stie-igi.ac.id · web viewmanajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang...

93
BAB VII ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL Secara berkala, baik dan buruknya atau tingkat efisiensi sebuah bank dapat diketahui melalui analisis kinerja bank tersebut. Analisis kinerja bank perlu dilakukan dan hasilnya penting untuk para pemangku kepentingan ( stake holders ), utamanya pemilik bank, apalagi bila bank ntersebut sudah go public, sehingga pemiliknya meluas di masyarakat. Kinerja suatu bank penting bagi investor dan calon investor, karena investor hanya bersedia menanamkan uangnya pada bank yang berkinerja baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Bagi bank sendiri, kinerjanya merupakan manifestasi dari segala aktivitas yang dianggap terbaik yang telah dilaksanakan oleh manajemen selam periode tertentu. Manajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis kinerja terhadap suatu bank, merupakan analisis terhadap seluruh aspek operasional dan nonoperasional dari sebuah bank. Banyak metode analisis yang biasa digunakan baik di Indonesia maupun di dunia internasional dapat digunakan untuk menganalisis sebuah bank, namun yang pasti analisis

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

BAB VII

ANALISIS KINERJA BANK KONVENSIONAL

Secara berkala, baik dan buruknya atau tingkat efisiensi sebuah bank dapat diketahui

melalui analisis kinerja bank tersebut. Analisis kinerja bank perlu dilakukan dan hasilnya

penting untuk para pemangku kepentingan ( stake holders ), utamanya pemilik bank, apalagi

bila bank ntersebut sudah go public, sehingga pemiliknya meluas di masyarakat.

Kinerja suatu bank penting bagi investor dan calon investor, karena investor hanya bersedia

menanamkan uangnya pada bank yang berkinerja baik atau di atas kinerja rata-rata industri

bank. Bagi bank sendiri, kinerjanya merupakan manifestasi dari segala aktivitas yang

dianggap terbaik yang telah dilaksanakan oleh manajemen selam periode tertentu.

Manajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki

tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank.

Analisis kinerja terhadap suatu bank, merupakan analisis terhadap seluruh aspek

operasional dan nonoperasional dari sebuah bank. Banyak metode analisis yang biasa

digunakan baik di Indonesia maupun di dunia internasional dapat digunakan untuk

menganalisis sebuah bank, namun yang pasti analisis sebuah bank harus sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, Jika di Indonesia sesuai ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan

lainnya ( seperti, SAK, peraturan perpajakan ).

Bank Indonesia atau OJK telah menetapkan pedoman untuk menganalisis sebuah bank, yang

dikenal sebagai “ penilaian tingkat kesehatan bank “. Penilaian tingkat kesehatan ini

mencakup financial aspect serta nonfinancial aspect.

1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Kesehatan atau kondisi keuangan dan nonkeuangan bank merupakan kpentingan semua

pihak terkait ( stake holders ), seperti, pemilik, manajemen, karyawan masyarakat dan

Page 2: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

otoritas keuangan dan pemerintah, seperti, Bank Indonesia, pasar modal, kantor pajak.

Denan diketahui kondisi suatu bank dapat digunkan oleh para pihak yang tersebut untuk

dievaluasi demi kepentingannya dan bank yang dianalisis. Komponen yang dianalisis dari

suatu bank antara lain, penerapan prinsip akuntansi, prinsip kehati-hatian, kepatuhan

terhadap ketentuan yang berlaku, manajemen risiko dan kinerja keuangannya ( prifitabilitas,

likuiditas, solvabilitas, arus kas, struktur modal termasuk perubahannya ).

Persaingan di industri bank yang sangat ketat, baik antara bank nasional maupun dengan

bank asing, dan jangan diabaikan persaingan dengan lembaga keuangan non bank seperti,

perusahaan pembiayan, pegadaian, asuransi, modal ventura, sewa guna usaha.

Para analis bank dalam menganalisi kinerja sebuah bank akan konsentrasi pada manajemen

risiko dan manajemen keuangan bank. Produk dan jasa perbankan yang sekarang semakin

banyak dan kompleks akan meningkatkan ekposur ( keterbukaan ) risiko yang dihadapi bank

dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi profil risiko bank yang selanjutnya

berakibat pada kondisi keuangan dan kinerja bank secara keseluruhan.

Perkembangan metodologi penilaian kondisi bank bersifat dinamis, sehingga sistem

penilaian kesehatan bank senantiasa disesuaikan agar dapat lebih mencerminkan kondisi

bank yang sesungguhnya, untuk sekarang dan masa depan. Pengaturan kembali hal tersebut

antara lain meliputi penyempurnaan pendekatan penilaian ( kuantitatif dan kualitatif ) dan

penambahan faktor penilaian bilaman perlu. Bagi industri bank, hasil penilaian kondisi bank

tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di

waktu mendatang, sedangkan bagi Bank Indonesia dapat digunakan sebagai sarana

penetapan kebijakan dan implementasi strategi pengawasan, agar pada waktu yang

ditetapkan, bank dapat menerapkan sistem penilaian tingkat kesehatan bank yang tepat.

Bank Indonesia dalam menilai tingkat kesehatan suatu bank pada dasarnya menggunakan

pendekatan kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu bank.

Metode atau cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut kemudian dikenal sebagai

dengan metode CAMELS. CAMELS merupakan aspek yang banyak berpengaruh terhadap

kondisi keuangan bank, yang mempengaruhi pula pada kesehatan bank. Setelah dilakukan

pengukuran dengan cara CAMELS, dilanjutkan dengan penilaian tingkat kepatuhan bank

pada beberapa ketentuan khusus. Metode CAMELS berisikan langkah-langkah yang dinilai

Page 3: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

dengan menghitung besarnya masing-masing rasio ( hasil perbandingan ) pada komponen-

komponen. Metode CAMELS mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

1. C = Capital ( modal bank )

2. A = Assets ( aktiva produktif bank )

3. M= Management bank

4. E = Earning/Rentabilitas/Profitabilitas ( tingkat pendapatan dan laba bank )

5. L = Liquidity ( likuiditas bank )

6. S = Sensitivity to Market Risk ( manajemen risiko bank )

Langkah-langkah dalam perhitungan tingkat kesehatan bank menurut metode CAMELS.

adalah sebagai berikut:

1. Menghitung rasio berdasarkan rumus yang ditetapkan ( rumus baku )

2. Menghitung besarnya nilai kredit ( credit point ) untuk masing-masing komponen

CAMELS.

3. Mengalikan nilai kredit ( credit point ) tersebut dengan bobot masing-masing

komponen CAMELS

4. Menjumlah seluruh komponen CAMELS.

5. Memperhitungkan nilai keseluruhan berkaitan dengan pemberian batas kredit.

6. Menetapkan kategori kesehatan bank.

Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Model CAMELS

Page 4: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

No

1

2

Faktor yang Dinilai

Permodalan/capital( C )

Kualitas aktiva produktif

Atau assets ( A )

Komponen yang Dinilai

Permodalan rasio modal terhadap aktiva

tertimbang

a. Rasio aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva

produktif

b. Rasio penyisihan penghapusan

aktiva yang dibentuk terhadap

penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang wajib dibentuk

a. Majemen umum

% Bobot

25 25

25 30

Page 5: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

3

4

5

Management (M)

Rentabilitas( E )

Likuiditas ( L )

b. Manajemen risiko

a. Rasio laba terhadap volume usaha

b. Rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional

a. Rasio kewajiban bersih call money

terhadap aktiva lancar rupiah

b. Rasio jumlah kredit yang diberikan

terhadap dana yang diterima bank

(rupiah dan valas )

5

10 25

15

5 10

5

5 10

5

Page 6: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Tabel Predikat Kesehatan Bank

Nilai Kredit CAMEL Predikat

81 – 100

66 < 81

51 < 66

0 < 51

Sehat

Cukup sehat

Kurang sehat

Tidak sehat

Tingkat kesehatan bank yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat, akan

tergantung atau diturunkan menjadi tidak sehat, apabila terdapat:

Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam bank yang

bersangkutan.

Campur tangan pihak di luar bank dalam manajemen bank, termasuknya di

dalamnya kerjasama manajemen yang tidak wajar.

Window dressing ( memperindah ) dalam pembukuan atau laporan bank yang secara

materil berpengaruh terhadap keadaan keuangan sehingga mengakibatkan penilaian

yang salah terhadap bank.

Kesulitan keuangan yang mengakibatkan penghentian sementara atau pengunduran

diri dari keikutsertaan dalam kliring.

Ketentuan lain yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Page 7: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

a. Metode CAMEL untuk Bank Umum

1) Tujuan

Hasil akhir penilaian tingkat kesehatan bank dapat digunakan untuk:

(a) Sebagai slah satu sarana atau alat dalam menetapkan strategi usaha bank di

masa mendatang.

(b) Sebagai salah satu sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan

bank.

2) Sistem penilaian

Pada dasarnya, tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan kualitatif atas

berbagai aspekyang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui

penilaian kuantitatif atau kualitatif terhadap faktor permodalan, kualitas aset,

manajemen, rentabilitas ( profitabilitas ), likuiditasm solvabilitas, dan sensitivitas

terhadap risiko pasar ( CAMELS ). Hal-hal yang terkait dengan penilaian faktor

CAMELS tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Hasil penilaian ditetapkan dalam lima peringkat komposit ( PK ), yaitu, PK-1 =

Sangat Baik, PK-2 = Baik, PK-3 = Cukup Baik, PK-4 = Kuarng Baik dan PK-5 = Tidak

Baik.

b) Pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan penilaian tingkat

kesehatan bank umum meliputi pelanggaran atau pelampauan terhadap

ketentuan BMPK, pelanggaran ketentuan PDN, pelanggaran ketentuan

penetapan prinsip mengenai nasabah ( KYK ), pelanggaran ketentuan

transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah,

pelanggaran ketentuan penyelesaian pengaduan nasabah.

c) Matriks kriteria penetapan peringkat komposit bank umum

Faktor Peringkat Ketentuan

1. Permodalan

2. Kualitas aset

3. Manajemen

1 Bank tergolong sangat baik dan mampu

mengatasi pengaruh negatif kondisi

ekonomi dan industri keuangan

Page 8: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

4. Profitabilitas

5. Likuiditas

6. Sensitivitas

terhadap risiko

pasar

2

3

4

5

Bank tergolong baik dan mampu mengatasi

pengaruh negatif kondisi perekonomian

dan industri, industri keuangan, ekonomi,

namun bank masih memiliki kelemahan

minor yang dapat segera diatasi oleh

tindakan rutin

Bank tergolong cukup baik, namun

terdapat beberapa kelemahan yang dapat

menyebabkan peringkat kompositnya

memburuk apabila bank tidak segera

melakukan tindakan korektif

Bank tergolong kurang baik dan sangat

sensitive terhadap pengaruh negatif

kondisi ekonomi dan industri keuangan

atau bank memiliki kelemahan kuangan

yang serius atau kombinasi dari kondisi

beberapa faktor yang tidak memuaskan,

yang apabila tidak dilakukan tindakan

korektif yang efektif berpotensi mengalami

kesulitan yang membahayakan

kelangsungan usahanya.

Bank tergolong tidak baik dan sangat

sensitive terhadap pengaruh negatif

kondisi ekonomi dan industri keuangan

serta mengalami kesulitan yang

membahayakan kelangsungan usahanya.

Page 9: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Untuk lebih mengenal metode CAMELS, berikut ini akan dijelaskan secara rinci untuk

masing-masing komponen, sebagai berikut:

1. Penilaian Permodalan ( Capital-C )

Untuk memastikan kecukupan modal dan cadangan untuk memikul risiko yang

mungkin timbul, modal merupakan benteng terakhir pertahanan dari sebuah bank.

