru tidak harus terikat pada

satu pengertian pengelolaan kelas dalam menciptakan dan memelihara kondisi

kelas yang memungkinkan siswa-siswa dapat belajar. Oleh karena itu, akan lebih

baik apabila kita gabungkan ketiga pengertian pengelolaan tersebut menjadi satu

pengertian yang utuh.

Pengeolaan kelas adalah serangkaian tinakan guru yang ditujukan untuk

mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan

tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal

yang baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan

memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif atau secara singkat:

pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan

mengembangkan iklim belajar yang kondusif.

Winzer (1995) menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang

ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan

dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan

sosial.

2. Perbedaan Pengelolaan Kelas dari Pembelajaran

Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan

siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk ke dalam

pembelajaran di antaranya adalah melakukan diagnosis kebutuhan siswa,

merencanakan pelajaran, menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, dan

menilai kemajuan belajar siswa.

Pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk

menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran yang efektif.

3. Pentingnya Pengelolaan Kelas dalam Proses Pembelajaran

93

Page 94: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian

kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan

berlangsungnya proses pembelajaran.

Seseorang akan dapat belajar dengan baik apabila ia merasa teah diterima oleh

teman-temannya di kelas sehingga ia merasa aman untuk ikut berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu tugas guru dalam

membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas yang hangat, aman, dan

sehat. Situasi kelas yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman dan

kebebasan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam situasi belajar yang seperti inilah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

guru akan dapat dicapai siswa.

B. Penataan Lingkungan Kelas

1. Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya.

Lingkungan fisik kelas harus ditata atau diatur untuk mendukung aktifitas belajar

yang dikembangkan guru secara individual. Perubahan tujuan pembelajaran dan

perubahan kegiatan belajar yang dilakukan siswa menuntut perubahan dalam

penataan lingkungan fisik kelas. Ini berarti bahwa guru hendaknya menyesuaikan

penataan ruangan kelas terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Meskipun barang-barang yang ada di dalam kelas kurang memadai keadaannya,

melalui penataan ruangan kelas yang efektif, barang-barang tersebut menjadi

bermanfaat.

a. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik,

efektif serta mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus

mempertimbangkan 5 hal berikut ini.

(1) Keleluasaan pandangan (visibility)

94

Page 95: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu

pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa dapat memandang

guru atau benda/kegiatan yang berlangsung. Siswa dapat melihat kegiatan

pembelajaran dari tempat duduk mereka.

(2) Mudah dicapai (accessibility)

Ruangan hendaknya diatur dengan baik sehingga lalu lintas kegiatan belajar

di kelas tidak terganggu. Jarak antartempat duduk harus cukup untuk dilalui

oleh siswa sehingga siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak

mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.

(3)Keluwesan (flexibility)

Barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan

dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang

akan dilakukan siswa dan guru. Pembelajaran melalui diskusi kelompok

menuntut tatanan ruangan kelas yang berbeda dengan pembelajaran melalui

kegiatan demonstrasi.

(4)Kenyamanan

Prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya,

suara, dan kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat

berpengaruh terhadap konsentrasi dan produktivitas siswa dan guru dalam

kegiatan pembelajaran.

(5)Keindahan

Prinsip keindahan berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang

menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas

yang menyenangkan dapat meningkatkan pengembangan nilai keindahan

pada diri siswa karena siswa melihat langsung model/contoh yang

dilakukan guru dalam menata kelas.

b. Penataan Tempat Duduk

Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan

guru memulai penerapan berbagai strategi pembelajaran. Mungkin guru

memulai pembelajarannya dengan penjelasan umum bagi semua siswa sebelum

siswa ditugaskan untuk melakukan diskusi kelompok atau bekeja secara

individual. Mungkin juga guru melaksanakan proses pembelajaran dengan

strategi tutor sebaya, yaitu siswa yang telah mengusai materi pelajaran

95

Page 96: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

membantu siswa yang lainnya yang mengalami kesulitan dalam memahami

materi tersebut. Bahkan untuk topik-topik tertentu, guru menerapkan kegiatan

bermain peran. Setiap stretegi pembelajaran yang diterapkan guru menuntut

tatanan tempat duduk yang berbeda-beda. Dengan kata lain, guru harus menata

tempat duduk siswa untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.

2. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas

Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh

terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap

sekolah.

Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru

dan siswa serta antarsiswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta

antarsiswa akan dapat menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif

bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

a. Karakteristik Guru

Beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim

psiko-sosial kelas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran:

(1) Disukai oleh siswanya

Apabila siswa telah menyenangi gurunya maka siswa tersebut akan selalu

berusaha untuk mengikuti atau menuruti apa yang diharapkan gurunya. Oleh

karena itu, salah satu karakteristik yang harus dimiliki guru adalah disenangi

oleh siswanya. Beberapa sifat guru yang memungkinkan untuk disenangi

ialah periang, ramah, tulus hati, dan mendengarkan keluhan siswa, serta

percaya diri.

