statuta fkkm
DESCRIPTION
Memuat visi, misi dan aturan main terbaru dalam lembaga FKKM.TRANSCRIPT
StatutaOrganisasi
Forum KomunikasiKehutanan Masyarakat(FKKM)
Statuta Organisasi
Statuta FKKM
FORUM KOMUNIKASI
KEHUTANAN MASYARAKAT
(FKKM)
S T A T U T A O R G A N I S A S I
Pada tahun 1978 Indonesia menjadi tuan rumah
Kongres Kehutanan Dunia yang memiliki tema “Hutan
untuk Rakyat”. Setelah Kongres tersebut pengembangan
konsep perhutanan sosial di Indonesia, yang merupakan
cikal bakal dari konsep kehutanan masyarakat dimulai.
Kehutanan masyarakat adalah cara pandang baru
pengelolaan hutan dimana akses terhadap sumberdaya
hutan bagi masyarakat adat dan masyarakat lokal dibuka,
dan sistem pengelolaan sumberdaya hutan (forest
resource management system) serta sistem pengelolaan
ekosistem hutan (forest ecosystem management system)
diadopsi.
1
Statuta FKKM
FKKM didirikan pada tanggal 24 September 1997,
sebagai inisiatif bersama yang dimaklumatkan dan
dideklarasikan dalam pertemuan para pihak terkait
(multistakeholders) yang diselenggarakan di Fakultas
Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Forum Komunikasi ini didirikan sebagai wadah
pertukaran informasi untuk isu kehutanan masyarakat
dan kebijakan kehutanan di Indonesia. Diharapkan
bahwa wadah ini dapat membantu merumuskan gagasan,
program, gerakan menuju pengembangan kehutanan
masyarakat di Indonesia.
Pada Pertemuan Nasional, selanjutnya ditulis Pernas
Ke-8 FKKM yang diselenggarakan di Cisarua pada
tanggal 6-9 September 2011, peserta Pernas FKKM
merumuskan dan menyepakati STATUTA FKKM yang
merupakan pedoman penyempurnaan dalam penye-
lenggaraan keorganisasian FKKM sebagai berikut:
2
Statuta FKKM
Nama, Sifat, Lambang, Tempat Kedudukan dan
Waktu
Lembaga ini bernama FORUM KOMUNIKASI
KEHUTANAN MASYARAKAT disingkat FKKM
yang didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
FKKM merupakan lembaga multipihak yang
bersifat nasional, independen dan non-partisan.
FKKM berkedudukan di Bogor dengan wilayah
kerja meliputi seluruh wilayah negara Republik
Indonesia.
Lambang FKKM berisi tiga orang bergandengan
tangan di depan pohon dan burung di atasnya dalam
suatu lingkaran.
3
Statuta FKKM
4.1. Warna lambang gradasi hijau yang dikelilingi
tulisan Forum Komunikasi Kehutanan Masyarakat
dan Indonesian Communication Forum on
Community Forestry.
4.2. Gambar tersebut melambangkan para pihak
(masyarakat lokal, pemerintah, pelaku bisnis,
akademisi, LSM) yang setara dan erat bekerjasama
dalam pengelolaan ekosistem hutan lestari.
Visi & Misi
Visi: Cara pandang pengelolaan hutan masyarakat harus
berdasar pada sistem pengelolaan sumberdaya hutan oleh
rakyat melalui organisasi masyarakat yang berlandaskan
pada prinsip-prinsip keadilan, transparansi, pertang-
gungjawaban, dan keberlanjutan aspek ekologi, ekonomi
dan sosial budaya.
4
Statuta FKKM
Misi: Berperan sebagai pendorong (motivator) gerakan
menuju cara pandang kehutanan masyarakat di
Indonesia. Mendukung proses-proses pengembangan
kelembagaan kehutanan masyarakat melalui penyebaran
informasi, pengembangan konsep, pengutan kapasitas
dan perumusan kebijakan.
Azas dan Prinsip
1. FKKM berazaskan Pancasila dan berdasarkan pada
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945.
2. FKKM diselenggarakan dengan prinsip-prinsip:
kepedulian terhadap pengembangan kehutanan
masyarakat di Indonesia, kebersamaan, kesetaraan
antar para pihak, saling menghargai, transparansi
dan akuntabilitas.
5
Statuta FKKM
Maksud dan Tujuan
1. FKKM dibentuk dengan maksud untuk mendorong
terciptanya pengelolaan sumberdaya hutan
Indonesia yang berkeadilan dan berkelanjutan.
2. FKKM bertujuan memfasilitasi dialog antar para
pemangku kepentingan yang terkait dengan
pengelolaan sumberdaya hutan dan mewadahi
proses belajar multipihak berkenaan dengan
pengembangan kehutanan masyarakat di Indonesia
yang tepat secara ekonomis dan ekologis serta
berkesesuaian dengan nilai-nilai sosial-budaya
masyarakat adat dan lokal.
6
Statuta FKKM
Keanggotaan
1. FKKM beranggotakan perseorangan dan/ atau
lembaga yang peduli terhadap pengembangan
kehutanan masyarakat di Indonesia.