Modal adalah faktor penting bagi bank dalam rangka penembangan uasaha dan

menampung kerugian. Agar mampu berkembang dan bersaing secara sehat, maka

permodalannya perlu disesuaikan dengan ukuran internasional yang dikenal sebagai

standar BIS ( Bank for International Settlement ). Sesuai dengan BIS, maka kewajiban

modal minimum bank adalah berdasarkan pada risiko terbuka ( risk exposure ) yang

dihadapi bank, termasuk dalam risiko kredit. Dengan demikian, permodalan

merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk menutup risk exposure

saat ini dan mengatasi risk exposure di masa mendatang. Penilaian pendekatan

kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian

terhadap komponen berikut ini.

a) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM)terhadap ketentuan yang berlaku.

b) Komposisi permodalan.

c) Trend dari proyeksi KPMM

d) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank

e) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari

keuntungan ( laba ditahan )

f) Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha

g) Akses kepada sumber permodalan. dan

h) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, pendekatan sebagai dasar dalam penilaian

permodalan ini adalah sebagai berikut:

a) Kewajiban Penyediaan Modal Minimum ( KPPM )

Page 10: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Bank diwajibkan menyediakan modal sebesar 8 % dari Aktiva Tertimbang Menurut

Risiko ( ATMR ) dengan catatan penilaian Bank Indonesia tidak terdapat faktor lain

yang dapat menambah faktor risiko di luar yang telah dihitung secara kuantitatif.

b) Pengertian Modal

1) Modal Inti terdiri dari :

(a) Modal disetor

(b) Agio saham

(c) Modal sumbangan

(d) Cadangan umum, cadangan tujuan

(e) Laba ditahan, dan

(f) Laba tahun berjalan.

2) Modal Pelengkap terdiri dari :

(a) Cadangan revaluasi aktiva tetap

(b) Penyisihan penghapusan aktiva produktif ( PPAP )

(c) Modal pinjaman, dan

(d) Pinjaman subordinasi.

Semua bank diwajibkan memenuhi tingkat atau persentase kecukupan pemenuhan modal

(Capital Adequacy Ratio/CAR) yang memadai untuk menjaga likuiditas bank. Bank juga tidak

dapat semaunya memberikan kredit, apalagi terhadap institusi dan individu yang memiliki

afiliasi ( keterkaitan ) dengan bank yang bersangkutan.

Tujuan dan manfaat CAR adalah sebagai indicator yang menunjukan kemampuan

bank untuk menutup penurunan aktiva produktif sebagasi akibat kerugian yang

diderita bank.

Besar dan kecilnya persentase atau nialai CAR sebuah bank, ditentukan oleh

kemampuan bank untuk menghasilkan laba serta komposisi pengelolaan dana pada

aktiva sesuai dengan tingkat risikonya.

Untuk menghitung CAR, sebelumnya harus dihitung terlebih dahulu Aktiva Tertimbang

Menurut Risiko ( ATMR ) dengan menggunakan neraca PT Bank Usaha Bersama.

Rumus yang digunakan adalah:

Page 11: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

CAR = Modal Inti+ModalPelengkap

ATMR neraca+ATMRrekening administratif X 100 % =

Atau

CAR = ModalATMR X 100 % =

CAR = 29.450.291,00106.518.663,85 X 100 % = 27,65 %

Keterangan:

CAR modal bank diperoleh sebesar 27,65 %, sedangkan ketentuan Bank Indonesia

minimal 8 %.

ATMR diperoleh dari hasil perkalian antara butir-butir aktiva neraca dengan bobot

risiko yang ditentukan oleh Bank Indonesia.

1) CAR di atas atau sama dengan 8 % akan diberi nilai 81, dimana setiap kenaikan

0,1 %, maka nilai akan ditambah 1 dan maksimum 10.

2) Sementara itu CAR yang kurang dari 8 % akan diberi nilai 65, dimana setiap

penurunan 0,1 % nilai akan dikurangi 1 dan minimum 0.

Untuk penilaian kreditnya akan dihitung sebagai berikut:

1) Untuk rasio modal 0 % atau negatif diberi nilai kredit 1.

2) Untuk setiap kenaikan 0,1 %, nilai kredit ditambah 1 atau maksimum 100.

CAR menurut BI 8 % dan Menurut CAMEL 25 %.

2. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif ( Assets Quality-A )

Penilaian Aset untuk memastikan kualitas aset yang memiliki bank dan nilai ril dari aset

tersebut. Kemerosotan kualitas dan nilai aset merupakan sumber pengkikisan atau

pengurangan nilai aset terbesar dari sebuah bank.

Aktiva produktif adalah penanaman dana pada pihak terkait dan pihak tidak terkait dengan

bank, dengan rincian sebagai berikut:

Page 12: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

a) Penempatan pada bank lain

b) Surat-surat berharga pada pihak ketiga dan Bank Indonesia

c) Saham, obligasi dan produk derivative yang dibeli dengan janji dijual kembali

( reserve REPO )

d) Kredit kepada pihak ketiga

e) Penyertaan kepada pihak ketiga

f) Tagihan lain kepada pihak ketiga

g) Komitmen dan kontinjensi kepada pihak ketiga.

Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kemampuan

manajemen risiko sebuah bank, utamanya risiko kredit. Penilaian pendekatan kuantitatif

dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut.

a) Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan ( APYD ) dibandingkan dengan Total Aktiva

Produktif ( AP )

b) Debitur kredit di luar pihak terkain dengan bank dibandingkan engan total kredit

c) Perkembangan aktiva produktif bermasalah/Non performing assets dibandingkan

dengan aktiva produktif

d) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif ( PPAP )

e) Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif

f) Sistem kaji ulang ( review ) internal terhadap aktiva produktif

g) Dokumentasi aktiva produktif

h) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

Penilaian ini didasarkan pada rasio, yaitu sebagai berikut:

a. Bad Debt Ratio ( BDR )

Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah semua aktiva yang dimiliki oleh bank

yang karena sesuatu sebab terjadi ganguan sehingga usaha debitur mengalami

kesulitan dalam cash flows yang dapat mengakibatkan kesulitan membayar bunga

dan bahkan angsuran utang pokoknya.

Perhitungan rasio tersebut dilakukan dengan cara:

1) untuk rasio 15,5 % atau lebih diberi nilai kredit 0, dan

Page 13: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

2) Untuk setiap penurunan 0,15 % dikurangi 1, dan kenaikan mulai dari 0,15 % nilai

kredit ditambah dengan maksimum 100.

Rumus yang digunakan untuk menghitung BDR adalah:

BDR = Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan

Total Aktiva Produktif X 100 %

BDR = 30.931.625251.271.502 X 100 % = 12,31 %

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif ( KAP )

Kualitas aktiva produktif adalah perbandingan antara classified assets ( kredit kurang

lancar, kredit diragukan dan kredit macet ) engan total earning assets ( kredit yang

diberikan, surat berharga, aktiva antar bank, dan penyertaan ). Cara memperbaiki

kualitas aktiva produktif, antara lain sebagai berikut.

1) Menurunkan classified assets melalui perbaikan kolektibilitas yang terdiri dari

a) Membenahi kredit dengan rechedulling, restructuring dan reconditioning

b) Memberikan keringanan bunga

c) Melakukan upaya penjualan agunan secara di bawah tangan

d) Melakukan klaim ke asuransi

e) Menghapusbukukan ( writeoff )

f) Melakukan penagihan tunai ( dengan perusahaan anjak piutang/perusahaan

debt collector ).

2) Mengadakan Ekspansi Kredit yang Sehat

Aktiva produktif yang dianggap bermasalah adalah aktiva produktif yang tingkat

tagihan atau kolektibilitasnya tergolong kurang lancar, diragukan dan macet.

Pengertian aktiva produktif dalam hal ini adalah kredit penanaman pada bank

lain, surat berharga yang dimiliki dan penyertaan.

Cadangan aktiva produktif adalah cadangan yang dibentuk guna mengantisipasi

kemungkinan tidak tertagihnya kembali penanaman atau alokasi dana yang telah

dilakukan oleh bank ke dalam aktiva produktif. Mangkin tinggi jumlah kredit yang

bermasalah, maka mangkin tinggi cadangan aktiva produktifnya karena buruknya

kolektibilitas aktiva produktifnya. Tujuan sesungguhnya adalah menuju arah

tercapainya bank yang sehat dengan khati-hatian ( prudently ) yang tinggi.

Page 14: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Ukuran yang digunakan adalah sebagai berikut:

KAP = PPAP yangdibentuk

PPAPWajib X 100 %

KAP = 15.768.96514.903.183 X 100 % = 105,81 %

Perhitungan rasio tersebut dilakukan dengan cara:

(1) Untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0

(2) Untuk setiap kenaikan 1 %, nilai mkredit ditambah 1 dengan nilai

maksimum 100.

3. Penilaian Kualitas Manajemen ( Management-M )

Penilaian manajemen untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip

manajemen bank yang sehat, utamanya yang terkait dengan manajemen umum dan

manajemen risiko. Penilaian kualitatif terhadap manajemen mencakup beberapa

komponen, yaitu manajemen risiko dan manajemen umum, yang meliputi pertanyaan-

pertanyaan berikut ini ( seluriuhnya berjumlah 100 pertanyaan ):

a. Manajemen umum

1) Strategi dan Sasaran

1. Bank mempunyai strategi usaha yang berfungsi sebagai pedoman umum

yang memadai dalam mencapai misi atau sasaran umum.

2. Bank mempunyai rencana jangka panjang lima tahunan ( corporate plan )

yang jelas dan sekurang-kurangnya mencakup bidang permodalan,

penghimpunan dana, penyaluran dana, pemberian dan pengembangan jasa

dan produk perbankan, perluasan jaringan kantor dan pengembangan SDM.

3. Dalam menetapkan rencana kerja tahunan, mamajemen bank harus

memperhatikan kemampuan intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi

usaha bank.

4. Implementasi kegiatan bank selama satu tahun yang mengacu pada rencana

kerja.

5. Bank senantiasa memantau perkembangan pasar untuk menetapkan atau

menyesuaiakan kebijakan dalam rangka memanfaatkan peluang.

2) Struktur

Page 15: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

1. Bagan organisasi harus mencerminkan seluruh kegiatan bank, susunan

kepengurusan secara berjenjang berserta fungsi-fungsinya.

2. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan didasarkan pada uraian tugas ( job

description ) yang tertulis secara khusus dan jelas.

3. Posisi-posisi strategis dijabat oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi sesuai

persyaratan jabatan yang ditentukan Bank Indonesia

4. bank memiliki sistem pendelegasian wewenang yang jelas untuk masing-

masing tingkatan manajemennya yang tercermin pada kegiatan

operasionalnya.

5. Koordinasi dan rentang kendali pada satuan kerja mencerminkan keadaan

yang wajar.

3) Sistem

1. Kegiatan operasional kas dan pengaturan likuiditas dilaksanakan sesuai

dengan sistem dan prosedur tertulis.

2. Kegiatan operasional pengumpulan data ( termasuk penerbitan surat-surat

berharga, pinjaman luar negeri dan lain-lain ) telah dilaksanakan sesuai

dengan sistem dan prosedur tertulis.

3. Kegiatan operasional dari penanaman dana, seperti kredit, surat berharga,

forex, dan ain-lain, telah dilalksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur

tertulis.

4. Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan laporan keuangan

disusun tepat waktu serta sesuai dengan SAK ( Standar Akuntansi Keuangan )

yang berlaku.

5. Kegiatan operasional pemasaran dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang

berlaku dan mengikuti sistem dan prosedur tertulis serta tanggap terhadap

perubahan faktor-faktor kompetisi dan inovasi baru di pasar.