(2) Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya

Guru yang memiliki pandangan tidak realistik terhadap kemampuan

siswanya dan dirinya dapat menghambat efektivitas kegiatan pembelajaran.

Apabila guru memiliki pandangan yang realistik terhadap kemampuan siswa

dan dirinya, guru akan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan dan menantang siswa untuk belajar. Siswa akan mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan penuh semangat.

96

Page 97: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(3) Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

Untuk mengembangkan hubungan yang baik antara guru-siswa, guru perlu

menyediakan waktu untuk mengenal siswa lebih banyak. Melalui bincang-

bincang dengan siswa, guru akan mengetahui lebih banyak informasi

tentang keluarga siswa, kegiatan siswa di luar waktu sekolah, kesenangan

atau hobi mereka, dan sebagainya. Selan itu, siswa juga akan terbuka

mengemukakan masalah yang mereka hadapi. Informasi ini akan membantu

guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang efektif. Guru juga

hendaknya selalu ikut serta dalam kegiatan kelompok siswa, tetapi bukan

sebagai anggota. Guru hanya membimbing dan mengamati kegiatan siswa,

serta menyediakan waktu apabila mereka memerlukan bantuan.

(4) Bersikap positif terhadap pertanyaan atau respons siswa

Sikap positif guru terhadap pertanyaan siswa akan muncul apabila guru

memang menguasai materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, guru

harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum melaksanakan kegiatan

pembelajaran.

(5) Sabar, teguh, dan tegas

Menghadapi siswa yang memang cukup lambat dalam menangkap atau

memahami sesuatu, guru dituntut untuk sabar. Apabila guru tidak sabar,

siswa akan merasa ketakutan untuk mengajukan masalah yang dihadapi.

Siswa akan bungkam meskipun mereka belum memahmi materi yang

sedang dibahas karena takut dimarahi guru. Selain itu, guru juga harus teguh

dan tegas dalam memegang aturan. Apabila siswa dituntut untuk selalu

memperhatikan pertanyaan atau tanggapan siswa lain, guru harus selalu

memperingatkan siswa lain yang melakukan diskusi berdua pada saat

seorang siswa bericara.

b. Hubungan Sosial Antarsiswa

Selain dari pribadi guru sendiri, iklim psiko-sosial kelas juga dipengaruhi

oleh hubungan sosial antarsiswa. Hubungan sosial yang kurang baik

antarsiswa dapat mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran.

97

Page 98: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Guru sebaiknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih

mengenal teman-temannya sehingga mereka akan merasa sebagai satu kesatuan.

Misalnya, ada temannya yang mengalami masalah, mereka tentu berusaha

membantunya. Perasaan semacam itu akan tumbuh apabila memberikan

kesempatan kepada mereka untuk belajar atau bekerja dalam kelompok. Baik

dalam belajar kelompok maupun kerja kelompok siswa dituntut bekerja sama satu

sama lain.

Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus

memperhatikan hal-hal berikut (Weber, 1977).

(1) Perilaku yang diharapkan

Pernyataan tentang perilaku yang diharapkan ditampilkan siswa dalam

kegiatan kelompok harus dinyatakan dengan jelas, pasti, dan realistik.

(2) Fungsi kepemimpinan

Guru hendaknya menciptakan kegiatan kelompok yang tidak didominasi

oleh seorang atau beberapa orang siswa, tetapi yang memberikan

kesempatan kepada semua anggota kelompok berperan serta dan bekerja

sama dalam mengerjakan tugas kelompok.

(3) Pola persahabatan siswa

Kegiatan kelompok akan berhasil dengan baik apabila hubngan

interpersonal antarsiswa cukup baik.

(4) Norma/aturan

Norma/aturan ini diperlukan sebagai pedoman bagi anggota kelompok

tentang apa yang harus mereka lakukan dan bagaimana tindakan mereka

terhadap anggota lain.

98

Page 99: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(5) Kemampuan berkomunikasi

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan

perasaan dan pikiran mereka secara bebas dan dapat dipahami oleh siswa

lan.

(6) Kebersamaan

Kegiatan kelompok akan berlangsung apabila setiap anggota kelompok

memiliki rasa kebersamaan sehingga mereka merasa bahwa tugas kelompok

adalah tanggung jawab mereka semua.

MODUL 11

DISIPLIN KELAS

A. Hakikat Disiplin Kelas

1. Disiplin dan Disiplin Kelas

a. Disiplin

Pada setiap peristiwa terdapat aturan dan ketaatan pada aturan tersebut.

