step 1-7 sken 1 blok 7 dewandaru

Upload: dewandaru-i-a-b

Post on 08-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

broncitis acute

TRANSCRIPT

BAB I

KLARIFIKASI ISTILAH

1.1. BatukBatuk adalah pengeluaran sejumlah volume udara secara mendadak dari rongga toraks melalui epiloglotis dan mulut, dimana melalui mekanisme tersebut dihasilkan aliran udara yang sangat cepat yang dapat melontarkan keluar material yang ada di sepanjang saluran respiratorik. Dengan demikian batuk mempunyai fungsi penting sebagai salah satu mekanisme utama pertahanan respiratorik (Setyanto, 2004; Supriyatno, 2010).

1.2. DahakDahak (sputum) adalah lendir kental dan lengket yang disekresikan di saluran pernapasan, biasanya sebagai akibat dari peradangan, iritasi atau infeksi pada saluran pernapasan. Selain lendir, dahak mungkin mengandung bahan endogen atau eksogen lainnya, termasuk cairan transudated atau exudated berbagai sel lokal, mikroorganisme, jaringan nekrotik atau partikel asing lainnya. Dahak yang tembus pandang hanya berisi sejumlah kecil elemen mikroskopis, akan tetapi dahak yang berwarna putih kelabu, kuning atau hijau, dan buram menunjukkan adanya sejumlah besar sel darah putih, terutama granulosit neutrofil (Farzan, 1990).1.3. PilekPilek merupakan salah satu penyakit ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) dengan gejala berupa bersin, keluar ingus dan hidung tersumbat. Dimana gejala pilek timbul karena adanya peradangan mukosa hidung yang dapat disebabkan oleh virus atau bakteri dan bukan infeksi yang meliputi kelainan anatomi, tumor, kelainan mukosilia, gangguan hormonal, polusi udara, gangguan vasomotor dan alergi. (Suprihati, 2011).BAB II

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana mekanisme terjadinya batuk?

2. Mengapa Ani batuk berdahak berwarna hijau?3. Bagaimana mekanisme terjadinya dahak?4. Mengapa pada awalnya Ani nyeri tenggorokan, pilek dan batuk kering?

5. Mengapa Ani juga menderita demam?

6. Apa hubungannya Ayah dan Kakek Ani yang merokok 1 bungkus perhari dirumah dengan keluhan Ani?

7. Interpretasi dari anamnesis dan pemeriksaan fisik!8. Bagaimana DD kasus ini?BAB III

ANALISIS MASALAH

3.1. Mekanisme terjadinya batukBatuk merupakan suatu rangkaian refleks yang terdiri dari reseptor batuk, saraf aferen, pusat batuk, saraf eferen, dan efektor. Refleks batuk tidak akan sempurna apabila salah satu unsurnya tidak terpenuhi. Adanya rangsangan pada reseptor batuk akan dibawa oleh saraf aferen ke pusat batuk yaitu medula untuk diteruskan ke efektor melalui saraf eferen. Reseptor batuk terdapat pada farings, larings, trakea, bronkus, hidung (sinus paranasal), telinga, lambung, dan perikardium sedangkan efektor batuk dapat berupa otot farings, larings, diafragma, interkostal, dan lain-lain. Proses batuk terjadi didahului inspirasi maksimal, penutupan glotis, peningkatan tekanan intra toraks lalu glotis terbuka dan dibatukkan secara eksplosif untuk mengeluarkan benda asing yang ada pada saluran respiratorik. Inspirasi diperlukan untuk mendapatkan volume udara sebanyak-banyaknya sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal. Selanjutnya terjadi penutupan glotis yang bertujuan mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini terjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi sehingga selain tekanan intratorakal tinggi tekanan intraabdomen pun tinggi. Setelah tekanan intratorakal dan intraabdomen meningkat maka glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang cepat, singkat, dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dan lain-lain. Setelah fase tersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya. Apabila diperlukan batuk kembali maka fase relaksasi berlangsung singkat untuk persiapan batuk (Wubel & Faro, 2003; Supriyatno, 2010).