6. Dalam menjalankan kegiatan operasional bank memiliki sisitem informasi

manajemen yang dapat menunjang pengambilan keputusan secara efektif

dan efisien.

Page 16: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

7. Penggunaan TSI ( Teknologi Sistem Informasi ) oleh bank minimal telah

memuat aspek pengamanan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

8. Kegiatan operasional transaksi derivative dilaksanakan sesuai dengan sistem

dan prosedur yang tertulis.

9. Bank telah menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan yaqng telah

ditetapkan dalam SPFAIB ( Standar Pelaksanaan Fungsi Akuntansi Intern Bank

).

10. Fee base income telah dikelola dengan prinsip kehati-hatian dengan

memperhatikan faktorrisiko.

4) Sumber Daya Manusia ( SDM)

1. Penerimaan pegawai dilaksanakan dengan obyektif dan terbuka sesuai

dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

2. Sistem pendidikan dan pelatihan memberikan kesempatan pengembangan

pegawai secara memadai.

3. Penilaian kinerja pegawai berdasarkan pada sistem penilaian yang obyektif

dan terbuka.

4. Bank memiliki jenjang karir yang jelas dan pelaksanaan promosi dilakukan atas

dasar sistem yang obyektif dan terbuka.

5. Penggajian pegawai didasarkan pada sistem yang obyektif dan terbuka.

5) Kepemimpinan

1. Pengambilan keputusan yang bersifat operasional dilakukan oleh pihak

manajemen secara independen.

2. Manajemen bank memiliki komitmen untuk mentaati ketentuan yang berlaku

tanpa rekayasa.

3. Pimpinan bank pada umumnya mempunyai keterampilan dan menguasai

bidang tugas yang dikelolanya.

Page 17: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

4. Pimpinan bank pada umumnya memiliki kemampuan manajerial ( managerial

skill ).

5. Pimpinan bank menyajikan perkembangan dan kondisi bank secara transparan

kepada otoritas pengawas ( Bank Indonesia ).

6. Praktik pengambilan keputusan dari pimpinan berjalan secara efektif dan

efisien.

7. Pimpinan bank berupaya mengasah kemampuan dari pembelajaran yang

terus-menerus ( continually learn ) agar mampu memenuhi tuntutan atas

kemampuan diri yang semakin meningkat.

8. Pimpinan bank berkomitmen untuk menangani permasalahan bank yang

dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah perbaikan yang

diperlukan.

9. Manajemen senantiasa menerapkan kebijakan dengan tetap memperhatikan

prinsip kehati-hatian dan keterbukaan dalam rangka memelihara tingkat

kepercayaan masyarakat.

10. Efektivitas pengawasan dewan komisaris termasuk dewan audit terhadap

manajemen bank.

6) Budaya Kerja

1. Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berjalan secara efektif.

2. Direksi dan karyawan senantiasa disiplin dan memiliki komitmen dalam

melaksanakan pekerjaan.

3. Sarana kerja ( physical warking environment ) mendukung terciptanya suasana

kerja yang sehat.

4. Kekompakan antar karyawan ( esprit de corps ) mendorong terciptanya

prestasi kerja yang baik.

Page 18: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

5. Loyalitas karyawan terhadap perusahaan yang cukup tinggi dalam rangka

mendorong produktivitas kerja.

b. Manajemen Risiko

1) Risiko Likuiditas ( Liquidity Risk )

1. Bank telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya mismatch antara sumber

dan penanaman dana.

2. Sumber pendanaan dana bank tidak tergantung kepada dana yang labil,

seperti dana antar bank dan dana dari pasar uang.

3. Bank dalam mengelola dan mengendalikan likuiditas tidak mengorbankan

profitabilitas.

4. Bank memonitor seluruh fasilitas nasabah yang belum ditarik dalam rangka

memelihara kecukupan penyediaan dana.

5. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan kewajiban yang

jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan timbulnya kesulitan likuiditas.

6. Bank melakukan pemantauan dan pencatatan terhadap seluruh kewajiban

kontinjensi secara akurat.

7. Bank melakukan pemantauan terhadap perbedaan tingkat suku bunga kredit

dan sumber dana.

8. Bank memperhitungkan kesesuaian jangka waktu antara sumber dana dan

penanamannya ( investasi dan kredit ).

9. Bank melakukan secondary reserve dengan mengutamakan pada surat-surat

berharga yang mudah diperjual belikan guna menjamin likuiditas.

10. Penjualan aset bank dengan cara sekuritisasi atau penjualan aset secara REPO

(Repurchases) atau penjualan aset dengan janji dibeli kembali, dilakukan dan

dicatat sesuai dengan ketentuan.

2) Risiko Pasar ( Market Risk )

Page 19: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

1. Bank sekurang-kurangnya setiap bulan mengevaluasi perkembangan timgkat

suku bunga kredit dan sumber dana di pasar, guna menetapkan suku bunga

kredit dan sumberdana.

2. Bank melakukan evaluasi secara berkala terhadap kjualitas portofolio aktiva

produktifnya.

3. Bank secara berkala mengevaluasi perkembangan harga pasar surat berharga

dan melalukan mark to market ( nilainya disesuaikan terus menerus sesuai

harga pasarnya, sehingga nilainya sesuai harga pasar ) terhadap posisinya,

4. Bank secara berkala melakukan penilaian terhadap posisi aktiva/pasiva posisi

valuta asingnya ( Valasnya ) dengan kurs yang terakhir ( mark to market ).

5. Bank melakukan hedging ( lindung nilai ) terhadap posisi valas berjangka yang

terbuka.

6. Bank melakukan penilaian secara berkala dengan kurs yang terakhir ( mark to

market ) terhadap posisi valas berjangka yang terbuka, termasuk transaksi

derivative.

7. Bank melakukan review ( peninjauan dan penilaian kembali ) secara berkala

terhadap produk yang ditawarkan sebelum produk baru ditawarkan telah

melakukan pengkajian secara matang.

8. Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis yang mendalam terhadap

proyek yang dibiayai sebelum pemberian kredit diberikan,

9. Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan terhadap kemampuan

dan kepatuhan debitur serta pengembangan proyek yang dibiayai.

10. Bank melakukan peninjauan dan penilaian kembali ( review ) agunan secara

berkala sesuyai prosedur yang telah ditetapkan.

11. Penyelesaian kredit bermasalah ( NPL ) dilaksanakan dengan konsistensesuai

dengan KPB ( Kebijakan perkreditan Bank ).

Page 20: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

12. Bank dalam membeli surat berharga melakukan penilaian terhadap

kemampuan kredit atau memperhatikan rating dari SBB ( surat berharga bank )

) tersebut.

13. Bank menetapkan batasan ( limit ) yang jelas untuk seluruh fasilitas termasuk

valuta asing untuk setiap debitur.

14. Bank meminta jaminan yang cukup dalam melakukan transaksi valas berjangka

termasuk derivative atas nama nasabah ( margin deposit )

15. Bank melakuan analisis terhadap kemampuan debitur dalam penerbitan garansi

stand by L/C termasuk yang sudah disetujui ( endosement ) dan yang masih

dalam proses dan pertimbangan ( available ).

3) Risiko Operasional ( Operational Risk )

1. Bank memiliki satuan-satuan yang mengelola perkreditan sebagaimana yang

ditetapkan dalam Kebijan Perkreditan Bank ( KPB ).

2. Proses persetujuan kredit dilaksanakan sesuai dengan sistem dan prosedur yang

telah ditetapkan dan KPB.

3. Dalam pemberian kredit, bank memperhitungkan penyebaran/alokasi atas dasar

kegiatan usaha tertentu.

4. Bank menetapkan kebijakan pembentukan penyisihan penghapuasan piutang

berdasarkan prinsip kehati-hatian.

5. Keputusan pemberian kredit dilakukan oleh pejabat sesuai wewenang yang telah

ditetapkan.

6. Bank melakukan pemantauan terhadap ekposur ( risiko ang dihadapi ) individual

debitur untuk menghindari pelanggaran batas maksimum pemberian kredit.

7. Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan untuk memberikan

fasilitas kepada pemilik bank.

Page 21: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

8. Menghapus pembukuan ( Write off ) kredit macet yang dilaksanakan sesuai

dengan ketetapan dalam KPB.

9. Dalam pemberian fasilitas L/C serta akseptasi ( menerima ) wesel ( perintah

pembayaran ) impor dilakukan analisis terhadap kemampuan nasabah dan

persetujuan diberikan oleh pejabat yang berwenang.

10. Transaksi valas dilakukan oleh dealer yang menguasai bidang pekerjaannya

(profesional).

11. Bank melaksanakan penyelesaian transaksi valas ( settlement ) sesuai dengan

yang telah disepakati, akurat, dan tepat waktu.

12. Bank memiliki sarana dan sumber informasi yang memadai untuk melaksanakan

transaksi valas dan money market.

13. Dalam melakukan transaksi, terdapat pemisahan tugas dan wewenang yang jelas

antara kegiatan transaksi dan kegiatan pencatatan.

14. Dalam melaksanakan transaksi valas, bank memiliki batasan ( limit ), yang

mencakup batasan jumlah dan nilai dari:

(1) Batas masing-masing transaksi ( transaction limit )

(2) Batas masing-masing dealer ( dealer limit )

(3) Batas masing-masing counterparty ( counterparty limit ).

15. Transaksi derivative dilaksanakan oleh petugas yang menguasai bidang tugasnya (

professional ) dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

16. Terdapat laporan harian transaksi valas dan derivative yang disampaikan kepada

pimpinan secara akurat dan tepat waktu.

17. Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI ) bank melaksanakan audit secara berkala

terhadap transaksi valas termasuk transaksi derivative.

18. Dewan Audit telah berfungsi sesuai dengan SPFAIB ( Standar Pelaksanaan Fungsi

Akuntansi Intern Bank ).

Page 22: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

19. SKAI memiliki auditor intern yang menguasai bidang tugasnya dan telah

menjalankan fungsinya sesuai dengan SPFAIB.

20. SKAI memiliki independensi dalam melaksanakan audit sesuai dengan SPFAIB.

21. Pimpinan bank senantiasa melakukan tindak lanjut ( follow up ) secara efektif

terhadap temuan hasil audit oleh SKAI bank.

22. Dewan Audit dan SKAI mempunyai komunikasi yang baik dalam melakukan

tugasnya.

23. Bank memiliki komite yang mengkoordinasikan fungsi komputerisasi

bank ( steering committee TSI ) yang secara strategis menangani aspek

penyelenggaraan TSI bank secara menyeluruh termasuk pemantauan dan

penilaian terhadap kinerja operasionalanya.

24. Bank memiliki penanggulangan yang teruji untuk mengatasi gangguan atau

bencana lain yang dapat mempengaruhi kelangsungan operasional TSI bank

(disaster recovery plan).

25. Bank memiliki fungsi audit intern TSI yang secara efektif dapat memastikan

memadainya struktur pengendalian intern pada penyelenggaraan TSI bank.

4) Risiko Hukum ( Legal Risk )

1. Bank memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional yang dilakukan tidak

melanggar norma dan hukum yang berlaku.

2. Bank telah memastikan bahwa seluruh aspek yuridis yang berkaitan dengan

perjanjian kredit telah diselesaikan dan telah memberikan perlindungan yang

memadai bagi bank.

3. Bank telah memastikan bahwa semua aspek yuridis yang berkaitan dengan

pengikatan agunan kredit telah diselesaikan dan telah memberikan

perlindungan yang memadai bagi bank.

Page 23: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

4. Bank mempunyai mekanisme control untuk memastikan kestabilan keabsahan

setiap surat berharga dan dokumen berharga lainnya yang ada pada bank serta

cara penyimpanan yang aman.

5. Bank selalu melakukan konfirmasi atas transaksi-transaksi dalam jumlah besar

sebagai deteksi dini dalam menjaring transaksi fiktif.