Kebiasaanbangun pukul 6 pagi, keharusan berbaris ketika akan masuk kelas,

membuang sampah pada tempat yang disediakan, serta belajar pada waktu

tertentu, adalah aturan yang ditaati oleh anak-anak. Dari ulasan ini dapat

disimpulkan bahwa disiplin adalah ketaan terhadap aturan.

Berkaitan dengan disiplin, pemerintah telah mencanangkan Gerakan

Disiplin Nasional (GDN). Pemerintah berupaya meningkatkan ketaatan

masyarakat terhadap aturanyang ada dalam segala bidang. Disiplin dalam

berlalu lintas, menunggu giliran, membayar pajak, membuang sampah, bekerja,

dan sebagainya.

99

Page 100: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Disiplin Kelas

Disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru-siswa dalam kelas.

Hal ini juga tercermin dalam pengertian disiplin yang disepakati oleh beberapa

pakar, yang mendefinisikan disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas yang

terutama berurusan dengan penanganan perilaku yang menyimpang (Kohn,

1996).

Disiplin dapat mempunyai arti yang beragam. Sebagai kata benda, disiplin

dapat berarti tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok, yaitu

dalam kelas atau teknik yang digunakan guru untuk membangun atau

memelihara keteraturan dalam kelas. Sebagai kata sifat, disiplin berarti

ketaatan pada aturan. Dan sebagai kata kerja, disiplin dapat berarti hukuman

sehingga mendisiplinkan berarti menghukum.

2. Disiplin Kelas

Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar

siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Tanpa diajarkan atau dipelajari,

disiplin tidak akan tumbuh dan berkembang karena disiplin bukan merupakan

faktor bawaan,tetapi sesuatu yang harus dipelajari dan dihayati (Winzer, 1992).

Dengan demikian, guru tidak cukup mengajarkan materi bidang studi, tetapi juga

harus mengajarkan cara untuk mengendalikan diri dan mematuhi aturan.

Disiplin merupakan titik pusat berputarnya kehidupan sekolah (Turney &

Cairns, 1980). Keberhasilan dan kegagalan sekolah tergantung dari tingkat

ketercapaian dalam menerapkan disiplin yang sempurna. Keteraturan kehidupan

sekolah dan ketaatan setiap orang pada aturan tersebut sangat berperan dalam

keberhasilan, meskipun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi

keberhasilan.

Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih-lebih jika

ketaatan tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan

terciptanya iklim belajar yang kondusif, yaitu iklim belajar yang menyenangkan

sehingga siswa terpacu untuk belajar.

Sebaliknya, tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat

iklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak

berurusan dengan perilaku siswa yang menyimpang sehingga pelajaran

terbengkelai.

100

Page 101: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Jumlah siswa dalam satu kelas yang cukup banyak, jika tidak diikat oleh aturan

yang ditaati bersama akan dapat menimbulkan kekacauan. Lebih-lebih jika jumlah

siswa yang banyak diimbangi lagi oleh perabotan/alat-alat yang banyak pula,

seperti meja-kursi, papan tulis, gambar atau alat peraga lain sehingga kelas sering

terkesan penuh sesak. Oleh karena itu, agar kelas yang penuh sesak ini dapat

menjadi tempat belajar yang menyenangkan disiplin kelas sangat diperlukan.

Kebiasaan untuk menaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih

luas bagi kehidupan siswa di dalam masyarakat. Siswa yang terbiasa menaati

aturan di dalam kelas, akan terdorong pula menaati aturan yang ada dalam

masyarakat. Oleh karena itu, kelas haruslah diperlukan sebagai masyarakat kecil,

yang memungkinkan siswanya sebagai anggota masyarakat berinteraksi dengan

teman-temannya atau dengan guru sesuai dengan aturan yang telah disepakati.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kelas

Faktor yang mempengaruhi disiplin kelas sebenarnya sangat kompleks, dan

sering sukar untuk diidentifikasi. Namun, untuk kemudahan mempelajarinya,

faktor-faktor tersebut kita kelompokan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Faktor Fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas mencakup guru, siswa, dan

ruang kelas. Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya, akan

mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Guru yang penampilannya rapi,

sehat, dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada

guru yang tampak lusuh dan lesu.

Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak penampilannya serta panca

indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan. Siswa yang

sakit atau yang kelaparan atau yang indranya tiak berfungsi dengan sempurna

akan sulit memusatkan perhatian pada pelajaran. Akibatnya, ia akan melakukan

hal-hal yang dianggap menyimpang seperti tidur, bermain-main atau

mengganggu temannya.