Sumber : Chung & Pavord (2008)

3.2. Batuk Ani berdahak berwarna hijauMenurut Farzan (1990) batuk yang disertai dahak yang berwarna hijau terjadi akibat adanya infeksi bakteri/virus jangka panjang. Selain itu, adanya dahak berwarna hijau dapat juga disebabkan adanya peradangan pada saluran pernapasan yang berlangsung lama. Warna dahak tersebut berkaitan dengan enzim myeloperoxidase (MPO) yang disebabkan oleh kerusakan neutrofil yang dikeluarkan oleh sel darah putih.3.3. Mekanisme terjadinya dahak

Asal muasal dahak adalah produksi mukus (lendir) yang berlebihan. Dalam keadaan normal, tubuh kita memproduksi lendir untuk membantu melembabkan permukaan jaringan dan menangkap partikel kecil yang masuk. Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan. Pada kasus tertentu pada kondisi abnormal misalnya pada infeksi saluran pernapasan, produksi lendir tersebut meningkat sehingga menimbulkan sensasi ingin batuk. Pada kondisi produksi mukus yang berlebihan, menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara normal sehingga mukus ini banyak tertimbun. Bila hal ini terjadi membran mukosa akan terangsang dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intra abdominal yang tinggi, dibatukkan udara keluar dengan akselerasi yg cepat beserta membawa sekret mukus yang tertimbun tadi. Mukus tersebut akan keluar dalam bentuk dahak (sputum).3.4. Pada awalnya Ani nyeri tenggorokan, pilek dan batuk keringNyeri tenggorokan dan batuk kering serta pilek merupakan awal dari infeksi saluran pernapasan. Batuk kering merupakan batuk yang tidak produktif (belum berdahak), dimana dalam beberapa hari batuk kering berubah menjadi batuk yang produktif berdahak, dan sputum berubah dari jernih ke pirulen yang berwarna hijau. Dahak dan kotoran dari polutan asap rokok yang menumpuk di dalam paru-paru membuat sistem pernapasan menjadi lebih rentan terserang infeksi oleh virus penyebab bronchitis (Pickering & Snyder, 2000).3.5. Ani menderita demamDemam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37,5C. Demam yang diderita Ani diakibatkan oleh adanya infeksi pada saluran pernapasan, dimana demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus atau bakteri (Junaidi, 2010).3.6. Hubungan Ayah dan Kakek Ani yang merokok 1 bungkus perhari dirumah dengan keluhan Ani

Menurut Aditama (2002) dan Togap, Rasmaliah & Jemadi (2013) paparan asap rokok yang terus menerus yang merupakan polusi udara dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Sehingga Ani yang setiap hari dirumahnya terpapar asap rokok dari Ayah dan kakeknya dapat menderita infeksi saluran pernapasan dengan gejala awal nyeri tenggorokan, pilek dan batuk kering. Menghirup asap rokok dapat menyebabkan peningkatan produksi lendir serta merusak silia yang turut berperan dalam pergerakan lendir sehingga lendir akan berkumpul pada cabang kecil paru-paru dan mengiritasi jaringan pada paru paru tersebut.

Dimana menurut Pickering & Snyder (2000) infeksi saluran pernapasan merupakan awal dari menjangkitnya Bronchitis akut yang diderita oleh Ani. Bronkitis akut berasal dari infeksi paru-paru yang kebanyakan disebabkan oleh virus. Iritasi dan peradangan menyebabkan bronkus menghasilkan sputum lebih banyak. Dan tubuh berusaha mengeluarkan sputum (dahak) yang berlebihan dengan cara batuk.

3.7. Interpretasi anamnesis dan pemeriksaan fisikAnamnesis :

1. Keluhan utama :

Batuk berdahak berwarna hijau yang sudah dirasakan selama 7 hari.2. Keluhan penyerta : Demam3. Riwayat penyakit :

Pada awalnya hanya mengalami nyeri tenggorokan, pilek dan batuk kering

Tidak ada riwayat sesak napas dalam keluarga4. Riwayat lingkungan :

Ayah dan kakeknya dirumah merokok 1 bungkus perhari

Pemeriksaan fisikInterpretasi

1. Suhu tubuh 38,5C

2. Denyut nadi 130 x/menit

3. Pernapasan 35 x/menitAbnormal/Demam

Abnormal/

Abnormal/Sesak napas

Berdasarkan interpretasi dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut maka pasien tersebut diduga menderita penyakit Bronchitis akut (Pickering & Snyder, 2000; Wenzel & Fowler, 2006). 3.7. DD kasus iniMenurut Hueston & Mainous (1998) DD kasus ini adalah : 1) Bronkhiolitis akut2) Pnemonia akut

3) Pleuritis akut

4) Trakeutis akutDAFTAR PUSTAKA

Aditama. (2002). Paru kita masalah kita. Majalah Kesehatan Medika, XXVIII(11), 743-745. Chung, K.F. & Pavord, I.D. (2008). Prevalence, pathogenesis, and causes of chronic cough. Lancet, 371, 1364-1374.