5) Risiko Pemilik dan Pengurus ( Ownership and Mangerial Risk )

1. Pengelola operasional bank tidak tergantung pada seorang pengurus bank

tertentu.

2. Pengurus bank dalam melakukan kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal

yang cendrung menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan groupnya.

3. Direksi dan manajemen mengerti secara jelas jenis risiko yang melekat

(eksposur ) pada kegiatan bank yang dipimpinnya.

4. Pemilik bank mempunyai komitmen yang kuat untuk mengembangkan banknya.

5. Pemilik bank mayoritas menyerahkan pengelolaan banknya kepada manajemen

yang professional.

Seperti terlihat di atas, untuk bank devisa diberi 100 pertanyaan, sedangkan untuk bank non

devisa, hanya diajukan 85 pertanyaan, dimana keduanya meliputi manajemen umum dan

manajemen risiko. Setiap pertanyaan yang dijawab “Ya” akan diberi nilai “1” untuk bank

devisa, dan “1,176” untuk bank non devisa.

Selanjutnya akan dilakukan kualifikasi dengan cara pemberian nilai kredit sebesar 0,4 untuk

setiap aspek yang dinilai positif. Untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai kegiatan yang

tidak dilakukan oleh bank, misalnya pertanayaan nomor 79 dan 80 mengenai kegiatan

valuta asing, bank-bank non devisa dianggap menjawab dengan “Ya”.

4. Penilaian Profitabilitas/Rentabilitas ( Earning )

Page 24: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Penilaian Profitabilitas atau Pendapatan ( Earning ) bertujuan untuk memastikan efisiensi

dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat. Kelemahan dari sisi pendapatan ril

merupakan indikator atau tanda-tanda terhadap adanya potensi masalah pada bank.

Penilaian profitabilitas/rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan

profitabilitas bank guna mendukung kegiatan operasionalnya dan permodalan.

Profitabilitas/rentabilitas adalah hasil perolehan dari operasi dan investasi ( penanaman

modal ) yang dinyatakan dengan persentase dari besarnya nilai investasi dan modal bank.

Pendekatan penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor profitabilitas antara lain dilakukan

melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut:

a. Return on Total Assets ( ROA )

ROA adalah rasio atau perbandingan antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata

volume hasil usaha dari periode kegiatan/operasional, investasi sebuah bank. Jadi

ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Rumus

menghitung ROA sebuah bank adalah sebagai berikut:

Return on assets = LabaSetelahPajak

Total Aktiva X 100 % =

Return on assets = 603.369

254.289.279 X 100 % = 0,2373 %

Laba bersih dari laporan Laba-Rugi dan total aktiva dari Neraca.

Untuk nilai rasio 0 % atau negatif diberi nilai kredit 0. dan

Untuk setiap kenaikan 0,015 % mulai dari 0 %, nilai kredit ditambah 1 dengan

maksimum 100.

Nilai ROA bank 0,2373 %, berarti setiap Rp 1,- dari aset bank menghasilkan

pendapatan bagi bank Rp 0,02373.

Semakin besar nilai ROA sebuah bank semakin efisien bank tersebut dalam

mengelola asetnya.

b. Return on Equity ( ROE )

ROE adalah merupakan indikator yang sangat penting bagi pemegang saham dan

calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih

untuk modal sendiri ( ekuitas ) bank. ROE mempunyai keterkaitan dengan dividen

Page 25: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

yang akan diterima pemilik dan investor. Kenaikan rasio ini berarti terjadi kenaikan

laba, jika jumlah modal sendiri tetap.

ROE adalah rasio antara laba setelah pajak atau laba bersih dengan modal sendiri

(equity). Rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Return on Equity =Laba setelah pajak

Ekuitas(modal sendiri) X 100 %

Return on equity = 603.36929.450.291 X 100 % = 2,05 %

Laba bersih dari laporan Laba-Rugi

Untuk nilai ROE bank sebsar 2,05 %, berarti setiap Rp 1,- modal bank menghasilkan

laba bersih sebesar 2,05 sen

Semakin besar nilai ROE semakin efisien bank tersebut, jika jumlah modal sendiri

(equity) tetap.

c. Net Interest Margin ( NIM )

NIM merupakan rasio yang menunjukan kemampuan earning dari aset bank dalam

menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Nilai NIM juga merupakan indikator tingkat efisiensi sebuah bank dalam

menggunakan dana pihak ketiga ( DPK ).

NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga bersih dengan nilai aktiva produktif,

dan formula NIM adalah sebagai berikut:

NIM = Pendapatanbungabersih(Pendapatanbunga−Bebanbunga)

Jumlahaktiva produktif X

100 %

NIM = 19.683.023−11.553.987

251.271 .502 X 100 % = 3,24 %

Pendapatan bunga bersih dan beban bunga dari Laporan Laba-Rugi, dan jumlah

aktiva produktif dari perhitungan kualitas aktiva dan informasi lainnya.

Untuk NIM 3,24 % berarti bank mampu menutup semua biaya dana dari pihak ketiga

melalui hasil operasi bank ( pemberian kredit dan investasi ).

NIM positif saja masih belum cukup, NIM sebuah bank harus menutup semua

kerugian-kerugian pinjaman , kerugian dari invesatsi surat berharga atau seluruh

operasional bank, dan pembayaran pajak.

Page 26: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

d. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional ( BOPO )

BOPO merupakan rasio antara biaya operasional dengan pendapatan operasional,

dan rasio ini bertujuan mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam

melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama

bank adalah menghimpun dana masyarkat dan lalu disalurkan kembali dalam bentuk

kredit yang diberikan bank, sehingga hasil bunga dan beben bunga merupakan porsi

terbesar pendapatan dan pengeluaran bank.

Rasio BOPO dirumuskan sebagai berikut:

BOPO = Biaya (beban )operasionalPendapatanoperasional

X 100

BOPO = 11.553.98719.683.023 X 100 % = 58,70 %

Beban operasional dan pendapatan operasional dari laporan Laba-Rugi.

Nilai rasio 100 % atau di ats 100 %, kondisi bank tidak efisien dan membahayakan

bagi kelangsungan hidup bank, dan bank mempunyai nilai kredit 0 ( nol ).

Semakin kecil nilai BOPO sebuah bank, semakin baik kondisi bank tersebut, karena

bank dapat menutup biaya operasional dengan pendapatan operasional.

Untuk setiap penurunan sebesar 0,08 %, nilai kredit ditambah 1 dengan nilai

maksimum 100.

e. Fee Base Income Ratio

Rasio ini untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan pendapatan non

operasional. Karena pendapatan non operasional dapat menolong bank yang

mengalami Nilai BOPO di atas 100 %. Atau dengan kata lain, pendapatan non

operasional dapat mencegah kerugian bersih ( net loss ) suatu bank. Suatu hal yang

bukan keanehan, jika BOPO di atas 100 % tetapi tetap bank mendapat laba bersih

positif ( net positive profit ), karena pendapatan non operasional bernilai signifikan.

Rumus menghitung Fee Base Income Ratio adalah sebagai berikut:

Fee Base Income Ratio = Pendapatan nonoperasionalPendapatan operasional X 100 % =

Fee Base Income Ratio = 2.576 .59419.683.023 X 100 % = 13,09 %

Pendapatan non operasional dan pendapatan operasional dari laporan Laba-Rugi.

Page 27: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Investor akan memberi nilai kurang bagi bank yang memiliki rasio ini di atas 50 %.

Semakin kecil rasio ini, semakin mantap kondisi keuangan dan masa depan bank.

5. Penilaian Likuiditas ( Liquidity )

Penilaian likuiditas dilakukan untuk memastikan apakah bank melaksanakan

manajemen aset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang

cukup. Juga penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan

manajemen bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang

memadai dan kecukupan.

Bank dikatakan likuid apabial mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar lebih

besar dibandingkan dengan kewajiban kewajiban lancar/kewajiban segera.

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitataif terhadap faktor likuiditas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen di antaranya:

a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1

bulan.

b. 1 month maturity mismatch ratio.

c. Loan to deposit ratio ( LDR ).

d. Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti.

e. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas ( assets and liabilities management ).

f. Kemampuan bank untuk memperleh akses kepada pasar uang, pasar modal, dan

sumber pendanaan lainnya, dan

g. Stabilitas dana pihak ketiga ( DPK ).

1) Cash Ratio

Rasio ini untuk mengukur perbandingan antara alat likuid dengan dana pihak

ketiga yang telah dihimpun bank dan harus segera dibayar ( jatuh tempo ). Rasio

ini juga untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan

nasabah atau deposan saat jatuh tempo dan ditarik nasabah dengan

menggunakan alat likuid yang dimilikinya.

Rumus menghitung cash ratio adalah sebagai berikut:

Cash Ratio = Aktiva LikuidPasiva Likuid X 100 % =

Page 28: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Cash Ratio = 28.154 .789206.001.416 X 100 % = 13,67 %

Jumlah aktiva dan pasiva likuid dari perhitungan dari data Neraca. Berdasarkan posisi

pada bulan penilaian.

Aktiva likuid terdiri dari: kas, Giro BI, SBI, Giro pada bank lain ( giro, deposit on call,

call money ). Pasiva likuid terdiri dari: Giro, Tabungan, Deposito dan simpanan dari

bank lain.

Rasio ini tidak boleh terlalu besar, Walaupun jika besar menandakan bank likuid,

tetapi akan membebani laba bank.

Terdapat trade-off antara likuiditas dengan profitabilitas.

2) Reserve Requirement ( RR )

Rasio ini disebut juga sebagai likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan

minimum yang wajib dipelihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi

semua bank. Besarnya Reserve Requirement dapat dihitung dengan rumus:

Reserve Requirement = GiroWajib Minimum(GWM )

Jumlah DanaPihak Ketiga(DPK ) X 100 % =

Reserve Requirement = 19.988.680199.037.097 X 100 % = 10,04 %

GWM dan jumlah DPK dari neraca.

GWM ditetapkan oleh BI dan besarnya disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan

kebijakan moneter yang ditempuh BI.

3) Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan bank dengan dana pihak ketiga (DPK) yang terlah dihimpun bank. Rasio

ini juga menggambarkan kemampuan bank dalam memanfaatkan DPK untuk

menghasilkan pendapatan bagi bank.

Di samping itu, LDR dapat menjadi ukuran likuiditas bank, karena semakin tinggi

akan menandakan bank tidak likuid.

Rumus untuk menghitung LDR adalah sebagai berikut:

LDR = Jumlah Kredit yang DiberikanBank

Total DPK X 100 % =

Page 29: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

LDR = 100.326.726199.037.097 X 100 % = 50,41 %

Kredit merupakan total kredit untuk nasabah bukan bank dan bank lain.

DPK mencakup Giro, Tabungan, Deposito berjangka ( tidak termasuk antar bank )

Untuk LDR di atas 110 % bank diberi nilai 0 ( nol ), bank ini tidak sehar, dan untuk di

bawah 110 %, bank diberi nilai 100. Bank ini sehat.

4) Loan to Asssets Ratio (LAR)

Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan

bank untuk memenuhi permintaan kredit dari nasabah dengan menggunakan

total aset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antara jumlah kredit

yang diberikan bank dengan besarnya total aset bank.

Rumus LAR adalah sebagai berikut:

LAR = Jumlah Kredit yang Diberikan

Jumlah Aset X 100 % =

LAR = 100.326.726254.289.279 X 100 % = 34,45 %

Semakin tinggi nilai LAR suatu bank, akan menunjukan bank tersebut mengalami

tingkat likuiditas yang semakin rendah, karena jumlah aset untuk kredit semakin

besar.