Kondisi fisik ruangan kelas, yang mencakup keamanan dan susunan

peralatan, serta cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat

kedisiplinan siswa. Kelas yang berantakan atau yang kondisinya sudah rusak

sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat mengurangi ketaatan siswa

pada aturan. Demikian pula cara penggunaan alat yang tidak tepat, misalnya

101

Page 102: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

menghalangi pandangan siswa, akan mendorong siswa melanggar aturan.

Demikian juga kalau tempat duduk diatur secara kelompok sehingga siswa

duduk melingkar, sedangkan guru memberi penjelasan di depan kelas,

kemungkinan terjadinya pelanggaran akan terbuka.

b. Faktor Sosial

Kualitas interaksi sosial atau kualitas hubungan guru-siswa-siswa juga

mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat, saling

mempercayai akan mampu meningkatkan disiplin kelas. Sebaliknya, hubungan

yang tidak akrab, tidak sehat (misalnya munculnya rasa iri, cemburu), serta

saling mencurigai akan mengurangi ketaatan siswa pada aturan kelas.

Di samping interaksi sosial guru-siswa-siswa, latar belakang sosial siswa,

yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada di sekitar siswa juga

mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Siswa yang berasal dari desa

mungkin akan lebih patuh dibandingkan siswa yang berasal dari kota. Siswa

yang berasal dari keluarga yang hidup secara teratur, akan lebih mudah

mengikuti aturan di kelas daripada siswa yang berasal dari keluarga yang

berantakan. Demikian pula siswa yang berasal dari golongan masyarakat

tertentu mungkin lebih mudah diatur dibandingkan dengan yang berasal dari

golongan masyarakat lain.

Siswa yang biasa bergaul dengan teman-teman di sekitarnya mungkin akan

lebih mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang selalu menutup diri,

tidak pernah bergaul dengan anak-anak sekelilingnya. Anak yang kurang

bergaul merasa dirinyalah yang paling hebat sehingga jika ia dihadapkan pada

satu aturan kelas, ia akan merasa kebebasannya dikurangi.

c. Faktor Psikologis

Faktor psikologis atau kejiwaan dianggap sangat berpengaruh pada tingkat

kedisiplinan siswa. Faktor psikologis mencakup, anatara lain perasaan (seperti

sedih, senang, marah, bosan, benci, dan sebagainya), dan kebutuhan (seperti

keinginan untuk dihargai, diakui, dan disayangi).

Siswa yang merasa sedih, marah, atau bosan, mungkin akan berbeda

tingkat kepatuhannya dibandingkan dengan mereka yang sedang bergembira.

Rasa kecewa karena berbagai hal, baik yang terjadi di rumah maupun di

sekolah akan mempengaruhi disiplin. Demikian pula rasa puas, terpenuhinya

102

Page 103: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

keinginan untuk dihargai dapat mempengaruhi disiplin. Siswa yang puas akan

hasil pekerjaannya, lebih-lebih jika mendapat penghargaan, demikian pula

siswa yang merasa disayangi oleh guru akan menunjukkan tingkat disiplin

yang tinggi.

B. Strategi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

1. Pandangan tentang Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas

Penanaman dan penanganan disiplin kelas disikapi secara bervariasi oleh para

pakar. Sikap atau pandangan ini akan berpengaruh terhadap cara-cara guru

menangani disiplin kelas. Berbagai pandangan tersebut yaitu:

a. Pandangan yang berfokus pada guru (teacher centered)

Pandangan ini menyatakan bahwa guru harus berusaha agar siswa

mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru. Siswa tidak perlu tahu mengapa dia

harus mengerjakan hal tersebut atau siswa juga tidak perlu tahu apakah yang

dikerjakannya tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Pandangan yang

menggambarkan dominasi guru yang tinggi ini banyak diterapkan di sekolah-

sekolah di Indonesia, terutama di SD. Guru mendiktekan aturan yang harus

dipatuhi siswa dan jika ia melanggarnya, ia mungkin akan mendapat perlakuan

khusus.

b. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa, bukan kepentingan guru

Guru harus selalu melihat apa yang dibutuhkan oleh anak dan guru harus

berupaya agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Siswa hendaknya diberi

kesempatan untuk ikut bertanggung jawab atas disiplin kelas. Guru jangan hanya

mendiktekan apa yang harus dikerjakan siswa, tetapi juga memberi kesempatan

kepada siswa memilih dan mengambil keputusan. Jika kita menginginkan anak

mampu menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam masyarakat maka sejak

berada di bangku sekolah kesempatan itu harus diberikan kepada siswa. Jika kita

menginginkan mereka kelak mampu mengambil keputusan maka selama di

sekolah mereka juga harus pernah diberi kesempatan untuk mengambil

keputusan, bukan hanya melakukan apa yang diperintahkan guru. Ini berarti

siswa juga harus diberi kesempatan untuk memutuskan aturan kelas mana yang

perlu dibuat.

c. Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin

103

Page 104: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Adalah pendekatan yang menghormati hak individu, mendorong

peningkatan konsep diri siswa, serta memupuk kerja sama.

d. Pandangan humanistik, yaitu pandangan yang menekankan kemanusiaan

Pandangan ini mengemukakan perlunya komunikasi yang tebuka dan jujur

antara orang tua dan anak-anak atau antara guru dan siswa. Pelanggaran disiplin

terjadi sebagai akibat tidak inginnya anak mengerjakan tugas yang harus dia

kerjakan karena ada hal lain yang secara pribadi lebih memuaskan (Winzer,

1995). Oleh karena itu, komunikasi yang jujur dan terbuka sangat diperlukan

sehingga guru tahu apa yang disukai dan yang tidak disukai anak.

e. Pandangan kaum behaviorism

Yang berpendapat bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol. Hukuman

dan penguatan merupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam

menegakkan disiplin. Dengan memberi penguatan, perilaku yang diharapkan

dapat ditingkatkan, sedangkan dengan memberi hukuman, perilaku yang kurang

baik dapat dihilangkan.

2. Strategi Penanaman Disiplin Kelas

Beberapa cara yang dapat digunakana dalam menanamkan disiplin kelas yaitu:

a. Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah

Contoh nyata merupakan alat mengajar/mendidik yang terbaik, terutama

bagi anak-anak SD. Anak-anak SD sangat taat kepada guru, jauh lebih patuh

daripada kepada orang tuanya. Oleh karena itu, guru perlu memodelkan disiplin

itu. Cara terbaik untuk menanamkan disiplin adalah dengan terlebih dahulu

mendisiplinkan diri sendiri.

b. Adakan pertemuan kelas secara berkala

Terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau kembali. Pertemuan kelas

dianggap oleh beberapa pakar (di antaranya Glasser) sebagai salah satu alternatif

yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas. Kohn (1996)

mengungkapkan bahwa pertemuan kelas dapat berfungsi sebagai:

(1) Tempat berbagi pengalaman antarsiswa dan antara siswa-guru.

(2) Tempat untuk mengabil keputusan.

104

Page 105: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(3) Tempat untuk mengambil rencana.

(4) Tempat untuk melakukan refleksi.

c. Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan

d. Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak

e. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas

3. Strategi Penanganan Disiplin Kelas

Dalam kehidupan sekolah, guru tentu berusaha agar tidak ada masalah disiplin

kelas yang muncul. Hal ini dapat diusahakan melalui penanaman disiplin kelas

secara efektif dengan mempertimbangkan berbagai cara yang dapat digunakan.

Namun, pada kenyataannya, kehidupan kelas tidak selalu mulus. Ada saja

gangguan yang muncul sehingga guru harus mampu menangani masalah disiplin

kelas yang muncul tersebut.

Strategi penanganan disiplin kelas dikelompokan menjadi 3 bagian, sesuai

dengan berat ringannya gangguan yang terjadi.

a. Menangani Gangguan Ringan

Kelas merupakan masyarakat kecil yang penuh dengan interaksi. Gangguan-

gangguan ringan yang tidak sampai mengganggu kelas secara keseluruhan tentu

sering terjadi. Gangguan ringan ini jika dibiarkan mungkin akan berkembang

menjadi gangguan berat. Oleh karena itu guru seharusnya dapat menerapkan

strategi/teknik yang tepat sehingga gangguan tersebut tidak berkembang.

Winzer (1995) menguraikan beberapa strategi yang dapat digunakan guru

untuk mengatasi ganggan ringan, yaitu:

(1) Mengabaikan

(2) Menatap agak lama

(3) Menggunakan teknik nonverbal

(4) Mendekati

(5) Memanggil nama

(6) Mengabaikan secara sengaja

b. Menangani Gangguan Berat

Gangguan berat atau besar adalah pelanggaran yang dilakukan siswa yang

dapat mempengaruhi siswa lain atau menganggu jalannya pelajaran. Misalnya,

105

Page 106: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

ada siswa yang bertengkar sampai menangis, ada yang suka bolos, ada yang

selalu terlambat, ada yang tidak mau mengerjakan tugasnya atau ada yang

berebut sesuatu ketika pelajaran sedang berlangsung. Beberapa strategi untuk

mengatasinya yaitu:

(1) Memberi hukuman

Dalam menggunakan hukuman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan

guru, yaitu:

(a) Gunakan hukuman hanya jika itu dianggap sangat perlu. Dengan

perkataan lain, hindari penggunaan hukuman jika mungkin.