2. Anggota FKKM berasal dari berbagai pihak
pemangku kepentingan di bidang pengelolaan
sumberdaya hutan yang meliputi: pemerintah (pusat
dan daerah), pengusaha, akademisi, penggiat ornop
(organisasi non-pemerintah) dan masyarakat adat
dan lokal.
3. Anggota FKKM dicatat oleh Pengurus FKKM
dalam Daftar Anggota FKKM Nasional.
7
Statuta FKKM
Hak dan Kewajiban Anggota
Hak anggota meliputi, antara lain:
1. Dapat mengikuti berbagai kegiatan di lingkungan
FKKM
2. Dapat mengakses berbagai fasilitas dan informasi
yang diselenggarakan oleh FKKM
Kewajiban anggota meliputi, antara lain:
1. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan FKKM
2. Menjaga nama baik FKKM
3. Mendaftarkan diri sebagai anggota FKKM
4. Membayar iuran anggota yang besarnya diatur
kemudian oleh Pengurus Nasional
8
Statuta FKKM
Berakhirnya Keanggotaan
Berakhirnya keanggotaan karena:
1. Wafat (untuk perseorangan) atau bubar (untuk
lembaga)
2. Mengundurkan diri
3. Dipecat dari keanggotaan FKKM
Alat Perlengkapan Organisasi
Alat perlengkapan FKKM Nasional
Alat perlengkapan utama, yaitu:
1. Pertemuan Nasional (Pernas)
2. Dewan Pengurus Nasional (DPN)
3. Sekretaris Eksekutif Nasional (Seknas)
4. Fasilitator Wilayah
9
Statuta FKKM
Alat perlengkapan penunjang, antara lain:
1. Kelompok Kerja (Pokja)
2. Mitra Kerja
Alat perlengkapan FKKM Wilayah
Alat perlengkapan organisasi, yaitu:
1. Pertemuan Wilayah (Perwil)
2. Dewan Pengurus Wilayah (DPW)
3. Sekretaris Eksekutif Wilayah (Sekwil)
4. Kelompok Kerja Daerah
5. Mitra Kerja Daerah
Keberadaan perlengkapan organisasi di wilayah ini
dibentuk berdasarkan kebutuhan masing-masing wilayah
dan bukan menjadi kewajiban FKKM Nasional.
10
Statuta FKKM
Badan Hukum Organisasi
Hingga Pernas Ke-8 FKKM di Cisarua, 6-9 September
2011, peserta Pernas menyepakati untuk tidak mem-
Badan-Hukum-kan FKKM . Namun, disepakati bahwa
FKKM Nasional dapat membentuk satu atau lebih Badan
Hukum untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi tertentu.
Pada Pernas Ke-8 FKKM disepakati untuk membentuk
sebuah Yayasan yang berfungsi sebagai kelengkapan
legalitas/administrasi FKKM Nasional dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Kepengurusan Yayasan tidak identik dengan
kepengurusan FKKM Nasional. Kepengurusan
Yayasan tidak memiliki kewenangan sebagai
penyelenggara FKKM Nasional. FKKM Nasional
diselenggarakan oleh DPN yang dipilih pada Pernas.
11
Statuta FKKM
2. Yayasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari FKKM. Kepengurusan Yayasan dibahas di
Pernas dan dibentuk di Rakernas untuk periode 3
(tiga) tahun bersamaan dengan periode
Kepengurusan DPN FKKM Nasional.
3. Anggota DPN FKKM Nasional duduk sebagai
Pembina dan/ atau Pengawas Yayasan.
4. Pengurus Yayasan tidak boleh dijabat oleh anggota
DPN maupun penyelenggara Setnas FKKM (dalam
hal ini : Seknas, dan/atau Staf Sekretariat).
Pertemuan/Rapat Koordinasi dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan
FKKM Nasional :
1. Pertemuan Nasional
12
Statuta FKKM
2. Rapat Koordinasi DPN
3. Rapat Koordinasi Sekretariat Nasional
FKKM Wilayah :
1. Pertemuan Wilayah
2. Rapat Koordinasi DPW
3. Rapat Koordinasi Sekretariat Wilayah
Pendanaan Organisasi
Sumber pendanaan FKKM berasal dari :
1. Iuran anggota.
2. Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan visi
misi FKKM.
3. Sumbangan, kerjasama, donasi dari pihak lain yang
sejalan dengan visi dan misi FKKM dan sifatnya
tidak mengikat.
13
Statuta FKKM
Perubahan Statuta
Perubahan statuta dilakukan melalui PERNAS atau
PERNAS luar biasa yang diselenggarakan oleh DPN.
Pembubaran Organisasi
FKKM hanya dapat dibubarkan atas usul sedikit-dikitnya
dua pertiga dari jumlah anggota yang disampaikan secara
tertulis yang disertai alasan-alasan yang jelas.
Apabila FKKM dibubarkan, maka Pengurus Nasional
berkewajiban untuk melakukan likuidasi kecuali
ditentukan lain oleh Pernas luar biasa .
Bilamana FKKM dibubarkan dan jika ada sisa kekayaan
akan diberikan kepada lembaga yang mempunyai tujuan
yang sama .
14
Statuta FKKM
Aturan Penutup
Hal-hal yang belum diatur dalam Statuta ini akan diatur
lebih lanjut dengan peraturan-peraturan lain yang
ditetapkan oleh Pengurus Nasional.
15