Hueston, W.J. & Mainous, A.G. (1998). Acute bronchitis. American Family Physician, 57(6), 1270-1276. Junaidi, I. (2010). Penyakit Paru dan Saluran Napas. Jakarta : Penerbit Buana Ilmu Populer. Pickering, L.K. & Snyder, J.D. (2000). Bronkitis. In. Behrman, Kliegmean and Arvin (Eds). Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2. Edisi 15. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Setyanto, D.B. (2004). Batuk kronik pada anak : masalah dan tata laksana. Sari Pediatri, 6(2), 64-70. Suprihati. (2011). Manajemen Pilek Alergi, Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Hidup. Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Supriyatno, B. (2010). Batuk kronik pada anak. Majalah Kedikteran Indonesia, 60(6), 285-288.

Togap, R., Rasmaliah. & Jemadi. (2013). Karakteristik Penderita Bronkitis Yang Dirawat Jalan Berdasarkan Kelompok Umur 15 Tahun Di RSU Dr. Ferdinan Lumban Tobing, Sibolga Tahun 2010-2012. Medan : FKM Universitas Sumatera Utara.

Wenzel, R.P. & Fowler, A.A. (2008). Acute bronchitis. The New enhgland Journal of Medicine, 355, 2125-2130. Wubel, C. & Faro, A. (2003). Chronic cough in children. Pediat. Care Rev., 3, 5-10.

BAB VII

BERBAGI INFORMASI

7.1. All about ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

a. Definisi ISPA

ISPA adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut (Depkes RI, 2006).

b. Etiologi ISPAEtiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Genus Streptokokus, Stafilokkokus, Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella, dan Koneabakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus. Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus seperti virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan mikoplasma Penyakit ISPA juga bisa disebapkan karena faktor kelelahan,daya tahan tubuh lemah, populasi udara, asap kendaraan dan pembakaran hutan setelah pergantian musim (Widoyono, 2008).c. Patogenesis ISPASaluran pernapasan selama hidup selalu terpapar dalam dunia luar sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan suatu system pertahanan yang efektif dan efesien. Ketahanan saluran pernapasan terhadap infeksi maupun partikel dan gas yang ada di udara amat tergantung pada 3 unsur alami yang selalu terdapat pada orang sehat yaitu:

1. Keutuhan epitel mukosa

2. Makrofag alveoli

3. Antibody setempat

Penyebaran infeksi pada ISPA dikenal melalui 3 cara yaitu: 1. Melalui aerosol yang lembut terutama karena batuk.

2. Melulai aerosol yang lebih basah terjadi pada waktu batuk dan bersin-bersin.

3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda yang telah dicemari jasad renik.

Pada infeksi virus transmisi diawali dengan penyebaran virus kedaerah sekitar terutama melalui bahan sekresi hidung. Virus yang menyebabkan ISPA terdapat 10-100 kali lebih banyak didalam mukosa hidung dari pada mukosa faring (Alsagaff & Mukty. 2006)d. Patofisiologi ISPAmmhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmGPerjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke arah pharing atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernafasan. Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal. Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk (Resch, Gusenleitner & Muller, 2002). KTtttAdanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak. Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan dalam saluran pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri (Resch et al., 2002). Kkkke. Manifestasi Klinis ISPAWidojono (2008) menyatakan bahwa manifestasi klinis infeksi saluran pernafasan akut bergantung pada tempat infeksi serta mikroorganisme penyebab infeksi. Semua manifestasi klinis terjadi akibat proses peradangan dan adanya kerusakan langsung akibat mikroorganisme. Manifestasi klinis antara lain :

Batuk

Bersin dan kongesti nasal

Pengeluaran mukus dan rabas dari hidung

Sakit kepala

Demam

MalaiseSedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :

Gejala dari ISPA Ringan, seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :1) Batuk2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.Gejala dari ISPA Sedang, seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. 2) Suhu lebih dari 39C.3) Tenggorokan berwarna merah.4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.Gejala dari ISPA Berat, seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:1) Bibir atau kulit membiru.2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.7) Tenggorokan berwarna merah.f. Klasifikasi ISPAMenurut Depkes RI (2002) ISPA pada kelompok umur 2 bulan -