(b) Mulailah dengan hukuman yang ringan, misalnya teguran yang halus,

sebelum memutuskan member hukuman yang keras.

(c) Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat

pelanggaran.

(d) Ketika memberikan hukuman, ajarkan juga atau contohkan apa yang

semestinya dilakukan oleh siswa.

(e) Berhati-hatilah dalam memberikan hukuman, pertimbangkan

dampaknya bagi siswa, dan mungkin bagi orang tua dan administrator

(kepala sekolah dan pengawas).

(2) Melibatkan orang tua

Untuk melibatkan orang tua, ada baiknya guru membuat laporan secara

teratur kepada orang tua tentang kemajuan anaknya. Laporan ini dapat

berupa buku penghubung antara orang tua dan guru. Jika siswa melakukan

pelanggaran, guru dapat memberikan laporan khusus dan meminta oang tua

ikut menangani masalah tersebut. Dan jika kemajuan/perbaikan sudah

terjadi pada diri siswa, orang tua juga hendaknya diberi laporan.

c. Menangani Perilaku Agresif

Perilaku agresif adalah perilaku menyerang yang ditunjukkan oleh siswa di

dalam kelas. Misalnya, ada siswa yang berteriak atau menyerang/menyakiti

temannya atau bakhan menyerang guru. Atau mungkin ada siswa yang

melontarkan kata-kata yang tidak senonoh sambil memukul-mukul meja.

Winzer (1995) mengemukakan beberapa cara untuk menangani perilaku

agresif, yaitu :

(1) Mengubah/menukar teman duduk

106

Page 107: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(2) Jangan terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang tidak tepat

(3) Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas

(4) Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau yang bersifat

menghina

(5) Konsultasi dengan pihak lain.

MODUL 12

PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

A. Perencanaan Pembelajaran Yang Efektif

Sejalan dengan adanya kebijakan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia yang

diawali dengan adanya UU no. 20/2003 tentang system pendidikan nasional dan PP

no. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, telah dibentuk suatu Badan

Nasional Standar Pendidikan (BNSP) yang salah satunya bertugas untuk

mengembangkan standar kompetensi dan standar isi. Standar kompetensi terdiri atas

standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-

KMP), standar kompetensi mata pelajaran (SK-MP0, dan kompetensi Dasar (KD).

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan

diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya

dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar agar tercapai secara

efektif. Perencanaan pembelajaran yang tepat dan efektif akan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.

1. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Secara garis besar perencanaan pengajaran mencangkup kegiatan merumuskan

tujuan, apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pengajaran, cara apa yang dipakai

untuk penilaian tujuan tersebut, materi/bahan apa yahng akan disampaikan,

bagaimana cara menyampaikannya, serta alat atau media apa yang deiperlukan

(R.Ibrahim 1993:2).

Untuk mempermudah proses belajar mengajar maka diperlukan perencanaan

pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan

107

Page 108: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

intruksional yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari

beberapa unsur yang saling berinteraksi (Toenti Soekamto 1993:9).

Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi guru

dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran dapat

diidentifikasikan apakah pembelajaranyang dikembangkan/ dilaksanakan sudah

menerapkan konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan pendekatan

keterampilan proses.

Perencanaan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian yang saling

berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang ada

di dalam pembelajaran atau dengan pengertian lain, yaitu suatu proses mengatur,

mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-komponen

pembelajaran.

2. Komponen Perencanaan Pembelajaran

Komponen perencanaan pembelajaran secara umum mencangkup empat hal, yaitu :

a. Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi mata

pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya

b. Isi atau materi yang harus diberikanuntuk mencapai kompetensi tersebut

c. Strategi pelaksanaan,

d. Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.

Komponen-komponen itu tidaklah berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi,

saling berpengaruh sehingga membentuk satu-kesatuan atau totalitas.

3. Prinsip Perencanaan Pembelajaran

a. Harus berdasarkan kondisi siswa

b. Harus berdasarkan kurikulum yang berlaku

c. Harus memperhitungkan waktu yang tersedia

d. Harus merupakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sistematis.

e. Bila perlu dilengkapi dengan lembaraan kerja/tugas dan atau lembar observasi.108

Page 109: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

f. Harus bersifat fleksibel

g. Harus berdasarkan pada pendekatan system yang mengutamakan keterpaduan

antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar, dan evaluasi

4. Prosedur Perencanaan Pembelajaran

a. Penyusunan Silabus

Pengembangan silabus tersebut diharapkan dapat memenuhi prinsip-prinsip

sebagai berikut :

(1)Ilmiah, dalam arti bahwa penetapan isi silabus harus memenuhi kebenaran

ilmiah dan teruji kesahihannya jika memungkinkan perlu melibatkan ahli

mata pelajaran.