Jumlah kredit yang diberikan diambil dari neraca tanpa memasukan nilai PPAP.

5) Rasio Net Call Money to Current Assets (NCM to CA)

Rasio ini menunjukan besarnya nilai perbandingan antara kewajiban bersih call

money terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.

Rumus untuk menghitung NCM to CA adalah sebagai berikut:

NCM to CA = KewajibanBersihCall Money

Aktiva Lancar X 100 % =

NCM to CA = 6.164 .619−4.259.256

56.648.733 X 100 % = 3,36 %

Kewajiban Bersih Call Money didapat dari neraca dengan mengurangi jumlah

simpanan pada bank lain ( dalam rupiah ) dengan jumlah penempatan pada bank

lain.

Page 30: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Aktiva lancar diambil dari Neraca dan tanpa PPAP

Untuk bank dengan nilai rasio 100 % atau lebih memdapat nilao 0 (nol )

Untuk setiap penurunan 1 % mendapat nilai 1 dengan maksimum 100.

Semakin kecil nilai rasio, bank semakin likuid, karena dapat segera menutup

kewajibannya dalam kegiatan pasar uang antar bank ( PUAB ).

6) Sensitivity to Market Risk

Penilaian bank terhadap sensitivitas terhadap risiko pasar merupakan penilaian

terhadap kemampuan modal dan manajemen risiko bank untuk menutup atau

mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh perubahan kondisi pasar yang

berakibat perubahan pada risiko pasar sebuah bank. Penilaian pendekatan

kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen diantaranya:

a) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga

dibandingkan dengan potensial loss sebagai akibat fluktuasi yang merugikan

(adverse movement) dari suku bunga pasar.

b) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi ( mengcover ) fluktuasi

nilai tukar dibandingkan dengan potensial loss sebagai dampak fluktuasi yang

merugikan dari nilai tukar ( kurs ).

Page 31: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Neraca

PT Bank Selalu Jujur

Per 31 Desember 2009

( Dalam Jutaan Rupiah )

Aktiva Jumlah Pasiva Jumlah

1. Kas

2. Penempatan pada Bank

Indonesia

a. Giro BI

b. Sertifikat BI

c. Lainnya

3. Giro pada Bank lain

a. Rupiah

b. Valas

4. Penempatan pada bank

lain

a. Rupiah

PPA-penempatan pada

bank lain

b. Valas

PPA-pnempatan pada

bank lain

5. Surat berharga yang

dimiliki

2.428.499

-

19.988.680

5.104.255

8.260.930

-

2.619

630.555

-

4.259.256

( 42.693 )

10.998.995

( 118.205 )

-

-

119.171

1

2.

3.

4.

5.

6.

Giro

a.Rupiah

b. Valas

Kewajiban segera

Tabungan

a. Rupiah

b. Valas

Deposito berjangka

a.Rupiah

-Pihak terkait

dengan bank

-Pihak lain

b. Valas

-Pihak terkait

dengan bank

-pihak lain

Sertifikat deposito

-

30.124.035

14.892.097

799.711

45.164.702

-

-

-

-

894.297

92.309.829

-

381.408

15.270.729

-

-

-

6.164.610

Page 32: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

a. Rupiah

-Diperdagangkan

-Tersedia untuk

dijual

-Dimiliki sampai

jatuh tempo

PPA-surat berharga

yang dimiliki

b. Valas

-Diperdagangkan

-Tersedia untuk

dijual

-Dimiliki sampai

jatuh tempo

PPA-surat berharga

6. Surat berharga yang

dijual dengan janji dibeli

kembali

7. Obligasi pemerintah

a. Diperdagangkan

b. Tersedia untuk dijual

c. Dimiliki sampai jatuh

tempo

8. Tagihan surat berharga

yang dibeli kembali

dengan janji dijual

kembali (reserve REPO)

a. Rupiah

PPA reserve REPO

b. Valas

PPA reserve REPO

835.521

1.083.208

(1.078.288)

-

39.522

130.855

1.459.053

(126.878)

-

-

2.143.723

28.645.986

61.094.598

-

-

-

-

-

317.741

(3.443)

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

a. Rupiah

b. Valas

Simpanan dari bank

lain

Kewajiban

pembelian kembali

surat berharga

dengan REPO

Kewajiban derivatif

Kewajiban

akseptasi

Surat berharga

yang diterbitkan

a. Rupiah

b. Valas

Pinjaman yang

diterima

a. Fasilitas

pendanaan

jangka

pendek BI

b. Lainnya

* Rupiah

-Pihak terkait

dengan bank

-Pihak lain

1.910.277

188.883

4.315.956

-

949.016

2.860.209

-

-

-

-

350.000

-

1.648.505

558.766

-

Page 33: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

9. Tagihan derivatif

PPA-tagihan derivatif

10. Kredit yang diberikan

a. Rupiah

-Pihak terkait

dengan bank

-Pihak lain

PPA-Kredit yang

diberikan

b. Valas

-Pihak terkait

dengan bank

-Pihak lain

PPA-Kredit yang

diberikan

11. Tagihan akseptasi

PPA-tagihan akseptasi

12. Penyertaan

PPA-penyertaan

13. Pendapatan yang masih

akan diterima

14. Biaya dibayar dimuka

15. Uang muka pajak

16. Aktiva pajak tangguhan

17. Aktiva tetap

Akumulasi penyusutan

aktiva tetap

18. Properti terbengkalai

PPA-properti

terbengkalai

19. Aktiva sewa guna

Akumulasi penyusutan

-

-

565.631

68.447.876

(6.304.003)

-

563.341

30.748.903

(5.505.659)

4.315.956

(429.092)

2.109.642

(73.298)

1.843.927

368.963

217.154

2.218.075

7.732.414

(2.602.712)

238.238

-

-

-

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

* Valas

-Pihak terkait

dengan bank

-Pihak lain

Estimasi kerugian

komitmen dan

kontinjensi

Kewajiban sewa

guna usaha

Beban yang masih

harus dibayar

Taksiran pajak

penghasilan

Kewajiban pajak

tangguhan

Kewajiban lain-lain

Pinjaman

Subordinasi

a. Pihak

terkait

dengan

bank

b. Pihak lain

Modal pinjaman

a. Pihak

terkait

676.241

-

-

5.278.685

-

-

4.370.266

-

-

-

-

10.127.859

6.006.255

175.012

-

108.923

Page 34: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

aktiva sewa guna

20. Agunan yang diambil

alih

PPA-agunan yang

diambil alih

21. Aktiva lain-lain

158.922

-

788.614

dengan

bank

b. Pihak lain

Hak minoritas

EKUITAS

a.Modal disetor

b.Agio saham

c.Opsi saham

d.Dana setoran

modal

e.Selisih

penjabaran laporan

keuangan

f.Selisih penilaian

kembali aktiva

tetap

g.Kerugian bersih

yang belum

direalisasi atas

surat berharga dan

obligasi untuk

dijual setelah

dikurangi pajak

h.Selisih transaksi

perubahan ekuitas

anak perusahaan

3.046.936

(241.961)

(23.527)

4.005.437

Page 35: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

i. Saldo laba(rugi)

TOTAL AKTIVA 254.289.279 TOTAL PASIVA 254.289.279

PPAP = Pembentukan Penyisihan /Penghapusan Aktiva Produktif

PAP = Penghapusan/Penyisihan Aktiva Produktif.

Perhitungan Laba-Rugi PT bank Selalu Jujur

1 Januari 2009 – 31 Desember 2009

( Dalam Jutaan Rupiah )

Pendapatan dan Beban Operasional

1.

2.

Pendapatan Bunga

1.1. Hasil Bunga

a. Rupiah

b. Valas

1.2. Provisi dan komisi

a. Rupiah

b. Valas

Jumlah Pendapatan Bunga

-

19.080.733

16.723.489

2.357.244

602.290

510.311

91.979

19.683.023

-

Page 36: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

3.

4.

5.

6.

7.

Beban Bunga

1.1. Beban Bunga

a. Rupiah

b. Valas

1.2. Provisi dan Komisi

Jumlah Beban Bunga

Pendapatan (beban) Bunga Bersih

Pendapatan Operasional lainnya

1.1. Pendapatan Provisi, Komisi dan Fee

1.2. Pendapatan Transaksi Valas

1.3. Pemerintah

a. Laba jual-beli surat berharga dan

obligasi

b. Pendapatan Kenaikan Nilai surat

Berharga dan obligasi pemerintah

1.4. Pendapatan lainnya

Jumlah pendapatan Operasional lainnya

Beban ( pendapatan ) Penyisihan Aktiva (PPA)

Beban ( pendapatan ) estimasi kerugian komitmen

dan kontinjensi

Pendapatan Pemulihan Pemyisihan lainnya

Bebab Operasional lainnya

1.1. Beban Administrasi dan Umum

1.2. Beban Personalia

11.553.987

9.985.740

1.568.247

-

11.553.987

8.129.036

-

1.441.757

61.918

-

-

443.952

626.967

2.576.594

4.337.583

(30.850)

(1.058.645)

-

2.549.266

2.914.602

-

-

66.214

-

251.506

564.893

Page 37: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

1.3. Pemerintah

a. Rugi jual-beli surat berharga dan

obligasi pemerintah

b. Beban penurunan nilai surat berharga

dan obligasi pemerintah

1.4. Beban Transaksivalas

1.5. Beban promosi

1.6. Beban lainnya

Jumlah Beban Operasional Lainnya

Laba (Rugi) Operasional

Pendapatan dan Beban Nonoperasioan

Pendapatan Nonoperasional

Beban Nonoperasional

beban Nonoperasional

Pendapatan ( Beban ) Luar biasa

Laba ( Rugi ) Sebelum Pajak

Taksiran Pajak Penghasilan

a. Tahun berjalan

b. Tangguhan

Laba (Rugi ) Tahun Berjalan

Hak Minoritas

SaldoLaba (Rugi ) Awal Tahun

a. Dividen

b. Lainnya

6.246.480

1.109.062

-

87.157

53.383

33.774

-

1.142.836

-

403.244

136.223

603.369

-

6.161.275

(2.627.816)

(2.627.816)

4.005.347

-

29,90

29,68

Page 38: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Saldo Laba (Rugi) Akhir Periode

Laba Bersih Per Saham

Dasar ( Dalam Rupiah Penuh )

Dilusi ( Dalam Rupiah Penuh )

Komitmen dan Kontinjensi PT Bank Selalu Jujur

31 Desember 2009

( Dalam Jutaan Rupiah )

No Pos-Pos Jumlah

1.

2.

1.

2.

Komitmen

Tagihan Komitmen

Fasilitas, pinjaman yang diterima dan belum digunakan

a. Rupiah

b. Valas

Lainnya

Jumlah Tagihan Komitmen

Kewajiban Komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

a. Rupiah

b. Valas

Irrevocable L/C yang masih berjalan dalam rangka impor dan

ekspor

-

-

-

-

16.622.543

2.836.146

Page 39: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

3.

1.

2.

3.

1.

2.

3.