(2)Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa dalam penetapan

cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian isi/materi

dalam silabus.

(3)Sistematis, dalam arti bahwa komponen-komponen yang terdapat dalam

silabus merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain

untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.

(4)Konsisten, misalnya antara kompetensi yang diharapkan dicapai dengan

penetapan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.

(5)Adekuat, dalam arti bahwa cakupan/ruang lingkup materi yang dipelajari

siswa cukup memadai untuk menunjang tercapainya penguasaan suatu

kompetensi.

b. Penyusunan rencana/satuan pembelajaran

Rencana pembelajaran adalah satuan atau unit program pembelajaran

terkecil untuk jangka waktu mingguan atau harian yang berisi rencana

penyampaian suatu pokok atau bahasan tertentu dalam satu mata pelajaran. Isi

dan alokasi waktu untuk setiap rencana pembelajaran tergantung kepada luas

dan sempitnya pokok/satuan bahasan yang dicakupnya.

109

Page 110: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam rencana/satuan pembelajaran

meliputi berikut ini :

(1)Identitas mata pelajaran

(2)Kompetensi dasar dan indicator-indikator yang hendak dicapai

(3)Materi pokok beserta uraiannya

(4)Strategi pembelajaran

(5)Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar penyampaian

kompetensi dasar

(6)Penilaian dan tindak lanjut

B. Hakikat Pembelajaran yang Efektif

Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan dengan keputusan yang diambil

guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil

pembelajaran (Burden & Byrd, 1999). Perencanaan merupakan tugas yang sangat

penting dilakukan guru.

Tujuan perencanaan adlah member jaminan pebelajar akan belajar dengan baik.

Oleh karena itu, perencanaan membantu menciptakan, mengelola, dan

mengorganisasikan peristiwa pembelajaran yang memungkinkan kegiatan belajar

terjadi.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran yang Efektif

a. Isi (content) pelajaran

Berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, aturan, dan konsep atau proses

kreatif yang akan dipelajari pebelajar.

b. Bahan

Bahan pelajaran berwujud tulisan, bentuk fisik atau stimuli visual, yang

digunakan dalam pembelajaran.

c. Strategi pembelajaran

110

Page 111: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Pemilihan berbagai strategi pembelajaran untuk mengajarkan isi

pembelajaran

d. Perilaku guru

Guru melakukan sejumlah kegiatan selama proses pembelajaran yang

berlangsung.

e. Menstruktur Pelajaran

Menyusun pelajaran berkaitan dengan kegiatan yang terjadi pada suatu

tertentu selama penyajian pelajarandan guru perlu merencanakan struktur

pelajaran.

f. Lingkungan Belajar

Ketika kegiatan belajar mengajar direncanakan, pertimbangan jenis

lingkungan belajar yang ingin diciptakan.

g. Pebelajar

Ketika merencanakan kegiatan pembelajaran, petimbangkan karakteristik

pebelajar tertentu yang ada dalam kelas anda.

h. Durasi Pembelajaran

Pebelajar mempunyai kesempatan untuk mencapai tujuan pembelajaran

selama kurun waktu tertentu.

i. Lokasi Pembelajaran

Ketika merancang kegiatan pembelajaran, rencanakan di tempat mana

pembelajaran itu akan terjadi.

2. Karakteristik Guru

a. Banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan

perencanaan.

b. Filosofi belajar-mwngajar akan mempengaruhi keputusan tentang perencanaan

guru.

c. Pengetahuan guru tentang isi pelajaran, juga mempengaruhi keputusan tentang

perencanaan.

d. Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi

keputusan perencanaan.

e. Harapan-harapan menata kelas, baik untuk pebelajar belajar maupun untuk

pelaksanaan pembelajaran oleh guru.

111

Page 112: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

f. Perasaan aman dan control pembelajaran memainkan peranan dalam proses

perencanaan.

3. Guru Yang Efektif

a. Melakukan reviu harian

b. Menyiapkan materi baru

c. Melakukan praktek terbimbing

d. Menyediakan balikan dan koreksi

e. Melaksanalan praktik mandiri

f. Reviu mingguan dan bulanan

C. Pendekatan Pembelajaran yang Efektif

1. Belajar Mandiri (independent learning)

Dalam belajar mandiri, pebelajar mempersiapkan kelompok kecil dan

ditindaklanjuti beberapa bagian dari pelajaran dengan belajar sendiri. Intensitas

belajar mandiri dalam kurikulum tradisional biasanya meningkat sebelum ujian

formal, dengan cara pebelajar berusaha mencapai materi pembelajaran dalam suatu

waktu yang relative singkat.

a. Prinsip Belajar Mandiri

(1) Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri

(2) Pebelajar mempunyai ukuran untuk mengontrol atas kegiatan belajarnya

sendiri

(3) Pebelajar memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar.