Lainnya

Jumlah Kewajiban Komitmen

JUMLAH KOMITMEN BERSIH

Tagihan Kontinjensi

Garansi yang diterima

a. Rupiah

b. Valas

Pendapatan bunga dalam penyelesaian

a. Rupiah

b. Valas

Lainnya

Jumlah Tagihan Kontinjensi

Kewajiban Kontinjensi

Garansi yang diberikan

a. Bank garansi

b. Valas

Revocable L/C yang masih berjalan dalam rangka import dan

ekspor

Lainnya

Jumlah Kewajiban Kontinjensi

Jumlah Kontinjensi Bersih

3.513.788

-

22.972.477

(22.972.477)

183.901

2.355.692

2.703.583

1.502.226

32.904

6.778.606

3.709.834

8.144.416

-

105.957

11.960.207

Page 40: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

(5.181.701)

Modal PT Bank Selalu Jujur

31 Desember 2009

( Dalam Jutaan Rupiah )

Page 41: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

No Pos-Pos Jumlah

I Komponen Modal

A. Modal Inti

1. Modal disetor

2. Cadangan tambahan modal ( disclosed

reserve )

a. Agio Saham

b. Disagio

c. Opsi Saham

d. Modal Sumbangan/Tambahan

Modal Disetor

e. Cadangan Umum dan Tujuan

f. Laba Tahun Lalu setelah

diperhitungkan pajak

g. Rugi Tahun-Tahun Lalu

h. Laba Tahun Berjalan setelah

diperhitungkan pajak ( 50 % )

i. Laba ( rugi ) tahun berjalan

j. Selisih Penjabaran Laporan

Keuangan Kantor Cabang Luar

Negeri

1) Selisih lebih

2) Selisih Kurang

k. Dana Setoran Modal

l. Penurunan Nilai Penyertaan pada

Portofolio tersedia untuk dijual

m. Selisih Nilai Transaksi

restrukturisasi Entitas Sipengendali

3. Goodwill

4. Selisih Penilaian Aktiva dan Kewajiban

Akibat Kuasi Reorganisasi

20.858.866

10.127.859

6.006.255

-

175.012

-

2.560.285

1.514.925

-

365.607

-

108.923

-

-

-

-

-

Page 42: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

B. Modal Pelengkap ( Maksimum 100 % dari

Modal Inti )

1. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap

2. Selisih Penilaian Aktiva dan Kewajiban

akibat kuasi organisasi

3. Cadangan Umum Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif/PPAP

( maksimum 1,25 % dari ATMR )

4. Modal Pinjaman

5. Pinjaman Subordinasi ( maksimum 50

% dari modal inti )

6. Peningkatan Harga Saham pada

Portofolio Tersedia untuk dijuak ( 45

% )

C. Modal Pelengkap Tambahan yang

Memenuhi Syarat

D. Modal Pelengkap Tambahan yang

Dialokasikan untuk Mengantisipasi Risiko

Pasar

Total Modal Inti dan Modal Pelengkap ( A + B )

Total Modal Inti dan Modal Pelengkap Tambahan

yang Dialokasikan untuk Mengantisipasi Risiko

Pasar ( A+B+C )

Penyertaan

Total Modal untuk Risiko Kredit ( II – IV )

Total Modal untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar

( III – IV )

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ( AMTR ) Kredit

-

8.591.425

3.046.936

-

1.174.223

-

4.370.266

-

-

-

29.450.291

29.450.291

(2.036.344)

27.413.947

27.413.947

115.908.987

2.204.133

0,2365(nilai hasil

Page 43: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

X

XI

XII

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

yang Tersedia untuk Risiko Kredit ( V : VII )

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Tersedia untuk Risiko Kredit dan Risiko Pasar {( VI :

(VII + VIII )}

Rasio Kelebihan Modal Pelengkap Tambahan {( C

– D ) : (VII + VIII )

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

yang Diwajibkan ( ketentuan Bank Sentral )

bagi)

0,2321(nilai hasil

bagi)

0,00 %

6,00 %

Kualitas Aktiva Dan Informasi Lainnya PT Bank Selalu Jujur

31 Desember 2009

( Dalam Jutaan Rupiah )

Page 44: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

N0 Pos-Pos L DPK KL D M Jumlah

I.Pihak Terkait

A. Aktiva Produktif

1. Penempatan Pd Bank

Lain

2. Surat Berharga pd

Pihak Ketiga

3.Kredit Pd Pihak ketiga

a. KUK

b. Kredit Properti

I. Direstrukturisasi

II. Tidak Direstruks

c.Kredit lain yang

direstrukturisasi

d.Lainnya

4.Penyertaan Pd Pihak

Ketiga

a.Pd Perusahaan

Keuangan Bank

b.Pd Perusahaan

Keuangan Nonbank

c.Dalam Rangka

Restruktursi Kredit

d.Lainnya

95.544.736

206.761

92.320.016

913.194

-

11.014

` 10.500

514

110.992

791.188

2.032.062

1.167.731

723.626

-

583

-

-

31

-

-

-

-

-

31

-

-

-

-

6.000

-

-

6.000

-

-

-

-

-

6.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

209.747

-

-

209.747

-

-

-

-

-

209.747

-

-

-

-

95.761.066

206.761

92.320.016

1.128.972

-

11.014

10.500

514

110.992

1.006.966

2.032.062

1.167.731

723.626

Page 45: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

5.Tagihan Lain Pd Pihak

Ketiga

6.Komitmen/Kontinjensi

Kepada Pihak Ketiga

140.705

54.531

18.172

-

552

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

140.705

55.083

18.172

B. Aktiva Nonproduktif - - - - - -

1.Properti terbengkalai

2.Agunan yg Diambil

Alih

3.Rekening Antarkantor

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

II.Pihak Tidak Terkait

A. Aktiva Produktif

1.Penempatan pada

Bank lain

2.Surat Berharga pada

Pihak Ketiga dan BI

3.Kredit Pada Pihak

Ketiga

a.KUK

109.298.309

23.945.594

7.040.858

59.749.204

3.751.797

15.306.246

-

-

12.911.762

581.821

6.950.904

-

205.272

5.611.681

91.285

5.650.904

-

-

5.322.437

79.328

18.304.665

-

1.089.747

15.801.675

361.136

155.510.436

23.945.594

8.335.876

99.196.779

4.865.367

Page 46: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

b.Kredit Properti

I.Direstrukturisasi

II.Tak Direstrukturisasi

c.Kredit lain yg Dirstrks

d.Lainnya

4.Penyertaan Pada

Pihak Ketiga

a.Pada Perusahan

Keuangan Bank

b.Pada Perusahaan

Keuangan Nonbank

c.Dlm Rangka Restruks

Kredit

d.Lainnya

5.Tagihan lain pda pihak

Ketiga

6.Komitmen/Kontinjensi

Kpd Pihak Ketiga

1.958.965

81.369

1.877.596

5.542.379

48.496.063

4.955

-

-

-

4.955

4.617.799

13.939.899

965.059

240.125

724.934

3.487.042

7.877.860

-

-

-

-

-

1.563.224

831.260

1.025.979

76.412

949.567

1.303.274

3.191.143

-

-

-

-

-

803.685

329.674

197.637

189.258

8.379

2.284.314

2.761.158

-

-

-

-

-

260.224

68.243

316.095

-

316.095

5.496.175

9.428.289

72.625

-

-

72.625

-

1.159.828

180.790

4.463.735

587.164

3.876.571

18.113.184

71.754.493

77.580

-

-

72.625

-

8.404.758

15.349.866

B.Aktiva Nonproduktif

1.Properti Terbengkalai

2.Agunan ygdiambil alih

3.Rekening antarkantor

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

238.236

158.922

Page 47: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Dan suspense account

Jumlah

1.a.PPA Produktif yang

wajib dibentuk

1.b.PPA Nonproduktif

Yg wajib dibentuk

Total PPA Yg Wajib

Dibentuk

2.a.PPA Produktif Yg

Telah Dibentuk

2.b.PPA Nonproduktif

Yg Telah Dibentuk

Total PPA Yg Telah

Dibentuk

-

204.843.045

1.002.592

-

1.002.592

1.174.223

-

1.174.223

-

15.306.849

737.477

-

737.477

737.477

-

737.477

-

6.956.312

962.672

-

962.672

962.672

-

962.672

-

5.660.904

1.922.564

-

1.922.564

1.922.564

-

1.922.564.

-

18.314.409

10.277.878

-

10.277.878

10.277.878

-

10.277.878

1.205.839

252.674.516

14.903.183

-

14.903.183

15.341.740

427.225

15.768.965

Tabel Perhitungan ATMR Neraca PT Bank Selalu Jujur

Komponen Bobot

Risiko (%)

Nominal

Neraca

ATMR

A. Aktiva Neraca ( Rupiah dan Valas

1. Kas

Page 48: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

2. Emas dan Commemorative Coins

2.1. Emas dan Mata Uang Emas

2.2. Commemorative Coins

3. Bank Indonesia

3.1. Giro pada BI

3.2. SBI

3.3. Call Money

3.4. Lainnya

4. Tagihan pada Bank Lain

4.1. Pada Bank Sentral Negara Lain

4.2. Pada Bank lain yang dijamin

Pemerintah Pusat dan Bank Sentral

4.3. Pada Bank Lain

5. Surat Berharga yang Dimiliki

5.1. Treasury Bill Negara Lain

5.2. Sertifikat Bank Sentral lain

5.3. Surat Berharga Pasar Uang/Pasar

Modal dan lain-lain

a. Yang Diterbitkan atau Dijamin

oleh Bank Sentral dan

Pemerintah Pusat

b. Yang diterbitkan dan dijamin

dengan uang kas, uang kertas

asing, emas, giro deposito,

tabungan pada bank

bersangkutan.

Sebesar nilai dari jaminan tsb.

c. Yang diterbitkan atau dijamin

oleh bank lain, pemerintah

daerah, lembaga non

departemen di Indonesia, bank

pembangunan multinasional

d. Yang diterbitkan atau dijamin

oleh BUMN, dan perusahaan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

0

0

0

0

2.428.499

-

-

19.988.680

5.104.255

-

8.260.930

-

-

633.174

-

-

-

91.884.287

-

-

-

-

-

-

-

-

-

126.634,80

-

-

-

-

Page 49: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

milik pemerintah pusat negara

lain

e. Yang diterbitkan atau dijamin

oleh pihak swasta lainnya

6. Kredit

6.1. Kredit yang diberikan kepada atau

dijamin:

a. Bank sentral

b. Pemerintah pusat

c. Uang kas, uang kertas asing, emas

serta tabungan, giro, deposito pada

bank bersangkutan sebesar nilai dan

jaminan tersebut

d. bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non departemen di

indonesia, bank pembangunan

nasioanl

e. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

f. Pihak-pihak lainnya

6.2. KPR yang dijamin oleh hipotik pertama

dengan tujuan untuk dihuni

7. Tagihan Lainnya

7.1. Tagihan lainnya atau dijamin

a.Bank sentral

b. Pemerintah puasat

c. Uanbg kas, uang kertas asing, emas,

0

20

50

100

0

0

4.259.256

11.316.737

2.037.900

1.629.4430

1.128.972

2.263.347,20

1.018.950.00

1.629.430.00

Page 50: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

mata uang emas, serta giro, deposito

dan tabungan pada bank yang

bersangkutan sebesar nilai dari

jaminan tersebut

d. Bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non depertemen di

Indonesia, bank pembaangunan

multi nasional

e. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

f. Pihak-pihak lainnya

8. Penyertaan

8.1. Penyertaan pada anak perusahaan

9. Aktiva tetap dan inventaris ( nilai buku )

9.1. Tanah dan gedung +/+

9.2. Akumulasi penyusutan gedung -/-

9.3. Inventaris +/+

9.4. Akumulasi penyusutan inventaris -/-

10. Antar kantor aktiva (nettom )

10.1. Kegiatan operasional di Indonesia

(aktiva )

10.2. Kegiatan operasional di Indonesia

(pasiva )

10.3. Kegiatan operasional di luar Indonesia

(aktiva )

10.4. Kegiatan operasional di luar Indonesia

0

20

50

100

50

0

0

0

20

30.000.000

59.196.781

10.000.000

2.827.196

4.315.956

15.000.000.00

59.196.781.00

5.000.000.00

863.191,20

Page 51: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

(pasiva )

11. Rupa-rupa aktiva

12. Tidak terinci

13. Jumlah ATMR Aktiva Neraca

B. Rekening Administrasi

1. Fasilitas kredit yang belum digunakan yang

disediakan sampai dengan akhir tahun

takwim berjalan yang disediaakan bagi atau

dijamin oleh/dengan, atau yang dijamin

surat berharga yang diterbitkan oleh:

1.1. fasilitas kredit yang diberikan kepada

atau dijamin:

a. Bank sentral

b. Pemerintah pusat

1. uang kas, uang kertas, emas, mata

uang emas, serta giro, deposito,

tabungan pada bank yang

bersangkutan sebesar nilai dari

jaminan tersebut

2. Bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non departemen di

Indonesia, bank pembangunan

multi nasional

3. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

4. Pihak-pihak lainnya

1.2. KPR yang dijamin oleh hipotik pertama

50

100

100

100

0

100

0

100

100

100

100

100

100

-

3.826.144

2.109.642

7.732.414

2.602.712

778.614

254.289.2279

1.913.072.00

2.109.642.00

7.732.414.00

778.614.00

88.632.076.00

Page 52: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

dengan tujuan untuk dihuni

2. Jaminan Bank

2.1. Dalam rangka pemberian kredit

termasuk stand by L/C aand risk sharing

serta endosemen atas surat-surat

berharga yang diberikan atas

permintaan:

a. Bank sentral dan pemerintaah pusat

b. Bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non departemen, bank

pembangunan multi nasional

c. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

d. Pihak-pihak lain

2.2. Bukan dalam rangka pemeberian kredit,

seperti: bid bonds, performance bonds,

dan advance payment bond, yang

diberikan atas permintaan:

a. Bank sentral dan pemerintah pusat

b. Bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non departemen, bank

pembangunan multinasional

c. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

3. Pihak-pihak lainnya

3.1. L/C yang masih berlaku ( tidak termasuk

stand by L/C ) yang diberikan atas

permintaan:

0

0

0

10

25

50

19.458.689

4.238.713

3.513.788

1.945.868,90

1.059.678,25

1.756.894.00

Page 53: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

a. Bank sentral dan pemerintah pusat

b. bank lain, pemerintah daerah,

lembaga non depaartemen, bank

pembangunan multi nasional

c. BUMN dan perusahaan milik

pemerintah pusat negara lain

d. Pihak-pihak lainnya

4. Jumlah ATMR rekening administratif

Jumlah/Total ATMR ( a.13 + B.4 )

25

0

20

50

100

0

15

2.539.793

11.854.250

1.269.896,50

11.854.250.00

Page 54: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

25

50

0

40

10

20

105.957

41.711.190

296.000.469

17.886.587.65

106.518.663,85

Catatan: Persentase dari bobot tersebut, sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan

kondisi ekonom, dan perubahannya dengan peraturan Bank Indonesia (PBI ).

Untuk menghitung nilai CAR suatu bank umum, digunakan formula sebagai berikut:

CAR ( Rasio kecukupan modal ) = Moddaal Inti+Modal peleenggkapATMRNeraca+ATMRRekening Administrasi

X 100 % atau

CAR ( Rasio kecukupan Modal ) = Modal

AktivaTertimbangMenurut Risiko (ATMR ) X 100

Page 55: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

CAR = 29.450.291,00106.518.663,85 X 100 % = 27.65 %

Keterangan:

1. Untuk Penilaian CAR

a. Modal bank dibandingkan dengan ATMR atau CAR adalah: 27.65 %. Ketentuan BI sebesar

15 %. Jadi CAR bank Selalu Jujur masih diatas ketentuan dar BI. Berarti bank sehat.

b. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ( ATMR ) diperoleh dari hasil perkalian antara akun-

akun di aktiva neraca dengan bobot risiko yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

melalu PBI.

1. CAR di atas 15 % akan diberi nilai 81, dan setiap kenaikan 0.1 % ditambah 1 dan

maksimum 10 . Berarti nilai CAR Bank Selalu Jujur sebesar 91.

2. Bagi Bank yang memiliki CAR di bawah 15 % akan diberi nilai 65, dan setiap penurunan

sebesar 0.1 % di kurangi nilainya sebesar 1 dan minimum 0.

2. Untuk Penilaian Kredit

a. Untuk rasio modal 0 % atau negatif diberikan nilai kredit 1, dan

b. untuk setiap kenaikan 0.1 %, nilai kredit ditambah 1 atau maksimum 100

c. berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan termasuk bank sehat adaalah

bank umum yang memiliki nilai CAR minimal 15 %

d. Bobot CAMEL untuk rasio kecukupan modal ( Capital Adequacy Ratio ) adalah 25 %.

3. Kegunaan CAR bagi Manajemen Bank dan Investor

a. Nilai CAR bank adalah indikator kemampuan bank tersebut dalam menutup penurunan

aktiva bank sebagai akibat kerugian bank.

b. Besar kecil nilai CAR sebuah bank ditentuka oleh kemampuan bank tersebut menciptakan

laba dan memberikan kredit atau pinjaman yang efisien, dan alokasi dana sesuai risiko

dan jatuh tempo dana tersebut ( jika bank menggunakan dana pihak ketiga ).

Page 56: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

4. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Bank perlu untuk memastikan kualitas aset yang dimiliki bank dan nilai ril dari aset tersebut.

Kemerosotan kualitas dan nilai aset merupakan sumber erosi terbesar bagi sebuah bank

umum.

Aktiva produktif adalah penanaman dana pada pihak terkait dan pihak tidak terkait, dengan

rincian sebagai berikut:

a. Penempatan pada bank lain

b. Surat-surat berharga kepada pihak ketiga dan Bank Indonesia

c. Sekuritas yang dibeli dengan janji dijual kembali ( reserve repo )

d. Kredit kepada pihak ketiga

e. Penyertaan kepada pihak ketiga

f. Tagihan lain kepada pihak ketiga

g. Komitment dan kontinjensi kepada pihak ketiga.

Penilaian kualitas aset merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank dan kecukupan

manajemen risiko kredit. Penilaian pendekatan kuantiatif dan kualitatif faktor kualitas aset,

antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) dibandingkan dengan Total Aktiva Produktif

( AP ).

b. Kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit.

c. Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset dibandingkan dengan

aktiva produktif.

d. Tingkat kecukupan Pembentukan Penyisihan /Penghapusan Aktiva Produktif ( PPAP ).

e. Kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif.

f. Sistem kaji ulang ( review ) internal teerhadap aktiva produktif.

Page 57: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

g. Dokumentasi aktiva produktif

h. Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

Beberapa rasio kredit yang penting untuk menilai efisiensi kredit sebuah bank umum.

a. Bad Debt Ratio (BDR )

Aktiva produktif yang diklasifikasikan ( APYD ) adalah semua aktiva yang dimiliki bank

yang karena sesuatu sebab terjadi gangguan sehingga bisnis debitur ( penerima kredit

bank ) mengalami kesulitan dalam arus kas ( cash flows ) – cash outflows lebih besar

daripada cash inflows – yang dapat mengakibatkan kesulitan membayar bunga bahkan

pokok pinjaman. Perhitungan BDR adalah:

BDR = APYD

Total AktivaProduktif X 100 %

b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Rasio Kualitas Aktiva Produktif adalah perbandingan antara classified assets ( kredit

kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet ) dengan total earning assets( kredir

yang diberikan, surat berharga, aktiva antarbank dan penyertaan ). Cara memperbaiki

kualitas aktiva produktif, antara laian sebagai berikut:

b.1. Menurunkan classified assets melakukan perbaikan kolektibilitas, yang terdiri dari:

1. Membenahi kredit dengan rechedulling, restructuring dan reconditioning.

2. Memberikan keringan bunga

3. Melakukan upaya penjualan anggunan secara di bawah tangan

4. Melakukan klaim ke asuransi

5. Menghapusbukukan

6. Melakukan penagihan tunai.

b.2. Mengadakan ekspansi kredit yang sehat

Page 58: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Aktiva produktif yang dianggap bermasalah adalah aktiva produktif yang tingkat

tagihan atau kolektibilitas tergolong kurang lancar, diragukan dan macet. Pengertian

aktiva produktif dalam hal ini adalah: kredit penanaman pada bank lain, surat

berharga yang dimiliki dan penyertaan.

Cadangan aktiva produktif adalah cadangan yang dibentuk guna mengantisipasi

kemungkinan tidak tertagihnya kembali penanaman atau alokasi dana yang telah

dilakukan oleh bank ke dalam aktiva produktif. Makin tinggi jumlah kredit

bermasalaah, maka makin tinggi cadangan aktiva produktifnya karena buruknya

kolektibilitas aktiva produktifnya. Tujuan sesungguhnya adalah menuju arah

tercapainya bank yang sehat dan hati-hati.

Ukuran yang digunakan adalah sebagai berikut:

KAP = PPAPDibentukPPAPWajib X 100 %

Perhitungan rasio tersebut dengan cara :

a. Untuk rasio 0 % diberi nilai kredit 0

b. Untuk setiap kenaikan 1 %, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

B. Analisis Keuangan Bank

Dalam mengukur kinerja suatu bank, selain mengacu pada peraturan perbankan Atau

Peraturan Bank Indonesia dalam menilai kesehatan bank, banyak bank yang melengkapi

dengan rasio-rasio untuk keperluan intern bank, Yaitu:

Neraca Bank Salam per 31 Desember 2013 ( dalam juta rupiah )

Aktiva

Aset likuid 518.833

Aset jangka pendek 5.011.668

Aset jangka panjang 3.291.626

Page 59: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Aset tetap bersih 55.484

Aset lainnya 30.661

Jumlah Aset 8.908.272

Pasiva

Kewajiban segera jatuh tempo 1.285.457

Kewajiban jangka pendek 4.576.847 Total Liabilities =

Kewajiban jangka panjang 2.585.105 jumlah Pasiva – Ekuitas =

Kewajiban lainnya 29.254 8.476.663

Ekuitas 431.609

Jumlah Pasiva 8.908.272

Neraca Bank bank salam per 31 Dessember 2013 ( dalam juta rupiah )

Aktiva

Aset produktif 6.105.937

Aset non produktif 2.802.335

Jumlah Aktiva 8.908.272

Page 60: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Pasiva

Kewajiban segera dibayar 6.280.532

Kewajiban tidak segera dibayar 2.196.131

Ekuitas 431.609

Jumlah Pasiva 8.908.272

Perhitungan Laba Bank Salam dari 1 Januari 2013 – 31 Desember 2013 ( dalam ribu rupiah )

Pendapatan

Pendapatan Bunga

a. Hasil bunga 733.190.169

b. Provisi dan komisi kredit 35.043.526

768.233.695

Pendapatan Operasional lainnya

a. Provisi dan komisi selain kredit 38.142.709

b. Pendapatan lainnya 13.111.740

51.254.449

Pendapatan non operasional 5.513.684

Jumlah 825.001.828

Beban Operasional

Beban bunga

a. Beban bunga 525.971.552

b. Beban lainnya selain bunga 10.451.341

536.422.893

Beban Operasional Lainnya

a. Beban administrasi dan umum 5.681.249

b. Beban personalia 60.588.851

c. Penyisihan pembentukan aktiva produktif (PPAP) 69.700.682

Page 61: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

d. Beban lainnya 46.943.128

182.913.910

Beban Non Operasi 35.388.619

Jumlah 754.725.422

Laba Sebelum Pajak 70.276.406

Sisa Laba tahun lalu __

Jumlah 70.276.406

Laba Bersih

Pajak penghasilan (30 % ) 21.082.922

Jumlah 49.193.484

1. Struktur Neraca ( The Balance Sheet Sturucture ).

a. Net Working Capital Ratio ( Modal Kerja Bersih )

Rasio ini menunjukan sampai seberapa jauh seluruh total utang jangka pandang

dan modal sendiri dapat membelanjai kebutuhan aaktiva tetap sehingga bila

terjadi kekurangan dana, akan dicover ( dibelanjai ) oleh utang jangka pendek,

demikian pula dengan sebaliknya. Formul dari Net Working capital sebagai

berikut:

Net Working Capital= ( Kewajiiban atau hutang jangka panjang + Ekuitas ) –

( Aset jangka Panjang + Aset tetap Bersih ).