(4) Pebelajar mungkin mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri.

(5) Kebutuhan individu yang berbeda dikenal dengan respon yang tepat.

(6) Kegiatan belajar pebelajar didukung, diperluas atau dikurangi, dengan

sumber-sumber belajar dan panduan belajar.

(7) Peranan pengajar berubah dari guru atau penyampai informasi ke pengelola

proses belajar.

b. Manfaat Belajar Mandiri

112

Page 113: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

(1) Belajar aktif

Pebelajar mengadopsi pendekatan ini dengan lebih dalam, lebih memahami

materi dari pada mengingat kembali apa yang dipelajari.

(2) Kebutuhan individual pebelajar

Pebelajar dapat memilih metode belajar atau pendekatan yang dirasa terbaik

baginya.

(3) Motivasi Pebelajar

Pebelajar akan merasa memiliki kegiatan belajar tersebut dan berpengaruh

positif terhadap motivasi belajar.

(4) Peranan Pengajar

Pengajar yang berperan sebagai pengelola kegiatan diterima dengan baik

dan konsiten dengan pendekatan belajar mandiri.

2. Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran untuk

mencapai keterampilan-keterampilan belajar sepanjang hayat. Keterpaduan

merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi kepada pebelajar (Den , 2003).

Anatara pembelajaran terpadu dan kurikulum terpadu sering tetukarkan

implementasinya di lapangan.

Pendekatan pembelajaran terpadu membantu pengajar melalui :

a. Belajar aktif

b. Menilai diri sendiri

c. Individualisasi

d. Belajar mandiri

Kelebihan pembelajaran terpadu :

a. Memberikan gambaran hubungan antarpengetahuan.

113

Page 114: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

b. Mempermudah belajar secara terpadu

c. Memungkinkan kesatuan penyajian suatu problem.

d. Meminimalkan kontradiksi konsep-konsep.

e. Menghindari pengulangan dalam kurikulum.

f. Mempermudah kerjasama antardisiplin.

g. Memotivasi pebelajar.

Keterpaduan kurikulum dapat membantu pebelajar :

a. Menguasai perubahan-perubahan dalam pengetahuan.

b. Menghadapi pengetahuan yang telah berlaku.

c. Memahami pengetahuan.

3. Belajar Berbasis Masalah

Belajar berbasis masalah (BBM) adalah belajar yang berpusat pada belajar

dan juga menggambarkan metode belajar inti aau suplemen pelajaran. Pembelajaran

ini sering diimplementasikan di program kedokteran, namun sekarang sudah

banyak diterapkan pada bidang-bidang lain. Prinsipnya sama dengan pembelajaran

terpadu, namun pelajaran terpadu mendasarkan pada tema, sedangkan BBM

berdasarkan arah (pembelajaran dimulai dengan menampilkan masalah).

B A B III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

114

Page 115: Strategi Belajar Mengajar - Sri Anitah

Dalam buku Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Dra. Sri Anitah, dkk)

didalamnya membahas 12 modul pembelajaran. Yang isinya mengenai :

1. Modul 1 membahas tentang Strategi Belajar Mengajar

2. Modul 2 membahas tentang Pembelajaran di Sekolah Dasar

3. Modul 3 membahas tentang Model-model Belajar serta Rumpun Model

Belajar

4. Modul 4 membahas tentang Prosedur Pembelajaran

5. Modul 5 membahas tentang Pemilihan Metode Mengajar

6. Modul 6 membahas tentang Media Pembelajaran

7. Modul 7 dan modul 8 membahas tentang Keterampilan Dasar Mengajar

8. Modul 9 membahas tentang Kegiatan Remedial dan Kegiatan Pengayaan

9. Modul 10 membahas tentang Pengelolaan Kelas

10. Modul 11 membahas tentang Disiplin Kelas

11. Dan yang terakhir modul 12 membahas tentang Perencanaan Pembelajaran

yang Efektif

Dalam 12 modul yang disajikan ini semuanya mengarah pada bagaimana cara kita

untuk mengajar di sekolah dasar dan cara menghadapi siswa sekolah dasar.

B. Saran

Sebagai calon pendidik yang akan mengajar di Sekolah Dasar nantinya, kita perlu

mengkaji dan belajar dari materi-materi yang disajikan dalam buku Strategi

Pembelajaran di Sekolah Dasar milik Sri Anitah ini agar nantinya kita sudah

mengetahui cara-cara apa saja yang akan digunakan selama proses pembelajaran

berlangsung.

115