Net Working Capital = ( 2.585.105 + 431.609 ) – ( 3.291.626 + 55.484 ) = -

330.396

b. Working Capital Requirement Ratio:

Rasio ini menunjukan kemampuan dana jangka pendek yang dapat dihimpun

oleh sebuah bank. Dengan demikian, apabila posisi aset jangka pendek lebih

besar daripada kewajiban jangka pendek, berarti bank tersebut tidak

menggunakan kewajiban atau hutang jangka pendek untuk membiayai seluruh

aset jangka pendek ( atau hutang jangka pendek tidak cukup membiayai aset

jangka pendek ). Akibatnya kekurangannya dibiayai oleh sumber dana lain,

Page 62: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

demikian pula sebaliknya. Formula untuk menghitung working capital

requirement adalah:

Working Capital Requirement = ( Aset Jangka Pendek – Kewajiban jangka Pendek

)

Working Capital Requirement = ( 5.011.668 – 4.576.947 ) = 434.721

c. Net Liquid Balance Ratio:

Rasio ini menunjukan tingkat keseimbangan dan efektivitas pengelolaan aset

likuid untuk memenuhi kewajiban yang segera dibayar ( callable liabilities ).

Dengan demikian, apabila aset likuid lebih kecil daripada callable liabilities,

berarti aktiva yang segera dapat dicairkan ( aset likuid ) tidak mampu untuk

memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar, sehingga kekurangannya akan

dibiayai dari sumber lain. Demikian pula sebaliknya. Rumus untuk menghitung

net liquid balance.

Net Liquid Balance = Liquid assets – Callable Liabilities

Net Liquid Balance = 518.833 – 1.285.457 = - 766.624

d. Liabilities to Total Assets Ratio:

Rasio ini merupakan indikator dari kemampuan modal sendiri ( ekuitas ) untuk

dapat membiayai total aset, jika nilai rasio kurang dari 100 %, berarti terdapat

dana eksternal perusahaan untuk membiayai total aset perusahaan. Rumus

untuk menghitung rasio liabilities to total assets adalah:

Liabilities to Total Assets = Total LiabilitiesTotal Assets X 100 %

Liabilities to Total Assets = 8.476 .6638.908 .272 X 100 % = 95,15 %

e. Short Term Liabilities to Total Liabilities Ratio:

Rasio ini menunjukan besarnya jumlah dana yang harus disediakan guna

memenuhi kewajiban yang segera dibayar terhadap seluruh liabilities. Makin

Page 63: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

besar rasio ini, makin besar pula dana yang harus disediakan pada tahun

berjalan, dan sebaliknya semakin kecil jumlah dana yang harus disediakan pada

tahun berikutnya, sebagai akibat semakin kecilnya hutang jangka panjang,

demikian pula sebaliknya. Rumus menghitung Short term liabilities to total

liabilities adalah:

Short Term Liabilities to Total Assets = HutangJangka pendel

Jumlah Hutang X 100 %

Short Term Liabilities to Total assets = 4.576 .9478.476 .663 X 100 % = 53.99 %

f. Working Capital Requirement to earning Assets Ratio:

Rasio ini mengindikasikan kemampuan modal kerja ( working capital ) yang

disediakan untuk digunakan operasi sehari-hari dibandingkan dengan seluruh

aset produktif ( aset yang menghasilkan pendapatan bagi bank ). Makin kecil

nilai rasio ini, berarti makin besar peranan aktiva di luar short term assets yang

menghasilkan pendapatan bagi bank, demikian pula sebaliknya. Adapun formula

untuk menghitung working capital requirement to earning assets, adalah:

Working Capital Requirement to Earning Assets= WorkingCapital Requirement

Earning Assets X

100 %

Working Capitaal Requirement to Earning Assets= 434.7216.105.937 X 100 % = 7,12 %

2. Struktur Profitabilitas ( Profitability Structure )

a. Interest Margin Ratio:

Rasio ini menunjukan kemampuan dari aset produktif ( earning asets ) daalam

menghasilkan pendapatan bagi bank berupa bunga bersih. Rasio interest margin

dihitung dengan rumus:

Interest Margin = Pendapatan Bunga−Biaya /Bebanbunga

Aset Produktif X 100 %

Page 64: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Interest margin = 733.190−525.972

6.105 .937 X 100 % = 3,39 %

b. Earning Assets to Total Assets Ratio:

Rasio ini menunjukan seberapa besar aset produktif yang dapat menghasillkan

bunga dibandingkan dengan total aset. Adapaun rumus untuk menghitungnya

adalah sebagai berikut:

Earning Assets to Total Assets = Aset ProduktifTotal Aset X 100 %

Earning Assets to Total Assets = 6.105.9376.908 .272 X 100 % = 68.54 %

c. Total Income to Earning Assets Ratio:

Rasio ini mengungkur kemampuan aset produktif dalam menghasilkan

pendapatan bagi bank. Pendapatan bagi bank disini adalah jumlah pendapatan

minus bebab lainnya selain bunga ( 825.001 – 10.451 = 814.550 ). Adapun rumus

untuk menghitung rasio ini adalah sebagaai berikut:

Total Income to Earning Assets = PendapatanAset Produktif X 100 %

Total Income to Earning Assets = 814.5506.105.937 X 100 % = 13.34 %

d. Assets Utilization Ratio:

Rasio ini menjadi indikator bagi ukuran tingkat efisiensi dari penggunaan total aset

bank dalam menghasilkan pendapatan oleh manajemen bank. Formula untuk

menghitung rasio ini, adalah:

Assets Utilization = PendapatanTotal Aset X 100 %

Assets Utilization = 814.5508.908.272 X 100 % = 9.14 %

e. Net margin Before Tax Ratio:

Page 65: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Rasio ini menjadi indikator dari total pendapatan ( pendapatan sebelum

pajak ) dalam menghasilkan laba bersih. Rumus untuk menghitungnya adalah

sebagai berikut:

Net Margin Before Tax = Pendapatan Sebelum Pajak

Pendapatan X 100 %

Net Margin Before Tax = 70.276814.550 X 100 % = 6.63 %

f. Net Margin After tax Ratio:

Rasio ini menjadi indikator dari kemampuan pendapatan total untuk menjadi laba

bersih. Untuk menghitung rasio ini, kita harus menghitung laba bersih. { misal tarif

pajak sebesar 30 %, maka laba bersih: laba sebelum pajak X ( 1 – t ) = 70.276 X ( 1

– 0,3 ) = 49.193 }. Rumus untuk menghitung rasio ini adalah:

Net margin After Tax = Net Profit atau Lababersih

Pendapatan X 100 %

Net Margin After Tax = 49.193814.550 X 100 % = 6,04 %

g. Return on Assets Before Tax Ratio:

Rasio ini menunjukan tentang kemampuan manajemen bank dalam mengelola

aset yang menghasilkan ( aset produktif ) atau hasil produktif sebelum pajak.

Untuk menghitung rasio ini, kita gunakan formula:

Return on Assets Before Tax = Net Profit BeforeTax

Totalaset X 100 %

Return on Assets Before Tax = 70.2768.908.272 X 100 % = 0.79 %

h. Return on Assets After Tax Ratio:

Rasio ini menunjukan tentang kemampuan manajemen bank dalam mengelola

aset yang menghasilkan ( aset produktif ) atau hasil produktif setelah pajak. Untuk

menghitung rasio ini, kita gunakan formula:

Page 66: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Return on Assets After Tax = Net Profit After Tax

Total aset X 100 %

Return on Assets After Tax = 49.1938.908.272 X 100 % = 0.55 %

i. Leverage Multiplier Ratio:

Rasio ini menjadi indikator untuk mengetahui perputaran modal ( ekuitas ) selama

satu periode buku atau tahun buku, atau dengan kata lain, perbandingan antara

total aset dengan ekuitas. Formula untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

Leverage Multiplier ratio = Total AssetsEqu ity X 100 %

Leverage Multiplier ratio = 8.908.272431.609 X 100 % = 2064 % atau 20.64 kali

j. Return on Equity Before Tax Ratio: Rasio ini merupakan indikator bagi kemampuan

manajemen memanfaatkan aset bank untuk menghasilkan pendapatan sebelum

pajak. Hasil pendapatan dibandingakan dengan total aset, merupakan rasio ini.

Return on Equity Before Tax = Pendapatan Bersih Sebelum Pajak

Ekuitas X 100 %

Return on Equity Before Tax =70.276431.609 X 100 % = 16.23 %

k. Return on Equity After Tax Ratio: Rasio ini merupakan indikator bagi kemampuan

manajemen memanfaatkan aset bank untuk menghasilkan pendapatan setelah

pajak. Hasil pendapatan setelah pajak dibandingakan dengan total aset,

merupakan rasio ini.

Return on Equity After Tax = LabaBersih SetelahPajak

Ekuitas X 100 %

Return on Equity After tax = 49.193431.609 X 100 % = 11.40 %

l. Tax Effect:

Rasio ini menunjukan perubahan laba setelah pajak dibandingkan dengan laba

Page 67: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

sebelum pajak dengn rumus:

Tax Effect = LabaBersih Setelah PajakLababersih SebelumPajak X 100 %

Tax Effect = 49.19370.276 X 100 % = 70 %

3. Rasio Risiko ( Risk Ratio )

a. Rasio Likuiditas:

Rasio ini mengindikasikan tingkat kemampuan bank untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya risiko likuiditas ( ketidak mampuan bank memenuhi kewajiban yang

sudah jatuh tempo ) atau dam hal untuk menunjukan kemampuan bank dalam

menghadapi kemungkinan terjadinya risiko likuiditas yang disebabkan karena

tingkat kenaikan dai aset likuid ( liquid assets ) dalam hal memenuhi kewajiban yang

harus segera dibayar atau dilunasi terhadap total deposit ( total simpanan danaa

pihak ketiga dan hutang jangka pendek ). Rumus rasio likuiditas adalah:

Rasio Likuditas = Aset Likuid

Kewwajiban SegeraJatuh tempo(Callable Liaabilities) X 100 %

Rasio Likuiditas = 518.8331.285.457 X 100 % = 40.35 %

b. Risiko Kredit

Rasio ini menunjukan kemungkinan terjadinya risiko tidak tertagihnya piutang

terhadap sejumlah pinjaman yang telah diberikan. Semakin kecil rasio ini, maka

semakin kecil pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang terhadap sejumlah

pinjaman yang telah diberikan yang berarti semakin menguntungkn bank, demikian

pula sebaliknya. Adapun untuk menghitung rasio ini, kita gunakan formula sebagai

berikut:

Risiko Kredit = Aset ProduktifTotal Pasiva X 100 %

Risiko Kredit = 6.105.9378.908 .272 X 100 % = 68.54 %.

Page 68: stie-igi.ac.id · Web viewManajemen bank selaluberusaha untuk menjadikan kinerja bank yang dikelolanya memiliki tingkat yang baik atau di atas kinerja rata-rata industri bank. Analisis

Tugas Anda:

1. Anda ambil laporan keuangan bank Mandiri, BNI, BRI dan BTN.

2. Pilih salah satu dan hiting:a. Nilai ROAb. Nilai ROEc. Nilai Modal kerjad. Nilai NIMe. Rasio Lancarf. Rasio Hutangg. Nilai DER

3. Setelah anda kerjakan no.2, buat analisis singkat tentang kondisi keuangan Bank yang anda bahas.